Laporan Studi Pustaka (KPM 403) PENGARUH TEKNOLOGI KOMUNIKASI (HANDPHONE) TERHADAP KOHESIVITAS KOMUNITAS PEDESAAN VANY ARDIANTO DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015 ii PERNYATAAN Dengan ini Saya menyatakan bahwa laporanstudi pustaka yang berjudul “Pengaruh Teknologi Komunikasi (Handphone) Terhadap Kohesivitas Pedesaan” benar-benar hasil karya saya sendiri yang belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari pustaka yang diterbitkan atau tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam naskah dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir laporan studi pustaka. Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sesungguhnya dan Saya bersedia mempertanggungjawabkan pernyataan ini. Bogor, Desember 2015 Vany Ardianto NIM. I34120092 iii ABSTRAK VANY ARDIANTO. Pengaruh masuknya teknologi komunkasi (handphone) terhadap kohesivitas komunitas pedesaan. di bawah bimbingan Dr.NURMALA K. PANDJAITAN Masuknya telepon genggam ke pedesaan secara tidak langsung membawa perubahan pada masyarakat. Masuknya telepon genggam membuat masyarakat dapat terus terhubung satu dengan yang lainnya. Namun di sisi lain telepon genggam membuat interaksi sosial dalam masyarakat menjadi berkurang karena sudah tergantikan dengan hadirnya telepon genggam. Hadirnya telepon genggam memberikan manfaat yang besar bagi penggunanya, baik manfaat positif maupun negatif. Manfaat positif seperti contohnya berkomunikasi dengan keluarga, maupun orang yang jaraknya jauh, memberikan informasi, mengerjakan tugas sehari-hari, dan memberikan kemudahan dalam berbagai hal. Manfaat negatif seperti contohnya sms-an dengan pacar saat proses belajar mengajar, membuka, menyimpan dan membuat gambar dan video porno, seks bebas, perselingkuhan, dan tidak kriminal. Maka harus bijak dan ada kontrol dalam penggunaan telepon genggam agar memberikan manfaat yang baik baik penggunanya. Kata kunci: kohesivitas, kohesivitas komunitas, interaksi sosial, dampak telepon genggam. ABSTRACT VANY ARDIANTO. The influence of the entry of the communication technology (handphone) on the cohesion of rural communities. under the guidance of Dr.NURMALA K. PANDJAITAN The entry of mobile phones into the countryside indirectly bring about change in society. The entry of mobile phones to enable people to stay connected with each other. On the other hand a cell phone makes social interaction within the community to be reduced because it has been replaced with the presence of mobile phones. The presence of cell phones provide great benefits for users, both positive and negative benefits. Positive benefits such as for example to communicate with family, as well as those located in remote areas, providing information, daily tasks, and provide convenience in many ways. Negative benefits such as for example texting with a girlfriend during the learning process, open, save and create pornographic images and videos, free sex, infidelity, and not criminal. It must be wise and there is no control in the use of mobile phones in order to provide good benefits both users. Keywords: cohesion, community cohesion, social interaction, the impact of mobile phones. iv PENGARUH TEKNOLOGI KOMUNIKASI (HANDPHONE) TERHADAP KOHESIVITAS KOMUNITAS PEDESAAN Oleh VANY ARDIANTO I34120092 Laporan Studi Pustaka sebagai syarat kelulusan KPM 403 pada Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015 v DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015 LEMBAR PENGESAHAN Dengan ini menyatakan bahwa laporan studi pustaka yang disusun oleh: Nama Mahasiswa : Vany Ardianto NIM : I34120092 Judul : Pengaruh Masuknya Teknologi Komunikasi (Handphone) terhadap Kohesivitas Komunitas Pedesaan dapat diterima sebagai syarat kelulusan mata kuliah Studi Pustaka (KPM 403) pada Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Disetujui oleh Dr. Nurmala K Pandjaitan, MS DEA Dosen Pembimbing Diketahui oleh Dr. Ir.Siti Amanah, M.Sc Ketua Departemen Tanggal pengesahan: _______________________ vi PRAKATA Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan studi pustaka yang berjudul “Pengaruh Masuknya Teknologi Komunikasi (handphone) Terhadap Kohesivitas Komunitas Pedesaan” ini dengan baik. Laporan studi pustaka ini ditujukan untuk memenuhi syarat kelulusan Mata Kuliah Studi Pustaka (KPM 403) pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Nurmala K Pandjaitan , MS DEA sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan dan waktu selama proses penulisan hingga penyelesaian laporan studi pustaka ini. Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada Ibu Dr. Ir. Ekawati S. Wahyuni, MS selaku dosen Koordinator Mata Kuliah Studi Pustaka (KPM 403) yang telah memberikan arahan serta bimbingan terkait teknik penulisan laporan studi pustaka. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orangtua tercinta, Bapak Budi Utomo dan Ibu Bibit Insiyah atas semangat dan doa yang tiada henti-hentinya mengalir untuk kelancaran penulisan laporan studi pustaka ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman SKPM angkatan 49 yang telah berkenan menjadi rekan bertukar pikiran dalam menyelesaikan laporan studi pustaka ini.Semoga laporan studi pustaka ini bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Desember 2015 Vany Ardianto NIM. I34120092 vii DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ........................................................................................................................... x PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 1 Tujuan Penelitian......................................................................................................................... 2 Metode Penulisan ........................................................................................................................ 2 RINGKASAN DAN ANALISIS PUSTAKA ................................................................................. 4 Konstruksi Sosial Peran Pemuka Agama Dalam Menciptakan Kohesivitas Komunitas Sosial di Kota Mataram .............................................................................................................................. 4 Kohesivitas Penduduk Asli dan Pendatang Dalam Multikulturisme .......................................... 6 Dampak Penggunaan Handphone Pada Masyarakat: Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Piungun Kecamatan Gamelia Kabupaten Lanny Jaya, Papua..................................................... 8 Social Influence in Mobile Phone Adoption: Evidence From The Bottom Of The Pyramid In Emerging Asia ........................................................................................................................... 10 Perilaku Masyarakat Pengguna Handphone di Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud.... 11 Perkembangan Teknologi Komunikasi ..................................................................................... 13 Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Dampaknya Terhadap Kehidupan ....................... 15 Perkembangan Teknologi dan Perilaku Menyimpang Dalam Masyarakat Modern ................. 17 Impacts of Information Technology on Society in The New Centry ........................................ 18 An Experimental Study Of Cohesiveness And Productivity .................................................... 20 RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 22 Kohesivitas ................................................................................................................................ 22 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kohesivitas....................................................................... 23 Pola Interaksi Sosial .................................................................................................................. 24 Karakterisrik Individu ............................................................................................................... 25 Perilaku Masyarakat Dalam Pemanfaatan Telepon Genggam .................................................. 26 Pengaruh Telepon Genggam Terhadap Kohesivitas Komunitas Di Pedesaan .......................... 27 SIMPULAN .................................................................................................................................. 28 Rangkuman dan Pembahasan .................................................................................................... 28 Usulan Kerangka Analisis ......................................................................................................... 29 viii Pertanyaan Penelitian Selanjutnya ............................................................................................ 30 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 31 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................................................... 34 ix DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Usulan Kerangka Analisis Pengaruh Masuknya Teknologi (Handphone) Terhadap Kohesivitas Komunitas Pedesaan .......................................................................................................... 29 x DAFTAR TABEL Table 1 Persentase Penduduk yang memiliki Telepon Seluler Menurut Provinsi, 2012 (%) Error! Bookmark not defined. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai mahkluk sosial, komunikasi memang diperlukan untuk menjalin suatu interaksi dalam masyarakat. Komunikasi adalah suatu bentuk peristiwa sosial bagi manusia berinteraksi dengan manusia lain. Sebagian besar waktu yang dimiliki manusia digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain. komunikasi merupakan proses sosial, pertemuan antara individu-individu yang saling terlibat yaitu komunikator dan komunikan baik dalam bentuk verbal maupun non-verbal. Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, bahasa, dan audio. Sedangkan komunikasi non-verbal merupakan komunikasi yang menggunakan isyara-isyarat non linguistic untuk menyampaikan pesan kepada komunikan, missal bahasa tubuh, ekspresi muka, tindakan/ perbuatan, objek dan tanda-tanda. Jadi, di dalam komunikasi haruslah terdapat massage (pesan) sebagai objek atau materi komunikasi yang harus disampaikan seseorang kepada orang lain dan komunikasi tidak harus dilakukan secara langsung (tatap muka) tetapi dapat dilakukan secara tidak langsung (dengan media perantara). Perkembangan media teknologi komunikasi di Indonesia saat ini semakin canggih dalam kehidupan masyarakat dan tidak dapat dihindarkan. Seperti bertambah banyaknya masyarakat yang menggunakan media komunikasi berupa handphone. Handphone pada awalnya merupakan barang yang langka dan dianggap mewah, namun seiring dengan perkembangan zaman, kini handphone menjadi barang primer serta mudah dibeli. Handphone sekarang ini sudah menjadi alat komunikasi yang penting dan di gemari oleh masyarakat. Selain dijadikan sebagai alat komunikasi, handphone juga sudah menjadi trend di masyarakat. Seperti yang kita lihat dewasa ini, banyak sekali perubahan yang terjadi di bidang komunikasi. Dimulai dari bentuk komunikasi yang sederhana sampai pada komunikasi elektronik. Sekarang komunikasi sudah berkembang dengan pesat. Teknologi komunikasi seperti handpnone sudah sangat familiar dikalangan masyarakat, tidak hanya masyarakat kota tetapi masyarakat desa. Dalam kehidupan masyarakat, sering kali kita menemui perubahan-perubahan dalam segi kehidupan, termasuk perubahan pada masyarakat itu sendiri, karena pada dasarnya tidak ada masyarakat yang statis. Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat membuat perubahan pada sikap dan perilaku penggunanya. Pertumbuhan teknologi komunikasi khususnya telepon genggam sangat pesat, tidak terjadi di perkotaan saja tetapi di pedesaan pun mengalami pertumbuhan yang pesat. Seperti pedesaan di Bali dan Yogyakarta sebesar 43 persen lebih masyarakat memiliki telepon genggam, ini karena Bali dan Yogyakarta merupakan kota pariwisata. Hal ini menyebabkan banyak orang yang datang tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri dan terjadi interaksi antara masyarakat lokal dengan pendatang. Interaksi tersebut menyebabkan pertukaran ide dan benda yang dibawa oleh pendatang. Hal ini merupakan salah penyebab terjadinya penggunaan telepon genggam yang pesat di pedesaan. Dapat di lihat pada tabel 1. 2 Tabel 1. Persentase Penduduk yang memiliki Telepon Seluler Menurut Provinsi, 2012 (%) No 1 2 3 4 5 6 7 Provinsi DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Sumber: Badan Pusat Statistika (2012) Klasifikasi Daerah Perkotaan Perdesaan 70.60 55.15 38.90 52.50 40.96 62.85 45.85 55.31 37.03 60.60 34.56 63.94 43.60 Dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi menimbulkan dampak bagi masyarakat pedesaan. Dampak yang timbul akibat penggunaan handphone salah satunya kurangnya interaksi masyarakat akibat intensitas pertemuan antar anggota masyarakat yang mulai berkurang. Contohnya ketika lebaran, dahulu masyarakat bertemu langsung untuk saling bermafaan, namun sekarang dengan kecanggihan teknologi orang tidak harus bertemu langsung cukup dengan mengirim pesan melalui handphone. Orang tidak harus bertatap muka dan berjabattangan secara langsung jika sekedar unutk bermaaf-maafan. Ini menunjukan bahwa dalam masyarakat pedesaan telah terjadi pergeseran nilai yang dulu dijunjung tinggi yaitu nilai kebersamaan dan saling bersilahturahmi. Dengan berkurangnya interaksi sosial antar masyarakat juga akan berpengaruh pada kohesivitas masyarakat. Dimana kohesivitas pada masyarakat salah satunya dilihat dari interaksi sosial masyarakatnya. Apakah dengan masuknya handphone ke masyarakat pedesaan menyebabkan kohesivitas masyarakat rendah, atau sebaliknya dengan masuknya handphone kohesivitas masyarakat semakin tinggi karena orang mudah melakukan komunikasi dengan orang lain. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menjelaskan pengertian dan factor-faktor yang berperan dalam kohesivitas komunitas 2. Mengidetifikasi perilaku masyarakat dalam pemanfaatan telepon genggam 3. Mengidentifikasi pengaruh telepon genggam terhadap kohesivitas komunitas di pedesaan Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan laporan studi pustaka ini adalah metode studi literatur yakni dimulai dengan meringkas dan menganalisis literatur yang berupa skripsi, disertasi, tesis, jurnal, buku ilmiah, dan sebagainya yang didapatkan melalui internet maupun dari pustaka cetak setelah itu membuat rangkuman dan pembahasan. Kemudian menyimpulkan konsep-konsep yang menjadi fokus pembahasan dalam laporan studi pustaka ini. Analisis 3 pustaka bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh handphone terhadap kohesivitas di pedesaan. Analisis pustaka dilakukan dengan cara membuat ringkasan pustaka pada masing-masing pustaka serta menganalisis dan mengkritisi seluruh aspek termasuk keterkaitan antara variabel dengan hasil penelitian pada jurnal. Kemudian membuat rangkuman dan pembahasan pustaka yang dilakukan dengan menyintesis hasil dari konsep-konsep yang dibahas, yakni kohesivitas komunitas, factor-faktor yang berperan, perilaku dalam pemanfaatannya, pengaruh handphone terhadap kohesivitas di pedesaan. Selanjutnya menyimpulkan konsep-konsep yang menjadi fokus pembahasan dari laporan studi pustaka ini, sehingga dapat memenuhi keseluruhan substansi yang diperlukan. 4 RINGKASAN DAN ANALISIS PUSTAKA 1. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Editor Judul Buku Kota dan Nama Penerbit Nama Jurnal Alamat/doi Volume (Edisi)/aloi Tanggal Unduh : : : : : : : : Konstruksi Sosial Peran Pemuka Agama Dalam Menciptakan Kohesivitas Komunitas Sosial di Kota Mataram 2008 Jurnal Elektronik Basuki/ Isbandi Yogyakarta : : : : Jurnal Ilmu Komunikasi jurnal.upnyk.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/34 Vol 6, No 2 20 Oktober 2015 Ringkasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap kohesivitas dalam relasi Islam dan Hindhu, kenapa faktor tersebut berpengaruh terhadap kohesivitas dalam relasi Islam dan Hindhu, mengidentifikasi peran tokoh agama dalam menciptakan kohesivitas komunikasi sosial masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan stategi studi kasus. Penelitian studi kasus tunggal ini menggunakan jenis penelitian terpancang, karena sudah dipilih dan ditentukan variabel yang menjadi fokus utamanya, yaitu konstruksi peran pemuka agama dalam menciptakan kohesivitas komunikasi dalam komunikasi sosial masyarakat kelurahan Karang Taliwang dan Cakranegara Utara Kecamatan Cakranegara Kota Mataram Propinsi Nusa Tenggara Barat khusunya pemeluk agama Islam dan Hindhu. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, obsevasi lapang, mencatat dokumen, perekaman, teknik sampling, validitas data, teknik analisis data. Hasil penelitian dari 5.378 jiwa penduduk Karang Taliwang dan 5.270 jiwa Cakranegara Utara menunjukan bahwa tidak pernah terjadi konflik antar pemeluk Islam dan Hindhu karena toleransi antara umat Islam dan Hindhu sangat besar. Hal ini ditunjukan dalam kehidupan keseharian masyarakat Karang Taliwang dan Cakranegara Utara, misalnya: 1. Kegiatan ibadah Dalam tradisi masyarakat Hindhu di Karang Taliwang dan Cakranegara jenazah yang akan dimakamkan dalam perjalanan menuju pemakaman selalu diikuti oleh rombongan pelayat dan barisan pemusik. Umatnya Hindhu menunjukan toleransinya dengan tidak menabuh gamelan ketika mereka lewat depan masjid, apalagi waktu sembahyang. Begitu pula saat umat Hindu mengadakan uparaca keagamaan, pemuda muslim turut membantu mengamankan. Saat pembagian zakat fitrah, umat Hindhu ada yang mendapatkannya. 5 2. Kegiatan gotong royong Berbagai macam pekerjaan dilakukan secara gotong royong, tanpa mempermasalahkan perbedaan agama. 3. Kegiatan sosial kemasyarakatan Nyongkol adalah tradisi masyarakat asli Lombok, yaitu berupa arak-arakan pengiring mempelai wanita menuju mempelai pria. Meskipun tradisi ini bagi orang Islam tapi dalam iringan juga terdapat umat Hindhu Ziarah haji merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat dengan mengunjungi orang yang akan melaksanakan ibadah haji. Tidak hanya umat islam yang hadir untuk mengucapkan selamat, namun umat hindhu turut hadir memberikan ucapan selamat. Perang ketupat merupakan tradisi yang mempersatukan umat Islam dan Pemeluk Hindhu. Satu tahun sekali, dua kelompok dengan keyakinan berbeda akan saling melempar ketupat, namun tidak ada dendam dan permusuhan dalam tradisi ini. Kohesivitas dalam relasi Islam dan Hindhu yang terjadi di Karang Taliwang dan Cakranegara Utara dipengaruhi oleh faktor-faktor: (a) Peran dan keteladanan para pemuka agama dalam memberi pemahaman kepada masing-masing pemeluk agama, (b) adanya komunikasi dan koordinasi antar tokoh agama dalam mencegah atau mengatasi konflik, (c) kesadaran utnuk saling menghargai perbedaan yang ada sebagai konsekuensi hidup berdampingan dalam masyarakat. Analisis Kohesivitas kelompok yang terbentuk pada masyarakat Karang Taliwang dan Cakranegara berasal dari proses interaksi antar umat beragama dalam kegiatan dan aktivitas sehari-hari. Interaksi tersebut berupa kegiatan ibadah, kegiata gotong royong, kegiatan sosial kemasyarakatan seperti nyongkol, ziarah haji, perang ketupat. Faktor-faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok masyarakat Karang Taliwang dan Cakranegara adalah peran dan keteladanan para pemuka agama dalam memberi pemahaman kepada masing-masing pemeluk agama, adanya komunikasi dan koordinasi antar tokoh agama, kesadaran untuk saling menghargai perbedaan. 6 2. Judul : Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Editor Judul Buku Kota dan Nama Penerbit Nama Jurnal Alamat/doi : : : : : : : Volume (Edisi)/aloi Tanggal Unduh : : : : Kohesivitas Penduduk Asli dan Pendatang Dalam Multikulturisme 2014 Jurnal Elektronik Nurul Rhamadhani Yuasidha http://journal.unair.ac.id/kohesivitas-penduduk-aslidanpendatang-dalam-multikulturalisme-article-6602-media135-category-.html Vol 3 No 1: 1-35 15 Desember 2015 Ringkasan Penelitian ini bertujuan untuk melihat kohesivitas antara penduduk asli dan penduduk pendatang dan faktor yang mendorong kohesivitas antara penduduk asli dan pendatang di Kelurahan Sidotopo Wetan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Setting penelitian dilakukan di Kelurahan Sidotopo Wetan, dilakukan dengan wawancara secara berstruktur dengan menggunakan kuesioner yang didukung dengan pengamatan/ observasi dilapangan guna mendukung analisis data. Sedangkan dalam teknik pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik Purposive. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori obyektifitas Emile Durkheim, dan teori struktural fungsional Talcott Parson. Hasil penelitian kohesivitas adalah kesepakatan antara penduduk asli dengan penduduk pendatang, serta saling menerima antara individu satu dengan yang lainnya. Semakin individu tersebut saling tertarik dan makin sepakat terhadap individu lainnya, maka makin lekat individu tersebut dengan individu lainnya. Kohesivitas merupakan bentuk dari tindakan aktor dalam fungsi adaptasi yang dijelaskan bahwa suatu system dapat berjalan karena ada peran proaktif seorang aktor. Faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok adalah: 1. Lamanya waktu berada bersama kelompok, makin saling mengenal, makin dapat timbul sikap toleran terhadap orang lain. dapat ditemukan atau bahkan dikembangkan minat baru yang sama. 2. Penerimaan di masa awal, maksudnya semakin sulit seseorang diterima di dalam kelompok sebagai anggota, makin lekat atau kohesif kelompoknya. 3. Ukuran kelompok, makin besar kelompoknya makin sulit terjadi interaksi yang intensif antar para anggotanya sehingga makin kurang kohesif kelompoknya, sebaliknya ukuran kelompok yang kecil memudahkan interaksi yang tinggi. 4. Ancaman ekternal, kebanyakan kelompok akan bertambah lekat jika kelompok mendapat ancaman dari luar. 5. Produktivitas kelompok, kelompok yang erat hubungannya akan 7 lebih produktif daripada kelompok yang kurang lekat hubungannya. Kohesivitas antara penduduk asli dan penduduk pendatang yang terjadi ats dasar kesadaran kolektif hal ini dilihat dalam aspek intensitas hubungan interaksi yang terjadi, hubungan solidaritas sosial masih erat, sehingga dalam hubungan-hubungan tersebut menyebabkan tumbuhnya rasa hubungan emosional. Berdasarkan beberapa teori, faktor-faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok adalah interaksi kelompok, solidaritas kelompok, komitmen, dan ketertarikan kelompok. Dalam hal komitmen yaitu keseluruhan tindakan untuk melaksanakan faktor-faktor yang mengarah pada kohesivitas antara penduduk asli dan penduduk pendatang atas dasar kesadaran kolektif. Produktivitas yang dimaksud adalah tumbuhnya suatu niali yang dapat mendorong berbagai faktor atas terjadinya kohesivitas antara penduduk asli dan penduduk pendatang. Analisis Kohesivitas timbul dari rasa sepenanggungan, keinginan untuk saling membantu dan menjaga. Kohesivitas merupakan bentuk dari tindakan actor yang proaktif dalam kelompok. Faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok: lamanya waktu berada bersama kelompok karena semakin mengenal semakin timbul sikap toleran antar anggota kelompok. Penerimaan di masa awal, semakin sulit orang diterima dalam kelompok maka semakin lekat dan kohesif kelompoknya. Ukuran kelompok, semakin besar kelompok semakin sulit interaksi intensif sehingga kurang kohesif kelompoknya dan sebaliknya. Ancaman eksternal, kelompok akan bertambah lekat jika mendapat ancaman dari luar. Produktivitas kelompok, kelompok yang hubungannya akan semakin produktif. 8 3. Judul : Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Editor Judul Buku Kota dan Nama Penerbit Nama Jurnal Alamat/doi : : : : : : : Volume (Edisi)/aloi Tanggal Unduh : : : : Dampak Penggunaan Handphone Pada Masyarakat: Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Piungun Kecamatan Gamelia Kabupaten Lanny Jaya, Papua 2015 Jurnal Elektronik Dekinus Kogoya E-journal “Acta Diurna” http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurna/article/view /8622 Vol IV, No 4 15 November 2015 Ringkasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari penggunaan handphone terhadap masyarakay di Desa Piungun Kecamatan Gamelia Kabupaten Lanny Jaya Papua. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk memaparkan situasi dan peristiwa. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu dampak penggunaan handphone pada masyarakat Desa Piungun. Indikator dalam penelitina ini adalah pemahaman tentang hanphone, cara mengunakan handphone, manfaat handphone bagi masyarakat. Untuk mendukung penelitian, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif. Dimana data yang sudah ada diperoleh dari interview dan menjalankan kuesioner kemudian dioleh dengan tabel frekuensi dan presentase setelah itu di gambarkan dan dideskripsikan dalam bentuk kalimat. Rumus frekuensi dan prosentase P=(F)/N x 100 Dimana : P = Presentase F = Frekuensi N = Jumlah Sampel Berdasarkan hasil penelitian banyak manfaat yang dirasakan masyarakat Desa Piungun dari penggunaan handphone. Sekitar 99,9 persen masyarakat desa Piungun menggunakan handphone sebagai alat berkomunikasi dengan keluarga yang jauh. Tetapi kurangnya pemahaman masyarakat mengenai manfaat lain dari handphone yaitu sekitar 31,3 peesen menyebabkan handphone hanya dijadikan sebagai alat berkomunikasi saja. Sekitar 87,5 persen masayarakat tidak pernah menggunakan handphone sebagai media informasi, yang artinya proses pertukaran 9 informasi pada masyarkat masih rendah. Selanjutnya sebagai media hiburan, hanya 31,25 persen masyarakat yang menggunakan handphone sebagai media hiburan sisanya masyarakat tidak pernah menggunakan handphone sebagai media hiburan. Jadi dapat disimpulkan bahwa handphone memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat desa Piungun dalam hal berkomunikasi, karena hampir semua masyakat merasakan manfaatnya. Selain pemanfataannya sebagai media komunikasi handphone juga memiliki dampak bagi masyarakat, yaitu dampak positif dan dampak negatif. Salah satu contoh dari dampak positif adalah proses interaksi dengan keluar sehingga hubungan keluarga mesih tetap terjaga meskipun berada ditempat yang jauh. Sedangkan contoh dari dampak negatif adalah sms-an dengan pacar saat proses belajar mengajar, membuka situs porno, dan lain-lain. Analisis Handphone adalah salah satu teknologi yang mengubah perilaku manusia. Handphone membuat seseorang dapat berkomunikasi dengan tatap muka meskipun jaraknya yang jauh. Pada masyarakat Piungun handphone dapat menciptakan kohesivitas karena mampu menjaga hubungan dengan orang yang jaraknya jauh, tetapi tidak membuat hubungan antar anggota masyarakat menjadi renggang karena masyarakat tidak ketergantugan pada handphone, mereka hanya menggunakan untuk berkomunikasi. Karena kurangnya pemahan dengan penggunaan handphone membuat handphone tidak dijadikan sebagai media informasi, mereka masih menggunakan komunikasi teradisional unutk pertukaran informasi. Handphone menimbulkan dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya, handphone digunakan untuk interaksi dengan anggota keluarga. Dampak negatifnya, handphone digunakan untuk sms-an dengan pacar saat proses belajar mengajar, melihat situs porno, dan lain-lain. 10 4. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Editor Judul Buku Kota dan Nama Penerbit Nama Jurnal Alamat/doi Volume (Edisi)/aloi Tanggal Unduh : : : : : : : : Social Influence in Mobile Phone Adoption: Evidence From The Bottom Of The Pyramid In Emerging Asia 2011 Jurnal Elektronik Harsha de Silva - : : : : http://itidjournal.org/itid/article/viewFile/757/317 Vol 7, No 3: 1-18 16 November 2015 Ringkasan Penelitian yang dilakukan di berbagai negara berkembang seperti Bangladesh, Pakistan, India, Sri Lanka, Filipina dan Thailand, mencoba membuktikan bahwa ternyata adopsi telepon seluler yang tinggi mampu meningkatkan derajat kohesivitas sosial dan juga mampu meningkatkan hubungan sosial. Berkaitan dengan hal ini, peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi karakteristik adopter dengan melakukan perbandingan antara adopter dengan non-adopter. Penelitinan ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif dilakukan dengan cara wawancara rumah tangga dan dipilih secara acak. Sampel dirancang unutk mewakili BoP di setiap negara, kecuali India karena negara tertutup. Peneliti menggunakan multistage sebuah stratified cluster sampling untuk memilih jumlah target pusat perkotaan dan pedesaan. Data penelitian menunjukkan bahwa ternyata adopter didominasi oleh laki-laki yang tergolong usia muda dengan pendapatan yang relatif tinggi dan memiliki pendidikan yang cukup tinggi. Kemudian, adopter juga memiliki akses yang cukup tinggi terhadap listrik dan juga pada umumnya adopter memiliki televisi di rumahnya. Bukan hanya itu, adopter didominasi oleh mereka yang tinggal di sekitar perkotaan. Berlawanan dengan hal tersebut, non adopter didominasi oleh perempuan dengan usia yang tergolong muda dengan pendapatan yang relative rendah dan hanya menempuh pendidikan primer serta umumnya tinggal jauh dari kota. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ternyata tindakan adopter dalam mengadopsi telepon seluler dipengaruhi oleh persepsi yang tinggi akan manfaat-manfaat yang kelak diterima oleh adopter. Semakin tinggi adopter merasakan manfaat telepon genggam dalam kehidupan sosial dan ekonominya yang dipengaruhi oleh kelompok sosialnya, maka semakin besar adopter mengadopsi telepon genggam tersebut. Dalam hal ini, kelompok sosial memiliki peranan yang penting dalam mempengaruhi adopter dan berlaku sebaliknya. Adopter mendapatkan pengaruh dari kelompok sosial dan di lain sisi, kelompok sosial mengalami peningkatan kohesivitas sosial karena intensitas berkomunikasi antar anggota yang memiliki telepon genggam semakin tinggi. Telepon membantu untuk mempertahankan dan meningkatkan hubungan sosial. Hal ini 11 menunjukkan bahwa ternyata mengadopsi telepon seluler mampu meningkatkan kohesivitas sosial akibat komunikasi yang sangat intens antar anggotanya. Hal ini berbeda dengan kondisi pada saat darurat, responden, baik non adopter maupun adopter memiliki persepsi yang tinggi akan manfaat telepon genggam dalam keadaan darurat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa keenam negara di Asia tidak begitu berorientasi cukup tinggi dalam hal-hal konsumtif yang mampu meningkatkan status dalam masyarakatnya. Analisis Handphone dapat meningkatkan kohesivitas sosial karena intensitas komunikasi antar anggota yang memiliki berkomunikasi antar anggota semakin tinggi. Handphone membantu untuk mempertahankan dan meningkatkan hubungan sosial. 5. Judul : Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Editor Judul Buku Kota dan Nama Penerbit Nama Jurnal Alamat/doi : : : : : : : Volume (Edisi)/aloi Tanggal Unduh : : : : Perilaku Masyarakat Pengguna Handphone di Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud 2012 Hasil Penelitian Elektronik Bin Ony Mayampoh http://download.portalgaruda.org/article.php?article=15567 &val=1022 Ringkasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perelikau penggunaan handphone pada masyarakat Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud. Tulisan ini merupakan prociding yang telah diseminarkan pada tanggal 27 Desember 2012 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Anropologi. Perkembangan teknologi komunikasi kian pesat mempengaruhi sebagian besar kehidupan masyarakat, terutama masyarakat zaman sekarang yang terkenal dengan masyarakat informasi. Penggunaan alat dan sarana kebutuhan hidup yang modern telah memungkinkan pola pikir dan sikap manusia untuk memproduksi nilai-nilai baru sesuai dengan intensitas pengaruh teknologi terhadap tatanan kehidupan social budaya. Berbicara tentang teknologi informasi, sebelum Kepulauan Talaud menjadi satu Kabupaten, perangkat teknologi komunikasi yang bisa dijumpai ialah telegram dan beberapa perlengkapan radio SSB (single side brand). Pengguna handphone semula masih sebatas para pejabat pemerintah dan politisi serta pengusaha. 12 Handphone sebagai wadah terjalinnya komunikasi dua arah yang tidak saling bertatap muka. Sebelum masuknya handphone masyarakat Melonguane sudah mengenal surat. Sejak dulu mereka sudah hidup berdampingan, harmonis serta saling menghormati antara yang tua maupun yang muda, rasa toleransi mereka junjung tinggi sehingga mereka tidak membeda-bedakan antar yang miskin dan kaya. Dengan mengenal zaman modern maka pengetahuan-pengetahuan local mulai terpinggirkan dalam berbagai aktivitas kehidupan seperti pengetahuan dalam bertani dimana petani sebelum menanam harus melihat bulan kalender serta rasi bintang agar hasil bertani mereka baik. Handphone merupakan barang mewah bagi mereka namun sekarang pengguna handphone terus meningkat bahkan anak kecil pun sudah memiliki telepon genggam sendiri. Handphone juga disalahgunakan oleh penggunanya seperti contoh oknum anak-anak SMK Talaud dihebohkan dengan perekaman video yang tidak layak ditonton dan ada juga yang menyimpan foto-foto yang sebenernya tidak layak untuk disimpan. Perkembangan pesat system komunikasi ini tentunya mengubah pola komunikasi yang ada di Melonguane. Perkembangan teknologi sekarang ini mulai mempengaruhi pola kehidupan masyarakat Melonguane. Disebabkan tidak adanya alat kontrol yang dapat mengendalikan perilaku para pengguna handphone di Melonguane sehingga sikap pengguna seakan tidak menghiraukan disekitarnya seperti contoh di jalan mereka sudah tidak saling menyapa karena perhatian mereka hanya tertuju pada jari-jarinya yang sedang sibuk mengutak-atik tombol-tombol handphone mereka. Bagi para pelajar handphone bermanfaat ketika mereka mengerjakan tugas kelompok akan tetapi mereka juga menggunakan handphone sebagai alat mencontek disaat ujian. Analisis Handphone sebagai wadah terjalinnya komunikasi dua arah yang tidak saling tatap muka. Handphone berfungsi sebagai alat komunikasi serta pranata universal dalam perkembangan teknologi yang global. Masuknya handphone membuat pengetahuan local mulai terpinggirkan dalam berbagai aktivitas kehidupan, seperti berkurangnya toleransi antar masyarakat, perbedaan antara kaya dan miskin. Hadirnya handphone disalahgunakan dalam penggunaannya seperti perekaman video porno dan menyimpan gambar porno. Perkembangan handphone di Molonguane membuat pola komunikasi berubah dan mempengaruhi pola kehidupan masyarakat, seperti contoh dijalan mereka tidak saling menyapa karena sibuk dengan handphone mereka. Bagi pelajar handphone digunakan untuk mengerjakan tugas dan untuk mencontek. 13 6. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Editor Judul Buku Kota dan Nama Penerbit Nama Jurnal Alamat/doi : : : : : : : : Perkembangan Teknologi Komunikasi 2008 Jurnal Elektronik Yulianto Budi Setiawan Semarang : : Volume (Edisi)/aloi Tanggal Unduh : : Jurnal Informatika http://ilib.usm.ac.id/index.php?b5c7f3c864aa9caaf421881a63 affd79bc8a6201e62392a216a6bdeeaa0266c6ee0651d3c9abf03 c5daaf27c7edf8c9cf69385dbd1f0ab92fdb570df7f55cc2e Vol 5, No 2: 92-101 18 Oktober 2015 Ringkasan Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi dan dampaknya yang ditimbulkan. Internet ialah jaringan computer yang berhubungan secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protocol pertukaran paket. Penggunaan internet yang besar di Indonesia ini membuktikan bahwa teknologi komunikasi mulai berkembang. Internet mempunyai pengaruh yang besar terhadap ilmu pengetahuan dan dunia. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui internet seperti online shop. Keberadaan internet pada masa kini sudah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia modern dalam menghadapi berbagai tantangan perkembangan global. Kondisi ini sudah tentu akan memberikan dampak terhadap corak dan pola-pola kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Untuk masa mendatang, arus informasi akan semakin meningkat melalui jaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut siapapun untuk beradaptasi dengan kecenderungan seperti itu. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa khususnya pendidikan pada proses pembelajaran cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan komputer dan internet sebagai alat bantu utama. Meskipun teknologi informasi komunikasi dalam bentuk komputer dan internet telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran pada anak secara lebih efektif dan produktif, namun di sisi lain masih banyak kelemahan dan kekurangan. Kelemahan dan kekurangan tersebut antara lain anakanak lebih bergairah dengan internetnya itu sendiri dibanding materi yang dipelajari, proses pembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga kurangnya pembelajaran yang bersifat sosial, tidak terjamin adanya ketepatan informasi yang diperoleh dari internet sehingga berbahaya kalau anak anak kurang memiliki sifat kritis. Disisi lain tanpa pengawasan, internet bisa menjadi boomerang yang menghancurkan karakter anak yaitu materi berbau seksual yang kian berkembang bebas. Salah satu cara untuk meminimalisir materi sexual di internet adalah membuat regulasi mengenai konten sexual di internet. Selain itu beragam bentuk pencegahan yang dapat dilakukan antara lain memberi filter di perpustakaan sekolah. Untuk dampak negatif 14 dari kemajuan teknologi ponsel ini antaralain : Memudahkan orang menjalankan tindak kejahatan.Serangkaian tindakan dilakukan untuk menjerat anak-anak masuk jaringan bisnis prostitusi melalui komunikasi telepon seluler. Telepon seluler sering digunakan sebagai alat menipu dan menjebak anak-anak dengan iming-iming harta melimpah. Kemajuan teknologi telepon seluler yang dipergunakan untuk menyimpan, menyebarkan gambar-gambar dan video porno merupakan salah satu dari modus tindak kejahatan yang bisa diakses dengan mudah melalui telepon seluler. Untuk dampak positif dari kemajuan teknologi ponsel yaitu bagi para pebisnis dari kalangan social ekonomi status tinggi akan semakin memudahkan mereka dalam mengambil keputusan. Pergerakan indeks saham maupun kurs bisa dipantau oleh mereka dari manapun. Analisis Teknologi komunikasi menunjang proses pembelajaran pada anak secara lebih efektif dan produktif. Namun disisi lain masih banyak kelemahan dan kekurangan, antara lain anak lebih tertarik dengan internet daripada materi pelajarannya, proses pembelajaran bersifat individual, ketepatan informasi yang tidak terjamin sehingga berbahaya bagi anak jika tidak selektif. Dampak negatif dari ponsel antara alain, dapat merusak otak karena radiasi dari ponsel, menjalankan tindak kejahatan, menjerat anak-anak masuk jaringan bisnis prostitusi, menyimpan dan mnyebar gambar dan video porno. Dampak positif ponsel antara lain untuk pebisnis akan memudahkan mereka dalam mengambil keputusan, memantau pergerakan saham maupun kurs. 15 7. Judul : Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Editor Judul Buku Kota dan Nama Penerbit Nama Jurnal Alamat/doi : : : : : : : Volume (Edisi)/aloi Tanggal Unduh : : : : Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Dampaknya Terhadap Kehidupan 2009 Jurnal Elektronik Muhammad Zamroni Sragen Jurnal Dakwah http://digilib.uinsuka.ac.id/8371/1/MOHAMMAD%20ZAMRONI%20PERK EMBANGAN%20TEKNOLOGI%20KOMUNIKASI%20D AN%20DAMPAKNYA%20TERHADAP%20KEHIDUPAN .pdf Vol X, No 2 19 Oktober 2015 Ringkasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan teknologi komunikasi dan dampaknya terhadap kehidupan. Ilmu pengetahuan yang selama ini kita pelajari selalu mengalami perubahan dan perkembangan yang tidak mendadak. Perubahan ini ada yang terjadi secara pelan-pelan, ada pula yang terjadi secara drastis akibat pertentangan antar satu ilmu pengetahuan dengan pengetahuan baru, atau pertentangan antara teori yang lama digantikan dengan penemuan teori baru dalam pengetahuan. Paradigma lama dari suatu teori atau ilmu pengetahuan dianggap tidak sesuai lagi bahkan dianggap salah, lantas kemudian digantikan dengan paradigm yang baru yang lebih diterima. Hal ini disebut dengan revolusi sains. Revolusi sains hanya tampak revolusiuner bagi mereka yang paradigmanya terkena revolusi itu. Sedangkan bagi mereka yang paradigmanya tidak terkena revolusi sains bisa jadi memandang revolusi ini hanya sekedar tambahan pengetahuan saja. Menurut Dissayanake, revolusi komunikasi merupakan eksploitasi teknologi komunikasi, hal ini bisa dilihat dari peningkatan penggunaan satelit, mikroposesor, komputer, dan pelayanan radio tingkat tinggi. Revolusi ini muncul karena adanya dorongan kemajuan teknologi yang menawarkan berbagai resources informasi dan komunikasi yang luas. Revolusi yang terjadi dalm bidang komunikasi bukan hanya terjadi pada teori ilmu komunikasi, tetapi juga terjadi pada teknologi komunikasi. Teknologi komunikasi yang dimaksud ini adalah penggunaan teknologi sebagai media dalam komunikasi manusia. Revolusi pengetahuan membawa dampak yang sangat besar terhadap revolusi teknologi komunikasi. Everett M. Rogers dalam bukunya ‘Communication technology’ membagi revolusi komunikasi menjadi empat era. Pertama, era komunikasi tulisan yang ditandai dengan adanya mesin cetak, telepon kabel, dan telegraf kabel. Kedua, era percetakan. Ketiga, era telekomunikasi dimana salah satu teknologi yang berkembang pada masa ini adalah film. Teknologi lainnya dalah radio, pesawat radio, dan 16 televise. Keempat, era komunikasi interaktif yang ditandai dengan ditemukannya berbagai kemajuan teknologi seperti komputer, satelit, internet dan lain-lain. Di bidang lain, satelit komunikasi merupakan suatu produk kemajuan teknologi. Dari perkembangan teknologi ini selalu membawa pengaruh di bidang ekonomi, politik, dan militer. Perkembangan yang pesat dari teknologi dewasa ini mendorong masyarakat memasuki era pasca-industri. Perbedaan utama dari masyarakat pasca-industri dengan masa pra-industri dan masyarakat industri ialah penekanannya pada ekonomi di sektor jasa dan teknologi. Sisi positif dari kemajuan teknologi ini salah satunya masyarakat mendapatkan informasi yang terbaru dan cepat di berbagagai bidang, sedangkan sisi negatifnya ialah informasi yang disajikan tidak semuanya sesuai dengan nilainilai dan norma-norma budaya kita. Revolusi komunikasi dan informasi yang melanda dunia membawa implikasi positif dan negative di bidang sosial, ekonomi, dan politik. Dalam bidang politik, perkembangan teknologi komunikasi mempercepat proses integrasi nasional. Dalam bidang ekonomi, perkembangan teknologi komunikasi telah mendorong pertumbuhan ekonomi yang pesat. Dalam bidang sosial, perkembangan teknologi komunikasi telah mendorong lahirnya kembali nasionalisme kebudayaan. Analisis Sisi positif dari kemajuan teknologi komunikasi salah satunya masyarakat mendapatkan informasi yang terbaru dan cepat diberbagai bidang. Sisi negatifnya adalah informasi yang disajikan tidak semua sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma budaya kita. Revolusi komunikasi dan informasi membawa implikasi positif dan negatif di bidang sosial, ekonomi, dan politik. Dalam bidang politik, perkembangan teknologi komunikasi mempercepat proses integrasi nasional. Dalam bidang ekonomi, perkembangan teknologi komunikasi telah mendorong pertumbuhan ekonomi yang pesat. Dalam bidang sosial, perkembangan teknologi komunikasi telah mendorong lahirnya kembali nasionalisme kebudayaan. 17 8. Judul : Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Editor Judul Buku Kota dan Nama Penerbit Nama Jurnal Alamat/doi : : : : : : : Volume (Edisi)/aloi Tanggal Unduh : : : : Perkembangan Teknologi dan Perilaku Menyimpang Dalam Masyarakat Modern 2014 Jurnal Elektronik Muzaini Sragen Jurnal Pembangunan Pendidikan http://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa/article/download/26 17/2172 Vol 2, No 1 20 Oktober 2015 Ringkasan Penelitian ini bertujuan unutk mengidetifikasi perkembangan teknologi dan perilaku menyimpang dalam masyarakat modern. Masyarakat senantiasa mengalami perubahan, baik perubahan cepat maupun perubahan lambat. Perubahan masyarakat bisa terjadi dari bentuk kehidupan masyarakat yang sederhana hingga bentuk masyarakat yang kompleks. Gelombang perubahan pertama (8000 SM- 1500 SM) terjadi berkaitan dengan revolusi hijau. Gelombang perubahan kedua (1500-1970an) merujuk pada revolusi industri dimana mesin-mesin industri yang telah ditemukan menggantikan tenaga manusia dalam memproduksi barang, dan sebagai alat transportasi. Gelombang perubahan ketiga (pertengahan 1965-an) disebut era informasi yang ditandai dengan peran system elektronika yang membantu mempercepat komunikasi, perhitungan, dan penyebaran informasi. Dalam membicarakan perkembangan teknologi, kita tidak bisa lepas dengan masyarakat itu sendiri. Perkembangan teknologi semakin berjalan cepat dan pesat sesuai tuntunan kebutuhan masyarakat modern. Banyak Negara yang mengejar ketertinggalannya terhadap negara-negara maju hal ini disebut modernisasi. Akibat modernisasi dalam masyarakat terjadi beberapa perubahan antara lain perubahan sistematis dimana perubahan perilaku masyarakat modern terutama dalam keluarga. Terjadinya pemisahan pekerjaan rumah tangga mengarah pada individualisasi dan isolasi keluarga inti sebagai unit produksi. Kedua terjadi perubahan fungsional yang mengakibatkan perubahan mendasar dalam pola lapangan kerja. Ketiga yaitu perubahan sikap dimana transformasi progresif dalam sikap pelaku social. Dalam kehidupan masyarakat modern kita dapat melihat pola hidup dan perilaku sebagian masyarakat yang tampak berbeda yang biasa dilakukan oleh sebagian sebagian besar masyarakat tradisional pada umumnya. Hal ini menimbulkan penyimpangan sosial dari perbedaan pola hidup dan perilaku. Di satu sisi perkembangan teknologi dalam masyarakat modern memberikan kemudahan dalam berbagai hal, akan tetapi perubahan-perubahan teknologi modernisasi ternyata dalam sisi lain berdampak negatif seperti contoh seks bebas, perselingkuhan, tawuran pelajar, 18 bunuh diri, dan tindakan kriminal. Dampak dari perubahan dirasa tidak semua menguntungkan bagi masyarakat. Munculnya banyak perilaku menyimpang dalam masyarakat modern perlu diwaspadai agar tidak mengancam kehidupan masyarakat modern, sehingga terbentuk masyarakat kekotaan yang teratur, tertib, dan nyaman, serta memberikan harapan kehidupan masa depan yang lebih baik. Analisis Perkembangan teknologi menimbulkan penyimpangan sosial dari perbedaan pola hidup dan perilaku pada masyarakat modern dan tradisional. Perkembangan teknologi dalam masyarakat modern memberikan kemudahan dalam berbagai hal tapi juga menimbulkan dampak negatif. Contoh dari dampak negatif adalah seks bebas, perselingkuhan, tawuran pelajar, bunuh diri, dan tidakan kriminal. 9. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Editor Judul Buku Kota dan Nama Penerbit Nama Jurnal Alamat/doi Volume (Edisi)/aloi Tanggal Unduh : : : : : : : : Impacts of Information Technology on Society in The New Centry 2009 Jurnal Elektronik Konsbruck Robert Lee Switzerland : : : : http://www.zurich.ibm.com/pdf/news/Konsbruck.pdf 15 November 2015 Ringkasan Peneitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak teknologi informasi pada masyarakat abad baru. Dalam beberapa dekade ini telah terjadi revolusi dalam bidang komputerisasi dan komunikasi, dari semua indikasi telah membuktikan bahwa teknologi dan informasi akan berkembang secara cepat. Menurut hukum moore bahwa setiap 18 bulan kekuatan teknologi akan meningkat 2 kali lipatnya. Setiap percepatan ini memiliki banyak sekali manfaatnya begitu pula dengan kekuragannya, isu akan produktifitas ekonomi, intelectual dari hak kepemilikan, proteksi dari hal pribadi, dan akses terhadap segala informasi merupakan bagian – bagian yang terkena dari efek komunikasi. Bagian – bagian yang terkena secara masif dari teknologi informasi adalah bisnis model, komersialisasi, struktur pasar, tempat kerja, pasar tenagakerja, edukasi, kehidupan pribadi dan masyrakat secara kesatauan. Bisnis model, komersialisasi dan struktur pasar. Dalam komersialisasi dan struktur pasar yang selama ini terbatas oleh batasan – batasan wilayah yang sulit dicapai oleh masyarakat, namun seiring dengan berjalannya waktu akibat pengaruhnya yaitu komunikasi yang berkembang di pasar – pasar dan bisnis dapat 19 menjangkaunya dengan mudah, sebagai contoh bila ada suatu perusahaan yang berdiri di sebuah negara dan ingin mengirimkan softwarenya kepada teknisi di negara lain tidak akan menjadi kendala lagi. Teknologi komunikasi melengkapi komunikasi tradisional, teknologi ini menggunakan infrastruktur komunikasi yang jangkauannya global, aktivitasnya dapat dilakukan 24 jam bahkan mensinkronkan komunikasi baik itu individu, grup dan organisasi. Interaksi antara atasan dan bawahan di perusahaan menjadi lebih intens karena isu kontrol sosialnya dikembangkan melalui penggunaan monitoring yang terkomputerisasi. Penggunaan email akan mengurangi halangan berkomunikasi meskipun berbeda level baik antara atasan dan bawahan. Teknologi memungkinkan permasalahan jarak bisa kurangi. Kebanyakan pekerja lebih memilih untuk bekerja dirumah daripada di kantor yang terpusat. Trend teknologi komunikasi menimbulkan efisiensi tenaga kerja dalam pekerjaan. Dalam pendidikan pengaruh dari teknologi yang berkembang adalah pendidikan mulai meninggalkan cara – cara tradional menjadi cara – cara yang baru, dimana sekarang setiap guru memegang peranan sebagai supervisor, motivator, pembimbing dan pengevaluasi siswanya. Perubahan paling signifikan adalah penggunaan email untuk berkomunikasi dengan institusi dan pengerjaan tugas. Dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat teknologi informasi berperan sebagai pengatur, pengatur yang dimaksud adalah teknologi nformasi menyebabkan masyarakat hampir tidak memiliki sektor pribadi lagi, karena setiap orang mampu mendapatkan data dari internet. Kegiatan berkembangnya teknologi ini menyebabkan society menjadi ketergantungan terhadap teknologi. Ketika sudah mengetahui kemungkinan – kemungkinan terjadinya kegagalan teknologi society sebaiknya mengruangi ketergantungannya akan teknologi walaupun akan sulit karena dimana teknologi berkembang pasti akan terjadi dependancy. Analisis Teknologi menimbulkan efek komunikasi secara masif dan bagian yang tekena efek tersebut adalah bisnis, komersialisasi, struktur pasar, tempat kerja, pasar tenaga kerja, edukasi, kehidupan pribadi dan masyarakat secara kesatuan. Dalam komersialisasi dan strutur pasar yang awalnya terbatas karena wilayah sekarang menjadi mudah, sebagai contoh pengiriman software antar negara. Dapat mensinkronkan komunikasi individu, grup dan organisasi selama 24 jam dengan jangkauan global. Dalam pendidikan guru mulai meninggalkan cara-cara tradisional, dengan menjadi supervisor, motivator, pembimbing, dan pengevaluasi siswanya. Namun perkembangan teknologi ini membuat masyarakat menjadi ketergantungan dan sulit untuk melepaskannya walaupun sudah tahu dampak negatifnya. 20 10. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Editor Judul Buku Kota dan Nama Penerbit Nama Jurnal Alamat/doi Volume (Edisi)/aloi Tanggal Unduh : : : : : : : : An Experimental Study Of Cohesiveness And Productivity 2009 Jurnal Elektronik Stanley Schachter, Norris Ellertson, Dorothy Mcbride, And Doris Gregory - : : : : SAGE http://dx.doi.org/10.1177/001872675100400303 16 November 2015 Ringkasan Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kohisivitas dan produktivitas anggota dalam sebuah kelompok. Metode yang digunakan adalah penelitian ini adalah eksperimen, dimana respondennya diambil dari mahasiswa sukarela perempuan kelas edukasi dan psikologi. Kohesivitas secara sederhana atau formalnya diartikan sebagai fenomena kunci keberlanjutan dalam keanggotaan suatu grup. Keberagaman makna kohesivitas yang mengacu pada moral, kebersamaan yang melekat, produktivitas, kekuatan, pelibatan tugas, rasa memiliki, berbagi pemahaman mengenai peran, dan kerja sama yang baik. Oleh karena itu, pengertian kohesivitas ini dibagi menjadi dua kelas. Kelas pertama lebih merujuk pada aspek tingkah laku atau proses grup sehingga kata kohesivitas lebih mengacu pada moral, efisiensi, dan spirit grup. Formulasi ini menyatakan bahwa selama kohesi grup ditandai oleh moral yang baik dan sesama anggota memiliki hubungan yang baik maka kohesivitas dan produktivitasnya semakin tinggi. Kelas kedua lebih mengartikan kohesivitas sebagai daya tarik grup terhadap anggotanya. Hal ini cenderung lebih implisit sehingga tidak ada asumsi yang dibuat mengenai tingkah laku atau atmosfer kohesi grup. Formulasi ini mengungkapkan bahwa semakin tinggi kekuatan untuk mempengaruhi anggotanya dan mampu menyeimbangkan dengan kondisi anggota, maka kondisi tersebut membuat anggotanya bertahan. Akan tetapi, besarnya kekuatan tidak mampu menyeimbangi perubahan yang ada di dalam anggota grup, maka anggota pun berpeluang meninggalkan grup. Analisis Kohesivitas mengacu pada moral, kebersamaan, produktivitas, kekuatan, pelibatan tugas, rasa memiliki, berbagi pengalaman, kerja sama. Pengertian kohesivitas dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas pertama yang merujuk pada aspek tingkah laku dan mengacu pada moral, efisiansi, 21 dan spirit grup. Kelas kedua kohesivitas sebagai daya tarik grup, semakin tinggi kekuatan untuk mempengaruhi anggota dan mampu menyeimbangkannya maka anggota akan bertahan. 22 RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN Kohesivitas Menurut Baron and Byrne (2003) kohesivitas (cohesiveness) didefinisikan sebagai derajat ketertarikan yang dirasa oleh individu terhadap suatu kelompok. Kohesivitas sangat erat hubungannya dengan konformitas (bertingkah laku dengan cara-cara yang dipandang wajar atau dapat diterima oleh kelompok atau masyarakat). Salah satu cara untuk diterima oleh orang-orang dalam kelompok adalah dengan dengan menjadi seperti mereka dalam berbagai hal. Pendapat Festinger dkk seperti yang diungkapkan oleh Baron and Byrne (2003) melihat kohesivitas (cohesiveness) sebagai semua kekuatan (faktor-faktor) yang menyebabkan anggota bertahan dalam kelompok, seperti kesukaan pada anggota lain dalam kelompok dan keinginan untuk menjaga atau meningkatkan status dengan menjadi anggota dari kelompok yang tepat. Pendapat Taylor dkk seperti yang diungkapkan Wulansari et al. (2012) bahwa Level kohesivitas yang tinggi biasanya bermanfaat bagi pelaksaan fungsi kelompok karena kohesivitas kelompok juga diartikan sebagai kekuatan, baik kekuatan positif maupun kekuatan negatif, yang menyebabkan anggota tetap bertahan dalam kelompok. Pendapat Robbins dan Judge seperti yang diungkapkan Wulansari et al. (2012) mendefinisikan kohesivitas kelompok sebagai tingkat ketertarikan antar anggota kelompok sehingga termotivasi untuk tinggal di dalam kelompok. Cara untuk diterima oleh kelompok sehingga dapat bertahan di dalamnya adalah dengan menjadi seperti orang-orang di dalam kelompok dalam berbagai hal. Kesamaan dengan orang-orang didalam satu kelompok tersebut akan menjadikan anggota satu lebih kompak dengan anggota lain dalam kehidupan berkelompok. Pendapat Ivancevich seperti yang diungkapkan oleh Purwaningtyastuti et al. (2012) menyebutkan bahwa kohesivitas baisanya dianggap sebagai sebuah kekuatan. Kohesivitas mengikat seluruh anggota kelompok agar tetap berada dalam kelompoknya dan menangkal pengaruh yang menarik anggota agar keluar dari kelompok. Sebuah kelompok yang memiliki kohesivitas rendah tidak memiliki ketertarikan interpersonal antar anggota kelompoknya. Kelompok-kelompok yang kohesif lazimnya terdiri dari individu-individu yang termotivasi untuk bersatu, sehingga akibatnya kelompok yang kohesif mengharapkan kelompoknya menunjukan kinerja yang efektif. Setiap kelompok memiliki sasaran dan tujuan yang harus dicapai. Sasaran kelompok belum tentu dapat diterima sepenuhnya oleh para anggota kelompoknya. Disamping itu jika memerlukan kerjasama maka perlu para anggota kelompok masing-masing mau menerima dan mampu bekerja sama dengan anggota kelompok lainnya. Tinggi rendahnya kesepakatan para anggota terhadap sasaran kelompok serta derajat dapatnya saling menerima anggota kelompok lainnya menunjukan derajat kelekatan (cohesiveness) kelompok. Jadi kohesivitas merupakan derajat ketertarikan individu terhadap sebuah kelompok dan membuat individu tersebut ingin berada dalam kelompok. Kohesivitas terbetuk karena adanya kesamaan antar individu dalam kelompok. Individu selalu bertingkah laku sama seperti individu lain dalam kelompok agar dapat diterima dalam kelompok. Setelah semua individu dalam 23 kelompok memiliki kesamaan maka akan terbentuklah sebuah ikatan yang akan membuat individu tersebut bertahan dalam kelompok dan rela mempertahankan keutuhan kelompoknya. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kohesivitas Menurut Baron and Byrne (2003) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kohesivitas, 1. Status di dalam kelompok, kohesivitas sering kali lebih tinggi pada diri anggota dengan status yang tinggi dari pada yan rendah. 2. Usaha yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam kelompok, makin besar usaha makin tinggi kohesivitas. 3. Keberadaan ancaman eksternal atau kompetisi yang kuat, ancaman seperti itu meningkatkan ketertarikan dan komitmen anggota pada kelompok. 4. Ukuran, kelompok kecil cenderung lebih kohesif daripada yang besar. Sedangkan menurut Munandar (2001), beberapa faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok adalah lamanya waktu berada bersama dalam kelompok. Makin lama berada bersama dalam kelompok, makin saling mengenal, makin dapat timbul sikap toleran terhadap orang lain. Dapat ditemukan atau bahkan dikembangkan minat baru yang sama; Penerimaan di masa awal. Maksudnya semakin sulit seseorang diterima di dalam kelompok sebagai anggota, makin lekat atau kohesif kelompoknya. Pada awal masuk biasanya para anggota kelompok yang lama menguji anggota baru dengan cara-cara yang khas oleh kelompoknya; Ukuran kelompok. Makin besar kelompoknya makin sulit terjadi interaksi yang intensif antar para anggotanya sehingga makin kurang kohesif kelompoknya, sebaliknya ukuran kelompok yang kecil memudahkan interaksi yang tinggi; Ancaman eksternal. Kebanyakan penelitian menunjang hasil bahwa kelekatan kelompok akan bertambah jika kelompok mendapat ancaman dari luar; Produktivitas kelompok. Kelompok yang erat hubungannya akan lebih produktif daripada kelompok yang kurang lekat hubungannya. Menurut Faturochman seperti yang diungkapkan oleh Yuasidha (2014) kelompok yang kohesif bila memiliki beberapa hal, yakni setiap anggotanya komitmen tinggi dengan kelompoknya, interaksi di dalam kelompok didominasi kerjasama bukan persaingan, kelompok mempunyai tujuan yang terkait satu dengan yang lainnya dan sesuai dengan perkembangan waktu tujuan yang dirumuskan meningkat, terjadi pertukaran antar anggota kelompok yang sifatnya mengikat, dan ada ketertarikan antar anggota sehingga relasi yang terbentuk menguatkan jaringan relasi di dalam kelompok. Menurut Mc.Dougall seperti yang diungkapkan oleh Yuasidha (2014), kohesivitas kelompok dapat tumbuh jika ada faktor-faktor yang menimbulkannya yaitu kelangsungan keberadaan kelompok (berlanjut untuk waktu yang lama) dalam arti keanggotaan dan peran setiap anggota, adanya tradisi, kebiasaan, dan adat, ada organisasi dalam kelompok. Kesadaran diri kelompok, yaitu setiap anggota tahu siapa saja yang termasuk dalam kelompok, bagaimana caranya ia berfungsi dalam kelompok, bagaimana struktur dalam kelompok, dan sebagainya, pengetahuan tentang kelompok, serta ketertarikan (attachment) kepada kelompok. 24 Pola Interaksi Sosial Pendapat Soekanto seperti yang diungkapkan Sofiyana (2013) pola interaksi sosial merupakan gambaran hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorang dengan kelompok manusia. Interaksi atau proses sosial (hubungan timbal-balik yang dinamis di antara unsur-unsur sosial) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pola interaksi asosiatif dan pola interaksi disosiatif. Pola interaksi asosiatif merupakan proses-proses yang mendorong dicapainya akomodasi, kerjasama, dan asimilasi, yang akan menciptakan keteraturan sosial. Pola interaksi disosiatif merupakan proses-proses yang mengarah kepada terciptanya bentuk-bentuk hubungan sosial yang berupa persaingan (kompetisi), kontravensi ataupun konflik (pertikaian), yang akan menghambat terjadinya keteraturan sosial. 1. Pola interaksi asosiatif a. Akomodasi Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi sosial antara pribadi dan kelompok-kelompok manusia untuk meredakan pertentangan. Akomodasi mempunyai dua aspek pengertian, yaitu: (a) upaya untuk mencapai penyelesaian dari suatu konflik atau pertikaian. Jadi mengarah kepada prosesnya, (b) keadaan atau kondisi selesainya suatu konflik atau pertikaian. Jadi mengarah kepada suatu kondisi berakhirnya pertikaian. Sebagai suatu proses akomodari menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan. b. Kerja sama Suatu usaha bersama antara orang peorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut terus berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut dikemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Kerja sama timbuk karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya (in-group) dan kelompok lainnya (out-group). Kerja sama akan bertambah kuat jika ada hal-hal yang menyinggung anggota/ perorangan lainnya. c. Asimilasi Asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama sehingga kebudayaan-kebudayaan tadi masingmasing berubah wujudnya menjadi kebudayaan campuran. 2. Pola interaksi disosiatif a. Persaingan (kompetisi) Kompetisi adalah kata kerja intrasitive yang berarti yidak membutuhkan objek sebagai korban kecuali ditambah dengan pasangan kata lain seperti against 25 (melawan), over (atas), atau with (dengan). Menurut pendapat Deaux, Dane, & Wrightsman yang dikutip oleh Sofiyan (2013) bahwa kompetisi adalah antivitas mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Individu atau kelompok memilih untuk bekerja sama atau berkompetisi tergantung dari struktur reward dalam suatu nilai. Kompetisi dibagi menjadi dua yaitu: (1) kompetisi internal adalah kompetisi pada organisme dalam satu spesies dan (2) kompetisi eksternal adalah kompetisi pada organisme yang berbeda spesies. b. Kontravensi Kontravensi adalah bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak tenang, baik secara tersembunyi maupun secara terang-terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik. c. Pertentangan (konflik) Konflik berasal dari kata kerja Latin configre yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan ebagai suatu proses sosial anata dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu inetraksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantanya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Karakterisrik Individu Keberadaan teknologi informasi dan telekomunikasi di era globalisasi telah menjadi gaya hidup banyak orang. Salah satunya adalah media komunikasi telepon genggam. Telepon genggam sangat membantu seseorang dalam melakukan komunikasi, seperti menelepon dan mengirim pesan singkat. Seiring dengan perkembangan teknologi, telepon genggam juga mengalami beberapa tambahan fitur-fitur seperti PDA (Personal Digital Assistant), kamera digital, pemutar multimedia, akses internet, bahkan penyedia perangkat lunak perkantoran atau biasa disebut dengan smartphone. Pendapat Conti seperti yang dikutip Putra dan Wamirka fiturfitur dan kemudahan dalam mengakses internet yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja diberikan respon positif oleh para pengadopsi smartphone. Meskipun smartphone memberi manfaat lebeih bagi konsumen, tetapi terdapat beberapa konsumen yang menanggapi dengan penolakan dalam mengadopsi smartphone. Pengguna smartphone diketahui beragam karena adanya perbedaan sifat individu seperti yang dikutip Putra dan Wamirka dari pendapat Rahmati et al. Perbedaan sifat individu yang timbul disebabkan oleh faktor demografi atau faktor sosial ekonomi dan kepribadian konsumen. Berdasarkan faktor-faktor penyebab perbedaan sifat individu maka diambilah indikator yang digunakan untuk mengukur karakteristik individu dalam 26 perilaku penggunaan telepon genggam. Perilaku penggunaan telepon genggam diukur berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan. Perilaku Masyarakat Dalam Pemanfaatan Telepon Genggam Handphone atau telepon genggam adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional, namun dapat dibawa kemana-mana dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel. Telepon genggam mampu memperpendek jarak yang jauh, sehingga dapat saling berkomunikasi pada saat bersamaan. Telepon genggam membantu komunikasi antar individu dan bahkan antar kelompok dengan berbagai fasilitas layanan yang disediakan oleh jasa telekomunikasi. Perilaku masyarakat dalam penggunaan telepon genggam berbeda-beda sesuai kebutuhan masing-masing individu. Sebagian besar individu menggunakan telepon genggam untuk berkomunikasi dengan keluarga ataupun kerabat dan orang-orang yang dikenal, mencari informasi, sosial media, mengerjakan tugas sehari-hari, dan lain-lain. Namun berbeda dengan dengan masyarakat dipedesaan, mereka menggunakan telepon genggam hanya untuk berkomunikasi dengan keluarga dan kerabat yang tempatnya jauh. Seperti penelitian yang dilakukan di Papua yang dilakukan oleh Kogoya (2015) dimana telepon genggam baru masuk dan orang baru mengenal telepon genggam. Mereka menggunakan telepon genggam hanya untuk berkomunikasi. Meskipun banyak fitur yang ada pada telepon genggam mereka tidak pernah menggunakannya karena tidak paham bagaimana cara menggunkan fitur tersebut dan hanya sedikit orang yang tahu dan paham menggunakannya. Namun jika dalam penggunaan telepon genggam tidak ada kontrol dari pengguna makan akan menimbulkan sikap pengguna yang acuh terhadap lingkungan sekitarnya. Seperti penelitian yang dilakukan di Melonguane oleh Mayampoh (2015) menunjukan bahwa dengan masuknya telepon genggam membuat sikap masyarakat berubah dan tidak menghiraukan sekitarnya. Misalnya dijalan, dikerumunan orang yang sedang berkumpul, dirumah, perhatian pengguna tidak lagi pada orang yang ada didekatnya atau salaing menyapa akan tetapi perhatiaannya tertuju pada jari-jarinya yang sedang mengutakatik tombol-tombol telepon genggamnya. Sebagai alat komunikasi telepon genggam menimbulkan dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat. Dampak tersebut dibagi menjadi dua yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak tersebut timbul karena penggunaan telepon genggam yang kurang bijak dan kurang ada pengawasaan. Dampak positif yang ditimbulkan dari penggunaan telepon seperti telepon genggam digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga, orang-orang terdekat, dan juga sahabat, sebagai media informasi yang cepat dan terbaru, dan memberikan kemudahan dalam berbagai hal. Sementara dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan telepon genggam adalah sms-an dengan pacar saat proses belajar mengajar, membuka, menyimpan dan membuat gambar dan video porno, seks bebas, perselingkuhan, dan tidak kriminal. Jadi perilaku masyarakat dalam penggunaan telepon genggam berbeda-beda setiap individunya, tergantung bagaimana cara individu menggunakannya. Individu yang bijak dalam 27 menggunakannya akan mendapatkan manfaat yang baik dari penggunaan telepon genggam. Namu jika dalam penggunaan individu tidak bijak dan tidak ada kontrol maka telepon genggam akan disalah gunakan untuk hal-hal yang tidak baik dan dapat menimbulkan perilaku yang menyimpang. Selain itu penggunaan yang berlebihan akan menyebabkan berkurangnya interaksi dengan orang sekitarnya karena sibuk dengan telepon genggamnya. Pengaruh Telepon Genggam Terhadap Kohesivitas Komunitas Di Pedesaan Utaminingsih (2006) menerangkan bahwa seiring arus globalisasi dengan tuntutan kebutuhan pertukaran informasi yang cepat membuat peranan teknologi komunikasi menjadi sangat penting. Teknologi komunikasi dalam wujud ponsel merupakan fenomena yang paling unik dan menarik dalam penggunaannya. Menurut teori yang dikemukakan oleh Budyatna (2005), penggunaan ponsel dapat mempengaruhi suatu proses yang bersifat transaksional dalam interaksi tatap muka. Dalam kaitannya dengan kohesivitas komunitas masyarakat pedesaan interaksi tatap muka merupakan salah datu indikator yang digunakan untuk mengukur kohesivitas. Seperti penelitian yang dilakukan di Desa Piungun, Papua, menunjukan bahwa interaksi tatap muka dengan cara bertukar informasi antar masyarakat melalui mulut ke mulut membuat masyarakat tersebut menjadi kohesif karena selin bertukar informasi interaksi seperti ini juga menambah kedekatan antar warga. Meskipun telah hadir telepon genggam tidak membuat kohesivitas masyarakat menjadi lemah, sebab mereka menggunakan telepon genggam hanya untuk berkomunikasi dengan keluarga yang jauh, mereka tidak menggunakan telepon genggam untuk mencari informasi maupun bertukar informasi. Mayampoh menambahkan bahwa dengan hadirnya telepon genggam membuat kohesivitas masyarakat semakin menurun. Telepon genggam membuat pengetahuan lokal mulai terpinggirkan dalam berbagai aktivitas kehidupan. Selain itu telepo genggam membuat toleransi antar masyarakat berkurang, perbedaan antara kaya dan miskin semakin terlihat. Namun, berlawan dengan penelitian yang dilakukan oleh Harsha de Silva. Penelitian tersebut menunjukan bahwa dengan hadirnya telepon genggam membuat kohesivitas menjadi lebih tinggi karena intensitas berkomunikasi antar anggota yang memiliki telepon genggam semakin tinggi, sedangkan anggota yang tidak memiliki telepon genggam interaksi antar anggotanya rendah. Selain itu menurut Harsha de Silva telepon genggam membantu untuk mempertahankan dan meningkatkan hubungan sosial. Hal yang sama ditunjukan oleh penelitian Konsbruck Robert Lee bahwa teknologi komunikasi dapat membuat kohesivitas tinggi karena dapat menjaga individu dengan individu lain tetap terhubung selama 24 jam. Jadi telepon genggam dapat menurunkan kohesivitas apabila seseorang menggunakan telepon genggam dengan inensitas yang tinggi dan jarangnya interaksi yang terjadi dengan masyarakat sekitar, karena segala informasi telah didapatkan melalui telepon genggam. Namun telepon genggam juga dapat meningkatkan kohesivitas karena telepon genggam mampu menghubungkan setiap orang meskipun jaraknya yang jauh. Meskipun tidak bertemu orang tetap dapat terhubung dan berinteraksi satu sama lain. 28 SIMPULAN Rangkuman dan Pembahasan Kohesivitas kelompok merupakan tingkat ketertarikan antar anggota kelompok sehingga termotivasi untuk tinggal di dalam kelompok. Cara untuk diterima oleh kelompok sehingga dapat bertahan di dalamnya adalah dengan menjadi seperti orang-orang di dalam kelompok dalam berbagai hal. Kesamaan dengan orang-orang didalam satu kelompok tersebut akan menjadikan anggota satu lebih kompak dengan anggota lain dalam kehidupan berkelompok. Kohesivitas mengikat seluruh anggota kelompok agar tetap berada dalam kelompoknya dan menangkal pengaruh yang menarik anggota agar keluar dari kelompok. Faktor-faktor yang mempengaruhi kohesivitas diantaranya adalah status di dalam kelompok, kohesivitas sering kali lebih tinggi pada diri anggota dengan status yang tinggi dari pada yang rendah; Usaha yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam kelompok, makin besar usaha makin tinggi kohesivitas; keberadaan ancaman eksternal atau kompetisi yang kuat, ancaman seperti itu dapat meningkatkan ketertarikan dan komitmen anggota pada kelompok; Ukuran kelompok kecil cenderung lebih kohesif daripada yang besar. Arus globalisasi yang semakin besar yang sering dikatakan sebagai dunia tanpa batas membuat pertukaran informasi semakin mudah dan membuat peranan teknologi komunikasi (telepon genggam). Telepon genggam adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional, namun dapat dibawa kemana-mana dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel. Dengan hadirnya telepon genggam secara tidak langsung dapat mengubah pola dan perilaku masyarakat dalam berinteraksi dengan sesamanya. Sebagai alat komunikasi telepon genggam menimbulkan dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat. Dampak tersebut dibagi menjadi dua yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yang ditimbulkan dari penggunaan telepon seperti telepon genggam digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga, orang-orang terdekat, dan juga sahabat, sebagai media informasi yang cepat dan terbaru, dan memberikan kemudahan dalam berbagai hal. Sementara dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan telepon genggam adalah smsan dengan pacar saat proses belajar mengajar, membuka, menyimpan dan membuat gambar dan video porno, seks bebas, perselingkuhan, dan tidak kriminal. Dalam kaitannya dengan kohesivitas komunitas masyarakat pedesaan interaksi tatap muka merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kohesivitas. Masuknya telepon genggam dapat mengubah pola atau perilaku masyarakat dalam berkomunikasi tatap muka. Penggunaan telepon genggam dapat meningkatkan kohesivitas karena setiap orang selalu terhubung. Namun dapat juga menurunkan kohesivitas apabila dengan masuknya telepon genggam interaksi sosial masyarakat dengan sekitarnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh indikator penggunaan telepon genggam yakni intensitas penggunaan telepon genggam, lama penggunaan telepon genggam, dan perilaku menggunakan telepon genggam. 29 Usulan Kerangka Analisis Gambar 1. Kerangka Analisis Pengaruh Masuknya Teknologi (Handphone) Terhadap Kohesivitas Komunitas Pedesaan Figure 1 Karakteristik Individu Perilaku Penggunaan Telepon Genggam Intensitas penggunaan telepon genggam Frekuensi penggunaan telepon genggam Pemanfataan telepon genggam Interaksi Interpersonal Intensitas Frekuensi kualitas Kohesivitas komunitas Ukuran kelompok Lama Dalam Kelompok Penerimaan Awal Kelompok Kesamaan anggota kelompok : Mempengaruhi Trust Rasa Kebersamaan Rasa memiliki Saling menyukai 30 Masuknya teknologi berupa telepon genggam ke pedesaan secara tidak langsung membawa perubahan pada masyarakat. Masyarakat tidak perlu lagi bertemu secara langsung jika ingin menanyakan sesuatu atau sekedar memberi kabar, cukup dengan pesan singkat melalui telepon genggam. Hal ini membuat masyarakat dapat terus terhubung satu dengan yang lainnya. Namum di sisi lain dapat mengurangi interaksi sosial dalam masyarakat karena sudah terwakili dengan hadirnya telepon genggam. Masuknya telepon genggam mempengaruhi tingkat kohesivitas komunitas di pedesaan. Masuknya telepon genggam dilihat dari intensitas individu menggunakan telepon genggam dalam sehari, frekuensi penggunaan telepon genggam dalam sehari, dimanfaatkan untuk apa telepon genggam yang dipengaruhi oleh karakteristik individu. Perilaku penggunaan telepon genggam tersebut akan mempengaruhi interaksi interpersonal yang selanjutnya akan mempengaruhi kohesivitas komunitas. Selain interaksi interpersonal kohesivitas komunitas juga dipengaruhi oleh ukuran kelompok, lama dalam kelompok, penerimaan awal kelompok, dan kesamaan anggota kelompok. Kemudian kohesivitas komunitas dilihat dari trust, rasa kebersamaan, rasa memiliki, rasa saling menyukai. Indikator tersebut digunakan untuk mengukur kohesivitas komunitas yang dipengaruhi oleh masuknya telepon genggam ke pedesaan. Pertanyaan Penelitian Selanjutnya Kohesivitas komunitas sebagai upaya yang dibentuk oleh sekelompok komunitas dengan melihat keeratan dan kekuatan yang dibentuk oleh komunitas dan berusaha mempertahankannya dengan menjaga interaksi sosial. Telepon genggam merupakan merupakan alat komunikasi yang yang dapat menghubungkan setiap orang. Masuknya telepon genggam ke pedesaan membuat masyarakat mudah berinteraksi dengan orang dalam bahkan luar wilayah mereka dan mendapat informasi lebih cepat dan banyak dengan kecanggihan fitur-fitur yang ada dalam telepon genggam. Namun kemudahaan dan kecanggihan yang terdapat pada telepon genggam tidak serta merta memberikan pengaruh yang positif dalam kohesivitas kelompok. Apabila masyarakat menggunakan dengan bijak dan seperlunya maka telepon genggam akan dapat meningkatkan kohesivitas komunitas. Namun apabila masyarakat menggunakan telepon genggam terlalu sering dan tidak tahu batasan waktu sehingga tidak menghiraukan sekitar maka dapat menurunkan kohesivitas komunitas. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dapat diambil beberapa pertanyaan untuk menganalisis pengaruh telepon genggam terhadap kohesivitas komunitas pedesaan yaitu: 1. Bagaimana pengaruh karakteristik individu terhadap perilaku penggunaan telepon genggam? 2. Bagaimana perilaku masyarakat pedesaan dalam pemanfataan telepon genggam? 3. Bagaimana pengaruh telepon genggam terhadap kohesivitas komunitas pedesaan? 31 DAFTAR PUSTAKA Al-Mubarok, Iqbal Abdul Latef. 2015. Hubungan Antara Kelekatan Kelompok Dengan Tingkat Kohesivitas Pada Penggemar Idol Group Di Kota Surakarta. [internet]. [dikutip 28 Desember 2015]. Dapat diunduh di http://eprints.ums.ac.id/36799/15/02.%20Naskah%20Publikasi.pdf Alvi, Iflaha. 2010. Hubungan Kohesivitas Kelompok Dengan Tingkat Religiusitas Pengurus OSIS MAN Kandangan Kabupaten Kediri. [skripsi]. [internet]. [dikutip 28 Desember 2015]. Dapat diunduh di http://lib.uinmalang.ac.id/files/thesis/fullchapter/05410105.pdf Baron, Robert A dan Byerne, Donn. 2005. Psikologi Sosial. Edisi Kesepuluh: Jilid 2. Jakarta: Erlangga Basuki dan Isbandi. 2008. Konstruksi Sosial Peran Pemuka Agama Dalam Menciptakan Kohesivitas Komunikasi Sosial di Kota Mataram. [internet]. [dikutip 1 Desember 2015]. Vol 6 (2). Dapat diunduh di jurnal.upnyk.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/34 Dian, A. Elli & Safitri, Ranni Merli. 2011. Hubungan Antara Kohesivitas Kelompok dengan Motivasi Kerja Pegawai Kelurahan di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. [internet]. [dikutip 1 Desember 2015]. 9 (1): 12-20. Dapat diunduh di http://fpsi.mercubuanayogya.ac.id/jurnalilmiah/ Fajrin, Nesy Aryani. 2013. Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Pola Pemikiran Remaja Di Era Globalisasi. [skripsi]. [internet]. [dikutip 29 Desember 2015]. Dapat diunduh di http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12123 Kogoya, Dekinus. 2015. Dampak Penggunaan Handphone Pada Masyarakat: Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Piungun Kecamatan Gamelia Kabupaten Lanny Jaya, Papua. [internet]. [dikutip 2 Desember 2015]. Vol IV (4). Dapat diunduh di http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurna/article/view/8622 Lee, Konsbruck Robert. 2009. Impacts of Information Technology on Society in The New Century. [internet]. [dikutip 4 Desember 2015]. Dapat diunduh di http://www.zurich.ibm.com/pdf/news/Konsbruck.pdf Lutrivano. 2011. Pembangunan Aplikasi Telemarketing Pemasaran Produk Handphone Berbasis Web. [Thesis]. [internet]. [dikutip 29 Desember 2015]. Dapat diunduh di http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/123456789/3491 Mayampoh, Bin Ony. 2012. Perilaku Masyarakat Pengguna Handphone di Melonguane Kabupaten Talaud. [internet]. [dikutip 2 Desember]. Dapat diunduh di : http://download.portalgaruda.org/article.php?article=15567&val=1022 32 Muzaini. 2014. Perkembangan Teknologi Dan Perilaku Menyimpang Dalam Masyarakat Modern. [internet]. [dikutip 3 Desember 2015]. Vol 2 (1). Dapat diunduh di http://journal.uny.ac.id/index.php/jppfa/article/download/2617/2172 Purwaningtyastuti, Wismanto, Bagus dan Suharsono M. 2012. Kohesivitas Kelompok Ditinjau Dari Komitmen Terhadap Organisasi Dan Kelompok Pekerjaan. [internet]. [dikutip 29 Desember 2015]. Vol 1 (2): 179-182. Dapat diunduh di http://journal.unika.ac.id/index.php/pre/article/viewFile/245/236 Putra, I Gusti A G, Warmika, Gede Ketut. Tidak ada tahun. [internet]. [dikutip 12 Januari 2016]. Dapat diunduh di http://ojs.unud.ac.id/index.php/Manajemen/article/view/5697/4542 Schachter, Stanley, Ellertson, Norris, Mcbride, Dorothy, and Gregory, Doris. 2009. An Experimental Study Of Cohesiveness And Productivity. [internet]. [dikutip 4 Desembe 2015]. Dapat diunduh di http://dx.doi.org/10.1177/001872675100400303 Setiawan, Yulianto Budi. 2008. Perkembangan Teknologi Komunikasi. [internet]. [dikutip 4 Desember 2015]. Vol 5 (2): 92-101. Dapat diunduh di http://ilib.usm.ac.id/index.php?b5c7f3c864aa9caaf421881a63affdaa0266c6ee065 1d3c9abf03c5daaf27c7edf8c9cf69385dbd1f0ab92fdb570df7f55cc2e Silva, Harsha de. 2011. Social Influence in Mobile Phone Adoption: Evidence From Te Bottom Of The Pyramid In Emerging Asia. [internet]. [dikutip 2 Desember 2015]. Vol 7 (3): 1-18. Dapat diunduh di http://itidjournal.org/itid/article/viewFile/757/317 Sofiyana, Roudlotul Jannah. 2013. Pola Interaksi Sosial Masyarakat Dengan Waria Di Pondok Pesantren Khusus Al-Fatah Senin Kamis. [skripsi]. [internet]. [dikutip 12 Januari 2016]. Dapat diunduh di http://lib.unnes.ac.id/17149/1/1201408014.pdf Wulansari, Hertina, Hardjajani, Tuti, dan Nugroho, Arista Adi. Tidak ada tahun. Hubungan Antara Komunikasi Yang Efektif Dan Harga Diri Dengan Kohesivitas Kelompok Pada Pasukan Suporter Solo Sejati (Pasoepati). [internet]. [dikutip 28 Desember 2015]. Dapat diunduh di http://candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id/index.php/candrajiwa/article/download/35 /27 Yuasidha, Nurul Rhamadani. 2014. Kohesivitas Penduduk Asli Dan Pendatang Dalam Multikulturisme. [internet]. [dikutip 3 Desember 2015]. Vol 3 (1): 1-35. Dapat diunduh di http://journal.unair.ac.id/kohesivitas-penduduk-asli-dan-pendatangdalam-multikulturalisme-article-6602-media-135-category-.html 33 Zamroni, Muhammad. 2009. Perkembangan Teknologi Komunikasi Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan. [internet]. [dikutip 3 Desember 2015]. Vol X (2). Dapat diunduh di http://digilib.uinsuka.ac.id/8371/1/MOHAMMAD%20ZAMRONI%20PERKEMBANGAN%20T EKNOLOGI%20KOMUNIKASI%20DAN%20DAMPAKNYA%20TERHADAP %20KEHIDUPAN.pdf 34 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Vany Ardianto dilahirkan di Madiun, 24 April 1994. Penulis merupakan anak sulung dari Budi Utomo dan Bibit Insiyah. Penulis menyelesaikan pendidikan SMA di Kabupaten Madiun Jawa Timur dan melanjutkan studinya di Institut Pertanian Bogor, jurusan Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat melalui jalur undangan dan mendapat bantun kuliah Bidik Misi. Selama penulis menimba ilmu di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif diberbagai organisasi mahasiswa dan kepanitiaan. Penulis pernah menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-Ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (HIMASIERA) dan masuk divisi Advertising and Multimedia (AM). Selain itu pernah mengikuti kepanitiaan seperti Connection 2014, Index 2015. Berbagai penghargaan pernah diraih oleh penulis seperti juara 2 badminton Bidik Misi IPB, juara 2 tenis meja Bidik Misi IPB. Penulis mempunyai minat pada bidang teknologi dan olahraga.