penerapan model pembelajaran contextual teaching

advertisement
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL) DAPAT MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI BAGIAN TUMBUHAN
DAN FUNGSINYA DI KELAS IV SD NEGERI 06
BARUGA KOTA KENDARI
SKRIPSI
Oleh:
RIFAN SEPTIAN
A1B3 11 053
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL) DAPAT MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI BAGIAN TUMBUHAN
DAN FUNGSINYA DI KELAS IV SD NEGERI 06
BARUGA KOTA KENDARI
SKRIPSI
Diajukan sebagai satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kependidikan
Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
RIFAN SEPTIAN
A1B3 11 053
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul
: Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya di Kelas IV SD
Negeri 06 Baruga Kota Kendari
Nama
: Rifan Septian
NIM
: A1B3 11 053
Telah disetujui dan dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi pada
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Halu Oleo.
Kendari,
Desember 2015
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Drs. H. Amiruddin B, M.Kes.
NIP. 19620307 198603 1 002
Dra. Dorce B. Pabunga, M.Pd.
NIP.19580118 198403 2 002
Mengetahui :
Ketua Jurusan PGSD
Muhammad Abas, S.Pd., M.Si
NIP. 19710721 200501 1 003
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi pada Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Halu Oleo pada hari Jumat, tanggal 4 Desember 2015 sesuai Surat
Keputusan Dekan FKIP Universitas Halu Oleo Nomor 3255/UN29.5.1/PP/2015
tanggal 3 Desember 2015 dan telah dinyatakan lulus.
Panitia Ujian :
Ketua
: Dr. Muh. Yasin, M.Pd.
(.................................)
Sekertaris
: Dr. Izlan Sentryo, M.Pd.
(.................................)
Anggota
: Drs. La Ode Kaimuddin, S.Pd., M.Pd .
(.................................)
Drs. H. Amiruddin B, M.Kes.
(.................................)
Dra. Dorce B. Pabungga, M.Pd.
(.................................)
Dra. Yoo Eka Yana Kansil, M.Pd.
(.................................)
Kendari,
Desember 2015
Disahkan Oleh:
Dekan FKIP Universitas Halu Oleo
Prof. Dr. La Iru, SH., M.Si.
NIP. 19601231 198610 1 001
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah asli, merupakan
hasil karya sendiri, tidak pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar
akademik di perguruan tinggi manapun, dan tidak terdapat karya atau pendapat
pernah ditulis orang lain kecuali yang secara tertulis dikutip dalam skripsi ini dan
disebutkan sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari ditemukan bahwa dalam naskah skripsi ini dapat
dibuktikan adanya unsur-unsur plagiasi, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan
gelar akademik yang telah saya peroleh (Sarjana) dibatalkan, serta diproses
menurut perundang-undangan yang berlaku.
Kendari,
Desember 2015
Rifan Septian
A1B3 11 053
iv
ABSTRAK
Rifan Septian, 2015. ”Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Bagian Tumbuhan dan Fungsinya Di Kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota
Kendari”. Skripsi. Jurusan/Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Halu Oleo. Dibimbing Oleh: Drs. H. Amiruddin B, M.Kes
Selaku Pembimbing I dan Dra. Dorce B. Pabunga, M.Pd Selaku
Pembimbing II
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya di kelas IV SD
Negeri 06 Baruga? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya dengan penerapan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas IV SD Negeri 06
Baruga Kota Kendari.
Manfaat penelitian dalam penelitian ini adalah dapat memperkaya konsep
atau teori yang membantu perkembangan ilmu pengetahuan bidang pendidikan,
khususnya terkait penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Sebagai masukan
bagi guru kelas IV SD untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan guru dalam
melakukan pembelajaran mata pelajaran IPA di SD, khususnya materi Bagian
Tumbuhan dan Fungsinya. Sebagai masukan bagi siswa untuk meningkatkan
pemahaman konsep dan hasil belajar dalam bidang IPA maupun kemampuan
mengatasi permasalahan dalam kehidupannya sehari-hari. Bagi peneliti tentunya
dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru tentang pembelajaran IPA
di SD.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, subjek penelitian ini
adalah siswa-siswi kelas IV yang aktif pada semester ganjil tahun ajaran
2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 26 orang yang terdiri dari 12 laki-laki
dan 14 perempuan. Penelitian ini dilaksanaka dengan 2 siklus. Prosedur
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Jenis data dalam penelitian ini adalah
data kualitatif dan data kuantitatif. Teknik analisis data dalam penelitian
menggunakan statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar siswa siklus I
adalah 63,16 meningkat menjadi 78,31 pada siklus II. Di samping itu, terjadi
peningkatan ketuntasan belajar siswa yaitu 69,23% (18 siswa) pada siklus I
menjadi 88,46% (23 siswa) pada siklus II.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada materi bagian
tumbuhan dan fungsinya dapat ditingkatkan melalui penerapan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas IV SD Negeri 06
Baruga Kota Kendari.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan limpahan
Rahmat dan Karunia-Nyalah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini
dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bagian
Tumbuhan dan Fungsinya Di Kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari ”
dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini. Dengan
segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada Drs. H.
Amiruddin B, M.Kes Selaku Pembimbing I dan Dra. Dorce B. Pabunga, M.Pd
Selaku Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu memberikan arahan
dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.
Ucapan terima kasih disampaikan pula kepada:
1. Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S. selaku Rektor Universitas Halu Oleo.
2. Prof. Dr. La Iru, SH., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Halu Oleo.
3. Muhamad Abas, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan/Prodi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.
4. La Ode Safiun Arihi, S.Pd., M.Pd. selaku Sekertaris Jurusan/Prodi PGSD
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo
vi
5. Lisnawati Rusmin, S.Pd., M.Sc selaku Koordinator Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD), yang telah memberikan saran-saran serta
pelayanan yang baik pada penulis.
6. Staf Dosen Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP, khususnya staf
Dosen
Jurusan/Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas
Haluoleo, serta staf-staf Akademik di lingkungan FKIP.
7. Sania, S.Pd selaku Kepala SD Negeri 06 Baruga yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SD Negeri 06
Baruga.
8. Hotmida, A.Ma selaku guru Kelas IV di SD Negeri 06 Baruga yang telah
banyak membantu dalam proses penelitian.
Rasa hormat dan terima kasih setinggi-tingginya kepada kedua orang
tuaku yaitu Ayahanda Karim, Ibunda (Alm) Maria yang senantiasa berdoa,
memberikan nasehat, motivasi dan segala kebutuhan baik moril maupun materil
serta segala pengorbanan yang tak ternilai harganya. Ucapan terima kasih juga
saya persembahkan untuk kakak-kakakku Razul Adiawan, Rizal Septian, Retno
Permata yang selalu memberikan nasehat dan motivasi. Serta ucapan terimakasih
juga saya ucapkan pada sahabat-sahabatku adha, angga, ana, asri, juslimin, syarif,
niluh, safrin, maria, rika, tono, rini, lina, agil, gofur, ersal, puput yang senantiasa
memberikan masukan dan motivasi. Serta teman-teman yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi dalam
penyusunan Skripsi ini.
vii
Penulis menyadari bahwa apa yang tertulis pada Skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna. Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan penulis.
Kendari,
Penulis
viii
2015
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
i
ii
iii
iv
v
vi
ix
xi
xii
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
D. Manfaat Penelitian .....................................................................
1
4
5
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ...............................................................................
1. Hasil Belajar Siswa .............................................................
2. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).
3. Hakikat Pembelajaran IPA ..................................................
4. Konsep Bagian Tumbuhan dan Fungsinya ..........................
B. Penelitian Yang Relevan ...........................................................
C. Kerangka Pikir ...........................................................................
D. Hipotesis Tindakan ....................................................................
6
6
12
20
23
32
33
36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..........................................................................
B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian ...................................
C. Faktor Yang Diteliti ..................................................................
D. Prosedur Penelitian....................................................................
E. Jenis Data dan Sumber Data .....................................................
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................
G. Analisis Data ............................................................................
H. Indikator Kinerja .......................................................................
37
37
38
38
41
42
42
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Deskripsi Tindakan Siklus I
3. Deskripsi Tindakan Siklus II
B. Pembahasan
44
44
46
62
78
ix
1. Aktivitas Guru Meningkat
2. Keaktifan Siswa Meningkat
3. Peningkatan Hasil Belajar IPA Pada Materi
Bagian Tumbuhan dan Fungsinya
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
79
79
80
82
82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
84
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Akar Tunggang dan Akar Serabut
Gambar 2.2 Bagian-bagian Daun
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Pikir
Gambar 3.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
xi
Halaman
24
28
35
41
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel 4.2 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
xii
Halaman
61
77
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Silabus Pembelajaran
RPP Siklus 1 Pertemuan 1
LKS Siklus 1 Pertemuan 1
Lembar Observasi Guru Siklus 1 Pertemuan 1
Lembar Observasi Siswa Siklus 1 Pertemuan 1
RPP Siklus 1 Pertemuan 2
LKS Siklus 1 Pertemuan 2
Lembar Observasi Guru Siklus 1 Pertemuan 2
Lembar Observasi Siswa Siklus 1 Pertemuan 2
Tes Hasil Belajar Siswa Siklus 1
Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus 1
Pedoman Penskoran
Analisis Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1
RPP Siklus 2 Pertemuan 1
LKS Siklus 2 Pertemuan 1
Lembar Observasi Guru Siklus 2 Pertemuan 1
Lembar Observasi Siswa Siklus 2 Pertemuan 1
RPP Siklus 2 Petemuan 2
LKS Siklus 2 Pertemuan 2
Lembar Observasi Guru Siklus 2 Pertemuan 2
Lembar Observasi Siswa Siklus 2 Pertemuan 2
Tes Hasil Belajar Siswa Siklus 2
Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus 2
Pedoman Penskoran
Analisis Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 2
Dokumentasi
xiii
Halaman
86
89
92
94
96
98
101
103
106
108
111
112
113
114
117
120
122
124
127
129
131
133
135
136
137
138
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi saat ini menuntut setiap manusia agar dapat bersaing
untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, berbagai masalah dan tantangan
dalam segala aspek daya manusia yang terampil dan memiliki kemampuan
berpikir
kreatif,
kritis,
sistematis
dan
logis
untuk
menghadapi
dan
memecahkannya
Salah satu cara untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang baik
adalah melalui pendidikan. Dimana pendidikan ini akan sangat membantu dalam
mempersiapkan dan mengembangkan potensi diri seseorang sehingga menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas dalam berbagai bidang. Oleh karena itu
perlu dilakukan penataan sistem pendidikan secara serasi dan terpadu sesuai
dengan tuntunan dan kebutuhan pembangunan, hal ini sejalan dengan Visi
pendidikan nasional, yaitu terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial
yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Terkait dengan visi tersebut diperlukan guru yang memberikan
keteladanan, membangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreativitas
peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma pengajaran
ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses
1
2
pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar
terlaksana secara efektif dan efisien (Rusman, 2011: 3-4).
Secara mikro pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beretika (beradab dan
berwawasan budaya bangsa indonesia), memiliki nalar (maju, cakap, cerdas,
kreatif, inovatif dan bertanggung jawab), berkemampuan komunikasi sosial (tertib
dan sadar hukum, kooperatif dan kompetitif, demokratis), dan berbadan sehat
sehingga menjadi manusia mandiri ( Mulyasa, 2011:21 ).
Sistem pendidikan yang senantiasa berorientasi jangka panjang perlu
melakukan langkah inovasi dan langkah antisipatif terhadap kemajuan kebutuhan
yang semakin cepat dengan tetap berpijak pada tuntunan kebutuhan pada zaman
sekarang.
Dimana pembelajaran
IPA di
sekolah dasar harus
mampu
mengembangkan pengetahuan dan penguasaan konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, serta mampu
meningkatkan kesadaran siswa untuk memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan disekitarnya, juga memiliki pengetahuan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal tersebut merupakan
beberapa tujuan pembelajaran IPA di SD/MI sebagaimana yang tercantum dalam
Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar SD/MI ( Mulyasa, 2011:111 )
Dalam pembelajaran IPA memberikan pemahaman pada siswa sangatlah
penting. Guru tidak hanya cukup memberikan pernyataan-pernyataan tanpa
membuat anak mengalami sendiri masalah yang sedang dipelajarinya. Seperti
yang telah diketahui anak tidak mungkin dapat mengerti tentang suatu materi
3
dalam pembelajaran IPA, apabila guru hanya menjelaskan saja tanpa menunjukan
fenomena fisisnya. Sebagai contoh materi dalam IPA yaitu bagian tumbuhan dan
fungsinya, apa bila guru hanya memberikan informasi dan pernyataan saja tanpa
menunjukan fenomena fisisnya, maka hal itu tidaklah bermakana bagi siswa.
Dengan demikian dalam pembelajaran IPA, seorang guru perlu menggunakan
metode atau model yang dapat membuat proses pembelajaran menjadi bermakna
bagi siswa.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada guru kelas IV SD Negeri 06
Baruga Kota Kendari yang dilakukan pada tangggal 4 Mei 2015, diperoleh
informasi bahwa data hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih tergolong
rendah artinya belum mencapai
KKM secara keseluruhan. Adapun Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual adalah 65 dan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) secara klasikal adalah 80%. Pada tahun ajaran 2013/2014 nilai
ulangan harian siswa kelas IV pada materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya
menunjukan bahwa dari 21 siswa hanya 14 siswa yang mendapat nilai ≥ 65 atau
66,67% dan pada tahun ajaran 2014/2015 dari 19 siswa hanya 12 orang siswa
yang mendapat
nilai ≥ 65 atau 63,15%. Nilai ini belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 65 atau minimal
80%.
Rendahnya nilai siswa pada materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya
disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor guru dan faktor siswa. Penyebab
permasalahan dari guru yaitu: (1) guru tidak menggunakan model pembelajaran
yang sesuai dengan materi dan hanya mengggunakan metode ceramah; (2) guru
4
tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dalam memecahkan
masalah pembelajaran; (3) guru tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengelolah pengetahuan atau mencari pengetahuannya sendiri sesuai dengan
materi pembelajaran; (4) guru kurang memanfaatkan media pembelajaran yang
tersedia. Sehingga menimbulkan reaksi dan mengakibatkan faktor masalah dari
siswa yaitu; (1) siswa merasa bosan pada saat proses pembelajaran karena guru
hanya menggunakan metode ceramah; (2) siswa kurang aktif dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang dilakukan peneliti
diatas, maka maka perlu diupayakan strategi atau model pembelajaran yang
efektif dan efisien, sebagai alternatif untuk meningkatkan proses pembelajaran
sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu
peneliti sebagai calon guru untuk bekal menjadi guru yang profesional, maka
peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian tindakan kelas (PTK) dengan
judul “ Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL)
Dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bagian
Tumbuhan dan Fungsinya di Kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah “apakah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching
and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bagian
tumbuhan dan fungsinya di kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari?”
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi bagian tumbuhan dan fungsinya dengan penerapan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota
Kendari.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Dapat memperkaya konsep atau teori yang membantu perkembangan
ilmu pengetahuan bidang pendidikan, khususnya terkait penggunaan model
pembelajaran
Contextual
Teaching
and
Learning
(CTL)
dalam
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai masukan bagi guru kelas IV SD untuk mengetahui seberapa
besar keberhasilan guru dalam melakukan pembelajaran mata pelajaran
IPA di SD, khususnya materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya.
b. Sebagai masukan bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep
dan hasil belajar dalam bidang IPA maupun kemampuan mengatasi
permasalahan dalam kehidupannya sehari-hari.
c. Bagi peneliti tentunya dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan
baru tentang pembelajaran IPA di SD.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar Siswa
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan
suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih
luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan
hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan. (Oemar Hamalik, 2008: 36)
Pada hakikatnya, belajar menunjuk keperubahan dalam tingkah laku si
subjek dalam situasi tertentu berkat pengalamannya yang berulang ulang,
dan perubahan tingkah laku tersebut tak dapat dijelaskan atas dasar
kecenderungan-kecendrungan respon bawaan, kematangan atau keadaan
temporer dari subjek (Hiligard dan Gordon dalam Oemar Hamalik, 2008:
49)
Pengertian belajar menurut beberapa pakar dari barat (Muhammad
Thobroni & Arif Mustofa, 2013: 20-21).
1) Hilgard dan brower
Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang
terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman
yang berulang-ulang dalam situasi itu, perubahan tingkah laku tidak
dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respons pembawaan,
6
7
kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat,
misalnya kelelahan,
pengaruh obat, dan sebagainya
2) Morgan
Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah
laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman
3) Witherington
Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan
diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan,
sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian
4) Travers
Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.
5) Harold spears
” learning is to observe, to read, to imitate, to try something theselves,
to listen, to follow direction” (belajar adalah mengamati, membaca,
meniru, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu).
b. Prinsip Belajar
Menurut Suprijono (2009) dalam Muhammad Thobroni & Arif
Mustofa (2013: 21-22), prinsip-prinsip belajar terdiri dari tiga hal.
Pertama, prinsip balajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil belajar
yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental, yaitu perubahan yangg
disadari.
2) Kontingue atau berkesinambungan dengan perilaku lainya.
8
3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
4) Positif atau berakumulasi.
5) Aktif sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan
6) Permanen atau tetap, sebagai dikatakan oleh Wittig, belajar sebagai “
any relatively permanent change in an organisms’s behavioral
repertoire that accurs as a result of experience”.
7) bertujuan dan terarah.
8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena dorongan
kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik
yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan
fungsional dari berbagai komponen belajar. Ketiga, belajar merupakan
bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya.
c. Hasil Belajar
Menurut Suprijono ( dalam Muhammad Thobroni & Arif Mustofa
2013: 22-23). Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk
pemikiran gagne, hasil belajar berupa hal-hal berikut :
1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon
secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut
9
tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah, maupun
penerapan aturan.
2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan
mengategorisasi,
kemampuan
analitis-sintetis
fakta-konsep,
dan
megembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual
merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan
kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urussan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian
terhadap
menginternalisasi
objek
tersebut.
Sikap
berupa
kemampuan
dan eksternalisasi nilai-nilai sebagai standar
perilaku.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan
pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar itu sendiri. Sugihartono, dkk. (2007: 76 -77), menyebutkan
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:
10
1) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
2) Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor
eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor
masyarakat. ( http://eprints.uny.ac.id/9829/2/bab2.pdf diakses tanggal
30 Mei 2015 )
e. Cara Meningkatkan Hasil Belajar
Meskipun hasil belajar yang didapatkan para siswa lebih tergantung
pada siswa itu sendiri, namun diharapkan para pengajar juga bisa berperan
serta dalam meningkatkannya. Secara singkat kita bisa menyimpulkan tips
agar bisa mendapatkan nilai maksimal dan hasil yang bagus dalam belajar.
1) Menyiapkan Fisik dan Mental Siswa
Persiapkanlah fisik dan mental siswa. Karena apabila siswa tidak siap
fisik dan mentalnya dalam belajar, maka pembelajaran akan
berlangsung sia-sia atau tidak efektif. Dengan siap fisik dan mental,
maka siswa akan bisa belajar lebih efektif dan hasil belajar akan
meningkat. Semuanya di awali dengan sebuah niat yang baik. Mulailah
dengan mengajari mereka memulai dengan baik.
2) Meningkatkan Konsentrasi
Lakukan sesuatu agar konsentrasi belajar siswa meningkat. Hal ini tentu
akan berkaitan dengan lingkungan dimana tempat mereka belajar.
Kalau di Sekolah pastikan tidak ada kebisingan yang membuat mereka
terganggu.
Kebisingan
biasanya
memang
faktor
utama
yang
11
mengganggu jadi pihak sekolah harus bisa mengatasinya. Apabila siswa
tidak dapat berkonsentrasi dan terganggu oleh berbagai hal di luar
kaitan dengan belajar, maka proses dan hasil belajar tidak akan
maksimal. Pengajar juga harus tahu karakter siswa masing-masing.
Karena ada juga yang lebih suka belajar dalam kondisi lain selain
ketenangan.
3) Meningkatkan Motivasi Belajar
Motivasi sangatlah penting karena Siswa memerlukan motivasi yang
tinggi
untuk
terus
bersemangat
dalam belajar sehingga bisa
meningkatkan motivasi belajar dan mendapatkan hasil yang maksimal.
Motivasi juga merupakan faktor penting dalam belajar. Tidak akan ada
keberhasilan belajar diraih apabila siswa tidak memiliki motivasi yang
tinggi. Pengajar dapat mengupayakan berbagai cara agar siswa menjadi
termotivasi dalam belajar. Caranya sudah saya jelaskan pada artikel
sebelumnya.
4) Menggunakan Strategi Belajar
Pengajar bisa juga harus membantu siswa agar bisa dan terampil
menggunakan berbagai strategi belajar yang sesuai dengan materi yang
sedang dipelajari. Setiap pelajaran akan memiliki karakter yang
berbeda-beda sehingga strateginya juga berbeda pula.
5) Belajar Sesuai Gaya Belajar
Setiap siswa punya gaya belajar yang berbeda-beda satu sama lain.
Pengajar harus mampu memberikan situasi dan suasana belajar yang
12
memungkinkan agar semua gaya belajar siswa terakomodasi dengan
baik. Pengajar harus bisa memilih strategi, metode, teknik dan model
pembelajaran yang sesuai akan sangat berpengaruh.
Gaya belajar yang terakomodasi dengan baik juga akan meningkatkan
hasil belajar siswa, sehingga mereka dapat berkonsentrasi dengan baik
dan tidak mudah terganggu oleh hal-hal lain di luar kegiatan belajar
yang berlangsung. Siswa juga diajarkan untuk menerapkan strategi
sendiri jika memang siswa tersebut memilikinya.
6) Belajar Secara Menyeluruh
Maksudnya disini adalah mempelajari secara menyeluruh adalah
mempelajari semua pelajaran yang ada, tidak hanya sebagiannya saja.
Perlu untuk menekankan hal ini kepada siswa, agar mereka belajar
secara menyeluruh tentang materi yang sedang mereka pelajari. Jadi,
sangat perlu bagi pengajar untuk bisa mengajarkan kepada siswanya
untuk
bisa
belajar
secara
menyeluruh.
(http://www.ilawati-
apt.com/cara-meningkatkan-hasil-belajar/ diakses tanggal 30 Mei 2015)
2. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
a. Pengertian Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
CTL merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan
memotifasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang
dipelajarinya, dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks
kehidupan sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga
siswa meiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat
13
diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan ke permasalahan lainnya
(Sitiatava Rizema Putra, 2013: 241).
CTL juga sebagai suatu konsep belajar, dengan guru menghadirkan
situasi dunia nyata ke dalam kelas sekaligus mendorong siswa untuk
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi
siswa (Sitiatava Rizema Putra, 2013: 242).
Dalam kelas CTL , tugas guru adalah membantu siswa mencapai
tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi
informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja
bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa).
Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri, bukan dari ungkapan
guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan
Contextual Teaching and Learning .
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa CTL adalah konsep
pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa sekaligus mendorong siswa
untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuh
komponen
utama
(constructivism),
pembelajaran
menemukan
efektif,
(inquiry),
yakni
bertanya
konstruktivisme
(questioning),
masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), dan
14
penilaian sebenarnya (authentic assesment). ( Sitiatava Rizema Putra,
2013: 242 )
b. Komponen Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Ada beberapa komponen dalam pembelajaran Contextual Teaching
and Learning. Menurut muslich ( dalam Agus N. Cahyo, 2013: 153 )
komponen-komponen pembelajaran Contextual Teaching and Learning
adalah sebagai berikut :
1) Konstruktivisme, membangun, dan membentuk, yaitu kegiatan yang
mengembangkan pemikiran bahwa pembelajaran akan lebih bermakna
apabila siswa bekerja sendiri, menemukan dan membangun sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya.
Pengetahuan bagi aliran kontruktivisme terbentuk oleh dua faktor
penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan serta
kemampuan
subjek
untuk
menginterpretasikan
objek.
Jadi,
pengetahuan tidak bersifat statis tetapi dinamis, tergantung pada
seajuh mana seseorang mampu membangunnya. Lebih jauh lagi
Piaget menyatakan hakikat pengetahuan sebagai berikut (Rudi
Hartono,2013:90 ).
a) Pengetahuan itu adalah konstruksi kenyataan melalui kegiatan
seseorang untuk terus berkembang.
b) Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur
yang perlu untuk proses dinamika pengetahuan.
15
c) Pengetahuan terbentuk lewat struktur konsepsi. Struktur konsepsi
membentuk pengetahuan bila konsepsi itu berlaku dalam
berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang.
2) Menyelidiki, menemukan sendiri (Inquiry), yaitu kegiatan belajar
yang
mengkondisikan
siswa
untuk
mengamati,
menyelidiki,
menganalisis topik atau permasalahan yang dihadapi sehingga siswa
berhasil “menemukan” sesuatu.
Proses inquiry dapat dilakukan melalui beberapa langkah, sebagai
berikut ( Rudi Hartono, 2013: 91 ).
a) Merumuskan masalah,
b) Mengajukan hipotesis,
c) Mengumpulkan data,
d) Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan, dan
e) Membuat kesimpulan
3) Bertanya (Questioning), yakni kegiatan belajar yang mendorong sikap
keingintahuan siswa lewat bertanya tentang topik atau permasalahan
yang akan dipelajari.
Bertanya mempunyai peran penting. Guru bisa membimbing dan
mengarahkan
siswa
untuk
menemukan
setiap
materi
yang
dipelajarinya. Berikut adalah beberapa manfaat bertanya ( Rudi
Hartono, 2013: 93 ).
a) Bisa menggali informasi potensi siswa dalam penguasaan materi
pelajaran
16
b) Bisa menumbuhkan motivasi siswa untuk terus berpacu dengan
belajar
c) Bisa merangsang rasa ingin tahu siswa
d) Bisa memfokuskan siswa pada sesuatu yang di inginkan, serta
e) Bisa membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan
suatu persoalan.
4) Masyarakat belajar (Learning Community), yaitu kegiatan belajar
yang bisa menciptakan suasana belajar bersama atau berkelompok
sehingga siswa bisa berdiskusi, curah pendapat, bekerja sama, dan
saling membantu dengan teman lain.
5) Pemodelan (Modelling), merupakan kegiatan belajar yang bisa
menunjukkan model yang bisa dipakai rujukan atau panutan siswa
dalam bentuk penampilan tokoh, demonstrasi kegiatan, penampilan
hasil karya, cara mengoperasikan sesuatu, dan sebagainya.
6) Refleksi atau umpan balik (Reflection), kegiatan belajar yang
memberikan refleksi atau umpan balik dalam bentuk bertanya jawab
dengan siswa tentang kesulitan yang dihadapi dan pemecahannya,
merekonstruksi kegiatan yang telah dilakukan, kesan ke siswa selama
melakukan kegiatan, dan saran atau harapan siswa.
7) Penilaian yang sesungguhnya (Authentic Assessment), yaitu kegiatan
belajar yang bisa diamati secara periodik perkembangan kompetensi
siswa
melalui
berlangsung.
kegiatan-kegiatan
nyata
ketika
pembelajaran
17
c. Karakteristik Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL)
Berdasarkan pengertian pembelajaran Contextual Teaching and
Learning tersebut, bisa diketahui bahwa konsep CTL meiliki beberapa
karakteristik khusus ( Zainal Aqib, 2014:8 ), yakni :
1) Kerja sama
2) Saling menunjang
3) Menyenangkan atau tidak membosankan
4) Belajar dengan bergairah
5) Pembelajaran terintegrasi
6) Menggunakan berbagai sumber
7) Siswa aktif
8) Sharing dengan teman
9) Siswa kritis dan guru agresif
10) Dinding kelas dan lorong-lorong sekolah penuh dengan hasil kerja
siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor, dan lain-lain, serta
11) Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa,
laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan lain sebagainya.
d. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL)
Secara garis besar langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL
adalah sebagain berikut ( Sitiatava Rizema Putra, 2013:256 ).
18
1) Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri serta mengkonstruksi sendiri pengetahuan
dan keterampilan barunya.
2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
4) Ciptakan masyarakat belajar.
5) Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
e. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Contextual Teaching
and Learning (CTL)
Adapun berbagai kelebihan CTL ialah sebagai berikut (Sitiatava
Rizema Putra, 2013:259).
1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan rill. Artinya siswa dituntut
dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah
dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, karena dengan
mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata,
bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional,
akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam
memorinya, sehingga tidak mudah dilupakan.
2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan
konsep pada siswa, karena metode pembelajaran CTL menganut aliran
konstruktivisme
yakni
seorang
siswa
dituntun
menemukan
19
pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofi konstruktivisme,
siswa diharapkan belajar melalui “mengalami”, bukan “menghafal”
3) Contextual Teaching and Learning adalah model pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun
mental.
4) Kelas dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning bukan
sebagai tempat untuk memperoleh informasi, tetapi sebagai tempat
untuk menguji data hasil temuan di lapangan.
5) Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil
pemberian dari guru.
6) Penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning
bisa
menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna.
Sementara itu, beberapa kelemahan CTL adalah sebagai berikut
(Sitiatava Rizema Putra, 2013:260).
1) Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran
Contextual Teaching and Learning berlangsung.
2) Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas, maka bisa menciptakan
situasi kelas yang kurang kondusif.
3) Guru lebih intensif dalam membimbing. Sebab, dalam metode CTL,
guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah
mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru. Siswa
dipandang sebagai individu yang sedang berkembang kemampuan
20
belajarnya akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan
pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlan
sebagai instruktur atau “penguasa” yang memaksa kehendak,
melainkan pembimbing siswa agar dapat belajar sesuai dengan tahap
perkembangannya.
4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide-ide serta mengajak siswa agar menggunakan
strateginya sendiri dalam belajar. Namun, dalam konteks ini, tentunya
guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa
agar tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diterapkan semula.
3. Hakikat Pembelajaran IPA
Dalam bukunya Sitiatava Rizema Putra ( 2013: 51 ) memberikan
Beberapa pengertian mengenai hakikat IPA, dapat disarikan suatu definisi
yang lebih kompehensif, yang paling mengaitkan dimensi IPA sebagai
pengetahuan, proses, dan produk, serta penerapan dan sarana pengembangan
nilai plus sikap tertentu, yakni sebagai berikut.
a. IPA
adalah
pengetahuan
yang
mempelajari,
menjelaskan,
serta
menginvestigasi fenomena alam dengan segala aspeknya yang bersifat
empiris.
b. IPA/sains sebagai proses atau metode dan produk. Dengan menggunakan
metode ilmiah yang sarat keterampilan proses, mengamati, mengajukan
masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis, serta
mengevaluasi data dan menarik kesimpulan terhadap fenomena alam,
21
maka akan diperoleh produk sains, misalnya fakta, konsep, prinsip, dan
generalisasi yang kebenarannya bersifat tentative.
c. Sains (IPA) bisa dianggap sebagai aplikasi. Dengan penguasaan
pengetahuan dan produk, sains dapat dipergunakan untuk menjelaskan,
mengolah dan memanfaatkan, memprediksi fenomena alam, serta
mengembangkan disiplin ilmu lainnya dan teknologi.
d. IPA dianggap sebagai sarana untuk mengembangkan sikap dan nilai-nilai
tertentu. Misalnya, nilai religius, skeptisme, objektivitas, keteraturan, sikap
keterbukaan, nilai praktis dan ekonomis, serta nilai etika atau estetika.
1) Tujuan pembelajaran IPA
Pada setiap pokok bahasan IPA, terlihat standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang di harapkan dapat dicapai. Pencapaian tujuan ini
tidak harus lewat cara yang sama, dalam arti setiap siswa mendapat
pelayanan dan tugas yang sama.
Guru memang tidak usah terlalu berharap bahwa dengan
mempelajari suatu pokok bahasan dalam pengajaran pendidikan IPA,
dapat terjadi suatu perubahan drastis pada tingkah laku dan sikap siswa.
Akan tetapi, guru dapat dan harus berharap bahwa dampak pengajaran
pendidikan IPA ini, dari hari ke hari dan dari tahun ke tahun secara
perlahan-lahan namun pasti dapat membentuk siswa menjadi manusia
seperti yang dikehendaki oleh tujuan pendidikan.
Tujuan-tujuan yang diharapkan dari pengajaran pendidikan IPA
yang direncanakan akan diberikan dengan baik dan benar, sebagaimana
22
yang disebutkan oleh, Abruscato (dalam Khaeruddin, 2005: 5) adalah:
(1) mengembangkan kognitif siswa; (2) mengembangkan afektif siswa;
(3)
mengembangkan
psikomotorik
siswa;
(4)
mengembangkan
kreatifitas siswa; dan (5) melatih siswa berfikir kritis.
Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut (Mulyasa, 2011):
a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaannya.
b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya
hubungan
yang
saling
mempengaruhi
antara
IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat.
d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan
e) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam
f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan
g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.
23
2) Ruang lingkup pembelajaran IPA
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspekaspek berikut (Mulyasa, 2011):
a) Mahluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan
b) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat dan
gas
c) Energi dan perubahan meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana
d) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit laninya
4. Konsep Bagian Tumbuhan dan Fungsinya.
Seperti halnya makhluk hidup lain, tumbuhan juga memiliki bagian
bagian yang penting. Bagian-bagian tersebut memiliki fungsi masing-masing
dalam proses kehidupannya. Dalam tumbuhan terdapat empat bagian yaitu:
akar, batang, daun, dan bunga. Berikut penjelasannya.
a. Akar
Akar tidak beruas atau berbuku, pada umumnya, terletak di dalam
tanah.Warna akar tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuningkuningan. Bentuk akar sebagian besar meruncing pada ujungnya. Bentuk
yang runcing memudahkan akar menembus tanah. Akar terdiri dari
beberapa bagian, di antaranya rambut akar (bulu akar) tudung akar.
24
Rambut akar merupakan jalan masuk air dan zat hara dari tanah ke
tumbuhan.
Akar mempunyai titik tumbuh pada bagian ujungnya. Pada titik
tumbuh ini terdapat titik vegetasi yang lunak. Karena itu akar dilindungi
oleh calyptra (tudung akar), sehingga dapat melindungi akar saat harus
menembus dan menerobos tanah yang mempunyai partikel yang sangat
keras ( Nana Djumhana dan Muslim, 2008: 4.4 )
1) Jenis-jenis akar
Ada dua jenis akar, yaitu akar tunggang dan akar serabut. Akar
serabut adalah akar yang berukuran kecil-kecil yang tumbuh di pangkal
batang. Akar seperti ini dimiliki oleh tumbuhan, seperti rumput, padi,
jagung, tebu, dan bambu.
Akar tunggang merupakan akar utama kelanjutan dari batang yang
tumbuh lurus ke bawah, sedangkan akar-akar yang lainnya merupakan
cabang dari akar tunggang. Contoh tanaman yang memiliki akar
tunggang, yaitu mangga, jeruk, tomat, durian.
Gambar 2.1 Akar tunggang dan Akar serabut
25
Akar tunggang maupun akar serabut ada yang digunakan sebagai
tempat menyimpan cadangan makanan, contoh pada tanaman ketela
pohon, wortel, ubi jalar, dan lain-lain (Poppy & Sry, 2008:34).
2) Fungsi Akar bagi Tumbuhan
a) Menyerap air dan zat hara
Tumbuhan membutuhkan air dan zat hara untuk kelangsungan
hidupnya. Air dan zat hara itu diambil dari dalam tanah.Bagian
tumbuhan yang mengambil air dan zat hara itu adalah akar. Akar
menembus tanah dan menyerap air dan zat hara yang dibutuhkan
tumbuhan.
b) Memperkokoh tumbuhan
Akar yang tertancap dalam tanah berfungsi seperti pondasi
bangunan. Akar membuat tumbuhan dapat berpijak kuat di tanah,
dengan begitu tumbuhan dapat bertahan dari terjangan air atau angin.
c) Menyimpan cadangan makanan.
d) Alat pernapasan
Akar berfungsi sebagai alat pernapasan tumbuhan. Pada permukaan
akar terdapat poripori tersebut, udara di dalam tanah terserap ke
dalam tumbuhan.
(http://novita-wulandari.blogspot.com/2011/06/buku-ajar-ipa-kelas4-sd.html. diakses tanggal 30 Mei 2015)
26
b. Batang
Tumbuhan selain memiliki akar juga memiliki batang. Pada umumnya
batang tumbuh menuju cahaya matahari sehingga batang tumbuhnya
berlawanan dengan akar.
Air dari tanah akan masuk ke dalam tanaman melalui akar, kemudian
air akan diangkut dari akar ke daun melalui batang sehingga daun tanaman
akan segar. Batang berfungsi mengangkut air dan garam-garam mineral
dari akar ke daun dan tunas (Poppy & Sry, 2008:36).
Batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas, berbeda dengan
daun yang mempunyai pertumbuhan terbatas, dan akhirnya ditinggalkan.
Pada ujung batang terdapat titik vegetatif yang meristematik dan
mempunyai kemampuan untuk terus menerus membentuk sel baru. Di
bawah daerah meristematik terdapat daerah pertumbuhan memanjang.
Daun dibentuk oleh batang secara eksogen (dari bagian luar) dan secara
akropetal, artinya yang paling tua ada di bawah dan paling muda ada di
atas ( Nana Djumhana dan Muslim, 2008: 4.5 )
1) Jenis-jenis batang
Batang tumbuhan dapat di golongkan menjadi 3 jenis :
a) Batang basah, memiliki batang yang lunak dan berair. Misalnya
bayam.
b) Batang berkayu adalah bagian di dalam batang yang hanya
mempunyai kambium. Kambium adalah bagian di dalam batang
yang hanya dimiliki oleh tumbuhan batang berkayu. Kambium
27
mengalami dua arah pertumbuhan.Pertumbuhan kambium ke arah
luar membentuk kulit.Pertumbuhan kambium ke arah dalam
membentuk kayu. Akibat pertumbuhan kambium, batang bertambah
besar. Contoh tumbuhan yang memiliki batang berkayu adalah
pohon jati, jambu, rambutan, namgka, dan mahoni.
c) Batang rumput, tumbuhan batang rumput mempunyai ruas-ruas yang
nyata dan sering berongga, misalnya tanaman padi dan rumputrumputan (Poppy & Sry, 2008:38).
2) Fungsi batang
a) Sebagai pengangkut
Batang berfungsi sebagai pengangkut atau alat transportasi
tumbuhan. Batang mengangkut zat hara dan air dari akar ke daun.
Batang juga mengangkut makanan dari tempat pemasakannya, yaitu
dari daun ke bagian tumbuhan yang lain.
b) Penopang
Batang berfungsi sebagai penopang tumbuhan. Tujuannya antara lain
agar tumbuhan mudah mendapat cahaya (khususnya cahaya
matahari). Batang tumbuh semakin tinggi atau semakin panjang,
dengan begitu, daun yang tumbuh pada batang makin mudah
mendapat cahaya.
c) Penyimpanan cadangan makanan
Pada
beberapa
penyimpanan
tumbuhan,
makanan
batang
cadangan.
berguna
Pada
sebagai
umumnya
tempat
makanan
28
cadangan itu dapat juga dimanfaatkan, misalnya pada tebu, kentang,
dan sagu.
(http://novita-wulandari.blogspot.com/2011/06/buku-ajar-ipakelas-4-sd.html. diakses tanggal 30 Mei 2015).
c. Daun
Daun sebenarnya adalah batang yang telah mengalami modifikasi
yang kemudian berbentuk pipih dan juga terdiri dari sel-sel dan jaringan
seperti yang terdapat pada batang. Daun berfungsi untuk membuat
makanan, berbentuk pipih lebar, agar dapat melaksanakan tugas utamanya
yaitu melaksanakan fotosintesis seefektif mungkin.
Gambar 2.2 Bagian-bagian Daun
Bagian daun yang menempel pada batang disebut pangkal daun. Daun
dapat mempunyai tangkai daun (petiolus) atau tidak. Bagian yang pipih
dan lebar disebut helaian daun (lamina). Daun pada dikotil mempunyai
helaian yang lebar dan menempel pada batang dengan menggunakan
tangkai. Sementara pada monokotil tidak mempunyai tangkai. Pada
tumbuhan monokotil, pangkal daun pipih, lebar dan membungkus batang.
29
Bagian ini disebut pelepah daun seperti yang terdapat pada daun pisang,
rumput, dan tebu.
Bila daun hanya mempunyai satu helai daun pada tangkainya disebut
daun tunggal, seperti pada daun mangga. Bila terdapat lebih dari satu helai
daun pada tangkainya, maka disebut daun majemuk, seperti daun pohon
turi. Ada banyak variasi dalam daun, misalnya ada yang mempunyai
rambut, bergerigi, bersisik, dan lain-lain.
Antara epidermis atas dan epidermis bawah daun terdapat jaringan
parenchim yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Antara sel-selnya
terdapat rongga udara yang berfungsi untuk meningkatkan pengambilan
karbondioksida dan pengeluaran oksigen pada waktu fotosintesis. Pada
daun terdapat ikatan pembuluh yang mebentuk jaringan pembuluh pada
daun. Pembuluh ini berfungsi untuk mengalirkan air dan bahan terlarut ke
tempat fotosintesis dan membawa hasil fotosintesis. Biasanya pada
epidermis bawah terdapat banyak stomata (mulut daun) yang merupakan
tempat masuknya karbondioksida dan tempat keluarnya oksigen dan uap
air ( Nana Djumhana dan Muslim, 2008: 4.6 ).
1) Susunan tulang daun
Berdasarkan bentuk susunan tulangnya daun terbagi atas 3 yaitu
tulang daun menyirip, menjari, dan sejajar.
a) Tulang daun menyirip, berbentuk seperti susunan sirip-sirip ikan,
misalnya avokad, nangka, mangga, rambutan.
30
b) Tulang daun menjari, berbentuk seperti susunan jari tangan,
misalnya daun jarak, kapas, singkong.
c) Tulang daun sejajar, berbentuk seperti garis-garis lurus yang sejajar,
misalnya rumput-rumputan.
2) Fungsi daun
a. Tempat berfotosintesis.
b. Alat pernapasan.
c. Tempat terjadinya proses penguapan.
d. Bunga
Bunga merupakan alat reproduksi seksual (generatif) yang
menghasilkan biji, dan akhirnya dari biji diperoleh tumbuahn baru. Bunga
merupakan salah satu tingkat yang menyolok dalam proses pembentukan
biji.
Suatu bunga disebut bunga sempurna apabila mempunyai alat
penghasil kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik).
Bunga yang hanya mempunyai alat penghasil kelamin jantan saja atau
betina saja disebut bunga tidak sempurna ( Nana Djumhana dan Muslim,
2008: 4.9 ).
1) Bagian-bagian Bunga dan fungsinya
a) Tangkai bunga, merupakan bagian yang berada pada bagian bawah
bunga. Tangkai ini berfungsi sebagai penopang bunga dan sebagai
penyambung antara bunga dan batang atau ranting.
31
b) Kelopak bunga, merupakan bagian bunga yang paling luar. Kelopak
biasanya berwarna hijau seperti daun atau berwarna warni seperti
mahkota. Kelopak bunga, berfungsi untuk membungkus mahkota
bunga ketika bunga masih kuncup.
c) Mahkota bunga, umumnya memiliki warna bermacam-macam
sehingga disebut perhiasan bunga. terletak di sebelah dalam kelopak
dan biasanya mempunyai warna yang beraneka ragam. Mahkota
bunga berfungsi untuk menarik serangga lain untuk datang
membantu penyerbukan.
d) Putik, merupakan alat kelamin betina. Putik terdapat di bagian
tengah-tengah bunga. Biasanya, putik dikelilingi oleh benang sari.
Putik terdiri atas kepala putik dan tangkai putik. Apabila serbuk sari
berhasil menempel pada bagian kepala putik maka terjadi proses
penyerbukan.
Proses
penyerbukan
merupakan
awal
dari
perkembangbiakan pada tumbuhan.
e) Benang sari, terdapat pada bagian tengah bunga yang berdekatan
dengan mahkota bunga. Benang sari berfungsi sebagai alat kelamin
jantan. Benang sari terdiri atas tangkai sari dan kepala sari. Pada
kepala sari ini dihasilkan serbuk sari. Serbuk sari bersifat ringan dan
mudah terbang tertiup angin. Selain itu, serbuk sari dapat menempel
pada kaki, kepala, dan tubuh kupukupu atau serangga yang hinggap.
(Rositawati & Aris, 2008: 39-40)
32
B. Penelitian Yang Relevan
Terkait dengan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan tentang
penggunaan model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).
1.
Hasnah (2014) dengan judul “ Meningkatkan hasil belajar PKn siswa pada
materi kebanggaan sebagai bangsa indonesia melalui penerapan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas IIIa SD
Negeri 04 Kendari ”. Hasil peneletian pada siklus 1 menunjukan bahwa 13
dari 21 siswa kelas IIIa telah mencapai ≥ 70 dengan presentase ketuntasan
61,9% dan rata-rata kelas 63,3. Pada siklus 2 menunjukan bahwa 18 dari
21 siswa telah mencapai ≥ 70 dengan presentase ketuntasan 85,7% dengan
rata-rata kelas 77,6. Hasil belajar siswa tersebut menunjukan bahwa
indikator kinerja telah tercapai yaitu minimal 75% siswa memperoleh nilai
≥ 70.
2.
Suriatin (2012) dengan judul “ Meningkatkan hasil belajar siswa materi
pokok bagian-bagian tumbuhan melalui model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) di kelas IV SD Negeri Mataiwoi Kabupaten
Konawe ”. Hasil penelitian pada siklus 1 menunjukan bahwa 5 dari 10
siswa IV telah mencapai ≥ 65 dengan presentase ketuntasan 50% dengan
rata-rata 67,6. Pada siklus 2 menunjukan bahwa 9 dari 10 siswa telah
mencapai ≥ 65% dengan presentase ketuntasan 90% dengan rata-rata 77,2.
Hasil belajar siswa tersebut menunjukan bahwa indikator kinerja telah
tercapai yaitu minimal 75% siswa memperoleh nilai ≥ 65.
33
C. Kerangka Pikir
Kerangka berpikir yang melandasi penelitian ini adalah rendahnya hasil
belajar IPA siswa pada materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya. Rendahnya
hasil belajar ini disebabkan permasalahan dalam proses pembelajaran.
Permasalahan pembelajaran tersebut berasal dari faktor guru dan faktor siswa.
Penyebab permasalahan dari guru yaitu: (1) guru tidak menggunakan model
pembelajaran yang sesuai dengan materi dan hanya mengggunakan metode
ceramah; (2) guru tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi
dalam memecahkan masalah pembelajaran; (3) guru tidak memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengelolah pengetahuan atau mencari
pengetahuannya sendiri sesuai dengan materi pembelajaran; (4) guru kurang
memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia. Sehingga menimbulkan
reaksi dan mengakibatkan faktor masalah dari siswa yaitu; (1) siswa merasa
bosan pada saat proses pembelajaran karena guru hanya menggunakan metode
ceramah; (2) siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.
Untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa, guru harus mampu
menciptakan suasana belajar optimal dengan menerapkan model pembelajaran
yang inovatif. Salah satu model pembelajaran yang dianggap mampu
menumbuhkan motivasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah
model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).
Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ini lebih
menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh dalam rangka
menemukan materi dan hubungannya dengan realitas kehidupan sosial. Siswa
34
mempunyai keterlibatan penuh dalam proses pembelajaran. Belajar dalam
model ini tak hanya proses mendengarkan, mencatat, dan menghafal di dalam
kelas, tapi proses mengalami secara langsung. Pengalaman di lapangan
menjadi titik tekan utama dalam model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) (Rudi Hartono, 2013:83).
Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) memiliki
tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme, menemukan (inquiry), bertanya,
masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya. Dengan
melaksanakan tujuh komponen tersebut diharapkan hasil belajar IPA siswa
dapat ditingkatkan.
35
Secara lengkap kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada bagan
berikut.
Rendahnya Hasil Belajar siswa pada materi bagian tumbuhan dan
fungsinya
Aspek Guru
1. Guru menggunakan model pembelajaran yang kurang
sesuai dengan materi yang diajarkan
2. Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berdiskusi dalam menyelesaikan masalah
pembelajaran
3. Guru tidak memberikan kepada siswa untuk mengamati
obyek yang berkaitan dengan materi pembelajaran
4. Guru kurang memanfaatkan media pembelajaran
Aspek Siswa
1. Siswa merasa bosan
pada saat proses
pembelajaran
2. Siswa kurang aktif
dalam proses
pembelajaran
Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Langkah-langkah pemebelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri serta mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
Ciptakan masyarakat belajar.
Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Hasil belajar siswa pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya
meningkat
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Pikir Penelitian
36
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya di kelas IV SD
Negeri 06 Baruga Kota Kendari.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Hopkins (1993) dalam (Iskandar 2009: 21) Penelitian tindakan kelas adalah
kajian yang sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan
oleh
sekelompok
guru
dalam
melakukan
tindakan-tindakan
dalam
pembelajaran, berdasarkan refleksi tindakan-tindakan tersebut.
Tujuan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu : a) Memperbaiki dan
meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan
pembelajaran di kelas, sekolah. b) Membantu guru atau dosen, serta tenaga
kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran di dalam dan luar
kelas. c) Mencari jawaban ilmiah (rasional, sistematis, empiris) mengapa
masalah tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan. d) Meningkatkan sikap
profesionalisme sebagai pendidik. e) Menumbuhkan kembangkan budaya
akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta perbaikan dan peningkatan
mutu atau kualitas pembelajaran secara berkelanjutan (Iskandar, 2009: 33)
B. Setting Penelitian dan Subjek Penelitian
1. Setting penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
2015/2016 pada tanggal 24 agustus 2015 bertempat di SD Negeri 06
Baruga Kota Kendari. Alasan memilih SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari
karena berdasarkan hasil observasi penulis, terungkap bahwa rata-rata nilai
37
38
ulangan harian siswa pada mata pelajaran IPA materi Bagian Tumbuhan
dan Fungsinya selama dua tahun terakhir masih dibawah nilai KKM yang
telah ditentukan sekolah yaitu 65.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru (peneliti) dan siswa kelas IV SD
Negeri 06 Baruga Kota Kendari, dengan siswa yang bejumlah 26 siswa,
terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
C. Faktor Yang Diteliti
Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam
memahami materi bagian tumbuhan dan fungsinya, aktivitas belajar siswa
dan aktivitas mengajar guru dengan menggunakan Model Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL).
D. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan tindakan penelitian ini direncanakan dalam dua siklus.
Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi : (1) identifikasi
masalah; (2) perencanaan; (3) pelaksanaan tindakan; (4) observasi; (5)
refleksi. Masing-masing tahap ini diuraikan sebagai berikut.
1. Identifikasi masalah
Dalam
rancangan
penelitian
ini,
peneliti
terlebih
dahulu
mengindentifikasi masalah yang dihadapi guru dan siswa kelas IV SD
Negeri 06 Baruga Kota Kendari.
2. Perencanaan
Kegiatan pada tahap ini meliputi:
39
a. Peneliti bersama guru kelas melakukan diskusi tentang masalah
pembelajaran, mengobservasi pembelajaran IPA di Kelas IV, dan
mengidentifikasi masalah pembelajaran, serta menetapkan alternatif
tindakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran
IPA di sekolah.
b. Peneliti bersama guru kelas kolaborasi menyamakan persepsi tentang
konsep dasar teori dan strategi penerapan model Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) yang akan diterapkan dalam
pembelajaran IPA pada materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya di
sekolah.
c. Peneliti
membuat
rencana
pelaksanaan
pembelajaran/skenario
pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah model Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) yang akan diterapkan untuk
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 06 Baruga
Kota Kendari pada materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya.
d. Peneliti membuat/mengembangkan LKS dan menyiapkan peralatan dan
bahan yang diperlukan untuk kegiatan Pembelajaran di kelas, termasuk
pedoman penilaian.
e. Peneliti membuat/mengembangkan format pengamatan pembelajaran.
f. Peneliti membuat alat evaluasi hasil belajar IPA pada proses
pembelajaran maupun tes akhir, termaksud membuat kunci jawaban dan
aturan penskoran dan penilaian.
40
3. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) dalam pembelajaran IPA materi Bagian Tumbuhan dan
Fungsinya sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
telah dibuat. Dengan demikian yang menjadi pelaksana tindakan adalah
peneliti sendiri dan pada saat peneliti melakukan pembelajaran
(pelaksanaan tindakan), kegiatan pembelajaran diamati oleh guru
pengamat.
4. Observasi
Observasi terhadap pelaksanaan tindakan, menggunakan format
pengamatan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya. Observasi ini
dilakukan oleh guru sejawat yang telah memahami cara pengisian format
langkah-langkah model Pembelajar Contextual Teaching and Learning
(CTL). Observasi ini dilaksanakan pada saat proses pembelajaran
berlangsung.
5. Refleksi
Kegiatan refleksi ini bertujuan untuk menganalisis data pada setiap
akhir tindakan siklus dengan prosedur analisis sebagai berikut: mereduksi
data, menyajikan data, dan menyimpulkan. Refleksi dilakukan terhadap
seluruh hasil observasi untuk menentukan tindakan pada tahap berikutnya.
41
Rencana penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut.
Identifikasi Masalah
Perencanaan
SIKLUS I
Refleksi
Pelaksanaan
Observasi
Permasalahan Baru
Hasil Refleksi
Perbaikan Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Observasi
Gambar 3.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Iskandar, 2009: 49)
E. Jenis Data dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif.
Data kualitatif yaitu berupa hasil belajar dan data kuantitatif yaitu berupa
aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD
Negeri 06 Baruga Kota Kendari.
42
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang aktivitas
mengajar guru dan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Observasi menggunakan lembar aktivitas belajar siswa.
2. Tes
Tes dilakukan untuk memperoleh hasil belajar siswa dari setiap siklus.
G. Analisis Data
Data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif dengan langkahlangkah sebagai berikut.
1. Keterlaksanaan Pembelajaran
Analisis keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
didasarkan pada persentase jumlah langkah pembelajaran yang terlaksana
dengan baik terhadap seluruh langkah-langkah pembelajaran yang ada
dengan rumus:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛
% Aktivitas = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100%
(Nasution, 2008: 4.22)
2. Untuk menentukan keberhasilan aktivitas belajar siswa digunakan rumus:
% Aktivitas =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
x 100%
(Nasution, 2008: 4.22)
3. Menentukan nilai rata-rata hasil belajar siswa ( X ) dengan rumus:
X=
𝑥𝑖
𝑁
(Sitiatava Rizema Putra 2013: 302)
43
Keterangan:
X = Nilai rata-rata yang diperoleh
Xi = jumlah nilai setiap siswa
N = Jumlah siswa secara keseluruhan
4. Untuk menentukan persentase ketuntasan belajar secara klasikal dalam tes
siklus digunakan rumus:
% Ketuntasan =
𝑓𝑖
𝑛
x 100%
Keterangan:
ƒ𝑖
n
= Jumlah siswa yang tuntas belajar
= Jumlah siswa secara keseluruhan
(Nasution, 2008: 6.11)
H. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dengan menggunakan model
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) akan diyatakan
berhasil apabila memenuhi indikator kinerja berikut.
1. Hasil belajar siswa dinyatakan tuntas apabila minimal 80% siswa telah
mencapai nilai minimal 65. Berdasarkan KKM dari sekolah dan kriteria
keberhasilan pembelajaran (Depdiknas, 2008:26)
2. Aktifitas guru dan aktifitas siswa dikatakan baik apabila minimal 80% dari
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan langkalangkah Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
telah dilaksanakan. (Depdiknas, 2008: 4)
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kegiatan Pendahuluan
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini diawali dengan melakukan kegiatan
observasi awal dengan menemui kepala SD Negeri 06 Baruga yaitu pada
tanggal 4 Mei 2015, dengan tujuan meminta izin melakukan penelitian di
sekolah yang dipimpinnya. Selanjutnya, Kepala sekolah mengarahkan untuk
bertemu dengan guru kelas IV SD Negeri 06 Baruga dengan maksud untuk
melakukan wawancara dan menyampaikan tujuan penelitian. Dari hasil
wawancara tersebut peneliti memperoleh informasi bahwa data hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA masih tergolong rendah artinya belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) secara inidividual. Rendahnya
nilai siswa pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya disebabkan oleh dua
faktor, yaitu faktor guru dan faktor siswa. Penyebab permasalahan dari guru
yaitu: (1) guru tidak menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan
materi dan hanya mengggunakan metode ceramah; (2) guru tidak
memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dalam memecahkan
masalah pembelajaran; (3) guru tidak memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengelolah pengetahuan atau mencari pengetahuannya sendiri sesuai
dengan materi pembelajaran; (4) guru kurang memanfaatkan media
pembelajaran
yang
tersedia.
Sehingga
menimbulkan
reaksi
dan
mengakibatkan faktor masalah dari siswa yaitu; (1) siswa merasa bosan pada
44
45
saat proses pembelajaran karena guru hanya menggunakan metode ceramah;
(2) siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut, maka peneliti
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bagian
tumbuhan dan fungsinya dengan menggunakan model Contextual Teaching
and Learning (CTL) di kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari. Pada
tanggal 27 Juli 2015 peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas untuk
menentukan waktu pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan diskusi tersebut,
disepakati bahwa peneliti akan melaksanakan pembelajaran sebanyak 2 siklus
atau 4 kali pertemuan dan akan dibantu oleh guru kelas yang bertindak
sebagai observer.
Sebelum peneliti melakukan pembelajaran dengan
menggunakan
model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), terlebih
dahulu peneliti membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP), lembar
observasi guru dan lembar observasi siswa dengan memperhatikan langkahlangkah dalam model pembelajaran contextual teaching and learning dan
membuat alat evaluasi berupa tes siklus 1 dan 2.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah berupa aktifitas
belajar siswa, aktivitas mengajar guru dalam kegiatan pembelajaran dan hasil
evaluasi belajar siswa pada setiap siklus. Data tersebut dianalisis dengan
menggunakan statistik deskritif yang dimaksudkan untuk memberikan
gambaran tentang aktivitas mengajar guru, aktivitas pembelajaran dan
46
peningkatan hasil belajar IPA pada materi bagian tumbuhan dan fungsinnya
serta presentase ketuntasan belajar.
2. Deskripsi Tindakan Siklus I
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 1 meliputi
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi.
Masing-masing kegiatan ini diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Setelah disepakati untuk menerapkan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) dengan tujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya, maka ada
beberapa kegiatan yang perlu dipersiapkan oleh peneliti selama
pelaksanaan tindakan. Dalam persiapan ini peneliti berkonsultasi kepada
guru kelas sebagai observer dalam penelitian ini. Selanjutnya, peneliti
mempersiapkan hal-hal yang diperlukan sebagai berikut:
1) Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) pertemuan I dan
pertemuan II dengan menerapkan model Contextual Teaching and
Learning (CTL)
2) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti buku IPA (BSE).
3) Menyiapkan LKS, alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan
pembelajaran.
4) Menyiapkan lembar observasi untuk
mengamati aktivitas guru dan
aktivitas siswa selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
5) Membuat tes hasil belajar yang digunakan pada akhir siklus I.
47
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan di ruang kelas IV SD Negeri 06
Baruga, dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan
dengan alokasi waktu untuk masing-masing pertemuan yaitu 2 jam
pelajaran (2x35 menit). Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan
RPP yang telah dipersiapkan dengan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL). Peneliti bertindak sebagai guru sedangkan
guru kelas IV bertindak sebagai observer terhadap kegiatan pembelajaran.
1) Pertemuan 1
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 24
agustus 2015 pukul 15.15-16.20 WITA. Kegiatan pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Guru mengawali
pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, mengabsen
siswa, memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan “Siapa
yang pernah mencabut rumput di rumah atau di halaman sekolah?”
kepada siswa.
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran
namun siswa tidak memperhatikan penyampaian guru. Selanjutnya
langkah-langkah Contextual Teaching and Learning (CTL) akan
diuraikan sebagai berikut :
a) Tahap Konstruktivisme
Pada tahap ini guru mengembangkan pemikiran siswa. Sebelum
menindak lanjuti apersepsi, terlebih dahulu guru menjelaskan
tentang tumbuhan dan menyebutkan bagian-bagian tumbuhan.
48
Guru : Siapa dikelas ini yang suka dengan tumbuhan?
Siswa : Saya...saya...saya
pak!
(kebanyakan
dari
siswa
mengacungkan tangan )
Guru : Ya, baik. Hampir semua suka dengan tumbuhan. Terus
siapa yang tahu apa-apa saja bagian-bagian dari tumbuhan?
Siswa : Ada daun...ada
akar...ada batang.
(siswa
menjawab
berhamburan)
Guru : Ya betul, semuanya betul. Tumbuhan itu terbagi atas 4
bagian, yaitu yang pertama akar, yang kedua batang, yang
ketiga daun dan yang terakhir itu adalah bunga. Pada hari
ini saya akan menjelaskan tentang bagian tumbuhan yang
pertama yaitu akar. “Semua dikelas ini sering mencabut
rumput dihalaman rumah atau dihalaman sekolah?”
Siswa : Iya, sering pak. (siswa menjawab serempak)
Guru : Bagaimana bentuknya dan apa warna dari akarnya?
Siswa : Bentuknya kecil-kecil dan banyak, warnanya putih pak.
Kemudian guru mulai menjelaskan bagian-bagian akar, jenis-jenis
akar, dan fungsi dari akar tersebut
b) Tahap Questioning
Pada tahap ini seharusnya guru mendorong sikap keingintahuan
siswa lewat bertanya tentang topik atau permasalahan yang akan
dipelajari namun guru tidak melaksanakannya.
49
c) Tahap Learning Community
Pada tahap ini siswa dikelompokan secara heterogen yang
beranggotakan 5 - 6 siswa. Kemudian guru memberikan masingmasing kelompok tumbuhan bayam dan rumput yang masih
mempunyai akar dan memberikan LKS yang telah dipersiapkan.
d) Tahap Inquiry
Pada tahap ini guru mengkondisikan siswa untuk mengamati ciri-ciri
dari akar bayam yang mempunyai jenis akar tunggang dan
mengamati ciri-ciri dari akar rumput yang mempuyai jenis akar
serabut.
Guru : Semua kelompok sudah dapat tumbuhannyakan. Ya
semuanya lihat LKSnya. Lihat pada bagian D nomor 2
bersihkan akar tumbuhan dengan menggunakan air.
Siswa : Iya pak. (semua kelompok mulai membersihkan akar
tersebut)
Guru : Semuanya sudah bersihkan. Sekarang lihat lagi nomor
yang ke-3 tuliskan ciri-ciri yang dapat kamu amati dari
akar tersebut dan nomor 4 tuliskan fungsi dari akar.
Siswa : Iya pak. (semua kelompok mulai mengamati)
Guru : (mulai berkeliling untuk membimbing kelompok yang
belum paham dengan kegiatan yang akan dilakukan)
Siswa : (kelompok 2 dan 3) pak ciri-ciri apa yang harus kami
tuliskan.
50
Guru : (menjelaskan kepada kelompok 2 dan 3) jadi yang pertama
akan kalian lakukan adalah mengamati bentuk dari akarakar tersebut, setelah itu tuliskan bagaimana bentuknya.
Lalu amati kembali akar tersebut apa warna dari akar-akar
tersebut. Kemudian tentukan mana yang akar tunggang
dan mana yang akar serabut.
Siswa : (kelompok 2 dan 3) iya pak.
Pada tahap ini masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam
kerja kelompok karena terlihat siswa masih sering mengganggu
kelompok lain.
e) Tahap Modelling
Pada tahap ini guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk
tampil membacakan hasil diskusinya dengan membawa tumbuhan
yang diamati.
Kemudian kelompok lain menanggapinya dengan
mengajukan pertanyaan. Dalam pembacaan hasil diskusi, awalnya
siswa masih saling tunjuk dalam membacakan hasil diskusinya.
Siswa masih malu-malu dalam membacakan hasil diskusinya.
Pada tahap ini tidak semua kelompok mengajukan pertanyaan untuk
menanggapi pembacaan hasil diskusi kelompok tersebut.
f) Tahap Reflection
Pada tahap ini guru menanyakan kepada siswa kesan siswa selama
melakukan kegiatan, tentang hal-hal yang belum dipahami pada
materi akar, serta menyimpulkan hasil diskusi kelompok.
51
Guru : apakah semua paham dengan pelajaran hari ini?
Siswa : (terdiam)!
Guru : Apakah semua senang dengan pelajaran hari ini?
Siswa : Senang pak. (semua siswa serempak)
Guru : Ya, kalau begitu apa yang telah kita pelajari hari ini?
Siswa : Tentang akar bayam dan akar rumput pak, akar bayam
memanjang kebawah sedangkan akar rumput banyak pak.
Guru : Ya, betul. Pelajaran kita hari ini tentang akar bayam dan
akar rumput. Akar bayam itu tumbuh lurus memanjang
kebawah, jenis dari akar bayam yaitu jenis akar tunggang.
Sedangkan akar rumput memiliki jenis akar serabut yang
akarnya berukuran kecil-kecil dan banyak.
Setelah menyimpulkan guru langsung menutup pelajaran.
g) Tahap Authentic Assesment
Pada tahap ini guru tidak melaksanakannya karena guru kurang
efektif menggunakan waktu.
2) Pertemuan 2
Pelaksanaan tindakan pertemuan ke dua ini dilaksanakan pada
hari Selasa tanggal 25 Agustus 2015, pukul 15.15-16.20 WITA.
Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan ini tidak jauh berbeda
pada pertemuan pertama. Guru mengawali pembelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa bersama, mengabsen siswa. Sebelum guru
memberikan apersepsi terlebih dahulu guru menanyakan tentang materi
52
sebelumnya. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan “coba perhatikan meja, kursi, lemari dan pintu. Apa bahan
dasar dari benda disekeliling kita ini ?”kepada siswa. Kemudian guru
memotivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran namun masih
banyak siswa yang tidak memperhatikan. Selanjutnya langkah-langkah
Contextual Teaching and Learning (CTL) akan diuraikan sebagai
berikut :
a) Tahap Konstruktivisme
Pada tahap ini guru mengembangkan pemikiran siswa.
Guru : hari ini kita akan belajar tentang batang pada tumbuhan,
sekarang saya membawa sebuah tumbuhan bayam siapa
yang tahu mana bagian batang pada bayam ini?
Siswa : yang itu pak...yang itu pak...yang itu pak! (kebanyakan dari
siswa menunjuk-nunjuk bayam yang dipegang oleh guru)
Guru : coba kamu, maju kedepan tunjuk mana bagian batang pada
bayam ini.
Kemudian guru mulai menjelaskan jenis-jenis batang, fungsi batang
dan menyebutkan peran xilem dan floem pada batang.
b) Tahap Questioning
Pada tahap ini guru mendorong sikap keingintahuan siswa lewat
bertanya tentang materi.
Siswa : pak apa itu xilem dan floem?
53
Guru : xilem dan floem adalah pembuluh angkut yang terdapat
pada tumbuhan yaitu pada bagian batang. Xilem bertugas
mengangkut air dan garam mineral dari akar kedaun,
sedangkan floem bertugas mengangkut makanan dari daun
lalu disebarkan keseluruh bagian tumbuhan. Hari ini kita
akan
melakukan
percobaan,
percobaannya
yaitu
menunjukan peran batang dalam pengangkutan air.
c) Tahap Learning Community
Pada tahap ini siswa dikelompokan secara heterogen yang
beranggotakan 5 - 6 siswa. Kemudian guru memberikan masingmasing kelompok tumbuhan bayam yang masih mempunyai akar
dan memberikan LKS yang telah dipersiapkan.
d) Tahap Inquiry
Pada tahap ini guru mengkondisikan siswa melakukan percobaan
untuk menunjukan peran batang dalam pengankutan air.
Guru : Semua kelompok sudah dapat tumbuhannyakan. Ya
semuanya lihat LKSnya. Lihat pada bagian D nomor 2
potong akar bayam tersebut.
Siswa : Iya pak. (semua kelompok mulai memotong akar byam
tersebut)
Guru : Semuanya sudah dipotong. Sekarang lihat lagi nomor yang
ke-3 siapkan air dalam gelas bening dan campurkan
dengan pewarna makanan.
54
Siswa : Iya pak. (semua kelompok mulai mencampurkan air dan
pewarna)
Guru : sekarang lihat nomor yang ke-4 celupkan batang bayam
kedalam gelas.(kemudian guru mulai berkeliling untuk
membimbing kelompok yang belum paham dengan
kegiatan yang akan dilakukan)
Pada tahap ini masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam
kerja kelompok karena terlihat siswa masih sering mengganggu
kelompok lain.
e) Tahap Modelling
Pada tahap ini guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk
tampil membacakan hasil diskusinya dengan potongan batang
bayam. Kemudian kelompok lain menanggapi.
Guru : oke, semua sudah menuliskan hasil percobaannya masingmasing. Sekarang kelompok 1 maju membacakan hasil
percobaannya.
Siswa : (perwakilan kelompok 1) hasil percobaan kami yaitu batang
bayam yang telah dipotong berwarna agak kemerahan.
Guru : bagus, kelompok 1. Kelompok lain ada yang ingin
menanggapi atau ada jawaban yang sama dengan kelompok
1?
55
Siswa : (perwakilan kelompok 3) hasil percobaan kelompok kami
yaitu batang bayam yang sudah dipotong berwarna merah
sedikit.
Pada tahap ini tidak semua kelompok menanggapi pembacaan hasil
percobaan kelompok
f) Tahap Reflection
Pada tahap ini guru menanyakan kepada siswa kesan siswa selama
melakukan kegiatan, tentang hal-hal yang belum dipahami pada
materi batang, serta menyimpulkan hasil diskusi kelompok.
Guru : apakah semua paham dengan pelajaran hari ini?
Siswa : paham! (tidak semua siswa menjawab)
Guru : Apakah semua senang dengan pelajaran hari ini?
Siswa : Senang pak. (semua siswa serempak)
Guru : Ya, kalau begitu apa yang telah kita pelajari hari ini?
Siswa : Tentang batang bayam pak.
Guru : ada apa dengan batang bayam?
Siswa : (terdiam, namun ada beberapa yang berbicara hanya
berbisik-bisik)
Guru : ini hari kita telah menunjukan salah satu fungsi batang
yaitu dalam pengangkutan air. Batang dapat mengangkut
air karena terdapat xilem dan floem.
56
g) Tahap Authentic Assesment
Pada tahap ini guru melakukan tes hasil belajar pada siklus I untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi akar dan
batang pada tumbuhan.
c. Hasil Observasi Kegiatan Guru
Observasi terhadap guru meliputi membuka pelajaran, memberikan
apersepsi, memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran,
memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan diajarkan,
mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk memperkuat
pengetahuan yang telah ditemukan, membagi kelompok, membagikan
LKS, memberikan kesempatan kepada kelompok untuk melakukan
pengamatan, membimbing kelompok dalam berdiskusi, memberikan
kesempatan kepada kelompok untuk membacakkan hasil diskusi,
memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya, memuji
kelompok yang aktif dalam diskusi, menanyakan hal-hal yang belum
dipahami, menyimpulkan hasil diskusi kelompok, memberikan tes tertulis
atau pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi yang baru dipelajari.
Hasil analisis observasi aktivitas guru sesuai dengan lembar
observasi sebanyak 16 deskriptor yang harus dilaksanakan oleh guru. Pada
pertemuan I
hasil analisis observasi aktivitas guru yang terlaksana 9
deskriptor dengan persentase 56,25% diantaranya : a) Membuka pelajaran,
b) Memberikan apersepsi, c) Memberikan penjelasan singkat tentang
57
materi yang akan diajarkan, d) Membagi kelompok, e) Membagikan LKS,
f)
Memberikan
kesempatan
kepada
kelompok
untuk
melakukan
pengamatan, g) Membimbing kelompok dalam berdiskusi, h) Memberikan
kesempatan kepada kelompok untuk membacakkan hasil diskusi, i)
Menyimpulkan hasil diskusi kelompok. Sedangkan yang tidak terlaksana
sebanyak 7 deskriptor atau dengan persentase 43,75% diantaranya : a)
Guru tidak memotivasi siswa, b) Guru tidak menyampaikan tujuan
pembelajaran,
c)
guru
tidak
mempersilahkan
siswa
mengajukan
pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan, d) Guru
tidak memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya, e)
Guru tidak memuji kelompokyang aktif dalam diskusi, f) Guru tidak
menyakan hal-hal yang belum dipahami oleh siswa, g) Guru tidak
memberikan tes tertulis atau pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui
tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari.
Pada pertemuan II hasil analisis observasi aktivitas guru yang
terlaksana 11 deskriptor dengan persentase 68,75% diantaranya : a)
Membuka pelajaran, b) Memberikan apersepsi, c) Memberikan penjelasan
singkat tentang materi yang akan diajarkan, d) Mempersilahkan siswa
untuk mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah
ditemukan, e) Membagi kelompok, f) Membagikan LKS, g) Memberikan
kesempatan kepada kelompok untuk melakukan pengamatan, h)
Membimbing kelompok dalam berdiskusi, i) Memberikan kesempatan
kepada kelompok untuk membacakkan hasil diskusi, j) Menyimpulkan
58
hasil diskusi kelompok, k) Memberikan tes tertulis atau pertanyaanpertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi
yang baru dipelajari. Sedangkan yang tidak terlaksana sebanyak 5
deskriptor atau dengan persentase 31,25% diantaranya : a) Guru tidak
memotivasi siswa, b) Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran, c)
Guru tidak memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
bertanya, d) Guru tidak memuji kelompok yang aktif dalam diskusi, e)
Guru tidak menyakan hal-hal yang belum dipahami oleh siswa.
d. Hasil Observasi Aktifitas Siswa
Observasi terhadap siswa meliputi menjawab salam dan siap
menerima pelajaran, aktif pada apersepsi, mendengarkan motivasi,
mendengarkan tujuan pembelajaran, memperhatikan penjelasan guru,
mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah
ditemukan, menempati tempat duduk sesuai dengan kelompok yang telah
dibagi, setiap kelompok menerima LKS, melakukan pengamatan,
mendapat bimbingan dalam berdiskusi kelompok, tampil membacakan
hasil diskusi kelompok, setiap kelompok mendapat kesempatan bertanya
pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya, memberikan pujian
dengan cara bertepuk tangan pada kelompok yang aktif berdiskusi,
mengajukan
pertanyaan
tentang
hal-hal
yang
belum
dipahami,
menyimpulkan hasil diskusi kelompok bersama guru, mengerjakan tes
tertulis atau menjawab pertanyaan tentang materi yang baru diajarkan.
59
Hasil analisis observasi aktivitas siswa sesuai dengan lembar
observasi sebanyak 16 deskriptor yang diharapkan terlaksana. Pada
pertemuan I hasil analisis observasi aktivitas siswa yang terlaksana 9
deskriptor atau dengan persentase 56,25% diantaranya : a) Menjawab
salam dan siap menerima pelajaran, b) Aktif pada apersepsi, c)
Memperhatikan penjelasan guru, d) Menempati tempat duduk sesuai
dengan kelompok yang telah dibagi, e) Setiap kelompok menerima LKS, f)
Melakukan pengamatan, g) Mendapat bimbingan dalam berdiskusi
kelompok,
h)
Tampil
membacakan
hasil
diskusi
kelompok,
i)
Menyimpulkan hasil diskusi kelompok bersama guru. Sedangkan yang
tidak terlaksana sebanyak 7 deskriptor atau dengan persentase 43,75%
diantaranya : a) Siswa tidak mendengarkan motivasi, b) Siswa tidak
mendengarkan
tujuan
pembelajaran,
c)
Siswa
tidak
mengajukan
pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan, d)
Setiap kelompok tidak mendapat kesempatan bertanya pada kelompok
yang membacakan hasil diskusinya, e) Siswa tidak memberikan pujian
dengan cara bertepuk tangan pada kelompok yang aktif berdiskusi, f)
Siswa tidak mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami,
g) Siswa tidak mengerjakan tes tertulis atau menjawab pertanyaan tentang
materi yang baru diajarkan.
Pada pertemuan II hasil analisis observasi aktivitas siswa yang
terlaksana 11 deskriptor atau dengan persentase 68,75% diantaranya : a)
Menjawab salam dan siap menerima pelajaran, b) Aktif pada apersepsi, c)
60
mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah
ditemukan, d)
Memperhatikan penjelasan guru, e) Menempati tempat
duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagi, f) Setiap kelompok
menerima LKS, g) Melakukan pengamatan, h) Mendapat bimbingan dalam
berdiskusi kelompok, i) Tampil membacakan hasil diskusi kelompok, j)
Menyimpulkan hasil diskusi kelompok bersama guru, k) mengerjakan tes
tertulis atau menjawab pertanyaan tentang materi yang baru diajarkan.
Sedangkan yang tidak terlaksana sebanyak 5 deskriptor atau dengan
persentase 31,25% diantaranya : a) Siswa tidak mendengarkan motivasi, b)
Siswa tidak mendengarkan tujuan pembelajaran, c) Setiap kelompok tidak
mendapat kesempatan bertanya pada kelompok yang membacakan hasil
diskusinya, d) Siswa tidak memberikan pujian dengan cara bertepuk
tangan pada kelompok yang aktif berdiskusi, e) Siswa tidak mengajukan
pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami.
e. Evaluasi
Setelah peneliti telah menyelesaikan siklus I yang terdiri dari 2 x
pertemuan dimana materinya tentang akar dan batang, maka kegiatan
selanjutnya yaitu melakukan evaluasi atau tes hasil belajar. Hal ini
dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan kognitif siswa setelah
menerapkan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) dalam proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan secara individu,
karena dengan cara ini peneliti bisa melihat kemampuan kognitif setiap
siswa atas materi yang telah diajarkan. Dalam pencapaian hasil belajar
61
siswa dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu kategori tuntas dan
kategori tidak tuntas.
Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I menunjukan hasil
belajar seluruh siswa sebanyak 25 orang yang mengikuti tes. Siswa yang
memperoleh nilai ≥ 65 hanya 18 orang siswa atau dengan presentase
69,23% siswa yang mencapai KKM, sedangkan 7 orang dan 1 orang siswa
yang tidak hadir memperoleh nilai ≤ 65 atau dengan presentase 30,77%.
Rata-rata hasil belajar siswa yaitu 63,16. Kenyataan tersebut belum
mencapai indikator kinerja dari segi hasil yaitu 80% siswa mencapai nilai
≥ 65 (sumber: diolah dari data penelitian 2015).
Hasil analisis ketuntasan belajar siswa pada penelitian hasil belajar
secara klasikal dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
No.
1.
2.
Ketuntasan
Belum Tuntas
Tuntas
Total
Skor
0-64
65-100
Jumlah siswa
8
18
26
Presentase (%)
30,77%
69,23%
100%
f. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi selama pelaksanaan
tindakan siklus I ternyata masih belum sesuai dengan aspek-aspek
penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya. Aspek-aspek tersebut yang
belum terlaksana dengan baik dintaranya; (1) peneliti belum maksimal
dalam menarik perhatian siswa agar serius mengikuti pembelajaran, (2)
peneliti belum maksimal dalam memanajemen kelas (3) peneliti tidak
62
memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk mengomentari
pertanyaan dari siswa lain, (4) sebagian siswa terlihat kurang aktif dalam
mengikuti pembelajaran, (5) siswa masih belum berani untuk menanyakan
hal-hal yang bersangkutan dengan materi (6) target ketuntasan klasikal
belajar belum mencapai target yakni minimal 80% dari jumlah
keseluruhan siswa.
Setelah mengetahui aspek-aspek yang belum terlaksana dengan
baik maka peneliti akan memperbaiki dan berusaha meminimalisir
kekurangan-kekurangan
dan
kesalahan-kesalahan
peneliti
pada
pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya.
3. Deskripsi Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II dilakukan sebagai usaha perbaikan atas hasil yang
telah dicapai pada tindakan siklus I. Tahap-tahap yang dilakukan pada siklus
II ini sama dengan tahap-tahap pada siklus I, namun dalam pelaksanaannya
ada
beberapa
perbaikan-perbaikan
yang
perlu
diupayakan.
Model
pembelajaran tetap menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching
and Learning (CTL). Materi pelajaran yang dibawakan yaitu materi tentang
daun pada pertemuan pertama dan materi tentang bunga pada pertemuan
kedua.
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan pada siklus II ini peneliti kembali menyiapkan
hal–hal yang akan dilakukan dalam pembelajaran seperti :
63
1) Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) pertemuan I dan
pertemuan II dengan menerapkan model Contextual Teaching and
Learning (CTL)
2) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti buku IPA (BSE).
3) Menyiapkan LKS, alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan
pembelajaran.
4) Menyiapkan lembar observasi untuk
mengamati aktivitas guru dan
aktivitas siswa selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
5) Membuat tes hasil belajar yang digunakan pada akhir siklus II.
b. Pelaksanaan Tindakan
Sama halnya pada siklus I, di tahap ini peneliti bertindak sebagai
guru dan guru kelas IV bertindak sebagai observer.
1) Pertemuan 1
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Senin,
tanggal 31 september 2015 pukul 15.15-16.20 WITA. Peneliti
melaksanakan
pembelajaran
sesuai
dengan
RPP
yang
telah
dipersiapkan. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan
salam, berdoa bersama, mengabsen siswa. Sebelum melakukan
apersepsi terlebih dahulu guru bertanya kembali tentang materi
sebelumnya, kemudian guru melakukan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan “ anak-anak kalian semua sudah pernah liat daun, siapa
diantara kalian yang tahu zat paling penting yang dimiliki daun yang
membantu daun untuk memasak makanan?”, memotivasi siswa dan
64
meyampaikan tujuan pembelajaran namun masih ada beberapa siswa
yang tidak memperhatikan. Selanjutnya langkah-langkah Contextual
Teaching and Learning (CTL) akan diuraikan sebagai berikut :
a) Tahap Konstruktivisme
Pada tahap ini guru mengembangkan pemikiran siswa.
Guru : hari ini kita akan belajar tentang bagian tumbuhan yang
ketiga yaitu daun, sekarang saya membawa beberapa
macam daun. Daun apa saja? (guru bertanya kepada siswa)
Siswa : daun ubi...rumput...yang satunya tidak tahu pak.
Guru : ya, yang saya bawa ini adalah daun ubi... ini rumput...ini
daun nangka. Sekarang saya akan tanya pada kalian yang
mana bagian tangkai pada daun ubi?
Siswa : (siswa pertama maju namun salah menunjukan bagian
tangkai pada daun, kemudian siswa kedua maju lalu
menunjukan bagian tangkai dengan tepat) “yang ini pak.”
Guru : ya, tepat sekali.
Kemudian guru mulai menjelaskan bagian-bagian daun, susunan
tulang daun, dan fungsi daun.
b) Tahap Questioning
Pada tahap ini guru mendorong sikap keingintahuan siswa lewat
bertanya tentang materi.
Siswa : pak kenapa daun berwarna hijau?
65
Guru : ya, pertanyaannya bagus sekali. Daun berwarna hijau
karena terdapat zat hijau pada daun itu. Zat hijau daun
atau dikenal juga dengan sebutan klorofil merupakan zat
yang membantu daun dalam proses fotosintesis.
Siswa : pak apa itu fotosintesis?
Guru : fotosintesis adalah proses pemasakan makanan pada yang
terjadi pada bagian daun.
c) Tahap Learning Community
Pada tahap ini siswa dikelompokan secara heterogen yang
beranggotakan 5 - 6 siswa. Kemudian guru memberikan masingmasing kelompok 3 jenis daun dan memberikan LKS yang telah
dipersiapkan.
d) Tahap Inquiry
Pada tahap ini guru mengkondisikan siswa melakukan kegiatan
mengamati daun pada beberapa daun.
Guru : Semua kelompok sudah dapat tumbuhannyakan. Ya
semuanya lihat LKSnya. Lihat pada bagian D nomor 3
isilah tabel dibawah ini. Lihat tabelnya disitu ada nama
dan gambar bentuk daun, tangkai daun warna daun tulang
daun. Pada kolom nama dan gambar bentuk daun itu
tuliskan nama daunnya dan gambarkan bentuk daunya,
pada kolom tangkai daun tuliskan ada atau tidak
tangkainya, misalnya daun ini kalau dia mempunyai
66
tangkai maka tulis ada. Pada kolom warna daun tuliskan
warna dari daun tersebut, pada kolom tulang daun tuliskan
pertulangan dari daun tersebut. Kemudian lihat pada
lembar yang berikutnya disitu ada pertanyaan, tulislah
sesaui dengan penjelasan yang saya berikan tadi dan
silakan cari jawabanya juga pada buku paket kalian.
Siswa : Iya pak. (semua kelompok mulai mengamati lalu menulis
dan menggambar)
Pada tahap ini seluruh siswa aktif pada kelompok masing-masing,
ada yang menggambar, dan ada yang mencari-cari jawaban pada
buku paket.
e) Tahap Modelling
Pada tahap ini guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk
tampil membacakan hasil diskusinya dengan membawa daun-daun
yang diamati. Kemudian kelompok lain menanggapi.
Guru : oke, semua sudah menuliskan hasil pengamatan masingmasing. Sekarang kita akan mulai dari kelompok yang
terakhir. Kelompok 5 silahkan maju membacakan hasil
percobaannya.
Siswa : (perwakilan kelompok 5) nama rumput, tangkai daun ada,
warna daun hijau, tulang daun sejajar.
Guru : Kelompok lain ada yang ingin menanggapi atau ada
jawaban yang sama dengan kelompok 1?
67
Siswa : (perwakilan kelompok 4) hasil pengamatan kelompok kami
tentang rumput berbeda pak.
Guru : coba kelompok 4 bacakan hasil pengamatan tentang
rumput.
Siswa : (perwakilan kelompok 4) nama rumput, tangkai daun tidak
ada, warna daun hijau, tulang daun sejajar.
Guru : untu jawaban kelompok 4 masih kurang tepat dan yang
tepat itu jawaban kelompok 5.
Pada tahap ini masih ada 1 kelompok yang tidak menanggapi
pembacaan hasil percobaan kelompok.
f) Tahap Reflection
Pada tahap ini guru menanyakan kepada siswa kesan siswa selama
melakukan kegiatan, tentang hal-hal yang belum dipahami pada
materi batang, serta menyimpulkan hasil diskusi kelompok.
Guru : apakah semua paham dengan pelajaran hari ini?
Siswa : paham! (tidak semua siswa menjawab)
Guru : Apakah semua senang dengan pelajaran hari ini?
Siswa : Senang pak. (semua siswa serempak)
Guru : Ya, kalau begitu apa yang telah kita pelajari hari ini?
Siswa : Tentang daun-daunan pak.
Guru : ya, yang kita pelajari hari ini adalah tentang daun, tentang
bagian-bagian dari daun, tentang pertulangan dari daun.
68
g) Tahap Authentic Assesment
Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
siswa untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang telah
diajarkan.
Guru : siapa yang bisa menyebutkan bagian-bagian dari daun?
Siswa : (kebanyakan siswa mengacungkan tangan)
Guru : (guru menunjuk) ya, coba kamu?
Siswa : bagian-bagian daun yaitu tangkai daun, tulang daun dan
helaian daun.
Guru : ya, bagus sekali. Sekarang pertanyaan selanjutnya. Siapa
yang bisa menyebutkan 3 susunan tulang daun?
Siswa : (kebanyakan siswa mengacungkan tangan)
Guru : (guru menunjuk) ya, coba kamu?
Siswa : ada tulang daun menyirip, tulang daun menjari, dan tulag
daun sejajar
Guru : ya, bagus sekali. Sekarang pertanyaan selanjutnya. Siapa
yang bisa menyebutkan fungsi daun?
Siswa :
(beberapa siswa menjawab) tempat memasak makan pak.
Guru : ya, betul sekali tapi masih ada lagi selain memasak
makanan. Fungsi lainnya yaitu sebagai alat pernapasan
tumbuhan.( Kemudian guru menutup pelajaran).
69
2) Pertemuan 2
Pelaksanaan tindakan pertemuan ke dua siklus II dilaksanakan pada
hari Selasa, tanggal 1 september 2015 pukul 15.15-16.20 WITA.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, berdoa
bersama, mengabsen siswa, Sebelum melakukan apersepsi terlebih
dahulu guru bertanya kembali tentang materi sebelumnya. Kemudian
guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan “anak-anak
kalian sudah kenal dengan bunga pada tumbuhan, siapa diantara kalian
yang tahu fungsi bunga pada tumbuhan?”, memotivasi siswa dan
meyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya langkah-langkah
Contextual Teaching and Learning (CTL) akan diuraikan sebagai
berikut :
a) Tahap Konstruktivisme
Pada tahap ini guru mengembangkan pemikiran siswa.
Guru : hari ini kita akan belajar tentang bagian tumbuhan yang ke
empat yaitu bunga, semua suka dengan bungakan!
Siswa : (kebanyakan siswa) iya suka pak.
Guru : sekarang saya membawa 3 macam bunga. Siapa yang tahu
bunga apa saja?
Siswa : bunga kamboja...bunga kertas...yang satunya tidak tahu pak
Guru : disini ada bunga kamboja, bunga kertas, bunga kancing.
70
Kemudian guru mulai menjelaskan fungsi utama bunga, bagianbagian bunga dan menjelaskan bunga sempurna dan bunga yang
tidak sempurna
b) Tahap Questioning
Pada tahap ini guru mendorong sikap keingintahuan siswa lewat
bertanya tentang materi.
Siswa : pak apa yang membedakan bunga sempurna dan bunga
tidak sempurna?
Guru : ya,
pertanyaannya
bagus
sekali.
bunga
dikatakan
sempurna apa bila bagian-bagian bunga tersebut lengkap.
Bagian-bagian bunga yaitu tangkai bunga, kelopak bunga,
mahkota bunga, putik dan benang sari. Bunga dikatakan
tidak sempurna apa bila hanya mempunyai 1 alat kelamin
atau bagian –bagian bunga tersebut tidak lengkap.
c) Tahap Learning Community
Pada tahap ini siswa dikelompokan secara heterogen yang
beranggotakan 5 - 6 siswa. Kemudian guru memberikan masingmasing kelompok 3 jenis bunga dan memberikan LKS yang telah
dipersiapkan.
d) Tahap Inquiry
Pada tahap ini guru mengkondisikan siswa melakukan kegiatan
mengamati bunga.
71
Guru : Semua kelompok sudah dapat bunganyakan. Ya semuanya
lihat LKSnya. Lihat pada bagian D nomor 3 isilah tabel
dibawah ini. Lihat tabelnya disitu ada nama buna, tangkai
bunga, kelopak bunga, warna mahkota bunga, putik dan
benang sari. amati bunganya lalu isilah tabel tersebut.
Siswa : Iya pak. (semua kelompok mulai mengamati lalu menulis)
Pada tahap ini seluruh siswa aktif pada kelompok masing-masing,
ada yang menggambar, dan ada yang mencari-cari jawaban pada
buku paket.
e) Tahap Modelling
Pada tahap ini guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk
tampil membacakan hasil diskusinya dengan membawa bunga yang
diamati. Kemudian kelompok lain menanggapi.
f) Tahap Reflection
Pada tahap ini guru menanyakan kepada siswa kesan siswa selama
melakukan kegiatan, tentang hal-hal yang belum dipahami pada
materi batang, serta menyimpulkan hasil diskusi kelompok.
g) Tahap Authentic Assesment
Pada tahap ini guru melakukan tes hasil belajar pada siklus I untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi akar dan
batang pada tumbuhan.
72
c. Hasil observasi aktivitas guru
Observasi terhadap guru meliputi membuka pelajaran, memberikan
apersepsi, memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran,
memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan diajarkan,
mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk memperkuat
pengetahuan yang telah ditemukan, membagi kelompok, membagikan
LKS, memberikan kesempatan kepada kelompok untuk melakukan
pengamatan, membimbing kelompok dalam berdiskusi, memberikan
kesempatan kepada kelompok untuk membacakkan hasil diskusi,
memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya, memuji
kelompok yang aktif dalam diskusi, menanyakan hal-hal yang belum
dipahami, menyimpulkan hasil diskusi kelompok, memberikan tes tertulis
atau pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi yang baru dipelajari.
Hasil analisis observasi aktivitas guru sesuai dengan lembar
observasi sebanyak 16 deskriptor yang harus dilaksanakan oleh guru. Pada
pertemuan I hasil analisis observasi aktivitas guru yang terlaksana 13
deskriptor dengan persentase 81,25% diantaranya : a) Membuka pelajaran,
b) Memberikan apersepsi, c) Memotivasi siswa, d) Menyampaikan tujuan
pembelajaran, e) Memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan
diajarkan, f) Mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk
memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan, g) Membagi kelompok,
h) Membagikan LKS, i) Memberikan kesempatan kepada kelompok untuk
73
melakukan pengamatan, j) Membimbing kelompok dalam berdiskusi, k)
Memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membacakkan hasil
diskusi, l) Menyimpulkan hasil diskusi kelompok, m) Memberikan tes
tertulis atau pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan
siswa terhadap materi yang baru dipelajari. Sedangkan yang tidak
terlaksana sebanyak 3 deskriptor atau dengan persentase 18,75%
diantaranya : a) Guru tidak memberikan kesempatan kepada kelompok
lain untuk bertanya, b) Guru tidak memuji kelompok yang aktif dalam
diskusi, c) Guru tidak menanyakan hal-hal yang belum dipahami,
Pada pertemuan II hasil analisis observasi aktivitas siswa yang
terlaksana 14 deskriptor atau dengan persentase 87,5% diantaranya : a)
Membuka pelajaran, b) Memberikan apersepsi, c) Memotivasi siswa, d)
Menyampaikan tujuan pembelajaran, e) Memberikan penjelasan singkat
tentang materi yang akan diajarkan, f) Mempersilahkan siswa untuk
mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah
ditemukan, g) Membagi kelompok, membagikan LKS, h) Memberikan
kesempatan
kepada
kelompok
untuk
melakukan
pengamatan,
i)
Membimbing kelompok dalam berdiskusi, j) Memberikan kesempatan
kepada kelompok untuk membacakkan hasil diskusi, k) Menanyakan halhal yang belum dipahami, l) Menyimpulkan hasil diskusi kelompok, m)
Memberikan tes tertulis atau pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui
tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari. Sedangkan
yang tidak terlaksana sebanyak 2 deskriptor atau dengan persentase 12,5%
74
diantaranya : a) Guru tidak memberikan kesempatan kepada kelompok
lain untuk bertanya, b) Guru tidak memuji kelompok yang aktif dalam
diskusi.
d. Hasil observasi aktivitas siswa
Observasi terhadap siswa meliputi menjawab salam dan siap
menerima pelajaran, aktif pada apersepsi, mendengarkan motivasi,
mendengarkan tujuan pembelajaran, memperhatikan penjelasan guru,
mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah
ditemukan, menempati tempat duduk sesuai dengan kelompok yang telah
dibagi, setiap kelompok menerima LKS, melakukan pengamatan,
mendapat bimbingan dalam berdiskusi kelompok, tampil membacakan
hasil diskusi kelompok, setiap kelompok mendapat kesempatan bertanya
pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya, memberikan pujian
dengan cara bertepuk tangan pada kelompok yang aktif berdiskusi,
mengajukan
pertanyaan
tentang
hal-hal
yang
belum
dipahami,
menyimpulkan hasil diskusi kelompok bersama guru, mengerjakan tes
tertulis atau menjawab pertanyaan tentang materi yang baru diajarkan.
Hasil analisis observasi aktivitas siswa sesuai dengan lembar
observasi sebanyak 16 deskriptor yang diharapkan terlaksana. Pada
pertemuan I hasil analisis observasi aktivitas siswa yang terlaksana 13
deskriptor atau dengan persentase 81,25% diantaranya : a) Menjawab
salam dan siap menerima pelajaran, b) Aktif pada apersepsi, c)
Mendengarkan motivasi, d) Mendengarkan tujuan pembelajaran, e)
75
Memperhatikan penjelasan guru, f) Mengajukan pertanyaan untuk
memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan, g) Menempati tempat
duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagi, h) Setiap kelompok
menerima LKS, i) Melakukan pengamatan, j) Mendapat bimbingan dalam
berdiskusi kelompok, k) Tampil membacakan hasil diskusi kelompok, l)
Menyimpulkan hasil diskusi kelompok bersama guru, m) Mengerjakan tes
tertulis atau menjawab pertanyaan tentang materi yang baru diajarkan..
Sedangkan yang tidak terlaksana sebanyak 3 deskriptor atau dengan
persentase 18,75% diantaranya : a) Setiap kelompok tidak mendapat
kesempatan bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya,
b) siswa tidak memberikan pujian dengan cara bertepuk tangan pada
kelompok yang aktif berdiskusi, c) siswa tidak mengajukan pertanyaan
tentang hal-hal yang belum dipahami.
Pada pertemuan II hasil analisis observasi aktivitas siswa yang
terlaksana 14 deskriptor atau dengan persentase 87,5% diantaranya : a)
Menjawab salam dan siap menerima pelajaran, b) Aktif pada apersepsi, c)
Mendengarkan motivasi, d) Mendengarkan tujuan pembelajaran, e)
Memperhatikan penjelasan guru, f) Mengajukan pertanyaan untuk
memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan, g) Menempati tempat
duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagi, h) Setiap kelompok
menerima LKS, i) Melakukan pengamatan, j) Mendapat bimbingan dalam
berdiskusi kelompok, k) Tampil membacakan hasil diskusi kelompok, l)
Mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami, m)
76
Menyimpulkan hasil diskusi kelompok bersama guru, n) Mengerjakan tes
tertulis atau menjawab pertanyaan tentang materi yang baru diajarkan.
Sedangkan yang tidak terlaksana sebanyak 2 deskriptor atau dengan
persentase 12,5% diantaranya : a) Setiap kelompok tidak mendapat
kesempatan bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya,
b) siswa tidak memberikan pujian dengan cara bertepuk tangan pada
kelompok yang aktif berdiskusi.
e. Evaluasi
Setelah materi diajarkan pada siklus II tentang daun dan bunga,
maka kegiatan selanjutnya dilakukan tes hasil belajar. Hal ini dilakukan
untuk mengukur sejauh mana kemampuan kognitif siswa setelah
menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) dalam proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan secara individu,
karena dengan cara ini peneliti bisa melihat kemampuan kognitif siswa
atas materi yang telah diajarkan. Dalam pencapaian hasil belajar siswa
dikelompokkan dalam dua kategori yaitu kategori tuntas dan kategori
belum tuntas.
Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II menunjukan hasil
belajar seluruh siswa sebanyak 25 orang yang mengikuti tes. Siswa yang
memperoleh nilai ≥ 65 hanya 23 orang siswa atau dengan presentase
88,46% siswa yang mencapai KKM, sedangkan 2 orang dan 1 orang siswa
yang tidak hadir memperoleh nilai ≤ 65 atau dengan presentase 11,54%.
Rata-rata hasil belajar siswa yaitu 78,31. Kenyataan tersebut sudah
77
mencapai indikator kinerja dari segi hasil yaitu 80% siswa mencapai nilai
≥ 65 (sumber: diolah dari data penelitian 2015).
Hasil analisis ketuntasan belajar siswa pada penelitian hasil belajar
secara klasikal dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
No.
1
2
Ketuntasan
Belum tuntas
Tuntas
Total
Skor
0-64
65-100
Jumlah siswa
3
23
26
Persentase (%)
11,54%
88,46%
100%
f. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi selama pelaksanaan
tindakan siklus II menunjukkan perubahan pada beberapa aspek yang
kurang maksimal pada pelaksanaan tindakan siklus I. Perubahan tersebut
diuraikan sebagai berikut.
1) Peneliti mulai bisa menarik perhatian siswa untuk lebih serius
mengikuti proses pembelajaran. Hal ini terlihat pada lembar observasi
aktivitas guru dan siswa;
2) Peneliti terlihat sudah mulai bisa mengkondisikan kelas dan
mempersiapkan siswa untuk belajar;
3) Siswa mulai berani untuk menanyakan hal-hal yang bersangkutan
dengan materi.
4) Sebagian besar siswa terlihat lebih aktif lagi dalam mengikuti
pembelajaran;
78
5) Ketuntasan klasikal belajar siswa telah melebihi batas minimal 80%
yakni 88,46%.
B. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kajian yang sistematik dari upaya
perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dalam
melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi
tindakan-tindakan tersebut (Iskandar 2009:21). Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan peneliti dalam dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan
dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran ( 2x35 menit ).
Pelaksanaan tiap siklus meliputi empat tahap seperti yang telah dipaparkan
pada bagian hasil penelitian yakni : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan,
(3) observasi, (4) evaluasi dan (5) refleksi. Tindakan penelitian dilakukan
untuk menemukan jawaban atas masalah yang menjadi fokus utama penelitian.
Masalah tersebut adalah “Apakah penerapan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi bagian tumbuhan dan fungsinya di kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota
Kendari?”
Pembelajaran ini dilaksanakan dengan menerapkan tujuh komponen
utama model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu
Konstruktivisme
(constructivism),
menemukan
(inquiry),
bertanya
(questioning), masyarakat belajar ( learning community), pemodelan
(modelling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (authentic
assement). Model pembelajaran ini menciptakan suasana belajar yang
79
mengutamakan kerja sama, saling menunjang, menyenangkan, belajar dengan
bergairah, sharing dengan teman, dan tidak membosankan. Sehingga siswa
lebih aktif dalam membangun pengetahuannnya dalam menulis karangan.
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi terhadap tindakan yang
dilaksanakan pada setiap siklus ditemukan hasil sebagai berikut.
1. Aktivitas Guru Meningkat
Hasil observasi aktivitas mengajar guru selama proses pembelajaran
digunakan sebagai alat ukur keberhasilan guru dalam menerapkan model
pemebelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas. Hasil
observasi ini juga digunakan sebagai alat refleksi bagi guru untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan pada setiap pembelajaran yang
dilakukan.
Pada tindakan siklus I pertemuan pertama, skor perolehan aspek
terlaksana yaitu 9 dengan persentase keaktifan guru mencapai 56,25%
mengalami peningkatan pada pertemuan ke dua yaitu dengan keterlaksanaan
11 aspek dengan persentase 68,75%. Sedangkan pada siklus II pertemuan
pertama skor perolehan aspek terlaksana yaitu 13 dengan persentase
keaktifan guru mencapai 81,25% mengalami peningkatan pada pertemuan
ke dua yaitu dengan keterlaksanaan 14 aspek dengan persentase 87,5%.
2. Keaktifan Siswa Meningkat
Data mengenai keaktifan siswa dalam proses pembelajaran diperoleh
dari hasil pengamatan aktivitas siswa. Pengamatan aktivitas belajar
dilakukan pada setiap pertemuan selama pelaksanaan tindakan siklus I dan
80
siklus II. Aktivitas siswa yang diamati selama proses pembelajaran meliputi
16 aspek.
Pada tindakan siklus I pertemuan pertama, skor perolehan aspek
terlaksana yaitu 9 dengan persentase keaktifan siswa mencapai 56,25%
mengalami peningkatan pada pertemuan ke dua yaitu dengan keterlaksanaan
11 aspek dengan persentase 68,75%. Sedangkan pada siklus II pertemuan
pertama skor perolehan aspek terlaksana yaitu 13 dengan persentase
keaktifan siswa mencapai 81,25% mengalami peningkatan pada pertemuan
ke dua yaitu dengan keterlaksanaan 14 aspek dengan persentase 87,5%.
3. Peningkatan Hasil Belajar IPA Pada Materi Bagian Tumbuhan dan
Fungsinya
Hasil pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi bagian tumbuhan
dan fungsinya
dengan menerapkan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL)
dari siklus I ke siklus II menunjukkan
peningkatan yang signifikan. Adapun peningkatan dapat diamati pada
lembar analisis nilai hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar tersebut
diukur berdasarkan hasil tes belajar siswa. Selain untuk mengetahui hasil
belajar siswa, ketuntasan belajar klasikal juga diukur dari hasil tes belajar
siswa.
Pada siklus I, analisis nilai hasil belajar siswa yang mencapai ≥ 65
sebanyak 18 siswa dengan persetase ketuntasan sebesar 69,23% dan pada
siklus II nilai hasil belajar siswa yang mencapai ≥ 65 meningkat menjadi 23
siswa dengan persentase ketuntasan sebesar 88,46%.
81
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat terlihat bahwa penerapan
model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bagian tumbuhan dan
fungsinya di kelas IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari. Dengan
demikian tujuan penelitian telah tercapai dan rumusan masalah telah
terpecahkan.
82
BAB V
PENUTUP
C. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas
IV SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari pada tanggal 24 Agustus 2015 sampai
1 September 2015 maka disimpulan bahwa hasil belajar siswa pada materi
bagian tumbuhan dan fungsinya dapat di tingkatkan melalui Penerapan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Peningkatan terlihat
dari hasil tes belajar siswa, ketuntasan klasikal siswa pada siklus I mencapai
69,23% dengan nilai rata-rata 63,16 sedangkan pada siklus II ketuntasan
klasikal siswa meningkat menjadi 88,46% dengan nilai rata-rata 78,31
D. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, peneliti mengajukan
beberapa saran terkait dengan Model Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) yakni sebagai berikut.
1.
Bagi Sekolah, khususnya SD Negeri 06 Baruga Kota Kendari dapat
menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) pada pembelajaran IPA khususnya materi bagian tumbuhan dan
fungsinya.
2.
Bagi guru mata pelajaran IPA dapat menerapkan model pembelajaran
sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran dan karakteristik siswa.
82
83
3.
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan rujukan dalam melaksanakan penelitian serupa atau lebih
meningkatkan dan mengembangkan tujuan penelitian.
84
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2014. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: Yrama Widya
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-teori Belajar Mengajar Teraktual
dan Terpopuler. Jogjakarta: Diva Press
Djumhana, Nana dan Muslim. 2008. Pendidikan IPA. Departemen Pendidikan
Nasional.
Depdiknas. 2008. Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Jakarta:
Direktorat Tenaga Kependidikan PMIK, Departemen Pendidikan Nasional
Devi , Poppy K. & Sri Anggraeni. 2008. Ilmu Pengetauan Alam SD dan MI Kelas
IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Hamalik, Oemar.2008.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika
Hartono, Rudi. 2013. Ragam Model Mengajar Yang Mudah Diterima Murid.
Yogyakarta: Diva Press
Hasnah. 2014. Meningkatkan hasil belajar PKn siswa pada materi kebanggaan
sebagai bangsa indonesia melalui penerapan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas IIIa SD Negeri 04 Kendari.
Kendari : Unversitas Halu Oleo
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada
Khaeruddin. 2005. Pembelajaran IPA Berdasarkan Kurikulum Berbasis
Kompotensi. Makassar: State University Of Makassar
Mulyasa, Enco. 2011. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT
Remaja RosdaKarya
Nasution, S. 2008. Didakti Asas-asas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Putra, Rizema sitiatava. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.
Yogyakarta: Diva Press
. 2013. Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja.
Jogjakarta: Diva Press.
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran:mengembangkan profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pres
84
85
Rositawati, S & Aris Muharam. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
Untuk Kelas IV SD dan MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Suriatin. 2012. Meningkatkan hasil belajar siswa materi pokok bagian-bagian
tumbuhan melalui model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) di kelas IV SD Negeri Mataiwoi Kabupaten Konawe. Kendari:
Universitas Halu Oleo
Thobroni, Muhammad & Arif Mustofa. 2011. Belajar & Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media
http://eprints.uny.ac.id/9829/2/bab2.pdf diakses tanggal 30 Mei 2015
http://www.ilawati-apt.com/cara-meningkatkan-hasil-belajar/ diakses tanggal 30
Mei 2015
http://novita-wulandari.blogspot.com/2011/06/buku-ajar-ipa-kelas-4-sd.html.
diakses tanggal 30 Mei 2015
85
LAMPIRAN-LAMPIRAN
86
Lampiran 1
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
AlokasiWaktu
Standar kompetensi
:
:
:
:
:
SD Negeri 06 Baruga
IPA
IV / I
8 x 35menit
2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya
Kompetensi
Dasar
2.1 Menjelaskan
hubungan
antara
struktur akar
tumbuhan
dengan
fungsinya
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Pembelajaran
Akar
 Guru memberikan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan awal
 Menyebutkan
siswa. “Bagaimana bentuk akar rumput? Apa saja yang termasuk
ciri-ciri akar
bagian-bagian akar?”
 Menyebutkan
 Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 5-6
bagian-bagian
orang secara heterogen.
akar
 Guru membagikan LKS yang berisi soal-soal yang akan diselesaikan  Menjelaskan
oleh siswa dan ditemukan jawabannya sendiri dengan cara berdiskusi.
fungsi akar bagi
 Siswa melakukan kegiatan pengamatan untuk menyelesaikan masalah
tumbuhan
yang berkaitan dengan akar.
 Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok
untuk tampil membacakan hasil diskusinya
 Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami
2.2 Menjelaskan
hubungan
antara
struktur
batang
tumbuhan
dengan
fungsinya
Batang
 Guru memberikan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan awal
siswa. “Batang terbagi 3 jenis, jenis apasaja yang dimaksud pada
batang disini?”
 Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 5-6
orang secara heterogen.
 Guru membagikan LKS yang berisi soal-soal yang akan diselesaikan
oleh siswa dan ditemukan jawabannya sendiri dengan cara berdiskusi.
 Siswa melakukan kegiatan pengamatan untuk menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan batang.
 Menyebutkan
jenis-jenis batang
pada tumbuhan
 Menyebutkan
contoh dari
masing-masing
jenis batang pada
tumbuhan
 Menjelaskan
Penilaian
Tes tertulis
dan unjuk
kerja
Tes tertulis
dan unjuk
kerja
Alokasi
Waktu
2 × 35 menit
1 x pertemuan
Sumber Belajar dan
Alat/Bahan
Buku sekolah
elektronik : Ilmu
Pengetauan Alam SD
dan MI Kelas IV,
penyusun : Poppy K.
Devi & Sri
Anggraeni, Pusat
Pembukuan
Departemen
Pendidikan Nasional,
Tahun 2008, Lembar
Kerja Siswa (LKS).
2 × 35 menit
1 x pertemuan
Buku sekolah
elektronik : Ilmu
Pengetauan Alam SD
dan MI Kelas IV,
penyusun : Poppy K.
Devi & Sri
Anggraeni, Pusat
Pembukuan
Departemen
87
 Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok
untuk tampil membacakan hasil diskusinya
 Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami
kegunaan batang
bagi tumbuhan
Pendidikan Nasional,
Tahun 2008, Lembar
Kerja Siswa (LKS)
2.3 Menjelaskan
hubungan
antara
struktur daun
tumbuhan
dengan
fungsinya
Daun
 Guru memberikan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan awal
 Menyebutkan 3
siswa. “Berdarkan susunan tulang daunnya, daun dibedakan menjadi 3
bagian tulang
kelompok, coba sebutkan ke-3 kelompok susunan tulang daun
daun
tersebut?”
 Menyebutkan
 Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 5-6
masing-masing 2
orang secara heterogen.
contoh tumbuhan
 Guru membagikan LKS yang berisi soal-soal yang akan diselesaikan
yang bertulang
oleh siswa dan ditemukan jawabannya sendiri dengan cara berdiskusi.
daun menyirip,
 Siswa melakukan kegiatan pengamatan untuk menyelesaikan masalah
menjari, dan
yang berkaitan dengan daun.
sejajar.
 Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok
 Menjelaskan
untuk tampil membacakan hasil diskusinya
kegunaan daun
 Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami
bagi tumbuhan
Tes tertulis
dan unjuk
kerja
2 × 35 menit
1 x pertemuan
Buku sekolah
elektronik : Ilmu
Pengetauan Alam SD
dan MI Kelas IV,
penyusun : Poppy K.
Devi & Sri
Anggraeni, Pusat
Pembukuan
Departemen
Pendidikan Nasional,
Tahun 2008, Lembar
Kerja Siswa (LKS)
2.4 Menjelaskan
hubungan
antara bunga
dengan
fungsinya
Bunga
 Guru memberikan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan awal
siswa. “Bunga dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu bunga sempurna
dan bunga tidak sempurna. Siapa diantara kalian yang tahu bagianbagian dari bunga sempurna”
 Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 5-6
orang secara heterogen.
 Guru membagikan LKS yang berisi soal-soal yang akan diselesaikan
oleh siswa dan ditemukan jawabannya sendiri dengan cara berdiskusi.
 Siswa melakukan kegiatan pengamatan untuk menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan bunga.
 Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok
untuk tampil membacakan hasil diskusinya
 Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami
Tes tertulis
dan unjuk
kerja
2 × 35 menit
1 x pertemuan
Buku sekolah
elektronik : Ilmu
Pengetauan Alam SD
dan MI Kelas IV,
penyusun : Poppy K.
Devi & Sri
Anggraeni, Pusat
Pembukuan
Departemen
Pendidikan Nasional,
Tahun 2008, Lembar
Kerja Siswa (LKS)
 Menyebutkan 5
bagian-bagian
bunga
 Menjelaskan
kegunaan bunga
bagi tumbuhan
88
Kendari, 24 agustus 2015
Mengetahui :
Kepala SDN 06 Baruga
Sania, S.Pd.
NIP. 19580905 198010 2 002
Peneliti
Rifan Septian
NIM. A1B3 11 053
89
Lampiran 2
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
( RPP ) Siklus 1 Pertemuan 1
Nama sekolah
: SD Negeri 06 Baruga
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester
: IV / 1
Pertemuan
: Ke - 1
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit (1 x petemuan)
A. Standar Kompetensi
2. Memahami hubungan antara stuktur bagian tumbuhan dengan fungsinya
B. Kompetensi Dasar
2.2 Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya
C. Indikator
1. Menyebutkan ciri-ciri akar
2. Menyebutkan bagian-bagian akar
3. Menjelaskan fungsi akar bagi tumbuhan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri akar
2. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian akar
3. Siswa dapat menjelaskan fungsi akar bagi tumbuhan
E. Materi Pembelajaran
Materi akar pada tumbuhan
F. Model/Metode Pembelajaran
1. Model pembelajaran
: Model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL)
2. Metode pembelajaran : Tanya jawab, Pengamatan, Diskusi kelompok,
Penugasan
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah
Alokasi
dalam Contextual
Kegiatan
Deskripsi kegiatan
waktu
Teaching and
Learning (CTL)
Kegiatan
a. Guru
membuka
pelajaran
dengan 10 menit
pembuka
mengucapkan salam dan menanyakan
kabar mereka, kemudian mempersiapkan
siswa untuk belajar.
b. Guru melakukan apersepsi, apersepsi
dilakukan
dengan
menghubungkan
pelajaran dengan pengalaman sehari-hari
siswa “Siapa yang pernah mencabut
rumput di rumah atau di halaman sekolah?
Bagaimana bentuk akarnya?”
c. Guru memberi motivasi kepada siswa agar
90
Kegiatan
inti
semangat dalam mengikuti pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
d. Menyampaiakan tujuan pembelajaran.
e. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan 50 menit
Tahap
untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.
Kontruktivisme
“Bagaimana bentuk akar rumput? Apa saja
yang termasuk bagian-bagian akar?”
Tahap Questioning f. Siswa dipersilahkan untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk memperkuat
pengetahuan yang telah ditemukan.
Tahap Learning
Community
Tahap Inquiry
Tahap Modelling
Kegiatan
akhir
Tahap Reflection
Tahap Authentic
Assesment
g. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok
yang beranggotakan 5-6 orang secara
heterogen.
h. Guru membagikan LKS yang berisi soalsoal yang akan diselesaikan oleh siswa dan
ditemukan jawabannya sendiri dengan cara
berdiskusi.
i. Siswa melakukan kegiatan pengamatan
untuk menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan akar.
j. Guru berkeliling untuk mengamati,
memotivasi, dan memfasilitasi kerjasama
setiap kelompok
k. Guru memberikan kesempatan kepada
perwakilan setiap kelompok untuk tampil
membacakan hasil diskusinya
l. Guru memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk bertanya pada
kelompok yang membacakan hasil
diskusinya didepan kelas, kemudian
memberikan jawaban kepada kelompok
yang bertanya
m. Guru memuji kelompok yang aktif dalam
diskusi dan mampu menjawab pertanyaan
dari kelompok lain dengan benar
n. Guru menanyakan kepada siswa tentang 10 menit
hal-hal yang belum dipahami
o. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil
diskusi kelompok
p. Guru memberikan evaluasi yang berupa tes
tertulis atau pertanyaan-pertanyaan untuk
mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi yang baru dipelajari.
91
H. Sumber Belajar dan Alat/Bahan
1. Sumber belajar
a. KTSP 2006
b. Buku sekolah elektronik : Ilmu Pengetauan Alam SD dan MI Kelas IV,
penyusun : Poppy K. Devi & Sri Anggraeni, Pusat Pembukuan Departemen
Pendidikan Nasional, Tahun 2008.
2. Alat/Bahan
a. LKS
b. Tanam-tanaman (bayam dan rumput)
I. Penilaian
Unjuk kerja, Tes Tertulis
Kendari, 24 agustus 2015
Mengetahui :
Kepala SDN 06 Baruga
Peneliti
Sania, S.Pd.
NIP. 19580905 198010 2 002
Rifan Septian
NIM. A1B3 11 053
92
Lampiran 3
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS 1 PERTEMUAN 1
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Kelompok
Nama Anggota Kelompok
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
:
:
: 1.
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan
Mengetahui ciri-ciri dan fungsi akar pada tumbuhan
B. Materi
Materi akar pada tumbuhan
C. Alat dan Bahan
1. 2 macam tumbuhan (bayam dan rumput)
2. air secukupnya
3. wadah air
D. Kegiatan
1. Ambilah 2 macam tumbuhan yang ada di yang telah disediakan, hati-hati
jangan sampai akarnya patah!
2. Bersihkan akar-akar tumbuhan tersebut dengan menggunakan air!
3. Tulis ciri-ciri yang dapat kamu amati dari akar-akar tersebut!
4. Tuliskan fungsi akar!
5. Bandingkan ciri-ciri akar tersebut dengan hasil pengamatan dari temanmu!
93
Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus 1 Pertemuan 1
Hasil pengamatan :
3. Ciri-ciri dari akar bayam yaitu :
a. Akarnya tumbuh lurus kebawah
b. Memiliki bulu-bulu akar
c. Warnanya putih agak kekuningan
Ciri-ciri dari akar rumput :
a. Akarnya kecil-kecil dan banyak
b. Warnanya putih agak kekuningan
4. Fungsi akar :
a. Menunjang berdirinya tumbuhan.
b. Menyerap air dan mineral dari dalam tanah.
c. Menyimpan cadangan makanan.
d. Bernapas.
94
Lampiran 4
Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I Pertemuan 1
Kegiatan
Tahapan-tahapan
dalam Contextual
Teaching and
Learning (CTL)
Kegiatan
pendahuluan
Kegiatan Guru
Terlaksana
Ya
1. Membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan
menanyakan kabar mereka,
kemudian mempersiapkan
siswa untuk belajar.
2. Apakah Guru memberikan
apersepsi “Siapa yang pernah
mencabut rumput di rumah
atau di halaman sekolah?
Bagaimana bentuk akarnya?”
3. Apakah Guru Memotivasi
siswa?
Tahap
Kontruktivisme
Tahap Questioning
Tahap Learning
Community
Tahap Inquiry
Tahap Modelling
5. Apakah Guru memberikan
penjelasan singkat tentang
bagian akar pada tumbuhan?
6. Apakah guru mempersilahkan
siswa untuk mengajukan
pertanyaan untuk memperkuat
pengetahuan yang telah
ditemukan?
7. Apakah Guru membagi siswa
menjadi 5 kelompok yang
beranggotakan 5-6 orang
secara heterogen?
8. Apakah Guru membagikan
LKS kepada setiap kelompok
untuk diselesaikan dengan
cara berdiskusi?
9. Apakah guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk melakukan pengamatan
untuk menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan akar?
10. Apakah Guru membimbing
siswa dalam berdiskusi
kelompok?
11. Apakah Guru memberikan
kesempatan kepada
perwakilan setiap kelompok
untuk tampil membacakan
Tidak
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
4. Apakah Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
akan dicapai?
Kegiatan Inti
Komentar
√
Tidak terlaksana/
tidak dilaksanakan
oleh guru.
Tidak terlaksana
dengan baik karena
masih banyak siswa
yang tidak
memperhatikan.
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
√
Tidak terlaksana
dengan baik karena
siswa belum
percaya diri untuk
bertanya.
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana
meskipun masih
ada beberapa siswa
yang kurang aktif
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
95
Kegiatan
akhir
Tahap Reflection
hasil diskusinya?
12. Apakah Guru memberikan
kesempatan kepada
kelompok lain untuk
bertanya pada kelompok
yang membacakan hasil
diskusinya didepan kelas,
kemudian memberikan
jawaban kepada kelompok
yang bertanya?
13. Apakah Guru memuji
kelompok yang aktif dalam
diskusi dan mampu
menjawab pertanyaan dari
kelompok lain dengan
benar?
14. Apakah Guru menanyakan
kepada siswa tentang halhal yang belum dipahami?
15. Apakah Guru bersama siswa
menyimpulkan hasil diskusi
kelompok?
16. Apakah Guru memberikan
Tahap Authentic
evaluasi yang berupa tes
Assesment
tesrtulis atau pertanyaanpertanyaan untuk
mengetahui tingkat
penguasaan siswa terhadap
materi yang baru dipelajari?
Skor
Persentase ketuntasan
√
Tidak terlaksana
dengan baik karena
tidak semua
kelompok
memberikan
pertanyaan
√
Tidak terlaksana/
tidak dilaksanakan
oleh guru
√
Tidak terlaksana
dengan baik karena
masih banyak siswa
yang tidak bertanya
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
√
9
56,25%
Tidak terlaksana
dengan baik karena
guru kurang efektif
menggunakan
waktu
7
43,75%
Kendari, 24 agustus 2015
Observer
Hotmida, A.Ma
NIP. 19592609199803 2 003
96
Lampiran 5
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I Pertemuan 1
Kegiatan
Tahapan-tahapan
dalam Contextual
Teaching and
Learning (CTL)
Kegiatan
pendahuluan
Kegiatan Inti
Kegiatan Siswa
Ya
1. Apakah siswa menjawab
salam dan siap menerima
pelajaran?
2. Apakah siswa aktif pada
apersepsi dengan menjawab
pertanyaan “Siapa yang
pernah mencabut rumput di
rumah atau di halaman
sekolah? Bagaimana bentuk
akarnya?”
3. Apakah siswa mendengarkan
motivasi yang diberikan serta
semangat dalam mengikuti
pebelajaran yang
dilaksanakan?
4. Apakah siswa mendengarkan
dan memahami tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai?
Tahap
Kontruktivisme
Tahap Questioning
Tahap Learning
Community
Tahap Inquiry
Tahap Modelling
Terlaksana
5. Apakah siswa memperhatikan
penjelasan guru?
6. Apakah siswa mengajukan
pertanyaan untuk memperkuat
pengetahuan yang telah
ditemukan?
7. Apakah siswa menempati
tempat duduk sesuai dengan
kelompok yang telah dibagi
secara heterogen oleh guru?
8. Apakah setiap kelompok
menerima LKS yang akan
diselesaikan dengan cara
berdiskusi?
9. Apakah siswa melakukan
pengamatan untuk
menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan akar?
10. Apakah siswa dibimbing
dalam berdiskusi kelompok?
11. Apakah setiap kelompok
mendapat kesempatan
untuk tampil membacakan
hasil diskusinya?
Komentar
Tidak
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
√
√
√
Tidak terlaksana.
Tidak terlaksana
dengan baik karena
masih banyak siswa
yang tidak
memperhatikan.
Terlaksana sesuai
dengan aspek
Tidak terlaksana
dengan baik karena
siswa belum
percaya diri untuk
bertanya.
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
√
√
Terlaksana
meskipun masih
ada siswa beberapa
siswa yang
kurang aktif
Terlaksana sesuai
dengan aspek
Terlaksana sesuai
dengan aspek
97
12. Apakah setiap kelompok
mendapat kesempatan untuk
bertanya pada kelompok
yang membacakan hasil
diskusinya didepan kelas?
Kegiatan akhir
Tahap Reflection
13. Apakah siswa memberikan
semangat kepada kelompok
yang mendapat pujian
dengan bertepuk tangan?
14. Apakah siswa mengajukan
pertanyan tentang hal-hal
yang belum dipahami?
15. Apakah siswa
menyimpulkan hasil diskusi
kelompok?
16. Apakah siswa menjawab
Tahap Authentic
pertanyaan-pertanyaan
Assesment
untuk mengetahui tingkat
penguasaan materi yang
baru dipelajari?
Skor
Persentase ketuntasan
√
Tidak terlaksana
dengan baik
kareana tidak
semua kelompok
memberikan
pertanyaan
√
Tidak terlaksana/
tidak dilaksanakan
oleh guru
√
Tidak terlaksana
dengan baik karena
masih banyak siswa
yang tidak bertanya
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
√
9
56,25%
Tidak terlaksana
dengan baik
7
43,75%
Kendari, 24 agustus 2015
Observer
Hotmida, A.Ma
NIP. 19592609199803 2 003
98
Lampiran 6
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
( RPP ) Siklus 1 Pertemuan 2
Nama sekolah
: SD Negeri 06 Baruga
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester
: IV / 1
Pertemuan
: Ke - 2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit (1 x petemuan)
A. Standar Kompetensi
2. Memahami hubungan antara stuktur bagian tumbuhan dengan fungsinya
B. Kompetensi Dasar
2.2 Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya
C. Indikator
1. Menyebutkan jenis-jenis batang pada tumbuhan
2. Menyebutkan contoh dari masing-masing jenis batang pada tumbuhan
3. Menjelaskan kegunaan batang bagi tumbuhan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis batang pada tumbuhan
2. Siswa dapat menyebutkan contoh dari masing-masing jenis batang pada
tumbuhan
3. Siswa dapat menjelaskan kegunaan batang bagi tumbuhan
E. Materi Pembelajaran
Materi batang pada tumbuhan
F. Model/Metode Pembelajaran
1. Model pembelajaran : Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL)
2. Metode pembelajaran : Tanya jawab, Pengamatan, Diskusi kelompok, Penugasan
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkahlangkah dalam
Alokasi
Kegiatan
Contextual
Deskripsi kegiatan
waktu
Teaching and
Learning (CTL)
Kegiatan
a. Guru
membuka
pelajaran
dengan 10 menit
pembuka
mengucapkan salam dan menanyakan kabar
mereka, kemudian mempersiapkan siswa
untuk belajar.
b. Guru melakukan apersepsi, apersepsi
dilakukan
dengan
menghubungkan
pelajaran dengan pengalaman sehari-hari
siswa “Coba kalian perhatikan meja, kursi,
lemari, dan pintu. Apa yang menjadi bahan
dasar dari benda di sekeliling kita ini?”
99
Kegiatan
inti
Tahap
Kontruktivisme
Tahap
Questioning
Tahap Learning
Community
Tahap Inquiry
Tahap Modelling
Kegiatan
akhir
Tahap Reflection
Tahap Authentic
Assesment
c. Guru memberi motivasi kepada siswa agar
semangat dalam mengikuti pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
d. Menyampaiakan tujuan pembelajaran.
e. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan 50 menit
untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.
“Batang terbagi 3 jenis, jenis apasaja yang
dimaksud pada batang disini?”
f. Siswa dipersilahkan untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk memperkuat
pengetahuan yang telah ditemukan.
g. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok
yang beranggotakan 5-6 orang secara
heterogen.
h. Guru membagikan LKS yang berisi soalsoal yang akan diselesaikan oleh siswa dan
ditemukan jawabannya sendiri dengan cara
berdiskusi.
i. Siswa melakukan kegiatan pengamatan
untuk menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan batang.
j. Guru berkeliling untuk mengamati,
memotivasi, dan memfasilitasi kerjasama
setiap kelompok
k. Guru memberikan kesempatan kepada
perwakilan setiap kelompok untuk tampil
membacakan hasil diskusinya
l. Guru memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk bertanya pada
kelompok yang
membacakan
hasil
diskusinya didepan kelas, kemudian
memberikan jawaban kepada kelompok
yang bertanya
m. Guru memuji kelompok yang aktif dalam
diskusi dan mampu menjawab pertanyaan
dari kelompok lain dengan benar
n. Guru menanyakan kepada siswa tentang 10 menit
hal-hal yang belum dipahami
o. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil
diskusi kelompok
p. Guru memberikan evaluasi yang berupa tes
tertulis atau pertanyaan-pertanyaan untuk
mengetahui tingkat penguasaan siswa
100
terhadap materi yang baru dipelajari.
H. Sumber Belajar dan Alat/Bahan
1. Sumber belajar
a. KTSP 2006
b. Buku sekolah elektronik : Ilmu Pengetauan Alam SD dan MI Kelas IV,
penyusun : Poppy K. Devi & Sri Anggraeni, Pusat Pembukuan Departemen
Pendidikan Nasional, Tahun 2008.
2. Alat/Bahan
a. LKS
b. Tumbuhan bayam
I. Penilaian
Unjuk kerja, Tes tertulis
Kendari, 25 agustus 2015
Mengetahui :
Kepala SDN 06 Baruga
Peneliti
Sania, S.Pd.
NIP. 19580905 198010 2 002
Rifan Septian
NIM. A1B3 11 053
101
Lampiran 7
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS 1 PERTEMUAN 2
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Kelompok
Nama Anggota Kelompok
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
:
:
: 1.
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan
Menunjukkan peran batang dalam pengangkutan air
B. Materi
Materi batang pada tumbuhan
C. Alat dan Bahan
1. Tumbuhan bayam
2. Gelas bening
3. Air secukupnya
4. Pewarna makanan/minuman (warna merah)
D. Kegiatan
1. Siapkan tumbuhan yang telah kalian bawa.
2. Potong akar tumbuhan tersebut, kemudian bersihkan bagian batangnya dari
kotoran.
3. Siapkan air dalam gelas bening dan campur dengan pewarna makanan/
minuman yang tersedia.
4. Celupkan batang tumbuhan tersebut ke dalam gelas. Diamkan beberapa
menit ( 15 menit – 30 menit)
5. Potonglah batang di beberapa bagian, amati apa yang terjadi pada batang.
6. Tuliskan kesimpulanmu dari kegiatan tersebut.
102
Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus 1 Pertemuan 2
Hasil Pengamatan :
Setelah batang bayam dicelupkan pada air yang berwarna merah selama 20 menit
ujung batang bayam berubah warna agak kemerahan, kemudian batang bayam dipotong
lagi tidak jauh dari ujung batang yang kurang lebih 2cm, warna batang sudah tidak
semerah seperti warna pada ujung batang. Warna merah yang terdapat pada batang
menunjukkan adanya peran xilem dan floem dimana peran dari xilem dan floem adalah
sebagai pengangkut air dan garam mineral dan penyebar makan keseluruh tubuh
tumbuhan.
103
Lampiran 8
Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I Pertemuan 2
Kegiatan
Tahapan-tahapan
dalam Contextual
Teaching and
Learning (CTL)
Kegiatan
pendahuluan
Kegiatan Guru
Terlaksana
Ya
1. Membuka pelajaran
dengan mengucapkan
salam dan menanyakan
kabar mereka, kemudian
mempersiapkan siswa
untuk belajar.
2. Apakah Guru memberikan
apersepsi dengan
memberikan
pertanyaan“Coba kalian
perhatikan meja, kursi,
lemari, dan pintu. Apa
yang menjadi bahan dasar
dari benda di sekeliling
kita ini?”?
3. Apakah Guru Memotivasi
siswa?
Tidak
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
4. Apakah Guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai?
Kegiatan Inti
5. Apakah Guru memberikan
penjelasan singkat tentang
bagian batang pada
tumbuhan?
Tahap Questioning 6. Apakah guru
mempersilahkan siswa
untuk mengajukan
pertanyaan untuk
memperkuat pengetahuan
yang telah ditemukan?
7. Apakah Guru membagi
Tahap Learning
siswa menjadi 5 kelompok
Community
yang beranggotakan 5-6
orang secara heterogen?
8. Apakah Guru
membagikan LKS kepada
setiap kelompok untuk
diselesaikan dengan cara
berdiskusi?
9. Apakah guru memberikan
Tahap Inquiry
kesepatan kepada siswa
untuk melakukan
Tahap
Kontruktivisme
Komentar
√
Tidak terlaksana
dengan baik karena
masih banyak siswa
yang tidak
memperhatikan
Tidak terlaksana
dengan baik karena
masih banyak siswa
yang tidak
memperhatikan
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
104
Kegiatan
akhir
pengamatan untuk
menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
batang?
10. Apakah Guru
membimbing siswa
dalam berdiskusi
kelompok?
11.
Apakah Guru
Tahap Modelling
memberikan kesempatan
kepada perwakilan
setiap kelompok untuk
tampil membacakan
hasil diskusinya?
12. Apakah Guru
memberikan kesempatan
kepada kelompok lain
untuk bertanya pada
kelompok yang
membacakan hasil
diskusinya didepan
kelas, kemudian
memberikan jawaban
kepada kelompok yang
bertanya?
13. Apakah Guru memuji
kelompok yang aktif
dalam diskusi dan
mampu menjawab
pertanyaan dari
kelompok lain dengan
benar?
14. Apakah Guru
Tahap Reflection
menanyakan kepada
siswa tentang hal-hal
yang belum dipahami?
15. Apakah Guru bersama
siswa menyimpulkan
hasil diskusi kelompok?
16. Apakah Guru
Tahap Authentic
memberikan evaluasi
Assesment
yang berupa tes tesrtulis
atau pertanyaanpertanyaan untuk
mengetahui tingkat
penguasaan siswa
terhadap materi yang
baru dipelajari?
Skor
Persentase ketuntasan
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Tidak terlaksana
dengan baik karena
masih ada kelompok
yang tidak memberikan
pertanyaan
√
Tidak terlaksana/ tidak
dilaksanakan oleh guru
√
Tidak terlaksana
dengan baik karena
masih banyak siswa
yang tidak bertanya
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
11
68,75%
5
31,25%
105
Kendari, 25 agustus 2015
Observer
Hotmida, A.Ma
NIP. 19592609199803 2 003
106
Lampiran 9
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I Pertemuan 2
Kegiatan
Tahapan-tahapan
dalam Contextual
Teaching and
Learning (CTL)
Kegiatan
pendahuluan
Kegiatan Inti
Kegiatan Siswa
Ya
1. Apakah siswa menjawab
salam dan siap menerima
pelajaran?
2. Apakah siswa aktif pada
apersepsi dengan
menjawab pertanyaan
“Coba kalian perhatikan
meja, kursi, lemari, dan
pintu. Apa yang menjadi
bahan dasar dari benda di
sekeliling kita ini?”
3. Apakah siswa
mendengarkan motivasi
yang diberikan serta
semangat dalam mengikuti
pebelajaran yang
dilaksanakan?
4. Apakah siswa
mendengarkan dan
memahami tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai?
5. Apakah siswa
memperhatikan penjelasan
guru?
Tahap Questioning 6. Apakah siswa mengajukan
pertanyaan untuk
memperkuat pengetahuan
yang telah ditemukan?
7. Apakah siswa menempati
Tahap Learning
tempat duduk sesuai
Community
dengan kelompok yang
telah dibagi secara
heterogen oleh guru?
8. Apakah setiap kelompok
menerima LKS yang akan
diselesaikan dengan cara
berdiskusi?
9. Apakah siswa melakukan
Tahap Inquiry
pengamatan untuk
menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
batang?
10. Apakah siswa dibimbing
dalam berdiskusi
Tahap
Kontruktivisme
Terlaksana
Komentar
Tidak
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
√
Tidak terlaksana
dengan baik
karena masih
banyak siswa
yang tidak
memperhatikan
Tidak terlaksana
dengan baik
karena masih
banyak siswa
yang tidak
memperhatikan
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
107
Tahap Modelling
Kegiatan akhir
Tahap Reflection
kelompok?
11. Apakah setiap kelompok
mendapat kesempatan
untuk tampil
membacakan hasil
diskusinya?
12. Apakah setiap kelompok
mendapat kesempatan
untuk bertanya pada
kelompok yang
membacakan hasil
diskusinya didepan
kelas?
13. Apakah siswa
memberikan semangat
kepada kelompok yang
mendapat pujian dengan
bertepuk tangan?
14. Apakah siswa
mengajukan pertanyan
tentang hal-hal yang
belum dipahami?
15. Apakah siswa
menyimpulkan hasil
diskusi kelompok?
16. Apakah siswa
mengerjakan tes tertulis?
Tahap Authentic
Assesment
Skor
Persentase ketuntasan
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
√
Tidak terlaksana
dengan baik
karena masih ada
kelompok yang
tidak memberikan
pertanyaan
√
Tidak terlaksana/
tidak
dilaksanakan oleh
guru
√
Tidak terlaksana
dengan baik
karena masih
banyak siswa
yang tidak
bertanya
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
11
68,75%
5
31,25%
Kendari, 25 agustus 2015
Observer
Hotmida, A.Ma
NIP. 19592609199803 2 003
108
Lampiran 10
TES HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I
Nama Siswa :
Kelas
:
Hari/ Tanggal :
Petunjuk menjawab soal:
1. Tuliskan namamu dengan lengkap pada lembar jawaban anda!
2. Jawablah soal di bawah ini dengan benar dan lengkap!
3. Dahulukan soal yang kamu anggap mudah!
4. Kerjakan soal di bawah ini secara mandiri!
5. Jika ada soal yang kurang jelas tanyakan pada guru!
6. Dilarang berdiskusi dengan teman!
7. Periksa kembali lembar jawaban lembar jawaban sebelum dikumpul!
A. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberi tanda (x)
1. Berikut ini, bagian tumbuhan yang bertugas mencari air dan garam mineral
dari dalam tanah ialah ...
a. Batang
b. Daun
c. Bunga
d. Akar
2. Tumbuhan yang memiliki akar serabut ialah ....
a. Rumput
b. Tomat
c. Pohon mangga
d. Pohon jeruk
3. Apakah fungsi dari tudung akar...
a. Sebagai jalan masuk air ke akar
b. Melindungi akar saat menembus tanah
c. Sebagai jalan masuk air dan zat hara ke batang
d. Tempat menyimpan cadangan makanan
4. Di antara tanaman berikut yang memiliki akar tuggang adalah...
a. Jagung
b. Padi
c. Rumput
d. Mangga
109
5. Perhatikan gambar tanaman jagung, ubi jalar, ketela pohon, dan kacang tanah.
6.
7.
8.
9.
Tanaman pada gambar di atas yang meiliki akar sebagai tempat menyimpan
makanan adalah...
a. 1,2, dan 3
b. 2,3, dan 4
c. 1,3, dan 4
d. 2 dan 4
Bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat tumbuhnya daun, bunga dan
buah adalah...
a. Daun
b. Akar
c. Batang
d. Tudung akar
Batang berkayu umumnya keras sehingga tidak digunakan untuk ...
a. Makanan.
b. Rangka rumah
c. Perabot rumah
d. Perabot kantor
Di halaman sekolah terdapat berbagai tumbuhan, sperti pohon mangga,
pisang, kembang sepatu, pacar air, dan jambu. Tumbuhan yang memiliki
batang basah adalah pohon...
a. Mangga dan pisang
b. Pisang dan kembang sepatu
c. Pisang dan pacar air
d. Mangga dan jambu
Berikut ini adalah merupakan fungsi batang kecuali...
a. Tempat menyimpan cadangan makanan
110
b. Tempat tumbuhnya daun, bunga dan buah
c. Tidak menunjang berdirinya tumbuhan
d. pengangkut air dan garam-garam mineral dari akar ke daun dan tunas
10. Jika (1) padi, (2) pohon mangga, (3) jagung, dan (4) pohon jambu, maka
tumbuhan yang bukan batang berkayu adalah...
a. (1) dan (2) c. (3) dan (4)
b. (2) dan (4) d. (1) dan (3)
B. Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Tuliskan 2 fungsi akar pada tumbuhan ?
2. Apa perbedaan akar tunggang dan akar serabut ?
3. Berikan 3 contoh tumbuhan yang berakar serabut!
4. Tuliskan 2 fungsi batang!
5. Berdasarkan jenisnya batang terbagi atas 3. Tuliskanlah 3 jenis batang
tersebut serta tuliskan contohnya!
111
Lampiran 11
KUNCI JAWABAN TES HASIL BELAJAR SIKLUS I
A. Pilihan Ganda
1. D
6. C
2. A
7. A
3. B
8. C
4. D
9. C
5. B
10. D
B. Uraian
1. Fungsi akar adalah sebagai berikut.
a. Menunjang berdirinya tumbuhan.
b. Menyerap air dan mineral dari dalam tanah.
c. Menyimpan cadangan makanan.
d. Bernapas.
2. Akar serabut adalah akar yang berukuran kecil-kecil yang tumbuh di
pangkal batang. Contoh tanaman yang memiliki akar serabut, yaitu
rumput, padi, jagung, tebu, dan bambu. Sedangkan, Akar tunggang
merupakan akar utama kelanjutan dari batang yang tumbuh lurus ke
bawah, sedangkan akar-akar yang lainnya merupakan cabang dari akar
tunggang. Contoh tanaman yang memiliki akar tunggang, yaitu mangga,
jeruk, tomat, durian.
3. Rumput, padi, jagung, tebu, dan bambu dan lain-lain
4. Kegunaan batang adalah sebagai berikut.
a. Pengangkut air dan mineral dari akar ke daun, buah, dan bunga.
b. Pengangkut zat makanan dari daun ke akar.
c. Tempat tumbuhnya daun, bunga, dan buah.
d. Tempat menyimpan cadangan makanan (seperti pada kentang dan
tebu).
5. 3 jenis batang beserta contohnya
a. Batang berkayu, contohnya, pohon jati, mangga, dan jambu.
b. Batang rumput, contohnya batang padi, jagung, dan rumput-rumputan.
c. Batang basah, contohnya: pohon pisang, bayam, pacar air, kangkung.
112
Lampiran 12
PEDOMAN PENSKORAN
Jenis Soal
A. Pilihan
ganda
1.
2.
3.
B. Uraian
4.
5.
Nomor soal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Mendapat skor 2 apabila menuliskan 1
fungsi, mendapat skor 4 apabila menuliskan
2 fungsi.
Mendapat skor 3 apabila hanya
menjelaskan 1 pengertian akar saja,
mendapat skor 6 apabila menjelaskan
pengertian akar serabut dan akar tunggang.
Mendapatkan skor 1 apabila bisa
menuliskan 1 contoh, Mendapatkan skor 2
apabila bisa menuliskan 2 contoh, dan
Mendapatkan skor 3 apabila bisa
menuliskan 3 contoh
Mendapat skor 2 apabila menuliskan 1
fungsi, mendapat skor 4 apabila menuliskan
2 fungsi.
Mendapat skor 2 apabila menuliskan 1 jenis
beserta contohnya, mendapat skor 4 apabila
menuliskan 2 jenis beserta contohnya, dan
Mendapat skor 6 apabila menuliskan 3 jenis
beserta contohnya
Skor Maksimal
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑕𝑎𝑛 (𝑝𝑖𝑙𝑖 𝑕𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑑𝑎 +𝑢𝑟𝑎𝑖𝑎𝑛 )
Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 (𝑝𝑖𝑙𝑖 𝑕𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑑𝑎 +𝑢𝑟𝑎𝑖𝑎𝑛 )
𝒙 100%
Skor
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
6
3
4
6
33
113
Lampiran 13
Analisis Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
Bentuk Tes
No
Nama siswa
Pilihan Ganda
Uraian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jml
1
2
3
4
5
Jml
Skor
Perolehan
Nilai
Ket
1
Al Fauzi
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
8
4
6
2
2
4
18
26
78,78
T
2
Muhamad Athallah
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
7
4
6
2
2
2
16
23
69,69
T
3
Muliani Intan Maskur
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
8
4
3
1
2
4
14
22
66,66
T
4
Lyssa Anggraeni Saputri
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
6
2
6
1
0
2
11
17
51,51
BT
5
Ummu Humairah
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
7
4
6
2
4
2
18
25
75,75
T
6
Rasyid
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
7
4
6
2
2
2
16
23
69,69
T
7
Muhamad Haikal
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
6
4
3
1
0
2
10
16
48,48
BT
8
Rahmat Ramadhan
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
8
4
6
3
2
2
17
25
75,75
T
9
Muhamad Reyhan Iskandar
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
8
2
3
3
4
2
14
22
66,66
T
10
Hasmiranda
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
7
4
3
2
2
4
15
22
66,66
T
11
Nirmala Intan
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
6
2
3
2
0
2
9
15
45,45
BT
12
Muhamad Dani
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
9
4
6
2
2
2
16
25
75,75
T
13
Gwen Sabrina Almeyra
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
6
0
3
2
2
2
9
15
45,45
BT
14
Nurul Fadlyah
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
9
4
3
2
2
4
15
24
72,72
T
15
Muhamad Fajar
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
8
2
6
2
2
2
14
22
69,69
BT
16
Marko
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
7
4
6
2
2
2
16
23
69.69
T
17
Siti Susi Suwindah
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
9
4
6
2
4
2
18
27
81,81
T
18
Diva Agustina
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
8
4
3
2
2
2
14
22
66,66
T
19
Azzahra Apriani
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
8
4
6
3
0
2
15
23
69,69
T
20
Samad Arifin
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
8
4
3
3
2
2
14
22
66,66
T
21
Juliana Ica
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
7
2
6
2
0
2
12
19
57,57
BT
22
Adliyah Yama
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
6
0
3
2
0
2
7
13
39,39
BT
23
Muhamad Junaid Haekal
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
7
4
6
3
2
0
15
22
66,66
T
24
Andini Septiana
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
8
4
6
3
2
0
15
23
69,69
T
25
Septiana
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
9
4
6
2
2
2
16
25
75,75
T
26
Agus Ginanjar
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
BT
Jumlah
1642,26
Rata-rata kelas
63.16
Persentase ketuntasan (%)
69,23%
Ket:
Tuntas ( T )
: 18 orang siswa
Belum Tuntas ( BT ) : 8 orang siswa
114
Lampiran 14
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
( RPP ) Siklus 2 Pertemuan 1
Nama sekolah
: SD Negeri 06 Baruga
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester
: IV / 1
Pertemuan
: Ke - 3
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit (1 x petemuan)
A. Standar Kompetensi
2. Memahami hubungan antara stuktur bagian tumbuhan dengan fungsinya
B. Kompetensi Dasar
2.3 Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya
C. Indikator
1. Menyebutkan 3 bagian tulang daun
2. Menyebutkan masing-masing 2 contoh tumbuhan yang bertulang daun menyirip,
menjari dan sejajar
3. Menjelaskan kegunaan daun bagi tumbuhan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan 3 bagian tulang daun
2. Siswa dapat menyebutkan masing-masing 2 contoh tumbuhan yang bertulang
daun menyirip, menjari dan sejajar
3. Siswa dapat menjelaskan kegunaan daun bagi tumbuhan
E. Materi Pembelajaran
Materi daun pada tumbuhan
F. Model/Metode Pembelajaran
1. Model pembelajaran : Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL)
2. Metode pembelajaran : Tanya jawab, Pengamatan, Diskusi kelompok, Penugasan
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkahlangkah dalam
Alokasi
Kegiatan
Contextual
Deskripsi kegiatan
waktu
Teaching and
Learning (CTL)
Kegiatan
a. Guru
membuka
pelajaran
dengan 10 menit
pembuka
mengucapkan salam dan menanyakan kabar
mereka, kemudian mempersiapkan siswa
untuk belajar.
b. Guru melakukan apersepsi, apersepsi
dilakukan dengan menghubungkan pelajaran
dengan pengalaman sehari-hari siswa “Anakanak kalian semua sudah pernah lihat daun,
siapa diantara kalian yang sudah tau zat yang
115
Kegiatan
inti
Kegiatan
akhir
paling penting dimiliki daun?”
c. Guru memberi motivasi kepada siswa agar
semangat dalam mengikuti pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
d. Menyampaiakan tujuan pembelajaran.
e. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan 50 menit
Tahap
untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.
Kontruktivisme
“Berdarkan susunan tulang daunnya, daun
dibedakan menjadi 3 kelompok, coba
sebutkan ke-3 kelompok susunan tulang
daun tersebut?”
f. Siswa dipersilahkan untuk mengajukan
Tahap
pertanyaan-pertanyaan untuk memperkuat
Questioning
pengetahuan yang telah ditemukan.
Tahap Learning g. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok
yang beranggotakan 5-6 orang secara
Community
heterogen.
h. Guru membagikan LKS yang berisi soal-soal
yang akan diselesaikan oleh siswa dan
ditemukan jawabannya sendiri dengan cara
berdiskusi.
i. Siswa melakukan kegiatan pengamatan
Tahap Inquiry
untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan daun.
j. Guru
berkeliling
untuk
mengamati,
memotivasi, dan memfasilitasi kerjasama
setiap kelompok
Tahap Modelling k. Guru memberikan kesempatan kepada
perwakilan setiap kelompok untuk tampil
membacakan hasil diskusinya
l. Guru memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk bertanya pada
kelompok
yang
membacakan
hasil
diskusinya didepan kelas, kemudian
memberikan jawaban kepada kelompok yang
bertanya
m. Guru memuji kelompok yang aktif dalam
diskusi dan mampu menjawab pertanyaan
dari kelompok lain dengan benar
Tahap Reflection n. Guru menanyakan kepada siswa tentang hal- 10 menit
hal yang belum dipahami
o. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil
diskusi kelompok
116
Tahap Authentic p. Guru memberikan evaluasi yang berupa tes
tertulis atau pertanyaan-pertanyaan untuk
Assesment
mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi yang baru dipelajari.
H. Sumber Belajar dan Alat/Bahan
1. Sumber belajar
a. KTSP 2006
b. Buku sekolah elektronik : Ilmu Pengetauan Alam SD dan MI Kelas IV,
penyusun : Poppy K. Devi & Sri Anggraeni, Pusat Pembukuan Departemen
Pendidikan Nasional, Tahun 2008.
2. Alat/Bahan
a. LKS
b. Daun nangka, daun ubi dan rumput
J. Penilaian
Unjuk kerja, Tes tertulis
Kendari, 31 Agustus 2015
Mengetahui :
Kepala SDN 06 Baruga
Peneliti
Sania, S.Pd.
NIP. 19580905 198010 2 002
Rifan Septian
NIM. A1B3 11 053
117
Lampiran 15
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS 2 PERTEMUAN 1
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Kelompok
Nama Anggota Kelompok
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
:
:
: 1.
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan
Mengamati daun pada beberapa tumbuhan
B. Materi
Materi daun pada tumbuhan
C. Alat dan Bahan
1. 3 jenis daun
2. Alat tulis
D. kegiatan
1. Ambilah 3 jenis daun yang telah disiapkan.
2. Amati bentuk daun tersebut.
3. Isilah tabel dibawah ini.
Nama dan Gambar Bentuk Daun
Tangkai
Daun
Warna
Daun
Tulang
Daun
118
4. Sebutkan 2 fungsi daun?
5. Apa fungsi tangkai pada daun?
6. Apa fungsi tulang daun?
119
Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus 2 Pertemuan 1
Hasil Pengamatan :
Daun nangka :
a. Mempunyai tangkai daun
b. Warna daun hijau
c. Tulang daun menyirip
Rumput :
a. Tidak mempunyai tangkai daun
b. Warna daun hijau
c. Tulang daun sejajar
Daun ubi kayu :
a. Mempunyai tangkai daun
b. Warna daun hijau
c. Tulang daun menjari
4. Fungsi daun :
d. Tempat berfotosintesis.
e. Alat pernapasan.
f. Tempat terjadinya proses penguapan.
5. Tangkai daun berfungsi sebagai penghubung antara daun dengan batang
6. Tulang daun berfungsi sebagai tempat melekatnya helaian daun
120
Lampiran 16
Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II Pertemuan 1
Kegiatan
Tahapantahapan dalam
Contextual
Teaching and
Learning (CTL)
Kegiatan
pendahuluan
Terlaksana
Kegiatan Guru
Komentar
Ya
1. Membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan
menanyakan kabar mereka,
kemudian mempersiapkan
siswa untuk belajar.
2. Apakah Guru memberikan
apersepsi“Anak-anak kalian
semua sudah pernah lihat daun,
siapa diantara kalian yang
sudah tau zat yang paling
penting dimiliki daun?”
3. Apakah Guru Memotivasi
siswa?
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
4. Apakah Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan
dicapai?
Kegiatan Inti
Tahap
Kontruktivisme
Tahap
Questioning
Tahap Learning
Community
Tahap Inquiry
5. Apakah Guru memberikan
penjelasan singkat tentang
bagian daun pada tumbuhan?
6. Apakah guru mempersilahkan
siswa untuk mengajukan
pertanyaan untuk memperkuat
pengetahuan yang telah
ditemukan?
7. Apakah Guru membagi siswa
menjadi 5 kelompok yang
beranggotakan 5-6 orang secara
heterogen?
8. Apakah Guru membagikan
LKS kepada setiap kelompok
untuk diselesaikan dengan cara
berdiskusi?
9. Apakah guru memberikan
kesepatan kepada siswa untuk
melakukan pengamatan untuk
menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan daun?
10. Apakah Guru membimbing
siswa dalam berdiskusi
kelompok?
Tidak
√
Terlaksana
meskipun masih
ada beberapa siswa
yang tidak
memperhatikan
Terlaksana
meskipun masih
ada beberapa siswa
yang tidak
memperhatikan
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
121
Kegiatan
akhir
Tahap Modelling 11. Apakah Guru memberikan
kesempatan kepada
perwakilan setiap kelompok
untuk tampil membacakan
hasil diskusinya?
12. Apakah Guru memberikan
kesempatan kepada kelompok
lain untuk bertanya pada
kelompok yang membacakan
hasil diskusinya didepan
kelas, kemudian memberikan
jawaban kepada kelompok
yang bertanya?
13. Apakah Guru memuji
kelompok yang aktif dalam
diskusi dan mampu menjawab
pertanyaan dari kelompok lain
dengan benar?
Tahap Reflection 14. Apakah Guru menanyakan
kepada siswa tentang hal-hal
yang belum dipahami?
15. Apakah Guru bersama siswa
menyimpulkan hasil diskusi
kelompok?
Tahap Authentic 16. Apakah Guru memberikan
evaluasi yang berupa tes
Assesment
tesrtulis atau pertanyaanpertanyaan untuk mengetahui
tingkat penguasaan siswa
terhadap materi yang baru
dipelajari?
Skor
Persentase ketuntasan
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
√
Tidak terlaksana
dengan baik karena
masih ada 1
kelompok yang
tidak mengajukan
pertanyaan
√
Tidak terlakasana/
tidak dilaksanakan
oleh guru
√
Tidak terlaksana
dengan baik
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
13
81,25%
3
18,75%
Kendari , 31 Agustus 2015
Observer
Hotmida, A.Ma
NIP. 19592609199803 2 003
122
Lampiran 17
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II Pertemuan 1
Kegiatan
Tahapantahapan dalam
Contextual
Teaching and
Learning (CTL)
Kegiatan
pendahuluan
Kegiatan Inti
Terlaksana
Kegiatan Siswa
Ya
1. Apakah siswa menjawab
salam dan siap menerima
pelajaran?
2. Apakah siswa aktif pada
apersepsi dengan menjawab
pertanyaan “Anak-anak kalian
semua sudah pernah lihat
daun, siapa diantara kalian
yang sudah tau zat yang
paling penting dimiliki
daun?”
3. Apakah siswa mendengarkan
motivasi yang diberikan serta
semangat dalam mengikuti
pebelajaran yang
dilaksanakan?
4. Apakah siswa mendengarkan
dan memahami tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai?
5. Apakah siswa memperhatikan
penjelasan guru?
6. Apakah siswa mengajukan
pertanyaan untuk memperkuat
pengetahuan yang telah
ditemukan?
Tahap Learning 7. Apakah siswa menempati
tempat duduk sesuai dengan
Community
kelompok yang telah dibagi
secara heterogen oleh guru?
8. Apakah setiap kelompok
menerima LKS yang akan
diselesaikan dengan cara
berdiskusi?
9. Apakah siswa melakukan
Tahap Inquiry
pengamatan untuk
menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan daun?
10. Apakah siswa dibimbing
dalam berdiskusi kelompok?
Tahap Modelling 11. Apakah setiap kelompok
mendapat kesempatan
untuk tampil membacakan
hasil diskusinya?
Tahap
Kontruktivisme
Tahap
Questioning
Komentar
Tidak
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
√
√
Terlaksana
meskipun masih
ada beberapa siswa
yang tidak
memperhatikan
Terlaksana
meskipun masih
ada beberapa siswa
yang tidak
memperhatikan
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
123
12. Apakah setiap kelompok
mendapat kesempatan untuk
bertanya pada kelompok
yang membacakan hasil
diskusinya didepan kelas?
Kegiatan
akhir
13. Apakah siswa memberikan
semangat kepada kelompok
yang mendapat pujian
dengan bertepuk tangan?
Tahap Reflection 14. Apakah siswa mengajukan
pertanyan tentang hal-hal
yang belum dipahami?
15. Apakah siswa
menyimpulkan hasil diskusi
kelompok?
Tahap Authentic 16. Apakah siswa menjawab
pertanyaan-pertanyaan
Assesment
untuk mengetahui tingkat
penguasaan materi yang
baru dipelajari?
Skor
Persentase ketuntasan
√
Tidak terlaksana
dengan baik karena
masih ada 1
kelompok yang
tidak mengajukan
pertanyaan
√
Tidak terlakasana/
tidak dilaksanakan
oleh guru
√
Tidak terlaksana
dengan baik
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
13
81,25%
3
18,75%
Kendari , 31 Agustus 2015
Observer
Hotmida, A.Ma
NIP. 19592609199803 2 003
124
Lampiran 18
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
( RPP ) Siklus 2 Pertemuan 2
Nama sekolah
: SD Negeri 06 Baruga
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester
: IV / 1
Pertemuan
: Ke - 4
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit (1 x petemuan)
A. Standar Kompetensi
2. Memahami hubungan antara stuktur bagian tumbuhan dengan fungsinya
B. Kompetensi Dasar
2.4 Menjelaskan hubungan antara bunga dengan fungsinya
C. Indikator
1. Menyebutkan 5 bagian-bagian bunga
2. Menjelaskan kegunaan bunga bagi tumbuhan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan 5 bagian-bagian bunga
2. Siswa dapat menjelaskan keguanaan bunga bagi tumbuhan
E. Materi Pembelajaran
Materi bunga pada tumbuhan
F. Model/Metode Pembelajaran
1. Model pembelajaran : Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL)
2. Metode pembelajaran : Tanya jawab, Pengamatan, Diskusi kelompok, Penugasan
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkahlangkah dalam
Alokasi
Kegiatan
Contextual
Deskripsi kegiatan
waktu
Teaching and
Learning (CTL)
Kegiatan
a. Guru
membuka
pelajaran
dengan 10 menit
pembuka
mengucapkan salam dan menanyakan kabar
mereka, kemudian mempersiapkan siswa
untuk belajar.
b. Guru melakukan apersepsi, apersepsi
dilakukan dengan menghubungkan pelajaran
dengan pengalaman sehari-hari siswa “Anakanak kalian semua sudah kenal dengan
bunga, siapa diantara kalian yang sudah tau
manfaat bunga bagi tumbuhan?”
c. Guru memberi motivasi kepada siswa agar
semangat dalam mengikuti pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
125
Kegiatan
inti
Kegiatan
akhir
d. Menyampaiakan tujuan pembelajaran.
e. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan 50 menit
Tahap
untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.
Kontruktivisme
“Bunga dikelompokan menjadi 2 bagian
yaitu bunga sempurna dan bunga tidak
sempurna. Siapa diantara kalian yang tahu
bagian-bagian dari bunga sempurna”
f. Siswa dipersilahkan untuk mengajukan
Tahap
pertanyaan-pertanyaan untuk memperkuat
Questioning
pengetahuan yang telah ditemukan.
Tahap Learning g. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok
yang beranggotakan 5-6 orang secara
Community
heterogen.
h. Guru membagikan LKS yang berisi soal-soal
yang akan diselesaikan oleh siswa dan
ditemukan jawabannya sendiri dengan cara
berdiskusi.
i. Siswa melakukan kegiatan pengamatan
Tahap Inquiry
untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan bunga.
j. Guru
berkeliling
untuk
mengamati,
memotivasi, dan memfasilitasi kerjasama
setiap kelompok
Tahap Modelling k. Guru memberikan kesempatan kepada
perwakilan setiap kelompok untuk tampil
membacakan hasil diskusinya
l. Guru memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk bertanya pada
kelompok
yang
membacakan
hasil
diskusinya didepan kelas, kemudian
memberikan jawaban kepada kelompok yang
bertanya
m. Guru memuji kelompok yang aktif dalam
diskusi dan mampu menjawab pertanyaan
dari kelompok lain dengan benar
Tahap Reflection n. Guru menanyakan kepada siswa tentang hal- 10 menit
hal yang belum dipahami
o. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil
diskusi kelompok
Tahap Authentic p. Guru memberikan evaluasi yang berupa tes
tertulis atau pertanyaan-pertanyaan untuk
Assesment
mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi yang baru dipelajari.
126
H. Sumber Belajar dan Alat/Bahan
1. Sumber belajar
a. KTSP 2006
b. Buku sekolah elektronik : Ilmu Pengetauan Alam SD dan MI Kelas IV,
penyusun : Poppy K. Devi & Sri Anggraeni, Pusat Pembukuan Departemen
Pendidikan Nasional, Tahun 2008.
2. Alat/Bahan
a. LKS
b. Bunga kamboja, bunga kertas dan bunga kancing.
I. Penilaian
Unjuk kerja, Tes tertulis
Kendari, 1 September 2015
Mengetahui :
Kepala SDN 06 Baruga
Peneliti
Sania, S.Pd.
NIP. 19580905 198010 2 002
Rifan Septian
NIM. A1B3 11 053
127
Lampiran 19
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS 2 PERTEMUAN 2
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Kelompok
Nama Anggota Kelompok
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
:
:
: 1.
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan:
Mengamati struktur bunga
B. Materi
Materi bunga pada tumbuhan
C. Alat dan Bahan:
1. Bunga kamboja, bunga kertas, bunga kancing
2. Alat tulis
D. Langkah Kegiatan:
1. Ambilah 3 macam bunga yang telah disediakan!
2. Perhatikan bagian-bagian bunga tersebut!
3. Isilah tabel dibawah ini.
Nama Bunga Tangkai
Kelopak Warna
Bunga
Bunga
Mahkota
Bunga
4. Apa fungsi dari :
a. Tangkai bunga?
b. Kelopak bunga?
c. Mahkota bunga?
d. Putik?
e. Benang sari?
Putik
Benang
Sari
128
Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus 2 Pertemuan 2
Hasil Pengamatan :
bunga kamboja
a.
b.
c.
d.
Mempunyai tangkai bunga
Mempunyai kelopak bunga
Mempunyai mahkota bunga yang berwarna merah muda
Mempunyai putik dan mempunyai benang sarri
Bunga kancing
a.
b.
c.
d.
Mempunyai tangkai bunga
Mempunnyai kelopak bunga
Mempunyai mahkota bunga yang berwarna merah jambu
Tidak mempunyai putik hanya mempunyai benang sari
Bunga kertas
a.
b.
c.
d.
Mempunyai tangkai bunga
Mempunyai kelopak bunga
Mempunyai mahkota bunga
Tidak mempunyai putik hanya mempunyai benang sari
Fungsi dari :
a. Tangkai berfungsi sebagai penopang bunga dan sebagai penyambung
antara bunga dan batang atau ranting.
b. Kelopak bunga berfungsi untuk membungkus mahkota bunga ketika bunga
masih kuncup.
c. Mahkota bunga berfungsi untuk menarik serangga lain untuk datang
membantu penyerbukan.
d. Putik berfungsi sebagai alat kelamin betina
e. Benang sari berfungsi sebagai alat kelamin jantan.
129
Lampiran 20
Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II Pertemuan 2
Kegiatan
Tahapantahapan dalam
Contextual
Teaching and
Learning (CTL)
Terlaksana
Kegiatan Guru
Ya
1. Apakah guru membuka
pelajaran dengan mengucapkan
salam dan menanyakan kabar
mereka, kemudian
mempersiapkan siswa untuk
belajar?
2. Apakah Guru memberikan
apersepsi?
Kegiatan
pendahuluan
3. Apakah Guru Memotivasi
siswa?
Kegiatan Inti
Komentar
4. Apakah Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan
dicapai?
5. Apakah Guru memberikan
penjelasan singkat tentang
bagian bunga pada tumbuhan?
6. Apakah guru mempersilahkan
siswa untuk mengajukan
pertanyaan untuk memperkuat
pengetahuan yang telah
ditemukan?
7. Apakah Guru membagi siswa
menjadi 5 kelompok yang
beranggotakan 5-6 orang secara
heterogen?
8. Apakah Guru membagikan
LKS kepada setiap kelompok
untuk diselesaikan dengan cara
berdiskusi?
9. Apakah guru memberikan
kesepatan kepada siswa untuk
melakukan pengamatan untuk
menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan bunga?
Tidak
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
10. Apakah Guru membimbing
siswa dalam berdiskusi
kelompok?
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
Tahap Modelling 11. Apakah Guru memberikan
kesempatan kepada
perwakilan setiap kelompok
untuk tampil membacakan
hasil diskusinya?
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
Tahap
Kontruktivisme
Tahap
Questioning
Tahap Learning
Community
Tahap Inquiry
130
Kegiatan
akhir
12. Apakah Guru memberikan
kesempatan kepada kelompok
lain untuk bertanya pada
kelompok yang membacakan
hasil diskusinya didepan
kelas, kemudian memberikan
jawaban kepada kelompok
yang bertanya?
13. Apakah Guru memuji
kelompok yang aktif dalam
diskusi dan mampu menjawab
pertanyaan dari kelompok lain
dengan benar?
Tahap Reflection 14. Apakah Guru menanyakan
kepada siswa tentang hal-hal
yang belum dipahami?
15. Apakah Guru bersama siswa
menyimpulkan hasil diskusi
kelompok?
Tahap Authentic 16. Apakah Guru memberikan
evaluasi yang berupa tes
Assesment
tesrtulis atau pertanyaanpertanyaan untuk mengetahui
tingkat penguasaan siswa
terhadap materi yang baru
dipelajari?
Skor
Persentase ketuntasan
√
Tidak terlaksana
dengan baik karena
masih ada 1
kelompok yang
tidak mengajukan
pertanyaan
√
Tidak terlakasana
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
14
87,5%
2
12,5%
Kendari , 1 September 2015
Observer
Hotmida, A.Ma
NIP. 19592609199803 2 003
131
Lampiran 21
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II Pertemuan 2
Kegiatan
Tahapantahapan dalam
Contextual
Teaching and
Learning (CTL)
Kegiatan
pendahuluan
Kegiatan Inti
Tahap
Kontruktivisme
Tahap
Questioning
Tahap Learning
Community
Tahap Inquiry
Terlaksana
Kegiatan Siswa
Komentar
Ya
1. Apakah siswa menjawab
salam dan siap menerima
pelajaran?
2. Apakah siswa aktif pada
apersepsi dengan menjawab
pertanyaan “Anak-anak
kalian semua sudah kenal
dengan bunga, siapa
diantara kalian yng sudah
tau manfaat bunga bagi
tumbuhan?”
3. Apakah siswa
mendengarkan motivasi
yang diberikan serta
semangat dalam mengikuti
pebelajaran yang
dilaksanakan?
4. Apakah siswa
mendengarkan dan
memahami tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai?
5. Apakah siswa
memperhatikan penjelasan
guru?
6. Apakah siswa mengajukan
pertanyaan untuk
memperkuat pengetahuan
yang telah ditemukan?
7. Apakah siswa menempati
tempat duduk sesuai dengan
kelompok yang telah dibagi
secara heterogen oleh guru?
8. Apakah setiap kelompok
menerima LKS yang akan
diselesaikan dengan cara
berdiskusi?
9. Apakah siswa melakukan
pengamatan untuk
menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
bunga?
10. Apakah siswa dibimbing
dalam berdiskusi
kelompok?
Tidak
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
132
Tahap Modelling 11. Apakah setiap kelompok
mendapat kesempatan
untuk tampil membacakan
hasil diskusinya?
12. Apakah setiap kelompok
mendapat kesempatan
untuk bertanya pada
kelompok yang
membacakan hasil
diskusinya didepan kelas?
Kegiatan akhir
13. Apakah siswa
memberikan semangat
kepada kelompok yang
mendapat pujian dengan
bertepuk tangan?
Tahap Reflection 14. Apakah siswa mengajukan
pertanyan tentang hal-hal
yang belum dipahami?
15. Apakah siswa
menyimpulkan hasil
diskusi kelompok?
Tahap Authentic 16. Apakah siswa
mengerjakan tes tertulis?
Assesment
Skor
Persentase ketuntasan
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
√
Tidak terlaksana
dengan baik
karena masih ada
1 kelompok yang
tidak mengajukan
pertanyaan
√
Tidak terlaksana
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
√
Terlaksana sesuai
dengan aspek
14
87,5%
2
12,5%
Kendari , 1 September 2015
Observer
Hotmida, A.Ma
NIP. 19592609199803 2 003
133
Lampiran 22
TES HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS 2
Nama Siswa :
Kelas
:
Hari/Tanggal :
Petunjuk menjawab soal:
1. Tuliskan namamu dengan lengkap pada lembar jawaban anda!
2. Jawablah soal di bawah ini dengan benar dan lengkap!
3. Dahulukan soal yang kamu anggap mudah!
4. Kerjakan soal di bawah ini secara mandiri!
5. Jika ada soal yang kurang jelas tanyakan pada guru!
6. Dilarang berdiskusi dengan teman!
7. Periksa kembali lembar jawaban lembar jawaban sebelum dikumpul!
A. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberi tanda (x)
1. Yang bukan termasuk bagian-bagian daun adalah...
a. Tulang daun
b. Tangkai daun
c. Pelepah daun
d. Ulat daun
2. Apakah nama zat yang terdapat pada daun yang berperan dalam
fotosintesis...
a. Xilem dan floem
b. stomata
c. Klorofil
d. Mahkota bunga
3. Contoh tumbuhan berdaun majemuk adalah...
a. Tebu
b. Jambu
c. Putri malu
d. Mangga
4. Daun pepaya dan ketela pohon memiliki tulang yang berbentuk...
a. Menjari
b. Sejajar
c. Menyirip
d. Melengkung
5. Berikut ini merupakan fungsi daun kecuali...
a. Alat pernapasan tumbuhan
134
b. Tempat penguapan air
c. Tempat terjadinya fotosintesis
d. Sebagai alat perkembangbiakan tumbuhan
6. Bunga sangat menarik dan indah dipandang mata karena memiliki...
a. Mahkota bunga
b. Putik
c. Benang sari
d. Kelopak bunga
7. Perhatikan gambar bunga dibawah ini.
Bagian yang berfungsi sebagai alat kelamin jantan
terdapat pada nomor...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
8. Warna-warni mahkota bunga berguna untuk menarik...
a. Serangga
b. Manusia
c. Burung
d. Lebah.
9. Fungsi utama bunga untuk membentuk biji karena memilki...
a. Putik dan benang sari
b. Putik dan mahkota
c. Benang sari dan mahkota bunga
d. Kelopak bunga dan mahkota bunga
10. Peristiwa jatuhnya serbuk sari ke atas kepala putik disebut...
a. penyerapan
b. pertumbuhan
c. Penyerbukan
d. Perkembangbiakan
B. Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. tuliskan 3 fungsi daun pada tumbuhan ?
2. tuliskan 3 contoh sistem pertulangan pada daun ?
3. tuliskan bagian-bagian daun ?
4. Apa fungsi bunga pada tumbuhan?
5. Jelaskan fungsi:
a. Tangkai bunga
d. putik
b. Kelopak bunga
e. Benang sari
c. Mahkota bunga
135
Lampiran 23
KUNCI JAWABAN TES HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II
A. Pilihan Ganda
1. D
6. A
2. C
7. D
3. C
8. B
4. A
9. A
5. D
10. C
B. Uraian
1. Fungsi daun
a. Tempat berfotosintesis.
b. Alat pernapasan.
c. Tempat terjadinya proses penguapan.
2. 3 sistem pertulangan pada daun beserta contohnya
a. Tulang daun menyirip, berbentuk seperti susunan sirip-sirip ikan.
Contohnya avokad, nangka, mangga, rambutan.
b. Tulang daun menjari, berbentuk seperti susunan jari tangan. Contohnya
daun jarak, kapas, singkong.
c. Tulang daun sejajar, berbentuk seperti garis-garis lurus yang sejajar.
Contohnya rumput-rumputan.
3. Bagian daun terdiri atas tangkai, helai daun, dan tulang daun.
4. Bunga merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan.
5. 5 bagian bunga :
a. Tangkai berfungsi sebagai penopang bunga dan sebagai penyambung
antara bunga dan batang atau ranting.
b. Kelopak bunga berfungsi untuk membungkus mahkota bunga ketika
bunga masih kuncup.
c. Mahkota bunga berfungsi untuk menarik serangga lain untuk datang
membantu penyerbukan.
d. Putik berfungsi sebagai alat kelamin betina
e. Benang sari berfungsi sebagai alat kelamin jantan.
136
Lampirana 24
PEDOMAN PENSKORAN
Jenis Soal
C. Pilihan
ganda
1.
2.
3.
D. Uraian
4.
5.
Nomor soal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Mendapat skor 2 apabila menuliskan 1 fungsi,
mendapat skor 4 apabila menuliskan 2 fungsi,
mendapat skor 6 apabila menuliskan 3 fungsi
Mendapat skor 2 apabila menuliskan 1 jenis beserta
contohnya, mendapat skor 4 apabila menuliskan 2
jenis beserta contohnya, dan Mendapat skor 6
apabila menuliskan 3 jenis beserta contohnya
Mendapatkan skor 1 apabila bisa menuliskan 1
bagian, Mendapatkan skor 2 apabila bisa
menuliskan 2 bagian, dan Mendapatkan skor 3
apabila bisa menuliskan 3 bagian.
Mendapat skor 2 apabila dapat menuliskan fungsi
bunga
Mendapakan skor 2 apabila dapat menjelaskan 1
bagian bunga, Mendapakan skor 4 apabila dapat
menjelaskan 2 bagian bunga, Mendapakan skor 6
apabila dapat menjelaskan 3 bagian bunga,
Mendapakan skor 8 apabila dapat menjelaskan 4
bagian bunga, Mendapakan skor 10 apabila dapat
menjelaskan 5 bagian bunga,
Skor Maksimal
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑕𝑎𝑛 (𝑝𝑖𝑙𝑖 𝑕𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑑𝑎 +𝑢𝑟𝑎𝑖𝑎𝑛 )
Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 (𝑝𝑖𝑙𝑖 𝑕𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑑𝑎 +𝑢𝑟𝑎𝑖𝑎𝑛 )
𝒙 100%
Skor
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
6
3
2
10
37
137
Lampiran 25
Analisis Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Bentuk Tes
No
Nama siswa
Pilihan Ganda
Uraian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jml
1
2
3
4
5
Jml
Skor
perolehan
Nilai
Ket
1
Al Fauzi
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
9
6
4
3
2
8
23
32
86,78
T
2
Muhamad Athallah
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
8
6
4
3
2
9
24
32
86,78
T
3
Muliani Intan Maskur
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
8
4
4
3
2
9
22
30
81,08
T
4
Lyssa Anggraeni Saputri
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
7
6
4
3
2
7
22
29
78,37
T
5
Ummu Humairah
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
7
6
4
2
2
8
22
29
78,37
T
6
Rasyid
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
8
4
6
3
2
8
23
31
83,78
T
7
Muhamad Haikal
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
7
4
4
3
2
8
21
28
75,67
T
8
Rahmat Ramadhan
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
8
6
6
2
2
9
25
33
89,18
T
9
Muhamad Reyhan Iskandar
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
8
6
4
3
2
24
32
86,78
T
10
Hasmiranda
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
8
4
6
3
2
25
33
89,18
T
11
Nirmala Intan
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
7
4
4
2
2
17
24
64,86
BT
12
Muhamad Dani
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
9
6
4
3
2
25
34
91,89
T
13
Gwen Sabrina Almeyra
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
7
6
4
2
2
9
1
0
5
1
0
7
21
28
75,67
T
14
Nurul Fadlyah
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
9
4
4
3
2
8
21
30
81,08
T
15
Muhamad Fajar
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
8
4
6
2
2
7
21
29
78,37
T
16
Marko
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
7
4
4
2
2
8
20
27
72,97
T
17
Siti Susi Suwindah
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
6
6
3
2
8
25
35
94,59
T
18
Diva Agustina
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
8
6
4
3
2
8
23
31
83,78
T
19
Azzahra Apriani
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
8
6
4
3
2
8
23
31
83,78
T
20
Samad Arifin
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
9
4
4
3
2
7
20
29
78,37
T
21
Juliana Ica
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
8
4
4
3
2
7
20
28
75,67
T
22
Adliyah Yama
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
7
4
2
3
2
4
15
22
59,45
BT
23
Muhamad Junaid Haekal
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
8
6
4
3
2
8
23
31
83,78
T
24
Andini Septiana
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
9
4
6
3
2
8
23
32
86,78
T
25
Septiana
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
9
6
4
3
2
9
24
33
89,18
T
26
Agus Ginanjar
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
BT
Jumlah
2036,19
Rata-rata kelas
78,31
Persentase ketuntasan (%)
88,46%
Ket:
Tuntas ( T )
: 23 orang siswa
Belum Tuntas ( BT ) : 3 orang siswa
138
Lampiran 26
Dokumentasi
Berdoa sebelum pembelajaran dimulai
Guru membuka pelajaran
Guru menjelaskan materi pembelajaran
139
Guru membagi siswa dalam kelompok
Siswa mengerjakan LKS
Guru memberikan penjelasan
tentang LKS
Guru sedang membimbing siswa
Guru membimbing siswa mempresentasekan hasil pengamatan
140
Siswa membacakan hasil pengamatannya
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi
Siswa mengerjakan tes hasil belajar
RIWAYAT HIDUP
Rifan Septian dilahirkan pada tanggal 29 September 1993 di
Bau-bau, Kecamatan Wolio Kota Bau-bau. Anak keempat dari
empat bersaudara, dari pasangan Bapak Karim dan (Alm)
Maria. Pada tahun 1997 penulis menempuh pendidikan
pertama selama dua tahun di TK Pertiwi (selesai tahun1999).
Pada tahun 1999 penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri 2 Batulo (selesai
tahun 2005). Pada tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1
Bau-bau (selesai tahun 2008). Pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan di
SMA Negeri 1 Bau-bau (selesai tahun 2011). Pada tahun 2011 penulis
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi Universitas Halu Oleo Kendari pada
Jurusan/Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Keuguruan dan Ilmu
Pendidikan.
Download