artikel ilmiah - fkip@unja

advertisement
ARTIKEL ILMIAH
HUBUNGAN KOMUNIKASI GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR
KELAS IV SD NEGERI 80/1 RENGAS CONDONG
KABUPATEN BATANGHARI
SISWA
Oleh:
ELFIATUL AINI
NIM : A1D109177
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
Page | 1
Elfia F.KIP PGSD-S1
[email protected]
HUBUNGAN KOMUNIKASI GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR
KELAS IV SD NEGERI 80/1 RENGAS CONDONG
KABUPATEN BATANGHARI
SISWA
Oleh :
Elfia
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan F.KIP
Universitas Jambi
ABSTRAK
Aini, Elfiatul .2014. “Hubungan Komunikasi Guru dengan Motivasi Belajar Siswa
Kelas IV SD Negeri 80/I Rengas Condong Kecamatan Muara Bulian
Kabupaten Batanghari”. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Jambi, Pembimbing I Drs. H.
Firman Khaidir, M.Si, Pembimbing II Drs. H Zaimi Effendi, M.Pd
Kata Kunci
: Komunikasi Guru, Motivasi Belajar Siswa
Guru memberikan informasi, pesan, gagasan, ide kepada siswa dengan maksud
agar siswa ikut berpartisipasi aktif dengan baik dalam pembelajaran sehingga apa yang
menjadi tujuan pembelajaran akan dapat tercapai. Kemampuan berkomunikasi guru
sangatlah penting karena dengan komunikasi dari seorang guru maka pesan pesan yang
disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa. Iklim komunikatif antara guru dan
siswa yang akan mendorong siswa lebih termotivasi dalam belajar. Karena motivasi
merupakan sesuatu yang sangat penting bagi seseorang dalam melakukan sesuatu
kegiatan. Dengan menggerakkan motivasi belajar siswa dapat mendorong pencapaian
prestasi belajar secara optimal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi guru dengan
motivasi belajar siswa kelas IV SD Neger 80/I Rengas Condong. Jenis penelitian ini
adalah penelitian korelasional dengan analisis data kuantitatif, dengan subjek penelitian
siswa kelas IV sebanyak 52 orang.
Pada penelitian ini digunakan analisis deskriptif kuantitatif untuk melihat
korelasi antara komunikasi guru dan motivasi belajar siswa . Data penelitian mengenai
komunikasi guru dan motivasi belajar siswa diperoleh melalui angket. Sementara itu,
analisis data dilakukan dengan menghitung keofisien korelasi menggunakan rumus
korelasi product moment. Penafsiran besaran nilai koefisien korelasi dilakukan untuk
melihat kuat atau tidaknya korelasi yang terjadi. Pengujian hipotesis penelitian
menggunakan uji-t dengan taraf kepercayaan α = 5% dengan ketentuan jika thitung> ttabel,
maka hipotesis penelitian dapat diterima.
Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisen korelasi rxy= 0.6316, angka ini
menunjukan tingkat korelasi positif yang kuat antara komunikasi guru dan motivasi
belajar siswa. Sementara itu dari pengujian hipotesis dengan uji-t diketahui bahwa thitung
(5.7605) > ttabel (0.2009) sehingga hipotesis penelitian dapat diterima.
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah bahwa terdapat
hubungan antara komunikasi guru dengan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 80/I
Rengas Condong
Page | 2
Elfia F.KIP PGSD-S1
[email protected]
Kata kunci: Komunikasi, Motivasi belajar
1.PENDAHULUAN
Manusia dalam usaha meningkatkan kualitas dan martabat hidupnya, ia akan
selalu meningkatkan kemampuan dirinya. Usaha terpenting yang dilakukan adalah
melalui pendidikan. Pendidikan merupakan fondasi pokok yang diperlukan oleh suatu
bangsa jika bangsa tersebut menginginkan kemajuan dan kejayaan. Tuntutan peningkatan
kualitas pendidikan mendominasi hampir seluruh sektor kehidupan dan menjadi suatu
kebutuhan yang bersifat mendesak. Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan di
Indonesia dilakukan, antara lain melalui peningkatan kualifikasi tenaga kependidikan,
sarana prasarana, kurikulum, serta meningkatkan pemahaman konsep manajerial
pendidikan yang aktual dan faktual.
Pemerintah selalu berusaha meningkatkan kualitas pendidikan nasional dengan
program-program yang memungkinkan pendidikan nasional mencapai taraf ideal. Seperti
yang tercantum dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang berbunyi :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. (Pasal 3 Undang-undang No. 20 tahun 2003)
Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.Sebegitu jauh tujuan pendidikan tersebut, maka secara umum siswa
dilatih untuk mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya. (Pasal 1 Undangundang No. 20 tahun 2003)
Kegiatan belajar mengajar memiliki peranan yang sangat penting agar
pendidikan dapat berjalan dengan baik. Belajar dan mengajar adalah dua konsep yang
tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar mengacu pada kegiatan siswa dan mengajar
mengacu pada kegiatan guru. Belajar sebagai proses terjadi manakala ada interaksi antara
guru dengan siswa. Dalam belajar mengajar terdapat tujuh komponen utama yaitu :
tujuan, bahan, siswa, guru, metode, situasi yang memungkinkan proses belajar mengajar
berjalan dengan baik dan alat penilaian. Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat
dari hasil belajar siswa tersebut. Hasil belajar siswa yang tinggi akan memberikan
dorongan dan semangat siswa meningkatkan motivasi belajar terhadap mata pelajaran,
karena motivasi merupakan sesuatu yang sangat penting bagi seseorang dalam melakukan
sesuatu kegiatan. Menggerakkan motivasi belajar dapat mendorong pencapaian prestasi
belajar secara optimal.
Komunikasi guru dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran tatap muka tersebut
dapat dilakukan, baik secara individual maupun kelompok, dalam bentuk verbal maupun
non verbal, dan dibantu dengan media dan sumber belajar.
Page | 3
Elfia F.KIP PGSD-S1
[email protected]
Kenyataan di Sekolah Dasar menunjukkan kemampuan guru
dalam
berkomunikasi dengan siswa masih belum optimal, mengingat kemampuan komunikasi
interpersonal guru dan siswa yang berbeda beda. Komunikasi guru dan siswa yang tidak
optimal dalam kegiatan pembelajaran menyebabkan siswa kurang memahami materi
pelajaran yang diberikan, dan tentunya hal ini akan mempengaruhi motivasi siswa dalam
belajar dan akan berdampak pada prestasi belajar siswa. Keadaan demikian dapat menjadi
penghambat bagi siswa khususnya di SDN 80/I Rengas Condong, ini terlihat dari masih
rendahnya pencapaian prestasi belajar siswa. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa
komunikasi guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran diduga memiliki hubungan
yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini mendorong peneliti untuk
melakukan penelitian dengan judul “Hubungan komunikasi guru dengan motivasi
belajar siswa”
II. KAJIAN PUSTAKA
2.1Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman (2003:198), motivasi adalah
“perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. Dari pengertian yang dikemukakan
Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu; (1) bahwa motivasi itu
mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, (2) motivasi
ditandai dengan munculnya rasa dan afeksi seseorang, (3) motivasi akan dirangsang
karena adanya tujuan.
Menurut Winastwan dan Sunarto (2010:16), belajar adalah “suatu proses
perubahan perubahan didalam manusia, ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitan
dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain”. Jadi dalam kegiatan belajar
terjadinya adanya suatu usaha yang menghasilkan perubahan-perubahan itu dapat diamati
secara langsung maupun tidak langsung.“Motivasi belajar adalah sesuatu yang
mendorong, menggerakan dan mengarahkan siswa dalam belajar” (Astuti, 2010:67).
Motivasi belajar sangat erat sekali hubungannya dengan prilaku siswa disekolah.
Motivasi belajar dapat membangkitkan dan mengarahkan peserta didik untuk
mempelajari sesuatu yang baru. Bila pendidik membangkitkan motivasi belajar anak
didik, maka meraka akan memperkuat respon yang telah dipelajari. .
2.1.2 Ciri-ciri Motivasi Belajar
Motivasi yang ada pada diri siswa sangat penting dalam kegiatan belajar. Ada
tidaknya motivasi seseorang individu untuk belajar sangat berpengaruh dalam proses
aktivitas belajar itu sendiri. Seperti dikemukakan oleh Sardiman (2003:83) motivasi
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama,
tidak pernah berhenti sebelum selesai).
Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan
dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang
telah dicapai).
Mewujudkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa.
(misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi, keadilan,
pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral dan
sebagainya).
Lebih senang bekerja mandiri.
Page | 4
Elfia F.KIP PGSD-S1
[email protected]
e.
f.
g.
Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulangulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)
Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
h.
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
2.1.3 Jenis-Jenis Motivasi
Hapsari (2005:74) membagi motivasi membagi dua jenis yaitu motivasi
instrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan mendefinisikan kedua jenis motivasi itu sebagai
berikut: “Motivasi instrinsik adalah bentuk dorongan belajar yang datang dari dalam diri
seseorang dan tidak perlu rangsangan dari luar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
dorongan belajar yang datangnya dari luar diri seseorang”.
2.1.4 Fungsi Motivasi
Sardiman (2003:85), mengemukakan bahwa motivasi mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a)
b)
c)
Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi motivasi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak yang
akan digerakkan.
Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang akan dicapai. Jadi motivasi
dapat memberi arah kegiatan yang harus dikerjakan agar sesuai dengan tujuannya.
Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan yang harus dikerjakan yang
sesuai untuk mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut..
2.2 Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam Bahasa Inggris communication berasal dari
kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama
dalam hal pemaknaan. Menurut Muhammad (2000:5) komunikasi adalah
“pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si
penerima pesan untuk mengubah tingkah laku” Proses komunikasi yang terjadi
merupakan proses yang timbal balik karena si pengirim dan si penerima saling
mempengaruhi satu sama lain. Sedangkan pengertian yang lain dari komunikasi adalah
memberikan informasi, pesan, gagasan, ide, pikiran, perasaan, kepada orang lain dengan
maksud agar orang lain berpartisipasi yang pada akhirnya informasi, pesan, gagasan, ide,
pikiran, perasaan tersebut menjadi milik bersama antar komunikator dan komunikan
(Soeharto, 1995:11).
2.2.1 Unsur-unsur Komunikasi
Muhammad (2000:17) menyatakan unsur-unsur komunikasi sebagai
berikut:
a) Pengirim Pesan
Pengirim pesan adalah individu atau orang yang mengirim pesan-pesan atau
informasi yang akan dikirimkan berasal dari otak si pengirim pesan.
b) Pesan
Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima pesan. Ini dapat
berupa verbal maupun non verbal.
c) Saluran
Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari si pengirim dengan si penerima.
d) Penerima Pesan
Page | 5
Elfia F.KIP PGSD-S1
[email protected]
Penerima pesan adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang
diterimanya.
e) Balikan
Balikan adalah respons terhadap pesan yang diterima yang dikirimkan kepada si
pengirim pesan. Diinterpretasikan sama oleh si penerima berarti komunikasi
tersebut efektif.
2.2.3 Proses Komunikasi
Uchjana(1999:11) menyatakan proses komunikasi menurut terbagi menjadi dua
tahap, yaitu :
a. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai
media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikas adalah bahasa,
isyarat, gambar, warna yang secara langsung mampu menterjemahkan pikiran atau
perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa adalah yang paling
banyak digunakan dalam proses komunikasi secara primer karena hanya bahasalah
yang mampu menterjemahkan pikiran dan perasaan orang lain baik berupa ide,
informasi dan opini. Sedangkan isyarat, gambar dan warna digunakan dalam
keadaan tertentu untuk mendukung media bahasa dalam penyampaian pesan atau
pikiran.
b.
Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator
menggunakan media kedua dalam melancarkan Komunikasinya karena komunikan
sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak.
Media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi adalah surat,telepon, surat
kabar, majalah, radio, televisi, film dan lain-lain. Keefektifan dan efesien dalam
menyampaikan pesan adalah komunikasi tatap muka karena kerangka acuan
komunikan dapat diketahui oleh komunikator, dan dalam umpan balik berlangsung
seketika dalam arti komunikator mengetahui tanggapan atau reaksi komunikan
pada saat itu juga.
2.3Hubungan Komunikasi Guru dengan Motivasi Belajar Siswa
Situasi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan ini juga diperlukan siswa
dan siswi yang belajar di SD. Hal ini dibutuhkan untuk meningkatkan semangat
belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Karena tidak dapat dipungkiri
fenomena permasalahan pembelajaran seperti kemorosotan belajar, gejala bolos
sekolah, turunnya nilai, dan kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran
disekolah. Siswa akan menjadi lebih aktif ketika mereka memiliki rasa kebersamaan
di kelas tersebut. Rasa kebersamaan ini dapat dibina dari komunikasi yang dilakukan
guru ataupun siswa yang lain agar dirinya merasa di terima. Perasaan diterima inilah
sebagai salah satu komponen yang dapat menumbuh kembangkan siswa. Ketika
seseorang diterima, dihormati, dan disenangi orang lain dengan segala bentuk
keadaan dirinya, maka mereka akan cenderung untuk meningkatkan penerimaan
dirinya.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian korelasional
dengan analisis kuantitatif korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Penelitian korelasi atau korelasional adalah
Page | 6
Elfia F.KIP PGSD-S1
[email protected]
“suatu penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidak hubungan antara dua
atau beberapa variabel” (Arikunto, 2010:247). Selain itu, untuk membantu menganalisis
data dan fakta yang diperoleh di lapangan, penelitian ini menggunakan rumus statistik.
3.2 Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dari dua variabel yang masing-masing didefenisikan
sebagai berikut:
1) Variabel Komunikasi Guru (X)
2) Variabel Motivasi Belajar Siswa (Y)
3.3 Subjek Penelitian
Sesuai dengan data yang diperoleh di SD Negeri 80/I Rengas Condong diketahui
jumlah siswa kelas IV adalah 52 siswa.
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Untuk menjawab rumusan masalah yang telah disampaikan pada bab pendahuluan. Maka
pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan menggambarkan atau mendeskripsikan bagaimana
kondisi komunikasi guru dan motivasi belajar siswa kelas IV SDN 80/I Rengas Condong.
Setelah mendeskripsikan data hasil penelitian, selanjutnya dilakukan analisa korelasi guna
melihat kuat dan arah hubungan yang terjadi antara komunikasi guru (X) dan motivasi belajar (Y)
siswa kelas IV di SDN 80/I Rengas Condong.
Dari hasil pengumpulan data angket komunikasi guru diperoleh gambaran data yang
menunjukkan 69.23% dari responden siswa memiliki tingkat komunikasi guru dengan siswa
dalam kategori sedang dan 30.77% dari responden angket memiliki tingkat komunikasi guru
dengan siswa dalam kategori tinggi. Hal ini memberikan gambaran bahwa komunikasi guru
dengan siswa dari sebagian besar siswa kelas IV SDN 80/I Rengas Condong termasuk dalam
kategori sedang.
Sementara itu, untuk motivasi belajar siswa diperoleh gambaran data yang menunjukkan
59.62 % dari responden siswa memiliki motivasi belajar yang termasuk dalam tingkat kategori
sedang. Dan 40.38% dari responden siswa memiliki motivasi belajar yang termasuk dalam
tingkat kategori tinggi. Hal ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar siswa kelas IV SDN
80/I Rengas Condong memiliki tingkat motivasi belajar dalam kategori sedang. Dari hasil
analisa koefisien korelasi diperoleh nilai keofisien rxy sebesar 0.6316, angka ini menunjukkan
adanya korelasi positif yang kuat antara komunikasi guru dan motivasi belajar siswa . Arah
korelasi yang terjadi adalah korelasi positif, yang berarti jika komunikasi guru dengan siswa
dalam kegiatan belajar meningkat maka akan diikuti dengan meningkatnya motivasi belajar
siswa.
Untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian telah sesuai dengan hasil penelitian,
dilakukan pengujian hipotesis melalui uji t dengan ttabel sebagai acuan sebesar 0.2009. Dari hasil
perbandingan nilai thitung terhadap nilai ttabel diketahui bahwa thitung (5.7605) > ttabel (0.2009) yang
berarti hipotesis penelitian dapat diterima.
Dari hasil pemaparan diatas menunjukkan ada korelasi positif dan signifikan antara
komunikasi guru dengan motivasi belajar siswa. Hasil ini menggambarkam bahwa hipotesis
penelitian dapat diterima. Hipotesis ini memberikan arti bahwa semakin baik komunikasi guru
dengan siswa maka akan semakin baik pula motivasi belajar siswa.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat simpulkan
bahwa terdapat hubungan antara komunikasi guru dengan motivasi belajar siswa kelas
IV SDN 80/I Rengas Condong. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil perhitungan
Page | 7
Elfia F.KIP PGSD-S1
[email protected]
koefisien korelasi (rxy) antara variabel komunikasi guru (X) dan motivasi belajar siswa
(Y), diperoleh angka koefisien korelasi sebesar 0.6193. Jika dilakukan penafsiran dari
besaran angka koefisien korelasi dapat artikan bahwa terjadi hubungan positif dan kuat
antara komunikasi guru dengan motivasi belajar siswa kelas IV SDN 80/I Rengas
Condong. Dari pengujian hipotesis melalui uji-t didapati bahwa thitung (5.7605) > ttabel
(0.2009) yang berarti hipotesis penelitian yang berbunyi “Terdapat hubungan antara
komunikasi guru dengan motivasi belajar siswa kelas IV SDN 80/I Rengas Condong”
dapat diterima kebenarannya.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka saran
yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Siswa
Dalam upaya meningkatkan motivasi belajar, para siswa perlu mengetahui
pentingnya komunikasi yang efektif antara guru dengan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.
2. Guru
Dari hasil penelitian ini, guru diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
berkomunikasi dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga tercipta
komunikasi yang efektif dalam melakukan proses pembelajaran dan tentunya akan
mendorong motivasi belajar siswa.
Page | 8
Elfia F.KIP PGSD-S1
[email protected]
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Arin. 2012. Hubungan Kemampuan Berkomunikasi Guru Dengan Motivasi
Belajar Mata Pelajaran Matematika Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah
Sokonandi. Yogyakarta: UNY
Azwar, S. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi
2010. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Astuti, Endang Sri. 2010. Bahan Dasar Untuk Pelayanan Konseling Pada Satuan
Pendidikan Menengah Jilid I. Jakarta : PT Grasindo
Darmastuti, Rini. 2006. Bahasa Indonesia Komunikasi.Salatiga : Gaya Media.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Dimyati, Muhammad. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Praktis: anak, remaja, dan keluarga. Jakarta:
Gunung Mulia
Hadi, Sutrisno.2000. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
Hakim, Thursan. 2008. Belajar Secara Efektif. Jakarta : Puspa Swara
Hapsari, Sri. 2005. Bimbingan dan Konseling SMA untuk Kelas XI. Jakarta: Grasindo.
Hasibuan, Malayu. 2001. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas.
Jakarta : Bumi Aksara.
Muhammad, Arni. 2000. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara.
Nurcahyo. 2009. Pengaruh Komunikasi Guru dengan Siswa Terhadap Motivasi Belajar
Mata Pelajaran Sejarah Siswa Kelas VIII SMP Negeri Kota Semarang Tahun
Pelajaran 2008-2009. Semarang: Fakultas Ilmu SosialUNNES
Nurhidayah. 2013. Peran Komunikasi Interpersonal Wali Kelas terhadap Motivasi
Belajar Siswa Kelas VI di MI Darul Huda Ngaglik Sleman. Yogyakarta:
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Purwanto, Ngalim. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta
Riduwan. 2010. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta
Page | 9
Elfia F.KIP PGSD-S1
[email protected]
Santrock. 2003. Adolesence: Perkembangan Remaja Edisi Keenam, Alih bahasa oleh
Shinto B, Adelar. Jakarta: Erlangga
Sardiman, AM. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Soeharto, Karti. 1995. Komunikasi Pembelajaran; Peran dan Keterampilan Guru dalam
Kegiatan Pembelajaran. Surabaya: Sic
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
________. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
________. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Supandi, 2011. Menyiapkan Kesuksesan Anak Anda. Jakarta : PT Gramedia pustaka
utama
Supranto, J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi edisi 6, jilid 1. Jakarta : Erlangga
Thomas, Kristo M. 2010. Andalah Para Orangtua Motivator Terbaik Bagi Remaja.
Jakarta : PT Alex media komputindo.
Uchjana, Onong. 1999. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Penerbit PT
Remaja Rosdakarya.
Winastwan, Gora dan Sunarto. 2010. Pakematik Strategy Pembelajaran Inovatif Berbasis
TIK. Jakarta. Flex Media Komputindo
Wiyono, Edy. 2012. Seni komunikasi yang efektif sebagai pemicu motivasi belajar siswa.
[Online]. ( http://fisika-nfbs.blogspot.com/2012/11/seni-komunikasi-yang-efektifsebagai.html, diakses 06 juni 2014)
Page | 10
Elfia F.KIP PGSD-S1
[email protected]
Download