PERSEPSI TENTANG CONTINGENCY COST KONTRAKTOR DI INDONESIA : SEBUAH SURVEY Josefine Ernestine Latupeirissa Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Jl. Tamansari 64 Bandung email : [email protected] Puti Farida Marzuki Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung email : [email protected] Reini D Wirahadikusumah Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung email : [email protected] ABSTRAKSI Contingency cost proyek telah menjadi salah satu bagian penting dari proyek dan manajemen proyek. Sebagian besar textbook dan penelitian-penelitian yang membahas manajemen proyek dan terutama mengenai manajemen biaya proyek, umumnya telah memberi referensi terhadap contingency cost proyek. Meskipun telah banyak pembahasan mengenai contingency cost dari proyek di dalam teori manajemen biaya proyek, namun masih sedikit penelitian empiris yang telah dilakukan mengenai pemahaman para praktisi proyek tentang konsep ini, ruang lingkup yang diinginkan dan metode-metode untuk memperkirakannya atau untuk mengelolanya. Dengan demikian Contingency cost dapat dan memiliki makna yang berbeda bagi orang yang berbeda. Pemahaman ini perlu diteliti karena contingency cost merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam proyek dan pemahaman orang mengenai konsep ini akan mempengaruhi bagaimana contingency cost tersebut dikelola. Artikel ini membahas pemahaman dari 62 praktisi proyek yang mewakili perusahaan kontraktor di Indonesia, tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan contingency cost kontraktor. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terdiri dari 6 bagian pertanyaan yaitu : 1. apa yang dimaksud dengan contingency cost proyek; 2. strategi penanganan risiko; 3. Besarnya contingency cost terhadap estimasi dasar; 4. peristiwa-peristiwa yang tidak boleh didanai oleh contingency cost; 5. kebijaksanaan resmi tentang contingency cost; dan 6. evaluasi terhadap keakuratan contingency cost proyek. Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak semua responden memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan contingency cost sehingga masih tersedia ruang yang cukup luas untuk melakukan evaluasi serta perbaikan dalam pemahaman tentang contingency cost proyek sebagai suatu sarana dalam mengantisipasi risiko. Kata-kata kunci: contingency, proyek konstruksi, kontraktor Persepsi Tentang Contingency Cost Kontraktor di Indonesia : Sebuah Survey (Josefine Ernestine L, Puti Farida Marzuki, Reini D Wirahadikusumah) 287 ABSTRACT Project cost contingency has been a part of projects and project management. Most textbooks and research discussed about the project management and in particular project cost management generally has given reference to project cost contingency. Despite the ubiquity of project cost contingency in the theory of project cost management, there has been little empirical research into project practitioners understanding of the concept, its intended scope, methods of estimating or management . Thus, cost contingency can and does mean different things to different people. It is important investigate this understanding becauce contingency is one of a real important factor in projects and people’s understanding of the concept, will affect how cost contingency is managed. This article discussed understanding out of 62 project practitioners representing contractor company in Indonesia about problems related to contractor cost contingency. Questions submitted consists of 6 parts of the question is : 1. what is the meaning of project cost contingency; 2. the strategy to risk response 3. the level of cost contingency on the base estimate 4. The events that cost contingency should not be used to fund; 5. a formal policy for project cost contingency and 6. evaluation to accuracy of project cost contingency. The result of research shows that respondens not all comprehends problems related to cost contingency so that still available of space that is enough wide to evaluation and refinement in understanding about project cost contingency as a supporting facilities in risk anticipate. Keywords: contingency, construction project,contractor 1. PENDAHULUAN Dalam pengelolaan pelaksanaan proyek konstruksi, pada awalnya kontraktor melakukan perencanaan suatu sistem yang integrasi untuk meletakkan dasar dalam menentukan langkah-langkah kegiatan yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran proyek. Tujuan perencanaan adalah untuk mengurangi ketidakapastian agar pekerjaan terlaksana tepat waktu, tepat anggaran dengan tidak mengorbankan kualitas. Namun demikian yang sering terjadi adalah bahwa proyek-proyek sering tertunda dan biaya-biaya cenderung lebih tinggi dari anggaran yang telah ditentukan. Hal ini dikarenakan proyek-proyek pada sektor konstruksi pada masa pelaksanaannya memiliki potensi risiko yang relatif tinggi akibat kondisi-kondisi ketidakpastian yang dikandungnya, dibandingkan proyek-proyek yang bukan sektor konstruksi antara lain proyek – proyek pada sektor manufaktur. Ketidakpastian-ketidakpastian yang terkandung dalam proyek-proyek konstruksi dan dapat menimbulkan risiko sehingga mengakibatkann meningkatnya biaya pelaksanaan, dapat berasal dari lingkungan eksternal proyek maupun lingkungan internal proyek dan merupakan uncertain events yang dapat dikontrol (controllable risk) dan uncertain events yang tidak dapat dikontrol (uncontrollable risk) oleh kontraktor. Disamping itu, kompleksitas proyek, manajemen proyek yang tidak memadai dan estimasi biaya yang tidak realistis adalah juga penyebab lain dari terjadinya peningkatan biaya pelaksanaan proyek. Oleh karena itu, kontraktor perlu mengalokasikan sejumlah contingency cost ke dalam setiap penawaran yang diajukan dalam rangka mengantisipasi setiap ketidakpastian yang dapat terjadi. Contingency cost proyek telah menjadi salah satu bagian penting dari proyek dan manajemen proyek. Sebagian besar textbook dan penelitian-penelitian yang membahas manajemen proyek dan terutama mengenai manajemen biaya proyek, umumnya telah memberi referensi terhadap contingency cost proyek antara lain yang dijelaskan dalam PMI 2004. Meskipun telah banyak pembahasan mengenai contingency cost dari proyek di dalam teori manajemen biaya proyek, namun masih sedikit penelitian empiris yang telah dilakukan 288 Volume 7 No. 3, Juni 2007 : 274 – 286 mengenai pemahaman para praktisi proyek tentang konsep ini, ruang lingkup yang diinginkan dan metode-metode untuk memperkirakannya atau untuk mengelolanya. Dengan demikian contingency cost dapat dan memiliki makna yang berbeda bagi orang yang berbeda. Pemahaman ini perlu diteliti karena contingency cost merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam proyek dan pemahaman orang mengenai konsep ini akan mempengaruhi bagaimana contingency cost tersebut dikelola. 2. PENGERTIAN CONTINGENCY COST Contingency Cost didefinisikan sebagai cadangan biaya dari suatu perkiraan biaya atau anggaran untuk di alokasikan pada item pekerjaan berdasarkan pengalaman dan pelaksanaan proyek-proyek masa lalu dan merupakan salah satu bagian yang integral dari total estimasi biaya proyek. Menurut Mak dan Picken (2000), Contingency Cost adalah sejumlah dana yang disediakan sebagai cadangan untuk menghadapi ketidakpastian yang berkaitan dengan proyek konstruksi. Contingency Cost sangat penting apabila pengalaman-pengalaman sebelumnya yang berkaitan dengan biaya-biaya menunjukkan bahwa ada kemungkinan akan terjadi peristiwaperistiwa yang tidak dapat diramalkan dan mengakibatkan biaya meningkat. Oleh karena itu contingency cost kontraktor dapat dipandang sebagai suatu perkiraan biaya dari risiko-risiko akibat kondisi-kondisi ketidakpastian yang akan dihadapi oleh kontraktor dalam masa pelaksanaan suatu proyek dan merupakan suatu fungsi dari tingkat confidence (tingkat keyakinan) yang mewakili tingkat risiko yang diterima oleh kontraktor. Pada saat estimator melakukan estimasi biaya sebaiknya risiko akibat ketidakpastian telah diperhitungkan, sehingga dapat memasukkan suatu jumlah biaya untuk contingency. Namun apabila contingency cost ditetapkan terlalu tinggi, maka kontraktor akan kecil kemungkinan mendapatkan kontrak. Sedangkan apabila contingency cost ditetapkan terlalu rendah, maka kemungkinan akan mengakibatkan kerugian finansial yang cukup besar. Tujuan dari pengalokasian Contingency Cost adalah untuk membuat agar anggaran proyek menjadi suatu representasi yang lebih realistis dari suatu pengeluaran yang mungkin akan timbul, atau untuk memastikan agar biaya proyek yang diperkirakan adalah realistis dan cukup untuk menutup setiap biaya yang ditimbulkan oleh risiko-risiko akibat ketidakpastian. Untuk meminimalkan biaya ini, estimasi biaya harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Dalam estimasi biaya detail, Contingency Cost merupakan salah satu komponen yang dialokasikan pada biaya tidak langsung. Biasanya biaya-biaya tidak langsung tidak tercantum secara eksplisit dalam format surat penawaran biaya, sedangkan biaya-biaya tidak langsung tersebut memiliki nilai yang besar. Oleh karena itu, estimator harus dapat menyisipkan biayabiaya tak langsung tersebut ke dalam komponen-komponen biaya langsung. American of Cost Engineers (AACE) mendefenisikan Contingency cost sebagai suatu ketentuan tertentu untuk unsur-unsur biaya yang tidak dapat diramalkan dalam suatu ruang lingkup proyek. Posisi Contingency Cost dalam estimasi biaya detail, oleh Cost Engineering Notebook, Volume I, AACE (1992) yang didokumentasi oleh Partawijaya (2001), diuraikan dalam gambar 1. Berdasarkan bagan gambar 1, Contingency Cost di alokasikan pada biaya tidak langsung yang termasuk dalam item risiko. Hal ini berarti bahwa biaya ini di alokasikan untuk mengantisipasi ketidakpastian yang disebabkan oleh kekurangan informasi dan kesalahan dalam menginterpretasikan informasi yang diperoleh sehingga menimbulkan risiko dalam pelaksanaan proyek nantinya. Persepsi Tentang Contingency Cost Kontraktor di Indonesia : Sebuah Survey (Josefine Ernestine L, Puti Farida Marzuki, Reini D Wirahadikusumah) 289 Dalam rangka meminimalkan biaya ini, selain melakukan estimasi dengan sebaikbaiknya kontraktor juga dapat melengkapi ketidakjelasan dan kekurangan informasi tersebut dengan melakukan diskusi langsung dengan pemilik proyek atau pihak-pihak yang terkait, sehingga didapatkan nilai estimasi biaya yang tepat. Hendrickson (2003), menyatakan bahwa dalam sebagian besar anggaran konstruksi, selalu disediakan cadangan untuk biaya-biaya Contingency atau biaya-biaya tidak terduga yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi. Biaya Contingency ini dapat di alokasikan ke dalam masing-masing item biaya, atau dapat juga di alokasikan ke dalam satu kategori yaitu Contingency konstruksi. Tidak ada rumusan yang baku untuk menentukan besarnya angka Contingency cost. Hal ini bergantung pada pemahaman tentang contingency cost, sikap terhadap risiko, kualitas perkiraan biaya, maupun pengalaman estimator atau perusahaan kontraktor yang bersangkutan, serta tingkat perkembangan proyek ketika perkiraan biaya dibuat. Estimasi Biaya Detail Biaya Tidak Langsung Biaya Langsung Upah Pajak Material General condition Peralatan Overhead Sub Kontrak Risiko Contingency Keuntungan Gambar 1. Komponen dari Estimasi Biaya Detail (AACE, 1992) 3. DISAIN PENELITIAN Instrumen survey yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu format kuesioner yang telah disusun secara sistematis yang mengandung pertanyaan-pertanyaan seputar pemahaman tentang contingency cost proyek. Kegiatan penyebaran kuesioner dilakukan di Jakarta dan Bandung dimana responden yang dipilih adalah perusahaan-perusahaan kontraktor dan subkontraktor/spesialis, swasta maupun BUMN yang sementara melaksanakan pembangunan proyek konstruksi. Responden adalah para pelaku atau praktisi di lapangan serta stakeholders industri konstruksi di Indonesia. Dengan demikian diharapkan akan memberikan feed back yang tinggi nilainya bagi penelitian ini dan berdampak baik bagi dunia konstruksi di Indonesia. Pemilihan perusahaan-perusahaan kontraktor dan subkontraktor 290 Volume 7 No. 3, Juni 2007 : 274 – 286 tersebut berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu dengan harapan dapat mewakili populasi industri konstruksi di Indonesia. Para responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang terdiri dari 6 bagian pertanyaan yaitu : 1. apa yang dimaksud dengan contingency cost proyek; 2. strategi penanganan risiko yang terjadi akibat dari kondisi-kondisi ketidakpastian; 3. Besarnya contingency cost terhadap total nilai kontrak; 4. lingkup pekerjaan yang tidak boleh didanai oleh contingency cost; 5. kebijaksanaan resmi tentang contingency cost; dan 6. evaluasi terhadap keakuratan contingency cost proyek. 4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dari 125 format kuesioner yang diedarkan, 62 responden memberikan respon yang baik dimana sektor swasta maupun sektor pemerintah (BUMN) telah terwakili dengan baik dan para manejer proyek merupakan responden yang dominan dalam sampel ini sehingga diharapkan memiliki pemahaman dan atau pengalaman serta keterlibatan dalam penerapan contingency cost proyek. Analisis data dilakukan dengan menggunakan alat bantu software statistika SPSS. Dengan demikian sampel atau hasil kuesioner ini telah layak untuk digunakan. Hasil survey tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 4.1. Contingency cost Proyek Pemahaman tentang contingency cost dapat memiliki makna yang berbeda bagi orang yang berbeda. Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa beberapa responden memberikan lebih dari satu pilihan tentang pemahaman contingency cost. Hal ini dapat dijabarkan dalam Tabel 1. Tabel 1. Pemahaman tentang Contingency Cost Jumlah Jumlah Persentasi Uraian Kuesioner Jawaban (%) ( eksemplar) Responden Cadangan biaya 62 51 82,2 Antisipasi ketidakpastian 62 42 67,7 Antisipasi risiko 62 42 67,7 Cost overrun 62 32 51,6 Kesalahan estimasi 62 9 14,5 Perubahan Lingkup Proyek 62 6 9,7 a. Cadangan Biaya (allowance) Secara dominan oleh para responden, contingency cost dipahami sebagai suatu cadangan biaya (82,2% dari 62 responden). Komponen ini telah diakui dengan baik di dalam beberapa literatur, antara lain oleh AACE, 1992. Hal yang sama dikemukakan oleh Yeo (1990), yang mendefinisikan Contingency Cost sebagai biaya yang ditambahkan pada suatu estimasi biaya untuk menutup keadaan-keadaan yang tidak diketahui sebelumnya. Kuatnya dukungan terhadap konsep contingency cost proyek sebagai suatu cadangan biaya menegaskan bahwa pemahaman ini merupakan konsep yang telah diterima secara luas. Persepsi Tentang Contingency Cost Kontraktor di Indonesia : Sebuah Survey (Josefine Ernestine L, Puti Farida Marzuki, Reini D Wirahadikusumah) 291 b. Ketidakpastian (uncertainty) dan Risiko (risk) Ada suatu persamaan persepsi yang berkaitan dengan ketidakpastian dan risiko yang telah diidentifikasi oleh para responden. Persamaan persepsi tersebut tercermin dalam jawaban para responden yang memberikan jawaban dengan persentasi yang sama masing – masing 67,7% (42 responden) untuk contingency cost sebagai suatu langkah yang dipersiapkan dalam mengantisipasi ketidakpastian dan mengantisipasi risiko. Kadang-kadang kedua istilah di atas dipergunakan dengan makna yang sama, namun sebenarnya ada perbedaan dalam makna formal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2002) risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan, merugikan, membahayakan dari suatu perbuatan atau tindakan. Sedangkan ketidakpastian adalah keadaan yang tidak diketahui atau tidak pasti. Hal inipun didukung oleh beberapa literatur dimana kata risiko (risk) didefinisikan sebagai suatu kondisi yang akan menimbulkan kerugian, kerusakkan atau kehilangan (Kerzner, 1995 ; Flanagan and Norman, 993; Palmer, 1996 didokumentasi oleh Muttaqin, 2002 ). Sedangkan Lowe. J, 1996 mendefinisikan ketidakpastian (uncertainty) sebagai peristiwa-peristiwa yang tidak diketahui, yang tidak dapat diramalkan secara meyakinkan. Perspektif responden (kontraktor) bahwa contingency cost sebagai suatu tindakan yang dipersiapkan dalam mengantisipasi ketidakpastian telah dijelaskan sebelumnya oleh Yeo, (1990) yang mengatakan bahwa contingency cost dimaksudkan untuk mengatasi peristiwa-peristiwa dalam ruang lingkup proyek tertentu yang tidak diketahui (unforeseen). Sedangkan Mak, et al (1998) menyatakan bahwa contingency cost dimaksudkan untuk peristiwa-peristiwa yang tidak terduga (unexpected). Demikian halnya contingency cost sebagai suatu tindakan yang dipersiapkan untuk mengantisipasi risiko yang telah teridentifikasi, telah dijelaskan juga dalam PMI (1996), serta Thompson & Perry (1992). Sedangkan contingency cost dipersiapkan untuk mengantisipasi risiko-risiko yang tidak teridentifikasi dijelaskan oleh Chapman 1994. Sedangkan Nasser (2004) mengatakan bahwa untuk menghadapi berbagai risiko yang mengakibatkan kenaikan biaya maka umumnya owner dan kontraktor mengalokasikan sejumlah contingency untuk masing-masing proyek. Dengan demikian konsep ini telah dapat dipahami dengan baik oleh para kontraktor di Indonesia. c. Cost Overrun Sekitar 32 responden (51,6 %) mendefinisikan contingency cost proyek sebagai cara untuk mengantisipasi cost overrun. Respons ini mengimplikasikan bahwa para responden ini telah menyadari bahwa anggaran hampir selalu mengalami cost overrun dan contingency disediakan untuk menutup cost overrun tersebut. Perspektif ini juga telah diakui dan ditunjukkan di dalam beberapa literatur. Misalnya dalam pandangan Vrijling (1995), bahwa dalam sepanjang sejarah estimasi-estimasi biaya dari beberapa proyek, menunjukkan adanya kecenderungan akan meningkatnya biaya selama pelaksanaan pembangunan proyek sehingga suatu perkiraan biaya tidak akan menghasilkan angka 100% akurat. d. Kesalahan Estimasi Responden yang berjumlah 9 orang (14,5%) yakin bahwa contingency cost disediakan untuk mengatasi kesalahan-kesalahan dalam estimasi ( estimating errors ). Namun demikian dalam penelitian ini dianjurkan agar contingency cost tidak digunakan untuk mengantisipasi kesalahan dalam estimasi biaya. Hal ini untuk 292 Volume 7 No. 3, Juni 2007 : 274 – 286 menghindari terjadinya perkiraan biaya yang tidak akurat. Kecuali dalam hal dimana kesalahan estimasi terjadi, karena belum lengkapnya data atau definisi dari ruang lingkup proyek pada saat estimasi biaya tersebut dilakukan. e. Perubahaan Lingkup Proyek Sebanyak 6 orang responden ( 9,7%) menyatakan bahwa contingency cost disediakan untuk perubahan lingkup proyek. Hal ini didukung oleh Mak & Picken (2000) yang mengatakan bahwa contingency harus disediakan untuk menutup biayabiaya yang timbul akibat perubahan-perubahan dalam kontrak. Pandangan yang sama juga telah dikemukakan oleh Yeo (1990), yang menganggap bahwa contingency disediakan untuk peningkatan biaya dari lingkup proyek yang akan datang dimana pada saat melakukan estimasi biaya, data dan informasi belum lengkap (biasanya estimasi biaya yang dilakukan adalah pada tahap studi kelayakan). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa , konsep contingency cost proyek sebagai suatu cadangan biaya yang ditambahkan pada estimasi dasar telah diterima dengan baik oleh perusahaah-perusahaan kontraktor di Indonesia dan masyarakat konstruksi umumnya. Selanjutnya contingency cost merupakan suatu sarana untuk mengantisipasi ketidakpastian dan risiko dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Adanya pemahaman dalam hal kesamaan arti dari konsep ketidakpastian dan risiko, dicerminkan oleh jawaban responden dengan persentasi yang sama besar untuk ke 2 istilah tersebut. Risiko adalah salah satu aspek kunci dalam contingency cost proyek, sebagaimana yang diuraikan dalam Project Management Body of Knowledge, yang mendefinisikan contingency biaya proyek sebagai suatu dana tambahan dalam rencana manajemen proyek untuk menghadapi risiko-risiko biaya (PMI 2004). Ini merupakan suatu masalah yang penting karena dengan memandang contingency cost sebagai suatu cerminan dari adanya risiko-risiko, maka akan timbul ide-ide untuk memahami secara lebih mendalam mengenai dasar pemikiran dari contingency cost serta pendekatan-pendekatan tertentu untuk memperkirakannya. Sebagai contoh, suatu perspektif tentang risiko dapat menimbulkan pertimbangan-pertimbangan mengenai teknik-teknik analisis risiko secara kuantitatif antara lain simulasi Monte Carlo, yang dapat memperkirakan besarnya contingency cost proyek. 4.2. Strategi Penanganan Risiko yang terjadi disebabkan oleh Kondisi-Kondisi Ketidakpastian Dalam menangani risiko seringkali kontraktor menggunakan intuisi yang berdasarkan kepada pengalaman dan penilaian kontraktor. Namun Al-Bahar (1990) menyatakan bahwa dengan cara intuisi, kontraktor tidak dapat mengukur ketidakpastian dan menganalisis risiko yang ada pada suatu proyek secara sisitematis. Kalaupun kontraktor dapat menilai suatu risiko, tetap tidak dapat mengevaluasi dampak potensial yang berhubungan dengan risiko tersebut. Flanagan (1993) ; Al-Bahar (1990); Bing (1999) Penanganan risiko secara sistematis adalah dengan menerapkan Sistem Manajemen Risiko. Bing (1999), Sistem Manajemen Risiko adalah suatu ilmu manajemen yang bertujuan untuk melindungi asset, reputasi dan profit dengan mengurangi kemungkinan losses sebelum risiko tersebut terjadi dan untuk menjamin keuangan melalui asuransi atau cara lain. Sedangkan Al-Bahar (1990) mendefinisikan manajemen risiko sebagai suatu proses formal yang secara sistimatis mengidentifikasi,menganalisis dan menangani risiko sepanjang usia proyek untuk mendapatkan tingkat minimum dari tingkat penerimaan pengurangan risiko Penerapan prinsip-prinsip sistem manajemen risiko, akan membantu para kontraktor dalam menetapkan strategi – strategi alternatif untuk mengelola risiko tersebut secara efektif. Persepsi Tentang Contingency Cost Kontraktor di Indonesia : Sebuah Survey (Josefine Ernestine L, Puti Farida Marzuki, Reini D Wirahadikusumah) 293 Disamping itu penggunaan strategi-strategi ini harus sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang spesifik dari proyek, lingkungan proyek dan pihak-pihak yang terlibat. Dalam kerangka manajemen risiko, kontraktor harus memutuskan bagaimana menangani atau memperlakukan masing-masing risiko. Inilah fungsi utama dari proses manajemen respons. Kontraktor harus merumuskan strategi-strategi penanganan risiko yang sesuai. Strategi-strategi ini pada umumnya adalah didasarkan atas sifat dan konsekuensi-konsekuensi yang potensial dari risiko tersebut. Strategi-strategi ini memiliki dua tujuan yang sangat penting yaitu pertama, menghilangkan sebanyak mungkin dampak yang potensial, dan kedua adalah meningkatkan kontrol terhadap risiko. Respon terhadap risiko-risko yang kemungkinan terjadi yang disebabkan oleh ketidakpastian pada masa pelaksanaan proyek dapat dilakukan dengan beberapa cara. Responden diminta untuk memberi penilaian tentang strategi-strategi apa saja yang dapat digunakan untuk menanggulangi risiko-risiko tersebut. Strategi-strategi penilaian dapat dijabarkan pada Tabel 2 . Tabel 2. Strategi Penanganan Risiko Uraian Contingency cost Escalation Clause Double Currency Asuransi Jumlah Kuesioner (eksemplar) 62 62 62 62 Jumlah Jawaban Responden 48 46 16 46 Dari hasil pengolahan data pada Tabel 2 diatas, dapat dilihat bahwa 48 responden menjawab bahwa Contingency Cost sebagai salah satu strategi dalam penanganan risiko yang terjadi dalam masa pelaksanaan proyek. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Smith dan Bohn (1999), yang menyatakan bahwa salah satu strategi yang digunakan untuk mengurangi atau mengatasi risiko-risiko adalah contingency cost. Namun dari hasil wawancara menunjukkan bahwa para kontraktor tidak memahami teknik-teknik pemodelan formal dari model-model risiko yang telah dipublikasikan. Apabila contingency dimasukkan dalam kontrak, maka para manajer konstruksi menggunakan pendekatan berdasarkan suatu persentasi tertentu berdasarkan intuisi mereka dari total biaya dan berdasarkan pengetahuan dari kontrak sebelumnya. 4.3. Besarnya contingency cost terhadap estimasi dasar Mak dkk, (1998) Contingency seringkali dihitung sebagai suatu persentasi tertentu yang ditambahkan pada estimasi dasar berdasarkan intuisi, pengalaman masa lalu dan data histories. Yeo (1990). Ini dianggap sebagai sebuah metode sembarang atau keputusan yang diambil tidak berdasarkan pada hasil berpikir dalam menghitung contingency sehingga sulit bagi estimator untuk membenarkan atau mempertahankannya. Yeo (1990); Mak dkk, (1998), hal ini juga sama sekali tidak mendorong kreativitas dalam proses pengestimasian dan pengambilan keputusan, sehingga kemungkinan akan mengakibatkan timbulnya suatu kesalahan Dalam kegiatan proyek konstruksi di Indonesia, tidak ada rumusan yang baku untuk menentukan besarnya angka contingency. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa praktisi di lapangan dapat diketahui bahwa di Indonesia, penentuan besarnya contingency 294 Volume 7 No. 3, Juni 2007 : 274 – 286 cost adalah berdasarkan persentasi tertentu terhadap estimasi dasar dan berbeda-beda sesuai kebijaksanaan dari masing-masing perusahaan kontraktor serta tingkat perkembangan proyek sewaktu estimasi biaya dibuat. Oleh karena itu untuk mengetahui berapa persentasi yang ditetapkan oleh suatu perusahaan kontraktor terhadap estimasi dasar sebagai besarnya contingency cost, maka responden diberi beberapa pendekatan dengan pilihan seperti yang dijabarkan dalam Tabel 3 . Tabel 3. Besarnya Contingency Cost terhadap Estimasi Dasar Uraian 0% < CC ≤ 5 % 5% < CC <10 % 10%≤ CC ≤ 15% CC > 15 % Berdasarkan hasil pengolahan responden (48,4%) menyatakan bahwa adalah 10%-15%. Dengan demikian Indonesia mengalokasikan dana untuk dari estimasi dasar. Frekuensi (Jumlah Responden) 11 11 30 10 Persentasi (%) 17,7 17,7 48,4 16,1 data dapat diketahui bahwa 30 responden dari 62 besarnya contingency cost yang ditetapkan umumnya dapat disimpulkan bahwa rata-rata kontraktor di contingency cost, sebesar 10% sampai dengan 15 % 4.4. Peristiwa-peristiwa yang tidak boleh didanai oleh Contingency Cost Tidak semua peristiwa yang terjadi pada masa pelaksanaan proyek dan menimbulkan risiko sehingga mengakibatkan biaya proyek menjadi meningkat, dapat diantisipasi dengan contingency cost proyek. Oleh karena itu para responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dijabarkan dalam daftar table 4 yang memuat beberapa peristiwa yang kemungkinan tidak boleh didanai dengan mempergunakan contingency cost. Tabel 4. Peristiwa-peristiwa yang tidak boleh didanai oleh Contingency Cost Uraian Jumlah Responden Jumlah Jawaban Persentasi (%) Perubahan Lingkup Pekerjaan Kesalahan Estimasi Risiko Penting (force majeure) Penundaan Pembayaran Inflasi Berlebihan Pekerjaan tambah/kurang Risiko-risiko Tidak tahu 62 62 62 62 62 62 62 62 34 8 3 4 5 8 9 11 54,8 12,9 4,8 6,4 8,1 12,9 14,5 17,7 Hasil pengolahan data menjelaskan bahwa ada beberapa responden yang memilih lebih dari satu peristiwa sebagai peristiwa yang tidak boleh didanai dengan contingency cost. 34 responden (54,8%) menyatakan bahwa contingency cost tidak boleh dipergunakan untuk Persepsi Tentang Contingency Cost Kontraktor di Indonesia : Sebuah Survey (Josefine Ernestine L, Puti Farida Marzuki, Reini D Wirahadikusumah) 295 perubahan-perubahan dalam ruang lingkup proyek merupakan jawaban terbanyak. Sekitar 12,9% dari responden menyatakan bahwa contingency cost tidak dapat membiayai kesalahankesalahan (human error) dalam estimasi. Hal ini didukung oleh literatur, yang mengemukakan bahwa contingency tidak boleh dipergunakan untuk menutupi human error dalam estimasi, yang disebabkan oleh kelalaian, kesimpulan-kesimpulan yang tidak dapat dibenarkan yang didasarkan atas data, atau yang terjadi karena salah perhitungan. Dasar pemikirannya adalah bahwa proses estimasi yang buruk mungkin akan sengaja dilakukan apabila estimator mengetahui bahwa kesalahan-kesalahan mereka akan dikompensasi oleh penggunaan contingency. Yang menarik untuk dikemukakan bahwa 17,7% dari responden tidak dapat menyebutkan peristiwa yang tidak boleh dibiayai oleh contingency cost. Hal ini sangat memprihatinkan karena mengimplikasikan bahwa beberapa responden dari kontraktor memiliki pemahaman yang terbatas mengenai konsep contingency cost proyek, sehingga akan mengakibatkan ketidakjelasan tentang peristiwa apa saja yang dapat dibiayai dan tidak dapat dibiayai oleh contingency cost, dan dapat memberi peluang dalam penerapan contingency cost secara tidak tepat. Sekitar 14,5% dari responden menyatakan bahwa contingency cost tidak dapat digunakan untuk membiayai risiko-risiko (bukan risiko yang berkaitan dengan force majeure) . Ini merupakan suatu pandangan yang memprihatinkan karena didalam beberapa literatur telah dikemukakan sebuah prinsip yang jelas bahwa tujuan utama dari pengaloksian contingency cost adalah untuk membiayai risiko-risiko (Yeo, 1990; Thompson & Perry 1992; Hamilton, 2004). Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa beberapa dari masyarakat konstruksi Indonesia atau perusahaan kontraktor, belum menerapkan proses manajemen resiko di dalam kegiatan proyek konstruksi. 4.5 Kebijaksanaan Resmi tentang ContingencyCost Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya bahwa ada suatu range pemahaman mengenai konsep contingency cost proyek. Satu-satunya cara untuk menjamin konsistensi adalah dengan jalan membuat pedoman-pedoman untuk menentukan dan mengontrol ruang lingkup, estimasi, dan manajemen dari contingency cost. Oleh karena itu pada bagian ini, responden diberi pertanyaan tentang kebijaksanaan resmi dari perusahaan yang berkaitan dengan Contingency Cost. Jawaban dari responden dapat diperlihatkan pada Tabel 5. Tabel 5. Kebijaksanaan Resmi tentang Contingency Cost Uraian Tidak Ya Tidak Tahu Frekuensi (Jumlah Responden) 29 30 3 Persentasi (%) 46,8 48,4 4,8 Dari hasil pengolahan data pada Tabel di atas,dapat disimpulkan bahwa kebijaksanaan resmi tentang contingency cost oleh kontraktor memiliki jawaban yang berimbang antara YA dan TIDAK. Dengan demikian kebijakan resmi seputar contingency cost belum sepenuhnya diberlakukan. Sekitar 46,8% dari responden menyatakan bahwa perusahaan tidak memiliki suatu kebijaksanaan resmi untuk contingency cost proyek. Hal ini menegaskan bahwa cukup besar tersedia ruang untuk perbaikan dalam pendekatan yang semestinya diterapkan oleh perusahaan-perusahaan kontraktor terhadap contingency cost proyek. 296 Volume 7 No. 3, Juni 2007 : 274 – 286 Jelas bahwa dalam praktek manajemen yang baik, cadangan biaya untuk contingency cost apabila telah ditentukan harus dipantau dan dikontrol secara terus menerus, dan kecenderungan-kecenderungan yang ada harus diselidiki dan dievaluasi kembali selama usia proyek. Fakta ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan kontraktor di Indonesia belum seluruhnya menerapkan praktek manajemen secara resmi yang berkaitan dengan pengelolaan contingency cost proyek. 4.6 Evaluasi terhadap Keakuratan Contingency Cost Proyek Perusahaan-perusahaan kontraktor perlu mengevaluasi, menyempurnakan dan meningkatkan secara terus-menerus konsep contingency cost proyek sebagai bagian dari proses manajemen perusahaan yang berkualitas. Oleh karena itu pada bagian ini, kepada para responden diajukan pertanyaan, tentang peninjauan kembali keakuratan dari contingency cost proyek oleh perusahaan yang menerapkan konsep ini. Hasil-hasil yang diperoleh dari pertanyaan ini dijabarkan pada Tabel berikut Tabel 6. Evaluasi Terhadap Keakuratan Contingency Cost Uraian Tidak Ya Tidak Tahu Frekuensi (Jumlah Responden) 24 36 2 Persentasi (%) 38,7 58,1 3,2 Untuk meningkatkan keakuratan dari proses penghitungan contingency cost proyek, sehingga contingency cost yang dihitung tidak berbeda jauh dengan biaya-biaya sebenarnya yang akan timbul dalam masa pelaksanan proyek disebabkan risiko-risiko, maka perlu dilakukan peninjauan kembali atau evaluasi pasca pelaksanaan proyek. Oleh karena itu, cukup memprihatinkan bahwa 38,7% dari responden menyatakan bahwa perusahaan sama sekali tidak meninjau kembali keakuratan dari contingency cost proyek setelah proyek tersebut selesai dilaksanakan. Tanpa melakukan peninjauan atau evaluasi , maka sangat sulit untuk mendokumentasikan pengetahuan yang dapat memberikan penyempurnaan dalam penerapan konsep contingency cost bagi perusahaan. Di sisi lain berdasarkan hasil pengolahan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar perusahaan kontraktor (58,1%) yang menerapkan konsep ini melakukan peninjauan ulang terhadap besaran dari pengalokasian contingency cost setelah menyelesaikan proyek sebagai suatu tindakan evaluasi. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Performansi biaya dari proyek-proyek konstruksi adalah salah satu kriteria utama bagi keberhasilan pelaksanaan suatu proyek. Salah satu komponen dari anggaran proyek adalah contingency cost. Meskipun contingency dari biaya proyek ini telah banyak dibahas dalam teori manajemen proyek, namun masih sangat sedikit penelitian empiris mengenai konsep contingency biaya proyek ini, terutama mengenai pemahaman dari para praktisi proyek tentang konsep ini, ruang lingkup yang diinginkan, metode untuk memperkirakannya dan atau proses manajemen untuk mengelolanya. Persepsi Tentang Contingency Cost Kontraktor di Indonesia : Sebuah Survey (Josefine Ernestine L, Puti Farida Marzuki, Reini D Wirahadikusumah) 297 Dalam penelitian ini telah disoroti tentang pemahaman dari konsep contingency cost proyek oleh beberapa perusahaan kontraktor di Indonesia. Kurangnya pemahaman akan konsep ini dapat menimbulkan hambatan cukup besar bagi keefektifan dari manajemen proyek. Hal in dibuktikan dengan adanya pemberlakuan suatu persentasi tertentu yang ditambahkan terhadap estimasi dasar tanpa mengevaluasi kembali keakuratannya. Dengan demikian dapat mengakibatkan risiko bagi anggaran yang telah ditetapkan. Disamping itu pemahaman mengenai aspek dari contingency cost sebagai sarana untuk mengelola risiko akan mendorong lebih banyak penggunaan teknik-teknik analisis risiko kuantitatif dalam melakukan estimasi biaya. Dalam kenyataannya, akhir-akhir ini telah terjadi suatu kebangkitan dalam penelitian tentang contingency cost (Mak dkk,2000). Hal ini merupakan suatu refleksi dari tumbuhnya minat terhadap manajemen risiko proyek dan timbulnya kesadaran bahwa contingency cost, dalam kenyataannya adalah salah satu pemikiran yang sangat penting dalam manajemen risiko. Hasil penelitian menyatakan bahwa masih tersedia ruang yang cukup besar untuk melakukan peninjauan kembali serta perbaikan dalam pemahaman tentang contingency cost proyek sebagai suatu sarana untuk mengantisipasi risiko. Perspektif tentang risiko akan dapat membawa pada realisasi bahwa contingency cost merupakan salah satu strategi manajemen risiko yang harus dipertimbangkan secara historis dalam konteks bersama-sama dengan strategi-strategi yang lainnya. Sebagai contoh, apabila suatu range dari strategi risiko dipergunakan, maka hal ini dapat mengurangi jumlah dari contingency cost yang diperlukan. Selanjutnya, realisasi bahwa contingency cost pada dasarnya adalah dialokasikan untuk menghadapi berbagai risiko akan mengakibatkan cadangan contingency cost menjadi tidak memadai karena tidak semua peristiwa yang menimbulkan risiko layak diantisipasi dengan contingency cost. 5.2. Saran Penting untuk dikemukakan bahwa contingency cost harus dipergunakan sesuai dengan tujuan-tujuan untuk mana contingency tersebut disediakan dan tidak boleh dipergunakan secara tidak tepat untuk membiayai performansi yang buruk. DAFTAR PUSTAKA Al Bahar, J.F., and Crandall. K.C, 1990, Systematic Risk Management Approach for Construction Projects, Journal of Management and Engineering ASCE,. 166 (3), 533-546 Bing L. and Tiong, R.L.K, 1999, Risk Management in International Construction Joint Venture, Journal of Contruction Engineering and Management., September-October 1999 p.p 377-384 Chapman, Chris and Ward, Stephen, 1999, Project Risk Management : Processes Technique and Insights”, John Willy & Sons Ltd. Dysert, L.R, 2004, Estimating, Skills & Knowledge of Cost Engineering., AACE International, 2004 Flanagan, R. and Norman.C. ,1993, Risk management and Construction, Royal Intitution of Chartered Surveyors. Hendrickson, Christ., 2003, Project Management for Construction : Fundamental Concepts for Owners, Engineers, Architects and Builders., Departement of Civil and Environmental Engineering, Carnegie Mellon University, Pittsburgh. 298 Volume 7 No. 3, Juni 2007 : 274 – 286 Kerzner, Harold., 1995, Project Management : A Systems Approach to Planning Scheduling and Controlling, Van Nostrand Reinhold. Lowe J and Whitworth T., 1996, Risk Management and Major Construction Project - The Organization and Management of Contruction : Shaping theory and practice (vol. Two) E & FN Spon. Mak, S and Picken, D., 2000, Using Risk Analysis to Determine Construction Project Contingencies. Journal of Construction Engineering and Management, March/April. p.p 130-136 Muttaqin, N (2002), “Penyempurnaan Pengambilan Keputusan Menggunakan Model Friedman dengan Bantuan Model Teori Utilitas dan AHP,” Tesis magister Program Pasca Sarjana ITB-Bandung Partawijaya, Y, 2001, Analisis Variabel Ketidakpastian pada Estimasi Harga fs Satuan Pekerjaan Proyek Konstruksi,. Tesis Magister Teknik Sipil. Bidang MRK-ITB, Bandung PMI Standard Committee, 2004, A Guide to The Project Management Body of Knowledge. PMI USA Smith, G.R.et.al , 1999, Small to Medium Contractor Contingency and Assumption of Risk. Journal of Contruction Engineering and Management, March/April pp. 101-108. Vrijling Han and Boschloo, Meint , 2001, Evaluation of Uncertainties in cost Estimations, diakses tanggal 15 Pebruari 2007, www.waterbouw.tudelft.nl/public/ gelder/paper67-malta795.pdf Yeo, K.T, 1999, Risks, Classingfication of Estimaties and Contingency Management, Journal of Management in Engineering , vol 6 No. 4 October 1990. Persepsi Tentang Contingency Cost Kontraktor di Indonesia : Sebuah Survey (Josefine Ernestine L, Puti Farida Marzuki, Reini D Wirahadikusumah) 299