Nama enzim ini sering berasal dari substrat - MARzuki

advertisement
Kuliah MIKROBIOLOGI PERTANIAN
Oleh:
Dr. Ir. I. Marzuki, M.Si
HP: 081343164304
E-mail: [email protected]; blok: marzuki64.weebly.com
Hari & jam kuliah: Jumat, 16:00 - 17:30 WIT
Pokok Bahasan: Metabolisme Mikroba
Konsep dasar dalam reaksi kimia metabolisme:
Definisi Metabolisme
Oksidasi dan Reduksi
Donor dan Akseptor Elektron
Aerobik dan Anerobik
Katabolisme dan Anabolisme
Pembangkitan energi metabolisme
Konsep energi
Mekanisme pembangkitan energi ATP
Pemanfaatan ATP dalam reaksi metabolime
Enzim metabolime
Definisi dan tata-nama enzim
Peran enzim dalam metabolisme
Enzim yang aktif dalam metabolisme respirasi
Enzim yang aktif dalam metabolisme fotosintesis
Konsep Dasar dalam Reaksi Biokimia Metabolisme
Definisi Metabolisme
Metabolisme adalah keseluruhan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh mahluk hidup. Dengan demikian,
metabolisme mikroba berarti keseluruhan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh mikroba (bakteri, bakteri biruhijau, protozoa, fungi, dan virus).
Oksidasi dan Reduksi
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam tubuh atau sel mikroba melibatkan sejumlah reaksi kimia yang
kompleks, yang secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua proses dasar: Oksidasi dan Reduksi. Kedua proses
fisiko-kimia ini saling terkait dan takterpisahkan, dan karenanya seringkali ditulis oksidasi-reduksi atau disingkat
redoks. Dalam konteks metabolisme, oksidasi diartikan sebagai reaksi melepaskan elektron dari zat pemberi (donor
elektron) ke zat penerima (akseptor elektron). Sementara reduksi adalah kebalikannya, proses mendapatkan elektron
oleh akseptor dari donor. Donor maupun akseptor dalam reaksi redoks dapat berupa zat anorganik atau organik.
Oksidan dan Reduktan
Penerima elektron disebut juga oksidan, sedangkan pemberi elektron dinamai reduktan. Jadi, dapat dikatakan
bahwa oksidan adalah zat yang mempunyai kemampuan mereduksi zat lainnya, sedangkan reduktan adalah zat yang
memiliki kemampuan mengoksidasi zat lainnya. Pada reaksi redoks, reduktan memindahkan elektron ke oksidan,
karenanya reduktan kehilangan elektron sehingga keadaannya dikatakan teroksidasi.
Contoh reduktan anorganik adalah ion-ion logam seperti: litium, natrium, magnesium, besi, seng, dan aluminium;
dan contoh oksidan anorganik seperti: O2, F2, Cl2, dan Br2.
Secara skematik redoks dapat digambarkan sebagai berikut.
Reaksi oksidasi:
Reaksi reduksi:
−
Reduktan  Produk + e
Oksidan + e−  Produk
(elektron dilepaskan)
(elektron diperoleh)
Perhatikan contoh reaksi redoks berikut, yaitu reaksi antara hidrogen (H) dan fluor (F):
H2 + F2 → 2 HF
Reaksi oksidasinya adalah: H2 → 2 H+ + 2 e−
Reaksi reduksinya adalah: F2 + 2 e− → 2 F−
Contoh reaksi redoks lainnya:
Reaksi antara besi (Fe) dan tembaga (Cu) sulfat:
Fe + CuSO4 → FeSO4 + Cu
Reaksi oksidasi besi (Fe):
Fe + Cu2+ → Fe2+ + Cu
Fe → Fe2+ + 2 e−
Reaksi reduksi tembaga (Cu):
Cu2+ + 2 e− → Cu
Contoh lainnya:
Oksidasi karbon (C) menjadi karbon dioksida (CO2)
Reduksi karbon (C) oleh hidrogen menjadi metana (CH4)
Contoh reaksi redoks pada senyawa organik:
Reaksi oksidasi gula glukosa:
Glukosa + Oksigen  Karbon Dioksida + Air + Energi
atau
C6H12O6 + 6 O2
 6 CO2 + 6H2O + 38 ATP
Reaksi reduksi asam piruvat:
Piruvat + NADH + H+  Laktat + NAD+
Pada reaksi di atas, piruvat tereduksi oleh NADH (menerima elektron) dan berubah menjadi laktat.
Aerobik dan Anerobik
Jika proses oksidasi suatu zat melibatkan secara langsung molekul oksigen (O 2) sebagai akseptor elektron, maka
reaksi metabolisme yang demikian disebut aerobik, tetapi bila tidak ada keterlibatan O2 keadaannya disebut
anerobik. Jadi, erobik atau pun anerobik menunjukkan suatu keadaan reaksi metabolisme dengan atau tanpa
keterlibatan oksigen. Kondisi tanpa opksigen lazim disebut anoksia. Kondisi anoksia yang berkepanjangan akan
(membahayakan mahluk hidup karena terjadi keracunan akibat penimbunan zat yang bersifat toksin (racun) seperti
alkohol dan laktat.
Metabolisme: Katabolisme vs Anabolisme
Sebagaimana diketahui bahwa mikroba adalah mahluk hidup yang mengalami pertumbuhan, perkembangan, dan
reproduksi seperti mahluk hidup lainnya. Untuk tumbuh, mikroba memerlukan nutrisi, energi, dan lingkungan
yang mendukung. Tumbuh dan berkembang pada mikroba menunjukkan adanya aktivitas metabolime di dalam
tubuhnya.
Metabolism diartikan keseluruhan reaksi biokimia yang terjadi di dalam tubuh atau sel mahluk hidup. Secara garis
besar, metabolisme dibedakan atas anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah metabolisme yang berhubungan
dengan reaksi penyusunan molekul organik (sintesis atau asmililasi)) yang lebih kompleks dari molekul yang lebih
sederhana. Reaksi anabolisme memerlukana energi ATP.
Contoh reaksi anabolisme adalah proses sintesis protein dari molekul sederhana, asam amino. Juga, fotosintesis
pada tumbuhan yang membentuk gula glukosa adalah contoh anabolisme.
Katabolisme adalah reaksi pemecahan molekul organik (dekomposisi atau disimilasi) yang lebih kompleks menjadi
molekul yang lebih sederhana. Proses katabolisme menghasilkan energi ATP.
Contoh reaksi katabolisme adalah proses penguaraian glukosa menjadi CO2 dan H2O dalam proses respirasi. Juga,
perombakan cadangan makanan (karbohidrat, protein, lemak) di dalam biji untuk perkecambahan adalah contoh
proses katabolisme. Dalam perkecambahan biji, karbohidrat diurai menjadi gula sederhana (monosakarida); protein
rirombak menjadi asam amino; dan lemak dipecah menjadi asam lemak dan gliserol.
Pada anabolisme dan katabolisme, fokus utama adalah adanya pemakaian dan pembentukan energi ATP.
Anabolisme menggunakan ATP, sedangkan katabolisme menghasilkan ATP. Molekul berenergi tinggi ATP
tersusu dari 3 komponen: basa nitrogen Adenin, gula Ribosa, dan gugus Fosfat. Energi ATP terletak pada ikatanikatan kimia pada tiga gugus fosfat. Setiap pelepasan satu gugus fosfat akan dihasilkan energi (sekitar 7,3
Kkal/mol).
Molekul berenergi tinggi ATP dibentuk dari AMP (adenosin monofosfat) atau ADP (adenosin difosfat).
AMP + Pi => ADP
ADP + Pi => ATP
Perhatikan struktur molekul ATP berikut.
Pembangkitan energi metabolisme
Untuk tumbuh dan berkembang, bakteri memerlukan energi (ATP). Mikroba misalnya bisa mengoksidasi
karbohidrat sebagai sumber energi utamanya. Glukosa adalah jenis karbohidrat yang umum digunakan oleh bakteri
sebagai penghasil energi. Energi yang terkandung di dalam karbohidrat/glukosa diekstrak atau dikeluarkan melalui
proses biokimia, yaitu: Respirasi dan Fermentasi.
Dalam proses respirasi, jika di lingkungan bakteri tersedia cukup oksigen (O2) maka yang terjadi adalah Respirasi
Aerobik. Sebaliknya jika tidak tersedia oksigen, bakteri melakukan jalur katabolisme alternatif yaitu Respirasi
Anerobik atau Fermentasi.
Respirasi bakteri
Elektron yang dilepaskan oleh proses oksidasi diteruskan ke Sistem Transpor Elektron (STE) dimana oksigen
adalah penerima terakhir elektron. Pada saat oksigen menerima elektron maka terbentuk gas O 2.
Glukosa + Oksigen  Karbon Dioksida + Air + Energi
atau
C6H12O6 + 6O2 --> 6CO2 + 6H2O + 38 ATP
Respirasi aerobik yang melibatkan kehadiran oksigen sebagai akseptor elektron dan berlangsung di dalam sel
mikroba. Respirasi aerobik terdiri atas 4 tahapan: Glikolisis, Reaksi Transisi, Siklus Kreb, dan STE.
Glikolisis atau pemecahan gula adalah reaksi oksidasi yang memecah molekul glukosa menjadi molekul yang lebih
sederhana, yaitu piruvat. Reaksi ini berlangsung di dalam sitoplasma sel dan melibatkan enzim.
Glukosa => 2 Piruvat + 2 NADH2 + 2 ATP
In the bacteria there exist three major pathways of glycolysis (the dissimilation of sugars): the classic Embden-Meyerhof
pathway, which is also used by most eucaryotes, including yeast (Saccharomyces): theheterolactic pathway used by lactic acid
bacteria, and the Entner-Doudoroff pathway used by vibrios and pseudomonads, including Zymomonas. Although the latter two
pathways have some interesting applications in the manufacture of dairy products and alcoholic beverages, they will not be
discussed further in this section.
Embden-Meyerhof pathway
Reaksi Transisi adalah reaksi yang menghubungkan tahap glikolisis dengan tahap Siklus Kreb. Piruvat yang
terbentuk pada glikolisis masuk ke dalam mitokondria sel dan di dalamnya mengalami serangkaian reaksi kimia
yang melibatkan beberapa enzim.
2 Piruvat => 2 Asetil-CoA + 2 NADH2 + 2 CO2
Siklus Kreb atau disebut juga siklus Asam Trikarboksilat (TCA) yaitu tahapan dimana Asetil-CoA diproses lebih
lanjut secara kimia menjadi produk antara atau intermediat, yang berawal dan berakhir dengan asam sitrat. Proses
Kreb berlangsung di dalam mitokondria.
Siklus Kreb menghasilkan: 2 ATP, 6 NADH2, 2 FADH2, dan 4 CO2.
Sistem Transpor Elektron, yaitu tahapan dimana terjadi serangkain reaksi pemindahan elektron yang mengubah 10
NADH2 dan 2 FADH2 menjadi 34 ATP.
Secara keseluruhan tahapan respirasi aerobik adalah sebagai berikut:
Tahapan
Glikolisis
Reaksi Transisi
Siklus Kreb
STE
NADH2
2
2
6
FADH2
2
Total
ATP
2
0
2
34
38
Perlu dicatat bahwa CO2 yang terbentuk pada tahap Siklus Kreb dipandang sebagai produk sampingan yang
dilepaskan bakteri ke lingkungannya (ke atmosfer).
Jadi oksidasi sempurna 1 molekul glukosa dalam respirasi aerobik menghasilkan 34 molekul ATP. ATP adalah
sumber energi yang tersedia bagi metabolisme mikroba.
Energi pada ATP tersimpan pada ikatan molekul fosfatnya. Pelepasan gugus fosfat pada ATP dilepaskan energi
sekitar 8 Kkal.
ATP  ADP + Pi + energi (8 Kkal)
NAD (Nikotinamida Adenin Dinukleotida)
NAD
(bentuk teroksidasi)
NADH2
(bentuk tereduksi)
Respirasi anerobik sebaliknya terjadi jika oksigen tidak cukup tersedia. Pada kondisi tanpa oksigen atau anoksia ini
mikroba menjalankan metabolisme pembangkitan energi fermentasi.
Pada respirasi anerobik, elektron yang dilepaskan dari reaksi oksidasi diteruskan ke ETS, tetapi penerima elektron
(akseptor elektron) bukanlah oksigen. Akseptor elektron dalam respirasi anerobik adalah zat anorganik, seperti
nitrat, sulfat, atau karbonat.
Tabel Akseptor Elektron Respirasi pada Mikroba
Akseptor
Elektron
Produk
(Tereduksi)
O2
Akhir
Nama Proses
Mikroba
H2O
Respirasi Aerobik
Escherichia, Streptomyces
NO3
NO2, NH3 atau N2
Respirasi Anerobik: Denitrifikasi
Bacillus, Pseudomonas
SO4
S atau H2S
Respirasi Anerobik: Reduksi Sulfat
Desulfovibrio
Fumarat
Suksinat
Respirasi Anerobik:
Menggunakan
Akseptor
anorganik
CO2
CH4
Metanogenesis
Elektron Escherichia
Methanococcus
Konsep energi
Before we dive into bacterial metabolism I want to present some over arching ideas that you should keep in mind as
we explore how bacteria make their energy and what they use it for.
First let me impress on you an important idea. Thousands of years ago, human tribes worshiped the sun. The light
and heat of the sun was pivotal to their survival. Life on earth is possible because of the energy generated by the sun
and almost all life depends upon it. (OK, OK, organisms living at deep sea ocean vents don't need the sun.)
This ultimate source of energy is transformed into living matter. To start getting comfortable with this idea, let's
look at thermodynamics, which is concerned with the storage, transformation and dissipation of energy. Cells store
energy, they transform it and they dissipate it to drive unfavorable reactions. Here we introduce the laws of
thermodynamics because they govern everything a cell does.
The first law of thermodynamics
Energy can neither be created nor destroyed in the universe.
For living organisms this means they must collect and convert existing energy into a form suitable for biological
processes from the surrounding environment. Usually this means grabbing it from the sun or breaking down large
molecules and releasing the energy in them.
 Plants and photosynthetic microbes convert light from the sun into high energy compounds that help to
build cell material.
Figure 1 - Energy from the sun.
 When you eat a bagel, your stomach and intestines break down the compounds that make up the bagel and
convert this into high energy compounds for you to use..
Figure 2 - Energy from a bagel.
The second law of thermodynamics
In all processes or reactions, some of the energy involved irreversibly loses its ability to do work.
or
In any reaction the amount of molecular disorder always increases
Living systems are ordered, while the natural tendency of the universe is to move toward systems of disorder with
unavailable energy (increasing entropy). A cell is a protest against the second law of thermodynamics! Organisms
are in a constant battle with entropy and when they finally lose the war, they die. Ah the futility of existence....
Free Energy (delta G)
All chemical reactions can be describe by the following equation.
DH = DG + TDS
 H is the total energy of a reaction.
 S is the amount of energy that is lost to disordering the system and is not available for work (entropy).
 G is the amount of free energy available to do work
This equation can be rearranged as follows
DG = DH - TDS
Think about this for a moment. Increasing DS (entropy) results in a disordering of the system, giving a
negative DG. So things that result in a large amount of disorder, like breaking starch (a polymer of sugar) into
carbon dioxide and water, are favorable and result in a negative DG value. The take home message - negative DG
(free energy) is good and is available to do work in the cell.
Figure 3 - A favorable reaction - the degradation of starch by amylase. Note how the system becomes more
disorganized by the action of amylase.
If the above graphic is a shockwave animation, click on the button below to get the latest player.
If the above graphic is a Quicktime animation, Go to apples web site to get the latest player.
A decrease in entropy results from an ordering of a system and a positive DG. For example, building a cell wall
orders a system. This is an unfavorable reaction and will not occur spontaneously. But cells have to build cell walls,
how do they do it? To get these reaction to go, you have to add energy. This energy usually increases the entropy of
the universe by breaking down ATP into ADP + "Pi" or degrading some other phosphate containing compound.
The increase in molecular disorder from breaking apart ATP compensates for the ordering of the cell wall assembly
and enables the reaction to proceed.
Oxidation-Reduction Reactions (Redox reactions)
Much of the energy that cells extract from the universe comes from oxidation-reduction reactions. It is critical to
have a basic understanding of these if you are going to have any idea about how metabolism works.
All molecules contain electrons as part of the atoms that make them up. Each molecule has a potential to donate and
accept electrons from another molecule. In chemistry this is written as a redox reaction.
NAD(P)+ + 2H+ + 2eNAD(P)H + H+
Figure 5 - An example of redox reaction
The potential of a redox reaction to donate electrons can be measured. Scientists of a previous age spent some time
sitting around in lab and determined the redox potential at "standard conditions" (E´ o) for almost every chemical
reaction imaginable. They arbitrarily designated a hydrogen electrode as the standard and everything else is
determined from it. The table below lists some common redox reactions found in the cell)
E´o
Redox Couple
2H++ 2e-
-0.42
H2
ferredoxin(Fe+3) + e-
ferredoxin(Fe+2)
NAD(P)+ + 2H+ + 2e-
NAD(P)H + H+
S + 2H+ + 2e-
-0.22
H2S
pyruvate + 2H+ + 2e-
-0.185
lactate-2
FAD + 2H+ + 2e-
-0.32
-0.274
H2S
SO4-2 + 8H+ + 8e-
-0.42
-0.18
FADH + H+
cytochrome b(Fe3+) + e-
cytochrome b(Fe+2) 0.075
ubiquinone + 2H+ + 2e-
ubiquinone H2
cytochrome c(Fe+3) + e-
cytochrome c(Fe+2) 0.254
NO3- + 2H+ + 2e-
Fe+3 + e-
0.421
NO2- + H2O
NO2- 8H+ + 6e-
0.10
0.44
NH4
0.771
Fe+2
0.815
O2 + 4H+ + 4e2H2O
Redox reactions with more negative reduction potentials will donate electrons to redox reactions with more
positive potentials. For example.
NAD(P)+ + 2H+ + 2eO2 + 4H+ + 4e2 NAD(P)H+ 2 H+ + 4e- + O2 +
NAD(P)H + H+
-0.32
0.815
2H2O
2NAD+ + 2H2O 1.135
Notice that to get the reaction to work, you have to reverse the first redox reaction NAD(P)+ + 2H+ + 2e2NAD(P)H + 2H +
NAD(P)H + H+ becomes
2NAD(P)+ + 4H+ + 4e-.
There are many oxidation reduction reactions in the cell, during both catabolism and Anabolism. Much of the
energy for the cell is captured by running redox reactions as you will see when we talk about respiration.
Energy Requirements
To summarize what we have learned so far, cells get their energy from the universe to drive energy requiring
(thermodynamically unfavorable) reactions. Many of their reactions involve oxidation/reduction couples.
So the cell has energy. What do they use it for?
Three main activities
1.
2.
3.
Chemical energy - synthesis of complex biological molecules. In other words, to make more of themselves.
Transport - Cells often live in dilute environments. They are sitting in a lake and they need some amino
acid, the concentration of that nutrient is very low in the environment. Cells have to expend energy to
transport that nutrient into the cell.
Mechanical Energy - Cells may be able to change their physical location and all cells need to move
structures within them. This requires energy.
Energy Carriers
Cells can get energy and now we know generally what they do with it, but how do you get from the sun to a cell
wall? Photons from the sun don't directly get put into the chemical bonds of the cell wall, there has to be
intermediate "high energy" carriers to store this energy until the cell is ready to use it. There are two main carriers
of energy in living cells, Adenosine TriPhosphate (ATP) andNicotinamide Adenine Dinucleotide (NAD+).
ATP is a carrier of chemical energy in the form of high energy phosphate bonds. (The anhydride links between the
phosphate groups in the figure above.) NAD+ is a carrier of hydrogen and electrons and is involved in many
oxidation-reduction reactions in the cell. It can pick up and transport 2e - and 2H+ when loaded. You can think of
NAD+ and ATP as little trucks that transport energy around the cell.
Another common metaphor for them is money. NAD + and ATP are the energy currency for the cell. Money is a
medium of exchange. People assign work for us to do, we receive money for doing it, and we convert that money
into things we want or need. The cell takes its energy source, converts it into NADH and ATP, and then uses them
to perform needed tasks in the cell.
NAD+ and ATP are not the only carriers of energy, but they are the major ones. It is amazing to consider that
given the diversity of life on this planet that we all use the same energy carriers.
Protons
An important player in many forms of catabolism is the hydrogen ion (H +). Hydrogen is the smallest element. It has
one proton in its nucleus and one electron orbiting it. If you remove that electron, you have a hydrogen ion, which
is also called a proton since that is all that's left. Protons play a major role in respiration and many enzymatic
reactions.
To pull it all together, the energy in chemicals or light is extracted by running a series of reactions that eventually
deposit bond energy and high energy electrons in ATP and NADH. This stored up energy then drives other
reactions that help the cell grow and reproduce. Great, but what catalyzes, controls and coordinates all these
reactions? Enzymes!
Mekanisme pembangkitan energi ATP
Pemanfaatan ATP dalam metabolime
ATP adalah sumber energi utama yang menggerakkan mesin biologis suatu sel. ATP dihasilkan oleh mikroba
melalui proses pembangkitan energi, yaitu respirasi, fermentasi, dan fotosintesis.
Mekanisme terbentuknya ATP meliputi fosforilasi oksidatif dan fotofosforilasi. Fosforilasi oksidatif adalah proses
dimana ATP terbentuk dari hasil transfer elektron yang melalui serangkaian pembawa elektron dari NADH2 atau
FADH2 ke oksigen (O2). Proses ini berlangsung di dalam mitokondria.
Fotofosforilasi di lain pihak adalah proses terbentuknya ATP dalam reaksi cahaya fotosintesis. Proses ini
berlangsung di dalam membran kloroplas.
ATP --> ADP + Pi + Energi (7300 kalori)
Pemanfaatan energi ATP dalam metabolisme mikroba meliputi untuk aktivasi molekul organik melalui proses yang
disebut fosforilasi substrat. Molekul organik yang telah difosforilasi menjadi lebih reaktif.
Glukosa + ATP => Glukosa 6-fosfat + ADP
Molekul glukosa yang telah difosforilasi (bereaksi dengan ATP) berubah menjadi molekul yang berenergi (reaktif).
ATP digunakan untuk banyak fungsi sel yang meliputi proses transpor untuk memindahkan zat dari luar masuk
melintasi membran sel. Peran utama ATP adalah untuk kerja kimia dengan menyediakan energi untuk mensintesis
ribuan macam biomolekul yang diperlukan bagi kelangsungan hidup.
Kuliah MIKROBIOLOGI PERTANIAN
Materi: Enzim
Pokok Bahasan: (a) Nomenklatur Enzim, (b) Cara Kerja Enzim.
Dosen: Dr. I. Marzuki
NOMENKLATUR ENZIM
Edisi ke-6 terbitan International Union of Biochemistry and Molecular Biology (IUBMB) tahun 1992, memuat
3.196 jenis enzim.
Nomenklatur enzim pertama kali dikembangkan tahun 1955 oleh International Union of Biochemistry and Molecular
Biology (IUBMB), saat berlangsungnya sebuah Kongres Biokimia Internasional di Brussels, Belgia yang
kemudian menetapkan sebuah Komisi Enzim.
Nomenklatur enzim adalah sistem tatanama, yaitu aturan penamaan suatu enzim. Sistem tata-nama enzim
ditetapkan oleh Komisi Enzim (EC).
Oleh komisi enzim, kemudian setiap enzim diberi angka EC yang terdiri atas empat digit yang dipisahkan oleh titik.
Digit pertama menunjukkan klas enzim; digit kedua menunjukkan sub-klas; digit ketiga menunjukkan sub-sub
klas; dan digit keempat menunjukkan spesifikasi khusus enzim tersebut. Sebagai sistem nomenklatur enzim,
setiap angka EC berkaitan dengan nama enzim. Angka EC tidak merujuk pada nama enzim secara spesifik,
tetapi lebih pada jenis reaksi yang dikatalisis enzim yang bersangkutan. Jika ada dua (nama) enzim yang
berbeda tetapi mengkatalisis reaksi biokimia yang sama, maka kedua enzim itu memiliki angka EC yang sama.
Sebagai contoh, enzim aminopeptidase dengan kode nomenklatur: EC 3.4.11.4.
– EC 3 berarti enzim kelompok hidrolase;
– EC 3.4 menunjukkan Hidrolase yang memutus ikatan peptida;
– EC 3.4.11 menunjukkan hidrolase yang memutus ikatan peptida pada asam amino terminal amino dari
senyawa polipeptida;
– EC 3.4.11.4 menunjukkan reaksi pemutusan ujung amino terminal dari tripeptida.
Sebagai contoh, Oksidoreduktase diberi kode kelompok EC.1 yang berarti enzim-ezim yang masuk golongan 1.
Enzim dibagi ke dalam enam kelompok. Pengelompokan enzim didasarkan pada tipe reaksi yang dikatalisis.
Keenam kelompok itu adalah:
1. Oksidoreduktase
2. Transferase
3. Hidrolase
4. Liase
5. Isomerase
6. Ligase
Kelompok Enzim
EC 1
Oksidoredukt
ase
EC 2
Transferase
EC 3
Hidrolase
EC 4
Liase
EC 5
Isomerase
EC 6
Ligase
Reaksi yang dikatalisis
Mengkatalisis reaksi oksidasi/reduksi;
Memindahkan atom H dan Oatau
elektron dari satu molekul ke molekul
lainnya.
Memindahkan gugus fungsi dari satu
molekul ke molekul lainnya. Gugug
fungsi, misalnya: metil, asil, amino,
atau gugus fosfat.
Pembentukan dua produk dari hasil
hidrolisis suatu molekul/senyawa.
Penambahan atau pelepasan gugus fungsi
secara non-hidrolisis. Ikatan yang
diputus adalah C-C, C-N, C-O atau CS.
Penataan ulang struktur pada satu
molekul (perubahan isomerasi).
Menyatukan dua molekul dengan cara
mensintesis ikatan baru: C-O, C-S, CN atau C-C disertai dengan
pemecahan ATP
Model reaksi
AH + B → A + BH
(Tereduksi)
A + O → AO
(Teroksidasi)
Contoh Enzim
Dehidrogenase,
oksidase
AB + C → A + BC
Transaminase,
kinase
AB + H2O → AOH + BH
Lipase, amilase,
peptidase
RCOCOOH → RCOH +
CO2 or [x-A-B-Y] →
[A=B + X-Y]
Dekarboksilase
AB → BA
Isomerase, mutase
X + Y+ ATP → XY +
ADP + Pi
Sintetase
CARA KERJA ENZIM
Kuliah Mikrobiologi Pertanian
ENZIM: STRUKTUR, NOMENKLATUR, DAN MEKANISME KERJA
Oleh: Dr. Ir. I. Marzuki
ENZIM
Enzim adalah protein yang mengkatalisis (yaitu, mempercepat atau mengurangi tingkat dari) reaksi kimia. [1] [2]
Dalam reaksi enzimatik, yang molekul pada awal proses disebut substrat , dan mereka diubah menjadi molekul yang
berbeda, disebut produk . Hampir semua proses dalam sel biologi perlu enzim terjadi pada tingkat yang signifikan.
Karena enzim adalah selektif untuk substrat mereka dan mempercepat hanya beberapa reaksi dari antara banyak
kemungkinan, set enzim yang dibuat dalam sel menentukan jalur metabolik terjadi pada sel tersebut.
Seperti semua katalis, enzim bekerja dengan menurunkan energi aktivasi (E a ‡) untuk suatu reaksi, sehingga secara
dramatis meningkatkan laju reaksi. Akibatnya, produk terbentuk lebih cepat dan reaksi mencapai keadaan
setimbang mereka lebih cepat. Kebanyakan tingkat reaksi enzim jutaan kali lebih cepat dibandingkan reaksi
sebanding un-katalis. Seperti dengan semua katalis, enzim tidak dikonsumsi oleh reaksi mereka mengkatalisasi,
juga tidak mengubah kesetimbangan reaksi ini. Namun, enzim yang berbeda dari kebanyakan katalis lain dengan
menjadi jauh lebih spesifik. Enzim dikenal untuk mengkatalisasi sekitar 4.000 reaksi biokimia. [3] Beberapa RNA
molekul yang disebut ribozymes juga mengkatalisis reaksi, dengan contoh penting menjadi beberapa bagian dari
ribosom. [4] [5] molekul sintetik yang disebut enzim buatan juga menampilkan enzim seperti katalisis. [6]
Aktivitas enzim dapat dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim,
aktivator adalah molekul yang meningkatkan aktivitas. Banyak obat dan racun adalah penghambat enzim.
Kegiatan ini juga dipengaruhi oleh suhu , lingkungan kimia (misalnya, pH ), dan konsentrasi substrat. Beberapa
enzim yang digunakan secara komersial, misalnya, dalam sintesis antibiotik . Selain itu, beberapa produk rumah
tangga menggunakan enzim untuk mempercepat reaksi biokimia (misalnya, enzim dalam biologi bubuk cuci
memecah protein atau lemak noda pada pakaian, enzim dalam pelunak daging memecah protein menjadi molekul
yang lebih kecil, membuat daging lebih mudah untuk dikunyah).
Etimologi dan Sejarah
Pada awal akhir abad 18 dan awal abad 19, pencernaan daging oleh sekresi perut [7] dan konversi pati untuk gula
oleh ekstrak tumbuhan dan ludah telah diketahui. Namun, mekanisme yang terjadi belum teridentifikasi. [8]
Pada abad ke-19, ketika mempelajari fermentasi gula ke alkohol oleh ragi , Louis Pasteur sampai pada kesimpulan
bahwa fermentasi ini dikatalisasi oleh suatu kekuatan penting yang terkandung dalam sel-sel ragi yang disebut "
fermentasi ", yang diperkirakan berfungsi hanya dalam organisme hidup . Ia menulis bahwa "fermentasi alkohol
adalah suatu tindakan yang berhubungan dengan kehidupan dan organisasi sel ragi, bukan dengan kematian atau
pembusukan dari sel." [9]
Pada tahun 1877, ahli fisiologi Jerman Wilhelm Kühne (1837-1900) pertama kali menggunakan istilah enzim , yang
berasal dari bahasa Yunani ενζυμον, "dalam ragi", untuk menggambarkan proses ini. [10] Enzim kata itu digunakan
kemudian untuk mengacu pada zat-zat tak hidup seperti pepsin , dan kata fermentasi digunakan untuk mengacu pada
aktivitas kimia yang diproduksi oleh organisme hidup.
Pada tahun 1897, Eduard Buchner menyerahkan kertas pertamanya pada kemampuan ekstrak ragi yang kekurangan
sel-sel ragi hidup untuk fermentasi gula. Dalam serangkaian percobaan di Universitas Berlin , ia menemukan bahwa
gula difermentasi bahkan ketika tidak ada sel ragi hidup dalam campuran. [11] Dia bernama enzim yang membawa
fermentasi sukrosa " zymase ". [12 ] Pada tahun 1907, ia menerima Hadiah Nobel dalam Kimia "untuk penelitian
biokimia dan penemuan fermentasi sel-bebas". Berikut contoh Buchner, enzim biasanya dinamai sesuai dengan
reaksi mereka lakukan. Biasanya, untuk menghasilkan nama enzim, akhiran -ase ditambahkan pada nama nya
substrat (misalnya, laktase adalah enzim yang memotong laktosa ) atau jenis reaksi (misalnya, DNA polimerase
membentuk polimer DNA). [13 ]
Setelah menunjukkan bahwa enzim bisa berfungsi di luar sel hidup, langkah berikutnya adalah untuk menentukan
sifat biokimia mereka. Banyak pekerja awal mencatat bahwa aktivitas enzim diasosiasikan dengan protein, namun
beberapa ilmuwan (seperti peraih Nobel Richard Willstätter ) menyatakan bahwa protein hanyalah pembawa untuk
enzim yang benar dan bahwa protein per se tidak mampu katalisis. Namun, pada tahun 1926, James B. Sumner
menunjukkan bahwa enzim urease adalah protein murni dan mengkristal itu, Sumner melakukan hal yang sama
untuk enzim katalase pada tahun 1937. Kesimpulan bahwa protein murni dapat enzim yang definitif dibuktikan oleh
Northrop dan Stanley , yang bekerja pada enzim pencernaan pepsin (1930), tripsin, dan kimotripsin. Ketiga
ilmuwan diberikan tahun 1946 Nobel Kimia. [14]
Penemuan bahwa enzim dapat dikristalisasi pada akhirnya memungkinkan struktur mereka harus dipecahkan oleh
kristalografi x-ray . Ini pertama kali dilakukan untuk lisozim , enzim yang ditemukan dalam air mata, air liur dan
putih telur yang mencerna lapisan dari beberapa bakteri, struktur ini diselesaikan oleh sebuah kelompok yang
dipimpin oleh David Chilton Phillips . dan diterbitkan pada tahun 1965 [15] struktur resolusi tinggi ini lisozim
menandai awal dari bidang biologi struktural dan usaha untuk memahami bagaimana enzim bekerja pada tingkat
atom detail.
Struktur dan Mekanisme
Enzim umumnya protein globular dan berkisar dari hanya 62 residu asam amino dalam ukuran, untuk monomer
dari 4-oxalocrotonate tautomerase , [16] untuk lebih dari 2.500 residu pada hewan asam lemak sintase . [17] Sejumlah
kecil RNA berbasis biologi katalis ada, dengan yang paling umum adalah ribosom , ini disebut sebagai salah RNAenzim atau ribozymes . Aktivitas enzim ditentukan oleh mereka struktur tiga dimensi . [18] Namun, meskipun
struktur tidak menentukan fungsi, memprediksi aktivitas enzim novel hanya dari strukturnya adalah masalah yang
sangat sulit yang belum terpecahkan. [19]
Kebanyakan enzim yang jauh lebih besar daripada substrat mereka bertindak atas, dan hanya sebagian kecil dari
enzim (sekitar 3-4 asam amino ) secara langsung terlibat dalam katalisis. [20] Daerah yang berisi residu katalitik ini,
mengikat substrat, dan kemudian melakukan reaksi dikenal sebagai situs aktif . Enzim juga dapat berisi situs yang
mengikat kofaktor , yang dibutuhkan untuk katalisis. Beberapa enzim juga mengikat lokasi untuk molekul kecil,
yang sering langsung maupun tidak langsung produk atau substrat dari reaksi yang dikatalisasi. Ini mengikat dapat
berfungsi untuk menambah atau mengurangi aktivitas enzim, menyediakan sarana untuk umpan balik regulasi.
Seperti semua protein, enzim yang lama, rantai linear asam amino yang melipat untuk menghasilkan produk tiga
dimensi . Setiap urutan asam amino yang unik menghasilkan struktur tertentu, yang memiliki sifat unik. Rantai
protein individu kadang-kadang mungkin kelompok bersama untuk membentuk sebuah kompleks protein .
Sebagian besar enzim dapat didenaturasi -yaitu, membuka dan tidak aktif-dengan pemanasan atau denaturants
kimia, yang mengganggu struktur tiga dimensi dari protein. Tergantung pada enzim, denaturasi dapat bersifat
reversibel atau ireversibel.
Struktur enzim dalam kompleks dengan substrat atau analog substrat selama reaksi dapat diperoleh dengan
menggunakan Waktu diselesaikan kristalografi metode.
Kekhususan
Enzim biasanya sangat spesifik terhadap reaksi yang dikatalisis dan substrat yang terlibat dalam reaksi. Bentuk
komplementer, biaya dan hidrofilik / hidrofobik karakteristik enzim dan substrat bertanggung jawab atas
spesifisitas ini. Enzim juga dapat menunjukkan tingkat mengesankan stereospesifisitas , regioselectivity dan
chemoselectivity . [21]
Beberapa enzim menunjukkan spesifisitas dan akurasi tertinggi yang terlibat dalam menyalin dan ekspresi dari
genom. Enzim ini memiliki "bukti-membaca" mekanisme. Di sini, suatu enzim seperti DNA polimerase
mengkatalisis reaksi pada langkah pertama dan kemudian memeriksa bahwa produk ini benar pada langkah kedua.
[22] hasil proses dua langkah ini dalam tingkat kesalahan rata-rata kurang dari 1 kesalahan dalam 100 juta reaksi
dalam high-fidelity mamalia polimerase. [23] mekanisme proofreading serupa juga ditemukan dalam RNA polimerase
, [24] aminoasil tRNA sintetase [25] dan ribosom . [26]
Beberapa enzim yang menghasilkan metabolit sekunder digambarkan sebagai promiscuous, karena mereka dapat
bertindak pada kisaran yang relatif luas substrat yang berbeda. Ia telah mengemukakan bahwa spesifisitas substrat
yang luas ini penting bagi evolusi jalur biosintesis baru. [27]
Model "Gembok dan Kunci"
Enzim sangat spesifik, dan itu disarankan oleh pemenang Nobel kimia organik Emil Fischer pada tahun 1894 bahwa
ini adalah karena kedua enzim dan substrat memiliki bentuk geometris komplementer spesifik yang tepat masuk ke
satu sama lain. [28] Hal ini sering disebut sebagai "kunci dan kunci" model. Namun, sementara model ini
menjelaskan spesifisitas enzim, gagal untuk menjelaskan stabilisasi keadaan transisi yang mencapai enzim.
Pada tahun 1958, Daniel Koshland mengusulkan modifikasi kunci dan model yang kunci: karena enzim adalah
struktur yang agak fleksibel, situs aktif terus dibentuk kembali oleh interaksi dengan substrat sebagai substrat
berinteraksi dengan enzim. [29] Sebagai hasilnya, substrat tidak hanya mengikat ke situs aktif kaku; asam amino
rantai samping yang membentuk situs aktif yang dibentuk menjadi posisi yang tepat yang memungkinkan enzim
untuk menjalankan fungsi katalitik. Dalam beberapa kasus, seperti glycosidases, molekul substrat juga berubah
bentuk sedikit karena memasuki situs aktif. [30] Situs aktif terus berubah sampai substrat benar-benar terikat, di
mana titik bentuk akhir dan muatan ditentukan. [ 31] fit Terimbas dapat meningkatkan kesetiaan dari pengakuan
molekul dengan adanya persaingan dan kebisingan melalui proofreading konformasi mekanisme. [32]
Mekanisme
Enzim dapat bertindak dalam beberapa cara, yang semuanya menurunkan delta G [33]
 Menurunkan energi aktivasi dengan menciptakan suatu lingkungan di mana keadaan transisi distabilkan
(misalnya mengejan bentuk substrat - dengan mengikat konformasi transisi-state dari molekul substrat /
produk, enzim mendistorsi substrat terikat (s) ke dalam transisi mereka bentuk negara, sehingga mengurangi
jumlah energi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan transisi).
 Menurunkan energi keadaan transisi, tetapi tanpa distorsi substrat, dengan menciptakan suatu lingkungan
dengan distribusi muatan berlawanan dengan keadaan transisi.
 Menyediakan jalur alternatif. Sebagai contoh, sementara bereaksi dengan substrat untuk membentuk sebuah
kompleks ES menengah, yang tidak mungkin tanpa adanya enzim.
 Mengurangi perubahan entropi reaksi dengan membawa substrat bersama pada orientasi yang benar untuk
bereaksi. Mengingat Δ H ‡ saja menghadap efek ini.
 Peningkatan suhu mempercepat reaksi. Dengan demikian, peningkatan suhu membantu fungsi enzim dan
mengembangkan produk akhir lebih cepat. Namun, jika dipanaskan terlalu banyak, bentuk enzim 's memburuk
dan enzim menjadi didenaturasi. Beberapa enzim seperti enzim termolabil bekerja terbaik pada suhu rendah.
Menariknya, entropi ini efek melibatkan destabilisasi keadaan dasar,
kecil. [35]
[34]
dan kontribusinya terhadap katalis relatif
Transisi Kondisi Stabilisasi
Pemahaman asal pengurangan delta G memerlukan satu untuk mengetahui bagaimana enzim dapat menstabilkan
keadaan transisi yang lebih dari keadaan transisi reaksi uncatalyzed. Rupanya, cara yang paling efektif untuk
mencapai stabilisasi yang besar adalah penggunaan efek elektrostatik, khususnya, dengan memiliki kutub
lingkungan yang relatif tetap yang berorientasi pada distribusi muatan keadaan transisi. [36] Lingkungan seperti
tidak ada di Reaksi uncatalyzed dalam air.
Dinamika dan fungsi
Dinamika internal enzim terkait dengan mekanisme mereka katalisis. [37] [38] [39] dinamika internal adalah
pergerakan bagian struktur enzim, seperti residu asam amino individual, sekelompok asam amino, atau bahkan
seluruh domain protein . Pergerakan ini terjadi pada berbagai skala waktu mulai dari femtoseconds ke detik.
Jaringan residu protein di seluruh struktur enzim dapat berkontribusi terhadap katalisis melalui gerakan dinamis.
[40] [41] [42] [43] gerakan Protein sangat penting untuk banyak enzim, tetapi apakah gerakan konformasi getaran kecil
dan cepat, atau lebih besar dan lebih lambat lebih penting tergantung pada jenis reaksi yang terlibat. Namun,
meskipun gerakan ini penting dalam mengikat dan melepaskan substrat dan produk, tidak jelas apakah gerakan
protein membantu mempercepat langkah-langkah kimia dalam reaksi enzimatik. [44] ini wawasan baru juga memiliki
implikasi dalam memahami efek alosterik dan pengembangan obat baru.
Modulasi Alosterik
Transisi alosterik enzim antara R dan T menyatakan, distabilkan oleh antagonis, inhibitor dan substrat (dengan
model yang MWC )
Situs alosterik situs pada enzim yang mengikat molekul dalam lingkungan selular. Situs membentuk lemah, ikatan
nonkovalen dengan molekul-molekul ini, menyebabkan perubahan dalam konformasi enzim. Perubahan konformasi
diterjemahkan ke situs aktif, yang kemudian mempengaruhi laju reaksi enzim. [45] interaksi alosterik dapat
menghambat baik dan mengaktifkan enzim dan merupakan cara yang umum bahwa enzim dikontrol di dalam tubuh.
[46]
Kofaktor dan Koenzim
Kofaktor
Beberapa enzim tidak memerlukan komponen tambahan untuk menunjukkan aktivitas penuh. Namun, yang lain
memerlukan molekul non-protein yang disebut kofaktor untuk terikat untuk kegiatan. [47] Koenzim dapat berupa
anorganik (misalnya, ion logam dan kluster zat besi-sulfur ) atau senyawa organik (misalnya, flavin dan heme ).
Kofaktor organik dapat berupa kelompok prostetik , yang terikat erat dengan enzim, atau koenzim , yang dilepaskan
dari situs aktif enzim selama reaksi. Koenzim mencakup NADH , NADPH dan adenosin trifosfat . Molekulmolekul ini mentransfer kelompok kimia antara enzim. [48]
Contoh enzim yang mengandung kofaktor adalah karbonat anhidrase , dan ditampilkan dalam diagram pita di atas
dengan kofaktor seng terikat sebagai bagian dari situs aktif. [49] Molekul terikat erat biasanya ditemukan di situs
aktif dan terlibat dalam katalisis. Misalnya, flavin dan heme kofaktor sering terlibat dalam redoks reaksi.
Enzim yang memerlukan kofaktor tetapi tidak memiliki satu terikat disebut apoenzymes atau apoprotein. Sebuah
apoenzyme bersama dengan kofaktor (s) disebut holoenzyme (ini adalah bentuk aktif). Kebanyakan kofaktor tidak
kovalen melekat pada enzim, tetapi terikat sangat erat. Namun, kelompok prostetik organik dapat kovalen terikat
(misalnya, pirofosfat tiamin dalam enzim pyruvate dehydrogenase ). Istilah "holoenzyme" juga dapat diterapkan
untuk enzim yang berisi beberapa subunit protein, seperti DNA polimerase , di sini holoenzyme adalah kompleks
lengkap berisi semua subunit yang diperlukan untuk aktivitas.
Koenzim
Koenzim adalah molekul organik kecil yang dapat longgar mengikat enzim atau erat mengikat enzim. Dalam kasus,
koenzim mengikat tighly untuk enzim yang disebut kelompok alosterik. Koenzim adalah kelompok kimia
transportasi dari satu enzim yang lain. [50] Beberapa bahan kimia ini seperti riboflavin , thiamine dan asam folat
adalah vitamin (senyawa yang tidak dapat disintesis oleh tubuh dan harus diperoleh dari makanan). Kelompok
kimia yang dibawa meliputi hidrida ion (H -) yang dibawa oleh NAD atau NADP + , gugus fosfat yang dibawa oleh
adenosin trifosfat , gugus asetil yang dibawa oleh koenzim A , formil, methenyl atau metil kelompok yang dibawa
oleh asam folat dan kelompok metil yang dibawa by S-adenosylmethionine .
Karena koenzim secara kimiawi berubah sebagai konsekuensi dari aksi enzim, hal ini berguna untuk
mempertimbangkan koenzim untuk menjadi kelas khusus substrat, atau substrat kedua, yang umum bagi banyak
enzim yang berbeda. Sebagai contoh, sekitar 700 enzim yang dikenal untuk menggunakan NADH koenzim. [51]
Koenzim biasanya terus menerus diperbaharui dan konsentrasi mereka dipertahankan pada tingkat yang stabil di
dalam sel: misalnya, NADPH diregenerasi melalui lintasan pentosa fosfat dan S-adenosylmethionine oleh metionin
adenosyltransferase . Regenerasi terus menerus Ini berarti bahwa bahkan sejumlah kecil koenzim yang digunakan
sangat intensif. Sebagai contoh, tubuh manusia ternyata lebih beratnya sendiri dalam ATP setiap hari. [52]
Termodinamika Enzim
Energi dari tahapan reaksi kimia . Substrat membutuhkan banyak energi untuk mencapai keadaan transisi , yang
kemudian meluruh menjadi produk. Enzim menstabilkan keadaan transisi, mengurangi energi yang dibutuhkan
untuk membentuk produk.
Karena semua katalis, enzim tidak mengubah posisi kesetimbangan kimia reaksi. Biasanya, dengan adanya enzim,
reaksi berjalan dalam arah yang sama karena akan tanpa enzim, hanya lebih cepat. Namun, dengan tidak adanya
enzim, mungkin uncatalyzed, "spontan" reaksi lainnya dapat mengakibatkan produk yang berbeda, karena dalam
kondisi produk yang berbeda ini terbentuk lebih cepat.
Selanjutnya, enzim dapat pasangan dua atau lebih reaksi, sehingga reaksi termodinamika menguntungkan dapat
digunakan untuk "drive" yang termodinamika menguntungkan. Misalnya, hidrolisis ATP sering digunakan untuk
mendorong reaksi kimia lainnya. [53]
Enzim mengkatalisis reaksi maju dan mundur sama. Mereka tidak mengubah ekuilibrium itu sendiri, tetapi hanya
kecepatan yang tercapai. Sebagai contoh, karbonat anhidrase mengkatalisis reaksi di kedua arah tergantung pada
konsentrasi reaktan nya.
(Dalam jaringan ; CO 2 konsentrasi tinggi)
(Di paru-paru , CO 2 konsentrasi rendah)
Namun demikian, jika kesetimbangan tersebut sangat pengungsi dalam satu arah, yaitu, dengan cara yang sangat
eksergonik reaksi, reaksi secara efektif ireversibel. Dalam kondisi ini enzim akan, pada kenyataannya, hanya
mengkatalisis reaksi ke arah termodinamika diperbolehkan.
Kinetika
Mekanisme enzim substrat tunggal katalis reaksi. Enzim (E) mengikat substrat (S) dan menghasilkan produk (P).
Kinetika enzim adalah investigasi bagaimana enzim mengikat substrat dan mengubahnya menjadi produk. Data
tingkat yang digunakan dalam analisis kinetik yang diperoleh dari tes enzim .
Pada tahun 1902 Victor Henri [54] mengusulkan teori kuantitatif kinetika enzim, namun data eksperimental tidak
berguna karena pentingnya konsentrasi ion hidrogen belum dihargai. Setelah Peter Lauritz Sørensen telah
mendefinisikan pH skala logaritmik dan memperkenalkan konsep penyangga tahun 1909 [55] kimiawan Jerman
Leonor Michaelis dan Postdoc dari Kanada Maud Leonora Menten mengulangi eksperimen Henri dan
mengkonfirmasi persamaan nya yang disebut sebagai Henri-Michaelis- kinetika Menten (kadang-kadang juga
Michaelis-Menten kinetika ). [56] Pekerjaan mereka dikembangkan lebih lanjut oleh GE Briggs dan JBS Haldane ,
yang berasal persamaan kinetik yang masih banyak digunakan saat ini. [57]
Kontribusi utama Henri adalah memikirkan reaksi enzim dalam dua tahap. Pada bagian pertama, substrat mengikat
reversibel ke enzim, membentuk kompleks enzim-substrat. Ini kadang-kadang disebut kompleks Michaelis. Enzim
kemudian mengkatalisis langkah kimia dalam reaksi dan melepaskan produk.
Kurva saturasi untuk reaksi enzim yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi substrat (S) dan laju (v).
Enzim dapat mengkatalisis hingga beberapa juta reaksi per detik. Sebagai contoh, dekarboksilasi uncatalyzed dari
orotidine 5'-monophosphate memiliki kehidupan setengah dari 78 juta tahun. Namun, ketika enzim dekarboksilase
orotidine 5'-fosfat yang ditambahkan, proses yang sama hanya butuh 25 milidetik. [58] tingkat enzim tergantung
pada kondisi larutan dan konsentrasi substrat. Kondisi itu mengubah sifat protein menghapuskan aktivitas enzim,
seperti suhu tinggi, pH ekstrem atau konsentrasi garam yang tinggi, sekaligus meningkatkan konsentrasi substrat
cenderung untuk meningkatkan aktivitas. Untuk menemukan kecepatan maksimum dari suatu reaksi enzimatik,
konsentrasi substrat ditingkatkan sampai laju konstan pembentukan produk terlihat. Hal ini ditunjukkan dalam
kurva kejenuhan di sebelah kanan. Kejenuhan terjadi karena, dengan meningkatnya konsentrasi substrat, semakin
banyak enzim bebas yang diubah menjadi bentuk ES substrat terikat. Pada kecepatan maksimum (V max) dari enzim,
semua situs aktif enzim terikat untuk substrat, dan jumlah kompleks ES adalah sama dengan jumlah total enzim.
Namun, V max hanyalah salah satu konstanta kinetika enzim. Jumlah substrat yang diperlukan untuk mencapai
tingkat tertentu reaksi juga penting. Ini diberikan oleh konstanta Michaelis-Menten (K m), yang merupakan
konsentrasi substrat yang diperlukan untuk enzim untuk mencapai setengah kecepatan maksimum. Setiap enzim
memiliki karakteristik K m untuk substrat tertentu, dan ini dapat menunjukkan seberapa ketat pengikatan substrat
untuk enzim. Konstan lain yang berguna adalah k cat, yang merupakan jumlah molekul substrat yang ditangani oleh
satu situs aktif per detik.
Efisiensi dari suatu enzim dapat dinyatakan dalam kcat/K m. Ini juga disebut spesifisitas konstan dan
menggabungkan konstanta laju untuk semua langkah dalam reaksi. Karena kekhususan konstan mencerminkan
afinitas dan kemampuan katalitik, hal ini berguna untuk membandingkan enzim yang berbeda terhadap satu sama
lain, atau enzim yang sama dengan substrat yang berbeda. Maksimum teoritis untuk kekhususan konstan disebut
batas difusi dan sekitar 108 - 1010 (M -1 s -1). Pada titik ini setiap benturan enzim dengan substratnya akan
mengakibatkan katalisis, dan laju pembentukan produk tidak dibatasi oleh laju reaksi tetapi oleh laju difusi. Enzim
dengan properti ini disebut katalis sempurna atau kinetis sempurna. Contoh enzim tersebut isomerase triose-fosfat,
karbonat anhidrase, asetilkolinesterase, katalase, fumarase, β-laktamase, dan superoksida dismutase .
Michaelis-Menten kinetika bergantung pada hukum aksi massa, yang berasal dari asumsi gratis difusi dan
termodinamika didorong tabrakan acak. Namun, banyak proses biokimia atau seluler menyimpang secara signifikan
dari kondisi ini, karena crowding makromolekul, fase-pemisahan enzim / substrat / produk, atau satu atau gerakan
molekul dua dimensi. [59] Dalam situasi ini, sebuah fraktal Michaelis-Menten kinetika dapat diterapkan. [60] [61] [62]
[63]
Beberapa enzim beroperasi dengan kinetika yang lebih cepat dari tingkat difusi, yang tampaknya akan menjadi
mustahil. Beberapa mekanisme telah dipanggil untuk menjelaskan fenomena ini. Beberapa protein diyakini
mempercepat katalisis dengan menarik substratnya dan pra-orientasi mereka dengan menggunakan medan listrik
dipolar. Model-model lain memanggil kuantum mekanik tunneling penjelasan, dimana proton atau elektron dapat
terowongan melalui hambatan aktivasi, meskipun untuk proton tunneling model ini masih agak kontroversial. [64]
[65] Quantum tunneling untuk proton telah diamati pada tryptamine . [66 ] Hal ini menunjukkan bahwa enzim
katalisis mungkin lebih akurat dicirikan sebagai "melalui penghalang" daripada model tradisional, yang
membutuhkan substrat untuk pergi "lebih" penghalang energi diturunkan.
Penghambatan (Penghambatan)
Inhibitor kompetitif mengikat reversibel ke enzim, mencegah pengikatan substrat. Di sisi lain, mengikat substrat
mencegah pengikatan inhibitor. Substrat dan inhibitor bersaing untuk enzim.
Jenis penghambatan. Klasifikasi ini diperkenalkan oleh WW Cleland . [67]
Laju reaksi enzim dapat dikurangi dengan berbagai jenis inhibitor enzim .
Penghambatan kompetitif
Pada Penghambatan kompetitif, inhibitor dan substrat bersaing untuk enzim (yaitu, mereka tidak dapat mengikat
pada waktu yang sama). [68] Seringkali inhibitor kompetitif sangat menyerupai substrat nyata enzim. Sebagai
contoh, metotreksat adalah inhibitor kompetitif enzim dihydrofolate reduktase , yang mengkatalisis pengurangan
dihydrofolate ke tetrahydrofolate . Kesamaan antara struktur asam folat dan obat ini ditunjukkan pada gambar ke
kanan bawah. Perhatikan bahwa pengikatan inhibitor tidak perlu ke situs pengikatan substrat (sesering lain), jika
pengikatan inhibitor perubahan konformasi enzim untuk mencegah substrat yang mengikat dan sebaliknya. Pada
Penghambatan kompetitif kecepatan maksimal reaksi tidak berubah, tetapi konsentrasi substrat lebih tinggi
diperlukan untuk mencapai kecepatan tertentu, meningkatkan jelas K m.
Penghambatan kompetitif
Dalam penghambatan kompetitif inhibitor tidak dapat berikatan dengan enzim bebas, tetapi hanya untuk ESkompleks. The EIS kompleks yang terbentuk adalah enzimatis aktif. Jenis Penghambatan jarang terjadi, tetapi
dapat terjadi pada enzim multimerik.
Penghambatan non-kompetitif
Inhibitor non-kompetitif dapat mengikat enzim pada situs pengikatan pada saat yang sama sebagai substrat, tetapi
tidak untuk situs aktif. Baik kompleks EI dan EIS adalah enzimatis aktif. Karena inhibitor tidak dapat diusir dari
enzim oleh konsentrasi yang lebih tinggi substrat (berbeda dengan Penghambatan kompetitif), yang jelas perubahan
Vmax. Tetapi karena substrat masih dapat mengikat enzim, K m tetap sama.
Penghambatan campuran
Jenis Penghambatan menyerupai non-kompetitif, kecuali bahwa EIS-kompleks memiliki activity.This jenis sisa
enzimatik inhibitor tidak mengikuti persamaan Michaelis-Menten.
Dalam banyak organisme inhibitor dapat bertindak sebagai bagian dari umpan balik mekanisme. Jika enzim
memproduksi terlalu banyak dari satu zat dalam organisme, zat yang dapat bertindak sebagai inhibitor bagi enzim
pada awal jalur yang menghasilkan, menyebabkan produksi substansi untuk memperlambat atau berhenti ketika ada
jumlah yang cukup. Ini adalah bentuk umpan balik negatif . Enzim yang tunduk pada bentuk regulasi sering
multimerik dan memiliki situs mengikat alosterik untuk zat pengatur. Mereka plot substrat / kecepatan tidak
hyperbolar, tapi sigmoidal (S-berbentuk).
Koenzim asam folat (kiri) dan methotrexate obat anti-kanker (kanan) sangat mirip dalam struktur. Akibatnya,
metotreksat adalah inhibitor kompetitif dari banyak enzim yang menggunakan folates.
Inhibitor ireversibel bereaksi dengan enzim dan membentuk kovalen aduk dengan protein. Inaktivasi ireversibel.
Senyawa ini termasuk eflornithine obat yang digunakan untuk mengobati penyakit parasit penyakit tidur . [69]
Penisilin dan Aspirin juga bertindak dengan cara ini. Dengan obat ini, senyawa ini terikat pada tapak aktif dan
enzim kemudian mengubah inhibitor menjadi bentuk aktif yang bereaksi secara ireversibel dengan satu atau lebih
residu asam amino.
Penggunaan Inhibitor
Karena inhibitor memodulasi fungsi enzim mereka sering digunakan sebagai obat. Sebuah contoh umum dari
inhibitor yang digunakan sebagai obat adalah aspirin , yang menghambat COX-1 dan COX-2 enzim yang
menghasilkan peradangan utusan prostaglandin , sehingga menekan rasa sakit dan peradangan. Namun, inhibitor
enzim lainnya adalah racun. Sebagai contoh, racun sianida adalah inhibitor enzim ireversibel yang menggabungkan
dengan tembaga dan besi pada tapak aktif enzim sitokrom c oksidase dan blok respirasi sel. [70]
Fungsi Biologis Enzim
Enzim melayani berbagai fungsi dalam organisme hidup. Mereka sangat diperlukan untuk transduksi sinyal dan
regulasi sel, seringkali melalui kinase dan fosfatase . [71] Mereka juga menghasilkan gerakan, dengan myosin
hydrolysing ATP untuk menghasilkan kontraksi otot dan juga bergerak kargo di sekitar sel sebagai bagian dari
sitoskeleton . [72] ATPase lainnya dalam membran sel adalah pompa ion yang terlibat dalam transpor aktif . Enzim
juga terlibat dalam fungsi yang lebih eksotis, seperti luciferase menghasilkan cahaya dalam kunang-kunang . [73]
Virus juga dapat mengandung enzim untuk menginfeksi sel, seperti integrase HIV dan reverse transcriptase , atau
untuk pelepasan virus dari sel, seperti influenza virus neuraminidase .
Salah satu fungsi penting enzim adalah pada sistem pencernaan hewan. Enzim seperti amilase dan protease
memecah molekul besar ( pati atau protein , masing-masing) menjadi lebih kecil, sehingga mereka dapat diserap oleh
usus. Molekul pati, misalnya, terlalu besar untuk diserap dari usus, tetapi enzim menghidrolisis rantai pati menjadi
molekul yang lebih kecil seperti maltosa dan akhirnya glukosa , yang kemudian dapat diserap. Enzim yang berbeda
mencerna zat-zat makanan yang berbeda. Pada ruminansia yang memiliki herbivora diet, mikroorganisme dalam
usus menghasilkan enzim lain, selulase untuk memecah dinding sel selulosa serat tanaman. [74]
Enzim glikolitik dan fungsinya dalam jalur metabolisme glikolisis
Beberapa enzim dapat bekerja sama dalam urutan tertentu, menciptakan jalur metabolik . Dalam jalur metabolisme,
satu enzim mengambil produk enzim lainnya sebagai substrat. Setelah reaksi katalitik, produk ini kemudian
diteruskan ke enzim lain. Kadang-kadang lebih dari satu enzim dapat mengkatalisis reaksi yang sama secara paralel,
ini dapat memungkinkan peraturan yang lebih kompleks: misalnya dengan aktivitas rendah konstan yang disediakan
oleh satu enzim tetapi aktivitas tinggi diinduksi dari enzim kedua.
Enzim menentukan langkah-langkah apa yang terjadi di jalur ini. Tanpa enzim, metabolisme akan baik kemajuan
melalui langkah yang sama, juga tidak cukup cepat untuk melayani kebutuhan sel. Memang, jalur metabolisme
seperti glikolisis tidak bisa ada secara independen dari enzim. Glukosa, contohnya, dapat bereaksi secara langsung
dengan ATP untuk menjadi terfosforilasi pada satu atau lebih karbon nya. Dengan tidak adanya enzim, hal ini
terjadi begitu lambat untuk menjadi tidak signifikan. Namun, jika heksokinase ditambahkan, reaksi ini lambat terus
berlangsung kecuali bahwa fosforilasi pada karbon 6 terjadi sangat cepat sehingga jika campuran diuji beberapa
waktu kemudian, glukosa-6-fosfat ditemukan sebagai satu-satunya produk yang signifikan. Akibatnya, jaringan jalur
metabolisme dalam setiap sel tergantung pada set enzim fungsional yang hadir.
Pengendalian Aktivitas Enzim
Ada lima cara utama aktivitas enzim dikendalikan dalam sel.
1.
2.
3.
4.
Produksi enzim ( transkripsi dan translasi enzim gen ) dapat ditingkatkan atau dikurangi oleh sel sebagai
respon terhadap perubahan lingkungan sel. Bentuk regulasi gen ini disebut induksi enzim dan Penghambatan
(lihat induksi enzim ). Sebagai contoh, bakteri bisa menjadi resisten terhadap antibiotik seperti penisilin
karena enzim yang disebut beta-laktamase yang diinduksi yang menghidrolisis yang penting cincin betalaktam dalam molekul penisilin. Contoh lain adalah enzim dalam hati yang disebut sitokrom P450 oksidase ,
yang penting dalam metabolisme obat . Induksi atau Penghambatan enzim ini dapat menyebabkan interaksi
obat .
Enzim dapat terkompartementasi, dengan jalur metabolisme yang berbeda yang terjadi di berbagai
kompartemen selular . Sebagai contoh, asam lemak disintesis oleh satu set enzim dalam sitosol , retikulum
endoplasma dan aparatus Golgi dan digunakan oleh satu set yang berbeda dari enzim sebagai sumber energi
dalam mitokondria melalui β-oksidasi . [75]
Enzim dapat diatur oleh inhibitor dan aktivator . Sebagai contoh, produk akhir (s) dari jalur metabolisme
sering penghambat untuk salah satu enzim pertama dari jalur (biasanya merupakan langkah ireversibel
pertama, disebut berkomitmen langkah ), sehingga mengatur jumlah produk akhir yang dibuat oleh jalur.
Mekanisme regulasi seperti ini disebut mekanisme umpan balik negatif , karena jumlah produk akhir yang
dihasilkan diatur oleh konsentrasi sendiri. Mekanisme umpan balik negatif dapat secara efektif mengatur laju
sintesis metabolit menengah sesuai dengan tuntutan dari sel. Hal ini membantu mengalokasikan bahan dan
energi secara ekonomis, dan mencegah pembuatan produk akhir yang berlebihan. Kontrol aksi enzimatik
membantu untuk mempertahankan lingkungan internal yang stabil dalam organisme hidup.
Enzim dapat diatur melalui modifikasi pasca-translasi . Hal ini dapat mencakup fosforilasi , myristoylation
dan glikosilasi . Misalnya, dalam respon terhadap insulin , yang fosforilasi beberapa enzim, termasuk
glikogen sintase , membantu mengontrol sintesis atau degradasi glikogen dan memungkinkan sel untuk
menanggapi perubahan gula darah . [76] Contoh lain modifikasi pasca-translasi adalah pembelahan rantai
polipeptida. Chymotrypsin , pencernaan protease , diproduksi dalam bentuk aktif sebagai chymotrypsinogen
dalam pankreas dan diangkut dalam bentuk ini ke perut dimana itu diaktifkan. Ini berhenti enzim dari
mencerna pankreas atau jaringan lain sebelum memasuki usus. Jenis prekursor inaktif menjadi enzim yang
dikenal sebagai zymogen .
5.
Beberapa enzim dapat diaktifkan bila berpindah ke lingkungan yang berbeda (misalnya dari mengurangi
( sitoplasma ) ke oksidasi ( periplasm ) lingkungan, pH tinggi ke rendah pH dll). Misalnya, hemagglutinin
dalam influenza virus diaktifkan oleh perubahan konformasi disebabkan oleh kondisi asam, ini terjadi ketika
diambil di dalam sel inang dan memasuki lisosom . [77]
Keterlibatan dalam Penyakit
Karena kontrol ketat aktivitas enzim sangat penting untuk homeostasis , setiap kerusakan (mutasi, kelebihan
produksi, kekurangan produksi atau penghapusan) enzim kritis tunggal dapat menyebabkan penyakit genetik .
Pentingnya enzim ditunjukkan oleh fakta bahwa penyakit mematikan dapat disebabkan oleh kerusakan hanya satu
jenis enzim dari ribuan jenis hadir dalam tubuh kita.
Salah satu contoh adalah jenis yang paling umum dari fenilketonuria . Sebuah mutasi dari asam amino tunggal
dalam enzim fenilalanin hidroksilase , yang mengkatalisis langkah pertama dalam degradasi phenylalanine ,
mengakibatkan penumpukan fenilalanin dan produk terkait. Hal ini dapat menyebabkan keterbelakangan mental jika
penyakit ini tidak diobati. [78]
Contoh lain adalah ketika mutasi germline dalam gen coding untuk perbaikan DNA enzim menyebabkan sindrom
kanker herediter seperti xeroderma pigmentosum . Cacat pada enzim ini menyebabkan kanker karena tubuh kurang
mampu memperbaiki mutasi pada genom. Hal ini menyebabkan akumulasi lambat mutasi dan hasil dalam
pengembangan berbagai jenis kanker pada penderita.
Tatanama Enzim
Nama enzim ini sering berasal dari substrat atau reaksi kimia yang mengkatalisis, dengan kata berakhiran -ase .
Contohnya adalah laktase , dehidrogenase alkohol dan polymerase DNA . Hal ini dapat mengakibatkan enzim yang
berbeda, yang disebut isozim , dengan fungsi yang sama memiliki nama dasar yang sama. Isoenzim memiliki urutan
asam amino yang berbeda dan mungkin dibedakan dengan optimal pH , sifat kinetik atau imunologis. Isoenzim dan
isozim adalah protein homolog. Selain itu, reaksi fisiologis normal enzim mengkatalisis mungkin tidak sama seperti
dalam kondisi buatan. Hal ini dapat mengakibatkan enzim yang sama yang diidentifikasi dengan dua nama yang
berbeda. Misalnya glukosa isomerase, digunakan dalam industri untuk mengubah glukosa menjadi pemanis fruktosa,
adalah isomerase xylose in vivo.
The International Union of Biochemistry and Molecular Biology telah mengembangkan nomenklatur untuk enzim,
di mana nomor EC masing-masing enzim digambarkan oleh urutan empat nomor yang didahului oleh "EC". Nomor
pertama secara luas mengklasifikasikan enzim berdasarkan mekanisme kerjanya.
Klasifikasi utama enzim:
[1] EC 1 Oxidoreductase : mengkatalisis reaksi oksidasi/reduksi
[2] EC 2 Transferase : mentransfer gugus fungsional (misalnya gugus metil atau fosfat)
[3] EC 3 Hydrolase : mengkatalisis hidrolisis berbagai ikatan
[4] EC 4 lyases : berbagai pemutusan ikatan dengan cara selain hidrolisis dan oksidasi
[5] EC 5 Isomerase : mengkatalisis reaksi isomerisasi/perubahan dalam satu molekul
[6] EC 6 Ligase : menggabungkan dua molekul dengan ikatan kovalen .
Nomenklatur lengkap dapat diakses di http://www.chem.qmul.ac.uk/iubmb/enzyme/ .
Menurut konvensi penamaan, enzim umumnya diklasifikasikan ke dalam enam kelompok utama dan banyak
subkelompok. Beberapa web-server, misalnya, EzyPred [79] dan bioinformatika alat telah dikembangkan untuk
memprediksi kelas utama atau kelompok enzim [80] dan sub-kelompok [81] [82] molekul enzim milik menurut
informasi urutan nya sendiri melalui komposisi asam amino semu .
Aplikasi dalam Industri
Enzim yang digunakan dalam industri kimia dan aplikasi industri lain ketika katalis yang sangat khusus yang
diperlukan. Namun, enzim pada umumnya terbatas dalam jumlah reaksi mereka telah berevolusi untuk
mengkatalisasi dan juga oleh kurangnya stabilitas di pelarut organik dan pada suhu tinggi. Akibatnya, rekayasa
protein merupakan bidang penelitian aktif dan melibatkan usaha untuk menciptakan enzim baru dengan sifat baru,
baik melalui desain rasional atau in vitro evolusi. [83] [84] Upaya ini telah mulai untuk menjadi sukses, dan beberapa
enzim miliki sekarang telah desiged "dari awal" untuk mengkatalisis reaksi yang tidak terjadi di alam. [85]
Aplikasi
Pengolahan bahan pangan
Amilase mengkatalisis pelepasan
gula sederhana dari pati
Makanan bayi
Enzim yang digunakan
Penggunaan
Amilase dari jamur dan tanaman.
Produksi gula dari pati , seperti dalam pembuatan
tinggi fruktosa sirup jagung . [86] Dalam
memanggang, mengkatalisis pemecahan pati dalam
tepung gula. Ragi fermentasi gula menghasilkan
karbon dioksida yang menimbulkan adonan.
Protease
Produsen
biskuit
menggunakannya
menurunkan tingkat protein tepung.
Tripsin
Untuk predigest makanan bayi.
untuk
Mereka menurunkan pati dan protein untuk
Enzim dari barley yang dilepaskan selama tahap
menghasilkan gula sederhana, asam amino dan
menumbuk produksi bir.
peptida yang digunakan oleh ragi untuk fermentasi.
Industri pembuatan bir
Berkecambah barley malt digunakan untuk.
Jus buah
Diproduksi industri enzim barley
Banyak digunakan dalam proses pembuatan bir untuk
menggantikan enzim alami yang ditemukan dalam
barley.
Amilase, glukanase, protease
Membagi polisakarida dan protein dalam malt .
Betaglucanases dan arabinoxylanases
Meningkatkan wort dan bir karakteristik filtrasi.
Amiloglukosidase dan pullulanases
Rendah kalori bir dan penyesuaian fermentabilitas.
Protease
Hapus
kekeruhan
penyimpanan bir.
Acetolactatedecarboxylase (ALDC)
Meningkatkan
efisiensi
fermentasi
mengurangi diacetyl formasi. [87]
Selulase, pectinases
Memperjelas jus buah
yang
diproduksi
selama
dengan
Rennin , yang berasal dari perut muda hewan Pembuatan keju, digunakan untuk menghidrolisis
ruminansia (seperti sapi dan domba).
protein.
Industri susu
Enzim mikroba yang diproduksi
Sekarang menemukan meningkatnya penggunaan
dalam industri susu.
Lipase
Diimplementasikan selama produksi keju Roquefort
untuk meningkatkan pematangan keju biru-cetakan .
Lactases
Memecah laktosa untuk glukosa dan galaktosa.
Pelunak daging
Papain
Untuk melembutkan daging untuk memasak.
Industri Pati
Mengkonversi pati menjadi glukosa dan berbagai
Amilase, amyloglucosideases dan glucoamylases sirup .
Keju Roquefort
Glukosa
Fruktosa
Glukosa isomerase
Industri kertas
Sebuah pabrik kertas di Carolina Selatan .
Biofuel industri
Amilase , xilanase , selulase dan ligninases
Selulase
Selulosa dalam 3D
Ligninases
Terutama protease , diproduksi
dalam ekstraseluler bentuk
dari bakteri
Amilase
Deterjen Biologi
Lipase
Selulase
Pembersih lensa kontak
Protease
Industri karet
Katalase
Industri fotografi
Protease (ficin)
Biologi molekuler
Bagian dari DNA helix ganda .
Enzim restriksi , DNA ligase dan polimerase
Mengubah glukosa menjadi fruktosa dalam produksi
sirup fruktosa tinggi dari bahan tepung-tepungan.
Sirup ini telah meningkatkan pemanis sifat dan
rendah nilai kalor dari sukrosa untuk tingkat yang
sama manisnya.
Menurunkan pati untuk menurunkan viskositas ,
membantu ukuran dan kertas pelapis. Xilanase
mengurangi pemutih diperlukan untuk decolorising;
selulase serat halus, meningkatkan pembuangan air,
dan mempromosikan penghapusan tinta, lipase
mengurangi pitch dan lignin-enzim merendahkan
menghilangkan lignin untuk melunakkan kertas.
Digunakan untuk memecah selulosa menjadi gula
yang dapat difermentasi (lihat etanol selulosa ).
Penggunaan lignin limbah
Digunakan untuk kondisi presoak dan aplikasi cair
langsung membantu dengan penghapusan noda
protein dari pakaian.
Deterjen untuk mencuci piring mesin untuk
menghilangkan residu pati resisten.
Digunakan untuk membantu dalam penghapusan
lemak dan berminyak noda.
Digunakan dalam biologi kondisioner kain .
Untuk menghapus protein pada lensa kontak untuk
mencegah infeksi.
Untuk menghasilkan oksigen dari peroksida untuk
mengkonversi lateks menjadi karet busa.
Larutkan gelatin off memo Film , yang
memungkinkan pemulihan yang silver konten.
Digunakan untuk memanipulasi DNA di rekayasa
genetika , penting dalam farmakologi , pertanian dan
obat-obatan . Penting untuk pembatasan pencernaan
dan polymerase chain reaction . Biologi molekular
juga penting dalam ilmu forensik .
Referensi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Smith AL (Ed) et al. (1997). Oxford dictionary of biochemistry and molecular biology. Oxford [Oxfordshire]:
Oxford University Press. ISBN 0-19-854768-4.
Grisham, Charles M.; Reginald H. Garrett (1999). Biochemistry. Philadelphia: Saunders College Pub.
pp. 426–7. ISBN 0-03-022318-0.
Bairoch A. (2000). "The ENZYME database in 2000" (PDF). Nucleic Acids Res 28 (1): 304–5.
doi:10.1093/nar/28.1.304. PMID 10592255. PMC 102465. http://www.expasy.org/NAR/enz00.pdf.
Lilley D (2005). "Structure, folding and mechanisms of ribozymes". Curr Opin Struct Biol 15 (3): 313–23.
doi:10.1016/j.sbi.2005.05.002. PMID 15919196.
Cech T (2000). "Structural biology. The ribosome is a ribozyme". Science 289 (5481): 878–9.
doi:10.1126/science.289.5481.878. PMID 10960319.
Groves JT (1997). "Artificial enzymes. The importance of being selective". Nature 389 6649): 329–30.
doi:10.1038/38602. PMID 9311771.
de Réaumur, RAF (1752). "Observations sur la digestion des oiseaux". Histoire de l'academie royale des
sciences 1752: 266, 461.
Williams, H. S. (1904) A History of Science: in Five Volumes. Volume IV: Modern Development of the
Chemical and Biological Sciences Harper and Brothers (New York) Accessed 4 April 2007
Dubos J. (1951). "Louis Pasteur: Free Lance of Science, Gollancz. Quoted in Manchester K. L. (1995) Louis
Pasteur (1822–1895)—chance and the prepared mind". Trends Biotechnol 13 (12): 511–5.
doi:10.1016/S0167-7799(00)89014-9. PMID 8595136.
Download