TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Lembar Informasi E D I S I November 2011 November 2011 Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial adalah mekanisme yang dapat digunakan oleh berbagai program penanggulangan kemiskinan, misalnya di bidang sosial, kesehatan dan pendidikan, untuk mengidentifikasi kelompok sasaran yang berhak menerima bantuan. Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah dapat dengan mudah mengakses Basis Data Terpadu dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) akan memastikan Basis Data Terpadu mengakomodasi kebutuhan masingmasing pengguna. Basis Data Terpadu berisikan data nasional sekitar 24 juta rumah tangga (40% penduduk) dengan kondisi sosial-ekonomi terendah dirinci menurut nama dan alamat. Persentase penduduk di setiap daerah berbeda-beda, tergantung dari tingkat kemiskinan daerah tersebut. Sumber utama Basis Data Terpadu adalah Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2011 yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS). Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial Latar Belakang Salah satu tantangan utama dalam program-program penanggulangan kemiskinan adalah mengidentifikasi secara tepat kelompok sasaran yang akan menerima manfaat program berdasarkan kriteria keikut sertaan dan tujuan program. Pada dasarnya ini berarti ketepatan memilah kelompok masyarakat yang berhak atau yang tidak berhak menjadi peserta program (lihat Gambar 1). Efektivitas penetapan sasaran diyakini berdampak langsung terhadap keberhasilan pencapaian tujuan program perlindungan sosial dalam menanggulangi kemiskinan . Gambar 1. Penetapan Sasaran Program Perlindungan Sosial Kelompok Tidak Kelompok Miskin/Rentan Miskin/Rentan Peserta Program Bukan Peserta Program Untuk mendukung penetapan sasaran program penanggulangan kemiskinan, TNP2K bekerja sama dengan dengan BPS mengembangkan Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial yang secara nasional terdiri dari sekitar 24 juta rumah tangga dengan kondisi sosio-ekonomi terendah. Jumlah dan persentase di setiap daerah berbeda-beda berdasarkan tingkat kemiskinan di masing-masing daerah. Selain nama dan alamat, informasi terkait kondisi rumah tangga, karakteristik rumah tangga maupun individu juga dapat diperoleh dari Basis Data Terpadu yang bertujuan mengakomodasi kebutuhan penetapan sasaran dari masing-masing program (lihat gambar 2). Gambar 2. Kerangka Pemikiran / Alur Kerja Basis Data Terpadu Program Kesehatan Kriteria Kepesertaan Program Perlindungan Sosial Kriteria kepesertaan untuk suatu Program Perlindungan Sosial ditetapkan oleh Kementerian atau Pemerintah Daerah terkait Basis Data Terpadu Program Perlindungan Sosial Kriteria tersebut diterapkan kepada Basis Data Terpadu Program Pendidikan Program Bantuan Tunai Bersyarat Program Lainnya Dihasilkan daftar nama dan alamat kelompok sasaran masing-masing program Lembar Informasi Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial Keunggulan Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial: • Memiliki basis data sekitar 24 juta rumah tangga (40% penduduk) nasional yang diperoleh melalui metode ilmiah, kriteria teknis terpadu dan berkualitas tinggi. • Metodologi pendataan memadukan masukan dari program-program penanggulangan kemiskinan, proses pembelajaran pengalaman Indonesia, serta praktik terbaik internasional. • Fleksibel mengakomodasi tujuan dan kebutuhan masing-masing program karena Basis Data Terpadu kaya dengan data (lihat gambar 3) yang diperoleh melalui mekanisme tambahan yangmelibatkan masyarakat miskin. • Mudah diakses oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah pengelola program dan tersedianya dukungan teknis dari TNP2K. Manfaat bagi Pengguna Basis Data Terpadu • Meningkatkan efektifitas penetapan sasaran untuk mendukung pencapaian target dan tujuan program penanggulangan kemiskinan. • Meningkatkan efektifitas pemanfaatan anggaran karena jumlah penerima manfaat dapat diperkirakan secara akurat sejak dini. • Kementerian/Lembaga lebih leluasa merancang penggunaan sumber daya untuk pelaksanaan program. • Memungkinkan sinkronisasi antar program untuk meningkatkan pencapaian tujuan programprogram perlindungan sosial. Gambar 3. Fleksibilitas Basis Data Terpadu FLEKSIBILITAS Basis Data Terpadu Mengakomodasi Kebutuhan Sasaran Program Kriteria Kepesertaan Program Perlindungan Sosial Program dapat memilih kelompok sasaran sesuai dengan tujuan dan anggaran program menggunakan berbagai alternatif (atau gabungan) kriteria: > Cakupan wilayah (misal: berdasarkan indikator kemiskinan/pendidikan/kesehatan) Basis Data Terpadu Program Perlindungan Sosial > Unit penerima (misal: rumah tangga/keluarga/ individu) > Kondisi ekonomi -Sangat miskin/miskin/hampir miskin/rentan miskin -10% termiskin/20% termiskin/30% termiskin Daftar nama dan alamat Perserta Program Penanggulangan Kemiskinan > Kondisi demografis (jenis kelamin, umur, status sekolah, status pekerjaan, dsb) Proses Pembangunan Basis Data Terpadu Inti Basis Data Terpadu mengacu pada informasi yang dihimpun melalui PPLS 2011 yang dilaksanakan oleh BPS bulan Juli 2011. Metodologi PPLS 2011 dirancang oleh BPS bekerja sama dengan TNP2K untuk mengakomodasi perbaikan terhadap beberapa pendataan serupa (PSE 2005 dan PPLS 2008). PPLS 2011 mendata jauh lebih banyak rumah tangga dari PPLS 2008 dan dilakukan perbaikan metodologi untuk memperhitungkan karakteristik spesifik masing-masing kabupaten/kota. Selain PPLS 2011, Basis Data Terpadu juga memanfaatkan sumber informasi lain seperti karakteristik desa, kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia, data kementrian/program, yang relevan untuk 2 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN mengidentifikasi wilayah berdasarkan karakteristik tertentu (misalnya tingkat kemiskinan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan). Tahapan Pengembangan Basis Data Terpadu: 1. Pendataan PPLS 2011: a. Pemilihan variabel PPLS 2011 melalui proses seleksi dengan kriteria yang wajib dipenuhi seperti dapat berfungsi sebagai indikator kemiskinan, ketersediaan sumber data, mudah diamati saat pendataan dan tidak mudah dimanipulasi b. Penyusunan daftar sementara rumah tangga yang akan didata berdasarkan sumber data rumah tangga miskin yang tersedia c. Perbaikan dan penambahan data rumah tangga berdasarkan informasi dari Ketua Rukun Tetangga, masyarakat miskin dan pengamatan langsung 2. Pengolahan Data: Secara teknis dan ilmiah dengan metode Proxy-Means Testing, yang digunakan di banyak negara, untuk mengestimasi kondisi sosial-ekonomi setiap rumah tangga dengan menggunakan data karakteristik rumah tangga dan data konsumsi rumah tangga 3. Pemutakhiran Data: Data dimutakhirkan secara berkala untuk memastikan validitas data termasuk, misalnya, perkembangan dalam hal perubahan administratif (pemekaran wilayah). Direncanakan pendataan PPLS akan dilaksanakan setiap tiga tahun (berikutnya pada tahun 2014) untuk memutakhirkan seluruh data termasuk status kesejahteraan masing-masing rumah tangga. Tabel 1 – Beberapa program yang menggunakan basis data terpadu di Chile (Ficha CAS)* dan Kolombia (Sisben)** Negara Program Kriteria Sasaran Chile Program Bantuan Tunai Tingkat kesejahteraan dan memiliki anak di bawah 18 tahun untuk Keluarga Miskin yang sekolah, memiliki anak usia 0-6 tahun yang mengunjungi (SUF). fasilitas kesehatan, tidak menerima bantuan tunai untuk penerima manfaat sistem jaminan sosial. Chile Bantuan pensiun untuk lansia atau penyandang cacat yang tidak terjangkau oleh sistem pensiun formal. Tingkat kesejahteraan dan lansia berusia di atas 65 tahun atau penyandang cacat berusia di atas 18 tahun. Pendapatan per kapita lebih rendah dari pensiunan. Chile Program subsidi perumahan bagi masyarakat miskin dan sangat miskin Tingkat kesejahteraan dan kriteria lain seperti tidak memiliki rumah, jumlah tabungan yang dimiliki. Untuk pelamar kolektif, Nilai kemiskinan agregat di bawah minimum, dan kriteria lain seperti jumlah tabungan, kepemilikan tanah, atau pendanaan dari bank. Kolombia Program bantuan tunai Tingkat kesejahteraan dan kriteria kelayakan untuk keluarga bersyarat dan individual. Kolombia Program pinjaman siswa Tingkat kesejahteraan dan klasifikasi ekonomi dari daerah tempat tinggal Kolombia Progam pelatihan pemuda/pemudi Tingkat kesejahteraan dan karakteristik umur. Apa Yang Ada dalam Basis Data Terpadu? 1. Keterangan sosial ekonomi anggota rumah tangga: nama, jenis kelamin, tanggal lahir, umur, kecacatan, penyakit menahun, status perkawinan, kepemilikan tanda pengenal, pendidikan, dan kegiatan ekonomi anggota rumah tangga. 2. Status kesejahteraan (berdasarkan berbagai variabel meliputi keterangan rumah tangga, kepemilikan aset, akses ke fasilitas pendikan/ kesehatan/sanitasi dll.) * Ficha de Estratificación Social, Comite Accion Social (metode penetapan kelayakan penerima program perlindungan sosial) ** Sistema de Identificación de Beneficiarios de Subsidios Sociales (sistem identifikasi penerima subsidi sosial) 3 Lembar Informasi Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial Basis Data Terpadu di Negara lain Pengalaman di mancanegara, seperti Chile, Kolombia, Filipina, Mongolia, Meksiko, selama ini telah mengindikasikan peningkatan efektifitas penetapan sasaran program-program penanggulangan kemiskinan yang memanfaatkan mekanisme serupa Basis Data Terpadu (lihat tabel 1). Dengan adanya Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial, program-program penanggulangan kemiskinan pemerintah pusat maupun daerah diharapkan dapat memperoleh manfaat yang optimal dalam mencapai target dan tujuan program penanggulangan kemiskinan. Akses Basis Data Terpadu Mulai bulan Januari 2012, Basis Data Terpadu dapat diakses langsung dari Sekretariat TNP2K. Kementerian/ Lembaga maupun Pemerintah Daerah yang tertarik untuk memanfaatkan Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial dapat menghubungi Unit Penetapan Sasaran untuk Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat TNP2K. Masukan serta umpan balik pengguna Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki layanan basis data terpadu. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Penetapan Sasaran untuk Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat TNP2K. Tentang TNP2K Seiring dengan rencana pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan menjadi 8-10% pada akhir tahun 2014, Pemerintah Indonesia telah menyatakan bahwa pengurangan kemiskinan merupakan prioritas pembangunan utama. Tujuan ini hendak dicapai dengan memperkuat pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja, serta melanjutkan strategi pengurangan kemiskinan. Pengawasan dan koordinasi keseluruhan berbagai program perlindungan kemiskinan dan sosial ditangani oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden No 15/2010 Tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Keanggotaan TNP2K terdiri dari semua lembaga pemerintah yang bertanggung jawab untuk pembiayaan, perencanaan dan pelaksanaan program pengurangan kemiskinan. Perpres No. 15/2010 juga mengamanatkan pembentukan Sekretariat yang bertempat di Sekretariat Wakil Presiden yang bertanggung jawab untuk penyusunan kebijakan dan program, menetapkan target, mengembangkan basis data kelompok sasaran, melaksanakan pemantauan dan evaluasi, serta memberikan analisis dan dukungan teknis dan administratif untuk TNP2K. SEKRETARIAT TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia Jl. Kebon Sirih No. 14 Jakarta Pusat 10110 Telp : 021-3912812 Faks : 021-3912 511 dan 021-391 2513 E-mail : [email protected] Website : www.wapresri.go.id