BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada penelitian

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Sejarah keroncong di Surakata dibagi menjadi dua periodesasi yaitu
Sebelum kemerdekaan yang terbagi lagi menjadi dua periodesasi yakni
pertama pada masa kolonial Belanda, keroncong sudah ada sejak
tahun 1930 terbukti dari Antom Ronald Landauw sudah menyukai
keroncong dan pada saat itu pula sudah ada festival keroncong
bernama Vandel Concours yang diadakan setiap bulan Ramadhan Di
Sriwedari. Kedua pada masa penjajahan Jepang, karena keadaan
politik waktu itu yang melarang semua keseian yang berbau-bau barat,
jadi pada waktu itu keroncong yang menguasai seni musik pada waktu
itu. Pada masa ini pula tercipta lagu keroncong Legendaris yang
berjudul Jembatan Merah oleh seorang Maestro Keroncong kelahiran
Solo bernama Gesang. Kemudian periodesasi selanjutnya adalah
periodesasi keroncong setelah kemerdekaan pada masa ini dibagi
menjadi 3(tiga) periodesasi, yang pertama periodesasi 1945-1950an
pada periode ini keroncong biasanya bertemakan tentang perjuangan
melawan
penjajah.
Kedua
periodesasi
Langgam
Jawa,
pada
periodesasi ini memunculkan nama musisi legendaries
yaitu
Waldjinah, dan sebuah lagu legendaries berjudul Yen Ing Tawang Ono
Lintang oleh seorang maestro Anjar Any. Ketiga periodesasi 19601970an, pada periode ini keroncong mengalami penurunan karena
pada tahun 1966 orede lama runtuh berganti dengan orde baru yang
commit to user
101
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lebih liberal, masuknya musik-musik barat terus membuat keroncong
terpojok dan kehilangan eksistensinya.
2. Peran komunitas keroncong dalam melestarikan musik keroncong
yaitu memperkenalkan kembali musik keroncong sebagai musik asli
Indonesia dengan mengadakan pentas di car free day Kota Solo, serta
mangadakan latihan rutin untuk menarik minat masyarakat terhadap
musik keroncong di kota Solo. Selain itu komunitas keroncong juga
mengikuti event-event yang diadakan oleh pemkot kota Solo sperti
SKF, Keroncong Bale dan Keroncong Joglo Sriwedari. Keadaan social
budaya kota Solo juga mendukung tetap eksisnya musik keroncong
hingga sekarang. Walaupun penggemar keroncong sekarang menurun
jauh dari masa jayanya yaitu pada tahun 1960an. Tetapi banyaknya
event-event yang ada di kota Solo turut berperan penting dalam
melestarikan musik keroncong. Hal ini mengukuhkan bahwa benar
adanya sebutan Kota Keroncong yang di tujukan untuk kota Solo.
Dan musik keroncong sendiri telah menjadi identitas bagi kota Solo.
3. Kondisi social budaya yang mendukung keberadaan musik keroncong
adalah pertama kreativitas dan inovasi musisi keroncong di Solo yang
telah membuat musik keroncong Solo memiliki cirri khas tersendiri
yang disebut keroncong gaya soloan yang memiliki permainan
ukulele(cak) yang atraktif. Kedua, banyaknya seniman legendaries
yang lahir di Solo seperti Gesang, Waldjinah, dan Anjar Any. Ketiga
banyaknya pergelaran keroncong di Kota Solo seperti SKF,
Keroncong bale, Keroncong Joglo Sriwedari dan Keroncong
Cakrawala RRI. Keempat, SKF(Solo Keroncong Festival) sebagai
even keroncong terbesar di Indonesia, SKF juga berfungsi sebagai
evaluasi dari pelestarian musik keroncong yang diadakan di kota Solo.
commit to user
102
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Implikasi
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan beserta analisisnya,
maka dapat diuraikan implikasi-implikasinya sebagai berikut :
1. Implikasi Empiris
Kegiatan-kegiatan yang diakukan oleh komunitas keroncong ini
sudah cukup berhasil warga mulai sadar akan uniknya keroncong
hal ini terlihat dari banyaknya penonton di event-event keroncong
yang diadakan oleh Pemkot Solo maupun HAMKRI Solo. Akan
tetapi masih ada warga yang merasa terganngu dengan latihan
yang diadakan oleh komunitas keroncong. Karena memang benar
tidak semua orang suka musik kerncong.
2. Implikasi Teoritis
Untuk menggambarkan bagaimana peran Komunitas keroncong
di Kota Solo melestarikan musik keroncong sebagai identitas kota Solo
maka penelitian ini menggunakan Teori Asi dari Talcott Parson yang
merupakan bagian dari paradigma definisi sosial. Akan tetapiDalam
hal ini Komunitas Bank Keroncong memiliki tujuan untuk
menyadarkaan masyarakat bahwa betapa pentingnya melestarikan
musik keroncong sebagai musik asli Indonesia. Komunitas keroncong
memilih cara dimana mengikuti event keroncong dan memainkan
musik keroncong secara rutin dan berkelanjutan merupakan cara yang
efektif.
3. Implikasi metodologi
Penelitian yang berjudul “Melestarikan Kota Keroncong (Studi
Deskriptif Kualitatif Peran Komunitas Keroncong Di Kota Solo Dalam
Melestarikan Musik Keroncong Sebagai Identitas Kota Solo” ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan
metode studi
commit to user
kasus.
Sehingga dalam
103
penelitian
ini
peneliti
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mempelajari, menerangkan, atau menginterprestasikan suatu kasus
peran suatu komunitas yang mempunyai tujuan yang hendak dicapai.
Peneliti dalam penelitian ini, mengambil informan dengan
teknik sampel bertujuan (purposive sampling) dan data yang peneliti
peroleh berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dalam
penelitian ini secara metodologis memiliki kelebihan, yaitu penelitian
kualitatif mampu mengungkap realitas yang ada secara mendalam
seperti dalam penelitian ini yaitu, fakta-fakta dalam kehidupan seharihari informan dalam mengungkapkan bagaimana peran Komunitas
Keroncong dalam melestarikan musik keroncong di Solo. Sehingga
hasil penelitian ini didapatkan seperti apa adanya serta kebenaran
dalam penelitian kualitatif merupakan hasil intepretasi dan telah
disepakati oleh informan yang dijadikan sumber data.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi seperti di atas, peneliti
merekomendasikan saran sebagai berikut :
1. Pemerintah Kota Solo
Diharapkan adanya perhatian terhadap musik keroncong. Juga
diharapkan adanya bantuan dari pemkot untuk Komunitas
Keroncong untuk menunjang kegiatan komunitas agar tujuannya
dapat tercapai. Karena peran pemkot sendiri hamper tidaj ada
dalam pelestarian keroncong ini.
2. Komunitas Keroncong
Diharapkan kedepanya Komunitas keroncong lebih git dalam
melakukan aksi-aksi untuk melestarikan musik keroncong
3. Untuk semua pembaca
Semoga
penelitian
ini
dapat
commit to user
bermanfaat
dan
menambah
pengetahuan pembaca tentang peran Komunitas Keroncong dalam
104
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
melestarikan musik keroncong dan sebagai bahan acuan untuk
penelitian yang akan datang.
commit to user
105
Download