ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 142/1 SENGKATI KECIL Oleh: SUHADA NIM A1D109190 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014 Page | 1 Elfia F.KIP PGSD-S1 [email protected] HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 142/1 SENGKATI KECIL Oleh : SUHADA Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan F.KIP Universitas Jambi ABSTRAK Suhada. 2014. “Hubungan Lingkungan Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 142/I Sengakti Kecil”. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Jambi, Pembimbing I Drs. Faizal Chan, S.Pd,M.Si, Pembimbing II Drs. Marjohan, S.Pd Dengan hasil studi pendahuluan yang telah dilaksanakan oleh penulis melalui wawancara kepada siswa SD Negeri 142/1 Sengkati Kecil maka di ketahui bahwa pembelajaran yang berlangsung tidak berjalan dengan lancar karena lingkungan fisik dan non fisik sekolah yang buruk. Lingkungan fisik sekolah yang buruk disebabkan lokasi sekolah yang berdekatan dengan jalan raya sehingga siswa tidak dapat berkonsentrasi ketika berlangsungnya pembelajaran, keadaan bangunan sekolah yang hanya sebagian terlihat bagus namun selain itu masih perlu renovasi, suasana penataan ruang kelas dan pengaturan tempat duduk yang acak-acakan, dan juga fasilitas sekolah yang kurang untuk mendukung proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lingkungan belajar dengan hasil belajar siswa kelas kelas V SD Negeri 142/1 Sengkati Kecil. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisis data kuantitatif, dengan subjek penelitian siswa kelas V sebanyak 25 orang siswa. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Data dalam penelitian diperoleh melalui angket, untuk mengetahui kondisi lingkungan belajar siswa. Analisis korelasi dilakukan berdasarkan nilai keofisien korelasi yang dihitung menggunakan rumus korelasi product moment. Kemudian dilakukan interprestasi besaran nilai koefisien korelasi dan uji hipotsesis penelitian melalui uji signifikan koefisien korelasi dengan taraf kepercayaan α = 5% dengan ketentuan rhitung ≥ r-tabel. Dari hasil penelitian diperoleh nilai r-hitung = 0,6306 dan r-tabel = 0,396. Jika lihat besaran nilai koefisien korelasi 0,6306 menunjukkan tingkat hubungan yang kuat. Sementara itu, uji hipotesis menunjukkan nilai r-hitung > nilai r-tabel atau 0.6306> 0.396. Sehingga hipotesis penelitian dapat diterima. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara lingkungan belajar dengan hasil belajar siswa kelas V di SDN 142/I Sengkati Kecil Kata kunci: Lingkungan belajar, hasil belajar Page | 2 Elfia F.KIP PGSD-S1 [email protected] 1.PENDAHULUAN Dalam kehidupan suatu Negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya dapat berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, merupakan salah satu tempat berlangsungnya kegiatan proses belajar mengajar dalam pengembangan dan pembentukan kepribadian siswa. Penyekolahan merupakan upaya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dengan cara yang teratur, sistematis, yang dilaksanakan oleh pihak yang memiliki kompetensi dalam rangka membantu tugas keluarga untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan siswa serta dapat menghasilkan sumber daya manusia yang dapat berguna bagi perbaikan kualitas kehidupan bangsa dan Negara. Keadaan lingkungan sekolah sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Siswa yang mempunyai kemampuan intelijensi atau IQ yang tinggi pada suatu sekolah namun lokasi sekolahnya berada dilingkungan masyarakat yang suka mabuk-mabukan, suka dengan kekerasan dan suka mengkonsumsi obat-obatan terlarang akan membawa dampak negatif bagi perkembangan siswa tersebut. Demikian juga dengan keadaan lingkungan sekolah yang tidak mendukung seperti suasana kelas yang hirup pikuk oleh deru kendaraan bermotor, sarana dan fasilitas yang kurang memadai, adanya teman yang suka mengganggu dan membuat keributan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Dengan hasil studi pendahuluan yang telah dilaksanakan oleh penulis melalui wawancara kepada siswa SD Negeri 142/1 Sengkati Kecil maka di ketahui bahwa pembelajaran yang berlangsung tidak berjalan dengan lancar karena lingkungan fisik dan non fisik sekolah yang buruk. Lingkungan fisik sekolah yang buruk disebabkan lokasi sekolah yang berdekatan dengan jalan raya sehingga siswa tidak dapat berkonsentrasi ketika berlangsungnya pembelajaran, keadaan bangunan sekolah yang hanya sebagian terlihat bagus namun selain itu masih perlu renovasi, suasana penataan Page | 3 Elfia F.KIP PGSD-S1 [email protected] ruang kelas dan pengaturan tempat duduk yang acak-acakan, dan juga fasilitas sekolah yang kurang untuk mendukung proses pembelajaran. Selanjutnya Lingkungan non fisik sekolah yang buruk disebabkan disiplin sekolah yang diberikan kepada siswa kurang tegas sehingga siswa melanggar peraturan yang diterapkan, metode pengajaran yang tidak bervariasi mengakibatkan kejenuhan pada siswa dalam belajar, relasi guru dengan siswa yang tidak baik akan mengakibatkan siswa malas untuk melakukan proses belajar mengajar, dan selanjutnya relasi siswa dengan siswa yang saling mempengaruhi satu sama lain baik yang bersifat positif maupun negatif. Maka berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan meneliti “Hubungan Lingkungan Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa kelas V SD Negeri 142/1 Sengkati Kecil” Kata kunci: Komunikasi, Motivasi belajar II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Lingkungan Belajar Lingkungan belajar oleh para ahli sering disebut sebagai lingkungan pendidikan. “Lingkungan pendidikan adalah segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kegiatan pendidikan” (Hadikusumo,2000:74). Sedangkan lingkungan pendidikan menurut Tirtarahardja dan La Sulo (2000:168) adalah ”latar tempat berlangsungnya pendidikan”. Berdasarkan pengertian dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut. 2.1.1 Macam-Macam Lingkungan Belajar Menurut Ki Hajar Dewantara, lingkungan pendidikan mencakup: “1) lingkungan keluarga, 2) lingkungan sekolah, dan 3) lingkungan masyarakat”. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tri pusat pendidikan yang akan mempengaruhi manusia secara bervariasi. 2.2. hasil belajar 2.2.1 Pengertian Belajar Menurut Sia Tjundjing (2001:70) “belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan latihan”. Senada dengan hal tersebut, Winkel (1997:193) berpendapat bahwa ”belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas”. Page | 4 Elfia F.KIP PGSD-S1 [email protected] “Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri siswa, namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas (Muhibbidin, 2000:116) antara lain : a. b. c. Perubahan Intensional Perubahan dalam proses berlajar adalah karena pengalaman atau praktek yang dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada ciri ini siswa menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan dan keterampilan. Perubahan Positif dan aktif Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif artinya perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa yang bersangkutan. Perubahan efektif dan fungsional Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan manfaat tertentu bagi siswa. Sedangkan perubahan yang fungsional artinya perubahan dalam diri siswa tersebut relatif menetap dan apabila dibutuhkan perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan lagi. 2.2. 2 Pengertian hasil belajar Penilaian terhadap hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauhmana ia telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai hasil belajar. Seperti yang dikatakan oleh Winkel (1997:168) bahwa ”proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, dalam bidang nilai, sikap dan keterampilan”. Adanya perubahan tersebut tampak dalam hasil belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan, persoalan atau tugas yang diberikan oleh guru. Melalui hasil belajar siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar. Sedangkan Marsun dan Martaniah dalam Sia Tjundjing (2001:71) berpendapat bahwa” hasil belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan baik”. Hal ini berarti hasil belajar hanya bisa diketahui jika telah dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. 2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Untuk meraih hasil belajar yang baik banyak sekali faktor-faktor yang perlu diperhatikan. Menurut Suryabrata (1998:233) dan Shertzer dan Stone (Winkle Page | 5 Elfia F.KIP PGSD-S1 [email protected] 1997:591), “secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.”: 1. Faktor internal Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu : Faktor jasmaniah, Faktor psikologis 2. Faktor eksternal Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain diluar diri yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang akan diraih, antara lain adalah : Faktor lingkungan keluarga,Faktor lingkungan sekolah, Faktor lingkungan masyarakat 2.4 Pengukuran hasil belajar Dalam dunia pendidikan, menilai merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat ditinggalkan. Menilai merupakan salah satu proses belajar dan mengajar. Di Indonesia, kegiatan menilai hasil belajar bidang akademik di sekolah-sekolah dicatat dalam sebuah buku laporan yang disebut rapor. Dalam rapor dapat diketahui sejauhmana hasil belajar seorang siswa, apakah siswa tersebut berhasil atau gagal dalam suatu mata pelajaran. Didukung oleh pendapat Suryabrata (1998:296) “bahwa rapor merupakan perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau hasil belajar muridmuridnya selama masa tertentu”. Azwar (1998:11) menyebutkan bahwa ada beberapa fungsi penilaian dalam pendidikan, yaitu : a. Penilaian berfungsi selektif (fungsi sumatif) Fungsi penilaian ini merupakan pengukuran akhir dalam suatu program dan hasilnya dipakai untuk menentukan apakah siswa dapat dinyatakan lulus atau tidak dalam program pendidikan tersebut. Dengan kata lain penilaian berfungsi untuk membantu guru mengadakan seleksi terhadap beberapa siswa, misalnya : 1). Memilih siswa yang akan diterima di sekolah 2) Memilih siswa untuk dapat naik kelas 3). Memilih siswa yang seharusnya dapat beasiswa b. Penilaian berfungsi diagnostik Fungsi penilaian ini selain untuk mengetahui hasil yang dicapai siswa juga mengetahui kelemahan siswa sehingga dengan adanya penilaian, maka guru dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan masing-masing siswa. Jika guru dapat mendeteksi kelemahan siswa, maka kelemahan tersebut dapat segera diperbaiki. c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan (placement) Setiap siswa memiliki kemampuan berbeda satu sama lain. Penilaian dilakukan untuk mengetahui di mana seharusnya siswa tersebut Page | 6 Elfia F.KIP PGSD-S1 [email protected] ditempatkan sesuai dengan kemampuannya yang telah diperlihatkannya pada hasil belajar yang telah dicapainya. Sebagai contoh penggunaan nilai rapor d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan (fungsi formatif) 2.5 Kerangka Berpikir Lingkungan Keluarga LINGKUNGAN BELAJAR Cara Orang Tua Mendidik Relasi Antara Anggota Keluarga Suasana Rumah Keadaan Ekonomi Keluarga Lingkungan Masyarakat HASIL BELAJAR Teman bergaul Keadaan Masyarakat sekitar Lingkungan Sekolah Metode Mengajar Sarana & prasarana sekolah. Suasana sekolah Relasi siswa dengan guru Relasi antar siswa III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional yaitu “penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel” (Hidayat 2007:34) yaitu untuk mencari Hubungan Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa kelas V SD Negeri 142/1 Sengkati Kecil. “Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan”(Notoatmodjo,2005:74). 3.2 Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa-siswi kelas V. Subjek penelitian ini selanjutnya dapat diketahui yakni : seluruh siswa V SD Negeri 142/1 Sengkati Kecil yaitu sebanyak 25 orang siswa. Page | 7 Elfia F.KIP PGSD-S1 [email protected] IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Untuk menjawab tujuan penelitian dan rumusan masalah yang telah disampaikan pada bab pendahuluan. Maka pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan menggambarkan atau mendeskripsikan data lingkungan belajar dan hasil belajar siswa. Setelah mendeskripsikan data hasil penelitian, selanjutnya dilakukan analisa korelasi guna melihat kuat dan arah hubungan yang terjadi antara Lingkungan Belajar dengan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 142/I Sengkati Kecil. Dari hasil pengumpulan data lingkungan belajar melalui angket diperoleh rerata skor kualitas lingkungan belajar tergolong dalam kategori cukup baik dengan rata-rata skor lingkungan belajar sebesar 64.16. Sementara itu , untuk pencapaian hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 142/I Sengkati Kecil tergolong dalam kategori baik hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 65.76. Dari hasil analisa koefisien korelasi diperoleh nilai keofisien rxy sebesar 0.6306, nilai ini menunjukkan terjadi korelasi kuat antara Lingkungan Belajar dengan hasil belajar. Arah korelasi yang terjadi adalah korelasi positif, yang berarti jika terjadi peningkatan pada kualitas lingkungan maka akan diikuti dengan meningkatnya pencapaian hasil belajar siswa. Untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian telah sesuai dengan hasil penelitian, dilakukan pengujian hipotesis melalui uji signifikan koefisien korelasi r xy dengan rtabel sebagai acuan sebesar 0.396. Dari hasil perbandingan nilai rxy terhadap nilai rtabel diketahui bahwa rxy (0.6306) > rtabel (0.396) yang berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dari hasil pengujian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara Lingkungan Belajar dengan Hasil Belajar Siswa kelas V SD Negeri 142/I Sengkati Kecil. Hal ini berarti hipotesis penelitian diterima dan sesuai dengan hasil penelitian V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara Lingkungan Belajar dengan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 142/I Sengkati Kecil. Jika dilakukan penafsiran dari besaran angka koefisien korelasi (rxy) sebesar 0.6306 dan dapat disimpulkan bahwa hubungan yang terjadi antara lingkungan belajar dan hasil belajar adalah hubungan yang kuat. Dari pengujian hipotesis melalui koefisien korelasi (rxy) didapati bahwa rxy Page | 8 Elfia F.KIP PGSD-S1 [email protected] > rtabel (0.6306> 0.396). Dengan demikian hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan antara Lingkungan Belajar dengan Hasil Belajar siswa kelas V SD Negeri 142/1 Sengkati Kecil dapat dibuktikan 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Siswa Siswa hendaknya mengetahui bahwa agar dapat memperoleh hasil belajar yang baik, siswa perlu menciptakan suasana yang nyaman untuk belajar ketika berada di sekolah. 2. Sekolah Lingkungan belajar siswa terutama lingkungan belajar disekolah, perlu menjadi perhatian pihak sekolah, untuk menciptakan suasana lingkungan yang kondusif, nyaman dan tenang di sekolah, sehingga siswa dapat belajar dengan baik. Page | 9 Elfia F.KIP PGSD-S1 [email protected] DAFTAR PUSTAKA Djamarah. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Dalyono.2007. Psikologi pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Hadikusumo, Kunaryo, dkk. 2007. Pengantar Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press. Hidayat. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Bineka Cipta Mudzakir. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Muhibbidin, Syah. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Sia, Tjundjing. 2001. Hubungan Antara IQ, EQ, dan QA dengan Prestasi Studi Pada Siswa SMU. Jurnal Anima, 17(1): 70. Sumadi, Suryabrata 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada Syaifuddin, Azwar. 1998. Psikologi Inteligensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset Syah, muhibin. 2006. Psikologi belajar. Jakarta: Rajawali Pers Tirtarahardja, Umar, La Sulo. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Dirjen Tirtarahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: pusat perbukuan depdiknas PT Rineka Cipta. Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo Winkel. 1997. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Tarsito Page | 10 Elfia F.KIP PGSD-S1 [email protected]