ESOP

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini mengangkat fenomena pengaruh hibah Employee Stock
Option Plan (ESOP) pada nilai perusahaan melalui kinerja keuangan. Teori yang
dipandang tepat untuk mendukung hipotesis penelitian yaitu teori keagenan
(agency theory) dan teori prospek (prospect theory).
2.1 Teori Keagenan ( Agency Theory)
Teori keagenan yang dirumuskan Jensen and Meckling (1976) menjadi
salah satu teori yang fenomenal dalam akuntansi keuangan. Teori tersebut
menyatakan, bahwa hubungan keagenan muncul ketika satu atau lebih prinsipal
mempekerjakan agen untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan
wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Hubungan prinsipal dan
agen ini dalam perusahaan diwujudkan dalam hubungan antara manajer dan
pemegang saham. Manajer disebut sebagai agen (agent) dan pemegang saham
disebut sebagai principal (principals). Hubungan keagenan ini selanjutnya dikenal
dengan teori keagenan
(agency theory). Teori keagenan mendasarkan pada
hubungan kontrak antar anggota-anggota yang terlibat dalam perusahaan, yaitu
prinsipal atau pemilik dan agen atau pengelola perusahaan sebagai pelaku utama.
Prinsipal merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk
bertindak atas nama prinsipal, sedangkan agen merupakan pihak yang diberi
amanat oleh prinsipal untuk menjalankan perusahaan. Agen berkewajiban untuk
10
11
mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanahkan oleh prinsipal kepadanya
(Arifin, 2005). Amanah dan kewajiban didasarkan pada kontrak yang disebut
dengan kontrak keagenan (Ernawati, 2012). Walaupun sudah diatur dalam
kontrak, hubungan kerja tersebut ternyata memiliki ketimpangan informasi
dimana manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi
internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik
(pemegang saham).
Manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan
kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui informasi
akuntansi seperti laporan keuangan dengan pengungkapannya. Laporan keuangan
tersebut penting bagi para pengguna informasi eksternal diluar pemilik perusahaan
karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya
tentang informasi tentang suatu perusahaan (Ali, 2002).
Ketidakseimbangan penguasaan informasi disebut sebagai asimetri
informasi (asymmetry information). Asimetri informasi yang terjadi dalam
hubungan keagenan memberikan peluang kepada manajer untuk berperilaku
oportunis dengan melakukan manajemen laba (earnings management) sehingga
menyesatkan pemegang saham yang mengambil keputusan ekonomik berdasarkan
kinerja ekonomi perusahaan (Haris, 2008).
Prilaku opotunis manajemen dapat diminimalisir melalui kebijakan
perusahaan yang berbasis ekuitas. Jika kebijakan tersebut dijalankan oleh
perusahaan maka akan mengantarkan manajemen dan karyawan menjadi pemilik
sekaligus sebagai pengelola. Fungsi ganda yang dimiliki ini diharapkan akan
12
meningkatkan sense of belonging dalam menjalankan perusahaan, sehingga akan
menurunkan
kos keagenan (agency cost), meningkatkan kinerja karyawan,
meningkatkan kinerja perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan. Salah satu
strategi perusahaan berbasis ekuitas adalah program opsi saham karyawan (dalam
arti luas) yang dikenal dengan ESOP atau employee stock option plan. Jika
program ini berjalan di suatu perusahaan maka perusahaan dapat memegang
karyawan yang berkualitas dalam jangka waktu yang relatif lebih lama,
dibandingkan program bonus saham misalnya.
Kepemilikan saham oleh karyawan akan mensejajarkan kepentingan
karyawan dengan kepentingan pemegang saham. Selain berhubungan dengan
agency cost, ESOP berhubungan erat dengan motivasi, peningkatan komitmen dan
produktivitas karyawan. Studi The Work Foundation London University (2002)
menghubungkan pengaruh ESOP pada kinerja perusahaan.
Hibah opsi saham dalam pelaksanaan ESOP memberikan insentif pada
karyawan yang berdampak positif yaitu berupa peningkatan motivasi dan
komitmen karyawan yang pada akhirnya memberikan peningkatan pada
produktivitas dan profitabilitas perusahaan. Selain peningkatan tersebut ESOP
juga dapat mengurangi labor turnover (Klein, 1987). Pelaksanaan ESOP oleh
suatu perusahaan merupakan bentuk kepercayaan prinsipal kepada manajer untuk
mengatur perusahaan supaya dapat memaksimumkan pengembalian (Pugh, 2000).
Employee Stock Option Plan merupakan fenomena kepemilikan saham
oleh para eksekutif entitas bisnis dan salah satu bentuk strategi yang ditetapkan
oleh principals dengan tujuan mengikat mereka supaya meningkatkan kinerja
13
yang berdampak pada peningkatan entitas tersebut (Astika, 2012). ESOP yang
diterapkan pada perusahaan diharapkan dapat mengurangi masalah keagenan dan
menurunkan agency cost melalui penyejajaran kepentingan para eksekutif dengan
para pemegang saham (Brenner et al.,2000), sehingga para manajemen merasa
bahwa dirinya tidak hanya sebagai karyawan tetapi dia memiliki sense of
belonging yang berakibat karyawan semakin termotivasi untuk meningkatkan
kinerja perusahaan (Asyik, 2009).
Kepemilikan saham oleh manajemen ini akan menyejajarkan kepentingan
manajemen dengan kepentingan pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976;
Masdupi, 2005). Gibbons dan Murphy (1990) menunjukkan bahwa kinerja
perusahaan lebih tinggi pada tingkat industri dengan tingkat kompensasi
manajemen yang tinggi. Penelitian Iqbal (2001) yang menyatakan bahwa
kepemilikan karyawan mendorong peningkatan kinerja keuangan perusahaan
apabila terdapat peningkatan signifikan terhadap harga sahamnya.
2.2
Teori Prospek (Prospect Theory)
Teori Prospek menunjukkan bahwa orang menghargai kerugian dan
keuntungan dalam sudut pandang yang berbeda. Menurut Teori Prospek orang
cenderung menghindari kerugian, dan mereka merasa lebih merasa terpukul
karena kerugian, daripada memikirkan keuntungan yang mereka dapatkan. Pada
bidang akuntasi teori prospek dikembangkan oleh (Kahneman dan Tversky,
1979).
14
Teori ini diadopsi dari bidang ilmu psikologi yang bekerja dengan asumsi
bahwa individu-individu lebih lebih berfokus pada prospek laba dan prospek rugi.
Asumsi pada penelitian ini adalah dimana karyawan memiliki keinginan agar
mencapai keuntungan dari opsi saham yang mereka miliki dalam pelaksanaan
ESOP.
Program ESOP memiliki potensi keuntungan masa depan (prospek) bagi
para karyawan, dimana
karyawan akan memperoleh keuntungan dari selisih
antara harga eksekusi dengan harga pasar (Astika, 2012). Keuntungan ini akan
diperoleh jika karyawan sudah boleh menjual saham yang mereka miliki minimal
setelah tiga tahun masa eksekusi ESOP (Astika, 2007).
Pelaksanaan ESOP dibagi berdasarkan beberapa tahapan (event) yaitu
tahap pengumuman, tahap hibah opsi dan tahap eksekusi saham dengan waktu
pergeseran setiap tahap rata-rata 3 tahun. Harga eksekusi merupakan harga yang
memiliki potensi keuntungan dan dijadikan sebagai pedoman dasar (nilai
referensi) untuk membandingkan dengan harga pasar di tahun berikutnya. Jadi
karyawan yang sudah menerima ESOP secara otomatis mereka merasa sudah
memiliki saham perusahaan dan berusaha meningkatkan harga pasar saham
dengan cara meningkatkan kinerja perusahaan tempat mereka bekerja.
Penempatan ESOP untuk diterapkan pada perusahaan merupakan suatu tujuan
untuk bisa memotivasi karyawan agar kinerja perusahaan dapat meningkat,
sekaligus nilai perusahaanpun ikut meningkat.
15
2.3
Employee Stock Option Plan (ESOP)
Employee Stock Option Plan (ESOP) didefinisikan oleh Smith dan
Zimmerman (1976) sebagai salah satu bentuk kompensasi yang diberikan kepada
karyawan, terutama karyawan eksekutif, untuk menghargai eksekutif atas kinerja
jangka panjang perusahaan. ESOP adalah rencana penangguhan keuntungan
karyawan dengan mendapatkan saham perusahaan (Klein, 1987). Mas’ud (1999)
menyatakan bahwa opsi saham merupakan hak beli saham dengan harga tertentu
dan umumnya opsi saham ini diberikan kepada para manajer ataupun karyawan
perusahaan sebagai balas jasa dalam mengoperasikan perusahaan dalam jangka
waktu tertentu. Menurut Bapepam (2002), ESOP adalah sebuah program
manajemen sumber daya manusia berupa program kepemilikan karyawan dalam
saham perusahaan (kompensasi) di mana karyawan tersebut bekerja.
Program ini dilaksanakan untuk menghargai kinerja jangka panjang
karyawan secara luas (para eksekutif dan karyawan) terhadap perusahaan. Di
Indonesia program ini diatur dalam PSAK Nomor 53 (IAI, 2015) yang berlaku
efektif 1 Oktober 1998. Opsi saham ditawarkan kepada karyawan sebagai imbalan
dan jasa karyawan dikompensasi, diukur, dan diakui sebesar nilai wajar instrumen
ekuitas yang bersangkutan. Sebagai insentif untuk menghargai kinerja jangka
panjang perusahaan, ESOP merupakan langkah efektif untuk mempersempit
problem keagenan dan menurunkan agency cost melalui penyejajaran kepentingan
para eksekutif dengan para pemegang saham (Brenner et al., 2000). Kepemilikan
saham oleh karyawan perusahaan (insiders) memberi kesan sebagai financial
16
investment. Kepemilikan tersebut akan memberikan feeling yang besar terhadap
kepuasan juga komitmen dan kontrol kepada perusahaan (Iqbal, 2000).
Perkembangan pengapdopsian ESOP semakin meluas dan terdapat
tendensi bahwa penyediaan opsi saham untuk karyawan akan lebih intensif ketika
perusahaan memiliki kebutuhan financing yang lebih besar dan perusahaan yang
menghadapi kendala keuangan. Penyediaan perangsang dalam bentuk ekuitas
kepada karyawan akan lebih intensif khususnya karyawan noneksekutif bila biaya
pengawasan langsung terhadap karyawan mahal (Core and Guay, 2000).
ESOP diselenggarakan untuk mencapai beberapa tujuan antara lain
sebagai berikut :
1) Memberikan penghargaan (reward) kepada seluruh pegawai, direksi, dan
pihak-pihak tertentu atas kontribusinya terhadap meningkatnya kinerja
perusahaan;
2) Menciptakan keselarasan kepentingan serta misi dari pegawai dan pejabat
eksekutif dengan kepentingan dan misi pemegang saham, sehingga tidak
ada benturan kepentingan antara pemegang saham dan pihak-pihak yang
menjalankan kegiatan usaha perusahaan;
3) Meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan terhadap perusahaan
karena mereka juga merupakan pemilik perusahaan, sehingga diharapkan
akan meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan;
4) Menarik, mempertahankan, dan memotivasi (attract, retain, and motivate)
pegawai kunci perusahaan dalam rangka peningkatan shareholders’ value.
17
5) Sebagai sarana program sumber daya manusia untuk mendukung
keberhasilan strategi bisnis perusahaan jangka panjang, karena ESOP pada
dasarnya merupakan bentuk kompensasi yang didasarkan atas prinsip
insentif, yaitu ditujukan untuk memberikan pegawai suatu penghargaan
yang besarnya dikaitkan dengan ukuran kinerja perusahaan atau
shareholders’ value.
2.4
Kinerja Keuangan Perusahaan
Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi
perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan
perbaikan di atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan
lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk
melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan
tersebut atau mencari alternatif lain. Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai
performing measurement (pengukuran kinerja) adalah kualifikasi dan efisiensi
perusahaan atau segmen serta keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama
periode akuntansi.
Menurut Klein (1987) terdapat tiga teori yang menghubungkan
kepemilikan karyawan dan kinerja perusahaan, teori pertama yaitu model
kepuasan intrinsik menunjukkan bahwa kepemilikan saham perusahaan oleh
karyawan akan meningkatkan komitmen karyawan. Teori kedua yaitu kepuasan
instrumental
menunjukkan
kepemilikan
saham
oleh
karyawan
akan
mempengaruhi pembuatan keputusan yang nantinya akan berpengaruh pada
18
perilaku karyawan itu sendiri. Teori ketiga yaitu kepuasan ekstrinsik
menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh karyawan adalah investasi
keuangan oleh karyawan. Ketika investasi tersebut lebih bernilai maka akan
berpengaruh positif terhadap perilaku karyawan itu sendiri.
Kinerja perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan. Kinerja keuangan
dapat dinilai dari laporan keuangan yang telah dipublikasikan perusahaan. Kinerja
keuangan adalah kemampuan sebuah perusahaan mengelola sumber daya yang
ada sehingga dapat memberikan nilai kepada perusahaan tersebut. Pugh, et al.
(2000), mengidentifikasi rasio-rasio keuangan yang secara signifikan memberikan
perbedaan kinerja keuangan perusahaan. Salah satu rasio keuangan yang dijadikan
proksi dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas yaitu Return On Asset
(ROA). Rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari total aset yang digunakan.
Semakin tinggi nilai ROA menunjukkan semakin efisien perusahaan tersebut
dapat mengatur kekayaan yang dimiliki (manajemen aset) dan untuk mengukur
tingkat pengembalian investasi, begitu pula sebaliknya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, ROA adalah suatu alat pengukuran yang
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba
berdasarkan penggunaan aktiva perusahaan. Indikator profitabilitas yang
berdasarkan ROA mempunyai keunggulan (Anthony dan Govindarajan, 2002),
yaitu:
1) Merupakan indikator pengukuran yang komprehensif untuk melihat
keadaan suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangan yang ada.
19
2) Mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai absolute.
3) Merupakan dominator yang dapat diterapkan pada setiap unit organisasi
yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha.
2.5
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah nilai jual suatu perusahaan dalam pasar modal.
Nilai perusahaan merupakan bentuk memaksimalkan tujuan perusahaan melalui
peningkatan kemakmuran para pemegang saham (Sujoko dan Soebiantoro, 2007).
Memaksimumkan kemakmuran pemegang saham adalah memaksimumkan
present value keuntungan pemegang saham yang diharapkan dalam investasi.
Present value merupakan nilai sekarang dari keuntungan yang diharapkan oleh
pemegang saham yang akan diterima pada masa mendatang. Kemakmuran
pemegang saham meningkat apabila harga saham yang dimiliki meningkat. Nilai
perusahaan merupakan salah satu tolak ukur bagi para investor terhadap
perusahaan, yang kemudian dikaitkan dengan harga saham.
Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi, dan
meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini
namun juga pada prospek perusahaan di masa mendatang. Harga saham yang
digunakan umumnya mengacu pada harga penutupan (clossing price), dan
merupakan harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar
(Fakhruddin dan Hadianto, 2001).
20
2.6
Penelitian Sebelumnya
Pugh (2000) meneliti dampak dari penggunaan ESOP oleh perusahaan
terhadap kinerja perusahaan yang dilihat dari Net Profit Margin (NPM), Asset
Turnover, Debt to Assets, Return on Assetes (ROA) dan Return on Equity (ROE),
Debt to Asset (DA) , Labor Cost to Sales ( LCS ). Pugh menggunakan t-test untuk
menguji hipotesisnya. Hasil pengujiannya menghasilkan bahwa ESOP hanya
berdampak dalam jangka pendek. Penelitian ini menyimpulkan bahwa hanya
NPM, ROA, dan ROE yang mengalami peningkatan akibat pengadopsian ESOP.
Penelitian lain oleh Sesil (2005) yang membandingkan kinerja perusahaan
yang mengadopsi ESOP dan yang tidak mengadopsi ESOP. Beberapa variabel
yang menggambarkan kinerja perusahaan yaitu produktivitas tenaga kerja, Return
on Asset (ROA), Profit Margin dan total shareholder diujinya namun terbagi
menjadi beberapa bagian berdasarkan ukuran perusahaan.Variabel-variabel ini
diuji dengan menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian ini menyimpulkan
bahwa kinerja perusahaan yang mengadopsi ESOP lebih baik daripada perusahaan
yang tidak mengadopsi.
Klein (1987) mengidentifikasi tiga model mengenai kepemilikan
karyawan. Pada setiap model menggunakan karakteristik ESOP yang berbeda
untuk menelitinya. Model pertama yaitu kepuasan instrinsik yang dengan melihat
karakteristik proporsi persentase kepemilikan karyawan, model kedua yaitu
kepuasan
ekstrinsik
yang
menggunakan
karakteristik
ukuran
kontribusi
perusahaan terhadap ESOP dan stock return perusahaan dan model ketiga yaitu
kepuasan instrumental yang menggunakan hak voting ESOP, filosofi kepemilikan,
21
komunikasi mengenai rencana dan alasan ESOP. Penelitian ini menggunakan
korelasi sebagai alat analisisnya karena pada intinya penelitian ini mencoba
mencari tahu hubungan kepemilikan karyawan (ESOP) terhadap berbagai
variabel-variabel seperti perilaku karyawan, kinerja keuangan, komitmen
karyawan dan lain-lain. Sehingga dari penelitian ini menyimpulkan bahwa ada
beberapa variabel yang mempunyai hubungan positif seperti ukuran kontribusi
perusahaan dalam proses ESOP yang berkorelasi positif terhadap kepuasan
instrumental, dan hak voting ESOP.
Penelitian McHugh (2005) menjelaskan tiga atribut kepemilikan karyawan
yaitu level pengaruh dalam pengambilan keputusan, jumlah informasi yang
diberikan kepada karyawan, dan pembatasan desain ESOP terhadap karyawan.
Dengan menggunakan alat analisis regresi penelitian ini menghasilkan bahwa
karyawan pengaruh dalam pengambilan keputusan dan informasi yang diberikan
mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa perusahaan yang menyelenggarakan ESOP memiliki kinerja
yang lebih baik namun dengan atribut ESOP yang baik.
Iqbal (2001) meneliti hubungan antara harga saham dan kinerja operasi
juga mendukung bahwa adanya program ESOP mampu meningkatkan kinerja
operasi perusahaan yang didukung dengan peningkaana harga saham. Penelitian
ini menggunakan alat analisis granger causality yang menghasilkan bahwa
kepemilikan karyawan berpengaruh terhadap kinerja operasi ketika perubahan
harga saham yang signifikan yang dapat meningkatkan kinerja operasi
perusahaan. Penelitian dari Ikaheimo (2004) yang berjudul mendukung penelitian
22
Iqbal mengenai harga saham yang meningkat dikarenakan pengadopsian ESOP.
Seppo Ikaheimo dalam jurnalnya meneliti reaksi harga saham setelah
pengadopsian ESOP. Penelitian ini menggunakan t-test, rank test dan
medianbased sign test. Menurut jurnal ini, pengumuman ESOP memberikan
informasi positif terhadap pasar yang member efek terhadap harga saham.
Penelitian sebelumnya lainnya mengamati bahwa ESOP mempunyai efek
positif terhadap kinerja operasi perusahaan yang melakukan ESOP. (Park and
Moon,1995; Blasi ,Kruse, and Conte ,1992 ; Conte and Tannenbaum, 1987;
Marsh and McAllister, 1981 ; Rosen and Klein, 1983 , Quarry and Rosen ,1987 ;
U.S. General Accounting Office,1988; Rooney ,1988 dan Wagner and Rosen;
1985.
Penelitian oleh Astika (2005) menggunakan variabel yaitu variabel terikat
seperti jumlah rupiah opsi saham (Grants), operating profit margin (OPM) dan
variabel bebas seperti Current Ratio (CURATit), Return on Assets (ROAit),
Operating Profit Margin (OPMit), Debt to Assets Ratio (DARit), Ukuran
Perusahaan (SIZEit), Sales Growth (SALESGRit), Jumlah Rupiah Opsi Saham
(grants). Penelitian ini menggunakan alat analisis linear berganda (multiple
regressionanalysis model). Menurut jurnal ini fenomena kepemilikan saham oleh
para eksekutif entitas bisnis merupakan salah satu bentuk strategi yang ditetapkan
oleh principals dengan tujuan mengikat mereka supaya meningkatkan kinerja
yang berdampak pada peningkatan nilai entitas tersebut.
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1
Kerangka Berpikir
Sekaran (1992) menyatakan bahwa kerangka berpikir adalah model
konseptual yang menggambarkan hubungan teori dengan variabel yang telah
diidentifikasi sebagai masalah penelitian. Kerangka berpikir mendefinisikan
relevansi antara variabel independen dan dependen sesuai dengan teori yang
dijelaskan. Dari bekal teori-teori tersebut selanjutnya dianalisis yang nantinya
menghasilkan hubungan antara variabel yang menjadi objek penelitian. Hubungan
variabel tersebut menjadi dasar untuk merumuskan hipotesis.
Berdasarkan kajian pustaka dan hasil-hasil penelitian mengenai pengaruh
ESOP pada nilai perusahaan atau pada kinerja keuangan sebagai variabel
intervening kemudian dijelaskan dengan model penelitian sebagai dasar pengujian
hipotesis dalam penelitian ini. Kerangka berpikir tersebut disajikan dalam Gambar
3.1 berikut ini.
23
24
Kajian Teoritis
Kajian Empiris
(1) Teori Keagenan
(2) Teori
Prospek
(1) Jensen & Meckling (1976)
(Prospect
Theory)
(3) Employee Stock Ownership
Program (ESOP)
(2) Klein (1987)
(3) Mehran (1995)
(4) Pugh (2000)
(4) Kinerja Keuangan
(5) Brenner et al., (2000)
(5) Nilai Perusahaan
(6) Iqbal (2001)
(7) Bapepam (2002)
(8) Ikaheimo (2004)
(9) Elhayek & Lazarevic(2005)
(10) Masdupi (2005)
(11) Sesil (2005)
(12) McHugh (2005)
(13) Astika (2005)
(14) Anwar & Baridwan (2006)
(15) Astika (2007)
(16) Pandansari (2010)
(17) Helfasari (2012)
ESOP
KINERJA
PERUSAHAAN
Gambar 3.1
Kerangka Berpikir
NILAI
PERUSAHAAN
25
3.2
Konsep Penelitian
3.2.1
ESOP
ESOP merupakan program kompensasi berbasis ekuitas dan diperuntukkan
kepada karyawan dalam arti luas, dimana karyawan-karyawan yang terpilih atau
yang mempunyai kinerja baik akan mendapatkan kompensasi ini. Program ini
memiliki ekspektasi untuk mendorong karyawan meningkatkan kinerjanya atau
kinerja kelompoknya supaya mendapatkan kompensasi tersebut, yang merupakan
bentuk insentif untuk menghargai kinerja jangka panjang perusahaan,
ESOP juga diharapkan secara efektif dapat mempersempit problem
keagenan dan menurunkan agency cost melalui penyejajaran kepentingan para
eksekutif dengan para pemegang saham (Brenner et al.,2000). Tingkat seorang
manajer menggunakan kemampuannya untuk memaksimalkan kemakmuran
shareholder tergantung pada persentase kepemilikan manajer tersebut di dalam
perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976).
Insentif yang diberikan kepada para karyawan perusahaan dalam bentuk
opsi saham memiliki prospek yang diharapkan dapat meningkatkan nilai
kepemilikan karyawan melalui peningkatan kinerja. Kinerja yang dicapai
perusahaan berhubungan dengan persentase modal yang dimiliki oleh para
eksekutif serta persentase kompensasinya yang berbasis ekuitas (Mehran, 1995).
26
3.2.2
Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan. Kinerja keuangan
adalah ukuran tingkat keberhasilan manajemen dalam mengelola sumber daya
keuangan perusahaan, terutama pada pengelolaan investasi sebagai upaya untuk
menciptakan nilai bagi pemegang saham (Elizabeth, 2000). Kinerja perusahaan
tersebut merupakan hasil dari serangkaian proses bisnis dengan mengorbankan
berbagai sumber daya, baik sumber daya manusia maupun keuangan perusahaan.
Di pasar modal, para investor menilai tingkat kinerja perusahaan menggunakan
parameter laba akuntansi.
Pada penelitian ini, kinerja keuangan perusahaan di proksikan dengan
delta Return On Asset (ROA) sebelum pengumuman dengan setelah pengumuman
ESOP. ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur
efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
aktiva yang dimilikinya. Menurut Ang (1997:17) ROA merupakan rasio antara
pendapatan bersih setelah pajak (net income after tax) terhadap total aset.
Semakin tinggi nilai ROA menunjukkan semakin efisien perusahaan tersebut
dapat mengatur kekayaan yang dimiliki (manajemen aset). Begitu pula sebaliknya,
jika nilai ROA rendah maka manajemen aset perusahaan tersebut kurang efisien.
27
3.2.3
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan atau juga disebut dengan nilai pasar perusahaan
merupakan harga yang akan dibayar oleh calon pembeli apabila saham perusahaan
tersebut dijual. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu
perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama
perusahaan.Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan.
Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada
kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan dimasa depan.
Menurut Oyer (2005), terdapat keuntungan-keuntungan yang diperoleh
dari penggunaan ESOP di perusahaan, salah satunya opsi dapat memberikan
insentif kepada karyawan, dihubungkan dengan kemakmuran karyawan kepada
nilai perusahaan maka akan dapat mengatasi masalah agensi dan memotivasi
karyawan untuk melakukan aksi yang dapat meningkatkan keuntungan
perusahaan. Penelitian ini didukung oleh penelitian Astika (2005), dimana
fenomena kepemilikan saham oleh para eksekutif entitas bisnis merupakan salah
satu bentuk strategi yang ditetapkan oleh principals dengan tujuan mengikat
mereka supaya meningkatkan kinerja yang berdampak pada peningkatan nilai
perusahaan tersebut yang dapat dilihat dari harga saham. Harga saham yang
digunakan umumnya mengacu pada harga penutupan (clossing price), dan
merupakan harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar
(Fakhruddin dan Hadianto, 2001).
28
3.3
Desain Penelitian
Desain penelitian disajikan untuk memberikan gambaran mengenai
pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen melalui variabel
intervening. Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dijelaskan sebelumnya,
kemudian disusun konsep penelitian yang merupakan hubungan logis dari
landasan teori dan kajian empiris yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Desain penelitian tersebut disajikan dalam Gambar 3.2 berikut ini.
KINERJA
KEUANGAN (M)
a
b
NILAI
ESOP (X)
c , c'
PERUSAHAAN (Y)
Gambar 3.2
Desain Penelitian
Keterangan :
X
M
Y
a
b
c
c’
= variabel bebas (independent)
= variabel mediasi/mediator
= variabel terikat (dependen)
= pengaruh langsung variabel bebas (X) pada variabel mediator (M)
= pengaruh langsung variabel mediator (M) pada variabel terikat (Y)
= pengaruh langsung variabel bebas (X) pada variabel terikat (Y)
= pengaruh tidak langsung variabel bebas (X) pada variabel tergantung (Y)
melalui variabel mediasi (M) dan menguji variabel mediasi.
29
3.4
Hipotesis Penelitian
ESOP sangat berkaitan dengan motivasi dalam peningkatan komitmen dan
produktivitas karyawan. Penelitian The Work Foundation London University
(2002) menghubungkan efek dari ESOP terhadap kinerja perusahaan. Dimulai
dari ESOP yang memberikan suatu insentif berupa saham kepada karyawan yang
diharapkan insentif tersebut memberikan dampak positif berupa motivasi dan
komitmen karyawan tersebut yang pada akhirnya memberikan peningkatan
kepada produktivitas dan profitabilitas perusahaan tersebut. Selain peningkatan
tersebut ESOP juga mengurangi labour turnover (Klein, 1987).
ESOP sebagai insentif untuk menghargai kinerja jangka panjang
perusahaan, dan merupakan langkah efektif untuk mempersempit problem
keagenan dan menurunkan agency cost melalui penyejajaran kepentingan para
eksekutif dengan para pemegang saham oleh Brenner, et al (2000). Tingkat
seorang
manajer
menggunakan
kemampuannya
untuk
memaksimalkan
kemakmuran shareholder tergantung pada persentase kepemilikan manajer
tersebut di dalam perusahaan. Sehingga hal tersebut dapat mengurangi masalah
keagenan yang sering muncul.
Pugh ( 2000 ) meneliti dampak dari penggunaan ESOP oleh perusahaan
terhadap kinerja perusahaan yang dilihat dari Net Profit Margin (NPM), Asset
Turnover, Debt to Assets, Return on Assetes (ROA) dan Return on Equity (ROE),
Debt to Asset (DA), dan Labor Cost to Sales (LCS). Pugh menggunakan t-test
untuk menguji hipotesisnya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa hanya NPM,
ROA, dan ROE yang mengalami peningkatan kinerja akibat pengadopsian ESOP.
30
Ha :
Proporsi opsi yang dihibahkan kepada karyawan berpengaruh positif pada
perubahan kinerja keuangan perusahaan setelah adanya hibah ESOP.
Insentif berupa hibah opsi saham dalam pelaksanaan ESOP diharapkan
dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kinerja. Kinerja yang
dicapai perusahaan berhubungan dengan persentase modal yang dimiliki oleh para
eksekutif serta persentase kompensasinya yang berbasis ekuitas (Mehran, 1995).
Sejalan dengan penelitian Astika (2005), fenomena kepemilikan saham oleh para
eksekutif entitas bisnis merupakan salah satu bentuk strategi yang ditetapkan oleh
principals dengan tujuan mengikat mereka supaya meningkatkan kinerja yang
berdampak pada peningkatan nilai entitas tersebut. Kinerja dalam penelitian ini
diukur dengan Return on Asset (ROA). ROA menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan total asset yang
dimilikinya (Tandelilin, 2010). ROA mampu menunjukkan posisi perusahaan di
pasar sekuritas.
Ulupui (2007), Yuniasih (2007) dan Makaryawati (2002)
menemukan bahwa ROA berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Berdasarkan
gambaran tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis (H2) sebagai berikut.
Hb
:
Perubahan kinerja keuangan perusahaan setelah adanya hibah ESOP
berpengaruh positif pada perubahan nilai perusahaan.
Harga eksekusi yang digunakan sebagai harga referensi dalam pelaksanaan
ESOP khususnya di tahap pengumuman terbentuk berdasarkan harga pasar saham
perusahaan menjelang pengumuman. Asyik (2005) dan Astika (2007) menemukan
31
bahwa harga eksekusi
merupakan produk manajemen laba yang dilakukan
manajemen dengan pola income decreasing. Tujuannya adalah karyawan dapat
membeli saham perusahaan dengan harga yang relatif rendah pada saat opsi jatuh
tempo. Calon investor yang cerdas akan melihat penurunan harga pasar saham
pada saat pengumuman ESOP sebagai suatu peluang untuk mendapatkan
keuntungan sehingga mereka cenderung melakukan pembelian saham perusahaan
yang bersangkutan. Menurut Letlora dalam Hariyono (2012) informasi
pelaksanaan ESOP ditanggapi positif melalui perubahan harga pasar saham.
Berdasarkan gambaran tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis (H3) sebagai
berikut.
Hc :
Proporsi opsi saham yang dihibahkan kepada karyawan berpengaruh
positif pada perubahan nilai perusahaan.
Hc’ :
Perubahan kinerja keuangan perusahaan memediasi hubungan antara
proporsi opsi saham yang dihibahkan kepada karyawan pada perubahan
nilai perusahaan.
Download