ISSN 1693-4849 JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan) VOLUME 24 NOMOR 1 MARET 2016 Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sistem Ekskresi dengan Menggunakan Metode Peta Konsep Di SMPN 2 Banda Aceh Anita Noviyanti (1-7) Meningkatkan Hasil Belajar Rangkaian R-L-C melalui Jigsaw Siswa Kelas XII TKJ.2 SMK Negeri 1 Bireuen Bima Albert (8-17) Meningkatkan Hasil Belajar Tekanan Hidrostatis melalui NHT Siswa Kelas X TPTU SMK Negeri 1 Bireuen Fatimah Abubakar (18-27) Perkembangan Budaya Politik Di Indonesia M. Yusuf (28-34) Meningkatkan Hasil Belajar Norma Masyarakat Indonesia melalui STAD Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Jeumpa Yusrawati (35-44) Meningkatkan Ketrampilan Menyusun RPP Berbasis K13 melalui Modeling KKKS Gugus III SD Negeri 28 Peusangan Kabupaten Bireuen Zainuddin (45-55) Antisipasi Lembaga Perbankan Di Kota Banda Aceh dalam Mencegah Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang Dilakukan oleh Nasabah dan Korporasi Zulfan Yusuf (56-66) Kajian Pedagogical Content Knowledge Calon Guru Rini Sulastri (67-70) Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX-2 Semester I Tahun 2013/2014 Materi Sejarah Terjadinya Uang dan Pengertian Uang melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Di SMP Negeri 1 Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Usmayani (71-87) Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Teks Teks Iklan dalam Surat Kabar melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IX-2 Semester I Tahun Ajaran 2014/2015 SMP Babul Istiqamah Susoh A.Rani (88-105) Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Materi Organ Pernafasan melalui Metode Alat Peraga Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 pada SD Negeri 12 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya Aidar (106-119) Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Penulisan Laporan Perjalanan dengan Menggunakan Metode Penugasan Di Kelas VIII-1 Semester I Tahun 2014/2015 SMP Negeri Tunas Nusa Kabupaten Aceh Barat Daya Hasmanidar (120-132) Diterbit Oleh FKIP Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu Volume 24 Publikasi Online: jurnal.serambimekkah.ac.id/jurnal-fkip/ Nomor 1 Hal 1-132 Banda Aceh Maret 2016 Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2016 Volume 24 Nomor 1 8 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANGKAIAN R-L-C MELALUI JIGSAW SISWA KELAS XII TKJ.2 SMK NEGERI 1 BIREUEN Oleh Bima Albert* Abstrak Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini untuk meningkatkan hasil belajar rangkaian R-L-C melalui Jigsaw siswa kelas XII TKJ.2 SMK Negri 1 Bireuen, subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII TKJ.2 SMK Negeri 1 Bireuen, bertujuan untuk mengetahui cara, efektifitas dan tingkat keberhasilan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas XII XII TKJ.2 SMK Negeri 1 Bireuen. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisa data dan refleksi. Data yang terkumpul mengunakan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Untuk analisis kuantitatif digunakan analisis deskriptif yaitu skor rata-rata dan persentase, nilai minimum dan maksimum, ketuntasan dan persentase pada setiap siklus. Sedangkan untuk analisis kualitatif dengan mengolah nilai berdasarkan rentangan nilai dan KKM dengan tes tertulis, terdiri atas 6 soal pilihan ganda rangkaian R-L-C, sedangkan mengobservasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan mengunakan skor total aspek, skor setiap indikator, rata-rata dan kualifikasi pada setiap siklus. Salah satu alternatif pembelajaran fisika yang inovatif dan kreaktif adalah dengan mengunakan model pembelajaran Jigsaw (maju mundur seperti gergaji). Model ini yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya. Hasil penelitian berdasarkan nilai KKM, dari hasil belajar sejumlah 27 siswa mencapai ketuntasan berdasarkan nilai KKM 76, pada pra siklus 13 siswa (48,1%) tuntas dan 14 siswa (51,9%) tidak tuntas, sedangkan pada siklus I siswa mencapai ketuntasan belajar sebanyak 18 siswa (66,67%) dan tidak tuntas 9 siswa (33,33%) serta pada siklus II semua siswa berjumlah 27 siswa (100%) tuntas belajar. Kata Kunci : Hasil Belajar, Rangkaian R-L-C, Jigsaw. PENDAHULUAN Ada kalanya dalam proses pembelajaran perlu diamati, baik tentang persiapan perangkat pembelajaran, interaksi guru dengan siswa, daya pikir siswa yang berbeda, minat belajar siswa, serta cara guru mengelola kelas yang baik sehingga tercapai tujuan pembelajaran dalam proses pembelajaran. Kenyataannya setelah diadakan penilaian akhir pembelajaran Fisika tepatnya materi rangkaian R-L-C pada kelas XII TKJ.2 dari 27 siswa hanya 5 siswa (18,5%) memperoleh baik , 8 siswa (29,6%) memperoleh nilai cukup dan 14 siswa (51,9%) lagi memperoleh nilai kurang, ini berarti siswa tidak tuntas belajar 51,9% dari siswa yang jumlahnya 27 orang. Mengingat pembelajaran fisika pada siswa jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) 2 pada proses pembelajaran konsep rangkaian R-L-C hasil belajar tidak memenuhi target yang diharapkan, hal ini perlu perbaikan yang terarah baik dalam perangkat pembelajaran, model pembelajaran yang sesuai dan pengelolaan kelas yang baik. Hal ini dapat membangkitan motivasi belajar dan percaya diri dalam belajar. Solusinya adalah guru mempunyai suatu upaya untuk memperbaiki cara mengajar dalam proses pembelajaran, baik dalam menerapkan suatu model pembelajaran, mengelola kelas yang tepat dan menyenangkan, interaksi guru dan siswa yang baik dan interaksi siswa dengan teman sekelasnya yang baik dan tenang, sehingga Bima Albert, S.T, S.Pd* adalah Guru SMK Negeri 1 Bireuen Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2016 Volume 24 Nomor 1 hasil belajar siswa dapat tercapai dengan apa yang diharapkan. Salah satu alternatif pembelajaran fisika yang inovatif dan kreaktif adalah dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw (maju mundur seperti gergaji), model ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya, dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok belajar untuk mengambil solusi dalam diskusi. Berdasarkan uraian diatas, peneliti sangat tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Meningkatkan Hasil Belajar Rangkaian R-L-C Melalui Jigsaw Siswa Kelas XII TKJ.2 SMK Negeri 1 Bireuen”. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : a. Bagaimana meningkatkan hasil belajar rangkaian R-L-C pada siswa kelas XII TKJ.2 SMK Negeri 1 Bireuen?. b. Apakah melalui Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar rangkaian R-LC pada siswa kelas XII TKJ.2 SMK Negeri 1 Bireuen?. c. Bagaimana tingkat hasil belajar rangkaian R-L-C melalui Jigsaw pada siswa kelas XII TKJ.2 SMK Negeri 1 Bireuen?. Tujuan dari penelitian ini yaitu : a. Untuk mengetahui cara melakukan peningkatan hasil belajar rangkaian R-L-C pada siswa kelas XII TKJ.2 SMK Negeri 1 Bireuen. b. Untuk mengetahui efektifitas Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar rangkaian R-LC pada siswa kelas XII TKJ.2 SMK Negeri 1 Bireuen. c. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar rangkaian R-L-C melalui Jigsaw pada siswa kelas XII TKJ.2 SMK Negeri 1 Bireuen. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah, antara lain : a) Bagi siswa, mampu meningkatkan motivasi dan kreatifitas dalam belajar konsep rangkaian R-L-C dan mampu melatih kepemimpinan siswa dalam kelompoknya. b) Bagi guru, sebagai wahana memperoleh pengalaman dan latihan terhadap 9 pelaksanaan Jigsaw dalam materi rangkaian R-L-C serta sebagai metode untuk meningkatkan motivasi, kreatifitas dan percaya diri siswa dalam menge mukakan pendapat. c) Bagi sekolah, Sebagai bahan informasi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan TINJAUAN PUSTAKA Hasil belajar Bagian terpenting dalam proses pembelajaran adalah hasil belajar, karena keberhasilan guru dalam proses pembelajaran dapat diukur dari hasil belajar, menurut Hamalik (2006: 30): “Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut”, dalam hal ini siswa akan terjadi perubahan pada dirinya baik sadar maupun tidak sadar setelah siswa mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan Sudjana (2005: 22) mendifinisikan: “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia mengalami pengalaman belajar ”. Jadi hasil belajar merupakan terjadi proses perubahan dalam diri seseorang setelah belajar. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Interaksi dalam proses pembelajaran sangat penngaruh dalam perkembangan hasil belajar siswa. S.Nasution (2006 : 360) menyatakan: “Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru”, hal ini interaksi guru dengan siswa, siswa dengan teman sekelasnya maupun sebaiknya perlu diterapkan dalam proses pembelajaran untuk membangkitkan rasa percaya diri dan prestasi belajar siswa, sehingga hasil belajar dapat menghasilkan sesuai dengan harapan. Minat belajar siswa sangat dominan mempengaruhi hasil belajar siswa, baik dalam hal kemampuan daya pikir yang beda, lingkungan, kejenuhan belajar dan metode pembelajaran yang kurang minat diterima oleh siswa. Selanjutnya Hamalik (1992: 173) menyatakan bahwa: “Suatu masalah didalam kelas, motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan dan mengontrol minatminat”, Dalam hal ini peran guru disini mampu pendekatan moral dan membimbing Bima Albert, S.T, S.Pd* adalah Guru SMK Negeri 1 Bireuen Bima Albert, Meningkatkan Hasil Belajar Rangkaian R-L-C Melalui JIGSAW siswa secara kekeluargaan, serta guru mampu mengkaitkan pengetahuan kedalam perkembangan anak didik, mengetahui tentang minat belajar siswa dan dapat mengambil solusi yang tepat sehingga siswa dapat motivasi dan kreatif dalam proses pembelajaran. Persiapan guru dalam pembelajaran merupakan salah satu faktor mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Slameto (1991: 84) menyatakan bahwa “Mengajar adalah kegiatan mengorganisasi yang bertujuan untuk membantu dan menggairahkan siswa belajar”, dalam hal ini bukan saja ilmu yang ada perlu disiapkan namun perlu juga perangkat pembelajaran yang terarah dan terprogram, pengelolaan kelas yang aman, tertib dan menyenangkan serta mampu membimbing siswa dalam proses pembelajaran. Sarana dan prasarana yang mendukung kelengkapan pembelajaran mempunyai nilai tersendiri dalam meningkatkan prestasi siswa, kemauan guru untuk mau mengubah dan memperbaiki dari yang tidak ada ke ada perlu diberi penghargaan. Prestasi Belajar Siswa Belajar akan mendapat prestasi yang baik apabila belajar tersebut dilakukan dengan adanya dukungan, sarana dan prasarana pengajaran, dengan demikian dapat mendorong motivasi belajar siswa dalam meningkat prestasi belajar. Motivasi belajar untuk prestasi juga dikemukakan oleh Mangkunegara (2001:103) adalah: “Motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaikbaiknya guna mencapai prestasi dengan prediket terpuji” Dalam hal ini prestasi yang telah dicapai dari serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh siswa yang mengakibatkan perubahan pengetahuan atau kemahiran yang ada didalam dirinya yang dicapai oleh masing-masing individu siswa berbeda satu sama lainnya. Prestasi belajar juga dapat disebut sebagai tingkat keberhasilan siswa didalam proses pembelajaran. Pendekatan Jigsaw Model Pembelajaran Jigsaw (maju mundur seperti gergaji) adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot 10 Aronson’s. Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya. Menurut Sugiyanto (2008: 41) menyatakan:“Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa keuntungan diantaranya memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial dan pandangan-pandangan”,hal ini sejalan dengan Mulyana (2005: 4) menyatakan: “Pembelajaran kooperatif adalah suatu sikap atau prilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam stuktur kerja sama yang teratur dalam kelompok”,dalam hal ini siswa belajar melalui tim ahli sehingga pembelajaran lebih efektif dan siswa lebih mudah mendeskripsikan konsep rangkaian R-L-C, dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 siswa secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Selain itu, menurut Lie (2010: 18) menyatakan bahwa : “Berbagai dampak negatif dalam menggunakan metode kerja kelompok tersebut seharusnya bisa dihindari, jika saja guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam persiapan dan penyusunan metode kerja kelompok”, guru harus pandai menciptakan suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli secara tepat, kemudian memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan materi, agar materi dapat tersampaikan secara akurat dan para anggota kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli, sehingga setiap siswa anggota kelompok menerima informasi yang diperlukan untuk memahaminya dan berdiskusi. Pada materi rangkaian R-L-C pelajaran fisika ini, model pendekatan Jigsaw merupakan suatu metode pendekatan yang baik diterapkan, dimana siswa tidak jenuh dalam belajar, dikarenakan adanya permainan diskusi didalam pembelajaran yang positif. Kooperatif Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan dari Bima Albert, S.T, S.Pd* adalah Guru SMK Negeri 1 Bireuen Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2016 Volume 24 Nomor 1 Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan. Sintaks pembelajaran kooperatif Jigsaw sebagai berikut : 1. Kelas dibagi menjadi beberapa tim, yang anggotanya terdiri dari 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen. 2. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut. 3. Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut.Kumpulan siswa semacam itu disebut `kelompok pakar` atau expert group. 4. Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali kekelompok semula atau home teams untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar. 5. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam home teams, para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari. Sudah tentu dalam pelaksanaan setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangannya, begitu juga dengan Jigsaw. Adapun kelebihan dan kekurangan pada Jigsaw adalah sebagai berikut: Kelebihan Jigsaw 1. Menciptakan suasana interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan siswa yang baik. 11 2. Melatih kepemimpinan siswa dalam kelompoknya 3. Melatih siswa dalam memberi informasi dan solusi masalah dalam diskusi. 4. Mendorong siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. 5. Melatih percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat. 6. Meningkatkan hasil belajar siswa baik secara individu maupun kelompok. 7. Meningkatkan efesiensi guru dalam mengelola kelas yang kreatif, dan menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan. Kekurangan Jigsaw 1. Memerlukan kecermatan dalam memilih kelompok ahli 2. Memerlukan buku panduan/LKS untuk siswa agar informasi tidak salah. 3. Memerlukan kesiapan dalam mengelola kelas yang tepat. Pembelajaran Fisika tentang Rangkaian RL-C Rangkaian hambatan R-L-C merupakan materi pelajaran fisika yang diajar pada kelas XII TKJ.2 semester genap untuk kurikulum KTSP di SMK Negeri 1 Bireuen. Dalam hal ini siswa mampu menerapkan konsep rangkaian R-L-C dan mampu menyelesaiakan bentuk-bentuk soal hitungan dalam rangkaian R-L-C, Rangkaian R-L-C arus bolak balik yang mempunyai hambatan (R), induktor (L) dan kapasitor (C) yang disusun secara seri, besarnya tegangan pada ujung-ujung R, L dan C sesuai dengan hukum ohm. Gambar 1. Rangkain R-L-C Seri Bima Albert, S.T, S.Pd* adalah Guru SMK Negeri 1 Bireuen Bima Albert, Meningkatkan Hasil Belajar Rangkaian R-L-C Melalui JIGSAW Kerangka Berpikir Peningkatan keberhasilan belajar siswa terhadap materi pelajaran fisika khususnya rangkaian R-L-C dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw yang relevan. Penggunaan model pembelajaran yang terprogam dan terarah dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar lebih aktif, dalam proses ini, akan terjadi kegiatan keterampilan memahami konsep materi rangkaian R-L-C pada siswa, dimana siswa di ajak untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep. akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga mampu memahami materi yang dijelaskan oleh teman, sehingga tingkat keberhasilan belajar siswa akan tercapai sesuai dengan harapan. Hipotesis Tindakan Berdasarkan berbagai teori yang telah dikumpulkan, maka peneliti merumuskan hipotesis tindakan yaitu “Melalui Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar rangkaian R-L-C pada siswa kelas XII TKJ.2 SMK Negeri 1 Bireuen ”. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau “Classroom Action Reserh”, lokasi penelitian dilaksanakan adalah Kelas XII TKJ. 2 SMK Negeri 1 Bireuen jalan Taman Siswa no. 2, Telp. (0644)21558, Fax. (0644)21358, Kode Pos 24251 desa Geulanggang Baro Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh.Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari tanggal 12 Januari s.d 30 Maret 2015. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII TKJ.2 SMK Negeri 1 Bireuen semester genap tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 27 orang siswa, dimana terdiri dari 20 orang siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa sebagai subyek penelitian. Data dari hasil tes tertulis. Tes tertulis dengan materi rangkaian R-L-C dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Selain siswa sebagai sumber data, peneliti juga menggunakan dua teman sejawat 12 sesama guru kelas sebagai sumber data dalam mengobservasi keaktifan siswa dalam pembelajaran setiap siklus. Teknik dan alat pengumpulan data, Teknik pengumpulan data mengenai peningkatan penguasaan materi diambil dari tes hasil belajar setiap siklus. Data tentang keaktifan siswa diambil dengan menggunakan lembar observasi. Alat pengumpulan data pada penelitian ini meliputi : Tes tertulis, terdiri atas 6 soal pilihan ganda rangkaian R-L-C. Lembar observasi dan dokumen. Teknik Analisis Data Data yang terkumpul mengunakan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Untuk analisis kuantitatif digunakan analisis deskriptif yaitu skor rata-rata dan persentase, nilai minimum dan maksimum, ketuntasan dan persentase pada setiap siklus. Sedangkan untuk analisis kualitatif dengan mengolah nilai berdasarkan rentangan nilai dan KKM. Data hasil observasi (pengamatan) yang dibantu oleh dua teman sejawat guru yang mengobservasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan mengunakan skor total aspek, skor setiap indikator, rata-rata dan kualifikasi pada setiap siklus. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan proses tindakan adalah apabila kemampuan siswa kelas XII TKJ.2 memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 76 (C), Observasi keaktifan siswa belajar dalam setiap siklus perlu dilakukan sebagai perbandingan dalam keberhasilan pembelajaran yang akan menghasilkan hasil belajar sesuai harapan. Observasi dilaksanakan oleh dua teman sejawat dalam pembelajaran setiap siklus. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisa data dan refleksi. hal ini terlihat seperti pada gambar alur penelitian sebagai berikut: Bima Albert, S.T, S.Pd* adalah Guru SMK Negeri 1 Bireuen Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2016 Volume 24 Nomor 1 13 Gambar 2. Alur Penelitian Siklus I Permasalahan; setelah diadakan penilaian akhir pembelajaran Fisika tepatnya materi rangkaian R-L-C pada kelas XII TKJ.2 dari 27 siswa hanya 5 siswa (18,5%) memperoleh baik , 8 siswa (29,6%) memperoleh nilai cukup dan 14 siswa (51,9%) lagi memperoleh nilai kurang. Permasalahan ini akan dianalisis sebagai kondisi awal (pra siklus). Perencanaan tindakan I, terdiri atas kegiatan; Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi rangkaian R-L-C disesuaikan dengan model pembelajaran Jigsaw, Penyiapan skenario pembelajaran dengan model Jigsaw. Menyiapkan buku/LKS rangkaian R-L-C.Pada siklus I, 27 siswa dibagi menjadi 5 kelompok. Pelaksanaan tindakan I, terdiri atas kegiatan; Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal, Melaksanakan kegiatan proses pembelajaran, menyajikan dan menjelaskan materi dan penyelesaian bentuk-bentuk soal rangkaian RL-C dan diskusi sesuai dengan sintak model Jiwsaw. serta tes akhir. Observasi I; Observasi (pengamatan) yang dibantu oleh dua teman sejawat guru yang mengobservasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan mengunakan skor total aspek, skor setiap indikator, rata-rata dan kualifikasi pada siklus I. Analisa data I yang diperoleh dari hasil tes dan data hasil observasi pada siklus I Refleksi I; Dalam tahap ini, merefleksi seluruh kegiatan atau peristiwa selama pelaksanaan tindakan berlangsung, membandingkan hasil pra siklus dengan siklus I dan mengidentifikasi kembali hal-hal yang masih kurang dan mempertahankan hal yang dianggap baik. Dan apabila pelaksanaan tindakan pada siklus I belum memuaskan, maka akan ditindak lanjut lagi pada siklus II sampai tujuan berhasil, Siklus II Perencanaan tindakan II, terdiri atas kegiatan: enyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Penyusunan RPP pembelajaran fisika untuk materi rangkaian RL-C disesuaikan dengan model pembelajaran Jigsaw. Penyiapan skenario pembelajaran dengan model Jigsaw. Menyiapkan buku/LKS rangkaian R-L-C. Pada siklus II, 27 siswa dibagi menjadi 4 kelompok dimana masingmasing kelompok ada dua siswa yang berprestasi . Pelaksanaan tindakan II, terdiri atas kegiatan; Melaksanakan kegiatan proses pembelajaran, menyajikan dan menjelaskan materi dan penyelesaian bentuk-bentuk soal rangkaian R-L-C dan diskusi sesuai dengan sintak model Jiwsaw, serta tes akhir. Observasi II; Observasi (pengamatan) yang dibantu oleh dua teman sejawat guru yang mengobservasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan mengunakan skor total aspek, skor setiap indikator, rata-rata dan kualifikasi pada siklus II. Analisa data II yang diperoleh dari hasil tes dan data hasil observasi pada siklus II dan mengambil kesimpulan. Refleksi II; Refleksi dalam tahap ini, membandingkan hasil belajar pada siklus I dengan siklus II dimana peneliti mengharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar rangkaian R-L-C sesuai dengan harapan. Bima Albert, S.T, S.Pd* adalah Guru SMK Negeri 1 Bireuen Bima Albert, Meningkatkan Hasil Belajar Rangkaian R-L-C Melalui JIGSAW HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil kondisi awal (pra siklus) setelah diadakan penilaian akhir pembelajaran Fisika tepatnya materi rangkaian R-L-C pada kelas XII TKJ.2 dari 27 siswa hanya 5 siswa (18,5%) memperoleh baik, 8 siswa (29,6%) memperoleh nilai cukup dan 14 siswa (51,9%) lagi memperoleh nilai kurang. Berdasarkan hasil tes pra siklus yang kurang memuaskan sesuai dengan harapan dengan ketuntasan belajar dari 27 siswa hanya 13 siswa yang tuntas (48,1%) dan belum tuntas 14 siswa (51,9%) serta nilai rata-rata 71 masih dibawah nilai KKM , dipadukan lagi dengan hasil observasi pra siklus dengan kualifikasi kurang aktif (C). Maka perlu tindakkan untuk perbaikan perangkat pembelajaran, model pembelajaran dan mendorong siswa agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran. Data yang diperoleh dari hasil tes dan data hasil observasi pada siklus I. Hasil siklus I setelah diadakan penilaian akhir pembelajaran Fisika tepatnya materi rangkaian R-L-C pada kelas XII TKJ.2 dari 27 siswa hanya 8 siswa (29,63%) memperoleh baik , 10 siswa (37,04%) memperoleh nilai cukup dan 9 siswa (33,33%) lagi memperoleh nilai kurang. Berdasarkan hasil tes pra siklus dengan hasil tes siklus I dapat dilihat adanya pengurangan jumlah siswa yang masih di bawah KKM. Pada pra siklus dibawah KKM sebanyak 14 siswa dan pada akhir siklus I berkurang menjadi 9 siswa. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 71 menjadi 77. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Menurut gambaran yang ada, bahwa keberhasilan belajar pada siklus I lebih baik dari pra siklus , namun demikian hasil pembelajaran belum semaksimal mungkin yang sesuai dengan harapan. Dengan memperhatikan hasil observasi keaktifan masih ada siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran, oleh karena itu diperlukan perbaikan pada pembelajaran siklus II. Data yang diperoleh dari hasil tes dan data hasil observasi pada siklus II Hasil siklus II setelah diadakan penilaian akhir pembelajaran Fisika tepatnya materi rangkaian R-L-C pada 14 kelas XII TKJ.2 dari 27 siswa hanya 10 siswa (37,04%) memperoleh baik , 17 siswa (62,96%) memperoleh nilai cukup. Refleksi dalam tahap ini, membandingkan hasil belajar pada siklus I dengan siklus II dimana peneliti mengharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar rangkaian R-L-C melalui Jigsaw sesuai dengan harapan. Berdasarkan hasil siklus I dengan hasil tes siklus II dapat dilihat adanya pengurangan jumlah siswa yang masih di bawah KKM. Pada siklus I dibawah KKM sebanyak 9 siswa dan pada akhir siklus II semua lulus sesuai dengan nilai KKM. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 77 menjadi 82. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Disamping hasil tes pada siklus II sangat memuaskan, juga keberhasilan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sisklus II ada peningkatan dibandingankan dengan proses pembelajaran pada siklus I, dari kualifikasi B (Aktif) dengan skor nilai rata-rata 66 pada siklus I meningkat menjadi B (Aktif) dengan skor nilai rata-rata 81,75. Menurut gambaran yang ada, bahwa keberhasilan belajar pada siklus II lebih baik dari siklus I maupun pada pra siklus, dengan demikian hasil pembelajaran sudah semaksimal mungkin yang sesuai dengan harapan. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa pendekatan pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar rangkaian R-L-C pada siswa kelas XII TKJ.2 SMK Negeri 1 Bireuen untuk pembelajaran semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Hal tersebut hasil analisis dibahas dalam data dengan perbandingan pembelajaran pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Dengan melihat perbandingan hasil tes pra siklus, siklus I dan siklus II ada peningkatan yang cukup signifikan, baik dilihat dari ketuntasan belajar maupun hasil perolehan nilai rata- rata siswa meningkat 8,11% dari nilai rata-rata 71 pada pra siklus menjadi 77 pada siklus I , dan meningkat 6,29% dari nilai rata-rata 77 pada siklus I menjadi 82 pada siklus II. Selain itu dapat dilihat pada data dan diagram nilai ratarata, nilai tertinggi dan nilai terendah pada setiap siklus dibawah ini : Bima Albert, S.T, S.Pd* adalah Guru SMK Negeri 1 Bireuen 15 Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2016 Volume 24 Nomor 1 Tabel 1. Hasil Belajar Berdasarkan Nilai Siswa No Keterangan Pra Siklus 1 Nilai tertinggi 82 2 Nilai Terendah 60 Nilai Rata-rata 71 Siklus I 86 68 77 Siklus II 88 76 82 Gambar 3. Diagram Hasil Belajar Berdasarkan Nilai Siswa Dari hasil belajar sejumlah 27 siswa mencapai ketuntasan berdasarkan nilai KKM 76, pada pra siklus 13 siswa (48,1%) tuntas dan 14 siswa (51,9%) tidak tuntas, sedangkan pada siklus I siswa mencapai ketuntasan belajar sebanyak 18 siswa (66,67%) dan tidak tuntas 9 siswa (33,33%) serta pada siklus II semua siswa berjumlah 27 siswa (100%) tuntas, berikut data dan diagram ketuntasan pada pra siklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut : Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Berdasarkan KKM No. Ketuntasan Belajar 1. Tuntas 2. Belum Tuntas Jumlah Pra Siklus Jlh. Siswa 13 Siklus I 41,1% Jlh. Siswa 18 14 51,9% 27 100% Persen Siklus II 66,67% Jlh. Siswa 27 9 33,33% 0 0% 27 100% 27 100% Persen Gambar 4. Diagram Hasil Belajar Siswa Berdasarkan KKM Bima Albert, S.T, S.Pd* adalah Guru SMK Negeri 1 Bireuen Persen 100% Bima Albert, Meningkatkan Hasil Belajar Rangkaian R-L-C Melalui JIGSAW Sedangkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran juga mengalami peningkatan, dimana keaktifan siswa mempunyai peningkatan sebesar 29,07% dari pra siklus ke siklus I dan 21,32% dari siklus I ke siklus II, 16 sehingga mendukung keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Berikut data dan diagram observasi keaktifan siswa mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Tabel 3. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Keaktifan Siswa a . Skor rata-rata b. Kualifikasi Pra Siklus Siklus I Siklus II 49,25 Kurang aktif (C) 66 Aktif (B) 81,75 Aktif (B) Gambar 5. Diagram Hasil Observasi Keaktifan Siswa Dari hasil penelitian dan pembahasan yang ada, dapatlah dikatakan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Jigsaw pada pembelajaran fisika dalam materi rangkaian RL-C pada siswa XII TKJ.2 SMK Negeri 1 Bireuen dapat meningkatkan hasil belajarnya sesuai dengan harapan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Cara melakukan peningkatan hasil belajar rangkaian R-L-C pada siswa kelas XII TKJ.2 SMK Negeri 1 Bireuen, dimana melalui Jigsaw siswa belajar dengan adanya kelompok ahli untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa, melatih kepemimpinan siswa dalam kelompoknya, bekerja sama, motivasi, kreatifitas dalam belajar sehingga meningkatkan hasil belajar. 2. Efektifitas Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar rangkaian R-L-C pada siswa kelas XII TKJ.2 SMK Negeri 1 Bireuen, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran meningkat sebesar 21,32% dari siklus I dengan skor 66 kualifikasi B (Aktif) ke siklus II skor 81,75 kualifikasi B (Aktif), 3. sehingga membuat efektifitas dalam belajar. Tingkat keberhasilan belajar rangkaian RL-C melalui Jigsaw siswa kelas XII TKJ.2 SMK Negeri 1 Bireuen. Tingkat hasil belajar pada siklus I ketuntasan belajar sebanyak 18 siswa (66,67%) dan tidak tuntas 9 siswa (33,33%) sedangkan pada siklus II semua siswa berjumlah 27 siswa (100%) tuntas belajar. Saran Berkaitan dengan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka dikemukakan saran bahwa guru hendaknya menerapkan model Jigsaw sesuai dengan materi yang diajarkan, untuk efektifitas belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Ari Kunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas, cet VI. Jakarta : PT Bumi Aksara. Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Mangkunegara, AA, Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Bima Albert, S.T, S.Pd* adalah Guru SMK Negeri 1 Bireuen Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2016 Volume 24 Nomor 1 Perusahaan. Bandung : PT Remeja Rosdakarya Offset. M. Suratman. 2001. Buku Fisika 2 SMK. Bandung: Armico. Mulyana, Etin Solihatin. 2005. Menjadi Guru Profesional, Memciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remeja Rosdakarya Offset. Oemar, Hamalik. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Oemar, Hamalik. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara. Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Jakarta : Bumi Aksara. S. Nasution. 2006. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar. Bandung: PT Bumi Aksara. Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito. Suharjono. 2009. Penelitian Tindakan. Malang : LP3UM. Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13. Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori & Apilkasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Bima Albert, S.T, S.Pd* adalah Guru SMK Negeri 1 Bireuen 17