. ,. • - -- • '- -.. " .. .. I_ \ , . ... .- ::',... '. " • !l,.f~ . .rJ:Jl;7Meaan Mjrdeka Ilmur T ""u~-. ~ . ~ 7~,'- -. . IS ;"" . ", • mail : "'1"" .- - -. - J- _ -,it/=- ",' , . ' IZOCilP;>S ~:§ -. El. ... - ,... .. .. • Media • '- - - i.' •, ," -... -"'L--..-- .. -- ,. _ Hr/tgl/bln/thn : :l0 --'"- -, Hlm/klm : :1.8 7 - - .~. =. - - -- - jU /, ---.....:....--------- , • , • " , • , , , SEMEN "dikopyok". Begitu penjelasan pemusik Djaduk Ferianto dengan konsep bermusik kelom· pok yang ia pi1llpin: Orkes Sinten Remen. Penjelasannya yaitu, cara bermusik yang tidak ikut aturan main yang berlaku. Misalnya, aransemen lagu yang dibikin pentatonik, padahal aslinya lagu itu diatonik. Lagu barat yang asalnya berirama C01Jntry dinyan' dalam gaya tradisi Sunda. Hasil dari semua itu adalah: penonton tertawa terbahak-bahak. • , • UDUL pertunjukan Djaduk Ferianto di Graha Bhakti Budaya (GBB) Taman Ismail Marzuki (TIM) Senin (1517) malam itu adalah "Pertoendjoekan Hiboeran". Graha Bhakti Budaya '11M berkapasitas 900 kursi itu dipenuhi penonton, yang betah menontonnya selama dua setengah jam. Di luar pintu masuk gedung pertunjukan, penonton disodori penawaran kaset Orkes Sinten Remen yang materi lagunya dijadikan bahan baku utama pertunjukan di dalam gedung. Selain bintang tamu vokalis Trie utami, pertunjukan dibikin kian penuh tawa oleh kehadiran dramawan Butet Kartaredjasa, serta aksi "suJap bocor" (sulap yang kemudian rahasianya dibocorkan) oleh komedian-pesuJap Yogyakarta Wisben, dan duet pembawa acara Dibyo dan Eko Bebek, yang juga sedang kondang di Yogyakarta. Butet masih dengan resep lamanya, berpidato melalui penokohan dirinya sebagai suatu karakter politik sementara isi pidatonya dibumbui sindiran-sindiran atas situasi politik nasional. ••• DJADUK menjela kan konsep beI1l1Usiknya dari musik keroncong. Jenis mnsik yang pernah amat po• • • • ',.- -- - " . - ".-'-- .- .~ . -,~. - . ... .. _ _ - ... . . ,- ... - • • Media C7 ~ -- -~:; - Hr/tgl/bln/th n: -... '..:. --. ,; . : ;:.1 - ~-.- -, r ,.- -:. " : . -~. HI m/kl m -.;;-"" , = _ _ _ _ __ _ __ • .;: ", • - _. f'>. -- - • mail : • ~l -----"'"~-~ · ''';--. '-;-_" ~i . - ..----- ---"- . -- - .-. - _ _ _ _ _ _ _ __ • .. .. , • • " • • • 0" KOMI'AS/ DANU KU WORO Tampil Orkes Sinten Remen dan Yagyakarta, Senin (IS/ 7), tampil di Graha Bhakti Budaya 11M Jakarta. Pertunjukan hiburan yang dimatari pemusik Djaduk Ferianta ini menampilkan Trie Utami sebagai bintang tamu dan dilengkapi "humans" Butet Kartaredjasa. • • , , , Subselui Ketjasama aan Pub/ileasi - .- • -- --- •• • - -- . -'-'-::-=-:. - . . Media - .' Hr/tgl/bln/thn : . -., . • • mail: • , , -- . m ! ,• - , , • • , • , puler pada zamannya. la yakin, terhadap keroncong belwn ada eksperimentasi yang membuat keroncong sebagai sebuah warisan tradisi memiliki kemarnpuan untuk bertahan dicintai pubJilmya. Djaduk mengaku berusaha mempertemukan keroncong dengan publiknya masa kini, yakni generasi muda. Caraoya, dengan memasukkan unsur-unsur irama musik lain ke dalam keroncong, yang di telinga anak muda telah akrab, yakni musik reggae, jazz, country, juga samba. Menurut Djaduk semula keroncong memiliki. kekayaan model "tetabuhan" seperti keroncong stambul, keroncong langgam, keroncong moresko juga jenis "keroncong tugu" yang kini berhenti sebagai "musik kelangenan". dalam Orkes Sinten Remen diambil unsur-unsurnya saja. Yakni, instrumen cello, cuk, dan gitar, juga beat, melodi dan temponya. "Di tengah pendekatan country, reggae, dan jazz tadi, ditambah alat musik pendukung peru kendang dan drum, identitas kel\)ficong tetap nyata hadir," tutur Djaduk. Bukan tanpa sengaja jika akibatyangmuncul pada penikmat kemudian adalah tawa, sesuatu yang sejak semula memang menjadi wilayah kerja dua bersaudara anak penari Bagong Kussudiarjo itu: Butet dan Djaduk. Malam itu lagu langgam keroncong gubahan Gesang, Caping Gunung "diobrak-abrik" sedemikian rupa oleh Djaduk dengan Si.l1ten Remen sehingga berirama country. Vokalis Sinten Remen, Silir (namanya mengingatkan pada bekas lokalisasi WTS di Solo, dan di panggung Sinten Remen betapa Djaduk dan Butet tanpa perasaan risi menjadikan materi lawakan), melagukan Caping Gwnung dengan keterampilan yang bagus, antara memp an nada asalnya dengan penyesuaiah dengan irama cOllntry. Menurut Djaduk, keroncong Sinten Remen lantas menjadi funky, berdarah anakmuda (ia menyebutnya: funky, cool, smart, gareng , petruk, bagong ha-ha-ha), Keroncong yang di stasiun radio di Yogyakarta diperdengarkan untuk segmen pendengar usia tua, diputar di waktu siang yang sedang terik atau di tengah malam yang dingin, bahkan sebagian lagunya dipenuhi syair bahasa Jawa, kini diharapkan diterima oleh anakmuda. / ••• PEROMBAKAN dilakukan tidak saja terhadap aspek musik, tapi juga terhadap syair, dan menghidupkannya sebagai geni pertunjukan. Biasanya pemain musik keroncong tampil dengan busana "sopan" seperu jas atau paling ti dak mengenakan hem batik dan kawn wanitanya berkebaya, Sinten Remen pada penampilannya cli l'IM malam itu memilih kosturn punk yang "futuristik" gaya film Mad Max. Rambut terangkat ke atas, pakaian serba kulit, kacamata hitam, serba a esoris logam. Demikian puIa dengan syairnya. Syair garap'an Agus Noor mengolah kalimat-kalimat sindiran terhadap situasi politik nasional seperti pada lagu: Janji PaLsu juga Ref01"'lnasi Ha,ru. Lagu yang diseb t terakhir itu berbunyi : Refo i, kok cuma berganti bajul Tanpa ragu, terima suap selalul (Sika t ini sikat itu, tidak beda dengan orde yang dulu). Saat percakapan dengan wartawan, Djaduk dihitik konsep bermusiknya tidak baTU, ia mengulangi apa yang dilakukan kelompok humor tahun 1970-an Orkes Keroncong Pancaran Sinar Petromaks (PSP). Sementara penampilan di video klip-nya mliip dengan kelompok musik Djamrud yang sedang populer sekarang. Djaduk menjawab dalam nada entah serius entah (,anda, "Memang harus kami akui kami mengambil PSP dan Djamrud, tidak meniru tapi sebagai referensi. Sebagai referensi kami juga mempelajari, Katon Bagaskara, Sheila on Seven, Agnes Moniea, Leony, Papa T Bob, Sherina, juga Jo hua. " (Ha-ha-ha), (OOY) . ... . . , , • , " , , , •