Analisa Kesesuaian Lahan Dan Potensi Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Tanah Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis Widiarti1 dan Nurlina2 Abstrak: Kalimantan Selatan mempunyai potensi untuk perkebunan kelapa sawit yang cukup luas. Wilayah yang mempunyai potensi perkebunan kelapa sawit ini yaitu Kabupaten Tanah Laut. Penelitian ini dilakukan tentang kesesuaian dan potensi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Tanah Laut menggunakan sistem informasi geografis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kesesuaian lahan dengan parameter curah hujan, suhu udara, jenis tanah, dan topografi untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Tanah Laut menggunakan sistem informasi geografis serta mengetahui potensi perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Tanah Laut. Metode yang digunakan untuk analisa kesesuaian lahan dan potensi perkebunan kelapa sawit yaitu metode matching. Hasil pengolahan data didapatkan luas kesesuaian lahan dalam kategori sesuai (S1) sekitar 313.495,859 ha (81,58%), cukup sesuai (S2) sekitar 57.583,805 ha (14,98%), sesuai marginal (S3) sekitar 12.189,264 ha (3,17%) dan tidak sesuai (N) sekitar 1.023,398 ha (0.27%). Luas lahan yang mempunyai potensi perkebunan yaitu lahan dalam kategori berpotensi (P1) seluas 65.830,00 ha (18,13%), cukup berpotensi (P2) seluas 33.050,00 ha (9.10%), dan berpotensi marginal (P3) seluas 4.996,86 ha (1,38%). Kata kunci: Sistem Informasi Geografis, Kesesuaian lahan, Metode Matching PENDAHULUAN Salah satu tanaman komoditas yang budidaya setiap tanaman (Elaeis karakter kelapa persyaratan guineensis sawit Jacq). Tanaman akan komoditas sawit tumbuh optimal tumbuh bersama di suatu wilayah, akan tetapi berkembang pesat di Indonesia adalah kelapa dapat jika jenis tanaman yang yang mempunyai membutuhkan berbeda-beda (Abdullah, 1993). tersebut ditanam pada Lahan yang berpotensi untuk lahan di mana sifat lahannya sesuai pengembangan komoditas perkebunan, dengan khususnya kelapa sawit terdapat pada kebutuhan tanaman untuk tumbuh. Hal ini sangat erat kaitannya tanah dengan lahan Penanaman kelapa sawit pada tanah (Wahyunto,et al., 2005). Kesesuaian gambut membutuhkan pengelolaan yang lahan perlu diperhatikan pada tanaman lebih sulit dibandingkan pada kesesuaian budidaya untuk mendapatkan tanah pertumbuhan yang optimal, walaupun 1 mineral mineral. merupakan 2 dan tanah tanah gambut. Tanah jenuh gambut air Mahasiswa dan Staf Pengajar PS Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru 21 yang 22 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 9, No. 1, Pebruari 2012 (21 – 29) tersusun dari bahan tanah organik, paling selatan dari Propinsi Kalimantan yaitu sisa-sisa tanaman dan jaringan Selatan tanaman Secara geografis, Kabupaten Tanah yang ketebalan melapuk lebih dari dengan 50 cm dengan ibukota Pelaihari. Laut terletak di antara 114o30’20”115°20’00” Bujur Timur dan 3°30'33”- (Wahyunto,et al., 2005). Kalimantan Selatan mempunyai 4°10’30” Lintang Selatan. Sedangkan potensi untuk perkebunan kelapa sawit secara administrasi wilayah Kabupaten yang Tanah cukup luas. Wilayah yang mempunyai potensi perkebunan kelapa Tanah Laut merupakan dari minimum Selatan wilayah maksimum Kabupaten Tanah Laut berkisar antara 30,8°C Kalimantan luas Temperatur Kabupaten yang terletak paling selatan Propinsi memiliki 3.631,35 km². sawit ini yaitu Kabupaten Tanah Laut. Kabupaten Laut sampai 34,5°C, berkisar temperatur antara 19,4°C dengan ibukota Pelaihari. Salah satu sampai 26,1°C. Curah hujan bagian penggunaan lahan di Kabupaten Tanah Timur/pantai sebesar 2.324 mm/tahun, Laut yaitu untuk perkebunan. Salah satu di perkebunan yang ada di Kabupaten perbatasan Kabupaten curah hujan Tanah Laut yaitu perkebunan kelapa berkisar sawit. sampai 3.000 mm/tahun dan di wilayah Pemanfaatan salah satunya lahan untuk tersebut perkebunan bagian kelapa dibukanya sawit lahan yang perkebunan baru guna sampai antara 2.500 dengan mm/tahun Timur berkisar antara 2.000 mm/tahun sampai 2.500 mm/tahun. kelapa sawit. Hal ini berkaitan dengan akan Barat Dari tingkat kelandaiannya, wilayah Kabupaten Tanah Laut dapat diklasifikasikan ke dalam empat memanfaatkan lahan yang luas dan kelompok, yaitu meliputi wilayah datar berpotensi untuk perkebunan. Tetapi (kemiringan 0 – 2%) sebesar 290.147 lahan tersebut belum diketahui apakah ha, wilayah bergelombang (kemiringan mempunyai potensi untuk perkebunan 2 - 15%) sebesar 43.060 ha, wilayah kelapa sawit, hal inilah yang mendasari curam (kemiringan 15 - 40%) sebesar perlu dilakukan penelitian ini. 26.833 ha dan wilayah sangat curam (kemiringan > 40%) sebesar 12.890 ha. Kondisi Wilayah Penelitian Kabupaten Tanah Jenis tanahnya sangat beragam yaitu Laut merupakan kabupaten yang terletak latosol (73,6%), podsolik (37,1%), alluvial (16,3%) dan organosol (9,0%). Widiarti dan Nurlina, Analisa Kesesuaian Lahan.............. Sistem (SIG) Informasi menurut merupakan Geografis Burrough seperangkat (1986) alat 23 bergambut dan bersifat sangat toleran pada keadaan dan kondisi lahan. yang Kesesuaian lahan adalah dapat digunakan untuk mengoreksi, kecocokan suatu lahan untuk tipe menyimpan, kembali, penggunaan lahan (jenis tanaman dan mentransformasi dan menyajikan data tingkat pengelolaan) tertentu. potensi spasial dari dunia nyata untuk tujuan lahan sudah dapat ditentukan, maka tertentu. perencanaan penggunaan lahan dapat menggali Secara spesifik Arronof (1989) mendefinisikan Sistem Informasi dilakukan berdasarkan pertimbangan yang rasional, paling tidak mengenai Geografis (SIG) sebagai suatu sistem apa berbasis komputer yang mempunyai sumber daya lahan tersebut. Dengan kemampuan untuk menangani data demikian, evaluasi lahan merupakan yang bereferensi pemasukan data, yang alat perencanaan penggunaan lahan manajemen data yang strategis data), memanipulasi karena dapat keragaman lahan dan analisis, mengenai keuntungan yang diharapkan serta output dari penggunaan lahan dan kendala produk dan uraian (pengembangan percetakan). penggunaan lahan yang Lubis (1992) kelapa METODE PENELITIAN dibudidayakan. Tanaman ini memiliki Penelitian yang produktif (FAO, 1976). sawit adalah tanaman hutan yang respon oleh yaitu memprediksi Menurut ditawarkan geografi (penyimpanan data dan pemanggilan memberi dapat baik sekali ini dilaksanakan terhadap pada bulan September sampai bulan kondisi lingkungan hidup dan perlakuan Januari 2012 dan tempat penelitian di yang Kabupaten Tanah Laut. diberikan. budidaya Seperti tanaman maka tanaman lainnya, Alat–alat yang digunakan kelapa sawit membutuhkan kondisi dalam penelitian ini adalah perangkat tumbuh keras yang baik agar potensi yang penelitian maksimal. computer, dan perangkat lunak yang (1998), kelapa sawit menunjukkan pertumbuhan yang baik pada tanah yaitu untuk produksinya dapat dikeluarkan secara Menurut hasil penelitian Zuhdi ini digunakan seperangkat digunakan untuk penelitian ini yaitu Envi 4.5, Global Mapper, ArcGIS 9.3, dan Google Earth. 24 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 9, No. 1, Pebruari 2012 (21 – 29) Data Suhu Citra Landsat TM Tahun 2011 Data Curah Hujan Peta Jenis Tanah Peta RTRW Peta Topografi Overlay (Tumpang Susun) Pengolahan Data - Cropping - Koreksi - Klasifikasi Maximum Likelihood Karakteristik Lahan Persyaratan Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit Dicocokkan (Matching) Peta Tutupan Lahan Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit Peta Potensi Perkebunan Kelapa Sawit Gambar 1. Diagram Alir Metode Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa kesesuaian analisa data menggunakan metode lahan matching (pencocokkan). kelapa sawit ini menggunakan metode matching karakteristik (pencocokkan) antara lahan Kesesuaian lahan untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten dengan Tanah Laut diutamakan untuk lahan persyaratan tumbuh tanaman kelapa yang belum digunakan seperti tegalan, sawit berdasarkan Petunjuk Teknis lahan untuk Pertanian (Djaenudin, 2003). analisa data didapatkan bahwa lahan Kesesuaian lahan ini dibagi menjadi yang empat kelas yaitu sesuai (S1), cukup kelapa sawit terdapat di Kecamatan sesuai (S2), sesuai marginal (S3), Jorong, Kecamatan Kintap, Kecamatan dan tidak sesuai (N). Klasifikasi kelas Batu Ampar, Kecamatan Panyipatan, ini berdasarkan data hasil overlay dan Kecamatan terbuka, sesuai dan (S1) semak. untuk pelaihari, Hasil tanaman Kecamatan Widiarti dan Nurlina, Analisa Kesesuaian Lahan.............. 25 Kurau, Kecamatan Tangkisung, dan lahan perkebunan. Untuk lahan yang Kecamatan Tambangulang. Luas lahan cukup sesuai (S2) dan sesuai marginal sesuai (S1) sebesar 294.965,36 ha (S3) (76,76%). perkebunan, tetapi harus melakukan Pelaihari, Kecamatan Kecamatan Panyipatan, Gambar 1. Luasan untuk masing– masing kelas kesesuaian lahan kelapa sawit di Kabupaten Tanah Laut dapat Tangkisung, Kecamatan Tambangulang, dilihat pada Tabel 1. dan Kecamatan Kurau. Luas lahan cukup (S2) sebesar 76.114,31 lahan kesesuaian lahan dapat dilihat pada Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan sesuai dijadikan tanaman kelapa sawit yang baik. Peta terdapat di sebagian Kecamatan Kintap, Jorong, juga perbaikan lahan agar menghasilkan Lahan yang cukup sesuai (S2) Kecamatan dapat Wilayah yang mempunyai lahan ha berpotensi (19.81%). (P1) untuk perkebunan kelapa sawit terdapat di kecamatan- Lahan (S3) kecamatan Kintap, Jorong, Pelaihari, terdapat di sebagian Kecamatan Bati Batu Ampar, Panyipatan, Tangkisung, Bati dan Kecamatan Tambangulang Kurau, dan Tambangulang dengan luas dengan luas lahan sebesar 12.189,26 lahannya sebesar 65.830,00 ha yaitu ha (3,17%), sedangkan untuk lahan sekitar tidak sesuai (N) terdapat di sebagian Kabupaten Tanah Laut. Kecamatan yang cukup berpotensi (P2) terdapat di Pelaihari, sesuai Bati marginal Bati, Kecamatan Kecamatan Jorong, dan 18,13% Kecamatan dari luas wilayah Untuk lahan Pelaihari, Kecamatan Kecamatan Kintap dengan luas lahan Tambangulang, Kecamatan Bati-Bati, sebesar dan Kecamatan Kurau. Luas lahannya 1.023,40 Berdasarkan ha hasil (0,27%). penelitian, sebesar 33.050,00 ha atau sekitar Kabupaten Tanah Laut mempunyai 9,10% dari luas wilayah Kabupaten lahan yang dapat dijadikan sebagai Tanah Laut. Tabel 1. Luas kesesuaian lahan kelapa sawit Kelas Berpotensi (P1) Cukup Berpotensi (P2) Berpotensi Marginal (P3) Luas (ha) 65.830,00 Persentase (%) 18,13 33.050,00 9,10 4996,86 1,38 26 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 9, No. 1, Pebruari 2012 (21 – 29) Gambar 2. Peta Kesesuaian Lahan Kabupaten Tanah Laut Sedangkan untuk lahan yang 1.38% dari luas wilayah Kabupaten berpotensi marginal (P3) terdapat di Tanah Kecamatan Bati-Bati. Luas lahannya perkebunan kelapa sawit dapat dilihat sebesar pada Gambar 2. 4.996,86 ha atau sekitar Laut. Peta potensi lahan Tabel 2. Luas potensi lahan untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Tanah Laut N Luas (ha) 1.023,40 S1 294.965,40 76,76 S2 76.114,31 19,81 S3 12.189,26 3,17 Kelas Persentase (%) 0,27 Widiarti dan Nurlina, Analisa Kesesuaian Lahan.............. 27 Gambar 3. Peta Potensi Lahan Perkebunan Kabupaten Tanah Laut KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh Kintap, kesimpulan sebagai berikut: Kecamatan Panyipatan, Kecamatan 1. Kabupaten curah Tanah hujan Laut memiliki Kurau, rata–rata tahunan Kecamatan berkisar antara 1700 mm/tahun– 2800 mm/tahun, suhu udara berkisar antara 0 24,7 C – 0 26,5 C, tanahnya yaitu alluvial, 2. Kecamatan jenis organosol Batu Kecamatan Ampar, Pelaihari, Tangkisung, dan Kecamatan Tambangulang. 3. Lahan yang cukup sesuai (S2) terdapat di sebagian Kecamatan Kintap, Kecamatan Jorong, glei humus, latosol, dan kompleks Kecamatan podsolik merah dan laterit, dan Panyipatan, Kecamatan Batu Ampar, kemiringan lereng antara 0%-273%. Kecamatan Tangkisung, Kecamatan Kesesuaian lahan untuk lahan yang Tambangulang, sesuai (S1) Kurau. terdapat di sebagian Kecamatan Jorong, Kecamatan Pelaihari, dan Kecamatan Kecamatan 4. Lahan yang sesuai marginal (S3) 28 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 9, No. 1, Pebruari 2012 (21 – 29) terdapat disebagian Kurau, Kecamatan Kecamatan Kecamatan Bati Kintap, Bati dan Arronof. 1989. Geographic Information System : A Management Perspective WDL. Publications. Ottawa. Canada Kecamatan Tambangulang. 5. Lahan tidak sesuai (N) terdapat di sebagian Kecamatan Bati Bati, Kecamatan Pelaihari, Kecamatan Jorong, dan Kecamatan Kintap. 6. Lahan yang berpotensi (P1) untuk perkebunan terdapat di Kecamatan Kintap, Jorong, Pelaihari, Batu Ampar, Panyipatan, Tangkisung, Kurau, dan Kecamatan Tambangulang, Burrough, P.A. 1986. Principles of Information System for Land Resources Assesment. Clarendon Press. London. Djaenudin, D., Marwan H., Subagyo H., dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis untuk Komoditas Pertanian.Edisi Pertama tahun 2003, ISBN 9799474-25-6. Balai Penelitian Tanah, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor. Indonesia. 7. Lahan yang cukup berpotensi (P2) terdapat di Kecamatan Pelaihari, Tambangulang, Bati Bati, dan Kecamatan Kurau. 8. Lahan yang berpotensi marginal (P3) terdapat di Kecamatan Kintap dan Kecamatan Bati-Bati. SARAN Penelitian dilakukan ini dengan dapat data yang juga lain seperti data citra dan dengan data yang terbaru sebagai data parameter. FAO. 1976. A Framework for Land Evaluation. Soil Resources Management and Conservation Service Land and Water Development Division. FAO Soil Bulletin No. 32. FAO-UNO. Rome. http://www.worldagroforestry.org/dow nloads/publications/PDFs/b1534 9.pdf Diakses pada tanggal 4 Agustus 2011 http://www.tanahlautkab.go.id/ Diakses pada tanggal Agustus 2011 1 DAFTAR PUSTAKA http://www.bapedda-tanahlaut.go.id/ Diakses pada tanggal 1 Agustus 2011 Abdullah, T.S. 1993. Survey Tanah dan Evaluasi Lahan. Penebar Swadaya. Jakarta. Wahyunto, S. Ritung, Suparto, dan H. Subagjo. 2005. Sebaran Widiarti dan Nurlina, Analisa Kesesuaian Lahan.............. Gambut dan Kandungan Karbon di Sumatra dan Kalimantan. Proyek Climate Change, Forests and Peatlands in Indonesia. Wetlands International-Indonesia Programme dan Wildlife Habitat Canada. Bogor. Zuhdi, H. 1998. Evaluasi kelas kesesuaian Lahan Beberapa Profil pada Lahan Bergambut Satu Juta Hektar di Kalimantan Tengah untuk Tanaman Kelapa Sawit.Skripsi. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. 29