Apa yang dimaksud dengan human investment?

advertisement
FRM-IKK-007-04-00
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
PROGRAM STUDI S2 ILMU KELUARGA DAN PERKEMBANGAN ANAK
UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015/2016
Mata Kuliah
: Ekonomi Keluarga (IKK632)
1.
Nama : Fadhlul Mubarak
NIM : G152150051
Soal
:
Apa yang dimaksud dengan human investment? Dengan cara apa saja
keluarga melakukan human investment? Jelaskan! (nilai 20)
Jawab :
Human investment berasal dari kata human berarti manusia dan invesment
berarti investasi, maka secara harfiah human invesment dapat diartikan sebagai
investasi manusia atau manusia dianggap sebagai obyek sumber daya. Dari sisi
kebudayaan, Human investment
merupakan subjek pembangunan yang
memiliki sistem nilai yang berfungsi sebagai sumber penggerak pembangunan.
Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia, Human investment
merupakan suatu disiplin ilmu multidisipliner secara konseptual memiliki
berbagai dimensi yang beraneka ragam berdasarkan pada sudut pandang
disiplin ilmu.
Keluarga dapat melakukan human investment dalam beberapa bentuk,
diantaranya:
1. Kas atau tunai, seperti tabungan, deposito, atau reksadana pasar uang,
2. Pendapatan tetap, seperti obligasi atau surat hutang dan reksadana
pendapatan tetap,
3. Saham, seperti usaha waralaba atau usaha kecil rumahan,
4. Aset fisik, seperti emas, batu permata, dan properti,
5. Pendidikan dan kursus keterampilan, seperti sekolah dan kursus piano,
6. Peningkatan kesehatan dan gizi, seperti pemeriksaan kesehatan atau berkala,
7. Program kependudukan.
2.
Soal
:
Keluarga yang memiliki pendapatan tinggi cenderung memiliki anak
yang lebih sedikit dibandingkan dengan keluarga yang memiliki pendapatan
rendah. Mengapa demikian? Jelaskan dengan pendekatan ekonomi keluarga
(Becker dan Lewis 1974). (nilai 25)
Jawab :
Becker dan Lewis (1974) mendalilkan, sebaliknya, bahwa pasangan
memperoleh kepuasan dari "jasa anak" yang menurut mereka tidak hanya
mencakup jumlah anak-anak tetapi juga ia human capital yang diinvestasikan
di dalamnya. Jika demikian, maka sebagai pendapatan keluarga meningkat,
orang tua akan menuntut layanan anak lebih baik dengan meningkatkan jumlah
anak yang mereka miliki atau dengan meningkatkan investasi human capital
1
FRM-IKK-007-04-00
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
PROGRAM STUDI S2 ILMU KELUARGA DAN PERKEMBANGAN ANAK
mereka pada setiap anak. Karena "jasa anak" adalah barang normal, sehingga
jumlah anak tidak perlu dilakukan penambahan, agar rasio investasi human
capital pada setiap anak semakin besar.
Hipotesis Becker dan Lewis (1974) mendefinisikan jumlah jasa anakanak (C), jumlah anak yang dimiliki (N) dan jumlah human capital yang
dimiliki anak (Q);
𝐶 = 𝑁𝑄
(1.1)
Pengaruh pendapatan terhadap harga (nilai) anak dapat dijelaskan melalui
persamaan berikut:
𝐶
𝑁𝑄
= 𝑝𝑐
= 𝑝𝑐 𝑄
𝑁
𝑁
𝐶
𝑁𝑄
𝑝𝑞 = 𝑝𝑐 = 𝑝𝑐
= 𝑝𝑐 𝑁
𝑄
𝑄
𝑝𝑛 = 𝑝𝑐
𝑝𝑛 𝑝𝑐 𝑄 𝑄
=
=
𝑝𝑞 𝑝𝑐 𝑁 𝑁
1.2
(1.3)
(1.4)
dimana 𝑝𝑛 adalah marginal price dari semua anak, 𝑝𝑞 adalah marginal price
dari investasi per anak,
Jika pendapatan naik, Q naik lebih banyak dari N, maka Q/N naik,
sehingga 𝑝𝑛 /𝑝𝑞 naik. Jadi harga anak semakin meningkat, permintaan
terhadap jumlah anak menurun (besar keluarga rendah).
Biasanya, karena pendapatan yang rendah sebuah keluarga memutuskan
untuk memiliki banyak anak, dengan harapan agar anak- anak tersebut nantinya
dapat menopang keuangan keluarga tersebut dan pada akhirnya dapat keluar
dari jeratan kemiskinan. Sedangkan bagi keluarga yang memiliki pendapatan
yang tinggi memiliki anggapan bahwa anak harus memiliki kualitas yang baik,
terpelajar, sehat, bahagia, dan terampil. Sehingga mereka berfikir bahwa biaya
yang dikeluarkan untuk setiap anak akan sangat besar.
3.
Soal
:
Berdasarkan hasil penelitian, orang yang berstatus menikah merasa lebih
bahagia dibandingkan dengan orang yang berstatus lajang. Menurut Anda
mengapa demikian? (nilai 25)
Jawab :
Saya setuju dengan hasil riset tersebut. Menurut saya, pernikahan
memberikan banyak manfaat, seperti:
1. Menikmati petualangan hidup bersama pasangan dan anak,
2. Belajar berkompromi saat terjadi masalah,
2
FRM-IKK-007-04-00
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
PROGRAM STUDI S2 ILMU KELUARGA DAN PERKEMBANGAN ANAK
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Mendapatkan dukungan dari pasangan dan anak setiap saat,
Menjadikan diri bijaksana dan mampu bertanggung jawab,
Belajar mengatur keuangan dengan pasangan,
Menjadikan pasangan dan anak sebagai prioritas utama,
Merayakan banyak acara bersama,
Dapat mengurangi beban tenaga dan pikiran karena dapat mengerjakan
sesuatu bersama-sama,
9. Dapat membuat rencana masa depan bersama,
10. Dapat memperkokoh agama baik bagi individu, pasangan, dan anak.
4.
Soal
:
Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir seluruh
Negara di dunia.
a.
Jelaskan definisi kemiskinan menurut para ahli yang Anda ketahui!
(nilai 10)
b.
Jelaskan mengapa kemiskinan lebih banyak melanda keluarga di desa
dari pada di kota? (nilai 10)
Program apa yang dapat dilaksanakan untuk menurunkan kemiskinan
c.
keluarga di pedesaan? (nilai 10)
Jawab :
a.
Beberapa defenisi kemiskinan menurut beberapa ahli, yaitu:
1. Levitan (1980), Kemiskinan adalah kekurangan barang dan jasa yang
diperlukan untuk mencapai standar hidup yang layak.
2. Faturchman dan Marcelinus Molo (1994), mendefinisikan bahwa
kemiskinan adalah ketidakmampuan individu atau rumah tangga
untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
3. Menurut Ellis (1994), kemiskinan adalah fenomena multidimensi
yang dapat dianalisis dari ekonomi, sosial dan politik.
4. Menurut Suparlan (1993), kemiskinan didefinisikan sebagai tingkat
rendah standar hidup, yaitu tingkat kekurangan materi dalam jumlah
atau sekelompok orang dibandingkan dengan standar hidup yang
berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
5. Reitsma dan Kleinpenning (1994), kemiskinan didefisnisikan sebagai
ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan mereka, baik
material dan non-material.
b.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyimpulkan bahwa kemiskinan lebih
banyak dialami keluarga di desa dari pada di kota disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya:
1. Pengaruh faktor pendidikan yang rendah,
2. Ketimpangan kepemilikan lahan dan modal pertanian,
3. Ketidakmerataan investasi di sektor pertanian,
3
FRM-IKK-007-04-00
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
PROGRAM STUDI S2 ILMU KELUARGA DAN PERKEMBANGAN ANAK
c.
4. Alokasi anggaran kredit yang terbatas,
5. Terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar,
6. Kebijakan pembangunan perkotaan (mendorong orang desa ke kota),
7. Pengelolaan ekonomi yang masih menggunakan cara tradisional,
8. Rendahnya produktivitas dan pembentukan modal,
9. Budaya menabung yang belum berkembang pada masyarakat desa,
10. Tata pemerintahan yang buruk (bad governance) yang umumnya
masih berkembang di daerah pedesaan,
11. Tidak adanya jaminan sosial untuk bertahan hidup dan untuk menjaga
kelangsungan hidup masyarakat desa,
12. Rendahnya jaminan kesehatan.
Pemerintah melalui Tim Nasional Percepatan dan Penanggulangan
Kemiskinan (TNP2K) telah membuat program-program yang dapat
dilaksanakan untuk menurunkan kemiskinan keluarga di pedesaan,
diantaranya:
1. Program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga,
2. Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat,
3. Penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi
mikro dan kecil,
4. Program pembinaan dan pemberdayaan pemerintahan desa,
5. Program pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna (TTG),
6. Program peningkatan kelembagaan di pedesaan.
Referensi
Bryant, W. K. 1990. The Economic Organization of the Household.Second edition. Cambridge
University Press: New York.
Cohn, E. (1979). The Economics of Education. Ballinger Publishing Company. Cambridge:
Massachusetts.
Gujarati, Damodar. (1991). Basic Econometrics Third Edition. Mc Graw Hill: England.
McMahon, Walter W. Dan Geske, Terry G. (1982). Financing Education: Overming Inefficiency and
Inequity. University of Illionis: USA.
Persson, Inga & Jonung, Christina. (2005). Economics of the family and family policies. the Taylor &
Francis e-Library: London.
Shryock, Henry S & Jacob S. Siegel et. al.,. (1973) The Methods and Materials of Demography,
Academic Press: New York.
akademik.pasca.ipb.ac.id diakses 11 Januari 2016
Anonim. jelajah internet.com diakses 11 Januari 2016
Anonim. madjongke.com diakses 11 Januari 2016
bps.go.id diakses 11 Januari 2016
tnp2k.go.id diakses 11 Januari 2016
4
Download