Flu, Radang tenggorokan, Nasopharyngitis: Mengapa Harus Antibiotika ? Posted on Maret 10, 2012 by GrowUp Clinic Flu biasa yang juga dikenal sebagai radang tenggorokan, nasopharyngitis, rhinopharyngitis, coryza akut atau pilek adalah virus penyakit menular dari atas sistem pernapasan yang kadang dapat mempengaruhi terutama hidung dan mata. Sebagian besar kasus tanpa pemberian pengobatan khusus atau antibiotika, tetapi faktanya penyakit ini masih saja seringkali diobat dengan antibiotika baik pada anak maupun dewasa. Gejala Flu atau Common Cold Gejala-gejala yang terjadi biasanya berupa batuk , sakit tenggorokan , pilek , dan demam yang biasanya akan membaik dalam 5-7 hari. Lebih dari 200 virus yang terlibat dalam penyebab flu biasa, yang rhinoviruses adalah yang paling umum. Gejala khas adalah batuk , pilek , hidung tersumbat dan sakit tenggorokan , kadang disertai sakit otot , kelelahan , sakit kepala , dan kehilangan nafsu makan . Sakit tenggorokan hadir dalam sekitar 40% kasus dan batuk pada sekitar 50%, ementara sakit otot terjadi pada sebagian besar penderita. Pada orang dewasa dan anak tertentu, biasanya tidak disertai demam haynya terasa meriang atau sumer Bila dikur suhu normal. Tetapi orang dan anak lainya sdengan daya tahan tubuh rendah bisa terjadi demam tinggi. Batuk biasanya ringan dibandingkan dengan yang menyertai influenza. Batuk dan demam menunjukkan kemungkinan lebih tinggi dari influenza pada orang dewasa, ada banyak kesamaan antara dua kondisi. Sejumlah virus yang menyebabkan flu biasa juga dapat mengakibatkan dalam infeksi tanpa gejala . Warna dahak atau sekresi hidung dapat bervariasi mulai dari jernih, kuning ke hijau dan tidak dapat mempresentasikan atau memprediksi penyebab virus tertentu Influenza Influenza, yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus influenza), yang menyerang unggas dan mamalia. Gejala yang paling umum dari penyakit ini adalah menggigil, demam, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala berat, batuk, kelemahan, dan rasa tidak nyaman secara umum. Walaupun sering tertukar dengan penyakit mirip influenza lainnya, terutama selesma, influenza merupakan penyakit yang lebih berat dibandingkan dengan selesma dan disebabkan oleh jenis virus yang berbeda. Influenza dapat menimbulkan mual, dan muntah, terutama pada anakanak,namun gejala tersebut lebih sering terdapat pada penyakit gastroenteritis, yang sama sekali tidak berhubungan, yang juga kadangkala secara tidak tepat disebut sebagai “flu perut.”Flu kadangkala dapat menimbulkan pneumonia viral secara langsung maupun menimbulkan pneumonia bakterial sekunder. Biasanya, influenza ditularkan melalui udara lewat batuk atau bersin, yang akan menimbulkan aerosol yang mengandung virus. Influenza juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan tinja burung atau ingus, atau melalui kontak dengan permukaan yang telah terkontaminasi. Aerosol yang terbawa oleh udara (airborne aerosols) diduga menimbulkan sebagian besar infeksi, walaupun jalur penularan mana yang paling berperan dalam penyakin ini belum jelas betul. Virus influenza dapat diinaktivasi oleh sinar matahari, disinfektan, dan deterjen. Sering mencuci tangan akan mengurangi risiko infeksi karena virus dapat diinaktivasi dengan sabun Influenza menyebar ke seluruh dunia dalam epidemi musiman, yang menimbulkan kematian 250.000 dan 500.000 orang setiap tahunnya,bahkan sampai jutaan orang pada beberapa tahun pandemik. Rata-rata 41.400 orang meninggal tiap tahunnya di Amerika Serikat dalam kurun waktu antara tahun 1979 sampai 2001 karena influenza. Pada tahun 2010 Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat mengubah cara mereka melaporkan perkiraan kematian karena influenza dalam 30 tahun. Saat ini mereka melaporkan bahwa terdapat kisaran angka kematian mulai dari 3.300 sampai 49.000 kematian per tahunnya. Tiga pandemi influenza terjadi pada abad keduapuluh dan telah menewaskan puluhan juta orang. Tiap pandemi tersebut disebabkan oleh munculnya galur baru virus ini pada manusia. Seringkali, galur baru ini muncul saat virus flu yang sudah ada menyebar pada manusia dari spesies binatang yang lain, atau saat galur virus influenza manusia yang telah ada mengambil gen baru dari virus yang biasanya menginfeksi unggas atau babi. Galur unggas yang disebut H5N1 telah menimbulkan kekhawatiran munculnya pandemi influenza baru, setelah kemunculannya di Asia pada tahun 1990-an, namun virus tersebut belum berevolusi menjadi bentuk yang menyebar dengan mudah dari manusia-ke-manusia.Pada April 2009 sebuah galur virus flu baru berevolusi yang mengandung campuran gen dari flu manusia, babi, dan unggas, yang pada awalnya disebut “flu babi” dan juga dikenal sebagai influenza A/H1N1, yang muncul di Meksiko, Amerika Serikat, dan beberapa negara lain. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mendeklarasikan wabah ini sebagai pandemi pada 11 Juni 2009 (lihat pandemi flu 2009). Deklarasi WHO mengenai pandemi tingkat 6 merupakan indikasi penyebaran virus, bukan beratringannya penyakit, galur ini sebetulnya memiliki tingkat mortalitas yang lebih rendah dibandingkan dengan wabah virus flu biasa. Vaksinasi terhadap influenza biasanya tersedia bagi orang-orang di negara berkembang. Ternak unggas sering divaksinasi untuk mencegah musnahnya seluruh ternak.Vaksin pada manusia yang paling sering digunakan adalah vaksin influenza trivalen (trivalent influenza vaccine [TIV]) yang mengandung antigen yang telah dimurnikan dan diinaktivasi terhadap tiga galur virus. Biasanya, vaksin jenis ini mengandung material dari dua galur virus influenza subtipe A dan satu galur influenza subtipe B. TIV tidak memiliki risiko menularkan penyakit, dan memiliki reaktivitas yang sangat rendah. Vaksin yang diformulasikan untuk satu tahun mungkin menjadi tidak efektif untuk tahun berikutnya, karena virus influenza berevolusi dengan cepat, dan galur baru akan segera benggantikan galur yang lama. Obat-obatan antivirus dapat dipergunakan untuk mengobati influenza, neuraminidase inhibitor (seperti Tamiflu atau Relenza). yang terutama efektif. Pengobatan Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit flu ini. pada umumnya sebagian besar disebabkan karena virus, sedangkan sebagian kecil lainnya disebabkan karena bakteri. Sebenarnya sebagian besar kasus tidak memerlukan pemberian antibiotika. Tetapi faktanya sering terjadi overdiagnosis dan overtreatment, justru sebagian dokter memberi antibiotika tetes mata atau bahkan antibiotika minum. Seperti pada virus flu lainnya justru sebagian dokter tidak mau berspekulasi meski penyebab yang paling sering virus tetapi selalu saja diberikan antibiotika. Uniknya lagi seringkali orangtua memberi obat antibiotika untuk sendiri atau minum antibiotika pemberian dokter saat dirinya demam, batuk, dan pilek. Tetapi saat anaknya sakit yang sama karena tertular saat diberi dokter antibiotika tidak diminum. Padahal penyakitnya sama, anaknya sembuh tanpa antibiotika tetapi dirinya sembuh dianggap karena pemberian antibiotika padahal kasusnya sama dan justru daya tahan tubuh anak lebih rendah daopat sembuh tanpa antibiotika. Pada umumnya infeksi sembuh sendiri tanpa pemberian obat khsus dalam waktu beberapa hari Rekomendasi dan kampanye penyuluhan ke orangtua dan dokter yang telah dilakukan oleh kerjasama CDC (Centers for Disease Control and Prevention) dan AAP (American Academy of Pediatrics) memberikan pengertian yang benar tentang penggunaan antibiotika. Pilek, panas dan batuk adalah gejala dari Infeksi Pernapasan Atas yang disebabkan virus. Perubahan warna dahak dan ingus berubah menjadi kental kuning, berlendir dan kehijauan adalah merupakan perjalanan klinis Infeksi Saluran Napas Atas karena virus, bukan merupakan indikasi antibiotika. Pemberian antibiotika tidak akan memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah infeksi tumpangan bakteri Penyakit infeksi virus ini bisa ditularkan melalui udara lewat batuk atau bersin, yang akan menimbulkan aerosol yang mengandung virus. Infeksi pada Pin Eye ini juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan tinja burung atau ingus, atau melalui kontak dengan permukaan yang telah terkontaminasi. Aerosol yang terbawa oleh udara (airborne aerosols) diduga menimbulkan sebagian besar infeksi, walaupun jalur penularan mana yang paling berperan belum jelas betul. Virus influenza dapat diinaktivasi oleh sinar matahari, disinfektan, dan deterjen. Sering mencuci tangan akan mengurangi risiko infeksi karena virus dapat diinaktivasi dengan sabun. INFEKSI YANG TERJADI PADA ANAK SEBAGIAN BESAR DISEBABKAN KARENA INFEKSI VIRUS DENGAN CIRI-CIRI Biasanya tidak demam atau Demam tinggi naik turun sulit turun saat hari I – II, tetapi hari ke III-V biasanya demam berangsur turun atau kurang dari 38,5OC. Seringkali demam hilang hari ke VI. Bila terdapat BATUK meski minum obat biasanya masih bertambah berat saat hari ke III – V dan berangsur membaik hari ke 6 Pada infeksi pencernaan krn infeksi virus perjalanan penyakit biasanya hari I muntah sering, hari 2-3 muntah berkurang dan diare semakin sering, hari ke 3-5 kadang mual dan muntah ringan masih ada yang berangsur membaik hari ke 6\ PADA UMUMNYA TIDAK PERLU ANTIBIOTIKA, karena infeksi virus sembuh sendiri tanpa antibiotika meski 2 hari demam tinggi atau ingus dan dahak hijau atau kuning. ANTIBIOTIKA mungkin diberikan bila hari 3-5 suhu di atas 38,5 C. Pada anak dengan riwayat alergi atau kulit sensitif biasa pada fase penyembuhan atau saat demam turun timbul rash atau bercak kemerahan yang akan hilang dalam 1-2 hari. GEJALA DBD YANG HARUS DIWASPADAI Infeksi virus flu dan sejenisnya pada awalnya sulit dibedakan dan menyerupai penyakit DBD. Maka kenali tanda dan gejala DBD yang harus diwaspadai Saat hari ke III-V : tidur terus menerus sepanjang hari, tidak mau main di bawah, atau hanya mau digendong meskipun demam sudah turun, Kaki dan tangan teraba dingin (anyep) disertai rewel gelisah berlebihan Timbul perdarahan : muntah darah, mimisan, berak hitam (darah) Bila terjadi gejala tersebut harus segera periksa laboratorium : periksa DARAH LENGKAP (bila setelah hari ke 3 demam di bawah 38,5, tidak perlu cek Widal/Tifus) Waspadai overdiagnosis tifus, sering false positif padahal bukan tifus. Curiga tifus bila hari ke 3-5 demam semakin tinggi di atas 38,5 C Influenza, biasa disebut sebagai flu, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari keluarga Orthomyxoviridae yang mempengaruhi burung dan mamalia. Nama influenza berasal dari Italia: influenza, yang berarti “mempengaruhi” (Latin: influentia). Gejala umum penyakit ini adalah badan terasa panas dingin, demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala parah, batuk, kelemahan dan rasa tidak nyaman. Gejala yang paling serng terjadi adalah demam dan batuk. Dalam kasus lebih serius, influenza menyebabkan radang paru-paru, yang dapat menimbulkan kematian, khususnya bagi kaum muda dan orang tua. Biasanya, influenza ditularkan melalui udara oleh batuk atau bersin, menciptakan udara di sekitarnya yang mengandung virus. Influenza juga dapat ditularkan melalui kotoran burung, air liur, nasal secretions (ingus), kotoran dan darah. Infeksi juga terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh. Udara yang tercemar virus ini dianggap bisa menyebabkan infeksi kebanyakan, walaupun demikian, cara penularan dari udara ke tubuh masih belum jelas. Virus influenza dapat menjadi tidak aktif/mati oleh sinar matahari, disinfectan dan deterjen. Virus dapat juga dibunuh oleh sabun; sering mencuci tangan mengurangi risiko infeksi. Gambaran 3D virus influenza Influenza menyebar di seluruh dunia dalam wabah musiman, menjadi menyebabkan kematian bagi ratusan ribu – juta per tahun pada tahun-tahun pandemi. Tiga pandemi influenza terjadi pada abad ke 20 dan membunuh puluhan juta orang, dengan masing-masing yang disebabkan oleh pandemi strain virus baru pada manusia. Seringkali, strain-strain baru ini memunculkan strain virus flu baru yang menyebar ke manusia dari jenis hewan tertentu, atau strain virus flu manusia mengambil gen dari virus yang biasanya infects burung atau babi (sehingga memunculkan strain terbaru lagi). Strain yang bernama Avian (H5N1) menaikkan kekhawatiran akan munculnya pandemi influenza yang baru, setelah muncul di Asia pada tahun 1990-an, tetapi ini belum berkembang ke bentuk yang mudah menyebar antar manusia. Pada bulan April 2009 sebuah strain flu berkembang, yang merupakan kombinasi dari gen manusia, babi, dan flu burung. Sebelumnya ini dikenal sebagai “flu babi”, munculnya di Mexico. Vaksinasi terhadap influenza biasanya diberikan kepada orang-orang di negara-negara berkembang dan pada peternakan unggas. Vaksin influenza yang paling umum bagi manusia adalah vaksin trivalent (TIV) yang mengandung bahan pembunuh material tiga jenis virus. Biasanya, vaksin ini berisi bahan dari dua virus influenza subtype A dan satu strain virus influenza subtype B. TIV tidak membawa risiko transmisi penyakit. Sebuah vaksin yang diformulasikan untuk satu tahun mungkin tidak efektif pada tahun berikutnya sejak virus influenza mengalami perkembangan pesat, dan strain baru cepat menggantikan strain yang lama. Obat antivirus dapat digunakan untuk mengobati influenza secara efektif, contohnya neuraminidase inhibitors. Jenis virus influenza Dalam klasifikasi virus, virus influenza adalah suatu virus RNA keluarga Orthomyxoviridae, yang terdiri dari lima genera: Influenza virus A (lihat penjelasan di bawah), Influenza virus B (lihat penjelasan di bawah), Influenza virus C (lihat penjelasan di bawah), Isavirus, menginfeksi ikan salmon, Thogotovirus, menyebabkan demam dan Encephalitis (inflamasi pada otak manusia); bereplikasi dalam sel tubuh tick (sejenis kumbang kecil) dan hewan vertebrata tertentu. Virus-virus ini terkait dekat dengan virus parainfluenza manusia, dimana virus-virus RNA termasuk dalam keluarga paramyxovirus yang umum menyebabkan infeksi pernafasan pada anak-anak (khususnya bayi), namun juga dapat menyebabkan penyakit yang serupa dengan influenza pada orang dewasa. Influenza virus A Genus ini memiliki satu spesies yaitu virus influenza A. Burung perairan liar di alam bebas menjadi rumah bagi berbagai variasi influenza A. Sesekali, virus yang ditularkan ke spesies lain dan mungkin akan menyebabkan wabah bagi unggas di suatu kawasan tertentu atau menimbulkan pandemi influenza bagi manusia. Diantara tiga jenis influenza, Virus-virus type A adalah patogen yang paling mematikan bagi manusia dan menyebabkan penyakit yang paling parah. Virus influenza A dapat dibagi menjadi beberapa serotype yang berbeda berdasarkan respon antibodi terhadap virus ini. Serotype-serotype yang telah dikonfirmasi pada manusia, dikenal sebagai pandemi pembawa kematian adalah: - H1N1 yang menyebabkan flu Spanyol tahun 1918, dan flu babi tahun 2009 - H2N2 yang menyebabkan Flu Asia di tahun 1957 - H3N2 yang menyebabkan Flu di Hong Kong 1968 - H5N1, (Flu Burung) sebuah ancaman pandemi merupakan flu musiman 2007-2008 - H7N7, yang memiliki potensi zoonotic yang tidak biasa - H1N2, endemik pada manusia dan babi - H9N2 - H7N2 - H7N3 - H10N7 Influenza virus B Genus ini memiliki satu spesies, Virus influenza B. Influenza B hampir seluruhnya menginfeksi manusia dan sangat sedikit menginfeksi dibandingkan influenza A. Satu-satunya binatang yang diketahui rentan terhadap infeksi influenza B adalah singa laut dan ferret (sejenis musang?). Kemampuan bermutasi jenis influenza ini 2-3 kali lebih rendah dibandingkan tipe A, sehingga memiliki tingkat keragaman genetik yang rendah yaitu hanya terdapat satu serotype influenza B. Sebagai akibatnya, antigennya pun kurang beragam, imunitas untuk influenza B biasanya diperoleh manusia pada usia dini. Namun, bukan berarti influenza B tidak bisa lagi bermutasi. Influenza virus C Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza C yang menginfeksi manusia, anjing dan babi, kadang-kadang menyebabkan sakit parah dan epidemik (wabah) pada tingkat lokal. Influenza C sangat sedikit dibandingkan dengan jenis lainnya dan biasanya menyebabkan penyakit ringan pada anak-anak. Replikasi (memperbanyak/menggandakan diri) Virus-virus hanya dapat melakukan replikasi pada sel hidup. Infeksi Influenza dan replikasi adalah proses multi-step: pertama, virus mengikatkan dirinya dan masuk ke dalam sel, kemudian mengirimkan genome-nya ke suatu tempat dimana ia dapat memproduksi salinan protein virus baru dan RNA, kemudian semua komponen berkumpul yang menjadi partikel virus baru dan akhirnya keluar dari sel host (tempat menggandakan diri tadi). Penularan Seseorang yang terjangkit influenza bisa terlihat sehat antara dua-tiga hari setelah terinfeksi dan bisa menularkan selama sedikitnya sekitar sepuluh hari. Anak-anak lebih banyak tertular dari orang dewasa dan virus menetap dan tidak memperlihatkan gejala sampai dua minggu setelah terinfeksi. Influenza dapat menyebar dalam tiga cara: Melalui lendir bersin yang masuk ke dalam mata, hidung atau mulut orang lain yang sehat, Melalui udara tercemar virus dari orang yang batuk, bersin dan ludahan kemudian masuk lewat pernafasan orang sehat, Melalui tangan ke mulut baik dari kejangkitan permukaan langsung atau kontak pribadi, seperti berjabat tangan. Ketiga cara di atas berkontribusi terhadap penyebaran virus. Pada jalur udara, suatu tetesan kecil cairan yang berisi virus influenza (kira-kira berdiameter 0,5 hingga 5 μm) yang terhirup sudah cukup untuk menjadi infeksi bagi seseorang. Meskipun demikian, walau satu bersin bisa berisi 40.000 tetes cairan, kebanyakan dari tetesan ini akan segera hilang di udara. Ketahanan influenza berada di udara terbuka kelihatannya dipengaruhi oleh tingkat kelembaban dan radiasi UV: dengan kelembaban dan kurangnya sinar matahari di musim dingin mungkin membantu virus bisa bertahan lama. Virus influenza dapat menular melalui kontaminasi terhadap permukaan seperti kertas, kenop pintu, tombol lampu dan barang-barang rumah tangga lainnya. Waktu yang diperlukan virus untuk tetap bertahan pada permukaan benda bervariasi. Mereka dapat tetap hidup dalam satu sampai dua hari pada lapisan yang keras atau permukaan tidak berpori seperti logam atau plastik; selama sekitar lima belas menit pada kertas tisu kering, dan hanya lima menit di kulit. Namun, jika virus berada di lendir, maka mereka akan bisa bertahan dalam waktu lama. Gejala Gejala influenza dimulai secara cepat dalam satu hingga dua hari setelah terinfeksi. Biasanya gejala pertama adalah bersin atau sensasi rasa kaku, demam juga umum terjadi di awal infeksi, dengan suhu tubuh berkisar 38-39 ° C. Banyak orang yang sakit flu lebih memilih bertahan di tempat tidur untuk beberapa hari. Sakit flu menimbulkan rasa sakit dan nyeri di seluruh tubuh mereka, yang lebih parah di punggung dan kaki. Gejala influenza yang mungkin bisa terjadi yaitu: - Badan nyeri, terutama sendi dan tenggorokan - Kedinginan dan demam yang ekstrim - Kelelahan - Sakit kepala (Headache) - Mata berair - Mata, kulit (terutama wajah), mulut, hidung dan tenggorokan memerah - Abdominal pain/sakit perut pada anak-anak (dengan influenza B). Hal yang sulit adalah membedakan antara common cold (Acute viral rhinopharyngitis) dengan influenza karena mereka menimbulkan gejala yang mirip pada tahap awal terinfeksi. Namun flu dapat dikenali dengan demam tinggi dengan serangan mendadak dan sangat kelelahan. Diare adalah gejala yang tidak biasa dari influenza pada orang dewasa, meskipun ini terlihat pada beberapa kasus manusia akibat H5N1 (flu burung) dan dapat menjadi gejala pada anak-anak. Dari gejala yang tercantum di atas, kombinasi demam dengan batuk, sakit tenggorokan dan/atau keluarnya ingus dapat meningkatkan keakuratan diagnostik. Vaksinasi Vaksinasi terhadap influenza dengan vaksin influensa sering dianjurkan untuk kelompok berisiko tinggi, seperti anak-anak dan orang tua, atau orang-orang yang memiliki asma, diabetes, atau penyakit jantung. Efektivitas vaksin influenza ini bervariasi. Karena tingginya tingkat mutasi virus, vaksin influenza tertentu biasanya memberikan perlindungan untuk tidak lebih dari beberapa tahun. Suatu hal yang memungkinkan bagi manusia untuk tetap terinfeksi influenza walaupun kita sudah divaksinasi. Vaksin dire-formulasi setiap musim untuk beberapa strain flu, tetapi adalah hal yang tidak mungkin untuk memasukkan semua strain yang aktif menginfeksi manusia dalam satu musim. Diperlukan Waktu kurang lebih enam bulan bagi produsen obat untuk merumuskan dan menghasilkan jutaan dosis yang diperlukan untuk menangani wabah. Vaksin memakan waktu sekitar dua minggu untuk menjadi efektif, sehingga dalam jangka waktu itu, seseorang yang telah divaksin masih memungkinkan untuk terkena penyakit influenza (dari jenis strain virus yang sama dengan yang divaksinkan ke tubuhnya). Perawatan dan pengobatan Orang dengan flu disarankan untuk banyak istirahat, minum banyak cairan, menghindari penggunaan alkohol dan tembakau, dan jika perlu, menggunakan obat seperti parasetamol (acetaminophen) untuk meringankan dengan demam dan nyeri otot yang berhubungan dengan flu. Anak-anak and remaja dengan gejala flu terutama demam jangan menggunakan aspirin saat Influenza (khususnya influenza tipe B), karena hal tersebut dapat mengakibatkan syndrome Reye (penyakit yang berpotensi fatal hati). Influenza disebabkan oleh virus dan antibiotik tidak berpengaruh terhadap infeksi kecuali diresepkan untuk infeksi kedua yang disebabkan oleh bakteri seperti radang paru-paru. Obat antivirus dapat efektif, tetapi beberapa jenis influenza yang dapat menunjukkan perlawanan (resisten) terhadap obat antivirus. Dua kelas obat antivirus yang digunakan melawan influenza adalah neuraminidase inhibitors dan M2 protein inhibitors (adamantane derivatif). Neuraminidase inhibitors merupakan pilihan tingkat sedang untuk infeksi virus flu karena kurang beracun dan lebih efektif, namun CDC merekomendasikan penggunaan M2 inhibitors selama musim influenza 2005-2006 karena tingginya resistensi obat. Neuraminidase inhibitors Obat antivirus seperti oseltamivir (nama dagangnya Tamiflu) dan zanamivir (nama dagangnya Relenza) adalah neuraminidase inhibitors yang dirancang untuk menghentikan penyebaran virus dalam tubuh. Obat ini sering efektif terhadap influenza A dan B. The Cochrane collaboration (grup yang berisi orang-orang yang bersedia memberikan penilaian obat) me-review obat-obatan ini dan menyimpulkan bahwa obat-obatan ini dapat mengurangi gejala dan komplikasi. Strainstrain virus influenza yang berbeda-beda memiliki tingkat daya tahan terhadap antiviral ini, dan adalah mustahil bagi kita untuk bisa memprediksi tingkat perlawanan apa yang mungkin akan muncul pada pandemi strain di masa mendatang. M2 inhibitors (adamantanes) Obat-obatan antivirus amantadine dan rimantadine memberi suatu halangan/ blok terhadap saluran ion virus (M2 protein) dan mencegah virus menginfeksi sel. Obat ini kadang-kadang efektif terhadap influenza A apabila diberikan pada awal infeksi tapi selalu tidak efektif terhadap influenza B. Penelitian untuk resistensi influenza terhadap amantadine dan rimantadine di Amerika dengan mengisolasi H3N2 menunjukkan peningkatan menjadi 91 % pada 2005. Tingginya perlawanan ini mungkin karena mudahnya mendapatkan amantadines sebagai bagian dari persiapan menghadapi musim dingin di negara-negara seperti seperti China dan Rusia, mereka juga menggunakan ini untuk mencegah wabah influenza unggas di peternakan. Penyakit influenza Gejala infeksi influenza A mirip dengan flu musiman. Hal ini mempersulit proses diagnosis penyakit yang kini mewabah di beberapa negara. Untuk mengantisipasi penyebaran virus itu, kemampuan diagnosis dan laboratorium di Indonesia perlu diperkuat. “Gejala flu H1N1 (influenza A) pada manusia secara umum sama dengan flu musiman, mulai dari tanpa gejala sampai pneumonia dan meninggal,” kata dr Priyanti Z Soepandi, dokter spesialis paru dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Persahabatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan level kewaspadaan pandemi H1N1 pada fase 5, yaitu penularan antarmanusia. Sejumlah gejala yang perlu dicurigai H1N1 adalah gejala mirip influenza sampai pneumonia. Gejala penyakit pernapasan akut yang baru terjadi perlu diwaspadai bila disertai lendir berlebihan dari hidung, sakit tenggorokan, dan batuk. Apalagi bila dalam tujuh hari sebelum sakit ada kontak dengan kasus konfirmasi H1N1 atau berkunjung ke area kasus konfirmasi H1N1. Pada orang dewasa, keadaan gawat darurat ditandai kesulitan bernapas atau bernapas pendek, nyeri atau rasa tertekan pada dada dan perut, pusing tiba-tiba, dan muntah berat. Untuk mendiagnosis, spesimen harus diambil secepat mungkin dan diperiksa dengan real time PCR (polymerase chain reaction), kultur virus, dan tes lain. Kondisi gawat darurat pada anak ditandai pernapasan cepat atau sulit bernapas, warna kulit kebiruan, tidak cukup minum, susah bangun dan tidak berinteraksi, serta amat rewel. Gejala mirip flu membaik, tetapi lalu kembali dengan gejala demam dan batuk hebat, diare, serta muntah. Virus influenza Ada 3 tipe virus influenza: A, B dan C. Virus influenza tipe C hanya menyebabkan gejala saluran napas yang ringan dan tidak menyebabkan wabah. Virus influenza A dan B menyebabkan wabah. Virus influenza A terdiri dari beberapa subtipe tergantung protein di permukaan virus, yaitu hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N). Ada 16 subtipe hemagglutinin dan 9 subtipe neuraminidase. Yang paling sering menyerang manusia adalah virus influenza A (H1N1) dan A (H3N2). Virus influenza B tidak dibagi dalam subtipe. Virus influenza A (H1N1), A (H3N2), dan influenza B terdapat di dalam vaksin influenza, sehingga manusia mendapat perlindungan terhadap influenza A dan B. Penyakit influenza Influenza (flu) merupakan penyakit saluran napas yang disebabkan virus influenza. Influenza sangat menular. Ia dapat menyebabkan gejala ringan sampai berat, bahkan kematian. Pencegahan terbaik adalah dengan memberi vaksin influenza. Sebelum adanya vaksin, di Amerika, setiap tahunnya influenza menyerang 5% sampai 20% penduduk, dengan 200,000 orang terpaksa dirawat karena komplikasi, dan 36,000 orang meninggal. Yang paling berisiko adalah anak-anak kurang dari lima tahun dan orang tua lebih dari 65 tahun. Gejala influenza bervariasi dari ringan sampai berat, biasanya berupa: Demam yang seringkali tinggi Sakit kepala Merasa letih Batuk kering Nyeri tenggorok Hidung beringus atau tersumbat Nyeri otot Gejala perut misalnya mual, muntah, diare, yang lebih sering terjadi pada anak Sebagian besar orang yang sakit akan sembuh dalam beberapa hari sampai kurang dari 2 minggu. Tetapi, beberapa orang dapat mengalami komplikasi berat seperti pneumonia atau radang paru, infeksi telinga atau infeksi sinus. Influenza juga memperberat penyakit kronik yang sudah ada, misalnya asma, penyakit jantung dan lain-lain. Penyebaran influenza adalah melalui percikan ludah, disebut sebagai droplet spread. Percikan ludah terjadi bila seseorang batuk atau bersin. Influenza juga dapat menular bila seseorang menyentuh saputangan yang mengandung percikan ludah, kemudian menyentuh hidungnya sendiri tanpa mencuci tangan. Orang dewasa dapat menularkan sejak hari pertama sampai hari ke lima. Anak-anak dapat menularkan sampai lebih dari 7 hari. Tidak heran bahwa penularan mudah sekali terjadi. Gejala muncul sejak hari pertama tertular atau bisa setelah 4 hari. Ini berarti bahwa orang yang sakit dapat menularkan sebelum ia betul-betul merasa sakit. Beberapa orang bahkan tidak merasa sakit sama sekali tetapi tetap menularkan ke orang lain. Bagaimana membedakan common cold dengan flu? Keduanya menyerang saluran napas dengan gejala yang mirip, tetapi virusnya berbeda. Gejala flu lebih berat, meliputi demam, tubuh terasa ngilu, lelah dan batuk. Common cold biasanya menunjukkan gejala lebih ringan berupa ingus meler atau hidung tersumbat. Tidak menyebabkan pneumonia, infeksi bakteri sekunder dan tidak pernah masuk rumah sakit. INFLUENZA A – H1N1 (FLU MEKSIKO) Kamis, 11 Juni 2009, World Health Organisation (WHO) telah menaikkan tingkat pandemi influenza A dari fase 5 menjadi fase 6. Influenza A yang sebelumnya dikenal sebagai flu babi dapat menular dengan cepat dari satu orang ke orang lain dan dari satu negara ke negara lain. Saat ini sudah hampir 30.000 kasus yang dinyatakan positif influenza A dan penularan sudah terjadi pada 74 negara. Meskipun angka kematian influenza A hanya 0,5 – 2% dari seluruh kasus, perlu ada kewaspadaan dan ketanggapan individu, tenaga medis dan intansi pelayanan kesehatan dalam pencegahaan dan penanganan kasus influenza secara umum dan khususnya apabila dicurigai influenza A. Kita juga perlu waspada karena beberapa negara tetangga kita yaitu Singapura, Malaysia, Filipina dan Australia sudah ditemukan kasus influenza A. Influenza: Flu Influenza adalah penyakit infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit tersebut dapat memberikan gejala mulai dari infeksi ringan sampai berat dan bahkan dapat mengakibatkan komplikasi dan kematian. Sebetulnya influenza juga sering dialami oleh penduduk Indonesia dan sering dikenal dengan flu. Dan influenza yang terjadi di Indonesia (selain flu burung) umumnya memberikan gejala yang ringan hingga sedang. Sedangkan di negara empat musim seperti Amerika, infeksi influenza yang dikenal dengan seasonal influenza sering mengakibatkan infeksi berat. Virus influenza terdiri dari 3 tipe yaitu Influenza A, Influenza B, dan Influenza C. Masing-masing tipe memiliki subtipe atau strain yang berbeda. Sebagai contoh, virus influenza A mempunyai beberapa strain yang ditentukan oleh dua protein virus yaitu protein hemaglutinin (H) dan protein neuramidase (N). Strain virus influenza A yang sudah dikenali menginfeksi manusia salah satunya adalah virus influenza A (H3N2). Influenza A (H1N1) – Flu Meksiko Influenza A (H1N1) atau flu meksiko merupakan strain baru virus influenza A yang menginfeksi manusia. Influenza A (H1N1) berbeda dengan strain virus influenza lainnya yang selama ini sering menginfeksi manusia dan sebagian besar manusia tidak mempunyai kekebalan terhadap virus tersebut. Oleh karena itu virus tersebut dapat dengan mudah menyebar dari manusia ke manusia. Penularan terjadi melalui udara (batuk, bersin) atau kontak langsung dengan penderita atau benda yang sudah terkontaminasi. Penularan virus tersebut dapat terjadi dengan cepat terutama pada orang muda (usia 10 – 45 tahun). Gejala Gejala influenza A (H1N1) adalah demam, batuk, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), nyeri sendi, radang tenggorokan, pilek dan kadang disertai dengan muntah dan diare. Gejala tersebut dikenal sebagai influenza-like illness (ILI) atau flu-like syndrome karena menyerupai gejala flu atau infeksi saluran pernapasan lainnya yang sering kita alami. Influenza A (H1N1) sulit dibedakan dengan flu atau infeksi saluran pernapasan lainnya apabila hanya berdasarkan pada gejala penyakit. Oleh karena itu, apabila anda menderita flu, periksakan diri anda ke dokter untuk memastikan diagnosis dan mendapatkan pengobatan yang tepat. Pencegahan adalah Pilar Utama Penanggulangan Influenza A (H1N1) Influenza A (H1N1) dapat menular dengan cepat dari manusia ke manusia. Kecepatan penularannya sama dengan flu biasa (seasonal flu) yang sering di alami di negara empat musim. Saat ini influenza A (H1N1) telah menular hingga 74 negara dengan jumlah penderita mencapai hampir 30.000 orang. WHO pun telah meningkatkan kewaspadaan dunia dengan menyatakan sebagai pandemi fase 6. Oleh karena itu perlu ada kewaspadaan dan peran serta kita semua dalam pencegahan dan penanganan influenza A (H1N1). Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah flu dan khususnya influenza A (H1N1). 1. Lindungi diri anda dari FLU Anda dapat mencegah diri anda atau keluarga anda dari flu dengan cara sebagai berikut: § Hindari kontak yang terlalu dekat dengan orang yang sedang flu § Biasakan cuci tangan dengan teratur menggunakan air dan sabun atau hand rub terutama setelah kontak dengan pasien flu atau permukaan benda / lingkungan yang mungkin terkontaminasi § Hindari menyentuh mulut atau hidung anda setelah kontak dengan orang yang sedang flu § Upayakan ventilasi yang cukup dalam ruangan atau rumah anda § Anda tidak perlu menggunakan masker bila anda tidak sedang sakit flu § Jaga pola hidup sehat dengan makan makanan bergizi seimbang, istirahat / tidur yang cukup dan olah raga 2. Bila anda sakit FLU, atasi dengan tepat Anda dapat mengatasi flu dengan baik dan mencegah flu menular ke orang lain dengan cara sebagai berikut: § Istirahat di rumah, hindari keramaian, dan cuti sementara dari pekerjaan atau sekolah § Minum cairan lebih banyak terutama bila demam § Tutuplah mulut dan hidung anda apabila batuk dan bersin, dan bila anda menggunakan tisu maka buanglah tisu di tempat sampah. Segera cuci tangan anda dengan air dan sabun atau hand rub § Gunakan masker untuk mencegah penularan § Informasikan ke keluarga atau teman anda bahwa anda sedang sakit flu dan hindari kontak terlalu dekat dengan orang lain § Periksakan diri anda ke dokter untuk mengetahui diagnosis penyakit yang sedang anda alami dan mendapatkan pengobatan yang tepat terutama apabila anda sedang hamil, penderita diabetes, asma, penyakit paru, penyakit jantung, atau penyakit imunodefisiensi. § Segera ke dokter apabila anda/keluarga anda mengalami: Ø Sesak napas atau sakit dada Ø Bibir berwarna kebiru-biruan Ø Muntah-muntah dan tidak dapat menerima cairan/minuman Ø Dehidrasi Ø Kejang Ø Penurunan kesadaran 3. Vaksinasi Vaksinasi merupakan pencegahan yang efektif terhadap influenza. Namun vaksin influenza A (H1N1) saat ini belum tersedia. Vaksin influenza yang beredar saat ini merupakan vaksin terhadap seasonal influenza dan tidak efektif mencegah influenza A (H1N1). WHO sedang mengembangkan vaksin influenza A (H1N1) yang diperkirakan selesai 5 – 6 bulan sejak virus tersebut ditemukan. 4. Larangan berpergian ke luar negeri? Tidak ada larangan berpergian ke luar kota/negeri baik dari pemerintah maupun WHO. Namun apabila anda sedang sakit flu dianjurkan untuk menunda perjalanan anda. 5. Amankah mengkonsumsi daging unggas atau babi? Influenza A (H1N1) dan virus flu burung mati pada suhu 70° C. Oleh karena itu tetap aman mengkonsumsi daging unggas atau babi yang diolah hingga matang. Virus influenza memang dapat menyerang semua golongan umur, namun angka infeksi tertinggi terutama terjadi di kalangan anak-anak. Sedangkan angka kematian dan beratnya penyakit terjadi pada mereka yang berusia lebih dari 65 tahun atau pasien-pasien yang akibat penyakit tertentu menjadi rentan terhadap infeksi apapun. Bagaimana cara penyebaran virus influenza dan berapa lama masa inkubasinya? Virus influenza dapat menyebar dari satu orang kepada orang lain, terutama melalui batuk atau bersin dari seorang penderita influenza. Masa inkubasi dari penyakit ini sekitar satu hingga empat hari (rata-rata dua hari). Pada orang dewasa, sudah mulai terinfeksi sejak satu hari sebelum timbulnya gejala influenza hingga lima hari setelah mulainya penyakit ini. Sedangkan anak-anak dapat menyebarkan virus ini sampai lebih dari sepuluh hari. Apa gejala atau ciri-ciri terserang influenza dan akibatnya? Ciri khas yang tampak dari penyakit ini berupa gangguan keadaan umum dan gangguan pernafasan yang timbulnya mendadak seperti panas, nyeri otot, sakit kepala, rasa lemas, batuk yang tidak produktif, nyeri tenggorokan dan pilek. Pada anak-anak dapat menyebabkan nausea dan muntah-muntah. Pada sebagian besar orang, penyakit influenza akan sembuh sendiri, namun batuknya biasanya menetap sampai lebih dari dua minggu. Bagi sebagian orang yang sebelumnya sudah memiliki gangguan paru dan jantung, influenza dapat menimbulkan penyakit radang paru-paru sekunder. Sedangkan pada anak-anak, penyakit ini dapat menimbulkan panas yang tinggi hingga menyerupai sepsis dan 20% dari anak-anak yang dirawat inap mengalami kejang demam. Bagaimana cara pencegahan influenza? Salah satu pencegahan terhadap influenza adalah dengan memberikan vaksin influenza. Vaksin terhadap influenza terutama ditujukan untuk mencegah penyakit influenza dan komplikasi akibat penyakit tersebut. Apakah vaksin influenza itu? Kepada siapa harus diberikan? Vaksin yang diberikan merupakan vaksin influenza dari virus yang sudah inaktif dan diberikan secara suntikan intramuskuler di daerah deltoid pada orang dewasa atau anak-anak pada daerah paha anterolateral. Vaksin ini tidak boleh diberikan kepada mereka yang telah diketahui mempunyai hipersensitivitas terhadap telur.. Flu biasa (juga dikenal sebagai nasopharyngitis, rhinopharyngitis, coryza akut, atau dingin) adalah virus penyakit menular pada saluran pernapasan bagian atas yang mempengaruhi terutama hidung. Symptoms include a cough , sore throat , runny nose , and fever which usually resolve in seven to ten days, with some symptoms lasting up to three weeks. Gejala termasuk batuk , sakit tenggorokan , pilek , dan demam yang biasanya sembuh dalam tujuh sampai sepuluh hari, dengan beberapa gejala yang berlangsung sampai tiga minggu. Well over 200 viruses are implicated in the cause of the common cold; the rhinoviruses are the most common. Nah lebih dari 200 virus yang terlibat dalam penyebab flu biasa, sedangkan rhinoviruses adalah yang paling umum. Upper respiratory tract infections are loosely divided by the areas they affect, with the common cold primarily affecting the nose, the throat ( pharyngitis ), and the sinuses ( sinusitis ). Infeksi saluran pernapasan atas yang longgar dibagi dengan daerah mereka mempengaruhi, dengan flu biasa terutama mempengaruhi hidung, tenggorokan ( faringitis ), dan sinus ( sinusitis ). Symptoms are mostly due to the body's immune response to the infection rather than to tissue destruction by the viruses themselves. Gejala sebagian besar disebabkan oleh tubuh kekebalan respon terhadap infeksi daripada kerusakan jaringan oleh virus itu sendiri. The primary method of prevention is by hand washing with some evidence to support the effectiveness of wearing face masks. Metode utama pencegahan adalah dengan mencuci tangan dengan beberapa bukti untuk mendukung efektivitas memakai masker wajah. No cure for the common cold exists, but the symptoms can be treated. Tidak ada obat untuk flu biasa ada, tetapi gejala dapat diobati. It is the most frequent infectious disease in humans with the average adult contracting two to three colds a year and the average child contracting between six and twelve. Ini adalah penyakit menular yang paling sering pada manusia dengan dewasa ratarata tertular 02:58 pilek per tahun dan kontrak rata-rata anak antara enam dan dua belas. These infections have been with humanity since antiquity. Infeksi ini telah dengan manusia sejak jaman dahulu. Contents Isi [hide] 1 Signs and symptoms 1 Tanda dan gejala o 1.1 Progression 1.1 Kemajuan 2 Cause 2 Penyebab o 2.1 Viruses 2,1 Virus o 2.2 Transmission 2.2 Transmisi o 2.3 Weather 2,3 Cuaca o 2.4 Other Lainnya 2.4 3 Pathophysiology 3 Patofisiologi 4 Diagnosis 4 Diagnosis 5 Prevention 5 Pencegahan 6 Management 6 Manajemen o 6.1 Symptomatic Gejala 6.1 o 6.2 Antibiotics and antivirals 6.2 Antibiotik dan antivirus o 6.3 Alternative treatments 6.3 Alternatif pengobatan 7 Prognosis 7 Prognosis 8 Epidemiology 8 Epidemiologi 9 History 9 Sejarah 10 Economic impact 10 Ekonomi Dampak 11 Research 11 Penelitian 12 References 12 Referensi 13 Further reading 13 Bacaan lebih lanjut 14 External links 14 Pranala luar Signs and symptoms Tanda dan gejala The typical symptoms of a cold include cough , runny nose , nasal congestion and a sore throat , sometimes accompanied by muscle ache , fatigue , headache , and loss of appetite . [ 1 ] A sore throat is present in about 40% of the cases and a cough in about 50%, [ 2 ] while muscle ache occurs in about half. [ 3 ] In adults, a fever is generally not present but it is common in infants and young children. [ 3 ] The cough is usually mild compared to that accompanying influenza . [ 3 ] While a cough and a fever indicate a higher likelihood of influenza in adults, a great deal of similarity exists between these two conditions. [ 4 ] A number of the viruses that cause the common cold may also result in asymptomatic infections . [ 5 ] [ 6 ] The color of the sputum or nasal secretion may vary from clear to yellow to green and does not predict the class of agent causing the infection. [ 7 ] Gejala khas dingin termasuk batuk , pilek , hidung tersumbat dan sakit tenggorokan , kadang disertai sakit otot , kelelahan , sakit kepala , dan kehilangan nafsu makan . [1] Sakit tenggorokan terjadi pada sekitar 40% dari kasus dan batuk pada sekitar 50%, [2] sementara sakit otot terjadi pada sekitar setengah. [3] Pada orang dewasa, suatu demam umumnya tidak hadir tetapi sering terjadi pada bayi dan anak kecil. [3] Batuk biasanya ringan dibandingkan dengan yang menyertainya influenza . [3] Sementara batuk dan demam menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi dari influenza pada orang dewasa, banyak kesamaan ada antara dua kondisi. [4] Sejumlah virus yang menyebabkan flu biasa juga dapat mengakibatkan infeksi tanpa gejala . [5] [6] Warna dari sputum atau sekresi hidung dapat bervariasi dari jelas ke kuning ke hijau dan tidak memprediksi kelas agen penyebab infeksi. [7] Progression Deret A cold usually begins with fatigue, a feeling of being chilled, sneezing and a headache, followed in a couple of days by a runny nose and cough. [ 1 ] Symptoms may begin within 16 hours of exposure [ 8 ] and typically peak two to four days after onset. [ 3 ] [ 9 ] They usually resolve in seven to ten days but some can last for up to three weeks. [ 10 ] In children, the cough lasts for more than ten days in 35–40% of the cases and continues for more than 25 days in 10%. [ 11 ] Sebuah dingin biasanya diawali dengan kelelahan, perasaan dingin, bersin dan sakit kepala, diikuti dalam beberapa hari dengan pilek dan batuk. [1] Gejala dapat dimulai dalam 16 jam dari paparan [8] dan biasanya puncak dua sampai empat hari setelah onset. [3] [9] Mereka biasanya sembuh dalam tujuh sampai sepuluh hari tetapi beberapa dapat bertahan hingga tiga minggu. [10] Pada anak-anak, batuk berlangsung selama lebih dari sepuluh hari di 35-40% dari kasus dan berlanjut selama lebih dari 25 hari pada 10%. [11] Cause Menyebabkan Viruses Virus Coronaviruses are a group of viruses known for causing the common cold. Coronaviruses adalah sekelompok virus yang dikenal sebagai penyebab flu biasa. They have a halo, or crown-like (corona) appearance when viewed under an electron microscope. Mereka memiliki halo, atau seperti mahkota (korona) muncul ketika dilihat di bawah mikroskop elektron. The common cold is a viral infection of the upper respiratory tract. Pilek adalah infeksi virus pada saluran pernapasan bagian atas. The most commonly implicated virus is a rhinovirus (30– 80%), a type of picornavirus with 99 known serotypes . [ 12 ] [ 13 ] Others include: coronavirus (10– 15%), human parainfluenza viruses , human respiratory syncytial virus , adenoviruses , enteroviruses , and metapneumovirus . [ 14 ] Frequently more than one virus is present. [ 15 ] In total over 200 different viral types are associated with colds. [ 3 ] Virus yang paling sering terlibat adalah rhinovirus (30-80%), jenis picornavirus dengan 99 diketahui serotipe . [12] [13] Lainnya termasuk: coronavirus (10-15%), virus parainfluenza manusia , virus syncytial pernapasan manusia , adenovirus , enterovirus , dan metapneumovirus . [14] Sering lebih dari satu virus hadir. [15] Secara total lebih dari 200 jenis virus yang berbeda yang berhubungan dengan pilek. [3] Transmission Transmisi The common cold virus is typically transmitted via airborne droplets (aerosols), direct contact with infected nasal secretions, or fomites (contaminated objects). [ 2 ] [ 16 ] Which of these routes is of primary importance has not been determined. [ 17 ] The viruses may survive for prolonged periods in the environment and can be picked up by people's hands and subsequently carried to their eyes or nose where infection occurs. [ 16 ] Transmission is common in daycare and at school due to the close proximity of many children with little immunity and frequently poor hygiene. [ 18 ] These infections are then brought home to other members of the family. [ 18 ] There is no evidence that recirculated air during commercial flight is a method of transmission. [ 16 ] However, people sitting in close proximity appear at greater risk. [ 17 ] Rhinovirus-caused colds are most infectious during the first three days of symptoms; they are much less infectious afterwards. [ 19 ] Virus flu biasa biasanya ditularkan melalui tetesan udara (aerosol), kontak langsung dengan sekret hidung yang terinfeksi, atau fomites (benda yang terkontaminasi). [2] [16] Yang ini rute adalah kepentingan utama belum ditentukan. [17] Virus dapat bertahan hidup untuk waktu yang lama di lingkungan dan dapat dijemput oleh tangan orang-orang dan kemudian dibawa ke mata atau hidung mereka di mana infeksi terjadi. [16] Transmisi adalah umum di tempat penitipan anak dan di sekolah karena dekat dari banyak anak dengan sedikit imunitas dan kebersihan sering miskin. [18] Infeksi ini kemudian dibawa pulang untuk anggota lain dari keluarga. [18] Tidak ada bukti yang diresirkulasi udara selama penerbangan komersial adalah metode transmisi. [16] Namun, orang yang duduk di dekat muncul di risiko yang lebih besar. [17] Rhinovirusmenyebabkan pilek yang paling menular selama tiga hari pertama gejala;. mereka lebih tidak menular setelah [19] Weather Cuaca The traditional folk theory is that a cold can be "caught" by prolonged exposure to cold weather such as rain or winter conditions, which is how the disease got its name. [ 20 ] The role of body cooling as a risk factor for the common cold is controversial. [ 21 ] Some of the viruses that cause the common colds are seasonal, occurring more frequently during cold or wet weather. [ 22 ] Some believe this to be due primarily to increased time spent indoors in close proximity; [ 23 ] specifically children returning to school. [ 18 ] However, it may also be related to changes in the respiratory system that result in greater susceptibility. [ 23 ] Low humidity increases viral transmission rates potentially due to dry air allowing small viral droplets to disperse farther and stay in the air longer. [ 24 ] Teori rakyat tradisional adalah bahwa dingin dapat "ditangkap" oleh kontak yang terlalu lama terhadap cuaca dingin seperti hujan atau kondisi musim dingin, yang adalah bagaimana penyakit mendapat namanya. [20] Peran pendinginan tubuh sebagai faktor risiko untuk umum dingin adalah kontroversial. [21] Beberapa virus yang menyebabkan pilek umum adalah musiman, terjadi lebih sering selama cuaca dingin atau basah. [22] Beberapa percaya ini disebabkan terutama ke waktu meningkat dihabiskan di dalam ruangan di dekat, [23] khusus anak kembali ke sekolah. [18] Namun, hal itu juga mungkin berkaitan dengan perubahan dalam sistem pernapasan yang mengakibatkan kerentanan lebih besar. [23] kelembaban rendah meningkatkan tingkat penularan virus berpotensi karena kering udara memungkinkan tetesan virus kecil untuk membubarkan lebih jauh dan tinggal di udara lebih lama. [24] Other Lain Herd immunity , generated from previous exposure to cold viruses, plays an important role in limiting viral spread, as seen with younger populations that have greater rates of respiratory infections. [ 25 ] Poor immune function is also a risk factor for disease. [ 25 ] [ 26 ] Insufficient sleep and malnutrition have been associated with a greater risk of developing infection following rhinovirus exposure; this is believed to be due to their effects on immune function. [ 27 ] [ 28 ] Herd kekebalan , yang dihasilkan dari paparan sebelumnya terhadap virus dingin, memainkan peran penting dalam membatasi penyebaran virus, seperti yang terlihat dengan populasi yang lebih muda yang memiliki tingkat yang lebih besar dari infeksi saluran pernapasan. [25] fungsi kekebalan tubuh yang buruk juga merupakan faktor risiko untuk penyakit. [25] [26] Kurangnya tidur dan gizi buruk telah dikaitkan dengan risiko lebih besar terkena infeksi setelah paparan rhinovirus,. ini diyakini karena efeknya terhadap fungsi kekebalan tubuh [27] [28] Pathophysiology Patofisiologi The common cold is a disease of the upper respiratory tract . Pilek adalah penyakit dari saluran pernapasan bagian atas . The symptoms of the common cold are believed to be primarily related to the immune response to the virus. [ 29 ] The mechanism of this immune response is virus specific. Gejala-gejala flu biasa diyakini terutama terkait dengan kekebalan respon terhadap virus tersebut. [29] Mekanisme ini respon imun virus tertentu. For example, the rhinovirus is typically acquired by direct contact; it binds to human ICAM-1 receptors through unknown mechanisms to trigger the release of inflammatory mediators . [ 29 ] These inflammatory mediators then produce the symptoms. [ 29 ] It does not generally cause damage to the nasal epithelium . [ 3 ] The respiratory syncytial virus (RSV) on the other hand is contracted by both direct contact and air born droplets. Misalnya, rhinovirus biasanya diperoleh melalui kontak langsung, melainkan mengikat manusia ICAM-1 reseptor melalui mekanisme yang tidak diketahui untuk memicu pelepasan mediator inflamasi . [29] ini mediator inflamasi kemudian menghasilkan gejala. [29] Ini umumnya tidak menimbulkan kerusakan pada hidung epitel . [3] The respiratory syncytial virus (RSV) di sisi lain dikontrak oleh kedua kontak langsung dan tetesan lahir udara. It then replicates in the nose and throat before frequently spreading to the lower respiratory tract . [ 30 ] RSV does cause epithelium damage. [ 30 ] Human parainfluenza virus typically results in inflammation of the nose, throat, and bronchi . [ 31 ] In young children when it affects the trachea it may produce the symptoms of croup due to the small size of their airway. [ 31 ] Ini kemudian bereplikasi dalam hidung dan tenggorokan sebelum sering menyebar ke saluran pernapasan bagian bawah . [30] RSV tidak menyebabkan kerusakan epitel. [30] Human virus parainfluenza biasanya menghasilkan peradangan hidung, tenggorokan, dan saluran pernapasan . [31] Dalam muda anak-anak ketika hal itu mempengaruhi trakea mungkin menghasilkan gejala sesak napas karena ukuran kecil saluran napas mereka. [31] Diagnosis Diagnosa The distinction between different viral upper respiratory tract infections is loosely based on the location of symptoms with the common cold affecting primarily the nose, pharyngitis the throat, and bronchitis the lungs. [ 2 ] There however can be significant overlap and multiple areas can be affected. [ 2 ] The common cold is frequently defined as nasal inflammation with varying amount of throat inflammation. [ 32 ] Self-diagnosis is frequent. [ 3 ] Isolation of the actual viral agent involved is rarely performed, [ 32 ] and it is generally not possible to identify the virus type through symptoms. [ 3 ] Perbedaan antara virus yang berbeda infeksi saluran pernapasan atas secara longgar didasarkan pada lokasi gejala dengan flu biasa yang mempengaruhi terutama hidung, faringitis tenggorokan, dan bronkitis paru-paru. [2] Ada namun dapat tumpang tindih signifikan dan beberapa daerah dapat dipengaruhi . [2] The pilek sering didefinisikan sebagai peradangan hidung dengan berbagai jumlah peradangan tenggorokan. [32] Self-diagnosis sering terjadi. [3] Isolasi agen virus yang sebenarnya terlibat jarang dilakukan, [32] dan umumnya tidak mungkin untuk mengidentifikasi jenis virus melalui gejala. [3] Prevention Pencegahan Physical measures to prevent the spread of cold viruses have been deemed the only potentially effective measures for prevention. [ 33 ] These measures include primarily hand washing and face masks; in the health care environment, gowns and disposable gloves are also used. [ 33 ] Efforts such as quarantine are not possible as the disease is so widespread and symptoms are nonspecific. Vaccination has proved difficult as there are so many viruses involved and they change rapidly. [ 33 ] Creation of a broadly effective vaccine is thus highly improbable. [ 34 ] Tindakan fisik untuk mencegah penyebaran virus flu telah dianggap tindakan hanya berpotensi efektif untuk pencegahan. [33] Langkah-langkah ini meliputi terutama mencuci tangan dan masker wajah,. dalam lingkungan perawatan kesehatan, gaun dan sarung tangan sekali pakai juga digunakan [33] Upaya seperti karantina tidak mungkin karena penyakit ini begitu luas dan gejala non-spesifik. Vaksinasi telah terbukti sulit karena ada begitu banyak virus yang terlibat dan mereka berubah dengan cepat. [33] Pembuatan Vaksin efektif sehingga sangat tidak mungkin. [34] Regular hand washing appears to be effective at reducing the transmission of cold viruses especially among children. [ 35 ] Whether the addition of antivirals or antibacterials to normal hand washing provides greater benefit is unknown. [ 35 ] Wearing face masks when around people who are infected may be beneficial; however, there is insufficient evidence for maintaining a greater social distance . [ 35 ] Zinc supplementation may be effective at decreasing the rate of colds. [ 36 ] Routine vitamin C supplementation does not reduce the risk or severity of the common cold, though it may reduce its duration. [ 37 ] Mencuci tangan secara teratur tampaknya efektif dalam mengurangi penularan virus flu terutama di kalangan anak-anak. [35] Apakah penambahan antivirus atau antibakteri untuk mencuci tangan normal memberikan manfaat yang lebih besar tidak diketahui. [35] Memakai masker wajah ketika sekitar orang-orang yang terinfeksi mungkin bermanfaat, namun, tidak ada cukup bukti untuk mempertahankan lebih besar jarak sosial . [35] Seng . suplemen mungkin efektif pada penurunan tingkat pilek [36] Rutin vitamin C suplemen tidak mengurangi risiko atau keparahan flu biasa , meskipun mungkin mengurangi durasi nya. [37] Management Pengelolaan Poster encouraging citizens to "Consult your Physician" for treatment of the common cold Poster mendorong warga negara untuk "Konsultasikan Dokter Anda" untuk pengobatan flu biasa There are currently no medications or herbal remedies which have been conclusively demonstrated to shorten the duration of infection. [ 38 ] Treatment thus comprises symptomatic relief. [ 39 ] Getting plenty of rest, drinking fluids to maintain hydration, and gargling with warm salt water, are reasonable conservative measures. [ 14 ] Much of the benefit from treatment is however attributed to the placebo effect . [ 40 ] Saat ini tidak ada obat atau obat herbal yang telah meyakinkan menunjukkan untuk mempersingkat durasi infeksi. [38] Pengobatan dengan demikian terdiri dari bantuan gejala. [39] Mendapatkan banyak istirahat, minum cairan untuk menjaga hidrasi, dan berkumur dengan air garam hangat, adalah tindakan konservatif yang wajar. [14] Sebagian besar manfaat dari pengobatan namun disebabkan oleh efek plasebo . [40] Symptomatic Gejala Treatments that help alleviate symptoms include simple analgesics and antipyretics such as ibuprofen [ 41 ] and acetaminophen/paracetamol . [ 42 ] Evidence does not show that cough medicines are any more effective than simple analgesics [ 43 ] and they are not recommended for use in children due to a lack of evidence supporting effectiveness and the potential for harm. [ 44 ] [ 45 ] In 2009, Canada restricted the use of over-the-counter cough and cold medication in children six years and under due to concerns regarding risks and unproven benefits. [ 44 ] In adults their is insufficient evidence to support the use of cough medications in adults. [ 46 ] The misuse of dextromethorphan (an over-the-counter cough medicine) has led to its ban in a number of countries. [ 47 ] Perawatan yang membantu meringankan gejala termasuk sederhana analgesik dan antipiretik seperti ibuprofen [41] dan asetaminofen / parasetamol . [42] Bukti tidak menunjukkan bahwa obat batuk yang lebih efektif dibandingkan analgesik sederhana [43] dan mereka tidak dianjurkan untuk digunakan pada anak-anak karena kurangnya bukti yang mendukung efektivitas dan potensi bahaya. [44] [45] Pada tahun 2009, Kanada membatasi penggunaan over-the-counter batuk dan obat dingin pada anak-anak enam tahun dan di bawah karena kekhawatiran mengenai risiko dan terbukti manfaat. [44] Pada orang dewasa mereka adalah bukti yang cukup untuk mendukung penggunaan obat batuk pada orang dewasa. [46] The penyalahgunaan dekstrometorfan (obat batuk over-the-counter) telah menyebabkan larangan di sejumlah negara. [ 47] In adults the symptoms of a runny nose can be reduced by first-generation antihistamines ; however, they are associated with adverse effects such as drowsiness. [ 39 ] Other decongestants such as pseudoephedrine are also effective in this population. [ 48 ] Ipratropium nasal spray may reduce the symptoms of a runny nose but there is little effect on stuffiness. [ 49 ] Secondgeneration antihistamines however do not appear to be effective. [ 50 ] Pada orang dewasa gejala dari pilek dapat dikurangi dengan antihistamin generasi pertama , namun, mereka berhubungan dengan efek samping seperti mengantuk. [39] Lain dekongestan seperti pseudoefedrin juga efektif pada populasi ini. [48] Ipratropium semprot hidung dapat mengurangi gejala pilek tetapi ada sedikit efek pada stuffiness. [49] Generasi kedua antihistamin namun tampaknya tidak efektif. [50] Due to lack of studies, it is not known whether increased fluid intake improves symptoms or shortens respiratory illness [ 51 ] and a similar lack of data exists for the use of heated humidified air. [ 52 ] One study has found chest vapor rub to be effective at providing some symptomatic relief of nocturnal cough, congestion, and sleep difficulty. [ 53 ] Karena kurangnya studi, tidak diketahui apakah asupan cairan meningkat meningkatkan gejala atau lebih pendek pernapasan penyakit [51] dan kurangnya sama data yang ada untuk penggunaan udara lembab yang panas. [52] Satu studi telah menemukan dada uap menggosok menjadi efektif memberikan beberapa bantuan gejala batuk malam hari, kemacetan, dan kesulitan tidur. [53] Antibiotics and antivirals Antibiotik dan antivirus Antibiotics have no effect against viral infections and thus have no effect against the viruses that cause the common cold. [ 54 ] Due to their side effects they cause overall harm; however, they are still frequently prescribed. [ 54 ] [ 55 ] Some of the reasons that antibiotics are so commonly prescribed include: people's expectations for them, physicians' desire to do something, and the difficulty in excluding complications that may be amenable to antibiotics. [ 56 ] There are no effective antiviral drugs for the common cold even though some preliminary research has shown benefit. [ 39 ] [ 57 ] Antibiotik tidak berpengaruh terhadap infeksi virus dan dengan demikian tidak memiliki efek terhadap virus yang menyebabkan flu biasa. [54] Karena efek samping mereka, mereka menyebabkan kerusakan secara keseluruhan,. Namun, mereka masih sering diresepkan [54] [55] Beberapa alasan bahwa antibiotik begitu sering diresepkan meliputi:. harapan rakyat bagi mereka, keinginan dokter 'untuk melakukan sesuatu, dan kesulitan dalam termasuk komplikasi yang mungkin dapat digunakan untuk antibiotik [56] Tidak ada yang efektif obat antivirus untuk flu biasa meskipun beberapa penelitian awal telah menunjukkan manfaat. [39] [57] Alternative treatments Alternatif pengobatan While there are many alternative treatments used for the common cold , there is insufficient scientific evidence to support the use of most. [ 39 ] As of 2010 there is insufficient evidence to recommend for or against either honey or nasal irrigation . [ 58 ] [ 59 ] Studies suggested that zinc , if taken within 24 hours of the onset of symptoms, reduces the duration and severity of the common cold in healthy people. [ 36 ] Due to wide differences between the studies, further research may be needed to determine how and when zinc may be effective. [ 60 ] Vitamin C 's effect on the common cold while extensively researched is disappointing, except in limited circumstances, specifically, individuals exercising vigorously in cold environments. [ 37 ] [ 61 ] Evidence about the usefulness of echinacea is inconsistent. [ 62 ] [ 63 ] Different types of echinacea supplements may vary in their effectiveness. [ 62 ] It is unknown if garlic is effective. [ 64 ] A single trial of vitamin D did not find find benefit. [ 65 ] Meskipun ada banyak pengobatan alternatif yang digunakan untuk flu biasa , ada bukti ilmiah yang cukup untuk mendukung penggunaan yang paling. [39] Pada 2010 ada cukup bukti untuk merekomendasikan untuk atau terhadap baik madu atau irigasi hidung . [58] [59 ] Studi menunjukkan bahwa seng , jika diambil dalam waktu 24 jam dari timbulnya gejala, mengurangi durasi dan keparahan dari flu biasa pada orang sehat. [36] Karena perbedaan besar antara studi, penelitian lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menentukan bagaimana dan ketika seng mungkin efektif. [60] Vitamin C 's efek pada flu biasa sementara secara ekstensif diteliti adalah mengecewakan, kecuali dalam keadaan terbatas, khusus, individu penuh semangat berolahraga di lingkungan yang dingin. [37] [61] Bukti tentang manfaat echinacea tidak konsisten. [62] [63] Berbagai jenis suplemen echinacea dapat bervariasi dalam efektivitas mereka. [62] Tidak diketahui apakah bawang putih efektif. [64] Sebuah percobaan tunggal vitamin D tidak menemukan menemukan manfaat. [65] Prognosis Prognosa The common cold is generally mild and self-limiting with most symptoms generally improving in a week. [ 2 ] Severe complications, if they occur, are usually in the very old, the very young or those who are immunosuppressed . [ 66 ] Secondary bacterial infections may occur resulting in sinusitis , pharyngitis , or an ear infection . [ 67 ] It is estimated that sinusitis occurs in 8% and an ear infection in 30% of cases. [ 68 ] Pilek umumnya ringan dan membatasi diri dengan gejala yang paling umum membaik dalam seminggu. [2] komplikasi parah, jika terjadi, biasanya dalam sangat tua, sangat muda atau mereka yang imunosupresi . [66] bakteri sekunder Infeksi dapat terjadi mengakibatkan sinusitis , faringitis , atau infeksi telinga . [67] Diperkirakan bahwa sinusitis terjadi pada 8% dan infeksi telinga pada 30% kasus. [68] Epidemiology Epidemiologi The common cold is the most common human disease [ 66 ] and all peoples globally are affected. [ 18 ] Adults typically have two to five infections annually [ 2 ] [ 3 ] and children may have six to ten colds a year (and up to twelve colds a year for school children). [ 39 ] Rates of symptomatic infections increase in the elderly due to a worsening immune system. [ 25 ] Pilek adalah manusia yang paling umum penyakit [66] dan semua orang secara global terpengaruh. [18] Dewasa biasanya memiliki dua untuk lima infeksi per tahun [2] [3] dan anak-anak mungkin memiliki enam sampai sepuluh pilek tahun (dan sampai dua belas tahun pilek untuk anak sekolah). [39] Tingkat infeksi gejala meningkat pada orang tua karena sistem kekebalan tubuh memburuk. [25] History Sejarah While the cause of the common cold has only been identified since the 1950s the disease has been with humanity since antiquity. [ 69 ] Its symptoms and treatment are described in the Egyptian Ebers papyrus , the oldest existing medical text, written before the 16th century BCE. [ 70 ] The name "common cold" came into use in the 16th century, due to the similarity between its symptoms and those of exposure to cold weather. [ 71 ] Sedangkan penyebab flu biasa hanya telah diidentifikasi sejak 1950-an penyakit telah dengan manusia sejak jaman dahulu. [69] Its gejala dan pengobatan dijelaskan dalam Mesir Ebers papirus , teks tertua medis yang ada, ditulis sebelum abad ke-16 SM . [70] Nama "common cold" mulai dipakai pada abad ke-16, karena kemiripan antara gejala dan orang-orang dari paparan cuaca dingin. [71] In the United Kingdom, the Common Cold Unit was set up by the Medical Research Council in 1946 and it was here that the rhinovirus was discovered in 1956. [ 72 ] In the 1970s, the CCU demonstrated that treatment with interferon during the incubation phase of rhinovirus infection protects somewhat against the disease, [ 73 ] but no practical treatment could be developed. Di Inggris, para Satuan Common Cold didirikan oleh Medical Research Council pada tahun 1946 dan itu di sini bahwa rhinovirus ditemukan pada tahun 1956. [72] Pada 1970-an, CCU menunjukkan bahwa pengobatan dengan interferon selama fase inkubasi Infeksi rhinovirus agak melindungi terhadap penyakit, [73] tetapi tidak ada pengobatan praktis dapat dikembangkan. The unit was closed in 1989, two years after it completed research of zinc gluconate lozenges in the prophylaxis and treatment of rhinovirus colds, the only successful treatment in the history of the unit. [ 74 ] Unit ditutup pada tahun 1989, dua tahun setelah menyelesaikan penelitian lozenges glukonat seng di profilaksis dan pengobatan pilek rhinovirus, pengobatan hanya berhasil dalam sejarah unit. [74] Economic impact Ekonomi Dampak A British poster from World War II describing the cost of the common cold [ 75 ] Seorang Inggris poster dari Perang Dunia II menjelaskan biaya flu biasa [75] The economic impact of the common cold is not well understood in much of the world. [ 68 ] In the United States, the common cold leads to 75–100 million physician visits annually at a conservative cost estimate of $7.7 billion per year. Dampak ekonomi dari flu biasa tidak dipahami dengan baik di sebagian besar dunia. [68] Di Amerika Serikat, flu biasa mengarah ke 75100000000 kunjungan ke dokter setiap tahun di perkiraan biaya konservatif dari $ 7.7 miliar per tahun. Americans spend $2.9 billion on over-the-counter drugs and another $400 million on prescription medicines for symptomatic relief. [ 76 ] More than one-third of people who saw a doctor received an antibiotic prescription, which has implications for antibiotic resistance . [ 76 ] An estimated 22–189 million school days are missed annually due to a cold. Amerika menghabiskan $ 2900000000 di over-the-counter obat-obatan dan lain $ 400 juta pada obat resep untuk mengurangi gejala-gejala. [76] Lebih dari sepertiga orang yang melihat dokter menerima resep antibiotik, yang memiliki implikasi untuk resistensi antibiotik . [76 ] Sebuah 22-189000000 diperkirakan hari sekolah terjawab setiap tahun karena flu. As a result, parents missed 126 million workdays to stay home to care for their children. Akibatnya, orang tua kehilangan 126 juta hari kerja untuk tinggal di rumah untuk merawat anak-anak mereka. When added to the 150 million workdays missed by employees suffering from a cold, the total economic impact of coldrelated work loss exceeds $20 billion per year. [ 14 ] [ 76 ] This accounts for 40% of time lost from work in the United States. [ 77 ] Bila ditambahkan ke 150 juta hari kerja tidak terjawab oleh karyawan menderita pilek, dampak ekonomi total dingin terkait kehilangan pekerjaan melebihi $ 20 miliar per tahun. [14] [76] Hal ini menyumbang 40% dari waktu yang hilang dari pekerjaan di Amerika negara. [77] Rhinopharyngitis What is rhinopharyngitis ? Apa rhinopharyngitis? Rhinopharyngitis is an acute or chronic inflammation of the mucous membranes in the nose and throat . Rhinopharyngitis adalah peradangan akut atau kronis dari selaput lendir di hidung dan tenggorokan. This provides a favourable terrain for the development of inflammation and microbial infections. Ini menyediakan daerah yang menguntungkan bagi pengembangan infeksi peradangan dan mikroba. What causes rhinopharyngitis ? Apa yang menyebabkan rhinopharyngitis? Rhinopharyngitis is usually caused by a virus (viral infection); viruses are more common in cold weather and strike in the form of small epidemics. Rhinopharyngitis biasanya disebabkan oleh virus (infeksi virus), virus lebih sering terjadi pada cuaca dingin dan menyerang dalam bentuk epidemi kecil. Cold and fatigue are contributing factors. Dingin dan kelelahan berkontribusi faktor. What are the symptoms of rhinopharyngitis ? Apa saja gejala dari rhinopharyngitis? The early symptoms of rhinopharyngitis are : Gejala awal rhinopharyngitis adalah: red, inflamed throat (pharynx), merah tenggorokan, meradang (faring), runny and blocked nose, meler dan hidung tersumbat, sneezing, bersin, feeling generally unwell, merasa tidak sehat pada umumnya, sometimes accompanied by headaches, kadang disertai sakit kepala, feverishness (especially frequent in children) sometimes with a very high temperature for 2 to 3 days, feverishness (terutama sering pada anak-anak) kadang-kadang dengan suhu yang sangat tinggi selama 2 sampai 3 hari, trouble with breathing, reduced sense of smell, masalah dengan pernapasan, mengurangi rasa penciuman, tickling sensation in the nose and throat, menggelitik sensasi di hidung dan tenggorokan, sensations of pins and needles and constriction (tightness) may also be felt. sensasi kesemutan dan konstriksi (sesak) juga dapat dirasakan. Is rhinopharyngitis contagious ? Apakah rhinopharyngitis menular? Infectious rhinopharyngitis (caused by microbial or viral infection) is contagious, unlike allergic rhinitis. Rhinopharyngitis menular (yang disebabkan oleh mikroba atau infeksi virus) adalah menular, seperti rhinitis alergi. How is rhinopharyngitis transmitted ? Bagaimana rhinopharyngitis menular? Rhinopharyngitis is transmitted as an aerosol, ie in particles of liquid (saliva or nasal secretions) suspended in air breathed out by infected individuals. Rhinopharyngitis ditularkan sebagai aerosol, yaitu dalam partikel cairan (air liur atau cairan hidung) melayang di udara napas oleh individu yang terinfeksi. Droplets of saliva, for example, suspended in the air during a conversation or as the result of sneezing, can transmit the germs. Tetesan air liur, misalnya, melayang di udara selama percakapan atau sebagai akibat dari bersin, bisa menularkan kuman. How long can the virus or bacteria live outside the human body ? Berapa lama bisa virus atau bakteri hidup di luar tubuh manusia? The lifespan of the germ outside the human body can range anywhere from several minutes to several hours . Jangka hidup dari kuman di luar tubuh manusia dapat berkisar dari beberapa menit sampai beberapa jam. How should rhinopharyngitis be treated ? Bagaimana seharusnya rhinopharyngitis diobati? The use of antibiotics is not recommended because they have no effect whatsoever at this stage. Penggunaan antibiotik tidak dianjurkan karena mereka tidak memiliki efek apapun pada tahap ini. Antibiotics are effective against bacteria, but they have no effect on rhinopharyngitis which is caused by a virus. Antibiotik efektif terhadap bakteri, tetapi mereka tidak berpengaruh pada rhinopharyngitis yang disebabkan oleh virus. What can be done to get rid of it ? Apa yang dapat dilakukan untuk menyingkirkan itu? 1. Blow your nose to clear the secretions blocking it, Meniup hidung Anda untuk menghapus sekresi menghalangi itu, 2. Systematically cleanse the nose with sea water. Sistematis membersihkan hidung dengan air laut. What are the complications of rhinopharyngitis ? Apa komplikasi dari rhinopharyngitis? Although benign in principle, complications can arise with the pharynx providing a point of entry for the infectious agent. Meskipun jinak pada prinsipnya, komplikasi dapat timbul dengan faring menyediakan titik masuk untuk agen menular. In most cases the body's immune system, coupled with basic local treatment, are enough to prevent the infection developing. Dalam kebanyakan kasus sistem kekebalan tubuh, ditambah dengan pengobatan lokal dasar, yang cukup untuk mencegah infeksi berkembang. If nothing is done, however, secondary infection may set in or the infection may spread into the ENT sphere for the simple reason that the ears, nose and throat are all interconnected : Jika tidak ada yang dilakukan, namun, infeksi sekunder dapat diatur dalam atau infeksi dapat menyebar ke lingkungan THT karena alasan sederhana bahwa telinga, hidung dan tenggorokan semuanya saling berhubungan: Sinusitis , especially in adults, is a classic complication, with its associated pains, feverishness and headaches. Sinusitis, terutama pada orang dewasa, merupakan komplikasi klasik, dengan terkait feverishness nya, nyeri dan sakit kepala. Ear infection in children, acute, painful or febrile; in adults, serous otitis which causes inflammation and produces a sensation of blocked ears. Infeksi telinga pada anak-anak, akut, nyeri atau demam, pada orang dewasa, otitis serosa yang menyebabkan peradangan dan menghasilkan sensasi telinga diblokir. Laryngitis is another infectious complication, affecting the airways, that is associated with rhinopharyngitis. Laringitis adalah komplikasi lain menular, mempengaruhi saluran udara, yang berhubungan dengan rhinopharyngitis. It can cause modification or loss of voice or even breathing problems, especially in children, due to the spread of the inflammation caused by the virus. Hal ini dapat menyebabkan masalah modifikasi atau kehilangan suara atau bahkan bernapas, terutama pada anak-anak, karena penyebaran peradangan yang disebabkan oleh virus. Tissues swell and can cause suffocation. Jaringan membengkak dan dapat menyebabkan sesak napas. Finally, and most serious, is acute or chronic bronchitis , a complication which can arise from all these viral or bacterial infections. Akhirnya, dan yang paling serius, adalah bronkitis akut atau kronis, komplikasi yang dapat timbul dari semua infeksi virus atau bakteri. Rhinopharyngitis and its complications are part and parcel of the range of infantile diseases. Rhinopharyngitis dan komplikasinya adalah bagian tak terpisahkan dari berbagai penyakit kekanak-kanakan. Once the child's immune system has reached maturity, around the age of 3, the incidence of rhinopharyngitis tends to diminish. Setelah sistem kekebalan tubuh anak telah mencapai kematangan, sekitar usia 3, kejadian rhinopharyngitis cenderung berkurang. Akut virus rhinopharyngitis Introduction: Acute viral rhinopharyngitis Pendahuluan: rhinopharyngitis virus akut Description of Acute viral rhinopharyngitis Deskripsi rhinopharyngitis virus akut Acute viral rhinopharyngitis (medical condition): Almost everyone is familiar with the feeling you get when you start a common cold, such as a sore throat, runny nose, sneezing, or tearing ... more Akut virus rhinopharyngitis (kondisi medis): Hampir semua orang akrab dengan perasaan yang Anda dapatkan ketika Anda memulai sebuah flu biasa, seperti sakit tenggorokan, pilek, bersin, atau robek ... lebih Acute viral rhinopharyngitis: See also: Rhinopharyngitis virus akut: Lihat juga: Common cold : Umum dingin : » Introduction: Common cold » Pendahuluan: dingin umum » Symptoms of Common cold » Gejala dingin Umum » Treatments for Common cold » Pengobatan untuk umum dingin Acute viral rhinopharyngitis: Related Topics Akut virus rhinopharyngitis: Topik Terkait These medical condition or symptom topics may be relevant to medical information for Acute viral rhinopharyngitis: Ini kondisi medis atau topik gejala mungkin relevan dengan informasi medis untuk rhinopharyngitis virus akut: Viral Virus Viral disease Viral Penyakit Rhinopharyngitis Rhinopharyngitis Acute viral rhinopharyngitis as a Disease Akut virus rhinopharyngitis sebagai suatu Penyakit Acute viral rhinopharyngitis : Another name for Common cold (or close medical condition association). Rhinopharyngitis virus akut: Nama lain untuk dingin umum (atau asosiasi kondisi dekat medis). » Introduction: Common cold » Pendahuluan: dingin umum » Symptoms of Common cold » Gejala dingin Umum » Treatments for Common cold » Pengobatan untuk umum dingin Acute viral rhinopharyngitis: Related Diseases Akut virus rhinopharyngitis: Penyakit Terkait Acute viral rhinopharyngitis : Acute viral rhinopharyngitis is listed as a type of (or associated with) the following medical conditions in our database: Rhinopharyngitis virus akut: rhinopharyngitis virus akut terdaftar sebagai jenis (atau berhubungan dengan) kondisi medis berikut dalam database kami: Viral diseases Viral penyakit Respiratory conditions Pernapasan kondisi Respiratory infections Infeksi pernapasan Nose conditions Hidung kondisi Adolescent conditions Remaja kondisi Common Conditions Kondisi Umum Upper Respiratory Infection Infeksi Saluran Pernapasan Atas Diseases contagious from droplets Menular dari tetesan Penyakit Diseases contagious from surfaces Menular dari permukaan Penyakit Diseases contagious from saliva Menular dari air liur Penyakit Mucus membrane conditions Lendir membran kondisi Conditions involving a pathogen Kondisi yang melibatkan patogen Child health conditions Anak kondisi kesehatan Causes of Acute viral rhinopharyngitis Penyebab rhinopharyngitis virus akut Some of the causes of Acute viral rhinopharyngitis are included in the list below: Beberapa penyebab rhinopharyngitis virus akut termasuk dalam daftar di bawah ini: Human metapneumovirus Manusia metapneumovirus Coronavirus 229E, Human Coronavirus 229E, Manusia Rhinovirus Rhinovirus Respiratory syncytial virus Pernapasan syncytial virus Adenovirus Adenovirus See full list of 7 causes of Acute viral rhinopharyngitis (Common cold) Lihat daftar lengkap 7 penyebab rhinopharyngitis virus akut (dingin umum) Symptoms of Acute viral rhinopharyngitis (Common cold) Gejala rhinopharyngitis virus akut (dingin umum) Some of the symptoms of Acute viral rhinopharyngitis incude: Beberapa gejala incude rhinopharyngitis akut virus: Runny nose Ingusan Sneezing Bersin Tearing Cemerlang Blocked nose Diblokir hidung Sore throat Sakit tenggorokan See full list of 20 symptoms of Acute viral rhinopharyngitis (Common cold) Lihat daftar lengkap dari 20 gejala rhinopharyngitis virus akut (dingin umum) Treatments for Acute viral rhinopharyngitis (Common cold) Pengobatan untuk rhinopharyngitis virus akut (dingin umum) Treatments for Acute viral rhinopharyngitis (Common cold) include: Pengobatan untuk rhinopharyngitis virus akut (dingin umum) meliputi: Rest Istirahat Fluids Cairan Cold-and-flu medications Dingin-dan-obat flu Aspirin - but not for babies, children or teenagers because of the risk of Reye's syndrome. Aspirin - tetapi tidak untuk bayi, anak-anak atau remaja karena risiko sindrom Reye. Acetaminophen Acetaminophen See full list of 10 treatments for Acute viral rhinopharyngitis Lihat daftar lengkap dari 10 pengobatan untuk rhinopharyngitis virus akut Treatment of Acute viral rhinopharyngitis: For more treatment information about Acute viral rhinopharyngitis, see treatment of Common cold (Acute viral rhinopharyngitis) Pengobatan rhinopharyngitis virus akut: Untuk informasi lebih lanjut tentang pengobatan rhinopharyngitis virus akut, lihat pengobatan umum dingin (Akut rhinopharyngitis virus) Acute viral rhinopharyngitis: Article Excerpts about Common cold Akut virus rhinopharyngitis: Pasal Kutipan tentang dingin umum Sneezing, scratchy throat, runny nose – everyone knows the first signs of a cold, probably the most common illness ... Bersin, tenggorokan gatal, hidung meler - semua orang tahu tanda-tanda pertama pilek, mungkin penyakit yang paling umum ... (Source: excerpt from The Common Cold, NIAID Fact Sheet: NIAID ) (Sumber: kutipan dari The Lembar Common Cold, Fakta NIAID: NIAID ) Acute viral rhinopharyngitis: Related Disease Topics Akut virus rhinopharyngitis: Topik Terkait Penyakit These medical disease topics may be related to Acute viral rhinopharyngitis: Topik-topik penyakit medis mungkin berhubungan dengan rhinopharyngitis virus akut: intercellular adhesion molecule-1 intercellular adhesion molecule-1 ICAM-1 ICAM-1 lower respiratory infection Infeksi pernapasan bawah LRI LRI Mycoplasma pneumoniae Mycoplasma pneumoniae nasal congestion hidung tersumbat nasal discharge nasal discharge nasopharyngitis nasopharyngitis numbered enteroviruses nomor enterovirus parainfluenza parainfluenza parechoviruses parechoviruses pneumonia pneumonia polioviruses polioviruses respiratory syncytial virus pernapasan syncytial virus Interesting Medical Articles: Menarik Medis Artikel: Symptoms of the Silent Killer Diseases Gejala Penyakit Silent Killer Online Diagnosis Diagnosis online Self Diagnosis Pitfalls Cukup Diagnosis Jebakan Pitfalls of Online Diagnosis Perangkap Diagnosis online Research Your Symptoms Penelitian Gejala Anda Diseases & Medical Conditions Penyakit & Kondisi Medis Medical Diagnosis Diagnosis Medis [ Full list of premium articles on symptoms, diseases, and diagnosis ] [ Daftar lengkap artikel premium pada gejala, penyakit, dan diagnosis ] Medical dictionaries: Medis kamus: Medical dictionary , Medis kamus , Medical Acronymns/Abbreviations Medis Acronymns / Singkatan More Medical Dictionary Topics Lebih Medical Dictionary Topik Bladder syndromes Kandung kemih sindrom Bladder tumor Tumor kandung kemih Bladder tumour Tumor kandung kemih Bladder tumours Kandung kemih tumor Bladder urachryl tumors Kandung kemih tumor urachryl Bladder, Neurogenic Kandung kemih, Neurogenic Bladderworm Bladderworm Blade Bilah Blade bone Pisau tulang Blade Implantation Pisau Implantasi Bladevent Bladevent Blagden Blagden