Anemia, Pengetahuan dan Sik^ mengenai Keenkupan Qizi pada n?W Hamil di wilayah kerja Puskesmas Muara Fajar Kota Pekanbaru Yanti Emalia^ Handayani^'Tuti Restuastuti^ 'Bagian Gizi, Fakultas Kedokteran UR^Bagian IKM&IKK, 'Sagian IKM&IKK, ABSTRAK Latar Belakang: Anemia kurang zat besi merupakan masalah gizi yang paling sering ditemukan di dunia.Menurut World Health Organization (WHO), 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan. Angka anemia gizi ibu hamil di Provinsi Riau masih tinggi walaupun tiap tahun mengalami penurunan, berdasarkan survey sebanyak 21 % ibu hamil mengalami anemia. Di Puskesmas Muara Fajar Pekanbaru 37% ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan termasuk kehamilan berisiko tinggi (2010). Kurangnya konsimisi makanan bergizi merupakan faktor yang m^enyebabkan rendahnya gizi ibu hamjL Pemenuhan asupan gizi saat kehamilan dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang kecukupan zat gizi saat kehamilan. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi anemia, pengetahuan, dan sikap mengenai kecukupan gizi pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas muara fajar kota pekanbaru Metodologi Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian stifvey dengan rancangan penelitian crossectional. Sampel diambil dari seluruh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Muara Fajar Kota Pekanbaru sebanyak 47 ibu hamil. Pada semua sampel dilakidcan pemeriksaan kadar Hb, pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas), dan pemberian kuesioiier kuesioner pengetahuan dan sikap tentang kecukupan gizi ibu hamil. Data diolah dengan program statistik spss versi 17. Hasii penelitian; Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 89,4% ibu hamil mengalami anemia. Berdasarkan penilaian kuesioner terdapat ibu hamil yang memiliki pengetahuan yang kuranj (44,7%) dan sikap yang negatif (8.5%) mengenai kecukupan gizi ibu hanul Keywords: Ibu Hamil, Anemia, Pengetahuan, Sikap, Kecukupan Gizi PENDAHULUAN Anemia kurang zat besi merupakan masalah gizi yang paling sering ditemukan di dunia. Sebanyak 4-5 milyar (66-80%) penduduk dunia mengalami anemia.* Menurut World Health Organization (WHO), 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia ini disebabkan oleh defisiensi besi Berdasarkan data kesehatan di Propinsi Riau tahun 2009, ditemukan anemia gizi pada ibu hamil sebesar 48%. ^ Dari data diatas terlihat masih tingginya kejadian anemia pada ibu hamil, hal ini menunjukkan keadaan gizi ibu hamil yang kurang baik, Kurangnya konsumsi makanan bergizi merupakan faktor yang menyebabkan rendahnya gizi ibu tersebut.^ Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) tahun 2010 di provinsi Riau terdapat cukup rendah ibu hamil yang memeriksakan kehamilan pada 1 bulan trimester pertama, hanya sekitar 30,6%. Berbeda dengan daerah lain yang sudah hampir 90% ibu hamilnya melakukan pemeriksaan darah, di provinsi riau persentasenya hanya sekitar 79,4%. * Angka anemia gizi pada ibu hamil di Provinsi Riau masih tinggi walaupun tiap tahun mengalami penurunan, tahun 2006 ibu hamil yang anemia 47,8 % menjadi 32,9 % pada tahim 2007, dan pada tahun 2009 menurun menjadi 21 %.^ Di Puskesmas Muara Fajar Pekanbaru 37 % ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan termasuk kehamilan berisikQ tinggi (2010). * Keadaan ini mengindikasikan bahwa anemia gizi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Ada banyak penyebab anemia, namim tiga penyebab utama yaitu (a) defisiensi gizi (b) infeksi isonis, dan hemoglobin opathies, Tiga langkah utama yang dapat mencegah anemia yaitu : diversifikasi diet, fortifikasi makanan, dan suplementasi.' Penyebab utama anemia defisiensi besi pada ibu hamil adalah tidak cukupnya asupan besi dengan bioavailability yang tinggi, walaupun penyebab lainnya juga memainkan peranan penting, seperti defisiensi vitamin A dan Vitamin Hasil riset kesehatan daerah di Indonesia tahun 2010 persentase ibu hamil yang mengkonsumsi protein dibawah kebutuhan minimal sebesar 49,5%. Ibu hamil yang mengkonsumsi energi dibawah kebutuhan minimal sebesar 44,4%.'* hamil yang mengalami anemia b^ri$iko tinggi yntuk mengalami komplikasi kehamilan, pemilihan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Muara Fajar sebagai subjek dalam penelitian ini berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu (a) Lokasi penelitian termasuk wilayah perkotaan dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi; (b) Belum pemah dilakukan penelitian mengenai prevalensi anemia ibu hamil di wilayah setempat METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah survey dengan rancangan penelitian crosssectional Penelitian dilakukan d?ngan mengambil lokasi di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Fajar Rumbai Pesisir. Subjek penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada di wilayah keija Puskesmas Muara Fajar Rumbai Pesisir, yang terdata di Puskesmas Muara Fajar Pekanbaru Riau sebanyak 47 ibu hamil yang bersedia ikut berpartipasi daiam penelitian dengan menandatangi lembar informed consent, Ibu hamil responden penelitian dengan kriteria bersedia mengikuti penelitian, tidak memiliki riwayat penyakit kronis, di kumpulkan di puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan hemoglobin dan pengambilan kuesioner. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling,Ym&M pada penelitian ini adalah umur, tigkat pendidikan terakhir, pekerjaan, paritas, umur kehamilan, kadar Hb, status gizi berdasarkan Lingkar Lengan Atas (LILA), pengetahuan dan sikap ibu hamil mengenai kecukupan gizi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner terstruktur yang diisi untuk mengetahui identitas responden (nama, umur, pekeijaan, pendidikan terakhir, umur kehamilan, paritas), pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang kecukupan zat gizi saat kehamilan. Untuk melakukan pemeriksaan hemoglobin. Pemeriksaan Hb dilakukan dengan menggunakan alat hemoglobinometer. Ibu hamil dikategorikan mengalami anemia bila kadar Hb < llg/dL,Selanjutnja dilakukan analisis data melalui uji statistik dengan cara analisis univariat Pengykwan pengetahuan responden dilakukan melalui kuesioner l?eri§i pemyataan-pemyataan yang dibuat sendiri oleh peneliti dan telah diuji coba. Berdasarkan hasil uji coba 10 pemyataan kuesioner pengetahuan ibu hamil tentang kecukupan zat gizi saat kehamilan diperoleh 5 pemyataan yang valid dan reliabel. Jenis pemj^ataan untuk mengukur tingkat pengetahuan ada dua, yataii; a)/gvomkh. dengan pilihan jaw^aban Benar (B) dengan skor satu, dan Salah (S) dengan skor nol, b) unfavorable, dengan pilihan jawaban Benar (B) dengan skor nol, dan Salah (S) dengan skor satu. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi tiga, yaitu pengetahuan baik jika nilai 68-100, pengetahuan cukup jika nilai 34-67, dan pengetahuan kurang jika nilai 0-33. Pengukuran sikap responden diperoleh melalui kuesioner dengan menggunakan skala Likert. Untuk semua pemyataan sikap dirancang oleh penulis sendiri dan telah diuji coba. Berdasarkan hasil uji coba 11 pemyataan kuesioner sikap ibu hamil tentang kecukupan zat gizi saat kehamilan diperoleh 6 pemyataan yang valid dan reliabel. Jenis pertanyaan untuk mengukur sikap ada dua, yakni; a) favorable, dengan pilihan jawaban Sangat SeUiju (SS) dengan skor empat, Setuju (S) dengan skor tiga, Tidak Semju (TS) dengan skor dua, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor satu, b) unfavorable, dengan pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) dengan skor satu, Setuju (S) dengan skor dua, Tidak Setuju (TS) dengan skor tiga, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor empat. Tingkat sikap dibagi menjadi tiga, yaitu sikap positif jika nilai 68-100, netral jika nilai 34-67, dan negatif nilai 0-33. HASIL PENELITIAN Karakteristik responden penelitian Gambaran umum latar belakang responden dipaparkan dalam bentuk distribusi frekuensi. Sebaran responden berdasarkan karakteristik responden (usia, tingkat pendidikan terkahir, pekerjaan) dan corak reproduksi pada penelitian ini disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1 Sebaran responden berdasarkan karakteristik responden (usia, tingkat pendidikan terkahir, pekerjaan) dan corak reproduksi (paritas, umur kehamilan) Frekuensi (n) Persentasi (%) Umur a, < 20 tahun b. 20-35 tahun c, >35 tahun Pendidikan terakbtf a. SD b. SMP c. SMA d. Perguruan tinggi Pekerjaan a. Bekerja b. Tidak bekerja Paritas a. Nullipara b. Primipara c. Multipara Umur kehamilan a. Trimester I b. Trimester II c. Trimester III 1 39 7 2,1 83 14,9 12 18 14 3 25,5 38,3 29,8 6,4 5 42 10,6 89,4 10 11 26 21,3 23,4 55,3 2 29 9 19,1 61,8 19,1 Anemia dan Status Gizi Responden Penelitian Gambaran umum kejadian anemia dan status gizi responden di sajikan pada Tabel 2 Tabel 2,gizi Kejadian corak reproduksi (paritas, umur kehamilan) dan status (lingkarAnemia lengan atas) Variabel Kejadian Anemia a. Anemia b. Tidak Anemia Status gizi berdasarkan LILA a. K E K b. Normal Frekuensi (n) Persentase (%) 42 5 89,4 10,6 4 43 8,5 91,5 Pfngetiiliuan dan Sikap mengenai Keeukupiin QM Iba Hamil Pengetahuan dan sikap ibu hamil mengenai keciikupan gizi ibu hamil diperoleh dengan menggunakan kuesioner pengetahuan dan sikap. Hal ini dapat dilihat dari tabel 3 berikut: ^ Tabel 3 Pengetahuan dan sikap mengenai kecukupan gizi ibu hamil Variabel Pengetahuan mengenai Kecukupan Gizi a. Kurang b. Cukup c. Baik Sikap mengenai Kecukupan Gizi a, Negatif b. Netral c. Positif n % 21 25 1 44,7 53,2 2,1 4 30 13 8,5 63,8 27,7 PEMBAHASAN Karakteristik Responden Penelitian Data tentang karakteristik responden dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahun. Umur 20-35 tahun secara fisiologis merupakan rentang waktu masa subur seorang wanita. Secara statistik pada periode tersebut dapat teijadi kehamilan aman tanpa terdapat risiko kecacatan pada bayi.' Hamil pada umur yang lebih dari 35 tahun merupakan kehamilan risiko tinggi, dimana ibu dan bayi memiliki risiko terjadinya berbagai komplikasi yang dapat menyebabkan kematian atau kecacatan pada ibu dan bayi. Pada penelitian ini, terdapat 14,9 % (Tprang) responden termasuk kedalam kehamilan risiko tinggi, Data tentang tingkat pendidikan terakhir menunjukan bahwa hampu* sepertiga responden hanya tamat bangku sekolah dasar. Hal ini berarti hampir sepertiga re§pond?n memilki tingkat pendidikan yang rendah, Responden yang tingkat pendidikanya tinggi yaitu sampai perguruan tinggi hanya 6,4%. Sebagian besar responden ibu hamil adalah wanita yang bekerja (89,4 %) yaitu sebagai pekeija pada pembuatan batu bata. Pekeijaan pembuatan batu bata ini adalah pekeijaan yang cukup berat bagi wanita hamil seperti mengolah tanah_, men^angkat tanah yang sudah diolah, mencetak tanah dalam bentuk batu bata, kemudian menyusun batu bata yang sudah kering untuk di oven secara tradisional. Hampir sebagian besar responden saat penelitian memiliki status kehamilan multipara (55,3%) yaitu pemah melahirkan 2x-5x dan berada pada trimester II (61,8%). Sepanjang trimester II dan III, kebutuhan akan terns membesar sampai pada akhir kehamilan, Energi tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu, yaitu penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara, serta penumpukan lemak. Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 kkal sehari pada trirhester I, dan 350 kkal selama trimester II dan III.*° Anemia dan status Gizi responden Penelitian Berdasarkan data prevalensi anemia pada ibu hamil sangat tinggi (89,4%), Berdasarkan kriteria WHO prevalensi anemia > 40% termasuk permasalahan kesehatan tingkat berat" Angka ini jauh lebih tinggi dari data prevalensi anemia di Provinsi Riau Tahun 2010. Angka anemia gizi pada ibu hamil di Provinsi Riau masih tinggi walaupun tiap tahun mengalami penurunan, tahun 2006 ibu hamil yang anemia 47,8 % menjadi 32,9 % pada tahun 2007, dan pada tahun 2009 menurun menjadi 21 %.* Pada wanita usia kehamilan 20-26 minggu memiliki persentase teringgi mengalami anemia ringan hingga sedang*^ Anemia yang teijadi pada masa kehamilan dapat berakibat buruk terhadap ibu hamil maupim pada bayi yang akan dilahirkan, Anemia ringan meningkatkan risiko kelahiran prematur sedangkan anemia Iperat §elani«i kehamilan merupakan faktpr risikp hertambahnya angka mQrbi4ita§ <ilan mortalitas dari ibu dan bayi yang akan dilahirkan.'^ Pada penelitian ini tidak digali lebih dalam faktor faktor resiko anemia pada ibu hamil, namun bila dianalisa berdasarkan karakteristik responden hal ini bisa saja disebabkan oleh masih banyak t i n ^ t pendidikan ibu rendah, kurangnya informasi kesehatan sehingga masih kurangnya pemahamanan dan pengetahuan ibu mengenai kecukupan gizi ibu hamil sehingga mempengaruhi asupan zat gizi yang kurang terutama asupan zat gizi protein dan zat besi yang dapat menyebabkan terjadinya anemia, Ada banyak penyebab anemia, namun tiga penyebab utama yaitu (a) defisiensi gizi (b) infeksi kronis, dan hemoglobin opathies. Tiga langkah utama yang dapat mencegah anemia yaitu: diversifikasi diet, fortifikasi makanan, dan suplementasi.' Data dari status gizi berdasarkan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) responden menunjukkan bahwa ada 4 orang responden (8,5%) yang mengalami masalah gizi yaitu Kurang Energi Kronik (KEK) dimana LILA <23,5 cm. LILA merupakan salah satu indikator yang digunakan imtuk penentuan status gizi pada ibu hamil Ibu hamil yang mengalami K E K dengan LILA <23,5 cm menandakan bahwa status gizi ibu hamil tersebut buruk. Status gizi yang buruk saat kehamilan dapat menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya, Masalah pada ibu antara lain anemia, persalinan prematur, persalinan lama atau bahkan kematian pada ibu akibat perdarahan setelah persalinan, sedangkan pada bayi dapat terjadi berat bayi lahir rendah, lahir mati dan kecacatan.*'*''^ Peos«taha«n dm Sikap Mengenai Kecukupan gii! Ibu Hamil Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu seperti melihat, mendengar, merasa, memba, dan mencimn. Hasil penelitian pada tabel 3 memmjukkan bahwa hampir separuh dari responden (44,7%) memib^ki pengetahuan yang kurang tentang kecukupan zat gizi saat kehamilan. Kurangnya pengetahuan tentang kecukupan zat gizi saat kehamilan pada responden berhubungan dengan tingkat pendidikan terakhir re?P9n4cn, 4imana 4apat dilihat pa4a <teta kerakteri§tik responden 25.5 % responden hanya tamat SD. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin banyak ihnu yang didapatoya dari proses belajar dibangku sekolah, maka orang tersebut semakin banyak tahu tentang ilmu pengetahuan dan informasi, Banyaioiya informasi yang didapat tersebut akan mempengaruhi tingkat pengetahuan. Menurut Notoatmojo, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pengalaman. Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi pola pikir dan daya ceroa seseorang terhadap informasi yang diterima. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula informasi yang dapat diserap dan tingginya informasi yang diserap mempengaruhi tingkat pengetahuaimya. Semakin banyak pengalaman yang sudah diperoleh maka dapat memperluas pengetahuan seseorang.Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah berhubimgan dengan tingkat pengetahuan yang rendah pula.'' Berdasarkan hasil penelitian sikap ibu hamil mengenai kecukupan gizi ibu hamil belum optimal hanya 27,7 % ibu hamil yang memiliki sikap positif dan 8,5 ibu hamil masih bersikap negatif selebihnya bersikap netral. Masih kurangnya persentase ibu hamil yang bersikap positif ini dapat dikaitkan dengan pengetahuan ibu hamil yang masih rendah mengenai kecukupan zat gizi selama kehamilan. Sikap yang utuh dapat ditentukau oleh pengetahuan, keyakinan, dan emosi yang masing-masing faktor memegang peranan penting, bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan semakin baik pula tingkat pengetahuannya'* Sikap seseorang tidak dapat diubah dalam waktu singkat, diperlukan waktu lebih lama untuk seseorang memahanii suatu objek.*' SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Seb^an responden berumur diantara 20 s/d 35 tahun yaitu pada usia produktif, berpendidikan rendah (tamat sekolah dasar), tidak bekerja. multipara (pemah melahirkan 2x-$x), hamil pada trimester II dan sebanyak 8,5 % ibu hamil mengalami K E K (kurang energi kronik) 2, Prevalensi anemia ibu hamil pada penelitian ini sebanyak 89,4%. 3. Sebagian besar responden berpengetahuan cukun (53,2%) dan bersikap netral (63,8%). namun masih banyak ditemukan masalah pengetahuan yang kurang (44,7%) dan sikap yang negatif (8,5%)mengenai kecukupan gizi ibu hamil Saran 1. Tmggmya prevalensi anemia ibu hamil di wilayah penelitian ini maka di sarankan bagi Tenasa Kesehatan, bidan dan kader di posyandu agar dapat memberikan penyulxihan tentang pengetahuan dan sikap mengenai kecukupan zat gizi selama kehamilan. Informasi yang diberikan sebaiknya sesuai dengan budaya setempat 2, Disediakan jadwal yang rutin atau penyuluhan berkala untuk dapat merubah sikap responden penelitian mengenai kecukupan zat gizi yang masih kurang Ucapan Teriinakasili Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada kepala puskesmas Muara Fajar yang telah memberikan kesempatan dan tempat untuk pelaksanaau penelitian serta kepada responden yang berperan aktif dalam kegiatan ini. Daftar Pustaka 1. .Bakta, I,M, Suega, K. & Dharmayuda, GT. Anemia Defisiensi Besi. In: Sudoyo, A.W.ed. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007 pp.634^9 2. Dinas Kesehatan Riau.Laporan Dinas Kedehatan Provinsi Riau. Dinas Kesehatan Riau.2009 3. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. laporan Pencapaian MDGs 2010. Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional. 2011 4. Departemen Kesehatan RI. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) Laporan Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Republik Indonesia.2010 5. Dinkes prov Riau. Profil Kesehatan Provinsi Riau 2009:60-3. 6. Puskesmas Muara Fajar. Laporan tahunan program KIA-KB Puskesmas Rawat Inap Muara Fajar tahun 2009. Pekanbaru: Puskesmas Muara Fajar; 2009 7. Jamil, K.M., Rahman,SA., Bardhan,P.K., Khan^.I., Chowdhury, F., Sarker,S.A., Khan, A . M , & Ahmed, T. Micronutrients and anaemia.. 2010 J Health Popul A'^M/rPntemet], September, 26(3), pp. 340-55 . Available from; www.ncbi.nlm.mh.gov/pubmed/1883122. 8. Soekarjo, D.D., Pee, S.D., Bloem, M.W., Tjiong, R., Yip, R., Schreurs, W.H.P. & Muhilal. Socio-economic status and puberty are the main factors determining anaemia in Adolescent girls and boys in East Java. 2010. Eur J Clin M//r[Intemet], 55, pp. 932-39 9. Wiknjosastro H. Ihnu kandungan. Jakarta: Bma Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 2008; 102-11. 10. Arisman.Buku ajar ihnu gizi: gizi dalam daur kehidupan. Jakarta: EGC; 2004:3-31. 11. World Health Organization. (2008). Worldwide prevalence of anaemia 1993-2005 WHO global database on anaemia [Intemrt]. Available from: <whqlibdoc.who.int/publications/2008/9789241596657_eng.pdC> [Accessed 28 October 2009] 12. Ansari, NB., Badruddin, HS., Karmalianijfl., Harris, H., Jehan, I,, Pasha, O., Moss, N . , McClure, EM, & Goldenberg, RL.2008 JumAnemia Prevalence and Risk Factors in Pregnant Women in an Urban Area of Pakistan, [mtemet] Food and Nutrition Bulletin, 29(2), pp. 132-139 13. Syafiq, A., Setiarin, A. & Utari, D. (2007) Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.\ 14. Guindi WE, Pronost J, Carles G, Largeaud M , Gareh NE, Montoya Y, et.al.. Severe maternal anemia and pregnancy outcome. JGYN. 2004;10:33-6. Diunduh dari : http.//www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15567966 15. Gonzales GF, Steenland K, Tapia V. Maternal hemoglobin level and fetal outcome at low and high altitudes. Am J Physiol Regul Integr Comp Physiol. 2009 November;297(5):R1477-R85. Diunduh dari httD://www.ncbi.nhn.nih.gov/pmc/ articles/PMC2777782 16. Levy A, FraserD, KatzM, MazorM, SheinerE. Maternal anemia during pregnancy is an independent risk factor for low birthweight and preterm delivery. European Journal of Obstetrics & Gvnecoloev and Reproductive Biology. 2005 October; 122(2): 182-6. Diunduh dari : http://vyvyw.sciencedirect.com/science/ article/pii/S0301211505000758 17. Notoatmojo, soekidjo.2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: P.T Rineka Cipta 18. Chuang H, Velott Diana L, dan Welsman C. Exploring Knowledge and Attitudes Related to Pregnancy and Preconception Health in Women with Chronic Medical Conditions. Matern Child Health J. 17 September 2009 19. Qi zhao, Asli Kulane, Y i Gao, Biao Xu. Knowledge and attitude on maternal health care among rural- to- urban migrant in Shanghai, China. 2009:9:5. Available from : httD://www.biomedcentral.com/1472-6874/9/5