LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10. No 1 (2015) 19-32 ISSN: 0216-7433 ANALISIS UNSUR KETEGANGAN MENTAL DALAM NOVEL MAUT DAN CINTA KARYA MOCHTAR LUBIS DENGAN PENDEKATAN STRUKTURAL Heppy Lismayanti1 1. Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah STKIP PGRI Banjarmasin [email protected] (081348451233) ABSTRAK Kajian berdasarkan kepada hasil analisis dari proses struktural ketegangan mental. Pada dasarnya ketegangan mental adalah proses dari sebuah konflik yang terjadi pada diri seseorang hingga dapat melakukan sesuatu yang mungkin akanterjadi dalam dirinya. Pada kajian novel "Maut dan Cinta” adalah kajian yang diambil dari proses antara konflik batin dalam diri dengan konflik batin dari dorongan luar diri, sehingga menimbulkan terjadikonflik dari batin orang yang mengalami terutama pada tokoh Sadeli. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dari unsur ketegangan mental dalam sebuah karya sastra novel yang didalamnya mengandung alur cerita, penokohan, pengalaman dan persepsi, dan penganalisisan struktur yang membangun nilai novel ini menjadi ketegangan mental dari pendekatan struktural Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan struktural. Metode deskriptif adalah metode yang menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau subjek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang nampak sebagaimana adanya artinya dalam melakukan pendekatan tarhadap novel yang digunakan dengan menggunakan pendekatan secara menyeluruh terhadap aspek novel ini sendiri dan juga penggaliannya secara holistik atau suatu bagian alasan digali dengan memakai unsur pendekatan yaitu ketegangan mental yang dilihat dari setiap bagian pada tokoh yang berperan dalam novel "Maut dan Cinta". Sumber data dalam penelitian ini adalah novel "Maut dan Cinta" karya Mochtar Lubis, teknik pengumpulan data dari novel ini adalah dengan memilih dan memilah dari kalimat yang mencerminkan unsur ketegangan metal secara implsit maupun eksplisit analisis novel yang digunakan adalah dengan cara melihat rentetan cerita tentang terjadi dari novel "Maut dan Cinta" sehingga didapatkan hasil terhadap proses terjadinya unsur ketegangan mental. Hasil penelitian didapatkan bahwa persoalan yang terjadi adalah pada unsur ketegangan mental dari segi struktural yaitu pergulatan batin yang dipengaruhi oleh unsur luar untuk membebaskan diri dari persoalan yang muncul dalam diri seorang Sadeli sehingga dapat menjadi orang yang lebih baik lagi. Pergulatan dari persoalan yang dihadapi oleh Sadeli adalah pada prosesnya modifikasikan dia lebih matang dalam berpikir dan bertindak. Hasil simpulan dari analisis teks ini bahwa unsur ketegangan mental dari bentuk stukural karena adanya pemicu luar sehingga ada gejolak ingin melepaskan diri dari cengkraman dari luar tersebut Kata kunci : novel, pendekatan stuktural, ketegangan mental 1 Lismayanti H /LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10. No 1 (2015) 19-32 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya.Oleh karena itu, kehadiran karya sastra merupakan bagian dan kehidupan masyarakat Pengarang sebagai subjek individual mencoba menghasilkan pandangan dunianya (vision du monde) kepada subjek kolektifnya.Signifikansi yang dielaborasikan subjek individual terhadap realita sosial di sekitarnya menunjukkan sebuah karya sastra berakar pada kutturtertentu dan masyarakat tertentu. Keberadaan sastra yang demikian itu, menjadikan ia dapat diposisikan sebagai dokumen sosiobudaya. Pernyataan di atas sesungguhnya mengandung implikasi bahwa sastra merupakan lembaga sosial yang menyuarakan pandangan dunia pengarangnya.Pandangan dunia ini bukan semata-mata fakta empiris yang bersifat langsung, tetapi merupakan suatu gagasan, aspirasi, dan perasaan yang dapat mempersatukan kelompok sosial masyarakat. (Teuw, 1984:45) Eksistensi sastra yang sarat dengan nilai sosial itu menjadikan ia& tak bersifat pasif terhadap berbagai pendekatan. Ia selalu terbuka, sehingga sangat boleh ia didekati dengan tinjauan sosisologis Goldman, (Zima, Swingewood, Duvignaud, I9&k 97).Hanya saja pertu diingat bahwa setiap pendekatan mempunyai kelemahan karena disiapkan untuk suatu tujuantertentu. Namun demikian menurut Junus (1986: 157) pendekatan Strukturalisme Genetink Golmanlah yang paling kuat karena ia mempunyai dasar teori yang jelas dan tetap memberikan tekanan kepada nilai karya yang dinamis. Berbicara tentang sastra sudah jelas rasanya apabila kita menggali terlebih dahulu tentang setiap perilaku dan setiap kejadian yang terjadi pada saat hari ini, kemarin dan akan datang. Sastra lahir disebabkan adanya singgungan antara sebuah fakta yang terjadi baikpengalaman seseorang, pengalaman dari masyarakat yang ditampilkan kepermukaan sehingga orang perlu dan terkadang harus menonjolkannya agar orang lain mengetahuinya. Setiap cerita itu berangkat dari sebuah permasalahan baik yang masalah ringan ataupun berat, baik dari lingkup keluarga hingga lingkup negara, baik dari ruang keindahan hingga sakit hati seseorang. Semua itu dapat dijadikan sebuah jalan cerita yang bisa dikemas rapi dan tersusun dari untaian kata-kata hingga menjadi sebuah bait-bait yang mungkin pembaca harus berusaha memahami jalan pikiran dari penulis.Wellek dan Wetren (1989: 3) mengemukakan dari kutipan tersebut pada intinya bahwa "sebuah sastra merupakan hasil karya yang berbentuk dari pengalaman yang rasional" (Wellek dan Werren: 1989: 3). Artinya dari bentuk sastra tersebut dapat dilihat hampir semua karya sastra sebuah pemikiran dari bentuk kenyataan yang terjadi sehingga membuat orang harus berpikir dan menelaah apa yang sebenamya terjadi pada sastra dan pada sebuah cerita Dalam sebuah karya sastra terdapat juga nilai-nilai etika berupa nilai mental yang menjadi sebuah novel tersebut mempunyai proses yang dalam dan tajam dalam penggaliannya. Pada dasarnya dalam proses pembuatan novel tersebut ada unsur diberi sebuah rasa yang membuat novel tersebut harus mempunyai makna yang tersendiri dan dalam. Sementara itu pendekatan strukturalisme dinamakan juga pendekatan objektif, yaitu pendekatan dalam penelitian sastra yang memusatkan perhatiannya pada sastra sebagai karya fiksi.Artinya, menyerahkan pemberian makna karya sastra tersebut terhadap eksistensi karya sastra itu sendiri tanpa mengaitkan unsur yang ada di luar struktur 2 Analisis Unsur Ketegangan Mental Dalam Novel Maut Dan Cinta Karya Mochtar Lubis Dengan Pendekatan Struktural signifikansinya. Pendekatan ini dikembangkan oleh kaum Formalis Rusia dan aliranNewCriticism Amerika dengan istilah strukturalisme otonom atau strukturalisme murni (Pradopo, 1985: 2-3) ataupun strukturalisme A- Historis (Faruk, 1986: 69). Salah satu kajian yang berhubungan dengan karya sastra yang berbentuk nilai-nilai dari ketegangan mental yang membentuk konflik batin dari pandangan politik, ideologi dan pertentangan yang ada di dalam novel "Maut dan Cinta" Pada novel ini yang dikarang oleh Mochtar Lubis sangat sesuai menggali unsur ketegangan metal karena cerita pada novel tersebut berhubungan dengan cerita sejarah yang penuh dengan ketegangan metal, konflik batin sangat rapi dalam penyajiannya. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dari unsur ketegangan mental dalam sebuah karya sastra novel yang didalamnya mengandung alur cerita, penokohan, pengalaman, persepsi, dan penganalisisan struktur yang membagi nilai novel ini menjadi ketegangan mental dari pendekatan struktural. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahmetode deskriptif dengan pendekatan struktural.Metode deskriptif adalah metode yang menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau subjek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang nampak sebagaimana adanya (Nawawi dalam Siswantoro, 2004:49). Artinya, dalam melakukan analisis terhadap novel yang digali dengan pendekatan secara menyeluruh terrhadap aspek novel itu sendiri dan penggaliannya secara holistik atau semua bagian, yaitu unsur ketegangan mental yang dilihat dari setiap bagian pada tokoh yang berperan dalam novelMaut dan Cinta. Sedangkan untuk pendekatannya menggunakan pendekatan struktural yaitu dilihat dari unsur secara beruntun atau berurutan, menganalisis dari unsur ketegangan mental adalah dengan menggunakan bentuk cerita yang saling berhubungan satu sama lain berorientasi pada standar dan berlandaskan pada pokok-pokok pikiran para tokoh pendekatan struktural. B. Sumber Data Sumber data dalam penelitianini adalah Novel "Maut dan Cinta" karangan Muchtar Lubis.Sumber data ini akan dikaji dan ditinjau ulang agar dapat diketahui hal-hal yang patut untuk diangkat kepermukaan sehingga data yang didapatkan menjadi lebih akurat dan lebih dalam menggalinya. C. Teknik Pengumpulan Data Penggalian data mengunakan teknik dari penggalian unsur ketegangan mental dalam novel "Maut dan Cinta", tema dalam unsur tersebut dapat diketahui dengan cara meruntun ceritanya berdasarkan pendekatan struktural atau bisa dikatakan sebagai unsur dari pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah melihat runtutan dari cerita yang terjadi dalam novel "Maut dan Cinta" sehingga lebih terarah dan bertujuan. 3 Lismayanti H /LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10. No 1 (2015) 19-32 D. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah unsur ketegangan metal yang mengacu pada tiga bentuk yaitu konflik dengan menggunakan pendekatan struktural. Analisis ketiga unsur ini berhubungan denganpendekatan struktural sebagai kajian untuk melihat setiap sisi yang dalam karya sastra.Sehingga menemukan atau membongkar dengan secermat mungkin atau seteliti mungkin dari semua yang terdapat dalam sebuah novel. Unsur ketegangan mental yang digali ini akan mengungkapkan struktur kejadian yang berlangsung dalam sebuah novel, sehingga menemukan tingkat struktur dari bagianbagian karakter berdasarkan kejadiannya. Pada kajian ini mengemukakan alur dalam sebuah cerita dari awal hingga akhir, dan penggalian karakter tokoh-tokoh yang ada dalam sebuah novel. Kajian analisis data menggunakan metode deskripsi penggambaran sebuah proses terjadinya unsur ketengangan metal dilihat dari pendekatan struktural atau berurutan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada dasarnya dalam proses ketegangan mental berasal dari proses perubahan dari mental yang mengakibatkan adanya gejolak yang dapat menjadikan proses tersebut dapat saling berbenturan sehingga membuat orang yang mengalaminya menjadi bertolak belakang dari apa yang akan dilakukan. Pada analisis novel "Maut dan Cinta" diketahui terhadap penggalian unsur ketegangan mental yang dilatar belakangi dengan dengan unsur sturktural.Masing-masing tokoh pada novel "Maut dan Cinta" seperti Sadeli, Umar Yunus, Ali Nurdin mereka pemeran tokoh utama yang selalu memunculkan unsur ketagangan metal.Sehingga menjadi fokus dari penelitian ini adalah ketiga tokoh tersebut dalam ketegangan mental dalam novel "Maut dan Cinta. Pada setting novel "Maut dan Cinta" bertemakan perjuangan untuk mendapatkan kemerdekaan sehingga unsur dari ketegangan metal akan nampak pada kapan novel berikut ini berdasarkan dari masing-masing tokoh yang akan digambarkan. A. Ketegangan Mental dari Sisi Tokoh Dalam novel "Maut dan Cinta” ada beberapa tokoh yang sangat berperan dalam memerankan setiap adegan atau cerita dalam novel tersebut sehingga dapatmenjadi alur cerita itu berkembang dan mencari setiap persoalan yang terjadi dalam novel: 1. Ketegangan menta1 dari Tokoh Sadeli Sadeli adalah orang yang keras pendirian dan tegas terhadap apa yangdiambilnya, pada karekter tokoh ini digambarkan bahwa dia mempunyaikemauan yang kuat dari dalam diri untuk merdeka dan berjuang untukkemerdekaan pada masa itu. "la selalu mengenang ayah dan ibunya, yang keduanya telah meninggal dunia di jaman kedudukan Jepang karena sakit dan tak ada obat, dengan penuh rasa kasih dan sayang. (hlm 3:10) Pada kalimat tersebut menunjukkan bahwa pada masa itu Sadeli sangatmerasa terhina dan sangat merasa bingung dengan apa yang telah dilakukansehingga dia hartss berseteru dalam pikiran bahwa terlihat adanya kekejamanpada zaman Jepang yang penuh dengan penderitaan sehingga semuanya harusterkorbankan baik dengan sengaja ataupun tidak. Ketengangan mental yangdialami oleh Sadeli sangat menderita dan harus mengenang semuapermasalahan yang akan menimpanya, pikiran yang tidak jelas dan 4 Analisis Unsur Ketegangan Mental Dalam Novel Maut Dan Cinta Karya Mochtar Lubis Dengan Pendekatan Struktural perasaanmenyakitkan harus dialaminya sehingga orang tuanya meninggal duniadimana dia merasa orang yang selalu mengasihi dan menyayangi harus pergimeninggalkannya dan tidak lagi berada disisinya. Ketangangan pikiran yang dialaminya juga membuat dia tegas untukmeneruskan hidupnya tanpa orang tua yang selalu memberinya semangat danketulusan untuk menyayanginya Hal itu terlihat pada kalimat berikut Putusan Sadeli untuk menyerang markas tanpa banyak berdebat dengan hati nuraninya apakah perlu atau tidak menibtmtih manusia. (hlm. 13:7) Pada kalimat tersebut dapat diketahui "banyak berdebat dengan hatinuraninya apakah perlu atautidak membunuh manusia" pada kalimat tersebutketengangan mental yang muncul adalah pilihan antara membunuh dan tidakmanusia.Karena pada dasarnya keputusan untuk membunuh dan tidak itupada kenyataannya tergantung dari mana segi kemanfaatannya dan kerugiannya.Maka dari Sadeli bingung mana yang harus didahulukan. Sadeli tidak dapat lagi lebih berpikir dalam unntuk membedakan antarakeingian yang murni terhadap apa yang dilakukannya dan tidak, karena padasatu sisi ketika untuk memutuskan pada saat teidesak dapat mengakibatan terjadinya kelumpuhan dalam menyatakan sesuatu dan tidak dapat dilakukanapa yang seharusnya dilakukan. Tingkat ketegangan mental berpikir yang mana ada yang harusdilakukan sehingga ada yang dapat dijadikan dasar sebagai sebuah dasar yangmenjadikan orang harus berkelahi antara kebenaran dan kepalsuan yang terjadi sehingga ada proses bolak-balik dalam berpikir dan akhirnya akanmempengaruhi pola tindakan yang terjadi.Kapten Tanaka lama memandang ke dalam mata Sadeli.Dan untuk pertama kalinya Sadeli melihat sinar ketakutan tercermin di belakang mata Kapten Tanaka.Rasa takut yang amat besar, rasa takut seorang manusia menghadapi maut memandang yang tidak dikehendakinya. Pada kalimat ketengangan mental tersebut dilihat rasa takut yang amat besar, rasa takut seorang manusia menghadapi maut memandang yang tidak dikehendakinya" ketika ada ketakutan tidak tentu selalu menghadapi maut, namun bisa juga ada faktor lainnya sehingga harus memperhaiikan beberapa bentuk yang laififiya sehingga ada yang harus menjadi perubahan pada bentuk yang dilihat atau dipikirkan. Ketika memahami konteks kalimat tersebut, ketegangan mental dilihat dari pola stukturalnya adalah Sadeli menyerang markas Jepang hingga seorang Kapten yaitu Tanaka menyerahkan apa yang diharapkan oleh Sadeli, padahal bangsa Jepang adalah bangsa yang tidak takut mati dan beijuang hingga titik darah penghabisan. Namun, ada dorongan dari pikiran mengharuskan menyerah hingga pusat ketegangan mental tersebut berkecamuk menjadi sebuah pikiran yang tidak jelas dan harus berusaha mengenyampingkan keberanian dari dalam diri agar berhenti sesaat. Terpampang jelas bahwa itulah mimpi Sadeli tentang bangsanya dan untuk itu dia malam itu bersedia membunuh dan dibunuh" (hlm. 10 : 14). Pikiran Sadeli harus tetap dalam menentukan sebuah keputusan yang dapat berjalan denganbaik atau tidak, karena dalam pikirannya yang menjadi ketegangannya adalah bahwa dia harus berjuang untuk negeri dan bangsa Indonesia agar mendapatkan kemerdekaan, maka dari itu dilihat dari unsur ketegangannya adalah pada kalimat bersedia membunuh dan dibunuh. Artinya dalam unsur ketika terjadi pergolakan mental bahwa dalam peperangan mungkin saja terbunuh dan mungkin sajajuga terbunuh oleh musuh. 5 Lismayanti H /LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10. No 1 (2015) 19-32 2. Ketegangan mental dari Tokoh Umar Yunus Tokoh Umar Yunus merupakan karakter yang selalu menyembunyikan rahasia terhadap apa yang didapatkannya, kemudian dia juga tidak selalu percaya dari orang lain. Bagaimanapun dia tidak pernah percaya dengan orang lain secara langsung sebelum mengetahui apa yang diketahuinya sebelum mengenal orang tersebut. Umar Yunus bertanya pada dirinya sendiri, berpikir beberapa soot, mencetuskan jarinya dengan telunjuknya,...(hlm. 76:5) Ketegangan mental ini terjadipada ketika dia ada kalimat " . berpikir beberapa saat . ada sesuatu yang mengganjal dalam dirinya terhadap kepercayaan seseorang yang akan menjadikan antara gejolak. Bagaimanapun yang terjadi bahwa dirinya bimbang terhadap keputusan apa yang harus diambilnya. Ketangangan mental tersebut dilihat dari perbedaan dan perubahan pikiran bercampur dengan cara bertindak baik disengaja ataupun tidak disengaja. Pikiran yang bergejolakpada Umar Yunus memberikan perubahan yang memdalam terhadap apa yang dipikirkannya sehingga harus diketahui bahwa proses teqadinya ketegangan mental tersebut dikarenakan adanya perubahan dari situasi yang berjalan pada kehidupan yang terus berlangsung. Maka dari itu, pada proses perubahan akan dapat memberikan dan mendorong adanya pergeseran dari mental yang ditemukan pada diri orang lain dan diri sendiri. Pada kutipan lain disebutkan bahwa Umar Yunus merasa suatu penyesalan yang besar merayap ke dalam badannya. Timbul rasa sayang yang amat besar dalam hatinya pada Rita(hlm, 85:12) Pada kata "penyesalan" adalah sebuah proses mulai terjadinya ketegangan mental yang dialami oleh Umar Yunus. Oleh karena pada penyesalan itu ternyata ada pertentangan batin yang sangat kuat terhadap apa yang dialaminya sehingga secara tidak langsung harus dihadapi dengan sering dan dengan penuh perhatian. Pada jawaban dari ketegangan mental yang dirasakan bahwa pada prosesnya yang menjadi permasalahan adalah bahwa pada kalimat "Timbul rasa sayang yang amat besar dalam hatinya pada Rita" orang yang menyesal sudah tentu akan memunculkan rasa ingin kembali sehingga pada kasus Umar Yunus tersebut menggambarkan bahwa dia pada saat pertama tidak ingin mengenal lebih dalam tentang Rita Lee. Namun lama kelamaan memunculkan sebuah rasa ingin mengetahui dan memiliki teriladap apa yang ingin dimilikinya. Pada kutiban lain juga mengungkapkan tentang ketegangan mental yang dialami oleh Umar Yunus adalah bahwa Umar Yunus memeluknya, dan mencium pipinya dengan lembut dan membisikkan kata-kata sayang padanya Kata-kata yang dirasakan sungguh keluar dari hatinya, (hlm 85:21) Umar Yunus mengajak Rita Lee hidup bersama di rumahnya Dan tiga bulan kemudian dia memberi uang pada Rita Lee untuk membuka toko bunga "Mayflower" diSelegie Road (hlm, 86:7) Umar Yunus menceritakan pada Rita Lee, bahwa dia telah beristri dan diapunya tiga anak di Yogyakarta. (hlm, 86:21) Pada kalimat Umar Yurtus memeluknya, dan mencium pipinya dengan lembut, dan membisikkan kata-kata sayang padanya.Kata-kata yang dirasakm sungguh keluar dari hatinya79 tersebut mendeskripsikan perasaan yang sangat dalam terhadap kesungguhan hatinya untuk mengutarakan seperti dirasakannya pada saat tersebut. Gejolak perasaan yang terbentur dengan kalimat bahwa " dia telah beristri dan dia punya tiga anak?pada cerita itu goncangan 6 Analisis Unsur Ketegangan Mental Dalam Novel Maut Dan Cinta Karya Mochtar Lubis Dengan Pendekatan Struktural yang hebat melingkupi pikiran Umur Yunus untuk berterus terang dan berbicara apa adanya sehingga dapat dijadikan sandaran dalam hatinya agar dapat meredam semua keinginannya. Perseteruan antara batinnya adalah ketika dia mengutarakan maksud hatinya ada benturan dari luar yaitu bahwa diajuga mempunyai istri dan anak yang ada di Indonesia. Antara perasaan ingin jujur dan tidak berkecamuk menjadi sebuah kompieksitas yang sangat mendebarkan bagi diri seorang Umar Yunus agar dapat berterus terang.Ketika seseorang mengharapkan, mencintai, atau menyayangi pasangannya.Ada terkadang perasaan untuk tidak jujur dan tidak ingin kehilangan orang yang disayanginya. Pergolakan batin itu pasti akan selalu dialami oleh orang tersebut. Umar Yunus merasa menemukan suatu kedamaian dan kebahagiaan baru hidup dengan Rita Lee. Dia merasa kelelaHtiannya kini dapat dibuktikannya dengan memberikan perlindungan dan kebahagiaan kepada wamta itu (hlm, 87:2) Ketika itu gejolak mentalnya mulai teredam antara harapan dan keputusasaan menghadapi sesuatu yang akan dijadikannya sandaran dalam hidupnya. Ada sesuatu yang cfiharapkan oleh Umar Yunus bahwa dia seakan- akan dihargai dan dihormati oleh pasangannya yang saling mencintai dan menyayangi, terutama pada kesan tokoh Umar Yunus. Pada kutipan lain didapati bahwa keteganga mental bisa saja dilihat dari sesuatu yang dirasakan dengan indra pengelihatan seperti pada kalimat borikut ini: Umar Yunus memamkmg Sadeli.Heran.Dan sesuatu perasaan cemas mulai timbul dalam hatinya. (hlm 157:20).Umar Yunus melihat ke kertas.Wajahnya agak pucat sedikit. Tangannya gemetar ketika mengambil kertas itu (hlm, 157:28) Umar Yunus merasakan adanya suatu gesekan dalam pikirannya yang menjadikan dia sangat ingin mengesankan dengan apa yang diharapkannya sehingga dia ingm merasakan apa yang ingin dirasakannya itu ada. Pada kalimat " perasaan cemas mulai timbul dalam hatinyaartinya ketegangan mental yang dirasakannya adalah bahwa dalam proses kecemasan yang terjadipada tokoh Umar Yunus adalah bahwa dalam perasaannya ada yang mengga sehingga dia harus berusaha menenangkan perasaan itu. Kalimat “Wajahnya agak pucat sedikit Tangannya gemetar ketika mengambil kertas itu" menandakan ada unsur struktur yang membuat Umar Yunus harus bericecamuk dan berusaha untuk mengadili kon£rontasi dalam dirinya sehingga memunculkan unsur ketegangan mental. Pada kutiban lain menyatakan bahwa: Umar Yunus merasa lega konfrontasi dapat diundurkan. Dia akan mendapat waktu lebih banyak untuk berpikir apa sebaiknya yang akan dilakukannya. (hlm, 160:11) Pada saat itu perasaan dalam kalimat " Umar Yunus merasa lega, konfrontasi dapat diundurkan" adalah pelepasan dari ketegangan mental yang dirasakan oleh Umar Yunus terhadap perasaan antara kecemasan dan ketenangan. Jawaban dari kalimat tersebut tersirat dari " Dia akan mendapat waktu lebih banyak untuk berpikir apa sebaiknya yang akan dilakukannya". Daya pikiran adalah salah satu kekuatan yang menjadi orang tersebut menjadi lebih akurat dalam berpikir sehingga ketegangan mental yang dicermin oleh Umar Yunus lebih berorientasi kepada sebuah proses luar yang merupakan rentetan kejadian. Tokoh Umar Yunus lebih berorientasi pada bentuk perasaan tersebut menjadi proses ketegangan mental yang dikemukakan oleh tokoh Umar Yunus. 3, Ketegangan mental dari Tokoh Ali Nurdin Ali Nurdin seorang inteligen menyamar sebagai seorang wartawan yang berkerja di Percetakan di Indonesia ditugaskan untuk meliput berita di Singapura.Dalam 7 Lismayanti H /LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10. No 1 (2015) 19-32 penyamarannya berbagai permasalahan ditemuainya mulai dari persoalan politik, kenegaraan, hingga soal propaganda Jepang untuk membaikot negara-negara yang mendukung Indonesia. Pada tokoh ini ditemui unsur ketegangan mental yang dialami oleh Ali Nurdin, diceritakan yaitu: Ali Nurdin Merasa takut amat sangat mendengar cerita mereka kemudian. Betapa mereka di listrik, betapa rokok yang menyala dipadamkan bukan saja di pipi, dada, dan perut akan tetapi sampaijuga kemaluan. (hlm. 127:5) Kalimat dari ketegangan mental yang dialami adalah dari sisi penggalan kalimat "Ali Nurdin Merasa takut amat sangat mendengar cerita mereka kemudian", artinya sebuah perasaan muncul deiigan seketika, karena adanya dorongan dari luar yang membuat persoalan dalam diri Ali Nurdin bergejolak sehingga ada rasa dan pikiran yang menakutkan harus dihadapi. Sudah barang tentu pengalaman yang diceritakan dari luar membuat Ali Nurdin menjadi ketakutan dan merasa ada sesuatu yang harus dihindari oleh dirinya.Ketengangan mental yang dialaminya adalah dorongan dari luar yang membuat diri Ali Nurdin merasa tertekan dan tidak karuan sehingga tidak dapat membendung pikiran dari ketakutan yang dialaminya. Pada dasarnya yang menjadikan diri seseorang tersebut gelisah dan tidak kanian adalahdimana dia harus berusaha untuk menenangkan pikiran dari semua apa yang dialaminya mulai dari hubungan komunikasi hingga pikiran yang mengganggunya menjadi masalah dalam pikirannya.Padadasarnya kegelisahan tersebut akan dialami oleh seseorang ketika dia beihadapan dengan sesuatu yang tidak bisa dijangkau dengan akalnya dan tidak bisa dijangkau dari sisi negatif dan positif dari apa yang dialaminya. Ketegangan mental pada kalimat "Kinipunjikaingat pada saat itu, Ali Nurdin tersenyum pahit pada dirinya sendiri. (hlm. 128 : 11). Pada kalimat "Ali Nurdin tersenyum pahit pada dirinya sendiri", kalimat ini mempunyai makna dalam sehingga dapat diteijemahkan bahwa ketegangan mental yang dirasakannya ada sesuatu yang mengganjal dan terasa senyum pahit padahal orang yang tersenyum tidak mungkin ada perasaan pahit atau sedih, namun lebih pada rasa bshagia dan tidak ada rasa ingin resah dan merasa ada sesuatu yang menjadikan diri tertuna dan merasa gusar. Sebuah ganjalan yang mengakibatkan sebuah proses mental yang membuat teqadinya ada perseteruan mental Mam diri Ali Nurdin. Maka dari itu, Ali Nurdin mempunyai proses berpikir yang dalam terdalam terhadap dirinya sendiri sehingga ada sesuatu yang harus dipikirkaimya. Dinyatakan bahwa Dan sering dia lama berdiri di bawah pohon yang rindang menatapi Rumah si gadis. Padahal di kala itu kota term menerus digelapkan, khawatir atom diserang udara pihak sekutu Sungguh bcmyak yang dapat dilihatnya pada malam-malam seperti itu Kemudian sebelum Jepang menyerah, diberanikan oleh desas-desus tentang kemungkinan Jepang akan kalah dalam waktu singkat, maka dia memberamkan diri menyatakan cintanya kepada Nani. (hlm. 128:2) 8 Analisis Unsur Ketegangan Mental Dalam Novel Maut Dan Cinta Karya Mochtar Lubis Dengan Pendekatan Struktural Pada penggalan kalimat "khawatir akan diserang udara pihak sekutu" dan "dia memberanikan diri menyatakan cintanya kepada Nam" adalahdua kalimat yang menyatakan gejolak yang dalam terhadap apa yang dirasakannya sehingga ada sesuatu yang harus diperhatikaimya agar dapat menenangkan jiwa. Pernyataan "dia" sama dengan pmtt nama "Ali Nurdin" Ketegangan mental pada kalimat pertama adalah "khawatir akan diserang udara pihak sekutu" artinya sebuah rasa dan pikiran yang saling berkecamuk dikaienakan sesuatu yang ada dalam diri Ali Nurdin tidak dapat ditahankan lagi sehingga terhadap dirinya sendiri. Pada dasarnya ketegangan mental yang dialami oleh Ali Nurdin adanya dorongan dari luar yang mengakibatkan dari dirinya menjadi bimbang dan rasa cemas serta tidak karuan terhadap apa yang dialaminya. Dia ingin melakukan sesuatu yang lebih dan juga ada dorongan yang tidak dapat diukur dengan apa yang didapatnya. Dinyatakan dalam kalimat yaitu: Alangkah terkejutnya dan bahagia Ali Nurdin, Ketika tiba-tiba Nani merengkul; dam berbisik, supaya jahgan pergi, agar segera metangsungkan perkawinan (hlm. 131: 5) Ketegangan mental pada kalimat "Alangkah terkejutnya danbahagia Ali Nurdin... " orang yang terkejut tidak mungkin ada kebahagiaan, karena setiap ada keteikefixtan pasti ada sesuatu yang tersimpan dalam sebuah pikiran atau jalan pikiran yang membuat sesuatu menjadi berubah dan tidak dapat digali hanya dengan pikiran telanjang, karena dalam proses orang menjadi bahagia sudah barang ada sesuatu yang sangat didambakan dan sesuatu yang sangat diharapkan teicapai. Pada kalimat tersebut dapat diketahui teqadinya keterkejutan itu berarti bertolak belakang dari yang diharapkan sehingga ada perputaran yang menjadikan pembalikan dari makna terkejut menjadi nilai-nilai yang berbahagia sehingga ada ketegangan mental yang ada dalam diri Ali Nurdin. C. Unsur Ketegangan Mental Pada dasarnya ketegangan mental adalah konfiik batin yang menjadi persoalan dalam sebuah prases terhadap pergolakan batin karena ada sesuatu yang ingin dicapai.Ketegangan mental itu berdasarkan dari pergolakan kejiwaan seseorang dengan melihat bentuk dari luar batin, sebagai contoh ketika ada pergolakan batin seseorang ditengarai dengan adanya suatu peristiwa dari luar yaitu adanya perseteruan dari pikiran dan perasaan.Sebagai contoh ketika orang dalam hidup merasa tenang kemudian ada seseorang memberikan ucapan atau sangkaan maka ada peigolakan batin untuk menyanggah. Seperti halnya dalam diskusi ketika ada teman menyanggah ucapan atau pendapat kita maka akan ada pergolakan dari segi pikiran kita. Pada dasamya ketegangan mental itu tidak dapat berdiri sendiri karena secara tidak langsung pihak atau segi atau aspek yang melatar belakangi sehingga hal itu terjadi hal demikian.Pada kenyataannya secara psikologis manusia mengalami tingkat kepribadiannya ada yang disadari dan tidak disadari. Menurut Gerald Corey, bukti klinis untuk membenarkan alam ketidaksadaran manusia dapat dilihat dari hal-hal berikut, seperti: (1) mimpi; hal ini merupakan pantulan dari kebutuhan, keinginan dan konflik yang terjadidalam diri, (2) salah ucap sesuatu; misalnya nama yang sudah dikenal sebelumnya, (3) sugesti pasca psikotik, (4) materi yang berasal dari teknik asosiasi bebas dan (5) materi yang berasal dari teknik proyeksi, serta isi simbolik dari simptom psikotik. Bagian yang tidak kalah penting dari teori Freud adalahtentang kecemasan.Gerald Corey mengartikan kecemasan itu adalahsebagai suatu keadaan tegang yang memaksa kita untuk berbuat sesuatu.Kecemasan ini menurutnya berkembang dari konflik antara sistem 9 Lismayanti H /LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10. No 1 (2015) 19-32 id, ego dan super ego tentang sistem kontrol atas energi psikis yang ada.Fungsinya mengingatkan adanya bahaya yang datang. Sedangkan menurut Calvin S. Hall dan Lindzey, kecemasan itu ada tiga: kecemasan realita, neurotik dan moral (1) kecemasan realitaadalahrasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantimg pada ancaman nyata. Misalnya kecemasan saat seseorang menjelang ujian, wawancara, tes kerja. (2)kecemasan neurotikadalahrasa takut kalau-kalau insting akan keluar jalur dan menyebabkan seseorang berbuat sesuatu yang dapat membuatnya merasa bersalah. (3)kecemasan moraladalahrasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral. Pada dasarnya ketegangan mental seperti pada guru dimana ia sebagai anggota masyarakat yang besar dan modern, dapat terjangkit sifat yang tidaksehat mental karena beberapa hal: (1) Kurangnya jiwa dan sikap profesional, hal ini antara lain karena mengajar, (2) Hanya sebagai pekeqaan sambilan atau karena tidak diterima pada bidang yang lain. (3) '' Ketidakmampuan dalam menjalankan tugas sehingga menimbulkan frustasi. (4) Kekurangan prestise sosial dan gaji yang rendah, sedang tugasnya cukup berat. (5) Adanya tuntutan moral yang terlalu tinggi bagi guru, sehingga harus menjadi model dan contoh bagi murid-muridnya. Padahal dia sendiri juga sebagai hasil dan pengaruh-pengaruh lingkungan yang tidak selamanya baik. (6) kurangnya fasilitas untuk rekreasi. (7) Hubungan yang harmonis antara sesama guru ataupun guru dengan petugas-petugas yang lain. (8) Adanya perasaan tidak amanyangdapat menimbulkan kecemasan. Definisi stress yang diberikan oleh Selye (1982) adalah"stress is nonspecific result of any demand upon the body be the mental or somatic". Jadi dapat disimpulkan bahwa ketegangan mental adalahsebuah proses teijadinya pergejolakan antara proses hubungan yang diiwarnai dari proses berpikir dan bertindak dari adanya proses beradaptasi terhadap permasalahan yang muncul kedepan sehingga ada gejolak mentalitas yang tajam dan berkelanjutan sehingga ada proses ingin bertolak belakang dari apa yang diharapkan. Maka dari itu ketanggapan mental tersebut dapat diterimasebagai tanggapan terhadap apayang akan dilakukan. Pada bagian masing-masing tokoh yang teqadi pada unsur ketegangan mental yang mereka alami adalahadanya proses yang bergejolak dari luarsehingga ketiga tokoh yaitu Sadeli, Umar Yunus, dan Ali Nurdin adalahtokoh yang memberikan inpirasi dalam menentukan bentuk ketegangan mental dalam novel "Maut dan Cinta" Pada dasarnya masing-masing tokoh tersebut hampir sama dalam memunculkan ketegangan mental tersebut, karena dalam bagian- bagian yang dialami ketiga tokoh itu ada dalam novel ini. Walaupun pada masing-masing tokoh hampir sama ada unsur ketegangan mental yang dialami oleh masing-masing mereka, namun ada perbedaan yang mendasar dalam mencari apa yang terjadidalam ketegangan mental yang mereka alami sendiri. Perbedaan pada tokoh dari ketegangan mental yang dialami oleh mereka dari segi daya pikir yang dialaminya sehingga ada pertalian batin pada masing-masing orang tersebut pada satu sisi lebih menekankan pada ketegangan mental dari peijuangan yang dari sisi pikiran perjuangan dan ada juga perasaan tidak ingin untuk kehilangan terhadap sesuatu dalam hidup mereka. 10 Analisis Unsur Ketegangan Mental Dalam Novel Maut Dan Cinta Karya Mochtar Lubis Dengan Pendekatan Struktural PENUTUP A. Simpulan Unsur ketegangan mental merupakan unsur yang mewarnai dalam setiap cerita terutama dalam navel "Maut dan Cinta”. Pada novel tersebut tergambar bahwa dalam pendekatan sturktural adalah sisi dari runtutan kejadian yang membuat terjadinya ketegangan mental pada novel "Maut dan Cinta” dan dapat diketahui unsur ketegangan mentalnya dari unsur intrinsik dan ekstrinsik. Pada dasarnya penggambaran bentuk dari ketegangan mental itu sendiri terjadi pada setiap tokoh utama dalam novel "Maut dan Cinta” sehingga ada keunikan tersendiri yaitu cerita yang muncul terjadi pada zaman perjuangan. Pada tokoh Sadeli digambarkan ketegangan mental yang dihadapinya lebih banyak berasal dari angan-angan dan dari hasil imajinasi yang kuat terhadap cara pandang yang dihadapinya sehingga ada kemunculan nilai-nilai dalam diri berkecamuk hebat sehingga terjadiketegangan mental yang luar biasa dihadapinya. Pada dasarnya ketegangan mental yang dihadapi oleh tokoh Sadeli unik mulai dari persoalan yang dihadapinya dalam keluarga, kemudian persoalan yang dihadapinya dalam peijuangannya, persoalan yang dihadapinya dalam proses mengalahkan kecamuk dirinya antara membelot bangsa dan tidak. Semua itu terjadipada tokoh Sadeli. Pada tokoh Umar Yunus unsur ketegangan mental yang dihadapinya lebih banyak terjadi pada saat berhubungan dengan wanita, karena karekaterUmar Yunus tersebut lebih banyak diceritakan sebagai orang yang lebih banyak berhubungan dengan wanita sehingga pada pada saat perjuangan dia bukannya khawatir atau takut dengan apa yang akan diperjuangankannya namun lebih berorientasi pada kehidupan kemegahan dengan wanita sehingga hubungan ketengangan mental yang disuguhkan pada novel "Maut dan Cinta" pada wanita. Tokoh Ali Nurdin adalahseorang tokoh yang diceritakan lebih berorientasi pada kehidupan untuknegara dan bangsaIndonesiasehingga pada ketegangan mental yang dihadapinya adalahlebih berorientasi pada keinginan dan harapan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan dalam hidupnya. Pada dasarnya dalam kehidupan Ali Nurdin lebih banyak mengutamakan pada tugasnya dalam menjalankan misi kemerdekaan Indonesia dengan mengajak bangsa lain untuk memperjuangkan kemerdekaan sehingga ham ada yang dikorban dorongan itu memunculkan ketegangan mental dari luar diri Ali Nurdin. Artinya pada tokoh tersebut dapat diketahui bahwa dalam menelaah dari ketegangan mental tidak hanya dilihat dari segi kecamuk diri yang ada pada setiap persoalan yang dihadapi pada setiap tokoh yang diperankan dalam novel "Maut dan Cinta". B. Saran Berdasarkan hasil analisis tentang karya Muchtar Lubis yaitu: 1.Unsur ketengangan metal yang terjadidalam novel ini bentuk ketengangan metal adalahkurang dijelas secara rinci tentang bentuk konflik batin atau disebabkan oleh luar dari batinnya. 11 Lismayanti H /LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10. No 1 (2015) 19-32 2.Ketengangan mental adalahsebuah proses yang bisa jadi disebabkan dari luar, namun pada dasarnya unsur itu pasti ada rangkaian yang jelas. Namun pada novel ini kurang ditampakkan ketegangan mental secara pendekatan struktural. DAFTAR RUJUKAN Abrams, MH. 1988. A Glossary of Literary Terms. Fort Worth: Holt, Rinehart & Winston, Inc. Badrun, Ahmad. 1983. Pengantar Ilmu Sastra (teori sastra). Surabaya: Usaha nasional Burroughs, John. 1972. The Literature in Poem. British: Cambridge University. Culler, Jonathan., 1977.Structuralist Poetics. London: Routledge & Kegan Paul. Esten, Mursal. 1978. Kesmmtraan: Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa. http://www/hscxsu.edu.au/indonesia. Faruk. 1999. Pengantar Sosiologi Sastra. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Ghazali. 2001. Manusia dan Kebudayaan. Jakarta: PT. Gramedia. Glover dan Kaplan. 1994. Studying the Novel London: Edward Arnold. Junus, Umar., 1986.Perkembangan Novel-novel Indonesia. Kuala Lumpur: Universiti Malaya. Rokhman, Arie£. 2003. Bahasa dan Kesusasteraan Indonesia sebagai Cermm Manusia Indonesia Baru, Jakarta: Gunung Agung. Sobtir, Alex,.2004,The Condition of the Social In the arts. America: Cornell University Press. Sumardjo, Jakob,. 1995 Leksikon Kesusastraan Indonesia Modern Jakarta: Jambatan. Taferani, P. 2005. Bahasa Rupa. Bandung: Keiir. Tayler, Jeffrey and Dawn, Siberian,. 1999. The Essay. Moscow: Post regularly to The Atlantic Monthly. Teeuw, A. 1984.Sastra dan Umu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya. Opcit.1988. Javanistic Tendencies in Recent Indonesian Literature dalam TENGGARA nomor 21/22. Kuala Lumpur. Opcit 1983. Translation, Transformation, and Indonesian Literary History dalam CD Grijns & SO Robson [eds].Cultural Contact ami Textual Interpretation.Doixbrech-Hollaiid: Foris Publications. 12 Analisis Unsur Ketegangan Mental Dalam Novel Maut Dan Cinta Karya Mochtar Lubis Dengan Pendekatan Struktural Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Sosiotogi Sastra: Jakarta: PT.Gramedia Opcit 1976.Theory of Literature. England: Penguin Books. Webster, Merriam. 1995, Hermeneutics and The Human Sciences, Essays on language, action and Interpretation, Cambridge: Cambridge University Press. 13 LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10. No 1 (2015) 19-32 ISSN: 0216-7433 13 Lismayanti H /LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 10. No 1 (2015) 19-32 14