BAB II - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian dan Fungsi Manajemen
2.1.1 Pengertian Manajemen
Sebelum mengumumkan beberapa pendapat mengenai apa yang dimaksud
dengan manajemen sumber daya manusia, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu
apa arti manajemen itu sendiri, karena manajemen sumber daya manusia
merupakan bagian dari fungsi manajemen itu sendiri.
Manajemen mempunyai arti yang sangat luas, dapat berarti proses, seni,
ataupun ilmu. Dikatakan proses karena manajemen terdapat beberapa tahapan
untuk mencapai tujuan, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan. Dikatakan seni karena manajemen merupakan suatu cara atau alat
untuk seorang manajer untuk mencapai tujuan. Dimana penerapan dan
penggunaannya tergantung pada masing-masing manajer yang sebagian besar
dipengaruhi oleh bagian kondisi dan pembawaan manajer. Dikatakan ilmu karena
manajemen dapat dipelajari dan dikaji kebenarannya (Athoillah, 2010).
Definisi manajemen menurut beberapa para ahli diantaranya adalah
sebagai berikut:
1) Menurut Apley dan Oey Liang Lee (2010:16), manajemen adalah
seni dan ilmu, dalam manajemen terdapat strategi memanfaatkan
tenaga dan pikiran orang lain untuk melaksanakan suatu aktifitas yang
diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
8
9
Dalam manajemen terdapat teknik-teknik yang kaya dan nilai-nilai
estetika
kepemimpinan
dalam
mengarahkan,
mengawasi, mengorganisasikan semua komponen
memengaruhi,
yang saling
menunjang untuk tercapainya tujuan yang dimaksud.
2) Menurut Stoner yang dikutip T. Hani Handoko (2011:8), manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan.
3) Menurut Hasibuan (2012:1), manajemen adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumbersumber lainnya secara efektif untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
4) Sedangkan menurut Hasibuan G.R. Terry (2010:16), menjelaskan
bahwa manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri atas
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
Didalam perusahaan, terutama yang skala bisnisnya besar, seringkali dapat
dijumpai berbagai tingkat manajer atau management levels yang terdiri dari:
a. Manajemen Puncak (Top Management)
Tanggung jawab dari manajemen puncak adalah keseluruhan kinerja
dan kefektifan dari suatu perusahaan. Manajemen tingkat puncak
membuat kebijakan, keputusan dan strategi yang berlaku secara umum
10
pada suatu perusahaan. Manajemen puncak juga yang melakukan
hubungan dengan perusahaan lain dan pemerintah.
b. Manajemen menengah (middle management)
Manajemen tingkat menengah berada diantara manajemen puncak dan
manajemen lini pertama. Manajemen ini bertugas mengimplementasikan strategi, kebijakan serta keputusan yang diambil oleh manajemen
tingkat atas atau manajemen puncak.
c. Manajemen Lini Pertama (first-line management)
Manajemen tingkat bawah ini kebanyakan melakukan pengawasan
atau supervisi para karyawan dan memastikan strategi, kebijakan dan
keputusan yang telah diambil oleh manajemen puncak dan menengah
telah dijalankan dengan baik. Manajemen lini pertama juga memiliki
andil dan turut serta dalam proses pegimplementasian strategi yang
telah ditetapkan.
2.1.2 Fungsi Manajemen
Seorang manajer adalah orang yang mempergunakan wewenang dan
kepemimpinan
atas
personalia
lainnya
dalam
mengetahui
fungsi-fungsi
manajemen sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah-langkah
yang akan dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti
mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa
11
saja yang menjadi kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan
yang bermaksud untuk mencapai tujuan. Atau dapat diartikan perencanaan
dapat menentukan tujuan untuk kinerja organisasi dimasa depan serta
memutuskan tugas dan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Pengelompokan (Organizing)
Aktifitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja antara
orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Proses pengorganisaian dapat
ditunjukkan dalam tiga langkah yaitu:
-
Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan organisasi
-
Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan secara
logic dapat dilaksanakan oleh satu orang
-
Pengadaan
dan
pengembangan
suatu
mekanisme
untuk
mengkoordinasi pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan
yang terpadu dan harmonis.
3. Menggerakkan (Actuating)
Yaitu untuk menggerakkan organisasi agar berjalan sesuai dengan
pembagian kerja masing-masing serta menggerakkan seluruh sumber daya
yang ada dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan
bisa berjalan sesuai rencana dan bisa mencapai tujuan.
12
4. Pengawasan (Controlling)
Controlling atau pengendalian atau pengawasan adalah Untuk mengawasi
apakah gerakan dari organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau
belum. Serta mengawasi penggunaan sumber daya dalam organisasi agar
bisa terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari
rencana.
Prinsip-prinsip controlling:
-
Pengawasan pendahuluan dirancang untuk mengantisipasi adanya
penyimpangan dari standar atau tujuan atau memungkinkan koreksi
dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan.
-
Pengawasan itu mudah dipahami karena kegiatan pengawasan pada
akhirnya akan dilaporkan kepada atasan, sehingga mudah dituntut
untuk mudah dipahami.
-
Pengawasan harus dapat mengetahui penyimpangan yang terjadi,
sehingga dari kegiatan pengawasan tersebut harus dapat sesegera
mungkin memberikan solusi yang baik untuk perbaikan-perbaikan
penyimpangan yang telah terjadi.
Proses controlling:
-
Penetapan standar kegiatan
-
Penentuan pengukuran kegiatan
-
Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
-
Membandingkan
pelaksanaan
kegiatan
penganalisaan penyimpangan-penyimpangan
dengan
standar
dan
13
Gambar 2.1
Konsep Fungsi-fungsi Manajemen
Pengendalian
Pengarahan
(Controlling)
(Directing)
(Procurement)
Perencanaan
(Planning)
Pengadaan
Pengembangan
Fungsi-fungsi
MSDM
Pemberhentian
(Development)
Kompensasi
(Compensation)
Kedisiplinan
Pengintegrasian
Pemeliharaan
(Integration)
(Maintenance)
Sumber: Malayu S.P Hasibuan dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya
Manusia (2011:25)
2.2
Bidang – Bidang Manajemen
Setiap perusahaan membutuhkan manajemen agar tujuan perusahaan dapat
terwujud sesuai dengan keinginan perusahaan. Agar tidak salah langkah sebelum
melakukan perencanaan sebaiknya perusahaan mengetahui terlebih dahulu bidang
apa yang akan dijalankan. Karena manajemen tidak hanya bergerak dalam satu
bidang. Berikut ini adalah bidang-bidang manajemen yang umum terdapat pada
suatu institusi atau perusahaan, yaitu:
14
a. Manajemen Produksi
Manajemen produksi adalah pelaksanaan kegiatan-kegiatan manajerial
seperti
planning
(perencanaan),
organizing
(pengorganisasian),
actuating (penggerakan), dan controlling (pengawasan) terhadap
sistem-sistem produksi dengan tujuan agar produksi dapat berjalan
secara efektif dan efisien. Oleh karenanya dalam kegiatan manajemen
produksi harus melalui proses sebagai berikut:
a. Pemilihan (Selecting)
Keputusan yang menyangkut pemilihan proses produksi dari
berbagai
barang
yang
akan
diproduksi
atau
disediakan.
Maksudnya, memilih bahan baku yang akan digunakan dalam
proses produksi.
b. Perancangan (Engineering)
Keputusan
yang
menyangkut
penggunaan
metode-metode
pelaksanaan suatu proses produksi atau cara kerja memproduksi
barang.
c. Pengoperasian (Operating)
Kegiatan riil untuk mewujudkan rencana kerja atau pelaksanaan
proses kegiatan produksi barang.
d. Pengawasan (Controlling)
e. Prosedur-prosedur
yang
menyangkut
pengambilan
tindakan
korektif dalam kegiatan produksi barang atau penyediaan jasa.
15
f. Pembaharuan (Inovating)
Kegiatan untuk memperbaiki yang diperlukan dalam sistem
produksi berdasarkan perubahan permintaan, tujuan organisasi,
teknologi, maupun manajemen.
b. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan
perusahaannya, berkembang, dan mendapatkan laba. Proses pemasaran
itu dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir
dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga
memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya
berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik
terhadap perusahaan.
Tugas-tugas manajemen pemasaran itu antara lain:
1) Mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen.
2) Mengembangkan suatu konsep produk yang ditujukan untuk
memuaskan atau melayani kebutuhan.
3) Membuat desain produk.
4) Mengembangkan pembungkusan dan merk.
5) Menetapkan harga agar memperoleh Return On Investment yang
layak.
6) Mengatur distribusi.
7) Memeriksa penjualan.
16
8) Mencipatakan
komunikasi
pemasaran
yang efektif dengan
menggunakan media atau cara lain yang tepat.
c. Manajemen Keuangan
Manajemen
keuangan
adalah
suatu
kegiatan
perencanaan,
penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian,
dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau
perusahaan.
Maka tugas manajemen keuangan meliputi hal-hal berikut:
1. Memanfaatkan peluang dalam memperoleh dana intern maupun
ekstern.
2. Pengalokasian dana untuk menunjang kegiatan perusahaan.
3. Penggunaan dana yang dilakukan secara efisien dan efektif.
Tugas fungsional manajemen keuangan adalah:
1. Menetapkan
struktur
keuangan
entitas.
Yaitu
menetapkan
kebutuhan entitas dana untuk sekarang (modal kerja jangka
pendek) dan masa depan (keperluan investasi jangka panjang) dan
menetapkan sumber dana yang dapat menutup kebutuhankebutuhan itu secara sehat.
2. Mengalokasikan dana sedemikian rupa agar dapat memperoleh
tingkat efisiensi atau profitabilitas yang optimal.
3. Mengendalikan keuangan perusahaan dengan mengadakan sistem
dan prosedur yang dapat mencegah penyimpangan dan mengambil
17
langkah perbaikan jika terjadi penyimpangan didalam pelaksanaan
usaha dan memengaruhi struktur keuangan dan alokasi dana.
d. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen SDM adalah suatu ilmu atau cara bagaimana cara
mengatur hubungan dan peranan sumber daya yang dimiliki oleh
individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara
maksimal sehingga tercapai tujuan bersama perusahaan, karyawan dan
masyarakat menjadi maksimal.
Fungsi-fungsi manajemen SDM antara lain:
1) Fungsi perencanaan.
2) Fungsi pengorganisasian.
3) Fungsi pengarahan.
4) Fungsi pengendalian.
2.3
Pengertian dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
2.3.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Istilah manajemen SDM sering disepadankan dengan istilah manajemen
personalia, manjemen sumber daya insani, manajemen kepegawaian, manajemen
perburuhan, manajemen tenaga kerja, dan berbagai istilah lainnya. Manajemen
sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah ruang
lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer, dan tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sumber daya manusia
18
adalah departemen sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan
sumber daya yang sulit ditangani karena memiliki sifat dan kemampuan yang
spesifik. Sumber daya manusia harus dikelola dengan pendekatan yang manusiawi
melalui manajemen sumber daya manusia.
Manusia merupakan sumber daya yang penting dalam menentukan sukses
atau tidaknya dalam suatu sistem organisasi. Tetapi sumber daya manusia
merupakan sumber daya yang paling sulit ditangani karena memiliki sifat dan
kemampuan yang berbeda. Untuk lebih jelasnya dalam hal ini penulis akan
mengemukakan beberapa pengertian sumber daya manusia (SDM) menurut para
ahli:
1. Menurut Mathis & Jackson (2012:5) dan Hasibuan (2012:23),
manajemen sumber daya manusia (MSDM) dapat diartikan sebagai
ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar
efektif dan efisien dalam penggunaan kemampuan manusia agar dapat
mencapai tujuan disetiap perusahaan.
2. Menurut Drs. Malayu S.P. Hasibuan (2011:10), manajemen sumber
daya manusia suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari
hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan. Unsur
MSDM adalah manusia yang merupakan tenaga kerja untuk
perusahaan. Dengan demikian, fokus yang dipelajarai MSDM ini
hanyalah masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja manusia
saja. MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan
19
tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
3. Sedangkan menurut Herman Sofyandi (2010:1), manajemen SDM
merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi
segi-segi
perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan,
dan
pengendalian.
Berdasarkan definisi diatas sumber daya manusia dapat disimpulkan
sebagai suatu pengolalaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada
individu (pegawai). Pengelolaan dan pendayagunaan tersebut dikembangkan
secara maksimal didalam dunia kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan
pengembangan individu pegawai. Sumber daya manusia mempunyai kedudukan
yang sangat vital dan dinamis dalam perusahaan.
2.3.2 Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Sudah merupakan tugas manajemen sumber daya manusia untuk
mengelola manusia seefektif mungkin agar diperoleh suatu satuan sumber daya
manusia yang merasa puas dan dipuaskan. Dalam manajemen terdapat fungsifungsi manajemen yang terkait erat didalamnya. Pada umumnya ada lima fungsi
manajemen sumber daya manusia meliputi hal-hal tersebut:
1. Fungsi Pengadaan Tenaga Kerja
Meliputi kegiatan penentuan kebutuhan tenaga kerja (baik mengenai
mutu maupun jumlahnya), mencari sumber-sumber tenaga kerja secara
efektif dan efisien, mengadakan seleksi terhadap para pelamar,
20
menempatkan tenaga kerja sesuai dengan posisi yang sesuai, dan
memberikan pendidikan serta latihan
yang diperlukan untuk
pelaksanaan tugas bagi para tenaga kerja baru.
2. Fungsi Pengembangan Tenaga Kerja
Meliputi kegiatan pendidikan dan latihan bagi para pekerja agar
mereka dapat mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi dalam
organisasi. Tujuan dari pengembangan tenaga kerja ini adalah
peningkatan mutu atau keterampilan dan pengetahuan pekerja agar
selalu mampu mengikuti perkembangan yang ada dalam organisasi.
3. Fungsi Pemberian Kompensasi
Meliputi kegiatan pemberian balas jasa kepada para karyawan.
Kegiatan
disini
meliputi
penentuan
sistem
kompensasi
yang
mendorong prestasi karyawan, dan juga menentukan besarnya
kompensasi yang akan diterima oleh masing-masing pekerja secara
adil.
4. Fungsi Integritas
Merupakan kegiatan untuk menyelaraskan tujuan organisasi dengan
tujuan individu pekerja. Apabila tujuan-tujuan ini sudah sinkron, maka
akan tergalang kekompakan dalam irama kerja, organisasi dalam irama
kerja para individu karyawan, sehingga akan menghasilkan tingkat
produktivitas yang tinggi dalam mencapai tujuan.
21
5. Fungsi Pemeliharaan Tenaga Kerja
Mencakup pelaksanaan program-program ekonomis maupun nonekonomis, yang diharapkan dapat memberikan ketentraman kerja bagi
para pekerja, sehingga mereka dapat bekerja dengan tenang dan penuh
konsentrasi guna menghasilkan prestasi kerja yang diharapkan oleh
organisasi.
2.4
Rekrutmen Karyawan
2.4.1 Pengertian Rekrutmen Karyawan
Salah satu kunci utama dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang professional adalah terletak pada proses Rekrutmen, seleksi, training, dan
development calon tenaga kerja. Mencari tenaga kerja yang professional dan
berkualitas tidaklah gampang. Merupakan sebuah kewajiban dalam sebuah
organisasi dan perusahaan-perusahaan harus melakukan penyaringan untuk
anggota atau para pekerja yang baru. Untuk itulah rekrutmen tenaga kerja
dibutuhkan untuk menyaring para pelamar yang diingin dilamar. Dalam
organisasi, rekrutmen ini menjadi salah satu proses yang penting dalam
menentukan baik tidaknya pelamar yang akan melamar pada organisasi tersebut.
Ada beberapa pengertian rekrutmen menurut para ahli:
1. Menurut
Herman
Sofyandi
(2010:108),
Rekrutmen
adalah
serangkaian kegiatan yang dimulai ketika sebuah perusahaan atau
organisasi memerlukan tenaga kerja dan membuka lowongan sampai
22
mendapatkan calon karyawan yang diinginkan sesuai dengan jabatan
atau lowongan yang ada.
2. Menurut Singodimedjo dalam Edy Sutrisno (2011:45), rekrutmen
adalah proses mencari, menemukan, dan menarik para pelamar untuk
diperkerjakan dalam suatu organisasi.
3. Menurut Ivancevich dalam Marwansyah (2010:106), rekrutmen
adalah serangkaian aktivitas yang digunakan oleh sebuah organisasi
untuk menarik para pelamar kerja yang memiliki kemampuan dan
sikap yang dibutuhkan untuk membantu organisasi dalam mencapai
tujuan-tujuannya.
4. Menurut Kaswan (2012:67), rekrutmen adalah bentuk kompetisi
bisnis dan pada saat ini bisnis amat kompetatif. Sebagaimana korporasi
berkompetisi mengembangkan, menghasilkan dan memasarkan produk
atau jasa, mereka juga bersaing untuk mengidentifikasi, menarik dan
memperkerjakan orang yang paling qualified. Rekrutmen merupakan
bisnis yang besar. Rekrutmen menuntut perhatian yang serius dari
manajemen karena strategi bisnis apapun akan gagal tanpa talenta yang
melaksanakannya.
Maka, Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat
pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau, tenaga kerja baru untuk memenuhi
kebutuhan SDM organisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan
analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan dan juga spesifikasi
pekerjaan.
23
Pada dasarnya pendapat-pendapat itu tidak ada bedanya, yang menjadi
perbedaannya mungkin mengenai dimulainya proses rekrutmen itu sendiri.
Rekrutmen sumber daya manusia itu sangat penting karena merupakan tahap akhir
dari proses rekrutmen.
Untuk itu ada beberapa istilah yang berhubungan dengan pekerjaan, yaitu
sebagai berikut:
a. Kerja
Sejumlah aktivitas fisik dan mental yang dilakukan seseorang untuk
mengerjakan suatu pekerjaan.
b. Buruh/Kuli
Seseorang pekerja harian atau honorer yang bekerja dibawah perintah
orang lain dan menerima balas jasa yang besarnya tertentu.
c. Karyawan/Pegawai
Seseorang pekerja yang tetep yang akan bekerja dibawah perintah
orang lain dan mendapat kompensasi serta jaminan.
Menurut Mathis (2010:112), menyatakan, penarikan (rekrutmen) pegawai
merupakan suatu proses atau tindakan yang dilakukan oleh organisasi untuk
mendapatkan tambahan pegawai melalui beberapa tahapan mencakup identifikasi
dan evaluasi sumber-sumber penarikan tenaga kerja, menentukan kebutuhan
tenaga kerja, proses seleksi, penempatan, dan orientasi tenaga kerja. Penarikan
pegawai bertujuan menyediakan pegawai yang cukup agar manajemen dapat
memilih karyawan yang memenuhi kualifikasi yang mereka perlukan.
24
Sebelum organisasi dapat mengisi sebuah lowongan pekerjaan, organisasi
tersebut mestilah mencari orang-orang yang tidak hanya memenuhi syarat untuk
posisi tersebut, namun juga menginginkan pekerjaan itu. Melalui rekrutmen
organisasi dapat melakukan komunikasi dengan pihak-pihak tertentu untuk
memperoleh sumber daya manusia yang potensial, sehingga akan banyak pencari
kerja dapat mengenal dan mengetahui organisasi yang pada akhirnya akan
memutuskan kepastian atau tidaknya dalam bekerja. Jadi, Rekrutmen adalah
proses mencari, menemukan, dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam
suatu organisasi.
Proses Rekrut terdiri dari dua fase, antara lain:
1. Untuk memonitor perubahan lingkungan dan organisasi yang
menimbulkan kebutuhan pegawai baru dan menetap pekerjaanpekerjaan yang harus diisi dan tipe-tipe pelamar yang diperlukan.
2. Untuk menyebarluaskan kepada pelamar potensial bahwa ada
lowongan pekerjaan, sehingga menarik pelamar yang bersangkutan
dan menyisihkan pelamar yang kurang memenuhi kualifikasi yang
diperlukan.
2.5
Tujuan Dan Manfaat Rekrutmen
2.5.1 Tujuan Rekrutmen Karyawan
Proses rekrutmen merupakan fungsi yang penting, karena berbagai macam
keahlian yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya diperoleh
melalui proses rekrutmen. Proses rekrutmen melibatkan proses menduga yang
25
terbaik (best guest) dari penentuan bahwa seseorang kemungkinan besar dapat
melaksanakan
dan akan berhasil dengan pekerjaan yang ditentukan. Proses
rekrutmen mempengaruhi dan dipengaruhi oleh fungsi sumber daya manusia
lainnya.
Proses rekrutmen memiliki beberapa tujuan, antara lain:
1. Untuk memikat sekumpulan besar pelamar kerja sehingga organisasi
akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan
pemilihan terhadap calon-calon pekerja yang dianggap memenuhi
standar kualifikasi organisasi.
2. Tujuan pasca pengangkatan adalah penghasilan karyawan-karyawan
yang merupakan pelaksana-pelaksana yang baik dan akan tetap
bersama dengan perusahaan sampai jangka waktu yang masuk akal.
3. Meningkatkan citra umum organisasi, sehingga para pelamar yang
gagal mempunyai kesan-kesan positif terhadap organisasi atau
perusahaan.
2.5.2 Manfaat Rekrutmen
Manfaat rekrutmen karyawan sebagai “The Right Man On The Right
Place”, dimana hal ini menjadi pegangan bagi para manajer dalam menempatkan
tenaga kerja yang ada diperusahaannya.
2.6
Proses Rekrutmen
26
Proses pelaksanaan rekrutmen biasanya terdiri dari beberapa langkah atau
tahapan. Dibawah ini adalah langkah-langkah yang biasanya dilakukan dalam
pelaksanaan rekrutmen. Adapun dalam proses rekrutmen, yaitu sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi jabatan yang lowong dan berapa jumlah tenaga yang
diperlukan. Proses rekrutmen dimulai saat adanya bidang pekerjaan
baru diperusahaan, karyawan dipindahkan atau dipromosikan ke posisi
lain, mengajukan permintaan pengunduran diri, adanya PHK, atau
karena pensiun yang direncanakan. Dengan melihat dinamika dari
beberapa hal tersebut dan mencocokkannya dengan perencanaan
sumber daya manusia yang sudah tersusun (jika ada) maka akan
diketahui jabatan apa saja yang sedang lowong dan berapa jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan tersebut.
2. Mencari informasi jabatan melalui analisa jabatan. Untuk memperoleh
uraian jabatan (job description) dan spesifikasi jabatan (job
spessification) sebagai landasan dalam membuat persyaratan jabatan.
Persyaratan jabatan harus dibuat secara hati-hati dan sejelas mungkin
agar dalam penerapannya nanti tidak ditemui keburukan-keburukan
yang mengganggu proses lainnya.
3. Jika persyaratan jabatan telah tersusun, maka langkah berikutnya
adalah menentukan dimana kandidat yang tepat harus dicari. Dua
alternative untuk mencari kandidat yakni dari dalam perusahaan atau
dari luar perusahaan. Jika diambil dari dalam, apabila kebutuhan staf
untuk masa yang akan datang telah direncanakan, maka perlu juga
27
siapa kira-kira karyawan yang ada saat ini yang dapat dipindahkan atau
dipromosikan. Jika kandidat harus dicari dari luar perusahaan maka
perlu dipertimbangkan dengan cermat metode rekrutmen yang tepat
untuk jabatan. Metode-metode perekrutan akan berpengaruh besar
terhadap banyaknya lamaran yang masuk kedalam perusahaan. Metode
perekrutan calon karyawan baru dibagi atas dua metode, antara lain:
a. Metode Tertutup
Metode tertutup yaitu dimana perekrutan itu hanya diinformasikan
kepada para karyawan atau orang-orang tertentu saja. Akibatnya
lamaran yang masuk menjadi relative sedikit, sehingga kesempatan
untuk mendapatkan karyawan yang baik akan semakin sulit.
b. Metode Terbuka
Metode terbuka adalah dimana perekrutan itu diinformasikan
secara luas dengan memasang iklan pada media massa baik cetak
maupun elektronik, agar tersebar luas ke masyarakat. Dengan
metode terbuka ini diharapkan banyak lamaran yang akan masuk,
sehingga kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang qualified
menjadi lebih besar.
4. Memanggil kandidat-kandidat yang dianggap memenuhi persyaratan
jabatan mengumpulkan berkas-berkas lamaran mereka, dan meminta
mereka mengisi formulir lamaran pekerjaan yang telah disediakan
untuk selanjutnya diproses dalam tahap perekrutan.
5. Menyaring/menyeleksi kandidat. Prosedur seleksi perlu dilakukan jika:
28
a. Pelaksanaan tugas pada jabatan yang akan diisi memerlukan ciriciri fisik dan psikis tertentu yang tidak dimiliki oleh setiap orang.
b. Ada lebih banyak kandidat yang tersedia dibandingkan jumlah
jabatan yang akan diisi.
2.7
Sumber Rekrutmen
Calon tenaga kerja yang akan direkrut dapat diambil dari internal
organisasi maupun eksternal organisasi. Perekrutan tenaga kerja dari dalam
biasanya dilakukan oleh organisasi/perusahaan yang telah lama berjalan dan
memiliki sistem karier yang baik. Perekrutan tenaga kerja dari dalam memiliki
keuntungan, diantaranya adalah tidak mahal, promosi dari dalam dapat
memelihara loyalitas dan dedikasi pegawai, dan tidak diperlukan masa adaptasi
yang terlalu lama, karena sudah terbiasa dengan suasana yang ada. Namun
demikian perekrutan dari dalam juga berarti terjadinya pembatasan terhadap bakat
yang sebenarnya tersedia bagi organisasi dan mengurangi peluang masuknya
pemikiran baru.
Sumber rekrutmen terdiri dari:
1. Eksternal
a. Lembaga pendidikan.
b. Teman/anggota keluarga karyawan.
c. Lamaran terdahulu yang telah masuk.
d. Agen tenaga kerja.
e. Karyawan perusahaan lain.
29
f. Asosiasi profesi.
g. Outsourcing.
2. Internal
a. Promosi.
b. Transfer/rotasi.
c. Pengkaryaan karyawan kembali.
d. Kelompok pekerja sementara/karyawan kontrak.
Metode perekrutan karyawan dengan sumber dari luar perusahaan, dapat
dilakukan:
1. Melalui iklan dimedia massa (radio, tv, koran, internet).
2. Melalui iklan atau adventensi diharapkan perusahaan dapat merekrut
calon tenaga kerja dengan spesifikasi tertentu dan dengan pengalaman
kerja tertentu. Perekrutan melalui iklan ini biasanya disertai dengan
suatu janji yang menarik, misalnya gaji yang besar, masa depan yang
menarik, dan sebagainya.
3. Open house, untuk menjaring lebih banyak tenaga potensial secara
umum, perusahaan dapat melakukan open house disejumlah kalangan
yang diprediksikan dapat menarik calon tenaga kerja potensial, seperti
diperguruan tinggi, even-even tertentu.
4. Menyewa konsultan perekrutan. Terkadang untuk mencari dan
merekrut tenaga kerja professional dibutuhkan konsultan yang mampu
mencari tenaga tersebut, dengan demikian ada jaminan melalui
30
konsultan perekrutan perusahaan tidak perlu membuang waktu untuk
mencari tenaga kerja yang sesuai.
2.8
Kendala-kendala Rekrutmen
Kendala-kendala yang biasa dihadapi dalam hal merekrut karyawan yang
akan ditempatkan dalam sebuah organisasi/perusahaan antara lain bersumber dari
organisasi yang bersangkutan, kebiasaan mencari tenaga kerja dan faktor eksternal
dari lingkungan.
1. Faktor-faktor Organisasi
Dapat dipastikan bahwa berbagai kebijaksanaan yang ditetapkan dan
diberlakukan dalam suatu organisasi dimaksudkan agar organisasi
yang bersangkutan semakin mampu mencapai sasarannya. Yang
terpenting ialah bahwa mungkin saja berbagai kebijaksanaan tersebut
membatasi ruang gerak para pencari kerja baru. Berikut ini akan
dibahas beberapa kebijaksanaan yang mungkin menjadi kendala dalam
proses rekrutmen, yaitu:
a. Kebijakan promosi dari dalam. Jika dalam suatu organisasi dianut
kebijaksanaan bahwa dalam hal terjadinya lowongan, lowongan itu
diisi oleh pekerja yang sudah menjadi karyawan organisasi. Maka
ada beberapa hal yang menjadi kelemahannya, yaitu:
-
Kesulitan untuk memperoleh tenaga baru dengan pandangan
baru, pendekatan keahlian dan keterampilan baru.
31
-
Para pekerja bisa cepat merasa puas diri karena mengetahui
bahwa asal saja mereka bekerja sedemikian rupa sehingga
prestasi kerjanya dipandang memenuhi syarat.
-
Terciptanya para pekerja yang berpandangan minimalis.
b. Kebijaksanaan tentang imbalan. Setiap organisasi tentunya
mempunyai kebijaksanaan tentang upah dan gaji yang diberikan
kepada karyawan sebagai imbalan atas waktu, tenaga, keahlian,
dan keterampilan serta jasa-jasa lainnya yang mereka berikan pada
organisasi. Dalam merumuskan kebijakan organisasi tentang
sistem imbalan bagi para karyawannya, sedikitnya ada empat hal
yang bisa dipertimbangkan, yaitu:
1. Kebijakan harus pada kepentingan para anggota organisasi
dalam hal ini tercermin dalam kesepakatan antara serikat
pekerja/karyawan dengan manajemen.
2. Kebijakan harus sesuai dengan kemampuan organisasi yang
bersangkutan dalam memberikan imbalan pada tingkat tertentu
kepada karyawannya.
3. Kebijakan
harus
menaati
berbagai
macam
peraturan
perundang-undangan yang berlaku tentang ketenagakerjaan.
4. Kebijakan juga harus mempertimbangkan lokasi dimana
organisasi atau perusahaan itu berada.
c. Kebijakan tentang status kepegawaian. Yang dimaksud dengan
kebijaksanaan tentang status kepegawaian ialah ketentuan apakah
32
dimungkinkan bekerja separuh waktu. Jika status kepegawaian
adalah pegawai purna waktu, berarti organisasi tidak akan
membenarkan karyawan bekerja ditempat lain, meskipun pada
waktu senggangnya. Mudah membayangkan bahwa kebijaksanaan
seperti ini membatasi ruang gerak pencari kerja karena dengan
kebijaksanaan seperti itu pelamar yang mereka cari hanyalah calon
yang bersedia secara purna bagi organisasi yang hendak
memperkerjaannya.
d. Rencana sumber daya manusia. Suatu rencana sumber daya
manusia biasanya memberi petunjuk tentang lowongan yang
bagaimana sifatnya yang diisi melalui promosi dari dalam dan
lowongan yang bagaimana akan diisi melalui rekrutmen tenaga
kerja dari luar. Rencana demikian pun sudah tentu membatasi
langkah dan tindakan yang mungkin ditempuh oleh para pencari
tenaga kerja karena bagaimana pun juga apa yang telah ditetapkan
dalam rencana harus dipatuhinya.
2. Kebiasaan Pencari Tenaga Kerja
Pada satuan kerja yang mengelola sumber daya manusia biasanya
terdapat sekelompok pegawai yang tugas utamanya adalah melakukan
rekrutmen. Mereka adalah tenaga spesialis yang memahami berbagai
segi proses rekrutmen. Sebagai tenaga spesialis atau para pencari kerja
mereka diharapkan untuk mampu bertindak dan berfikir rasional.
Kebiasaan para pencari kerja ini ada segi positif dan negatifnya, yaitu:
33
a. Segi positifnya antara lain dimana proses rekrutmen dapat
berlangsung relatif cepat
karena berkat
pengetahuan dan
pengalamannya, para pencari tenaga kerja itulah mempunyai
rencana sumberdaya manusia dalam organisasi, mengetahui
kemampuan para manager yang kelak akan membawahi tenaga
kerja baru, memiliki informasi tentang analisis pekerjaan yang
terdapat dalam organisasi, mengetahui dengan baik sumber-sumber
pencari pekerjaan, dan mereka juga telah menguasai metode
rekrutmen yang paling tepat digunakan sesuai dengan tuntunan
pekerjaan yang akan dilakukan.
b. Segi negative dari kebiasaan para pencari tenaga kerja yang
tentunya juga merupakan kendala dalam proses rekrutmen, ialah
kecenderungn berbuat kesalahan yang sama terutama apabila
kesalahan yang pernah dibuat tidak mempunyai dampak negatif
yang kuat bagi organisasi, karena tenaga kerja yang direkrut
mampu bekerja sesuai dengan tuntunan tugasnya. Segi negatif lain
adalah sikap memandang enteng pada tugasnya sehingga usaha
rekrutmen dihentikan apabila telah ada lamaran yang masuk dan
tidak lagi berusaha mencari alternatif lamaran sehingga yang
benar-benar terbaiklah yang direkrut.
3. Faktor-faktor Eksternal
Dalam mengelola organisasi, faktor eksternal atau lingkungan harus
terus mendapat perhatian. Hal itupun berlaku juga dalam hal merekrut
34
tenaga kerja baru. Beberapa contoh dari faktor eksternal yang perlu
diperhatikan dalam proses rekrutmen adalah sebagai berikut:
a. Tingkat pengangguran. Dalam hal tingkat pengangguran tinggi,
para pencari tenaga kerja dapat bertindak lebih selektif karena
banyaknya pencari pekerjaan yang melamar. Sebaliknya dalam
situasi tingkat pengangguran rendah, pencari kerja tidak terlalu
suka dalam memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan,
pelatihan, dan pengalamannya.
b. Kedudukan organisasi pencari tenaga kerja. Dalam posisi
organisasi lain yang bergerak dalam kegiatan sejenis digolongkan
pada tiga keadaan, yaitu:
1. Lebih kuat.
2. Relatif sama.
3. Lebih lemah.
c. Langka tidaknya keahlian atau keterampilan tertentu. Dalam
kehidupan organisasional yang semakin kompleks, semakin
beranekaragam keahlian dan keterampilan yang diperlukan.
Dipasaran kerja, tersedia tidaknya orang yang memiliki pengetahun
dan keterampilan tertentu itu bukanlah hal yang konstan. Artinya,
mungkin saja terjadi bahwa suatu saat akan terjadi kelangkaan
orang yang memiliki keahlian dan keterampilan tertentu.
d. Proyeksi angkatan kerja pada umumnya, Hal ini berkaitan erat
dengan berbagai faktor demografi, seperti laju pertumbuhan
35
penduduk, komposisi penduduk dilihat dari jenis kelamin, apakah
lebih banyak pria dibandingkan wanita atau sebaliknya, jumlah dan
jenis luaran lembaga-lembaga pendidikan, prosentase penduduk
yang termasuk kategori angkatan kerja dan lain sebagainya.
2.9
Prinsip-prinsip Rekrutmen
Prinsip-prinsip rekrutmen menurut Rivai (2005:161) adalah sebagai
berikut:
1. Mutu karyawan yang akan direkrut harus sesuai dengan kebutuhan
yang diperlukan untuk mendapatkan mutu yang sesuai.
2. Jumlah karyawan yang diperlukan harus sesuai dengan job yang
tersedia.
3. Biaya yang diperlukan diminimalkan.
4. Perencanaan dan keputusan-keputusan strategis tentang perekrutan.
5. Fleksibilitas.
6. Pertimbangan-pertimbangan hukum.
2.10
Sistem Rekrutmen
Menurut Simamora (1997:246) untuk menciptakan suatu sistem
rekrutmen yang efektif para manajer dan manajer sumber daya manusia,
seyogyanya menerapkan beberapa hal, antara lain:
1. Mendiagnosis seefektif mungkin (berdasarkan kendala waktu, sumber
daya finansial, dan ketersediaan staff pelaksana yang ada) faktor-faktor
36
lingkungan dan organisasional yang mempengaruhi posisi yang perlu
diisi dan aktivitas rekrutmen.
2. Membuat deskripsi, spesifikasi, dan standart kinerja yang rinci.
3. Menentukan tipe individu-individu yang sering dikaryakan oleh
organisasi dalam posisi yang sama.
4. Menentukan kriteria-kriteria rekrutmen.
5. Mengevaluasi berbagai saluran dan sumber rekrutmen.
6. Menyeleksi sumber rekrutmen yang kemungkinan menghasilkan
kelompok kandidat yang paling besar dan yang paling sesuai pada
biaya yang serendah mungkin.
7. Mengidentifikasikan saluran-saluran rekrutmen untuk membuka
sumber-sumber tersebut, termasuk penulisan iklan, menjadwalkan
program rekrutmen.
8. Menyeleksi saluran rekrutmen yang paling efektif biaya.
9. Menyusun rencana rekrutmen yang mencakup daftar aktivitas dan
daftar untuk menerapkannya.
Download