1 PENGARUH HARGA SAHAM, UKURAN PERUSAHAAN, DAN

advertisement
1
PENGARUH HARGA SAHAM, UKURAN PERUSAHAAN, DAN RISIKO SAHAM
TERHADAP REQUIRED OF RETURN SAHAM
Dovi Kurniawan
[email protected]
Heru Suprihhadi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out how big the influence of stock price, company size, and stock
risk are to the required of return stock in the manufacturing industries which are listed in Indonesia
Stock Exchange during the period of 2008 – 2012. The result of research simultaneously with Sig.
0.015 < 0.05, hence Ho is rejected. It means that the stock price, company size, stock risk beta
simultaneously have significant influence to the required of return stock, it can be concluded that the
hypotheses have been proven. The determination coefficient (R2) with a value of 0.356 meaning that
stock price, company size stock risk beta can influence the required of return is 35.6% while 64.4% is
explained by other variables. Partially it shows that stock price and company size have positive
significant influence significant to the required of return of company’s stock, so it can be concluded
that it has been proven. While the stock risk has no significant influence to the required of return
stock, with Sig. 0,711 > 0,05, so in hypothesis case it can be concluded that it has not been proven. It
is recommended in the future research to add other independent variables excluding stock price,
company size, and stock risk which are used in this research.
Keywords: Stock Price, Company Size, Stock Risk and Required of Return Stock.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harga saham, ukuran
perusahaan, dan risisko saham terhadap required of return saham pada industri manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2012. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara simultan dengan Sig. 0,015 < 0,05, maka Ho ditolak. Artinya
harga saham, ukuran perusahaan, beta risiko saham secara simultan memiliki pengaruh
signifikan terhadap required of return saham, dapat disimpulkan hipotesisnya terbukti.
Sedangkan Koefesien Determinasi (R2) dengan nilai sebesar .356 yang berarti bahwa harga
saham, ukuran perusahaan, beta risiko saham mampu mempengaruhi required of return
sebesar 35,6% sedangkan 64,4% dijelaskan oleh variabel yang lain. Sedangkan secara parsial
bahwa harga saham dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap
required of return saham perusahaan, maka dapat disimpulkan terbukti. Sedangkan variabel
beta risiko saham tidak berpengaruh signifikan terhadap required of return saham, dengan
Sig. 0,711 > 0,05, dalam hal ini hipotesis dapat disimpulkan tidak terbukti. Disarankan pada
penelitian berikutnya untuk menambah variabel independen lainnya selain variabel harga
saham, ukuran perusahaan dan risiko saham yang digunakan dalam penelitian ini.
Kata Kunci : Harga Saham, Ukuran Perusahaan, Risiko Saham dan Required Of Return
Saham.
2
PENDAHULUAN
Saham adalah bukti penyertaan modal dalam suatu kepemilikan di perusahaan.
Saham terbagi menjadi dua jenis, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen
(preveren stock). Keuntungan yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk dividen.
Pembagian dividen oleh perusahaan akan dilakukan apabila kinerja keuangan perusahaan
cukup bagus dan sudah mampu membayar kewajiban keuangan lainnya. Saham
mengandung unsur ketidakpastian karenanya unsur expectation memegang peranan
(Kamarudin, 2004:55). Saham memiliki risiko paling tinggi diantara semua jenis instrumen
investasi. Perangkat analisis yang dapat digunakan dalam penilaian dan peramalan harga
saham serta kelayakan ialah analisis fundamental (fundamental analysis) dan analisis teknikal
(technical analysis). Menurut analisis ini, harga saham akan naik apabila pendapatan
perusahaan mengalami peningkatan secara terus-menerus dan konsisten. Analisis
fundamental merupakan analisis yang mempunyai kecenderungan untuk melihat kedepan
berdasarkan prediksi required of return akan diperoleh investor di masa yang akan datang.
Sebaliknya analisis teknikal cenderung untuk melihat kebelakang berdasarkan data historis
harga saham dalam memperkirakan harga saham dimasa mendatang. Analisis teknikal
bersandar pada data saham di masa lalu, yang kemudian dianalisis secara statistik untuk
menentukan tren harga yang akan menjadi di masa mendatang. (Yunia, P. 2004).
Risiko saham adalah tingkat potensi kerugian yang timbul karena perolehan hasil
investasi yang dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan. Investor saham sangat
menyadari adanya potensi risiko saham dari investasi. Bentuk risiko investasi bisa
bermacam-macam, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Risiko
investasi terbagi atas dua kelompok, yaitu risiko saham sistematis dan risiko saham tidak
sistematis. Risiko saham sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan
melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko saham ini dipengaruhi oleh faktor-faktor
makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Risiko saham sistematis ini
melekat pada semua perusahaan yang disebabkan oleh faktor makro ekonomi misalnya
inflasi. Risiko pasar atau sistematis berhubungan erat dengan perubahan harga saham jenis
tertentu atau kelompok tertentu yang disebabkan oleh antisipasi investor terhadap
perubahan tingkat permintaan investor. Untuk mengukur risiko saham ini dapat digunakan
beta (β) yang menjelaskan return saham yang diminta. Beta merupakan pengukur yang tepat
dari indeks pasar karena Risiko saham suatu sekuritas yang diversifikasikan dengan baik
tergantung pada kepekaan masing-masing saham terhadap perubahan pasar yaitu pada beta
saham-saham tersebut (Vernande, 2009). Dalam pengembangan suatu model yang
dinamakan Capital Asset Pricing Model (CAPM), kecenderungan sebuah saham bergerak naik
dan turun mengikuti pasar akan tercermin dalam koefisien betanya (beta coefficient), beta
adalah elemen kunci dari CAPM. Sebuah saham dengan risiko rata-rata dinyatakan sebagai
saham yang cenderung bergerak naik dan turun sesuai dengan pasar umum yang diukur
dengan satuan indeks tertentu (Brigham dan Houston, 2006:240). Risiko saham sistematis
dari suatu sekuritas atau portofolio yang relatif terhadap Risiko saham pasar yang
dinyatakan sebagai beta (β) yang besarnya berbeda untuk masing-masing saham. Beta
merupakan suatu sekuritas dalam merespon pergerakan keuntungan pasar. Semakin tinggi
tingkat beta, semakin tinggi Risiko saham yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian yang dilakukan berjudul: “Analisis
Pengaruh Harga Saham, Ukuran Perusahaan, Dan Risiko saham Terhadap Required Of
Return Saham Pada Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode 2008 - 2012”.
Menurut penjelasan latar belakang yang telah diuraikan oleh penulis diatas,
maka rumusan masalah penelitian ini adalah: Apakah harga saham, ukuran perusahaan,
dan risiko saham berpengaruh secara simultan terhadap required of return saham pada
industri manufaktur yang terdaftar di BEI, Apakah secara parsial harga saham, ukuran
3
perusahaan, dan risiko saham berpengaruh terhadap required of return saham pada industri
manufaktur yang terdaftar di BEI, Apakah risiko saham paling dominan berpengaruh
terhadap required of return saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara
simultan harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham terhadap required of return
saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI, Untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh secara parsial harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham terhadap
required of return saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI, Untuk mengetahui
dan menganalisis diantara harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham salah satunya
berpengaruh dominan terhadap required of return saham pada industri manufaktur yang
terdaftar di BEI?
Kontribusi Teoritis merupakan kontribusi hasil penelitian dalam rangka
pengembangan ilmu pengetahuan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan yang berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang ilmu
manajemen keuangan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi
dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan harga
saham, ukuran perusahaan dan beta resiko terhadap required of return saham perusahaan.
Kontribusi Praktis merupakan kontribusi hasil panelitian bagi atau praktik pada
umumnya, terutama berkaitan dengan alternatif pemecahan masalah yang mungkin dapat
diambil pihak perusahaan, calon investor atau bagi pembaca dan pihak yang
berkepentingan.
Kontribusi Kebijakan merupakan kontribusi hasil penelitian sebagai bahan
pertimbangan bagi kalangan regulator dalam menetapkan peraturan yang terkait dengan
permasalahan yang diangkat dalam penelitian.
Ruang lingkup perlu dilakukan untuk memfokuskan penelitian pada pokok
permasalahan, mencegah terlalu luasnya pembahasan dan mencegah terjadinya salah
interpretasi atas kesimpulan yang dihasilkan.
TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS
Tinjauan Teori
Investasi pada dasarnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan
tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Pada umumnya
investasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu investasi pada asset riil (real assets) dan
investasi pada asset finansiil (financial assets). Investasi pada asset riil dapat berupa tanah,
emas, mesin atau bangunan, sedangkan investasi asset finansial dapat berupa deposito,
saham, dan obligasi. Pada perekonomian primitif hampir semua investsi merupakan
investasi asset riil, sedangkan di perekonomian modern lebih banyak dilakukan pada asset
finansial.
Menurut (Halim, 2005:21). Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan
sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan di masa
mendatang. Agar harapan tersebut tercapai, maka sebelum memasuki dunia investasi
diperlukan pengetahuan di dunia investasi. Pengetahuan ini penting sebagai pegangan
ketika memasuki dunia investasi yang penuh resiko dan ketidakpastian.
Modal dan pengetahuan belumlah cukup untuk membuat investasi berhasil sesuai
dengan yang diharapkan. Satu hal lain yang diperlukan adalah ketepatan dalam memilih
berbagai instrument investasi yang ada.
Pada umunya dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Investasi pada aset-aset finansial (financial asset)
4
2.
Investasi pada aset-aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya sertifikat deposito,
commercial paper, surat berharga lainnya. Investasi juga dapat dilakukan di pasar modal,
misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain.
Investasi pada aset-aset riil (real asset)
Investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset-aset produktif,
pembangunan pabrik, pembukaan pertambangan, perkebunan dan lain sebagainya.
Tujuan Investasi
Menurut (Halim, 2005:24). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menentukan tujuan investasi, yaitu: Tingkat pengembalian yang diharapkan, Tingkat resiko,
Ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan, Investor menginginkan pengembalian
yang maksimal dengan risiko tertentu.
Umumnya hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian yang diharapkan
bersifat linier, artinya semakin tinggi tingkat resiko maka semakin tinggi pula tingkat
pengembalian yang diharapkan.
Investasi di Bursa Saham
Investasi di bursa saham sebagaimana dikemukakan mempunyai kekhususan
walaupun dalam prinsipnya sama dengan investasi di bidang lain. Investasi di bursa saham
selain diperlukan dana juga diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman serta naluri
bisnis untuk menganalisa saham atau surat berharga mana yang akan dibeli dan saham
mana yang sudah waktunya dijual kembali. Bagi calon investor yang tidak mempunyai
keterampilan untuk itu, dapat meminta bantuan kepada lembaga perantara, karena di
samping melakukan jual/beli saham juga memberikan nasihat kepada masyarakat sebagai
calon investor bagaimana melakukan investasi yang baik dan akan menunjukkan sahamsaham yang dapat dipilih untuk dibeli (Halim, 2005:34 )
Pengertian Pasar Modal
Pasar modal yaitu merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli, hanya saja
yang diperjualbelikan adalah modal, dana untuk bisnis. Jadi, pasar modal mempertemukan
antara penjual modal (pihak yang membeli modal) dengan pembeli modal (pihak yang
membutuhkan modal atau emiten) untuk ditanam dalam suatu usaha. Secara umum pasar
modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka
panjang yang bisa diperjual belikan baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik
yang diterbitkan pemerintah, ahli umum (public authorities), maupun perusahaan swasta.
(Husnan dan Pudjiastuti, 2009).
Pasar yang digunakan untuk berbagai instrument keuangan (sekuritas), disebut pasar
modal. Pasar modal yang ada di Indonesia antara lain Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek
Surabaya. Para pelaku pasar modal diantaranya adalah perusahaan yang mengeluarkan
saham (emiten), perantara, pedagang efek (Broker/pialang) dan investor. Tujuan
diaktifkannya pasar modal di Indonesia (Husnan, 2003) adalah :
a. Untuk memobilisasi dana diluar sistem perbankan.
b. Untuk memperluas distrubusi kepemilikan saham terutama modal kecil.
c. Untuk memperluas sektor keuangan.
Adapun beberapa jenis yang diperdagangkan di pasar modal (Husnan, 2003) antara
lain:
a. Obligasi adalah tanda (surat) hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan
atau pemerintah.
b. Saham adalah tanda kepemilikan modal dalam suatu perusahaan.
c. Reksadana adalah investasi yang terdiri atas berbagai macam instrument keuangan dan
dikelola oleh manajemen investasi.
5
d.
Sertifikat right adalah struktur yang memberikan hak kepada pemilik untuk membeli
saham baru dengan harga tertentu.
Saham
Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan
surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 15).
Jenis-Jenis Saham yang Beredar di Bursa Saham
Menurut (Halim, 2005:16) antara lain :
a. Saham blue chip (blue chip stock)
b. Saham pendapatan (income stock)
c. Saham pertumbuhan (growth stock/well – know stock)
d. Saham spekulatif (speculative stock)
e. Saham siklikal (cyclical stock)
f. Saham defensive (defensive stock)
Pembagian jenis ini disesuaikan dengna sifat dari saham tersebut, misalnya tingkat
kestabilan harga, risk and return serta kondisi perusahaan yang menerbitkannya. Penjabaran
arti dari jenis saham-saham tersebut adalah sebagai berikut :
a) Saham Blue Chip (Blue Chip Stock)
Saham “Blue Chip’s” merupakan saham yang mempunyai nilai tinggi di pasar,
karena saham Blue Chips’s adalah saham-saham dari perusahaan yang sudah mapan
dalam bisnisnya, berukuran besar dan mempunyai kekuatan financial yang mantap.
Perusahaan yang mempunyai saham “Blue Chip’s” biasanya merupakan pemimpin
dalam pasar bisnisnya. Kalaupun bukan pemimpin paling tidak perusahaan ini
mempunyai posisi dimana mereka merupakan penentu langkah dalam industri dan
langkah-langkah yang dilakukan oleh perusahaan ini akan dijadikan standar oleh
perusahaan lain dalam industri tersebut.
Saham Blue Chip’s mempunyai dividen yang stabil baik dalam kondisi buruk
maupun baik, sehingga saham ini banyak dipilih oleh para investor yang enggan
berisiko dan konservatif.
b) Saham Pendapatan (income stock)
Income Stock merupakan saham-saham yang mempunyai dividen di atas rata-rata
dan harga yang relatif rendah. Income Stock ini banyak diminati oleh para investor yang
mengharapkan investasinya menghasilkan tingkat pengembalian yang relatif tetap dan
tinggi.
c) Saham Pertumbuhan (growth stock/well – know stock)
Growth Stock adalah saham-saham dari perusahaan yang tingkat pertumbuhannya,
baik penjualan atau labanya di atas rata-rata pertumbuhan industri dan pertumbuhan
ekonomi secara umum.
Perusahaan yang mempunyai saham tersebut, biasanya merupakan perusahaan
yang sangat agresif, mengacu pada penelitian dan pengembangan, dan menahan
labanya untuk pengembangan usaha. Karena perusahaan ini menggunakan laba ditahan
sebagai sumber dana ekspansi usaha, maka tingkat dividen yang dibagikan menjadi
relatif lebih kecil. Akan tetapi investor akan mendapat keuntungan dengan naiknya
harga saham karena ekspansi usaha tadi.
Salah satu kelemahan dari Growth Stock adalah harganya yang tidak stabil, dimana
pada saat tertentu harganya akan meningkat tetapi setelah mencapai satu titik tertentu
harga tersebut akan mengalami penurunan yang sangat tajam.
6
d) Saham Spekulatif (speculative stock)
e)
f)
Saham spekkulatif adalah saham perusahaan yang tidak bisa secara konsisten
memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan
penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.
Saham Siklikal (cyclical stock)
Cyclical Stock adalah saham-saham dari perusahaan yang tingkat labanya sangat
berfluktuasi. Pada saat kondisi baik, laba perusahaan meningkat tetapi pada saat
kondisi buruk, laba perusahaan akan menurun dengan tajam. Industri yang berkaitan
dengan Cyclical Stock ini antara lain: industri baja, semen, kertas, mesin dan suku cadang
mesin, transportasi (misalnya penerbangan).
Saham Defensive (Defensive Stock)
Defensive Stock merupakan kabalikan dari Cyclical Stock. Defensive Stock pada
tingkat laba serta dividen berada di atas rata-rata dan mempunyai tingkat pertumbuhan
yang mantap pada saat kondisi buruk.
Perusahaan yang sahamnya merupakan Defensive biasanya mempunyai daya
tahan yang baik dalam menghadapi tekanan resesi. Perusahaan yang mempunyai jenis
ini adalah perusahaan yang bergerak pada industri listrik dan gas, pertambangan emas,
makanan dan minuman serta obot-obatan.
Harga Saham (Market Price)
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga
pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan
perusahaan kepada pemegang sahamnya, termasuk hak klaim atas aset perusahaan dengan
prioritas setelah hak klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi jika terjadi likuiditas.
Menurut (Husnan, 2003:103), menyebutkan bahwa:
Sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu
pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan
organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan
pemodal tersebut menjalankan haknya. Sedangkan harga saham adalah harga suatu saham
yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan
ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal
(Jogiyanto, 2007:167). Menurut (Sartono, 2005:70), “harga pasar saham terbentuk melalui
mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal.”
Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan. Keberhasilan
dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor yang rasional.
Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan
citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk
mendapatkan dana dari luar perusahaan.
Harga saham adalah harga riil yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang
ditentukan oleh pelaku pasar, nilai pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham
bersangkutan di pasar modal (Jogiyanto, 2007).
Ukuran perusahaan (Firm Size)
Pengelompokkan perusahaan atas dasar skala operasi (besar atau kecil) dapat dipakai
investor sebagai salah satu variabel dalam menentukan keputusan investasi. Tolak ukur
yang menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan antara lain total aktiva, total penjualan,
dan rata-rata tingkat penjualan (Yunia, 2004). Perusahaan besar umumnya memiliki total
aktiva yang besar pula sehingga dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya
pada perusahaan, dan akhirnya saham tersebut mampu bertahan pada harga tinggi.
Berkurangnya fluktuasi harga menunjukkan bahwa return tersebut kecil.
7
Ukuran perusahaan (firm size) dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dapat
dilihat dari nilai equity, nilai perusahaan ataupun hasil nilai aktiva dari suatu perusahaan.
(Riyanto, 2003).
Risiko Saham
Pengertian risiko saham adalah kemungkinan keuntungan yang sebenarnya
menyimpang dari keuntungan yang diminta. Semakin besar kemungkinan menyimpang
maka akan besar pula risiko sahamnya (Husnan dan Pudjiastuti, 2009).
Risiko saham yang terdapat dalam investasi saham dibedakan atas tiga bagian
(Sunariyah, 2000) :
1. Risiko saham sistematis (systematic risk)
Risiko saham ini timbul disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi semua
perusahaan yang beroperasi dan berlaku bagi semua saham dalam pasar modal yang
bersangkutan. Faktor-faktor itu lebih bersifat makro seperti kondisi perekonomian,
kebijakan pemerintah ataupun karena kejadian-kejadian diluar kegiatan perusahaan
seperti inflasi, resesi, dan lain sebagainya. Risiko saham ini tidak mungkin dapat
dihindari oleh investor melalui diversivikasi sekalipun.
2. Risiko saham tidak sistematis (Unsystematic Risk)
Risiko saham ini terjadi karena karakteristik perusahaan atau institusi keuangan
yang mengeluarkan sekuritas berbeda satu dengan yang lainnya, misalnya dalam
kemampuan manajemen, kebijakan investasi, kondisi lingkungan kerja. Risiko saham
tidak sistematis merupakan risiko saham yang terikat pada suatu saham tertentu dan
dapat dihindari dengan diversifikasi.
3. Risiko saham Total (Total Risk)
Risiko saham total merupakan penjumlahan dari Risiko saham sistematis dan
Risiko saham tidak sistematis. Kepekaan tingkat keuntungan saham terhadap perubahan
pasar disebut beta. Dengan demikian, beta (β) merupakan pengukur risiko saham
sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relative terhadap risiko saham pasar
(Jogiyanto, 2007). Risiko saham yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi adalah
risiko saham non sistematik sehingga Rrisiko saham ini menjadi tidak relevan untuk
diperhitungkan.
Capital Asset Pricing Model (CAPM)
CAPM merupakan sebuah model yang menggambarkan hubungan antara risiko
saham dengan return yang diminta investor, model ini digunakan dalam penilaian harga
sekuritas. Model keseimbangan yang dikembangkan untuk menjelaskan suatu keadaan
keseimbangan untuk menentukan pengukur risiko saham yang relevan dan bagaimana
hubungan antara risiko saham untuk setiap aset yang ada di pasar modal.
Menurut (Husnan, 2003), ada beberapa asumsi dalam CAPM, yaitu :
1. Diasumsikan bahwa investasi sepenuhnya bisa dipecah-pecah (fully divisible).
2. Diasumsikan bahwa para pemodal tidak bisa mempengaruhi harga saham dengan
tindakan membeli atau menjual saham.
3. Diasumsikan bahwa para pemodal akan bertindak semata-mata atas pertimbangan
expected value dan deviasi standar tingkat keuntungan portofolio.
4. Diasumsikan tidak ada biaya transaksi.
5. Diasumsikan tidak ada pajak penghasilan.
6. Diasumsikan bahwa para pemodal bisa melalukan short sales.
7. Diasumsikan terdapat risk less lending and borrowing rate, sehingga
8. Pemodal dapat menyimpan dan meminjam dengan tingkat bunga yang sama.
9. Diasumsikan pemodal mempunyai pengharapan yang homogen, yang berarti
10. Pemodal sepakat tentang required of return, standar deviasi dan koefisien
8
11. Korelasi antar tingkat keuntungan.
12. Diasumsikan bahwa semua aktiva bisa diperjualbelikan.
Permintaan Investor (Required of Return)
Required of return saham merupakan return yang diminta investor atas investasi yang
dilakukan. (Jogiyanto, 2007). Required of return saham adalah imbal hasil atau jumlah
pengembalian yang diminta oleh investor atas investasi yang dilakukannya.
Hubungan Harga Saham, Ukuran Perusahaan dan Risiko saham terhadap Required of
return saham
Required of return saham merupakan return saham yang diminta oleh investor di masa
mendatang. Untuk mendapatkan return yang besar dan sesuai dengan yang diinginkan,
maka investor perlu mengetahui informasi-informasi yang terjadi pada suatu saham.
Harga saham merupakan salah satu informasi penting yang harus diketahui oleh
investor. Investor yang membeli suatu saham berarti membeli prospek perusahaan. Harga
saham yang naik mencerminkan prospek perusahaan yang bagus. Dengan naiknya harga
saham diharapkan return saham juga akan naik, karena return saham merupakan selisih
antara harga saham sekarang dengan saham sebelumnya (Husnan, 2003).
Begitu pula dengan ukuran suatu perusahaan yang merupakan salah satu indikator
yang digunakan investor dalam melihat aset maupun kinerja perusahaan. Ukuran
perusahaan dapat dilihat dari total aktiva, total aset penjualan atau nilai pasar dari ekuitas
yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang lebih besar dengan total risiko saham yang
ditanggung oleh investor lebih besar, akan mendapatkan keuntungan yang terbesar
(Komalasari, 2000).
Risiko saham dalam investasi juga merupakan yang paling penting yang berhubungan
dengan return saham. Menurut (Jogiyanto, 2007), semakin besar risiko saham yang harus
ditanggung, semakin besar pula return saham yang dikompensasikan.
Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu, hipotesis penelitian yang
diajukan adalah sebagai berikut : Ada pengaruh secara simultan variabel harga saham,
ukuran perusahaan, dan risiko saham terhadap required of return saham pada industri
manufaktur yang terdaftar di BEI, Ada pengaruh secara parsial variabel harga saham,
ukuran perusahaan, dan risiko saham terhadap required of return saham pada industri
manufaktur yang terdaftar di BEI, Ada pengaruh dominan diantara harga saham, ukuran
perusahaan, dan risiko saham terhadap required of return saham pada industri manufaktur
yang terdaftar di BEI
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi (Obyek) Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kausal. Penelitian kausal merupakan jenis
penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih untuk menjelaskan
keterkaitan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Penelitian ini dimaksudkan
untuk mengetahui adanya pengaruh beberapa variabel dengan melakukan pengujian
hipotesis terhadap variabel yang diteliti yaitu variabel harga saham, ukuran perusahaan dan
risiko saham terhadap required of return saham.
Sampel data yang di ambil dari perusahaan atau emiten yang antara lain perusahaan
manufaktur yang go public selama periode pengamatan. Data tersebut diperoleh dari data
yang dipublikasikan oleh BEI (http://www.idx.co.id) yang meliputi harga saham individual
9
bulanan, IHSG, dan laporan keuangan tahunan periode 2008-2012. Selain itu data yang
digunakan dalam penelitian ini juga berasal dari berbagai literatur, seperti ICMD, penelitian
lain, referensi pasar modal indonesia, buku-buku, beserta sumber lainnya yang
berhubungan.
Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan dengan cara non probability sampling
metods yang kemudian diteliti dengan dua cara, yaitu purposive sampling (berdasarkan
tujuan), merupakan metode pemilihan sampel berdasarkan tujuan dan target tertentu dalam
memilih sampel secara tidak acak dan Judgment Sampling (berdasarkan pertimbangan),
merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan
menggunakan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian
(Margono, 2004). Adapun pertimbangan kriteria pengambilan sampel yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1) Perusahaan manufaktur yang go public, tercatat sebagai emiten sejak tahun 2008-2012
secara terus menerus (tidak pernah mengalami delisting).
2) Perusahaan manufaktur yang aktif diperdagangkan periode tahun 2008-2012
3) Perusahaan yang menghasilkan laba atau keuntungan selama tahun pengamatan, dari
tahun 2008 sampai dengan 2012.
4) Perusahaan manufaktur dengan laporan keuangannya yang sehat
5) Ada pembagian deviden pada setiap perusahaan manufaktur
Berdasarkan kriteria diatas, diperoleh sampel 20 perusahaan sektor manufaktur yang
sesuai dengan kriteria dan dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Teknik Pengumpulan Data
Jenis data dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, maka
pengumpulan data dilakukan dengan metode pertimbangan didasarkan pada laporan
keuangan yang dipublikasikan oleh BEI melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
serta berupa laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang
menjadi objek penelitian periode 2008-2012. Untuk persyaratan analisis data digunakan
Crossection Pooling Data yang merupakan penggabungan data antara data yang diperoleh
dari jumlah perusahaan dengan data yang diperoleh dari periode waktu penelitian (time
series).
Metode Analisis Data
Uji Normalitas Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu akan
dilakukan pengujian normalitas data. Data yang diteliti harus diketahui terlebih dahulu
apakah terdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas ini akan dapat menentukan
alat uji selanjutnya yang digunakan dalam penelitian. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data normal. Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test,
dengan membandingkan asymptotic significance dengan α = 0,05.
Pengujian Asumsi Dasar Klasik data yang digunakan adalah data sekunder, maka
untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik
yang mendasari model regresi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik non probabilitas sampling yaitu
teknik yang menetapkan kesempatan tidak sama kepada obyek penelitian untuk dijadikan
sampel (Sugiyono, 2006 : 60).
10
Analisis Hasil Pembahasan
Pada hasil penelitian ini akan dipaparkan mengenai variabel penelitian dan pengujian
hipotesis. Statistik deskriptif dalam penelitian ini dilakukan untuk mengindentifikasi
variable-variabel yang akan diuji pada setiap hipotesis, bagaimana profil dan distribusi
variabel-variabel tersebut digunakan untuk memberi informasi mengenai variabel dependen
dan variabel independent penelitian seperti harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko
saham terhadap required of return saham. Minimum adalah nilai terkecil dari suatu rangkaian
pengamatan variabel required of return saham sebagai variabel terikat dan harga saham,
ukuran perusahaan, dan risiko saham sebagai variabel bebas. Maksimum adalah nilai
terbesar dari suatu rangkaian pengamatan variabel required of return saham sebagai variabel
terikat dan harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham sebagai variabel bebas. Mean
(rata-rata) adalah hasil penjumlahan nilai seluruh data dibagi dengan banyaknya data,
sementara deviasi standar adalah akar dari jumlah kuadrat dari selisih nilai data dengan
rata-rata dibagi dengan banyaknya data. Tabel yang menunjukkan deskriptif variabel
penelitian dengan jumlah data setiap variabel yang valid sebanyak 100 adalah sebagai
berikut :
Tabel 1
Deskriptif Variabel Nilai Perusahaan
Descriptif
N
Minimum
Masimum
Mean
Std.
Deviation
Harga Saham
100
76
715000
26855.15
87430.531
Totals Assets
100
10602964
99346500
41703121.24
2.214E7
Beta Risiko Saham
100
-.6514
7.7120
.603623
1940,511
Required of Return
100
-13.1590
12.1390
1.996170
1,2453988
Saham
6.6482601
100
Valid N (listwise)
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai rata- rata untuk required of return saham
sebesar 1.996170 dengan standar deviasi 1,2453988. Hal ini menunjukkan bahwa secara ratarata seluruh perusahaan cenderung akan mengalami required of return saham positif. Required
of return saham terendah sebesar -13,1590 dan tertinggi sebesar 12,1390. Harga saham
mempunyai nilai rata-rata sebesar 26855,15 dengan standar deviasi 87430.531. Hal ini
menunjukkan bahwa secara keseluruhan perusahaan- perusahaan mempunyai harga saham
yang cukup tinggi. Harga saham terendah sebesar 76 dan tertinggi sebesar 715000. Ukuran
perusahaan (Total Assest) mempunyai nilai rata-rata 41703121.24 dengan standar deviasi
2.214E7. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang diambil sebagai sampel mempunyai
ukuran atau total asset yang cukup besar. Ukuran paling kecil sebesar 10602964 dan ukuran
paling besar 99346500. Dari tabel di atas juga dapat dilihat bahwa risiko saham (beta)
mempunyai nilai rata-rata sebesar .603623 dengan standar deviasi 1940.511. Hal ini
menunjukkan bahwa secara keseluruhan perusahaan akan mengalami risiko saham positif.
Risiko saham paling rendah adalah -.6514 dan risiko saham paling tinggi adalah 7.7120.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah asumsi-asumsi yang diperlukan
dalam analisis regresi linier terpenuhi. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini menguji
normalitas data secara statistik, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas serta uji
autokorelasi.
Uji Normalitas
Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika data
11
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka asumsi
kenormalan terpenuhi.
Tabel 2
One Sample Kolmogorof-Smirnov
Unstandardized
Residual
N
100
Normal Parametersa,b Mean
.00000000
6.29545570
Std. Deviation
.096
Most Extreme
Absolute
.075
Difference
Positif
-.096
Negatif
.963
Kolmogorov-Smirnov Z
.311
Asymp. Sig (2-tailed)
Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa nilai Kolmogorof-Smirnov Z sebesar .963 dengan
tingkat signifikan .311, berarti hal itu menunjukkan bahwa variabel penelitian terdistribusi
normal karena tingkat signifikansinya ≥ 0,05.
Uji Multikolinearitas
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.
Jika terjadi korelasi, maka terdapat multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas adalah dengan menganalisis matriks korelasi harga saham, ukuran
perusahaan, dan risiko saham. Jika antara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indiksi adanya multikolinearitas. Selain itu
untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai
VIF. Jika nilai tolerance mendekati angka 1 dan VIF disekitar angka 1 maka dinyatakan bebas
multikolinearitas.
Hasil uji multikolinearitas pada tabel 9 menunjukkan bahwa nilai tolerance mendekati
angka 1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) disekitar angka 1. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi ini.
Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilakukan
dengan menghitung Variance Inflation Factor (VIF)
Tabel 3
Uji Multikolinearitas
Variabel
Tolerance
Harga Saham
0,921
Total Assets
0,902
Beta Risiko saham
0,795
a. Dependent variable: Required of Return Saham
VIF
1,086
1,086
1,084
Uji Autokorelasi
Untuk menguji variabel-variabel yang diteliti, apakah terjadi autokorelasi atau tidak,
dapat digunakan uji Durbin Watson.
Dalam hasil analisis penelitian didapat bahwa angka statistik Durbin Watson adalah
1,887 dengan N = 100 dan k = 4, taraf signifikansi yang digunakan (α) adalah 5% diperoleh
dL = 1,205 dan dU=1,538 serta 4-dU =2,462 dan 4-dL = 2,795 yang dilihat pada tabel 6.
12
Tabel 4
Batas-batas Daerah Test Durbin Watson
Distribusi
Interprestasi
DW < 2,352
Autokorelasi positif
1,205 ≤ DW < 1,538
Daerah keragu-raguan/ Incilclusif
1,538 ≤ DW < 2,462
Tidak ada autokorelasi
Daerah keragu-raguan/ Incilclusif
2,462 ≤ DW < 2,795
Autokorelasi negative
DW ≥ 2,795
Dari tabel batas-batas distribusi nilai test Durbin – Watson dan kurva pengujian auto
korelasi Durbin – Watson diatas menunjukkan bahwa nilai test Durbin–Watson berada pada
daerah antara du dan 2. Hal ini mengindikasikan bahwa model regresi tidak ada
autokorelasi.
Uji Heteroskedastisitas
Menurut (Ghozali, 2007:69) deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter SRESID dan ZPRED, di mana
sumbu required of return saham adalah required of return saham yang telah diprediksi, dan
sumbu harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham adalah residual (required of return
saham prediksi-required of return saham sesungguhnya) yang telah di stundentized.
Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil perhitungan dengan komputer dengan aplikasi program SPSS 21 (Statistical
Program Sosial Science) adalah sebagai berikut :
Variabel Bebas
Constant
Harga Saham
Total Assets
Beta Risiko Saham
Fhitung
Signifikan
R
Rsquare
Adjusted RSquare
Varaibel terikat
Tabel 5
Analisis Regresi Linier Berganda
thitung
Koefisien Regresi
-.363
-.257
-2.265
-3,035
6,903
2,243
.192
.371
3.687
,015
.543
.526
.356
Required of Return Saham
Sig.
,002
,003
,027
,711
Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis statistik untuk membantu di
dalam menganalisis data dan uji terhadap hipotesis yang diajukan. Teknik analisis statistik
yang digunakan adalah analisis regresi. Model persamaan regresi yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
RoR = -.363 – 2.265HS1 + 6.903TA2 + .192BR3 + e
Persamaan regresi linier berganda tersebut menunjukkan nilai βo (konstata) sebesar .363 dan mempunyai nilai negatif. Nilai tersebut berarti bahwa jika variabel bebas yaitu
harga saham, ukuran perusahaan dan beta risiko saham sama dengan 0 (nol) atau konstanta,
nilai perusahaan adalah sebesar -.363.
Nilai β1 sebesar -2.265 tersebut harga saham mempunyai pengaruh yang negative
terhadap required of return saham, Harga saham yang tinggi mengakibatkan kecilnya required
13
of return saham atau sebaliknya harga saham rendah memungkinkan required of return saham
yang lebih tinggi.
Nilai β2 sebesar 6.903 tersebut ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang positif
(searah) terhadap required of return saham. Semakin kecil ukuran perusahaan dapat
mengakibatkan besarnya required of return saham atau sebaliknya semakin besar ukuran
perusahaan memungkinkan akan mendapatkan required of return saham yang lebih kecil.
Nilai β3 sebesar .192 Risiko saham mempunyai pengaruh yang positif terhadap required of
return saham. Risiko saham yang kecil cenderung akan memperoleh required of return saham
yang tinggi atau sebaliknya risiko saham yang besar cenderung akan memperoleh required of
return saham yang kecil
Pengujian Hipotesis Dan Analisis Hasil
Fungsi hipotesis di gunakan untuk menjelaskan hubungan antara pengaruh yaitu
harga saham, ukuran perusahaan, dan resiko saham terhadap required of return saham
apakah secara simultan, parsial, atau ada yang paling dominan berpengaruh di antara harga
saham, ukuran perusahaan, dan resiko saham terhadap required of return saham
Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh harga saham, ukuran
perusahaan, dan resiko saham secara bersama-sama (simultan) terhadap required of return
saham. Berdasarkan tabel 5 didapatkan angka Fhitung 3,687 dengan Sig. 0,015 < 0,05, artinya
harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham secara simultan memiliki pengaruh
signifikan terhadap required of return saham, dapat disimpulkan hipotesisnya terbukti.
Koefesien analisis regresi berganda pada intinya untuk mengukur seberapa besar
pengaruh harga saham, ukuran perusahaan, dan resiko saham terhadap required of return
saham. Nilai koefisien square adalah antara nol dan satu, berdasarkan tabel 5 diketahui
bahwa nilai square nya sebesar .356 yang berarti bahwa harga saham, ukuran perusahaan,
beta resiko mampu mempengaruhi required of return saham sebesar 35,6% sedangkan 64,4%
dijelaskan oleh variabel yang lain seperti politik, kebijakan suku bunga, dll.
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh harga saham, ukuran
perusahaan, beta risiko saham terhadap variabel required of return saham.
Berdasarkan tabel 5 didapat bahwa harga saham tidak berpengaruh tapi signifikan
terhadap required of return saham dengan hasil nilai thitung sebesar -3,035 dengan signifikani
sebesar 0,003 (lebih kecil dari 0,05) yang berarti bahwa harga saham tidak berpengaruh tapi
signifikan terhadap required of return saham, ini berarti bahwa harga saham berpengaruh
signifikan terhadap required of return saham, sehingga hipotesis yang menyatakan harga
saham berpengaruh positif terhadap required of return saham dapat disimpulkan terbukti.
Berdasarkan tabel 5 didapat bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap required of return saham mempunyai nilai thitung sebesar 2.243 dengan signifikansi
sebesar 0,027 (lebih kecil dari 0,05) yang berarti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap required of return saham, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap required of return saham,
sehingga hipotesis yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
required of return saham dapat disimpulkan terbukti.
Berdasarkan tabel 5 didapat bahwa beta risiko saham tidak berpengaruh signifikan
terhadap required of return saham mempunyai nilai thitung sebesar .192 dengan siginifikan
sebesar 0,711 (lebih besar dari 0,05) yang berarti bahwa beta resiko tidak berpengaruh
signifikan terhadap required of return saham, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Ini berarti
bahwa beta risiko saham tidak berpengaruh signifikan terhadap required of return saham,
14
sehingga hipotesis yang menyatakan beta resiko berpengaruh positif terhadap required of
return saham dapat disimpulkan tidak terbukti.
Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama harga saham, ukuran
perusahaan, dan risiko saham terhadap required of return saham. Hal ini menunjukkan
bahwa investor dapat mempergunakan data tentang harga saham, ukuran perusahaan, dan
risiko saham untuk memprediksi besarnya required of return saham.
Sedangkan secara parsial variabel harga saham tidak berpengaruh tetapi signifikan
terhadap required of return saham. Hasil ini sesuai dengan kajian teori yang dikemukakan
oleh (Husnan, 2003:87) yang menyatakan bahwa harga saham merupakan salah satu
informasi penting yang harus diketahui investor. Investor yang membeli suatu saham berarti
membeli prospek perusahaan. Harga saham yang tinggi mencerminkan prospek perusahaan
yang bagus. Dengan demikian harga saham dengan required of return saham yang tinggi
tidak sepenuhnya bisa dicapai, karena harga saham pada tahun pengamatan dipengaruhi
dengan keadaan politik yang kurang setabil yang membuat harga saham fluktuasi
sementara required of return saham merupakan return saham yang dibutuhkan investor agar
memperoleh keuntungan yang cukup.
Ukuran perusahaan secara parsial juga mempunyai pengaruh signifikan terhadap
required of return saham. Hasil ini sesuai dengan kajian teori yang dikemukakan oleh (Sartika,
D. 2010) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan merupakan salah satu indicator yang
digunakan investor dalam melihat asset maupun kinerja perusahaan. Ukuran perusahaan
dapat dilihat dari total aktivitas, total asset penjualan atau nilai pasar dari ekuitas yang
dimiliki perusahaan. Perusahaan yang lebih besar dengan total asset yang besar cenderung
sulit untuk mendapatkan required of return saham yang tinggi. Sedangkan perusahaanperusahaan kecil cenderung lebih mudah untuk mendapatkan required of return saham yang
tinggi. Kondisi ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan besar sangat rentan terhadap
kondisi pasar global yang sedang dilanda krisis. Krisis keuangan global tahun 2008
menunjukkan bahwa kapitalisme global terbukti rentan terhadap krisis, kinerja perusahaan
akan mengalami pasang surut sehingga required of return saham juga mengalami
ketidakpastian. Ambruknya perusahaan-perusahaan besar dan global di Amerika Serikat
(AS) dan Eropa menjadi headline semua media massa di dunia. Indeks harga saham
gabungan dan nilai kurs ikut merosot drastis yang membuktikan contagion effect, dampak
penularan krisis sangat cepat menjalar ke seluruh penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia.
Sementara variabel risiko ternyata tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
required of return saham. Hasil ini tidak sesuai dengan kajian teori yang dikemukakan oleh
(Jogiyanto, 2007) yang menyatakan bahwa semakin besar risiko yang harus ditanggung,
semakin besar pula return saham yang dikompensasikan. Ketidaksesuaian ini diakibatkan
karena pada tahun pengamatan tersebut kondisi perekononiam global yang sedang dilanda
krisis sehingga keadaan cenderung tidak menentu dan mengakibatkan keadaan yang tidak
biasa (anomaly). Investor yang menanggung risiko saham tinggi belum tentu dapat
memperoleh keuntungan atau return saham yang tinggi pula.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Ada pengaruh secara bersama-sama variabel harga saham, ukuran perusahaan dan risiko
saham terhadap required of return saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI.
Hasil ini dapat dilihat dari Fhitung sebesar 3,687 dengan tingkat signifikansi 0,015 yang
lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti ada pengaruh harga saham, ukuran perusahaan dan
risiko terhadap required of return saham, dapat disimpulkan hipotesisnya terbukti.
15
2. Nilai koefisien square adalah antara nol dan satu, diketahui bahwa nilai square nya sebesar
.356 yang berarti bahwa harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham mampu
mempengaruhi required of return saham sebesar 35,6% sedangkan 64,4% dijelaskan oleh
variabel yang lain.
3. Ada pengaruh secara parsial variabel harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham
terhadap required of return saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI. Harga
saham dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap required of return saham
sedangkan beta risiko tidak berpengaruh signifikan terhadap required of return saham.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Investor sebaiknya mempertimbangkan ukuran perusahaan daripada harga saham dan
risiko untuk memperkirakan nilai required of return saham yang diharapkan untuk
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Investor dapat
memprioritaskan untuk berinvestasi di perusahaan kecil karena terbukti bahwa
perusahaan besar cenderung akan sulit untuk mendapatkan required of return saham
yang tinggi.
2. Investor hendaknya dapat mempergunakan data harga saham dan risiko sistematis
untuk memperkirakan besarnya required of return saham tetapi untuk kondisi
perekonomian yang stabil baik dilihat dari ekonomi global maupun kondisi keuangan
perusahaan.
3. Bagi pembaca (peneliti) diharapkan tidak hanya menggunakan factor internal
perusahaan saja sebagai variabel independen tetapi juga faktor-faktor di luar
perusahaan atau eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan seperti
kebijakan pemerintah, tingkat inflasi, dan suku bunga.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, J. 2009. Analisis Faktor Fundamental Keuangan dan Risiko saham Sistematik
terhadap Harga Saham Perusahaan Comsumer Goods yang Terdaftar di BEI. Tesis.
Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.
Brigham, E.F dan J.F., Houston. 2006. Manajemen Keuangan. Erlangga. Jakarta.
Darmadji dan Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Salemba Empat. Jakarta.
Ghozali. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. BP-UNDIP. Semarang.
Halim. 2005. Analisis Investasi. Salemba Empat. Jakarta.
Herlianto, D. 2008. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi ketiga. LPFE UI. Jakarta.
Husnan. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia. AMP-YKPN.
Yogyakarta.
Husnan dan Pudjiastuti. 2009. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. BPFE
Yogyakarta.
Jogiyanto. 2007. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE. Yogyakarta
Kamarudin, A. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Rineka Cipta. Jakarta.
Komalasari. 2000. Asimetri Informasi dan Cost of Equity Capital. Simposium Nasioanal
Akutansi. Sesi 3.
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT. RINEKA CIPTA, Jakarta.
Riyanto, B. 2003. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. BPFE UGM.
Yogyakarta.
Santoso, S. 2004. Latihan SPSS Statistik Parametrik. Penerbit PT. Elexmedia Komputindo.
Jakarta.
16
Sartika, D. 2010. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva
Produktivitas dan Likuiditas Terhadap Return On Assets (ROA) Periode 2006-2010.
Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Makassar.
Sartono. 2005. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Edisi keempat. Cetakan
Pertama. BPFE. Yogyakarta.
Setyawan, A. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. BPEF UGM. Yogyakarta.
Sritua, A. 2006. Metodologi Penelitian Ekonomi. UI Press. Jakarta.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfa Beta. Bandung.
Sunariyah. 2000. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Ed. 2. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Usman, M. 2003. Analisis Pengaruh Informasi Fundamental Terhadap Return Saham. UNDIP.
Semarang.
Vernande, N. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Saham Sistematik
Terhadap Harga Saham pada Industri Properti dan Real Estate di BEI. Skripsi. Jurusan
Akuntansi. FE, Universitas Gunadarma. Jakarta.
Widoatmojo, S. 2003. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Gramedia. Jakarata.
Yunia, P. 2004. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko saham Sistematik
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi di BEI.
Skripsi. Jurusan Akuntansi. FE, Universitas Gunadarma. Jakarta.
Download