Menghitung Kinerja Investasi

advertisement
Menghitung Kinerja Investasi
Dalam perjalanan investasi, nilai suatu asset bisa berubah dari waktu ke waktu
akibat perubahan kondisi pasar. Selain itu, sebagai bagian dari proses investasi,
investor perlu memantau dan mengevaluasi kinerja investasi portofolionya untuk
melihat sejauh mana strategi yang dipilihnya bekerja demi tercapainya tujuan
investasi.
Mengapa diperlukan pengukuran kinerja?
Pada dasarnya, ada tiga alasan utama mengapa kita perlu mengukur kinerja
investasi:
1. Kinerja investasi merupakan tujuan dari proses investasi.
Dengan mengukur kinerja investasi, maka investor dapat mengukur
seberapa besar pencapaian tujuan investasinya.
2. Sebagai feedback atas pencapaian tujuan investasi
Pengukuran kinerja memungkinkan investor melakukan evaluasi, di mana
hasil evaluasi tersebut dapat menjadi umpan balik (feedback) atas
pencapaian tujuan investasi. Dengan berbekal umpan balik ini maka
investor dapat menentukan apakah strategi yang dipilihnya sudah tepat,
ataukah ia masih perlu melakukan langkah-langkah penyesuaian guna
mencapai tujuan investasinya.
3. Menghindari penyimpangan dari tujuan investasi
Evaluasi kinerja investasi secara berkala dapat membantu menghindari
kekeliruan yang berakibat penyimpangan hasil investasi dari tujuan
investasi. Jika memang terjadi kekeliruan maka investor dapat segera
meluruskannya
dengan
mengubah
strategi
investasi
atau
menyempurnakan proses investasinya.
Faktor-faktor dalam perhitungan kinerja
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh investor dalam perhitungan
kinerja investasi:
•
Jenis portofolio investasi
•
Pedoman dan batasan investasi
•
Tolok ukur (benchmark)
•
Jangka waktu dan interval pengukuran
•
Arus dana masuk/keluar (cash inflow/outflow) selama periode pengukuran
•
Faktor-faktor eksternal, misalnya perpajakan, kurs mata uang asing,
regulasi pemerintah, dan seterusnya
Pemilihan tolok ukur penting karena investor perlu membandingkan kinerja
portofolionya dengan kinerja tolok ukur. Tolok ukur yang dipilih sebaiknya
disesuaikan dengan asset class portofolio sehingga perbandingannya pun menjadi
setara (apple-to-apple comparison). Sebagai contoh, portofolio saham dengan
batasan investasi 80-100% di saham dan 0-20% di instrumen pasar uang
Page 1 of 6
biasanya menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai tolok
ukurnya. Portofolio obligasi dengan batasan investasi 80-100% di obligasi
pemerintah dan 0-20% di instrumen pasar uang biasanya menggunakan HSBC
Bond Index sebagai tolok ukurnya, sedangkan untuk portofolio pasar uang bisa
digunakan rata-rata bunga deposito atau Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai
tolok ukur. Untuk portofolio campuran, tolok ukurnya bisa berupa komposit dari
beberapa indeks atau variabel. Misalnya untuk portofolio campuran dengan
batasan investasi 0-20% di instrumen pasar uang, 40-60% di obligasi pemerintah
dan 40-60% di saham bisa digunakan tolok ukur berupa komposit 50% IHSG +
50% HSBC Bond Index.
Metode perhitungan kinerja
Dalam memilih metode perhitungan kinerja investor perlu memahami terlebih
dahulu bahwa metode perhitungan yang dipilih harus dapat mengukur hasil
investasi yang dicapai serta memungkinkan investor untuk membandingkan hasil
investasi tersebut dengan hasil yang dicapai tolok ukur, portofolio lainnya atau
pengelola investasi lainnya.
Ada beragam metode perhitungan kinerja investasi dan pada dasarnya metodemetode ini terbagi dalam 2 kelompok: (1) tanpa pertimbangan faktor resiko dan
(2) dengan pertimbangan faktor resiko.
Tanpa pertimbangan faktor resiko
Dengan pertimbangan faktor resiko
• Holding Period Return (HPR)
• Sharpe ratio
• Holding Period Yield (HPY)
• Treynor ratio
• Arithmetic Rate of Return
• Jensen ratio
• Geometric Rate of Return
• Money (Dollar) Weighted Rate of
Return & Internal Rate of Return (IRR)
• Time Weighted Rate of Return (TWRR)
Selain itu ada pula metode perhitungan yang dinamakan Attribution Analysis, di
mana dengan metode ini investor bisa mengidentifikasikan kontribusi dari
masing-masing sektor atau instrumen investasi relatif terhadap kinerja portofolio
secara keseluruhan. Secara gambling, attribution analysis adalah alat untuk
mengukur mengevaluasi kinerja portofolio yang digunakan untuk menganalisa
kemampuan manajer investasi. Melalui attribution analysis, investor dapat
mengidentifikasikan impact dari keputusan investasi yang dibuat oleh manajer
investasi terkait dengan kebijakan investasi secara keseluruhan, alokasi aset
(asset allocation), pemilihan instrumen investasi and kegiatan transaksi. Dengan
membandingkan kinerja portofolio dengan tolok ukurnya, maka dapat diketahui
apakah sang manajer investasi benar-benar mumpuni atau sekedar sedang
beruntung saja pada periode tersebut. Attribution analysis biasanya digunakan
oleh para investor institusi untuk mengidentifikasikan para manajer investasi
yang terbaik yang bisa membantu memaksimalkan kinerja portofolio mereka. by
individuals.
Page 2 of 6
Dalam artikel kali ini penulis hanya akan membahas metode perhitungan tanpa
pertimbangan faktor resiko. Pembahasan mengenai metode penghitungan dengan
pertimbangan faktor resiko akan dibahas dalam artikel berikutnya.
Arithmetic vs. Geometric Return: mana yang lebih tepat?
Misalkan hasil investasi suatu portofolio adalah sebagai berikut:
Tahun
Nilai awal
Nilai akhir
1
100
125
2
125
150
3
150
120
4
120
180
5
180
200
Berdasarkan table di atas maka laba (Holding Period Yield) dapat dihitung dengan
rumus HPY (%) = {(nilai akhir/nilai awal)-1} x 100%:
Tahun
Nilai awal
Nilai akhir
HPY
1
100
125
25%
2
125
160
28%
3
160
128
-20%
4
128
166.40
30%
5
166,4
191.36
15%
Kemudian, kita dapat menghitung Holding Period Return (HPR) sebagai HPY+1:
Tahun
Nilai awal
Nilai akhir
HPY
HPR
(HPY+1)
1
100
125
25%
1.25
2
125
3
160
160
28%
1.28
128
-20%
0.80
4
128
166.40
30%
1.30
5
166,4
191.36
15%
1.15
Jika selama periode investasi tidak ada penambahan dana, maka total return atau
kinerja selama 5 tahun dapat dihitung sebagai berikut:
Total Return = {(191.36/100)-1} x 100% = 91.36%
Untuk menghitung kinerja historis portofolio investasi ini, manakah metode
perhitungan yang sebaiknya kita gunakan: arithmetic atau geometric return? Mari
kita bandingkan perhitungan dengan kedua metode ini sebagai berikut:
Arithmetic Return
Geometric Return
n
Total Return = ∑ (HPY)i
n
Total Return = {∏(HPR)-1} x 100%
i
i
= (25+28-20+30+15)%
= {(1.25 x 1.28 x 0.80 x 1.30 x 1.15)-1} x 100%
= 78%
= 91.36%
Page 3 of 6
Rata-rata return per tahun = 1/n x Total
Rata-rata return per tahun
Return
n
n
= {[∏(HPR)]1/n-1} x 100%
i
=1/n ∑ (HPY)i = 1/5 x 78% = 15.60%
i
= {(1.9136)1/5 – 1} x 100% = 13.86%
Dari ilustrasi di atas terlihat bahwa perhitungan kinerja historis lebih tepat
dilakukan dengan menggunakan Geometric Return. Mengapa demikian?
Rata-rata aritmatika (arithmetic average) adalah jumlah dari sekelompok angka
dibagi dengan jumlah angka dalam kelompok tersebut. Jika kita menghitung ratarata nilai 5 orang siswa dalam suatu ujian yang mendapatkan skor 60%, 70%,
80%, 90% and 100%, maka rata-ratanya adalah 80%: (0.6 + 0.7 + 0.8 + 0.9 +
1.0)/5 = 0.8. Dalam hal ini digunakan rata-rata aritmatika karena setiap skor
adalah variabel yang independen. Masing-masing siswa bisa mendapatkan skor
rendah atau tinggi, tidak tergantung satu sama lain. Dengan kata lain, skor ujian
seorang siswa adalah independen dari skor siswa-siswa lainnya.
Di sisi lain, penghitungan rata-rata lainnya, terutama di bidang keuangan dan
investasi, di mana rata-rata aritmatika bukan merupakan metode yang tepat
untuk menghitung rata-rata. Untuk rata-rata hasil investasi, misalnya. Misalkan
kinerja investasi saham selama 5 tahun adalah sebesar 90%, 10%, 20%, 30%
and -90%, berapakah rata-rata kinerja per tahunnya? Jika kita menggunakan
rata-rata aritmatika, maka kita akan mendapatkan angka 12% per tahun.
Akan tetapi, kita perlu memahami bahwa kinerja investasi tahunan tidaklah
independent satu sama lain. Jika investor mengalami kerugian besar dalam suatu
tahun, maka ia akan memiliki lebih sedikit modal untuk menghasilkan kinerja
investasi di tahun berikutnya, begitu pula sebaliknya. Karena itu, kita perlu
menggunakan rata-rata geometrika untuk mendapatkan rata-rata kinerja per
tahun yang akurat.
Untuk menghitung rata-rata geometrika, tambahkan 1 ke setiap angka kinerja
investasi (untuk menghindari persentase negatif) lalu kalikan semuanya dan
pangkatkan 1/n di mana n adalah jumlah data. Terakhir kurangi hasilnya dengan
1. Jika kita gunakan kinerja investasi saham di atas sebesar 90%, 10%, 20%,
30% and -90%, maka rata-rata geometrikanya adalah [(1.9 x 1.1 x 1.2 x 1.3 x
0.1)1/5] – 1 = -20.08%. Angka ini jelas lebih rendah dari 12% yang didapat jika
kita menggunakan rata-rata aritmatika, namun inilah angka yang realistis.
Mungkin bagi sebagian orang alasan mengapa penggunaan rata-rata geometrika
lebih akurat daripada rata-rata aritmatika terasa membingungkan. Namun
beginilah cara melihatnya: jika kita kehilangan 100% dari pokok investasi kita,
maka kita sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan kinerja
investasi di tahun berikutnya. Dengan demikian, kinerja investasi tahunan
Page 4 of 6
tidaklah independen satu sama lain sehingga untuk perhitungan kinerja rata-rata
per tahunnya lebih akurat dipakai metode rata-rata geometrika.
Penghitungan kinerja jika terdapat penambahan dana
Jika terdapat penambahan dana di awal tahun, maka Total Return tidak dapat
dihitung hanya dengan melihat nilai awal dan akhir investasi saja. Mari kita
perhatikan contoh berikut:
Tahun
Kontribusi
Nilai awal
Nilai akhir
HPY
HPR
1
100
100
120
20%
1.20
2
100
220
286
30%
1.30
3
100
386
308.8
-20%
0.80
4
100
408.8
613.2
50%
1.50
5
100
713.2
534.9
-25%
0.75
Jika perhitungan kinerja dilakukan untuk tujuan perbandingan, maka metode
yang digunakan adalah Time Weighted Rate of Return (TWRR) atau rata-rata
geometrika:
n
Total Return = {∏(HPR)-1} x 100%
i
= {(1.25 x 1.30 x 0.80 x 1.50 x 0.75)-1} x 100%
= 40.4%
n
Rata-rata return per tahun = {[∏(HPR)]1/n-1} x 100%
i
= {(1.404)1/5 – 1} x 100% = 7.02%
TWRR merupakan metode perhitungan kinerja investasi yang ideal untuk
kebutuhan perbandingan kinerja. TWRR menghilangkan efek dari arus dana
masuk atau keluar ke dalam portofolio.
Di lain pihak, jika perhitungan kinerja dilakukan untuk mengukur pertumbuhan
dana, maka metode yang digunakan adalah Money Weighted Rate of Return
(MWRR) atau Internal Rate of Return (IRR). Secara gamblang, IRR adalah nilai
pertumbuhan yang dapat menghasilkan nilai investasi pada akhir periode. Dalam
contoh di atas, IRR adalah nilai pertumbuhan yang bisa menumbuhkan investasi
awal sebesar 100 menjadi 534.9 dalam periode 5 tahun, di mana pada setiap
awal tahunnya ada kontribusi investasi sebesar 100 sebagaimana digambarkan
dalam diagram arus kas sebagai berikut (perhatikan bahwa tanda panah ke
bawah mencerminkan arus kas keluar karena merupakan kontribusi investasi dan
dan dinyatakan sebagai bilangan negatif):
Page 5 of 6
534.9
1
2
3
4
5
100
100
100
100
100
CF0
CF1
CF2
CF3
CF4
CF5
IRR, dinyatakan sebagai r, memenuhi persamaan matematika sebagai berikut:
534.9 = 100 x {(1+r) + (1+r)2 + (1+r)3 + (1+r)4 + (1+r)5}
Dengan menggunakan kalkulator finansial atau program Microsoft Excel maka
didapat r sebesar 2.26%.
Alternatif dari metode IRR adalah metode Modified Dietz yang merupakan
penyederhanaan dari rumus IRR. Metode Modified Dietz dinyatakan dalam rumus
berikut:
R = MV(E) – MV(B) - ∑CF
MV(B) + ∑(CF x w)
di mana MV(E) adalah nilai investasi akhir, MV(B) adalah nilai investasi awal, dan
∑CF adalah arus kas net (arus kas masuk – arus kas keluar). Di bagian penyebut
arus kas net di setiap periode harus dikalikan dulu dengan bobot w. Setiap arus
kas diberikan bobot sesuai dengan berapa lama arus kas tersebut berada dalam
portofolio. Jadi jika terjadi arus kas pada tanggal 10 dan dalam bulan itu ada 30
hari, maka bobotnya adalah (30-10)/30 = 2/3. Metode Modified Dietz berasumsi
bahwa arus kas net diinvestasikan pada akhir hari.
Dibandingkan dengan metode rata-rata geometrika (geometric return), metode
Modified Dietz adalah metode yang lebih akurat untuk mengukur kinerja investasi
portofolio karena metode Modified Dietz memperhitungkan timing dari arus kas.
Selain itu, metode Modified Dietz juga mengesampingkan perlunya valuasi nilai
portofolio setiap terjadi arus kas karena metode ini mengasumsikan tingkat
return yang tetap selama periode investasi.
Page 6 of 6
Download