PRODUKSI BENIH GURAMI Osphronemus

advertisement
PRODUKSI BENIH GURAMI Osphronemus gouramy Lac.
UKURAN 4 CM PADA PADAT PENEBARAN 20 EKOR/L
DENGAN PERGANTIAN AIR 75%, 100% DAN 125% PER HARI
AZHAR WINARDI
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
PRODUKSI BENIH GURAMI Osphronemus gouramy Lac. UKURAN 4 CM
PADA PADAT PENEBARAN 20 EKOR/L DENGAN PERGANTIAN AIR
75%, 100% DAN 125% PER HARI
adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Juli 2010
Azhar Winardi
C14063320
ABSTRAK
AZHAR WINARDI. Produksi Benih Gurami Osphronemus gouramy Lac.
Ukuran 4 cm pada Padat Penebaran 20 ekor/ℓ dengan Pergantian Air 75%, 100%
dan 125% per Hari. Dibimbing oleh Tatag Budiardi dan Yani Hadiroseyani.
Pergantian air sangat diperlukan dalam pemeliharaan ikan sistem tertutup. Hal ini
dibutuhkan untuk memperbaiki atau mengembalikan lagi kualitas air yang
memburuk agar kembali layak, untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan ikan. Penelitian ini dilaksanakan antara bulan Maret sampai Mei
2010 di Laboratorium Teknik Produksi dan Manajemen Akuakultur, Departemen
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor. Benih ikan yang digunakan berukuran panjang rata-rata 2,07+0,16 cm
dengan bobot rata-rata 0,28+ 0,006 g yang berasal dari Desa Cibeureum,
Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Wadah yang digunakan
untuk pemeliharaan ikan gurami adalah akuarium berukuran 60 cm x 29 cm x 33
cm sebanyak 9 unit yang diisi air masing-masing 35 liter (ketinggian 20,1 cm).
Selama penelitian, ikan diberi pakan berupa cacing sutera (Oligochaeta) yang
diberikan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari secara at satiation. Setiap hari air
diganti sesuai dengan masing-masing perlakuan yaitu pergantian air 75%, 100%,
dan 125% dalam 2 waktu yaitu pagi dan sore hari.
Hasil penelitian pada perlakuan pergantian air ini menunjukkan peningkatan
derajat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang
mutlak, dan efisiensi pakan, akan tetapi tidak mempengaruhi nilai koefisien
keragaman benih ikan gurami (P>0,05). Pergantian air 125% menghasilkan
keuntungan tertinggi dan efisiensi ekonomi yang ditunjukkan dengan penurunan
harga pokok produksi (HPP) ( Rp407,30) dan peningkatan rasio penerimaan dan
biaya (rasio R/C) (1,76). Perlakuan pergantian air sebanyak 125% per hari
menghasilkan produktifitas tertinggi baik secara teknis maupun ekonomis.
Kata Kunci : ikan gurami, pergantian air, kelangsungan hidup dan pertumbuhan,
profit, harga pokok produksi (HPP), rasio penerimaan dan biaya
(rasio R/C)
ABSTRACT
AZHAR WINARDI Seed Production of giant gouramy Osphronemus gouramy
Lac. 4 cm in size at a stocking density of 20 fish/ℓ with 75%, 100% and 125%
daily water replacement. Supervised by Tatag Budiardi and Yani Hadiroseyani.
Water exchange is needed to maintain water quality especially in aquarium with
high stocking density to support growth and survival of fish. The research was
conducted between March 2010 until May 2010 at the Laboratory of Aquaculture
Technology and Management Department of Aquaculture, Faculty of Fisheries
and Marine Science, Bogor Agricultural University. Giant gouramy seed with
initial average size of 2.07+0.16 cm in length and 0.28+0.006 g in weightderived
from the Cibeureum, Dramaga, Bogor, West Java was used as the experimental
animal. Containers used for fish rearing were 9 aquaria sized 60x29x33 cm3 which
filled with 35 liters of freshwater. The fish was fed at satiation with oligochaetes
worm twice daily. The water is replaced every day according to the treatment.
The results showed that as the percentage of water replacement increases the fish
survival, growth and feed efficiency increase. The 125% water exchange resulted
in the best profit and economy efficiency which was whown by the lowest unit
cost (Rp407,30) and the highest R/C ratio (1,76). The water quality parameters
showed that it was still in an optimum range for the growth and development of
giant gouramy seed.
Keywords: giant gouramy, water exchange, survival and growth, profit, unit cost
and R/C rasio
PRODUKSI BENIH GURAMI Osphronemus gouramy Lac.
UKURAN 4 CM PADA PADAT PENEBARAN 20 EKOR/L
DENGAN PERGANTIAN AIR 75%, 100% DAN 125% PER HARI
AZHAR WINARDI
SKRIPSI
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada
Program Studi Teknologi & Manajemen Perikanan Budidaya
Departemen Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010
Judul Skripsi
: Produksi Benih Gurami Osphronemus gouramy Lac.
Ukuran 4 cm pada Padat Penebaran 20 ekor/ℓ dengan
Pergantian Air 75 %, 100 % dan 125 % Per Hari
Nama Mahasiswa : Azhar Winardi
Nomor Pokok
: C14063320
Disetujui
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dr. Ir. Tatag Budiardi M.Si.
NIP. 19631002 199702 1 001
Ir. Yani Hadiroseyani M.M.
NIP. 19600131 198603 2 002
Diketahui
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc.
NIP. 196104101986011002
Tanggal Lulus:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini bisa diselesaikan. Penelitian dilaksanakan sejak
bulan Maret 2010 sampai dengan bulan Mei 2010 di Laboratorium Teknik
Produksi dan Manajemen Akuakultur Departemen Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, dengan judul “Produksi
Benih Gurami Ukuran 4 cm pada Padat Penebaran 20 ekor/ℓ dengan Pergantian
Air 75 %, 100 % dan 125 % per Hari”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Tatag Budiardi M.Si dan
Ir. Yani Hadiroseyani M.M selaku dosen pembimbing, Ibu Dr. Ir Sri Nuryati M.Si
selaku dosen pembimbing akademik atas segala bimbingannya selama proses
akademik. Disamping itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada ayahanda
Husein Hasibuan dan ibunda Syafrida, adinda Hilda Safitri dan Tri Wulandari atas
segala doa dan kasih sayangnya, Bang Giri, Dama, Bang Ekki, Kang Abe, Kang
Anton, d’Boejang kakak kelas BDP 42 dan teman-teman BDP 43 atas segala
bantuan, kerjasama dan persahabatan yang diberikan.
Bogor, Juli 2010
Azhar Winardi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Panyabungan tanggal 11 April 1988 dari ayah Husein
Hasibuan dan ibu Syafrida. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SDN 15 Padangsidimpuan
(1994-2000),
SLTPN
1
Padangsidimpuan
(2000-2003)
dan
SMUN
2
Padangsidimpuan dan lulus tahun 2006. Pada tahun yang sama, penulis lulus
seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor
dan memilih mayor Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Departemen
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Selama dibangku kuliah, penulis aktif menjadi pengurus Himpunan
Mahasiswa Akuakultur (HIMAKUA) periode 2006/2007 sebagai anggota dan
periode 2007/2008 sebagai pengurus divisi Olahraga dan Seni, dan aktif sebagai
koordinator dan penanggung jawab peralatan Laboratorium Teknik Produksi dan
Manajemen Akuakultur Angkatan 43 (SISTEKERS 43) periode 2009/2010.
Penulis juga melakukan kegiatan praktek kerja lapangan di Balai Sea Farming
Kepulauan Seribu, PKSPL IPB. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan
dengan menulis skripsi yang berjudul ”Produksi Benih Gurami Osphronemus
gouramy Lac. Ukuran 4 cm pada Padat Penebaran 20 ekor/ℓ dengan
Pergantian air 75%, 100% dan 125% Per Hari”
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
v
I. PENDAHULUAN .................................................................................
1
II. BAHAN DAN METODE ......................................................................
3
2.1 Rancangan Percobaan ......................................................................
2.2 Pelaksanaan Penelitian .....................................................................
2.2.1 Persiapan Wadah .....................................................................
2.2.2 Penebaran Benih .....................................................................
2.2.3 Pemberian Pakan .....................................................................
2.2.4 Pengelolaan Kualitas Air .........................................................
2.3 Parameter Penelitian ........................................................................
2.3.1 Derajat Kelangsungan Hidup ...................................................
2.3.2 Laju Pertumbuhan Bobot Harian ..............................................
2.3.3 Laju Pertumbuhan Panjang Mutlak …………………………….
2.3.4 Koefisien Keragaman Panjang .................................................
2.3.5 Efisiensi Pakan ........................................................................
2.3.6 Keuntungan Usaha .................................................................
2.3.7 Analisis Data............................................................................
3
3
3
3
4
4
5
5
5
6
6
6
7
7
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................
8
3.1 Hasil ................................................................................................
3.1.1 Kelangsungan Hidup ...............................................................
3.1.2 Laju Pertumbuhan Bobot Harian ............................................
3.1.3 Pertumbuhan Panjang Mutlak...................................................
3.1.4 Koefisien Keragaman Panjang .................................................
3.1.5 Efisiensi Pakan ........................................................................
3.1.6 Fisika-Kimia Air ......................................................................
3.1.7 Perhitungan Ekonomi ..............................................................
3.2 Pembahasan .....................................................................................
8
8
8
10
11
11
12
13
14
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ...................................................................................... 18
4.2 Saran ................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 19
LAMPIRAN ................................................................................................ 20
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Kisaran kualitas air benih ikan gurami (Osphronemus gouramy
Lac.) yang
dipelihara dengan padat penebaran 20 ekor/ℓ dan
pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 35
hari ........................................................................................................
13
2. Keuntungan usaha pemeliharaan benih ikan gurami (Osphronemus
gouramy Lac.) yang dipelihara dengan padat penebaran 20 ekor/ℓ
dan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama
35 hari per unit perlakuan.......................................................................
13
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kelangsungan hidup (%) benih ikan gurami (Osphronemus gouramy
Lac.) yang dipelihara dengan padat penebaran 20 ekor/ℓ
danpergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 35
hari ......................................................................................................... 8
2. Laju pertumbuhan bobot (g) benih ikan gurami (Osphronemus
gouramy Lac.) yang dipelihara dengan padat penebaran 20 ekor/ℓ
dan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama
35 hari ................................................................................................... 9
3. Histogram laju pertumbuhan bobot harian (%/hari) benih ikan gurami
(Osphronemus gouramy Lac.) yang dipelihara dengan padat
penebaran 20 ekor/ℓ dan pergantian air sebanyak 75%, 100%
dan125% per hari selama 35 hari ............................................................. 9
4.
Pertumbuhan panjang (cm) benih ikan gurami (Osphronemus
gouramy Lac.) yang dipelihara dengan padat penebaran 20 ekor/ℓ dan
pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 35
hari .......................................................................................................... 10
5. Pertumbuhan panjang mutlak (cm) benih ikan gurami (Osphronemus
gouramy Lac.) yang dipelihara dengan padat penebaran 20 ekor/ℓ
dan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama
35 hari ..................................................................................................... 11
6. Histogram koefisien keragaman panjang (%) benih ikan gurami
(Osphronemus gouramy Lac.) yang dipelihara dengan padat
penebaran 20 ekor/ℓ dan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan
125% per hari selama 35 hari................................................................... 11
7. Histogram efisiensi pakan benih ikan gurami (Osphronemus gouramy
Lac.) yang dipelihara dengan padat penebaran 20 ekor/ℓ dan
pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 35
hari ......................................................................................................... 12
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Tata letak dan komponen sistem pemeliharaan yang digunakan dalam
percobaan ................................................................................................ 21
2. Data dana analisis statistik tingkat kelangsungan hidup ikan gurami
Osphronemusgouramy Lac. dengan 20 ekor/ ℓ dengan pergantian air
sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari................................................
22
3. Data dan analisis statistik laju pertumbuhan bobot harian ikan gurami
Osphronemus gouramy Lac. dengan 20 ekor/ℓ dengan pergantian air
sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari ............................................... 23
4. Data dan analisis statistik pertumbuhan panjang mutlak ikan gurami
Osphronemus gouramy Lac. dengan 20 ekor/ℓ dengan pergantian air
sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari ................................................ 24
5. Analisis statistik koefisien keragaman ikan gurami Osphronemus
gouramy Lac. dengan 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%,
100% dan 125% per hari ........................................................................ 25
6. Data dan analisis statistik efisiensi pakan ikan gurami Osphronemus
gouramy Lac. dengan 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%,
100% dan 125% per hari ......................................................................... 26
7. Asumsi analisis biaya listrik yang dikeluarkan selama pemeliharaan
dalam penelitian ...................................................................................... 27
8. Analisis biaya komponen penelitian yang dikeluarkan selama
pemeliharaan dalam penelitian ................................................................ 27
I. PENDAHULUAN
Ikan Gurami Osphronemus gouramy Lac. adalah salah satu komoditas air
tawar yang memiliki permintaan yang cukup tinggi di pasaran. Sebagai contoh
adalah permintaan gurami ukuran konsumsi di Jakarta berkisar antara 10-15
ton/hari, sementara produksi dari daerah Parung (Bogor), sebagai sentra produksi
gurami hanya bisa memasok sekitar 2-3 ton/hari (Agromedia, 2007). Hal ini harus
dapat ditingkatkan dengan memacu produksi budidaya salah satunya melalui
pendederan benih ikan gurami terlebih dahulu agar siap untuk dibawa ke proses
pembesaran.
Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan produksi pendederan benih ikan
gurami ini adalah dengan cara peningkatan padat tebar. Menurut BSN (2000),
padat tebar ikan gurami ukuran 2-4 cm adalah 60 ekor/m2. Dalam penelitian ini
dilakukan pendederan ikan gurami pada akuarium. Padat tebar yang diterapkan
dalam penelitian ini adalah padat tebar optimal ikan gurami ukuran 2 cm, yaitu 20
ekor/ℓ (Darmawangsa, 2008). Penerapan padat tebar optimal ini akan
menyebabkan penurunan kualitas air seperti penurunan DO, peningkatan amoniak
dan nitrit dapat berpengaruh terhadap metabolisme ikan dan selanjutnya akan
mempengaruhi pertumbuhan ikan. Kualitas air yang buruk dapat menyebabkan
stres pada ikan sehingga mudah terserang penyakit atau bahkan menyebabkan
kematian.
Usaha yang dapat dilakukan untuk meminimalisir bahkan mencegah hal di
atas dapat dilakukan dengan cara pergantian air. Kepadatan yang tinggi dalam
pemeliharaan ikan budidaya haruslah didukung dengan pergantian air yang tinggi
(Goddard, 1996). Pergantian air ini dapat dilakukan seluruhnya maupun sebagian.
Penelitian kali ini menerapkan pergantian air sebagian. Darmawangsa (2008)
menerapkan pergantian air sebanyak 75% per hari. Kualitas air pada penelitian
sebelumnya telah menunjukkan kisaran yang buruk seperti kandungan oksigen
mencapai 2,18 mg/ℓ dan kandungan amoniak mencapai 0,095 mg/ℓ. Kandungan
ini hampir mencapai amoniak yang sebaiknya kurang dari 0,1 mg/ℓ (Boyd, 1990).
Dalam penelitian ini akan diterapkan peningkatan pergantian air menjadi
100% dan 125% per hari. Pergantian air ini akan mengembalikan kualitas air
1
menjadi baik kembali. Air yang baru dan masih baik kualitasnya ini diharapkan
dapat menunjang kinerja metabolisme ikan yang akan berpengaruh pada
pertumbuhan ikan.
Penelitian bertujuan untuk menentukan pergantian air yang efisien antara
75%, 100% dan 125% pada padat tebar 20 ekor/ℓ, dalam memaksimalkan
produksi melalui kajian tingkat kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan
keuntungan usaha.
2
II. BAHAN DAN METODE
2.1 Rancangan Percobaan
Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) tiga
perlakuan dengan masing-masing tiga ulangan yaitu :
1) Perlakuan A dengan pergantian air 75% per hari
2) Perlakuan B dengan pergantian air 100% per hari
3) Perlakuan C dengan pergantian air 125% per hari
Model percobaan yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti Steel dan
Torrie (1991) yaitu :
Yij = μ + σi + εij
Keterangan :
Yij = data hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
μ
= nilai tengah dari pengamatan
σi = pengaruh aditif dari perlakuan ke-i
εij = pengaruh galat hasil percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
2.2 Pelaksanaan Penelitian
2.2.1 Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan ikan gurami adalah akuarium
berukuran 60 cm x 29 cm x 33 cm sebanyak 9 unit. Setelah dicuci bersih,
akuarium dikeringkan dan diisi air masing-masing 35 ℓ (ketinggian 20,1 cm),
serta ditempatkan termostat yang diatur pada suhu 28-290C dan dua titik aerasi
untuk suplai oksigen.
2.2.2 Penebaran Benih
Benih ikan yang digunakan berukuran panjang rata-rata 2,07+0,16 cm
(kuku) dengan bobot rata-rata 0.28+0,006 g yang berasal dari Desa Cibeureum,
Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Benih tersebut diadaptasikan
dahulu dalam akuarium kemudian dipelihara dengan padat tebar 20 ekor/ℓ.
Penebaran benih dilakukan ketika suhu air di dalam akuarium stabil pada suhu
3
28-290C yakni setelah didiamkan 2-3 hari untuk menstabilkan kondisi air agar
sesuai dengan media pemeliharaan sebelumnya sehingga benih yang ditebar lebih
mudah beradaptasi. Sebelum ditebar dilakukan pengambilan contoh ikan sebanyak
30 ekor per akuarium untuk diukur panjang dan bobot awalnya dan diperoleh
panjang dan bobot rata-rata awal benih.
2.2.3 Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan berupa cacing sutera (Oligochaeta) berasal dari alam
yang dibeli dari penjual cacing di desa Cibeureum, Kecamatan Dramaga, Bogor.
Cacing dibersihkan terlebih dahulu dan diletakkan pada wadah dengan air
mengalir. Pakan diberikan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari secara at
satiation (sekenyangnya). Sebelum diberikan, pakan direndam terlebih dahulu
dalam larutan kalium permanganat (PK) untuk mencegah penyebaran jamur,
bakteri maupun penyakit dari asal habitat cacing tersebut. Setelah itu, pakan
ditimbang, dan setelah 1 jam pemberian, pakan yang tersisa kemudian ditimbang
kembali.
2.2.4 Pengelolaan Kualitas Air
Setiap hari dilakukan penyifonan kotoran dasar akuarium dan pergantian air
75% (50% pagi dan 25% sore), 100% (50% pagi dan 50% sore) dan 125 % (75%
pagi dan 50% sore) dari total volume air pemeliharaan. Perbedaan ketiga
pergantian air itu menjadi perlakuan dalam penelitian ini. Air yang digunakan
untuk pergantian air adalah air yang telah diendapkan, difilter dan diaerasi pada
tandon. Tandon dilengkapi termostat sehingga suhu pada tandon sama dengan
suhu air pada akuarium pemeliharaan. Kotoran pada dasar akuarium dibersihkan
dengan cara disifon menggunakan selang plastik berdiameter 5/8 inci. Setelah itu,
dilakukan pembuangan air dengan selang berdiameter 3/4 inci sampai volume
yang diinginkan kemudian dilakukan pengisian akuarium dengan air yang berasal
dari tandon dengan menggunakan pompa secara perlahan. Kualitas air media
pemeliharaan diamati seminggu sekali melalui pengukuran parameter suhu,
kandungan oksigen terlarut (DO), pH, amoniak (NH3), nitrit (NO2), dan alkalinitas
4
2.3 Parameter Penelitian
Parameter biologi ikan yang diamati selama pemeliharaan meliputi panjang,
bobot dan jumlah ikan. Pengambilan contoh (sampling) ikan dilakukan setiap 7
hari sekali dengan mengambil contoh ikan sebanyak 30 ekor/akuarium. Bobot
ikan ditimbang menggunakan timbangan digital (ketelitian 0,01 g) dan untuk
mengukur panjang ikan digunakan jangka sorong (ketelitian 0,01 cm). Jumlah
ikan dihitung setiap hari dengan melakukan pencatatan ikan yang mati. Data yang
dikumpulkan selama penelitian, digunakan untuk menghitung parameter kerja
yang meliputi derajat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian,
pertumbuhan panjang mutlak, koefisien keragaman panjang, efisiensi pakan serta
efisiensi usaha.
2.3.1 Derajat Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup (survival rate, SR) yaitu perbandingan ikan yang
hidup hingga akhir pemeliharaan terhadap jumlah ikan pada awal pemeliharaan
dengan menggunakan rumus dari Goddard (1996) yaitu:
N
SR   t
 N0

 x 100 %

Keterangan : SR = derajat kelangsungan hidup (%)
Nt = jumlah ikan hidup pada akhir pemeliharaan (ekor)
No = jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
2.3.2 Laju Pertumbuhan Bobot Harian
Laju pertumbuhan bobot harian (α) dalam penelitian ini dihitung
menggunakan rumus dari Huisman (1987) :
 t

 1  100 %
 o

 = t
Keterangan :
α = laju pertumbuhan harian (%)
wt = bobot rata-rata ikan pada saat akhir (gram)
wo = bobot rata-rata ikan pada saat awal (gram)
t = lama perlakuan (hari)
5
2.3.3 Laju Pertumbuhan Panjang Mutlak
Pertumbuhan panjang mutlak adalah perubahan panjang rata-rata individu
pada tiap perlakuan dari awal hingga akhir pemeliharaan, dihitung menggunakan
rumus dari Effendi (1979) :
_
_
Pm  L  L
t
0
Keterangan : Pm = pertumbuhan panjang mutlak (cm)
Lt = panjang rata-rata akhir (cm)
L0 = panjang rata-rata awal (cm)
2.3.4 Koefisien Keragaman Panjang
Variasi ukuran dalam penelitian ini berupa variasi panjang ikan, yang
dinyatakan dalam koefisien keragaman, dihitung menggunakan rumus menurut
Steel dan Torrie (1991) :
KK = S /    100%
Keterangan : KK = koefisien keragaman
S = simpangan baku
Y = rata-rata contoh
2.3.5 Efisiensi Pakan
Pada penelitian ini perhitungan efisiensi pakan menggunakan rumus dari
Zonneveld et al. (1991) :
 W  Wd   W0 
EP   t
 x 100 %
F


Keterangan : EP =
Wt =
Wo =
Wd =
F =
efisiensi pakan (%)
biomassa ikan akhir (gram)
biomassa ikan awal (gram)
biomassa ikan mati (gram)
jumlah pakan yang diberikan (gram)
6
2.3.6 Keuntungan Usaha
Keuntungan usaha adalah selisih antara pendapatan penjualan yang
diperoleh dengan biaya produksi usaha yang telah dikeluarkan pada setiap
penebaran benih gurami yang diterapkan. Padat penebaran yang optimal akan
diperoleh sesuai dengan keuntungan usaha yang paling tinggi. Penerimaan
bergantung pada harga ikan dan jumlah ikan yang terjual. Penerimaan dihitung
dengan rumus :
P=NxH
Keterangan : P = penerimaan
N = jumlah ikan yang dijual
H = harga panen sesuai dengan ukuran produk
Keuntungan akan diperoleh pada saat penerimaan telah didapat dikurangi
dengan biaya yang digunakan selama produksi dari awal sampai akhir yang
dihitung dengan menggunakan rumus :
U=P–B
Keterangan : U = keuntungan
P = penerimaan
B = biaya
2.3.7 Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis menggunakan
bantuan program Microsoft Exel 2007 dan SPSS 16.0, yang meliputi :
1) Analisis Ragam (ANOVA) dengan uji F pada selang kepercayaan 95 %.
Analisis ini digunakan untuk menentukan apakah perlakuan berpengaruh
nyata terhadap parameter yang diamati. Apabila berpengaruh nyata, untuk
melihat perbedaan antar perlakuan akan diuji lanjut dengan menggunakan uji
beda nyata (Tukey) pada selang kepercayaan 95 %.
2) Analisis deskripsi kuantitatif digunakan untuk menjelaskan kelayakan media
pemeliharaan bagi kehidupan benih ikan gurami selama penelitian serta
efisiensi usaha.
7
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Hasil dari penelitian yang dilakukan berupa parameter yang diamati seperti
kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang
mutlak, koefisien keragaman panjang, efisiensi pakan, fisika-kimia air dan
perhitungan ekonomi.
3.1.1 Kelangsungan Hidup
Derajat kelangsungan hidup benih ikan gurami yang dipelihara selama 35
hari pada perlakuan pergantian air 75%, 100%, dan 125% masing-masing sebesar
86,57%, 91,64%, dan 95,43% (Gambar 1). Dari hasil analisis didapatkan, bahwa
perlakuan pergantian air memberikan perbedaan yang nyata terhadap tingkat
kelangsungan hidup benih ikan gurami (P<0,05). Pergantian air 75% berbeda
nyata dengan pergantian air 125%, sedangkan pergantian air 100% tidak berbeda
nyata terhadap kedua perlakuan tersebut. Derajat kelangsungan hidup tertinggi
terdapat pada perlakuan ganti air 125% per hari sebesar 95,43+1,82% dan
terendah pada perlakuan ganti air 75 % per hari sebesar 86,57+2,65%.
Gambar 1. Kelangsungan hidup (%) benih ikan gurami (Osphronemus gouramy
Lac.) yang dipelihara dengan padat penebaran 20 ekor/ℓ dan
pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 35
hari.
8
4.1.2 Laju Pertumbuhan Bobot Harian
Bobot rata-rata benih ikan gurami pada akhir masa pemeliharaan pada
perlakuan pergantian air 75%, 100%, dan 125% masing-masing sebesar 1,23 g,
1,42 g dan 1,72 g (Gambar 2). Bobot ikan terlihat berbeda mulai minggu ke-3
(hari ke-21) dan semakin nyata hingga minggu ke-5. Hasil analisis ragam
menunjukkan bahwa perlakuan pergantian air memberikan pengaruh yang
berbeda nyata terhadap laju pertumbuhan bobot harian (P<0,05). Setelah diuji
lanjut, diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan laju pertumbuhan bobot harian
yang nyata terhadap semua perlakuan. Laju pertumbuhan bobot harian tertinggi
terdapat pada perlakuan ganti air 125% yaitu sebesar 5,41+0,23% dan terendah
pada perlakuan ganti air 75% yaitu sebesar 4,12+0,32% (Gambar 3).
Gambar 2. Pertumbuhan bobot harian (%) ikan gurami (Osphronemus gouramy
Lac.) yang dipelihara dengan padat penebaran 20 ekor/ℓ dan
pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 35
hari.
9
Gambar 3. Laju pertumbuhan bobot harian (%/hari) benih ikan gurami
(Osphronemus gouramy Lac.) yang dipelihara dengan padat
penebaran 20 ekor/ℓ dan pergantian air sebanyak 75%, 100% dan
125% per hari selama 35 hari.
4.1.3 Pertumbuhan Panjang Mutlak
Panjang rata-rata benih ikan gurami pada akhir masa pemeliharaan pada
perlakuan pergantian air 75%, 100%, dan 125% masing-masing sebesar 3,94 cm,
4,03 cm, dan 4,23 cm (Gambar 4). Panjang ikan mulai terlihat berbeda mulai
minggu ke-4 (H-28) dan semakin nyata hingga minggu ke-5. Hasil analisis ragam
menunjukkan bahwa perlakuan pergantian air memberikan pengaruh yang nyata
terhadap pertumbuhan panjang mutlak (P<0,05). Setelah diuji lanjut didapat hasil
bahwa perlakuan pergantian air 75% tidak berbeda nyata terhadap perlakuan
pergantian air 100%, akan tetapi kedua perlakuan ini berbeda nyata terhadap
perlakuan pergantian air 125% (Gambar 5). Pertumbuhan panjang mutlak benih
ikan gurami tertinggi terdapat pada perlakuan pergantian air 125% yaitu sebesar
2,19±0.10 cm, sedangkan terendah terdapat pada perlakuan pergantian air 75%
yaitu sebesar 1,85±0,05 cm.
10
Gambar 4. Panjang (cm) benih ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) yang
dipelihara dengan padat penebaran 20 ekor/ℓ dan pergantian air
sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 35 hari.
Gambar 5. Pertumbuhan panjang mutlak (cm) benih ikan gurami (Osphronemus
gouramy Lac.) yang dipelihara dengan padat penebaran 20 ekor/ℓ dan
pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 35
hari.
4.1.4 Koefisien Keragaman Panjang
Nilai koefisien keragaman panjang benih ikan gurami pada akhir masa
pemeliharaan pada perlakuan pergantian air 75%, 100%, dan 125% masingmasing sebesar 10,54%, 11,80%, dan 10,35% (Gambar 6). Hasil analisis ragam
menunjukkan bahwa pergantian air tidak memberikan pengaruh yang nyata
terhadap nilai koefisien keragaman panjang (P>0,05) semua perlakuan.
11
Gambar 6. Koefisien keragaman panjang (%) benih ikan gurami (Osphronemus
gouramy Lac.) yang dipelihara dengan padat penebaran 20 ekor/ℓ dan
pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 35
hari.
4.1.5 Efisiensi Pakan
Efisiensi pakan benih ikan gurami pada akhir masa pemeliharaan pada
perlakuan pergantian air 75%, 100% dan 125% masing-masing sebesar 27,77%,
32,6%, dan 41,55%. Dari hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pergantian air
memberikan pengaruh yang nyata terhadap efisiensi pakan (P<0,05). Setelah diuji
lanjut diperoleh hasil bahwa perlakuan pergantian air 75% tidak berbeda nyata
terhadap pergantian air 100%, akan tetapi kedua perlakuan ini berbeda nyata
terhadap pergantian air 125%. Efisiensi pakan tertinggi terdapat pada perlakuan
pergantian air 125% yaitu sebesar 41,55% dan terendah pada pergantian air 75 %
yaitu sebesar 27,77% (Gambar 7).
12
Gambar 7. Efisiensi pakan benih ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.) yang
dipelihara dengan padat penebaran 20 ekor/ℓ dan pergantian air
sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 35 hari.
3.1.6 Fisika-Kimia Air
Nilai fisika-kimia air pada masing-masing perlakuan selama penelitian
seperti tercantum dalam Tabel 1.
Tabel 1. Kualitas air pemeliharaan benih ikan gurami (Osphronemus gouramy
Lac.) yang dipelihara dengan padat penebaran 20 ekor/ℓ dan pergantian
air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 35 hari.
Parameter
satuan
Kualitas air media perlakuan pergantian air
75%
Tandon
100%
125%
7,05-8,24
6,32-8,25
6,4-8,23
6,25-8,25
4,26-7,75
2,6-6,7
2,43-6,59
2,3-6,62
pH
DO
unit
mg/ℓ
NH3
mg/ℓ
0,004-0,052
0,02-0,061
0,021-0,057
0,018-0,082
NO2
Alkalinitas
mg/ℓ
mg/ℓ
0,08-0,122
16-28
0,001-0,391
16-44
0,009-0,895
16-44
0,014-0,644
20-48
29-30
28-29
28-29
28-29
Suhu
o
C
Konsentrasi oksigen terlarut relatif tidak berbeda pada padat penebaran yang
berbeda dan masih dapat ditolerir oleh ikan. Nilai pH, konsentrasi amoniak, dan
konsentrasi nitrit masih berada pada kisaran optimum. Kandungan amoniak
menunjukkan perbedaaan yang relatif tidak besar antar perlakuan. Secara umum,
kualitas air media pemeliharaan ikan gurami selama penelitian ini masih dapat
menunjang pertumbuhan benih ikan gurami.
13
3.1.7 Perhitungan Ekonomi
Perhitungan ekonomi dari hasil pemeliharaan ikan gurami selama
penelitian pada masing-masing perlakuan tercantum dalam Tabel 2.
Tabel 2.
Perhitungan ekonomi pemeliharaan benih ikan gurami (Osphronemus
gouramy Lac.) yang dipelihara dengan padat penebaran 20 ekor/l dan
pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari selama 35
hari per unit perlakuan.
Rata-rata ulangan
Keterangan
Total Modal (Rp)
Produksi (ekor)
Σ 3-4 cm (ekor)
Σ 4-5 cm (ekor)
Σ 5-6 cm (ekor)
Pendapatan (Rp)
Keuntungan (Rp)
Ket : Harga jual
75%
Produksi
berdasarkan
ukuran (%)
100%
Produksi
berdasarkan
ukuran (%)
125%
Produksi
berdasarkan
ukuran (%)
266.056
269.066
272.078
606
620
668
157
26
81
13
67
376
62
347
56
413
74
12
192
31
188
416.600
445.100
479.700
178.343
176.034
207.622
ikan ukuran 3-4 cm Rp600/ekor, 4-5 cm Rp700/ekor, 5-6
1
62
28
cm
Rp800/ekor
Tabel 2 menjelaskan keuntungan usaha tertinggi yang diperoleh pada
perlakuan pergantian air 125% rata-rata sebesar Rp 207.622, perlakuan pergantian
air 100% sebesar Rp 176.034 dan keuntungan terendah pada perlakuan pergantian
air 75% yaitu sebesar Rp 150.544. Pendapatan meningkat sejalan dengan
meningkatnya persentase pergantian air pemeliharaan benih ikan gurami. Nilai
HPP pada perlakuan pergantian air 75%, 100% dan 125% masing-masing
berturut-turut Rp439,04/ekor, Rp433,98/ekor dan Rp407,30/ekor. Nilai rasio R/C
pada perlakuan pergantian air 75%, 100% dan 125% masing-masing berturut-turut
1,57, 1,65 dan 1,76. Berdasarkan 3 parameter ekonomi yaitu profit, HPP dan rasio
penerimaan dn biaya (Rasio R/C), pergantian air 125% menghasilkan efisiensi
usaha yang paling tinggi diantara perlakuan lainnya.
14
3.2 Pembahasan
Tingkat kelangsungan hidup adalah parameter utama yang menunjukkan
keberhasilan dalam pemeliharaan suatu organisme akuatik terutama dalam hal
produksi. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa nilai kelangsungan hidup
tertinggi didapat pada perlakuan pergantian air 125% (95,43%) dan terendah pada
perlakuan pergantian air 75% (86,57%) (P<0,05). Perbedaan ini disebabkan oleh
kondisi lingkungan dalam hal ini kualitas media pemeliharaan yang berbeda.
Kandungan oksigen optimal bagi ikan gurami sekitar 5-6 ppm (BSN, 2000).
Selain karena menurunnya kandungan oksigen akibat padat penebaran yang
tinggi, kematian juga diduga karena ruang gerak yang semakin sempit, hal ini
mengakibatkan terjadinya persaingan dalam mendapatkan pakan dan oksigen
sehingga yang kecil akan kalah bersaing dengan yang besar. Kondisi ini juga
berpengaruh pada ciri fisik ikan. Ikan yang stres ditandai dengan warna tubuh
menjadi lebih gelap (hitam). Ikan yang kurang tahan terhadap kondisi ini akan
mati. Umumnya ikan yang mati dalam penelitian ini memiliki ukuran yang lebih
kecil dari ukuran rata-rata pada populasinya, tubuh yang berlendir dan berwarna
hitam.
Kondisi media pemeliharaan yang buruk juga berpengaruh tidak langsung
terhadap pertumbuhan panjang ikan dan laju pertumbuhan bobot ikan. Kondisi
lingkungan yang buruk dapat menurunkan nafsu makan ikan. Nafsu makan ikan
berhubungan dengan pakan yang dikonsumsi ikan untuk tumbuh. Pakan
merupakan salah satu faktor luar yang utama dalam pertumbuhan ikan (Effendie,
1997). Hasil pertumbuhan panjang dan laju pertumbuhan bobot harian yang
terbaik didapat pada perlakuan pergantian air 125%, dan hasil terendah pada
perlakuan pergantian air 75%. Hal ini terjadi diduga karena menurunnya nafsu
makan ikan akibat stres pengaruh kondisi kualitas air. Air yang kondisinya buruk
dan terlihat keruh dapat mempengaruhi ikan dalam mengkonsumsi pakan. Maka
dari itu pemberian pakan dalam penelitian ini dilakukan setelah pergantian air,
yang diharapkan dapat meningkatkan lagi nafsu makan ikan. Selain itu juga,
peningkatan biomassa akibat padat tebar yang tinggi juga mengakibatkan
persaingan ikan dalam memperoleh makanan juga semakin besar. Menurunnya
kondisi kesehatan ikan dapat menurunkan laju pemanfaatan makanan. Ikan yang
15
stres atau sakit cenderung tidak mau makan, yang akhirnya dapat menurunkan laju
pertumbuhan bobot maupun panjang.
Efisiensi pakan ikan gurami juga mengalami penurunan akibat pengaruh
padat penebaran dan kualitas air. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
pergantian air memberikan pengaruh nyata terhadap efisiensi pakan (P<0,05).
Pada penelitian ini, perlakuan pergantian air yang banyak memiliki efisiensi pakan
tertinggi yaitu sebesar 41,55% dan terendah pada pergantian air yang sedikit yaitu
27,77%. Diduga hal ini terjadi karena pengaruh nafsu makan ikan akibat kondisi
kualitas air yang semakin baik karena pergantian air yang banyak. Banyaknya
pakan yang dikonsumsi berpengaruh pada peningkatan laju pertumbuhan. Pada
pergantian air yang sedikit, otomatis kondisi kualitas air relatif belum baik,
akibatnya energi yang dihasilkan dari pakan yang dikonsumsi cenderung
digunakan untuk meminimalisir pengaruh dan bertahan dari stres, sehingga pakan
yang dikonsumsi tidak dimanfaatkan optimal untuk pertumbuhan.
Koefisien keragaman menunjukkan seberapa besar variasi ukuran panjang
ikan selama pemeliharaan. Koefisien keragaman ikan sangat berpengaruh dalam
penjualan produk ikan. Biasanya kondisi ikan yang terlihat seragam akan
memiliki nilai jual yang tinggi dibandingkan ikan yang dijual dalam kondisi yang
tidak seragam. Pada penelitian kali ini, berdasarkan analisis ragam perbedaan
pergantian air dalam masa pemeliharaan tidak memberikan pengaruh terhadap
nilai koefisien keragaman ikan (P>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
keseragaman ikan dalam memperoleh makanan, yang diduga walaupun kondisi
kepadatan ikan tinggi namun ikan masih berpeluang sama dalam memperoleh
makanan. Secara umum, nilai koefisien keragaman pada penelitian ini dapat
dikatakan seragam karena masih berada dibawah 20%.
Penurunan kualitas air juga terjadi seiring dengan semakin lama waktu
pemeliharaan. Hal ini terjadi karena semakin besarnya biomassa ikan dalam
populasi yang menyebabkan metabolisme dan buangannya juga semakin besar.
Hal ini sangat berpengaruh langsung pada kualitas air pemeliharaan.
Tingginya konsumsi oksigen ikan berjalan seiring dengan semakin
meningkatnya bobot dan biomassa ikan dalam suatu wadah pemeliharaan.
Ketersediaan oksigen sangat dibutuhkan dalam proses respirasi, yaitu sebagai
16
oksidator bahan pakan yang masuk dalam proses metabolisme. Terhambatnya
proses metabolisme ini akan berpengaruh pada efisiensi pemanfaatan pakan untuk
pertumbuhan. Kandungan oksigen yang didapat dalam penelitian kali ini
cenderung menurun pada masing-masing perlakuan pergantian air. Kandungan
oksigen pada pergantian air 125% lebih kecil daripada perlakuan lainnya yang
diakibatkan biomassa yang lebih besar yaitu 1145,31g, pada pergantian air 100%
dengan biomassa 874,56 g dan pergantian air 75% dengan biomassa 741,59 g.
Kandungan oksigen pada masing-masing perlakuan pada akhir penelitian
mencapai 2 mg/ℓ. Hal ini dikarenakan kepadatan yang tinggi dan peningkatan
biomassa.
Parameter kualitas air yang sangat toksik bagi ikan adalah amoniak (NH3).
Padat penebaran yang tinggi secara tidak langsung mempengaruhi laju oksidasi
amoniak dan nitrit yang berkaitan dengan makin meningkatnya buangan metabolit
dan sisa pakan dalam sistem budidaya (Sidik, 2002). Padat penebaran yang tinggi
dan kandungan oksigen yang rendah akan menghasilkan konsentrasi amoniak
yang tinggi, apalagi hanya dengan pergantian air yang sedikit. Kandungan
amoniak ini akan terakumulasi dalam media pemeliharaan. Kandungan amoniak
yang diperoleh dari penelitian ini berkisar antara 0,018-0,082 mg/ℓ. Kondisi ini
masih berada pada batas optimum dalam pemeliharaan ikan gurami. Kadar
amoniak sebaiknya kurang dari 0,1 mg/ℓ (Boyd, 1990). Selanjutnya dinyatakan,
meningkatnya kandungan amoniak dalam air dapat menyebabkan ikan cepat
mengalami
stres
dan
ikan
mudah
terkena
penyakit,
serta
terganggu
pertumbuhannya.
Suhu adalah faktor lingkungan yang sangat penting dalam menunjang
metabolisme organisme akuatik. Suhu ini juga berpengaruh kepada nafsu makan
ikan. Suhu pada masa pemeliharaan berkisar antara 28-300C. Ikan gurami masih
dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu tersebut. Peningkatan suhu dapat
berpengaruh pada peningkatan metabolisme ikan, yaitu dapat meningkatkan laju
konsumsi oksigen dan laju daya toksik hasil buangan metabolisme yang akhirnya
akan berubah menjadi racun bagi ikan. Pengaturan kondisi suhu media
pemeliharaan sangat penting dilakukan. Ikan gurami pada tahap benih dapat
tumbuh baik pada suhu 25-30oC (BSN, 2000).
17
Nilai derajat keasaman (pH) selama pemeliharaan berada pada kisaran 6,258,25. Nilai pH yang sangat tinggi akan memperlambat pertumbuhan, begitu juga
dengan pH yang terlalu rendah. Nilai pH perairan yang layak untuk mendukung
pertumbuhan ikan yaitu antara 6,5-9 (Boyd, 1982). Nilai alkalinitas dalam
pemeliharaan berkisar antara 16-44 mg/ℓ. Ikan dapat hidup pada kadar alkalinitas
antara 5-100 mg/ℓ (Boyd, 1990). Peningkatan alkalinitas di perairan akan
menurunkan kandungan karbondioksida (Boyd, 1982). Karbondioksida itu juga
dapat dikurangi dengan meningkatkan kandungan oksigen seperti penambahan
aerasi (Goddard, 1996).
Effendi (2003) menyatakan, bahwa kandungan CO2
bebas yang diperuntukkan bagi kepentingan perikanan sebaiknya < 5 mg/ℓ dan
masih dapat ditoleransi oleh ikan pada kadar bebas 10 mg/ℓ. Nilai pH juga
mempengaruhi nilai alkalinitas. Semakin tinggi nilai pH, semakin tinggi pula nilai
alkalinitas.
Alkalinitas di perairan alami sebagian besar disebabkan oleh adanya
bikarbonat yang dibentuk oleh karbonat dan hidroksida (Anonim, 2008). Perairan
yang mengandung alkalinitas ≥20 ppm menunjukkan bahwa perairan tersebut
relatif stabil terhadap perubahan asam dan basa sehingga kapasitas buffer lebih
stabil (Boyd, 1990).
Dalam pemeliharaan didapat ukuran ikan yang beragam sekitar 3,5-5,5cm.
Harga benih ikan ukuran berdasarkan ukuran di pasaran terbagi ke dalam 3
kelompok harga yaitu Rp600 (ukuran 3-4 cm), Rp 700 (ukuran 4-5 cm), Rp 800
(ukuran 5-6 cm). Peningkatan persentase pergantian air pada perlakuan
menghasilkan kelangsungan hidup dimana perlakuan pergantian air 125% per hari
menghasilkan ikan dengan ukuran 4-5 cm dan 5-6 cm dengan jumlah tertinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya sehingga memberikan kontribusi
penerimaan yang tertinggi pula. Keuntungan merupakan refleksi harga pokok
produksi (HPP) yang semakin rendah yaitu pada perlakuan 125% pergantan air
karena penerimaan (pendapatan) meningkat, sedangkan biaya yang dikeluarkan
relatif tetap. Pergantian air memberikan rasio penerimaan dan biaya (rasio R/C)
yang semakin tinggi seiring dengan semakin banyaknya kuantitas pergantian air.
18
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Peningkatan sampai dengan 125% pergantian air dalam pemeliharaan ikan
gurami dalam akuarium sistem tertutup menghasilkan kualitas air lebih baik yang
dapat dilihat dari meningkatnya kinerja produksi sistem yaitu dari parameter
pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih. Meningkatnya kinerja kelangsungan
hidup ditandai dengan banyaknya jumlah produksi (benih) yang dihasilkan,
sedangkan perolehan ukuran yang lebih besar memberikan kontribusi pada
penerimaan yang semakin tinggi. Produktivitas yang meningkat sejalan dengan
peningkatan pergantian air menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi karena
biaya akibat pergantian air relatif tetap tetapi kualitas produk membaik dengan
harga jual yang lebih tinggi, sehingga diperoleh efisiensi secara ekonomi.
4.2 Saran
Pada produksi ikan gurami ukuran 4 cm disarankan menerapkan pergantian
air sebanyak 125% per hari dengan 2 kali pergantian air, serta diusahakan agar
suhu tetap stabil dan proses pergantian air lebih tenang agar ikan tidak stres.
Untuk pengembangan hasil penelitian ini disarankan untuk mengadakan penelitian
lanjutan yaitu peningkatan jumlah pergantian air disertai dengan peningkatan
padat tebar.
19
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia, 2007. Panduan Lengkap Budidaya Gurami. Agromedia Pustaka,
Jakarta.
Anonim, 2008. Alkalinitas. www.wordpress.com. [26 Januari 2010].
[BSN] Badan Standardisasi Nasional, 2000. Produksi Benih Ikan Gurame
(Osphronemus gouramy) Kelas Benih Sebar.
Boyd, C.E., 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Elsevier
Sci. Publ. Comp, Amsterdam.
Boyd, C.E., 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Auburn University,
Alabama.
Darmawangsa, 2008. Pengaruh padat penebaran 10, 15 dan 20 ekor/ℓ terhadap
kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan gurame Osphronemus
gouramy Lac. ukuran 2 cm. [Skripsi]. Program Studi Teknologi dan
Manajemen Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelola Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius, Jakarta.
Effendie, M.I., 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor.
., 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.
Goddard, S., 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. Chapman and
Hall, New York.
Huisman, E.A., 1987. The Principles of Fish Culture Production. Department of
Aquaculture. Wageningen University, Netherland.
Sidik, A.S., Sarwono, Agustina. 2002. Pengaruh padat penebaran terhadap laju
nitrifikasi dalam budidaya ikan sistem resirkulasi tertutup. Jurnal
Akuakultur Indonesia Volume 1, Nomor 22, Agustus 2002, 47-51.
Steel, G.D., Torrie, J.H., 1981. Prinsip-prinsip dan Prosedur Statistika. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Zonneveld, N.E.A., Huisman, E.A., Boon, J.H., 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya
Ikan. Gramedia, Jakarta.
20
LAMPIRAN
21
Lampiran 1. Tata letak dan komponen sistem pemeliharaan dalam penelitian
B
C
D
X1
X2
X3
Y1
Y2
Y3
Z1
Z2
Z3
Keterangan :
X1 : Perlakuan Pergantian Air 125% ulangan 1
X2 : Perlakuan Pergantian Air 125% ulangan 2
X3 : Perlakuan Pergantian Air 125% ulangan 3
Y1 : Perlakuan Pergantian Air 100% ulangan 1
Y2 : Perlakuan Pergantian Air 100% ulangan 2
Y3 : Perlakuan Pergantian Air 100% ulangan 3
Z1 : Perlakuan Pergantian Air 75% ulangan 1
Z2 : Perlakuan Pergantian Air 75% ulangan 2
Z3 : Perlakuan Pergantian Air 75% ulangan 3
D : Hi-Blow
B : Pipa Saluran aerasi
C : Selang Air
22
Lampiran 2. Data dan analisis statistik derajat kelangsungan hidup ikan gurami
Osphronemus gouramy Lac. dengan padat tebar 20 ekor/ℓ dengan
pergantian air sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari.
Ulangan
75%
100%
125%
1
87,57
94,57
95,00
2
88,57
88,71
93,86
3
83,57
-
97,43
Rata-rata
86,57+2,65
91,64+11,70
95,00+1,82
ANOVA
Sumber
Keragaman
JK
DB
KT
F-hitung
P
F-tabel
Perlakuan
0,011
2
0,005
7,173
0,034
5,79
Galat
0,004
5
0,001
Total
0,014
7
Uji Tukey untuk menentukan perbedaan kelangsungan hidup antar perlakuan
(I) Perla- (J) Perla- Beda nilai Kesalahan
kuan
kuan
tengah (I-J)
baku
1
2
3
2
-0,05000
3
-0,03333
1
0,08333
*
Selang kepercayaan 95%
P
Batas atas
Batas bawah
0,02472 0,202
-0,1304
0,0304
0,02472 0,432
-01138
0,0471
0,02211 0,029
0,0114
0,1553
*. Nilai beda nyata (p<0,05)
23
Lampiran 3. Data dan analisis statistik laju pertumbuhan bobot harian ikan gurami
Osphronemus gouramy Lac. dengan 20 ekor/ℓ dengan pergantian air
sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari.
Ulangan
75%
100%
125%
1
4,01
4,67
5,54
2
3,88
4,62
5,55
3
4,49
4,87
5,15
4,72+0,13
5,41+0,32
Rata-rata
4,13+0,22
ANOVA
Sumber
Keragaman
JK
DB
KT
Fhitung
P
F
Tabel
Perlakuan
0,000
2
0,000
22,412
0,002
5,14
Galat
0,000
6
0,000
Total
0,000
8
Uji Tukey untuk menentukan perbedaan laju pertumbuhan bobot harian antar
perlakuan
(I)
(J)
Selang kepercayaan 95%
Perlak Perlak Beda nilai Kesalaha
tengah (I-J)
n baku
P
uan
uan
Batas atas Batas bawah
1
2
3
2
-0,00600*
0,00194
0,049
-0,0120
0,0000
3
-0,00700*
0,00194
0,026
-0,0130
-0,0010
1
*
0,00194
0,001
0,0070
0,0190
0,01300
*. Nilai beda nyata (p<0,05).
24
Lampiran 4. Data dan analisis statistik pertumbuhan panjang mutlak ikan gurami
Osphronemus gouramy Lac. dengan 20 ekor/ℓ dengan pergantian air
sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari.
Ulangan
75%
100%
125%
1
1,85
1,93
2,17
2
1,8
1,95
2,3
3
Rata-rata
1,9
1,94
2,1
1,85+0.05
1,94+0,01
2,19+0,10
ANOVA
Sumber
Keragaman
JK
DB
KT
Fhitung
P
Perlakuan
0,186
2
0,093
21,651
0,002
Galat
0,026
6
0,004
Total
0,212
8
F
Tabel
5,14
Uji Tukey untuk menentukan perbedaan laju pertumbuhan panjang mutlak antar
perlakuan
(I)
(J)
Selang kepercayaan 95%
Perlak Perlak Beda nilai Kesalaha
tengah (I-J)
n baku
P
uan
uan
Batas atas Batas bawah
1
2
2
-0,09000
0,05354
0,287
-0,2543
0,0743
3
*
0,05354
0,008
-0,4143
-0,0857
3
1
0,34000*
0,05354
0,002
0,1757
0,5043
-0,25000
*. Nilai beda nyata (p<0,05).
25
Lampiran 5. Data dan analisis statistik koefisien keragaman ikan gurami
Osphronemus gouramy Lac. dengan 20 ekor/ℓ dengan pergantian air
sebanyak 75%, 100% dan 125% per hari.
Ulangan
75%
100%
125%
1
7,74
13,64
6.,47
2
11,58
12,51
13,18
3
Rata-rata
12,31
9,24
11,41
10,54+2,46
11,80+2,29
10,35+3,48
ANOVA
Sumber
Keragaman
JK
DB
KT
Fhitung
P
Perlakuan
3,690
2
1,845
0,237
0,796
Galat
46,685
6
7,781
Total
50,375
8
F
Tabel
5,14
26
Lampiran 6. Data dan analisis statistik efisiensi pakan ikan gurami Osphronemus
gouramy Lac. dengan 20 ekor/ℓ dengan pergantian air sebanyak 75%,
100% dan 125% per hari.
Ulangan
75%
100%
125%
1
25,55
31,11
42,95
2
21,37
29,81
45,48
3
Rata-rata
27,96
29,90
34,23
24,96+3,33
30,27+0,73
41+5,90
ANOVA
Sumber
Keragaman
JK
DB
KT
Fhitung
P
Perlakuan
0,038
2
0,019
11,979
0,008
Galat
0,010
6
0,002
Total
0,048
8
F
Tabel
5,14
Uji Tukey untuk menentukan perbedaan efisiensi pakan antar perlakuan
(I)
(J)
Selang kepercayaan 95%
Perlak Perlak Beda nilai Kesalaha
tengah (I-J)
n baku
P
uan
uan
Bats atas
Bats atas
1
2
3
2
-0,05333
0,03255
0,302
-0,1532
0,0465
3
-0,10333*
0,03255
0,044
-0,2032
-0,0035
1
*
0,03255
0,007
0,0568
0,2565
0,15667
*. Nilai beda nyata (p<0,05).
27
Lampiran 7. Asumsi analisis biaya listrik yang dikeluarkan selama pemeliharaan
dalam penelitian
Listrik
Pompa
Heater
Heater bak
Hi-blow
Total Daya
Biaya (Rp)
Waktu (jam)
Daya
(watt)
75% 100% 125%
35''
47''
58''
24
24
24
24
24
24
24
24
24
110
75
75
120
300/KWH
75%
Perlakuan
100%
125%
55 WH
63000 WH
63000 WH
100800 WH
226855 WH
68.056
84 WH
63000 WH
63000 WH
100800 WH
226884 WH
68.066
125 WH
63000 WH
63000 WH
100800 WH
226925 WH
68.078
Lampiran 8. Analisis biaya komponen penelitian yang dikeluarkan selama
pemeliharaan dalam penelitian
Komponen
Benih
Pakan
Lain-lain
Total
Total Modal
Pendapatan
Keuntungan
Jumlah
700
ekor/akuarium
Harga
(Rp)
250
5000/takar
75%
175.000
20.000
3.000
198.000
266.056
416.600
150.544
Perlakuan (Rp)
100%
125%
175.000
23.000
3.000
201.000
269.066
445.100
176.034
175.000
26.000
3.000
204.000
272.078
479.700
207.622
28
Download