1 PENGARUH FAKTOR BAURAN PEMASARAN

advertisement
PENGARUH FAKTOR BAURAN PEMASARAN TERHADAP LOYALITAS
PASIEN RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
Mahendra Prasetyo Kusumo, Susanto
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
ABSTRACT
Background: PKU Muhammadiyah Hospital of Bantul is a type C hospital with 133
bed capacities. Bed Occcupation Rate during the last 5 years is about 57% - 67%. It is
a private hospital with operational cost supported entirely from revenue obtained
from patiens. PKU Muhammadiyah Hospital has to be market oriented.
0bjective: To assess factors of marketing mix, i.e: product, price, place, promotion,
people, process, dan physic which affect patient loyality in PKU Muhammadiyah
Hospital of Bantul.
Purpose: To identify and to analyse marketing mix factors in patient decision to
reuse inpatient service.
Method: The study used observasional and survey method with cross sectional
approach. Population consisted of in patients of class I, II, III and VIP. There are 120
samples consist of 8 VIP, 10 class I patient, 37 class II patient, and 65 class III
patient. Analyses test using linier regression.
Result and Discussion: The result of study showed correlation coefficient as much
as 0,755. This meant that marketing mix (X) had very significant relationship whit
patient loyality (Y). Regresion equivalent showed
Y= -0,285-0,020X1+0,017X2+0,024X3+0,100X4+0,065X5+0,096X6+0,315X7.
Whereas determinant coefficient (R2) 0,542. This implied that patient loyality
simultaneously affected as much as 54,2% to patient loyality. Value of F calculation
was 21,157, F significant was 0,000, reliability 95%. Marketing Mix factors that
influence patient’s decision to reuse in patient service at Bantul Muhammadiyah PKU
1
Hospital are building condition (4,347, p=0,000) and process (2,320, p=0,022). The
other factors: product, price, place, promotion and people has not yet been influence
in patient decision to reuse in-patient service in Bantul Muhammadiyah PKU
Hospital, product (0,354, p=0,724), price (0,287, p=0,775), place (0,470,p=0,639),
promotion (1,633, p=0,105), people (1,133,p=0,260).
Conclussion: Marketing Mix factors that influence patient’s decision to reused in
patient service at Bantul Muhammadiyah PKU Hospital are the building condition
and service process that has been given.
Advice: The Hospital need to improve its performance with adding the full time
specialist doctor and training its nurse so can be more skillful to do their duty as
nurse.
Keywords: Marketing Mix, Patient Loyality
2
PENGANTAR
Perkembangan rumah sakit di dunia saat ini berjalan dengan pesat, sehingga
menciptakan suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini menuntut suatu rumah
sakit untuk lebih peka, kritis, dan reaktif terhadap perubahan yang ada, baik politik,
sosial budaya, maupun ekonomi. Isu globalisasi dan informasi telah membawa
masyarakat, khususnya pasien, menjadi lebih kritis dan peka dalam pemilihan
layanan jasa yang diberikan oleh sebuah rumah sakit. Pasien sebagai salah satu
konsumen suatu jasa akan dapat memilih pelayanan jasa yang sesuai dengan
keinginan, kebutuhan, keuangan dan selera mereka.
Bauran pemasaran yang terdiri dari 7P, yaitu product, price, place, promotion,
people, process, dan physic adalah komponen-komponen yang dapat dikendalikan
oleh rumah sakit, dan dapat digunakan oleh rumah sakit untuk mempengaruhi respon
konsumen. Atribut yang melekat pada suatu produk dengan sengaja diperlihatkan
3
atau diinformasikan untuk mendapatkan atau mempengaruhi konsumen. Sedangkan
bagi konsumen, komponen-komponen bauran pemasaran yang diberikan oleh suatu
rumah sakit dapat menjadi stimulus dalam pengambilan keputusan. Sehingga pada
akhirnya, konsumen akan melihat bauran pemasaran sebagai daya tarik terhadap
suatu produk. Setiap kali akan melakukan keputusan pembelian, konsumen
melakukan evaluasi mengenai sikapnya. Kepercayaan digunakan konsumen untuk
mengevaluasi sebuah layanan, kemudian pasien akan dapat mengambil keputusan
membeli atau tidak, untuk seterusnya konsumen akan menjadi loyal terhadap layanan
tersebut atau tidak.
Konsep mengenai loyalitas merupakan suatu konsep lama dalam kajian
pemasaran dan selalu berkembang dengan berbagai varian. Loyalitas merupakan
salah satu bentuk dari sikap seperti kecenderungan berperilaku (behavioral intention)
dan propensity (Dick, et al, 1994), dan ada pula yang menyebutkan loyalitas sebagai
repurchase behavior (Sharp, et al, 1997). Loyalitas dalam pemasaran jasa sering
dikaitkan dengan tingkat kepercayaan pasien (trust) dan tingkat komitmennya.
Loyalitas merupakan variable hasil/ outcome (Morgan, et al, 1994).
Di RS PKU Muhammadiyah Bantul, belum pernah dilakukan penelitian
tentang pengaruh bauran pemasaran terhadap loyalitas pasien rawat inap. Faktor
bauran ini cukup penting dalam menentukan kebijakan strategi RS PKU
Muhammadiyah Bantul sehingga perlu dilakukan penelitian. Pemasaran di RS PKU
Muhammadiyah Bantul saat ini belum dikelola secara terarah, khususnya yang terkait
dengan aspek-aspek 7P. Berdasarkan masukan serta kritik dan saran pada tahun 2009,
terdapat beberapa masalah yang dikeluhkan oleh pasien yang berhubungan dengan
bauran pemasaran (7P) yaitu, jenis perawatan dan pengobatan yang disediakan oleh
RS PKU Bantul, termasuk peralatan dan bahan yang digunakan langsung dalam
tindakan perawatan yang dirasa belum maksimal, image harga yang relatif mahal bila
dibandingkan dengan rumah sakit lain, lokasi yang meliputi akses fisik yang kurang
strategis, promosi yang dilakukan di masyarakat kurang maksimal, jadwal kunjungan
dokter (visite) yang belum terjadwal, perawat yang kurang cepat dalam melayani
4
pasien, proses pelayanan di RS PKU Muhammadiyah Bantul belum sesuai dengan
harapan pasien, terutama bagi pasien rawat inap yang masuk melalui UGD., alur yang
dijalani pasien untuk mendapatkan pelayanan rawat inap dirasa belum cukup mudah
dan cepat serta bangunan fisik yang menunjukkan ciri-ciri RS PKU Muhammadiyah
PKU Bantul dirasa belum membuat penguna jasa merasa nyaman dan aman saat
menerima pelayanan.
Tingkat hunian Tempat tidur/BOR (Bed Occupancy Rate) di PKU
Muhammadiyah Bantul dalam 5 tahun terakhir masih belum stabil. Dalam keadan
demikian RS PKU Muhammadiyah Bantul masih bisa bertahan. Karena kedudukan
pelanggan atau konsumen adalah vital dan merupakan sember pendapatan rumah
sakit, maka hal ini merupakan faktor yang sangat penting yang harus dilakukan oleh
menejemen rumah sakit. Dalam penelitian yang di lakukan oleh Felitiana (2007)
menyebutkan bahwa loyalitas pasien rawat inap sangat di pengaruhi oleh kualitas
jasa. Sehingga penting bagi rumah sakit untuk mengetahui perilaku konsumen dalam
pemilihan jasa rumah sakit ini.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka
masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Marketing Mix terhadap loyalitas pasien rawat inap
di RS PKU Muhammadiyah Bantul?
2. Bagaimana pengaruh product terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS
PKU Muhammadiyah Bantul?
3. Bagaimana pengaruh price terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS
PKU Muhammadiyah Bantul?
4. Bagaimana pengaruh place terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS
PKU Muhammadiyah Bantul?
5. Bagaimana pengaruh promotion terhadap loyalitas pasien rawat inap di
RS PKU Muhammadiyah Bantul?
6. Bagaimana pengaruh people terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS
PKU Muhammadiyah Bantul?
5
7. Bagaimana pengaruh process terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS
PKU Muhammadiyah Bantul?
8. Bagaimana pengaruh physic terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS
PKU Muhammadiyah Bantul?
9. Faktor bauran pemasaran mana yang menjadi pendukung utama loyalitas
pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul?
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh product terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS
PKU Muhammadiyah Bantul.
2. Mengetahui pengaruh price terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS
PKU Muhammadiyah Bantul.
3. Mengetahui pengaruh place terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS
PKU Muhammadiyah Bantul.
4. Mengetahui pengaruh people terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS
PKU Muhammadiyah Bantul.
5. Mengetahui pengaruh promotion terhadap loyalitas pasien rawat inap di
RS PKU Muhammadiyah Bantul.
6. Mengetahui pengaruh process terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS
PKU Muhammadiyah Bantul.
7. Mengetahui pengaruh physic terhadap loyalitas pasienrawat inap di RS
PKU Muhammadiyah Bantul.
8. Mengetahui faktor bauran pemasaran yang menjadi pendukung utama
loyalitas pasien terhadap jasa rawat inap di RS PKU Muhammadiyah
Bantul.
Manfaat Penelitian
1. Bagi rumah sakit swasta pada umumnya, dengan mengetahui hubungan
antara faktor-faktor bauran pemasaran dengan loyalitas pasien rawat inap
rumah sakit, dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam mencari
6
kesempatan baru dan menjadi salah satu bahan dalam menyusun strategi
pemasaran.
2. Bagi pihak menejemen RS PKU Muhammadiyah Bantul sebagai masukan
dalam penilaian usaha-usaha pemasaran terutama marketing mix agar
mampu mengantisipasi persaingan rumah sakit yang semakin ketat.
3. Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan baru di bidang
pemasaran rumah sakit khususnya bagi peneliti. Mengingat saat ini di
Indonesia rumah sakit sebagai organisasi jasa, yang karena perkembangan
zaman harus bersifat sosio-ekonomis, dibutuhkan terobosan-terobosan di
bidang pemasaran jika tidak ingin ditinggalkan customernya. Penelitian
ini
diharapkan
akan
memicu
penelitian-penelitian
serupa
dan
penerapannya dalam organisasi rumah sakit.
Keaslian Penelitian
Penelitian tentang pengaruh faktor bauran pemasaran terhadap loyalitas pasien
rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul belum pernah dilakukan oleh peneliti
lain.
TINJAUAN PUSTAKA
Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk
menciptakan, mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan
mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan
para pemilik sahamnya.(Kotler,2009,hal 6-7). Tujuan pemasaran secara umum adalah
untuk menyampaikan barang dan jasa hasil produksi ke tangan konsumen. Fungsi
pemasaran terdiri dari tiga komponen yaitu
1. Bauran pemasaran (marketing mix) yang merupakan unsur-unsur internal
penting yang membentuk program pemasaran sebuah organisasi.
2. Kekuatan pasar, yaitu peluang dan ancaman eksternal dimana operasi
pemasaran sebuah organisasi berinteraksi.
7
3. Proses penyelarasan, yang secara strategi dan menejerial memastikan bahwa
bauran pemasaran jasa dan kebijakan-kebijakan internal organisasi sudah
layak untuk manghadapi kekuatan pasar.
Jasa mempunyai dua esensi yang sangat penting yaitu (1) jasa merupakan
tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihk lain. Walaupun
prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata
dan biasanya tidak menghasilakan kepemilikan atas factor-faktor produksi.dan (2)
jasa merupakan kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan manfaat bagi
pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sabagai hasil dari tindakan mewujudkan
perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima jasa tersebut
(Levelock,2007, hal 5).
Keberhasilan menejemen rumah sakit sangat tergantung kepada bagaimana
organisasi itu merancang sesuatu yang akan ditawarkannya (yaitu pelayanan)
berdasarkan atas kebutuhan dan harapan pasar sasaran, ketepatan dalam penetapan
tarif, komunikasi dalam menginformasikan dan memotivasi, serta penyediaan tempat
untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada pasar sasaran. Bauran pemasaran
adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai
tujuan pemasarannya dalam pasar sasarannya. Sehingga produk, harga, distribusi
promosi yang disebut dengan marketing mix saling berhubungan dimana masingmasing elemen di dalamnya saling mempengaruhi.(Freddy,R,2009, hal 21-22).
Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk
membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan oleh pelanggan. Alat-alat tersebut
dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan merancang program
taktil jangka pendek. Konsep bauran pemasaran di populerkan pertama kali beberapa
decade yang lalu oleh Jerome Mc.Carthy yang merumuskannya menjadi 4P, (Product,
price, promotion, dan place), tapi banyak pakar pemasaran mendefinisikan ulang
bauran pemasaran sedemikian rupa sehingga lebih aplikatif untuk sektor jasa.
Hasilnya 4 P tradisional diperluas dan ditambahkan dengan 3 unsur P lainnya yaitu
8
people, prosess, dan physical evidence. Keputusan mengenai setiap unsur bauran
pemasaran ini saling berkaitan satu sama lain (Tjiptono, F, 2007, hal 30-32).
a. Products, produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa ynag
ditunjukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan
dan keinginan pelanggan. Dalam konteks ini, produk ini bisa berupa apa saja
(baik yang bewujud fisik maupun yang tidak) yang dapat ditawarkan kepada
pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu.
Keputusan bauran produk yang dihadapi pemasar jasa bisa sangat berbeda
dengan yang dihadapi pemasar barang. Aspek pengembangan jasa baru juga
memiliki keunikan khusus yang berbeda dengan barang, yaitu jasa baru, sukar
diproteksi dengan paten.
b. Pricing, keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan
taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat
diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Pada umumnya
aspek-aspek ini mirip dengan yang biasa di jumpai pemasar barang. Akan
tetapi,
adapula
perbedaannya,
yaitu
karakteristik
intan-ngible
jasa
menyebabkan harga menjadi indikator signifikan atas kualitas. Karakteristik
personal dan non-transferable pada beberapa tipe jasa memungkinkan
diskriminasi harga dalam pasar jasa tersebut, sementara banyak pula jasa yang
dipasarkan oleh sektor publik dengan harga yang disubsidi atau bahkan gratis.
Hal ini menyebabkan kompleksitas dalam penetapan harga jasa.
c. Promotion, bauran promosi terdisional meliputi berbagai metode untuk
mengomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan katual.
Metode-metode tersebut terdiri atas periklanan, promosi penjualan, direc
marketing, personal selling dan public relation. Meskipun secara garis besar
bauran promosi untuk barang sama dengan jasa, promosi jasa seringkali
membutuhkan penekanan tertentu pada upaya meningkatan penampakan
tangibilitas jasa. Selai itu dalam kasus pemasaran jasa, personil produksi juga
menjadi bagian penting dalam bauran promosi.
9
d. Place, keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi
para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik
(misalnya keputusan mengenai dimana sebuah Rumah Sakit harus didirikan).
Selain itu keputusan mengenai penggunaan perantara untuk meningkan
akssesibilitas jasa bagi para pelanggan ( misalnya, apakah akan menggunakan
jasa agen perjalanan apakah harus memasarkan sendiri paket liburan secara
langsung kepada konsumen), dan keputusan non lokasi yang ditetapkan demi
ketersediaan jasa (contohnya, penggunaan telephoned delivery system).
e. People, bagi sebagian besar jasa orang merupakan unsur vital dalam bauran
pemasaran. Bila produksi dapat dipisahkan dengan konsumsi, sebagaimana
dijumpai dalam kebanyakan kasus pemasaran barang manufactur, pihak
menejemen biasanya dapat mengurangi pengaruh langsung sumber daya
manusia terhadap output akhir yang diterima pelanggan. Di lain pihak, dalam
industri jasa setiap orang merupakan, part-time marketer yang tindakan dan
Perilakunya memiliki dampak langsung pada output yang diterima pelanggan.
Oleh sebab itu, setiap organisasi jasa (terutama yang tingkat kontaknya
dengan pelanggan tinggi) harus secara jelas menentukan apa yang diharapkan
dari setiap karyawan dalam interaksinya dengan pelanggn. Untuk mencapi
standar yang ditetapkan, metode-metode rekrutment, pelatihan, pemotivasian,
dan penilaian kinerja karyawan tidak dapat dipandang semata-mata sebagai
keputusan personalia; semua itu juga merupakan keputusan bauran pemasaran
yang penting.
f. Physic, karakteristik intangible pada jasa menyebabkan pelanggan potensal
tidak bisa menilai suatu jasa sebelum mengonsumsinya. Ini menyebabakan
resiko yang dipersepsikan konsumen dalam keputusan pembelian semakin
besar. Oleh sebab itu, salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran
adalah upaya mengurangi tingkat resiko tersebut dengan jalan menawarkan
bukti fisik dari karakteristik jasa. Bukti fisik ini bisa dalam berbagai bentuk,
misalnya brosur paket pemeriksaan dan memuat dan foto alat/teknologi10
teknologi canggih yang ditawarkan, penampilan staf yang rapi dan sopan,
seragam dokter dan perawat yang mencerminkan kompetensi mereka,
dekorasi internal dan eksternal bangunan yang aktraktif (contohnya, banyak
Rumah sakit anak dan ruang praktek dokter yang didekorasi dengan nuansa
anak-anak dengan harapan anak-anak tidak takut sewaktu diperiksa dokter),
ruang tunggu yang nyaman, dan lain-lain.
g. Process, proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi
konsumen, baik kontak service, yang sering kali juga berperan sebagai coproduser jasa bersangkutan. Pelanggan Rumahsakit misalnya, sangat
berpengaruh oleh cara staf melayani mereka dan lamanya menunggu dan
konsumen dalam hal alokasi fungsi-fungsi produksi. Dalam bisnis jasa,
manajemen pemasaran dan manajemen operasi terkait erat dan sulit dibedakan
dengan tegas.(Fandy,C2007, hal 30-32)
Pelanggan adalah seseorang yang menjadi terbiasa untuk membeli dari
penyedia jasa.pelanggan yang loyal adalah orang yang melakukan pembelian
berulang secara teratur, membeli antara lini produk dan jasa, mereferensikan kepada
orang lain dan menunjukan kekebalan terhadap tarikan terhadap pesaing. Keterikatan
yang dirasakan pelanggan terhadap produk atau jasa di bentuk oleh dua dimensi:
tingkat preferensi (seberapa besar keyakinan pelanggan terhadap produk atau jasa
tertentu) dan tingkat diferensiasi produk yang dipresepsikan (seberapa besar
signifikan pelanggan membedakan produk atau jasa tertentu dari alternative-alternatif
lain). Orang tumbuh menjadi pelanggan yang loyal secara bertahap, dengan
mengenali setiap tahap dan memenuhi kebutuhan khusus perusahaan mempunyai
peluang yang lebih besar untuk mengubah pembeli menjadi pelangan yang loyal.
Loyalitas yang meningkat dapat menghemat biaya perusahaan antara lain:
biaya pemasaran menjadi berkurang, biaya transaksi menjadi berkurang, biaya
perputaran pelanggan menjadi berkurang, keberhasilan cross-selling menjadi
meningkat, pemberitahuan dari mulut ke mulut menjadi lebih positif dengan asumsi
para pelanggan yang loyal juga merasa puas dan biaya kegagalan menjadi menurun.
11
Loyalitas merupakan komitmen dasar yang merupakan prilaku pembelian ulang suatu
produk, bukan haya prilakunya tetapi juga sikap terhadap produk tersebut (Griffin,
2007). Loyalitas merupakan situasi ideal yang paling diharapkan para pemasar,
konsumen bersikap positif terhadap jasa atau penyedia jasa bersangkutan dan disertai
pola pembelian ulang yang konsisten, dengan demikian pendapatan akan naik
(Tjiptono, 2005) RS PKU Muhammadiyah Bantul di harapkan mampu berkompetisi
dengan memerapkan akses bauran pemasaran sesuai keinginan dan kebutuhan
pelanggan. Berdasarkan landasan teori tersebut dapat dibuat kerangka konsep.
BAURAN PEMASARAN (H1)

Product (H2)

Price (H3)

Place (H4)

Promotion (H5)

People (H6)

Process (H7)

Physic (H8)
Loyalitas
Pasien Rawat Inap
12
Gambar 2.3. Kerangka Konsep
Landasan Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka maka dapat diambil kesimpulan: produk, harga,
tempat, promosi, orang, proses dan fisik yang telah diberikan akan menimbulkan
kepuasan
pasien.
Kepuasan
adalah
tingkat
perasaan
seseorang
setelah
membandingkan hasil yang dirasakan dengan harapannya. Bila sesuai dengan
harapan, pelanggan akan puas, sedangkan bila kinerjanya melebihi harapan,
pelanggan akan sangat puas.
Kepuasan yang tinggi menciptakan kelekatan emosional terhadap rumah sakit
yang akhirnya menciptakan loyalitas atau kesetiaan pelanggan yang tinggi (Tjiptono,
F, 2007).
Hipotesis
1. Ada pengaruh Bauran Pemasaran terhadap loyalitas pasien rawat inap di
RS PKU Muhammadiyah Bantul.
2. Ada pengaruh product terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS PKU
Muhammadiyah Bantul.
3. Ada pengaruh price terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS PKU
Muhammadiyah Bantul.
4. Ada pengaruh place terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS PKU
Muhammadiyah Bantu.
13
5. Ada pengaruh promotion terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS PKU
Muhammadiyah Bantul.
6. Ada pengaruh people terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS PKU
Muhammadiyah Bantul.
7. Ada pengaruh process terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS PKU
Muhammadiyah Bantul.
8. Ada pengaruh physic terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS PKU
Muhammadiyah Bantul.
9. Faktor bauran pemasaran yang paling berpengaruh terhadap loyalitas
pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul adalah bangunan
fisik.
METODOLIGI PENELITIAS
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian survey dan
menggunakan rancangan Cross-sectional. Subyek penelitian ini adalah pasien rawat
inap VIP, kelas I, kelas II dan kelas III RS PKU Muhammadiyah Bantul. Populasi
penelitian ini adalah pasien yang sedang menjalani rawat inap dan sudah boleh
pulang. Unit analisis adalah semua pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah
Bantul yaitu VIP, kelas I, kelas II dan kelas III, Dengan acuhan Tabel perhitungan
sampel dari Uma Sekaran maka jumlah sampel yang bisa mewakili (representative)
adalah 113 responden di bulatkan menjadi 120 responden. dengan tingkat kesalahan
yang di kehendaki 5%. Metode pengambilan sampel yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah dengan teknik proportional cluster random sampling. Sehingga
sample untuk masing-masing kelas adalah, VIP:8 pasien, kelas I:10 pasien, kelas
II:37 pasien, kelas III:65 pasien. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
yaitu data primer dan data sekunder.
Kriteria Inklusi: (1) Pasien berumur 18-55 tahun yang dirawat di kelas I, II, III dan
VIP, (2) Kondisi pasien bersedia dan memungkinkan untuk mengisi kuesioner yang
diajukan petugas penelitian, (3) Telah dirawat atau pernah dirawat inap di RS PKU
14
Muhammadiyah Bantul minimal 3 hari dengan alasan semakin lama kontak pasien
dengan petugas semakin banyak mengevaluasi pelayanan.
Kriteria eksklusi adalah pasien yang tidak sadar, penyakit mental, tidak bisa baca
tulis, pasien jamkesmas dan diluar kriteria inklusi.
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebarkan secara serentak kepada
responden yang telah terpilih dan diisi oleh responden pada hari tersebut dng
melakukan Dep interwie kepada pasien, instansi yang terkain dan pihak direktorat.
Analisis Data
1. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik
responden terhadap faktor bauran pemasaran dan loyalitas pasien rawat inap.
2. Analisis Regresi di gunakan untuk mnilai pengaruh antara prodact, promotion,
price, place, proses, people dan pysic terhadap loyalitas pasien rawat inap RS
PKU Muhammadiyah Bantul.Rumus Regresi Logistik
Y= a+bX1+bX2+bX3+bXn+e
Keterangan
Y
: Loyalitas pasien
a
: Konstanta
X1-7
: koefisien Variabel (product (X1), price (X2), place (X3), promotion
(X4),
people (X5), proses (X6), physic (X7))
e
: Eror
Profil Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul
Rumah Sakit Umum PKU Muhmmadiyah Bantul adalah sebuah rumah sakit
swasta yang sedang berkembang. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul pada
awalnya adalah sebuah Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin (BP/RB) yang
didirikan pada tahun 1966. Dalam perkembangan selanjutnya berubah menjadi
Rumah Sakit Ibu dan Anak. Pada tahun 2001 Rumah Sakit ini resmi menjadi Rumah
Sakit Umum Tipe C. Sampai sekarang Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul
telah menjadi salah satu pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat Bantul.
15
Keberhasilan menejemen Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul
sangat tergantung kepada bagaimana organisasi itu merancang sesuatu yang akan
ditawarkannya (yaitu pelayanan) berdasarkan atas kebutuhan dan harapan pasar
sasaran, ketepatan dalam dalam memberikan pelayanan dan penetapan tariff/harga,
komunikasi dalam menginformasikan dan memotivasi, penyediaan tempat untuk
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada pasar sasaran, SDM yang professional,
proses pelayanan yang cepat dan bangunan Rumah Sakit yang nyaman. Pemasaran
adalah upaya untuk menyinergikan sejumlah kegiatan, yaitu perancangan pelayanan,
penetapan tarif/ harga, komunikasi atau promosi, dan penyediaan tempat untuk
penyelenggaraan pelayanan, penyediaan tenaga medis professional, proses pelayanan
yang cepat dan bangunan Rumah Sakit yang nyaman dalam satu perangkat yang
disebut bauran pemasaran (marketing Mix)
Analisis Regresi Berganda
Regresi berganda yaitu untuk menganalisis seberapa besar pengaruh veriabel bebas
terhadap variabel terikat dengan dua atau lebih veriabel bebas.
Tabel 4.11. Uji Analissis Coeffisiens
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std.Erorr
Constan
-.285
.852
Product
-.020
.056
Price
.017
Plece
t
Sig
Beta
-.334
.739
-.034
-.354
.724
.059
.020
.387
.775
.024
.05
.043
.471
.639
Promotion
.100
.061
.117
1.633
.105
People
.065
.058
.119
1.133
.260
Proses
.096
.041
.267
2.320
.022
Physic
.315
.072
.383
4.347
.000
16
Dependent Variable: Loyalitas Pasien
a. Persamaan Regresi
Dari hasil perhitungan SPSS maka diperoleh persamaan regresi sebagi berikut
Y= -0,020X1+0,017X2+0,024X3+0,100X4+0,065X5+0,096X6+0,315X7
Keterangan
Y
= Variabel terikat (Loyalitas pasien rawat inap)
X1
= Variabel bebas 1 (product)
X2
= Variabel bebas 2 (price)
X3
= Variabel bebas 3 (place)
X3
= Variabel bebas 4 (promotion)
X5
= Variabel bebas 5 (people)
X6
= Variabel bebas 6 (prosses)
X7
= Variabel bebas 7 (physic)
Dari persamaan tersebut, koefisien regresi linier dari enam variabel di atas
bertanda positif (+) yaitu , price (X2), place (X3), promotion (X4), people (X5),
proses (X6), physic (X7). Sedangkan satu variabel product (X1) bertanda negatif (-).
Keenam variabel bertanda positif di atas mempunyai hubungan searah dengan
variabel terikat. Pengertiannya adalah jika variabel price (X2), place (X3), promotion
(X4), people (X5), process (X6), physic (X7) dinaikkan, akan mengakibatkan
meningkatnya loyalitas pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul (Y).
Sehingga hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa bauran pemasaran rumah sakit
menimbulkan loyalitas, teruji kebenarannya.
b. Uji t/ Uji Pengaruh Individual
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh mesing-masing variabel bebas
product (X1), price (X2), place (X3), promotion (X4), people (X5), process (X6),
physic (X7). terhadap variabel terikat (loyalitas pasien). Uji t di sini membandingkan
antara probabilitas signifikansi dengan alfa (0,05). Jika dari hasil pengujian ini
probabilitas signifikansi lebih besar daripada alfa (0,05) maka Ho diterima dan Hα
ditolak yang berarti tidak ada pengaruh. Begitu pula sebaliknya jika probabilitas
17
signifikansi lebih kecil daripada alfa (α = 0,05) maka Ho ditolak dan Hα diterima
yang berarti ada pengaruh.
Berdasarkan Tabel 4.11 maka diperoleh analisis sebagai berikut :
1) Pengaruh product terhadap loyalitas pasien rawat inap.
Dari hasil penghitungan menggunakan SPSS diperoleh probabilitas
0,724. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari alfa (α = 0,05). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa secara individual variabel product tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS PKU
Muhammadiyah Bantul.
2) Pengaruh price terhadap loyalitas pasien rawat inap
Dari hasil penghitungan menggunakan SPSS diperoleh probabilitas
0,775 Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari alfa (α = 0,05). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa secara individual variabel price tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS
PKU Muhammadiyah Bantul.
3) Pengaruh place terhadap loyalitas pasien rawat inap
Dari hasil penghitungan menggunakan SPSS diperoleh probabilitas
0,639. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari alfa (α = 0,05). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa secara individual variabel place tidak
berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap loyalitas pasien rawat inap
di RS PKU Muhammadiyah Bantul.
4) Pengaruh promotion terhadap loyalitas pasien rawat inap
Dari hasil penghitungan menggunakan SPSS diperoleh probabilitas
0,105. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari alfa (α = 0,05). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa secara individual variabel promotion
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pasien rawat inap di
RS PKU Muhammadiyah Bantul.
5) Pengaruh people terhadap loyalitas pasien rawat inap
Dari hasil penghitungan menggunakan SPSS diperoleh probabilitas
18
0,260. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari alfa (α = 0,05). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa secara individual variabel people tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS
PKU Muhammadiyah Bantul.
6) Pengaruh process terhadap loyalitas pasien rawat inap
Dari hasil penghitungan menggunakan SPSS diperoleh probabilitas
0,022. Nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari alfa (α = 0,05). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa secara individual variabel process
berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS
PKU Muhammadiyah Bantul.
7) Pengaruh physic terhadap loyalitas pasien rawat inap
Dari hasil penghitungan menggunakan SPSS diperoleh probabilitas
0,000. Nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari alfa (α = 0,05). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa secara individual variabel physic
berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS
PKU Muhammadiyah Bantul.
c. Uji F/ Uji Pengaruh Serentak
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ketujuh variabel
bebas yang terdiri dari
product, price, place, promotion, people, process,
physic secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel
terikat (loyalitas pasien) pada RS PKU Muhammadiyah Bantul.
Table 4.12. Uji Analisis Anova
Model
Sum of
Df
Mean
Squares
F
Sig.
21.157
.000 a
Square
Regression
182.871
7
26.124
Residual
138.295
112
1.235
Total
321.167
119
19
a. Predictors: (Constant) Product, Price, Plece, Promotion, People, Process,
Physic
b. Dependent Variable: Loyalitas Pasien
Dari Tabel 4.12 diperoleh F hitung sebesar 21,157 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Dengan demikian karena probabilitas (0,000) lebih kecil
dibanding taraf signifikansi 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa variabel
product (X1), price (X2), place (X3), promotion (X4), people (X5), proses (X6),
physic (X7) secara serempak, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel loyalitas pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul (Y).
d. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Tabel 4.13. Hasil Analisis Model Summary
Model
R
.755a
1
R Square
.569
Adjusted R
Std.Error of
Square
the Estimate
.542
1.11121
a. Predictors: (Constant) Product, Price, Place, Promotion, People, Process,
Physic
b. Dependent Variable: Loyalitas Pasien
Berdasarkan tabel 4.13 di atas diperoleh nitai R square (R2) yang
menunjukkan angka 0,542. Hal tersebut dapat diartikan bahwa 54,2% loyalitas pasien
rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul, dipengaruhi oleh variabet product,
price, place, promotion, people, process, physic. Sedangkan sisanya sebesar 45,8%
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.
Pembahasan
Dari semua jenis perawatan dan pengobatan yang disediakan RS PKU
Muhammadiyah Bantul, termasuk peralatan dan bahan yang digunakan langsung
dalam tindakan perawatan tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien
20
rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul. Masyarakat mengganggap bahwa
pelayanan yang di berikan oleh PKU Muhammadiyah Bantul belum bisa memberikan
garansi perawatan yang sudah diberikan.
Dari semua jenis besarnya biaya yang dibayarkan oleh pasien sesuai dengan
daftar tarif jasa yang telah dibuat oleh RS PKU Muhammadiyah Bantul tidak
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS PKU
Muhammadiyah Bantul.
Dari semua jenis lokasi RS PKU Muhammadiyah Bantul dimana pelayanan
diberikan kepada pasien tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien rawat
inapdi RS PKU Muhammadiyah Bantul.
Dari semua jenis kegiatan yang dilakukan untuk menginformasikan
keberadaan RS PKU Muhammadiyah Bantul, pelayanan yang diberikan, serta
manfaat yang ditawarkan melalui media seperti leaflet, seminar atau kegiatan yang
lain tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS PKU
Muhammadiyah Bantul.
Dari semua jenis karakteristik orang-orang yang berhubungan langsung
dengan pasien, yaitu dokter, perawat, petugas pendaftaran dan kasir serta petugas
laboratorium atau radiologi tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien
rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul.
Dari semua jenis alur yang dijalani pasien untuk mendapatkan pelayanan
rawat inap berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien untuk menggunakan jasa
rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul.
Dari semua Ciri-ciri RS PKU Muhammadiyah Bantul yang membuat pasien
nyaman dan aman saat menerima pelayanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dibuat kesimpulan sebagai jawaban
atas permasalahan yang ada di dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
21
1. Hipotesis pertama yang menyatakan Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
berpengaruh terhadap loyalitas pasien rawat inap di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Bantul mempunyai pengaruh signifikan.
2. Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Product mempengaruhi loyalitas
pasien rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul tidak
signifikan dengan nilai probabilitas 0,724 lebih besar dari alfa (α = 0,05).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara individual variabel product tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS PKU
Muhammadiyah Bantul.
3. Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Price mempengaruhi loyalitas
pasien rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul tidak
signifikan dengan nilai probabilitas 0,775 lebih besar dari alfa (α = 0,05).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara individual variabel price tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS PKU
Muhammadiyah Bantul.
4. Hipotesis keempat yang menyatakan bahwa Place mempengaruhi loyalitas
pasien rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul tidak
signifikan dengan nilai probabilitas 0,639 lebih besar dari alfa (α = 0,05).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara individual variabel place tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS PKU
Muhammadiyah Bantul.
5. Hipotesis kelima yang menyatakan bahwa Promotion mempengaruhi loyalitas
pasien rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul tidak
signifikan dengan nilai probabilitas 0,105 lebih besar dari alfa (α = 0,05).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara individual variabel promotion tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS
PKU Muhammadiyah Bantul.
6. Hipotesis keenam yang menyatakan bahwa People mempengaruhi loyalitas
pasien rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul tidak
22
signifikan dengan nilai probabilitas 0,260 lebih besar dari alfa (α = 0,05).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara individual variabel people tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS
PKU Muhammadiyah Bantul.
7. Hipotesis ketujuh yang menyatakan bahwa Process mempengaruhi loyalitas
pasien rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul signifikan
dengan nilai probabilitas 0,022 lebih kecil dari alfa (α = 0,05). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa secara individual variabel process berpengaruh secara
signifikan terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah
Bantul.
8. Hipotesis kedelapan yang menyatakan bahwa Physic mempengaruhi loyalitas
pasien rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul signifikan
dengan nilai probabilitas 0,000 lebih besar dari alfa (α = 0,05). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa secara individual variabel physic berpengaruh secara
signifikan terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah
Bantul.
9. Hipotesis yang menyatakan bahwa bauran pemasaran yang paling
berpengaruh terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS PKU MUhammadiyah
adalah bangunan fisik dengan nilai probabilitas 0,000 lebih besar dari alfa
(α=0,05), yang artinya bahwa bangunan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Bantul sudah baik dan aman.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, Bauran Pemasaran (Marketing Mix) yang
berpengaruh terhadap loyalitas pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul
adalah bangunan fisik dan proses pelayanan. Sedangkan untuk jenis pelayanan, harga,
tempat, promosi, dan Sumber Daya Manusia-nya belum berpengaruh terhadap
loyalitas pasien, untuk itu disampaikan saran sebagai berikut :
1. RS PKU Muhammadiyah perlu bekerja keras meningkatkan jenis pelayanan
yang berkualitas dengan menerapkan tiga pengertian dasar rumah sakit.
23
Sehingga dengan meningkatnya kualitas pelayanan maka diharapkan akan
meningkat pula jumlah kunjungan pasien rawat inap.
2. Price berkaitan dengan kesesuaian harga pelayanan dengan manfaat yang
didapat. Rumah sakit perlu menyadari bahwa yang disebut “harga” bagi
konsumen bukan hanya uang, tetapi juga tenaga untuk datang, waktu yang
terpakai, dan hal-hal lain yang bersifat psikologis. Sehingga sangat diperlukan
bagi RS PKU Muhammadiyah Bantul untuk mempertimbangkan berbagai
jenis tarif yang dikeluarkan pasien.
3. Place dari RS PKU Muhammadiyah Bantul sebenarnya memang kurang
strategis, karena walaupun terletak di tepi jalan namun tidak dilalui oleh
kendaraan umum, sehingga pasien yang tidak memiliki kendaraan pribadi
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menjangkau rumah sakit.
RS PKU Muhammadiyah Bantul perlu bekerja keras untuk mengatasi masalah
tersebut, misalnya dengan melakukan relokasi di tempat yang lebih strategis.
4. Promotion yang berkaitan dengan komunikasi massal (non-personal) yang
diselenggarakan melalui media komersial oleh Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Bantul sudah dilakukan dengan baik, namun agar lebih tepat
sasaran, agaknya perlu sekali memfokuskan promosi pada masyarakat Bantul.
5. People merupakan unsur vital dalam bauran pemasaran, sehingga perlu
menambah dan mengadakan pelatihan untuk para tenaga medis.
6. Process produksi atau operasi di RS PKU Muhammadiyah Bantul sudah baik
sehingga perlu dipertahankan dan lebih baik lagi bila dapat ditingkatkan demi
meningkatkan loyalitas pasien.
7. Salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran adalah upaya menawarkan
bukti fisik dari karakteristik jasa. Physic RS PKU Muhammaduyah Bantul
sudah baik sehingga untuk kedepannya diperlukan perbaikan dan perawatan
bangunan fisik secara berkala atau lebih jauh lagi yaitu dengan penambahan
luas atau pembangunan unit-unit baru di RS PKU Muhammadiyah Bantul.
24
Dengan bangunan fisik yang lebih baik, tentu saja loyalitas pasien akan
semakin meningkat.
Keterbatasan Penelitian
1. Banyak
responden
masih
berpendidikan
rendah,
sehingga
perlu
pendampingan yang intensif dalam memahamkan pasien tentang arti
pemasaran.
2. Selama proses pengambilan data, sebagian besar situasi dan kondisi Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Bantul PKU Muhammadiyah Bantul sedang
dalam tahap renovasi penambahan kamar rawat inap, sehingga ada sebagian
responden yang tidak nyaman dalam memberikan pernyataan yang mungkin
menyebabkan jawaban sedikit bias menggambarkan ketidaknyamanan RS
PKU Muhammadiyah Bantul secara sepihak.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, B, 2009, Pengantar Bisnis. Edisi Revisi, Alfabeta ,Bandung.hal 283302.
____, 2007. Menejemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi Revisi,
Penerbit ALFABETA. Bandung.
Arikunto S, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi
VI, Rineka Cipta, Jakarta.
Griffin, J., (2007) Costomer Loyality, Jossey Bass, Inc., a Jhon Wiley & Sons,
Inc. Compani
Hartono B, 2010, Menejemen Pemasaran Untuk Rumah Sakit,Cetakan
Pertama. Penerbit PT.Rineka Cipta, Jakarta
25
Data Statistik Rekam Medis RS PKU Muhammadiyah Bantul
Ghozali I, 2008, Disain Penelitian Eksperimental, Teori, Konsep dan Analisis
Data dengan SPSS 16.0. Program Doktor Ilmu Ekonomi. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.Semarang.
Sciffman dan Kanuk, 2008, Prilaku Konsumen, Edisi keTujuh. Anggota
IKAPI . Alih Bahasa Drs. Zoelkifli Kasip.
Kartajaya H, 2006, Hermawan Kartajaya on salling, seri 9 Elemen marketing,
Mizan, Jakarta, 2006, Being A Good doctor, Kiat meraih Hati pasien,
Mark Plus dan co jakarta.
Kotler, P gan Gary Amstrong., 2008, Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi
Kedubelas, Jilid 2, Erlangga;Jakarta.
Kotler, P., 1994, Menejemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi
dan Pengendalian I (6), Erlangga, Jakarta,hal 144
Kotler, P. & Keller, K.L., (2006) Marketing Menejemen, Twelfth Edition,
Person 1, International Edition, Prentice Hall, Upper Saddle River,
New Jersey.174.
Kotler P dan Keller K., 2009, Menejemen Pemasaran,Edisi keduabelas, Jilid
1, PT Indeks, hal 6-7, 32-34,177
Laporan Semester I RS PKU Muhammadiyah Temanggung 2010, RS PKU
Muhammadiyah Temanggung (tidak di publikasikan).
26
Lestari, 1998. Tesis Megister Menejemen Rumah Sakit. Hubungan antara
bauran pemesaran dengan keputusan pasien untuk membeli ulang jasa
rawat
inap
di
RSUD
Temanggung.
Universitas
Gajah
Mada.Yogyakarta
Lonelock C, 2007, Prinsiples Of Service Marketing and Management, New
Jersy. Edisi Bahasa Indonesia. Hal 5
Lupiyoadi R dan Hamdani A, Menejemen Pemasaran Jasa, Edisi Dua.
Penerbit Salemba Empat. Jakarta
Nursalam,
2007,
Menejemen
Keperawatan.
Aplikasi
dalam
praktik
Keperawatan Profesional. Edisi kedua. Penerbit Salemba Medika,
Jakarta.
Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul tahun 2009
Profil RS PKU Muhammadiyah Bantul tahun 2009
Rangkuti F, 2009, Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus
Integrated Marketing Comunication, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta. Hal 19-22
_________, 2009, Mengukur Evektivitas Program Promosi, Analisis Kasus
Menggunakan SPSS. Penerbit PT.Gramedia Pustala Utama,Jakarta,
hal 33-75
27
_________, 2008. Measuring Customer Satisfaction Tehnik Mengukur
Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Plus Analisis Kasus PLNJP, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Sabarguna 2007, Pemasaran Rumah Sakit, Konsorsium RSI-Jateng-DIY,
Yogyakarta
Sekaran U, 2006, Reseach Methods For Business. Metodologi Penelitian
untuk Bisnis. Salemba Empat, Jakarta. Hal 159
Setiadji, N.J., (2003) prilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi
dan Penelitian Pemasaran, Prenada Media, Indonesia.
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, Direktorat Jendral Pelayanan
Medik. DEPARTEMEN KESEHATAN RI, Jakarta 2007
Sulistiowati (1999) Relationship Marketing di Rumah Sakit, Makalah
Seminar, Pusat Menejemen Pelayanan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gajah Mada.
Swastha dan Irawan 2008, Menejemen Pemasaran Modern Yogyakarta
Liberty 5,7,67-69
Swastha dan Handoko H, 2000, Menejemen Pemasaran, Analisis Prilaku
konsumen, Yogyakarta Liberty. Hal 15-16
Tjiptono F, 2007, Pemasaran Jasa, Bayu Media Publishing, Malang, hal 30-32
28
________, 2007, Service Management Mewujudkan Layanan Prima, Penerbit
ANDI, Yogyakarta, hal 75-191
29
Download