ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK PADA PT PLN

advertisement
ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK
PADA PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA
AREA CIPUTAT
DERISTYA HANDOKO
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI, SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Keandalan
Sistem Distribusi Listrik Pada PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area
Ciputat adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2016
Deristya Handoko
NIM H24120121
ABSTRAK
DERISTYA HANDOKO. Analisis Keandalan Sistem Distribusi Listrik pada
PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat. Dibimbing oleh H
MUSA HUBEIS.
Tingginya kebutuhan listrik mengakibatkan timbulnya berbagai
gangguan dan ketidakpastian yang sering dihadapi seiring terbatasnya
kemampuan perusahaan dalam mendistribusikan listrik, sehingga memicu
terjadinya pemadaman. Dalam melayani konsumen, perusahaan diharapkan
mampu mencapai keandalan melalui penanganan terhadap risiko gangguan dan
ketidakpastian. Tujuan penelitian menganalisis nilai keandalan dan
menganalisis strategi alternatif pencapaian keandalan sistem distribusi listrik
yang tepat bagi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat.
Analisis data yang digunakan adalah analisis keandalan dengan indeks System
Average Interruption Frequency Index (SAIFI) dan System Average
Interruption Duration Index (SAIDI), diagram sebab akibat dan metode
Analytic Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan nilai SAIFI
2.891 kali gangguan/pelanggan/tahun dan SAIDI 3.963 jam/pelanggan/tahun,
maka sistem distribusi listrik di Area Ciputat tidak andal. Alternatif strategi
untuk mencapai keandalan adalah pemeliharaan prediktif, investasi mutu SDM,
penggantian dan perbaikan alat dan material, mempercepat pemulihan
gangguan dan koordinasi operasi.
Kata kunci: analisis keandalan, PLN, sistem distribusi, tenaga listrik
ABSTRACT
DERISTYA HANDOKO. Reliability Analysis of Electrical Distribution
System at PT PLN (Persero) Jakarta Raya Distribution at Ciputat Area.
Supervised by H MUSA HUBEIS.
The high demand of electricity causing various disorders and
uncertainty that have frequently afflicted with limited in distribute electricity
and trigger blackout. In serving customers, the company is expected to reach
the reliability by handling of disorder and uncertainty risks. The purpose of this
research are to analyze the reliability value and analyze alternative strategies
for reliability of electrical distribution system appropriate to PT PLN (Persero)
Jakarta Raya Distribution at Ciputat Area. Data analyzed by using reliability
analyze with System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) and
System Average Interruption Duration Index (SAIDI), cause and effect
diagram and Analytic Hierarchy Process (AHP). The result idicates that the
SAIFI value is 2.891 failure/customers/year and SAIDI value is 3.963
hour/customers/year. It can be concluded that the power distribution system in
Ciputat Area is not reliable. The right alternative strategy to achive power
sytem distribution’s reliability are by predictive maintenance, invest in quality
of human resource, replacing and repairing machine and material, accelerate
recovery disorder and operational coordination.
Keywords: distribution system, electricity power, PLN, reliability analysis
ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK
PADA PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA
AREA CIPUTAT
DERISTYA HANDOKO
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala
atas segala karunia-Nya, sehingga skripsi yang menjadi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2016 adalah
manajemen operasi dengan judul Analisis Keandalan Sistem Distribusi Listrik
Pada PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS,
Dipl.Ing, DEA selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis
sampaikan kepada para karyawan dan pimpinan PT PLN (Persero) Distribusi
Jakarta Raya Area Ciputat yang telah membantu selama pengumpulan data dan
informasi selama penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada
ayah, ibu, kakak, adik dan seluruh keluarga, serta teman-teman Manajemen
angkatan 49 atas semangat dan dukungannya selama penulis menempuh
pendidikan sarjana di Institut Pertanian Bogor.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juni 2016
Deristya Handoko
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen Operasi
Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Prinsip Keandalan
Penelitian Terdahulu
METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum PT PLN (Persero)
Gambaran Umum PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat
Analisis Keandalan Sistem Distribusi Listrik Area Ciputat
Analisis Sebab Akibat Risiko Gangguan Pemadaman listrik
Analisis AHP Strategi Pencapaian Keandalan Sistem Distribusi Listrik
Implikasi Manajerial
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
vi
vi
1
1
3
3
3
3
3
3
4
4
4
5
5
6
6
7
8
8
8
9
11
14
17
17
17
17
18
20
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Data jumlah pengguna listrik di Indonesia
Data jumlah gangguan distribusi pada tahun 2014
Klasifikasi jumlah pelanggan listrik Area Ciputat tahun 2015
Nilai SAIFI dan SAIDI Area Ciputat tahun 2015
Hasil SAIFI dan SAIDI Tahun 2015 di sub area Ciputat
Hasil SAIFI dan SAIDI tahun 2015 di sub area Pamulang
Hasil SAIFI dan SAIDI tahun 2015 di sub area Cinere
Bobot setiap faktor terhadap tujuan utama
Bobot setiap aktor terhadap faktor
Bobot setiap tujuan terhadap aktor
Bobot setiap strategi terhadap tujuan
1
2
9
10
20
20
21
22
22
22
22
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
Grafik jumlah gangguan jaringan tegangan rendah di Area Ciputat
Kerangka pemikiran penelitian
Histogram nilai SAIFI dan SAIDI tiga sub area di Area Ciputat
tahun 2015
Diagram sebab akibat risiko gangguan pemadaman listrik Area
Ciputat
Struktur hierarki strategi alternatif pencapaian keandalan sistem
distribusi listrik Area Ciputat
2
6
10
13
14
DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
Hasil perhitungan SAIFI dan SAIDI
Perhitungan AHP
20
22
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini jumlah pengguna listrik terus mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Hal tersebut disebabkan karena listrik telah menjadi kebutuhan pokok
konsumen, peningkatan kesejahteraan masyarakat serta perkembangan teknologi.
Pada Tabel 1 disajikan data jumlah pengguna listrik di Indonesia.
Tabel 1. Data jumlah pengguna listrik di Indonesia
Tahun
2014
2013
2012
2011
2010
Jumlah Pengguna Listrik
(pelanggan)
57 493 234
53 996 208
49 795 249
45 895 145
42 435 387
Sumber: PT PLN (Persero), 2014
Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa setiap tahunnya terjadi kenaikan jumlah
pelanggan listrik yang digunakan oleh pelanggan. Hal tersebut menggambarkan
kebutuhan masyarakat untuk menggunakan listrik semakin meningkat.
Pertumbuhan permintaan listrik ini akan berpengaruh pada kapasitas daya listrik.
Dalam memperbesar kapasitas daya listrik perlu mempertimbangkan ketersediaan
energi primer yang mayoritas merupakan sumber energi yang tidak dapat
diperbarui. Selain itu pembangunan infrastruktur produksi dan pendistribusian
listrik memerlukan biaya dan waktu yang sangat besar.
Perusahaan Listrik Negara (PLN Persero) merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang penyediaan tenaga listrik. Dalam melayani pelanggan,
perusahaan terus berupaya meningkatkan kinerja jaringan listrik. Namun
perusahaan menghadapi tantangan cukup berat berupa terbatasnya pasokan
sumber energi pada beberapa pembangkit, belum terealisasinya beberapa jaringan
instalasi pendukung utama dan melonjaknya permintaan pasokan listrik di
beberapa daerah. Perusahaan secara kontinu terus melakukan berbagai upaya
menjaga mutu layanan, diantaranya pengurangan frekuensi gangguan pemadaman
dan lama pemadaman, kestabilan tegangan dan pengembangan kapasitas
pembangkit untuk memenuhi kecukupan pasokan listrik. Upaya tersebut harus
dilakukan sebagai tanggungjawab perusahaan terhadap konsumen.
Saat ini PT PLN (Persero) memiliki enam unit bisnis distribusi yang hanya
mengurus pendistribusian listrik. Empat di antaranya berada di Pulau Jawa,
sedangkan sisanya berada di Bali dan Lampung. Dalam mendistribusikan listrik
kepada pelanggan tidak lepas dari adanya risiko gangguan dan ketidakpastian
seperti tingginya beban listrik yang digunakan pelanggan dan tegangan yang tidak
stabil. Pada Tabel 2 disajikan data jumlah gangguan distribusi pada unit bisnis
distribusi listrik pada Tahun 2014.
2
Tabel 2. Data jumlah gangguan distribusi pada tahun 2014
Jumlah Gangguan
(kali/100kms)
49.38
49.04
15.54
9.82
9.46
0.03
Unit Distribusi Listrik
Lampung
Jakarta Raya
Jawa Barat dan Banten
Jawa Tengah dan Yogyakarta
Bali
Jawa Timur
Sumber: PT PLN (Persero), 2014
Berdasarkan data statistik tersebut, unit distribusi yang memiliki jumlah
gangguan terbesar adalah unit Lampung dengan jumlah gangguan terhadap
panjang jaringan tertinggi sebesar 49.38 kali gangguan per 100 kilometer sirkuit
(kms), disusul unit Jakarta Raya dengan 49.04 kali gangguan per kms. Banyaknya
jumlah gangguan yang terjadi pada suatu area akan menyebabkan terganggunya
penyediaan tenaga listrik, yang salah satunya memicu terjadinya pemadaman.
Salah satu unit distribusi listrik di Jakarta Raya adalah area Ciputat. Di
dalam area ini meliputi tiga sub area, yaitu Ciputat, Pamulang dan Cinere. Pada
Gambar 1 disajikan jumlah ganguan pada jaringan tegangan rendah di Area
Ciputat Tahun 2015.
Jumlah Gangguan JTR Area Ciputat Tahun 2015
Jumlah Gangguan
(Kali/100kms)
6
4
2
0
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Bulan
Gambar 1. Grafik jumlah gangguan jaringan tegangan rendah di Area Ciputat
Gambar 1 menunjukkan jumlah gangguan Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
di area Ciputat bersifat fluktuatif setiap bulannya, dengan jumlah gangguan
tertingi berada pada bulan Juni tahun 2015 sebesar 5.61 kali gangguan per 100
kms. Jaringan tegangan rendah merupakan salah satu jaringan distribusi listrik
pada pelanggan yang menggunakan listrik dengan tegangan rendah, salah satunya
pelanggan rumah tangga. Jumlah gangguan pada suatu jaringan secara fluktuatif
akan berpengaruh pada nilai keandalannya. Tingkat keandalan sistem distribusi
listrik diukur berdasarkan durasi dan frekuensi gangguan yang terjadi. Oleh
karena itu perusahaan diharapkan mampu mencapai keandalan melalui
penanganan terhadap risiko gangguan dan ketidakpastian yang dihadapi dalam
melayani pelanggan.
Oleh karena itu perlu dianalisis tingkat keandalan sistem distribusi listrik
dengan menghitung durasi dan frekuensi gangguan yang terjadi dan selanjutnya
diidentifikasi faktor-faktor penyebab pemadaman listrik, sehingga dapat
mendasari perusahaan untuk menentukan strategi yang tepat dalam mencapai
tingkat keandalan sistem distribusi listrik yang ingin dicapai.
3
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah yang akan diteliti
adalah: (1) Berapa nilai keandalan sistem distribusi listrik pada PT PLN (Persero)
Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat? dan (2) Bagaimana strategi keandalan
sistem distribusi listrik yang tepat bagi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya
Area Ciputat?
Tujuan Penelitian
Tujuan pada penelitian adalah: (1) Menganalisis nilai keandalan sistem
distribusi listrik pada PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat dan
(2) Menganalisis strategi alternatif pencapaian keandalan sistem distribusi listrik
yang tepat bagi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: (1) Bagi PT PLN
(Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat dapat membuat kebijakan dan
strategi dalam penanganan risiko gangguan dan ketidakpastian untuk mencapai
peningkatan mutu pelayanan sistem distribusi listrik; (2) Bagi Masyarakat Ilmiah
dapat menjadikan penelitian ini sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya dan
referensi dalam menganalisis indeks dan strategi keandalan sistem distribusi
listrik dan (3) Bagi peneliti berguna sebagai bahan pembelajaran dan aplikasi dari
perkuliahan yang diterima selama perkuliahan.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian terfokus pada keandalan sistem distribusi listrik berdasarkan
frekuensi dan durasi pemadaman listrik yang dialami pelanggan dengan indeks
SAIFI dan SAIDI di Area Ciputat pada Tahun 2015 ppada PT PLN (Persero)
Distribusi Jakarta Raya di area Ciputat yang terdiri atas tiga sub area pelayanan
distribusi listrik, yaitu Ciputat, Pamulang dan Cinere.
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen Operasi
Menurut Heizer dan Render (2005), manajemen operasi adalah serangkaian
aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan
mengubah input menjadi output. Manajemen operasi sangat penting dalam
organisasi karena: (1) merupakan salah satu dari tiga fungsi utama sebuah
organisasi dan secara utuh berhubungan dengan bisnis pemasaran dan keuangan
perusahaan, (2) terdapat fungsi produksi sebagai bagian dari masyarakat yang
menciptakan produk/jasa yang digunakan masyarakat dan (3) merupakan bagian
yang paling banyak mengeluarkan biaya dalam sebuah organisasi.
4
Menurut Handoko (2008), manajemen operasi merupakan usaha usaha
pegelolaan secara optimal penggunaan sumber daya (tenaga kerja, mesin, bahan
mentah), dan tenaga kerja untuk menjadikan berbagai produk/jasa. Para manajer
mengarahkan berbagai input agar dapat memproduksi berbagai output dalam
jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai permintaan konsumen.
Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Menurut Zuhal (1993), sistem distribusi tenaga listrik memiliki fungsi untuk
membagikan tenaga listrik kepada pengguna melalui saluran tegangan rendah.
Proses distribusi dimulai pada gardu induk (GI) yang akan menurunkan tegangan
tegangan melalui trafo distribusi (TD) dalam bentuk tegangan menengah 20 kV.
Kemudian listrik disebar ke berbagai pusat beban. Tegangan distribusi primer
tersebut diturunkan menjadi tegangan rendah 220/380 V.
Menurut Patrick dan Fardo (2009), sistem distribusi tenaga listrik memiliki
peran untuk mentransfer daya listrik dari sumber ke tempat dimana listrik
digunakan.
Prinsip Keandalan
Menurut Nasution (2005), keandalan (reliability) menggambarkan suatu
peluang fasilitas atau sistem memiliki kinerja menurut yang ditetapkan dalam
kurun waktu dan kondisi operasi tertentu. Heizer dan Render (2005) keandalan
adalah peluang suatu komponen mesin atau produk berfungsi secara benar pada
waktu dan kondisi tertentu. Bila salah satu komponen gagal dilaksanakan karena
alasan tertentu, maka akan menyebabkan kegagalan pada keseluruhan sistem.
Menurut Cadick et al. (2012), keandalan dinyatakan sebagai frekuensi dan
durasi gangguan yang diharapkan pada jangka waktu tertentu dalam sistem
operasi. Reliabilitas digunakan untuk memastikan sistem operasi berjalan baik
secara kontinu.
Penelitian Terdahulu
Penelitian menggunakan metode analisis keandalan dengan menghitung
indeks SAIFI dan SAIDI diantaranya telah dilakukan oleh Saodah (2008) pada PT
PLN (Persero) APJ Cimahi-UPJ Prima, Pirade (2009) pada PT PLN (Persero)
Wilayah VII Palu, Wicaksono et al. (2012) pada penyulang listrik dan Franklin
(2014) pada Sistem Distribusi Listrik di Jaringan Ekpoma, Wilayah Edo, Nigeria.
Penelitian menggunakan metode AHP dilakukan Citrawati (2014) pada
salon muslimah, Gumilang (2015) pada komoditas air minum, Hidayat (2015)
pada perusahaan otomotif dan Satriaputri (2015) pada operasional jalan tol
Jagorawi.
Penelitian yang dilakukan oleh Thayib (2011) berjudul “Perhitungan Indeks
Keandalan Sistem Tenaga Listrik Interkoneksi Sumatera Bagian Selatan” dengan
analisis keandalan menggunakan indeks SAIFI dan SAIDI menyatakan bahwa
nilai indeks SAIFI untuk sistem Sumatera Bagian Selatan adalah 3.0716
gangguan/pelanggan/tahun dan nilai indeks SAIDI 34.6482 jam/pelanggan/tahun.
Kedua indeks itu masih lebih tinggi dan belum mencapai target yang ingin dicapai
PT PLN (Persero).
5
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan, penelitian mengenai
analisis keandalan listrik telah banyak dilakukan, namun penelitian mengenai
penerapan strategi paling tepat mencapai keandalan belum banyak dikembangkan.
Atas dasar itu dilakukan penelitian mengenai analisis keandalan dan strategi
penanganannya dengan indeks SAIFI dan SAIDI, serta AHP yang dapat dijadikan
literatur pada bidang manajemen produksi dan operasi (MPO).
METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian
PT PLN (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak dalam bidang penyediaan tenaga listrik yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam memberikan pelayanan bermutu, perusahaan
dihadapkan oleh risiko gangguan dan ketidakpastian yang memicu terjadinya
pemadaman. Frekuensi pemadaman yang tinggi akan memengaruhi nilai
keandalan sistem distribusi listrik.
Oleh karena itu, diidentifikasi nilai keandalan sistem distribusi listrik untuk
mengetahui tingkat pelayanan penyediaan tenaga listrik dari sistem ke konsumen.
Analisis tersebut dilakukan dengan menghitung frekuensi gangguan dengan
indeks SAIFI dan durasi gangguan dengan indeks SAIDI. Apabila berdasarkan
hasil analisis keandalan menyatakan bahwa sistem distribusi listrik di Area
Ciputat tidak andal, maka diperlukan analisis faktor-faktor penyebab pemadaman
listrik. Data tersebut diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara dengan
pakar yang kemudian dipetakan dengan diagram sebab akibat. Faktor-faktor
penyebab pemadaman listrik di Area Ciputat menjadi dasar dalam analisis strategi
keandalan sistem distribusi listrik dengan metode AHP untuk menentukan strategi
yang tepat sebagai upaya penanganan risiko gangguan pemadaman.
Setelah melakukan tahapan analisis tersebut, peneliti memberikan
rekomendasi terkait strategi alternatif penanganan risiko ganguan dan
ketidakpastian yang tepat sehingga menimbulkan peningkatan mutu pelayanan
distribusi listrik, seperti yang telah dimuat pada Gambar 2 sebagai kerangka
pemikiran penelitian.
6
PT PLN (Persero) Distribusi
Jakarta Raya Area Ciputat
Risiko Gangguan
Pemadaman Listrik
Keandalan Sistem
Distribusi Listrik
Analisis Keandalan
Sistem Distribusi Listrik
(Indeks Keandalan SAIFI dan SAIDI)
Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab
Pemadaman Listrik
(Diagram Sebab Akibat)
Identifikasi Faktor-Faktor
Penyebab Pemadaman Listrik
(Diagram Sebab Akibat)
Analisis Strategi Keandalan Sistem
Distribusi Listrik
(AHP)
Rekomendasi
Peningkatan Mutu Pelayanan
Distribusi Listrik
Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area
Ciputat yang berlokasi Jalan RE Martadinata Km. 27, Ciputat, Tangerang Selatan,
Banten. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret hingga Mei 2016. Waktu
tersebut digunakan untuk memperoleh data relevan dari perusahaan yang
kemudian diolah dan hasilnya dievaluasi sebagai rekomendasi bagi perusahaan.
Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer
diperoleh menggunakan metode non probability sampling dengan teknik
purposive sampling. Menurut Bungin (2011), teknik purposive sampling
digunakan pada penelitian yang lebih mengutamakan tujuan penelitian daripada
sifat populasi dakam menentukan contoh penelitian. Responden yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pakar. Menurut Marimin (2002), terdapat empat
kelompok kriteria menentukan pakar, yaitu: (1) pakar yang mendapat pendidikan
formal S2/S3 pada bidang yang dikaji, (2) pakar yang berpengalaman pada bidang
yang dikaji, tetapi memiliki pendidikan formal di bidang lain, (3) pakar yang
berpendidikan formal dan berpengalaman pada bidang yang dikaji, dan (4) pakar
yang berasal dari praktisi di dalam kehidupan sehari-hari. Pakar yang memenuhi
kriteria dalam penelitian ini adalah Manajer, Asman Distribusi dan Supervisor.
7
Data primer didapatkan dengan melakukan observasi langsung di lapangan,
wawancara dan pengisian kuesioner oleh para pakar di PT PLN (Persero)
Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat. Data primer digunakan untuk mencari
penyebab pemadaman listrik dengan analisis sebab akibat, kemudian dianalisis
dengan metode AHP melalui bobot relatif dari strategi alternatif yang diberikan.
Data sekunder diperoleh dari informasi dan pencatatan historis perusahaan yang
dibutuhkan selama penelitian, yaitu data gangguan listrik, data pemadaman listrik
dan lain-lain. Data tersebut berguna untuk menganalisis keandalan sistem
distribusi listrik dengan menghitung indeks SAIFI dan SAIDI. Bahan pustaka
lainnya adalah buku, jurnal ilmiah, dan laporan penelitian terdahulu yang relevan.
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis dengan:
Diagram Sebab Akibat
Menurut Gasperz (2005), Diagram Sebab Akibat adalah suatu pendekatan
terstruktur yang memungkinkan dilakukan analisis lebih rinci dalam menemukan
penyebab suatu masalah-masalah ketidaksesuaian yang ada.
Menurut Herjanto (2007) tahapan menyusun diagram sebab akibat adalah:
1. Penentuan masalah/akibat yang akan dicari penyebabnya dan ditulis pada ujung
garis horizontal.
2. Penentuan kelompok faktor-faktor penyebab utama yang mungkin menjadi
penyebab masalah dan ditulis pada kotak yang berada pada cabang.
3. Penentuan faktor-faktor penyebab yang lebih rinci pada setiap cabang yang
menjadi faktor penyebab masalah yang dianalisis.
4. Analisis membandingkan data/keadaan dengan persyaratan untuk setiap faktor
penyebab berhubungan dengan akibat.
Analisis Keandalan
Analisis keandalan bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang
berpengaruh terhadap keandalan dan sebagai perbandingan kinerja distribusi
listrik bagi perusahaan (IEEE, 2004). Indeks yang digunakan dalam menganalisis
keandalan sistem distribusi listrik adalah SAIFI dan SAIDI.
SAIFI
Indeks SAIFI menunjukkan seberapa sering rataan pelanggan yang
mengalami gangguan berkelanjutan dalam periode tertentu (IEEE, 2004). Nilai
SAIFI dihitung berdasarkan persamaan (1).
𝑆𝐴𝐼𝐹𝐼 =
∑(π‘ƒπ‘’π‘™π‘Žπ‘›π‘”π‘”π‘Žπ‘› π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘šπ‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘™π‘Žπ‘šπ‘– π‘π‘’π‘šπ‘Žπ‘‘π‘Žπ‘šπ‘Žπ‘›)
π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘’π‘™π‘Žπ‘›π‘”π‘”π‘Žπ‘›
..................................... (1)
SAIDI
Indeks SAIDI menunjukkan total durasi gangguan untuk rataan pelanggan
selama periode waktu ditetapkan. Hal ini umumnya diukur dalam satuan menit
atau jam gangguan per pelanggan. Secara matematis, perhitungan ini diberikan
oleh persamaan (2).
8
𝑆𝐴𝐼𝐷𝐼 =
∑(πΏπ‘Žπ‘šπ‘Ž π‘π‘’π‘™π‘Žπ‘›π‘”π‘”π‘Žπ‘› π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘š π‘₯ π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘’π‘™π‘Žπ‘›π‘”π‘”π‘Žπ‘› π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘š)
π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ƒπ‘’π‘™π‘Žπ‘›π‘”π‘”π‘Žπ‘›
....................... (2)
AHP
Metode ini digunakan untuk menyelesaikan persoalan dalam suatu kerangka
pemikiran terorganisir yang dapat diekspresikan untuk mengambil keputusan
efektif. Terdapat tiga prinsip pemecahan masalah, yaitu penyusunan hirarki,
penetapan prioritas dan konsistensi logis (Saaty, 1991). Penyusunan hirarki
dimulai dari penetapan goal, lalu kriteria level pertama, sub-kriteria dan alternatif.
Tahap berikutnya memberikan nilai bobot relatif dengan perbandingan
berpasangan judgement dari pengambil keputusan, yaitu ahli dalam bidang yang
sedang dianalisis, yaitu keandalan sistem distribusi. Skala perbandingan yang
digunakan adalah skala 1-9 yang merupakan skala terbaik dalam
mengkualifikasikan pendapat (Marimin, 2008). Skala tersebut kemudian diolah
untuk menentukan peringkat prioritas dari seluruh alternatif, setelah nilai
perbandingan berpasangan diperoleh selanjutnya dilakukan uji konsistensi logis
untuk mengambil keputusan akurat dengan nilai rasio konsistensi yang baik
adalah lebih kecil atau sama dengan 10 persen, dimana bila nilai melebihi, maka
peniaian tersebut masih acak dan perlu diperbaiki.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum PT PLN (Persero)
PT PLN (Persero) terbentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No.17
Tahun 1972. Tugas utama PT PLN adalah menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah untuk memberikan
kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik,
maka sejak tahun 1994 status PT PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai Pemegang Kuasa Usaha
Kelistrikan (PKUK) dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga
saat ini.
Visi PT PLN (Persero) adalah menjadi perusahaan kelas dunia yang
bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
Dalam mencapai visi diperlukan suatu misi, yaitu (1) Menjalankan bidang
kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan,
anggota perusahaan dan pemegang saham; (2) Menjadikan tenaga listrik sebagai
media untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat; (3) Mengupayakan agar
tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi dan (4) Menjalankan kegiatan
usaha yang berwawasan lingkungan.
Gambaran Umum PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat
PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya merupakan salah satu dari enam
unit distribusi listrik yang melayani pelanggan di wilayah DKI Jakarta serta
sebagian wilayah Bodetabek. Total luas wilayah operasi PLN Disjaya adalah
9
2 067 km2. Tugas pokok perusahaan meliputi distribusi, penjualan dan pelayanan
tenaga listrik kepada pelanggan. Kegiatan operasional perusahaan dikendalikan
melalui 20 area pelayanan yang tersebar di Jabodetabek. Salah satu unit pelayanan
PLN Disjaya adalah Area Pelayanan Jaringan (APJ) Ciputat.
APJ Ciputat merupakan area distribusi listrik yang mencakup tiga sub
area, yaitu Ciputat, Pamulang dan Cinere dengan luas wilayah 97.27 km2.
Berdasarkan data perusahaan, jumlah pelanggan listrik di area Ciputat dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Klasifikasi jumlah pelanggan listrik Area Ciputat tahun 2015
Jenis Pelanggan
Jumlah Pelanggan
(pelanggan)
Rumah Tangga
Sosial
Bisnis
Industri
Publik
TOTAL
296 489
2 881
17 895
60
571
317 977
Sumber: PT PLN (Persero) Area Ciputat, 2015
Berdasarkan Tabel 3, jumlah pelanggan listrik di Area Ciputat didominasi
oleh pelanggan rumah tangga dengan 296 489 pelanggan. Tingginya jumlah
pelanggan akan berpengaruh pada jumlah pasokan listrik yang harus dipenuhi.
Selain itu terdapat risiko gangguan dan ketidakpastian yang memengaruhi kinerja
perusahaan dalam mendistribusikan listrik kepada pelanggan. Berdasarkan
pemaparan pada (Gambar 1) terkait gangguan listrik pada Jaringan Tegangan
Rendah (JTR) yang fluktuatif tiap bulannya berpengaruh pada keandalan sistem
distribusi listrik di area Ciputat.
Analisis Keandalan Sistem Distribusi Listrik Area Ciputat
Setelah diketahui beberapa penyebab umum risiko gangguan dan
ketidakpastian yang menyebabkan terjadinya pemadaman listrik di Area Ciputat
maka perlu dilakukan pengukuran keandalan sistem distribusi listrik. Melalui
analisis keandalan sistem distribusi listrik dapat diketahui mutu pelayanan listrik
dari perusahaan kepada masyarakat dilihat dari beberapa macam sumber
gangguan pemadaman. Pencatatan gangguan pemadaman oleh PT PLN (Persero)
Distribusi Jakarta Raya Area Ciputat memiliki sepuluh kelompok, yaitu: (1)
Gangguan Sambungan Rumah dan Alat Pembatas dan Pengukur (APP), (2)
Gangguan Jaringan Tegangan Rendah (JTR), (3) Gangguan transformasi gardu
distribusi, (4) Gangguan tiang listrik tegangan rendah dan menengah, (5)
Gangguan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM), (6) Gangguan Saluran
Kabel Tanah Tegangan Menengah (SKTM), (7) Gangguan transmisi dan gardu
induk, (8) Gangguan padamnya sumber tegangan, (9) Gangguan bencana alam
dan (10) Pemadaman terencana.
Analisis keandalan yang digunakan pada penelitian ini menggunakan indeks
keandalan SAIFI dan SAIDI. Indeks SAIFI digunakan untuk mengetahui tingkat
frekuensi pemadaman tiap pelanggan selama satu tahun dan indeks SAIDI
digunakan untuk mengetahui durasi pemadaman yang dialami pelanggan.
10
Perhitungan indeks keandalan di Area Ciputat dilakukan masing-masing di tiga
sub area, yaitu Ciputat, Pamulang dan Cinere, sehingga untuk mengetahui nilai
keandalan sistem distribusi listrik di Area Ciputat digunakan nilai rataan SAIFI
dan SAIDI dari setiap sub area. Data yang digunakan pada analisis ini adalah data
jumlah pelanggan padam, durasi padam dan jumlah pelanggan pada tahun 2015.
Pada Lampiran 2 (Tabel 5-7) secara berturut-turut disajikan nilai keandalan SAIFI
dan SAIDI tahun 2015 pada sub area Ciputat, Pamulang dan Cinere. Pada Gambar
3 disajikan histogram nilai SAIFI dan SAIDI pada ketiga sub area di Area Ciputat.
5.000
4.000
4.376
4.150
3.126
3.000
3.364
2.840
SAIFI
SAIDI
2.586
2.000
1.000
0
Ciputat
Pamulang
Cinere
Gambar 3. Histogram nilai SAIFI dan SAIDI tiga sub area di Area Ciputat tahun 2015
Sumber: Data diolah (2016)
Pada Gambar 3 menjelaskan bahwa nilai SAIFI tertinggi di Area Ciputat
adalah sub area Ciputat dengan nilai 3.126 kali gangguan/pelanggan yang berarti
dalam satu tahun, peluang terjadi gangguan pada pelanggan sekitar tiga kali.
Sedangkan nilai SAIDI tertinggi pada sub area Pamulang dengan nilai 4.376
jam/pelanggan yang berarti bahwa dalam satu tahun, peluang terjadinya
pemadaman pada pelanggan sekitar empat jam. Penyebab wilayah Pamulang
mengalami durasi pemadaman tinggi karena tingginya pemakaian listrik oleh
pelanggan dan terdapat proyek pelebaran Jalan Raya Siliwangi di daerah tersebut.
Langkah selanjutnya menentukan nilai SAIFI dan SAIDI di Area Ciputat
berdasarkan rataan nilai SAIFI dan SAIDI pada ketiga sub area. Pada Tabel 4
disajikan hasil akhir nilai SAIFI dan SAIDI di Area Ciputat tahun 2015.
Tabel 4. Nilai SAIFI dan SAIDI Area Ciputat tahun 2015
Sub Area
Ciputat
Pamulang
Cinere
Area Ciputat
SAIFI
(kali/pelanggan)
3.126
2.840
2.586
2.851
SAIDI
(jam/pelanggan)
4.150
4.376
3.364
3.963
Sumber: Data diolah (2016)
Pada Tabel 4 terlihat bahwa nilai SAIFI 2.851 kali gangguan/pelanggan,
berarti dalam satu tahun, peluang terjadi gangguan pada pelanggan tiga kali (hasil
pembulatan). Nilai SAIDI di Area Ciputat sebesar 3.963 jam/pelanggan. Bila
dikonversi menjadi satuan menit/pelanggan, maka nilai SAIDI menjadi 237.794
menit/pelanggan, berarti bahwa dalam satu tahun, peluang terjadinya pemadaman
pada pelanggan 237.794 menit atau sekitar empat jam.
Sesuai visi perusahaan untuk menjadi perusahaan berkelas dunia, salah satu
perspektif capaian pada aspek produk dan layanan adalah keandalan (SAIFI dan
11
SAIDI) berada pada level yang baik. Perusahaan telah menetapkan nilai SAIFI 2.6
kali/pelanggan/tahun dan nilai SAIDI 129 menit/pelanggan/tahun. Apabila
dibandingkan dengan hasil perhitungan, maka dapat dikatakan bahwa nilai SAIFI
dan SAIDI di Area Ciputat pada tahun 2015 belum mencapai keandalan. Hal
tersebut dikarenakan nilai SAIFI dan SAIDI di Area Ciputat masih lebih tinggi
daripada nilai SAIFI dan SAIDI yang menjadi target perusahaan, sehingga
diperlukan analisis strategi pencapaian keandalan sistem distribusi listrik di Area
Ciputat di masa depan.
Analisis Sebab Akibat Risiko Gangguan Pemadaman listrik
Sebelum ke tahap perumusan strategi alternatif pencapaian keandalan
diperlukan analisis sebab akibat untuk mengetahui faktor-faktor yang
memengaruhi pemadaman listrik di Area Ciputat. Gasperz (2005) menjelaskan
bahwa dalam mengkategorikan penyebab dalam analisis sebab akibat dapat
menggunakan kategori Men, Method, Machine & Tools, Material, Measure dan
Environment yang dicetuskan oleh Kaoru Ishikawa. Berdasarkan hasil wawancara
dan obsevasi lapang disajikan diagram sebab akibat terkait risiko gangguan
pemadaman listrik di Area Ciputat pada Gambar 4.
Gangguan penyebab terjadinya pemadaman listrik dibagi menjadi lima
kategori, yaitu Men, Method, Material, Machine & Tools dan Environment. Pada
kategori Men menjelaskan tentang gangguan yang disebabkan oleh aspek sumber
daya manusia (SDM) di perusahaan. Terdapat dua penyebab terjadinya risiko
gangguan pemadaman listrik, yaitu human error dan kinerja pengawasan yang
rendah. Umumnya para pekerja masih mengabaikan Standard Operational
Procedur (SOP) dalam aktivitas pekerjaannya dan kurang kompeten dalam
menangani temuan gangguan baru di lapangan. Hal tersebut menyebabkan
kesalahan dalam penanganan gangguan dan timbulnya kerusakan pada alat atau
material. Masalah lainnya adalah kinerja pengawasan rendah yang diakibatkan
oleh kurangnya tenaga pengawas dan hambatan komunikasi dengan pihak lain.
Pada kategori Method dijelaskan tentang penyebab gangguan yang
disebabkan kesalahan dalam prosedur yang telah ditetapkan. Penyebab utama
terjadinya risiko pemadaman listrik adalah pemasangan alat atau material tidak
sesuai SOP. Hal tersebut terjadi karena alat dan mesin yang tidak berfungsi,
kesalahan teknisi dan kualitas alat dan mesin yang buruk.
Pada kategori Machine & Tools dijelaskan tentang gangguan yang
disebabkan oleh peralatan dalam mendistribusikan listrik Penyebab terjadinya
pemadaman listrik pada kategori ini adalah kerusakan mesin dan masalah arus
listrik. Umumnya penyebab kerusakan mesin memiliki kesamaan dengan
kerusakan material. Lalu masalah arus listrik disebabkan oleh konsumsi listrik
yang berlebihan namun kapasitas aliran listrik untuk memenuhi jumlah konsumsi
tidak mencukupi. Kejadian ini umumnya terjadi pada malam hari, dimana
konsumsi listrik mengalami peningkatan dibanding siang hari. Apabila terdapat
indikasi jumlah tegangan yang dikonsumsi tinggi dan hampir mendekati kapasitas
maksimum, maka harus segera dilakukan upaya manuver. Manuver adalah
modifikasi penyaluran listrik bila terdapat indikasi gangguan untuk menjaga
keadaan normal dengan mengalirkan atau menutup peralatan penghubung aliran
12
listrik. Jumlah tegangan yang tinggi akan mempengaruhi kinerja mesin dan akan
menyebabkan pemadaman.
Pada kategori Material menjelaskan terkait gangguan yang disebabkan oleh
material yang pada topik ini merupakan komponen dari suatu alat. Penyebab
utama terjadinya peamdaman listrik adalah adanya kerusakan material. Kerusakan
tersebut disebabkan karena pemasangan yang tidak sesuai dengan standar,
inspeksi tidak optimal dan penanganan terlambat. Kegiatan pemeliharaan
memiliki target untuk memeriksa semua alat dan material pendistribusian listrik
setiap akhir semester. Apabila terdapat indikasi kerusakan pada alat dan material
maka perlu dilakukan pengecekan dan perbaikan. Namun kenyataannya kegiatan
ini terhambat karena banyaknya alat dan material yang harus diperiksa namun
terbatas pada kurangnya tenaga pekerja.
Pada kategori environment dijelaskan tentang faktor eksternal yang
mempengaruhi kinerja distribusi listrik. Lingkungan sebagai salah satu faktor
penyebab pemadaman listrik yang harus diantisipasi oleh perusahaan yang terjadi
tanpa indikasi gangguan terlebih dahulu. Terdapat empat penyebab pemadaman
listrik pada kategori ini, yaitu perilaku alamiah, ulah masyarakat, cuaca ekstrim
dan kegiatan proyek pembangunan. Binatang seperti tikus, burung dan tupai, serta
pohon seringkali menyebabkan kerusakan pada kabel saluran udara maupun kabel
bawah tanah. Selain itu, ulah masyarakat seperti pemasangan bendera dekat
dengan kabel dan layangan yang tersangkut akan menyebabkan gangguan sama.
Cuaca ekstrim seperti hujan dan angin kencang umumnya menyebabkan
kerusakan pada alat dan material, seperti kabel menjadi basah dan material
terpisah. Sedangkan petir umumnya akan mempengaruhi peningkatan tegangan
listrik yang dapat menyebabkan pemadaman. Proyek pembangunan juga dapat
menyebabkan pemadaman yang umumnya pada saluran listrik kabel bawah tanah.
Proyek pembangunan yang sedang dilaksanakan di Area Ciputat yaitu proyek
Mass Rapid Transportation (MRT), proyek tol Depok – Antasari dan proyek
Pemerintah Daerah (PEMDA) seperti pembangunan instalasi air.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan para pakar, dapat
disimpulkan penyebab utama gangguan pemadaman listrik di Area Ciputat adalah
kategori Machine & Tools, Materials dan Environment. Ketiga kategori tersebut
merupakan penyebab utama karena masalah-masalah tersebut sering ditemui
dalam pendistribusian listrik. Beberapa kerusakan alat dan material yang sering
yaitu kubikel, konektor, kabel dan trafo. Kerusakan alat dan material tersebut
umumnya karena faktor lingkungan yang mayoritas kejadiannya tidak dapat
diprediksi, seperti cuaca ekstrim dan perilaku hewan. Sedangkan penyebab
tambahan gangguan pemadaman listrik di Area Ciputat adalah kategori Men dan
Method. Hal tersebut karena masalah yang diakibatkan pada kategori tersebut
jarang terjadi dan pemadaman yang diakibatkan bersifat sementara karena dapat
langsung diantisipasi oleh pekerja lain yang lebih kompeten.
Gambar 4. Diagram sebab akibat risiko gangguan pemadaman listrik Area Ciputat
13
14
Analisis AHP Strategi Pencapaian Keandalan Sistem Distribusi Listrik
Setelah mengetahui nilai keandalan sistem distribusi listrik di Area Ciputat
bahwa belum dapat dikatakan andal karena nilai SAIFI dan SAIDI yang melebihi
target, maka diperlukan analisis strategi alternatif pencapaian keandalan sistem
distribusi listrik di area tersebut. Analisis dengan metode AHP menunjukkan lima
hal yang perlu dievaluasi, seperti tujuan utama adalah keandalan sistem distribusi
listrik di Area Ciputat, faktor yang memengaruhi keandalan, aktor yang berperan
dalam pencapaian keandalan sistem distribusi listrik di Area Ciputat, tujuan
berupa target yang ingin dicapai perusahaan dalam menerapkan strategi, serta
strategi atau langkah yang perlu dilakukan untuk pencapaian tujuan utama. Pada
Gambar 5 disajikan struktur hirarki yang tersusun atas tujuan utama, faktor, aktor,
tujuan dan strategi.
Keandalan Sistem Distribusi Listrik di Area Ciputat
Faktor
Aktor
Tujuan
Strategi
Alat
(F1)
0.152
Anggaran dana
(F2)
0.135
Material
(F4)
0.098
Asman
Distribusi
(A2)
0.256
Manajer
(A1)
0.564
Mengurangi frekuensi
pemadaman listrik
(T1)
0.319
Investasi
mutu SDM
(S1)
0.221
Lingkungan
eksternal
(F3)
0.140
Koordinasi
operasi
(S2)
0.177
Supervisor
(A3)
0.180
Meningkatkan
kepuasan pelanggan
(T2)
0.369
Pemeliharaan
prediktif
(S3)
0.244
Teknologi
(F6)
0.182
SDM
(F5)
0.293
Menjamin mutu dan
kontinuitas pelayanan
(T3)
0.312
Perbaikan dan
penggantian alat
dan material
(S4)
0.180
Percepatan
pemulihan
gangguan
(S5)
0.178
Gambar 5. Struktur hirarki strategi alternatif pencapaian keandalan sistem distribusi
listrik Area Ciputat
15
Analisis Faktor Keandalan Sistem Distribusi Listrik Area Ciputat
Faktor-faktor yang memengaruhi penyusunan strategi alternatif pencapaian
keandalan berdasarkan hasil wawancara dengan pakar terkait keandalan sistem
distribusi listrik dan observasi lapang yaitu: (1) alat, (2) anggaran dana, (3)
lingkungan eksternal, (4) material, (5) SDM dan (6) teknologi. Hasil analisis
menunjukkan bahwa faktor paling berpengaruh terhadap penyusunan strategi
keandalan sistem distribusi adalah sumber daya manusia (SDM) dengan nilai
0.293 (Gambar 5). Faktor tersebut menjadi prioritas utama, karena dianggap
paling memiliki peran dalam keandalan sistem distribusi listrik.
Di posisi kedua adalah teknologi dengan nilai 0.182. Di era modern saat ini
diperlukan penerapan teknologi dalam proses bisnis, agar dapat mempercepat
proses pelayanan listrik dan memelihara mutu alat dan material secara lebih lama
dari gangguan. Di posisi ketiga adalah alat dengan nilai 0.152. Peralatan
merupakan faktor penting dalam proses pendistribusian listrik hingga dapat
dikonsumsi oleh pelanggan. Di posisi keempat adalah lingkungan eksternal
dengan nilai dengan nilai 0.140. Faktor tersebut perlu diantisipasi agar tidak
terjadinya pemadaman listrik. Di posisi kelima adalah anggaran dana dengan nilai
0.135. Anggaran dana berperan penting dalam aktivitas suatu perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya. Di posisi keenam adalah material dengan nilai 0.098.
Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 3 (Tabel 8).
Aktor dalam Pencapaian Keandalan Sistem Distribusi Listrik Area Ciputat
Aktor adalah jabatan/posisi penting dalam pengambilan keputusan strategi
pencapaian keandalan sistem distribusi listrik. Aktor internal pada penelitian ini
adalah Manajer, Asisten Manajer Bidang Distribusi dan Supervisor. Manajer
bertugas untuk berkoordinasi dengan seluruh manajer bidang terkait pemasaran,
keuangan dan operasional perusahaan. Asman Distribusi bertugas untuk
merencanakan dan mengevaluasi kegiatan operasi dan pemeliharaan distribusi
listrik. Di dalam bidang distribusi terdapat penanggungjawab, yaitu Supervisor
yang bertugas untuk memantau dan memelihara komponen dalam sistem
distribusi listrik, serta memberikan penanganan gangguan.
Hasil analisis menunjukkan aktor paling berpengaruh dalam penentuan
strategi pencapaian keandalan sistem distribusi listrik Area Ciputat adalah
Manajer dengan nilai 0.564 (Gambar 5) dengan perhitungan pada Lampiran 3.
Manajer berperan penting dalam pencapaian keandalan, karena memiliki
wewenang untuk memberikan keputusan terkait operasional perusahaan, termasuk
didalamnya terkait pendistribusian listrik. Di posisi kedua adalah Asman
Distribusi dengan nilai 0.256 yang bertanggungjawab atas proses distribusi listrik
di Area Ciputat. Di posisi ketiga adalah Supervisor dengan nilai 0.180 yang
bertanggungjawab atas proses penanganan gangguan, pengawasan dan
pemeliharaan komponen dalam pendistribusian listrik. Hasil perhitungan dapat
dilihat pada Lampiran 3 (Tabel 9).
16
Tujuan dalam Pencapaian Keandalan Sistem Distribusi Listrik Area Ciputat
Dalam mencapai keandalan sistem distribusi listrik melalui nilai SAIFI
dan SAIDI yang lebih rendah dari target perusahaan, terdapat beberapa tujuan lain
yang memengaruhi pencapaian keandalan. Tujuan yang dianalisis pada penelitian
ini yaitu mengurangi frekuensi pemadaman listrik, meningkatkan kepuasan
pelanggan dan menjamin mutu dan kontinuitas pelayanan.
Berdasarkan hasil analisis tujuan meningkatkan kepuasan pelanggan berada
pada posisi pertama dengan nilai 0.369. Mencapai kepuasan pelanggan merupakan
tujuan utama perusahaan dalam proses bisnisnya. Posisi kedua adalah mengurangi
frekuensi pemadaman listrik berada pada posisi pertama dengan nilai 0.319.
Tujuan ini dianggapp penting, karena kinerja bidang distribusi dinilai didasarkan
pada pencapaian tujuan ini. Di posisi ketiga adalah menjamin mutu dan
kontinuitas pelayanan dengan nilai 0.312. Tujuan tersebut penting, karena listrik
merupakan salah satu unsur penting dalam hidup yang harus dipertahankan
mutunya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, dengan perhitungan terlampir
pada Lampiran 3 (Tabel 10).
Strategi Pencapaian Keandalan Sistem Distribusi Listrik Area Ciputat
Strategi pencapaian keandalan sistem distribusi listrik diperoleh melalui
studi literatur yang tercantum pada jurnal yang ditulis oleh Suhadi (2009). Strategi
tesebut menjadi bahan pertimbangan para pakar untuk tindakan perbaikan dan
pencegahan terhadap gangguan pemadaman listrik yang dapat memengaruhi
keandalan. Strategi tersebut, diantaranya investasi mutu SDM, koordinasi operasi,
pemeliharaan prediktif, penggantian dan perbaikan alat dan material dan
percepatan pemulihan gangguan.
Hasil analisis AHP menunjukkan bahwa strategi yang dianggap paling
penting diterapkan di unit distribusi Area Ciputat adalah pemeliharaan prediktif
dengan nilai 0.244. Perhitungan tersebut disajikan pada Lampiran 3 (Tabel 11).
Menurut Ungureanu (2015), pemeliharaan prediktif adalah suatu bentuk kegiatan
pemeliharaan dengan menggunakan teknologi untuk memprediksi kondisi sistem,
sehingga diketahui kapan alat dan material harus diperbaiki atau diganti bila
terdapat indikasi menuju rusak. Hal tersebut dapat meningkatkan kinerja
pencegahan terjadinya gangguan pada alat dan material listrik dan mengurangi
kesalahan yang diakibatkan oleh pekerja. Di posisi kedua adalah investasi mutu
SDM dengan nilai 0.221. Tindakan ini perlu dilakukan untuk mendukung proses
penanganan gangguan secara cepat dan mencegah terjadinya kerugian yang tidak
diinginkan.
Di posisi ketiga adalah adalah penggantian dan perbaikan alat dan material
dengan nilai 0.180. Tindakan ini perlu diterapkan pada jangka waktu rendah untuk
mengurangi pemadaman listrik dalam jangka waktu panjang. Di posisi keempat
adalah percepatan pemulihan gangguan dengan nilai 0.178. Tindakan ini
diperlukan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan listrik. Di posisi terakhir
adalah koordinasi operasi dengan nilai 0.177. Hasil perhitungan dapat dilihat pada
Lampiran 3 (Tabel 11).
17
Implikasi Manajerial
Implikasi manajerial yang dapat diberikan adalah perusahaan menerapkan
pemeliharaan prediktif. Sebagai salah satu bentuk pemeliharaan preventif yang
telah dilakukan perusahaan, pemeliharaan prediktif dalam penerapannya
membutuhkan teknologi dan sumber daya kompeten dalam penerapannya.
Kegiatan yang dapat dilakukan perusahaan adalah pemeriksaan sistem distribusi
listrik dengan kamera infra merah untuk mendeteksi hal-hal yang tidak terlihat
secara kasat mata, seperti tingkat kelonggaran material dan suhu peralatan. Dalam
mempertahankan kondisi alat dan material terhadap lingkungan diperlukan upaya
perbaikan dan penggantian dengan kondisi lebih bermutu. Selain itu, perusahaan
perlu mulai menerapkan pemeliharaan secara online, contohnya dengan
pemakaian sensor di dalam alat untuk mendeteksi gangguan yang langsung
terhubung dengan komputer.
Dalam kegiatan operasional dan pemeliharaan sistem distribusi listrik
diperlukan peningkatan kompetensi pekerja teknis seperti training dan pembuatan
SOP, agar proses distribusi listrik berjalan kontinu. Selain itu, perbaikan dan
penggantian alat dan material secara berkala perlu dilakukan secara rutin.
Berdasarkan analisis keandalan, penanganan gangguan harus fokus pada
gangguan saluran kabel tanah tegangan menengah. Dengan tindakan pemeliharaan
yang telah dijelaskan, maka diharapkan dapat mengurangi frekuensi pemadaman
listrik dan menjaga kontinuitas aliran listrik.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil penelitian mengenai analisis keandalan sistem distribusi listrik Area
Ciputat dapat disimpulkan berikut:
1. Nilai keandalan sistem distribusi listrik Area Ciputat tahun 2015 berdasarkan
aspek frekuensi pemadaman yang diukur dengan indeks SAIFI dan durasi
pemadaman listrik dengan indeks SAIDI masing-masing 2.851 kali per pelanggan
dan 3.963 jam per pelanggan. Hasil tersebut belum mencapai keandalan, karena
masih lebih tinggi dibanding target nilai SAIFI dan SAIDI yang diterapkan
perusahaan 2.6 kali/pelanggan/tahun dan nilai SAIDI 129 menit/pelanggan/tahun.
2. Strategi prioritas pencapaian keandalan sistem distribusi listrik di Area Ciputat
secara berturut-turut adalah pemeliharaan prediktif, investasi mutu SDM,
penggantian dan perbaikan alat dan material, percepatan pemulihan gangguan dan
koordinasi operasi. Meningkatkan kinerja pemeliharaan dianggap sebagai strategi
utama sebagai kunci keberhasilan bagi strategi lainnya.
Saran
Sebaiknya perusahaan menerapkan pemeliharaan prediktif untuk menjamin
kontinuitas aliran listrik, mengurangi frekuensi pemadaman dan mencegah
timbulnya risiko yang memicu kerugian. Selain itu perlu dilakukan penelitian
lanjutan mengenai strategi pencapaian keandalan lebih spesifik terkait peralatan
pendistribusian listrik untuk menganalisis prioritas penanganan dan analisis
18
mengenai risiko operasional dalam penanganan gangguan sistem distribusi listrik
untuk mengurangi kerugian yang tidak diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin B. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta (ID): Kencana
Cadick J, Capelli M, Neitzel DK, Winffield A. 2012. Electrical Safety Handbook.
New York (USA): McGraw-Hill, Inc.
Citrawati Y. 2014. Penerapan analytic hierarchy process dalam pemilihan bauran
pemasaran pada salon muslimah (studi kasus house of khadijah, bogor)
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Franklin O. 2014. Reliability analysis of power distribution system in Nigeria: A
case study of Ekpoma Network, Edo State. International Journal of
Electronics and Electrical Engineering. 2(3): 1-8
Gasperz V. 2005. Total Quality Management. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka
Utama.
Gumilang I. 2015. Analisis strategi pemasaran air minum pada PDAM Tirta
Pakuan Kota Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Handoko TH. 2008. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta
(ID): BPFE.
Heizer J, Render B. 2005. Manajemen Operasi Edisi VII. Setyoningsih D,
Almahdy I, penerjemah. Kusmastuti R, editor. Terjemahan dari: Operations
Management: 7th Edition. Jakarta (ID): Salemba Empat.
Herjanto E. 2007. Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Jakarta (ID): PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Hidayat MF. 2015. Analisis strategi promosi perusahaan PT Hadji Kalla Toyota
Cabang Urip Sumoharjo Makassar [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
[IEEE] The Institute of Electrical and Electronics Engineers. 2004. IEEE Guide
for Electric Power Distribution Reliability Indices. New York (USA): IEEE.
Marimin. 2002. Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial.
Bogor (ID): IPB Press.
Marimin. 2008. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk.
Jakarta (ID): PT Gramedia.
Nasution AH. 2005. Manajemen Industri.Yogyakarta (ID): Penerbit ANDI.
Patrick DR, Fardo SW. 2009. Electrical Distribution Systems Second Edition.
Lilburn (USA): The Fairmont Press, Inc.
Pirade YS. 2009. Studi keandalan kelistrikan Kota Palu 2007 berdasarkan system
average interruption duration index (SAIFI) dan system average interruption
frequency index (SAIFI). Jurnal Media Litbang Sulteng. 2(1). 29-33.
[PLN] PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Data Statistik 2014. Jakarta (ID):
PLN.
[PLN] PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Laporan Tahunan 2014 Menuju
Level Kinerja Baru. Jakarta (ID): PLN.
19
Saaty TL. 1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses Hirarki
Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. Liana
S, penerjemah. Kirti P, editor. Terjemahan dari: Decision Making for Leaders,
The Analytical Hierarchy Process for Decisions in Complex World. Jakarta
(ID): Pustaka Binama Pressindo.
Saodah S. 2008. Evaluasi keandalan sistem distribusi tenaga listrik berdasarkan
SAIFI dan SAIDI. Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi
[internet]. Yogyakarta (ID): IST AKPRIND. hlm 1-7; [diunduh 2016 Mar 7].
Tersedia pada http://repository.akprind.ac.id/repo/conference-paper.
Satriaputri D. 2015. Analisis risiko operasional jalan tol Jagorawi PT Jasa Marga
(Persero) Tbk [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Suhadi. 2009. Menekan angka SAIDI melalui pola koordinasi yang efektif dan
meningkatkan kinerja SAIFI dengan pemeliharaan prediktif. Seminar
Nasional Electrical, Informatics and it’s Educations [internet]. Malang
(ID): Universitas Negeri Malang. hlm 1-5; [diunduh 2016 Mar 13].
Tersedia pada http://repository.um.ac.id.
Thayib R. 2011. Perhitungan indeks keandalan sistem tenaga listrik interkoneksi
sumatera bagian selatan. Seminar Nasional AVoER ke-3 [internet].
Palembang (ID): Universitas Sriwijaya. hlm 1-8; [diunduh 2016 Mar 13].
Tersedia pada http://eprints.unsri.ac.id/153.
Ungureanu N, Ungureanu M. 2015. System of Predictive Maintenance. Scientific
Bulletin. 29(1): 1-5.
Wicaksono HP, Hernanda I, Penangsang O. 2012. Analisis keandalan sistem
distribusi listrik menggunakan program analisis kelistrikan transien dan
metode section technique. Jurnal Teknik ITS. 1(1). 1-6
Zuhal. 1993. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta (ID): PT
Gramedia.
20
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil perhitungan SAIFI dan SAIDI
Tabel 5. Hasil SAIFI dan SAIDI Tahun 2015 di sub area Ciputat
No
Kelompok Gangguan
8
Gangguan sambungan tenaga
listrik dan APP
Gangguan jaringan tegangan
rendah
Gangguan transformasi gardu
distribusi
Gangguan
tiang
listrik
tegangan rendah dan menengah
Gangguan
Saluran
Udara
Tegangan Menengah (SUTM)
Gangguan
Saluran
Kabel
Tegangan Menengah (SKTM)
Gangguan transmisi dan gardu
induk
Gangguan padamnya sumber
tegangan
9
Gangguan bencana alam
10
Pemadaman terencana
1
2
3
4
5
6
7
TOTAL
Jumlah
Pelanggan
Padam A
(Jiwa)
Durasi
Padam B
(Jam)
Jam
Pelanggan
Padam C
(A*B)
Jumlah
Pelanggan
(Jiwa) D
SAIFI
(A/D)
SAIDI
(C/D)
14 458
0.830
11 997.384
100 220
0.144
0.120
7 428
0.618
4 590.243
100 220
0.074
0.046
47 644
0.978
46 606.550
100 220
0.475
0.465
0
0.000
0.000
100 220
0.000
0.000
84 815
1.472
12 488.783
100 220
0.846
1.245
98 713
1.173
115 825.117
100 220
0.985
1.156
0
0.000
0.000
100 220
0.000
0.000
10
0.433
4.333
100 220
0.000
0.000
0
0.000
0.000
100 220
0.000
0.000
60 192
1.862
112 065.250
100 220
0.601
1.118
3.126
4.150
SAIDI
(C/D)
313 260
Sumber: Data diolah (2016)
Tabel 6. Hasil SAIFI dan SAIDI tahun 2015 di sub area Pamulang
No
Kelompok Gangguan
8
Gangguan sambungan tenaga
listrik dan APP
Gangguan jaringan tegangan
rendah
Gangguan transformasi gardu
distribusi
Gangguan
tiang
listrik
tegangan rendah dan menengah
Gangguan
Saluran
Udara
Tegangan Menengah (SUTM)
Gangguan
Saluran
Kabel
Tegangan Menengah (SKTM)
Gangguan transmisi dan gardu
induk
Gangguan padamnya sumber
tegangan
9
Gangguan bencana alam
10
Pemadaman terencana
1
2
3
4
5
6
7
TOTAL
Sumber: Data diolah (2016)
Jumlah
Pelanggan
Padam A
(Jiwa)
Durasi
Padam B
(Jam)
Jam
Pelanggan
Padam C
(A*B)
Jumlah
Pelanggan
(Jiwa) D
SAIFI
(A/D)
1 342
0.634
851.433
120 555
0.011
0.007
4 798
0.677
3 248.800
120 555
0.040
0.027
14 048
1.760
24 726.800
120 555
0.117
0.205
100
1.400
140.000
120 555
0.001
0.001
44 708
1.701
76 046.500
120 555
0.371
0.631
183 740
1.419
260 789.167
120 555
1.524
2.163
0
0.000
0.000
120 555
0.000
0.000
10
0.317
3.167
120 555
0.000
0.000
0
0.000
0.000
120 555
0.000
0.000
93 638
1.727
161 703.550
120 555
0.777
1.341
2.840
4.376
342 384
21
Lanjutan Lampiran 1
Tabel 7. Hasil SAIFI dan SAIDI tahun 2015 di sub area Cinere
No
Kelompok Gangguan
8
Gangguan sambungan tenaga
listrik dan APP
Gangguan jaringan tegangan
rendah
Gangguan transformasi gardu
distribusi
Gangguan
tiang
listrik
tegangan
rendah
dan
menengah
Gangguan Saluran Udara
Tegangan Menengah (SUTM)
Gangguan
Saluran
Kabel
Tegangan Menengah (SKTM)
Gangguan transmisi dan gardu
induk
Gangguan padamnya sumber
tegangan
9
Gangguan bencana alam
10
Pemadaman terencana
1
2
3
4
5
6
7
TOTAL
Sumber: Data diolah (2016)
Jumlah
Pelanggan
Padam A
(Jiwa)
Durasi
Padam B
(Jam)
Jam
Pelanggan
Padam C
(A*B)
Jumlah
Pelanggan
(Jiwa) D
SAIFI
(A/D)
SAIDI
(C/D)
3 252
7.742
25 177.550
86 720
0.038
0.290
5 646
0.715
4 039.050
86 720
0.065
0.047
45 107
1.050
47 378.583
86 720
0.520
0.546
0
0.000
0.000
86 720
0.000
0.000
20 275
0.813
16 482.633
86 720
0.234
0.190
112 932
1.229
138 740.033
86 720
1.302
1.600
0
0.000
0.000
86 720
0.000
0.000
0
0.000
0.000
86 720
0.000
0.000
0
0.000
0.000
86 720
0.000
0.000
37 024
1.618
59 911.850
86 720
0.427
0.691
2.586
3.364
224 236
22
Lampiran 2. Perhitungan AHP
Tabel 8. Bobot setiap faktor terhadap tujuan utama
Faktor
Bobot
Prioritas
F5
Sumber Daya Manusia
0.293
1
F6
Teknologi
0.182
2
F1
Alat
0.152
3
F3
Lingkungan Eksternal
0.140
4
F2
Anggaran Dana
0.135
5
F4
Material
0.098
6
Sumber: Data diolah (2016)
Tabel 9. Bobot setiap aktor terhadap faktor
Aktor
Bobot
Prioritas
A1
Manajer
0.564
1
A2
Asman Distribusi
0.256
2
A3
Supervisor
0.180
3
Bobot
Prioritas
Sumber: Data diolah (2016)
Tabel 10. Bobot setiap tujuan terhadap aktor
Tujuan
T2
Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
0.369
1
T1
Mengurangi Frekuensi Pemadaman Listrik
0.319
2
T3
Menjamin Mutu dan Kontinuitas Pelayanan
0.312
3
Bobot
Prioritas
Sumber: Data diolah (2016)
Tabel 11. Bobot setiap strategi terhadap tujuan
Strategi
S3
Pemeliharaan Prediktif
0.244
1
S1
Investasi Mutu SDM
0.221
2
S4
Penggantian dan Perbaikan Alat dan Material
0.180
3
S5
Percepatan Pemulihan Gangguan
0.178
4
S2
Koordinasi Operasi
0.177
5
Sumber: Data diolah (2016)
23
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Deristya Handoko dilahirkan di Jakarta pada
tanggal 13 Desember 1994 dari pasangan Hartono dan Karmintening Tyas.
Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Penulis memulai
pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Serdang 011 pada tahun 2000
dan lulus pada tahun 2006. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Negeri 79 Jakarta dan lulus pada tahun 2009. Jenjang pendidikan
berikutnya ditempuh pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Jakarta
hingga tahun 2012. Selepas SMA diterima di Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian
Masuk Talenta Mandiri (UTM).
Selama masa studi di Departemen Manajemen, penulis aktif dalam kegiatan
organisasi. Penulis menjadi staf divisi Human Resources periode 2013-2014 dan
di tahun berikutnya menjadi staf Dewan Komisaris pada Himpunan Profesi Centre
of Management (COM@) IPB hingga tahun 2015. Penulis pernah mengajar mata
kuliah Akuntansi Biaya dan Manajemen Produksi dan Operasi di salah satu
program kerja COM@ pada tahun 2015. Selain itu penulis juga aktif dalam
kepanitiaan pada acara-acara yang diselenggarakan IPB.
Download