Laporan Tata Kelola Perusahaan

advertisement
Laporan
Tata Kelola
Perusahaan
Meningkatkan kualitas penerapan praktik terbaik tata kelola
perusahaan dengan komitmen penuh seluruh jajaran dan didukung
dengan ketersediaan infrastruktur maupun struktur tata kelola lainnya
yang ditinjau secara berkala untuk memastikan kesesuaiannya
dengan aturan dan praktek GCG terkini dalam rangka memperkuat
fondasi perusahaan sebagai pemain industri timah skala global
Divider MD
TENTANG LAPORAN INI
178
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
Laporan Tata Kelola
Perusahaan
PT TIMAH berupaya
meningkatkan kualitas
penerapan praktek terbaik
GCG bukan hanya untuk
mematuhi peraturan perundangundangan yang berlaku
semata, namun juga sebagai
upaya melakukan inovasi dan
penyempurnaan pengelolaan
secara berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas
penerapan prinsip-prinsip GCG.
LAPORAN TAHUNAN 2014
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
MDA
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
179
Tujuan Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
PT TIMAH berupaya meningkatkan kualitas penerapan praktek terbaik GCG bukan hanya untuk
mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku semata, namun juga sebagai upaya
melakukan inovasi dan penyempurnaan pengelolaan secara berkelanjutan guna meningkatkan
kualitas penerapan prinsip-prinsip GCG. Upaya tersebut bertujuan pada diperolehnya berbagai
kelebihan dari penerapan praktek terbaik GCG tersebut, meliputi:
•
Memaksimalkan nilai Perseroan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan
kepentingan seluruh pemangku kepentingan;
•
Meningkatkan daya saing Perseroan baik
secara nasional maupun internasional, dan
mendorong tercapainya kesinambungan Perseroan melalui pengelolaan yang didasarkan pada
prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggung-jawaban, serta kesetaraan dan
kewajaran;
•
Mendorong setiap organ di Perseroan agar melandaskan setiap proses pengambilan keputusan
dan tindakan pada nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap perundang-undangan yang
berlaku;
•
Mendorong timbulnya kesadaran akan tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap semua
pemangku kepentingan dan kelestarian lingkungan di sekitar Perseroan; dan
•
Meningkatkan kepercayaan pasar untuk mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi
nasional secara berkesinambungan.
Landasan Penerapan Tata Kelola Perusahaan
PT TIMAH menerapkan sistem dan praktik tata kelola perusahaan yang baik di seluruh kegiatan
operasionalnya berlandasan kepada sistem perundangan yang mengatur kegiatan usaha, meliputi:
Undang-Undang RI No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; Undang-Undang RI No 19
Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara; Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No.
PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penetapan Tata Kelola Perusahaan yang baik
(Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012.
Selain itu PT TIMAH memperhatikan best practise penerapan GCG yang berlaku di industri maupun
perkembangan terkini, seperti: Principles of Corporate Governance oleh Organization for Economic
Co-Operation and Development (OECD); ASEAN Corporate Governance Scorecard dan Pedoman
Umum GCG Indonesia oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG)
Bagi PT TIMAH, implementasi sistem tata kelola perusahaan yang baik merupakan wujud kepatuhan
Perseroan terhadap Keputusan Menteri BUMN No.117M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002,
yang menjelaskan penerapan praktik tata kelola yang baik demi mencapai tujuan jangka panjang
Perseroan. Proses tata kelola perusahaan di PT TIMAH selanjutnya berpedoman pada Peraturan
Menteri BUMN No. PER-01/ MBU/2011 tentang penerapan praktik-praktik GCG.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
Divider MD
TENTANG LAPORAN INI
180
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Komitmen Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Komitmen PT TIMAH untuk menerapkan praktek terbaik Good Corporate Governance (GCG) selain tertuang dalam
pernyataan Misi dan Tata Nilai Perusahaan, juga tercermin dari tekad seluruh jajaran, termasuk manajemen untuk
menerapkan GCG dalam kegiatan sehari-hari sebagaimana tertuang dalam penandatanganan pakta integritas dan
kepatuhan terhadap Peraturan Perusahaan dan Kode Etik Perusahaan. Tindakan tersebut menyiratkan komitmen
bahwa penerapan praktek-praktek terbaik GCG diawali dari Top Manajemen, dalam hal ini Board of Directors
(BOD) dan Board of Commissioners (BOC) dan diikuti oleh seluruh jajaran di bawahnya.
Sebagai wujud komitmen manajemen beserta seluruh jajaran pelaksana dalam meningkatkan kualitas penerapan
best practises GCG, PT TIMAH telah merealisasikan berbagai kegiatan terkait GCG, meliputi:
•
Penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan tentang
Pengesahan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan atau Code of Corporate Governance PT TIMAH (Persero)
Tbk;
•
Penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan tentang
Pencegahan Praktek Nepotisme di Lingkungan PT TIMAH (Persero) Tbk;
•
Pelaksanaan revisi dan pengesahan Board Manual, buku panduan hubungan kerja antara Direksi dan Dewan
Komisaris PT TIMAH (Persero) Tbk;
•
Penandatanganan beberapa lembar pengesahan mengenai: Buku Tata Cara Pelaporan Pelanggaran Kode
Etik dan Peraturan Perusahaan, Lembar Pengesahan Buku Tata Kelola Perusahaan, Lembar Pengesahan
Buku Etika Bisnis;
•
Penyusunan dan penerapan kebijakan tentang Pelarangan Gratifikasi dan penjelasan teknisnya;
•
Penilaian berkala terhadap kualitas penerapan GCG dan melakukan upaya perbaikannya sesuai rekomendasi
penilai independen;
•
Pemberitahuan kepada pihak ekternal dan para pemangku kepentingan mengenai tekad PT TIMAH untuk
meningkatkan kualitas penerapan praktek terbaik GCG pada seluruh aspek pengelolaan perusahaan.
Penilaian Kualitas Penerapan Tata Kelola
Guna mendapatkan umpan balik guna meningkatkan kualitas penerapan di masa mendatang, PT TIMAH akan
melakukan asesmen kualitas penerapan GCG yang telah dijalankan perbaikan yang perlu dilaksanakan dimasa
mendatang. Melalui penilaian tersebut akan dapat pula diketahui perkembangan peningkatan kualitas penerapan
prinsip GCG secara berkesinambungan.
Melalui program penilaian (assessment) kualitas penerapan prinsip-prinsip GCG tersebut, akan terlihat sejauh
mana perkembangan penerapan prinsip-prinsip GCG yang telah dilakukan. Termasuk perbaikan-perbaikan yang
perlu dilaksanakan di masa mendatang.
Untuk tahun 2014, PT TIMAH membentuk Tim internal perusahaan untuk melakukan pre-asesmen GCG
berdasarkan parameter GCG BUMN sesuai SK Sekretaris Kementerian BUMN No. SK-16/S.MBU/2012 tentang
Indikator/ Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik pada BUMN. Hasil
atau nilai yang dicapai perusahaan yaitu 75,67 dengan kategori BAIK.
LAPORAN TAHUNAN 2014
MDA
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
181
ASPEK PENGUJIAN / INDIKATOR/PARAMETER
BOBOT
CAPAIAN TAHUN 2014
SKOR
% CAPAIAN
PENJELASAN *
I
Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan
7,00
4,37
62,49
Cukup Baik
II
Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal
79,41
7,15
79,41
Baik
III Dewan Komisaris/Dewan Pengawas
79,59
27,86
79,59
Baik
IV Direksi
80,05
28,02
80,05
Baik
V
91,93
8,27
91,93
Sangat Baik
Pengungkapan Informasi dan Transparansi
VI Aspek Lainnya
SKOR KESELURUHAN
0
0
0
75,67
75,67
75,67
BAIK
KLASIFIKASI KUALITAS PENERAPAN GCG
Selain penilaian yang dilakukan tim internal, PT TIMAH menggunakan hasil asesmen yang dilakukan oleh
pihak eksternal berkompeten sebagai rujukan, yakni asesmen yang dilakukan melalui ajang CGPI (Corporate
Government Perception Index) yang secara rutin dilaksanakan olej IICG (The Indonesian Institute For Corporate
Governance).
Hasilnya menunjukkan, dalam kurun waktu 2011 – 2013, implementasi GCG PT TIMAH menunjukkan perbaikan,
seperti ditunjukan pada tabel berikut.
Tahapan Penilaian 2013
Skor 2013
Skor 2012
Skor 2011
1
Self Asessment
21,95
12,87
11,44
2
Sistem Dokumentasi
32,83
26,16
13,76
3
Makalah
11,05
9,79
10,05
4
Observasi
14,27
28,99
40,43
TOTAL
80,10
77,81
75,68
Rencana Peningkatan Kualitas Penerapan GCG
Sesuai dengan hasil penilaian internal maupun eksternal tersebut dan selaras dengan komitmen seluruh jajaran
untuk bersama-sama meningkatkan kualitas penerapan GCG, PT TIMAH telah menyusun beberapa kegiatan
utama untuk meningkatkan kualitas implementasi GCG di tahun 2015, yakni:
•
Melakukan asesmen independen oleh pihak ketiga yang terpilih untuk mengukur implementasi GCG yang
sudah dilakukan oleh perusahaan pada tahun 2014. Proyeksi kegiatan asesmen sebagai berikut :
--
Proses logistik dilakukan pada bulan Januari 2015;
--
Kegiatan asesmen dilakukan pada bulan Mei setelah RUPS dilakukan dengan perkiraan selama 1 bulan
oleh mitra terpilih;
--
Melakukan tindak lanjut atas laporan atau rekomendasi yang dibuat oleh asesor GCG, diantaranya
dengan melengkapi dokumen yang belum dimiliki oleh perusahaan;
•
Mengikuti CGPI Award 2014. Target nilai yang ingin dicapai adalah 85 dengan kategori SANGAT TERPERCAYA.
•
Melakukan koodinasi dengan Diklat P2SDM terkait sosialisasi dan internalisasi GCG. Koordinasi meliputi
penyusunan materi GCG yang lebih terukur, jadwal serta target jumlah peserta pelatihan.
•
Melanjutkan pembuatan draft SK Direksi atas penjabaran atas aturan pemerintah yang baru dan terkait
dengan organ perusahaan.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
182
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Penghargaan Eksternal Terkait Implementasi GCG
Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas penerapan GCG, membuat PT TIMAH
memperoleh penghargaan dari pihak eksternal yang memiliki perhatian yang tinggi terhadap upaya peningkatan
kualitas penerapan GCG, yakni:
•
Best Role of Stakeholders pada ajang The 6th IICD Corporate Governance Conference and Award yang
diselenggarakan oleh Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) didukung Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dan Asosiasi Emiten Indonesia;
•
Penghargaan dari The Indonesian Institute For Corporate Governance (IICG) pada CGPI 2013 Indonesia Most
Trusted Companies Award, mendapatkan predikat Trusted Company (Perusahan Terpercaya).
Pedoman, Struktur Dan Kebijakan Tata Kelola
Pedoman
Sistem tata kelola Perseroan diatur dan dijelaskan dalam Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT TIMAH. Buku
Pedoman ini memandu seluruh praktik tata kelola yang baik dan berkelanjutan dalam ruang lingkup Perseroan,
dengan pendekatan komprehensif dan terinci. Penyusunan Buku Pedoman ini dilandasi pada lima prinsip tata
kelola yang baik, yakni transparansi, independensi, kewajaran, akuntabilitas, dan pertanggungjawaban.
Buku Pedoman ini mengatur struktur tata kelola Perseroan, menjelaskan interaksi antara Dewan Komisaris dan
Direksi beserta organ-organ lainnya, serta menjelaskan hubungan koordinasi antara Direksi dengan komite-komite
di bawah Dewan Komisaris, Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Investasi, Sekretaris Perusahaan, dan Satuan
Pengawasan Internal Perseroan.
Seiring dengan komitmen Perseroan untuk meningkatkan kualitas penerapan praktek terbaik GCG agar sesuai
dengan perkembangan terkini, PT TIMAH telah melakukan peninjauan dan merevisi beberapa aturan yang terdapat
dalam Buku Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT TIMAH (Persero) Tbk terdahulu. Proses revisi dan peninjauan
tersebut kini telah selesai dan Buku Pedoman Tata Kelola atau Code of Corporate Governance terbaru telah
disahkan melalui penerbitan SKB Dewan Komisaris dan Direksi.
Struktur Tata Kelola [G4-34]
Sebagaimana salah satu BUMN, Struktur tata kelola PT TIMAH terdiri atas organ utama, yakni Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), sebagai forum internal tertinggi, dan dua organ lainnya yang bertindak sebagai
pelaksana dan pengawas atas setiap keputusan yang diambil oleh RUPS. Organ lainnya tersebut adalah Dewan
Komisaris sebagai pengawas dan Direksi sebagai pelaksana operasional Perseroan atas keputusan-keputusan
RUPS.
Dewan Komisaris dan Direksi masing-masing dapat membentuk unit-unit pendukung sesuai perannya. Dewan
Komisaris membentuk Komite-komite spesifik dengan tugas mendukung peran pengawasan yang dijalankan
sesuai kebutuhan. Direksi dapat membentuk unit-unit kerja sesuai bidang-bidang kegiatan operasional yang
relevan dalam mendukung peran pengelolaan sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan Perseroan.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
183
RUPS dilakukan secara periodik, tahunan maupun sesuai kebutuhan, dan diselenggarakan dalam rangka melakukan
evaluasi dan penilaian atas kinerja Dewan Komisaris dan Direksi. Evaluasi kinerja keduanya dilakukan berdasarkan
ukuran kinerja yang disepakati baik dalam bidang ekonomi, sosial maupun pengelolaan lingkungan. Melalui RUPS
juga dapat diputuskan berbagai hal-hal penting bagi pengembangan perusahaan di masa mendatang. Struktur
tata kelola yang memisahkan peran pengawasan dan pelaksanaan kegiatan operasional tersebut menegaskan
komitmen penerapan asas independensi dari masing-masing organ Perseroan dalam menjalankan fungsinya.
Bagan Struktur Tata Kelola TIMAH
RUPS
(Rapat Umum Pemegang Saham)
DIREKSI
DEWAN KOMISARIS
PT. TIMAH (PERSERO) Tbk.
PT. TIMAH (PERSERO) Tbk.
• Sekertaris Perusahaan
• Satuan Pengawasan Internal
• Auditor Eksternal
• Satuan Kerja Manajemen
Risiko & Investasi
KOMITE
• Komite Audit
• Komite SDM & Resiko Usaha
SATUAN KERJA PERUSAHAAN
Kebijakan-Kebijakan Tata Kelola Perusahaan
Untuk mendukung penerapan praktek terbaik GCG, PT TIMAH telah memiliki berbagai kebijakan yang menjadi
pedoman bagi seluruh jajaran di perusahaan dalam menerapkan praktek terbaik tata kelola melalui implementasi
seluruh prinsip-prinsip dasar GCG. Beberapa diantara kebijakan tersebut adalah Buku Pedoman Tata Kelola atau
Code of Corporate Governance, Pedoman Etika (Code of Conduct), Board Charter (Tata laksana Kerja Pengurus
Perusahaan), Charter Komite SDM & RU, Charter Komite Audit, Charter Internal Audit, Pedoman Kebijakan
Manajemen Risiko, dan lain-lain.
Selain Kebijakan yang mengatur peran dan tanggung jawab struktural, PT TIMAH juga telah memiliki berbagai
aturan dan kebijakan yang mengatur kegiatan operasional, seperti Kebijakan Pelaporan Pelanggaran, Kebijakan
Manajemen Risiko, Kebijakan Manajemen Kinerja, Kebijakan tentang Pelarangan Gratifikasi, Kebijakan Larangan
Berpolitik di lingkup Perseroan dan lain sebagainya. Berbagai kebijakan dan aturan operasional tersebut senantiasa
dikaji secara periodik untuk disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan bisnis PT TIMAH dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
184
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
Laporan Tata Kelola Perusahaan
TRANSPARANSI
INDEPENDENSI
PERTANGGUNGJAWABAN
KEWAJARAN
AKUNTABILITAS
• Kepatuhan pada undang-undang dan prinsip korporasi yang sehat
• Praktik Tata Kelola pertambangan yang Baik dan ramah lingkungan
• Manifestasi tanggung jawab sosial secara wajar
• Penyampaian informasi pada publik
• Penerbitan Laporan tahunan dan keuangan secara berkala
• Forum hubungan investor
• Dewan Komisaris dan Direksi independensi dalam pengambilan keputusan
• Masukan dan konsultan dan anggota komite yang independen
• Penerapan perlakuan secara bagi semua pemangku kepentingan
• Pemeliharaan hubungan baik dengan karyawan
• Evakuasi kinerja secara objektif dan imparsial
• Kejelasan dan pemisahan fungsi dan tanggung jawab tiap unit kerja
• Pelaporan Direksi kepada Dewan Komisaris mengenai rencana bisnis dan anggaran
• Penunjukan Auditor Eksternal
LAPORAN TAHUNAN 2014
TINJAUAN
OPERASIONAL
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
185
Implementasi Tata Kelola Perusahaan
Sebagai wujud dari komitmen bersama antara Dewan Komisaris dan Direksi, PT TIMAH konsisten menerapkan
asas-asas GCG pada seluruh tahapan operasional secara integral sebagaimana ditunjukan pada bagan berikut.
Perseroan mendorong seluruh jajaran karyawan untuk semakin memahami dan menumbuhkan kesadaran
dalam melaksanakan prinsip-prinsip dasar GCG dan menyampaikan laporan implementasinya secara berkala.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya Perseroan melakukan evaluasi berkala untuk memastikan bahwa
penyelenggaraan tata kelola perusahaan yang baik di lingkungan kerja selalu selaras dengan perubahan ketentuan
perundang-undangan dan praktik terbaik GCG terkini.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam struktur organisasi
Perseroan, wadah dari para pemegang saham untuk menggunakan hak suaranya dalam pengambilan keputusan
yang penting bagi kelanjutan investasinya dan bagi pengembangan Perseroan, yang kemudian dapat disetujui
sebagai kebijakan resmi Perseroan.
Melalui RUPS, para pemegang saham memiliki wewenang untuk memutuskan, antara lain: pengangkatan dan
pemberhentian anggota Dewan Komisaris dan Direksi, nilai kompensasi bagi Komisaris dan Direksi, evaluasi
kinerja Perseroan dalam tahun buku, persetujuan rencana kerja dan investasi dan nilai dividen dibagikan.
RUPS terbagi menjadi Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan setahun sekali,
dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dapat diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan
kebutuhan Dewan Komisaris, Direksi, dan pemegang saham.
Sesuai Pasal 78 ayat (2) Undang-Undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, bahwa RUPS Tahunan wajib
dilaksanakan paling lambat enam bulan setelah tahun buku berakhir, PT TIMAH telah melaksanakan RUPS Tahunan
& RUPS Luar Biasa untuk Tahun Buku 2013 pada tanggal 25 Maret 2013 di Jakarta. Dalam penyelenggaraan RUPS
dimaksud, PT TIMAH menjamin hak seluruh pemegang saham untuk menghadiri dan memberikan suaranya dalam
RUPS dengan hak suara sesuai jumlah kepemilikan saham. Namun demikian keputusan RUPS selalu diambil
berdasarkan rekap suara mayoritas para pemegang saham.
Keputusan dan Tindak Lanjut Hasil Rapat Umum Pemegang Saham
Beberapa keputusan penting yang dihasilkan dari penyelenggaran RUPS dan RUPSLB di tahun 2014 lalu diuraikan
pada penjelasan berikut.
Keputusan dan Tindak Lanjut Hasil RUPS
Agenda 1
•
Menyetujui Laporan Tahunan Direksi mengenai keadaan dan jalannya Perseroan selama tahun Buku 2013
termasuk Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Tahun Buku 2013.
•
Mengesahkan Laporan Keuangan Peseroan Tahun Buku 2013 yang telah diaudit oleh KAP Tanudiredja,
Wibisana & Rekan anggota jaringan global PricewaterhouseCoopers International Limited (PwC), dengan
pendapat ‘wajar tanpa pengecualian’ sekaligus memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab
sepenuhnya (vollediq acquite et decharge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas pengurusan
dan pengawasan yang telah dijalankan selama Tahun Buku 2013.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
186
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Agenda 2
•
Mengesahkan Laporan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2013, termasuk Laporan Keuangan
yang telah diaudit oleh KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan anggota jaringan global PricewaterhouseCoopers
International Limited (PwC) yang menyatakan opini: ‘wajar dalam semua hal yang material’. Dengan tingkat
efektivitas penyaluran sebesar 27,63% dan tingkat pengembalian/kolektibilitas pinjaman sebesar 41,65%,
sekaligus memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (vollediq acquite et
decharge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan atas pengurusan dan pengawasan Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan.
Agenda 3
•
Menyetujui penggunaan Laba Bersih Perusahaan Tahun Buku 2013 sebesar Rp515.076.000.000 sebagai
berikut:
•
--
Sebesar 55% dari laba bersih atau sejumlah Rp283.291.800.000 dibagikan sebagai dividen tunai.
--
Sebear 45% dari laba bersih atau sejumlah Rp231.784.200.000 sebagai Laba ditahan.
Memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan pembayaran dividen sesuai ketentuan
dan perundangan yang berlaku.
Catatan:
Dividen tunai dibagikan kepada:
•
--
Pemerintah Indonesia sebesar 65% atau Rp184.139.670.000
--
Pemegang saham publik 35% atau Rp99.152.130.000, yang berarti senilai Rp56,29 persaham.
Pembagian saham dividen tunai tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2014 dengan tahapan sesuai
peraturan yang berlaku.
Agenda 4
Menyetujui pemberian wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat
persetujuan dari Pemegang Saham Seri A Dwiwarna untuk menetapkan besarnya tantiem yang dibagikan kepada
Direksi dan Dewan Komisaris tahun buku 2013, menetapkan besarnya gaji Direksi dan honorarium Dewan
Komisaris serta fasilitas dan tunjangan untuk tahun buku 2014.
Catatan:
Dewan Komisaris telah mengeluarkan Surat Nomor 24/Tbk/DK-01/2014 perihal Penetapan Penghasilan Direksi
dan Dewan Komisaris tahun 2014 sebagai tindak lanjut keputusan RUPS ini.
Agenda 5
•
Menyetujui penunjukan KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan anggota jaringan global PricewaterhouseCoopers
International Limited (PwC) untuk melaksanakan jasa Audit Laporan Keuangan Perseroan dan Anak
Perusahaan Tahun buku 2014 serta Laporan Keuangan PKBL Tahun Buku 2014.
•
Menyetujui pelimpahan wewenang kepada Dewan Komisaris Perusahaan untuk:
a) Menunjuk KAP Pengganti apabila Kantor Akuntan yang telah ditunjuk tidak dapat melanjutkan atau
melaksanakan tugasnya karena sebab apapun termasuk di dalamnya apabila belum ada kesepakatan
mengenai kondisi persyaratan penunjukan ataupun honorarium yang telah ditunjuk berdasarkan
ketentuan dan peraturan pasar modal.
b) Menetapkan kondisi, persyaratan penunjukan dan honorarium maupun KAP Pengganti.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
187
Catatan:
Dewan Komisaris telah mengeluarkan Surat Nomor 52/Tbk/DK-01.2.3.4.5/2014 perihal Persetujuan
Penunjukan KAP untuk melaksanakan jasa audit Laporan Keuangan Tahunan tahun buku 2014
sebagai tindak lanjut keputusan RUPS ini.
Keputusan dan Tindak Lanjut Hasil RUPSLB
Agenda 1
•
Menyetujui pembagian saham bonus yang berasal dari Kapitalisasi Agio Saham maksimum
senilai Rp120.736.968.750 di mana setiap Pemegang Saham yang memiliki 544 saham lama
dengan nilai nominal Rp50 akan memperoleh 261 Saham Bonus dengan nilai nominal Rp50.
Catatan:
Direksi telah merealisasikan pembagian saham bonus tersebut pada tanggal 7 Mei 2014.
•
Menyetujui peningkatan Modal disetor dan ditempatkan Perseroan dari 5.033.020.000 saham
atau sebesar Rp251.650.000.000 menjadi sebanyak-banyaknya 7.447.759.375 saham atau
setara dengan Rp372.387.968.750.
•
Memberi kuasa kepada Direksi untuk:
--
Menentukan jadwal dan merealisasikan pembagian saham bonus.
--
Membuat akta Notaris Peningkatan Modal Ditempatkan dan Modal Disetor Perseroan
setelah pembagian saham bonus dan nama tercatat dalam Daftar Pemegang Saham
Perseroan.
Catatan:
Direksi telah merealisasikan penambahan modal dimaksud dengan membuat Akta Notaris No.
35 mengenai perubahan kondisi dimaksud.
Agenda 2
•
Menyetujui perubahan pasal-pasal tertentu dalam Anggaran Dasar sehubungan dengan
pelaksanaan pembagian bonus dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor.
•
Memberi kuasa dan wewenang dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan baik bersamasama maupun sendiri-sendiri untuk memohon persetujuan dan melaporkan perubahan
Anggaran Dasar kepada pihak yang berwenang.
Catatan:
Direksi telah merealisasikan perubahan Anggaran Dasar Perseroan pada pasal-pasal yang
berhubungan dengan penambahan modal dimaksud.
Agenda 3
•
Menyetujui pengalihan tugas Tuan Suhendro dari Komisaris menjadi Komisaris Independen
terhitung sejak ditutupnya Rapat ini, dengan masa jabatan meneruskan sisa masa jabatan
sesuai dengan keputusan RUPS Tahunan Perseroan tanggal 23 Juni 2011.
•
Menyetujui pemberhentian dengan hormat:
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
188
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
--
Tuan M.Lobo Balia : sebagai Komisaris
--
Tuan Bingrosalto L. Tobing: sebagai Komisaris Independen
--
Tuan Suryadi Saman : sebagai Komisaris Independen
--
Terhitung sejak ditutupnya Rapat ini, dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikirannya
selama baktinya sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan.
•
Menyetujui pengangkatan :
--
Tuan Eko Prasojo: sebagai Komisaris
--
Tuan Mochtar Husein : sebagai Komisaris
--
Tuan Abd. Hudarni Rani : sebagai Komisaris
--
Terhitung sejak ditutupnya RUPS ini, sampai dengan penutupan RUPS Tahunan ke-5 (kelima) setelah
tanggal pengangkatan, namun dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan anggota
Dewan Komisaris sewaktu-waktu.
•
Dengan demikan, susunan anggota Dewan Komisaris Perseroan sejak ditutupnya Rapat ini menjadi sebagai
berikut:
a. Tuan Insmerda Lebang : sebagai Komisaris Utama / Independen
b. Tuan Suhendro : sebagai Komisaris Independen
c. Tuan Erfi Triassunu : sebagai Komisaris
d. Tuan Eko Prasojo: sebagai Komisaris
e. Tuan Mochtar Husein : sebagai Komisaris
f.
Tuan Abd. Hudarni Rani : sebagai Komisaris
Agenda 4
•
Menyetujui penggabungan usaha yang dilakukan oleh PT Tambang Timah ke dalam Perseroan dan menyetujui
Rancangan Penggabungan Perseroan tersebut.
•
Menyetujui pemberian kuasa kepada Direksi dengan hak substitusi untuk menindaklanjuti keputusan rapat
dimaksud sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Catatan:
Direksi telah merealisasikan perubahan Anggaran Dasar Perseroan pada pasal-pasal yang berhubungan dengan
penggabungan perusahaan dan membuat akta notariel sehubungan hasil-hasil rapat tersebut diatas.
Proses Pemanggilan dan Pelaksanaan RUPS
Proses pengumuman dan pemanggilan RUPS tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan UU No. 40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas Pasal 81, 82, dan 83, serta Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-60/PM/1996
tentang Rencana dan Pelaksanaan RUPS dengan proses sebagai berikut:
•
Pemberitahuan ke OJK pada tanggal 7 Februari 2014 melalui Surat No.035.PWJ/TBK/UM-030/2014-S0
•
Pengumuman di media Bisnis Indonesia dan Investor Daily, pada tanggal 21 Februari 2014
•
Pemanggilan yang diiklankan melalui media Bisnis Indonesia dan Investor Daily, pada tanggal 10 Maret 2014
RUPST 2014 dihadiri oleh 76,72% dari seluruh saham yang diterbitkan. Pengumuman hasil RUPS dilakukan pada
tanggal 28 Maret 2014 ke Bapepam-LK dan BEI, serta diiklankan melalui media Bisnis Indonesia dan Investor
Daily, sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.1.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
189
DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan
nasihat kepada Direksi terhadap pelaksanaan tata kelola Perusahaan. Dewan Komisaris berkomitmen untuk
bertindak secara profesional dan penuh integritas dalam menjalankan fungsi pengawasan dan memberi masukan
kepada Direksi, yang meliputi tindakan pencegahan, perbaikan, hingga pemberhentian sementara.
Ketentuan Umum
Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”),
seluruh perusahaan berdasarkan hukum Indonesia harus memiliki Dewan Komisaris yang bertugas untuk
melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan, baik mengenai Perseroan maupun
usaha Perseroan, serta memberi nasihat kepada Direksi. Selanjutnya Pasal 28 ayat (3) Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, menyebutkan masa jabatan anggota Dewan Komisaris ditetapkan
5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
Ketentuan lainnya menyebutkan seluruh anggota Komisaris Perusahaan BUMN, termasuk PT TIMAH (Persero)
Tbk, dilarang memangku jabatan rangkap sebagai anggota Direksi pada BUMN, badan usaha milik daerah, badan
usaha milik swasta, dan jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan; dan/atau jabatan lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
Board Manual (Board Charter) Dewan Komisaris
Sebagai perusahaan yang memiliki komitmen untuk menerapkan praktek terbaik GCG, PT TIMAH memiliki Board
Manual Dewan Komisaris, atau Buku Panduan Kerja Dewan Komisaris sebagai pedoman pelaksanaan tugas
Dewan Komisaris sehari-hari. Buku Panduan Kerja Dewan Komisaris merupakan acuan bagi Dewan Komisaris
dalam menjalankan tugasnya dan sebagai dasar pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Dewan Komisaris.
Buku Panduan tersebut menjabarkan tugas, wewenang, kewajiban, tanggung jawab, pembagian kerja, waktu
kerja, etika kerja, rapat, struktur organisasi, dan pelaksanaan tugas berkaitan dengan RUPS. Buku Panduan ini
telah menjalani peninjauan dan revisi agar sesuai dengan perkembangan peraturan perundangan terkini maupun
praktek GCG terkini.
Dewan Komisaris juga berpedoman kepada Anggaran Dasar, Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Dewan
Komisaris dan Direksi dan Peraturan Perundangan lain yang berlaku dalam dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya sebagai organ pengawasan dan penasehatan terhadap manajemen Perseroan.
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
1. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam melaksanakan pengelolaan serta menilai kerja
Direksi dalam pengelolaan Perseroan dengan kriteria yang jelas;
2. Memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Kontrak
Manajemen, ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar, keputusan RUPS dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
3. Mewakili kepentingan Pemegang Saham dalam melaksanakan kegiatan pengawasan dan bertanggung jawab
kepada RUPS;
4. Menyusun pembagian tugas antara anggota Dewan Komisaris sesuai dengan keahlian dan pengalaman
masing-masing anggota;
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
190
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
5. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, memberikan pendapat dan saran kepada Pemegang Saham
mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Perseroan;
6. Merekomendasikan Auditor Eksternal kepada RUPS dan memantau pelaksanaan penugasan Auditor
Eksternal;
7. Memastikan bahwa Perseroan telah memenuhi segala peraturan perundang-undangan yang berlaku;
8. Melaporkan hasil penilaian atas kinerja Direksi kepada Pemegang Saham;
9. Mengajukan calon-calon anggota Direksi yang baru kepada Pemegang Saham;
10. Memantau efektivitas praktik tata kelola perusahaan yang baik dan berkelanjutan, serta melaporkannya
kepada RUPS;
11. Melaporkan hasil pengawasan dan penilaian kinerja Perseroan serta tugas dan tanggung jawabnya kepada
RUPS minimal setahun sekali.
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap anggota Dewan Komisaris harus mematuhi Anggaran Dasar dan
peraturan perundang-undangan serta prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, serta kewajaran. Anggota Dewan Komisaris juga harus beritikad baik, berhati-hati,
serta bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi untuk
kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
Wewenang
Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris memiliki wewenang untuk:
1. Melihat buku, surat, serta dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain, dan
memeriksa kekayaan Perseroan;
2. Memasuki pekarangan, gedung dan kantor yang dipergunakan oleh Perseroan;
3. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut
pengelolaan Perseroan;
4. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi;
5. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri
rapat Dewan Komisaris;
6. Mengangkat Sekretaris Dewan Komisaris, jika dianggap perlu;
7. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar;
8. Membentuk Komite lain selain Komite Audit, jika dianggap perlu dengan memperhatikan kemampuan
Perseroan;
9. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu atas beban Perseroan, jika
dianggap perlu;
10. Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar;
11. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan; serta
12. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan, Anggaran Dasar dan/atau keputusan RUPS.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
191
Independensi Dewan Komisaris
Komisaris Independen adalah anggota Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan saham dan atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Komisaris lainnya,
Direksi dan atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen. Keberadaaan Komisaris Independen dimaksudkan untuk dapat mendorong
terciptanya iklim dan lingkungan kerja yang lebih objektif dan menempatkan kewajaran (fairness) dan kesetaraan
diantara berbagai kepentingan termasuk kepentingan pemegang saham minoritas dan stakeholders lainnya.
PT TIMAH memiliki komposisi Dewan Komisaris sebanyak enam orang, yang mewakili pemegang saham minoritas,
bertujuan mendorong terciptanya iklim dan lingkungan kerja yang lebih objektif, serta menjalankan prinsip
kesetaraan dan kewajaran dalam memperjuangkan berbagai kepentingan, termasuk pemilik saham minoritas dan
pemangku kepentingan lainnya.
Untuk menghindari benturan kepentingan yang dapat menghambat tugasnya secara mandiri dan kritis, serta
dimungkinkan untuk pengambilan keputusan yang efektif, tepat, dan cepat, maka tidak ada anggota Dewan
Komisaris Perseroan yang merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif
pada BUMN lain, BUMD, dan Badan Usaha Milik Swasta, atau jabatan lainnya yang berpotensi berbenturan
kepentingan. Selain itu, anggota Dewan Komisaris juga tidak merangkap sebagai anggota dan pengurus partai
politik dan atau calon anggota legislatif.
Komposisi Dewan Komisaris
Dewan Komisaris Perseroan beranggotakan enam orang, dengan dua anggotanya merupakan Komisaris
Independen. Dewan Komisaris diketuai oleh seorang Komisaris Independen, yang kedudukannya setara dengan
masing-masing anggota lainnya.
Komposisi Dewan Komisaris Perseroan sejak awal tahun 2014 hingga tanggal 25 Maret 2014 adalah sebagai
berikut.
Komposisi Dewan Komisaris 1 Januari 2014 s/d 25 Maret 2014
Nama
Insmerda Lebang
Marwansyah Lobo Balia
Bingrosalto L. Tobing
Tanggal Lahir
27 Desember 1949
7 April 1953
Tanggal Pengangkatan
Komisaris Utama (Independen)
12 Juni 2008
Komisaris
20 Mei 2009
Komisaris Independen
20 Mei 2009
29 April 1952
Komisaris
23 Juni 2011
Erfi Triassunu
29 Oktober 1956
Komisaris
19 April 2012
Suryadi Saman
8 Desember 1965
Komisaris Independen
19 April 2012
Suhendro
10 September 1953
Jabatan
Perubahan Komposisi Dewan Komisaris
Pada tanggal 25 Maret 2014 sesuai dengan keputusan RUPSLB telah terjadi perubahan komposisi Dewan
Komisaris, dimana tiga orang anggota komisaris yakni: Tuan Marwansyah Lobo Balia, Tuan Bingrosalto L. Tobing
dan Tuan Suryadi Saman telah mengakhiri tugasnya. Sementara Tuan Suhendro yang sebelumnya bertugas
sebagai Komisaris, ditugaskan untuk menjadi Komisaris Independen.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
192
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
INFORMASI BAGI
INVESTOR
PROFIL PT TIMAH
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Pada saat yang bersamaan, RUPSLB memutuskan untuk mengangkat tiga orang anggota Komisaris baru, yakni:
Tuan Eko Prasojo, Tuan Mochtar Husein dan Tuan Abd Hudarni Rani. Sehingga komposisi Dewan Komisaris
Perseroan selanjutnya menjadi sebagai berikut.
Komposisi Dewan Komisaris 25Maret 2014 s/d 31 Desember 2014
Nama
Insmerda Lebang
Suhendro
Erfi Triassunu
Eko Prasojo
Mochtar Husein
Abd Hudarni Rani
Tanggal Lahir
27 Desember 1949
29 April 1952
29 Oktober 1956
Jabatan
Tanggal Pengangkatan
Komisaris Utama (Independen)
12 Juni 2008
Komisaris Independen
23 Juni 2011
Komisaris
19 April 2012
21 Juli 1970
Komisaris
25 Maret 2014
24 Februari 1958
Komisaris
25 Maret 2014
20 November 1950
Komisaris
25 Maret 2014
Riwayat Anggota Dewan Komisaris
Profil masing-masing anggota Dewan Komisaris terdapat pada bagian Profil Anggota Dewan Komisaris pada sub
Bab Profil Anggota Dewan Komisaris pada halaman 302 Laporan ini.
Program Kerja dan Realisasi Program Kerja
Dewan Komisaris Perseroan senantiasa bersikap proaktif dalam mengawasi kinerja Direksi dan memberikan
masukan kepada Direksi. Pengawasan ini mengacu pada implementasi atas rekomendasi dari Dewan Komisaris
bagi Direksi, termasuk melalui komite-komite yang dibentuk.
Program Kerja Dewan Komisaris selama tahun 2013 meliputi bidang pengelolaan, keuangan, sumber daya manusia,
cadangan dan mineral, operasi produksi, pengembangan usaha, pemasaran, pengamanan aset, tanggung jawab
sosial, lingkungan hidup, dan pascatambang.
Laporan program kerja yang meliputi tugas pengawasan dan penasehatan Dewan Komisaris atas kinerja tahun
buku 2014 akan disampaikan pada saat RUPS tahun buku 2014, yang akan dilakukan tentatif pada bulan Maret
2015.
Rapat dan Kehadiran Rapat
Sepanjang tahun 2013, Dewan Komisaris menyelenggarakan 15 (lima belas) kali rapat, baik diselenggarakan di
Kantor Pusat di Pangkalpinang, di Kantor Perwakilan Jakarta maupun di tempat lain, dengan rincian sebagai
berikut:
•
Rapat Internal sebanyak 4 (empat) kali
•
Rapat Gabungan sebanyak 11 (sebelas) kali
Tata cara dan Ketentuan mengenai kehadiran anggota Dewan Komisaris dalam rapat diatur dalam Anggaran Dasar
Perusahaan Pasal 22 tentang Rapat Dewan Komisaris. Adapun rekapitulasi frekuensi dan tingkat kehadiran setiap
anggota Dewan Komisaris dalam rapat-rapat tersebut adalah sebagai berikut.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
193
Frekuensi Rapat dan Tingkat Kehadiran Rapat Dewan Komisaris
Jumlah Rapat
Frekuensi
Kehadiran
Persentase (%)
Kehadiran
Rapat Intern
Rapat
Gabungan
(A)
(B)
(A)
(B)
Insmerda Lebang
4
11
3
Suhendro
4
11
4
Erfi Triassunu
4
11
Eko Prasojo*
2
Mochtar Husein*
2
Hudarni Rani*
Nama
(A)
(B)
11
75%
100%
11
100%
100%
2
6
50%
55%
8
1
6
50%
75%
8
1
5
50%
63%
1
4
1
3
100%
75%
M. Lobo Balia*
2
3
2
3
100%
100%
Bing Tobing*
2
3
1
3
50%
100%
Suryadi Saman*
2
3
2
3
100%
100%
Keterangan: *EKO PRASOJO, MOCHTAR HUSEIN: Setelah RUPSLB 25 Maret 2014.
*HUDARNI RANI: Setelah RUPSLB 25 Maret 2014 sd. Tgl 22 September 2014.
*M.LOBO BALIA, BING TOBING, SURYADI SAMAN Sebelum RUPSLB 25 Maret 2014.
Persentasi dihitung berdasarkan masa aktif.
Remunerasi Dewan Komisaris
Kebijakan Penetapan Remunerasi
Penetapan besaran remunerasi Dewan Komisaris dilakukan mengacu pada ketentuan yang termuat dalam Peraturan
Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-07/MBU/2010 sebagaimana telah diperbaharui dengan PER-04/
MBU/2013 tentang perubahan atas PER-07/MBU/2010 yang selanjutnya telah diperbaharui kembali dengan PER04/MBU/2014 tertanggal 10 Maret 2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan
Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara. Sesuai Peraturan Menteri tersebut, besaran penghasilan Dewan
Komisaris ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Adapun komponen penghasilan Dewan
Komisaris Perseroan terdiri dari: Honorarium, Tunjangan, Fasilitas dan Tantiem/Insentif Kinerja.
Dalam implementasinya, Sistem remunerasi di Perseroan didasarkan pada sejumlah faktor, termasuk kinerja masingmasing individu sebagaimana diukur dari pencapaian atas Indeks Kinerja KPI (Key Performance Indicators) dan
kinerja Perseroan. Kebijakan remunerasi ini bertujuan untuk memastikan setiap individu yang bekerja di Perseroan
dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin. Perseroan juga memberikan kompensasi bagi
anggota Dewan Komisaris dan Direksi diberikan dalam bentuk tantiem, sementara bagi para manajer senior dan
eksekutif lain di jajaran manajemen diberikan dalam bentuk bonus dan insentif dengan nilai yang proporsional.
Uraian lebih detail mengenai dasar penetapan komponen Dewan Komisaris dan Direksi disampaikan pada sub
bahasan “Kebijakan dan Prosedur Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi”.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
194
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Besaran Remunerasi Dewan Komisaris
Berdasarkan ketentuan tersebut diatas, total besaran remunerasi bagi seluruh anggota Dewan Komisaris untuk
tahun operasional 2014 yang terdiri dari satu Komisaris Utama dan 5 (lima) anggota Komisaris di tahun 2014
sebesar Rp7,88 miliar. Pajak atas remunerasi Dewan Komisaris menjadi tanggungan masing-masing anggota
Komisaris.
Adapun gambaran total remunerasi anggota Dewan Komisaris per tahun untuk tahun buku 2014 adalah sebagai
berikut.
Honorarium & tunjangan
Tantiem
Pajak
Net
Net
Gaji, Tunjangan,
Tantiem
Total
Insmerda Lebang
853.280.000
363.636.366
427.967.600
1.644.883.966
Suhendro
682.720.000
327.272.727
338.646.500
1.348.639.227
Erfi Triassunu
682.720.000
327.272.727
336.910.700
1.346.903.427
682.720.000
327.272.727
246.632.700
1.256.625.427
682.720.000
327.272.727
249.289.300
1.259.282.027
522.707.500
327.272.727
172.312.450
1.022.292.677
4.106.867.500
2.000.000.000
1.771.759.250
7.878.626.750
Dewan Komisaris
Eko Prasojo /
M. Lobo Balia
Mochtar Husein /
Bing Tobing
Hudarni Rani /
Suryadi Saman
Total
Pelatihan Anggota Dewan Komisaris
Perseroan menyediakan program pelatihan untuk mendukung upaya peningkatan pengetahuan para anggota
Dewan Komisaris mengenai informasi-informasi perkembangan industri pertambangan terkini, khususnya
tambang dan pemasaran timah, strategi korporasi, risk management maupun pengetahuan bidang management
korporasi lainnya terkait dengan pelaksanaan tugas pengawasan Dewan Komisaris. Beberapa program pelatihan
yang diikuti oleh anggota Dewan Komisaris untuk tahun 2014 tercantum pada tabel berikut.
Kepemilikan Saham Dewan Komisaris
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, tidak ada anggota Dewan Komisaris yang memiliki saham Perseroan.
Daftar kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
Nama
Jabatan
Kepemilikan Saham Perseroan
Komisaris Utama (Independen)
-
Komisaris Independen
-
Erfi Triassunu
Komisaris
-
Eko Prasojo
Komisaris
-
Mochtar Husein
Komisaris
-
Abd Hudarni Rani
Komisaris
-
Insmerda Lebang
Suhendro
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
195
DIREKSI
Direksi adalah organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam mengelola
Perseroan agar seluruh sumber daya yang dimiliki berfungsi secara maksimal, profitabilitas operasional meningkat
dengan hasil akhir membaiknya nilai Perseroan secara berkesinambungan. Untuk mencapainya, masing-masing
dari anggota Direksi melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan
wewenangnya, namun pelaksanaan tugas tersebut tetap merupakan tanggung jawab bersama.
Panduan Kerja Direksi (Board Manual)
PT TIMAH memiliki Panduan Kerja Direksi / Board Manual sebagai pedoman Direksi dalam menjalankan peran
dan fungsi pengelolaan perusahaan serta mengelola hubungan dengan Dewan Komisaris. Panduan Kerja
tersebut berisi petunjuk tata laksana kerja Dewan Komisaris dan Direksi serta menjelaskan tahapan aktivitas
secara terstruktur, sistematis, mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan konsisten, menjadi acuan
bagi Dewan Komisaris dan Direksi dalam melaksanakan tugas masing-masing untuk mencapai Visi dan Misi
Perusahaan.
Garis besar isi Pedoman Kerja Direksi dan Tata Kerja Direksi mencakup:
1. Ketentuan umum jabatan anggota Direksi
2. Tugas dan wewenang Direksi
3. Hak dan kewajiban Direksi
4. Pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi
5. Pelaksanaan tugas pengurusan perseroan oleh Direksi
6. Prinsip-prinsip pengambilan keputusan Direksi
7. Rapat Direksi
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Anggaran Dasar Perusahaan Pasal 18 ayat (22) perihal Tugas dan wewenang Direksi menyebutkan bahwa
pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS. Dalam hal RUPS tidak menetapkan
pembagian tugas dan wewenang tersebut, maka pembagian tugas dan wewenang di antara Direksi ditetapkan
berdasarkan keputusan Direksi.
Penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab Direksi adalah sebagai berikut:
Umum
Direksi bertugas memimpin dan mengelola Perseroan, memelihara dan mengurus aset Perseroan serta mewakili
Perseroan di dalam maupun di luar urusan pengadilan. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi berkewajiban
melaksanakan tugasnya mengurus Perseroan untuk kepentingan perusahaan dan sesuai dengan maksud dan
tujuan Perusahaan dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab serta mengindahkan peraturan perundangundangan yang berlaku, Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS.
Pelaksanaan tugas menjadi tanggung jawab kolegial Direksi, sekalipun masing-masing anggota Direksi memiliki
wewenang spesifik sesuai bidang tugasnya. Kolegial berarti bahwa dalam menjalankan tugasnya tersebut masingmasing anggota Direksi kemudian dapat mempertanggungjawabkannya secara bersama di hadapan forum RUPS.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
196
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Selain atas pengelolaan usaha Perusahaan, Direksi juga bertanggung jawab atas untuk mengarahkan strategi
Perusahaan dan segenap karyawan dalam aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kinerja ekonomi, sosial,
dan lingkungan Perusahaan dievaluasi secara berkala berdasarkan, antara lain, indikator-indikator yang telah
ditentukan oleh Perusahaan, hasil penilaian dari badan penilai eksternal, keharmonisan dengan masyarakat, serta
tidak adanya pengajuan tuntutan dari masyarakat terkait aspek-aspek tersebut.
Direksi diharapkan senantiasa bersikap terbuka terhadap saran ataupun masukan lain yang membangun demi
menjadikan Perusahaan sebagai BUMN yang teladan dalam hal keterbukaan menerima pendapat. Karyawan
Perusahaan dapat menyampaikan saran dan pendapat dalam lingkup internal melalui Ikatan Karyawan Timah
(IKT). Pihak eksternal dapat menyampaikan saran ataupun masukan lain melalui Sekretaris Perusahaan. Para
pemegang saham dapat menyampaikan arahan dan rekomendasi mereka dalam RUPS. Setiap individu yang
menyampaikan pendapatnya kepada Perusahaan dijamin kerahasiaannya.
Khusus
Selain tugas yang bersifat umum tersebut, Direksi memiliki tugas khusus, meliputi:
•
Tugas dan tanggung jawab yang berkaitan dengan Dewan Komisaris dan Pemegang Saham
--
Memastikan pelaksanaan keputusan yang dibuat pada RUPS;
--
Menyusun Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP), Rencana Bisnis Bank (RBB), Rencana Kerja dan
Anggaran Perseroan (RKAP) dan rencana kerja lainnya serta perubahannya untuk disampaikan guna
mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris;
--
Menyelenggarakan RUPS berdasarkan permintaan tertulis dari satu atau lebih pemegang saham yang
mewakili sekurang-kurangnya 1/10 (satu per sepuluh) dari jumlah saham yang dikeluarkan dengan hak
suara yang sah;
--
Menyampaikan laporan tahunan setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat
5 (lima) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir kepada RUPS untuk mendapatkan persetujuan.
•
Tugas dan tanggung jawab Direksi berkaitan dengan Akuntansi dan Laporan Tahunan
--
Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi Perseroan sesuai dengan praktek yang
umum berlaku bagi perusahaan;
--
Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan prinsip-prinsip pengendalian
internal, terutama dalam hal pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan;
-•
Menyiapkan Laporan Tahunan termasuk laporan keuangan.
Tugas dan tanggung jawab Direksi berkaitan dengan manajemen risiko dan pengendalian.
--
Mengelola proses manajemen risiko termasuk memitigasi risiko potensial.
--
Memastikan adanya suatu sistem pengendalian yang efektif untuk: meyakinkan keandalan dan integritas
informasi, penjagaan atas aset perusahaan, penggunaan sumber daya secara ekonomis dan efisien.
•
Membuat struktur organisasi, tugas dan menetapkan tanggung jawab yang jelas termasuk pengangkatan
manajemen;
Adapun uraian spesifik dan ringkas tugas dari masing-masing anggota Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:
Direktur Utama
Berlaku sebagai primus interpares dalam melakukan koordinasi antara berbagai anggota Direksi dalam menjalankan
kegiatannya, dan juga bertanggung jawab menetapkan, mengelola, dan mengendalikan pengawasan terhadap
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
197
pengelolaan Perseroan, kepatuhan pada hukum, komunikasi Perseroan, dan hubungan dengan para pemegang
saham.
Direktur Operasi
Bertugas mengendalikan, mengelola, dan merancang kebijakan Perseroan dalam aspek-aspek produksi, yang
mencakup pengembangan dan perencanaan, aspek eksplorasi, serta aspek kesehatan dan keselamatan kerja
dan lingkungan hidup.
Direktur Keuangan
Bertugas menetapkan, mengelola, dan mengendalikan kebijakan Perseroan dalam aspek keuangan, yang
mencakup anggaran, perbendaharaan, penyelenggaraan kegiatan akuntansi, penyusunan laporan keuangan,
perpajakan, sistem informasi manajemen, dan pengelolaan aset non operasional.
Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia
Bertugas mengendalikan dan merancang kebijakan Perseroan dalam aspek pengelolaan sumber daya manusia,
yang mencakup perencanaan kebutuhan tenaga kerja, pengembangan kompetensi, pendidikan dan pelatihan,
organisasi, layanan umum, kesejahteraan, aspek administrasi Perseroan, aspek tanggung jawab sosial, serta
aspek hukum Perseroan.
Direktur Niaga
Bertugas mengendalikan, mengelola, dan merancang kebijakan Perseroan dalam aspek-aspek pemasaran dan
logistik.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha
Bertugas mengendalikan, mengelola, dan merancang kebijakan Perseroan dalam fungsi perencanaan dan
pengembangan usaha serta pengembangan teknologi.
Independensi Direksi
Sesuai dengan Pedoman GCG Perseroan, komposisi Direksi telah ditetapkan sedemikian rupa hingga memudahkan
dan memungkinkan proses pengambilan keputusan yang efektif, cepat, dan independen. Independen berarti
tidak mengandung kepentingan yang dapat mengurangi atau mengganggu kemampuan Direksi untuk bertugas
secara mandiri dan kritis.
Berdasarkan aturan tersebut Perseroan menetapkan 20% dari jumlah anggota Direksi harus berasal dari kalangan
di luar BUMN yang bersangkutan dan bebas dari pengaruh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan pemegang
saham pengendali Perseroan.
Sebagaimana halnya Dewan Komisaris, anggota Direksi Perseroan dilarang merangkap jabatan sebagai anggota
Dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada BUMN lain, BUMD, dan Badan Usaha Milik Swasta, atau
anggota dan pengurus partai politik dan atau calon anggota legislatif, dan atau jabatan lainnya yang berpotensi
berbenturan kepentingan.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
198
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
INFORMASI BAGI
INVESTOR
PROFIL PT TIMAH
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Komposisi Direksi
Direksi PT TIMAH beranggotakan enam orang, diketuai oleh seorang Direktur Utama, yang kedudukannya setara
dengan masing-masing anggota lainnya.
Adapun Komposisi Direksi per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
Nama
Sukrisno
Dadang Mulyadi
Tanggal Lahir
Jabatan
Tanggal Pengangkatan
27 April 1953
Direktur Utama
19 April 2012
14 Juni 1958
Direktur Niaga
19 April 2012
21 Januari 1960
Direktur Perencanaan & Pengembangan Usaha
19 April 2012
5 April 1962
Direktur Keuangan
19 April 2012
Abrun Abubakar
3 Juli 1964
Direktur Sumber Daya Manusia & Umum
19 April 2012
Ahmad Subagdja
26 Maret 1960
Direktur Operasi
19 April 2012
Purwijayanto
Akhmad Rosidi
Profil Anggota Direksi
Profil masing-masing anggota Direksi terdapat pada bagian Profil Anggota Direksi pada Sub Bab “Profil Direksi di
halaman 305 Laporan ini.
Rapat dan Hasil Rapat Direksi
Sepanjang tahun 2014 Direksi menyelenggarakan 56 kali rapat, baik di Kantor Pusat di Pangkalpinang maupun di
tempat lain, dengan rincian sebagai berikut:
•
Rapat Intern (sesama anggota Direksi) sebanyak 45 kali
•
Rapat Gabungan (bersama Dewan Komisaris dan pihak lainnya) sebanyak 11 kali.
Kehadiran anggota Direksi dalam rapat diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan Pasal 19 tentang Rapat Direksi,
termasuk tentang persyaratan pengambilan keputusan yang sah.
Rekapitulasi Frekuensi Rapat dan Tingkat Kehadiran Direksi, 2014
Frekuensi Rapat dan Tingkat Kehadiran Direksi
Jumlah Rapat
Nama
Frekuensi
Kehadiran
Rapat
Rapat Intern
Gabungan
Persentase (%)
Kehadiran
(A)
(B)
(A)
(B)
(A)
(B)
Sukrisno
45
11
44
11
98%
100%
Akhmad Rosidi
45
11
43
11
96%
100%
Purwijayanto
45
11
42
11
93%
100%
Ahmad Subagja
45
11
43
10
96%
91%
Abrun Abubakar
45
11
43
11
96%
100%
Dadang Mulyadi
45
11
44
11
98%
100%
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
199
Hasil Rapat Direksi
Rapat-rapat Direksi dan Rapat Gabungan tersebut menghasilkan beberapa keputusan penting berkaitan dengan
operasional Perseroan, mencakup bidang:
•
Bidang Strategis
•
Bidang Operasional Penambangan
•
Sumber Daya Manusia
•
Manajemen Risiko
•
Tata Kelola Perusahaan
Mekanisme dan Kebijakan Suksesi Direksi
Untuk mempersiapkan regenerasi pucuk pimpinan Perusahaan di masa mendatang, PT TIMAH telah memiliki
kebijakan dan program internal sebagaimana tercermin program Talent Management. Dalam program tersebut,
para karyawan potensial yang masuk ke dalam Talent Pool akan mendapat kesempatan untuk mengikuti program
pelatihan atau aktivitas terkait bidang manajemen, strategi bisnis, perencanaan strategis, analisis risiko dan
potensi bisnis, analisis kinerja operasional dan keuangan serta berbagai program sejenis lainnya.
Manakala perusahaan membutuhkan penggantian kepemimpinan, PT TIMAH akan mengajukan kandidat internal
dari peserta Talent Pool yang difasilitasi oleh Dewan Komisaris dengan mempertimbangkan rekomendasi dari
Komite Sumber Daya Manusia & Risiko Usaha. Hasil pemilihan kandidat internal tersebut kemudian diajukan
kepada Kementrian BUMN untuk menjalani uji kelayakan dan kepatutan untuk dipilih menjadi pimpinan Perusahaan.
Program Peningkatan Kompetensi Direksi
Selama tahun 2013, anggota Direksi berpartisipasi dalam pelatihan, seminar, lokakarya, baik di dalam Perusahaan
maupun di luar, untuk meningkatkan kompetensi manajerial maupun operasional dalam mengemban tugas dan
tanggung jawabnya masing-masing. Rincian kegiatan peningkatan profesionalisme dan kompetensi anggota
Direksi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel Kegiatan Pelatihan Direksi, 2014
Sukrisno
No
Tanggal
Uraian
Penyelenggara
Keterangan
1
04 Februari
2014
"Launch of the Corporate
Governance Roadmap and
Corporate Governance Manual"
OJK
Shangrila-Ballroom Hotel,
Jakarta
2
17 Oktober
2014
Seminar Prospek Ekonomi
Indonesia 2015; Peluang dan
Tantangannya " dari Komite
Ekonomi Nasional
Komite Ekonomi Nasional
Grand Ballroom , Hotel Grand
Hyatt, Jakarta
3
07 November
2014
Kompas 100 CEO Forum dgn
tema"Visi Presiden Membangun
Indonesia Hebat: Kebijakan
Ekonomi Nasional 2014-2019
Kompas
Ballroom Four season Hotel,Jl
HR Rasuna Said, Jakarta
4
06 Desember
2014
"CEO Networking 2014 Opportunities and Challenges
Toward ASEAN Economic
Community 2015"
PT Bursa Efek Indonesia
(BEI) bekerja sama dengan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
PT Kustodian Sentral Efek
Nusa Dua Hall 5, Bali Nusa Dua
Indonesia (KSEI), PT Kliring
Convention Center, Bali
Penjaminan Efek Indonesia
(KPEI) dan Asosiasi Emiten
Indonesia (AEI)
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
200
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
INFORMASI BAGI
INVESTOR
PROFIL PT TIMAH
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
(Purwijayanto)
No
Tanggal
Uraian
Penyelenggara
Keterangan
1
01 April 2014
Sebagai pembicara di Seminar
Mining Fair 2014
Fakultas Teknik Pertambangan
Universitas Negeri Padang
Fakultas Teknik Pertambangan
Universitas Negeri Padang
2
03 Juni 2014
Workshop on Tin and Industrial
Minerals Processing untuk
ASOMM
ESDM & ASEAN
Hotel Aston Soll Marina
Pangkalpinang
(Abrun Abubakar)
No
Tanggal
Uraian
Penyelenggara
Keterangan
1
09 Mei 2014
Training Kolaborasi Babel
The La Tofi School of CSR
Hotel Pomelotel Jl. Dukuh Patra
Raya No. 28, kuningan Jakarta
2
25 Juni 2014
Workshop Pengelolaan Dana
Pensiun di BUMN berdasarkan
UU No. 13 dan PSAK 24
BUMN
The Trans Luxury Hotel
Bandung
(Akhmad Rosidi)
No
Tanggal
Uraian
Penyelenggara
Keterangan
1
23 Oktober
2014
Workshop Keasdepan EP-3
dalam Rangka Penyampaian
Share Holder Aspiration
Penyusunan RKAP 2015
BUMN
Hotel Inna Garuda Yogyakarta
2
06 Desember
2014
Seminar CEO Networking
dg tema "Opportunities and
Challenges Toward ASEAN
Economic Community 2015"
IDX
Nusa Dua Hall 5, Bali Nusa Dua
Convention Center, Bali
(Dadang Mulyadi)
No
Tanggal
Uraian
Penyelenggara
Keterangan
1
09 Mei 2014
Workshop Implementasi IFRS
di BUMN
BUMN News
Hotel Aston Primera, Pasteur
Bandung
2
03 Juni 2014
Workshop on Tin and Industrial
Minerals Processing untuk
ASOMM
ESDM & ASEAN
Hotel Aston Soll Marina Hotel
Pangkalpinang
(Ahmad Subagdja)
No
Tanggal
Uraian
Penyelenggara
Keterangan
1
27 Februari
2014
Workshop Reklamasi Hutan
Kementerian Kehutanan
Hotel Panorama Regency
Batam
Penilaian Kinerja Direksi
Kinerja Direksi dinilai secara kolektif pada setiap periode tertentu, berdasarkan tolak ukur unjuk kerja utama (Key
Performance Indicators - KPI) sesuai Surat Kementerian BUMN No.S-08/S.MBU/2013, tanggal 16 Januari 2013
menjelaskan bahwa KPI pada BUMN disusun menggunakan kerangka Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU)
yang terdiri dari 5 (lima) perspektif pengukuran kinerja usaha. Lima perspektif tersebut adalah: 1. Efektivitas
Produk dan Proses, 2. Fokus Pelanggan, 3. Fokus Tenaga Kerja, 4. Kepemimpinan, tata kelola dan tanggung
jawab kemasyarakatan dan, 5. Keuangan dan Pasar.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
201
KPI untuk penilaian Direksi, sesuai arahan pemegang saham pengendali, kemudian dijabarkan dalam rincian
sebagai berikut:
No.
Persfektif
KPI
Bobot
%
Satuan
Estimasi
2014
a
b
7
5
5
5
4
Rp. Juta
Rp. Juta
Rp. Juta
MTon
Rp. Juta
696.938
5.345.815
6.671.963
26.810
9.059.436
637.954
5.608.242
6.446.113
26.907
9.160.737
80
3
N/A
0
2
1
Keuangan dan Pasar
3-5
(26%)
2
Fokus Pelanggan
2-3
(20%)
Laba atau Rugi bersih (net profit)
Aset bersih (Ekuitas)
Total Biaya
Volume Penjualan Logam
Kapitalisasi Pasar
Audited
2014
26
Kepuasa Pelanggan
Pengaduan (complaint) pelanggan
Efektivitas Produk dan Proses
3-5
(22%)
Volume Produk logam
Kualitas Logam
Inovasi Proses Bisnis
Investasi (Capital Expenditure)
Lingkungan Hidup (PROPER)
5
4
4
4
5
%
skor
Fokus Tenaga Kerja
2-3
(16%)
5
Kepemimpinan, Tata kelola dan
Tanggung Jawab Sosial
3-5
(16%)
Keselamatan Kerja
Efektifitas kemitraan serikat pekerja-manajemen
Produktivitas
4
6
6
MTon
%
skor
Rp. Juta
rating
27.940
100
1
1.309.000
Biru
27.550
100
4
434.815
Biru
TPTAL BOBOT
6
5
5
4,93
4,00
4,20
1,33
5,00
19,46
jumlah fatality
jumlah keluhan IKT
Ton produk / kary
0
0
5,98
5
2
6,10
0,00
0,00
6,12
80,10
460
47.300
80,10
445
29.499
6,01
4,83
3,12
16
Nilai GCG
Skor Malcom Baldridge / KPKU
Penyaluran Dana CSR
0,00
10,50
10,50
22
4
6,41
5,35
5,17
5,02
4,04
25,99
10
10
20
3
Nilai KPI
2014
6,12
skor
skor
Rp. Juta
16
13,96
100
76,02
Catatan :
Untuk perusahaan dalam industri yang mayoritas bisnis utamanya ada dalam industri yang pertumbuhannya relatif lambat (0% - 5%)
Pelaksana Assessment Direksi
Pelaksana asesmen kinerja Direksi adalah Dewan Komisaris, selanjutnya forum Rapat Umum Pemegang Saham
dan Kementerian BUMN. Pelaksanaan asesmen adalah evaluasi kinerja per tiga bulanan dan penyampaian
pertanggungjawaban dalam RUPST yang diselenggarakan minimal satu tahun sekali.
Kepemilikan Saham Direksi
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, kepemilikan saham Perseroan oleh masing-masing anggota Direksi,
tidak melebihi persentasi sebesar 2% (dua persen) dari modal disetor dan ditempatkan PT TIMAH (Persero) Tbk.
Kepemilikan saham tersebut dilakukan hanya bertujuan investasi jangka panjang, dan dilakukan sesuai dengan
koridor peraturan perundangan yang berlaku.
Daftar kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris adalah sebagai berikut.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
202
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Nama
Sukrisno
Dadang Mulyadi
Purwijayanto
Jabatan
Kepemilikan Saham Perseroan
Direktur Utama
500.000 lembar
Direktur Niaga
14.797 lembar
Direktur Perencanaan & Pengembangan Usaha
14.797 lembar
Akhmad Rosidi
Direktur Keuangan
14.797 lembar
Abrun Abubakar
Direktur Sumber Daya Manusia & Umum
14.797 lembar
Ahmad Subagdja
Direktur Operasi
nihil
Kebijakan, Prosedur Penetapan Serta Struktur Remunerasi Komisaris Dan Direksi
Dalam rangka menetapkan gaji/honorarium untuk tahun 2014 dan tantiem untuk tahun buku 2013, Dewan
Komisaris telah menyampaikan surat usulan kepada Menteri Negara BUMN No.18/Tbk/DK-01.2/2014. Usulan
tersebut sebagai tindak lanjut keputusan RUPS tertanggal 25 Maret 2014, berdasarkan hasil kajian Komite SDM
& RU yang mengacu kepada Surat Deputi Bidang Usaha Industri Primer Kementerian BUMN No. S-266/MBU/
D1/2012 tanggal 8 Juni 2012 perihal hal Penetapan Penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris serta sesuai dengan
Permen BUMN No.PER-04/MBU/2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan
Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara.
Sesuai usulan tersebut Gaji/ Honorarium Direksi dan Dewan Komisaris tahun 2014 serta Tantiem tahun 2013
telah ditetapan oleh Menteri Negara BUMN melalui surat No. S-167/MBU/D1/2014 tanggal 11 April 2014 perihal
Penetapan Penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris Tahun 2014, sebagai berikut:
Gaji / Honorarium Direksi dan Dewan Komisaris tahun 2014 ditetapkan sama dengan gaji/honorarium tahun 2013,
yaitu:
1. Direktur Utama : Rp107.500.000
2. Direktur : Rp 96.750.000
3. Komisaris Utama (Independen) : Rp 53.330.000
4. Komisaris : Rp 42.670.000
Gaji / Honorarium
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan besaran gaji/honorarium Direksi dan Dewan Komisaris adalah:
•
Kompleksitas pengelolaan perusahaan
•
Kondisi persaingan usaha
•
Perbandingan dengan industri sejenis
•
Faktor penyesuaian industri tahun 2010
•
Inflasi (Faktor penyesuaian inflasi)
•
Formula yang tercantum dalam Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-07/ MBU/2010, yakni:
- Gaji/Honorarium = Gaji/Honorarium Dasar x Faktor Penyesuaian Industri x Faktor Penyesuaian Inflasi x
Faktor Jabatan
Untuk merefleksikan keadilan dan kewajaran dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, maka besaran Faktor
Jabatan untuk Direktur Utama, Direktur, Komisaris Utama (Independen), dan Komisaris Perusahaan ditentukan
sebagai berikut:
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
203
Jabatan
Bobot
•
Direktur Utama
100%
•
Direksi
90%
•
Komisaris Utama (Independen) 50%
•
Komisaris
40%
Tantiem
Total tantiem bagi Direksi dan Dewan Komisaris atas kinerja tahun 2013 ditetapkan sebesar Rp10.000.000.000,yang dibagi untuk Direktur Utama, anggota Direksi, Komisaris Utama (Independen), dan anggota Dewan Komisaris,
dengan komposisi masing-masing 100%, 90%, 40% dan 36%, serta proporsional dengan masa bakti yang
bersangkutan selama tahun 2013.
Tunjangan & Fasilitas
Tunjangan dan fasilitas bagi Direksi dan Dewan Komisaris tahun 2013 mengacu kepada tunjangan dan fasilitas
yang ditetapkan dalam surat Menteri Negara BUMN No. S-226/MBU/ DI/2012 tanggal 8 Juni 2012 hal Penetapan
Penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris Tahun 2012.
Selain gaji/honorarium sebagaimana dijelaskan di atas, Dewan Komisaris dan Direksi juga mendapatkan tunjangan
dan fasilitas, sebagai berikut:
Tabel Hubungan Anggota Direksi dengan Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Pengendali
Tujuan/Fasilitas
Direksi
Dewan Komisaris
Tunjangan hari raya keagamaan
√
√
Tunjangan komunikasi
√
√
Tunjangan purna jabatan
√
√
Tunjangan pakaian
√
√
Tunjangan cuti tahunan
√
Tunjangan cuti besar
√
Tunjangan perumahan
√
Tunjangan biaya utilitas
√
Fasilitas kendaraan
√
Fasilitas kesehatan
√
√
Fasiltas perkumpulan profesi
√
√
Fasilitas bantuan hukum
√
√
Fasilitas rumah jabatan
√
Fasilitas keanggotaan klub
√
Fasiltas biaya representasi
√
Adapun Garis Besar Rincian Remunerasi Direksi 2014 adalah sebagai berikut :
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
204
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Total
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Direksi
Gaji & Tunjangan
Tantiem
Pajak
Net
Net
Gaji, Tunjangan, &
Tantiem
Sukrisno
1.863.250.000
909.090.909
1.095.720.800
3.868.061.709
Dadang Mulyadi
1.789.500.000
818.181.818
1.024.284.800
3.631.966.618
Purwijayanto
1.789.500.000
818.181.818
1.023.416.900
3.631.098.718
Ahmad Subagdja
1.789.500.000
818.181.818
1.022.549.000
3.630.230.818
Akhmad Rosidi
1.789.500.000
818.181.818
1.022.549.000
3.630.230.818
1.789.500.000
818.181.818
1.023.416.900
3.631.098.718
10.810.750.000
5.000.000.000
6.211.937.400
22.022.687.400
Abrun Abubakar
Total
Bagan Prosedur Penentuan Direksi - Dewan Komisaris
Bagan ringkas prosedur penetapan remunerasi Direksi adalah sebagai berikut.
Komite SDM dan Risiko Usaha
Memperhatikan rekomendasi
Konsultan Independen dalam
menetapkan dasar penentuan
Rekomendasi
Konsultan Independen
remunerasi
Komite SDM dan R U
Mengusulkan dasar dan
besaran remunerasi
Dewan Komisaris
Membahas usulan Konarba dan PSDM
dan mengusulkan besaran remunerasi
kepada Pemegang Saham Serie A
Rapat Umum Pemegang Saham
Melimpahkan wewenang kepada Dewan
Komisaris untuk melaksanakan ketentuan
besaran gaji dan tantiem Direksi sesuai arahan
Pemegang Saham Serie A
Dewan Komisaris
Menjalankan ketentuan besaran gaji dan
tantiem anggota Direksi sesuai mandat.
Dewan Komisaris
LAPORAN TAHUNAN 2014
Menetapkan dasar dan pertimbangkan
remunerasi mencakup:
- PerMen BUMN no PER-07/MBU/ 2010
tgl 27 Des 2010 Pasal 5
- Hasil survey remunerasi
- Tugas dan tanggung jawab KPI Direksi
- Kompetensi dan pengalaman
- Kemampuan/Kesehatan Perusahaan
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
205
Hubungan Direksi Dengan Dewan Komisaris
Hubungan Direksi dengan Dewan Komisaris dilaksanakan dengan dilandasi rasa saling menghormati dan
menghargai tugas, tanggung jawab, dan wewenang masing-masing. Dewan Komisaris dan Direksi bekerja sama
dalam menentukan arah dan tujuan Perseroan sebagaimana tercermin dalam visi dan misi Perseroan. Dalam visi
dan misi ini terkandung komitmen Perseroan terhadap keberlanjutan usahanya, termasuk juga tanggung jawab
sosialnya.
Dewan Komisaris dan Direksi mengadakan pertemuan secara berkala untuk membahas berbagai kebijakan bisnis,
sosial, ekonomi, dan lingkungan. Selain itu, Dewan Komisaris dan Direksi juga mengikuti pelatihan dan seminar
yang menyangkut aspek bisnis, sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam rangka mengemban tugas dan tanggung
jawabnya dengan lebih baik.
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi sama-sama dipilih dan ditetapkan oleh RUPS setelah diseleksi oleh
Menteri BUMN melalui uji kelaikan dan kepatutan. Untuk memastikan independensi dalam pelaksanaan tugas
dan menghindarkan adanya potensi benturan kepentingan dalam pengambilan keputusan, tidak ada hubungan
keuangan dan hubungan keluarga antara anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan anggota Dewan Komisaris
lainnya, Direksi lainnya dan atau Pemegang Saham Pengendali.
Tabel Hubungan Anggota Direksi dengan Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Pengendali
Hubungan Keuangan dengan
Nama
BOC
Ya
Pemegang
Saham
Pengendali
BOD
Tidak
Ya
Hubungan Keluarga dengan
Tidak
Ya
Tidak
BOC
Ya
Pemegang
Saham
Pengendali
BOD
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Dewan Komisaris (BOC)
Insmerda Lebang
√
√
√
√
√
√
Suhendro
√
√
√
√
√
√
Erfi Triassunu
√
√
√
√
√
√
Eko Prasojo
√
√
√
√
√
√
Mochtar Husein
√
√
√
√
√
√
Abd Hudarni Rani
√
√
√
√
√
√
Sukrisno
√
√
√
√
√
√
Dadang Mulyadi
√
√
√
√
√
√
Purwijayanto
√
√
√
√
√
√
Akhmad Rosidi
√
√
√
√
√
√
Abrun Abubakar
√
√
√
√
√
√
Ahmad Subagdja
√
√
√
√
√
√
Direksi (BOD)
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
206
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Rapat Bersama Dewan Komisaris Dan Direksi
Rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi diselenggarakan guna membahas berbagai agenda menyangkut
rencana kerja, operasional, peluang usaha, serta isu-isu strategis yang membutuhkan persetujuan Dewan
Komisaris. Rapat ini juga merupakan salah satu bentuk koordinasi dalam rangka membahas laporan-laporan
periodik Direksi serta memberikan tanggapan, catatan dan nasihat yang dituangkan dalam risalah rapat.
Keputusan rapat dibuat berdasarkan azas musyawarah untuk mufakat atau diambil berdasarkan suara terbanyak
serta mengikat untuk dilaksanakan tindak lanjutnya. Jika ada anggota Komisaris yang memiliki benturan
kepentingan, yang bersangkutan tidak diperkenankan untuk ikut memberikan suara dan penjelasan mengenai hal
tersebut dicatat pada risalah rapat. Seluruh tata cara, pedoman kerja dan hubungan antara Dewan Komisaris dan
Direksi ditetapkan dalam Board Charter.
KOMITE-KOMITE KOMISARIS
Komite Audit
Komite Audit dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris untuk membantu memastikan
efektivitas sistem pengendalian internal dan sistem audit di semua lini Perseroan. Dalam melakukan tugas dan
tanggung jawabnya, Komite Audit menjunjung tinggi lima prinsip GCG sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya
di atas, dan bertindak secara profesional dan independen untuk kepentingan Perseroan dan para pemangku
kepentingan.
Secara struktural, Komite Audit berada langsung di bawah Dewan Komisaris dan setara dengan komite-komite
lainnya di bawah Dewan Komisaris. Dalam melakukan tugas-tugasnya, Komite Audit berkoordinasi dengan Satuan
Pengawasan Internal (SPI).
Dasar pembentukan dan pelaksanaan kegiatan Komite Audit meliputi:
•
UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas.
•
UU No. 8/1995 tentang Pasar Modal
•
Peraturan Pemerintah RI No. 45/2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran BUMN
•
UU No. 19/2003 tentang BUMN
•
Keputusan Menteri BUMN No. KEP-117/M- MBU/2002 tentang Penerapan Praktik GCG pada BUMN
•
Peraturan Menteri BUMN No. PER-05/ MBU/2006 tentang Komite Audit bagi BUMN – Pedoman dan
Pelaksanaan Kerja Komite Audit
•
Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-29/ PM/2004
•
Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit
•
Keputusan Direksi BEJ No. Kep-339/ BDJ/07-2001 tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat
Ekuitas di Bursa
•
Surat Keputusan Dewan Komisaris PT TIMAH (Persero) Tbk No. 06/Tbk/SK/DK-01.2.3.4.5.6/2010
Piagam Komite Audit telah diubah dan disempurnakan beberapa kali, yang terakhir berdasarkan Keputusan
Dewan Komisaris No. 03/Tbk/Kep/DK-01.2.3.4.5.6/2013 tanggal 2 September 2013, tentang Penetapan Piagam
(Charter) Komite Audit PT TIMAH (Persero) Tbk.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
207
Independensi Komite Audit
Dalam rangka menjunjung tinggi dan menjamin prinsip independensi, setiap anggota Komite Audit Perseroan
patuh pada persyaratan independensi yang diatur di bawah ini:
•
Bebas dari pengaruh Direksi, Satuan Pengawasan Internal, serta Akuntan Publik dan dengan demikian hanya
bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.
•
Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis
ke samping ataupun hubungan yang timbul karena perkawinan dengan Komisaris, anggota Direksi maupun
dengan pemegang saham pengendali Perseroan.
•
Bukan merupakan Pemegang Saham, Komisaris, Direktur atau karyawan dari Perusahaan yang memiliki
hubungan afiliasi, keuangan maupun bisnis dengan Perseroan.
•
Tidak memangku jabatan rangkap sebagai pengurus partai politik dan/atau calon/ anggota legislatif dan/atau
calon kepala daerah/wakil kepala daerah, dan jabatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.
•
Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha
Perseroan.
•
Tidak mempunyai kepentingan pribadi langsung atau tidak langsung dengan informasi material Perseroan.
•
Bukan merupakan karyawan Perseroan dalam satu tahun terakhir.
•
Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa audit dan/atau non audit
kepada Perseroan dalam 1 (satu) tahun terakhir sebelum diangkat oleh Dewan Komisaris.
•
Bersedia menandatangani Surat Pernyataan Independensi di atas kertas bermaterai pada saat pengangkatan
sebagai anggota Komite Audit, yang diperbarui setahun sekali.
Kode Etik Anggota Komite Audit.
Seluruh Anggota Komite Audit diwajibkan untuk:
•
Menjunjung tinggi integritas, profesionalisme, dan standar profesi dalam bertugas.
•
Melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab dengan jujur, objektif, dan independen semata-mata untuk
kepentingan Perseroan.
•
Menghindari kegiatan yang bertentangan dengan hukum, etika, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat
serta yang bertentangan dengan kepentingan dan tujuan Perseroan.
•
Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan informasi Perseroan yang diperoleh sewaktu menjabat sebagai
anggota Komite.
•
Menaati Standar Etika Perseroan dan dilarang mengambil keuntungan pribadi baik secara langsung maupun
tidak langsung dari kegiatan Perseroan selain honorarium berikut fasilitas dan tunjangan lainnya.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
Penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab Komite Audit sesuai pedoman kerjanya adalah sebagai berikut:
•
Menelaah kualitas informasi keuangan Perseroan dan pemenuhan persyaratan tata kelola perusahaan yang
baik sebelum dipublikasikan;
•
Menelaah independensi dan kualitas pekerjaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal;
•
Berkomunikasi dengan Satuan Pengawasan Internal untuk membahas temuan dan isu pengendalian internal
dalam proses penyusunan laporan keuangan dan hasil tinjauan atas laporan keuangan;
•
Mendorong penerbitan laporan audit yang berkualitas dan tepat waktu;
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
TENTANG LAPORAN INI
208
INFORMASI BAGI
INVESTOR
PROFIL PT TIMAH
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
•
Mendorong terciptanya budaya pengawasan di dalam Perseroan; serta
•
Melaksanakan penugasan khusus dari Dewan Komisaris.
Persyaratan Keanggotaan dan Komposisi Komite Audit
Komposisi Komite Audi Perseroan terdiri dari tiga anggota, dengan salah satunya merupakan Komisaris Independen
yang sekaligus merangkap sebagai Ketua Komite Audit. Anggota lainnya merupakan pihak independen yang
bukan karyawan PT TIMAH dalam satu tahun terakhir, dan tidak boleh merangkap sebagai anggota komite lain di
lingkungan Perseroan pada periode yang sama.
Seluruh individu anggota Komite Audit Perseroan selalu memenuhi persyaratan kompetensi, indepedensi, dan
reputasi, yang selengkapnya diatur dalam Piagam Komite Audit. Dalam Piagam Komite Audit juga diatur Masa
Jabatan Anggota Komite Audit serta prosedur pengangkatan dan pemberhentian Anggota Komite Audit.
Kinerja setiap Anggota Komite Audit dievaluasi secara berkala berdasarkan pencapaian sasaran-sasaran yang
telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Tahunan, yang meliputi efektivitas dalam menjalankan fungsi, tingkat
kehadiran dalam rapat, serta tingkat kontribusi dan pemahaman akan berbagai permasalahan di Perseroan.
Evaluasi kinerja dilakukan oleh Ketua Komite dan atau Komisaris Utama (Independen) setidaknya setahun sekali
berdasarkan kriteria penilaian yang ditetapkan Dewan Komisaris.
Komposisi anggota Komite Audit Perseroan terdiri dari 4 orang, diketuai oleh Komisaris Independen, sebagai
berikut.
Komposisi Anggota Komite Audit 1 Januari 2014 s/d 7 Mei 2014
Nama
Bingrosalto L. Tobing
Jabatan
Tanggal Pengangkatan
Ketua
30 Mei 2012
Suhendro
Anggota
30 Mei 2012
Setiawan Kriswanto
Anggota
30 Mei 2012
Herry Siswanto
Anggota
30 Mei 2012
Komposisi Anggota Komite Audit 7 Mei 2014 s/d 31 Desember 2014
I. SUSUNAN KEANGGOTAAN KOMITE AUDIT
Jabatan
Dasar Hukum
Penunjukan
Masa Tugas
Tanggal
Pengangkatan
Suhendro
Komisaris Independen/
Ketua Komite Audit
Kep. Dekom
No. 02/Tbk/Kep/DK01.2.3.4.5.6/2014
2 tahun sejak tanggal
ditetapkan
7 Mei 2014
Mochtar Husein
Komisaris/ Anggota
Komite Audit
Kep. Dekom
No. 02/Tbk/Kep/DK01.2.3.4.5.6/2014
2 tahun sejak tanggal
ditetapkan
7 Mei 2014
Herry Siswanto
Anggota Komite Audit
Kep. Dekom
No. 02/Tbk/Kep/DK01.2.3.4.5.6/2014
2 tahun sejak tanggal
ditetapkan
7 Mei 2014
Wawan Gunawan
Anggota Komite Audit
Kep. Dekom
No. 02/Tbk/Kep/DK01.2.3.4.5.6/2014
2 tahun sejak tanggal
ditetapkan
7 Mei 2014
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
209
Profil Anggota Komite Audit
Profil masing-masing anggota Komite Audit Perseroan terdapat pada sub bagian “Profil Anggota Komite-Komite
di bawah Dewan Komisaris” pada halaman 302 Laporan ini.
Rapat dan Kehadiran Rapat Komite Audit,
Jabatan
Bing Tobing
Suhendro
Mochtar Husein
Setiawan Kriswanto
Herry Siswanto
Wawan Gunawan
Rapat
Jenis Rapat
Presentase
Jumlah Rapat
Total Kehadiran
Internal
2
2
Lainnya
9
6
67%
Internal
3
3
100%
Lainnya
43
42
98%
100%
100%
Internal
1
1
Lainnya
34
12
35%
Internal
2
2
100%
Lainnya
9
8
89%
Internal
3
3
100%
Lainnya
43
32
74%
Internal
1
1
100%
Lainnya
34
33
97%
Keterangan :
√ : Hadir
X : Absen
INTERNAL : Internal Komite Audit
LAINNYA : Rapat dengan Dewan Komisaris, Komite SDM & RU, Satuan Kerja, dll
Laporan Singkat Kegiatan Komite Audit Tahun 2014
Selama tahun 2014 Komite Audit Perseroan merealisasikan beragam program dan kegiatan, mencakup:
a. Umum
Kegiatan ini terdiri dari penyelesaian kegiatan yang bersifat umum di tahun 2014 termasuk juga tugas carry
over dari tahun 2013. Adapun kegiatan tersebut adalah:
1. Evaluasi Program Kerja KA tahun 2013
2. Penyusunan Laporan Kegiatan Komite Audit 2013
3. Usulan Program Kerja Tahun 2014
4. Pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun 2015
5. Pembahasan Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2014 - 2018
6. Hubungan kerja Induk dengan anak perusahaan
7. Melakukan review materi untuk persiapan RUPS untuk tahun buku 2013
8. Membahas isu-isu strategis yang ada di induk maupun anak perusahaan.
9. Membahas Term Of Reference (TOR) pengadaan dan pelaksanaan pengadaan jasa Kantor Akuntan
Publik (KAP) untuk Laporan Keuangan 2014.
b. Pengawasan (Oversight) terhadap Pelaporan Keuangan
Melakukan review Laporan Keuangan triwulanan, tengah tahunan, dan tahunan yang disampaikan ke Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI), serta mendorong Manajemen untuk memperbaiki dan
mempercepat jadwal penerbitan laporan keuangan. Adapun bentuk kegiatannya seperti:
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
210
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
•
Melakukan beberapa pertemuan dengan Satuan Kerja (Satker) Akuntansi bersamaan dengan Satuan
Pengawasan Internal (SPI) dan juga Kantor Akuntan Publik (KAP) PWC, dalam rangka oversight atas
proses penyusunan dan kecukupan pengungkapan laporan keuangan perusahaan tahun 2013 (LKT).
•
Melakukan beberapa pertemuan dengan Satuan Kerja CSR & PKBL bersamaan dengan Satuan
Pengawasan Intern (SPI) dan juga Kantor Akuntan Publik (KAP) PWC, dalam rangka oversight atas
proses penyusunan dan kecukupan pengungkapan laporan keuangan perusahaan Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan (PKBL) tahun 2013 (LKT).
•
Review Laporan Keuangan bulanan sebagai masukan untuk rapat Dewan Komisaris.
c. Pengawasan (Oversight) Terhadap Pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan Intern (SPI)
Melakukan beberapa pertemuan dengan SPI, dalam rangka oversight atas progres kegiatan SPI seperti
pelaksanaan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT), pemantauan tindak lanjut hasill audit auditor
ekstern maupun intern, dan memberi masukan atas revisi piagam SPI.
Selain itu juga membahas hal-hal lain terkait pelaksanaan tugas SPI, seperti:
1. Tindak lanjut atas temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
2. Hasil temuan SPI yang signifikan dan pemeriksaan oleh SPI.
3. Permasalahan yang muncul di anak-anak perusahaan.
4. Revisi Internal Audit Charter.
Catatan atas kinerja SPI:
SPI akan mengajukan kembali (revisi) SPI Charter, dan telah dilakukan pembahasan dengan Komite Audit,
terkait dengan cakupan kewenangan pemeriksaan kepada Anak Perusahaan dalam rangka pelaksanaan
fungsi pengawasan dan manajemen risiko.
d. Pengawasan (Oversight) Terhadap Pelaksanaan tugas Auditor Eksternal / Kantor Akuntan Publik (KAP)
Melakukan pertemuan dan komunikasi lainnya dengan Eksternal Auditor, SPI maupun Satker Keuangan
dalam rangka oversight terhadap perkembangan pelaksanaan audit.
Melakukan pembahasan atas realisasi audit tahun 2013 dan memberikan masukan dalam penetapan auditor
(jasa audit) untuk pemeriksaan laporan keuangan tahun 2014, baik untuk Perseroan maupun Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), selain itu juga memberikan pendapat atas penunjukkan KAP untuk
keperluan audit laporan Keuangan Triwulan 1 (Maret 2014) dalam rangka pemenuhan syarat penggunaan Nilai
Buku atas aset Perseroan dan Anak Perusahaan terkait merger TINS dengan TT.
e. Evaluasi Kinerja tahun 2014
Komite menyiapkan analisis atas laporan hasil kinerja bulanan yang disampaikan oleh Direksi, sebagai bahan
masukan bagi Dewan Komisaris dalam rapat gabungan antara Dewan Komisaris dengan Direksi. Adapun halhal yang dilaporkan antara lain:
- review atas persediaan logam timah, bijih timah, backlog, terak timah, dan solder
- review atas kinerja produksi bijih timah, logam timah dan produk lainnya.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
211
f.
Pembahasan atas Kegiatan Lainnya
1. Penggabungan Usaha PT Tambang Timah (Anak Perusahaan) ke dalam PT TIMAH Tbk
2. Penggabungan Usaha PT Timah Eksplomin (Anak Perusahaan) ke dalam PT Timah Investasi Mineral
(Anak Perusahaan)
3. Pembentukan Anak Perusahaan untuk mengelola rumah sakit
4. Rencana pembentukan anak perusahaan pengelola properti.
5. Penjualan saham milik PT TIMAH Tbk di PT Timah Eksplomin (TE) dalam rangka penggabungan TE ke
dalam TIM
6. Penghapusan/Pemindahtanganan barang inventaris milik PT TIMAH Tbk eks KSO Timah-SAKA Buton
7. Investasi TIM dalam PT TBBE
8. Divestasi kepemilikan saham TAJ oleh PT Timah Tbk dan TIM.
9. Proyek Pengembangan Usaha (PU) yang masih belum mendapatkan kejelasan statusnya dan masih
menjadi beban PT TIMAH Tbk seperti: tanker PAL, tin chemical, GPS, tin solder, SAKA, Asuransi Jiwa
Tugu Mandiri (AJTM), Kobatin, dll.
10. Belum tuntasnya perkembangan project Myanmar.
Komite Sumber Daya Manusia & Risiko Usaha (Ksdm & Ru)
Komite Sumber Daya Manusia & Risiko Usaha (SDM & RU) dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada
Dewan Komisaris untuk membantu memenuhi tugas dan tanggung jawab yang terkait dengan proses nominasi,
remunerasi, dan pengembangan sumber daya manusia serta pengawasan, evaluasi, dan pengelolaan risiko
usaha di Perusahaan. Kegiatan Komite SDM & RU dimaksudkan untuk meningkatkan keberhasilan Perusahaan
dalam membina sumber daya manusianya dan mengelola risiko usaha yang dihadapinya, dalam rangka menjaga
keunggulan kompetitifnya.
Komite SDM & RU dibentuk berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT TIMAH (Persero)
Tbk tanggal 19 April 2012. Dalam menjalankan kegiatannya, Komite SDM & RU menggunakan Piagam Komite
SDM & RU yang disahkan 1 Juni 2012 sebagai panduan utamanya.
Secara struktural, Komite SDM & RU berada langsung di bawah Dewan Komisaris dan setara dengan komitekomite lainnya di bawah Dewan Komisaris. Dalam melakukan tugas-tugasnya, Komite SDM & RU berkoordinasi
terutama dengan Satuan Kerja Sumber Daya Manusia dan Manajemen Risiko & Investasi.
Pembentukan serta pelaksanaan kegiatan Komite SDM & RU dilandaskan pada sejumlah peraturan perundangundangan, antara lain:
•
UU No. 8/1995 tentang Pasar Modal
•
UU No. 19/2003 tentang BUMN
•
UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas
•
Peraturan Pemerintah RI No. 45/2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran BUMN
•
Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/ MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada
Badan Usaha Milik Negara.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
212
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Persyaratan dan Evaluasi Kinerja
Komite Sumber Daya Manusia & Risiko Usaha (SDM & RU) PT TIMAH terdiri dari tiga orang anggota, dengan
salah satunya merupakan Komisaris yang sekaligus merangkap sebagai Ketua Komite SDM & RU. Anggota
lainnya merupakan individu yang ahli dan kompeten, dan tidak boleh merangkap sebagai anggota komite lain di
lingkungan Perusahaan pada periode yang sama.
Individu Anggota Komite SDM & RU PT TIMAH telah memenuhi persyaratan kompetensi, indepedensi, dan
reputasi. Ketiga jenis persyaratan ini diatur selengkapnya dalam Piagam Komite SDM & RU. Dalam Piagam Komite
SDM & RU juga diatur masa jabatan Anggota Komite SDM & RU, yakni dua tahun, serta prosedur pengangkatan
dan pemberhentian Anggota Komite SDM & RU.
Kinerja setiap Anggota Komite SDM & RU PT TIMAH dievaluasi secara berkala berdasarkan pencapaian sasaransasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Tahunan, yang meliputi efektivitas dalam menjalankan fungsi,
tingkat kehadiran dalam rapat, serta tingkat kontribusi dan pemahaman akan berbagai permasalahan di Perseroan.
Evaluasi kinerja dilakukan oleh Ketua Komite dan atau Komisaris Utama (Independen) setidaknya setahun sekali
berdasarkan kriteria penilaian yang ditetapkan Dewan Komisaris.
Honorarium dan pembebanan biaya untuk menunjang kegiatan Komite SDM & RU ditetapkan dan disetujui
oleh Dewan Komisaris. Anggota Komite SDM & RU juga diberikan program pelatihan dan pengembangan untuk
meningkatkan kompetensi mereka.
Independensi Komite SDM&RU
Dalam rangka menjunjung tinggi dan menjamin prinsip independensi, setiap anggota Komite SDM & RU PT TIMAH
senantiasa mematuhi persyaratan independensi, sebagai berikut:
•
Anggota Komite SDM & RU yang kedudukannya sebagai anggota Dewan Komisaris tidak mempunyai
hubungan keluarga sedarah sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus ke samping ataupun hubungan
yang timbul karena perkawinan dengan anggota Dewan Komisaris lainnya ataupun dengan anggota Direksi.
•
Anggota Komite SDM & RU yang bukan anggota Dewan Komisaris tidak mempunyai hubungan keluarga
sedarah sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping ataupun hubungan
yang timbul karena perkawinan dengan anggota Komite lain di lingkungan Dewan Komisaris yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan.
•
Bersedia melaporkan kepemilikan sahamnya di PT TIMAH (Persero) Tbk dan perusahaan lain termasuk
keluarganya secara berkala.
•
Tidak memangku jabatan rangkap sebagai pengurus partai politik dan/atau calon/ anggota legislatif dan/atau
calon kepala daerah/wakil kepala daerah, dan jabatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.
•
Tidak memiliki hubungan usaha yang baik langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha
PT TIMAH (Persero) Tbk.
•
Bukan merupakan karyawan kunci PT TIMAH (Persero) Tbk dalam satu tahun terakhir.
•
Tidak mempunyai kepentingan pribadi langsung atau tidak langsung dengan informasi material Perseroan.
•
Tidak keberatan/ bersedia membuat dan menandatangani pernyataan tertulis berkaitan dengan persyaratan
independensi sebagaimana yang tercantum di atas.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
213
Kode Etik Anggota Komite SDM & RU
Seluruh Anggota Komite SDM & RU PT TIMAH diwajibkan untuk:
•
Menjunjung tinggi integritas, profesionalisme, dan standar profesi dalam bertugas.
•
Melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab dengan jujur, objektif, dan independen semata-mata untuk
kepentingan Perseroan.
•
Menghindari kegiatan yang bertentangan dengan hukum, etika, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat
serta yang bertentangan dengan kepentingan dan tujuan Perseroan.
•
Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan informasi Perseroan yang diperoleh sewaktu menjabat sebagai
anggota Komite.
•
Menaati Standar Etika Perseroan dan dilarang mengambil keuntungan pribadi baik secara langsung maupun
tidak langsung dari kegiatan Perusahaan selalin honorarium berikut fasilitas dan tunjangan lainnya.
Tugas Dan Tanggung Jawab Komite SDM & RU
Tugas Komite SDM & RU terkait fungsi pengawasan terhadap aspek sumber daya manusia adalah melakukan
pemantauan terhadap praktik dan kebijakan nominasi, remunerasi, dan pengelolaan SDM sesuai praktik-praktik
terbaik dan ketentuan perundangan yang berlaku. Tanggung jawab ini meliputi:
•
Membahas hal-hal terkait penyusunan cetak biru pengelolaan SDM jangka menengah dan jangka panjang
sesuai Visi, Misi, dan Nilai Perseroan bersama Manajemen;
•
Memberi pendapat dan rekomendasi kepada Direksi melalui Dewan Komisaris dalam hal pengangkatan,
penggantian, dan pemberhentian pejabat senior manajemen satu tingkat di bawah Direksi;
•
Berdiskusi dengan Satuan Kerja SDM dan memberi rekomendasi bagi penyempurnaan kebijakan dan sistem
pengelolaan SDM Perseroan, yang meliputi perencanaan tenaga kerja, penerimaan dan seleksi karyawan,
pemberian kompensasi dan imbal jasa, pelatihan dan pengembangan, manajemen kinerja, serta perencanaan
suksesi dan talenta;
•
Mengevaluasi tingkat kompetitif gaji, tunjangan dan fasilitas serta tantiem bagi Direksi dan Dewan Komisaris
dan memberikan rekomendasi penyesuaiannya kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS;
•
Memastikan laporan pengendalian dan pengembangan SDM telah disusun sesuai kebijakan yang ditetapkan
Direksi dan Dewan Komisaris serta peraturan perundangan yang berlaku;
•
Menelaah hal-hal lain terkait pengelolaan SDM, termasuk struktur organisasi, jaminan kesehatan dan
kesejahteraan bagi karyawan dan pensiunan Perseroan.
Tugas Komite SDM & RU terkait fungsi pengawasan terhadap risiko usaha dan investasi adalah melakukan
pemantauan terhadap pengelolaan risiko dan investasi sesuai peraturan perundangan, serta mendorong
terwujudnya pelaksanaan sistem pengelolaan risiko terpadu dan budaya kehati-hatian dan sadar risiko di dalam
Perseroan. Tanggung jawab ini meliputi:
•
Mengevaluasi pedoman tugas Satuan Kerja Manajemen Risiko & Investasi (SKMRI) untuk meyakinkan tidak
terdapat pembatasan oleh manajemen yang menghalangi SKMRI dalam menjalankan fungsinya secara
optimal sesuai ketentuan perundangan yang berlaku;
•
Memberi pendapat dan rekomendasi kepada Direksi melalui Dewan Komisaris dalam pengangkatan,
penggantian, dan pemberhentian Kepala SKMRI serta mengevaluasi rencana kerja tahunan SKMRI;
•
Mengevaluasi efektivitas pelaksanaan fungsi SKMRI, termasuk koordinasi pelaporan dan komunikasi kepada
Komite SDM & RU;
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
TENTANG LAPORAN INI
214
INFORMASI BAGI
INVESTOR
PROFIL PT TIMAH
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
•
Mengevaluasi hasil penelaahan SKMRI yang signifikan disampaikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris
untuk perhatian Komite SDM & RU dengan segera dan berdiskusi dengan SKMRI untuk membahas hasil
penelahaan tersebut;
•
Memastikan kepada Dewan Komisaris bahwa manajemen telah melakukan tindak lanjut yang diperlukan atas
rekomendasi bagi SKMRI;
•
Melalui Dewan Komisaris dapat meminta Direksi menugaskan SKMRI untuk melakukan penelaahan
khusus/tujuan tertentu risiko usaha dan investasi apabila terdapat indikasi akan terjadi kerugian besar dan
penyimpangan usaha yang berdampak adanya tuntutan hukum pada suatu pelaksanaan kegiatan operasional
dan investasi.
Komite SDM & RU juga melaksanakan tugas khusus berdasarkan penugasan Dewan Komisaris, yang mencakup
namun tidak terbatas pada penelaahan dugaan adanya kerugian akibat kesalahan/penyimpangan dalam
pengelolaan risiko dan investasi Perseroan.
Komposisi Komite Sumber Daya Manusia & RU
Susunan keanggotaan Komite SDM & RU yang berlaku hingga akhir 2014 adalah berdasarkan Surat Keputusan
Dewan Komisaris No. 03/Tbk/KEP/DK-01.2.3.4.5.6/2014 tanggal 7 Mei 2014 tentang Perubahan Susunan
Keanggotaan KSDM & RU Dewan Komisaris PT TIMAH (Persero) Tbk.
Komposisi Komite SDM & RU Periode 1 Januari s/d 7 Mei 2014
Nama
Jabatan
Tanggal Pengangkatan
Ketua
30 Januari 2013
Suryadi Saman
Anggota
30 Januari 2013
Abdurrohman M. Sastra
Anggota
30 Januari 2013
Yanto
Anggota
30 Januari 2013
Marwansyah Lobo Balia
Komposisi Komite SDM & RU Periode 7 Mei s/d 31 Desember 2014
I. SUSUNAN KEANGGOTAAN KOMITE AUDIT
Nama
Jabatan
Dasar Hukum
Penunjukan
Masa Tugas
Tanggal Pengangkatan
Eko Prasojo
Kep. Dekom
Komisaris/ Ketua
No. 03/Tbk/Kep/DKKomite SDM dan RU 01.2.3.4.5.6/2014
2 tahun sejak tanggal
ditetapkan
7 Mei 2014
Abd. Hudarni Rani
Anggota Komite SDM Kep. Dekom
No. 03/Tbk/Kep/DKdan RU
01.2.3.4.5.6/2014
2 tahun sejak tanggal
ditetapkan
7 Mei 2014
Abdurrohman M.
Sastra
Anggota Komite SDM Kep. Dekom
No. 03/Tbk/Kep/DKdan RU
01.2.3.4.5.6/2014
2 tahun sejak tanggal
ditetapkan
7 Mei 2014
Yanto
Anggota Komite SDM Kep. Dekom
No. 03/Tbk/Kep/DKdan RU
01.2.3.4.5.6/2014
2 tahun sejak tanggal
ditetapkan
7 Mei 2014
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
215
Rapat dan Kehadiran Rapat Komite SDM & RU
Sepanjang tahun 2014, Komite SDM & RU menyelenggarakan total 39 (tiga puluh sembilan) kali rapat, yang terdiri
dari:
•
Rapat Internal Komite SDM & RU
•
Rapat dengan Komite Audit dan Satuan Kerja
Rekapitulasi Rapat dan Kehadiran Rapat Anggota Komite SDM & RU, 2014.
Jabatan
M. Lobo Balia
Suryadi Saman
Eko Prasojo
Abd. Hudarni Rani
Abdurrohman M.
Sstra
Yanto
Rapat
Jenis Rapat
Presentase
Jumlah Rapat
Total Kehadiran
Intern
4
3
Lainnya
6
3
50%
Internal
4
4
100%
Lainnya
6
5
83%
75%
Internal
1
0
0%
Lainnya
28
18
64%
Internal
1
1
100%
Lainnya
8
7
88%
Internal
5
5
100%
Lainnya
34
34
100%
Internal
5
5
100%
Lainnya
34
33
97%
Keterangan :
√ : Hadir
X : Absen
INTERNAL : Internal Komite Audit
LAINNYA : Rapat dengan Dewan Komisaris, Komite SDM & RU, Satuan Kerja, dll
Laporan Kegiatan Komite SDM & RU
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Komite SDMRU sebagai Organ Pendukung Dewan Komisaris telah
melaksanakan kewajibannya untuk membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas pengawasan dan
memberikan nasihat kepada Direksi terkait dengan :
1.
Oversight tata kelola perencanaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk proses
Nominasi dan Remunerasi.
2.
Oversight pelaksanaan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
3.
Oversight Pelaksanaan Manajemen Risiko dan investasi.
4.
Perubahan/penyempurnaan panduan Pedoman Kerja (Charter) Komite SDMRU.
5.
Membahas penyempurnaan sistem pengelolaan dan pengembangan SDM.
6.
Melakukan pembahasan Remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris meliputi gaji/Honorarium Direksi dan
Dewan Komisaris Tahun 2014 serta Tantiem Direksi dan Dewan Komisaris Tahun 2013.
7.
Melakukan pembahasan penyempurnaan sistem pengelolaan dan pengembangan Manajemen Risiko
berbasis ISO 31000.
8.
Melakukan oversight dan monitoring program CSR dan Pasca Tambang.
9.
Melakukan oversight atas proses Manajemen Risiko, termasuk prognosa dan mitigasi risiko pada tahap
penyusunan RKAP dan RJPP.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
216
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
10. Melakukan pembahasan atas kegiatan lainnya bersama Komite Audit :
a)
RJPP 2014-2018 dan RKAP 2015
b) Pembahasan atas usulan Direksi untuk beberapa aksi korporasi :
Ø Penggabungan usaha (merger) PT Timah (Persero) Tbk dan PT Tambang Timah.
Ø Penggabungan usaha PT Timah Investasi Mineral dan PT Timah Eksplomin.
Ø Pendirian Perseroan Terbatas Pengelola Rumah Sakit.
Ø Pendirian Perusahaan Bidang Pertambangan dan Trading (Singapura).
Ø Pelepasan Aset Non-Operasional proyek KSO PT Timah (Persero) tbk dengan PT Sarana Karya
(SAKA) di Buton dan beberapa lahan dan bangunan yang sudah tidak digunakan Perusahaan di
Bangka Belitung, Kepri dan beberapa daerah lain.
c)
Penyempurnaan Board Manual dan Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan.
a)
Berpartisipasi memberikan masukan dalam penilaian Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good
d)
Rencana investasi/proyek, antara lain rencana hilirasi timah termasuk mineral ikutan timah,
Corporate Governance) CGPI 2014.
pengembangan usaha non-timah (pengembangan pertambangan nickel, batubara dan bijih besi) serta
bisnis berbasis kompetensi.
11. Pemantauan Risiko Usaha dan Investasi atas hasil Identifikasi dan Evaluasi Risiko oleh Satker MRUI, antara
lain :
a)
Kondisi pengembangan cadangan bijih timah yang “Ekonomis”, eksplorasi di wilayah laut dan upaya
mendapatkan cadangan baru di Luar Negeri.
b)
Kondisi peralatan produksi milik perusahaan, berkaitan dengan karakteristik cadangan yang semakin
sulit dikerjakan oleh peralatan yang sudah ada.
c)
Kondisi operasi produksi yang sebagian besar dilakukan melalui pola kerjasama dengan “Mitra” dan
“Masyarakat”.
d)
Kondisi kemampuan perusahaan untuk melakukan penambangan sendiri sehingga ketergantungan
kepada mitra bisa dikurangi secara bertahap.
e)
Kondisi tahap dan proses produksi dalam upaya peningkatan kemampuan peralatan dan pengamanan
hasil produksi.
f)
Kompetensi Sumber Daya Manusia sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam rangka peningkatan
kapabilitas organisasi.
g)
Pengembangan usaha melalui program optimalisasi kegiatan usaha Anak Perusahaan dan proyek baru.
h)
Dampak dari implementasi Undang-undang Nomor 4/2009 serta kebijakan dan regulasi Pemerintah
yang harus ditaati oleh Perusahaan. Secara nasional masalah ini juga sedang dikaji oleh Pemerintah,
salah satu upaya dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 23/2014 yang mulai berlaku bulan
Oktober 2014.
i)
Perubahan lingkungan strategis global yang menimbulkan kesulitan dalam melakukan “forecasting”
terhadap harga, supply dan demand logam timah serta komoditi bahan baku lainnya termasuk bahan
bakar.
Evaluasi terhadap “Corporate Risk Matrix Product” tiap Direktorat dalam rangka implementasi prinsip Good
Corporate Governance (GCG) dan Good Mining Practice (GMP), sehingga visi dan misi perusahaan dapat
diwujudkan pada tahun 2018 sesuai RJPP.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
217
SEKRETARIS PERUSAHAAN
Perseroan membentuk Sekretariat Perusahaan sebagai bentuk komitmen terhadap penerapan praktek terbaik
Tata Kelola Perusahaan, selain sebagai wujud kepatuhan terhadap hukum dan peraturan Pasar Modal.
Sekretaris Perusahaan merupakan suatu posisi struktural di bawah Direksi dan bertanggung jawab langsung
kepada Direksi. Sekretaris Perusahaan memiliki fungsi serta tanggung jawab untuk menyusun kebijakan,
melakukan perencanaan, dan mengendalikan komunikasi Perusahaan dan kesekretariatan Direksi, membina
hubungan dengan seluruh pemangku kepentingan, serta menjamin keterbukaan dan tersedianya akses informasi.
Sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK IX.14 tentang pembentukan Sekretaris Perusahaan serta Keputusan
Menteri BUMN No. KEP-117/ M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik GCG pada Badan Usaha Milik Negara,
serta yang terakhir adalah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No35/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014
tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Emiten Publik, tugas dan tanggung jawab serta kewajiban Sekretaris
Perusahaan adalah sebagai berikut:
•
Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnyaperaturan perundang-undangan yang berlaku di bidang
Pasar Modal;
•
Memberikan masukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau
Perusahaan Publik untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang- undangan
di bidang Pasar Modal;
•
Membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tata kelola
perusahaan yang meliputi:
-
keterbukaan informasi kepada masyarakat, termasuk ketersediaan
informasi pada Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik;
-
penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan tepat waktu;
-
penyelenggaraan dan dokumentasi Rapat Umum Pemegang Saham;
-
penyelenggaraan dan dokumentasi rapat Direksi dan/atau Dewan
Komisaris; dan
-
pelaksanaan program orientasi terhadap perusahaan bagi Direksi
dan/atau Dewan Komisaris.
•
Sebagai penghubung antara Emiten atau Perusahaan Publik dengan
pemegang saham Emiten atau Perusahaan Publik, Otoritas Jasa
Keuangan, dan pemangku kepentingan lainnya.
•
Sekretaris Perusahaan wajib membuat laporan secara berkala paling
kurang 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun mengenai pelaksanaan fungsi
sekretaris perusahaan kepada Direksi dan ditembuskan kepada Dewan
Komisaris.
Sementara bagi Emiten atau Perusahaan Publik wajib mengungkapkan uraian
singkat pelaksanaan fungsi sekretaris perusahaan dan informasi mengenai
pendidikan dan/atau pelatihan yang diikuti Sekretaris Perusahaan sebagaimana
dimaksud
dalam
pengetahuan
Pasal 7, yang berbunyi “Dalam
dan pemahaman
untuk
membantu
rangka
meningkatkan
pelaksanaan
tugasnya,
Sekretaris Perusahaan harus mengikuti pendidikan dan/atau pelatihan” pada
laporan tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.
Agung Nugroho
Sekretaris Perusahaan
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
218
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Profil Sekretaris Perusahaan
Agung Nugroho menjabat Sekretaris Perusahaan sejak tanggal 30 April 2012, berdasarkan Surat Keputusan
Direksi No. 658/ Tbk/SK-0000/2012-S8. Lahir tanggal 26 April 1969 dan memegang gelar Magister dari IPMI.
Memulai karirnya di PT TIMAH seusai mengenyam pendidikan D3 di Politeknik Universitas Sriwijaya di tahun 1992.
Posisi yang pernah dijabat di Perusahaan sebelum menjadi Sekretaris Perusahaan antara lain adalah Eksekutif
Pemasaran Wilayah Eropa & AS dan Kepala Perwakilan Indometal (London) Ltd., Kepala Pemasaran & Kepala
Perdagangan PT TIMAH (Persero) Tbk.
Laporan Pelaksanaan Kegiatan Sekretaris Perusahaan
Sepanjang tahun 2014, Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan
penerbitan siaran pers dan surat keterbukaan informasi, dan juga kegiatan lainnya yang berkaitan dengan tindakan
Perusahaan serta hubungan dengan investor dan pemangku kepentingan lainnya.
Rekapitulasi Kegiatan Sekretaris Perusahaan, 2014
Nama Kegiatan
Jumlah Kegiatan
Periode
Tanggal Pelaksanaan
PELAPORAN
Rilis Kinerja Usaha Perusahaan
Laporan Keuangan
Laporan iklan laporan keuangan
4 Kali
4 Kali
2 Kali
Tahun Buku 2013
14 Februari 2014
Triwulan I
30 Juni 2014
Semester I
23 Juli 2014
Triwulan III
30 Oktober 2014
Tahun Buku 2013
14 Februari 2014
Triwulan I
30 Juni 2014
Semester I
23 Juli 2014
Triwulan III
30 Oktober 2014
Tahun Buku 2013
21 Februari 2014
Tengah Tahun 2014
24 Juli 2014
Laporan Eksplorasi
12 Kali
Per Bulan
Sebelum Tanggal 10
Laporan tahunan 2013
1 Kali
Per Tahun
3 Maret 2014
Rencana Pelaksanaan RUPS
1 Kali
Per Tahun
14 Februari 2014
Laporan Iklan Pengumuman RUPS
1 Kali
Per Tahun
21 Februari 2014
Laporan Iklan Panggilan RUPS
1 Kali
Per Tahun
10 Maret 2014
Laporan Iklan Hasil RUPS
1 Kali
Per Tahun
27 Maret 2014
Laporan Hasil Pelaksanaan Paparan Publik
2 Kali
Per Tahun
RUPS Tahunan
1 Kali
Per Tahun
Paparan publik
2 Kali
Per Tahun
Kunjungan lapangan
2 Kali
Per Tahun
Sepanjang tahun 2014
Kunjungan perusahaan
29 Kali
Per Tahun
Sepanjang tahun 2014
Roadshow
4 Kali
Per Tahun
Sepanjang tahun 2014
Konferensi investor
1 Kali
Per Tahun
28 Agustus 2014
22 Agustus 2014
22 September 2014
AKSI KORPORASI
25 Maret 2014
20 Agustus 2014
17 September 2014
HUBUNGAN INVESTOR
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
219
SISTIM PENGENDALIAN INTERNAL
Tujuan
PT TIMAH menerapkan kegiatan pengendalian internal dengan mengacu pada pada kerangka yang diakui secara
internasional, yakni COSO ERM framework (Internal Environment, Objective Settting, Event Identification, Risk
Assessment, Risk Response, Control Activities, Information & Communication and Monitoring). Upaya tersebut
dilakukan agar Perseroan mendapatkan keyakinan yang memadai dalam menjaga dan mengamankan aset PT
TIMAH, menjamin tersedianya laporan yang akurat, meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku,
mengurangi dampak kerugian keuangan, penyimpangan termasuk kecurangan (fraud) dan pelanggaran aspek
kehati-hatian, serta meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya.
Tujuan Perseroan menerapkan Sistem Pengendalian Internal, mencakup:
•
Mendapatkan kepastian dipatuhinya seluruh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dalam seluruh
kegiatan operasional.
•
Memastikan tersedianya informasi relevan dibidang keuangan dan manajemen yang benar, lengkap dan tepat
waktu yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan.
•
Mendapatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan usaha, melalui peningkatan efektivitas dan efisisiensi
dalam pengelolaan asset dan sumber daya lainnya serta dalam melindungi Perseroan dari risiko kerugian.
•
Meningkatkan efektivitas budaya risiko pada seluruh jajaran organisasi secara menyeluruh.
•
Mengurangi dampak kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan/fraud dan pelanggaran aspek kehatihatian.
Komponen Pengawasan Internal
Satuan Pengawasan Internal bertugas sebagai pelaksana Sistim Pengendalian Internal dalam memberikan
keyakinan yang memadai mengenai pencapaian tujuan Perusahaan terkait dengan:
•
Keandalan dari laporan keuangan;
•
Efektivitas dan efisiensi operasi;
•
Ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan; dan
•
Pengamanan aset.
Kerangka Sistem Pengendalian Intern Berbasis COSO
Sistem Pengendalian Internal terdiri atas komponen yang telah dikembangkan oleh Committee of Sponsoring
Organizations (COSO) dan ditetapkan sebagai standar SPI oleh INTOSAI (International Organization of Supreme
Audit Institutions). Lima komponen pengendalian internal meliputi lingkungan pengendalian (Control Environment),
penilaian risiko (Risk Assessment), aktivitas pengendalian (Control Activities), informasi dan komunikasi (Information
and Communication), dan pemantauan (Monitoring), sebagai berikut:
•
Pengendalian Lingkungan
Aspek ini secara signifikan menetapkan corak organisasi Perseroan dan mempengaruhi kesadaran
pengendalian orang-orang dalam Perseroan, sehingga Manajemen senantiasa mengembangkan dan
meningkatkan integritas, nilai, etika, dan kompetensi karyawan; filosofi dan gaya manajemen; struktur
organisasi; pelimpahan wewenang dan tanggung jawab; partisipasi Dewan Komisaris dan/ atau Komite Audit
dalam pengawasan; serta kebijakan dan praktik alokasi sumber daya manusia.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
220
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
•
Pengelolaan risiko
Aspek ini mencakup identifikasi dan analisis risiko yang relevan dalam upaya mencapai tujuan Perseroan,
dan membentuk dasar dalam melaksanakan pengelolaan risiko. Penilaian risiko dilakukan dengan cara audit
berbasis risiko dalam menentukan program kerja pemeriksaan tahunan.
•
Aktivitas pengendalian
Aspek ini mencakup kebijakan dan prosedur yang menjamin dilaksanakannya berbagai arahan dari
manajemen, mengacu pada Evaluasi Unjuk Kerja Bersama (EUKB) dan Indikator Kinerja Utama (KPI).
Informasi dan komunikasi
Aspek ini terkait dengan identifikasi, perolehan dan pertukaran informasi, dalam bentuk dan waktu yang
memungkinkan setiap elemen Perseroan melaksanakan tanggung jawab masing-masing. Kebijakan akuntansi,
pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan, daftar akun, serta memo juga menjadi bagian komponen ini.
•
Pemantauan
Aspek ini mencakup proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalianinternal baik secara insidentil
maupun sepanjang waktu, termasuk pelaksanaan fungsi Satuan Pengawasan Internal.
Evaluasi Efektivitas Sistem Pengendalian Internal
Pengendalian internal dipantau, dan jika perlu, dibenahi agar kualitasnya dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan.
Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu, meliputi penilaian
atas rancangan dan pengoperasian pengendalian. Pemantauan yang efektif meliputi:
•
Pemantauan berkelanjutan (Ongoing Monitoring).
•
Evaluasi terpisah (Separate Evaluation).
•
Pelaporan kelemahan atau kekurangan kepada komite audit yang dilakukan setiap 3 (tiga) bulan.
Metode pemantauan yang logis dan memadai atas kegiatan pengendalian dilakukan melalui pemeriksaan yang
akan menghasilkan Laporan Hasil Audit (LHA). Metode rapat bulanan unjuk kinerja atau EUKB juga merupakan
salah satu metode pemantauan kegiatan pengendalian. Temuan pemeriksaan atau review lainnya dibahas dan
ditindaklanjuti segera dengan auditor dan sistem informasi manajemen audit.
tSatuan Pengawasan Internal (SPI) merupakan Unit Audit Internal sebagai pelaksana Sistem Pengendalian Internal,
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama PT TIMAH (Persero) Tbk. SPI dibentuk atas dasar UndangUndang Republik Indonesia No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan juga Keputusan Menteri
BUMN No.Kep-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik GCG pada BUMN.
Satuan Pengawasan Internal mempunyai fungsi utama memberikan keyakinan dan melaksanakan konsultasi
yang independen dan objektif, dengan tujuan meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional Perseroan dan
anak Perusahaan dalam berbagai kinerja (keuangan, ekonomi, sosial, dan lingkungan), melalui pendekatan yang
sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses
tata kelola perusahaan.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
221
Sesuai dengan Keputusan Ketua OJK (dahulu Bapepam-LK) No. KEP-496/BL/2008 tanggal 28 November 2008
tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal, SPI telah melakukan penyesuaian
dan penyempurnaan Piagam Unit Audit Internal yang merupakan pedoman dan panduan pelaksanaan tugastugas SPI.
Pelaksanaan fungsi SPI dilandaskan pada Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal Audit Charter), yang
disahkan oleh Komisaris Utama (Independen) dan Direktur Utama pada 2012. Internal Audit Charter memuat misi,
kedudukan, personel, tugas dan tanggung jawab, wewenang, program kerja tahunan (PKT), laporan hasil audit
(LHA) dan laporan evaluasi tindak lanjut (ETL). Adapun fungsi SPI mencakup pelaksanaan audit dari jenis-jenis
kegiatan berikut:
•
Pemeriksaan Kinerja (Audit Kinerja)
Bertujuan untuk memastikan tercapainya peningkatan nilai perusahaan. Ruang lingkup pemeriksaan meliputi
penyebab tidak tercapainya target eksplorasi, produksi, pemasaran, reklamasi, PKBL, dan CSR. Pemeriksaan
dilakukan dengan skala prioritas pada kegiatan yang berisiko tinggi berkaitan dengan kebijakan manajemen
dan strategi Perusahaan dalam mengantisipasi perubahan situasi usaha.
•
Pemeriksaan Sistem dan Prosedur (Audit Proses)
Bertujuan untuk memastikan seluruh kegiatan berjalan secara efektif dan efisien. Ruang lingkup pemeriksaan
meliputi ketaatan terhadap tata cara dan tata laksana kegiatan yang telah dibakukan (Standard Operating
Procedures) serta kepatuhan terhadap ketentuan dan norma- norma keselamatan dan kesehatan kerja.
•
Pemeriksaan Persediaan dan Pengadaan (Audit Logistik)
Bertujuan untuk memastikan nilai ekonomis dari persediaan dan pengadaan barang maupun jasa. Ruang
lingkup pemeriksaan meliputi pengelolaan persediaan bahan dan barang gudang, serta proses pengadaan
barang dan jasa dengan mengacu pada ketepatan kuantitas, kualitas, tempat, dan waktu sesuai kebutuhan
Perusahaan.
•
Pemeriksaan Keuangan (Audit Keuangan)
Bertujuan untuk memastikan efektivitas pengelolaan keuangan Perusahaan. Ruang lingkup pemeriksaan
meliputi kesesuaian Laporan Keuangan dengan bukti dan data pendukung serta ketaatannya terhadap
Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan sistem administrasi keuangan yang berlaku di
Perusahaan.
•
Pemeriksaan Khusus (Audit Khusus)
Bertujuan untuk mencegah agar kejadian serupa tidak terulang kembali, atau untuk melengkapi data dan
informasi yang diperlukan lebih lanjut dalam proses hukum. Ruang lingkup pemeriksaan meliputi kasuskasus khusus yang terindikasi penyimpangan (fraud), atas permintaan Direktur Utama atau Dewan Komisaris.
Kegiatan-kegiatan di atas dilaksanakan secara independen dengan produk akhir berupa rekomendasi
atau saran perbaikan, yang disampaikan kepada Direktur Utama. Pelaksanaan fungsi tersebut merupakan
penjabaran dari misi satuan kerja SPI, yaitu:
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
TENTANG LAPORAN INI
222
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
•
Memastikan terlaksananya strategi, kebijakan, program kerja, sistem, dan prosedur pada seluruh kegiatan
dalam menunjang tercapainya tujuan Perusahaan.
•
Mendorong terwujudnya tata kelola perusahaan yang efektif dan efisien serta patuh terhadap peraturan
perundang- undangan yang berlaku dalam pelaksanaan seluruh kegiatan Perusahaan.
PENGANGKATAN DAN PROFIL KEPALA SPI
Kepala SPI diangkat dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Pengangkatan Kepala SPI harus dilakukan
dengan persetujuan Komisaris Utama.
Kepala SPI PT TIMAH (Persero) Tbk saat ini adalah Ardiansyah, yang mulai menjabat sejak bulan Oktober tahun
2013.
Adapun profil Kepala SPA adalah sebagai berikut.
Ardiansyah, Kepala SPI.
Lahir di Muara Kelingi tahun 1970. Diangkat sebagai Kepala Satuan Pengawasan Internal sejak tanggal 1 Oktober
2013. Bergabung dengan PT TIMAH sejak 1993, dan sempat menjabat sebagai Kepala Bidang Administrasi Unit
Timah Kundur, Kepala Teknologi Informasi, dan Kepala Akuntansi. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi
dari Universitas Sriwijaya pada tahun 1993, dan gelar Magister Manajemen dari IPMI pada 2003.
Struktur dan Kedudukan SPI
Berdasarkan Keputusan Bapepam-LK No. 496/BL/2008 Peraturan No.IX.1.7, Satuan Pengawasan Internal
dikepalai oleh seorang Kepala Satuan Pengawasan Internal yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama
atas persetujuan Dewan Komisaris.
Adapun Struktur Organisasi SPI adalah sebagai berikut.
SATUAN
PENGAWAS
INTERNAL
BIDANG
PERENCANAAN &
MONITORING
AUDITOR
SENIOR
BIDANG
PERENCANAAN &
MONITORING
AUDITOR
PENGOLAHAN
DATA
AUDITOR
JUNIOR
ASISTEN
AUDITOR
LAPORAN TAHUNAN 2014
Ardiansyah
Kepala SPI
SEKSI
TATA USAHA
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
223
Kedudukan Satuan Pengawasan Intern:
a. Satuan Pengawasan Internal (SPI) dipimpin oleh seorang Kepala SPI yang bertanggungjawab langsung
kepada Direktur Utama.
b. Kepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris.
c. Direktur Utama dapat memberhentikan Kepala SPI, apabila Kepala SPI tidak memenuhi persyaratan sebagai
auditor Internal atau gagal atau tidak cakap menjalankan tugas sebagaimana diatur dalam Pedoman
Pelaksanaan Kerja ini.
d. Setiap pengangkatan, penggantian, atau pemberhentian Kepala SPI segera diberitahukan kepada Otoritas
Jasa Keuangan (OJK).
e. Kepala SPI membawahi beberapa auditor internal yang membantu pelaksanaan tugas pengawasan.
SDM dan Kualifikasi Audit
Kepala SPI membawahi auditor internal yang membantu pelaksanaan tugas pengawasan dan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala SPI.
Personel SPI terdiri dari Auditor Senior, Auditor, Auditor Junior, dan Asisten Auditor yang ditetapkan berdasarkan
SK Direksi Nomor: 261/Tbk/SK-0000/2012-B1 tanggal 14 Maret 2012 tentang Perubahan dan Penetapan Kembali
Struktur Organisasi PT TIMAH (Persero) Tbk. Jumlah auditor internal SPI disesuaikan dengan besaran dan tingkat
kompleksitas kegiatan usaha. Seluruh personel SPI adalah karyawan organik PT TIMAH (Persero) Tbk.
Jumlah personil SPI disesuaikan dengan kebutuhan unit kerja yang diaudit. Pada tahun 2014 telah terjadi
perubahan komposisi personel karena adanya penambahan karyawan tetap sejumlah 3 (tiga) orang mutasi dari
satker lain. Per 31 Desember 2014, jumlah personil SPI adalah 17 orang.
Adapun personalia dan sertifikasi audit yang dimiliki adalah sebagai berikut.
No
Personel
Jabatan
Pendidikan
Tambahan
Serifikasi
1
Ardiansyah
Ka SPI
S1 Akutansi
S2 (MM)
PIA
2
Esther Bura
Kabid Perencanaan dan
S1 Hukum
S2 (MBA)
PIA
S2 (MBA)
3
Burhan Hutabarat
Monitoring
S1 Ekonomi
4
Taufik
Auditor Senior
S1 Akutansi
PIA
QIA
5
Defryanto
Auditor Junior
S1 Akutansi
PIA
6
Dendy Priyandi
Auditor Junior
S1 Akutansi
PIA
7
Anggun Wulandari
Auditor Junior
S1 Akuntansi
PIA
8
Katrin Marpaung
Pj. Auditor Junior
S1 Manajemen
PIA
9
Nella Otista Patricia
Pj. Auditor Junior
S1 Akuntansi
PIA
10
Azis Wiratama
Pj. Auditor Junior
D3 Informatika
PIA
11
Sofiyan B Dachlan
Pj. Asisten Auditor
S1 Ekonomi
-
12
Wenny Tria Anggraeni
Asisten Auditor
S1 Ekonomi
-
13
Firyanti
Asisten Auditor
D3 Administrasi
14
Syaful Rofik
Juru Tata Usaha
D3 Elektro
15
Yasmin Maulana
Auditor Yunior
D3 Polman
16
Agung Sagita
Juru Pada Perencanaan dan
Monitoring
S1 Akutansi
17
Iwan Ramadhani
PKWT
S1 Akutansi
S1
Ak
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
224
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Sepanjang tahun 2014, Perseroan telah mengikutsertakan para personel SPI dalam sejumlah pelatihan dalam
rangka meningkatkan kemampuan dan kompetensi mereka. Pelatihan-pelatihan yang diikuti meliputi:
•
Audit Internal tingkat lanjutan II diikuti 5 (lima) orang
•
Auditor hukum
•
Fraud Auditing
•
Audit Internal tingkat lanjutan I diikuti 2 (dua) orang
•
Pengukuhan PIA (Profesional Internal Audit) diikuti 2 (dua) orang
•
Audit Intern Tk dasar I diikuti 3 (tiga) orang.
•
Audit Intern Tk dasar II diikuti 2 (dua) orang
•
Audit Operasional
•
Audit kecurangan
•
Lead Audit diikuti 6 (enam) orang
•
MTDP
Tugas dan Tanggung Jawab Satuan Pengawasan Internal
Tugas-tugas SPI adalah sebagai berikut:
•
Menyusun dan melaksanakan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKT) berdasarkan skala prioritas risiko
atau Risk Based Audit (RBA).
•
Menguji dan mengevaluasi sistem pengendalian internal dan sistem manajemen risiko sesuai kebijakan
teknologi informasi dan organisasi Perseroan.
•
Melakukan pemeriksaan atas pelaksanaan prosedur kerja baku atau Standard Operating Procedures (SOP)
pada seluruh kegiatan di induk maupun anak perusahaan, dalam upaya mencapai tujuan secara ekonomis,
efisien dan efektif.
•
Melakukan penilaian kinerja pada bidang-bidang eksplorasi, operasi produksi, pemasaran, keuangan,
pengadaan, sumber daya manusia, keselamatan kerja, dan lingkungan hidup.
•
Melakukan pemeriksaan khusus, apabila diperlukan dan atas permintaan Direktur Utama.
Sedangkan Tanggung jawab SPI mencakup hal-hal sebagai berikut:
•
Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat
manajemen.
•
Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama.
•
Memantau, menganalisis, dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan.
•
Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukannya.
•
Menyimpan dan mendokumentasikan seluruh data informasi dan laporan hasil audit.
Prinsip dan perilaku Satuan Pengawasan Intern :
1. Integritas (Integrity)
Satuan Pengawasan Internal memiliki integritas dengan membangun kepercayaan (trust) yang menjadi dasar
untuk membuat pendapat (judgement) yang handal :
a. Bekerja dengan jujur, tekun dan bertanggung jawab.
b. Mematuhi hukum dan mengungkapkan informasi yang diatur oleh hukum dan profesi.
c. Tidak terlibat dalam kegiatan yang melanggar hukum atau kegiatan apapun yang mencemarkan profesi
Satuan Pengawasan Intern atau perusahaan.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
225
d. Menaruh hormat dan ikut berperan dalam pencapaian tujuan perusahaan yang etis dan telah sesuai
dengan hukum (legitimate).
2. Objektivitas (objectivity)
Satuan Pengawasan Internal menunjukkan objektivitas yang tinggi sesuai dengan standart dalam
mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi tentang aktivitas atau proses yang sedang
diperiksa.
Pengawasan intern melakukan penilaian secara seimbang (balanced) dengan memperhatikan semua keadaan
yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau orang lain, dalam membuat pendapat
(judgement).
a. Tidak terlibat dalam aktivitas yang dapat mengurangi atau dianggap mengurangi objektivitas Satuan
Pengawasan Intern dalam melakukan penilaian, termasuk dalam aktivitas atau hubungan yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan.
b. Tidak menerima apapun yang dapat melemahkan atau dianggap melemahkan pertimbangan profesional.
c. Mengungkapkan semua fakta material yang diketahui, yang apabila tidak diungkapkan dapat
menyebabkan distorsi pelaporan atas aktivitas yang diperiksa
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Satuan Pengawasan Internal menjaga kerahasiaan atas informasi yang diterima dan tidak mengungkapkan
informasi tersebut tanpa otorisasi yang berwenang kecuali terdapat kewajiban hukum atau profesi untuk
mengungkapkan informasi tersebut :
a. Bertindak hati-hati dalam menggunakan dan menjaga informasi yang diperoleh pada saat pelaksanaan
tugas
b. Tidak menggunakan informasi untuk kepentingan pribadi atau dengan cara apapun yang bertentangan
dengan hukum atau mengganggu pencapaian sasaran perusahaan yang etis dan berlegitimasi.
4. Kompetensi (Competency)
Satuan Pengawasan Intern menggunakan pengetahuan , keahlian, dan pengalaman yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas pemeriksaan.
a. Hanya terlibat dalam pemeriksaan apabila memiliki pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang
diperlukan dalam pemeriksaan tersebut
b. Melaksanakan fungsi pengawasan Internal sesuai dengan standar pelaksanaan fungsi Satuan
Pengawasan Internal
c. Secara berkesinambungan meningkatkan keahlian serta efektivitas dan kualitas pekerjaan
Laporan Pelaksanaan Kegiatan SPI
•
Perencanaan
Perencanaan dilakukan dengan menyusun Program Kerja Tahunan (PKT) menggunakan metodologi berbasis
risiko yang memuat rencana kegiatan pengawasan internal, khususnya kegiatan bersifat assurance berupa
audit operasional dan audit ISO, yang selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
(RKA) SPI. Penyusunan PKT mempertimbangkan hari kerja yang tersedia dalam satu tahun serta jumlah dan
kualifikasi personel yang tersedia.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
226
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Untuk tahun 2014, direncanakan kegiatan assurance yang dituangkan dalam PKT 2014 sebanyak 10 (sepuluh)
kegiatan dan 5 (lima ) Audit ISO. Juga dijadwalkan rencana kegiatan lainnya berupa stocktaking bijih, logam,
dan mineral ikutan, serta stocktaking di Anak Perusahaan yang direncanakan setiap akhir semester dan tutup
tahun (dua kali setahun)serta pelaksanaan audit non PKT.
•
Pelaksanaan
Satuan Pengawasan Intern (SPI) melaksanakan kegiatan-kegiatan Pengawasan Internal didasarkan pada
“Piagam SPI” yang telah disahkan Direktur Utama, yang mencakup 2 (dua) kategori utama kegiatan, yakni;
kegiatan pemberian keyakinan dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif.
Pelaksanaan dan realisasi kegiatan SPI sebagaimana direncanakan dalam PKT tahun 2014 adalah sebagai
berikut
a.
Realisasi Program Kerja Tahunan (PKT) 2014
64%
Keterangan :
9 Kegiatan PKT
36%
b.
2014
5 Audit ISO
Pelaksanaan Audit Non PKT :
Pelaksanaan pemeriksaan Non PKT berdasarkan permintaan Direksi, permintaan Unit kerja serta hasil
pengamatan langsung oleh SPI tentang perlunya segera dilakukan pemeriksaan untuk perbaikan. Dalam
tahun 2014 pemeriksaaan Non PKT ini telah dilakanakan sebanyak 7 (tujuh) objek pemeriksaan.
Pemantauan
Pengendalian internal harus dipantau dan jika perlu, dibenahi agar kualitasnya tetap bisa dipertahankan bahkan
ditingkatkan. Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu, meliputi
penilaian atas rancangan dan pengoperasian pengendalian. Pemantauan yang efektif biasanya meliputi:
•
Pemantauan berkelanjutan (ongoing monitoring).
•
Evaluasi terpisah (Separate Evaluation).
•
Pelaporan kelemahan atau kekurangan kepada Komite Audit.
Metode pemantauan yang logis dan memadai atas kegiatan pengendalian dilakukan melalui pemeriksaan yang
akan menghasilkan Laporan Hasil Audit (LHA). Metode rapat bulanan unjuk kinerja atau EUKB juga merupakan
salah satu metode pemantauan kegiatan pengendalian.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
227
Penyelesaian segera terhadap temuan pemeriksaan atau reviu lainnya melalui mekanisme pembahasan tindak
lanjut dengan auditor dan sistem informasi manajemen audit.
Pengendalian
Aktivitas-aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dapat menyakinkan bahwa petunjuk yang
dibuat oleh manajemen dilaksanakan. Perseroan memiliki mekanisme review dari pejabat tinggi atau manajer
senior untuk mengawasi pencapaian suatu unit/satuan kerja terhadap rencana yang telah ditetapkan. Mekanisme
review oleh manajemen dalam bentuk Evaluasi Unjuk Kerja Bersama (EUKB) yang merupakan hasil review manajer
atas pekerjaan bawahannya.
Sesuai kebijakan akuntansi PT TIMAH, pembukuan semua transaksi dilakukan secara berurutan. Rekonsiliasi
bank dilakukan untuk mencocokkan jumlah transaksi. Akses data dan dokumen dikendalikan dengan password
ke aplikasi sesuai kewenangan.
KPI Perseroan ditetapkan pada tingkat 3 atau masing-masing manajer senior atau bagian. Ukuran kinerja korporat
yang telah ditetapkan dalam RKAP dijabarkan dalam ukuran kinerja unit/satuan kerja sesuai bidang masingmasing. Ukuran kinerja unit/satuan kerja merupakan sasaran yang harus dicapai oleh unit/satuan kerja terkait.
Sesuai kebijakan akuntansi Perseroan, transaksi yang diakui hanyalah transaksi yang valid sesuai ketentuan
manajemen, dan yang dilakukan oleh personel yang memiliki kewenangan serta telah memenuhi prosedur
otorisasi. Dalam menjalankan operasionalnya, PT TIMAH telah menggunakan aplikasi System Application and
Product in Data Processing (SAP) yang mencakup beberapa modul.
Tantangan yang Dihadapi
Seiring berkembangnya usaha Perseroan, SPI selalu dihadapkan pada tuntutan profesionalitas personel dan
kapasitas kerja yang selalu dinamis dalam berbagai kondisi. Tantangan dan peran SPI dalam menjalankan tugas
dan fungsinya ke depan adalah memastikan bahwa:
•
Program manajemen untuk menerapkan dan mengembangkan Good Corporate Governance (GCG) serta
Manajemen Risiko di lingkup Perseroan terlaksana lebih baik dan transparan. Ini menuntut peran aktif SPI
dalam menjalankan kegiatan konsultatif, assurance dan kegiatan lainnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung berkaitan dengan program tersebut, termasuk proses internalisasi GCG dalam organisasi
Perseroan. Salah satu wujud internalisasi GCG sebagaimana diamanatkan dalam pedoman GCG PT TIMAH
serta komitmen manajemen adalah disertakannya GCG sebagai salah satu materi wajib pelatihan internal.
•
Program manajemen sehubungan pengembangan investasi Perseroan terkelola dengan baik sesuai ketentuan
yang berlaku. SPI perlu turut aktif membantu manajemen dalam menerapkan dan mengembangkan prosedur
dan kebijakan pengambilan keputusan investasi, dan dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan investasi.
•
Perubahan ketentuan dan perundang- undangan, baik yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan
dengan lingkup bisnis Perseroan dapat terfasilitasi dengan baik. SPI dituntut untuk selalu memutakhirkan
pengetahuannya mengenai peraturan perundangan terkait dalam menjalankan fungsinya. Sebagai contoh
adalah Undang-Undang Minerba, Peraturan Menteri Perdagangan No. 32/M-DAG/ PER/6/2013 tentang
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
228
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
ketentuan ekspor timah, peraturan perpajakan, peraturan ketenagakerjaan, peraturan pertambangan,
peraturan perindustrian dan perdagangan, peraturan daerah, serta peraturan lainnya.
Praktik Anti Korupsi (G4-SO2, G4-SO3, G4-SO4)
PT TIMAH berkomitmen tinggi untuk mendukung gerakan pemberantasan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme
yang tengah giat dilaksanakan oleh Pemerintah. Komitmen tersebut diwujudkan melalui realisasi beragam
program, meliputi: pelatihan karyawan yang bertanggung jawab terhadap peran pengawasan, perbaikan sistim
dan prosedur pengadaan barang dan jasa, perbaikan kebijakan operasional, maupun penerapan sistim laporan
pelanggaran (whistleblowing system).
Dalam rangka mendukung upaya mengurangi tindak pelanggaran korupsi, personel SPI telah mengikuti pelatihan
pencegahan tindak pidana korupsi serta memegang sertifikat keprofesian untuk auditor internal, antara lain
Qualified Internal Auditor (QIA) sebanyak 1 orang dan Professional Internal Auditor (PIA) sebanyak 8 orang.
Untuk tahun 2014 Perseroan menyelenggarakan pelatihan terkait pencegahan korupsi yang diikuti karyawan
setingkat Kepala Bagian (Eselon 4B) pada satuan Kerja SPI, yakni Pelatihan Fraud Auditing. Selain itu, sebagian
besar karyawan Perseroan yang tugas dan tanggung jawabnya rentan dengan tindak pidana korupsi telah
mengikuti pelatihan pencegahan korupsi di tahun-tahun sebelumnya.
Indikasi praktik tindak pidana korupsi di seluruh aspek operasional Perseroan, terutama pada bidang-bidang yang
rawan tindakan dimaksud, seperti: pengadaan barang/jasa, pemeliharaan, penjualan dan pengelolaan/pencatatan
transaksi keuangan, yang mewakili sekitar 30% kegiatan operasional Perseroan, terus menjadi fokus pelaksanaan
kegiatan SPI dari tahun ke tahun.
Apabila SPI menerima laporan/mendapati adanya indikasi, tuduhan atau sangkaan tindak pidana korupsi pada
diri salah satu karyawan Perseroan, di tingkatan manapun, maka tuduhan atau sangkaan itu akan diproses sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku. PT TIMAH akan bertanggung jawab menyediakan pendampingan
hukum bagi karyawan tersebut dengan menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah selama proses hukum, hingga
putusan berkekuatan hukum tetap dikeluarkan. Pendampingan hukum selama proses penyelidikan, penyidikan,
dan persidangan dilaksanakan oleh Satuan Kerja Hukum Perusahaan (Corporate Lawyer).
AKUNTAN PERSEROAN
Pemilihan Kantor Akuntan Publik, atau Akuntan Perseroan yang akan melakukan proses audit atas laporan
keuangan Perseroan dilakukan secara transparan dengan menyampaikan alasan pencalonan tim auditor yang
diusulkan oleh Komite Audit melalui Dewan Komisaris kepada RUPS. Kemudian, Akuntan Perseroan ditunjuk dan
ditetapkan oleh RUPS dari calon yang sebelumnya telah diajukan oleh Dewan Komisaris.
Tugas Akuntan Perseroan adalah menilai Laporan Keuangan yang disusun manajemen dan dapat ditunjuk untuk
melakukan penilaian terhadap hal-hal yang dianggap penting.
RUPS Tahunan yang berlangsung pada tanggal 25 Maret 2014 juga telah menyetujui penunjukan Kantor Akuntan
Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PricewaterhouseCoopers), sebagai Kantor Akuntan Publik yang akan
mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2014.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
229
Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PricewaterhouseCoopers) ditunjuk oleh Perusahaan untuk
mengaudit laporan keuangannya untuk kedua kalinya pada tahun 2014.
Biaya yang dibayarkan kepada Akuntan Perseroan tersebut untuk mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan
Tahun Buku 2014 adalah sebesar Rp1.900.000.000,-.
MANAJEMEN RISIKO DAN FAKTOR RISIKO (G4-14)
Perseroan mengelola risiko terkait kegiatan bisnis yang dijalankannya, dengan tujuan menyakinkan bahwa
risiko penting dengan serangkaian prosedur dan metodologinya telah diidentifikasikan, dianalisis, dievaluasi
dan mendapat perlakuan (mitigasi) yang memadai, yang diharapkan dapat mengurangi dampak yang dapat
menghambat tercapainya sasaran yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Dasar Acuan
Pelaksanaan Manajemen Risiko oleh Perseroan mengacu pada Keputusan Menteri BUMN No.117/M-MBU/2002
tertanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktik GCG yang dipadukan dengan konsep Enterprise Risk
Management (ERM) berbasis ISO 31000.
Risiko yang dikelola meliputi berbagai jenis, yang bersumber baik dari pengaruh konteks internal maupun
eksternal. Manajemen Risiko sebagai salah satu alat dalam pengambilan keputusan diharapkan dapat merespons
dan memenuhi harapan semua pemangku kepentingan dengan baik.
Kebijakan pengelolaan risiko Perseroan mempertimbangkan karakteristik khusus industri pertambangan untuk
keberlanjutan usahanya, yang meliputi: memerlukan modal yang besar, periode pra-produksi yang panjang
dalam kegiatan eksplorasi, berisiko tinggi, sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, mendorong pertumbuhan
ekonomi, dan berdampak terhadap lingkungan.
Peran dan fungsi organ Manajemen Risiko yang meliputi Risk Sponsor, Risk Manager, Risk Owner, Risk Officer
dan Risk Assurance selalu diberdayakan dan ditingkatkan. Instrumen manajemen risiko meliputi: Kebijakan
Risiko, Manual Risiko, dan dan prosedur kerja dan Kinerja Manajemen Risiko yang mengacu pada prinsip-prinsip
Manajemen Risiko yang tercermin dalam Enterprise Risk Management (ERM) framework didokumentasikan,
dijalankan, dievaluasi, dan direview serta terus ditingkatkan.
Sistem Manajemen Risiko
Sebagaimana telah disinggung diatas, sistem manajemen risiko yang dilaksanakan Perseroan berbasis standar
ISO 31000:2009 Risk Management - Principles and Guidelines. Dalam penerapan standar tersebut ada 3 (tiga)
komponen utama yang diatur, yaitu prinsip-prinsip manajemen risiko, kerangka manajemen risiko dan proses
manajemen risiko.
Dalam rangka penerapan sistem risiko berbasis ISO 31000, Direksi telah menetapkan instrumen-instrumen yang
diperlukan, yaitu :
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
230
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
•
Kebijakan manajemen risiko, adalah suatu pernyataan Manajemen Perseroan dan seluruh jajarannya
berkomitmen untuk mendukung, mendorong, dan berperan aktif dalam penerapan manajemen risiko usaha
berbasis Enterprise Risk Management (ERM) ISO 31000:2009 - Principles and Guidelines dalam rangka
memberikan hasil yang optimal dalam membantu pencapian tujuan perusahaan. Penerapan manajemen risiko
usaha dimaksud dilaksanakan berlandaskan tata nilai perusahaan, yaitu: “Integritas, Komitmen, Terbuka,
Rasional, Visioner” dan prinsip-prinsip tata kelola Perusahaan yang baik, yaitu: “Transparency, Accountability,
Responsibility, Independency dan Fairness”.
•
Panduan manajemen risiko, dalam rangka memberikan arahan bagi manajemen perusahaan dalam penerapan
manajemen risiko usaha secara terintegrasi berbasisi ISO 31000:2009 Risk Management-Principles and
Guidelines.
•
Board of Risk Management Committee, dalam rangka untuk menangani risiko strategis yang memerlukan
penanganan segera. Organisasi ini yang dipimpin oleh Direksi dan beranggotakan satuan kerja MRUI, SPI,
dan Satuan Kerja terkait sebagai “Pemangku Risiko (Risk Owner)”.
•
Tim Champion dalam penerapan proses manajemen risiko, dalam rangka membantu efektivitas, efisiensi,
kelancaran dan percepatan, serta kesinambungan jalannya penerapan manajemen risiko usaha secara
terintegrasi.
•
SOP (Standard Operating Procedure) dan IK (Instruksi Kerja) manajemen risiko, dalam rangka memberikan
pedoman baku dalam penerapan proses manajemen risiko bagi pemangku risiko.
Dalam panduan manajemen, telah ditetapkan peran, fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan pemangku risiko
utama di PT TIMAH yang meliputi:
•
Komisaris, sebagai pemangku risiko utama dalam pengawasan pelaksanaan pengelolaan risiko di tingkat
strategis Perseroan, memastikan: adanya suatu upaya pengawasan yang berkesinambungan terhadap
pelaksanaan pengelolaan risiko di tingkat strategis Perseroan. Dalam pelaksanaannya Dewan Komisaris
dibantu oleh Komite SDM dan Risiko Usaha.
•
Direksi, Sebagai pemangku peran utama pelaksanaan pengelolaan risiko di tingkat stratejik Perseroan,
memastikan keberlangsungan pelaksanaan penerapan pengelolaan risiko Perseroan dengan menciptakan
situasi yang kondusif dan melalui: penetapan prinsip, strategi dan kebijakan penerapan manajemen risiko
usaha, serta elemen-elemen tata kelola manajemen risiko usaha (penetapan organisasi manajemen risiko usaha
yang memadai, struktur peran dan tanggung jawab pengelolaan risiko di Perseroan, keselarasan program
manajemen risiko usaha dengan strategi Perseroan, tolak ukur kinerja pencapaian sasaran manajemen
risiko usaha, selera/toleransi risiko, kriteria risiko (dampak dan kemungkinannya), peta risiko, standar respon
risiko, kategori risiko utama Perseroan, pengambil keputusan dalam pengelolaan risiko di tingkat strategis
Perseroan, mengkomunikasikan manfaat manajemen risiko usaha dalam pencapaian sasaran Perseroan dan
penyediaan sumber daya yang memadai (SDM, dana, dan sarana pendukung lainnya).
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
231
Dalam pelaksanaan pengelolaan risiko, Direksi dibantu oleh Satuan Kerja yang langsung berada di bawah garis
komandonya, meliputi:
1. Manajemen Risiko Usaha dan Investasi (MRUI):
Sebagai satuan kerja yang berfungsi membantu Direksi pada penerapan manajemen risiko usaha Perseroan,
mempunyai peran dan tanggung jawab:
•
Memastikan berjalannya pelaksanaan tahapan proses manajemen risiko usaha secara aktif dan efektif,
yang meliputi tahapan: Persiapan, Komunikasi dan Konsultasi, Menentukan Konteks, Monitoring dan
Review dan Pelaporan Manajemen risiko usaha.
•
Memastikan pengelolaan risiko berjalan efektif di tiap tingkatan organisasi Perseroan melalui aktivitas
sebagai fasilitator terhadap para pemilik risiko (risk owner), pada tahapan proses manajemen risiko usaha
/investasi yang meliputi: Asesmen Risiko (identifikasi risiko, analisa risiko, evaluasi risiko) dan perlakuan
risiko.
•
Memberikan saran dan pendapat kepada Direksi mengenai penyempurnaan sistem pengelolaan
manajemen risiko usaha serta pelaksanaannya sesuai dengan standar yang berlaku dan praktik-praktik
penerapan manajemen risiko usaha yang baik (best practices).
•
Memberikan saran dan pendapat kepada Direksi mengenai penyediaan sumber daya yang diperlukan
yang meliputi: ketersediaan kecukupan SDM baik jumlah maupun kompetensi, ketersediaan dana, dan
ketersediaan sarana pendukung lainnya terutama kebutuhan sistem informasi teknologi.
2. Satuan Pengawasan Intern (SPI):
Sebagai satuan kerja yang berfungsi membantu Direksi dalam menjamin bahwa pelaksanaan pengelolaan
risiko perusahaan telah berjalan sesuai kebijakan Manajemen risiko usaha dan Panduan Manajemen risiko
usaha, mempunyai peran dan tanggung jawab:
•
Melakukan audit mendasarkan pada proses manajemen risiko usaha (risk based audit) kepada Pemilik
risiko untuk memastikan pengelolaan risiko atas kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemilik risiko tersebut
telah berjalan sesuai kebijakan Manajemen risiko usaha, Manual Risiko dan kecukupan kontrol risiko.
•
Memberikan rekomendasi atau saran dan pendapatnya kepada pemilik risiko, Satuan Kerja MRUI dan
Direksi atas hasil audit yang dilakukan terutama terhadap adanya indikasi ketidaksesuaian antara praktik
pengelolaan risiko dengan kebijakan Manajemen risiko usaha, Manual Risiko, kecukupan kontrol risiko,
serta biaya & manfaatnya.
3. Pemilik Risiko (Risk Owner):
Sebagai satuan kerja dan atau General Manajer yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengelolaan risiko
dan laporanya secara aktif dan efektif sesuai area tugas, fungsi, tanggung jawab dan kewenangannya yang
berkoordinasi dengan satuan kerja MRUI sebagai fasilitator, mempunyai peran dan tanggung jawab masingmasing:
•
Melakukan pengelolaan risiko yang dihadapi melalui tahapan proses manajemen risiko usaha dan
investasi yang meliputi: Asesmen Risiko (identifikasi risiko, analisa risiko, evaluasi risiko) dan perlakuan
risiko.
•
Menyampaikan laporan hasil pengelolaan risiko termasuk hasil monitoring atas timbulnya risiko baru dan
sisa risiko (residual risk) kepada Satuan Kerja MRUI untuk bahan evaluasi dan tindaklanjut perbaikan
serta bahan pelaporan ke Direksi.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
232
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Sasaran Pengelolaan Risiko
Dalam rangka upaya penerapan manajemen risiko secara efektif dan efisien, Satuan Kerja MRUI telah menerbitkan
Buku Penerapan Rencana Perlakuan Risiko (Risk Mitigation Plan) tahun 2014. Buku ini berisi arahan-arahan sesuai
bagaimana praktek mengelola suatu risiko secara baik mengacu kepada ketetapan standar dan best practices dan
di bagian lainnya berisi tentang rencana perlakuan risiko dari masing-masing satuan kerja.
Sasaran yang diharapkan dengan melakukan manajemen risiko, adalah:
•
Pada bulanan mengetahui timbulnya risiko baru dan melakukan mitigasi risiko sesuai rencana yang dilakukan
oleh pemangku kepentingan risiko.
•
Sampai dengan triwulanan mengetahui adanya sisa risiko (residual risk) setelah dilakukan mitigasi sesuai yang
direncanakan oleh pemangku kepentingan risiko, guna memastikan efektifitas manajemen risiko per triwulan
dan dilaporkan kepada Satuan Kerja Manajemen Risiko Usaha dan Investasi.
•
Pada semesteran dan tahunan untuk mengetahui kejadian risiko (risk event) dan mendapatkan kesimpulan
hasil Manajemen risiko yang disajikan dalam laporan semesteran dan tahunan oleh Satuan Kerja Manajemen
Risiko Usaha dan Investasi.
Evaluasi Efektivitas Sistem Manajemen Risiko
Evaluasi implementasi manajemen risiko dilakukan melalui monitoring dan review risiko. Monitoring risiko
dan review dilakukan secara periodik. Melalui monitoring dan review risiko, diketahui efektivitas dari rencana
pengendalian dan rencana pengendalian lainnya yang akan dilakukan pada periode mendatang.
Melalui hasil review dan memperhatikan perkembangan bisnis serta kebutuhan bisnis dimasa mendatang,
implementasi manajemen risiko yang saat ini telah dijalankan akan disempurnakan dengan membangun Sistem
Manajemen Risiko berbasis IT serta mengacu kepada framework ISO 31000.
Pengelolaan dan Mitigasi Risiko Utama
Areal operasi yang luas dan penggunaan produk utama yang banyak digunakan oleh industri elektronik untuk
mendukung perkembangan teknologi informasi, membuat Perseroan menghadapi dan harus mengelola beragam
risiko termasuk mempersiapkan langkah-langkah mitigasinya. Namun demikian untuk efisiensi dan efektivitas
operasional, Perseroan melakukan langkah-langkah mitigasi intensif hanya terhadap risiko-risiko yang masuk
kedalam kelompok risiko sangat tinggi dan ekstrem.
Pengelompokan risiko tersebut dilakukan melalui pengukuran maturity risk sebagai hasil pemantauan terhadap
seluruh potensi risiko yang dihadapi. Setiap periode, jenis risiko yang masuk kategori risiko sangat tinggi dan
ekstrim biasanya berubah seiring dengan dinamika kondisi eksternal dan efektivitas langkah mitigasi yang
dilakukan.
Untuk tahun 2014, Perseroan mengidentifikasi beberapa risiko yang termasuk kategori sangat tinggi dan ekstrem
dimaksud. Perseroan kemudian melakukan pengawasan dan mempersiapkan mitigasi terhadap beberapa risiko
tersebut, untuk menghindarkan PT TIMAH dari potensi risiko.
Risiko-risiko penting yang dikelola dan diupayakan langkah-langkah mitigasinya sepanjang tahun 2014, dijelaskan
pada uraian berikut.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
233
a. Risiko Regulasi
Risiko regulasi adalah risiko-risiko yang ditimbulkan oleh adanya perubahan peraturan perundang-undangan
dan atau aturan pelaksanaannya dari Pemerintah yang dapat mempengaruhi jalannya mekanisme proses
bisnis perusahaan yang menuntut adanya penyesuaian atas kebijakan perusahaan, perubahan organ kerja,
prosedur kerja dan penyesuaian kompetensi yang diperlukan. Dampak yang ditimbulkan atas risiko regulasi
ini adalah berupa tantangan sekaligus peluang pada sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.
Penerapan Undang-Undang Minerba No. 4 Tahun 2009 beserta aturan pelaksanaannya yang mengatur
Penyelenggaraan Usaha Jasa Penambangan Mineral Dan Batubara yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri
ESDM No. 28 Tahun 2009 yang jatuh tempo pelaksanaannya pada tahun 2013 berdampak kepada Perseroan,
karena adanya larangan untuk melibatkan Mitra Usaha Jasa Penambangan pada wilayah
Ijin Usaha
Pertambangan (IUP) Perseroan. Untuk mengelola risiko ini, Perseroan berupaya merubah Kebijakan skema
usaha penambangan dengan tetap memperhatikan etika bisnis dari Kemitraan Jasa Usaha Penambangan
menjadi Mitra Jasa Sewa Peralatan. Perubahan Kebijakan skema usaha ini diikuti oleh perubahan Prosedur
Tata Cara Penambangan dan pola kerjasama atas hak dan kewajiban para pihak. Perubahan kebijakan dan
prosedur telah disosialisasikan Kepada para mitra perusahaan dan berkoordinasi dengan Dinas Pertambangan
dan Energi (Distamben) setempat. Kebijakan ini menimbulkan pro dan kontra yang pada akhirnya berakibat
pada penurunan perolehan produksi bijih timah tahun 2013.
Selanjutnya diberlakukan Peraturan Menteri ESDM No. 24 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Menteri ESDM No. 28 Tahun 2009 yang membolehkan penggunaan Jasa Usaha Penambangan dan sekaligus
melibatkan masyarakat. Perubahan aturan pelaksanaan ini mendorong Perseroan untuk menelaah kembali
mekanisme proses bisnis yang dijalankan perusahaan. Perseroan juga membuka peluang bagi masyarakat
yang berminat untuk bermitra dengan Perseroan.
Dalam mengelola risiko terkait dengan adanya perubahan regulasi, Perseroan tetap mengedepankan
integritas, etika bisnis, dan penerapan tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) dalam semua
kegiatan usahanya dan dengan prinsip kehati-hatian akan terus memonitor risiko dari semua aktivitasnya.
Perseroan juga secara terus menerus akan membina hubungan baik dengan para pemangku kepentingan,
khususnya pembinaan masyarakat setempat.
b. Risiko Operasi
Risiko Operasi adalah Risiko yang antara lain disebabkan adanya ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya
proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi
operasional Perseroan.
Risiko operasi dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan operasi Perseroan seperti ketidakefektifan, ketidak-efisienan, pencapaian kapasitas peralatan, keselamatan kerja, kesehatan kerja, upaya
pengelolaan lingkungan dan gangguan keamanan wilayah operasi milik Perseroan. dengan adanya kegiatan
penambangan ilegal.
Dalam upaya pengelolaan risiko yang dapat mengakibatkan ketidak-efektifan, ketidak-efisienan, pencapaian
kapasitas peralatan, Perseroan telah menetapkan standar kinerja pada setiap peralatan produksi yang
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
234
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
dioperasikan. Standar kinerja ini selalu dipantau, didokumentasi dan dievaluasi melalui rapat Evaluasi Produksi
di tingkat Manajer Operasi 2 mingguan dan di tingkat Direksi dan Manajer Senior melalui Evaluasi Unjuk Kerja
Bulanan (EUKB) 1 bulan sekali.
Dampak operasi yang dapat mengganggu keberlangsungan bisnis Perseroan yang signifikan adalah adanya
kegiatan penambangan illegal atau yang dikenal dengan tambang inkonvesional yang secara sporadis
menyebar di wilayah IUP milik Perseroan. Dampak yang ditimbulkan dengan adanya penambangan ilegal
ini antara lain meliputi: terganggunya validasi cadangan yang berakibat lanjut pada penetapan rencana
kerja penambangan dan ketidaktepatan penempatan peralatan produksi, sering terjadinya kecelakaan
kerja dan kerusakan lingkungan, serta perusakan lahan yang telah direklamasi. Dalam pengelolaan terkait
adanya gangguan penambangan ilegal ini, Perseroan telah melakukan upaya pembinaan melalui kemitraan
kepada masyarakat penambang dengan mematuhi tata cara/praktek penambangan yang baik (Good Mining
Practice) dan mengikutsertakan masyarakat dalam pelaksanaan reklamasi. Perseroan juga melakukan
kerjasama dengan unsur yang terkait dengan upaya pengamanan di wilayah operasinya dengan melakukan
penandatangan MOU dengan pihak Kepolisian RI.
Dalam upaya pengelolaan risiko terkait dengan Keselamatan kerja, kesehatan kerja, upaya pelestarian
lingkungan; Perusahaan telah berusaha mematuhi peraturan-peraturan terkait dengan memenuhi persyaratan
dan kompetensi yang diperlukan. Dalam operasinya Perseroan telah menerapkan sistem Manajemen
Keselamatan Kerja, memiliki Dokumen AMDAL terkait Rencana Kelolaaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan(RPL), Penyusunan Dokumen Rencana Reklamasi dan Rencana Penutupan Tambang
(RR dan RPT) dan dalam penerapan rencana kerja tahunan telah disusun dokumen Rencana Kerja Tahunan
Teknis dan Lingkungan (RKTTL), dan dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) di setiap wilayah
operasinya. Perseroan juga menerapkan tata kelola lingkungan dan Sistem manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja untuk memenuhi Standar Internasional dengan menerapakan EMS ISO 14001 dan OHSAS
18001. Kegiatan ini selalu dipantau, dievaluasi dan dilaporkan kepada instansi terkait pemerintah setempat
dan ke Kementerian terkait.
Perseroan di setiap wilayah operasinya melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility) yang terus digalakkan dan diselaraskan dengan program-program Pemerintah, sebagai upaya
untuk mewujudkan harmonisasi sosial dengan masyarakat. Dengan upaya-upaya ini diharapkan masyarakat
bangga dan mendapat manfaat atas keberadaan Perseroan.
c. Risiko Finansial
Risiko Finansial adalah risiko-risiko yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap tingkat pendapatan
usaha dan keberlabaan usaha. Hal ini dapat berdampak lebih lanjut pada kondisi arus kas. Risiko ini terutama
disebabkan tidak tercapainya sasaran produksi bijih dan penjualan logam timah sesuai sasaran yang
ditetapkan.
Untuk mengurangi dampak risiko finansial, Perseroan telah melakukan berbagai upaya efisiensi, antara lain
dengan melakukan pengetatan skala prioritas sesuai kebutuhan atas biaya-biaya yang dikeluarkan di semua
tingkatan organisasi. Pengetatan yang dilakukan diantaranya adalah melakukan reduksi biaya produksi,
biaya penjualan, pengeluaran biaya dinas, pengeluaran biaya fasilitas jabatan dan biaya kesehatan dengan
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
235
mengadakan pelayanan dokter keluarga sebelum dirujuk ke rumah sakit, serta pemanfaatan fasilitas pinjaman
dari bank dalam negeri.
Beberapa inisiatif untuk mengurangi dampak risiko finansial telah dan sedang dikaji secara seksama oleh
Perseroan, di antaranya dengan mengelola risiko nilai tukar dan perubahan suku bunga pinjaman. Perseroan
mengelola risiko nilai tukar mata uang asing dengan lindung nilai alami (natural hedging), yaitu menyeimbangkan
nilai kekayaan dan kewajiban masing-masing mata uang. Perseroan juga tidak melakukan kontrak derivatif
valuta asing untuk lindung nilai terhadap risiko mata uang asing.
Perubahan suku bunga pinjaman juga dapat mempengaruhi kinerja keuangan, karena Perseroan mempunyai
utang bank dengan suku bunga tetap dan mengambang. Untuk mengelola risiko tingkat bunga tersebut,
maka Perseroan harus memiliki kebijakan dalam memperoleh pembiayaan yang akan memberikan campuran
yang sesuai atas tingkat suku bunga mengambang dan tingkat bunga tetap.
d. Risiko Pemasaran
Risiko pemasaran adalah risiko yang berdampak pada tidak terjualnya produk atau customer complaint
karena adanya ketidaksesuaian spesifikasi produk yang diperjual-belikan, gagal waktu serah, tidak tercapainya
kesepakatan harga dan atau karena adanya regulasi baru.
Risiko atas keterlambatan pengapalan biasanya disebabkan oleh penyediaan persediaan logam yang siap
ekspor dan faktor cuaca buruk. Dampak yang ditimbulkan adalah timbulnya complaint dari Pelanggan
dan pendapatan perusahaan tertunda. Pengelolaan risko ini telah diupayakan dengan meningkatkan
komunikasi dengan bagian produksi tentang jadual rencana pengapalan termasuk pemenuhan persyaratan
fisik, persyaratan administrasi dan pengendaliannya dan atau memberikan penjelasan seperlunya kepada
Pelanggan sesuai dengan prosedur penaganan Customer Complaint yang telah ditetapkan. Upaya lain yang
dilakukan adalah melakukan buy back untuk memenuhi komitmen dan melakukan shipment non-regular
delivery dengan memperhatikan prosedur yang telah ditetapkan.
Dengan adanya perubahan regulasi Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 32/M-DAG/PER/6/2013 Tanggal
28 Juni 2013 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan No. 78/M-DAG/PER/12/2012 Tentang
Ketentuan Ekspor Timah, hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang.
Maksud dan tujuan dari Permendag No. 32/M-DAG/PER/6/2013 Tanggal 28 Juni 2013 Tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Perdagangan No. 78/M-DAG/PER/12/2012 Tentang Ketentuan Ekspor Timah adalah
Indonesia sebagai salah satu penghasil & pengekspor logam timah terbesar di dunia bertekad untuk dapat
menjadi penentu harga logam timah dunia, dibentuknya bursa adalah sebagai salah satu upaya dari pemerintah
untuk menertibkan penambangan timah dan meningkatkan nilai komoditi logam timah, Perubahan mendasar
dalam peraturan tersebut, bahwa perdagangan timah harus dilakukan melalui bursa satu pintu BKDI (Bursa
Komoditi dan Derivatif Indonesia) yang dibentuk oleh Pemerintah RI. Perdagangan melalui bursa BKDI untuk
timah ingot berlaku mulai 30 Agustus 2013 dan timah dalam bentuk lainnya mulai 1 Januari 2015. Persyaratan
timah yang diperdagangkan adalah kadar timah minimal 99,9 % dengan pengotor Fe (0.005%) dan Pb
(0.030%).
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
236
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Untuk menyikapi adanya perubahan regulasi, Perseroan telah melakukan penyesuaian dalam tahapan proses
bisnisnya dari produksi, pemurnian, peleburan dan satuan kerja pemasaran; untuk melakukan penyesuaian
prosedur dan bersinergi dalam mendukung strategi pemasaran. Demikian juga Perseroan berusaha
mengoptimalkan fungsi anak perusahaan PT Indometal London untuk melakukan pricing dan hedging strategy
dalam rangka harga jual yang diperoleh ≥ harga ICDX, melakukan selling, buying & distribution strategy untuk
pemenuhan kebutuhan customer loyalty dan peningkatan volume penjualan. Penetrasi juga dilakukan ke
segmen ceruk pasar (niche market) untuk produk Banka Low Lead dan Banka Four Nine kepada pengguna
akhir yang cenderung lebih loyal.
e. Risiko Hukum
Risiko Hukum adalah Risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek hukum. Kelemahan aspek hukum
antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung
atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak.
Risiko hukum menjadi tanggung jawab dari satuan kerja Corporate Lawyer, aspek hukum yang dikelola
meliputi legalitas aset perusahaan di dalamnya menyangkut keabsahan berlakunya ijin operasional, penerbitan
sertifikat tanah sebagai dasar alas hak yang terlindungi, dan pelepasan ke pihak lain terhadap aset yang tidak
berfungsi lagi untuk mendukung operasi perusahaan. Aspek hukum lainya yang dikelola adalah memberikan
bantuan hukum, yang didalamnya meliputi adanya adanya tuntutan aset yang disebabkan perselisihan asetaset Perseroan dengan pihak lain, adanya tuntutan operasional yang disebabkan adanya tuntutan tumpang
tindih lahan operasional, legalitas IUP dan tuntutan masyarakat dan pendampingan tuntutan hukum kepada
karyawan yang tersandung kasus hukum.
Penanganan atas risiko hukum yang disebabkan ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung,
Corporate Lawyer selalu mengedepankan porsi profesional dengan mengacu pada praktek-praktek Hukum
terbaik (Best Practice) yang ada. Dan untuk kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya
kontrak, maka Corporate Lawyer menyediakan jasa layanan langsung atas penyusunan kontrak dan layanan
secara tidak langsung dengan memberikan pendapat dan konsultasi kepada pihak internal Perseroan yang
membutuhkannya.
f.
Risiko Investasi
Untuk menjamin kelangsungan usaha pertambangan diperlukan peningkatan ketersediaan sumber daya dan
cadangan dengan tingkat kepercayaan yang cukup tinggi. Untuk itu diperlukan kegiatan secara berkala untuk
melakukan survey geologi, inventarisasi dan validasi sumber daya dan cadangan.
Untuk meningkatkan penguasaan teknologi proses pengolahan dan pemurnian bahan galian, Perseroan
akan mengupayakan kerjasama saling menguntungkan berupa aliansi strategis dengan penyedia teknologi.
Perseroan juga mempertimbangkan pelaksanaan kerjasama riset dan pengembangan dengan institusiinstitusi perguruan tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk mengurangi kemungkinan “gagal
teknologi”, Perseroan tidak hanya tergantung kepada satu teknologi baru. Beberapa opsi teknologi akan
terus diupayakan dan dikembangkan.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
237
Perseroan tengah melakukan investasi dalam upaya meningkatkan kapasitas produksi timah dan
pengembangan usaha ke berbagai industri, termasuk akuisisi IUP non-timah. Semua investasi ini masih
berjalan dan belum sepenuhnya terealisasikan, dengan beberapa diantaranya masih dalam tahap studi
kelayakan dan pilot project.
Untuk mengendalikan berbagai risiko yang terkait dengan investasinya, Perseroan telah mengkaji kelayakan
investasi melalui feasibility study yang dilakukan oleh Tim Investasi, sebelum investasi tersebut disetujui dan
dicantumkan dalam RKAP. Perseroan menempatkan prioritas utama pada peningkatan kapasitas produksi
dengan menambah peralatan baru, seperti kapal isap dan BWD, dan peralatan eksplorasi. Perseroan juga
berupaya meningkatkan ekuitasnya melalui pelepasan aset yang sulit dikembangkan untuk memperoleh dana
untuk investasi, sehingga memperkecil ketergantungannya pada fasilitas pinjaman dari bank.
KODE ETIK (CODE OF CONDUCT) DAN BUDAYA PERUSAHAAN
Pedoman Perilaku
Pedoman Perilaku PT TIMAH (Persero) Tbk merupakan kumpulan norma, tata nilai, serta tindakan yang diyakini
sebagai standar perilaku yang ideal bagi Dewan Komisaris, Direksi, dan Karyawan yang sesuai dengan Budaya
Perseroan. Pedoman Perilaku PT TIMAH (Persero) Tbk telah diimplementasikan sejak bulan November 2008,
berlaku bagi seluruh elemen di dalam PT TIMAH (Persero) Tbk dan anak-anak perusahaannya, serta dituangkan
dalam buku Pedoman Tata Kelola Perusahaan.
Pedoman Perilaku dan Kode Etik Perseroan diterbitkan dengan maksud mempercepat pencapaian visi Perseroan
dan mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap Perseroan.
Elemen Kode Etik Timah
Pedoman Perilaku Perseroan merupakan dasar penerapan perilaku yang mengatur hubungan-hubungan antara
setiap pemangku kepentingan, yakni antara karyawan dengan Perseroan, sesama karyawan, konsumen, pemasok,
kreditur, pemegang saham, pemerintah, dan masyarakat luas. Selain itu, Pedoman Perilaku ini juga mengatur
keterlibatan politik seluruh jajaran manajemen dan karyawan, pemberian dan penerimaan donasi maupun hadiah,
kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan, kerahasiaan informasi, serta pelaporan atas pelanggaran
dan perlindungan bagi pelapor.
Beberapa hal lain yang diatur dalam Pedoman Perilaku Perseroan meliputi:
•
Hubungan Karyawan dengan Perusahaan
Mengatur hal-hal yang terkait pengangkatan, pemberhentian, kedudukan, serta hak dan kewajiban karyawan
berdasarkan ketentuan atau peraturan Perseroan. Perseroan mendukung terbentuknya serikat pekerja
Karyawan Timah dengan nama Ikatan Karyawan Timah (IKT) dan memfasilitasi perolehan hak-hak karyawan.
•
Hubungan Sesama Karyawan
Mengatur perlakuan dan pengambilan keputusan yang adil, lingkungan kerja yang kondusif, serta kerja sama
antar karyawan.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
238
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
•
Hubungan dengan Pihak Ketiga.
Mengatur penggunaan jasa pihak ketiga atau agen, perlakuan terhadap pemasok dan larangan penerimaan
kompensasi (suap), serta kepatuhan pemasok terhadap Pedoman Perilaku.
•
Hubungan dengan Pemegang Saham.
Mengatur perlindungan dan penggunaan yang tepat atas aset Perseroan, pembukuan, dan laporan Perseroan.
•
Hubungan dengan Pemerintah
Mengatur kepatuhan terhadap peraturan atau ketentuan terkait, serta pembayaran pajak dan retribusi.
•
Hubungan dengan Masyarakat
Mengatur hubungan dengan masyarakat dalam hal kegiatan sosial kemanusiaan, pemberian donasi dan
kegiatan lainnya yang merupakan wujud tanggung jawab sosial Perusahaan.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan terutama di Provinsi Bangka Belitung, PT TIMAH
senantiasa memperhatikan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan daerah terkait penambangan timah yang
berlaku di provinsi tersebut. Sejumlah peraturan daerah tersebut adalah:
•
Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Pertambangan Umum.
•
Peraturan Daerah Kabupaten Belitung No. 4 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Pertambangan Umum
•
Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Pertambangan Umum
•
Peraturan Daerah Kabupaten Belitung No. 6 tahun 2006 tentang Pengusahaan Pertambangan Umum
•
Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung No. 27 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara
Penjualan Logam Timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
•
Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Timur No. 16 Tahun 2007 tentang Sumbangan Produsen Timah Atas
Produksi Bijih Timah Kepada Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
•
Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat No. 7 tahun 2008 tentang Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga
Kepada Pemerintah Kabupaten Bangka Barat
•
Perda Kabupaten Bangka Barat No. 4 tahun 2012 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral
Upaya Penegakan Kode Etik Timah
Berbagai upaya yang dilakukan untuk menegakan penerapan Kode Etik dalam kegiatan operasional dan perilaku
sehari-hari mencakup diantaranya:
•
Pernyataan Kepatuhan Terhadap Kode Etik Timah
Hal ini dilakukan dengan mengedarkan lembar pernyataan untuk ditanda-tangani oleh seluruh jajaran
karyawan Perseroan. Lembar Pernyataan pada intinya berisi komitmen seluruh karyawan untuk senantiasa
menerapkan butir-butir ketentuan kode etik dalam kegiatan operasional sehari-hari dan dalam bertingkah laku
terhadap sesama, atasan maupun bawahan karyawan bersangkutan.
•
Komitmen Manajemen
Komitmen Manajemen ditunjukan dengan pemberian suri tauladan dalam bersikap. Hal ini dapat diperlihatkan
melalui penyelenggaraan dialog terbuka pada kesempatan bersama, maupun dalam memberikan pengarahan
dan pelaksanaan evaluasi kinerja yang dilakukan secara berkala.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
239
•
Pakta Integritas
Sejenis dengan pernyataan kepatuhan, pakta integritas ditujukan bagi karyawan yang sering berinteraksi
dengan pihak luar. Intinya dalam menjalin kerjasama dengan para mitra pemasok barang/jasa, para pihak
diharuskan menandatangani dan menjalankan butir-butir pernyataan Pakta Integritas yang berisi beberapa
pokok ketentuan, meliputi: independensi pengambilan keputusan, bebas benturan kepentingan, bebas dari
perkara hukum dan menjunjung tinggi loyalitas dalam bekerja.
Budaya Perusahaan (Corporate Culture)
PT TIMAH memiliki sistem nilai yang dianut dan dijalankan guna membangun budaya perusahaan. Sesuai dengan
perkembangan usaha dan perkembangan lingkungan, Perseroan melakukan review dan merumuskan sistem nilai
secara berkala.
Perseroan telah merumuskan nilai-nilai budaya perusahaan dalam rumusan sikap kerja yang menjunjung tinggi:
Integritas, Komitmen, Terbuka, Rasional dan Visioner. Hal tersebut didukung dengan tiga rumusan Budaya
Perusahaan, yakni:
Budaya Kerja : Kebersamaan, Keterbukaan dan Kebersihan.
Sikap Kerja : Percaya, Terbuka, Positif, Rasional dan Sadar Biaya
Etos Kerja
: Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Ikhlas, dan Kerja Tuntas. Disingkat menjadi K-4
INTEGRITAS
KOMITMEN
yaitu memiliki kejujuran, tanggung
jawab dan konsisten terhadap
semua tindakan dalam mencapai
tujuan perusahaan
TERBUKA
yaitu mampu memenuhi
kesepakatan dan janji dengan
penuh tanggung jawab
RASIONAL
yaitu mampu melakukan kegiatan
secara terencana, terttur dan
penuh pertimbngsn serta
perhitungn yang matang
yaitu mudah menerima masukan
dan mampu menyesuaikan diri
terhadap setiap perubahan
lingkungan yang terjadi
VISIONER
yaitu Kemampuan berinovasi
dan melihat jauh ke depan tanpa
dibatasi ruang dan waktu
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
240
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN
Perseroan berkomitmen menerapkan prinsip-prinsip GCG secara konsisten dan berkesinambungan dalam
pengelolaan usahanya. Dalam menjalankan bisnisnya, PT TIMAH senantiasa dituntut untuk melaksanakannya
dengan penuh amanah, transparan, dan akuntabel, serta senantiasa memenuhi ketentuan perundangan yang
berlaku. Oleh karena itu, untuk menyediakan sistem bagi penegakan prinsip-prinsip GCG sehingga menciptakan
situasi kerja yang bersih dan bertanggung jawab, Perseroan menyusun dan menerapkan sistem Pelaporan
Pelanggaran (Whistleblowing System/WBS).
Keberadaan sistem ini memberikan kesempatan bagi insan PT TIMAH dan pihak eksternal untuk menyampaikan
laporan mengenai dugaan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip GCG yang baik ataupun nilai-nilai etika yang
berlaku, kepada Perseroan, berdasarkan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan dan dilandasi niat baik
untuk kepentingan Perseroan.
Dasar hukum pelaksanaan Pelaporan Pelanggaran antara lain adalah UU No. 31/1999 yang telah diperbaharui
dengan UU No. 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, UU No. 13/2006 tentang Perlindungan
Saksi dan Pelapor, UU No. 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Pedoman Sistem Pelaporan dan
Pelanggaran (WBS) Komite Nasional Kebijakan Governance (2008), Code of Corporate Governance, serta SK No.
004/TBK/SK- 0000/2001-B1 tentang Kebijakan dan Tata Laksana Unjuk Peduli Karyawan PT TIMAH (Persero) Tbk.
Jenis Penyimpangan
Lingkup pengaduan/penyingkapan yang akan ditindaklanjuti oleh Sistem Pelaporan Pelanggaran adalah tindakan
yang dapat merugikan Perseroan, meliputi:
•
Penyimpangan dari peraturan dan perundangan yang berlaku.
•
Penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan di luar Perusahaan.
•
Pemerasan.
•
Perbuatan curang.
•
Benturan kepentingan.
•
Gratifikasi.
Mekanisme Pelaporan
Prinsip Dasar pelaporan:
•
Pelaporan atas suatu pelanggaran harus dilakukan dengan itikad baik, bukan karena kepentingan pribadi atau
balas dendam
•
Manfaat pelaporan haruslah untuk kepentingan bersama seluruh Insan Perusahaan dan para pemangku
kepentingan
Pelapor membuat pengaduan/penyingkapan dan mengirimkannya kepada pengelola Sistem Pelaporan
Pelanggaran, yang dapat disampaikan kepada Direktur Utama atau Kepala SPI (apabila pihak terlapor bukan
Direksi). Selain itu, laporan dapat disampaikan dalam amplop tertutup dengan kode WBS pada bagian kanan atas
amplop, ditujukan kepada Direktur Utama atau Kepala SPI (apabila pihak terlapor bukan Direksi). Apabila pihak
terlapor merupakan Direksi, laporan dapat ditujukan kepada Komisaris Utama (Independen).
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
241
Tindak Lanjut:
Penanggung jawab tindak lanjut pelaporan adalah:
•
Direktur Utama, jika terlapor adalah Insan Perseroan selain Direksi.
•
Dewan Komisaris, jika terlapor adalah Direksi.
•
Direktur Utama, jika terlapor merupakan anggota Dewan Komisaris.
Proses tindak lanjut dari laporan yang disampaikan adalah sebagai berikut:
•
Direktur Utama atau Kepala SPI atau Komisaris Utama (Independen) menerima pengaduan, mencatat, dan
menuangkan laporan dalam format standar.
•
Pelaporan yang disampaikan tanpa identitas (anonim) tetap diproses, namun demikian dipertimbangkan
terlebih dahulu kesungguhan isinya, kredibiltasnya, dan bukti-bukti yang diajukan, serta kemungkinan untuk
melakukan konfirmasi pelaporan.
•
Direktur Utama atau Kepala SPI atau Komisaris Utama (Independen) menerima dan menyaring laporan
pengaduan pelanggaran yang diterima.
•
Direktur Utama atau Kepala SPI atau Komisaris Utama (Independen) melakukan penelaahan awal/investigasi
atas indikasi awal selama 14 hari kerja dan membuat ringkasannya.
•
Berdasarkan hasil tersebut, Direktur Utama atau Komisaris Utama (Independen) memutuskan tindak lanjut
untuk menghentikan atau meneruskan prosesnya.
•
Laporan hasil investigasi diselesaikan dalam waktu selambatnya 90 hari kerja sejak keputusan untuk
melakukan investigasi diterima dari/oleh Tim Investigasi.
Perlindungan Pelapor
Perseroan memberikan perlindungan bagi pelapor dan menjamin kerahasiaan identitasnya. Informasi terkait
pelapor didokumentasikan dengan baik. Kebijakan perlindungan pelapor dimaksudkan untuk mendorong setiap
Insan PT TIMAH dan pelapor lainnya untuk berani melaporkan pelanggaran karena keamanan dan keselamatan
mereka dan keluarganya dijamin.
Perseroan memberikan perlindungan kepada pelapor dari tindakan-tindakan berikut:
•
Pemecatan yang tidak adil
•
Penurunan jabatan atau pangkat
•
Pelecehan dan/atau diskriminasi dan/atau tekanan dan/atau intimidasi dalam segala bentuknya
•
Catatan yang merugikan dalam arsip data pribadinya
Realisasi Penanganan Pengaduan
Sepanjang periode pelaporan, Pengelola Pelaporan Pelanggaran (SPI) tidak menerima pelaporan apapun melalui
email WBS atau perangkat lainnya . Bila ada laporan yang masuk akan langsung ditindaklanjuti.
MANAJEMEN PEMANGKU KEPENTINGAN [G4-19, G4-24, G4-25, G4-26, G4-27]
Perseroan memandang keberlanjutan usaha dalam jangka panjang sangat erat kaitannya dengan kemampuan
manajemen beserta segenap jajarannya dalam berinteraksi dan menyelenggarakan hubungan positif yang
memberi mutual benefit dengan para pemangku kepentingan. Bagi pemangku kepentingan, interaksi tersebut
berarti dipahami dan dipenuhinya seluruh harapan. Sementara bagi Perseroan interaksi positif berarti memahami
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
242
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
dan berupaya memenuhi harapan para pemangku kepentingan menggunakan sumber daya tersedia dengan
efesien dan dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk mencapai keseimbangan tersebut, Perseroan berupaya mempertemukan dua kepentingan tersebut melalui
penyelenggaraan manajemen pemangku kepentingan.
Salah satu langkah penting yang kemudian dilakukan adalah mendefinisikan dan mengelompokan para pemangku
kepentingan dimaksud.
Pemangku kepentingan dalam hal ini adalah individu atau kelompok yang dapat mempengaruhi atau terpengaruh
oleh aktivitas penambangan, pengolahan dan pengiriman produk dan jasa serta kinerja Perseroan. Selanjutnya
Perseroan kemudian mengidentifikasi sejumlah kelompok pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal,
yang memiliki peran sentral dalam Perseroan. Keterlibatan dari setiap kelompok kepentingan, berikut dengan
dampak-dampak potensialnya, telah dievaluasi secara komprehensif, baik pada tingkatan manajemen maupun
tingkatan operasional.
Dalam menentukan kelompok-kelompok pemangku kepentingan yang strategis, dasar yang digunakan adalah
pengelompokan jenis keterlibatan dari pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan bisnis Perusahaan. Pihak- pihak
tersebut telah dikategorikan menjadi:
•
Pihak-pihak yang secara langsung menerima dampak, baik positif maupun negatif, dari berbagai kegiatan
bisnis Perusahaan;
•
Pihak-pihak yang memiliki kepentingan atau pengaruh signifikan terhadap jalannya Perseroan; dan
•
Pihak-pihak yang memiliki otoritas hukum pada semua tingkatan.
Guna memastikan interaksi hubungan yang timbal balik, Perseroan bersikap proaktif dalam melibatkan semua
pihak dalam setiap kegiatannya. Hal tersebut didasari kesadaran bahwa setiap kelompok pemangku kepentingan
memiliki beragam kebutuhan spesifik yang harus dipenuhi, sehingga dalam berkomunikasi dan berinteraksi
dengan mereka, Perseroan menempuh sejumlah metode yang berbeda dan disesuaikan dengan karakter setiap
kelompok pemangku kepentingan.
Upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kelompok pemangku kepentingan didasarkan pada analisis
situasi demi situasi yang terjadi, dengan tetap mengacu pada strategi inti Perseroan. Demi diperolehnya hasil
optimal, Perseroan senantiasa berupa menyelenggarakan dialog dalam berinteraksi dengan para pemangku
kepentingan agar mendapatkan umpan balik dari setiap kelompok.
Perseroan pada akhirnya mengidentifikasi tujuh kelompok pemangku kepentingan yang strategis, dan telah
menerapkan berbagai mekanisme untuk membina hubungan baik dengan masing- masing kelompok pemangku
kepentingan dan mendorong partisipasi mereka. Ketujuh kelompok kepentingan dan interaksinya dengan
Perseroan digambarkan dalam bagan berikut.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
243
PEMASO
AN
K&
D AL
H
&O
KONSUMEN
TORITAS PAS
AR
M
KERJA
MO
GANG SAHA
TRA
MI
KARY
AW
ME
PE
RA
TL
IA
UAS & MED
AH
AM
PE M E R
INT
A
MASY A
KA
PEMEGANG
S
Selanjutnya mekanisme manajemen pemangku kepentingan yang diselenggarakan oleh PT TIMAH dalam
mempertemukan keseimbangan antara pemenuhan harapan dengan upaya yang dilakukan Perseroan disarikan
dalam tabel berikut.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
TENTANG LAPORAN INI
244
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Tabel Interaksi Perseroan dengan Pemangku Kepentingan yang Strategis.
PEMANGKU
KEPENTINGAN
KEPENTINGAN UTAMA
MEKANISME KETERLIBATAN
Pemegang Saham
• Kinerja usaha
• Imbal hasil atas investasi
• Tata kelola Perusahaan
• Manajemen risiko
• Strategi bisnis
• Prospek masa depan
• Keberlanjutan usaha
•
•
•
•
•
•
Pemasok dan Mitra
Kerja
• Manajemen
• Kontrak pengadaan dan pengantaran
• Pembayaran
• Evaluasi vendor
• Supplier gathering
• 2x setahun
• 1x setahun
Karyawan
• Keamanan dan kesehatan
• Kesejahteraan
• Remunerasi dan manfaat kerja
• Pengembangan keahlian dan karir
• Kesetaraan
• Keberlanjutan usaha
• Kepatuhan pada aturan ketenagakerjaan
•
•
•
•
Employee & family gathering
Buletin internal Stannia
Penghargaan bagi karyawan
Layanan pengaduan dan pelaporan
(whistleblowing System)
• Pertemuan formal dengan Ikatan
Karyawan PT TIMAH
• 1x setahun
• 1x sebulan
• 1x setahun
• Sepanjang waktu
• Kualitas produk yang tinggi
• Tanggung jawab produk
• Pemenuhan kontrak
• Pasokan yang dapat diandalkan
• Survei kepuasan pelanggan
• Layanan pengaduan pelanggan
• 1x setahun
• Sepanjang waktu
Konsumen
Rapat Umum Pemegang Saham
Informasi di situs internet
Laporan Tahunan
Laporan Kuartalan
Laporan Bulanan
Paparan Publik
FREKUENSI
Bulan Bakti Timah
Program pemberdayaan masyarakat
Program edukasi dan sosialisasi
Bina lingkungan
Mitra binaan
Survei kebutuhan masyarakat
Dialog
• 1x setahun
• Sepanjang waktu
• 1x setahun
• 3 bulan sekali
• 1x sebulan
• 1x setahun
• Sewaktu-waktu
Komunitas Setempat • Dampak sosial dan lingkungan dari
kegiatan usaha
• Pemberdayaan masyarakat
• Ketersediaan lapangan kerja
• Dukungan terhadap inisiatif komunitas
• Perlindungan lahan dan warisan budaya
• Manfaat pascaoperasi
• Konsultasi dalam perencanaan usaha
•
•
•
•
•
•
•
• 1 bulan setahun
• Sepanjang waktu
• 3 bulan sekali
• Sepanjang waktu
• Sepanjang waktu
• Sepanjang waktu
• 1x sebulan
Masyarakat Luas dan • Penyampaian informasi secara profesional
Media
• Pemberitaan yang akurat dan dapat
diandalkan
• Pemanfaatan logam Timah dalam
kehidupan
• Informasi di situs internet
• Partisipasi dalam event dan pameran
• Rilis berita dan konferensi pers
• Sepanjang waktu
• Sewaktu-waktu
• Sewaktu-waktu
Pemerintah dan
• Kepatuhan pada peraturan perundangOtoritas Pasar Modal
undangan
• Kontribusi terhadap pendapatan negara
(pajak)
• Penyediaan lapangan kerja
• Pembangunan
• Pembentukan kebijakan
• Akses ke sumber daya alam
• Forum BUMN
• Pertemuan dan rapat ad-hoc
• Kunjungan lapangan
• Sewaktu-waktu
• Sewaktu-waktu
• Sewaktu-waktu
KASUS HUKUM
Pada tahun pelaporan Perseroan terlibat dalam beberapa kasus hukum, baik sebagai pihak yang digugat, maupun
penggugat. Secara akumulatif ada 7 perkara yang melibatkan PT TIMAH, dengan pokok perkara meliputi sengketa
lahan, tumpang tindih lahan dan perkara perdata lain, dengan rekapitulasi sebagai berikut. (MM6, MM7)
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
245
Daftar Perkara Hukum Yang Dihadapi Perseroan, 2014.
No
Perkara
Posisi
PT TIMAH
1
Perkara Perdata "PT Sumber Cahaya Hasil
• Tergugat
Gemilang/Perusahaan Perkebunan Sawit
menggugat PT TIMAH (Persero) Tbk ke
Pengadilan Negeri Tanjungpandan - Belitung
perihal Gugatan Perbuatan Melawan Hukum
pengrusakan perkebunan sawit milik PT
SCHG
2
Perkara Perdata "PT Rebinmas Jaya/
perusahaan perkebunan sawit menggugat
PT TIMAH (Persero) Tbk ke Pengadilan
Negeri Tanjungpandan - Belitung perihal
Gugatan Perbuatan Melawan Hukum
melakukan kegiatan penambangan diatas
lahan perkebunan sawit milik PT Rebinmas
Jaya
3
Status
Langkah Upaya Hukum yang
harus Ditempuh
Masih dalam proses
menunggu putusan
dari Mahkamah Agung
Republik Indonesia
September 2014 PT TIMAH (Persero)
Tbk telah Mengajukan Kasasi ke
Mahkamah Agung terhadap putusan
Pengadilan Tinggi Bangka Belitung
• Tergugat
PT TIMAH (Persero) Tbk
saat ini mengajukan
Gugatan Pelaksanaan
Eksekusi Putusan
Mahkamah Agung RI
di Pengadilan Negeri
Tanjungpandan - Belitung
Oktober 2014 Lawyer PT TIMAH
(Persero) Tbk M. Sidik Latuconsina
& Partners membuat laporan
dugaan terjadinya tindak pidana
korupsi yang dilakukan oleh direksi
PT Rebinmas Jaya kepada Jaksa
Agung Muda Tindak Pidana Khusus
Kejaksaan Agung RI
Perkara Perdata "PT TIMAH (Persero) Tbk
digugat oleh PT Sukma perihal gugatan
ingkar janji/Wansprestasi terkait perjanjian
kerjasama pematangan dan pemasaran
tanah milik PT TIMAH yang terletak di
Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi
• Tergugat
Masih dalam proses
persidangan di Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat
dengan Nomor Perkara
84/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Pst
tanggal 02 April 2014
PT TIMAH (Persero) Tbk
untuk penyelesaian kasus ini
mengkuasakan kepada Jaksa
Pengacara Negara/JPN Kejaksaan
Agung RI mengajukan sidang
pemeriksaan setempat di lokasi
lahan yg disengketakan.
4
Perkara Perdata "PT TIMAH (Persero) Tbk
menggugat Megawati & Netty Ariani karena
Melakukan Perbuatan dengan sengaja
menduduki dan menguasai tanah milik PT
TIMAH Tbk secara melawan hukum tanpa
hak kepemilikan yang terletak di Kelurahan
Pasir Garam, Pangkalpinang, Bangka
• Penggugat
Masih dalam proses
persidangan di Pengadilan
Negeri Pangkalpinang Bangka dengan Nomor
Perkara 35/Pdt.G/2014/
PN.Pgp Tanggal 13 Juni
2014
PT TIMAH (Persero) Tbk
mengkuasakan penyelesaian kasus
tersebut kepada Lawyer Sadid
Alwi & Partners telah mengajukan
gugatan ke Pengadilan Negeri
Pangkalpinang sampai saat ini
agenda sidang pembacaan jawaban
gugatan dari Pihak Tergugat
5
Perkara Perdata "PT TIMAH (Persero) Tbk
menggugat Nurwati Juan Djiman, Ruspandi,
Darmawi Dimro, Windi, Yuhansyah, Agus
Tari, Ario , Rizki Ayu Ningsih, Suharli, Erwin,
Ayi, Suparno, Refi Zulfian, Edi Yulian, Hadi
Sukrisno, Syamsul Bachri, Dani dan Gilang
• PT TIMAH
(Persero)
Tbk sebagai
Penggugat
Masih dalam proses
persidangan di Pengadilan
Negeri Pangkalpinang Bangka dengan Nomor
Perkara 47/Pdt.G/2014/
PN.Pgp Tanggal 19
Agustus 2014
PT TIMAH (Persero) Tbk
mengkuasakan penyelesaian kasus
tersebut kepada Lawyer Sadid
Alwi & Partners telah mengajukan
gugatan ke Pengadilan Negeri
Pangkalpinang sampai saat ini
agenda sidang pembacaan gugatan
dari Pihak Penggugat
6
Perkara Perdata " PT TIMAH (Persero)
Tbk menggugat Abdul Latif dan Dahnil
Julianto karena Melakukan Perbuatan
dengan sengaja menduduki dan
menguasai tanah milik PT TIMAH Tbk
dengan bukti kepemilikan berupa HGB
No.05.06.06.08.3.00136
• Penggugat
Masih dalam proses
persidangan di Pengadilan
Negeri Tanjung Balai
Karimun dengan Nomor
Perkara 35/PDT./G/
PN.TBK Tanggal 24
September 2014
PT TIMAH (Persero) Tbk
mengkuasakan penyelesaian
kasus tersebut kepada Lawyer
Saiful Rahman & Partners telah
mengajukan gugatan ke Pengadilan
Negeri Tanjung Balai Karimun
sampai saat ini agenda sidang
pembacaan gugatan dari Pihak
Penggugat
7
Perkara Perdata " PT TIMAH (Persero)
Tbk menggugat Suhidarman dan Dewi
Wahyuni karena Melakukan Perbuatan
dengan sengaja menduduki dan
menguasai tanah milik PT TIMAH Tbk
dengan bukti kepemilikan berupa HGB
No.32.03.05.02.3.355
• Penggugat
Masih dalam proses
persidangan di Pengadilan
Negeri Tanjung Balai
Karimun dengan Nomor
Perkara 36/PDT./G/
PN.TBK Tanggal 24
September 2014
PT TIMAH (Persero) Tbk
mengkuasakan penyelesaian
kasus tersebut kepada Lawyer
Saiful Rahman & Partners telah
mengajukan gugatan ke Pengadilan
Negeri Tanjung Balai Karimun
sampai saat ini agenda sidang
pembacaan gugatan dari Pihak
Penggugat
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
246
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Laporan Tata Kelola Perusahaan
Dampak Keuangan
Tidak ada dampak keuangan signifikan dari perkara hukum yang tengah melibatkan Perseroan tersebut, sekalipun
demikian, sebagai bagian dari penerapan manajemen risiko yang bijaksana, PT TIMAH menyisihkan sejumlah
dana yang memadai untuk mengantisipasi putusan yang berdampak merugikan terhadap Perseroan.
Sanksi Dari Pihak Berwenang
Tidak ada sanksi dari pihak berwenang yang dijatuhkan terhadap Perseroan, anggota Direksi maupun anggota
Dewan Komisaris sebagai akibat perkara hukum maupun pelanggaran aturan lainnya. Demikian juga tidak ada
sanksi terhadap jajaran insan PT TIMAH lainnya akibat adanya pelanggaran peraturan pelanggaran maupun
peraturan internal.
AKSES INFORMASI (G4-31)
Perseroan memegang teguh prinsip keterbukaan (transparansi) terhadap publik dan seluruh pemangku
kepentingan dalam hal keterbukaan informasi melalui berbagai media dan keterbukaan menurut Peraturan Pasar
Modal. Ini sejalan dengan kebijakan PT TIMAH untuk menciptakan dan mendorong keterbukaan di seluruh lingkup
Perseroan.
Semua aktivitas yang berhubungan dengan distribusi informasi dilaksanakan di bawah koordinasi Sekretaris
Perusahaan. Perseroan secara konsisten dan berkala menerbitkan rilis pers, majalah internal, pameran, dan
melaksanakan paparan publik, pertemuan analis, dan konferensi, baik di dalam maupun di luar negeri.
Seluruh Publikasi Perseroan dapat diakses melalui situs internet PT TIMAH (Persero) Tbk di www.timah.com dan
juga di www.bumn.go.id.
Segala pertanyaan yang terkait dengan informasi Perseroan dapat diajukan ke:
Sekretaris Perusahaan.
Kantor Perwakilan PT TIMAH Jakarta
Jl. Medan Merdeka Timur No. 15
Jakarta 10110
Tel.+62 21 344 4011
Fax. +62 21 344 4012
Email: [email protected]
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
247
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Salah satu kebijakan pokok dalam kegiatan pengembangan
komunitas PT TIMAH adalah berupaya melibatkan partisipasi
masyarakat sekitar. Hal ini dimaksudkan agar kehadiran
Perseroan dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
mereka. Pelibatan tersebut juga dimaksudkan agar masyarakat
penerima manfaat tidak hanya merasa sebagai obyek, tapi juga
sebagai subyek, pemilik dari program yang tengah dijalankan,
sehingga turut bertanggung jawab atas keberhasilannya
TENTANG LAPORAN INI
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
250
Asas Dan Komitmen
Suksesnya penerapan kebijakan triple bottom lines,
yang menyelaraskan pengembangan ketiga aspek,
yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan merupakan
ukuran keberhasilan pengembangan perusahaan
secara berkelanjutan. Oleh karena itu, seperti
disinggung pada bahasan “Manajemen Pemangku
Kepentingan”
Perseroan berupaya memenuhi
harapan seluruh pemangku kepentingan melalui
penyelenggaraan berbagai kegiatan operasional
di mana sasaran akhirnya adalah terpenuhinya
harapan mereka dengan menggunakan seluruh
sumber daya yang tersedia secara maksimal.
Kegiatan yang dilaksanakan Perseroan tersebut
pada intinya adalah berupaya menyeimbangkan
kinerja di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan
sesuai
dengan
kaidah
keberlanjutan.
Bagi
Perseroan, pelaksanaan tanggung jawab sosial
perusahaan, merupakan upaya untuk memenuhi
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
251
harapan
seluruh
pemangku
kepentingan,
di
mana kegiatan yang dilaksanakan senantiasa
mempertimbangkan
keseimbangan
aspek
ekonomi, sosial dan lingkungan.
Pada bagian-bagian terdahulu dari Laporan ini
telah disampaikan berbagai upaya yang dilakukan
Perseroan untuk meningkatkan kinerja operasional
dalam bidang ekonomi, hubungan kelembagaan
termasuk
penerapan
prinsip-prinsip
dasar
tata kelola. Untuk memberi gambaran lengkap
mengenai
upaya
yang
dilakukan
Perseroan
dalam meningkatkan kinerja dibidang lingkungan
dan sosial, pada uraian berikut disampaikan
pembahasan mengenai asas, komitmen, kebijakan
dan program-program yang dilakukan PT TIMAH di
bidang lingkungan dan sosial, termasuk juga uraian
mengenai tanggung jawab terhadap pelanggan/
produk yang dihasilkan.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
252
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
Melestarikan Lingkungan
Untuk Keberlanjutan
Perseroan meyakini
keberlanjutan dalam perspektif
lingkungan, berarti menjaga
dan memelihara kelestarian
lingkungan secara menyeluruh,
baik dari perspektif kondisi
ekosistem lingkungan maupun
keanekaragaman hayati.
Oleh karenanya PT TIMAH
menerapkan pola penambangan
yang ramah lingkungan,
mematuhi seluruh ketentuan
peraturan perundangan di bidang
lingkungan dan melaksanakan
berbagai program pengelolaan
dan pemantauan lingkungan
untuk memastikan terjadinya
perbaikan kualitas lingkungan
selama maupun pasca kegiatan
penambangan untuk memastikan
kehidupan yang semakin baik
bagi generasi yang akan datang.
LAPORAN TAHUNAN 2014
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
253
Kegiatan penambangan secara terbuka selalu melibatkan proses pengubahan bentang permukaan.
Kegiatan penambangan timah darat dengan metoda tambang terbuka umumnya didahului dengan
pembukaan lahan yang selanjutnya diikuti dengan pencarian bijih timah menggunakan metode
ekstraksi berdasarkan berat jenis bijih timah dengan bantuan media air yang disemburkan ke area
pit penambangan. Pada proses selanjutnya bijih timah harus dikumpulkan, disimpan di tempat
penampungan sementara, untuk selanjutnya diangkut menggunakan sarana transportasi darat
ataupun laut ke tempat peleburan.
Dengan prosedur penambangan tersebut, maka aneka habitat darat, besar maupun kecil, harus
berpindah atau dipindahkan ke areal di luar areal kegiatan penambangan. Berbagai tanaman kayu
maupun tanaman perdu juga harus ditebang atau ditanam ulang ditempat lain. Seluruh rangkaian
kegiatan penambangan timah tersebut menjadi salah satu kontributor bagi terjadinya pemanasan
global yang akhirnya merujuk pada kondisi cuaca ekstrem.
Sementara untuk penambangan lepas pantai yang dilakukan dengan menggunakan kapal keruk,
kapal berteknologi Bucket Wheel Dredge maupun kapal isap pada dasarnya akan mempengaruhi
bentang dasar laut yang menyebabkan hilangnya terumbu karang, ikan maupun biota laut lainnya
dari area kawasan penambangan pesisir laut untuk sementara. Kondisi lingkungan lepas pantai
tersebut akan pulih lebih cepat jika dilakukan kegiatan pasca tambang meliputi transplantasi
terumbu karang, penciptaan rumpon, mangrovisasi dan lain-lain.
DAMPAK DAN RISIKO LINGKUNGAN DARI KEGIATAN OPERASIONAL
[G4-EN12, G4-EN27, G4-SO2, MM3]
PT TIMAH telah melakukan analisis dan mengidentikasi dampak penting dari seluruh mata rantai
kegiatan operasional, baik pada tahapan penambangan (darat dan laut), pengolahan maupun
transportasi terhadap lingkungan sekitar, sebagaimana disampaikan pada tabel berikut.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
254
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Melestarikan Lingkungan Untuk Keberlanjutan
DAMPAK PENTING TAMBANG DARAT
No.
Tambang Darat
Dampak Penting
1
Sifat fisik kimia tanah
Perubahan tekstur terutama penurunan kadar liat, perubahan kadar bahan organik
(C-organik) dan Kapasitas Tukar Kation (KTK)
2
Sedimentasi dan pendangkalan
Peningkatan volume sedimen yang terangkut ke dalam aliran air/sungai
3
Neraca air
Ketidakseimbangan atau perubahan sistem tata air.
4
Pola Drainase
Perubahan pola alur sungai dan terbentuknya kolong-kolong
5
Kualitas air
Peningkatan nilai padatan tersuspensi total (TSS-Total Suspended Solid) air sungai
6
Bentang alam
Topografi dan morfologi lahan
7
Limpasan air permukaan
Hilangnya penutup tanah menyebabkan meningkatnya air limpasan akibat ketidakmampuan
lahan menahan air hujan
8
Struktur dan komposisi vegetasi
Menurunkan, merubah, atau bahkan menghilangkan komposisi dan struktur vegetasi, serta
menyebabkan krisis keanekaragaman jenis vegetasi
9
Kualitas habitat satwa liar
Hilang atau berubahnya fungsi habitat satwa liar
10
Keanekaragaman jenis satwa liar
Merosotnya Keanekaragaman jenis satwa liar di lokasi penambangan.
11
Biota Air
Terganggunya volume plankton, benthos dan nekton (ikan) akibat peningkatan TSS
12
Pemanfaatan sumber daya air
Terganggunya sumber air tanah (sumur) dan air permukaan (sungai dan lebak)
13
Peluang berusaha dan bekerja
Aktivitas PT TIMAH dan mitranya dapat menjadi sumber (primer) terhadap peluang bekerja
dan berusaha.
14
Pendapatan dan taraf kesejahteraan
masyarakat
Meningkatnya pendapatan dan taraf hidup masyarakat di Pulau Bangka Belitung dan
sekitarnya
15
Konflik akses dengan penambang TI
Peningkatan peluang bekerja dan berusaha berdampak pada penilaian warga terhadap
kejadian konflik akses dengan penambangan inkonvensional/TI.
16
Kesehatan masyarakat
Kasus malaria dan penyakit jaringan otot (reumatik) adalah penyakit yang berkorelasi positif
dengan luas area penambangan.
17
Sikap masyarakat sekitar terhadap
Perusahaan
Antipati pihak masyarakat terhadap kegiatan operasi penambangan oleh Perusahaan
sebagai akumulasi berbagai variabel dampak yang bersumber dari aktivitas penambangan.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
255
DAMPAK PENTING TAMBANG LAUT
No.
Tambang Laut
Dampak Penting
1
Kualitas air laut
Peningkatan kadar TSS dan kontaminasi limbah B3
2
Batimetri dasar laut
Ketebalan kolom air (jarak dari permukaan laut ke dasar laut) berubah
3
Sedimentasi pantai
Perubahan kedalaman laut bergantung kepada seberapa dalam dasar laut ditambang atau
digali dan berapa cepat laju sedimentasi yang dibutuhkan oleh material tersuspensi jatuh
dan mengendap kembali
4
Biota perairan laut
Dampak terhadap plankton termasuk positif dan negatif tidak penting. Dampak tehadap
biota benthos dapat dikatakan negatif penting. Dampak terhadap biota ikan termasuk
negatif tidak penting
5
Terumbu karang
Dampak primer KK dan KIP serta BWD dioperasikan langsung di lokasi ekosistem terumbu
karang yang dapat menyebabkan kerusakan pada ekosistem tersebut. Sedangkan dampak
sekunder merupakan dampak turunan akibat terjadi peningkatan TSS yang tersebar oleh
arus
6
Wisata pantai
Daya tarik obyek wisata pantai sekarang ini menurun sebagai akibat dari rusaknya pantai
(abrasi), dan kekeruhan yang meningkat. Selain itu, TI Apung yang juga beroperasi di
wilayah KP Timah, secara kumulatif juga menimbulkan dampak yang besar
7
Peluang berusaha dan bekerja
Dampak yang terjadi adanya pengoperasian KK dan KIP merupakan dampak langsung bagi
timbulnya peluang berusaha dan bekerja
8
Pendapatan masyarakat
Rendahnya peluang berusaha bagi masyarakat yang terkait dengan usaha wisata, seperti
warung makanan/minuman, tempat peristirahatan dan taman bermain, selanjutnya
berdampak pada menurunnya pendapatan masyarakat
9
Konflik akses
Adanya kegiatan penambangan timah telah membatasi dan merubah akses nelayan dalam
operasi penangkapan ikan di laut. Operasi KK, KIP dan BWD yang menimbulkan kekeruhan
perairan laut telah membuat nelayan (khususnya nelayan jaring dan pancing) harus
menghindarinya
10
Sikap masyarakat sekitar terhadap
Perusahaan
Sikap masyarakat terhadap PT TIMAH dapat dipandang sebagai akumulasi, dan dampak
lanjutan dari timbulnya kerusakan pantai, menurunnya keindahan obyek wisata pantai,
kekeruhan air laut, peluang bekerja dan berusaha dan konflik yang muncul
DAMPAK PENTING PUSAT PENCUCIAN BIJIH TIMAH
No.
PPBT (Pusat Pencucian
Bijih Timah)
Dampak Penting
1
Kualitas air
Buangan limbah cair dari PPBT apabila masuk ke badan air penerima akan dapat
menurunkan kualitas badan air
2
Kualitas udara dan kebisingan
Dampak yang bisa ditimbulkan dari kegiatan di PPBT dan transportasi timah antara lain
peningkatan konsentrasi partikulat (particulate matter) dalam udara di tempat kerja dan
dalam udara ambien
3
Potensi paparan radiasi
Kegiatan PPBT yang diprakirakan menimbulkan dampak lingkungan berupa potensi paparan
radiasi radioaktif adalah dihasilkannya Monazite (senyawa Cerium Lanthanum Neodymium
Yttrium Thorium Fosfat, [Ce,La,Nd,Y,Th)PO4]), Xenotime (Y) (senyawa Yttrium Fosfat
4
Kesehatan pekerja/masyarakat
Operasi PPBT terutama akan berdampak terhadap kesehatan pekerja akibat terjadinya
pencemaran udara, kebisingan, dan potensi gangguan kanker. Dampak SOx dan NOx
terhadap kesehatan adalah berkurangnya kapasitas darah untuk menyalurkan oksigen
kepada jaring
5
Sikap masyarakat sekitar terhadap
Perusahaan
Sepanjang kebisingan dan paparan radioaktif dari Ilmenite, Monazit, dan Zircon, dapat
terlindung dan dicegah tersebar ke lingkungan sekitar, serta tidak ada karyawan yang terus
menerus bekerja di tempat timbunan radioaktif (sebagaimana yang lazim dilakukan
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
TENTANG LAPORAN INI
256
INFORMASI BAGI
INVESTOR
PROFIL PT TIMAH
TINJAUAN
OPERASIONAL
Melestarikan Lingkungan Untuk Keberlanjutan
DAMPAK PENTING UNIT METALURGI
No.
Unit Metalurgi (Unmet)
Dampak Penting
1
Kualitas air
Kegiatan Unmet yang menimbulkan dampak terhadap kualitas air laut di sekitarnya adalah:
pabrik peleburan, tangki timbun, dan limbah domestik. Pada pabrik peleburan dan tangki
timbun, dioperasikan oil catcher yang berfungsi mengisolasi dan mengumpulkan minyak
2
Kualitas udara dan kebisingan
Sumber dampak dari Unmet Mentok berasal dari kegiatan-kegiatan berikut: (1) pemisahan
bijih timah dari material ikutan; (2) kegiatan peleburan timah (peleburan konsentrat,
peleburan terak, dan roasting); dan (3) kegiatan sarana pendukung (PLTD)
3
Limbah padat dan Limbah B3
Kegiatan di Unmet yang diprakirakan menimbulkan dampak lingkungan berupa timbulan
limbah adalah kegiatan di unit Balai Karya, PLTD, Bengkel Kendaraan dan TPS Limbah B3.
Limbah yang ditimbulkan digolongkan atas Limbah padat non B3 dan Limbah B3
4
Peluang berusaha dan bekerja
Unmet Muntok di Pulau Bangka diprakirakan berdampak terhadap peluang bekerja dan
berusaha. Walau cadangan timah di Pulau Bangka dan Belitung dan aktivitas penambangan
timah akan semakin berkurang, namun operasi Unmet diprakirakan tidak berkurang intensit
5
Kesehatan pekerja/masyarakat
Kegiatan Unmet berupa peleburan konsentrat, peleburan terak, pemurnian logam timah
(termasuk roasting dan Electrolytic Refining), berpotensi menimbulkan dampak negatif
terhadap kualitas udara dan debu, kebisingan, kualitas air dan radiasi
6
Sikap masyarakat sekitar terhadap
Perusahaan
Sikap masyarakat terhadap PT TIMAH khususnya terhadap Unmet Muntok pada dasarnya
merupakan reaksi terhadap dampak positif dan/atau negatif yang timbul sebagai akibat
operasi Unmet
DAMPAK PENTING PLTD
No.
PLTD
Dampak Penting
1
Kualitas udara dan kebisingan
Sumber dampak PLTD Baturusa adalah operasi generator listrik (genset). Bila genset
beroperasi maka BBM berupa solar dibakar. Hasil samping proses pembakaran ini adalah
emisi gas sisa atau gas buang (waste gases) yang umumnya mengandung SO2, NOx, CO
2
Kualitas air
temperatur (berasal dari cooling water-air pendingin generator), kandungan minyak dan
lemak (berasal dari ceceran, oil catcher, dan tempat penampungan minyak
3
Limbah B3
Jenis limbah B3 yang ditimbulkan meliputi limbah B3 cair (ceceran minyak, limbah
hidrokarbon, dan oli bekas mesin generator), dan limbah B3 padat (accu bekas). Komponen
lingkungan yang diprakirakan terkena dampak timbulan limbah B3 adalah penurunan
kualitas air
4
Peluang berusaha dan bekerja
Hingga tahun 2007 PLTD Baturusa dioperasikan oleh karyawan-karyawan yang memiliki
ketrampilan khusus dan pengetahuan yang sesuai untuk operasi PLTD. Peluang kerja yang
terbuka di tahun-tahun mendatang untuk unit PLTD Baturusa boleh dikatakan amat terbatas
5
sikap masyarakat sekitar terhadap
Perusahaan
Di mata masyarakat, PLTD dipandang sebagai unit kerja PT TIMAH yang tidak
membangkitkan dampak negatif, dan juga tidak membangkitkan dampak positif (dalam arti
peluang kerja dan berusaha) pada masyarakat sekitar
DAMPAK PENTING GUDANG BIJIH TIMAH DAN GUDANG TEKNIK
No.
Gudang Bijih Timah dan
Gudang Teknik
Dampak Penting
1
Material B3
Aktivitas utama di Gudang Bijih Timah (GBT) dan Gudang Teknik (GT) adalah bongkar muat
untuk pemasukan, penyimpanan dan pengeluaran bijih timah serta material lainnya dengan
menggunakan sarana forklift. Aktivitas forklift ini menimbulkan ceceran BBM
2
Peluang berusaha dan bekerja
diprakirakan dalam lima tahun mendatang – ketika kegiatan penambangan timah berkurang
dan produksi timah menurun – peluang bekerja dan berusaha yang terkait dengan GBT dan
GT semakin terbatas lagi
3
Sikap masyarakat sekitar terhadap
Perusahaan
Di mata masyarakat sekitar, Unit GBT dan GT dipandang sebagai unit kerja PT TIMAH
yang tidak menimbulkan dampak negatif. Namun demikian, kedua unit kerja ini juga tidak
dipandang menimbulkan dampak positif yang besar bagi masyarakat sekitar
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
257
DAMPAK PENTING BALAI KARYA
No.
Komplek Balai Karya
Dampak Penting
1
Kualitas udara dan kebisingan
Dampak yang timbul adalah peningkatan konsentrasi debu dan partikulat dalam udara ruang
proses atau ruang kerja. Selain itu, timbul juga peningkatan kebisingan di sekitar lokasi
usaha. Debu dan partikulat ini timbul sebagai implikasi dari proses pengupasan
2
Kualitas air laut
Dari kegiatan Balai Karya dan Dok Air Kantung yang berpotensi mempunyai dampak
terhadap kualitas air adalah kegiatan Dok Air Kantung. Dampak tersebut berasal dari
ceceran minyak dan lemak, logam yang berasal dari cat, dan sampah
3
Limbah B3
Berbagai unit bengkel di Balai Karya (BK) membangkitkan timbulan limbah B3 berupa
ceceran minyak, limbah hidrokarbon, oli dan grease bekas, serta limbah padat (sludge).
Akibat timbulan limbah B3 di Balai Karya dan Dok Air Kantung ini timbul potensi gangguan
lingkungan
4
Peluang berusaha dan bekerja
Kegiatan di Balai Karya meliputi meliputi pengangkutan, daur ulang, perbaikan dan
penyimpanan dan penimbunan limbah (scrap). Sementara kegiatan di Dok Kapal Air
Kantung meliputi pemeliharaan dan perbaikan (rekondisi) kapal keruk
5
Sikap masyarakat sekitar terhadap
Perusahaan
Masyarakat memandang operasi Balai Karya dan Dok Air Kantung tidak menimbulkan
dampak negatif penting. Namun di lain pihak kedua unit ini, khususnya di masa mendatang,
juga tidak dipandang akan membangkitkan dampak positif yang besar pada kesempatan
kerja
DAMPAK PENTING ANGKUTAN LAUT - PENJANGKARAN - PELABUHAN KHUSUS - TANKI TIMBUN BBM
No.
Angkutan Laut Penjangkaran - Pelabuhan
Khusu - Tanki Timbun BBM
Dampak Penting
1
Kualitas air laut
Mengingat manajemen untuk mengendalikan timbulan limbah B3 di operasi Kapal
Angkutan Laut, Kapal Penjangkaran, Pelabuhan Khusus, dan Tangki BBM, sudah cukup
lama diterapkan di lingkungan PT TIMAH, dan akan terus dilanjutkan di masa-masa
operasi mendatang;
2
Limbah B3
Cemaran yang utama timbul akibat kegiatan Kapal Angkutan Laut, Kapal Penjangkaran,
Pelabuhan Khusus dan Tangki Timbun BBM adalah timbulan limbah B3 (ceceran minyak,
minyak dan oli bekas)
3
Peluang berusaha dan bekerja
Operasi angkutan laut, penjangkaran, pelabuhan khusus dan tangki timbun BBM ini
menimbulkan dampak yang besar dan penting bagi kesempatan kerja dan berusaha
di kalangan masyarakat Muntok, Belinyu dan Baturusa berdasarkan pertimbangan
banyaknya tenaga kerja yang diserap
4
Sikap masyarakat sekitar terhadap
Perusahaan
operasi Kapal Angkutan Laut, Kapal Penjangkaran, Pelabuhan Khusus, dan Tangki
Timbun BBM, oleh masyarakat sekitar dipandang menimbulkan dampak positif penting
terhadap kehidupan mereka. Namun demikian sikap positif ini tidak menyebar homogen
di seluruh daerah
DAMPAK PENTING LABORATORIUM
No.
Laboratorium
Dampak Penting
1
Kualitas air
Kegiatan laboratorium, baik dari penggunaan bahan kimia maupun pencucian alat- alat
laboratorium menimbulkan limbah cair yang terkontaminasi bahan kimia yang pada
umumnya tergolong bahan B3. Limbah cair laboratorium berpotensi mencemari dan
dapat menurunkan kualitas air
2
B3 dan Limbah B3
Komponen yang diprakirakan terkena dampak dari potensi paparan radioaktif
adalah terjadinya gangguan kesehatan pekerja, khususnya sistem pernafasan dan
pencernaannya. Namun, peluang terjadinya kejadian tersebut sangat rendah
3
Sikap masyarakat sekitar terhadap
Perusahaan
Kegiatan Laboratorium Timah di Kantor Pusat Pangkalpinang oleh masyarakat sekitar
umumnya sejauh ini dipandang sebagai tidak menimbulkan dampak negatif penting
terhadap kualitas air permukaan; dan tidak membangkitkan dampak penting lanjutan
yang bersifat negatif
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
258
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Melestarikan Lingkungan Untuk Keberlanjutan
SURVEI LOKASI
RENCANA
REKLAMASI
SOSIALISASI
KEGIATAN
REKLAMASI
PENATAAN
LAHAN
PENANAMAN
PEMELIHARAAN
Untuk tahun 2014, dari rencana reklamasi seluas 400 ha, PT TIMAH telah melakukan kegiatan survei lokasi
rencana reklamasi seluas 1.821 ha. Dari luasan area tersebut, seluas 283 ha dari lokasi rencana reklamasi dapat
ditindaklanjuti dengan kegiatan sosialisasi, yang kelak akan ditindaklanjuti dengan kegiatan reklamasi. Sisanya
seluas 1 ha belum dapat direklamasi karena berbagai alasan, seperti adanya klaim kepemilikan lahan dan kegiatan
pemanfaatan lain oleh masyarakat seperti untuk pemukiman dan maupun untuk melakukan aktivitas tambang
inkonvensional.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
259
Sementara itu, penataan lahan dilakukan pada lahan seluas 399 ha, penanaman pada area seluas 112 ha, dan
pemeliharaan tanaman pada area seluas 112 ha. .Berikut ringkasan kegiatan reklamasi yang dilaksanakan selama
tahun 2014.
RINGKASAN KEGIATAN REKLAMASI, 2014 (MM1, G4-EN31)
No.
IUP/Kabupaten
Luas(Ha)
Penataan lahan
Penanaman
1
Bangka
75
19
2
Bangka Barat
65
20
3
bangka Tengah
39
11
4
Bangka Selatan
8
9
5
Belitung
57
7
6
Belitung Timur
88
17
7
Linkab
Total
69
29
399
112
Sebagai wujud komitmenya terhadap pelestarian lingkungan, PT TIMAH juga merealisasikan program kegiatan
rehabilitasi lingkungan laut dengan kegiatan mencakup:
•
Penebaran atraktor cumi sebagai tempat cumi untuk menempelkan telur ketika musim memijah. Ditempatkan
di kedalaman sekitar 5 m.
•
Fish shelter dan terumbu buatan sebagai tempat ikan berkumpul dan diharapkan dapat menjadi terumbu
buatan sehingga karang juga bisa menempel pada media dan berkembang. Fish shelter ditempatkan di
perairan dangkal dan dekat dengan area terumbu karang.
•
Transplantasi terumbu karang sebagai upaya perbanyakan karang melalui upaya tranlsplantasi/pencangkokan
karang yang ditempelkan pada media transplantasi.
•
Rumpon eks saring putar/jig sebagai alat bantu penangkapan ikan di mana rumpon ditempatkan di kedalaman
lebih dari 15 meter sehingga ikan diharpakan dapat berkumpul di rumpon tersebut.
•
Penanaman mangrove untuk menjaga kelestarian ekosistem mangrove dan menjaga pantai dari abrasi.
Seluruh kegiatan tersebut di atas diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga ekosistem pesisir dan lautan, dalam
hal ini mangrove, terumbu karang dan ikan sehingga keberlangsungan ekosistem tetap terjaga.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
260
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
INFORMASI BAGI
INVESTOR
PROFIL PT TIMAH
TINJAUAN
OPERASIONAL
Melestarikan Lingkungan Untuk Keberlanjutan
Adapun realisasi kegiatan rehabilitasi kawasan pesisir yang dilakukan oleh PT TIMAH sepanjang tahun 2014
adalah sebagai berikut.
Kegiatan Rehabilitasi Laut 2014 (MM1)
No.
1
2
3
4
5
Kegiatan Rehabilitasi
Laut
Lokasi
Kabupaten
Jumlah
Satuan
Waktu
Pelaksanaan
Penempatan Atraktor Cumi
Karang Haji
Bangka Barat
20
Unit
Nov-14
Pulau Ketawai
Bangka Tengah
10
Unit
May-14
Matras
Bangka
50
Unit
Jun-14
Teluk Limau
Bangka
20
Unit
Jun-14
Pulau Simbang
Bangka
20
Unit
Apr-14
Tanjung Ular
Bangka Barat
30
Unit
Nov-14
Fish Shelter + Terumbu Buatan
Penanaman Mangrove dan Tanaman Pantai
Pantai Batu
Belubang
Bangka Tengah
5000
Batang
Nov-14
Pantai Rebo
Bangka
4000
Batang
Nov-14
Matras
Bangka
2
Unit
Jun-14
Teluk Limau
Bangka
2
Unit
Jun-14
Pulau Simbang
Bangka
2
Unit
Nov-14
Pulau Semujur
Bangka Tengah
10
Unit
Feb-14
Karang Haji
Bangka Barat
10
Unit
Nov-14
Rumpon Eks Saring Putar & Jig
Transplantasi Karang
Selain melakukan kegiatan reklamasi di darat maupun area pesisir di dalam kawasan kelolaan, PT TIMAH juga
tengah merehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai implementasi peraturan Nomor P.63/Menhut-II/2011
tentang Pedoman Penanaman bagi Pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan dalam Rangka Rehabilitasi DAS.
Kegiatan yang dilakukan berupa rehabilitasi maupun reklamasi pada lahan-lahan yang terletak di daerah DAS
tersebut, baik berada di wilayah kelolaan maupun di luar area kelolaan. Adapun realisasi kegiatan penanaman
beragam jenis pohon dengan jumlah mencapai 43.305 batang pohon dalam rangka rehabilitasi tersebut di tahun
2014, adalah sebagai berikut.
Tabel Realisasi Penanaman Pohon dalam Rangka Reklamasi dan Rehabilitasi, 2014
No.
Tanggal
Jenis Pohon
Jumlah (btg)
Lokasi
Kabupaten/Kota
Keterangan
Penghijauan SMA
Setiabudi Sungailiat
1
27-Feb-2014
Ketapang, Sengon
Laut, Trembesi
150
Sungailiat
Bangka
2
21-Mar-2014
Ketapang, Cemara
Laut, Jabon,
Angsana
850
Kolong Spiritus
Bangka Tengah
LAPORAN TAHUNAN 2014
Reklamasi
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
261
No.
Tanggal
Jenis Pohon
Jumlah (btg)
Lokasi
Kabupaten/Kota
Keterangan
400
Mapur
Bangka
Penghijuan di
tambang Mapur
dan Pemali
1,100
Muntok
Bangka Barat
Penanaman di
Pulau Asmara
Muntok (Hari LH
sedunia)
210
Sungailiat
Bangka
Penghijauan Pantai
Rambak
25
Pemali
Bangka
Penghijauan PPBT
Pemali
Penghijauan Pantai
Belinyu
3
27-Mar-2014
Ketapang, Cemara
Laut, Trembesi
4
14-Apr-2014
Ketapang, Palem
5
23-Apr-2014
Ketapang
6
13-May-2014
Trembesi, Sengon
laut, Cemara Laut
7
14-May-2004
Ketapang
100
Belinyu
Bangka
8
1-Jun-2014
Sengon
625
Air Putaran
Belitung Timur
9
3-Jun-2014
Nyatoh, Ketapang,
Pinang, Rambutan,
Cempedak, Nangka
590
Air Nyatoh
Bangka
Penghijauan kebun
percontohan
10
4-Jun-2014
Ketapang, Cemara
Laut
100
Sungailiat
Bangka
Penataan dermaga
perkasa timah
Sungailiat
11
4-Jun-2014
Karet
2,033
L. Tangar
Bangka Selatan
12
6-Jun-2014
Mahoni, Rambutan,
Jambu Kristal,
Mangga
13
17-Jun-2014
Cemara laut
14
18-Jun-2014
Cemara laut, Bakau
15
19-Jun-2014
Angsana, Mahoni,
Sengon Laut,
Durian
504
16
20-Jun-2014
Cemara laut,
Ketapang
210
17
23-Jun-2014
Ketapang,
Nyamplung,
Trembesi, Mahoni
400
18
25-Jun-2014
Mahoni, Jabon
300
2,500
Reklamasi
Penghijauan
dalam kota dan
penanaman lahan
kritis serta program
edukasi hortikultura
di sekolah dan
masyarakat
Sungailiat
Bangka
50
Muntok
Bangka Barat
400
Sungailiat
Bangka
Kegiatan
penghijauan Polsek
Belinyu
Sungailiat
Bangka
Penghijauan
dalam rangka
HUT Bhayangkara
dengan Polsek
Sungailiat
Pangkalpinang
Pangkalpinang
Kegiatan bakti
sosial Dinas Sosial
Bangka
Penghijauan
dalam rangka
HUT Bhayangkara
dengan Polsek Riau
Silip
19
25-Jun-2014
Jabon, Mahoni,
Sengon Laut
300
20
27-Jun-2014
Karet
21
27-Jun-2004
Karet
22
30-Jun-2014
Karet
Riau Silip
Mendo Barat
IKT Muntok
Kegiatan
penghijauan Polsek
Mendo Barat
Bangka
Penghijauan
dalam rangka
HUT Bhayangkara
dengan Polsek
Pemali
Pemali
Bangka
628
Air Rabut
Bangka Selatan
Reklamasi
870
Air Rindik
Bangka Selatan
Reklamasi
1,050
L. Tangar
Bangka Selatan
Reklamasi
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
262
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
INFORMASI BAGI
INVESTOR
PROFIL PT TIMAH
TINJAUAN
OPERASIONAL
Melestarikan Lingkungan Untuk Keberlanjutan
No.
Tanggal
Jenis Pohon
Jumlah (btg)
Lokasi
Kabupaten/Kota
Keterangan
23
2-Jul-2014
Durian, Jabon,
Trembesi, Karet,
Sengon Laut
2,690
Air Baung
Bangka
Reklamasi
24
30-Jul-2014
Sengon laut
2,100
Air Baung
Bangka
Reklamasi
25
30-Jul-2014
Jabon, Trembesi,
Meranti, Karet
755
Air Baung
Bangka
Reklamasi
26
31-Jul-2014
Akasia
4,375
Air Kudan
Belitung Timur
Reklamasi
27
26-Aug-2014
Kemiri sunan
300
Jangkang
Bangka
Reklamasi
28
11-Aug-2014
Karet
1,063
Pedindang
Bangka Tengah
Reklamasi
29
31-Aug-2014
Karet
2,230
Air Toboali
Bangka Selatan
Reklamasi
30
31-Aug-2014
Sengon laut, Karet,
Jambu Mete
4,470
Air Mentangor
Bangka Selatan
Reklamasi
31
1-Sep-2014
Akasia
4,274
Air Sapai
Belitung
Reklamasi
32
1-Sep-2014
Karet
865
S. Ulim
Bangka Selatan
Reklamasi
33
13-Sep-2014
Karet
1,700
Air Ceparing
Bangka
Reklamasi
34
18-Sep-2014
Ketapang. Gayam,
Sirsak
Pantai Air Anyir
Bangka
Kegiatan sadar
bersih laut
35
25-Sep-2014
Sengon laut
1,613
Perlang
Bangka Tengah
Reklamasi
36
30-Sep-2014
Karet
2,490
Koba
Bangka Tengah
Reklamasi
37
9-Oct-2014
Tanjung, Gayam,
Ketapang, Mahoni
Air Putaran
Belitung Timur
Penghijauan
Pangkalpinang
Bantuan ke
BLHD Provinsi
dalam rangka
memperingati hari
habitat dunia dan
hari cinta puspa
dan satwa tahun
2014
38
9-Oct-2014
Mahoni, Ketapang,
Sirsak, Gayam
TOTAL
600
135
250
Pangkalpinang
43,305
Rencana Reklamasi dan Penutupan Areal Tambang [MM10]
PT TIMAH telah selesai menyusun Dokumen Rencana Reklamasi dan Rencana Penutupan Tambang untuk
memenuhi Peraturan Menteri ESDM No. 18 Tahun 2008. Penyusunan dokumen ini dilakukan oleh pihak ketiga dan
dokumen tersebut telah disahkan oleh instansi terkait pada akhir tahun 2014.
Adapun berbagai yang ditargetkan untuk tahun 2014 mencakup berbagai program sebagai berikut.
No
Kegiatan
Satuan
1.
Reklamasi (penataan dan penanaman)
400 Ha
2.
Rehabilitasi DAS
140 Ha
3.
Pengembangan pembibitan
4.
Penebaran atraktor cumi
60 unit
5.
Penempatan fish shelter
110 unit
6.
Transplantasi terumbu karang
30 set
7.
Penebaran rumpon
6 Unit
8.
Penanaman pohon bakau
LAPORAN TAHUNAN 2014
240.000 batang
21.500 batang
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
263
Penyusunan Rencana Penutupan Tambang (RPT) merupakan upaya Perseroan untuk menaati Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral No. 18 Tahun 2008 tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang.
Salah satu implementasi dari RPT yang tengah dan akan dijalankan adalah program pencetakan sawah untuk
menunjang perekonomian masyarakat dan pengembangan hutan wisata di lahan pascatambang di Sungailiat.
Hal ini dilakukan sebagai wujud komitmen Perusahaan untuk memaksimalkan partisipasi masyarakat yang telah
mengikuti program sosialisasi mengenai penutupan tambang secara bertahap.
Sebagai persiapan untuk menindaklanjuti dari langkah tersebut, PT TIMAH telah menandatangani MoU dengan
Pemda Bangka tentang Pembangunan kawasan Hutan Wisata (Ecopark) dengan nama Stannia Ecopark yang
terletak di Desa Riding Panjang Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka dengan total luas 763,7 Ha. Realisasi
pembangunan kawasan hutan wisata tersebut akan dilakukan secara bertahap.
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PT TIMAH telah menyusun dan tengah menjalankan berbagai program pengelolaan lingkungan, melingkupi 6
(enam) item program kegiatan, mencakup:
•
Penyiapan rencana reklamasi, meliputi Dokumen Rencana Lingkungan Tahunan dan 5 Tahunan, Dokumen
Jaminan reklamasi, Dokumen Rencana Penutupan Tambang
•
Pengembangan dan pemanfaatan spesies tanaman lokal dan tanaman produktif lainnya pada program
revegatasi.
•
Meminimalisir luas bukaan operasi penambangan.
•
Pengendalian dampak terhadap kualitas air, kualitas udara, kualitas tanah, limbah padat dan cair maupun
limbah B3.
•
Reklamasi lahan pasca tambang dengan tanaman yang bernilai ekonomis.
Realisasi program pengelolaan lingkungan tersebut kemudian dipantau dan dievaluasi secara berkala sesuai sistim
terakreditasi ISO 14001: 2004, sebagai bagian upaya perbaikan terus menerus, sehingga dampak lingkungan dari
operasional kegiatan tambang dapat dikendalikan dan diminimalkan.
Dalam rangka memenuhi ketentuan mengenai penjagaan kualitas lingkungan sesuai Baku Mutu Lingkungan (BML)
tersebut, kami menjalankan program-program pengelolaan lingkungan, meliputi: pemantauan luas lahan terubah;
pembukaan lahan dan reklamasi lahan bekas tambang sesuai peraturan yang berlaku; pemeliharaan tanaman;
pembibitan dan penanaman; penanggulangan erosi; penanganan limbah B3, pengelolaan Emisi dan Effluent serta
pelaksanaan program pengembangan komunitas (CDC/CSR).
PT TIMAH menggunakan standar parameter yang telah ditetapkan dalam Kepmen LH No. 13 Tahun 1995 tentang
Baku Mutu Emisi Kegiatan Industri dan Permen LH No 21 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Emisi Pembangkit
Listrik Sumber Energi Thermal dalam kegiatan pemantauan kualitas lingkungan. Kami berhasil mengelola kegiatan
operasional dengan baik, menjaga parameter Baku Mutu Lingkungan (BML) berada di bawah ketentuan yang
berlaku sehingga selama periode pelaporan tidak ada denda moneter yang dibebankan terhadap PT TIMAH akibat
pelanggaran di bidang lingkungan. (G4-EN29)
Selanjutnya penjelasan atas berbagai program pengelolaan lingkungan sesuai dengan dampaknya, diuraikan pada
pembahasan berikut.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
TENTANG LAPORAN INI
264
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Melestarikan Lingkungan Untuk Keberlanjutan
Pemakaian Bahan dan Bahan Daur Ulang (G4-EN1, G4-EN2)
Proses pengolahan bijih timah menjadi logam timah pada dasarnya berlangsung sederhana, yakni peleburan pada
suhu tertentu dengan menggunakan bahan penolong tertentu sehingga timah bisa mencair dalam kondisi semakin
murni. Beberapa material dalam proses peleburan merupakan bahan daur ulang, sementara beberapa bahan
penolong lainnya dipakai dalam satu kali proses. Pengolahan bijih timah menjadi logam melalui proses peleburan
yang berulang, sehingga akhirnya diperoleh logam timah dengan tingkat kemurnian yang tinggi, 99,9%.
PT TIMAH memanfaatkan berbagai material pada dua unit peleburan di Muntok dan Kundur dengan efektif, efisien
dan bertanggung jawab untuk meminimalisir adanya limbah sisa peleburan. Jumlah material, baik meterial daur
ulang maupun bahan penolong disampaikan pada tabel berikut.
Penggunaan Material untuk Peleburan Timah, 2014 [G4-EN1, G4-EN2]
Fasilitas Peleburan
Jenis Material
Bijih Timah
Muntok
Kundur
17.276
12.860
Total
Keterangan
30.136
Bahan baku
Terak 1
2.562
1.216
3.778
Bahan baku daur ulang
Debu
1.099
651
1.750
Bahan baku daur ulang
Dross
2.018
1.548
3.566
Bahan baku daur ulang
Hardhead
3.021
342
3.363
Bahan baku daur ulang
Timah besi
43
13
56
Bahan baku daur ulang
6.550
3.577
10.127
Bahan penolong
Bahan penolong
Batubara antrasit
723
458
1.181
Total bahan baku
Fluks
26.019
16.629
42.648
Total material
33.292
20.664
53.956
Sebagaimana tampak pada tabel di atas, material daur ulang yang dipakai oleh Perseroan dalam proses produksi
logam timah, sebagai produk utama, di pabrik-pabrik peleburannya adalah terak, debu, dross, hardhead, dan
timah besi. Total material daur ulang yang dimanfaatkan di tahun 2014 adalah sebesar 8.743 metrik ton (mton)
atau mencakup 33,60% dari total material untuk produksi. Jumlah ini menunjukkan penurunan dalam penggunaan
bahan baku daur ulang, dari 0,46% di tahun 2013. (G4-EN2)
Selain logam timah sebagai produk utama, PT TIMAH juga memproduksi beberapa produk lain, yakni paduan
perunggu dan kuningan serta timah solder. Ketiga produk tersebut pada dasarnya diolah dari bahan daur ulang
dengan persentasi yang berbeda-beda, seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
Persentase Daur Ulang Produk Timah
Jenis Produk
Jumlah Daur Ulang
Logam murni
8%
Paduan Perunggu dan kuningan
20%
Solder
40%
* Estimasi ITRI untuk cakupan global
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
265
Produk-produk PT TIMAH telah memperoleh sertifikat jaminan kualitas produk dari Bursa Logam London, yakni
LME BS EN 610:1996, dan dari ASTM International, yakni ASTM B 339-1995. Hal tersebut menegaskan tingginya
kualitas produk-produk PT TIMAH dan juga bahwa proses pengelolaan limbahnya telah optimal, sehingga dampak
yang ditimbulkan terhadap lingkungan semakin minim.
Sekalipun demikian Perseroan tetap melakukan langkah seperti penanaman pohon, uji emisi cerobong,
implementasi sistem filter untuk debu timah, pengendalian limbah cair dari outlet, uji kualitas air laut, dan uji
kualitas air untuk memitigasi dampak-dampak lingkungan dari kegiatan produksinya. [G4-EN27]
Penggunaan Energi (G4-EN3,EN4, EN6, EN7)
PT TIMAH menggunakan energi untuk dua kepentingan, yakni kegiatan operasional dan kegiatan pendukung
operasional. Untuk kegiatan operasional penambangan dan peleburan, Perseroan menggunakan energi primer
berupa BBM, dan LPG.Sedangkan untuk kegiatan pendukung operasional menggunakan energi sekunder berupa
tenaga listrik yang dipasok dari PLN maupun dari pembangkit milik sendiri.Energi listrik terutamadigunakan untuk
keperluan administrasi dan sarana penerangan.
Sumber energi utama yang digunakan dalam kegiatan proses produksi Perseroan di tahun 2014, berdasarkan
volume penggunaannya, adalah solar industri, batubara antrasit, dan minyak bakar. Total energi yang digunakan di
tahun 2014 mencapai 639.042 gigajoule, naik 5,90% dari jumlah energi yang digunakan di 2013, sebesar 603.422
gigajoule.[G4-EN3]
Tabel Penggunaan Energi [G4-EN3]
Sumber Primer
Batubara antrasit
Satuan
Kandungan
Energi
2014
Jumlah
2013
Total Energi (GJ)
Jumlah
Total Energi (GJ)
ton
28.50
15,382.23
438,394
9,232
263,106
Solar industri (HSD)
kiloliter
36.40
74,200.71
2,700,906
61,239
2,229,100
Minyak Bakar
kiloliter
38.00
11,536.41
438,383
8,214
312,124
TOTAL
3,577,683
2,804,330
Sebagaimana tampak pada tabel diatas, sepanjang tahun 2014, fasilitas PLTD di Unit Metalurgi menghasilkan
energi listrik sebesar 15.426.170 kWh (55.534 GJ). Energi listrik yang dihasilkan di 2014 ini naik 2,24% dari
15.088.608 kWh di tahun 2013. Ini sejalan dengan naiknya jumlah logam timah yang diproduksi di tahun 2014. Di
tahun 2014, Unit Metalurgi Timah juga menggunakan 2.420 kg briket dan 300 kg gas LPG.
Dengan demikian, intensitas energi yang digunakan untuk memproduksi 16.431,98 ton logam timah di tahun 2014
adalah sebesar 639.042 GJ/Ton. [G4-EN5]
Fasilitas PLTD Perusahaan turut memasok listrik pada sejumlah fasilitas publik di Pulau Bangka, Pulau Belitung,
dan Pulau Kundur, mengingat terbatasnya pasokan listrik dari Pemerintah di ketiga wilayah tersebut.
PLTD milik Perseroan menggunakan bahan bakar solar untuk menyuplai kebutuhan listrik bagi kegiatan operasional
maupun pendukung operasional.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
266
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Melestarikan Lingkungan Untuk Keberlanjutan
Pengurangan Konsumsi Energi dan Pengembangan Energi Terbarukan [G4-EN6]
Untuk menghemat penggunaan energi, PT TIMAH melaksanakan beberapa langkah inovatif, misalnya melakukan
penambangan timah skala besar yang lebih efisien selain melakukan ekstensifikasi penggunaan KIP dalam
penambangan lepas pantai, menggantikan peran Kapal Keruk yang boros energi. Selain itu, untuk mengurangi
pemakain energi listrik baik yang yang berasal dari pembangkit listrik milik sendiri maupun dari PLN, PT TIMAH
menerapkan serangkaian kebijakan untuk menghemat pemakaian energi listrik. Program dan kebijakan yang
ditempuh untuk menghemat pemakaian listrik mencakup:
•
Sosialisasi dan implementasi ke pekerja untuk :
i.
Menaikkan setting temperatur AC ke 25oC
ii.
Memaksimalkan kapasitas AC
iii. Pemanfaatan cahaya alami
--
Pemakaian lampu-lampu listrik yang hemat energi
--
Pembenahan kualitas jaringan kelistrikan
Sedangkan untuk menghemat konsumsi BBM untuk transportasi, beberapa inisiatif yang dilakukan mencakup:
•
Program optimasi operasional penambangan
•
Monitoring dan Pengaturan Pelayanan Kendaraan Non Tambang
•
Konferensi video antarunit kerja
BBM untuk transportasi internal juga meningkatkan efisiensi komunikasi antarunit kerja di beberapa fasilitas
produksi termasuk dengan kantor pusat dan Kantor Perwakilan Jakarta. Video conference juga mengurangi
intensitas perjalanan dinas dan mengoptimalkan proses pengambilan keputusan.
Perseroan belum dapat menampilkan data-data kuantitatif yang menunjukkan adanya pengaruh langsung dari
masing-masing item program yang dijalankan terhadap volume penggunaan bahan bakar primer maupun volume
konsumsi listrik dari PLN, sebagai hasil inisiatif efisiensi tersebut karena belum adanya sistem informasi yang
dikembangkan secara khusus. Namun demikian demikian data penggunan energi secara keseluruhan menunjukkan
adanya penurunan kebutuhan energi sebagai hasil pelaksanaan berbagai inisiatif efisiensi tersebut. [G4-EN6]
PT TIMAH saat ini masih lebih mengandalkan sumber energi tak terbarukan dalam memenuhi pasokan energi
untuk kegiatan penambangan timah maupun kegiatan pendukung kegiatan penambangan. Namun demikian, sejak
beberapa tahun terakhir Perseroan juga terus berupaya mengembangkan teknik pemanfaatan energi terbarukan
dalam operasionalnya, yaitu olein yang berbahan dasar minyak sawit. Perusahaan terus melakukan kajian teknis
dan kajian usaha sebelum melakukan alih teknologi bahan bakar secara komprehensif pada berbagai alat produksi
utamanya. Pada tahun 2014, Perusahaan telah mulai menggunakan bahan bakar olein, yang telah dicampur ke
dalam bahan bakar HSD oleh produsen, pada furnace di Unit Metalurgi.
Unit Metalurgi dan Unit Produksi Kundur juga telah menerapkan sistem regenerator tanur yang memanfaatkan
kalor dari gas buang untuk memanaskan udara bakar sebagai salah satu alternatif sumber energi.
Konservasi Penggunaan Air [G4-EN8, G4-EN10,MM11]
PT TIMAH menggunakan air bukan untuk kegiatan pemrosesan logam timah, melainkan untuk beberapa kegiatan,
mencakup: keperluan penambangan bijih timah (dengan metode penyemprotan), penyemprotan areal transportasi
untuk mengurangi debu, serta untuk keperluan domestik baik di lapangan maupun di kantor operasional.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
267
Kebutuhan air Perusahaan dipenuhi dari usaha membendung aliran sungai di lokasi penambangan. Unit Metalurgi
menggunakan sumber air permukaan dari penampungan air hujan di waduk buatan.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, PT TIMAH tidak menggunakan satu sumber air saja untuk memenuhi
kebutuhannya. Oleh karena itu, jumlah air yang digunakan tidak ada yang melampaui 5% volume masing-masing
sumber air sehingga tidak mengganggu ketersediaan maupun mengganggu kelestarian badan air.
Air yang digunakan dalam operasional tambang darat, seluruhnya (100%) merupakan air daur ulang yang diolah
melalui penerapan sistem sirkulasi air tertutup (close loop). Selain untuk efisiensi, sistem ini juga mencegah
sedimen air limbah mencemari air sungai. [G4-EN10]
Gambar Skema Sirkulasi Air Tertutup pada Blok Penambangan Setara Tambang Skala Kecil
Aliran Sungai
Bandar (saluran primer)
TSK
Blok Tambang
Sirkulasi Air Mikro
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
268
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Melestarikan Lingkungan Untuk Keberlanjutan
Skema Pengelolaan Air Oleh Perseroan
Volume Air
< Ambang Batas
Sumber Air
• Air
• Sungai
• Air Tanah
• Air Laut
Waduk Air
Unit Tambang Darat & Unit
Peleburan
• Stripping
• Pencucian Bijih
• Pendinginan
Generator & Mesin
Pengendapan Lumpur
dan Material
Penggunaan air dicatat secara lengkap oleh Unit Metalurgi dan Unit Produksi Kundur, sementara pada unit-unit
yang lainnya sifat pencatatannya tidak menyeluruh. Di tahun 2014, Unit Metalurgi menggunakan air dengan volume
total 422.339 kiloliter, turun 5,88% dari 448.743 kiloliter di 2013. Seluruh air yang digunakan tersebut diperoleh
dari waduk. Sebanyak 124.453 kiloliter (29,47% dari total) digunakan untuk keperluan sarana produksi, sementara
sisanya digunakan untuk keperluan lainnya. Di tahun 2013, jumlah air untuk keperluan sarana produksi adalah
152.969 kiloliter (34% dari total).
Perseroan berupaya meminimalisir penggunaan air dengan menerapkan kebijakan efisiensi, diantaranya melalui
penerapan pembatasan penggunaan air untuk kebutuhan domestik, penghematan air untuk pencucian kendaraan
operasional dan sebagainya. Selain langkah efisiensi dengan hasil penurunan penggunaan air, kami melakukan
upaya-upaya lain untuk memperbaiki kualitas air di sekitar areal kegiatannya.
Salah satu upaya yang kami lakukan dalam rangka perbaikan kualitas air adalah dengan melakukan pengolahan
Air Asam Tambang (AAT) di Kolam Pengendap Lumpur secara secara aktif dengan penambahan kapur, sehingga
kualitas air memenuhi baku mutu lingkungan (BML) sebelum dialirkan ke perairan umum. Hasil pemeriksaan
kualitas air buangan yang dilakukan oleh pihak ketiga menunjukkan, seluruh parameter yang diukur telah sesuai
dengan ketentuan BML sesuai perundangan yang berlaku.
Untuk menjaga ketersediaan air permukaan dan memelihara kelestarian lingkungan, khususnya sumber air,
Perseroan juga melakukan kegiatan konservasi sumber daya air melalui beberapa kegiatan, meliputi:
•
Pemanfaatan air hujan untuk pencucian kendaraan.
•
Pembuatan waduk-waduk air untuk konservasi air dan
•
Pembuatan lubang-lubang Biopori di perkantoran & pemukiman.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
269
Melalui langkah-langkah tersebut, kami berpartisipasi aktif pada upaya pemeliharaan dan pelestarian sumber air
permukaan. Dengan seluruh upaya tersebut selama periode pelaporan tidak ada laporan maupun pengaduan
dari masyarakat maupun Pemerintah Daerah yang diterima PT TIMAH perihal terganggunya sumber air karena
turunnya permukaan air akibat pengambilan sumber air.
Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca [G4-EN15, G4-EN16, G4-EN19]
Sebagai bentuk partisipasi terhadap upaya mitigasi emisi gas rumah kaca (GRK), PT TIMAH melaksanakan
program pengendalian emisi secara terstruktur dan terencana. Sumber utama emisi dari kegiatan operasional PT
TIMAH adalah penggunaan peralatan tambang yang berbahan bakar fosil tidak terbarukan yaitu solar dan bensin,
serta instalasi pembangkit listrik berbahan bakar diesel.
Sampai tahun 2014, Perseroan belum mengimplementasikan program pengukuran atau penghitungan emisi CO2
yang komprehensif. Perseroan menargetkan untuk dapat menerapkan program penghitungan jejak karbon secara
menyeluruh di tahun-tahun mendatang.Hingga akhir periode pelaporan, Perseroan juga belum menghitung jumlah
total emisi gas rumah kaca dari kegiatan operasional dalam skala kecil, seperti penggunaan alat transportasi di
darat dan laut, perjalanan dinas, serta kegiatan di beberapa kantor pendukung operasional.
Namun demikian, PT TIMAH mendukung penuh program Pemerintah yang dilakukan untuk mereduksi emisi gas
rumah kaca sebagai langkah preventif mengatasi perubahan iklim dan pemanasan global. Untuk itu, Perseroan
menginisiasi berbagai program yang ditujukan untuk mengurangi intensitas emisi GRK, mencakup:
•
Operasi siklon (cyclone) atau ESP (electrostatic precipitator) atau scrubber basah atau peralatan sejenisnya,
untuk mengurangi kadar debu dan partikulat dalam udara buangan sebelum dilepas ke udara ambien.
•
Pemantauan kualitas udara, yang meliputi emisi cerobong, emisi sumber bergerak, kualitas udara ambien,
dan lingkungan kerja secara rutin.
•
Pemberlakuan batas kecepatan maksimum kendaraan, terutama truk pengangkut bijih atau produk serupa
pasir, untuk mencegah timbulnya partikulat dan debu berlebihan dalam udara ambien.
•
Penghijauan di sekitar lokasi operasional Perusahaan dan kawasan perkantoran.
Pengendalian Emisi Bahan Perusak Ozon (BPO) [G4-EN20]
Industri pertambangan timah menggunakan berbagai bahan kimia yang berpotensi menimbulkan gas-gas
terhalogenasi (mengandung atom-atom unsur halogen, yakni klorin dan bromin) walaupun dalam skala yang
relatif sangat kecil. Gas tersebut, khususnya klorofluorokarbon atau CFC, sangat aktif peranannya dalam merusak
lapisan ozon yang melindungi mahluk hidup dari radiasi sinar matahari. Hingga akhir periode pelaporan, Perseroan
belum menghitung total emisi BPO dan mengidentifikasi sumber-sumber utama dari emisi gas-gas tersebut di
lingkungan kerjanya.
Namun demikian PT TIMAH juga menunjukkan partisipasi nyata pada upaya pengurangan emisi gas perusak
lapisan ozon, dengan melakukan penggantian penggunaan bahan kimia perusak Ozon yaitu mengganti retrofitting
refrigerant freon (CFC) menjadi hidrokarbon yang ramah lingkungan secara bertahap.
Pengendalian Emisi Gas Lainnya [G4-EN21]
Proses operasional penambangan, transportasi dan peleburan menghasilkan emisi gas lainnya, diantaranya adalah
NOx dan SOx yang berbahaya bagi kesehatan dan bersifat merusak lapisan ozon sebagaimana halnya GRK.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
270
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
INFORMASI BAGI
INVESTOR
PROFIL PT TIMAH
TINJAUAN
OPERASIONAL
Melestarikan Lingkungan Untuk Keberlanjutan
PT TIMAH berupaya menurunkan nilai emisi gas nitrogen oksida dan sulfur oksida, dari proses peleburan bijih
timah, dengan menerapkan teknologi flue gas desulphurization dilengkapi sarana baghouse filter, yang mampu
menurunkan total emisi gas sulfur dioksida (SO2) dari cerobong asaphingga 80%. Emisi gas NOx dikendalikan
dengan penerapan teknologi selective non catalytic reduction, yang mampu mengurangi emisi kadar nitrogen
oksida (NO2) dalam gas buang sebanyak 75-98%.
Sementara untuk memitigasi sumber emisi dari kendaraan pendukung operasional, PT TIMAH melakukan kegiatan
uji emisi secara rutin terhadap fasilitas produksi maupun kendaraan penunjang transportasi di lapangan maupun
di kantor pusat/cabang. Uji emisi benda bergerak dilakukan sesuai dengan ketentuan Permen LH No.05 Tahun
2006, uji emisi sesuai Kepmen LH No. 13 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Emisi Kegiatan Industri maupun uji emisi
Permen LH No 21 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Emisi Pembangkit Listrik Sumber Energi Thermal.
Pengujian dilaksanakan secara rutin oleh pihak ke 3, bekerjasama dengan instansi yang berwenang untuk
memastikan bahwa seluruh peralatan utama maupun pendukung operasional PT TIMAH mengeluarkan emisi
seminimal mungkin, sesuai peraturan yang berlaku. Pengukuran tersebut dilakukan secara rutin terhadap baku
mutu emisi yang keluar dari peralatan tidak bergerak (cerobong genset dan lainnya).
Parameter yang diukur meliputi diantaranya gas sulfur-oksida (SOX), nitrogen-oksida (NOX), partikulat dan
parameter lainnya, mengingat secara langsung maupun tidak langsung emisi ini berpotensi menimbulkan
gangguan kesehatan pada manusia maupun hewan. Hasil pengukuran yang dilakukan selama ini menunjukan
seluruh parameter senantiasa berada di bawah BML yang ditetapkan. Hasil pengukuran kualitas udara emisi gas
buang pada seluruh instalasi di masing-masing fasilitas produksi Perseroan adalah sebagai berikut.
Hasil Uji Emisi Cerobong Asap – Tambang Darat
Parameter Pengukuran
Lokasi
Parameter Pengukuran
Tahun
SO2
Tahun
SO2
NAB
Satuan
2013
2014
NAB
Satuan
2013
Genset Kantor Jebus
800
mg/m3
<15
<15
1.000
mg/m3
<20
<20
Genset Kantor Belinyu
800
mg/m3
<15
<15
1.000
mg/m3
<20
23
Genset Toboali
800
mg/m
285
<15
1.000
mg/m
3
80
<20
Genset TB Nudur 3
800
3
mg/m
<15
Stop
1.000
mg/m
3
52
Stop
Genset TB Nudur 4
800
mg/m3
<15
Stop
1.000
mg/m3
<20
Stop
3
2014
Catatan : Hanya mencantumkan hasil pengukuran terbesar
Hasil Uji Emisi Cerobong Asap –PLTD Unit Metalurgi
Parameter Pengukuran
Lokasi
Parameter Pengukuran
Tahun
SO2
Tahun
SO2
NAB
Satuan
2013
2014
NAB
Satuan
2013
PLTD 1
800
mg/m3
<15
<15
1.000
mg/m3
42
PLTD 2
800
3
mg/m
<15
<15
1.000
mg/m
3
36
68
PLTD 3
800
mg/m3
<15
Stop
1.000
mg/m3
38
Stop
PLTD 4
800
mg/m3
<15
Stop
1.000
mg/m3
46
Stop
PLTD 5
800
3
mg/m
<15
Stop
1.000
mg/m
3
67
Stop
PLTD 6
800
mg/m3
<15
Stop
1.000
mg/m3
50
Stop
Catatan : Hanya mencantumkan hasil pengukuran terbesar
LAPORAN TAHUNAN 2014
2014
48
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
271
Hasil Uji Emisi Cerobong Asap –Bag House Unit Metalurgi
Parameter Pengukuran
Lokasi
Parameter Pengukuran
Tahun
SO2
Tahun
SO2
NAB
Satuan
2013
2014
NAB
Satuan
2013
2014
Bag House 1
800
mg/m3
n.a
Stop
1.000
mg/m3
n.a
Stop
Bag House 2
800
mg/m3
n.a
Stop
1.000
mg/m3
n.a
Stop
Bag House 3
800
mg/m
n.a
Stop
1.000
3
mg/m
n.a
Stop
Bag House 4
800
3
mg/m
472
298
1.000
mg/m
3
< 20
< 20
Bag House 5
800
mg/m3
571
Stop
1.000
mg/m3
< 20
Stop
Bag House 6
800
mg/m3
n.a
Stop
1.000
mg/m3
n.a
Stop
Bag House 7
800
3
mg/m
n.a
Stop
1.000
3
mg/m
n.a
Stop
Bag House 8
800
mg/m3
n.a
Stop
1.000
mg/m3
n.a
Stop
Rafinasi
800
mg/m
426
366
1.000
mg/m
< 20
< 20
3
3
3
Catatan : Hanya mencantumkan hasil pengukuran terbesar
Hasil Uji Emisi Cerobong Asap –Keteknikan Dan Sarana
Parameter Pengukuran
Lokasi
Parameter Pengukuran
Tahun
SO2
Tahun
SO2
NAB
Satuan
2013
2014
NAB
Satuan
2013
2014
PLTD 1
800
mg/m3
<15
<15
1.000
mg/m3
23
< 20
PLTD 2
800
mg/m
<15
<15
1.000
mg/m
3
28
< 20
Bengkel Las 1
800
3
mg/m
0,022
<15
1.000
mg/m
3
n.a
< 20
Bengkel Las 2
800
mg/m3
n.a
<15
1.000
mg/m3
0,026
< 20
Bengkel Las 3
800
mg/m3
n.a
<15
1.000
mg/m3
n.a
< 20
Bengkel Las 4
800
mg/m
n.a
n.a
1.000
mg/m
0,036
n.a
3
3
3
Catatan : Hanya mencantumkan hasil pengukuran terbesar
Dampak Transportasi (G4-EN30)
Proses pengangkutan hasil penambangan Perseroan di darat dan di laut, menghasilkan emisi gas dari alat
transportasi tersebut. Oleh karena itu, Perseroan memantau kualitas udara secara berkala di rute perjalanan
alat transportasi dimaksud. Hasil pemantauan ini menunjukkan bahwa kandungan partikel debu dan kualitas
gas buang kendaraan yang digunakan berada di dalam kriteria baku mutu yang ditetapkan. Untuk mengurangi
emisi gas buang dari kendaraan transportasi, Perseroan mensyaratkan uji berkala seluruh sarana transportasi dan
melakukan perawatan berkala guna memastikan unjuk kerjanya. Perseroan juga mengoptimalkan efisiensi dari
setiap perjalanan dinas dan pengangkutan karyawan dari dan ke kapal, untuk mereduksi emisi dan mengurangi
dampak negatif emisi Gas Rumah Kaca (GRK) maupun emisi Bahan Perusak Ozon (BPO) dari kendaraan bermotor.
Pengelolaan dan Pengolahan Limbah [G4-EN23, G4-EN24]
PT TIMAH menerapkan kebijakan 3 R dalam pengelolaan dan pengolahan limbah, yakni:
•
Reduce: berupaya mengurangi jumlah limbah melalui penerapan efisiensi operasional.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
272
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Melestarikan Lingkungan Untuk Keberlanjutan
•
Reuse: berupaya menggunakan kembali barang-barang bekas pakai.
•
Recycle: Berupaya melakukan daur ulang, dilaksanakan sendiri maupun diserahkan kepada pihak yang
berkompeten.
Adapun jenis limbah, yang terdiri dari limbah padat, cair dan limbah B3 tersebut, asal-muasaldan cara
pengelolaannya secara ringkas diuraikan sebagai berikut.
Limbah Padat
Limbah padat yang tidak berbahaya umumnya berasal dari kegiatan pendukung operasional dan kegiatan
penambangan. Limbah-limbah ini misalnya adalah kertas, sampah, dan limbah domestik lainnya. Perusahaan
mengelola limbah ini dengan prinsip daur ulang dan pakai ulang.
Limbah Padat B3.
Termasuk dalam kategori limbah padat B3 adalah limbah dengan kandungan unsur radioaktif. Perseroan
mengelola limbah B3 ini dengan hati-hati dan perlakuan khusus, baik dalam tahapan penyimpanan, pemusnahan,
dan pemanfaatannya. Jenis limbah padat yang ditangani secara khusus karena mengandung bahan radioaktif
dicantumkan dalam diagram berikut.
Jenis Limbah Padat dengan Penanganan Khusus
LIMBAH PADAT
MINERAL IKUTAN TIMAH
Ilmenite
KANDUNGAN UNSUR
RADIOAKTIF
Monazite
Xenotime
Xenotime
Zircon
Zircon
Dalam pengelolaan limbah padat B3 radioaktif tersebut, PT TIMAH telah mendapatkan izin penyimpanan bahan
radioaktif dari BAPETEN, yaitu Surat Pemanfaatan Tenaga Nuklir perihal Izin Penyimpanan Zat Radioaktif di
Unit Metalurgi Muntok yang berlaku hingga November 2017, dan Surat Pemanfaatan Tenaga Nuklir perihal Izin
Penyimpanan Zat Radioaktif Unit Produksi Kundur yang berlaku hingga Maret 2017.
Limbah B3 Lainnya
Untuk jenis limbah B3 lainnya, Perseroan mengelola dengan cara disimpan pada Tempat Penampungan Sementara
(TPS) Limbah B3 yang telah memiliki izin dari instansi yang berwenang. Perusahaan memiliki delapan unit TPS
Limbah B3, yaitu masing-masing di Belinyu, Jebus, Toboali, Belitung, Unit Metalurgi, Balai Karya, PLTD Baturusa,
dan Kundur.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
273
Beberapa langkah penanganan limbah B3 di tempat penampungan sementara adalah:
•
Pengemasan sesuai dengan bentuk dan karakteristik LB3, bebas karat, bocor dan tidak luber, dilengkapi
simbol dan label LB3
•
Bangunan TPS Limbah B3 dilengkapi papan nama dan simbol LB3, terdapat ventilasi, dan terlindung dari
sinar matahari dan tampiasan air hujan, dilengkapi bak penampung ceceran, penyimpanan dengan sistem
blok dengan alas/palet
•
Bangunan TPS dilengkapi dengan alat tanggap darurat, rute tanggap darurat, SOP penyimpanan, pengiriman
dan tanggap darurat, dan dilengkapi log book dan papan penyimpanan Limbah B3
•
Pelaporan setiap triwulan kepada instansi terkait
Perseroan selanjutnya bekerja sama dengan pihak ketiga yang memegang izin dari instansi berwenang untuk
mengangkut, mengumpulkan, dan memusnahkan (menimbun) limbah tersebut.
Sementara untuk mencegah adanya tumpahan (spill) limbah cair, seperti oli, bahan kimia dan bahan bakar yang
berpotensi merusak lingkungan Perseroan melakukan langkah antisipatif berupa pembuatan tampungan di sekitar
tempat penyimpanan dan upaya pencegahan lainnya, sehingga tidak ada ceceran limbah dimaksud di tempat
yang tidak semestinya. [G4-EN24]
Sepanjang tahun 2014, Perseroan menghasilkan timbulan limbah B3, baik padat maupun cair, dengan volume
sebagaimana tercantum pada tabel berikut.
Data Timbulan Limbah B3
Lokasi Pembuangan
Oli bekas
Majun
Filter Oli
Accu
Lampu TL
(Ton)
(Ton)
(Ton)
(Ton)
(ton)
TPS LB3 Belinyu
31.337
2.257
TPS LB3 Unit
Metalurgi
10.846
0.26
0.163
TPS LB3 Balaikarya
7.526
0.111
0.166
TPS LB3 PLTD
Baturusa
28.227
0.207
1.5
TPS LB3 Jebus
0.26
0.291
TPS LB3 Toboali
1.024
0.321
Jumlah
79.22
0.578
4.698
0.02
0.246
0.246
0.02
Limbah Cair (Effluent)
Dalam setiap periode operasional Perseroan senantiasa berupaya tidak ada limbah cair (effluent) yang berdampak
negatif terhadap lingkungan dan masyarakat di wilayah operasionalnya. Untuk memastikan hal tersebut Perseroan
membangun bak oil trap pada fasilitas-fasilitas operasi utama.
Di Balai Karya, operasi bak oil trap dilakukan atas izin dari Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 107
Tahun 2012 tentang Pembuangan Air Limbah ke Laut Keteknikan Sarana Balai Karya PT TIMAH (Persero) Tbk. Air
limbah yang dihasilkan di sini dikelola terlebih dahulu pada fasilitas pengolahan khusus sebelum dibuang pada
titik-titik penataan (compliance points).
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
274
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
INFORMASI BAGI
INVESTOR
PROFIL PT TIMAH
TINJAUAN
OPERASIONAL
Melestarikan Lingkungan Untuk Keberlanjutan
Di Unit Metalurgi, operasi bak oil trap dan unit pengolahan limbah dilakukan atas izin dari Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 179 Tahun 2009 tentang Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut Unit Metalurgi PT TIMAH
(Persero) Tbk. Air limbah yang dihasilkan di sini berasal dari proses electrolytic refining (ER), proses pencucian
bijih timah, kegiatan pabrik, dan juga oily water yang berasal dari tangki BBM dan kegiatan pembangkitan listrik
tenaga diesel di PLTD Unit Metalurgi. Setiap jenis air limbah memiliki saluran pembuangan (outlet) masing-masing.
Baik di Balai Karya maupun di Unit Metalurgi, air limbah yang dibuang dipastikan memenuhi ketentuan terkait
debit maksimum yang dibuang ke laut (diukur setiap hari) dan baku mutu air yang keluar dari titik penataan
(diukur parameternya sebulan sekali). Pemantauan kualitas air laut dilakukan setiap tiga bulan sekali, dan
penanggulangan pencemaran serta pemulihan fungsi pesisir dan laut juga dilakukan. Satu kali sebulan, dilakukan
pengujian kualitas air limbah oleh laboratorium independen yang telah diakreditasi Komisi Akreditasi Nasional. Hasil
analisis pemantauan kualitas air limbah dan perhitungan beban air limbah (di masing-masing lokasi pembuangan)
dilaporkan setiap tiga bulan sekali ke instansi- instansi yang berkepentingan.
Sepanjang tahun 2014, Perusahaan melakukan pengujian kualitas air limbah dengan hasil seperti berikut.
Hasil Pemantauan Baku Mutu Lingkungan Untuk Air Limbah, 2013 dan 2014
Baku Mutu
Lingkungan
Satuan
TSS
200
mg/L
Kekeruhan
NTU
pH (260C)
6–9
Parameter
Hasil Pengukuran Terbesar
Tahun 2013
2014
81,5
47
n.a
66
-
7,1-8,04
8,1
2
mg /L
0,054
0,016
Fisika
Kimia
Tembaga (Cu)
Seng (Zn)
5
mg /L
0,194
0,194
Timbal (Pb)
0,1
mg /L
0,078
0,078
Arsen (As)
0,1
mg /L
0,02
0,02
Sulfida (H2S)
0,05
mg /L
< 0,002
< 0,002
Besi terlarut (Fe)
5
mg /L
0,236
0,793
Mangan (Mn)
2
mg /L
0,264
0,246
2
mg /L
0,23
0,23
0,5
mg /L
0,037
< 0,034
Stanum (Sn)
Khromium total (Cr)
Catatan : Kecuali pH, hanya mencantumkan hasil pengukuran terbesar
Pada open pit Pemali, Perseroan menerapkan sistem sirkulasi air, dan dengan demikian sepanjang 2014 tidak ada
air limpahan sisa penambangan yang dibuang atau dialirkan secara sengaja ke badan sungai di sekitarnya. Juga
tidak ada laporan mengenai kerusakan ekosistem badan air (danau, rawa-rawa, dan sejenisnya) ataupun habitat
di sekitar wilayah operasional PT TIMAH.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
275
Limbah Umum
Berasal dari area pemukiman dan area perkantoran PT TIMAH, Perseroan membuang limbah domestik ini ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Untuk limbah yang bersifat organik, pengelolaannya melibatkan masyarakat
sekitar, yakni dijadikan pupuk kompos yang selanjutnya digunakan untuk pupuk revegetasi lahan.
Bahan lain yang tidak langsung berkaitan dengan aspek produksi, yakni kertas plastik bekas, tinta printer bekas
dan sejenisnya, seluruhnya (100%) dikelola sebagai bahan daur ulang oleh pihak ke 3 yang berkompeten.
Adapun bagan pengelolaan Limbah Cair yang diterapkan Perseroan adalah sebagai berikut.
SISTEM
PENGENDALIAN
LIMBAH CAIR
KAPUR
EMAS
+
PADATAN
PADATAN
LIMBAH SLIMER ER & LABORATORIUM
BAK PENAMPUNGAN LIMBAH
BAK PENGOLAHAN LIMBAH
BAK KOAGULAN PAC
BAK LIMBAH INDIKATOR BIOLOGIS
OUTLET
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
276
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Melestarikan Lingkungan Untuk Keberlanjutan
PEMANTAUAN LINGKUNGAN
PT TIMAH melaksanakan kegiatan pemantauan terhadap kondisi lingkungan di sekitar area penambangan secara
rutin untuk meminimalisir kerusakan lingkungan, sekaligus sebagai bagian dari upaya mitigasi risiko lingkungan.
Kegiatan pemantauan lingkungan yang dilakukan meliputi antara lain: pemantauan kualitas air, kualitas udara,
kualitas tanah, pencemaran tanah, erosi hingga satwa liar dan biota air yang hidup di sekitar area pertambangan.
Kegiatan pemantaun rutin tersebut memberikan gambaran pemenuhan ketentuan Baku Mutu Lingkungan (BML),
dan perkembangan kualitas lingkungan hidup di sekitar maupun dalam area kelolaan, mencakup:
•
Pemantauan keanekaragaman hayati (Plankton, Benthos dan Nekton) di badan air sekitar lokasi yang
menunjukan secara umum semakin baik dan dapat mendukung kehidupan biota perairan.
•
Pemantauan satwa liar menunjukan bahwa lahan-lahan lokasi bekas penambangan yang telah direhabilitasi
dan direvegetasi telah mampu mendukung kehidupan satwa liar.
•
Pemantauan revegetasi menunjukan bahwa secara keseluruhan, kegiatan penanaman sudah berjalan dengan
baik, dengan tingkat keberhasilan tumbuh tanaman revegetasi diatas 80%, sementara kegiatan perawatan
tetap dilaksanakan secara teratur
Pengelolaan Biodiversitas [G4-EN11, EN12, EN13, EN14, MM2, MM5]
PT TIMAH memandang pelestarian keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah bagian dari upaya menjaga
keberlanjutan bumi. Oleh karena itu, Perseroan menerapkan konsep penambangan berwawasan lingkungan
dalam melaksanakan kegiatan penambangan di areal IUP. Konsep tersebut dilaksanakan dengan konsekuen,
yakni bahwa PT TIMAH berupaya mengembalikan habitat areal bekas penambangan ke kondisi awal. Perseroan
berupaya meminimalisir terjadinya perubahan bentang alam yang ekstrem yang mengakibatkan hilangnya vegetasi
di atas tanah beserta ekosistem yang menyertainya.
Seluruh kegiatan penambangan darat yang dilakukan Perusahaan di Kepulauan Bangka Belitung berlangsung di
atas lahan yang telah disahkan oleh Pemerintah dengan terbitnya Izin Usaha Pertambangan (IUP). Sekitar 8% atau
27 ribu hektare dari luas wilayah IUP darat Perusahaan adalah berupa hutan lindung dan sebanyak 1% atau 3.546
hektare lainnya merupakan hutan konservasi.
Luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Provinsi Kep. Bangka Belitung [G4-EN11, MM2]
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
277
JUMLAH IUP
Kabupaten
LUAS WIUP (HA)
HUTAN
LINDUNG
KONSERVASI
PEMUKIMAN
AREA
PERUNTUKAN
LAIN
DARAT (SEMUA
ZONA)
DARAT
LAUT
LAUT
1. Bangka
14
5
589.29
5.281.81
43,246.40
68,501.00
19,756.00
2. Bangka Barat
29
5
2,227.20
8,319.61
30,983.34
63,767.18
41,108.69
3. Bangka Tengah
7
1
337.75
3,569.24
15,007.67
26,960.37
5,039.17
4. Bangka Selatan
10
6
287.35
1,471.37
18,472.98
25,937.00
14,357.97
5. Belitung
7
0
173.25
2,093.25
9,855.60
15,862.90
-
6. Belitung Timur
15
1
1,132.73
1,093.79
26,915.72
33,217.02
30,075.00
7. Lintas Kabupaten
8
2
3,205.83
7,299.67
55,254.43
93,278.70
28,491.00
8. Karimun
0
4
-
-
-
-
18,875.00
9. Kepulauan Riau
0
2
-
-
-
-
6,540.00
10. Lintas Provinsi
0
1
-
-
-
-
19,594.20
TOTAL
90
27
7,953.40
29,128.75
199,736.16
327,524.17
183,837.03
Untuk meminimalisasi dampak kegiatan penambangan dan mempercepat kembalinya kondisi areal sesuai
peruntukannya, PT TIMAH menjalankan program rehabilitasi dan menetapkan kawasan buffer zone (penyangga).
Kawasan “Buffer Zone” ditetapkan pada lokasi yang berbatasan langsung dengan areal hutan lindung dan di
daerah aliran sungai serta lahan revegetasi yang telah kembali menjadi hutan tropis, lengkap dengan satwa liar
yang menghuni dengan bebas. Beberapa kegiatan yang kami lakukan untuk menjaga biodiversitas area kelolaan,
mencakup:
•
Memaksimalkan revegetasi menggunakan tanaman lokal.
•
Melaksanakan program pengkayaan tanaman dengan tanaman-tanaman langka maupun yang bernilai
ekonomis.
•
Melaksanakan budidaya tanaman endemik di fasiltas pembibitan yang dikelola.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
278
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
INFORMASI BAGI
INVESTOR
PROFIL PT TIMAH
TINJAUAN
OPERASIONAL
Melestarikan Lingkungan Untuk Keberlanjutan
Untuk fauna yang dilindungi, baik yang hidup dikawasan hutan lindung maupun kawasan revegetasi, Perseroan
melakukan pemantauan satwa liar secara rutin. PT TIMAH menerapkan tolak ukur keberhasilan konservasi melalui
pembuktian adanya peningkatan jumlah satwa liar (unggas, reptil dan mamalia) dibandingkan dengan sebelum
dilakukan pengelolaan lingkungan. Adapun gambaran keanekaragaman hayati di kawasan kelolaan adalah
sebagai berikut.
Karakter Daerah Bernilai Keanekaragaman Hayati tinggi
LOKASI
DARAT
LAUT
JENIS
JENIS
Vegetasi
54
74
Satwa Liar darat:
51
32
Burung
38
26
Mamalia
9
4
Reptilia
4
3
Ekosistem laut:
77
34
Fitoplankton
31
18
Zooplankton
13
6
Makrozoobenthos
10
3
Tanaman Air
-
4
Ikan Karang
14
-
Terumbu Karang
5
-
Bakau
4
3
Ekosistem Sungai:
43
37
Fitoplankton
24
23
Zooplankton
11
10
Makrozoobenthos
4
4
Bakau
4
-
Sehubungan dengan kemungkinan keberadaan flora dan fauna yang dilindungi sesuai ketentuan International
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
279
Union for The Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) maupun daftar spesies langka yang dikeluarkan
Pemerintah RI di areal kelolaan, Perseroan melakukan pemantauan satwa liar secara rutin dibantu oleh pihak ke-3.
Berdasarkan hasil pemantauan tersebut diperoleh data bahwa, Di wilayah IUP Perusahaan, baik darat maupun laut,
terdapat beberapa spesies atau kelompok makhluk hidup yang dilindungi, sehingga masuk ke dalam Daftar Merah
(Red List) IUCN, yaitu:
Tabel Keanekaragaman Hayati Langka Yang Ditemukan di Areal Kelolaan [G4-EN14]
GENTING
HAMPIR
TERANCAM
RENTAN
TERUMBU KARANG
SIMPING
(Mollisca Bivalvia)
CACING WAK-WAK
(Hylobates Agilis)
SIPUT GONG-GONG
(Strobus Turturella)
UDANG PUTIH
(Panaeus Merguinensis)
UDANG WINDU
(Panaeus Monodon)
UDANG PUTIH
(Scylla Serreta)
Berbagai upaya yang kami lakukan tersebut membukti komitmen Perseroan dalam menerapkan konsep tambang
berwawasan lingkungan melalui pelaksanaan kegiatan penambangan yang efisien, meminimalisasi kerusakan
sekaligus melaksanakan upaya pelestarian lingkungan, termasuk melaksanakan kegiatan penutupan pasca
tambang yang terencana dengan baik.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
280
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Melestarikan Lingkungan Untuk Keberlanjutan
Pengelolaan Tambang Darat & Masyarakat Sekitar [MM8]
Mengingat PT TIMAH memiliki luas IUP darat lebih dari 300 ribu hektar atau mayoritas izin usaha pertambangan
di Kepulauan Bangka Belitung, Perseroan mengapresiasi keberadaan dan peran mitra kerja di tambang darat
dalam menentukan keberlanjutan usahanya. Untuk mengelola area IUP yang luas tersebut, Perseroan telah
mempersiapkan sejumlah langkah pengamanan bagi tenaga kerjanya, agar tetap dapat menjalankan proses
penambangan yang lebih sulit dan cenderung lebih berbahaya padai musim penghujan dan angin barat (bulan
November hingga Maret).
Perseroan juga memastikan bahwa dengan area yang demikian luas, tidak ada satupun dari kegiatan
penambangan, baik yang dijalankan Perusahaan maupun oleh para mitra tambang, diselenggarakan di atas lahan
milik penduduk asli. Tidak ada penduduk asli yang harus memindahkan pemukimannya karena terganggu oleh
kegiatan penambangan oleh Perseroan. [MM9]
PT TIMAH juga telah bekerja sama dengan Kepolisian RI melalui Kepolisian Daerah Bangka Belitung dan Kepolisian
Daerah Kepulauan Riau untuk meningkatkan kinerja pengamanan lahan IUP Perseroan dari gangguan pihak-pihak
yang tidak berwenang dan tidak bertanggung Jawab.
Pengelolaan Tambang Laut [MM8]
Sejak 2009 PT TIMAH berfokus pada kegiatan penambangan bijih timah lepas pantai. Bekerja sama dengan para
mitra, Perseroan melakukan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) sebelum membuka penambangan lepas pantai
untuk meminimalkan kerusakan lingkungan yang mungkin ditimbulkan. Perseroan tidak melakukan penambangan
di kawasan perairan yang dasarnya tertutupi terumbu karang dan lokasi kapal-kapal Perseroan yang melakukan
penambangan dipastikan berada cukup jauh dari kawasan wisata.
Dengan memperhitungkan kondisi cuaca, PT TIMAH telah melakukan pengelompokan wilayah cadangan (menjadi
cadangan utama dan cadangan perlindungan), sehingga operasi penambangan lepas pantai dapat lebih terencana
dan efektif bahkan kendati sedikit terganggu oleh cuaca. Salah satu hambatan lain bagi suksesnya kegiatan
penambangan laut adalah maraknya praktik penambangan inkonvensional oleh masyarakat yang menggunakan
kapal-kapal kecil, yang disebut tambang inkonvensional (TI) apung.
Pemanfaatan kapal BWD sejak akhir 2012 ditempuh oleh Perseroan untuk meningkatkan daya saingnya di laut.
BWD sanggup menambang di perairan yang kedalamannya lebih dari 60 meter. Pada kedalaman tersebut, TI
apung tidak lagi dapat beroperasi karena keterbatasan kapal dan instrumen yang mereka gunakan.
Environmental Grievance Mechanism (G4-EN34)
Perseroan menyadari bahwa frekuensi keluhan dan komplain dari masyarakat berkaitan erat dengan data tingkat
ketaatan terhadap seluruh prosedur pengelolan lingkungan sesuai dengan peraturan di bidang lingkungan. PT
TIMAH berkomitmen penuh untuk selalu memenuhi peraturan yang ada, termasuk peraturan mengenai tingkat
ketaatan air buangan yang langsung berhubungan dengan masyarakat. Sekalipun meyakini bahwa Perseroan telah
memenuhi seluruh peraturan dibidang lingkungan dan membuktikan, melalui pengujian sampel yang dilakukan
secara berkala dengan melibatkan pihak ketiga, PT TIMAH menyediakan saluran bagi masyarakat atau pihak
terkait lainnya mengajukan keluhan. Perseroan senantiasa berupaya menyelesaikan keluhan yang ada. Namun
demikian sepanjang periode pelaporan tidak ada keluhan dan keberatan yang diajukan masyarakat berkaitan
dengan kondisi lingkungan akibat kegiatan operasional Perseroan.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
281
KEPATUHAN TERHADAP REGULASI LINGKUNGAN [G4-EN29]
Dalam melaksanakan program-program lingkungan sepanjang tahun 2013 dan tahun-tahun sebelumnya,
Perseroan selalu mengacu pada sejumlah ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan
oleh Pemerintah. Perseroan senantiasa mematuhi ketentuan yang tercantum dalam regulasi tersebut, sehingga
sepanjang tahun pelaporan, tidak ada denda finansial yang dikenakan karena adanya pelanggaran terhadap
ketentuan peraturan perundangan bidang lingkungan. Adapun ringkasan ketentuan dan peraturan yang membentuk
wawasan lingkungan Perseroan meliputi:
•
Aspek Pengendalian dan Pencegahan
--
UU nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan LH
--
PP No. 19 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut
--
PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
•
PP No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
•
Aspek Izin Lingkungan
--
•
-•
PP No. 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
Aspek Audit Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3 Tahun 2013 tentang Audit Lingkungan
Aspek Pengelolaan Sampah dan LB3
--
PP No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun, dengan perubahan pada
PP No. 85 tahun 1999
•
Aspek Reklamasi
--
Undang-Undang No. 41 Tahun 1999, tentang Pokok-pokok Kehutanan
--
Undang-Undang No. 4 Tahun 2009, tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
--
Undang-Undang No. 27 Tahun 2007, tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
--
PP No. 76 Tahun 2008, tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan
--
PP No. 78 Tahun 2010, tentang Reklamasi dan Pasca Tambang
SUPPLIER ENVIRONMENTAL ASSESSMENT (G4-EN32)
Sebagai bentuk komitmen partisipati aktif terhadap upaya pelestarian lingkungan, PT TIMAH dan anak
perusahaan sudah memasukkan pertimbangan penilaian lingkungan dalam seleksi kontraktor (penambangan dan
pengangkutan) dengan menggunakan Contractor Management System (CMS) dalam tahapan pre-kualifikasi dan
penentuan tender.
Dengan penilaian tersebut Perseroan mengharapkan diperolehnya mitra bisnis yang juga memiliki komitman tinggi
terhadap kelestarian lingkungan dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya.
BIAYA UNTUK PENGELOLAAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN (G4-EN31)
Sebagai wujud komitmen Perseroan terhadap terhadap lingkungan dan pascatambang, serta sesuai standar
akutansi keuangan (PSAK 33), PT TIMAH menyusun dokumen provisi lingkungan. Perseroan telah menyisihkan
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
282
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Melestarikan Lingkungan Untuk Keberlanjutan
dana untuk kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang jumlahnya ditetapkan sebagai provisi atas
tiap satuan berat timah yang kami produksi.
Jumlah dana yang telah dikeluarkan untuk pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada tahun 2014 adalah
sebesar Rp5,03 miliar. Biaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan tersebut turun 19,2% dari tahun lalu, yakni
sebesar Rp6,23miliar. Adapun rincian pengeluaran untuk pengelolaan dan pelestarian lingkungan di tahun 2014
adalah sebagai berikut.
Tabel Biaya Pengelolaan Lingkungan, 2014
NO.
1
URAIAN KEGIATAN
JUMLAH
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
a. Ekternal
1. PROPER
753.300.000
2. BAPETEN
60.948.000
3. Distamben BLHD Prov. Bangka Belitung
20.000.000
b. Internal
2
1. Objek darat di Pulau Bangka
12.680.000
2. Objek darat di Pulau Belitung
10.300.000
3. Objek darat di Pulau Kundur
17.680.000
4. Objek KIP dan KK di Pulau Bangka
6.330.000
5. Pengukuran Emisi di Pulau Bangka
36.400.000
6. Pengukuran Emisi di Pulau Belitung
24.050.000
BIAYA ANALISIS SAMPLE
a. Analisis Sampel Air
3
4
1. Air Limbah
253.183.000
2. Air Laut
130.300.000
B. Bahan Radioaktif
248.000.000
C. Uji Kualitas Udara dan Emisi Cerobong
553.120.000
INSPEKSI EKSTERNAL PENGELOLAAN LINGKUNGAN
a. Inspeksi Objek Pulau Bangka
54.750.000
b. Inspeksi Objek Pulau Belitung
25.550.000
INSPEKSI INTERNAL PENGELOLAAN LINGKUNGAN
59.200.000
PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
a. Pembuatan Marking dan Simbol
30.400.000
b. Pengadaan buku Jurnal Limbah B3
11.250.000
c. Buku Petunjuk Pengelolaan Aspek Lingkungan
7.500.000
5
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
6
LAPORAN DAN DOKUMENTASI
7
JASA KONSULTAN (Dokumen Lingkungan)
8
RAPAT/LOKAKARYA/SEMINAR
37.800.000
9
RAPAT EVALUASI & JAMUAN RELASI
24.000.000
TOTAL
LAPORAN TAHUNAN 2014
218.589.000
29.050.000
2.410.000.000
5.034.380.000
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
283
PENGHARGAAN
Kepedulian dan konistensi Perseroan dalam menjaga dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup di seluruh areal
kelolaan dan fasilitas produksi yang dimiliki mendapatkan sejumlah pengakuan dari pihak eksternal.
Salah satu pengakuan eksternal yang diperoleh adalah diikutsertakannya saham PT TIMAH sebagai komponen
Indeks SRI Kehati di sepanjang tahun 2014, dengan periode keanggotaan yang terkini berlaku hingga April
2015. Indeks SRI Kehati diluncurkan oleh Bursa Efek Indonesia dan Yayasan Kehati pada September 2009 untuk
mengapresiasi emiten-emiten publik yang menjalankan program-program lingkungan dengan kinerja baik.
Sementara itu, sebagai bentuk apresiasi untuk kinerja pengelolaan lingkungan hidup yang dilaksanakan, Perseroan
menerima penghargaan PROPER Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup RI untuk kinerja periode 2013-2014
untuk tiga unit bisnis berikut:
•
Unit Metalurgi Muntok
•
PLTD Baturusa
•
Unit Produksi Kundur
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
284
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
Tanggung Jawab
Ketenagakerjaan, Kesehatan
dan Keselamatan Kerja
Perseroan berkeyakinan bahwa
pekerjaan yang berorientasi
terhadap Mutu Hasil & Proses
Kerja, Mutu Keselamatan &
Kesehatan Kerja dan Mutu
Lingkungan adalah syarat
utama bagi tumbuh dan
berkembangnya perusahaan
secara berkelanjutan
LAPORAN TAHUNAN 2014
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
285
Uraian mengenai pelaksanaan tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan dapat dilihat pada
sub-Bab “Tinjauan Operasional, Pengelolaan Sumber Daya Manusia” dan “Keselamatan dan
Kesehatan Kerja” (Halaman ....). Pada uraian “Pengelolaan Human Capital” Perseroan menjelaskan
seluruh aspek berkaitan dengan SDM, meliputi pengelolaan berbasis hubungan industri yang
berimbang di dituangkan dalam PKB yang ditinjau secara berkala, penerapan prinsip kesetaraan
dalam pelatihan dan pengembangan kompentensi, jenjang karir maupun remunerasi, pemberian
paket remunerasi atau imbalan kerja dengan mempertimbangkan dan menerapkan manajemen
kinerja, dan sebagainya.
Sedangkan pada uraian “Keselamatan dan Kesehatan Kerja”, Perseroan menjelaskan mengenai
berbagai program yang dilaksanakan dalam rangka menjaga kesehatan kerja para pegawai,
masyarakat sekitar dan lingkungan kerja. Perseroan juga menguraikan berbagai program yang
dilaksanakan untuk mencegah dan meminimalkan insiden kecelakaan kerja.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
286
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
Tanggung Jawab terhadap
Komunitas
Salah satu kebijakan
pokok dalam kegiatan
pengembangan komunitas
PT TIMAH adalah berupaya
melibatkan partisipasi
masyarakat sekitar.
Pelibatan masyarakat
lokal dimaksudkan agar
kehadiran Perseroan dapat
meningkatkan taraf hidup
dan kesejahteraan mereka.
LAPORAN TAHUNAN 2014
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
287
LANDASAN KEGIATAN
Pelaksanaan berbagai kegiatan pengembangan komunitas, termasuk PKBL, dilakukan berlandaskan
pada berbagai peraturan dan perundangan sebagai berikut
1.
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Pasal 74
Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan.
2.
Undang-Undang No. 9 Tahun 1995
Tentang Usaha Kecil.
3.
Peraturan Menteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002
Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik
Tanggal 4 Juni 2002
Negara.
Peraturan Menteri BUMN No. PER-05/MBU/2007
Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara
Tanggal 27 April 2007
dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
Peraturan Menteri BUMN No. PER-08/MBU/2013
Tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Negara
Bulan September 2013
BUMN No. PER-05/MBU/2007.
Peraturan Menteri BUMN No. KEP-236/MBU/2003
Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara
Tanggal 17 Juni 2003
dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
Surat Edaran Kementerian BUMN No.SE-02/MBU/
Tentang Penetapan Pedoman Akuntansi Program Kemitraan
Wk/2012 Tanggal 23 Februari 2012
dan Bina Lingkungan.
Surat Edaran Kementerian BUMN No. SE-433/
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Kemitraan BUMN
MBU/2003 Tanggal 16 September 2003
dengan Usaha Kecil dan Bina Lingkungan.
Surat Kementerian BUMN No. 216/M-
Tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
PBUMN/1999 Tanggal 28 September 1999
10.
Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1995
Tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudidayakan Kewirausahaan.
11.
Peraturan Menteri Keuangan RI No. 316/
Tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi
KMK.016/1994 Tanggal 27 Juni 1994
melalui Pemanfaatan dari Bagian Laba BUMN.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI [G4-SO1]
Salah satu kebijakan pokok dalam kegiatan pengembangan komunitas PT TIMAH adalah berupaya
melibatkan partisipasi masyarakat sekitar. Pelibatan masyarakat lokal dimaksudkan agar kehadiran
Perseroan dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan mereka, melalui upaya pemberdayaan
serta perbaikan kualitas lingkungan. Pelibatan tersebut merupakan prasyarat bagi keberhasilan
pelaksanaan program, mengingat dengannya, maka masyarakat penerima manfaat tidak hanya
merasa sebagai obyek, tapi juga sebagai subyek, pemilik dari program yang tengah dijalankan,
sehingga turut bertanggung jawab atas keberhasilannya. [G4-SO1]
Pelibatan masyarakat lokal juga menjadi alternatif terbaik untuk meminimalkan potensi dampak
sosial,
yang ditimbulkan
dari
kegiatan
operasional
Perseroan.
Melalui berbagai program
pengembangan komunitas yang diselenggarakan, masyarakat akan merasakan manfaat dari
keberadaan Perseroan.
Pelibatan masyarakat dilakukan melalui keikutsertaan Perseroan dalam Musyawarah Rencana
Pembangunan hingga tingkat Kecamatan. Melalui forum yang dihadiri para pemangku kepentingan
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
288
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Tanggung Jawab terhadap Komunitas
di tingkat lokal, yakni unsur Pemda, Tokoh Masyarakat, LSM dan PT TIMAH didiskusikan dan diputuskan programprogram CSR yang akan dijalankan, pelaksanaan pengawasan dan pelaksanaan tahap evaluasi termasuk
kebutuhan dananya.
VISI DAN MISI COMMUNITY DEVELOPMENT
Visi dan Misi CSR Perseroan adalah:
•
Mewujudkan hubungan yang harmonis dengan masyarakat demi kesinambungan pertumbuhan Perusahaan.
•
Membantu Pemerintah meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar daerah operasi Perusahaan.
•
Mewujudkan keseimbangan ekologi lingkungan pertambangan menuju pembangunan berkelanjutan.
ANALISA DAMPAK DAN MITIGASI
Kegiatan pertambangan timah yang telah berlangsung puluhan tahun dan berlangsung di daerah penambangan
resmi maupun di sekitar tempat tinggal sudah barang tentu memberi dampak terhadap komunitas sekitar,
baik dampak sosial ekonomi maupun lingkungan. Kehidupan masyarakat sekitar, tingkat kesejahteraan dan
kegiatan ekonomi, akan tergantung pada kegiatan Perusahaan. Namun pada saat kegiatan penambangan dan
kegiatan pengolahan berakhir, mengiringi habisnya sumber daya alam yang dapat diolah secara ekonomis, akan
mempengaruhi kesejahteraan masyarakan sekitar dan menyisakan kerusakan pada tatanan kehidupan sosial
kemasyarakatan dan juga perubahan kondisi lingkungan, jika tidak dikelola dengan baik.
Dampak itulah yang dikelola oleh PT TIMAH agar menjadi positif dengan memberdayakan kemampuan ekonomi
masyarakat di sekitar area kelolaan. Hal tersebut juga sesuai dengan peraturan BUMN yang dijadikan landasan
kegiatan tersebut di atas, termasuk juga melaksanakan amanat dari Kementerian Sosial atas upaya pengentasan
kemiskinan. Selanjutnya PT TIMAH menyusun dan merealisasikan program tanggung jawab sosial perusahaan
dengan pendekatan bahwa pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan juga berarti upaya memenuhi harapan
para pemangku termasuk masyarakat sekitar, yakni berkembangnya kesejahteraan selaras dengan perkembangan
usaha Perseroan.
PROGRAM-PROGRAM
Perseroan menjalankan tiga kategori program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar, yaitu Program Kemitraan, Program Bina Lingkungan, dan Bantuan Sosial (CSR). Untuk
memastikan ketiga program tersebut berjalan baik dan memberi hasil yang maksimal, Perseroan menjalin
hubungan baik denganPemerintah Daerah untuk menjalankan semua program tersebut agar dapat berkelanjutan
dan tepat sasaran.
Di tahun 2014, Perseroan kembali melanjutkan beberapa kegiatan Program Kemitraan, Bina Lingkungan, dan CSR
yang difokuskan pada pengembangan potensi khas Bangka Belitung, seperti kerajinan pewter, akar bahar, renda
dan aksesoris, serta industri makanan rumahan (terasi, getas, dan keripik cumi), bekerja sama dengan Dinas UKM
Provinsi. Perseroan juga memberikan bantuan sosial dan bina lingkungan ke wilayah operasionalnya, termasuk
bantuan bagi korban bencana alam.
Untuk memastikan ketiga program tersebut berjalan maksimal, Perseroan membentuk struktur organisasi
pelaksana kegiatan PKBL dan CSR, yang berada dibawah koordinasi Direktorat SDM & Umum. Sesuai Surat
Keputusan Direksi PT TIMAH (Persero) Tbk No. 751/Tbk/SK-0000/2012-B1 tanggal 14 Mei 2012 tentang
Struktur Organisasi PT TIMAH (Persero) Tbk, Struktur Organisasi Pengelola Dana PKBL adalah sebagai berikut:
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
289
DIREKTORAT
SDM & UMUM
PKBL &CSR
BIDANG PROGRAM
KEMITRAAN
BIDANG PROGRAM
BINA LINGKUNGAN
BAGIAN SELEKSI
MITRA BINAAN
BAGIAN MONITORING
MITRA BINAAN
BAGIAN
BINA LINGKUNGAN
BAGIAN CSR
BAGIAN ADM &
PELAPORAN
PEMERIKSA
KELAYAKAN MITRA
BINAAN
PEMERIKSA
KELAYAKAN MITRA
BINAAN
PEMERIKSA
KELAYAKAN MITRA
BINAAN
PEMERIKSA
KELAYAKAN MITRA
BINAAN
PEMERIKSA
DANA PKBL
JURU SURVEY
JURU SURVEY
JURU SURVEY
JURU SURVEY
PEMERIKSA LAPORAN
KEUANGAN PKBL
PEMERIKSA
ANGGARAN PKBL
JURU TATA USAHA
DAMPAK KEUANGAN
Pada setiap periode operasional, Perseroan menganggarkan sejumlah dana untuk mndukung pelaksanaan kegiatan
tanggung jawab kepada komunitas sekitar, dalam bentuk dana PKBL dan CSR. Untuk tahun 2014, total dana yang
dianggarkan untuk pelaksanaan program PKBL adalah sebesar Rp16,79 miliar, dengan rincian masing-masing
sebesar Rp12,5 miliar untuk kegiatan dalam rangka Program Kemitraan, sedangkan sebesar Rp4,29 miliar adalah
untuk kegiatan dalam rangka Program Bina Lingkungan. Total dana tersebut belum termasuk biaya administrasi
Bina Lingkungan (BL) sebesar Rp33,7 juta dan dana pembinaan Program Kemitraan (PK) dalam bentuk promosi
mitra binaan sebesar Rp1,2 miliar.
Namun demikian sehubungan dengan antusiasme masyarakat untuk mengembangkan kompetensi di bidang
ekonomi, realisasi penyaluran dana PK bertambah menjadi sebesar Rp17,39 miliar. Sementara realisasi penyaluran
dana BL berada dibawah anggaran yang ditetapkan, yakni hanya mencapai nilai sebesar Rp1,25 miliar. Berikut
penjelasan mengenai pelaksanaan program PKBL dimaksud selama tahun 2014.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
290
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
INFORMASI BAGI
INVESTOR
PROFIL PT TIMAH
TINJAUAN
OPERASIONAL
Tanggung Jawab terhadap Komunitas
Sementara itu untuk mendukung kegiatan program CSR, pada tahun 2014 Perseroan telah menganggarkan dana
kegiatan CSR sebesar Rp13,1 miliar. Dari total anggaran tersebut pada tahun 2014, Perseroan merealisasikan
penyaluran dana CSR sebesar Rp3,9 miliar yang digunakan untuk mendukung berbagai program CSR, yang
utamanya ditujukan pada kegiatan pendidikan dan keagamaan selain kegiatan di bidang penyediaan infrastruktur,
lingkungan dan bencana alam.
PROGRAM KEMITRAAN.
Tujuan pelaksanaan Program Kemitraan adalah menumbuh kembangkan kompetensi di bidang ekonomi dari
masyarakat sekitar melalui dukungan pembiayaan lunak pada usaha mikro dan koperasi. Dengan upaya tersebut
diharapkan usaha kecil yang dikelola masyarakat menjadi mandiri, berkembang dengan tangguh, mampu
menggerakkan roda ekonomi masyarakat dalam upaya menciptakan kesejahteraan yang merata. Para pemilik
usaha mikro, kecil dan koperasi yang menjadi penerima manfaat program kemudian dinamakan Mitra Binaan.
Sesuai Peraturan Menteri BUMN No. PER-08/MBU/2013, melalui program Kemitraan Perusahaan menganggarkan
dari pos biaya suatu nilai yang besarnya maksimal 2% dari laba bersih tahun sebelumnya. Nilai anggaran ini
ditetapkan oleh Dewan Komisaris. Pengembalian pinjaman dari Mitra Binaan, hasil bunga pinjaman, bunga
deposito, dan jasa giro, merupakan sumber dari seluruh pendanaan untuk Program Kemitraan tahun 2014.
Sebagaimana disinggung sebelumnya, total realisasi penyaluran dana Program Kemitraan 2014, mencapai nilai
sebesar Rp17,39 miliar, naik 81,34% dari realisasi penyaluran dana tahun 2013 yang sebesar Rp9,59 miliar, dan
lebih tinggi dari pagu anggaran yang ditetapkan dalam RKAP 2014, sebesar Rp12,5 miliar.
Realisasi Penyaluran Dana Kemitraan (Rp juta)
Rencana 2014
Realisasi 2014
Pencapaian
Realisasi 2013
Pertumbuhan (%)
12,500
17,392
139.1%
9,591
181.3%
Total penerima manfaat Dana Kemitraan pada tahun 2014 adalah 547 mitra binaan, yang tinggal di 12 area
sebagaimana tampak pada tabel berikut.
No
Wilayah
RKA 2014
Semester I
Semester II
MB
Pinjaman
MB
Pinjaman
Tahun 2014
%
1
Kota Pangkalpinang
1,500,000,000
50
1,753,000,000
60
2,087,000.000
3,840,000,000
256%
2
Kabupaten Bangka
1,500,000,000
26
954,000,000
38
1,058,000.000
2,012,000,000
134%
3
Kabupaten Bangka Barat
1,400,000,000
13
350,000,000
13
485,000.000
835,000,000
60%
4
Kabupaten Bangka Tengah
1,500,000,000
59
1,982,000,000
52
1,590,000.000
3,572,500,000
238%
5
Kabupaten Bangka Selatan
1,500,000,000
90
2,713,000,000
68
1,940,000.000
4,653,500,000
310%
6
Kabupaten Belitung
1,400,000,000
3
95,000,000
8
210,000.000
305,000,000
22%
7
Kabupaten Belitung Timur
1,400,000,000
7
165,000,000
0
-
165,000,000
12%
8
Karimun Kundur
1,400,000,000
10
312,000,000
11
275,000.000
587,000,000
42%
9
Dabo Singkep
400,000,000
20
705,000,000
6
205,000.000
910,000,000
228%
10
Jakarta
200,000,000
4
150,000,000
1
50,000.000
200,000,000
100%
11
Bandung
200,000,000
4
185,000,000
2
50,000.000
235,000,000
118%
12
Yogyakarta
100,000,000
2
76,000,000
0
-
76,000,000
76%
JUMLAH
LAPORAN TAHUNAN 2014
12,500,000,00
288
9,441,500,000
259
7,950,500.000
134%
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
291
Bidang usaha mitra binaan yang didukung oleh Perseroan pada tahun operasional 2014 adalah Perdagangan,
Industri, Jasa, Perikanan, Peternakan, Perikanan dan Koperasi, dengan rincian sebagai berikut.
Tabel Penyaluran Program Kemitraan Per Jenis Usaha
Perdagangan
No
Industri
Jasa
Perikanan
Pertanian
Wilayah
Total
MB
Pinjaman
MB
Pinjaman
MB
Pinjaman
MB
Pinjaman
MB
Pinjaman
Nilai
1
Kota Pangkalpinang
67
2,325,000,000
13
410,000.000
30
1,105,000.000
0
-
0
-
110
3,840,000.000
2
Kabupaten Bangka
39
1,300,000,000
9
50,000.000
12
395,000.000
4
80,000.000
0
-
64
2,012,000.000
3
Kabupaten Bangka Barat
13
490,000,000
3
485,500.000
9
265,000.000
0
-
1
4
Kabupaten Bangka Tengah
88
2,855,000,000
17
477,000.000
6
240,000.000
0
-
0
5
Kabupaten Bangka Selatan
117
3,498,500,000
15
490,000.000
21
555,000.000
3
45,000.000
1
6
Kabupaten Belitung
5
115,000,000
2
50,000.000
4
140,000.000
0
-
0
7
Kabupaten Belitung Timur
5
110,000,000
1
15,000,000
1
40,000.000
0
-
0
8
Karimun Kundur
7
237,500,000
5
180,000.000
2
65,000.000
0
-
2
35,000.000
30,000.000
20,000.000
50,000.000
-
26
835,000.000
111
3,572,500.000
158
4,653,500.000
11
305,000.000
7
165,000.000
16
517,500.000
9
Dabo Singkep
22
775,000,000
2
25,000.000
4
130,000.000
0
-
1
10
Jakarta
2
100,000,000
1
25,000.000
1
25,000.000
0
-
0
11
Bandung
3
110,000,000
1
40,000,000
1
45,000.000
0
-
0
12
Yogyakarta
1
48,000,000
0
-
0
-
0
-
1
28,000.000
3,005,000.000
7
125,000,00
6
163,000.000
547
Jumlah
369
11,964.000,000
2,009,500,000
31
980,000.000
-
5
200,000.000
-
6
235,000.000
2
76,000.000
17,391,500.000
Selain dukungan dalam bentuk pinjaman lunak, Perseroan juga membantu pengembangan usaha para mitra
binaan dengan memberikan beragam pelatihan meliputi: pembekalan dan motivasi kewirausahaan dan manajemen
rukhyah di Pangkalpinang dan kabupaten-kabupaten lain di Provinsi Bangka Belitung. Dalam penyelenggaraannya,
Perusahaan bekerja sama dengan berbagai dinas setempat, Bank Muamalat, Bank Syariah Bangka, dan Fakultas
Ekonomi Universitas Bangka Belitung.
Melengkapi program pelatihan yang diberikan, Perseroan juga mendukung pengembangan usaha mitra binaan
dengan mengikutsertakan mereka pada berbagai pameran produk UKM baik dalam skala lokal, nasional, hingga
internasional. Dengan demikian, produk dan inovasi yang mereka ciptakan dapat lebih dikenal di kalangan
masyarakat luas.
Untuk para Mitra Binaan yang bergerak di bidang kerajinan pewter, akar bahar, renda, aksesoris, dan makanan,
mendapatkan bantuan dari Perusahaan untuk memasarkan produk unggulan mereka. Sejumlah Mitra Binaan
diikutsertakan dalam pameran-pameran tingkat nasional seperti:
•
INACRAFT 2014 Jakarta Convention Center, Jakarta
•
Belitung Fair 2014 di kawasan wisata Tanjung Pendam, Tanjung Pandan Belitung
•
Pameran Negeri Sejuta Pelangi Fair 2014 di Stadion Utama BTP Manggar Belitung Timur
•
Pameran Agrinex ke-8 tahun 2014, ajang pameran bertema ketahanan pangan
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
292
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Tanggung Jawab terhadap Komunitas
Untuk tahun 2015, Perseroan telah menganggarkan dana untuk Program Kemitraan sebesar Rp12,50 miliar,
dengan sasaran total Mitra Binaan sebanyak 547 pihak, yang tersebar di 12 wilayah operasional. Seluruh dana ini
akan diambil dari dana Program Kemitraan tahun sebelumnya yang masih tersedia.
SONGKET MARKANAH
Saat ini sudah sangat jarang dijumpai adanya penenun handal di berbagai daerah di tanah air. Salah satu
penenun yang masih eksis saat ini adalah Markanah, salah seorang mitra binaan PT TIMAH. Dengan
ketrampilannya, aneka benang yang terkesan lusuh dan kusut bisa ‘disulap’ menjadi selembar songket
nan indah dengan warna-warna yang cerah. Bermodal ketekunan dan kesabaran memintal helai demi helai
benang, dalam tempo satu bulan perempuan kelahiran Tanjungpandan, mampu menghasilkan satu lembar
kain songket ukuran 2mx2m.
Ketrampilan menenun Markanah lahir dari program pelatihan yang disediakan oleh mitra binaan PT TIMAH, Ibu
Maslina. Perseroan mendukung penuh program pelatihan yang diberikan selama satu bulan. Usai mengikuti
pelatihan, mereka dibekali satu unit alat tenun lengkap dengan bahan bakunya.
Berbekal alat tenun dukungan Program Kemitraan PT TIMAH, Markanah mulai memproduksi kain songket
dan menjualnya melalui galeri UMKM. Perseroan juga mendukung program promosi salah satu mitra binaan
tersebut dengan mengikutkan produk Songket Markanah dalam program pameran yang disponsori oleh PT
TIMAH.
Untuk memajukan usahanya, hingga saat ini Markanah sudah dua kali memperoleh kesempatan pinjaman
modal. Saat ini alat tenun yang dimiliki Markanah sudah bertambah menjadi ernpat unit. Untuk menambah
keragaman produknya, Markanah berencana akan mengembangkan motif motif khas Belitung.
Kemajuan usaha Markanah kini telah menginspirasi beberapa tetangga dan rekan usaha untuk juga
mengembangkan usaha songket dan menggunakan hasilnya sebagai salah satu sumber pendapatan untuk
mendukung pengeluaran rumah tangga dan membiayai sekolah anak-anak mereka.
PEWTER – KERAJINAN UNGGULAN PROVINSI BANGKA BELITUNG
PEWTER merupakan produk kerajinan logam, gabungan seni cetak dan ukir, menggunakan bahan campuran
97% timah putih, 2% tembaga dan 1% antymon. Produk logam campuran tersebut dapat menghasilkan
berbagai produk kerajinan pewter diantaranya gantungan kunci, piala, vas, cangkir, asbak hingga replika
kapal seperti kapal keruk, kapal phinisi, dan sebagainya dengan detail yang rinci. Harga dari setiap produk
sangat beragam dimulai dari Rp20.000 sampai dengan puluhan juta rupiah, tergantung dari ukuran dan tingkat
kesulitan dalam proses pembuatannya.
PT TIMAH, sebagai salah satu BUMN dengan produk unggulan adalah logam timah, sangat mendukung
perkembangan seni kerajinan pewter ini. Sebagai wujud dukungan, Perseroan mengikut sertakan produk
karya mitra binaan dalam ajang pameran “Negeri Sejuta Pelangi Fair” yang diselenggarakan secara rutin.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
293
Dalam ajang pameran “Negeri Sejuta Pelangi Fair 2014” yang diselenggarakan di Bangka, PT TIMAH
membuka stan produk pewter buah karya Sugiawan dan kawan-kawan, mitra binaan Perseroan. Berbagai
aneka macam bentuk dan kreativitas yang lebih bervariasi, produk-produk yang ditampilkan di stan PT TIMAH
mampu memukau para pengunjung, termasuk Gubernur Bangka Belitung Rustam Effendi.
Bupati Belitung Timur Basuri T Purnama saat mengunjungi stand PT TIMAH memberikan apresiasi dan pujian
kepada para pengrajin Pewter yang berada dibawah naungan Perseroan, karena telah mampu membuat
produk yang berkualitas dan memiliki daya jual yang tinggi.
Produk-produk berkualitas tersebut merupakan hasil dari program-program pelatihan-pelatihan kepada
para pengrajin Pewter yang didukung Perseroan dengan tujuan agar mereka mampu mengelola dan
mengembangkan usahanya dengan baik sehingga dapat menghasilkan produk-produk yang berkualitas
tinggi.
REALISASI PROGRAM BINA LINGKUNGAN [G4-EC7]
Program Bina Lingkungan merupakan wujud komitmen Perseroan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
lokal. Program ini mencakup pemberian bantuan dalam bidang pendidikan, pelatihan dan magang, pertanian,
peternakan dan perikanan, penghijauan, serta pengolahan limbah. Perseroan juga membantu Pemerintah
meningkatkan kualitas sarana ibadah, dengan cara berkontribusi terhadap pembangunan dan renovasi rumahrumah ibadah berbagai agama di wilayah operasinya.
Besaran dana yang dialokasikan untuk mendukung pelaksanaan program Bina Lingkungan dtetapkan melalui
RUPS, dimana untuk tahun 2014 telah ditetapkan dana sebesar Rp4,29 miliar. Dari anggaran tersebut, sebesar
Rp1,25 miliar, atau 29,02% anggaran, telah disalurkan dalam berbagai bentuk kegiatan kepada para penerima
manfaat dengan rincian sebagai berikut.
Realisasi Penyaluran Dana Bina Lingkungan, 2014
No
PER WILAYAH
RKA TAHUN 2014
Realisasi
%
1
Pangkalpinang
343.200.000
157.000.000
45,75%
2
Bangka
429.000.000
-
0,00%
3
Bangka Barat
643.500.000
-
0,00%
4
Bangka Tengah
257.400.000
-
0,00%
5
Bangka Selatan
643.500.000
-
0,00%
6
Belitung
429.000.000
170.000.000
39,63%
7
Belitung Timur
643.500.000
-
0,00%
8
Karimun Kundur
643.500.000
-
0,00%
9
Dabo Singkep
85.800.000
158.000.000
195,80%
10
Lainnya
171.600.000
750.000.000
437,06%
4.290.000.000
1.245.000.000
29,02%
JUMLAH
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
294
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Tanggung Jawab terhadap Komunitas
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, penyaluran dana Program Bina Lingkungan ditujukan untuk mendukung
kehidupan kemasyarakatan meliputi bantuan untuk: sarana ibadah, pendidikan dan pelatihan, sarana & prasarana
umum, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan.
Berbagai kegiatan dalam rangka penyaluran dana Bina Lingkungan yang dilaksanakan selama tahun 2014 meliputi:
• Penanaman pohon bakau di Kabupaten Bangka
• Pembudidayaan lada putih sebagai kebun percontohan
• Pembangunan Rumah Sehat di sejumlah wilayah operasional, bekerja sama dengan LPM setempat
• Bantuan pembangunan rumah ibadah
• Bantuan pembangunan Museum Timah Indonesia sebagai pendukung kegiatan pariwisata Bangka – Belitung.
Untuk tahun 2015, Perusahaan menganggarkan dana untuk Program Bina Lingkungan sebesar Rp4,29 miliar.
REALISASI PROGRAM CSR
Kegiatan CSR Perseroan pada dasarnya lebih berfokus pada 3 bidang sosial, yakni: Sektor Pendidikan, sektor
kesehatan dan ekonomi. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, dalam program CSR, Perseroan lebih menitik
beratkan pemberian bantuan dan penyaluran dana untuk kegiatan pendidikan dan keagamaan. Untuk bantuan
dalam bidang pendidikan, program yang diberikan berupa pemberian beasiswa dari jenjang pendidikan SD hingga
SMA, bahkan perguruan tinggi, bantuan pembangunan dan renovasi sekolah-sekolah dan penyelenggaraan
beberapa program khusus dibidang pendidikan, seperti program PT TIMAH Goes To School.
Selain kedua bidang tersebut program CSR juga menyasar sendi-sendi kehidupan kemasayarakatan lain, seperti:
pembangunan dermaga untuk nelayan, pembuatan kanal kecil di muara-muara untuk jalur sandar kapal nelayan
ke dekat pemukiman, bantuan peralatan tangkap dan keselamatan bagi nelayan, bantuan peralatan perawatan
kapal tangkap ikan dan sebagainya.
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
295
PT TIMAH GOES TO SCHOOL – PARTISIPASI CSR BIDANG PENDIDIKAN
“PT TIMAH Goes To School” adalah kegiatan pengajaran Bahasa Inggris oleh instruktur profesional. Kegiatan
ini merupakan wujud kepedulian PT TIMAH (Persero) Tbk terhadap kualitas pendidikan di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Sejumlah sekolah di Kabupaten Bangka Induk, Bangka Barat, Bangka Tengah dan Belitung
Timur telah mengikuti program ini.
Program berbasis edukasi ini diikuti kurang lebih 4.000 pelajar tingkat SMP/SMA/SMK sederajat se-Bangka
Selatan.
Program “PT TIMAH Goes to School” untuk tingkat SMP dan sederajat diberikan dalam bentuk PT TIMAH
Fun English Workshop, cara mudah pintar berbahasa Inggris yang dikemas dalam bentuk games, tepukan
dan nyanyian dengan tujuan membuat siswa merubah stigma Bahasa Inggris menjadi bahasa pergaulan yang
mudah dipelajari dan dipraktekkan.
Sementara untuk tingkat SMA-sederajat, kegiatan “PT TIMAH Goes to School” berisi Entrepreneurship
Campaign atau kampanye menjadi pengusaha bersama PT TIMAH. Kegiatan ini diisi oleh para motivator dan
pelaku usaha langsung. Tujuannya adalah merubah pandangan penduduk setempat, agar siswa yang tamat
sekolah tidak lagi bertujuan menjadi Pegawai Negeri Sipil semata.
Atas kiprahnya dalam mendukung bidang pendidikan, Bupati Bangka Selatan H. Jamro menyampaikan terima
kasihnya kepada PT TIMAH yang mewujudkan kepeduliannya, khususnya terhadap pendidikan di Bangka
Selatan. Menurut Bupati, program ini dapat menjadi pembelajaran bagi siswa dan juga guru dalam metode
baru pelajaran Bahasa Inggris. H. Jamro berharap agar seluruh siswa dan guru Bahasa Inggris di Bangka
Selatan dapat memanfaatkan program yang diluncurkan CSR PT TIMAH tersebut.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
TENTANG LAPORAN INI
296
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
Tanggung Jawab Terhadap
Konsumen
Konsumen adalah pemangku
kepentingan utama yang
memiliki makna strategis bagi
berkembangnya dan berlanjutnya
usaha. Oleh karenanya
Perseroan senantiasa berupaya
memenuhi harapan mereka,
termasuk menyelesaikan
seluruh keluhan. Sebagai bentuk
komitmen untuk meningkatkan
kualitas layanan dan menjaga
kepuasan pelanggan,
Perseroan menyediakan
sarana penyampaian keluhan
pelanggan dan menindaklanjuti
setiap keluhan yang ada.
LAPORAN TAHUNAN 2014
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
297
Dalam rangka menjalankan tanggung jawab terhadap para konsumennya, Perseroan melakukan
pengawasan yang ketat terhadap seluruh tahapan dalam mata rantai produksi untuk semua produkproduknya. Proses-proses produksi dilakukan dengan mengacu pada standar yang berlaku dan
dipastikan tidak berdampak negatif terhadap kesehatan dan keselamatan pengguna produk-produk
tersebut. [G4-PR1]
Proses pengawasan dan penjaminan kualitas seluruh produk PT TIMAH dilakukan mulai tahap
perancangan produk, penelitian dan pengembangan, penambangan, pencucian dan peleburan,
sertifikasi, penggunaan bahan daur ulang, penggudangan, pengiriman ke pelanggan, hingga
penggunaan produk oleh pelanggan.
Hasil produk kemudian dianalisis untuk mendapatkan kepastian kandungan logam maupun
pengotornya, dan disertifikasi sesuai standar yang berlaku secara internasional. Dengan sertifikasi
tersebut, Perseroan menjamin seluruh produknya aman bagi kesehatan penggunanya, baik langsung
maupun tidak langsung.
Sesuai Peraturan Menteri Perdagangan No. 32 Tahun 2013, mengenai ketentuan ekspor timah
sejak 30 Agustus 2013, kegiatan pemasaran Perusahaan dilakukan melalui satu pintu, yaitu Bursa
Timah Indonesia di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI). Peraturan dimaksud kemudian
disempurnakan melalui Peraturan Menteri Perdagangan No44/2014, yang mulai berlaku sejak
November 2014.
Sesuai peraturan tersebut, Seluruh bijih timah Perseroan dapat dipertanggungjawabkan asalusulnya dan kualitasnya dapat ditelusuri dan diverifikasi, mengacu pada sistem ISO 9000:2000.
Perusahaan juga menggunakan jasa surveyor independen SUCOFINDO untuk mengidentifikasi dan
memberikan pemastian tentang asal-usul bijih timahnya.
Perseroan tidak pernah melanggar peraturan, etika, ataupun prosedur terkait penggunaan logam PT
TIMAH yang membahayakan dan mengganggu kesehatan penggunanya dalam daur hidup produk
yang wajar. Seluruh proses kerja dan proses produksi di PT TIMAH mengacu pada prosedur operasi
standar (SOP), yang dievaluasi dan diaudit oleh Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen SGS.
Sementara itu, pengendalian mutu untuk proses peleburan timah, pemurnian, dan pengecoran
produk Banka, Banka Low Lead, Banka Four Nine, dan Mentok (dalam berbagai bentuk dan ukuran)
telah dijamin oleh ISO 9001:2008.
Produk PT TIMAH dilengkapi dengan informasi penting yang perlu diketahui oleh pelanggan,
yang mencakup kandungan timah dan sertifikat asal barang. Sertifikat asal barang (certificate of
origin) untuk produk-produk timah Perseroan diterbitkan oleh Departemen Perdagangan Republik
Indonesia. Sertifikat ini memberi jaminan bahwa produk tersebut berasal dari sumber yang sah
dan taat hukum. Informasi kandungan timah tercantum dalam Weight & Analysis Certificate
yang dikeluarkan oleh laboratorium yang terakreditasi. Perseroan juga tidak pernah melakukan
pelanggaran terhadap peraturan-peraturan ataupun standar-standar lainnya yang berlaku, ataupun
dikenai sanksi atau menerima pengaduan yang terkait dengan hal tersebut. [G4-PR3]
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
LAPORAN PENGURUS
PERUSAHAAN
TENTANG LAPORAN INI
298
PROFIL PT TIMAH
INFORMASI BAGI
INVESTOR
TINJAUAN
OPERASIONAL
Tanggung Jawab Terhadap Konsumen
Diagram Alir Kegiatan Operasional PT TIMAH (Persero) Tbk
PRODUK
SERTIFIKASI BERAT
DAN ANALISIS
KANDUNGAN TIMAH
SUPERVISI
LEMBAGA
INDEPENDEN
SERTIFIKASI
ASAL BARANG
PEMASARAN
PENGEMASAN
DOMESTIK 5%
ASURANSI
PENGEPAKAN DAN
PENYIMPANAN DI
GUDANG
EKSPORT 95%
LAPORAN TAHUNAN 2014
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
MANAJEMEN
LAPORAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
INFORMASI
PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 2014
299
Pemasaran & Pelayanan Pelanggan [G4-PR7]
Dalam melakukan kegiatan pemasaran, Perseroan mematuhi standar hukum dan peraturan perundang-undangan
yang terkait dengan komunikasi pemasaran. Selama tahun 2014, PT TIMAH tidak pernah melakukan pelanggaran
hukum berkenaan dengan kegiatan pemasarannya.
Sehubungan dengan pemberlakukan Peraturan Perdagangan tersebut diatas, Perseroan telah menjalin komunikasi
dan menyarankan seluruh pelanggan menjadi anggota BKDI, agar transaksi dapat dilakukan sesuai ketentuan.
Kesediaan pelanggan menjadi anggota BKDI membuat Perseroan dapat memberikan layanan maksimal dalam
koridor peraturan perdagangan produk timah terbaru tersebut. Kepatuhan terhadap regulasi dan komitmen
menjaga hubungan baik dengan pelanggan membuat Perseroan terhindar dari pelanggaran terkait kegiatan
pemasaran maupun pelanggaran peraturan dalam kegiatan perdagangan timah.
Hal tersebut menunjukkan komunikasi Perseroan dengan para pelanggan, sebagai bagian dari kegiatan pelayanan
kepada pelanggan, berlangsung dengan baik dan memberi hasil positif bagai perkembangan industri pertimahan
di Indonesia dan bagi pertumbuhan usaha Perseroan dimasa mendatang.
Kepuasan Pelanggan [G4-PR5]
Sebagai bentuk komitmen untuk meningkatkan kualitas layanan dan menjaga kepuasan pelanggan, Perseroan
menyediakan sarana penyampaian keluhan pelanggan dan menindaklanjuti setiap keluhan yang ada, baik
menyangkut kualitas produk yang dijual kepada pelanggan maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan
transaksi dengan pelanggan.
Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dan sebagai dasar pelaksanaan perbaikan kualitas layanan,
Perseroan mengadakan Survei Kepuasan Pelanggan secara berkala. Hasil kegiatan survei yang dilaksanakan
pada tahun 2013 menunjukkan bahwa Perseroan telah berhasil memperbaiki beberapa parameter dalam
pelayanan. Namun demikian masih ada beberapa aspek layanan yang harus ditingkatkan, misalnya mengenai
kualitas kemasan, label produk dan sebagainya.
Selain berupaya mendapatkan umpan balik bagi peningkatan kualitas layanan kepada pelanggan, Perseroan
konsisten menerapkan kebijakan untuk menjaga privasi pelanggan sesuai kaidah hubungan perdagangan yang
berlaku. Perseroan juga konsisten menerapkan kebijakan untuk mematuhi seluruh ketentuan hukum, peraturan,
dan standar praktek operasional yang berlaku sehingga sepanjang tahun pelaporan 2014, PT TIMAH terhindar dari
denda atau sanksi lainnya akibat pelanggaran atas peraturan perundang-undangan yang berlaku, terkait dengan
pengadaan dan penggunaan barang dan jasa yang dihasilkan.
PT TIMAH (PERSERO) TBK.
Download