Peranan Modal Sosial Dalam Meningkatkan Pengeluaran Konsumsi

advertisement
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
PERANAN MODAL SOSIAL DALAM MENINGKATKAN
PENGELUARAN KONSUMSI PER KAPITA RUMAH TANGGA
Rini Setyastuti
Fakultas Ekonomi
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
[email protected]
ABSTRACT
Generally, social capital is the productive value of a set of social institutions and norms,
including group trust, expected cooperative behaviours with predictable punishments for deviations,
and a shared history of successful collective action, that raises expectations for participation in future
cooperative behavior. These value and norms are believed and done by majority of society members
in the daily livelihood. Moreover, they directly impact on quality of individual life and sustainability
of their communities.
Robert Putnam (1993) defines social capital as a mutual trust value within society members
and between society members and their leader. The social capital is said as a social institution that
involve network, norms and social belief that encourages a social collaboration to achieve their goal.
This paper analyzes the effect the social capital on per capita expenditure. The paper uses data
from Indonesia Family Life Survey, in particular, from the third an forth waves (IFLS3 and IFLS4) and
the household as the unit of analysis. We test whether formal or informal social participation (as a
measure of social capital) increase the probability of families to attract their consumption expenditure.
Employing Ordinary Least Square method, the empirical results seem to support those hypotheses. To
sum up, we can conclude that sosial capital has a positive impact on per capita household expenditure.
Key word : social capital, per capita expenditure, IFLS, household
PENDAHULUAN
Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara ditunjukkan oleh tiga nilai pokok yaitu (1)
berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya (sustenance),(2)
meningkatnya rasa harga diri (self-esteem) masyarakat sebagai manusia, dan (3) meningkatnya
kemampuan masyarakat untuk memilih (freedom for servitude) yang merupakan salah satu dari hak
asasi manusia (Todaro dan Smith,2009). Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa definisi
pembangunan ekonomi menjadi sangat luas bukan hanya sekedar bagaimana meningkatkan pendapatan
nasional (Gross national Product/GNP) per tahun saja. Pembangunan ekonomi bersifat multidimensi,
sehingga dapatlah dikatakan bahwa pembangunan ekonomi adalah setiap kegiatan yang dilakukan suatu
negara dalam rangka mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya. Dari sini dapat
digarisbawahi bahwa secara umum pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang
menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang
disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan.
Chenery dan Syrquin (1975) (dalam Arsyad,2010:13) menyatakan bahwa pembangunan dapat
dipandang sebagai suatu proses transisi multidimensi yang mencerminkan hubungan antar berbagai
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1049
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
proses perubahan di suatu negara. Proses perubahan multidimensional tersebut ditandai oleh proses
transformasi struktural, yang dikelompokkan ke dalam empat proses utama yaitu proses akumulasi,
proses alokasi, proses distribusi dan proses demografis. Dalam proses akumulasi ada tiga jenis modal
yang dibutuhkan, yaitu modal fiskal (capital stock), modal insani (human capital) dan modal sosial
(social capital). Berbeda dengan dua model lainnya yang lebih dulu populer dalam bidang ilmu sosial,
yakni modal fiskal dan modal insani, modal sosial baru eksis bila telah berinteraksi dengan struktur
sosial. Ini jelas berbeda dengan kedua modal sebelumnya, dengan modal fiskal dan modal insani yang
dimiliki seseorang atau perusahaan bisa melakukan kegiatan ekonomi tanpa harus terpengaruh dengan
struktur sosial. Coleman (1988) mendefinisikan modal sosial berdasarkan fungsinya. Coleman
menyatakan bahwa modal sosial bukanlah entitas tunggal, tetapi entitas majemuk yang mengandung
dua elemen, yaitu modal sosial mencakup beberapa aspek dari struktur sosial dan modal sosial
memfasilitasi tindakan dari pelaku –baik individu maupun perusahaan- di dalam struktur tersebut. Dari
pandangan ini, seperti modal lainnya, modal sosial juga bersifat produktif, yaitu membuat pencapaian
tujuan tertentu yang tidak mungkin diraih bila keberadaannya tidak eksis.
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari modal sosial yang dimiliki rumah tangga
terhadap tingkat konsumsi per kapitanya. Dalam hal ini akan diuji modal sosial yang diterjemahkan ke
dalam partisipasi anggota rumah tangga baik formal maupun informal dalam menjamin pengeluaran
konsumsi mereka. Ada beberapa mekanisme untuk melihat bagaimana modal sosial mempengaruhi
hasil. Pertama, pengawasan kinerja pemerintah difasilitasi oleh modal kapital yang lebih besar, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Kedua, peranan kelompok ataupun komunitas dalam
memecahkan masalah dengan elemen ”common property” lokal mempunyai potensi yang sangatlah
penting. Modal sosial mungkin dapat memfasilitasi kerjasama yang lebih besar yang secara langsung
bermanfaat bagi anggota komunitas. Ketiga, penyebaran inovasi dapat difasilitasi dengan hubungan
antar individu. Keempat, aktivitas perkumpulan yang lebih besar dimungkinkan akan meminimumkan
informasi yang tidak sempurna, sehingga biaya transaksi menjadi lebih rendah dan semakin
memperluas transaksi di pasar output, kredit, tanah dan tenaga kerja yang berdampak pada pendapatan
yang lebih tinggi. Yang terakhir, pembagian risiko rumah tangga dan asuransi informal mungkin
mengakibatkan rumah tangga untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi tetapi dengan aktivitas
resiko dan teknik produksi yang lebih besar (Narayan dan Lant,1999:872-873).
RUMUSAN MASALAH
Modal sosial merupakan salah satu dari jenis modal yang dipandang sangat penting dalam
pembangunan ekonomi. Ada banyak kajian mengenai modal sosial yang telah dilakukan selama tiga
dekade terakhir baik oleh ahli ekonomi, ahli politik dan sosiologi, tetapi kajian secara empiris relatif
masih sedikit termasuk penggunaan data mikro. Dengan menggunakan data mikro, semakin dipahami
bagaimana modal sosial yang dimiliki masyarakat dapat mempengaruhi peningkatan kesejahteraan
atau peningkatan pengeluaran per kapita rumah tangga mereka.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1050
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan kebijakan pemerintah dalam
mendorong akumulasi modal sosial, dengan demikian peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat
tercapai.
KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Secara umum modal sosial menunjuk pada nilai dan norma yang dipercayai dan dijalankan oleh
sebagian besar anggota masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, yang secara langsung mempengaruhi
kualitas hidup individu dan keberlangsungan komunitas masyarakat. Robert Putnam (1993)
mendefinisikan modal sosial sebagai suatu nilai mutual trust (kepercayaan) antara anggota masyarakat
dan masyarakat terhadap pemimpinnya. Modal sosial didefinisikan sebagai institusi sosial yang
melibatkan jaringan atau network, norma-norma dan kepercayaan sosial yang mendorong sebuah
kolaborasi sosial untuk kepentingan bersama. Diperlukan adanya suatu social network (ikatan/jaringan
sosial) yang ada dalam masyarakat dan norma yang mendorong produktifitas komunitas. Putnam
melonggarkan pemaknaan asosiasi horizontal, tidak hanya memberikan desirable outcome (hasil
pendapatan yang diharapkan) melainkan juga yang tidak diharapkan.
Pierre Bourdieu (1970) mendefinisikan modal sosial sebagai “ sumber daya aktual dan potensial
yang dimiliki oleh seseorang berasal dari jaringan sosial yang terlembagakan serta berlangsung terus
menerus dalam bentuk pengakuan dan pengenalan timbal balik, atau keanggotaan dalam kelompok
sosial yang memberikan kepada anggotanya berbagai bentuk dukungan kolektif. Dalam pengertian ini
modal sosial menekankan pentingnya transformasi dari hubungan sosial jangka pendek yang rapuh,
seperti pertentangan, pertemanan atau kekeluargaan, menjadi hubungan yang bersifat jangka panjang
yang diwarnai oleh perasaan kewajiban terhadap orang lain.
Menurut Bourdieu(1970) modal sosial merupakan sesuatu yang berhubungan satu dengan yang
lain, baik ekonomi, budaya, maupun bentuk-bentuk sosial kapital (modal sosial) berupa institusi lokal
maupun kekayaan sumber daya alamnya. Modal sosial mengacu pada keuntungan dan kesempatan yang
didapatkan seseorang di dalam masyarakat melalui keanggotannya dalam entitas sosial tertentu
(paguyuban, kelompok arisan, asosiasi tertentu). Sedangkan menurut James Coleman (1988), modal
sosial sebagai “sesuatu yang memiliki dua ciri, yaitu merupakan aspek dari struktur sosial serta
memfasilitasi tindakan individu dalam struktur sosial tersebut. Bentuk-bentuk modal sosial berupa
kewajiban dan harapan, potensi informasi, norma dan sanksi yang efektif, hubungan otoritas , serta
organisasi sosial yang bisa digunakan secara tepat dan melahirkan kontrak sosial.
Hasil konferensi yang dilakukan oleh Michigan State University Amerika Serikat, dijelaskan
bahwa modal sosial adalah “simpati atau rasa kewajiban yang dimiliki seseorang atau kelompok terhdap
orang lain atau kelompok lain yang mungkin bisa menghasilkan potensi keuntungan dan tindakan
prefensial, di mana potensi dan prefensial itu tidak bisa muncul dalam hubungan sosial yang bersifat
egois.
Definisi modal sosial menurut Bardhan(1995) dipahami pula sebagai serangkaian norma,
jaringan dan organisasi di mana masyarakat mendapat akses pada kekuasaan dan sumberdaya, serta di
mana pembuat keputusan dan kebijakan dilakukan. North (1990) dan Olson(1982) menekankan pada
lingkungan sosial politik sebagai modal sosial. Faktor lingkungan berpengaruh pada peluang bagi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1051
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
norma untuk mengembangkan dan membentuk struktur sosial. Jika pandangan Putnam dan Coleman
hanya menekankan pada asosiasi horizontal dan vertikal, North dan Olson menambahkan peran struktur
dan hubungan institusional yang lebih formal, seperti pemerintah, rejim politik, hukum, sistem
peradilan, serta kebebasan sipil dan politik. Sedangkan Narayan dan Lant (1999) mendefinisikan modal
sosial sebagai kualitas dan kuantitas kehidupan yang berkelompok dan norma-norma sosial yang
berhubungan.
Menurut para ekonom, modal sosial mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
(Dasgupta dan Serageldin,2000, dalam Arsyad, 2010 : 14 ). Pada tingkat mikroekonomi, para ekonom
menganggap bahwa modal sosial dapat memperbaiki bekerjanya pasar. Pada tingkat makroekonomi,
para ekonom memperhatikan bagaimana institusi, kerangka hukum, dan peranan pemerintah dalam
mengorganisir produksi mempengaruhi kinerja ekonomi makro. Para ekonom tersebut menganggap
bahwa perbedaan tingkat pendapatan perkapita antar negara tidak dapat dijelaskan oleh distribusi
sumberdaya produktif per kapita tetapi juga oleh institusi dan bentuk-bentuk lain dari modal sosial
seperti rasa saling percaya (trust), kerjasama (cooperativeness) dan jejaring sosial (social network).
Pengaruh modal sosial ini terhadap kinerja perekonomian dapat melalui beberapa mekanisme, antara
lain :
(1) Tingkat kepercayaan (trust) yang tinggi dapat mengurangi biaya transaksi.
(2) Jejaring sosial (social networks) dapat menjadi alat berbagi resiko (risk sharing)
sehingga resiko dapat ditanggung secara bersama tidak hanya ditanggung oleh satu
kelompok atau individu saja.
(3) Modal sosial yang efektif dapat membantu terjadinya proses penyebaran informasi
(information spillover) di antara para anggotanya sehingga dapat mengurangi adanya
ketimpangan informasi.
(4) Jejaring modal sosial mampu menstimulasi anggotanya untuk dapat memecahkan
masalah-masalah kolektif dengan lebih mudah.
Hal lain yang perlu dipahami berkaitan dengan modal sosial ini adalah bahwa modal sosial ini
bukanlah satu warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi dan jika modal tersebut hilang,
maka tidak dapat diciptakan kembali. Sebaliknya, modal sosial adalah sesuatu yang terus menerus dapat
dikembangkan secara spontan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari mereka sehingga
terakumulasi dengan baik.
Modal sosial merupakan modal yang dapat dibangun dari bawah ke atas (bottom up
phenomenon). Modal sosial berasal dari koneksi sosial dan jejaring (networking) yang berasaskan
prinsip kepercayaan, resiprositas sosial (hubungan timbal balik yang saling menguntungkan) dan
norma-norma serta peraturan dalam bertingkah laku. Modal sosial dapat berperan sebagai “perekat
sosial” yang menentukan hubungan dan kualitas hidup dalam suatu masyarakat.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1052
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
STUDI EMPIRIS TERKAIT
Robert Putnam dengan hasil penelitiannya di Italy menemukan bahwa masyarakat suatu
daerah yang cenderung menyukai bergabung dengan klub sepakbola dan kelompok koor gereja ternyata
dapat membuat pemerintah lebih cepat dalam menyelesaikan penggantian klaim kesehatan (dalam
Narayan dan Lant, 1999:872).
Elinor Ostrom(1990) menyatakan bahwa kemampuan kelompok lokal dalam melakukan
kerjasama memberikan peranan yang signifikan. Modal sosial mungkin memfasilitasi kerjasama yang
lebih besar dalam penyediaan jasa yang menguntungkan seluruh anggota dalam komunitas.
Gomez, et.al.(1999) menggunakan data Indonesian family Life Survey (IFLS) tahun 1997 dan
2000 untuk melihat dampak krisis ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan menggunakan
variabel instrumen untuk mengatasi kaisalitas timbal balik dan masalah bias variabel yang diabaikan,
menemukan bahwa tidak ada dampak yang signifikan partisipasi komunitas terhadap kemampuan
rumah tangga dalam mempengruhi pengeluarannya dan menstabilkan konsumsinya.
Narayan dan Lant(1999) menggunakan data Social Capital and Poverty (SCPS) dan data dari
survey yang berbeda untuk menganalisis apakah ada hubungan antara modal sosial dengan pendapatan
rumah tangga di pedesaan Tanzania. Narayan dan Lant menggunakan tiga dimensi dari modal sosial,
yaitu : keanggotaan dalam kelompok, karakteristik kelompok (group) dan nilai-nilai individu dan sikap.
Dari hasil studinya ditemukan bahwa modal sosial berdampak secara signifikan terhadap besarnya
pendapatan rumah tangga pedesaan di Tanzania.
Everett Rogers dalam studinya menyatakan bahwa “partisipasi sosial”, “interkoneksi dengan
sistem sosial” ,”keterbukaan jalur komunikasi interpersonal” dan”rasa kepemilikan terhadap sistem
yang saling berhubungan” adalah berhubungan positif dalam permulaan pengadopsian inovasi.
Hipotesis
Dari uraian di atas, maka tulisan ini akan menguji hipotesis yang menyatakan bahwa modal
sosial mempunyai dampak positif terhadap kenaikan pengeluaran konsumsi per kapita rumah tanga.
Semakin tinggi kepemilikan modal sosial dalam masyarakat, semakin besar pula peningkatan
kesejahteraannya.
METODA PENELITIAN
Sampel dan Data Penelitian
Data yang digunakan adalah data Indonesian Family Life Survey (IFLS) tahun 2000 dan 2007
(IFLS3 dan IFLS4). Data IFLS merupakan data yang terlengkap dan representatif dari studi longitudinal
yang mencakup 13 dari 27 propinsi di Indonesia, sehingga dapat dikatakan bahwa IFLS merupakan
sumber data yang sangat komplit.
Variabel Independen
Variabel modal sosial sebagai variabel independen dalam penelitian ini diwakili oleh data
partisipasi masyarakat. Ada dua jenis partisipasi, yaitu aktivitas formal dan informal. Aktivitas formal
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1053
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
diartikan sebagai aktivitas yang diadakan oleh organisasi atau hirarki yang jelas seperti pemerintah desa,
lembaga desa (LKMD), rukun tetangga (RT/RW), perkumpulan ibu-ibu (PKK). Juga termasuk
beberapa aktivitas lain seperti keamanan (siskamling), gotong royong, sistem pembuangan sampah
kolektif dan posyandu.
Aktivitas informal dimisalkan seperti arisan (dalam hal ini lebih ditekankan pada kebersamaan
rutin, mengembangkan dan penguatan modal sosial dan jaringan). Data partisipasi yang digunakan
adalah data jumlah partisipasi formal maupun informal dalam setiap rumah tangga. Data dalam bentuk
first different (perubahan dari tahun 2000 ke 2007), di samping jumlah partisipasinya, dalam analisis
juga memasukkan berapa jumlah uang yang dikeluarkan responden dalam kegiatan tersebut.
Variabel Dependen
Variabel yang digunakan adalah perubahan pengeluaran riil rumah tangga perkapita rata-rata
per bulan antara tahun 2000 dan 2007 yang direpresetasikan dalam bentuk logaritma.
Variabel Penjelas (Variabel Kontrol lainnya)
Selain variabel independen modal sosial, dalam estimasi persamaan juga digunakan variabel
independen lain sebagai variabel kontrol. Variabel yang digunakan adalah variabel kondisi rumah
tangga seperti besarnya aset pada tahun 2000 (dalam bentuk logaritma), jumlah anak di bawah 5 tahun,
jumlah anak yang berumur antara 5 sampai dengan 10 tahun, partisipasi mula-mula di tahun 2000 baik
partisipasi formal maupun informal, jumlah anggota rumah tangga menurut pendidikannya. Variabel
dummy untuk daerah perkotaan atau pedesaan dan variabel dummy provinsi digunakan sebagai kontrol
untuk mengatasi heterogenitas daerah. Ini sangat penting karena penduduk Indonesia tidak terdistribusi
secara merata. Sekitar 70 persen dari penduduk tinggal di Pulau Jawa,yang merupakan hanya 7 persen
dari luas daratan Indonesia. Sebagai akibatnya, tahap pertumbuhan sangat bervariasi antar daerah
(Lanjouw et.al.,2001).
Deskripsi Data
Data yang digunakan adalah data dari IFLS3 dan IFLS4, berikut ini adalah diskripsi data yang
digunakan dalam penelitian ini. Data pengeluaran per kapita dihitung berdasarkan pengeluaran rumah
tangga baik makanan maupun non makanan, dan dirata-rata sesuai dengan jumlah anggota keluarga.
Dapat dilihat di tabel 1, dalam tabel ini ditunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran per kapita meningkat
dari tahun 2000 ke 2007. Untuk 20% responden termiskin (kuantil 1) peningkatannya lebih dari dua
kali lipat pengeluaran di tahun 2000, demikian juga untuk kuantil yang lainnya.
Tabel 1
Rata-rata Pengeluaran Riil per Kapita Rumah Tangga dan Karakteristik RumahTangga
Variabel
Tahun 2000
Pengeluaran per kapita
Rata-rata
(Rupiah)
Standar error
264.619,6
75.986,87
Kuantil 1(termiskin)
Tahun 2007
Rata-rata
Standar error
(Rupiah)
605.162
167.498
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1054
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
Kuantil 2
466.510,5
53.545,13
1.045.918
113.024
Kuantil 3
673.752,4
69.931,16
1.483.466
142.720
Kuantil 4
1.007.650
135.989,1
2.154.090
269.820
Kuantil 5
2.172.531
896.751,8
4.603.050
2.489.382
Pendidikan Kepala Rumah 6,577
Tangga (dalam tahun)
4,651
7,381
4,515
Umur Kepala Rumah Tangga
14,900
44,283
15,358
Rumah 5,408
2,678
6,383
2,897
1,826
1,810
1,578
1,768
Karakteristik Rumah Tangga
Jumlah
Tangga
Anggota
Jumlah Anak
45,346
Sumber : Hasil Perhitungan, tidak dilampirkan
Dari data karakteristik rumah tangga, ditunjukkan bahwa rata-rata pendidikan kepala rumah
tangga juga meningkat meskipun peningkatannya tidak terlalu besar yaitu dari 6 tahun menjadi 7 tahun.
Demikian juga untuk jumlah anggota keluarga.
Tabel 2 menggambarkan kondisi partisipasi masyarakat. Partisipasi Formal dihitung dari
jumlah partisipasi anggota keluarga dalam aktivitas yang diadakan oleh organisasi atau hirarki yang
jelas seperti pemerintah desa, lembaga desa (LKMD), rukun tetangga (RT/RW), perkumpulan ibu-ibu
(PKK). Juga termasuk beberapa aktivitas lain seperti keamanan (siskamling), gotong royong, sistem
pembuangan sampah kolektif dan posyandu.
Partisipasi kegiatan informal dihitung berdasarkan kegiatan arisan yang diikuti oleh anggota
keluarga. Dapat dilihat dari tabel 2 adanya peningkatan rata-rata partisipasi kegiatan formal dari tahun
2000 ke tahun 2007, namun jika dilihat dari rata-rata uang yang dikeluarkan untuk kegiatan ini pada
tahun 2007 mengalami penurunan. Tidak seperti rata-rata kegiatan formal, untuk kegiatan informal
(arisan), di tahun 2007 mengalami penurunan, tetapi untuk jumlah nominal uang yang dikeluarkan
mengalami peningkatan, bahkan lebih dari empat kali lipat dibanding tahun 2000.
Partisipasi
Tabel 2
Partisipasi Masyarakat
Tahun 2000
Tahun 2007
Rata-rata
Rata-rata
Jumlah Partisipasi Formal per Rumah Tangga
7,2279
8,0275
Jumlah Partisipasi Informal per Rumah Tangga
8,808
1,8594
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1055
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
Jumlah Uang yang dikeluarkan dalam Partisipasi Formal
(dalam rupiah)
33.414,4
Jumlah Uang yang dikeluarkan dalam Partisipasi Informal 84.698
(dalam rupiah)
29.240
420.504
Sumber : Hasil Perhitungan, tidak dilampirkan
Salah satu variabel kontrol yang digunakan adalah besarnya aset yang dimiliki oleh rumah
tangga. Pada tabel 3 di bawah ini ditunjukkan bahwa untuk 20% responden dengan aset terendah
memiliki rata-rata kepemilikan aset sebesar Rp. 838.830,00, namun jika dilihat nilai standar error-nya
yang relatif besar, dapat dikatakan bahwa distribusi data dalam kuantil 1 sangatlah timpang. Hal ini
menunjukkan data kepemilikan aset yang dimiliki oleh responden di kuantil 1 sangatlah bervariasi. Jika
dibandingkan dengan data responden pada kuantil di atasnya menjadi sangat jelas bahwa variasi data
kepemilikan aset sangatlah lebar.
Tabel 3
Deskripsi Aset yang Dimiliki Tahun 2000
Variabel
Tahun 2000
Aset yang dimiliki
Rata-rata
Standar error
(Rupiah)
Kuantil 1 (terendah)
838.860,4
664.224,1
Kuantil 2
4.636.427
1.534.861
Kuantil 3
11.800.000
2.677.261
Kuantil 4
28.200.000
7.713.456
Kuantil 5
144.000.000
45.500.000
Sumber : Hasil Perhitungan, tidak dilampirkan
Strategi Empirik
Hipotesis yang menyatakan bahwa modal sosial yang ditunjukkan oleh besarnya partisipasi
akan menciptakan jaminan informal atau risk sharing. Dengan demikian, diperkirakan bahwa orang
dengan modal sosial yang lebih tinggi akan mengalami goncangan pengeluaran yang lebih rendah, dan
mempunyai kemampuan yang lebih tinggi untuk melakukan consumption smoothing. Dengan modal
sosial yang lebih tinggi orang dapat mempertahankan pengeluaran konsumsinya dan dalam jangka
panjang peningkatan pengeluaran konsumsi tetap dapat terjaga.
Model yang digunakan dalam paper ini sebagian mengadopsi model dari Gomez, et al.(2006)
dengan melakukan perubahan-perubahan, seperti penambahan set variabel kontrol jumlah balita (di
bawah 5 tahun) dan jumlah anak antara 5 sampai 10 tahun, dan penggunaan variabel independen dalam
bentuk first different . Dengan demikian persamaan yang akan diestimasi menjadi :
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1056
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
βˆ†π»π»πΈπ‘‹π‘ƒπ‘– = π›½π‘œ + 𝛽𝑖 π›₯𝑃𝐴𝑅𝑇𝐼𝐢𝑖 + 𝛽𝑖 π›₯𝐻𝐻𝐼𝑁𝐢𝑖 + 𝛽𝑖 π΄π‘π‘Œπ‘ƒπ΄π‘…π‘‡πΌπΆπ‘– ∗ π›₯𝐼𝑁𝐢𝑖 + ∑𝑛𝑖=1 𝛾𝑖 𝑋𝑖 + πœ€ i
Di mana :
ΔHHEXPi
: perubahan pengeluaran riil per kapita (dalam log)
ΔPARTICi
: perubahan jumlah partisipasi yang diikuti (baik formal maupun informal ataupun total
pertisipasi)
ΔHHINCi
: perubahan pendapatan rumah tangga (dalam rupiah)
ΔANYPARTICi*ΔINCi: Dummy variabel partisipasi dikalikan dengan selisih pendapatan
Xi
: set variabel kontrol
εi
: error term
Persamaan di atas dianalisis menggunakan analisis regresi OLS (Ordinary Least Square), dengan
demikian parameter untuk masing-masing variabel dapat diestimasi.
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan estimasi persamaan regresi didapatkan hasil seperti dalam tabel 4 berikut
ini. Dari hasil estimasi dapat dilihat bahwa nilai F satistik dari seluruh persamaan yang diestimasi
menunjukkan nilai yang relatif besar. Nilai probabilitas value dari nilai F statistik mengindikasikan
bahwa model regresi yang diestimasi dapat dikatakan baik karena terbukti bahwa variabel dependen
yang digunakan (perubahan pengeluaran per kapita) dapat dijelaskan oleh variabel independennya
(perubahan partisipasi, perubahan pendapatan dan set variabel kontrol lainnya).
Dari tabel 4 juga dapat dilihat bahwa , persamaan 1, 2,3 dan 4 menunjukan bahwa perubahan
modal sosial, yaitu dalam bentuk perubahan jumlah partisipasi masyarakat berpengaruh secara
signifikan terhadap besarnya perubahan pengeluaran per kapita masyarakat (dengan tingkat signifikansi
1 persen). Koefisien regresi menunjukkan nilai yang positif, berarti sesuai dengan hipotesis yang telah
disusun dalam tulisan ini. Dengan kata lain ada pengaruh positif besarnya modal sosial yang dimiliki
masyarakat terhadap kenaikan pengeluaran perkapita masyarakat. Meningkatnya partisipasi masyarakat
berdampak pada peningkatan perubahan pengeluaran per kapita masyarakat. Perubahan modal sosial
yang ditunjukkan dengan perubahan partisipasi masyarakat dalam aktivitas formal maupun informal
dan partisipasi total menunjukkan hasil yang konsisten. Meningkatnya perubahan partisipasi kegiatan
formal masyarakat sebesar satu kegiatan, akan meningkatkan perubahan pengeluaran per kapita
masyarakat sebesar 2,1 persen. Demikian pula jika ada peningkatan kegiatan arisan sebesar 1 kegiatan
maka akan meningkatkan perubahan pengeluaran per kapita sebesar 4,5 persen, dengan asumsi ceteris
paribus. Secara keseluruhan jika terjadi kenaikan perubahan partisipasi baik formal maupun informal,
maka akan berdampak pada peningkatan pengeluaran per kapita sebesar 1,9 persen sampai dengan 4,5
persen.
Dalam persamaan juga dapat ditunjukkan bahwa meningkatnya pendapatan dalam rumah
tangga juga merupakan salah satu sumber dari peningkatan pengeluaran per kapita masyarakat. Secara
teoritis dapat dijelaskan bahwa pendapatan berpengaruh pada besarnya pengeluaran masyarakat.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1057
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
Peningkatan perubahan pendapatan dapat meningkatkan perubahan pengeluaran perkapita masyarakat
berkisar 19-20 persen (dapat dilihat dari persamaan 1,2,3 dan 4).
Tabel 4
Hasil Estimasi Persamaan Regresi
Variabel Dependen : perubahan log pengeluaran per kapita rumah tangga tahun 2000-2007
Variabel
Independen
Hasil estimasi Persamaan dengan OLS
1
2
3
4
5
6
7
8
Perubahan Jumlah 0.0211
Partisipasi Formal
(0.001)
0.01966
0.0216
0.0205
(0.001)
(0.001)
(0.001)
Partisipasi Formal 0.0111
2000
(0.001)
0.00897
0.01266
0.0108
(0.001)
(0.002)
(0.002)
Perubahan uang 5.0e-09
yang dikeluarkan
(4.9e09)
-2.6e-09
-5.3e-09
-4.8e-09
(4.9e09)
(4.9e09)
(4.9e09)
Uang
yang 3.5e-09
dikeluarkan 2000
(2.1e08)
-5.1e-09
4.0e-09
2.9e-09
(2.1e08)
(2.0e08)
(2.0e08)
Perubahan
Partisipasi
Informal
0.0458
0.02362
0.0412
0.0167
(0.006)
(0.006)
(0.006)
(0.006)
Partisipasi
Informal 2000
0.0450
0.02322
0.0405
0.0163
(0.005)
(0.006)
(0.006)
(0.006)
Perubahan
arisan
2.2e-08
2.1e-08
2.4e-08
2.7e-08
(6.2e09)
(3.7e09)
(3.7e09)
(3.7e09)
2.3e-08
2.5e-08
2.2e-08
2.5e-08
(3.8e09)
(6.1e09)
(6.1e09)
(6.0e09)
uang
Uang arisan 2000
Perubahan
Partisipasi
0.0195
0.0198
(0.001)
(0.001)
Total partisipasi
0.0158
0.0164
(0.001)
(0.001)
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1058
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
Perubahan
pendapatan
0.1973
0.2020
0.2028
0.1940
0.1780
0.1837
0.1811
0.1757
(0.025)
(0.024)
(0.216)
(0.233)
(0.233)
(0.235)
(0.215)
(0.232)
Pendapatan 2000
0.2399
0.2356
0.2429
0.232
0.2143
0.692
0.2174
0.208
(0.008)
(0.008)
(0.008)
(0.008)
(0.008)
(0.008)
(0.008)
(0.008)
Perubahan
-0.020
pendapatan
*
(0.023)
Dummy partisipasi
formal
-0.018
-0.0274
-0.0172
-0.0125
-0.011
-0.0169
-0.0107
(0.023)
(0.021)
(0.023)
(0.023)
(0.023)
(0.021)
(0.023)
Perubahan
0.0116
pendapatan
*
(0.008)
Dummy partisipasi
informal
0.0025
0.0133
0.0021
0.0085
0.0008
0.0098
0.0006
(0.008)
(0.008)
(0.008)
(0.008)
(0.009)
(0.008)
(0.008)
Pengeluaran tahun -0.688
2000
(0.011)
-0.688
-0.693
-0.692
-0.7045
-0.701
-0.707
-0.707
(0.012)
(0.011)
(0.012)
(0.012)
(0.012)
(0.012)
(0.012)
Log asset 2000
0.0283
0.0296
0.0247
0.0269
0.0245
0.0275
0.0214
0.0234
(0.005)
(0.005)
(0.005)
(0.005)
(0.005)
(0.005)
(0.005)
(0.005)
0.1302
0.1234
0.1237
0.1281
0.1081
0.1060
0.1024
0.1082
(0.0138)
(0.0141)
(0.0139)
(0.0138)
(0.014)
(0.0142)
(0.0139) (0.0139)
Jumlah anak di -0.0063
bawah 5 tahun
(0.044)
-0.0218
-0.0135
-0.0053
0.0516
0.0656
0.0473
0.0539
(0.044)
(0.043)
(0.044)
(0.047)
(0.048)
(0.046)
(0.047)
Jumlah anak umur -0.0724
5-10 tahun
(0.0352)
-0.0615
-0.0769
-0.0662
0.0307
0.0650
0.0245
0.0346
(0.0357)
(0.034)
(0.035)
(0.042)
(0.043)
(0.040)
(0.042)
Pendidikan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Propinsi
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Agama
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Constanta
5.692
5.816
5.7343
5.8666
6.372
6.396
6.397
6.511
(0.136)
(0.139)
(0.136)
(0.139)
(0.149)
(0.152)
(0.149)
(0.149)
R2
0.4096
0.3938
0.4095
0.4176
0.4205
0.4012
0.4201
0.4277
F
324.45
302.30
385.99
256.72
245.40
226.54
277.56
206.92
Observasi
6063
6063
6063
6063
6063
6063
6063
6063
Variabel Kontrol
Urban
Sumber : Hasil Estimasi, tidak dilampirkan
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1059
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
Keterangan : angka di dalam kurung menunjukkan besarnya standar error, **signifikan pada α 1%, dan
* signifikan pada α5%.
Dengan menambahkan variabel kontrol pendidikan, hasil estimasi persamaan yang didapatkan
dapat dikatakan konsisten. Nilai F satistik tetap berada pada daerah penolakan hipotesis nul (nilai
probabilitas value lebih kecil dari nilai signifikansi yang digunakan yaitu 1 persen). Hal ini berarti
bahwa model yang diestimasi benar dan hasilnya dapat diinterpretasikan. Perubahan partisipasi baik
formal maupun informal tetap konsisten berpengaruh terhadap perubahan besarnya pengeluaran per
kapita. Nilai koefisien regresi menunjukkan arah positif yang berarti semakin besar modal sosial yang
diterjemahkan dalam banyaknya partisipasi, semakin besar pula peningkatan pengeluaran masyarakat.
Dari persamaan di atas (persamaan 5,6,7 dan 8) ditunjukkan bahwa perubahan pengeluaran masyarakat
yang diakibatkan oleh peningkatan modal sosial ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi yang berkisar
antara 1,9 sampai dengan 4,1 persen .
Dengan menambahkan variabel kontrol propinsi pada persamaan 9,10,11, dan 12 ternyata hasil
yang didapatkan tetap sama, dalam arti perubahan modal sosial tetap berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap perubahan pengeluaran per kapita. Besarnya koefisien tidak berbeda secara
signifikan, yaitu berkisar antara 2 persen sampai dengan 6,5 persen . Variabel kontrol dari setiap
propinsi (12 dummy propinsi, dengan base variable Propinsi DKI) menunjukkan nilai koefisien yang
signifikan, hal ini mengindikasikan bahwa di masing-masing propinsi mempunyai pola perubahan
pengeluaran yang bervariasi, sehingga internalisasi dummy propinsi ke dalam model merupakan hal
yang sangat bermanfaat.
Persamaan 13, 14, 15 dan 16 memasukkan variabel kontrol agama yaitu agama Islam, Katolik,
Kristen dan Hindu (Agama Budha sebagai base variable). Dalam estimasi persamaan didapatkan
keempat variabel dummy agama ini tidak dapat menjadi variabel dummy yang tepat mengingat
mayoritas masyarakat (sekitar 90 persen) menganut agama Islam, sehingga hasil yang didapatkan tidak
optimal. Secara teknis ini dapat dimengerti karena kurang dari 10 persen data terbagi dalam 3 variabel
dummy, sehingga terlalu banyak nilai dummy sama dengan nul dan membuat koefisien tidak dapat
diestimasi. Jalan keluar yang digunakan adalah hanya menggunakan satu variabel dummy agama, yaitu
agama Islam (Islam=1 dan Non Islam=0).
Dari hasil estimasi regresi didapat bahwa hasil estimasi tidak jauh berbeda dengan hasil
estimasi sebelumnya. Rata-rata dampak modal sosial terhadap perubahan pengeluaran per kapita
masyarakat tetap berada pada kisaran angka 2 - 4,5 persen . Ini menunjukkan bahwa model yang
digunakan robust, karena menunjukkan hasil yang konsisten.
Tabel 5
Hasil Estimasi Persamaan Regresi (lanjutan)
Variabel Dependen : perubahan log pengeluaran per kapita rumah tangga tahun 2000-2007
Variabel
Independen
Hasil estimasi Persamaan dengan OLS
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1060
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
9
10
11
12
13
14
15
16
Perubahan
Jumlah
Partisipasi
Formal
0.0227
0.0204
0.0211
0.01957
(0.001)
(0.001)
(0.001)
(0.001)
Partisipasi
Formal 2000
0.0159
0.0126
0.0119
0.0095
(0.001)
(0.001)
(0.001)
(0.001)
Perubahan
-4.6euang
yang 09
dikeluarkan
(4.9e09)
-4.0e-09
-5.4e-09
-4.9e-09
(4.9e09)
(5.0e09)
(4.9e09)
Uang yang -5.7edikeluarkan
09
2000
(2.0e08)
3.5e-09
5.7e-09
4.3e-09
(2.1e08)
(2.1e08)
(2.0e08)
Perubahan
Partisipasi
Informal
0.0652
0.0423
0.0462
0.0239
(0.006)
(0.006)
(0.006)
(0.006)
Partisipasi
Informal
2000
0.0659
0.0431
0.0458
0.02383
(0.006)
(0.006)
(0.006)
(0.006)
Perubahan
uang arisan
1.8e08
2.0e-08
2.3e-08
2.6e-08
(3.7e09)
(3.7e09)
(3.7e09)
1.9e-08
2.3e-08
2.5e-08
(6.0e09)
(6.2e09)
(6.0e09)
(3.7e09)
Uang arisan
2000
1.7e08
(3.7e09)
Perubahan
Partisipasi
0.0217
0.0195
(0.001)
(0.001)
Total
partisipasi
0.0201
0.0162
(0.001)
(0.001)
Perubahan
pendapatan
0.1866
0.1833
0.1933
0.1805
0.1925
(0.023)
(0.232)
(0.211)
(0.022)
(0.234)
0.196
0.1995
0.1890
(0.216)
(0.232)
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1061
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
(0.0235
)
Pendapatan
2000
0.229
0.220
0.2285
0.2175
0.240
-0.236
0.2433
0.232
(0.008)
(0.008)
(0.008)
(0.008)
(0.008)
(0.008)
(0.008)
(0.008)
Perubahan
-0.0184
pendapatan *
(0.023)
Dummy
partisipasi
formal
0.0102
-0.0268
-0.0135
-0.0167
-0.0133
-0.0251
-0.0133
(0.021)
(0.023)
(0.023)
(0.023)
(0.0213
)
(0.023)
Perubahan
0.0140
pendapatan *
(0.008)
Dummy
partisipasi
informal
0.0010
0.0110
0.0006
0.0136
0.0038
0.0142
0.0033
(0.008)
(0.008)
(0.008)
(0.008)
(0.008)
(0.008)
(0.008)
(0.023)
Variabel Kontrol
Pengeluaran
tahun 2000
-0.720
-0.720
-0.727
-0.727
-0.693
-0.693
-0.698
-0.697
(0.012)
(0.012)
(0.012)
(0.012)
(0.012)
(0.011)
(0.012)
(0.012)
Log asset
0.0374
0.0390
0.0345
0.0360
0.0264
0.0278
0.0227
0.0247
(0.005)
(0.005)
(0.004)
(0.005)
(0.005)
(0.005)
(0.005)
(0.005)
0.1144
0.1090
0.1087
0.1100
0.132
0.1253
0.1253
0.1297
(0.0143
)
(0.0145
)
(0.0142
)
(0.0142
)
(0.0138
)
(0.0140
)
(0.0138
)
(0.0138
)
Jumlah anak 0.0044
di bawah 5
(0.043)
tahun
-0.0170
-0.0007
0.0033
-0.0017
-0.0171
-0.0088
-0.0008
(0.044)
(0.042)
(0.043)
(0.044)
(0.044)
(0.043)
(0.044)
Jumlah anak -0.0666
umur 5-10
(0.034)
tahun
-0.0502
-0.0658
-0.0575
-0.071
-0.0601
-0.0749
-0.0649
(0.035)
(0.033)
(0.034)
(0.035)
(0.035)
(0.034)
(0.035)
Pendidikan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Propinsi
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Agama
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Constanta
6.2383
6.4163
6.383
6.535
5.9108
6.050
5.9639
5.8666
(0.1699
)
(0.173)
(0.169)
(0.171)
(0.139)
(0.141)
(0.139)
(0.135)
0.4369
0.4215
0.4394
0.4471
0.4142
0.3979
0.4145
0.4226
Urban
R2
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1062
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
F
175.18
164.62
192.47
159.10
307.22
287.09
361.27
247.53
Observasi
6063
6063
6063
6063
6063
6063
6063
6063
Sumber : Hasil Estimasi, tidak dilampirkan
Keterangan : angka di dalam kurung menunjukkan besarnya standar error, **signifikan pada α 1%, dan
* signifikan pada α5%.
Hasil estimasi dengan menggunakan semua variabel kontrol dapat dillihat dari tabel 6 berikut
ini. Terlihat bahwa besarnya perubahan modal sosial akan berdampak pada perubahan pengeluaran per
kapita penduduk. Koefisien regresi tetap berada pada kisaran antara 2-4 persen , ini berarti
meningkatnya 1 satuan perubahan modal sosial akan meningkatkan pengeluaran per kapita antara 2-4
persen .
Tabel 6
Hasil Estimasi Persamaan Regresi (lanjutan)
Variabel Dependen : perubahan log pengeluaran per kapita rumah tangga tahun 2000-2007
Variabel Independen
Hasil estimasi Persamaan dengan OLS
17
Perubahan Jumlah Partisipasi Formal
Partisipasi Formal 2000
Perubahan uang yang dikeluarkan
Uang yang dikeluarkan 2000
Perubahan Partisipasi Informal
Partisipasi Informal 2000
Perubahan uang arisan
Uang arisan 2000
18
19
20
0.02376
0.02172
(0.00119)
(0.00122)
0.01813
0.01500
(0.00160)
(0.00166)
-4.42e-09
-3.84e-09
(4.85e-09)
(4.81e-09)
6.63e-09
4.67e-09
(2.00e-08)
(1.99e-08)
0.06027
0.03477
(0.0061)
(0.00613)
0.06143
0.03593
(0.0059)
(0.00598)
1.82e-08
2.04e-08
(3.7e-09)
(3.61e-09)
1.62e-08
1.82e-08
(6.04e-09)
(5.89e-09)
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1063
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
Perubahan Partisipasi
0.02246
(0.00109)
Total partisipasi
0.02135
(0.00115)
Perubahan pendapatan
0.16273
0.16299
0.16876
0.15879
(0.02286)
(0.02313)
(0.02104)
(0.02268)
0.20191
0.19854
0.20029
0.19192
(0.00855)
(0.00875)
(0.00850)
(0.00854)
Perubahan pendapatan * Dummy partisipasi -0.07824
formal
(0.02258)
-0.00049
-0.01461
-0.00386
(0.02283)
(0.02076)
(0.02243)
Perubahan pendapatan * Dummy partisipasi 0.01178
informal
(0.00803)
-0.00061
0.07715
-0.00093
(0.00867)
(0.00835)
(0.00845)
-0.7392
-0.7337
-0.74532
-0.74438
(0.01178)
(0.01188)
(0.01173)
(0.01172)
0.03295
0.03616
0.03038
0.03189
(0.00472)
(0.00477)
(0.00469)
(0.00469)
0.09348
0.09316
0.08834
0.09150
(0.01434)
(0.01461)
(0.01425)
(0.01425)
0.04421
0.05250
0.04025
0.04241
(0.04615)
(0.04699)
(0.04484)
(0.04581)
0.01536
0.05541
0.01516
0.01938
(0.0412)
(0.04190)
(0.03927)
(0.04091)
Pendidikan
Ya
Ya
Ya
Ya
Propinsi
Ya
Ya
Ya
Ya
Agama
Ya
Ya
Ya
Ya
Constanta
7.0493
7.04233
7.17922
7.44387
(0.1815)
(0.1849)
(0.1805)
(0.1172)
R2
0.4503
0.4305
0.4525
0.4588
F
151.46
139.86
163.79
139.90
Pendapatan 2000
Variabel Kontrol
Pengeluaran tahun 2000
Log asset 2000
Urban
Jumlah anak di bawah 5 tahun
Jumlah anak umur 5-10 tahun
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1064
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
Observasi
6063
6063
6063
6063
Sumber : Hasil Estimasi, tidak dilampirkan
Keterangan : angka di dalam kurung menunjukkan besarnya standar error, **signifikan pada α 1%, dan
* signifikan pada α5%.
Besarnya koefisien determinasi dari estimasi persamaan regresi yang berkisar sebesaar 40
persen menunjukkan bahwa besarnya perubahan pengeluaran per kapita masyarakat dapat dijelaskan
oleh variabel perubahan modal sosial beserta variabel kontrol lainnya sebesar kurang lebih 40 persen.
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI
Simpulan
Dari hasil analisis estimasi persamaan regresi dengan menggunakan metode OLS (Ordinary
Least Square) dapat ditunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara besarnya perubahan
modal sosial terhadap perubahan pengeluaran per kapita masyarakat. Modal sosial yang dihitung
sebagai bentuk partisipasi masyarakat baik formal maupun informal masing-masing memberikan hasil
estimasi yang konsisten. Penggunaan variabel kontrol semakin memperkaya hasil estimasi yang ada.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk meningkatkan konsumsi per kapita masyarakat maka
modal kapital ini dapat menjadi salah satu prioritas yang harus diperhatikan baik masyarakat maupun
pemerintah.
Keterbatasan dan Saran
Ada beberapa keterbatasan yang harus diperhatikan dalam tulisan ini, terutama dalam
penyusunan model maupun dalam pendefinisian variabel yang dipakai, yaitu antara lain:
1. Dalam penelitian ini hanya dilihat hubungan satu arah yaitu pengaruh modal sosial
terhaap pengeluaran konsumsi. Padahal dimungkinkan juga bahwa pengeluaran
konsumsi mempunyai hubungan timbal balik .
2. Masalah endogenitas kemungkinan dapat timbul, karena ada kemungkinan bahwa
partisipasi (modal sosial) dapat dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukkan ke
dalam sehingga akan tertangkap ke dalam error.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1065
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin, 2010, Ekonomi Pembangunan, Edisi 5, UPP STIM YKPN
Bardhan, Pranab, 1989, “Alternative Approachs to the Theory on Institutions in Economic
Development”, dalam Pranab Bardhan. (ed.), The Economic Theory of Agrarian Institution, Clarendon
press, Oxford
Coleman, James. S., 1988, “Social Capital in the Creation of Human Capital”, American Journal of
Sociology, Vol 94 Supplement S95-S120 diakses dari www.jstor.org
Dinda, S., 2008, “Social Capital in the Creation of Human Capital and Economic Growth: A Productive
Consumption Approach”, Journal for Socio-Economics, 37(5), pp. 2020-2033
Gomez, Tania Begago, Alan Fuchs, dan Ari Perdana, 2006, “Better Together-or not? Community
Participation, Consumption smoothing and Household Head Employment in Indonesia”, CSIS
Working Paper
Lanjouw,P.,Pradhan, M. Saadah F., Sayed, H., Sparrow R., 2001, Poverty, Education and Health in
Indonesia : Who Benefit from public Spening?, Policy Research Working Paper 2739, World Bank
Narayan, Deepa dan lant Pritchett, 1999, “ Cents and Sociability: Household Income and Social Capital
in Rural Tanzania” Economic Development and Culture Change, Vol.47. No.4, July 1999 diakses dari
www.jstor.org
North, Douglash C., 1990, “Institutions and Transaction-cost Theory of Exchange”, dalam James E. Alt
and Kenneth A. Shepsle, Perspectives on Positive Political Economy, Cambridge University Press,
Cambridge
Olson, Mancur, 2001,(19th Printing), The Logic of Collective Action : Public Goods and the Theory of
Groups, Harvard University Press, USA
Todaro, Michael P. And Stephen C. Smith, 2009, Economic Development, ninth edition, Pearson
Wallis, Joe, Paul Killerby, and Brian Dollery, 20004, “Social Economics and Social Capital”,
International Journal of Social Economics, Vol. 21, No.3, pp 239-258
Yustika, Ahmad Erani, 2008, Ekonomi Kelembagaan, Bayumedia Publishing
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
1066
Download