1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Menurut E. Mulyasa dalam Abdul Majid (2005:77), Pendidikan agama Islam merupakan pendidikan yang meliputi masalah aqidah, syariah, dan akhlak. Aqidah bersifat iātikad batin, mengajarkan ke Esaan Alloh, Esa sebagai Tuhan yang mencipta, mengatur dan meniadakan alam ini. Syariah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka menaati semua peraturan dan hukum Tuhan, guna mengatur hubungan antar manusia dengan Tuhan, dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan manusia. Akhlak suatu amalan yang bersifat pelengkap penyempurnaan bagi kedua amal di atas dan yang mengajarkan tentang tata cara pergaulan hidup manusia. Dengan demikian melalui pendidikan agama Islam diharapkan siswa dapat berperilaku sesuai dengan kaidah-kaidah Islam dan nilai-nilai serta norma yang ada dalam masyarakat norma. Dasar ajaran Islam adalah berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Di dalam Al Qur’an dan Hadist sebagian besar berisi tentang kisah-kisah masa lalu yang diajarkan kepada umat manusia. Dari kisah masa lalu itu terdapat nilai-nilai yang dapat diambil guna menghadapi kehidupan saat ini dan masa depan. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang bernafaskan sejarah masih perlu ditingkatkan di sekolah. Menurut Dudung (2007: 21) menyatakan bahwa sebagai sejarah Islam adalah sebuah disiplin ilmu yang menunjukkan fungsinya sejajar dengan disiplin ilmu lain bagi kehidupan manusia kini dan masa mendatang. Kecenderungan demikian akan semakin nyata apabila sejarah bukan hanya sebatas sebatas kisah belaka, namun di dalamnya terkandung kedalaman pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa peristiwa masa lampau itu terjadi. 2 Dengan demikian pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang bernuansa sejarah sangat penting untuk diberikan dan diajarkan dengan baik dan benar kepada setiap peserta didik sejak dini. Karena dengan mengajarkan kisah-kisah teladan terdahulu, peserta didik akan mudah menangkap hikmah dan nilai-nilai karakter yang terkandung di dalamnya. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan, BAB VII (Sarana dan Prasarana) Pasal 42 Butir 1 disebutkan bahwa: ”Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan”. Peraturan pemerintah tersebut menunjukkan media pembelajaran adalah salah satu sarana yang penting untuk menunjang proses pembelajaran. Persoalan penting yang dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran salah satunya adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Selain itu, bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan yang dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru, dan cara mempelajarinya ditinjau dari pihak murid. Masalah lain yang berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih sumber di mana bahan ajar itu didapatkan. Ada kecenderungan sumber bahan ajar dititikberatkan pada buku. Padahal banyak sumber bahan ajar selain buku yang dapat digunakan. Pada era digital ini media pembelajaran sudah mulai berkembang, dari semula sumber belajar hanya dari buku, kemudian beralih kepada pemanfaatan komputer. Menurut Simonson & Thomson (1994: 147), Pembelajaran Berbantuan Komputer efektif dalam memperbaiki penguasaan siswa dalam semua jenjang pendidikan, sangat efektif dalam memperbaiki penguasaan siswa pada tingkat sekolah dasar yang 3 berlanjut pada tingkat menengah sampai perguruan tinggi dan dapat menghemat waktu untuk pembelajaran. Pernyataan tersebut dikuatkan oleh Yusuf Hadi Miarso (2005: 45) bahwa pembelajaran yang dikembangkan dengan atau berbantuan komputer ternyata mampu meningkatkan motivasi dan daya serap siswa terhadap materi pelajaran. Hal tersebut dikarenakan metode pembelajaran berbantuan komputer mampu menumbuhkan motivasi bagi siswa untuk lebih menekuni materi yang disajikan, menambah realisme dan merangsang untuk mengadakan latihan-latihan kerja, dan dapat merangsang siswa dalam merespon materi pelajaran untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Jadi, pengembangan multimedia berbantuan komputer dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan sangat efektif dalam memperbaiki penguasaan siswa baik pada tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Dengan demikian sekolah yang mempunyai sarana dan prasarana yang menunjang, sangat dianjurkan untuk melakukan pembelajaran dengan multimedia. Berdasarkan pengamatan di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Hasna Klaten pada tanggal 11 Februari, pendekatan yang digunakan dalam pembalajaran PAI masih cenderung teacher centered. Pembelajaran melalui ceramah guru sedangkan peserta didik sebagai pendengar, atau menggunakan metode penghafalan cerita, tokoh, dan waktu. Padahal dalam pembelajaran PAI yang bernafaskan sejarah, peserta didik dituntut untuk bisa menggali nilai yang terdapat dalam sejarah dan peserta didik mampu mengambil contoh dari sejarah, bahkan menjadi pelajaran berharga dalam setiap aktifitasnya. Selain itu, data nilai Ujian Tengah Semester tahun pelajaran 2015/2016 menunjukkan 13 siswa (41%) dari 31 siswa belum mencapai Kriteria Kentuntasan Minimal (KKM) yaitu di bawah 75. Apabila guru tidak memanfaatkan media pembelajaran maka pembelajaran akan cenderung monoton dan siswa merasa bosan, sehingga pembelajaran menjadi kurang efektif dan berdampak pada hasil prestasi siswa kurang. 4 Oleh karena itu guru harus kreatif dan bisa memvisualisikan materi Pendidikan agama Islam itu dengan baik untuk merangsang imajinasinya. Salah satu strategi yang diambil adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran yang bisa membantu mevisualisasikan isi materi dengan efektif. Mengenai ketersediaan media pembelajaran yang digunakan, sekolah hanya terbatas memanfaatkan media cetak seperti buku paket dan lembar kerja siswa sehingga kurang menciptakan pembalajaran yang menarik. Padahal menurut pengamatan peneliti, sarana sekolah sudah cukup memadai dengan adanya LCD di dalam kelas dan tersedia laboratorium komputer yang jumlahnya 10 buah. Siswa juga diperbolehkan membawa laptop ke sekolah untuk menunjang pembelajaran. Sebagian besar peserta didik terampil dan terbiasa belajar menggunakan komputer, karena sejak kelas 1 sudah dibekali dengan kemamampuan penggunaan teknologi, yaitu melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Berdasarkan latar belakang tersebut, diperlukan adanya pengembangan media pembelajaran yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serta menciptakan pola pembelajaran student centered, interaktif dan berbasis multimedia di dalam kelas, yaitu berupa multimedia pembelajaran dengan menggunakan Adobe Flash pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas V SDIT Al-Hasna Klaten yang dapat digunakan guru sebagai multimedia pembelajaran. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana kebutuhan guru dan siswa tentang multimedia pembelajaran pada kelas V SDIT Al-Hasna Klaten? 2. Bagaimana prosedur pengembangan multimedia pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk kelas V SDIT Al-Hasna? 5 3. Seperti apakah multimedia pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk kelas V SDIT Al-Hasna? 4. Sejauh mana efektivitas pembelajaran dengan menggunakan multimedia pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk kelas V SDIT Al-Hasna? C. Tujuan Pengembangan Adapun tujuan penelitian pengembangan ini adalah: 1. Menemukan kebutuhan guru dan siswa tentang multimedia pembelajaran pada kelas V SDIT Al-Hasna Klaten. 2. Menemukan prosedur pengembangan multimedia pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk kelas V SDIT Al-Hasna. 3. Menemukan multimedia pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk kelas V SDIT Al-Hasna. 4. Menemukan efektivitas pembelajaran dengan menggunakan multimedia pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk kelas V SDIT Al-Hasna. D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan Spesifikasi produk dalam penelitian pengembangan multimedia ini adalah sebagai berikut: 1. Bahan ajar yang berbentuk multimedia yang dikembangkan dengan sofware Adobe Flash. 2. Terdapat buku panduan untuk guru dan siswa. E. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan Penelitian pengembangan multimedia pembelajaran ini mempersyaratkan pemanfatan komputer dalam proses pembelajarannya, maka ada beberapa asumsi dasar yang perlu diperhatikan sebagai berikut: 1. Multimedia pembelajaran ini di desain sekreatif mungkin, sehingga guru dapat memanfaatkannya dalam pembelajaran PAI yang aktif, kreatif dan menyenangkan. 6 2. Multimedia pembelajaran ini digunakan sebagai salah satu sumber belajar siswa dapat digunakan di rumah apabila siswa memiliki komputer atau laptop, sehingga siswa dapat belajar secara mandiri. Keterbatasan dalam pengembangan adalah sebagai berikut: 1. Multimedia yang dikembangkan terbatas pada materi “Kisah Sahabat Nabi (Abu Bakar Ashidiq dan Umar Bin Khatab)”. 2. Multimedia pembelajaran yang output berbentuk softfile ini hanya bisa ditayangkan di perangkat komputer atau laptop. F. Definisi Istilah Beberapa istilah yang penting untuk dijelaskan adalah sebagai berikut: 1. Multimedia pembelajaran adalah penggunaan gabungan beberapa media dalam menyampaikan informasi, yaitu berupa teks, grafis atau animasi grafis, movie, video dan audio dalam satu penyajian yang terintegrasi dan interaktif 2. Adobe Flash adalah sebuah program grafis animasi standar professional untuk menghasilkan produk-produk multimedia. 3. Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha yang tersistem untuk menyiapkan peserta didik mengamalkan ajaran Islam berdasarkan Al Qur’an dan Hadits secara menyeluruh dan menjadikan ajaran Islam sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat kelak.Media pembelajaran yang dikembangkan memenuhi aspek kevalidan apabila telah menyandang status validitas sangat tinggi atau tinggi dari para ahli (validator) setelah melakukan uji validasi. 4. Kepraktisan multimedia pembelajaran adalah media pembelajaran yang dikembangkan dapat digunakan dalam pembelajaran dan realitanya menunjukkan kemudahan bagi para siswa menggunakanan produk tersebut. 5. Keefektifan multimedia pembelajaran adalah sejauh mana media pembelajaran yang telah direncanakan dapat digunakan dalam proses pembelajaran dan indikator-indikator keefektifan pembelajaran dapat tercapai.