pranata sosial masyarakat lokalisasi batu 15

advertisement
PRANATA SOSIAL MASYARAKAT LOKALISASI BATU 15
Naskah Publikasi
Oleh
JAMAL ABDILLAH
NIM: 100569201063
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2015
1
2
PRANATA SOSIAL MASYARAKAT LOKALISASI BATU 15
Jamal Abdillah [email protected]
Nanik Rahmawati, M.Si [email protected]
Marisa Elsera, S.Sos,M.Si [email protected],
ABSTRAK
Pranata Sosial adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir yang yang
mengejawantahkan nilai-nilai serta prosedur umum yang mengatur dan memenuhi
kegiatan pokok warga masyarakat. Pranata sosial terdapat dalam setiap
masyarakat, baik masyarakat sederhana maupun masyarakat kompleks atau
masyarakat modern, karena pranata sosial merupakan tuntutan mutlak adanya
suatu masyarakat atau komunitasLokalisasi adalah pembatasan terhadap suatu
tempat tertentu dan khusus, berupa daerah atau ruang lingkup, pembatasan
penyebaran penyakit, dan penentuan suatu lokasi, dimana para Pekerja Seks
Komersial (PSK) menjalankan profesinya dalam rangka mempertahankan
kehidupan ekonominya wanita pekerja malam (PSK). Dalam prakteknya,
lokalisasi sangat berdampak negatif bagi masyarakat luas dan merusak generasi
muda di Tanjungpinang. Namun tidak demikian dengan anggapan masyarakat
yang tinggal di wilayah lokalisasi, karena hal ini berdampak positif dalam segi
ekonomi dan sosial.
Adapun dampak positif yang terdapat di lokalisasi adalah di mana para
pekerja seks komesial (psk) tersebut tidak terdapat batasan dalam berinteraksi
dengan masyarakat. Dampak positif lainnya, bagi masyarakat di sekitar
lingkungan lokalisasi, para pekerja seks juga mau memberi sumbangan kepada
masyarakat sekitar seperti berpartisipasi dalam kegiatan olah raga, memberikan
sumbangan dana untuk pembangunan gang jalan atau gapura, serta memberikan
sumbangan untuk fasilitas lampu jalanan sepanjang jalan gang di lokalisasi
tersebut, serta kegiatan bergotong royong lainnya, padahal Lokalisasi di batu 15
ilegal. Tidak ada yang pernah meresmikan. lokalisasi batu 15 ini berkembang
dengan pesat samapai saat ini ,di mana masyarakat yang ada dalam lingkugan
lokalisasi tidak merasa terganggu dengan aktivitas lokaliasai yang marak di
kunjungngi oleh para pelaku seks bebas. Untuk mengetahui terbentuknya Pranata
Sosial dalam masyarakat Lokalisasi di Batu 15 di kalangan tempat tinggal
masyarakat, yang berada di Kelurahan Air Raja Tanjungpinang Timur.Jenis
penelitian ini bersifat kualitatif lokasi penelitian ini berada di lokalisasi batu 15
Kelurahan Air Raja TanjungPinang Kecamatan TanjungPinang Timur, Penelitian
ini menggunakan konsep Pranata sosial Hurtondan Hunt yang tetuang pada Nilai
dan Norma, Dalam sosiologi dikenal ada empat tingkatan dalam proses
pelembagaan: Cara, Kebiasaan, Tata Kelakuan, Adat Istiadat di linggkugan
lokalisasi Batu 15.
Kata Kunci : Pranata Sosial Lokalisasi Batu 15
3
PRANATA SOSIAL MASYARAKAT LOKALISASI BATU 15
Jamal Abdillah [email protected]
Nanik Rahmawati, M.Si [email protected]
Marisa Elsera, S.Sos,M.Si [email protected],
ABSTRACT
Social Institution is organized system of social relations that embody the
values and general procedures which regulate and meet the main activities of the
community. Social institutions present in every society, both the public simple and
complex society or modern society, as a social institution is an absolute demand a
society or komunitasLokalisasi are the limits of a particular place and a
particular form of regional or scope, limiting the spread of disease, and the
determination of a location, where the commercial sex workers (CSWs) profession
in order to maintain the economic life of women night workers (PSK). In practice,
the localization is very damaging to the wider community and destroy the young
generation in Tanjungpinang. But not so with the assumption that people living in
the area of localization, because it had a positive impact in terms of economic and
social.
The positive impact contained in localization is where sex workers
komesial (psk) that there are no limits interaction with the community. Other
positive impacts, for communities around the neighborhood brothels, sex workers
are also willing to contribute to the local community, such as participating in
sports activities, to contribute funds for the construction of an alley way or gate,
as well as contributing to the facilities street lamps along the alley in the
localization , as well as other activities of mutual cooperation, whereas
Localization in 15 illegal stone. No one ever inaugurated. 15 stone localization is
growing rapidly samapai today, where people are present in the localization of
environmental not bothered by lokaliasai activity is rampant in kunjungngi by sex
offenders is free. To determine the formation of Social Institution in society
Localization in Batu 15 among community residences, which is located in the
Village Air King Tanjungpinang Timur.Jenis this research is qualitative research
sites are located in 15 stone localization Village Water District of Tanjungpinang
Tanjungpinang King East, this study uses the concept of social Institution
Hurtondan Hunt tetuang on Values and Norms, known in sociology there are four
levels in the process of institutionalization: How, Habits, Rules of behavior,
Customs in linggkugan localization Batu 15.
Keywords: Social Institution, Localization Stone 15
4
Lokalisasi
I. PENDAHULUAN
adalah
pembatasan
terhadap suatu tempat tertentu dan khusus,
A. latar Belakang
berupa
daerah
pembatasan
Manusia
adalah
makhluk
selalu berinteraksi dengan
Interaksi
sosial
Seks
Aturan
dalam
ada
dalam
sampah
daerah
masyarakat.
menyimpang
maupun
wanita
ketidaksesuaian
kebudayaan
atau
meresahkan
atau
hubungan
kebiasaan
kelamin
diluar
hakekatnya
adalah perilaku seks
berganti-ganti
yang
pasangan.
(http://www.kompasiana.com).
sosial
Provinsi Kepri merupakan wilayah
adanya
yang memiliki kekhususan secara geografis
unsur-unsur
karena berbatasan dengan negara tetangga,
akibat
antara
mempunyai
ataupun tidak. Prostitusi atau pelacuran pada
Penyimpangan
disosiatif. Masalah
timbul
berkembang
perkawinan, baik dengan imbalan jasa
individu
sosial karena akibat adanya proses interaksi
sendiri
yang
melakukan
sosial yang terjadi akan menjadi masalah
sosial yang
Lokalisasi
komersial atau Wanita Tuna Susila adalah
pembenarannya sebagai bagian
daripada makhluk sosial.
hitam.
daerah dan kota-kota lain. Pekerja seks
atau
atau kepatutan, baik dalam sudut pandang
secara
rumah
serta perpindahan penduduk dari daerah-
tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan
(agama)
penghancur
yang begitu cepat terutama dari urbanisasi
penyimpangan sosial adalah perilaku yang
kemanusiaan
masyarakat,
bersamaan dengan pertumbuhan penduduk
menyimpang atau penyimpangan
Perilaku
ini
tangga, dan dipersepsikan sebagai penghuni
dalam masyarakat biasa disebut dengan
sosial.
Dewasa
ini. Misalnya, profesi ini dianggap sebagai
dalam
Tindakan yang bertentangan dengan norma
perilaku
ekonominya.
stigma negatif terhadap keberadaan profesi
masyarakat tersebut yang
dalam tindakan yang tidak sesuai dengan
yang
menjalankan
masyarakat pada umumnya memberikan
masyarakat diberlakukan sebagai upaya
aturan
(PSK)
Pekerja Seks Komersial (PSK), dimana
masyarakat.
disebut dengan norma. Norma
dan
Indonesia sebagai tempat tinggal/rumah para
berbuat dan berperilaku sesuai dengan nilai
oleh
penyakit,
lokalisasi sangat dikenal oleh masyarakat
kelamaan akan menjadi sebuah aturan untuk
baik
Komersial
kehidupan
dalam berperilaku. Kebiasaan tersebut lama
dianggap
penyebaran
lingkup,
profesinya dalam rangka mempertahankan
semakin
lama akan menghasilkan suatu kebiasaan
yang
ruang
penentuan suatu lokasi, dimana para Pekerja
yang
sesamanya.
antarmanusia
atau
yang
sehingga merupakan pintu masuk lintas
membahayakan
batas antara Indonesia, Singapura, Malaysia
masyarakat
dan
kehidupan sosial.
Vietnam.
wilayahnya
didominasi
dengan perairan merupakan daerah lintas
kepulauan yang menjadi lintasan strategis
5
jalur
perekonomian,
perdagangan,
akan merusak mental generasi muda yang
pariwisata, industri dan investasi. Dari segi
ada
sumber
(http://www.haluankepri.com)
daya
alam
Kepri
memiliki
di
pertambangan, gas alam. Dengan kondisi
wilayah
lautan
yang
mendukung
Ibu
Kota
Masyarakat
Provinsi
yang
Kepri.
tinggal
di
bagi
lingkungan lokalisasi dan para pekerja seks
pengembangan usaha budidaya perikanan
omersial (PSK) ini merupakan masyarakat
dan pariwisata. Dengan potensi wilayah
pendatang dari daerah luar yang bermukim
Kepri yang besar pemerintah menciptakan
di Tanjungpinang tepatnya di lokalisasi batu
kawasan ekonomi khusus atau disebut juga
15.
FTZ.
pelabuhan nasional Sri Bintan Pura untuk
mencari pekerjaan yang lebih baik lagi. Hal
Menurut Manaf, pada tahun 1991
ini dikarenakan kondisi ekonomi di daerah
lokalisasi ini sudah ada dan mulai beroperasi
tempat tinggal mereka sangat sulit yang
sampai sekarang dulunya lokalisasi ini
berada
di
batu
13
seiring
mengakibatkan
dengan
Tanjungpinang.
permasalah-
pekerja
sempat di tutup oleh Bahtiar Camsyah yang
komersial
di
batu
15
Lokalisasi batu 15 memang sudah
penutupan di lakukan karena permintaan
lama ada di Tanjungpinang. Kebanyakan,
tokoh-tokoh masyarakat dan para ulama dan
orang-orang yang 'bekerja' di sana adalah
Front Pembela Islam mendesak Pemerintah
orang dari luar daerah. Maka dari itu, tidak
Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau
menutup kemungkinan jika nanti banyak
untuk menutup Lokalisasi Batu 15, yang
pekerja yang datang dari Pulau Jawa,
semakin marak tejadi banyak dihuni oleh
terutama 'alumni' Gang Dolly Surabaya yang
para pekerja seks dan lokalisasi ini resmi di
ke Tanjungpinang hanya untuk menjadi
tutup pada tahun 2007. Setelah ditutup,
PSK. (http://batamtoday.com)
lokalisasi itu dijadikan pusat jajanan serba
hanya
seks
Tanjungpinang.
saat itu menjabat sebagai menteri sosial,
tapi
pengetahuan
pekerjakan sebagai wanita penghibur atau
yang silam yaitu tahun 2007. Lokalisasi ini
(pujasera),
Kurangnya
akan informasi membuat mereka (psk) di
permasalahan yang ada pada empat tahun
ada
hutang.
negeri, dan akhirnya mereka sampai ke
lokalisasi ini berpindah tempat ke batu 15,
bayaknya
terlilit
seseorang untuk di jadikan TKI di luar
pembagunan di kota Tanjungpinang maka
seiring
mereka
Berawal di janjikannya pekerjaan dengan
perkembagan zaman dan mulai banyaknya
dan
Mereka datang lewat jalur laut dari
Di dalam lingkungan lokalisasi
beroperasi
terdapat
beberapa bulan saja. Setelah itu, praktek
fasilitas-fasilitas
umum
seperti
terdapatnya bangunan balai pertemuan yang
maksiat ini kembali muncul dan terus
letaknya
berkembang dan kini betul-betul telah
tidak
jauh
dengan
lokalisasi,
masyarakat di lingkugan ini sudah terbiasa
merajalela serta meresahkan masyarakat
dengan
luas. Sangat dikhawatirkan kehadirannya
6
adanya
lokalisasi.
Dikatakan
lokalisasi di batu 15 ini, karena tempat ini
saat ini ,di mana masyarakat yang ada dalam
dijadikan tempat untuk menyimpan wanita
lingkugan lokalisasi tidak merasa terganggu
pekerja malam (PSK). Dalam prakteknya,
dengan aktivitas lokaliasai yang marak di
lokalisasi sangat berdampak negatif bagi
kunjungngi oleh para pelaku seks bebas.
masyarakat luas dan merusak generasi muda
(http://batamtoday.com)
di Tanjungpinang. Namun tidak demikian
Pranata sosial bermula dari adanya
dengan anggapan masyarakat yang tinggal di
kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang perlu
wilayah lokalisasi, karena hal ini berdampak
di penuhi, pemenuhan kebutuhan tersebut
positif dalam segi ekonomi dan sosial.
perlu
Adapun
dampak
sehingga
ahirnya
di
yang
perlukan adanya norma-norma dan nilai
terdapat di lokalisasi adalah di mana para
tersebut berkembang menjadi pranata sosial
pekerja seks komesial (psk) tersebut tidak
yang pada dasarnya di ciptakan untuk
terdapat batasan dalam berinteraksi dengan
memenuhi kebutuhan masyarakat, Pranata
masyarakat. Dampak positif lainnya, bagi
sosial berasal dari bahasa asing sosial
masyarakat di sekitar lingkungan lokalisasi,
institutions, itulah sebabnya ada beberapa
para pekerja seks juga mau memberi
ahli sosiologi yang mengartikannya sebagai
sumbangan
sekitar
lembaga kemasyarakatan. Menurut Horton
seperti berpartisipasi dalam kegiatan olah
dan Hunt (1987), yang dimaksud dengan
raga, memberikan sumbangan dana untuk
pranata sosial adalah suatu sistem norma
pembangunan gang jalan atau gapura, serta
untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan
memberikan
fasilitas
yang oleh masyarakat dianggap penting.
lampu jalanan sepanjang jalan gang di
Dengan kata lain, pranata sosial adalah
lokalisasi tersebut, serta kegiatan bergotong
sistem hubungan sosial yang terorganisir
royong
yang yang mengejawantahkan nilai-nilai
kepada
masyarakat
sumbangan
lainnya
positif
keteraturan
itulah
untuk
yang
membuat
lokalisasi batu 15 ini baik di masyarakat.
serta prosedur umum yang mengatur dan
Hal ini dilakukan karena mereka
memenuhi
kegiatan
pokok
warga
(psk) agar dapat diterima oleh masyarakat
masyarakat. Nilai dan Norma Pola perilaku
setempat terkait dengan status pekerjaan
yang dibakukan atau yang disebut prosedur
mereka. Dengan demikian, juga berdampak
umum, dan Sistem hubungan, yakni jaringan
baik bagi pedagang kecil di lokalisasi
peran serta status yang menjadi wahana
tersebut, di mana masyarakat mendapatkan
untuk melaksanakan perilaku sesuai dengan
keuntungan dengan berjualan di lingkungan
prosedur umum yang berlaku di kalagan
lokalisasi untuk meningkatkan kehidupan
lingkugan lokalisasi.
ekonominya.
Pranata sosial terdapat dalam setiap
Lokalisasi di batu 15 ilegal. Tidak
masyarakat,
ada yang pernah meresmikan. lokalisasi batu
maupun
15 ini berkembang dengan pesat samapai
baik
masyarakat
masyarakat
sederhana
kompleks
atau
masyarakat modern, karena pranata sosial
7
merupakan tuntutan mutlak adanya suatu
Bagaimana terbentuknya pranata sosial
masyarakat atau komunitas. Pranata Sosial
dalam masyarakat di lokalisasi ?
yang dimaksud dengan pranata sosial atau
dalam istilah mereka lembaga sosial adalah
A. TUJUAN
DAN
KEGUNAAN
suatu sistem norma untuk mencapai suatu
PENELITIAN
tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat
Tujuan Penelitian
dipandang penting. Maka perlu dipahami
Untuk mengetahui terbentuknya Pranata
aspek-aspek lain dari perlembagaan tersebut
Sosial dalam masyarakat Lokalisasi di
yakni : Norma sosial mendefinisikan norma
Batu 15 di kalangan tempat tinggal
sebagai suatu standar-standar tingkah laku
masyarakat, yang berada di Kelurahan
yang terdapat di dalam semua masyarakat,
Air Raja Tanjungpinang Timur
Nilai Sosial Nilai addalah gagasan mengenai
suatu pengalaman itu berarti atau tidak. Nilai
Kegunaan Penelitian
pada hakikatnya mengarahkan pada perilaku
1. Secara Praktis
dan pertimbangan seseorang, tetapi ia tidak
Dilihat dari kegunaan penelitian
menghakimi apakah sebuah perilaku tertentu
secara praktis penelitian ini diharapkan
itu salah atau benar. Sebuah komunitas
dimana
manusia
membutuhkan
tinggal
pranata
dapat
bersama
demi
memberikan
sumbangan
ilmu
pengetahuan dan pemikiran serta dapat
tujuan
membantu
keteraturan. Semakin kompleks kehidupan
mengenai
masyarakat semakin kompleks pula pranata
sebagai
bahan
permasalahan
informasi
yang
berkaitan
dengan Pranata Sosial Dalam Masyarakat
yang dibutuhkan atau yang dihasilkan guna
Di Lokalisasi Batu 15
pemenuhan kebutuhan pokoknya dalam
kehidupan masyarakat bersama-sama di
lokalisasi
bersama
Berdasarkan
2. Secara Teoritis
latar
Penelitian ini juga diharapkan dapat
belakang masalahan yang ditemukan diatas,
menjadi acuan informasi dalam penelitian-
maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian
Terbentuknya
yang berjudul
Pranata
penelitian berikutnya dengan permasalahan
Bagaimana
Sosial
dalam
Masyarakat Di Lokalisasi.
penelitian
yang
Referensi
Pustaka
sama
serta
bagi
menjadi
pemenuhuan
kebutuhan penelitian lanjutan.
B.
B. Perumusan Masalah
KONSEP OPERASIONAL
Agar mencapai realitas dalam hasil
Berdasarkan uraian latar belakang yang
penelitian secara empiris, maka konsep yang
telah dikemukakan di atas maka yang
masih abstrak perlu dioperasionalkan untuk
menjadi perumusan masalah dalam
benar-benar
penelitian ini adalah:
menyentuh
permasalahan
penelitian yang akan diteliti.
8
Mengacu
kepada topik untuk menciptakan kesamaan
yang mengatur segala perilaku masyarakat
pendapat serta kesatuan pengertian dalam
yang berada pada lokalisasi batu 15 (lima
pembahasan ini maka perlu kiranya penulis
belas) tersebut. dengan tujuan keteraturan
mengemukakan konsep operasional tentang
bagi sesama anggota masyarakat yang ada
berbagai istilah yang dipergunakan dalam
pada daerah tersebut. Dengan adanya norma
penulisan ini. Adapun konsep tersebut
inilah terbentuk pranata-pranata sosial yang
adalah :
ada di suatu masyarakat.
1. Pranata Sosial
2.
Kontrol Sosial
Yang dimaksud pranata sosial dalam
Teori
kontrol
sosial
dalam
penelitian ini yaitu segala nilai-nilai dan
penelitian ini melihat adanya suatu
norma yang bertujuan untuk mengatur setiap
kontrol
perilaku masyarakat khususnya masyarakat
masyarakat yang ada pada lokalisasi
yang berada pada lokalisasi batu 15 (lima
batu 15 (lima belas) tersebut. Seluruh
belas) kota Tanjungpinang. Maka dengan
anggota masyarakat wajib mengikuti
kata lain seluruh dengan adanya pranata
demi menjaga ketertiban pada daerah
sosial menjadi keteraturan dan wajib di ikuti
tersebut. Oleh karena itu dalam menaati
oleh anggota masyarakat yang berada pada
aturan dan norma dalam masyarakat
lokalisasi batu 15 (lima belas) tersebut.
merupakan
Adapun untuk melihat lebih jelasnya suatu
tindakan yang tidak sesuai dengan
pranata
norma-norma sosial yang dipandang
yang
terdapat
pada
lokalisasi
tersebut melalui:
terhadap
suatu
segala
reaksi
perilaku
terhadap
masyarakat.
a. Nilai
C.
Nilai yang dimaksud ialah sesuatu yang
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
dianggap baik dan buruknya dari perilaku
Penelitian ini bersifat kualitatif,
masyarakat ataupun yang ada pada lokalisasi
yaitu berusaha memahami dan menafsirkan
batu 15 (lima belas) tersebut. Nilai ini
sendiri
bertujuan
bertinggkah
laku
untuk
makna suatu peristiwa interikasi tingkah
pedoman
masyarakat
laku manusia dalam situasi tertentu menurut
dalam
perspektif peneliti, dengan kata lain peneliti
kehidupanya. Sehingga menjadikan sesuatu
bukan mencari jawaban atas pertnyaan “apa”
kesesuai kebutuhan masyarakat terhadap
tetapi
yang berlaku pada
lokalisasi batu 15
Dengan
pendekatan
kualitatif, penelitian ini diharapkan mampu
tersebut
b.
“mengapa”.
menggambarkan keadaan yang sebenarnya
(naturalistik) di lapangan. (Prasetya Irawan,
Norma
Norma
yang
dimaksud
2006:49dan64).
dalam
penelitian ini merupakan sesuatu aturan
9
Dalam penelitian kualitatif, untuk
2. Lokasi Penelitian
memperoleh data, fakta, dan informasi di
Penelitian
lapangan, penulis menggunakan teknik dan
Kelurahan Air
alat pengumpulan Jenis penelitian yang
Kecamatan
digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif
adalah
variable
mandiri
atau
lokalisasi
lebih
dilakukan
lain.
adalah
Pendekatan
metodologi
bercampur
aduk
dengan
berada di Lokalisasi Batu 15
kualitatif,
3. Populasi dan Sampel
Dalam
kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-
memperoleh
(2009:216)
suatu
pemahaman
yang
berdasarkan
pada
metodologi
yang
menyelidiki
suatu
kualitatif
ini
pendapatkan
dimana
tidak
dalam
menggunakan
penulis
Sugiyono
penelitian
populasi
karena penelitian kualitatif berangkat dari
kasus tertentu yang ada pada situasi sosial
fenomena sosial dan masalah manusia. Pada
tertentu dan sampel pula dalam penelitian ini
pendekatan ini, peneliti membuat suatu
dinamai informan. Dan pemilihan informan
gambaran, meneliti kata-kata, laporan terinci
penelitian dilakukan dengan menggunakan
dari pandangan informan, dan melakukan
teknik purposive sampling, yaitu sampel
studi pada situasi yang alami.
menggunakan
penelitian
menggunakan
orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan
Dengan
ini
yang
yang menghasilkan data deskriptif berupa
akan
peneliti
terarik untuk melakukan penelitian yang
penelitian melakukan prosedur penelitian
kualitatif
Alasan
pemukiman masyarakat. sehingga peneliti
atau menggabungkan antara variable satu
yang
Timur.
Tanjungpinang
yang berada di Batu Lima Belas di mana
(independen) tanpa membuat perbandingan
dengan
Raja
di
aktifitas-aktifitas di sekitar area lokalisasi
metode
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai
dilakukan
mengambil penelitian disini karena banyak
deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:35)
penelitian
ini
yang bertujuan dimana
data
diperoleh
jenis
langsung pada informan yang dituju saja dan
penelitian deskriptif kualitatif penelitian ini
ditetapkannya informan yang akan dituju
dapat menemukan pemecahan masalah yang
oleh peneliti sendiri, yang menjadi informan
diselidiki dengan menggambarkan keadaan
dalam penelitian ini adalah masyarakat yang
pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
sudah tinggal 10 sampai 20 Tahun di area
yang ditemukan berkaitan dengan penelitian
lokalisasi dan faktor-faktor yang mendukung
tentang Bagaimana Terbentuknya Pranata
peneliti untuk mendapatkan informan seperti
Sosial dalam Masyarakat di Lokalisasi Batu
tokoh-tokoh
15
Lokalisasi Batu 15.
10
masyarakat yang ada di
informan terhadap penelitian. Adapun teknik
4. Sumber dan Jenis Data
Dalam
penelitian
ini
data
dan alat pengumpul data yaitu berupa
didapatkan melalui dua sumber yaitu:
wawancara
mendalam,
observasi
dan
dokumentasi.
a.
Data Primer
Yaitu
data
yang
didapatkan
a. Observasi
langsung dari informan melalui wawancara
Observasi
tidak berstruktur/ bebas dan wawancara
diklasifikasikan menjadi dua cara yaitu cara
dengan menggunakan teknik observasi. Data
berperan serta dan tidak berperan serta.
tersebut seperti identitas informan seperti
Observasi tanpa peran serta, pengamat hanya
umur,pekerjaan dan ciri ciri masyarakat
melakukan satu fungsi yaitu mengadakan
yang tinggal di sekitar area lokalisasi
pengamatan. Namun observasi berperan
tersebut serta respon msyakat dengan adaya
serta, pengamat melakukan dua fungsi
Lokalisasi yang dekat dengan lingkugan
masyarakat.
diperoleh
sekunder
dari
adalah
lembaga
sekaligus
yaitu
menjadi
bagian
sebagai
dari
pengamat
masyarakat
dan
yang
diamatinya.
Data Sekunder
Data
pengamatan
langsung di lokasi penelitian, observasi
secara mendalam (indepth interview) dan
b.
adalah
data
atau
yang
institusi
b. Wawancara mendalam
tertentu. Adapun data pelengkap sebagai
Wawancara
data pendukung penelitian ini diperoleh dari
suatu
buku, dokumen, maupun dokumentasi yang
cara
mendalam
mengumpulkan
merupakan
data
atau
informasi dengan cara langsung bertatap
ada kaitannya dengan penulisan.
muka dengan informan, dengan maksud
mendapatkan gambaran lengkap tentang
5. Teknik dan Alat Pengumpulan
topik yang diteliti. Wawancara mendalam
Data
dilakukan secara langsung dan berulang-
Data dalam penelitian kualitatif hampir
ulang. Wawancara langsung dan mendalam
dipastikan berbentuk kata-kata, meskipun
dengan menggunakan instrument penelitian
data mentahnya bisa berbentuk benda-benda,
berupa interview guide. Interview guide
foto, figur manusia (Irawan, 2006:67).
berisikan daftar pertanyaan yang sifatnya
Pengumpulan data adalah segala kegiatan
terbuka yang digunakan untuk menjadikan
yang dilakukan dalam usaha mengumpulkan
wawancara
data-data atau informasi yang menunjang
terarah bertujuan menggali informasi yang
penelitian
akurat dari informan.
diantaranya
pengetahuan
mengenai permasalahan dan data yang
berhubungan
dengan
latar
belakang
11
yang dilakukan agar
lebih
tersebut tersirat adanya unsure-unsur yang
c. Dokumentasi
Dokumentasi
yang
sebagai
penunjang
penelitian
dimana
dalam
mengatur setiap perilaku warga masyarakat.
digunakan
dokumentasi
Menurut Horton dan Hunt (Narwoko dan
penulis,
ini
Bagong, 2010:216), yang dimaksud dengan
dapat
pranata sosial atau dalam istilah mereka
melihat, mengabadikan gambar dilokasi
lembaga sosial adalah suatu sistem norma
penelitian. Dokumentasi ini juga digunakan
untuk
mengumpulkan
data-data
untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan
yang
yang oleh masyarakat dipandang penting.
berbentuk cacatan berupa hasil wawancara,
Dengan kata lain, pranata sosial adalah
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
sistem hubungan sosial yang terorganisir
penelitian serta foto rumah masyarakat yang
yang mengejawantahkan nilai-nilai serta
tinggal di area lokalisasi.
prosedur
umum
memenuhi
pokok
dan
warga
pembahasan mengenai pranata sosial adalah:
A. PRANATA SOSIAL
Manusia pada dasarnya selalu hidup di
suatu
kegiatan
mengatur
masyarakat. tiga kata kunci di dalam setiap
II. KONSEP TEORI
dalam
untuk
lingkungan
yang
1.
Nilai dan norma
2.
Pola perilaku yang dibakukan
serba-
atau
yang
disebut
prosedur
berpranata. Artinya, segala tindakan tanduk
umum; dan Sistem hubungan,
atau perilaku manusia senantiasa akan diatur
yakni jaringan peran serta status
menurut
telah
yang menjadi wahana untuk
disepakati bersama. Di dalam kehidupan
melaksanakan perilaku sesuai
masyarakat, jumlah pranata sosial uang ada
dengan prosedur umum yang
relatif
berlaku
cara-cara
beragam
berkembang
tertentu
dan
sesuai
yang
jumlahnya
dengan
terus
dinamika
2. Kontrol Sosial
perkembangan masyarakat itu sendiri. Selain
Sepanjang
pranata keluarga, masih banyak pranata
semua
anggota
masyarakat
bersedia menaati aturan yang berlaku,
sosial yang memiliki fungsi yang sama.
hampir
Mengatur cara-cara warga masyarakat dalam
bisa
bermasyarakat
memenuhi berbagai kebutuhan yang penting,
dipastikan
akan
bisa
kehidupan
berlangsung
dengan lancar dan tertib. Tetpi berharap
seperti pranata ekonomi, pranata pendidikan,
semua anggota masyarakat brperilaku taat,
pranata politik, dan pranata agama.
tentu merupakan hal yang mahal. Di dalam
Pengertian pranata sosial secara prinsipil
kenyataan, tentu tidak semua orang akan
tidak jauh berbeda dengan apa yang sering
selalu
dikenal dengan lembaga sosial, organisasi
bersedia
dan
bisa
memenuhi
ketentuan atau aturan yang berlaku dan
sosial maupun lembaga kemasyarakatan,
bahkan tidak jarang ada orang-orang tertentu
karena di dalam masing-masing istilah
yang melanggar aturan yang berlaku untuk
12
kepentingan
pribadinya.
(Narwoko
dan
berdasarkan jenis pekerjaan, sebagaimana
Bagong, 2010:132)
Adapun
dapat dilihat dari umur informan penelitian
langkah
untuk
yang dijadikan sumber informasi penelitian
melakukan
seputar permasalah yang dikaji.
kotrol sosial sangat beragam. Disinilah letak
peran pranata sosial. Pranata sosial yang
a.
Bapak Wagiman umur 45 tahun adalah
nantinya akan membentuk perilaku individu
seorang pedagang yang tinggal di
dalam
berinteraksi
Kelurahan Air Raja dan mempuyai
masyarakat memiliki perbedaan pendapat
anak dan istri mansing-mansing masih
serta keputusan, dan hal itulah yang nantinya
duduk
akan menciptakan konstruksi sosial dalam
mempuyai istri satu sebagai ibu rumah
masyarakat. Masyarakat bebas menentukan
tangga. Bapak wagiman sudah lama
pilihannya sebagai individu yang tinggal
tinggal di area lokalisasi selama 16
dalam
tahun, sebagai RT di area lokalisasi.
bertindak.
suatu
beranggapan
Dalam
lingkungan.
bahwa
Teori
individu
ini
dalam
b.
masyarakat mempunyai kecenderungan yang
sama
kemungkinannya
yakni
di
banggku
(SMA)
dan
Bapak Anton umur 38 tahun, pekerjaan
sebagai pedagang dan mempuyain anak
tidak
mansing-mansing
melakukan penyimpangan perilaku (baik)
masih
duduk
di
bangku (SMA) dan mempuyai istri satu
dan berperilaku menyimpang (tidak baik).
sebagai pedagang. Bapak anton sudah
berdagang di area loklisasi selama 10
tahun.
IV. PEMBAHASAN
c.
A. Karakteristik Informan
Bapak Andi umur 39 tahun pekerjaan
sebagai pedagang keliling di kawasan
Karakteristik Informan
Tanjungpinang dan mempuyai anak
mansing-mansing
Informan dalam penelitian kualitatif
sudah
dukuk
di
karena
bangku (SMP). Bapak Andi sudah
dianggap mampu memberikan informasi
tinggal di area lokalisasi bersama
seputar masalah yang sedang diteliti. Dalam
keluarganya selama 10 tahun.
sengaja
dipilih
oleh
peneliti,
penelitian ini, informan yang dipilih adalah
d.
penduduk yang memang sudah lama tinggal
Bapak Agung umur 40 tahun pekerjaan
sebagai buruh kasar di pelabuhan
di area lokaliasi yaitu 10 sampai 15 tahun
Tanjungpinang dan mempuyai anak
telah menetap di area lokalisasi, karena
masih sekolah dibangku (SMP).Bapak
informan mengetahui secara jelas bagaimana
Agung sudah tinggal di area lokalisasi
kondisi lokalisasi yang berada di batu 15.
selama 10 tahun bersama keluarganya.
Selain itu, karakteristik informan juga
e.
ditentukan berdasarkan umur dan lama
Ibu Asnaini umur 42 tahun adalah
seorang pedagang yang tinggal di
tinggal di area lokalisasi batu 15. Dan
13
Kelurahan Air Raja dan mempuyai
yang terorganisir yang mengejawantahkan
anak dan suami, mansing-mansing
nilai-nilai serta
masih duduk di banggku (SMA) dan
mengatur dan memenuhi kegiatan pokok
mempuyai
warga masyarakat.
suami
satu
sebagai
pedagang. Ibu Asnaini sudah lama
Dalam
tinggal di area lokalisasi selama 15
tahun, sebagai
g.
umum untuk
suatu
kebudayaan
terkandung nilai-nilai dan norma-norma
Ibu RT di area
sosial yang merupakan faktor pendorong
lokalisasi.
f.
prosedur
bagi manusia untuk bertingkah laku dan
Ibu yuni umur 29 tahun adalah seorang
mencapai
kepuasan
tertentu
dalam
karyawan swalayan
yang tinggal di
kehidupan sehari-hari. Nilai dan norma
area lokalisasi di Kelurah Air Raja. Ibu
senantiasa berkaitan satu sama lainnya,
yuni sudah lama menetap di area
walaupun keduanya dapat dibedakan. Maka
lokalisasi selama 10 tahun bersama
dalam melihat suatu pranata sosial yang ada
keluarganya.
pada kehidupan
masyarakat di lokalisasi
batu 15 dilihat dari nilai dan norma
Ibu Epa umur 38 tahun seorang
sosialnya.
karyawan Swalayan yang tinggal di
area lokalisasi di Kelurahan Air Raja.
Ibu Epa sudah metap di area lokalisasi
a.
selama 10 tahun bersama keluarga.
Nilai sosial Mayarakat Pada
Lokalisasi Batu Lima Belas (15)
Masyarakat selalu hidup dengan nilai dan
1.
norma
PRANATA SOSIAL
nilai tersebut sudah terkonstruksikan dalam
lembaga
masyarakat baik-buruk dalam paradigma
kemasyarakatan, karena di dalam masingmasing istilah tersebut tersirat
dalam
dalam masyarakat tersendiri. Ketika nilai-
sering dikenal dengan lembaga sosial,
maupun
baik
sebagai filter terhadap budaya yang ada
prinsipil tidak jauh berbeda dengan apa yang
sosial
dianggap
lingkungannya. Nilai dan norma yang ada
Pengertian pranata sosial secara
organisasi
yang
masyarakat sudah tertanam didalamnya dan
adanya
diterima.
unsure-unsur yang mengatur setiap perilaku
Nilai disini menekankan pada
tempat tinggal masyarakat di lingkungan
warga masyarakat. Menurut Horton dan
loklisasi batu 15
Hunt (Narwoko dan Bagong, 2010:216),
yang dimaksud dengan pranata sosial atau
Menurut ke-7 informan, peneliti
dalam istilah mereka lembaga sosial adalah
menarik kesimpulan bahwa di lokalisasi batu
suatu sistem norma untuk mencapai suatu
15 memiliki nilai-nilai positif
tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat
tetapkan oleh masyarakat dan dipatuhi oleh
dipandang
lain,
para pengusah, PSK dan masyarakat itu
pranata sosial adalah sistem hubungan sosial
sendiri. Nilai-nilai positif yang ada di
penting.
Dengan
kata
14
yang di
lokalisasi terlihat dengan adanya keamanan
kehidupan kelompok masyarakat, degan
agar
demikian, kita juga mengetahui hal-hal yang
tidak
terjadi
keributan
antara
masyarakat dengan PSK, Adanya nilai
spesifik
kekeluargaan yang dapat dilihat dengan
sehingga kita dapat memaklmi perbedaan-
berjalanya komunikasi yang baik antar
perbedaan yang terjadi dalam berprilaku dan
kedua belah pihak adanya kerja sama(gotong
berinteraksi di antara anggota masyarakat
royong), terciptanya perkumpulan ibu-ibu
dalam
yang membuat suatu kegiatan arisan dengan
tinggalnya.(Budirahayu Tuti, 2009:5)
mengatur
tentang penularan penyakit AIDS dan HIV
tingkah laku atau perbuatan
ini dalam kehidupan masyarakat sehari-hari
yang ada di
dianggap sebagai alat kendali atau batasan-
lokalisasi batu 15.
batasan tindakan anggota masyarakat untuk
Sosial
Mayarakat
memilih peraturan yang diterima atau tidak
Pada
dalam suatu pergaulan. Pilihan tersebut
Lokalisasi Batu Lima Belas (15)
Manusia memiliki kebebasan untuk
melakukan
tempat
manusia disebut norma sosial. Norma sosial
serta cara pemakaian alat kontrasepsi yang
Norma
lingkugan
baik tetulis maupun tidak tertulis yang
kesehatan yaitu dengan adanya penyuluhan
b.
kelompok
Secara sosiologis peraturan umum
adanya nilai-nilai yang baik dari segi
minggunya
masing-masing
suatu
tujuan mempererat tali silatuhrahmi, Serta
benar setiap
dari
sesuatu
menanggapi
larangan. Perintah menunjukkan norma atau
fenomena yang terjadi pada lingkungan
kaidah yang akan membawa manfaat jika
sosialnya pandagan sosiologis, banyak di
dilakukan.
titik
menunjukkan norma atau kaidah yang akan
beratkan
dalam
diwujudkan dalam bentuk perintah dan
pada
kekuatan
dari
Sedangkan
larangan
serangkaian peraturan umum, baik tetulis
membawa
bahaya
atau
maupun tidak tertulis, mengenai tingkah
dilakukan.
Setiap
anggota
laku atau perbuatan manusia yang menurut
menerima aturan-aturan itu sebagai patokan
penilaian anggota kelompok masyarakat
tingkah laku yang benar dan yang salah.
sebagai suatu yang baik atau yang buruk,
Seseorang dikendalikan oleh norma-norma
pantas atau tidak pantas dalam masyarakat.
itu tidak hanya sekedar membuat perasaan
cara mana yang lebih baik senantiasa
takut untuk melanggar aturan perilaku, tetapi
tergantung pada situasi yang di hadapi dan
juga
tujuan yang hendak dicapai, maupun jangka
bersalah
waktu yang di hendaki. Mempelajari nilai-
tersebut. (Abdulsyani, 2007:55).
nilai budaya suatu kelompok masyarakat
Aturan
kita tahu, bahwa dengan mempelajari nilai-
karena
jika
yang
dapat
kerugian
di
masyarakat
membuat
melanggar
tetapkan
jika
perasaan
norma-norma
oleh
suatu
kelompok masyarakat tentang apa yang
nilai budaya suatu kelompok masyarakat,
harus dilakukan, melarang apa yang di
maka kita juga akan mengetahui karakrestik,
larang atau apa dan diataati semua anggota
tata aturan dan kaidah yang ada dalam
15
masyarakatnya juga terdapa pada area
disediakan segala perlengkapan, tempat
lokalisasi batu 15 ini. Masyarakat yang
tidur, kursi tamu, pakaian, alat berhias, dan
tinggal
juga
juga tersedia berbagai macam gadis dengan
memandang lokalisasi ini terdapat aturan-
tipe karakter dan suku bangsa yang berbeda
aturan tertentu yang harus ditaati masyarakat
(Kartono, 2011).
di
lingkungan
lokalisasi
yang tinggal di area lokalisasi batu 15 ini.
2.
Seperti halnya dampak dari nilai-nilai positif
ketat misalnya tidak boleh mencuri
yang terkandung didalam lokasi batu 15
tersebut,
dimana
menjadikan
uang
sumber
ini
rupiah untuk kamar, dan juga sekaligus
tentunya
uang keamanan agar mereka terlindung
memiliki sejumlah aturan tersendiri bagi
meraka
yang
bergantunag
hidup
berebut
membayar pajak rumah sebesar 30.000
usaha seperti berdagang pada lokalisasi ini.
positf
dilarang
mengadakan janji diluar. PSK itu harus
masyarakat sekitar karena dapat membuka
dampak
pelanggan,
langganan orang lain, tidak boleh
penghasilan atau pendapatan tersendri bagi
Nilai-nilai
Di lokalisasi, diterapkan kedisiplinan
dan terjamin identitasnya. Lokalisasi
atau
memiliki norma-norma sosial untuk
membuka usaha dilokalisasi
mengatur kedisiplinan masyarakatnya,
Pekerja seks komersial, pelacur,
baik dari antar anggota masyarakat dan
sundal , wanita tunasusila, balon, dan lonte
juga para PSK. Norma merupakan
adalah beberapa sebutan terhadap seorang
suatu
yang memberikan pelayanan jasa pemuasan
diterapkan dan harus dilakukan dengan
kebutuhan seksual yang hidup dalam konsep
sebgaimana metinya. Dengan adanya
dunia prostitusi atau pelacuran. Sedangkan
norma-norma sosial di lingkungan
bagi laki-laki yang melakukan kegiatan
lokalisasi
pelacuran sering disebut gigolo. Arti dari
interaksi,
prostitusi ialah gejala kemasyarakatan di
masyaakat,
mana
keteraturan
pelacur
menjual
diri melakukan
bentuk
aturan
ini
akan
intergerasi
serta
yang
harus
menciptakan
antar
sesama
menciptakan
dalam
menjaga
perbuatan-perbuatan seksual sebagai mata
kedisiplinan secara bersama yang dapat
pencarian (Kartono, 2011).
dilihat dari cara,
Lokalisasi memliki pengertian yang
terisolasi
atau
terpisah
dari
3.
kompleks
Dengan adanya lokalisasi batu 15
penduduk lainnya. Kompleks ini dikenal
menjadikan suatu pandangan umum yang
sebagai daerah lampu merah, atau petak-
menilai suatu lokasi yang syarat akan dunia
petak daerah tertutup. Lokalisasi pada
dan pergaulan yang tidak baik. Namun untuk
umumnya terdiri atas rumah-rumah kecil
yang
berlampu
merah,
yang
KONTROL SOSIAL
mencegah
dikelola
agar
kecenderungan
warga
masyarakat yang ingin dan telah melanggar
mucikari atau germo. Ditempat tersebut
aturan tidak terus merebak atau bekembang
16
lebih parah,dari pandangan dan rahasia
melalui system nilai dan normanya. Tidak
masyarakat umum maka masyarakat di
dapat dipungkiri system nilai dan norma
lokalisasi
sosial
batu
15
perlu
menjalankan
tersebut
sengaja
dibentuk
demi
pengendalian sosial atau control sosial
keteraturan dan kenyamanan untuk seluruh
(social control) terhadap individu-individu
anggota masyarakat. ebiasaan, tata kelakuan,
anggotanya.
dan adat istiadat yang ada di lingkungan
lokalisasi.
Menurut Peter L. Berger (Narwoko
dan Bagong, 2010:132), yang dimaksud
Dengan kata lain kontrol sosial dari system
pengendalian
yang
nilai dan system norma sosial masyarakat di
digunakan masyarakat untuk menertibkan
lokalisasi batu 15 tersebut sudah terlaksana
anggota yang membangkang. Sementara itu
sesuai dengan fungsi dari pranata sosial itu
Menurut Roucek (Narwoko dan Bagong,
sendiri.
2010:132), pengendalian sosial adalah suatu
(Narwoko dan Bagong, 2010:218), pranata
istilah kolektif yang mengacu pada proses
sosial di dalam masyarakat dengan demikian
terencana
harus dilaksanakan fungsi-fungsi berikut:
sosial
atau
adalah
tidak
cara
untuk
mengajar
individu agar dapat menyesuaikan diri
1.
dengan kebiasaan dan nilai kelompok tepat
Memeberi
Soerjono
pedoman
masyarakat
tinggal mereka.
Salah
Menurut
Soekanto
pada
tentang
anggota
bagaimana
bertingkah laku atau bersikap di dalam
satu
faktor
yang
usaha
untuk
memenuhi
segala
mempertimbangkan alasan mengapa warga
kebutuhan hidupnya. Dengan demikian
masyarakat perlu dikontrol atau diberi
pranata
rambu-rambu didalam berperilaku sehari-
berbagai aturan atau kaidah-kaidah
hari ada kaitannya dengan efektivitas-
sosial yang harus dipergunakan oleh
tidaknya proses sosialisasi. Kontrol sosial
setiap
yang
memenuhi kebutuhan hidupnya.
dilakukan
sebelum
terjadinya
pelanggaran atau dalam versi “mengancam
2.
sosial
anggota
telah
siap
dengan
masyarakat
untuk
Menjaga keutuhan masyarakat dari
sanksi” disebut kontrol sosial yang bersifat
ancaman perpecahan atau disintegrasi
preventif. Sedangkan control sosial yang
masyarakat.
dilakukan setelah terjadinya planggaran
bahwa sumber pemenuhan kebutuhan
dengan
memulihkan
hidup yang dapat dikatakan tidak
keadaan agar bisa berjalan seperti semula
seimbang dengan jumlah manusia yang
disebut kontrol sosial yang bersifat represif.
semakin
(Narwoko dan Bagong, 2010:134).
mapun
maksud
hendak
Hal
bertambah
mengingatkan
baik
kualitasnya,
dimungkinkan
Kontrol sosial yang ada pada
ini
kuantitas
sehingga
pertentangan
yang
bersumber pada perebutan maupun
masyarakat lokalisasi batu 15 terbentuk
ketidakadilan dalam usaha memenuhi
melalui pranata-pranata sosial yang di lihat
17
3.
kebutuhan akan ancaman kesatuan dari
menjadi hal yang paling utaman dalam
masyarakat.
lingkungan lokalisasi batu lima belas,
Berfungsi untuk memberikan pegangan
Aktifitas di dalam lingkungan lokalisasi
dalam
seperti aktifitas para
pekerja
seks
pengendalian sosial (social control).
komersial
terima
oleh
Sanksi-sanksi atas pelanggran norma-
masyarakat yang berada di dalam
norma sosial merupakan sarana agar
lingkungan lokalisasi tersebut. Interaksi
setiap warga masyarakat tetap konform
antara masyarakat dengan psk berjalan
dengan
dengan
mengadakan
norma-norma
sistem
sosial
itu,
(psk)
baik
di
selain
itu
aktivitas
sehingga tertib sosial dapat terwujud.
masyarakat di lokalisasi batu lima belas
Dengan demikian sanksi yang melekat
seperti masyarakat lain nya, seperti
pada setiap norma sosial itu merupakan
berjualan untuk menambah penghasilan
pegangan dari warga untuk meluruskan
dalam
maupun memaksa warga masyarakat
pekerja seks (psk) dapat bergaul dengan
agar tidak menyimpang dari norma
masyarakat setempat tampa adanya
sosial, karena pranata sosial akan tetap
batasan-batasan sehingga memudahkan
tegar di tengah kehidupan masyarakat.
psk berinteraksi dengan cara mengikuti
kehidupan
kegiatan
olah
sehari-hari
raga,
para
membangun
pembagunan jalan dan membersihkan
A. Kesimpulan
Porsitusi
jalan yang ada di lokalisasi tersebut, hal
di
tinjau
dari
sudut
ini
manapun merupakan suatu kegiatan
sehingga
Secara sosiologi prostitusi merupakan
kehidupan
menjalani
setempat
segara
sosial
pada
dasarnya
nilai dan norma yang terjadi mengikuti
perubahan di dalam masyarakat, setiap
masyarakat memiliki nilai dan norma
dalam masyarakat lingkungan prostitusi
yang berbeda-beda. Perbedaan ini tidak
tersebut sering di sebut masyarakat
terlepas dari kondisi sosial ekonomi,
dengan lokalisasi
dan
Lokalisasi batu Lima Belas masuk
budaya
masyarakat
sekitar
keberadaan nilai dan norma bertujuan
di kelurahan Air Raja masyarakat luas
untuk menciptakan keteraturan. Dengan
memandang lokalisasi batu lima belas
ini diperlukan adanya kontrol sosial
ini sangat kurang baik (negatif) di mana
norma-norma
mampu
bgi
bersifat dinamis atas perubahan nilai-
masyarakat,
jasa seksual yang di pandang buruk
dan
masyarakat
Pranata
prostitusi adalah suatu bentuk penjualan
nilai0nilai
positif
keteraturan yang berlaku
yang bertentagan
dengan norma yang ada di dalam
lingkungan
berdampak
kehidupan
yang berdampak tidak baik (negatif).
perbuatan amoral
sangat
untuk menjaga kehidupan masyarakat
sosial
18
agar
tetap
dengan
kondisi
yang
2.
kondusif.
Diharapkan bagi masyarakat yang
tinggal
diarea
lokalisasi
agar
Kontrol sosial yang berada dalam
menaati peraturan-peraturan yang
lingkungan kehidupan lokalisasi batu 15
ada di dalam area lokalisasi
ini yang paling dominan dilakukan oleh
sehingga
ketua RT agar tetap menjaga keamanan
mendapatkan
dan ketertiban yang berlaku. Sehingga
layak seperti masyarakat normal
hal ini juga didukung oleh pemerintah
lainnya.
serta
masyarakat
setempat
untuk
masyarakat
kehidupan
bisa
yang
3. Diharapkan kepada masyarakat
menciptakan keteraturan dilingkungan
diarea
lokalisasi
lokalisasi.
menjaga solidaritas dan menjaga
hubungan
B. Saran
1. Diharapkan bagi pemerintah agar
pemerintah
agar
sosial
demi
lebih
dengan
mewujudkan
memperhatikan masyarakat yang
masyarakat yang harmonis demi
tinggal di lokalisasi agar bisa
kemajuan
hidup
masyarakat.
yang
sesuai
dengan
tempat
tinggal
keinginan dan harapannya yang
Di harapakan bagi masyarakat agar
mereka harapkan baik dari segi
tetap menjaga hubungan baik antara
lingkungan
masyarakat
sosial,
ekonomi,
dengan
masyarakat
maupun kesejahteraan masyarakat
maupun dengan para pekerja dan
setempat.
mengontrol lokalisasi ini dengan
19
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani, 2007. Sosiologi Sistematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi
Aksara
Adang &Yesmil Anwar, 2010, Kriminologi, Refika Aditama, Bandung.
Budirahayu, Tuti 2009, Sosiologi Prilaku Meyimpang, Surabaya: PT. Revka
Patera Media
Horton, Paul B.- Hunt, Chester L. (1992). Sosiologi, (terj.). edisi keenam,
Jakarta:Penerbit Erlangga.
Horton dan Chester L. Hunt. 1999. Sosiologi. Jakarta: Erlangga
Koentjaraningrat. (1996). Pengantar Antropologi; Jakarta: Rineka Cipta.
Kartono, K. 2011. Patologi Sosial. Jakarta : PT. Radja Grafindo Persada
Narwoko, Dwi, Suyanto, Bagong. 2010. Soiologi Teks Pengantar dan Terapan
edisi ketiga. Jakarta: Kencana Media Group.
Paul B Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Soekanto, Soerjono. (1998). Sosiologi Suatu Pengantar; Jakarta: Yayasan
Penerbit Universitas Indonesia.
Soekanto, Soerjono. (1983). Beberapa Teori Sosiologi Tentang Sturktur Sosial,
Jakarta: CV Rajawal
20
Sumber lain:
Monografi Kelurahan Air Raja, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kabupaten
Kepulauan Riau Tahun 2014
http://situs-aku-blogspot.com/2012/01makalah-tenaga-kerja
pask
html?m=1
diakses 16 Desember 2014, 20. 32 WIB
PT Batam Intermedia Pers. Alamat Redaksi: Komplek Pinlang Mas No.15 Lt 2-3
JL.DI Panjaitan-Batu IX TanjungpinangTelepon : (0771) 7447234 (hunting), Fax:
(0771) 7447085
http://batamtoday.com/berita44345-Maskur-Tantang-Pemko-Tanjungpinang
Tutup Lokalisasi-'Batu-15'.html
http://www.kompasiana.com/kompol52/psk-proteksi-konstitusi-pandanganmasyarakat-atas-mereka_54f929baa3331169018b48c8
http://www.haluankepri.com/tanjungpinang/1678-pelacuran-di-eks-lokalisasi
batu-15-tpi-kini-marak-lagi.html
Aktavia, Ayu, Risa 2014. Kajian Moral dan Kewarganegaraan Volume 02 Nomor
02 Tahun 2014. Strategi bertahan pekerja seks komersial di lokalisasi Jarak
Surabaya.http://dokumen.tips/documents/strategi-bertahan-pekerja-seks
komersial-di-lokalisasi-jarak-surabaya.html
21
Download