PRANATA SOSIAL MASYARAKAT LOKALISASI BATU 15 Naskah Publikasi Oleh JAMAL ABDILLAH NIM: 100569201063 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015 1 2 PRANATA SOSIAL MASYARAKAT LOKALISASI BATU 15 Jamal Abdillah [email protected] Nanik Rahmawati, M.Si [email protected] Marisa Elsera, S.Sos,M.Si [email protected], ABSTRAK Pranata Sosial adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir yang yang mengejawantahkan nilai-nilai serta prosedur umum yang mengatur dan memenuhi kegiatan pokok warga masyarakat. Pranata sosial terdapat dalam setiap masyarakat, baik masyarakat sederhana maupun masyarakat kompleks atau masyarakat modern, karena pranata sosial merupakan tuntutan mutlak adanya suatu masyarakat atau komunitasLokalisasi adalah pembatasan terhadap suatu tempat tertentu dan khusus, berupa daerah atau ruang lingkup, pembatasan penyebaran penyakit, dan penentuan suatu lokasi, dimana para Pekerja Seks Komersial (PSK) menjalankan profesinya dalam rangka mempertahankan kehidupan ekonominya wanita pekerja malam (PSK). Dalam prakteknya, lokalisasi sangat berdampak negatif bagi masyarakat luas dan merusak generasi muda di Tanjungpinang. Namun tidak demikian dengan anggapan masyarakat yang tinggal di wilayah lokalisasi, karena hal ini berdampak positif dalam segi ekonomi dan sosial. Adapun dampak positif yang terdapat di lokalisasi adalah di mana para pekerja seks komesial (psk) tersebut tidak terdapat batasan dalam berinteraksi dengan masyarakat. Dampak positif lainnya, bagi masyarakat di sekitar lingkungan lokalisasi, para pekerja seks juga mau memberi sumbangan kepada masyarakat sekitar seperti berpartisipasi dalam kegiatan olah raga, memberikan sumbangan dana untuk pembangunan gang jalan atau gapura, serta memberikan sumbangan untuk fasilitas lampu jalanan sepanjang jalan gang di lokalisasi tersebut, serta kegiatan bergotong royong lainnya, padahal Lokalisasi di batu 15 ilegal. Tidak ada yang pernah meresmikan. lokalisasi batu 15 ini berkembang dengan pesat samapai saat ini ,di mana masyarakat yang ada dalam lingkugan lokalisasi tidak merasa terganggu dengan aktivitas lokaliasai yang marak di kunjungngi oleh para pelaku seks bebas. Untuk mengetahui terbentuknya Pranata Sosial dalam masyarakat Lokalisasi di Batu 15 di kalangan tempat tinggal masyarakat, yang berada di Kelurahan Air Raja Tanjungpinang Timur.Jenis penelitian ini bersifat kualitatif lokasi penelitian ini berada di lokalisasi batu 15 Kelurahan Air Raja TanjungPinang Kecamatan TanjungPinang Timur, Penelitian ini menggunakan konsep Pranata sosial Hurtondan Hunt yang tetuang pada Nilai dan Norma, Dalam sosiologi dikenal ada empat tingkatan dalam proses pelembagaan: Cara, Kebiasaan, Tata Kelakuan, Adat Istiadat di linggkugan lokalisasi Batu 15. Kata Kunci : Pranata Sosial Lokalisasi Batu 15 3 PRANATA SOSIAL MASYARAKAT LOKALISASI BATU 15 Jamal Abdillah [email protected] Nanik Rahmawati, M.Si [email protected] Marisa Elsera, S.Sos,M.Si [email protected], ABSTRACT Social Institution is organized system of social relations that embody the values and general procedures which regulate and meet the main activities of the community. Social institutions present in every society, both the public simple and complex society or modern society, as a social institution is an absolute demand a society or komunitasLokalisasi are the limits of a particular place and a particular form of regional or scope, limiting the spread of disease, and the determination of a location, where the commercial sex workers (CSWs) profession in order to maintain the economic life of women night workers (PSK). In practice, the localization is very damaging to the wider community and destroy the young generation in Tanjungpinang. But not so with the assumption that people living in the area of localization, because it had a positive impact in terms of economic and social. The positive impact contained in localization is where sex workers komesial (psk) that there are no limits interaction with the community. Other positive impacts, for communities around the neighborhood brothels, sex workers are also willing to contribute to the local community, such as participating in sports activities, to contribute funds for the construction of an alley way or gate, as well as contributing to the facilities street lamps along the alley in the localization , as well as other activities of mutual cooperation, whereas Localization in 15 illegal stone. No one ever inaugurated. 15 stone localization is growing rapidly samapai today, where people are present in the localization of environmental not bothered by lokaliasai activity is rampant in kunjungngi by sex offenders is free. To determine the formation of Social Institution in society Localization in Batu 15 among community residences, which is located in the Village Air King Tanjungpinang Timur.Jenis this research is qualitative research sites are located in 15 stone localization Village Water District of Tanjungpinang Tanjungpinang King East, this study uses the concept of social Institution Hurtondan Hunt tetuang on Values and Norms, known in sociology there are four levels in the process of institutionalization: How, Habits, Rules of behavior, Customs in linggkugan localization Batu 15. Keywords: Social Institution, Localization Stone 15 4 Lokalisasi I. PENDAHULUAN adalah pembatasan terhadap suatu tempat tertentu dan khusus, A. latar Belakang berupa daerah pembatasan Manusia adalah makhluk selalu berinteraksi dengan Interaksi sosial Seks Aturan dalam ada dalam sampah daerah masyarakat. menyimpang maupun wanita ketidaksesuaian kebudayaan atau meresahkan atau hubungan kebiasaan kelamin diluar hakekatnya adalah perilaku seks berganti-ganti yang pasangan. (http://www.kompasiana.com). sosial Provinsi Kepri merupakan wilayah adanya yang memiliki kekhususan secara geografis unsur-unsur karena berbatasan dengan negara tetangga, akibat antara mempunyai ataupun tidak. Prostitusi atau pelacuran pada Penyimpangan disosiatif. Masalah timbul berkembang perkawinan, baik dengan imbalan jasa individu sosial karena akibat adanya proses interaksi sendiri yang melakukan sosial yang terjadi akan menjadi masalah sosial yang Lokalisasi komersial atau Wanita Tuna Susila adalah pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial. hitam. daerah dan kota-kota lain. Pekerja seks atau atau kepatutan, baik dalam sudut pandang secara rumah serta perpindahan penduduk dari daerah- tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan (agama) penghancur yang begitu cepat terutama dari urbanisasi penyimpangan sosial adalah perilaku yang kemanusiaan masyarakat, bersamaan dengan pertumbuhan penduduk menyimpang atau penyimpangan Perilaku ini tangga, dan dipersepsikan sebagai penghuni dalam masyarakat biasa disebut dengan sosial. Dewasa ini. Misalnya, profesi ini dianggap sebagai dalam Tindakan yang bertentangan dengan norma perilaku ekonominya. stigma negatif terhadap keberadaan profesi masyarakat tersebut yang dalam tindakan yang tidak sesuai dengan yang menjalankan masyarakat pada umumnya memberikan masyarakat diberlakukan sebagai upaya aturan (PSK) Pekerja Seks Komersial (PSK), dimana masyarakat. disebut dengan norma. Norma dan Indonesia sebagai tempat tinggal/rumah para berbuat dan berperilaku sesuai dengan nilai oleh penyakit, lokalisasi sangat dikenal oleh masyarakat kelamaan akan menjadi sebuah aturan untuk baik Komersial kehidupan dalam berperilaku. Kebiasaan tersebut lama dianggap penyebaran lingkup, profesinya dalam rangka mempertahankan semakin lama akan menghasilkan suatu kebiasaan yang ruang penentuan suatu lokasi, dimana para Pekerja yang sesamanya. antarmanusia atau yang sehingga merupakan pintu masuk lintas membahayakan batas antara Indonesia, Singapura, Malaysia masyarakat dan kehidupan sosial. Vietnam. wilayahnya didominasi dengan perairan merupakan daerah lintas kepulauan yang menjadi lintasan strategis 5 jalur perekonomian, perdagangan, akan merusak mental generasi muda yang pariwisata, industri dan investasi. Dari segi ada sumber (http://www.haluankepri.com) daya alam Kepri memiliki di pertambangan, gas alam. Dengan kondisi wilayah lautan yang mendukung Ibu Kota Masyarakat Provinsi yang Kepri. tinggal di bagi lingkungan lokalisasi dan para pekerja seks pengembangan usaha budidaya perikanan omersial (PSK) ini merupakan masyarakat dan pariwisata. Dengan potensi wilayah pendatang dari daerah luar yang bermukim Kepri yang besar pemerintah menciptakan di Tanjungpinang tepatnya di lokalisasi batu kawasan ekonomi khusus atau disebut juga 15. FTZ. pelabuhan nasional Sri Bintan Pura untuk mencari pekerjaan yang lebih baik lagi. Hal Menurut Manaf, pada tahun 1991 ini dikarenakan kondisi ekonomi di daerah lokalisasi ini sudah ada dan mulai beroperasi tempat tinggal mereka sangat sulit yang sampai sekarang dulunya lokalisasi ini berada di batu 13 seiring mengakibatkan dengan Tanjungpinang. permasalah- pekerja sempat di tutup oleh Bahtiar Camsyah yang komersial di batu 15 Lokalisasi batu 15 memang sudah penutupan di lakukan karena permintaan lama ada di Tanjungpinang. Kebanyakan, tokoh-tokoh masyarakat dan para ulama dan orang-orang yang 'bekerja' di sana adalah Front Pembela Islam mendesak Pemerintah orang dari luar daerah. Maka dari itu, tidak Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau menutup kemungkinan jika nanti banyak untuk menutup Lokalisasi Batu 15, yang pekerja yang datang dari Pulau Jawa, semakin marak tejadi banyak dihuni oleh terutama 'alumni' Gang Dolly Surabaya yang para pekerja seks dan lokalisasi ini resmi di ke Tanjungpinang hanya untuk menjadi tutup pada tahun 2007. Setelah ditutup, PSK. (http://batamtoday.com) lokalisasi itu dijadikan pusat jajanan serba hanya seks Tanjungpinang. saat itu menjabat sebagai menteri sosial, tapi pengetahuan pekerjakan sebagai wanita penghibur atau yang silam yaitu tahun 2007. Lokalisasi ini (pujasera), Kurangnya akan informasi membuat mereka (psk) di permasalahan yang ada pada empat tahun ada hutang. negeri, dan akhirnya mereka sampai ke lokalisasi ini berpindah tempat ke batu 15, bayaknya terlilit seseorang untuk di jadikan TKI di luar pembagunan di kota Tanjungpinang maka seiring mereka Berawal di janjikannya pekerjaan dengan perkembagan zaman dan mulai banyaknya dan Mereka datang lewat jalur laut dari Di dalam lingkungan lokalisasi beroperasi terdapat beberapa bulan saja. Setelah itu, praktek fasilitas-fasilitas umum seperti terdapatnya bangunan balai pertemuan yang maksiat ini kembali muncul dan terus letaknya berkembang dan kini betul-betul telah tidak jauh dengan lokalisasi, masyarakat di lingkugan ini sudah terbiasa merajalela serta meresahkan masyarakat dengan luas. Sangat dikhawatirkan kehadirannya 6 adanya lokalisasi. Dikatakan lokalisasi di batu 15 ini, karena tempat ini saat ini ,di mana masyarakat yang ada dalam dijadikan tempat untuk menyimpan wanita lingkugan lokalisasi tidak merasa terganggu pekerja malam (PSK). Dalam prakteknya, dengan aktivitas lokaliasai yang marak di lokalisasi sangat berdampak negatif bagi kunjungngi oleh para pelaku seks bebas. masyarakat luas dan merusak generasi muda (http://batamtoday.com) di Tanjungpinang. Namun tidak demikian Pranata sosial bermula dari adanya dengan anggapan masyarakat yang tinggal di kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang perlu wilayah lokalisasi, karena hal ini berdampak di penuhi, pemenuhan kebutuhan tersebut positif dalam segi ekonomi dan sosial. perlu Adapun dampak sehingga ahirnya di yang perlukan adanya norma-norma dan nilai terdapat di lokalisasi adalah di mana para tersebut berkembang menjadi pranata sosial pekerja seks komesial (psk) tersebut tidak yang pada dasarnya di ciptakan untuk terdapat batasan dalam berinteraksi dengan memenuhi kebutuhan masyarakat, Pranata masyarakat. Dampak positif lainnya, bagi sosial berasal dari bahasa asing sosial masyarakat di sekitar lingkungan lokalisasi, institutions, itulah sebabnya ada beberapa para pekerja seks juga mau memberi ahli sosiologi yang mengartikannya sebagai sumbangan sekitar lembaga kemasyarakatan. Menurut Horton seperti berpartisipasi dalam kegiatan olah dan Hunt (1987), yang dimaksud dengan raga, memberikan sumbangan dana untuk pranata sosial adalah suatu sistem norma pembangunan gang jalan atau gapura, serta untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan memberikan fasilitas yang oleh masyarakat dianggap penting. lampu jalanan sepanjang jalan gang di Dengan kata lain, pranata sosial adalah lokalisasi tersebut, serta kegiatan bergotong sistem hubungan sosial yang terorganisir royong yang yang mengejawantahkan nilai-nilai kepada masyarakat sumbangan lainnya positif keteraturan itulah untuk yang membuat lokalisasi batu 15 ini baik di masyarakat. serta prosedur umum yang mengatur dan Hal ini dilakukan karena mereka memenuhi kegiatan pokok warga (psk) agar dapat diterima oleh masyarakat masyarakat. Nilai dan Norma Pola perilaku setempat terkait dengan status pekerjaan yang dibakukan atau yang disebut prosedur mereka. Dengan demikian, juga berdampak umum, dan Sistem hubungan, yakni jaringan baik bagi pedagang kecil di lokalisasi peran serta status yang menjadi wahana tersebut, di mana masyarakat mendapatkan untuk melaksanakan perilaku sesuai dengan keuntungan dengan berjualan di lingkungan prosedur umum yang berlaku di kalagan lokalisasi untuk meningkatkan kehidupan lingkugan lokalisasi. ekonominya. Pranata sosial terdapat dalam setiap Lokalisasi di batu 15 ilegal. Tidak masyarakat, ada yang pernah meresmikan. lokalisasi batu maupun 15 ini berkembang dengan pesat samapai baik masyarakat masyarakat sederhana kompleks atau masyarakat modern, karena pranata sosial 7 merupakan tuntutan mutlak adanya suatu Bagaimana terbentuknya pranata sosial masyarakat atau komunitas. Pranata Sosial dalam masyarakat di lokalisasi ? yang dimaksud dengan pranata sosial atau dalam istilah mereka lembaga sosial adalah A. TUJUAN DAN KEGUNAAN suatu sistem norma untuk mencapai suatu PENELITIAN tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat Tujuan Penelitian dipandang penting. Maka perlu dipahami Untuk mengetahui terbentuknya Pranata aspek-aspek lain dari perlembagaan tersebut Sosial dalam masyarakat Lokalisasi di yakni : Norma sosial mendefinisikan norma Batu 15 di kalangan tempat tinggal sebagai suatu standar-standar tingkah laku masyarakat, yang berada di Kelurahan yang terdapat di dalam semua masyarakat, Air Raja Tanjungpinang Timur Nilai Sosial Nilai addalah gagasan mengenai suatu pengalaman itu berarti atau tidak. Nilai Kegunaan Penelitian pada hakikatnya mengarahkan pada perilaku 1. Secara Praktis dan pertimbangan seseorang, tetapi ia tidak Dilihat dari kegunaan penelitian menghakimi apakah sebuah perilaku tertentu secara praktis penelitian ini diharapkan itu salah atau benar. Sebuah komunitas dimana manusia membutuhkan tinggal pranata dapat bersama demi memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan pemikiran serta dapat tujuan membantu keteraturan. Semakin kompleks kehidupan mengenai masyarakat semakin kompleks pula pranata sebagai bahan permasalahan informasi yang berkaitan dengan Pranata Sosial Dalam Masyarakat yang dibutuhkan atau yang dihasilkan guna Di Lokalisasi Batu 15 pemenuhan kebutuhan pokoknya dalam kehidupan masyarakat bersama-sama di lokalisasi bersama Berdasarkan 2. Secara Teoritis latar Penelitian ini juga diharapkan dapat belakang masalahan yang ditemukan diatas, menjadi acuan informasi dalam penelitian- maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Terbentuknya yang berjudul Pranata penelitian berikutnya dengan permasalahan Bagaimana Sosial dalam Masyarakat Di Lokalisasi. penelitian yang Referensi Pustaka sama serta bagi menjadi pemenuhuan kebutuhan penelitian lanjutan. B. B. Perumusan Masalah KONSEP OPERASIONAL Agar mencapai realitas dalam hasil Berdasarkan uraian latar belakang yang penelitian secara empiris, maka konsep yang telah dikemukakan di atas maka yang masih abstrak perlu dioperasionalkan untuk menjadi perumusan masalah dalam benar-benar penelitian ini adalah: menyentuh permasalahan penelitian yang akan diteliti. 8 Mengacu kepada topik untuk menciptakan kesamaan yang mengatur segala perilaku masyarakat pendapat serta kesatuan pengertian dalam yang berada pada lokalisasi batu 15 (lima pembahasan ini maka perlu kiranya penulis belas) tersebut. dengan tujuan keteraturan mengemukakan konsep operasional tentang bagi sesama anggota masyarakat yang ada berbagai istilah yang dipergunakan dalam pada daerah tersebut. Dengan adanya norma penulisan ini. Adapun konsep tersebut inilah terbentuk pranata-pranata sosial yang adalah : ada di suatu masyarakat. 1. Pranata Sosial 2. Kontrol Sosial Yang dimaksud pranata sosial dalam Teori kontrol sosial dalam penelitian ini yaitu segala nilai-nilai dan penelitian ini melihat adanya suatu norma yang bertujuan untuk mengatur setiap kontrol perilaku masyarakat khususnya masyarakat masyarakat yang ada pada lokalisasi yang berada pada lokalisasi batu 15 (lima batu 15 (lima belas) tersebut. Seluruh belas) kota Tanjungpinang. Maka dengan anggota masyarakat wajib mengikuti kata lain seluruh dengan adanya pranata demi menjaga ketertiban pada daerah sosial menjadi keteraturan dan wajib di ikuti tersebut. Oleh karena itu dalam menaati oleh anggota masyarakat yang berada pada aturan dan norma dalam masyarakat lokalisasi batu 15 (lima belas) tersebut. merupakan Adapun untuk melihat lebih jelasnya suatu tindakan yang tidak sesuai dengan pranata norma-norma sosial yang dipandang yang terdapat pada lokalisasi tersebut melalui: terhadap suatu segala reaksi perilaku terhadap masyarakat. a. Nilai C. Nilai yang dimaksud ialah sesuatu yang METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian dianggap baik dan buruknya dari perilaku Penelitian ini bersifat kualitatif, masyarakat ataupun yang ada pada lokalisasi yaitu berusaha memahami dan menafsirkan batu 15 (lima belas) tersebut. Nilai ini sendiri bertujuan bertinggkah laku untuk makna suatu peristiwa interikasi tingkah pedoman masyarakat laku manusia dalam situasi tertentu menurut dalam perspektif peneliti, dengan kata lain peneliti kehidupanya. Sehingga menjadikan sesuatu bukan mencari jawaban atas pertnyaan “apa” kesesuai kebutuhan masyarakat terhadap tetapi yang berlaku pada lokalisasi batu 15 Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini diharapkan mampu tersebut b. “mengapa”. menggambarkan keadaan yang sebenarnya (naturalistik) di lapangan. (Prasetya Irawan, Norma Norma yang dimaksud 2006:49dan64). dalam penelitian ini merupakan sesuatu aturan 9 Dalam penelitian kualitatif, untuk 2. Lokasi Penelitian memperoleh data, fakta, dan informasi di Penelitian lapangan, penulis menggunakan teknik dan Kelurahan Air alat pengumpulan Jenis penelitian yang Kecamatan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif adalah variable mandiri atau lokalisasi lebih dilakukan lain. adalah Pendekatan metodologi bercampur aduk dengan berada di Lokalisasi Batu 15 kualitatif, 3. Populasi dan Sampel Dalam kata-kata tertulis maupun lisan dari orang- memperoleh (2009:216) suatu pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu kualitatif ini pendapatkan dimana tidak dalam menggunakan penulis Sugiyono penelitian populasi karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial fenomena sosial dan masalah manusia. Pada tertentu dan sampel pula dalam penelitian ini pendekatan ini, peneliti membuat suatu dinamai informan. Dan pemilihan informan gambaran, meneliti kata-kata, laporan terinci penelitian dilakukan dengan menggunakan dari pandangan informan, dan melakukan teknik purposive sampling, yaitu sampel studi pada situasi yang alami. menggunakan penelitian menggunakan orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan Dengan ini yang yang menghasilkan data deskriptif berupa akan peneliti terarik untuk melakukan penelitian yang penelitian melakukan prosedur penelitian kualitatif Alasan pemukiman masyarakat. sehingga peneliti atau menggabungkan antara variable satu yang Timur. Tanjungpinang yang berada di Batu Lima Belas di mana (independen) tanpa membuat perbandingan dengan Raja di aktifitas-aktifitas di sekitar area lokalisasi metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai dilakukan mengambil penelitian disini karena banyak deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:35) penelitian ini yang bertujuan dimana data diperoleh jenis langsung pada informan yang dituju saja dan penelitian deskriptif kualitatif penelitian ini ditetapkannya informan yang akan dituju dapat menemukan pemecahan masalah yang oleh peneliti sendiri, yang menjadi informan diselidiki dengan menggambarkan keadaan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta sudah tinggal 10 sampai 20 Tahun di area yang ditemukan berkaitan dengan penelitian lokalisasi dan faktor-faktor yang mendukung tentang Bagaimana Terbentuknya Pranata peneliti untuk mendapatkan informan seperti Sosial dalam Masyarakat di Lokalisasi Batu tokoh-tokoh 15 Lokalisasi Batu 15. 10 masyarakat yang ada di informan terhadap penelitian. Adapun teknik 4. Sumber dan Jenis Data Dalam penelitian ini data dan alat pengumpul data yaitu berupa didapatkan melalui dua sumber yaitu: wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. a. Data Primer Yaitu data yang didapatkan a. Observasi langsung dari informan melalui wawancara Observasi tidak berstruktur/ bebas dan wawancara diklasifikasikan menjadi dua cara yaitu cara dengan menggunakan teknik observasi. Data berperan serta dan tidak berperan serta. tersebut seperti identitas informan seperti Observasi tanpa peran serta, pengamat hanya umur,pekerjaan dan ciri ciri masyarakat melakukan satu fungsi yaitu mengadakan yang tinggal di sekitar area lokalisasi pengamatan. Namun observasi berperan tersebut serta respon msyakat dengan adaya serta, pengamat melakukan dua fungsi Lokalisasi yang dekat dengan lingkugan masyarakat. diperoleh sekunder dari adalah lembaga sekaligus yaitu menjadi bagian sebagai dari pengamat masyarakat dan yang diamatinya. Data Sekunder Data pengamatan langsung di lokasi penelitian, observasi secara mendalam (indepth interview) dan b. adalah data atau yang institusi b. Wawancara mendalam tertentu. Adapun data pelengkap sebagai Wawancara data pendukung penelitian ini diperoleh dari suatu buku, dokumen, maupun dokumentasi yang cara mendalam mengumpulkan merupakan data atau informasi dengan cara langsung bertatap ada kaitannya dengan penulisan. muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang 5. Teknik dan Alat Pengumpulan topik yang diteliti. Wawancara mendalam Data dilakukan secara langsung dan berulang- Data dalam penelitian kualitatif hampir ulang. Wawancara langsung dan mendalam dipastikan berbentuk kata-kata, meskipun dengan menggunakan instrument penelitian data mentahnya bisa berbentuk benda-benda, berupa interview guide. Interview guide foto, figur manusia (Irawan, 2006:67). berisikan daftar pertanyaan yang sifatnya Pengumpulan data adalah segala kegiatan terbuka yang digunakan untuk menjadikan yang dilakukan dalam usaha mengumpulkan wawancara data-data atau informasi yang menunjang terarah bertujuan menggali informasi yang penelitian akurat dari informan. diantaranya pengetahuan mengenai permasalahan dan data yang berhubungan dengan latar belakang 11 yang dilakukan agar lebih tersebut tersirat adanya unsure-unsur yang c. Dokumentasi Dokumentasi yang sebagai penunjang penelitian dimana dalam mengatur setiap perilaku warga masyarakat. digunakan dokumentasi Menurut Horton dan Hunt (Narwoko dan penulis, ini Bagong, 2010:216), yang dimaksud dengan dapat pranata sosial atau dalam istilah mereka melihat, mengabadikan gambar dilokasi lembaga sosial adalah suatu sistem norma penelitian. Dokumentasi ini juga digunakan untuk mengumpulkan data-data untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang yang oleh masyarakat dipandang penting. berbentuk cacatan berupa hasil wawancara, Dengan kata lain, pranata sosial adalah dokumen-dokumen yang berkaitan dengan sistem hubungan sosial yang terorganisir penelitian serta foto rumah masyarakat yang yang mengejawantahkan nilai-nilai serta tinggal di area lokalisasi. prosedur umum memenuhi pokok dan warga pembahasan mengenai pranata sosial adalah: A. PRANATA SOSIAL Manusia pada dasarnya selalu hidup di suatu kegiatan mengatur masyarakat. tiga kata kunci di dalam setiap II. KONSEP TEORI dalam untuk lingkungan yang 1. Nilai dan norma 2. Pola perilaku yang dibakukan serba- atau yang disebut prosedur berpranata. Artinya, segala tindakan tanduk umum; dan Sistem hubungan, atau perilaku manusia senantiasa akan diatur yakni jaringan peran serta status menurut telah yang menjadi wahana untuk disepakati bersama. Di dalam kehidupan melaksanakan perilaku sesuai masyarakat, jumlah pranata sosial uang ada dengan prosedur umum yang relatif berlaku cara-cara beragam berkembang tertentu dan sesuai yang jumlahnya dengan terus dinamika 2. Kontrol Sosial perkembangan masyarakat itu sendiri. Selain Sepanjang pranata keluarga, masih banyak pranata semua anggota masyarakat bersedia menaati aturan yang berlaku, sosial yang memiliki fungsi yang sama. hampir Mengatur cara-cara warga masyarakat dalam bisa bermasyarakat memenuhi berbagai kebutuhan yang penting, dipastikan akan bisa kehidupan berlangsung dengan lancar dan tertib. Tetpi berharap seperti pranata ekonomi, pranata pendidikan, semua anggota masyarakat brperilaku taat, pranata politik, dan pranata agama. tentu merupakan hal yang mahal. Di dalam Pengertian pranata sosial secara prinsipil kenyataan, tentu tidak semua orang akan tidak jauh berbeda dengan apa yang sering selalu dikenal dengan lembaga sosial, organisasi bersedia dan bisa memenuhi ketentuan atau aturan yang berlaku dan sosial maupun lembaga kemasyarakatan, bahkan tidak jarang ada orang-orang tertentu karena di dalam masing-masing istilah yang melanggar aturan yang berlaku untuk 12 kepentingan pribadinya. (Narwoko dan berdasarkan jenis pekerjaan, sebagaimana Bagong, 2010:132) Adapun dapat dilihat dari umur informan penelitian langkah untuk yang dijadikan sumber informasi penelitian melakukan seputar permasalah yang dikaji. kotrol sosial sangat beragam. Disinilah letak peran pranata sosial. Pranata sosial yang a. Bapak Wagiman umur 45 tahun adalah nantinya akan membentuk perilaku individu seorang pedagang yang tinggal di dalam berinteraksi Kelurahan Air Raja dan mempuyai masyarakat memiliki perbedaan pendapat anak dan istri mansing-mansing masih serta keputusan, dan hal itulah yang nantinya duduk akan menciptakan konstruksi sosial dalam mempuyai istri satu sebagai ibu rumah masyarakat. Masyarakat bebas menentukan tangga. Bapak wagiman sudah lama pilihannya sebagai individu yang tinggal tinggal di area lokalisasi selama 16 dalam tahun, sebagai RT di area lokalisasi. bertindak. suatu beranggapan Dalam lingkungan. bahwa Teori individu ini dalam b. masyarakat mempunyai kecenderungan yang sama kemungkinannya yakni di banggku (SMA) dan Bapak Anton umur 38 tahun, pekerjaan sebagai pedagang dan mempuyain anak tidak mansing-mansing melakukan penyimpangan perilaku (baik) masih duduk di bangku (SMA) dan mempuyai istri satu dan berperilaku menyimpang (tidak baik). sebagai pedagang. Bapak anton sudah berdagang di area loklisasi selama 10 tahun. IV. PEMBAHASAN c. A. Karakteristik Informan Bapak Andi umur 39 tahun pekerjaan sebagai pedagang keliling di kawasan Karakteristik Informan Tanjungpinang dan mempuyai anak mansing-mansing Informan dalam penelitian kualitatif sudah dukuk di karena bangku (SMP). Bapak Andi sudah dianggap mampu memberikan informasi tinggal di area lokalisasi bersama seputar masalah yang sedang diteliti. Dalam keluarganya selama 10 tahun. sengaja dipilih oleh peneliti, penelitian ini, informan yang dipilih adalah d. penduduk yang memang sudah lama tinggal Bapak Agung umur 40 tahun pekerjaan sebagai buruh kasar di pelabuhan di area lokaliasi yaitu 10 sampai 15 tahun Tanjungpinang dan mempuyai anak telah menetap di area lokalisasi, karena masih sekolah dibangku (SMP).Bapak informan mengetahui secara jelas bagaimana Agung sudah tinggal di area lokalisasi kondisi lokalisasi yang berada di batu 15. selama 10 tahun bersama keluarganya. Selain itu, karakteristik informan juga e. ditentukan berdasarkan umur dan lama Ibu Asnaini umur 42 tahun adalah seorang pedagang yang tinggal di tinggal di area lokalisasi batu 15. Dan 13 Kelurahan Air Raja dan mempuyai yang terorganisir yang mengejawantahkan anak dan suami, mansing-mansing nilai-nilai serta masih duduk di banggku (SMA) dan mengatur dan memenuhi kegiatan pokok mempuyai warga masyarakat. suami satu sebagai pedagang. Ibu Asnaini sudah lama Dalam tinggal di area lokalisasi selama 15 tahun, sebagai g. umum untuk suatu kebudayaan terkandung nilai-nilai dan norma-norma Ibu RT di area sosial yang merupakan faktor pendorong lokalisasi. f. prosedur bagi manusia untuk bertingkah laku dan Ibu yuni umur 29 tahun adalah seorang mencapai kepuasan tertentu dalam karyawan swalayan yang tinggal di kehidupan sehari-hari. Nilai dan norma area lokalisasi di Kelurah Air Raja. Ibu senantiasa berkaitan satu sama lainnya, yuni sudah lama menetap di area walaupun keduanya dapat dibedakan. Maka lokalisasi selama 10 tahun bersama dalam melihat suatu pranata sosial yang ada keluarganya. pada kehidupan masyarakat di lokalisasi batu 15 dilihat dari nilai dan norma Ibu Epa umur 38 tahun seorang sosialnya. karyawan Swalayan yang tinggal di area lokalisasi di Kelurahan Air Raja. Ibu Epa sudah metap di area lokalisasi a. selama 10 tahun bersama keluarga. Nilai sosial Mayarakat Pada Lokalisasi Batu Lima Belas (15) Masyarakat selalu hidup dengan nilai dan 1. norma PRANATA SOSIAL nilai tersebut sudah terkonstruksikan dalam lembaga masyarakat baik-buruk dalam paradigma kemasyarakatan, karena di dalam masingmasing istilah tersebut tersirat dalam dalam masyarakat tersendiri. Ketika nilai- sering dikenal dengan lembaga sosial, maupun baik sebagai filter terhadap budaya yang ada prinsipil tidak jauh berbeda dengan apa yang sosial dianggap lingkungannya. Nilai dan norma yang ada Pengertian pranata sosial secara organisasi yang masyarakat sudah tertanam didalamnya dan adanya diterima. unsure-unsur yang mengatur setiap perilaku Nilai disini menekankan pada tempat tinggal masyarakat di lingkungan warga masyarakat. Menurut Horton dan loklisasi batu 15 Hunt (Narwoko dan Bagong, 2010:216), yang dimaksud dengan pranata sosial atau Menurut ke-7 informan, peneliti dalam istilah mereka lembaga sosial adalah menarik kesimpulan bahwa di lokalisasi batu suatu sistem norma untuk mencapai suatu 15 memiliki nilai-nilai positif tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat tetapkan oleh masyarakat dan dipatuhi oleh dipandang lain, para pengusah, PSK dan masyarakat itu pranata sosial adalah sistem hubungan sosial sendiri. Nilai-nilai positif yang ada di penting. Dengan kata 14 yang di lokalisasi terlihat dengan adanya keamanan kehidupan kelompok masyarakat, degan agar demikian, kita juga mengetahui hal-hal yang tidak terjadi keributan antara masyarakat dengan PSK, Adanya nilai spesifik kekeluargaan yang dapat dilihat dengan sehingga kita dapat memaklmi perbedaan- berjalanya komunikasi yang baik antar perbedaan yang terjadi dalam berprilaku dan kedua belah pihak adanya kerja sama(gotong berinteraksi di antara anggota masyarakat royong), terciptanya perkumpulan ibu-ibu dalam yang membuat suatu kegiatan arisan dengan tinggalnya.(Budirahayu Tuti, 2009:5) mengatur tentang penularan penyakit AIDS dan HIV tingkah laku atau perbuatan ini dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang ada di dianggap sebagai alat kendali atau batasan- lokalisasi batu 15. batasan tindakan anggota masyarakat untuk Sosial Mayarakat memilih peraturan yang diterima atau tidak Pada dalam suatu pergaulan. Pilihan tersebut Lokalisasi Batu Lima Belas (15) Manusia memiliki kebebasan untuk melakukan tempat manusia disebut norma sosial. Norma sosial serta cara pemakaian alat kontrasepsi yang Norma lingkugan baik tetulis maupun tidak tertulis yang kesehatan yaitu dengan adanya penyuluhan b. kelompok Secara sosiologis peraturan umum adanya nilai-nilai yang baik dari segi minggunya masing-masing suatu tujuan mempererat tali silatuhrahmi, Serta benar setiap dari sesuatu menanggapi larangan. Perintah menunjukkan norma atau fenomena yang terjadi pada lingkungan kaidah yang akan membawa manfaat jika sosialnya pandagan sosiologis, banyak di dilakukan. titik menunjukkan norma atau kaidah yang akan beratkan dalam diwujudkan dalam bentuk perintah dan pada kekuatan dari Sedangkan larangan serangkaian peraturan umum, baik tetulis membawa bahaya atau maupun tidak tertulis, mengenai tingkah dilakukan. Setiap anggota laku atau perbuatan manusia yang menurut menerima aturan-aturan itu sebagai patokan penilaian anggota kelompok masyarakat tingkah laku yang benar dan yang salah. sebagai suatu yang baik atau yang buruk, Seseorang dikendalikan oleh norma-norma pantas atau tidak pantas dalam masyarakat. itu tidak hanya sekedar membuat perasaan cara mana yang lebih baik senantiasa takut untuk melanggar aturan perilaku, tetapi tergantung pada situasi yang di hadapi dan juga tujuan yang hendak dicapai, maupun jangka bersalah waktu yang di hendaki. Mempelajari nilai- tersebut. (Abdulsyani, 2007:55). nilai budaya suatu kelompok masyarakat Aturan kita tahu, bahwa dengan mempelajari nilai- karena jika yang dapat kerugian di masyarakat membuat melanggar tetapkan jika perasaan norma-norma oleh suatu kelompok masyarakat tentang apa yang nilai budaya suatu kelompok masyarakat, harus dilakukan, melarang apa yang di maka kita juga akan mengetahui karakrestik, larang atau apa dan diataati semua anggota tata aturan dan kaidah yang ada dalam 15 masyarakatnya juga terdapa pada area disediakan segala perlengkapan, tempat lokalisasi batu 15 ini. Masyarakat yang tidur, kursi tamu, pakaian, alat berhias, dan tinggal juga juga tersedia berbagai macam gadis dengan memandang lokalisasi ini terdapat aturan- tipe karakter dan suku bangsa yang berbeda aturan tertentu yang harus ditaati masyarakat (Kartono, 2011). di lingkungan lokalisasi yang tinggal di area lokalisasi batu 15 ini. 2. Seperti halnya dampak dari nilai-nilai positif ketat misalnya tidak boleh mencuri yang terkandung didalam lokasi batu 15 tersebut, dimana menjadikan uang sumber ini rupiah untuk kamar, dan juga sekaligus tentunya uang keamanan agar mereka terlindung memiliki sejumlah aturan tersendiri bagi meraka yang bergantunag hidup berebut membayar pajak rumah sebesar 30.000 usaha seperti berdagang pada lokalisasi ini. positf dilarang mengadakan janji diluar. PSK itu harus masyarakat sekitar karena dapat membuka dampak pelanggan, langganan orang lain, tidak boleh penghasilan atau pendapatan tersendri bagi Nilai-nilai Di lokalisasi, diterapkan kedisiplinan dan terjamin identitasnya. Lokalisasi atau memiliki norma-norma sosial untuk membuka usaha dilokalisasi mengatur kedisiplinan masyarakatnya, Pekerja seks komersial, pelacur, baik dari antar anggota masyarakat dan sundal , wanita tunasusila, balon, dan lonte juga para PSK. Norma merupakan adalah beberapa sebutan terhadap seorang suatu yang memberikan pelayanan jasa pemuasan diterapkan dan harus dilakukan dengan kebutuhan seksual yang hidup dalam konsep sebgaimana metinya. Dengan adanya dunia prostitusi atau pelacuran. Sedangkan norma-norma sosial di lingkungan bagi laki-laki yang melakukan kegiatan lokalisasi pelacuran sering disebut gigolo. Arti dari interaksi, prostitusi ialah gejala kemasyarakatan di masyaakat, mana keteraturan pelacur menjual diri melakukan bentuk aturan ini akan intergerasi serta yang harus menciptakan antar sesama menciptakan dalam menjaga perbuatan-perbuatan seksual sebagai mata kedisiplinan secara bersama yang dapat pencarian (Kartono, 2011). dilihat dari cara, Lokalisasi memliki pengertian yang terisolasi atau terpisah dari 3. kompleks Dengan adanya lokalisasi batu 15 penduduk lainnya. Kompleks ini dikenal menjadikan suatu pandangan umum yang sebagai daerah lampu merah, atau petak- menilai suatu lokasi yang syarat akan dunia petak daerah tertutup. Lokalisasi pada dan pergaulan yang tidak baik. Namun untuk umumnya terdiri atas rumah-rumah kecil yang berlampu merah, yang KONTROL SOSIAL mencegah dikelola agar kecenderungan warga masyarakat yang ingin dan telah melanggar mucikari atau germo. Ditempat tersebut aturan tidak terus merebak atau bekembang 16 lebih parah,dari pandangan dan rahasia melalui system nilai dan normanya. Tidak masyarakat umum maka masyarakat di dapat dipungkiri system nilai dan norma lokalisasi sosial batu 15 perlu menjalankan tersebut sengaja dibentuk demi pengendalian sosial atau control sosial keteraturan dan kenyamanan untuk seluruh (social control) terhadap individu-individu anggota masyarakat. ebiasaan, tata kelakuan, anggotanya. dan adat istiadat yang ada di lingkungan lokalisasi. Menurut Peter L. Berger (Narwoko dan Bagong, 2010:132), yang dimaksud Dengan kata lain kontrol sosial dari system pengendalian yang nilai dan system norma sosial masyarakat di digunakan masyarakat untuk menertibkan lokalisasi batu 15 tersebut sudah terlaksana anggota yang membangkang. Sementara itu sesuai dengan fungsi dari pranata sosial itu Menurut Roucek (Narwoko dan Bagong, sendiri. 2010:132), pengendalian sosial adalah suatu (Narwoko dan Bagong, 2010:218), pranata istilah kolektif yang mengacu pada proses sosial di dalam masyarakat dengan demikian terencana harus dilaksanakan fungsi-fungsi berikut: sosial atau adalah tidak cara untuk mengajar individu agar dapat menyesuaikan diri 1. dengan kebiasaan dan nilai kelompok tepat Memeberi Soerjono pedoman masyarakat tinggal mereka. Salah Menurut Soekanto pada tentang anggota bagaimana bertingkah laku atau bersikap di dalam satu faktor yang usaha untuk memenuhi segala mempertimbangkan alasan mengapa warga kebutuhan hidupnya. Dengan demikian masyarakat perlu dikontrol atau diberi pranata rambu-rambu didalam berperilaku sehari- berbagai aturan atau kaidah-kaidah hari ada kaitannya dengan efektivitas- sosial yang harus dipergunakan oleh tidaknya proses sosialisasi. Kontrol sosial setiap yang memenuhi kebutuhan hidupnya. dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran atau dalam versi “mengancam 2. sosial anggota telah siap dengan masyarakat untuk Menjaga keutuhan masyarakat dari sanksi” disebut kontrol sosial yang bersifat ancaman perpecahan atau disintegrasi preventif. Sedangkan control sosial yang masyarakat. dilakukan setelah terjadinya planggaran bahwa sumber pemenuhan kebutuhan dengan memulihkan hidup yang dapat dikatakan tidak keadaan agar bisa berjalan seperti semula seimbang dengan jumlah manusia yang disebut kontrol sosial yang bersifat represif. semakin (Narwoko dan Bagong, 2010:134). mapun maksud hendak Hal bertambah mengingatkan baik kualitasnya, dimungkinkan Kontrol sosial yang ada pada ini kuantitas sehingga pertentangan yang bersumber pada perebutan maupun masyarakat lokalisasi batu 15 terbentuk ketidakadilan dalam usaha memenuhi melalui pranata-pranata sosial yang di lihat 17 3. kebutuhan akan ancaman kesatuan dari menjadi hal yang paling utaman dalam masyarakat. lingkungan lokalisasi batu lima belas, Berfungsi untuk memberikan pegangan Aktifitas di dalam lingkungan lokalisasi dalam seperti aktifitas para pekerja seks pengendalian sosial (social control). komersial terima oleh Sanksi-sanksi atas pelanggran norma- masyarakat yang berada di dalam norma sosial merupakan sarana agar lingkungan lokalisasi tersebut. Interaksi setiap warga masyarakat tetap konform antara masyarakat dengan psk berjalan dengan dengan mengadakan norma-norma sistem sosial itu, (psk) baik di selain itu aktivitas sehingga tertib sosial dapat terwujud. masyarakat di lokalisasi batu lima belas Dengan demikian sanksi yang melekat seperti masyarakat lain nya, seperti pada setiap norma sosial itu merupakan berjualan untuk menambah penghasilan pegangan dari warga untuk meluruskan dalam maupun memaksa warga masyarakat pekerja seks (psk) dapat bergaul dengan agar tidak menyimpang dari norma masyarakat setempat tampa adanya sosial, karena pranata sosial akan tetap batasan-batasan sehingga memudahkan tegar di tengah kehidupan masyarakat. psk berinteraksi dengan cara mengikuti kehidupan kegiatan olah sehari-hari raga, para membangun pembagunan jalan dan membersihkan A. Kesimpulan Porsitusi jalan yang ada di lokalisasi tersebut, hal di tinjau dari sudut ini manapun merupakan suatu kegiatan sehingga Secara sosiologi prostitusi merupakan kehidupan menjalani setempat segara sosial pada dasarnya nilai dan norma yang terjadi mengikuti perubahan di dalam masyarakat, setiap masyarakat memiliki nilai dan norma dalam masyarakat lingkungan prostitusi yang berbeda-beda. Perbedaan ini tidak tersebut sering di sebut masyarakat terlepas dari kondisi sosial ekonomi, dengan lokalisasi dan Lokalisasi batu Lima Belas masuk budaya masyarakat sekitar keberadaan nilai dan norma bertujuan di kelurahan Air Raja masyarakat luas untuk menciptakan keteraturan. Dengan memandang lokalisasi batu lima belas ini diperlukan adanya kontrol sosial ini sangat kurang baik (negatif) di mana norma-norma mampu bgi bersifat dinamis atas perubahan nilai- masyarakat, jasa seksual yang di pandang buruk dan masyarakat Pranata prostitusi adalah suatu bentuk penjualan nilai0nilai positif keteraturan yang berlaku yang bertentagan dengan norma yang ada di dalam lingkungan berdampak kehidupan yang berdampak tidak baik (negatif). perbuatan amoral sangat untuk menjaga kehidupan masyarakat sosial 18 agar tetap dengan kondisi yang 2. kondusif. Diharapkan bagi masyarakat yang tinggal diarea lokalisasi agar Kontrol sosial yang berada dalam menaati peraturan-peraturan yang lingkungan kehidupan lokalisasi batu 15 ada di dalam area lokalisasi ini yang paling dominan dilakukan oleh sehingga ketua RT agar tetap menjaga keamanan mendapatkan dan ketertiban yang berlaku. Sehingga layak seperti masyarakat normal hal ini juga didukung oleh pemerintah lainnya. serta masyarakat setempat untuk masyarakat kehidupan bisa yang 3. Diharapkan kepada masyarakat menciptakan keteraturan dilingkungan diarea lokalisasi lokalisasi. menjaga solidaritas dan menjaga hubungan B. Saran 1. Diharapkan bagi pemerintah agar pemerintah agar sosial demi lebih dengan mewujudkan memperhatikan masyarakat yang masyarakat yang harmonis demi tinggal di lokalisasi agar bisa kemajuan hidup masyarakat. yang sesuai dengan tempat tinggal keinginan dan harapannya yang Di harapakan bagi masyarakat agar mereka harapkan baik dari segi tetap menjaga hubungan baik antara lingkungan masyarakat sosial, ekonomi, dengan masyarakat maupun kesejahteraan masyarakat maupun dengan para pekerja dan setempat. mengontrol lokalisasi ini dengan 19 DAFTAR PUSTAKA Abdulsyani, 2007. Sosiologi Sistematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara Adang &Yesmil Anwar, 2010, Kriminologi, Refika Aditama, Bandung. Budirahayu, Tuti 2009, Sosiologi Prilaku Meyimpang, Surabaya: PT. Revka Patera Media Horton, Paul B.- Hunt, Chester L. (1992). Sosiologi, (terj.). edisi keenam, Jakarta:Penerbit Erlangga. Horton dan Chester L. Hunt. 1999. Sosiologi. Jakarta: Erlangga Koentjaraningrat. (1996). Pengantar Antropologi; Jakarta: Rineka Cipta. Kartono, K. 2011. Patologi Sosial. Jakarta : PT. Radja Grafindo Persada Narwoko, Dwi, Suyanto, Bagong. 2010. Soiologi Teks Pengantar dan Terapan edisi ketiga. Jakarta: Kencana Media Group. Paul B Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Soekanto, Soerjono. (1998). Sosiologi Suatu Pengantar; Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia. Soekanto, Soerjono. (1983). Beberapa Teori Sosiologi Tentang Sturktur Sosial, Jakarta: CV Rajawal 20 Sumber lain: Monografi Kelurahan Air Raja, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kabupaten Kepulauan Riau Tahun 2014 http://situs-aku-blogspot.com/2012/01makalah-tenaga-kerja pask html?m=1 diakses 16 Desember 2014, 20. 32 WIB PT Batam Intermedia Pers. Alamat Redaksi: Komplek Pinlang Mas No.15 Lt 2-3 JL.DI Panjaitan-Batu IX TanjungpinangTelepon : (0771) 7447234 (hunting), Fax: (0771) 7447085 http://batamtoday.com/berita44345-Maskur-Tantang-Pemko-Tanjungpinang Tutup Lokalisasi-'Batu-15'.html http://www.kompasiana.com/kompol52/psk-proteksi-konstitusi-pandanganmasyarakat-atas-mereka_54f929baa3331169018b48c8 http://www.haluankepri.com/tanjungpinang/1678-pelacuran-di-eks-lokalisasi batu-15-tpi-kini-marak-lagi.html Aktavia, Ayu, Risa 2014. Kajian Moral dan Kewarganegaraan Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014. Strategi bertahan pekerja seks komersial di lokalisasi Jarak Surabaya.http://dokumen.tips/documents/strategi-bertahan-pekerja-seks komersial-di-lokalisasi-jarak-surabaya.html 21