April 2013 - Keluarga Mahasiswa Katolik IPB

advertisement
April 2013
Publisher & Distributor
Keluarga Mahasiswa
Katolik IPB
Puji Syukur kami haturkan kepada Allah Bapa yang selalu memberikan
berkat dan curahan rahmat sehingga
buletin Caritas ini dapat kembali terbit.
Pemimpin Redaksi
Restu Satrio Bawono
Edisi caritas ini berfokus pada
iman, mengapa iman? Karena pada
bu-
lan ini tepatnya tanggal 21 April, kita
merayakan hari Minggu Panggilan
se-
Editor
luruh dunia. Sepanjang masa, Tuhan ter-
Antonius Ardhito,
Dominicus Abbel
us berinisiatif memanggil manusia untuk
Reporter
Theresia puspita, Lusia
Anita, Vero E. Febriani
Designer
menjadi utusan-Nya baik
sebagai
awam yang beriman penuh maupun sebagai Imam serta biarawan/biarawati.
Kiranya Buletin Caritas ini bisa
kembali
menguatkan
iman
kita
yang
mungkin mulai goyah, amin.
Teriring salam dan doa
Dominicus Abbel
-Restu Satrio Bawono
2
DIVISI KEROHANIAN
18 April
21 April
:Doa Taize pukul 18.30 WIB @RK X 3.01 Gedung Fakultas
Kehutanan IPB
:Misa Bulanan KeMaKI oleh Romo Yohanes Driyanto
Divisi kesejahteraan mahasiswa
21 April
24 April
:Pemberian bingkisan pada Misa Bulanan bagi KeMaKIerz
yang berulang tahun.
:Apresiasi bagi KeMaKIerz yang wisuda. @Institut
Pertanian Bogor.
Divisi koor mahasiswa katolik ipb
21 Apri
28 April
:Pelayanan pada Misa Bulanan KeMaKI.
:Pelayanan pada Misa Paskahan Mahasiswa se-Keuskupan
Bogor 2013.
Divisi olahraga dan seni
20 April
26 April
:Olahraga bulanan “fun bike” @ Kampus IPB Dramaga.
:Hiking berlokasi Gunung Gede Pangrango.
Divisi kewirausahaan
1 & 2 April
21 April
28 April
:Danus renungan harian April.
:Danus pada Misa Bulanan.
:Danus pada Paskah Mahasiswa.
Divisi pendidikan dan pengembangan
Responsi Kimia TPB sebelum UAS Kimia.
DIVISI EKSTERNAL
4 Mei
:Kunjungan studi banding ke Universitas Negeri Jakarta
Kunjungan sosial direncanakan pada akhir bulan Mei (info
lebih lanjut menyusul).
3
K
ita tahu bahwa perihal Kerajaan Allah, merupakan sesuatu
yang misteri, hanya bisa dipahamai dengan lambang-lambang,
simbol-simbol dan perumpamaan-perumpamaan. Yesus sendiri sebagai
seorang yang sangat pandai mengajar, ketika Dia menerangkan apa
itu Kerajaan Allah, Ia memakai perumpamaan. Ia berkata bahwa
Kerajaan Allah itu seumpama seorang penabur benih dan Kerajaan
Allah itu seperti biji sesawi.” Seperti seorang penabur benih, tidak
tahu bagaimana tumbuhnya benih itu, tetapi tahu-tahu ia tumbuh,
bertunas dan menjadi besar serta menghasilkan buah. Demikian pula
halnya dengan biji sesawi: pada mulanya biji yang sangat kecil, tetapi
setelah bertumbuh dan menjadi besar, burung-burung pun dapat
bersarang di atasnya. Babagimana proses bertumbuh benih atau biji
itu, dari kecil menjadi besar, tidak diketahui oleh sang penabus itu.
Iman kita kepada Tuhan, awalnya juga seperti kisah seorang
penabur benih, seperti biji. Pada awalnya kita tidak mengenal Tuhan
atau baru berkenalan dengan Dia. Tetapi dalam perjalanan hidup,
bila iman kita kembangkan, maka pelan-pelan akan menjadi kuat dan
menghasilkan buah iman yang menakjubkan. Hubungan kita dengan
Tuhan yang awalnya belum jelas, tetapi bila terus dipupuk dan
dipelihara,
maka akan berkembang dan suatu saat kita akan
merasakan dan menikmati buahnya.
4
Maka yang penting dalam perkembangan iman seperti itu
adalah bahwa kita terus memupuk dan memeliharanya. Pupuknya
tentu bukan pupuk urea, bukan pupuk organik atau an-organik atau
buatan lainnya, tetapi usaha keras kita untuk terus-menerus mau
bekerja sama dengan rahmat Tuhan, mau diubah oleh-Nya. Semoga
iman kita semua senantiasa ditambahkan oleh Kristus.
5
A
kembali
pa
yang
membuat
seseorang mengarah
kepada
Tuhan?
Hal
tersebut tentunya bukan ketika
ia
ditimpa
suatu
persoalan
hidup yang tak terpahami oleh
kemampuan akal budinya. Lalu
hal yang bisa ia lakukan adalah berdiam diri untuk berdoa kepada
Tuhan dalam kesesakannya itu. Lebih mendasar dari itu adalah saat
seorang sampai pada pengalaman berjump a akan adanya kehadiran
Tuhan dalam perbuatan baik yang sedang ia lakukan. Sehingga dalam
reaksi spontannya, ia akan berseru: “Itu Tuhan!”, seperti yang telah
dialami murid yang disukai. Pada saat seseorang mengalami dirinya,
menyadari ternyata Tuhan sedang dan turut bertindak dalam
pekerjaan baik yang sedang ia lakukan itu, disitulah ia menyentuh
aspek pengalaman akan (rahmat) Tuhan. Itulah pengalaman yang
sering dialami Petrus dan murid-murid lain.
Demikianlah jalan prakarsa Tuhan yang akan dialami oleh
setiap pribadi atau kelompok yang telah memilih untuk percaya
kepada Tuhan Yesus. Yesus yang bangkit itu akan terus menyertai
orang-orang yang percaya kepadanya sebagaimana Dia sendiri telah
menjanjikannya. Yesus sesunggahnya datang secara sangat dekat
6
dalam pengalaman pekerjaan harian kita, sekali engkau percaya kepada
-Nya, Dia akan selalu besertamu dalam setiap jalan-Mu. Dia ada
didekatmu, dalam apa yang sedang kau kerjakan. Dia juga akan selalu
mengarahkan hati dan kesadaranmu kepada identitas Kristianimu
bahwa engkau adalah pribadi yang telah memilih untuk percaya
kepada-Nya. Dia akan terus mengingatkanmu akan hal itu. Diapun
akan mempercayakanmu, tugas perutusan seorang beriman yakni
bahwa engkau akan menjadi utusan-Nya bagi perwujudan karya
keselamatan-Nya atas hidup banyak orang.
Peristiwa paskah yang baru saja kita rayakan adalah peristiwa
penyelamatan yang dilakukan oleh Tuhan untuk hidup kita. Peristiwa
karya keselamatan dari Tuhan adalah suatu karya yang masih harus
dilanjutkan. Tuhan yang bangkit akan selalu menyertai kita untuk
maksud perwujudan karya penyelamatan ini. Tuhan yang bangkit
sungguh datang dan berprakarsa lewat pengalaman harian kita.
Demikianlah setiap orang yang telah memilih untuk percaya kepada
Tuhan, akan senantiasa dianugrahi saat-saat menemukan pengalaman
perjumpaan akan kehadiran Tuhan dalam setiap pekerjaan baik yang
sedang kita lakukan. Inilah pengalaman rohani itu. Itulah pengalaman
luar biasa d alam hal yang luar biasa. Jalan Tuhan selalu merupakan
peristiwa luar biasa, namun dinyatakan / direvelasikan / disingkapkan /
diwahyukan dalam jalan yang sederhana dan biasa menurut cara
berada kita sebagai manusia. Selamat mengalami kehadiran Tuhan
dalam setiap karya hidupmu. Tuhan memberkati. (Fr. Heribertus)
7
.
8
9
T
atkala hatinya berlabuh pada hidup membiara, ia gundah
gulana. Maria Monika mengalami pergulatan batin.
Orangtua, sanak saudara, menentang cita-citanya. Batinnya menangis! Suatu
ketika, tiga malam berturut-turut, Monika tak dapat tidur. Ingatannya
selalu terbayang pada kesengsaraan Yesus di salib. Ada sesuatu yang
mengusik batinnya. “Aku telah menderita untukmu, apa yang akan kau
perbuat untuk-Ku?” Suara itu semakin menggelora untuk menjalani hidup
membiara.
Tak diduga, suatu sore ketika Monika sedang disuruh belanja oleh
ibunya, seorang suster datang ke rumahnya. Ketika memasuki rumah,
Monika menjumpai neneknya menangis histeris. Melihat neneknya menangis,
Monika penasaran bercampur takut. “Seperti ada orang yang meninggal,”
jelasnya. “Mengapa kok mau jadi suster, Nduk?” kisah Monika menirukan
pertanyaan neneknya, “Apa sudah tidak cinta sama nenek, ibu-bapakmu.
Nenek mati saja kalau kamu menjadi suster.”
Alumnus SPG Negeri Blora, Jawa Tengah ini semakin sedih.
Terlebih ketika ayahnya, Agustinus Yosef Suharto, tak mau makan malam.
Semalaman ayahnya hanya duduk di beranda rumahnya. Bahkan, sampai fajar
menyingsing. Pagi harinya, Monika membuatkan kue untuk sang ayah.
“Nduk, apa benar kamu mau jadi suster? Apa alasanmu?” tanya ayahnya.
Monika tidak dapat menjawab pertanyaan itu. Ia malah terharu melihat sang
ayah menangis tersedu-sedu. “Ayah tidak merestuimu,” demikian sang ayah.
10
Puisi bunda
keinginan
Monika
untuk
hidup
membiara semakin kuat, walaupun
larangan dari keluarganya semakin
besar. Sebelum membulatkan keputusan, setiap malam Monika tekun
berdoa
rosario.
menghendaki,
“Jika
saya
pun
Tuhan
siap
menjalani,” tegas Monika mengenang
pengalamannya.
Ayah dan nenek
Monika memang melarangnya untuk
hidup
membiara,
namun
ibunya
tetap mendukungnya.
Kala itu Monika dan ibunya berziarah ke Sendangsono , mereka berjalan kaki selama empat jam. “Kami jalan kaki mulai dari Kulon Progo. Saya
sempat beberapa kali terpeleset. Bahkan, ibu saya tiga kali terjatuh,” kisahnya.
Di Gua Maria Sendangsono inilah Monika mematrikan benih panggilannya.
Monika terharu melihat semangat ibunya. Saat ia memutuskan pilihan
hidupnya, ibunya setia menemaninya. Ketulusan sang ibu dalam mencintai
anaknya, mengingatkan Monika akan kasih dan kesetiaan Bunda Maria dalam
mendampingi dan menyertai Yesus Putranya. Monika merasakan cinta ibu
begitu besar kepada anaknya.
Restu ayah
Melalui doa rosario, Monika semakin mantap pada pilihan hidupnya.
Suatu malam, Monika meminta izin kepada ayahnya. Batinnya gulana. Ia masih
menyangsikan, apakah sang ayah akan memberi restu atau menolaknya.
Dengan terbata-bata dan menahan sedih, Monika mengutarakan niatnya. Sang
11
ayah langsung memeluk dan menangis. “Selama tiga tahun ayah berperang
melawan Tuhan, tetapi ayah kalah,” cerita Monika menirukan kata-kata
ayahnya. Akhirnya, sang ayah merelakan putri pertamanya menjadi biarawati.
“Ayah mengizinkan kamu. Jika ini tekadmu, jangan pernah menoleh lagi! Ikuti
jalan panggilanmu dengan penyerahan total. Jangan setengah setengah!” tegas
sang ayah. Monika pun merasakan kelegaan yang luar biasa. Suatu ketika sang
ayah menginginkan buah mangga. Permintaan ayahnya itu terbilang aneh.
“Karena sedang tidak musim buah mangga,” jelas Monika. Tak diduga,
malamnya, ada seorang suster datang dan membawakan buah mangga untuk
ayah dan ibunya. Ternyata, Tuhan menggenapinya melalui kasih seorang
suster. Tak hanya itu saja, setelah sang ayah merelakan Monika membiara,
selalu terjadi hal-hal di luar dugaan keluarganya. Doa rosario telah mengubah
hati ayahnya.
Pada 22 Juni 1980 Monika mulai mencecap pendidikan di Postulat
Kongregasi Suster-Suster Santa Bunda Maria (Suster-Suster Notre Dame).
Hingga kini, Monika tak pernah putus berdoa rosario. Monika terbiasa
berdoa rosario sejak kelas I Sekolah Dasar. Ia selalu memohon bimbingan
Tuhan melalui doa rosario. Sekarang pun manakala permasalahan hidup
menyergapnya, Monika tekun mendaraskannya. “Sebagaimana orang makan
setiap hari, doa rosario sebagai nutrisi dalam kehidupan rohani,” demikian
penulis buku “Ketika Tuhan Menyentuh” ini.Sebagai suster SND, doa rosario
tidak hanya sebagai doa wajibnya. Lebih dari itu sebagai doa pribadinya.
Bahkan, jika Monika bepergian naik angkot, bus umum atau sedang
menunggu, otomatis ia berdoa rosario..
Menegakkan kebenaran
Dalam menjalani hidup membiara, suka duka mewarnai hidupnya.
Terlebih, dengan kiprahnya di dunia pendidikan. Sejak mengikrarkan kaul
sementara, Monika selalu berkarya di bidang pendidikan. Mulai dari tingkat
taman kanak-kanak sampai sekolah menengah. Pada 2003 Monika diserahi
12
tugas sebagai Kepala Sekolah Dasar Notre Dame Jakarta Barat. Awal
memulai karyanya, ia merasakan sekolah swasta seperti ‘perahan’ sekolah
negeri. Oknum pemerintah selalu menarik iuran pada sekolah-sekolah swasta.
“Ketika saya menanyakan untuk apa dan minta tanda bukti, justru selalu
dipersulit,” cerita biarawati yang menjalani masa tersiat dan kaul kekal di
Biara Induk Roma, Italia ini. Monika tak takut dibenci karena kebenaran.
“Sebenarnya, apabila orang berani karena benar, mereka takut berbuat
macam-macam,” sambungnya. Berkat perjuangan Monika, akhirnya oknum
petugas itu dimutasikan.
Dikutip dari:
HIDUPKATOLIK.
com
13
S
ebelum memasuki tri hari suci, KeMaKi mengadakan
meditasi jalan salib, guna menghayati dan mendalami
misteri sengsara Yesus demi menebus dosa manusia. Kegiatan ini
berlangsung pada tanggal 27 Maret 2013 di RKX 202 Gedung Fahutan.
Dimulai pada pukul 18.30.
Sebelumnya, teman-teman KeMaKi yang menjadi peserta jalan
salib ini, menunggu di luar. Kemudian mereka dipersilahkan satu
persatu memasuki ruangan dan mata mereka ditutup dengan penutup
mata.
Ruangan dibuat hening dan gelap, hanya ada lilin sebagai
sumber pencahayaan. Diawali dengan doa pembukaan, acara meditasi
jalan salib pun dimulai.
Sang
narator
mulai
menceritakan
kisah
sengsara Yesus, dan
para
pemain
drama
mulai
mengilustrasikan
kisah tersebut, mulai
dari
awal
ditangkap,
Yesus
hingga
Yesus mati di kayu salib. Penghayatan yang luar biasa dari pemain
drama menambah dramatisnya kisah yang dibacakan narator. Banyak
14
peserta meditasi jalan salib hanyut dalam suasana yang begitu
memilukan ini. Ketika tokoh yang memerankan Yesus disiksa oleh para
prajurit, beberapa peserta seakan ikut merasakannya hingga mereka
tanpa sadar meneteskan air mata. Acara meditasi ini berlangsung
kurang lebih 1 jam.
Meditasi jalan salib dengan tema "Mengikuti Yesus dalam
Sengsara-Nya" ini merupakan persembahan Pra Universitas dan
Div.Kerohanian KeMaKi. Keikutsertaan pra univ dalam acara ini
patut diacungkan jempol, dan kita patut bangga dengan mereka,
keluarga baru kita. Semoga acara seperti meditasi ini bisa sering
dilakukan untuk mengingatkan kita akan pengorbanan Yesus. Di
15
Atas anjuran Mgr. De Jonghe d'Ardoye, Nunsius Apostolik untuk
Indonesia saat itu, agar setiap Keuskupan atau Perfektura mempunyai
sebuah seminari menengah sendiri, maka pada tahun 1950 diadakan rapat
di Bandung. Dalam rapat tersebut diumumkan bahwa akan didirikan
seminari menengah di Cicurug.
Seminari menengah itu resmi didirikan pada tanggal 28 November 1950
oleh Mgr. N.Geise OFM
yang saat itu menjabat
sebagai Perfek
Apostolik pada
Perfektur Sukabumi.
Pada mulanya seminari
ini
hanya
beberapa
memiliki
siswa.
Seminari menengah yang
mengambil nama Stella
Maris ini mulai dalam
keadaan
yang
masih
sangat sederhana dengan hanya beberapa murid yang belajar di sana dan
tempatnya pun masih menumpang di biara Fransiskan di Cicurug.
Berikut adalah beberapa periode waktu perkembangan seminari
Stell Maris
Periode Cicurug (1950-1961)
Mula-mula seminari menumpang di biara Fransiskan di Cicurug tetapi
beberapa saat kemudian memiliki tempat tersendiri di samping biara
Fransiskan tersebut. Keadaannya waktu itu masih sangat sederhana
dengan ruang-ruang yang sempit sehingga kamar tidurpun dijadikan kelas.
Selain itu air pun sering macet sehingga kadang-kadang para seminaris
terpaksa mandi di sungai dekat biara.
16
Rektor yang pertama di Cicurug adalah Pater Vermeulen
OFM. Pada waktu itu rektor harus menangani berbagai urusan
kerumahtanggaan dan pendidikan. Untunglah bahwa dalam bidang
pendidikan ada satu tenaga yang bisa membantu, yakni Pater Van
der Laan OFM, yang selain mengajar di seminari, juga harus mengajar
di biara dan lain sebagainya. Selain itu kaum awam juga ingin ikut
berpartisipasi dalam pendidikan terbukti dengan ikut mengajarnya
guru-guru awam di Cicurug.
Ketika Pater Vermeulen dipindahkan ke Rangkasbitung
jabatan rektor dipegang oleh Pater Koesnen OFM, dan akhirnya
Pater Koesnen OFM digantikan oleh Pater Van der Laan OFM
sebagai rektor ketiga.
Siswa pertama di Seminari Menengah Stella Maris adalah lulusan
SD. Tahun pertama mulai dengan lima orang anak lalu berkembang
menjadi 8 orang, lama kelamaan siswa lulusan SMP juga diterima.
Akhirnya lulusan SMA pun diterima, tetapi hanya satu dua saja
karena tempat dan sarananya yang terbatas.
Periode Sukasari (1961-1963)
Setelah Perfektura Sukabumi diubah menjadi Keuskupan Bogor
pada tanggal 1 Agustus 1961, bagian SMP dan SMA dipisahkan.
Bagian SMP tetap berada di Cicurug, dan bagian SMA pindah ke
Sukasari Bogor ke gedung yang sekarang ini menjadi Gereja Santo
Fransiskus Assisi Sukasari.
Rektor
pertama
di
Sukasari
adalah
Pater
Remedius
Wijbrands OFM, tapi beliau hanya menjabat selama setahun saja dan
kemudian diganti oleh Pater Ismael Harjawardaya OFM.
Pada waktu itu para siswa sekolahnya tidak di dalam kompleks
seminari di Sukasari tapi harus pergi ke sekolah lain. Untuk pelajaran
bahasa Jerman dan Perancis mereka harus pergi ke Susteran Regina
17
Pacis (FMM), dan untuk pelajaran lainnya ke Jalan Kapten Muslihat
bersama dengan para calon Bruder Budi Mulia. Lalu pada sore
harinya ada kursus di Sukasari. Selain itu untuk pelajaran lainnya
mereka harus mendatangi para guru yang bersangkutan di rumah
atau di sekolah tempat guru itu bertugas, misalnya di Taman Siswa
dan SMA Regina Pacis. Akhirnya untuk ujiannya mereka mengikuti
ujian ekstraining di SMA Negeri I dan ternyata hasilnya banyak yang
lulus dengan baik
Periode Kapten Muslihat (sejak tahun 1963 sampai kini)
Pemisahan bagian SMP dan SMA ternyata tidak dapat bertahan
lama, karena hal itu kurang memuaskan, maka pada tanggal 1 Agustus
1963 kedua bagian itu disatukan lagi dengan menempati gedung di
Jalan Kapten Muslihat.
Mula-mula seminari ditempatkan di gedung yang sekarang ini
dipakai untuk Balai Pengobatan Melania Bruderan. Untuk belajar
mereka memakai gedung Balai Pemuda Katolik (BPK). Tapi keadaan
ini hanya berlangsung yakni tahun 1964/1965.
Setelah asrama panti asuhan St. Vincentius berakhir tahun
1964, gedung di Jl. Kapten Muslihat 22 yang dipakai oleh Bruderan
untuk asrama panti asuhan tersebut diusulkan untuk dipakai oleh
seminari agar seminari dapat berkembang.
Rektor pertama yang memimpin di Jalan kapten Muslihat 22
adalah Pater Ismael Harjawardaya OFM yang kemudian diganti oleh
Pater Koopman OFM, dan Pater Wijbrands OFM menyusul kemudian
selama hampir duapuluh dua tahun. Kemudian berturut-turut, Rm.
B. Sudjarwo Pr, Rm. Victor Solekase Pr, Rm. Ridwan Amo Pr, dan
Rm. Paulus Haruna Pr menjadi Rektornya.
Pada waktu pindah ke jalan Kapten Muslihat seminari masih
menampung siswa lulusan SD. Kala itu SMP masih bergabung dengan
SMP
Budi
Mulia.
Untuk
bagian
SMA
mula-mula
seminari
18
menggabungkan diri dengan SMA Regina Pacis bahkan pernah
bergabung dengan SMA Xaverius Jakarta. Namun karena ada
masalah
dengan
Kanwil
Jawa
Barat
maka
akhirnya
seminari
melepaskan diri dari SMU Regina Pacis. Periode berikutnya, Seminari
menggabungkan diri dengan SMA Mardi Yuana Sukasari. Setelah
Budi Mulia memiliki SMU maka atas dasar beberapa pertimbangan
praktis, Seminaripun menggabungkan diri dengan SMU Budi Mulia.
Sejak berdirinya di Cicurug, Seminari Stella Maris menerima
siswa lulusan dari SD. Mereka mengikuti pendidikan di Seminari dari
kelas I sampai kelas VII. Sejak tahun 1973 seminari tidak lagi
menerima lulusan SD, hanya menerima lulusan SMP dan SMA
sehingga jenjang pendidikannya pun berubah. Mereka yang lulus SMP
mengikuti pendidikan di kelas I sampai kelas III dan dilanjutkan
setahun lagi di kelas VIIC. Sedang-kan mereka yang lulus SMA
mengikuti pendi-dikan di kelas VIIA dan dilanjutkan setahun lagi di
VIIB.
Para seminaris lulusan SMP, di seminari mengikuti pelajaran
dengan kurikulum SMA biasa dengan ditambah beberapa pelajaran
khusus yakni Bahasa Latin, Jerman, dan Sunda. Setelah tamat SMA
dilanjutkan setahun di kelas VIIC.
Para lulusan SMA di seminari mengikuti pendidikan di kelas
VIIA dengan pelajaran : Agama, Katekese, Etika, Bahasa Inggris,
Indonesia, Jerman, Latin, Sunda, Seni suara, ketrampilan dan
olahraga. Setelah itu lalu dilanjutkan di kelas VIIB dengan pelajaran
yang sama dengan pelajaran di kelas VIIC. Lama pendidikan untuk
lulusan SLTP adalah empat tahun dan untuk SLTA dua tahun.
19
K
Oleh : Fr. Heribertus Susanto dalam majalah GESIT*
ita sebagai umat manusia tidak bisa hidup tanpa iman. Iman
yang dimaksudkan bukan hanya iman kepada suatu agama
ataupun kepercayaan atau tradisi tertentu, tetapi lebih besar lagi yaitu
kepada Sang Pencipta. Iman dapat dijadikan sebagai pegangan hidup kita
dalam menjalankan tugas perutusan kita di dunia. Maka dari itu, kita perlu
menghayati iman kita seperti yang dinyatakan dalam surat Yakobus : Tetapi
mungkin ada orang berkata : “ Padamu ada iman dan padaku ada
perbuatan” aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu
tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari
perbuatan-perbuatanku. (Yak 2: 18).
permenungan kita:
Tahun ini merupakan tahun iman
yang telah dibuka oleh Paus
Benediktus XVI pada 11 Oktober
2012 melalui perayaan ekaristi
meriah di Vatikan dan berlangsung
hingga 24 November 2013 saat
perayaan Kristus Raja Semesta
Alam. Dalam penyambutan tahun
iman ini juga diterbitkan Surat
Apostolik: Porta Fidei (Pintu
kepada iman). Berikut beberapa inti
dari Porta Fidei yang dapat kita
gunakan
sebagai
bahan
Pertama, Porta Fidei menegaskan bahwa pintu kepada iman (Kis
14:27) selalu terbuka bagi siapa saja, menghantarkan setiap orang ke dalam
persekutuan hidup dengan Allah, dan memberi tawaran untuk masuk ke
dalam Gereja-Nya. Baptisan merupakan awal dari perjalanan hidup iman.
Melalui Baptisan kita dipersiapkan untuk menuju kekehidupan kekal.
Kedua, Gereja bergerak untuk mengarahkan dirinya menuju tempat
kehidupan, menuju persahabatan dengan Putera Allah, menuju Dia, yang
memberi kita iman dan kehidupan yang berkelimpahan (PF No.2). Tahun
iman menjadi saat seluruh umat diajak untuk memghidupkan dan
menemukan kembali iman (PF No.4) untuk menjadi lebih beriman dengan
semakin mengarahkan diri pada suatu cara hidup yang lebih dilandaskan
pada rasa percaya kepada Dia yang telah diutus Allah (Yoh 6:29). Salah satu
20
cara untuk mencapai keselamatan adalah dengan percaya kepada Yesus
Kristus yang merupakan Putera Allah Yang Tunggal.
Ketiga, Tahun Iman adalah suatu panggilan kepada sebuah
pertobatan yang sejati dan baru kepada Tuhan, satu-satunya juru selamat
dunia. Paus mendorong untuk mengintensifkan renungan akan iman. Paus
mengundang setiap umat untuk menemukan caranya masing-masing baik dalam
komunitas paroki, keuskupan, biara dan keluarga dalam mengungkapkan
imannya secara publik (PF.No.8). Kita sebagai mahasiswa misalnya bisa
mengikuti kegiatan KeMaKi, menjadi lektor/lektris ataupun pengajar di Bina
Iman. Selain itu membina hubungan baik dengan umat lainnya yang berbeda
kepercayaan dengan kita juga dapat dikatakan sebagai ungkapan iman kita
melalui sesama.
Keempat, Iman pertama-tama berasal dari hati yang mana rahmat Ilahi
menjadi sumber gerakannya. Pengakuan dengan mulut pada gilirannya
menunjukkan bahwa iman melibatkan pengakuan secara publik dan komitmen.
Pada akhirnya, pengakuan iman juga diikuti oleh penerimaan kehidupan
sakramental yang didalamnya Kristus hadir, bertindak dan terus membangun
Gereja-Nya. Tanpa liturgi dan sakramen-sakramen, pengakuan iman akan
kehilangan daya gunanya, sebab ia akan kehilangan rahmat yang mendukung
kesaksian Kristiani (PF.No.11). Komitmen-komitmen yang sudah/akan kita
lakukan misalnya dengan penerimaan sakramen Baptis, sakramen Tobat,
sakramen Komuni Pertama, dan sakramen Krisma.
Kelima, Iman tanpa kasih tidak akan menghasilkan buah, sedangkan
kasih tanpa iman hanya kan menjadi suatu perasaan yang terus menerus
berada di bawah kuasa kebimbangan. Iman dan kasih saling mensyaratkan satu
sama lain, sehingga yang satu akan membiarkan yang lain tampil menurut
jalurnya sendiri-sendiri. Iman, harapan, dan kasih menjadi trilogi keutamaan
rohani yang berjalan beriringan selamanya (PF.No.14). Mengasihi sesama kita
seperti kita mengasihi diri sendiri, salah satu cara dalam mengamalkan Porta
Fidei yang kelima. Jangan pernah memilih-milih dalam menolong dan membantu
orang lain, karena Kasih selalu hadir bagi siapa saja yang membutuhkannya.
Pada tahun ini,kita sebagai anggota Gereja diajak untuk kembali
merefleksikan iman kita lebih mendalam. Selain menghayati iman dalam tata
peribadatan dan doa pribadi, iman juga harus menggerakkan setiap orang agar
mewujudkannya dalam tindakan yang nyata. Kita sebagai mahasiswa harus
mampu bergaul dengan masyarakat dan dapat menampilkan iman yang
mendalam kepada Allah Tritunggal. Melalui tindakan nyata ini, kita sebagai
seorang yang beriman Kristiani memberikan kesaksian kepada dunia dengan
iman, harapan, dan kasih. (Pita).
21
Hidup itu indah, tetapi manusia kerap terlarut dalam rutinitas
mereka, membuat hidup terasa menjemukan. Alhasil ketika titik
jenuh sudah mencapai batas maksimum, penyakit stress pun datang
melanda. Namun, seperti penyakit pada umumnya, ia dapat dicegah
dan diobati. Berikut ini adalah cara-cara untuk mengatasi stress,
check it out!
1. Know your enemy, kenali penyebabnya. Jika penyebab stress
sudah ditemukan, akan lebih mudah untuk mengatasinya.
2. Cerita oh cerita. Ceritakan segala keluh kesah anda kepada
sahabat terbaik anda. Bercerita dapat melepaskan beban
hidup anda. Jika memungkinkan berceritalah dengan gaya
khas, gaya cerita horror misalnya. Jika tidak ada teman cerita, berdoalah. Tuhan pasti mendengar anda.
3.
Menerima dengan lapang dada. Ada beberapa hal yang tidak
dapat kita kendalikan, terimalah dan kekuatan besar akan
hadir pada diri anda.
4.
Permainan sudut pandang. Lihat situasi yang berpotensi
menghasilkan stress dengan sudut pandang yang lebih positif. Misalnya ketika nilai anda jelek, berpikirlah bahwa Tuhan
punya rencana baik untuk anda.
5.
Sit down and relax. Stress lebih mudah terpicu jika kondisi
tubuh sedang kacau. Dengan beristirahat cukup dan meluangkan waktu untuk menenangkan diri sejenak, stress dapat
diatasi dengan mudah.
Jika tips-tips berikut tidak manjur, berdoalah. Ya, berdoa
kepada Tuhan untuk meminta pertolongan-Nya dalam setiap
masalah anda, masalah yang menyebabkan stress pada diri anda.
Berdoa saja tidak cukup, yakinlah bahwa Tuhan mendengar doa
anda dan hadir dalam diri anda. Keyakinan akan hadirnya Tuhan
akan memberikan ketenangan kepada anda. Percayalah. (abbel)
22
Ray Ridho (ILKOM 49)
17 April
Christy Ariesta (THP 46)
Niken Cahyarani (ITP 48)
16 April
Agnes Michelle (Man 49)
Cindy Lidyawati (Man 48)
2 April
Agatha Kinanthi (Agb 46)
3 April
Vinsensia Cres (INTP 46)
5 April
Jose Mario (KSHE 49)
6 April
Michael CH (ILKOM 46)
8 April
Hendri Sutanto (Bio 46)
9 April
Beata Retno (ILKOM 49)
10 April
Gigantika Prinseseva (TIN 46)
13 April
Irene Sinung (INTP 49)
20 April
Santi Krisna (AGH 49)
21 April
Ignasius Dio (BDP 49)
24 April
Irene Rosalin (BIO 47)
Elisabeth Susanti (BIO 47)
25 April
Ermianus Samalei (BDP 48)
Indra Sirait (ITP 48)
Kristianto Rumaga (SIL 49)
26 April
Santa Nova (FKH 46)
27 April
Suzi Sehati (MTK 46)
28 April
Alexander (HPT 48)
Laurensius Sitanggang (THP 47)
14 April
Silvana Godelia (THP 46)
15 April
29 April
Elisabeth Tresia (MNH 48)
30 April
23
From: Patricia Sitanggang
To: Kemaki 46
“semangat yg lagi penelitian dan nyusun
skripsi...semoga lancar dan Tuhan memberkati :)"
From: Yosephine
To: Kak Mona
“Happy graduation kak mona,
sukses buat rencana kedepannya.
GBU :)"
From: Elisabet 48
To: Panitia Reuni Kemaki
“Tetap semangat ya teman2 Panitia Reuni Kemaki buat persiapannya. Tuhan memberkati :)"
From: Bapak Koorma
To: Anggota Koorma
“Sukses koorma, semangat
koorma :D"
From: Dedy
To: Angkatan 48
“ayo lebih kompak lagi....”
From: kang asepH
To: b*buerz tua+muda
“Ave... \^.^/”
From: Irene 48
To: Panitia HOKI 2013
“Tetep semangattt buat
tmn2 Spectrum 48 !!!!
*tepokkuda*”
From: Restu
To : Kemakierz
“tetap semangat menjalani
sesi UAS bagi yg masih
kuliah, dan semangat juga
u/ kk2 yang lagi
penelitian.”
From: Tamada
To: Mona
“selamat bergabung di dunia yg
sesungguhnya,, raih cita2 mu dan
Tuhan berkati :)"
24
From: fidela 48
To: panitia HOKI 2013
“ semangat brpelayanan sbg panitia
HOKI ya tmn2 kemaki 48 :) mari
buat HOKI thun ni lbh cetar mmbahana :)”
From: Tommy 47
To: Panitia Paskah 49
From: Mona 46
To: Sahabat 46 (Vinsen, Wiwi,
Nita, Basa, Regina, Patris, CH,
Bayu) + junior 47 (Dito)
“ terimakasih buat semangat n
tawa kalian yg selalu menghiasi
hari2 ini aku sayang kalian
hehe senyum n semangat selalu utk semua aktivitasnya :)"
“terima kasih atas semangat dan
kerja kerasnya, acara paskahan nya
keren :D”
From: Rio 45
To: Kemaki 45 yang tersisa
“ Jangan lulus cepet2 yaaa, nunggu gw
blik biar bs ketemuan. Haahahaha.. GBU
all "
From: yohanes bella
To: elita febriani
“ UTS udah sukses nih, makin
sukses ya buat UASnya.. stay care,
stay stable. K4U”
From: seseoarng yang melukai hatimu..
To: DEVE
“ maafin aku yah uda mengecewakanmu dan meggores luka dalam
From: Bayu
To: Mona
“ Selamat wisuda buat mona lusia manihuruk.. Sukses
terus buat semuanya.”
From: Elisabet 48
To: Panitia HOKI 2013
“ Ayo tetap semangat ya teman2 48 buat persiapan HOKInya. Saling berkerjasama dan
jalin kebersamaan kita selalu.
Tuhan memberkati :)"
From: Vio
To: Domipas
“ Selamat mengeksplorasi dan
mengeksploitasi diri ya teman2..
God bless ya ^-^”
25
JADWAL MISA KEUSKUPAN BOGOR
Katedral Santa Perawan Maria (BMV)
Jl. Kapten Muslihat No. 22, Bogor 16122 Telp. (0251) 321188
Misa Harian: 06.00 Jumat Pertama: 06.00, 08.00 (sekolah),
11.00 (sekolah), 17.00 Sabtu Sore: 17.00 Minggu: 05.30,
07.30, 09.30, 17.00, 19.00
Kapel Christoforus Ciampea
Jl. Pasar Ciampea No. 18, Ciampea, Bogor 16620 Telp. (0251)
621641 (d.a. Poliklinik Melania) Minggu: 17.30
Kapel Santo Petrus, Semplak
Komplek AURI Semplak Jl. Raya Semplak Blok B IX A Atang,
Sanjaya Jumat Pertama: 17.00 Sabtu Sore: 17.00
Kapel Susteran FMM (Regina Pacis)
Jl. Ir.H. Juanda No. 2, Bogor 16121 Telp. (0251) 321619 Misa
Harian: 06.00 Jumat Pertama: 17.00 ~
Kapel Susteran Gembala Baik
Jl. Pajajaran No. 6, Bogor 16143
Telp. (0251) 321270 Misa Harian: 06.00 Jumat Pertama: 17.00
~ Kapel Pondok Rumput Gg. Gurame Jumat Pertama: 18.00
Minggu: 07.00
26
27
DOA TAHUN IMAN
Ya Allah Tritunggal Mahakudus,
Bapa, Putra dan Roh Kudus,
kami umat-Mu bersyukur atas karunia iman
yang membawa kami pada keselamatan.
Semoga setiap kali merayakan Ekaristi,
iman kami semakin diteguhkan.
Semoga iman kami mendorong kami
untuk mewujudkan persaudaraan dengan sesama
dan melayani dengan tulus dan rendah hati.
Semoga kami tekun mendalami iman
dan makin meyakini Tuhan Yesus Kristus
sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup kami.
Bunda Maria, bunda kami semua,
doakanlah kami agar kami makin setia pada
Puteramu
dan makin berbakti pada masyarakat dan bangsa.
Demi Kristus, Tuhan kami.
Amin.
Download