BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN DAN TEORI 2.1 Sumber Data 2.1.1 Internet 2.1.1.1 http://silatindonesia.com Komunitas Pencak Silat yang mencoba memperkenalkan Pencak Silat ke mancanegara, salah satunya dengan cara membuat web mereka berbahasa Inggris. 2.1.1.2 http://silatrb.blogspot.com Memberikan informasi bagaimana pencak silat di zaman Penajajahan. 2.1.1.4 Wiktionary.org Mencari cara pembacaan “De Krijger” 2.1.2 Survey Survey online. 2.1.3 Self Source Penulis merupakan atlet pencak silat aliran Tapak suci dari kelas 1 SMA sampai sekarang. 2.1.4 Buku The Animator’s Survival Kit 12 dasar prinsip animasi. 2.1.5 Buku The Design of Everyday Things Informasi tentang teori aksi 2.1.6 Buku Pendidikan Pencak Silat Membangun Jati diri dan Karakter Bangsa. 3 4 2.2 Tinjauan Data 2.2.1 Animasi Pendek Animasi pendek adalah sebuah film animasi yang dikemas dalam durasi yang tidak lama, isi cerita padat, bertujuan menghibur penonton. Animasi pendek banyak di produksi oleh studio besar maupun kecil, contoh Pixar yang secara permanen memproduksi film animasi pendek sejak 2001. Baik yang low budget maupun tidak. Berbagai terobosan seperti narasi sering ditemui di film animasi pendek. 2.2.2 Aksi Genre aksi menyuguhkan adegan-adegan yang cepat, protagonist biasanya melakukan serangkaian gerakan fisik, perkelahian, kekerasan yang memacu adrenalin. Upaya protagonist dalam melalui halang rintang menjadi titik paling menarik, biasanya ending dalam genre ini sang protagonist mendapatkan kemenangan. 2.2.3 Fungsi Aksi Film aksi bertujuan untuk menghibur penonton, yang lebih tertuju pada penikmat film yang menginginkan sensasi heboh, meriah, seperti adegan perkelahian, violence, maut yang menunggu dll. 2.2.4 Appealing dalam Aksi Film aksi paling menonjol pada bagian dimana protagonist mempunyai sebuah tujuan, dan bagaimana aksinya dalam menghadapi halang rintang yang menghadang protagonist untuk menggapai tujuannya tersebut. Identik dengan adegan perkelahian, chasing, balap mobil/motor ataupun upaya penyelamatan. Penonton disuguhkan adegan-adegan yang membuat adrenalin meningkat. 2.2.5 Sejarah Pencak Silat Indonesia Pencak silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia yang sangat baik. Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta 5 perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang sama. Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum ada naskah atau himpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur. Hanya secara turun temurun dan bersifat pribadi atau kelompok latar belakang dan sejarah ilmu beladiri “inti” yang diajarkan. Sifat-sifat ketertutupan ini dikarenakan terbentuk oleh zaman penjajahan. 2.2.6 Perkembangan Pencak Silat di Zaman Penjajahan Belanda Pada zaman penjajahan Belanda, pencak silat diajarkan secara rahasia dan sembunyi-sembunyi, karena takut diketahui oleh penjajah. Pendidikan pencak silat hanya boleh diberikan kepada kalangan tertentu yaitu: Sekolah Pendidikan Pegawai Pemerintah, Sekolah Polisi, dan Pegawai Sipil tertentu. Kaum penjajah khawatir bila kemahiran pencak silat tersebut akhimya digunakan untuk melawan mereka. Kekhawatiran itu memang beralasan, karena hampir semua pahlawan bangsa seperti: Cik Ditiro, Imam Bonjol, Fatahillah, Pangeran Diponegoro, dan lain-lain adalah Pendekar Silat. Para pendekar biasanya mengajar 2-3 orang murid selama 3-6 tahun. Oleh karena itu banyak perguruan-perguruan pencak silat yang tumbuh tanpa diketahui oleh penjajah, bahkan sebegian mereka menjadi perkumpulan rahasia. Pencak silat juga dipelajari oleh kaum pergerakan politik termasuk beberapa organisasi kepanduan nasional. Dengan diam-diam perguruan pencak silat berhasil memupuk kekuatan yang siap untuk melawan penjajah sewaktu-waktu. Bagi kaum pergerakan yang ditangkap oleh penjajah dan di buang secara diam-diam, mereka menyebarkan beladiri pencak silat di tempat pembuangan. 6 Namun penjajah Belanda mempunyai politik yang ampuh dalam memecah belah antar suku bangsa atau aliran pencak silat(devide et impera). 2.2.7 Sinopsis dan Konsep Cerita Berawal dari seorang pendekar silat yang sedang berjalan di ibu kota Indonesia, Batavia, kemudian dihadang oleh beberapa serdadu dan seorang Kapitein pasukan Belanda. Pendekar tersebut buronan kompeni Belanda yang memiliki harga atas kepalanya. Disinilah sang pendekar tersebut mengamalkan ilmu silatnya untuk melindungi dari dari para pasukan Belanda tersebut. Cerita akan mengambil setting dan latar Indonesia zaman sebelum kemerdekaan, tepatnya saat belanda menjajah Indonesia. Zaman dimana ilmu pencak silat diajarkan secara sembunyi-sembunyi, dan barang siapa yang belajar silat akan ditangkap dan diam-diam dibuang oleh Belanda, karena banyak pesilat yang berani melawan dan menyebabkan sulitnya Belanda memantapkan posisinya di Batavia. 2.2.8 Data Observasi Lapangan 2.2.8.1 Survey Penulis melakukan survey online melalui surveymonkey.com dengan jumlah responden 100 orang. Berikut adalah pertanyaan yang diajukan dan responnya: 2.2.6.1.1 Hasil Survey 1. Apa jenis kelamin anda? Jumlah Persentase Pria 64 64% Wanita 36 36% Total 100 100 2. Usia anda? Jumlah Persentase <17 7 7% 17-25 81 81% >25 12 12% Total 100 100 3. Apa anda tahu tentang seni beladiri silat? Jumlah Persentase Ya 95 95% 7 4. 5. 6. 7. Tidak 5 5% Total 100 100 Sebesar apa ketertarikan anda pada seni beladiri silat? Jumlah Persentase Tertarik 61 61% Tidak 12 12% tertarik Biasa saja 27 27% Total 100 100 Apakah anda tertarik mempelajari silat? Kenapa? Jumlah Pesentase Ya 57 57% Tidak 33 33% Skip 10 10% Total 100 100 Jika anda diminta mempelajari seni beladiri, beladiri apa yang anda akan pilih? Jumlah Persentase Pencak Silat 36 36% Karate 14 14% Taekwondo 11 11% Boxing 4 4% Wrestling Kung Fu 15 15% Judo Lain-lain 11 11% Skip 9 9% Total 91 100 Jika ada film animasi tentang seni beladiri silat, apakah anda berminat menontonnya? Jumlah Persentase Ya 73 73% Tidak 27 27% Total 100 100 2.2.8.1.2 Analisa Survey 1. Pertanyaan 1-2 Memperlihatkan kebanyakan responden adalah pria, hampir 2 kali lipat responden wanita. Dan sebagian besar rata-rata berumur 16-25. 8 2. Pertanyaan 3-6 Membahas mengenai sejauh mana pengetahuan responden tentang pencak silat, ketertarikan dan minat responden untuk mempelajari silat. Dari data terlihat 95% responden mengetahui apa itu pencak silat. Tertarik dan berminat mempelajari silat tidak berbeda jauh yaitu 61% dan 57%. Dan jika responden disuguhi pilihan beladiri apa yang akan dipilih, silat menjadi pilihan pertama, sebanyak 36% dari 7 pilihan. Hal ini membuktikan antusian masyarakat terhadap silat sebagai ilmu beladiri dan udaya tradisional belum hilang malahan ada kemungkinan bertambah. 3. Pertanyaan 7 73% koresponden menyatakan berminat untuk menonton film animasi bertemakan beladiri silat, ada yang mengomentari “silat itu lebih asik ditonton daripada mukul atau dipukulin sendiri..hehe”, ada juga yang bilang tidak ada passion terhadap silat tapi jika menikmati atau menonton saja berminat. 2.2.9 Data Karakter 2.2.9.1 Sang Pendekar Pemuda ahli bela diri pencak silat, menguasai berbagai teknik dan jurus-jurus silat, Pemuda ini mendapat nilai atas kepala nya alias buronan kompeni Belanda karena ketahuan mempelajari ilmu silat. “Pendekar” juga merupakan gelar tertinggi yang diberikan kepada pesilat yang telah menyelesaikan masa latihan, matang secara psikologis dan mental. Diharapkan dapat mengamalkan ilmunya di jalan yang benar. 9 Gambar 2.1 Pendekar 2.2.9.2 Pasukan Serdadu Pasukan infantry Belanda saat Penjajahan di Indonesia. Gambar 2.2 Seragam serdadu Belanda saat pertama kali ke Indonesia 10 Gambar 2.3 Serdadu Belanda 2.2.9.3 Kapitein – Kapten Kapten adalah yang mengepalai satu regu pasukan, 1 regu pasukan biasanya memiliki 3-10 orang infantry. Bertubuh sangat kekar, suka bertarung hand to hand dan sangat ahli dalam hal tersebut. Gambar 2.4 Kapitein 11 2.2.10 Pembanding dan Referensi 1. A Warrior’s Dream (Li Jin) Bercerita tentang seorang petarung yang bertarung melawan lawan imaginary. Sang petarung kemudian nmenyadari musuh paling besar adalah dirinya sendiri. Film ini berakhir dengan gambar kaligrafi “Walk On” milik Bruce Lee. Dengan ini direktor film ini berharap Donnie Yen(model petarung yang digunakan) dapat terus berjalan sebagai petarung seperti Bruce Lee, idola Donnie Yen tersebut. Gambar 2.5 screenshot A Warrior’s Dream 2. Martial Arts (REF) Film yang bercerita tentang seseorang yang melawannya dirinya sendiri. Dengan setting yang kelam dan gelap 12 Gambar 2.6 screenshot Martial Arts(1) Gambar 2.7 screenshot Martial Arts(2) 2.2.11 Studi Existing Studi Atribut Karakter Gambar 2.8 Atribut baju pencak silat 13 Baju standar pencak silat disebut juga Pangsi. Baju silat berwarna hitam, sering dilengkapi aksesori tambahan seperti kain yang menempel dikepala dan pinggang, serta sabuk. Karena penulis menggunaan pencak silat betawi maka terdapat atribut khas yang sering dipakai oleh pesilat. Gambar 2.9 Atribut baju pencak silat betawi Pesilat betawi khas dengan sabuk pinggang yang lebar, kopiah hitam dan sarung yang digantung dileher. 2.3 Landasan Teori 2.3.1 Teori Prinsip Dasar Animasi Penulis menggunakan pedoman buku “The Animator’s Survival Kit” oleh Richard Williams. Di buku tersebut dijelaskan bahwa Disney mengeluarkan 12 prinsip animasi. Dari 12 prinsip asimasi tersebut penulis menggunakan 9 prinsip : 1. Pose to pose Merupakan penentuan posisi key animasi dan in between sehingga animator dapat menentukan gerak karakternya. 14 2. Timing Satuan waktu, atau jeda waktu sangat penting dalam gerakan animasi untuk menentukan lambat/cepat suatu gerakan. 3. Anticipation Gerak anitisipasi sebelum melakukan gerakan utama. 4. Slow in and Slow out Akselerasi dan deselerasi animasi 5. Arcs Sistem pegerakan lengkungan yang membuat animasi smooth dan terlihat realistik. 6. Secondary Action Gerakan tambahan untuk memperkuat gerakan utama. 7. Staging Yaitu meliputi bagaimana lingkungan dan suasana untuk mendukung mood yang ingin dicapai. 8. Appeal Bagian yang paling menonjol pada animasi dan juga yang membuat penokohan karakter agar dapat memikat penonton. 9. Exaggration Mendramatisirkan sebuah animasi agar terlihat lucu dan komedik. 2.3.2 Teori Fotografi Tenkik pengambilan gambar still. Dilanjutkan dengan sinematografi untuk pengambilan gambar gerak. 2.3.3 Teori Sinematografi Teknik pengambilan gambar. Karena film animasi pendek ini bergenre aksi maka menggunakan pengambilan sudut yang ekstrim, dan banyak cut. Camera Angle Merupakan sudut penempatan kamera. Penempatan angle yang baik tentunya bisa memperkuat dramatik sebuah film karena angle kamera ini adalah mata penonton melihat informasi visual dan juga 15 bisa berarti seberapa besar area yang kita gunakan dalam sebuah shot. 3 jenis tipe camera angle yaitu: 1. Obyektif camera angle Adalah dimana kamera menjadi titik point of view cerita, contohnya seperti film dokumenter dimana para pemain tidak melihat ke arah kamera. Atau seperti candid camera. 2. Subyektif camera angle Bisa juga diartikan sebagai personal view point artinya seperti penonton mengalami kejadian itu sendiri. Contohnya seperti aerial shot dari udara yang memperlihatkan pemandangan daerah. Bisa juga seperti bird point of view. 3. Point of view Yaitu pandangan dari subyektif dari subyek dalam scene. Contohnya ketika shot pertama memperlihatkan wanita sedang melihat ke arah jalanan kemudian shot selanjutnya adalah mobil yang sedang melaju, maka shot kedua tersebut adalah point of view dari subyek/wanita tersebut. Jenis Rekaman Shot : aktivitas merekam dari mulai menekan tombol sampai stop. Scene: Sering diartikan sebagai tempat atau setting dimana cerita itu dimainkan. Sequence: Rangkaian dari beberapa scene dan shot dalam satu rangkaian. Type of Shot: - Long shot - Medium close up - Medium shot - Knee shot - Full shot - Close shot 16 - Extreme close up - Close up Komposisi Komposisi adalah usaha untuk menata semua elemen visual dalam frame. Kita harus bisa mengarahkan perhatian penonton ke point of interest(POI) dalam gambar yang kita komposisikan. Juga harus bisa mengefisienkan waktu, agar pesan yang ingin disampaikan terhadap film yang dibuat dapat diterima ke pononton sesuai dengan durasi film yang dibuat. Pencahayaan Terdapat dua jenis pencahayaan, yaitu daylight cahaya yang berasal dari matahari dan Tungsten cahaya yang berasal dari lampu. Pencahayaan menjadi elemen yang penting, karena untuk melihat suatu benda maka harus ada pantulan cahaya. Hal penting lainnya adalah bayangan atau shadow yang dihasilkan oleh cahaya tersebut. Tanpa bayangan film yang dibuat akan terlihat aneh dan tidak realistis. Camera Movement 1. Subjek bergerak ke arah kamera/meninggalkan kamera. 2. Kamera bergerak ke arah subjek/meninggalkan subjek. 3. Kamera dan Subjek bergerak/mengikuti subjek. 4. Zooming. 2.3.4 Teori Warna Dengan warna kita dapat menjelaskan suasana, mood, serta karakteristik dari sebuah karakter. Pemilihan warna menjadi hal yang penting karena dengan warna mempunyai arti dan nilai lebih serta pengaruh emosional kepada suasana yang diciptakan. 17 Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan dicatat dalam artikel “Color Temperature” (Bruce MacEvoy. 2009, dari handprint.com., diakses 24 Februari 2014) dan dari buku “warna: teori dan kreatifitas penggunanya” (Sulasmi Darmaprawira W. A., Penerbit ITB, 2002), bahwa efek yang diberikan oleh warm color adalah mudah terlihat (standing out), menarik perhatian, dan memiliki efek kedalaman dan mood(depth and mood effect). Karena film “De Krijger” ini memiliki setting pada siang hari maka warna warm merupakan warna yang cocok untuk mendapatkan mood yang sesuai, karena warna warm sangat terkait dengan warna matahari, seperti warna oren dan kuning. 2.3.5 Teori Aksi Gerakan cepat, camera movement dan sudut yang ekstrim, merupakan bagian yang penting untuk film ber-genre aksi. Genre ini berfokus pada aksi yang heboh, dimana karakter melakukan tantangan adalah saat yang krusial, bagaimana dia meng-execute tantangan tersebut dan apa outcome-nya. Menurut Donald Norman dalam bukunya “The Design of Everyday Things”, terdapat 7 tahap dalam aksi, yaitu: 1. Forming the goal Menetapkan tujuan yang akan didapat. 2. Forming the intention Menetapkan motif untuk goal yang akan dicapai. 3. Specifying an action Menentukan tindakan yang akan digunakan. 4. Executing the action Melaksanakan aksi tersebut. 5. Perceiving the state of the world Mengamati keadaan yang terjadi setelah aksi dilakukan. 6. Interpreting the state of the world Menyimpulkan keadaan yang terjadi setelah aksi dilakukan. 7. Evaluating the outcome Mengevaluasi apa akibat dari aksi tersebut. 18 2.4 Analisa Analisis S.W.O.T - Strength Animasi pendek “De Krijger” ini menyajkan gerakan khas silat, seperti gerakan kembangan tangan. - Weakness Kendala dalam mengaplikasikan gerakan silat pada animasi 3D. - Opportunity Animasi bertema beladiri banyak, namun animasi ini memiliki identitas beladiri pencak silat. - Threat Animasi ini harus bisa dikemas secara baik agar bisa dinikmati orang baik dari segi sinematografi ataupun koreografi sesuai dengan tema aksi pencak silat.