BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah BALITBANG KP 2016 Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | i BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN T P IM ENYUSUN M. Zulficar Mochtar Umi Windriani Drama Panca Putra M. Hikmat Jayawiguna Asri Nurhayati Puji Artiningsih Indriani Musthapia Ridona Viju Rafeliandi Andi Astowo Sub Bagian Monitoring dan Evaluasi Bagian Data, informasi dan Monitoring dan Evaluasi Sekretariat Balitbang KP Gdg Balitbang KP I, Jln. Pasir Putih 1 Ancol Timur Telp : (021) 64711583; Fax : (021) 64711438 Email : [email protected] Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | i BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN K ONTRIBUTOR Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir Pusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Balai Penelitian Perikanan Laut Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias Balai Penelitian Pemulian Ikan Balai Penelitian dan Observasi Laut Loka Penelitian Perikanan Tuna Loka Penelitian dan Pengembangan Budidaya Rumput Laut Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan Loka Penelitian Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | ii BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN P uji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan rahmat-Nya penyusunan ”Laporan Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2016” dapat diselesaikan. Laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan berbagai kewajiban pembangunannya, serta sebagai bentuk pertanggungjawaban Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam kaitannya dengan terselenggaranya good governance. Laporan Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2016 ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro serta langkah-langkah pelaksanaan kebijakan dan program penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan tidak hanya kinerja 2016 namun juga selama kurun waktu 2015- 2016, dikarenakan masuk dalam RPJMN III Kementerian Kelautan dan Perikanan 2015 - 2019. Sangat disadari bahwa laporan kinerja ini belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil – hasil penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan, catatan keberhasilan dan kendala selama 2 tahun pelaksanaan RPJMN III berikut rekomendasi serta rencana aksi selanjutnya. Berkat dukungan dan kerja keras dari seluruh jajaran, program dan kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan dapat mencapai kemajuan yang cukup besar. Hal ini menjadi modal dasar untuk meningkatkan kegiatan-kegiatan penelitian yang inovatif dan tepat Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | iii BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN guna di masa mendatang, sehingga sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak atas tenaga dan pikirannya sehingga laporan ini dapat disusun dan diterbitkan. Jakarta, Maret 2017 Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan M. Zulficar Mochtar Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | iv BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN D AFTAR I SI Hal. Tim Penyusun i Kontributor ii Kata Pengantar iii Ikhtisar Eksekutif viii PEND AHUL UAN 1 1.1. Latar Belakang 2 1.3. Keragaan SDM Balitbang KP (Kekuatan SDM) 9 Daftar Isi I. v 1.2. Tugas, Fungsi Balitbang KP dan Struktur Organisasi II. 4 1.4. Sistematika Laporan Kinerja 19 PER ENC ANAAN D AN PERJAN JIAN K I NERJ A 20 2.1. Rencana Strategis Balitbang KP 2015-2019 21 2.3. Perjanjian Kinerja Balitbang KP TA 2016 29 2.2. Sasaran Strategis dan Rencana Kerja Tahunan Balitbang KP TA 2016 III. 25 AK UNT ABIL IT AS K INERJA 50 3.1. Capaian IKU Balitbang KP 53 3.3. Evaluasi dan Analisis Kinerja 59 3.2. Hasil Pengukuran Balitbang KP SS 1. Meningkatnya Pengelolaan SDKP Yang Berkelanjutan IKU 1. SS 2. 55 Jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan Meningkatnya hasil penyelenggaran Litbang dan layanan iptek 60 Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | v BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP IKU 2. Persentase hasil litbang KP yang digunakan sesuai dengan IKU 3. Jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan kontrak kinerja Eselon I KKP untuk dijadikan bahan kebijakan SS 3. Tersedianya kebijakan pembangunan KP yang efektif SS 4. IKU 4. Indeks efektivitas kebijakan pemerintah Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan 67 69 74 KP yang efektif IKU 5. Jumlah Rekomendasi dan Masukan Kebijakan KP 81 IKU 7. Jumlah Karya Tulis Ilmiah 88 IKU 6. Jumlah Data dan Informasi Ilmiah KP SS 5. Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif 84 untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan IKU 8. Jumlah Hasil litbang KP yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri IKU 9. Jumlah hasil litbang yang inovatif untuk pembangunan KP IKU 10. Jumlah Hasil Litbang yang diusulkan HKI dan/atau dirilis SS 6. IKU 11. Jumlah Sentera Nelayan Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya 90 96 106 108 Litbang dan Layanan IPTEK KP IKU 12. Proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan total pegawai Balitbang KP IKU 13. Jumlah sarana prasarana, serta kelembagaan litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya SS 7. IKU 14. Jumlah jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk Terselenggaranya Pengendalian Litbang KP IKU 15. Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan SS 8. riset litbang KP Tersedianya ASN Balitbang KP yang kompeten dan profesional 112 113 116 119 Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | vi BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN IKU 16. Indeks Kompetensi dan Integritas Balitbang KP SS 9. IKU 17. Jumlah ASN Balitbang KP yang dikembangkan kompetensinya Tersedianya Manajemen Pengetahuan Balitbang KP yang handal 121 123 dan mudah diakses IKU 18. Persentase unit kerja Balitbang KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar SS 10. Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien, dan 124 berorientasi pada layanan prima IKU 19. Nilai kinerja Reformasi Birokrasi Balitbang KP IKU 20. Nilai SAKIP Balitbang KP SS 11. Terkelolanya anggaran pembangunan Balitbang KP secara efisien 127 129 dan akuntabel IKU 21. Nilai kinerja anggaran Balitbang KP IKU 22. Persentase kepatuhan teradap SAP lingkup Balitbang KP IV. 135 137 3.4 Akuntabilitas Keuangan P E N U T U P 167 4.1 Kesimpulan 168 4.3 Kebijakan Litbang KP Tahun 2017 - 2019 171 4.2 4.4 Permasalahan Saran dan Rekomendasi 139 170 173 Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | vii BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN RINGKASA N EKSEKUTIF LAPORAN KIN ERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2016 D alam rangka menjamin pelaksanaan program penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan yang konsisten dan kontinyu, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan telah menetapkan Penyusunan Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Renstra Balitbang KP) Tahun 2015 – 2019 tentunya tidak terlepas dari Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang menjadi panduan utama dalam penyusunan Renstra Balitbang KP. Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan sendiri telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (Permen KP) Nomor 25/PERMEN-KP/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 – 2019. Rencana strategis ini dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan Kelautan dan Perikanan Jangka Panjang 2005-2025; Rencana Pembangunang Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019; dan Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-2019. Renstra Litbang Kelautan dan Perikanan merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan IPTEK kelautan dan perikanan yang akan dilaksanakan oleh Balitbang KP selama lima tahun ke depan (2015-2019). Agar Balitbang KP dapat senantiasa eksis, antisipatif, dan inovatif, dalam dokumen ini pula, ditetapkanlah visi Balitbang KP ke depan yaitu " C E N T E R O F E X C E L L E N C E ( P U S A T K E P A K A R A N ) S E B A G A I S U M B E R I N O V A S I Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | viii BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN IPTEK DAN OPSI KEBIJAKAN UNTUK MEWUJUDKAN VISI PEMBANGUNA N KELAUTAN DAN PERIKANAN". Dalam rangka mendukung pelaksanaan program Kementerian Kelautan dan Perikanan, Balitbang KP menetapkan satu program dan delapan kegiatan. Program yang digunakan yaitu " P R O G R A M P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N I P T E K K E L A U T A N D A N P E R I K A N A N " ; dimana keberhasilan kinerja atas pelaksananaan program ini menjadi tanggungjawab unit Eselon I yaitu Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, sedangkan keberhasilan kinerja atas pelaksanaan kegiatan menjadi tanggungjawab masing-masing Eselon II lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Berikut ini adalah program dan kegiatan Litbang IPTEK kelautan dan Perikanan, yaitu sebagai berikut : 1) Penelitian dan Pengembangan IPTEK Perikanan, 2) Penelitian dan Pengembangan IPTEK Sumberdaya Laut dan Pesisir, 3) Penelitian dan Pengembangan IPTEK Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, 4) Penelitian Sosial Ekonomi dan Analisis Kebijakan Kelautan dan Perikanan, 5) Penelitian dan Perekayasaan Alat dan Mesin Kelautan dan Perikanan, 6) Penelitian Sumberdaya Lahan dan Klimat Kelautan dan Perikanan, 7) Pengelolaan Inovasi dan Alih Teknologi Kelautan dan Perikanan, dan 8) Dukungan Manajemen Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | ix BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 1 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG LAUT ADALAH MASA DEPAN BANGSA “Kita harus bekerja sekeraskerasnya untuk TRISAKTI & NAWACITA VISI KKP MEWUJUDKAN SEKTOR KELAUTAN & PERIKANAN INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, KUAT DAN BERBASIS KEPENTINGAN NASIONAL mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. 3 PILAR MISI KKP Samudera, laut, selat, dan 1. KEDAULATAN 2. KEBERLANJUTAN teluk adalah masa depan 3. KESEJAHTERAAN peradaban kita. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudera dan memunggungi selat dan teluk. Ini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga jalesveva jayamahe, di laut justru kita jaya, sebagai semboyan nenek moyang kita di masa lalu bisa kembali lagi membahana”. Presiden Joko Widodo, Program Litbang pada dasarnya dilaksanakan dalam rangka mendukung kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan yang didasarkan rekomendasi kebijakan yang yang ilmiah, dan mengedapankan memperkuat tentunya pada hasil teknologi nasional kedaulautan bangsa, yang untuk yang merupakan bagian dari fungsi litbang yang harus menjadi penghela dan pendorong pembangunan kelautan dan perikanan secara berkelanjutan dan berdaya saing secara internasional. Dalam pembangunan mendukung kelautan dan kebijakan perikanan sebagaimana telah dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. walaupun dalam struktur organisasi Litbang merupakan unsur penunjang Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 2 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN yang tidak langsung mengelola pembangunan sektor kelautan dan perikanan, Litbang berperan menjadi pendorong penerapan teknologi dan alternatif kebijakan dalam kesisteman dalam kurun waktu tertentu, sebagai hakekat dari anggaran berbasis kinerja. Sebagai sandaran peraturan penerapan pengelolaan suatu sistem usaha kelautan dan akuntabilitas mengacu Peraturan Presiden Nomor isu yang berkembang, peran Litbang dan IPTEK Kinerja perikanan. Selain itu, dalam merespon sejumlah yang dihasilkan menjadi sangat vital. Sebagai contoh dalam merespon isu pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan, maka kebijakan berbasis Litbang harus dikembangkan. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas internasional, sebagai langkah penting dalam meningkatkan dayasaing bangsa. Untuk itu hasil Litbang kelautan dan perikanan selanjutnya diharapkan menjadi komponen penting dalam upaya mewujudkan Sistem Inovasi Nasional (SIN). Dalam melaksanakan program dan kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sebagai satuan kerja Eselon Pemerintah dan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan diwajibkan untuk: 1. Hasil Litbang kelautan dan perikanan diharapkan dapat bersaing secara nasional dan Instansi Melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pertanggungjawaban 2. sebagai instansi wujud pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasi. Menyampaikan Laporan Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada setiap tahun kepada Menteri Kelautan dan Perikanan melalui Sekretariat Jenderal Perikanan. Kementerian Kelautan dan Atas dasar hal-hal di atas tersebut, Badan I Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan dituntut untuk menyesuaikan dengan perubahan Penyelenggara Negara telah menetapkan target Kementerian Kelautan dan Perikanan semakin sistem manajemen Kementerian kelautan dan perikanan yang menuntut azas akuntabilitas, di mana setiap penyelenggaraan negara dituntut untuk dapat mempertangungjawabkan kinerja atau hasil-hasilnya dari seluruh program/kegiatan kepada masyarakat atas penggunaan dana dan kewenangan yang diberikan. Sebagai contoh pada performance keuangan yang tidak hanya sebatas mengukur seberapa besar realisasinya, tetapi bisa mengukur besarnya dana bisa mendorong seberapa besar peningkatan kinerja yang dicapai Perikanan sebagai Instansi Pemerintah dan kinerja tahun 2016 dilanjutkan dengan melakukan monitoring dan pengukuran kinerja yang telah dicapai, kemudian dituangkan ke dalam susunan Laporan Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun 2016 sebagai wujud akuntabilitas dari mandat yang diemban. Dasar hukum penyusunan laporan Laporan Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 3 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Kelautan dan Perikanan tahun 2016, sebagai berikut. 1. 2. 3. Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang penyelenggaran Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor: 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan 4. AKIP. Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata 5. 3. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang perubahan atas Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2007 pasal 23 mengamanahkan Pemanfaatan Pulau-Pulau kecil dan perairan sekitarnya diprioritaskan untuk kepentingan Penelitian Pengembangan. dan 4. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2015 pada bagian ketiga UU Klautan sebagai Riset Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Perikanan. Penelitian dan Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor dan Perikanan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pemerintah. 20 tahun 2013 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas KInerja Pemerintah. Instansi 1.2. TUGAS, FUNGSI BALITBANG KP DAN STRUKTUR ORGANISASI Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan merupakan amanah dari : 1. Undang - Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Pengembangan Nasional dan Penelitian, Penerapan Pengetahuan dan Teknologi. Ilmu 2. Undang - Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan mengamanahkan Pasal 66 Penelitian Pengembangan Perikanan. ayat (3) dan dan Perikanan dan Peraturan Menteri Kelautan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan maka Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dibentuk sebagai satu-satunya unit organisasi eselon I pada Kementerian Kelautan dan Perikanan yang menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang Kelautan dan Perikanan. A. TUGAS DAN FUNGSI Dalam tahun organisasi dan 2015, tata terdapat kerja perubahan di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan sehingga dalam Laporan Kinerja ini menyajikan gambaran organisasi Balitbang KP sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 23 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 4 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Kementerian Kelautan dan Perikanan yang ditetapkan sejak 14 Agustus 2015, maka Badan Peneitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan mengemban tugas sebagai berikut : dan fungsi B. STRUKTUR ORGANISASI 3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan; dan 4. Pelaksanaan administrasi Balitbang KP. PERMEN KP Nomor 23 Tahun 2015 Merujuk Organisasi dan Tata kerja lingkup Tugas : Menyelenggarakan penelitian dan Permen KP Nomor PER.15/MEN/2010 tentang perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (sesuai Organisasi Kelautan organisasi dan dan Tata Kerja Perikanan) Badan Kementerian maka Penelitian susunan dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan secara pengembangan di bidang kelautan dan FUNGSI : 1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan; rinci meliputi : 2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan 2. Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan 3. Pemantauan, 1. Sekretariat Badan Konservasi Sumber Daya Ikan 3. Pusat Penelitian 4. Pusat Pengkajian 5. Pusat Penelitian Perikanan Budidaya dan Pengembangan dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir 6. Kelompok Jabatan Fungsional. PERMEN KP Nomor 15 Tahun 2010 Tugas : Melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan FUNGSI : 1. Penyusunan kebijakan teknis rencana dan program penelitian dan pengembangan di kelautan dan perikanan; evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan; 4. Pelaksanaan administrasi Badan penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan; dan 5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri KP. Struktur organisasi tingkat Pusat tersebut didukung oleh Unit Pelaksana Teknis sebanyak 16 satuan kerja terdiri dari 3 (tiga) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan, 8 Balai Penelitian dan Pengembangan (delapan) Balai dan 5 (lima) Loka Penelitan dan Pengembangan yaitu : bidang kelautan dan perikanan; 2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan; Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 5 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN a. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut berkedudukan di Kabupaten Buleleng (sesuai dengan Permen KP Nomor PER.26/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian Pengembangan Budidaya Laut). dan b. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan Nomor PER.28/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan). d. Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum berkedudukan di Kota Palembang (sesuai dengan Permen KP Nomor PER.29/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum). dan Perikanan berkedudukan di Jakarta Pusat e. Balai Penelitian Perikanan Laut berkedudukan PER.27/MEN/2011 tentang Organisasi dan Nomor PER.30/MEN/2011 tentang Organisasi (sesuai Tata dengan Kerja Permen Balai Pengembangan Besar Pengolahan KP Nomor Penelitian Produk Bioteknologi Kelautan dan Perikanan) c. Balai Besar Penelitian Sosial dan dan Ekonomi Kelautan dan Perikanan berkedudukan di Jakarta Utara (sesuai dengan Permen KP di Jakarta Utara (sesuai dengan Permen KP dan Tata Kerja Balai Penelitian Perikanan Laut). f. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar berkedudukan di Kota Bogor (sesuai dengan Permen KP Nomor PER.31/MEN/2011 tentang Organisasi dan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 6 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar). g. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau berkedudukan di Kabupaten Maros (sesuai dengan Permen KP Nomor PER.32/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau). h. Balai Penelitian Pemuliaan Ikan berkedudukan di Kabupaten Subang (sesuai dengan Permen KP Nomor PER.33/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Pemuliaan Ikan). i. Balai Penelitian Observasi Laut berkedudukan di Kabupaten Permen KP Jembrana Nomor (sesuai dengan PER.34/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Observasi Laut). j. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias berkedudukan di Kota Depok (sesuai dengan Permen KP Nomor PER.35/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias). k. Balai Peneltian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan berkedudukan di Kabupaten Gambar 1.1. K E P A L A B A L A I B E S A R / B A L A I / L O K A L I N G K U P B A D A N P E N E L I T I A N D A N PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, 2016 Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 7 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Purwakarta (sesuai dengan Permen KP Nomor PER.36/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan). l. Loka Penelitian berkedudukan Permen di KP Perikanan Benoa Nomor melaksanakan tugas dan fungsi yang diemban sebagai berikut : Tuna (sesuai dengan PER.27/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian Perikanan Tuna). m. Loka Penelitian Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir di Kota Padang (sesuai dengan Permen KP Nomor PER.37/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir). n. Loka Penelitian dan Pengembangan Budidaya Rumput Laut di Kabupaten Boalemo (sesuai dengan Permen KP Nomor PER.39/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian dan Rumput Laut). o. Loka Pengembangan Penelitian Mekanisasi dan Pengolahan Budidaya Pengembangan Hasil Perikanan berkedudukan di Kabupaten Bantul (sesuai dengan Permen KP Nomor PER.38/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan). p. Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan di Kabupaten Wakatobi (sesuai dengan Permen KP Nomor PER.40/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan). Dengan gambaran struktur organisasi yang mengambarkan fungsi satker Pusat sebagai pembina dan koordinator satker UPT dalam Gambar 1.2. S T R U K T U R O R G A N I S A S I BALITBANG KP TAHUN 201 5 (SESUAI PERMEN KP 15/2010) Dalam PERMEN KP 25/2015, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan terdiri dari 4 Pusat dan 1 Sekretaris Badan dengan rincian sebagai berikut : 1) Pusat Penelitian dan Pengembangan 2) Pusat Penelitian dan Pengembangan 3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Sumberdaya Laut dan Pesisir Peningkatan Daya Saing dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 4) Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 5) Sekretariat Balitbang KP Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 8 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN dengan struktur organisasi dan tata kerja tesebut, unit kerja teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dirancang sebanyak 15 (lima belas) buah, yang terdiri dari : 1 (satu) Balai Besar, 9 (sembilan) Balai dan 4 (empat) Loka. dan Golongan I sebanyak 21 orang, dibandingkan tahun 2015 menurut Golongan IV sebanyak 209 orang, Golongan III sebanyak 829 orang, Golongan II sebanyak 312 orang dan Golongan I sebanyak 21 orang. Sumber: SIMPEG KKP, 2016 Grafik 1.1. J U M L A H P E G A W A I BALITBANG KP MENURUT GOLONGAN TAHUN 2015-2016 Sesuai dengan Grafik 1.1. diatas terlihat, 1.3. komposisi pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan paling Gambar 1.3. S T R U K T U R O R G A N I S A S I BALITBANG KP TAHUN 2016 (SESUAI PERMEN KP 25/2015) KERAGAAN SUMBER banyak pada Golongan III yaitu sebanyak 822 DAYA MANUSIA (SDM) BALITBANG KP Dari 19 (sembilan belas) satuan kerja lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, dapat diketahui bahwa jumlah pegawai sampai dengan akhir bulan Desember Tahun 2016 mencapai 1.343 orang, dengan rincian sebagai berikut : 1. M ENURUT GOL ONGA N Jumlah pegawai Pengembangan Badan Kelautan Penelitian dan dan Perikanan menurut golongan pada tahun 2016 : Golongan IV sebanyak 213 orang, Golongan III sebanyak 822 orang, Golongan II sebanyak 287 orang, orang (61,21%), diikuti Golongan II yaitu sebanyak 287 orang (21,37%) dan jumlah terkecil pada tingkat Golongan sebanyak 21 orang (1,56%). I yaitu 2. MENURUT JABATAN Jumlah pegawai menurut jabatan pada tahun 2015 menurut Eselon I.a sebanyak 1 orang, jabatan Eselon II.a dan II.b sebanyak 6 orang, jabatan Eselon III.a dan III.b sebanyak 29 orang, jabatan Eselon IV.a dan IV.b sebanyak 76 orang, jabatan Eselon V sebanyak 31 orang, jabatan fungsional 676 orang, dan pelaksana sebanyak 558 orang, dibandingkan tahun 2016 menurut Eselon I.a sebanyak 1 orang, Eselon I.b sebanyak 0 orang, Eselon II.a sebanyak 5 Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 9 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN orang, Eselon II.b sebanyak 1 orang, Eselon D4 sebanyak 27 orang, SM sebanyak 6 orang, 0 orang, Eselon IV.a sebanyak 70 orang, Eselon SLTA sebanyak 337 orang, SLTP sebanyak 23 III.a sebanyak 26 orang, Eselon III.b sebanyak IV.b sebanyak 8 orang, Eselon V sebanyak 26 orang, jabatan fungsional 684 orang dan D3 sebanyak 103 orang, D2 sebanyak 7 orang, orang, dan SD sebanyak 31 orang. pelaksana sebanyak 523 orang. Sumber: SIMPEG KKP, 2016 Sumber: SIMPEG KKP, 2016 Grafik 1.2. J U M L A H P E G A W A I BALITBANG KP MENURUT JABATAN TAHUN 2015-2016 Jika dilihat berdasarkan Grafik 1.2. di atas terlihat menurut jabatannya, komposisi pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan terbanyak pada tingkat jabatan fungsional sebanyak 684 orang (50,93%), diikuti dengan tenaga administrasi sebanyak 523 orang (38,94%) dan jumla terkecil pada jabatan I.a dan II.b yaitu sebanyak 1 orang (0,07%). 3. MENURUT PENDIDIKAN Jumlah pegawai menurut tingkat pendidikan pada tahun 2015, S3 sebanyak 86 orang, S2 sebanyak 322 orang, S1 sebanyak 397 orang, D4 sebanyak 28 orang, SM sebanyak 8 orang, D3 sebanyak 114 orang, D2 sebanyak 7 orang, SLTA sebanyak 351 orang, SLTP sebanyak 27 orang, SD sebanyak 37 orang, dibandingkan Grafik 1.3. J U M L A H P E G A W A I BALITBANG KP MENURUT PENDIDIKAN TAHUN 2015-2016 Jika dilihat berdasarkan Grafik 1.3. di atas terlihat komposisi pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan terbanyak dengan tingkat pendidikan S1 mencapai 393 orang (29,26%), dan jumlah terkecil pada tingkat pendidikan SM yaitu sebanyak 6 orang (0,45%). 4. MENURUT STATUS KEPEGAWAIAN Jumlah pegawai menurut status kepegawaian pada tahun 2015 sebanyak CPNS sebanyak 48 orang, PNS sebanyak 1.322 orang, PNS dari K/L lain sebanyak 2 orang dan PNS KKP dipekerjakan ke K/L lain sebanyak 5 orang, dibandingkan tahun 2016, CPNS sebanyak 15 orang, PNS sebanyak 1.321 orang, PNS dari K/L lain sebanyak 2 orang dan PNS KKP diperkerjakan ke K/L lain sebanyak 5 orang. tahun 2016, S3 sebanyak 88 orang, S2 sebanyak 328 orang, S1 sebanyak 393 orang, Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 10 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Sumber: SIMPEG KKP, 2016 Grafik 1.4. J U M L A H P E G A W A I BALITBANG KP MENURUT STATUS KEPEGAWAIAN TAHUN 2015 -2016 Jika dilihat berdasarkan Grafik 1.4. di atas terlihat komposisi pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan menurut status kepegawaian terbanyak pada pegawai PNS yaitu mencapai 98,36% dan jumlah terkecil pada PNS dari K/L lain yaitu sebesar 0,15%. 5. MENURUT KELOMPOK UMUR Jumlah pegawai menurut kelompok umur >=56 tahun sebanyak 144 orang, kelompok umur 46-55 tahun sebanyak 363 orang, kelompok umur 36-45 tahun sebanyak 449 orang, kelompok umur 26-35 tahun sebanyak 391 orang, dan kelompok umur <=25 tahun sebanyak 30 orang. Sumber: SIMPEG KKP, 2016 Grafik 1.5. J U M L A H P E G A W A I B A L I T B A N G KP MENURUT KELOMPOK UMUR TAHUN 2015-2016 Jika dilihat berdasarkan Grafik 1.5. di atas terlihat komposisi pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan terbanyak menurut kelompok umur pada usia 36-45 tahun mencapai 463 orang (34,48%), dan jumlah terkecil pada kelompok umur <25 tahun yaitu sebanyak 22 orang (1,64%). Hal ini memperlihatkan bahwa beberapa pegawai struktural maupun fungsional di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dalam 2 tahun sekarang banyak mengalami purna tugas. PENTINGNYA LITBANG SEBAGAI BASIS KEBIJAKAN Menurut Undang-Undang Dasar 1945, Indonesia adalah sebuah Negara Kepulauan yang berciri Nusantara yang batas-batas dan hakhaknya ditetapkan dengan Undang-Undang. Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan Indonesia sangat besar yang apabila dapat dikelola secara benar akan memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan kejayaan bangsa dan negara sepanjang masa. Sesuai amanah konstitusi, perintah undang-undang dan trend Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 11 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN global yang direkomendasikan dalam berbagai perairan (aquaculture) diyakini masih dapat maka pembangunan kelautan dan perikanan tahun-tahun mendatang. konvensi dan resolusi internasional yang berlaku, harus dijalankan dengan menerapkan prinsipprinsip pembangunan berkelanjutan. Ini sejalan dengan apa yang dimaksud dalam Agenda 21 Perserikatan Bangsa-Bangsa. Implementasi secara benar konsep akan mampu pembangunan kelautan dan perikanan secara berkelanjutan diharapkan mewujudkan perairan yang bersih, sehat, asri dan lestari serta produktif sehingga dapat memberi manfaat banyak untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penguatan daya tahan ekonomi bangsa sepanjang masa. Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sektor yang mampu bertahan, dan tetap memberi kontribusi ekonomi yang cukup signifikan, dalam situasi krisis multi dimensi pada tahun 1997 yang lalu. Potensi ekonomi ini diyakini masih dapat dikembangkan lebih jauh dengan berkelanjutan dan perikanan masih membutuhkan komitmen dalam bentuk kebijakan yang kuat berbasiskan dengan litbang dukungan based (research ilmu policy) pengetahuan dan teknologi yang memadai. Dengan demikian, penyelenggaraan litbang dan keberadaan ilmu pengetahuan serta teknologi yang handal adalah kunci utama dalam implementasi research based policy dimaksud. ASPEK LEGAL Sebagai negara kepulauan yang berciri nusantara, Indonesia menyadari secara penuh pentingnya litbang dalam penyelenggaraan pembangunan nasional. Kesadaran itu telah tercermin dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat (5) yang berbunyi: Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan Unreported (IUU) Fishing, destructive fishing, persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban irresponsible serta kesejahteraan umat manusia. Selain itu praktik aquaculture Unregulated secara Pembangunan kelautan and menekan Illegal, ditingkatkan produksinya secara signifikan pada serta dengan memperluas pasar, meningkatkan nilai tambah produk dan merehabilitasi habitat perikanan yang rusak. Berdasarkan statistik perikanan dunia yang dilansir oleh Food and Agricultural Organization (FAO, 2014), produksi total perikanan Indonesia termasuk tumbuhan laut menempati peringkat kedua di dunia setelah China. Potensi produksi perikanan Indonesia ini di masa depan akan dapat terus meningkat mengingat potensi budidaya terdapat berikut: a. pasal-pasal Pentingnya yang menekankan pembangunan hal ekonomi didasarkan pada prinsip berkelanjutan dan b. berwawasan lingkungan. Memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi adalah hak bagi setiap orang dalam mengembangkan dirinya. Dalam pengetahuan rangka dan memajukan teknologi, ilmu sebagaimana Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 12 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945, ilmu mengatur sistem kelitbangan, yaitu Undang- undang yang mengamanatkan penyelenggaraan terdapat satu buah undang-undang yang undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. dan Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang disahkan dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 memiliki delapan misi pembangunan. Misi kedua di antara kedelapan misi tersebut yaitu Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing, yang pencapaiannya antara lain dengan meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan. Sedangkan misi ke tujuh yaitu, Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional, pencapaiannya antara lain dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kelautan melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan. “Strategi untuk menjadi negara maju adalah dengan memadukan pendekatan sumberdaya alam, iptek dan budaya (knowledgebased, resource based and culture-based development)”, strategi tersebut dinyatakan oleh Presiden Republik Indonesia, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada silaturrahim dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan Masyarakat Ilmiah di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), SerpongTangerang, Januari 2010. harus dan teknologi mutlak diperlukan. Sedikitnya terdapat tiga undangpenelitian dan pengembangan di bidang Kelautan dan Perikanan, yaitu: a. Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009, tentang Perikanan yang telah diubah dengan mengamanatkan penelitian dan pengembangan perikanan untuk menghasilkan pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan dalam pengembangan usaha perikanan agar lebih efektif, efisien, ekonomis, berdaya saing tinggi dan ramah lingkungan serta menghargai kearifan tradisi/budaya lokal. b. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, mengamanatkan penelitian dan pengembangan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil untuk menghasilkan pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan dalam pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulaupulau Kecil agar lebih efektif, efisien, ekonomis, berdaya saing tinggi dan ramah lingkungan, serta menghargai kearifan tradisi atau budaya lokal. c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Ratifikasi the United Nation on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982, mengamanatkan agar Negara-negara melakukan penelitian ilmiah kelautan serta pengembangan dan alih teknologi kelautan. 1.4. PERMASALAHAN Pembangunan kelautan dan perikanan dilakukan pengetahuan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan sehingga dukungan Pada bagian sebelumnya, kita telah ditunjukkan tentang potensi yang sangat besar Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 13 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN dalam sektor kelautan dan perikanan. Urgensi (27,09%) dan udang vaname (15,90%). penelitian serta aspek legal telah menuntut tahun 2014 sebesar 10 juta ton dengan kebijakan yang didasarkan oleh kegiatan peranan yang lebih besar dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Namun demikian, peranan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia juga menghadapi sejumlah permasalahan utama, antara lain: (1) Gambaran potensi kelautan dan perikanan yang besar belum memberikan peranan yang terlalu signifikan dari Balitbang KP. Rekomendasi bagi pengelolaan perikanan tangkap, budidaya laut, pemanfaatan wilayah pesisir, pantai dan pulau-pulau kecil, dan kelautan serta sosial ekonomi kelautan dan perikanan laut masih belum banyak yang teradopsi oleh para pengguna sebagai bahan kebijakan. Padahal, penyelesaian berbagai permasalahan kelautan yang terus berkembang dan lebih kompleks harus terus dilakukan melalui kebijakan yang diambil berbasiskan iptek hasil penelitian. Terlebihlebih dalam menghadapi perubahan iklim global diperlukan adanya cara-cara beradaptasi dengan dampak perubahan iklim (2) tersebut. Pemanfaatan ikan lokal sebagai komoditas Rumput laut yang sasaran produksinya pada kenaikan per tahunnya 32,18% masih belum diikuti dengan upaya peningkatan konsumsi oleh industri dalam negeri. Hal ini akan menyebabkan ketergantungan pemasaran hasil budidaya rumput laut pada pemasaran rumput laut kering ke luar negeri yang harganya ditentukan pembeli. Sasaran hasil perikanan budidaya sebesar 16,9 juta ton (tahun 2014) dari 4,8 juta ton (2009) belum diikuti oleh kemandirian penyediaan pakan yang tidak tergantung pada impor bahan baku komponen pakan utama (tepung ikan, kedelai, tepung terigu, vitamin dan mineral), penyediaan benih lingkungan budidaya pemuliaan induk, bertanggungjawab. yang dan cukup yang melalui pengelolaan baik Unsur-unsur dan yang diperlukan dalam kesisteman usaha kelautan dan perikanan belum berjalan seperti yang diharapkan seperti di antaranya peran penyuluhan dan akses atau komunikasi terhadap teknologi, permodalan, pembinaan kelembagaan di tingkat produsen, pemasaran dan distribusi hasil. Peningkatan kapasitas Balai Benih Ikan (BBI) baik ikan air tawar maupun pantai masih harus dilakukan di berbagai daerah. budidaya masih belum diperhatikan secara (3) Pembangunan kelautan dan perikanan sudah ikan-ikan introduksi dari luar negeri. Sasaran berkelanjutan agar sumberdayanya dapat serius dibanding dengan perhatian terhadap KKP untuk kenaikan per tahun pada 2009 – 2014 dari ikan-ikan lain non unggulan cukup tinggi sebesar 13,72% tetapi lebih rendah dari ikan introduksi lele (35,10%); nila disadari harus dilakukan secara dimanfaatkan secara optimal dengan caracara pengelolaan yang dilakukan berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna. Namun demikian, hasil penelitan dan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 14 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN pengembangan sampai saat ini belum sepenuhnya menjadi landasan bagi bahan kebijakan berbasis hasil litbang. (4) Saat ini faktor organisasi dan kelembagaan masih menjadi kendala bagi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dalam kegiatan tahun-tahun Badan Pengembangan awal pelaksanaan Penelitian Kelautan dan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja. Hal ini mengingat belum selesainya proses perbaikan struktur organisasi Lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Selain itu, proses penyesuaian juga menjadi tantangan untuk dipercepat agar target Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah Nonkementerian, maka UPT yang melakukan litbang semestinya kedudukannya berada di bawah badan yang mempunyai tugas di bidang litbang. Keberadaan UPT yang menghasilkan iptek di bawah unit eselon I di luar Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan menjadi kendala bagi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dalam mengoptimalkan Badan Penelitian dan Perikanan dukungannya. Seharusnya iptek adalah output spesifik bagi Kelautan dan dan Perikanan Pengembangan dan dijadikan masukan bagi unit-unit eselon I lainnya. kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan (6) Masih dijumpai adanya kelemahan dalam (5) Masih terbatasnya jangkauan pelayanan unit peneliti (mulai dari pembuatan proposal Kelautan dan Perikanan dapat tercapai. kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan karena sebaran lokasinya belum sepadan dengan luasnya wilayah kerja pembangunan kelautan dan perikanan di seluruh Indonesia yang memerlukan penanganan litbang. Kondisi ini diperparah oleh domisili unit-unit kerja litbang tersebut yang secara geografis tidak tersebar secara merata. Hal lain yang masih menjadi permasalahan organisasi yaitu sampai dengan akhir periode RPJM Nasional II masih terdapat Unit Pelaksana Teknis (UPT) KKP di luar Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang melaksanakan tugas litbang, atau research management di tingkat institusi dan sampai dengan pelaporan dan diseminasi hasil) termasuk pembinaan aset teknologi dan sumberdaya manusia iptek. Kegiatan litbang bersama atau terintegrasi masih belum terbangun dengan baik seperti kegiatan lintas Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) dan Eselon II pada topik tertentu yang memerlukan network. Contoh penelitian yang memerlukan kebersamaan yaitu penelitian yang terkait dengan peningkatan produksi agar Indonesia menjadi penghasil perikanan terbesar, revitalisasi perikanan, perubahan iklim global, pengembangan sistem usaha kelautan dan perikanan penanggulangan kemiskinan. serta menghasilkan produk litbang. Sesuai dengan (7) Hingga akhir tahun 2014 sejumlah sarana Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 18 dibangun di 14 UPT litbang. Namun demikian Pasal 24 Peraturan Menteri Negara Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan prasarana iptek penunjang litbang telah kelengkapan sarana-prasarana tersebut Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 15 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN masih harus ditingkatkan, mengingat umurnya yang sudah tua, sehingga besar kemungkinan terjadi penurunan fungsi, serta sudah tidak up-to-date untuk mengikuti perkembangan kebutuhan litbang. (8) Pengembangan sarana dan prasarana iptek kelautan dan perikanan dengan mutu. menerapkan Saat mendapatkan ini baru harus sistem manajemen satu akreditasi dikelola UPT dari telah Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan laboratorium sertifikat uji (KNAPPP) telah International Standardization dan dua mendapatkan dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis adalah upaya komunikasi, diseminasi dan difusi hasil litbang harus selalu ditingkatkan agar keluaran (output) hasil penelitian segera terbentuk menjadi outcome melalui penerapannya di tingkat pengguna sehingga manfaat serta dampak keberadaan Badan Penelitian dan Upaya yang mentransfer keluaran iptek dan di Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan belum sepenuhnya dipercaya oleh pengguna jasa. Sejumlah permasalahan di atas menjadi pekerjaan rumah bagi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan untuk dapat terus berkembang menjadi center of kegiatan dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 17025:2005. terakreditasi menyebabkan laboratorium uji dalam Langkah pertama bagi Badan Penelitian for Laboratorium-laboratorium uji yang belum excellence Indonesia. Pengembangan Kelautan dan Perikanan lebih Organization (ISO) pembangunan sektor kelautan dan perikanan di penelitian dan pengembangan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia. 1.5. LINGKUNGAN STRATEGIS Perkembangan suatu organisasi tentunya tidak terlepas dari perkembangan lingkungan strategisnya. Begitu pula dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang menghadapi perubahan dan isu strategis yang perlu dihadapi untuk meningkatkan kinerja dapat dirasakan oleh para pemangku kepentingan. inovasi litbang outcome menjadi menjadi tantangan ke depan terutama dalam rangka mendukung sistem usaha yang kuat di kawasan minapolitan, pelaku kelompok mengembangkan usaha, kewirausahaan memperkuat usaha, kelembagaan membentuk dan mengembangkan jaringan kerja dan kemitraan penelitian. Kesemuanya itu harus menghasilkan produksi perikanan yang sangat tinggi sesuai dengan visi kesejahteraan KKP untuk masyarakat meningkatkan kelautan dan perikanan. Selain itu, tantangan ke depan yaitu dukungan terhadap terhadap litbang harus penyediaan dampak diperhatikan iptek perubahan pada iklim pula adaptasi global, globalisasi perdagangan, krisis keuangan global, dan penyelesaian batas maritim. Upaya-upaya ini hendaknya berdampak pada penanggulangan kemiskinan, revitalisasi perikanan dan peningkatan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang lebih Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 16 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN baik dan berkelanjutan. Untuk menjalankan itu Environment Management Network (INFREM) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan Perikanan Indonesia (Ispikani). Demikian pula semua pelaksanaan good-governance baik di dan Perikanan maupun di mitra kerja harus terus diimplementasikan. Agar tercipta kehandalan hasil pengujian laboratorium di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang diterima oleh pengguna, yang kesemuanya dilahirkan oleh Ikatan Sarjana jaringan-jaringan penelitian yang terkait dengan kelautan seperti mitra bahari, jaringan kerja dalam pembangunan galangan kapal atau jaringan lainnya yang dibangun oleh Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI). akreditasi laboratorium litbang dan akreditasi ISU-ISU STRATEGIS penerapan iptek untuk tujuan lainnya seperti Dalam lembaga litbang harus ditingkatkan. Model-model pembangunan kelautan dan membangun prototipe industri, pengembangan perikanan, walaupun dalam struktur organisasi harus langsung kawasan atau pengelolaan ekosistem ke depan dibangun mengimplementasikan industri dan komersial. terutama prototipe pada dalam skala Lembaga nonstruktural seperti publishing house, komisi rekomendasi iptek dan tim analis kebijakan harus terus dibina keberadaannya atau dibangun bila belum terbentuk. Keberadaan lembaga nonstruktural ini diharapkan dapat membantu mempercepat pembentukan keluaran. Pembinaan sistem enumerasi, program observer dalam pengumpulan perikanan tangkap berbagai komoditas terutama komoditas yang menjadi litbang merupakan unsur penunjang yang tidak mengelola pembangunan sektor kelautan dan perikanan, litbang berperan menjadi pendorong penerapan teknologi dan alternatif kebijakan dalam kesisteman pengelolaan suatu sistem usaha kelautan dan perikanan. Selain itu, dalam merespon sejumlah isu yang berkembang, peran litbang dan iptek yang dihasilkan menjadi sangat vital. Sebagai contoh dalam merespon isu pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan, maka kebijakan berbasis litbang harus dikembangkan. Selain isu pengelolaan sumberdaya perhatian dunia dalam pengelolaannya harus kelautan dan perikanan secara berkelanjutan yang yang sudah terbentuk ke depan harus terus kebijakan KKP terdapat sejumlah isu strategis terus dikembangkan. Pembinaan jaringan kerja dilakukan seperti Indonesian Network Fisheries Genetic Research and Development (INFIGRAD), Indonesian Network Fisheries Health Management (INFHEM), Network Sosial Ekonomi Perikanan (Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economic Research Network), Indonesian Fish Nutrition (IFN) Network, dan Network Pengelolaan Sumberdaya Ikan yaitu Indonesian Fisheries Resources and merupakan strategi dalam menjalankan arah yang memerlukan kontribusi hasil litbang dan iptek yang dihasilkannya, yaitu antara lain: a. Pengembangan Pengembangan minapolitan Usaha Mina dan Pedesaan (PUMP), yang merupakan upaya percepatan pengembangan pembangunan kelautan dan perikanan di sentra-sentra produksi. Sasaran minapolitan yaitu (a) meningkatkan ekonomi Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 17 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN rumah tangga kelautan dan perikanan, (b) perubahan iklim harus dikembangkan dalam menengah ke atas menjadi berdaya saing, dan yang bertanggungjawab. menambah usaha kelautan dan perikanan (c) menjadikan sektor kelautan dan perikanan b. menjadi penggerak ekonomi nasional. enterprenuership Pengembangan technopreneurship, penguatan rangka pengelolaan kelautan dan perikanan e. menuju dan memanfaatkan iptek untuk meningkatkan nilai, produksi, produktifitas dan daya saing dengan didukung oleh tata usaha kelautan dan f. informasi. kemampuannya co-management menjalankan c. laut g. anggota jaringan serta masih adanya d. kerja tersebut. Teknologi dan inovasi sistem akuakultur, h. kelautan bioteknologi eksploitasi, yang kelautan, mencakup i. konservasi dan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut serta adaptasi energi terbarukan menjadi efisiensi usaha. Perubahan iklim global: Dalam menghadapi dampak perubahan iklim pada sektor beradaptasi pada dampak yang terjadi. Globalisasi perdagangan menuntut perbaikan standar mutu produk. Perwujudan produk, manajemen dan Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang maju, kuat mandiri dan berbasiskan teknologi eksplorasi, untuk pengelolaan sumberdaya serta daya saing penangkapan, pengolahan dan pengembangan produk, Pemanfaatan iklim diperlukan antisipasi dan kiat-kiat cara keterbatasan dana, sarana/prasarana litbang menjadi dasar dari pengembangan jaringan 5%. kelautan dan peran laut dalam perubahan dilakukan untuk identifikasi dan penyelesaian komunikasi dan saling memberdayakan antar dari biomasa kelautan dan perikanan diperlukan untuk bisnis, ilmuwan, dan kerjasama internasional masalah yang sangat beragam. Perlunya lebih termasuk depan. Teknologi hemat energi untuk industri sumberdaya kelautan dan perikanan. antar pusat-daerah, lintas sektor, komunitas lainnya, tantangan litbang kelautan dan perikanan ke pengelolaan penguatan jaringan kerja baik secara internal, Energi Nasional tahun 2025 (Peraturan mikroalga, rumput laut atau arus dan ombak dalam Pengembangan networking. Penciptaan dan Pengembangan energi: Sasaran Kebijakan menjadi pula, ditingkatkan lapangan kerja. terbarukan terhadap Demikian peningkatan 2006) yaitu agar peran energi baru dan permodalan, pemasaran hasil dan teknologi serta pada Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun perikanan akses diprioritaskan konsumsi ikan per kapita dan penyediaan dipenuhi kebutuhannya dalam melengkapi sarana-prasarana, peningkatan produksi perikanan untuk meningkatkan kelola yang baik (good governance). Para pelaku kemiskinan, ketahanan pangan dan revitalisasi perikanan perlu pemberdayaan kelompok masyarakat yang mampu Penanggulangan kepentingan nasional memerlukan peran iptek yang lebih besar j. dalam menjawab isu di maksud. Perwujudan Bangsa Indonesia yang berdaya saing menghendaki peningkatan peran iptek Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 18 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN dalam peningkatan daya saing bangsa terutama pada jumlah HaKI dan penerapan k. analisis terhadap capaian kinerja dan hasil penelitian pada skala komersial dan keuangan pada tahun 2016. Krisis keuangan global menuntut adanya terhadap pencapaian kinerja di tahun 2016. industri. Bab IV – Penutup, menyajikan simpulan Lampiran-lampiran peningkatan daya tahan sektor kelautan dalam menghadapi krisis ekonomi global yang l. bisa terjadi setiap saat. Penyelesaian batas maritim antar negara memerlukan dukungan data ilmiah terkini sebagai bahan bernegosiasi dengan negara tetangga yang terkait. 1.6. SISTEMATIKA LAPORAN KINERJA Laporan kinerja ini bertujuan untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada tahun 2016, yaitu melakukan (performance analisis results) atas tahun capaian 2016 dengan kinerja terhadap rencana kinerja (performance plans) tahun 2016. Analisis tersebut teridentifikasikannya sejumlah memungkinkan celah kinerja (performance gap) sebagai umpan balik perbaikan kinerja di masa datang. Sejalan dengan hal tersebut, sistematika penyajian laporan kinerja adalah sebagai berikut : Bab I – Pendahuluan, menyajikan latar belakang, tugas dan fungsi, dan struktur organisasi. Bab II – Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja, menyajikan rencana strategis tahun 2016 dan penetapan kinerja tahunan 2016. Bab III – Akuntabilitas Akuntabilitas Keuangan, Kinerja dan menyajikan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 19 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 20 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS BALITBANG KP 2015 - 2019 Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 2015 2019 yang baru telah menerapkan/menggunakan manajemen kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard (BSC) yang berisi langkah-langkah stratejik jangka menengah yang akan memberi arah bagi penyelenggaraan penelitian dan Penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan. Penyusunan renstra Badan Pengembangan Kelautan dan Perikanan mengacu pada draf renstra kementerian kelautan dan perikanan tahun 2015 - 2019. metode Balanced Scorecard Penggunaan (BSC) dalam pengelolaan kinerja organisasi pada tingkat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan telah dilaksanakan sejak tahun 2013. Sehubungan dengan hal tersebut, visi, misi, tujuan, sasaran strategis penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan tahun 2015 - 2019 dan penetapan kinerja 2015. Secara ringkas subtansi renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dapat diilustrasikan sebagai berikut: a. VISI Sebelum menjelaskan tentang Visi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Periode 2015 – 2019, penting pula kita perhatikan pertimbangan yang digunakan dalam penentuan Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan. KKP mempertimbangkan salah satu misi pembangunan nasional yang terkait dengan pembangunan kelautan dan perikanan yaitu Mewujudkan Indonesia menjadi Negara Maritim yang Mandiri, Maju, Kepentingan Nasional. Kuat dan Berbasis Sebagai organisasi yang membantu Presiden untuk membidangi urusan kelautan dan perikanan, maka visi KKP ditetapkan selaras dengan visi pembangunan nasional serta bertujuan untuk mendukung terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim dunia. Renstra KKP secara tegas menyatakan Visi KKP adalah “M e w u j u d k a n S e k t o r K e l a u t a n Dan Perikanan Indonesia Yang Mandiri, Maju, Kuat Dan Berbasis Kepentingan N a s i o n a l ”. Kata ‘Mandiri’ dimaksudkan ke depan Indonesia dapat mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri dalam mengelola sumber daya kelautan dan perikanan, sehingga sejajar dan sederajat dengan bangsa lain. Kata ‘Maju’ dimaksudkan dapat mengelola sumber daya kelautan dan perikanan dengan kekuatan SDM kompeten dan iptek yang inovatif dan bernilai tambah, untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang tinggi dan merata. Kata ‘Kuat’ diartikan memiliki meningkatkan kemampuan pertumbuhan ekonomi dalam dari pengelolaan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan dan menumbuhkan wawasan dan budaya bahari. ‘Berbasis kepentingan nasional’ dimaksudkan adalah mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan masyarakat. untuk kesejahteraan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 21 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Berdasarkan Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan menyusun Visi Kelautan dan Badan Perikanan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 – 2019 yaitu : Pengembangan inovasi disebutkan bahwa penyusunan Misi KKP mengacu pada tugas, fungsi dan wewenang yang telah dimandatkan oleh peraturan perundang undangan kepada KKP dan dan pembangunan perikanan guna yang menopang kemandirian kelautan dan perikanan, dan mencerminkan Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui sumber KKP, ekonomi dengan mengamankan sumberdaya Kelautan dan Perikanan dalam visi tersebut secara sebagai Renstra berdaulat, DAN PERIKANAN”. peranannya dalam kelautan PEMBANGUNAN KELAUTAN pencapaian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 – 2019. Di mewujudkan UNTUK MEWUJUDKAN VISI mendukung Pengembangan 1. Kedaulatan (Sovereignty), yakni IPTEK DAN OPSI KEBIJAKAN eksplisit dan yakni: SEBAGAI SUMBER INOVASI dan Penelitian maka terdapat 3 pilar yang menjadi misi KKP (PUSAT KEPAKARAN) Penelitian Badan penjabaran dari misi pembangunan nasional, “CENTER OF EXCELLENCE Badan Visi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia. Selain itu, atas prinsip research based policy, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan juga ikut memberikan pandangannya tentang opsi kebijakan yang dapat diambil KKP dalam mendorong kinerja pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia. b. MISI Perumusan Misi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 – 2019 mengikuti logika yang sama dalam penyusunannya, yaitu memperhatikan Misi KKP Tahun 2015 – 2019 serta menerjemahkan dari kepribadian Indonesia kepulauan. sebagai negara 2. Keberlanjutan (Sustainability), yakni mewujudkan pengelolaan sumberdaya kelautan perikanan yang berkelanjutan. 3. Kesejahteraan yakni dan (Prosperity), mewujudkan masyarakat kelautan dan perikanan yang sejahtera, maju, mandiri, serta berkepribadian dalam kebudayaan. Kedaulatan diartikan sebagai kemandirian dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya kelautan dan perikanan kemampuan nasional dengan memperkuat untuk melakukan penegakan hukum di laut demi mewujudkan kedaulatan secara ekonomi. Keberlanjutan dimaksudkan untuk mengelola dan melindungi sumberdaya kelautan dan perikanan dengan prinsip ramah lingkungan sehingga tetap dapat menjaga kelestarian sumberdaya. Kesejahteraan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 22 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN diartikan bahwa pengelolaan sumberdaya Berdasarkan Visi Badan Penelitian dan kelautan dan perikanan adalah untuk sebesar- Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun KKP senantiasa memberikan perhatian penuh atas, maka Badan Penelitian dan Pengembangan besarnya kemakmuran rakyat. Dalam kaitan ini, terhadap seluruh stakeholders kelautan dan perikanan, yakni nelayan, pembudidaya ikan, pengolah/pemasar hasil perikanan, petambak garam, dan masyarakat kelautan dan perikanan lainnya. Ketiga hal di atas dilakukan 2015 – 2019 serta Misi KKP Tahun 2015 – 2019 di Kelautan dan Perikanan menyusun Misi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut: "MENI NGKATKAN PERAN IPTEK DALAM secara MENDUKUNG MI SI bertanggungjawab berlandaskan gotong royong, PEMBANGUNAN sehingga saling memperkuat, memberi manfaat KELAUTAN DAN dan menghasilkan nilai tambah ekonomi, sosial dan budaya bagi kepentingan bersama. Secara ilustratif, tiga pilar Visi KKP yang menjadi Misi KKP Tahun 2015 – 2019 dapat ditunjukkan pada Gambar 2.1 berikut ini: PERIKANAN" Pernyataan Misi di atas secara jelas menunjukkan Pengembangan bahwa Badan Kelautan Penelitian dan dan Perikanan memainkan peranan yang penting untuk aspek kemakmuran (prosperity) melalui inovasi IPTEK namun di sisi lain, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan juga memberikan dukungan pengambilan kebijakan bagi pencapaian aspek Misi KKP lainnya. c. TUJUAN Perumusan Tujuan Pembangunan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Sumber: Renstra KKP, 2015-2019 Gambar 2.1 T I G A A S P E K V I S I Y A N G M E N J A D I MISI KKP 2015 - 2019 Tahun 2015 – 2019 mempertimbangkan komponen tujuan dalam Renstra KKP yang didedikasikan untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan capai pada tahun 2015 – 2019. Selain itu, Tujuan Pembangunan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan disusun berdasarkan Misi Badan Penelitian dan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 23 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2015- 2019. Renstra KKP juga secara 2. Mengembangkan sistem perkarantinaan ikan, pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan, dan keamanan hayati ikan. eksplisit menggambarkan tujuan pembangunan sektor kelautan dan perikanan itu dalam bentuk Gambar 2.2 berikut ini : TUJUAN Kedaulatan (Sovereignty) K e se jaht e r aan ( P r o sp e r it y ) Keberlanjutan 1 2 Meningkatkan pengawasan pengelolaan sumberdayakelautan danperikanan Mengembangkan sistemperkarantinaan ikan,pengendalian mutu,keamananhasil perikanan,dan keamananhayatiikan 3 4 5 Sumber: Renstra KKP, 2016 (Sustainabiltiy) Mengoptimalkanpengelolaan ruanglaut,konservasidan keanekaragamanhayatilaut TAHUN 2015 - 2019 Dalam Renstra KKP, menjabarkan misi pembangunan kelautan dan perikanan, maka dinyatakan tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah sebagai berikut : pengawasan Meningkatkan inovasiiptek kelautandan perikanan Meningkatkandayasaingdan sistemlogistikhasilkelautan danperikanan KELAUTAN DAN PERIKANAN 1. Meningkatkan 7 Meningkatkankeberlanjutan usahaperikanantangkapdan budidaya Gambar 2.2. T U J U A N P E M B A N G U N A N S E K T O R Kedaulatan (Sovereignty), yakni : 6 Mengembangan kapasitasSDM, dan pemberdayaan masyarakat pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan. Keberlanjutan (Sustainability), yakni : 1. Mengoptimalkan pengelolaan ruang laut, konservasi dan keanekaragaman hayati laut. 2. Meningkatkan keberlanjutan usaha perikanan tangkap dan budidaya. 3. Meningkatkan daya saing dan sistem logistik. 4. hasil kelautan dan perikanan. Kesejahteraan (Prosperity), yakni : 1. Mengembangan kapasitas pemberdayaan masyarakat SDM dan 2. Mengembangkan inovasi iptek kelautan dan perikanan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 24 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Berdasarkan pertimbangan di atas, maka Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Pembangunan Perikanan Strategis Sektor Dari "Tujuan menyusun Kelautan Dan Panda ng Nilai Sudut Badan Penelitian Dan 2.2. SASARAN STRATEGIS RENCANA KERJA DAN TAHUNAN BALITBANG KP TA 2016 Peta strategi merupakan suatu dashboard (panel instrument) yang memetakan SS ke dalam Pengembangan Kelautan Dan Perikanan suatu kerangka hubungan sebab akibat yang T a h u n 2 0 1 5 – 2 0 1 9 " adalah sebagai berikut: Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan 1) 2) Memperkuat kapasitas – kapabilitas, sinergi dan integrasi sumberdaya menuju lembaga Litbang bertaraf internasional. Menyelenggarakan Litbang Kelautan dan Perikanan secara terpadu dengan tata kelola yang baik (good governance) untuk: a. Memperkuat basis data dan menyempurnakan manajemen data dan informasi nasional untuk pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan. b. Memperkuat inovasi IPTEK yang berorientasi pada mutu, daya saing, keamanan pangan dan kelestarian sumberdaya Kelautan dan Perikanan. c. Menyediakan 3) rekomendasi kebijakan yang implementatif. dan menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi dan Perikanan. Peta strategi memudahkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan untuk mengkomunikasikan keseluruhan strateginya kepada seluruh pejabat/ pegawai dalam rangka pemahaman demi suksesnya pencapaian visi, misi, dan tujuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Peta strategi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun 2016 yang disepakati antara Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan pada Maret 2016 ditunjukkan dalam Gambar 2.1 berikut: opsi Mempercepat pemanfaatan hasil Litbang IPTEK dengan pendekatan Research Extension Linkage (REL) dan pendekatan Research Company Linkage (RCL) dalam membangun sistem bisnis atau kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan produktif, kuat dan berbasis IPTEK. yang Gambar : 2.3. P E T A S T R A T E G I S BALITBANG KP TA HUN 2016 Peta strategi Pengembangan Badan Kelautan Penelitian dan dan Perikanan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 25 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN memetakan setiap sasaran strategsi yang disusun sasaran visi dan misi yang diemban. Dengan menggunakan berkelanjutan, dalam rangka pencapaian tujuan organisasi sesuai Balanced metodologi Scorecard, setiap SS dikelompokan kedalam empat perspektif, yaitu strategis meningkatkan yang disusun untuk meningkatkan hasil pengelolaan SDKP yang penyelenggaraan Litbang dan layanan IPTEK yang stakeholders perspective, customers perspective, mendukung daya saing produksi dan pemanfaatan internal process perspective, dan learning and Litbang KP. growth perspective. Dari stakeholder, Dari internal process perspektif Badan dimana Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan disusun untuk melihat dampak dari program strategis pada satu layer customers perpektif perspektif perpektif SDKP dan meningkatnya produk KP hasil inovasi tersebut mencerminkan SS yang penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan bagi KKP dan stakeholder. Berdasarkan reviu capaian kinerja dan laporan kinerja dari Inspektorat Jenderal dan kesepakatan di perencanaan manajemen kinerja berbasis BSC, maka tingkat kinerja harus memastikan sasaran strategis dan indikator kegiatan yang berkorelasi kuat dan dapat diukur secara langsung oleh penanggungjawab kinerja. Untuk itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan mulai tahun 2015 - 2016 tidak Perikanan, untuk mendukung pencapaian sasaran tersebut diperlukan adanya 4 (empat) faktor penting berupa tersedianya rekomendasi dan masukan pembangunan KP yang implementatif berdasarkan data dan informasi ilmiah, terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif, terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan IPTEK KP dan Terselenggaranya pengendalian litbang KP. Sedangkan dari learning and growth mencascading sasaran strategis dan indikator perspektif, kementerian kelautan dan perikanan yaitu Nilai Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang kinerja utama dari stakeholder perspektif Indeks Kesejahteraan Masyakatat KP (target 101) dan Pertumbuhan PDB Perikanan (target 7%) karena Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tidak menyumbang angka capaian kinerja secara langsung di level customer perspektif namun hanya bersifat supporting/mendukung secara tidak langsung. Dari Kementerian customers Kelautan perspektif dan terhadap Perikanan dan masyarakat kelautan dan perikanan, terdapat Tersedianya terdapat ASN empat Badan faktor penting Penelitian dan kompeten dan professional, tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, birokrasi efisien. dan Sedangkan terselenggaranya terkelolanya penjabaran reformasi anggaran secara dari sasaran strategis diatas pada Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 26 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN disusunlah indikator kinerja dan targetnya sesuai dengan tabel dibawah ini : Tabel : 2.1. R E N C A N A S T R A T E G I S BALITBANG KP TAHUN 2016 SASARAN INDIKATOR T STRATEGIS KINERJA UTAMA 2016 CUSTOMER PERSPECTIVE Jumlah WPP yang Terwujudnya Terpetakan pengelolaan Potensi SDKP yang Sumberdaya partisipatif, 1 4 KP untuk bertanggungja Pengembangan wab,dan Ekonomi berkelanjutan Kelautan yang Berkelanjutan Persentase hasil litbang KP yang Meningkatnya digunakan hasil 2 100 sesuai dengan penyelenggara Kontrak an Litbang dan Kinerja Eselon layanan Iptek I KKP yang Jumlah mendukung rekomendasi produktivitas dan/atau usaha dan inovasi litbang pendapatan 3 yang diusulkan 20 negara dari untuk sektor KP dijadikan bahan kebijakan INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE Tersedianya Indeks kebijakan efektivitas 4 6,5 pembangunan kebijakan KP yang efektif pemerintah Jumlah rekomendasi 5 52 dan masukan Tersedianya kebijakan KP rekomendasi Jumlah data dan masukan 6 dan informasi 114 kebijakan ilmiah KP pembangunan Jumlah karya KP yang efektif tulis ilmiah 7 493 yang diterbitkan Terwujudnya Jumlah hasil hasil penelitian litbang KP dan yang 8 12 pengembangan terekomendasi yang inovatif untuk untuk masyarakat SASARAN STRATEGIS penyelenggara an tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan INDIKATOR T KINERJA UTAMA 2016 dan/atau industri Jumlah hasil litbang yang 9 inovatif untuk 143 pembangunan KP Jumlah hasil litbang yang 10 diusulkan HKI 5 dan/atau dirilis Proporsi fungsional Balitbang KP 11 55 dibandingkan total pegawai Balitbang KP Terwujudnya Jumlah sarana peningkatan dan prasarana, kapasitas dan serta kapabilitas kelembagaan sumberdaya 12 19 litbang KP litbang dan yang layanan iptek ditingkatkan KP kapasitasnya Jumlah jejaring dan/atau 13 kerjasama 58 litbang yang terbentuk Proporsi Terselenggaran kegiatan riset ya aplikatif 14 90 pengendalian dibandingkan litbang KP total kegiatan riset litbang KP LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE Terwujudnya ASN Balitbang Indeks KP yang Kompetensi 15 77 kompeten, dan Integritas profesional dan Balitbang KP berkepribadian Persentase unit Tersedianya kerja Balitbang manajemen KP yang pengetahuan menerapkan Balitbang KP 16 sistem 50 yang handal manajemen dan mudah pengetahuan diakses yang terstandar Terwujudnya Nilai Kinerja birokrasi Reformasi A 17 Balitbang KP Birokrasi (90) yang efektif, Balitbang KP efisien, dan 18 Nilai SAKIP 84 Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 27 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN SASARAN STRATEGIS berorientasi pada layanan prima Terkelolanya anggaran pembangunan Balitbang KP secara efisien dan akuntabel INDIKATOR KINERJA UTAMA Balitbang KP 19 20 T 2016 Nilai kinerja anggaran Balitbang KP Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Balitbang KP 85 100 Penuangan dari Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-2019 diatas dituangakan kedalam rencana kinerja tahunan sesuai tabel dibawah ini : Tabel : 2.2. R E N C A N A K E R J A T A H U N A N BALITBANG KP TAHUN 2016 SASARAN INDIKATOR T STRATEGIS KINERJA UTAMA 2016 CUSTOMER PERSPECTIVE Jumlah WPP yang Terwujudnya Terpetakan pengelolaan Potensi SDKP yang Sumberdaya partisipatif, 1 4 KP untuk bertanggungja Pengembangan wab,dan Ekonomi berkelanjutan Kelautan yang Berkelanjutan Persentase hasil litbang KP yang Meningkatnya digunakan hasil 2 100 sesuai dengan penyelenggara Kontrak an Litbang dan Kinerja Eselon layanan Iptek I KKP yang Jumlah mendukung rekomendasi produktivitas dan/atau usaha dan inovasi litbang pendapatan 3 yang diusulkan 20 negara dari untuk sektor KP dijadikan bahan kebijakan INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE Tersedianya Indeks kebijakan 4 efektivitas 6,5 pembangunan kebijakan SASARAN STRATEGIS KP yang efektif INDIKATOR T KINERJA UTAMA 2016 pemerintah Jumlah rekomendasi 5 52 dan masukan Tersedianya kebijakan KP rekomendasi Jumlah data dan masukan 6 dan informasi 114 kebijakan ilmiah KP pembangunan Jumlah karya KP yang efektif tulis ilmiah 7 493 yang diterbitkan Jumlah hasil litbang KP yang Terwujudnya terekomendasi hasil penelitian 8 12 untuk dan masyarakat pengembangan dan/atau yang inovatif industri untuk Jumlah hasil penyelenggara litbang yang an tata kelola 9 inovatif untuk 143 pemanfaatan pembangunan SDKP yang adil, KP berdaya saing Jumlah hasil dan litbang yang berkelanjutan 10 diusulkan HKI 5 dan/atau dirilis Proporsi fungsional Balitbang KP 11 55 dibandingkan total pegawai Balitbang KP Terwujudnya Jumlah sarana peningkatan dan prasarana, kapasitas dan serta kapabilitas kelembagaan sumberdaya 12 19 litbang KP litbang dan yang layanan iptek ditingkatkan KP kapasitasnya Jumlah jejaring dan/atau 13 kerjasama 58 litbang yang terbentuk Proporsi Terselenggaran kegiatan riset ya aplikatif 14 90 pengendalian dibandingkan litbang KP total kegiatan riset litbang KP LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE Terwujudnya Indeks 15 77 ASN Balitbang Kompetensi Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 28 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN SASARAN STRATEGIS KP yang kompeten, profesional dan berkepribadian INDIKATOR KINERJA UTAMA dan Integritas Balitbang KP Tersedianya manajemen pengetahuan Balitbang KP yang handal dan mudah diakses 16 Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima 17 18 Terkelolanya anggaran pembangunan Balitbang KP secara efisien dan akuntabel Persentase unit kerja Balitbang KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi Balitbang KP 19 20 Nilai SAKIP Balitbang KP Nilai kinerja anggaran Balitbang KP Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Balitbang KP T 2016 tahun 2016 untuk semua SS berjumlah 22 IKU. Sebagai alat ukur pencapaian SS, target 22 IKU 50 A (90) 84 85 100 TAHUN 2016 Pada tahun 2016, Badan Penelitian dan Perikanan Kelautan telah dan menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk kontrak kinerja Kepala Penelitian antara Badan Pengembangan (IKU). Keseluruhan IKU Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada 2.3. PERJANJIAN KERJA BALITBANG KP Pengembangan yang disebut sebagai Indikator Kinerja Utama dan Kelautan dan Perikanan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan. Pada Kontrak kinerja tersebut terdapat peta strategi (strategy map) dengan 11 sasaran strategis (SS) yang ingin dicapai. Untuk setiap SS yang disusun dan ditetapkan memiliki ukuran Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang ditetapkan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1. Perjanjian kinerja versi awal (penandatanganan Maret 2016); Perjanjian kinerja ini terdiri dari 11 sasaran strategis (SS) dan 20 indikator kinerja utama (IKU) yang telah disepakati sebagai target penetapan kinerja yang diturunkan oleh Menteri Kelautan dan perikanan kepada Kepala Badan Litbang Kelautan dan perikanan di awal tahun anggaran 2016 Tabel : 2.3. P E N E T A P A N K I N E R J A BALITBANG KP TAHUN 2016 (PENANDATANGAN BULAN MARET) SASARAN INDIKATOR STRATEGIS KINERJA UTAMA CUSTOMER PERSPECTIVE Jumlah WPP yang Terwujudnya Terpetakan pengelolaan Potensi SDKP yang Sumberdaya partisipatif, 1 KP untuk bertanggungja Pengembangan wab,dan Ekonomi berkelanjutan Kelautan yang Berkelanjutan Persentase Meningkatnya hasil litbang hasil KP yang penyelenggara digunakan an Litbang dan 2 sesuai dengan layanan Iptek Kontrak yang Kinerja Eselon mendukung I KKP produktivitas Jumlah usaha dan rekomendasi pendapatan 3 dan/atau negara dari inovasi litbang sektor KP yang diusulkan T 2016 4 100 20 Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 29 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR T KINERJA UTAMA 2016 untuk dijadikan bahan kebijakan INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE Tersedianya Indeks kebijakan efektivitas 4 6.5 pembangunan kebijakan KP yang efektif pemerintah Jumlah rekomendasi 5 52 dan masukan Tersedianya kebijakan KP rekomendasi Jumlah data dan masukan 6 dan informasi 114 kebijakan ilmiah KP pembangunan Jumlah karya KP yang efektif tulis ilmiah 7 493 yang diterbitkan Jumlah hasil litbang KP Terwujudnya yang hasil penelitian terekomendasi dan 8 12 untuk pengembangan masyarakat yang inovatif dan/atau untuk industri penyelenggara Jumlah hasil litbang yang an tata kelola 9 inovatif untuk 143 pemanfaatan pembangunan SDKP yang adil, KP berdaya saing Jumlah hasil dan litbang yang berkelanjutan 10 diusulkan HKI 5 dan/atau dirilis Proporsi fungsional Balitbang KP 11 55 dibandingkan total pegawai Balitbang KP Terwujudnya Jumlah sarana peningkatan dan prasarana, kapasitas dan serta kapabilitas kelembagaan sumberdaya 12 19 litbang KP litbang dan yang layanan iptek ditingkatkan KP kapasitasnya Jumlah jejaring dan/atau 13 kerjasama 58 litbang yang terbentuk Terselenggaran 14 Proporsi 90 SASARAN STRATEGIS ya pengendalian litbang KP INDIKATOR T KINERJA UTAMA 2016 kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan riset litbang KP (minimal) LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE Terwujudnya ASN Balitbang Indeks KP yang Kompetensi 15 77 kompeten, dan Integritas profesional dan Balitbang KP berkepribadian Persentase unit kerja Tersedianya Balitbang KP manajemen yang pengetahuan menerapkan Balitbang KP 16 50 sistem yang handal manajemen dan mudah pengetahuan diakses yang terstandar Terwujudnya Nilai Kinerja birokrasi Reformasi A 17 Balitbang KP Birokrasi (90) yang efektif, Balitbang KP efisien, dan berorientasi Nilai SAKIP 18 84 pada layanan Balitbang KP prima Nilai kinerja anggaran Terkelolanya 19 85 Balitbang KP anggaran (%) pembangunan Persentase Balitbang KP kepatuhan secara efisien 20 terhadap SAP 100 dan akuntabel lingkup Balitbang KP Perjanjian Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2016 (Versi penandatangan Maret 2016) yang dianggarkan sebesar Rp. 888,93 Milyar,-. dengan rincian sesuai tabel dibawah : Tabel : 2.4. P R O P O R S I A N G G A R A N B A L I T B A N G KP TAHUN 2016 (PENANDATANGAN MARET 2016) Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 30 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN No 1 2 3 4 5 KEGIATAN ANGGARAN (Rp. Milyar) Penelitian dan Pengembangan Iptek Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Penelitian Sosial Ekonomi dan Analisis Kebijakan Kelautan dan Perikanan Penelitian dan Pengembangan Iptek Perikanan Penelitian dan Pengembangan Iptek Sumber Daya Laut dan Pesisir Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan JUMLAH 53,53 33,47 348,49 223,58 229,86 888,93 (Penandatangan Mei 2016); Pada bulan Mei 2016 terjadi perubahan Tapja di lingkup Balitbang KP yang disebabkan oleh turunnya DIPA APBN-P Nomor DIPA-032- 111.1.452904/2016 tanggal 10 Mei 2016 (revisi buka blokir antar kegiatan) dimana hal ini merupakan tindaklanjut Surat Menteri Kelautan dan Perikanan kepada Menteri Reformasi Aparatur Birokrasi dengan keluarnya keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Nomor 5/KEP-BALITBANGKP/2016 tentang kedudukan unit pelaksana teknis lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Dengan penundaan pembentukan 2 (dua) Balai Besar maka kegiatan dan anggaran dalam dokumen rencana kerja (RENJA) dan RKA-KL 2 (dua) Balai Besar tersebut dialihkan ke Kegiatan Eselon II/Pusat lain. Tabel : 2.5. P E N E T A P A N K I N E R J A BALITBANG KP TAHUN 2016 (PENANDATANGAN BULAN MEI) 2. Perjanjian kinerja versi APBN-P Pendayagunaan Kelautan dan Perikanan. Hal ini ditindaklanjuti negara dan Nomor 238/SJ/OT.210/IV/2016 tertanggal 13 April 2016 tentang penataan organisasi dan tata kerja UPT d lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Dalam surat tersebut Kementerian kelautan dan Perikanan menunda pembentukan 2 (dua) Balai Besar yakni Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kelautan serta Balai Besar Penelitian Inovasi dan Alih Teknologi SASARAN INDIKATOR T STRATEGIS KINERJA UTAMA 2016 CUSTOMER PERSPECTIVE Jumlah WPP yang Terwujudnya Terpetakan pengelolaan Potensi SDKP yang Sumberdaya partisipatif, 1 4 KP untuk bertanggungja Pengembangan wab,dan Ekonomi berkelanjutan Kelautan yang Berkelanjutan Persentase hasil litbang KP yang Meningkatnya digunakan hasil 2 100 sesuai dengan penyelenggara Kontrak an Litbang dan Kinerja Eselon layanan Iptek I KKP yang Jumlah mendukung rekomendasi produktivitas dan/atau usaha dan inovasi litbang pendapatan 3 yang diusulkan 20 negara dari untuk sektor KP dijadikan bahan kebijakan INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE Tersedianya Indeks kebijakan 4 efektivitas 6.5 pembangunan kebijakan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 31 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN SASARAN STRATEGIS KP yang efektif Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggara an tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan iptek KP Terselenggaran ya pengendalian INDIKATOR KINERJA UTAMA pemerintah Jumlah rekomendasi 5 dan masukan kebijakan KP Jumlah data 6 dan informasi ilmiah KP Jumlah karya tulis ilmiah 7 yang diterbitkan Jumlah hasil litbang KP yang terekomendasi 8 untuk masyarakat dan/atau industri Jumlah hasil litbang yang 9 inovatif untuk pembangunan KP Jumlah hasil litbang yang 10 diusulkan HKI dan/atau dirilis Jumlah sentra nelayan yang terbangun dan 11 terkelola sistem informasi Proporsi fungsional Balitbang KP 12 dibandingkan total pegawai Balitbang KP Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan 13 litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya Jumlah jejaring dan/atau 14 kerjasama litbang yang terbentuk Proporsi 15 kegiatan riset aplikatif T 2016 54 122 504 18 162 5 30 55 25 66 91 SASARAN STRATEGIS litbang KP INDIKATOR T KINERJA UTAMA 2016 dibandingkan total kegiatan riset litbang KP (minimal) LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE Indeks Kompetensi 16 77 Terwujudnya dan Integritas ASN Balitbang Balitbang KP KP yang Jumlah ASN kompeten, yang profesional dan ditingkatkan 17 262 berkepribadian kompetensinya lingkup Balitbang KP Persentase unit kerja Tersedianya Balitbang KP manajemen yang pengetahuan menerapkan Balitbang KP 18 50 sistem yang handal manajemen dan mudah pengetahuan diakses yang terstandar Terwujudnya Nilai Kinerja birokrasi Reformasi A 19 Balitbang KP Birokrasi (90) yang efektif, Balitbang KP efisien, dan berorientasi Nilai SAKIP 20 84 pada layanan Balitbang KP prima Nilai kinerja Terkelolanya 21 anggaran 85 anggaran Balitbang KP pembangunan Persentase Balitbang KP kepatuhan secara efisien 22 terhadap SAP 100 dan akuntabel lingkup Balitbang KP Perjanjian kinerja ini terdiri dari 11 sasaran strategis (SS) dan 22 indikator kinerja utama (IKU) yang telah disepakati sebagai bentuk penyesuaian terhadap anggaran yang ada. perubahan struktur Perjanjian Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2016 (Versi penandatangan Mei 2016) yang Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 32 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN dianggarkan sebesar Rp. 889,06 Milyar,-. dengan rincian sesuai tabel dibawah : KP TAHUN 2016 (PENANDATANGAN MEI 2016) ANGGARAN (Rp. Milyar) KEGIATAN Penelitian dan Pengembangan Iptek Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Penelitian Sosial Ekonomi dan Analisis Kebijakan Kelautan dan Perikanan Penelitian dan Pengembangan Iptek Perikanan Penelitian dan Pengembangan Iptek Sumber Daya Laut dan Pesisir Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan JUMLAH 1 2 3 4 5 64,945 33,47 374,881 341,749 74,018 889,06 3. Perjanjian kinerja versi Revisi I (OTK) (Penandatangan Agustus 2016); Pada bulan Agustus 2016 terjadi perubahan ke-2 dokumen penetapan APBN-P 2016 kinerja (Tapja) yang DIPA 032- merupakan tindak lanjut adanya Revisi DIPA Nomor SP 11.1.452904/2016 tanggal 5 Agustus 2016 dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2016 tertanggal 12 Mei 2016 tentang langkah-langkah penghematan dan pemotongan Belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara tahun anggaran 2016 serta meindaklanjuti Surat Menteri penghematan/pemotongan anggaran belanja K/L Tahun 2016. Dalam Inpres dan surat Menkeu Tabel : 2.6. P R O P O R S I A N G G A R A N B A L I T B A N G No 377/MK.02/2016 tertanggal 13 Mei 2016 tentang Keuangan Nomor S- tersebut, besaran target penghematan anggaran KKP adalah Rp. 2,890,470,303,000,- dari anggaran semula Rp. 13,801,192,731,000,-. Berdasarkan Surat Menteri Keuangan, kesimpulan rapat kerja Menteri Kelautan dan Perikanan dengan Komisi IV DPR-RI tanggal 27 Juni 2016 serta hasil retreat KKP 27-29 Juni 2019, maka perubahan Pagu anggaran APBN-P tahun 2016 Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan adalah sebesar Rp. -230,447,616,000,- yang terdiri dari penghematan I senilai Rp. -190,447,510,000,dan penghematan II Rp. -40,000,106,000,-. Tabel : 2.7. P E N E T A P A N K I N E R J A BALITBANG KP TAHUN 2016 (PENANDATANGAN BULAN AGUSTUS) SASARAN INDIKATOR T STRATEGIS KINERJA UTAMA 2016 CUSTOMER PERSPECTIVE Jumlah WPP yang Terwujudnya Terpetakan pengelolaan Potensi SDKP yang Sumberdaya partisipatif, 1 4 KP untuk bertanggungja Pengembangan wab,dan Ekonomi berkelanjutan Kelautan yang Berkelanjutan Persentase hasil litbang KP yang Meningkatnya digunakan hasil 2 100 sesuai dengan penyelenggara Kontrak an Litbang dan Kinerja Eselon layanan Iptek I KKP yang Jumlah mendukung rekomendasi produktivitas dan/atau usaha dan inovasi litbang pendapatan 3 yang diusulkan 20 negara dari untuk sektor KP dijadikan bahan kebijakan INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 33 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN SASARAN STRATEGIS Tersedianya kebijakan pembangunan KP yang efektif Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggara an tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan iptek KP INDIKATOR KINERJA UTAMA Indeks efektivitas 4 kebijakan pemerintah Jumlah rekomendasi 5 dan masukan kebijakan KP Jumlah data 6 dan informasi ilmiah KP Jumlah karya tulis ilmiah 7 yang diterbitkan Jumlah hasil litbang KP yang terekomendasi 8 untuk masyarakat dan/atau industri Jumlah hasil litbang yang 9 inovatif untuk pembangunan KP Jumlah hasil litbang yang 10 diusulkan HKI dan/atau dirilis Jumlah sentra nelayan yang terbangun dan 11 terkelola sistem informasi Proporsi fungsional Balitbang KP 12 dibandingkan total pegawai Balitbang KP Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan 13 litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya Jumlah jejaring dan/atau 14 kerjasama litbang yang terbentuk T 2016 6.5 51 120 504 27 151 5 30 55 18 66 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR T KINERJA UTAMA 2016 Proporsi kegiatan riset Terselenggaran aplikatif ya 15 dibandingkan 91 pengendalian total kegiatan litbang KP riset litbang KP (minimal) LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE Indeks Kompetensi 16 77 Terwujudnya dan Integritas ASN Balitbang Balitbang KP KP yang Jumlah ASN kompeten, yang profesional dan ditingkatkan 17 262 berkepribadian kompetensinya lingkup Balitbang KP Persentase unit kerja Tersedianya Balitbang KP manajemen yang pengetahuan menerapkan Balitbang KP 18 50 sistem yang handal manajemen dan mudah pengetahuan diakses yang terstandar Terwujudnya Nilai Kinerja birokrasi Reformasi A 19 Balitbang KP Birokrasi (90) yang efektif, Balitbang KP efisien, dan berorientasi Nilai SAKIP 20 84 pada layanan Balitbang KP prima Nilai kinerja Terkelolanya 21 anggaran 85 anggaran Balitbang KP pembangunan Persentase Balitbang KP kepatuhan secara efisien 22 terhadap SAP 100 dan akuntabel lingkup Balitbang KP Perjanjian kinerja ini tetap terdiri dari 10 sasaran strategis (SS) dan 22 indikator kinerja utama (IKU) yang telah disepakati sebagai bentuk penyesuaian anggaran terhadap yang ada. perubahan Akan tetapi struktur terdapat perubahan target kinerja yang dipandang sangat diperlukan sebagai bentuk penyesuaian dengan kondisi dan struktur anggaran yang baru. Adapun Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 34 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN beberapa perubahan tersebut antara lain disajikan pada Tabel 2.8. di bawah ini Tabel : 2.8. p e r u b a h a n t a r g e t I K U b e r d a s a r k a n tapja revisi ke-2 No. Target Target IKU awal akhir 5 54 51 6 8 9 13 122 120 18 27 162 151 25 18 keterangan No 5 KEGIATAN Pesisir Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan JUMLAH ANGGARAN (Rp. Milyar) 72.473 662,943 Jumlah rekomendasi/masuk an kebijakan Data dan informasi ilmiah Hasil litbang terekomendasi Hasil litbang inovatif Jumlah sarpras dan kelembagaan Perjanjian Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2016 (Versi penandatangan Agustus 2016) yang dianggarkan sebesar Rp. 662,943 Milyar,-. dengan rincian sesuai tabel dibawah : Tabel : 2.9. P R O P O R S I A N G G A R A N B A L I T B A N G KP TAHUN 2016 No 1 2 3 4 (PENANDATANGAN AGUSTUS 2016) KEGIATAN Penelitian dan Pengembangan Iptek Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Penelitian Sosial Ekonomi dan Analisis Kebijakan Kelautan dan Perikanan Penelitian dan Pengembangan Iptek Perikanan Penelitian dan Pengembangan Iptek Sumber Daya Laut dan ANGGARAN (Rp. Milyar) 46,598 27,663 284.840 231.369 Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 35 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 36 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN AKUNTABILITAS KINERJA Kinerja utama Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan ditentukan sampai sejauh mana hasil - hasil Litbang kelautan dan perikanan dimanfaatkan pengguna sesuai dengan sasaran strategis yang telah ditetapkan dengan mengimplementasikan metode balanced scorecard dalam pengelolaan kinerjanya, meskipun dalam prakteknya belum sepenuhnya mengakomodir prinsip - prinsip balanced scorecard, namun hal tersebut tetap dilanjutkan dengan tujuan untuk memastikan target - target sasaran yang telah dicanangkan akan tercapai, dimana dengan harapan akhir misi - misinya dapat terwujud dengan nyata. Manfaat positif lainnya adalah dapat terhindarkannya duplikasi (overlap) kegiatan antar unit kerja/ satuan kerja, dan dapat ditelusurinya kontribusi unit kerja bawahan terhadap sasaran kinerja yang telah ditetapkan. Dalam manajemen kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun 2016 terdapat 11 (sebelas) sasaran strategis dan 22 (dua puluh dua) indikator kinerja utama. Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, diperoleh data bahwa capaian kinerja organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan adalah sebesar 102,81%. Nilai tersebut berasal dari capaian kinerja pada masing-masing perspektif yang ditetapkan sesuai dengan gambar berikut : CUSTOMER PERSPECTIVE 101,25% INTERNAL PROCESS 99,75% LEARNING AND GROWTH 107,44% Sumber: Kinerjaku KKP, 2016 Gambar : 3.1. C A P A I A N K I N E R J A P E R - P E S P E K T I F BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Berdasarkan hasil pengukuran kinerja nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada tahun 2016, dari 11 (sebelas) sasaran strategis dan 22 (dua puluh dua) indikator kinerja utama Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan menunjukkan : 1) terdapat 4 (empat) indikator kinerja utama yang bestatus hati - hati; dan 2) terdapat 18 (Delapan belas) indikator kinerja utama melebihi target. Perbandingan jumlah indikator kinerja utama berdasarkan indeks capaian tertuang dalam garfik di atas berikut : Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 51 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERBANDINGAN JUMLAH IKU BERDASARKAN INDEKS CAPAIAN 0 18 IKU Berstatus Hijau (81,82%) 4 22.22 0 81.82 IKU Bestaus Kuning (22,22%) IKU Berstatus Merah (0,00%) Capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) pada tahun 2016 merupakan kontribusi dari 19 (sembilan belas) unit kerja lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang sasaran dan indikator kinerjanya diturunkan/ dicascading sampai dengan unit kerja level 4. Sumber : kinerjaku.kkp.gp.id, 2016 Gambar 3.2. P E T A S T R A T E G I S H A S I L P E N G U K U R A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 52 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 3.1 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BALITBANG KP Pengukuran kinerja digunakan sebagai alat dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada indikator kinerja utama (IKU) yang telah diidentifikasi agar sasaran dan tujuan strategis pada peta strategi yang dituangkan pada penetapan kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada tahun 2016 dapat tercapai. Capaian indikator kinerja utama (IKU) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun 2016 pada c u s t o m e r p e r s p e c t i v e , i n t e r n a l p r o c e s s p e r s p e c t i v e d a n l e a r n & g r o w t h p e r s p e c t i v e mengalami perubahan dan penyesuaian yang mengacu pada Balanced Scorecard (BSC). Berdasarkan penetapan target pada setiap indikator kinerja tersebut, sebagian besar telah berhasil tercapai. pencapaian sasaran strategis (SS) dengan indikator kinerja utama (IKU) tahun 2016 yang mengacu Balanced Scorecard (BSC) dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan 3.2 sebagai berikut : Tabel 3.1. C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2016 T R % 4 4 100,0 100 100 100,0 Jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan 20 21 105,0 Indeks efektivitas kebijakan pemerintah 6,5 6,02 92,6 51 51 100,0 531 105,3 CUSTOMER PERSPECTIVE Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab,dan berkelanjutan Meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan Iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP Tersedianya kebijakan pembangunan KP yang efektif Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif Terwujudnya hasil 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah WPP yang Terpetakan Potensi Sumberdaya KP untuk Pengembangan Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan Persentase hasil litbang KP yang digunakan sesuai dengan Kontrak Kinerja Eselon I KKP INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE Jumlah rekomendasi dan masukan kebijakan KP Jumlah data dan informasi ilmiah KP Jumlah karya tulis ilmiah yang diterbitkan Jumlah hasil litbang KP yang 120 121 27 28 504 100,8 103,7 Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 53 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN SASARAN STRATEGIS penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan iptek KP Terselenggaranya pengendalian litbang KP Terwujudnya ASN Balitbang KP yang kompeten, profesional dan berkepribadian Tersedianya manajemen pengetahuan Balitbang KP yang handal dan mudah diakses Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima Terkelolanya anggaran pembangunan Balitbang KP secara efisien dan akuntabel INDIKATOR KINERJA UTAMA terekomendasi untuk masyarakat dan/atau industri Jumlah hasil litbang yang inovatif 9 untuk pembangunan KP Jumlah hasil litbang yang diusulkan 10 HKI dan/atau dirilis Jumlah sentra nelayan yang 11 terbangun dan terkelola sistem informasi Proporsi fungsional Balitbang KP 12 dibandingkan total pegawai Balitbang KP Jumlah sarana dan prasarana, serta 13 kelembagaan litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya Jumlah jejaring dan/atau kerjasama 14 litbang yang terbentuk Proporsi kegiatan riset aplikatif 15 dibandingkan total kegiatan riset litbang KP LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE Indeks Kompetensi dan Integritas 16 Balitbang KP Jumlah ASN Balitbang KP yang 17 dikembangkan kompetensinya 18 19 20 21 22 Persentase unit kerja Balitbang KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi Balitbang KP Nilai SAKIP Balitbang KP Nilai kinerja anggaran Balitbang KP Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Balitbang KP TAHUN 2016 T R % 151 151 100,0 30 28 93,3 55 55,47 100,8 18 18 100,0 66 71 107,5 91 91 100,0 77 62,89 354 81,6 135,1 50 100 200,0 A (90) 88,31 98,1 84 85 84,50 100 90,40 100,6 100 100,0 5 262 6 120,0 106,3 Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 54 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Pengukuran kinerja digunakan sebagai alat dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada indikator kinerja utama yang telah diidentifikasi agar sasaran dan tujuan strategis pada peta strategis yang dituangkan pada penetapan kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun 2016 dapat tercapai. 3.2 HASIL PENGUKURAN BALITBANG KP Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada tahun 2016 pada customer perspective (CP), internal process perspective (IP) dan learn & growth perspective (L&G) mengalami perubahan dan penyesuaian yang mengacu pada Balanced Scorecard (BSC). Berdasarkan penetapan target tahun 2016 pada setiap indikator kinerja tersebut, secara fisik dan volume telah berhasil tercapai. Pencapaian sasaran strategis (SS) dengan indikator kinerja utama tahun 2016 yang mengacu Balanced Scorecard (BSC). 3.2.1. NILAI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS (NPSS) Nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS) adalah nilai yang menunjukan konsolidasi dari seluruh indikator kinerja utama di dalam 1 (satu) sasaran strategis (SS). Status capaian sasaran strategis (SS) yang ditunjukan dengan warna merah/kuning/hijau (buruk/sedang/baik) ditentukan oleh NPSS. Untuk menghitung NPSS perlu diperhatikan bobot masing-masing IKU terhadap SS tersebut dengan indeks toleransi 0%. Sistem pembobotan yang digunakan didasarkan atas tingkat validitas IKU seperti Tabel berikut : Tabel 3.2. T I N G K A T V A L I D A S I I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A NO 1 2 3 4 L L L L VALIDITAS IKU e a d I n p u t e a d P r o s e s a g O u t p u t a g O u t c o m e BOBOT 0,1 0,2 0,3 0,4 Status capaian nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan ditentukan oleh nilai indeks sebagai berikut : Tabel 3.3. I N D E K S N I L A I P E N C A P A I A N BAIK Indeks Capaian > 100 % SASARAN STRATEGIS SEDANG BURUK Indeks Capaian = 100% Indeks Capaian < 100 % Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 55 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Dalam melakukan pengukuran kinerja dilakukan dengan cara menentukan dan mensepakati standar status kinerja nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS) sesuai dengan kriteria sebagai berikut. Tabel 3.4. K L A S I F I K A S I D A N S T A T U S NILAI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS KLASIFIKASI STATUS NPSS MAXIMIZE MINIMIZE STABILIZE (Toleransi 0%) X<100% X>100% X>100% atau X<100% BURUK X≥100% X≤100% X=100% X=100% X=100% SEDANG - BAIK Dalam melakukan pengukuran kinerja juga harus menentukan klasifikasi target indikator kinerja diantaranya adalah: Maximixe adalah kondisi dimana semakin tinggi pencapaian dari target maka kinerja semakin baik; Minimize adalah kondisi dimana semakin rendah pencapaian dari target maka kinerja semakin baik; dan Stabilize adalah kondisi dimana semakin stabil (tidak naik dan tidak turun) pencapaian dari target maka kinerja semakin baik. pada Pengukuran capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2016 menggunakan metode/tools pengukuran yang menggunakan aplikasi k i n e r j a k u . k k p . g o . i d . Berikut nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS) tahun 2016 menggunakan aplikasi k i n e r j a k u . k k p . g o . i d , yang dipergunakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada tahun 2016. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 56 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Sumber : kinerjaku.kkp.gp.id, 2016 Gambar 3.3. N I L A I P E N C A P A I A N S A S A R A N S T R A T E G I S B A D A N P E N E L I T I A N D A N PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PADA KINERJAKU.KKP.GO.ID Hasil pengukuran capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang menggunakan k i n e r j a k u . k k p . g o . i d sesuai gambar di atas diatas. Pada tahun 2016 nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sebesar 102,81%, yang berasal dari capaian kinerja masing-masing perspektif sebagai berikut : 1. Perspektif pelanggan (customer perspective) dengan bobot 33,33%, capaian kinerjanya sebesar 101,25%; 2. Perspektif internal (internal process perspective) dengan bobot 33,33%, capaian kinerjanya sebesar 99,75%; 3. Perspektif learn & growth (learn & growth perspective) dengan bobot 33,33%, capaian kinerjanya sebesar 107,44%. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 57 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Dalam implementasi pengukuran kinerja yang menggunakan aplikasi kinerjaku Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan masih belum 100% sempurna, namun Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sudah melakukan penyeragaman/ allingment indikator kinerja utama (IKU) pada masing-masing unit eselon II lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Tetapi capaian Level 2 Pusat lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan masih tidak terakumulasi capaiannya ke dalam aplikasi kinerjaku, berikut kendala yang dihadapi dalam implementasi aplikasi K I N E R J A K U . K K P . G O . I D diantaranya : a) Di beberapa Satker level 3 dan 4 lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sudah melakukan input sasaran strategis (SS), indikator kinerja utama (IKU) dan Rencana Aksi tiba-tiba hilang, tetapi pada sub-menu peta indikator tetap tampil datanya; Contoh : b) c) Pada Satker LPPMPHP, LPPT dll; Tidak dapat melakukan input rencana aksi; Contoh : Pada Satker BPPBAT, BPPBAP dll; Cascading pada level 2 masing-masing Pusat tidak muncul Satuan kerja Level 3 dan 4 lingkupnya, tetapi justru cascading seluruh data satuan kerja muncul pada Level 1 Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan; Contoh : 1) PUSLITBANGKAN (Satker lingkupnya (BPPL; BP3U; BP2KSI; BPPBAP; BPPBAT; BPPBIH; BPPI; LPPT; LPPBRL)); 2) P3SDLP (Satker lingkupnya d) (BPOL; LPSDKP; LPTK)); 3) P3DSPBKP (Satker lingkupnya LPPMPHP); Masih terdapat double counting satuan kerja yang seharusnya sudah hilang, tetapi masih muncul di Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan; NO 1 e) f) g) 2 ORGANISASI LAMA ORGANISASI BARU (YANG DIHAPUS) Pusat penelitian dan pengembangan perikanan budidaya Pusat pengkajian dan perekayasaan teknologi kelautan dan perikanan Pusat penelitian dan pengembangan perikanan - Beberapa kali terjadi inputan sasaran strategis (SS) dan indikator kinerja utama (IKU) tiba-tiba hilang, terus muncul kembali pada Satker lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Contoh : Pada Satker LPPT dll; Menambahkan data kelompok fungsional agar muncul pada peta strategis seperti apa, karena di Badan Penelitian dan Pengembangan Keluatan dan Perikanan dalam 1 (satu) satuan kerja terdapat lebih dari 1 (satu) kelompok fungsional; Mengisi data komponen dan sub komponen pada rencana aksi harus mengirimkan file - z RKA-KL ke konsultan aplikasi kinerjaku di KKP. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 58 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 3.3 EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA berjalan, Evaluasi dan analisis kinerja menampilkan perbandingan target dan capaian dengan dalam tahun kinerja dengan tahun sebelumnya dan target jangka menengah berikut keberhasilkan/penurunan kinerja pada indikator kinerja utama di masing-masing sasaran strategis. analisis Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja, dan Capaian Kinerja Komponen Merupakan "SAKIP" yang berorientasi hasil dari evaluasi akuntabilitas kinerja yang dapat menjadi ukuran sejauh Instansi mana Pemerintah berorientasi kepada hasil yang dituangkan dalam Laporan Kinerja. "Wakil Presiden Jusuf Kalla". (http://www.menpan.go.id) 3.3.1 CUSTOMER PERSPEKTIVE Capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada Perspektif pemangku kepentingan (Customer Perspektive) dengan bobot perspektif sebesar 40% yang berasal dari 2 (dua) sasaran strategis yaitu 1) Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan; dan 2) Meningkatnya hasil penyelenggaraan litbang dan layanan iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP. 3.3.1.1 SASARAN STRATEGIS -1 : TERWUJUDNYA PENGELOLAAN SDKP YANG PARTISIPATIF, BERTANGGUNGJAWAB, DAN BERKELANJUTAN Nilai sasaran strategis "Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan" sebesar 100,0%. Indikator kinerja utama yang ditetapkan untuk Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 59 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN mengukur keberhasilan sasaran strategis tersebut terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja utama (IKU) sebagai berikut : 3.3.1.1.1 IKU KE -1. : JUMLAH WPP YANG TERPETAKAN POTENSI SUMBERDAYA KP UNTUK PENGEMBANGAN EKONOMI KELAUTAN YANG BERKELANJUTAN (WPP) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sebagai lembaga penelitian dan pengembangan, salah satu amanah yang harus dijalankan adalah UU Nomor 45 Tahun 2009 tentang perikanan yang mengamanatkan adanya kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan secara lestari yang didukung dengan pendugaan potensi, pengendalian dan pengawasan yang sistematis. Berbagai kerawanan akibat IUU fishing dan konflik antar pemengang kewenangan pengelolaan perlu diantisipasi dimana kawasan rawan IUU fishing menjadi prioritas dalam pengelolaan wilayah pengelolaan perikanan (WPP). Satuan wilayah pengelolaan yang mencerminkan karakteristik wilayah dan sumberdaya diperlukan untuk melakukan pendugaan potensi, pengendalian dan pengawasan. Pembagian WPP didasarkan pada karakteristik geo-bio-ekologi dengan membagi WPP menjadi 11 (sebelas) satuan WPP. Dari (sebelas) 11 WPP yang telah dibagi tersebut terdiri dari WPP 571 (Selat Malaka dan Laut Andaman), WPP 572 (Barat Sumatera dan Selat Sunda), WPP 573 (Selatan Jawa dan Laut timor Barat) dan WPP 712 (laut Jawa) merupakan WPP yang berpotensi karena merupakan daerah pemijahan (breading ground) dan daerah bertelur (spawning ground) yang cukup berlimpah. Ruang lingkup pemetaan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan antara lain : Kajian potensi dan rekomendasi pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap yang lestari dan berkelanjutan; rekomendasi dan kajian potensi sumberdaya kelautan untuk marikultur (kegiatan budidaya yang dilakukan baik perairan terbuka/open ocean maupun tambak yang menggunakan air laut); teknologi pengawasan, pemantauan dan perlindungan sumber Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 60 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN daya Kelautan; pemetaan karakteristik dinamika laut mendukung pengelolaan sumberdaya KP yang lestari; teknologi pasca panen dan informasi tingkat losses; dan Model Kebijakan sosial ekonomi pembangunan sektor KP. Gambar 3.3. F O K U S 4 W P P T A H U N 2 0 1 6 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTA N DAN PERIKANAN Indikator jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan (WPP) bertujuan sebagai bentuk kontribusi hasil Litbang KP dalam peningkatan potensi nilai ekonomi sumberdaya kelautan di WPP 571, 572, 573 dan 712. Bukti capaian akhir yang harus disampaikan di akhir anggaran berupa laporan teknis potensi sumberdaya KP berbasis WPP. Indikator ini menggunakan polarisasi maximize, dimana capaiannya diharapkan melebihi target yang ditetapkan. Jumlah WPP yang ditetapkan (melalui Surat Keputusan (SK) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan) yang sifatnya terintegrasi antar Eselon II lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Jumlah WPP yang diintegrasikan pada masing-masing Eselon II lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan antara lain PUSLITBANGKAN (WPP 571, 572, 573 & 712); P3SDLP (WPP 712 dan 715); P3DSPBKP (WPP 712 & 573); PPSEKP (WPP 572, 573 & 712). Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 61 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan (WPP) dideskripsikan sebagai berikut : Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan 2015 T R % 3 3 100,0 2016 T R % 4 4 100,0 Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian jumlah Dari tabel di atas diatas capaian WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan (WPP) sampai akhir tahun 2016 sebesar 100% sesuai target yang ditetapkan sebanyak 4 buah WPP. Secara fisik capaian indikator jumlah WPP yang terpetakanpotensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan tercapai 100%, dan secara anggaran terserapa sebesar 86,29% dari target yang ditetapkan sebesar 85%. Indikator jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan (WPP) yang akan diemban oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada pelaksanaan penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan dalam kurun waktu 2015 - 2019 dimana targetnya akumulatif setiap tahunnya. Berikut hasil potensi sumberdaya kelautan dan perikanan pada WPP 571, 572, 573, dan 712 yang telah dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun 2016. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 62 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Gambar 3.4. P E T A P O T E N S I S U M B E R D A Y A K P Sesuai gambar 3.4. diatas terlihat potensi sumberdaya kelautan dan perikanan pada masing-masing WPP, sebagai berikut : 1. WPP 571 (Selat Malaka), dengan kegiatan penelitian karakteristik biologi perikanan serta habitat sumberdaya, potensi produksi dan kapasitas penangkapan dengan hasil sebagai berikut : Paling tidak sekitar 100 ribu ton lebih ikan didaratkan di tiga lokasi utama, yaitu Belawan, Tanjung Balai, Langsa dan Idi Rayeuk; diduga underestimate akibat ‘ureported‘; perikanan berkembang kearah indikasi IUU (ukuran tangkap, zona kapal diperkecil, penangkapan) alat sejalan dengan kurang baiknya pendataan di basis utama perikanan; puncak Hasil tangkapan berfluktuasi bulanan; musim penangkapan bervariasi menurut lokasi/komoditi, pukat cincin di Aceh Timur sekitar musim timur, dua puncak musim (peralihan 1 dan 2) di area lebih ke selatan (Belawan dan Tanjungbalai) termasuk cumi-cumi; SeptemberLaporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 63 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Maret musim kekerangan, puncak musim Oktober-Nopember tangkapan kerang mencapai 1,3 ton lebih per kapal; Puncak pemijahan kembung (R. brachysoma dan R. kanagurta) layang (D. russelli dan D. macarellus) diduga terjadi pada periode setelah musim timur. Individu matang gonad dan spent juga ditemukan pada udang (Langsa), rajungan (Asahan) kepiting (Tanjung Balai); Gugusan pulau-pulau di perairan timur Tanjungbalai hingga utara P. Rupat merupakan daerah penangkapan utama juga terindikasi menjadi lokasi pemijahan. Ukuran rata-rata beberapa komoditas cenderung lebih kecil dibanding ukuran matang pertama. Pada sekitar musim timur efisiensi penangkapan pukat cincin Kuala Idi (30-80 GT) cukup baik dan masih efisien (100%), kapal dengan tingkat pemanfaatan optimal mencapai 42%; tingkat efisiensi semakin menurun pada musim peralihan (65%); Pada area survey seluas 12780 km2 di sekitar pulau-pulau di timur Tanjungbalai diperkirakan kepadatan stok ikan pelagis kecil 0.0044 ton/km2, pelagis besar 0.0607 ton/km2, demersal 0.509 ton/km2. Densitas lebih tinggi ditemukan di sekitar P. Berhala dan Kep. Aruah. 2. WPP 572 (Samudera Hindia Barat Sumatera), dengan kegiatan penelitian karakteristik biologi perikanan, habitat sumberdaya dan potensi produksi sumberdaya ikan dengan hasil sebagai berikut : Penelitian telah dilakukan dilokasi-lokasi yang merupakan basis perikanan pelagis, demersal dan udang, kegiatan pengumpulan data selanjutnya dilakukan oleh enumerator yang ditempatkan di lokasi basis Telah diperoleh pendaratan ikan; data dan informasi tentang keragaan perikanan, daerah penagkapan, komposisi jebis hasil dan CPUE dari beberapa unit penagkapan, aspek biologi (jenis kelamin, tingkat kematangan gonad, panjang dan berat) dan statistik perikanan tangkap, potensi stok, daerah penyebaran dan kondisi oseanografi habitat ikan; Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 64 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Secara umum untuk ikan-ikan pelagis seperti tongkol krei (Auxis thazard), tongkol lisong (A.rochei), layang biru (Decapterus macarellus) ukuran yang tertangkap banyak yang ukuran besar dengan TKG yang sudah dewasa (TKG 3 dan 4); Ikan dasar seperti kakap merah (Lutjanus gibus) ukutan yang tertangkap berkisar antara 20-60 cmFL, dengan kondisi TKG banyak yang belum dewasa (immature), Lobster bamboo (Penalirus versicolor) ukuran yang tertangkap berkisar antara 54-120 CL, dngan kondisi TKG banyak yang belum dewasa (immature),Kepiting bakau (Scylla serata) ukurannya berkisar antara 70-198 CW, dngan kondisi TKG banyak yang belum dewasa (immature); Musim penangkapan ikan pelagis maupun demersal secara umum mengalami puncaknya mulai bulan September, Oktober, November; Potensi lestari ikan pelagis kecil di WPP 572 adalah sebesar 342,518 ton/tahun, berkurang sekitar 6% dari hasil kajian tahun 2015, potensi lestari ikan pelagis besar adalah sebesar 416,953 ton/tahun, bertambah 1% dari tahun 2015. potensi lestari ikan demersal di WPP 572 adalah sebesar 348,081 ton/tahun, lebih rendah 5% dari hasil kajian tahun 2015. 3. WPP 573 (Samudera Hindia Selatan Jawa), dengan kegiatan penelitian karakteristik biologi perikanan, habitat sumberdaya dan potensi produksi sumberdaya ikan dengan hasil sebagai berikut : Operasional penangkapan ikan pelagis besar, pelagis kecil, demersal dan udang didominasi oleh armada 5 – 30 GT. Alat tangkap yang mendominasi untuk ikan pelagis besar adalah tonda, pelagis kecil pukat cincin, demersal pancing ulur atau dasar dan udang trammel nets. Daerah penangkapan di perairan sekitar rumpon tidak jauh dari pesisir; Hasil survei akustik estimasi potensi lestari pelagis besar 508,791 ton/tahun, pelagis kecil Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 65 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 367,436 ton/tahun, demersal 12,270 ton/tahun; Ukuran pelagis besar yang tertangkap 21 - 192 cm, pelagis kecil 6.5 – 19.75 cm TL, demersal 9.0 - 66 cm TL dan udang 11 – 52 mmCL; Pada pelagis besar jenis kelamin betina dan TKG I lebih mendominasi, pelagis kecil jenis kelamin betina dan TKG I lebih mendominasi, demersal jenis kelamin lebih mendominasi pada TKG dan pada udang mendominasi; jenis kelamin jantan lebih Status pemanfaatan komuditas ikan pelagis besar dan nontuna masih batas layak dimanfaatkan, komuditas pelagis kecil sudah mengalami tangkap lebih, komuditas udang mengarah pada kondisi lebih tangkap (over fishing). Kondisi lingkungan perairan pada saat pengamatan berkorelasi positif terhadap kondisi ikan. Produktivitas perairan berpengaruh terhadap kondisi plankton dan biota laut yang merupakan bahan pangan dari ikan. Berdasarkan hasil diatas maka opsi rekomendasi yang dapat disampaikan; perlu adanya pembatasan waktu tangkap pada beberapa jenis ikan agar ukuran ikan maupun perkembangan reproduksinya tidak terganggu. 4. WPP 712 (Laut Jawa), dengan kegiatan penelitian karakteristik biologi perikanan, habitat sumberdaya dan potensi produksi sumberdaya ikan dengan hasil sebagai berikut : Rata - rata hasil tangkapan pertawur pada periode observasi berjalan cantrang tipe pada armada No No Jenis Ikan Lokasi Nama Lokal 1 P. merguiensis Udang jerbung 2 P. merguiensis Udang jerbung 3 M.ensis Udang dogol 4 P.pelagicus Rajungan 5 P.pelagicus Rajungan 6 P.pelagicus Rajungan 7 P.pelagicus Rajungan 8 S.serrata Kepiting bakau 9 P.versicolor Lobster bambu Cirebon Tanah Laut Tanah Laut Cirebon Pati Lampung Timur Tanah Laut Pati Karimunjawa Lm (mm) L50 Status (mm) 35,45 29,06 L50 < Lm 43,39 30,80 L50 < Lm 35,91 22,52 L50< Lm 126,87 110,77 L50 < Lm 119,79 121,89 L50 > Lm 121,94 118,00 L50 < Lm 143,82 149,95 L50 > Lm 119,84 101,92 L50 < Lm 62,00 38,20 L50< Lm Jenis Ikan Nama Lokal Parameter Z M F E 1 P.tayenus Swanggi 3,86 1,83 2,03 0,52 2 S. taeniopterus Coklatan 5,31 1,62 3,69 0,69 3 N. japonicus Kurisi 5,47 1,90 3,57 0,65 4 N.hexodon Kurisi 4,32 2,04 2,28 0,53 5 U. sulphureus Kuniran 5,85 2,50 3,35 0,57 6 L. splendens Petek 5,13 2,42 2,71 0,53 7 Siganus coralinus Semandar 3,4 1,43 2 0,58 8 Siganus virgatus Semandar 1,57 1,24 0,34 0,21 9 Diagramma pictum Kaneke 0,89 0,7 0,2 0,22 1,99 1,17 0,82 0,41 11 Cephalopholis cyanostigma Lencam Kerapu karang 1,76 1,21 0,55 0,31 12 Caesio cuning Ekor kuning 2,91 1,3 1,61 0,55 10 Lethrinus lentjan I (bulanan) cenderung stabil berkisar 74 – 98 kg/tawur dengan ragam yang relatif rendah ; tipe II (mingguan) sebesar 35 - 65 kg/tawur dan tipe III (harian) 3 – 6 kg per tawur; Rata-rata ukuran ikan tertangkap pelagis besar non tuna (tongkol dan tengiri), pelagis kecil, ikan demersal dan ikan karang belum sempat melakukan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 66 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN pemijahan (SL-50 < Lm), tentu mengkhawatirkan keberlanjutan sumberdaya. Ukuran rata-rata tertangkap (SL-50) udang jerbung, udang dogol, rajungan di pantura Jawa bagian barat dan timur Lampung, kepiting bakau dan lobster bambu adalah lebih kecil dibandingkan ukuran rata-rata matang gonad (Lm), sehingga spesies-spesies yang tertangkap rata-rata belum sempat pemijahan; Tingkat pemanfaatan (E) dari masing masingspesies pelagis besar, pelagis kecil, ikan demersal, udang, rajungan dan kepiting bakau menunjukkan bahwa pemanfaatan sudah melebihi batas optimum dan memerlukan kehati-hatian dalam pengelolaannya. Berbeda dengan status ikan karang dan lobster di perairan Karimunjawa masih di bawah batas pemanfaatan optimum. Sehingga masih ada peluang dalam upaya pemanfaatan. 3.3.1.2 SASARAN STRATEGIS -2 : MENINGKATNYA HASIL PENYELENGGARAN LITBANG DAN LAYANAN IPTEK YANG MENDUKUNG PRODUKTIVITAS USAHA DAN PENDAPATAN NEGARA DARI SEKTOR KP Nilai sasaran strategis "Meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan IPTEK yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP" 102,50%. sebesar Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran meningkatnya hasil penyelenggaran litbang dan layanan iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja utama (IKU) sebagai berikut : 3.3.1.1.2 IKU KE -2 : PERSENTASE HASIL LITBANG KP DIGUNAKAN SESUAI DENGAN KONTRAK KINERJA ESELON I KKP YANG Kontrak Kinerja merupakan kesepakatan atau perjanjian antara Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dengan Eselon I lingkup KKP (Ditjen dan Badan) yang berisi komitmen penyedian hasil-hasil riset sesuai dengan kebutuhan dari Eselon I KKP yang selanjutnya akan digunakan oleh Eselon I KKP sebagai dasar penyusunan Kebijakan. Kegiatan dilakukan untuk meningkatkan dukungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan kepada Eselon I lainnya dalam hal penyediaan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 67 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN hasil Litbang KP sesuai kebutuhan. Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Kelautan dan Perikanan bahwa Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan harus mampu lebih mengambil peran sebagai inhouse consultant bagi Eselon I lainnya. Kegiatan ini dilakukan melalui pertemuan antar eselon I lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan seperti yang pernah dirintis mulai tahun 2013 untuk merumuskan kebutuhan hasil Litbang KP yang diperlukan pada tahun mendatang. Adapun capaian atas indikator kinerja persentase hasil Litbang KP yang digunakan sesuai dengan kontrak kinerja Eselon I Kementerian Kelautan dan Perikanan dideskripsikan sebagai berikut : Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase hasil Litbang KP yang digunakan sesuai dengan kontrak kinerja Eselon I KKP Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian T R % 100 100 100,0 Dari tabel diatas capaian persentase hasil Litbang KP yang digunakan sesuai dengan kontrak kinerja Eselon I KKP sampai akhir tahun 2016 sebesar 100,00% sesuai target yang ditetapkan sebesar 100,00%. Indikator kinerja persentase hasil Litbang KP yang digunakan sesuai dengan kontrak kinerja Eselon I KKP merupakan indikator kinerja baru, maka tidak bisa dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 68 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Gambar 3.5. P E N A N D A T A N G A N A N K O N T R A K K I N E R J A K E P A L A B A L I T B A N G K P DENGAN DIREKTUR JENDERAL PRL DAN KEPALA BKIPM SEBAGAI DUKUNGAN BALITBANG KP TERHADAP PROGRAM PRIORITAS KKP 3.3.1.1.3 IKU KE -3 : JUMLAH REKOMENDASI DAN/ATAU INOVASI LITBANG YANG DIUSULKAN UNTUK DIJADIKAN BAHAN KEBIJAKAN Indikator kinerja jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah) didefinisikan sebagai berikut : 1. Hasil litbang KP (berupa rekomendasi, bahan kebijakan/informasi terapan, policy brief, naskah akademik) yang disampaikan oleh Kepala Badan dan / atau Kepala Pusat (tembusan Kepala Badan) kepada stakeholder (MKP, Eselon I KKP, Pemda, K/L lain) melalui dokumen penyampaian resmi (Surat, Memorandum, Nota Dinas) dan menjadi bahan kebijakan yang telah dirumuskan (peraturan, 2. 3. buku pedoman, keputusan, dll) baik rancangan/draf atau yang telah diterbitkan; Monitoring status usulan bahan kebijakan di tingkat stakeholder untuk level Eselon I dilakukan oleh Sekretariat dan Eselon II terkait, Sedangkan yang disampaikan oleh Level II Pusat dilakukan oleh masing-masing Eselon II; Tujuan indikator rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah) sebagai gambaran kontribusi Balitbang KP dalam meberikan masukan/rumusan kebijakan berbasis ilmiah untuk pengelolaan sumberdaya KP yang lestari dan berkelanjutan. Formula/cara perhitungan indikator ini dengan cara jumlah rekomendasi dan inovasi litbang yang dijadikan bahan kebijakan untuk stakeholder (MKP, Eselon I KKP, Pemda, K/L lain) dari hasil usulan. Bukti capaian akhir yang harus disampaikan berupa rekomendasi, bahan kebijakan/informasi terapan, policy brief, naskah akademik, dokumen penyampaian (Memo Kepala Pusat) dan bahan kebijakan yang telah dirumuskan (peraturan, buku pedoman, dan keputusan). Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 69 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan dideskripsikan di bawah ini. Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan 2015 2016 T R % T R % 20 21 105,0 20 20 100,0 Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian Dari tabel diatas terlihat capaian indikator jumlah rekomendasi dan/atau inovasi Litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan pada tahun 2016 yaitu sebsar 21 buah atau 105,0% dari target yang ditetapkan sebesar 20 buah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan. Apablia dibandingkan dengan tahun 2015, target jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan tidak mengalami kenaikan, sedangkan untuk capaianya juga mengalami peningkatan sebesar 5%. Kenaikan capaian pada tahun 2015, disebabkan oleh adanya tambahan alokasi anggaran untuk kegiatan pematangan teknologi adaptif lokasi (APBN-P) sebanyak 23 lokasi yang beberapa kegiatan ditargetkan mempunyai tingkat adopsi yang sedang-tinggi. Tabel 3.5. R E K O M E N D A S I B A L I T B A N G K P Y A N G D I G U N A K A N S E B A G A I B A H A N NO 1 2 3 4 KEBIJAKAN STAKEHOLDER REKOMENDASI BADAN LITBANG KP Sargassum spp. sebagai bahan baku alginat untuk pengikat warna dalam tekstil Rumput laut coklam segar sebagai bahan baku fukusantin Analisis kebijakan potensi pengembangan budidaya kekerangan Analisis kebijakan pengembangan ikan lokal STAKEHOLDER Direktorat Jenderal PDS, KKP Direktorat Jenderal PDS, KKP Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kep. Bangka Belitung 1. Balai Pelestarian Perikanan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 70 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN NO REKOMENDASI BADAN LITBANG KP prospektif sebagai kandidat ikan budidaya 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 STAKEHOLDER Perairan umum dan ikan hias, Ciherang, Kab. Cianjur, Jawa Barat 2. Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Temaggung, Jawa Tengah Analisis kebijakan pengembangan perbenihan nilaunggul srikand melalui peningkatan efisiensi UPR Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kab. Sleman, DIY Model penerapan rancang bangun mini line heuler untuk penangkapan tuna dengan pancing ukur di sekitar rumpon Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Trenggalek, Jawa Timur Kajian kebijakan penyerasian dan analisis stock asessment /komisu nasional pengkajian stok sumber daya ikan Penerapan model IPTEK pengelolaan Cultured Based Fisheries (CBF) ikan patin di waduk gedung ombo jawa tengah Kajian mengenai efektifitas implementasi kebijakan konservasi hiu dan mamalia laut (WPP573) Model Penerapan pengelolaan kawasan konservasi berbasis masyarakat di teluk cempi Penelitian bahan penetapan status perlindungan jenis ikan Napoleon (cheilinus undulatus) di kepulauan anambas dan antuna, Kepulauan Riau Analisis Kebijakan KP “Kajian Dampak Sosial Ekonomi Pelarangan Pengoprasian Alat Penangkap Ikan (API) Cantrang di Wilayah Provinsi Jawa Tengah” Model Sistem Logistik Ikan Nasional Terintegrasi (SLIN) dengan MP3EI dan Sistem Transportasi Laut Melalui Pendekatan Sistem Penyimpanan, Distribusi dan Pengadaan Stok Ikan Penentuan Indeks Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan dan Proyeksi 2015-2019 Kajian Indeks Resistensi Wilayah dan Kelayakan Inovasi Teknologi Proyeksi Produksi Perikanan Tangkap , Perikanan Budidaya dan Pengolah Hasil Perikanan Sampai Tahun 2015 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 47/KEPMEN-KP/2016 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap 1. Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Boyolali, Jawa Tengah 2. Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Sragen, Jawa Tengah Dinas Kelautan Perikanan Provinsi NTB Dinas Kelautan Perikanan Kab. Dompu, NTB Dinas Kelautan Perikanan Natuna, Kepulauan Riau 1. Biro Perencanaan Sekertaris Jenderal KKP; 2. Direktorat Jenderal Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan (DJPTKKP) Inspektorat Jenderal KKP Biro Perencanaan Sekertaris Jenderal KKP Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Gresik (Melalui UPT Pengembangan Budidaya dan Penangkapan Ikan) Biro Perencanaan Sekertaris Jenderal KKP Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 71 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REKOMENDASI BADAN LITBANG KP NO 17 18 19 20 Mewujudkan Maluku Sebagai Lumbung Ikan Nasional (MLIN) Kajian Sosial Ekonomi Terhadap Rencana Rencana Pembangunan Giant Sea Wall (GSW) Rapid Assesment Terhadap Perikanan Bandeng Sebagai Antisipasi Kebijakan Ekspor Nener Bandeng Kajian Teknologi untuk optimalisasi produksi magnesium hidroksida dari limbah cair industri garam (bittern) STAKEHOLDER Pemerintah Provinsi Maluku (melalui Dekan FPIK Unpati) Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Asosiasi Perikanan Pole & Line dan Handline Indonesia (AP2HI) Petambak garam, Kab. Pamekasan Sesuai dengan tabel 3.5. diatas, stakeholder utama yang menggunakan kajian ilmiah dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan didominasi oleh Eselon I KKP sebanyak dan Pemerintah Daerah sebanyak 38,10%, sedangkan sisanya 14,29% berasal dari pihak lain (swasta) dan universitas. Sesuai dengan tusi yang diemban, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan seyogyanya mengedepankan kebutuhan-kebutuhan kajian ilmiah sebagai basis kebijakan yang disusun oleh Eselon I KKP untuk selanjutnya ditetapkan oleh Menteri KP. Selain itu, hasil pelaksanaan litbang di daerah menjadi luaran penting bagi pemangku keoentingan di daerah dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan di wilayahnya. Dibandingkan prosentase capaian pada tahun 2015 yaitu sebesar 105,0%, maka capaian di tahun 2016 sama yaitu sebesar 100,0%. Capaian yang melebihi target di tahun 2015 - 2016 tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal : 1) Meningkatkan permintaan kajian berbasis ilmiah dari stakeholder sebagai dasar penyusunan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan. Kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan dengan 3 pilar (keberlanjutan, kedaulan dan kesejahteraan) secara berkesinambungan menerbitkan peraturan dalam pengelolaan pemanfaatan sumberdaya perikanan di WPP NRI dengan prinsip keberlanjutan; Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 72 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 1 2 0 ES 1 PEMDA 8 K/L LAIN SWASTA UNIVERSITAS 8 Gambar 3.6. P R O P O R S I S T A K E H O L D E R Y A N G M E M A N F A A T K A N REKOMENDASI LITBANG KP 2) Jejaring dengan baik dengan stakeholder daerah dalam proses pelaksanaan penelitian dan pengembangan yang berawal dari kebutuhan kajian dari PEMDA. Kajian yang dibutuhkan oleh Pemda berupa model rencana zonasi pesisir, data dan informasi sumberdaya perikanan di PUD dan teknologi untuk pemantauan kualitas perairan untuk budidaya perikanan. Namun demikian, capaian indikator kinerja tersebut masih memberikan catatan untuk perbaikan kedepan diantaranya : 1) 2) 3) Mekanisme penyampaian bukti rekomendasi kebijakan tidak secara formal dan terdokumentasi dengan baik sehingga banyak kajian yang telah digunakan tidak dapat dihitung mengingat bukti dokumen tidak tersedia; Perumusan rekomendasi dan kebijakan belum mempertimbangkan analisis dampak; Kurang pengawalan dan pemantauan atas pencapaian indikator kinerja utama oleh penanggung jawab indikator kinerja utama dan penanggung jawab operasional kegiatan terkait dukungan dan target indikator kinerja atasan yang harus dicapai. Langkah-langkah Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan untuk perbaikan kedepan terkait dengan target indikator kinerja jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan adalah sebagai berikut : Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 73 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 1) Melakukan sosialisasi Manual IKU terhadap seluruh SDM Satker (peneliti, 2) Perumusan kegiatan rekomendasi mendatang didasarkan pada isu dan 3) 4) 5) 6) perencana dan personil monev); permasalahan yang ada di end user; Mendorong output teknis satker agar dimanfaatkan stakeholder menjadi outcome; Melakukan inventarisasi dan monitoring khusus terkait capaian outcome dan stakeholder oleh tim pengukur, penanggungjawab operasional kegiatan dan penanggungjawab IKU; Kegiatan yang diusulkan harus merupakan kegiatan yang bermitra (menjawab kebutuhan stakeholder); Rekomendasi/output yang dihasilkan dapat mengoptimalkan dukungan terhadap stakeholder melalui penajaman rencana kerja terkait kegiatan dengan stakeholder. 3.3.2 INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE Capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada Perspektif internal (Internal Process Perspektive) dengan bobot perspektif sebesar 30% yang berasal dari 5 (lima) sasaran strategis yaitu 1) tersedianya kebijakan pembangunan KP bidang litbang yang efektif; 2) tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif; 3) terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan; 4) terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan IPTEK KP; dan 5) terselenggaranya pengendalian Litbang KP. 3.3.1.3 SASARAN STRATEGIS -3 : TERSEDIANYA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KP BIDANG LITBANG YANG EFEKTIF Nilai sasaran strategis "T e r s e d i a n y a k e b i j a k a n p e m b a n g u n a n K P b i d a n g L i t b a n g yang efektif" sebesar 92,62%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersedianya kebijakan pembangunan KP bidang litbang yang efektif terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja utama (IKU) sebagai berikut : 3.3.1.1.4 IKU KE -4 : INDEKS EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH BIDANG LITBANG KP Indikator kinerja indeks efektivitas kebijakan pemerintah bidang Litbang KP didefinisikan sebagai berikut : Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 74 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN • Efektivitas kebijakan pemerintah adalah keputusan yang diambil oleh KKP melalui penerbitkan Peraturan Menteri dan/atau Keputusan Menteri dapat dilaksanakan dan mampu menyelesaikan masalah sesuai dengan tujuan • pembuatan kebijakan tersebut; Indeks efektivitas kebijakan pemerintah adalah suatu ukuran untuk menilai sejauh mana kebijakan yang diterbitkan oleh KKP dapat diterima oleh stakeholders KP, serta mampu menyelesaikan masalah sesuai dengan tujuan pembuatan kebijakan tersebut. Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang diukur adalah rekomendasi teknologi dan komoditas Rilis. Rekomendasi teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang diukur yaitu produk teknologi antilin dan antiraks yaitu “test kit antilin untuk uji residu formalin pada produk perikanan” dan test kit antirax untuk menguji residu boraks pada produk perikanan”; “teknologi pendederan ikan patin pasupati” dan atau “Teknologi produksi massal larva ikan patin pasupati”; teknologi “budidaya ikan nila Srikandi di tambak” yang dikutip dari Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan danPerikanan 2013. Rekomendasi Teknologi selanjutnya yang dilakukan pengukuran yaitu teknologi budidaya ikan air tawar sistem akuaponik yang seiring waktu disebut dengan Yumina-Bumina. Selanjutnya teknologi “peningkatan produktivitas pembesaran ikan lele melalui penggunaan strain unggul mutiara” yang menjadi rekomendasi teknologi Kelautan dan Perikanan 2015 yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Komoditas rilis yang dilakukan pengukuran indeksnya yaitu komoditas pelepasan berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia nomor 22/Kepmen-KP/2014 tentang pelepasan ikan nila salina, Kepmen KP Nomor 77/KEPMEN-KP/2015 tentang pelepasan ikan lele mutiara, Kepmen KP Nomor KEP.25/MEN/2006 tentang pelepasan varietas ikan patin pasupati sebagai varietas benih unggul. Tujuan pengukuran Indeks Efektivitas kebijakan pemerintah lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan adalah menghitung indeks efektifitas kebijakan pemerintah lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan melalui pengukuran teknologi yang direkomendasikan dan komoditas rilis. Responden pada pengukuran indeks efektifitas ditentukan dengan purpossive sampling yaitu mengambil sampel secara sengaja dengan persyaratan yang Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 75 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN telah ditentukan. Pengukuran ini menggunakan metode survey dan wawancara menggunakan form Survey/Kuesioner. Adapun capaian atas indikator kinerja indeks efektivitas kebijakan pemerintah bidang Litbang KP dideskripsikan di bawah ini. Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Indeks efektivitas kebijakan pemerintah bidang Litbang KP Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian 2016 T R % 6,5 6,02 92,62 Efektifitas kebijakan teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang diukur meliputi rekomendasi teknologi dan komoditas rilis. Survey yang dilakukan di masing-masing Kota/Kabupaten bisa berbeda-beda tergantung jenis penerapan kebijakan teknologi (rekomendasi teknologi/komoditas rilis) dan lokasi survey. Setelah diketahui skor yang dihasilkan terhadap penerapan hasil penelitian rilis di beberapa wilayah, kemudian dilakukan penghitungan indeks efektifitasnya. INDEKS EFEKTIFITAS REKOMENDASI TEKNOLOGI (REKOMTEK) Hasil penelitian untuk komoditas rekomendasi teknologi yaitu Yumina- Bumina, Lele Mutiara, Nila Srikandi, Patin Pasupati, dan produk antilin antiraks. Survey yang dilakukan di masing-masing Kota/Kabupaten bisa berbeda-beda tergantung jenis penerapan Kebijakan Rekomendasi teknologi. Setelah diketahui skor yang dihasilkan terhadap penerapan hasil penelitian rilis di beberapa wilayah, kemudian dihitung indeks efektifitasnya. Secara keseluruhan, hasil pengukuran indeks efektifitas kebijakan pemerintah untuk komoditas Rekomtek menunjukkan bahwa penerapan hasil penelitian Balitbang KP cukup efektif dengan skor 65,66 dan indeks 6,15. Lokasi Survey untuk kebijakan Rekomtek Yumina-Bumina dilakukan di tiga Kabupaten/Kota yaitu Bantul, Sleman, dan Kota Yogyakarta. Hasil penelitian di tiga Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 76 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN lokasi tersebut menunjukkan bahwa penerapan kebijakan Yumina-Bumina di Kabupaten Sleman dinilai efektif oleh para responden dibandingkan dua Kabupaten lainnya. Hal ini dikarenakan masyarakat dapat dengan mudah mengadopsi metode Yumina-Bumina dalam budidaya yang dilakukan oleh pembudidaya. Artinya, dengan media yang serupa fungsinya (tidak harus sama), pembudidaya dapat menerapkan metode ini. Skor Efektifitas kebijakan pemerintah di tiga lokasi untuk penerapan Yumina-Bumina masing-masing yaitu Bantul 74,47; Kota Yogya 71,33, dan Sleman 77,75. Rata-rata skor hasil pengukuran indeks efektifitas kebijakan Rekomtek Yumina-Bumina masuk dalam kategori efektif. Indeks yang dihasilkan untuk masing- masing lokasi Rekomtek Yumina-Bumina yaitu Bantul 7,13; Kota Yogya 6,78, dan Sleman 7,25 sehingga hasil rata-rata indeks nasional untuk rekomtek Yumina-Bumina sebesar 7,05 berada pada kategori efektif. Lokasi Survey untuk kebijakan Rekomtek lele mutiara dilakukan di Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian di lokasi tersebut menunjukkan bahwa penerapan kebijakan lele mutiara di Kabupaten Cirebon dinilai cukup efektif oleh para responden. Skor Efektifitas kebijakan pemerintah untuk penerapan lele mutiara di Kabupaten Cirebon yaitu 71,60 dengan rata-rata skor hasil pengukuran efektifitas kebijakan Rekomtek lele mutiara masuk dalam kategori efektif. Sedangkan hasil indeks pengukuran efektifitas kebijakan sebesar 6,52 dengan kategori efektif. Lokasi Survey untuk kebijakan Rekomtek nila srikandi dilakukan di Kabupaten Brebes dan Cirebon. Hasil penelitian di lokasi tersebut menunjukkan bahwa penerapan kebijakan nila srikandi di Kabupaten Brebes dan Cirebon dinilai cukup efektif oleh para responden. Skor Efektifitas kebijakan pemerintah untuk penerapan nila srikandi di Kabupaten Brebes yaitu 70,50, sedangkan di Kabupaten Cirebon yaitu 65,50. Rata-rata hasil skor pengukuran efektifitas kebijakan Rekomtek nila srikandi masuk dalam kategori cukup efektif dengan skor 68,00. Sedangkan hasil pengukuran indeksnya mengasilkan nilai di Brebes 6,70 dan 6,22 untuk lokasi Cirebon dengan kategori efektif. Lokasi Survey untuk kebijakan Rekomtek patin pasupati dilakukan di Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian di lokasi tersebut menunjukkan bahwa penerapan kebijakan patin Pasupati di Kabupaten Cirebon dinilai cukup efektif oleh para responden. Skor Efektifitas kebijakan pemerintah untuk penerapan patin Pasupati di Kabupaten Cirebon yaitu 53,20, sedangkan hasil pengukuran indeksnya menghasilkan nilai 4,91 dengan kategori cukup efektif. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 77 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Sementara itu, lokasi survey untuk kebijakan Rekomtek antilin-antiraks dilakukan di Kota Tarakan. Hasil penelitian di lokasi tersebut menunjukkan bahwa penerapan kebijakan antilin-antiraks di Kota Tarakan dinilai cukup efektif oleh para responden. Skor Efektifitas kebijakan pemerintah untuk penerapan antilin-antiraks di Kabupaten Tarakan yaitu 61,00. Rata-rata hasil pengukuran skor efektifitas kebijakan Rekomtek antilin-antiraks masuk dalam kategori kurang efektif dengan skor 61,00. Sedangkan hasil pengukuran indeksnya menghasilkan nilai 5,80 beradapada kategori cukup efektif. Pengamatan di lapang, berdasarkan wawancara dengan responden, menyebutkan bahwa antilin-antiraks dirasakan efektif untuk mendeteksi adanya bahan berbahaya formalin dan boraks pada makan. Namun, pada tahun ini responden mengalami kesulitan untuk mendapatkan produk antilin-antiraks tersebut sehingga mengalihkan penggunaan produk antilin-antiraks dengan produk lain yang mudah dijumpai di Kota Tarakan. Grafik 3.1. I N D E K S E F E K T I F I T A S K E B I J A K A N R E K O M E N D A S I T E K N O L O G I INDEKS EFEKTIFITAS KOMODITAS RILIS Efektifitas Kebijakan Pemerintah yang diukur oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan meliputi penerapan hasil penelitian yang telah dirilis. Hasil penelitian yang telah dirilis yaitu Lele Mutiara, Nila Srikandi, dan Patin Pasupati. Survey yang dilakukan di masing-masing Kota/Kabupaten bisa berbeda-beda tergantung jenis penerapan Kebijakan Rilis. Setelah diketahui skor yang dihasilkan terhadap penerapan hasil penelitian rilis di beberapa wilayah, kemudian dihitung indeks efektifitasnya. Hasil penguran skor efektifitas kebijakan pemerintah komoditas rilis dapat dilihat pada Tabel di atas sedangkan pengukuran indeks Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 78 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN efektifitas kebijakan pemerintah untuk komoditas Rilis dapat dilihat pada tabel di atas. Lokasi Survey untuk kebijakan Rilis lele mutiara dilakukan di Kabupaten Brebes, Tegal, dan Bekasi. Hasil penelitian di lokasi tersebut menunjukkan bahwa penerapan kebijakan lele mutiara di masing-masing lokasi yaitu Kabupaten Brebes dinilai efektif dengan skor 69,50, Tegal 82,00 dengan kategori efektif, dan Bekasi 67,17 dengan kategori efektif. Rata-rata skor terboboti untuk ketiga lokasi yaitu sebesar 72,89 dengan kategori efektif. Sedangkan hasil indeks pengukuran efektifitas kebijakan Rilis lele mutiara di Kabupaten Brebes sebesar 5,84; Tegal 8,11; dan Bekasi 5,64. Rata-rata hasil pengukuran indeks efektifitas Rilis pada komoditas lele mutiara sebesar 6,53 dengan kategori efektif. Lele mutiara dinilai oleh responden lebih cepat pertumbuhannya dan tahan terhadap penyakit. Lokasi Survey untuk kebijakan Rilis patin Pasupati dilakukan di Kabupaten Brebes, Tegal, dan Bekasi Hasil penelitian di lokasi tersebut menunjukkan bahwa penerapan kebijakan patin Pasupati di masing-masing lokasi yaitu Kabupaten Brebes dinilai efektif dengan skor 73,00, Tegal 73,29 dengan kategori efektif, dan Bekasi 59,33 dengan kategori cukup efektif. Rata-rata skor terboboti untuk ketiga lokasi yaitu sebesar 68,54 dengan kategori efektif. Sedangkan hasil indeks pengukuran efektifitas kebijakan Rilis patin Pasupati di Kabupaten Brebes sebesar 6,13; Tegal 7,94; dan Bekasi 4,96. Rata-rata hasil pengukuran indeks efektifitas Rilis pada komoditas patin Pasupati sebesar 6,35 dengan kategori cukup efektif. Lokasi Survey untuk kebijakan Rilis Nila Srikandi dilakukan di Kabupaten Tegal dan Bekasi. Hasil penelitian di lokasi tersebut menunjukkan bahwa penerapan kebijakan nila srikandi di masing-masing lokasi yaitu Tegal 45,07 dengan kategori kurang efektif, dan Bekasi 63,00 dengan kategori cukup efektif. Rata-rata skor terboboti untuk kedua lokasi yaitu sebesar 54,04 dengan kategori cukup efektif. Sedangkan hasil indeks pengukuran efektifitas kebijakan Rilis patin Pasupati di Kabupaten Tegal 7,94; dan Bekasi 4,98. Rata-rata hasil pengukuran indeks efektifitas Rilis pada komoditas nila srikandi sebesar 6,35 dengan kategori cukup efektif. Secara keseluruhan, hasil pengukuran indeks efektifitas kebijakan pemerintah untuk komoditas Rilis menunjukkan bahwa penerapan hasil penelitian Balitbang KP cukup efektif dengan skor 65,15 dan indeks komposit 5,89. Secara umum, indeks efektifitas kebijakan untuk komoditas rilis lele mutiara, nila srikandi, dan patin pasupati dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 79 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Grafik 3.2. I N D E K S E F E K T I F I T A S K E B I J A K A N P E M E R I N T A H U N T U K KOMODITAS RILIS Setelah dilakukan perhitungan indeks efektifitas kebijakan pemerintah untuk rekomendasi teknologi dan komoditas rilis produk teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, maka dilakukan perhitungan Efektifitas Kebijakan Teknologi (EKT) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Nilai EKT Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yaitu 6,02 pada kategori cukup efektif. Nilai ini didasarkan pada nilai rata-rata gabungan antara indeks kebijakan rilis dan rekomendasi teknologi. Indeks Kebijakan Teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dapat dilihat pada tabel di atas. Tabel 3.6. I N D E K S K E B I J A K A N T E K N O L O G I B A D A N P E N E L I T I A N D A N PENGEMBANGAN TAHUN 2016 KEBIJAKAN TEKNOLOGI 1. RILIS 2. REKOMTEK EKT (EFEKTIFITAS KEBIJAKAN TEKNOLOGI) SKOR TERTIMBANG 65,15 65,66 65,41 RATA-RATA (NASIONAL) INDEKS KATEGORI TERTIMBANG EFEKTIVITAS 5,89 cukup efektif 6,15 cukup efektif 6,02 cukup efektif Sumber : data primer diolah, 2016 Indeks efektifitas teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan berasal dari pengukuran kebijakan teknologi berupa rekomendasi teknologi (rekomtek) dan komoditas rilis. Nilai skor dan indeks tertimbang pada masing-masing rekomendasi kebijakan teknologi dapat dilihat pada grafik di atas. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 80 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 6.02 EKT 65.41 6.15 Rekomtek 65.66 Indeks Tertimbang Skor Tertimbang 5.89 Rilis 65.15 0 10 20 30 40 50 60 70 Grafik 3.3. I N D E K S E F E K T I F I T A S T E K N O L O G I B A D A N P E N E L I T I A N D A N PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Langkah-langkah Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan untuk perbaikan kedepan terkait dengan target indikator kinerja indeks efektifitas kebijakan pemerintah adalah sebagai berikut : 1. 2. Dengan capaian indeks efektifitas kebijakan teknologi (EKT) cukup efektif, masih terdapat peluang untuk meningkatkan teknologi yang diterapkan oleh Balitbang KP menjadi efektif atau sangat efektif; Peluang peningkatan EKT dimungkinkan dengan mendorong peningkatan EKT pada beberapa rekomendasi teknologi berikut : Produk Antilin dan Antiraks di Kota Tarakan, Nila Srikandi dan Patin Pasopati di Kabupaten Cirebon. Serta dengan mendorong peningkatan EKT pada produk pelepasan/rilis berikut : Nila Srikandi di Kabupaten Bekasi; Lele Mutiara, Patin Pasopati, dan Nila Srikandi di 3. Kabupaten Bekasi; Peningkatan EKT pada beberapa komoditas dan beberapa wilayah dimaksud, mengacu pada hasil skor per indikator dan per kategori, untuk dilihat pada kategori mana teknologi Balitbang KP perlu ditingkatkan dan didorong upaya perbaikannya. 3.3.1.4 SASARAN STRATEGIS - 4 : TERSEDIANYA REKOMENDASI DAN MASUKAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KP YANG EFEKTIF Nilai sasaran strategis " T e r s e d i a n y a rekomendasi dan masukan kebijakan p e m b a n g u n a n K P y a n g e f e k t i f " sebesar 101,77% . Indikator kinerja yang ditetapkan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 81 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN untuk mengukur keberhasilan sasaran tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif terdiri dari 3 (tiga) indikator kinerja utama (IKU) sebagai berikut: 3.3.1.1.5 IKU KE -5. : MASUKAN KEBIJAKAN KP JUMLAH REKOMENDASI DAN Jumlah rekomendasi dan masukan kebijakan KP didefinisikan sebagai hasil kegiatan Litbang (dari output rekomendasi kebijakan KP) yang berisi bahan pertimbangan masukan, serta opsi kebijakan dan analisis d a m p a k berdasarkan hasil kegiatan penelitians untuk digunakan sebagai bahan kebijakan. Indikator ini bertujuan untuk mendapatkan luaran rekomendasi dan masukan kebijakan KP yang dihasilkan oleh Eselon II Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Formula/cara perhitungan indikator ini berupa agregat jumlah hasil Litbang KP dari output rekomendasi/model kebijakan yang dihasilkan oleh Eselon II Pusat lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Bukti capaian akhir yang harus disampaikan pada akhir tahun anggaran yaitu berupa laporan akhir kegiatan output rekomendasi kebijakan. Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah rekomendasi dan masukan kebijakan KP (paket/buah) dideskripsikan di bawah ini. Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah rekomendasi dan masukan kebijakan KP 2015 2016 T R % T R % 66 66 100,0 51 51 100,0 Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian Dari 51 (lima puluh satu) buah rekomendasi yang diperjanjikan, dapat tercapai seluruhnya sebesar 100%. Jika dibandingkan baik target atau capaian mengalami penurunan yang disebabkan oleh pengurangan/pemotongan anggaran. Berdasarkan target jangka menengah yang tertuang dalam renstra Badan Penelitian Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 82 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 2015 – 2019, mengamanatkan target indikator kinerja utama rekomendasi kebijakan pada tahun 2016 sebesar 51 buah dan meningkat setiap tahun sehingga total rekomendasi yang akan dihasilkan di tahun 2019 dengan total akumulasi sebanyak 416 buah. Dengan demikian, capaian pada tahun 2016 telah melebihi target yang ditetapkan dalam renstra namun bila dibandingkan dengan total akumulasi target selama 5 tahun kedepan maka capaian tahun 2016 baru mengkaver 15,86% dari target yang ditetapkan. Hal yang perlu menjadi perhatian dan perbaikan dalam pelaksanakan Litbang untuk menghasilkan rekomendasi dan masukan kebijakan KP (paket/buah) sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) Mempertajam rumusan analisis atau rekomendasi dengan mengedepankan pada analisis dampak kebijakan, opsi kebijakan berikut langkah operasional sehingga mampu memberikan gambaran komprehensif kepada stakeholder; Perencanaan penelitian rekomendasi kebijakan berbasis kebutuhan user atau isu terkini; Memberikan alokasi anggaran dan fleksibilitas judul penelitian untuk memfasilitasi kegiatan crash program yang membutuhkan reaksi tanggap cepat dalam bentuk policy brief atau naskah akademik; Rekomendasi yang disampaikan kepada stakeholder secara resmi dan terdokumentasikan dengan baik untuk selanjutnya dipantau pemanfaatannya sebagai sumbangan indikator outcome Badan Penelitian dan Pengembangan 5) Kelautan dan Perikanan; Agar luaran rekomendasi kebijakan dapat implementatif, operasional dan mampu memberikan gambaran opsi serta langkah strategis maka diperlukan SDM peneliti yang berkompeten dan ahli dalam pelaksanaan kegiatan dan perumusannya. Sesuai tabel di atas diatas, beberapa rekomendasi unggulan yang dihasilkan di tahun 2016 antara lain : 1) Potensi Budidaya Komoditas Moluska (kerang dan siput) di Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; 2) Kesiapan pelaku usaha budidaya udang di tarakan menerapakan kebijakan ekolabel Aquaculture Stewardship Cousncil (ASC); 3) Valuasi ekonomi sumberdaya kelautan dan perikanan di lokasi rehabilitasi dan wisata bahari; Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 83 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 4) Policy Brief tentang Analisis dan Penghitungan Indeks Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan Tahun 2015; 5) Policy Brief tentang Aspek Sosek Masyarakat KP terhadap Pelaksanaan Reklamasi Pantura Jakarta; 6) Policy Brief tentang Dampak Sosek Pengoperasian Alat Tangkap Cantrang di Wilayah Prov. Jawa Tengah; 7) Policy Brief tentang SOP Penghitungan Dampak Kerugian dalam Rangka Penanggulangan Dampak Tumpahan Minyak terhadap Sumber Daya KP; 8) Policy Brief tentang Strategi Antisipasi Lonjakan Harga Ikan di Pasar Domestik Jelang Bulan Puasa dan Lebaran; dan 9) Policy Brief tentang Dampak Ekonomi Kebijakan Pemberantasan IUUF terhadap Perikanan Skipjack tuna Indonesia; 10) Rekomendasi Sosek tentang Pengaturan Sosial Ekonomi Sumber Daya KP di TWP Kapoposang, TN Karimunjawa, dan TWP Gili Matra; 11) Rekomendasi Sosek tentang Valuasi Ekonomi SDKP Di TWP Kapoposang, KKLD Natuna, dan TWP Gili Matra; 12) Rekomendasi Sosek mengenai Perlindungan Nelayan Terhadap Keberlanjutan Usaha Perikanan Tangkap; 13) Rekomendasi Sosek mengenai Penguatan Kelembagaan Pengelola WPP 712 dan 718; 14) Rekomendasi Sosek mengenai Kesiapan Pelaku Usaha Budidaya Udang di Tarakan Menerapkan Kebijakan Ecolabel Aquaculture Stewardship Council (ASC); dan 15) Rekomendasi Sosek mengenai Pentingnya Revisi UU Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem Sebagai Payung Hukum Pemanfaatan Sumber Daya Hayati Indonesia. 3.3.1.1.6 IKU KE -6 : JUMLAH DATA DAN INFORMASI ILMIAH KP Jumlah data dan informasi ilmiah KP didefinisikan berupa data informasi hasil penelitian yang tekah disusun dalam bentuk paket informasi (hasil pengolahan dan analisis data). Indikator ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi ilmiah yang dihasilkan dari kegiatan Litbang KP yang dihasilkan dari kegiatan Litbang KP yang dilaksanakan. Cara perhitungan indikator jumlah data dan informasi ilmiah KP berasal dari jumlah data dan informasi yang sudah disampaikan secara resmi oleh Kepala Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 84 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Satker kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Jumlah data dan informasi merupakan perhitungan akumulasi dari beberapa indikator kinerja utama Satker berupa : 1) Data informasi hasil litbang; 2) Jumlah kawasan pesisir yang terpetakan sumberdayanya; dan 3) WPP yang terpetakan karakterisik dan dinamika laut. Bukti capaian akhir dari indikator ini berupa laporan akhir. Indikator ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapakan adalah sesuai dengan target yang ditetapkan. Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah data dan informasi ilmiah KP dideskripsikan di bawah ini. Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah data dan informasi ilmiah KP 2015 2016 T R % T R % 110 110 100,0 120 121 100,8 Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian Dari tabel diatas terlihat bahwa capaian data dan informasi ilmiah KP pada tahun 2016 mengalami peningkatan sejumlah 21 buah dibandingkan tahun 2015. Kenaikan volume target dan capaian tahun 2016 dipengaruhi oleh meningkatnya target data dan informasi yang ditetapkan pada RPJMN dan tambahan anggaran APBN-P. Selama tahun 2016, terdapat perubahan target pada jumlah data dan informasi ilmiah KP yang sebelumnya 114 buah menjadi 120 buah buah. Perubahan target ini disepakati akibat kebijakan penambahan anggaran untuk penelitian dan pengembangan yang ditetapkan pada pertengahan tahun 2016. Data dan informasi yang telah dihasilkan antara lain : 1) PENELITIAN BIOPOTENSI TERUMBU KARANG CTI Penelitian ini menghasilkan data dan informasi terkait hasil pengamatan bioekologi dan biopotensi terumbu karang yang terdapat di KKPD 1 Kabupaten Buton Selatan meliputi pola hidrologis, terumbu karang, dan biopotensi perairan sebagai studi dasar dalam pembentukan sistem zonasi konservasi berupa: (1) Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 85 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN pola hidrologis yang meliputi variabel air yang berupa salinitas, nutrien, pH, dan suhu, (2) terumbu karang yang meliputi tutupan dan pergeseran komunitas akibat lingkungan, (3) biopotensi keragaman dan bioaktiitas sitotoksik dari biota invetebrata laut spons, karang lunak, dan asicidian. Penelitian ini merekomendasikan tiga area konservasi inti di KKPD 1 Kabupaten Buton Selatan, yaitu: Daerah Perlindungan Laut Perairan Pulau Liwutonkidi Daerah Perlindungan Laut Perairan Barat Daya Pulau Kadatua Daerah Perlindungan Laut Perairan Barat Laut Pulau Siompu Rekomendasi Daerah Perlindungan Laut (DPL) di KKPD Kota Buton Selatan berbasis bioekologi lingkungan dan keragaman biopotensi invertebrata terumbu karang sebagai berikut: Gambar 3.7. R E K O M E N D A S I D P L D I K K P D K O T A B U T O N S E L A T A N BERBASIS BIOEKOLOGI LINGKUNGAN DAN KERAGAMAN BIOPOTENSI INVERTEBRATA TERUMBU KARANG 2) BIOEKOLOGI LAUT LINGKUNGAN DAN BIOPOTENSI INVERTEBRATA Penelitian ini menghasilkan peta karakteristik ekologis dari pola lingkungan dan pengaruhnya terhadap biopotensi biota invetebrata, sebagai studi dasar untuk penetapan zonasi di Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Kota Batam. Penelitian ini merekomendasikan disain zonasi wilayah Takong, Pangelep, dan Kalo sebagai zona konservasi ikan dan terumbu karang. Zona tersebut diharapkan menjadi titik-titik habitat sumberdaya perikanan dan biopotensi invetebrata di KKPD Kota Batam. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 86 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Gambar 3.8. R E K O M E N D A S I D A E R A H P E R L I N D U N G A N L A U T ( D P L ) D I KKPD KOTA BATAM BERBASIS BIOEKOLOGI LINGKUNGAN DAN BIOPOTENSI TERUMBU KARANG 3) REMEDIASI MEDIA NONYLFENOL PADA TANAMAN AIR ANUBIAS DAN DOMESTIKASI TANAMAN HIAS AIR BUCHEPALANDRA Remediasi media air yang mengandung nonilfenol dengan konsentrasi 2,5 mg/L menggunakan tanaman eceng gondok membutuhkan waktu 1 hari sedangkan tanpa tanaman membutuhkan waktu 2 hari atau lebih. Pertumbuhan ikan mas koki dengan tiga jenis tanaman hias air yang dipelihara bersama dalam satu sistem yang terintegrasi (akuaponik), menunjukkan hasil yang baik. Hasil uji lanjut menunjukkan pertumbuhan yang terbaik adalah pemeliharaan ikan mas koki dan dengan tanaman melati air (Echinodorus sp.). Tanaman Bucephalandra merupakan jenis tanaman yang memerlukan suhu yang sejuk berkisar antara 28 -32 °C dengan kelembaban relatif berkisar antara 85-99% agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Gambar 3.9. K E G I A T A N P E N E L I T I A N T A N A M A N A I R Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 87 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 4) EKSPLORASI SUMBER DAYA GENETIK IKAN HIAS LAHAN GAMBUT DAN IKAN INTRODUKSI a) b) Sequensing gen COI (DNA barcoding) ikan hias introduksi melalui Macrogen Optimasi suhu dan lama waktu anelling serta ekstensi stage pada amplifikasi gen Cyt b dan RAG 2, amplifikasi gen RAG menunjukkan waktu otimasi aneling adalah 1,5 menit pada suhu 60oC dan ekstensi adalah 2,5 menit pada waktu 72oC, untuk jenis cat fish terdapat singleband sedangkan ikan tigerfish c) d) terdapat multiband Telah dilakukan ekstrasi gel elektroforesis untuk amplifikasi band spesifik Ikan Bamble bee (Brachygobius doriae) berhasil memijah di lingkungan terkontrol setelah 3 bulan pemeliharaan Gambar 3.10. I K A N B O T I A K U B O T A I , B O T I A S I D T H I M U N K I , B O T I A BERDMOREI 3.3.1.1.7 IKU KE -7. : JUMLAH KARYA TULIS ILMIAH YANG DITERBITKAN Indikator Jumlah Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan merupakan tulisan yang disusun berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan penelitian dan pengembangan yang telah diterbitkan di jurnal atau prosiding dalam dan/atau luar negeri pada tahun berjalan. Indikator ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran jumlah karya tulis ilmiah yang dihasilkan oleh peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah karya tulis ilmiah yang diterbitkan dideskripsikan di bawah ini. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 88 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah karya tulis ilmiah yang diterbitkan 2015 2016 T R % T R % 480 546 113,7 504 531 105,3 Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian Gambar di atas menunjukan bahwa target dan capain jumlah karya tulis ilmiah KP pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebanyak 105,3% dan 113,7% buah dibandingkan tahun 2015. Volume target karya tulis ilmiah yang meningkat didasarkan pada capaian yang diperoleh pada tahun 2015 dan disesuaikan/disepakati dengan terget yang direncanakan oleh Satuan Kerja. Gambar 3.11. P R O S I D I N G D A N J U R N A L Y A N G D I T E R B I T K A N Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 89 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 3.3.1.5 SASARAN STRATEGIS -5 : TERWUJUDNYA HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELOLA YANG INOVATIF PEMANFAATAN SDKP UNTUK YANG PENYELENGGARAAN ADIL, BERDAYA SAING TATA DAN BERKELANJUTAN Nilai sasaran strategis " T e r w u j u d n y a h a s i l p e n e l i t i a n d a n p e n g e m b a n g a n y a n g inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, b e r d a y a s a i n g d a n b e r k e l a n j u t a n " sebesar 100,44%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 4 (empat) indikator kinerja utama (IKU) sebagai berikut : 3.3.1.1.8 IKU KE -8 : JUMLAH HASIL LITBANG KP YANG TEREKOMENDASIKAN UNTUK MASYARAKAT DAN/ATAU INDUSTRI Indikator kinerja hasil litbang KP yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri (buah) didefinisikan sebagai berikut : Rekomendasi teknologi merupakan salah satu upaya menjalankan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Pasal 28 : (1) Materi penyuluhan dalam bentuk teknologi tertentu yang akan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha harus mendapat rekomendasi dari lembaga pemerintah, kecuali teknologi yang bersumber dari pengetahuan tradisional; (2) Lembaga pemerintah pemberi rekomendasi wajib mengeluarkan rekomendasi segera setelah proses pengujian dan administrasi selesai; (3) Teknologi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri; Teknologi yang terekomendasi dapat dihasilkan dari hasil litbang pada tahun berjalan maupun tahun-tahun sebelumnya (5 tahun terakhir). Tujuan indikator kinerja ini memberikan gambaran kontribusi teknologi litbang KP yang terekomendasikan untuk diterapkan di masyarakat atau dunia industri. Bukti capaian yang harus disampaikan di akhir tahun anggaran berupa buku rekomendasi teknologi. Formula/cara perhitungan indikator hasil litbang yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri (buah) dengan cara jumlah teknologi yang dihasilkan oleh satuan kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang terekomendasi dan ditetapkan dalam keputusan Menteri KP. Teknologi yang terekomendasi telah diusulkan sesuai dengan format usulan yang telah ditetapkan dan lulus penilaian oleh komisi Litbang dalam 2 tahap : 1) administrasi, dan 2) oral melalui presentasi. Indikator Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 90 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN ini menggunakan polarisasi maximize, dimana capaianya diharapkan melebihi target yang ditetapkan. Berikut tahapan proses seleksi hasil litbang KP yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri (buah) yang dilaksanakan oleh komisi penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan (Litbang KP) tahun 2016 : Tabel 3.7. T A H A P A N S E L E K S I R E K O M E N D A S I T E K N O L O G I T A H U N 2 0 1 6 No Tahapan Seleksi 1 2 Usulan Awal Presentasi/Paparan TOTAL Satuan Kerja Balitbang Eselon KP I Lain 12 11 11 10 Kategori Teknologi Budidaya Kelautan Tangkap 32 27 3 1 6 2 36 Pengolahan/ Pasca Panen 6 6 Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah hasil Litbang KP yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri dideskripsikan di bawah ini. Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah hasil Litbang KP yang terekomendas ikan untuk masyarakat dan/atau industri 2015 2016 T R % T R % 18 12 66,67 27 28 103,7 Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian Dalam rangka penyusunan rekomendasi tersebut, maka dibentuk Komisi Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Komisi Litbang KP) berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 43/KEPMENKP/2013, dengan fungsi penerimaan penilaian bahan usulan rekomendasi teknologi dan pengusulan penetapan rekomendasi teknologi. Setelah melalui tahapan seleksi dan penilaian oleh Komisi Litbang KP, maka pada tahun 2016 telah terpilih 36 judul teknologi dari 23 UPT KKP. Dari tabel diatas terlihat capaian Jumlah hasil litbang KP yang terekomendasi untuk masyarakat dan/atau industri pada tahun 2016 sebanyak 28 Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 91 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN buah rekomendasi teknologi yang berasal dari Satker Lingkup Balitbang KP atau sebesar 175%, lebih tinggi dari target yang ditetapkan. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2015 yaitu sebanyak 12 buah atau 66,67% lebih rendah dan tidak tercapainya rekomendasi teknologi disebabkan oleh teknologinya belum siap diaplikasikan ke masyarakat dan aspek penilaian dari Tim Komisi Litbang KP diperketat dengan melihat tingkat penerapan di masyarakat dan analisis ekonominya. Gambar 3.12. B U K U R E K O M E N D A S I TEKNOLOGI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2013-2014 Gambar 3.13. BUKU REKOMENDASI TEKNOLOGI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015-2016 No. 1 2 Tabel 3.8. R I N C I A N K E G I A T A N H A S I L L I T B A N G K P Y A N G L O L O S M E N J A D I R E K O M E N D A S I NAMA TEKNOLOGI Jaring dua lapis sebagai alat tangkap penunjang upaya konservasi ikan terubuk Pelolosan ikan kecil (juvenil) pada alat tangkap cantrang dengan menggunakan square mesh TEKNOLOGI KP TAHUN 2016 PENGUSUL 1. 2. 3. 1. 2. 3. Hufiadi, S.Pi, M.Si Ir. Mahiswara, M.Si Baihaqi, S.Pi Hufiadi, S.Pi, M.Si Ir. Mahiswara, M.Si Baihaqi, S.Pi UNIT KERJA PENGUSUL BPPL - Muara Baru BALITBANG KP BPPL - Muara Baru BALITBANG KP Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 92 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN No. NAMA TEKNOLOGI window 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Budidaya ikan lele strain mutiara melalui aplikasi vaksin hydrovac dan probiotik pato-aero 1 dalam kolam terpal Teknologi budidaya ikan bandeng dalam keramba jaring apung di laut Penerapan kalender musim tanam untuk budidaya rumput laut yang produktif dan berkelanjutan Teknologi budidaya rumput laut Sargassum sp Teknologi kultur masal kopepod untuk mendukung pembenihan ikan laut Teknologi produksi induk unggul bandeng melalui seleksi Teknologi produksi benih kepiting bakau scylla paramamosain Vaksin koktail hydrogalaksivac untuk pencegahan penyakit koinfeksi motile aeromonads septicemia (MAS) dan stretptoccosis pada ikan nila, oreochromis miloticus Budidaya Yumina-Bumina (Budidaya sayur + Ikan dan Buah + Ikan) PENGUSUL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dr. R.R. Sri Pudji Sinarni Dewi, S.Pi, M.Si Bambang Iswanto, S.Pi, M.P Ir. Evi Tahapari Dr. Angela Mariana Lusiastuti Dra. Irsyaphiani Insan, M.Si Ir. Bambang Priono, S.U Dr. Ir. Usman, M.Si Ir. Burhanuddin Makmur, S.Pi Daud S. Pongsapan Prof. Dr, Ir. Rayman Syah, MS Petrus Rani Pong-Masak, S.Pi, M.Si Muslimin, S.Pi, MP Pustika Ratnawati, S.Pi Muslimin,S. S.Pi., MP Wiwin kusuma perdana sari.,S.Si Petrus Rani Pong-Masak, S.Pi, M.Si Rina Puji Astuti, S.Pd, M.Si Ir. Ketut Maha Setyawati Dr. Gede S.Sumiarsa, M.Sc Prof. Dr. I.N.Adiasmara Giri, M.S Ir. Toni Setia Dharma Ir. Irwan Setyadi Prof. Dr. Haryanti, MS Ida Komang Wardhana, S.Si Ir. Titiek Aslianti, MP Dr. Gede S.Sumiarsa, M.Sc Ir. Zafran, M.Sc Drs. Marzuki Gigih Setia Wibawa, S.Pi Ir. Ibnu Rusdi, MP Ir. Irwan Setyadi Ir. Bambang Susanto, M.Si Ir. Zafran, M.Sc Ir. Dahlan Makatutu, M.Si Ir. Jhon Harianto Hutapea, M.Sc Prof. Dr. Haryanti, M.S Prof. Dr. Ketut Sugama, M.Sc Tuti sumiati, S.Pi Dr. Desy Sugiani, M.Si Dr. Drh. Angela Mariana Lusiastuti, M.Si Ir. Taukhid, M.Sc Drh. Uni Purwaningsih, M.Si Ir. Imam Taufik, M.Si Eri Setiadi, S.Si., M.Sc Dr. Ani Widiyati, M.Si Ir. Lies Setijaningsih, M.Si Yohanna, R.W. M.Sc Ir. Yosmaniar, M.Si UNIT KERJA PENGUSUL PUSLITBANGKAN - Ancol BALITBANG KP BPPBAP - Maros BALITBANG KP LPPBRL - Gorontalo BALITBANG KP LPPBRL - Gorontalo BALITBANG KP BBPPBL - Gondol BALITBANG KP BBPPBL - Gondol BALITBANG KP BBPPBL - Gondol BALITBANG KP IP4I - Depok BALITBANG KP BPPBAT - Bogor BALITBANG KP Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 93 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN No. 12 13 14 15 16 17 18 NAMA TEKNOLOGI Penggunaan strain unggul mustika untuk meningkatkan produksi pembesaran ikan mas Aplikasi probiotik PONDBIOAERO untuk pencegahan penyakit motile aeromonads septicemia pada budidaya ikan lele Teknologi recirculating aquaculture system (RAS) untuk budidaya pembesaran lobster pasir panulirus homarus Teknologi pendederan ikan gabus (channa striata) Pembenihan ikan gabus secara alami dan semi alami Teknologi pendederan abalon haliotis squamata Teknologi pakan pembesaran ikan patin (pangasionodon hypopthalmus) berbasis bahan baku lokal di kolam lahan gambut PENGUSUL 7. 8. 9. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. Adang Saputra, S.Pi, M.Si Nuryad, S.Pi Dewi Puspaningsih, S.Pi, M.Si Khairul Syahputra, M.Si Didik Ariyanto, M.Si Yogi Himawan, S.Pi Flandrianto Sih P, S.Si Listio Dharmawanto Supriyanto, A.Md Kusnadi Yunus Nugraha Dr. Angela Mariana Lusiastuti Munti Yuhana Ir. Taukhid, M.Sc Desy Sugiani, S.Pi, M.Si Yani Aryati, S.Pi, M.Si Hessy Novita, S.Pi, M.Si Widanarni Kukuh adiyana, ST, MSi Dr. Ir. Eddy Supriyono, M.Sc Amin Pamungkas, ST Lolita Theresiana, S.Si Agus Cahyadi, M.Si Riza Zulkarnain, ST, MT Waryanto, ST Adang saputra, A.Pi, S.Pi, M.Si Dr. Ir. Mas Tridjoko Sunarno, M.S Dr. Ir. Ani Widiyati, M.Si Reza Samsudin, S.Pi, M.Si Dewi Puspaningsih, S.Pi, M.Si M.H. Fariduddin Ath-thar, S.Pi, M.Si Vitas Atmadi Prakoso, S.Pi Gleni Hasan Huwoyon, S.Pi Dra. Irin Iriana Kusmini, M.Si Dr. Rudhy Gustiano Drs. Jojo Subagja, M.Si M.H. Fariduddin Ath-thar, S.Pi, M.Si Vitas Atmadi Prakoso, S.Pi Deni Radona, S.Pi Ir. Ibnu Rusdi, MP Fitriyah Husnul Khitomah, M.Si I Gusti Ngurah Permana, S.Pi, M.P Hendra Agung Kurniawan, A.Md Ir. Bambang Susanto, M.Si Prof. Dr. I Nyoman Adiasmara Giri, M.S Prof. Dr. Ketut Sugama, M.Sc Ir. Jhon Harianto Hutapea, M.Sc Dr. Ir. Mas Tridjoko Sunarno,MS Reza Samsudin, S.Pi, M.Si Deisi Heptarina, S.Pi, M.Si Dr. Ir. Endhay Kusnendar Kontara, M.S UNIT KERJA PENGUSUL BPPI - Sukamandi BALITBANG KP IP4I - Depok BALITBANG KP PUSLITBANGKAN - Ancol BALITBANG KP BPPBAT - Bogor BALITBANG KP BPPBAT - Bogor BALITBANG KP BBPPBL - Gondol BALITBANG KP BPPBAT - Bogor BALITBANG KP Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 94 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN No. 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 NAMA TEKNOLOGI PENGUSUL Formula pakan tenggelam untuk pembesaran ikan nila berbasis bahan baku lokal Teknik Seleksi benih udang melalui metode stresing Teknologi Pengendalian Buangan Sisa Pakan dengan Aplikasi Rancangan SMART KJA Alat transportasi ikan berpendingin untuk pedagang ikan keliling menggunakan sepeda motor (ALTIS-2) Alat Pencacah Tulang dan Kepala Ikan - Shredder untuk pengolahan tepung ikan (solusi mengatasi kemacetan pada peralatan pengolahan tepung ikan tipe kontinu) Rekomendasi teknologi Gel pengharum ruangan dari alkali treated cottoni (ATC) Rekayasa proses pengolahan abon ikan secara mekanik Peti berinsula di atas kapal untuk penanganan TTC Teknologi penanganan dan pengolahan krispi ikan kaca-kaca Alat pelembut dan pencuci garam korosok (salt disc mill) 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. M.Sulhi, S.Pi Dr. Ir. Mas Tridjoko Sunarno,MS Reza Samsudin, S.Pi, M.Si Dr. Ir. Endhay Kusnendar Kontara, M.S M.Sulhi, S.Pi Dra. Irin Iriana Kusmini, M.Si Ir. Muliani, M.Si Bunga Rante Tampangallo, S.Pi, M.Si Nurbaya, S.Pi Nurhidayah, S.Pi, M.Si Ir. Muharijadi Atmomarsono, M.Sc Zulkarnaen Fahmi, M.Si Dr. Joni Hariyadi, M.Sc Dr. Lismining PA, M.Si Andika Luky S.P, S.Pi UNIT KERJA PENGUSUL BPPBAT - Bogor BALITBANG KP BPPBAP - Maros BALITBANG KP BP2KSI - Jatiluhur BALITBANG KP 1. Tri Nugroho Widianto, M.Si 2. Arif Rahman Hakim, S.Pi 3. Bakti Berlayanto Sedayu, S.Pi, M.Sc LPPMPHP - Bantul BALITBANG KP 1. Luthfi Assada, S.Pi 2. Bakti Berlayanto Sedayu, S.Pi, M.Sc 3. Wahyu Tri Handoyo, ST LPPMPHP - Bantul BALITBANG KP 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dr. Ellya Siburat, M.Si Prof. Rosmawaty M. Darmawan, MT Ir. Jamal Basmal, M.Sc Luthfi Assadad, S.Pi Arif Rahman Hakim, S.Pi Dr. Bagus Setiadi Bandol Utomo, MAppSc Dr. Singgih Wibowo, MS Ir. Sugiyono, M.Si Syamdidi, MAppSc Memen Suherman, BE Dr. Singgih Wibowo, MS Dra. Th. Dwi Suryaningrum, MS Ir. Ijah Muljanah, MS Hasta Octavini, SP Hariyanto Triwibowo, ST Dr. Bagiyo Suwasono, MT Bagus Hendrajana, M.Sc Ali Munazid, MT Erish Widjanarko, ST Arif Winarno, MT P3DSBPKP - Slipi BALITBANG KP P3DSBPKP - Slipi BALITBANG KP P3DSBPKP - Slipi BALITBANG KP P3DSBPKP - Slipi BALITBANG KP P3DSBPKP - Slipi BALITBANG KP Buku rekomendasi teknologi merupakan penerbitan tahun kempat untuk menindaklanjuti amanat UU nomor 16 tahun 2016 tentang sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan sekaligus sebagi bentuk dedikasi Balitbang KP Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 95 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN dalam mendukung program pembangunan KP ke arah komersialisasi dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya secara berkenlanjutan. Untuk mendorong penerapan komeralisasi produk KP tentunya diperlukan ilmu teknologi (IPTEK) dan inovasi, agar sumber daya dapat dikelola dan dikembangkan secara berkelanjutan serta dapat dihasilkan produk KP yang bernilai tambah dan berdaya saing. Buku ini merupakan salah satu perwujudan fungsi komisi penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan dalam menilai dan menyeleksi usulan rekomendasi untuk ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Balitbang KP dan Komisi Litbang KP dalam tiga tahun terakhir terus melakukan perbaikan dalam proses pengusulan rekomendasi teknologi. Perluasan sumber teknologi ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi teknologi yang semakin layak diterapkan secara ekonomis, teknis dan memiliki keunggulan dari berbagai sisi lainnya. Rekomendasi teknologi ini diharapkan dapat menjadi bahan diseminasi, difusi, dan adaptasi teknologi dalam kegiatan penyuluhan kelautan dan perikanan. 3.3.1.1.9 IKU KE -9 : JUMLAH HASIL LITBANG YANG INOVATIF UNTUK PEMBANGUNAN KP Hasil kegiatan penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan yang memiliki kebaruan sebagian atau seluruhnya yang akan dipergunakan dalam mengembangkan sistem produksi, pengolahan dan pemasaran berbasis IPTEK berupa: 1) inovasi teknologi 2) komponen inovasi dan 3) model sosial ekonomi. Indikator kinerja ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas suatu usaha di sektor Kelautan dan Perikanan pada masyarakat melalui pemanfaatan IPTEK KP tersebut. Penerapan IPTEK telah nyata meningkatkan produksi dan produktivitas yang dinyatakan dalam bentuk laporan akhir kegiatan. Perhitungan capaian didasarkan pada Jumlah hasil kegiatan penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan IPTEK berupa: 1) inovasi teknologi (produk biologi, paket teknologi, inovasi teknologi, rilis, jumlah rancang bangun/ desain) 2) komponen inovasi (komponen teknologi, rancangan bangun/desain) dan 3) model sosial ekonomi yang dihasilkan pada tahun berjalan. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 96 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah hasil litbang yang inovatif untuk pembangunan KP 2015 2016 T R % T R % 133 133 100,0 151 151 100,0 Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian Capaian indikator kinerja jumlah hasil litbang yang inovatif untuk pembangunan KP tahun 2016 telah seluruhnya dilaksanakan dengan prosentase realisasi sebesar 100% berdasarkan bukti dokumen yang tersedia. Pencapaian indikator kinerja disumbangkan oleh output kinerja berupa : Produk biologi, komponen teknologi, paket teknologi, inovasi teknologi, rancang bangun alat, teknologi pengelolaan/konservasi dan inovasi jasa dan produk kelautan, dengan capaian unggulan antara lain : 1) PENELITIAN MIKROENKAPSULASI MINYAK IKAN SEBAGAI SUMBER ASAM LEMAK ESSENSIAL PADA PRODUK PANGAN Hasil dari kajian ini adalah inovasi teknologi produksi minyak ikan yang meliputi proses ekstraksi dan pemurnian serta karakterisasi minyak ikan dari hasil samping industri pengolahan ikan (filet, penepungan, pengalengan dan pengasapan). Inovasi teknologi ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi UKM pengolah ikan untuk memanfaatkan potensi hasil sampingnya. Teknologi fortifikasi minyak ikan terenkapsulasi pada produk pangan diharapkan dapat meningkatkan nilai nutrisi produk dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat. Gambar 3.14. M I K R O E N K A P S U L M I N Y A K I K A N Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 97 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2) PENELITIAN PEMBUATAN PUPUK BIO PADAT DAN CAIR DARI RUMPUT LAUT Kajian ini menghasilkan inovasi teknologi berupa teknologi ekstraksi sap liquid Sargassum sp. dengan penambahan tetes tebu silase dan untuk meningkatkan unsur hara N dan unsur hara C-organik. Lebih lanjut, adanya penambahan mikroba (Bacillus subtillis, Pseudomonas fluorescens dan Trichoderma) pada pupuk dapat meningkatkan kualitas pupuk yang dihasilkan. Penelitian ini juga menghasilkan teknologi pembuatan pupuk padat dari limbah padat ekstraksi agar. Dengan dihasilkannya pupuk yang berkualitas dan bermutu tinggi diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang sering timbul di bidang pertanian, serta meningkatkan harga jual produk pertanian. 3) FORMULASI BAHAN PENGAWET UNTUK IKAN PINDANG Dari kajian diperoleh 2 ini telah formula pengawet yang berasal dari ekstrak sirih hijau, ekstrak teh hijau dan asam sorbat yang cukup efektif dan tidak perubahan memperlihatkan karakteristik sensori pindang secara signifikan. Penggunaan pengawet tersebut lebih tepat digunakan sebagai larutan perendam sebelum perebusan dalam pemindangan. Selain itu diperoleh juga informasi umur simpan pengawet pada suhu kamar, dingin, dan beku. Hasil penelitian ini merupakan peluang bagi tersedianya pengawet yang aman untuk pindang. Dengan tersedianya inovasi teknologi dari formula pengawet ini, maka diharapkan dapat menjadi landasan untuk penyempurnaan dan pengembangan formula pengawet produk perikanan khususnya pindang. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 98 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 4) TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKU PRODUK KESEHATAN DAN KOSMETIK DARI TERIPANG Inovasi teknologi yang dihasilkan dari kajian ini adalah teknik ekstraksi untuk menghasilkan ekstrak teripang Holothuria atra dalam bentuk serbuk yang sudah diketahui khasiat, keamanan dan stabilitasnya. Khasiat secara in vitro diperlihatkan melalui uji sitotoksik terhadap sel T47D MCF7, HeLa dan WiDr dengan nilai IC50 berturut-turut sebesar 13,2 ppm; 12,6 ppm; 8,9 ppm dan 10,5 ppm. Ekstrak aktif tersebut tersebut mengandung senyawa aktif holothurin B1 dan holothurinogen. Holothurin B1 stabil terhadap sinar matahari dan suhu sampai 60oC. Ruang lingkup komponen teknologi ekstraksi senyawa aktif dari teripang H.atra meliputi penanganan bahan baku, transportasi, ekstraksi dan teknik karakterisasinya melalui analisis fitokimia, FTIR, dan HPLC dan uji khasiat in vitro. Sasaran pengguna komponen teknologi ini adalah masyarakat nelayan penghasil teripang dan pihak industri farmaseutika dan nutraseutikal. 5) PAKET TEKNOLOGI KIT UJI CEPAT RESIDU PESTISIDA Telah dihasilkan inovasi teknologi berupa test kits residu pestisida. Test kits ini digunakan untuk mendeteksi residu pestisida pada makanan dalam bentuk padat atau cairan. Test kits terdiri atas: dua botol reagen (Reagen A dengan botol volume 5-7 ml yang berisi Acetyl Cholin Bromide, Reagen B dengan botol volume 7-10 ml yang berisi larutan indikator pH), 2 buah botol kaca bening untuk pengujian dan dilengkapi dengan satu syring dengan volume 5-10 ml untuk mengambil larutan uji dalam jumlah tertentu, serta 1 lembar petunjuk cara pengujian. Test kits pestisida ini cukup sensitif, dapat mendeteksi kandungan pestisida hingga 25 ppm. Gambar 3.15. P R O T O T I P E D I S A I N K I T U J I C E P A T R E S I D U P E S T I S I D A Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 99 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 6) RANCANG BANGUN CHILLING MENGGUNAKAN TENAGA HIBRIDA STORAGE UNTUK KAPAL Komponen inovasi teknologi yang dihasilkan pada tahun pertama ini berupa palka yang dilengkapi dengan sistem pendingin Refrigerated Sea Water (RSW) yang dapat digunakan untuk menyimpan ikan di atas kapal. Komponen RSW yang utama terdiri dari palka yang telah ditambahkan evaporator untuk mendinginkan air laut serta unit pendingin yang terdiri dari komponen utama berupa kompresor, katup eskpansi, kondensor, recivier dan motor pengerak. Gambar 3.16. D E S A I N D A N H A S I L K O N S T R U K S I C H I L L I N G S T O R A G E 7) RANCANG BANGUN ALAT UJI KESEGARAN IKAN BERBASIS NON DESTRUKTIF Komponen inovasi teknologi yang dihasilkan yaitu konstruksi alat uji kesegaran ikan berbasis non destruktif dan hasil pengolahan citra mata ikan. Penentuan kesegaran ikan mampu dilakukan dengan pengolahan citra mata dan bau pada ikan. Tahapan pengolahan citra mata ikan adalah croping dan resize citra mata, image enhancement, segmentasi menggunakan ROI dan ekstraksi fitur menggunakan wavelet metode Haar dan GLCM. Terdapat korelasi antara nilai TVB dengan nilai mean, correlation dan contrast. Sehingga tiga parameter tersebut bersama degan nilai nitrogen dijadikan data masukan untuk klasifier SVM. Gambar 3.17. A L A T U J I K E S E G A R A N I K A N D A N H A S I L P E N G O L A H A N C I T R A MATA Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 100 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 8) PRODUK BIOLOGI NAMA PRODUK Pro-Flok (Probiotik pembentuk pakan alami mikroba (bioflok)) EEM (Efektif Efisien Mikroba) BPPBAT4 2 Pembentuk pakan alami mikroba (bioflok) Mengurangi pakan buatan 3 Mengoptimalkan kualitas air 1 2 Mengurangi limbah nitrogen Mengoptimalkan kualitas air 4 Meningkatkan pertumbuhan ikan air tawar 1 Ikan tengadak popuasi Kalimantan mempunyai respon yang sama pada pemeliharaan multi sistem (Kolam tanah. Jaring apung dan kolam beton). 2 Pada umur yang sama mempunyai bobot rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan tengadak Jawa Barat. 1 Mampu beradaptasi pada pemeliharaan di KJA dan Kolam air deras dengan Sintasan diatas 50% pemeliharaan di KJA dan 80% pemeliharaan di Kolam Air Deras 1 3 Calon Induk Tengadak G1 Populasi Kalimantan Ikan Semah Generasi pertama, hasil domestikasi kisaran bobot 30 -50 g sebanyak 1500 ekor, sebagai calon induk pembentuk generasi ke 2 FOTO / DOKUMENTASI KEUNGGULAN Menekan mortalitas pada budidaya ikan air tawar Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 101 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN NAMA PRODUK Vaksin KHVAeroVac VIAT-1 (Vaksin Ikan Air Tawar) Vaksin TRIVALEN (vaksin bakteri in-aktif Aeromonas hydrophila, Streptococcus agalactiae dan Mycobacterium fortuitum) IchtahydroVac Pro-P, Pro-G, Pro-G(m) HydroGalaksiVac KEUNGGULAN 1 1 1 2 FOTO / DOKUMENTASI Mencegah penyakit KHV dan infeksi sekunder A. hydrophila pada ikan mas dan koi Vaksin terenkapsulasi dalam bentuk freeze dry lebih praktis dan daya simpan lebih lama Mencegah penyakit ko-infeksi yang disebabkan oleh ketiga jenis bakteri tersebut secara sinergis pada budidaya ikan air tawar (lebih powerfull dibandingkan dengan sediaan vaksin monovalen) Lebih efisien dalam packaging, transportasi, dan penyimpanan (tiga dalam satu) 1 Mampu meningkatkan SR dan RPS lebih tinggi dibanding kelompok ikan yang tidak divaksin setelah uji tantang skala laboratorium 1 Mudah diaplikasikan dan meningkatkan kinerja pertumbuhan dan SR 1 Sebagai materi pengendali penyakit MAS dan Streptococcosis 2 Dapat meningkatkan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 102 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN NAMA PRODUK KEUNGGULAN FOTO / DOKUMENTASI kelangsungan hidup ikan nila sampai 20% Kultur sel primer GT2 (Gouramy tail-2) 9) 1 Dapat digunakan untuk mengisolasi virus irido air tawar dari ikan gurami 2 Mampu memperbanyak konsentrasi virus irido air tawar sebesar dua kali lipat dalam waktu 5 hari BUDIDAYA KARANG HIAS POLIP BESAR PADA KEDALAMAN YANG BERBEDA (PLEROGYRA SP, PHYSOGYRA SP, NEMENZOPHYLLIA SP) DI ALAM DAN SISTEM SIRKULASI Penelitian propagasi karang polip besar sudah berhasil dilakukan di pulau Panggang Kepulauan Seribu untuk jenis karang Plerogyra sp dan Physogyra sp. Karang jenis Nemenzophyllia sp tidak berhasil hidup pada ke tiga kedalaman berbeda. Perubahan warna terjadi pada bulan Juni seiring dengan terjadinya peristiwa pemutihan karang secara global di dunia, namun kembali ke kondisi awal pada akhir penelitian. Parameter lingkungan yang mempengaruhi warna adalah intensitas cahaya, karang jenis Plerogyra sp dan Physogyra sp lebih menyukai intensitas cahaya yang rendah. Gambar 3.18. ( A ) K O N D I S I P L E R O G Y R A S P P A D A K E D A L A M A N 5 M , ( B ) KONDISI KARANG PHYSOGYRA SP PADA KEDALAMAN 5 M Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 103 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 10) PEMBENTUKAN IKAN HIAS CLOWN BIAK STRAIN BLACK PERCULA GENERASI PERTAMA (F0) HASIL SELEKSI a) Ekstraksi DNA total ikan clown untuk analisa gen tyrosine; b) Telah memijah pertama kali dua pasangan induk baru ikan clown di Sistem Resirkulasi Air Laut (SRAL) dengan jumlah telur sekitar 50 butir (Total induk memijah Juni-September: 3 pasang); c) Kondisi ion SRAL Ca 0.29 mg/L; Mg 2.32 mg/L; Na 9.28 mg/L; K 0.58 mg/L; Cl2 <0.01 mg/L; SO42-3009.28 mg/L, dan Kualitas air SRAL 30 AgustusSeptember 2016 Suhu: 26-27 C; Salinitas 30-39 ppt; pH: 7-8; DO: 7,95-9,42 mg/L; konduktivitas: 48,27-57,5 µS; intesitas cahaya (IC) atas: 14,9-56,2 lux; IC bawah: 3,1-13,6 lux; d) Berkaca pada kasus keragaan warna black clownfish, pembentukan strain black percula ikan clown dapat diarahkan berdasarkan pola, persentase penutupan, dan jenis warna. Marker diperlukan untuk mempermudah seleksi. Sistem resirkulasi perlu dievaluasi dengan lebih baik untuk meningkatkan kinerjanya. Gambar 3.19. T E L U R D A N I N D U K Y A N G M E M I J A H ( A ) , P E R G A N T I A N AIR LAUT (B) 11) INOVASI PAKAN AKUARIUM UNTUK BUDIDAYA IKAN HIAS LAUT DI a) feeding trial tahap 1 terkait penggunaan bahan alami untuk meningkatkan kualitas warna ikan hias clown percula sudha selesai, saat ini sedang dilakukan pengolahan data. Hasil sementara menunjukkan tidak ada perbedaan anatara perlakuan menggunakan ubi ungu, buah naga dan buah bit terhadap warna ikan; b) Feeding trial tahap 2 menggunakan astaxanthin dan canthaxantin terhadap ikan clown percula dan ocellaris masih berlangsung. Hasil optimum pada jenis ikan ocelaris terdapat pada perlakuan 300 ppm astaxanthin meskipun dosis Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 104 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN tertinggi yang diberikan adalah 400 ppm yaitu pada skor 5 untuk warna dada dan 7 bagian tubuh belakang dan ekor. Sedangkan pada ikan clown perkula perlakuan 200 ppm menunjukkan hasil yang optimal dibandingkan dengan perlakuan lainnya termasuk pakan otohime. Penggunaan cantaxanthin tidak signifikan dalam meningkatkan kualitas warna clown percula. Kedua perlakuan baik pada ocelaris maupun percula menghasilkan warna yang lebih baik dibandingkan pakan otohime, namun pertumbuhannya kurang optimal. Hal tersebut diduga karena kandungan asam amino pakan perlakuan lebih rendah dibandingkan otohime (hasil analisis kimia) meskipun kandungan protein sama yaitu 57%; c) Penambahan astxanthin dan cantaxanthin dapat meningkatkan kualitas warna ikan clown A percula dan A ocelaris terutama pada jaringan ekor dan sirip, namun tidak meningkatkan kualitas warna kulit. Gambar 3.20. H E W A N U J I D A N W A D A H P E M E L I H A R A A N Gambar 3.21. M E T O D E P E N G U K U R A N W A R N A 12) APLIKASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN AIR ANUBIAS SP. DENGAN TEKNIK HIDROPONIK Aplikasi teknologi hidroponik untuk pengaturan lingkungan media tanam menggunakan pasir malang, dosis pupuk 5 ml/L, intensitas cahaya dibawah 20.000 lux dan pengaturan kelembaban melakukan penyiraman tanaman setiap Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 105 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN hari. tanaman anubias dapat tumbuh baik dengan kriteria daun tumbuh 2 helai per pohon per bulan dan jumlah rerata bunga tumbuh 0,9 bunga per pohon Gambar 3.22. K E G I A T A N A P L I K A S I T E K N O L O G I B U D I D A Y A T A N A M A N A I R 3.3.1.1.10 IKU KE -10 : JUMLAH HASIL LITBANG YANG DIUSULKAN HKI DAN/ATAU DIRILIS Salah satu luaran dari hasil inovasi litbang berupa usulan HKI dan rilis atas komoditas perikanan. Sesuai dengan rumusan IKU jumlah hasil litbang yang diusulkan HKI dan/atau rilis ditetapkan untuk mengetahui luaran litbang yang dapat menghasilkan paten sekaligus mampu memenuhi kebutuhan stakeholder atas pelaksanaan litbang. Sesuai dengan PP 30/2008, salah satu luaran penyelenggaran litbang adalah produk biologi unggul baru yang dihasilkan dari kegiatan pemuliaan untuk memperkaya jenis dan varietas dari suatu komoditas ikan. Untuk memperkenalkan komoditas unggul tersebut, perlu dilakukan pelepasan melalui keputusan Menteri KP. Rilis komoditas tersebut, diharapkan dapat menunjang peningkatan produksi perikanan budidaya serta peningkatan produksi perikanan nasional, pendapatan dan kesejahteraan pembudidaya ikan. Inisiatif strategis dari indikator kinerja jumlah hasil litbang yang diusulkan HKI dan/atau rilis untuk menghasilkan output/luaran teknologi, rancang bangun, paket teknologi, produk biologi, komponen teknologi dan inovasi teknologi yang selanjutnya diusulkan oleh satuan kerja kepada Sentra HKI dan/atau tim penilai pelepasan varietas. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 106 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah hasil litbang yang diusulkan HKI dan/atau dirilis dideskripsikan di bawah ini : Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah hasil litbang yang diusulkan HKI dan/atau dirilis Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian 2015 2016 T R % T R % 7 7 100,0 5 5 100,0 Tabel 3.9. D E T A I L C A P A I A N H A S I L L I T B A N G Y A N G D I U S U L K A N H K I D A N / NO 1 2 3 4 5 ATAU DIRILIS RENCANA USULAN HKI/RILIS SATKER Metoda dan alat pendeteksi vitelogenin untuk mengetahui jenis kelamin ikan arwana Alat pembersih butiran garam secara bertingkat Proses Pembuatan Sediaan Fukoidan pada Pakan Udang dan Produk yang dihasilkannya Probiotik RICA pada peningkatan produksi dan sintasan udang windu merupakan komposisi probiotik untuk memperbaiki mutu air tambak udang Produksi bakteri probiotik untuk meningkatkan kecernaan pakan ikan merupakan sediaan probiotik dalam pakan ikan untuk meningkatkan kecernaan ikan air tawar dan metode pembuatannya BPPBIH P3SDLP P3DSBPKP P4 Dengan membandingkan target 2015-2016, menunjukan adanya target yang menurun sebanyak 2 buah. Hal ini dipengaruhi oleh adanya penghematan anggaran dan penyesuain target kinerja yang memasukan jumlah hasil litbang diusulkan untuk dirilis. Adapun capaian kinerja sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 100%. 1. 2. Test Kit Residu Boraks pada makanan (inventor : Jovita Tri Murtini, Endah Sri Herawati, Farida Aryani, Tuti Haryati Siregar, Nandang Priyanto, dan rudi Riyanto), Nomor Paten : IDS000001448 tanggal 30 Maret 2016; dan Alat ukur ikan sidat (inventor : Tri Muryanto dan Mujiyanto), Nomor Paten : IDS000001470 tanggal 22 Juni 2016. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 107 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Gambar 3.23. S E R T I F I K A T P A T E N S E D E R H A N A D A R I K E M E N T E R I A N H U K U M DAN HAK ASASI MANUSIA Serta juga telah dilakukan workshop pembuatan dokumen paten HKI di beberapa Satuan Kerja lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dalam kurun waktu tahun 2016. Gambar 3.24. W O R K S H O P H A K K E K A Y A A N I N T E L E K T U A L ( H K I ) 3.3.1.1.11 IKU KE -11 : JUMLAH SENTRA NELAYAN YANG TERBANGUN DAN TERKELOLA SISTEM INFORMASI Dalam pelaksanaan agenda pembangunan nasional dalam Nawa Cita yang tertuang dalam Quick Wins terutama Membangun Gerakan Nelayan Hebat, Balitbang KP berkontribusi dalam penyediaan sistem informasi nelayan pintar (SINP) yang berlokasi di sentra nelayan dengan target 2015 – 2019 sebanyak 100 lokasi. SINP yang dibangun akan memberikan informasi terkait dengan : peta daerah penangkapan ikan, dinamika perairan, dan harga ikan lokal yang berlokasi di pusat aktifitas nelayan di 30 lokasi pelabuhan (tahun 2015). Sistem tersebut selanjutnya akan diintegrasikan dengan sarana prasarana pendukung (LCD, jaringan internet dan dukungan operator) yang sudah disediakan oleh Ditjen Perikanan Tangkap (DJPT). Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah sentra nelayan yang terbangun dan terkelola sistem informasi dideskripsikan di bawah ini : Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 108 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah sentra nelayan yang terbangun dan terkelola system informasi 2015 2016 T R % T R % 30 30 100,0 30 28 93,3 Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian Kegiatan yang mendukung indikator kinerja Jumlah sentra nelayan yang terbangun dan terkelola sistem informasinya adalah Pengembangan Sistem Informasi Nelayan Pintar Berbasis Mobile Multi Media. Kegiatan pengembangan sistem informasi nelayan pintar berbasis mobile multimedia tahun 2016 telah menghasilkan aplikasi nelayan pintar (nelpin) yang mendukung aktifitas penangkapan ikan. Aplikasi dapat diunduh secara gratis melalui playstore. Tahun 2016 telah selesai dengan mengimplementasikan aplikasi nelpin di 28 lokasi dari 30 lokasi yang ditargetkan. 28 (dua puluh delapan) lokasi implementasi nelayan pintar tahun 2016 yaitu : Gambar 3.25. L O K A S I I M P L E M E N T A S I A P L I K A S I N E L P I N D I I N D O N E S I A Badan Litbang KP telah melakukan litbang terkait survei pesisir, observasi laut, analisis data, maupun melakukan prediksi dan prakiraan melalui pemodelan satatistik dan numerik sejak pertama berdiri. Pembangunan Sistem Informasi Nelayan Pintar di Badan Litbang KP dengan mengakomodir konsep usulan Ditjen Perikanan tangkap dapat secara cepat diwujudkan dilakukan oleh 3 satuan kerja yaitu : Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 109 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 3) Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP) dalam mengkompilasi data dan informasi yang dihasilkan dari satker lain di Badan Litbang KP. Informasi tersebut agar lebih mudah diakses oleh nelayan dan masyarakat lainnya, disediakan dalam format berbasis teknologi Android, sehingga juga dapat ditampilkan oleh Ditjen Perikanan Tangkap di Pelabuhan4) pelabuhan perikanan yang ada melalui Videotron, dan media informasi lainnya. Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) adalah salah satu UPT dari P3TKP yang telah menghasilkan: Peta Prediksi Daerah Penangkapan Ikan untuk 3 hari kedepan (sejak tahun 2004), Peta Prediksi Lokasi Ikan Tuna (PELIKAN) untuk 3 hari kedepan, dan menjadi Basis operasionalisasi Infrastruktur Development for Space Oceanography (INDESO) sejak 2014 yang menghasilkan prakiraan (untuk 10 hari kedepan): kesuburan laut, pola sirkulasi arus dan gelombang, volume 5) ikan tuna (spesies: yellowfin tuna, skipjack, bigeye, albacore). Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir (P3SDLP) sejak 2011 telah mengembangkan Prakiraan pasang Surut (Pasut) di Pelabuhan Perikanan untuk Wilayah Pengelolaan Perikanan untuk 14 hari kedepan; kemudian sejak 2013 terbentuk Indonesia Ocean Observing Systems (INAOFS) yang menampilkan Prakiraan untuk 5 (lima) hari kedepan arus dan suhu permukaan laut Sejak dicanangkan pada bulan Juni 2015 "Sistem Informasi Nelayan Pintar (SINP)", melakukan berbagai pengembangan yang ditujukan guna memberi informasi tentang keadaan cuaca (temperatur udara, presipitasi/curah hujan, dan kecepatan serta arah angin), pola arus laut, pola temperatur permukaan laut, serta pasang surut air laut sebagai bahan pertimbangan kegiatan penangkapan ikan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan disaat peluncuran Produk Inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada tanggal 11 Agustus 2015 di Jakarta, Menteri KP mengatakan "Inovasi teknologi yang dilakukan, punya dua hal, yaitu mudah diterapkan (applicable) dan mudah diakses (accessible)". Sistem Informasi Nelayan Pintar (SINP) memiliki keunggulan antara lain : a) dirancang untuk mudah diterapkan dikarenakan SINP terbagi berdasarkan pelabuhan-pelabuhan perikanan yang tersebar diseluruh Indonesia, b) mudah diakses dikarenakan sistem ini tersedia secara online di website (P3SDLP). Indikasi tersebut dibuktikan dengan telah terunduhnya informasi sebanyak 144.722 kali dalam kurun Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 110 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN waktu sampai dengan 31 Desember 2015. Kedepannya sistem ini diharapkan dapat dipergunakan bagi masyarakat lebih luas secara umum, dan secara khususnya untuk masyarakat nelayan/pesisir. Adapun untuk Aplikasi nelayan pintar berbasis android telah dapat diinstal, dioperasikan nelayan dengan bantuan buku petunjuk teknis yang dibagi. Dalam pelatihan dan sosialisasi, nelayan telah dapat mengakses 6 (enam) informasi utama (6 menu utama): informasi lokasi potensi penangkapan ikan, informasi cuaca, informasi kondisi perairan, informasi kesuburan perairan dan informasi harga ikan. Sosialisasi dilakukan pada 30 pelabuhan perikanan dengan peserta lebih dari 1000 orang yang terdiri dari nelayan, penyuluh, pemilik kapal, asosiasi/komunitas nelayan, dinas, pelabuhan. Selain itu, juga dilaksanakan FGD dengan stakeholser terkait di 4 kota: Ternate, Belawan, Pekalongan, Jakarta. Dalam rangka pengembangan sistem kedepan, beberapa hal yang akan terus dilakukan antara lain adalah: 1) Melanjutkan produksi data prakiraan data dan informasi cuaca dan daerah 2) Memantau jumlah pengguna data dan informasi tersebut; 3) 4) 5) potensial penangkapan ikan di pelabuhan perikanan; Melakukan survei feedback kepada pihak pengguna; Melakukan diseminasi data dan informasi SINP; Menggandeng pihak-pihak terkait lainnya baik yang berasal dari internal dan eksternal untuk mendiseminasikan data dan informasi SINP, seperti provider, sakter pelabuhan, penyuluh perikanan, RRI dan radio. Karena pada saat ini ada sedikit kendala terkait biaya yang besar apabila menyiarkan diseminasi data dan informasi SINP Melalui SINP tersebut, diharapkan dapat membantu nelayan dalam kegiatan penangkapan ikan dan penjualannya secara lebih efektif dan efisien melalui pemanfaatan informasi daerah potensi penangkapan ikan dan perkiraan harga jual ikan. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 111 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN SALAH SATU FASILITAS AKSES INFORMASI PRAKIRAAN PASUT BERBASIS ANDROID MENU DALAM SINP Gambar 3.26. M E N U S I N P Y A N G D I K E M B A N G K A N B A L I T B A N G K P 3.3.1.6 SASARAN STRATEGIS -6 : TERWUJUDNYA PENINGKATAN KAPASITAS DAN KAPABILITAS SUMBERDAYA LITBANG DAN LAYANAN IPTEK KP Nilai sasaran strategis " T e r w u j u d n y a p e n i n g k a t a n k a p a s i t a s d a n k a p a b i l i t a s s u m b e r d a y a L i t b a n g d a n l a y a n a n I P T E K K P " sebesar 103,93%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 3 (tiga) indikator kinerja utama (IKU) sebagai berikut : 3.3.1.1.12 IKU KE -12 : PROPORSI FUNGSIONAL BALITBANG KP DIBANDINGKAN TOTAL PEGAWAI BALITBANG KP Indikator proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan total pegawai Balitbang KP bertujuan untuk mendapatkan gambaran proporsi pegawai dengan fungsional tertentu yang mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi isntansi secara kompeten, efektif dan proporsional. Indikator proporsi fungsional Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dibandingkan total pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (%) menggunakan klasifikasi maximize, Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 112 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun capaian atas indikator kinerja proporsi fungsional Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dibandingkan total pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (%) dideskripsikan dibawah ini : Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2015 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA T R % T R % Proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan total pegawai Balitbang KP 55 53,42 97,1 55 55,47 100,8 Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian Pada tahun 2016, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan menargetkan Prosentase jumlah pegawai fungsional Litbang KP dibandingkan dengan total pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sebesar 55%, dan telah terealisasi sebesar 55,47% atau 100,8% jika dibandingkan dengan target. Nilai 55,47% diperoleh dengan membandingkan jumlah pegawai fungsional litbang KP sebanyak 745 orang dan jumlah pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sebanyak 1.343 orang. Hal ini disebabkan beberapa pegawai Balitbang KP yang telah mengikuti diklat pertama belum memproses penerbitan PAK sebagai syarat pengangkatan sebagai pegawai fungsional. Beberapa upaya yang dilakukan untuk memenuhi target indikator kinerja tersebut melalui pengawalan proses pengusulan PAK pertama yang selambatkan 6 bulan setelah pelaksanaan diklat dan meningkatkan jumlah pegawai untk mengikuti diklat fungsional baik yang dianggarkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan maupun dari pihak eksternal. 3.3.1.1.13 IKU KE -13 : JUMLAH SARANA PRASARANA, SERTA KELEMBAGAAN LITBANG KP YANG DITINGKATKAN KAPA SITASNYA Indikator kinerja utama ini didefiniskan sebagai peningkatan kapasitas sarana dan prasarana serta kelembagaan yang berbentuk pengadaan fisik/belanja modal atau ruang lingkup akreditasi yang dilaksanakan oleh satuan kerja Balitbang Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 113 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KP. Hal ini untuk mendorong perwujudan Balitbang KP sebagai center of excellent untuk litbang di tingkat nasional dan internasional dimana dibutuhkan sarana prasarana yang memadai dan modern. Kondisi saat ini kelengkapan sarana-prasarana tersebut masih harus ditingkatkan, mengingat umurnya yang sudah tua, sehingga besar kemungkinan terjadi penurunan fungsi, serta sudah tidak up-to-date untuk mengikuti perkembangan kebutuhan litbang. Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2015 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA T R % T R % Jumlah sarana prasarana, serta kelembagaan Litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya 39 39 100,0 18 18 100,0 Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian Peningkatan sarana, prasarana dan kelembangaan lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang telah diusulkan pada Tahun 2016 sebagai berikut : NO 1 2 3 4 SATKER BPPBAP, Maros BP2KSI, Jatiluhur BPPBIH, Depok BPPL, Muara Baru Tabel 3.10. D A T A L A B O R A T O R I U M DALAM PROSES AKREDITASI TA 2016 LABORATORIUM Lab. Bioteknologi Lab. Biologi Ikan Lab. Planton Lab. Benthos Lab. Biologi Lab. Kimia/Kualitas Air Lab. Nutrisi Lab. Genetik Lab. Pakan Alami Lab. Kesehatan Ikan Lab. Biologi Populasi Lab. Biologi Reproduksi Lab. Biologi Lingkungan PARAMETER Isolasi DNA, Isolasi RNA, Analisis RAPD, Analisis 16 Srna Identifikasi Jenis Ikan, Pengukuran Panjang Berat Morfometrik, Pembacaan Ring Otolit, Mikronutrien Otolit Fekunditas dan Diameter Telur, Larva, Histologi dan Juvenil Fitoplankton, Zooplankton, Parasit, Benthos, Isi Lambung Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 114 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Serta progress data pengadaan barang/jasa lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sampai dengan Tahun 2016 yang melalui LPSE KKP sebagai berikut : Tabel 3.11. D A T A P E N G A D A A N B A R A N G / J A S A No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 LINGKUP BALITBANG KP TA 2016 NAMA LELANG Pengadaan Jasa Satuan Keamanan Gedung Balitbang KP I dan II Pengembangan Sistem Integrasi Data Balitbang KP Tahap II Jasa Konsultansi Perencana (DED) Kapal Riset Kelautan 60 Meter Perencanaan Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan di Pangandaran Perencanaan DED Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan di Morotai Pembangunan Tambak Garam di Pamekasan Manajemen Konstruksi Kapal Riset 60 meter Manajemen Konstruksi Pembangunan Kelembagaan Riset Kelautan di Pangandaran Penggantian Generator set dan Docking KR. Bawal Putuh 3 Belanja Bahan Kimia Pengadaan pakan ikan penelitian Pekerjaan Pemagaran Lingkungan Penelitian Meubelair dan Interior Gedung IFRDMD II Pengadaan Meubelair Pengadaan Peralatan Survei Geologi Laut Perencanaan Teknis KATEGORI Jasa Lainnya Konsultansi KONTRAK 132/BALITBANGKP.0/PPK/PL.410/IV/20 16 tanggal 01 April 2016, 9 Bulan Pekerjaan / Kontrak tidak dilaksanakan (Pemotongan Anggaran) Konsultansi Lelang Selesai Konsultansi 47/PPK/BALITBANGKP.2/PL.420/VI/201 6 tanggal 08 Juni 2016, 120 Hari (8 Juni s.d 5 Oktober) Konsultansi Konstruksi 46/PPK/BALITBANGKP.2/PL.420/VI/201 6 tanggal 13 Juni 2016, 120 Hari (13 Juni s.d 10 Oktober) lelang Selesai Konsultansi Lelang Selesai Konsultansi Lelang Selesai Barang lelang Selesai Barang Pemenang Pertama tidak melaksanakan pekerjaan sehingga Pekerjaan tersebut dilaksankan Pemenang Cadangan dengan diterbitkannya SPPBJ 15 Agustus 2016. 574/BALITBANGKP/BPPI/PL.421/III/201 6 tgl 29 Maret 2016 628/BALITBANGKP/BPPI/PL.421/IV/201 6, tanggal 06 April 2016, 60 hari kalender 1162/BALITBANGKP/BP3U/PL.420/VI/2 016, 17 Juni 2016 Lelang Selesai Konsultansi 2004/BALITBANG.KP/BPPBAP/PL.420/IV Barang Barang Konstruksi Konstruksi Barang Lelang Selesai Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 115 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN No NAMA LELANG Pengembangan Hathcry Kepiting Pembangunan Pengembangan Hatchry Kepiting Pengadaan Peralatan Laboratorium Pengadaan Mesin Speedboat Penunjang Pemantauan Pengadaan Penunjang Fasilitas Operasional Radar Pantai Pengadaan Peralatan Radar Pantai Pembangunan Laboratorium Kualitas Air 17 18 19 20 21 22 Pembangunan Pagar Kantor 23 Pengadaan Alat Observasi Laut Renovasi Gedung/Bangunan Pengadaan Data Satelit Radar Cosmo Skymed 24 25 26 KATEGORI Konstruksi Bangunan KONTRAK /2016 Tgl 11 April 2016 , 60 hari kelender Lelang Selesai Barang Lelang Selesai Barang Lelang Selesai Barang Lelang Selesai Konstruksi Bangunan Lelang Selesai Barang Lelang Selesai Konstruksi Bangunan 602/BALITBANGKP/LP2BRL/PL.420/V/2 016,( Tanggal 11 Mei 2016, 90 hari kalender) Konstruksi Bangunan Lelang Selesai Barang Barang Lelang Selesai Lelang Selesai (Informasi ULP per tgl 6 Oktober 2016 lelang ulang karena ada sanggahan 3.3.1.1.14 IKU KE -14. : JUMLAH JEJARING DAN/ATAU KERJASAMA LITBANG YANG TERBENTUK Indikator kinerja ini didefinisikan sebagai Jumlah jejaring, kemitraan dan/ atau kerja sama litbang yang dijalin oleh satuan kerja pada tahun berjalan. Adapun ruang lingkup jejaring, kemitraan dan/ atau kerja sama litbang adalah : - J e j a r i n g adalah jalinan asosiasi/forum/ organisasi lainnya yang memiliki kesamaan profesi/kepakaran yang diikuti oleh Satker/ UPT lingkup Balitbang KP - K e m i t r a a n adalah hubungan dengan badan/ perorangan untuk melakukan aktivitas bersama dan/atau memiliki perjanjian kerja sama (sedang berjalan) - Kerja sama litbang adalah penyelenggaraan kerja sama litbang antara Balitbang KP dengan pihak mitra pada tahun berjalan yang dituangkan dalam perjanjian kerja sama yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan ruang lingkup meliputi: 1. Penelitian, pengembangan dan penerapan iptek; 3. Pertukaran ilmu pengetahuan, teknologi, tenaga ahli dan material 2. 4. Peningkatan kapasitas SDM dan kelembagaan; penelitian; Perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan hasil litbang; Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 116 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 5. Diseminasi dan publikasi; 7. Peningkatan pelayanan publik atas ilmu pengetahuan dan teknologi. 6. Pertemuan ilmiah, seminar bersama dan lokakarya bersama; dan/atau; Jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk memiliki tujuan sebagai upaya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan iptek KP. Indikator ini menggunakan polirisasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah meleibihi target yang ditetapkan dan bukti capaian akhirnya berupa dokumen kesepakatan yang sudah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang (KB/IA, PKS/MoU, SK/dokumen lainnya yang sejenis). Formula/cara perhitungan indikator jumlah jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk/dijalin oleh Satker/UPT lingkup Balitbang KP pada tahun berjalan, khusus untuk dokumen kerjasama pada tingkat Balai/Loka harus mendapatkan persetujuan atau mengetahui Eselon II (Kepala Pusat). Adapun capaian atas indikator kinerja Jumlah jejaring dan/ atau kerjasama litbang yang terbentuk (buah) dideskripsikan di bawah ini. Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah jejaring dan/atau kerjasama Litbang yang terbentuk 2015 2016 T R % T R % 98 105 107,1 66 71 107,5 Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian Dari Tabel diatas menunjukan perkembangan capaian indikator kinerja jumlah jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk pada Tahun 2016 dari target 66 buah jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk, telah teralisasi sebanyak 71 buah atau sebesar 107,5%. Apabila dibandingkan dengan tahun 2015, target jumlah jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk mengalami penurunan sebesar 67,35%, sedangkan untuk capaianya juga mengalami penurunan sebesar 67,62% atau sebanyak 34 buah jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 117 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Dari hasil analisis capaian kinerja pada tahun 2016, beberapa faktor keberhasilan yang tercatat antara lain : 1) Bertambahnya jalinan kerjasama dengan pihak internasional sebagai dampak dari kebijakan 3 pilar KKP (kedaulatan, keberlanjutan, kesejahteraan) khususnya dalam rangka pemberantasan IUU Fishing di kawasan regional, penelitian untuk 2) 3) keanekaragaman hayati : blue carbon, pengembangan perikanan spesifik; Hasil litbang yang telah siap serta mendapatkan kerjasama dan komersialisasi dengan swasta meningkat antara lain : komersialisasi benih unggul ikan air tawar terutama hasil pemuliaan, Litbang Produk Kesehatan dari Hasil Laut; Meningkatnya permintaan kerjasama dari stakeholder daerah (PEMDA) untuk dapat memanfaatkan hasil litbang KP dari hasil penerapan iptek induk unggul, pematangan teknologi adaptif lokasi serta data informasi dan kajian ilmiah atas sumberdaya KP di daerah. Gambar 3.27. PENGEMBANGAN JEJARING PENGETAHUAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN 3.3.1.7 SASARAN STRATEGIS -7 : TERSELENGGARANYA PENGENDALIAN LITBANG KP Nilai sasaran strategis " T e r s e l e n g g a r a n y a pengendalian Litbang KP" sebesar 100,00%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja utama (IKU) sebagai berikut : 3.3.1.1.15 IKU KE -15 : PROPORSI KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN DAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL DIBANDINGKAN KEGIATAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TOTAL Indikator proporsi kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental dibandingkan total kegiatan penelitian dan pengembangan (minimal) Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 118 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN sesuai PP 30 tahun 2008 terdapat 3 bentuk kegiatan litbang diantaranya sebagai berikut : a) Penelitian dasar perikanan; Merupakan kegiatan penelitian yang bersifat eksploratif dan/atau eksperimental untuk memperoleh ilmu pengetahuan baru sebagai acuan bagi penelitian terapan perikanan. Ilmu pengetahuan baru dapat berupa data dan informasi ilmiah tentang prinsip-prinsip dasar dari fenomena atau fakta serta interaksi keduanya yang teramati di bidang perikanan. Yang dimaksud dengan “kegiatan penelitian yang bersifat eksploratif”, antara lain, kegiatan inventarisasi, ekspedisi, identifikasi, karakteristisasi, studi, sensus, dan survey di bidang perikanan. Untuk penelitian dasar, selanjutnya diwujudkan dalam penelitian kemitraan melalui kerjasama dengan perguruan tinggi dan/atau LPNK dan ditetapkan melalui SK Kepala Balitbang KP. b) Penelitian terapan perikanan; Merupakan kegiatan penelitian yang memanfaatkan hasil penelitian dasar perikanan, dan diarahkan untuk tujuan praktis guna memperoleh pengetahuan dan teknologi di bidang perikanan. Pengetahuan dan teknologi di bidang perikanan dapat berupa pengetahuan praktis dan teknologi terapan yang langsung dapat digunakan dalam penyusunan kebijakan pengelolaan dan pengembangan usaha perikanan. Yang dimaksud dengan "penelitian terapan perikanan", antara lain desain, rancang bangun dan konstruksi, permodelan, pemetaan, dan pengkajian di bidang perikanan. c) Pengembangan eksperimental perikanan Merupakan kegiatan sistematik dengan menggunakan pengetahuan yang sudah ada yang diperoleh melalui penelitian dasar perikanan dan/atau penelitian terapan perikanan, untuk memperoleh sistem teknologi yang lebih efektif dan efisien serta menghasilkan produk unggulan di bidang perikanan. Sistem teknologi yang lebih efektif dan efisien dapat berupa teknologi yang sederhana, murah, terjangkau, adaptif, dan ramah lingkungan. Adapun Produk unggulan dapat berupa produk yang memiliki nilai tambah tinggi, berdaya saing tinggi, dan aman dikonsumsi serta terjangkau masyarakat luas. Yang dimaksud dengan "pengembangan eksperimental perikanan", antara lain, perekayasaan, scaling-up, dan inovasi teknologi di bidang perikanan Adapun capaian atas indikator kinerja kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental dibandingkan total pengembangan (minimal) dideskripsikan di bawah ini. kegiatan penelitian dan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 119 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2015 INDIKATOR KINERJA UTAMA Proporsi kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental dibandingkan total kegiatan penelitian dan pengembangan 2016 T R % T R % 89 89 100,0 91 91 100,0 Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian Dalam perhitungan IKU 16 berdasarkan pada Keputusan Kepala Balitbang KP No 48/KEP-BALITBANGKP/2015 yang telah menetapkan kegiatan penelitian yang dikategorikan penelitian dasar yang dapat dimitrakan dengan instansi penelitian lain (Perguruan tinggi, LPND). Judul yang ditetapkan sebagai penelitian dasar sebanyak 40 (empat puluh) kegiatan yang seluruhnya menghasilkan output data dan informasi dasar. Dengan demikian, pada pelaksanaan litbang KP 2015, terdapat 344 buah penelitian yang eksperimental. termasuk dalam penelitian terapan dan pengembangan 3.3.3 LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE Capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada Perspektif learn & growth (Learn and Growth Perspektive) dengan bobot perspektif sebesar 30% yang berasal dari 4 (empat) sasaran strategis yaitu 1) Terwujudnya ASN Balitbang KP yang kompeten, professional dan berkepribadian; 2) Tersedianya manajemen pengetahuan Balitbang KP yang handal dan mudah diakses; 3) Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima; dan 4) Terkelola anggaran pembangunan Balitbang KP secara efisien dan akuntabel. 3.3.1.8 SASARAN STRATEGIS -8 : TERSEDIANYA ASN BALITBANG KP YANG KOMPETEN, PROFESSIONAL DAN BERKEPRIBADIAN Nilai sasaran strategis "Tersedianya ASN Balitbang KP yang kompeten, p r o f e s s i o n a l d a n b e r k e p r i b a d i a n " sebesar 107,23%. Indikator kinerja yang ditetapkan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 120 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja utama (IKU) sebagai berikut : 3.3.1.1.16 IKU KE -16. : INDEKS KOMPETENSI DAN INTEGRITAS BALITBANG KP Kompetensi dan intergritas pegawai sangat penting bagi pegawai negeri sipil untuk dengan cara peningkatan menciptakan pegawai yang profesional yang dilakukan kemampuan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang diikuti dengan kepatuhan sikap terhadap aturan dan norma. Perhitungkan indeks kompetensi dan integritas Balitbang KP dilakukan pada 4 (empat) variabel yaitu : 1). Kompetensi hasil asesment dengan membandingkan kompetensi hasil rekomendasi penilaian kompetensi/asesment dari asesor dengan jenis standar kompetensi yang dipersyarakatkan sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 34/KEPMEN/SJ/2014; 2). Prosentase capaian output pegawai pada e-SKP; 3. Prosentase tingkat kehadiran pegawai dan 4. Kepatuhan ASN dalam pelaporan LHKPN. Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh nilai setiap variabel sebagai berikut : Kompetensi Hasil Assesment 41,66 % Capaian SKP 80,88 % Tingkat Kehadiran % Pelaporan LHKPN 55,40 Indeks Kompetensi & Integritas 75,54 63,37 Adapun capaian atas indikator kinerja indeks kompetensi dan integritas Balitbang KP dideskripsikan di bawah ini. Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Indeks kompetensi dan integritas Balitbang KP Baik (Capaian >=100%) 2015 2016 T R % T R % 65 63,26 97,3 77 62,89 81,6 Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 121 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian Berdasarkan tabel diatas, untuk indikator indeks kompetensi dan integritas Balitbang KP ini masih belum memenuhi target dengan beberapa faktor : 1. 2. Asessment test yang dilakukan terhadap pejabat/staf lingkup Balitbang KP yang menggandeng Universitas indonesia sebagai penguj tidak diaku hasilnyaole Biro Kepegawaian, Sekretaria jenderal KKP; Prosentase kepatuhan pengisian SKP masih rendah. Rendahnya nilai tersebut disebabkan oleh ASN belum secara rutin dan tepat waktu mengisi capian kinerja individu perbulan. Hal ini dikarenakan belum adanya sistem reward punishment atas capaian kinerja individu. Saat ini perhitungan reward berupa tunjangan 3. kinerja didasarkan pada kepatuhan kehadiran pegawai; Belum semua aparat sipil negara melaporkan kekayaannya sesuai Surat Edaran Kementeria PAN da RB Nomor 1 Tahun 2015 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) di lingkungan instansi Pemerintah. tersebut. Hal ini dikarenakan belum dilakukan sosialisasi atas aturan Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah masih rendahnya ketaatan ASN terkait dalam pelaporan LHKPN sesuai Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme serta Surat Edaran Kementerian PAN dan RB Nomor SE/03/M.PAN/01/2005 tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara NegaraTentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Upaya peningkatan kompetensi dan integritas bagi aparatur sipil negara (ASN) akan terus dilakukan melalui beberapa hal diantaranya : 1. Lelang jabatan terbuka melalui tes assesment yang telah dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan diharapkan mampu menurunkan gap antara kompetensi 2. 3. 4. seorang pejabat dengan standar kompetensi suatu jabatan yang telah ditetapkan; Memetakan kebutuhan pelatihan dan pengembangan personil yang diharapkan dapat berdampak pada keberhasilan organisasi; Menyusun mekanisme reward and punishment atas capaian kinerja individu; Melakukan sosialisasi dan bimtek pengisian formulir LHKPN. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 122 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 3.3.1.1.17 IKU KE -17. : JUMLAH ASN KOMPETENSINYA LINGKUP BALITBANG KP YANG DITINGKATKAN SDM Balitbang KP baik PNS, CPNS maupun tenaga kontrak yang menempuh pendidikan gelar (tugas belajar dalam dan luar negeri) yang sedang berjalan dan baru, non gelar (diklat fungsional tertentu/diklatpim), pelatihan (kursus teknis dalam dan luar negeri) dan izin belajar (yang berjalan) dalam rangka untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi untuk menunjang tugas dan fungsinya. Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup Balitbang KP dideskripsikan di bawah ini. Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup Balitbang KP Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian Dari 262 2016 T R % 262 329 135,9 (dua ratus enam puluh dua) ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup Balitbang KP yang diperjanjikan, dapat tercapai sebanyak 329 (tiga ratus dua puluh sembilan) ASN yang ditingkatkan kompetensinya atau sebesar 135,9%. Indikator kinerja jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup Balitbang KP tahun 2016 tidak dapat dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015, dikarenakan merupakan indikator kinerja baru/bukan merupakan lanjutan dari indikator kinerja dari penetapan kinerja (PK) tahun 2015. 3.3.1.9 SASARAN STRATEGIS -9 : TERSEDIANYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BALITBANG KP YANG HANDAL DAN MUDAH DIAKSES Nilai sasaran strategis " T e r s e d i a n y a m a n a j e m e n p e n g e t a h u a n B a l i t b a n g K P y a n g h a n d a l d a n m u d a h d i a k s e s " sebesar 120,00%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) IKU sebagai berikut : Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 123 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 3.3.1.1.18 IKU KE -18. : PERSENTASE UNIT KERJA BALITBANG KP YANG MENERAPKAN TERSTANDAR SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN YANG Merujuk pada Permen PAN & RB Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menetapkan salah satu indikator kinerja utamanya pada salah satu sasaran strategisnya yaitu Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah diakses : “Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)”, dimana target pada tahun 2016 sebesar 50%. Yang kemudian dipersempit pada level I, Balitbang KP menetapkan menjadi “Persentase unit kerja Balitbang KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar”. Sesuai dengan definisi pada manual indiaktor kinerja utama tingkat KKP, Sistem Manajemen Pengetahuan adalah suatu rangkaian yang memanfaatkan teknologi informasi yang digunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari. Dimana formula yang digunakan yaitu “Unit Kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan dibandingkan dengan total Unit Kerja seluruh Balitbang KP”. Indikator kinerja ini diturunkan (lingkup dipersempit) ke tingkat Eselon I, sehingga metode pengukurannya yaitu Unit Kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan dibandingkan dengan total Unit Kerja tingkat Pusat Lingkup Balitbang KP”. Metode pengukuran yang digunakan oleh KKP pada level Eselon I yaitu “Persentase unit kerja level 1-2 yang bergabung di sistem aplikasi dibagi unit kerja level 1-2”. Salah satu perangkat berbasis teknologi informasi yang digunakan sebagai implementasi dalam pengukuran indikator kinerja ini yaitu “Aplikasi Bitrix24”, yang dapat diakses melalui alamat https://www.kinerjakkp.bitrix24.com/ seperti terlihat pada gambar berikut : Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 124 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Gambar 3.28. S C R E E N S H O T A P L I K A S I B I T R I X 2 4 Pada level 1, Balitbang KP memiliki beberapa library yang dapat diakses oleh pihak luar antara lain yang memuat Info terkait Baldan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dan Hasil Litbang KP dari beberapa satuan kerja. Selain itu Badan Penelitiam dam Pengembangan Kelautan dan Perikanan juga mengikuti perkembangan pengetahuan yang dibagi (sharing) oleh Unit kerja Eselon I maupun unit kerja di KKP. Selain itu level I (Balitbang KP) juga telah terhubung satu sama lain dengan unit 19 (sembilan belas) Eselon II, III, dan IV Lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Dari target sebesar 50%, realisasi indikator Persentase unit kerja Balitbang KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar telah tercapai sebanyak 100%, dimana dari 19 (sembilan belas) Satker lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan telah menggunakan aplikasi Bitrix24 dan saling terhubung satu sama lain. Adapun capaian atas indikator kinerja Persentase unit kerja Balitbang KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar di deskripsikan di bawah ini. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 125 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2015 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA T R % T R % Persentase unit kerja Balitbang KP yang menerapkan system manajemen pengetahuan yang terstandar 40 100 250,0 50 100 200,0 Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian Di tahun 2015, dari pengukuran capaian indikator kinerja persentase unit kerja Balitbang KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar, diperoleh prosentase realisasi sebesar 200% yang menunjukkan 19 (sembilan belas) satuan kerja lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang ditargetkan telah terhubung dengan Sistem bitrix24 untuk berbagi data informasi yang saling dapat dimanfaatkan. Nilai capaian yang cukup tinggi disebabkan sistem yang dipilih sebagai platform untuk manajemen pengetahuan relatif sederhana dan sudah digunakan di beberapa organisasi di dunia. Sistem tersebut mampu untuk membuat, menyimpan, mentransfer dan menerapkan pengetahuan dalam organisasi dan pada tahun 2016 sebagai tahun pertama dalam inisiasi penerapan knowladge management terstandar. Sistem bitrix24 tersebut melengkapi sistem manajemen sederhana yang secara umum sudah digunakan untuk berbagi informasi melalui e-mail, website atau media pertukaran informasi lainnya. Tantangan kedepan dalam penerapan sistem manajemen pengetahuan terstandar adalah membangun sistem pengetahuan terstruktur yang mampu menyerderhanakan akses informasi, modul untuk pencarian data informasi, pengolahan data dan klasifikasi dengan menyertakan perangkat untuk sistem jaringan dengan pihak luar melalui pembangunan Pusat Data Kelautan dan Perikanan di Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang akan menjadi hub bagi Laboratorium Data yang dibangun oleh satuan kerja lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dengan jejaring laboratorium data di Perguruan tinggi maupun instansi riset lainnya. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 126 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Capaian Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun 2016 melebihi dari target yang ditetapkan berkat dukungan satuan kerja lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang sudah 100% menerapkan aplikasi bitrix24 pada masing-masing unti kerjanya, seperti berikut : Grafik 3.4. C A P A I A N P E N G G U N A A P L I K A S I B I T R I X 2 4 LINGKUP PUSAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 3.3.1.10 SASARAN STRATEGIS -10. : TERSELENGGARAANYA BIROKRASI BALITBANG KP YANG EFEKTIF, EFISIEN, DAN BERORIENTASI PADA LAYANAN PRIMA Nilai sasaran strategis " T e r s e l e n g g a r a n y a birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien, layanan dan berorientasi prima " sebesar pada 99,36%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 2 (empat) IKU sebagai berikut : 3.3.1.1.19 IKU KE -19 : NILAI KINERJA REFORMASI BIROKRASI BALITBANG KP Dalam rangka penerapan reformasi birokrasi dan merujuk pada Peraturan Menteri Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 127 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 tahun 2014 tentang pedoman evaluasi reformasi birokrasi instansi pemerintah. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada tahun 2016 telah dilakukan penilaian atau evaluasi implementasi reformasi birokrasi yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan. Evaluasi dilakukan terhadap 2 komponen utama yaitu komponen pengungkit (proses) dan komponen hasil. Reformasi Birokrasi bukan lagi sekedar tuntutan dari segenap elemen masyarakat yang mengharapkan agar birokrasi dan terutama aparatur dapat berkualitas lebih baik lagi. Reformasi birokrasi kini benar-benar menjadi kebutuhan bagi aparatur pemerintahan. Reformasi birokrasi yang dilaksanakan di lingkungan Balitbang KP pada hakekatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang pelaksanaan dilakukan melalui program-program meliputi : Adapun capaian atas indikator kinerja nilai kinerja reformasi birokrasi Balitbang KP dideskripsikan di bawah ini. Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Nilai kinerja reformasi birokrasi Balitbang KP 2015 2016 T R % T R % BB (80) A (84,69) 105,8 A (90) 88,31 98,1 Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian Nilai capaian RB didasarkan pada hasil evaluasi RB Balitbang KP (November 2016) dengan masing-masing penilaian sebagai berikut : Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 128 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Tabel : 3.12. N I L A I C A P A I A N H A S I L E V A L U A S I KOMPONEN RB Manajemen Perubahan Penataan peraturan perundangan-undangan Penataan dan penguatan organisasi Penataan tata laksana Penataan sistem manajemen SDM Penguatan akuntabilitas Penguatan pengawasan Peningkatan kualitas pelayanan publik TOTAL PENGUNGKIT Kapasitas dan akuntabilitas kinerja pemerintah Pemerintah yang bersih dan bebas KKN Kualitas pelayanan publik TOTAL HASIL TOTAL NILAI RB REFORMASI BIROKRASI TAHUN 2016 NILAI EVALUASI 2015 3,89 (%) 2015 77,80 NILAI EVALUASI 2016 4,74 (%) 2016 94,79 6 100 1,91 95,29 5 100 4,63 92,53 5,80 10,15 96,67 84,58 14,20 0,83 4,38 83,40 87,63 94,64 14,86 54,41 79,18 4,03 56,03 67,08 14,86 74,29 84,50 16,98 7,95 30,28 84,69 80 79,5 7,95 32,27 88,31 80,00 80,8 4,75 7,47 75 Sumber : Lembar Kerja Evaluasi RB, 2016 6 11,03 7,35 99,08 100,00 91,89 73,00 Implementasi Reformasi Birokrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun 2016 mengalami perbaikan dan peningkatan yang cukup signifikan (4,58%) bila dibandingkan tahun 2015, dan selalu meningkat tersebut disebabkan oleh kesadaran akan pentingnya reformasi birokrasi di Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sebagai lembaga Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dan selalu menjadi rujukan bagi Direktorat Jenderal Teknis lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam menerapkan konsep reformasi birokrasi. 3.3.1.1.20 IKU KE -20 : NILAI SISTEM AKUNTABLITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) BALITBANG KP Tahun 2014 merupakan cikal bakal/ awal tahun yang sangat strategis bagi pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini ditandai dengan telah terbitnya Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan ditandatanganinya MoU (nota kesepahaman) antara Menteri PANRB dengan Menteri PPN/BAPPENAS, yang mengatur tentang pengintegrasian/ penyelesarasan Sistem Perencanaan dan Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Pusat. MoU tersebut mengatur arsitektur perencanaan pembangunan nasional, pengintegrasian sistem perencanaan dan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 129 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN penganggaran, serta istilah-istilah yang digunakan. MoU tersebut diharapkan memudahkan pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Kedepan khususnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sebagai salah satu unit kerja Eselon I dibawah Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Kelautan dan Perikanan. Dengan terbitnya Peraturan Presiden tersebut, Instansi pemerintah khususnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (BALITBANG KP) didorong untuk lebih akuntabel dan lebih bertanggung jawab terhadap kinerja atau hasil yang telah dicapai. Akuntabilitas Kinerja adalah suatu kondisi dimana instansi pemerintah telah merubah orientasinya dari yang biasanya berorientasi kepada anggaran (input) atau kegiatan (output) semata menjadi berorientasi kepada hasil atau outcome. Untuk mengetahui tingkat akuntabilitas instansi pemerintah terhadap kinerjanya, setiap tahun Inspektorat Jenderal KKP melakukan evaluasi atas akuntabilitas kinerja pada masing-masing unit eselon I Kementerian Kelautan dan Perikanan, sedangkan Kementerian PANRB melakukan evaluasi atas akuntabilitas kinerja pada tingkat kementerian Pusat/ daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri PANRB Nomor 12 Tahun 2015 tentang pedoman evaluasi atas implementasi sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, terdapat beberapa predikat penilaian akuntabilitas kinerja dari yang paling rendah yaitu kategori "D" sampai dengan yang tertinggi yaitu kategori "AA", dengan penjelasan sebagai berikut : Tabel : 3. 13. K A T E G O R I P E N I L A I A N NO SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) KATEGORI 1 AA 3 BB 5 CC 6 C 2 4 A B NILAI ANGKA > 90 100 > 80 90 > 70 80 > 60 70 > 50 60 > 30 50 KARAKTERISTIK AKUNTABILITAS INSTANSI Sangat Memuaskan, Memuaskan, Memimpin perubahan, berkinerja tinggi, dan sangat akuntabel Sangat Baik, Akuntabel, berkinerja baik, memiliki sistem manajemen kinerja yang andal Baik, Akuntabilitas kinerjanya sudah baik, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk manajemen kinerja, dan perlu sedikit perbaikan Cukup (Memadai), Akuntabilitas kinerjanya cukup baik, taat kebijakan, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk memproduksi informasi kinerja untuk pertanggung jawaban, perlu banyak perbaikan tidak mendasar Kurang, Sistem dan tatanan kurang dapat diandalkan, memiliki sistem untuk menejemen kinerja tapi perlu banyak Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 130 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KARAKTERISTIK AKUNTABILITAS INSTANSI perbaikan minor dan perbaikan yang mendasar Sangat Kurang, Sistem dan tatanan tidak dapat diandalkan 7 D 0 - 30 untuk penerapan manajemen kinerja, perlu banyak perbaikan, sebagaian perubahan yang sangat mendasar Sumber: PERMEN PANRB 12, 2015 NO KATEGORI NILAI ANGKA Komponen penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) meliputi perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi internal dan capaian kinerja. Instansi pemerintah yang dinilai akuntabel atau yang akuntablitas kinerjanya baik adalah instansi yang berdasarkan hasil evaluasi memperoleh predikat minimal "CC" atau "Cukup Baik", dengan setiap komponen dan sub-komponen penilaian diberikan alokasi nilai sebagai berikut : NO Tabel : 3.14. K O M P O N E N D A N S U B - K O M P O N E N P E N I L A I A N SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) KOMPONEN BOBOT 1 Perencanaan Kinerja 30% 2 Pengukuran Kinerja 25% Evaluasi Internal 10% 3 4 5 Pelaporan Kinerja Capaian Kinerja TOTAL 15% 20% 100% SUB KOMPONEN a) Rencana strategis (10%), meliputi : pemenuhan renstra (2%), kualitas renstra (5%) dan implementasi renstra (3%) b) Perencanaan kinerja tahunan (20%), meliputi pemenuhan RKT (4%), kualitas RKT (10%) dan implementasi RKT (6%) a) Pemenuhan pengukuran (5%) b) Kualitas pengukuran (12,5%) c) Implementasi pengukuran (7,5%) a) Pemenuhan pelaporan (3%) b) Kualitas pelaporan (7,5%) c) Pemanfaatan pelaporan (4,5%) a) Pemenuhan evaluasi (2%) b) Kualitas evaluasi (5%) c) Pemanfaatan hasil evaluasi (3%) a) Kinerja yang dilaporkan (outout) (5%) b) Kinerja yang dilaporkan (outcome) (10%) c) Kinerja tahun berjalan (benchmark) (5%) Sumber: PERMEN PANRB 12, 2015 Adapun capaian atas indikator kinerja nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Balitbang KP dideskripsikan di bawah ini. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 131 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Nilai SAKIP Balitbang KP 2015 2016 T R % T R % 83 83,48 100,5 84 84,50 100,6 Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian Pencapaian nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Balitbang KP tidak lepas dari kinerja seluruh Satker Lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada tahun 2016. Pada tahun 2015 Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan telah melaksanakan bimbingan teknis secara bertahap 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun dengan melibatkan seluruh Satker lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelauatan dan Perikanan dan pada tahun 2016 sudah diimplementasi pengukuran mandiri Sistem Akuntabilitas Pemerintah (SAKIP) pada seluruh Satker lingkup Kinerja Instansi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelauatan dan Perikanan, dengan nilai 84,50 dari nilai maksimum 100 dengan predikat penilaiaan "A - Memuaskan", sebagaimana pada tabel berikut : NO. KOMPONEN YANG DINILAI 1. Perencanaan Kinerja 2. Pengukuran Kinerja 3. Pelaporan Kinerja 4. Evaluasi Internal 5. Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi NILAI HASIL EVALUASI 5 KOMPONEN PREDIKAT PENILAIAN BOBOT (%) 30 25 15 10 20 100 AA/A/B/CC/C/D NILAI 26,38 19,51 11,97 8,00 18,63 84,50 A Beberapa catatan hasil penilaian SAKIP terhadap masing-masing komponen manajemen kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun 2016, sebagai berikut : 1. Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan belum ditandatangani oleh Kepala Badan dan belum dipublikasikan dalam website Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan; 2. Laporan kinerja (LKj) triwulan III tahun 2016 belum ditandatangani oleh Kepala Badan, dan laporan kinerja (LKj) triwulan IV tahun 2016 belum disusun; Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 132 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 3. Reward and punishment terhadap keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja belum ada; 4. Menyusun ukuran capaian kinerja sampai eselon III dan IV dengan memanfaatkan perjanjian kinerja untuk identifikasi selanjutnya dilakukan pengukuran secara berjenjang; kinerja, kemudian 5. Menyusun dan menetapkan mekanisme pengumpulan data kinerja secara up to date serta mencantumkan penanggungjawab secara jelas; 6. Melakukan pemantauan kinerja secara berkala dengan menggunakan rencana aksi pengukuran kinerja; 7. Menggunakan hasil pengukuran kinerja sebagai dasar pemberian reward and punishment; 8. Menyajikan informasi keuangan yang terkait pencapaian kinerja instansi pada laporan kinerja; 9. Menggunakan LKj dalam perbaikan perencanaan untuk menilai dan memperbaiki pelaksanaan program serta untuk peningkatan kinerja; 10. Menggunakan hasil evaluasi internal dalam memberikan alternatif perbaikan kinerja. Berdasarkan berita acara pemantauan tindak lanjut yang ditandatangani pada tanggal 10 September 2016, bersama tim pemantauan tindak alnjut Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan. Telah dilakukan pemantauan tindak lanjut terhadap hasil pengawasan sistem akuntabilitas kinerja isntasni pemerintah pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, dengan hasil seluruh hasil temuan telah ditindaklajuti hingga tuntas semua, dengan rincian sebagai berikut : NO A B C Tabel : 3.15. B E R I T A A C A R A P E M A N T A U A N T I N D A K L A N J U T URAIAN TEMUAN 1. Awal TINDAK LANJUT 1. Tuntas 2. Proses 3. Pending SISA TEMUAN 1. Proses 2. Pending TEMUAN HASIL PEMERIKSAAN JUMLAH NILAI KEJADIAN SARAN 4 16 - - - - 4 - 16 - - Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 133 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Tantangan ke depan akan semakin berat, maka upaya yang akan dilakukan untuk peningkatan capaian indikator kinerja nilai sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan akan terus dilakukan melalui beberapa hal diantaranya : Implemetasi PK ke seluruh unit kerja sampai level individu Memanfaatkan informasi Laporan kinerja dan hasil evaluasi AKIP dan evaluasi program sebagai feedback untuk peningkatan akuntabilitas kinerja dan efektivitas program Optimalisasi implementasi sistem akuntabilitas berbasis TI hingga tinggat individu Memanfaatkan hasil pengukuran kinerja sebagai dasar pemberian reward & punishment "Kinerja tidak hanya dilihat dari sisi penyerapan anggaran tetapi juga dengan kesesuain dengan hasil yang diperoleh" Wakil Presiden RI Menyederhanakan substansi program dan kegiatan agar fokus pada pencapaian hasil Nilai pemerintah sistem menunjukan pertanggungjawaban penggunaan akuntabilitas atas anggaran tingkat hasil dalam kinerja instansi akuntabilitas (outcome) rangka atau terhadap terwujudnya pemerintahan yang berorientasi kepada hasil (result oriented goverment). Perkembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sejak tahun 2011 terus mengalami peningkatan sebagaimana capaian berikut : Jusuf Kalla Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 134 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERKEMBANGAN NILAI SAKIP BALITBANG KP 77.98 80.25 84.12 83.48 2014 2015 84.5 42.47 2011 2012 2013 2016 Sumber : Lembar Kerja Evaluasi SAKIP, 2016 3.3.1.11 SASARAN STRATEGIS -11 : TERKELOLANYA ANGGARAN PEMBANGUNAN BALITBANG KP SECARA EFISIEN DAN AKUNTABEL Nilai sasaran strategis " T e r k e l o l a n y a a n g g a r a n p e m b a n g u n a n B a l i t b a n g K P s e c a r a e f i s i e n d a n a k u n t a b e l " sebesar 103,18%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) indicator kinerja utama (IKU) sebagai berikut : 3.3.1.1.21 IKU KE -21. : NILAI KINERJA ANGGARAN BALITBANG KP Berdasarkan PMK 249/2011 perlu dilakukan evaluasi kinerja suatu program dari capaian kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen RKA-K/L oleh Menteri/Pimpinan Lembaga (self-evaluation), meliputi tiga aspek evaluasi, yaitu aspek implementasi, aspek manfaat, dan aspek konteks. Evaluasi kinerja atas aspek implementasi untuk menghasilkan informasi kinerja pelaksanaan kegiatan dan pencapaian keluaran meliputi : penyerapan anggaran; konsistensi antara perencanaan dan implementasi; pencapaian keluaran dan efisiensi. Untuk aspek manfaat merupakan capaian indicator kinerja utama. Sedangkan evaluasi kinerja atas aspek konteks dilakukan dalam rangka menghasilkan informasi mengenai relevansi masukan, kegiatan, keluaran dan hasil dengan dinamika perkembangan keadaan termasuk kebijakan pemerintah. Bobot kinerja aspek implementasi sebesar 33,3% dan aspek manfaat sebesar 66,7%. Bobot masing-masing indicator pada aspek implementasi terdiri dari : penyerapan anggaran 9,7%; konsistensi antara perencanaan dan implementasi Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 135 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 18,2%; pencapaian keluaran 43,5% dan efisiensi 28,6%. Selaanjutnya nilai kinerja merupakan penjumlahan hasil perkalian antara nilai kinerja atas aspek implementasi dan nilai kinerja atas aspek manfaat dengan masing-masing bobot berkenaan. Nilai kinerja dihitung dengan menjumlahkan hasil perkalian antara nilai kinerja atas aspek implementasi dan nilai kinerja atas aspek manfaat dengan masingmasing bobot. Hasil penilaian kinerja sebagaimana diatas dikelompokan dalam kategori sebagai berikut : Tabel: 3.16. K A T E G O R I P E N I L A I A N K I N E R J A NO NILAI ANGKA 1 > 90% - 100% 2 > 80% - 90% 3 > 60% - 80% 4 > 50% - 60% 5 ≥ 50% Sumber: PERMEN KEUANGAN 249/PMK.02, 2011 INTERPRESTASI Sangat Baik Baik Cukup/Normal Kurang Sangat Kurang Tata cara pengukuran indikator nilai kinerja anggaran Balitbang KP (%) melalui beberapa proses tahapan diantaranya sebagai berikut : 1) Penyerapan anggaran; 2) Konsistensi antara perencanaan dan implementasi; 3) Pencapaian keluaran; 4) Efisiensi; 5) Aspek manfaat; 6) Capaian hasil; 7) Nilai Efisiensi; dan 8) Nilai Kinerja. NK = (I x WI) + (CH x WCH) Dengan I = (P x Wp) + (K x Wk) + (PK x WPK) + (NE x WE) KETERANGAN : NK I P K PK NE CH WI WCH WP Wk WPK WE : : : : : : : : : : : : : Nilai Kinerja Nilai aspek implementasi Penyerapan anggaran Konsistensi antara perencanaan dan implementasi Pencapaian Keluaran Nilai Efisiensi Capaian Hasil Bobot aspek implementasi Bobot capaian hasil Bobot penyerapan anggaran Bobot konsistensi antara perencanaan dan implementasi Bobot pencapaian keluaran Bobot efisiensi Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 136 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Adapun capaian atas indikator kinerja nilai kinerja anggaran Balitbang KP dideskripsikan di bawah ini. Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2015 INDIKATOR KINERJA UTAMA Nilai kinerja anggaran Balitbang KP 2016 T R % T R % 80-90 92,46 100,5 85 90,40 106,3 Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian Capaian indikator kinerja nilai kinerja anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dipengaruhi oleh tingginya pencapaian keluaran sebesar 99,7% dengan penyerapan anggaran senilai 79,28% sehingga memberikan nilai efisiensi yang cukup besar yaitu 20,0%. Dengan demikian, nilai kinerja anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sebesar 90,40 dikategorikan sebagai sangat baik. 3.3.1.1.22 IKU KE -22. : PERSENTASE KEPATUHAN TERHADAP SAP LINGKUP BALITBANG KP Dasar hukum pelaksanaan sistem akuntansi pemerintah Pusat (SAPP) pada lingkup Balitbang KP (%) antara lain : 1) UU Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara; 2) UU Nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara; 3) PMK Nomor 171/PMK.05/2007 tentang sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah pusat; 4) PMK Nomor 196/PMK.05/2008 tentang tata cara penyusunan dan penyajian laporan keuangan belanja subsidi dan belanja lain-lain pada bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan; 5) PMK Nomor 191/PMK.05/2011 tentang mekanisme pengelolaan hibah; 6) PMK Nomor 230/PMK.05/2011 tentang sistem akuntansi hibah; dan 7) PMK Nomor 233/PMK.05/2011 tentang perubahan atas PMK Nomor 171/PMK.05/2007 tentang sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah pusat. Pembagian fungsi berdasarkan UU Nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara pasal 51 : 1) Menteri keuangan selaku BUN Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 137 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk pembiayaan dan perhitungan (SA-BUN); 2) Menteri/Pimpinan Lembaga selaku pengguna anggaran menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pendapatan dan belanja (SAI); dan 3) Akuntansi digunakan untuk menyusun LKPP sesuai dengan standar akuntansi pemerintah. Tujuan kebijakan umum sistem akuntansi pemerintah di lingkup Balitbang KP terdiri dari 3 (tiga) yaitu : 1. Akuntabilitas, sebagai upaya untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada Balitbang KP dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui laporan 2. 3. keuangan pemerintah secara periodik. Manajerial, menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan Balitbang KP serta memudahkan pengendalian yang efektif atas seluruh aset, utang dan ekuitas dana. Transparansi, dalam pelaporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan yang terbuka bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Indikator ini dilakukan berdasarkan analisis laporan hasil pemeriksaan (LHP) keuangan tahun 2015. Indikator ini bertujuan untuk menganalisis secara spesifik peran dan fungsi SPIP dalam meminimalasi tingkat kesalahan pencatatan akuntansi. Formulasi yang ditetapkan untuk menghitung prosentase terhadap kepatuhan SAP lingkup Balitbang KP dengan mempertimbangkan salah satunya nilai temuan materiil oleh APIP terhadap total alokasi anggaran. Berdasarkan data sementara dari hasil pemeriksanaan APIEP TA 2015 (per Januari 2016) terdapat proporsi temuan materiil (terhadap total anggaran) sebesar 0,39%. Dengan demikian capaian atas indikator kinerja persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Balitbang KP dideskripsikan di bawah ini. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 138 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Tabel : C A P A I A N I N D I K A T O R K I N E R J A U T A M A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Balitbang KP 2015 2016 T R % T R % 100 99,61 99,61 100 100 100,0 Baik (Capaian >=100%) Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%) Buruk Capaian <80% Belum ada capaian Nilai capaian indikator kinerja ini menunjukkan bahwa sudah cukup baik karena pemantauan sistem pengendalian internal pemerintah sudah berjalan dengan baik dalam mengontrol pelaksanaan kegiatan terutama pekerjaan fisik/belanja modal. Peran tim teknis perlu diperkuat agar mampu bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Untuk itu, beberapa upaya perbaikan kinerja kedepan yang akan ditempuh oleh Badan Penelitian dan Pengemabnagan Kelautan dan Perikanan berupa : 1). Melaksanakan SPIP sesuai peraturan yang ditetapkan; 2). Membentuk tim teknis yang kompeten; dan 3). melibatkan pihak eksternal dalam mengawasi berjalannya proses pekerjaan. 3.4 AKUNTABILITAS KEUANGAN Berdasarkan surat pengesahan DIPA (SP-DIPA) induk tahun anggaran 2016 dari Dirjen Anggaran, Kementerian Keuangan dengan Nomor SP DIPA-032.11-0/2016 dan dengan nomor digital stamp (DS) 92813724-3292-6015 tertanggal 7 Desember 2015, maka alokasi anggaran untuk Badan Penelitan dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan adalah Rp. 888.929.232.000,-. Pagu tersbut terdiri dari Rupiah Murni Rp. 815.164.421.000,-; PNBP Rp. 1.653.323.000,- dan PLN INDESO Rp. 72.111.488.000,-. DIPA Induk tersebut dituangkan dala 19 DIPA petikan Satker lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan yang terbagi dalam tujuh kegiatan Eselon II sebagai berikut : Tabel 3.17. P A G U A N G G A R A N B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N K E L A U T A N D A N PERIKANAN TAHUN 2016 PER-JENIS BELANJA KODE URAIAN 032.11 Balitbang KP Program Litbang Iptek KP Litbang Iptek Daya Saing Produk dan 032.11.04 2368 BELANJA PEGAWAI (OPERASIONAL) 189,713,441 189,713,441 17,779,673 BELANJA BARANG OPERASIONAL NON OPS BELANJA MODAL Rp. (000) JUMLAH 87,306,225 318,409,180 293,500,386 888,929,232 7,964,687 17,981,000 2,865,389 46,590,749 87,306,225 318,409,180 293,500,386 888,929,232 Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 139 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KODE BELANJA PEGAWAI (OPERASIONAL) URAIAN Bioteknologi KP Penelitian Sosial Ekonomi dan Analisis Kebijakan Litbang Iptek Perikanan Litbang Iptek Instrumentasi Litbang Iptek Sumber Daya Laut dan Pesisir Dukungan Menajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Balitbang KP Peneliti Kewilayahan dan Klimat KP 2369 2370 2372 2373 2374 5746 11,408,710 BELANJA BARANG OPERASIONAL 2,622,248 NON OPS 18,350,484 BELANJA MODAL 1,087,741 JUMLAH 33,469,183 118,747,489 52,061,922 143,854,612 33,828,575 348,492,598 10,579,943 6,633,964 30,885,746 145,628,636 193,728,289 22,737,061 12,168,999 92,178,089 102,781,027 229,865,176 4,734,057 3,273,098 8,914,100 1,557,098 18,478,353 3,726,508 2,581,307 6,245,149 5,751,920 18,304,884 Tabel 3.18. P A G U A N G G A R A N B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N K E L A U T A N D A N PERIKANAN TAHUN 2016 PER - SUMBER DANA KODE URAIAN 032.11 032.11.04 Balitbang KP Program Litbang Iptek KP Litbang Iptek Daya Saing Produk dan Bioteknologi KP Penelitian Sosial Ekonomi dan Analisis Kebijakan Litbang Iptek Perikanan Litbang Iptek Instrumentasi Litbang Iptek Sumber Daya Laut dan Pesisir Dukungan Menajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Balitbang KP Peneliti Kewilayahan dan Klimat KP 2368 2369 2370 2372 2373 2374 5746 RUPIAH MURNI 815,164,421 815,164,421 PNBP 1,653,323 1,653,323 46,559,749 31,000,000 346,915,353 18,304,884 193,728,289 1,577,245 33,461,683 157,753,688 18,440,775 7,500,000 37,578 PHLN JUMLAH 72,111,488 888,929,232 888,929,232 72,111,488 72,111,488 46,590,749 33,469,183 348,492,598 18,304,884 193,728,289 229,865,176 18,478,353 Dalam anggaran Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2016 sejumlah Rp. 229,865,176,000,- terdapat alokasi PHLN INDESO senlai Rp. 72,111,488,000,- untuk melanjutkan kegiatan INDESO pada tahun 2015 berada di Satker P3TKP yang menjadi inaktif karena reorganisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Selain itu dalam anggaran Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan terdapat output cadangan senilai Rp. 85,252,725,000,- yang terdiri dari Belanja Pegawai Rp. 7,398,845,000,- Belanja Barang Rp. 52,382,981,000,- dan Belanja Modal Rp. 25,470,899,000,- yang sedianya dialokasikan untuk 2 (dua) Balai Besar baru yang sampai akhir Desember 2015 masih dalam proses penerbitan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan. Adapun 2 (dua) Balai Besar tersebut adalah Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kelautan serta Balai Besar Penelitian Inovasi dan Alih Teknologi Kelautan dan Perikanan. Rincian output cadangan tersebut adalah sebagai berikut : Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 140 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN NO 1 a b c d 2 a b c URAIAN Balai Besar Litbang Teknologi KP Belanja Manajerial Belanja Litbang Belanja Modal Belanja Pegawai Uang lembur 83 Pegawai eks P3TKP Tunjangan Kinerja 83 Pegawai eks P3TKP Operasional Perkantoran Eks P3TKP Balai Besar Penelitian Inovasi dan AT KP Belanja Manajerial Belanja Litbang Belanja Modal JUMLAH ANGGARAN (Rp.000) 49,676,423 7,837,233 7,917,030 23,000,000 10,922,160 100,260 7,298,585 3,523,315 35,576,302 4,481,495 28,623,908,000 2,470,899,000 85,252,725,000 Adapun beberapa revisi anggaran sepanjang tahun 2016, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Revisi nomenklatur dan kewenagan Satker Pusat sebagai tndaklanjut Peraturan Menteri Kelautan dan i. Perikanan dan Tata kerja Kementerian Kelauatan dan Perikanan, yaitu : Revisi nomenklatur Satker 427737 dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan budidaya (P4B) menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan budidaya (PUSLITBANGKAN) yang merupakan penggabungan dua Satker Pusat, yaitu Satker 634125 Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan konservasi Sumberdaya Ikan (P4KSI) dan P4B. Revisi in merupakan kewenangan ii. kantor wilayah Dirjen Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta; Revisi di Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan terkait perubahan nomenklatur dan kewenangan : Satker 452904, semula Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBP4BKP) dan Kewenangan Kantor Daerah (KD) menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (P3DSBPKP) dengan kewenangan kantor pusat (KP); Satker 452910 semula Balai Besar Penlitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) dengan kewenangan KD menjadi Pusat Penlitan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (PPSEKP) dengan kewenangan KP. b. Revisi buka blokir dan antar kegiatan (10 Me 2016) dengan kewenangan Ditjen Anggaran Kemenkeu, i. yaitu : Revisi buka blokir anggaran Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelauatan dan Perikanan dilakukan menindaklanjuti Surat Menteri Kelautan dan Perikanan kepa Menteri Pendayagunaan Aparatur negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 238/SJ/OT.210/IV/2016 tertanggal 13 April 2016 tentang penataan organisasi dan tata kerja UPT d lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Dalam surat tersebut Kementerian kelautan dan Perikanan menunda pembentukan 2 (dua) Balai Besar yakni Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kelautan serta Balai Besar Penelitian Inovasi dan Alih Teknologi Kelautan dan Perikanan. Terkait dengan penundan tersebut, maka KKP mengadakan pengalihan tugas, fungsi, serta kegiatan dan anggaran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 141 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN kedua Balai Besar tersebut ke Pusat-Pusat lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan termasuk penataan SDM dan BMN. Surat Menteri Kelautan dan Perikanan ini ditindaklanjuti dengan terbitnya keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Nomor 118/KEP-BALITBANGKP/2016 tentang pengalihan tugas, fungsi, kegiatan dan anggaran lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Dalam revisi buka blokir ini terjadi pergeseran anggaran antar Satker kegiatan dalam satu program, ayitu pergeseran anggaran dari Sekretariat Badan Penellitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan ke Puslitbangkan, P3SDLP, P3DSBPKP dan BPOL. Dalam revisi buka blokir ini disertai pula pergeseran anggaran PHLN ii. INDESO dari Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan ke BPOL; Revisi perpindahan kegiatan antar kegiatan merupakan tindak lanjut penundaan pembentukan 2 (dua) Balai Besar sebagaimana Surat Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 238/SJ/OT.210/IV/2016 serta keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Nomor 5/KEPBALITBANGKP/2016 tentang kedudukan unit pelaksana teknis lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Dengan penundaan pembentukan 2 (dua) Balai Besar maka kegiatan dan anggaran dalam dokumen rencana kerja (RENJA) dan RKA-KL 2 (dua) Balai Besar tersebut dialihkan ke Kegiatan Eselon II/Pusat lain. Revisi ini melibatkan perpindahan kegiatan pada tiga UPT Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, yaitu : BPOL : Semula Penelitian Kewilayahan dan Klimat Kelautan dan Perikanan (5746) menjadi Penelitian dan Pengembangan Iptek Sumber daya Laut dan pesisir (2373); LPTK : semual Penelitian dan Pengembangan Iptek Instrumentasi kelautan dan Perikanan (2372) menjadi Penelitian dan Pengembangan Iptek Sumber Daya Laut dan pesisir (2373); LPPMPHP : semula Penelitian dan Pengembangan Iptek Instrumentasi Kelautan dan Perikanan (2372) menjadi Penelitian dan Pengembangan Iptek Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan perikanan (2368). c. Revisi APBN-P 2016 (5 Agustus 2016) dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2016 tertanggal 12 Mei 2016 tentang langkah-langkah penghematan dan pemotongan Belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara tahun anggaran 2016 serta meindaklanjuti Surat Menteri Keuangan Nomor S-377/MK.02/2016 tertanggal 13 Mei 2016 tentang penghematan/pemotongan anggaran belanja K/L Tahun 2016. Dalam Inpres dan surat Menkeu tersebut, besaran target penghematan anggaran KKP adalah Rp. 2,890,470,303,000,- dari anggaran semula Rp. 13,801,192,731,000,-. Berdasarkan Surat Menteri Keuangan, kesimpulan rapat kerja Menteri Kelautan dan Perikanan dengan Komisi IV DPR-RI tanggal 27 Juni 2016 serta hasil retreat KKP 27-29 Juni 2019, maka perubahan Pagu anggaran APBN-P tahun 2016 Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan adalah sebesar Rp. -230,447,616,000,- yang terdiri dari penghematan I senilai Rp. -190,447,510,000,- dan penghematan II Rp. -40,000,106,000,-. Revisi APBN-P ini melibatkan penghematan anggaran dari seluruh Satker lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 142 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Kelautan dan Perikanan yaitu 19 Satker. Dalam APBN-P ini juga dilakukan droploan PHLN INDESO pada Satker BPOL senilai Rp. 15,777,441,000,- yaitu semula Rp. 72,111,488,000,- menjadi Rp. 56,334,047,000,-. Selain itu terdapat pula penambahan anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan senilai Rp. 19,784,000,000,- sebagai reward pelaksanaan anggaran tahun 2015. Reward tersebut dialokasikan di Sekretariat sebagai belanja pegawai transito (512412) dalam posisi terblokir dengan kode blokir 2 (alokasi harus dilengkapi dasar hukum pengalokasiannya dan/atau dokumen terkait) yang direncanakan akan digunakan sebagai tambahan anggaran dalam kenaikan tunjangan kinerja tahun 2016. d. Revisi penghematan anggaran melalui blokir mandiri (self blocking) 3 Oktober 2016 sebagai tindaklanjut Inpres nomor 8 tahun 2016 tertanggal 26 Agustus 2016 tentang langkah-langkah penghematan belanja kementerian/lembaga dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan tahun anggaran 2016. Besaran self blocking anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sebagaimana Nota Dinas Sekretaris Jenderal KKP Nomor 244/SJ/IX/2016 tertanggal 28 September 2016 tentang rekomposisi ke Dua penghematan anggaran belanja self blocking awal Rp. 81,012,000,000,- dan self blocking reward Rp. 19,784,000,000,-. Revisi self blocking ini hanya melibatkan 16 Satker lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan selain BBPPBL – Gondol, BPPI – Sukamandi dan LPPMPHP – Bantul. e. Revisi penambahan pagu pemanfaatan PNBP tahun 2016 (18 november 2016) sebagai tindaklanjut terlampauinya target penerimaan PNBP fungsional pada Satker BBPPBL – Gondol dan BPPI – Sukamandi. Usulan revisi penambahan pagu pemanfaatan dari Satker BBPPBL sebesar Rp. 84,823,000,- digunakan dalam pengadaaan sarpras laboratorium, sementara Satker BPPI sebesar Rp. 321,683,000,- digunakan untuk kegiatan Litbang dan pengadaan sarpras laboratorium; f. Revisi pencantuman anggaran PHLN INDESO tahun 2016 pada Satker BPOL (15 Desember 2016) sebagai tindak lanjut surat Kepala KPPN khusus pinjaman hibah Ditjen Perbendaharaan Kanwil DKI Jakarta Nomor S-962/WPB.12/KP.0621/2016 tentang penyediaan pagu anggaran atas withdrawal aplication (WA) tahun 2015 untuk penerbitan surat perintah pengesahan/pembukuan (SP3). Hal ini dilatarbelakangi SP3 PHLN INDESO tahun 2015 tidak dapat diterbitkan karena pagu INDESO pada DIPA satker P3TKP (inaktif) sebesar Rp. 59,249,601,000,- tidak mencukupi penarikan sejumlah USD 4,399,941 (setara Rp. 60,697,186,095). Penyediaan pagu sebagaimana dimaksud dilakukan melalui mekanisme revisi pencantuman anggaran dengan nilai pebulatan menjadi Rp. 60,697,187,000,-. g. Selain yang disebutkan di atas, masih terdapat beberapa revisi yang menjadi kewenangan kanwil Ditjen Perbendaharaan masing-masing perbendaharaan masing-masing provinsi sesuai lokasi Satker Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, di antaranya revisi pencantuman pagu anggaran HLL pada Satker BBPPBL – Gondol, BPOL – Perancak dan Puslitbangkan. Setelah melalui serangkaian revisi sepanjang tahun, maka pagu anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun 2016 per-31 Desember 2016 aadalah sebagai berikut : Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 143 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KODE 622103 427737 427712 237821 660045 660054 427721 238094 237270 452929 660052 649679 634150 660053 452935 660057 452904 660055 452910 SATKER SEKRETARIAT PUSLITBANGKAN BPPL BP3U BP2KSI LPPT BBPPBL BPPBAP BPPBAT BPPBIH BPPI LPPBRL P3SDLP LPSDKP BPOL LPTK P3DSBPKP LPPMPHP PPSEKP JUMLAH RUPIAH MURNI 72,473,306 50,739,019 45,877,353 21,379,912 15,951,393 8,400,685 37,435,526 34,465,741 24,846,055 16,819,141 17,714,396 9,178,435 118,911,012 10,069,524 36,111,058 9,905,437 40,831,974 5,735,005 27,655,833 604,500,805 PNBP PLN HLL 3,351,550 13,000 414,823 855,817 125,250 75,000 415,037 1,400,084 37,578 117,031,234 18,131 7,500 1,975,005 117,031,234 4,769,765 31,000 JUMLAH SELFBLOCK 72,473,306 54,090,569 45,877,353 21,392,912 15,951,393 8,400,685 39,250,433 35,321,558 24,971,305 16,894,141 18,129,433 9,178,435 118,911,012 10,069,524 153,198,001 9,905,437 40,862,974 5,735,005 27,663,333 728,276,809 ANGGARAN TANPA SELF BLOCK (22,810,249) (791,767) (3,000,000) (48,592) (300,000) (100,000) (158,323) (66,670) (600,000) (325,857) (65,643,810) (272,636) (3,462,793) (621,877) (1,641,426) (950,000) (100,796,000) 49,663,057 53,298,802 42,877,353 21,344,320 15,651,393 8,300,685 39,250,433 35,163,235 24,902,635 16,294,141 18,129,433 8,852,578 53,267,202 9,796,888 149,735,208 9,283,560 39,221,548 5,735,005 26,713,333 627,480,809 Capaian realisasi anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun 2016 sebesar 79,28%. Pagu dan realisasi anggaran tahun 2016 berdasarkan jenis belanja, dapat dilihat pada tabel berikut : NO 1 2 3 Tabel 3.19. P A G U D A N R E A L I S A S I A N G G A R A N T A H U N 2 0 1 6 ( P E R - B E L A N J A ) BELANJA PAGU REALISASI % Belanja Pegawai 201,905,185,000 162,290,028,930 80,38 Belanja Modal 236,471,141,000 161,935,837,085 68,48 Belanja Barang Jumlah 289,900,483,000 728,276,809,000 253,158,594,831 577,384,460,846 87,33 79,28 Sumber: OMSPAN KEMENKEU, 9 Feb 2017 Sampai dengan tanggal 9 Februari 2017, realisasi anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sebesar Rp. 577,384,460,846,- atau 79,28% dari total anggaran sebesar Rp. 728,276,809,000,-. Sesuai dengan tabel di atas diatas maka realisasi tertinggi menurut per-belanja adalah belanja barang sebesar 87,33%, diikuti oleh realisasi belanja pegawai sebesar 80,38% dan belanja modal sebesar 68,48%. Dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun 2015 sebesar 80,03%, performance realisasi anggaran tahun 2016 lebih kecil dengan nilai 79,28% (status akses OMSPAN, 9 Februari 2017). NO Tabel 3.20. P A G U D A N R E A L I S A S I A N G G A R A N T A H U N 2 0 1 6 ( P E R - K E G I A T A N ) PROGRAM/ KEGIATAN PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK KELAUTAN DAN PERIKANAN 1 Peningkatan Dukungan Manajemen dan PAGU REALIASI % 728,276,809,000 577,384,460,846 79,28 72,473,306,000 40,431,554,447 55,79 Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 144 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN NO 2 3 4 5 6 7 PROGRAM/ KEGIATAN Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Penelitian Kewilayahan dan Klimat Kelautan dan Perikanan Penelitian dan Pengembangan Iptek Perikanan Budidaya Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan Penelitian dan Pengembangan Iptek Kewilayahan, Dinamika dan Sumber Daya Laut dan Pesisir Penelitian dan Pengembangan Iptek Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Penelitian dan Perekayasaan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan PAGU 3,989,396,000 REALIASI 3,612,789,323 90,56 1,724,627,878 96,80 289,458,217,000 264,300,799,817 287,220,052,000 204,256,767,971 45,690,882,000 38,629,534,915 1,781,623,000 27,663,333,000 % 24,428,386,495 91,31 71,12 84,55 88,31 Dalam table di atas menunjukan realisasi anggaran per-kegiatan (Eselon II) dengan realisasi tertinggi pada kegiatan pengkajian dan perekayasaan teknologi kelautan dan perikanan sebesar 96,80% dan terendah pada kegiatan peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sebesar 55,79%. Beberapa catatan atas anggaran yang tidak terserap antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. Terdapat self blocking anggaran sebesar Rp. 100.796.000.000 (13,84%); Terdapat alokasi anggaran untuk kenaikan tunjangan kinerja yang tidak dapat diserap karena Perpres dan Permen KP terkait pembayaran kenaikan tunjangan kinerja tidak terbit; Terdapat sisa anggaran Pinjaman Luar Negeri sebesar Rp. 2.456.047.134 (0,34%), karena ada selisih kurs; Terdapat sisa anggaran Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp. 411.080.226 (0,06%), karena target penerimaan tidak tercapai; Terdapat sisa anggaran Hibah Luar Negeri sebesar Rp. 1.045.098.930, dan akan menjadi luncuran pada kegiatan hibah tahun 2017. Jika membandingkan dengan alokasi anggaran tahun 2015 sebesar Rp. 775,617,749,000,-, anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan untuk DIPA awal (Rp. 527,223,345,000,-) mengalami kenaikan dan untuk pagu DIPA APBN-P (Rp. 762,223,345,000,-) mengalami kenaikan menjadi 44,57% dibandingkan dengan DIPA awal. Adapun ditinjau dari realisasi anggaran, performance penyerapan anggaran di tahun 2015 lebih tinggi (80,03%) dari pada tahun 2016 (79,28%), salah satu faktor penyebab utama adalah DIPA Revisi APBN-P terbit pada bulan maret 2016 sehingga pelaksanaan kegiatan baru dilaksanakan di triwulan II/III serta kebijakan self blocking. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 145 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 100 90 80 70 96,19 80,38 60 86,64 80,03 87,33 50 62,48 68,48 79,28 2015 2016 40 30 20 10 0 B. Pegawai B. Barang B. Modal Total Grafik 3.5. P E R B A N D I N G A N R E A L I A S I P E R - J E N I S B E L A N J A 2 0 1 5 - 2 0 1 6 Tabel 3.21. P A G U D A N R E A L I S A S I A N G G A R A N T A H U N 2 0 1 6 Sumber: OMSPAN KEMENKEU, 9 Feb 2017 Pada tahun 2016, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan mengelola pagu sebesar Rp. 728,276,809,000,-, yang berumber dari rupiah murni (Rp. 604,500,805,000,-), PNBP (Rp. 1,975,005,000,-), HLN (Rp. 4,769,765,000,-) dan pinjaman luar negeri (Rp. 117,031,234,000,-). Khusus untuk anggaran HLN telah tercatat sebaga realisasi di Kementerian Keuangan sebesar Rp. 3,724,666,070,- atau 21,91% sedangkan sisa pagu HLN yang belum terserap sebesar Rp. 1,045,098,930,-, dengan beberapa catatan terkait pelaksanaan hibah dan pinjaman yang perlu mendapat perhatian antara lain : a. Kegiatan Developing Research Capacity for Management of Indonesia-s Pelagic Fisheries Resources yang dilaksanakan oleh Satker Puslitbangkan, Perjanjian kerjasamanya berakhir pada 31 Desember 2016 namun beberapa kegiatan belum dapat dilaksanakan contohnya penelitian tingkah laku ikan memerlukan peralatan survey acoustic equipment, dimana peralatan tersebut diprioritaskan untuk pelaksanaan survey stock assessment BPPL (APBN) di tahun 2016 sehingga belum dapat dilaksanakan. Biaya kegiatan sudah dikirimkan ke Indonesia namun belum dapat direalisasikan; b. Kegiatan Sustainable Management of Highly Mirgatory Fish Stocks in The West Pacific and East Asian Seas yang dilaksanakan oleh Satker Puslitbangkan, Kegiatan pembuatan Guideline mitigasi dan adaptasi Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 146 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN dampak perubahan iklim pada perikanan tuna di wilayah WCPFC Indonesia belum dapat dilaksanakan; c. Kegiatan Enabling Enforcement Through Improved Use Of Monitoring Information To Support Surveillance Activities yang dilaksanakan oleh Satker Puslitbangkan, training luar negeri baru dapat dilaksanakan 1 kali yang rencananya dilaksanakan 2 kali pada tahun 2016, dikarenakan keterlambatan proses regristrasi; d. Kegiatan Expanding Spiny Lobster Aquaculture in Indonesia yang dilaksanakan oleh Satker BBPPBL, Kesulitan untuk mendapatkan benih dan baby lobster untuk kegiatan 2017, dan nelayan tidak melakukan penangkapan lobster mengikuti regulasi MenKP tentang penangkapan lobster; e. Kegiatan Establish of ICCOC (Indonesia-China Center for Ocean and Climate) yang dilaksanakan Satker P3SDLP, MoU kerjasama Indonesia – Tiongkok telah habis masa berlakunya pada bulan Mei 2013; Posisi draft MoU Biro Kerjasama dan Hubungan Masyarakat (d/h PUSKITA) sejak bulan Maret 2015; sampai sekarang tidak ada perkembangan lebih lanjut; dan SOA sudah mengirimkan surat resmi kepada Menteri KP per tanggal 17 Februari 2016 mengenai kelanjutan kerjasama Indonesia – Tiongkok. Menunggu instruksi lebih lanjut dari Men KP. f. Kegiatan Installation Services of an Infrastructure for Operational Oceanographic System in Indonesia (INDESO) yang dilaksanakan oleh Satker BPOL, Keterbatasan jumlah pegawai dengan beban dan tanggung jawab kerja yang tinggi (Keberhasilan akuisisi data dan ketepatan analisis menjadi informasi/acuan penting dalam sebuah operasi laut); jam kerja harian rata >12 jam/hari (termasuk Sabtu-Minggu jika ada operasi laut); sebagian besar personil merupakan NON PNS; dan dukungan anggaran dalam operasional rutin (Anggaran koordinasi lintas institusi, Lembur). Lebih lanjut, untuk sumber pendanaan dari PNPB tahun 2016, dari total pagu Rp. 1,975,005,000,- terealisasi sebesar 78,85%. Realisasi tersebut lebih rendah dari penggunaan PNBP di tahun 2015 sebesar Rp. 2,278,297,000,- atau 96,46%. Pelaksanaan kegiatan dari sumber PNBP di tahun 2016 dibandigkan dengan tahun 2015 dari target menurun 15,61%. Tindak lanjut untuk masing-masing Satuan kerja terkait permasalahan/kendala kegiatan pinjaman luar negeri dan hibah langsung laur negeri lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun 2016 sebagai berikut : a. Kepala Satker agar melakukan pencantuman anggaran hibah dan pinjaman agar segera melakukan revisi DIPA TA 2015 dan berkoordinasi dengan bidang terkait, serta segera mengusulkan pengesahan realisasi hibah dan pinjaman ke Kementerian Keuangan; b. Kepala Satker agar memantau dan mengawal proses pengusulan, pelaksanaan, dan pelaporan, serta penutupan kegiatan hibah yang dilaksanakan oleh satker, sesuai dengan ketentuan Permen KP Nomor 23/PERMEN-KP/2014 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Hibah Luar Negeri di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; c. Kepala Satker agar menyusun grand design pelaksanaan hibah dan pinjaman, untuk dapat diajukan ke dalam dokumen Green Book dan Blue Book (Daftar Rencana Prioritas Pinjaman/ Hibah Luar Negeri) Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 147 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Bappenas. JAN 90 FEB 80 MAR 70 APR 60 MEI 50 JUN 40 JUL AGT 30 SEPT 20 10 0 OKT 2015 NOV 2016 Gambar 3.28. PROSENTASE P E N Y E R A P A N A N G G A R A N DES BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015 - 2016 Secara umum penyerapan anggaran perbulan pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan menunjukan pola yang seragam pada kurun waktu tahun 2015-2016. Lonjakan penyerapan anggaran banyak dipengaruhi oleh realisasi belanja modal yang meningkat pada triwulan IV tahun 2015. Adapun pada tahun 2016, lonjakan penyerapan anggaran juga terdapat pada belanja modal dan terakumulasi di bulan desember 2016. Untuk itu beberapa rekomendasi untuk perbaikan kinerja pelaksanaan anggaran tahun selanjutnya antara lain : (1) Melaksanakan Proses pengadaan barang dan jasa paling lambat akhir triwulan I; (2) Untuk menghindari lelang ulang, agar membentuk tim teknis yang kompeten dan mempersiapkan dokumen HPS/spesifikasi barang dan jasa secara lengkap; (3) Mempercepat proses revisi DIPA (al : blokir anggaran atau hasil kebijakan pimpinan) yang sekiranya dapat mengganggu pelaksanaan anggaran; (4) Menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Kelautan No..dengan menyusun ROK dan melaksanakan kegiatan sesuai ROK yang telah ditetapkan; (5) Melakukan pengelolaan anggaran sesuai peraturan yang berlaku terutama terkait dengan penyelesaian SPJ pembelanjaan anggaran; dan (6) Meningkatkan peran SPIP dan melakukan evaluasi serta pemantauan intensif atas faktor-faktor resiko yang dapat menganggu pelaksanaan kegiatan. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 148 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 3.5 ANALISIS CAPAIAN DAN KEBERHASILAN LAINNYA 3.5.1 CAPAIAN DAN KEBERHASILAN LAINNYA Di samping capaian atas indikator kinerja untuk mewujudkan tujuan dan sasaran strategis diatas terdapat beberapa keberhasilan kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun 2016 antara lain : (1) SERTIFIKASI LIPI AKREDITASI JURNAL ILMIAH Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Sosial EKonomi Kelautan dan Perikanan memperoleh pengakuan sebagai jurnal ilmiah dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) setelah mendapatkan sertifikat akreditasi jurnal ilmiah yang diserahkan oleh Kepala Pusbindiklat Peneliti LIPI, Prof. Dr. Dwi Eny Djoko Setyono, M.Sc,. Penyerahan Sertifikat Akreditasi Majalah Ilmiah Periode II Tahun 2016 yang merupakan hasil sidang akreditasi majalah ilmiah periode II, tanggal 31 Agustus 2016. Sidang Periode II 2016 telah mengimplementasikan peraturan baru yakni PerKa LIPI Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah yang telah diberlakukan secara penuh mulai 1 April 2016. PerKa LIPI tersebut mendorong majalah ilmiah (khususnya yang diterbitkan oleh lembaga litbang) untuk tidak lagi dikelola secara tercetak (printed), namun harus dikelola secara elektronik (e-journal). Total 18 jurnal majalah ilmiah dari berbagai instansi dan organisasi profesi melakukan usulan akreditasi baru dan ulang, terdiri dari 2 majalah ilmiah usulan akreditasi baru dan 16 majalah ilmiah akreditasi ulang. Hasil sidang diputuskan 11 majalah ilmiah terakreditasi dan 7 majalah ilmiah tidak terakreditasi. Masa berlaku bagi jurnal terakreditasi dengan aturan baru ini adalah lima tahun, namun akan tetap dipantau dan dievaluasi secara ketat. Sertifikat diserahkan oleh Ketua Panitia Penilai Majalah Ilmiah (P2MI-LIPI) LIPI, Prof. Dr. Lukman Hakim, M.Sc., didampingi Kepala Pusbindiklat Peneliti LIPI kepada 11 redaksi Majalah Ilmiah Terakreditasi LIPI. Sebagai informasi sampai dengan bulan Oktober 2016 terdapat 199 Majalah Ilmiah yang telah terakreditasi LIPI. Jumlah tersebut mengalami penurunan dari jumlah periode sebelumnya yaitu 204 majalah ilmiah, karena terdapat pengurangan sejumlah 7 jurnal yang tidak lolos akreditasi ulang, meskipun terdapat penambahan jurnal baru yang terakreditasi sebanyak 2 majalah ilmiah. Redaksi Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelutan dan Perikanan terus mengajak para peneliti, akademisi, dan praktisi di bidang sosial ekonomi kelautan dan perikanan untuk mempublikasikan hasil penelitiannya di Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Mulai tahun 2017 Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelutan dan Perikanan diterbitkan secara elektronik (e-journal), sehingga para penulis bisa mendaftarkan naskahnya secara online melalui laman http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jkse. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 149 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Gambar 3.29. P E N Y E A H A N S E R T I F I K A T A K R E D I T A S I J U R N A L K E B I J A K A N S O S I A L EKONOMI KP DI PUSBINDIKLAT LIPI, CIBINONG (2) PENGUKUHAN PROFESOR RISET Pada Tahun 2015, Jumlah Profesor riset yang dikukuhkan tidak terealisasi, hal ini disebabkan naskah orasi ilmiah yang diajukan oleh kandidat profesor riset masih belum memenuhi tata cara penulisandan gaya selingkung naskah orasi ilmiah sesuai dengan panduan penulisan naskah orasi profesor riset. Sedangkan pada tahun 2016 memenuhi target yang ditetapkan sebagai profesor riset sebagai berikut : a) dan kandidat yang diajukan adalah Dr.Ir.Agus Djoko Utomo, M.Si, dengan bidang kepakaran Sumberdaya dan Lingkungan, dengan judul orasi "optimalisasi pengelolaan suaka perikanan di rawa banjiran untuk kelestarian sumber daya ikan"; b) Dr.Ir.Agus Heri Purnomo, M.Sc, dengan bidang kepakaran Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, dengan judul orasi "model pengelolaan loka adaptif terpandu (PLAT) untuk optimalisasi manfaat sumber daya hayati laut nonkonvesional"; c) Dr.Ir. Ekowati Chasanah, M.Sc, dengan bidang kepakaran Pasca Panen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, dengan judul orasi "bioprospeksi enzim mikroba laut sebagai landasan pengembangan bioindustri di indonesia". Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 150 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Secara keseluruhan proporsi jumlah profesor riset yang ada pada kementerian kelautan dan perikanan ada 28 orang, yang bestatus aktif sebanyak 18 orang, dan wafat/pensiun/diberhentikan sebanyak 10 orang. yang bestatus Sumber: PUSBINDIKLAT LIPI, 2016 Gambar 3.30. PROSESI ORASI PROFESOR RISET, 2016 (3) RILIS Sebanyak 3 (tiga) buah rilis komoditas, hasil litbang KP telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (Kepmen KP), antara lain : a) Abalon (Haliotis Squamata) Hasil Domestikasi, yang telah ditetapkan melalui Kepmen KP Nomor 22/KEPMEN-KP/2016 tentang Pelepasan Abalon (Haliotis Squamata) Hasil Domestikasi tertanggal 13 Juni 2016. Komoditas ini berasal dari Pekutatan – Bali (2007) hasil domestikasi yang dilakukan oleh Balai. Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut-Gondol, dengan keunggulan jenis dan/ atau varietas yaitu mudah dibudidayakan, dipijahkan secara buatan, dapat ditransportasikan dalam kondisi hidup. Ketahanan terhadap penyakit Vibrio harveyi dengan sintasan 73,33 – Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 151 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 100%, dengan manfaat pada beberapa aspek antara lain : aspek teknologi (mudah diterapkan di masyarakat), aspek ekonomi (memberikan keuntungan yang optimal), aspek sosial (dapat diterima oleh masyarakat), dan aspek lingkungan (memberikan konstribusi terhadap kelestarian alam). Gambar 3.31. A B A L O N ( H A L I O T I S S Q U A M A T A ) H A S I L D O M E S T I K A S I b) Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD, yang telah ditetapkan melalui Kepmen KP Nomor 23/KEPMEN-KP/2016 tentang Pelepasan Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD tertanggal 13 Juni 2016. Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD yang digunakan sebagai populasi merupakan koleksi Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPPBAT) Bogor, pada tahun 1997 yang berasal dari petani Desa Rajadanu, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Tahun 1998-2001 dilakukan kegiatan seleksi kerja sama dengan Woldfish (INGA-ICLARM) menghasilkan F1. Hasil F1. Tahun 2001-2002 dilakukan pembentukan F2 dilaksanakan di BBPBI Wanayasa dan hasil seleksi F2 dikoleksi kembali di Instalasi Penelitian dan Pengembangan Plasma Nutfah Perikanan Air Tawar Cijeruk. Tahun 2008-2014 dilanjutkan kegiatan seleksi untuk pembentukan generasi selanjutnya di Instalasi Penelitian dan Pengembangan Plasma Nutfah perikanan Air Tawar, Balai Penelitian dan Pengembanagn Budidaya Air Tawar, Bogor. Keunggulan jenis dan atau varietas yaitu unggul dalam pertumbuhan bobot disbanding ikan mas lokal Thailand, China, India dan Banglades, serta relatif resisten terhadap bakteri Aeromonas hidrophyla dan Koi herpesvirus (KHV). Manfaat yang diperoleh dari komoditas ini i. antara lain : Aspek Teknologi (mudah diserapkan di masyarakat) Dengan adanya Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD ini dapat memberikan peluang kepada para pembudidaya untuk mendapat pilihan jenis benih dengan kualitas baik yang akan dibudidayakan. Penggunaan benih Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD unggul ini akan meningkatkan produktivitas benih dalam meningkatkan ii. produksi nasional. Aspek Ekonomi (memberikan keuntungan yang optimal) Dengan tingkat konversi pakan yang rendah yang diperkuat dengan pertumbuhan harian yang lebih baik, maka secara ekonomi produksi Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 152 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Rajadanu Super RD dapat mengurangi modal yang diperlukan serta menambah iii. keuntungan yang didapatkan. Peningkatan pendapatan bagi meningkatkan kesejahteraannya. pembudidaya maka pada akhirnya akan Aspek Sosial (dapat diterima oleh masyarakat) Penyediaan benih unggul merupakan bentuk tanggung jawab sosial kepada masyarakat pembudidaya. Semakin besarnya tingkat keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan benih Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD maka akan semakin banyak minat masyarakat untuk ikut serta dalam bisnis budidaya sehingga secara tidak langsung iv. dapat meningkatkan/membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Aspek Lingkungan (memberikan kontribusi terhadap kelestarian alam) Rendahnya nilai konversi pakan berarti semakin menurunnya limbah organik dan limbah sisa pakan yang dihasilkan sehingga akan mengurangi tingkat pencemaran yang ditimbulkan dibandingkan dengan penggunaan benih ikan mas (Cyprinus Carpio) lokal yang umum beredar di masyarakat. Dengan digunakan induk unggul proses budidaya akan terciptanya kondisi budidaya yang ramah lingkungan dikarenakan tidak lagi memerlukan prebiotic dan probiotik dalam memacu pertumbuhan. Gambar 3.32. I K A N M A S ( C Y P R I N U S C A R P I O ) R A J A D A N U S U P E R R D c) Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Tahan Penyakit KHV, yang telah ditetapkan melalui Kepmen KP Nomor 23/KEPMEN-KP/2016 tentang Pelepasan Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Tahan Penyakit KHV tertanggal 13 Juni 2016. Induk ikan mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu berasal dari populasi survivor penyakit KHV di Waduk Cirata tahun 2006, terdiri atas dua sub populasi. Sub populasi I diperoleh tahun 2007 dan sub populasi II tahun 2010. Daerah asal Wanayasa, Purwakarta. i. ii. iii. Keunggulan komoditas ini, antara lain : Persentase marka MHC II sebesar 100% Daya tahan terhadap infeksi KHV tinggi (SR uji tantang 98,89%); Pertumbuhan relatif cepat (SGR 3,01-3,62 % bobot/hari); Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 153 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN iv. Efisiensi pakan tinggi (FCR 1,24-2,38); vi. Toleransi terhadap cekaman lingkungan tinggi v. Produktivitas pembesaran tinggi (lebih tinggi 5-67% dari pembanding); Manfaat yang diperoleh dari komoditas ini antara lain : ASPEK TEKNOLOGI Teknologi budidaya mudah diterapkan karena relatif sama dengan teknologi yang sudah berkembang di pembudidaya serta tidak memerlukan tambahan teknologi spesifik. Dapat diaplikasikan pada berbagai jenis model atau tipe budidaya seperti kolam air tenang, kolam air deras maupun karamba jaring apung. ASPEK EKONOMI Pada tahap pembesaran mempunyai ketahanan terhadap KHV dan laju pertumbuhan relative cepat, sehingga keuntungan yang diperoleh lebih tinggi. ASPEK SOSIAL Benih Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Tahan Penyakit KHV mempunyai keragaan budidaya yang baik dan sudah dikenalkan ke beberapa pembudidaya di beberapa daerah Jawa Barat dengan respons penerimaan yang baik. ASPEK LINGKUNGAN Selama beberapa tahun sejak pertama kali dikenalkan di masyarakat (tahun 2012), tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumberdaya ikan mas (Cyprinus Carpio) maupun ikan lainnya. Hal ini karena Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Tahan Penyakit KHV bukan merupakan spesies baru sehingga secara genotipik dan fenotipik mempunyai sifat dan tingkah laku yang sama dengan ikan mas (Cyprinus Carpio) yang berkembang di masyarakat. Gambar 3.33. I K A N M A S R A J A D A N U ( C Y P R I N U S C A R P I O ) T A H A N P E N Y A K I T K H V JANTAN (KIRI) DAN BETINA (KANAN) (4) INOVASI TEKNOLOGI Terdapat 2 (dua) unggulan hasil litbang KP yang terpilih sebagai 108 Inovasi Indonesia yang diselenggarakan oleh Business Innovation Center (BIC). BIC merupakan lembaga yang didirikan oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi untuk menjembatani proses Inovasi yang terdapat dalam Akademisi, Bisnis dan Pemerintah (ABG). Di dalam kegiatan BIC terdapat Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 154 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN upaya identifikasi Pelaksanaan transfer teknologi serta usaha komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan. Hasil litbang KP tersebut, antara lain : a) Alat Transportasi Ikan Segar untuk Pedagang Ikan Keliling (ALTIS-2); b) SuperGold : Suplemen Pakan untuk meningkatkan Kualitas Warna Ikan Hias. (5) USULAN PATEN Selama tahun 2016, Balitbang KP melalui Sentra HKI telah menerima 6 usulan paten yang akan didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM, seperti terlihat pada Tabel di atas berikut. NO Tabel 3.22. P E N D A F T A R A N P A T E N B A L I T B A N G K P T A 2 0 1 6 NAMA PATEN NO PENDAFTARAN SATKER P00201600325 BBPPBL BALITBANG KP 1 2 3 4 5 6 6 Rekombinan Protein Kapsid Megalocytivirus Sebagai Bahan Vaksin Vaksin Koktail Aeromonas Hydrophila Streptococcus Agalactiae dan Proses Pembuatannya Sediaan Probiotik Bivalen Berbasis Bakteri yang diaplikasikan melalui Air dan Proses Pembuatannya Proses Pembuatan Pupuk Organik Dari Limbah Agar Dan Pupuk Organik Yang Dihasilkan Dari Proses Tersebut Pengaduk Statik (Static Mixer) Pada Mesin Pembuat Adonan (Bowl Cutter) Sediaan Probiotik Dalam Pakan Ikan Untuk Meningkatkan Kecernaan Ikan Air Tawar dan Metode Pembuatannya Metode Budidaya Massal Moina sp. Dengan Media Chlorella sp. P00201601716 BPPBAT P00201602394 BPPBAT P00201604323 LPPMPHP P00201606722 BPPBAT S00201605065 P00201506288 LPPMPHP BPBAT - Jambi Selain itu telah terbit juga paten tersertifikat sebanyak 2 (dua) buah, yaitu : a) Test Kit Residu Boraks Pada Makanan, yang telah terbit nomor sertifikat patennya IDS000001448 pada tanggal 30 Maret 2016; Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 155 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN b) Alat Ukur Ikan Sidat, yang telah terbit nomor sertifikat patennya IDS000001470 pada tanggal 22 Juni 2016. (6) 108 INOVASI INDONESIA (PERTOLONGAN PERTAMA PADA IKAN FISH FIRST AID) Tingkat keberhasilan budidaya ikan secara intensif sangat dipengaruhi oleh kemampuan petani tambak ikan atau udang dalam mengatasi permasalahan penurunan kualitas air, salah satunya karena kelarutan oksigen yang rendah. Oksigen terlarut yang cukup merupakan faktor penting untuk memastikan kelangsungan hidup ikan maupun udang budidaya. Aerator dua lapis (ADL) mekanik adalah alat yang digunakan untuk mensuplai udara dalam bentuk semburan ke dalam air tambak. Semburan udara dalam kondisi terlarut membentuk gelembung-gelembung oksigen berukuran kecil yang dibutuhkan oleh ikan untuk bernafas. Penggunaan ADL mampu meningkatkan produktivitas ikan hingga dua kali lipat dan menghindari kematian pada ikan. Inovatornya berasal dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan (Agus Cahyadi), dengan keunggulan sebagai berikut : a) Menciptakan kelarutan oksigen (ppm) yang lebih tinggi; b) Membantu menghilangkan zat toksik di dalam tambak; c) Dapat diopersikan dengan BBM maupun LPG; Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 156 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN d) Bersifat portable dan dapat disesuaikan dengan kondisi kolam atau tambak. Gambar 3.34. P E R T O L O N G A N P E R T A M A P A D A I K A N F I S H F I R S T A I D (7) PUSAT UNGGULAN IPTEK (PUI) Salah satu kebijakan pembangunan iptek nasional adalah melalui peningkatan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan iptek melalui kegiatan pengembangan Pusat Unggulan Iptek. Kegiatan ini diarahkan untuk memperkuat lembaga litbang/pengembang teknologi yang ada di Lembaga Pemerintah Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Perguruan Tinggi, dan Badan Usaha agar mampu menghasilkan inovasi teknologi berbasis demand driven dalam rangka mendukung peningkatan daya saing pengguna teknologi seperti industri, pemerintah, dan masyarakat. Salah satu tujuan PUI adalah peningkatan kapasitas dan kapabilitas lembaga litbang menjadi lembaga litbang unggul bertaraf internasional dalam bidang prioritas spesifik. Dalam masa pembinaannya, Pusat Unggulan Iptek akan mengembangkan 4 (empat) kapasitas kelembagaan yang mencakup kapasitas lembaga mengakses informasi (sourcing capacity), kapasitas riset (R&D capacity), kapasitas diseminasi (disseminating capacity) dan kapasitas mendayagunakan sumber daya lokal (local resources utilization capacity). Pola kegiatan Pusat Unggulan Iptek ini bersifat fasilitasi instrumen kebijakan berupa penyelenggaraan supervisi, monitoring dan evaluasi bagi lembaga Pusat Unggulan Iptek yang dibina. Manfaat yang akan diperoleh lembaga litbang kalau menjadi Pusat Unggulan Iptek di antaranya adalah : a) Memperoleh dana insentif operasional Pengembangan Pusat Unggulan Iptek Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi setiap tahun selama maksimum 3 (tiga) tahun. Diharapkan lembaga litbang menyediakan dana pendampingan sebesar minimum 10% dari b) total dana insentif yang diperoleh; Kemudahan (prioritas) mendapatkan program insentif lain yang ada di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 157 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN c) Mendapatkan pembinaan secara kelembagaan dengan tujuan meningkatkan kinerja (output) lembaga litbang dari sisi akademik dan komersialisasi hasil litbang sehingga dapat berkontribusi lebih besar dalam pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 2 (dua) Satker Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan telah terpilih dan memenuhi kriteria untuk proses pembinaan menuju kompetensi kelembagaan sebagai Pusat Unggulan IPTEK. Kedua satker tersebut adalah: Tabel 3.23. U S U L A N P U S A T U N G G U L A N I P T E K B A L I T B A N G K P T A H U N 2 0 1 6 LEMBAGA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK DAN BIOTEKNOLOGI KP BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT BALAI PENELITIAN PEMULIAAN IKAN BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR PAYAU NAMA PUI INSTANSI INDUK TEMA RISET Pusat Unggulan IPTEK Bahan Aktif Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Kesehatan dan Obat Pusat Unggulan IPTEK Perbenihan Ikan Laut Pusat Unggulan Iptek Pemuliaan ikan Pusat Unggulan Iptek Udang Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Pangan dan Pertanian Pangan dan Pertanian Pangan dan Pertanian Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 158 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Gambar 3.35. M A S T E R P L A N P E N G E M B A N G A N P U S A T U N G G U L A N I P T E K ( P U I ) Satker P3DSBPKP, Slipi; BBPPBL,Gondol; BPPI, Suk amandi; dan BPPBAP, Maros, 2016 3.5.2 CAPAIAN ATAS TARGET JANGKA MENENGAH PRIORITAS NASIONAL Secara umum dampak perubahan iklim adalah peningkatan suhu muka air laut, peningkatan muka air laut, peningkatan derajat keasaman air laut, bahkan dapat menyebabkan intrusi air laut hingga ke akuifer pesisir, hingga kehilangannya keanekaragaman hayati laut dan pesisir. Berdasarkan pada keragaman dampak tersebut diatas, maka pada Sektor Pembangunan Kelautan dan Perikanan, perubahan iklim dikelompokkan dapat berdampak kepada: a. Lingkungan laut dan pesisir c. Perikanan Umum Darat b. d. Perikanan Laut Sosial ekonomi masyarakat pesisir Terkait dengan hal tersebut, Balitbang KP telah menyusun Policy Paper (Kertas Kerja) Status Terkini Litbang Kelautan dan Perikanan dalam Mengantisipasi Dampak Perubahan Iklim yang diterbitkan di tahun 2015 yang melaporkan kontribusi Balitbang KP sesuai dengan amanat RPJMN II 2010 – 2014, di tingkat nasional, secara aktif berkontribusi didalam penyusunan dokumen Rencana Aksi Nasional Gerakan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) yang dikoordinir oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) sekaligus sebagai Menteri Pembangunan Nasional. Terdapat 4 rencana kegiatan Badan Litbang KP yang tercatat di dalam dokumen Lampiran II Matrik Kegiatan Pendukung RAN-GRK pada Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 yang ditandangani oleh Presiden RI pada 20 September 2011. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 159 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Dalam dokumen RPJMN III 2015 – 2019, Balitbang KP mengemban amanat untuk mendukung Bidang Prioritas Lintas Bidang “ Perubahan Iklim” dengan perumusan Program/Kegiatan dan target atas Indikator Kinerja dalam kurun waktu 2015 – 2019 sebagai berikut : KEGIATAN Tabel 3.24. TARGET KINERJA DUKUNGAN PRIORITAS LINTAS BIDANG SASARAN INDIKATOR KINERJA Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kewilayahan, Dinamika dan Sumber Daya Laut dan Pesisir Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan KP berdasarkan data dan informasi ilmiah litbang kewilayahan, dinamika, dan SD laut dan pesisir Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan KP berdasarkan data dan informasi ilmiah Litbang IPTEK KP Jumlah rekomendasi terkait pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir secara berkelanjutan Jumlah Kawasan Pesisir yang terpetakan sumberdayanya (SDLP) Jumlah data dan/atau informasi sumberdaya dan kerentanan pesisir dan laut Data dan/atau informasi fenomena alam laut dan perubahan iklim T R 2015 TARGET 2016 2017 2018 2019 8 8 8 8 8 8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 2 2 2 2 Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 160 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Gambar 3.36. P E T A K E N A I K A N M U K A A I R L A U T R E L A T I F D I P E R A I R A N I N D O N E S I A Beberapa kegiatan penelitian yang telah dilakukan untuk mengkaji dampak perubahan iklim, antara lain : 1) MARINE RESEARCH CARBON IN INDONESIA Konsep rencana strategis litbang Karbon Laut di Indonesia pertama untuk pertama kalinya disampaikan pada UNFCCC COP-17 Tahun 2011 yang diselenggarakan di Durban, Afrika Selatan, Badan Litbang KP berkesempatan memaparkan konsep kebijakan perubahan iklim dengan judul “Towards (Draft) on Blue Carbon Policy 2014/2015” pada Workshop on Managing Coastal Ecosystems For Climate Mitigation yang diselenggarakan oleh International Union for Conservation Nature (IUCN). Secara catatan konseptual bahwa ekosistem laut dan pesisir merupakan satu kesatuan ekosistem yang dikaji sebagai “Karbon Biru” atau Blue carbon, namun ekosistem mangrove dan lamun (seagrass) menjadi fokus utamanya karena peran potensialnya yang sangat besar dalam menyerap emisi karbon dari kegiatan anthropogenik. Beberapa kegiatan survei dan penghitungan potensi variabilitas fluks karbon, dan kemampuan penyimpanan karbon, telah dilakukan oleh Badan Litbang KP sejak tahun 2008 yang kemudian hasil-hasil tersebut dijadikan bahan diskusi dalam berbagai workshop dan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 161 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN forum diskusi baik nasional dan internasioanal yang diselenggarakan oleh Badan Litbang KP. Salah satunya adalah Coastal carbon Technical Workshop yang dilakukan di Jakarta pada 1516 April 2015 yang diselenggarakan oleh Badan Litbang KP bekerjasama dengan World Bank. Rekomendasi dari workshop tersebut yang akan ditindaklanjuti secara nasional dalam kerangka periode kerja 2015-2019 adalah melakukan peningkatan standarisasi metode ilmiah yang dapat diterima oleh komunitas internasional untuk pengukuran dalam rangka memantau potensi emisi dan serapan karbon oleh ekosistem pesisir Indonesia. 2) IMPLEMENTASI INDONESIA GLOBAL OCEAN OBSERVING SYSTEM (INAGOOS) Indonesia Global Ocean Observing System (INAGOOS) pertama kali didengungkan secara nasional adalah pada tahun 2005 oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Seiring perkembangannya, pada tahun 2014 diresmikanlah fasilitas sistem operasionaliasi pemantauan iklim-laut untuk kegiatan perikanan (Ocean Climate Operational System for marine and Fisheries Activities) yang terdiri dari 3 komponen utama yakni: Infrastructure Development for Space Oceanography (INDESO); Indonesia Ocean Forecasting System (INAOFS); dan Forum komunikasi data dan informasi nasional INAGOOS yang melibatkan Komnas Intergovernmental Oceanographic Commisssion (IOC) Indonesia yang dikoordinatori oleh LIPI. Secara mandiri, Indonesia, melalui INAGOOS, mampu melakukan kegiatan pemantauan laut dari tekanan IUU Fishing di wilayah laut teritorial Indonesia sebagai salah satu dampak perubahan iklim terhadap kegiatan perikanan di Asia tenggara, dan juga melakukan serangkaian kegiatan pemantauan dan pengkajian stok ikan, terumbu karang, budidaya perikanan, dinamika pesisir, dan cemaran tumpahan minyak. Kegiatan layanan publik sebagai langkah adaptif terhadap dampak perubahan iklim telah dihasilkan dan akan berlanjut dilaksanakan. Layanan publik tersebut adalah berupa penyediaan informasi berupa prakiraan daerah penangkapan ikan untuk 3 hari kedepan; prakiraan estimasi stok ikan tuna jenis Mata Besar, Cakalang, dan Sirip kuning; prakiraan suhu dan arus permukaan laut 5 hingga 10 hari kedepan; dan prakiraan pasang surut di pelabuhan perikanan Indonesia untuk 14 hari kedepan. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 162 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 3) IMPLEMENTASI INDONESIA-CHINA OCEAN AND CLIMATE RESEARCH CENTRE Pusat Kelautan-Iklim Indonesia Tiongkok atau Indonesia-China Ocean and Climate Research Centre telah dilaksanakan dengan baik secara bilateral berdasarkan Nota kesepahaman antara Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan State Oceanic Administration P.R China pada tahun 2012. Serangkaian kegiatan bersama telah dilaksanakan dalam mempelajari perubahan iklim pada masa lampau, masa sekarang dan masa depan dalam bentuk: survei pelayaran ilmiah, pengiriman mahasiswa tugas belajar ke China, pertukaran pakar/peneliti, dan penyelenggaraan summer school yang juga melibatkan negara-negara di Asia Tenggara dan beberapa negara yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan Pasifik. 4) PENINGKATAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN MUKA LAUT Pada Assessment Report-nya yang ke-5 IPCC (2014) melaporkan bahwa suhu permukaan laut di wilayah perairan Asia Tenggara yang 70% didominasi oleh wilayah teritorial laut Indonesia, diprakirakan akan mengalami kenaikan 1 – 3 °C pada tahun 20812100. Hasil penelitian terkini yang dikontribusikan oleh Indonesia-China Palaeo-OceanClimate BENTHIC Studies menginformasikan adanya peningkatan suhu muka laut di Barat Sumatra sebesar 0.017 – 0.071 °C/tahun dalam kurun masa 1962 hingga 2014. Adapun untuk prediksinya tentang laju kenaikan muka laut Indonesia sebesar 1,1 – 1,2 mm/tahun. Sedangkan berdasarkan studi yang dilakukan oleh Badan Litbang KP (2009) kenaikannya justeru lebih tinggi yakni berkisar 0.73-0.76 cm/tahun. Berdasarkan hasil observasi di 5 (lima) pelabuhan perikanan di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun (2004-2008), kemudian diprakirakan muka laut di tahun 2026 akan bertambah 65 cm hingga 117 cm. 5) POTENSI ENERGI LAUT TERBARUKAN Badan litbang KP sementara ini bukanlah sebagai aktor utama dalam kegiatan litbang identifikasi potensi energi laut terbarukan, namun beberapa kajian teoritis dan eksperimental telah dilakukan berdasarkan data pengukuran deret waktu (time series) yang cukup panjang (periode 1-3 tahun) hasil kerjasama multinasional untuk mengkaji Arus Lintas Indonesia. Data panjang tersebut dapat merekam karakteristik laut Indonesia dengan fitur fenomenanya secara lengkap yang dapat digunakan untuk identifikasi potensi energi listrik yang mampu dihasilkan oleh arus di perairan Indonesia. Selain itu kegiatan eksperimental untuk mengidentifikasi potensi energi terbarukan dari Ocean Thermal Energy Conversion Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 163 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN (OTEC) juga telah diinisiasi, namun diperlukan litbang komprehensif lebih lanjut secara konsorsium nasional. 6) TATA KELOLA KELEMBAGAAN & KEMASYARAKATAN PERUBAHAN IKLIM Konsep Kebijakan Dasar Litbang Kelautan dan Perikanan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di sektor kelautan dan perikanan dalam rangka ketahanan pangan sebagai langkah mengantisipasi perubahan iklim. Dimana secara lebih detil untuk implementasi hingga kepada masyarakat kelautan dan perikanan, dikembangkan Kebijakan Dasar Badan Litbang KP untuk Model Kerentanan Pelaku Usaha terhadap Perubahan Iklim. Badan Litbang KKP dalam upayanya mendukung program Kementerian Kelautan dan Perikanan menangani dampak perubahan iklim membagi tugas kepada pusat dan balai besar litbang di lingkupnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Litbang sosial ekonomi kelautan dan perikanan adalah ujung tombak dari fungsional penghasil konsep rekomendasi dan kebijakan untuk pembangunan sektor kelautan dan perikanan terkait dengan program adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Tentunya dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya didukung oleh teknologi pemantauan/observasi terhadap dinamika/variabilitas iklim-laut, yang menghasilkan data dan informasi yang tepat dan akurat dalam rangka mengelola secara berkelanjutan sumberdaya laut, pesisir dan perikanan. Berbagai upaya invensi dan inovasi terhadap teknologi mekanisasi, strain unggul tahan terhadap perubahan iklim, dan bioteknologi pengolahan hasil kelautan dan perikanan juga dilakukan oleh Badan Litbang KP. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 164 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 3.5.3 ANALISIS EFISIENSI PEMANFAATAN SUMBERDAYA Analisis terhadap efisiensi pemanfaatan sumberdaya atas capaian kinerja Balitbang KP ditinjau dari alur suatu kegiatan atau program yang dimulai dari input, proses, output, outcome dan impak. Beberapa faktor yang berpengaruh dalam memajukan inovasi kp antara lain : anggaran penelitian dan pengembangan, kondisi infrastruktur yang ada, SDM (tingkat pendidikan), penerapan sistem informasi melalui knowledgebased system. Gambar 3 .37. A L U R P R O G R A M / K E G I A T A N B A L I T B A N G K P Dalam Gambar 29 diatas menunjukkan porto folio dari Balitbang KP di tahun 2016 ditinjau dari alur suatu Program Kerja. Efisiensi dari aspek keuangan telah dapat dihitung menggunakan PMK 249/2013 dari Kementerian Keuangan berdasarkan pada realisasi keuangan yang diperhitungkan dengan capaian keluaran output, konsistensi perencanaan dan implementasi dengan capaian nilai efisiensi Balitbang KP tahun 2016 sebesar 20%. Efisiensi diperhitungkan dari realisasi anggaran, capaian volume output kinerja dibandingkan pagu anggaran dan target volume kinerja. Sebagai gambaran umum, disampaikan persandingan antara target realisasi IKU (pada level internal proses) dan target realisasi keuangan pada IKU terkait sebagaimana dalam Tabel di atas. Dalam matriks tersebut menggambarkan capaian kinerja yang seluruhnya sebesar 100% atau lebih dengan dukungan anggaran yang terealisasi pada kisaran 60,8 % - 99,6%. spek SDM pelaku penelitian dan pengembangan masih belum mencukupi, dengan kondisi jumlah SDM peneliti dan perekayasa sebanyak 550 orang dibandingkan dengan 376 judul penelitian maka rasio jumlah penelitian dengan peneliti rata-rata kurang dari 1 : 2, namun dari aspek tingkat pendidikan, didukung oleh 58,43% berlatar belakang pendidikan S1-S3. Aspek SDM masih menjadi perhatian bagi pelaksanaan litbang KP kedepan mengingat cakupan lingkup kerja Balitbang secara nasional. Salah satu upaya untuk mengatasi keterbatasan SDM melaui jejaring/kemitraan dengan instansi penelitan lain (Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian Non Kementerian), membangun instalasi di daerah, dan membentuk enumerator lapangan. Dengan demikian, khusus untuk pelaksanaan penelitian di lapangan dapat dibantu dengan jejaring yang telah terbentuk. Dalam Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 165 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN pelaksanaan litbang kp juga didukung dengan sarana prasarana yang terus mengalami modernisasi dan revitalisasi melalui anggaran belanja modal yang berkisar 30 – 35 % dari total pagu serta didukung oleh laboratorium riset yang 90 parameter diantaranya telah mendapatkan akreditas dari KAN/KNAPP. Luaran litbang KP harus menunjang kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan. Hal ini diwujudkan dengan beberapa kajian yang telah disusun guna mendukung science based policy untuk mewujudkan outcome pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan antara lain : 1) Pengaturan musim penangkapan untuk melestarikan sumberdaya dan mengoptimumkan produksi udang di Laut Arafura (WPP 718) yang diharapkan dapat mengurangi fishing mortality 2) 3) sekitar 13%; Dampak kebijakan moratorium terhadap kelimpahan stok sumberdaya ikan [Permen Kelautan Perikanan No 54 Tahun 2014] diharapkan meningkatkan kelimpahan stok sumber daya ikan hingga mencapai 162 %; Kajian area yang dilindungi untuk daerah pemijahan (breeding ground) dan daerah bertelur (spawning ground) Thunnus albacores sebagai dasar Permen KP 4/2015 tentang larangan penangkapan ikan di WPP NRI 714; 4) Kajian early warning kerentanan pesisir, PUD dan Laut dari bencana dan pencemaran melalui 5) Analisis citra satelit untuk mendeteksi tumpahan minyak sejak Oktober 2014; 6) 7) penyediaan teknologi pemantauan dan data informai serta rekomendasi; Analisis citra satelit untuk mendeteksi aktifitas IUU Fishing ; Kajian susut hasil produk perikanan yang diharapkan dapat mengurangi losses dan meningkatkan nilai tambah produk. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 166 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 167 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Sesuai dengan visi dan misi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan di atas, pada tahun 2016 Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan. Pada Kontrak kinerja tersebut terdapat peta strategi dengan 11 Sasaran Strategis (SS) yang ingin dicapai. Untuk setiap Sasaran Strategis (SS) yang disusun dan ditetapkan memiliki ukuran yang disebut sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU). Keseluruhan IKU Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada tahun 2016 berjumlah 22 Indikator Kinerja Utama (IKU). Gambar 4.1. P E T A S T R A T E G I S C A P A I A N K I N E R J A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, 2016 Sesuai dengan gambar 4.xxx diatas terlihat bahwa capaian sasaran strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada toleransi 0% berstatus hijau sedangkan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun 2016 adalah 2 (dua) sasaran strategis yang tidak sesuai dengan target, 2 (dua) sasaran strategis sesuai dengan target yang ditetapkan dan 7 (tujuh) sasaran strategis yang melebihi target. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 168 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Beberapa capaian sasaran strategis penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan tahun 2016 diantaranya sebagai berikut : 1. 2. Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab dan berkelanjutan yang ditunjukkan pencapaian 4 WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan (WPP 571, 572, 573 dan 712); Meningkatnya hasil penyelenggaraan litbang dan layanan iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP yang tercapai melalui 100% hasil litbang KP yang digunakan sesuai dengan kontrak kinerja Eselon I KKP dan 21 buah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang 3. 4. 5. diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan; Tersedianya kebijakan pembangunan KP bidang litbang yang efektif yang ditunjukan dengan pencapaiaan 6,02 efektifiktas kebijakan pemerintah bidang litbang KP; Tersedianya rekomendasi kebijakan dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif yang ditunjukkan dengan pencapain rekomendasi dan masukan kebijakan KP sebanyak 51 buah, data dan/atau informasi ilmiah KP sebanyak 121 buah, dan karya tulis ilmiah (KTI) sebanyak 531; Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan dengan pencapaian hasil litbang KP yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri sebanyak 28 buah rekoemndasi teknologi, hasil litbang uang inovatif untuk pembangunan KP sebanyak 151 buah, hasil litbang yang diusulkan HKI dan/atau dirilis sebanyak 5 buah dan 28 lokasi sentra nelayan yang terbangun dan terkelola sistem 6. Informasi; Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan IPTEK KP dengan pencapaian antara lain 55,47% jumlah SDM Balitbang KP telah mempunyai jabatan fungsional tertentu, 18 buah sarana prasarana serta kelembangaan litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya dan 71 buah 7. 8. 9. jejaring dan kerjasama litbang yang terbentuk; Terselenggaranya pengendalian Litbang KP yang ditunjukkan dengan 91% kegiatan litbang tahun 2016 berupa kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental; Terwujudnya ASN Balitbang KP yang kompeten, professional dan berkepribadian dengan pencapaian dari nilai indeks kompetensi dan integritas Balitbang KP sebesar 62,89% dan ASN yang yang ditingkatkan kompteneisnya sebanyak 354 orang; Tersedianya manajemen pengetahuan Balitbang KP yang handal dan mudah diakses sebagai perwujudan dari seluruh unit kerja Balitbang KP telah menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar; 10. Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima yang pencapaiannya dari nilai kinerja RB Balitbang KP sebesar 88,31% dan nilai SAKIP Balitbang KP sebesar 84,50; 11. Terkelolanya anggaran pembangunan Balitbang KP secara efisien dan akuntabel melalui pencapaian nilai kinerja anggaran Balitbang KP sebesar 90,40 dan tingkat kepatuhan terhadap SAP lingkup Balitbang KP sebesar 100%. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 169 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Dari anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun 2016 sebesar Rp. 577,384,460,846,- telah terealisasi sebesar 79,28% dan menghasilkan luaran berupa : 4 buah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP, 21 buah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan, 51 rekomendasi dan masukan kebijakan KP, 121 data dan informasi, 531 karya tulis ilmiah, 28 rekomendasi teknologi, 151 hasil litbang KP inovatif, 5 usulan HKI/rilis, 28 sentra nelayan terkelola sistem informasi, 18 buah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya, 71 buah jejaring dan/atau kerjasama Litbang dan 354 orang ASN yang ditingkatkan komptensinya. 4.2 PERMASALAHAN Secara umum, dengan menggunakan batas toleransi pengukuran nilai pencapaian sasaran stragis (NPSS) dan nilai pencapaian perspektif (NPP) dengan mengunakan batas toleransi +/- 0% seluruh SS dan Perspektif Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan mempunyai nilai hijau (kategori baik) namun masih terdapat beberapa NPSS dengan pencapaian < 100% sebagai berikut : 1. Indikator kinerja 11 : Sentra nelayan yang terbangun dan terkelola sistem informasi, beberapa permasalahan atas implementasinya adalah sebagai berikut : a) Alamat mengunduh aplikasi SNIP (versi ex. P3TKP) bisa di akses, namun diperlukan login yang tidak dijelaskan di dalam buku manual, menyebabkan nelayan kesulitan dalam mengoperasikan; b) Menu “informasi cuaca” yang disajikan dalam aplikasi SINP kurang lengkap, data cuaca yang disajikan masih global (pantai utara jawa), padahal nelayan membutuhkan informasi spesifik wilayah, sehingga para nelayan menggunakan informasi lain yaitu dari website freemeteo.co.id yang lebih akurat dan detail; c) Menu-menu dalam SINP sulit dipahami/dimengerti para nelayan, yang menyebabkan nelayan lebih memilih aplikasi “SIMAIL (Sistem Informasi Mitigasi Bencana, Adaptasi Perubahan Iklim dan Lingkungan)” dari Ditjen PRL untuk melihat kesuburan perairan dibandingkan dengan menu yang sama dari SINP, hal ini disebabkan informasi yang disajikan lebih mudah dipahami oleh nelayan; d) Beberapa komoditas ikan yang dihasilkan oleh nelayan antara lain kakap, kerapu, kue, juwaha dan ekor kuning tidak ditemukan dalam menu “daftar harga ikan” pada aplikasi, sehingga nelayan tidak menggunakan aplikasi tersebut sebagai acuan, sehingga ketergantungan nelayan pada tengkulak (dalam penentuan harga ikan) masih tinggi; e) SINP tidak begitu efektif jika dibawa ke laut, disebabkan lokasi penangkapan ikan atau fishing ground nelayan di Pelabuhan Ratu yang semakin jauh sedangkan jangkauan sinyal SINP hanya sejauh 25-30 mil. Aplikasi ini juga hanya bisa digunakan oleh nelayan longline, karena tidak efektif digunakan oleh 2. nelayan kecil, nelayan pancing tonda, dan nelayan rumpon; Indikator kinerja 16 : Indeks kompetensi dan integritas Balitbang KP, beberapa permasalahan atas ketidaktercapaian adalah sebagai berikut : Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 170 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN a) Assessment test yang dilakukan terhadap pejabat setingkat Eselon III dan IV belum digunakan untuk penempatan personil untuk menduduki jabatan belum menggunakan metode untuk mengukur kemampuan personil dalam menangani tugas/tanggungjawab yang akan diemban sesuai dengan kriteria kesuksesan jabatan tersebut; b) Prosentase kepatuhan pengisian SKP masih rendah. Rendahnya nilai tersebut disebabkan oleh : ASN belum secara rutin dan tepat waktu mengisi capian kinerja individu perbulan, belum adanya sistem reward punishment atas capaian kinerja individu; c) Belum semua aparat sipil negara melaporkan kekayaannya sesuai Surat Edaran KemenPAN RB Nomor 1 Tahun 2015 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) di lingkungan instansi Pemerintah karena belum dilakukan sosialisasi atas aturan tersebut dan rendahnya ketaatan ASN terkait dalam pelaporan LHKPN sesuai Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme serta Surat Edaran KemenPAN RB Nomor: SE/03/M.PAN/01/2005 tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara NegaraTentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara 3. (LHKPN). Indikator kinerja 19 : Nilai kinerja reformasi birokrasi Balitbang KP, beberapa permasalahan atas ketidaktercapaian beberapa Satker lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan adalah sebagai berikut : a) Belum menyiapkan dokumen percepatan jenis layanan; b) Belum mendapatkan sosialiasi tentang road map reformasi birokrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan; c) Belum memperoleh informasi aktivitas PMPRB; d) Karena adanya perubahan struktur organisasi sehingga SOP yang ada di Satker Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan belum disesuaikan dengan struktur organisasi baru; e) Pengembangan e-government untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat belum terintegrasi dengan PUSDATIN; f) Belum seluruh pegawai lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dilakukan assessment pegawai. Saat ini baru 200 pegawai (14,90%) dari 1.342 pegawai yang telah dilakukan assessment. 4.3 KEBIJAKAN LITBANG KP TAHUN 201 7-2019 Dalam rangka mendukung arah kebijakan dan strategi pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2016 - 2019, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan akan menetapkan 3 kebijakan strategis yaitu : a. Litbang berawal dan berakhir pada pengguna (starts from and ends with the users); b. Litbang harus market driven dan market driving, sekaligus policy driven dan c. Hasil Litbang menunjang kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan dengan memfokuskan 10 kegiatan penelitian pengembangan dan inovasi sebagai berikut : Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 171 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 1. Sustainable fisheries Kegiatan ini bertujuan mengelola sumber daya kelautan dan perikanan secara optimal dan berkelanjutan. Beberapa kegiatan yang dilakukan meliputi pemetaan SDI di WPP laut dan KPP PUD, Litbang teknologi penangkapan ikan, pengelolaan perikanan berbasis ekosistem (EAFM) di WPP laut dan 2. 3. 4. KPP PUD, serta pengolahan perikanan berbasis budidaya (culture based fisheries). Sustainable aquaculture Perubahan iklim Jasa Kelautan Kegiatan ini bertujuan untuk pemanfaatan bangunan laut yang ditinggalkan untuk mendukung pengembangan budidaya perikanan laut dan offshore logistic, serta pemanfaatan ekosistem terumbu 5. karang dan situs arkelologi maritim untuk pengembangan wisata bawah air. Kemandirian pangan dan bahan baku industri Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan komoditas yang mempunyai nilai jual tinggi dan dapat dikembangkan pada skla industri dengan memperhatikan beberapa bagian, yaitu : a) Komoditas unggulan berupa tuna, udang, rumput laut, lobster, kepting dan rajungan, abalone, serta ikan hias; b) Kriteria meliputi pasar internasional, sumber daya melimpah, sumber devisa, teknologi dikuasai dan bersifat industri; Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 172 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN c) Aspek, yaitu sumber daya genetik, teknologi pembenihan, teknologi pembesaran, sosial dan ekonomi, pengolahan produk, serta rekayasa alat; d) Dukungan program, dengan budidaya komoditas unggulan menggunakan teknologi yang efisien, sustainable dan domestika; e) Rekomendasi, yaitu teknologi budidaya dan kelayakn inovasinya, sosial, market intelligent/analisis pasar dan perdangangan dalam atau luar negeri, kelembagaan usaha, serta sistem rantai pasok dan nilai. 6. Konservasi dan mitigasi serta rehabilitasi 8. Poverty reduction dan pemberdayaan masyarakat 7. 9. Inovasi teknologi pengembangan usaha, sitem bisnis dan trading Kegiatan ini bertujuan mengembangkan komoditas yang dapat diproduksi secara masal, mudah, murah, serta mudah sebaga sumber pangan dan gizi. 10. Kajian kewilayahan dan geopolitik Selain 10 fokus penelitian pengembangan dan inovasi diatas, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan mempunyai 4 kegiatan prioritas di tahun 2017 diantaranya sebagai berikut : 4.4. SARAN DAN REKOMENDASI 1. Langkah-langkah yang perlu diambil untuk perbaikan terkait sistem informasi nelayan pintar adalah : 2. Rendahnya penyerapan anggaran pada tahun 2016 menjadi suatu kondisi yang sering terjadi pada a) setiap tahunnya. Pelaksanaan kegiatan sering kali tidak sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 173 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN diselesaikan pada akhir tahun anggaran. Untuk itu, peran monitoring dan evaluasi perlu ditingkatkan lagi. Sistem Monev yang telah terbangun di Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan akan lebih diperkuat dan menjadi salah satu sarana pemantauan, pengendalian dan masukan 3. dalam penetapan reward pusnishment atas kinerja yang dihasilkan oleh organisasi. Target kinerja akan mempertimbangkan hasil capaian sebelumnya sehingga Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan akan terus memacu hasil ipteknya untuk kinerja yang lebih baik lagi untuk kepentingan stakeholder dan menghindari KPI game. Arah penelitian dan pengembangan dititikberatkan pada penelitian hilir dengan porsi lebih besar untuk litbang experimental dan terapan. Untuk penelitian dasar, diperkuat dengan jejaring dan kerjasama penelitian dengan Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang K/L lain. Perubahan arah litbang kedepan, dimaksudkan agar proses hasil litbang 4. KP lebih cepat sampai kepada para pengguna. Meningkatkan implementasi Reformasi Birokrasi melalui 8 area perubahan terutama pada aspek manajemen perubahan, penguatan pengawasan, dan peningkatan kualitas pelayanan publik yang masih dalam kisaran 70-85. Kualitas pelayan publik diarahkan untuk dapat memberikan pelayanan prima dan sesuai kebutuhan pengguna. Perbaikan dilakukan terhadap sistem website Eselon I dan peningkatan 5. akreditas laboratorium serta instansi/organisasi yang akan terus dilaksanakan di tahun 2017. Beberapa upaya agar rekomendasi APIP KL/BPK bisa segera ditindaklanjutkan dengan cara meningkatkan koordinasi dengan instansi lain atau pihak ketiga dalam hal tindak lanjut temuan pemeriksaan APIEP KL/BPK, optimalisasi waktu dalam tindak lanjut temuan pemeriksa melalui dokumen yang dibutuhkan. Penyelesaian terhadap rekomendasi APIP KL ditargetkan diselesaikan pada 6. semester I tahun 2017. Agar hasil litbang cepat terintroduksi dan tepat guna bagi stakeholder maka : a) Untuk persiapan penerapan teknologi KP kepada masyarakat harus mempertimbangkan kesiapan teknologi, ketepatgunaan, kebutuhan yang mampu memberikan potensi keberhasilan yang tinggi bagi masyarakat. Untuk itu, perlu kiranya dilakukan penilaian tingkat kesiapan teknologi dari hasilhasil litbang. Sosialisasi dan bimbingan teknis terhadap peneliti dan personil bidang perencanaan/monev telah dilaksanakan pada tahun 2016 dan untuk pengukuran dilakukan pada Semester I 2017 untuk menilai tingkat kesiapan teknologi hasil penelitian 2014-2016. b) Perlu dibuatkan data dan informasi hasil litbang yang bisa diakses secara mudah dan cepat melalui sistem informasi dan teknologi yang up to date melalui pengelolaan data dan informasi ilmiah secara terpadu sebagai Pusat Data Ilmiah KP Nasional/Internasional melalui antara lain : IOFS (Indonesia Ocean Forecasting System) dan AOFIC (APEC Ocean and Fisheries Information Centre) serta laboratorium data yang telah dibangun di setiap Satker dan terintegrasi di melalui Data Center Sekretariat Balitbang KP tahun 2016. Pencapaian terhadap target terhadap sasaran kinerja penelitian IPTEK pengembangan kelautan dan perikanan yang telah dicapai pada tahun 2016 serta penyelesaian permasalahan yang dihadapi, diharapkan Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 174 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN dapat menjadi salah satu acuan yang strategis untuk merumuskan kebijakan dan program di masa yang akan datang. Diperlukan komitmen dan dukungan semua pihak untuk melaksanakan amanah IPTEK kelautan dan perikanan sehingga tidak hanya menjadi laporan dan pergulatan pemikiran semata-mata, namun hasil IPTEK kelautan dan perikanan benar-benar dapat memberikan dampak serta diaplikasikan dalam pembuatan kebijakan pembangunan KP. Akhirnya, adanya laporan kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun 2016 ini diharapkan dapat menjadi pertanggung jawaban tertulis kepada pemberi wewenang serta dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam perencanaan sehingga terbentuklah pemerintahan yang baik (Good Governance). Selain itu, Laporan Kinerja ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan penting dalam penyusunan dan implementasi rencana kerja (Operational Plan), Rencana Kinerja (Performance Plan), Rencana Anggaran (Financial Plan), dan Rencana Strategis (Strategic Plan) pada masa-masa yang akan datang. Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 175 BADAN PENELIT IAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 176 1. Penetapan Kinerja 2016 (awal) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 1 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 2 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 3 2. Penetapan Kinerja 2016 (APBN -P) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 4 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 5 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 6 3. Penetapan Kinerja 2016 ( REVISI APBN-P) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 7 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 8 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 9 4. Pengukuran Kinerja 2016 (Sistem Aplikasi Pengelolaan Kinerja -SAPK) a) Dashboard SAPK Unit Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 10 b) Peta Strategis Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 11 c) Dashboard Kinerja Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 12 d) Laporan Capaian Kinerja Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 13 e) Rekap perbandingan hasil capaian IKU Tahun 2015 dan 2016 2015 INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan 2016 T R % 3 3 100,0 Persentase hasil Litbang KP yang digunakan sesuai dengan kontrak kinerja Eselon I KKP (IKU BARU) Jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah data dan informasi ilmiah KP 4 4 100,0 R % 100 100 100,0 2016 T R % T R % 20 21 105,0 20 20 100,0 2016 Indeks efektivitas kebijakan pemerintah bidang Litbang KP (IKU baru) Jumlah rekomendasi dan masukan kebijakan KP % T 2015 INDIKATOR KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA R 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA T T R % 6,5 6,02 92,62 2015 2016 T R % T R % 66 66 100,0 51 51 100,0 2015 2016 T R % T R % 110 110 100,0 120 121 100,8 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 14 2015 INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah karya tulis ilmiah yang diterbitkan 2016 T R % T R % 480 546 113,7 504 531 105,3 2015 INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah hasil Litbang KP yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri 2016 T R % T R % 18 12 66,67 27 28 103,7 2015 INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah hasil litbang yang inovatif untuk pembangunan KP 2016 T R % T R % 133 133 100,0 151 151 100,0 2015 INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah hasil litbang yang diusulkan HKI dan/atau dirilis 2016 T R % T R % 7 7 100,0 5 5 100,0 2015 INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah sentra nelayan yang terbangun dan terkelola system informasi 2016 T R % T R % 30 30 100,0 30 28 93,3 2015 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA T R % T R % Proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan total pegawai Balitbang KP 55 53,42 97,1 55 55,47 100,8 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 15 2015 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA T R % T R % Jumlah sarana prasarana, serta kelembagaan Litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya 39 39 100,0 18 18 100,0 2015 INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah jejaring dan/atau kerjasama Litbang yang terbentuk T R % T R % 98 105 107,1 66 71 107,5 2015 INDIKATOR KINERJA UTAMA Proporsi kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental dibandingkan total kegiatan penelitian dan pengembangan INDIKATOR KINERJA UTAMA Indeks kompetensi dan integritas Balitbang KP 2016 2016 T R % T R % 89 89 100,0 91 91 100,0 2015 2016 T R % T R % 65 63,26 97,3 77 62,89 81,6 INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup Balitbang KP (IKU BARU) 2016 T R % 262 329 135,9 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 16 2015 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA T R % T R % Persentase unit kerja Balitbang KP yang menerapkan system manajemen pengetahuan yang terstandar 40 100 250,0 50 100 200,0 2015 INDIKATOR KINERJA UTAMA Nilai kinerja reformasi birokrasi Balitbang KP T R % T R % BB (80) A (84,69) 105,8 A (90) 88,31 98,1 INDIKATOR KINERJA UTAMA Nilai SAKIP Balitbang KP INDIKATOR KINERJA UTAMA Nilai kinerja anggaran Balitbang KP INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Balitbang KP 2016 2015 2016 T R % T R % 83 83,48 100,5 84 84,50 100,6 2015 2016 T R % T R % 80-90 92,46 100,5 85 90,40 106,3 2015 2016 T R % T R % 100 99,61 99,61 100 100 100,0 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 17 f) Dokumen kontrak kinerja Balitbang KP dengan eselon I terkait Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 18 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 19 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 20 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 21 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 22 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 23 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 24 5. Rekapitulasi Bukti Kinerja 2016 a) IK 1 : Jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan (WPP) No LOKASI SPESIFIK WPP 571 1 2 WPP 571 (Selat Malaka) WPP 572 1 2 WPP 572 (Samudra Hindia Barat Sumatera) 3 WPP 572 (Kota Sabang dan Bengkulu Utara (Enggano) ) 1 2 WPP 573 WPP 573 (Samudra Hindia Selatan Jawa) Target JUDUL HASIL PEMETAAN POTENSI SDKP Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan Serta Habitat Sumber Daya, Potensi Produksi dan Kapasitas Penangkapan di WPP 571 (Selat Malaka) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 572 (Samudra Hindia Barat Sumatera) PROFIL SOSIAL EKONOMI PERIKANAN WPP 572 (Kota Sabang dan BengkuluP.Enggano) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 573 (Samudra Hindia Selatan Jawa) DESKRIPSI HASIL PEMETAAN POTENSI SDKP Pada area survey seluas 12.780 KM2 disekitar pulau-pulau di timur Tanjung Balai diperkirakan kepadatan stok ikan pelagis kecil 4,4 Kg/Km2, Pelagis besar 60,7 Kg/Km2, Demersal 509 Kg/Km2, Densitas lebih tinggi ditemukan di sekiitar pulau berhala dan kepulauan arwah Realisasi % SATKER PELAKSANA : : : 4 4 100,00 BUKTI DOKUMEN P4 BPPL SCAN LAPORAN AKHIR (TERLAMPIR) P4 Diperoleh angka potensi lestari ikan pelagis kecil 342.518 Ton/th; pelagis besar 416.953 ton/th; Demersal 348.081 ton/th Menjelaskan Data dan Informasi PROFIL SOSIAL EKONOMI PERIKANAN WPP 572 BPPL SCAN LAPORAN AKHIR (TERLAMPIR) PPSEKP SCAN LAPORAN AKHIR (TERLAMPIR) P4 Diperoleh angka potensi lestari ikan pelagis kecil 367.436 Ton/th; pelagis besar 508.791 ton/th; Demersal 12.270 ton/th BPPL SCAN LAPORAN AKHIR (TERLAMPIR) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 25 No LOKASI SPESIFIK JUDUL HASIL PEMETAAN POTENSI SDKP 3 WPP 573 (Jawa Barat (Palabuhan Ratu, Cilacap), dan Jawa Timur (Malang Sendangbiru)) Keragaman kualitas dan nilai hasil tangkapan ikan antar musim di beberapa lokasi di WPP 573 4 WPP 573 (Sumba Timur dan Lembata) WPP 712 PROFIL SOSIAL EKONOMI PERIKANAN WPP WPP 712 (Laut Jawa) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 712 (Laut Jawa) 1 2 Laut Jawa dan Laut Maluku Analisis Sumberdaya Kelautan di WPP 712, 715 dalam Rangka Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan 3 WPP 712 Jawa Barat (Blanakan (Subang), Jawa Tengah (Pekalongan), dan Jawa Timur (Probolinggo) Keragaman kualitas dan nilai hasil tangkapan ikan antar musim di beberapa lokasi dalam WPP 712 DESKRIPSI HASIL PEMETAAN POTENSI SDKP Dari analisis data yang didasarkan pada hasil kegiatan lapang, diperoleh data dan informasi sebagai berikut: 1 Ada keragaman mutu dan jumlah tangkapan ikan akibat musim dan proses penanganan di kapal. 2 Sebagian pelaku usaha mengatasi dampak keragaman di atas melalui berbagai tindakan adaptasi, contoh: mendatangkan ikan dari daerah lain, menghentikan sementara usahanya, melakukan substitusi. 3 Terkait tindakan-tindakan adaptasi tersebut, terdata informasi tentang kendala-kendala yang dihadapi oleh nelayan, pedagang dan pengolah dalam mengatasi dampak dari keragaman tersebut. 4 "Kendala tersebut mencakup variabel internal maupun eksternal. Variabel internal yang banyak mengkendala tindakan adaptasi pelaku pasar adalah kemampuan finansial, penguasaan teknologi, dan kepemilikan aset fisik. Sementara itu, variabel eksternal yang sering muncul adalah kondisi saranaprasarana, kebijakan pemerintah lokal dan kondisi pasar. Hasil di atas menunjukkan perlunya intervensi pengambil kebijakan untuk memperkuat kinerja atas tindakan-tindakan adaptif dari pelaku pasar tersebut. Intervensi tersebut terutama mencakup fasilitasi distribusi/logistik, peningkatan ketrampilan dan peningkatan kondisi sarana-prasarana untuk mendukung sistem rantai dingin." Menjelaskan Data dan Informasi PROFIL SOSIAL EKONOMI PERIKANAN WPP Diperoleh angka tingkat pemanfaatan dari masing masing species ikan pelagis kecil; pelagis besar ; Demersal ; Udang , Rajungan dan Kepiting Bakau yang menunjukan bahwa pemanfaatan sudah melebih batas optimum dan memerlukan kehati-hatian dalam pengelolaannya 1. Membuat desain awal integrasi antara data BALITBANG KP dengan data dari PSDKP dan DJPT untuk pengelolaan sumberdaya berkelanjutan. 2. Analisis data radar INDESO 3. Menganalisa data VMS Kapal dari PSDKP dan data kesuburan perairan dan data pergerakan migrasi ikan tuna di WPP 712 dan 715. 4. analisis pemodelan bio geo fisik Dari analisis data yang didasarkan pada hasil kegiatan lapang, diperoleh data dan informasi sebagai berikut: 1 Ada keragaman mutu dan jumlah tangkapan ikan akibat musim dan proses penanganan di kapal. 2 Sebagian pelaku usaha mengatasi dampak keragaman di atas melalui berbagai tindakan adaptasi, contoh: mendatangkan ikan dari daerah lain, menghentikan sementara usahanya, melakukan substitusi. 3 Terkait tindakan-tindakan adaptasi tersebut, terdata informasi tentang kendala-kendala yang dihadapi oleh nelayan, pedagang dan pengolah dalam mengatasi dampak dari keragaman tersebut. 4 "Kendala tersebut mencakup variabel internal maupun eksternal. Variabel internal yang banyak mengkendala tindakan adaptasi pelaku pasar adalah kemampuan finansial, penguasaan teknologi, dan kepemilikan aset fisik. Sementara itu, variabel eksternal yang sering muncul adalah kondisi saranaprasarana, kebijakan pemerintah lokal dan kondisi pasar. Hasil di atas menunjukkan perlunya intervensi pengambil kebijakan untuk memperkuat kinerja atas tindakan-tindakan adaptif dari pelaku pasar tersebut. Intervensi tersebut terutama mencakup fasilitasi SATKER PELAKSANA BUKTI DOKUMEN P3DSPBKP SCAN LAPORAN OUTPUT (TERLAMPIR) PPSEKP SCAN LAPORAN AKHIR (TERLAMPIR) BPPL SCAN LAPORAN AKHIR (TERLAMPIR) P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR (TERLAMPIR) P3DSPBKP SCAN LAPORAN OUTPUT (TERLAMPIR) P4 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 26 No LOKASI SPESIFIK JUDUL HASIL PEMETAAN POTENSI SDKP DESKRIPSI HASIL PEMETAAN POTENSI SDKP SATKER PELAKSANA BUKTI DOKUMEN PPSEKP SCAN LAPORAN AKHIR (TERLAMPIR) distribusi/logistik, peningkatan ketrampilan dan peningkatan kondisi sarana-prasarana untuk mendukung sistem rantai dingin." 4 b) WPP 712 dan 718 Penataan Kelembagaan Pengelola WPP 712 dan 718 Menjelaskan Model Penataan Kelembagaan Pengelola WPP 712 dan 718 IK 2 : Persentase hasil litbang KP yang digunakan sesuai dengan Kontrak Kinerja Eselon I KKP Target Realisasi % PIHAK PERTAMA No. (DITJEN PERIKANAN TANGKAP) No. 1. 1. WPP yang Terkelola Sesuai RPP 2. 3. 2. Bantuan Kapal Perikanan Untuk Nelayan 3. Alat Penangkap Ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan Yang Ramah Lingkungan 4. 5. 6. 7. : : : 100 100 100,00 PIHAK KEDUA (BADAN PENELITIAN DAN HASIL OUTPUT PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan Serta Habitat Sumber Daya, Data dan informasi ilmiah litbang perikanan (paket) Potensi Produksi dan Kapasitas Penangkapan di 11 WPP NRI Pengukuran Karakteristik TS (Target Strength) dan Formulasi TS-Length Pada Data dan Informasi Litbang Perikanan Ikan Indikator Kunci Untuk Peningkatan Akurasi Estimasi Stok Ikan Analisis Sumberdaya Kelautan dan Rekomendasi pemantauan dan pengawasan sumberdaya kelautan di Perikanan di WPP 712, 715 WPP 712 dan 715 Kajian Dinamika Laut untuk Mendukung Pemetaan Potensi Sumber Daya Kelautan Efektifitas Program Bantuan KKP Model Pengelolaan Program Bantuan Perikanan Tangkap KKP Analisis Kebijakan dan Kajian Khusus Sektor Kelautan dan Perikanan Kajian Alat Tangkap Alternatif Pengganti Alat Tangkap Pukat Tarik, Pukat Hela, dan Purse Seine: Penggunaan Alat Bantu Penangkapan Cahaya Lampu pada Perikanan Pelagis Data dan Informasi Litbang Perikanan Pengaruhnya Terhadap Hasil Tangkapan Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 27 Desain dan Konstruksi Alat Tangkap Lobster (Panulirus spp.) Ramah Lingkungan Penggunaan Alat Tangkap Ramah Lingkungan di DAS Barito (KPP PUD 435) 4. Nelayan yang Mampu Mengelola Usahanya 8. Panel Kelautan dan Perikanan Nasional (PANELKANAS) 9. Kajian Perlindungan Nelayan Terhadap Keberlanjutan Usaha 10. 11. 12. 5. Kawasan Sentra /Kampung Nelayan yang Tertata Dan Terintegrasi Kajian Interaksi Laut Atmosfer Terhadap Karakteristik Hidrodinamika Perairan Selatan Jawa untuk Sistem Informasi di Sentra Nelayan Analisis Kebijakan dan Kajian Khusus Sektor Kelautan dan Perikanan Pengembangan Sistem Informasi Nelayan Pintar Berbasis Mobile Multi Media : Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan di Wilayah Pesisir Validasi Daerah Potensial Penangkapan Ikan Operasional Oseanografi untuk Prediksi Dinamika Laut Kajian Interaksi Laut Atmosfer Terhadap Karakteristik Hidrodinamika Perairan Selatan Jawa untuk Sistem Informasi di Sentra Nelayan Data dan Informasi Litbang Perikanan Kawasan Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan (KPP PUD) yang Teridentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat Sumber Daya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya Data dan Informasi mengenai Modal Sosial Masyarakat Nelayan Data dan Informasi mengenai Karakteristik Sumber Daya Manusia dan Pendapatan Rumah Tangga Nelayan Data dan Informasi mengenai Karakteristik Konsumsi dan Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan Data dan Informasi mengenai Karakteristik Usaha Penangkapan Ikan Rekomendasi Sosek mengenai Perlindungan Nelayan Terhadap Keberlanjutan usaha Perikanan Tangkap Hasil pengumpulan dan pengolahan data yang dikombinasikan dengan pemodelan numerik oseanografi dirasa sudah mencukupi untuk dapat membuat analisis terkait kondisi hidrodinamika di Selat Makassar dan dampaknya pada ekosistem laut. Recovery subsurface mooring di Labani Channel harus diagendakan di 2017 untuk melengkapi data hidro-oseanografi di Selat Makassar. - Algoritma yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengekstraksi parameter SPL dan klorofil-a dari citra Landsat 8 di kedua lokasi penelitian. Namun performa algoritma masih perlu ditingkatkan dengan menambah jumlah dataset pengukuran lapangan.Penelitian ini dilakukan di perairan Wakatobi (WPP-NRI 715) dan Selat Madura (WPP-NRI 712). Dengan Metode penggunaan citra satelit Landsat 8 dari hasil analisa hasil penelitian ini menunjukkan masing-masing perairan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga diperlukan kajian dan perlakuan yang berbeda pula. Pada perairan yang lebih jernih (TN. Wakatobi) dibandingkan dengan Selat Madura yang memiliki turbiditas yang tinggi. Hasil : Validasi PPDPI dengan metode experimental fishing pada periode musim timur dari 4 titik tangkapan diperoleh 1 titik bertampalan dengan daerah penangkapan, 2 titik bertampalan dengan daerah potensi penangkapan dan 1 titik tidak bertampalan keduanya. Nilai persen Validasi PELIKAN Cakalang dengan metode experimental fishing pada periode musim timur sebesar 48,8 % Informasi oseanografi yang didapatkan di daerah penelitian pada saat muson tenggara adalah SPL 29 – 29,5 oC, konsentrasi klorofil maksimum di kedalaman 45 – 50 m sebesar 0,66 -0,88 mg/m3, Salinitas permukaan 33,72 – 33,86 psu dengan nilai salinitas maksimum di kedalaman 5—60 m berkisar 34,2 psu. Konsentrasi nitrat 0,004 – 0,014 mg/L, Fosfat 0,002 – 1,011 mg/L, Silika 0,016 – 0,027 mg/L Validasi baru bias mewakili waktu sesaat saja yaitu muson timur dan perlu dilakukan validasi di muson baratlaut dengan memperbanyak jumlah titik experimental fishing sehingga dihasilkan nilai akurasi yang lebih akurat Informasi mengenai karakteristik dan dinamika kondisi fisik dan biogeokimia di perairan Laut Banda secara umum dapat diketahui melalui hasil operasionalisasi model numerik INDO12. Data prediksi model operasional INDO12 di WPP-RI 714 dapat digunakan sebagai Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 28 representasi yang mendekati kondisi fisik dan biogeokimia laut yang sebenarnya. Kajian ini menghasilkan luaran berupa sistem prediksi curah hujan, suhu udara dan angin; Sistem prediksi suhu muka laut; dan Sistem prediksi arus laut. 13. Pengkajian Stok SDI untuk Spesies Tertentu, Khususnya Tuna, Tongkol, Cakalang : Penelitian Struktur Dan Karakteristik Perikanan Pukat Cincin (Purse Seine) di Samudera Hindia untuk Menunjang Pengelolaan Perikanan Laut Lepas di Wilayah RFMO Karakteristik Biopopulasi Madidihang (Thunnus albacares) di WPP 572 dan 573 untuk Menunjang Pengelolaan Perikanan Laut Lepas di Wilayah RFMO Karakteristik Eko-Biologi Sumberdaya Ikan Pelagis Di Sekitar Rumpon Di WPP573 (Samudera Hindia Selatan Jawa Data dan Informasi Litbang Perikanan Hingga Nusa Tenggara) Data Saintifik Perikanan Data Enumerasi Perikanan Kajian Kebijakan Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Tuna Berkelanjutan di Sekitar Rumpon Laut Dalam di Perairan Samudera Hindia Jejak Karbon Perikanan Tuna Cakalang Rekomendasi dan Masukan Kebijakan Pengelolaan Perikanan dan Tongkol di WPP 572 dan 573 Konservasi Sumber Daya Ikan 14. Pengkajian Stok SDI di Perairan Umum Daratan : Identifikasi Karateristik Lingkungan, Kawasan Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan (KPP PUD) Potensi dan Biologi Ikan Ekonomis Untuk 6. WPP yang Terkelola Sesuai Rencana Pengelolaan yang Teridentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat Pengelolalan Perikanan di Sungai Sumber Daya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya Batanghari Kajian Stok dan Konsep Pengelolaan Kawasan Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan (KPP PUD) Sumberdaya Perairan di Estuari Berau, yang Teridentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat Kalimantan Timur Sumber Daya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya Kawasan Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan (KPP PUD) Karakteristik Lingkungan, Potensi dan yang Teridentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat Biologi Ikan di Danau Paniai Papua Sumber Daya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya Kawasan Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan (KPP PUD) Bioeksplorasi Potensi Perikanan Sungai yang Teridentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat Membramo Papua Sumber Daya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya Kajian Bioekologi dan Lingkungan Kawasan Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan (KPP PUD) Perikanan Sidat (Anguilla spp) di Pantai yang Teridentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat Barat Sumatera. Sumber Daya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya Kajian Stok Sebagai Dasar untuk Kawasan Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan (KPP PUD) Pengelolaan Sumberdaya Ikan Danau yang Teridentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat Tondano Sulawesi Utara Sumber Daya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya Kawasan Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan (KPP PUD) Kajian Sumberdaya Perairan Waduk Batu yang Teridentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat Bulan Kabupaten Sumbawa Propinsi NTB Sumber Daya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya Aspek Biologi dan Dinamika Populasi di Waduk Pondok dan Widas Jawa Timur. LAMPIRAN KONTRAK KINERJA PENCAPAIAN PROGRAM PRIORITAS KKP : DITJEN PRL – BALITBANG KP PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA (BADAN PENELITIAN DAN NO. NO. HASIL OUTPUT (DITJEN PENGELOLAAN RUANG LAUT) PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN) 1. Data dan Peta Salinitas Untuk RZWP3K Seluruh 1. Analisis Potensi Ekosistem Pesisir Teluk Laju Perubahan Luas tutupan mangrove pada zona selatan pada periode Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 29 Propinsi 2. Data dan Peta Kecerahan Untuk RZWP3K Seluruh Propinsi Bone 2. 3. Kajian Konektifitas antara Biofisik Dan Sosial Ekonomi 3. 4. Identifikasi Wilayah Spawning Ground Ikan Ekonomis Penting Sebagai Dasar Penentuan Zona Inti Dalam Kawasan Konservasi 4. 5. Kajian dan Analisis Manfaat Kawasan Konservasi Bagi Perikanan 5. 6. Kajian dan Pemetaan Sebaran Populasi Jenis Ikan 6. Analisis Potensi Ekosistem Pesisir Teluk Bone tahun 1989 ke 2016, cukup signifikan yaitu mencapai 3.62 Ha/thn; Dari kondisi fisik, kerusakan terumbu karang terjadi akibat tindakan DF (bom dan bius ) dan sedimentasi; Laju perubahan penutupan karang berkisar 2.91 Ha/Tahun; Melakukan manajemen limbah dengan menekan masukan limbah antropogenik ke perairan sebesar 10%. Daya dukung perairan dapat dijadikan acuan dalam pengambilan kebijakan pngembangan budidaya rumput laut; Untuk mengetahui fluktuasi optimum biocapacity dengan skenario pengelolaan menekan limbah 10% akan menghasilkan biocapacity perairan yang paling tinggi; Laju Perubahan Luas tutupan mangrove pada zona selatan pada periode tahun 1989 ke 2016, cukup signifikan yaitu mencapai 3.62 Ha/thn; Dari kondisi fisik, kerusakan terumbu karang terjadi akibat tindakan DF (bom dan bius ) dan sedimentasi; Laju perubahan penutupan karang berkisar 2.91 Ha/Tahun; Melakukan manajemen limbah dengan menekan masukan limbah antropogenik ke perairan sebesar 10%. Daya dukung perairan dapat dijadikan acuan dalam pengambilan kebijakan pngembangan budidaya rumput laut; Untuk mengetahui fluktuasi optimum biocapacity dengan skenario pengelolaan menekan limbah 10% akan menghasilkan biocapacity perairan yang paling tinggi; Survey dan pemetaan biofisik dan sosial ekonomi untuk calon kawasan konservasi perairan, pesisir, dan pulau-pulau kecil : Penelitian Pengembangan Kawasan Konservasi Perikanan di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (BP2KSI) Pengaturan dan Pemanfaatan Kawasan Konservasi Untuk Mendukung Keberlanjutan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan di Lokasi Rehabilitasi dan Policy Brief Wisata Bahari Rekomendasi Sosek tentang Pengaturan Sosial Ekonomi Sumber Daya KP di TWP Kapoposang, TN Karimunjawa, dan TWP Gili Matra Rekomendasi Sosek tentang Valuasi Ekonomi SDKP Di TWP Kapoposang, KKLD Natuna, dan TWP Gili Matra Teknologi Pemantauan Wilayah Perairan Dapat memantau korelasi jenis ikan dan jenis terumbu karang dan : Rekayasa Kamera Pemantau Perairan memantau efektifitas Kawasan Konservasi Perairan terhadap Terumbu Berbasis Satelit Karang. Desain dan rancang bangun selesai: o Uji Teknologi di Pulau Pramuka 2016. Penelitian Kawasan Konservasi Induk o Daya listrik menggunakan solar-cell. Udang [P. monodon] di Pantai Timur o 24 jam/1minggu waktu operasional. Aceh, Kabupaten Aceh Timur) Policy Brief Limbah kerang kur kur sebagai bahan beton atau kerang campuran dapat digunakan sebagai bahan terumbu buatan dengan harapan beton menjadi “amis” dan dapat memancing ikan (chamotaxis). Mix Desain utk Teknologi Pemanfaatan Limbah Kerang : beton dengan limbah kerang sebagai non struktur untuk material terumbu buatan dapat dilakukan. Untuk memperoleh kekuatan di atas yang di syaratkan SK SNI dapat dilakukan dengan menambahkan portland semen di atas mix desain yang diperoleh. Pemanfaatan Limbah Kerang sebagai Data dan Informasi tentang Biopotensi Terumbu Karang CTI Perkuatan Struktur Terumbu Buatan Penelitian Biopotensi Terumbu Karang Data dan Informasi tentang Bioekologi Lingkungan dan Biopotensi CTI Invertebrata Laut Bioekologi Lingkungan dan Biopotensi Invertebrata Laut Survei dan Pemetaan Habitat, Populasi, Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 30 Terancam Punah dan Endemik 7. Identifikasi dan Pengembangan Garam Turunan untuk Kebutuhan Industri Kimia 7. 8. Upaya Peningkatan Produktifitas Usaha Garam Melalui Teknologi Tepat Guna 8. 9. Sistem Pencucian Garam Yang Efektif untuk Meningkatkan Kadar NaCL 9. 10. Kajian Konsep Desain Hijau Tanggul Laut Jakarta 10. Dan Sosial Ekonomi 20 Jenis Ikan Prioritas Dilindungi/ Terancam Punah : Kajian Mengenai Efektifitas Implementasi Kebijakan Konservasi Hiu Dan Mamalia Laut (WPP573) Penelitian Kajian Bioekologi dan Lingkungan Perikanan Sidat (Anguilla SPP) di Provinsi Bengkulu, Provinsi Lampung dan Kabupaten Cilacap (KPP PUD 439 dan 432) Ecological related species of rays and 1. Policy Brief sharks Ecological Assessment Untuk Restocking 2. Policy Brief Belida di Perairan Provinsi Riau Ecological Related Species untuk Kima, 3. Policy Brief Bambu Laut dan Kuda Laut Kajian Hasil Restocking Lobster dan Penempatan Terumbu Karang Buatan di 4. Policy Brief Kawasan Konservasi Kesesuaian Zonasi di Taman Nasional 5. Policy Brief Laut Sawu Penelitian Bahan Penetapan Status Perlindungan Jenis Ikan Napoleon 6. Policy Brief [Cheilinus undulatus] di Kepulauan Anambas dan Natuna, Kepulauan Riau Produk yang dikeringkan adalah magnesium hidroksida murni [Mg(OH)2] tanpa ada kandungan NaCl. Karena magnesium hidroksida Kajian Teknologi untuk Optimalisasi [Mg(OH)2] memiliki banyak kegunaan dan manfaat terutama bagi Produksi Magnesium Hidroksida dari kesehatan. Tingkat kemurnian Mg(OH)2 yang dihasilkan antara 85 Limbah Cair Industri Garam (Bittern) sampai 100%; Alur proses produksi padatan magnesium telah terkonfirmasi (Proses kristalisasi, Proses filtrasi dan Proses pengeringan). Proses produksi garam menggunakan model yang telah dikaji optimasinya tersebut dapat menghasilkan lebih dari 120 ton perhektar Model Tata Kelola Tambak Garam Rakyat permusim (3,5-4 bulan) dengan kualitas K1. Sehingga pendapatan permusim dari 1 hektar tambak tidak kurang dari 72 juta jika harga perkilo Rp 600,-. - Model ini dapat menghindarkan petambak memfungsikan kolam kristalisasi sebagai condenser sehingga kualitas garam meningkat karenaikutan pengotor (impurities) gypsum jauh berkurang. - Penerapan model ini akan diperkuat dengan menghitung masukan Penelitian Peningkatan Kualitas Garam (intake) debit ideal air tua yang dikombinasi dengan laju evaporasi air Secara Biologi disetiap tahapan proses, sehingga diharapkan dapat ditentukan pola pengaturan debit air tua yang akan membuat sistem bekerja dengan sendirinya. - Data dan Informasi tentang Peningkatan Kualitas Garam Secara Biologi Telah terinstalnya mesin pembuat garam grosok kerjasama dengan Universitas Hang Tuah Surabaya; Mengaplikasikan teknologi adaptif lokasi teknologi pemurnian garam secara mekanis. 1. Menaikkan kualitas dari KW 3 menjadi KW 1 Menaikkan Nilai Jual garam konsumsi dari 500 rupiah sampai dengan Paket Teknologi Pemurni Garam sebagai 2500 rupiah Model Industri Garam Rakyat Menambah Pendapatan Petambak Garam dengan produk MGOH atau garam magnesium yang memiliki nilai jual 20000/kg yang memanfaatkan limbah garam /Bittern/Air Tua Mengurangi Biaya Produksi Pengolahan Garam Konsumsi dengan beralihnya sumber energi solar menjadi listrik Kajian Konsep Desain Hijau Tanggul Laut Rekomendasi Pokja Reklamasi Teluk Jakarta; Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 31 Jakarta Uji Kinerja Teknologi Eco-Hibryd untuk Perlindungan Pantai 11. Kajian Kerentanan Pesisir di Pantai Timur Pangandaran (Identifikasi Mangrove, Biota di PRPM Pangandaran) 11. Kajian Kerentanan Pesisir di Pantai Timur Pangandaran 12. Kajian Dampak Reklamasi Teluk Benoa terhadap Ekosistem Laut dan Pesisir 12. Kajian Dampak Reklamasi Teluk Benoa Terhadap Ekosistem Laut dan Pesisir 13. Analisis Karakteristik Hidro-Oseanografi dan Dinamika Pesisir di Pantura Jawa Tengah 13. Kajian Hidrodinamika Perairan Indonesia dan Dampaknya Terhadap Ekosistem Laut 14. Survey dan Pemetaan Potensi Pembangunan Sentra 14. Analisis Karakteristik Dimensi Ekologi Kerjasama penelitian terjalin Judul: Investigasi pengurangan dampak kerusakan pantai dengan hutan bakau melalui pemodelan numerik, Mitra: Telkom University Bandung (hingga 2018); Keberadaan hutan mangrove (topografi/batimetri dan tegakan pohon) mereduksi secara signifikan energi gelombang datang (lebih dari 50%) mengurangi ongkos konstruksi tanggul beton di belakangnya; Keberadaan pulau reklamasi akan mengubah karakteristik perairan hutan mangrove Angke; Aplikasi echo-hibrid untuk daerah Tabanan cukup berhasil, dengan tingkat kerusakan sekitar 10% akibat terkena gelombang badai, dan untuk daerah Wonokerto implementasi teknologi eco hibrid berhasil dengan tingkat pertumbuhan akar sesuai prediksi yaitu dalam waktu 3 bulan, pertambahan panjang akar sekitar 1 meter. Kuat geser tanah meningkat karena adanya akar vetiver, sehingga teknologi eco hybrid dapat menahan erosi karena mampu meningkatkan ikatan tanah pantai. Terjadi peningkatan besaran sudut geser tanah antara tanah sebelum ada eco hibrid (vetiver) dan setelah adanya eco hibrid (vetiver). • Pemetaan smartline menghasilkan peta kerentanan yang dibagi menjadi 5 tingkatan; Sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. • Pantai Barat Pangandaran didominasi oleh wilayah dengan kerentanan tinggi. • Pantai Timur Pangandaran hampir seluruhnya diklasifikasikan ke dalam kerentanan sedang. • Sumber air tawar di Pantai Timur Pangandaran berasal dari air tanah dangkal (<20 m). Kondisi lingkungan perairan Tel. Benoa secara umum dalam kondisi tercemar. Terjadi perubahan fisik kawasan Teluk Benoa saat sebelum ada reklamasi (studi tahun 1995) dan kondisi eksisting (tahun 2015-2016), serta saat adanya pulau reklamasi yang sedang direncanakan (skenario studi tahun 2018) berupa kondisi batimetri, kecepatan arus, dan tinggi gelombang. Ekosistem pesisir (mangrove) dan laut (karang), secara spasial terlihat perubahan saat pembangunan jalan tol, namun kembali bertambah saat eksisting (tahun 2015). Di dalam teluk sendiri tidak terlihat adanya terumbu karang hidup. Selama ekspedisi oseanografi, beberapa fenomena penting di sepanjang Selat Makassar hingga ke Lombok dapat terlihat dengan jelas dari hasil CTD-casting, antara lain kedalaman dimana salinitas dan konsentrasi klorofil-a maksimum, transformasi karakteristik massa air pascamelewati Labani Channel, dan karakteristik massa air NPSW dan NPIW di Selat Makassar. Data temperatur dan salinitas terhadap kedalaman dan waktu di subsurface mooring M1 di ujung utara Selat Makassar dan L1 di Selat Lombok dapat menunjukkan dengan jelas keberadaan gelombang internal dan upwelling/downwelling di Selat Makassar dan Lombok. Hasil pengumpulan dan pengolahan data yang dikombinasikan dengan pemodelan numerik oseanografi dirasa sudah mencukupi untuk dapat membuat analisis terkait kondisi hidrodinamika di Selat Makassar dan dampaknya pada ekosistem laut. Recovery subsurface mooring di Labani Channel harus diagendakan di 2017 untuk melengkapi data hidro-oseanografi di Selat Makassar. Perairan Nunukan sangat sesuai untuk area budidaya rumput laut Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 32 Kelautan Perikanan Terpadu Untuk Menunjang Pengelolaan PulauPulau Kecil Terluar di Nunukan Kajian Potensi Sumber Daya Arkeologi Maritim di Perairan Pulau Laut, Natuna Analisis Sumberdaya Kelautan dan Perikanan di WPP 712, 715 Baseline Survey dan Mapping Sosial Ekonomi untuk Mendukung Pembangunan Sentra Kelautan Perikanan Terpadu 15. Penyusunan Basisdata Laut dan Pesisir di Pulau-Pulau Kecil 15. Model Kelembagaan Sentra Inovasi Teknologi dan Bisnis pada Kawasan TP untuk Mendukung PKSPT di Pulau Simeulue Sudah dilakukan Kajian di Beberapa Lokasi Pengembangan Marikultur di Pulau Terluar TA 2015: Simelue, Tahuna (Sangihe), Natuna, Saumlaki (Maluku Tenggara Barat), Merauke Sedang dilakukan penelitian pengembangan marikultur di TA 2016: Pulau Rote Ndao (NTT), Nunukan (Kaltara), Morotai (Maluku Utara), Tual dan Pulau Kisar (Maluku Tenggara). Penyusunan Basisdata Laut dan Pesisir di Biak Penyusunan Basisdata Laut dan Pesisir di Tanimbar khususnya untuk jenis Eucheuma sp., karena: o Distribusi nitrat & logam Berat masih dalam batas yang bisa ditoleransi oleh lingkungan; o Kecepatan arus 20 – 40 meter/menit, bahkan sampai berkisar 50 cm/dt; o Pada waktu surut yang masih digenangi air sedalam 30 – 60 cm; o pH antara 7,3 – 8,2; o Suhu air laut berkisar antara 27 – 300C. o Salinitas antara 30 – 37 permil, dengan salinitas optimum 33 permil; Sebaran indeks vegetasi pada tahun 2016 menunjukkan data kepadatan vegetasi mangrove yang sangat rendah. Terdapat 3 lokasi di Kawasan Perairan Pulau Laut, Natuna yang merupakan wilayah terdepan NKRI berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan pemanfaatan sumberdaya arkeologi maritim berkelanjutan yang dipadu dengan keindahan ekosistem bawah lautnya dalam kerangka konsep Taman Bawah Laut Eko-Arkeologi (Marine EcoArchaeological Park). Lokasi tersebut adalah Kawasan Perairan Karang Panjang ( 20 ), Karang Kie (16) dan Kawasan Perairan Pulau Sekatung (15), sementara itu satu lokasi yaitu lokasi kapal kayu masih belum dapat di analisis dikarenakan tidak cukupnya data pendukung. Konsep ini diusulkan dapat berjalan selaras dengan rencana pengembangan wilayah Natuna oleh KKP dan Presiden RI. Terdapat Data dan Informasi untuk pemantauan dan pengawasan sumberdaya kelautan di WPP 712 dan 715 Profil Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 571 Profil Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 711 Wilayah Sumatera Profil Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 711 Wilayah Kalimantan Profil Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 573 Profil Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 724 Profil Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 718 Model Kelembagaan Sentra Inovasi Teknologi Dan Bisnis di Simeulue Laporan Teknis Policy Brief Dihasilkan dataset (70 peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang ) yang siap digunakan oleh para pengguna terkait dengan data dasar (baseline) oseanografi serta ekosistem laut dan pesisir. Parameter dari dataset pembuatan peta dan grafik adalah suhu, salinitas, arus laut, oksigen terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat, silikat, batimetri, kerentanan pesisir, indeks kondisi terumbu karang, dan keanekaragaman hayati. Dihasilkan dataset (70 peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang ) yang siap digunakan oleh para pengguna terkait dengan data dasar (baseline) oseanografi serta ekosistem laut dan pesisir. Parameter dari dataset pembuatan peta dan grafik adalah suhu, salinitas, arus laut, oksigen Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 33 Penyusunan Basisdata Laut dan Pesisir di Pulau Rote 16. Kajian Kegiatan Reklamasi di Indonesia 16. Analisis Kebijakan dan Kajian Khusus Pengelolaan Sumber Daya Laut dan Pesisir Kajian Hidro-Oseanografi, Pemodelan, Sedimen Transport dan Ekosistem Pesisir Teluk Jakarta (Studi Kasus Kegiatan Reklamasi Teluk Jakarta) 17. Kajian/Analisa Kejadian Coral Bleaching di Indonesia 18. 19. RPP Izin Lokasi dan Izin Pengelolaan Kajian Perubahan Iklim 17. 19. Analisis Kebijakan dan Kajian Khusus Pengelolaan Sumber Daya Laut dan Pesisir Analisis Kebijakan dan Kajian Khusus Pengelolaan Sumber Daya Laut dan Pesisir terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat, silikat, batimetri, kerentanan pesisir, indeks kondisi terumbu karang, dan keanekaragaman hayati. Dihasilkan dataset (70 peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang ) yang siap digunakan oleh para pengguna terkait dengan data dasar (baseline) oseanografi serta ekosistem laut dan pesisir. Parameter dari dataset pembuatan peta dan grafik adalah suhu, salinitas, arus laut, oksigen terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat, silikat, batimetri, kerentanan pesisir, indeks kondisi terumbu karang, dan keanekaragaman hayati. Analisis Kebijakan Reklamasi Pulau C, D, dan G di Teluk Jakarta : o Segera membuat alur antara Pulau C dan D, membangun tanggul di Pulau C, melakukan pengerukan sedimen di selatan Pulau C dan D, dan membuat kanal di kawasan mangrove agar suplai air laut tidak terganggu. o Memperlebar jarak antara Pulau G dengan daratan, sekurangkurangnya 700 meter dari titik surut terendah agar tidak mengganggu aktivitas nelayan, mengurangi laju sedimentasi, dan tidak mengganggu proses perawatan pipa bawah laut serta operasional PLTU/PLTGU Muara Karang. Blue Carbon: o Pembahasan aspek sains dan kebijakan dalam penyusunan rekomendasi akan dilanjutkan pada agenda selanjutnya. Coral Bleaching Alert System (CoBAS) o Upaya pengurangan pemutihan terumbu karang dengan mengoptimalkan INA GOOS/NODC dan kemampuan prediksi parameter oseanografi Balitbang KP. - Analisis Kebijakan Reklamasi Pulau C, D, dan G di Teluk Jakarta : o Segera membuat alur antara Pulau C dan D, membangun tanggul di Pulau C, melakukan pengerukan sedimen di selatan Pulau C dan D, dan membuat kanal di kawasan mangrove agar suplai air laut tidak terganggu. o Memperlebar jarak antara Pulau G dengan daratan, sekurangkurangnya 700 meter dari titik surut terendah agar tidak mengganggu aktivitas nelayan, mengurangi laju sedimentasi, dan tidak mengganggu proses perawatan pipa bawah laut serta operasional PLTU/PLTGU Muara Karang. Blue Carbon: o Pembahasan aspek sains dan kebijakan dalam penyusunan rekomendasi akan dilanjutkan pada agenda selanjutnya. Coral Bleaching Alert System (CoBAS) o Upaya pengurangan pemutihan terumbu karang dengan mengoptimalkan INA GOOS/NODC dan kemampuan prediksi parameter oseanografi Balitbang KP. Analisis Kebijakan Reklamasi Pulau C, D, dan G di Teluk Jakarta : o Segera membuat alur antara Pulau C dan D, membangun tanggul di Pulau C, melakukan pengerukan sedimen di selatan Pulau C dan D, dan membuat kanal di kawasan mangrove agar suplai air laut tidak terganggu. o Memperlebar jarak antara Pulau G dengan daratan, sekurangkurangnya 700 meter dari titik surut terendah agar tidak mengganggu aktivitas nelayan, mengurangi laju sedimentasi, dan tidak mengganggu Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 34 20. 20. Adaptasi Ekosistem Pesisir terhadap Perubahan Lingkungan 21. Analisis Kebijakan dan Kajian Khusus Pengelolaan Sumber Daya Laut dan Pesisir 22. Studi Pembaharuan Titik Situs Kapal Karam Bersejarah di Kawasan Perairan Bangka-Belitung Pengembangan Wisata Bahari Berkelanjutan 23. Kajian Potensi Sumber Daya Arkeologi Maritim di Perairan Pulau Laut, Natuna proses perawatan pipa bawah laut serta operasional PLTU/PLTGU Muara Karang. Blue Carbon: o Pembahasan aspek sains dan kebijakan dalam penyusunan rekomendasi akan dilanjutkan pada agenda selanjutnya. Coral Bleaching Alert System (CoBAS) o Upaya pengurangan pemutihan terumbu karang dengan mengoptimalkan INA GOOS/NODC dan kemampuan prediksi parameter oseanografi Balitbang KP. (1) Respon ekosistem mangrove terhadap perubahan lingkungan dapat diperlihatkan oleh tingkat produktivitas (pertumbuhan mangrove) dan proses geomorfologi yang terjadi (perubahan elevasi dan sedimentasi); (2) Pertumbuhan karang massive (Porites) dan analisis konsentrasi logam berat yang terkandung di dalamnya dengan alat ICP-OES dapat menggambarkan respon karang terhadap perubahan lingkungan. Analisis Kebijakan Reklamasi Pulau C, D, dan G di Teluk Jakarta : o Segera membuat alur antara Pulau C dan D, membangun tanggul di Pulau C, melakukan pengerukan sedimen di selatan Pulau C dan D, dan membuat kanal di kawasan mangrove agar suplai air laut tidak terganggu. o Memperlebar jarak antara Pulau G dengan daratan, sekurangkurangnya 700 meter dari titik surut terendah agar tidak mengganggu aktivitas nelayan, mengurangi laju sedimentasi, dan tidak mengganggu proses perawatan pipa bawah laut serta operasional PLTU/PLTGU Muara Karang. Blue Carbon: o Pembahasan aspek sains dan kebijakan dalam penyusunan rekomendasi akan dilanjutkan pada agenda selanjutnya. Coral Bleaching Alert System (CoBAS) o Upaya pengurangan pemutihan terumbu karang dengan mengoptimalkan INA GOOS/NODC dan kemampuan prediksi parameter oseanografi Balitbang KP. 65 titik terindikasi keberadaan situs kapal karam bersejarah 7 titik telah diverifikasi dengan penyelaman; 3 sampel artefak pada Situs Berlian –Beltim diidentifikasi dari masa Dinasti Sung ( 960 – 1279 M Ming ( 1368 – 1424 M); Situs kapal karam di Perairan Bangka Belitung sebagian besar terkubur pada kedalaman 25 – 40 m; Situs-situs berasal dari masa Sriwijaya awal yang semasa dengan masa Dinasti Tang (Cina Kuno awal abad 7) hingga masa Kolonial dan Perang Dunia II; Pelestarian in situ merupakan pilihan utama untuk melestarikan nilai sejarah dan budaya maritim yang tersimpan pada situs, namun ekskavasi merupakan pilihan terakhir jika situs terancam oleh faktor alam dan perusakan dari kegiatan illegal ekskavasi dan treasure hunter. Terdapat 3 lokasi di Kawasan Perairan Pulau Laut, Natuna yang merupakan wilayah terdepan NKRI berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan pemanfaatan sumberdaya arkeologi maritim berkelanjutan yang dipadu dengan keindahan ekosistem bawah lautnya dalam kerangka konsep Taman Bawah Laut Eko-Arkeologi (Marine EcoArchaeological Park). Lokasi tersebut adalah Kawasan Perairan Karang Panjang ( 20 ), Karang Kie (16) dan Kawasan Perairan Pulau Sekatung (15), sementara itu satu lokasi yaitu lokasi kapal kayu masih belum dapat di analisis dikarenakan tidak cukupnya data pendukung Konsep ini diusulkan dapat berjalan selaras dengan rencana Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 35 24. Kajian Sumber Daya Arkeologi Maritim sebagai Potensi Kawasan Konservasi Maritim di Maluku Utara Policy Brief tentang Sustainable Marine Tourism (CTI-CFF) Penyusunan Policy Brief Bangunan Laut 21. RPP Bangunan Laut 26. sebagai Bahan Masukan RPP Penyusunan Policy Brief Perencanaan 22. RPP Perencanaan Ruang Laut 27. Ruang Laut sebagai Bahan Masukan RPP LAMPIRAN HASIL KONTRAK KINERJA PENCAPAIAN PROGRAM PRIORITAS KKP : BKIPM – BALITBANG KP PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA (BADAN PENELITIAN DAN No. No. (BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN) PERIKANAN) Monitoring dalam Rangka Monitoring dalam Rangka Pengendalian Mutu dan 1. 1. Pengendalian Mutu dan Keamanan Keamanan Hasil Perikanan : Hasil Perikanan : Keamanan Lingkungan Perairan dari Cemaran Logam Berbahaya dan Biotoksin a. Dari Cemaran Marine Biotoxine dan Logam Berat di Perairan Sidoarjo dan Sekitarnya (Jakarta, Surabaya, Ambon, Tanjung Balai, Asahan, a. Zonasi Berbasis Cemaran Logam Berat Lampung, Gorontalo) dan Marine Biotoxine (Racun Cemaran Laut) di Perairan Teluk Jakarta Standarisasi Sarana dan Prasarana Penanganan Penelitian Teknologi Proses Pengolahan b. Loining Tuna (Mini plant Loining Tuna) di pantai b. Tuna Loin Pendaratan Ikan Prevalensi Kandungan Histamin pada Produk Tuna Tangkapan Nelayan Kecil Ambon Risiko Keamanan Pangan Produk KP Untuk Pasar c. Ekspor dari Cemaran Mikroba Patogen (Listeria c. Kajian Resiko V. parahaemolyticus pada Monocytogenes, Staphylococcus) pada Tuna dan Udang Udang Kajian Risiko Salmonella pada Tuna Tangkapan Nelayan Kecil Ambon Alat Uji Cepat (Test Kit) Residu Bahan Berbahaya di Paket Teknologi Kit Uji Cepat Residu d. d. Lapangan Pestisida Batas Maksimum Kandungan Formaldehid yang Kajian Kandungan Formaldehid Pada e. Dihasilkan Secara Alamiah dan Terkait Pembusukan e. Produk Olahan Ikan Ikan Metoda Pengujian untuk Membedakan Kandungan Formulasi Bahan Pengawet untuk Ikan f. Formalin (Alamiah) Organik dan Anorganik (yang f. Pindang Ditambahkan) Informasi Cemaran Potensial Mikotoksin pada Produk Profil Risiko Mikotoksin Pada Produk g. g. Olahan Perikanan Olahan Perikanan 2. Karantina dan Keamanan hayati ikan 2. Karantina dan Keamanan hayati ikan a. Peta Lokasi Pelepasliaran Kepiting, Lobster, dan a. Kajian Hasil Restocking Lobster dan 25. pengembangan wilayah Natuna oleh KKP dan Presiden RI. Situs bawah air / Arkeologi masih belum ditetapkan sebagai benda cagar budaya bawah air dan juga kawasan konservasi maritim. WreckSS. Aquila dapat ditemukan pada kedalaman 15-40 m, wreck pesawat dapat ditemukan pada kedalaman 7 m, sedangkan kapal karam lainnya terletak pada kedalaman 20 m (lokasi dekat benteng Victory). Dari segi kualitas perairan ditinjau dari karakter fisika dan kimia didapatkan bahwa kondisi perairan Teluk Ambon termasuk dalam kondisi tercemar sedang dengan nilai -13 sampai dengan -15. Kecepatan arus di sekitar situs tersebut berkisar 0.0009-1.463 m/s. - HASIL OUTPUT Rekomendasi tentang Keamanan Lingkungan Perairan dari Cemaran Logam Berbahaya dan Biotoksin di Perairan Sidoarjo dan Sekitarnya Rekomendasi tentang Zonasi Berbasis Cemaran Logam Berat dan Marine Biotoxine (Racun Cemaran Laut) di Perairan Teluk Jakarta Inovasi Teknologi tentang Teknologi Proses Pengolahan Tuna Loin Rekomendasi tentang Prevalensi Kandungan Histamin pada Produk Tuna Tangkapan Nelayan Kecil Ambon Rekomendasi tentang Kajian Resiko V. parahaemolyticus pada Udang Rekomendasi tentang Kajian Risiko Salmonella pada Tuna Tangkapan Nelayan Kecil Ambon Inovasi Teknologi tentang Paket Teknologi Kit Uji Cepat Residu Pestisida Data dan Informasi tentang Kajian Kandungan Formaldehid pada Produk Olahan Ikan Inovasi Teknologi tentang Formulasi Bahan Pengawet untuk Ikan Pindang Data dan Informasi tentang Profil Risiko Mikotoksin Pada Produk Olahan Policy Brief Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 36 b. c. c) Rajungan Hasil Penahanan Karantina Sesuai dengan Kajian Data Restocking Kajian Penyebaran Early Mortality Syndrome di Indonesia Kajian Penyebaran Invasif Alien Species di Perairan Umum b. c. Penempatan Terumbu Karang di Kawasan Konservasi (Prigi, Pangandaran) Analisis Kebijakan Emergency Diseases Pada Budidaya Udang (2015-2016) Pengendalian Ikan Invasif Alien Species (IAS) di Danau Matano Policy Brief Policy Brief IK 3 : Jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan Target NO 1 2 3 4 5 6 JUDUL BAHAN KEBIJAKAN Analisis Kebijakan Potensi Pengembangan Budidaya Kekerangan Indonesia Analisis Kebijakan Pengembangan Ikan Lokal Prospektif sebagai Kandidat Ikan Budidaya Pengembangan Perbenihan Strain Nila Srikandi (unggul) melalui Peningkatan Efisiensi Unit Perbenihan Rakyat (UPR) di Wilayah Tambak Pantura Kajian Kebijakan Penyerasian dan Analisis Stock Assessment / Komisi Nasional Pengkajian Stok Sumber Daya Ikan Model Penerapan Rancang Bangun Mini Line Hauler untuk Penangkapan Tuna dengan Pancing Ulur di Sekitar Rumpon Penerapan model IPTEK pengelolaan culter based fisheries (CBF) Ikan DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN SATKER PELAKSANA rekomendasi dan policy paper kebijakan pengembangan budidaya kekerangan di Indonesia P4 STAKEHOLDER PENGGUNA BAHAN KEBIJAKAN Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Realisasi % : : : 20 21 105,00 BUKTI DOKUMEN Laporan Akhir dan Surat Pemanfaatan Output rekomendasi untuk pengembangan ikan lokal prospektif sebagai kandidat ikan budidaya P4 Balai Pengembangan Perikanan Perairan Umum dan Ikan Hias Laporan Akhir dan Surat Pemanfaatan Output Tehnik produksi benih nila unggul berbasis kemitraan dengan UPR yg diharapkan akan mempercepat distribusi benih unggul guna mendukung industrialisasi perikanan. P4 Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Laporan Akhir dan Surat Pemanfaatan Output Menghasilkan rekomendasi Kajian Kebijakan Penyerasian dan Analisis Stock Assessment / Komisi Nasional Pengkajian Stok Sumber Daya Ikan P4 KKP Laporan Akhir dan Surat KEPMEN Estimasi Potensi, Jumlah Tangkapan Yang Diperbolehkan, dan Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia Menghasilkan teknologi rancang bangun mini line hauler untuk menangkap tuna P4 Dinas Laporan Akhir dan Surat Pemanfaatan Output 1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan nelayan dalam mengelola sumber daya perikanan di Waduk Kedung Ombo (WKO) P4 Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sragen Laporan Akhir dan Surat Pemanfaatan Output Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 37 NO JUDUL BAHAN KEBIJAKAN patin di Waduk Gedung Ombo Jawa Tengah 7 8 9 Kajian mengenai efektifitas implementasi kebijakan konservasi hiu dan mamalia laut Model Penerapan Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Masyarakat di Teluk Cempi Model Rehabilitasi Ekosistem Terumbu Karang Melalui Pengembangan Terumbu Buatan di Perairan Barat Sumatera 1 Teknologi Pelembut dan Pencuci Garam Krosok (Diskmill) 1 Teknologi penanganan dan pengolahan ikan perairan umum (Nila dan Lele) 2 Rancangan Standar Nasional Indonesia 3 (RSNI 3) : Sargassum spp. sebagai bahan baku alginat untuk pengikat warna dalam tekstil Syarat mutu dan penanganan 3 Rancangan Standar Nasional Indonesia 3 (RSNI 3) : Rumput laut coklat segar sebagai bahan baku fukosantin Syarat mutu dan penanganan SATKER PELAKSANA STAKEHOLDER PENGGUNA BAHAN KEBIJAKAN BUKTI DOKUMEN Menghasilkan rekomendasi Kajian mengenai efektifitas implementasi kebijakan konservasi hiu dan mamalia laut P4 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat Laporan Akhir dan Surat Pemanfaatan Output Menghasilkan naskah akademik pengembangan konservasi habitat udang di teluk cempi, NTB P4 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Dompu Laporan Akhir dan Surat Pemanfaatan Output Model Rehabilitasi Ekosistem Terumbu Karang Melalui Pengembangan Terumbu Buatan di Perairan Barat Sumatera P4 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pesisir Selatan, CV SANARI Laporan Akhir dan Surat Pemanfaatan Output Pemurnian garam menggunakan alat conveyor screw diskmill dapat merubah garam KW3 ke KW 1 dengan peningkatan NaCl 5 – 10 P3SDLP masyarakat/ petani garam SCAN SURAT RESMI PENYAMPAIAN REKOMENDASI P3DSPBKP Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kebumen, Pemerintah Kabupaten Kebumen Scan surat Resmi Penyampaian Kegiatan Penyebarluasan Hasil Litbang Teknologi Penanganan dan Pengolahan Ikan Perairan Umum, Teknologi yang disampaikan, Scan Pernyataan Menindaklanjuti Acara Penyegaran teknologi untuk penyuluh pada Tahun 2017 dari Dinas KP Kabupaten Kebumen P3DSPBKP Badan Standardisasi Nasional (BSN) Scan Surat Keputusan Ketua Komite Teknis 65-08: Produk Perikanan Non Pangan Nomor : KEP.056/KPA.1/HK.155/V/2016 tentang Penetapan Konseptor dan Editor Tahun 2016, Scan RSNI 3 P3DSPBKP Badan Standardisasi Nasional (BSN) Scan Surat Keputusan Ketua Komite Teknis 65-08: Produk Perikanan Non Pangan Nomor : KEP.056/KPA.1/HK.155/V/2016 tentang Penetapan Konseptor dan Editor Tahun 2016, Scan RSNI 3 DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN secara lestari 2. Meningkatkan hasil tangkapan ikan di Waduk Kedung Ombo (WKO) Jawa Tengah Teknologi penanganan dan pengolahan ikan perairan umum menjadi produk olahan keripik kulit ikan nila, keripik babyfish ikan nila, amplang ikan nila, mie kremes ikan nila, otakotak ikan nila, tahu bulat ikan nila, nugget ikan nila, serta abon tulang ikan lele. Sargassum spp. merupakan sumber daya laut hasil panen alami yang dibutuhkan sebagai bahan baku industri tekstil printing yaitu alginat. Pemenuhan kebutuhan alginat di Indonesia 100% impor, sehingga diperlukan upaya untuk membangun kemandirian bahan baku dan teknologi produksi alginat. Adapun standar Sargassum spp. sebagai bahan baku alginat untuk tekstil dijabarkan dalam SNI tersebut. SNI dapat berfungsi sebagai acuan dalam penentuan kondisi Sargassum spp. layak panen, layak menjadi bahan baku, dan sebagai acuan dalam upaya pembudidayaannya Rumput laut coklat (Sargassum sp, Padina sp dan Turbinaria sp) yang segar merupakan sumber daya laut hasil panen alami yang dibutuhkan sebagai bahan baku industri kosmetik dan farmasi yaitu Fukosantin. Pemenuhan kebutuhan bahan baku kosmetik dan farmasi di Indonesia 100% impor. Untuk itu pemanfaatan fukosantin sebagai bahan baku industri tersebut diharapkan dapat mengurangi ketergantungan atas bahan baku impor, Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 38 NO 1 2 3 4 5 JUDUL BAHAN KEBIJAKAN Kajian Studi Budaya Bahari Dalam Pemanfaatan Sumberdaya Laut Model Sistem Logistik Ikan Nasional Terintegrasi dengan MP3EI dan Sistem Transportasi Laut Melalui Pendekatan Sistem Penyimpanan Model Sistem Logistik Ikan Nasional Terintegrasi dengan MP3EI dan Sistem Transportasi Laut Melalui Pendekatan Distribusi Model Sistem Logistik Ikan Nasional Terintegrasi dengan MP3EI dan Sistem Transportasi Laut Melalui Pendekatan Pengadaan Stok Ikan Analisis Kebijakan KP 6 Analisis Kebijakan KP 7 Analisis Kebijakan KP 8 9 Kajian Sosial Ekonomi Terhadap Rencana Pembangunan GIant Sea Wall Model Sistem Logistik Ikan Nasional Terintegrasi dengan MP3EI dan Sistem SATKER PELAKSANA STAKEHOLDER PENGGUNA BAHAN KEBIJAKAN BUKTI DOKUMEN Kearifan Lokal Dalam Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Laut di Kabupaten/Kota PPSEKP BAPPEDA Provinsi Nusa Tenggara Timur Scan Surat Resmi Pernyataan Pemanfaatan Rekomendasi Hasil Penelitian Model pengembangan SLIN terintegrasi dengan MP3EI da STLI melalui pendekatan sistem penyimpanan PPSEKP Inspektorat Jenderal KKP Scan Surat Resmi Pernyataan Pemanfaatan Rekomendasi Hasil Penelitian Model Pengembangan SLIN Terintregrasi dengan MP3EI dan STLI melalui Pendekatan Distribusi PPSEKP Inspektorat Jenderal KKP Scan Surat Resmi Pernyataan Pemanfaatan Rekomendasi Hasil Penelitian Strategi Pengamanan Stok Ikan untuk Meningkatkan Industri Pindang Nasional PPSEKP Inspektorat Jenderal KKP Scan Surat Resmi Pernyataan Pemanfaatan Rekomendasi Hasil Penelitian PPSEKP DJPT Sub Direktorat KAPI dan Setjend KP Scan Surat Resmi Pernyataan Pemanfaatan Rekomendasi Hasil Penelitian Biro Perencanaan Sektetariat Jenderal KP Scan Surat Resmi Pernyataan Pemanfaatan Rekomendasi Hasil Penelitian DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN sehingga diperlukan upaya untuk membangun kemandirian bahan baku dan teknologi fukosantin. Adapun standar rumput laut coklat segar sebagai bahan baku fukosantin dijabarkan dalam SNI. SNI dapat berfungsi sebagai acuan mutu dan penanganan rumput laut coklat sebagai bahan baku yang layak untuk produksi fukosantin dan berfungsi sebagai acuan dalam upaya pembudidayaannya Kajian Dampak Sosial Ekonomi Pelarangan Pengoprasian Alat Penangkap Ikan (API) Cantrang di Wilayah Provinsi Jawa Tengah Perhitungan Indeks Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan dan Proyeksi 20152019 Proyeksi Produksi Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya, dan Pengolahan Hasil Perikanan Sampai Tahun 2015 PPSEKP PPSEKP Kajian Sosial Ekonomi Terhadap Rencana Pembangunan GIant Sea Wall PPSEKP Buku Mewujudkan Maluku Sebagai Lumbung Ikan Nasional PPSEKP Biro Perencanaan Sektetariat Jenderal KP Fakultas Ekologi Manusia IPB Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Scan Surat Resmi Pernyataan Pemanfaatan Rekomendasi Hasil Penelitian Scan Surat Resmi Pernyataan Pemanfaatan Rekomendasi Hasil Penelitian Scan Surat Resmi Pernyataan Pemanfaatan Rekomendasi Hasil Penelitian Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 39 NO JUDUL BAHAN KEBIJAKAN Transportasi Laut Melalui Pendekatan Distribusi 10 d) Indeks Resistensi Wilayah dan Kelayakan Inovasi Teknologi DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN STAKEHOLDER PENGGUNA BAHAN KEBIJAKAN BUKTI DOKUMEN PPSEKP UPT Pengembangan Budidaya dan Penagkapan Ikan Dinas KP dan Peternakan Kabupaten Gresik Scan Surat Resmi Pernyataan Pemanfaatan Rekomendasi Hasil Penelitian Kajian Indeks Resistensi Wilayah dan Kelayakan Inovasi Teknologi IK 4 : Indeks efektifitas kebijakan pemerintah KEBIJAKAN TEKNOLOGI RILIS REKOMTEK EKT (Efektivitas Kebijakan Teknologi) BUKTI DOKUMEN e) SATKER PELAKSANA : : : : SKOR TERTIMBANG 65.15 65.66 65.41 Target RATA-RATA NASIONAL INDEKS TERTIMBANG 5.89 6.15 6.02 SCAN LAPORAN KEGIATAN, FORMAT KEBIJAKAN, DLL IK 5 : Jumlah rekomendasi dan masukan kebijakan KP No. 1 2 3 JUDUL BAHAN KEBIJAKAN Analisis Kebijakan Penyediaan Benih Unggul untuk Pengembangan Perikanan Budidaya Analisis Kebijakan Pengembangan Ikan Lokal Prospektif sebagai Kandidat Ikan Budidaya Analisis Dampak Kebijakan Peningkatan Produktivitas Udang dalam Rangka Realisasi % : : : 6,50 6,02 92,60 KATEGORI EFEKTIVITAS Cukup Efektif Cukup Efektif Cukup Efektif Target Realisasi % : : : 51 51 100,00 SATKER PELAKSANA BUKTI DOKUMEN Rekomendasi untuk penyediaan benih unggul untuk pengembangan perikanan budidaya P4 Laporan akhir kegiatan output Kebijakan peningkatan daya saing udang yang akan berdampak positif terhadap peningkatan produktivitas di tingkat nasional P4 Laporan akhir kegiatan output DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN Rekomendasi untuk pengembangan ikan lokal prospektif sebagai kandidat ikan budidaya P4 Laporan akhir kegiatan output Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 40 No. 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 JUDUL BAHAN KEBIJAKAN Mendorong Ekspor Komoditas Perikanan Analisis Kebijakan Pengembangan Perbenihan Nila Unggul Srikandi Melalui Peningkatan Efisiensi UPR Analisis Kebijakan Emergency Disease pada Budidaya Udang Analisis Kebijakan Potensi Pengembangan Budidaya Kekerangan Indonesia Analisis Kebijakan Pengembangan Budidaya Laut di Pulau-Pulau Terdepan Indonesia Kajian Identifikasi Potensi Pengembangan Marikultur di Pulau Rote, NTT Kajian Identifikasi Potensi Pengembangan Marikultur di Pulau Morotai, Maluku Utara Kajian Identifikasi Potensi Pengembangan Marikultur di Pulau Tual, Maluku Kajian Identifikasi Potensi Pengembangan Marikultur di Pulau Biak, Papua Kajian Identifikasi Potensi Pengembangan Marikultur di Nunukan, Kalimantan Utara Kajian Kebijakan Penyerasian dan Analisis Stock Assessment / Komisi Nasional Pengkajian Stok Sumber Daya Ikan Kajian Kebijakan Pengelolaan dan Dinamika Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil dan Demersal di WPP 571 dan WPP 711 Kajian Kebijakan Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Tuna Berkelanjutan di Sekitar Rumpon Laut Dalam di Perairan Samudera Hindia Jejak Karbon Perikanan Tuna Cakalang Tongkol di WPP 572 dan 573 SATKER PELAKSANA BUKTI DOKUMEN Tehnik produksi benih nila unggul berbasis kemitraan dengan UPR yg diharapkan akan mempercepat distribusi benih unggul guna mendukung industrialisasi perikanan. P4 Laporan akhir kegiatan output Rekomendasi kebijakan pengembangan budidaya kekerangan di Indonesia P4 DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN Rekomendasi kebijakan penyakit emergensi pada budidaya udang Rekomendasi kebijakan dan tersusunnya langkah-langkah strategis pengembangan budidaya laut di daerah terdepan Indonesia, yang meliputi aspek (1) perencanaan (meliputi kesesuaian dan potensi lahan), (2) pelaksanaan budidaya (meliputi input dalam sistem budidaya), dan (3) pasca panen (meliputi transportasi, pengolahan, dan pemasaran ke konsumen) P4 Rekomendasi dan masukan kebijakan kajian potensi marikultur P4 Rekomendasi dan masukan kebijakan kajian potensi marikultur P4 Rekomendasi dan masukan kebijakan kajian potensi marikultur Rekomendasi dan masukan kebijakan kajian potensi marikultur Rekomendasi dan masukan kebijakan kajian potensi marikultur Menghasilkan rekomendasi Kajian Kebijakan Penyerasian dan Analisis Stock Assessment / Komisi Nasional Pengkajian Stok Sumber Daya Ikan Menghasilkan rekomendasi Kajian Kebijakan Pengelolaan dan Dinamika Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil dan Demersal di WPP 571 dan WPP 711 Menghasilkan rekomendasi Kajian Kebijakan Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Tuna Berkelanjutan di Sekitar Rumpon Laut Dalam di Perairan Samudera Hindia Menghasilkan rekomendasi Jejak Karbon Perikanan Tuna Cakalang Tongkol di WPP 572 dan 573 Sustainable Management of Highly Migratory Fish Stock in the West Pacifik and East Asian Seas Developing Research Capacity for Management of Indonesia-s Pelagic Fisheries Resources Enabling Enforcement Through Improved Use of Monitoring Information to Support Surveillance Sintesis Pemanfaatan untuk Keberlanjutan Sumberdaya Ikan di Paparan Banjir Wilayah Pantai Timur Sumatera Sintesis Tekanan Ekologis dan Penangkapan Terhadap SDI Estuari Sungai Mahakam Kajian mengenai efektifitas implementasi kebijakan konservasi hiu dan mamalia laut (WPP573) Kajian Pengaruh Variabilitas P4 Menghasilkan rekomendasi Sintesis Pemanfaatan untuk Keberlanjutan Sumberdaya Ikan di Paparan Banjir Wilayah Pantai Timur Sumatera Menghasilkan rekomendasi Sintesis Tekanan Ekologis dan Penangkapan Terhadap SDI Estuari Sungai Mahakam Menghasilkan rekomendasi Kajian mengenai efektifitas implementasi kebijakan konservasi hiu dan mamalia laut Menghasilkan rekomendasi Kajian Pengaruh Variabilitas Iklim dan Dampak Potensial Perubahan P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 Laporan akhir kegiatan output Laporan akhir kegiatan output Laporan akhir kegiatan output Laporan akhir kegiatan output Laporan akhir kegiatan output Laporan akhir kegiatan output Laporan akhir kegiatan output Laporan akhir kegiatan output Laporan akhir kegiatan output Laporan akhir kegiatan output Laporan akhir kegiatan output Laporan akhir kegiatan output Laporan ringkas kegiatan Laporan ringkas kegiatan Laporan ringkas kegiatan Laporan akhir kegiatan output Laporan akhir kegiatan output Laporan akhir kegiatan output Laporan akhir kegiatan Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 41 No. JUDUL BAHAN KEBIJAKAN Iklim dan Dampak Potensial Perubahan Iklim Terhadap SDI dan Perikanan Pelagis Kecil di WPP 713 dan Selat Bali 1 Analisis Karakteristik Dimensi Ekologi untuk menunjang pengelolaan Pulau-Pulau Kecil terluar di Nunukan 2 Perencanaan dan Daya Dukung Wilayah Pesisir Berbasis Budidaya Laut di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat 3 Model Tata Kelola Tambak Garam Rakyat 4 Kajian Daya Dukung Sumberdaya Laut untuk Perencanaan Kawasan Budidaya Laut di Perairan Teluk Saleh DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN SATKER PELAKSANA Iklim Terhadap SDI dan Perikanan Pelagis Kecil di WPP 713 dan Selat Bali Rekomendasi Perairan Nunukan sangat sesuai untuk area budidaya rumput laut khususnya untuk jenis Eucheuma sp., karena Distribusi nitrat dan logam berat masih dalam batas yang bisa ditoleransi oleh lingkungan; Kecepatan arus 20 – 40 meter/menit, bahkan sampai berkisar 50 cm/dt; Pada waktu surut yang masih digenangi air sedalam 30 – 60 cm; pH antara 7,3 – 8,2; Suhu air laut berkisar antara 27 – 300C; Salinitas antara 30 – 37 permil, denga salinitas optimum 33 permil; Sebaran indeks vegetasi pada tahun 2016 menunjukkan data kepadatan vegetasi mangrove yang sangat rendah. Hasil dari analisis dari daya dukung lingkungan di lokasi penelitian Sekotong, Lombok masih memiliki kondisi perairan yang baik untuk dikembangkan menjadi daerah budidaya; Aktivitas budidaya laut belum melampaui kapasitasnya namun pemanfaatan sumber daya yang ada belum optimal, sehingga perlu adanya pengembangan aktivitas budidaya laut dengan tetap memperhatikan batasannya; Diperlukan adanya kebijakan ataupun guideline terkait pengembangan aktivitas budidaya laut. terutama terkait batasan-batasan sejauh mana pengembangan budidaya laut dapat dilakukan oleh perusahaan maupun kelompok masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar pengembangan budidaya laut tetap dapat terlaksana, namun dapat diawasi dan dikontrol agar tidak melebihi kapasitas yang ada; Rencana pembangunan pelabuhan baru perlu perencanaan yang lebih lanjut begitu pula dengan pengembangan aktifitas pariwisata mengingat pengaruhnya nanti yang akan mengurangi daya dukung di daerah tersebut. Pembangunan diusahakan dapat dilakukan dengan tetap mempertimbangkan keberlanjutan. Pemilik tambak dapat menerima dan mudah memahami konsep penerapan desain layout tambak meskipun terdapat beberapa informasi yang menurut mereka baru diketahui maupun beberapa aspek yang sudah lama dikenal/diketahui namun tidak dipahami maksud atau alasannya; Proses produksi garam menggunakan model yang telah dikaji optimasinya tersebut dapat menghasilkan lebih dari 120 ton per hektar per musim (3,5-4 bulan) dengan kualitas K1. Sehingga pendapatan per musim dari 1 hektar tambak tidak kurang dari 72 juta jika harga perkilo Rp 600,-. Model ini dapat menghindarkan petambak mem-fungsikan kolam kristalisasi sebagai condenser sehingga kualitas garam meningkat karena ikutan pengotor (impurities) gypsum jauh berkurang. Penerapan model ini akan diperkuat dengan menghitung masukan (intake) debit ideal air tua yang dikombinasi dengan laju evaporasi air di setiap tahapan proses, sehingga diharapkan dapat ditentukan pola pengaturan debit air tua yang akan membuat sistem bekerja dengan sendirinya. Hasil analisis spasial terhadap kesesuaian kawasan untuk budidaya laut di Perairan Kab. Dompu berhasil ditentukan kawasan yang sesuai untuk budidaya rumput laut dengan luas sekitar 72.515 Ha atau 99,49 % dan kawasan yang sesuai untuk KJA dengan luas sekitar 72.831 Ha atau 99,93% dari luas total wilayah kawasan pengembangan; Hasil pengukuran kualitas air yang dilakukan di lokasi penelitian, menunjukan terdapat beberapa parameter yang masih melebihi baku mutu untuk budidaya laut seperti nilai fosfat dan nitrat. Kondisi tersebut diduga akibat dari aktivitas perekonomian oleh masyarakat sekitar yang menghasilkan limbah ke perairan, yang dibuktikan dengan nilai parameter tersebut diatas baku mutu di stasiun penelitian yang berlokasi dekat dengan muara sungai; Kondisi ekosistem pesisir meliputi mangrove, lamun dan terumbu karang berada pada kondisi cukup baik dengan indeks keseragaman mangrove bernilai 0.68 berarti keseragaman sedang dan ditemukan dua spesies mangrove yaitu rhizophora stylosa dan rhizophora apiculata. Indeks keseragaman lamun bernilai 0.82 yang berarti keseragaman tinggi dan ekosistem berada dalam kondisi stabil serta ditemukan tiga spesies lamun yaitu enhalus acroides, cymodocea rotundata, dan halodule ovalis. Indeks keseragaman terumbu karang sebesar 3.44 yang berarti keseragaman BUKTI DOKUMEN output P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 42 No. JUDUL BAHAN KEBIJAKAN DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN SATKER PELAKSANA BUKTI DOKUMEN P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR tinggi dan kondisi ekosistem yang stabil serta ditemukan enam lifeform yaitu coral massive, coral submassiv, coral folios, acropora branching, coral encrusting, dan coral mushroom di lokasi penelitian; Hasil pendugaan daya dukung budidaya KJA dapat diketahui bahwa daya dukung perairan untuk KJA dengan komoditas ikan kerapu adalah sebesar 9,9 – 16,68 ton ikan. Apabila 1 keramba diisi dengan 200 ekor ikan maka keramba yang dapat dibangun sebanyak 50 – 84 buah keramba; Hasil pendugaan daya dukung budidaya Rumput Laut untuk nilai produksi pada unsur N relative tinggi 0.7 ton/th, dengan masa panen selama 7 kali, dengan penggunaan unit long line sebanyak 3 unit, melalui luas ruang perairan 0.4 ha;Hasil kesimpulan ini sebagai rekomendasi tahap awal dan acuan dalam pertimbangan pengambilan kebijakan pengelolaan kelautan dan perikanan di Kabupaten Dompu dan perlu untuk dilakukan penelitian lanjutan. 5 Analisis Potensi Ekosistem Pesisir di Teluk Bone 6 Kajian Potensi Pencemaran Laut di Perairan Pulau Bintan 7 8 Optimallisasi kajian teknologi spray dryer untuk pengeringan magnesium hidroksida Kajian Potensi Sumber Daya Arkeologi Maritim di Perairan Pulau Laut, Natuna Laju Perubahan Luas tutupan mangrove pada zona selatan pada periode tahun 1989 ke 2016, cukup signifikan yaitu mencapai 3.62 Ha/thn; Dari kondisi fisik, kerusakan terumbu karang terjadi akibat tindakan DF (bom dan bius ) dan sedimentasi; Laju perubahan penutupan karang berkisar 2.91 Ha/Tahun; Melakukan manajemen limbah dengan menekan masukan limbah antropogenik ke perairan sebesar 10%. Daya dukung perairan dapat dijadikan acuan dalam pengambilan kebijakan pngembangan budidaya rumput laut; Untuk mengetahui fluktuasi optimum biocapacity dengan skenario pengelolaan menekan limbah 10% akan menghasilkan biocapacity perairan yang paling tinggi; Melakukan koordinasi dan diskusi dengan Sampel Tar Minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1 diindikasikan adalah berasal dari crude oil. Sampel Tar Minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1 menunjukkan kesamaan karakteristik dan genetik asal batuan sumber. Kromatogram GC memberikan indikasi bahwa material organik pembentuk minyak diendapkan di lingkungan anoksik – suboksik. Biomarker sterana m/z 217 dari GCMS menunjukkan bahwa kontribusi bahan organik yang terkandung pada minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1 berasal dari ganggang (algae) yang diendapkan pada lingkungan lakustrin dengan kondisi anoksik. Distribusi Biomarker triterpana m/z 191 dari GCMS menunjukkan tidak adanya kontribusi tumbuhan darat dan dengan adanya kelimpahan Gamacerana mengindikasikan bahwa senyawa asal pembentuk minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1 diendapkan di lingkungan lakustrin. Paramater kematangan termal dari fraksi saturat menunjukkan bahwa minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1 mempunyai tingkat kematangan yang cukup tinggi. Jika pemerintah Indonesia memang berkomitmen dalam mewujudkan tujuan penelitian ini, dimana Indonesia sanggup memproduksi garam magnesium sendiri dalam memenuhi kebutuhan farmasi dalam negeri. Niscaya perekonomian Indonesia akan meningkat terutama masyarakat pesisir pantai khususnya para kelompok petani tambak garam. Hal ini dikarenakan memiliki 2 produk yang dapat dijual, yang pertama adalah garam konsumsi (NaCl) yang diperoleh melalui proses pengeringan tradisional dan yang kedua adalah garam magnesium [Mg(OH)2] dengan mengolah air limbah pembuatan garam menggunakan teknologi modern; Melalui spray dryer proses pengeringan garam magnesium akan lebih cepat dan hasil produksi lebih banyak. Memang teknologi spray dryer membutuhkan biaya yang begitu besar, akan tetapi harga jual garam magnesium yang begitu besar jika dibandingkan dengan harga garam konsumsi. Terdapat 3 lokasi di Kawasan Perairan Pulau Laut, Natuna yang merupakan wilayah terdepan NKRI berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan pemanfaatan sumberdaya arkeologi maritim berkelanjutan yang dipadu dengan keindahan ekosistem bawah lautnya dalam kerangka konsep Taman Bawah Laut Eko-Arkeologi (Marine Eco-Archaeological Park). Lokasi tersebut adalah Kawasan Perairan Karang Panjang ( 20 ), Karang Kie (16) dan Kawasan Perairan Pulau Sekatung (15), sementara itu satu lokasi yaitu lokasi kapal kayu masih belum dapat di analisis dikarenakan tidak cukupnya data pendukung Konsep ini diusulkan dapat berjalan selaras dengan rencana pengembangan wilayah Natuna oleh Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 43 No. JUDUL BAHAN KEBIJAKAN DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN KKP dan Presiden RI. Hasil dari kegiatan ini adalah dataset (70 peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang) yang siap digunakan oleh para pengguna terkait dengan data dasar (baseline) oseanografi serta ekosistem laut dan pesisir. Parameter dari dataset pembuatan peta dan grafik adalah suhu, salinitas, arus laut, oksigen terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat, silikat, batimetri, kerentanan pesisir, indeks kondisi terumbu karang, dan keanekaragaman hayati. Hasil dari kegiatan ini adalah dataset (70 peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang) yang siap digunakan oleh para pengguna terkait dengan data dasar (baseline) oseanografi serta ekosistem laut dan pesisir. Parameter dari dataset pembuatan peta dan grafik adalah suhu, salinitas, arus laut, oksigen terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat, silikat, batimetri, kerentanan pesisir, indeks kondisi terumbu karang, dan keanekaragaman hayati. Hasil dari kegiatan ini adalah dataset (70 peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang) yang siap digunakan oleh para pengguna terkait dengan data dasar (baseline) oseanografi serta ekosistem laut dan pesisir. Parameter dari dataset pembuatan peta dan grafik adalah suhu, salinitas, arus laut, oksigen terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat, silikat, batimetri, kerentanan pesisir, indeks kondisi terumbu karang, dan keanekaragaman hayati Suhu permukaan laut di perairan selatan jawa pada kurun waktu Agustus – Oktober 2016 cenderung mengalami kenaikan; Suhu permukaan laut tidak berbeda jauh dengan suhu udara bulanan yang tercatat pada kurun waktu yang sama; Kecepatan pergerakan arus pada kurun waktu Agustus – Oktober mengalami penurunan dengan arah arus dari Tenggara menuju Barat Laut. Keberadaan hutan mangrove (topografi/batimetri dan tegakan pohon) mereduksi secara signifikan energi gelombang datang (lebih dari 50%) mengurangi ongkos konstruksi tanggul beton di belakangnya; Keberadaan pulau reklamasi akan mengubah karakteristik perairan hutan mangrove Angke; Kondisi lingkungan perairan di sekitar hutan mangrove harus diperbaiki untuk menjamin keberlangsungan konsep “tanggul hijau” Rekomendasi Pokja Reklamasi Teluk Jakarta; Kerjasama penelitian terjalin Judul: Investigasi pengurangan dampak kerusakan pantai dengan hutan bakau melalui pemodelan numerik, Mitra: Telkom University Bandung (hingga 2018). 9 Penyusunan Basis data Laut dan Pesisir di Tanimbar 10 Penyusunan Basis data Laut dan Pesisir di Biak 11 Penyusunan Basis data Laut dan Pesisir di Rote 12 Kajian Interaksi Laut Atmosfer terhadap Karakteristik Hidrodinamika Perairan Selatan Jawa untuk Sistem Informasi di Sentra Nelayan 13 Kajian Dampak Pengembangan NCICD pada Desain Hijau Tanggul Laut Jakarta 14 Analisis Kebijakan dan Kajian Khusus Pengelolaan Sumber Daya Laut dan Pesisir 1 Analisis Kebijakan Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Perikanan 2 Zonasi berbasis cemaran logam berat dan marine biotoxine (racun cemaran laut) di perairan Teluk Jakarta Implementasi Good Manufacturing Process (GMP), Good Handling Practice (GHP) dan sistem rantai dingin mulai dari penangkapan sampai dengan jalur distribusi. 1 Kandungan nutrien perairan (nitrit, amonia, fosfat), sebagian besar sungai di kawasan Jabotabek yang bermuara di Teluk Jakarta telah melebih ambang batas yang diijinkan (PP RI No.82/2001 tentang Pengelolaah Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air), yaitu sungai Dadap, Angke, Pluit, Marunda, Cilincing, Ciliwung, Bekasi. Oleh karena itu perlu dilakukan monitoring secara berkala dan berkelanjutan tentang nutrien perairan sungai yang mengalir ke Teluk Jakarta. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat masukan nutrien dari daratan yang terakumulasi di perairan Teluk Jakarta dan dapat mendorong terjadinya blooming spesies fitoplankton penyebab red tide dan penghasil toksin Harmfull Algae Bloom (HAB). 2 Pada penelitian ini, jenis plankton penghasil saksitoksin ditemukan di perairan Cilincing dan Kalibaru (lokasi budidaya kerang hijau) yaitu Alexandrium dan Gymnodinium. Sementara itu SATKER PELAKSANA BUKTI DOKUMEN P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR P3SDLP SCAN LAPORAN AKHIR P3SDLP P3DSPBKP SCAN LAPORAN OUTPUT (Pendahuluan, Metodologi, Opsi Kebijakan/ Rekomendasi, Stakeholder, Penutup) P3DSPBKP SCAN LAPORAN OUTPUT (Pendahuluan, Metodologi, Opsi Kebijakan/ Rekomendasi, Stakeholder, Penutup) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 44 No. JUDUL BAHAN KEBIJAKAN DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN SATKER PELAKSANA BUKTI DOKUMEN P3DSPBKP SCAN LAPORAN OUTPUT (Pendahuluan, Metodologi, Opsi Kebijakan/ Rekomendasi, Stakeholder, Penutup) P3DSPBKP SCAN LAPORAN OUTPUT (Pendahuluan, Metodologi, Opsi Kebijakan/ Rekomendasi, Stakeholder, Penutup) beberapa jenis dinoflagelata penyebab red tide yang ditemukan adalah Ceratium, Prorocentrum, Protoperidinium dan Gonyaulax. Hal tersebut menunjukkan bahwa potensi terjadinya blooming plankton penghasil saksitoksin di lokasi budidaya kerang hijau cukup tinggi sehingga perlu dilakukan pemantauan dan pengendalian secara berkala dan berkelanjutan terhadap kelimpahan spesies fitoplankton penghasil saksitoksin terutama area budidaya kerang hijau Cilincing dan Kalibaru. Selain itu kelimpahan fitoplankton penyebab red tide yang cukup tinggi pada beberapa lokasi penelitian diperlukan penyusunan zona pengelolaan kegiatan perikanan budidaya di perairan Teluk Jakarta agar dampak ekonomi akibat red tide dapat dikurangi. 3 Tingkat cemaran logam berat dari sungai yang bermuara di Teluk Jakarta mengindikasikan tingginya tingkat cemaran logam berat di perairan tersebut, termasuk biotanya. Pengendalian tingkat cemaran logam berat sebaiknya dilakukan secara integratif melibatkan berbagai pihak dari hulu ke hilir, termasuk upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pembuangan limbah ke sungai. Selain itu ditemukan bahwa tingkat pencemaran logam berat yang tinggi terdapat di teluk dekat area sungai sehingga kegiatan budidaya kerang hijau tidak dilakukan di area tersebut. 3 Kajian risiko Vibrio parahaemolyticus pada udang 4 Keamanan Lingkungan Perairan Dari Cemaran Logam Berbahaya dan Biotoksin Di Perairan Sidoarjo dan sekitarnya 1 Menerapkan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dan Good Handling Practice (GHP) saat panen dan pasca panen. 2 Perlu dilakukan perbaikan sarana dan prasarana di tambak, terutama pada tempat panen udang dan sortasi yang kurang memadai terutama pada rantai pasok tipe 1 (tambak-sortir ditambak-UPI penerimaan bahan baku-UPI pengupasan udang-UPI produk akhir). 3 Implementasi sanitasi dan higiene terhadap semua sarana dan prasarana serta tenaga pengolah yang melakukan proses pengolahan udang beku di sepanjang rantai pasok terutama di tambak, suplier pemasok udang ke UPI, UPI penerimaan bahan baku dan UPI tahap kupas terutama di rantai pasok tipe 1 harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Upaya ini diharapkan dapat mengurangi peluang cemaran mikrobiologi seperti V. parahaemolyticus. 4 Diperlukan edukasi bagi pelaku usaha di semua tahap rantai pasok terutama di tambak, suplier pemasok udang ke UPI, UPI penerimaan bahan baku hingga UPI di tahap pengupasan udang untuk mempertahankan mutu dan keamanan produk. 5 Penerapan sistem rantai dingin mulai dari panen udang di tambak dan di sepanjang distribusi udang ke UPI harus dilakukan. Apabila tidak dilakukan akan memperbesar peluang cemaran V. parahaemolyticus pada produk akhir. 1 Secara umum kondisi perairan Sidoarjo masih layak untuk usaha perikanan. Di beberapa titik lokasi pengamatan telah terjadi penurunan kualitas air, misalnya, kandungan amonia sudah sangat tinggi hingga melewati ambang batas yang ditetapkan dalam baku mutu air laut. Sebanyak 13 dari 38 titik pengambilan sampel memiliki kadar amonia yang melewati ambang batas. Di samping itu total padatan tersuspensi di perairan Sidoarjo juga tergolong tinggi. Semua titik memiliki total padatan tersuspensi jauh di atas ambang batas yang dipersyaratkan. Hal ini kemungkinan karena adanya penambahan lumpur dari Sungai Sidoarjo yang meningkatkan laju sedimentasi di perairan laut sekitarnya. Untuk itu perlu dilakukan perhatian khusus terhadap kasus sedimentasi perairan dan penurunan kualitas perairan di sekitar Teluk Sidoarjo yang diakibatkan oleh penambahan lumpur dari Sungai Sidoarjo. 2 Wilayah perairan Teluk Sidoarjo tidak aman dari cemaran logam berat. Cemaran logam berat yang tinggi terjadi di sekitar pantai Kenjeran yang merupakan wilayah untuk kegiatan perikanan, baik budidaya maupun penangkapan. Berkenaan dengan hal tersebut, perlu dilakukan penyusunan tata ruang dan zonasi pengelolaan kawasan di Teluk Sidoarjo berdasarkan hasil monitoring dengan mengacu pada hasil kajian pencemaran logam berat yang dilakukan oleh P3DSPBKP. Selain itu perlu adanya monitoring secara periodik terhadap lingkungan terkait cemaran kimia logam berat di Teluk Sidoarjo untuk memastikan terjaminnya keamanan pangan produk perikanan yang diambil dan dibudidayakan di Teluk Sidoarjo. 3 Sebaran fitoplankton penghasil alga berbahaya di perairan Sidoarjo masih dalam tahap aman. Akan tetapi kasus cemaran biotoksin di perairan Teluk Sidoarjo akibat alga berbahaya masih mungkin terjadi terutama di perairan Ujung Pangkah (Gresik) yang banyak terdapat budidaya kerang hijau. Pada lokasi tersebut kelimpahan fitoplankton Alexandrium sp. cukup tinggi sehingga Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 45 No. JUDUL BAHAN KEBIJAKAN 5 Prevalensi Kandungan Histamin Pada Produk Tuna Tangkapan Nelayan Kecil Ambon 6 Kajian Risiko Salmonella pada Tuna Tangkapan Nelayan Kecil Ambon 1 Analisis Kebijakan Kelautan dan Perikanan 2 3 4 5 6 Analisis Kebijakan Kelautan dan Perikanan Analisis Kebijakan Kelautan dan Perikanan Analisis Kebijakan Kelautan dan Perikanan Analisis Kebijakan Kelautan dan Perikanan Analisis Kebijakan Kelautan dan Perikanan DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN diperlukan monitoring dan pengendalian secara periodik dan terterintegrasi di lokasi tersebut dengan mengacu pada hasil Kajian P3DSPBKP. 1 Persyaratan penggunaan sarana dan prasarana (alat, bahan, teknologi) perlu dibakukan. 2 Penerapan SOP di setiap titik penanganan ikan. 3 Perlu adanya inisiasi regulasi yang mengatur aktifitas di nelayan, pos pendaratan, dan miniplant, terutama dalam mengimplementasikan GHP dan GMP. 4 Penyuluhan terkait penangkapan sampai dengan pengolahan ikan perlu dilakukan, dengan pemantauan berkala. 5 Jaminan rantai dingin dari sejak ikan ditangkap sampai ikan diolah dan didistribusikan dengan perbaikan palka dan sarana pengolahan. 6 Menjaga kemunduran produk melalui sistem rantai dingin yang baik untuk mencegah pembentukan biogenik amin termasuk histamin. 7 Penanganan tuna loin di atas kapal tidak disarankan. 1 Kegiatan pengolahan loin di atas kapal tidak direkomendasikan, karena berpeluang terjadi pencemaran bakteri dan juga penurunan mutu. 2 Jika kapal nelayan tidak memungkinkan menampung tuna utuh, dapat disediakan kapal dengan kapasitas cukup besar dengan sarana dan prasarana yang memenuhi syarat yang bertindak sebagai kapal pengumpul hasil tangkapan nelayan. 3 Perlu perbaikan pada kapal nelayan, baik dari sisi kapasitas maupun sarana dan prasarana di atas kapal. Dibutuhkan kapal yang dapat menampung tuna dalam bentuk utuh. 4 Penerapan sistim rantai dingin terutama saat ikan ditangkap hingga didaratkan wajib dilakukan karena praktek yang ada saat ini adalah suhu ikan berada >10oC. Ketersediaan es yang kontinyu dalam jumlah cukup harus dijamin. 5 Sistim rantai pasok loin tuna diupayakan sesingkat mungkin. Hal ini berdampak pada mutu dan keamanan tuna tetap terjaga dan mempertahankan stabilitas harga. 6 Perlu adanya edukasi yang lebih sistimatis dan konsisten mengenai jaminan mutu dan keamanan pangan serta GHP bagi pemangku kepentingan di sepanjang rantai pasok, terutama kepada nelayan dan pengumpul di pos pendaratan. 7 Peran penyuluh dalam menyampaikan cara penanganan ikan yan baik di sepanjang rantai pasok kepada nelayan, pos pendaratan (pengumpul) dan suplier harus rutin dilakukan. 8 Perlu adanya inisiasi regulasi yang mengatur aktifitas di nelayan, pos pendaratan, dan miniplant, terutama dalam mengimplementasikan GHP dan GMP. 9 Perlu koordinasi melalui pertemuan bersama secara periodik antara nelayan, pengumpul, suplier, dan UPI dengan melibatkan BKIPM, DJPDS, dan DJPT untuk membahas masalah yang berkaitan dengan jaminan mutu dan keamanan pangan. SATKER PELAKSANA BUKTI DOKUMEN P3DSPBKP SCAN LAPORAN OUTPUT (Pendahuluan, Metodologi, Opsi Kebijakan/ Rekomendasi, Stakeholder, Penutup) P3DSPBKP SCAN LAPORAN OUTPUT (Pendahuluan, Metodologi, Opsi Kebijakan/ Rekomendasi, Stakeholder, Penutup) Analisis dan Penghitungan Indeks Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (IKMKP) Tahun 2015 PPSEKP Kajian Dampak Sosial Ekonomi Pelarangan Pengoprasian Alat Penangkapan Ikan (API) Cantrang di Wilayah Jawa Tengah PPSEKP Kajian Aspek Sosial Ekonomi Masyarakat Perikanan Terhadap Pelaksanaan Reklamasi Pantai Utara Jakarta Kajian Penyusunan Standard Operasional Prosedur (SOP) Perhitungan Dampak Kerugian Dalam Rangka Penanggulangan Dampak Tumpahan Minyak Terhadap Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Kajian Dampak Ekonomi Kebijakan Pemberantasan IUUF Terhadap Perikanan Skipjack Tuna di Indonesia Kajian Ketersediaan Ikan Menjelang Hari Lebaran PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP SCAN LAPORAN KEGIATAN, FORMAT KEBIJAKAN, DLL SCAN LAPORAN KEGIATAN, FORMAT KEBIJAKAN, DLL SCAN LAPORAN KEGIATAN, FORMAT KEBIJAKAN, DLL SCAN LAPORAN KEGIATAN, FORMAT KEBIJAKAN, DLL SCAN LAPORAN KEGIATAN, FORMAT KEBIJAKAN, DLL SCAN LAPORAN KEGIATAN, FORMAT Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 46 No. 7 8 9 10 11 12 f) NO 1 2 JUDUL BAHAN KEBIJAKAN SATKER PELAKSANA DESKRIPSI BAHAN KEBIJAKAN KEBIJAKAN, DLL Kajian Hukum Kelautan dan Perikanan Terkait Kewajiban Indonesia Terhadap Ketentuan Internasional Dalam Pemanfaatan Sumberdaya Hayati Pentingnya Revisi Undang-undang Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem Sebagai Payung Hukum Pemanfaatan Sumberdaya Hayati Indonesia PPSEKP Penataan Kelembagaan Pengelolaan WPP 712 dan 718 Kajian Perlindungan Nelayan Terhadap Keberlanjutan Usaha Perikanan Tangkap PPSEKP Penguatan Kelembagaan Pengelola WPP 712 dan 718 PPSEKP Pengaturan Sosial Ekonomi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan di Kawasan Konservasi PPSEKP Valuasi Ekonomi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan di Lokasi Rehabilitasi dan Wisata Bahari PPSEKP Kajian Perlindungan Nelayan Terhadap Keberlanjutan Usaha Pengaturan dan Pemanfaatan Kawasan Konservasi Untuk Mendukung Keberlanjutan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan di Lokasi Rehabilitasi dan Wisata Bahari Kepatuhan Pelaku Usaha Terhadap Kewajiban Pemenuhan Persyaratan Ecolabelling Komoditas Udang dan Tuna di Pasar Internasional Kesiapan Pelaku Usaha Budidaya Udang di Tarakan Menerapkan Kebijakan Ekolabel Aquaculture Stewardship Council (ASC) IK 6 : Jumlah data dan informasi ilmiah KP JUDUL KEGIATAN Pendederan puerulus dan pembesaran lobster pasir (Panulirus homarus) di bak beton dan keramba jaring apung dengan pakan yang berbeda Pematangan Gonad Lobster dengan Pakan BUKTI DOKUMEN SCAN LAPORAN KEGIATAN, FORMAT KEBIJAKAN, DLL SCAN LAPORAN KEGIATAN, FORMAT KEBIJAKAN, DLL SCAN LAPORAN KEGIATAN, FORMAT KEBIJAKAN, DLL SCAN LAPORAN KEGIATAN, FORMAT KEBIJAKAN, DLL SCAN LAPORAN KEGIATAN, FORMAT KEBIJAKAN, DLL SCAN LAPORAN KEGIATAN, FORMAT KEBIJAKAN, DLL PPSEKP Target Realisasi % DESKRIPSI OUTPUT SATKER PELAKSANA FORMAT DATA Menghasilkan pakan yang efektif dan efisien untuk pendederan puerulus dan pembesaran lobster pasir di bak beton dan keramba jaring apung BBPPBL PDF Pemeliharaan induk, pematangan gonad dan formulasi pakan BBPPBL PDF PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc. 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md. 1. Yasmina Nirmala Asih, LOKASI DATA INFORMASI MONEV MONEV : : : 120 120 100,00 BUKTI DOKUMEN SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 47 NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT SATKER PELAKSANA FORMAT DATA Berbeda 3 Pemantauan Insidensi Penyakit pada Lobster Panulirus sp. Hasil Tangkapan di Alam dan Budidaya Data dan informasi: jenis-jenis penyakit pada lobster hasil tangkapan alam dan budidaya BBPPBL PDF 4 Formulasi Pakan Untuk Pendederan Benih Teripang Pasir (Holothuria scabra) Data dan informasi pakan yang sesuai untuk mendukung produksi benih teripang pasir BBPPBL PDF 5 Pemantauan Insidensi Penyakit Infeksi pada Tuna Sirip Kuning Data dan informasi tentang pemantauan insidensi penyakit pada tuna sirip kuning BBPPBL PDF 6 Penyakit pada teripang pasir, Holothuria scabra Diperolehnya data tentang agen penyebab luka dan borok pada teripang pasir, Holothuria scabra, tingkat patogenisitas dan metode penanggulangannya BBPPBL PDF 7 Pengaruh peningkatan suhu air media penetasan telur ikan tuna sirip kuning terhadap daya tetas Teknik penetasan telur ikan tuna sirip kuning pada suhu media yang terbaik BBPPBL PDF Teknik pemeliharaan larva ikan tuna sirip kuning melalui perbaikan lingkungan berupa warna wadah yang dapat memberikan sintasan dan pertumbuhan terbaik BBPPBL PDF Teknik pemeliharaan larva ikan tuna sirip kuning melalui perbaikan pakan untuk larva BBPPBL PDF Teknik pemeliharaan larva ikan tuna sirip kuning melalui perbaikan lingkungan berupa tingkat kepadatan Nannochloropsis sp. yang baik sebagai peneduh BBPPBL PDF 8 9 10 Pemeliharaan larva ikan tuna sirip kuning dengan menggunakan warna wadah pemeliharaan yang berbeda Perbedaan waktu awal pemberian pakan dalam pemeliharaan larva ikan tuna sirip kuning Perbedaan kepadatan Nannochloropsis sp. sebagai peneduh dalam pemeliharaan larva ikan tuna sirip kuning PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI M.App.Sc. 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md. 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc. 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md. 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc. 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md. 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc. 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md. 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc. 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md. 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc. 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md. 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc. 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md. 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc. 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md. 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc. 2. Prima Devi Hardikawati, LOKASI DATA INFORMASI BUKTI DOKUMEN TEKNIS (TERLAMPIR) MONEV SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) MONEV SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) MONEV SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) MONEV SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) MONEV SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) MONEV SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) MONEV SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) MONEV SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 48 NO JUDUL KEGIATAN 11 Karakterisasi dan Pemetaan Limbah Hatchery Ikan Laut di Kawasan Peisir Bali Utara 12 Pembenihan dan Pendederan Ikan Kerapu Hibrid untuk Menghasilkan PNBP 13 14 Improving fish health management and protocols in marine Finfish aquaculture in Indonesia and Australia Expanding spiny lobster farming in Indonesia 1 Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan Serta Habitat Sumber Daya, Potensi Produksi dan Kapasitas Penangkapan di WPP 571 (Selat Malaka) 2 Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 572 (Samudra Hindia Barat Sumatera) 3 Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 573 (Samudra Hindia Selatan Jawa) BUKTI DOKUMEN MONEV SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) MONEV SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) MONEV SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) MONEV SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) 12 Orang BPPL SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) PDF 12 Orang BPPL SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) PDF 13 Orang BPPL SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) FORMAT DATA Karakteristik limbah yang tersebar pada kawasan hatcheri ikan laut, Model dan perhitungan pengolahan limbah pada kegiatan hatcheri ikan laut BBPPBL PDF Untuk mendapatkan sintasan hidup larva dan benih yang tinggi sehingga dapat untuk memenuhi target penerimaan PNBP BBPPBL PDF Mengidentifikasi penyakit infeksi yang mempengaruhi kesehatan ikan dan produksinya. Selain itu untuk mengurangi dampak penyakit utama dengan mengembangkan strategi pengendalian dan manajemen kesehatan ikan yang baik BBPPBL dan ACIAR PDF Formulasi pakan untuk pendederan dan pembesaran, teknik tranportasi benih BBPPBL dan ACIAR PDF BPPL PDF BPPL BPPL 1. Fluktuasi kelimpahan (hasil tangkapan per unit upaya), musim dan komposisi jenis ikan yang didaratkan 2. Komposisi ukuran, parameter populasi, biologi reproduksi, recruitment, parameter dan dugaan pemijahan 3. Struktur populasi, dugaan unit stok, sebaran geografis unit stok 4. Aspek pemanfaatan (alat tangkap, alat bantu, taktik dan strategi penangkapan, struktur armada, daerah dan musim penangkapan), potensi produksi, tingkat pemanfaatan dan kapasitas penangkapan 5. Rekomendasi pemanfaatan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab. Tersedianya data dan informasi mengenai: a. Nilai potensi sumberdaya ikan di WPP 572 b. Komposisi jenis dan ukuran ikan/udang, c. Laju tangkap menurut daerah penangkapan, d. Lokasi daerah penangkapan, e. Parameter populasi dan pola rekrutmen, f. Gambaran lifehistory (isi lambung dan reproduksi), g. Aspek pemanfaatan (alat tangkap dan alat bantu penangkapan, metode penangkapan, struktur armada, daerah dan musim penangkapan, serta CPUE menurut alat tangkap), h. Parameter fisik, kimiawi dan biologi perairan dari habitat ikan di perairan WPP 572 Terhimpunnya data dan informasi tentang sumberdaya ikan di perairan WPP 573 (Samudera Hindia Selatan Jawa) yang meliputi : a. Aspek pemanfaatan sumber daya ikan demersal, pelagis besar, pelagis kecil dan udang krustase b. Aspek biologi dan dinamika populasi c. Aspek penangkapan yang mencakup komposisi hasil tangkapan, laju tangkap, daerah tangkapan, musim pemijahan, operasional penangkapan (armada dan alat tangkap) d. Kondisi lingkungan perairan kaitannya dengan keberadaan stok. PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI A.Md. 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc. 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md. 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc. 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md. 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc. 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md. 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc. 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md. LOKASI DATA INFORMASI SATKER PELAKSANA DESKRIPSI OUTPUT Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 49 NO 4 5 JUDUL KEGIATAN Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan Serta Habitat Sumber Daya, Potensi Produksi dan Kapasitas Penangkapannya di WPP 711 (Laut Tiongkok Selatan) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 712 (Laut Jawa) 6 Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 713 (Selat Makassar) 7 Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 714 (Laut Banda dan Teluk Tolo) 8 9 10 Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 715 (Teluk Tomini) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 716 Laut Sulawesi Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 717 Teluk DESKRIPSI OUTPUT - data dasar tentang potensi tingkat pemanfaatan, kepadatan stok, biomassa dan potensi penangkapannya - Data tentang aspek-aspek ‘life history’ (kandungan isi lambung, tingkat kematangan gonad dan fekunditas) sumberdaya ikan yang dominan dan ekonomis penting Dinamika populasi ikan yang dominan dan ekonomis penting - Potensi, tingkat pemanfaatan dan upaya optimum - Pola pengelolaan sumberdaya ikan dan udang penaid secara berkelanjutan Karakteristik populasi, parameter pertumbuhan, parameter kematian, tingkat eksploitasi, status stok dan Yield per Recruit (Y/R) - Rata-rata panjang pertama kali matang gonad (Lm) dan rata-rata panjang tertangkap (L-50) sebagai dasar penentuan minimum legal size - musim pemijahan sebagai dasar dalam penentuan clossing season - Musim penangkapan dan daerah penangkapan - Pola pengelolaan sumberdaya ikan dan udang penaid secara berkelanjutan a. Rekomendasi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya ikan di WPP 713 b. Data dasar tentang kepadatan stok, biomassa dan potensi penangkapannya pada saat ini c. Sebaran daerah dan musim penangkapan d. Potensi lestari, tingkat pemanfaatan, dan upaya optimum pemanfaatan sumberdaya ikan dan udang e. Data tentang panjang, fekunditas, kebiasaan makan dan musim pemijahan f. Dinamika populasi dan hasil tangkapan per rekrut sumberdaya ikan dan udang g. Status pemanfaatan sumberdaya ikan dan udang. h. Kondisi lingkungan a. Komposisi jenis dan ukuran ikan/udang, b. Laju tangkap menurut daerah penangkapan, c. Lokasi daerah penangkapan, d. Parameter populasi dan pola rekrutmen, e. Gambaran lifehistory (isi lambung dan reproduksi), f. Aspek pemanfaatan (alat tangkap dan alat bantu penangkapan, metode penangkapan, struktur armada, daerah dan musim penangkapan, serta CPUE menurut alat tangkap), g. Parameter fisik, kimiawi dan biologi perairan dari habitat ikan di perairan Laut Banda dan Teluk Tolo Fluktuasi hasil tangkapan, upaya dan komposisi jenis Parameter populasi, parameter reproduksi (tingkat kematangan, fluktuasi GSI, Lm) dugaan pemijahan danserta habitat sumberdaya. Data dasar genetik berupa data keragaman DNA. Status populasi (parameter) dan kondisi bio-reproduksi saat ini (hasil evaluasi) Distribusi, densitas dan biomassa sumberdaya ikan. Profil perikanan, produksi, upaya dan aspek penangkapan lainnya. a. Rekomendasi pemanfaatan sumberdaya ikan dominan di WPP 716. b. Komposisi jenis dan ukuran ikan dominan, c. Laju tangkap menurut daerah penangkapan, d. Lokasi daerah penangkapan, e. Parameter populasi dan pola rekruitmen, f. Gambaran lifehistory (isi lambung dan reproduksi), g. Aspek pemanfaatan (alat tangkap dan alat bantu penangkapan, metode penangkapan, struktur armada, daerah dan musim penangkapan, serta CPUE menurut alat tangkap), h. Parameter oseanografi di Laut Sulawesi a. Rekomendasi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya ikan di WPP 717 b. Data dasar tentang kepadatan stok, biomassa dan potensi penangkapannya c. Sebaran daerah dan musim penangkapan d. Potensi lestari, tingkat pemanfaatan, dan upaya optimum pemanfaatan sumberdaya ikan dan udang e. Data tentang panjang, fekunditas, SATKER PELAKSANA FORMAT DATA PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI LOKASI DATA INFORMASI BUKTI DOKUMEN BPPL PDF 24 Orang BPPL SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) BPPL PDF 17 Orang BPPL SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) BPPL PDF 10 Orang BPPL SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) BPPL PDF 13 Orang BPPL SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) BPPL PDF 20 Orang BPPL SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) BPPL PDF 8 Orang BPPL SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) BPPL PDF 10 Orang BPPL SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 50 NO JUDUL KEGIATAN Cenderawasih dan Samudra Pasifik 11 12 13 14 15 1 Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 718 (Laut Arafura) Pengukuran Karakteristik TS (Target Strength) dan Formulasi TS-Length Pada Ikan Indikator Kunci Untuk Peningkatan Akurasi Estimasi Stok Ikan Penggunaan Alat Bantu Penangkapan Cahaya Lampu Pada Perikanan Pelagis Pengaruhnya Terhadap Hasil Tangkapan KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN DAN LINGKUNGAN KHUSUS TELUK JAKARTA Inovasi Alat Tangkap Ikan Terubuk Untuk Menunjang Upaya Konservasi Sumberdaya ikan dan Lingkungan di Waduk Pondok dan Widas Jawa Timur (KPP PUD 431) 2 Kajian tingkat degradasi dan potensi sumber daya ikan di Sungai Batanghari, Jambi (KPP PUD 438) 3 Penelitian Kelimpahan Stok Dan Bioekologi Sumberdaya Ikan Di Estuari Berau, Kalimantan Timur (KPP PUD 436) DESKRIPSI OUTPUT kebiasaan makan dan musim pemijahan f. Dinamika populasi dan hasil tangkapan per rekrut sumberdaya ikan dan udang g. Status dan optimasi pemanfaatan sumberdaya ikan dan udang a.Rekomendasi pemanfaatan sumberdaya ikan dan udang penaeid serta krustasea lainnya di WPP 718 b. Data dasar tentang kepadatan stok, biomassa dan potensi penangkapannya c. Sebaran daerah dan musim penangkapan d. Potensi lestari, tingkat pemanfaatan, dan upaya optimum pemanfaatan sumberdaya ikan dan udang serta krustasea lainnya e. Data tentang fekunditas, kebiasaan makan dan musim pemijahan f. Dinamika populasi dan hasil per rekrut ikan dan udang serta krutasea lain g. Karakteristik habitat sumberdaya ikan dan udang. Formulasi hubungan antaranilai TS Akustik dan panjang atau berat ikan untuk beberapa ikan komersial penting dan dominan bagi peningkatan akurasi estimasi stok ikan untuk pengelolaan perikanan yang berkelanjutan Data dan informasi intensitas dan penyebaran cahaya di udara dan dalam air untuk beberapa jenis dan input daya lampu , respons tingkah laku ikan terhadap cahaya, hasil tangkapan (jumlah, jenis, ukuran) perikanan lampu yang menggunakan lampu berbeda (jenis dan input daya Diperolehnya gambaran tentang potensi sebaran dan tingkat tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan, diperolehnya gambaraan tentang aspek life history ikan jenis ikan dominan dan bernilai ekonomis penting, diperolehnya gambaran tentang kondisi lingkungan perairan Teluk Jakarta Diperolehnya alat tangkap dan cara pengoperasian yang mampu menangkap ikan terubuk dengan kelulusan hidup yang tinggi untuk keperluan budidaya SATKER PELAKSANA FORMAT DATA PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI LOKASI DATA INFORMASI BUKTI DOKUMEN BPPL PDF 10 Orang BPPL SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) BPPL PDF 15 Orang BPPL SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) BPPL PDF 13 Orang BPPL SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) BPPL PDF 8 Orang BPPL BPPL PDF 8 Orang BPPL a) Data dan informasi tentang kualitas air dan lingkungan; b) Data biologi beberepa jenis ikan ekonomis penting; c) Data dinamika populasi beberapa jenis ikan; d) Data dan informasi kegiatan penangkapan ikan BP3U Word, Excel dan PDF Kepala Seksi Tata Operaional BP3U Identifikasi sumberdaya ikan, wilayah perlindungan ikan (reservat) dan lingkungan perairan sebagai dasar untuk pengelolaan sumber daya ikan dan biota air lainnya di Sungai Batanghari, Provinsi Jambi BP3U Word, Excel dan PDF Kepala Seksi Tata Operaional BP3U Excel dan PDF Kepala Seksi Tata Operaional BP3U Data dan informasi mengenai komponen pengelolaan sumberdaya ikan di estuari Berau, Kalimantan Timur: a. Gambaran tentang kepadatan stok, struktur komunitas, biologi spesies dominan, parameter populasi, status sebaran dan musim penangkapan, dan aspek lingkungan sumber daya ikan b. Informasi tentang sumberdaya ikan dan kondisi lingkungan sebagai dasar untuk pengelolaan sumber daya ikan. c. Diharapkan basis data yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan BP3U Kepala Sub Seksi Monitoring dan Evaluasi BP3U Kepala Sub Seksi Monitoring dan Evaluasi BP3U Kepala Sub Seksi Monitoring dan Evaluasi BP3U SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) Laporan Teknis Kegiatan Laporan Teknis Kegiatan Laporan Teknis Kegiatan Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 51 NO JUDUL KEGIATAN 4 Bioeksplorasi potensi perikanan Sungai Membramo Papua 5 Penggunaan Alat Tangkap Ramah Lingkungan di DAS Barito (KPP PUD 435) 6 7 8 KARAKTERISTIK HABITAT, POTENSI, DAN BIOLOGI IKAN DI DANAU PANIAI PAPUA (KPP PUD 412) KAJIAN STOK SEBAGAI DASAR UNTUK PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKAN DANAU TONDANO SULAWESI UTARA (KPP PUD 421) Penelitian Bioekologi dan Lingkungan Perikanan Sidat (Anguilla spp) di Bengkulu, Lampung dan Cilacap (KPP PUD 439 dan 432) 9 KAJIAN SUMBERDAYA PERAIRAN WADUK BATU BULAN KABUPATEN SUMBAWA PROPINSI NTB 1 Penelitian Pengembangan Kawasan Konservasi Perikanan di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat 2 Penelitian Kesesuaian Zonasi di Kawasan Konservasi Taman Nasional Laut [TNL] Sawu DESKRIPSI OUTPUT untuk konsep pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan estuari Sungai Berau, Kalimantan Timur dengan mempertimbangkan pendekatan ekosistem. a) Data keragaman hayati ikan dan potensi stok ikan b) Data dan informasi tentang kualitas air dan lingkungan c) Data biologi beberapa jenis ikan ekonomis penting d) Data dinamika populasi beberapa jenis ikan e) Data dan informasi kegiatan penangkapan ikan. Data dan informasi aktivitas perikanan tangkap DAS Barito meliputi nelayan, alat tangkap dan hasil tangkapannya untuk klasifikasi alat tangkap ramah lingkungan atau tidak ramah lingkungan, kebijakan dann kearipan lokal pemanfaatan sumberdaya ikan. Data dan informasi mengenai karakteristik habitat di perairan, potensi sumber daya ikan di Danau Paniai dan Aspek biologi beberapa jenis ikan yang dominan tertangkap dan bernilai ekonomis penting, serta parameter dinamika populasi di Danau Paniai. a) Data dan informasi tentang kualitas air dan lingkungan perairan b) Data dan informasi tentang estimasi potensi produksi ikan c) Data dan informasi tentang biologi ikan d) Data dan informasi stok ikan e) Data dan informasi aktivitas perikanan f). konsep pengelolaan perikanan Danau Tondano a) Data dan informasi tentang aktivitas perikanan sidat b) Data dan informasi tentang bioekologi ikan c) Konsep pengelolaan perikanan sidat a) Data dan informasi tentang kualitas air dan lingkungan perairan b) Data dan informasi tentang tingkat kesuburan perairan c) Data dan informasi tentang estimasi potensi produksi ikan d) Data dan informasi tentang keragaman jenis ikan, plankton dan benthos e) Data dan informasi perikanan tangkap f). Data dan informasi kesesuaian ikan tebaran Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief Rekomendasi rencana pengembangan TWP Bumbang penambahan zona inti seluas 102,7 ha, serta pengembangan zona inti Teluk Sepi seluas 338 ha dan untuk Teluk Awang telah direkomendasikan sebagai calon zona inti sebesar 87,1 ha Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief Ditemukan jumlah jenis setasea yang ditemukan selama penelitian sebanyak 11 spesies lumba-lumba dan 7 spesies paus. Lokasi ditemukannya lumba-lumba pada kedalaman <100 m dengan kisaran klorofil-a 0.247-0.806 mg/l sedangkan paus pada kedalaman <250 m dengan kisaran klorofil-a 0.173-0.726 mg/l. Kemunculan paus hanya terjadi pada beberapa periode pengamatan yaitu bulan September, FORMAT DATA PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI BP3U Excel dan PDF Kepala Seksi Tata Operaional BP3U BP3U Excel dan PDF Kepala Seksi Tata Operaional BP3U BP3U Excel dan PDF Kepala Seksi Tata Operaional BP3U SATKER PELAKSANA LOKASI DATA INFORMASI Kepala Sub Seksi Monitoring dan Evaluasi BP3U Kepala Sub Seksi Monitoring dan Evaluasi BP3U Kepala Sub Seksi Monitoring dan Evaluasi BP3U Kepala Sub Seksi Monitoring dan Evaluasi BP3U BUKTI DOKUMEN Laporan Teknis Kegiatan Laporan Teknis Kegiatan Laporan Teknis Kegiatan Laporan Teknis Kegiatan Excel dan PDF Kepala Seksi Tata Operaional BP3U Excel dan PDF Kepala Seksi Tata Operaional BP3U BP3U Excel dan PDF Kepala Seksi Tata Operaional BP3U Kepala Sub Seksi Monitoring dan Evaluasi BP3U Laporan Teknis Kegiatan BP2KSI MS WORD dan PDF Sri Endah Purnamaningtyas, A.Pi BP2KSI SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) BP2KSI MS WORD dan PDF Mujiyanto, S.St.Pi.M.Si BP2KSI SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) BP3U BP3U Kepala Sub Seksi Monitoring dan Evaluasi BP3U Laporan Teknis Kegiatan Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 52 NO JUDUL KEGIATAN 3 Penelitian Bahan Penetapan Status Perlindungan Jenis Ikan Napoleon [Cheilinus undulatus] di Kepulauan Anambas dan Natuna, Kepulauan Riau 4 Kajian Hasil Restocking Lobster dan Penempatan Terumbu Karang Buatan [TKB] di Kawasan Konservasi Indonesia 5 Ecological Related Species of Rays and Sharks 6 Ecological Assessment untuk Restocking Belida di Perairan Provinsi Riau 7 Penelitian Ecological Related Species untuk Kima, Bambu Laut dan Kuda Laut DESKRIPSI OUTPUT Oktober dan November. Bahan dan informasi untuk mendukung penetapan kawasan konservasi yang teridentifikasi kerentanan, kelangkaan, dan keterancaman kelestarian sumberdaya ikan dan habitatnya. Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief Diperoleh lokasi dugaan terjadinya pemijahan ikan napoleon di alam yaitu di Tj.Datuk, P.Tembuk, Tj.Ikan, Teluk Nipah, Teluk Pau, dan Tj.Sing dengan dominansi ukuran juvenil tertangkap 2-2.5 inci. Serta waktu kemunculan larva ikan napoleon pada Oktober-November atau JanuariFebruari. Direkomendasikan adanya pengelolaan waktu penangkapan serta adanya peraturan 10% juvenil yang tertangkap dari total benih yang berukuran lebih besar dari 100 mm kembali ke alam. Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief Laju pertumbuhan lobster terbaik diketahui dari perairan Pangandaran berkisar 0,05-0,16 mm/hari dengan rata-rata 0,1 mm/hari dengan pergerakan terjauh mencapai 37.6 Km. Efektifitas perkembangan percobaan TKB lobster yang didekati dengan menggunakan 8 indikator menunjukkan hasil bahwa TKB di lokasi Karanggongso, damas (Prigi) dan Pananjung Timur Pangandaran telah berkembang cukup efektif. Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief Komposisi jenis hiu dan pari terdiri atas 21 famili dan 70 spesies hiu, 6 famili dan 33 spesies pari dan 1 famili dan 2 spesies hiu hantu (Chimaera). Sebagian besar hiu yang tertangkap memiliki status yang hampir terancam hingga langka dengan ukuran hiu yang tertangkap berada pada umur dewasa dan didominasi oleh jenis kelamin betina sehingga berisiko tinggi terhadap rekrutmen dan kelestarian hiu tersebut. Keberadaan ERS pada perikanan hiu dan pari didominasi oleh jenis demersal. Jenis hiu Appendix II CITES di perairan NTB cenderung memiliki tingkat kerentanan lebih tinggi dibandingkan jenis pari. Keberadaan hiu paus (Rhincodon typus) di pantai Botu Barani, Bone Bolango diduga terkait aktivitas ruayanya yang dipengaruhi oleh ketersediaan makanan dan fenomena oseanografi. Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief Biomassa stok ikan di Sungai Kampar berkisar antara 30-170 kg/ha dengan total potensi produksi ikan sebesar 485 ton/th. Rasio Potensi Pemijahan (Spawning Potential Ratio/SPR), ikan belida sudah berada pada tingkat prosentase yang rendah (15%) dengan laju eksploitasi (E) sebesar 0,66 (over exploitation) dan kelestarian populasinya terancam karena rekrutmennya terbatas/terganggu. Di Sungai Kampar Kanan, sebanyak 15 lebung dapat dikembangkan sebagai calon kawasan suaka ikan belida. Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief Jenis kima yang ditemukan yaitu T.maxima, T.crocea, T.derasa, T.squamosa, T.gigas dan Hippopus hippopus, dimana jenis yang ditemukan di daerah maluku utara lebih beragam dengan kelimpahan mencapai 1-92 ind/500m2. Kelimpahan tertinggi bambu laut diketahui tertinggi di Maluku Utara 12 - 545 koloni/500m2. Jenis kuda Laut di P. Bintan : Hippocampus comes, H. spinossisimus, H.hystrix dan H. kuda, sedangkan di Lampung H.comes dan H. kuda dan di Takalar adalah H. borbouri. Kelimpahan kuda laut di P. Bintan 11-26 ind/ha, sedangkan di Takalar 50-200 ind/ha. SATKER PELAKSANA FORMAT DATA PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI LOKASI DATA INFORMASI BUKTI DOKUMEN BP2KSI MS WORD dan PDF Ir, Amran Ronny Syam, M.Si BP2KSI SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) BP2KSI MS WORD dan PDF Danu Wijaya, S.Pi., M.Si BP2KSI SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) BP2KSI MS WORD dan PDF Agus Arifin Sentosa, S.Pi BP2KSI SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) BP2KSI MS WORD dan PDF Prof. Dr. Endi Setiadi Kartamihardja BP2KSI SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) BP2KSI MS WORD dan PDF Astri Suryandari, S.Si., M.Si BP2KSI SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 53 NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT SATKER PELAKSANA FORMAT DATA PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI LOKASI DATA INFORMASI BUKTI DOKUMEN BP2KSI MS WORD dan PDF Dr. Didik Wahju Hendro Tjahjo, MS. BP2KSI SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) BP2KSI MS WORD dan PDF Ir. Hendra Satria BP2KSI SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) MS WORD dan PDF Dr. Joni Haryadi D., S.Pi., M.Sc BP2KSI SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) Kondisi habitat kima dan bambu laut di daerah terumbu karang pada seluruh lokasi penelitian bervariasi. Lokasi dengan terumbu karang yang baik terdapat di Maluku Utara. Bambu laut ditemukan di perairan yang jernih, terlindung dan dominan ditemukan pada zona reef slope. Parameter oseanografi tidak menjadi faktor pembatas untuk populasi kuda laut dan tipe habitat kuda laut bervariasi, tergantung dari kompleksitas habitat hidupnya. Kelimpahan kima tertinggi ditemukan di Tidore tepatnya perairan P. Raja dengan total kelimpahan 92 ind/500 m2. Populasi bambu laut melimpah di Maluku Utara terutama di Maitara (Tidore Kepulauan) dan Kep. Guraici (Halmahera Selatan) serta di Teluk Sape (Kab. Bima, NTB). Kuda laut dapat ditemukan hampir di seluruh perairan Indonesia, tetapi kelimpahannya sangat bervariasi. Kelimpahan kuda laut tertinggi terdapat di Tanakeke (Kab. Takalar, Sulawesi Selatan). Kondisi kelimpahan populasi kima dan bambu laut di alam dipengaruhi oleh habitat dan tingkat eksploitasi. Penyimpangan dalam pemanfaatan kuda laut masih berlangsung, salah satunya penjualan kuda laut dalam kondisi kering. 8 Penelitian Kawasan Konservasi Induk Udang [Penaeus monodon] di Pantai Timur Aceh, Kabupaten Aceh Timur 9 Penelitian Pengendalian Spesies Ikan Asing Invasif [IAS] di Danau Matano Komplek Danau Malili, Sulawesi Selatan 10 Kegiatan Crash Program dan Penguatan Data IPTEK Konservasi Sumberdaya Ikan Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief Ditemukan beberapa lokasi sumber induk udang windu di empat titik perairan pesisir Aceh Timur sebanyak 18.400 – 45.100 g/ha (sebelah timur Simpangulin), 42.900 – 63.750 g/ha (sebelah timur Idicut ), 8.470 – 58.930 g/ha (timur peureulak), dan 9.870 – 34.100 g/ha (timur Bayeun). Hasil analisa genetik (16srDNA PCR-RFLP) diketahui udang windu masing-masing lokasi tersebut memiliki karakteristik genetik dengan tingkat kesamaan diatas 95%. Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief Keanekaragaman jenis ikan yang tertangkap sebanyak 21 spesies dengan perbandingan antara jenis ikan asli dan ikan introduksi sebesar 1:1,1. Ikan lohan telah menyebar di seluruh wilayah area zona litoral Danau Matano dengan indeks relatif penting sebesar 53,76%. Dari 15 ikan introduksi yang ada di D. Matano diketahui lohan memiliki dampak (skor 40) dan potensi resiko (skor 14) tertinggi. Teknologi pengendalian yang direkomendasikan adalah dengan penangkapan menggunakan mata jaring ukuran 1.5 inchi. Laporan Hasil Penelitian Pada tahun 2016, terjadi kejadian diluar kegiatan penelitian yang membutuhkan repon cepat diantaranya kejadian Kematian Massal Ikan di Waduk Cirata, Fenomena Paus Pilot Terdampar di Probolinggo, Kematian Ikan Massal pada Budidaya KJA di D. Maninjau, Kematian Ikan Secara Massal di D.Toba, dan Pengamatan penyu hasil curian di Sulawesi tengah. Hasil pengamatan pada kasus terjadinya kematian massal ikan di beberapa lokasi diketahui penyebab kematian ikan pada umumnya dikarenakan limbah cemaran unsur hara (Waduk Cirata), fenomena tubo belerang (D. Maninjau), serta terjadinya umbalan dan cemaran sulfur (D. Toba). Selain kegiatan investigasi penyebab kematian massal ikan tersebut pada tahun 2016 juga dilakukan pengambilan data morfometri pada 11 ekor paus yang terdampar di Kab. Probolinggo dan berhasil teridentifikasi jenis paus yang terdampar adalah Globicephala macrorhynchus. Kegiatan pengamatan penyu hijau memperoleh hasil BP2KSI Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 54 NO 11 JUDUL KEGIATAN Pemulihan Habitat dan Konservasi Sumberdaya Danau Limboto 1 APLIKASI INFORMASI DAN ANALISIS GEOSPASIAL UNTUK INVENTARISASI DAN MONITORING KEG BUDIDAYA TAMBAK SKALA HAMPARAN (KAB. PINRANG SUL-SEL) 2 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UNTUK DESKRIPSI OUTPUT bahwa sebagian penyu hijau tertangkap adalah penyu muda dengan ukuran antara 40-80 cm sebanyak 91 % (63 ekor) sedangkan penyu yang masuk kategori dewasa hanya berjumlah 6 ekor (9%) serta diperkirakan berasal dari 2 tipe keturunan induk yang berbeda. Laporan Hasil Penelitian Sumberdaya ikan asli ekonomis penting yaitu ikan manggabai keberadaannya masih cukup banyak namun terancam punah akibat eksploitasi yang berlebih, sedangkan untuk payangka saat ini sudah sulit didapat. Hasil monitoring dan evaluasi kawasan reservat percobaan menunjukkan hasil yang positif, reservat yang dibuat di daerah Iluta sesuai bagi ikan manggabai, ditandai dengan hasil tangkapan ikan manggabai yang berada pada daerah reservat sebanding dengan daerah di luar area reservat dengan jumlah alat tangkap yang jauh lebih banyak (perbandingan jumlah alat tangkap 1 : 6). 1) Hasil analisis menunjukkan secara umum bahwa aplikasi informasi dan analisis geospasial mampu menyajikan dan menganalisis secara rinci status dan masalah teknis mendasar mengenai karakteristik dan pengelolaan kawasan, antara lain : 1) Adanya hambatan dalam pergantian air (pemasukan dan pembuangan) yang diidentifikasi melalui peta jaringan saluran dan dari karateristik spasial nilai DO dan salinitas yang rendah untuk setiap musim serta nilai rasio C/N > 10 (dekomposisi bahan organik lambat) 2) Karakteristik distribusi spasial lokasi BIMTEK atau demplot hubungannya dengan karakteristik spasial kualitas biofisik lahan. Analisis tersebut juga membantu mengetahui spektrum penyebaran informasi, faktor pembatas lingkungan serta mengevaluasi perkembangan produksi sebelum dan setelah adanya kegiatan. 3) Hasil anailsis geospasial kualitas lingkungan khususnya kualitas tanah menunjukkan keberadaan faktor pembatas sehubungan dengan status kemasaman tinggi. Nilai rata-rata pHF-pHFOX > 3 dan nilai rata-rata SPOS serta kandungan pirit dengan nilai masing-masing 0,88 % dan 0,54% menunjukkan bahwa umumnya tambak dikawasan tersebut tergolong Tanah Sulfat Masam (TSM). Kandungan nitrogen juga diidentifikasi menjadi faktor pembatas untuk kegiatan budidaya tambak dilokasi penelitian. Total kandungan nitrogen (NTOT) berkisar antara 0,018 – 0,480 % (0,118 ± 0,093). Nilai rasio N/P < 4 yang menunjukkan bahwa N sebagai faktor pembatas, namun demikian sebelum penambahan pupuk N perlu stategi pengelolaan lahan untuk meningkat ketersediaan P yang terikat oleh partikel koloid tanah masam seperti pengapuran dan pembilasan 4) Hasil analisis sosial ekonomi dengan pertimbangan perbedaan aspek geospasial (lokasi hamparan) tambak menunjukkan perbedaan tingkat produksi serta cara pengelolaan lahan (Tabel 2). Hasil riset ini telah disosialisasikan melalui kegiatan ekspose hasil riset yang diikuti Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pinrang dan DKP Provinsi Sulawesi Selatan, LSM, penyuluh perikanan, dan kelompok pembudidaya tambak sekabupaten Pinrang telah berhasil dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2016 di Kota Pinrang. Kondisi kualitas tanah di lokasi penelitian dinilai masih baik untuk kegiatan budidaya tambak. Bahan organik tanah seringkali menjadi SATKER PELAKSANA FORMAT DATA PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI LOKASI DATA INFORMASI BUKTI DOKUMEN BP2KSI MS WORD dan PDF Prof. Dr. Krismono BP2KSI SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) BPPBAP Dok Word, pdf, TABEL, XLS, dan Gambar peta Dr. Tarunamulia, ST., M.Sc. BPPBAP Maros Laptek 2016, Peta, dokumentasi kegiatan BPPBAP Dok Word, pdf, TABEL, XLS, dan Gambar peta Hasnawi, S.Kel, M.Si BPPBAP Laptek 2016, Peta, Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 55 NO 3 4 5 JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT BERBAGAI TINGKAT TEKNOLOGI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU DI KAB. KOTABARU, KAL-SEL bahan pertimbangan dalam pengelolaan budidaya tambak. Hasil analisis kualitas air menunjukkan bahwa kualitas air tambak secara umum masih tergolong layak untuk mendukung kegiatan budidaya tambak, kecuali kandungan ammonia (NH3-N) harus diperhatikan karena sudah melewati batas nilai kelayakan sehingga dapat menjadi faktor pembatas. Dari hasil analisa citra Landsat 8 diperoleh luas tambak Ekstensif (tradisional) di Pulau Laut, Kabupaten Kotabaru adalah sekitar 8.492 Ha. Hasil analisis, penilaian, dan pembobotan kualitas tanah dan air, maka tingkat kesesuaian lokasi lahan tambak dapat diidentifikasi dan disajikan dalam bentuk peta kesesuaian lahan untuk budidaya tambak dan yang tergolong kedalam kelas S2 (cukup sesuai) sekitar 5.674,5 Ha dan kelas S3 (kurang sesuai) sekitar 2.817,5 Ha. Hal ini disebabkan oleh rendahnya nilai pH atau kemasaman tanah yang tinggi sehingga tidak dijumpai tambak eksisting yang tergolong kelas S1 (sangat sesuai). (1) Beban limbah organik yang masuk ke lingkungan perairan Teluk Labuange sebesar 245,68 ton yang berasal dari internal loading dan eksternal loading. (2) Distribusi limbah oraganik berdasarkan analisa stabil isotop, sedimen disekitar tambak udang super intensif telah terkontaminasi oleh limbah organik yang berasa dari tambak super intensif. (3) limbah organik telah berdampak pada kualitas air perairan Teluk Labuange terutama TSS, BOT dan Amonia, demikian pula dengan sedimen dimana potensial redoks disebagian besar titik sampling telah berada di bawah -100 mV. (4) belum ditemukan adanya plankton jenis khusus atau endemik pada limbah organik, (5) berdasarkan analisa daya dukung N maka di lokasi di Teluk Labuange masih dapat dikembangkan 10 unit tambak udang super intensif setara 3000 m2, sedangkan berdasarkan kandungan O, masih dapat dikembangkan 18 unit tambak udang super intensif setara 3000 m2. 1). Insidensi wssv selama penelitian ditemukan pada bulan Februari, Maret, April, Juni, Juli, Agustus dan Nopember dengan prevalensi 8,33% hingga 100%. Virus ini menginfeksi plankton, benur, juvenil dan calon induk udang windu/vaname 2). Insidensi tsv selama penelitian ditemukan pada bulan Maret, Juni, Juli, dan Agustus dengan prevalensi 11,11% hingga 100%. Virus ini menginfeksi benur dan juvenil udang vaname. 3) Imnv tidak ditemukan selama penelitian yang dapat mengindikasikan lokasi ini masih bebas dari penyakit tersebut. 4). Menurunnya kualitas lingkungan budidaya seperti konsentrasi bahan organik terlarut yang sudah cukup tinggi di sumber air baku (>50 ppm) menyebabkan berkembangnya bakteri patogen dalam air inlet dan diiringi dengan penurunan mutu kualitas air dalam petakan tambak, seperti alkalinitas, menyebabkan udang menjadi sangat rentan terhadap berbagai jenis penyakit. Hal ini menyebabkan pembudidaya banyak yang mengalami kegagalan panen pada tahun ini. : 1. Pemberian vaksin VP-15 dengan dosis tunggal 2 µg terjadi peningkatan aktivitas proPO yang signifikan hingga 120 jam setelah injeksi dengan WSSV, dan pemberian vaksin VP-24 belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas proPO pada hewan uji (p>0,05). 2.Peningkatan THC terjadi pada awal pengujian, namun setelah 24 jam jumlah THC mengalami penurunan. Uji paired t-test menunjukkan perbedaan yang signifikan pada jumlah THC antara perlakuan vaksin VP-15 dan kontrol hingga 24 jam setelah injeksi PENELITIAN STUDI LINGKUNGAN BUDIDAYA VANNAME TEKNOLOGI SUPER INTENSIF DI SULSEL STUDI EPIDERMIOLOGI DI SENTRA BUDIDAYA UDANG VANNAME SUPER INTENSIF DI PERAIRAN KAB. BARRU ISOLASI DAN KAREKTERISASI RNA INTERFERENS (RNAi) PADA UDANG WINDU (PENiNGKATAN RESPON IMUN UDANG WINDU MELALUI TEKNOLOGI RNA INTERFERENS). SATKER PELAKSANA FORMAT DATA PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI LOKASI DATA INFORMASI BUKTI DOKUMEN dokumentasi kegiatan BPPBAP Dok Word, pdf, TABEL, XLS, dan Gambar peta Mudian Paena, S.Pi, M.Si BPPBAP Laptek 2016 BPPBAP TABEL, XLS Bunga Rante, S.Pi, M.Si BPPBAP Laptek 2016 BPPBAP TABEL, XLS, GAMBAR Sri Rejeki H.M. S.Si. M.Si BPPBAP Laptek 2016 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 56 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 1 JUDUL KEGIATAN Karakterisasi Nutrigenomik Pada Ikan Air Tawar dan Identifikasi Mikroba Proteolitik Sebagai Kandidat Penghasil Enzim Protease Domestikasi Ikan Spesifik Lokal Terancam Punah: Koleksi, Identifikasi, Karakterisasi, dan Aspek Ekobiologi Ikan Manggabai dan Uceng Kebutuhan Nutrisi Induk Ikan Sepat dan Tambakan Dalam Rangka Peningkatan Produktivitas Benih Pengujian Metode Deteksi Cepat Penyakit KHV dan MAS pada Ikan Air Tawar Maturasi Ikan Gabus dengan Pendekatan Multidisiplin Pengujian Kit Pendeteksi Cepat Penyakit Berpotensi Zoonosis pada Ikan Air Tawar Pengujian Aktivitas Herbal Pengendali Penyakit Potensial pada Ikan Lele Mutiara Karakterisasi Populasi dan Bioreproduksi Ikan Betutu dari Tiga Populasi ; Karakterisasi Bio-fisiologi Induk dan Benih dalam Intensifikasi Teknologi Perbenihan Ikan Gurame Remediasi Media SATKER PELAKSANA FORMAT DATA PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI LOKASI DATA INFORMASI BUKTI DOKUMEN Data dan informasi Karakterisasi Nutrigenomik Pada Ikan Air Tawar dan Identifikasi beberapa jenis Mikroba Proteolitik Sebagai Kandidat Penghasil Enzim Protease BPPBAT PDF Dr. Ir. Mas Tri Djoko Sunarno, MS. Kelti Nutrisi dan Teknologi Pakan Ikan SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) Data dan informasi mengenai domestikasi beberapa jenis ikan air tawar lokal terancam punah (Manggabai & Uceng) meliputi karakterisasi morfologi, identifikasi spesies dan informasi ekobiologi. BPPBAT PDF Dr. Ir. Anang Hari Kristanto, M.Sc Kelti Perbenihan dan Genetika Populasi SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) Data dan informasi mengenai kebutuhan nutrisi untuk induk ikan sepat dan tambakan untuk meningkatkan performa reproduksi induk dan peningkatan produktivitas benih BPPBAT PDF M. Sulhi S.Pi Kelti Nutrisi dan Teknologi Pakan ikan BPPBAT PDF Ir. Taukhid, M.Sc BPPBAT PDF Dr. Ir. Rudhy Gustiano, M.Sc BPPBAT PDF Kelti Perbenihan dan Genetika Populasi Data dan informasi beberapa jenis tanaman dan bahan aktifnya untuk mengendalikan penyakit potensial yang sering menyerang ikan lele Mutiara BPPBAT PDF Dr. Desy Sugiani, S.Pi., M.Si Kelti. Kesehatan Ikan Data dan informasi mengenai karakter beberapa populasi ikan betutu termasuk aspek bioreproduksi serta data mengenai karakter induk ikan gurame dan benihnya untuk mendukung proses intensifikasi perbenihan ikan gurame BPPBAT PDF Drs. Jojo Subagja, M.Si Kelti Perbenihan dan Genetika Populasi 1. Remediasi media air yang mengandung nonilfenol dengan konsentrasi BPPBIH PDF M. Yamin Seksi DESKRIPSI OUTPUT (P<0,05), sedangkan pada pengujian vaksin VP-24 tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah THC (P>0,05). : 2.Peningkatan THC terjadi pada awal pengujian, namun setelah 24 jam jumlah THC mengalami penurunan. Uji paired t-test menunjukkan perbedaan yang signifikan pada jumlah THC antara perlakuan vaksin VP15 dan kontrol hingga 24 jam setelah injeksi (P<0,05), sedangkan pada pengujian vaksin VP-24 tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah THC (P>0,05). Data dan Informasi mengenai pengujian beberapa metode deteksi cepat (rapid detection) untuk penyakit KHV dan motil aeromonad septicaemia (MAS) yang menyerang ikan air tawar Data dan informasi pematangan gonad ikan gabus melalui beberapa pendekatan (hormonal & lingkungan) Data dan informasi mengenai pengujian perangkat untuk deteksi cepat penyakit berpotensi zoonosis yang terdapat pada beberapa spesies air tawar Dr. drh. Angela Mariana Lusiastuti Kelti Kesehatan Ikan Kelti Kesehatan Ikan SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 57 NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT Nonylfenol pada tanaman air anubias dan domestikasi tanaman hias air Buchepalandra 2,5 mg/L menggunakan tanaman eceng gondok membutuhkan waktu 1 hari sedangkan tanpa tanaman membutuhkan waktu 2 hari atau lebih. 2. Pertumbuhan ikan mas koki dengan tiga jenis tanaman hias air yang dipelihara bersama dalam satu sistem yang terintegrasi (akuaponik), menunjukkan hasil yang baik. Hasil uji lanjut menunjukkan pertumbuhan yang terbaik adalah pemeliharaan ikan mas koki dan dengan tanaman melati air (Echinodorus sp.) 3. Tanaman Bucephalandra merupakan jenis tanaman yang memerlukan suhu yang sejuk berkisar antara 28 -32 °C dengan kelembaban relatif berkisar antara 85-99% agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. 1. Sequensing gen COI (DNA barcoding) ikan hias introduksi melalui Macrogen 2. Optimasi suhu dan lama waktu anelling serta ekstensi stage pada amplifikasi gen Cyt b dan RAG 2, amplifikasi gen RAG menunjukkan waktu otimasi aneling adalah 1,5 menit pada suhu 60oC dan ekstensi adalah 2,5 menit pada waktu 72oC, untuk jenis cat fish terdapat singleband sedangkan ikan tigerfish terdapat multiband 3. Telah dilakukan ekstrasi gel elektroforesis untuk amplifikasi band spesifik 4. Ikan Bamble bee (Brachygobius doriae) berhasil memijah di lingkungan terkontrol setelah 3 bulan pemeliharaan SATKER PELAKSANA FORMAT DATA PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI LOKASI DATA INFORMASI Pelayanan Teknis 2 Eksplorasi Sumber daya genetik ikan hias lahan gambut dan ikan introduksi 1 Struktur dan Karakteristik Perikanan Pukat Cincin (Purse Seine) di Samudera Hindia untuk Menunjang Pengelolaan Perikanan Laut Lepas di Wilayah RFMO. LPPT PDF LPPT 2 Karakteristik Eko-Biologi Sumberdaya Ikan Pelagis di Sekitar Rumpon di WPP-573 (Samudera Hindia Selatan Jawa Hingga Nusa Tenggara) LPPT PDF LPPT 3 Karakteristik Biopopulasi Madidihang (Thunnus albacares) di WPP 572 dan 573 untuk Menunjang Pengelolaan Perikanan Laut Lepas di Wilayah RFMO LPPT PDF LPPT 4 Data Enumerasi Perikanan LPPT PDF LPPT 5 Data Saintifik Perikanan LPPT PDF LPPT LPPBRL PDF LPPBRL PDF 1 2 Kajian Budidaya Rumput Laut (Sargassum sp.) dengan metode Kantong di Perairan Teluk Tomini Penentuan Jarak Tanam antar Rumpun pada Metode Vertikultur Data Informasi IPTEK Budidaya Rumput Laut berupa Kajian Budidaya Rumput Laut (Sargassum sp.) dengan Metode Kantong di Perairan Teluk Tomini Data dan informasi jarak tanam optimal antara rumpun bibit pada metode vertikultur rumput laut untuk peningkatan produksi rumput laut. BPPBIH PDF Melta Rini Fahmi Muslimin, Wiwin, Ilham, Tywnnugroho, Dwi Ayu Petrus Rani Pong Masak, Nelly Hidayanti, Seksi Pelayanan Teknis LP2BRL LP2BRL BUKTI DOKUMEN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 58 NO JUDUL KEGIATAN Rumput laut 3 4 Penentuan Pola Musim Tanam rumput laut di Perairan Kabupaten Pangkep Sulawesi selatan Penentuan Pola Musim Tanam rumput laut di Perairan Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara 1 Kajian Karbon Biru Ekosistem Pesisir Pada Kawasan Konservasi dan Rehabilitasi 2 Riset Geodinamika dan Lingkungan Perairan Pesisir dan Laut DESKRIPSI OUTPUT Data Informasi IPTEK Budidaya Rumput Laut berupa Kalender Musim Tanam Rumput Laut di Perairan Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan Data Informasi IPTEK Budidaya Rumput Laut berupa Kalender Musim Tanam Rumput Laut di Perairan Kabupaten Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Provinsi Sulawesi Utara Lokasi Penelitian Kab.Berau, Karimunjawa, Pati dan Indramayu Terdapat perbedaan simpanan karbon pada kawasan konservasi dan rehabilitasi. Simpanan terbanyak terdapat pada sedimen kemudian biomass atas dan terkahir biomass bawah. Kualitas perairan secara umum masih baik untuk menunjang kehidupan vegetasi pesisir, namun demikian di beberapa lokasi perlu mendapat perhatian lebih. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam mekanisme pembangunan bersih (Clean Development Mechanism) untuk mengantisipasi perubahan iklim global; sebagai bahan untuk penyusunan kebijakan pengelolaan wilayah pesisir dan perubahan iklim serta penyelenggaraan konservasi di wilayah pesisir. Kualitas Perairan Karimunjawa masih dalam kondisi yang baik. Pengelolaan sampah di karimunjawa masih belum terpadu, sehingga dikhawatirkan sampah akan mencemari lingkungan dengan cepat.Air tanah sudah mengalami penurunan kualitas, sehingga tidak dapat langsung digunakan sebagai air minum. - Rawa-rawa diduga sebagai penyebab intrusi air laut menjadi semakin parah. - Diperlukan percepatan pembangunan embung dan tempat pembuangan akhir sampah untuk menjaga kualitas lingkungan terutama air tanah. - Diperlukan pembuatan sumur resapan dan septic tank di setiap rumah untuk menjaga kualitas air tanah. - Pada tahun 2016 telah dilakukan pemantauan kinerja dan pengolahan data sensor pengukur kualitas air yang terpasang di 5 pelabuhan perikanan, yaitu Bitung, Kendari, Pare-pare, Lamongan dan Bintan. Hasil pemantauan menunjukkan sensor di Kendari mengalami kendala teknis, yaitu surut yang terlalu rendah, sehingga harus dilakukan pemindahan lokasi yang sesuai syarat teknis. Sensor di Bintan mengalami kendala pencemaran lokal dikarenakan adanya perubahan peruntukan lahan di dekat sensor terpasang sehingga juga dilakukan pemindahan lokasi. Pemindahan lokasi sensor kualitas air yang terpasang di lokasi Kendari dan Bintan telah dilakukan dengan tetap berfokus pada tujuan awal, yaitu pemantauan kesehatan perairan; - Hasil pengolahan data yang telah terekam sejak Desember 2015 menunjukkan variasi yang cukup dinamis pada skala harian, mingguan maupun bulanan. Pada skala bulanan secara umum untuk semua lokasi SATKER PELAKSANA LPPBRL FORMAT DATA PDF PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI Twnnugroho, Handy Burase Petrus Rani PongMasak, Pustika Ratnawati, Aditia farman, Dwi Ayu LOKASI DATA INFORMASI BUKTI DOKUMEN (TERLAMPIR) LP2BRL SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) LPPBRL PDF Muslimin, Wiwin Kusuma Perdana Sari, Dwi Ayu, Aditia Farman LP2BRL SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) P3SDLP DESKRIPSI PDF/WORD/EXCEL/LAINYA Tim Datin dan Laboratorium Data Pesisir Jakarta SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) P3SDLP DESKRIPSI PDF/WORD/EXCEL/LAINYA Tim Datin dan Laboratorium Data Pesisir Jakarta SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 59 NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT SATKER PELAKSANA FORMAT DATA PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI LOKASI DATA INFORMASI BUKTI DOKUMEN menunjukkan parameter pH dan suhu yang naik, dan elevasi permukaan air, oksigen terlarut dan salinitas yang turun. Namun demikian penilaian akhir apakah hal ini disebabkan karena suatu fenomena lingkungan/ iklim ataukah adanya sebab teknis dari sensor terpasang masih perlu pendalaman lebih lanjut. 3 Situs Pembaharuan Titik Situs Kapal Karam Bersejarah di kawasan Perairan Bangka-Belitung 4 Kajian Hidrodinamika Perairan Indonesia dan Dampaknya Terhadap Ekosistem Laut 5 Analisis Sumberdaya Kelautan di WPP 712, 715 dalam Rangka Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan 6 7 Kajian Perubahan Monsun di Perairan Indonesia (MOMSEI) Kajian Karakteristik 65 titik terindikasi keberadaan situs kapal karam bersejarah 7 titik telah diverifikasi dengan penyelaman; 3 sampel artefak pada Situs Berlian –Beltim diidentifikasi dari masa Dinasti Sung ( 960 – 1279 M - Ming ( 1368 – 1424 M); Situs kapal karam di Perairan Bangka Belitung sebagian besar terkubur pada kedalaman 25 – 40 m; Situs-situs berasal dari masa Sriwijaya awal yang semasa dengan masa Dinasti Tang (Cina Kuno awal abad 7) hingga masa Kolonial dan Perang Dunia II; Pelestarian in situ merupakan pilihan utama untuk melestarikan nilai sejarah dan budaya maritim yang tersimpan pada situs, namun ekskavasi merupakan pilihan terakhir jika situs terancam oleh faktor alam dan perusakan dari kegiatan illegal ekskavasi dan treasure hunter. Selama ekspedisi oseanografi, beberapa fenomena penting di sepanjang Selat Makassar hingga ke Lombok dapat terlihat dengan jelas dari hasil CTD-casting, antara lain kedalaman dimana salinitas dan konsentrasi klorofil-a maksimum, transformasi karakteristik massa air pascamelewati Labani Channel, dan karakteristik massa air NPSW dan NPIW di Selat Makassar. Data temperatur dan salinitas terhadap kedalaman dan waktu di subsurface mooring M1 di ujung utara Selat Makassar dan L1 di Selat Lombok dapat menunjukkan dengan jelas keberadaan gelombang internal dan upwelling/downwelling di Selat Makassar dan Lombok. Hasil pengumpulan dan pengolahan data yang dikombinasikan dengan pemodelan numerik oseanografi dirasa sudah mencukupi untuk dapat membuat analisis terkait kondisi hidrodinamika di Selat Makassar dan dampaknya pada ekosistem laut. Recovery subsurface mooring di Labani Channel harus diagendakan di 2017 untuk melengkapi data hidro-oseanografi di Selat Makassar. Telah disusun Laporan Ekspedisi Oseanografi Indonesia Bagian Timur Leg ke-3. Album Prediksi Pasut Tahun 2016, Analisis data VMS, Analisis data radar INDESO, dan analisis pemodelan bio geo fisik Besaran arus di selat Karimata dipengaruhi oleh Laut Tiongkok Selatan yang dipengaruhi oleh angin monsun Kontribusi selat Sunda ke laut Jawa Besaran arus di samudera Hindia selatan Jawa mengikuti perioda musim (intra-seasonal), yang puncaknya terjadi dua kali pada bulan Feb-Mar dan Juli-Agustus Direvisi menjadi kegiatan kajian berbasis pengolahan data dan analisis P3SDLP SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) DESKRIPSI PDF/WORD/EXCEL/LAINYA P3SDLP DESKRIPSI PDF/WORD/EXCEL/LAINYA P3SDLP DESKRIPSI PDF/WORD/EXCEL/LAINYA P3SDLP DESKRIPSI PDF/WORD/EXCEL/LAINYA P3SDLP DESKRIPSI Tim Datin dan Laboratorium Data Pesisir Jakarta Tim Datin dan Laboratorium Data Pesisir Tim Datin dan Laboratorium Data Pesisir Tim Datin dan Jakarta Jakarta SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 60 NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT Sumber Daya Dasar Laut Dalam di Perairan Barat Sumatera (WPP NRI 572) 8 1 sampel hasil BENTHIC Cruise 2014 yang belum semua berhasil diselesaikan; Luarannya adalah analisis terhadap contoh inti sedimen dasar laut dalam dan air laut Perairan Barat Sumatera terkait fenomena perubahan iklim (paleoklimat); data dan informasi untuk karakteristik sumberdaya dasar laut dalam sebagai basis data Peta WPP NRI 572; Sampel inti sedimen dapat menjadi proxy bagi pengungkapan fenomena iklim kelautan dan perubahan lingkungan global menuju pendekatan paleklimat. Namun, dukungan kontinuitas kegiatan dari berbagai instansi yang terlibat di dalamnya (P3SDLP-KKP, P3GL-KESDM, dan P2G-LIPI) sangat diharapkan, mengingat masih banyak sampel inti sedimen yang belum dianalisis lebih lanjut. Dinamika Kualitas Perairan di Pelabuhan Perikanan Indonesia SATKER PELAKSANA Validasi Daerah Potensial Penangkapan Ikan 2 Operasional Oseanografi untuk Prediksi Dinamika Laut 3 Validasi Aplikasi INDESO 4 INDESO Joint Expedition Program 5 Kajian Dinamika Laut untuk Mendukung Pemetaan Potensi Sumberdaya Kelautan 6 Analisis Sebaran Kapal Ikan di Zona Penangkapan Ikan 7 Adaptasi Ekosistem Pesisir Terhadap Perubahan Lingkungan 8 Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan di Wilayah Pesisir FORMAT DATA PDF/WORD/EXCEL/LAINYA PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI Laboratorium Data Pesisir P3SDLP LOKASI DATA INFORMASI LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) P3SDLP Data dan informasi mengenai keakuratan data PPDPI dengan menggunakan metode experimental fishing di WPP NRI 714 BPOL PDF Wingking Era Rintaka Siwi BPOL Data dan informasi hasil analisis prediksi variabel fisik, kimia dan dinamika populasi di laut BPOL PDF Bayu Priyono BPOL BPOL PDF Dendy Mahabror BPOL BPOL PDF Indra Hermawan BPOL BPOL PDF Teguh Agustiadi BPOL BPOL PDF Komang Iwan Suniada BPOL BPOL PDF Nuryani Widagti BPOL BPOL PDF Eko Susilo BPOL Data dan informasi tingkat validasi citra SAR untuk deteksi kapal dan pola sebaran tumpahan minyak; tingkat korelasi secara otomatisasi data echo SAR dengan data transmitter VMS dan AIS dalam identifikasi kapal legal dan illegal; analisis penelusuran polluter tumpahan minyak yang terdeteksi melalui citra SAR dan data transmitter AIS. Data dan informasi kondisi fisik, biokimia dan distribusi potensi perikanan hasil prediksi dalam bentuk operasional oseanografi yang telah terverifikasi; data dan informasi citra radar terhadap deteksi benda laut (kapal, rumpon dan off shore) Data dan informasi kondisi oseanografi perairan dan eskosistem pesisir, serta pemetaan sumber daya kelautan di Pulau Lirang Kab. Maluku Barat Daya Data dan informasi mengenai sebaran daerah potensi penangkapan ikan di WPP NRI-711 dengan pendekatan teknologi penginderaan jauh menggunkaan data tahun 2012-2014; Validasi daerah potensi penangkapan ikan dengan menggunakan informasi sebaran kapal yang dihasilkan oleh deteksi satelit radar dan validasi ukuran kapal dengan menggunakan alat GPS tracker; Deteksi kapal ilegal dengan menggunakan informasi dari VMS ataupun AIS serta penghitungan kerugian ekomoni akibat dari adanya kapal ilegal Data dan informasi kemampuan mangrove dalam beradaptasi terhadap kenaikan muka laut di Kabupaten Dumai,Riau; Data dan informasi terkait dengan pengaruh logam berat terhadap pertumbuhan karang di Taman Nasional Bunaken dan Taman Nasional Taka Bonerate Data dan informasi suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a BUKTI DOKUMEN SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 61 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 1 JUDUL KEGIATAN Kajian Fenomena Bono dan Pemanfaatan Pasir Bono Terhadap Potensi Abrasi di Kampar, Riau Kajian Kerentanan Pesisir di Pantai Timur Pangandaran Analisis Karakteristik Hidro-Oseanografi dan Dinamika Pesisir di Kecamatan Sayung, Demak Kajian Dinamika Pesisir di Pantai Utara Jawa untuk Mitigasi Bencana Abrasi di Kec.Brebes Identifikasi Potensi Sumber Daya Pesisir dan Kerentanannya di Pulau Pagai Utara Sumatra Barat Kajian Keluaran Air Tanah Lepas Pantai dan Pengaruhnya Terhadap Kondisi Ekosistem Pesisir di Lombok Utara dan Sekitarnya Kajian Sumber Daya Ekologi Maritim Sebagai Potensi Kawasan Konservasi Maritim Perairan Ambon Kajian Dampak Reklamasi Teluk Benoa Terhadap Ekosistem Laut dan Pesisir Data dan Informasi Meteorologi Laut DESKRIPSI OUTPUT Data dan informasi Fenomena Bono dan Pemanfaatan Pasir Bono Terhadap Potensi Abrasi di Kampar, Riau, yang meliputi Perubahan morfologi dasar perairan sungai kampar, wilayah yang terabrasi dan terakresi, Alur Sungai Kampar terus mengalami perubahan, Laporan akhir penelitian dan KTI Data dan informasi Kerentanan Pesisir di Pantai Timur Pangandaran yang meliputi data kerentanan pantai timur pangandaran, data sumberdaya air tawar, laporan akhir penelitian dan KTI Data dan informasi Karakteristik Hidro-Oseanografi dan Dinamika Pesisir di Kecamatan Sayung, Demak yang meliputi pemetaan kerentanan daerah pesisir Kec.Sayung, Demak, Data dan informasi sebagai bahan mitigasi pesisir Kec.Sayung, Demak, laporan akhir penelitian dan KTI Data dan informasi Dinamika Pesisir di Pantai Utara Jawa untuk Mitigasi Bencana Abrasi di Kec.Brebes yang meliputi Data dan informasi wilayah pantai yang mengalami abrasi dan akresi, Data dan informasi parameter hidro-oseanografi, Data dan informasi kesesuaian kawasan untuk pengembangan sabuk hijau dalam upaya mitigasi bencana abrasi di pesisir kecamatan Brebes, laporan akhir penelitian dan KTI Data dan informasi otensi Sumber Daya Pesisir dan Kerentanannya di Pulau Pagai Utara Sumatra Barat yakni data mengenai potensi Sumberdaya, data mengenai kerentanan pesisir, laporan akhir kegiatan dan KTI Data dan informasi Keluaran Air Tanah Lepas Pantai dan Pengaruhnya Terhadap Kondisi Ekosistem Pesisir di Lombok Utara dan Sekitarnya yang meliputi, Karakteristik fisik KALP, Fluks Komponen Darat ke Laut yang berasal dari KALP, Kondisi Ekosistem Pesisir, laporan akhir penelitian dan KTI Data dan informasi Sumber Daya Ekologi Maritim Sebagai Potensi Kawasan Konservasi Maritim Perairan Ambon mengenai sumberdaya arkeologi maritim situs kapal kargo SS Duke of Sparta sebagai potensi kawasan konservasi maritim (KKM) di Perairan Ambon, laporan akhir penelitia dan KTI Data dan informasi Dampak Reklamasi Teluk Benoa Terhadap Ekosistem Laut dan Pesisir yang meliputi Data potensi sumber daya (ekosistem) laut dan pesisir, serta karakteristik fisik di sekitar Teluk Benoa, Data dan informasi bahan mitigasi, laporan akhir penelitian dan KTI Sistem Informasi Kelautan (SIK) merupakan perangkat Meterorologi AWS yang mengukur 5 (lima) parameter lingkungan yaitu Suhu Udara, Tekanan Udara, Arah Angin, Kecepatan Angin dan Curah Hujan. Hasil kalibrasi peralatan AWS hanya menghasilkan 4 (empat) parameter yang layak untuk digunakan yaitu Suhu Udara, Tekanan Udara, Arah dan Kecepatan Angin SATKER PELAKSANA FORMAT DATA PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI LOKASI DATA INFORMASI BUKTI DOKUMEN LPSDKP PDF Bagian Monev LPSDKP LPSDKP LPSDKP PDF Bagian Monev LPSDKP SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) LPSDKP LPSDKP PDF Bagian Monev LPSDKP LPSDKP LPSDKP PDF Bagian Monev LPSDKP LPSDKP LPSDKP PDF Bagian Monev LPSDKP LPSDKP LPSDKP PDF Bagian Monev LPSDKP LPSDKP LPSDKP PDF Bagian Monev LPSDKP LPSDKP LPSDKP PDF Bagian Monev LPSDKP LPSDKP PDF Leader : Sunarwan Asuhadi Anggota : Efi Noverya M., Moamer Barata, Zainudin Bahrul, Eka Fauziah, Sarbia, Muh. Alfiansyah SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) LPTK SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) LPTK SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 62 NO JUDUL KEGIATAN 2 Data dan Informasi Hasil Pemantauan MPA 1 Potensi Sumber Pangan Fungsional dari Moluska Hasil Perikanan 2 Pengkajian Kebijakan Nilai Tambah Hasil Laut 3 Karakterisasi Bakteriological Grade Agar dari Beberapa Jenis Rumput Laut Merah di Indonesia 4 Karakterisasi sifat fungsional ikan di perairan umum Kabupaten Merauke BUKTI DOKUMEN LPTK SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) DESKRIPSI PDF STAF BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI SCAN LAPORAN OUTPUT (TERLAMPIR) DESKRIPSI PDF STAF BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI SCAN LAPORAN OUTPUT (TERLAMPIR) DESKRIPSI PDF STAF BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI SCAN LAPORAN OUTPUT (TERLAMPIR) DESKRIPSI PDF STAF BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI SCAN LAPORAN OUTPUT (TERLAMPIR) SATKER PELAKSANA FORMAT DATA Kegiatan monitoring Marine Protected Area (MPA) dilakukan di kategori II menurut IUCN, yakni National Park (Taman Nasional), khususnya di Pulau Wangi-Wangi, Kaledupa dan Tomia untuk menghasilkan data dan informasi tutupan karang, lamun, dan mangrove dan dibandingkan dengan foto citra satelit landsat 8. LPTK PDF Data dan informasi mengenai karakteristik (kandungan proksimat, asam amino, asam lemak) serta aktivitas antioksidan dari kerang darah (Anadara granosa), kerang hijau (Perna viridis), kerang lokan (Geloina erosa), cumi-cumi (Loligo sp.) dan sotong (Sepia sp.) yang berasal dari Pelabuhan Ratu (Jawa Barat), Muara Baru (DKI Jakarta), Rembang (Jawa Tengah) dan Belitung (Bangka Belitung). Data dan informasi mengenai keragaman kualitas dan nilai hasil tangkapan ikan terkait dengan perubahan volume produksi, yang dalam penelitian ini didekati dengan fluktuasi produksi musim dan lokasi. Data dan informasi tersebut disediakan untuk mendukung perumusan strategi pengelolaan nilai tangkapan ikan. Hasil penelitian menunjukkan adanya keragaman mutu dan jumlah tangkapan ikan akibat musim dan proses penanganan di kapal sehingga perlunya intervensi pengambil kebijakan untuk memperkuat kinerja dari tindakan-tindakan adaptif dari pelaku pasar tersebut di atas, terutama fasilitasi distribusi/ logistik, peningkatan keterampilan dan peningkatan kondisi sarana-prasarana untuk mendukung sistem rantai dingin. Data dan informasi mengenai karakteristik bakto agar dari rumput laut merah Indonesia sebagai berikut: 1 Bakto agar dari Gracilaria sp. dari 3 lokasi berbeda (Brebes, Karawang, dan Palopo) telah memenuhi standard SNI untuk agar dan standar bakto agar komersial pada parameter kadar air dan abu tak larut asam. Bakto agar ini memiliki gugus fungsi yang identik dengan gugus fungsi yang dimiliki oleh agar serta kadar sulfat bakto agar yang dihasilkan relatif rendah sehingga mampu untuk menghasilkan bakto agar dengan kekuatan gel yang tinggi. Kemampuan bakto agar untuk menumbuhkan bakteri, lebih baik dibandingkan dengan bakto agar komersial. 2 Bakto agar dari Gelidium sp. telah memenuhi standar bakto agar komersial untuk parameter kadar air dan kadar abu tak larut asam, memiliki gugus fungsi yang identik dengan gugus fungsi yang dimiliki oleh agar, kekuatan gel bakto agar telah memenuhi persyaratan standar bakto agar komersial (Supreme marine chemical) untuk grade premium serta mampu menumbuhkan bakteri yang lebih baik dibandingkan dengan bakto agar komersial. Data dan informasi yang diperoleh yaitu: 1 Karakterisasi sifat fungsional dan sifat fisiko-kimia ikan perairan umum di Kab. Merauke. 2 Pengolahan konsentrat protein ikan (KPI) gabus sebagai sumber pangan tinggi protein. P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI Leader : Sunarwan Asuhadi Anggota : Efi Noverya M., Moamer Barata, Zainudin Bahrul, Eka Fauziah, Sarbia, Muh. Alfiansyah LOKASI DATA INFORMASI DESKRIPSI OUTPUT Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 63 NO JUDUL KEGIATAN 5 Penelitian Peningkatan Kualitas Garam secara Biologi 6 Penelitian Teknologi Produksi Pangan Fungsional dari Spirulina dan stabilitasnya 7 Eksploitasi Potensi Genetika Mikrobioma Biota Laut sebagai Penghasil Bahan Aktif 8 Penelitian Biopotensi Terumbu Karang CTI 9 Isolasi Pigmen Fikoeritrin DESKRIPSI OUTPUT Data dan informasi berupa pilot project teknologi biologi dalam meningkatkan kualitas garam rakyat. Penelitian yang telah dilakukan di tambak garam rakyat Kabupaten Tuban dan Sampang (Jawa Timur), bahwa mutu dan kualitas garam di ladang dipengaruhi oleh keberadaan mikroba Halobacterium salinarum di tambak meja garam. Kuantitas dari mikroba ini dipengaruhi oleh keberadaan Dunaliella salina. Penelitian ini merekomendasikan bahwa untuk meningkatkan tingkat kemurnian garam dari tambak rakyat, perlu dilakukan pengolahan air masuk ke tambak garam, agar secara alamiah dan berkelanjutan menjaga kondisi komunitas biologis tambak garam yang seimbang, dengan jumlah D. salina dan H. salinarum yang optimal untuk pembentukan kristal garam. Teknik pengolahan air input ke tambak garam pada skala pilot project telah dilakukan, dengan memanfaatkan cyanobacteria kompetitor D. salina dan juga penambahan red archaea H. salinarum. Peningkatan kemurnian garam NaCl dapat dicapai hingga 8% melalui teknik bioteknologi ini. Data dan informasi mengenai kandungan senyawa aktif ekstrak dan tepung Spirulina sebagai sumber antioksidan, klorofil, karotenoid, dan fikosianin. Stabilitas antioksidan menurun seiring meningkatnya suhu. Minuman Spirulina yang dikombinasikan dengan buah-buahan mengandung antioksidan cukup tinggi. Penambahan Spirulina sebesar 0,5% dapat meningkatkan kandungan protein minuman Spirulina berkisar 0,86-1,5%. Kadar protein otak-otak terfortifikasi tepung Spirulina 2% meningkat lebih tinggi 1%. Jumlah bakteri produk otakotak terfortifikasi ekstrak Spirulina jauh lebih rendah dari batas maksimum yang ditetapkan oleh SNI 7388:2009 (sebesar 5 x 105 koloni/g). Otak-otak ikan terfortifikasi tepung Spirulina, Pitaya Smoothie Spirulina dan Banana Smoothie Spirulina diterima panelis dari segi kenampakan, bau, tekstur, rasa. Data dan informasi mengenai potensi genetika mikrobioma pada spons laut di kawasan Coral Triangle Initiative (CTI). Melalui pendekatan metagenomika, berhasil diidentifikasi bakteri potensial Entotheonella pada mikrobioma dari spons laut asal Pulau Kapoposang. Identifikasi bakteri ini sangat penting karena penelitian sebelumnya membuktikan bahwa Entotheonella sebagai penghasil sejumlah bahan aktif yang memiliki aktifitas farmakologi dari golongan poliketida dan peptida. Data dan informasi mengenai hasil pengamatan bioekologi dan biopotensi terumbu karang (pola hidrologis, terumbu karang, dan biopotensi perairan) di KKPD 1 Kabupaten Buton Selatan sebagai studi dasar dalam pembentukan sistem zonasi konservasi berupa: 1 Pola hidrologis yang meliputi variabel air yang berupa salinitas, nutrien, pH, dan suhu 2 Terumbu karang yang meliputi tutupan dan pergeseran komunitas akibat lingkungan 3 "Biopotensi keragaman dan bioaktiitas sitotoksik dari biota invetebrata laut spons, karang lunak, dan asicidian. Penelitian ini merekomendasikan tiga area konservasi inti di KKPD 1 Kabupaten Buton Selatan, yaitu: • Daerah Perlindungan Laut Perairan Pulau Liwutonkidi • Daerah Perlindungan Laut Perairan Barat Daya Pulau Kadatua • Daerah Perlindungan Laut Perairan Barat Laut Pulau Siompu Data dan Informasi mengenai teknologi isolasi pigmen fikoeritrin dari FORMAT DATA PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI LOKASI DATA INFORMASI BUKTI DOKUMEN DESKRIPSI PDF STAF BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI SCAN LAPORAN OUTPUT (TERLAMPIR) DESKRIPSI PDF STAF BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI SCAN LAPORAN OUTPUT (TERLAMPIR) DESKRIPSI PDF STAF BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI SCAN LAPORAN OUTPUT (TERLAMPIR) P3DSPBKP DESKRIPSI PDF STAF BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI SCAN LAPORAN OUTPUT (TERLAMPIR) P3DSPBKP DESKRIPSI PDF STAF BIDANG BIDANG SCAN SATKER PELAKSANA P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 64 NO JUDUL KEGIATAN dari Mikroalga Rhodomonas sp. 10 Bioekologi Lingkungan dan Biopotensi Invertebrata Laut 11 Penelitian Ekstraksi Phytosterol dari Mikroalga 12 Profil Risiko Mikotoksin Pada Produk Olahan Perikanan 13 Kajian Kandungan Formaldehid Pada Produk Olahan Ikan 1 Panel Kelautan dan Perikanan Nasional (PANELKANAS) DESKRIPSI OUTPUT SATKER PELAKSANA FORMAT DATA mikroalga Rhodomonas sp mengunakan 5 metode yaitu: 1). Kultivasi mikroalga; 2). Ekstraksi fikoeritrin; 3). Pemurnian fikoeritrin; 4). Uji antioksidan fikoeritrin; dan 5). Uji stabilitas optik fikoeritrin. Data dan informasi peta karakteristik ekologis dari pola lingkungan dan pengaruhnya terhadap biopotensi biota invetebrata, sebagai studi dasar untuk penetapan zonasi di Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) KKPD Kota Batam. Penelitian ini merekomendasikan disain zonasi wilayah Takong, Pangelep, dan Kalo sebagai zona konservasi ikan dan terumbu karang. Zona tersebut diharapkan menjadi titik-titik habitat sumberdaya perikanan dan biopotensi invetebrata di KKPD Kota Batam. Data dan informasi mengenai profil phytosterol dari mikroalga Nannochloropsis dan Spirulina serta mempelajari teknik ekstraksinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi phytosterol dari mikroalga lebih efektif dilakukan dengan metode langsung sedangkan hasil uji in vivo menunjukkan berpotensi untuk dikembangkan sebagai pangan fungsional penurun kolesterol dengan dosis efektif 300 mg/kg bb. Data dan informasi mengenai kontaminasi dan jenis mikotoksin pada ikan asin yang dapat digunakan sebagai acuan keamanan pada ikan asin dapat digunakan sebagai acuan keamanan produk hasil perikanan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan kepada pengolah agar lebih memperhatikan sanitasi dan hygiene dalam memproduksi olahan ikan, agar tidak ditumbuhi kapang. Data dan informasi mengenai kandungan formaldehid pada produk olahan ikan selama proses produksi secara tertelusur. Pada bahan baku ikan bloso selama tahap pengolahan cenderung mengalami kenaikan kandungan formaldehid, mulai dari ikan segar tangkapan nelayan sampai dengan proses preparasi dan pencucian. Namun pada sebagian bakso produk akhir olahannya, kandungan formaldehidnya tidak terdeteksi. Penyebab penurunan mutu ikan secara signifikan selama proses penanganan adalah karena tidak diterapkannya sistem rantai dingin dengan baik. Sesuai hasil penelitian penelusuran mutu ikan, maka perlu adanya pengawasan mutu dan penyuluhan kepada pengumpul ikan dan pengolah ikan untuk menggunakan atau menerapkan sistem rantai dingin dengan baik dan benar serta konsisten pada proses penanganan dan pengolahan ikan. Karakteristik Sumberdaya Manusia dan Pendapatan Rumah Tangga Nelayan (Sibolga, Batam, Cilacap, Pangkep, Bitung, Maluku Tengah dan Sorong) P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP PPSEKP PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI DESKRIPSI PDF STAF BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI DESKRIPSI PDF STAF BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI LOKASI DATA INFORMASI DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI BUKTI DOKUMEN LAPORAN OUTPUT (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN OUTPUT (TERLAMPIR) BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI SCAN LAPORAN OUTPUT (TERLAMPIR) BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI DESKRIPSI PDF STAF BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI DESKRIPSI PDF STAF BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI BIDANG DATA, INFORMASI, MONITORING, DAN EVALUASI SCAN LAPORAN OUTPUT (TERLAMPIR) DESKRIPSI PDF Dr. Ir. Tukul Rameyo Adi, M.T, Andrian Ramadhan, M.T, Tenny Apriliani, M.Si, Subhechanis Saptanto, M.SE, Hakim Miftakhul Huda, M.Si, Christina Yuliaty, S.Sos, Dr. Umi Muawanah,Riesti DATIN/PJ PANELKANAS SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN OUTPUT (TERLAMPIR) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 65 NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT SATKER PELAKSANA FORMAT DATA 2 Panel Kelautan dan Perikanan Nasional (PANELKANAS) Karakteristik Usaha Penangkapan Ikan (Sibolga, Batam, Cilacap, Pangkep, Bitung, Maluku Tengah dan Sorong) PPSEKP DESKRIPSI PDF 3 Panel Kelautan dan Perikanan Nasional (PANELKANAS) Karakteristik Konsumsi dan Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan (Sibolga, Batam,Indramayu, Cilacap, Pangkep, Bitung, Maluku Tengah dan Sorong) PPSEKP DESKRIPSI PDF 4 Panel Kelautan dan Perikanan Nasional (PANELKANAS) Modal Sosial Masyarakat Nelayan (Sibolga, Batam, Cilacap, Indramayu, Pangkep, Bitung, Maluku Tengah Dan Sorong) PPSEKP DESKRIPSI PDF PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI Triyanti, S.Si, Mira, M.T, M.Sc, Hikmah, M.Si, Lindawati, S.Pi, Siti Nurhayati, S.Sos Dr. Ir. Tukul Rameyo Adi, M.T, Andrian Ramadhan, M.T, Tenny Apriliani, M.Si, Subhechanis Saptanto, M.SE, Hakim Miftakhul Huda, M.Si, Christina Yuliaty, S.Sos, Dr. Umi Muawanah,Riesti Triyanti, S.Si, Mira, M.T, M.Sc, Hikmah, M.Si, Lindawati, S.Pi, Siti Nurhayati, S.Sos Dr. Ir. Tukul Rameyo Adi, M.T, Andrian Ramadhan, M.T, Tenny Apriliani, M.Si, Subhechanis Saptanto, M.SE, Hakim Miftakhul Huda, M.Si, Christina Yuliaty, S.Sos, Dr. Umi Muawanah,Riesti Triyanti, S.Si, Mira, M.T, M.Sc, Hikmah, M.Si, Lindawati, S.Pi, Siti Nurhayati, S.Sos Dr. Ir. Tukul Rameyo Adi, M.T, Andrian Ramadhan, M.T, Tenny Apriliani, M.Si, Subhechanis Saptanto, M.SE, Hakim Miftakhul Huda, M.Si, Christina Yuliaty, LOKASI DATA INFORMASI BUKTI DOKUMEN DATIN/PJ PANELKANAS SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) DATIN/PJ PANELKANAS SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) DATIN/PJ PANELKANAS SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 66 NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT SATKER PELAKSANA FORMAT DATA 5 Baseline Survey dan Mapping Sosial Ekonomi Untuk Mendukung Pembangunan Sentra Kelautan Perikanan Terpadu Profile Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 572 (Kota Sabang dan Bengkulu Utara (Enggano)) PPSEKP DESKRIPSI PDF 6 Baseline Survey dan Mapping Sosial Ekonomi Untuk Mendukung Pembangunan Sentra Kelautan Perikanan Terpadu Profile Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 711 Wilayah Sumatera (Kabupaten Inhil dan Anambas) PPSEKP DESKRIPSI PDF 7 Baseline Survey dan Mapping Sosial Ekonomi Untuk Mendukung Pembangunan Sentra Kelautan Perikanan Terpadu Profile Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 711 Wilayah Kalimantan (Kabupaten Kayong Utara) PPSEKP DESKRIPSI PDF PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI S.Sos, Dr. Umi Muawanah,Riesti Triyanti, S.Si, Mira, M.T, M.Sc, Hikmah, M.Si, Lindawati, S.Pi, Siti Nurhayati, S.Sos Tukul Rameyo Adi, Rizky Muhartono, Armen Zulham, Nendah Kurniasari, Risna Yusuf, Mei Dwi Erlin,Retno Widihastuti, Muhadjir, Sapto Adi P, Nensyana Safitri, Muhibbudin, Irwan Mulyawan, Lathifatul Rosyidah dan Siti Nurhayati Tukul Rameyo Adi, Rizky Muhartono, Armen Zulham, Nendah Kurniasari, Risna Yusuf, Mei Dwi Erlin,Retno Widihastuti, Muhadjir, Sapto Adi P, Nensyana Safitri, Muhibbudin, Irwan Mulyawan, Lathifatul Rosyidah dan Siti Nurhayati Tukul Rameyo Adi, Rizky Muhartono, Armen Zulham, Nendah Kurniasari, Risna Yusuf, Mei Dwi Erlin,Retno Widihastuti, Muhadjir, Sapto LOKASI DATA INFORMASI BUKTI DOKUMEN DATIN/PJ BASELINE SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) DATIN/PJ BASELINE SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) DATIN/PJ BASELINE SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 67 NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT SATKER PELAKSANA FORMAT DATA 8 Baseline Survey dan Mapping Sosial Ekonomi Untuk Mendukung Pembangunan Sentra Kelautan Perikanan Terpadu Profile Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 573 (Sumba Timur dan Lembata) PPSEKP DESKRIPSI PDF 9 Baseline Survey dan Mapping Sosial Ekonomi Untuk Mendukung Pembangunan Sentra Kelautan Perikanan Terpadu Profile Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 724 (Buton Selatan) PPSEKP DESKRIPSI PDF 10 Baseline Survey dan Mapping Sosial Ekonomi Untuk Mendukung Pembangunan Sentra Kelautan Perikanan Terpadu Profile Sosial Ekonomi Perikanan di WPP 718 (Kepulauan Aru) PPSEKP DESKRIPSI PDF PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI Adi P, Nensyana Safitri, Muhibbudin, Irwan Mulyawan, Lathifatul Rosyidah dan Siti Nurhayati Tukul Rameyo Adi, Rizky Muhartono, Armen Zulham, Nendah Kurniasari, Risna Yusuf, Mei Dwi Erlin,Retno Widihastuti, Muhadjir, Sapto Adi P, Nensyana Safitri, Muhibbudin, Irwan Mulyawan, Lathifatul Rosyidah dan Siti Nurhayati Tukul Rameyo Adi, Rizky Muhartono, Armen Zulham, Nendah Kurniasari, Risna Yusuf, Mei Dwi Erlin,Retno Widihastuti, Muhadjir, Sapto Adi P, Nensyana Safitri, Muhibbudin, Irwan Mulyawan, Lathifatul Rosyidah dan Siti Nurhayati Tukul Rameyo Adi, Rizky Muhartono, Armen Zulham, Nendah Kurniasari, Risna Yusuf, Mei Dwi Erlin,Retno Widihastuti, Muhadjir, Sapto Adi P, Nensyana LOKASI DATA INFORMASI BUKTI DOKUMEN DATIN/PJ BASELINE SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) DATIN/PJ BASELINE SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) DATIN/PJ BASELINE SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 68 NO JUDUL KEGIATAN g) SATKER NAMA PENULIS PERTAMA R.R.Sri Pudji Sinarni Dewi P4 Lies Emmawati Hadie P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 SATKER PELAKSANA FORMAT DATA IK 7 : Jumlah karya tulis ilmiah yang diterbitkan P4 P4 DESKRIPSI OUTPUT Estu Nugroho Wartono Hadie kusdiarti Joni Haryadi Agus Cahyadi Estu Nugroho Irsyaphiani Rasidi Bambang Priono Sri Turni Hartati Agustinus Anung Widodo PENULIS LAINNYA PERSONIL PENGELOLA DATA DAN INFORMASI Safitri, Muhibbudin, Irwan Mulyawan, Lathifatul Rosyidah dan Siti Nurhayati LOKASI DATA INFORMASI Target JUDUL KTI Pertumbuhan ikan lele afrika (clarias gariepinus) generasi ketiga hasil seleksi individu pada pembesaran skala komersial Faktor utama produksi budidaya KJA ikan hias mas di Waduk Ir.H.Djuanda-Jatiluhur dan Cirata-Jawa Barat Strategi pemanfaatan dan potensi budidaya rumput laut alam Implementasi dan Evaluasi dampak rilis varietas ikan terhadap peningkatan produksi perikanan Budidaya udang windu ekstensif plus di tambak rakyat pada kegiatan penerapan teknologi adaptif lokal (PTAL) di kabupaten Barru, Sulawesi Selatan Analisis indeks kualitas perairan berdasarkan parameter nutrien di perairan ujung genteng, jawa barat labuhanbua, nusa tenggara barat Aplikasi teknologi eco-electric field (EEF) untuk media pendederan budidaya udang Nilai heritabilitas dan genetic gain pada karakter bobot ikan nila hasil pemuliaan di Jogjakarta Pengujian pakan mandiri berbasis bahan baku lokal dan pakan komersial pada ikan nila, Oreochromis niloticus Evaluasi Kebijakan pengembangan pakan mandiri Aplikasi probiotik dan Vaksin pada budidaya lele mutiara yang dipelihara dalam kolam bulat terpal di kabupaten Sleman, DIY Small pelagic fishery status in makassar strait based in the northern java Current status of the pole-and-line fishery in eastern part of indonesia Realisasi % BUKTI DOKUMEN : : : 504 504 100,00 JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016, Agustus 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016, Agustus 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016, Agustus 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016, Agustus 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016, Agustus 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016, Agustus 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016, Agustus 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016, Agustus 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016, Agustus 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016, Agustus 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016, Agustus 2016 Indonesian Fisheries Research Journal Vo. 22 No.1 June 2016 Indonesian Fisheries Research Journal Vo. 22 No.1 June Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 69 SATKER NAMA PENULIS PERTAMA P4 Andhika Prima Prasetyo P4 Dharmadi P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 Andhika Prima Prasetyo Agus Setiyawan Reny Puspasari Sandi Wibowo Mohamad Adha Akbar Suryanto Sri Turni Hartati Andria Ansri Utama I Nyoman Radiarta Hessy Novita, Estu Nugroho P4 Estu Nugroho P4 Sri Turni Hartati P4 Rudy Masuswo P4 Chairulwan umar P4 P4 P4 P4 P4 Dian Oktaviani I nyoman radiarta Eko Prianto Lies Emmawati Hadie Erlania PENULIS LAINNYA JUDUL KTI Inter-Specific Competition and Fishing Effect to Population Dynamic of Bali Sardine (Sardinella Lemuru) The Distribution and Abundance of Decapod and Fish Communities in Cleveland Bay,Australia CatchComposition and Some BiologicalAspects of Sharks inWestern SumateraWaters of Indonesia Faktor-faktor penting yang mempengaruhi CPUE (Catch Per Unit Effort) perikanan Huhate Berbasis di Bitung Analisis kerentanan jenis ikan pelagis kecil di perairan selat bali dan selat makasar terhadap dinamika suhu permukaan laut Karakteistik upaya dan daerah penangkapan pukat cincin pelagis besar yang berpangkalan di PPS Bitung Analisis Perikanan Huhate di Perairan Larantuka, Flores Sebaran Kelompok Umur dan Rasio Potensi Pemijahan Banggai Cardinal (Pterapogon kaudermi, Kouman, 1933) di Perairan Kepulauan Banggai Sulawesi Tengah Dinamika Spasial Ikan Mesopelagis di samudera Hindia Performa komoditas budidaya laut pada sistem integrated multi-trophic aquaculture (IMTA) di teluk gerupuk, lombok tengah, nusa tenggara barat Uji in vitro bakteri anti quorum sensing pendegradasi acyl homoserine lactone Aeromonas hydrophila Estimasi Nilai Heritabilitas Bobot Ikan mas Varietas Punten dalam Program Seleksi Individu Evaluasi keragaman genetik ikan kalui (Osphronemus goramy) dari Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat berdasarkan marka Random Amplified Polymorphism DNA (RAPD) Kesehatan terumbu karang dan struktur komunitas ikan di oerairan pantai pangandaran, jawa barat Karakteristik biologi ikan tongkol komo (Euthynnus affinis) yang tertangkap jaring insang hanyut di laut jawa Penguatan kearifan lokal sebagai landasan pengelolaan perikanan perairan umum daratan di sumatera Strategi pengembangan perikanan tangkap berbasis budidaya waduk :studi kasus introduksi ikan bandeng (chanos chanos) di waduk sempor, kabupaten kebumen, jawa tengah Analisis pengembangan budidaya rumput laut di pulau sebatik kabupaten nunukan, kalimantan utara Pengelolaan sumberdaya ikan komplek danau maili provinsi sulawesi selatan Strategi pengembangan Techno Park Perikanan Budidaya Status Pengelolaan Sumberdaya Benih Lobster untuk Mendukung Perikanan Budidaya: Studi Kasus Perairan Pulau Lombok JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) 2016 Indonesian Fisheries Research Journal Vo. 22 No.2 Desember 2016 Indonesian Fisheries Research Journal Vo. 22 No.2 Desember 2016 Indonesian Fisheries Research Journal Vo. 22 No.2 Desember 2016 Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Volume 22 Nomor 1, 1 Maret 2016 Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Volume 22 Nomor 1, 1 Maret 2016 Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Volume 22 Nomor 1, 1 Maret 2016 Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Volume 22 Nomor 2 Juni 2016 Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Volume 22 Nomor 3 September 2016 Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Volume 22 Nomor 4, 2016 JRA Volume 11 Nomor 1, Maret 2016 JRA Volume 11 Nomor 2, Juni 2016 JRA Volume 11 Nomor 2, Juni 2016 JRA Volume 11 Nomor 4, Desember 2016 BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Volume 8 Nomor 1 (APRIL 2016) BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Volume 8 Nomor 1 (APRIL 2016) Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Volume 8 Nomor 1, Mei 2016 Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Volume 8 Nomor 1, Mei 2016 Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Volume 8 Nomor 1, Mei 2016 Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Volume 8 Nomor 1, Mei 2016 Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Volume 8 Nomor 1, Mei 2016 Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Volume 8 Nomor 2, November 2016 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 70 SATKER NAMA PENULIS PERTAMA PENULIS LAINNYA P4 Eko Prianto P4 Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi P4 Isti Koesharyani P4 Shofihar Sinansari P4 P4 BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL Suryanto Surveilan White Spot Syndrome Virus (WSSV) Pada Budidaya Udang Windu Di Kabupaten Brebes Gusti Ngurah Permana Sari Budi Moria, haryanti haryanti Bejo Slamet Titiek Aslianti Zafran Ahmad Muzaki Ketut Maha Setiawati Nyoman Adiasmara Giri Sari Budi Moria Sembiring Fitriyah Husnul Khotimah Vincensius S.P. Oetama a,b Ahmad Muzaki Anak Agung Alit Bambang Susanto Bejo Slamet Daniar K Status Pemanfaatan dan Upaya Pelestarian Ikan Endemik Air Tawar di Pulau Sumatera Kebijakan Peningkatan Efisiensi Energi Usaha Penangkapan Tuna Cakalang Tongkol (TCT) di Indonesia Timur Produktivitas dan profitabilitas budidaya ikan lele (Clarias gariepinus) hasil seleksi dan nonseleksi pada pemeliharaan di kolam tanah Molecular detection and cloning for rickettsia-like bacteria of milky haemolymph disease of spiny lobster Panulirus spp. PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA KOLAM PLASTIK DENGAN PADAT PENEBARAN BERBEDA Irsyaphiani Insan Ketut Mahardika JUDUL KTI Indah Mastuti, Ahmad Muzaki, Sudewi Sudewi Sari Budi Moria Sembiring, Ida Komang Wardana, Haryanti Gunawan, dan Jhon Harianto Hutapea Muhammad Marzuqi, Ibnu Rusdi, dan Wawan A Ida Komang Wardana, Haryanti Haryanti Gusti Ngurah Permana, Ibnu Rusdi, Bambang Susanto, Alimuddin Alimuddin Philipp Hennersdorf a,b, Muslihudeen A. Abdul-Aziz b,c, Grit Mrotzek a, Haryanti , Hans Peter Saluz a,b, Ida Komang Wardana, & Sari Budi Moria Sembiring Ibnu Rusdi, I Gusti Ngurah Permana, Fitriyah Husnul Khotimah, I Nyoman Adiasmara Giri, & Gede S. Sumiarsa DNA EXPRESSION OF PACIFIC WHITE SHRIMP, L. vannamei INFECTED BY TAURA SYNDROME VIRUS (TSV) USING SINGLE STRAND CONFORMATION POLYMORPHISM) (SSCP) ANALYSIS ADDITION OF ADJUVANTS IN RECOMBINANT SUBUNIT VACCINES FOR THE PREVENTION OF GROUPER SLEEPY DISEASE IRIDOVIRUS (GSDIV) INFECTION IN HUMPBACK GROUPER, Cromileptes altivelis Perkembangan aktivitas enzim pencernaan larva ikan kerapu raja sunu Efektivitas kombinasi vaksin bakteri polivalen dengan vaksin anti grouper sleepy disease iridovirus (GSDIV) Karakter fenotipe dan genotipe ikan kerapu hibrida cantik (Epinephelus fuscoguttatus x E. polyphekadion) Pemeliharaan larva ikan klown (Amphiprion percula) dengan pakan alami yang berbeda Formulasi pakan buatan dengan bahan baku rumput laut untuk pertumbuhan abalon, Haliotis PERFORMA BENIH TERIPANG PASIR, Holothuria scabra DARI SUMBER INDUK YANG BERBEDA STIMULASI PERTUMBUHAN JUVENIL ABALON, Haliotis squamata DENGAN PEMBERIAN HORMON REKOMBINAN IKAN rElGH Microbiome analysis and detection of pathogenic bacteria of Penaeus monodon from Jakarta Bay and Bali Pemijahan induk ikan kerapu sunu (Plectropomus leopardus) hasil budidaya Pertumbuhan dan sintasan benih ikan kerapu sunu, Plectropomus leopardus yang didederkan di bak secara terkontrol Perbaikan teknologi pembesaran abalon (Haliotis squamata) dengan sistem keranjang gantung Budidaya lobster pasir (Panulirus homarus) di bak beton dengan sistem massal dan baterai Peran induksi hormonal terhadap perkembangan gonad induk kerapu potato, Epinephelus tukula JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Volume 8 Nomor 2, November 2016 Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Volume 8 Nomor 2, November 2016 Media Akuakultur, Volume 11 Nomor 1, Juni 2016 INDONESIAN AQUACULTURE JOURNAL, Volume 11 Number 2, December 2016 Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 13 Agustus 2016 PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERIKANAN INDONESIA HASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN, 28 Maret 2016 Aquacultura Indonesiana Vol 17, No 1 (2016) Indonesian Aquaculture Journal Vol 11, No 2 (2016) Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis vol 8 no. 1 2014 Jurnal Berita Biologi Vol 15 No. 1, 2016 Jurnal Riset Akuakultur vol 11 No.1 2016 Jurnal Riset Akuakultur vol 11 No.1 2016 Jurnal Riset Akuakultur vol 11 No.1 2016 Jurnal Riset Akuakultur vol 11 No.2 2016 Jurnal Riset Akuakultur Vol 11, No 4 (2016) Marine Pollution Bulletin 110 (2016) 718–725 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 71 SATKER NAMA PENULIS PERTAMA PENULIS LAINNYA BBPPBL Fahrudin Fitriyah Husnul Chotimah, Ngurah, Ibnu Rusdi, & Nyoman Adiasmara Giri BBPPBL Haryanti Sari Budi Moria Sembiring, & Fahrudin BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL Gunawan Jhon Harianto Hutapea Titiek Aslianti, Haryanti, Tony Setiadharma, & Gigih Setia Wibawa Ananto Setiadi, Gunawan, & I Gusti Ngurah Permana Ketut Mahardika Indah Mastuti Irwan Setyadi Ketut Maha Setiawati Muhammad Marzuqi Sari Budi Moria Sembiring Sudewi Suko Ismi Tony Setiadharma Zafran Anak Agung Alit Apri I. Supii, & Ida Komang Wardana Ida Komang Wardana, Gigih Setia Wibawa, & Irwan Setyadi Des Roza, & Ketut Mahardika Daniar Kusumawati Suko Ismi Ketut Maha Setiawati Ni Wayan Widya Astuti, Regina Melianawati Irwan Setyadi Ketut Maha Setiawati Tony Setiadharma Ketut Maha Setiawati Regina Melianawati, Ni Wayan Widya Astuti Ketut Maha Setiawati Bejo Slamet, N.W.W. Astuti, Rina P. Astuti Tony Setiadharma Irwan Setyadi A.Alit Ketut Mahardika Bejo Slamet Indah Mastuti, Dan Suko Ismi JUDUL KTI Keragaan plankton pada pemeliharaan larva abalone (Haliotis squamata) dengan pemberian konsentrat Amphora sp. pada umur yang berbeda Perkembangan morfologi dan pertumbuhan larva ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) hasil budidaya Konfirmasi sifat tumbuh cepat pada induk (F-1) dan benih turunannya (F-2) udang windu Penaeus monodon hasil budidaya Penyediaan calon induk unggul bandeng Chanos chanos G1 hasil seleksi Performa pemijahan induk ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) dalam bak beton di darat dan keramba jaring apung di laut Tingkat penetasan, pertumbuhan, dan sintasan larva ikan klown (Amphiprion percula) pada salinitas berbeda Sequence analysis of megalocytivirus genomic dna isolated from various grouper and sea bass on pst1 fragment area Uji aplikasi bakteri probiotik dalam pakan untuk meningkatkan aktivitas enzim protease pada ikan kerapu hibrid cantik (Epinephellus fuscoguttatus x Epinephelus polyphekadion) Lokus indikator tumbuh cepat pada induk kerapu sunu, Plectropomus leopardus hasil budidaya Masalah yang teridentifikasi dalam pembenihan tiram mutiara Pinctada maxima Usaha-usaha pendukung ketersediaan benih kerapu di Indonesia Perfoma pemijahan induk ikan bandeng Chanos chanos hasil seleksi yang dipelihara dalam bak terkontrol Respon imun juvenil kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) yang divaksinasi dengan vaksin polivalen melalui perendaman Keragaan Pertumbuhan Calon Induk Ikan Bandeng, Chanos-Chanos Forskall Hasil Budidaya Di Hatchery Swasta Profil protein pada tulang kerapu hybrid cantik (E.fuscoguttatus x E. Polyphekadion) yang mengalami malformasi tulang belakang Pengamatan Pembesaran Calon Induk Unggul Bandeng Hasil Seleksi Di Tambak AWAL PEMBERIAN KOPEPOD SEBAGAI PAKAN ALAMI PADA PEMELIHARAAN LARVA KERAPU SUNU (Plectropomus leopardus) Pemeliharaan Benih Ikan Klown Pada Salinitas Berbeda Dengan Sistem Resirkulasi PERFORMA PERTUMBUHAN BENIH BANDENG (Chanos-Chanos Forsskal) GENERASI 2 (G2) DENGAN PERBEDAAN SALINITAS PADA PENDEDERAN SECARA TERKONTROL Pengelolaan Air Pada Pemeliharaan Larva Ikan Kerapu Sunu (Plectropomus Leopardus) Keragaan produksi telur ikan bandeng asal induk ikan bandeng dari tambak dengan induk bandeng hasil budidaya Pemberian Kepadatan Kopepod Yang Berbeda Pada Pemeliharaan Larva Kerapu Sunu (Plectropomus Leopardus) Pengaruh Suhu Dan Waktu Inkubasi Inokulum VNN Terhadap Patogenisitasnya Pada Ikan Kerapu Hibrid Cantik Implantasi hormon LHRH-a pada pematangan gondad dan pemijahan induk bandeng generasi 1 Budidaya Lobster Pasir (Panulirus Homarus) Di Keramba Dasar Dengan Wadah Pemeliharaan Berbeda JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 Prosiding Seminar Nasional Biodiversitas VI, UNAIR Prosiding Seminar Nasional Biodiversitas VI, UNAIR Prosiding Seminar Nasional Biodiversitas VI, UNAIR Prosiding Seminar Nasional Biodiversitas VI, UNAIR Semnas Kelautan XI,Hangtuah 2016 Semnas Kelautan XI,Hangtuah 2016 Semnas Kelautan XI,Hangtuah 2016 Semnas Kelautan XI,Hangtuah 2016 Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI 2016, UNIBRA Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI 2016, UNIBRA Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI 2016, UNIBRA Semnaskan tahunan XIII, UGM 2016 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 72 SATKER NAMA PENULIS PERTAMA BBPPBL Indah Mastuti BBPPBL Rina P. Astuti BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BPPL BPPL BPPL BPPL BPPL BPPL BPPL Ketut Mahardika Suko Ismi Tridjoko Wawan Andriyanto Ketut M. Setyawati Dan Gede S. Sumiarsa Jhon H. Hutapea, Ketut Mahardika Dan Yasmina N. Asih Ida K. Wardana, Sari B. Moria Dan Ahmad Muzaki N.A. Giri :DurantaD.Kembar en ,TriErnawatidanBambangSadhotomo HelmanNurYusuf TriErnawati Adi Surahman Agus Salim ,RonnyI.Wahju,BudhiHSIskandardanDe niA.Soeboer DurantaD.KembarendanBambangSadho tomo Adi Kuswoyo Hufiadi M. Fadli Yahya Hari Ilhamdi Tirtadanu TriErnawati BPPL Nurulludin EndahFebriantidanYokeHaniRestiangsi h SupraptodanPrihatiningsih Ali Suman HariEkoIrianto, Fayakun Satriadan KhairulAmri Hari Ilhamdi M. FadliYahya BPPL Nurulludin BPPL Enjah Rahmat BPPL Anak Agung Alit, Dan Indah Mastuti ,SuwarsodanSitiMardlijah :Thomas Hidayat BPPL Ketut Mahardika :AchmadZamroni BPPL BPPL PENULIS LAINNYA ThomasHidayatdanAsepMamun Irma Thamrin BPPL Tirtadanu DurantaD.KembarendanSuprapto BPPL :YokeHanyRestian gsih ,TegoehNoegrohodanKarsonoWagiyo BPPL UmiChodrijah DutoNugroho JUDUL KTI Kerentanan Kerapu Cantik (Epinephelus Fuscoguttatus .>< E. Microdon) Dan Kerapu Sunu (Plectropomus Leopardus) Terhadap Virus VNN Pengaruh Perbedaan Jenis Pakan Terhadap Pertambahan Berat Dan Performa Organ Dalam Tubuh Ikan Kerapu Sunu, Plectropomus Leopardus Budidaya Massal Copepod Calanoid Dengan Pakan Yang Berbeda Pengembangan Teknologi Pendederan Dan Pembesaran Ikan Kerapu Di Kota Bontang Kalimantan Timur Pengelolaan Plasma Nutfah Ikan Kerapu Hasil Seleksi Substitusi Protein Sel Tunggal Dari ”Spent Grains” Dalam Pembesaran Kerapu Hybrid GenetikaPopulasiIkanBanyar (RastrelligerkanagurtaCuvier,1817)di PerairanBaratSumatera, Selat Malaka dan Laut Cina Selatan Faktor-Faktor Teknis Penangkapan Pukat Cincin yang Dioperasikan di Perairan Pacitan Jawa Timur AnalisisHasilPerPenambahanBaruPerikananLobsterPasirPanulirushom arus(Linnaeus,1758) diPerairanAcehBarat EvaluasiStok KepitingBakau Scyllaserrata(Forskal, 1775)diPerairanPatidanSekitarnyaserta OpsiPengelolaannya Aspek PenangkapanJaring KembungdiTanjungBalaiAsahan,SelatMalaka Uji Coba dan Pengoperasian Alat Tangkap jaring Ikan Terubuk lapis Dua di Perairan Bengkalis, ProvinsiRiau AspekOperasionalAlatTangkapTrawlpadaKM.Madidihang02danKelimpa hanHasilTangkapan di Laut jawa PoladanPemijahanIkanTongkolKomo(EuthynnusaffinisCantor,1850)diL autJawa KajianBiologiUdangJerbung(PenaeusmerguiensisDeMan,1888)diperaira nUtaraJawaTengah ParameterPopulasiIkanKakapLautDalam(Etelisradiosus,Anderson1981)diPerairanTelukCendrawasih, Papua Potensi danTingkat Pemanfaatan Sumber DayaIkan di Wilayah PengelolaanPerikanan Negara Republik Indonesia(WPPNRI)Tahun2015sertaOpsiPengelolaannya Kepadatan Stok Ikan Demersal dan Udang di Samudera Hindia Barat Sumatera pada Musim PeralihanII PengamatanAspekOperasionalPenangkapanAlatCantrangdiPerairanTel uk Jakarta TeknologiPenangkapanIkanTunadenganAlatTangkapPancingUlurdiLaut BandaolehNelayan Ambon(PropinsiMaluku) Kepadatan Stok dan Biologi Lobster Pasir (Thenus orientalis) di Laut Jawa Struktur Ukuran dan Parameter Populasi Ikan Lemadang (Coryphaena hippurus Linnaeus, 1758 ) di Laut Sulawesi BeberapaAspekBiologiIkanTenggiriPapan(Scomberomorusguttatus)diP erairanCilacapdanSekitarnya JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) Semnaskan tahunan XIII, UGM 2016 Semnaskan tahunan XIII, UGM 2016 Semnaskan tahunan XIII, UGM 2016 Semnaskan tahunan XIII, UGM 2016 Semnaskan tahunan XIII, UGM 2016 Semnaskan tahunan XIII, UGM 2016 JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA Volume 22 Nomor 1 Maret 2016 JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA Volume 22 Nomor 1 Maret 2016 JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA Volume 22 Nomor 2 Juni 2016 JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA Volume 22 Nomor 2 Juni 2016 BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 2 Desember 2016 BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 2 Desember 2016 BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 2 Desember 2016 BAWAL WidyaRisetPerikananTangkap Volume8Nomor2Agustus2016 BAWAL WidyaRisetPerikananTangkap Volume8Nomor2Agustus2016 BAWAL WidyaRisetPerikananTangkap Volume8Nomor2Agustus2016 JURNAL KEBIJAKAN PERIKANAN INDONESIA Volume 8 Nomor 2 November 2016 JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA Volume 22 Nomor 3 September 2016 BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 1 Juni 2016 BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 1 Juni 2016 BAWAL WidyaRisetPerikananTangkap Volume 8 Nomor3 Desember2016 BAWAL WidyaRisetPerikananTangkap Volume 8 Nomor3 Desember2016 BAWAL WidyaRisetPerikananTangkap Volume 8 Nomor3 Desember2016 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 73 SATKER NAMA PENULIS PERTAMA BPPL Isa Nagib Edrus BP3U Arif Wibowo BPPL BP3U BP3U Arif Wibowo BP3U Marson BP3U Subagja BP3U Dina Muthmainnah BP3U Dina Muthmainnah BP3U Arif Wibowo BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U Aktvitas Penangkapan Udang (Macrobrachium sp) Di Danau Ranau, Sumatera Selatan Integrated Swamp Management to Promote Sustainability of Fish Resource Case Study in Pampangan District, South Sumatera Province, Indonesia Mirna Dwirastina Yoga candra ditya Makri Marson Sevi Sawestri Solekha Aprianti Yoga Candra Ditya DNA Barcoding of Fish Larvae Reveals Uncharacterised Biodiversity in Tropical Peat Swamp of New Guinea, Indonesia Pectenocypris nigra, a new danionine species (Teleostei: Cyprinide: Danioninae) from Sumatra (Indonesia) Komposisi Dan Fluktuasi Hasil Tangkapan Ikan Dominan Yangtertangkap Dengan Alat Tangkap Jaring Kantong Di Sungai Ogan, Sumatera Selatan Dwi Atminarso Vipen Aldiansyah Diversity of reef Fish Fungsional Groups in Terms of Coral Reef Resiliences Aspek Biologi Udang Kelong Pinggir (Penaeus Indicus H. Milne Edwards) di Perairan Kota Langsa NAD Komposisi Jenis Tangkapan Lampara Di Estuari Sungai Barito, Kalimantan Selatan Arif Wibowo Rupawan JUDUL KTI Distribusi Ukuran Ikan Gulama (Johnius trachycephalus) Tangkapan Mini Trawl di Estuari Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan Herlan Herlan BP3U Muhammad Abrar Andina Ramadhani Putri Pane BP3U BP3U PENULIS LAINNYA Marson Samuel Dwi Atminarso Khoirul Fatah Utilization of Freshwater Fish Biodiversity as Income Source of Poor Rural People (Case Study in Pampangan Subdistrict of South Sumatera Province, Indonesia) Phylogenetic evidence of cryptic species in Giant Fetaherback (Chitala lopis Bleeker 1851) Morphological variation of Mahseer (Tor tambroides, Bleeker, 1854) along Batang Tarusan River (West Sumatera): Implications for stock identification Studi distribusi Spasial Kelimpahan Perifiton di Sungai Kumbe Merauke Papua Keanekaragaman Jenis dan Struktur Komunitas Sumberdaya Ikan Estuari Banyuasin Sumatera Selatan Distribusi Oksigen terlarut dan Beberapa Faktor Fisika dan Kimia Perairan Penting di Danau Lindu Sulawesi Tengah Sumberdaya Ikan Hias (Puntius tetrazone) di Danau Ranau Provinsi Sumatera Selatan Keragaman Jenis Makrozoobentos di Perairan Sungai Ogan, Sumatera Selatan Status Kualitas Sungai Musi Bagian Hilir Ditinjau Dari Komunitas Perifiton Parameter Populasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Waduk Wadaslintang, Jawa Tengah Kelimpahan dan Keaekaragaman Jenis Perifiton di Perairan Rawa Banjiran Lubuk Lampam Sumatera Selatan JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) INDONESIAN FISHERIES RESEACRCH JOURNAL, Volume 22 Number 2 Desember 2016 Seminar Nasional Perikanan dan kelautan ke 5 Expo, 26 September 2016 (UNRI) CSIRO Publishing, Marine and Fresh Water Research 67 Acta Biologica Turcica 29(4) 137-142 2016 Prosiding STP Jilid I Penangkapan IkanPermesinan Perikanan Pengolahan Hasil Perikanan Sosial Ekonomi Perikanan Prosiding STP Jilid I Penangkapan IkanPermesinan Perikanan Pengolahan Hasil Perikanan Sosial Ekonomi Perikanan Prosiding STP Jilid I Penangkapan IkanPermesinan Perikanan Pengolahan Hasil Perikanan Sosial Ekonomi Perikanan Prosiding STP Jilid I Penangkapan IkanPermesinan Perikanan Pengolahan Hasil Perikanan Sosial Ekonomi Perikanan Jurnal Freshwater, fish, and the future, proceedings of the global cross sectoral conference. ISSN 2191-0707. ISSN 2191-0715 (Electronic). ISBN 978-981-10-0780-4. ISBN 978-981-10-0780-4 (eBook) Asia-Pasific Biodiversity Observation Network: Aquatic Biodiversity Conservation and Ecosystem Services, Ecological Research Monograph Prosiding STP Jilid III Sumberdaya Perairan Prosiding STP Jilid III Sumberdaya Perairan Prosiding STP Jilid III Sumberdaya Perairan Prosiding STP Jilid III Sumberdaya Perairan Prosiding STP Jilid III Sumberdaya Perairan Prosiding STP Jilid III Sumberdaya Perairan Prosiding STP Jilid III Sumberdaya Perairan Prosiding STP Jilid III Sumberdaya Perairan Prosiding STP Jilid III Sumberdaya Perairan Prosiding STP Jilid III Sumberdaya Perairan Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 74 SATKER NAMA PENULIS PERTAMA PENULIS LAINNYA Perikanan Pancing (Hook and Longline) di Daerah Aliran Sungai BaritoKalimantan Engah Alat Tangkap Ramah Lingkungan BP3U Rupawan BP3U Aroef Hukmanan Rais Tuah N.M. Wulandari Yoga Candra Ditya Eko Prianto, dan Romie Jhonnerie Siti Nurul Aida Muhammad Ali Dwi Atminarso Safran Makmur BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI Muhammad Ali Arif Wibowo Yoga Candra Ditya Arif Wibowo dan Krismono Tuah Nanda Merlia Wulandari Asyari Agus Djoko Utomo Aroef Hukmanan Rais Khoirul Fattah Susulo Adjie Subagja Safran Makmur Asyari Dimas Angga Hedianto, Astri Suryandari, Didik Wahju Hendro Tjahjo Agus Arifin Sentosa, Nanang Widarmanto, Ngurah N. Wiadnyana, Fayakun Satria Amula Nurfiarini, Danu Wijaya, Mujiyanto, Fayakun Satria, Endi Setiadi Kartamihardja Amran Ronny Syam, Mujiyanto, Masayu Rahmia Anwar Putri BP2KSI Danu Wijaya, Fayakun Satria, Endi Setiadi Kartamiharja BP2KSI Andri Warsa, Kadarwan Soewardi dan Sigid Hariyadi BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI JUDUL KTI I Nyoman Radiarta, Erlania, Joni Haryadi, Annisya Rosdiana Sri Turni Hartati, Arip Rahman Masayu Rahmia Anwar Putri, Sri Turni Hartati, Fayakun Satria Adriani Sri Nastiti, Masayu Rahmia Anwar Putri, Sri Turni Hartati Keragaan Alat Tangkap Ikan di Danau Rawa Pening, Jawa Tengah Sumberdaya Udang di Estuari Sungai Indragiri, Sungai Musi dan Sungai Barito Phenotypic Plasticity In The Median Lobe Thickness of Mahseer (Tor tambroides) Perubahan Antropogenik dan Implikasinya Terhadap Luasan Ekosistem di Perairan Lubuk Lampam Sumatera Selatan Laju Dekomposisi Serasah Daun di Ekosistem Hutan Rawang Pati Lintang Sumatera Selatan Keanekaragaman Macrophyta pada Beberapa Zona Suaka Perikanan di Rawa Pening Jawa Tengah Karakterisasi Genetika Ikan Sidat (Anguila sp) Berdasarkan Sekuen Gen Sitokrom Oksidase Sub Unit (CO1) DNA Mitokondria Kajian Kualitas Air Untuk Mendukung Kegiatan Perikanan di Danau Ranau, Sumatera Selatan Distribusi dan Kelimpahan Larva Ikan di Perairan Estuari Sungai Barito, Kalimantan Selatan Sumber daya Ikan dan Karakteristik Perairan Pulau Payung, Calon Suaka Perikanan di Estuari Sungai Musi Strategi Pengelolaan Suaka Perikanan Rawa Banjiran di Sumatera dan Kalimantan Struktur Tingkat Trofik Komunitas Ikan di Waduk WadasLintang Kabupaten Wonosobo Aspek Biologi Ikan Bulu-bulu (Polynemus borneensis) Sebagai Dasar Konservasi dan Pengelolaannya di Estuari Sungai Barito Struktur Komunitas Plankton di Perairan Danau Tondano Sulawesi Utara Dinamika Populasi dan Status Pemanfaatan Udang Windu (Penaeus monodon, Fabricus 1789) di Perairan Aceh Timur, Provinsi Aceh Perbedaan Hasil Tangkapan Hiu dari Rawai Hanyut dan Dasar yang Berbasis di Tanjung Luar, Lombok Pendekatan Sosial-Ekologi untuk Penilaian Kesesuaian Lokasi Restocking Panulirus homarus pada Beberapa Perairan di Indonesia Dugaan Daerah Pemijahan Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus, Ruppell, 1835) di Sekitar Perairan Kepulauan Anambas Efektivitas Penggunaan Berbagai Jenis Tag untuk Mengetahui Kelangsungan Hidup Lobster Pasir (Panulirus homarus Linnaeus, 1758) Analisis Pengembangan Budidaya Rumput Laut di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara Struktur Komunitas Ikan dan Tingkat Trofik di Wilayah Genangan Waduk Jatigede Prainundasi, Kabupaten Sumedang-Jawa Barat Kesehatan Terumbu Karang dan Struktur Komunitas Ikan di Perairan Pantai Pangandaran, Jawa Barat Kematian Massal Ikan dan Sebaran Parameter Kualitas Air di Teluk Jakarta Hubungan Antara Kelimpahan Meroplankton dengan Kualitas Perairan di Teluk Jakarta JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi Sumberdaya Ikan Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi Sumberdaya Ikan Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi Sumberdaya Ikan Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi Sumberdaya Ikan Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi Sumberdaya Ikan Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi Sumberdaya Ikan Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi Sumberdaya Ikan Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi Sumberdaya Ikan Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi Sumberdaya Ikan Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi Sumberdaya Ikan Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi Sumberdaya Ikan Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia (JKPI) Bawal Vol.7(3) Prosiding Forum Nasional Pemulihan Konservasi Sumberdaya Ikan Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA Volume 22 Nomor 2 Juni 2016 JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA Volume 22 Nomor 2 Juni 2017 JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA Volume 22 Nomor 2 Juni 2018 JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA Volume 22 Nomor 3 September 2016 JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA Volume 22 Nomor 3 September 2017 JURNAL KEBIJAKAN PERIKANAN INDONESIA Volume 8 Nomor 1 Mei 2016 WIDYA RISET PERIKANAN TANGKAP BAWAL Volume 8 Nomor 1 April 2016 WIDYA RISET PERIKANAN TANGKAP BAWAL Volume 8 Nomor 1 April 2016 WIDYA RISET PERIKANAN TANGKAP BAWAL Volume 8 Nomor 2 Agustus 2016 WIDYA RISET PERIKANAN TANGKAP BAWAL Volume 8 Nomor 2 Agustus 2016 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 75 SATKER BP2KSI NAMA PENULIS PENULIS LAINNYA PERTAMA Adriani Sri Nastiti, Masayu Rahmia Anwar Putri, Agus Arifin Sentosa BP2KSI I Nyoman Radiarta, Erlania, Joni Haryadi, Annisya Rosdiana BP2KSI Arip Rahman, Hendra Satria BP2KSI Erlania, I Nyoman Radiarta, Joni Haryadi BP2KSI Sri Endah Purnamaningtyas, Didik Wahju Hendro Tjahjo BP2KSI Indriatmoko, Raden Pandoe Prahoro BP2KSI Lismining Pujiyani Astuti, Niken T.M. Pratiwi BP2KSI Indriatmoko, Amran Ronny Syam, Khairul Syahputra BP2KSI Amula Nurfiarini, Andika Luky S. Hendrawan BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI Agus Arifin Sentosa, Arip Rahman Joni Haryadi, Erlania, I Nyoman Radiarta Rasidi, Joni Haryadi Agus Arifin Sentosa, Arip Rahman, Danu Wijaya Amran Ronny Syam, Fayakun Satria, Didik Wahju Hendro Tjahjo, Masayu Rahmia Anwar Putri Mujiyanto, Riswanto BP2KSI Yayuk Sugianti, Hendra Saepulloh BP2KSI Hendra Satria, Agus Arifin Sentosa, Fayakun Satria BP2KSI Danu Wijaya, Adriani Sri Nastiti, Arip Rahman BP2KSI Astri Suryandari, Masayu Rahmia Anwar Putri, Riswanto BP2KSI Didik Wahju Hendro Tjahjo, Astri Suryandari BP2KSI Dimas Angga Hedianto, Endi Setiadi Kartamihardja BP2KSI Amula Nurfiarini, Luky Adrianto BP2KSI Masayu Rahmia Anwar Putri, Astri Suryandari BP2KSI Riswanto, Dimas Angga Hedianto JUDUL KTI Komposisi dan Kelimpahan Larva Ikan Sebagai Dasar Pengelolaan Sumberdaya Ikan di Teluk Cempi, Nusa Tenggara Barat Analisis Pengembangan Budidaya Rumput Laut Di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara Status Pengelolaan Sumberdaya Benih Lobster untuk Mendukung Perikanan Budidaya: Studi Kasus Perairan Pulau Lombok Komunitas dan Biomassa Fitoplankton di Sungai Kumbe Kabupaten Merauke Papua Komposisi dan Kelimpahan Fitoplankton di Waduk Djuanda, Jawa Barat Evaluasi Metode Penentuan Parameter Biochemical Oxygen Demand (BOD) An introduction to floating Treatment wetlands and its Application potential for Remediation of Citarum Watershed, Indonesia Control Region-Mitochondrial Partial DNA analysis of Humphead Wrasse [Cheilinus undulatus (Ruppel, 1835)] from Anambas Islands, Indonesia. Morfometri dan hubungan panjang-bobot ikan sembilang (Neosilurus ater Perugia, 1894) di Rawa Kiwin, Merauke, Papua Status terkini sumber daya ikan di Danau Limboto, Provinsi Gorontalo Analisis indeks kualitas perairan berdasarkan parameter nutrien di perairan Ujung Genteng, Jawa Barat dan Labuhanbua, Nusa Tenggara Barat Evaluasi Kebijakan Pengembangan Pakan Mandiri Keberadaan Ikan Hias Eksotik di Danau Batur Dan Beratan, Bali Aspek Biologi, Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumber Daya Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus) Di Perairan Kepulauan Anambas Distribusi Amphiprion sp. (Clownfish) di Taman Nasional Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah Evaluasi Status Mutu Danau Talaga, Donggala Sulawesi Tengah Sebagai Habitat Ikan Sidat Kajian Ekosistem Perairan Laguna Segara Anakan Untuk Pengembangan Konservasi Sumber Daya Udang Kajian Karakteristik Habitat dan Kelimpahan Stok Ikan Arwana Irian (Scleropages jardinii) Di Sungai Maro, Kumbe dan Kimaam, Kabupaten Merauke – Papua Karakteristik Biologi dan Dampak Introduksi Ikan Kaca (Parambassis siamensis, Fowler 1937) Di Danau Toba Komposisi dan Kondisi Tutupan Padang Lamun pada Perairan Teluk di Kabupaten Lombok Tengah Penilaian Jasa Penyedia Habitat Asuhan Melalui Pendekatan Keterkaitan Mangrove dan Perikanan: Studi Kasus di Estuari Segara Anakan Perikanan Kepiting Bakau (Scylla spp) Dan Kaitannya Dengan Konservasi Ekosistem Mangrove Di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat Sebaran Ukuran dan Hubungan Lebar Karapas - Berat Kepiting Bakau (Scylla sp.) di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat Status Pemanfaatan dan Perlindungan Labi-Labi (Amyda cartilagenia) Di Provinsi Kalimantan Timur JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) WIDYA RISET PERIKANAN TANGKAP BAWAL Volume 8 Nomor 3 Desember 2016 JURNAL KEBIJAKAN PERIKANAN INDONESIA Vol 8, No 1 2016 JURNAL KEBIJAKAN PERIKANAN INDONESIA Vol 8, No 2 2016 LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol. 23, No. 1, Tahun 2016 LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol. 23, No. 1, Tahun 2016 LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol. 23, No. 1, Tahun 2016 Jurnal Teknologi (Sciences & Engineering) 78:4–2 (2016) 85–90 Aquatic Procedia 7 (2016) 125–131 Prosiding Seminar Nasional Ikan ke-9 Masyarakat Iktiologi Indonesia Prosiding Seminar Nasional Ikan ke-9 Masyarakat Iktiologi Indonesia Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 Prosiding Simposium Nasional Ikan Hias 2016 Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan V 2016 Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan V 2016 Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan V 2016 Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan V 2016 Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan V 2016 Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan V 2016 Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan V 2016 Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan V 2016 Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan V 2016 Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan V 2016 Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan V 2016 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 76 SATKER BP2KSI NAMA PENULIS PERTAMA PENULIS LAINNYA Hendra Saepulloh, Yayuk Sugianti BP2KSI Andika Luky Setiyo Hendrawan, Pandoe Prahoro BP2KSI Amula Nurfiarini BP2KSI Sri Endah Purnamaningtyas, Nanang Widarmanto BP2KSI BP2KSI BP2KSI Indriatmoko, Andika Luky Setiyo Hendrawan, R. Pandoe Prahoro Amula Nurfiarini, Sonny Koeshendrajana Zulkarnaen Fahmi, Fayakun Satria, Andika Luky Setiyo Hendrawan BP2KSI Krismono, Lismining Pujiyani Astuti BP2KSI Andika Luky Setiyo Hendrawan, Zulkarnaen Fahmi BP2KSI Dyah Ika Kusumaningtyas, Dedi Sumarno, Puji Purnama BP2KSI Rahmat Sarbini, Yusup Nugraha, Henra Kuslani BP2KSI Yusup Nugraha, Aswar Rudi BP2KSI Soleh Romdon, Sumindar, Henra Kuslani BP2KSI Sukamto, Dyah Ika Kusumaningtyas, Aswar Rudi BP2KSI BP2KSI Lismining Pujiyani Astuti, Krismono Agus Arifin Sentosa BP2KSI Sukamto, Tri Muryanto, Rahkmat Sarbini BP2KSI Aswar Rudi, Dyah Ika Kusumaningtyas, Sukamto BP2KSI Tri Muryanto, Sukamto BP2KSI Dyah Ika Kusumaningtyas, Dedi Sumarno, Sukamto BP2KSI Tri Muryanto, Dedi Sumarno BPPBAP Hasnawi. S. Kel BPPBAP Hidayat S Suwoyo BPPBAP Ince Ayu k.kadriah JUDUL KTI Status Terkini Sumber Daya Ikan Sidat (Anguilla sp.) Di Danau Talaga dan Rano, Kab. Donggala, Sulawesi Tengah (Sebuah Tinjauan Aspek Penangkapan dan Konservasi) Studi Dampak Limbah Unit Pengolahan Kerupuk Ikan Terhadap Kondisi Perairan Di Desa Kenanga, Kabupaten Indramayu Studi Pendahuluan Penggunaan Filter Fisik dan Tanaman Air Apu-Apu (Pistia sp.) Sebagai Pereduksi Polutan Limbah Unit Pengolahan Ikan Kriteria Sosial-Ekologi Dalam Penetapan Kawasan Suaka Perikanan (Fish Sanctuary) Di Ekosistem Estuari Tropis Peranan Danau/Situ Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Ikani : Studi Pada Beberapa Situ/Danau Di Propinsi Jawa Barat Komposisi dan Distribusi Hasil Tangkapan Larva Udang Di Pesisir Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat Validasi Data Real-Time Multi Sensor BOUY PLUTO dan Data Monitoring in-situ dan Aplikasinya Dalam Pemantauan Kesehatan Perairan di Waduk Ir. H. Djuanda Analisis Pemasangan Buoy PLUTO di Perairan Waduk dan Danau Pengelolaan Karamba Jaring Apung (KJA) di Perairan Waduk dan Danau dengan Buoy PLUTO Evaluasi Performa Probe Digital Sensor Buoy PLUTO dan Data Monitoring In-Situ untuk Estimasi Suhu Permukaan Air di Waduk Ir. H. Djuanda Profil Penangkapan Hiu oleh Kapal Nelayan Rawai Permukaan di Perairan Barat Pulau Sumba Estimasi Ketidakpastian Pengukuran dalam Metode Penentuan Fosfat (P-PO4) secara Spektrofotometri (SNI.06-6989.31-2005) Teknik Penetasan Telur Penyu Hijau (Chelonia mydas) di Kawasan Konservasi, Pantai Pangumbahan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Teknik Pengamatan Tutupan Terumbu Karang dengan Menggunakan Transek Garis (Line Intercept Transect) di Kepulauan Karimun Jawa Pengamatan Larva Udang di Perairan Pesisir Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat Pengamatan Langsung Kemunculan Hiu Paus (Rhincodon typus) di sekitar Perairan Teluk Tomini, Provinsi Gorontalo Pengamatan Jenis Makanan Labi-Labi (Amyda cartilaginea) Hasil Tangkapan di Palembang, Sumatera Selatan Tata Cara Penandaan Udang Lobster Pasir (Panulirus homarus) di Pantai Timur Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat Konsentrasi Klorofil-a dan Kecerahan serta Status Trofik Perairan Pesisir Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat Pengoperasian Alat Tangkap Jermal (Filtering Device) di Perairan Kubu Raya Kalimantan Barat Penangkapan Glass Eel (Anguilla sp.) dengan Menggunakan Alat Tangkap Bubu di Muara Sungai Poso, Sulawesi Tengah Pemanfaatan teknologi pengendinderaan jauh dan SIG untuk pemetaan kualitas tanah tambak di Kab Konowe selatan, Sul-Sel Uji Daya Simpan Prototype KIT Vibriosis "RICA" Potensi limbah padat tambak udang superintensif sebagai bahan bau pupuk organik JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan V 2016 Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan V 2016 Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan V 2016 Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan V 2016 Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan V 2016 Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan V 2016 Prosiding Forum Nasional Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan V 2016 Bunga Rampai Aplikasi Teknologi Pemantauian Kualitas Perairan 2016 Bunga Rampai Aplikasi Teknologi Pemantauian Kualitas Perairan 2016 Bunga Rampai Aplikasi Teknologi Pemantauian Kualitas Perairan 2016 Prosiding Seminar Nasional Perikanan UGM XIII Jilid MSP 2016 BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 1 Juni 2016 BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 1 Juni 2016 BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 1 Juni 2016 BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 1 Juni 2016 BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 1 Juni 2016 BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 2 Desember 2016 BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 2 Desember 2016 BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 2 Desember 2016 BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 2 Desember 2016 BULETIN TEKNIK LITKAYASA Volume 14 Nomor 2 Desember 2016 Prosiding Simposium Nas KP III Unhas Makassar 7 Mei 2016 (ISBN 9786027175921) Prosiding Simposium Nas KP III Unhas Makassar 7 Mei 2016 (ISBN 9786027175921) Prosiding Simposium Nas KP III Unhas Makassar 7 Mei 2016 (ISBN 9786027175921) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 77 SATKER NAMA PENULIS PERTAMA BPPBAP Bunga Rante T BPPBAP Makmur BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP Muh Nur Syafaat Erfan A. Hendrajat Andi Sahrijannah Ince Ayu K. Kadriah Ince Ayu K. Kadriah Muliani Nurhidayah Sri Rejeki H Muliyaningrum Samuel lante Andi Indra Jaya Asaad BPPBAP Mudian Paena BPPBAP Muh. Nur Syafaat BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP Utojo Andi Sahrijannah Burhanuddin Erna Ratnawati Ike Trismawanti Kamariah Machluddin Amin Makmur S.Pi Mat Fahrur PENULIS LAINNYA JUDUL KTI Prevalensi dan insidensi white spot syndrome virus calon udang windu (Penaeus monodon) dari perairan aceh, Sul-Sel dan Tenggara Pertumbuhan sintasan dan produksi polikultur udang windu (Penaeus monodon) dan udang vanname (Litopenaeus vannamei) dengan komposisi padat tebar dan waktu penebaran yang berbeda Aerasi sebagai salah satu treatment untuk mengurangi bahan organik limbah tambak udang vanname (Lithopenaeus vannamei) super intensif Jenis dan kelimpahan plankton di Perairan Pesisir Kab Berau Kal-Tim Analisis kualitas air sungai Borongkaluku sebagai pendukung budidaya tambak di Desa Borimasunggu Kab Maros Sensitivitas kekuatan repetisi dan recovery dari penanda spesifik Haemolysin IAVh Deteksi gen Thermostable Direct Hemolysin (tdh) dan Thermostable Direct Hemolysin-Related Hemolysin(trh) pada bakterin yang dikoleksi dari Haemolymph udang total vibrio respon imun dan sintasan pascalarva udang windu pada penggunaan ekstrak mangrove dengan teknik pemberian berbeda Diagnosis Vibrio harveyi secara Elisa pada udang windu (Penaeus monodo) Pertumbuhan dan kandungan agar rumput laut Gracilaria sp. Dari sumber bibit berbeda dengan pemeliharaan sistem long line di tambak Performa reproduksi udang windu, Penaeus monodon betina dengan umur berbeda pasca inseminasi buatan Opsi kebijakan pengembangan teknologi akuakultur : Studi kasus pengembangan teknologi super intensif budidaya tambak di Kab Barru, Sul-Sel Analisa karakteristik sedimen pada musim hujan dan kemarau di Teluk Labuange Kab Barru sebagai perariran penerima limbah organik tambak superintensif Kelimpahan plankton di tambak udang intensif dan tradisional Kab. Probolinggo Provinsi Jawa Timur Pemeliharaan larva kepiting bakau (Scylla serrata) fase megalopa ke krablet dengan jenis pakan tambahan yang berbeda Studi perbaikan pematang terhadap kualitas air dan produksi udang vanname (Litopenaeus vannamei) semi intensif pada tambak aluvial di Kab Barru Desain wadah budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) semi intensif di tambak Peningkatan produktivitas dengan beberapa prioritas pengelolaan tambak di Kab. Sidoarjo Provinsi Jawa Timur Pertumbuhan harian Chaeteceros sp. Dengan menggunakan sumber air tawar yang berbeda sebagai pengecer media kultur Struktur komunitas fitoplankton di tambak silvofishery Kab. Subang, Jawa Barat Keanekaragaman plankton di tambak pembesaran calon induk udang windu (Penaeus monodon Fabr) Pengaruh tipe kincir terhadap produksi tambak udang vanname (Litopenaeus vanname) super intensif Performa instalasi pengolah air limbah (IPAL) tambak udang vanname superintensif JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) Prosiding Simposium Nas KP III Unhas Makassar 7 Mei 2016 (ISBN 9786027175921) Prosiding Simposium Nas KP III Unhas Makassar 7 Mei 2016 (ISBN 9786027175921) Prosiding Simposium Nas KP III Unhas Makassar 7 Mei 2016 (ISBN 9786027175921) Prosiding Simposium Nas KP III Unhas Makassar 7 Mei 2016 (ISBN 9786027175921) Prosiding Simposium Nas KP III Unhas Makassar 7 Mei 2016 (ISBN 9786027175921) Prosiding SEMNASKAN UGM XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 13 Agustus 2016 Prosiding SEMNASKAN UGM XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 13 Agustus 2017 Prosiding SEMNASKAN UGM XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 13 Agustus 2018 Prosiding SEMNASKAN UGM XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 13 Agustus 2019 Prosiding SEMNASKAN UGM XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 13 Agustus 2020 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 78 SATKER NAMA PENULIS PERTAMA BPPBAP Rezki antoni BPPBAP Nur Ansari Rangka BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAT Ruzkiah Asaf Adni Athirah Agus Nawang Gunarto Muh Nur Syafaat Herlinah Sahabuddin Muliani Early Septiningsih Nurbaya Bunga Rante T Endang Susianingsih Ince Ayu K. Kadriah Nurhidayah Deni Radona Vitas Atmadi Prakoso BPPBAT Deni Radona BPPBAT Jojo Subagja BPPBAT Wahyulia Cahyanti Yohanna Retnaning JUDUL KTI Simulasi arus pasang surut di Desa Punaga Provinsi Sul- Sel dengan menggunakan mike 21 Pengaruh padat penebaran terhadap produksi udang vanname (Litopenaeus vanname) superintensif skala kecil Kajian usaha pada budidaya udang vanname semi intensif di tambak idle yang menggunakan plastik mulsa dengan sistem semi sirkulasi Kondisi perairan sekitar tambak udang superintensif berdasarkan parameter fisika kimia Kab Takalar Provinsi Sul-Sel Potensi keberadaan teknologi tambak intensif di Kec Gantarang Kab. Bulukumba, Sul-Sel : Studi kasus PT Gosyen Global Aquaculture (GGA) Pengelolaan sumber air untuk pemeliharaan larva udang windu, Penaeus monodon Pemeliharaan larva kepiting bakau, Scylla serrata dengan pemberian pakan alami berbeda jenis pengayanya Persentase sisa pakan protein tinggi dan rendah di anco (feeding tray) pada budidaya udang vanname (Litopenaeus vanname) intensif dengan teknik pergiliran pakan Pembesaran calon induk kepiting bakau hasil perbenihan dengan jenis pakan berbeda Kepadatan pakan alami Chaetoceros sp. Yang optimal terhadap sintasan larva udang windu fase zoea pada uji skala laboratorium Aktivitas anti-white spot syndrome virus (WSSV) ekstrak tanaman mangrove Sonneratia caseolaris dan Sonneratia lanceolata pada udang windu, Penaeus monodon Injeksi hormon dari ekstrak tanaman herbal sebagai stimulator untuk moulting kepiting bakau, Scylla sp Efektivitas ekstrak daun mangrove dengan teknik ekstraksi berbeda terhadap respon imun, total vibrio, dan sintasan udang windu (P. Monodon) pada skala laboratorium Daya hambat chaetoceros calcitran terhadap Vibrio sp. Patogen berpendar yang diisolasi dari larva udang windu di hatcheri Aplikasi probiotik RICA 4,5, dan 3 pada budidaya udang vanname di tambak yang diaerasi menggunakan blower supercharge suwardi Tahe BPPBAT BPPBAT PENULIS LAINNYA Deteksi dini vibriosis pada air dan sedimen tambak Sidih Asih, Jojo Subagja, Rudhy Gustiano Ki Tae Kim, Byung Hwa Min, Rudhy Gustiano, Young Jin Chang Jojo Subagja, Irin Iriana Kusmini, Rudhy Gustiano Astri Elida Rambe, Jojo Subagja, Otong Zenal Arifin Vitas Atmadi Prakoso Eri Setiadi Uji optimasi monoklonal antibod Vibrio harveyi dengan metode ELISA Perbaikan Mutu Genetik Ikan Mas Rajadanu Melalui Seleksi Lethal Dissolved Oxygen and Blood Properties of Grey Mullets Mugil cephalus in Seawater and Freshwater (Oksigen Terlarut Letal dan Gambaran Darah Ikan Belanak Mugil cephalus di Air Laut dan Tawar) Performa Ikan Semah (Tor douronensis) Dengan Frekuensi Pakan Yang Berbeda Keragaan Pertumbuhan Larva Ikan Tor tambroides Dengan Pemberian Pakan Yang Berbeda Adaptasi dan Keragaan Pertumbuhan Populasi Ikan Famili Mugilidae Asal Bengkulu dan Jawa Barat pada Lingkungan Terkontrol Hubungan Intensitas Cahaya Alami dan Total Bahan Organik Terhadap Pembentukan Volume Flok JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur (FITA) 2016 (ISBN 9789797890520) JRA Volume 11, Nomor 1 Tahun 2016 Berita Biologi, Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati ISSN 0126-1754 636/AU3/P2MI-LIPI/07/2015 Volume 15 Nomor 1, April 2016 Hal 89-94 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.15-19 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.21-25 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.27-35 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.139146 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 79 SATKER BPPBAT NAMA PENULIS PERTAMA Widyastuti PENULIS LAINNYA Idil Ardi Eri Setiadi, Reza Samsudin BPPBAT Ani Widiyati Adang Saputra, Idil Ardi BPPBAT Anang Hari Kristanto BPPBAT Lies Setijaningsih BPPBAT BPPBAT Muhammad Hunaina Fariduddin Aththar Muhamad Sulhi Jojo Subagja, Muhammad Hunaina Fariduddin Ath-thar, Otong Zenal Arifin, Vitas Atmadi Prakoso, Wahyulia Cahyanti Bambang Gunadi Dinar Tri Soelistyowati, Rudhy Gustiano Mas Tri Djoko Sunarno, Reza Samsudin, Dedi Jusadi BPPBAT Reza Samsudin BPPBAT Reza Samsudin BPPBAT Ani Widiyati BPPBAT Lila Gardenia Angela Mariana Lusiastuti, Desy Sugiani, Uni Purwaningsih, Tuti Sumiati Septyan Andriyanto Taukhid Taukhid, Yani Aryati BPPBAT BPPBAT BPPBAT Angela Mariana Lusiastuti Mas Tri Djoko Sunarno, Idil Ardi Mas Tri Djoko Sunarno, Dedi Jusadi, Lusi Herawati Suryaningrum Mas Tri Djoko Sunarno Septyan Andriyanto, Munti Yuhana, Reza Samsudin Nunak Nafiqoh Desy Sugiani, Septyan Andriyanto BPPBAT Yani Aryati Desy Sugiani, Taukhid Taukhid BPPBAT Tatik Mufidah BPPBAT Nuryadi Angela Mariana Lusiastuti, Uni Purwaningsih Lies Setijaningsih JUDUL KTI Arus Optimal Terhadap Pertumbuhan Dan Sintasan Benih Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) Pendederan Ikan Papuyu (Anabas testudineus) dengan Padat Tebar Optimal di Kolam Gambut Pengaruh Suhu Inkubasi Induk dan Pemberian Naungan Pada Larva Terhadap Produksi Benih Ikan Baung Efektivitas Substrat dan Tumbuhan Air Untuk Penyerapan Hara Nitrogen dan Total Fosfat Pada Budidaya Ikan Berbasis Sistem Integrated Multi-Trophic Aquaculture (IMTA) Analisis Karakter Fenotipe Ikan Sepat Siam Trichopodus pectoralis regan 1910 Asal Sumatera, Jawa, Dan Kalimantan Optimasi Pakan dengan Tingkat Protein Berbeda Pada Pemeliharaan Benih Ikan Gabus (Channa sriata) Studi Kecernaan Silase Darah Dengan Rasio Asam Organik Berbeda Pada Ikan Nila, Oreochromis niloticus Identifikasi Kualitas Berbagai Jenis Rumput Laut Dan Nilai Kecernaannya Pada Ikan Gurami, Osphronemus gouramy Pembesaran Ikan Patin (Pangasionodon hypopthalmus) Dengan Pemberian Pakan Berbasis Bahan Baku Lokal Pada Kandungan Protein Berbeda Uji Lapang Vaksin Koiherpes Virus Di Lokasi Berbeda Untuk Pencegahan Penyakit Khv Pada Ikan Koi (Cyprinus carpio koi) Sintasan Dan Aktivitas Respiratory Burst Pada Ikan Lele (clarias sp.) Dengan Pemberian Probiotik Mikroenkapsulasi Terhadap Penyakit Motile Aeromonads Septicemia Karakterisasi Morfometrik Gyrodactylus sp.: Cacing Ektoparasit Pada Ikan Lele (Clarias gariepinus) Tes Sensitivitas Enam Jenis Bahan Herbal Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Dan Parasit Yang Menyerang Ikan Air Tawar Uji Lapang Penggunaan Vaksin Flavobacterium Pada Ikan Lele Mutiara (Clarias batrachus) dan Ikan Mas Rajadanu (Cyprinus carpio) Uji Lapang Penggunaan Igy Anti Streptococcus agalactiae Untuk Imunoterapi Penyakit Streptococcosis Pada Budidaya Ikan Nila Best Efektivitas Penggunaan Probiotik pada Pendederan Ikan Lele Tahap Ketiga JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.147153 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.155161 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.163167 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.169176 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.531537 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.621626 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.627633 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.635641 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.643652 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.741752 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.753761 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.763768 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.769775 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal.777783 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal. 785790 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal. 791796 ejournal-balitbang.kkp.go.id Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 80 SATKER NAMA PENULIS PERTAMA BPPBAT Nuryadi BPPBAT Uni Purwaningsih BPPBAT Tuti Sumiati BPPBAT Desy Sugiani PENULIS LAINNYA - Angela Mariana Lusiastuti, Desy Sugiani, Yani Aryati Taukhid Taukhid, Yani Aryati, Tatik Mufidah Mufidah Otong Zenal Arifin, Tatik Mufidah, Uni Purwaningsih JUDUL KTI Efektivitas Penggunaan Probiotik Pada Pembesaran Ikan Lele Dengan Menggunakan Teknologi Yumina-Bumina Sistem Pasang Surut Uji Multilokasi Vaksin “MycofortyVac” Mycobacterium fortuitum Untuk Pencegahan Penyakit Mycobacteriosis Pada Budidaya Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Respons Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Terhadap Vaksin Koktail Bakteri Aeromonas hydrophila dan Streptococcus agalactiae Di Lokasi Pemeliharaan Berbeda Uji Lapang Aplikasi Vaksin Bivalen Hydrofortyvac Untuk Mencegah Penyakit Motile Aeromonads Septicemia Dan Mycobacteriosis Pada Ikan Gurami BPPBAT Yohanna Retnaning Widyastuti BPPBAT Deisi Heptarina Muhammad Sulhi Prospek Budidaya Petek Danau Parambassis ranga (Hamilton, 1822) BPPBAT Vitas Atmadi Prakoso Wahyulia Cahyanti Pengaruh Periode Terang dan Gelap Terhadap Frekuensi Pernapasan dan Tingkat Kebutuhan Oksigen Ikan Belanak (Mugil cephalus) Pada Media Pemeliharaan Air Tawar BPPBAT Yosmaniar - Budidaya Ikan Lele Yumina Bumina di Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat BPPBAT Lies Setijaningsih - Kinerja Pertumbuhan Benih Ikan Belida Notopterus chitala Dengan Padat Tebar Berbeda Pada Sistem Undergravel Filter Untuk Meningkatkan Sintassan BPPBAT Vitas Atmadi Prakoso Aditiya Nugraha, Gleni Hasan Huwoyon Keragaan Pertumbuhan dan Faktor Kondisi Ikan Brek (Puntius orphoides) Pada Kondisi Lingkungan Budidaya BPPBAT Desy Sugiani Angela Mariana Lusiastuti, Esti Handayani Hardi, Uni Purwaningsih Kajian Streptococcus agalactiae Non Hemolitik Grup B Isolat Lokal Indonesia dari Ikan Nila, Oreochromis niloticus Angela Mariana Lusiastuti Teknik Produksi Bakteri Heterotrof Untuk Bioflok Dengan Media Kultur Yang Murah JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal. 797802 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal. 803811 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal. 813819 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal. 821827 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur hal. 829835 ejournal-balitbang.kkp.go.id Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1, Cetakan Pertama, Desember 2016 diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia Tahun 2016, ISBN 978-602-99314-8-8 Hal 1-8 Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1, Cetakan Pertama, Desember 2016 diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia Tahun 2016, ISBN 978-602-99314-8-8 Hal 81-88 Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1, Cetakan Pertama, Desember 2016 diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia Tahun 2016, ISBN 978-602-99314-8-8 Hal 89-96 Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1, Cetakan Pertama, Desember 2016 diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia Tahun 2016, ISBN 978-602-99314-8-8 Hal 163-172 Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1, Cetakan Pertama, Desember 2016 diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia Tahun 2016, ISBN 978-602-99314-8-8 Hal 173-178 Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1, Cetakan Pertama, Desember 2016 diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia Tahun 2016, ISBN 978-602-99314-8-8 Hal 179-188 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 81 SATKER NAMA PENULIS PERTAMA BPPBAT Septyan Adriyanto Shofihar Sinansari Inventarisasi dan Identifikasi Ektoparasit Ikan Lele Mutiara Pada Pemeliharaan Dengan Ukuran dan Kepadatan yang Berbeda BPPBAT Ani Widiyati - Pendederan Benih Ikan Papuyu (Anabas testudineus) Dengan Pemberian Jumlah Pakan buatan Optimal BPPBAT Deisi Heptarina Mulyasari Pengaruh Pemberikan Pakan Probiotik (TS2B) Terhadap Pertumbuhan Benih Nila BPPBAT Deisi Heptarina M.H. Fariduddin Ath-Thar, Reza Samsudin Pengelolaan Pakan Untuk Budidaya Uceng Nemacheilus fasciatus (Valenciennes, 1846) BPPBAT Vitas Atmadi Prakoso Irin Iriana Kusmini Hubungan Panjang - Bobot dan Pola Pertumbuhan Ikan Tengadak Albino (Barbonymus schwanenfeldi) Hasil Adaptasi Di Lingkungan Terkontrol Eni Kusrini Potensi Dan Pengembangan Budi Daya Ikan Hias Di Indonesia BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH Anjang Bangun Prasetio Anjang Bangun Prasetio Melta Rini Fahmi PENULIS LAINNYA Eni Kusrini dan Shofihar Sinansari Asep Permana Agus Priyadi Siti Zuhriyyah Musthofa Mochammad Zamroni, dan Tutik Kadarini Agus Priyadi Nina Meilisza Eni Kusrini Riani Rahmawati Asep Permana Sukarman, Siti Murniasih dan Siti Subandiyah Anjang Bangun Prasetio Erma Primanita Hayuningtyas Eni Kusrini JUDUL KTI Strategi Dan Kebijakan Budi Daya Ikan Hias Transformasi Nilai Ikan Hias: Aspek Ekonomi, Aspek Ilmiah, Aspek Psikologi, Aspek Kesehatan, Dan Aspek Lingkungan Pengelolaan Terkontrol Induk Ikan Hias Botia (Chromobotia macracanthus Bleeker) Pengembangan Budi Daya Ikan Hias Botia (Chromobotia macracanthus Bleeker) Di Masyarakat Pemijahan Dan Pemeliharaan Larva Ikan Pelangi (Famili Melanotaeniidae) Untuk Mendukung Budi Daya Ikan Hias Yang Berkelanjutan Nutrisi Dan Teknologi Pakan Untuk Peningkatan Kualitas Ikan Pelangi Kurumoi (Melanotaenia parva) Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Ikan Cupang Alam Indonesia Melalui Budi Daya Terkontrol Manajemen Pemeliharaan Larva Cupang Betta imbellis sp. Studi Pengalihan Kelamin (Sex Reversal) Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Persentase Ikan Cupang Jantan Pemuliaan Ikan Cupang Alam Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Warna JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1, Cetakan Pertama, Desember 2016 diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia Tahun 2016, ISBN 978-602-99314-8-8 Hal 211-220 Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1, Cetakan Pertama, Desember 2016 diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia Tahun 2016, ISBN 978-602-99314-8-8 Hal 233-242 Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1, Cetakan Pertama, Desember 2016 diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia Tahun 2016, ISBN 978-602-99314-8-8 Hal 243-248 Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1, Cetakan Pertama, Desember 2016 diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia Tahun 2016, ISBN 978-602-99314-8-8 Hal 249-254 Prosiding Seminar Nasional Ikan Ke-9 Jilid 1, Cetakan Pertama, Desember 2016 diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia Tahun 2016, ISBN 978-602-99314-8-8 Hal 413-420 Bunga Rampai Ikan Hias indonesia Bunga Rampai Ikan Hias indonesia Bunga Rampai Ikan Hias indonesia Bunga Rampai Ikan Hias indonesia Bunga Rampai Ikan Hias indonesia Bunga Rampai Ikan Hias indonesia Bunga Rampai Ikan Hias indonesia Bunga Rampai Ikan Hias indonesia Bunga Rampai Ikan Hias indonesia Bunga Rampai Ikan Hias indonesia Bunga Rampai Ikan Hias indonesia Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 82 SATKER BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH NAMA PENULIS PERTAMA Mochammad Zamroni Tutik Kadarini Nurhidayat Muhamad Yamin Melta Rini Fahmi Tutik Kadarini Tutik Kadarini Rendy Ginanjar Riani Rahmawati Asep Permana Ofri Johan Nurhidayat Eni Kusrini Media Fitri Isma Nugraha Nurhidayat Siti Zuhriyyah Musthofa Ruby Vidia Kusumah Nurhidayat Ofri Johan Asep Permana PENULIS LAINNYA Sulasy Rohmy, dan Ahmad Musa Eddy Supriyono Mohammad Zamroni, Bastiar Nur, dan Asep Permana Lela Komalasari, Iskandar, Sri Astuti, dan Sri Cahyaningsih Herminawati Nurhidayat, dan Siti Zuhriyyah Musthofa Muhamad Yamin, dan Sri Cahyaningsih Herminawati Eni Kusrini Siti Zuhriyyah Musthofa, Siti Murniasih, Agus Priyadi, dan Bastiar Nur Agus Priyadi, Wartono Hadie, dan Sri Cahyaningsih Herminawati Rahmat Kurniawan, dan Tutik Kadarini Erma Primanita Hayuningtyas, Ruby Vidia Kusumah, dan Sawung Cindelaras Muhammad Yamin, dan Sri Cahyaningsih Herminawati Abdul Ajis, dan Armen Nainggolan Mochammad Zamroni, dan Tutik Kadarini Anjang Bangun Prasetio, Eni Kusrini, Erma Primanita Hayuningtyas,dan Sawung Cindelaras Liza Wardin, Ediyanto Sitorus Anjang B. Prasetio, Idil Ardi, Amran R. Syam dan Norman J. Quinn Erma Primanita Hayuningtyas Anjang Bangun Prasetio, dan Eni Kusrini Siti Zuhriyyah Musthofa Erma Primanita Hayuningtyas Riani Rahmawati dan Mochammad Zamroni Riani Rahmawati Eni Kusrini Siti Zuhriyyah Musthofa Tutik Kadarini Alimuddin, Mochammad Zairin Jr, Dinar Tri Sulistyowati JUDUL KTI Ikan Tigerfish (Datnioides microlepis): Hubungan Panjang Bobot Dan Karakter Habitat Adaptasi Pakan Alami Pada Benih Ikan Tigerfish (Datnioides microlepis) Pada Lingkungan Budidaya Domestikasi Ikan Rasbora sp. Sebagai Upaya Pemanfaatan Ikan Hias Secara Berkelanjutan Dampak Nonilfenol Terhadap Plasma Nutfah Ikan Indonesia Adaptasi beberapa jenis ikan hias lahan gambut di lingkungan terkontrol Polikultur rainbow merah (Glossolepis incisus Weber) dan lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) sistem resirkulasi Pengaruh salinitas terhadap produksi larva rainbow kurumoi (Melanotaenia parva) Pengaruh naungan plastik terhadap laju pertumbuhan tanaman hias air Anubias barteri var nana Optimasi suhu pemeliharaan terhadap pertumbuhan larva ikan cupang, Betta imbellis Optimalisasi teknik inkubasi telur ikan (Agamyxis sp.) dengan perlakuan suhu berbeda Survai dan inventarisasi karang hias dan ikan hias laut di Pulau Ketapang, Belitung Timur Eliminasi senyawa nitrogen dalam air akuarium dengan magnetitekitosan Efektivitas transfer gen hormon pertumbuhan ikan mas pada embrio wild betta, Betta imbellis Karakterisasi dan domestikasi kandidat hydro-vegetasi akuarium pada berbagai jenis media tanam untuk komersialisasi dan konservasi Ekstrak terminalia catappa L. untuk meningkatkan sintasan dan pertumbuhan benih ikan Apteronootus albifrons Penggunaan probiotik komersial pada pemeliharaan larva ikan rainbow kurumoi (Melanotaenia parva) Keragaan Warna Dan Genotipe Calon Induk (F-0) Ikan Clown (Amphiprion Sp.) Strain Black Percula The Survival and growth performance of juvenile cardinal tetra (paracheirodon axelrodi) with application of tropical almond (terminalia catappa) leaves The Abundance Of Ornamental Corals After Mass Die Off In 1997 On The Padang Shelf Reef System, West Sumatera, Indonesia. Evaluasi Kematangan Gonad Awal Ikan Hias Botia (Chromobotia macracanthus, Bleker 1851) Keturunan Pertama (F1) Hasil Budidaya di Balai Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Performa Genotip Ikan Clown Biak (Amphiprion Percula) Berdasarkan Sumber Induk Alam Dan Budidaya Studi Awal Efektivitas Beberapa Bahan Penurun Ph Melalui Perendaman Pertumbuhan dan Sintasan Larva Ikan Rainbow Kurumoi (Melanotaenia Parva) Pada Suhu yang Berbeda Keragaman Genotip 3 Generasi Ikan Rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva) Hasil budidaya Gene Transfer On Betta Imbellis Through transfection methods with different DNA concentration JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) Prosiding Simposium nasional ikan hias Prosiding Simposium nasional ikan hias Prosiding Simposium nasional ikan hias Prosiding Simposium nasional ikan hias Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Forum Inovasi Teknologi Akuakultur Nusantara bioscience Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Prosiding Seminar Nasional Perikanan Indonesia 2015, STP tahun 2016 Prosiding Seminar Nasional Perikanan Indonesia 2015, STP tahun 2017 Prosiding Seminar Nasional Perikanan Indonesia 2015, STP tahun 2018 Prosiding Seminar Nasional Perikanan Indonesia 2015, STP tahun 2019 JRA No.2 IAJ Volume 1 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 83 SATKER NAMA PENULIS PERTAMA BPPBIH Lili Sholichah BPPBIH Eni Kusrini BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH Melta Rini Riani Rahmawati Sukarman Bastiar Nur Ofri Johan Melta Rini Fahmi PENULIS LAINNYA Siti Zuhriyyah Musthofa, Asep permana, Mochammad Zamroni, Rendy Ginanjar Alimuddin, Mohammad Zairin Jr, dan Dinar Tri Sulistyowati Sawung Cindelaras, dan Eni Kusrini I Wayan Subamia Sawung C Neviaty P. Zamany, David Smith and Michael J. Sweet. Diversity Anjang Bangun Prasetio, Rubi Vidya Kusumah, Bastiar Nur, Mochammad Zamroni BPPI Evi Tahapari BPPI Evi Tahapari Ika Nurlaela BPPI Bambang Gunadi BPPI Bambang Gunadi Lamanto Adam Robisalmi BPPI Adam Robisalmi BPPI Nunuk Listyowati BPPI Yogi Himawan BPPI Dessy Nurul Astuti BPPI BPPI Khairul Syahputra Flandrianto Sih Palimirmo BPPI Evi Tahapari BPPI Sularto Irsyaphiani Insan Adam Robisalmi Priadi Setyawan Priadi Setyawan Bambang Gunadi R.R. Sri Pudji Sinarni Dewi Alimuddin Flandrianto Sih Palimirmo Yogi Himawan Didik Ariyanto Khairul Syahputra Flandrianto Sih Palimirmo Priadi Setyawan Khairul Syahputra Yogi Himawan Ikhsan Khasani Hary Krettiawan Jadmiko Darmawan Ika Nurlaela Wahyu Pamungkas Huria Marnis Rita Febrianti Suharyanto JUDUL KTI Potency and efficacy test of a vaccine in addition with adjuvant against koi herpesvirus in koi (Cyprinus carpio) Perkembangan larva dan ekologi ikan “six-banded tiger barb” Desmopuntius hexazona Weber & de Beaufort, 1912 Identifikasi Ikan Cupang (Betta Imbellis) Transgenik Founder membawa gen penyandi hormon pertumbuhan Perbaikan Kualitas Warna Dan Pertumbuhan Ikan Wild Betta (Betta sp.) Dengan Rekayasa Intensitas Cahaya Dan Warna Latar Warna Ikan Koi Strain Kohaku ( Cyprinus carpio) di Kabupaten dalam Angka Fekunditas, indeks gonadosomatik dan diameter telur ikan tali-tali, Pangio kuhlii Vallenciennes, 1846 (Cobitidae) hasil domestikasi Prevalence and Incidence of Black Band Disease of Scleractinian Corals in the Kepulauan Seribu Region of Indonesia. DNA barcoding ikan hias lahan gambut Teknologi budidaya ikan lele “mutiara” dalam kolam terpal dengan aplikasi probiotik di pondok pesantren pacitan, jawa timur Performa ikan patin hasil hibridisasi antara betina patin siam (pangasianodon hypophthalmus) dengan jantan patin jambal (pangasius djambal), dan nasutus (pangasius nasutus) yang dipelihara di perairan dataran tinggi kabupaten kuningan Analisa pertumbuhan benih ikan nila srikandi (oreochromis aureus x niloticus) pada pemeliharaan di kolam tembok dan kolam tanah di air tawar Performa pertumbuhan dan estimasi nilai heterosis juvenil ikan nila (orochromis niloticus), ikan nila biru (oreochromis aureus), dan persilangannya yang dipelihara di kolam air tawar Performa pertumbuhan ikan nila nirwana (oreochromis niloticus), ikan nila merah (o. Niloticus x o. Mossambicus), ikan nila srikandi (o. Aureus x o. Niloticus), dan ikan nila biru (o. Aureus ) pada pemeliharaan di tambak Performa resistensi benih ikan nila (nirwana), oreochromis niloticus terhadap penyakit streptococcosis Performa ketahanan terhadap khv ikan mas (cyprinus carpio) rajadanu hasil seleksi menggunakan marka molekuler cyca-dab1*05 Performa ikan mas (cyprinus carpio) rajadanu tahan khv terhadap cekaman ph yang berbeda Performa ketahanan ikan mas rajadanu tahan khv f3 terhadap infeksi bakteri aeromonas hydrophila Studi ekspresi gen imun pada udang galah (macrobrachium rosenbergii) yang diinfeksi vibrio harveyi Performa ikan patin hibrida pasupati (pangasiid) dari induk terseleksi pada sistem budidaya berbeda Estimasi heritabilitas dan respon seleksi persilangan ikan gurami (oshpronemus gouramy Lac JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) IAJ Volume 1 JRA No.2 JRA JRA UGM UGM MDI JRA Prosiding FITA 2016 Prosiding FITA 2016 Prosiding FITA 2016 Prosiding FITA 2016 Prosiding FITA 2016 Prosiding FITA 2016 Prosiding FITA 2016 Prosiding FITA 2016 Prosiding FITA 2016 Prosiding FITA 2016 JRA Vol. 11 No. 1 2016 JRA Vol. 11 No. 1 2016 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 84 SATKER NAMA PENULIS PERTAMA BPPI Huria Marnis BPPI Khairul Syahputra BPPI Rita Febrianti BPPI BPPI BPPI BPPI BPPI BPPI BPPI BPPI BPPI BPPI BPPI BPPI BPPI BPPI BPPI Jadmiko Darmawan Yogi Himawan Flandrianto Sih P. Dessy Nurul Astuti Bambang Iswanto Bambang Gunadi Evi Tahapari Huria Marnis Jadmiko Darmawan Priadi Setyawan Rita Febrianti Rita Febrianti Yogi Himawan Yogi Himawan Bambang Iswanto BPPI Bambang Iswanto BPPI Huria Marnis BPPI Khairul Syahputra BPPI Suharyanto PENULIS LAINNYA Bambang Iswanto Rommy Suprapto Imron R.R. Sri Pudji Sinarni Dewi Didik Ariyanto Erma Primanita Hayuningtyas Evi Tahapari Suharyanto Nunuk Listyowati Sularto Khairul Syahputra Yogi Himawan Khairul Syahputra Hary Krettiawan Fajar Anggraeni Pudji Suwargono Adam Robisalmi Lamanto Muhammad Qodri Fitra Jadmiko Darmawan Rita Febrianti Julinasari Dewi Selny Febrida Evi Tahapari Suharyanto Adam Robisalmi Nunuk Listyowati Sularto Sularto Suharyanto Khairul Syahputra Khairul Syahputra Rommy Suprapto Huria Marnis Imron Imron Huria Marnis Rommy Suprapto Bambang Iswanto Imron Selny Febrida R.R. Sri Pudji Sinarni Dewi Yogi Himawan Didik Ariyanto Flandrianto Sih Palimirmo Rita Febrianti Sularto JUDUL KTI Identifikasi zigositas ikan lele (clarias gariepinus) transgenik f-2 yang memebawa gen hormon (phgh) dengan menggunakan realtime-qpcr Keragaman genetik ikan mas (cyprinus carpio) varietas rajadanu tahan koi herpervirus generasi f0 dan f1 menggunakan tiga lokus mikrosatelit Pertumbuhan dan sintasan larva/benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) yang dipelihara dengan padat penebaran berbeda Dinamika kualitas air pada budidaya ikan gurami di kolam tanah Performa ikan mas (Cyprinus carpio) dengan karakter warna berbeda secara indoor Laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan mas rajadanu ( (Cyprinus carpio L) hasil seleksi F2 pada fase pembenihan Evaluasi perkembangan larva udang galah (Macrobrachium rosenbergii) strain GI Macro II generasi kedua Pengaruh penundaan proses fertilisasi buatan terhadap penetasan telur ikan lele (Clarias gariepinus) Performa pertumbuhan larva nila Srikandi (Oreochromis aureus X niloticus) pada pemeliharaan dengan media air berbeda Aplikasi larutan asam tanin dalam upaya peningkatan daya tetas telur ikan patin siam (Pangasionodon hypopthalmus) Isolasi dan identifikasi bakteri streptococcus iniae yang menginfeksi ikan kerapu tikus ( Cromileptes altivelis) Fluktuasi asimetris anakan ikan patin siam (Pangasionodon hypopthalmus Sauvage, 1878) generasi F2 hasil seleksi Respon pemuasan pakan pada pendederan benih ikan nila (Oreochromis aureus) secara indoor Gejala klinis dan kematian ikan nila merah yang terinfeksi bakteri Streptococcus agalactiae Penentuan awal jenis kelamin (determinasi seks) pada ikan gurami (Osprhonemus gouramy) Performa ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu tahan KHV F3 di KJA Waduk Cirata, Jawa Barat Perform benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu asal induk positif MHC-II Performa reproduksi ikan lele Mutiara (Clarias gariepinus) Response to selection for body weight in the third generation of mass selection of the african cathfish (Clarias gariepinus) at research institut for fish breeding Sukamandi The Ability of Fast-Growing Transgenic African Catfish (Clarias gariepinus) on Predator Avoidance Pewarisan Marka Cyca-DAB1*05 dan Keragaan Genetik Ikan Mas (Cyprinus carpio) Strain Rajadanu Tahan Inveksi Koi Herpes Virus dan Tumbuh Cepat Karakterisasi empat populasi ikan gurami (Ospronemus gouramy Lac.) dan persilangan berdasarkan metode truss morfometriks JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) JRA Vol. 11 No. 1 2016 JRA Vol. 11 No. 1 2016 Prosiding Semnaskan Lampung 2016 Prosiding Semnaskan UGM 2016 Prosiding Semnaskan UGM 2016 Prosiding Semnaskan UGM 2016 Prosiding Semnaskan UGM 2016 Prosiding Masyarakat Ikhtiologi Indonesia 2016 Prosiding Masyarakat Ikhtiologi Indonesia 2016 Prosiding Masyarakat Ikhtiologi Indonesia 2016 Prosiding Masyarakat Ikhtiologi Indonesia 2016 Prosiding Masyarakat Ikhtiologi Indonesia 2016 Prosiding Masyarakat Ikhtiologi Indonesia 2016 Prosiding Masyarakat Ikhtiologi Indonesia 2016 Prosiding Masyarakat Ikhtiologi Indonesia 2016 Prosiding Masyarakat Ikhtiologi Indonesia 2016 Prosiding Masyarakat Ikhtiologi Indonesia 2016 Media Akuakultur Vol. 11 No. 1 2016 IAJ Vol. 1 No. 1 2016 IAJ Vol. 1 No. 1 2016 JRA Vol. 11 No. 2 2016 JRA Vol. 11 No. 2 2016 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 85 SATKER NAMA PENULIS PERTAMA PENULIS LAINNYA Bambang Iswanto Selny Febrida Imron R.R. Sri Pudji Sinarni Dewi Flandrianto Sih Palimirmo Yogi Himawan BPPI Huria Marnis BPPI Khairul Syahputra LP2T Dian Novianto Prawira Atmaja, Bram Setyadji LP2T Bram Setyadji Dian Novianto, Budi Nugraha BPPI LP2T LP2T LP2T LP2T LP2T LP2T LP2T LP2T LP2T Sularto Roy Kurniawan Bram Setyadji Irwan Jatmiko Andi Bahtiar Arief Wujdi Dian Novianto Fathur Rochman Bram Setyadji Prawira Atmaja R.T.P. Rita Febrianti Suharyanto Abram Barata, Suciadi C. Nugroho Hety Hartaty Bram Setyadji, Dian Novianto Abram Barata, Dian Novianto Fathur Rochman, Irwan Jatmiko Eko Susilo Irwan Jatmiko, Arief Wujdi Hety Hartaty, Siti Mardlijah Dian Novianto, Abram Barata LP2T Bram Setyadji Irwan Jatmiko, Arief Wujdi LP2T Bram Setyadji I Wayan Arthana, I Wayan Kasa LP2T Irwan Jatmiko Fathur Rochman, Arief Wujdi LP2T LP2T LP2T Irwan Jatmiko Bram Setyadji Fathur Rochman Bram Setyadji, Rani Ekawaty Budi Nugraha, Lilis Sadiyah Widodo Pranowo, Irwan Jatmiko JUDUL KTI Transmisi Gen PhGH dan Performa Pertumbuhan Ikan Lele Afrika (Clarias gariepinus) Transgenik Generasi Ketiga Transmisi Gen krt-GP11 dan Performa Ketahanan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Transgenik F-2 terhadap Infeksi KHV Perbandingan Jenis Kelamin dan Dimorfisme Seksual Pada Pertumbuhan Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) serta Implikasinya terhadap Strategi Seleksinya Beberapa Aspek Biologi Pari Famili Mobulidae pada Perikanan Tuna di Samudera Hindia Selatan Jawa Laju Pancing (Hook Rate), Panjang Hiu Aer (Prionace glauca) dan Daerah Penangkapanya di Samudera Hindia Hubungan Antara Waktu Set dan Durasi Perendaman Pancing Terhadap Hasil Tangkapan Sampingan Pari Lemer (Pteroplatytrygon violacea Bonaparte, 1832) Modelling the Diel Vertical Movement of Swordfish (Xiphias gladius Linnaeus, 1758) Based on Temperature and Depth Recorder Data Produksi Perikanan Tuna Hasil Tangkapan Rawai Tuna yang Berbasis di Pelabuhan Benoa, Bali Daerah Penangkapan, Laju Pancing dan Parameter Populasi Ikan Gindara (Lepidocybium flavobrunneum) di Samudra Hindia Sebaran Panjang Dan Nisbah Kelamin Untuk Investigasi Kemampuan Pemijahan Tuna Mata Besar (Thunnus obesus Lowe, 1839) Di Samudra Hindia Role of Sub Surface Temperature, Salinity and Chlorophyll to Albacore Tuna Abundance in Indian Ocean Biology and CPUE Spatial Distribution of Escolar Lepidocybium Flavobrunneum (Smith, 1843) in Eastern Indian Ocean (Evolving Fisheries: Today’s By-Catch is Tomorrow’s Target Catch) The Seasonal Variability of CPUE and Catch-at-Size Distribution of Troll and Handline Tuna Fisheries Landed in Labuhan Lombok Beberapa aspek penangkapan, sebaran ukuran, dan nisbah kelamin hiu buaya Pseudocarcharias kamoharai (Matsubara, 1936) pada perikanan rawai tuna di Samudra Hindia Modelling several morphometric relationships of swordfish (Xiphias gladius), black marlin (Makaira indica) and blue marlin (Makaira nigricans) caught form Indonesian longliners in the eastern Indian Ocean Beberapa parameter populasi ikan pedang di Samudera Hindia Bagian Timur The Effect of Moon Phase on The Catch of Bigeye Tuna (Tunnus obesus) in Eastern Indian Ocean Dinamika perubahan metode penangkapan rawai tuna di Samudera Hindia The effect of depth of hooks, set and soak time to the catch per unit of effort of tuna in the Eastern Indian Ocean The influence of swimming layer and sub-surface oceanographic variables on catch of albacore in Eastern Indian Ocean JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) JRA Vol. 11 No. 3 2016 JRA Vol. 11 No. 4 2016 JRA Vol. 11 No. 4 2016 Prosiding Simposium Hiu Pari, Februari 2016 Prosiding Simposium Hiu Pari, Februari 2016 Prosiding Simposium Hiu Pari, Februari 2016 Jurnal Ilmu Kelautan Vol 21(1) 2016: 9-16, Maret 2016 Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol. 22 (1) 2016: 25-32, Maret 2016 BAWAL Widyariset Perikanan Tangkap Vol. 8 (1) April 2016: 49-56 Widyariset Vol. 2 (1) 2016: 67 – 76, Mei 2016 Indonesian Fisheries Research Journal Vol 22, No.1 Juni 2016: 17-26 Indonesian Fisheries Research Journal Vol 22, No.1 Juni 2016: 27-36 Indonesian Fisheries Research Journal Vol 22, No.1 Juni 2016: 53-60 Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 16 No. 2, Juni 2016: 115-124 Journal of Fisheries Vol 4 (2): 371-376 Agustus 2016 BAWAL Widyariset Perikanan Tangkap Vol. 8 (2) Agustus 2016 Jurnal Ilmu Kelautan Vol 21 (3): 101-106, September 2016 Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol. 22 (2) 2016: September 2016 Indonesian Fisheries Research Journal Vol 22, No. 2 Desember 2016 Indonesian Fisheries Research Journal Vol 22, No. 2 Desember 2016 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 86 SATKER NAMA PENULIS PERTAMA LP2BRL Petrus Rani PongMasak Nelly Hidayanti Sarira Muslimin Dhini Arum Pratiwi, Wiwin Kusuma Perdana Sari LP2BRL LP2BRL LP2BRL LP2BRL LP2BRL LP2BRL P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP Petrus Rani PongMasak Wiwin Kusuma Perdana Sari PENULIS LAINNYA Nova Fransisca Simatupang Muslimin Dhini Arum Pratiwi Wiwin Kusuma Perdana Sari, Muslimin Siti Fadilah Alimuddin, Petrus Rani Pong-Masak, Joko Santoso, Andi Panrengrengi Siti Fadilah Dhini Arum Pratiwi Kuswardani Rita Tisiana Dwi Widodo S. Pranowo Widodo S. Pranowo Widodo S. Pranowo Mariska A. Kusumaningtyas Yusmiana Puspitaningsih Rahayu Hadiwijaya Lesmana Salim Dini Purbani Agustin Rustam Novi Susetyo Adi Yulius Qiao Fangli Rizal F. Abida, Engki A. Kisnarti2 Anastasia R.T.D. Kuswardani, Budi Nugraha, Dian Novianto, Umi Muawanah, Hari Prihatno, Weidong Yu Armyanda Tussadiah, Mega L. Syamsuddin, Noir P. Purba & Indah Riyantini Agustin Rustam, Terry L. Kepel, Restu Nur Afi Ati, August Daulat, Peter Mangindaan & Andreas A. Hutahaean Rizky Anggoro Adi, Dino Gunawan Priyambodo, Candra Dwi Puspita & Hariyanto Triwibowo Dini Purbani, Agustin Rustam, Yulius Yulius, Devi Suryono, Joko Prihantono Abdullah Aman Damai2, Yulius1, Eva Mustikasari1, Hadiwijaya Lesmana Salim1 dan Aida Heriati1 1Pusat Yulius, Hadiwijaya L Salim dan M. Ramdhan Penny Dyah Kusumaningrum Ardiansyah, M. Ramdhan, A. Heriati, H.L Salim, D. Purbani,S.N. Amri & T. Arifin JUDUL KTI Pertumbuhan dan Produksi Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii dengan Aplikasi Metode Vertikultur di Kabupaten Buton Tengah Provinsi Sulawesi Tenggara Performansi Pertumbuhan Bibit Rumput Laut Gracilaria Verrucosa Introduksi dengan Peremajaan pada Panjang Stek Berbeda di Tambak Musim Tanam Produktif Rumput Laut Eucheuma Denticulatum di Perairan Kabupaten Pohuwato, Gorontalo Penentuan Bobot Bibit, Jarak Rumpun, dan Jarak Tali Bentangan untuk Optimalisasi Budidaya Rumput Laut Sargassum Duplicatum dengan Metode Lepas Dasardi Perairan Mananggu Kabupaten Boalemo, Gorontalo Penentuan Pola Musim Tanam Optimal Rumput Laut Eucheuma Striatum di Perairan Kabupaten Pohuwato, Gorontalo Growth, Morphology and Growth Related Hormone Level in Kappaphycus alvarezii Produced by Mass Selection in Gorontalo Waters, Indonesia Propagasi bibit rumput laut Gracilaria gigas pada tahap kultur jaringan, aklimatisasi, dan pembesaran JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) Prosiding FITA. Forum inovasi teknologi akuakultur. Puslitbang, Jakarta. ISBN : 978-979-789-052- (31 Agustus 2016) Prosiding FITA. Forum inovasi teknologi akuakultur. Puslitbang, Jakarta. ISBN : 978-979-789-052- (31 Agustus 2016) Prosiding FITA. Forum inovasi teknologi akuakultur. Puslitbang, Jakarta. ISBN : 978-979-789-052- (31 Agustus 2016) Prosiding FITA. Forum inovasi teknologi akuakultur. Puslitbang, Jakarta. ISBN : 978-979-789-052- (31 Agustus 2016) Prosiding FITA. Forum inovasi teknologi akuakultur. Puslitbang, Jakarta. ISBN : 978-979-789-052- (31 Agustus 2016) Jurnal (HAYATI Journal of Biosciences 23. 2016 | 29-34 (10 Juli 2016) Jurnal (Media Akuakultur 11. Balitbang. p-ISSN 1907-676 (2 Desember 2016) Application of MASNUM Wave Model in Indo Pacific Ocean and its Verification using Altimeter Data Identification of Ocean Currents Potential Energy in Lombok Strait Based on Electric Turbine Scenarios International Journal of Science and Research (IJSR) Volume 5 Issue 3 , Maret 2016 International Journal of Science and Research (IJSR) Volume 5 Issue 4 , April 2016 KARAKTERISTIK DAN VARIABILITAS EDDY DI SAMUDERA HINDIA SELATAN JAWA Jurnal Segara vol 11 no 3 Desember 2016 Ocean-Climate Interaction of South Eastern Indian Oceanfor Tuna Fisheries & Its Socio-Economy Impacts EKOLOGI DAN STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN DI TELUK RATATOTOK, MINAHASA TENGGARA, SULAWESI UTARA KUALITAS AIR PERMUKAAN DAN SEBARAN SEDIMEN DASAR PERAIRAN SEDANAU, NATUNA, KEPULAUAN RIAU Spatial Pattern of Water Quality on Coral Reef Area Around Kaledupa Island PENGEMBANGAN INDUSTRI PERIKANAN TANGKAP DI PERAIRAN BARAT SUMATERA BERBASIS EKONOMI BIRU (Industrial Development in Fisheries at West Sumatera Padang Waters Based on Blue Economy Kajian Kualitas Perairan Lombok Tengah Sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah : Konsep Integrasi Teknologi Penginderaan Jauh dan Buoy untuk Pemantauan Perairan Waduk dan Danau KESESUAIAN KAWASAN BUDI DAYA RUMPUT LAUT DI TELUK SALEH, KABUPATEN SUMBAWA, NUSA TENGGARA BARAT International Journal of Science and Research (IJSR) Volume 5 Issue 4 , April 2016 Jurnal Segara vol 11 no 1 April 2016 Jurnal Segara vol 11 no 1 April 2016 Jurnal Segara vol 11 no 2 Agustus 2016 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN, Vol. 23, No.2, Juli 2016: 233-240 Blue Ekonomi Lombok Aplikasi Teknologi Pemantauan Kualitas Perairan Jurnal Segara vol 11 no 1 April 2016 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 87 SATKER NAMA PENULIS PERTAMA P3SDLP Semeidi Husrin P3SDLP Semeidi Husrin P3SDLP Yulius P3SDLP P3SDLP Dino Gunawan Pryambodo Joko Prihantono PENULIS LAINNYA Roka Pratama, Aprizon Putra, Hadi Sofyan, Nia Naelul Hasanah, Nita Yuanita, Irwan Meilano Didit Adytia Nasir Sudirman Ardiansyah M. Hasanudin, Dino Gunawan, Rainer A. Troa, Eko Triarso, Lestari C. Dewi & Ira Dillenia P3SDLP Semeidi Husrin P3SDLP Lestari Cendekia Dewi Joko Prihantono P3SDLP Taslim Arifin Derri Dwima P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP Taslim Arifin M. Ramdhan Syahrial Nur Amri, Dino Gunawan Pryambodo Dino Gunawan Pryambodo1 Rikha Bramawanto, S.Pi Rikha Bramawanto Sophia L. Sagala Sri Suryo Sukoraharjo A Putera Aida Heriati H.L. Salim, Yulius dan Eva Mustikasari Taslim Arifin Joko Prihantono, Rainer A. Troa, Eko Triarso Joko Prihantono1 dan Supriyadi2 Sophia Lasma Sagala Ifan R. Suhelmi, Hariyanto Triwibowo, Sophia L. Sagala Rikha Bramawanto, Dian S. Pratama, Ifan R. Suhelmi and Wasinton Simanjuntak R. Bambang Adhitya Nugraha Sofiyan Muji Permana Vivi Yovita Indriasari dan Agus Sufyan Vivi Yovita Indriasari Penny Dyah Kusumaningrum Handy Chandra Handy Chandra Bertha Berlian Borneo JUDUL KTI The Mechanisms of Coastal Erosion in Northeast Bali Numerical simulations of nonbreaking solitary wave attenuation by a parameterized mangrove forest model IDENTIFIKASI AKUIFER AIRTANAH DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDRA (PPS) BUNGUS, SUMATRA BARAT IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI PESISIR TELUK SALEH, KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2004-2014 ESTIMASI KETEBALAN PASIR LAUT DI PERAIRAN UTARA KABUPATEN SERANG – BANTEN MENGGUNAKAN SUB BOTTOM PROFILER Tsunami Vulnerability Of Critical Infrastructures In The City Of Padang, West Sumatera Karakteristik Kimia Perairan dan Hasil Tangkapan Benih Lobster di Teluk Bumbang Kabupaten Lombok Tengah Analisis Ukuran Butiran Sedimen Teluk Ekas : Pendugaan Sebaran Suhu Permukaan Laut Teluk Ekas Menggunakan Data Citra Satelit Landsat – 8 Analisis Ketersediaan Nitrogen Menggunakan Model Keseimbangan Massa Pada Budidaya Ikan Kerapu di Keramba Jaring Apung Adaptation Strategy of Seaweed Cultivation to Face the Climate Change (Case Study in Segoro Anakan Bay Ngadirojo, Pacitan). Identifikasi Akuifer Dangkal di Pulau Terdepan NKRI dengan Metoda Geolistrik 2D : Studi Kasus Pulau Laut, Kab. Natuna Zonasi Intrusi Air Asin dengan Kualitas Fisik Air Tanah di Kota Semarang Meteorological and physical conditions of Salt Pan Areas with FilteringThreaded Technology (TUF) in Cirebon Regency, Indonesia Permasalahan dan Solusi Dalam Meningkatkan Produktivitas Tambak Garam Rakyat di Jawa Tengah Recover Magnesium as Magnesium Hydroxide from local salt bittern Pemanfaatan Teknologi Pengindraan Jarak Jauh Kemaritiman Penelitian dan Pengembangan Sistem Konversi Energi Laut (SKEAL) Badan Litbang KP - KKP. Kondisi Eksisting dan Rencana Ke Depan Alternatif Pemanfaatan Anjungan Lepas Pantai Pasca Produksi Nilai Tambah Budidaya Rumput Laut terhadap Perlindungan Pantai Perlindungan Pantai Berbasis Restorasi Ekologi Pemantauan Kualitas Perairan Waduk Ir. H. Djuanda (Jatiluhur) memanfaatkan Teknologi Buoy Uji Kaji Teknologi Buoy Pluto Berbasis Telemetri untuk Pemantauan Kualitas Perairan Danau Maninjau JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) Jurnal Segara vol 11 no 2 Agustus 2016 Pertanika Journals Science & Technology 24 (1): 1 - 25 (2016) Jurnal Segara vol 11 no 3 Desember 2016 Jurnal Segara vol 11 no 3 Desember 2016 Jurnal Segara vol 11 no 3 Desember 2016 Proceedings of the International Seminar (Industrialization of Fisheries and Marine Resources, FAPERIKA-UNRI 2012) Blue Ekonomi Lombok Blue Ekonomi Lombok Blue Ekonomi Lombok Blue Ekonomi Lombok Jurnal Forum Geografi Vol 30, No 1 (2016): July Jurnal Eksplorium vol. 37. 1. Mei 2016 Jurnal Kelautan Nasional Agustus 2016 Jurnal Segara vol 11 no 2 Agustus 2016 Prosiding Seminar Nasional Kelautan XI, Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan Univ. Hang Tuah Surabaya Proceedings 16th Asian Chemical Congress, Dhaka Bangladesh Bunga Ramai Penerapan Teknologi Kemaritiman Bunga Ramai Penerapan Teknologi Kemaritiman Bunga Ramai Penerapan Teknologi Kemaritiman Bunga Ramai Penerapan Teknologi Kemaritiman Bunga Ramai Penerapan Teknologi Kemaritiman Aplikasi Teknologi Pemantauan Kualitas Perairan Aplikasi Teknologi Pemantauan Kualitas Perairan Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 88 SATKER NAMA PENULIS PERTAMA PENULIS LAINNYA P3SDLP Eko Triarso Rainer A Troa P3SDLP Rainer A.Troa Ira Dillenia & Eko Triarso P3SDLP P3SDLP P3SDLP BPOL BPOL BPOL BPOL BPOL BPOL BPOL Ira Dillenia Rainer A.Troa Eko Triarso - Komang Iwan Suniada Eko Susilo, Amandangi Wahyuning Hastuti Frida Sidik Eko Susilo Amandangi Wahyuning Hastuti Rizki Hanintyo Rizki Hanintyo Amandangi Wahyuning Hastuti BPOL Rizki Hanintyo LPSDKP LPSDKP Ulung Jantama Wisha Aprizon Putra Ulung Jantama Wisha LPSDKP Herdiana Mutmainah LPSDKP Aprizon Putra, LPSDKP Ulung Jantama Wisha LPSDKP Ira Dillenia & Eko Triarso Komang Iwan Suniada BPOL LPSDKP Rainer A Troa Wisnu Arya Gemilang David Neil, Chaterine E. Lovelock Sri Hadianti Komang Iwan Suniada, Eko Susilo, Aldino Jusach Saputra Fikrul Islamy, Sri Hadianti, Aldino Jusach, RM Putra Mahardika Aldino Jusach, Fikrul Islamy,RM Putra Mahardika, Sri Hadianti Yuli Pancawati, I Nyoman Surana Eko Susilo Aida Heriati Try Al Tanto, Ilham Semeidi Husrin, and Gegar Sapta Prasetyo Gunardi Kusumah, Try Altanto, Koko Ondara Try Al Tanto, Ilham Try Al Tanto, Ilham Gunardi Kusumah JUDUL KTI Pemetaan Geologi Gunungapi Bawah Laut Kawio Barat Perairan Sangihe-Talaud menggunakan Multibeam Echosounder Resolusi Tinggi Identifikasi Situs Arkeologi Maritim Karang Panjang Perairan Pulau Laut Natuna Geodinamika Kawasan Timur Indonesia dan Implikasinya terhadap Potensi Sumber Daya Dasar Laut Sebaran Tekstur Sedimen Permukaan Dasar Perairan Teluk Buton Natuna Indikasi Keberadaan Gas Hidrat di Cekungan Busur Muka Simelue dan Potensinya sebagai Sumber Energi Masa Depan dengan penulis Eko Triarso Perbandingan Antara Informasi Suhu Permukaan Laut dari Data Satelit dengan Hasil Pemodelan di WPP NRI-716 Effect of High Sedimentation Rates on Surface Sediment Dynamics and Mangrove Growth in The Porong River, Indonesia Variasi bulanan daerah prediksi penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan RI 711 Dapatkah Siklon Tropis Picu Peningkatan Konsentrasi Klorofil-a (Studi Kasus Siklon Tropis LAM) Distribusi Sebaran Kapal Ikan dan Kaitannya dengan Daerah Potensial Penangkapan Ikan Berdasarkan Citra Satelit di WPP-NRI 711 Thermal Front pada Musim Timur di laut Sawu Tahun 2015 Berdasarkan Citra Satelit Aqua-Terra MODIS Level 2 Variasi SPL, Klorofil a dan NPP pada Lokasi Daerah Penangkapan Ikan (Studi Kasus WPP 714, 716, 718) Struktur Komunitas Plankton Saat Air Pasang di Kawasan Estuari Perancak, Bali Comparison of Chlorophyll-a Measurement Using Spatial Imagery and Numerical Model in Bali Strait Analisis Julat Pasang Surut (Tidal Range) Dan Pengaruhnya Terhadap Sebaran Total Sedimen Tersuspensi (Tss) Di Perairan Teluk Pare Granules Size Analysis and Sedimentation Rate to Coral Reefs and Seagrass In The Bungus Bay Waters Padang City Hydrodynamics of Bontang Seawaters: Its Effects on the Distribution of Water Quality Parameters Kajian kesesuaian lingkungan untuk pengembangan wisata di Pantai Ganting, Pulau Simeulue, Provinsi Aceh Aplikasi Citra Satelit Untuk Identifikasi Perubahan Luasan Mangrove di Teluk Bungus Kota Padang Distribusi Spasial Suhu Permukaan Laut di Perairan Sumatera Barat Dikaitkan Dengan Kejadian Indian Ocean Dipole (Iod) Pada Musim Peralihan (Agustus-Oktober) (Studi Kasus: Pulau Pasumpahan Dan Sibonta) Gejala Intrusi Air Laut Di Daerah Pesisir Padelegan, Pademawu dan JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) Jurnal Kelautan Nasional April 2016 Jurnal Kelautan Nasional April 2016 Jurnal Kelautan Nasional Agustus 2016 Jurnal Kelautan Nasional Des 2016 Jurnal Kelautan Nasional Des 2016 Bumi Lestari Jurnal Lingkungan Hidup (Journal of Envirnment) Vol. 16 No. 1 : 32-37 ISSN 1411-9668 Marine Pollution Bulletin - April 2016 Seminar Nasional Pengelolaan Pesisir dan daerah aliran sungai ke 2 Prosiding Seminar nasional Penginderaan Jauh 2016 ISBN 978-979-1458-99-3 Prosiding Seminar nasional Penginderaan Jauh 2016 ISBN 978-979-1458-99-3 Prosiding Seminar nasional Penginderaan Jauh 2016 ISBN 978-979-1458-99-3 Prosiding Seminar nasional Penginderaan Jauh 2016 ISBN 978-979-1458-99-3 Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikaanan dan Kelautan 2016 Jilid II: Manajemen Sumberdaya Perikanan ISSN: 2477-6327 2nd International Conference of Indonesian Society for Remote Sensing (ICOIRS) 2016 IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science Vol. 47 No. 1 doi: 10.1088/1755-1315/47/1/012010 Jurnal Kelautan Volume 9, No. 1, April 2016 PROSIDING Pasca Sarjana UNAND ILMU KELAUTAN September 2016 Vol 21(3) Jurnal ilmu perairan Pesisir dan Perikanan universitas syahkuala vol 5 no. 1 2016 Prosiding Seminar Nasional Sains Atmosfer (SNSA) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Februari 2016 Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016 Universitas Trunojoyo Madura, 27 Juli 2016 Jurnal Kelautan Volume 9, No. 2, Oktober 2016 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 89 SATKER NAMA PENULIS PERTAMA LPSDKP Herdiana Mutmainah LPSDKP Ulung Jantama Wisha LPSDKP Ruzana Dhiauddin LPSDKP Gunardi Kusumah LPSDKP Aprizon Putra LPSDKP Try Al Tanto LPSDKP Try Al Tanto LPSDKP Koko Ondara LPSDKP Aprizon Putra LPSDKP Ulung Jantama Wisha LPSDKP Ulung Jantama Wisha PENULIS LAINNYA Dominika Wara Christiana, Gunardi Kusumah Semeidi Husrin, Ulung Muh. Yusuf, Lilik Maslukah Try Al Tanto dan Gunardi Kusumah Semeidi Husrin Ulung Jantama Wisha Wisnu Arya Gemilang Semeidi Husrin, Try Al Tanto, Roka Pratama Herdiana Mutmainah Try Al Tanto dan Ilham Aida Heriati Susilo Wisnogroho RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS ELEKTRONIS TEKNOLOGI PEMANTAUAN UNTUK BUDIDAYA LAUT LPTK Ari Kuncoro Ma'muri, Salasi W. Widyanto, Susilo Wisnogroho LPTK Adiguna R. Nugraha Nanda R. Prasetiawan P3DSPBKP Hedi Indra Januar P3DSPBKP Agustinus Robert Uria P3DSPBKP P3DSPBKP Hedi Indra Januar Tuti Hartati Siregar Tsunami Mentawai 25 Oktober 2010 Dan Dampaknya Kini Terhadap Pantai Barat Mentawai Karakteristik Oseanografi Fisik (Batimetri, Pasang SurutGelombang Signifikan Dan Arus Laut) Perairan Teluk Bungus Kelimpahan Fitoplankton Dan Konsentrasi Tss Sebagai Indikator Penentu Kondisi Perairan Muara Sungai Porong Kualitas Perairan Teluk Bungus Berdasarkan Baku Mutu Air Laut Pada Musim Berbeda Shoreline Changes Analysis Of West Pasaman Regency, West Sumatera Simulasi Numerik Gelombang (Spectral Waves) Dan Bencana Rob Menggunakan Flexible Mesh Dan Data Elevation Model Di Perairan Kecamatan Sayung, Demak Penilaian kerentanan sumberdaya air tanah di pademawu dan sekitarnya menggunakan metode GALDIT dan DRASTIC Kerentanan Pesisir Terhadap Perubahan Iklim Di Timur Laut Provinsi Bali The Mapping of Temporary Evacuation Site (TES) and Tsunami Evacuation Route in North Pagai Island, Mentawai Islands Regency – Indonesia SPATIAL DISTRIBUTION OF SEA SURFACE TEMPERATURE IN WEST SUMATERA SEAWATERS ASSOCIATED WITH INDIAN OCEAN DIPOLE (IOD) EVENT IN TRANSITIONAL SEASONS (AUGUST-OCTOBER) Bathymetry and Hydrodynamics in Pare Bay Waters During Transitional Seasons (September- October RANCANG BANGUN KONVERTER KIT DUAL FUEL (LPG-SOLAR) UNTUK MESIN DIESEL KAPAL NELAYAN TRADISIONAL Ma'muri Salasi W. Widyanto Sekitarnya Ari Kuncoro, Susilo Wisnugroho LPTK LPTK JUDUL KTI Neviaty Putri Zamani, Dedi Soedarma and Ekowati Chasanah - Agustinus Robert Uria, Dewi Seswita Zilda Nandang Priyanto, Ajeng Kurniasari Putri, Novalia Rachmawati, Radestya Triwibowo, Larissa Dsikowitzky, Jan Schwarzbauer LPG SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK BAHAN BAKAR DUAL-FUEL MESIN DIESEL KAPAL NELAYAN TRADISIONAL TERUMBU KARANG DAN Isis hippuris L. DI BLUE HOLE WAKATOBI UNTUK POTENSI DAERAH DAERAH KONSERVASI Changes In soft Coral Sarcophton sp. Abudance and ctotoxicity at volcanic CO2 seeps in Indonesia North-South Biodiscovery Research Collaboration of Indonesian Sponge and Soft Coral : A Bibliographic Analysis of Publications Over the Las Two Decades Metagenomics – Guided Mining of Commercially Useful Biocatalysts from Marine Microoganisms Spatial Distribution and Seasonal Variation of the Trace Hazardous Element Contamination in Jakarta Bay, Indonesia JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) Jurnal Kelautan Volume 9, No. 2, Oktober 2016 Jurnal Kelautan Volume 9, No. 2, Oktober 2016 Jurnal Kelautan Volume 9, No. 2, Oktober 2016 MASPARI JOURNAL Juli 2016, 8(2):135-146 J. Segara Vol.12 No.2 August 2016: 91-98 Jurnal Kelautan Volume 9, No. 2, Oktober 2016 PIT PAA Majalah Ilmiah Globë Volume 17 No.1 Juni 2015 Jurnal Earth and Environmental Science 47 (2016) Jurnal Geomatika Omni Akuatika, 12 (2): 1–10, 2016 Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Semnastek) 2016 ISSN : 2407-1848 e-ISSN : 2460-8414 Tanggal 08 November 2016 Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Semnastek) 2016 ISSN : 2407-1848 e-ISSN : 2460-8414 Tanggal 08 November 2016 Prosiding SEMNASKAM-UGM Jilid I Budidaya Perairan ISSN : 2477-6327 Tanggal 13 Agustus 2016 Prosiding SEMNASKAM-UGM Jilid II Manajemen Sumberdaya Perikanan ISSN : 2477-6327 Tanggal 13 Agustus 2016 AIMS Environmental Science, 3 (2): 239-248 J Scientometric Res Jan-Apr 2016 Vol 5 Issue 1 Advances in Food and Nutrition Research, Volume 78 Marine Pollution Buletin 110 (2016) 634–646 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 90 SATKER NAMA PENULIS PERTAMA P3DSPBKP Dwiyitno P3DSPBKP Syamdidi P3DSPBKP Ellya Sinurat P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP Dedi Noviendri HI Januar Hedi Indra Januar PENULIS LAINNYA Larissa Dsikowitzky, Inga Nordhaus, Nuri Andarwulan, Hari Eko Irianto, Hanifah Nuryani Lioe, Farida Ariyani, Sonja Kleinertz, Jan Schwarzbauer Hari Eko Irianto, Giyatmi Irwandi Jaswir, M. Taher et al. Endang Saepudin, Rosmawaty Peranginangin, Sumi Hudiyono NP Zamani, D. Soedharma, E. Chasanah Hedi Indra Januar, Neviaty Putri Zamani, Dedi Soedharma, and Ekowati Chasanah P3DSPBKP Pujoyuwono Martosuyono P3DSPBKP Muhammad Nursid P3DSPBKP Yusro Nuri Fawzya P3DSPBKP Nurrahmi Dewi F P3DSPBKP M. nursid - P3DSPBKP Rini S Asri P, Hedi Indra J P3DSPBKP Syamdidi Diah Ika Sari P3DSPBKP Rini S Sugiyono and Ekowati C P3DSPBKP Ekowati C P3DSPBKP Subaryono P3DSPBKP Th. Dwi Suryaningrum P3DSPBKP Muhammad Nursid Pujoyuwono Martosuyono, Ifah Munifah, and Gesty Aulia Ningrum Afrilia Putri Maharani, Riyanti, Endar Marraskuranto Dewi Seswita Zildam Seprinato, Hana Nurulita Prestisia - Kustiriyah, Hedi Indra Januar, Yusro N, F, Rini S and M. Nursid Yuwanita Ardilasari, Rosmawaty P, Fransisca Rungkat Z and Maggy T, S Virza Novelita dan Dedi Noviendri Diah Ikasari, Supriyadi, Inti JUDUL KTI Accumulation patterns of lipophilic organic contaminants in surface sediments and in economic important mussel and fish species from Jakarta bay, Indonesia Agar-abundant Marine Carbohydrate from Seaweeds in Indonesia : Produstino, Bioactivity, and Utilization Fabrication of Fucoxanthin-Loaded Microsphere (F-LM) By Two Steps Double-Emulsion Solvent Evaporation Method and Characterization of Fucoxanthin before and after Microencapsulation Immunostimulatory activity of brown seaweed-derived fucoidans at different molecular weights and purity levels towards white spot syndrome virus (WSSV) in shrimps Litopenaeusvanname New Cytotoxic Cembranoid from Indonesian Soft Coral Sarcophyton sp Logic Structure Determination (Lsd) As A Computer Assisted Structure Elucidation (Case) For Molecular Structure Determination Of Cytotoxic Cembranoids From Soft Coral Ethanolic Fermentation Efficiency of Seaweed Solid Waste hydrolysates by Saccharomyces cerevisiae Cytotoxic Activity And Secondary Metabolite Characteristics Of Sea Cucumber Actinopyga Sp. Methanolic Extract Screening of Indonesian Steptomyces sp. Capable of Secreting Transglutaminase (MTGase) and Optimization of MTGase Production using Different Growth Media DNA Barcoding Approcch to Identify Fungal Species Investigationn on Antioxidant Compounds from marine Algae Extracts Collected from Binuangen Coast, Banten Indonesia H-NMR Fatty Acids Metabolomics as a High Troughput Screeing in Evaluation of Sea Cucumbar Potency for Nutraceutical Product Development Processing of Crispy Baby fish of tilapia using computerized formulations Nutrional value of merauke swamp fish to support food security Chemical composition and biological activity of sea cucumbers from karimunjawa and lampung water New Alginate lynase from Indonesia bacillus megaterium s245 activities toward polymannuronate and polyguluronate Isolasi fukosantin dari rumput laut coklat padina australis dan sitotoksitasnya terhadap sel Mcf7 dan sel vero Karakteristik kerpuk panggang ikan lele (Clarias garipinus) dari JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) Marine Pollution Bulletin MPB-07435 CRC Press Journal of Oleo Science Journal of Applied Pharmaceutical Science Pharmacognosy Research 15 :1274-87 Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and Biotechnology Vol. 11 No. 1 Tahun 2016 Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and Biotechnology Vol. 11 No. 1 Tahun 2016 Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and Biotechnology Vol. 11 No. 1 Tahun 2016 Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and Biotechnology Vol. 11 No. 1 Tahun 2016 Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and Biotechnology Vol. 11 No. 2 Tahun 2016 Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and Biotechnology Vol. 11 No. 2 Tahun 2016 Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and Biotechnology Vol. 11 No. 2 Tahun 2016 Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and Biotechnology Vol. 11 No. 3 Tahun 2016 Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and Biotechnology Vol. 11 No. 3 Tahun 2016 Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and Biotechnology Vol. 11 No. 3 Tahun 2016 Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and Biotechnology Vol. 11 No. 3 Tahun 2016 Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan No. 1 Vol. 11 Tahun 2016 Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 91 SATKER NAMA PENULIS PERTAMA P3DSPBKP Bagus Sediadi B.U. P3DSPBKP Farida Ariyani P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP Arifah Kusmarwati Yusro Nuri Fawzya Rodiah Nurbaya Sari Diini Fithriani Devi Ambarwaty Oktavia Jamal Basmal Theresia Dwi Suryaningrum Asri Pratitis Giri Rahmad Barokah Muhamad Darmawan Devi A. Oktavia Nurrahmi Dewi Fajarningsih PENULIS LAINNYA Mulya Arti Dina Fransiska, Muhamad Darmawan dan Wahyu Rahmat Irma Hermana, dan Ninoek Indriati Irma Hermana dan Radestya Triwibowo Ekowati Chasanah , Achmad Poernomo dan M.H. Khirzin Bagus Sediadi Bandol Utomo, Jamal Basmal, Ema Hastarini, Rinta Kusumawati Luthfi Assadad dan Zaenal Arifin Singgih Wibowo Irma Hermana, dan Sardino Syamdidi, Asmanah, dan Sakinah Haryati Rini Susilowati dan Hedi Indra Januar Ajeng Kurniasari Putri, Gunawan Syamdidi, Yusma Yenni, dan Singgih Wibowo Diini Fithriani dan Rodiah Nurbaya Sari Khaerunnisa dan Atiek Soemiati Diini Fithriani - P3DSPBKP Sugiyono Pujoyuwono M P3DSPBKP Rodiah Nurbaya Sari P3DSPBKP Diah Lestari Ayudiarti P3DSPBKP Rinta Kusumawati P3DSPBKP Bagus SBU Ema Hastarini, dan Diah L. Ayudiarti Ema Hastarini, dan Rodiah Nurbayasari Muhamad Darmawan dan Singgih Wibowo Ema Hastarini, Subaryono, Diah Ikasari JUDUL KTI Beberapa perbandingan daging ikan dan tepung tapioca JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) Perikanan No. 1 Vol. 11 Tahun 2016 Formulasi hydrogel dari kappa dan iota karaginan untuk bahan pembalut luka Keberadaan v. parahaemolyticus patogenik pada udang tambak yang berasal dari pantai utara jawa Perubahan parameter sensori dengan metode Demerit Point score pada penurunan kesegaran ikan patin Isolasi dan karakteristik kolagen dari teripang gama (Stichopus variegatus) Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan No. 1 Vol. 11 Tahun 2016 Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan No. 1 Vol. 11 Tahun 2016 Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan No. 1 Vol. 11 Tahun 2016 Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan No. 1 Vol. 11 Tahun 2016 Karakteristik pengeringan dan model matematik kurva pengeringan Rumput Laut Eucheuma cotonii dari Lontar Banten Identifikasi mikroba lipolitik dari limbah cair surimi dan pengalengan rajungan Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan No. 2 Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan No. 2 Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan No. 2 Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan No. 2 Pemurnian minyak ikan patin dari hasil samping pengasapan ikan patin Pemanfaatan Ampas Padat Ekstraksi Agar Kertas Untuk Pupuk Organik Pembuatan Analog Cumi-Cumi dari Surimi Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) dengan Menggunakan Berbagai Jenis Tepung Aktivitas antibakteri dan sitotoksitas spons, karang lunak dan ascidian sebagai biomarker pada efektivitas konversi di Taman Wisata Perairan Laut Banda Kelimpahan Fitoplankton penyebab HAB di perairan teluk lampung pada musim barat dan musim timur Pembuatan serat nano dari komposit kitosan PVA melalui Proses Electrospinnin Biodegradasi Menggunakan Bioremedian Bakteri dan Mikroalga Chlorella sp. Penapisan Senyawa Hemagglutinin dari Makroalga Asal Perairan Manado Pengaruh Proses Sonikasi Terhadap Perolehan Pigmen Mikroalga Nannochloropsis sp. dan Phorpyridium sp. Uji Stabilitas Antioksidan Ekstrak Spirulina Sebagai Bahan Fortifikasi Olahan Produk Perikanan Potensi Minyak Ikan Kasar dari Hasil Samping Industri Pengolahan Filet Ikan Patin Menjadi Minyak Ikan Layak Konsumsi Pengaruh Penggunaan Adsorben Terhadap Karakteristik Minyak Ikan Patin Murni Pengembangan Usaha Pengolahan Ikan Patin Berbasis Zero Waste Kharakteristik Susut Hasil Pasca Panen Perikanan di Ambon Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan No. 2 Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan No. 2 Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan No. 2 Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan No. 2 Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 92 SATKER NAMA PENULIS PERTAMA P3DSPBKP Gunawan P3DSPBKP Ajeng Kurniasari Putri P3DSPBKP Arifah Kusmarwati P3DSPBKP Devi Ambarwaty Oktavia P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP Tuti Wahyuni, M.Si Rodiah Nurbaya Sari Ellya Sinurat Dina Fransiska Izhamil Hidayah Muhammad Nursid Nurhayati Dedi Noviendri Muhamad Darmawan Agus Heri Purnomo Farida Ariyani Diini FithrianiI.S.TP, M.Si Diah Ikasari Irma Hermana Nurrahmi Dewi Fajarningsih PENULIS LAINNYA Giri Rohmad Barokah dan Putri Wullandari Potensi Pengembangan Industri Pengolahan Pindang Modern di Kabupaten Pati, Jawa Tengah Irma Hermana Aplikasi Starter Leuconostoc mesenteroides BN12 Terhadap Kualitas Peda Jovita Tri Murtini, dan Singgih Wibowo - Pujoyuwono Martosuyono Diah Lestari Ayudiarti, dan Ema Hastarini Asep Saefumillah, dan Agustina Muharromah Muhamad Darmawan, Dian Pribadi Perkasa dan Erizal Linawati Hardjito dan Toto Toharmat Putri Aprilia Warmy dan Lestari Rahayu Rinta Kusumawati, dan Nurul Hak Reno Fitri Hasrini Dina Fransiska, Sakinah Haryati dan Hanny Febi Maulando Reza Bayu Anugerah Irma Hermana dan Izhamil Hidayah - Th. Dwi Suryaningrum Izhamil Hidayah dan Ninoek Indriati Muhammad Nursid LPPMPHP Tri Nugroho Widianto Toni Dwi Novianto, Naila Zulfia LPPMPHP Tri Nugroho Widianto Arif Rahman Hakim LPPMPHP LPPMPHP Arif Rahman Hakim Tri Nugroho Widianto JUDUL KTI Zaenal Arifin Siregar, Tri Nugroho Widianto Bakti B. Sedayu, Caesar Mahendra Kemunduran Mutu Ikan Nila Biru dan Nila Srikandi Selama Penyimpanan Suhu Es dan Beku Pengaruh Superfatting terhadap Kualitas Sabun Rumput Laut Natural Pengaruh Beda Konsentrasi dan Penyimpanan Penyalut Probiotik pada Viabilitas Bakteri Manfaat Buah Mangrove (Bakau) Jenis Lindur(Bruguiera gymnorrhiza) sebagai Alternatif Sumber Pangan Studi Biosorpsi Ion Logam Berat Cadmium (II) menggunakan Adsorbent Alginat yang diekstrak dari Biomassa Rumput Laut Coklat (Sargassum crassifolium) Pembuatan dan Karakterisasi Hidrogel Superabsorben dari Iota Karaginan dan Asam Akrilat Pengaruh Perlakuan Fermentasi Limbah Hasil Pengolahan Karagenan Terhadap Komposisi Nutrien Yang Dihasilkan Investigasi Bioaktivitas Rumput Laut Coklat Turbinaria ornata melalui Uji FRAP, DPPH, DAN MTT Pemanfaatan Hasil Samping Pengolahan Alginat untuk Bahan Formulasi Pakan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Mikroenkapsulasi Senyawa Karotenoid dari Sumber Laut dengan Poly(D,L-lactic-co-glycolic acid) (PLGA): Suatu Ulasan Pengaruh Perbedaan Penggunaan Isopropil Alkohol terhadap Mutu Iota Karaginan dari Rumput Laut Merah (Eucheuma spinosum) Pengelolaan Nilai Hasil Tangkapan Ikan di Probolinggo Teh dan Sirih Hijau sebagai Anti Mikroorganisme Perusak pada Ikan Pindang Profil Pigmen Polar dan Pigmen Non Polar Pada Mikroalga Nannochloropsis sp. dan Phorpyridium sp. Penggunaan Konjak dan KCl pada Pengolahan Jamur Analog dari Surimi Ikan Demersal Kondisi Sanitasi di Tempat Pengolahan Pindang di Palabuhan Ratu Penapisan Bioaktivitas Antitumor dan Antioksidan Kapang yang Berasosiasi dengan Invertebrata Laut asal Perairan Wakatobi Desain Bilah Pisau Bowl Cutter untuk Pembuatan Nugget Ikan Analisis Penerimaan Alat Transportasi Ikan Segar Berpendingin Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Models Performansi Pendingin Termoelektrik Alat Transportasi Ikan Segar pada Berbagai Tegangan Pengembangan Desain Alat Transportasi Ikan Segar Roda Dua (Altis-2) Untuk Pedagang Ikan Keliling JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Prosiding Jilid III Teknologi Hasil Perikanan: Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP 2016 Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP 2016 Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP 2016 Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP 2016 Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP 2016 Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP 2016 Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP 2016 Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP 2016 Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP 2016 Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP 2016 Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP 2016 Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP 2016 Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP 2016 Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP 2016 Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP 2016 Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP 2016 Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi KP Vol 11 No 1 Tahun 2016 Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi KP Vol 11 No 1 Tahun 2016 Agritech vol 36 No 4, November 2016 Prosiding Konferensi dan Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna Tahun 2016 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 93 SATKER NAMA PENULIS PERTAMA LPPMPHP I Made Susi Erawan Tri Nugroho Widianto LPPMPHP I Made Susi Erawan Koko Kurniawan LPPMPHP LPPMPHP LPPMPHP LPPMPHP LPPMPHP LPPMPHP LPPMPHP LPPMPHP LPPMPHP LPPMPHP LPPMPHP LPPMPHP LPPMPHP Putri Wullandari Wahyu Tri Handoyo Luthfi Assadad Linna Sulistyowati Wahyu Tri Handoyo Naila Zulfia I Made Susi Erawan Zaenal Arifin Siregar Koko Kurniawan Ahmat Fauzi Tri Nugroho Widianto Toni Dwi Novianto Zaenal Arifin S PENULIS LAINNYA Luthfi Assadad, Susilo Wisnugroho Bakti B. Sedayu Putri Wullandari Zaenal Arifin Siregar, Bakti Berlyanto Sedayu Luthfi Assadad Tri Nugroho Widianto, Toni Dwi Novianto Koko Kurniawan Putri Wullandari I Made S. Erawan Tri N. Widianto, Arif R. Hakim Ahmat Fauzi, Arif R. Hakim Tri Nugroho Widianto, Naila Zulfia Diini Fithriani PPSEKP Mira Cornelia Witomo PPSEKP Andrian Ramadhan Maulana Firdaus, Rizky prilian Wijaya dan Irwan Muliawan PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP Lindawati Riesti Triyanti Christina Yuliaty Siti Hajar Suryawati Irwan Muliawan Rismutia Hayu Deswati Mira Rikrik Rahadian Maulana Firdaus Riesti Triyanti dan Nendah Kurniasari Subhechanis Saptanto, Hertria Maharani Putri Achmad Zamroni dan Fatriyandi Nur Priyatna Hikmah Rizki Muhartono, dan Siti Hajar Suryawati JUDUL KTI Simulasi Aliran Udara pada Lemari Peniris Tahu Tuna dengan Sistem Aliran Udara Paksa Perancangan Sistem Hibrid Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan PLN untuk Mesin Pembuat Es (Ice Maker) Optimasi Waktu Pengisian Adonan Tahu Tuna (Tunnus sp.) dengan Alat Pengisi Adonan Sistem Pedal Listrik Menggunakan Metode Fuzzy Logics Pembuatan Pupuk Granul Berbahan Rumput Laut Menggunakan Prototipe Granulator Vertikal dengan Variasi Kecepatan Putaran Chopper Tingkat Keseragaman Suhu Ruang Freezer dan Penentuan Posisi Optimal Untuk Pembekuan dan Penyimpanan Ikan Rancang Bangun Mesin Pencuci Rumput Laut Berdasarkan Keergonomisan Karakterisasi Proses Produksi dan Kualitas Tepung Ikan di Beberapa Pengolah Skala Kecil Prototipe Mesin Penggiling Daging Untuk Pengolahan Nugget Ikan (Tahapan Uji Pendahuluan) Kajian Metode Pengolahan Citra Mata Ikan dengan Parameter Region Properties Untuk Menentukan Tahap Kemunduran Mutu Ikan Tuna (Tunnus sp.) Rancang Bangun Mesin Pencacah dan Penggiling Rumput Laut Sistem Berkelanjutan Metode Pengolahan Citra Mata Untuk Menentukan Kesegaran Ikan Tuna Berbasis Wavelet dan Analisa Tekstur Analisis Teknis dan EkonomisPenggunaan Heatsink Berbahan Alumunium dan Tembaga pada Komponen TEC ALTIS-2 Rancangan Sistem Thermal pada Mini Chilling Storage untuk Kapal Menggunakan Pendingin Kompresi Uap Uji Kinerja Prototipe Mesin Penggiling Daging untuk Pengolahan Nugget Ikan dengan Dua Variasi Ulangan Penggilingan Simulasi Model Aliran Udara dalam Ruang Pengering Rumput Laut Keunggulan Sub Sektor Perikanan Dan Pariwisata Bahari Dalam Struktur Perekonomian Wilayah Pesisir Penilaian dan identifikasi faktor penyebab risiko usaha perikanan tangkap (studi kasus di kabupaten sambas) Estimasi Kerugian Nelayan Dan Pembudidaya Ikan Akibat Reklamasi Di Teluk Jakarta Tingkat Kesejahteraan Nelayan Skala Kecil Di Kabupaten Indramayu Berdasarkan Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan DOMINANSI PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI KOTA KENDARI Studi Kasus : Nelayan Bugis Makassar Analisis Preferensi Konsumsi Ikan Menghadapi Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 Kajian Keberlanjutan Pengelolaan Budidaya Ikan Bandeng di Gresik Identifikasi Keragaan Penerapan Teknologi Dan Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Ikan Tuna Di Kabupaten Pacitan Pengembangan Energi Terbarukan Pada Pulau-Pulau Kecil : Suplai dan Demand JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) Prosiding Konferensi dan Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna Tahun 2016 Prosiding Konferensi dan Seminar Nasional Teknologi Tepat Guna Tahun 2016 Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan (Semnaskan UGM) Tahun 2016 Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan (Semnaskan UGM) Tahun 2016 Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan (Semnaskan UGM) Tahun 2016 Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan (Semnaskan UGM) Tahun 2016 Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan (Semnaskan UGM) Tahun 2016 Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan (Semnaskan UGM) Tahun 2016 Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan (Semnaskan UGM) Tahun 2016 Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan (Semnaskan UGM) Tahun 2016 Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan (Semnaskan UGM) Tahun 2016 Prosiding Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan (Semnaskan UGM) Tahun 2016 Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 2016 Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 2016 Prosiding Seminar Nasional Hasil Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 2016 Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 11 No. 1 Tahun 2016 Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 11 No. 1 Tahun 2016 Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 11 No. 1 Tahun 2016 Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 11 No. 1 Tahun 2016 Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 11 No. 1 Tahun 2016 Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 6 No.1 Tahun 2016 Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 6 No.1 Tahun 2016 Buletin Marina Volume 2 No. 1 Tahun 2016 Buletin Marina Volume 2 No. 1 Tahun 2016 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 94 PPSEKP NAMA PENULIS PERTAMA Estu Sri Luhur Armen Zulham dan Joni Haryadi PPSEKP Maulana Firdaus - SATKER PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP Andrian Ramadhan Andrian Ramadhan Mira Lathifatul Rosyidah Permana Ari Soejarwo Retno Widihastuti Maulana Firdaus Catur Pramono Adi Mei Dwi Erlina Rismutia Hayu Deswati Tikkyrino Kurniawan Maulana Firdaus Risna Yusuf Permana Ari Soejarwo Subhechanis Saptanto Cornelia Mirwantini Witomo Umi Muawanah Budi Wardono Rizky Muhartono PENULIS LAINNYA Tenny Apriliani Siti Hajar Suryawati Sapto Adi Pranowo, dan Hikmah Risna Yusuf Rudhy Akhwady Mei Dwi Erlina Riesti Triyanti - Muhadjir Yayan Hikmayani, Risna Yusuf dan Muhadjir Mira Irwan Mulyawan Freshty Yulia Arthatiani - Andrian Ramadhan - Rikrik Rahadian Muhadjir JUDUL KTI Potensi Pemanfaatan Limbah Perikanan Di Banda Aceh Karakteristik Penangkapan Sumberdaya Ikan di Karimunjawa Pengaturan Sumberdaya Perikanan Di Indonesia Dan Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap Pembangunan Dampak Kenaikan Bahan Bakar Minyak pada Perikanan Budidaya Tambak Semi Intensif dan Intensif: Studi Kasus di Kabupaten Karawang, Jawa Barat Pengaruh Program Minapolitan Terhadap Distribusi Dan Pengolahan Udang Dan Bandeng Dampak Komersialisasi Tradisi Mane’e Di Desa Kakorotan, Kecamatan Nanusa, Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara Kebijakan Penerapan Teknologi Tepat Guna Kelautan Dan Perikanan Di Palabuharatu Partisipasi Nelayan Dalam Memanfaatkan Bantuan Sarana Alat Tangkap Di Kabupaten Indramayu Nilai Ekonomi Wisata Pantai Di Pulau Saronde Kabupaten Gorontalo Utara Optimasi Penangkapan Udang Jerbung (Penaenus Merguiensis de Man) di Pantai Cilacap Kearifan Tradisional Masyarakat Kabupaten Kepulauan Talaud Dalam Pengelolaan Sumberdaya Laut Melalui Tradisi “Mane’e” SLIN : Penyelamat Usaha Pengolahan Ikan Di Indonesia Prediksi Pertumbuhan Sektor Perikanan Menggunakan Teknik Estimation Curve Karakteristik Pemanfaat Sumberdaya Kelautan Dan Perikanan Di Taman Wisata Perairan (Twp) Kapoposang Sulawesi Selatan Efektivitas Segmentasi untuk Meningkatkan Pasar Ekspor Tuna Indonesia Persepsi Masyarakat Terhadap Faktor Lingkungan Dalam Usaha Budidaya Rumput Laut Berkelanjutan Di Pulau Panjang Serang, Banten Analisis Dampak Ekonomi Trans-Pasifik Agreement Terhadap Sektor Perikanan Dengan Menggunakan Pendekatan Model GTAP Perkembangan Dan Dampak Kegiatan Pariwisata Bahari Terhadap Masyarakat Di Kawasan Karimunjawa Impact of COREMAP II programm on communities welfare using national data Belajar dari Desa: Inovasi Teknologi Terapan untuk Industri Pakan Ikan Mandiri Profile Usaha Perikanan Tangkap di Kecamatan Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara JURNAL/PROSIDING (NO EDISI, TANGGAL, DLL) Buletin Marina Volume 2 No. 1 Tahun 2016 Buletin Marina Volume 2 No. 1 Tahun 2016 Buletin Marina Volume 2 No. 1 Tahun 2016 Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 6 No.1 Tahun 2016 Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016 Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016 Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016 Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016 Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016 Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016 Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016 Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016 Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016 Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016 Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016 Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016 Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016 Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016 Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016 Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016 Prosiding Jejaring Sosek KP Tahun 2016 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 95 h) IK 8 : Jumlah hasil litbang KP yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri No. 1 2 3 NAMA TEKNOLOGI Jaring dua lapis sebagai alat tangkap penunjang upaya konservasi ikan terubuk Pelolosan ikan kecil (juvenil) pada alat tangkap cantrang dengan menggunakan square mesh window Budidaya ikan lele strain mutiara melalui aplikasi vaksin hydrovac dan probiotik pato-aero 1 dalam kolam terpal 4 Teknologi budidaya ikan bandeng dalam keramba jaring apung di laut 5 Penerapan kalender musim tanam untuk budidaya rumput laut yang produktif dan berkelanjutan 6 Teknologi budidaya rumput laut Sargassum sp 7 Teknologi kultur masal kopepod untuk mendukung pembenihan ikan laut 8 Teknologi produksi induk unggul bandeng melalui seleksi 9 Teknologi produksi benih kepiting bakau scylla paramamosain 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1. 2. PENGUSUL Hufiadi, S.Pi, M.Si Ir. Mahiswara, M.Si Baihaqi, S.Pi Hufiadi, S.Pi, M.Si Ir. Mahiswara, M.Si Baihaqi, S.Pi Dr. R.R. Sri Pudji Sinarni Dewi, S.Pi, M.Si Bambang Iswanto, S.Pi, M.P Ir. Evi Tahapari Dr. Angela Mariana Lusiastuti Dra. Irsyaphiani Insan, M.Si Ir. Bambang Priono, S.U Dr. Ir. Usman, M.Si Ir. Burhanuddin Makmur, S.Pi Daud S. Pongsapan Prof. Dr, Ir. Rayman Syah, MS Petrus Rani Pong-Masak, S.Pi, M.Si Muslimin, S.Pi, MP Pustika Ratnawati, S.Pi Muslimin,S. S.Pi., MP Wiwin kusuma perdana sari.,S.Si Petrus Rani Pong-Masak, S.Pi, M.Si Rina Puji Astuti, S.Pd, M.Si Ir. Ketut Maha Setyawati Dr. Gede S.Sumiarsa, M.Sc Prof. Dr. I.N.Adiasmara Giri, M.S Ir. Toni Setia Dharma Ir. Irwan Setyadi Prof. Dr. Haryanti, MS Ida Komang Wardhana, S.Si Ir. Titiek Aslianti, MP Dr. Gede S.Sumiarsa, M.Sc Ir. Zafran, M.Sc Drs. Marzuki Gigih Setia Wibawa, S.Pi Ir. Ibnu Rusdi, MP Ir. Irwan Setyadi Target Realisasi % : : : UNIT KERJA PENGUSUL BPPL - Muara Baru BALITBANG KP 27 27 100,00 BPPL - Muara Baru BALITBANG KP PUSLITBANGKAN - Ancol BALITBANG KP BPPBAP - Maros BALITBANG KP LPPBRL - Gorontalo BALITBANG KP LPPBRL - Gorontalo BALITBANG KP BBPPBL - Gondol BALITBANG KP BBPPBL - Gondol BALITBANG KP BBPPBL - Gondol BALITBANG KP Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 96 No. 10 11 12 13 NAMA TEKNOLOGI Vaksin koktail hydrogalaksivac untuk pencegahan penyakit koinfeksi motile aeromonads septicemia (MAS) dan stretptoccosis pada ikan nila, oreochromis miloticus Budidaya Yumina-Bumina (Budidaya sayur + Ikan dan Buah + Ikan) Penggunaan strain unggul mustika untuk meningkatkan produksi pembesaran ikan mas Aplikasi probiotik POND-BIOAERO untuk pencegahan penyakit motile aeromonads septicemia pada budidaya ikan lele 14 Teknologi recirculating aquaculture system (RAS) untuk budidaya pembesaran lobster pasir panulirus homarus 15 Teknologi pendederan ikan gabus (channa striata) 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. PENGUSUL Ir. Bambang Susanto, M.Si Ir. Zafran, M.Sc Ir. Dahlan Makatutu, M.Si Ir. Jhon Harianto Hutapea, M.Sc Prof. Dr. Haryanti, M.S Prof. Dr. Ketut Sugama, M.Sc Tuti sumiati, S.Pi Dr. Desy Sugiani, M.Si Dr. Drh. Angela Mariana Lusiastuti, M.Si Ir. Taukhid, M.Sc Drh. Uni Purwaningsih, M.Si Ir. Imam Taufik, M.Si Eri Setiadi, S.Si., M.Sc Dr. Ani Widiyati, M.Si Ir. Lies Setijaningsih, M.Si Yohanna, R.W. M.Sc Ir. Yosmaniar, M.Si Adang Saputra, S.Pi, M.Si Nuryad, S.Pi Dewi Puspaningsih, S.Pi, M.Si Khairul Syahputra, M.Si Didik Ariyanto, M.Si Yogi Himawan, S.Pi Flandrianto Sih P, S.Si Listio Dharmawanto Supriyanto, A.Md Kusnadi Yunus Nugraha Dr. Angela Mariana Lusiastuti Munti Yuhana Ir. Taukhid, M.Sc Desy Sugiani, S.Pi, M.Si Yani Aryati, S.Pi, M.Si Hessy Novita, S.Pi, M.Si Widanarni Kukuh adiyana, ST, MSi Dr. Ir. Eddy Supriyono, M.Sc Amin Pamungkas, ST Lolita Theresiana, S.Si Agus Cahyadi, M.Si Riza Zulkarnain, ST, MT Waryanto, ST Adang saputra, A.Pi, S.Pi, M.Si Dr. Ir. Mas Tridjoko Sunarno, M.S UNIT KERJA PENGUSUL IP4I - Depok BALITBANG KP BPPBAT - Bogor BALITBANG KP BPPI - Sukamandi BALITBANG KP IP4I - Depok BALITBANG KP PUSLITBANGKAN - Ancol BALITBANG KP BPPBAT - Bogor BALITBANG KP Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 97 No. 16 NAMA TEKNOLOGI Pembenihan ikan gabus secara alami dan semi alami 17 Teknologi pendederan abalon haliotis squamata 18 Teknologi pakan pembesaran ikan patin (pangasionodon hypopthalmus) berbasis bahan baku lokal di kolam lahan gambut 19 Formula pakan tenggelam untuk pembesaran ikan nila berbasis bahan baku lokal 20 Teknik Seleksi benih udang melalui metode stresing 21 Teknologi Pengendalian Buangan Sisa Pakan dengan Aplikasi Rancangan SMART KJA 22 23 Alat transportasi ikan berpendingin untuk pedagang ikan keliling menggunakan sepeda motor (ALTIS-2) Alat Pencacah Tulang dan Kepala Ikan - Shredder untuk pengolahan tepung ikan (solusi mengatasi kemacetan pada 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 1. 2. PENGUSUL Dr. Ir. Ani Widiyati, M.Si Reza Samsudin, S.Pi, M.Si Dewi Puspaningsih, S.Pi, M.Si M.H. Fariduddin Ath-thar, S.Pi, M.Si Vitas Atmadi Prakoso, S.Pi Gleni Hasan Huwoyon, S.Pi Dra. Irin Iriana Kusmini, M.Si Dr. Rudhy Gustiano Drs. Jojo Subagja, M.Si M.H. Fariduddin Ath-thar, S.Pi, M.Si Vitas Atmadi Prakoso, S.Pi Deni Radona, S.Pi Ir. Ibnu Rusdi, MP Fitriyah Husnul Khitomah, M.Si I Gusti Ngurah Permana, S.Pi, M.P Hendra Agung Kurniawan, A.Md Ir. Bambang Susanto, M.Si Prof. Dr. I Nyoman Adiasmara Giri, M.S Prof. Dr. Ketut Sugama, M.Sc Ir. Jhon Harianto Hutapea, M.Sc Dr. Ir. Mas Tridjoko Sunarno,MS Reza Samsudin, S.Pi, M.Si Deisi Heptarina, S.Pi, M.Si Dr. Ir. Endhay Kusnendar Kontara, M.S M.Sulhi, S.Pi Dr. Ir. Mas Tridjoko Sunarno,MS Reza Samsudin, S.Pi, M.Si Dr. Ir. Endhay Kusnendar Kontara, M.S M.Sulhi, S.Pi Dra. Irin Iriana Kusmini, M.Si Ir. Muliani, M.Si Bunga Rante Tampangallo, S.Pi, M.Si Nurbaya, S.Pi Nurhidayah, S.Pi, M.Si Ir. Muharijadi Atmomarsono, M.Sc Zulkarnaen Fahmi, M.Si Dr. Joni Hariyadi, M.Sc Dr. Lismining PA, M.Si Andika Luky S.P, S.Pi Tri Nugroho Widianto, M.Si Arif Rahman Hakim, S.Pi Bakti Berlayanto Sedayu, S.Pi, M.Sc Luthfi Assada, S.Pi Bakti Berlayanto Sedayu, S.Pi, M.Sc UNIT KERJA PENGUSUL BPPBAT - Bogor BALITBANG KP BBPPBL - Gondol BALITBANG KP BPPBAT - Bogor BALITBANG KP BPPBAT - Bogor BALITBANG KP BPPBAP - Maros BALITBANG KP BP2KSI - Jatiluhur BALITBANG KP LPPMPHP - Bantul BALITBANG KP LPPMPHP - Bantul BALITBANG KP Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 98 No. 24 25 NAMA TEKNOLOGI peralatan pengolahan tepung ikan tipe kontinu) Rekomendasi teknologi Gel pengharum ruangan dari alkali treated cottoni (ATC) Rekayasa proses pengolahan abon ikan secara mekanik 26 Peti berinsula di atas kapal untuk penanganan TTC 27 Teknologi penanganan dan pengolahan krispi ikan kaca-kaca 28 Alat pelembut dan pencuci garam korosok (salt disc mill) 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6. PENGUSUL Wahyu Tri Handoyo, ST Dr. Ellya Siburat, M.Si Prof. Rosmawaty M. Darmawan, MT Ir. Jamal Basmal, M.Sc Luthfi Assadad, S.Pi Arif Rahman Hakim, S.Pi Dr. Bagus Setiadi Bandol Utomo, MAppSc Dr. Singgih Wibowo, MS Ir. Sugiyono, M.Si Syamdidi, MAppSc Memen Suherman, BE Dr. Singgih Wibowo, MS Dra. Th. Dwi Suryaningrum, MS Ir. Ijah Muljanah, MS Hasta Octavini, SP Hariyanto Triwibowo, ST Dr. Bagiyo Suwasono, MT Bagus Hendrajana, M.Sc Ali Munazid, MT Erish Widjanarko, ST Arif Winarno, MT UNIT KERJA PENGUSUL P3DSBPKP - Slipi BALITBANG KP P3DSBPKP - Slipi BALITBANG KP P3DSBPKP - Slipi BALITBANG KP P3DSBPKP - Slipi BALITBANG KP P3SDLP BALITBANG KP Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 99 i) IK 9 : Jumlah hasil litbang yang inovatif untuk pembangunan KP NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT LOKASI LOKASI KEGIATAN DATA/PJ IKU INOVASI TEKNOLOGI (PAKET TEKNOLOGI) 1 Uji Aplikasi Teknologi Adaptif Lokasi PendederanIkan Kerapudan Teripang Pasir di Belitung Timur Teraplikasinya teknologi pendederan kerapu dan teripang pasir di Belitung Timur Bangsal Pendederandan Karamba Kurung Tancap di Batu Hitam Belitung Timur 2 Uji Aplikasi Teknologi Adaptip Lokasi Pembenihan dan Pendederan Kerapu di Bontang Kalimantan Timur Teraplikasinya pembenihan dan pendederan kerapu yang adaptif untuk masyarakat di Kota Bontang Kalimantan timur Kota Madya Bontang Kalimantan Timur MONEV / Ir. Suko Ismi, M.Si. 3 Uji Aplikasi Teknologi Pembenihan dan Pendederan Abalon H. squamata di BPBAPL Wilayah Selatan Kab. Pangandaran Teraplikasinya Pembenihan dan Pendederan Abalon H. squamata di BPBAPL Wilayah Selatan Kab. Pangandaran Balai Pengembangan Budidaya Air Payau dan Laut (BPBAPL) Wilayah Selatan Kab. Pangandaran MONEV / Ir. Ibnu Rusdi, M.P. MONEV / Prof. I Nyoman Adiasmara Giri, M.S. KEUNGGULAN Target Realisasi % SATKER PELAKSANA Belitung Timur memiliki potensi yang besar untuk berkembangnya budidaya perikanan khususnya kerapu dan teripang. Budidaya perikanan tersebut masih dilakukan secara sederhana sehingga perlu dilakukan insersi teknologi dengan memperhatikan faktor pendukung dan faktor penghambat pada lokasi yang akan dikembangkan. Hasil insersi teknologi tersebut akan memiliki feedback kepada penelitian sehingga setiap faktor penghambat akan memiliki penyelesaian sesuai dengan lokasinya masingmasing. Adanya kegiatan pembenihan kerapu di BBIP Kota Bontang maka penyediaan benih untuk mencukupi kebutuhan budidaya sudah tidak lagi menjadi kendala disamping dapat meningkatkan sumberdaya manusia khususnya staf Dinas Kelautan dan nelayan yang ditunjuk sebagai pendamping selama kegiatan aplikasi sehingga nantinya menjadi tenaga terampil yang bisa mengaplikasikan pada masyarakat. Menciptakan peluang usaha pembenihan abalon di BPBAPL Pangandaran; Peluang usaha penjualan benih ke lokasi budidaya abalone di Kep. Seribu; Penyediaan benih untuk mendukung program restocking abalone di alam; : : : 151 151 100,00 DOKUMENTASI KEGIATAN BBPPBL LAPORAN PAKET TEKNOLOGI (Terlampir) BBPPBL LAPORAN PAKET TEKNOLOGI (Terlampir) BBPPBL LAPORAN PAKET TEKNOLOGI (Terlampir) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 100 NO 4 1 2 JUDUL KEGIATAN Uji Aplikasi Adaftif Lokasi Budidaya Ikan Kerapu hybrida dalam keramba jaring apung di Teluk Pegametan. Kabupaten Buleleng PERBAIKAN TEKNOLOGI PRODUKSI MASSAL KRABLET KEPITING BAKAU DUKUNGAN PEMBESARAN CALON INDUK (PREMATURASI) UDANG WINDU P. MONODON DI TAMBAK DESKRIPSI OUTPUT Keberhasilan produksi secara komersial budidaya kerapu di karamba jaring apung, untuk bahan pengembangan dalam adaptasi tekonologi oleh masyarakat 1. Larva S. transquebarica zoea-3 s/d megalopa, yang diberi pakan nauplius Artemia yang diperkaya dengan Nannochloropsis sp menghasilkan jumlah krablet terbanyak (meningkat sebanyak 57%) dan berbeda nyata (P <0,05) dg larva zoea-3 yang diberi pakan nauplius artemia yang tidak diperkaya dg Nannochloropsis sp, tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan larva zoea-4 dan zoea-5 s/d megalopa yang diberi pakan nauplius Artemia yang diperkaya dengan Nannochloropsis sp. 2. Padat tebar larva sebanyak 76 ind/L menghasilkan krablet terbanyak (495,3+22,5 ind./bak) dibanding padat tebar larva sebanyak 34-58 ind./L (produksi krablet sebanyak 48216 ekor/bak). Krablet D-10 yang dibudidayakan di tambak selama tiga bulan pemeliharaan. diperoleh sintasan 22-36%, dimana lokasi tambak dekat sungai dengan komposisi makrobenthos di dasar tambak lebih variasi juga mudah penggantian airnya (tambak di Pangkep) menghasilkan pertumbuhan kepiting paling cepat (199 +64,01g/ekor) 3. Krablet yang dibudidayakan di tambak yang sistem penggantian airnya kurang lancar karena lokasi tambak agak jauh dari sumber air,komposisi makrobenthos kurang bervariasi diperoleh pertumbuhan kepiting bakau yang lebih rendah selama pemeliharaan tiga bulan yaitu (159+ 46,9 g/ekor) di tambak Maros dan 131.05+34.25 g/ekor di tambak Polewali Mandar. Unit 1. Terdapat beda nyata penggunaan tambak substrat tanah dengan tambak beton substrat pasir namun penggunaan tambak beton tanpa substrat dan tambak beton substrat pasir tidak berbeda terhadap pertambahan berat , namun ke 3 substrat tidak bebeda terhadap sintasan, dan produksi. Unit 2. Pertumbuhan udang F2 asal tambak cenderung lebih baik dibandingkan dengan udang F1 transgenik. Namun survival rate pada hewan uji LOKASI KEGIATAN Desa Pejarakana dan Desa Patas Kec. Gerokgak, Kab. Buleleng, Provinsi Bali Maros, Pangkep, Polmas Tambak penelitian Punaga – Kabupaten Takalar (Provinsi Sulawesi Selatan) LOKASI DATA/PJ IKU SATKER PELAKSANA DOKUMENTASI KEGIATAN MONEV / Tatam Sutarmat, B.Sc. Keberhasilan produksi secara komersial budidaya kerapu di karamba jaring apung, untuk bahan pengembangan dalam adaptasi tekonologi oleh masyarakat. BBPPBL LAPORAN PAKET TEKNOLOGI (Terlampir) BPPBAP Maros (Drs. Gunarto MS) v Tersedia induk kepiting bakau F1 ukuran 250-300 g/ekor di ITP Marana, Maros dari tokolan yang ditebar di tambak sebanyak 500 ekor. Tersedia calon induk kepiting bakau F1 dan F2 dari tokolan yang ditebar di tambak ITP Marana Maros sebanyak 2.065 ekor. Tokoloan telah didistribusikan ke petambak di kab. Luwu Timur, Kab. Polman, Kab. Pangkep, dan sebagian lagi sebagai PNBP BPPBAP Laptek 2016 BPPBAP Maros (Abdul Mansyur) Penggunaan tambak substrat tanah, tanpa substrat dan substrat pasir ke tiganya layak digunakan untuk pemeliharaan calon induk asal laut (F1). Penggunaan induk asal laut dan asal tambak, sebagai penyedia calon induk udang windu mendukung perbenihan di hatchery BPPBAP Laptek 2016 dan Petunjuk Teknis KEUNGGULAN Adanya ekportir di Pangandaran yang siap menyerap produksi abalone ukuran konsumsi. Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 101 NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT LOKASI KEGIATAN LOKASI DATA/PJ IKU SATKER PELAKSANA DOKUMENTASI KEGIATAN BPPBAP (Ir. Muharijadi Atmomarsono, MSc) Aplikasi probiotik meningkatkan sintasan (30%) dan produksi (50%). Teknologi aplikasi Probiotik RICA mudah diterapkan di masyarakat dalam suatu kelompok pembudidaya udang (dalam hamparan), agar lebih efisien dalam penggunaan peralatan kultur bakteri probiotik. BPPBAP Laptek 2016 Kelti Perbenihan dan Genetika Populasi BPPBAT/ Kelompok Fungsional (Ir.Anang Hari Kristanto, M.Sc., Ph.D.) 1. Peningkatan produktivitas induk semah yang diberi pakan bersalut (coating) vitamin E dapat dilihat dari frekuensi induk yang ovulasi meningkat dari 20% menjadi 60%. Transfer teknologi terbukti dari petugas di UP3UD Kab. Kerinci, Prop. Jambi sudah dapat menentukan induk yang siap menerima rangsangan hormon dan menentukan waktu ikan memijah dari suntikan terakhir (latency time). Benih ikan semah yang dihasilkan sudah mencapai 13.000 ekor 2. Pada ikan baung, frekuensi induk ikan matang gonad yang diberi pakan bersalut (coating) hormon estradiol 17β meningkat dari 10% menjadi 50%. Demikian pula dengan benih yang dihasilkan lebih dari 10.000 ekor. Transfer teknologi pembenihan ikan baung telah dapat di lakukan oleh petugas BBIS Sei Tibun BPPBAT LAPORAN PAKET TEKNOLOGI (Terlampir) F2 asal tambak yaitu 21 % dibanding dengan survival rate hewan uji F1 transgenik yaitu 51 %. 3 1 APLIKASI PROBIOTIK RICA UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG DI TAMBAK Teknologi Budidaya Ikan Domestikasi di Sumatera (Aplikasi Teknologi Perbenihan Ikan Baung di BBIS Sei Tibun, Kampar dan Ikan Semah di BBI Kab. Kerinci) KEUNGGULAN Instalasi Pembenihan Udang Windu (IPUW) dan stakeholder lainnya (Pihak swasta) Produksi dan sintasan udang windu di tambak TSM pada aplikasi pergiliran probiotik RICA1, RICA2, dan RICA5 (perlakuan B= 93,9+11,3a kg/ha; 16,55+12,38%), lebih baik dari pada probiotik RICA1, RICA2, dan RICA3 (perlakuan A= 51,5+18,4b kg/ha; 6,51+0,90%) maupun probiotik RICA1, RICA4, dan RICA5 (perlakuan C= 46,9+25,7b kg/ha;5,89+2,72%). Probiotik RICA2 adalah Serratia marcescens yang berasal dari daun mangrove. Sedangkan tambak TSM di Sinjai Timur pada awalnya terbuat dari lahan mangrove, sehingga wajar jika pemakaian bakteri asal mangrove menghasilkan sintasan dan produksi yang relatif lebih baik daripada C. Produksi udang pada perlakuan RICA1+RICA2+RICA 5 nyata (P<0,05) lebih tinggi dari pada perlakuan lainnya. Adanya probiotik RICA5 dan RICA2 diduga mampu mengendalikan kandungan NH3-N air tambak, sehingga kematian udang akibat ammonia dapat diminimalisir Tambak Rakyat (TSM) di Kabupaten Sinjai, Sulsel. Merupakan suatu bentuk teknologi perbenihan Ikan Baung dan Ikan Semah dengan melakukan beberapa perlakuan diantaranya dengan pemberian pakan bersalut vitamin E maupun hormon estradiol 17β 1. BBIS Sei Tibun, Kampar, Prop. Riau 2. UP3UD Kab. Kerinci, Prop. Jambi Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 102 NO 1 JUDUL KEGIATAN Manipulasi hormon dan lingkungan untuk pemijahan ikan Agamysis (Agamyxis sp), Gurame coklat (Sphaerichthys osphromenoides Canestrini, 1860) dan Tigerfish (Datniodes microlepis) 2 Penentuan Pakan Awal Larva dan Benih Untuk Menunjang Budidaya Ikan Agamysis, Tigerfish dan Gurame Coklat 3 Pematangan Teknologi Budidaya Ikan Ringau (Datniodes Microlepis) di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimatan Barat 4 Inovasi Pakan untuk Budidaya Ikan Hias Laut di Akuarium DESKRIPSI OUTPUT • Keberhasilan pemijahan ikan agamysis dapat diindikasikan dengan ciri-ciri yaitu kondisi stripping lancar, telur utuh dan tidak pecah kemudian derajat pembuahan tinggi sehingga dapat menetas dengan maksimal. Dosis terbaik yang menghasilkan larva tertinggi yaitu Kombinasi hormon hCG 500 IU/kg + ovaprim (0.7 ml/kg), jarak penyuntikan 1 dan 2 : 7 jam • Fotoperiod 12 jam terang dan 12 jam gelap merupakan perlakuan terbaik untuk memacu tingkat kematangan gonad induk ikan tigerfish. • Perlakuan kejut suhu belum berhasil membuat ikan tigerfish memijah secara alami • Induk ikan Gurame cokelat berhasil matang gonad TKG III - Pada pemeliharaan larva agamysis, pakan alami dapat diberikan mulai umur dua hari . Jenis pakan alami yang dapat diberikan adalah berukuran maksimal 0,2 mm sesuai bukaan mulut larva. - Jenis pakan awal yang baik adalah Artemia sp. - Pada pemeliharaan benih tigerfish, dapat diberikan pakan alami dan pakan buatan. - Untuk mendapatkan sintasan benih yang tinggi, lebih baik menggunakan pakan alami seperti Tubifex sp • Berdasarkan data hasil penelitian maka dapat disimpulan bahwa pematangan gonad ikan uji telah berhasil dilaksanakan dengan jumlah ikan yang matang gonad, terdiri dari 9 ekor jantan pada TKG III, dan 5 ekor betina pada TKG III. • Pada periode Januari-November induk betina telah dua kali mengalami perkembangan gonad menuju tingkat kematang gonad IV, yaitu pada periode Januari-Maret dan Juli-November. Jeda atau masa rematurasi bagi induk betina terjadi sekitar 4 bulan. Pada bulan November ini perkembangan telur masih berkisar antara 0,50,7 mm. oleh karena itu belum siap untuk dilakukan pemijahan, baik secara alami, semi buatan ataupun buatan. - feeding trial tahap 1 terkait penggunaan bahan alami untuk meningkatkan kualitas warna ikan hias clown percula sudha selesai, saat ini sedang dilakukan pengolahan data. Hasil sementara menunjukkan tidak ada perbedaan anatara LOKASI KEGIATAN LOKASI DATA/PJ IKU KEUNGGULAN SATKER PELAKSANA DOKUMENTASI KEGIATAN BPPBIH LAPORAN PAKET TEKNOLOGI (Terlampir) Kab. Kampar, Prop. Riau yang ditunjukan dengan peningkatan frekuensi induk memijah dan benih yang dihasilkan BPPBIH Seksi Pelayanan Teknis Teknologi Pematangan gonad dan pemijahan ikan Agamysis, Tigerfish, dan Gurame Cokelat BPPBIH Seksi Pelayanan Teknis Teknologi Pemberian pakan awal pada larva ikan Agamysis, Tigerfish dan Gurame Cokelat BPPBIH LAPORAN PAKET TEKNOLOGI (Terlampir) BPPBIH Seksi Pelayanan Teknis Teknologi Domestikasi Ikan Ringau populasi Kalimantan Barat BPPBIH LAPORAN PAKET TEKNOLOGI (Terlampir) BPPBIH Seksi Pelayanan Teknis Pakan Peningkat Kualitas Warna Ikan Hias Ikan Laut (Clown) BPPBIH LAPORAN PAKET TEKNOLOGI (Terlampir) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 103 NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT LOKASI KEGIATAN LOKASI DATA/PJ IKU KEUNGGULAN SATKER PELAKSANA DOKUMENTASI KEGIATAN BPPI LAPORAN PAKET TEKNOLOGI (Terlampir) BPPI LAPORAN PAKET TEKNOLOGI (Terlampir) perlakuan menggunakan ubi ungu, buah naga dan buah bit terhadap warna ikan. - Feeding trial tahap 2 menggunakan astaxanthin dan canthaxantin terhadap ikan clown percula dan ocellaris masih berlangsung. Hasil optimum pada jenis ikan ocelaris terdapat pada perlakuan 300 ppm astaxanthin meskipun dosis tertinggi yang diberikan adalah 400 ppm yaitu pada skor 5 untuk warna dada dan 7 bagian tubuh belakang dan ekor. Sedangkan pada ikan clown perkula perlakuan 200 ppm menunjukkan hasil yang optimal dibandingkan dengan perlakuan lainnya termasuk pakan otohime. Penggunaan cantaxanthin tidak signifikan dalam meningkatkan kualitas warna clown percula. Kedua perlakuan baik pada ocelaris maupun percula menghasilkan warna yang lebih baik dibandingkan pakan otohime, namun pertumbuhannya kurang optimal. Hal tersebut diduga karena kandungan asam amino pakan perlakuan lebih rendah dibandingkan otohime (hasil analisis kimia) meskipun kandungan protein sama yaitu 57%. - Penambahan astxanthin dan cantaxanthin dapat meningkatkan kualitas warna ikan clown A percula dan A ocelaris terutama pada jaringan ekor dan sirip, namun tidak meningkatkan kualitas warna kulit. 1 Paket Teknologi Pematangan Budidaya Ikan lele Mutiara di Kabupaten Kediri Telah dilakukan pendampingan Paket Teknologi Ikan Mas Tahan KHV kepada masyarakat di 7 Kecamatan wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur Kabupaten Kediri, Jawa Timur Seksi Pelayanan Teknis 2 Paket Teknologi Ikan Mas Tahan KHV di Kabupaten Cianjur Jawa Barat Telah dilakukan pendampingan Paket Teknologi Ikan Mas Tahan KHV kepada masyarakat di Kabupaten Cianjur Jawa Barat Kabupaten Cianjur, Jawa Barat Seksi Pelayanan Teknis Populasi ikan mas F3, mempunyai laju pertumbuhan ±30% lebih baik dibanding benih ikan mas yang banyak dibudidayakan di masyarakat. Dengan penerapan teknologi ini di masyarakat, terdapat peningkatan keuntungan usaha yang optimal. Proses pemijahan calon-calon induk ikan lele MUTIARA yang dilakukan di BBI Pare Kabupaten Kediri dan sembilan kelompok pembenih mitra selama periode bulan Juli sampai September menghasilkan lebih dari 2.400.000 ekor benih dengan performa pertumbuhan, daya tahan terhadap penyakit, daya adaptasi/toleransi lingkungan, daya tahan stres, efisiensi pakan dan keseragaman ukuran yang relatif lebih tinggi Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 104 NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT LOKASI KEGIATAN LOKASI DATA/PJ IKU KEUNGGULAN SATKER PELAKSANA DOKUMENTASI KEGIATAN LPPBRL LAPORAN PAKET TEKNOLOGI (Terlampir) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) daripada benih-benih yang dihasilkan dari induk-induk sebelumnya, sehingga menghasilkan keuntungan usaha yang optimal. 1 Pengembangan Teknologi Peremajaan Bibit Rumput Laut Gracilaria verrucossa dengan Metode Stek Paket Teknologi IPTEK Budidaya Rumput Laut berupa Teknologi Peremajaan Bibit Rumput Laut Gracilaria verrucossa dengan Metode Stek INOVASI TEKNOLOGI (PRODUK BIOLOGI) Pembentukan Populasi Calon induk Kerapu sunu calon induk ikan kerapu sunu turunan ketiga 1 Plectropomus leopardus yang tumbuh cepat turunan ketiga (F3) tumbuh cepat Peningkatan Imunitas Juvenil efektivitas vaksin bakteri polivalen dengan ratio 2 Kerapu melalui Aplikasi Vaksin antigen terbaik dalam meningkatkan imunitas Bakteri Polivalen (Lanjutan) ikan kerapu Uji Efektivitas Vaksin Rekombinan Dalam 3 Vaksin protein rekombinan virus Pencegahan Infeksi Virus Pada Ikan Kerapu Mendapatkan jenis bakteri probiotik yang dapat Kandidat probiotik potensial meningkatkan pertumbuhan, sintasan dan 4 untuk pemeliharaan benih dan kesehatan yang baik pada benih (>3 g) dan lobster muda, Panulirus spp. lobster muda (> 200 g) Panulirus sp Profil pemijahan induk bandeng Chanos chanos hasil 5 Kualitas telur dan calin G2 seleksi G1 dan performa benih G2 Uji aplikasi bakteri probiotik Penggunaan bakteri probiotik dan perbedaan dalam pakan untuk dosis bakteri probiotik dalam pakan 6 meningkatkan pertumbuhan terhadap pertumbuhan pada pendederan ikan kerapu kerapu sunu, Plectropomus leopardus 7 1 Performansi F3 abalon Haliotis squamata tumbuh cepat PERBAIKAN KINERJA REPRODUKSI INDUK UDANG WINDU DI BAK RESIRKULASI DAN TAMBAK ≥ 5.000 ekor abalone (H. squamata) F3 terseleksi : Hasil penelitian sub kegiatan 1 rasio betina dan jantan berbeda menunjukkan bahwa keberhasilan kawin diperoleh 2 ekor udang windu betina membawa spermatofor pada rasio betina dan jantan (1:1), sedangkan pada perlakuan rasio (1:3 dan 1:5) tidak terjadi udang kawin. Oleh karena itu untuk mendapatkan udang windu kawin alami di bak dapat digunakan rasio (1:1). Hasil pengamatan pada penentuan ukuran udang windu produktif Madura, Jawa Timur Madura, Jawa Timur/ Ka Kelti Stek talus bagian ujung rumput laut yang digunakan sebagai bibit pada siklus penanaman berikutnya memberikan nilai rerata bobot, laju pertumbuhan, dan kandungan agar tertinggi BBPPBL 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc. 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md. BBPPBL BBPPBL 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc. 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md. BBPPBL BBPPBL 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc. 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md. BBPPBL BBPPBL 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc. 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md. BBPPBL BBPPBL 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc. 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md. BBPPBL BBPPBL 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc. 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md. BBPPBL BBPPBL BPPBAP Maros dan IPUW Barru 1. Yasmina Nirmala Asih, M.App.Sc. 2. Prima Devi Hardikawati, A.Md. BPPBAP Maros ( Ir. Samuel Lante, MSi) BBPPBL Menghasilkan induk udang windu yang produktif dan rasio antara udang jantan dan betina yang tepat dalam menunjang pemijahannya di hatcheri BPPBAP SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) Laptek 2016 dan Produk Biologi berupa hasil kinerja reporduksi udang windu di IPUW Barru Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 105 NO JUDUL KEGIATAN 2 TEKNOLOGI PRODUKSI LARVA DAN CALON INDUK UDANG WINDU TAHAN PENYAKIT WSSV 3 UJI APLIKASI PROBIOTIK PADA PRODUKSI MASSAL LARVA UDANG WINDU 1 Uji Aplikasi Bakteri Heterotrof Pembentuk Bioflok Pada Pendederan Ikan Nila DESKRIPSI OUTPUT dengan pakan berbeda, dengan perlakuan pakan cacing + semi moist pellet komersial diperoleh 2 ekor udangjantan (berat = 67,5 g dan 71,6 g) membawa spermatofor (berat spermatofor: 0,04 g dan 0,05 g) dan kepadatan sperma (21,5x106 sel/mL dan 36,8x106 sel/mL) lebih banyak dari perlakuan (cumi + semi moist pellet dan kerang + semi moist pellet ) masing-masing 1 ekor udang membawa spermatofor. : Pada unit 2 pnelitian penentuan ukurang udang jantan produktif di tambak, dari 10 ekor udang jantan yang di amati/perlakuan menggunakan rangsangan listrik, masingmasing udang belum membawa spermatofor/belum matang sperma Pemeliharaan larva F1, G2, back up F0 dan calon induk F0 dan F1 sedang berlangsung. Produksi larva back up F0 sekitar 10.500 ekor dengan berat berkisar 0,5-3 g/ekor, G2 sekitar 1300 ekor (berat 2-5 g/ekor) dipelihara di bak bervolume 10 ton dan 20 ton, (Gambar 1). Ukuran calon induk F1 berkisar 65-90 g/ekor. Pengambilan sampel untuk ekstraksi DNA sampel udang transgenik larva F2 dan back up F0 telah dilakukan dengan kisaran kemurnian 1,81-1,89 yang selanjutnya akan dilakukan analisis gen antivirus dan deteksi virus WSSV. Hasil benih udang windu (PL-12) yang dicapai sampai siklus IV sebanyak 3.092.550 ekor. Dengan tingkat kelulusan hidup masih rendah yaitu rata-rata 10,09%. Hal ini terjadi karena tingginya tingkat mortalitas saat larva mencapai stadia post larva, disebabkan karena serangan bakteri vibrio khusunya pada siklus I sampai III. Terjadinya kematian secara massal kecenderungan saat larva sudah memasuki stadia post larva yaitu PL-1 sampai PL-12. Hal ini terjadi karena semakin tingginya tingkat kepadatan bakteri vibrio seiring semakin lamanya umur larva, sementara kinerja penggunaan probiotik belum begitu efektif dapat sepenuhnya menekan pertumbuhan vibrio sampai larva mencapai stadia PL12. Kinerja probiotik pada awal-awal stadia larva yaitu dari stadia zoea sampai mysis masih cukup bagus. Ditunjukkan hasil sampling setiap stadia larva masih pada kisaran tingkat kelulusan hidup 50-60%.. Pro-Flok (Probiotik pembentuk pakan alami mikroba (bioflok) LOKASI KEGIATAN LOKASI DATA/PJ IKU KEUNGGULAN SATKER PELAKSANA DOKUMENTASI KEGIATAN IPUW Barru BPPBAP Maros (Andi Tenriulo, S.Si, M.Si) Udang windu tahan penyakit WSSV BPPBAP Laptek 2016 Instalasi Pembenihan Udang Windu (IPUW) Kab. Barru, Sulsel IPUW Barru, Sulsel (Agus Nawang, S.St.Pi) Larva udang windu SSPFPF BPPBAP Laptek 2017 Bogor, Jawa Barat Kelti Lingkungan, Toksikologi, Teknologi Budidaya / 1. Pembentuk pakan alami mikroba (bioflok) 2. Mengurangi pakan buatan 3. Mengoptimalkan kualitas air BPPBAT Laporan Akhir (Terlampir) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 106 NO 2 JUDUL KEGIATAN Formulasi Sediaan dan Lama Penyimpanan Bakteri pengendali Nitrogen (Probiotik) Dalam Kemasan 3 Performa Bioreproduksi Ikan Tengadak G1 Asal Populasi Terpilih 4 Performa Pertumbuhan dan Perkembangan Awal Matang Gonad Ikan Semah Generasi Pertama Pada Lingkungan Budidaya 5 6 7 DESKRIPSI OUTPUT EEM (Efektif Efisien Mikroba) BPPBAT Calon Induk Tengadak G1 Populasi Kalimantan LOKASI KEGIATAN Bogor, Jawa Barat Jawa Barat dan Kalimantan Ikan Semah Generasi pertama, hasil domestikasi kisaran bobot 30 -50 g sebanyak 1500 ekor, sebagai calon induk pembentuk generasi ke 2 Kab. Kerinci, Prop. Jambi Vaksin KHV-AeroVac Depok, Jawa Barat Preparasi Sediaan Vaksin Melalui Enkapsulasi dan Freeze Dry untuk Pengendalian Penyakit Ikan VIAT-1 (Vaksin Ikan Air Tawar) Depok, Jawa Barat Uji Metode Aplikasi Vaksin Kombinasi (Aeromonas hydrophila, Streptococcus agalactiae, dan Mycobacterium fortuitum) untuk Pencegahan Penyakit Bakteri Potensial pada Budidaya Ikan Air Tawar Vaksin TRIVALEN (vaksin bakteri in-aktif Aeromonas hydrophila, Streptococcus agalactiae dan Mycobacterium fortuitum) Pengujian Vaksin Koktail Koiherpes Virus dan A. hydrophila untuk Pencegahan Penyakit Potensial pada Ikan Mas dan/atau Koi, Cyprinus carpio Depok, Jawa Barat LOKASI DATA/PJ IKU Kelompok Fungsional (Yohanna R., M.Sc.) Kelti Lingkungan, Toksikologi, Teknologi Budidaya / Kelompok Fungsional (Ir. Yosmaniar, M.Si.) Kelti Perbenihan dan Genetika Populasi BPPBAT / Kelompok Fungsional (Dra. Irin Iriana Kusmini, M.Si.) Kelti Perbenihan dan Genetika Populasi BPPBAT / Kelompok Fungsional (Drs. Jojo Subagja, M.Si.) Kelti Kesehatan Ikan BPPBAT / Kelompok Fungsional (Dr. drh. Angela Mariana Lusiastuti, M.Si.) Kelti Kesehatan Ikan BPPBAT / Kelompok Fungsional (Dr. Desy Sugiani, S.Pi, M.Si.) Kelti Kesehatan Ikan BPPBAT / Kelompok Fungsional (Ir. Taukhid M.Sc.) KEUNGGULAN SATKER PELAKSANA DOKUMENTASI KEGIATAN 1. Mengurangi limbah nitrogen 2. Mengoptimalkan kualitas air 3. Menekan mortalitas pada budidaya ikan air tawar 4. Meningkatkan pertumbuhan ikan air tawar BPPBAT Laporan Akhir (Terlampir) BPPBAT Laporan Akhir (Terlampir) BPPBAT Laporan Akhir (Terlampir) Mencegah penyakit KHV dan infeksi sekunder A. hydrophila pada ikan mas dan koi BPPBAT Laporan Akhir (Terlampir) Vaksin terenkapsulasi dalam bentuk freeze dry lebih praktis dan daya simpan lebih lama BPPBAT Laporan Akhir (Terlampir) BPPBAT Laporan Akhir (Terlampir) 1. Ikan tengadak popuasi Kalimantan mempunyai respon yang sama pada pemeliharaan multi sistem (Kolam tanah. Jaring apung dan kolam beton). 2. Pada umur yang sama mempunyai bobot rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan tengadak Jawa Barat Mampu beradaptasi pada pemeliharaan di KJA dan Kolam air deras dengan Sintasan diatas 50% pemeliharaan di KJA dan 80% pemeliharaan di Kolam Air Deras 1. Mencegah penyakit koinfeksi yang disebabkan oleh ketiga jenis bakteri tersebut secara sinergis pada budidaya ikan air tawar (lebih powerfull dibandingkan dengan sediaan vaksin monovalen) 2. Lebih efisien dalam packaging, transportasi, dan penyimpanan (tiga dalam satu) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 107 NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT LOKASI KEGIATAN 8 Preparasi Vaksin Koktail Edwardsiella ictaluri - A. hydrophila “IctahydroVac” untuk Pencegahan Penyakit Pada Ikan Catfish IchtahydroVac Depok, Jawa Barat 9 Uji Aplikasi Mikroenkapsulasi Probiotik (Pro-BPPBAT) Melalui Pakan pada Ikan Lele dan Nila Pro-P, Pro-G, Pro-G(m) Depok, Jawa Barat 10 11 1 Uji Aplikasi Vaksin Monovalen S. agalactiae dan Bivalen S. agalactiae – A. hydrophila untuk Pengendalian Penyakit pada Ikan Nila Optimasi Suhu dan Media Kultur Sel Primer Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Sebagai Media Tumbuh Virus Irido Produksi Benih/induk F1 Betta giant Transgenik Hormon Pertumbuhan HydroGalaksiVac Depok, Jawa Barat Kultur sel primer GT2 (Gouramy tail-2) Depok, Jawa Barat - Gen PCcBA-PhGH pada ikan cupang B. imbellis giant F1 berhasil ditransmisikan dari enerasi F0 ke generasi F1 sebesar 58,33%-66,67%. - Ekspresi fenotipe gen PCcBA-PhGH pada ikan cupang B. imbellis giant F1 mampu mningkatkan pertambahan panjang 58,8%64,5% dan bobot 59,24%-62,31% dibandingkan dengan kontrol. - Calon induk yang membawa dan mengeskpresikan gen GH berjumlah 330 ekor. - Ikan cupang alam yang diberi rGH dengan dosis perendaman 1,5mg/L dan oral 3 mg/Lmenghasilkan pertumbuhan bobot sebesar 1,235 gram dibandingkan kontrol sebesar 1,013 gram. Pertambahan panjang 3,34 sedangkan pada ikan kontrol 3,23.Laju pertumbuhan harian sebesar 3,34 sedangkan pada ikan kontrol 3,23. Dihasilkan individu sebanyak 98 ekor ikan cupang rGH dan 103 ekor ikan cupang kontrol. - Ekspresi gen IGF-1 pada ikan cupang belum menghasilkan fragmen DNA. Namun hasil sintesis cDNA organ hati cupang sudah dapat diamplifikasi menggunakan primer beta aktin dan menghasilkan gen target 300bp. BPPBIH LOKASI DATA/PJ IKU Kelti Kesehatan Ikan BPPBAT / Kelompok Fungsional (drh. Uni Purwaningsih, M.Si.) Kelti Kesehatan Ikan BPPBAT / Kelompok Fungsional (Yani Aryani, S.Pi., M.Si.) Kelti Kesehatan Ikan BPPBAT / Kelompok Fungsional (Tuti Sumiati, S.Pi., M.Si.) Kelti Kesehatan Ikan BPPBAT / Kelompok Fungsional (Dr. drh. Angela Mariana Lusiastuti, M.Si.) Seksi Pelayanan Teknis KEUNGGULAN SATKER PELAKSANA DOKUMENTASI KEGIATAN Mampu meningkatkan SR dan RPS lebih tinggi dibanding kelompok ikan yang tidak divaksin setelah uji tantang skala laboratorium BPPBAT Laporan Akhir (Terlampir) Mudah diaplikasikan dan meningkatkan kinerja pertumbuhan dan SR BPPBAT Laporan Akhir (Terlampir) BPPBAT Laporan Akhir (Terlampir) BPPBAT Laporan Akhir (Terlampir) BPPBIH BAST/ FOTO/ LAPORAN 1. Sebagai materi pengendali penyakit MAS dan Streptococcosis 2. Dapat meningkatkan kelangsungan hidup ikan nila sampai 20% 1. Dapat digunakan untuk mengisolasi virus irido air tawar dari ikan gurami 2. Mampu memperbanyak konsentrasi virus irido air tawar sebesar dua kali lipat dalam waktu 5 hari Ikan Cupang Giant Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 108 NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT Telah terbentuk Ikan Patin Siam F3 cohort 1 terseleksi. Saat ini calon induk terseleksi telah berumur >19 bulan dan memiliki bobot berkisar antara 2.200 – 2.500 g dan sekitar 70% induk betina sudah dalam kondisi matang gonad (TKG IV). LOKASI KEGIATAN LOKASI DATA/PJ IKU Sukamandi, Subang, Jawa Barat Seksi Tata Operasional Sukamandi, Subang, Jawa Barat Seksi Tata Operasional Telah terbentuk benih Ikan Patin Hibrida Triploid yang berumur 1 bulan dan telah berukuran panjang standar berkisar antara 2,5 5,0 cm. Sukamandi, Subang, Jawa Barat Seksi Tata Operasional Pembentukan Populasi F1 Strain Udang Galah Tumbuh Cepat Telah terbentuk populasi F1 Udang Galah tumbuh cepat dan matang kelamin yang lambat dengan beberapa keunggulan : Biomas panen lebih unggul (perbedaan relatif 45,23%); Kelangsungan hidup lebih unggul (perbedaan relatif 40,19%); Proporsi udang belum bertelur lebih banyak pada populasi seleksi (perbedaan relatif 178,45%); Fekunditas larva induk udang galah populasi terseleksi lebih tinggi (perbedaan relatif 3,07%). Sukamandi, Subang, Jawa Barat Seksi Tata Operasional 5 Pembentukan Populasi F2 Udang Galah Sukamandi, Subang, Jawa Barat Seksi Tata Operasional 6 Pembentukan Poulasi F4 Ikan Telah terbentuk populasi F2 Udang Galah terseleksi yang memiliki beberapa keunggulan : Kelangsungan hidup rerata benih seleksi pada fase pendederan 25% lebih tinggi dibandingkan kontrol; Level resistensi rerata Udang Galah (810 g) seleksi terhadap infeksi Vibrio harveyii 46% lebih tinggi dibandingkan kontrol; Produktivitas Udang Galah seleksi pada fase pembesaran relatif lebih tinggi dibandingkan kontrol. Sukamandi, Seksi Tata 1 Seleksi Ikan Patin Siam F2 2 Pembentukan Patin Pasupati II 3 Pembentukan Ikan Patin Hibrida Triploid 4 Telah terbentuk populasi Ikan Patin Pasupati II dengan rataan panjang standar 26,6 cm; panjang total 33,6 cm; dan bobot ikan 310,4 g. Telah diperoleh populasi Ikan Nila Biru F4 hasil KEUNGGULAN Populasi ikan patin siam F2 seleksi memiliki performa pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan kontrolnya (30,82%); nilai respons seleksi rata – rata populasi ikan patin siam F2 sebesar 15,92%; memiliki potensi untuk diajukan sebagai kandidat pelepasan ikan patin unggul karena memiliki nilai respons seleksi gabungan sebesar 36,83%. Performa ikan patin Pasupati II yang dipelihara di kolam air tawar dengan menggunakan kincir, lebih baik (P<0,05) dari pada performa ikan patin Jambal Ikan Patin Hibrida Triploid membawa sifat genetis daging putih dan toleran terhadap cekaman lingkungan, karena merupakan hasil persilangan ikan Patin siam diploid (2n) dengan ikan Patin Jambal monoploid (1n) Biomas panen lebih unggul (perbedaan relatif 45,23%); Kelangsungan hidup lebih unggul (perbedaan relatif 40,19%); Proporsi udang belum bertelur lebih banyak pada populasi seleksi (perbedaan relatif 178,45%); Fekunditas larva induk udang galah populasi terseleksi lebih tinggi (perbedaan relatif 3,07%) Kelangsungan hidup rerata benih seleksi pada fase pendederan 25% lebih tinggi dibandingkan kontrol; Level resistensi rerata Udang Galah (8-10 g) seleksi terhadap infeksi Vibrio harveyii 46% lebih tinggi dibandingkan kontrol; Produktivitas Udang Galah seleksi pada fase pembesaran relatif lebih tinggi dibandingkan kontrol. Bobot yang lebih tinggi SATKER PELAKSANA DOKUMENTASI KEGIATAN BPPI Laporan Teknis Akhir Kegiatan BPPI Laporan Teknis Akhir Kegiatan BPPI Laporan Teknis Akhir Kegiatan BPPI Laporan Teknis Akhir Kegiatan BPPI Laporan Teknis Akhir Kegiatan BPPI Laporan Teknis Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 109 NO JUDUL KEGIATAN Nila Biru Dalam Rangka Perbaikan Pertumbuhan Ikan Nila Srikandi DESKRIPSI OUTPUT pembesaran di tambak salinitas 15-20 ppt terdiri dari populasi seleksi dan kontrol. Populasi Ikan Nila Biru seleksi mempunyai bobot yang lebih tinggi dibanding populasi kontrol (perbedaan relatif 17,72%). LOKASI KEGIATAN Subang dan Cirebon, Jawa Barat LOKASI DATA/PJ IKU Operasional 7 Pembentukan Populasi Dasar Sintetis Ikan Nila Merah F0 Telah terbentuk calon Induk Ikan Nila Merah hasil dialel crossing dari 5 strain Ikan Nila Merah Unggul. Sukamandi, Subang, Jawa Barat Seksi Tata Operasional 8 Pembentukan Populasi Dasar (Komposit) Ikan Mas Tumbuh Cepat (2 Produk Biologi) 4 Populasi sintetik (composite) Ikan Mas galur murni yaitu Rajadanu, Majalaya, Sutisna, dan Wildan Sukamandi, Subang, Jawa Barat Seksi Tata Operasional 9 Pembentukan Populasi Dasar (Komposit) Ikan Mas Tumbuh Cepat (2 Produk Biologi) 12 populasi Ikan Mas hasil kombinasi pemijahan galur murni Sukamandi, Subang, Jawa Barat Seksi Tata Operasional 10 Pembentukan Populasi F1 Ikan Lele Tumbuh Cepat dan Tahan Penyakit Telah dihasilkan populasi benih Ikan Lele tumbuh cepat dan tahan penyakit, dengan ukuran berkisar 150-550 g. Sukamandi, Subang, Jawa Barat Seksi Tata Operasional 11 Pembentukan Populasi Calon Induk Ikan Lele Transgenik Telah dihasilkan calon induk Ikan Lele hasil persilangan induk Transgenik dan Nontransgenik dengan bobot berkisar 150-580 gram. Sukamandi, Subang, Jawa Barat Seksi Tata Operasional Sukamandi, Subang, Jawa Barat Seksi Tata Operasional 12 Pembentukan Ikan Gurami Hibrida Telah dihasilkan 7 populasi persilangan Ikan Gurami Hibrida prospektif yang memiliki pertumbuhan cukup tinggi. Benih Ikan Gurami hasil persilangan Strain Majalengka x Kalimantan memiliki nilai SR dan SGR lebih tinggi dibandingkan dengan benih Ikan Gurami SATKER PELAKSANA KEUNGGULAN dibanding populasi kontrol (perbedaan relatif 17,72%) Keunggulan ikan Nila Merah F0 adalah merupakan hasil dialel crossing dari 5 strain ikan nila merah unggul sehingga mempunyai keragaman genetik tinggi dan dapat digunakan srbagai bahan pembentukan ikan nila merah tumbuh cepat berdaging tebal melalui seleksi famili Ikan mas strain Sutisna mempunyai nilai keragaman genetik paling tinggi dibanding ketiga strain lainnya dan mempunyai pertumbuhan terbaik kedua setelah ikan mas strain Majalaya Nilai FCR tertinggi sebesar 1,44 untuk pemeliharaan di bak beton. Nilai Kelangsungan hidup rerata 90% hingga awal masa penebaran. Populasi generasi pertama ikan lele tumbuh cepat dan tahan penyakit yang dibentuk dari pemijahan 50 pasang induk populasi dasar ikan lele tumbuh cepat dan tahan penyakit hasil seleksi menunjukkan keragaan ketahanan yang tinggi terhadap uji tantang infeksi bakteri Aeromonas hydrophila, dengan sintasan 100% dan hanya satu famili yang memiliki sintasan 10%. Ikan lele transgenik mempunyai performa yang baik 36% lebih tinggi dibandingkan ikan lele nontransgenik Benih Ikan Gurami hasil persilangan Strain Majalengka x Kalimantan memiliki nilai SR dan SGR lebih tinggi dibandingkan dengan benih Ikan Gurami hasil persilangan DOKUMENTASI KEGIATAN Akhir Kegiatan BPPI Laporan Teknis Akhir Kegiatan BPPI Laporan Teknis Akhir Kegiatan BPPI Laporan Teknis Akhir Kegiatan BPPI Laporan Teknis Akhir Kegiatan BPPI Laporan Teknis Akhir Kegiatan BPPI Laporan Teknis Akhir Kegiatan Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 110 NO JUDUL KEGIATAN DESKRIPSI OUTPUT LOKASI KEGIATAN LOKASI DATA/PJ IKU hasil persilangan lainnya. 13 14 Pembentukan Induk Pembentuk Populasi F0 Ikan Gurami Tumbuh Cepat Telah diperoleh calon induk pembentuk F0 berumur 8-30 bulan dengan bobot berkisar 600-2.000 gram. Sukamandi, Subang, Jawa Barat Seksi Tata Operasional Pembentukan Populasi Calon Induk Ikan Mas Transgenik F2 Heterozigot Telah dihasilkan 4 populasi Ikan Mas Transgenik F2 hasil pemijahan induk jantan Ikan Mas Transgenik F1 dengan Ikan Mas Betina Non-transgenik, dengan ukuran panjang total rerata 19 cm, panjang standar rerata 15 cm, dan bobot rerata 75 gram. Sukamandi, Subang, Jawa Barat Seksi Tata Operasional 1 Propagasi Vegetatif Bibit Rumput Laut Gracilaria gigas secara Ex Vitro Bibit Rumput Laut Gracilaria gigas Hasil Kultur Jaringan Boalemo, Gorontalo Boalemo, Gorontalo/ Ka Kelti 2 Pemeliharaan Indoor Bibit Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Bibit Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Boalemo, Gorontalo Boalemo, Gorontalo/ Ka Kelti Bibit Unggul Rumput Laut Boalemo, Gorontalo Boalemo, Gorontalo/ Ka Kelti Jawa Timur (Pacitan), Jawa Tengah (Semarang), DI Yogyakarta (Yogyakarta, Bantul, Gunung Kidul, Kulonprogo), DKI Jakarta (Jakarta Pusat), Jawa Barat (Bandung, Bogor) LPPMPHP 3 Perakitan Strain dan Produksi Bibit Unggul Rumput Laut Kappaphycus alvarezii melalui Rekayasa Genetik INOVASI TEKNOLOGI (RANCANG BANGUN) 1 Rancang Bangun Alat Transportasi Ikan SegarALTIS-2E100 Alat transportasi ikan segar berpendingin untuk kendaraan bermotor roda 2 kapasitas hingga 90 Kg KEUNGGULAN lainnya. Estimasi respon seleksi pada umur 11 bulan rataannya sebesar 17,78%; estimasi heritabilitas pada umur 11 bln 0,499; dan koefisien keragaman ikan gurami pada umur 11 bulan sebesar 22,22%. Ikan mas transgenik tahan KHV F2 heterozigot lebih tahan terhadap KHV (SR : 76,66%) dibandingkan dengan ikan mas ikan non-transgenik (SR : 51,11%) Propagasi Ex Vitro bibit rumput laut Gracilaria gigas Dapat dilakukan tanpa harus sterilisasi. Bibit yang dihasilkan berwarna hijau gelap, segar, sehat dan cenderung ke arah memanjang bibit yang dipelihara dengan penambahan pupuk organik mempunyai performa lebih baik dibandingkan dengan tanpa penambahan pupuk organik. Bibit rumput laut yang siap uji tantang terhadap cekaman lingkungan Alat transportasi ikan segar berpendingin (tanpa menggunakan es) untuk kendaraan bermotor roda 2 SATKER PELAKSANA DOKUMENTASI KEGIATAN BPPI Laporan Teknis Akhir Kegiatan BPPI Laporan Teknis Akhir Kegiatan LPPBRL Laporan Teknis Akhir Kegiatan LPPBRL Laporan Teknis Akhir Kegiatan LPPBRL Laporan Teknis Akhir Kegiatan LPPMPHP SCAN LAPORAN TEKNIS (TERLAMPIR) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 111 j) IK 10 : Jumlah hasil litbang yang diusulkan HKI dan/atau dirilis NO 1 JUDUL KEGIATAN UJI PROBIOTIK RICA PADA PENINGKATAN PRODUKSI DAN SINTASAN UDANG WINDU GAMBARAN UMUM -Pada pemeliharaan larva udang windu di hatchery IPUW Barru diperoleh sintasan tertinggi sebesar 75.87% dan terendah 10.49% sedang bobot pertumbuhan tertinggi sebesar 0.0030 g dan terendah 0.0011 g - Rata-rata sintasan tokolan udang windu setelah aplikasi probiotik serbuk masing-masing pada perlakuan yakni aplikasi probiotik RICA 1 serbuk (93,03 %), Probiotik RICA 5 serbuk (81,73%), RICA 4 serbuk (88,13%) terendah pada petakan tanpa aplikasi probiotik sebagai kontrol (70,05% - Pada pembesaran udang windu di tambak dengan aerasi blower supercharge pada tahap I (musim kemarau) pada aplikasi probiotik serbuk diperoleh sintasan 85.4% dengan produksi 12.75 kg/25 are sedangkan dengan aplikasi probiotik cair diperoleh sintasan 82.43% dan produksi 7.133 kg/25 are. Untuk tahap II yang dilaksanakan pada musim hujan dengan aplikasi probiotik serbuk diperoleh sintasan sebesar 49.16 % dan produksi 14.66 kg/25 are sedangkan dengan aplikasi probiotik cair sintasan diperoleh 45.92 % dan produksi 13.9 kg/25 are - Bentuk serbuk dari probiotik RICA dapat menjadi alternatif lain dari bentuk cair yang telah ada sehingga lebih efektif dan efisien dalam penggunaannya 2 Produksi Bakteri Probiotik Untuk Meningkatkan Kecernaan Pakan Ikan Invensi ini berhubungan dengan budidaya ikan air tawar khususnya berupa penggunaan probiotik sebagai pakan ikan, lebih khususnya berupa sediaan starter probiotik dengan jenis bakteri Bacillus subtilis yang berasal dari rumput laut Turbinaria sp. yang diolah melalui proses inkubasi dalam suhu kamar, kemudian dilakukan isolasi terhadap bakteri yang tumbuh pada substrat sehingga menghasilkan sediaan probiotik Bacillus subtilis 3 Vaksin Koktail Aeromonas Hydrophila – Streptococcus Agalactieae dan proses pembuatannya (Vaksin HydrogalaksiVac) Invensi ini berkaitan dengan produksi vaksin koktail antiAeromonas hydrophila dan Streptococcus agalactiae yang berfungsi untuk meningkatkan respon kekebalan spesifik terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila dan Streptococcus agalactiae pada budidaya ikan nila LOKASI Maros, Sulawesi Selatan SATKER PELAKSANA BPPBAP Bogor, Jawa Barat BPPBAT Depok, Jawa Barat BPPBAT Target Realisasi % BUKTI DOKUMEN Terlampir bersama dokumen dan Laptek kegiatan 2016 Nomor registrasi P00201606722 tanggal 5 Oktober 2016, scan penyampaian dokumen usulan HaKI ke sentral HaKI Balitbang KP/ke Kum HAM (Formulir Permohonan Paten) DAN DOKUMEN TEKNIS INOVASI YANG DIUSULKAN HKI (Terlampir) Nomor registrasi P0020161716 tanggal 15 Maret 2016, scan penyampaian : : : 5 5 100,00 DOKUMENTASI KEGIATAN Laporan Teknis Akhir Litbang yang Mendukung dan Naskah Akademik Usulan HKI Laporan Akhir (Terlampir) Laporan Akhir (Terlampir) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 112 NO 4 5 6 GAMBARAN UMUM LOKASI SATKER PELAKSANA Sediaan Probiotik Bivalen berbasis bakteri yang diaplikasikan melalui air dan proses pembuatannya (Probiotik Pond BioAero) Invensi ini berkaitan dengan suatu sediaan probiotik bivalen berbasis bakteri dan proses pembuatannya yang berfungsi untuk menekan pertumbuhan patogen Aeromonas hydrophila yang hidup di air dan meningkatkan respon kekebalan non spesifik pada ikan air tawar, khususnya berupa suatu sediaan probiotik yang mengandung bakteri Bacillus subtilis P23 dan Staphylococcus lentus L1k. Bacillus subtilis yang dicampur dengan salin dan molase dengan tahapan proses meliputi pengembangbiakan bakteri (working seed) dengan menumbuhkan kultur bakteri melalui teknik pengkayaan, menstandarisasi kualitas probiotik yang meliputi : perbanyakan volume, penetapan konsentrasi sediaan probiotik, dan penetapan dosis aplikasi probiotik Depok, Jawa Barat BPPBAT Metoda dan alat pendeteksi vitelogenin untuk mengetahui jenis kelamin ikan arwana Invensi ini berhubungan dengan suatu metoda dan alat berupa kit untuk mengetahui jenis kelamin ikan arwana super red (Scleropages legendrei), pinoh (Scleropages macrocephalus), golden (Scleropages aureus) dan hijau (Scleropages formosus)dengan cara mendeteksi vitelogenin atau protein kuning telur dengan menambahkan larutan pewarna pada mikroplate yang sebelumnya telah dilapisi vitolegenin dimana bila berwarna kuning berarti betina dan bila tidak berwarna berarti jantan. BPPBIH BPPBIH Alat Pengering Garam Berputar "rotary dryer" Invensi ini berhubungan dengan alat pengering garam dengan cara diputar pada sebuah drum dengan penambahan hembusan udara panas pada berkisar 60-70 derajat celcius, untuk mendapatkan tingkat kekeringan pada garam olahan (garam halus) sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas garam Surabaya P3SDLP JUDUL KEGIATAN BUKTI DOKUMEN dokumen usulan HaKI ke sentral HaKI Balitbang KP/ke Kum HAM (Formulir Permohonan Paten) DAN DOKUMEN TEKNIS INOVASI YANG DIUSULKAN HKI (Terlampir) Nomor registrasi P00201602394 tanggal 11 April 2016, scan penyampaian dokumen usulan HaKI ke sentral HaKI Balitbang KP/ke Kum HAM (Formulir Permohonan Paten) DAN DOKUMEN TEKNIS INOVASI YANG DIUSULKAN HKI (Terlampir) scan penyampaian dokumen usulan HAKI ke sentral HAKI Balitbang KP/ke Kum HAM (Formulir Permohonan Paten) DAN DOKUMEN TEKNIS INOVASI YANG DIUSULKAN HKI (Terlampir) scan penyampaian dokumen usulan HaKI ke sentral HaKI Balitbang KP/ke Kum HAM (Formulir Permohonan Paten) DAN DOKUMEN TEKNIS INOVASI DOKUMENTASI KEGIATAN Laporan Akhir (Terlampir) LAPORAN LAPORAN Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 113 NO 7 JUDUL KEGIATAN Teknologi Pembuatan Immunostimulan Untuk Udang Menggunakan Fukoidan GAMBARAN UMUM LOKASI Invensi ini berupa proses pembuatan sediaan fukoidan pada pakan udang yang terdiri dari crude fukoidan, bahan pengikat dan bahan pakan. Sediaan ini diperoleh melalui proses pencampuran fukoidan dengan pengikat, kemudian dicampur terhadap pakan lalu dicampur dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dibawah suhu kamar. Produk yang dihasilkannya berupa pakan ikan yang mengandung sediaan fukoidan dan akan berfungsi sebagai imunostimulan pada udang. DKI Jakarta, Banten (Kab. Lebak), Lampung (Lampung Selatan), Kepri (Batam), Jawa Barat (Kota Bogor, Kab. Sukabumi,Kab. Karawang), Jawa Timur (Malang), Sulawesi Selatan (Maros), dan Jawa Tengah (Semarang). SATKER PELAKSANA P3DSPBKP BUKTI DOKUMEN YANG DIUSULKAN HKI (Terlampir) Scan penyampaian dokumen usulan HaKI ke sentral HaKI Balitbang KP/ke Kum HAM DAN DOKUMEN TEKNIS INOVASI YANG DIUSULKAN HKI (Terlampir) DOKUMENTASI KEGIATAN LAPORAN OUTPUT (TERLAMPIR) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 114 k) IK 11 : Jumlah sentra nelayan yang terbangun dan terkelola sistem informasi NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 LOKASI SOSIALISASI Kota Padang, Sumatera Barat Pemalang, Jawa Tengah Banyuwangi, Jawa Timur Kendal, Jawa Tengah Malang, Jawa Timur Pasuruan, Jawa Timur Gunung Kidul, Yogyakarta Pandeglang, Banten Lebak, Banten Rembang, Jawa Tengah Kota Batam, Kep Riau Pacitan, Jawa Timur Kota Probolinggo, Jawa Timur Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur Indramayu, Jawa Barat Karawang, Jawa Barat Bengkulu, Bengkulu Bekasi, Jawa Barat Banjar, Kalimantan Selatan Lombok Timur, NTB Pangkal Pinang, Bangka Belitung Belitung, Bangka Belitung Balikpapan, Kalimantan Timur Tanjung Jabung Barat, Jambi Kota Kupang, NTT Kab Kupang, NTT Kubu Raya, Kalimantan Barat Mempawah, Kalimantan Barat WAKTU SOSIALISASI JUMLAH PESERTA SOSIALISASI PENANGGUNG JAWAB KEUNGGULAN TEKNOLOGI SEBELUMNYA (2015) Target Realisasi % KEUNGGULAN TEKNOLOGI SAAT INI (2016) : : : 30 28 93,33 SATKER PELAKSANA P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 115 l) IK 12 : Proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan total pegawai Balitbang KP Target Realisasi % : : : 55 55,47 100,8 Target : 18 m) IK 13 : Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 SATKER SEKRETARIAT P4 BBPPBL BPPL BP3U BP2KSI BPPBAP BPPBAT BPPBIH BPPI LPPT LPPBRL P3SDLP 15 LPSKP 16 LPTK 14 BPOL KETERANGAN Perangkat Pengolah data dan Informasi Docking Kapal Bawal Putih 3 Realisasi % : : 18 100,00 Pembangunan Hatchery Kepiting Renovasi Gedung/ Bangunan Laporan Sarpras BPPBIH Pembangunan Pagar Pengadaan Peralatan Laboratorium Pembangunan Lab Kualitas Air 1. Pengadaan Peralatan Laboratorium 2. Pembangunan Pagar 3. Pengadaan Research Buoy 1. Perangkat Pengolah data dan Informasi 2. Peralatan Pendukung Penelitian 3. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 1. Sewa kendaraan operasional kantor 2. Pemeliharaan kendaraan roda 4 3. Pemeliharaan speedboat 4. Pengadaan alat pengolah data 5. Perbaikan tower radar 6. Pemeliharaan gedung dan bangunan 7. Perencanaan pembangunan laboratorium konservasi laut 8. Pengadaan mesin speedboat penunjang pemantauan 9. Pengadaan penunjang fasilitas operasional radar pantai Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 116 NO SATKER 17 P3DSPBKP 18 LPPMPHP 19 PPSEKP TOTAL KETERANGAN 10. Pengadaan peralatan radar pantai 11. Pemeliharaan peralatan kantor 12. Pengadaan buku referensi litbang 13. Pengadaan peralatan penunjang riset 1. Pengadaan Perangkat Pengolah Data Dan Komunikasi 2. Pengadaan Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran 3. Pengadaan sarana dan prasarana 4. Pengadaan Kendaraan Bermotor 1. Perangkat Pengolah Data 2. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Pengadaan Alat Pengolah Data 14 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 117 n) NO IK 14 : Jumlah jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk JUDUL KERJASAMA/JEJARING MITRA KERJASAMA NO KERJASAMA JANGKA WAKTU KERJASAMA 1 Jejaring Pemuliaan Ikan DJPB 1 Tahun 2 Jejaring Pakan Ikan DJPB 1 Tahun Target Realisasi % TUJUAN KERJASAMA Peranan Pemuliaan Ikan Dalam Mendukung Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional, khususnya dalam hal peningkatan produksi perikanan budidaya, melakukan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi budidaya perikanan. mempertemukan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk mencari alternatif bahan baku yang ketersediaannya berlimpah di alam. 3 Research cooperation for valorization of locl biodiversity, domestication and sustainable aquaculture in Indonesia Institut derecherche pour le developpement the goverment of the republic of france 17 Desember 2015 - 31 Desember 2016 4 Pengelolaan perikanan dan konservasi sumber daya ikan di perairan kabupaten Bengkalis Dinas kelautan dan perikanan kabupaten Bengkalis, Riau 13 Mei 2016 - 12 Mei 2019 955/P4/KKP/PKS/V/2016 523/DKP-SEKR/V/2016/532 Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan di Perairan Kabupaten Bengkalis : : : 66 66 100,00 RUANG LINGKUP KERJASAMA Balai dan Dinas Balai dan Dinas 1. Basis biologis budidaya spesies lokal (Osphronemus goramy dan Oxyeleotris marmorata), intensifikasi ekologis sistem budaya (Duckweed sebagai phytoremediasi dan pakan ikan), dan manajemen kesehatan 2. Penguatan kerjasama ilmiah para Pihak melalui pengalihan dan pertukaran informasi ilmiah dan teknis (seminar, lokakarya dan pertemuan), pelatihan jangka pendek atau jangka panjang dan pendidikan. 3. Penyediaan peralatan penelitian; (1) Penyiapan tenaga peneliti sesuai dengan bidang dan tujuan penelitian dalam perjanjian ini. (2) Pengumpulan dan pengolahan data aktivitas penangkapan ikan di perairan kabupaten Bengkalis. (3) Rekomendasi dan upaya pengelolaan perikanan, pemulihan dan konservasi sumberdaya ikan di perairan kabupaten Bengkalis. (4) Bidang lainnya yang dianggap perlu untuk ditindaklanjuti dan Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 118 NO 5 6 7 8 JUDUL KERJASAMA/JEJARING Enabling enforcement throught improved use of monitoring information to support surbeillance activities Collaborative for Vaccination on Fish Disease Control Micropropagasi dan Perbaikan Genetik Tanaman Hias Air Tawar Secara In Vitro Inventarisasi dan Pengembangan Spesies Ikan Hias Tomori MITRA KERJASAMA Commonwealth Scientific Industrial and Research Organization NO KERJASAMA R-7456-1 VIRBAC JANGKA WAKTU KERJASAMA TUJUAN KERJASAMA 14 Desember 2015 - 31 Desember 2018 meningkatkan nilai informasi yang tersedia dari data monitoring perikanan untuk pengelolaan perikanan; dan untuk meningkatkan kapasitas penelitian, dan teknis dan operasional di Kementerian Kelautan Perikanan. Fokus untuk tahun ini adalah mengidentifikasi indikator terjadinya kegiatan transshipment dan pemodelan pola pergerakan kapal dengan menggunakan Generalized Additive Model (GAM) dan untuk mengetahui variable yang signifikan yang dapat mengindikasikan adanya transhipment. 1 September 2016 - 2018 Establish a joint program on vaccination on fish disease control for freshwater production to improve the survival rate of Tilapia culture in Indonesia Balai besar penelitian dan pengembangan bioteknologi dan sumber daya genetik pertanian 2732/P4/KKP/PKS/X/2016 4632/KL.100/H.11/10/2016 3 Tahun, dimulai pada 1 Januari 2017 Untuk mendapatkan protokol perbanyakan tanaman air dengan teknik kultur jaringan Joint operating body pertamina Medco E&P Tomori Sulawesi 2651/P4/KKP/PKS/VIII/2016 MGM 255/VIII/2016 22 Agustus 2016 - 22 Agustus 2019 Inventarisasi dan Pengembangan Spesies Ikan Hias Tomori RUANG LINGKUP KERJASAMA disepakati para pihak. Pemodelan pola pergerakan kapal meliputi isu transhipment dan penggunaan rumpon (1) Quality testing on vaccine for tilapia (2) field testing of vaccine for tilapia (3) capacity building in vaccination for aquaculture in Indonesia through training or workshop on fish vaccine development a. Penelitian ini mencangkup metoda perbanyakan tanaman hias air (Bacopa, SP, Buce SP dan Red Malang) secara in vitro b. Perbaikan sifat genetik tanaman hias air (Bacopa SP) dengan Radiasi Sinar Gamma dan kultur in vitro c. barcode tanaman Hias Air (Buce SP) 1. Penyiapan tenaga peneliti sesuai dengan maksud dan tujuan kerjasama dalam perjanjian 2. Pengumpulan dan pengolahan data ikan hias di wilayah operasi PIHAK KEDUA dan di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok 3. Melakukan inventarisasi dan pengembangan species ikan hias yang akan diberi nama "Tomori" di wilayah operasi PIHAK KEDUA dan di Balai Penelitian dan Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 119 NO 1 JUDUL KERJASAMA/JEJARING Jejaring Pemuliaan Abalon 2 Jejaring Pemuliaan Kerapu 3 Jejaring Pemuliaan Bandeng MITRA KERJASAMA 1. BPBAL Lombok, NTB 2. BPIUUK Karangasem 3. Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar, Sulawesi Selatan 4. Balai Perikanan Budidaya Laut Batam, Kepulauan Riau 5. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Hasanudin, Sulawesi Selatan 6. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo, Sulawesi Tenggara 1. Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung 2. Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo, Jawa Timur 3. Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam, Kepulauan Riau 4. Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok, Nusa Tenggara Barat 5. Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon, Maluku BBPBAP Jepara, BPBAP Ujung Batee NO KERJASAMA JANGKA WAKTU KERJASAMA TUJUAN KERJASAMA RUANG LINGKUP KERJASAMA Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok 4. Bidang lainnya yang dianggap perlu untuk ditindaklanjuti dan disepakati oleh PARA PIHAK 1 Tahun meningkatkan koordinasi secara efektif dan efisien serta berkesinambungan dalam kegiatan pemuliaan ikan guna mendukung keberhasilan produksi induk unggul dan benih bermutu, perlu dibentuk jejaring pemuliaan ikan 20/KEPMEN-KP/2015 1 Tahun meningkatkan koordinasi secara efektif dan efisien serta berkesinambungan dalam kegiatan pemuliaan ikan guna mendukung keberhasilan produksi induk unggul dan benih bermutu, perlu dibentuk jejaring pemuliaan ikan 20/KEPMEN-KP/2015 1 Tahun meningkatkan koordinasi secara efektif dan efisien 20/KEPMEN-KP/2015 Pemuliaan Abalon Haliotis squamata Pemuliaan Kerapu Macan (Epinhepelus fuscoguttatus) dan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) Pemuliaan Bandeng (Chanos chanos F) Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 120 NO JUDUL KERJASAMA/JEJARING MITRA KERJASAMA NO KERJASAMA Aceh, BPBAP Situbondo, BPBAP Takalar Sulsel, BPPBAP Maros, Sulsel, BBIP Cigarondong, Banten 1 Pengembangan Dan Alih Teknologi Budidaya Udang Vaname Pada Tambak Sistem Super Intensif 2 Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Perikanan Budidaya Air Payau 3 Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Perikanan Budidaya Air Payau Kabupaten Kotabaru Kerja sama alih Teknologi Litbang Budidaya Sistem Super Intensif Penelitian dan pendampingan teknologi Penelitian dan pendampingan teknologi Perusahaan Umum Daerah Agribisnis Sulawesi Selatan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pinrang Sulsel Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotabaru JANGKA WAKTU KERJASAMA Dilaksanakan di BPPBAP tgl 15 Agustus 2016. Berlaku untuk 4 (empat) petak selama 4-6 siklus produksi budidaya udang vanname teknologi super intensif 20162019 (Lanjutan) 8 Juni 2015- 8 Juni 2018 (Lanjutan) 25 April 2016 – 25 April 2019 TUJUAN KERJASAMA RUANG LINGKUP KERJASAMA serta berkesinambungan dalam kegiatan pemuliaan ikan guna mendukung keberhasilan produksi induk unggul dan benih bermutu, perlu dibentuk jejaring pemuliaan ikan (1) Pendampingan penyusunan prototype tambak super intensif di Sulsel ; (2) Bimtek budidaya udang vaname teknologi super intensif . (Takalar, 9 – 16 Juni 2015); (3) Survei kelayakan lahan untuk pengembangan kawasan tambak super intensif di Kab Bukukumba, Pinrang dan Kab Barru (1) Bimtek budidaya udang vaname teknologi super intensif .(Takalar, 9 – 16 Juni 2015); (2) Evaluasi kesesuaian lahan untuk pengembangan kawasan tambak super intensif di Kab Pinrang; (3) Pendampingan reguler pembudidaya udang di Desa Wiring Tasi, Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrangl (4) Pendampingan aplikasi probiotik di tambak;(5) Penelitian aplikasi informasi dan analisis geospasial untuk inventarisasi dan monitoring kegiatan budidaya tambak skala hamparan; (6) Ekspose hasil penelitian evaluasi kesesuaian lahan. (1) Penandatanganan PKS tanggal 25 April 2016 di Surabaya; (2) Survei evaluasi kesesuaian lahan untuk pengembangan kawasan tambak di Kab Kotabaru (Mei – April 2016); (3) Pendampingan dan (1) Pengembangan budidaya udang Vaname sistem super intensif; (2) Pengembangan sumber daya manusia; (3) Pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) terkait tambak (1) Pengembangan sumberdaya manusia; (2) Penyediaan informasi kesesuaian lahan untuk budidaya tambak; (3) Pencegahan penyakit udang; (4) Pendampingan teknologi budidaya air payau (1) Alih teknologi dan diseminasi; (2) Pelaksanaan kegiatan penelitian kesesuaian lahan untuk budidaya tambak.(3) Pendampingan teknologi budidaya udang dengan aplikasi probiotik; (4) Pendampingan tambak percobaan/percontohan; (5) Pendampingan litbang Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 121 NO JUDUL KERJASAMA/JEJARING 4 Penelitian, Pelatihan dan Magang Teknologi Budidaya Air Payau 5 Kajian Penentuan Potensi, Kesesuaian Lahan dan Strategi Pengembangan Budidaya Rumput Laut 6 Alih teknologi budidaya udang vaname teknologi super intensif (penggunaan 4 petak tambak) 7 Jejaring Pemuliaan Rumput Laut MITRA KERJASAMA Penelitian, Pelatihan, Praktek Kerja Lapangan Perjanjian kerjasama pengadaan swakelola non swadaya Perjanjian kerjasama Jejaring NO KERJASAMA Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau Bappeda Buton Utara (Baru) PT Sakrizh Mina Indonesia (Baru) Instansi Terkait berdasarkan SK JANGKA WAKTU KERJASAMA 25 April 2016 – 25 April 2019 2016 2016-2019 2016 TUJUAN KERJASAMA koordinasi reguler dengan teknisi tambak uji coba budidaya udang vaname teknologi super intensif di Kotabaru; (4) Pendampingan aplikasi probiotik (1) Penandatanganan PKS tanggal 25 April 2016 di Surabaya; (2) Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa dari Universitas Dayanu di BPPBAP (April – Juni 2016); (3) Kuliah umum di Universitas Dayanu oleh peneliti BPPBAP 1. Laporan pendahuluan 2. Laporan antara 3. Laporan akhir 1. Data dan informasi 2. Produksi udang vaname 3. Alih teknologi sistem budidaya udang vaname § Draft Pengujian dan Penilaian Pelepasan Varietas Rumput Laut harus sudah selesai dibuat maksimal Juni 2017 untuk mengakomodasi potensi rilis rumput laut dengan memberikan tanggung jawab penyediaan bahan oleh Loka Litbang Rumput Laut Gorontalo dan pembiayaan disarankan untuk dianggarkan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Semua anggota jejaring yang terkait dengan penyediaan bibit unggul rumput laut harus berperan aktif dalam mendukung program peningkatan produksi rumput laut di Indonesia. Indukan (parent stock) untuk kultur jaringan harus menggunakan rumput laut unggul misalnya hasil seleksi dan selajutnya RUANG LINGKUP KERJASAMA pembenihan udang windu. (1) Penelitian, litbang budidaya air payau; (2)Pelatihan/magang meliputi kegiatan magang teknologi, praktek kerja lapangan, seminar, dan penelitian mahasiswa yang sesuai dengan bidang kajian BPPBAP. Menyusun kajian penentuan potensi, kesesuaian lahan dan strategi pengembangan budidaya rumput laut (Kappaphycus alvarezi) Alih teknologi budidaya udang vaname teknologi super intensif (penggunaan 4 petak tambak) Pemaparan hasil dan rencana tindak lanjut seluruh anggota jejaring pemuliaan rumput laut Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 122 NO JUDUL KERJASAMA/JEJARING MITRA KERJASAMA 8 Jejaring Kepiting Jejaring 9 Jejaring Pakan Jejaring NO KERJASAMA Instansi Terkait berdasarkan SK Instansi Terkait berdasarkan SK JANGKA WAKTU KERJASAMA 2016 2016 TUJUAN KERJASAMA benih G1 yang dihasilkan harus melalui proses seleksi kembali sebelum perbanyakan dan distribusi ke pembudidaya. § Potensi rilis domestikasi kepiting bakau oleh BPPBAP Maros khususnya spesies Scylla serrata berpotensi dirilis pada tahun 2018 dengan mengacu pada PerKA Balitbang 2014. Pembangunan hatcheri kepiting dan pengadaan/perbaikan fasilitas perbenihan yang ada di BPPBAP Maros dan BBAP Takalar dalam rangka penyediaan benih untuk mendukung dan menjawab keterbatasan benih sebagai dampak dari Permen KP. No 1/2015, dengan target produksi larva sampai dengan Crablet C1 adalah 2%. Standar Operasional Prosedur (SOP) pemeliharaan larva sudah harus diacu secara utuh dalam perbenihan kepiting bakau. Penyusunan protokol seleksi (individu dan family) khusus untuk kepiting bakau sebagai acuan pemuliaan harus segera dibuat engan melibatkan anggota jejaring dan tim ahli/pakar. Pertemuan jejaring pakan ikan 2016 dengan tema peran jejaring pakan untuk penguatan institusi daerah yang berdaya sain dilaksanakan di Depok pada tanggal 17 Nopember 2016. Beberapa rumusan / catatan penting dalam jejaring pakan ini antara lain: Menentukan dan mendirikan gudang bahan baku lokal, termasuk RUANG LINGKUP KERJASAMA Pemaparan hasil dan rencana tindak lanjut seluruh anggota jejaring kepiting Sesuai tema/topik jejaring Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 123 NO 10 JUDUL KERJASAMA/JEJARING Jejaring Pemuliaan Ikan Nasional MITRA KERJASAMA Jejaring NO KERJASAMA Instansi Terkait berdasarkan SK JANGKA WAKTU KERJASAMA 2016 TUJUAN KERJASAMA tepung ikan lokal agar dapat disimpan dalam waktu relatif lebih lama di sentra-sentra pakan mandiri, terutama di wilayah kerja anggota jejaring pakan ikan; Membuat buku data dasar bahan baku lokal yang telah teruji dan potensial untuk digunakan dalam formula pakan ikan; Membuat SOP teknologi pakan mandiri yang dapat dijadikan sebagai pedoman pembuatan pakan berkualitas dan ekonomis secara baik dan benar; Membuat SOP teknologi pengolahan bahan baku lokal tepat guna; Menganalisis kandungan proksimat, Ca dan P bahan baku lokal secara reguler agar dapat digunakan dalam pembuatan formula pakan berkualitas dengan harga ekonomis; Laboratorium UPT Dirjen dan Litbang yang memadai dijadikan tempat pengujian bahan baku dan pakan ikan mandiri; Melakukan pendampingan dan pengontrolan dalam pembuatan dan pengembangan pakan mandiri yang melibatkan pihak UPT Dirjen, Litbang, Universitas, dan Penyuluh serta Dinas Provinsi dan Kabupaten. Pertemuan Jejaring Pemuliaan Ikan 2016 dengan tema “Peranan Pemuliaan Ikan dalam Mendukung INPRES No. 7 Tahun 2016” diselenggarakan pada tanggal 16 November 2016 di Instalasi Penelitian Litbang Pengendalian Penyakit Ikan, Depok, Jawa RUANG LINGKUP KERJASAMA Sesuai tema/topik jejaring Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 124 NO JUDUL KERJASAMA/JEJARING MITRA KERJASAMA NO KERJASAMA JANGKA WAKTU KERJASAMA TUJUAN KERJASAMA Barat dan diikuti oleh 88 peserta. Pertemuan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan tahun 2015 dan rencana kerja pemulian ikan tahun 2016. Beberapa hasil penting antara lain: Perlu diusulkan kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan agar melakukan monev terkait pengajuan dokumen rilis yang diusulkan agar tidak terdapat duplikasi dengan yang sedang dikerjakan oleh anggota jejaring yang tertuang dalam roadmap; Rumusan dari jejaring pemuliaan ikan tahun 2015 yang belum terealisasi pada 2016 akan ditindaklanjuti pada tahun 2017; Surat keputusan pemuliaan ikan dan pakan ikan harus sudah diterbitkan paling lambat bulan April 2017, sebagai dasar hukum dalam pelaksanaan jejaring pemuliaan ikan dan pakan Nasional 2017; Untuk mendapatkan informasi yang mutakhir tentang status dan progres kegiatan jejaring di setiap komoditas, pertemuan koordinasi jejaring masingmasing komoditas harus dilakukan sebelum pertemuan koordinasi jejaring nasional. 1 Pengembangan insitu dan eksitu ikan semah 2 Ruang Lingkup Pekerjaan untuk Pengembangan Vaksin Dinas Perikanan Kapuas Hulu Propinsi Kalimantan Barat Virbac Asia Pacific Co, Ltd. No.075/151/DIKAN/SET-A No.261/BPPBAT/KKP/KS/IV/2016 - 3 (tiga) tahun 50 bulan Untuk melakukan penelitian dan pengembangan budidaya ikan semah melalui domestikasi di Kabupaten Kapuas Hulu Untuk menjelaskan secara luas mengenai sarana dan RUANG LINGKUP KERJASAMA 1. Alih teknologi dan konsultasi pembenihan untuk ikan semah 2. Manajemen induk : pematangan gonad, pemijahan (induced breeding), penanganan larva, pendederan, dan pembesaran ikan semah Pengujian Vaksin Streptococcus agalactiae baik melalui dosis Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 125 NO JUDUL KERJASAMA/JEJARING MITRA KERJASAMA NO KERJASAMA JANGKA WAKTU KERJASAMA Ikan Nila Indonesia, Oreochromis niloticus (Non Binding – Definitive Agreement 2016 between Virbac Asia Pacific Co, Ltd. and Institute for Freshwater Aquaculture Research and Development, Concerning Project Scope for The Development of A Vaccine for Indonesian Tilapia, Oreochromis niloticus) prasana yang akan digunakan selama proses kerjasama, pendanaan, serta kegiatan-kegiatan pasca pelaksanaan kerjasama. Sebelum ditandatanganinya perjanjian ini, hanya kesepakatan yang memiliki kekuatan hukum yang dilaksanakan, yaitu pelaksanaan kegiatan ilmiah seperti yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak dalam nota kesepahaman. 1 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN EKSITU/ INSITU KOMODITAS IKAN RINGAU (TIGERFISH) DAN BOTIA DINAS PERIKANAN KABUPATEN KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT 2 KAJIAN PENGELOLAAN PERIKANAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA IKAN HIAS DI KOTA PADANG PANJANG DINAS PERTANIAN KOTA PADANG PANJANG PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG 3 MICROPROPAGASI DAN PERBAIKAN GENETIK TANAMAN HIAS AIR TAWAR SECARA IN VITRO TUJUAN KERJASAMA 854/BPPBIH/KKP/PKS/IV/2016 855/BPPBIH/KKP/PKS/IV/2016 BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIOTEKNOLOGI DAN SUMBER DAYA GENETIK PERTANIAN 3 (tiga) tahun Untuk melakukan pematangan teknologi budidaya ikan Ringau (Tigerfish) serta mentransfer teknologi budidaya ikan Ulang uli (Botia). 3 (tiga) tahun Untuk melakukan penelitian, pengelolaan, budidaya perikanan di wilayah perairan yang ada di Kota Padang Panjang. 3 (tiga) tahun Untuk mendapatkan protokol perbanyakan tanaman air dengan teknik kultur jaringan. RUANG LINGKUP KERJASAMA tunggal maupun menggunakan booster lanjutan (1) Penelitian ini mencakup komoditas ikan Ringau (Tigerfish) dan ikan Ulang uli (Botia). (2) Manajemen induk seperti pematangan gonad, pemijahan (Induced breeding), penanganan larva, pendederan dan pembesaran ikan Ringau (Tigerfish). (3) Alih teknologi dan konsultasi pembenihan untuk ikan Ulang Uli (Botia). (4) Pengembangan budidaya ikan Ringau (Tigerfish) dan ikan Ulang uli (Botia). (1) Penyiapan tenaga peneliti sesuai dengan bidang dan tujuan penelitian dalam perjanjian; (2) Pengumpulan dan pengolahan data aktifitas penangkan ikan di perairan Kota Padang Panjang; (3) Rekomendasi pengelolaan perikanan dan pengembangan sumberdaya ikan hias; (4) Pengembangan perikanan di sekitar perairan Kota Padang Panjang; (5) Bidang lainnya yang dianggap perlu untuk ditindaklanjuti dan disepakati oleh PARA PIHAK. a. penelitian ini mencakup metoda perbanyakan tanaman hias air (Bacopa, SP, Buce SP dan Red Malang) secara in vitro; b. perbaikan sifat genetik tanaman hias air (Bacopa SP) dengan Radiasi Sinar Gamma dan kultur in Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 126 NO 4 1 2 JUDUL KERJASAMA/JEJARING JEJARING PEMULIAAN IKAN HIAS Produksi dan Komersialisasi Benih Unggul Ikan Air Tawar Hasil Pemuliaan Pemanfaatan Lahan yang Sedang Tidak Digunakan untuk Kegiatan Penelitian 3 Jejaring Pemuliaan Ikan Gurami 4 Jejaring Pemuliaan Udang Galah MITRA KERJASAMA NO KERJASAMA UPT/UPTD BBI lingkup Dirjen Budidaya/Dinas Kota/Kabupaten PT. Suri Tani Pemuka Koperasi Loka Mekar Sejahtera Satker Ditjen Perikanan Budidaya, satker Balitbang KP (BPPBAT), UPT Dinas KP Provinsi / Kabupaten/ Kota (BBI) Satker Ditjen Perikanan Budidaya, satker Nomor: 6.1/BALITBANGKP/BPPI/KS.310/VI/2014 dan Nomor: 001/MOU/HIAT-PWKT/VI/2014 Nomor : 17/BALITBANGKP/BPPI/KS.310/I/2016 dan Nomor : 4.1/LMS/I/2016 JANGKA WAKTU KERJASAMA Tiap Tahun TUJUAN KERJASAMA RUANG LINGKUP KERJASAMA Untuk mendapatkan protokol SOP Pemuliaan Ikan Hias vitro; c. barcode tanaman Hias air (Buce SP). Pembuatan SOP Budidaya ikan Hias air tawar/laut dan sop kegiatan pemuliaan ikan hias 1 Juni 2014 - 31 Mei 2019 (5 tahun) Meningkatkan produksi dan komersialisasi benih unggul ikan air tawar hasil pemuliaan 1 Januari 2016 31 Desember 2020 (5 tahun) 1. Memanfaatkan lahan milik BPPI yang belum digunakan untuk penelitian agar berdaya guna dan berhasil guna bagi Negara/ BPPI dalam melaksanakan tugas poko dan fungsinya; 2. Mengantisipasi masalah teknis yang secara langusung atau tidak langsung akan mempengaruhi keberhasilan penelitian/program BPPI; dan 3. Meningkatkan kesejahteraan para anggota KPRI Loka Mekar Sejahtera yang dalam hal ini adalah pegawai BPPI serta membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitarnya. Kepmen KP Nomor 20 Tahun 2015 - Kepmen KP Nomor 20 Tahun 2015 - Mengkoordinasikan kegiatan budidaya Ikan Gurami meliputi teknologi perbenihan, pembesaran, pemuliaan, dsb di lingkup anggota Jejaring Mengkoordinasikan kegiatan budidaya Udang Galah meliputi teknologi 1. Melaksanakan kegiatan produksi benih ikan, terutama hasil pemuliaan, di lahan milik BPPI yang belum digunakan untuk kegiatan penelitian; 2. Melaksanakan kegiatan pemasaran benih ikan hasil produksi benih ikan; dan 3. Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan kerjasama. Kegiatan kerjasama ini dilaksanakan dalam rangka komersialisasi dan hilirisasi produk melalui pemanfaatan barang milik negara di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan yang belum digunakan untuk kegiatan penelitian. Bentuk pemanfaatan barang milik negara tersebut diarahkan pada kegiatan yang mendukung tugas pokok dan fungsi Balai Penelitian Pemuliaan Ikan. Jenis dan jumlah barang milik negara yang dikerjasamakan untuk setiaptahun dapat mengalami perubahan/addendum tergantung situasi di lapangan dengan tetap mengutamakan kegiatan penelitian sebagai tugas pokok Balai Penelitian Pemuliaan Ikan. - - Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 127 NO JUDUL KERJASAMA/JEJARING MITRA KERJASAMA NO KERJASAMA JANGKA WAKTU KERJASAMA Balitbang KP (BPPBAT), UPT Dinas KP Provinsi / Kabupaten/ Kota (BBI) 1 Penelitian dan penerapan ilmu pengetahuan pengelolaan sumberdaya perikanan tuna dan sejenisnya di Samudera Hindia 1 Penentuan Jarak Tanam antar Rumpun pada Metode Vertikultur Rumput laut 1 Operasional Kapal untuk Cruise Kegiatan Penelitian dan Observasi Kelautan di Perairan Selat Sunda, Karimata, Makassar dan, Lombok, Samudera Hindia Selatan Jawa dan Laut Banda dengan KR. Baruna Jaya VIII 2 Pemanfaatan Bersama Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL)Twin Turbine Yayasan World Wild Fund (WWF) Indonesia Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara TUJUAN KERJASAMA RUANG LINGKUP KERJASAMA perbenihan, pembesaran, pemuliaan, dsb di lingkup anggota Jejaring 001/LP2T/KKP/PKS/XI/2016 dan nomor 406/WWF-ID/LGLPJJ/X/2016 199/BALITBANGKP/LP2BRL/PL.430/II/2016 1 Tahun 1 Tahun Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Nomor. 30/Balitbang KP.3/PPK/PL.420/IV/2016 Nomor : B-1163/IPK.2/KS/IV/2016 20-05-2016 s.d 30 Juni 2016 Pusat Pelayanan Teknologi BPPT Nomor. 02/BALITBANGKP/KKP/PKS/VIII/2016 Nomor :142/PKS/PB/BPPT/VIII/2016 1 tahun (8-82016 s.d 7-82017) - Memperkuat upaya perlindungan sumber daya perikanan tuna dan sejenisnya di Samudera Hindia - Meningkatkan peranan masyarakat perikanan dalam upaya mendukung perlindungan dan pengelolaan sumber daya perikanan tuna dan sejenisnya secara berkelanjutan di Samudera Hindia. Penerapan paket budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan metode vertikultur untuk memanfaatkan lahan perairan secara optimal bagi peningkatan produksi dan pengembangan budidaya rumput laut sehingga meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan pengembangan sumberdaya manusia di Kabupaten Buton Tengah dan Provinsi Sulawesi Tenggara Koordinasi, persiapan pelayaran riset selama 12 hari kalender untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan observasi kelutan di Perairan Selat Sunda, Karimata dan Samudera Hindia Selatan Jawa Mengadakanp pemanfaatan bersama Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL)- Twin Turbine - Penyelenggaraan kegiatan penelitian perikanan tuna dan sejenisnya di Samudera Hindia - Pelatihan dan kampanye publik tentang penggunaan Circle Hook untuk mengurangi hasil tangkapan samping (by catch) pada perikanan rawai tuna - Penyelenggaraan kegiatan diseminasi hasil penelitian - Pelaksanaan publikasi bersama - Pemanfaatan sarana dan fasilitas Pengumpulan dan pengolahan data pertumbuhan rumput laut dengan metode vertikultur di perairan Kabupaten Buton Tengah Rekomendasi paket budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan metode vertikultur untuk memanfaatkan lahan perairan secara optimal bagi peningkatan produksi dan pengembangan budidaya rumput laut Pengembangan metode vertikultur rumput laut di sekitar perairan Kabupaten Buton Tengah Koordinasi, persiapan pelayaran riset selama 12 hari kalender untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan observasi kelutan di Perairan Selat Sunda, Karimata dan Samudera Hindia Selatan Jawa memanfaatkan PLTAL untuk mendukung kegiatan pemasangan dan uji coba pembangkit listrik tenaga arus laut- twin turbine Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 128 NO JUDUL KERJASAMA/JEJARING MITRA KERJASAMA 3 1 2 NO KERJASAMA Japan International Cooperation Agency (JICA) Penelitian dan Observasi Pola Adaptasi Ekosistem Laut Terhadap Variasi Iklim Penelitian dan Pengembangan Observasi Ekosistem Pesisir untuk Coastal Zone Managament JANGKA WAKTU KERJASAMA TUJUAN KERJASAMA Maret 2017 Februari 2022 Proyek Perhitungan komprehensif dengan Assesment dan Konservasi dari Ekosistem Karbon Biru dan seluruh aspek yang berpengaruh pada wilayah segi tiga coral Jurusan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan , Universitas Brawijaya No. 6624/UN10.F06.13/KS/2016 No. 939.4/Balitbang KP.2/BPOL/KS.310/XII/2016 3 tahun (6 Desember 2016 - 6 Desember 2019) Unutk memperoleh data dan informasi pola adaptasi ekosistem laut terhadap variasi iklim Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada No. 974/Balitbang KP.2/BPOL/KS.310/XII/2016 No. UGM/GE/5846/M/12/16 3 tahun (19 Desember 2016 - 19 Desember 2019) Memperoleh data sumber daya laut dan pesisir dalam rangka coastal zone management 1 Kerjasama Pemasangan AWS dan Alat Pengukuran Pasut LIPI 1 Kerjasama Penayangan Data Cuaca dan Informasi Kelautan DISHUB KOMINFO Wakatobi 0275A 3 tahun 1 Penapisan Senyawa Aktif Lektin dari Rumput Laut Indonesia, Karakterisasi dan Aplikasinya sebagai Bahan Universitas Sebelas Maret No. 22.1/BALITBANGKP/BBP4BKP/KS.330/IV/2014 5 tahun Tahun 2016 untuk mendapatkan data yang up date Tujuan perjanjian ini adalah untuk pemanfaatan data dan informasi kelautan untuk kepentingan publik serta peningkatan layanan internet Tujuan perjanjian kerjasama adalah untuk melakukan penelitian bersama dalam hal RUANG LINGKUP KERJASAMA Implementasi kegiatan yang tertuang dalam MOU, group member yang terkelola dalam kerjasama riset, dan peran serta pemerintah lokal antara negara Indonesia dengan negara Fillipina 1. inventarisasi data dan informasi oseanografi dan perikanan; 2. inventarisasi data dan informasi terumbu karang, mangrove, dan lamun; 3. analisis pola adaptasi ekosistem laut terhadap variasi iklim; 4. pertukaran data dan informasi penelitian; 5. pertukaran tenaga ahli dan tenaga pendukung; 6. pemanfaatan sarana dan prasarana; dan 7. publikasi bersama hasil penelitian 1. inventarisir data terumbu karang, mangrove dan lamun; 2. analisis sebaran spasial terumbu karang, mangrove dan lamun; 3. pertukaran data dan informasi penelitian; 4. pertukaran tenaga ahli dan tenaga pendukung; 5. pemanfaatan sarana dan prasarana; 6. staff upgrading; dan 7. publikasi bersama hasil penelitian pemasangan peralatan (1) Penayangan data dan informasi kelautan pada Wakatobi TV dan (2) Pemasangan peralatan internet milik Dinas Perhubungan Kominfo pada tower Radar pantai LPTK 1 Pengembangan dan penerapan teknologi dalam bidang pangan dan bioteknologi kelauta dan perikanan yang strategis untuk Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 129 NO JUDUL KERJASAMA/JEJARING MITRA KERJASAMA NO KERJASAMA JANGKA WAKTU KERJASAMA Baku Pangan Fungsional 2 3 4 5 Pengembangan Teknologi Pemanfaatan Hasil Samping Pengolahan Ikan Patin. Eksplorasi Sumber Daya Perikanan dan Aplikasinya Penelitian dan Pengembangan Produk Marine Penyelenggaraan Seminar Nasional Tahunan XII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan TUJUAN KERJASAMA penapisan senyawa aktif lektin dari rumput laut Indonesia, Karakterisasi dan Aplikasinya sebagai Bahan Baku Pangan Fungsional dan produk kesehatan lainnya. Dinas Kelautan Kabupaten Kampar Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian UGM No.24.2/BalitbangKP/BBP4BKP/KS.330/IX/2014 No.2712/BalitbangKP/BBP4BKP/KS.330/VIII/2015 Fakultas Teknobiologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya No.2669/BalitbangKP/BBP4BKP/KP.170/VI/2015 Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian UGM NOMOR: 2247/ BALITBANGKP.3/KS.330/VIII/2016 NOMOR: 42/B.1/DP/VIII/2016 3 tahun Tujuan perjanjian kerjasama adalah untuk mengembangkan teknologi proses ekstraksi dan pemurnian minyak ikan patin sebagai produk pemanfaatan hasil samping pengolahan pengasapan ikan patin 3 tahun Tujuan perjanjian kerjasama adalah untuk melakukan penelitian bersama dalam eksplorasi sumberdaya kelautan dan perikanan dan aplikasinya 3 tahun 1 tahun Tujuan perjanjian kerjasama adalah untuk lebih meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, pengembangan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menunjang pembangunan kelautan dan perikanan yang berkelanjutan. Perjanjian kerja sama ini disusun sebagai pedoman untuk menyelenggarakan Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan RUANG LINGKUP KERJASAMA meningkatkan kinerja para pihak; 2 Peningkatan kualitas pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pangan dan bioteknologi kelautan dan perikanan yang bermanfaat bagi masyarakat yaitu penapisan senyawa aktif lektin dari rumput laut Indonesia, Karakterisasi dan Aplikasinya sebagai Bahan Baku Pangan Fungsional; dan 3 Bidang-bidang lain yang dipandang perlu dan disepakati oleh para pihak 1 Penyiapan teknologi pemanfaatan hasil samping pengolahan ikan patin sebagai bahan baku produk pangan dan non pangan; 2 Penerapan teknologi pemanfaatan hasil samping pengolahan ikan patin sebagai bahan baku produk pangan dan non pangan secara komersial. 1 Eksplorasi mikroba dari laut sebagai penghasil enzim prospektif, bahan aktif dan pemanfaatannya dalam bidang pertanian dan perikanan; 2 Pemanfaatan rumput laut dan pengembangan produknya; 3 Peningkatan Sumber Daya Manusia; 4 Aplikasi dan komersialisasi produk yang dikembangkan dari hasil penelitian 1 Penelitian, pengkajian, pengembangan dan penerapan Iptek di bidang kelautan dan perikanan; 2 Peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang kelautan dan perikanan melalui pendidikan pengajaran dan pelatihan; 3 Pertukaran tenaga ahli; 4 Pemanfaatan sarana dan prasarana Ruang lingkup perjanjian kerja sama ini meliputi penyelenggaraan Seminar Nasional Tahunan XIII Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan tahun 2016. Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 130 NO JUDUL KERJASAMA/JEJARING MITRA KERJASAMA NO KERJASAMA JANGKA WAKTU KERJASAMA TUJUAN KERJASAMA tahun 2016. 6 Penelitian Pemanfaatan Simbion Spons sebagai Sumber Gen Penyandi Enzim potensial Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, UNDIP 1 Perjanjian kerjasama tentang Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan Metode Deteksi Kesegaran Ikan Non Destruktif pada Ikan Tuna (Thunnus sp.) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) 1 Oprasionalisasi Klinik IPTEK Mina Bisnis Untuk Diseminasi dan Pengawalan Teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (BALITBANGKP) Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Timur 2 Penelitian Dinamika Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor 3 Pelaksanaan Penelitian, Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Publikasi dan Diseminasi Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin NOMOR : 3382/BALITBANG-KP.3/KS.330/XI/2016 NOMOR: : 4935/UN7.3.10/KS/2016 Nomor 3125/BALITBANGKP.3/KS.330/XI/2016 19.1/BalitbangKP/BBPSEKP/KS.310/XII/2014 02/BalitbangKP/KKP/PKS/X/2016 05/Balitbang/KKP/PKS/XII/2015 3 Tahun Tujuan perjanjian ini adalah melakukan penelitian bersama untuk mengeksplorasi potensi simbion dari spons laut sebagai sumber gen penyandi enzim potensial untuk meningkatkan mutu dan diversifikasi produk perikanan. 4 November 2016 sampai 31 Desember 2017 Menghasilkan algoritma program deteksi kesegaran ikan metode non destruktif pada Ikan Tuna (Thunnus sp.) 3 Tahun Menjamin Terlaksananya fungsi KIMiS melalui pelaksanaan kegiatan di kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat 31 Desember 2017 Untuk Memperoleh Data, Informasi, Model, dan Rekomendasi Kebijakan Terkait Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan guna Menunjang Proses Pembangunan yang Berkelanjutan 3 Tahun Menjamin Terlaksananya Berbagai Kegiatan Penelitian, Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Publikasi dan Penyebarluasan Hasil Penelitian Sosial Ekonomi RUANG LINGKUP KERJASAMA 1 Preparasi sampel spons di lapangan untuk isolasi bakteri dan DNA metagenom; 2 Isolasi, identifikasi dan penapisan bakteri simbion penghasil enzim; 3 Analisa mikrobioma spons untuk pencarian gen penyandi enzim; 4 Pelatihan metode penelitian di laboratorium; 5 Pertukaran tenaga ahli dan tenaga pendukung; 6 Publikasi bersama hasil penelitian; dan 7 Pemanfaatan sarana dan prasarana. 1) Pembuatan program deteksi kesegaran ikan non destruktif pada ikan tuna (Thunnus sp.); dan 2) Publikasi dan/atau pengusulan paten bersama a. Pendampingan dalam rangka pengembangan Usaha Kelautan dan Perikanan b. Diseminasi IPTEK Balitbang Kelautan dan Perikanan a. Penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan mengenai dinamika pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan b. Pelatihan metodologi penelitian c. Pertukaran tenaga ahli d. penyebarluasan hasil penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan dan; e. Pertukaran data dan informasi sosial ekonomi kelautan dan perikanan a. Pelaksanaan penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan b. Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia; dan c. Publikasi, seminar, workshop dan berbagai bentuk kegiatan lainnya dalam penyebarluasan Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 131 NO JUDUL KERJASAMA/JEJARING MITRA KERJASAMA NO KERJASAMA JANGKA WAKTU KERJASAMA TUJUAN KERJASAMA Kelautan dan Perikanan 4 Pelaksanaan Penelitian, Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Publikasi dan Diseminasi Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo 02/BalitbangKP/KKP/PKS/VIII/2016 3 Tahun 5 Pelaksanaan Penelitian, Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Publikasi dan Diseminasi Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor 03/BalitbangKP/KKP/PKS/VIII/2015 3 Tahun 6 Pelaksanaan Penelitian, Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Publikasi dan Diseminasi Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 01/BalitbangKP/KKP/PKS/VIII/2015 3 Tahun 7 Pelaksanaan Penelitian, Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Publikasi dan Diseminasi Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 04/BalitbangKP/KKP/VIII/2015 3 Tahun 8 Penelitian, Peningkatan Kapasitas, Publikasi dan Diseminasi Hasil Penelitian Sosial Eknomi Kelautan dan Perikanan Indonesian Marine And Fisheries Socio Economic Research Network (IMFISERN) Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL), Institut Pertanian Bogor Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura 01/BalitbangKP/KKP/PKS/VI/2016 1 Tahun Menjamin Terlaksananya Pelaksanaan Berbagai Kegiatan Penelitian, Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Publikasi dan Penyebarluasan Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Menjamin Terlaksananya Pelaksanaan Berbagai Kegiatan Penelitian, Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Publikasi dan Penyebarluasan Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Menjamin Terlaksananya Pelaksanaan Berbagai Kegiatan Penelitian, Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Publikasi dan Penyebarluasan Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Menjamin Terlaksananya Pelaksanaan Berbagai Kegiatan Penelitian, Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Publikasi dan Penyebarluasan Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Menjamin Terlaksananya Pelaksanaan Berbagai Kegiatan Penelitian, Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Publikasi dan Penyebarluasan Hasil Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan RUANG LINGKUP KERJASAMA hasil penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan a. Pelaksanaan penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan; b. Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia; dan c. Publikasi, seminar, workshop dan berbagai bentuk kegiatan lainnya dalam penyebarluasan hasil penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan a. Pelaksanaan penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan; b. Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia; dan c. Publikasi, seminar, workshop dan berbagai bentuk kegiatan lainnya dalam penyebarluasan hasil penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan a. Pelaksanaan penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan; b. Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia; dan c. Publikasi, seminar, workshop dan berbagai bentuk kegiatan lainnya dalam penyebarluasan hasil penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan a. Pelaksanaan penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan; b. Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia; dan c. Publikasi, seminar, workshop dan berbagai bentuk kegiatan lainnya dalam penyebarluasan hasil penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan a. Penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan; b. Pengembangan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dibidang sosial ekonomi; dan c. publikasi, seminar, workshop dan berbagai bentuk kegiatan lainnya dalam penyebarluasan hasil penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan d. Pertukaran data dan informasi sosial ekonomi kelautan dan perikanan Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 132 o) IK 15 : Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandi ngkan total kegiatan riset litbang KP NO SATKER 1 P4 2 P4 3 P4 4 P4 6 P4 5 P4 7 P4 8 P4 9 P4 10 P4 11 P4 12 P4 13 P4 14 P4 JUDUL PENELITIAN Analisis Kebijakan Penyediaan Benih Unggul untuk Pengembangan Perikanan Budidaya Analisis Kebijakan Pengembangan Ikan Lokal Prospektif sebagai Kandidat Ikan Budidaya Analisis Dampak Kebijakan Peningkatan Produktivitas Udang dalam Rangka Mendorong Ekspor Komoditas Perikanan Analisis Kebijakan Pengembangan Perbenihan Nila Unggul Srikandi Melalui Peningkatan Efisiensi UPR Analisis Kebijakan Emergency Disease pada Budidaya Udang Analisis Kebijakan Potensi Pengembangan Budidaya Kekerangan Indonesia Analisis Kebijakan Pengembangan Budidaya Laut di Pulau-Pulau Terdepan Indonesia Kajian Identifikasi Potensi Pengembangan Marikultur di Pulau Rote, NTT Kajian Identifikasi Potensi Pengembangan Marikultur di Pulau Morotai, Maluku Utara Kajian Identifikasi Potensi Pengembangan Marikultur di Pulau Tual, Maluku Kajian Identifikasi Potensi Pengembangan Marikultur di Pulau Biak, Papua Kajian Identifikasi Potensi Pengembangan Marikultur di Nunukan, Kalimantan Utara Kajian Kebijakan Penyerasian dan Analisis Stock Assessment / Komisi Nasional Pengkajian Stok Sumber Daya Ikan Kajian Kebijakan Pengelolaan dan Dinamika Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil dan Demersal di LOKASI DESKRIPSI OUTPUT Target Realisasi % CEK-LIST SALAH SATU DASAR TERAPAN Jatim, Jateng, Bali, Batam, Sulsel, Ambon, dan, Lombok √ Temanggung dan Cianjur √ Lampung, Brebes dan Sulawesi Selatan √ Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur √ Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, NTB, Bali √ Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Medan, Sulawesi dan Kalimantan : : : 91 91 100,00 KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ Kabupaten Biak-Numfor √ Rote, NTT √ Morotai, Maluku Utara √ Kab. Tual, Maluku √ Biak, Papua √ Nunukan, Kalimantan Utara √ Jakarta, Bogor √ Pontianak, Pemangkat, Medan, Tanjungbalai Asahan, Bogor √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 133 NO SATKER 15 P4 16 P4 17 P4 18 P4 19 P4 20 P4 21 P4 22 P4 23 P4 24 P4 25 P4 26 P4 27 P4 JUDUL PENELITIAN WPP 571 dan WPP 711 Kajian Kebijakan Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Tuna Berkelanjutan di Sekitar Rumpon Laut Dalam di Perairan Samudera Hindia Jejak Karbon Perikanan Tuna Cakalang Tongkol di WPP 572 dan 573 Sintesis Pemanfaatan untuk Keberlanjutan Sumberdaya Ikan di Paparan Banjir Wilayah Pantai Timur Sumatera Sintesis Tekanan Ekologis dan Penangkapan Terhadap SDI Estuari Sungai Mahakam Kajian mengenai efektifitas implementasi kebijakan konservasi hiu dan mamalia laut (WPP573) Kajian Pengaruh Variabilitas Iklim dan Dampak Potensial Perubahan Iklim Terhadap SDI dan Perikanan Pelagis Kecil di WPP 713 dan Selat Bali Pematangan Teknologi Adaptif Lokasi Budidaya Udang Windu Sistem P4B (Probiotik) di Brebes, Jawa Tengah Pematangan Teknologi Adaptif Lokasi Budidaya Rumput Laut Kotoni Metode Verikultur di Kabupaten BauBau, Sulawesi Tenggara Pematangan Teknologi Adaptif Lokasi Budidaya Ikan Nila dengan Benih Unggul Sukamandi di Brebes, Jawa Tengah Pematangan Teknologi Adaptif Lokasi Budidaya Lele Sistem Akuaponik (Yumina Bumina) di Solo (Surakarta), Jawa Tengah Pematangan Teknologi Adaptif Lokasi Budidaya dengan Pemanfaatan Pakan Mandiri di Pacitan, Jawa Timur Pematangan Teknologi Adaptif Lokasi Teknologi Budidaya Paket Lengkap (vaksin/probiotik) Ikan Lele Mutiara di Sleman, DIY Pematangan Teknologi Adaptif Lokasi Budidaya Udang Galah dengan Benih Unggul (GIMacro II) di Sleman, DIY LOKASI DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR TERAPAN Sadeng, Sendangbiru, Palabuhanratu, Bogor √ Jakarta, Cilacap, Bogor √ Jambi, Riau, Palembang, Bogor, Jatiluhur √ Samarinda, Kukar, Balikpapan, Bogor, Jatiluhur √ Lombok, Cilacap, Palabuhan Ratu, NTB, NTT, dan Bogor √ Muncar, Pengambengan, Pekalongan, Bogor √ Brebes, Jawa Tengah √ Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara √ Kabupaten Brebes, Jawa Tengah √ Solo (Surakarta), Jawa Tengah √ Pacitan, Jawa Timur √ Kabupaten Sleman √ Sleman, DIY √ KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 134 NO SATKER 28 P4 29 P4 30 P4 31 P4 32 P4 1 BBPPBL 2 BBPPBL 4 BBPPBL 6 BBPPBL 7 BBPPBL 3 5 BBPPBL BBPPBL 8 BBPPBL 9 BBPPBL JUDUL PENELITIAN Model Penerapan Rancang Bangun Mini Line Hauler untuk Penangkapan Tuna dengan Pancing Ulur di Sekitar Rumpon Penerapan model IPTEK pengelolaan culter based fisheries (CBF) Ikan patin di Waduk Gedung Ombo Jawa Tengah Model Penerapan Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Masyarakat di Teluk Cempi Model Rehabilitasi Ekosistem Terumbu Karang Melalui Pengembangan Terumbu Buatan di Perairan Barat Sumatera RANCANG BANGUN PESAWAT BANTU PENARIK JARING (NET HAULER) PADA KAPAL JARING INSANG HANYUT OSEANIK DI WPP 573 Pendederan puerulus dan pembesaran lobster pasir (Panulirus homarus) di di bak beton dan keramba jaring apung dengan pakan berbeda Pematangan Gonad Lobster dengan Pakan Berbeda Pemantauan Insidensi Penyakit pada Lobster Panulirus sp. Hasil Tangkapan di Alam dan Budidaya Formulasi Pakan Untuk Pendederan Benih Teripang Pasir (Holothuria scabra) Pemantauan Insidensi Penyakit Infeksi pada Tuna Sirip Kuning Penyakit pada teripang pasir, Holothuria scabra Pengaruh peningkatan suhu air media penetasan telur ikan tuna sirip kuning terhadap daya tetas Pemeliharaan larva ikan tuna sirip kuning dengan menggunakan warna wadah pemeliharaan yang berbeda Perbedaan waktu awal pemberian pakan dalam pemeliharaan larva ikan tuna sirip kuning LOKASI DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR TERAPAN Prigi dan Bogor √ Boyolali, Sragen, Bogor, Jatiluhur √ Teluk Cempi, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat √ Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar √ Pekalongan, Tegal, Cilacap, Jakarta, Bogor √ BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL Menghasilkan pakan yang efektif dan efisien untuk pendederan puerulus dan pembesaran lobster pasir di bak beton dan keramba jaring apung Pemeliharaan induk, pematangan gonad dan formulasi pakan Pemantauan Insidensi Penyakit pada Lobster Panulirus sp. Hasil Tangkapan di Alam dan Budidaya Data dan informasi pakan yang sesuai untuk mendukung produksi benih teripang pasir √ √ √ √ Data dan informasi tentang pemantauan insidensi penyakit pada tuna sirip kuning Diperolehnya data tentang agen penyebab luka dan borok pada teripang pasir, √ Holothuria scabra, tingkat patogenisitas dan metode penanggulangannya Teknik penetasan telur ikan tuna sirip kuning pada suhu media yang terbaik Teknik pemeliharaan larva ikan tuna sirip kuning melalui perbaikan lingkungan berupa warna wadah yang dapat memberikan sintasan dan pertumbuhan terbaik Teknik pemeliharaan larva ikan tuna sirip kuning melalui perbaikan pakan untuk larva KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 135 NO SATKER JUDUL PENELITIAN 10 BBPPBL 11 BBPPBL Perbedaan kepadatan Nannochloropsis sp. sebagai peneduh dalam pemeliharaan larva ikan tuna sirip kuning 12 BBPPBL 13 BBPPBL 14 BBPPBL Karakterisasi dan Pemetaan Limbah Hatchery Ikan Laut di Kawasan Peisir Bali Utara Pembenihan dan Pendederan Ikan Kerapu Hibrid untuk Menghasilkan PNBP Improving fish health management and protocols in marine Finfish aquaculture in Indonesia and Australia Expanding spiny lobster farming in Indonesia 15 BBPPBL Penyediaan calon induk unggul bandeng Chanos chanos G1 hasil seleksi tumbuh cepat 16 BBPPBL Penyediaan Induk F3 Abalon, Haliotis squamata hasil seleksi tumbuh cepat 17 BBPPBL Penyediaan calon induk unggul kerapu sunu P. Leopardus di Instansi/Masyarakat 18 BBPPBL Penyediaan Calon Induk unggul Teripang Pasir, Holothuria scabra Hasil Seleksi 19 BBPPBL 20 BBPPBL 21 BBPPBL 22 BBPPBL 23 BBPPBL Uji Aplikasi Teknologi Adaptif Lokasi PendederanIkan Kerapudan Teripang Pasir di Belitung Timur Uji Aplikasi Teknologi Adaptip Lokasi Pembenihan dan Pendederan Kerapu di Bontang Kalimantan Timur Uji Aplikasi Teknologi Pembenihan dan Pendederan Abalon H. squamata di BPBAPL Wilayah Selatan Kab. Pangandaran Uji Aplikasi Adaftif Lokasi Budidaya Ikan Kerapu hybrida dalam keramba jaring apung di Teluk Pegametan. Kabupaten Buleleng Pembentukan Populasi Calon induk LOKASI BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL dan ACIAR BBPPBL dan ACIAR BBPPBL; Balai Pengembangan Perikanan Air Laut Wilayah Selatan (BPBAPL WS) Pangandaran; P4B (Perhimpunan Pembudidaya Perikanan Pantai Buleleng); Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP)-Jepara BBPPBL; Lembaga Ilmu Penelitian (LIPI) Oseanografi Jakarta; Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok; Balai Perikanan Budidaya Laut Batam BBPPBL; P4B (Perhimpunan Pembudidaya Perikanan Pantai Buleleng); Balai Perikanan Budidaya Laut batam; Balai Budidaya Air Payau Situbondo BBPPBL; BPBAP Maros Sulawesi Selatan (lokasi Takalar); Dinas Perikanan Belitung Timur; PT. Sumatera Budidaya Marine Desa Labuhan Kecamatan Brondong; Desa Labuhan, Kecamatan Brondong, Lamongan; CV. Putra Bahari Fish Milk Bali DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR Teknik pemeliharaan larva ikan tuna sirip kuning melalui perbaikan lingkungan berupa tingkat kepadatan Nannochloropsis sp. yang baik sebagai peneduh Karakteristik limbah yang tersebar pada kawasan hatcheri ikan laut, Model dan perhitungan pengolahan limbah pada kegiatan hatcheri ikan laut Untuk mendapatkan sintasan hidup larva dan benih yang tinggi sehingga dapat untuk memenuhi target penerimaan PNBP KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL TERAPAN √ √ √ Mengidentifikasi penyakit infeksi yang mempengaruhi kesehatan ikan dan produksinya. Selain itu untuk mengurangi dampak penyakit utama dengan mengembangkan strategi pengendalian dan manajemen kesehatan ikan yang baik Formulasi pakan untuk pendederan dan pembesaran, teknik tranportasi benih Tersedianya induk unggul bandeng Chanos chanos G1 hasil seleksi √ ≥ 1.000 ekor abalone (H. squamata) F3 terseleksi √ calon induk ikan kerapu sunu tumbuh cepat √ Calon induk unggul teripang pasir √ Bangsal Pendederandan Karamba Kurung Tancap di Batu Hitam Belitung Timur Teraplikasinya teknologi pendederan kerapu dan teripang pasir di Belitung Timur √ Balai Pengembangan Budidaya Air Payau dan Laut (BPBAPL) Wilayah Selatan Kab. Pangandaran Teraplikasinya Pembenihan dan Pendederan Abalon H. squamata di BPBAPL Wilayah Selatan Kab. Pangandaran √ Kota Madya Bontang Kalimantan Timur Desa Pejarakana dan Desa Patas Kec. Gerokgak, Kab. Buleleng, Provinsi Bali BBPPBL Teraplikasinya pembenihan dan pendederan kerapu yang adaptif untuk masyarakat di Kota Bontang Kalimantan timur Keberhasilan produksi secara komersial budidaya kerapu di karamba jaring apung, untuk bahan pengembangan dalam adaptasi tekonologi oleh masyarakat calon induk ikan kerapu sunu turunan √ √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 136 NO SATKER JUDUL PENELITIAN 24 BBPPBL BBPPBL 25 BBPPBL 26 BBPPBL Kerapu sunu Plectropomus leopardus turunan ketiga (F3) tumbuh cepat Peningkatan Imunitas Juvenil Kerapu melalui Aplikasi Vaksin Bakteri Polivalen (Lanjutan) Uji Efektivitas Vaksin Rekombinan Dalam Pencegahan Infeksi Virus Pada Ikan Kerapu 27 BBPPBL Profil pemijahan induk bandeng Chanos chanos hasil seleksi G1 dan performa benih G2 BBPPBL 28 BBPPBL 29 BBPPBL 31 BBPPBL 32 BBPPBL 33 BBPPBL 34 BBPPBL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 BPPL BPPL BPPL BPPL BPPL BPPL BPPL BPPL BPPL BPPL 30 BBPPBL Kandidat probiotik potensial untuk pemeliharaan benih dan lobster muda, Panulirus spp. Uji aplikasi bakteri probiotik dalam pakan untuk meningkatkan pertumbuhan kerapu Performansi F3 abalon Haliotis squamata tumbuh cepat Performansi biologi induk bandeng (Chanos chanos Forskall) hasil seleksi Performansi pemijahan induk ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) yang dipelihara di karamba jaring apung (KJA) Pembenihan, Pendederan dan Pembesaran Benih Teripang Pasir, Holothuria scabra Formulasi pakan terbaik untuk pendederan lobster pasir Penurunan kematian larva sunu (Plectropomus leopardus) pada stadia awal perkembangan melalui manajemen pemeliharaan berbeda LOKASI DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL TERAPAN ketiga yang tumbuh cepat BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL Bali, Lombok, Sulawesi dan Maluku BBPPBL BBPPBL efektivitas vaksin bakteri polivalen dengan ratio antigen terbaik dalam meningkatkan imunitas ikan kerapu √ Mendapatkan jenis bakteri probiotik yang dapat meningkatkan pertumbuhan, sintasan dan kesehatan yang baik pada benih (>3 g) dan lobster muda (> 200 g) Panulirus sp √ Vaksin protein rekombinan virus Kualitas telur dan calin G2 Penggunaan bakteri probiotik dan perbedaan dosis bakteri probiotik dalam pakan terhadap pertumbuhan pada pendederan ikan kerapu sunu, Plectropomus leopardus ≥ 5.000 ekor abalone (H. squamata) F3 terseleksi √ √ √ Kualitas telur dan Benih. Produksi telur dan benih bandeng tumbuh cepat Kualitas dan kuantitas telur (jumlah telur yang dihasilkan, frekuensi pemijahan, daya tetas telur, diameter telur, diameter gelembung minyak) dari hasil pemijahan induk ikan tuna sirip kuning yang dipelihara di karamba jaring apung Jenis pakan yang mendukung proses rematurasi induk dan pertumbuhan benih teripang pasir yang berkualitas baik Formulasi pakan yang tepat untuk mendukung sintasan dan produksi benih lobster (bobot 10 gram) Menurunkan tingkat mortalitas larva stadia dan meningkatkan sintasan √ √ √ √ √ √ Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan Serta Habitat Sumber Daya, Potensi Produksi dan Kapasitas Penangkapan di WPP 571 (Selat Malaka) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 572 (Samudra Hindia Barat Sumatera) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 573 (Samudra Hindia Selatan Jawa) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan Serta Habitat Sumber Daya, Potensi Produksi dan Kapasitas Penangkapannya di WPP 711 (Laut Tiongkok Selatan) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 712 (Laut Jawa) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 713 (Selat Makassar) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 714 (Laut Banda dan Teluk Tolo) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 715 (Teluk Tomini) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 716 Laut Sulawesi Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 717 Teluk Cenderawasih dan Samudra Pasifik Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 137 JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU NO SATKER 11 12 13 14 15 BPPL BPPL BPPL BPPL BPPL Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 718 (Laut Arafura) Pengukuran Karakteristik TS (Target Strength) dan Formulasi TS-Length Pada Ikan Indikator Kunci Untuk Peningkatan Akurasi Estimasi Stok Ikan Penggunaan Alat Bantu Penangkapan Cahaya Lampu Pada Perikanan Pelagis Pengaruhnya Terhadap Hasil Tangkapan KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN DAN LINGKUNGAN KHUSUS TELUK JAKARTA Inovasi Alat Tangkap Ikan Terubuk Untuk Menunjang Upaya Konservasi 1 BP3U Sumberdaya ikan dan Lingkungan di Waduk Pondok dan Widas Jawa Timur (KPP PUD 431) Provinsi Jawa Timur 2 BP3U Kajian tingkat degradasi dan potensi sumber daya ikan di Sungai Batanghari, Jambi (KPP PUD 438) Provinsi Jambi 3 BP3U Penelitian Kelimpahan Stok Dan Bioekologi Sumberdaya Ikan Di Estuari Berau, Kalimantan Timur (KPP PUD 436) Kabupaten Berau, Kaltim 4 BP3U Bioeksplorasi potensi perikanan Sungai Membramo Papua Papua Barat 5 BP3U Penggunaan Alat Tangkap Ramah Lingkungan di DAS Barito (KPP PUD 435) Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan DASAR a) Data dan informasi tentang kualitas air dan lingkungan; b) Data biologi beberepa jenis ikan ekonomis penting; c) Data dinamika populasi beberapa jenis ikan; d) Data dan informasi kegiatan penangkapan ikan Identifikasi sumberdaya ikan, wilayah perlindungan ikan (reservat) dan lingkungan perairan sebagai dasar untuk pengelolaan sumber daya ikan dan biota air lainnya di Sungai Batanghari, Provinsi Jambi Data dan informasi mengenai komponen pengelolaan sumberdaya ikan di estuari Berau, Kalimantan Timur: a. Gambaran tentang kepadatan stok, struktur komunitas, biologi spesies dominan, parameter populasi, status sebaran dan musim penangkapan, dan aspek lingkungan sumber daya ikan b. Informasi tentang sumberdaya ikan dan kondisi lingkungan sebagai dasar untuk pengelolaan sumber daya ikan. c. Diharapkan basis data yang diperoleh dapat digunakan sebagai bahan untuk konsep pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan estuari Sungai Berau, Kalimantan Timur dengan mempertimbangkan pendekatan ekosistem. - Pada pemeliharaan larva agamysis, pakan alami dapat diberikan mulai umur dua hari . Jenis pakan alami yang dapat diberikan adalah berukuran maksimal 0,2 mm sesuai bukaan mulut larva. - Jenis pakan awal yang baik adalah Artemia sp. - Pada pemeliharaan benih tigerfish, dapat diberikan pakan alami dan pakan buatan. - Untuk mendapatkan sintasan benih yang tinggi, lebih baik menggunakan pakan alami seperti Tubifex sp Data dan informasi aktivitas perikanan tangkap DAS Barito meliputi nelayan, alat √ tangkap dan hasil tangkapannya untuk klasifikasi alat tangkap TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 138 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI BP3U KARAKTERISTIK HABITAT, POTENSI, DAN BIOLOGI IKAN DI DANAU PANIAI PAPUA (KPP PUD 412) danau Paniani, Papua 7 BP3U KAJIAN STOK SEBAGAI DASAR UNTUK PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKAN DANAU TONDANO SULAWESI UTARA (KPP PUD 421) danau Tondano Sulawesi Utara 8 BP3U Penelitian Bioekologi dan Lingkungan Perikanan Sidat (Anguilla spp) di Bengkulu, Lampung dan Cilacap (KPP PUD 439 dan 432) Bengkulu, Lampung dan Cilacap 9 BP3U KAJIAN SUMBERDAYA PERAIRAN WADUK BATU BULAN KABUPATEN SUMBAWA PROPINSI NTB Kab. Sumbawa, NTB 6 1 BP2KSI Penelitian pengembangan kawasan konservasi perikanan di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat Lombok Tengah, NTB 2 BP2KSI Penelitian Kesesuaian Zonasi di Kawasan konservasi Taman Nasional Laut [TNL] Sawu TN Laut Sawu DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR ramah lingkungan atau tidak ramah lingkungan, kebijakan dann kearipan lokal pemanfaatan sumberdaya ikan. Data dan informasi mengenai karakteristik habitat di perairan, potensi sumber daya ikan di Danau Paniai dan Aspek biologi beberapa jenis ikan yang dominan tertangkap dan bernilai ekonomis penting, serta parameter dinamika populasi di Danau Paniai. a) Data dan informasi tentang kualitas air dan lingkungan perairan b) Data dan informasi tentang estimasi potensi produksi ikan c) Data dan informasi tentang biologi ikan d) Data dan informasi stok ikan e) Data dan informasi aktivitas perikanan f). konsep pengelolaan perikanan Danau Tondano a) Data dan informasi tentang aktivitas perikanan sidat b) Data dan informasi tentang bioekologi ikan c) Konsep pengelolaan perikanan sidat a) Data dan informasi tentang kualitas air dan lingkungan perairan b) Data dan informasi tentang tingkat kesuburan perairan c) Data dan informasi tentang estimasi potensi produksi ikan d) Data dan informasi tentang keragaman jenis ikan, plankton dan benthos e) Data dan informasi perikanan tangkap f). Data dan informasi kesesuaian ikan tebaran Output : Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief Rekomendasi rencana pengembangan TWP Bumbang penambahan zona inti seluas 102,7 ha, serta pengembangan zona inti Teluk Sepi seluas 338 ha dan untuk Teluk Awang telah direkomendasikan sebagai calon zona inti sebesar 87,1 ha Output : Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief Ditemukan jumlah jenis setasea yang ditemukan selama penelitian sebanyak 11 spesies lumba-lumba dan 7 spesies paus. Lokasi ditemukannya lumba-lumba pada TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ √ √ √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 139 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI 3 BP2KSI Penelitian bahan penetapan status perlindungan jenis ikan Napoleon [Cheilinus undulatus] di Kepulauan Anambas dan Natuna, Kepulauan Riau 4 BP2KSI Kajian hasil restocking lobster dan penempatan terumbu karang buatan [TKB] di Kawasan Konservasi Indonesia Trenggalek (Jawa Timur) dan Pangandaran (Jawa Barat) 5 BP2KSI Ecological related species of rays and sharks Tanjung Luar Lombok Timur dan perairan sekitar NTB serta di Desa Botu Barani, Bone Bolango, Gorontalo Kepulauan Anambas dan Natuna, Kepulauan Riau DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR kedalaman <100 m dengan kisaran klorofila 0.247-0.806 mg/l sedangkan paus pada kedalaman <250 m dengan kisaran klorofila 0.173-0.726 mg/l. Kemunculan paus hanya terjadi pada beberapa periode pengamatan yaitu bulan September, Oktober dan November Output : Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief Diperoleh lokasi dugaan terjadinya pemijahan ikan napoleon di alam yaitu di Tj.Datuk, P.Tembuk, Tj.Ikan, Teluk Nipah, Teluk Pau, dan Tj.Sing dengan dominansi ukuran juvenil tertangkap 22.5 inci. Serta waktu kemunculan larva ikan √ napoleon pada OktoberNovember atau JanuariFebruari. Direkomendasikan adanya pengelolaan waktu penangkapan serta adanya peraturan 10% juvenil yang tertangkap dari total benih yang berukuran lebih besar dari 100 mm kembali ke alam. Output : Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief Laju pertumbuhan lobster terbaik diketahui dari perairan Pangandaran berkisar 0,050,16 mm/hari dengan rata-rata 0,1 mm/hari dengan pergerakan terjauh mencapai 37.6 Km. Efektifitas perkembangan percobaan TKB lobster yang didekati dengan menggunakan 8 indikator menunjukkan hasil bahwa TKB di lokasi Karanggongso, damas (Prigi) dan Pananjung Timur Pangandaran telah berkembang cukup efektif. Output : Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief Komposisi hasil tangkapan hiu dan pari yang didaratkan di TPI Tanjung Luar selama periode Januari–November 2016 berdasarkan 19.405 ekor ikan hiu dan pari (Elasmobranchii) yang diidentifikasi di sekitar Nusa Tenggara Barat diperoleh 28 famili dan 105 jenis ikan yang terdiri atas 21 famili dan 70 spesies hiu, 6 famili dan 33 spesies pari dan 1 famili dan 2 spesies hiu hantu (Chimaera). Jenis tangkapan hiu TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 140 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI 6 BP2KSI Ecological Assessment untuk Restocking Belida di Perairan Provinsi Riau Sungai Kampar, Riau 7 BP2KSI Penelitian ecological related species untuk kima, bambu laut dan kuda laut P. Bintan, Teluk Lampung, Teluk Bone (Kab. Bone) , Kep. Sembilan (Sinjai), Teluk Sape (NTB), Ternate, Tidore, Halmahera Selatan (Maluku Utara) 8 BP2KSI Penelitian kawasan konservasi induk udang [Penaeus monodon] di Pantai Timur Aceh, Kabupaten Aceh Timur Pesisir Aceh Timur, NAS 9 BP2KSI Penelitian pengendalian Spesies Ikan Asing Invasif [IAS] di Danau Matano Komplek Danau Malili, Sulawesi Danau Matano, Sulawesi Sulatan DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR didominasi oleh jenis hiu kejen (Carcharhinus falciformis) sedangkan jenis pari yang tertangkap lebih didominasi oleh famili Dasyatidae Output : Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief Biomassa stok ikan di Sungai Kampar berkisar antara 30-170 kg/ha dengan total potensi produksi ikan sebesar 485 ton/th. Rasio Potensi Pemijahan (Spawning Potential Ratio/SPR), ikan belida sudah berada pada tingkat prosentase yang rendah (15%) dengan laju eksploitasi (E) sebesar 0,66 (over exploitation) dan kelestarian populasinya terancam karena rekrutmennya terbatas/terganggu. Di Sungai Kampar Kanan, sebanyak 15 lebung dapat dikembangkan sebagai calon kawasan suaka ikan belida. Output : Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief Jenis kima yang ditemukan yaitu T.maxima, T.crocea, T.derasa, T.squamosa, T.gigas dan Hippopus hippopus, dimana jenis yang ditemukan di daerah maluku utara lebih beragam dengan kelimpahan mencapai 1-92 ind/500m2. Kelimpahan tertinggi bambu laut diketahui tertinggi di Maluku Utara 12 545 koloni/500m2. Jenis kuda Laut di P. Bintan : Hippocampus comes, H. spinossisimus, H.hystrix dan H. kuda, sedangkan di Lampung H.comes dan H. kuda dan di Takalar adalah H. borbouri. Kelimpahan kuda laut di P. Bintan 11-26 ind/ha, sedangkan di Takalar 50-200 ind/ha. Output : Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief Ditemukan beberapa lokasi sumber induk udang windu di empat titik perairan pesisir Aceh Timur sebanyak 18.400 – 45.100 g/ha (sebelah timur Simpangulin), 42.900 – 63.750 g/ha (sebelah timur Idicut ), 8.470 – 58.930 g/ha (timur peureulak), dan 9.870 – 34.100 g/ha (timur Bayeun). Hasil analisa genetik (16srDNA PCR-RFLP) diketahui udang windu masing-masing lokasi tersebut memiliki karakteristik genetik dengan tingkat kesamaan diatas 95%. Output : Laporan Hasil Penelitian, Policy Brief Keanekaragaman jenis ikan yang tertangkap TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 141 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI Selatan 10 BP2KSI Kegiatan Crash Program dan Penguatan data IPTEK Konservasi Sumberdaya Ikan Danau Maninjau (Sumbar), Probolinggo (Jawa Timur), Kendari 11 BP2KSI Pemulihan habitat dan konservasi sumberdaya Danau Limboto Danau Limboto, Gorontalo DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR sebanyak 21 spesies dengan perbandingan antara jenis ikan asli dan ikan introduksi sebesar 1:1,1. Ikan lohan telah menyebar di seluruh wilayah area zona litoral Danau Matano dengan indeks relatif penting sebesar 53,76%. Dari 15 ikan introduksi yang ada di D. Matano diketahui lohan memiliki dampak (skor 40) dan potensi resiko (skor 14) tertinggi. Teknologi pengendalian yang direkomendasikan adalah dengan penangkapan menggunakan mata jaring ukuran 1.5 inchi. Output : Laporan Hasil Penelitian Pada tahun 2016, terjadi kejadian diluar kegiatan penelitian yang membutuhkan repon cepat diantaranya kejadian Kematian Massal Ikan di Waduk Cirata, Fenomena Paus Pilot Terdampar di Probolinggo, Kematian Ikan Massal pada Budidaya KJA di D. Maninjau, Kematian Ikan Secara Massal di D.Toba, dan Pengamatan penyu hasil curian di Sulawesi tengah. Hasil pengamatan pada kasus terjadinya kematian massal ikan di beberapa lokasi diketahui penyebab kematian ikan pada umumnya dikarenakan limbah cemaran unsur hara (Waduk Cirata), fenomena tubo belerang (D. Maninjau), serta terjadinya umbalan dan cemaran sulfur (D. Toba). Selain kegiatan investigasi penyebab kematian massal ikan tersebut pada tahun 2016 juga dilakukan pengambilan data morfometri pada 11 ekor paus yang terdampar di Kab. Probolinggo dan berhasil teridentifikasi jenis paus yang terdampar adalah Globicephala macrorhynchus. Kegiatan pengamatan penyu hijau memperoleh hasil bahwa sebagian penyu hijau tertangkap adalah penyu muda dengan ukuran antara 40-80 cm sebanyak 91 % (63 ekor) sedangkan penyu yang masuk kategori dewasa hanya berjumlah 6 ekor (9%) serta diperkirakan berasal dari 2 tipe keturunan induk yang berbeda. Output : Laporan Hasil Penelitian Sumberdaya ikan asli ekonomis penting yaitu ikan manggabai keberadaannya masih cukup banyak namun terancam punah akibat eksploitasi yang berlebih, sedangkan untuk payangka saat ini sudah sulit didapat. Hasil monitoring dan evaluasi kawasan reservat percobaan menunjukkan hasil yang positif, reservat yang dibuat di daerah Iluta TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 142 NO SATKER JUDUL PENELITIAN 12 BP2KSI Penelitian pemulihan populasi dan rehabilitasi habitat sumber daya ikan, Daya dukung dan daya pulih perairan di Daerah Aliran Sungai [DAS] Citarum 13 BP2KSI Pengembangan CBF di Waduk/Situ/Embung tergenang musiman di Nusa Tenggara Timur LOKASI DAS Citarum, Jawa Barat Nusa Tenggara Timur DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR sesuai bagi ikan manggabai, ditandai dengan hasil tangkapan ikan manggabai yang berada pada daerah reservat sebanding dengan daerah di luar area reservat dengan jumlah alat tangkap yang jauh lebih banyak (perbandingan jumlah alat tangkap 1 : 6). Output : Laporan Hasil Penelitian Kriteria kualitas air S. Citarum bagian hulu dan hilir sudah jelek (bad) namun bagian tengah masih dalam kriteria sedang. Konsentrasi logam berat Fe, Mn dan Zn telah melebihi baku mutu kelas I . Beban pencemaran BOD tertinggi di sungai Ciwidey mencapai hampir 1000 ton/bulan dan terkecil di S. Cicangkri. Besarnya beban pencemaran ini berkaitan erat dengan lebar, kedalaman dan arus sungai. Dari hasil uji serap beberapa tanaman air diketahui Eichhornia sp, Pistia sp, dan Salvinia sp memiliki kemampuan serap 40-60% bahan organik. Sedangkan penyerapan logam berat Cr oleh Pistia sp, Eichhornia sp, dan Ipomoea sp mencapai < 90%. Penggunaan Smart KJA diketahui mampu menurunkan konsentrasi bahan organik, kekeruhan dan nutrien air. Tanaman yang efisiensi purikasi tinggi adalah kangkung dengan penurunan N-NO2 88,15% dan pakcoy dengan penurunan N-NO2 98,44% penurunan BOT tertinggi pada tanaman kangkung mencapai 42,86% dan pakcoy mencapai 51,28% Output : Laporan Hasil Penelitian Nusa Tenggara Timur (NTT) terinventarisir memiliki sebanyak 984 embung dan 3 bendungan dengan kedalaman 2,3-12,3 m yangdimanfaatkan untuk sumber air minum, perkebunan dan keperluan rumah tangga masyarakat. Namun demikian, pemanfaatan badan air yang ada tersebut untuk kegiatan perikanan masih belum optimal sedangkan estimasi potensi cukup besar yaitu 76,6144,8 kg/ha/tahun. Pada penelitian ini telah dilakukan penilaian kelayakan badan air untuk pengembangan CBF berdasarkan kriteria hidromorfologi-bioekologi, aspek perikanan, sosial ekonomi, kelembagaanperaturan serta ketersediaan benih. Dari hasil yang diperoleh diketahui, prioritas badan air untuk pengembangan CBF di NTT yaitu 1) Tilong; 2) Haliwen; 3)Haekrit; 4) Tulamalae dan 5) Oelpuah dengan ikan yang ditebar adalah bandeng (Channos TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 143 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL channos) dengan kebutuhan benih untuk masing-masing badan air yaitu 1) 4190744177; 2) 42700; 3) 48200; 4) 11797 dan 5) 3377 ekor. Estimasi pendapatan yang dapat diperoleh per periode penebaran sebesar 1) Rp 10.500.000; 2) Rp 11.800.000; 3) Rp13.500.000; 4) Rp 3.200.000 dan 5) Rp 1.000.000. Unduk mendukung CBF telah tersedia benih ikan bandeng didukung oleh BBI dengan produksi 7.023.400 ekor/tahun. Secara umum, faktor kunci yang menunjang keberhasilan CBF di NTT adalah dukungan masyarakat dalam kelembagaan dan kearifan lokal mendukung dalam pengelolaan sumberdaya air 1 BPPBAP Perbaikan Teknologi Produksi Massal Krablet Kepiting Bakau Kab. Maros, SulSel 1. Larva S. transquebarica zoea-3 s/d megalopa, yang diberi pakan nauplius Artemia yang diperkaya dengan Nannochloropsis sp menghasilkan jumlah krablet terbanyak (meningkat sebanyak 57%) dan berbeda nyata (P <0,05) dg larva zoea-3 yang diberi pakan nauplius artemia yang tidak diperkaya dg Nannochloropsis sp, tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan larva zoea-4 dan zoea-5 s/d megalopa yang diberi pakan nauplius Artemia yang diperkaya dengan Nannochloropsis sp. 2. Padat tebar larva sebanyak 76 ind/L menghasilkan krablet terbanyak (495,3+22,5 ind./bak) dibanding padat tebar larva sebanyak 34-58 ind./L (produksi krablet sebanyak 48-216 ekor/bak). Krablet D-10 yang dibudidayakan di tambak selama tiga bulan pemeliharaan. diperoleh sintasan 22-36%, dimana lokasi tambak dekat sungai dengan komposisi makrobenthos di dasar tambak lebih variasi juga mudah penggantian airnya (tambak di Pangkep) menghasilkan pertumbuhan kepiting paling cepat (199 +64,01g/ekor) 3. Krablet yang dibudidayakan di tambak yang sistem penggantian airnya kurang lancar karena lokasi tambak agak jauh dari sumber air,komposisi makrobenthos kurang bervariasi diperoleh pertumbuhan kepiting bakau yang lebih rendah selama pemeliharaan tiga bulan yaitu (159+ 46,9 g/ekor) di tambak Maros dan 131.05+34.25 g/ekor di tambak Polewali √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 144 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI 2 BPPBAP Dukungan Pembesaran Calon Induk (Prematurasi) Udang Windu, P.monodon di Tambak Kab. Takalar, SulSel 3 BPPBAP Aplikasi probiotik RICA untuk pengendalian penyakit pada budidaya udang di tambak Kab. Sinjai, SulSel 4 BPPBAP Peningkatan kinerja reproduksi induk udang windu strain tahan penyakit di bak resirkulasi dan tambak IPUW Barru DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR Mandar. Unit 1. Terdapat beda nyata penggunaan tambak substrat tanah dengan tambak beton substrat pasir namun penggunaan tambak beton tanpa substrat dan tambak beton substrat pasir tidak berbeda terhadap pertambahan berat , namun ke 3 substrat tidak bebeda terhadap sintasan, dan produksi Unit 2. Pertumbuhan udang F2 asal tambak cenderung lebih baik dibandingkan dengan udang F1 transgenik. Namun survival rate pada hewan uji F2 asal tambak yaitu 21 % dibanding dengan survival rate hewan uji F1 transgenik yaitu 51 %. Opsi rekomendasi: Penggunaan tambak substrat tanah, tanpa substrat dan substrat pasir ke tiganya layak digunakan untuk pemeliharaan calon induk asal laut (F1). Penggunaan induk asal laut dan asal tambak, sebagai penyedia calon induk udang windu mendukung perbenihan di hatchery Instalasi Pembenihan Udang Windu (IPUW) dan stakeholder lainnya (Pihak swasta) Produksi dan sintasan udang windu di tambak TSM pada aplikasi pergiliran probiotik RICA1, RICA2, dan RICA5 (perlakuan B= 93,9+11,3a kg/ha; 16,55+12,38%), lebih baik dari pada probiotik RICA1, RICA2, dan RICA3 (perlakuan A= 51,5+18,4b kg/ha; 6,51+0,90%) maupun probiotik RICA1, RICA4, dan RICA5 (perlakuan C= 46,9+25,7b kg/ha;5,89+2,72%). Probiotik RICA2 adalah Serratia marcescens yang berasal dari daun mangrove. Sedangkan tambak TSM di Sinjai Timur pada awalnya terbuat dari lahan mangrove, sehingga wajar jika pemakaian bakteri asal mangrove (perlakuan A & B) menghasilkan sintasan dan produksi yang relatif lebih baik daripada C. Produksi udang pada perlakuan B nyata (P<0,05) lebih tinggi dari pada perlakuan A dan C. Adanya probiotik RICA5 dan RICA2 diduga mampu mengendalikan kandungan NH3-N air tambak, sehingga kematian udang akibat ammonia pada perlakuan B dapat diminimalisir Hasil penelitian sub kegiatan 1 rasio betina dan jantan berbeda menunjukkan bahwa keberhasilan kawin diperoleh 2 ekor udang windu betina membawa spermatofor pada TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 145 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI 5 BPPBAP Teknologi produksi larva dan calon induk udang windu (F1) tahan penyakit WSSV IPUW Barru 6 BPPBAP Uji aplikasi probiotik pada produksi massal larva udang windu IPUW Barru DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR rasio betina dan jantan (1:1), sedangkan pada perlakuan rasio (1:3 dan 1:5) tidak terjadi udang kawin. Oleh karena itu untuk mendapatkan udang windu kawin alami di bak dapat digunakan rasio (1:1). Hasil pengamatan pada penentuan ukuran udang windu produktif dengan pakan berbeda, dengan perlakuan pakan cacing + semi moist pellet komersial diperoleh 2 ekor udangjantan (berat = 67,5 g dan 71,6 g) membawa spermatofor (berat spermatofor: 0,04 g dan 0,05 g) dan kepadatan sperma (21,5x106 sel/mL dan 36,8x106 sel/mL) lebih banyak dari perlakuan (cumi + semi moist pellet dan kerang + semi moist pellet ) masing-masing 1 ekor udang membawa spermatofor. Pemeliharaan larva F1, G2, back up F0 dan calon induk F0 dan F1 sedang berlangsung. Produksi larva back up F0 sekitar 10.500 ekor dengan berat berkisar 0,5-3 g/ekor, G2 sekitar 1300 ekor (berat 2-5 g/ekor) dipelihara di bak bervolume 10 ton dan 20 ton, (Gambar 1). Ukuran calon induk F1 berkisar 65-90 g/ekor. Pengambilan sampel untuk ekstraksi DNA sampel udang transgenik larva F2 dan back up F0 telah dilakukan dengan kisaran kemurnian 1,811,89 yang selanjutnya akan dilakukan analisis gen antivirus dan deteksi virus WSSV. Hasil benih udang windu (PL-12) yang dicapai sampai siklus IV sebanyak 3.092.550 ekor. Dengan tingkat kelulusan hidup masih rendah yaitu rata-rata 10,09%. Hal ini terjadi karena tingginya tingkat mortalitas saat larva mencapai stadia post larva, disebabkan karena serangan bakteri vibrio khusunya pada siklus I sampai III. Terjadinya kematian secara massal kecenderungan saat larva sudah memasuki stadia post larva yaitu PL-1 sampai PL-12. Hal ini terjadi karena semakin tingginya tingkat kepadatan bakteri vibrio seiring semakin lamanya umur larva, sementara kinerja penggunaan probiotik belum begitu efektif dapat sepenuhnya menekan pertumbuhan vibrio sampai larva mencapai stadia PL12. Kinerja probiotik pada awalawal stadia larva yaitu dari stadia zoea sampai mysis masih cukup bagus. Ditunjukkan hasil sampling setiap stadia larva masih pada kisaran tingkat kelulusan TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 146 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI 7 BPPBAP Pengembangan Formulasi Pakan Induk Udang Windu Fase Prematurasi IPUW Barru 8 BPPBAP Pencegahan Vibriosis melaui Metode Penghambatan Quorum Sensing (Quorum Quenching) Lab. BPPBAP Kab. Maros, SulSel 9 BPPBAP Kajian desain wadah budidaya udang windu semi intensif di tambak marginal dengan system Semi resirkulasi. Instalasi Maranak, Maros SulSel 10 BPPBAP Aplikasi Teknik Cryopreservasi sperma Pada Induk Udang Windu (Penaeus monodon) IPUW Barru DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR hidup 50-60%. Pengkayaan pakan komersil dengan minyak ikan 5% dan minyak zaitun 1% cenderung meningkatkan pertumbuhan dan meningkatkan total asam lemak dalam daging dan hepatopankreas udang windu. Aplikasi penyuntikan ekstrak pisang periode ke II dilakukan dengan menambah konsentrasi dari ekstrak setara dengan 0, 25, 50, dan 75 ug/g bb. Hasil pengamatan memperlihatkan perkembangan spermatofor dari induk jantan dengan perlakuan 50 Ug/bb yang paling banyak untuk analisisis RNA untuk perkembangan spermatofornya dan vitelogeninnya dilakukan menggunakan teknik PCR Perlu penelitian pemantapan desain wadah pada budidaya udang windu di tambak isulfat masam. Induk udang jantan alam yang digunakan sebanyak 20 ekor dengan berat berkisar antara 85-107 g dan panjang berkisar antara 18-22,5 cm. Dari 30 ekor induk jantan yang diberi kejutan listrik, hanya 20 ekor yang membawa spermatofor yang pada umumnya membawa 2 spermatofor dengan berat rata-rata spermatofor 0,08 g. Ratarata 1 spermatofor mengandung 4,15 x 106 sel/mL. Kriopreservasi sperma dilakukan dengan menggunakan 3 jenis pengawet yaitu; (M) metanol, (G) gliserol dan (D) dimetilsulfoksida (DMSO) masing-masing pada konsentrasi 5 %, sebagai kontrol (S) digunakan saline solution. Kelangsungan hidup sel sperma tertinggi yaitu 0,81 x 106 sel/mL (80,3 %) pada masa penyimpanan 30 hari diperoleh pada sel sperma yang dikriopreservasi menggunakan pengawet gliserol (GC) dan disimpan pada suhu 196oC dalam liquid nitrogen diikuti oleh penggunaan Gliserol (GB) yang disimpan pada suhu -20oC dan dimetilsulfoksida (DC) yang disimpan pada suhu -196oC dengan jumlah sel sperma yang hidup sebanyak 0,69 x 106 (67,64 %) dan 0,58 x 106 sel/mL (56,86 %). Sebaliknya sel sperma yang dikriopreservasi tanpa pengawet dan disimpan pada suhu ruangan diperoleh sel sperma hanya manpu bertahan hidup sampai 5 hari penyimpanan dan pada pengamatan 10 hari penyimpanan, sel TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 147 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI 11 BPPBAP Upaya perbaikan kualitas kromatofor/spermatofor serta memacu kematangan gonad pada udang windu di hatchery menggunakan bahan herbal 12 BPPBAP Penyediaan calon induk udang windu (Prematurasi) dari berbagai strain IPUW Barru dan Instalasi Tambak Punaga Takalar, SulSel 13 BPPBAP Pemanfaatan bakterin pada budidaya udang IPUW Barru dan Instalasi Tambak Maranak IPUW Barru DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR sperma sudah dijumpai lisis (hancur). Sementara penggunaan pengawet metanol (MB) dan Dimetilsulfoksida (DB) yang disimpan pada suhu -20 oC, sel sperma hanya manpu bertahan hidup masingmasing sebesar 0,03 x 106 sel/mL (2,94 %). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa glicerol adalah pengawet yang terbaik untuk kriopreservasi spermatozoa udang windu Penaeus monodon dengan cara penurunan suhu secara perlahan-lahan sebelum disimpan dalam liquid nitrogen (-196oC). Aplikasi penyuntikan ekstrak pisang periode ke II dilakukan dengan menambah konsentrasi dari ekstrak setara dengan 0, 25, 50, dan 75 ug/g bb. Hasil pengamatan memperlihatkan perkembangan spermatofor dari induk jantan dengan perlakuan 50 Ug/bb yang paling banyak untuk analisisis RNA untuk perkembangan spermatofornya dan vitelogeninnya dilakukan menggunakan teknik PCR Telah diperoleh calon induk sebanyak 1317 ekor yang telah diangkut ke IPUW Barru untuk digunakan sebagai induk pad kegiatan penelitian Kelti Bioteknologi. Calon Induk udang Windu dapat diproduksi pada tambak. Jumlah telur yang dihasilkan dari induk yang di vaksin sebanyak 400.000 butir yang menjadi naupli sebanyak 120.000 ekor dan PL 31.200 ekor (26%). Untuk induk kontrol (yang tidak di vaksin) telur yang dihasilkan sebanyak 319.000 butir menjadi naupli sebanyak 137.000 ekor dan menjadi PL sebanyak 43.800 ekor (32%). THC rata-rata induk yang divaksin adalah 9,142 x 106 sel/ml dengan nilai proPO = 0,0842 Abs sedang THC kontrol diperoleh 5,05 x 106 sel/ml dan proPO = 0,17 Abs Sintasan dan produksi yang diperoleh selama 115 hari masa pemeliharaan di tambak rakyat di kabupaten Pangkep, untuk perlakuan aplikasi bakterin sintasan diperoleh sebesar 15.83% dengan produksi sebanyak 107.47 kg/Ha dan pada perlakuan kontrol (tanpa aplikasi bakterin) sintasan diperoleh sebsar 8.85 % dan produksi sebanyak 61.36 kg/Ha. Total bakteri Vibrio sp dan total populasi bakteri baik pada sedimen maupun pada air tambak masih berada pada kondisi yang aman untuk budidaya udang TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 148 NO 14 15 SATKER BPPBAP BPPBAP JUDUL PENELITIAN Uji Teknologi Pencegahan penyakit Udang Melalui Penggunaan Bahan Alam Pemanfaatan IPAL pada Budidaya Udang Vaname Superintensif LOKASI Lab. BPPBAP Kab. Maros, SulSel Instalasi Tambak Punaga Takalar, SulSel DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR Untuk parameter kualitas air dari kedua perlakuan selama penelitian juga masih berada pada batas ambang kisaran yang layak untuk budidaya udang windu Untuk pemeliharaan di ITP Maranak sintasan tertinggi diperoleh pada perlakuan dengan pemberian bakterin pada induk dan larva yang dihasilkan (80.2%) sedangkan produksi tertinggi diperoleh pada perlakuan B (255.43 kg/Ha) yaitu pemberian bakterin pada larva yang dihasilkan. Penggunaan fraksi dietileter dalam pakan udang windu memberikan efek yang lebih baik terhadap sintasan udang windu dan sistem imunitas udang dibanding penggunaan ekstrak metanol. - Penggunaan ekstrak daun mangrove S. alba hasil perebusan daun segar dan daun kering memberikan efek yang relatif sama terhadap sintasan udang windu maupun penurunan populasi bakteri Vibrio sp. - Ekstral metanol S.alba yang disuntikan pada udang windu hingga 8.000 mg/L tidak efektif bersifat toksik, namun belum efektif menekan sifat patogen V. harvey pada kepadatan 108 CFU/mL - Penggunaan ekstrak mangrove melalui pakan hingga keonsentrasi 10%/kg pakan masih efektif meningkatkan sintasan udang windu skala laboratorium - Tidak terdeteksi adanya infeksi WSSV pada udang yang dipelihara dalam bak terkontrol dengan penambahan ekstrak mangrove hingga 1000 mg/L dalam air pemeliharaan, - Ekstrak dietileter yang diaplikasikan secara penyuntikan pada udang cenderung meningkatkan sintasan dan sistem imun udang windu dibanding ekstrak metanol 1. IPAL tambak superintensif di ITP Punaga mampu menopang beroperasinya 12 unit tambak superintensif @1000 m2 dengan asumsi jumlah volume beban limbah sebesar 1200 m3/hari (5% dari total volume media budidaya) dengan laju alir 20 m3/menit dan waktu tinggal limbah di dalam IPAL minimal 3 hari. 2. Rasio volume IPAL dengan volume media budidaya tambak superintensif minimal 30:70. 3. Efektifitas kinerja IPAL untuk parameter kunci air limbah (TSS, Total N, Phosphat) TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 149 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI 16 BPPBAP Pengaruh induksi hormone terhadap kualitas induk jantan udang windu Penaeus monodon maturasi asal tambak IPUW Barru 17 BPPBAP Aplikasi pakan buatan berbahan baku lokal dalam pedederan krablet kepiting bakau Maranak, Maros SulSel DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR dikategorikan sangat efisien dengan nilai efektifitas >90%. Sementara untuk parameter BOD5 dikategorikan efisien dan parameter BOT cukup efisien. 4. Kinerja IPAL tambak superintensif menghasilkan kualitas air limbah yang memenuhi persyaratan standar air buangan limbah tambak sehingga layak dibuang ke badan air penerima beban limbah Hasil penelitian induksi hormon 17αMT dosis berbeda, diperoleh bahwa induksi hormon 17αMT dosis 200 ng/g berat badan dapat memacu udang jantan matang sperma sebanyak 8 ekor dari 18 ekor yang diinduksi hormon, merupakan tertinggi dari induksi dosis hormon lain ( 100 ng/g berat badan sebanyak 2 ekor, 150 ng/g berat badan sebanyak 3 ekor, dan ablasi sebanyak 4 ekor), sehingga direkomendasikan bahwa untuk meningkatkan udang matang sperma, dapat menggunakan hormon 17αMT dosis 200mng/g berat udang. Pada penelitian sub kegiatan 2) inseminasi dua spermatofor dari sumber induk jantan berbeda diperoleh bahwa: inseminasi pada udang betina menggunakan dua spermatofor jantan alam tanpa ablasi dan jantan alam ablasi kedua menghasilkan fertilitas telur induk betina sebanyak 3 ekor dengan daya tetas telur masing-masing 10% dan 19%, sedangkan inseminasi induk betina menggunakan dua spermatofor udang jantan hasil induksi hormon 17αMT dosis 200 ng/g berat udang menghasilkan fertilitas telur induk betina sebanyak 1 ekor dengan daya tetas telur 14%. : Unit 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan buatan meningkatkan sintasan krablet dengan nilai tertinggi pada perlakuan pemberian pakan 50% (2 ind/L) artemia + 50% (6,5 mg/L) microdiet. Rendahnya sintasan krablet pada pemberian pakan yang hanya menggunakan nauplii artemia disebabkan karena kandungan DHA dan EPA artemia yang sangat rendah. Sementara sintasan krablet yang rendah pada pemberian 100% microdiet disebabkan karena pakan buatan relatif cepat turun ke dasar, sehingga pakan tersebut belum bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh larva khususnya pada stadia zoea -megalopa yang masih banyak berenang di kolom air, dan perlu perbaikan TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 150 NO 18 19 SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI BPPBAP Uji probiotik rica pada peningkatan produksi dan sintasan udang windu IPUW Barru dan Instalasi Tambak Maranak BPPBAP Isolasi dan Karakterisasi RNA Interferens (RNAI) pada Udang Windu (Peningkatan Respom Imun Udang Windu melalui Teknologi RNA Interferens) Lab. BPPBAP Kab. Maros dan IPUW Barru DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR manajemen pemberian pakan. Penambahan pakan microdiet yang mengandung DHA dan EPA cukup tinggi membantu meningkatkan sintasan krablet. - Aktivitas enzim pencernaan larva relatif sama di antara perlakuan yaitu protease 0,0567-0,0691 U/mL/menit, lipase 0,13280,1493 U/mL/menit, dan amylase 0,02790,0356 U/mL/menit. : Unit 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung daun murbei hingga 20% dalam pakan tidak memberikan pengaruh yang berbedaan nyata di antara perlakuan (P>0,05) bagi pertumbuhan, sintasan kepiting bakau, rasio konversi pakan, dan rasio efisiensi protein. Komposisi proksimat tubuh kepiting juga relatif sama di antara perlakuan yaitu protein 31,1-32,3%, lemak 2,7-3,1%, serat kasar 13,2-14,1%, abu 38,1-39,2%, dan BETN 12,2%-13,2%. Hal ini menunjukkan bahwa tepung daun murbei dapat digunakan hingga 20% dalam pakan pembesaran kepiting bakau sebagai pengganti bungkil kopra dan tepung jagung. Namun ecdisteron yang terkandung dalam daun murbei tampaknya belum memberikan pengaruh positif yang signifikan dalam peningkatan pertumbuhan dan molting juvenil kepiting bakau. Bentuk serbuk dari probiotik RICA dapat menjadi alternatif lain dari bentuk cair yang telah ada sehingga lebih efektif dan efisien dalam penggunaannya : 1. Pemberian vaksin VP-15 dengan dosis tunggal 2 µg terjadi peningkatan aktivitas proPO yang signifikan hingga 120 jam setelah injeksi dengan WSSV, dan pemberian vaksin VP-24 belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas proPO √ pada hewan uji (p>0,05). 2.Peningkatan THC terjadi pada awal pengujian, namun setelah 24 jam jumlah THC mengalami penurunan. Uji paired t-test menunjukkan perbedaan yang signifikan pada jumlah THC antara perlakuan vaksin VP-15 dan TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 151 NO 20 SATKER BPPBAP JUDUL PENELITIAN Studi Epidemiology di Sentra Budidaya Udang Vaname Super Intensif di Kab. Barru dan Takalar LOKASI Kab. Barru DESKRIPSI OUTPUT kontrol hingga 24 jam setelah injeksi (P<0,05), sedangkan pada pengujian vaksin VP-24 tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah THC (P>0,05). : 2.Peningkatan THC terjadi pada awal pengujian, namun setelah 24 jam jumlah THC mengalami penurunan. Uji paired t-test menunjukkan perbedaan yang signifikan pada jumlah THC antara perlakuan vaksin VP-15 dan kontrol hingga 24 jam setelah injeksi (P<0,05), sedangkan pada pengujian vaksin VP-24 tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah THC (P>0,05). 1). Insidensi wssv selama penelitian ditemukan pada bulan Februari, Maret, April, Juni, Juli, Agustus dan Nopember dengan prevalensi 8,33% hingga 100%. Virus ini menginfeksi plankton, benur, juvenil dan calon induk udang windu/vaname 2). Insidensi tsv selama penelitian ditemukan pada bulan Maret, Juni, Juli, dan Agustus dengan prevalensi 11,11% hingga 100%. Virus ini menginfeksi benur dan juvenil udang vaname. 3) Imnv tidak ditemukan selama penelitian yang dapat mengindikasikan lokasi ini masih bebas dari penyakit tersebut. 4). Menurunnya kualitas lingkungan budidaya seperti konsentrasi bahan organik terlarut yang sudah cukup tinggi di sumber air baku (>50 ppm) menyebabkan berkembangnya bakteri patogen dalam air inlet dan diiringi dengan penurunan mutu kualitas air dalam petakan tambak, seperti CEK-LIST SALAH SATU DASAR TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 152 NO 21 SATKER BPPBAP JUDUL PENELITIAN Aplikasi Informasi dan Analisis Geospasial untuk Inventarisasi dan Monitoring Kegiatan Budidaya Tambak Skala Hamparan (Kab. Pinrang Sulawesi Selatan) LOKASI Kab. Pinrang SulSel DESKRIPSI OUTPUT alkalinitas, menyebabkan udang menjadi sangat rentan terhadap berbagai jenis penyakit. Hal ini menyebabkan pembudidaya banyak yang mengalami kegagalan panen pada tahun ini. 1) Hasil analisis menunjukkan secara umum bahwa aplikasi informasi dan analisis geospasial mampu menyajikan dan menganalisis secara rinci status dan masalah teknis mendasar mengenai karakteristik dan pengelolaan kawasan, antara lain : 1) Adanya hambatan dalam pergantian air (pemasukan dan pembuangan) yang diidentifikasi melalui peta jaringan saluran dan dari karateristik spasial nilai DO dan salinitas yang rendah untuk setiap musim serta nilai rasio C/N > 10 (dekomposisi bahan organik lambat) 2) Karakteristik distribusi spasial lokasi BIMTEK atau demplot hubungannya dengan karakteristik spasial kualitas biofisik lahan. Analisis tersebut juga membantu mengetahui spektrum penyebaran informasi, faktor pembatas lingkungan serta mengevaluasi perkembangan produksi sebelum dan setelah adanya kegiatan. 3) Hasil anailsis geospasial kualitas lingkungan khususnya kualitas tanah menunjukkan keberadaan faktor pembatas sehubungan dengan status kemasaman tinggi. Nilai rata-rata pHF-pHFOX > 3 dan nilai rata-rata SPOS CEK-LIST SALAH SATU DASAR TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 153 NO 22 SATKER BPPBAP JUDUL PENELITIAN Evaluasi kesesuaian lahan tambak untuk berbagai tingkat teknologi perikanan budidaya air payau di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan LOKASI DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL serta kandungan pirit dengan nilai masing-masing 0,88 % dan 0,54% menunjukkan bahwa umumnya tambak dikawasan tersebut tergolong Tanah Sulfat Masam (TSM). Kandungan nitrogen juga diidentifikasi menjadi faktor pembatas untuk kegiatan budidaya tambak dilokasi penelitian. Total kandungan nitrogen (NTOT) berkisar antara 0,018 – 0,480 % (0,118 ± 0,093). Nilai rasio N/P < 4 yang menunjukkan bahwa N sebagai faktor pembatas, namun demikian sebelum penambahan pupuk N perlu stategi pengelolaan lahan untuk meningkat ketersediaan P yang terikat oleh partikel koloid tanah masam seperti pengapuran dan pembilasan 4) Hasil analisis sosial ekonomi dengan pertimbangan perbedaan aspek geospasial (lokasi hamparan) tambak menunjukkan perbedaan tingkat produksi serta cara pengelolaan lahan (Tabel 2). Hasil riset ini telah disosialisasikan melalui kegiatan ekspose hasil riset yang diikuti Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pinrang dan DKP Provinsi Sulawesi Selatan, LSM, penyuluh perikanan, dan kelompok pembudidaya tambak sekabupaten Pinrang telah berhasil dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2016 di Kota Pinrang. Kab. Kotabaru, KalSel Kondisi kualitas tanah di lokasi penelitian dinilai masih baik untuk kegiatan budidaya tambak. Bahan √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 154 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI Selatan 23 BPPBAP Penelitian Studi Lingkungan Budidaya Udang Vanname Teknologi Super Intensif di Sulawesi Selatan Instalasi Punaga Takalar dan Perairan Kab.Barru DESKRIPSI OUTPUT organik tanah seringkali menjadi bahan pertimbangan dalam pengelolaan budidaya tambak. Hasil analisis kualitas air menunjukkan bahwa kualitas air tambak secara umum masih tergolong layak untuk mendukung kegiatan budidaya tambak, kecuali kandungan ammonia (NH3N) harus diperhatikan karena sudah melewati batas nilai kelayakan sehingga dapat menjadi faktor pembatas. Dari hasil analisa citra Landsat 8 diperoleh luas tambak Ekstensif (tradisional) di Pulau Laut, Kabupaten Kotabaru adalah sekitar 8.492 Ha. Hasil analisis, penilaian, dan pembobotan kualitas tanah dan air, maka tingkat kesesuaian lokasi lahan tambak dapat diidentifikasi dan disajikan dalam bentuk peta kesesuaian lahan untuk budidaya tambak dan yang tergolong kedalam kelas S2 (cukup sesuai) sekitar 5.674,5 Ha dan kelas S3 (kurang sesuai) sekitar 2.817,5 Ha. Hal ini disebabkan oleh rendahnya nilai pH atau kemasaman tanah yang tinggi sehingga tidak dijumpai tambak eksisting yang tergolong kelas S1 (sangat sesuai). (1) Beban limbah organik yang masuk ke lingkungan perairan Teluk Labuange sebesar 245,68 ton yang berasal dari internal loading dan eksternal loading. (2) Distribusi limbah oraganik berdasarkan analisa stabil isotop, sedimen disekitar tambak udang super intensif telah terkontaminasi oleh CEK-LIST SALAH SATU DASAR TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 155 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL limbah organik yang berasa dari tambak super intensif. (3) limbah organik telah berdampak pada kualitas air perairan Teluk Labuange terutama TSS, BOT dan Amonia, demikian pula dengan sedimen dimana potensial redoks disebagian besar titik sampling telah berada di bawah -100 mV. (4) belum ditemukan adanya plankton jenis khusus atau endemik pada limbah organik, (5) berdasarkan analisa daya dukung N maka di lokasi di Teluk Labuange masih dapat dikembangkan 10 unit tambak udang super intensif setara 3000 m2, sedangkan berdasarkan kandungan O, masih dapat dikembangkan 18 unit tambak udang super intensif setara 3000 m2. BPPBAT Karakterisasi Nutrigenomik Pada Ikan Air Tawar dan Identifikasi Mikroba Proteolitik Sebagai Kandidat Penghasil Enzim Protease Bogor, Jawa Barat 2 BPPBAT Domestikasi Ikan Spesifik Lokal Terancam Punah: Koleksi, Identifikasi, Karakterisasi, dan Aspek Ekobiologi Ikan Manggabai dan Uceng Bogor, Jawa Barat (pengambilan sampling di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara) 3 BPPBAT Kebutuhan Nutrisi Induk Ikan Sepat dan Tambakan Dalam Rangka Peningkatan Produktivitas Benih Bogor, Jawa Barat 4 BPPBAT Pengujian Metode Deteksi Cepat Penyakit KHV dan MAS pada Ikan Air Depok, Jawa Barat 1 Data dan informasi Karakterisasi Nutrigenomik Pada Ikan Air Tawar dan Identifikasi beberapa jenis Mikroba Proteolitik Sebagai Kandidat Penghasil Enzim Protease Data dan informasi mengenai domestikasi beberapa jenis ikan air tawar lokal terancam punah (Manggabai & Uceng) meliputi karakterisasi morfologi, identifikasi spesies dan informasi ekobiologi Data dan informasi mengenai kebutuhan nutrisi untuk induk ikan sepat dan tambakan untuk meningkatkan performa reproduksi induk dan peningkatan produktivitas benih Data dan Informasi mengenai pengujian √ Menghasilkan data dan informasi √ Menghasilkan data dan informasi √ Menghasilkan data dan informasi √ Menghasilkan data dan informasi Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 156 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI Tawar 5 BPPBAT Maturasi Ikan Gabus dengan Pendekatan Multidisiplin Bogor, Jawa Barat 6 BPPBAT Pengujian Kit Pendeteksi Cepat Penyakit Berpotensi Zoonosis pada Ikan Air Tawar Depok, Jawa Barat 7 BPPBAT Pengujian Aktivitas Herbal Pengendali Penyakit Potensial pada Ikan Lele Mutiara Depok, Jawa Barat 8 BPPBAT Karakterisasi Populasi dan Bioreproduksi Ikan Betutu dari Tiga Populasi; Karakterisasi Bio-fisiologi Induk dan Benih dalam Intensifikasi Teknologi Perbenihan Ikan Gurame Jawa Barat, Jambi, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Selatan 9 BPPBAT Teknologi Budidaya Ikan Domestikasi di Sumatera Kampar-Riau, Kerinci (Jambi), Cijeruk (Jawa Barat) 10 BPPBAT 11 BPPBAT 12 BPPBAT 13 BPPBAT Uji Aplikasi Bakteri Heterotrof Pembentuk Bioflok Pada Pendederan Ikan Nila Formulasi Sediaan dan Lama Penyimpanan Bakteri Pengendali Nitrogen (Probiotik) Dalam kemasan Performa Bioreproduksi Ikan Tengadak G1 Asal Populasi Terpilih Performa Pertumbuhan Dan Perkembangan Awal Matang Gonad Ikan Semah Generasi Pertama pada Lingkungan Budidaya Bogor, Jawa Barat Bogor, Jawa Barat Pontianak - Kalimantan Barat, Bogor Jawa Barat Bogor, Jawa Barat DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR beberapa metode deteksi cepat (rapid detection) untuk penyakit KHV dan motil aeromonad septicaemia (MAS) yang menyerang ikan air tawar Data dan informasi pematangan gonad ikan gabus melalui beberapa √ pendekatan (hormonal & lingkungan) Data dan informasi mengenai pengujian perangkat untuk deteksi √ cepat penyakit berpotensi zoonosis yang terdapat pada beberapa spesies air tawar Data dan informasi beberapa jenis tanaman dan bahan aktifnya untuk √ mengendalikan penyakit potensial yang sering menyerang ikan lele Mutiara Data dan informasi mengenai karakter beberapa populasi ikan betutu termasuk aspek bioreproduksi serta data √ mengenai karakter induk ikan gurame dan benihnya untuk mendukung proses intensifikasi perbenihan ikan gurame Merupakan suatu bentuk teknologi perbenihan Ikan Baung dan Ikan Semah dengan melakukan beberapa perlakuan diantaranya dengan pemberian pakan bersalut vitamin E maupun hormon estradiol 17β TERAPAN Menghasilkan data dan informasi Menghasilkan data dan informasi Menghasilkan data dan informasi Menghasilkan data dan informasi perikanan budidaya air tawar √ Pro-Flok (Probiotik pembentuk pakan alami mikroba (bioflok) √ Calon Induk Tengadak G1 Populasi Kalimantan √ EEM (Efektif Efisien Mikroba) BPPBAT Ikan Semah Generasi pertama, hasil domestikasi kisaran bobot 30 -50 g sebanyak 1500 ekor, sebagai calon induk pembentuk generasi ke 2 KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ Menghasilkan paket teknologi perikanan budidaya air tawar Menghasilkan produk biologi perikanan budidaya air tawar Menghasilkan produk biologi perikanan budidaya air tawar Menghasilkan produk biologi perikanan budidaya air tawar Menghasilkan produk biologi perikanan budidaya air tawar Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 157 NO SATKER 14 BPPBAT 15 BPPBAT 16 BPPBAT 17 BPPBAT 18 BPPBAT 19 BPPBAT 20 BPPBAT 21 BPPBAT JUDUL PENELITIAN Pengujian vaksin koktail Koiherpes Virus dan A. hydrophila untuk pencegahan penyakit potensial pada ikan mas dan/atau koi, Cyprinus carpio Preparasi Sediaan Vaksin Melalui Enkapsulasi dan Freeze Dry untuk Pengendalian Penyakit Ikan Uji metode aplikasi vaksin kombinasi (Aeromonas hydrophila, Streptococcus agalactiae, dan Mycobacterium fortuitum) untuk pencegahan penyakit bakteri potensial pada budidaya ikan air tawar Preparasi vaksin koktail Edwardsiella ictaluri - A. hydrophila “IctahydroVac” untuk pencegahan penyakit pada ikan catfish Uji aplikasi mikroenkapsulasi probiotik (Pro-BPPBAT) melalui pakan pada ikan lele dan nila Uji Aplikasi Vaksin Monovalen S. agalactiae dan Bivalen S. agalactiae – A. hydrophila untuk Pengendalian Penyakit pada Ikan Nila Optimasi Suhu dan Media Kultur Sel Primer Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Sebagai Media Tumbuh Virus Irido Rilis Ikan Tambakan Hasil Domestikasi LOKASI DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL Menghasilkan produk biologi perikanan budidaya air tawar Depok, Jawa Barat Vaksin KHV-AeroVac √ Depok, Jawa Barat VIAT-1 (Vaksin Ikan Air Tawar) √ Menghasilkan produk biologi perikanan budidaya air tawar Depok, Jawa Barat Vaksin TRIVALEN (vaksin bakteri in-aktif Aeromonas hydrophila, Streptococcus agalactiae dan Mycobacterium fortuitum) √ Menghasilkan produk biologi perikanan budidaya air tawar Depok, Jawa Barat IchtahydroVac √ Depok, Jawa Barat Pro-P, Pro-G, Pro-G(m) √ Menghasilkan produk biologi perikanan budidaya air tawar Depok, Jawa Barat HydroGalaksiVac √ Depok, Jawa Barat Kultur sel primer GT2 (Gouramy tail-2) √ Menghasilkan produk biologi perikanan budidaya air tawar √ Menghasilkan varietas unggul hasil litbang budidaya air tawar yang diusulkan untuk dirilis Bogor, Jawa Barat Ikan tambakan (Helostoma temminckii) adalah jenis ikan air tawar yang potensial untuk dikembangkan budidayanya. Berdasarkan penelitian sebelumnya diperoleh populasi ikan tambakan dengan keunggulan karakter penotif, genotif, reproduksi dan pertumbuhan yang potensial untuk dijadikan sebagai kandidat budidaya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keragaan aspek biologi ikan tambakan yang meliputi aspek genetik, reproduksi, pertumbuhan, kelangsungan hidup, ketahanan lingkungan, penyakit, efisiensi pakan dan aspek lainnya yang mendukung. Hasil yang diperoleh menunjukkan Keragaman genetik generasi awal populasi (G0) mempunyai nilai polimorfisme 35,48% dan heterozigositas 0,16. Pada G1, nilai polimorfisme turun menjadi 6,45% dan nilai heterozigositas 0,03. Terjadi kenaikan lagi pada G2, dengan nilai polimorfisme 16,13% dan Menghasilkan produk biologi perikanan budidaya air tawar Menghasilkan produk biologi perikanan budidaya air tawar Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 158 NO SATKER JUDUL PENELITIAN Penelitian Faktor Lingkungan pada Pendederan Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) Skala Outdoor LOKASI Teknologi yumina bumina √ Bogor, Jawa Barat Teknologi fitoremediasi air limbah rumah tangga untuk budidaya ikan air tawar berbasis zerowaste aquaculture √ BPPBAT 24 BPPBAT 25 BPPBAT 26 BPPBAT 27 BPPBAT 28 BPPBAT Pemanfaatan Rumput Laut Sebagai Bahan Pakan Ikan Air Tawar Bogor, Jawa Barat 29 BPPBAT Suplementasi Asam Lemak Pada Pakan Induk Ikan Air Tawar Bogor, Jawa Barat Uji Lapang Teknik Budidaya Ikan Gabus Kajian Produktivitas Budidaya Ikan Baung melalui Uji Multilokasi dan Sistem Budidaya TERAPAN Bogor, Jawa Barat 23 Teknologi Pendederan Ikan Sepat dan Ikan Tambakan Berbasis Optimalisasi Media Budidaya Pada Skala Indoor DASAR heterozigositas 0,08. Ikan tambakan mampu bertahan hidup sampai dengan salinitas 10 g/L, hidup pada pH 5 sampai 9, suhu 20 sampai 35oC dan tahan selama 30 menit pada kondisi air tertutup volume 10 liter dengan bobot biomasa ikan sebesar 700 gram. Ikan tambakan termasuk jenis ikan yang tidak tahan terhadap infeksi Aeromonas hydrophila. Daging ikan tambakan memiliki kandungan protein yang tinggi, yaitu sebesar 15,73% dengan dressing percentage sebesar 53,4±7,8% dan fillet sebesar 39,4±5,9%. Produktivitas ikan tambakan pada fase pembenihan sebesar 0,136±0,0033/m2 dengan jumlah benih sebanyak 67,1±1,46 ekor/m2. Pada fase pembesaran, produktivitas ikan tambakan adalah sebesar 0,69±0,055 kg//m2 serta Rasio Konversi Pakan (RKP) sebesar 1,81±0,04. √ BPPBAT Penggunaan Fito Remediasi Air Limbah Rumah Tangga untuk Budidaya Ikan Air Tawar CEK-LIST SALAH SATU Teknologi pemeliharaan benih ikan betutu intensif 22 Optimalisasi Teknologi Yumina Bumina untuk Budidaya Ikan Air Tawar DESKRIPSI OUTPUT Bogor, Jawa Barat Bogor, Jawa Barat Teknologi pendederan benih ikan sepat dan tambakan skala indoor √ Bogor, Jawa Barat Teknologi budidaya ikan gabus √ Bogor, Jawa Barat Teknologi pendederan ikan baung hasil domestikasi pada sistem budidaya keramba jaring apung dan pada lokasi budidaya ketinggian rendah √ Inovasi pakan untuk ikan air tawar berbasis rumput laut √ Teknologi peningkatan produktivitas induk ikan air tawar √ KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL Menghasilkan komponen teknologi perikanan budidaya air tawar Menghasilkan komponen teknologi perikanan budidaya air tawar Menghasilkan komponen teknologi perikanan budidaya air tawar Menghasilkan komponen teknologi perikanan budidaya air tawar Menghasilkan komponen teknologi perikanan budidaya air tawar Menghasilkan komponen teknologi perikanan budidaya air tawar Menghasilkan komponen teknologi perikanan budidaya air tawar Menghasilkan komponen teknologi perikanan budidaya air tawar Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 159 NO SATKER 30 BPPBAT 31 BPPBAT 32 BPPBAT 1 BPPBIH JUDUL PENELITIAN Uji Aplikasi Metode Pengendalian Penyakit Parasitik Potensial pada Ikan Lele Mutiara LOKASI DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR TERAPAN Bogor, Jawa Barat Teknologi metode pengendalian penyakit parasitik potensial pada ikan lele mutiara √ Penelitian Pembesaran Ikan Papuyu di Kolam Gambut Palangkaraya - Kalimantan Tengah, Bogor - Jawa Barat Teknologi pembesaran ikan papuyu di kolam gambut √ Produksi Bakteri Probiotik Untuk Meningkatkan Kecernaan Pakan Ikan Bogor, Jawa Barat Remediasi Media Nonylfenol pada Tanaman Air Anubias dan Domestikasi Tanaman Hias Air Buchepalandra BPPBIH Invensi ini berhubungan dengan budidaya ikan air tawar khususnya berupa penggunaan probiotik sebagai pakan ikan, lebih khususnya berupa sediaan starter probiotik dengan jenis bakteri Bacillus subtilis yang berasal dari rumput laut Turbinaria sp. yang diolah melalui proses inkubasi dalam suhu kamar, kemudian dilakukan isolasi terhadap bakteri yang tumbuh pada substrat sehingga menghasilkan sediaan probiotik Bacillus subtilis 1. Remediasi media air yang mengandung nonilfenol dengan konsentrasi 2,5 mg/L menggunakan tanaman eceng gondok membutuhkan waktu 1 hari sedangkan tanpa tanaman membutuhkan waktu 2 hari atau lebih. 2. Pertumbuhan ikan mas koki dengan tiga jenis tanaman hias air yang dipelihara bersama dalam satu sistem yang terintegrasi (akuaponik), menunjukkan hasil yang baik. Hasil uji lanjut menunjukkan pertumbuhan yang terbaik adalah pemeliharaan ikan mas koki dan dengan tanaman melati air (Echinodorus sp.) 3. Tanaman Bucephalandra merupakan jenis tanaman yang memerlukan suhu yang sejuk berkisar antara 28 -32 °C dengan kelembaban relatif berkisar antara 8599% agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. √ KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL Menghasilkan komponen teknologi perikanan budidaya air tawar Menghasilkan komponen teknologi perikanan budidaya air tawar Menghasilkan inovasi litbang perikanan air tawar yang diusulkan HKI √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 160 NO 2 SATKER BPPBIH JUDUL PENELITIAN Eksplorasi Sumber Daya Genetik Ikan Hias Lahan Gambut dan Evaluasi Status Budidaya LOKASI BPPBIH 3 BPPBIH Manipulasi Hormon dan Lingkungan untuk Pemijahan Ikan Agamyxis, Gurame Coklat dan Tiger Fish BPPBIH 4 BPPBIH Penentuan Pakan Awal Larva dan Benih untuk Menunjang Budidaya Ikan Agamysis, Tiger Fish dan Gurame Coklat BPPBIH DESKRIPSI OUTPUT 1. Sequensing gen COI (DNA barcoding) ikan hias introduksi melalui Macrogen 2. Optimasi suhu dan lama waktu anelling serta ekstensi stage pada amplifikasi gen Cyt b dan RAG 2, amplifikasi gen RAG menunjukkan waktu otimasi aneling adalah 1,5 menit pada suhu 60oC dan ekstensi adalah 2,5 menit pada waktu 72oC, untuk jenis cat fish terdapat singleband sedangkan ikan tigerfish terdapat multiband 3. Telah dilakukan ekstrasi gel elektroforesis untuk amplifikasi band spesifik 4. Ikan Bamble bee (Brachygobius doriae) berhasil memijah di lingkungan terkontrol setelah 3 bulan pemeliharaan CEK-LIST SALAH SATU DASAR TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ • Keberhasilan pemijahan ikan agamysis dapat diindikasikan dengan ciri-ciri yaitu kondisi stripping lancar, telur utuh dan tidak pecah kemudian derajat pembuahan tinggi sehingga dapat menetas dengan maksimal. Dosis terbaik yang menghasilkan larva tertinggi yaitu Kombinasi hormon hCG 500 IU/kg + ovaprim (0.7 ml/kg), jarak penyuntikan 1 dan 2 : 7 jam • Fotoperiod 12 jam terang dan 12 jam gelap merupakan perlakuan terbaik untuk memacu tingkat kematangan gonad induk ikan tigerfish. • Perlakuan kejut suhu belum berhasil membuat ikan tigerfish memijah secara alami • Induk ikan Gurame cokelat berhasil matang gonad TKG III - Pada pemeliharaan larva agamysis, pakan alami dapat diberikan mulai umur dua hari . Jenis pakan alami yang dapat diberikan adalah berukuran maksimal 0,2 mm sesuai bukaan mulut larva. - Jenis pakan awal yang baik adalah Artemia sp. - Pada pemeliharaan benih tigerfish, dapat diberikan pakan alami dan pakan buatan. √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 161 NO 5 6 SATKER BPPBIH BPPBIH JUDUL PENELITIAN Pematangan Teknologi Budidaya Ikan Ringau (Datniodes microlepis) di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat Inovasi Pakan untuk Budidaya Ikan Hias Laut di Akuarium LOKASI Kapuas Hulu, Kalimantan Barat dan BPPBIH BPPBIH DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR - Untuk mendapatkan sintasan benih yang tinggi, lebih baik menggunakan pakan alami seperti Tubifex sp • Berdasarkan data hasil penelitian maka dapat disimpulan bahwa pematangan gonad ikan uji telah berhasil dilaksanakan dengan jumlah ikan yang matang gonad, terdiri dari 9 ekor jantan pada TKG III, dan 5 ekor betina pada TKG III. • Pada periode Januari-November induk betina telah dua kali mengalami perkembangan gonad menuju tingkat kematang gonad IV, yaitu pada periode Januari-Maret dan Juli-November. Jeda atau masa rematurasi bagi induk betina terjadi sekitar 4 bulan. Pada bulan November ini perkembangan telur masih berkisar antara 0,5-0,7 mm. oleh karena itu belum siap untuk dilakukan pemijahan, baik secara alami, semi buatan ataupun buatan. - feeding trial tahap 1 terkait penggunaan bahan alami untuk meningkatkan kualitas warna ikan hias clown percula sudha selesai, saat ini sedang dilakukan pengolahan data. Hasil sementara menunjukkan tidak ada perbedaan anatara perlakuan menggunakan ubi ungu, buah naga dan buah bit terhadap warna ikan. - Feeding trial tahap 2 menggunakan astaxanthin dan canthaxantin terhadap ikan clown percula dan ocellaris masih berlangsung. Hasil optimum pada jenis ikan ocelaris terdapat pada perlakuan 300 ppm astaxanthin meskipun dosis tertinggi yang diberikan adalah 400 ppm yaitu pada skor 5 untuk warna dada dan 7 bagian tubuh belakang dan ekor. Sedangkan pada ikan clown perkula perlakuan 200 ppm menunjukkan hasil yang optimal dibandingkan dengan perlakuan lainnya termasuk pakan otohime. Penggunaan cantaxanthin tidak signifikan dalam meningkatkan kualitas warna clown percula. Kedua perlakuan baik pada ocelaris maupun percula menghasilkan warna yang lebih baik dibandingkan pakan otohime, namun pertumbuhannya kurang optimal. Hal tersebut diduga karena kandungan asam amino pakan perlakuan lebih rendah dibandingkan otohime (hasil analisis kimia) meskipun kandungan protein sama yaitu 57%. TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 162 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL - Penambahan astxanthin dan cantaxanthin dapat meningkatkan kualitas warna ikan clown A percula dan A ocelaris terutama pada jaringan ekor dan sirip, namun tidak meningkatkan kualitas warna kulit. 7 8 BPPBIH Pembentukan Strain dan Produksi Benih/Induk Betta Giant BPPBIH BPPBIH Pembentukan Ikan Hias Clown Biak Strain Black Percula Generasi Pertama (F0) Hasil Seleksi dengan Modifikasi Filter untuk Pemeliharaan Larva dan Benih BPPBIH - Gen PCcBA-PhGH pada ikan cupang B. imbellis giant F1 berhasil ditransmisikan dari enerasi F0 ke generasi F1 sebesar 58,33%-66,67%. - Ekspresi fenotipe gen PCcBA-PhGH pada ikan cupang B. imbellis giant F1 mampu mningkatkan pertambahan panjang 58,8%64,5% dan bobot 59,24%-62,31% dibandingkan dengan kontrol. - Calon induk yang membawa dan mengeskpresikan gen GH berjumlah 330 ekor. - Ikan cupang alam yang diberi rGH dengan dosis perendaman 1,5mg/L dan oral 3 mg/Lmenghasilkan pertumbuhan bobot sebesar 1,235 gram dibandingkan kontrol sebesar 1,013 gram. Pertambahan panjang 3,34 sedangkan pada ikan kontrol 3,23.Laju pertumbuhan harian sebesar 3,34 sedangkan pada ikan kontrol 3,23. Dihasilkan individu sebanyak 98 ekor ikan cupang rGH dan 103 ekor ikan cupang kontrol. - Ekspresi gen IGF-1 pada ikan cupang belum menghasilkan fragmen DNA. Namun hasil sintesis cDNA organ hati cupang sudah dapat diamplifikasi menggunakan primer beta aktin dan menghasilkan gen target 300bp. - Ekstraksi DNA total ikan clown untuk analisa gen tyrosine - Telah memijah pertama kali dua pasangan induk baru ikan clown di Sistem Resirkulasi Air Laut (SRAL) dengan jumlah telur sekitar 50 butir (Total induk memijah JuniSeptember: 3 pasang) - Kondisi ion SRAL Ca 0.29 mg/L; Mg 2.32 mg/L; Na 9.28 mg/L; K 0.58 mg/L; Cl2 <0.01 mg/L; SO42-3009.28 mg/L, dan Kualitas air SRAL 30 Agustus-September 2016 Suhu: 2627 C; Salinitas 30-39 ppt; pH: 7-8; DO: 7,959,42 mg/L; konduktivitas: 48,27-57,5 µS; intesitas cahaya (IC) atas: 14,9-56,2 lux; IC bawah: 3,1-13,6 lux. - Berkaca pada kasus keragaan warna black clownfish, pembentukan strain black percula ikan clown dapat diarahkan √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 163 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI 9 BPPBIH Metode yang Efisien untuk Interaksi Vtg dan AntiVtg (Uji Interaksi Antigen dan Antibodi Serta Pemilihan Metode untuk Kit Identifikasi Kelamin) 10 BPPBIH Perakitan Prototipe Mikro Filter untuk Meningkatkan Kualitas Air Ikan Hias BPPBIH BPPBIH Budidaya Karang Hias Polip Besar pada Kedalaman yang Berbeda (Plerogyra Sp., Physogyra Sp., dan Nemenzophylia Sp.) di Alam dan Sistem Sirkulasi BPPBIH 11 BPPBIH DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR berdasarkan pola, persentase penutupan, dan jenis warna. Marker diperlukan untuk mempermudah seleksi. Sistem resirkulasi perlu dievaluasi dengan lebih baik untuk meningkatkan kinerjanya. - Hasil ELISA menunjukkan bahwa masingmasing antibody mengenali Vtg spesiesnya. Anti-Vtg arwana Kalimantan mengenali Vtg Gurame padang dan Patin albino, Anti-Vtg arwana Papua mengenali Vtg ikan ringau namun tidak sebaliknya. - Tidak terdapat antiVtg yang bersifat universal yang mengenali semua Vtg spesies lainnya. Metode yang paling efisien untuk reaksi immunoassay dari kelima Vtg tersebut adalah metode ELISA. Untuk desain kit ke depannya lebih diarahkan untuk membuat kit yang spesifik perspesies dan bukan kit universal. a. Permodelan Mikro Filter Untuk Menunjang Kualitas Ikan Hias Sinstesis yang dilakukan sudah menghasilkan bahan nanomagnetite chitosan (Gambar.3) dari serbuk Chitosan (gambar 2.) Hasil analisa SEM menujukkan adanya gugus kecil dalam mikrofilter. Hasil analisa pengunaan absorben sampai saat ini menghasilkan serapan ammonia meningkat 34% menjadi 72.22% sedangkan serapan nitrit mencapai 29.79%. b. Uji Kinerja Filter Karbon Aktive - Hasil arang dari pembakaran untuk proses activasi menjadi karbon active - Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa adsorben magnetite kitosan karbon aktif dapat digunakan untuk mengurangi kadar amonia dan nitrit dalam air akuarium budidaya ikan koki. Persentase adsorpsi maksimal ammonia sebesar 72.22% dan persentase adsorpsi nitrit sebesar 29.79% menggunakan adsorben 1 gram. Penelitian propagasi karang polip besar sudah berhasil dilakukan di pulau Panggang Kepulauan Seribu untuk jenis karang Plerogyra sp dan Physogyra sp. Karang jenis Nemenzophyllia sp tidak berhasil hidup pada ke tiga kedalaman berbeda. Perubahan warna terjadi pada bulan Juni seiring dengan terjadinya peristiwa pemutihan karang secara global di dunia, namun kembali ke kondisi awal pada akhir penelitian. Parameter lingkungan yang TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 164 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI 12 BPPBIH Aplikasi Teknologi Budidaya Ikan Cupang (Betta Sp.) dengan Optimalisasi Pemanfaatan Lahan di Kampung Sukamanah, Desa Cikampek Barat 13 BPPBIH Aplikasi Teknologi Produksi Benih Ikan Hias Botia di Jambi dan Belitung Timur Jambi dan Belitung Timur 14 BPPBIH Aplikasi Teknologi Produk Benih Ikan Rainbow Kab. Bekasi 15 BPPBIH Aplikasi Teknologi Budidaya Tanaman Air Anubias Sp. Dengan Teknik Hidroponik di Kabupaten Bogor Kab. Bogor Kampung Sukamanah, Desa Cikampek Barat Pembentukan Calon Induk di BPPI Sukamandi, Subang, Jawa Barat 1 BPPI Penyediaan Calon Induk Unggul Ikan Air Tawar Distribusi Calon Induk : 1. Ikan Lele Mutiara di Provinsi Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Bali, Bangka-Belitung, Sumater Barat, Sumatera Selatan, Lampung, dan Papua; 2. Ikan Nila Srikandi di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur; 3. Ikan Mas Mustika di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Nusa Tenggara Barat; dan 4. Udang Galah GI Macro II di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah DI Yogyakarta, Bali, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL TERAPAN mempengaruhi warna adalah intensitas cahaya, karang jenis Plerogyra sp dan Physogyra sp lebih menyukai intensitas cahaya yang rendah. - Hasil perlakuan menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan kontrol, dari segi pertumbuhan dan sintasan. - Aplikasi teknologi optimalisasi padat tebar dari 2 ekor/L menjadi 4 ekor/L dan √ ketinggian air 20 cm dapat meningkatkan produksi dan mampu menambah pendapatan pembudidaya hingga 41% dan efisiensi penggunaan lahan budidaya • Aplikasi teknologi kawin suntik (induce breeding) sudah menghasilkan larva botia sebanyak 6.000 larva • Aplikasi teknologi sistem resirkulasi dapat mengadaptasikan ikan dari alam menjadi calon induk sebanyak 72 ekor dan benih dari alam ukuran rata-rata 1 inci sampai ukuran 2-2,5 inchi meningkatkan SR dari 5% menjadi 61,7% dengan ketersediaan benih 3.700 ekor. • Aplikasi teknologi budidaya Rainbow Kurumoi sudah diadopsi oleh pembudidaya ikan hias di Bekasi, pemijahan induk sebanyak 200 ekor meningkatkan pendapatan pembudidaya sebasar Rp. 7.770.694,- per bulan • Aplikasi teknologi hidroponik untuk pengaturan lingkungan media tanam menggunakan pasir malang, dosis pupuk 5 ml/L, intensitas cahaya dibawah 20.000 lux dan pengaturan kelembaban melakukan penyiraman tanaman setiap hari. tanaman anubias dapat tumbuh baik dengan kriteria daun tumbuh 2 helai per pohon per bulan dan jumlah rerata bunga tumbuh 0,9 bunga per pohon Telah didistribusikan Calon Induk Unggul Ikan Air Tawar dengan rincian : 1. Ikan Lele sebanyak 773 paket di Provinsi Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Bali, Bangka-Belitung, Sumater Barat, Sumatera Selatan, Lampung, dan Papua; 2. Ikan Nila sebanyak 10.800 ekor di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur; 3. Ikan Mas sebanyak 4.600 ekor di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Nusa Tenggara Barat; dan 4. Udang Galah sebanyak 29.800 ekor di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah DI Yogyakarta, Bali, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. √ √ √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 165 NO 2 SATKER BPPI JUDUL PENELITIAN Paket Teknologi Ikan Mas Tahan KHV di Kabupaten Cianjur Jawa Barat LOKASI BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa Barat) dan Kabupaten Cianjur (Jawa Barat) 3 BPPI Paket Teknologi Pematangan Budidaya Ikan lele Mutiara di Kabupaten Kediri BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa Barat) dan Kabupaten Kediri (Jawa Timur) 4 BPPI Seleksi Ikan Patin Siam F3 BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa Barat) 5 BPPI Pembentukan Patin Pasupati II BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa Barat) 6 BPPI Pembentukan Ikan Patin Hibrida Triploid BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa Barat) 7 BPPI Pembentukan Populasi F1 Strain Udang Galah Tumbuh Cepat BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa Barat) DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL TERAPAN Telah dilakukan pendampingan kegiatan paket teknologi Ikan Mas Mustika di Kabupaten Cianjur Jawa Barat, menggunakan total induk Ikan Mas Mustika sebanyak 50 pasang ukuran bobot 0.8-3,8 kg. Jumlah benih hasil pendederan 1 ukuran 2-3 cm yang berhasil didapat adalah 430.800 ekor dan pendederan 2 ukuran 4-10 g sebanyak 174.500 ekor. Serah terima induk Ikan Mas Mustika pada petani pembudidaya telah dilaksanakan sebanyak 50 pasang ukuran 1,5-3,8 kg dan diserahkan secara simbolik pada DInas perikanan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Telah dilakukan pendampingan Paket Teknologi Ikan Mas Tahan KHV kepada masyarakat di 7 Kecamatan wilayah Kabupaten Kediri. Kegiatan tersebut menunjukkan hasil yang optimal. Proses pemijahan calon-calon induk ikan lele MUTIARA yang dilakukan di BBI Pare dan sembilan kelompok pembenih mitra selama periode bulan Juli sampai September menghasilkan lebih dari 2.400.000 ekor benih dengan performa pertumbuhan, daya tahan terhadap penyakit, daya adaptasi/toleransi lingkungan, daya tahan stres, efisiensi pakan dan keseragaman ukuran yang relatif lebih tinggi daripada benih-benih yang dihasilkan dari induk-induk sebelumnya, sehingga menghasilkan keuntungan usaha yang optimal. Hasil-hasil tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan minat para pelaku usaha pembenihan ikan lele di wilayah Kediri untuk menggunakan induk ikan lele MUTIARA, sehingga Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kediri meminta BPPI Sukamandi untuk membantu penyediaan calon induk ikan lele MUTIARA dalam rangka pengembangan budidaya ikan lele MUTIARA di wilayah Kediri sebagai daerah sentra penghasil benih ikan lele terbesar di Indonesia. Telah terbentuk Ikan Patin Siam F3 cohort 1 terseleksi. Saat ini calon induk terseleksi telah berumur >19 bulan dan memiliki √ bobot berkisar antara 2.200 – 2.500 g dan sekitar 70% induk betina sudah dalam kondisi matang gonad (TKG IV). Telah terbentuk populasi Ikan Patin Pasupati II dengan rataan panjang standar √ 26,6 cm; panjang total 33,6 cm; dan bobot ikan 310,4 g. Telah terbentuk benih Ikan Patin Hibrida Triploid yang berumur 1 bulan dan telah √ berukuran panjang standar berkisar antara 2,5 - 5,0 cm. Telah terbentuk populasi F1 Udang Galah tumbuh cepat dan matang kelamin yang lambat dengan beberapa keunggulan : Biomas panen lebih unggul (perbedaan relatif 45,23%); Kelangsungan hidup lebih √ unggul (perbedaan relatif 40,19%); Proporsi udang belum bertelur lebih banyak pada populasi seleksi (perbedaan relatif 178,45%); Fekunditas larva induk udang √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 166 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI 8 BPPI Pembentukan Populasi F2 Udang Galah BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa Barat) 9 BPPI Pembentukan Poulasi F4 Ikan Nila Biru Dalam Rangka Perbaikan Pertumbuhan Ikan Nila Srikandi BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa Barat) 10 BPPI Pembentukan Populasi Dasar Sintetis Ikan Nila Merah F0 BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa Barat) 11 BPPI Pembentukan Populasi Dasar (Komposit) Ikan Mas Tumbuh Cepat (2 Produk Biologi) BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa Barat) 12 BPPI Pembentukan Populasi F1 Ikan Lele Tumbuh Cepat dan Tahan Penyakit 13 BPPI Pembentukan Populasi Calon Induk Ikan Lele Transgenik BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa Barat) 14 BPPI Pembentukan Ikan Gurame Hibrida BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa Barat) 15 BPPI 16 BPPI Pembentukan Induk Pembentuk Populasi F0 Ikan Gurame Tumbuh Cepat BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa Barat) Pembentukan Populasi Calon Induk Ikan Mas Transgenik F2 Heterozigot BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa Barat) BPPI Sukamandi, Kabupaten Subang (Jawa Barat) DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR galah populasi terseleksi lebih tinggi (perbedaan relatif 3,07%). Telah terbentuk populasi F2 Udang Galah terseleksi yang memiliki beberapa keunggulan : Kelangsungan hidup rerata benih seleksi pada fase pendederan 25% lebih tinggi dibandingkan kontrol; Level resistensi rerata Udang Galah (8-10 g) seleksi terhadap infeksi Vibrio harveyii 46% lebih tinggi dibandingkan kontrol; Produktivitas Udang Galah seleksi pada fase pembesaran relatif lebih tinggi dibandingkan kontrol. Telah diperoleh populasi Ikan Nila Biru F4 hasil pembesaran di tambak salinitas 15-20 ppt terdiri dari populasi seleksi dan kontrol. Populasi Ikan Nila Biru seleksi mempunyai bobot yang lebih tinggi dibanding populasi kontrol (perbedaan relatif 17,72%). Telah terbentuk calon Induk Ikan Nila Merah hasil dialel crossing dari 5 strain Ikan Nila Merah Unggul. Telah terbentuk populasi sintetik (composite) Ikan Mas. Kisaran panjang standar 96,84 – 185,5 mm; panjang total 118,67 – 227,51 mm; dan bobot rerata benih populasi sintetik 19,00 – 153,92 g. Nilai FCR terendah 0,82 untuk pemeliharaan di kolam tanah dan tertinggi sebesar 1,44 untuk pemeliharaan di bak beton. Nilai Kelangsungan hidup rerata 90% hingga awal masa penebaran. Telah dihasilkan populasi benih Ikan Lele tumbuh cepat dan tahan penyakit, dengan ukuran berkisar 150-550 g. Telah dihasilkan calon induk Ikan Lele hasil persilangan induk Transgenik dan Nontransgenik dengan bobot berkisar 150-580 gram. Telah dihasilkan 7 populasi persilangan Ikan Gurami Hibrida prospektif yang memiliki pertumbuhan cukup tinggi. Benih Ikan Gurami hasil persilangan Strain Majalengka x Kalimantan memiliki nilai SR dan SGR lebih tinggi dibandingkan dengan benih Ikan Gurami hasil persilangan lainnya. Telah diperoleh calon induk pembentuk F0 berumur 8-30 bulan dengan bobot berkisar 600-2.000 gram. Telah dihasilkan 4 populasi Ikan Mas Transgenik F2 hasil pemijahan induk jantan Ikan Mas Transgenik F1 dengan Ikan Mas TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 167 NO SATKER 1 LPPT 3 LPPT 2 4 5 LPPT LPPT LPPT JUDUL PENELITIAN LOKASI DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR Betina Non-transgenik, dengan ukuran panjang total rerata 19 cm, panjang standar rerata 15 cm, dan bobot rerata 75 gram. Struktur dan Karakteristik Perikanan Pukat Cincin (Purse Seine) di Samudera Hindia untuk Menunjang Pengelolaan Perikanan Laut Lepas di Wilayah RFMO Karakteristik Eko-Biologi Sumberdaya Ikan Pelagis di Sekitar Rumpon di WPP-573 (Samudera Hindia Selatan Jawa Hingga Nusa Tenggara) Karakteristik Biopopulasi Madidihang (Thunnus albacares) di WPP 572 dan 573 untuk Menunjang Pengelolaan Perikanan Laut Lepas di Wilayah RFMO Data Enumerasi Perikanan √ Data Saintifik Perikanan √ 1 LPPBRL Kajian Budidaya Rumput Laut (Sargassum sp.) dengan Metode Kantong di Perairan Teluk Tomini 2 LPPBRL Penentuan Jarak Tanam Optimal antar Rumpun Bibit pada Metode Vertikultur Rumput Laut Perairan Desa Baruta Doda Bahari, Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten Buton Tengah, Provinsi Sulawesi Tenggara. 3 LPPBRL Penentuan Pola Musim Tanam Rumput Laut di Perairan Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan Perairan Desa Bodiie, Kecamatan Mandalle, Kabupeten Pangkajene dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan 4 LPPBRL Penentuan Pola Musim Tanam Rumput Laut di Perairan Sidupa Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Provinsi Sulawesi Utara Desa Tuntung Timur, Kecamatan Pinogaluman, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Provinsi Sulawesi Utara 5 LPPBRL 6 LPPBRL Propagasi Vegetatif Bibit Rumput Laut Gracilaria gigas ex vitro 7 LPPBRL Pemeliharaan Indoor Bibit Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Perakitan Strain dan Produksi Bibit Unggul Rumput Laut Kappaphycus alvarezii melalui Rekayasa Genetik Perairan Teluk Tomini, Desa Tabulo Selatatan, Kecamatan Mananggu, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo Desa Tabulo Selatatan, Kecamatan Mananggu, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo Desa Tabulo Selatatan, Kecamatan Mananggu, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo Kelurahan Raya, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan Data Informasi IPTEK Budidaya Rumput Laut berupa Kajian Budidaya Rumput Laut (Sargassum sp.) dengan Metode Kantong di Perairan Teluk Tomini Data dan informasi jarak tanam optimal antara rumpun bibit pada metode vertikultur rumput laut untuk peningkatan produksi rumput laut. Data Informasi IPTEK Budidaya Rumput Laut berupa Kalender Musim Tanam Rumput Laut di Perairan Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan Data Informasi IPTEK Budidaya Rumput Laut berupa Kalender Musim Tanam Rumput Laut di Perairan Kabupaten Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Provinsi Sulawesi Utara TERAPAN √ √ √ √ √ √ √ Bibit Rumput Laut Gracilaria gigas Hasil Kultur Jaringan √ Bibit Unggul Rumput Laut √ Bibit Rumput Laut Kappaphycus alvarezii KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 168 NO SATKER 8 LPPBRL 9 LPPBRL 1 2 JUDUL PENELITIAN Pengembangan Teknologi Peremajaan Bibit Rumput Laut Gracilaria verrucosa dengan Metode Stek Pengembangan Teknologi Kebun Bibit Unggul Rumput Laut Gracilaria verrucosa di Tambak LOKASI Desa Galis, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur Desa Temmalebba, Kecamatan Bara, Kotamadya Polopo, Provinsi Sulawesi Selatan P3SDLP Analisis Karakteristik Dimensi Ekologi Untuk Menunjang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar di Nunukan Perairan Nunukan P3SDLP Perencanaan dan Daya Dukung Wilayah Pesisir Berbasis Budidaya Laut di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat Sekotong, Lombok DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR TERAPAN Paket Teknologi IPTEK Budidaya Rumput Laut berupa Teknologi Peremajaan Bibit Rumput Laut Gracilaria verrucossa dengan Metode Stek Komponen Inovasi Perikanan berupa Penyediaan Kebun Bibit Unggul Gracilaria verrucosa di Tambak Rekomendasi Perairan Nunukan sangat sesuai untuk area budidaya rumput laut khususnya untuk jenis Eucheuma sp., karena Distribusi nitrat dan logam berat masih dalam batas yang bisa di-toleransi oleh lingkungan; Kecepatan arus 20 – 40 meter/menit, bahkan sampai berkisar 50 cm/dt; Pada waktu surut yang masih digenangi air sedalam 30 – 60 cm; pH antara 7,3 – 8,2; Suhu air laut berkisar antara 27 – 300C; Salinitas antara 30 – 37 permil, denga salinitas optimum 33 permil; Sebaran indeks vegetasi pada tahun 2016 menunjukkan data kepadatan vegetasi mangrove yang sangat rendah. Hasil dari analisis dari daya dukung lingkungan di lokasi penelitian Sekotong, Lombok masih memiliki kondisi perairan yang baik untuk dikembangkan menjadi daerah budidaya; Aktivitas budidaya laut belum melampaui kapasitasnya namun pemanfaatan sumber daya yang ada belum optimal, sehingga perlu adanya pengembangan aktivitas budidaya laut dengan tetap memperhatikan batasannya; Diperlukan adanya kebijakan ataupun guideline terkait pengembangan aktivitas budidaya laut. terutama terkait batasanbatasan sejauh mana pengembangan budidaya laut dapat dilakukan oleh perusahaan maupun kelompok masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar pengembangan budidaya laut tetap dapat terlaksana, namun dapat diawasi dan dikontrol agar tidak melebihi kapasitas yang ada; Rencana pembangunan pelabuhan baru perlu perencanaan yang lebih lanjut begitu pula dengan pengembangan aktifitas pariwisata mengingat pengaruhnya nanti yang akan mengurangi daya dukung di daerah tersebut. Pembangunan diusahakan dapat dilakukan dengan tetap mempertimbangkan keberlanjutan. KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 169 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI 3 P3SDLP Penyusunan Model Optimalisasi Tata Kelola Kawasan Tambak Garam Rakyat Tambak garam di pantai utara Jawa 4 P3SDLP Kajian Daya Dukung Sumberdaya Laut dan Pesisir untuk Perencanaan Kawasan Budidaya Laut di Perairan Teluk Saleh (PP30-PT) Perairan Teluk Saleh, Kab. Dompu DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR Pemilik tambak dapat menerima dan mudah memahami konsep penerapan desain layout tambak meskipun terdapat beberapa informasi yang menurut mereka baru diketahui maupun beberapa aspek yang sudah lama dikenal/diketahui namun tidak dipahami maksud atau alasannya; Proses produksi garam menggunakan model yang telah dikaji optimasinya tersebut dapat menghasilkan lebih dari 120 ton per hektar per musim (3,5-4 bulan) dengan kualitas K1. Sehingga pendapatan per musim dari 1 hektar tambak tidak kurang dari 72 juta jika harga perkilo Rp 600,-. Model ini dapat menghindarkan petambak mem-fungsikan kolam kristalisasi sebagai condenser sehingga kualitas garam meningkat karena ikutan pengotor (impurities) gypsum jauh berkurang. Penerapan model ini akan diperkuat dengan menghitung masukan (intake) debit ideal air tua yang dikombinasi dengan laju evaporasi air di setiap tahapan proses, sehingga diharapkan dapat ditentukan pola pengaturan debit air tua yang akan membuat sistem bekerja dengan sendirinya. Hasil analisis spasial terhadap kesesuaian kawasan untuk budidaya laut di Perairan Kab. Dompu berhasil ditentukan kawasan yang sesuai untuk budidaya rumput laut dengan luas sekitar 72.515 Ha atau 99,49 % dan kawasan yang sesuai untuk KJA dengan luas sekitar 72.831 Ha atau 99,93% dari luas total wilayah kawasan pengembangan; Hasil pengukuran kualitas air yang dilakukan di lokasi penelitian, menunjukan terdapat beberapa parameter yang masih melebihi baku mutu untuk budidaya laut seperti nilai fosfat dan nitrat. Kondisi tersebut diduga akibat dari aktivitas perekonomian oleh masyarakat sekitar yang menghasilkan limbah ke perairan, yang dibuktikan dengan nilai parameter tersebut diatas baku mutu di stasiun penelitian yang berlokasi dekat dengan muara sungai; Kondisi ekosistem pesisir meliputi mangrove, lamun dan terumbu karang berada pada kondisi cukup baik dengan indeks keseragaman mangrove bernilai 0.68 berarti keseragaman sedang dan ditemukan dua spesies mangrove yaitu rhizophora stylosa dan rhizophora apiculata. Indeks keseragaman lamun bernilai 0.82 yang TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 170 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI 5 P3SDLP Analisis Potensi Ekosistem Pesisir Teluk Bone Pesisir Teluk bone 6 P3SDLP Kajian Potensi Pencemaran Laut di Perairan Pulau Bintan Bintan DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL berarti keseragaman tinggi dan ekosistem berada dalam kondisi stabil serta ditemukan tiga spesies lamun yaitu enhalus acroides, cymodocea rotundata, dan halodule ovalis. Indeks keseragaman terumbu karang sebesar 3.44 yang berarti keseragaman tinggi dan kondisi ekosistem yang stabil serta ditemukan enam lifeform yaitu coral massive, coral submassiv, coral folios, acropora branching, coral encrusting, dan coral mushroom di lokasi penelitian; Hasil pendugaan daya dukung budidaya KJA dapat diketahui bahwa daya dukung perairan untuk KJA dengan komoditas ikan kerapu adalah sebesar 9,9 – 16,68 ton ikan. Apabila 1 keramba diisi dengan 200 ekor ikan maka keramba yang dapat dibangun sebanyak 50 – 84 buah keramba; Hasil pendugaan daya dukung budidaya Rumput Laut untuk nilai produksi pada unsur N relative tinggi 0.7 ton/th, dengan masa panen selama 7 kali, dengan penggunaan unit long line sebanyak 3 unit, melalui luas ruang perairan 0.4 ha;Hasil kesimpulan ini sebagai rekomendasi tahap awal dan acuan dalam pertimbangan pengambilan kebijakan pengelolaan kelautan dan perikanan di Kabupaten Dompu dan perlu untuk dilakukan penelitian lanjutan. Laju Perubahan Luas tutupan mangrove pada zona selatan pada periode tahun 1989 ke 2016, cukup signifikan yaitu mencapai 3.62 Ha/thn; Dari kondisi fisik, kerusakan terumbu karang terjadi akibat tindakan DF (bom dan bius ) dan sedimentasi; Laju perubahan penutupan karang berkisar 2.91 Ha/Tahun; Melakukan manajemen limbah dengan menekan masukan limbah √ antropogenik ke perairan sebesar 10%. Daya dukung perairan dapat dijadikan acuan dalam pengambilan kebijakan pngembangan budidaya rumput laut; Untuk mengetahui fluktuasi optimum biocapacity dengan skenario pengelolaan menekan limbah 10% akan menghasilkan biocapacity perairan yang paling tinggi; Melakukan koordinasi dan diskusi dengan Sampel Tar Minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1 diindikasikan adalah berasal dari crude oil. Sampel Tar Minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1 menunjukkan kesamaan karakteristik dan genetik asal batuan sumber. Kromatogram GC memberikan indikasi bahwa material organik pembentuk minyak diendapkan di lingkungan anoksik – suboksik. Biomarker sterana m/z 217 dari GCMS menunjukkan bahwa kontribusi bahan organik yang Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 171 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI 7 P3SDLP Optimalisasi Kajian Teknologi Spray Dryer untuk Pengeringan Magnesium Hidroksida Pamekasan 8 P3SDLP Kajian Potensi Sumber Daya Arkeologi Maritim di Perairan Pulau Laut, Natuna (PP30-PT) Pulau laut, Natuna 9 P3SDLP Penyusunan Basisdata Laut dan Pesisir di Tanimbar (PP30-PD) Tanimbar KETERANGAN PENGEMBANGAN DASAR TERAPAN EKSPERIMENTAL terkandung pada minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1 berasal dari ganggang (algae) yang diendapkan pada lingkungan lakustrin dengan kondisi anoksik. Distribusi Biomarker triterpana m/z 191 dari GCMS menunjukkan tidak adanya kontribusi tumbuhan darat dan dengan adanya kelimpahan Gamacerana mengindikasikan bahwa senyawa asal pembentuk minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1 diendapkan di lingkungan lakustrin. Paramater kematangan termal dari fraksi saturat menunjukkan bahwa minyak Mapur-3, Mapur-4 dan Sebong-1 mempunyai tingkat kematangan yang cukup tinggi. Jika pemerintah Indonesia memang berkomitmen dalam mewujudkan tujuan penelitian ini, dimana Indonesia sanggup memproduksi garam magnesium sendiri dalam memenuhi kebutuhan farmasi dalam negeri. Niscaya perekonomian Indonesia akan meningkat terutama masyarakat pesisir pantai khususnya para kelompok petani tambak garam. Hal ini dikarenakan memiliki 2 produk yang dapat dijual, yang pertama adalah garam konsumsi (NaCl) yang diperoleh melalui proses pengeringan √ tradisional dan yang kedua adalah garam magnesium [Mg(OH)2] dengan mengolah air limbah pembuatan garam menggunakan teknologi modern; Melalui spray dryer proses pengeringan garam magnesium akan lebih cepat dan hasil produksi lebih banyak. Memang teknologi spray dryer membutuhkan biaya yang begitu besar, akan tetapi harga jual garam magnesium yang begitu besar jika dibandingkan dengan harga garam konsumsi. Terdapat 3 lokasi di Kawasan Perairan Pulau Laut, Natuna yang merupakan wilayah terdepan NKRI berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan pemanfaatan sumberdaya arkeologi maritim berkelanjutan yang dipadu dengan keindahan ekosistem bawah lautnya dalam kerangka konsep Taman Bawah Laut EkoArkeologi (Marine Eco-Archaeological Park). Lokasi tersebut adalah Kawasan Perairan √ Karang Panjang ( 20 ), Karang Kie (16) dan Kawasan Perairan Pulau Sekatung (15), sementara itu satu lokasi yaitu lokasi kapal kayu masih belum dapat di analisis dikarenakan tidak cukupnya data pendukung Konsep ini diusulkan dapat berjalan selaras dengan rencana pengembangan wilayah Natuna oleh KKP dan Presiden RI. Hasil dari kegiatan ini adalah dataset (70 peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang) √ yang siap digunakan oleh para pengguna DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 172 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI 10 P3SDLP Penyusunan Basisdata Laut dan Pesisir di Biak (PP30-PD) Biak 11 P3SDLP Penyusunan Basisdata Laut dan Pesisir di Pulau Rote (PP30-PD) Rote 12 P3SDLP Kajian Interaksi Laut Atmosfer Terhadap Karakteristik Hidrodinamika Perairan Selatan Jawa Untuk Sistem Informasi di Sentra Nelayan (PP30-PT) 13 P3SDLP Kajian Dampak Pegembangan NCICD pada Desain Hijau Tanggul Laut Jakarta Teluk jakarta DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR terkait dengan data dasar (baseline) oseanografi serta ekosistem laut dan pesisir. Parameter dari dataset pembuatan peta dan grafik adalah suhu, salinitas, arus laut, oksigen terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat, silikat, batimetri, kerentanan pesisir, indeks kondisi terumbu karang, dan keanekaragaman hayati. Hasil dari kegiatan ini adalah dataset (70 peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang) yang siap digunakan oleh para pengguna terkait dengan data dasar (baseline) oseanografi serta ekosistem laut dan pesisir. Parameter dari dataset pembuatan peta dan grafik adalah suhu, salinitas, arus laut, oksigen terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat, silikat, batimetri, kerentanan pesisir, indeks kondisi terumbu karang, dan keanekaragaman hayati. Hasil dari kegiatan ini adalah dataset (70 peta, 8 grafik validasi dan 8 grafik batang) yang siap digunakan oleh para pengguna terkait dengan data dasar (baseline) oseanografi serta ekosistem laut dan pesisir. Parameter dari dataset pembuatan peta dan grafik adalah suhu, salinitas, arus laut, oksigen terlarut, diatom, pH, fosfat, nitrat, silikat, batimetri, kerentanan pesisir, indeks kondisi terumbu karang, dan keanekaragaman hayati. Suhu permukaan laut di perairan selatan jawa pada kurun waktu Agustus – Oktober 2016 cenderung mengalami kenaikan; Suhu permukaan laut tidak berbeda jauh dengan suhu udara bulanan yang tercatat pada kurun waktu yang sama; Kecepatan pergerakan arus pada kurun waktu Agustus – Oktober mengalami penurunan dengan arah arus dari Tenggara menuju Barat Laut. Keberadaan hutan mangrove (topografi/batimetri dan tegakan pohon) mereduksi secara signifikan energi gelombang datang (lebih dari 50%) mengurangi ongkos konstruksi tanggul beton di belakangnya; Keberadaan pulau reklamasi akan mengubah karakteristik perairan hutan mangrove Angke; Kondisi lingkungan perairan di sekitar hutan mangrove harus diperbaiki untuk menjamin keberlangsungan konsep “tanggul TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 173 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI 14 P3SDLP Kajian Karbon Biru Ekosistem Pesisir Pada Kawasan Konservasi dan Rehabilitasi Kab. Berau, Karimunjawa, pati, Indramayu 15 P3SDLP Riset Geodinamika dan Lingkungan Perairan Pesisir dan Laut Karimunjawa DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR hijau” Rekomendasi Pokja Reklamasi Teluk Jakarta; Kerjasama penelitian terjalin Judul: Investigasi pengurangan dampak kerusakan pantai dengan hutan bakau melalui pemodelan numerik, Mitra: Telkom University Bandung (hingga 2018). Lokasi Penelitian Kab.Berau, Karimunjawa, Pati dan Indramayu Terdapat perbedaan simpanan karbon pada kawasan konservasi dan rehabilitasi. Simpanan terbanyak terdapat pada sedimen kemudian biomass atas dan terkahir biomass bawah. Kualitas perairan secara umum masih baik untuk menunjang kehidupan vegetasi pesisir, namun demikian di beberapa lokasi perlu mendapat perhatian lebih. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam mekanisme pembangunan bersih (Clean Development Mechanism) untuk mengantisipasi perubahan iklim global; sebagai bahan untuk penyusunan kebijakan pengelolaan wilayah pesisir dan perubahan iklim serta penyelenggaraan konservasi di wilayah pesisir. Kualitas Perairan Karimunjawa masih dalam kondisi yang baik. Pengelolaan sampah di karimunjawa masih belum terpadu, sehingga dikhawatirkan sampah akan mencemari lingkungan dengan cepat.Air tanah sudah mengalami penurunan kualitas, sehingga tidak dapat langsung digunakan sebagai air minum. - Rawa-rawa diduga sebagai penyebab intrusi air laut menjadi semakin parah. - Diperlukan percepatan pembangunan embung dan tempat pembuangan akhir sampah untuk menjaga kualitas lingkungan terutama air tanah. - Diperlukan pembuatan sumur resapan dan septic tank di setiap rumah untuk menjaga kualitas air tanah. - Pada tahun 2016 telah dilakukan pemantauan kinerja dan pengolahan data sensor pengukur kualitas air yang terpasang di 5 pelabuhan perikanan, yaitu Bitung, Kendari, Pare-pare, Lamongan dan Bintan. Hasil pemantauan menunjukkan sensor di Kendari mengalami kendala teknis, yaitu surut yang terlalu rendah, sehingga harus TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 174 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI 16 P3SDLP Studi Pembaharuan Titik Situs Kapal Karam Bersejarah di Kawasan Perairan Bangka-Belitung Bangka Belitung 17 P3SDLP Kajian Hidrodinamika Perairan Indonesia dan Dampaknya Terhadap Ekosistem Laut Selat Makasar dan Lombok DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR dilakukan pemindahan lokasi yang sesuai syarat teknis. Sensor di Bintan mengalami kendala pencemaran lokal dikarenakan adanya perubahan peruntukan lahan di dekat sensor terpasang sehingga juga dilakukan pemindahan lokasi. Pemindahan lokasi sensor kualitas air yang terpasang di lokasi Kendari dan Bintan telah dilakukan dengan tetap berfokus pada tujuan awal, yaitu pemantauan kesehatan perairan; - Hasil pengolahan data yang telah terekam sejak Desember 2015 menunjukkan variasi yang cukup dinamis pada skala harian, mingguan maupun bulanan. Pada skala bulanan secara umum untuk semua lokasi menunjukkan parameter pH dan suhu yang naik, dan elevasi permukaan air, oksigen terlarut dan salinitas yang turun. Namun demikian penilaian akhir apakah hal ini disebabkan karena suatu fenomena lingkungan/ iklim ataukah adanya sebab teknis dari sensor terpasang masih perlu pendalaman lebih lanjut. 65 titik terindikasi keberadaan situs kapal karam bersejarah 7 titik telah diverifikasi dengan penyelaman; 3 sampel artefak pada Situs Berlian –Beltim diidentifikasi dari masa Dinasti Sung ( 960 – 1279 M - Ming ( 1368 – 1424 M); Situs kapal karam di Perairan Bangka Belitung sebagian besar terkubur pada kedalaman 25 – 40 m; Situs-situs berasal dari masa Sriwijaya awal yang semasa dengan masa Dinasti Tang (Cina Kuno awal abad 7) hingga masa Kolonial dan Perang Dunia II; Pelestarian in situ merupakan pilihan utama untuk melestarikan nilai sejarah dan budaya maritim yang tersimpan pada situs, namun ekskavasi merupakan pilihan terakhir jika situs terancam oleh faktor alam dan perusakan dari kegiatan illegal ekskavasi dan treasure hunter. Selama ekspedisi oseanografi, beberapa fenomena penting di sepanjang Selat Makassar hingga ke Lombok dapat terlihat dengan jelas dari hasil CTD-casting, antara lain kedalaman dimana salinitas dan konsentrasi klorofil-a maksimum, transformasi karakteristik massa air pascamelewati Labani Channel, dan karakteristik massa air NPSW dan NPIW di Selat Makassar. TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 175 NO 18 SATKER P3SDLP JUDUL PENELITIAN Analisis Sumberdaya Kelautan dan Perikanan di WPP 712, 715 (PP30PT) LOKASI WPP 712, 715 DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR Data temperatur dan salinitas terhadap kedalaman dan waktu di sub-surface mooring M1 di ujung utara Selat Makassar dan L1 di Selat Lombok dapat menunjukkan dengan jelas keberadaan gelombang internal dan upwelling/downwelling di Selat Makassar dan Lombok. Hasil pengumpulan dan pengolahan data yang dikombinasikan dengan pemodelan numerik oseanografi dirasa sudah mencukupi untuk dapat membuat analisis terkait kondisi hidrodinamika di Selat Makassar dan dampaknya pada ekosistem laut. Recovery subsurface mooring di Labani Channel harus diagendakan di 2017 untuk melengkapi data hidro-oseanografi di Selat Makassar. Telah disusun Laporan Ekspedisi Oseanografi Indonesia Bagian Timur Leg keAdanya data informasi mengenai pergerakan/migrasi/musim ikan di wilayah perarian Indonesia, sehingga kapal pengawas hanya mengawasi daerah tersebut. 2. Saat ini KKP hanya mempunya radar INDESO untuk mendeteksi obyek di laut, sedangkan untuk mengetahui dan memantau kapal ikan asing yang masuk ke Indonesia, maka dibutuhan radar pantai yang mempunyai jangkauan di atas 200 NM (Over the Horizon coastal radar) untuk meningkatkan kemampuan pemberantasan illegal fishing di Indonesia. 3. Untuk meningkatkan pengawasan dari Illegal fishing menuju unreported and unregulated fishing, maka memerlukan adanya data dan informasi yang lengkap dari logbook/borang di kapal penangkap ikan yang telah terpasang transmitter VMS. Hal ini diperlukan untuk pengawasan dari hasil penangkapan apakah sesuai dengan lokasi penangkapan. 4. Pencatatan hasil penangkapan ikan mulai dari kualitas timbangan dan digital record harus segera dibangunn di tiap-tiap Pelabuhan, terutama Pelabuhan khusus ekspor perikanan sehingga dapat mningkatkan pajak pendapatan di bidang perikanan. 5. Penguatan sistem operasional baik di PSDKP-DJPT-BalitbangKP harus tetap TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 176 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI 19 P3SDLP Kajian Perubahan Monsun di Perairan Indonesia (MOMSEI) (PP30PT) 20 P3SDLP Kajian Karakteristik Sumber Daya Dasar Laut Dalam di Perairan Barat Sumatera (WPP NRI 572) 21 P3SDLP Paket Teknologi Pemurni Garam Sebagai Model Industri Garam Rakyat 22 P3SDLP Kajian Teknologi Untuk Optimalisasi Produksi Magnesium Hidroksida dari Limbah Cair Industri Garam (bittern) Selat Sunda, laut Jawa Surabaya DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR dilakukan melalui operasi bersama baik secara real-time maupun near-real time. Besaran arus di selat Karimata dipengaruhi oleh Laut Tiongkok Selatan yang dipengaruhi oleh angin monsun Kontribusi selat Sunda ke laut Jawa Besaran arus di samudera Hindia selatan Jawa mengikuti perioda musim (intraseasonal), yang puncaknya terjadi dua kali pada bulan Feb-Mar dan Juli-Agustus Direvisi menjadi kegiatan kajian berbasis pengolahan data dan analisis sampel hasil BENTHIC Cruise 2014 yang belum semua berhasil diselesaikan; Luarannya adalah analisis terhadap contoh inti sedimen dasar laut dalam dan air laut Perairan Barat Sumatera terkait fenomena perubahan iklim (paleoklimat); data dan informasi untuk karakteristik sumberdaya dasar laut dalam sebagai basis data Peta WPP NRI 572; Sampel inti sedimen dapat menjadi proxy bagi pengungkapan fenomena iklim kelautan dan perubahan lingkungan global menuju pendekatan paleklimat. Namun, dukungan kontinuitas kegiatan dari berbagai instansi yang terlibat di dalamnya (P3SDLP-KKP, P3GL-KESDM, dan P2G-LIPI) sangat diharapkan, mengingat masih banyak sampel inti sedimen yang belum dianalisis lebih lanjut. Telah terinstalnya mesin pembuat garam grosok kerjasama dengan Universitas Hang Tuah Surabaya; Mengaplikasikan teknologi adaptif lokasi teknologi pemurnian garam secara mekanis. 1. Menaikkan kualitas dari KW 3 menjadi KW 1 2. Menaikkan Nilai Jual garam konsumsi dari 500 rupiah sampai dengan 2500 rupiah 3. Menambah Pendapatan Petambak Garam dengan produk MGOH atau garam magnesium yang memiliki nilai jual 20000/kg yang memanfaatkan limbah garam /Bittern/Air Tua 4. Mengurangi Biaya Produksi Pengolahan Garam Konsumsi dengan beralihnya sumber energi solar menjadi listrik Produk yang dikeringkan adalah magnesium hidroksida murni [Mg(OH)2] tanpa ada kandungan NaCl. Karena magnesium hidroksida [Mg(OH)2] memiliki banyak TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 177 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI 23 P3SDLP Rekayasa Kamera Pemantau Perairan Berbasis Aplikasi Android Pulau Pramuka 24 P3SDLP Rekayasa Teknologi restorasi untuk wilaya laut dan pesisir Tabanan 1 BPOL Laut Banda dan Teluk Tolo - WPP NRI 714 2 BPOL Validasi Daerah Potensial Penangkapan Ikan 3 BPOL Operasional Oseanografi untuk Prediksi Dinamika Laut Validasi Aplikasi INDESO 4 BPOL INDESO Joint Expedition Program 5 BPOL Kajian Dinamika Laut untuk Laut Banda - WPP NRI 714 Laut Natuna - WPP NRI 711; Laut Sulawesi - 716; Laut Arafuru - WPP NRI 718 WPP NRI 714; WPP NRI 715; WPP NRI 716 Pulau Lirang Kab. Maluku Barat Daya DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR kegunaan dan manfaat terutama bagi kesehatan. Tingkat kemurnian Mg(OH)2 yang dihasilkan antara 85 sampai 100%; Alur proses produksi padatan magnesium telah terkonfirmasi (Proses kristalisasi, Proses filtrasi dan Proses pengeringan). Dapat memantau korelasi jenis ikan dan jenis terumbu karang dan memantau efektifitas Kawasan Konservasi Perairan terhadap Terumbu Karang. Desain dan rancang bangun selesai: o Uji Teknologi di Pulau Pramuka 2016. o Daya listrik menggunakan solar-cell. o 24 jam/1minggu waktu operasional. Aplikasi echo-hibrid untuk daerah Tabanan cukup berhasil, dengan tingkat kerusakan sekitar 10% akibat terkena gelombang badai, dan untuk daerah Wonokerto implementasi teknologi eco hibrid berhasil dengan tingkat pertumbuhan akar sesuai prediksi yaitu dalam waktu 3 bulan, pertambahan panjang akar sekitar 1 meter. Kuat geser tanah meningkat karena adanya akar vetiver, sehingga teknologi eco hybrid dapat menahan erosi karena mampu meningkatkan ikatan tanah pantai. Terjadi peningkatan besaran sudut geser tanah antara tanah sebelum ada eco hibrid (vetiver) dan setelah adanya eco hibrid (vetiver). Data dan informasi mengenai keakuratan data PPDPI dengan menggunakan metode experimental fishing di WPP NRI 714 Data dan informasi hasil analisis prediksi variabel fisik, kimia dan dinamika populasi di laut Data dan informasi tingkat validasi citra SAR untuk deteksi kapal dan pola sebaran tumpahan minyak; tingkat korelasi secara otomatisasi data echo SAR dengan data transmitter VMS dan AIS dalam identifikasi kapal legal dan illegal; analisis penelusuran polluter tumpahan minyak yang terdeteksi melalui citra SAR dan data transmitter AIS. Data dan informasi kondisi fisik, biokimia dan distribusi potensi perikanan hasil prediksi dalam bentuk operasional oseanografi yang telah terverifikasi; data dan informasi citra radar terhadap deteksi benda laut (kapal, rumpon dan off shore) Data dan informasi kondisi oseanografi TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ √ √ √ √ √ Merupakan riset aplikatif Merupakan riset aplikatif Merupakan riset aplikatif Merupakan riset aplikatif Merupakan riset Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 178 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI Mendukung Pemetaan Potensi Sumberdaya Kelautan 6 BPOL Analisis Sebaran Kapal Ikan di Zona Penangkapan Ikan WPP NRI 711 Kab. Dumai, Riau; Taman Nasional Bunakem, Sulawesi Utara; Taman Nasional Taka Bonerate, Sulawesi Selatan; Nusa Lembongan, Kab. Klungkung, Bali 7 BPOL Adaptasi Ekosistem Pesisir Terhadap Perubahan Lingkungan 8 BPOL Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan di Wilayah Pesisir Perairan Taman Nasional Wakatobi (WPP NRI 715) dan Selat Madura (WPP NRI 712) 1 LPSDKP Kajian Fenomena Bono dan Pemanfaatan Pasir Bono Terhadap Potensi Abrasi di Kampar, Riau sungai Kampar Riau 2 LPSDKP Kajian Kerentanan Pesisir di Pantai Timur Pangandaran Kabupaten Pangandaran Jawa Barat 3 LPSDKP Analisis Karakteristik HidroOseanografi dan Dinamika Pesisir di Kecamatan Sayung, Demak Kecamatan Sayung Demak 4 LPSDKP Kajian Dinamika Pesisir di Pantai Utara Jawa untuk Mitigasi Bencana Abrasi di Kec.Brebes Kecamatan brebes jawa tengah DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR perairan dan eskosistem pesisir, serta pemetaan sumber daya kelautan di Pulau Lirang Kab. Maluku Barat Daya Data dan informasi mengenai sebaran daerah potensi penangkapan ikan di WPP NRI-711 dengan pendekatan teknologi penginderaan jauh menggunkaan data tahun 2012-2014; Validasi daerah potensi penangkapan ikan dengan menggunakan informasi sebaran kapal yang dihasilkan oleh deteksi satelit radar dan validasi ukuran kapal dengan menggunakan alat GPS tracker; Deteksi kapal ilegal dengan menggunakan informasi dari VMS ataupun AIS serta penghitungan kerugian ekomoni akibat dari adanya kapal ilegal Data dan informasi kemampuan mangrove dalam beradaptasi terhadap kenaikan muka laut di Kabupaten Dumai,Riau; Data dan informasi terkait dengan pengaruh logam berat terhadap pertumbuhan karang di Taman Nasional Bunaken dan Taman Nasional Taka Bonerate Data dan informasi suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a Data dan informasi Fenomena Bono dan Pemanfaatan Pasir Bono Terhadap Potensi Abrasi di Kampar, Riau, yang meliputi Perubahan morfologi dasar perairan sungai kampar, wilayah yang terabrasi dan terakresi, Alur Sungai Kampar terus mengalami perubahan, Laporan akhir penelitian dan KTI Data dan informasi Kerentanan Pesisir di Pantai Timur Pangandaran yang meliputi data kerentanan pantai timur pangandaran, data sumberdaya air tawar, laporan akhir penelitian dan KTI Data dan informasi Karakteristik HidroOseanografi dan Dinamika Pesisir di Kecamatan Sayung, Demak yang meliputi pemetaan kerentanan daerah pesisir Kec.Sayung, Demak, Data dan informasi sebagai bahan mitigasi pesisir Kec.Sayung, Demak, laporan akhir penelitian dan KTI Data dan informasi Dinamika Pesisir di Pantai Utara Jawa untuk Mitigasi Bencana Abrasi di Kec.Brebes yang meliputi Data dan informasi wilayah pantai yang mengalami abrasi dan akresi, Data dan informasi TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL aplikatif Merupakan riset aplikatif √ √ √ Merupakan riset aplikatif Merupakan riset aplikatif √ √ √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 179 NO SATKER JUDUL PENELITIAN LOKASI 5 LPSDKP Identifikasi Potensi Sumber Daya Pesisir dan Kerentanannya di Pulau Pagai Utara Sumatra Barat pagai utara 6 LPSDKP Kajian Keluaran Air Tanah Lepas Pantai dan Pengaruhnya Terhadap Kondisi Ekosistem Pesisir di Lombok Utara dan Sekitarnya Pantai Krakas, Kecamatan Gangga, Kab. Lombok Utara 7 LPSDKP Kajian Sumber Daya Ekologi Maritim Sebagai Potensi Kawasan Konservasi Maritim Perairan Ambon Teluk Ambon 8 LPSDKP Kajian Dampak Reklamasi Teluk Benoa Terhadap Ekosistem Laut dan Pesisir Benoa provinsi Bali 1 LPTK UJI OPERASIONAL DAN KINERJA KONVERTER KIT SISTEM HYBRID DAN ALAT PEMANTAUAN BUDIDAYA LAUT Wakatobi 2 3 LPTK LPTK PEREKAYASAAN FILTER BLASTER PENDINGIN MESIN KAPAL NELAYAN DI DAERAH KONSERVASI Wakatobi RANCANG BANGUN METODE RESTORASI BAMBU LAUT DI PULAU – PULAU KECIL Wakatobi DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR parameter hidro-oseanografi, Data dan informasi kesesuaian kawasan untuk pengembangan sabuk hijau dalam upaya mitigasi bencana abrasi di pesisir kecamatan Brebes, laporan akhir penelitian dan KTI Data dan informasi otensi Sumber Daya Pesisir dan Kerentanannya di Pulau Pagai Utara Sumatra Barat yakni data mengenai potensi Sumberdaya, data mengenai kerentanan pesisir, laporan akhir kegiatan dan KTI Data dan informasi Keluaran Air Tanah Lepas Pantai dan Pengaruhnya Terhadap Kondisi Ekosistem Pesisir di Lombok Utara dan Sekitarnya yang meliputi, Karakteristik fisik KALP, Fluks Komponen Darat ke Laut yang berasal dari KALP, Kondisi Ekosistem Pesisir, laporan akhir penelitian dan KTI Data dan informasi Sumber Daya Ekologi Maritim Sebagai Potensi Kawasan Konservasi Maritim Perairan Ambon mengenai sumberdaya arkeologi maritim situs kapal kargo SS Duke of Sparta sebagai potensi kawasan konservasi maritim (KKM) di Perairan Ambon, laporan akhir penelitia dan KTI Data dan informasi Dampak Reklamasi Teluk Benoa Terhadap Ekosistem Laut dan Pesisir yang meliputi Data potensi sumber daya (ekosistem) laut dan pesisir, serta karakteristik fisik di sekitar Teluk Benoa, Data dan informasi bahan mitigasi, laporan akhir penelitian dan KTI Memperbaiki dan menyempurnakan Konverter Kit Sistem Hibrid berbahan bakar Solar-Gas (KONSISH) dan Alat Pemantau Budidaya Laut (APEMBULAT) Membuat prototipe FILTER BLASTER PENDINGIN MESIN KAPAL NELAYAN sesuai dengan sistem kerja mesin diesel bakar, sehingga dapat diaplikasikan pada kapal nelayan yang bermesin diesel Menghasilkan teknologi yang digunakan untuk media tanam model terbaru yang teruji kekuatan bahan dan kestabilan struktur yang mampu mempercepat perbaikan ekosistem akibat pemanfaatan yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan, dan pemanfaatan alam yang tidak sustainable TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ √ √ √ √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 180 NO 4 5 6 SATKER LPTK LPTK LPTK JUDUL PENELITIAN PEREKAYASAN SISTEM AQUARIAL KONSERVASI KARANG (MARC) LOKASI Wakatobi Operasional Sistem Radar dan AIS Data dan Informasi Hasil Pemantauan MPA 1 P3DSPBKP Karakterisasi sifat fungsional ikan di perairan umum Kabupaten Merauke Papua (Kab. Merauke), Jawa Barat (Kabupaten Bogor), Jawa Tengah (Semarang), D.I Yogyakarta (Yogyakarta) 2 P3DSPBKP Karakterisasi Bakteriological Grade Agar dari Beberapa Jenis Rumput Laut Merah di Indonesia Yogyakarta (DIY), Garut (Jawa Barat), Palopo (Sulawesi Selatan), Karawang dan Bogor (Jawa Barat), Brebes (Jawa Tengah) 3 P3DSPBKP Eksploitasi Potensi Genetika Mikrobioma Biota Laut sebagai Penghasil Bahan Aktif Buton, Sulawesi Tenggara, dan Kepulauan Seribu, 4 P3DSPBKP Isolasi Pigmen Fikoeritrin dari Mikroalga Rhodomonas sp Bogor dan Bandung (Jawa Barat), Padang Cermin (Lampung), Kota Yogyakarta (DI Yogyakarta), Malang (Jawa Timur). 5 P3DSPBKP Mikroenkapsulasi Minyak Ikan sebagai bahan pengayaan Asam Lemak Essensial pada Produk Pangan 6 P3DSPBKP 7 P3DSPBKP Optimasi Produksi Enzim Alginat Lyase dan Oligosakarida Alginat (AOS) Dari Rumput Laut Coklat Sargassum Sp. Penelitian Pembuatan Pupuk Bio Padat dan Cair dari Rumput Laut Kota Bogor, Kab. Karawang (Jawa Barat), Kota Serpong (Banten), Semarang (Jawa Tengah), Kab. Sleman (Yogyakarta), Banyuwangi (Jawa Timur), Kab. Kampar (Riau), Kab. Jembrana (Bali) dan Jakarta (P3DSPBKP) Banten (Kab. Lebak, Kab. Tangerang Selatan); D.I Yogyakarta (Kab. Gunung Kidul); Lampung (Kab. Lampung Selatan); Jawa Barat (Kota Bogor, Kab Bogor, Pameungpeuk) Kota Bogor, Kab. Garut, Kab. Lebak, Kab. Serang, Kota Sleman DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR Menerapkan teknologi sistem aquarial untuk studi penumbuhan dan pengamatan perkembangan biota karang untuk mendukung konservasi Data dan informasi mengenai karakteristik sifat fungsional yang terdapat pada ikan di perairan umum Kab.Merauke dan mengetahui potensinya tersebut sebagai sumber pangan tinggi protein Data dan informasi mengenai kandungan dan mutu bacteriological grade agar dari beberapa jenis rumput laut merah penghasil agar Data dan informasi potensi genetika mikrobioma pada bakteri potensial Entotheonella dan gen-gen yang terlibat dalam biosintesis senyawasenyawa golongan poliketida yang diperoleh dari kawasan konservasi perairan laut Indonesia. Data dan informasi mengenai metode isolasi pigmen fikoeritrin dari mikroalga Rhodomonas sp. yang dapat digunakan sebagai pewarna alami alternatif untuk produk pangan dan kosmetika. TERAPAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ √ √ √ Inovasi teknologi berupa teknik mikroenkapsulasi minyak ikan dan pengayaan asam lemak essensial dari minyak ikan terenkapsulasi pada produk pangan Inovasi teknologi optimasi produksi enzim Alginat Lyase dan Oligosakarida Alginat (AOS) dari rumput laut coklat Sargassum Sp Inovasi teknologi pembuatan pupuk bio padat dan cair dari rumput laut √ √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 181 NO SATKER 8 P3DSPBKP 10 P3DSPBKP 9 11 P3DSPBKP P3DSPBKP JUDUL PENELITIAN LOKASI Penelitian Teknologi Proses Pengolahan Tuna Loin Maluku (Kota Ambon, Maluku Tengah), DKI Jakarta, DI Yogyakarta Aplikasi Nanopartikel Kitosan sebagai Blood Clot dan obat kumur Penelitian Pengolahan Rumput Laut Hijau Caulerpa Menjadi Produk Pangan Formulasi Karaginan Menjadi Hydrogel Sebagai Bahan Untuk Pembalut Luka Dan Produksi Skin Lotion Jawa Barat (Cirebon, Bandung, Cilamaya Karawang, Bogor). Aplikasi Pupuk dari Limbah Budidaya Udang Superintensif 12 P3DSPBKP 13 P3DSPBKP 14 P3DSPBKP 15 P3DSPBKP 16 P3DSPBKP 17 P3DSPBKP 18 P3DSPBKP 19 P3DSPBKP 20 P3DSPBKP Penelitian Teknologi Produksi Hidrolisat Protein dan Peptida Aktif dari Ikan secara Biologi 21 P3DSPBKP Penelitian Biokonversi Limbah Pengolahan Agar Menjadi Asam Organik Dan Bioetanol Preparasi Sediaan Probiotik Asal BPPBAP Maros dan Uji Lapang Formulasi Bahan Pengawet untuk Ikan Pindang Teknologi Produksi Bahan Baku Produk Kesehatan dan Kosmetik dari Teripang Paket Teknologi Kit Uji Cepat Residu Pestisida Penelitian pemanfaatan rumput laut coklat dan hijau sebagai bahan pembuatan nanopartikel Seng Oksidan (ZnO) Penyusunan Teknologi Pembuatan Gelatin dan Hidrolisatnya sebagai Bahan Tambahan Pangan Teknologi Produksi Pigmen Sifonasantin dari Rumput Laut Hijau Jawa Barat (Bogor, Bandung), Sulawesi Selatan (Makasar, Maros), Yogyakarta Banten (Lampung dan Binuangeun), DKI Jakarta Jawa Barat (Bandung, Bogor), DIY (Jogjakarta), Bali (Nusa Penidai), DKI Jakarta (Jakarta Pusat, Jakarta Selatan) DKI Jakarta (Jakarta Pusat), Sulawesi Selatan (Maros), Jawa Barat (Bogor), DI Yogyakarta (Yogyakarta), Jawa Timur (Malang). Jawa Barat (Pelabuhan Ratu, Bogor, Bandung, Cianjur, Subang, Karawang), DI Yogyakarta, Jawa Tengah (Tegal, Pekalongan). Kab.Pesawaran Lampung, Perairan Halmahera Maluku Utara, Perairan Gorontalo, Bogor Jawa Barat, Jakarta Jawa Barat (Bogor, Bandung), DIY (Yogyakarta), Jawa Tengah (Tegal, Semarang), Jawa Timur (Surabaya), DKI Jakarta (Jakarta Pusat) Banten (Kab. Lebak, Serang, Kota Serpong), Sulawesi Tenggara (Kab. Wakatobi), Jawa Barat (Kota Bogor, Kota Depok (Jawa Barat), DI Yogyakarta (Kab. Sleman), Kab. Malang (Jawa Timur), DKI Jakarta Yogjakarta, Jawa Barat (Bandung), Jawa Tengah (Semarang), Jawa Timur (Surabaya), DKI Jakarta (Kota Jakarta) DKI Jakarta, Lampung, Ternate dan Kupang Jogjakarta, Subang, Bogor, Tegal, Cirebon, Kuningan, Blitar, Bali, Solo Jawa Barat (Pameungpeuk), Jawa Timur (Surabaya,Malang), DKI Jakarta, Jogjakarta, Banten, Jawa Barat (Bogor, Bandung) DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR Inovasi teknologi dan Standarisasi proses pengolahan tuna loin Inovasi teknologi pengolahan limbah budidaya udang super intensif dan pemanfaatan padatan untuk pupuk Inovasi teknologi aplikasi nanokitosan sebagai obat kumur dan blood clot Inovasi teknologi pengolahan saus rumput laut hijau Caulerpa racemosa Inovasi teknologi formulasi dan produksi iota dan kappa karagenan untuk produksi hydrogel sebagai bahan pembalut luka dan skin lotion skala UKM Inovasi teknologi sediaan probiotik dalam bentuk serbuk dan tablet effervescent asal BPPBAP Maros Inovasi teknologi formula pengawet ikan pindang untuk skala laboratorium Inovasi teknologi produksi bahan baku produk kesehatan dan kosmetik dari teripang TERAPAN √ √ √ √ √ √ √ √ Inovasi teknologi Kit Uji Cepat Resiidu Pestisida Pada Produk Perikanan Olahan √ Komponen inovasi teknologi biosintesis nanopartikel seng oksida (ZnO) dari rumput laut coklat dan hijau √ Komponen teknologi aplikasi gelatin dan hidrolisatnya sebagai bahan tambahan pada produk pangan. Komponen inovasi teknologi produksi pigmen sifonasantin dan aktivitas antioksidan dari rumput laut hijau untuk produksi bahan baku produk kosmetika Komponen inovasi teknologi produksi hidrolisat protein ikan (HPI) dan peptida aktif secara biologis menggunakan enzim mikroba lokal dan peptida aktif native yang berasal dari ekstrak protein ikan-ikan unik serta karakternya melalui studi proteomik Komponen teknologi biorefinery senyawasenyawa potensial berbasis selulosa dan hemiselulosa (ethanol, methanol, butanol, asam laktat), serta Isolat bakteri selulolitik KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 182 NO SATKER 22 P3DSPBKP 23 P3DSPBKP 24 P3DSPBKP JUDUL PENELITIAN Ekstraksi Lektin Murni dari Makroalga Penelitian teknologi produksi enzim protease untuk produksi hidrolisat protein Produksi dan Karakterisasi Enzim Transglutaminase dari Mikroba asal Indonesia LOKASI Banten (Binuangeun, Serpong), DI Jogjakarta (Gunung Kidul), Jakarta, Jawa Barat (Cibinong/Bogor, Bandung), Jawa Tengah (Solo) DKI Jakarta, Jawa Barat (Bogor), Jawa Tengah (Purwokerto), DIY Yogyakarta, Banten (Serpong) Jawa Tengah (Semarang), DI Yogyakarta, Jawa Barat (Bogor, Bandung) dan Bali Kab. Lebak (Banten), Lampung Selatan (Lampung), Batam (Kepri), Kota Bogor, Kab. Sukabumi, Kab. Karawang (Jabar), Malang (Jawa Timur), Maros (Sulsel), dan Semarang (Jateng). Kepulauan Bangka Belitung (Belitung), Jawa Barat (Kab. Sukabumi), DI Yogyakarta (Yogyakarta), Jawa Tengah (Kab. Rembang) dan Jawa Timur (Malang) 25 P3DSPBKP Teknologi Pembuatan Immunostimulan Untuk Udang Menggunakan Fukoidan 26 P3DSPBKP Potensi Sumber Pangan Fungsional dari Moluska Hasil Perikanan 27 P3DSPBKP Pengkajian Kebijakan Nilai Tambah Hasil Laut 28 P3DSPBKP Penelitian Peningkatan Kualitas Garam secara Biologi 29 P3DSPBKP Penelitian biopotensi terumbu karang CTI Kawasan Konservasi Perairan Laut di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, DKI Jakarta 30 P3DSPBKP Bioekologi Lingkungan dan Biopotensi Invertebrata Laut Kota Batam, Kepulauan Riau, DKI Jakarta 31 P3DSPBKP Penelitian Ekstraksi Phytosterol dari mikroalga 32 P3DSPBKP Penelitian Teknologi Produksi Pangan Fungsional dari Spirulina dan stabilitasnya 33 P3DSPBKP Penyusunan Profil Risiko Mikotoksin Pada Produk Olahan Perikanan Jawa Tengah (Pekalongan, Pati, Cilacap), Jawa Timur (Malang, Probolinggo, Surabaya), Jawa Barat (Bogor, Subang, Sukabumi), dan Yogyakarta Tuban, Sampang, Semarang, Bogor Jakarta, Bali (Gondol), Lampung, Jepara, Yogyakarta, Bandung, Bogor, Bali, DKI Jakarta Banten (Serang), Jawa Barat (Bogor, Sukabumi) , Jawa Tengah (Jepara, Klaten), Jawa Timur (Gresik), Yogyakarta (Yogyakarta) Jawa Barat (Bogor, Bandung, Cirebon, P.Ratu), Jawa Timur (Tuban), Jawa Tengah DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR yang dapat diaplikasikan untuk mendukung proses biokonversi limbah selulolitik menjadi bioetanol Komponen teknologi inovasi ekstraksi (produksi) lektin murni dari makroalga Enteromorpha chlatrata Komponen inovasi teknologi produksi enzim protease dari Bacillus licheniformis skala fermentor 15L Komponen inovasi teknologi dna rekombinan untuk produksi transglutaminase TERAPAN √ √ √ Draft usulan paten pembuatan sediaan fukoidan sebagai imunostimulan udang √ Data dan informasi kandungan senyawa dalam moluska sebagai bahan pangan fungsional √ Data dan informasi teranalisis tentang keragaman kualitas dan nilai hasil tangkapan ikan antar musim di beberapa lokasi dalam WPP guna menunjang kebijakan pengelolaan nilai hasil perikanan. Data dan Informasi mengenai karakteristik komunitas mikroba beserta senyawa yang dihasilkan yang diduga mempengaruhi proses dan kualitas kristalisasi garam Data dan informasi mengenai karakteristik lingkungan dan biopotensi terumbu karang di KKPD Kabupaten Buton sebagai data dasar pada penetapan zonasi kawasan konservasi laut Data dan informasi peta karakteristik ekologis dari pola lingkungan dan pengaruhnya terhadap biopotensi biota invetebrata, sebagai studi dasar untuk penetapan zonasi di KKPD Kota Batam. Data dan informasi kandungan dan teknik ekstraksi fitosterol dari mikroalga Nannochloropsis dan Spirulina Data dan informasi mengenai proses produksi biomassa dalam mendapatkan bahan baku pangan fungsional dan mengetahui stabiltas komponen aktif pada produk pangan fungsional yang difortifikasi dengan spirulina. Data dan informasi mengenai kontaminasi dan jenis mikotoksin pada ikan asin dan KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ √ √ √ √ √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 183 NO SATKER JUDUL PENELITIAN Kajian kandungan formaldehid pada produk olahan ikan 34 P3DSPBKP 35 P3DSPBKP 36 P3DSPBKP 37 P3DSPBKP 38 P3DSPBKP 39 P3DSPBKP 40 P3DSPBKP 1 LPPMPHP 2 LPPMPHP 3 LPPMPHP Lanjutan Rancang Bangun Prototipe Peralatan Pengolahan Tepung Ikan 4 LPPMPHP Rancang Bangun Alat Uji Kesegaran Ikan Berbasis Non Destruktif 5 LPPMPHP Rancang Bangun Alat Transpportasi Ikan Segar - ALTIS-2E100 1 PPSEKP Analisis Kebijakan Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Perikanan Keamanan Lingkungan Perairan Dari Cemaran Logam Berbahaya dan Biotoksin Di Perairan Sidoarjo dan sekitarnya Zonasi berbasis cemaran logam berat dan marine biotoxine (racun cemaran laut) di perairan Teluk Jakarta Prevalensi Kandungan Histamin Pada Produk Tuna Tangkapan Nelayan Kecil Ambon Kajian Risiko Salmonella pada Tuna Tangkapan Nelayan Kecil Ambon Kajian resiko V. parahaemolyticus pada udang Rancang Bangun Chilling Storage Untuk Kapal Menggunakan Tenaga Hibrida Rancang Bangun Prototipe Mesin Pembuat Es Hibrida (Hybrid Ice Maker) LOKASI DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR TERAPAN (Cilacap, Tegal), Banten (Serang) Jawa Tengah (Tegal), Jawa Barat (Brondong, Krawang, Tangerang, Bandung, Bogor, Subang), DKI Jakarta Pusat, DI Yogyakarta WPP 711 Bangka Belitung (Sungai liat), Kalimantan Barat (Pemangat), Kepulauan Riau ikan pindang Data dan informasi mengenai kandungan formaldehid pada setiap tahapan proses pengolahan produk ikan laut secara tertelusur Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Kepulauan Seribu, Jawa Barat (Bogor, Bekasi), Banten (Tangerang), DIY Yogyakarta. Rekomendasi model pengawasan lingkungan perairan dan status cemaran logam berat dan biotoksin di Teluk Jakarta dan alternantif mitigasinya DKI Jakarta, Jawa Barat (Bandung, Bogor), DI Yogyakarta (Bantul), Jawa Timur (Surabaya, Sidoarjo, Gresik) DKI Jakarta (Jakarta Pusat), Jawa Barat (Bogor, Bandung), DIY (Yogyakarta), Maluku (Ambon), Bali (Denpasar), Sulawesi Selatan (Makassar) Jawa Barat (Bogor), Maluku (Ambon), Bali (Denpasar), Sulawesi Selatan (Makassar), DI. Yogyakarta DKI Jakarta, Jawa Barat (Bogor), Banten, DI Yogyakarta, Jawa Tengah (Rembang), dan Jawa Timur (Banyuwangi). Jawa Timur (Pacitan), Jawa Tengah (Semarang, Tegal, Pekalongan, Cilacap), DI Yogyakarta (Sleman, Bantul, Gunung Kidul), DKI Jakarta (Jakarta Pusat) DI Yogyakarta (Sleman, Bantul, Gunung Kidul, Yogyakarta), DKI Jakarta (Jakarta Pusat), Jawa Barat (Cirebon, Bogor), Lampung (Lampung Selatan) Jawa Timur (Pacitan), Jawa Tengah (Tegal), DI Yogyakarta (Sleman, Bantul, Gunung Kidul), DKI Jakarta (Jakarta Pusat) Jawa Timur (Pacitan, Surabaya), Jawa Tengah (Semarang, Cilacap), DI Yogyakarta (Sleman, Bantul, Yogyakarta), DKI Jakarta (Jakarta Pusat), Jawa Barat (Bogor, Bandung) Jawa Timur (Pacitan), Jawa Tengah (Semarang), DI Yogyakarta (Yogyakarta, Bantul, Gunung Kidul, Kulonprogo), DKI Jakarta (Jakarta Pusat), Jawa Barat (Bandung, Bogor) ANALISIS KEBIJAKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ Rekomendasi tentang penanganan dan pengolahan hasil perikanan untuk mengurangi terjadinya susut hasil perikanan rekomendasi mengenai peta pencemaran dan bioakumulasi biotoksin terhadap lingkungan perairan dan produk perikanan di Perairan Sidoarjo √ √ √ Rekomendasi kajian risiko pembentukan histamin akibat kesalahan penanganan pada hasil tangkapan nelayan kecil di Ambon √ Rekomendasi mengenai kemanan komoditas produk udang beku tujuan ekspor terhadap cemaran Vibrio parahaemolyticus. √ Rekomendasi hasil kajian risiko Salmonella pada tuna tangkapan nelayan kecil yang diproduksi untuk memenuhi pasar ekspor Alat penyimpanan ikan dengan kapasitas 1,5 ton untuk kapal, dengan sistem RSW (refrigerated sea water) √ Mesin pembuat es flake kapasitas 105 - 120 kg es/ hari menggunakan sumber energi surya dan listrik (hibrid) √ Alat uji kesegaran ikan Tuna menggunakan sensor bau dan visual (citra digital) √ Alat transportasi ikan segar berpendingin untuk kendaraan bermotor roda 2 kapasitas hingga 90 Kg √ REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KP √ Mesin pembuat tepung ikan yang terdiri continuous screw press, rotary dryer, conveyor belt dan alat penepung √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 184 NO SATKER 2 PPSEKP 3 PPSEKP 5 PPSEKP 6 PPSEKP 7 PPSEKP 4 PPSEKP 8 PPSEKP 9 PPSEKP 10 PPSEKP 11 PPSEKP 12 PPSEKP 13 PPSEKP JUDUL PENELITIAN KAJIAN HUKUM KELAUTAN DAN PERIKANAN TERKAIT KEWAJIBAN INDONESIA TERHADAP KETENTUAN INTERNASIONAL DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA HAYATI KAJIAN PERLINDUNGAN NELAYAN TERHADAP KEBERLANJUTAN USAHA PENATAAN KELEMBAGAAN PENGELOLA WPP 712 DAN 718 PENGATURAN DAN PEMANFAATAN KAWASAN KONSERVASI UNTUK MENDUKUNG KEBERLANJUTAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN DI LOKASI REHABILITASI DAN WISATA BAHARI KEPATUHAN PELAKU USAHA TERHADAP KEWAJIBAN PEMENUHAN PERSYARATAN ECOLABELLING KOMODITAS UDAN DAN TUNA DI PASAR INTERNASIONAL BASELINE SURVEY DAN MAPPING SOSIAL EKONOMI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN SENTRA KELAUTAN PERIKANAN TERPADU PANEL KELAUTAN DAN PERIKANAN NASIONAL (PANELKANAS) EFEKTIVITAS PROGRAM SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG INDUSTRI PENGOLAHAN BERKELANJUTAN DAMPAK HAMBATAN NON TARIF PERDAGANGAN PRODUK TUNA DAN UDANG TERHADAP PEREKONOMIAN SEKTOR PERIKANAN MODEL BIOEKONOMI UNTUK PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP INDONESIA BERKELANJUTAN IMPLEMENTASI CO-MANAGEMENT PERIKANAN DI PERAIRAN UMUM DARATAN DALAM MENDUKUNG PROGRAM PERIKANAN TANGKAP BERBASIS BUDIDAYA (Culture Base Fisheries-CBF) LOKASI DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR TERAPAN DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Bali dan Nusatenggara Barat REKOMENDASI SOSIAL EKONOMI KP √ Indramayu, Cilacap, Buton, Merauke REKOMENDASI SOSIAL EKONOMI KP √ TWP Kapoposang, TNKJ Karimun Jawa, TWP Gili Matra REKOMENDASI SOSIAL EKONOMI KP √ TWP Kapoposang, Sulawesi Selatan, KKLD Natuna, Kepulauan Riau TWP Gili Matra, Nusa Tenggara Barat REKOMENDASI SOSIAL EKONOMI KP √ Tarakan, Bitung, dan Bali. REKOMENDASI SOSIAL EKONOMI KP √ Data dan Informasi √ Data dan Informasi √ Pekalongan, Semarang, Lampung, Tual, dan Merauke Sumenep (Jawa Timur), Kepulauan Aru (Maluku), Indragiri Hilir (Kep. Riau), Kabupaten Pemangkat (Kalimantan Barat), Lembata, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Belitung, Wakatobi, Kotabaru dan Anambas Indramayu, Pengkajen Kepulauan, Bitung, Ambon, Sorong, Sibolga, Batam, Cilacap Banyuwangi,Ternate,Bitung, Surabaya, Jakarta, Makassar, Medan, Natuna REKOMENDASI SOSIAL EKONOMI KP MODEL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN SEKTOR KP √ √ DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali, Jawa Timur dan Lampung MODEL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN SEKTOR KP √ Jakarta, Bali, dan Jawa Tengah MODEL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN SEKTOR KP √ MODEL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN SEKTOR KP √ Kabupaten Brebes, Jawa Tengah (waduk Malahayu), Kabupaten Kebumen (waduk sempor) jawa tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur ( Waduk Tilong), Dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat (Waduk Jati Gede) KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 185 NO SATKER 14 PPSEKP 15 PPSEKP 16 PPSEKP 17 PPSEKP JUDUL PENELITIAN MODEL KELEMBAGAAN SENTRA INOVASI TEKNOLOGI DAN BISNIS PADA KAWASAN TP UNTUK MENDUKUNG PSKPT DI PULAU SIMEULUE EFEKTIFITAS PROGRAM-PROGRAM BANTUAN KKP DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN EKONOMI DAN PERAMALAN BEBERAPA INDIKATOR MAKRO KINERJA SEKTOR KP MODEL INVESTASI PROGRAM PENYEDIAAN BENIH DAN PAKAN IKAN MANDIRI LOKASI Jawa Barat, Banda Aceh, Simeulue Pangandaran, Ciamis, Indramayu, Nunukan, Lombok Timur, Sarmi, Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud), Bengkulu dan Tidore Kepulauan DKI Jakarta, Banten (Tanjung Pasir dan serang), Jawa Barat (Bogor, Indramayu, Cirebon), Jawa Tengah (Demak) Sulawesi Selatan (Makasar), dan Belitung Purwakarta, Subang, Indramayu, Cirebon, Brebes, Sleman, Gunungkidul, Agam, Pontianak, Muaro Jambi, Bogor, Sukabumi DESKRIPSI OUTPUT CEK-LIST SALAH SATU DASAR TERAPAN MODEL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN SEKTOR KP √ MODEL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN SEKTOR KP √ MODEL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN SEKTOR KP √ MODEL SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN SEKTOR KP KETERANGAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 186 p) IK 16 : Indeks Kompetensi dan Integritas Balitbang KP q) IK 17 : Jumlah ASN yang dtingkatkan kompetensinya lingkup Balitbang KP NO SATKER NAMA 1 2 P4 P4 4 P4 Ir. Iswari Ratna Astuti Ulfah Fayumi, S.Pi Prasetyowati Lesmana Susanto, A.Md Muhammad Aris Nurcholis, S.E Susanna Purna Dewi Suharto, A.Md Sandi Wibowo, S.T Iwan Malhani Al Wazzan, S.Pi Marlea Oktaviani Retno Sari Widyanti, A.Md Andhika Prima Prasetyo, S.Pi Rasidi, S.Si, M.Si Berbudi Wibowo, A.Pi, M.T Hatim Albasri, S.Pi Niken Winarsih, S.E Agus Setiyawan, S.St.Pi Rita Rachmawati, S.Pi, M.Si Lolita Thesiana, S.Si 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 P4 1 BBPPBL 3 BBPPBL 2 BBPPBL Rina Puji Astuti, S.Pd., M.Si. Ni Wayan Widya Astuti, S.Pi. Fitriyah Husnul Khotimah, S.Si., M.Si. IZIN BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) TUGAS BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) KURSUS : : : 77 62,89 81,60 Target : 262 Realisasi % KEGIATAN DIKLAT Target Realisasi % BIMTEK : : 354 135,10 BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 187 NO SATKER 4 BBPPBL 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL 5 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BBPPBL BPPL BPPL BPPL BPPL BPPL BPPL BPPL BPPL NAMA Hirmawan Tirta Yudha, S.Pi. Dewi Syahidah, S.Pi., M.App.Sc. Apri I. Supii, S.Pi., M.Si. I Ketut Adnyana Mohamad Ansari Ja'far Shadiq Edi Cahyanto Ahmad Rifai Ni Luh Seri, A.Md Afandi Ir. Des Roza Ir. Tony Setiadharma Ir. Ni Ketut Maha Setiawati Ananto Setiadi, S.Si, Pi. Gunawan, S.T. Wawan Andriyanto Suciati Sujannah Syamsuddin Zeny Widiastuti, S.Pi John H. Hutapea, M.Sc Ahmad Muzaki Ni Kadek Ariani Deny P. Utami Slamet Haryanto Putu Sarjana Dr. Ketut Mahardika Indah Mastuti, M.Si. Erfin Nurdin Prihatiningsih Teguh Nugroho Moh. Fauzi Duranta Kembaren Tirta Danu Heri Widiyastuti Andina IZIN BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) TUGAS BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) KEGIATAN DIKLAT KURSUS BIMTEK BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Program S3 IPB (on going) Program S2 IPB (on going) Program S3 IPB (on going) Program S2 IPB (on going) Program S.2 IPB (Baru) √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pra jab Gol III Pra jab Gol III Jab Fung Peneliti Pertama Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 188 NO SATKER 1 BP3U 3 4 BP3U BP3U Arya Nugraha Ridha Afyanti Simarmata Dian Pamularsih Yoga Candra Ditya BP3U Mirna Dwirastina 2 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U BP3U 1 BP2KSI 3 BP2KSI 2 4 5 6 7 8 9 BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI NAMA IZIN BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) Marson M.Ali Arif Wibowo Muhtarul Abidin Ahmad Fahrudin, S.A.N. Engkos Kosasih Ade Kusmayadi Danu Wijaya, S.Pi., M.Si Astri Suryandari, S.Si, M.Si Amula Nurfiarini, S.P., M.Si. Lismining Pujiyani Astuti, S.P., M.Si Andika Luky Setiyo KURSUS BIMTEK Diklat Prajabatan CPNS √ √ Diklat Prajabatan CPNS Diklat jabatan Fungsional Peneliti Tingkat Lanjutan Pelatihan Audit Internal Sistem Manajemen Mutu Lab Pengujian/Kalibrasi Berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008 Pelatihan Bimbingan Teknis Survei Kepuasan Pelayanan Publik Diklat jabatan Fungsional Peneliti Tingkat Lanjutan Diklat jabatan Fungsional Peneliti Tingkat Lanjutan Pelatihan Tugas dan Fungsi Manajemen Puncak Pelatihan Design dan Perhitungan Statistika Data Uji Banding Dua Lab & Uji Banding Antar Analis Pelatihan Peningkatan Kompetensi Tenaga Lab.Hidrobiologi Pelatihan Peningkatan Kompetensi Tenaga Lab.Hidrobiologi Pelatihan Teknik Sitogenetika dan Genetika Molekular & Bioinformatika Sertifikat Pelatihan Mikrobiologi Sertifikat Toefl ITP Sertifikat Toefl ITP Sertifikat Toefl ITP Sertifikat Toefl ITP Sertifikat Toefl ITP Sertifikat Toefl ITP Sertifikat Toefl ITP Sertifikat Toefl ITP Diklat Prajabatan CPNS √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL) √ √ Subagja Nanang Widarmanto, S.Pi DIKLAT √ √ Vipen Aldiansyah Tuah Nanda M.W Suwinda Pratama Ni Komang Suryati Freddy Supriyadi Solekha Apriyanti Aroef Hukmanan Rais Taufiq Hidayah Sevrina Asri Siswanta Kaban KEGIATAN √ Sevi Sawestri Dwi Atminarso TUGAS BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Tugas Belajar S2 Program Studi Manajemen Sumber Daya Pantai Diklat Audio Video Production Angkatan I dan II Bagi Aparatur Lingkup KKP. √ Bimtek Analisis Beban Kerja Bimtek Analisis Beban Kerja In house training Laboratorium: Teknik Sampling, Analisa Plankton dan Benthos Pelatihan "Desain Kawasan Konservasi Perairan untuk Perikanan Berkelanjutan di Indonesia: Tantangan dan Peluang untuk Pengembangan" In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 189 NO SATKER 10 BP2KSI 12 BP2KSI 11 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI BP2KSI 1 BPPBAP 2 BPPBAP 3 BPPBAP NAMA IZIN BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) TUGAS BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) KEGIATAN DIKLAT KURSUS Hendrawan, S.Pi Agus Koswara Agus Arifin Sentosa. S.Pi Astri Suryandari, S.Si., M.Si Aswar Rudi Dedi Sumarno, A.Md Dimas Angga Hedianto, S.Pi Dr. Joni Haryadi D., M.Sc Dyah Ika Kusumaningtyas, S.Si Idat Ikhtafia, A.Md Indriatmoko, S.Kel Masayu Rahmia Anwar Putri, S.Si Diklat Prajabatan lingkup KKP Golongan II Angkatan II Tahun 2016 Diklat Prajabatan lingkup KKP Golongan III Angkatan IV Tahun 2016 Riswanto, S.Kel Soleh Romdon Sukamto Sumindar Tatok Priswanto, SE Tri Muryanto Undang Sukandi Yayuk Sugianti, S.St.Pi Yusup Nugraha Debora Ayu Christyandari, A.Md Laode Muhamad Hafizh Husuri,A.Md Dr. Tarunamulia, S.T, Diklat Prajabatan Golongan II Diklat Prajabatan Golongan II BIMTEK BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL) SNI ISO/IEC 17025:2008 In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 Bimtek Analisis Beban Kerja In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 In house training Laboratorium: Audit Internal Laboratorium sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 Training Valuasi Ekonomi Sumberdaya Pesisir dan Lautan Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 190 NO SATKER 4 BPPBAP 5 BPPBAP 8 BPPBAP 6 7 BPPBAP BPPBAP 9 BPPBAP 10 BPPBAP 12 BPPBAP 11 13 14 BPPBAP BPPBAP BPPBAP NAMA M.Sc Hawasia, SAP Dr. Rosmiati,S.Si,M.Sc Husain Bimo Adi Prianggoro,A.Md Muhammad Hafid Masruri,S.Si Ilham Makmur, S.Pi Kasmawati, SE Ahmad Abdullah Admi Athirah Muchlies, S.Pi, Ruzkiyah Asaaf, S.Si, M.Si BPPBAP 16 BPPBAP A. Tenriulo,S.Si 17 BPPBAP Rezki Antoni, S.S.Kel 18 BPPBAP Dr. Ince Ayu Khairana 19 BPPBAP Early Septiningsih, S.Pi,M.Si 20 BPPBAP Makmur,S.Pi BPPBAP BPPBAP Dr. Ince Ayu Muhammad Chaidir KEGIATAN DIKLAT KURSUS Diklat Monev. Kinerja Angkatan I Diklat Manajemen ASN angkatan I 2016 Rahmadhany Natsir, S.Sos 15 21 22 IZIN BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) TUGAS BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) Izin Belajar biaya sendiri Izin Belajar S2 Izin Belajar S2 Diklat Analisis Jabatan (ANJAB) angkatan II tahun 2016 Diklat Fungsional Peneliti tingkat Pertama BIMTEK BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL) Bimtek PBJ Workshop Kehumasan Bimtek Fungsional arsiparis Bimtek Fungsional arsiparis Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Lanjutan Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Lanjutan Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Lanjutan Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Lanjutan Diklat Fungsional Peneliti Tingkat Lanjutan Pelatihan Nasional Audit Internal ISO 17025 Pelatihan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium Pelatihan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 191 NO SATKER 23 BPPBAP 25 BPPBAP 24 26 27 28 29 30 BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP BPPBAP 1 BPPBAT 3 BPPBAT 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2 3 BPPBAT BPPBAT BPPBAT BPPBAT BPPBAT BPPBAT BPPBAT BPPBAT BPPBAT BPPBAT BPPBAT BPPBAT BPPBAT BPPBAT BPPBIH BPPBIH BPPBIH NAMA IZIN BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) TUGAS BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) KEGIATAN DIKLAT Undu Andi Sahrijanna, S.Si Kamaria, S.Si Endang Susianingsih, S.Pi.M.Si. Dr. Ince Ayu K.Kadriah Nurhidayah, S.Pi. M.Si. Adang Saputra, M.Si √ M. Rizki Maulana,A.Md. √ Lusi Herawati S, S.Si Titin Kurniasih, S.Pi, M.Si Nunak Nafiqoh, S.Pi, M.Sc Dewi Puspaningsih, S.Pi, M.Si Lila Gardenia, S.Si, M.Si Drh. Tatik Mufidah, M.Si. Yani Aryati, S.Pi, M.Si. Wahyulia Cahyanti, S.Pi. Ibnu Mustofa, A.Md Yulianti, A.Pi, M.Si Rika Ayuni, S.Pi Marina Dwi Astuti, S.Pi Maya Wilakstanti,S.Pi Firman Aji Weko, Sabastya Lili Solichah, S.Pi Nina Meilisza, S.Pi, M.Si Sulasy Rohmy, S.Pi BIMTEK BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL) Diseminasi Peraturan Jabatan Fungsional Peneliti dan Workshop Peningkatan Kompetensi Jabatan Fungsional Peneliti Daerah Diseminasi Peraturan Jabatan Fungsional Peneliti dan Workshop Peningkatan Kompetensi Jabatan Fungsional Peneliti Daerah Diseminasi Peraturan Jabatan Fungsional Peneliti dan Workshop Peningkatan Kompetensi Jabatan Fungsional Peneliti Daerah Diseminasi Peraturan Jabatan Fungsional Peneliti dan Workshop Peningkatan Kompetensi Jabatan Fungsional Peneliti Daerah Diseminasi Peraturan Jabatan Fungsional Peneliti dan Workshop Peningkatan Kompetensi Jabatan Fungsional Peneliti Daerah Diseminasi Peraturan Jabatan Fungsional Peneliti dan Workshop Peningkatan Kompetensi Jabatan Fungsional Peneliti Daerah Diseminasi Peraturan Jabatan Fungsional Peneliti dan Workshop Peningkatan Kompetensi Jabatan Fungsional Peneliti Daerah Diseminasi Peraturan Jabatan Fungsional Peneliti dan Workshop Peningkatan Kompetensi Jabatan Fungsional Peneliti Daerah DR. Sahabuddin Bunga Rante Tanpangallo, S.Pi. Hidayat Suryanto Suwoyo, S.Pi.M.Si. KURSUS Scan Surat Ijin Belajar No.45/SJ/KP.560/I/2014 Tgl. 21-01-2014 Scan Surat Ijin Belajar No. 18.8/BALITBANGKP/XII/2015 Tgl.18-12-2014 Scan Surat Ijin Belajar Nomor. 2485/BalitbangKP.0/KP.560/VIII/2016. Tgl 26-082016 √ √ Scan SK Nomor 291/SJ/KP.510/XII/2014 √ Scan SK Nomor 286/SJ/KP.510/XII/2014 √ Scan SK Nomor 43/SJ/KP.530/III/2016 √ Scan SK Nomor 42.A/SJ/KP.530/II/2016 √ SK belum turun √ √ √ √ √ Scan SK belum turun √ √ √ √ √ √ SK belum turun Scan Sertifikat Peserta Scan Sertifikat Peserta Scan Sertifikat Peserta Scan Sertifikat Peserta Scan Sertifikat Peserta Scan Sertifikat Peserta SK Tugas Belajar SK Tugas Belajar SK Tugas Belajar Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 192 NO SATKER NAMA 4 5 6 7 8 9 BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPBIH 11 BPPBIH Rina Hirnawati S.Pi Siti Murniasih S.Pi Ahmad Musa S.Si Asep Permana S.Pi Bastiar Nur S.Pi Eni Kusrini S.Si, M.Si Muhammad Yamin S.P, M.Si Sukarman S.Pt Siti Zuhriyyah Musthofa S.Si Bunga Laily 10 12 13 BPPBIH BPPBIH BPPBIH BPPI BPPI Khairul Syahputra, S.Pi, M.Si. Wahyu Pamungkas Soengkawati, S.Pi, M.Si. Didik Ariyanto, S.Pi, M.Si. Ikhsan Khasani, S.Si, M.Si. Asep Sopian, S.Pi. Rommy Suprapto, S.Pi. 1 LP2T Dian Novianto 2 LP2T Ririk Kartika S. 4 LP2T Andi Bahtiar 1 2 3 4 5 6 3 BPPI BPPI BPPI BPPI LP2T 5 LP2T 6 LP2T 7 LP2T 8 LP2T 9 LP2T Arief Wujdi Ollyvia Maria Christy IZIN BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) √ √ √ √ Hety Hartay Fathur Rochman KEGIATAN DIKLAT KURSUS BIMTEK SK Ijin Belajar √ SK Ijin Belajar √ Baru SK Ijin Belajar √ Sertifikat Diklat Bendahara SK Tugas Belajar Nomor 275/SJ/KP.532/XI/2016 Baru SK Tugas Belajar Nomor 62/SJ/KP.530/III/2016 On-Going SK Tugas Belajar Nomor 290/SJ/KP.510/XII/2014 On-Going On-Going SK Tugas Belajar Nomor 292/SJ/KP.510/XII/2014 SK Tugas Belajar Nomor 284/SJ/KP.510/XII/2014 On-Going Ijin Belajar (Universitas Udayana) Ijin Belajar (Universitas Udayana) Ijin Belajar (Universitas Udayana) Ijin Belajar BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL) SK Tugas Belajar SK Tugas Belajar SK Ijin Belajar SK Ijin Belajar SK Ijin Belajar SK Ijin Belajar √ Ramon Rahmanov Zedta Maya Agustina TUGAS BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) √ √ SK Tugas Belajar Nomor 84/SJ/KP.510/IX/2014 Tugas Belajar (Universty of Tasmania) Data Assessment Workshop – ACIAR Project FIS/2009/059 (Bali) Diklat Prajabatan Golongan II Diklat Prajabatan Golongan III Diklat Prajabatan Golongan III Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 193 NO 10 SATKER LP2T 1 LPPBRL 3 LPPBRL 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 LPPBRL P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP NAMA Bram Setyadji IZIN BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) (Universitas Udayana) Siti Fadilah, M.Si Elmiwia Rani Baturante, S.Pi Sutriyah Tubagus Solihuddin, MT Salvienty Makarim, S.Si, M.Sc Syahrial Nur Amri, S.Kel, M.Si Utami Retno Kadarwati, M. Sc Dino Gunawan Pryambodo, M.T Candra Dwi Puspita, ST Herlina Ika Ratnawati, S.Si Muhammad Ramdhan, ST, MT Mariska Astrid Kusumaningtyas, S.Si August Daulat, S.St.Pi L.P.A. Savitri Chitra Kusuma, M.Si Nur Azmi Ratna S, ST, M.Sc Dwiyoga Nugroho, ST, MT Rinny Rahmania, S.Pi, M.Si Niken Financia G, S.Si, M.Si Marza Ihsan Marzuki, MT Budhi Gunadharma G, ST, MM Johan Risandi, S.Kel, M.Sc Fallia Maunentia, SH Anwar Rizal, ST Ratna Kurnia Tyas Asih Terry L. Kepel TUGAS BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) KEGIATAN DIKLAT KURSUS BIMTEK Technical Training for Fisheries organized by Overseas Fishery Coorperation Foundation of Japan ( di Jepang) √ Sertifikat √ Sertifikat √ S3 S3 S3 S3 S3 S2 S2 S3 S2 S2 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S3 S1 S3 BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL) S2 S2 Sertifikat SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 194 NO SATKER 23 24 25 26 27 28 29 30 31 P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP Ira Dillenia Fajar Yudi Prabawa Dani Saepuloh Drs. B. Realino S, M.Si Handy Chandra Dwianti Nugraheni Erish Widjanarko Edy Pramono Sucipto Ifan Ridlo Suhelmi 33 P3SDLP Novi Sustyo Adi 32 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP P3SDLP NAMA Eko Triarso Terr L. Kepel Joko Prihantono Redi Wibowo Adi Darmawan Usep Mulyadi Dani Saepuloh Eva Mustikasari Aida Heriyati Agustin Rustam Terry L. Kepel Hadiwijaya Salim Hari Prihatno Ira Dillenia Agus Setiawan Indra Hermawan Imron Achmadi Fajar, ST Rendy Dwi Cahyo Wahyu Ja'far Siddiq Aris Wahyu Widodo B. Realino IZIN BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) TUGAS BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) KEGIATAN DIKLAT KURSUS S3 S3 S1 S3 S3 S2 Diklat Peneliti Lanjutan Diklat Peneliti Lanjutan Diklat Peneliti Lanjutan Diklat Peneliti Lanjutan Diklat Peneliti Lanjutan Diklat Peneliti Lanjutan Diklat Peneliti Lanjutan Diklat Peneliti Lanjutan Diklat Peneliti Lanjutan Diklat Peneliti Lanjutan Diklat Perekayasa Diklat Perencana Pelatihan K3 dan Ohsas Pelatihan K3 dan Ohsas Pelatihan K3 dan Ohsas Pelatihan ISO 9001 2015 Training data BIMTEK Revolusi Mental Revolusi Mental Revolusi Mental Course on Marine Radiochemistry Mikrotik Mikrotik Mikrotik Mikrotik BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL) SK SK SK SK SK SK SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 195 NO SATKER 1 BPOL 3 BPOL 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 BPOL BPOL BPOL BPOL BPOL BPOL BPOL BPOL BPOL BPOL NAMA Eghbert Elvan Ampou, S.Ik Teja Arief Wibawa, S.Pi Denny Wijaya Kusuma, S.Pi, M.Si Asmi Marintan Napitu, S.Si, MT Iis Triyulianti, M.Si Dinarika Jatisworo, S.Si Faisal Hamzah, S.Pi Samsul Huda, SE Camellia Kusuma Tito,S.Si Rochma Widia Lestari, S.I.Kom Kadek Ratna Pratiwi, A.Md Endah Mulyastuti, SE 13 BPOL Ain Nur Rahman, SE 14 BPOL Ricky Janitra, SE 16 BPOL 15 17 18 19 20 21 22 23 24 BPOL BPOL BPOL BPOL BPOL BPOL BPOL BPOL BPOL Adrianus Bagus Radite Putra, SE Dr. Agung Yunanto, S.Pi, M.Si Bayu Priyono, S.Si,M.Si Megananda, SE Dr. Bambang Sukresno, S.Si, M.Si Dr.Frida Sidik, M.Sc Komang Iwan Suniada, S.Pi,M.Si Rizki Hanintyo, S.Si Amandangi Wahyuning Hastuti, S.I.K. Novia Arinda Pradistya, S.Si IZIN BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) TUGAS BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) S3 KEGIATAN DIKLAT radar cosmo skymed S3 BIMTEK BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL) SERTIFIKAT SERTIFIKAT S3 SERTIFIKAT S3 SERTIFIKAT S3 S2 S2 S2 SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT S2 S1 KURSUS SERTIFIKAT S2 SERTIFIKAT Diklat Penyusunan SOP Diklat Penyusunan SOP Diklat Penyusunan SOP Diklat ASN Pelatihan MONEV - PPD Pelatihan MONEV - PPD Pelatihan MONEV - PPD Diklat Peneliti Lanjutan Diklat Peneliti Lanjutan Diklat Peneliti Lanjutan Diklat Peneliti Pertama Diklat Peneliti Pertama Diklat Peneliti Pertama SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 196 NO SATKER 25 BPOL Wingking Era Rintaka Siwi, M.Si 27 BPOL Made Handy Oka, S.Kom 26 28 BPOL BPOL 29 BPOL 30 BPOL 32 BPOL 31 33 34 35 36 37 38 39 40 41 BPOL BPOL BPOL BPOL BPOL BPOL BPOL BPOL BPOL BPOL NAMA Romy Ardianto, A.Md I Nyoman Surana Mardatilah, S.Si Adi Wijaya, S.Pd,M.Si Teguh Agustiadi Mukti Trenggono Nuryani Widagti Adib Aprilianur Aldino Jusach Saputra Ari Hadianti Fikrul Islamy Rashita Putra Megah Mahardhika Eko Susilo Gusti Putu Sukadana LPSDKP Koko ondara 3 LPSDKP wisnu arya gemilang 4 5 6 LPSDKP LPSDKP LPSDKP LPSDKP KEGIATAN DIKLAT KURSUS Diklat Peneliti Lanjutan Pelatihan Virtual Server VMWare, Install Configure &amp; Manage Pelatihan Virtual Server VMWare, Install Configure &amp; Manage Diah Chandra Kirana, S.Si 1 2 IZIN BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) TUGAS BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) guntur adhi rahmawan ulung jantama Ruzana dhiaudin Herdiana Mutmainah Pelatihan Penjaminan Mutu Analisis ISO/IEC 17025: 2005 Training Motivasi Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM KKP Training Motivasi Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM KKP Training Motivasi Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM KKP Training Motivasi Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM KKP Training Motivasi Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM KKP Training Motivasi Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM KKP Training Motivasi Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM KKP Training Motivasi Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM KKP Training Motivasi Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM KKP Training Motivasi Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM KKP diklat prajabatan diklat prajabatan diklat prajabatan diklat prajabatan diklat prajabatan Diklat BIMTEK BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL) SERTIFIKAT SERTIFIKAT Operasional, Maintenan &amp; Kalibrasi Mikroskop Kalibrasi Spektrofotometer UVVis Kalibrasi Spektrofotometer UVVis SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 197 NO SATKER NAMA 7 LPSDKP Wisnu arya gemilang 1 LPTK Moamer Barata, S.Pi Sunarwan Asuhadi, S.pd., M.Si 8 2 3 4 5 LPSDKP LPTK LPTK LPTK LPTK Adiguna R. Nugraha, S.Kel Susilo Wisnugroho, A.md 1 P3DSPBKP Suryanti, S.Pi, M.Si 3 P3DSPBKP Endar Marraskuranto, M.Si 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP S2 Nanda Radhitia P, S.Pi LPTK Retno Widyastuti, A.md Ellya Sinurat, M.Si Hedi Indra Januar, M.Si Fera Roswita Dewi, M.Si Agusman, S.Pi Radestya Tri Wibowo, S.Pi Asri Pratitis, S.Pi Gintung Patantis, S.Kel Ifah Munifah, M.Si Nurhayati, S.Si Netty Mulyawati, A.Md Ade Fitri Amalia, A.Md Sihono,S.T.P KEGIATAN DIKLAT KURSUS Fungsional peneliti pertama Nia Naelul Hasanah Ridwan 6 2 IZIN BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) TUGAS BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) Program Studi S3 Program Studi S2 Program Studi S1 Program Studi S1 Program Studi S3 Program Studi S3 Program Studi S3 Program Studi S3 Program Studi S3 Program Studi S2 Program Studi S2 Program Studi S2 Program Studi S2 Diklat PBJ Diklat Peneliti Pertama Diklat Peneliti Pertama Diklat Peneliti Pertama Diklat Prajabatan Golongan II Diklat Prajabatan Golongan II BIMTEK Asean Workshop on alternative solution and exended frontier BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL) SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SERTIFIKAT SK Tugas Belajar SK Tugas Belajar SK Tugas Belajar SK Tugas Belajar SK Tugas Belajar SK Tugas Belajar SK Tugas Belajar SK Tugas Belajar SK Tugas Belajar SK Ijin Belajar SK Ijin Belajar SK Ijin Belajar Diklat Jabatan Fungsional Peneliti SK Ijin Belajar Sertifikat Nomor : Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 198 NO SATKER NAMA 15 P3DSPBKP Zilfia Nora, M.Si 17 P3DSPBKP Triyono S, MT 16 18 P3DSPBKP P3DSPBKP Nugroho Aji, M.Si Dedi Noviendri, M.Si, Ph.D 19 P3DSPBKP 20 P3DSPBKP Restha Aristianty 21 P3DSPBKP Giri Rohmad Barokah, S.Pi 22 P3DSPBKP Izhamil Hidayah, S.Pi 23 P3DSPBKP Ukis Shofarudin, A.Md 24 P3DSPBKP Hamdani 26 P3DSPBKP Syamdidi, S.Pi, M.App.Sc 25 27 28 P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP 29 P3DSPBKP 30 P3DSPBKP 31 P3DSPBKP Umi Annisah, M.I.L Dr. M. Nursid Erki Herdian Dra. Nur Rahayu Chandra Kencana Ocvitadewi, A.Md, A.K Anggraeni Musvitawati, A.Md Hana Iswahyuni, A.Md IZIN BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) TUGAS BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) KEGIATAN DIKLAT KURSUS BIMTEK Tingkat Pertama Diklat Fungsional Penjenjangan Perencana Tingkat Pertama Angkatan XLIII Pelatihan Pemahaman SNI ISO/IEC 17025:2008 Pelatihan Pemahaman SNI ISO/IEC 17025:2008 Pelatihan Sistem Manajemen Laboratorium sesuai SNI ISO/IEC 17025:2008 Pelatihan Sistem Manajemen Laboratorium sesuai SNI ISO/IEC 17025:2008 Pendidikan dan Pelatihan Monitoring dan Evaluasi Kinerja Angkatan I Diklat Prajabatan CPNS Gol III Angkatan III Diklat Prajabatan CPNS Gol III Angkatan V Diklat Prajabatan CPNS Gol II Angkatan V Diklat Teknis Pemberkasan Arsip Angkatan II Pelatihan teknik bioasai untuk pengembangan produk biofarmaka dibidang kosmetik kulit Pelatihan OJS/ Intensive Training on E-journal Management using open Journal System Pelatihan OJS/ Intensive Training on E-journal Management using open Journal System Diklat Tim Penilai Jabatan ungsional Pustakawan Angkatan XII Uji kompetensi tenaga penguji lab Uji kompetensi tenaga penguji lab Uji kompetensi tenaga penguji lab BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL) 011/DJFP/TK.Pertama/XI/LIPI/2016 Sertifikat No. 21/Pusbindiklatren-LPEM FEB UI/FPP Pertama-XLIII/2016. Sertifikat Nomor: PUB/0282/XVI Sertifikat Nomor: PUB/0283/XVI Cet. No. MSI-2015-0525-T17025/14. Tanggal 15 Juni 2016 Cet. No. MSI-2015-0525-T17025/14. Tanggal 15 Juni 2016 STTPP Nomor : 054/BPSDMKP.03/DL.130/IV/2016 STTPP Nomor: 00002180/DIKLAT PRAJABATAN III/032/3213/LAN/2016 STTPP Nomor: 00006968/DIKLAT PRAJABATAN III/032/3213/LAN/2016 STTPP Nomor: 00003553/DIKLAT PRAJABATAN III/032/3213/LAN/2016 STTPP Nomor: 20.9/P.A/36/2016 Sertifikat Pelatihan teknik bioasai untuk pengembangan produk biofarmaka dibidang kosmetik kulit Sertifikat Pelatihan Nomor: B422/TR/VII/2016 Tanggal 20 Juli 2016 Sertifikat Pelatihan Nomor: B422/TR/VII/2016 Tanggal 20 Juli 2016 STTPP Nomor: 251/XII/TF/PERPUSNAS/2016 Sertifikat Kompetensi Nomor: 74220.3111.L2014.897 Sertifikat Kompetensi Nomor: 74220.3111.L2014.898 Sertifikat Kompetensi Nomor: 74220.3111.L2014.902 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 199 NO SATKER 32 P3DSPBKP Zulkarnaen Lubis, S.Pi 33 P3DSPBKP Helena Malik P3DSPBKP Benget Ratuahman Simanjuntak, S.Pi 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP P3DSPBKP 46 P3DSPBKP 47 P3DSPBKP 48 P3DSPBKP 49 P3DSPBKP 50 P3DSPBKP 51 P3DSPBKP NAMA Wahyu Widiyanto, S.Pi Gunawan, STP Yusma Yennie, M.Si Tuti Hartati Siregar, M. Biomed. Sc Irma Hermana, S.St.Pi Fateha, S.TP Fairdiana Andayani, S.St.Pi Pujoyuwono Martosuyono, M.Sc Dr. Ema Hastarini, MP Dra. Ninoek Indriati, MKM Arifah Kusumarwati, M.Sc Ir. Yusro Nuri Fawzya, M.Si Ir. Farida Ariyani, M.Sc Dra.Th.Dwi Suryaningrum, M.S M. Darmawan, MT Ajeng Kurniasari Putri, S.Si Hasta Oktaviani, STP IZIN BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) TUGAS BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) KEGIATAN DIKLAT Uji kompetensi tenaga penguji lab Uji kompetensi tenaga penguji lab KURSUS BIMTEK BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL) Sertifikat Kompetensi Nomor: 74220.3111.L2014.903 Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara Morfologi dan Molekuler Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara Morfologi dan Molekuler Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara Morfologi dan Molekuler Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara Morfologi dan Molekuler Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara Morfologi dan Molekuler Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara Morfologi dan Molekuler Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara Morfologi dan Molekuler Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara Morfologi dan Molekuler Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara Morfologi dan Molekuler Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara Morfologi dan Molekuler Pelatihan Isolasi dan Identifikasi Kapang secara Morfologi dan Molekuler Pelatihan Organoleptik Produk Perikanan Pelatihan Organoleptik Produk Perikanan Pelatihan Organoleptik Produk Perikanan Pelatihan Organoleptik Produk Perikanan Pelatihan Organoleptik Produk Perikanan Pelatihan Organoleptik Produk Perikanan Pelatihan Organoleptik Produk Perikanan Sertifikat Kompetensi Nomor: 74220.3111.L2014.904 Sertifikat Inhouse Training Sertifikat Inhouse Training Sertifikat Inhouse Training Sertifikat Inhouse Training Sertifikat Inhouse Training Sertifikat Inhouse Training Sertifikat Inhouse Training Sertifikat Inhouse Training Sertifikat Inhouse Training Sertifikat Inhouse Training Sertifikat Inhouse Training Sertifikat Inhouse Training Sertifikat No: S/ORGL.208 Sertifikat No: S/ORGL.209 Sertifikat No: S/ORGL.213 Sertifikat No: S/ORGL.207 Sertifikat No: S/ORGL.210 Sertifikat No: S/ORGL.212 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 200 NO SATKER 52 P3DSPBKP Ika Setyaningrumtyas 1 LPPMPHP Bakti B. Sedayu, M.Sc 3 LPPMPHP Gilang R. Israwan, SAP 2 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 LPPMPHP LPPMPHP LPPMPHP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP PPSEKP NAMA Luthfi Assadad, S.Pi IZIN BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) Izin Belajar S2 TUGAS BELAJAR (ON-GOING DAN BARU) Tugas Belajar S3 Adrianto W. Prasetyo, A.Md Ahmat Fauzi, ST Maharani Yulisti Rani Hafsaridewi Riski Aprilian Wijaya Estu Sri Luhur Yesi Dewita Sari Nensyana Ari Permana Maulana Firdaus Christina Yulianty Ari Suswandi Nurlaeli Lathifatul R Ahmad Akmal Tikyrino Kurniawan Cornelia Mirwantini Ike Trisnawati Edwin Yulia S Nurhendra Pieter Amalo Asep Jajang S Ilham Febriansyah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ KEGIATAN DIKLAT KURSUS BIMTEK Pelatihan Organoleptik Produk Perikanan Sertifikat No: S/ORGL.211 SK Tugas Belajar SK Izin Belajar Diklat Pengadaan Diklat Pengadaan Diklat Pengadaan √ √ √ √ √ √ √ BUKTI DOKUMEN (SK/SERTIFIKAT DLL) Sertifikat Pengadaan Sertifikat Pengadaan Sertifikat Pengadaan √ √ √ Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 201 r) IK 18 : Presentase unit kerja Balitbang KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar s) IK 19 : Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi Balitbang KP t) IK 20 : Nilai SAKIP Balitbang KP NO. KOMPONEN YANG DINILAI 1. Perencanaan Kinerja 2. Pengukuran Kinerja 3. Pelaporan Kinerja 4. Evaluasi Internal 5. Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi Nilai Hasil Evaluasi 5 Komponen Predikat Penilaian Target Realisasi % : : : Target : : : 88,31 98,10 Target : 84 Realisasi % BOBOT (%) 30 25 15 10 20 100 AA/A/B/CC/C/D Realisasi % NILAI 26,38 19,51 11,97 8,00 18,63 84,50 A : : 50 100 200,00 90 84,50 100,6 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 202 u) IK 21 : Nilai kinerja anggaran Balitbang KP v) IK 22 : Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Balitbang KP Target Realisasi % Target Realisasi % : : : : : : 85 90,42 106,3 100 100 100,00 Lampiran Laporan Kinerja BALITBANG KP 2016 | 203