Page |1 PENGETAHUAN KANKER CERVIKS DAN PRILAKU MELAKUKAN IMUNISASI HPV PADA ANAK REMAJA WANITA DI WILAYAH KAMPUNG BADRAN KOTA YOGYAKARTA Budi Punjastuti Email : [email protected] DiplomaIII Keperawatan Akademi Kesehatan Karya Husada Yogyakarta ABSTRACT Latar belakang : Kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Di Indonesia hanya 5 persen yang melakukan Penapisan Kanker Leher Rahim, sehingga 76,6 persen pasien ketika terdeteksi sudah memasuki Stadium Lanjut (IIIB ke atas). Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan pemberian vaksinasi. Di negara maju, kasus kanker jenis ini sudah mulai menurun berkat adanya program deteksi dini melalui pap smear dan imunisasi. Pemberian imunisasi atau vaksinisasi terbukti bisa mengurangi resiko Kanker cerviks karena itu vaksinisasi memiliki potensi untuk mengurangi angka kematian akibat kanker serviks sebanyak dua - pertiga wanita. Tujuan : Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan ibu tentang Kanker cerviks dengan perilaku ibu melakuakan imunisasi HPV pada anak remaja wanita , mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang kanker cerviks dan mengidentifikasi perilaku Ibu melakukan imunisasi HPV pada anak remaja wanita Metode : Penelitian analitik observasional dengan bentuk pelaksanaanya survey. Desain penelitian menggunakan pendekatan waktu Cross sectional. Lokasi penelitian di kampung Badran Kota Yogyakarta Pengambilan sampel dilakukan secara Cluster Sample Random Sampling Hasil : Tingkat pendidikan dari 50 responden yang paling banyak pendidikanya adalah SMA sebanyak 28 ( 60 % ) dan yang paling sedikit adalah pendidikan SD yaitu 5 orang ( 10 % ). Pekerjaan responden yang paling banyak adalah sebagai IRT ( Ibu Rumah Tangga ) 30 Orang ( 60 % ), Tingkat pengetahuan tentang kanker cerviks yang pengetahuan paling tinggi berjumlah 31 Orang ( 62 % ), Perilaku ibu yang melakukan imunisasi HPV pada anak remaja wanita adalah tidak melakukan sebanyak 44 orang ( 88 % ) . Uji statistic yang digunakan adalah dengan korelasi product moment untuk menganalisis semua variabel yang diteliti dan mengetahui ada tidaknya hubungan yang bermakna pada tingkat kepercayaan ( P > 00.5 ) dimana hasilnya menunjukan bahwa p value sebesar 0.902 > 0.05 (α = 5 % ) yang berati tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang kanker cerviks dengan perilaku ibu melakukan imunisasi pada anak remaja wanita. Page |2 Kesimpulan : Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang kanker cerviks dengan perilaku imunisasi HPV pada anak remaja wanita di wilayah kampung Badran. Tingkat pengetahuan memang tidak selalu berkolerasi dengan tindakan atau perilaku . Orang yang memiliki persepsi yang benar belum tentu akan melaksanakan pengetahuanya dengan benar pula. PENDAHULUAN Kanker serviks adalah sejenis penyebab utama pada 70% kasus kanker yang 99,7% disebabkan oleh dari infeksi HPV hingga menjadi human (HPV) kanker serviks memakan waktu yang onkogenik, yang menyerang leher cukup lama, yaitu sekitar 10 hingga rahim. Di Indonesia hanya 5 persen 20 yang melakukan Penapisan Kanker penginfeksian Leher Rahim, sehingga 76,6 persen disadari oleh para penderita, karena pasien sudah proses HPV kemudian menjadi pra- memasuki Stadium Lanjut (IIIB ke kanker sebagian besar berlangsung atas), karena Kanker Leher Rahim tanpa gejala. Karena itu, Vaksinasi biasanya tanpa gejala apapun pada Kanker Serviks sangat dianjurkan, stadium awalnya. Penapisan dapat demikian juga Penapisan papilloma ketika virus terdeteksi kanker serviks di dunia. Perjalanan dilakukan dengan melakukan tes Pap tahun. Namun ini Berdasarkan sering proses tidak data riset smear dan juga Inspeksi Visual Kesehatan Dasar ( RisKesDas ) Asam Asetat (IVA). Di negara tahun berkembang, penggunaan secara luas tertinggi se – Indonesia Terdapat di program pengamatan leher rahim DIY yaitu 4,1 persen atau 4,1 dari mengurangi insiden kanker leher 1000 rahim yang invasif sebesar 50% atau Indonesia sedikitnya terjadi 20 kasus lebih. kematian Kebanyakan penelitian 2013, Prevalensi penduduk. akibat kanker Khususnya kanker di cerviks menemukan bahwa infeksi human perharinya untuk mengatasi hal itu papillomavirus (HPV) bertanggung maka masyarakat perlu mengetahui jawab untuk semua kasus kanker tentang kanker cerviks dan juga leher rahim. bagai mana mangatasinya secara dini Human (HPV) 16 dan papilloma 18 virus merupakan dari gejala tersebut dengan melakukan deteksi dini/ skrining Page |2 kanker cerviks. Saat ini di negara untuk kanker serviks adalah kurang, maju, sudah hanya 3,2% partisipan pada wanita berkat usia 25-75 tahun yang menyebutkan program deteksi dini melalui pap HPV (Human Papillomavirus) atau smear. berhasil virus sebagai faktor resiko dan hanya menurunkan tingkat kematian hingga 1,5% yang pernah mendengar HPV 50%. (Human Papillomavirus). Sementara kanker mengalami serviks penurunan Metode itu Selain melakukan pap smear dalam penelitian Mount, (1999) juga dapat dilakukan imunisasi HPV. dikatakan bahwa sebanyak 3,8% lesi Dimana vaksinasi dianggap cara intraepitelial squamous pada 10.296 yang paling efektif untuk mencegah sitologi smears terjadi pada usia 10- inkubasi 19 tahun dan sebesar 18% dari lesi manusia, virus di termasuk dalam tubuh didalamanya tersebut adalah grade tinggi. human papilloma virus (HPV), virus penyebab kanker serviks (leher Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan rahim). Sama seperti imunisasi yang program skrinning dan pemberian selama ini dikenal. Di dalam tubuh vaksinasi. Di negara maju, kasus vaksinasi yang diberikan melalui kanker suntikan ini akan membentuk sistem menurun berkat adanya program kekebalan tubuh dan pertahanan deteksi dini melalui pap smear dan terhadap masuknya virus HPV ke imunisasi. dalam Dengan diberikan pada perempuan usia 10 demikian, virus HPV tidak akan bisa hingga 55 tahun melalui suntikan masuk sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan leher rahim. apalagi tumbuh dan membesar di dalam tubuh Klug ke nol, jenis ini Vaksin satu, dan sudah HPV enam. mulai akan Dari (2007) dalam penelitian yang dilakukan, terbukti mengatakan bahwa bahwa respon imun bekerja dua kali setelah dilakukan survey berbasis lebih tinggi pada remaja putri berusia populasi di Bielefeld, Jerman pada 10 hingga 14 tahun dibanding yang tahun 2000 didapatkan hasil bahwa berusia 15 hingga 25 tahun. penelitiannya pengetahuan mengenai faktor risiko Page |3 Pemberian imunisasi atau Dari data vaksinisasi terbukti bisa mengurangi kecamatan resiko Kanker cerviks karena itu Yogyakarta bahwa pasangan usia vaksinisasi memiliki potensi untuk subur yang terbanyak di wilayah mengurangi angka kematian akibat kerja puskesmas tersebut adalah di kanker serviks sebanyak dua - kelurahan Bumijo yaitu sekitar 1.149 pertiga wanita. Selain itu, pada saat Kepala keluarga ( sumber data vaksinisasi juga dilakukan skrining primer pada bulan Desember 2012 ) dan merupakan Wilayah kampung badran didapatkan pemberian jumlah kepala keluarga 350 dan papsmeer prosedut yang normal saat Jetis puskesmas Bumijo Kota bisa jumlah anak remaja wanita antara 9 – mendeteksi atau mengetahui keadaan 26 tahun adlah 115 orang ( sumber dan kelainan-kelainan yang mungkin data primer bulan nopember 2015 ). vaksinisasi. Sehingga ada pada tubuh sejak dini. Ini juga Berbagai hal dilakukan untuk merupakan salah satu keuntungan memahami tentang kanker cerviks yang bisa menjadi alasan mengapa beserta seorang dilakukan oleh orang tua terutama wanita remaja harus melakukan imunisasi HPV ibu imunisasi dalam yang mencegah harus terjadinya Menurut sumber data dari kanker cervik kepada anak remaja Dinas Kesehatan DIY tahun 2013 wanitanya. namun masih banyak bahwa masih rendahnya orangtua kendala untuk memahaminya tentang pentingnya kanker cerviks begitu juga untuk imimunisasi HPV pada anaknya Imunisasi Kanker cerviks ( HPV ). sehingga terhindar dari penyakit Sehubungan dengan hal tersebut di karker atas, mengetahui tentang cerviks. Angka cakupan peneliti tertarik penelitian untuk imunisasi HPV sangat rendah ini di melakukan hubungan pengaruhi oleh pengetahuan, sikap tingkat orang tua sehingga mereka mau kanker cerviks dengan perilakuibu melakukan imunisasi HPV pada melakukan anaknya. anak pengetahuan ibu tentang imunisasi HPV pada remaja wanita di wilayah kampung Badran kota Yogyakarta Page |4 Tempat penelitian akan TUJUAN dilaksanakan di Seluruh Wilayah Tujuan Umum penelitian ini adalah Kampung Badran Kota Yogyakarta. Untuk Hubungan Populasi yang diteliti adalah Ibu Pengetahuan ibu tentang Kanker yang memiliki anak remaja wanita cerviks ibu antara 9 -26 tahun. yang tinggal imunisasi HPV pada diwilayah Kampung Badran Kota mengetahui dengan melakuakan perilaku anak remaja wanita di Wilayah Yogyakarta. Kampung Badran. Adapun tujuan berdasarkan khususnya mengidentifikasi tingkat badran yogyakarta dengan dilakukan pengetahuan pengendalian cerviks ibu tentang dan kanker mengidentifikasi ataupun Sampel data pada dari diambil Kampung variabel variabel pengganggu. perilaku Ibu melakukan imunisasi Pengambilan HPV pada anak remaja wanita di secara cluster random sampling, wilayah yaitu dengan cara mengacak jumlah Kampung Badran kota Yogyakarta “ sampel luar dilakukan RW di Kampung badran Yogyakarta dan diambil Satu RW Di kampung badran sebagai responden penelitian. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional HASIL DAN PEMBAHASAN dengan bentuk pelaksanaan survey HASIL yaitu suatu penelitian deskriptif yang Tabel 1. Distribusi frekuensi menurut dilakukan karakteristik responden ibu yang terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak memiliki anak remaja wanita dalam jangka waktu tertentu ( Noto No Karakteristik atmojo, 2002 ). responden Rancangan 1. Frekuensi ( f) Prosentase ( %) Pendidikan Penelitian menggunakan pendekatan a. SD 5 10 waktu b. SMP 6 12 c. SMA 28 56 d. PT 11 22 croos mengumpulkan sectional data dilakukan pada satu waktu. yaitu sekaligus 2. Pekerjaan a. PNS 3 6 b. Swasta 17 34 Page |5 c. IRT 30 60 ( sumber data primer, 2015 ) Pada table diatas menunjukan bahwa tingkat pendidikan dari 50 responden yang paling banyak pendidikanya adalah SMA sebanyak 28 ( 60 % ) dan yang paling sedikit adalah pendidikan SD yaitu 5 orang ( Tabel diatas menujukan dari 50 responden perilaku ibu yang melakukan imunisasi HPV pada anak remaja wanita Ibu Rumah Tangga ) 30 Orang ( 60 tidak melakukan sebanyak 44 orang ( 88 % ) sedangkan yang melakukan sebanyak 6 orang ( 12 % ) Uji statistic yang digunakan 10 % ). Pekerjaan responden yang paling banyak adalah sebagai IRT ( adalah adalah dengan korelasi product moment untuk menganalisis semua variabel yang diteliti dan mengetahui % ) Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu tentang kanker cerviks ada tidaknya bermakna hubungan pada kemaknaan yang tingkat (α= tingkat 0,05) dan Confidence Interval (95%). Hasil No Tingkat Pengetahuan Frekuensi ( F) Prosentase ( %) 1. Tinggi 31 2. Rendah 19 62 analisis bivariabel terdapat pada table 4 yaitu : 38 ( sumber data primer, 2015 ) Menurut tabel diatas tingkat Tabel 4 Hasil analisis anatara pengetahuan tentang kanker cerviks hubungan tingkat pengetahuan ibu dari tentang 50 responden adalah kanker cerviks dengan pengetahuan paling tinggi berjumlah perilaku ibu melakukan Imunisasi 31 Orang ( 62 % ) HPV pada anak remaja wanita Hipotesis Tabel 3 Distribusi fekuensi prilaku ibu melakukan imunisasi HPV pada 1. 2. Frekuensi ( F) Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang kanker cerviks dengan perilaku melakukan imunisasi pada anak remaja wanita anak remaja wanita No Perilaku p-value 0.902 tidak signifikan ( p = < 0.05 ) Prosentase ( %) Tabel diatas menunjukan Tidak melakukan 44 88 bahwa p>0.902 yang berati tidak ada Melakukan 6 12 hubungan yang bermakna antara ( sumber data primer, 2015 ) pengetahuan ibu tentang kanker Page |6 cerviks dengan melakukan perilaku imunisasi ibu pada anak remaja wanita tersebut itu beberapa responden mengatakan bahwa tahu tentang imunisasi pencegah penyakit kanker cerviks namun harganya terlalu mahal dan dilakukannnya PEMBAHASAN Hasil uji bivariabel antara pengetahuan selain ibu tentang lebih dari 1 kali serta didapatkan data kanker dari responden bahwa mereka juga cerviks dengan perilaku imunisasi belum tersosialisasi tentang pentinya menunjukan tidak ada hubungan imunisasi HPV pada anak remaja yang signifikan ( p < 0,05 ). hal ini wanita. menunjukan bahwa semangkin tinggi pendidikan serta seseorang belum pengetahuan tentu merubah Pekerjaan menurut Freeman (1989) berkaitan dengan bagaimana memprioritaskan sumber-sumber prilaku sesuai dengan pendidikan yang dimiliki untuk kelangsungan dan pengetahuan yang dimilikinya. hidup. Orang-orang dengan sosial Dari hasil penelitian ini ekonomi rendah mengalami kesulitan menunjukan ada beberapa factor untuk yang pencegahan dan skrining/ imunisasi mempengaruhi ibu untuk memprioritaskan melakukan imunisasi HPV pada anak karena remaja wanitanya diantaranya adalah kebutuhan kelangsungan hidup yang : kanker diperlukan segera seperti makanan, pentingnya pengetahuan perumahan, keamanan dan pakaian. pengetahuan cerviks, tentang tentang lebih aktifitas mengutamakan imunisasi HPV, sosial Sosial ekonomi rendah dan tidak angka kejadian pada adanya asuransi kesehatan adalah ekonomi, keluarga yang menderita kanker salah cerviks serta sumber informasi. meningkatkan insiden dan kematian Data beberapa mengatakan responden satu faktor dalam bahwa karena kanker dan juga salah satu mengetahui hambatan penting untuk aktifitas dan tentang kanker cerviks namun belum pengawasan tersosialisasinya tentang imunisasi miskin HPV yang luar biasa untuk memperoleh untuk mencegah penyakit kanker. Orang-orang memerlukan pengorbanan Page |7 dan membayar pelayanan kesehatan faktor sehingga menurunkan kesempatan demografi, mereka memiliki akses terhadap kepercayaan. pelayanan kesehatan. hal ini lainnya seperti social kebudayaan dan Menurut Harsono (1985), dibuktikan dari beberapa responden (Disitasi Anggraini, 2000) tingkat mengatakan bahwa mereka belum/ pengetahuan memang tidak selalu tidak melakukan imunisasi karena berkolerasi biaya serta perilaku. kali. persepsi yang benar belum tentu sementara masih ada kebutuhan yang akan melaksanakan pengetahuanya harus terpenuuhi. dengan benar pula.. Hal ini terjadi terlalu dilakukanya mahaal tidak Health satu Belief Model dengan Orang tindakan/ yang memiliki pada intelektual atau fase kognitif. merupakan teori yang digunakan Pada untuk mengidentifikasi faktor-faktor memberikan respon berupa reaksi yang preventive emosional dalam bentuk sedia atau (perilaku ingin melakukan tindakan namun seperti belum memberikan respon berupa pemeriksaan kesehatan berkala dan perilaku. Selain itu juga masih imunisasi (Rosenstock, 1974). Teori menurut Harsono, manusia pada ini hakekatnya sangat selektif terhadap mempengaruhi health behavior pencegahan kesehatan) menganut konsep bahwa fase afektif orang seseorang atau individu hidup pada rangsangan lingkup kehidupan sosial. Komponen didapat kunci menerapkan berbagai pengetahuan dari teori perceived akan ini susceptibility kerentanan), b) adalah a) sehingga (persepsi yang perceived kebutuhan. severity (persepsi akan keparahan pengetahuan telah dirasa Menurut hanya yang akan sesuai dengan Ajzen (1980) suatu penyakit), c) perceived benefit (disitasi Azwar S, 2003) respon (persepsi akan manfaat), d) perceived perilaku ditentukan tidak saja oleh baries ( persepsi hambatan suatu sikap individu akan tetapi juga oleh perilaku pencegahan), e) cues to norma subjektif yang ada dalam diri action (isyarat untuk bertindak), f) individu yang bersangkutan dan Page |8 dijelaskan pula perilaku kanker cerviks 31 orang ( 62 faktor % ) dan perilaku ibu tidak kepribadian individual dan faktor melakukan imunisasi HPV lingkungan. pada anak remaja wanita merupakan bahwa fungsi dari Pengetahuan ibu dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain sosial ekonomi, kultur (budaya, sebanyak 44 orang ( 88 % ) 2. Tidak ada hubungan yang signifikan agama), pendidikan dan pengalaman. pengetahuan Pengetahuan kanker itu diperoleh dari antara tingkat ibu tentang cerviks dengan berbagai sumber media informasi perilaku imunisasi HPV pada (TV, radio, media massa), dan juga anak penyuluhan dari petugas kesehatan. wilayah kampung Badran Perilaku manusia sangat sulit remaja 3. Tingkat wanita di pengetahuan diramalkan kemunculannya hal ini memang sangat kepada berkolerasi dengan tindakan kepribadian yang juga dipengaruhi atau perilaku . Orang yang oleh factor pengetahuan , angka memiliki persepsi yang benar kejadian pada keluarga ( keturunan ), belum social ekonomi yang tentu saja akan melaksanakan pengetahuanya berbeda bagi dengan benar pula. individu., sehingga bergantung masing-masing kita sulit meramalkan perilaku. tidak tentu selalu akan 4. Perilaku manusia sangat sulit diramalkan kemunculannya hal ini sangat bergantung kepada kepribadian yang juga KESIMPULAN 1. Dari 50 responden didapatkan bahwa ibu dipengaruhi oleh factor berpendidikan pengetahuan , angka kejadian SMA sebanyak 28 orang ( 56 pada keluarga ( keturunan ), % ), pekerjaan ibu terbanyak social ekonomi adalah sebagai ibu rumah tangga 30 orang ( 60 % ) serta pengetahuan ibu tentang SARAN Page |9 1. Sebagai masukan atau Masyarakat, Universitas mengembangkan Indonesia ilmu Aklimunnessa, K., Mori, M., Khan, pentingnya imunisasi HPV M.M.H., Sakauchi, F., pada anak remaja wanita usia Kubo, T., Fujino, Y., 9 – 26 tahun sehingga anak Suzuki, S., Tokudome, S. tersebut terhindar dari kanker & Tamakoshi, A. (2006) cerviks serta meningkatkan Effectiveness of Cervical kesehatan reproduksi cancer screening over Bagi Dinas Kesehatan untuk Cervical cancer mortality memprogram pengenalan dan among Japanese women. penyuluhan tenang Jpn J Clin pentingnya imunisasi HPV pada remaja wanita agar terhindar dari kanker cerviks 3. Kesehatan menambah informasi untuk pengetahuan terutama tentang 2. Fakultas Bagi Dinas kesehatan memprogramkan imunisasi Oncol,36(8):511–518. Azwar. S. 2003. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya.Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Bosch, F.X., Munoz, N. (2000) Cervical cancer In: HPV dengan biaya murah agar masyarakat menggunakan sehingga kanker fasilitas kejadiaan cerviks berkurang sampai hilang atau tidak ada di Hatch,M.C. ed. Women ini angka khususnya Goldman, M.B., mampu Daerah Istimewa Yogyakarta. and health. New York: Academic Press. Burd, E.M. (2003) Human papillomavirus and cervical Clin cancer. Microbiol Rev; 16.1.: 117 DAFTAR PUSTAKA Canavan TP, Doshi NR. Cervical Ahmadi, A (1999). Pengembangan Tenaga Kesehatan, cancer. Am Fam P a g e | 10 Physician 2000;61:1369- Educational 76. Environmental Approach Castellsagué X, Bosch FX, Munoz ed), N, Meijer CJ, Shah KV, Publishing de Sanjose S, Eluf-Neto London J, Ngelangel CA, Mayfield Company, Klug, S.J., Hukelmann, M. & Chichareon S, Smith JS, Blettner, M. (2007) Herrero R, Moreno V, Knowledge about Franceschi S; infection with human International Agency for papillomavirus: a Research on Cancer systematic review. Prev Multicenter Cervical Med, 46, 87-98 Cancer Study Group. Leach, C.R. & Schoenberg, N.E. Male circumcision, (2007) The vicious cycle penile human of inadequate early Papillomavirus infection, detection: A and cervical cancer in complementary study on female partners. N Engl J barriers to cervical Med 2002;346:1105-12. cancer screening among Freeman, H.P. (1989) Cancer in the middle-aged and older socioeconomically women. Prev Chronic disadvantaged. CA Dis, Public Health Res, Cancer J Clin; 39; 266- Practice, and Police, 288 4(4): 1-12 Garungan, W.A., (2004). Psikologi Green, (2nd and L.W. Menczer J. The low incidence of Sosial, PT. Refika cervical cancer in Jewish Aditama women: has the puzzle Bandung. finally been solved? Isr & (1991). Kreuter, M.W Health Promotion Planning an Med Assoc J 2003;5:1203. P a g e | 11 Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Intruduction to Health Perilaku Kesehatan.Rineka Cipta. Educational and Health Jakarta Promotion, Sarjadi & Trihartini, P. (2001) Press, Inc, USA. Cancer registration in Waveland Smith, J.S., Green, J., de Gonzalez, Indonesia. Asian A.B., Appleby, P., Peto, Pacific J Cancer Prev, 2, J. & Plummer, M (2003) IACR Supplement:21-24. Cervical cancer and use Saslow, D., Runowicz, C.D., of hormonal Solomon, D., Moscicki, contraceptives: A.B., Smith, R.A., Eyre, systematic H.J. & Cohen, C. (2002) Lancet, American cancer society 1167Lehtinen M, Dillner guideline for the early J. detection of cervical papillomavirus neoplasia and cancer. CA vaccination. Sex Transm Cancer J Clin, 52: 342- Infect 2002;78:4-6. 362 Siahpus, M. & Singh, G.K. (2002) A review. 361:1159– Preventive human Walboomers JM, Jacobs MV, Manos MM, Bosch FX, Sociodemographic Kummer JA, Shah KV, predictors of pap test Snijders receipt, currency and Meijer CJ, Munoz N. knowledge among Human papillomavirus is Australian women. Prev a necessary cause of Med, 35: 362-368. invasive cervical cancer Silverberg, S.G., & Ioffe, O.B. (2003). Pathology of cervical cancer. Cancer J,9: 335–347. Simons-Morton, B.G, Green, W.H., Gottlieb, H.H., (1995). PJ, worldwide. Peto J 1999;189:12-9. J, Pathol