peningkatan prestasi pembelajaran ips pokok bahasan peta melalui

advertisement
PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN IPS POKOK
BAHASAN PETA MELALUI STRATEGI CROSSWORD
PUZZLE PADA SISWA KELAS IV MI SUKOREJO 02
KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2012
(PTK KOLABORATIF)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
DINY RIALISTYA
NIM: 11508048
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2012
PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN IPS POKOK
BAHASAN PETA MELALUI STRATEGI CROSSWORD
PUZZLE PADA SISWA KELAS IV MI SUKOREJO 02
KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2012
(PTK KOLABORATIF)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
DINY RIALISTYA
NIM: 11508048
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2012
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Masa lalu tidak mungkin terulang, masa depan belum pasti terjadi, maka
lakukanlah yang terbaik untuk waktu saat ini”.
PERSEMBAHAN
Kedua Orang tuaku,
Adikku tercinta,
Teman-teman mahasiswa seperjuanganku.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, dan hidayahnya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar
kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita
di dunia dan akhirat kelak.
Suatu kebanggaan tersendiri, jika tugas dapat terselesaikan dengan sebaikbaiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan.
Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini,
dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi dapat
terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bentuannya, khususnya kepada:
1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd, selaku ketua program studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Stain Salatiga dan selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan saran, arahan dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam
penulisan skripsi ini.
3. Miftachurrif’ah, M. Ag, selaku sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah STAIN Salatiga.
4. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan program studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
5. Marzuliyah, S. Ag selaku kepala Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian madrasah yang beliau
pimpin.
6. Bapak/Ibu guru dan Karyawan MI Sukorejo 02
selama melakukan penelitian di madrasah tersebut.
yang telah membantu penulis
7. Murid-murid kelas IV MI Sukorejo 02 yang telah mendukung dan membantu penulis
dalam melakukan penelitian.
8. Bapak dan Ibu tercinta (Tukul & Sumartinah) yang telah mencurahkan kasih sayang,
doa dan dukungan demi keberhasilan penulis.
9. Adikku tersayang (Virgo Ardy Laksana) yang selalu mendukung dan memberikan
semangat dalam nasehat-nasehat yang bermanfaat.
10. Teman Kuliahku Lia Beat, Tika, Uly, Ida, dan Zizah yang selalu bersama-sama
dalam keadaan suka maupun duka.
11. Teman seperjuangan PGMI 2008, yang selama ini telah berjuang bersama.
12. Sahabat-sahabat tercinta dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
terima kasih atas dukungan kalian.
13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka
mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia maupun di
akhirat.
Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 14 Agustus 2012
Penulis
ABSTRAK
Rialistya, Diny. 2012. Peningkatan Prestasi Pembelajaran IPS Pokok Bahasan Peta
Melalui Strategi Crossword Puzzle pada Siswa kelas IV di MI Sukorejo 02 Kec.
Suruh Kab. Semarang Tahun 2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd
Kata kunci: Peningkatan Prestasi Pembelajaran dan Strategi Crossword Puzzle.
Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan prestasi
pembelajaran IPS Pokok Bahasan Peta melalui strategi Crossword Puzzle pdda
siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 01 Kec. Suruh, Kab. Semarang
tahun 2012. Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah
apakah penggunaan strategi Crossword Puzzle dapat meningkatkan prestasi
pembelajaran IPS pokok bahasan peta pada siswa kelas IV MI Sukorejo 02
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2012?. Guna menjawab
pertanyaaan tersebut peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang
dilakukan dengan 1 pra-siklus dan 3 siklus. Tiap siklusnya merupakan rangkaian
kegiatan yang terdiri dari 1) Planning, untuk mengindentifikasi masalah dan
merencanakan kegiatan pembelajaran, dan membuat instrument penelitian
lainnya. 2) Acting, melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran IPS pokok
bahasan pengertian peta dan komponen-komponen peta. 3) Observing,
pengambilan data tentang hasil melalui tes dan lembar pengamatan, 4)
Reflecting, menganalisis data hasil pengamatan. Subyek dalam penelitian ini
adlaah semua siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang yang
berjumlah 11 Siswa, terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 6 siswi perempuan.
Penelitian ini menggunakan strategi pembelajaran Crossword Puzzle pada saaat
pembelajaran IPS.
Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan strategi
Crossword Puzzle mampu menarik perhatian siswa terhadap pelajaran IPS.
Dapat dilihat dari hasil pengamatan siswa terhadap perhatian belajar siswa
menunjukkan, pra-siklus yang memenuhi KKM (18,18%), setelah menggunakan
strategi Crossword Puzzle pada siklus I menjadi (36,4%), siklus II menjadi
(63,6%) dan siklus III menjadi (100%). Nilai yang tidak memenuhi KKM pada
pra-siklus (81,82%), setelah menggunakan strategi Crossword Puzzle pada
siklus I menjadi (63,6%), siklus II menjadi (36,4%) dan siklus III menjadi (0%).
Dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle yang tepat akan mampu
meningkatkan prestasi dan ketuntasan belajar siswa, dilihat dari rata-rata hasil tes
formatif pada setiap siklus yaitu pra-siklus (55,45), siklus I menjadi (65,45),
siklus II menjadi (71,82) dan siklus III menjadi (79,09). Mengacu pada hasil
penelitian, peneliti menyarankan kepada para guru atau calon guru untuk selalu
meningkatkan inovasi pembelajarannya dengan menggunakan media, model,
metode dan strategi pembelajaran yang bervariasi.
DAFTAR ISI
Sampul Judul.................................................................................................
i
Lembar Berlogo.............................................................................................
ii
Persetujuan Pembimbing...............................................................................
iii
Pengesahan Kelulusan...................................................................................
iv
Pernyataan Keaslian Tulisan........................................................................
v
Motto dan Persembahan................................................................................
vi
Kata pengantar...............................................................................................
vii
Abstrak...........................................................................................................
ix
Daftar Isi........................................................................................................
x
Daftar Tabel....................................................................................................
xiii
Daftar Gambar................................................................................................
xiv
Daftar Lampiran.............................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
7
C. Tujuan Penelitian.........................................................................
7
D. Hipotesis Tindakan.......................................................................
7
E. Kegunaan Penelitian....................................................................
8
F. Definisi Operasional.....................................................................
9
G. Metode Penelitian.........................................................................
11
H. Sistematika Penulisan...................................................................
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Peningkatan Prestasi Pembelajaran.................................................
17
1. Definisi Peningkatan Prestasi Pembelajaran.............................
17
2. Kondisi Belajar Mengajar yang Efektif…………………………. 20
B. Pembelajaran IPS di SD/MI.........................................................
1. Pembelajaran........................................................................
28
28
a. Definisi Pembelajaran……………………………………….
28
b. Tujuan Pembelajaran………………………………………..
29
c. Teori-teori Pembelajaran…………………………………....
29
d. Ciri-ciri Pembelajaran……………………………………….
38
e. Unsur-unsur Pembelajaran…………………………………..
39
2. Definisi Pembelajaran IPS di SD/MI............................................
40
a. Tujuan Pembelajaran IPS di SD/MI.......................................
41
b. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di SD/MI..........................
41
c. Karakteristik Pembelajaran IPS di SD/MI..............................
42
d. Problematika Pembelajaran IPS di SD/MI.............................. 43
C. Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle……………………………….
44
1. Pengertian Crossword Puzzle........................................................ 44
2. Langkah-langkah Crossword Puzzle............................................
45
3. Kelebihan dan Kelemahan Crossword Puzzle..............................
46
D. Pretasi Belajar....................................................................................
47
1. Pengertian Belajar........................................................................
47
a. Ciri-ciri Belajar......................................................................
48
b. Unsur-unsur Dinamis dalam Proses Belajar..........................
50
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar............................. 51
d. Prinsip-prinsip Belajar. .........................................................
53
2. Pengertian Prestasi Belajar..........................................................
54
a. Faktor Internal……………………………………………….
55
b. Faktor Eksternal…………………………………………..…
56
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Setting dan Pelaksanaan Penelitian..............................................
58
B. Rencana dan Prosedur Penelitian.................................................
59
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I...............................................
59
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II..............................................
63
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III............................................. 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus....................................................................
72
1. Pra-Siklus……………………………………………..……..
72
2. Siklus I....................................................................................
73
3.
Siklus II..................................................................................
75
4.
Siklus III................................................................................
77
B. Pembahasan……………………………………………………... 79
1. Hasil Rekapitulasi...................................................................
79
2. Pra Siklus.................................................................................
80
3. Siklus I...................................................................................... 81
4. Siklus II....................................................................................
81
5. Siklus III………………………………………………….…..
82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................
84
B. Saran ..................................................................................................
84
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
Daftar Riwayat Hidup Penulis
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Nilai UKK Siswa Tahun 2011/2012……………...
3
Tabel 3.1 Nama siswa MI Sukorejo 02..............................................
58
Tabel 4.1 Hasil tes formatif pada Pra-Siklus.....................................
72
Tabel 4.2 Hasil tes formatif pada Siklus I.......................................... 73
Tabel. 4.3 Hasil tes formatif pada Siklus II........................................ 75
Tabel 4.4 Hasil tes formatif pada Siklus III.......................................
Tabel 4.5 Hasil rekapitulasi nilai siswa per siklus.............................
77
80
Tabel 4.6 Hasil rekapitulasi tentang ketuntasan siswa....................... 80
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus Penelitian............................................................
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada pra-siklus
Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
Lampiran 3 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
Lampiran 4 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus III
Lampiran 5 Lembar pre test pra-siklus
Lampiran 6 Lembar tes formatif pra-siklus
Lampiran 7 Lembar pre test siklus I
Lampiran 8 Lembar tes formatif siklus I
Lampiran 9 Lembar pre test siklus II
Lampiran 10 Lembar tes formatif siklus II
Lampiran 11 Lembar pre test siklus III
Lampiran 12 Lembar tes formatif siklus III
Lampiran 13 Lembar hasil pengamatan terhadap guru pada pra-siklus
Lampiran 14 Lembar hasil pengamatan terhadap guru pada siklus I
Lampiran 15 Lembar hasil pengamatan terhadap guru pada siklus II
Lampiran 16 Lembar hasil pengamatan terhadap guru pada siklus III
Lampiran 17 Lembar hasil pengamatan terhadap perhatian siswa pada pra-siklus
Lampiran 18 Lembar hasil pengamatan terhadap perhatian siswa pada siklus I
Lampiran 19 Lembar hasil pengamatan terhadap perhatian siswa pada siklus II
Lampiran 20 Lembar hasil pengamatan terhadap perhatian siswa pada siklus III
Lampiran 21 Hasil tes formatif siswa pada pra-siklus
Lampiran 22 Hasil tes formatif siswa pada siklus I
Lampiran 23 Hasil tes formatif siswa pada siklus II
Lampiran 24 Hasil tes formatif siswa pada siklus III
Lampiran 25 Dokumentasi
Lampiran 26 Profil sekolah
Lampiran 27 Lembar konsultasi skripsi
Lampiran 28 Surat permohonan ijin penelitian
Lampiran 29 Surat keterangan penelitian
Lampiran 30 Nilai SKK mahasiswa
Lampiran 31 Riwayat hidup penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan mulai dari sekolah dasar hingga menengah atas. IPS mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, yang berkaitan dengan sosial (Departemen Agama,
2004:77). Pada jenjang MI/SD mata pelajaran IPS menjadi satu kesatuan utuh dari
beberapa cabang ilmu IPS yaitu Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi. Melalui
mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara
Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, dan efektif (Departemen
Agama, 2004:77).
Setiap cabang ilmu IPS memiliki karakteristik yang berbeda-beda antara satu
dengan yang lainnya.
Cabang geografi objek kajiannya yaitu interaksi sosial
manusia dengan alam lingkungan seperti keadaan geografis dan astronomis suatu
negara.
Untuk cabang ilmu sejarah, objek kajiannya adalah peristiwa-peristiwa
kehidupan manusia yang menyangkut segala aspeknya yang diurutkan berdasarkan
kurun waktunya, seperti sejarah peradaban manusia. Cabang ilmu ekonomi objek
kajiannya adalah kegiatan manusia untuk memperoleh hasil yang setinggi-tinginya
untuk mencukupi kebutuhan hidup dan menciptakan kehidupan yang layak. Untuk
cabang sosiologi, objek kajiannya adalah interaksi sosial masyarakat mulai dari
lingkup yang terkecil yaitu keluarga hingga kelompok yang lebih besar. Ilmu politik
objek kajiannya yaitu pemerintahan, kenegaraan, kesejahteraan, keamanan dan
ketentraman masyarakatnya. Jadi melalui pembelajaran IPS siswa dapat memperluas
wawasannya tidak hanya dari diri sendiri melainkan bisa mengetahui keadaan alam
semesta.
Di era globalisasi ini dan yang akan datang peserta didik akan menghadapi
tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan
setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat sehingga siswa lebih siap untuk menghadapi tantangan global. Hal ini
sesuai dengan visi pendidikan nasional yang secara garis besarnya pendidikan
nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang
kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua Warga Negara Indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah (blog at WordPres. com).
Pembelajaran IPS di Indonesia berpedoman pada kurikulum (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan) KTSP dimana pemerintah memberikan kewenangan
kepada tiap-tiap sekolah untuk mengembangkan kurikulum semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan dan keadaan sekolah masing-masing sesuai dengan
silabus
yang
diberikan oleh pemerintah.
Dalam
proses
pembelajarannya
menggunakan pendekatan yang meluas yaitu dimulai dari peristiwa-peristiwa yang
terdekat dengan siswa (keluarga) ke hal yang lebih jauh (global) (Departemen
Agama, 2004:80). Hal ini untuk memberikan pengalaman yang membekas di benak
siswa.
Dari pengamatan tentang pembelajaran IPS pada tahun sebelumnya di MI
Sukorejo 02 tahun ajaran 2011/2012 yaitu sejumlah 11 siswa hanya 2 siswa yang
mencapai ketuntasan minimal. Berikut daftar nilai ulangan kenaikan kelas tahun
ajaran 2011/2012:
Tabel 1.1 Daftar Nilai UKK siswa tahun 2011/2012
No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
M. Tegar Setia E
70
70
T
2
Siti Sastri Dalila
70
48
TT
3
Riza Aulia
70
45
TT
4
Ika Amin M
70
55
TT
5
Devan Arya P
70
62
TT
6
Nabylla Febianti I
70
71
T
7
Erni Puspitasari
70
50
TT
8
M. Prasetyo
70
60
TT
9
Novia Puji N
70
55
TT
10
Wahyu
70
50
TT
11
Danis
70
60
TT
Rata-rata
56,91
Untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, seorang guru harus
memiliki kompetensi profesional, yaitu guru harus mampu mengolah materi dan
mampu menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
sehingga peserta didik antusias untuk menerima pelajaran. Idealnya dalam proses
pembelajaran IPS khususnya geografi peserta didik diajak untuk melihat realita
keadaan di sekitarnya dan memberikan pengalaman yang membekas di benak siswa.
Peserta didik diajak terjun langsung di daerah sekitarnya untuk mengamati fakta dan
ikut serta memanfaatkan sumber daya alam secara optimal.
Pada kenyataannya siswa didik merasa kesulitan dalam menerima pelajaran
IPS. IPS menjadi momok bagi peserta didik karena materi ajar yang begitu banyak
dan penyampaian materi dari guru masih menggunakan model pembelajaran klasik,
seperti ceramah, guru mencatat di papan tulis dan siswa menyalin apa yang ditulis
oleh guru. Sehingga siswa segan belajar karena tidak mengetahui kegunaan mata
pelajaran tersebut, dan siswa merasa bosan yang mengakibatkan turunnya prestasi
belajar siswa.
Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa tidak semata-mata disebabkan
oleh kemampuan siswa, tetapi juga bisa disebabkan kurang berhasilnya guru dalam
mengajar. Karena salah satu tugas guru adalah sebagai pengajar yang lebih
menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran.
Dalam hal ini guru dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan
teknis mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkan. Dalam
pembelajaran terdapat tiga komponen utama yang saling berpengaruh dalam proses
belajar-mengajar. Ketiga komponen tersebut adalah: (1) kondisi pembelajaran, (2)
metode pembelajaran, dan (3) hasil pembelajaran. Terkait tentang ketiga komponen
tersebut maka guru harus mampu memadukan dan mengembangkannya, supaya
kegiatan pembelajaran menuai hasil yang maksimal. Oleh karena itu, dengan bekal
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki guru diharapkan mampu menjadikan
pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan, sehingga memperoleh hasil belajar
yang optimal.
Sebagaimana firman Allah dalam Alqur’an surah An Nahl ayat 125
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.
Sesungguhnya Tuhan-mu yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.”
Dengan memahami ayat di atas yang suatu anjuran bahwa dalam mengajar,
seorang pengajar harus bisa berlaku lembut dalam arti melakukan pendekatan dulu,
setelah itu guru harus dapat mencari mencari model dan metode pembelajaran yang
tepat.
Oleh karena itu, sebagai seorang guru harus dapat menentukan strategi yang
paling cocok untuk digunakan dalam pembelajaran meskipun tidak dapat dipungkiri
kalau dalam penggunaan strategi tersebut terdapat kekurangan. Untuk tujuan inilah
guru harus memiliki keberanian untuk melakukan berbagai uji coba terhadap suatu
metode mengajar, membuat suatu media murah atau penerapan suatu strategi
mengajar tertentu yang secara teoritis dapat dipertanggungjawabkan untuk
memecahkan permasalahan pembelajaran. Dengan pembelajaran Crossword Puzzle
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pembelajaran menerapkan strategi Crossword Puzzle merupakan strategi
pembelajaran yang diharapkan mampu memberi inovasi dalam pembelajaran.
Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang terdapat nuansa bermain dalam
pembelajarannya (Zaini, 2006:71). Hal ini diharapkan membuat siswa tidak jenuh
selama mengikuti pembelajaran IPS di sekolah.
Dengan adanya penerapan strategi pembelajaran Crossword Puzzle maka
pendidikan tidaklah menjemukan, diharapkan dengan adanya penerapan strategi
pembelajaran ini maka siswa akan merasa nyaman dalam proses pembelajaran,
dengan demikian materi yang disampaikan akan mudah diterima oleh peserta didik.
Dengan kemudahan dan kesesuaian penerimaan materi ajar yang disampaikan oleh
pendidik maka prestasi baik akademik maupun sosial dapat diraih.
Untuk menjawab problematika di atas, penulis mengangkat
judul
PENINGKATAN PRESTASI PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN PETA
MELALUI STRATEGI CROSSWORD PUZZLE PADA SISWA KELAS IV MI
SUKOREJO 02 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN
2012.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah: apakah
penggunaan strategi Crossword Puzzle dapat meningkatkan prestasi pembelajaran
IPS pokok bahasan peta pada siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang tahun 2012?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan strategi
Crossword Puzzle dapat meningkatkan prestasi pembelajaran IPS pokok bahasan
peta pada siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang
tahun 2012.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian adalah rangkuman atau kesimpulan-kesimpulan teoritis
yang diperoleh dari pengkajian kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin
dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesis tindakan dipahami sebagai suatu
dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan (Basrowi
dan Suwandi, 2008:90).
Dalam penelitian tindakan kelas ini penulis mengambil hipotesis tindakan
yaitu “penggunaan strategi Crossword Puzzle dapat meningkatkan prestasi
pembelajaran IPS pokok bahasan peta pada siswa kelas IV MI Sukorejo 02
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2012.”
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat baik dari segi teoritis maupun
praktis.
Secara teoritis penelitian ini diharapkan:
1. Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kajian ilmu pendidikan,
2. Dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari
penelitian lapangan.
Secara praktis diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak antara
lain:
1. Bagi guru
Dalam hasil Penelitian Tindakan Kelas di MI Sukorejo 02 Kec. Suruh,
Kab. Semarang memberikan banyak manfaat bagi guru diantaranya:
a. Guru dapat mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran,
b. Diperoleh strategi dan media yang sesuai dengan materi pembelajaran.
2. Bagi siswa
Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas ini memberikan beberapa manfaat
bagi siswa yaitu:
a. Meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mapel IPS,
b. Siswa lebih antusias dan semangat dalam proses pembelajaran,
c. Ketercapaian nilai maksimal siswa.
3. Bagi lembaga pendidikan
a. Dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah,
b. Menciptakan suasana pembelajaran yang efektif,
c. Menciptakan kondisi dan suasana pembelajaran yang menyenangkan,
d. Menciptakan peserta didik yang berkualitas,
e. Proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar lebih efektif.
F. Definisi Operasional
Untuk memudahkan dan memperjelas pemahaman serta menghindari
kekeliruan, pengertian terhadap maksud yang terdapat pada judul diatas, maka
terlebih dahulu perlu dijelaskan mengenai pembahasan masalah dan arti kata dalam
rangkaian kalimat judul diatas.
1. Peningkatan Prestasi Pembelajaran
Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha,
kegiatan) (Purwadarminta, 2006:1281). Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok
(Djamarah, 1994:19). Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan belajar (Hamalik, 2008:57).
2. Strategi Crossword Puzzle
Crossword Puzzle adalah strategi pembelajaran teka-teki silang dengan
template berbentuk segi empat yang terdiri dari kumpulan kotak-kotak yang
dilengkapi dua lajur, yaitu mendatar dan menurun. Crossword Puzzle merupakan
salah satu permainan yang dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik
dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung,
bahkan
dapat
melibatkan
partisipasi
siswa
secara
aktif
sejak
awal
(http://www.google.co.id/#hl=id&output=search&sclient=psyab&q=stratgi+crosswo
rd+puzzle&oq=strategi+crossword+puzzle).
3. Pembelajaran IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan mulai dari SD sampai perguruan tinggi. IPS mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada
jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, dan
Ekonomi, pembelajaran tersebut disajikan di sekolah mulai kelas rendah sampai
kelas atas (Departemen Agama, 2004:76).
Bisa diartikan bahwa pembelajaran IPS adalah serangkaian kegiatan
pembelajaran di sekolah yang mempelajari isu-isu sosial yang berkembang di
masyarakat yang memuat keadaan geografis, perkembangan sejarah, dan
kegiatan ekonomi masyarakat. Pembelajaran IPS akan terus berkembang karena
kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan. Oleh karena itu,
pembelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,
dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki
kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Pembelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu
dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam
kehidupan di masyarakat. Pembelajaran IPS di SD/MI merupakan sutau proses
pembelajaran yang dapat memahami serta mengembangkan ilmu sosial yang
dapat dipelajari di jenjang berikutnya. Pembelajaran IPS di SD/MI diharapkan
peserta didik akan memperolah pemahaman yang lebih luas dan lebih mendalam
pada ilmu yang berkaitan.
Ruang lingkup pembelajaran IPS pada kelas IV SD/MI
a. Secara umum, ruang lingkup pembelajaran IPS untuk SD/MI mencakup
aspek-aspek sebagai berikut (Departemen Agama, 2004:78) :
1. Manusia, tempat dan lingkungan
2. Waktu berkelanjutan dan perubahan
3. Sistem sosial dan budaya
4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan yang ditetapkan adalah penelitian tindakan kelas, pada tahap ini
peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu diperhatikan khusus untuk
diamati. Adapun siklus atau tahap-tahap penelitian tindakan kelas adalah sebagai
berikut (Arikunto, 2008:16) :
Gambar 1.1 Siklus Penelitian
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
2. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang
tahun 2012 pada siswa kelas IV yang siswanya berjumlah 11 siswa. Peneliti
merupakan seorang mahasiswa yang sedang study S1 di STAIN Salatiga jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Penelitian dilakukan selama 3
minggu dengan 3 siklus dari tanggal 23 Juli sampai tanggal 11 Agustus 2012.
3. Langkah-Langkah penelitian
a. Perencanaan
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan strategi
Crossword Puzzle
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat
proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan strategi
Crossword Puzzle
3) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi siswa
dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi Crossword
Puzzle
4) Melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle
5) Perencanaan Tindakan dengan penerapan strategi Crossword Puzzle
6) Guru membuat konsep pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan
yaitu dengan penerapan strategi Crossword Puzzle
7) Guru mengadakan proses pembelajaran IPS dengan menggunakan
strategi Crossword Puzzle
8) Observasi
Pada tahap ini guru melakukan pengamatan terhadap peserta didik
apakah peserta didik antusias dan berminat dalam pembelajaran IPS
dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle
9) Analisis dan Refleksi
Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian.
4. Instrumen Penelitian
a. Soal pre tes dan pos tes mata pelajaran IPS pokok bahasan peta
b. Lembar observasi untuk mengamati siswa terhadap penerapan strategi
Crossword Puzzle pada siswa
c. Lembar observasi untuk mengamati guru terhadap penerapan strategi
Crossword Puzzle
d. Rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi Crossword
Puzzle
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dari hasil tes yang telah dilakukan setelah
diadakannya pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle
di kelas IV dengan cara melakukan pengamatan terhadap siswa mengenai hasil
belajar siswa terhadap materi pembelajaran IPS pokok bahasan peta.
6. Analisis Data
Hasil belajar dianalisis dengan membandingkan tes antar siklus maupun
indikator kinerja. Nilai pre tes dan post tes dibandingkan untuk mengetahui
seberapa kuat tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran IPS. Untuk
memperolah nilai rata-rata tes formatif maka dapat dirumuskan :
M=
𝑋
𝑁
Keterangan
M
= Nilai rata-rata
𝑋 = Jumlah semua nilai siswa
N
= Jumlah siswa
(Djamarah, 2006:64)
Sedangkan untuk memperoleh atau menghitung presentase ketuntasan belajar
siswa, digunakan rumus sebagai berikut:
P=
𝐹
x 100%
𝑁
P = nilai dalam persen
F = Frekuensi
N = Jumlah keseluruhan
(Djamarah, 2006:225-226)
Indikator keberhasilan
Penerapan strategi Crossword Puzzle ini dikatakan efektif apabila
indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan
penulis sebagai berikut:
a. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus pertama,
kedua dan seterusnya.
b. Nilai siswa kelas IV memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
dalam pembelajaran IPS.
c. Siswa sangat senang dengan pembelajaran menggunakan penerapan
strategi Crossword Puzzle.
d. Guru mitra menyatakan terkesan dan tertarik dengan pembelajaran
menggunakan penerapan strategi Crossword Puzzle.
H. Sistematika Penulisan
Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo, judul persetujuan
pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar, dan daftar lampiran.
Bab I berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, penegasan
istilah, dan sistematika penulisan. Metode penelitian mencakup rancangan penelitian,
subyek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan
data, dan analisis data.
Bab II berisi kajian pustaka yang mencakup: peningkatan prestasi
pembelajaran yang meliputi definisi peningkatan prestasi pembelajaran dan kondisi
belajar mengajar yang efektif. Pembelajaran IPS yang meliputi: definisi
pembelajaran, tujuan pembelajaran, teori-teori pembelajaran, ciri-ciri pembelajaran,
unsur-unsur pembelajaran dan definisi pembelajaran IPS di SD/MI. Strategi
pembelajaran Crossword Puzzle meliputi: pengertian Crossword Puzzle, langkahlangkah Crossword Puzzle, kelebihan dan kelemahan Crossword Puzzle. Prestasi
belajar yang berisi pengertian belajar dan pengertian prestasi belajar.
Bab III berisi tentang deskripsi pelaksanaan pra siklus meliputi rencana,
pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi. Deskripsi pelaksanaan
siklus I. Deskripsi pelaksanaan siklus II, deskripsi pelaksanaan III dan seterusnya.
Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per siklus
yang membahas mengenai data hasil pengamatan/wawancara, refleksi keberhasilan
dan kegagalan. Dan berisi pembahasan.
Bab V penutup berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Peningkatan Prestasi Pembelajaran
1. Definisi Peningkatan Prestasi Pembelajaran
Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha,
kegiatan) (Purwadarminta, 2006:1281). Efektifitas berasal dari kata efektif.
Dalam kamus Bahasa Indonesia, efektif
berarti ada efeknya (pengaruhnya,
akibatnya, kesannya) manjur, mujarab, mempan (Purwadarminta, 2006:311).
Jadi efektifitas dapat diartikan sebagai proses untuk menimbulkan pengaruh
menjadi yang lebih baik. Menurut Ahmadi dan Sofan Amri (2011:20), efektif
adalah berhasil mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan. Dengan kata lain
dalam pembelajaran telah terpenuhi apa yang menjadi tujuan dan harapan yang
hendak dicapai.
Pembelajaran menurut Gagne dan Briggs adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik yang berisi serangkaian
peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang bersifat internal.
Pembelajaran efektif menurut Miarso adalah belajar yang bermanfaat dan
bertujuan bagi peserta didik, melalui pemakaian prosedur yang tepat. Melalui
prosedur yang tepat maka tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara
optimal sehingga dampak belajar akan diperoleh siswa, karena pada hakikatnya
pembelajaran
dilakukan
karena
ingin
(http://blog.tp.ac.id/pembelajaran-efektif).
mencapai
tujuan
tertentu
Menurut Fajar (2005:17), belajar mengajar yang efektif adalah suatu
proses perubahan dalam diri seseorang (siswa) yang ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku yang diberikan, dipimpin,
dibimbing oleh seseorang (guru) dengan maksud mengembangkan potensi
intelektual,
emosional
dan
spiritual
dan
berpengaruh
terhadap
pola
berpikir/tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Efektifitas menekankan pada perbandingan antara rencana dengan tujuan
yang dicapai. Oleh karena itu, efektifitas pembelajaran seringkali diukur dengan
tercapainya tujuan pembelajaran atau dapat pula diartikan ketepatan dalam
mengelola suatu situasi. Suatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan itu
dapat diselesaikan pada waktu yang tepat dan mencapai tujuan yang diinginkan.
Efektifitas pembelajaran merupakan suatu usaha dalam peningkatan mutu dan
kualitas pengeluaran siswa. Untuk mengukur keefektifan hasil suatu kegiatan
pembelajaran biasanya dilakukan melalui keterampilan kognitif peserta didik
sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan. Pengukuran keterampilan kognitif
biasanya banyak dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen sehingga
diperoleh hasil pengukuran hasil belajar yang relatif murni.
Ciri-ciri pembelajaran efektif
Ada beberapa ciri pembelajaran efektif yang dirumuskan oleh Eggen dan
Kauchak (http://blog.tp.ac.id/pembelajaran-efektif) adalah:
a. Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui
mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan
perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaankesamaan yang ditemukan.
b. Guru menyediakan materi sebagai fokus berfikir dan berinteraksi dalam
pelajaran
c. Aktifitas-aktifitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian
d. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada
peserta didik dalam menganalisis informasi
e. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan
keterampilan berfikir
f. Guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan
tujuan dan gaya pembelajaran guru
Sedangkan indikator dalam menuju pembelajaran efektif menurut
Wottuba and Wright adalah pengorganisasian pembelajaran dengan baik,
komunikasi secara efektif, penguasaan dan antusiame dalam mata pelajaran,
sikap positif
terhadap peserta didik, pemberian ujian dan nilai yang adil,
keluwesan dalam pendekatan pembelajaran, dan hasil belajar peserta didik yang
baik.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dapat
dikatakan efektif apabila pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuan. Tujuan
dari proses belajar adalah mendapatkan hasil belajar yang baik yang mana hasil
belajar
tersebut
memenuhi
standar
dari
nilai
yang
ditetapkan
(http://blog.tp.ac.id/pembelajaran-efektif).
4. Kondisi Belajar Mengajar yang Efektif
Guru berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak
selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang
efektif sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan
pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak
pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai.
Untuk memenuhi hal tersebut di atas guru dituntut mampu mengelola
proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia
mau belajar karena memang siswalah subjek utama dalam belajar. Dalam
menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sedikit ada lima variabel
yang menentukan keberhasilan belajar siswa, yaitu sebagai berikut (Usman,
1990:16):
a. Melibatkan siswa secara aktif
Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau
belajar. Aktivitas murid sangat dipeprlukan dalam kegiatan belajar mengajar,
sehingga muridlah yang seharusnya banyak aktif, sebab murid sebagai subjek
didik adalah yang merencanakan, dan ia sendiri yang melaksanakan belajar.
Pada kenyataannya di sekolah-sekolah sering kali guru yang aktif sehingga
murid tidak diberi kesempatan untuk aktif. Cara untuk memperbaiki dan
meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah
Cara memperbaiki keterlibatan kelas
1) Abdikanlah waktu yang lebih banyak bagi kegiatan-kegiatan belajar
mengajar
2) Tingkatkan partisipasi siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar
dengan menuntut respon yang aktif dari siswa. Gunakan berbagai teknik
mengajar, motivasi serta penguatan.
3) Masa transisi antara berbagai kegiatan dalam mengajar hendaknya
dilakukan secara cepat dan luwes
4) Berikanlah pengajaran yang luas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar
yang akan dicapai (Usman, 1990:21).
Cara meningkatkan keterlibatan siswa
1) Kenalilah dan bantulah anak-anak yang kurang terlibat. Selidiki apa yang
menyebabkannya dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan
partisipasi anak tersebut
2) Siapkanlah siswa secara tepat. Persyaratan awal apa yang diperlukan oleh
anak untuk mempelajari tugas belajar yang baru
3) Sesuaikan pengajaran dengan kebutuhan-kebutuhan individual siswa. Hal
ini sangat penting guna meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk
berperan aktif dalam kegiatan belajar.
Setiap guru tahu bahwa keterlibatan secara aktif dalam kegiatan
belajar mengajar sangat diperlukan agar belajar menjadi efektif dan dapat
mencapai hasil yang diinginkan. Untuk itu guru hendaknya berusaha
menciptakan kondisi ini sebaik-baiknya dengan berbagai cara yang telah
dikemukakan terdahulu (Usman, 1990:22).
b. Menarik minat dan perhatian siswa
Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan
perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif
menetap pada diri seseorang. Minat ini sangat besar sekali pengaruhnya
terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang
diminatinya.
Menurut Wiliam James minat siswa merupakan faktor utama yang
menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi, efektif merupakan faktor
yang menentukan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. Pada
hakikatnya setiap anak berminat terhadap belajar, dan guru sendiri
hendaknya membangkitkan minat anak terhadap belajar (Usman, 1990:22).
Perhatian bersifat lebih sementara dan ada hubungannya dengan
minat. Perbedaannya ialah minat sifatnya menetap sedangkan perhatian
sifatnya sementara, adakalanya timbul dan adakalanya menghilang.
Kegiatan belajar mengajar terdapat dua macam tipe perhatian, yakni:
1) Perhatian terpusat (terkonsentrasi)
Perhatian terpusat hanya tertuju pada satu objek saja. Apapun
yang terjadi di sekitar itu, tidak diperhatikannya, dan ia terus belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, seorang siswa hendaknya
menggunakan perhatian terpusat pada pelajaran sehingga pelajaran yang
diterimanya dapat dipahami dengan baik. Oleh karena itu, guru berusaha
untuk memusatkan perhatian siswa terhadap apa yang disampaikannya.
Hal ini dapat dilakukannya dengan mengggunakan berbagai alat peraga
pengajaran dalam penyajian materi pelajaran kepada anak didiknya.
2) Perhatian terbagi (tidak terkonsentrasi)
Perhatian tertuju kepada berbagai hal atau objek secara sekaligus.
Misalnya seorang guru yang sedang mengajar memperhatikan bahan
pelajarannya, memperhatikan setiap murid yang dihadapinya, dan juga
memperhatikan apa yang sedang diucapkannya. Dengan demikian, guru
tidak
hanya
memperhatikan
pelajarannya,
tetapi
juga
harus
memperhatikan segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya (Usman,
1990:23).
c. Membangkitkan motivasi siswa
Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang
menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau
perbuatan. Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif
menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan, tahu keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang
mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan
tertentu.
Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehigga ia mau
belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul
akibat pengaruh dari luar dirinya.
1) Motivasi intrinsik
Jenis motivasi ini timbul akibat dari dalam diri individu sendiri
tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan
sendiri.
2) Motivasi ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah
karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga
dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau
belajar. Untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, guru
hendaknya berusaha dengan berbagai cara (Usman, 1990:24).
d. Prinsip individualitas
Salah satu masalah utama dalam pendekatan belajar mengajar ialah
masalah perbedaan individual. Setiap guru memahami bahwa tidak semua
murid dapat mempelajari apa-apa yang ingin dicapai oleh guru. Biasanya
perbedaan individual itulah yang lalu dijadikan kambing hitam. Jarang sekali
guru menjelaskan ketidakmampuan murid dalam belajar itu merupakan
akibat dari kelemahan guru dalam mengajar.
Menurut Bloom, jika guru memahami persyaratan kognitif dan ciriciri sikap yang diperlukan untuk belajar seperti minat dan konsep pada diri
siswa-siswanya, dapat diharapkan sebagian terbesar siswa akan dapat
mencapai taraf penguasaan sampai 75% dari yang diajarkan. Oleh sebab itu
hendaknya guru mampu menyesuaikan proses belajar mengajar dengan
kebutuhan-kebutuhan siswa secara individual tanpa harus mengajar siswa
secara individual (Usman, 1990:25).
Pengajaran individual bukanlah semata-mata pengajaran yang hanya
ditujukan kepada sekelompok siswa atau kelas, namun dengan mengakui dan
melayani perbedaan-perbedaan perseorangan siswa sehingga pengajaran itu
memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing siswa secara optimal.
Indonesia hingga dewasa ini belum dapat melaksanakan sistem
pendidikan individualitas secara murni mengingat
adanya berbagai
keterbatasan, baik waktu, biaya peralatan, maupun sumber-sumber lainnya.
Bahkan bila guru melayani seorang siswa pun, ia tidak dapat melaksanakan
pengajaran individual tersebut karena ia tidak mungkin mampu mengenal
semua kebutuhan siswa itu. Dengan kenyataan ini maka kita masih
menggunakan sistem pengajaran klasikal dengan memperhatikan perbedaanperbedaan individualitas tersebut.
e. Peragaan dalam pengajaran
Alat peraga pengajaran adalah alat-alat yang digunakan oleh guru
untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikan kepada
siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Pengajaran yang
menggunakan banyak verbalisme tentu akan segera membosankan,
sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira belajar atau
senang karena mereka merasa tetarik dan
mengerti pelajaran yang
diterimanya.
Belajar yang efektif harus mulai dengan pengalaman langsung atau
pengalaman kongkret dan menuju pengalaman yang lebih abstrak. Belajar
akan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga pengajaran daripada tanpa
dibantu dengan alat peraga pengajaran. Penggunaan alat peraga pengajaran
hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Usman, 1990:26-27):
1) Nilai atau manfaat media pendidikan
Media pendidikan yang disebut
audiovisual aids menurut
Encyclopedia of Educational Research memilki nilai sebagai berikut :
a) Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir. Oleh karena itu
mengurangi verbalisme (tahu istilah tetapi tidak tahu arti, tahu nama
tetapi tidak tahu bendanya)
b) Memperbesar perhatian siswa
c) Membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan
d) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri di kalangan para siswa
e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu
f) Membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan
kemampuan bahasa
Manfaat selain yang tersebut di atas adalah :
a) Sangat menarik siswa dalam belajar
b) Mendorong anak untuk bertanya dan berdiskusi karena ia ingin
mengetahui lebih banyak
c) Menghemat waktu belajar. Guru tidak usah menerangkan sesuatu
dengan banyak perkataan, tetapi dengan memperlihatkan suatu
gambar, benda yang sebenarnya, atau alat lain.
2) Pemilihan alat peraga
Dalam memilih alat peraga yang akan digunakan hendaknya kita
memperhatikan hal-hal berikut (Usman, 1999:27):
a) Alat-alat yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan
pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok
b) Alat yang dipilih harus tepat, memadai, dan mudah digunakan
c) Harus direncanakan dengan teliti dan diperiksa lebih dahulu
d) Penggunaan alat peraga disertai kelanjutannya seperti dengan diskusi,
analisis, dan evaluasi
e) Sesuai dengan batas kemampuan biaya
E. Pembelajaran IPS di SD/MI
1. Pembelajaran
a. Definisi Pembelajaran
Pendidikan menitikberatkan pada pembetukan dan pengembangan
kepribadian. Latihan menitikberatkan pada pembentukan keterampilan,
sedangkan pengajaran merupakan proses pengajaran yang terarah pada tujuan
yang direncanakan. Teknologi pendidikan menitikberatkan pada aplikasi
kreatif ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsurunsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem
pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga
laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi,
slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiridari
ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi
jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan
sebagainya (Hamalik, 2008:55).
b. Tujuan Pembelajaran
Kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah
kebutuhan siswa, mata ajaran dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan
siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dan dikembangkan dan
diapresiasi. Berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum
dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Guru sendiri adalah
sumber utama tujuan bagi para siswa, dan dia harus mampu menulis dan
memilih tujuan-tujuan pendidikan yang bermakna, dan dapat diukur
(Hamalik, 2008:76).
Suatu tujuan pembelajaran hendaknya memenuhi kriteria sebagia
berikut (Hamalik, 2008:77):
1) Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar
2) Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan
dapat diamati
3) Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki
c. Teori-teori Pembelajaran
1) Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta
didik/siswa di sekolah
Rumusan ini sesuai dengan pendapat dalam teori pendidikan yang
mementingkan mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik.
Rumusan tersebut terkandung konsep-konsep, sebagai berikut (Hamalik,
2008:58-59):
a) Pembelajaran merupakan persiapan di masa depan
Masa depan kehidupan anak ditentukan oleh orang tua. Mereka
yang dianggap paling mengetahui apa dan bagaimana kehidupan itu.
Sekolah berfungsi mempersiapkan mereka agar mampu hidup dalam
masyarakat yang akan datang.
b) Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan
Penyampaian pengetahuan dilaksanakan dengan menggunakan
metode imposisi, dengan cara menuangkan pengatahuan
kepada
siswa.
c) Tinjauan utama pembelajaran ialah penguasaan pengetahuan
Pengetahuan sangat
penting
bagi manusia.
Barangsiapa
menguasai pengetahuan, maka ia dapat berkuasa. Pengetahuan
bersumber dari perangkat mata ajaran yang disampaikan di sekolah.
d) Guru dipandang sebagai orang yang sangat berkuasa
Peranan guru sangat penting. Dia menentukan segala hal yang
dianggap tepat untuk disajikan kepada para siswanya. Guru
dipandang sebagai orang yang serba mengetahui. Berarti guru adalah
yang paling pandai.
e) Siswa selalu bersikap dan bertindak pasif
Siswa dianggap sebagai tong kosong, belum mengetahui apaapa. Dia hanya menerima apa yang diberikan oleh gurunya. Siswa
bersikap sebagai pendengar, pengikut, pelaksana tugas.
f) Kegiatan pembelajaran hanya berlangsung dalam kelas
Pembelajaran dilaksanakan dalam batas-batas ruangan kelas
saja, sedangkan pembelajaran di luar kelas tak pernah dilakukan. Para
siswa duduk pada bangku yang berdiri kokoh, tak bisa dipindahpindahkan. Belajar dalam batas-batas ruangan itu adalah belajar yang
paling baik.
2) Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui
lembaga pendidikan sekolah
Rumusan ini bersifat lebih umum bila dibandingkan dengan
rumusan pertama, namun antara keduanya memiliki pola pikiran yang
seirama. Implikasi dari rumusan ini adalah (Hamalik, 2008:60-61):
a) Pembelajaran bertujuan membentuk manusia berbudaya
Peserta didik hidup dalam pola kebudayaan masyarakatnya.
Manusia berbudaya adalah manusia yang mampu hidup dalam pola
tersebut. Peserta didik diajar agar memiliki kemampuan dan
kepribadian sesuai dengan kehidupan budaya masyarakatnya itu.
b) Pembelajaran berarti suatu proses pewarisan
Para siswa dipandang sebagai keturunan orang tua dan orang tua
adalah keturunan neneknya dan seterusnya, demikian terjadi proses
turun-temurun. Dengan sendirinya apa yang dimiliki oleh nenek
moyang pada masa lampau itu harus diwariskan kepada turunan
berikutnya. Upaya pewarisan itu dilakukan melalui berbagai
prosedur: pengajaran, media, hubungan pribadi dan sebagainya.
c) Bahan pembelajaran bersumber dari kebudayaan
Kebudayaan dan hasil kebudayaan diwariskan kepada siswa
yang umumnya berupa benda dan non-benda, tertulis atau lisan, dan
berbagai bentuk tingkah laku, norma dan lain-lain.
d) Siswa sebagai generasi muda ahli waris kebudayaan
Generasi muda berfungsi sebagai generasi penerus. Mereka
perlu
dipersiapkan
sedemikian
rupa
agar
benar-benar
siap
melanjutkan hasil kerja yang telah dicapai oleh generasi yang ada
sekarang. Kebudayaan yang diwariskan kepada mereka harus
dikuasai dan dikembangkan, sehingga mereka menjadi warga
masyarakat yang lebih berbudaya.
3) Pembelajaran
adalah
upaya
mengorganisasi
lingkungan
untuk
menciptakan belajar bagi peserta didik
Rumusan ini dianggap lebih maju dibandingkan dengan rumusan
terdahulu, sebab lebih menitikberatkan pada unsur peserta didik,
lingkungan, dan proses belajar.
Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang bertujuan
menghasilkan tingkah laku manusia.Implikasi dari pengertian tersebut
ialah sebagai berikut (Hamalik, 2008:61-62):
a) Pendidikan bertujuan mengembangkan atau mengubah tingkah laku
peserta didik
Pribadi adalah suatu sistem yang bersifat unik, terintegrasi dan
terorganisasi yang meliputi semua jenis tingkah laku individu. Pada
hakikatnya pribadi tidak lain daripada tingkah laku itu sendiri.
Kepribadian mempunyai ciri-ciri : berkembang secara berkelanjutan
sepanjang hidup manusia, pola organisasi kepribadian berbeda untuk
setiap orang dan bersifat unik, kepribadian bersifat dinamis, terus
berubah melalui cara-cara tertentu. Tingkah laku manusia memiliki
dua aspek, yakni : aspek objektif, yang bersifat struktural, yakni aspek
jasmaniyah. Aspek subjektif, yang bersifat fungsional, yakni aspek
rohaniyah.
b) Kegiatan pembelajaran berupa perorganisasian lingkungan
Perkembangan tingkah laku seseorang adalah berkat pengaruh
dari lingkungan. Lingkungan terdiri dari lingkungan alam dan
lingkungan sosial. Lingkungan sosial sering berpengaruh terhadap
tingkah laku seseorang. Melalui interaksi antara individu dan
lingkungannya, maka siswa memperoleh pengalaman, yang pada
gilirannya berpengaruh terhadap perkembangan tingkah lakunya.
Sekolah berfungsi menyediakan lingkungan yang dibutuhkan
bagi perkembangan tingkah laku siswa, antara lain menyiapkan
program belajar, bahan pelajaran, metode mengajar, alat mengajar
dan lain-laian.
c) Peserta didik sebagai suatu organisme yang hidup
Peserta didik memiliki berbagai potensi yang siap untuk
berkembang,
misalnya
:
kebutuhan,
minat,
tujuan,
abilitas,
intelegensi, emosi dan lain-lain. Tiap individu peserta didik mampu
berkembang menurut pola dan caranya sendiri.
Aktivitas belajar sesungguhnya bersumber dari dalam diri
peserta didik. Guru berkewajiban menyediakan lingkungan yang
serasi agar aktivitas itu menuju ke arah tujuan yang diinginkan.
4) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi
warga masyarakat yang baik
Rumusan ini didukung oleh para pakar yang menganut pandangan
bahwa pendidikan itu berorientasi kepada kebutuhan dan tuntunan
masyarakat. Implikasi dari rumusan/pengertian ini, adalah sebagai berikut
(Hamalik, 2008:63-64) :
a) Tujuan pembelajaran
Pembentukan warga Negara yang baik adalah warga Negara
yang dapat bekerja di masyarakat. Seorang warga Negara yang baik
bukan menjadi konsumen, tetapi yang lebih penting ialah menjadi
seorang produsen. Untuk menjadi seorang produsen, maka dia harus
memiliki keterampilan berbuat dan bekerja, menghasilkan barangbarang dan benda-benda kebutuhan masyarakat.
b) Pembelajaran berlangsung dalam suasana kerja
Program pembelajaran diselenggarakan dalam suasana kerja, di
mana para siswa mendapat latihan dan pengalaman praktis. Suasana
yang diperlukan ialah suasana yang aktual, seperti dalam keadaan
sesungguhnya.
c) Peserta didik/siswa sebagai calon warga Negara yang memiliki
potensi untuk bekerja
Siswa memiliki bermacam kemampuan, minat, dan kebutuhan,
antara lain kebutuhan ingin berdiri sendiri, ingin punya pekerjaan.
Energi yang mereka miliki perlu mendapat penyaluran sebagaimana
mestinya.
Jikalau
energi
itu
tidak
disalurkan,
maka
dapat
menyebabkan tingkah laku yang tidak diharapkan.
Perumusan atas kebutuhan-kebutuhan itu, pengembangan minat
dan sikap, penyaluran energi yang berlebihan sebaiknya dilakukan
dengan cara menyediakan kesempatan bekerja, mencari pengalaman
yang praktis, dan memupuk keterampilan jasmaniah-rohaniah.
Dengan
berkembangnya kemampuan kerja, maka tuntunan dan
harapan masyarakat dapat dipenuhi.
d) Guru sebagai pimpinan dan pembimbing bengkel kerja
Sekolah merupakan susatu ruangan workshop dan oleh
karenanya guru harus mampu memimpin dan membimbing siswa
belajar bekerja dalam bengkel sekolah. Guru-guru harus menguasai
program keterampilan khusus dan menguasai strategi pembelajaran
keterampilan,
serta
menyedikan
proyek-proyek
kerja
yang
menciptakan berbagai kesibukan yang bermakna.
5) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi
kehidupan masyarakat sehari-hari
Pandangan ini didukung oleh para pakar yang berorientasi pada
kehidupan masyarakat. Sekolah dan masyarakat adalah suatu integrasi.
Implikasi dari pengertian ini adalah sebagai berikut (Hamalik,2008:6465):
a) Tujuan pembelajaran ialah mempersiapkan siswa untuk hidup dalam
masyarakatnya
Sekolah berfungsi menyiapkan siswa untuk menghadapi
berbagai masalah dalam kehidupan, karena itu para siswa harus
mengenal keadaan kehidupan yang sesungguhnya dan belajar
memecahkannya.
b) Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam hubungan sekolah dan
masyarakat
Masyarakat dinyatakan sebagai laboratorium belajar yang paling
besar. Prosedur penyelenggaraannya, ialah dengan cara membawa
siswa ke dalam masyarakat dengan karyawisata, survei, berkemah,
dan lain-lain; atau dengan cara membawa masyarakat ke dalam
sekolah sebagai nara sumber. Dengan demikian, masyarakat akan
memberikan sumbangan yang besar terhadap pendidikan anak, dan
sebaliknya, sekolah akan memberikan bantuan dalam memecahkan
masalah-masalah masyarakat. Sekolah berfungsi turut memperbaiki
kehidupan masyarakat sekitarnya.
c) Siswa belajar secara aktif
Siswa bukan saja aktif belajar di laboratorium sekolah, mencari
pengalaman kerja dalam berbagai lapangan kehidupan, tetapi juga
aktif bekerja langsung di masyarakat. Siswa turut merencanakan,
berdiskusi, meninjau, membuat laporan, dan lain-lain, sehingga
perkembangan pribadinya selaras dengan kondisi lingkungan
masyarakatnya.
d) Guru juga bertugas sebagai komunikator
Guru juga bertugas sebagai penghubung antara sekolah dan
masyarakat. Guru mempersiapkan rencana awal pembelajaran,
kemudian menyusun rencana lengkap bersama para siswa sebagai
persiapan pelaksanaan di lapangan. Guru harus mengenal dengan baik
keadaan masyarakat di sekitarnya, supaya dapat menyusun proyekproyek kerja bagi para siswa. Peranan sebagai komunikator, bukan
saja memerlukan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan
apresiasi, namun diperlukan pula keterampilan berintegrasi dan
bekerja sama dengan masyarakat.
d. Ciri-ciri Pembelajaran
Ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, ialah
(Hamalik, 2008:66):
1) Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang
merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus
2) Kesalingtergantungan (interdependence), antara unsur-unsur sistem
pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat
esensial, dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem
pembelajaran.
3) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak
dicapai. Ciri ini menjadi dassar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh
manusia dan sistem yang alami (natural). Sistem yang dibuat oleh
manusia, seperti : sistem transportasi, sistem komunikasi, sistem
pemerintahan, semuanya memiliki tujuan. Sistem alami (natural) seperti :
sistem ekologi, sistem kehidupan hewan, sistem memiliki unsur-unsur
yang saling ketergantungan satu sama lain, disusun sesuai rencana
tertentu, tetapi tidak mempunyai tujuan tertentu. Tujuan sistem menuntun
proses merancang sistem. Tujuan utama sistem pembelajaran agar siswa
belajar. Tugas seorang perancang sistem ialah mengorganisasi tenaga,
material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien dan efektif.
Dengan proses mendesain sistem pembelajaran si perancang membuat
rancangan untuk memberikan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan
sistem pembelajaran tersebut.
e. Unsur-unsur Pembelajaran
Unsur Dinamis Pembelajaran pada Diri Guru
1) Motivasi membelajarkan siswa
Guru harus memiliki motivasi untuk membelajarkan siswa.
Motivasi itu sebaiknya timbul dari kesadaran yang tinggi untuk mendidik
peserta didik menjadi warga negara yang baik. Jadi, guru memilki hasrat
untuk menyiapkan siswa menajdi pribadi yang memilki pengetahuan dan
kemampuan tertentu. Namun, diakui bahwa motivasi membelajarkan itu
sering
timbul
karena
insentif
yang
diberikan,
sehingga
guru
melaksanakan tugasnya sebaik mungkin. Kedua jenis motivasi itu
diperlukan untuk membelajarkan siswa (Hamalik, 2008:67).
2) Kondisi guru siap membelajarkan siswa
Guru perlu memilki kemampuan dalam proses pembelajaran, di
samping kemampuan kepribadian dan kemampuan kemasyarakatan.
Kemampuan dalam proses
berupaya
meningkatkan kemampuan-
kemampuan tersebut agar senantiasa berada dalam kondisi siap untuk
membelajarkan siswa (Hamalik, 2008:67).
2. Definisi Pembelajaran IPS di SD/MI
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan mulai dari SD sampai perguruan tinggi. IPS mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada
jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah dan
Ekonomi. Pembelajaran tersebut disajikan di sekolah mulai dari kelas rendah
sampai kelas atas.
Bisa diartikan bahwa pembelajaran IPS adalah serangkaian kegiatan
pembelajaran di sekolah yang mempelajari isu-isu sosial yang berkembang di
masyarakat yang memuat keadaan geografis, perkembang sejarah dan kegiatan
ekonomi masyarakat.
Pembelajaran IPS
akan terus berkembang karena
kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan.
Oleh karena itu
pembelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman
dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki
kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Pembelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu
dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam
kehidupan di masyarakat. Pembelajaran di SD/MI merupakan suatu proses
pembelajaran yang dapat memahami serta mengembangkan ilmu sosial yang
dapat dipelajari di jenjang berikutnya. Pembelajaran IPS di SD/MI diharapkan
peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan lebih mendalam
pada ilmu yang berkaitan (Wahidmurni, 2010:216).
a. Tujuan Pembelajaran IPS di SD/MI
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut (Wahidmurni, 2010:217):
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
b. Ruang lingkup Pembelajaran IPS di SD/MI
Secara umum, ruang lingkup pembelajaran IPS untuk SD/MI mencakup aspek-aspek
sebagai berikut (Departemen Agama, 2004:78):
1) Manusia, tempat dan lingkungan.
2) Waktu keberlanjutan dan perubahan.
3) Sistem sosial dan budaya.
4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
5) Sikap berbangsa dan bernegara.
Lima aspek tersebut merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam ruang
lingkup pada pembelajaran IPS secara umum. Unsur-unsur tersebut berlaku dalam
setiap pembelajaran IPS SD/MI atau jenjang di atasnya. Sedangkan pada kelas IV
SD/MI ruang lingkup pembelajaran IPS mencakup (Departemen Agama, 2004:80) :
1) Keragaman suku bangsa dan budaya serta perkembangan teknologi
2) Persebaran sumber daya alam, sosial dan aktivitasnya dalam jual beli
3) Menghargai berbagai peninggalan di lingkungan setempat
4) Sikap kepahlawanan dan patriotisme serta hak dan kewajiban warga negara
Keempat aspek tersebut dipelajari siswa kelas IV SD/MI selama dua semester yang
akan dikaji dan dipelajari oleh siswa yang nantinya akan dijabarkan oleh guru masingmasing submateri yang akan dipelajari.
c. Karakteristik Pembelajaran IPS di SD/MI
Pembelajaran IPS di SD/MI memiliki karateristik masing-masing sesuai
dengan aspek yang menjadi pembelajaran, akan tetapi satu hal yang menjadi
kesamaan yaitu ruang lingkup yang dipelajarinya adalah manusia dalam kontak
sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. Pembelajaran IPS pada
umumnya memiliki karakteristik, antara lain (Departemen Agama, 2004:77):
1. Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang peristiwa
gejala dan masalah sosial daripada teoritis keilmuan.
2. Dalam pembelajaran objek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan
aspek-aspek yang terpisah satu sama lain.
3. Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya dan
menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya.
4. Pada pengajaran IPS masyarakat menjadi sumber materi, objek studi, dan
sekaligus menjadi ruang lingkup pembelajarannya.
5. Dalam melaksanakan kerjanya pembelajaran IPS menerapkan pendekatan
terhadap kehidupan sosial masyarakat.
6. Pembelajaran IPS dapat dilaksanakan mulai dari tingkat dasar sampai
perguruan tinggi.
Karakteristik pembelajaran IPS tersebut menjadi pedoman setiap guru
dalam pembelajan IPS. Meskipun pada umumnya pembelajaran IPS berkaitan
dengan isu-isu sosial terus berkembang sesuai arus globalisasi akan tetapi
karateristik-karakteristik pembelajaran IPS tersebut tidak lepas dari kontak yang
dipelajari dalam pembelajaran IPS.
d. Problematika Pembelajaran IPS di SD/MI
Kenyataan di lapangan pembelajaran IPS di SD/MI banyak sekali
ditemukan pembelajaran yang tidak efektif dan kondusif. Hal tersebut banyak
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari metode media atau sumber belajarnya
itu sendiri. Dari segi metode, pada umumnya guru seringkali menggunakan
metode ceramah sebagai salah satu metode dalam pembelajaran IPS. Metode
ceramah dalam pembelajaran IPS dianggap metode paling efektif. Akan tetapi
kenyataanya pembelajaran IPS dengan menggunakan metode ceramah membuat
siswa jenuh dalam mengikuti pelajaran.
Problematika seperti ini harus ditindak lanjuti agar pembelajaran IPS
tersebut berlangsung secara efektif.
Guru harus bisa mengembangkan dan
menyesuaikan metode dalam setiap materi pembelajaran IPS. Variasi metode
dalam pembelajaran tersebut diharapkan mampu meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa.
F. Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle
1. Pengertian Crossword Puzzle
Crossword Puzzle atau Teka-teki Silang atau disingkat TTS adalah suatu
permainan di mana kita harus mengisi ruang-ruang kosong (berbentuk kotak
putih) dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah kata berdasarkan petunjuk
yang diberikan. Petunjuknya biasa dibagi ke dalam kategori mendatar dan
menurun tergantung posisi kata-kata yang harus diisi.
Crossword Puzzle merupakan suatu game dengan template berbentuk
segi empat yang terdiri dari kumpulan kotak-kota berwarna hitam putih serta
dilengkapi dua lajur, yaitu mendatar (kumpulan kotak yang membentuk satu
baris dan beberapa kolom) dan menurun (kumpulan kotak yang membentuk satu
kolom dan beberapa baris). Untuk menyelesaikan permainan ini, keseluruhan
kotak yang berwarna putih harus terisi dengan kata-kata yang tersedia dalam
kumpulan kata yang ada. Secara spesifik Crossword Puzzle merupakan suatu
game yang memungkinkan user memasukkan kata yang bersesuaian dengan
panjang kotak yang tersedia secara berkesinambungan sampai seluruh kotak
terisi penuh. Aturan pengisian kata-kata tersebut berhubungan dengan
penyamaan jumlah kotak dengan jumlah karakter pada kata dan pengisian katakata ke dalam kotak pada
Crossword Puzzle
Crossword Puzzle
secara berkesinambungan.
merupakan salah satu permainan yang dapat digunakan
sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan
esensi belajar yang sedang berlangsung, bahkan dapat melibatkan partisipasi
siswa
secara
aktif
sejak
awal
(http://lib.uin
malang.ac.id/?mod=thdetail&id=05110076).
2. Langkah-langkah Crossword Puzzle
a. Tulislah kata-kata kunci atau nama-nama yang berhubungan dengan materi
pelajaran yang telah anda berikan.
b. Buatlah kisi-kisi yang dapat diisi dengan kata-kata yang telah dipilih (seperti
dalam teka-teki silang). Hitamkan bagian yang tidak diperlukan.
c. Buat pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya adalah kata-kata yang telah
dibuat atau dapat juga hanya membuat pernyataan-pernyataan mengarah
kepada kata-kata tersebut.
d. Bagikan teka-teki kepada peserta didik. Bisa individu atau kelompok.
e. Batasi waktu mengerjakan.
f. Beri hadiah kepada kelompok atau individu yang mengerjakan paling cepat
dan benar (Zaini, 2006:71).
3. Kelebihan dan Kelemahan Crossword Puzzle
a. Kelebihan Crossword Puzzle
1) Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar
2) Siswa menjadi terasah kemampuannya
3) Siswa dapat dengan mudah mempelajari materi pelajaran yang sulit
4) Strategi ini dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif dengan
menggabungkan interaksi-interaksi yang terjadi di dalam kelas
5) Dapat meningkatkan minat belajar siswa
6) Merangsang minat baca terhadap siswa
7) Dapat digunakan secara berkelompok ataupun sebagai tes individu
(http://lib.uinmalang.ac.id/?mod=thdetail&id=05110076).
b. Kelemahan Crossword Puzzle
1) Siswa menjadi kurang fokus terhadap materi yang disampaikan langsung
oleh guru dikarenakan lebih fokus untuk mengisi teka-teki silang
2) Banyak mengandung unsur spekulasi, peserta yang lebih dahulu selesai
(berhasil) dalam permainan Crossword Puzzle belum dapat dijadikan
ukuran bahwa dia seorang siswa lebih pandai dari lainnya.
3) Tidak semua materi pelajaran dapat dikomunikasikan melalui permainan
Crossword Puzzle dan jumlah peserta didik yang relatif besar sulit
melibatkan
seluruhnya
(http://lib.uin-
malang.ac.id/?mod=thdetail&id=05110076).
G. Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran
tentang “belajar”. Seringkali pula perumusan dan tafsiran ini berbeda satu
sama lain. Dalam uraian ini kita akan berkenalan dengan beberapa perumusan
saja, guna melengkapi dan memperluas pandangan kita tentang mengajar.
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan
dan bukan suatu hasi atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi
lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan (Hamalik, 2008:36).
Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lain tentang belajar,
yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, belajar
adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis. Sejalan dengan
pengertian diatas, ada pula tafsiran lain tentang belajar, yang menyatakan
bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan. Menurut Sriyanti (2009:5) banyak aktivitas yang
tergolong kegiatan belajar. Hal ini karena belajar merupakan aktivitas yang
sangat luas, universal, tidak mengenal tempat dan waktu aktivitas belajar bisa
terjadi dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Kita mengenal pepatah long
life education, atau ajaran Islam mengungkap bahwa belajar terjadi sejak
dalam buaian ibu hingga keliang lahat, aktivitas belajar sudah diawali sejak
lahir ke dunia hingga ajal menjemput. Belajar tidak hanya milik anak sekolah,
pelajar atau mahasiswa, tetapi milik semua orang. Bayi, orang dewasa dan
orang lanjut usia akan melakukan aktifitas yang tergolong aktifitas belajar ini.
Menurut Purwanto (1999:79) belajar adalah merupakan proses psikis
yang berlangsung dalam interaksi aktif manusia dengan lingkungannya dan
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, nilai
sikap yang bersifat konstan/menetap. Berdasarkan berbagai pengertian belajar
menurut beberapa ahli di atas dapat dikatakan bahwa pengertian belajar adalah
terjadinya perubahan pada orang yang belajar, perubahan tampak dari belum
mampu menjadi mampu. Perubahan-perubahan dapat berupa sesuatu yang
baru, yang segera nampak dalam perilaku nyata atau yang masih tersembunyi,
mungkin juga perubahan hanya berupa penyempurnaan terhadap hal yang
sudah dipelajari.
a.
Ciri-ciri Belajar
Berdasarkan pengertian belajar diatas, maka pada hakikatnya “Belajar
menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku si subjek dalam situasi tertentu
berkat pengalamannya yang berulang-ulang.” Dengan pengertian tersebut,
maka menurut Hamalik (2008 : 48-49),
ternyata belajar sesunggguhnya
memiliki ciri-ciri (karakteristik) tertentu:
a) Belajar berbeda dengan kematangan
Pertumbuhan adalah saingan utama sebagai pengubah tingkah laku,
maka dikatakan bahwa perkembangan itu adalah berkat kematangan
(maturation) dan bukan karena belajar.
b) Belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental
Perubahan tingkah laku juga dapat terjadi, disebabkan oleh terjadinya
perubahan pada fisik dan mental karena melakukan suatu perbuatan
berulang kali yang mengakibatkan badan menjadi letih/lelah. Gejala-gejala
seperti kelelahan mental, konsentrasi menjadi kurang, melemahnya ingatan,
terjadi kejenuhan, semua dapat menyebabkan terjadinya perubahan tingkah
laku, misalnnya berhenti belajar, menjadi bingung, rasa kegelishan.
c) Ciri belajar yang hasilnya relatif menetap
Hasil belajar dalam bentuk tingkah laku. Belajar dalam bentuk latihan
(practice) dan pengalaman (experience). Tingkah laku yang dihasilkan
menetap dan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Tingkah laku itu
berupa perilaku (performance) yang nyata dan dapat diamati. Menurut
Sriyanti (2009:6) dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Pendidikan”
pokok-pokok penting yang menggambarkan atau merupakan karakteristik
dari belajar antara lain :
a. Belajar membawa perubahan baik potensial maupun aktual. Namun
harus dipahami bahwa tidak semua perubahan yang terjadi pada individu
sebagai hasil perbuatan belajar.
b. Perubahan hasil belajar dicirikan dengan diperolehnya kecakapan baru
yang bersifat positif fungsional.
c. Perubahan hasil belajar terjadi karena usaha, artinya dilakukan dengan
sengaja.
b. Unsur-unsur Dinamis Dalam Proses Belajar
Menurut Hamalik (2008:50-52) unsur-unsur yang terkait dalam proses
belajar terdiri dari antara lain :
1) Motivasi Siswa
Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadi sesuatu
perbuatan atau tindakan tertentu. Perbuatan belajar terjadi karena adanya
motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan belajar
2) Bahan Belajar
Bahan belajar merupakan suatu unsur belajar yang penting mendapat
perhatian oleh guru. Dengan bahan itu, para siswa dapat mempelajari halhal yang diperlukan dalam mencapai tujuan belajar, karena itu penentuan
bahan belajar mesti berdasarkan tujuan yang hendak dicapai.
3) Alat Bantu Belajar
Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan
untuk membantu siswa melakukan perbuatan belajar, sehingga kegiatan
belajar menjadi lebih efisien dan efektif, alat bantu belajar disebut juga
alat peraga atau media belajar.
4) Suasana Belajar
Suasana belajar penting artinya bagi kegiatan belajar. Suasana yang
menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan
suasana yang kacau, ramai, tak tenang, dan banyak gangguan, sudah tentu
tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif. Karena itu guru dan siswa
senantiasa dituntut agar menciptakan suasana lingkungan belajar yang baik
dan menyenangkan.
5) Kondisi Subjek Belajar
Kondisi subjek belajar turut menentukan kegiatan dan keberhasilan
belajar. Siswa dapat belajar secara efisien dan efektif apabila berbadan
sehat, memiliki inteligensi yang memadai, siap untuk melakukan kegiatan
belajar, memiliki bakat khusus dan pengalaman yang bertalian dengan
pelajaran serta memiliki minat untuk belajar.
c.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Keberhasilan belajar ditentukan oleh banyak faktor. Menurut Sriyanti
(2009 :7) faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut adalah:
1) Faktor Intern
Merupakan faktor yang berasal dari anak itu sendiri. Faktor ini dibagi
menjadi dua yaitu : faktor psikologis meliputi tingkat intelegensi, minat,
bakat, motivasi, kematangan, konsentrasi dan perhatian serta kepribadian.
Faktor fisik meliputi kesehatan (penyakit kronis), cacat fisik, gangguan
panca indra, dan kelelahan.
2) Faktor Ekstern
Merupakan faktor yang berasal dari luar diri anak. Yang termasuk
faktor ekstern adalah:
a) Keadaan keluarga
Keadaan keluarga yang turut berpengaruh terhadap keberhasilan
belajar antara lain kondisi ekonomi, status anak dalam keluarga (anak
angkat, anak tiri, anak bungsu) pendidikan orang tua, jalinan hubungan
antar anggota keluarga yang harmonis, dan suasana kondusif dirumah
sangat membantu keberhasilan belajar anak
b) Faktor Sekolah
Sebagian besar aktivitas belajar anak berada di sekolah, banyak
faktor dari sekolah yang berperan mempengaruhi keberhasilan belajar.
Secara garis besar mutu sekolah tersebut dalam banyak aspek sangat
menentukan anak didiknya mau jadi apa atau akan dibawa kemana,
secara terperinci faktor dari sekolah ini meliputi kualitas guru, pengajar,
hubungan antar anggota sekolah (guru, staf, dan siswa), kurikulum yang
dipakai, kedisiplinan yang ditegakkan sekolah, kondisi gedung dan
fasilitas sekolah, suasana lingkungan sekolah.
c) Lingkungan Masyarakat
Lingkungan bagi anak adalah segala sesuatu yang berada diluar diri
anak. Lingkungan yang turut mempengaruhi belajar antara lain, teman
pergaulannya, adat/kebiasaan masyarakatnya, kondisi alam tempat
tinggalnya, serta tata tertib yang berlaku di masyarakat.
d. Prinsip-prinsip Belajar
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para
ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan,
berikut ini prinsip-prinsip belajar menurut Gage dan Berliner yaitu antara lain
sebagai berikut (Dimyati dan Mudjiono, 2002:42):
a.
Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar,
dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa
adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar.
b.
Keaktifan
Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang
sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar
menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.
c.
Keterlibatan langsung/berpengalaman
Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan keterlibatan
fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental
emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan
perolehan pengetahuan.
d.
Pengulangan
Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada
manusia yang terdiri atas daya mengamat, menangkap, mengingat,
merasakan, berpikir dan sebagainya.
e.
Tantangan
Teori Medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa
siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan
psikologis.
f.
Balikan dan Penguatan
Kunci dari teori belajar ini adalah law of effect Thorndike siswa
akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan
hasil yang baik.
g.
Perbedaan Individual
Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang
siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang
lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian dan
sifat-sifatnya.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan
baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19). Menurut
Adi Negoro, prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berhasil dan prestasi itu
rnenunjukkan kecakapan suatu bangsa. Ka!au menurut W.J.S Purwadarminto, “
prestasi adalah hasil yang dicapai“. Berdasarkan pendapat diatas, penulis
menyimpulkan bahwa prestasi adalah segala usaha yang dicapai manusia secara
maksimal dengan hasil yang memuaskan.
Sedangkan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya
menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan
atau dilakukan (Purwadarminto, 1987:767 ).
Setiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor-faktor
yang mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun yang
menghambat. Demikian juga dialami belajar, faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa itu adalah sebagai berikut (Ahmadi,2011: 72 ) :
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor
ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu:
1) Faktor lntelegensi
Intelegensi dalarn arti sempit adalah kemampuan untuk mencapai
prestasi di sekolah yang didalamnya berpikir perasaan. Intelegensi ini
memegang peranan yang sangat penting bagi prestasi belajar siswa. Karena
tingginya peranan intelegensi dalam mencapai prestasi belajar maka guru
harus memberikan perhatian yang sangat besar terhadap bidang studi yang
banyak membutuhkan berpikir rasiologi untuk mata pelajaran matematika.
2) Faktor Minat
Minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subyek untuk
merasa tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang beminat dalam
pelajaran tertentu akan menghambat dalam belajar.
3) Faktor Keadaan Fisik dan Psikis
Keadaan fisik rnenunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan
jasmani, keadaan alat - alat indera dan lain sebagainya. Keadaan psikis
menunjuk pada keadaan stabilitas/labilitas mental siswa, karena fisik dan
psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar
mengajar dan sebaliknya.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi
prestasi belajar. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1) Faktor Guru
Guru
sebagai
tenaga
berpendidikan
rnemiliki
tugas
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, membimbing, melatih,
mengolah, meneliti dan mengembangkan serta memberikan pelalaran teknik
karena itu setiap guru harus memiliki wewenang dan kemampuan
profesional, kepribadian dan kemasyarakatan.
Guru juga rnenunjukkan flexibilitas yang tinggi yaitu pendekatan
didaktif dan gaya memimpin kelas yang selalu disesuaikan dengan keadaan,
situasi kelas yang diberi pelajaran, sehingga dapat menunjang tingkat prestasi
siswa semaksimal mungkin.
2) Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja,
bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena
sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah, keluarga kurang
mendukung situasi belajar. Seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian
orang tua, kurang perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya
belajar.
3) Faktor Sumber-Sumber Belajar
Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam proses belajar
adalah tersedianya sumber belajar yang memadai. Sumber belajar itu dapat
berupa media/alat bantu belajar serta bahan baku penunjang. Alat bantu
belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa
dalam melakukan perbuatan belajar. Maka pelajaran akan lebih menarik,
menjadi kongkret, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta hasil yang
lebih bermakna.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Setting dan Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada pertengahan bulan Juli sampai awal Agustus
pada awal semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 selama kurang lebih 3 minggu
dalam 3 kali siklus masing-masing 2 jam pelajaran.
Pra-siklus: hari Jum’at, 27 Juli 2012. Siklus I: hari Senin, 30 Juli 2012. Siklus
II: hari Jum’at, 3 Agustus 2012. Siklus III: hari Senin, 6 Agustus 2012. Penelitian
ini di lakukan di ruang kelas yang biasa untuk melakukan proses belajar mengajar
yaitu ruang kelas IV di MI Sukorejo 02, Kec. Suruh, Kab. Semarang.
Subyek penelitian kali ini adalah seluruh anak kelas IV di MI Sukorejo 02,
Suruh, Semarang yang berjumlah 11 anak, yang terdiri dari 5 murid laki-laki dan 6
murid perempuan. Adapun secara rinci daftar kelas IV di MI Sukorejo 02, Kec.
Suruh, Kab. Semarang tahun 2012 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelas IV MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab.
Semarang Tahun 2012
Jenis
No
Pekerjaan
Nama
Usia
Kelamin
Ket
Orangtua
1
M. Tegar Setia E
L
10 Th
Swasta
2
Siti Sastri Dalila
P
9 Th
Swasta
3
Riza Aulia
P
9 Th
Pedagang
4
Ika Amin M
P
9 Th
Swasta
58
5
Devan Arya P
L
9 Th
Swasta
6
Nabylla Febianti I
P
8 Th
Swasta
7
Erni Puspitasari
P
8 Th
Tani
8
M. Prasetyo
L
9 Th
Swasta
9
Novia Puji N
P
9 Th
Tani
10
Wahyu
L
10 Th
Pedagang
11
Danis
L
11 Th
Swasta
B. Rencana dan Prosedur Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 Juli 2012 di
kelas IV MI Sukorejo 02 Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang tahun 2012.
Adapun materi yang diajarkan pada siklus I adalah sebagai berikut :
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas/ Semester
: IV/I
Standar Kompetensi:
Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman
suku bangsa di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi.
Kompetensi Dasar:
Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, dan
provinsi) dengan menggunakan skala sederhana.
Indikator:
1. Dapat menyebutkan komponen-komponen peta
2. Dapat mengidentifikasi berbagai komponen peta
3. Dapat menunjukkan berbagai komponen peta
Tujuan Pembelajaran:
1. Dengan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan komponen-komponen peta
dengan benar
2. Dengan penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasi berbagai komponen peta
dengan benar
3. Dengan pengamatan model, siswa dapat menunjukkan berbagai komponen peta
dengan benar
Materi Ajar: Mengenal komponen-komponen peta
Metode Pembelajaran: Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan (Crossword Puzzle),
Pengamatan.
Adapun jalannya siklus I adalah sebagai berikut :
a.
Perencanaan
1) Guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran IPS pokok bahasan
peta dengan penerapan strategi Crossword Puzzle
2) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran Crossword Puzzle dengan lebih
baik
3) Mempersiapkan soal-soal IPS pokok bahasan peta sebagai sarana untuk
mengetahui kemampuan siswa
4) Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui atau
mendapatkan data perubahan dan perkembangan tentang penerapan strategi
Crossword Puzzle
5) Mempersiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui pelaksanaan
strategi Crossword Puzzle dalam pembelajaran di kelas.
b.
Tindakan
1. Kegiatan Awal
a) Guru memberi salam
b) Guru mengabsen kehadiran siswa
c) Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran
dimulai
d) Guru kolaborator menyiapkan peralatan pembelajaran Crossword Puzzle
e) Guru memberi penjelasan tentang jalannya strategi pembelajaran Crossword
Puzzle
2. Kegiatan Inti
a) Guru menyampaikan materi kepada siswa
b) Guru menempel sebuah gambar/peta di depan kelas dan siswa mengamati
c) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang komponen-komponen peta
d) Siswa di minta ke depan kelas untuk menunjukkan komponen- komponen
peta melalui sebuah gambar
e) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum
dipahami siswa
f) Guru bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau kesimpulan
pembelajaran
g) Siswa disuruh mencatat tentang materi yang telah disimpulkan
3. Kegiatan Akhir
a) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b) Guru memberi evaluasi pada siswa
c) Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama
d) Guru mengucapkan salam
c. Pengamatan
Adapun dalam pelaksanaan ini peneliti melakukan pengamatan. Hal-hal yang
diamati adalah sebagai berikut:
1. Siswa
Pengamatan terhadap siswa, aspek yang diamati meliputi:
a. kehadiran siswa
b. perhatian siswa terhadap guru
c. perhatian siswa terhadap materi melalui strategi Crossword Puzzle
2. Guru
Pengamatan terhadap guru, aspek yang di amati meliputi:
a. Kehadiran guru
b. Penampilan guru di depan kelas
c. Penyampaian materi pelajaran
d. Pengelolaan kelas
e. Pandangan dan suara guru
f. Bimbingan guru kepada siswa
g. Ketepatan waktu
d. Refleksi
Pada siklus I ini ada 5 siswa atau 45,45% siswa yang memperhatikan
terhadap proses pembelajaran Crossword Puzzle, hal ini dikarenakan penerapan
pembelajaran Crossword Puzzle dilaksanakan dengan baik, sehingga siswa juga
dapat memperhatikan penjelasan guru secara maksimal. Selain itu bimbingan dan
motivasi dari guru cukup membuat mereka mengerti akan materi yang disajikan
melalui strategi Crossword Puzzle.
Dari 11 siswa hanya 4 siswa atau 36,4 % yang tuntas belajar, sedangkan
siswa yang tidak tuntas belajar ada 7 siswa atau 63,6 % dengan nilai rata-rata
65,45.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 3 Agustus 2012
di kelas IV MI Sukorejo 02 Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang tahun 2012.
Adapun materi yang diajarkan pada siklus II adalah sebagai berikut :
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas/ Semester
: IV/I
Standar Kompetensi: Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku
bangsa di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi.
Kompetensi Dasar:
Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, dan
provinsi) dengan menggunakan skala sederhana.
Indikator:
1. Dapat membaca peta kabupaten
2. Dapat membaca peta provinsi
3. Dapat menyebutkan provinsi yang ada di Indonesia
4. Dapat menyebutkan ibukota dari masing-masing provinsi
Tujuan Pembelajaran:
1. Dengan mengamati gambar/peta, siswa dapat membaca peta kabupaten dengan benar
2. Dengan mengamati gambar/peta, siswa dapat membaca peta provinsi dengan benar
3. Dengan penjelasan guru dan mengamati gambar/peta, siswa dapat menyebutkan
provinsi yang ada di Indonesia dengan benar
4. Dengan penjelasan guru dan mengamati gambar/peta, siswa dapat menyebutkan
ibukota dari masing-masing provinsi dengan benar
Materi Ajar: Membaca peta kabupaten dan provinsi
Metode Pembelajaran: Ceramah, Demonstrasi, Tanya Jawab, Penugasan (Crossword
Puzzle).
Adapun jalannya siklus II adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
1) Guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran IPS pokok bahasan peta dengan
penerapan strategi Crossword Puzzle
2) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran Crossword Puzzle dengan lebih baik
3) Mempersiapkan soal-soal IPS pokok bahasan peta sebagai sarana untuk mengetahui
kemampuan siswa
4) Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui atau mendapatkan
data perubahan dan perkembangan tentang penerapan strategi Crossword Puzzle
5) Mempersiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui pelaksanaan strategi
Crossword Puzzle dalam pembelajaran di kelas.
b. Tindakan
1. Kegiatan Awal
a) Guru memberi salam
b) Guru mengabsen kehadiran siswa
c) Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran
dimulai
d) Guru kolaborator menyiapkan peralatan pembelajaran Crossword Puzzle
e) Guru memberi penjelasan tentang jalannya strategi pembelajaran Crossword
Puzzle
2. Kegiatan Inti
a) Guru memfasilitasi siswa untuk mengamati gambar/peta wilayah kabupaten
Boyolali
b) Guru menyampaikan materi kepada siswa
c) Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang kurang dipahami siswa
d) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari
3. Kegiatan Akhir
a) Guru memberi evaluasi pada siswa
b) Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama
c) Guru mengucapkan salam
c. Pengamatan
Adapun dalam pelaksanaan ini peneliti melakukan pengamatan. Hal-hal yang
diamati adalah sebagai berikut:
1. Siswa
Pengamatan terhadap siswa, aspek yang diamati meliputi:
a. Kehadiran siswa
d. Perhatian siswa terhadap guru
e. Perhatian siswa terhadap materi melalui strategi Crossword Puzzle
2. Guru
Pengamatan terhadap guru, aspek yang di amati meliputi:
a. Kehadiran guru
b. Penampilan guru di depan kelas
c. Penyampaian materi pelajaran
d. Pengelolaan kelas
e. Pandangan dan suara guru
f. Bimbingan guru kepada siswa
g. Ketepatan waktu
d. Refleksi
Pada siklus II ini jumlah siswa yang kurang memperhatikan sudah berkurang
menjadi 27,27% jika dibandingkan dengan siklus I, hal ini dikarenakan perlengkapan
pembelajaran dilaksanakan dengan baik, sehingga siswa juga dapat memperhatikan
penjelasan guru secara maksimal dan siswa mulai mengenal strategi pembelajaran
Crossword Puzzle. Selain itu bimbingan dan motivasi dari guru cukup membuat mereka
mengerti akan materi yang disajikan.
Dari hasil belajar siswa, terjadi peningkatan kemampuan pemahaman siswa dalam
menyelesaikan tes formatif yang diberikan oleh guru. Dari 11 siswa hanya 7 siswa atau 63,6
% yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar ada 4 siswa atau 36,4 %
dengan nilai rata-rata 71,82.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
Pelaksanaan siklus III dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 Agustus 2012
di kelas IV MI Sukorejo 02 Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang tahun 2012.
Adapun materi yang diajarkan pada siklus III adalah sebagai berikut :
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas/ Semester
Standar Kompetensi:
: IV/I
Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku
bangsa di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi.
Kompetensi Dasar:
Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, dan
provinsi) dengan menggunakan skala sederhana.
Indikator:
1. Dapat menghitung jarak dengan skala peta
Tujuan Pembelajaran:
1. Dengan mengamati gambar/peta, siswa dapat menghitung jarak dengan skala
peta dengan benar
Materi Ajar: menghitung skala peta
Metode Pembelajaran: Ceramah, Demonstrasi, Tanya Jawab, Penugasan (Crossword
Puzzle)
Adapun jalannya siklus III adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
1) Guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran IPS pokok bahasan peta
dengan penerapan strategi Crossword Puzzle
2) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran Crossword Puzzle dengan lebih baik
3) Mempersiapkan soal-soal IPS pokok bahasan peta sebagai sarana untuk
mengetahui kemampuan siswa
4) Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui atau
mendapatkan data perubahan dan perkembangan tentang penerapan strategi
Crossword Puzzle
5) Mempersiapkan lembar observasi untuk guru guna mengetahui pelaksanaan
strategi Crossword Puzzle dalam pembelajaran di kelas.
b. Tindakan
1. Kegiatan Awal
a) Guru memberi salam
b) Guru mengabsen kehadiran siswa
c) Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran dimulai
d) Guru kolaborator menyiapkan peralatan pembelajaran Crossword Puzzle
e) Guru memberi penjelasan tentang jalannnya pembelajaran Crossword Puzzle
2. Kegiatan Inti
a) Guru menanyakan tentang pengertian skala
b) Guru menjelaskan cara menghitung jarak dengan skala peta
c) Siswa mengerjakan latihan menghitung jarak dengan skala peta yang diberikan
oleh guru
d) Siswa bergiliran maju ke depan kelas untuk mengerjakan latihan dari guru
e) Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang kurang dipahami siswa
f) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari
3. Kegiatan Akhir
a) Guru memberi evaluasi pada siswa
b) Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama
c) Guru mengucapkan salam
c. Pengamatan
Adapun dalam pelaksanaan ini peneliti melakukan pengamatan. Hal-hal yang
diamati adalah sebagai berikut:
1. Siswa
Pengamatan terhadap siswa, aspek yang diamati meliputi:
a) Kehadiran siswa
b) Perhatian siswa terhadap guru
c) Perhatian siswa terhadap materi melalui strategi Crossword Puzzle
2. Guru
Pengamatan terhadap guru, aspek yang di amati meliputi:
a. Kehadiran guru
b. Penampilan guru di depan kelas
c. Penyampaian materi pelajaran
d. Pengelolaan kelas
e. Pandangan dan suara guru
f. Bimbingan guru kepada siswa
g. Ketepatan waktu
d. Refleksi
Pada siklus III ini hampir keseluruhan siswa memperhatikan jalannya
pembelajaran dari awal sampai akhir, hanya satu atau dua orang siswa saja yang
tidak fokus dan kurang memperhatikan hal ini dikarenakan perlengkapan
pembelajaran Crossword Puzzle dilaksanakan dengan baik, sehingga siswa juga
dapat memperhatikan penjelasan guru dengan maksimal. Selain itu bimbingan dan
motivasi dari guru cukup membuat mereka mengerti akan materi yang disajikan.
Dari hasil belajar siswa, terjadi peningkatan kemampuan pemahaman siswa
dalam menyelesaikan tes formatif yang diberikan oleh guru.
seluruhnya tuntas belajar dengan nilai rata-rata 79,09.
Dari 11 siswa
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per siklus
1. Pra-siklus
Adapun dari hasil tes formatif pada pra-siklus ini didapatkan hasil sebagaimana
terdapat pada Tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Hasil Tes Formatif pada Pra-Siklus
No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
M. Tegar Setia E
70
70
T
2
Siti Sastri Dalila
70
50
TT
3
Riza Aulia
70
40
TT
4
Ika Amin M
70
50
TT
5
Devan Arya P
70
60
TT
6
Nabylla Febianti I
70
70
T
7
Erni Puspitasari
70
50
TT
8
M. Prasetyo
70
60
TT
9
Novia Puji N
70
50
TT
10
Wahyu
70
50
TT
11
Danis
70
60
TT
Rata-rata
55,45
Keterangan:
Tuntas (T)
: 2 Siswa atau 18,18%
Tidak Tuntas (TT)
: 9 siswa atau 81,82%
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada pra-siklus ini, dari 11
siswa ternyata banyak siswa yang kurang memperhatikan, hal ini disebabkan
penyajian materi dengan ceramah merupakan hal yang membosankan bagi siswa.
72
Dari data dan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
pra-siklus dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Adanya beberapa siswa yang kurang memperhatikan, karena penyajian materi
dengan ceramah.
b. Adanya beberapa siswa yang belum mendapatkan nilai sesuai dengan standar
ketuntasan,
hal
ini
dikarenakan
karena
masih
menggunakan
strategi
pembelajaran yang monoton.
Secara garis besar pra-siklus berjalan baik dan kondusif, walaupun hasil
belajar siswa belum mencapai standar nilai yang ditentukan. Hal ini harus dijadikan
suatu yang harus dibenahi dalam pelaksanaan siklus I.
2. Siklus I
Adapun dari hasil tes formatif pada pra-siklus ini didapatkan hasil
sebagaimana terdapat pada Tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Hasil Tes Formatif pada Siklus I
No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
M. Tegar Setia E
70
80
T
2
Siti Sastri Dalila
70
60
TT
3
Riza Aulia
70
50
TT
4
Ika Amin M
70
60
TT
5
Devan Arya P
70
60
TT
6
Nabylla Febianti I
70
90
T
7
Erni Puspitasari
70
60
TT
8
M. Prasetyo
70
50
TT
9
Novia Puji N
70
70
T
10
Wahyu
70
80
T
11
Danis
70
60
TT
Rata-rata
65,45
Keterangan:
Tuntas (T)
: 4 Siswa atau 36,4%
Tidak Tuntas (TT)
:7 Siswa atau 63,6%
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I ini, dari 11 siswa
ternyata banyak siswa yang kurang memperhatikan, hal ini disebabkan selain strategi
pembelajaran yang baru dikenal ternyata banyak siswa yang menganggap bahwa
Crossword Puzzle pada pembelajaran IPS hanya mainan saja dan tidak ada unsur
pendidikannya. Tetapi siswa sangat antusias dan berharap pembelajaran dengan
penerapan strategi Crossword Puzzle dilanjutkan keesokan harinya lagi. Dari data
dan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada siklus I dapat
diperoleh hasil sebagai berikut :
a) Adanya beberapa siswa yang kurang memperhatikan, karena guru menggunakan
strategi pembelajaran yang baru. Jadi, guru masih canggung saat penyajian
materi dengan Crossword Puzzle
b) Adanya beberapa siswa yang belum mendapatkan nilai sesuai dengan standar
ketuntasan, hal ini dikarenakan belum paham materi yang disampaikan oleh guru
c) Guru belum terbiasa menggunakan pembelajaran Crossword Puzzle sehingga
pembelajaran di dalam kelas kurang maksimal.
Secara garis besar siklus I berjalan baik dan kondusif, walaupun hasil belajar siswa
belum mencapai rata – rata 70. Hal ini harus dijadikan suatu yang harus dibenahi dalam
pelaksanaan siklus II.
3. Siklus II
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap ketuntasan belajar kelas IV MI
Sukorejo 02 Kecamatan Suruh, Kabupaten
Semarang tahun 2012 selama
pelaksanaan pada siklus II, maka diperoleh data sebagai berikut :
Adapun dari hasil tes formatif pada siklus II ini didapatkan hasil
sebagaimana terdapat pada Tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif pada Siklus II
No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
M. Tegar Setia E
70
90
T
2
Siti Sastri Dalila
70
80
T
3
Riza Aulia
70
70
T
4
Ika Amin M
70
70
T
5
Devan Arya P
70
60
TT
6
Nabylla Febianti I
70
90
T
7
Erni Puspitasari
70
60
TT
8
M. Prasetyo
70
60
TT
9
Novia Puji N
70
70
T
10
Wahyu
70
80
T
11
Danis
70
60
TT
Rata-rata
71,82
Keterangan:
Tuntas (T)
: 7 Siswa atau 63,6%
Tidak Tuntas (TT)
: 4 Siswa atau 36,4%
Pada siklus II siswa sudah mulai memperhatikan dibandingkan pada siklus
I, hal ini dikarenakan guru melaksanakan pembelajaran Crossword Puzzle secara
maksimal. Mulai dari menyiapkan perlengkapan pembelajaran yang diperlukan dan
penyampaian materi pelajaran IPS dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle.
Dari hasil belajar siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal, terbukti dari 11 siswa, 7 siswa (63,6%) tuntas dan 4 siswa (36,4%) tidak tuntas.
Berarti ada peningkatan prestasi siswa dalam hasil belajar siswa.
Setelah adanya pengamatan dalam pembelajaran pada Siklus II didapatkan
hasil sebagai berikut:
a.
Siswa tidak lagi merasa bingung dengan pembelajaran menggunakan strategi
Crossword Puzzle, hal ini dikarenakan guru mulai terbiasa menerapkan strategi
Crossword Puzzle saat penyajian materi IPS
b.
Siswa sudah banyak memperhatikan intruksi guru dan suasana kelas dalam
pembelajaran sudah mulai efektif.
c.
Sebagian besar siswa sudah benar dalam menjawab soal-soal tes formatif.
d.
Guru tidak mengalami kendala dalam melaksanakan pembelajaran Crossword
Puzzle karena belajar dari pengalaman pelaksanaan siklus I.
Secara garis besar pelaksanaan siklus II sudah berjalan baik. Dari hasil
belajar siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal.
Terbukti dari 11 siswa, 7 siswa (63,6%) tuntas dan 4 siswa (36,4%) tidak tuntas.
Berarti ada peningkatan prestasi siswa dalam hasil belajar siswa. Meskipun sudah 50
% lebih siswa yang tuntas dalam mengikuti tes formatif pada siklus II akan tetapi
nilai yang diperoleh belum cukup memuaskan sehingga perlu diadakan Siklus III.
4. Siklus III
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap ketuntasan belajar siswa kelas IV
MI Sukorejo 02 Kecamatan Suruh, Kabupaten
Semarang tahun 2012 selama
pelaksanaan pada siklus III, maka diperoleh data sebagai berikut :
Adapun dari hasil tes formatif pada siklus III ini didapatkan hasil
sebagaimana terdapat pada Tabel berikut ini:
Tabel 4.4 Hasil Tes Formatif pada Siklus III
No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
M. Tegar Setia E
70
100
T
2
Siti Sastri Dalila
70
80
T
3
Riza Aulia
70
80
T
4
Ika Amin M
70
70
T
5
Devan Arya P
70
70
T
6
Nabylla Febianti I
70
100
T
7
Erni Puspitasari
70
70
T
8
M. Prasetyo
70
70
T
9
Novia Puji N
70
70
T
10
Wahyu
70
90
T
11
Danis
70
70
T
Rata-rata
79,09
Keterangan:
Tuntas (T)
: 11 Siswa atau 100%
Pada siklus III hampir semua siswa fokus dan memperhatikan materi
pembelajaran yang disampaikan guru, hal ini dikarenakan guru melaksanakan
pembelajaran Crossword Puzzle secara maksimal. Selain itu pembelajaran
Crossword Puzzle yang dilakasanakan pada siklus III sudah tidak asing lagi bagi
siswa. Hal itu dapat dilihat dari pengamatan peneliti yang mengamati perhatian siswa
dalam mengikuti pembelajaran Crossword Puzzle. Dari pengamatan diperoleh bahwa
90% siswa fokus dalam mengikuti pembelajaran Crossword Puzzle, sisanya atau
10% masih kurang memperhatikan.
Dari hasil belajar siswa terjadi peningkatan prestasi siswa dalam
menyelesaikan soal, terbukti 11 siswa tuntas (100%). Bahkan ada 2 siswa yang
mendapat nilai 100, berarti ada peningkatan yang signifikan prestasi siswa terhadap
hasil belajar dalam pembelajaran IPS dengan Crossword Puzzle tersebut.
Setelah adanya pengamatan dalam pembelajaran pada Siklus III didapatkan
hasil sebagai berikut:
a.
Siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran Crossword Puzzle.
b.
Sebagian besar siswa sudah fokus dalam mengikuti jalannya pembelajaran IPS
dengan menggunakan strategi Crossword Puzzle.
c.
Sebagian besar siswa sudah benar dalam menjawab soal-soal tes formatif, ada 2
siswa yang menjawab soal benar semua.
d. Guru sudah terbiasa menyampaikan materi pembelajaran dengan strategi
Crossword Puzzle kepada siswa.
Secara garis besar pelaksanaan siklus III sudah berjalan baik. Dari hasil
belajar siswa terjadi peningkatan prestasi siswa dalam menyelesaikan soal, terbukti
11 siswa tuntas (100%), berarti ada peningkatan yang signifikan prestasi siswa dalam
hasil belajar siswa. Pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi Crossword
Puzzle pada siklus III ini sudah dikatakan berhasil dilihat dari segi prestasi hasil
belajar siswa.
B. Pembahasan
1. Hasil Rekapitulasi
Dari hasil penelitian tersebut dapat kita lihat dalam rekapitulasi berikut ini :
Hasil rekapitulasi hasil (prestasi siswa) belajar IPS melalui strategi
pembelajaran Crossword Puzzle.
Tabel 4.5 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus
No
Nama
1
M. Tegar Setia E
2
Pra-
Siklus I
Siklus II
Siklus III
70
80
90
100
Siti Sastri Dalila
50
60
80
80
3
Riza Aulia
40
50
70
80
4
Ika Amin M
50
60
70
70
5
Devan Arya P
60
60
60
70
6
Nabylla Febianti I
70
90
90
100
7
Erni Puspitasari
50
60
60
70
8
M. Prasetyo
60
50
60
70
Siklus
9
Novia Puji N
50
70
70
70
10
Wahyu
50
80
80
90
11
Danis
60
60
60
70
Rata-rata
55,45
65,45
71,82
79,09
Tabel 4.6 Hasil Rekapitulasi Tentang Ketuntasan Siswa
Pelaksanaan
Pra-Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
4 siswa
7 siswa
11 siswa
( 36,4 % )
( 63,6 % )
( 100 % )
7 siswa
4 siswa
Ketuntasan
Tuntas
2 siswa (18,18%)
Tidak tuntas
9 siswa (81,82%)
( 63,6 % )
( 36,4 % )
2. Pra-Siklus
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, ternyata pembelajaran IPS pada siswa
kelas IV di MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang tahun 2012 hanya
menggunakan metode ceramah. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab kenapa
prestasi siswa pada mata pelajaran di sekolah tersebut rendah, hasil belajarnya pun
juga kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditentukan.
3. Siklus I
Setelah melakukan penelitian pada siswa kelas IV di MI Sukorejo 02 Kec.
Suruh, Kab. Semarang, peneliti dapat mengerti bahwa sebenarnya kemampuan siswa
dalam mempelajari pelajaran IPS sangat tinggi. Walaupun pada siklus I terdapat
kurang dari 50% nilai siswa yang memenuhi KKM, hal ini terjadi karena siswa
masih
kurang mengenal strategi pembelajaran Crossword Puzzle. Tetapi siswa
sangat antusias dan berharap kalau pembelajaran dilanjutkan keesokan harinya lagi.
Dari 11 siswa terdapat 7 siswa atau 63,6% yang belum tuntas belajar,
sedangkan siswa yang tuntas ada 4 siswa atau 36,4%, dengan rata-rata keseluruhan
65,45. Keempat siswa yang meraih nilai tuntas yaitu M. Tegar Setia, Nabylla
Febianti, Novia Puji N, Wahyu. Keempat siswa tersebut sangat antusias dalam
memperhatikan pembelajaran sehingga paham dengan pembelajaran yang baru ini.
4. Siklus II
Pada siklus II ini jumlah yang kurang memperhatikan sudah berkurang jika
dibandingkan dengan siklus I, hal ini dikarenakan siswa mulai mengenal strategi
pembelajaran Crossword Puzzle. Guru cukup membuat mereka mengerti akan materi
yang disajikan
Dari
hasil
belajar
siswa
terjadi
peningkatan
kemampuan
dalam
menyelesaikan soal formatif yang diberikan oleh guru. Dari 11 siswa hanya 7 siswa
atau (63,6%) tuntas belajar, sedangkan siswa yang belum tuntas belajarnya ada 4
siswa atau (36,4%) dengan nilai rata-rata 71,82. Pada siklus II ini menyodorkan
bahwa frekuensi siswa yang mendapat nilai dalam KKM bertambah tiga siswa, yaitu
Siti Sastri Dalila, Riza Aulia, Ika Amin M.
Menurut pengamatan dan wawancara nilai mereka dapat meningkat dan
memenuhi KKM pada siklus II ini, di dukung oleh:
a. Motivasi yang diberikan guru
b. Siswa penasaran pada strategi pembelajaran Crossword Puzzle yang mereka ikuti
pada siklus I, sehingga siswa banyak yang antusias dan memperhatikan pada saat
pembelajaran dimulai
c. Siswa mulai paham dengan strategi pembelajaran Crossword Puzzle
d. Siswa juga mulai merasakan pembelajaran IPS yang tidak kaku seperti dulu (saat
guru berulang-ulang hanya menggunakan metode ceramah dan menghafal)
5. Siklus III
Pada siklus III ini keseluruhan siswa memperhatikan jalannya pembelajaran
Crossword Puzzle dari awal sampai akhir.
Dalam menyelesaikan soal formatif yang diberikan oleh guru dari 11 siswa,
seluruhnya dapat tuntas dalam belajarnya dengan nilai rata-rata 79,09. Keseluruhan
siswa dapat tuntas dalam belajar tersebut dikarenakan:
a. Memperhatikan intruksi dan perintah dari guru
b. Konsentrasi dalam mengerjakan soal
c. Berani bertanya kepada guru maupun kepada temannya yang sudah paham
Setelah peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran IPS
melalui strategi Crossword Puzzle pada siswa kelas IV di MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab.
Semarang dapat diketahui bahwa seluruh siswa sudah memperoleh nilai sesuai KKM
individual yaitu 100%, bahkan ada 2 siswa yang memperoleh nilai sempurna yaitu 100 dan
siswa yang mencapai KKM ideal yaitu 45,45%.
Dari hasil belajar siswa di atas dapat membuktikan bahwa pembelajaran ini efektif
meningkatkan ketuntasan dan prestasi belajar pada siswa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
penggunaan strategi pembelajaran Crossword Puzzle dapat meningkatkan prestasi
pembelajaran IPS pokok bahasan peta pada siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kec. Suruh,
Kab. Semarang tahun 2012. Hal ini dibuktikan dari hasil rekapitulasi nilai siswa per
siklus yang menunjukkan bahwa prestasi siswa meningkat dari siklus I rata-rata 65,45.
Siklus II rata-rata 71,82 sampai 79,09 pada siklus III. Begitu pula dengan penggunaan
strategi Crossword Puzzle pada siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab.
Semarang, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM dari siklus I yaitu
36,4%. Siklus II 63,6% sampai 100% pada siklus III.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru
dalam pembelajaran agar aktivitas siswa dan penguasaan materi pelajaran meningkat
adalah:
1. Kepada para guru sebaiknya lebih kreatif dan variatif dalam menggunakan strategi
pembelajaran. Hal ini akan menghilangkan kejenuhan para siswa selama megikuti
proses pembelajaran.
2. Para guru sebaiknya tidak takut dalam menggunakan strategi baru dalam
pembelajaran karena dengan menggunakan strategi yang variatif dapat meningkatkan
minat peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Selain itu
jaga dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam materi pembelajaran.
3. Sebelum melaksanakan pembelajaran, sebaiknya guru menyiapkan segala kebutuhan
yang diperlukan baik itu strategi ataupun media dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiru dan Sofan Amri. 2011. PAIKEM GEMBROT Mengembangkan
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira dan
Berbobot. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Basrowi,Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Galia Indonesia.
Departemen Agama. 2004. Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Direktorat
Jendral Kelembagaan Agama Islam.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya: Usaha
Nasional.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fajar, Arnie. 2005. Portofolio dalam Pelajaran IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika.
Hisyam, Zaini dkk. 2006. Strategi Pembelajaran Aktif. Jogjakarta: Pustaka Insani Madani.
http://blog.tp.ac.id/pembelajaran-efektif. Diakses pada tanggal 22 Juli 2012, pukul 20:00
WIB.
http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=thdetail&id=05110076. Diakses pada tanggal 22 Juli
2012, pukul 20:30 WIB.
http://www.google.co.id/#hl=id&output=search&sclient=psyab&q=stratgi+crossword+puzz
le&oq=strategi+crossword+puzzle). Diakses pada tanggal 22 Juli 2012, pukul 20:30 WIB.
Poerwadarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Purwanto, Ngalim. 1988. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya.
Sriyanti, Lilik. 2009. Psikologi Pendidikan. Salatiga: STAIN Salatiga.
Usman, Moh, Uzer. 1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wahidmurni. 2010. Pengembangan Kurikulum IPS dan Ekonomi di Sekolah/ Madrasah.
Malang: UIN Maliki Press.
Lampiran 1 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada pra-siklus
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PRA-SIKLUS
Nama Sekolah : MI SUKOREJO 02
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : IV/ 1
Alokasi Waktu : 2 x 30 Menit
I. Standar Kompetensi
Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan
kabupaten/ kota dan provinsi.
II. Kompetensi Dasar
Membaca
peta
lingkungan
setempat
(kabupaten/kota,
dan
provinsi)
dengan
menggunakan skala sederhana.
III. Indikator
1. Dapat menyebutkan pengertian peta
2. Dapat menyebutkan macam-macam peta berdasarkan bentuknya
3. Dapat menyebutkan peta menurut jenisnya
4. Dapat menyebutkan kegunaan peta umum
5. Dapat menyebutkan ciri-ciri peta yang baik
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan pengertian peta dengan tepat
2. Dengan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan macam-macam peta berdasarkan
bentuknya dengan benar
3. Dengan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan peta menurut jenisnya dengan
benar
4. Dengan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan kegunaan peta umum dengan
benar
5. Dengan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan ciri-ciri peta yang baik dengan
benar
V. Materi Ajar
PETA LINGKUNGAN SETEMPAT
A. Pengertian Peta
Peta adalah gambar seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang
dilukiskan dalam suatu bidang datar dengan perbandingan atau skala tertentu.
Gambaran permukaan bumi yang dilukiskan pada peta meliputi wilayah luas
maupun wilayah yang sempit. Peta yang menggambarkan wilayah luas contohnya
peta Benua Eropa, peta Indonesia, peta provinsi, dan lain-lain, sedangkan peta yang
menggambarkan wilayah yang sempit contohnya peta desa/kelurahan, peta
kecamatan, peta kabupaten, dan lain-lain.
1. Bentuk peta bermacam-macam, antara lain :
a. Peta timbul/ relief adalah peta yang dibuat berdasarkan bentuk permukaan
bumi yang sebenarnya. Peta timbul disebut juga peta tiga dimensi.
b. Peta datar adalah peta yang dibuat pada suatu bidang datar atau pada kertas,
contohnya peta topografi. Peta datar disebut juga peta dua dimensi.
c. Peta digital adalah peta yang semua data permukaan buminya dimasukkan
pita magnetik, sedang pengolahan dan penyajian datanya menggunakan
komputer.
2. Menurut jenisnya, peta dibedakan sebagai berikut :
a. Peta dasar adalah peta sebagai hasil survei di permukaan bumi. Peta induk
digunakan untuk membuat peta-peta lain dan masih membutuhkan materi
tambahan.
b. Peta topografi adalah peta berskala besar yang menggambarkan kenampakan
umum permukaan bumi secara detail.
c. Peta tematik adalah peta yang
menunjukkan tema tertentu atau khusus.
Contohnya peta curah hujan, peta lokasi wisata, peta kepadatan penduduk,
dan lain-lain.
3. Peta umum dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut :
a. Menunjukkan letak suatu tempat, kota, sungai, danau, laut, gunung, dan
sebagainya.
b. Menunjukkan jalur transportasi darat atau jalan yang menghubungkan kota
yang satu dengan yang lain.
4. Ciri-ciri peta yang baik adalah :
a. Memberikan informasi yang benar
b. Memberikan informasi keadaan suatu daerah
c. Menunjukkan letak dan jarak suatu tempat secara jelas dan pasti
VI. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Penugasan
VII.
Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru memberi salam
b. Guru mengabsen kehadiran siswa
c. Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran dimulai
d. Guru menata duduk siswa dengan baik
e. Guru menanyakan keadaan siswa
f. Guru menuliskan materi yang akan dicapai
g. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik yang berkaitan dengan materi
yang dilibatkan dalam kehidupan sehari-hari
2. Kegiatan Inti
a. Guru mengajak siswa untuk menyebutkan kegunaan peta yang siswa ketahui
b. Guru memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan pengertian peta yang siswa
ketahui
c. Guru menjelaskan tentang pengertian peta
d. Guru menyebutkan macam-macam bentuk peta
e. Guru menyebutkan macam-macam peta menurut jenisnya
a. Guru menjelaskan tentang kegunaan peta umum
b. Guru menjelaskan tentang ciri-ciri peta yang baik
f. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya
g. Guru bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau kesimpulan
pembelajaran
h. Siswa disuruh mencatat tentang materi yang telah disimpulkan
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b. Guru memberi evaluasi pada siswa
c. Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama
d. Guru mengucapkan salam
VIII.
Penilaian
1. Prosedur
a. Pre Test
: pada kegiatan awal
b. Pos Test
: pada kegiatan akhir
2. Jenis test
: tertulis
IX. Sumber Belajar dan Alat
1. Buku Paket BSE IPS Kelas 4 Penerbit depdiknas
2. LKS IPS untuk SD/MI Kelas 4 Semester Gasal
3. Papan tulis
4. Spidol
Suruh, 27 Juli 2012
Peneliti
Guru Mata Pelajaran IPS
Diny Rialistya
Sri Ernawati
Mengetahui
Kepala Madarasah
Marzuliyah, S. Ag
Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Nama Sekolah
: MI SUKOREJO 02
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : IV/ 1
Alokasi Waktu : 2 x 30 Menit
I. Standar Kompetensi
Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan
kabupaten/ kota dan provinsi.
II. Kompetensi Dasar
Membaca
peta
lingkungan
setempat
(kabupaten/kota,
dan
provinsi)
dengan
menggunakan skala sederhana.
III. Indikator
4. Dapat menyebutkan komponen-komponen peta
5. Dapat mengidentifikasi berbagai komponen peta
6. Dapat menunjukkan berbagai komponen peta
IV. Tujuan Pembelajaran
4. Dengan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan komponen-komponen peta
dengan benar
5. Dengan penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasi berbagai komponen peta
dengan benar
6. Dengan pengamatan model, siswa dapat menunjukkan berbagai komponen peta
dengan benar
V. Materi Ajar
PETA LINGKUNGAN SETEMPAT
B. Komponen-komponen Peta
1. Judul
Judul peta menunjukkan isi peta. Judul peta ditulis pada bagian atas peta.
2. Skala peta
Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik pada peta dengan jarak
sebenarnya pada permukaan bumi.
Berdasarkan jenisnya, skala dibagi menjadi dua yaitu :
a. Skala angka/numerik : skala yang dinyatakan dengan angka.
b. Skala garis : skala yang berupa ukuran panjang (garis) yang menunjukkan
jarak sebenarnya.
Skala berdasarkan ukurannya dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Skala besar (1:5.000 sampai dengan 1:250.000)
b. Skala sedang (1:250.000 sampai dengan 1: 500.000)
c. Skala kecil (>1: 500.000)
3. Simbol
Simbol yaitu tanda atau lambang pada objek pada peta. Simbol bisa
berbentuk gambar maupun berwujud warna. Simbol gambar terdiri dari simbol
titik, garis dan daerah.
a. Simbol titik terdapat dalam berbagai ukuran dan bentuk
b. Simbol garis dalam bentuk garis tebal, garis tipis, garis sejajar, dan garis
putus-putus
c. Simbol daerah menunjukkan daerah perkebunan, daerah rawa, daerah ladang,
dan lain-lain.
d. Simbol warna menggunakan macam-macam warna yang menunjukkan
beberapa bentuk kenampakan alam.
1) Cokelat tua
: pegunungan tinggi
2) Cokelat muda
: pegunungan
3) Kuning
: dataran tinggi
4) Hijau
: dataran rendah
5) Biru tua
: laut dalam
6) Biru muda
: laut dangkal, teluk, selat, danau, sungai
7) Merah
: gunung berapi, kota, jalan raya
4. Legenda
Legenda yaitu keterangan-keterangan yang menjelaskan simbol-simbol pada
peta. Biasanya terletak di bagian bawah sebelah kiri ataupun kanan.
5. Mata angin
Arah mata angin digunakan sebagai petunjuk arah utara. Pedoman utama
mata angin menunjukkan arah utara dan diberi huruf U.
6. Garis tepi peta
Garis tepi peta : batas-batas pinggir gambar peta. Fungsi garis tepi untuk
menulis angka-angka derajat astronomis yaitu garis bujur dan garis lintang.
Kumpulan beberapa peta yang dibuat dalam bentuk buku disebut atlas. Atlas
yang baik memuat beberapa hal yaitu judul atlas, tahun pembuatan atlas, indeks,
dan daftar isi.
VI. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Penugasan (Crossword Puzzle)
4. Pengamatan
VII.
Kegiatan Pembelajaran
4. Kegiatan Awal
a) Guru memberi salam
b) Guru mengabsen kehadiran siswa
c) Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran
dimulai
d) Guru kolaborator menyiapkan peralatan pembelajaran Crossword Puzzle
e) Guru memberi penjelasan tentang jalannya strategi pembelajaran Crossword
Puzzle
2. Kegiatan Inti
a. Guru menyampaikan materi kepada siswa
b. Guru menempel sebuah gambar/peta di depan kelas dan siswa mengamati
c. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang komponen-komponen peta
d. Siswa di minta ke depan kelas untuk menunjukkan komponen- komponen
peta melalui sebuah gambar
e. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum
dipahami siswa
f. Guru bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau kesimpulan
pembelajaran
g. Siswa disuruh mencatat tentang materi yang telah disimpulkan
5. Kegiatan Akhir
a) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b) Guru memberi evaluasi pada siswa
c) Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama
d) Guru mengucapkan salam
VIII.
Penilaian
1. Prosedur
a. Pre test
: pada kegiatan awal
b. Pos test
: pada kegiatan akhir
2. Jenis test
: tertulis
IX. Sumber Belajar dan Alat
1. Buku Paket BSE IPS Kelas 4 Penerbit depdiknas
2. LKS IPS untuk SD/MI Kelas 4 Semester Gasal
3. Peta
Suruh, 27 Juli 2012
Peneliti
Guru Mata Pelajaran IPS
Diny Rialistya
Sri Ernawati
Mengetahui Kepala Madrasah
Marzuliyah, S. Ag
Lampiran 3 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Nama Sekolah
: MI SUKOREJO 02
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : IV/ 1
Alokasi Waktu : 2 x 30 Menit
I. Standar Kompetensi
Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan
kabupaten/ kota dan provinsi.
II. Kompetensi Dasar
Membaca
peta
lingkungan
setempat
(kabupaten/kota,
dan
provinsi)
dengan
menggunakan skala sederhana.
III. Indikator
1. Dapat membaca peta kabupaten
2. Dapat membaca peta provinsi
3. Dapat menyebutkan provinsi yang ada di Indonesia
4. Dapat menyebutkan ibukota dari masing-masing provinsi
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mengamati gambar/peta, siswa dapat membaca peta kabupaten dengan benar
2. Dengan mengamati gambar/peta, siswa dapat membaca peta provinsi dengan benar
3. Dengan penjelasan guru dan mengamati gambar/peta, siswa dapat menyebutkan
provinsi yang ada di Indonesia dengan benar
4. Dengan penjelasan guru dan mengamati gambar/peta, siswa dapat menyebutkan
ibukota dari masing-masing provinsi dengan benar
V. Materi Ajar
PETA LINGKUNGAN SETEMPAT
Nama Provinsi
Ibukota
PULAU SUMATERA
1
Provinsi Nanggro Aceh
Darussalam
Banda Aceh
2
Provinsi Sumatera Utara
Medan
3
Provinsi Sumatera Barat
Padang
4
Provinsi Riau
Pekan Baru
5
Provinsi Kepulauan Riau
Tanjung Pinang
6
Provinsi Jambi
Jambi
7
Provinsi Sumatera Selatan
Palembang
8
Provinsi Bangka Belitung
Pangkal Pinang
9
Provinsi Bengkulu
Bengkulu
10
Provinsi Lampung
Bandar Lampung
PULAU JAWA
11
Provinsi DKI Jakarta
Jakarta
12
Provinsi Jawa Barat
Bandung
13
Provinsi Banten
Serang
14
Provinsi Jawa Tengah
Semarang
15
Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
Yogyakarta
16
Provinsi Jawa Timur
Surabaya
PULAU NUSA TENGGARA DAN BALI
17
Provinsi Bali
Denpasar
18
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Mataram
19
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kupang
PULAU KALIMANTAN
20
Provinsi Kalimantan Barat
Pontianak
21
Provinsi Kalimantan Tengah
Palangkaraya
22
Provinsi Kalimantan Selatan
Banjarmasin
23
Provinsi Kalimantan Timur
Samarinda
PULAU SULAWESI
24
Provinsi Sulawesi Utara
Manado
25
Provinsi Sulawesi Barat
Kota Mamuju
26
Provinsi Sulawesi Tengah
Palu
27
Provinsi Sulawesi Tenggara
Kendari
28
Provinsi Sulawesi Selatan
Makassar
29
Provinsi Gorontalo
Gorontalo
KEPULAUAN MALUKU DAN PAPUA
30
Provinsi Maluku
Ambon
31
Provinsi Maluku Utara
Ternate
32
Provinsi Papua Barat
Kota Manokwari
33
Provinsi Papua
Jayapura
VI. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya Jawab
4. Penugasan (Crossword Puzzle)
VII.
Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru memberi salam
b)
Guru mengabsen kehadiran siswa
c)
Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran
dimulai
d)
Guru kolaborator menyiapkan peralatan pembelajaran Crossword Puzzle
e)
Guru memberi penjelasan tentang jalannya strategi pembelajaran Crossword
Puzzle
2. Kegiatan Inti
a. Guru memfasilitasi siswa untuk mengamati gambar/peta wilayah kabupaten
Boyolali
b. Guru menyampaikan materi kepada siswa
c. Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang kurang dipahami siswa
d. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari
3. Kegiatan Akhir
a) Guru memberi evaluasi pada siswa
b) Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama
c) Guru mengucapkan salam
VIII.
Penilaian
1.Prosedur
a. Pre test
: pada kegiatan awal
b. Pos test
: pada kegiatan akhir
2.Jenis test
: tertulis
IX. Sumber Belajar dan Alat
1. Buku Paket BSE IPS Kelas 4 Penerbit depdiknas
2. LKS IPS untuk SD/MI Kelas 4 Semester Gasal
3. Peta
4. Papan tulis
5. Spidol
Suruh, 27 Juli 2012
Peneliti
Guru Mata Pelajaran IPS
Diny Rialistya
Sri Ernawati
Mengetahui Kepala Madrasah
Marzuliyah, S. Ag
Lampiran 4 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS III
Nama Sekolah
: MI SUKOREJO 02
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : IV/ 1
Alokasi Waktu : 2 x 30 Menit
I. Standar Kompetensi
Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan
kabupaten/ kota dan provinsi.
II. Kompetensi Dasar
Membaca
peta
lingkungan
setempat
(kabupaten/kota,
dan
provinsi)
dengan
menggunakan skala sederhana.
III. Indikator
2. Dapat menghitung jarak dengan skala peta
IV. Tujuan Pembelajaran
2. Dengan mengamati gambar/peta, siswa dapat menghitung jarak dengan skala peta
dengan benar
V. Materi Ajar
PETA LINGKUNGAN SETEMPAT
Menghitung Skala peta
1. Skala pada peta tertulis 1 : 100.000. artinya 1 cm di peta mewakili 100.000 cm
sebenarnya di lapangan, atau 1 cm di peta mewakili 1 km sebenarnya.
Dengan skala, kita menghitung jarak sebenarnya antara dua titik pada peta.
Contoh:
a. Peta mempunyai skala 1:500.000
Jarak antara Kota Klaten dengan Jogjakarta pada peta 2 cm
Jadi, jarak sebenarnya adalah 500.000 x 2 = 1.000.000 cm
1.000.000cm = 10 km. Jarak Kota Klaten-Jogjakarta sebenarnya adalah 10 km.
b. Jarak sesungguhnya antara Kota Jakarta-Solo adalah 350 km. jika digambarkan
pada peta dengan skala 1: 2.000.000, maka jarak Jakarta-Solo adalah:
350 km = 35.000.000 cm
35.000.000 : 2.000.000 = 17,5 cm. jadi, pada peta jarak Jakarta-Solo adalah 17,5 cm.
3. jarak sesungguhnya antara Semarang-Boyolali adalah 40 km. pada peta jarak SemarangBoyolali adalah 2 cm. skala peta tersebut adalah :
40 km = 4.000.000 cm
4.000.000 cm : 2 cm = 2.000.000
Jadi, skala peta tersebut adalah 1 : 2.000.000
2. Jika kita akan memperbesar atau memperkecil peta, kita dapat berpedoman pada cara
berikut ini.
Contoh 1. Sebuah peta mempunyai skala 1 : 50.000. setelah peta diperbesar 2 kali,
maka skalanya berubah menjadi :
1
2
1
x2 =
=
= 1: 25.000
50.000
50.000 25.000
Contoh 2. Sebuah peta mempunyai skala 1 : 400.000. setelah peta diperkecil 2 kali,
maka skalanya berubah menjadi :
1
2
1
:2 =
=
= 1: 800.00
400.000
400.000 800.000
VI. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya Jawab
4. Penugasan (Crossword Puzzle)
VII.
Kegiatan Pembelajaran
4. Kegiatan Awal
g) Guru memberi salam
h) Guru mengabsen kehadiran siswa
i) Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran dimulai
j) Guru kolaborator menyiapkan peralatan pembelajaran Crossword Puzzle
k) Guru memberi penjelasan tentang jalannnya pembelajaran Crossword Puzzle
5. Kegiatan Inti
a. Guru menanyakan tentang pengertian skala
b. Guru menjelaskan cara menghitung jarak dengan skala peta
c. Siswa mengerjakan latihan menghitung jarak dengan skala peta yang diberikan
oleh guru
d. Siswa bergiliran maju ke depan kelas untuk mengerjakan latihan dari guru
e. Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang kurang dipahami siswa
f. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari
6. Kegiatan Akhir
d) Guru memberi evaluasi pada siswa
e) Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama
f) Guru mengucapkan salam
VIII.
Penilaian
1. Prosedur
a. Pre test
: pada kegiatan awal
b. Pos tes t
: pada kegiatan akhir
2. Jenis test
: tertulis
IX. Sumber Belajar dan Alat
1. Buku Paket BSE IPS Kelas 4 Penerbit depdiknas
2. LKS IPS untuk SD/MI Kelas 4 Semester Gasal
3. Peta
Suruh, 27 Juli 2012
Peneliti
Guru Mata Pelajaran IPS
Diny Rialistya
Sri Ernawati
Mengetahui Kepala Madrasah
Marzuliyah, S. Ag
Lampiran 5 Lembar pre test pra-siklus
Soal
1. Gambar seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang dilukiskan dalam suatu
bidang datar dengan perbandingan atau skala tertentu disebut….
2. Peta timbul disebut juga peta….
3. Menurut jenisnya peta dibedakan menjadi 3, yaitu peta…
, peta …
, dan peta….
4. Peta umum digunakan untuk menunjukkan….
5. Ciri-ciri peta yang baik adalah….
Kunci jawaban
1. Peta
2. Tiga dimensi
3. Peta dasar, peta topografi, dan peta tematik
4. Menunjukkan letak suatu tempat, kota, sungai, danau, laut, gunung, dan sebagainya.
Menunjukkan jalur transportasi darat atau jalan yang menghubungkan kota yang satu
dengan yang lain.
5. Memberikan informasi yang benar
Memberikan informasi keadaan suatu daerah
Menunjukkan letak dan jarak suatu tempat secara jelas dan pasti
(Nilai = jumlah benar x 20)
Lampiran 6 Lembar tes formatif pra-siklus
Soal
1. Peta Benua Eropa, peta Indonesia merupakan contoh peta yang menggambarkan
wilayah yang….
2. Peta yang semua data permukaan buminya dimasukkan pita magnetik, sedang
pengolahan dan penyajian datanya menggunakan komputer, disebut peta….
3. Peta yang menunjukkan tema tertentu atau khusus, contohnya peta kepadatan
penduduk, peta curah hujan, disebut peta….
4. Peta umum digunakan untuk menunjukkan …..
yang
menghubungkan kota yang satu dengan yang lain.
5. Ciri-ciri peta yang baik adalah menunjukkan ….
tempat secara jelas dan pasti.
Kunci jawaban
1. Luas
2. Peta digital
3. Peta tematik
4. Jalur transportasi darat/ jalan
5. Letak dan jarak
(Nilai = jumlah benar x 20)
dan …
suatu
Lampiran 7 Lembar pre test siklus I
Soal
1
3
2
4
5
Mendatar
3.Batas-batas pinggir gambar peta disebut….
5.Biasanya ditulis pada bagian atas peta. Menunjukkan isi peta ialah….
Menurun
1. Keterangan-keterangan yang menjelaskan simbol-simbol peta adalah….
2. Tanda/lambang objek pada peta disebut….
3. Perbandingan jarak antara dua titik pada peta dengan jarak sebenarnya pada
permukaan bumi yaitu…
KUNCI JAWABAN
1
3
5
G
J
A R I
4
S
2
L
T E
P
S
I
K
G
M
A
E
B
U D U L
N
O
A
D
L
A
(Nilai = jumlah benar x 20)
Lampiran 8 Lembar tes formatif siklus I
Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Mendatar
1.Dalam peta warna coklaat muda merupakan simbol….
4.
5.
6.
Simbol ibukota….
Adalah simbol…
Adalah simbol ibukota….
7.Skala yang dinyatakan dengan angka adalah…
9.Kumpulan beberapa peta yang dibuat dalam bentuk buku disebut….
Menurun
2.Dalam peta terdapat garis-garis tegak dan mendatar (horizontal). Garis itu disebut garis….
3.Jarum pedoman/garis yang menunjukkan arah suatu tempat….
6.Simbol dataran tinggi pada peta berwarna….
8.
Simbol perkebunan….
Kunci jawaban
1
P
E
G
U
N
U
N
G
2
4
R
O
V
I
N
S
P
3
A N
I
A
T
5
6
K A
B
J
U
A
P
L
A
A
N
T
E
U
7
N U
M
E
R
I
I
N
8
K
E
9
A
G
T
L
A
P
A
(Nilai = jumlah benar x 10)
A
R
M
T
A
Y
A
O
A
N
N
O
G
M
I
I
N
S
Lampiran 9 Lembar pre test siklus II
Soal
1
2
3
4
5
Mendatar
2. Di Kab. Boyolali, Kecamatan mana yang berbatasan langsung dengan Kab.
Magelang…
3. Batas paling utara Kab. Boyolali adalah Kab…
5. Samudra yang terletak di selatan pulau Jawa…
Menurun
1. Gunung yang terletak diantara prov. Jateng dan prov. DIY….
4. Ambon adalah ibu kota dari provinsi….
Kunci jawaban
1
M
2
S
E
L
O
3
G
R
O
B
A
5
H
I
N
D
P
4
I
A
M
L
U
K
U
(Nilai = jumlah benar x 20)
O
G
A
N
Lampiran 10 Lembar tes formatif siklus II
Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
Mendatar
3. Gunung Salak terletak di Kab….
5. Selat yang terletak diantara Jawa Timur dan P. Bali….
6. Provinsi Bali beribu kota di…
7. Ibu kota dari prov. Sumatera Barat…
8. Ibu kota dari prov. Banten…
Menurun
1. Waduk Gajah Mungkur terletak di Kab…
2. Candi Prambanan terleletak di Kab….
4. Arah mata angin yang terletak diantara barat laut dan timur laut….
5.Bandara Ahmad Yani terletak di kota…
8. Ibu kota dari kab. Sleman yaitu...
Kunci jawaban
1
2
3
K
B
L
5
6
D
S
E
8
S
P
E
A
4
T
T
T
B
A
N
P
A
S
A
R
R
A
I
N
R
A
N
G
N
M
G
G
A
A
E
O
L
D
A
U
E
A
L
O
N
M
7
W
A
N
( Nilai = jumlah benar x 10)
G
L
I
G
O
R
Lampiran 11 Lembar pre test siklus III
Soal Pre Test
1
2
3
4
5
Mendatar
3.Jarak sesungguhnya antara Solo-Boyolali adalah 60 km. pada peta jarak SoloBoyolali adalah 3 cm. skala peta tersebut adalah…
4.Skala 1:300.000, diperkecil 3 kali, maka skalanya adalah…
5.Jarak antara Semarang-Jogja pada peta adalah 2 cm. skala 1: 3.000.000. berapa
jarak Semarang-Jogja sebenarnya ?
Menurun
1. Jarak sesunggauhnya antara Klaten-Boyolali adalah 50 km. jika digambarkan
pada peda dengan skala 1: 200, maka jarak Klaten-Boyolali pada peta adalah?
2. Skala 1:500.000, diperbesar 5 kali, maka skalanya adalah…
Kunci jawaban
1
2
3
2
0
4
9
1
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
2
0
6 0
0
(Nilai = jumlah benar x 20)
Lampiran 12 Lembar tes formatif siklus III
Soal
1
3
2
4
5
Mendatar
2.jarak antara kota X dan Y sebenarnya adalah 5 km. hitunglah jarak kota X-Y pada
peta dengan skala1:500.000?
3. jarak antara kota Klaten dan Solo adalah 24 km. pada peta jarak kota klaten –Solo
adalah 2 cm. hitunglah skala peta tersebut ?
5. sebuah peta mempunyai skala 1:1.000.000. jika peta tersebut diperbesar 2 kali,
berapa skala peta yang baru ?
Menurun
1.
Sebuah peta mempunyai skala 1 :250.000. jika peta terssebut diperkecil
setengahnya.berapa skala peta yang baru ?
4.jarak antara kota A dan B pada peta adlah 5 cm. peta tersebut mempunyai skala
1:5.000.000. hitunglah jarak sebenarnya kota A-B?
Kunci jawaban
1
3
1
4
5
0
2
5
2
5
(Nilai = jumlah benar x 20)
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Lampiran 13 Lembar hasil pengamatan terhadap guru pada pra-siklus
LEMBAR PENILAIAN GURU
PRA SIKLUS
Hasil
NO Kegiatan
Keterangan
B
1
2
3
4
5
6
Guru mengucapkan salam
dengan jelas
Guru
melakukan
kehadiran siswa dengan jelas
V
V
tentang materi yang terkait
Guru
memberikan
soal
V
pretest
Guru
menjelaskan
materi
V
pelajaran
Guru memberi pertanyaan
V
pada siswa
bersama
siswa
V
menyimpulkan materi yang
telah dibahas
8
9
10
Guru memberi kesempatan
bertanya kepada siswa
Guru
memberikan
soal
formatif
Guru mengucapkan salam
penutup
K
V
Guru melakukan tanya jawab
Guru
7
presensi
C
V
V
V
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Lampiran 14 Lembar hasil pengamatan terhadap guru pada siklus I
LEMBAR PENILAIAN GURU
SIKLUS I
Hasil
NO Kegiatan
Keterangan
B
1
2
3
4
5
6
Guru mengucapkan salam
dengan jelas
Guru
presensi
kehadiran siswa dengan jelas
Guru melakukan tanya jawab
tentang materi yang terkait
Guru
memberikan
soal
pretest
Guru
menjelaskan
materi
pelajaran
Guru memberi pertanyaan
pada siswa
Guru
7
melakukan
bersama
V
V
V
V
V
V
siswa
menyimpulkan materi yang
telah dibahas
C
V
K
8
9
10
Guru memberi kesempatan
bertanya kepada siswa
Guru
memberikan
soal
formatif
Guru mengucapkan salam
penutup
V
V
V
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Lampiran 15 Lembar hasil pengamatan terhadap guru pada siklus II
LEMBAR PENILAIAN GURU
SIKLUS II
Hasil
NO Kegiatan
Keterangan
B
1
2
3
4
5
Guru mengucapkan salam
dengan jelas
Guru
melakukan
presensi
kehadiran siswa dengan jelas
Guru melakukan tanya jawab
tentang materi yang terkait
Guru
memberikan
soal
pretest
Guru
menjelaskan
pelajaran
materi
C
V
V
V
V
V
K
6
Guru memberi pertanyaan
pada siswa
Guru
7
bersama
V
siswa
V
menyimpulkan materi yang
telah dibahas
8
9
10
Guru memberi kesempatan
bertanya kepada siswa
Guru
memberikan
soal
formatif
Guru mengucapkan salam
penutup
V
V
V
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Lampiran 16 Lembar hasil pengamatan terhadap guru pada siklus III
LEMBAR PENILAIAN GURU
SIKLUS III
Hasil
NO Kegiatan
Keterangan
B
1
2
Guru mengucapkan salam
dengan jelas
Guru
melakukan
presensi
kehadiran siswa dengan jelas
V
V
C
K
3
4
5
6
Guru melakukan tanya jawab
tentang materi yang terkait
Guru
memberikan
pretest
Guru
menjelaskan
materi
pelajaran
Guru memberi pertanyaan
pada siswa
Guru
7
soal
bersama
V
V
V
V
siswa
V
menyimpulkan materi yang
telah dibahas
8
9
10
Guru memberi kesempatan
bertanya kepada siswa
Guru
memberikan
soal
formatif
Guru mengucapkan salam
penutup
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
V
V
V
Lampiran 17 Lembar hasil pengamatan terhadap perhatian siswa pada pra-siklus
LEMBAR PENGAMATAN SISWA
PRA-SIKLUS
NO
Hasil
Kegiatan
B
C
K
Keterangan
Sebagian
1
Siswa menjawab salam
siswa
menjawab
dengan semangat tapi masih
V
ada
yang
canggung
untuk
menjawab
Siswa merespon panggilan
2
V
Siswa merespon dengan baik
presensi dari guru
Siswa
menanggapi
tanya
3
V
jawab yang diberikan guru
Siswa
masih
malu
untuk
mengungkapkan pendapatnya
Kurang dari setengah jumlah
Siswa
memperhatikan
4
V
penjelasan dari guru
siswa
yang
memperhatikan,
sedangkan yang lainnya masih
berbcara dengan temannya
Interaksi antara siswa kepada
Siswa memberikan umpan
5
V
balik dari penjelasan guru
Siswa
6
ikut
guru pada saaat disampaikan
materi kurang
serta
menyimpulkan materi yang
V
Siswa masih malu
V
Siswa masih malu
diajarkan
Siswa
7
memanfaatkan
kesempatan bertanya yang
diberikan guru
Siswa
mengerjakan
soal
8
V
evaluasi
Siswa
9
menjawab
salam
V
penutup
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Siswa kurang serius dalam
mengerjakan soal
Siswa
semangat
menjawab
dengan
Lampiran 18 Lembar hasil pengamatan terhadap perhatian siswa pada siklus I
LEMBAR PENGAMATAN SISWA
SIKLUS I
Hasil
NO
Kegiatan
1
Siswa menjawab salam
B
C
K
Keterangan
V
Menjawab dengan semangat
V
Merespon dengan baik
Siswa merespon panggilan
2
presensi dari guru
Siswa
Siswa
menanggapi
tanya
3
sudah
memberanikan
V
diri
mulai
dan
siap
menjawab pertanyaan, tetapi ada
jawab yang diberikan guru
yang belum siap
Siswa
memperhatikan
4
V
penjelasan dari guru
Siswa memberikan umpan
5
V
balik dari penjelasan guru
Siswa
6
ikut
Masih banyak siswa yang kurang
memperhatikan
Interaksi
siswa
dengan
guru
masih kurang
serta
menyimpulkan materi yang
Siswa masih canggung dalam
V
mengungkapkan
diajarkan
Siswa
7
memanfaatkan
kesempatan bertanya yang
V
Siswa masih canggung
diberikan guru
Siswa
mengerjakan
soal
8
V
evaluasi
Siswa
menjawab
9
salam
V
penutup
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Siswa
belum
jelas
dengan
jalannya evaluasi
Siswa
semangat
menjawab
dengan
Lampiran 19 Lembar hasil pengamatan terhadap perhatian siswa pada siklus II
LEMBAR PENGAMATAN SISWA
SIKLUS II
Hasil
NO
Kegiatan
1
Siswa menjawab salam
B
C
K
Keterangan
V
Menjawab dengan semangat
V
Merespon dengan baik
Siswa merespon panggilan
2
presensi dari guru
Siswa
menanggapi
Siswa sudah mulai memberanikan diri
tanya
3
V
jawab yang diberikan guru
Siswa
yang belum siap
memperhatikan
4
V
penjelasan dari guru
Siswa memberikan umpan
5
V
balik dari penjelasan guru
Siswa
6
ikut
dan siap menjawab pertanyaan, tetapi ada
Masih ada sedikit siswa yang kurang
memperhatikan
Sebagian siswa terjalin interaksi dengan
guru
serta
menyimpulkan materi yang
V
Siswa
masih
canggung
dalam
mengungkapkan
diajarkan
Siswa
7
memanfaatkan
kesempatan bertanya yang
V
Siswa masih canggung
V
Ada yang belum paham jalannya evaluasi
diberikan guru
Siswa
mengerjakan
soal
8
evaluasi
Siswa
9
menjawab
salam
V
penutup
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Menjawab dengan semangat
Lampiran 20 Lembar hasil pengamatan terhadap perhatian siswa pada siklus III
LEMBAR PENGAMATAN SISWA
SIKLUS III
Hasil
NO
Kegiatan
1
Siswa menjawab salam
B
C
K
Keterangan
V
Menjawab dengan semangat
V
Merespon dengan baik
Siswa merespon panggilan
2
presensi dari guru
Siswa
menanggapi
tanya
3
V
jawab yang diberikan guru
Siswa
V
lomba untuk menjawab evaluasi dengan
penjelasan dari guru
strategi pembelajaran Crossword Puzzle
Siswa memberikan umpan
5
Siswa sudah terjalin interaksi dengan
V
guru
balik dari penjelasan guru
Siswa
6
ikut
masih ada yang kurang memperhatikan
Siswa memperhatikan dan berlomba-
memperhatikan
4
Siswa semakin siap untuk menjawab, tapi
serta
menyimpulkan materi yang
V
Siswa semakin berani mengungkapkan
pendapatnya
diajarkan
Siswa
7
memanfaatkan
kesempatan bertanya yang V
Siswa sering bertanya
diberikan guru
Siswa
mengerjakan
soal
8
V
Ada yang belum paham jalannya evaluasi
V
Siswa menjawab dengan semangat
evaluasi
Siswa
9
penutup
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
menjawab
salam
Lampiran 21 Hasil tes formatif siswa pada pra-siklus
Hasil Tes Formatif pada Pra-Siklus
No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
M. Tegar Setia E
70
70
T
2
Siti Sastri Dalila
70
50
TT
3
Riza Aulia
70
40
TT
4
Ika Amin M
70
50
TT
5
Devan Arya P
70
60
TT
6
Nabylla Febianti I
70
70
T
7
Erni Puspitasari
70
50
TT
8
M. Prasetyo
70
60
TT
9
Novia Puji N
70
50
TT
10
Wahyu
70
50
TT
11
Danis
70
60
TT
Rata-rata
55,45
Lampiran 22 Hasil tes formatif siswa pada siklus I
Hasil Tes Formatif pada Siklus I
No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
M. Tegar Setia E
70
80
T
2
Siti Sastri Dalila
70
60
TT
3
Riza Aulia
70
50
TT
4
Ika Amin M
70
60
TT
5
Devan Arya P
70
60
TT
6
Nabylla Febianti I
70
90
T
7
Erni Puspitasari
70
60
TT
8
M. Prasetyo
70
50
TT
9
Novia Puji N
70
70
T
10
Wahyu
70
80
T
11
Danis
70
60
TT
Rata-rata
65,45
Lampiran 23 Hasil tes formatif siswa pada siklus II
Hasil Tes Formatif pada Siklus II
No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
M. Tegar Setia E
70
90
T
2
Siti Sastri Dalila
70
80
T
3
Riza Aulia
70
70
T
4
Ika Amin M
70
70
T
5
Devan Arya P
70
60
TT
6
Nabylla Febianti I
70
90
T
7
Erni Puspitasari
70
60
TT
8
M. Prasetyo
70
60
TT
9
Novia Puji N
70
70
T
10
Wahyu
70
80
T
11
Danis
70
60
TT
Rata-rata
71,82
Lampiran 24 Hasil tes formatif siswa pada siklus III
Hasil Tes Formatif pada Siklus III
No
Nama
KKM
Nilai
Ketuntasan
1
M. Tegar Setia E
70
100
T
2
Siti Sastri Dalila
70
80
T
3
Riza Aulia
70
80
T
4
Ika Amin M
70
70
T
5
Devan Arya P
70
70
T
6
Nabylla Febianti I
70
100
T
7
Erni Puspitasari
70
70
T
8
M. Prasetyo
70
70
T
9
Novia Puji N
70
70
T
10
Wahyu
70
90
T
11
Danis
70
70
T
Rata-rata
79,09
Lampiran 26 Profil sekolah
Gambaran Umum Lokasi Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02
Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 terletak di Dusun Kirang, Kelurahan
Sukorejo, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02
ini, terletak di perbatasan antara Kabupaten Semarang dengan Kabupaten Boyolali.
Madrasah Ibtidaiyah Sukorejo 02 ini terletak di daerah pedesaan.
Adapun batas desa Sukorejo adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara
: Desa Kedung Ringin
b. Sebelah Selatan
: Desa Bonomerto
c. Sebelah Barat
: Desa Gunung Tumpeng dan Desa Medayu
d. Sebelah Timur
: Kec. Karanggede Kab. Boyolali
STRUKTUR ORGANISASI MI SUKOREJO 02 SURUH
No
Nama
Jabatan
1
Marzuliyah, S. Ag
Kepala Madrasah
2
Nur Anisa, S. Pd. I
Wali Kelas VI
3
Novita Budiningrum Puspitasari, S. Pd. I
Wali Kelas V
4
Miftakhul al Arif, S. Pd. I
Wali Kelas IV
5
Sa’id Keliata, S. Pd. I
Wali Kelas III
6
Agus Sulistiyo
Wali Kelas II
7
Lasti Fitriyah, A. Ma
Wali Kelas I
8
Sri Ernawati
Guru Mapel
SARANA DAN PRASARANA MI SUKOREJO 02
No
Sarana dan Prasarana
Jumlah
1
Ruang Kepala Madrasah
Jadi satu dengan ruang guru
2
Ruang Guru
1
3
Ruang Kelas
6
4
Ruang Perpustakaan
-
5
Ruang Kesehatan atau UKS
-
7
Laboratorium
-
8
Musholla
-
9
Kamar Mandi/ WC Guru
1
10
Kamar Mandi/ WC Siswa
1
11
Gudang
1
12
Lapangan Upacara
1
13
Lapangan Olah Raga
-
14
Koperasi Madrasah
Jadi satu dengan ruang guru
DAFTAR GURU MI SUKOREJO 02
No
Nama
Keterangan
Kepala Madrasah dan Guru
1
Marzuliyah, S. Ag
Matematika dan IPA Kelas
VI
2
3
Nur Anisa, S. Pd. I
Novita Budiningrum Puspitasari, S.
Pd. I
Guru Mapel Agama mulai
kelas IV-VI
Guru Mapel IPS kelas IVVI, Matematika kelas IV-V,
Bahasa Inggris kelas IV-VI
Guru Mapel PKn, Bahasa
4
Miftakhul al Arif, S. Pd. I
Indonesia dan Olah raga
mulai kelas IV-VI
5
Sa’id Keliata, S. Pd. I
Guru kelas III
6
Agus Sulistiyo
Guru kelas II
7
Lasti Fitriyah, A. Ma
Guru kelas I
Guru Mapel Bahasa Jawa
8
Sri Ernawati
IV-V, SBK kelas IV-VI,
dan IPA&IPS kelas IV-V
JUMLAH SISWA MI SUKOREJO 02
Jenis Kelamin
No
Jumlah
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Siswa
1
I
10
4
14
2
II
10
5
15
3
III
7
11
18
4
IV
5
6
11
5
V
9
6
15
6
VI
11
4
15
52
36
88
Jumlah
Satuan Kredit Kegiatan Ekstrakurikuler (SKK)
Nama
: DINY RIALISTYA
NIM
: 11508048
Jurusan/Progdi
: Tarbiyah/ PGMI
Dosen PA
: Ari Setiawan, S.Pd., M.M
No
Kegiatan
Pelaksanaan
1
OPSPEK Stain Salatiga 2008
2
Sarasehan
Status
Poin
Peserta
3
9 September 2008
Peserta
2
15 September 2008
Peserta
2
6-9 November 2008
Peserta
3
Peserta
5
Peserta
2
Peserta
3
25 Mei 2009
Peserta
2
9 November 2009
Peserta
6
2 Desember 2009
Peserta
3
25-27 Agustus 2008
Keagamaan
“Aktualisasi Nilai-nilai Spiritual
Puasa di Bulan Ramadhan”
3
Buka Bersama dan Bedah Film
“Perjumpaan
Indah
dengan
Ramadhan Penuh Berkah”
4
Pendidikan dan Latihan Calon
Pramuka Pandega ke-18
5
Kursus Pembina Pramuka Mahir 25-31 Januari 2009
Tingkat Dasar (KMD) 2009
6
Bedah Film “Laskar Pelangi”
dan Penggalangan Dana untuk
4 April 2009
Korban Situ Gintung
7
Masa Penerimaan Anggota Baru 9-10 November 2009
(MAPABA) II PMII
8
Bedah Buku “Harmonisasi dan
Humanisasi Lingkungan Hidup”
karya Dra. Maslikhah, M.Si
9
Seminar
Syariah
Nasional
“Upaya
Sistem
Ekonomi
Membentuk
Ekonomi
Syariah
sebagai Arah Sistem Ekonomi
Indonesia”
10
Seminar
Kebangsaan
“Memperkokoh
Kepeloporan
Mahasiswa
dalam
Pembangunan Menuju Kejayaan
Indonesia di Pentas Global”
11
Seminar
Nasional
“Strategi
Pembelajaran Kreatif, Menarik
dan
Menyenangkan
menuju
23 Januari 2010
Peserta
6
Siswa Cerdas’
12
Seminar
Regional
“Peran
Lembaga Publik sebagai Alat
22 Maret 2010
Peserta
4
15 Mei 2010
Peserta
3
2 Juni 2010
Peserta
6
Masa bakti 2010/2011
Pengurus
3
2010
Panitia
3
31 Juli-22 Agustus 2010
Peserta
3
Praktikum
pelatihan
mahasiswa
Jurusan Tarbiyah 31 Juli-22 Agustus 2010
Peserta
3
Peserta
6
Kontrol
Pemerintah
Demi
Terciptanya Good Governance”
13
Public Hearing “Membangun
Demokrasi
Kampus
yang
Harmonis”
14
Seminar Nasional Pendidikan
“Aktualisasi
Nilai-nilai
Pendidikan
dalam
Upaya
Membentuk
Karakter
dan
Budaya Bangsa”
15
SK
Pengangkatan
Pengurus
Senat Mahasiswa (SEMA) Stain
Salatiga 2010/2011
16
SK
Pengangkatan
Pemantau
Orientasi Program Akademik
dan
Pengenalan
Kampus
(OPAK)
17
Praktikum
Pelatihan
ILAiK
Mahasiswa Jurusan Tarbiyah
2008
18
TOEFL
2008
19
National
Workshop
Entrepreneurship
and
of
Basic
19 Desember 2010
Cooperation 2010
20
Seminar Politik “Pilwakot yang
Ideal untuk Masa depan Salatiga
27 Januari 2011
Peserta
3
25 Maret 2012
Panitia
2
17 Mei 2011
Panitia
3
2 Juni 2012
Panitia
yang Lebih Baik”
21
Jalan
Santai
“Bersama
Masyarakat
Sidomukti
Mewujudkan
Nilai-nilai
Kebersamaan
dalam
Bermasyarakat
untuk
membiasakan Hidup Sehat”
22
Seminar Keperempuanan
“Menumbuhkan Kembali Jiwa
Kekartinian
dalam
Ranah
Kampus”
23
Seminar Bahasa “Problematika
dan Solusi Pengajaran Bahasa”
JUMLAH
3
79
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Dengan ini penulis cantumkan riwayat hidup sebagai berikut:
Nama
: Diny Rialistya
NIM
: 11508048
TTL
: Boyolali, 6 Maret 1991
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Kebonan RT 01/ RW I, Kec. Karanggede, Kab. Boyolali
Riwayat Pendidikan :
1. TK Pertiwi Kebonan, lulus tahun 1996
2. SDN Tegalsari 1, lulus tahun 2002
3. SMP N 1 Karanggede, lulus tahun 2005
4. SMA N 1 Karanggede, lulus tahun 2008
5. Sedang menyelesaikan S1 Kependidikan Islam STAIN Salatiga
Demikian riwayat hidup penulis, penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Download