BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari
perusahaan-perusahaan lain, situasi ekonomi, situasi politik dan lainnya. Untuk itu
perusahaan harus mempunyai keunggulan untuk bisa bertahan dalam menghadapi
situasi eksternal maupun kompetisi dengan perusahaan-perusahaan pesaing.
Lingkungan bisnis bersifat dinamis dan kompleks, yang selalu berubah dari waktu
ke waktu, sehingga lingkungan internal perusahaan dituntut untuk cepat tanggap,
berinovasi dan fleksibel terhadap perubahan, dan kepemimpinan yang tepat
didalam perusahaan dapat menstimulasi lingkungan internal perusahaan untuk
mampu mengartikulasikan ide inovasi (Bass dan Avolio, 1999).
Menurut Khan (2011), manajemen kualitas telah menjadi alat strategik
untuk mencapai kinerja yang superior dan kompetitif. Untuk melaksanakannya,
dukungan manajemen puncak merupakan faktor yang terutama dan paling penting
dalam manajemen kualitas untuk menunjukkan arah yang jelas untuk mencapai
kepuasan karyawan (Ng. Goh & Eze, 2010). Untuk menghasilkan kualitas yang
terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan
manusia, proses dan lingkungan dengan menerapkan Total Quality Management
(Tjiptono dan Diana, 2001).
1
Penerapan TQM yang efektif membawa pengaruh yang positif yang
akhirnya akan memberikan manfaat bagi organisasi itu sendiri. Menurut Hessel
yang dikutip oleh Nasution (2002) beberapa manfaat penerapan Total Quality
Management bagi organisasi antara lain: proses desain produk menjadi lebih
efektif, yang akan berpengaruh pada kinerja kualitas, yaitu keandalan produk,
product features, dan serviceability; penyimpangan yang dapat dihindari pada
proses produksi mengakibatkan produk yang dihasilkan sesuai dengan standar,
meniadakan pengerjaan ulang, mengurangi waktu kerja, mengurangi kerja mesin,
dan menghemat penggunaan material; hubungan jangka panjang dengan
pelanggan akan berpengaruh positif bagi kinerja organisasi, antara lain dapat
merespons kebutuhan pelanggan dengan lebih cepat, serta mengantisipasi
perubahan kebutuhan dan keinginan pelanggan; sikap pekerja yang baik akan
menimbulkan partisipasi dan komitmen pekerja pada kualitas, rasa bangga bekerja
sehingga akan bekerja secara optimal, perasaan tanggung jawab untuk
meningkatkan kinerja organisasi.
Untuk memastikan penerapan Total Quality Management yang telah
dirumuskan oleh top management dilakukan dan berhasil sesuai yang diharapkan,
diperlukan pelaksana dalam hal ini pemimpin-pemimpin unit yang ada di
organisasi. Dalam dunia bisnis, gaya kepemimpinan berpengaruh kuat terhadap
jalannya organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan
sangat strategis dan penting dalam sebuah organisasi sebagai salah satu penentu
keberhasilan dalam pencapaian misi, visi dan tujuan suatu organisasi. Maka dari
itu, tantangan dalam mengembangkan strategi organisasi yang jelas terutama
2
terletak pada organisasi di satu sisi dan tergantung pada kepemimpinan (Sunarsih,
2001).
Begitu pentingnya peran kepemimpinan dalam sebuah organisasi menjadi
fokus yang menarik perhatian para peneliti bidang perilaku keorganisasian. Bass
(1990) menyatakan bahwa kualitas dari pemimpin sering kali dianggap sebagai
faktor terpenting yang menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat dan
perekonomian yang tidak stabil, hal ini bisa saja menjadi sumber, kendala
organisasi
namun
bisa
juga
menjadi
sumber
keuntungan
organisasi.
Kepemimpinan yang efektif bisa membantu organisasi untuk bisa bertahan dalam
situasi ketidakpastian di masa datang (Katz and Khan 1978; Koh dkk. 1995;
Mowday dkk. 1982).
Seorang pemimpin yang efektif harus tanggap terhadap perubahan, mampu
menganalisis kekuatan dan kelemahan sumber daya manusianya sehingga mampu
memaksimalkan kinerja organisasi dan memecahkan masalah dengan tepat.
Pemimpin yang efektif sanggup mempengaruhi para pengikutnya untuk
mempunyai optimisme yang lebih besar, rasa percaya diri, serta komitmen kepada
tujuan dan misi organisasi (Yukl, 1994).
Hal ini membawa konsekuensi bahwa setiap pemimpin berkewajiban untuk
memberikan perhatian sungguh-sungguh dalam membina, menggerakkan dan
mengarahkan seluruh potensi karyawan di lingkungannya agar dapat mewujudkan
stabilitas organisasi dan peningkatan produktivitas yang berorientasi pada tujuan
organisasi.
3
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan dengan antusias (David, 1985). Seorang pemimpin harus mampu
mempengaruhi para bawahannya untuk bertindak sesuai dengan visi, misi dan
tujuan
perusahaan.
Pemimpin
harus
mampu
memberikan
wawasan,
membangkitkan kebanggaan, serta menumbuhkan sikap hormat dan kepercayaan
dari bawahannya.
Tiap pemimpin mempunyai pendekatan tersendiri dalam memimpin
bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi dalam situasi tertentu. Pendekatan
ini difokuskan dalam gaya kepemimpinan yang merupakan bagian dari
pendekatan perilaku pemimpin yang memusatkan perhatian pada proses dinamika
kepemimpinan dalam usaha mempengaruhi aktivitas individu untuk mencapai
suatu tujuan dalam suatu situasi tertentu. Gaya kepemimpinan ialah pola-pola
perilaku pemimpin yang digunakan untuk mempengaruhi aktivitas orang-orang
yang dipimpin untuk mencapai tujuan dalam suatu situasi organisasinya yang
dapat
berubah,
selagi
bagaimana
pemimpin
mengembangkan
program
organisasinya, menegakkan disiplin yang sejalan dengan tata tertib yang telah
dibuat, memperhatikan bawahannya dengan meningkatkan kesejahteraanya serta
bagaimana pimpinan berkomunikasi dengan bawahannya.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wen-Hai Chih dan
Yu-An Lin, keduanya melakukan penelitian tentang pengaruh kepemimpinan
terhadap
Total
Quality
Management
dan
komitmen
organizational,
mengidentifikasi gaya kepemimpinan yang berpengaruh terhadap Total Quality
Management
adalah
kepemimpinan
4
transformasional,
kepemimpinan
transaksional, dan kepemimpinan Laissez Faire. Penelitian lain yang dilakukan
oleh Mohammad Alharbi dan Prof. Dr. Rushami Zien Yussof pada tahun 2012
yang meneliti pengaruh gaya kepemimpinan terhadap manajemen kualitas di
Saudi Arabia mengidentifikasi gaya kepemimpinan yang berpengaruh terhadap
Total
Quality
Management
adalah
kepemimpinan
transformasional,
kepemimpinan transaksional, dan kepemimpinan Laissez Faire.
Burns (dalam Safaria, 2004) mencirikan kepemimpinan transformasional
sebagai pemimpin yang berfokus pada pencapaian perubahan nilai-nilai,
kepercayaan, sikap, perilaku, emosional, dan kebutuhan bawahan menuju
perubahan yang lebih baik di masa depan. Pemimpin transformasional merupakan
seorang agen perubahan yang berusaha keras melakukan transformasi ulang
organisasi secara menyeluruh sehingga organisasi bisa mencapai kinerja yang
lebih maksimal di masa depan.
Burns (dalam Safaria, 2004) mendefinisikan kepemimpinan transaksional
sebagai bentuk hubungan yang mempertukarkan jabatan atau tugas tersebut. Jadi,
kepemimpinan transaksional menekankan proses hubungan pertukaran yang
bernilai ekonomis untuk memenuhi kebutuhan biologis dan psikologis sesuai
dengan kontrak yang telah mereka setujui bersama.
Menurut Robbins dan Coulter (2002), Gaya kepemimpinan Laissez Faire
mendeskripsikan pemimpin yang secara keseluruhan memberikan karyawannya
atau kelompok kebebasan dalam pembuatan keputusan dan menyelesaikan
pekerjaan menurut cara yang menurut karyawannya paling sesuai.
5
Total Quality Management berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan
melibatkan seluruh anggota organisasi, dalam hal ini karyawan. Sehingga
karyawan
merupakan
pihak
yang
melaksanakan
proses
perbaikan
berkesinambungan dalam konsep Total Quality Management. Hasil dari proses
perbaikan berkesinambungan tersebut adalah kinerja dari karyawan yang
bersangkutan. Baik buruknya kinerja karyawan tidak lepas dari persepsi karyawan
mengenai proses perbaikan berkesinambungan sesuai dengan pendekatan Total
Quality Management. Semakin persepsi karyawan terhadap proses perbaikan
berkeinambungan tersebut baik, semakin karyawan mempunyai kepuasan kerja
yang tinggi, mengakibatkan karyawan semakin termotivasi dan kinerjanya pun
semakin baik.
Salah satu peranan pemimpin yang krusial dalam organisasi adalah
memotivasi dan memberikan dorongan kepada karyawannya sehingga tercipta
kinerja yang diharapkan oleh perusahaan. Dalam melakukan peranan ini tiap
pemimpin mempunyai pendekatan perilaku tersendiri, yang tercermin dalam gaya
kepemimpinan yang digunakan. Ketidaksesuaian gaya kepemimpinan yang
diterapkan dapat berpengaruh terhadap turunnya motivasi karyawan, yang mana
akan mengakibatkan penurunan kinerja karyawan.
Menurut wawancara terhadap top management PT. Nasmoco Pemuda
Semarang, diperoleh bahwa semakin besar suatu perusahaan maka kompleksitas
permasalahan yang akan dihadapi pun akan semakin besar menyangkut
penggunaan dan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan
untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu diperlukan seorang pemimpin
6
yang kuat yang memiliki kemampuan manajerial dalam pelaksaan kegiatan
manajemen sehingga mampu untuk menggunakan serta mengelola sumber daya
perusahan secara optimal.
PT. Nasmoco Pemuda Semarang sebagai pusat agen tunggal pemegang
nama Toyota di Jawa Tengah, yang berperan untuk memenuhi permintaan
konsumen dalam hal penjualan mobil baru, penjualan suku cadang, maupun
pelayanan bengkel dalam hal service berkala, dituntut untuk selalu melayani
kebutuhan pelanggan dengan menghasilkan jasa dengan kualitas sebaik mungkin.
Tujuan ini dapat tercapai dengan didukung oleh upaya manajemen dalam
perbaikan mutu yang dicapai melalui Total Quality Management. Strategi Total
Quality Management yang dilakukan sebagai suatu proses perbaikan terus
menerus ini ditetapkan oleh Manajemen puncak yang kemudian dilaksanakan
seluruh personil didalam perusahaan, baik yang berhubungan langsung maupun
tidak langsung dengan konsumen. PT. Nasmoco Pemuda Semarang selama ini
melakukan pengendalian kualitas produk jasa melalui beberapa aspek, yaitu
melalui aspek produksi (Quality by process), aspek produksi menitikberatkan
pada kualitas pengerjaan service berkala oleh divisi bengkel secara fisik. Melalui
aspek kualitas pelayanan jasa, dimana menitikberatkan pada kualitas pelayanan
disaat pelanggan datang ke showroom untuk pembelian mobil ataupun disaat
pelanggan datang ke bengkel untuk melakukan service berkala ataupun
melakukan pembelian suku cadang. Dan pengendalian kualitas melalui penggunan
SOP (standard operating procedure) yang selalu dimonitoring untuk menghindari
pelanggaran SOP (standard operating procedure).
7
Praktek kepemimpinan di PT. Nasmoco Pemuda Semarang terdiri dari top
management dalam hal ini adalah Kepala Cabang PT. Nasmoco Pemuda
Semarang yang bertugas untuk menyusun dan merumuskan strategi yang akan
diterapkan oleh perusahaan, middle management
dalam hal ini merupakan
supervisor yang bertugas untuk mengartikulasikan strategi yang telah dirumuskan
oleh top management untuk selanjutnya disusun action plan, dan lower
management dalam hal ini merupakan koordinator tim yang bertugas
melaksanakan action plan yang telah disusun oleh middle management.
Pengambilan keputusan di dalam perusahaan dilakukan oleh top management itu
sendiri berdasarkan pada analisis internal (man, facility, finance), keadaan
eksternal, serta berdasarkan visi dan misi perusahaan. Tetapi ada kalanya
pengambilan keputusan diserahkan kepada middle management bahkan oleh
lower management disaat pengambilan keputusan tersebut tidak memerlukan
pertimbangan dari top management.
1.2. Perumusan Masalah
Kepuasan pelanggan sangat menentukan keberhasilan perusahaan dalam
mencapai tujuannya. Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh banyak faktor dalam
kegiatan operasional perusahaan, salah satunya adalah keberhasilan perusahaan
dalam menerapkan Total Quality Management. Maka dari itu, penurunan tingkat
kepuasan konsumen di PT. Nasmoco Pemuda Semarang dapat menjadi salah satu
indikator bahwa penerapan Total Quality Management di dalam perusahaan tidak
berjalan sesuai dengan harapan.
8
Seperti yang telah dijabarkan didalam latar belakang, bahwa gaya
kepemimpinan yang dilakukan oleh manajer perusahaan berpengaruh terhadap
pelaksanaan Total Quality Management dilapangan. Apabila terjadi penurunan
kepuasan pelanggan yang disebabkan karena permasalahan didalam penerapan
Total Quality Management, maka dapat diartikan bahwa kemungkinan pemilihan
gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh manajer perusahaan tidak sesuai dengan
kebutuhan didalam pelaksanaan Total Quality Management.
1.3. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan tersebut di atas, maka pertanyaan penelitian yang dapat
dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
1.
Bagaimanakah pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap
penerapan Total Quality Management di PT. Nasmoco Pemuda Semarang?
2.
Bagaimanakah pengaruh gaya kepemimpinan transaksional terhadap
penerapan Total Quality Management di PT. Nasmoco Pemuda Semarang?
3.
Bagaimanakah pengaruh gaya kepemimpinan Laissez Faire terhadap
penerapan Total Quality Management di PT. Nasmoco Pemuda Semarang?
4.
Variabel gaya kepemimpinan apakah yang paling dominan dalam
mempengaruhi keberhasilan penerapan Total Quality Management PT.
Nasmoco Pemuda Semarang?
5.
Mengapa variabel gaya kepemimpinan tersebut menjadi paling dominan
dalam mempengaruhi keberhasilan penerapan Total Quality Management
PT. Nasmoco Pemuda Semarang?
9
1.4. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk menganalis pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap
penerapan Total Quality Management di PT. Nasmoco Pemuda Semarang.
2. Untuk menganalis pengaruh gaya kepemimpinan transaksional terhadap
penerapan Total Quality Management di PT. Nasmoco Pemuda Semarang.
3. Untuk menganalis pengaruh gaya kepemimpinan Laissez Faire terhadap
penerapan Total Quality Management di PT. Nasmoco Pemuda Semarang.
4. Untuk mengetahui variabel gaya kepemimpinan apakah yang paling
dominan dalam mempengaruhi keberhasilan penerapan Total Quality
Management di PT. Nasmoco Pemuda Semarang.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat praktis
Dapat
digunakan
untuk
tambahan
referensi
dan
informasi
bagi
pengembangan kepemimpinan dan penerapan Total Quality Management.
Terutama bagi PT. Nasmoco Pemuda Semarang dalam mengambil
kebijakan dalam pengembangan penerapan Total Quality Management.
10
2. Manfaat akademis
Sebagai landasan penelitian yang akan datang, selain itu dapat menambah
pengetahuan dalam mengidentifikasi permasalahan serta dapat memberikan
usulan mengenai pemecahan masalah yang sedang dihadapi sekaligus
menambah wawasan tentang kepemimpinan penerapan Total Quality
Management.
1.6. Batasan Penelitian
Agar penelitian ini tidak menyimpang terlalu jauh dari masalah yang
hendak diteliti, maka dibutuhkan batasan-batasan. Batasan-batasan dalam
penelitian ini adalah:
1. Penelitian hanya akan berfokus meneliti gaya kepemimpinan yang terdiri dari
gaya kempemimpinan transformasional, gaya kepemimpinan transaksional,
dan gaya kepemimpinan laissez faire terhadap total quality management di PT
Nasmoco Pemuda Semarang.
2. Alat penilaian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen
kuesioner multilevel leadership questionaire yang dikembangkan oleh Bass
dan Avolio, serta menggunakan SPSS.
1.7. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan thesis akan terbagi menjadi lima bab, yakni:
I
PENDAHULUAN
Bagian ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian,
manfaat
penelitian,
penulisan.
11
batasan
masalah,
dan sistematika
II
LANDASAN TEORI
Bagian ini berisi tinjauan pustaka dan landasan teori yang mendasari
pembahasan secara mendetail.
III
METODE PENELITIAN
Bagian ini berisi desain penelitian, definisi operasional, populasi dan
sampel, jenis dan sumber data, pengumpulan data, serta metode analisis
data.
IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bagian ini berisi deskripsi data penelitian, deskripsi hasil penelitian,
dan pembahasan.
V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian ini berisi simpulan, keterbatasan, implikasi, dan saran.
Bagian akhir terdiri dari:
1. Daftar pustaka/referensi
2. Lampiran
12
Download