BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Tekanan darah tinggi atau

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Tekanan darah tinggi atau biasa disebut dengan
hipertensi
merupakan
salah
satu
penyebab
kematian
dini di dunia membunuh sekitar 9,4 juta orang setiap
tahun
secara
global.
menderita
hipertensi.
penderita
hipertensi
Lebih
Pada
pada
dari
tahun
usia
1
milyar
2008,
dewasa
orang
prevalensi
umur
≥
25
tahun mencapai 40%. Prevalensi tertinggi terdapat di
wilayah Afrika (46%) dan terendah di wilayah Amerika
(35%) (World Health Organization, 2013).
Prevalensi hipertensi di wilayah Asia Tenggara
mencapai 36% pada usia dewasa dan mencapai 1,5 juta
kematian tiap tahunnya. Satu dari tiga orang dewasa
di wilayah Asia Tenggara menderita hipertensi. Pria
memiliki prevalensi hipertensi lebih tinggi daripada
wanita. Prevalensi hipertensi semakin meningkat dari
tahun ke tahun, di Indonesia prevalensi hipertensi
pada tahun 1995 adalah 8% dan tahun 2008 meningkat
menjadi
32%
(World
Health
Organization,
2013).
1
2
Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk
stroke iskemik, stroke hemorrhagik, infark miokard,
gagal
jantung,
penyakit
ginjal
kronik,
penurunan
fungsi kognitif dan kematian dini (JNC VII, 2003).
Di Indonesia, hipertensi merupakan penyebab kematian
nomor
3
setelah
stroke
dari
dan
populasi
tuberkulosis,
kematian
yakni
mencapai
6,7%
pada
semua
umur.
Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa
hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan
peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali
lebih besar terkena gagal jantung kongestif dan 3
kali lebih besar terkena serangan jantung (Rahajeng
dan Tuminah, 2009).
Dalam uji klinis, terapi antihipertensi dapat
menurunkan rata-rata kejadian stroke sebesar 35-40%,
infark
miokard
sebesar
20-25%,
dan
gagal
jantung
lebih dari 50%. Tujuan utama terapi antihipertensi
adalah
mengurangi
mortalitas
dan
morbiditas
kardiovaskular serta renal. Pendekatan utama dalam
terapi
hipertensi
curah
jantung,
adalah
dengan
menurunkan
cara
volume
menurunkan
darah
dan
menurunkan resistensi perifer. Obat antihipertensi
3
terdiri
atas
beberapa
kelas
dan
dapat
digunakan
secara tunggal ataupun kombinasi bila obat tunggal
tidak
dapat
mencapai
target
tekanan
darah
normal
(JNC VII, 2003).
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan
dalam
uraian
penelitian
berbagai
menurunkan
kelas
ini
terapi
tekanan
di
atas
adalah
obat
darah
perumusan
bagaimana
perbedaan
antihipertensi
sistolik
dan
masalah
dalam
diastolik
pasien hipertensi derajat 1 dan 2?
c. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana perbedaan berbagai kelas terapi
obat antihipertensi dalam menurunkan tekanan darah
sistolik dan diastolik pasien hipertensi derajat 1
dan 2.
Tujuan Khusus penelitian ini adalah:
1. Mengetahui
proporsi
pasien
hipertensi derajat 1 dan 2.
yang
menderita
4
2. Mengetahui
sistolik
perbedaan
dan
rata-rata
diastolik
tekanan
penderita
darah
hipertensi
derajat 1 dan 2 sebelum dan sesudah diobati.
3. Membandingkan rata-rata penurunan tekanan darah
sistolik
dan
diastolik
masing-masing
kelas
setelah
obat
pengobatan
pada
digunakan
oleh
Heran
al.
yang
pasien hipertensi derajat 1 dan 2.
d. Keaslian Penelitian
Penelitian
(2008)
yang
membahas
dilakukan
tentang
oleh
efikasi
et
angiotensin
converting enzyme (ACE) inhibitor dalam menurunkan
tekanan darah untuk hipertensi primer dibandingkan
dengan
placebo
selama
durasi
3-12
minggu.
Pada
penelitian tersebut yang dilihat adalah efek dosis
obat angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor
dalam penurunan tekanan darah dan denyut jantung.
Penelitian yang dilakukan Heran et al. (2008)
membahas
blocker
tentang
dalam
efikasi
menurunkan
angiotensin
tekanan
receptor
darah
untuk
hipertensi primer dibandingkan dengan placebo selama
durasi 3-12 minggu. Pada penelitian tersebut yang
5
dilihat adalah efek dosis obat angiotensin receptor
blocker
dalam
penurunan
tekanan
darah
dan
denyut
jantung.
Penelitian yang dilakukan oleh Musini et al.
(2014)
membahas
diuretik
tentang
thiazide
efikasi
dalam
monoterapi
menurunkan
dengan
tekanan
darah
untuk hipertensi primer dibandingkan dengan placebo
selama 3-12 minggu. Pada penelitian tersebut yang
dilihat
adalah
efek
dosis
obat
diuretik
thiazide
dalam penurunan tekanan darah dan efek sampingnya.
Penelitian
(2010)
yang
membahas
dilakukan
tentang
oleh
calcium
Chen
et
channel
al.
blocker
dibandingkan obat kelas lain untuk hipertensi dengan
follow up minimal 2 tahun. Pada penelitian tersebut
yang
dilihat
adalah
perbedaan
calcium
channel
blocker sebagai obat lini pertama dengan obat kelas
lain
dalam
menurunkan
insidensi
efek
mayor
kardiovaskular dan penurunan tekanan darah.
Penelitian yang dilakukan oleh Wiysonge et al.
(2012) membahas tentang beta bloker untuk hipertensi
dibandingkan
durasi
dengan
minimal
1
placebo
tahun.
dan
Pada
obat
lain
penelitian
selama
tersebut
6
yang
dilihat
adalah
efek
beta
blocker
terhadap
morbiditas dan mortalitas pada orang dewasa dengan
hipertensi serta penurunan tekanan darah.
Penelitian yang dilakukan oleh Peter dan Franz.
(2011)
membahas
tentang
terapi
kombinasi
optimal.
Pada penelitian tersebut yang dilihat adalah mana
saja obat kombinasi yang dianjurkan, bisa diterima
dan tidak bisa diterima.
Pada
penelitian
dilihat
penurunan
diatolik
pada
yang
tekanan
pasien
sekarang
darah
hipertensi
dilakukan,
sistolik
derajat
1
dan
dan
2
setelah diberi obat selama 12 minggu pada masingmasing kelas obat. Kemudian dibandingkan penurunan
tekanan darahnya antar kelas obat yang digunkan pada
pasien hipertensi derajat 1 dan 2.
e. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti dan dunia pendidikan
Hasil
menjadi
dari
referensi
mengetahui
terapi
penelitian
bagi
bagaimana
antihipertensi
ini
diharapkan
peneliti
perbedaan
dalam
dapat
lain
untuk
berbagai
kelas
menurunkan
tekanan
7
darah
sistolik
dan
diastolik
pasien
hipertensi
derajat 1 dan 2.
2. Bagi klinisi dan pelayanan kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan
untuk
manajemen
lebih
baik
klinisi
penggunaan
sehingga
dalam
obat
dapat
darah sistolik dan diastolik.
menerapkan
pola
antihipertensi
yang
menurunkan
tekanan
Download