BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan

advertisement
BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian dan Analisis Data
Dalam melakukan analisis, peneliti akan mengidentifikasi bagaimana penerapan dari
PSAK 109 tentang zakat, infak/sedekah
tentang mekanisme pengelolaan hingga
pencatatan dan pelaporan di Bazis Dki apakah sudah sesuai dengan PSAK 109.
1. Keuangan
Dalam sisi keuangan peneliti menjelaskan mengenai alur penerimaan dan
pengeluaran dana ZIS serta mekanismenya mulai dari metode yang digunakan hingga
prosedur dari mulai dana masuk hingga keluar. Selain itu, dalam sisi keuangan juga
akan dijelaskan mengenai sumber dana serta alokasi dana yang digunakan dalam
kegiatan operasional BAZIS DKI Jakarta.
2. Pengumpulan Dana ZIS
Dalam BAZIS DKI Jakarta, perolehan dana ZIS berfokus pada penggalangan dana
ZIS yang berasal dari pegawai Pemerintah DKI Jakarta. Dimana Perolehan ZIS yang
diterima oleh BAZIS DKI Jakarta sebesar 90% bersumber dari pegawai pemerintah.
Dalam hal ini terdapat beberapa instansi pemerintah yang secara langsung memotong
Zakat dari gaji pegawai, khususnya pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil
(PNS). Sementara 10% sumber dana ZIS didapat dari masyarakat dan bantuan
Gubernur.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pada tahun 2012 BAZIS DKI Jakarta menargetkan perolehan ZIS hingga Rp70
miliar yang bersumber dari internal pegawai Pemerintah provinsi DKI Jakarta dan
masyarakat. Untuk memenuhi target tersebut BAZIS DKI Jakarta menerapkan sistem
penggunaan Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ) terutama bagi muzaki yang telah
terdaftar di BAZIS DKI Jakarta yakni berjumlah 58.872 muzaki pada tahun 2012.
Dalam perhitungan zakat dapat saja terjadi perbedaan pendapat dari berbagai
ulama besar, khususnya perbedaan dari segi fikihnya. Untuk menjaga agar tidak
terjadi keraguan dalam menghitung zakat, Gubernur KDKI Jakarta telah menetapkan
"Pedoman Perhitungan Zakat dalam Wilayah DKI Jakarta". Sehingga dengan
pedoman perhitungan tersebut zakat dapat dibayar dengan cara sebagai berikut:
a.
Zakat dapat dibayar dalam bentuk innatura, yaitu berupa harta
benda
itu
sendiri, seperti: emas, beras, sapi, domba dan sebagainya.
b.
Zakat juga dapat dibayar dalam bentuk uang, sebagai pengganti
harga harta
benda yang bersangkutan.
Dari kedua cara tersebut, BAZIS DKI Jakarta menganjurkan untuk menggunakan
cara pembayaran kedua, yaitu dibayar dalam bentuk uang.
Dalam melakukan pembayaran zakat melalui BAZIS DKI Jakarta, terdapat 2
cara pembayaran yakni :
a. Stelsel Aktif
Muzaki datang ke petugas amil zakat di Kelurahan, kemudian meminta
formulir. Kemudian mengisi formulir dan menyerahkan formulir yang telah
diisi dan uang zakat kepada Petugas. Terakhir meminta struk (tanda bukti
pembayaran) dari petugas zakat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Stelsel Pasif
Meminta formulir Jika ada petugas amil yang datang. Kemudian mengisi
formulir kemudian menyerahkan formulir dan uang zakat kepada petugas
amil. Terakhir petugas amil akan memberikan struk (tanda terima).
Dalam pengumpulan dana ZIS pada BAZIS DKI Jakarta dilakukan dengan
cara melalui petugas operasional, melalui bank yang bermitra dengan BAZIS, dan
melalui petugas pemungut yang ditunjuk. Untuk penerimaan ZIS melalui bank baru
dianggap sah setelah BAZIS menerima buktui setoran bank atau nota kredit dari
bank yang bersangkutan.
3. Prosedur Pengumpulan Dana ZIS
Setiap pembayaran ZIS yang dibayarkan oleh muzakki, munfiq, dan mutashaddiq
harus menggunakan sarana pengumpulan formulir resmi yang telah ditetapkan.
Formulir yang digunakan dalam pengumpulan ZIS terdiri dari :
a. Formulir F1 : sebagai bukti pembayaran ZIS
b. Formulir
F2
:
berbentuk
kupon
dengan
nilai
tertentu
sebagai
bukti
c. Formulir F3 : berbentuk map isian digunakan sebagai bukti penyerahan ZIS
pada
penyerahan infaq atau shadaqah
peristiwa (event) tertentu
d. Formulir F4 : untuk membuat rekapitulasi F1, F2, dan F3 oleh Petugas
Operasional
http://digilib.mercubuana.ac.id/
e. Formulir F5 : bukti penerimaan setoran F1, F2, dan F3 oleh Pemegang Kas
Pelaksana BAZ Kotamadya atau Kabupaten dan Seksi Kas BAZIS
DKI
Jakarta
f. Formulir F6 : bukti pembayaran insentif Amil yang dibuat oleh Pemegang
Pelaksana BAZ Kotamadya atau Kabupaten dan Seksi
Kas
Kas BAZIS DKI Jakarta
g. Formulir F7 : untuk mencatat pengambilan dan penyetoran F1 sebagai alat
kendali yang dibuat oleh Seksi Pengumpulan Pelaksana BAZ
Kotamadya
atau
Kabupaten dan Seksi Bina Muzaki BAZIS DKI Jakarta
h. Formulir F8 : untuk mencatat pengambilan dan penyetoran F2 sebagai alat
kendali yang dibuat oleh Seksi Pengumpulan Pelaksana BAZ
Kotamadya
atau
Kabupaten dan Seksi Bina Muzaki BAZIS DKI Jakarta
i. Formulir F9 : untuk mencatat pengambilan dan penyetoran F3 sebagai alat
kendali yang dibuat oleh Seksi Pengumpulan Pelaksana BAZ
Kotamadya
atau
Kabupaten dan Seksi Bina Muzaki BAZIS DKI Jakarta
j. Formulir F10 : untuk mencatat penerimaan F1 dan F3 bila ZIS belum
diserahkan
secara langsung
k. Formulir L1 : untuk melaporkan hasil pengumpulan ZIS yang dibuat
oleh
petugas operasional
l. Formulir L2 : untuk melaporkan hasil penerimaan ZIS yang dibuat oleh
pelaksana BAZ Kotamadya atau Kabupaten
Dalam prosedurnya, pengumpulan dana ZIS dapat dilakukan dengan cara:
a. Langsung
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pengumpulan dana secara langsung dapat dilakukan dengan cara:
1). Penyerahan langsung ke kantor BAZIS DKI Jakarta
Menyerahkan Langsung kepada BAZIS DKI Jakarta atau secara langsung ke
BAZIS dengan prosedur untuk pengumpulan ZIS yang diserahkan langsung
kepada BAZIS DKI Jakarta adalah sebagai berikut:
a). Pemberi ZIS menyerahkan ZIS beserta Formulir F1 kepada
Petugas
Operasional BAZIS DKI Jakarta,
b). Menyetorkan ZIS beserta formulir F1 kepada Seksi Kas
BAZIS
DKI Jakarta, selanjutnya data diinput
c). kemudian membuat print out dan formulir F5 dan F6 beserta formulir
F4 dan bukti setoran bank kepada Seksi Akuntansi BAZIS DKI Jakarta.
d). Seksi Akuntansi BAZIS DKI Jakarta untuk menyiapkan jurnal
voucher serta melakukan penjurnalan pada sistem akuntansi.
2). Melalui penyetoran langsung ke rekening BAZIS DKI Jakarta
b. Melalui Bank Mitra
Prosedur untuk pengumpulan ZIS yang diserahkan Melalui Bank Mitra
adalah:
1). Pemberi ZIS membayarkan ZIS melalui setoran tunai, transfer
antar
rekening, atau auto-debet maupun via ATM
2). Seksi Bina Muzaki BAZIS DKI Jakarta menerima rekening Koran dari
bank
mitra setiap bulanya yang kemudian diserahkan kepada Seksi Kas BAZIS DKI
Jakarta
3). Seksi Kas BAZIS DKI Jakarta membuat print out, formulir F5 dan F6
diserahkan kepada Seksi Akuntansi beserta rekening
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Koran
yang
4). Seksi Akuntansi BAZIS DKI Jakarta untuk menyiapkan jurnal
voucher
serta melakukan penjurnalan pada sistem akuntansi.
4. Penyaluran Dana ZIS
Dalam penyaluran dan pendayagunaan hasil pengumpulan ZIS, BAZIS DKI
Jakarta melakukan kegiatan-kegiatan perihal penyaluran dengan mengunakan rencana
kerja BAZIS sebagai berikut :
a. Pada akhir tahun anggaran mengeluarkan pemberitahuan atau
agar para mustahik mengusulkan permintaan bantuan
pengumuman,
(santunan) kepada BAZIS
DKI melalui jalur masing-masing, seperti:
1). BAZIS Kelurahan, untuk mustahik taraf Kelurahan
2). BAZIS Kecamatan, untuk mustahik taraf Kecamatan
3). BAZIS Kotamadya, untuk mustahik taraf Kotamadya
b. Menerima usulan-usulan dari BAZIS wilayah
c. Merumuskan kebijaksanaan Gubernur Kepala Daerah dalam
dana ZIS, sesuai dengan aspirasi atau usulan dari
mendayagunakan
mustahik
d. Menetapkan rincian penyaluran dan pendayagunaan ZIS sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur
e. Menyalurkan/membagikan dana ZIS kepada para mustahik
f. Memonitor dan membina pemanfaatan ZIS yang diterima oleh mustahik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
g. Mengevaluasi pendayagunaan ZIS, untuk mengetahui apakah
mencapai sasaran secara optimal, yaitu meningkatkan
penyaluran
kesejahteraan
telah
umat,
khususnya untuk kaum dhuafa
h. Meningkatkan tertib administrasi
5. Prioritas Pendayagunaan ZIS
Pendayagunaan ZIS terhadap Mustahik yang berhasil dikumpulkan oleh BAZIS
DKI Jakarta diprioritaskan dalam sektor :
a. Bantuan penunjang biaya pendidikan
b. Bantuan berupa santunan kepada kaum dhuafa dan korban bencana
alam
c. Bantuan fisik keagamaan seperti rehabilitasi tempat ibadah
d. Bantuan konsumtif kepada muallaf, gharimin, ibnusabil dan dhuafa
lainnya
6. Dana Operasional Amil
BAZIS DKI Jakarta berada dibawah naungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Sebagian besar kegiatan operasional BAZIS DKI Jakarta berdasarkan pada Surat
Keputusan Gubernur. BAZIS DKI Jakarta merupakan badan milik pemerintah yang
berfungsi dalam pengelolaan dana ZIS. Karena itu dalam kegiatan operasionalnya
mendapatkan dana subsidi dari APBD pemerintah untuk kegiatan rutinitas termasuk
penggajian.
7. Dasar Hukum dalam Penentuan Sumber Dana Operasional
Berdasarkan syari’at Islam, sebagai pengelola, amil berhak menerima zakat sebesar
seperdelapan bagian (atau setara dengan 12,5 %) dari keseluruhan dana zakat yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
diterima. Selanjutnya, di dalam PSAK 109 pragraf 17 disebutkan bahwa amil berhak
untuk mengambil bagian dari zakat untuk menutup biaya operasional dalam rangka
menjalankan fungsinya sesaui dengan ketentuan.
Pernyataan ini juga diperjelas oleh Fatwa MUI No. 8 Tahun 2011 tentang Zakat
Poin 5 yang menyebutkan bahwa apabila pemerintah tidak menyediakan biaya
operasional pengelolaan zakat, ataupun telah menyediakan tetapi tidak mencukupi,
maka biaya operasional tersebut bisa diambil dari dana amil atau bagian dari fi
sabilillah.
Dalam BAZIS DKI Jakarta dana sebesar seperdelapan (12,5%) tersebut telah
disubsidi oleh pemerintah, sehingga dana hak amil tidak lagi dipergunakan untuk
pembiayaan kegiatan operasional. Pemerintah mensubsidi dengan memeberikan dana
dalam bentuk kas untuk pembiayaan kegiatan operasional BAZIS. Namun
kenyataanya pada tahun 2011 terdapat keterbatasan dalam dana APBD yang
dialokasikan untuk operasional amil (BAZIS DKI Jakarta). Terdapat penurunan yang
cukup signifikan dalam subsidi APBD untuk BAZIS yang sebelumnya meggantikan
dana sebesar 12,5% namun pada tahun 2011 dana APBD terbatas hanya menutupi
2,5% sehingga 10% sisanya diambil dari dana ZIS untuk hak operasional amil.
Kebijakan ini juga didasari karena meningkatnya penerimaan BAZIS dari tahun ke
tahun sehingga beban pemerintah untuk memberikan subsidi dari APBD tidak dapat
mencukupi.
8. Akuntansi
Dalam menjelaskan penerapan PSAK 109 pada akuntansi BAZIS DKI Jakarta
peneliti mengevaluasi proses aktual akuntansi di BAZIS DKI Jakarta dengan
ketentuan yang terdapat di PSAK 109. Dimana dalam menjelaskannya akan dibagi
dari sisi pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Berikut ilustrasi dari awal prosedur penjurnalan pada Bazis Dki :
Untuk dapat melakukan penjumlahan, petugas terlebih dahulu harus menyiapkan
journal voucher, baik untuk jurnal umum maupun jurnal memorial.
1. Pada jurnal umum, dasar yang dipakai untuk membuat journal voucher adalah
bukti penerimaan (seperti formulir F-1, F-2, F-3 atau formulir
F-5
dan
sebagai bentuk penjumlahan secara kelompok/batch), bukti pengeluaran
kwitansi dan Surat Perintah Membayar
F-6
(seperti
Uang/SPMU yang disetujui oleh Seksi
Kas.
2. Pada jurnal memorial, dasar yang dipakai untuk membuat journal
adalah hasil-hasil perhitungan yang disetujui oleh Kepala
Bidang
voucher
Dana
(seperti
hasil perhitungan, penyusutan, kompensasi hutang-piutang, jurnal penyesuaian dan
jurnal penutupan).
Petugas pembukuan wajib mengadministrasikan dengan baik bukti-bukti
pendukung pembukuan.Kepala Sub Bagian Akuntansi merupakan supervisor yang
bertanggung jawab terhadap kebenaran penjumlahan, perubahan kode dan nama akun,
serta kedisiplinan dalam pembukuan.Software dirancang sedemikian rupa sehingga
saldo-saldo dari setiap akun dapat diketahui dan dicetak setiap saat pada tahun
berjalan (tanpa melakukan penutupan buku).
Ilustrasi : PROSEDUR PENJURNALAN PADA BAZIS PROVINSI
4-300-00
PENERIMAAN DANA PENGELOLA
1-112-00
BANK
Dari rekening bank mitra BCA Zakat (0353048888) pada awal tahun 2011
diketahui total penerimaan zakat, jasa, giro, pajak, dan biaya administrasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sebesar Rp.
3,839,500.00,
Rp.
268,743.62
, Rp.
53,748.72
dan Rp
.Transaksi tersebut akan dijurnal sebagai berikut :
3,839,500.00
1-112-23
BCA 0353048888
4-160-09
Penerimaan Dana Zakat
3,839,500.00
Mitra
1-112-23
BCA 0353048888
4-330-02
Penerimaan
Jasa
268,743.62
268,743.62
Giro
Mitra
5-390-02
Beban Pajak
1-112-23
BCA 0353048888
5-390-01
Beban Administrasi Bank
1-112-23
BCA 0353048888
53,748.72
53,748.72
32,500.00
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32,500.00
32,500.00
1-112-02
Bank
DKI 8.500.000.000
Pendayagunaan
1-112-01
Bank
DKI
8.500.000.000
Pengumpulan
1-113-00
DEPOSITO
BAZIS memutuskan untuk menyimpan dana pengelola yang belum
termanfaatkan sejumlah Rp.
6,000,000,000.00
ke dalam Deposito Dki Syariah
berjangka 3 bulan. Transaksi tersebut dijurnal:
1-113-01
Deposito
1-11236
Bank DKI Pengelola
1-120-00
6,000,000,000.00
6,000,000,000.00
PIUTANG QORDHUL HASAN
1-123-01 Piutang Qordhul Hasan – Pusat
Disetujui untuk memberikan bantuan pinjaman Qordhul Hasan kepada Tuan H.
Nanang Achmad
dari Jakarta Pusat sejumlah Rp. 25,645,500.00 tunai. Pelunasan
pinjaman dibayar dua kali dengan cara penyetoran bank. Transaksi tersebut
dijurnal :
1-123-02
Piutang Qordhul Hasan – 25,645,500.00
Pusat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1-111-01
Kas Pendayagunaan
1-124-00
PIUTANG MUDHARABAH
1-124-13
PIUTANG Mudharabah
25,645,500.00
Disetujui penyaluran dana mudharabah untuk Piutang BMT Fatahillah sebesar Rp.
130,000,000.00. dengan kesepakatan akan diangsur dalam waktu 20 bulan
ditambah bagi hasil sebesar 2% dari saldo pinjaman, maka dijurnal :
1-124-13
Piutang Mudharabah – BMT 130,000,000.00
fatahillah
1-112-31
1 – 160-00
Bank DKI Produktif 1
130,000,000.00
BIAYA DIBAYAR DIMUKA
Diterima bantuan Sos Zis Bazis Pusat sebesar Rp.5.000.000 dana tersebut
akan dicatat sebagai beban pendayagunaan apabila sudah diterima SPJ , maka
dijurnal :
1-161-19
Biaya Dibayar Dimuka
1-112-02
Bank Dki pendayagunaan
5.000.000
5.000.000
Jurnal saat diterima SPJ :
5-230-00
Biaya Dibayar Dimuka
5.000.000
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1-112-02
Bank Dki pendayagunaan
1-224-00
PERALATAN KANTOR
1224- 12
Komputer
BAZIS DKI
5.000.000
melakukan pengadaan satu unit
komputer
senilai Rp.
3,050,000.00 secara tunai. Transaksi tersebut akan dijurnal :
5-220-05
Perawatan
Sarana 3,050,000.00
Operasional- komputer
1-112-02
Bank DKI Pendayagunaan
1224-12
Komputer
3-900-00
Penyaluran Terakumulasi
3,050,000.00
3,050,000.00
3,050,000.00
dalam Aktiva- Komputer
1-228-00
AKTIVA TETAP LAIN
Jurnal pada akun-akun ini serupa dengan jurnal pada aktiva tetap lain.
1-229-00
AKUMULASI PENYUSUTAN
1-229-03
Akumulasi Penyusutan Peralatan Kantor
Komputer dibeli pada bulan Juni tahun berjalan dengan nilai Rp. 3,050,000.00
. BAZIS mengikuti ketentuan perpajakan dengan mengambil masa manfaat
komputer delapan tahun. Jurnal pada akhir bulan Desember adalah sebagai
berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3-900-01
Penyaluran Terakumulasi 190.625.000
dalam
Aktiva-Komputer
(6/12 x 1/8 x 3.050.000)
1-229-03
Akumulasi
Penyusutan
190.625.000
Peralatan Kantor
Pada prinsipnya akun Penerimaan Dana Zakat ini dikredit sejumlah
penerimaan bruto dari para muzaki, bukan jumlah yang telah dipotong untuk
dana amilin (jika memang ada pemotongan hak amilin).
Demikian juga untuk akun Penerimaan Dana Infak dikredit sejumlah
penerimaan bruto dari para munfik/mutasadik, bukan jumlah yang telah
dipotong untuk dana amilin (jika memang ada pemotongan hak amilin).
Pada waktu tutup buku, dibuat jurnal yang mendebet akun Penerimaan Dana
Zakat dan akun Penerimaan Dana Infak dengan lawan akun-akun Aktiva
Bersih Dana Terikat.
B. Pengakuan dan Pengukuran
Dalam pengakuan dan pengukuran terdapat perbandingan antara PSAK 109 dan
penerapannya dalam BAZIS DKI Jakarta dari sisi penerimaan dan pengeluaran zakat.
1. Penerimaan zakat
Tabel 4.1 berikut ini merupakan tabel yang menjelaskan penerapan PSAK 109
pada Bazis DKI Jakarta.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.1. Penerapan PSAK 109 untuk Penerimaan Zakat
Paragraf PSAK 109
BAZIS DKI Jakarta
10
Penerimaan zakat diakui pada saat Megakui pada saat kas
kas atau aset non kas diterima
diterima, namun dalam BAZIS
DKI Jakarta tidak terdapat
penerimaan zakat dalam aset
non kas
11
Zakat yang diterima dari muzaki Zakat yang diterima dari
diakui sebagai penambah dana muzaki
zakat sebesar:
diakui sebagai penambah dana
a.
Jumlah yang diterima, jika sebesar Jumlah yang diterima
dalam bentuk kas
dan tidak terdapat aset non kas
b. Nilai wajar, jika dalam bentuk Jurnal :
nonkas
Kas
XXX
Pendapatan Zakat XXX
12
Penentuan nilai wajar asset nonkas Tidak terdapat aset non kas
yang diterima menggunakan harga
pasar,
jika
tidak
tersedia
menggunakan metode penentuan
lain sesuai SAK yang relevan
13
Jika muzaki menentukan mustahik Tidak mengambil bagian amil
yang menerima penyaluran zakat dalam penyaluran dana zakat
melalui amil, maka amil tidak bagi mustahik yang telah
memiliki bagian atas dana tersebut, ditentukan oleh muzaki
melainkan Ujrah
14
Jika terjadi penurunan nilai asset Tidak terdapat aset non kas
nonkas,
jumlah
kerugian
diperlakukan sebagai pengurang
dana zakat atau pengurang dana
amil
15
Penurunan nilai asset zakat diakui Tidak terdapat aset non kas
sebagai :
a.
pengurang dana zakat, jika
bukan kelalaian amil
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. kerugian dan pengurang dana
amil, jika karena kelalaian amil
Sumber : Data Diolah
2. Penyaluran Zakat
Tabel 4.2 berikut ini merupakan tabel yang menjelaskan penerapan PSAK 109
pada Bazis DKI Jakarta untuk Penyaluran Zakat.
Tabel 4.2. Penerapan PSAK 109 untuk Penyaluran Zakat
Paragraf
PSAK 109
BAZIS DKI Jakarta
16
Zakat yang disalurkan kepada Zakat yang disalurkan kepada
mustahik, termasuk amil, diakui mustahik, termasuk amil, diakui
sebagai pengurang dana zakat sebagai pengurang dana zakat
sebesar :
sebesar Jumlah yang diserahkan dan
berupa kas. Tidak terdapat dana
a. Jumlah yang diserahkan (kas)
zakat berupa non kas
b. Jumlah tercatat (non kas)
Jurnal :
Beban Zakat XXX
Kas
XXX
17
Amil berhak mengambil bagian Tidak mengambil bagian dana dari
dari zakat untuk menutup biaya zakat melainkan dari infaq dan
operasional
sedekah
18
Penentuan mustahik sesuai prinsip Penentuan mustahik kondisional dan
syariah, kewajaran, etika, dan didasarkan SK Gubernur
peraturan yang berlaku
19
Beban
penghimpunan
dan Tidak melakukan pinjaman jangka
penyaluran zakat harus diambil dari pendek
porsi amil, amil
dimungkinkan untuk melakukan
pinjaman jangka pendek
20
Bagian dana zakat yang disalurkan Tidak mengambil dana dari zakat
untuk
amil
diakui
sebagai sebagai penambah dana amil
penambah dana amil
21
Zakat telah disalurkan kepada Zakat telah disalurkan kepada
mustahik jika telah diterima oleh mustahik jika telah diterima oleh
mustahik nonamil tersebut. Zakat mustahik nonamil tersebut. BAZIS
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang disalurkan amil lain dan tidak menyalurkan dana muzaki
belum diterima mustahik diakui kepada amil lain.
sebagai piutang penyaluran
22
Dana zakat yang diserahkan pada
mustahik
non
amil
dengan
keharusan untuk mengembalikan
nya kepada amil, belum diakui
sebagai penyaluran zakat
Dana zakat yang diserahkan pada
mustahik non amil dengan keharusan
untuk mengembalikannya kepada
amil diakui sebagai piutang qordhul
hasan.
Jurnal :
Piutang Qardhul Hasan XXX
Kas
23
XXX
Dana Zakat yang disalurkan dalam Tidak menyalurkan zakat dalam
bentuk asset kelolaan diakui bentuk aset kelolaan
sebagai :
a. penyaluran zakat seluruhnya
jika asset tersebut dikelola
oleh pihak lain yang tidak
dikendalikan amil
b. penyaluran
zakat
secara
bertahap jika masih dalam
pengelolaan amil atau pihak
lain dibawah kendali amil
Sumber : Data Diolah
3. Penyajian
Dalam Penyajiannya, BAZIS DKI Jakarta telah menerapkan PSAK 109 yakni
dengan meyajikan dana ZIS dan dana Amil secara terpisah dalam Laporan Posisi
Keuangan Dana ZIS (Lihat Tabel 4.3)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.3
Laporan Posisi Keuangan Dana ZIS (Parsial)
BAZIS Provinsi DKI Jakarta
BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN POSISI KEUANGAN DANA ZIS
PER 31 DESEMBER 2011
ASET
Catatan
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas
Deposito
Hak Amilin Akan Diganti APBD
ZIS Belum Disetor
2011
(Lanjutan)
Piutang Qodrul Hasan
Piutang Mudharabah
Biaya Dibayar Dimuka
Jumlah Aset Lancar
JUMLAH ASET
LIABILITAS DAN SALDO DANA
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Liabilitas Amilin Mitra
Liabilitas Dana Amilin
Liabilitas Lain-Lain
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
SALDO DANA
Saldo Dana Zakat
Saldo Dana Infaq dan Shadaqah
Saldo Dana Pengelola
Saldo Dana
JUMLAH LIABILITAS DAN SALDO DANA
Sumber : Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Pengungkapan
Dalam pengungkapan hal-hal yang terkait dengan transaksi zakat BAZIS DKI telah
mengungkapkan sebagaimana tabel 4.4. sebagai berikut:
Tabel 4.4. Penerapan PSAK 109 tentang Pengungkapan
Poin
A
B
C
D
PSAK 109
Kebijakan penyaluran zakat,
seperti penentuan skala prioritas
penyaluran zakat dan mustahik
non amil
Kebijakan penyaluran zakat
untuk amil dan mustahik non
amil,
seperti
persentase
pembagian,
alasan,
dan
konsistensi kebijakan
Metode penentuan nilai wajar
yang
digunakan
untuk
penerimaan zakat berupa aset
non kas
Rincian jumlah penyaluran dan
zakat untuk masing-masing
mustahik
BAZIS DKI Jakarta
Kebijakan ini terdapat dalam SK
Gubernur. Pada tahun 2011
tertuang
dalam
peraturan
gubernur No 58 Tahun 2011
Kebijakan ini terdapat dalam SK
Gubernur. Pada tahun 2011
tertuang
dalam
peraturan
gubernur No 58 Tahun 2011
Tidak terdapat penerimaan zakat
berupa aset non kas
Rincian jumlah penyaluran dan
zakat
untuk
masing-masing
mustahik terdapat di catatan atas
laporan keuangan
E
Penggunaan dana zakat dalam Tidak terdapat dana zakat dalam
bentuk aset kelolaan yang masih bentuk aset kelolaan
dikendalikan oleh amil atau
pihak lain yang dikendalikan
amil, jika ada, dingkapkan
jumlah dan persentase terhadap
seluruh penyaluran dana zakat
serta alasannya
F
Hubungan pihak-pihak berelasi Pengungkapan hubungan terdapat
antara amil dan mustahik di catatan atas laporan keuangan
meliputi sifat hubungan, jumlah
dan jenis aset yang disalurkan,
dan persentase dari setiap aset
yang disalurkan tersebut dari
total penyaluran zakat selama
periode tersebut
Sumber: Data diolah
Secara keseluruhan, dapat dilihat bahwa BAZIS DKI Jakarta telah mengikuti aturan
yang terdapat di dalam PSAK 109 hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya penyimpangan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dari apa yang telah digariskan dalam PSAK 109. Peneliti perlu menekankan bahwa dari
segi penerimaan dan penyaluran zakat yang berupa aset non kas belum bisa dinilai karena
BAZIS DKI Jakarta sejauh ini belum menerima zakat yang berupa aset non kas. Pada
masa yang akan datang bila BAZIS DKI Jakarta menerima aset non kas maka dibutuhkan
penelitian yang lebih lanjut mengenai kesesuaian perlakuan akuntansi aset non kas
tersebut terhadap PSAK 109.
C. Kebijakan Akuntansi Lain
Dalam akuntansinya BAZIS memiliki keunikan, karena sebagai entitas pemerintah
dalam operasionalnya BAZIS memperoleh dana yang bersumber dari APBD, sekaligus
juga mengelola dana masyarakat yang diterima dari kegiatan penerimaan zakat, infak dan
sedekah. Selain itu pula terdapat beberapa kebijakan akuntansi yang ditetapkan oleh
BAZIS diantaranya mengenai penyusunan Laporan Keuangan, pertanggungjawaban dana
APBD, penyajian transaksi lain, serta audit atas laporan keuangan.
1. Laporan Keuangan
Laporan Keuangan yang dibuat oleh BAZIS DKI Jakarta adalah : Laporan Posisi
Keuangan, Laporan Perubahan Dana ZIS, Laporan Arus Kas Dana ZIS, Laporan
Perubahan Aset Kelolaan Dana ZIS, dan Catatan Atas Laporan Keuangan Dana ZIS.
2. Dana APBD
Dana APBD yang di berikan oleh pemerintah DKI Jakarta adalah sebagai
pengganti Hak Amil, Penentuan jumlah dana APBD yang digunakan untuk mnegganti
hak amil adalah berupa presentase dari jumlah seluruh penerimaan ZIS. Dimana
sesuai ketentuan yang berlaku adalah sebesar 12.5% Nominal dana APBD yang akan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
diterima BAZIS DKI Jakarta untuk mengganti hak amil tertera dalam laporan
perubahan dana pada tahun dana ZIS tersebut diterima oleh BAZIS (lihat tabel 4.5).
Tabel 4.5
Laporan Perubahan Dana ZIS (Parsial)
BAZIS Provinsi DKI Jakarta
BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN POSISI KEUANGAN DANA ZIS
PER 31 DESEMBER 2011
DANA ZAKAT
Catatan
Penerimaan :
Penerimaan APBD
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2011
Penerimaan Hasil Pengembangan
Penerimaan Jasa Giro
(Lanjutan)
Penerimaan Jasa Lain-lain
Jumlah Penerimaan
Penggunaan :
Beban Pegawai
Beban Amilin
Beban Umum dan Adm
Beban Penyusutan
Beban Penghapusan Piutang
Jumlah Penggunaan
SURPLUS (DEFISIT)
JUMLAH SURPUS (DEFISIT)
SALDO AWAL
SALDO AKHIR
Sumber : Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta
BAZIS DKI Jakarta pada tahun dana tersebut diterima oleh BAZIS, terdapat poin
yang menginformasikan bahwa BAZIS
DKI Jakarta telah menghitung dan
menunjukkan jumlah dana APBD yang seharusnya diterima BAZIS sebagai pengganti
hak amil. Dan pengungkapan bahwa BAZIS telah meminta kepada pemerintah DKI
Jakarta untuk mengganti dana tersebut, yang akan ditagih pada tahun berikutnya
setelah dana ZIS diterima.
Penggantian hak amil terjadi satu tahun setelah dana ZIS diterima dapat dilihat
pada laporan arus kas satu tahun setelah dana ZIS diterima (lihat tabel 4.6),
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.6
Laporan Arus Kas
BAZIS Provinsi DKI Jakarta
BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA
LAPORAN ARUS KAS
PER 31 DESEMBER 2011
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Kenaikan Aset Bersih
Disesuaikan Untuk :
Penyusutan Aset Tetap
Jumlah Kas Berasal Dari Operasional
Perubahan Dalam Aset Dan Kewajiban
Hak Amilin Akan Diganti APBD
ZIS Belum Disetor
Piutang Qodrul Hasan
Piutang Mudharabah
Biaya Dibayar Dimuka
Kewajiban Amilin
ZIS Dibayar Dimuka
Kewajiban Qodrul Hasan (Binaan Modal Usaha)
Kewajiban Amilin Non Mitra
Kewajiban Amilin Kodya dan Propinsi
Kewajiban/Aset Lain-lain
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Arus Kas Bersih Yang diperoleh Dari (digunakan)
Untuk Aktivitas Operasi
ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian Aset Tetap
Investasi Jangka Panjang
Arus Kas Bersih yang Digunakan Untuk Aktivitas Investasi
ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS PENDANAAN
Deposito
Arus Kas Bersih Yang Digunakan Untuk Aktivitas Pendanaan
Kenaikan Bersih Kas dan Setara Kas
Kas dan Setara Kas Pada Awal Tahun
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
Sumber : Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta
Pada praktiknya, dana yang diganti oleh pemerintah tidak sebesar jumlah yang
diungkapkan pada laporan perubahan dana ZIS pada tahun penerimaan ZIS tersebut. hal
ini dikarenakan pemerintah kesulitan dalam menanggung penggantian hak amil karena
jumlah dana ZIS yang diterima oleh amil semakin membesar dari tahun ke tahun. Dari
tahun 2008 hingga 2010 rata-rata pemerintah hanya sanggup mengganti kurang lebih
sebesar 2.5% dari total dana ZIS.
Karena hal tersebut maka terdapat overstate pendapatan pada dana APBD tersebut,
jumlah dana yang cair tidak sesuai dengan yang tercantum dalam piutang dalam hal ini
yang dilakukan oleh BAZIS adalah dengan cara melakukan jurnal penyesuaian :
Dr. Hak Amil (Beban)
Cr.
XXX
Piutang APBD
XXX
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Wawancara dengan responden mengatakan bahwa di masa yang akan datang
kemungkinan BAZIS DKI Jakarta akan berdiri sendiri atau dengan kata lain tidak
menggunakan dana APBD sama sekali dalam menutupi biaya operasionalnya.
Laporan Keuangan yang disajikan oleh BAZIS DKI Jakarta disusun menggunakan
Accrual Basis. Dimana dengan dasar ini pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui saat
kejadian dan bukan pada saat kas diterima. Laporan Arus Kas yang disajikan oleh BAZIS
DKI Jakarta menggunakan metode tidak langsung. Penerimaan APBD diatur oleh Juklak
SK Gubernur DKI No. 53 tahun 1991 menggunakan Accrual Basis pada periode
terjadinya. Penerimaan ZIS diakui pada saat terjadinya (Accrual Basis).
5. Penyajian Transaksi Lainnya
Kerjasama Operasi dilaksanakan dengan tujuan membantu ekonomi rakyat melalui
penyaluran modal usaha kecil oleh BMT kepada pedagang-pedagang kecil, dengan
ketentuan jangka waktu pengembalian modal usaha selama 20 bulan yang disajikan
sebagai piutang mudharabah (Lihat tabel 4.3).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download