1 PENGARUH HARGA SAHAM, UKURAN PERUSAHAAN, DAN RISIKO SAHAM TERHADAP REQUIRED OF RETURN SAHAM Dovi Kurniawan [email protected] Heru Suprihhadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to find out how big the influence of stock price, company size, and stock risk are to the required of return stock in the manufacturing industries which are listed in Indonesia Stock Exchange during the period of 2008 – 2012. The result of research simultaneously with Sig. 0.015 < 0.05, hence Ho is rejected. It means that the stock price, company size, stock risk beta simultaneously have significant influence to the required of return stock, it can be concluded that the hypotheses have been proven. The determination coefficient (R2) with a value of 0.356 meaning that stock price, company size stock risk beta can influence the required of return is 35.6% while 64.4% is explained by other variables. Partially it shows that stock price and company size have positive significant influence significant to the required of return of company’s stock, so it can be concluded that it has been proven. While the stock risk has no significant influence to the required of return stock, with Sig. 0,711 > 0,05, so in hypothesis case it can be concluded that it has not been proven. It is recommended in the future research to add other independent variables excluding stock price, company size, and stock risk which are used in this research. Keywords: Stock Price, Company Size, Stock Risk and Required of Return Stock. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harga saham, ukuran perusahaan, dan risisko saham terhadap required of return saham pada industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan dengan Sig. 0,015 < 0,05, maka Ho ditolak. Artinya harga saham, ukuran perusahaan, beta risiko saham secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap required of return saham, dapat disimpulkan hipotesisnya terbukti. Sedangkan Koefesien Determinasi (R2) dengan nilai sebesar .356 yang berarti bahwa harga saham, ukuran perusahaan, beta risiko saham mampu mempengaruhi required of return sebesar 35,6% sedangkan 64,4% dijelaskan oleh variabel yang lain. Sedangkan secara parsial bahwa harga saham dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap required of return saham perusahaan, maka dapat disimpulkan terbukti. Sedangkan variabel beta risiko saham tidak berpengaruh signifikan terhadap required of return saham, dengan Sig. 0,711 > 0,05, dalam hal ini hipotesis dapat disimpulkan tidak terbukti. Disarankan pada penelitian berikutnya untuk menambah variabel independen lainnya selain variabel harga saham, ukuran perusahaan dan risiko saham yang digunakan dalam penelitian ini. Kata Kunci : Harga Saham, Ukuran Perusahaan, Risiko Saham dan Required Of Return Saham. 2 PENDAHULUAN Saham adalah bukti penyertaan modal dalam suatu kepemilikan di perusahaan. Saham terbagi menjadi dua jenis, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preveren stock). Keuntungan yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk dividen. Pembagian dividen oleh perusahaan akan dilakukan apabila kinerja keuangan perusahaan cukup bagus dan sudah mampu membayar kewajiban keuangan lainnya. Saham mengandung unsur ketidakpastian karenanya unsur expectation memegang peranan (Kamarudin, 2004:55). Saham memiliki risiko paling tinggi diantara semua jenis instrumen investasi. Perangkat analisis yang dapat digunakan dalam penilaian dan peramalan harga saham serta kelayakan ialah analisis fundamental (fundamental analysis) dan analisis teknikal (technical analysis). Menurut analisis ini, harga saham akan naik apabila pendapatan perusahaan mengalami peningkatan secara terus-menerus dan konsisten. Analisis fundamental merupakan analisis yang mempunyai kecenderungan untuk melihat kedepan berdasarkan prediksi required of return akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Sebaliknya analisis teknikal cenderung untuk melihat kebelakang berdasarkan data historis harga saham dalam memperkirakan harga saham dimasa mendatang. Analisis teknikal bersandar pada data saham di masa lalu, yang kemudian dianalisis secara statistik untuk menentukan tren harga yang akan menjadi di masa mendatang. (Yunia, P. 2004). Risiko saham adalah tingkat potensi kerugian yang timbul karena perolehan hasil investasi yang dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan. Investor saham sangat menyadari adanya potensi risiko saham dari investasi. Bentuk risiko investasi bisa bermacam-macam, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Risiko investasi terbagi atas dua kelompok, yaitu risiko saham sistematis dan risiko saham tidak sistematis. Risiko saham sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko saham ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Risiko saham sistematis ini melekat pada semua perusahaan yang disebabkan oleh faktor makro ekonomi misalnya inflasi. Risiko pasar atau sistematis berhubungan erat dengan perubahan harga saham jenis tertentu atau kelompok tertentu yang disebabkan oleh antisipasi investor terhadap perubahan tingkat permintaan investor. Untuk mengukur risiko saham ini dapat digunakan beta (β) yang menjelaskan return saham yang diminta. Beta merupakan pengukur yang tepat dari indeks pasar karena Risiko saham suatu sekuritas yang diversifikasikan dengan baik tergantung pada kepekaan masing-masing saham terhadap perubahan pasar yaitu pada beta saham-saham tersebut (Vernande, 2009). Dalam pengembangan suatu model yang dinamakan Capital Asset Pricing Model (CAPM), kecenderungan sebuah saham bergerak naik dan turun mengikuti pasar akan tercermin dalam koefisien betanya (beta coefficient), beta adalah elemen kunci dari CAPM. Sebuah saham dengan risiko rata-rata dinyatakan sebagai saham yang cenderung bergerak naik dan turun sesuai dengan pasar umum yang diukur dengan satuan indeks tertentu (Brigham dan Houston, 2006:240). Risiko saham sistematis dari suatu sekuritas atau portofolio yang relatif terhadap Risiko saham pasar yang dinyatakan sebagai beta (β) yang besarnya berbeda untuk masing-masing saham. Beta merupakan suatu sekuritas dalam merespon pergerakan keuntungan pasar. Semakin tinggi tingkat beta, semakin tinggi Risiko saham yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi. Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian yang dilakukan berjudul: “Analisis Pengaruh Harga Saham, Ukuran Perusahaan, Dan Risiko saham Terhadap Required Of Return Saham Pada Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode 2008 - 2012”. Menurut penjelasan latar belakang yang telah diuraikan oleh penulis diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: Apakah harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham berpengaruh secara simultan terhadap required of return saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI, Apakah secara parsial harga saham, ukuran 3 perusahaan, dan risiko saham berpengaruh terhadap required of return saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI, Apakah risiko saham paling dominan berpengaruh terhadap required of return saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham terhadap required of return saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI, Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham terhadap required of return saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI, Untuk mengetahui dan menganalisis diantara harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham salah satunya berpengaruh dominan terhadap required of return saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI? Kontribusi Teoritis merupakan kontribusi hasil penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang ilmu manajemen keuangan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan harga saham, ukuran perusahaan dan beta resiko terhadap required of return saham perusahaan. Kontribusi Praktis merupakan kontribusi hasil panelitian bagi atau praktik pada umumnya, terutama berkaitan dengan alternatif pemecahan masalah yang mungkin dapat diambil pihak perusahaan, calon investor atau bagi pembaca dan pihak yang berkepentingan. Kontribusi Kebijakan merupakan kontribusi hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan bagi kalangan regulator dalam menetapkan peraturan yang terkait dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Ruang lingkup perlu dilakukan untuk memfokuskan penelitian pada pokok permasalahan, mencegah terlalu luasnya pembahasan dan mencegah terjadinya salah interpretasi atas kesimpulan yang dihasilkan. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Tinjauan Teori Investasi pada dasarnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Pada umumnya investasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu investasi pada asset riil (real assets) dan investasi pada asset finansiil (financial assets). Investasi pada asset riil dapat berupa tanah, emas, mesin atau bangunan, sedangkan investasi asset finansial dapat berupa deposito, saham, dan obligasi. Pada perekonomian primitif hampir semua investsi merupakan investasi asset riil, sedangkan di perekonomian modern lebih banyak dilakukan pada asset finansial. Menurut (Halim, 2005:21). Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Agar harapan tersebut tercapai, maka sebelum memasuki dunia investasi diperlukan pengetahuan di dunia investasi. Pengetahuan ini penting sebagai pegangan ketika memasuki dunia investasi yang penuh resiko dan ketidakpastian. Modal dan pengetahuan belumlah cukup untuk membuat investasi berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Satu hal lain yang diperlukan adalah ketepatan dalam memilih berbagai instrument investasi yang ada. Pada umunya dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Investasi pada aset-aset finansial (financial asset) 4 2. Investasi pada aset-aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga lainnya. Investasi juga dapat dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain. Investasi pada aset-aset riil (real asset) Investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset-aset produktif, pembangunan pabrik, pembukaan pertambangan, perkebunan dan lain sebagainya. Tujuan Investasi Menurut (Halim, 2005:24). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan tujuan investasi, yaitu: Tingkat pengembalian yang diharapkan, Tingkat resiko, Ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan, Investor menginginkan pengembalian yang maksimal dengan risiko tertentu. Umumnya hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian yang diharapkan bersifat linier, artinya semakin tinggi tingkat resiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang diharapkan. Investasi di Bursa Saham Investasi di bursa saham sebagaimana dikemukakan mempunyai kekhususan walaupun dalam prinsipnya sama dengan investasi di bidang lain. Investasi di bursa saham selain diperlukan dana juga diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman serta naluri bisnis untuk menganalisa saham atau surat berharga mana yang akan dibeli dan saham mana yang sudah waktunya dijual kembali. Bagi calon investor yang tidak mempunyai keterampilan untuk itu, dapat meminta bantuan kepada lembaga perantara, karena di samping melakukan jual/beli saham juga memberikan nasihat kepada masyarakat sebagai calon investor bagaimana melakukan investasi yang baik dan akan menunjukkan sahamsaham yang dapat dipilih untuk dibeli (Halim, 2005:34 ) Pengertian Pasar Modal Pasar modal yaitu merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli, hanya saja yang diperjualbelikan adalah modal, dana untuk bisnis. Jadi, pasar modal mempertemukan antara penjual modal (pihak yang membeli modal) dengan pembeli modal (pihak yang membutuhkan modal atau emiten) untuk ditanam dalam suatu usaha. Secara umum pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah, ahli umum (public authorities), maupun perusahaan swasta. (Husnan dan Pudjiastuti, 2009). Pasar yang digunakan untuk berbagai instrument keuangan (sekuritas), disebut pasar modal. Pasar modal yang ada di Indonesia antara lain Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Surabaya. Para pelaku pasar modal diantaranya adalah perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten), perantara, pedagang efek (Broker/pialang) dan investor. Tujuan diaktifkannya pasar modal di Indonesia (Husnan, 2003) adalah : a. Untuk memobilisasi dana diluar sistem perbankan. b. Untuk memperluas distrubusi kepemilikan saham terutama modal kecil. c. Untuk memperluas sektor keuangan. Adapun beberapa jenis yang diperdagangkan di pasar modal (Husnan, 2003) antara lain: a. Obligasi adalah tanda (surat) hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah. b. Saham adalah tanda kepemilikan modal dalam suatu perusahaan. c. Reksadana adalah investasi yang terdiri atas berbagai macam instrument keuangan dan dikelola oleh manajemen investasi. 5 d. Sertifikat right adalah struktur yang memberikan hak kepada pemilik untuk membeli saham baru dengan harga tertentu. Saham Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 15). Jenis-Jenis Saham yang Beredar di Bursa Saham Menurut (Halim, 2005:16) antara lain : a. Saham blue chip (blue chip stock) b. Saham pendapatan (income stock) c. Saham pertumbuhan (growth stock/well – know stock) d. Saham spekulatif (speculative stock) e. Saham siklikal (cyclical stock) f. Saham defensive (defensive stock) Pembagian jenis ini disesuaikan dengna sifat dari saham tersebut, misalnya tingkat kestabilan harga, risk and return serta kondisi perusahaan yang menerbitkannya. Penjabaran arti dari jenis saham-saham tersebut adalah sebagai berikut : a) Saham Blue Chip (Blue Chip Stock) Saham “Blue Chip’s” merupakan saham yang mempunyai nilai tinggi di pasar, karena saham Blue Chips’s adalah saham-saham dari perusahaan yang sudah mapan dalam bisnisnya, berukuran besar dan mempunyai kekuatan financial yang mantap. Perusahaan yang mempunyai saham “Blue Chip’s” biasanya merupakan pemimpin dalam pasar bisnisnya. Kalaupun bukan pemimpin paling tidak perusahaan ini mempunyai posisi dimana mereka merupakan penentu langkah dalam industri dan langkah-langkah yang dilakukan oleh perusahaan ini akan dijadikan standar oleh perusahaan lain dalam industri tersebut. Saham Blue Chip’s mempunyai dividen yang stabil baik dalam kondisi buruk maupun baik, sehingga saham ini banyak dipilih oleh para investor yang enggan berisiko dan konservatif. b) Saham Pendapatan (income stock) Income Stock merupakan saham-saham yang mempunyai dividen di atas rata-rata dan harga yang relatif rendah. Income Stock ini banyak diminati oleh para investor yang mengharapkan investasinya menghasilkan tingkat pengembalian yang relatif tetap dan tinggi. c) Saham Pertumbuhan (growth stock/well – know stock) Growth Stock adalah saham-saham dari perusahaan yang tingkat pertumbuhannya, baik penjualan atau labanya di atas rata-rata pertumbuhan industri dan pertumbuhan ekonomi secara umum. Perusahaan yang mempunyai saham tersebut, biasanya merupakan perusahaan yang sangat agresif, mengacu pada penelitian dan pengembangan, dan menahan labanya untuk pengembangan usaha. Karena perusahaan ini menggunakan laba ditahan sebagai sumber dana ekspansi usaha, maka tingkat dividen yang dibagikan menjadi relatif lebih kecil. Akan tetapi investor akan mendapat keuntungan dengan naiknya harga saham karena ekspansi usaha tadi. Salah satu kelemahan dari Growth Stock adalah harganya yang tidak stabil, dimana pada saat tertentu harganya akan meningkat tetapi setelah mencapai satu titik tertentu harga tersebut akan mengalami penurunan yang sangat tajam. 6 d) Saham Spekulatif (speculative stock) e) f) Saham spekkulatif adalah saham perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti. Saham Siklikal (cyclical stock) Cyclical Stock adalah saham-saham dari perusahaan yang tingkat labanya sangat berfluktuasi. Pada saat kondisi baik, laba perusahaan meningkat tetapi pada saat kondisi buruk, laba perusahaan akan menurun dengan tajam. Industri yang berkaitan dengan Cyclical Stock ini antara lain: industri baja, semen, kertas, mesin dan suku cadang mesin, transportasi (misalnya penerbangan). Saham Defensive (Defensive Stock) Defensive Stock merupakan kabalikan dari Cyclical Stock. Defensive Stock pada tingkat laba serta dividen berada di atas rata-rata dan mempunyai tingkat pertumbuhan yang mantap pada saat kondisi buruk. Perusahaan yang sahamnya merupakan Defensive biasanya mempunyai daya tahan yang baik dalam menghadapi tekanan resesi. Perusahaan yang mempunyai jenis ini adalah perusahaan yang bergerak pada industri listrik dan gas, pertambangan emas, makanan dan minuman serta obot-obatan. Harga Saham (Market Price) Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang sahamnya, termasuk hak klaim atas aset perusahaan dengan prioritas setelah hak klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi jika terjadi likuiditas. Menurut (Husnan, 2003:103), menyebutkan bahwa: Sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Sedangkan harga saham adalah harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal (Jogiyanto, 2007:167). Menurut (Sartono, 2005:70), “harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal.” Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan. Harga saham adalah harga riil yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar, nilai pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar modal (Jogiyanto, 2007). Ukuran perusahaan (Firm Size) Pengelompokkan perusahaan atas dasar skala operasi (besar atau kecil) dapat dipakai investor sebagai salah satu variabel dalam menentukan keputusan investasi. Tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan antara lain total aktiva, total penjualan, dan rata-rata tingkat penjualan (Yunia, 2004). Perusahaan besar umumnya memiliki total aktiva yang besar pula sehingga dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan, dan akhirnya saham tersebut mampu bertahan pada harga tinggi. Berkurangnya fluktuasi harga menunjukkan bahwa return tersebut kecil. 7 Ukuran perusahaan (firm size) dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari nilai equity, nilai perusahaan ataupun hasil nilai aktiva dari suatu perusahaan. (Riyanto, 2003). Risiko Saham Pengertian risiko saham adalah kemungkinan keuntungan yang sebenarnya menyimpang dari keuntungan yang diminta. Semakin besar kemungkinan menyimpang maka akan besar pula risiko sahamnya (Husnan dan Pudjiastuti, 2009). Risiko saham yang terdapat dalam investasi saham dibedakan atas tiga bagian (Sunariyah, 2000) : 1. Risiko saham sistematis (systematic risk) Risiko saham ini timbul disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi semua perusahaan yang beroperasi dan berlaku bagi semua saham dalam pasar modal yang bersangkutan. Faktor-faktor itu lebih bersifat makro seperti kondisi perekonomian, kebijakan pemerintah ataupun karena kejadian-kejadian diluar kegiatan perusahaan seperti inflasi, resesi, dan lain sebagainya. Risiko saham ini tidak mungkin dapat dihindari oleh investor melalui diversivikasi sekalipun. 2. Risiko saham tidak sistematis (Unsystematic Risk) Risiko saham ini terjadi karena karakteristik perusahaan atau institusi keuangan yang mengeluarkan sekuritas berbeda satu dengan yang lainnya, misalnya dalam kemampuan manajemen, kebijakan investasi, kondisi lingkungan kerja. Risiko saham tidak sistematis merupakan risiko saham yang terikat pada suatu saham tertentu dan dapat dihindari dengan diversifikasi. 3. Risiko saham Total (Total Risk) Risiko saham total merupakan penjumlahan dari Risiko saham sistematis dan Risiko saham tidak sistematis. Kepekaan tingkat keuntungan saham terhadap perubahan pasar disebut beta. Dengan demikian, beta (β) merupakan pengukur risiko saham sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relative terhadap risiko saham pasar (Jogiyanto, 2007). Risiko saham yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi adalah risiko saham non sistematik sehingga Rrisiko saham ini menjadi tidak relevan untuk diperhitungkan. Capital Asset Pricing Model (CAPM) CAPM merupakan sebuah model yang menggambarkan hubungan antara risiko saham dengan return yang diminta investor, model ini digunakan dalam penilaian harga sekuritas. Model keseimbangan yang dikembangkan untuk menjelaskan suatu keadaan keseimbangan untuk menentukan pengukur risiko saham yang relevan dan bagaimana hubungan antara risiko saham untuk setiap aset yang ada di pasar modal. Menurut (Husnan, 2003), ada beberapa asumsi dalam CAPM, yaitu : 1. Diasumsikan bahwa investasi sepenuhnya bisa dipecah-pecah (fully divisible). 2. Diasumsikan bahwa para pemodal tidak bisa mempengaruhi harga saham dengan tindakan membeli atau menjual saham. 3. Diasumsikan bahwa para pemodal akan bertindak semata-mata atas pertimbangan expected value dan deviasi standar tingkat keuntungan portofolio. 4. Diasumsikan tidak ada biaya transaksi. 5. Diasumsikan tidak ada pajak penghasilan. 6. Diasumsikan bahwa para pemodal bisa melalukan short sales. 7. Diasumsikan terdapat risk less lending and borrowing rate, sehingga 8. Pemodal dapat menyimpan dan meminjam dengan tingkat bunga yang sama. 9. Diasumsikan pemodal mempunyai pengharapan yang homogen, yang berarti 10. Pemodal sepakat tentang required of return, standar deviasi dan koefisien 8 11. Korelasi antar tingkat keuntungan. 12. Diasumsikan bahwa semua aktiva bisa diperjualbelikan. Permintaan Investor (Required of Return) Required of return saham merupakan return yang diminta investor atas investasi yang dilakukan. (Jogiyanto, 2007). Required of return saham adalah imbal hasil atau jumlah pengembalian yang diminta oleh investor atas investasi yang dilakukannya. Hubungan Harga Saham, Ukuran Perusahaan dan Risiko saham terhadap Required of return saham Required of return saham merupakan return saham yang diminta oleh investor di masa mendatang. Untuk mendapatkan return yang besar dan sesuai dengan yang diinginkan, maka investor perlu mengetahui informasi-informasi yang terjadi pada suatu saham. Harga saham merupakan salah satu informasi penting yang harus diketahui oleh investor. Investor yang membeli suatu saham berarti membeli prospek perusahaan. Harga saham yang naik mencerminkan prospek perusahaan yang bagus. Dengan naiknya harga saham diharapkan return saham juga akan naik, karena return saham merupakan selisih antara harga saham sekarang dengan saham sebelumnya (Husnan, 2003). Begitu pula dengan ukuran suatu perusahaan yang merupakan salah satu indikator yang digunakan investor dalam melihat aset maupun kinerja perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aktiva, total aset penjualan atau nilai pasar dari ekuitas yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang lebih besar dengan total risiko saham yang ditanggung oleh investor lebih besar, akan mendapatkan keuntungan yang terbesar (Komalasari, 2000). Risiko saham dalam investasi juga merupakan yang paling penting yang berhubungan dengan return saham. Menurut (Jogiyanto, 2007), semakin besar risiko saham yang harus ditanggung, semakin besar pula return saham yang dikompensasikan. Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu, hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut : Ada pengaruh secara simultan variabel harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham terhadap required of return saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI, Ada pengaruh secara parsial variabel harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham terhadap required of return saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI, Ada pengaruh dominan diantara harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham terhadap required of return saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi (Obyek) Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kausal. Penelitian kausal merupakan jenis penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih untuk menjelaskan keterkaitan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya pengaruh beberapa variabel dengan melakukan pengujian hipotesis terhadap variabel yang diteliti yaitu variabel harga saham, ukuran perusahaan dan risiko saham terhadap required of return saham. Sampel data yang di ambil dari perusahaan atau emiten yang antara lain perusahaan manufaktur yang go public selama periode pengamatan. Data tersebut diperoleh dari data yang dipublikasikan oleh BEI (http://www.idx.co.id) yang meliputi harga saham individual 9 bulanan, IHSG, dan laporan keuangan tahunan periode 2008-2012. Selain itu data yang digunakan dalam penelitian ini juga berasal dari berbagai literatur, seperti ICMD, penelitian lain, referensi pasar modal indonesia, buku-buku, beserta sumber lainnya yang berhubungan. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini sampel yang digunakan dengan cara non probability sampling metods yang kemudian diteliti dengan dua cara, yaitu purposive sampling (berdasarkan tujuan), merupakan metode pemilihan sampel berdasarkan tujuan dan target tertentu dalam memilih sampel secara tidak acak dan Judgment Sampling (berdasarkan pertimbangan), merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian (Margono, 2004). Adapun pertimbangan kriteria pengambilan sampel yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Perusahaan manufaktur yang go public, tercatat sebagai emiten sejak tahun 2008-2012 secara terus menerus (tidak pernah mengalami delisting). 2) Perusahaan manufaktur yang aktif diperdagangkan periode tahun 2008-2012 3) Perusahaan yang menghasilkan laba atau keuntungan selama tahun pengamatan, dari tahun 2008 sampai dengan 2012. 4) Perusahaan manufaktur dengan laporan keuangannya yang sehat 5) Ada pembagian deviden pada setiap perusahaan manufaktur Berdasarkan kriteria diatas, diperoleh sampel 20 perusahaan sektor manufaktur yang sesuai dengan kriteria dan dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini. Teknik Pengumpulan Data Jenis data dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, maka pengumpulan data dilakukan dengan metode pertimbangan didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan oleh BEI melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD) serta berupa laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang menjadi objek penelitian periode 2008-2012. Untuk persyaratan analisis data digunakan Crossection Pooling Data yang merupakan penggabungan data antara data yang diperoleh dari jumlah perusahaan dengan data yang diperoleh dari periode waktu penelitian (time series). Metode Analisis Data Uji Normalitas Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data. Data yang diteliti harus diketahui terlebih dahulu apakah terdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas ini akan dapat menentukan alat uji selanjutnya yang digunakan dalam penelitian. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal. Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test, dengan membandingkan asymptotic significance dengan α = 0,05. Pengujian Asumsi Dasar Klasik data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik non probabilitas sampling yaitu teknik yang menetapkan kesempatan tidak sama kepada obyek penelitian untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 2006 : 60). 10 Analisis Hasil Pembahasan Pada hasil penelitian ini akan dipaparkan mengenai variabel penelitian dan pengujian hipotesis. Statistik deskriptif dalam penelitian ini dilakukan untuk mengindentifikasi variable-variabel yang akan diuji pada setiap hipotesis, bagaimana profil dan distribusi variabel-variabel tersebut digunakan untuk memberi informasi mengenai variabel dependen dan variabel independent penelitian seperti harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham terhadap required of return saham. Minimum adalah nilai terkecil dari suatu rangkaian pengamatan variabel required of return saham sebagai variabel terikat dan harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham sebagai variabel bebas. Maksimum adalah nilai terbesar dari suatu rangkaian pengamatan variabel required of return saham sebagai variabel terikat dan harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham sebagai variabel bebas. Mean (rata-rata) adalah hasil penjumlahan nilai seluruh data dibagi dengan banyaknya data, sementara deviasi standar adalah akar dari jumlah kuadrat dari selisih nilai data dengan rata-rata dibagi dengan banyaknya data. Tabel yang menunjukkan deskriptif variabel penelitian dengan jumlah data setiap variabel yang valid sebanyak 100 adalah sebagai berikut : Tabel 1 Deskriptif Variabel Nilai Perusahaan Descriptif N Minimum Masimum Mean Std. Deviation Harga Saham 100 76 715000 26855.15 87430.531 Totals Assets 100 10602964 99346500 41703121.24 2.214E7 Beta Risiko Saham 100 -.6514 7.7120 .603623 1940,511 Required of Return 100 -13.1590 12.1390 1.996170 1,2453988 Saham 6.6482601 100 Valid N (listwise) Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai rata- rata untuk required of return saham sebesar 1.996170 dengan standar deviasi 1,2453988. Hal ini menunjukkan bahwa secara ratarata seluruh perusahaan cenderung akan mengalami required of return saham positif. Required of return saham terendah sebesar -13,1590 dan tertinggi sebesar 12,1390. Harga saham mempunyai nilai rata-rata sebesar 26855,15 dengan standar deviasi 87430.531. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan perusahaan- perusahaan mempunyai harga saham yang cukup tinggi. Harga saham terendah sebesar 76 dan tertinggi sebesar 715000. Ukuran perusahaan (Total Assest) mempunyai nilai rata-rata 41703121.24 dengan standar deviasi 2.214E7. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang diambil sebagai sampel mempunyai ukuran atau total asset yang cukup besar. Ukuran paling kecil sebesar 10602964 dan ukuran paling besar 99346500. Dari tabel di atas juga dapat dilihat bahwa risiko saham (beta) mempunyai nilai rata-rata sebesar .603623 dengan standar deviasi 1940.511. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan perusahaan akan mengalami risiko saham positif. Risiko saham paling rendah adalah -.6514 dan risiko saham paling tinggi adalah 7.7120. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah asumsi-asumsi yang diperlukan dalam analisis regresi linier terpenuhi. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini menguji normalitas data secara statistik, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas serta uji autokorelasi. Uji Normalitas Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika data 11 menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka asumsi kenormalan terpenuhi. Tabel 2 One Sample Kolmogorof-Smirnov Unstandardized Residual N 100 Normal Parametersa,b Mean .00000000 6.29545570 Std. Deviation .096 Most Extreme Absolute .075 Difference Positif -.096 Negatif .963 Kolmogorov-Smirnov Z .311 Asymp. Sig (2-tailed) Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa nilai Kolmogorof-Smirnov Z sebesar .963 dengan tingkat signifikan .311, berarti hal itu menunjukkan bahwa variabel penelitian terdistribusi normal karena tingkat signifikansinya ≥ 0,05. Uji Multikolinearitas Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika terjadi korelasi, maka terdapat multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas adalah dengan menganalisis matriks korelasi harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham. Jika antara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indiksi adanya multikolinearitas. Selain itu untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai VIF. Jika nilai tolerance mendekati angka 1 dan VIF disekitar angka 1 maka dinyatakan bebas multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas pada tabel 9 menunjukkan bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) disekitar angka 1. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi ini. Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan menghitung Variance Inflation Factor (VIF) Tabel 3 Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance Harga Saham 0,921 Total Assets 0,902 Beta Risiko saham 0,795 a. Dependent variable: Required of Return Saham VIF 1,086 1,086 1,084 Uji Autokorelasi Untuk menguji variabel-variabel yang diteliti, apakah terjadi autokorelasi atau tidak, dapat digunakan uji Durbin Watson. Dalam hasil analisis penelitian didapat bahwa angka statistik Durbin Watson adalah 1,887 dengan N = 100 dan k = 4, taraf signifikansi yang digunakan (α) adalah 5% diperoleh dL = 1,205 dan dU=1,538 serta 4-dU =2,462 dan 4-dL = 2,795 yang dilihat pada tabel 6. 12 Tabel 4 Batas-batas Daerah Test Durbin Watson Distribusi Interprestasi DW < 2,352 Autokorelasi positif 1,205 ≤ DW < 1,538 Daerah keragu-raguan/ Incilclusif 1,538 ≤ DW < 2,462 Tidak ada autokorelasi Daerah keragu-raguan/ Incilclusif 2,462 ≤ DW < 2,795 Autokorelasi negative DW ≥ 2,795 Dari tabel batas-batas distribusi nilai test Durbin – Watson dan kurva pengujian auto korelasi Durbin – Watson diatas menunjukkan bahwa nilai test Durbin–Watson berada pada daerah antara du dan 2. Hal ini mengindikasikan bahwa model regresi tidak ada autokorelasi. Uji Heteroskedastisitas Menurut (Ghozali, 2007:69) deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter SRESID dan ZPRED, di mana sumbu required of return saham adalah required of return saham yang telah diprediksi, dan sumbu harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham adalah residual (required of return saham prediksi-required of return saham sesungguhnya) yang telah di stundentized. Analisis Regresi Linier Berganda Hasil perhitungan dengan komputer dengan aplikasi program SPSS 21 (Statistical Program Sosial Science) adalah sebagai berikut : Variabel Bebas Constant Harga Saham Total Assets Beta Risiko Saham Fhitung Signifikan R Rsquare Adjusted RSquare Varaibel terikat Tabel 5 Analisis Regresi Linier Berganda thitung Koefisien Regresi -.363 -.257 -2.265 -3,035 6,903 2,243 .192 .371 3.687 ,015 .543 .526 .356 Required of Return Saham Sig. ,002 ,003 ,027 ,711 Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis statistik untuk membantu di dalam menganalisis data dan uji terhadap hipotesis yang diajukan. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi. Model persamaan regresi yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : RoR = -.363 – 2.265HS1 + 6.903TA2 + .192BR3 + e Persamaan regresi linier berganda tersebut menunjukkan nilai βo (konstata) sebesar .363 dan mempunyai nilai negatif. Nilai tersebut berarti bahwa jika variabel bebas yaitu harga saham, ukuran perusahaan dan beta risiko saham sama dengan 0 (nol) atau konstanta, nilai perusahaan adalah sebesar -.363. Nilai β1 sebesar -2.265 tersebut harga saham mempunyai pengaruh yang negative terhadap required of return saham, Harga saham yang tinggi mengakibatkan kecilnya required 13 of return saham atau sebaliknya harga saham rendah memungkinkan required of return saham yang lebih tinggi. Nilai β2 sebesar 6.903 tersebut ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang positif (searah) terhadap required of return saham. Semakin kecil ukuran perusahaan dapat mengakibatkan besarnya required of return saham atau sebaliknya semakin besar ukuran perusahaan memungkinkan akan mendapatkan required of return saham yang lebih kecil. Nilai β3 sebesar .192 Risiko saham mempunyai pengaruh yang positif terhadap required of return saham. Risiko saham yang kecil cenderung akan memperoleh required of return saham yang tinggi atau sebaliknya risiko saham yang besar cenderung akan memperoleh required of return saham yang kecil Pengujian Hipotesis Dan Analisis Hasil Fungsi hipotesis di gunakan untuk menjelaskan hubungan antara pengaruh yaitu harga saham, ukuran perusahaan, dan resiko saham terhadap required of return saham apakah secara simultan, parsial, atau ada yang paling dominan berpengaruh di antara harga saham, ukuran perusahaan, dan resiko saham terhadap required of return saham Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh harga saham, ukuran perusahaan, dan resiko saham secara bersama-sama (simultan) terhadap required of return saham. Berdasarkan tabel 5 didapatkan angka Fhitung 3,687 dengan Sig. 0,015 < 0,05, artinya harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap required of return saham, dapat disimpulkan hipotesisnya terbukti. Koefesien analisis regresi berganda pada intinya untuk mengukur seberapa besar pengaruh harga saham, ukuran perusahaan, dan resiko saham terhadap required of return saham. Nilai koefisien square adalah antara nol dan satu, berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa nilai square nya sebesar .356 yang berarti bahwa harga saham, ukuran perusahaan, beta resiko mampu mempengaruhi required of return saham sebesar 35,6% sedangkan 64,4% dijelaskan oleh variabel yang lain seperti politik, kebijakan suku bunga, dll. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh harga saham, ukuran perusahaan, beta risiko saham terhadap variabel required of return saham. Berdasarkan tabel 5 didapat bahwa harga saham tidak berpengaruh tapi signifikan terhadap required of return saham dengan hasil nilai thitung sebesar -3,035 dengan signifikani sebesar 0,003 (lebih kecil dari 0,05) yang berarti bahwa harga saham tidak berpengaruh tapi signifikan terhadap required of return saham, ini berarti bahwa harga saham berpengaruh signifikan terhadap required of return saham, sehingga hipotesis yang menyatakan harga saham berpengaruh positif terhadap required of return saham dapat disimpulkan terbukti. Berdasarkan tabel 5 didapat bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap required of return saham mempunyai nilai thitung sebesar 2.243 dengan signifikansi sebesar 0,027 (lebih kecil dari 0,05) yang berarti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap required of return saham, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap required of return saham, sehingga hipotesis yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap required of return saham dapat disimpulkan terbukti. Berdasarkan tabel 5 didapat bahwa beta risiko saham tidak berpengaruh signifikan terhadap required of return saham mempunyai nilai thitung sebesar .192 dengan siginifikan sebesar 0,711 (lebih besar dari 0,05) yang berarti bahwa beta resiko tidak berpengaruh signifikan terhadap required of return saham, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Ini berarti bahwa beta risiko saham tidak berpengaruh signifikan terhadap required of return saham, 14 sehingga hipotesis yang menyatakan beta resiko berpengaruh positif terhadap required of return saham dapat disimpulkan tidak terbukti. Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham terhadap required of return saham. Hal ini menunjukkan bahwa investor dapat mempergunakan data tentang harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham untuk memprediksi besarnya required of return saham. Sedangkan secara parsial variabel harga saham tidak berpengaruh tetapi signifikan terhadap required of return saham. Hasil ini sesuai dengan kajian teori yang dikemukakan oleh (Husnan, 2003:87) yang menyatakan bahwa harga saham merupakan salah satu informasi penting yang harus diketahui investor. Investor yang membeli suatu saham berarti membeli prospek perusahaan. Harga saham yang tinggi mencerminkan prospek perusahaan yang bagus. Dengan demikian harga saham dengan required of return saham yang tinggi tidak sepenuhnya bisa dicapai, karena harga saham pada tahun pengamatan dipengaruhi dengan keadaan politik yang kurang setabil yang membuat harga saham fluktuasi sementara required of return saham merupakan return saham yang dibutuhkan investor agar memperoleh keuntungan yang cukup. Ukuran perusahaan secara parsial juga mempunyai pengaruh signifikan terhadap required of return saham. Hasil ini sesuai dengan kajian teori yang dikemukakan oleh (Sartika, D. 2010) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan merupakan salah satu indicator yang digunakan investor dalam melihat asset maupun kinerja perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aktivitas, total asset penjualan atau nilai pasar dari ekuitas yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang lebih besar dengan total asset yang besar cenderung sulit untuk mendapatkan required of return saham yang tinggi. Sedangkan perusahaanperusahaan kecil cenderung lebih mudah untuk mendapatkan required of return saham yang tinggi. Kondisi ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan besar sangat rentan terhadap kondisi pasar global yang sedang dilanda krisis. Krisis keuangan global tahun 2008 menunjukkan bahwa kapitalisme global terbukti rentan terhadap krisis, kinerja perusahaan akan mengalami pasang surut sehingga required of return saham juga mengalami ketidakpastian. Ambruknya perusahaan-perusahaan besar dan global di Amerika Serikat (AS) dan Eropa menjadi headline semua media massa di dunia. Indeks harga saham gabungan dan nilai kurs ikut merosot drastis yang membuktikan contagion effect, dampak penularan krisis sangat cepat menjalar ke seluruh penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia. Sementara variabel risiko ternyata tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap required of return saham. Hasil ini tidak sesuai dengan kajian teori yang dikemukakan oleh (Jogiyanto, 2007) yang menyatakan bahwa semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar pula return saham yang dikompensasikan. Ketidaksesuaian ini diakibatkan karena pada tahun pengamatan tersebut kondisi perekononiam global yang sedang dilanda krisis sehingga keadaan cenderung tidak menentu dan mengakibatkan keadaan yang tidak biasa (anomaly). Investor yang menanggung risiko saham tinggi belum tentu dapat memperoleh keuntungan atau return saham yang tinggi pula. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Ada pengaruh secara bersama-sama variabel harga saham, ukuran perusahaan dan risiko saham terhadap required of return saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil ini dapat dilihat dari Fhitung sebesar 3,687 dengan tingkat signifikansi 0,015 yang lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti ada pengaruh harga saham, ukuran perusahaan dan risiko terhadap required of return saham, dapat disimpulkan hipotesisnya terbukti. 15 2. Nilai koefisien square adalah antara nol dan satu, diketahui bahwa nilai square nya sebesar .356 yang berarti bahwa harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham mampu mempengaruhi required of return saham sebesar 35,6% sedangkan 64,4% dijelaskan oleh variabel yang lain. 3. Ada pengaruh secara parsial variabel harga saham, ukuran perusahaan, dan risiko saham terhadap required of return saham pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI. Harga saham dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap required of return saham sedangkan beta risiko tidak berpengaruh signifikan terhadap required of return saham. Saran Berdasarkan hasil penelitian, dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut : 1. Investor sebaiknya mempertimbangkan ukuran perusahaan daripada harga saham dan risiko untuk memperkirakan nilai required of return saham yang diharapkan untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Investor dapat memprioritaskan untuk berinvestasi di perusahaan kecil karena terbukti bahwa perusahaan besar cenderung akan sulit untuk mendapatkan required of return saham yang tinggi. 2. Investor hendaknya dapat mempergunakan data harga saham dan risiko sistematis untuk memperkirakan besarnya required of return saham tetapi untuk kondisi perekonomian yang stabil baik dilihat dari ekonomi global maupun kondisi keuangan perusahaan. 3. Bagi pembaca (peneliti) diharapkan tidak hanya menggunakan factor internal perusahaan saja sebagai variabel independen tetapi juga faktor-faktor di luar perusahaan atau eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan seperti kebijakan pemerintah, tingkat inflasi, dan suku bunga. DAFTAR PUSTAKA Abidin, J. 2009. Analisis Faktor Fundamental Keuangan dan Risiko saham Sistematik terhadap Harga Saham Perusahaan Comsumer Goods yang Terdaftar di BEI. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Medan. Brigham, E.F dan J.F., Houston. 2006. Manajemen Keuangan. Erlangga. Jakarta. Darmadji dan Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia. Salemba Empat. Jakarta. Ghozali. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. BP-UNDIP. Semarang. Halim. 2005. Analisis Investasi. Salemba Empat. Jakarta. Herlianto, D. 2008. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi ketiga. LPFE UI. Jakarta. Husnan. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia. AMP-YKPN. Yogyakarta. Husnan dan Pudjiastuti. 2009. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. BPFE Yogyakarta. Jogiyanto. 2007. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE. Yogyakarta Kamarudin, A. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Rineka Cipta. Jakarta. Komalasari. 2000. Asimetri Informasi dan Cost of Equity Capital. Simposium Nasioanal Akutansi. Sesi 3. Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. PT. RINEKA CIPTA, Jakarta. Riyanto, B. 2003. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. BPFE UGM. Yogyakarta. Santoso, S. 2004. Latihan SPSS Statistik Parametrik. Penerbit PT. Elexmedia Komputindo. Jakarta. 16 Sartika, D. 2010. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktivitas dan Likuiditas Terhadap Return On Assets (ROA) Periode 2006-2010. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Makassar. Sartono. 2005. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Edisi keempat. Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta. Setyawan, A. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. BPEF UGM. Yogyakarta. Sritua, A. 2006. Metodologi Penelitian Ekonomi. UI Press. Jakarta. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfa Beta. Bandung. Sunariyah. 2000. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Ed. 2. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Usman, M. 2003. Analisis Pengaruh Informasi Fundamental Terhadap Return Saham. UNDIP. Semarang. Vernande, N. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Saham Sistematik Terhadap Harga Saham pada Industri Properti dan Real Estate di BEI. Skripsi. Jurusan Akuntansi. FE, Universitas Gunadarma. Jakarta. Widoatmojo, S. 2003. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Gramedia. Jakarata. Yunia, P. 2004. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko saham Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi di BEI. Skripsi. Jurusan Akuntansi. FE, Universitas Gunadarma. Jakarta.