April 2013 Publisher & Distributor Keluarga Mahasiswa Katolik IPB Puji Syukur kami haturkan kepada Allah Bapa yang selalu memberikan berkat dan curahan rahmat sehingga buletin Caritas ini dapat kembali terbit. Pemimpin Redaksi Restu Satrio Bawono Edisi caritas ini berfokus pada iman, mengapa iman? Karena pada bu- lan ini tepatnya tanggal 21 April, kita merayakan hari Minggu Panggilan se- Editor luruh dunia. Sepanjang masa, Tuhan ter- Antonius Ardhito, Dominicus Abbel us berinisiatif memanggil manusia untuk Reporter Theresia puspita, Lusia Anita, Vero E. Febriani Designer menjadi utusan-Nya baik sebagai awam yang beriman penuh maupun sebagai Imam serta biarawan/biarawati. Kiranya Buletin Caritas ini bisa kembali menguatkan iman kita yang mungkin mulai goyah, amin. Teriring salam dan doa Dominicus Abbel -Restu Satrio Bawono 2 DIVISI KEROHANIAN 18 April 21 April :Doa Taize pukul 18.30 WIB @RK X 3.01 Gedung Fakultas Kehutanan IPB :Misa Bulanan KeMaKI oleh Romo Yohanes Driyanto Divisi kesejahteraan mahasiswa 21 April 24 April :Pemberian bingkisan pada Misa Bulanan bagi KeMaKIerz yang berulang tahun. :Apresiasi bagi KeMaKIerz yang wisuda. @Institut Pertanian Bogor. Divisi koor mahasiswa katolik ipb 21 Apri 28 April :Pelayanan pada Misa Bulanan KeMaKI. :Pelayanan pada Misa Paskahan Mahasiswa se-Keuskupan Bogor 2013. Divisi olahraga dan seni 20 April 26 April :Olahraga bulanan “fun bike” @ Kampus IPB Dramaga. :Hiking berlokasi Gunung Gede Pangrango. Divisi kewirausahaan 1 & 2 April 21 April 28 April :Danus renungan harian April. :Danus pada Misa Bulanan. :Danus pada Paskah Mahasiswa. Divisi pendidikan dan pengembangan Responsi Kimia TPB sebelum UAS Kimia. DIVISI EKSTERNAL 4 Mei :Kunjungan studi banding ke Universitas Negeri Jakarta Kunjungan sosial direncanakan pada akhir bulan Mei (info lebih lanjut menyusul). 3 K ita tahu bahwa perihal Kerajaan Allah, merupakan sesuatu yang misteri, hanya bisa dipahamai dengan lambang-lambang, simbol-simbol dan perumpamaan-perumpamaan. Yesus sendiri sebagai seorang yang sangat pandai mengajar, ketika Dia menerangkan apa itu Kerajaan Allah, Ia memakai perumpamaan. Ia berkata bahwa Kerajaan Allah itu seumpama seorang penabur benih dan Kerajaan Allah itu seperti biji sesawi.” Seperti seorang penabur benih, tidak tahu bagaimana tumbuhnya benih itu, tetapi tahu-tahu ia tumbuh, bertunas dan menjadi besar serta menghasilkan buah. Demikian pula halnya dengan biji sesawi: pada mulanya biji yang sangat kecil, tetapi setelah bertumbuh dan menjadi besar, burung-burung pun dapat bersarang di atasnya. Babagimana proses bertumbuh benih atau biji itu, dari kecil menjadi besar, tidak diketahui oleh sang penabus itu. Iman kita kepada Tuhan, awalnya juga seperti kisah seorang penabur benih, seperti biji. Pada awalnya kita tidak mengenal Tuhan atau baru berkenalan dengan Dia. Tetapi dalam perjalanan hidup, bila iman kita kembangkan, maka pelan-pelan akan menjadi kuat dan menghasilkan buah iman yang menakjubkan. Hubungan kita dengan Tuhan yang awalnya belum jelas, tetapi bila terus dipupuk dan dipelihara, maka akan berkembang dan suatu saat kita akan merasakan dan menikmati buahnya. 4 Maka yang penting dalam perkembangan iman seperti itu adalah bahwa kita terus memupuk dan memeliharanya. Pupuknya tentu bukan pupuk urea, bukan pupuk organik atau an-organik atau buatan lainnya, tetapi usaha keras kita untuk terus-menerus mau bekerja sama dengan rahmat Tuhan, mau diubah oleh-Nya. Semoga iman kita semua senantiasa ditambahkan oleh Kristus. 5 A kembali pa yang membuat seseorang mengarah kepada Tuhan? Hal tersebut tentunya bukan ketika ia ditimpa suatu persoalan hidup yang tak terpahami oleh kemampuan akal budinya. Lalu hal yang bisa ia lakukan adalah berdiam diri untuk berdoa kepada Tuhan dalam kesesakannya itu. Lebih mendasar dari itu adalah saat seorang sampai pada pengalaman berjump a akan adanya kehadiran Tuhan dalam perbuatan baik yang sedang ia lakukan. Sehingga dalam reaksi spontannya, ia akan berseru: “Itu Tuhan!”, seperti yang telah dialami murid yang disukai. Pada saat seseorang mengalami dirinya, menyadari ternyata Tuhan sedang dan turut bertindak dalam pekerjaan baik yang sedang ia lakukan itu, disitulah ia menyentuh aspek pengalaman akan (rahmat) Tuhan. Itulah pengalaman yang sering dialami Petrus dan murid-murid lain. Demikianlah jalan prakarsa Tuhan yang akan dialami oleh setiap pribadi atau kelompok yang telah memilih untuk percaya kepada Tuhan Yesus. Yesus yang bangkit itu akan terus menyertai orang-orang yang percaya kepadanya sebagaimana Dia sendiri telah menjanjikannya. Yesus sesunggahnya datang secara sangat dekat 6 dalam pengalaman pekerjaan harian kita, sekali engkau percaya kepada -Nya, Dia akan selalu besertamu dalam setiap jalan-Mu. Dia ada didekatmu, dalam apa yang sedang kau kerjakan. Dia juga akan selalu mengarahkan hati dan kesadaranmu kepada identitas Kristianimu bahwa engkau adalah pribadi yang telah memilih untuk percaya kepada-Nya. Dia akan terus mengingatkanmu akan hal itu. Diapun akan mempercayakanmu, tugas perutusan seorang beriman yakni bahwa engkau akan menjadi utusan-Nya bagi perwujudan karya keselamatan-Nya atas hidup banyak orang. Peristiwa paskah yang baru saja kita rayakan adalah peristiwa penyelamatan yang dilakukan oleh Tuhan untuk hidup kita. Peristiwa karya keselamatan dari Tuhan adalah suatu karya yang masih harus dilanjutkan. Tuhan yang bangkit akan selalu menyertai kita untuk maksud perwujudan karya penyelamatan ini. Tuhan yang bangkit sungguh datang dan berprakarsa lewat pengalaman harian kita. Demikianlah setiap orang yang telah memilih untuk percaya kepada Tuhan, akan senantiasa dianugrahi saat-saat menemukan pengalaman perjumpaan akan kehadiran Tuhan dalam setiap pekerjaan baik yang sedang kita lakukan. Inilah pengalaman rohani itu. Itulah pengalaman luar biasa d alam hal yang luar biasa. Jalan Tuhan selalu merupakan peristiwa luar biasa, namun dinyatakan / direvelasikan / disingkapkan / diwahyukan dalam jalan yang sederhana dan biasa menurut cara berada kita sebagai manusia. Selamat mengalami kehadiran Tuhan dalam setiap karya hidupmu. Tuhan memberkati. (Fr. Heribertus) 7 . 8 9 T atkala hatinya berlabuh pada hidup membiara, ia gundah gulana. Maria Monika mengalami pergulatan batin. Orangtua, sanak saudara, menentang cita-citanya. Batinnya menangis! Suatu ketika, tiga malam berturut-turut, Monika tak dapat tidur. Ingatannya selalu terbayang pada kesengsaraan Yesus di salib. Ada sesuatu yang mengusik batinnya. “Aku telah menderita untukmu, apa yang akan kau perbuat untuk-Ku?” Suara itu semakin menggelora untuk menjalani hidup membiara. Tak diduga, suatu sore ketika Monika sedang disuruh belanja oleh ibunya, seorang suster datang ke rumahnya. Ketika memasuki rumah, Monika menjumpai neneknya menangis histeris. Melihat neneknya menangis, Monika penasaran bercampur takut. “Seperti ada orang yang meninggal,” jelasnya. “Mengapa kok mau jadi suster, Nduk?” kisah Monika menirukan pertanyaan neneknya, “Apa sudah tidak cinta sama nenek, ibu-bapakmu. Nenek mati saja kalau kamu menjadi suster.” Alumnus SPG Negeri Blora, Jawa Tengah ini semakin sedih. Terlebih ketika ayahnya, Agustinus Yosef Suharto, tak mau makan malam. Semalaman ayahnya hanya duduk di beranda rumahnya. Bahkan, sampai fajar menyingsing. Pagi harinya, Monika membuatkan kue untuk sang ayah. “Nduk, apa benar kamu mau jadi suster? Apa alasanmu?” tanya ayahnya. Monika tidak dapat menjawab pertanyaan itu. Ia malah terharu melihat sang ayah menangis tersedu-sedu. “Ayah tidak merestuimu,” demikian sang ayah. 10 Puisi bunda keinginan Monika untuk hidup membiara semakin kuat, walaupun larangan dari keluarganya semakin besar. Sebelum membulatkan keputusan, setiap malam Monika tekun berdoa rosario. menghendaki, “Jika saya pun Tuhan siap menjalani,” tegas Monika mengenang pengalamannya. Ayah dan nenek Monika memang melarangnya untuk hidup membiara, namun ibunya tetap mendukungnya. Kala itu Monika dan ibunya berziarah ke Sendangsono , mereka berjalan kaki selama empat jam. “Kami jalan kaki mulai dari Kulon Progo. Saya sempat beberapa kali terpeleset. Bahkan, ibu saya tiga kali terjatuh,” kisahnya. Di Gua Maria Sendangsono inilah Monika mematrikan benih panggilannya. Monika terharu melihat semangat ibunya. Saat ia memutuskan pilihan hidupnya, ibunya setia menemaninya. Ketulusan sang ibu dalam mencintai anaknya, mengingatkan Monika akan kasih dan kesetiaan Bunda Maria dalam mendampingi dan menyertai Yesus Putranya. Monika merasakan cinta ibu begitu besar kepada anaknya. Restu ayah Melalui doa rosario, Monika semakin mantap pada pilihan hidupnya. Suatu malam, Monika meminta izin kepada ayahnya. Batinnya gulana. Ia masih menyangsikan, apakah sang ayah akan memberi restu atau menolaknya. Dengan terbata-bata dan menahan sedih, Monika mengutarakan niatnya. Sang 11 ayah langsung memeluk dan menangis. “Selama tiga tahun ayah berperang melawan Tuhan, tetapi ayah kalah,” cerita Monika menirukan kata-kata ayahnya. Akhirnya, sang ayah merelakan putri pertamanya menjadi biarawati. “Ayah mengizinkan kamu. Jika ini tekadmu, jangan pernah menoleh lagi! Ikuti jalan panggilanmu dengan penyerahan total. Jangan setengah setengah!” tegas sang ayah. Monika pun merasakan kelegaan yang luar biasa. Suatu ketika sang ayah menginginkan buah mangga. Permintaan ayahnya itu terbilang aneh. “Karena sedang tidak musim buah mangga,” jelas Monika. Tak diduga, malamnya, ada seorang suster datang dan membawakan buah mangga untuk ayah dan ibunya. Ternyata, Tuhan menggenapinya melalui kasih seorang suster. Tak hanya itu saja, setelah sang ayah merelakan Monika membiara, selalu terjadi hal-hal di luar dugaan keluarganya. Doa rosario telah mengubah hati ayahnya. Pada 22 Juni 1980 Monika mulai mencecap pendidikan di Postulat Kongregasi Suster-Suster Santa Bunda Maria (Suster-Suster Notre Dame). Hingga kini, Monika tak pernah putus berdoa rosario. Monika terbiasa berdoa rosario sejak kelas I Sekolah Dasar. Ia selalu memohon bimbingan Tuhan melalui doa rosario. Sekarang pun manakala permasalahan hidup menyergapnya, Monika tekun mendaraskannya. “Sebagaimana orang makan setiap hari, doa rosario sebagai nutrisi dalam kehidupan rohani,” demikian penulis buku “Ketika Tuhan Menyentuh” ini.Sebagai suster SND, doa rosario tidak hanya sebagai doa wajibnya. Lebih dari itu sebagai doa pribadinya. Bahkan, jika Monika bepergian naik angkot, bus umum atau sedang menunggu, otomatis ia berdoa rosario.. Menegakkan kebenaran Dalam menjalani hidup membiara, suka duka mewarnai hidupnya. Terlebih, dengan kiprahnya di dunia pendidikan. Sejak mengikrarkan kaul sementara, Monika selalu berkarya di bidang pendidikan. Mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai sekolah menengah. Pada 2003 Monika diserahi 12 tugas sebagai Kepala Sekolah Dasar Notre Dame Jakarta Barat. Awal memulai karyanya, ia merasakan sekolah swasta seperti ‘perahan’ sekolah negeri. Oknum pemerintah selalu menarik iuran pada sekolah-sekolah swasta. “Ketika saya menanyakan untuk apa dan minta tanda bukti, justru selalu dipersulit,” cerita biarawati yang menjalani masa tersiat dan kaul kekal di Biara Induk Roma, Italia ini. Monika tak takut dibenci karena kebenaran. “Sebenarnya, apabila orang berani karena benar, mereka takut berbuat macam-macam,” sambungnya. Berkat perjuangan Monika, akhirnya oknum petugas itu dimutasikan. Dikutip dari: HIDUPKATOLIK. com 13 S ebelum memasuki tri hari suci, KeMaKi mengadakan meditasi jalan salib, guna menghayati dan mendalami misteri sengsara Yesus demi menebus dosa manusia. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 27 Maret 2013 di RKX 202 Gedung Fahutan. Dimulai pada pukul 18.30. Sebelumnya, teman-teman KeMaKi yang menjadi peserta jalan salib ini, menunggu di luar. Kemudian mereka dipersilahkan satu persatu memasuki ruangan dan mata mereka ditutup dengan penutup mata. Ruangan dibuat hening dan gelap, hanya ada lilin sebagai sumber pencahayaan. Diawali dengan doa pembukaan, acara meditasi jalan salib pun dimulai. Sang narator mulai menceritakan kisah sengsara Yesus, dan para pemain drama mulai mengilustrasikan kisah tersebut, mulai dari awal ditangkap, Yesus hingga Yesus mati di kayu salib. Penghayatan yang luar biasa dari pemain drama menambah dramatisnya kisah yang dibacakan narator. Banyak 14 peserta meditasi jalan salib hanyut dalam suasana yang begitu memilukan ini. Ketika tokoh yang memerankan Yesus disiksa oleh para prajurit, beberapa peserta seakan ikut merasakannya hingga mereka tanpa sadar meneteskan air mata. Acara meditasi ini berlangsung kurang lebih 1 jam. Meditasi jalan salib dengan tema "Mengikuti Yesus dalam Sengsara-Nya" ini merupakan persembahan Pra Universitas dan Div.Kerohanian KeMaKi. Keikutsertaan pra univ dalam acara ini patut diacungkan jempol, dan kita patut bangga dengan mereka, keluarga baru kita. Semoga acara seperti meditasi ini bisa sering dilakukan untuk mengingatkan kita akan pengorbanan Yesus. Di 15 Atas anjuran Mgr. De Jonghe d'Ardoye, Nunsius Apostolik untuk Indonesia saat itu, agar setiap Keuskupan atau Perfektura mempunyai sebuah seminari menengah sendiri, maka pada tahun 1950 diadakan rapat di Bandung. Dalam rapat tersebut diumumkan bahwa akan didirikan seminari menengah di Cicurug. Seminari menengah itu resmi didirikan pada tanggal 28 November 1950 oleh Mgr. N.Geise OFM yang saat itu menjabat sebagai Perfek Apostolik pada Perfektur Sukabumi. Pada mulanya seminari ini hanya beberapa memiliki siswa. Seminari menengah yang mengambil nama Stella Maris ini mulai dalam keadaan yang masih sangat sederhana dengan hanya beberapa murid yang belajar di sana dan tempatnya pun masih menumpang di biara Fransiskan di Cicurug. Berikut adalah beberapa periode waktu perkembangan seminari Stell Maris Periode Cicurug (1950-1961) Mula-mula seminari menumpang di biara Fransiskan di Cicurug tetapi beberapa saat kemudian memiliki tempat tersendiri di samping biara Fransiskan tersebut. Keadaannya waktu itu masih sangat sederhana dengan ruang-ruang yang sempit sehingga kamar tidurpun dijadikan kelas. Selain itu air pun sering macet sehingga kadang-kadang para seminaris terpaksa mandi di sungai dekat biara. 16 Rektor yang pertama di Cicurug adalah Pater Vermeulen OFM. Pada waktu itu rektor harus menangani berbagai urusan kerumahtanggaan dan pendidikan. Untunglah bahwa dalam bidang pendidikan ada satu tenaga yang bisa membantu, yakni Pater Van der Laan OFM, yang selain mengajar di seminari, juga harus mengajar di biara dan lain sebagainya. Selain itu kaum awam juga ingin ikut berpartisipasi dalam pendidikan terbukti dengan ikut mengajarnya guru-guru awam di Cicurug. Ketika Pater Vermeulen dipindahkan ke Rangkasbitung jabatan rektor dipegang oleh Pater Koesnen OFM, dan akhirnya Pater Koesnen OFM digantikan oleh Pater Van der Laan OFM sebagai rektor ketiga. Siswa pertama di Seminari Menengah Stella Maris adalah lulusan SD. Tahun pertama mulai dengan lima orang anak lalu berkembang menjadi 8 orang, lama kelamaan siswa lulusan SMP juga diterima. Akhirnya lulusan SMA pun diterima, tetapi hanya satu dua saja karena tempat dan sarananya yang terbatas. Periode Sukasari (1961-1963) Setelah Perfektura Sukabumi diubah menjadi Keuskupan Bogor pada tanggal 1 Agustus 1961, bagian SMP dan SMA dipisahkan. Bagian SMP tetap berada di Cicurug, dan bagian SMA pindah ke Sukasari Bogor ke gedung yang sekarang ini menjadi Gereja Santo Fransiskus Assisi Sukasari. Rektor pertama di Sukasari adalah Pater Remedius Wijbrands OFM, tapi beliau hanya menjabat selama setahun saja dan kemudian diganti oleh Pater Ismael Harjawardaya OFM. Pada waktu itu para siswa sekolahnya tidak di dalam kompleks seminari di Sukasari tapi harus pergi ke sekolah lain. Untuk pelajaran bahasa Jerman dan Perancis mereka harus pergi ke Susteran Regina 17 Pacis (FMM), dan untuk pelajaran lainnya ke Jalan Kapten Muslihat bersama dengan para calon Bruder Budi Mulia. Lalu pada sore harinya ada kursus di Sukasari. Selain itu untuk pelajaran lainnya mereka harus mendatangi para guru yang bersangkutan di rumah atau di sekolah tempat guru itu bertugas, misalnya di Taman Siswa dan SMA Regina Pacis. Akhirnya untuk ujiannya mereka mengikuti ujian ekstraining di SMA Negeri I dan ternyata hasilnya banyak yang lulus dengan baik Periode Kapten Muslihat (sejak tahun 1963 sampai kini) Pemisahan bagian SMP dan SMA ternyata tidak dapat bertahan lama, karena hal itu kurang memuaskan, maka pada tanggal 1 Agustus 1963 kedua bagian itu disatukan lagi dengan menempati gedung di Jalan Kapten Muslihat. Mula-mula seminari ditempatkan di gedung yang sekarang ini dipakai untuk Balai Pengobatan Melania Bruderan. Untuk belajar mereka memakai gedung Balai Pemuda Katolik (BPK). Tapi keadaan ini hanya berlangsung yakni tahun 1964/1965. Setelah asrama panti asuhan St. Vincentius berakhir tahun 1964, gedung di Jl. Kapten Muslihat 22 yang dipakai oleh Bruderan untuk asrama panti asuhan tersebut diusulkan untuk dipakai oleh seminari agar seminari dapat berkembang. Rektor pertama yang memimpin di Jalan kapten Muslihat 22 adalah Pater Ismael Harjawardaya OFM yang kemudian diganti oleh Pater Koopman OFM, dan Pater Wijbrands OFM menyusul kemudian selama hampir duapuluh dua tahun. Kemudian berturut-turut, Rm. B. Sudjarwo Pr, Rm. Victor Solekase Pr, Rm. Ridwan Amo Pr, dan Rm. Paulus Haruna Pr menjadi Rektornya. Pada waktu pindah ke jalan Kapten Muslihat seminari masih menampung siswa lulusan SD. Kala itu SMP masih bergabung dengan SMP Budi Mulia. Untuk bagian SMA mula-mula seminari 18 menggabungkan diri dengan SMA Regina Pacis bahkan pernah bergabung dengan SMA Xaverius Jakarta. Namun karena ada masalah dengan Kanwil Jawa Barat maka akhirnya seminari melepaskan diri dari SMU Regina Pacis. Periode berikutnya, Seminari menggabungkan diri dengan SMA Mardi Yuana Sukasari. Setelah Budi Mulia memiliki SMU maka atas dasar beberapa pertimbangan praktis, Seminaripun menggabungkan diri dengan SMU Budi Mulia. Sejak berdirinya di Cicurug, Seminari Stella Maris menerima siswa lulusan dari SD. Mereka mengikuti pendidikan di Seminari dari kelas I sampai kelas VII. Sejak tahun 1973 seminari tidak lagi menerima lulusan SD, hanya menerima lulusan SMP dan SMA sehingga jenjang pendidikannya pun berubah. Mereka yang lulus SMP mengikuti pendidikan di kelas I sampai kelas III dan dilanjutkan setahun lagi di kelas VIIC. Sedang-kan mereka yang lulus SMA mengikuti pendi-dikan di kelas VIIA dan dilanjutkan setahun lagi di VIIB. Para seminaris lulusan SMP, di seminari mengikuti pelajaran dengan kurikulum SMA biasa dengan ditambah beberapa pelajaran khusus yakni Bahasa Latin, Jerman, dan Sunda. Setelah tamat SMA dilanjutkan setahun di kelas VIIC. Para lulusan SMA di seminari mengikuti pendidikan di kelas VIIA dengan pelajaran : Agama, Katekese, Etika, Bahasa Inggris, Indonesia, Jerman, Latin, Sunda, Seni suara, ketrampilan dan olahraga. Setelah itu lalu dilanjutkan di kelas VIIB dengan pelajaran yang sama dengan pelajaran di kelas VIIC. Lama pendidikan untuk lulusan SLTP adalah empat tahun dan untuk SLTA dua tahun. 19 K Oleh : Fr. Heribertus Susanto dalam majalah GESIT* ita sebagai umat manusia tidak bisa hidup tanpa iman. Iman yang dimaksudkan bukan hanya iman kepada suatu agama ataupun kepercayaan atau tradisi tertentu, tetapi lebih besar lagi yaitu kepada Sang Pencipta. Iman dapat dijadikan sebagai pegangan hidup kita dalam menjalankan tugas perutusan kita di dunia. Maka dari itu, kita perlu menghayati iman kita seperti yang dinyatakan dalam surat Yakobus : Tetapi mungkin ada orang berkata : “ Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan” aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku. (Yak 2: 18). permenungan kita: Tahun ini merupakan tahun iman yang telah dibuka oleh Paus Benediktus XVI pada 11 Oktober 2012 melalui perayaan ekaristi meriah di Vatikan dan berlangsung hingga 24 November 2013 saat perayaan Kristus Raja Semesta Alam. Dalam penyambutan tahun iman ini juga diterbitkan Surat Apostolik: Porta Fidei (Pintu kepada iman). Berikut beberapa inti dari Porta Fidei yang dapat kita gunakan sebagai bahan Pertama, Porta Fidei menegaskan bahwa pintu kepada iman (Kis 14:27) selalu terbuka bagi siapa saja, menghantarkan setiap orang ke dalam persekutuan hidup dengan Allah, dan memberi tawaran untuk masuk ke dalam Gereja-Nya. Baptisan merupakan awal dari perjalanan hidup iman. Melalui Baptisan kita dipersiapkan untuk menuju kekehidupan kekal. Kedua, Gereja bergerak untuk mengarahkan dirinya menuju tempat kehidupan, menuju persahabatan dengan Putera Allah, menuju Dia, yang memberi kita iman dan kehidupan yang berkelimpahan (PF No.2). Tahun iman menjadi saat seluruh umat diajak untuk memghidupkan dan menemukan kembali iman (PF No.4) untuk menjadi lebih beriman dengan semakin mengarahkan diri pada suatu cara hidup yang lebih dilandaskan pada rasa percaya kepada Dia yang telah diutus Allah (Yoh 6:29). Salah satu 20 cara untuk mencapai keselamatan adalah dengan percaya kepada Yesus Kristus yang merupakan Putera Allah Yang Tunggal. Ketiga, Tahun Iman adalah suatu panggilan kepada sebuah pertobatan yang sejati dan baru kepada Tuhan, satu-satunya juru selamat dunia. Paus mendorong untuk mengintensifkan renungan akan iman. Paus mengundang setiap umat untuk menemukan caranya masing-masing baik dalam komunitas paroki, keuskupan, biara dan keluarga dalam mengungkapkan imannya secara publik (PF.No.8). Kita sebagai mahasiswa misalnya bisa mengikuti kegiatan KeMaKi, menjadi lektor/lektris ataupun pengajar di Bina Iman. Selain itu membina hubungan baik dengan umat lainnya yang berbeda kepercayaan dengan kita juga dapat dikatakan sebagai ungkapan iman kita melalui sesama. Keempat, Iman pertama-tama berasal dari hati yang mana rahmat Ilahi menjadi sumber gerakannya. Pengakuan dengan mulut pada gilirannya menunjukkan bahwa iman melibatkan pengakuan secara publik dan komitmen. Pada akhirnya, pengakuan iman juga diikuti oleh penerimaan kehidupan sakramental yang didalamnya Kristus hadir, bertindak dan terus membangun Gereja-Nya. Tanpa liturgi dan sakramen-sakramen, pengakuan iman akan kehilangan daya gunanya, sebab ia akan kehilangan rahmat yang mendukung kesaksian Kristiani (PF.No.11). Komitmen-komitmen yang sudah/akan kita lakukan misalnya dengan penerimaan sakramen Baptis, sakramen Tobat, sakramen Komuni Pertama, dan sakramen Krisma. Kelima, Iman tanpa kasih tidak akan menghasilkan buah, sedangkan kasih tanpa iman hanya kan menjadi suatu perasaan yang terus menerus berada di bawah kuasa kebimbangan. Iman dan kasih saling mensyaratkan satu sama lain, sehingga yang satu akan membiarkan yang lain tampil menurut jalurnya sendiri-sendiri. Iman, harapan, dan kasih menjadi trilogi keutamaan rohani yang berjalan beriringan selamanya (PF.No.14). Mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri sendiri, salah satu cara dalam mengamalkan Porta Fidei yang kelima. Jangan pernah memilih-milih dalam menolong dan membantu orang lain, karena Kasih selalu hadir bagi siapa saja yang membutuhkannya. Pada tahun ini,kita sebagai anggota Gereja diajak untuk kembali merefleksikan iman kita lebih mendalam. Selain menghayati iman dalam tata peribadatan dan doa pribadi, iman juga harus menggerakkan setiap orang agar mewujudkannya dalam tindakan yang nyata. Kita sebagai mahasiswa harus mampu bergaul dengan masyarakat dan dapat menampilkan iman yang mendalam kepada Allah Tritunggal. Melalui tindakan nyata ini, kita sebagai seorang yang beriman Kristiani memberikan kesaksian kepada dunia dengan iman, harapan, dan kasih. (Pita). 21 Hidup itu indah, tetapi manusia kerap terlarut dalam rutinitas mereka, membuat hidup terasa menjemukan. Alhasil ketika titik jenuh sudah mencapai batas maksimum, penyakit stress pun datang melanda. Namun, seperti penyakit pada umumnya, ia dapat dicegah dan diobati. Berikut ini adalah cara-cara untuk mengatasi stress, check it out! 1. Know your enemy, kenali penyebabnya. Jika penyebab stress sudah ditemukan, akan lebih mudah untuk mengatasinya. 2. Cerita oh cerita. Ceritakan segala keluh kesah anda kepada sahabat terbaik anda. Bercerita dapat melepaskan beban hidup anda. Jika memungkinkan berceritalah dengan gaya khas, gaya cerita horror misalnya. Jika tidak ada teman cerita, berdoalah. Tuhan pasti mendengar anda. 3. Menerima dengan lapang dada. Ada beberapa hal yang tidak dapat kita kendalikan, terimalah dan kekuatan besar akan hadir pada diri anda. 4. Permainan sudut pandang. Lihat situasi yang berpotensi menghasilkan stress dengan sudut pandang yang lebih positif. Misalnya ketika nilai anda jelek, berpikirlah bahwa Tuhan punya rencana baik untuk anda. 5. Sit down and relax. Stress lebih mudah terpicu jika kondisi tubuh sedang kacau. Dengan beristirahat cukup dan meluangkan waktu untuk menenangkan diri sejenak, stress dapat diatasi dengan mudah. Jika tips-tips berikut tidak manjur, berdoalah. Ya, berdoa kepada Tuhan untuk meminta pertolongan-Nya dalam setiap masalah anda, masalah yang menyebabkan stress pada diri anda. Berdoa saja tidak cukup, yakinlah bahwa Tuhan mendengar doa anda dan hadir dalam diri anda. Keyakinan akan hadirnya Tuhan akan memberikan ketenangan kepada anda. Percayalah. (abbel) 22 Ray Ridho (ILKOM 49) 17 April Christy Ariesta (THP 46) Niken Cahyarani (ITP 48) 16 April Agnes Michelle (Man 49) Cindy Lidyawati (Man 48) 2 April Agatha Kinanthi (Agb 46) 3 April Vinsensia Cres (INTP 46) 5 April Jose Mario (KSHE 49) 6 April Michael CH (ILKOM 46) 8 April Hendri Sutanto (Bio 46) 9 April Beata Retno (ILKOM 49) 10 April Gigantika Prinseseva (TIN 46) 13 April Irene Sinung (INTP 49) 20 April Santi Krisna (AGH 49) 21 April Ignasius Dio (BDP 49) 24 April Irene Rosalin (BIO 47) Elisabeth Susanti (BIO 47) 25 April Ermianus Samalei (BDP 48) Indra Sirait (ITP 48) Kristianto Rumaga (SIL 49) 26 April Santa Nova (FKH 46) 27 April Suzi Sehati (MTK 46) 28 April Alexander (HPT 48) Laurensius Sitanggang (THP 47) 14 April Silvana Godelia (THP 46) 15 April 29 April Elisabeth Tresia (MNH 48) 30 April 23 From: Patricia Sitanggang To: Kemaki 46 “semangat yg lagi penelitian dan nyusun skripsi...semoga lancar dan Tuhan memberkati :)" From: Yosephine To: Kak Mona “Happy graduation kak mona, sukses buat rencana kedepannya. GBU :)" From: Elisabet 48 To: Panitia Reuni Kemaki “Tetap semangat ya teman2 Panitia Reuni Kemaki buat persiapannya. Tuhan memberkati :)" From: Bapak Koorma To: Anggota Koorma “Sukses koorma, semangat koorma :D" From: Dedy To: Angkatan 48 “ayo lebih kompak lagi....” From: kang asepH To: b*buerz tua+muda “Ave... \^.^/” From: Irene 48 To: Panitia HOKI 2013 “Tetep semangattt buat tmn2 Spectrum 48 !!!! *tepokkuda*” From: Restu To : Kemakierz “tetap semangat menjalani sesi UAS bagi yg masih kuliah, dan semangat juga u/ kk2 yang lagi penelitian.” From: Tamada To: Mona “selamat bergabung di dunia yg sesungguhnya,, raih cita2 mu dan Tuhan berkati :)" 24 From: fidela 48 To: panitia HOKI 2013 “ semangat brpelayanan sbg panitia HOKI ya tmn2 kemaki 48 :) mari buat HOKI thun ni lbh cetar mmbahana :)” From: Tommy 47 To: Panitia Paskah 49 From: Mona 46 To: Sahabat 46 (Vinsen, Wiwi, Nita, Basa, Regina, Patris, CH, Bayu) + junior 47 (Dito) “ terimakasih buat semangat n tawa kalian yg selalu menghiasi hari2 ini aku sayang kalian hehe senyum n semangat selalu utk semua aktivitasnya :)" “terima kasih atas semangat dan kerja kerasnya, acara paskahan nya keren :D” From: Rio 45 To: Kemaki 45 yang tersisa “ Jangan lulus cepet2 yaaa, nunggu gw blik biar bs ketemuan. Haahahaha.. GBU all " From: yohanes bella To: elita febriani “ UTS udah sukses nih, makin sukses ya buat UASnya.. stay care, stay stable. K4U” From: seseoarng yang melukai hatimu.. To: DEVE “ maafin aku yah uda mengecewakanmu dan meggores luka dalam From: Bayu To: Mona “ Selamat wisuda buat mona lusia manihuruk.. Sukses terus buat semuanya.” From: Elisabet 48 To: Panitia HOKI 2013 “ Ayo tetap semangat ya teman2 48 buat persiapan HOKInya. Saling berkerjasama dan jalin kebersamaan kita selalu. Tuhan memberkati :)" From: Vio To: Domipas “ Selamat mengeksplorasi dan mengeksploitasi diri ya teman2.. God bless ya ^-^” 25 JADWAL MISA KEUSKUPAN BOGOR Katedral Santa Perawan Maria (BMV) Jl. Kapten Muslihat No. 22, Bogor 16122 Telp. (0251) 321188 Misa Harian: 06.00 Jumat Pertama: 06.00, 08.00 (sekolah), 11.00 (sekolah), 17.00 Sabtu Sore: 17.00 Minggu: 05.30, 07.30, 09.30, 17.00, 19.00 Kapel Christoforus Ciampea Jl. Pasar Ciampea No. 18, Ciampea, Bogor 16620 Telp. (0251) 621641 (d.a. Poliklinik Melania) Minggu: 17.30 Kapel Santo Petrus, Semplak Komplek AURI Semplak Jl. Raya Semplak Blok B IX A Atang, Sanjaya Jumat Pertama: 17.00 Sabtu Sore: 17.00 Kapel Susteran FMM (Regina Pacis) Jl. Ir.H. Juanda No. 2, Bogor 16121 Telp. (0251) 321619 Misa Harian: 06.00 Jumat Pertama: 17.00 ~ Kapel Susteran Gembala Baik Jl. Pajajaran No. 6, Bogor 16143 Telp. (0251) 321270 Misa Harian: 06.00 Jumat Pertama: 17.00 ~ Kapel Pondok Rumput Gg. Gurame Jumat Pertama: 18.00 Minggu: 07.00 26 27 DOA TAHUN IMAN Ya Allah Tritunggal Mahakudus, Bapa, Putra dan Roh Kudus, kami umat-Mu bersyukur atas karunia iman yang membawa kami pada keselamatan. Semoga setiap kali merayakan Ekaristi, iman kami semakin diteguhkan. Semoga iman kami mendorong kami untuk mewujudkan persaudaraan dengan sesama dan melayani dengan tulus dan rendah hati. Semoga kami tekun mendalami iman dan makin meyakini Tuhan Yesus Kristus sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup kami. Bunda Maria, bunda kami semua, doakanlah kami agar kami makin setia pada Puteramu dan makin berbakti pada masyarakat dan bangsa. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.