JSTFI Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol.II, No.2, Juli 2013 UJI RESISTENSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS TERHADAP KOMBINASI ISONIAZID DAN ETAMBUTOL DENGAN TEKNIK NUKLIR Ratna Dewi Purwanti1, Aang Hanafiah Ws1, Nanny Kartini Oekar2 1 Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, Bandung Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Bandung 2 Abstrak Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri tahan asam penyebab penyakit tuberkulosis (TB). Bakteri ini menyerang paru dan organ lain, seperti tulang, kulit, kelenjar getah bening, kelenjar tiroid, dan saluran urogenital. M. tuberculosis sangat mudah resisten terhadap obat anti tuberkulosis, sehingga berdampak pada sulitnya pengobatan penyakit TB secara tuntas. Resistensi yang terjadi umumnya diakibatkan oleh adanya mutasi. Deteksi resistensi M. tuberculosis terhadap INH dengan menggunakan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk mengetahui adanya mutasi gen katG M. tuberculosis telah dilakukan pada penelitian sebelumnya. Kali ini dilakukan uji resistensi Mycobacterium tuberculosis terhadap kombinasi INH dan etambutol dengan menggunakan senyawa bertanda 99mTc-etambutol secara in-vitro. Pengujian resistensi M. tuberculosis meliputi pemberian kombinasi obat INH dan etambutol pada M. tuberculosis, inkubasi, penambahan kadar antibiotik INH di minggu ke-2 pengamatan, penambahan senyawa bertanda 99mTc-etambutol, dan pencacahan radioaktivitas. INH yang ditambahkan ke dalam kelompok tabung adalah 1 μg/mL, sedangkan kadar etambutol yang ditambahkan ke dalam kelompok tabung adalah 2 μg/mL, 4 μg/mL, 6 μg/mL, dan tanpa penambahan etambutol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa M. tuberculosis yang telah diinduksi oleh INH dan etambutol masih dapat tumbuh secara bertahap selama 4 minggu inkubasi, sedangkan % uptake radioaktivitas 99mTc-etambutol dan 99mTc-perteknetat cenderung menurun dengan bertambahnya konsentrasi INH dan etambutol. Kata Kunci : Mycobacterium tuberculosis, INH, etambutol, resistensi, 99mTc-etambutol Abstract Mycobacterium tuberculosis is an acid-resistant bacteria causing tuberculosis (TB). This bacteria attacks lungs and other organs such as bones, skin, lymph nodes, thyroid gland and urogenital track. M. tuberculosis is very easy resistant to anti-tuberculosis drugs, thus it makes the madical of TB disease completely difficult. Generally, resistant is caused by mutation. The previous research has made resistance detection of M. tuberculosis to INH by using PCR (Polymerase Chain Reaction) to detect gene mutations of katG M. tuberculosis. In this research, in-vitro resistance test of M. tuberculosis has been done to INH combination and ethambutol by using 99mTc-ethambutol labelled compound. The resistance test of M. tuberculosis includes giving INH drugs combination and ethambutol on M. tuberculosis, incubation time, additional of INH antibiotics in the second week of observation, additional of 99mTc-ethambutol compound and radioactivity enumeration. INH were added to the tube group is 1 mg/mL, whereas the levels of ethambutol were added to the tube group is 2 mg/mL, 4 mg/mL, 6 mg/mL, and without the addition of ethambutol The results show that % radioactivity uptake of 99mTc-ethambutol tends to decrease with the increasing of INH and ethambutol concentration. Keywords: Mycobacterium tuberculosis, resistance, INH, ethambutol, 99m Tc- ethambutol. 34 JSTFI Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol.II, No.2, Juli 2013 kasus TB, dan 140 ribu orang kematian PENDAHULUAN Tuberkulosis (TB) adalah penyakit diakibatkan oleh penyakit TB. yang disebabkan oleh infeksi bakteri TB (Mycobacterium tuberculosis) Penyakit TB di Indonesia sebagian yang besar menyerang kelompok usia kerja menjadi salah satu penyebab kematian produktif dan kebanyakan penderitanya terbesar di dunia. Saat ini TB menjadi berasal dari kelompok sosio ekonomi penyebab kematian nomor 3 di dunia rendah. setelah kardiovaskuler dan penyakit saluran menyatakan bahwa penderita TB terbanyak pernafasan. pentingnya terdapat di Indonesia bagian timur karena diperhatikan, adanya kemiskinan, malnutrisi, dan sanitasi Sedemikian penyakit TB ini sehingga Organisasi untuk Kesehatan Departemen lingkungan (WHO) menetapkan tanggal 24 Maret menempati sebagai “Hari TB Sedunia” bertepatan penyumbang kasus TBC terbanyak setelah dengan dicanangkannya kedaruratan global Sulawesi Utara, Gorontalo, dan DKI Jakarta penyakit TB. (Kartini, 2008; Tabrani, 2007). menginfeksi sepertiga urutan Jawa ke-4 Barat propinsi Pada tahun 2010 terjadi penurunan dunia, kasus kematian akibat TB di Indonesia. sekitar 90% penderita yang terinfeksi tidak Pada tahun 2009 ditemukan 528.063 kasus menunjukkan gejala, dan sekitar 10% di baru TB dengan kematian 91.369, angka antaranya berubah menjadi penyakit TB. tersebut dapat diturunkan menjadi 430.000 Setiap hari, sebanyak 50 ribu orang di dunia kasus baru TB dengan kematian 61.000 meninggal karena penyakit ini. Laporan orang. Penurunan angka kematian karena WHO tahun 2004 menyatakan bahwa TB terdapat 8,8 juta kasus baru TB pada tahun menyebabkan 2002, dan kasus tersebut cenderung terus peringkat ke-5 negara dengan jumlah meningkat. Peningkatan jumlah kasus TB penderita TB terbanyak di dunia. Kemajuan tersebut dipicu dengan munculnya epidemi ini dicapai karena pendekatan baru dalam HIV/AIDS di dunia. Kombinasi TB dan pengendalian TB melalui Strategi Directly HIV/AIDS menjadi penyakit yang paling Observed Treatment Shortcourse (DOTS) ditakuti dan bahkan dapat mematikan yang sudah diterapkan di Indonesia sejak apabila tidak tahun 2000. ditangani populasi buruk. RI Dunia Mycobacterium tuberculosis dapat yang kesehatan dengan benar (Kartini, 2008; Tabrani, 2007). Indonesia berada pada peringkat yang mencapai lebih Indonesia dari 50% berada pada TB dapat ditularkan melalui saluran nafas dengan menghirup atau menelan ke-3 terbanyak penyumbang kasus TB di tetes-tetes ludah atau dahak yang dunia. Setiap tahunnya tercatat 582 ribu mengandung basil dan dibatukkan oleh 35 JSTFI Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol.II, No.2, Juli 2013 penderita TB. Bila bakteri tersebut sudah TB seperti yang disebutkan di atas, akan masuk ke paru, terjadi gejala seperti semakin menyulitkan program pencanangan demam, keringat malam, dan batuk. Bakteri target Indonesia Sehat (Kartini, 2008). TB dapat berpindah dari paru melalui Metode diagnosis yang biasa peredaran darah sehingga dapat menyerang digunakan untuk menemukan penderita kulit, tulang, kelenjar getah bening, kelenjar baru adalah dengan cara pemeriksaan tiroid dan saluran urogenital yang dikenal laboratorium/mikrobiologi (Mantoux, uji di kalangan medis sebagai TB ekstra paru apus sputum) dan radiologi (Foto Rontgen, (Tjay, 2002). MRI, CT-Scan, dan ultrasonografi-USG). Penderita TB ekstra paru sering Penderita TB paru sangat mudah dideteksi tidak menyadari bahwa di dalam tubuhnya dengan metode-metode tersebut, walaupun telah bersarang bakteri Mycobacterium kadang-kadang memberikan hasil yang tuberculosis karena gejalanya yang tidak negatif terlalu spesifik. Penyakit TB seperti inilah mendiagnosis secara benar di daerah mana yang sering kali tidak dapat didiagnosis terjadinya dengan maupun tuberculosis, maka diperlukan suatu metode modern sehingga menyebabkan pengobatan diagnosis yang lebih akurat (Kartini, 2008). metode konvensional dan penatalaksanaan penyakit TB menjadi sangat terlambat (Kartini, 2008). palsu (false negative). infeksi Pada pasien Untuk Mycobacterium TB, pengobatan biasanya menggunakan obat anti TB lini Penyakit TB dapat disembuhkan pertama, yaitu Isoniazid, Pirazinamid, apabila diagnosis dilakukan dengan tepat Etambutol, dan Rifampisin selama 6-9 dan dilakukan bulan. Obat-obat anti TB tersebut selalu pengobatan secara teratur. Akan tetapi, digunakan sebagai kombinasi antara 3-4 terdapat untuk obat karena bakteri TB sangat cepat resisten penyakit terhadap masing-masing obat anti TB akurat menemukan dan kemudian beberapa kendala secara dini mematikan tersebut, seperti letak geografis dari tempat tinggal pasien yang sulit dijangkau, kurangnya (Mutschler, 1991). Hal terpenting pada pengobatan TB sosialisasi adalah kepatuhan pasien dalam meminum pengetahuan tentang penyakit TB, dan obat. Permasalahan yang sering terjadi terbatasnya medis adalah penderita sering tidak mematuhi serta dosis dan pemakaian obat yang diharuskan kemiskinan yang masih meluas dialami atau ada pula penderita yang berhenti masyarakat Indonesia. memakan kemampuan dalam menangani tenaga penyakit TB, Banyaknya kendala yang dihadapi obat karena merasa bosan mengkonsumsi dalam periode waktu yang untuk menurunkan angka infeksi dan berkepanjangan. Tanpa disadari, hal kematian yang diakibatkan oleh penyakit tersebut dapat mengakibatkan dampak fatal 36 JSTFI Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol.II, No.2, Juli 2013 bagi penderita, yaitu timbulnya resistensi (Memmert), botol Mc.Carney, parel gelas, terhadap obat-obat anti TB (Mustchler, otoklaf, 1991). (Metler), tabung reaksi steril berpenutup sentrifuga, timbangan analitis Berbagai metode untuk menentukan ukuran 25 mL, tabung sentrifuga, tabung resistensi Mycobacterium tuberculosis telah gelas ulir 25 mL, tabung untuk pencacahan dilakukan oleh peneliti terdahulu dengan supernatan, mempertimbangkan seperangkat alat kromatografi kertas dan sensitivitas dan masker 3M, sarung tangan, spesifisitas. Salah satunya adalah penelitian kromatografi yang dilakukan oleh Lina, dkk (2009) pembakar spiritus, laminar air flow (Koy dengan PCR Pharma), mikro pipet berbagai ukuran, hibridisasi Dot Blot menggunakan pelacak spatel, beaker glass 50 mL, erlenmayer 500 oligonukleotida bertanda untuk mendeteksi mL, pipet volume 2 mL, gelas ukur 10 mL, resistensi tuberculosis vial 10 mL, tip putih, tip kuning, tip biru, terhadap isoniazid. Berdasarkan penelitian wadah Pb dan Single Chanel Analizer tersebut, dapat diketahui bahwa teknik PCR (SCA) (ORTEC) dengan detektor NaI(Tl) . menggunakan teknik Mycobacterium lapis tipis, kawat ose, adalah metode yang cepat, spesifik, dan sensitif untuk mendeteksi adanya mutasi gen katg Mycobacterium tuberculosis yang Bahan Bahan utama yang digunakan berkaitan dengan resistensinya terhadap dalam penelitian ini adalah etambutol, INH (Lina, 2009). isonikotinil hidrazid (INH) (Lupin-China), Pada laporan hasil penelitian ini, Mycobacterium tuberculosis strain H37RV penulis memaparkan hasil uji mikrobiologis (patogen), untuk terjadinya etambutol yang terdiri dari dua buah vial tuberculosis berisi SnCl2.2H2O, Natrium pirofosfat (vial melihat resistensi kemungkinan Mycobacterium kit kering radiofarmaka terhadap isoniazida sebagai salah satu obat A), etambutol, dan manitol anti TB dengan memanfaatkan peran iptek Radionuklida nuklir menggunakan senyawa bertanda berasal dari generator 99m BATAN Teknologi). Tc-Etambutol. 99m Tc-perteknetat Bahan-bahan METODOLOGI digunakan Alat (DIFCO), Alat inkubator yang digunakan (Memmert), dose adalah calibrator (Victoreen), shaker incubator (Karl Kolb), generator (Terumo), 99 Mo/99mTc, syringe disposable pengaduk vortex, oven (vial B). adalah media yang 99 Mo/99mTc (PT- lainnya media yang Middlebrook Lowenstein-Jensen (DIFCO), larutan pengaya (enrichment) Middlebrook 7H9 (DIFCO), gliserin, penyaring steril (Millipore 0,22 μm), natrium klorida (NaCl) fisiologis, aseton, asetonotril 50% (E.Merck), aquadest steril 37 JSTFI Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol.II, No.2, Juli 2013 (IPHA Laboratories), kertas indikator pH 6 universal (E.Merck) dan larutan Mack menggunakan pengaduk vortex. Setelah itu, Farland untuk standard dengan konsentrasi disaring menggunakan penyaring steril 107. Selain itu digunakan pula kertas (Millipore 0,22 μm). Semua pengerjaan Whatman 31ET dan pelat lapis tipis TLC- dilakukan secara aseptis. SG (PALL Corporation) mL, diaduk hingga homogen untuk kromatografi. Penyiapan Media Untuk Larutan Uji Penyiapan Dan Larutan Kontrol tuberculosis Media yang digunakan untuk Bakteri Pembuatan Mycobacterium suspensi bakteri membuat larutan uji dan kontrol adalah dilakukan secara aseptis. Larutan NaCl media Middlebrook cair steril. Pembuatan fisiologis media dengan syringe sebanyak 10 mL dimasukkan ke Middlebrook dalam tabung Mc.Carney yang telah berisi sebanyak 2,87 g kemudian dimasukkan ke parel gelas. Mycobacterium tuberculosis dalam erlemeyer 500 mL, ditambahkan yang gliserol 2 mL, lalu ditambahkan aquadest Lowenstein-Jensen hingga diambil dengan menggunakan kawat ose Middlebrook menimbang 500 Middlebrook media mL. dilakukan padat Setelah disterilkan itu, media menggunakan o dan steril telah diambil menggunakan dibiakkan dimasukkan selama ke pada media 8 minggu dalam tabung otoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit. Mc.Carney. Suspensi bakteri diaduk dengan Setelah suhu media 60oC (hangat kuku), alat vortex hingga kekeruhannya sama ditambahkan larutan pengaya (enrichment) dengan kekeruhan larutan Mack Farland 61 mL secara aseptis. 107. Penyiapan Larutan Antibiotik Penyiapan Senyawa Bertanda INH sebanyak 10 mg ditimbang 99m Tc- Etambutol dan dimasukkan ke dalam vial, kemudian Aquabides steril diambil sebanyak dilarutkan dengan 10 mL aquadest, diaduk 1 mL dan dimasukkan ke dalam vial hingga homogen menggunakan pengaduk pertama (A) yang berisi 1,4 mg SnCl2.2H2O vortex. Setelah itu, larutan INH disaring dan 35 mg Na-pirofosfat, dikocok perlahan- menggunakan penyaring steril (Millipore lahan sampai larut baik dan homogen. 0,22 μm). Sebanyak 0,5 mL larutan dari vial A Dalam wadah lainnya, sebanyak 6 diambil dan dimasukkan ke dalam vial mg etambutol dimasukkan ke dalam vial 10 kedua (B) yang berisi 3,5 mg etambutol- mL, kemudian dilarutkan dengan aquadest HCl dan 5 mg manitol kemudian dikocok 38 JSTFI Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol.II, No.2, Juli 2013 sampai tercampur sempurna, dan temperatur kamar selama 20 menit sampai selanjutnya vial B dimasukkan ke dalam dihasilkan produk senyawa bertanda wadah Pb yang sesuai. etambutol 99m Radionuklida Tc-perteknetat 99 diambil dari generator Mo/ 4 mL kemudian 99m diukur Tc sebanyak kemudian aktivitasnya. Semua diukur tahap pH 99m Tc- dan pengerjaan dilakukan secara aseptis. aktivitasnya Larutan antibiotik, suspensi bakteri menggunakan dose calibrator. Ke dalam Mycobacterium tuberculosis, dan senyawa bertanda 99m perteknetat sebanyak 2,5 mL. Larutan ditambahkan ke dalam kelompok tabung dapat dilihat pada tabel 1 vial B ditambahkan radionuklida vial pengocok B dikocok vortex dan 99m Tc- menggunakan dibiarkan pada Tc-etambutol dalam yang masing-masing dan tabel 2. Pengujian Resistensi Mycobacterium tuberculosis 39 JSTFI Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol.II, No.2, Juli 2013 Tabel 1. Kelompok Kontrol B1 B2 B3 a.I.1 a.I.2 a.I.3 b.I.1 B.I.1 B.II.1 B.III.1 B.IV.1 b.I.2 B.I.2 B.II.2 B.III.2 B.IV.2 b.I.3 B.I.3 B.II.3 B.III.3 B.IV.3 Setiap tabung berisi larutan di bawah ini Media Media Media Media Media Media Media 10mL 10mL 10mL 10mL 10mL 10mL 10mL INH INH INH INH 10 μL 10 μL 10 μL 10 μL EMB EMB EMB EMB 0 μL 20 μL 40 μL 60 μL Bakteri TB Bakteri TB 100 μL 100 μL 0 Inkubasi 37 C selama 2 minggu, kemudian setiap tabung ditambah INH 10 μL, inkubasi kembali 370C selama 2 minggu Setiap tabung ditambahkan 99m 99m 99m 99m TcO4/ TcO4/ TcO4/ TcO4/ 99m 99m 99m 99m Tc-ET Tc-ET Tc-ET Tc-ET 100 μL 100 μL 100 μL 100 μL Tabel 2. Kelompok larutan uji I.a.1 I.a.2 I.a.3 II.a.1 II.a.2 II.a.3 III.a.1 IV.a.1 I.b.1 II.b.1 III.b.1 IV.b.1 III.a.2 IV.a.2 I.b.2 II.b.2 III.b.2 IV.b.2 III.a 3 IV.a.3 I.b.3 II.b.3 III.b.3 IV.b.3 Masing-masing tabung berisi larutan di bawah ini Media Media Media Media Media Media Media Media MB MB MB MB MB MB MB MB 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL INH INH INH INH INH INH INH INH 10 μL 10 μL 10 μL 10 μL 10 μL 10 μL 10 μL 10 μL EMB EMB EMB EMB EMB EMB EMB EMB 0 μL 20 μL 40 μL 60 μL 0 μL 20 μL 40 μL 60 μL Inkubasi 370C selama 2 minggu, kemudian setiap tabung ditambah INH 10 μL, inkubasi kembali 370C selama 2 minggu Setiap tabung ditambahkan 99m 99m TcTc99m 99m 99m 99m 99m TcO4 TcO4 TcO4 TcO4 Tc-ET 99mTc-ET ET ET 100 μL 100 μL 100 μL 100 μL 100 μL 100 μL 100 μL 100 μL Keterangan : Penandaan tabung B1, B2, dan B3 menunjukkan banyaknya pengulangan (triplo) : Kelompok tabung yang di tambahkan radionuklida 99mTcO4 : Kelompok tabung yang ditambahkan senyawa bertanda 99mTc-etambutol (99mTc-ET) : Kelompok tabung yang tidak ditambah radionuklida 99mTcO4 maupun senyawa bertanda 99mTcetambutol HASIL DAN PEMBAHASAN tuberculosis adalah media Middlebrook, Penyiapan Media sedangkan Media yang digunakan untuk merupakan penetapan resistensi bakteri Mycobacterium digunakan media media untuk Lowenstein-Jensen padat miring yang membiakkannya. 40 JSTFI Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol.II, No.2, Juli 2013 Sterilisasi media Middlebrook dilakukan Bakteri TB yang telah dipindahkan dengan cara sterilisasi uap, yaitu dengan ke menggunakan otoklaf suhu 1210C selama pengaduk vortex sampai Mycobacterium 15 menit. Penambahan gliserol dan larutan tuberculosis tercampur rata (tersuspensi) pengaya (enrichment) Middlebrook pada dalam larutan NaCl fisiologis hingga media diperoleh Middlebrook berfungsi sebagai botol Mc.Carney konsentrasi diaduk 107. dengan Konsentrasi nutrisi tambahan yang akan digunakan oleh suspensi bakteri TB didapatkan dengan cara Mycobacetrium tuberculosis. membandingkan Penyiapan Larutan Antibiotik dengan kekeruhan larutan Mac Farland INH dan etambutol disterilkan kekeruhan suspensi konsentrasi 107. dengan menggunakan penyaring Millipore Pembuatan larutan uji, larutan 0,22 μm yang dilakukan secara aseptis. kontrol, dan suspensi bakteri dilakukan Banyaknya INH yang di tambahkan ke secara aseptis di dalam laminar air flow dalam tiap kelompok tabung adalah 10 yang sebelumnya telah disinari oleh UV μg/10 μL sehingga kadar INH dalam 10 mL dan menggunakan pembakar spiritus. Hal media adalah 1 μg/mL, sedangkan kadar tersebut etambutol dalam tiap kelompok tabung adanya kontaminasi dari bakteri lain. dilakukan untuk menghindari adalah 2 μg/mL, 4 μg/mL, 6 μg/mL, dan tanpa penambahan etambutol. Penyiapan Senyawa Bertanda 99m Tc- Etambutol Penyiapan Bakteri Mycobacterium Senyawa bertanda 99m Tc-etambutol terdiri dari 2 vial, yaitu vial A (etambutol tuberculosis Botol Mc.Carney yang digunakan 3,5 mg & manitol 5 mg) dan vial B untuk membuat suspensi bakteri merupakan (SnCl2.2H2O 1,4 μg & Na Pirofosfat 35 mg suatu tabung berpenutup yang berisi parel ). Manitol ditambahkan ke dalam sediaan gelas. Parel gelas tersebut berupa butiran sebagai bahan pengisi. SnCl2.2H2O yang gelas yang berfungsi untuk memecah terdapat pada vial B berfungsi sebagai gumpalan bakteri TB saat di vortex. Hal reduktor tersebut dilakukan karena bakteri TB oksidasi (+7) senyawa perteknetat (TcO4) membentuk ikatan kuat, berbeda dengan yang sangat stabil ke tingkat oksidasi yang bakteri-bakteri lain yang mudah tersuspensi lebih rendah (+4) agar lebih mudah hanya dengan bereaksi dengan etambutol. Di dalam vial Ikatan antara kemungkinan pengadukan sederhana. bakteri TB yang terjadi karena kuat adanya untuk menurunkan tingkat B, SnCl2.2H2O berikatan dengan molekul pirofosfat membentuk kompleks yang kandungan lipid yang sangat tebal di jernih dan stabil pada pH netral sampai dinding sel bakteri TB. sedikit basa. 41 JSTFI Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol.II, No.2, Juli 2013 Natrium pirofosfat yang terdapat di 99m Etambutol, tetapi dalam sediaan juga dapat bertindak sebagai itu, co-ligand sehingga dilakukan pemisahan melatarbelakangi dilakukannya pemisahan bahan menjadi 2 vial. Apabila semua bahan bahan terdapat dalam satu vial, dikhawatirkan radiofarmaka etambutol. kompleks yang terbentuk bukan faktor Tc-pirofosfat. Selain kestabilan dalam sediaan formulasi juga sediaan 99m Tc- Gambar 1. Mekanisme yang terjadi pada penandaan etambutol dengan 99mTc Di antara obat anti TB, etambutol mempunyai bentuk molekul yang lebih Hasil Kemurnian Senyawa Bertanda 99m Tc-Etambutol mudah berikatan dengan atom teknesium membentuk kompleks 99m Tc-Etambutol. Etambutol sebagai obat anti TB bertindak Kemurnian radiofarmasi radiokimia menunjukkan radioaktivitas yang sediaan fraksi berasal dari 99m sebagai ligan dalam senyawa bertanda radionuklida 99m Tc etambutol. Metode kromatografi kertas bertindak sebagai ion intinya. Senyawa dipilih sebagai metode untuk menentukan bertanda kemurnian radiokimia senyawa bertanda Tc-Etambutol, penandaan yang sedangkan dihasilkan tersebut dari masih 99m proses bersifat 99m Tc yang berikatan dengan Tc-etambutol karena metode tersebut bakterisida, artinya masih tetap dapat paling praktis dan sederhana. Batasan berikatan dengan bakteri TB sehingga dapat kemurnian digunakan digunakan untuk sediaan radiofarmaka untuk menunjukkan lokasi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang radiokimia yang layak adalah ≥90%. berada dalam tubuh manusia. Pada terjadi saat pemisahan proses pengotor kromatografi radiokimia 42 JSTFI Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol.II, No.2, Juli 2013 99m 99m Tc-reduksi dan Tc-perteknetat bebas 99m dari senyawa bertanda Pemisahan Tc-etambutol. pengotor radiokimia 99m Tc- Mycobacterium tuberculosis adalah sebesar 97,4% dengan nilai masing-masing 99,87% dan 94,94%. Rata-rata pengotor radiokimia reduksi dilakukan dengan menggunakan 99m kertas Whatman 31ET sebagai fase diam Whatman 31ET adalah 2,53%, sedangkan dan bahan pengembang asetonitril 50%. pengotor Pengotor radiokimia 99m Tc-tereduksi akan berada di sekitar titik 0 (-1, 0, 1) dari kertas, Tc-reduksi yang terdapat pada kertas elusi asetonitril adalah Tc-etambutol dan 99m Tc-perteknetat. 99m Tc-perteknetat bebas yang terdapat pada pelat TLC-SG memiliki nilai rata-rata 0,06%. sedangkan radiokimia yang terbawa oleh 99m radiokimia Kemurnian bertanda radiokimia senyawa 99m Tc-Etambutol yang diperoleh tergolong sangat baik mengingat batasan radiokimia dari kemurnian suatu radiokimia yaitu 99m Pemisahan Tc-perteknetat bebas dilakukan dengan lebih dari 90%. Batasan pH yang harus menggunakan pelat TLC-SG sebagai fase dipenuhi sebagai persyaratan suatu senyawa diam dan bahan pengembang aseton. Pada bertanda yaitu sekitar 6,5-9. pelat TLC-SG radiokimia yang berada di rata-rata pH yang dihasilkan dari proses sekitar 0 adalah pengotor 99m Tc-Etambutol dan 99m Tc- Sedangkan penandaan etambutol yaitu sekitar 8,6. 99m reduksi, sedangkan Tc-perteknetat akan terelusi oleh aseton hingga ke ujung atas Penetapan Resistensi Hasil Pengamatan pelat TLC-SG. Bakteri Mycobacterium tuberculosis Tabung reaksi yang digunakan Penetapan untuk pencacahan harus diukur terlebih Mycobacterium dahulu dengan aktivitasnya aktivitas untuk lingkungan mengetahui resistensi tuberculosis menginkubasikan bakteri dilakukan tabung yang (background). berisi bakteri TB yang sudah diberi obat Aktivitas background yang baik yaitu di anti TB, yaitu INH dan etambutol selama 4 bawah 10. minggu Kertas kromatografi yang sudah di dalam inkubator. Pada pengamatan di minggu ke-2, ke dalam kering kemudian dipotong tiap 1cm. Hal masing-masing tersebut dilakukan karena tiap cm potongan ditambahkan larutan INH sebanyak 1 dari memiliki μg/mL untuk meningkatkan dosis obat. Hal aktivitas yang berbeda. Aktivitas kertas tersebut dilakukan karena umumnya dosis kromatografi yang sudah diukur kemudian obat anti TB yang diberikan pada pasien TB dikurangi oleh aktivitas background. semakin meningkat sejalan dengan lamanya kromatogram Rata-rata senyawa bertanda tersebut kemurnian radiokimia tabung pengobatan. 99m Tc-Etambutol yang digunakan untuk mendeteksi resestensi kelompok Pertumbuhan bakteri TB di dalam tabung berpenutup diamati selama 4 43 JSTFI Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol.II, No.2, Juli 2013 minggu secara visual dengan cara melihat kekeruhannya. Gambar 2. Jumlah Partikel yang Teramati Secara Visual Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar bakteri TB mengalami pertumbuhan. Hal Penambahan Radiofarmaka 99m Tc- Etambutol tersebut 99m Radiofarmaka Tc-etambutol dapat dilihat dari jumlah partikel yang yang telah dibuat dan diuji kemurniannya, semakin minggunya. dimasukkan ke dalam masing masing Jumlah partikel yang teramati dari minggu kelompok tabung sesuai pada tabel 1 dan ke-1 hingga minggu ke-4 diberi nilai dari 1 tabel 2, dan sebagai pembanding digunakan sampai 4. Pada kelompok tabung dengan 99m dosis etambutol 2 μg/mL dan INH 2 μg/mL dilakukan secara aseptis di dalam laminar terjadi penurunan jumlah partikel dari air flow yang sebelumnya telah disinari minggu ke-3 ke minggu ke-4. Pada dengan kelompok tabung lainnya jumlah partikel mensterilkan lingkungan saat penambahan yang teramati secara visual meningkat 99m secara bertahap hingga minggu ke-4. tabung. meningkat Jumlah setiap partikel yang semakin Tc-perteknetat. UV Proses selama Tc-etambutol dan pengerjaan 3 jam 99m Tc-perteknetat pada Setelah masing-masing kelompok meningkat selama 4 minggu belum dapat tabung ditambahkan 99m dipastikan bahwa Mycobacterium kelompok ditambahkan tuberculosis ataupun bakteri perteknetat, lain untuk lainnya Tc-Etambutol dan kemudian semua 99m Tc- tabung mengalami pertumbuhan karena partikel dimasukkan ke dalam shaker incubator tersebut membentuk endapan pada dasar pada suhu 370C selama 24 jam. Hal tersebut tabung dan endapan tersebut akan larut dilakukan untuk memberikan kesempatan pada media setelah pengadukan. kepada senyawa bertanda dan radionuklida 99m Tc-Etambutol 99m Tc-perteknetat agar 44 JSTFI Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol.II, No.2, Juli 2013 dapat bereaksi dengan asam mikolat yang yang terdapat pada Single Channel ada pada dinding sel bakteri. Analyzer (SCA) terletak di bawah tabung reaksi yang berisi sampel yang akan dicacah. Jika semua supernatan (volume Hasil Pencacahan Aktivitas Mycobacterium tuberculosis yang total) yang didapat dari proses sentrifugasi telah diinkubasi selama 24 jam kemudian di ukur dengan menggunakan SCA maka dimatikan dengan menggunakan autoklaf yang suhu 1210C selama 15 menit. Pemanasan melainkan aktivitas semu (bukan aktivitas tersebut tidak mempengaruhi ikatan antara yang sebenarnya). Hal tersebut dapat terjadi Mycobacterium tuberculosis dengan 99m terhitung bukan aktivitas total, Tc- karena adanya peredaman deteksi radiasi etambutol, karena struktur molekul asam detektor NaI(Tl) oleh volume supernatan. mikolat yang terdapat pada dinding sel Oleh karena itu, pengukuran aktivitas Mycobacterium supernatan asam lemak tuberculosis berbobot merupakan molekul dilakukan tinggi mengukur dengan rantai samping dapat berupa alkana supernatan dengan 60-90 atom karbon. dikonversikan Sentrifugasi dilakukan pada semua tabung yang akan dicacah dengan kemudian total volume radioaktivitasnya dengan volume total total dari supernatan Endapan yang diperoleh dari proses sentrifugasi diasumsikan sebagai bakteri dengan Mycobacterium tuberculosis yang berada menempelkan antara mulut tabung (tabung dalam sistem. Pencacahan aktivitas endapan b) dengan mulut tabung yang lain (tabung dilakukan lebih sederhana dibandingkan c). dengan pencacahan aktivitas supernatan. dan dekantasi dari antara supernatan dilakukan mL cara supernatan sehingga didapatkan aktivitas kecepatan 4000 rpm selama 10 menit. selanjutnya 1 dengan endapan Pembilasan tabung dengan NaCl Endapan yang terdapat dalam tabung fisiologis bertujuan untuk meminimalkan sentrifuga adanya endapan yang tertinggal di dalam menggunakan tabung yang dapat mempengaruhi hasil endapan dapat langsung diketahui. pencacahan. Diameter tabung gelas ulir dan dapat Pada SCA dan detektor dicacah radioaktivitas sintilasi terjadi diukur untuk mendapatkan volume total pendeteksian supernatan yang didapatkan. pengubahan radiasi yang mengenai detektor aktivitas tahapan NaI(Tl) tinggi supernatan (cm) yang diperoleh harus Pencacahan dua langsung radiasi, mekanisme yaitu proses supernatan menjadi percikan cahaya di dalam bahan hanya dilakukan pada 1 mL dari volume sintilator dan proses pengubahan percikan total supernatan yang terkumpul. Hal cahaya menjadi pulsa listrik di dalam tersebut dilakukan karena detektor NaI(Tl) tabung photomultiplier. Pulsa listrik inilah 45 JSTFI Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol.II, No.2, Juli 2013 yang kemudian dapat dibaca sebagai aktivitas dari suatu radionuklida. Persentase uptake yang dihasilkan dari perhitungan tersebut diartikan sebagai Aktivitas endapan dan supernatan banyaknya yang diperoleh dari hasil pencacahan etambutol dengan diterima menggunakan Single Channel radioaktivitas atau oleh dari 99m Tc-perteknetat bakteri 99m Tc- yang Mycobacterium Analyzer (SCA) dimasukkan ke dalam tuberculosis. Kurva hasil perhitungan % rumus : uptake dapat dilihat pada gambar 3 % uptake = x 100% . Gambar 3. Kurva radioaktivitas bakteri Mycobacterium tuberculosis yang telah di induksi INH dan etambutol terhadap 99mTc Etambutol dan 99mTc-perkeknetat Berdasarkan data yang ditampilkan pada Gambar prosentase 3, dapat (%) dibandingkan uptake antara Mycobacterium tuberculosis yang diberi senyawa bertanda 99m Tc-Etambutol dan Mycobacterium tuberculosis yang diberi radionuklida 99m tersebut dapat Tc-perteknetat. Dari kurva dan INH. Tampilan pada Gambar 3 menunjukkan adanya penurunan % uptake 99m Tc-Etambutol dan 99m Tc-perteknetat dengan meningkatnya konsentrasi INH dan etambutol. Isoniazid sebagai obat anti TB bahwa bersifat bakteriostatik untuk bakteri yang Mycobacterium tuberculosis tidak hanya istirahat (dormant), tetapi juga bersifat menyerap senyawa dilihat tuberculosis telah diinduksi oleh etambutol bertanda 99m Tc- bakterisid bagi mikroorganisme yang Etambutol, tapi juga menyerap radionuklida sedang membelah dengan cepat. Untuk 99m mendapatkan efek antituberkulosis, INH TcO4 walaupun bakteri Mycobacterium 46 JSTFI Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol.II, No.2, Juli 2013 harus diaktifkan terlebih dahulu oleh enzim yang dapat menyebabkan protein target atau katalase-peroksidase. INH yang sudah aktif enzim pengaktivasi obat menjadi hilang dapat aktivitas pengikatannya mengganggu biosintesis asam mikolat, sehingga terjadi penurunan sifat tahan asam dan menyebabkan penurunan jumlah lemak yang terdapat pada Mycobacterium tuberculosis. Etambutol SIMPULAN Persentase bertanda dapat menekan uptake senyawa 99m Tc-etambutol dan radionuklida 99m Tc-perteknetat mengalami penurunan pertumbuhan bakteri yang resisten terhadap dengan bertambahnya konsentrasi INH dan INH. Etambutol secara in-vitro bersifat etambutol. Resistensi tuberkulostatik tuberculosis akibat dengan menghambat Mycobacterium induksi INH dan arabinosyl transferase, yang dikodekan etambutol belum dapat diidentifikasi secara oleh jelas sehingga senyawa bertanda embCAB operon. Arabinosyl transferase terlibat dalam reaksi polimerasi etambutol dari keefektifan arabinoglycan, suatu komponen masih belum untuk 99m Tc- menunjukkan digunakan sebagai esensial dari dinding sel mikobakteri. metode deteksi resistensi Mycobacterium Gangguan terhadap sintesis arabinoglycan tuberculosis akan mempengaruhi pertahanan sel, dan etambutol dan INH secara in-vitro. terhadap kombinasi obat akan meningkatkan aktivitas obat yang menembus dinding sel. DAFTAR PUSTAKA Resistensi Mycobacterium Kartini N.O. 2008. “Kit diagnostik berbasis tuberculosis terhadap etambutol berkaitan teknik dengan mutasi yang terjadi pada gen penatalaksanaan embCAB pengkode arabinosyl transferase Majalah yang LVIII. (10):388-393. terlibat dalam biosintesis nuklir dalam tuberkulosis”, Kedokteran Indonesia, suatu Lina, dkk, 2009,“Deteksi mutasi gen kat-g komponen esensial dari dinding sel bakteri. Mycobacterium tuberculois dengan Mutasi metoda PCR hibridisasi dot blot arabinoglycan pada menghambat yang gen merupakan embCAB polimerasi arabinoglycan, dapat dinding sedangkan sel resistensi menggunakan pelacak oligonukleotida bertanda 32P.” terhadap INH diakibatkan karena adanya Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan mutasi pada enzim katalase-peroksidase Radiasi. V (1):54-67. (kat-g) yang mencegah menurunkan aktivitasnya, konversi isoniazid prodrug Mutschler, E. 1991. Farmakologi 5. Dinamika dan Obat Toksikologi. menjadi bentuk aktifnya serta missense Edisi Bandung: Institut mutation (mutasi yang mengubah kodon) Teknologi Bandung. Hlm 664-669. 47 JSTFI Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol.II, No.2, Juli 2013 Syaifudin, M. 2008. “Pengembangan teknik deteksi resistensi Mycobacterium Tuberculosis terhadap obat dengan teknik biologi molekuler berbasis nuklir.” Jakarta: PTNBR-BATAN. Tabrani, I. 2007. “Konfersi sputum BTA pada fase intensif tuberkulosis paru kategori I antara kombinasi dosis tetap (KDT) dan obat anti tuberkulosis generik di RSUP. H. Adam Malik Universitas Medan.” Medan: Sumatera Utara, Medan. Tjay, T. H., dan Raharjo, K. 2002. ObatObat Penting. Edisi 6. Jakarta: PT. Alex Computindo. Hlm 154-163. 48