BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL Penelitian

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Penelitian denganjudulMakna Aborsi di Kalangan “Ayam Kampus” (Studi
Khasus dibeberapa Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Kabupaten
Sleman)didasarkan atas beberapa pertimbangan yakni, secarateoritis dan praktis.
Secara teoritis, judul memiliki keterkaitan dengan bidang ilmu yang sedang digeluti,
mencakupaspek orisinalitas dan aktualitas.Sedangkan praktis,adanya aspek yang
berkaitan dengan kelancaran dan kemudahan penelitian.Adapun alasan tersebut
diuraikan kedalam penelitian, antara lain :
Pertama, keterkaitan antara judul dan bidang ilmu yang dikuasai, yaitu ilmu
sosiatri. Ilmu sosiatri mengkhususkan diri pada persoalan patologi sosial dan upaya
kedepan yang dilakukan dalam membangunan masyarakat. Bentuk patologi sosial
dalam penelitian ini adalah praktekaborsi di kalangan ayam kampus yang terjadi di
kota Yogyakarta.Ayam kampus adalahpenyedia jasa seksyang juga merupakan
anggota intelektual kampus yang bernamakan mahasiswi. Adanya aborsi di kalanagan
ayam kampus tidak lepas dari pandangan mereka dalammemaknai nilai-nilai moral.
Kedua, orisinalitas. Suatu penelitian dikatakan orisinil jika masalah belum
terpecahkan oleh peneliti terdahulu, maka secara tegas ternyatakan perbedaannya.
Penelitian mengenai ayam kampus, pernah dilakuakan oleh Siti Fatimah Z I, yang
1
berjudul Komunikasi Nonverbal Ayam Kampus di Universitas Sumatera Utara.
Penelitian yang dilakukan lebih memabahas bentuk-bentuk komunikasi nonverbal
para ayam kampussedangkan penelitian ini membahas pemaknaan aborsiyang ada
dalam diri ayam kampus.
Ketiga, aktualitas. Ayam kampus merupakan topik yang selalu aktual dibahas
karena memiliki perkembangantersendiri hingga saat ini. Ditinjau dari perkembangan
perilaku, paraayam kampus beranggapan bahwa kehamilan, persalinan dan aborsi
bukanlah kondisi yang menakutkan, melainkan kondisi fisik yang dapat dimanfaatkan
untuk memperoleh pendapatan yang jauh lebih besar.
Keempat praktis,dengan pertimbangan kesempatan, biaya, waktu serta alatalat yang dibutuhkan untuk penyelesaian penelitian ini, dapat terjangkau oleh penulis.
B. LATAR BELAKANG
Bukan lagi menjadi rahasia umum, kampus sebagai tempat pencetak generasi
intelektual dan bermoral kini menjadi tempat berkembangnya praktik seks
bebas.Fenomena ini telah berkembang dalam kurun waktu yang cukup panjang, yaitu
sekitar awal dekade 1990-an. Pertumbuhan kotayang selaras dengan dinamika
pendatang baru menjadipendorong maraknyaperkembangan seks bebas di wilayah
kampus.
Bahkan sekarang ini bukan hanya seks bebas yang dilakukan para mahasiswa.
Tetapi ada banyak dari mereka yang terjebak dalam praktek prostitusi. Prostitusi
2
adalah pertukaran antara pemberian layanan seksual dengan uang ataupun sumber
lainnya 1. Sedangkan Gagnon dan Simon 2 memberikan definisi yang tidak berbeda
untuk prostitusi yaitu, suatu pelayanan seksual yang diberikan kepada siapapun
dengan tujuan untuk menerima bayaran.
Dari berbagai opini yang muncul di masyarakat, diketahui bahwa seks bebas
adalah suatu bentuk penyimpangan terhadap aturan dan norma yang berlaku di
masyarakat
(Kampus).
Hal
senada
dengan
yang
diutarakan
Zanden 3,
bahwapenyimpangan sosial merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang
dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi. Meskipun berbagai
upaya untuk mengeliminir penyimpangan telah dilakukan, justru fenomena lain
muncul, yaituadanya oknum mahasiswa yang bekerja menjual diri yang dikenal
dengan sebutan ayam kampus. Padahal, yang diketahui publik adalah mereka (ayam
kampus) merupakan kalangan intelektual yang bernamakan mahasiswi.
Survei Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan tahun 1999-2002 yang
melibatkan 1600 mahasiswa di Yogya, dari 16 PTN dan PTS menyimpulkan, 97%
telah melakukan hubungan seksual dengan pacarnya. Penelitian pada 180 mahasiswa
PTN di Surabaya, terdapat 40% pria dan 7% wanita sudah berhubungan seks sebelum
1
Miracle, Tina. S; Andrew W Miracle; Roy F Baumeister. Human Sexuality : Meeting Your Basic
Needs, Prentice Hall, New Jersey, 2003, hlm. 68
2
Disadur dalam Hawkes Gail; John Scott. Perspective in Human Sexuality, Oxford University Press,
New York, 2005, hlm.23
3
Maryati dan Suryawati, Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas X, Erlangga, Jakarta, 2001
3
menikah. Survei pilar PKBI Jateng bulan september 2002 pada 1000 responden yang
terdiri dari 500 mahasiswa dan 500 mahasiswi dari berbagai perguruan tinggi di
Semarang, menemukan sebanyak 7,6% diantaranya saat berpacaran sudah pada tahap
intercourse. Senada dengan hasil survei tersebut, penelitian LPM Manungal UNDIP
pada 545 responden dari 10 fakultas pada bulan februari 2003, menemukan 15,58%
atau sekitar 67 mahasiswa melakukan sexual intercoursesaat berpacaran (Andayani
dan Setiawan, 2005).
Kondisi demikian lantas ditangkap sebagai peluang bisnis oleh segelintir
orang. Hal tersebut tergambar dari keberadaan mucikari yang ‘memasarkan’ ayam
kampus
tersebut.
Pelanggan
jasapemuas
libido 4
ini
tentunya
tidak
sembaranganumumya berasal dari kalangan pengusaha, pejabat dan politikus. Para
pengusaha sampai pejabat selevel menteri disebut menggemari mahasiswi yang juga
pekerja seks komersial – atau biasa dikenal sebagai ayam kampus 5.Biasanya, ayam
kampus dipasarkan secara tersembunyi dan terkesan independen. Jadi, hanya
kalangan-kalangan tertentu saja yang dapat bertransaksi dengannya.
Alasan-alasan mengapa seorang remaja bisa terjerumus kedalam dunia
prostitusi juga sangatlah kompleks, karena menyangkut masalah sosial, ekonomi,
4
Yang dimaksud dengan libido adalah nafsu birahi lahiriah
Pelanggan Ayam Kampus : Pengusaha sampai Pejabat,
http://www.tempo.co/read/news/2013/02/16/173461702/Pelanggan-Ayam-Kampus-Pengusaha-Sampai
Pejabat, diakses 1 november 2013
5
4
pendidikan, angka putus sekolah, kesehatan (terutama menyangkut ketergantungan
narkotika dan obat berbahaya) tidak saja dari pihak si remaja tadi melainkan juga
keluarga dan seluruh masyarakat di sekelilingnya. Banyak dari mereka yang
melakukan prostitusi karena frustasi setelah harapannya untuk mendapatkan kasih
sayang di keluarganya tidak terpenuhi. Selain itu peran media masa juga tidak dapat
diabaikan. Liputan, tayangan film yang menampikan adegan seks dan pornografi,
VCD porno yang merebak tak terbendung serta perkembangan dunia mode dan
fashion juga antara lain membuat para remaja makin menyadari potensi seksual dan
sensualitasnya serta bagaimana menggunakan potensi itu untuk memperoleh uang
agar dapat mengikuti pola hidup konsumerisme yang sudah menjangkiti masyarakat 6.
Penyebab lahirnya mahasiswi-mahasiswi yang bekerja sambilan sebagai
wanita penghibur bermacam-macam. Ada yang menyebut karena salah bergaul,
namun tidak sedikit yang menganggap mereka terdesak kebutuhan hidup, terutama
untuk biaya perkuliahan yang semakin hari semakin mahal.Menurut Rathus 7, ayam
kampus termasuk ke dalam call girlsdimana pada kelompok ini memiliki pendidikan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang lainnya. Sehingga dengan
6
Prostitusi Remaja Semakin Merebak, http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=177538,
diakses 1 November 2013.
7
Rathus, S. A; Nevid, J.S, Rathus, L.F. Human Sexuality in A World of Diversity.Allyn and Bacon,
Massachusets, 1983, hlm. 95.
5
membawa label kampus,para ayammemperoleh bayaran yang lebih tinggi daripada
pekerja seks lainnya.
Pasar merekapun lebih modern dengan memanfaatkan dunia online dalam
menjajakan kenikmatan seks mereka. Prostitusi dunia online yang sangat terbuka
menjadi ladang bagi ayam-ayam kampus menjajakan diri. Ada yang lewat Chat
ataupun membuat profil di Facebook atau Tweeter agar si calon pemakai jasa
persetubuhan mereka dapat langsung melihat foto maupun jati diri si ayam kampus.
Harga yang dipatok pun pasti lebih mahal dibanding dengan kupu-kupu malam
didaerah pelacuran
Walaupun menjadi ayam kampus mendapat banyak uang, akan tetapi
pekerjaan ini memiliki resiko yang tinggi. Mereka harus melayani siapapun yang
membayar mereka. Berbagai perilaku mulai dari yang lembut hingga yang kasar
mereka hadapi. Banyak terjadi kekerasan seksual dan bentuk hubungan seksual yang
tidak wajar yang dilakukan oleh para penyewa. Dan para ayam kampus ini tidak dapat
berbuat apa-apa karena mereka telah menerima bayaran.
Selain itu, resiko yang mereka terima adalah penyakit menular seksual (PMS)
dan resiko kehamilan.Kehamilan yang terjadi di kalangan ayam kampus umumnya
mendatangkan malapetaka bagi bayi yang dikandungnya, yangberujung dengan
praktek aborsi. Cara-caraaborsi yang dilakukan diluar standar kesehatanjuga
berdampak pada kematian sang ibu.
6
Aborsi adalah cara mencegah kelahiran, yaitu menggugurkan embrioyang
tidak
dikehendaki.
sangatberbahaya.
Bila
dilakukan
Sebaliknya
aborsi
secara
amatir,
aborsi
dapat
dapat
menjadi
aman
bila
menjadi
dilakukan
secaraprofessional 8. (WHO, 1998)Sedangkan di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia(1990) aborsi berarti “pengguguran kandungan, yang dibedakan atas
aborsikriminalis yaitu aborsi yang dilakukan dengan sengaja karena suatu alasan
danbertentangan
dengan
hukum;
dan
aborsi
legal
yaitu
pengguguran
kandungandengan sepengetahuan pihak yang berwenang.
Pemerintah Indonesia tergolong sebagai negara yang mengambil posisi
palingkonservatif dalam melarang secara tegas praktik pengguguran kandungan
ini,seperti tercantum dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana pasal 346
yangmenyatakan bahwa perempuan yang sengaja menggugurkan kandungannya
ataumenyuruh orang lain untuk melakukannya dapat dihukum sampai empat
tahunpenjara. Meskipun Undang-undang (UU) no. 23/1992 tentang Kesehatan
sudahlebih 10 tahun di undangkan, saat ini baru enam dari 29 peraturan pelaksana
yangtelah dibentuk pemerintah dan aborsi tidak termasuk di antaranya 9.
8
Estimasi Departemen Kesehatan Reproduksi dan Riset (RHR) WHO (1998) menunjukkan bahwa
telah terjadi hampir 30 juta aborsi legal pada tahun 1990.Meskipun demikian, jutaan aborsi ilegal juga
terjadi dan sebagian dilakukan oleh tenaga yang tidak terampil dan memiliki risiko tinggi (unsafe
abortion).
9
Kompas 2003, disadur dari tesis Andini Setya Karlina. Makna dan Persepsi Aborsi : Studi Aborsi
dalam Perspektif Fenomenologi Persepsi Merleau Ponty
7
Yogyakarta yang bergelar kota pelajar, ternyata tak luput dari perilaku aborsi
mahasiswa Kasubid Kesehatan Seksual BKKBN Wahyuni saat di wawancara
Okezone menegaskan, di DI Yogyakarta 97,05% mahasiswa pernah melakukan
aborsi karena hamil di luar nikah 10. Angka yang sangat memprihatinkan, mengapa
praktik aborsi banyak ditemukan di Yogyakarta.
Ditambah dengan lagi dengan temuanmengagetkan, dimana pandangan ayam
kampus tentang aborsi (hasil wawancara beberapa ayam kampus yang pernah
melakukan tindakan aborsi) justru berlawanan dengan paradigma masyarakat
umumnya. Aborsi dianggap sebagai suatu sarana untuk mendapatkan bayaran yang
lebih besar. Perubahan fisik pasca aborsi seperti, keluarnya ASI (air susu ibu), tubuh
semakin semok, digunakan sebagaipenarik empati penyewa.
Berdasarkan kenyataan di atas, fenomena aborsi di kalangan ayam kampus ini
telah mengundang opini publik, terutama berupa justifikasi. Meskipun demikan,
banyak dari opini-opini publik tersebut mengarah kepada suatu solusi. Itu merupakan
kemirisan mereka dalam melihat fenomena tersebut, yang padahal merupakan
kalangan intelektual dan generasi bangsa.Sehingga fenomena aborsi di kalangan
ayam kampus sangat menarik untuk dikaji, terutama dari sudut pandang ayam
kampusmemaknai aborsi, apakah mereka lebih mempunyai kepedulian untuk dirinya
10
1660 Mahasiswi di Yogyakarta Tak
Perawan,http://news.okezone.com/read/2010/11/29/338/398249/large, diakses 1 november 2013
8
dan keluarga, apakah dengan penyimpangan-penyimpangan yang seperti mereka
lakukan mampu mendatangkan keutungan. Oleh karena itu, penulis terdorong
mengangkat judul Aborsi di Kalangan “Ayam Kampus” di Beberapa Perguruan
Tinggi Swasta dan Negeri di Sleman sebagai judul skripsi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijalaskan dalam latar belakang masalah, maka
rumusan masalah adalah, Apa yang menjadi motif “ayam kampus”memilih tindakan
aborsi di Kabupaten Sleman?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif tersembunyi di balik
tindakan aborsiayam kampus.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai dasar dan pendukung bagi
penelitian selanjutnya atau memberikan gambaran tentang motif tersembunyipilihan
aborsi di kalangan ayam kampus
.
F. Tinjauan Pustaka
F.1. Memaknai Prostitusi
Pelacuran berasal dari bahasa Latin pro-stituere atau pro-stauree yangberarti
membiarkan
diri
danpergendakan.
berbuat
Perkins
zina,
dan
melakukan
Bennet
persundalan,
dalam
Koendjoro
percabulan
(2004
:
9
30),mendefinisikan pelacuran sebagai transaksi bisnis yang disepakati oleh
pihak
yang terlibat sebagai sesuatu yang bersifat kontrak jangka pendek
yangmemungkinkan satu orang atau lebih mendapatkan kepuasan seks
denganmetode yang beraneka ragam. Senada dengan hal tersebut,
Supratiknya(1995: 97) menyatakan bahwa prostitusi atau pelacuran adalah
memberikanlayanan hubungan seksual demi imbalan uang.
Selain definisi di atas, dengan rumusan kalimat yang berbeda, Kartini
Kartono (2007: 216) menjabarkankan definisi dari pelacuran adalah sebagai
berikut :
a.
Prostitusi adalah bentuk penyimpangan seksual, dengan pola-pola
organisasi impuls/dorongan seks yang tidak wajar dan tidak
terintegrasidalam bentuk pelampiasan nafsu-nafsu seks tanpa kendali
dengan
banyakorang
(prosmiskuitas),
disertai
eksploitasi
dan
komersialisasi seks yangimpersonal tanpa afeksi sifatnya.
b.
Pelacuran merupakan peristiwa penjualan diri (persundalan) dengan
jalanmemperjualbelikan badan, kehormatan dan kepribadian kepada
banyakorang untuk memuaskan nafsu-nafsu seks dengan imbalan
pembayaran.
10
c.
Pelacuran ialah perbuatan perempuan atau laki-laki yang menyerahkan
badannya untuk berbuat cabul secara seksual dengan mendapatkan
upah.Pelaku pelacuran disebut dengan prostitue atau yang lebih kita
kenaldengan palacur atau sundal. Pelacur dapat berasal dari kalangan
wanita yanglebih dikenal dengan wanita tuna susila (WTS) dan dari
kalangan laki-lakiyang lebih dikenal dengan sebutan gigolo.
Koentjoro (2004:27)mendefinisikan wanita tuna susila (WTS)
sabagai perempuan yang tidakmenuruti aturan susila yang berlaku di
masyarakat dan dianggap tidakmemiliki adap dan sopan santu dalam
berhubungan seks.
F.2. Pengertian Aborsi
Aborsi menurut definisi adalah tidak baru dalam masyarakat manusia. Aborsi
adalah mengakhiri kehidupan dalam rahim ibu. Definisi medis yang diberikan di atas.
Aborsi adalah salah satu mata pelajaran yang paling sulit, kontroversial, dan
menyakitkan dalam masyarakat modern. Kontroversi utama berkisar pada
pertanyaan-pertanyaan yang membuat keputusan tentang aborsi, individu atau negara;
dalam keadaan apa mungkin dilakukan, dan yang mampu membuat keputusan.
Pertanyaan medis seperti teknik aborsi kurang kontroversial tapi kadang-kadang
bagian dari perdebatan yang lebih besar.
Aborsi bukanlah hal baru dalam masyarakat manusia, sebuah studi oleh
antropolog George Devereux, menunjukkan bahwa lebih dari 300 kontemporer
11
masyarakat nonindustrial manusia dipraktekkan aborsi. Perempuan telah melakukan
aborsi pada diri mereka sendiri atau aborsi yang berpengalaman di tangan orang lain
selama ribuan tahun dan aborsi terus terjadi hari ini dalam pengembangan wilayah di
bawah kondisi medis primitif. Namun, teknologi modern dan perubahan sosial telah
membuat aborsi sebuah bagian dari perawatan kesehatan modern. Pada saat yang
sama, aborsi telah menjadi isu politik di beberapa masyarakat dan titik nyala untuk
perbedaan pendapat tentang peran perempuan dan otonomi individu dalam
keputusan-keputusan hidup.
Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenaldengan istilah
”aborsi”, berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan seltelur dan sel sperma)
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Aborsiprovocatus merupakan istilah
lain yang secara resmi dipakai dalamkalangan kedokteran dan hukum. Iniadalah suatu
proses pengakhiranhidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh 11.
Menurut Fact Abortion, Info Kit on Women’s Health olehInstitute For Social,
Studies anda Action, Maret 1991 12, dalam istilahkesehatan” aborsi didefenisikan
sebagai penghentian kehamilan setelahtertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi
rahim (uterus), sebelumjanin (fetus) mencapai 20 minggu.
11
12
.http://www.aborsi.org/definisi.htm
http://www.lbh-apik.or.id/fact-32.htm, diakses 2 november 2013
12
Ada dua macam aborsi, yaitu aborsi spontan dimana aborsi terjadisecara
alami, tanpa intervensi tindakan medis (aborsi spontanea), danaborsi yang
direncanakan melalui tindakan medis dengan obat-obatan,tindakan bedah, atau
tindakan lain yang menyebabkan pendarahan lewatvagina (aborsi provokatus) 13.
Di Indonesia, belum ada batasan resmi mengenai aborsi. Dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia (Prof. Dr. JS.Badudu dan Prof. Sutan Mohammad Zain,
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996) abortus didefinisikan sebagai terjadi keguguran
janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena
tak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu).Secara umum istilah aborsi
diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum
waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak.Biasanya dilakukan saat janin masih
berusia muda (sebelum bulan ke empat masa kehamilan) 14.
F.3.Pengertian Perilaku
Dalam buku lain diuraikan bahwa perilaku adalah suatu kegiatanatau aktifitas
organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebabitu, dari sudut pandang
biologis semua makhluk hidup mulai daritumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan
manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing.
13
http://keperawatanreligionagniauliya12.wordpress.com/2013/05/20/aborsi/ , diakses 2 november
2013
14
http://www.lbh-apik.or.id/fact-32.htm, diakses 2 november 2013
13
Sehingga yangdimaksud perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau
aktifitasmanusia darimanusia itu sendiri yang mempunyai arti yang sangatluas antara
lain: berjalan, berbicara, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,membaca dan sebagainya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwayang dimaksud perilaku (manusia) adalah
semua kegiatan atau aktifitasmanusia, baik yang dapat diamati langsung maupun
yang tidak dapatdiamati pihak luar 15.
Dari segi biologis, perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitasmanusia, baik
yang diamati langsung maupun yang tidak dapat diamatioleh pihak luar 16. Menurut
Skinner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwaperilaku merupakan respon atau
reaksi seseorang terhadap stimulus(rangsangan dari luar) 17.
F.4. Perilaku Aborsi
Menurut Kartono dan Gulo 18,aborsi atau disebut juga pengguguran
kandungan, keluron, abortusatau keguguran adalah pengguguran atau pengenyahan
dengan paksajanin (embrio) dari rahim (uterus) selama tiga bulan. Secara umum
aborsi diistilahkan sebagai pengguguran kandungan yaitu dikeluarkannyajanin
sebelum waktunya, baik itu secara sengaja atau tidak. Biasanyadilakukan saat janin
masih berusia muda (sebelum bulan keempat masakehamilan).
15
Soekidjo Notoatmojo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm.131
Soekidjo Notoatmojo, Loc cit., hal.70
17
Soekidjo Notoatmojo, Loc cit., hal .71
18
Andayani, T. R, Setiawan, I. Perilaku Seksual Pranikah dan Sikap TerhadapAborsi. Jurnal Psikologi
UNDIP, Volume 2. Nomor 2. 2005
16
14
Bagi para ayam kampus aborsi adalah suatu kebanggan tersendiri karena
perubahan fisik yang lebih semok dan merasa lebih percaya diri karena merasa sexy
dengan payudara ukuranya lebih besar. Dari segi perubahan fisik yang lebih semok
para ayam kampus dapat memperoleh penghasilan yang jauh lebih besar dan agar di
kasihani oleh para pelanggan untuk memberi tips untuk membeli pampers, kebutuhan
bayi termasuk imunisasi.
F.5 PENGERTIAN DAN PENYEBAB PERILAKU SEKS BEBAS
Kata sex sering kita dengar dan hampir tidak pernah sepi hinggap ditelinga
kita dalam kehidupan sehari-hari. Sex adalah kata yang teruntai dari 3 huruf tetapi
mempunyai makna dan arti yang sangat banyak dan bervariasi. Sex merupakan topik
yang paling kontroversial di dalam masyarakat kita. Kebanyakan masyarakat kita
memandang sex sebagai sesuatu yang menyeramkan, jorok dan menjijikkan, kotor
dan nista. Sex dianggap sebagai sesuatu yang tabu dan tidak pantas untuk dibicarakan
secara terbuka tanpa alasan yang jelas. Disamping itu seringkali sex diidentikkan
dengan sesuatu yang haram berlumur dosa. Untuk mengatasi masalah-masalah ini
diperlukan adanya pemahaman dan penerangan tentang sex secara benar dan tepat
yang dilandasi oleh nilai-nilai agama, budaya dan etika yang ada di masyarakat.
Penyuluhan dan penerangan tentang sex harus dilandaskan pada ilmu pengetahuan
dan nilai-nilai agama, sehingga seorang remaja akan mendapatkan informasi yang
benar dan tepat dengan berlandaskan pada nilai-nilai agama dan keimanan yang kuat
sehingga seorang remaja dapat terhindar dari hal-hal yang negatif dan tercela terkait
15
dengan masalah sex. Untuk itu pendidikan sex sangat diperlukan. Sekarang saya akan
menjelasakan tentang sex bebas atau free sex.
Free sex adalah jenis hubungan yang ilegal, dan sangat di larang keras oleh
banyak pihak seperti pemerintah, orang tua, dan agama. karena hal ini menyangkut
moral. free sex merupakan pola hidup yang dibangun atas dasar keyakinan bahwa
manusia berhak menentukan sesuatu bagi dirinya sendiri. bila dua orang suka sama
suka mengapa harus ada pihak-pihak lain yang mengatur hubungan mereka dalam
suatu ikatan yang disebut pernikahan, jika pola pikir dan pandangan hidup seperti ini
dipegang, pernikahan bukanlah obat tepat untuk menanggulanginya. Hal ini telah
menjamur sekali di banyak kalangan, tidak heran mengapa semakin banyak orang
yang terjangkit AIDS.Dampak dari sex bebas (free sex), khususnya pada remaja
dapat dibagi menjadi :
1. Bahaya Fisik
Bahaya fisik yang dapat terjadi adalah terkena penyakit kelamin (Penyakit Menular
Sexual/ PMS) dan HIV/AIDS serta bahaya kehamilan dini yang tak dikehendaki.
PMS adalah penyakit yang dapat ditularkan dari seseorang kepada orang lain melalui
hubungan seksual. Tanda-tanda PMS pada laki-laki antara lain:

berupa bintil-bintil berisi cairan,

lecet atau borok pada penis/alat kelamin,

luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada alat kelamin,
16

adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam,

rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin,

rasa sakit yang hebat pada saat kencing,

kencing nanah atau darah yang berbau busuk,

bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi
borok.
Pada perempuan sebagian besar tanpa gejala sehingga sering kali tidak disadari. Jika
ada gejala, biasanya berupa antara lain:

rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual,

rasa nyeri pada perut bagian bawah,

pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin,

keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan
pada alat kelamin atau sekitarnya,

keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal,

timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual,

bintil-bintil berisi cairan,

lecet atau borok pada alat kelamin.
2. Bahaya perilaku dan kejiwaan
Sex bebas akan menyebabkan terjadinya penyakit kelainan seksual berupa keinginan
untuk selalu melakukan hubungan sex. Sipenderita selalu menyibukkan waktunya
17
dengan berbagai khayalan-khayalan seksual, jima, ciuman, rangkulan, pelukan, dan
bayangan-bayangan bentuk tubuh wanita luar dan dalam. Sipenderita menjadi
pemalas, sulit berkonsentrasi, sering lupa, bengong, ngelamun, badan jadi kurus dan
kejiwaan menjadi tidak stabil. Yang ada dipikirannya hanyalah sex dan sex serta
keinginan untuk melampiaskan nafsu sexualnya.
3. Bahaya sosial
Sex bebas juga akan menyebabkan seseorang tidak lagi berpikir untuk membentuk
keluarga, mempunyai anak, apalagi memikul sebuah tanggung jawab. Mereka hanya
menginginkan hidup di atas kebebasan semu. Lebih parah lagi seorang wanita yang
melakukan sex bebas pada akhirnya akan terjerumus ke dalam lembah pelacuran dan
prostitusi.
4. Bahaya perekonomian
Sex bebas akan melemahkan perekonomian si pelaku karena menurunnya
produktivitas si pelaku akibat kondisi fisik dan mental yang menurun, penghamburan
harta untuk memenuhi keinginan sex bebasnya.
5. Bahaya keagamaan dan akhirat
18
Para pemuda yang terperosok kedalam lumpur kehanyutan sex bebas akan terperosok
ke lubang kehancuran dan lupa akan agamanya sendiri.
Berikut ini adalah beberapa hal yang patut di simak dan dipahami, supaya tidak
terjerumus dalam pergaulan bebas, mengingat kita semua hanya manusia biasa yang
tidak tahan dengan godaan :

hindari bacaan, gambar, percakapan, dan menonton film-film yang berbau porno.

hindari pergaulan bebas.

alihkan pikiran yang tidak senonoh, lakukan kegiatan yang positif

harus punya perinsip hidup yang benar dan berpikir positif.

berpakaian yang sopan dan pada tempatnya.

hindari kontak fisik ataupun berpandangan dengan orang yang bukan pasangan
kita.

hindari tempat yang memungkinkan untuk melakukan sex bebas.

hindari godaan-godaan yang datang dalam bentuk apapun ( tentunya kita tau
kelemahan diri sendiri dan masing-masing pribadi berbeda).
Jadi kita harus mempunyai pemahaman dan penerangan tentang sex secara benar dan
tepat yang dilandasi oleh nilai-nilai agama, budaya dan etika yang ada di masyarakat,
sehingga kita sebagai remaja dapat terhindar dari hal-hal yang negatif dan tercela
terkait dengan masalah sex tersebut. Kita sebagai penerus bangsa harus bisa
memahami mana yang terbaik buat kita dan patut untuk kita contoh.
19
Free sex tidak hanya di lakukan oleh sepasang kekasih yang saling jatuh cinta,
lalu tidak dapat menahan emosi dan nafsu, dan akhirnya mereka melakukan
hubungan intim. free sex juga berbicara masalah hubungan-hubungan lain yang
dilarang. 19
Pengertian seks bebas menurut Kartono (1977) merupakan perilaku yang
didorong oleh hasrat seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas jika
dibandingkan dengan sistem regulasi tradisional dan bertentangan dengan sistem
norma yang berlaku dalam masyarakat.
Sedangkan menurut Desmita (2005) pengertian seks bebas adalah segala cara
mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual yang berasal dari kematangan
organ seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai melakukan kontak seksual,
tetapi perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan norma karena remaja belum
memiliki pengalaman tentang seksual.
Nevid dkk (1995) mengungkapkan bahwa perilaku seks pranikah adalah
hubungan seks antara pria dan wanita meskipun tanpa adanya ikatan selama ada
ketertarikan secara fisik. Maslow (dalam Hall & Lindzey, 1993) bahwa terdapat
19
.http://sugiartha26.wordpress.com/2010/11/13/pengertian-free-sex-dan-dampak-sosial/
20
kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi manusia, salah satunya adalah kebutuhan
fisiologis mencakup kebutuhan dasar manusia dalam bertahan hidup, yaitu kebutuhan
yang bersifat instinktif ini biasanya akan sukar untuk dikendalikan atau ditahan oleh
individu, terutama dorongan seks.
Lebih lanjut Cynthia (dalam Wicaksono, 2005) seks juga diartikan sebagai
hubungan seksual tanpa ikatan pada yang menyebabkan berganti-ganti pasangan.
Sedangkan menurut Sarwono (2003) menyatakan, bahwa seks bebas adalah
segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis
maupun sesama jenis, mulai dari tingkah laku yang dilakukannya seperti sentuhan,
berciuman (kissing) berciuman belum sampai menempelkan alat kelamin yang
biasanya dilakukan dengan memegang payudara atau melalui oral seks pada alat
kelamin tetapi belum bersenggama (necking, dan bercumbuan sampai menempelkan
alat kelamin yaitu dengan saling menggesek-gesekan alat kelamin dengan pasangan
namun belum bersenggama (petting, dan yang sudah bersenggama (intercourse), yang
dilakukan diluar hubungan pernikahan.
Berdasarkan penjabaran definisi di atas maka dapat disimpulkan pengertian
seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual terhadap
lawan jenis maupun sesama jenis yang dilakukan di luar hubungan pernikahan mulai
dari necking, petting sampai intercourse dan bertentangan dengan norma-norma
tingkah laku seksual dalam masyarakat yang tidak bisa diterima secara umum.
21
Penyebab perilaku seks bebas sangat beragam. Pemicunya bisa karena
pengaruh lingkungan, sosial budaya, penghayatan keagamaan, penerapan nilai-nilai,
faktor
psikologis
hingga
faktor
ekonomi.
Adapun
beberapa
penelitian
mengungkapkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku seks bebas
menurut Hyde (1990) yaitu:
Usia
Makin dewasa seseorang, makin besar kemungkinan remaja untuk melakukan
hubungan seks bebas. Hal ini dikarenakan pada usia ini adalah potensial aktif bagi
mereka untuk melakukan perilaku seks bebas.Usia yang muda saat berhubungan
seksual pertama
Semakin muda usia pada hubungan seksual yang pertama cenderung untuk
lebih permisif daripada mereka yang lebih dewasa pada hubungan seksualnya yang
pertama.Usia saat menstruasi pertama
Makin muda saat usia menstruasi pertama, makin mungkin terjadinya
hubungan seks pada remaja. Perubahan pada hormon yang terjadi seiring dengan
menstruasi berkontribusi pada meningkatkatnya keterlibatan seksual pada sikap dan
hubungan dengan lawan jenis.
Pacar
Remaja yang memiliki pacar lebih mungkin untuk melakukan seks bebas
daripada remaja yang belum memiliki pacar.Kencan yang lebih awal
22
Remaja yang memiliki kencan lebih awal atau cepat dari remaja yang
seumurannya memiliki kemungkinan untuk bersikap permisif dalam hubungan seks
bebas. Untuk menjadi lebih aktif secara seksual dan untuk memiliki hubungan dengan
lebih banyak pasangan daripada mereka yang mulai pacaran pada usia yang lebih
lanjut.Pengalaman pacaran/kencan (hubungan afeksi)
Individu yang menjalin hubungan afeksi/pacaran dari umur yang lebih dini,
cenderung lebih permisif terhadap perilaku seks bebas begitu juga halnya dengan
individu yang telah lebih banyak berpacaran dari individu yang berusia sebaya
dengannya.
Orang tua sendiri, baik karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya
yang masih mentabukkan pembicaraan mengenai seks dengan anak tidak terbuka
pada anak, malah cenderung membuat jarak pada anak mengenai masalah seks.
Teman sebaya (peers group)
Remaja cenderung untuk membuat standar seksual sesuai dengan standar
teman sebaya secara umum, remaja cenderung untuk menjadi lebih aktif secara
seksual apabila memiliki kelompok teman sebaya yang demikian, serta apabila
mereka mempercayai bahwa teman sebayanya aktif secara seksual (disamping
kenyataan bahwa teman sebayanya sebenarnya memang aktif atau tidak secara
seksual) pengaruh kelompok teman sebaya pada aktivitas seksual remaja terjadi
melalui dua cara yang berbeda, namun saling mendukung, pertama, ketika kelompok
teman sebaya aktif secara seksual, mereka menciptakan suatu standar normatif bahwa
23
hubungan seks bebas adalah suatu yang dapat diterima, kedua, teman sebaya
menyebabkan perilaku seksual satu sama lainnya secara langsung, baik melalui
komunikasi diantara teman ataupun dengan pasangan seksualnya.
Kebebasan sosial dan seksual yang tinggi berkorelasi dengan sikap permisif
dalam seks yang tinggi.Daya tarik seksual mereka yang merasa paling menarik secara
seksual dan sosial ternyata memiliki tingkat yang paling tinggi dalam sikap permisif
dalam melakukan seks bebas.
Standar orang tua vs standar teman
Remaja yang orangtuanya konservatif dan menjadikan orangtua sebagai acuan yang
utama lebih kurang kemungkinannya untuk melakukan seks bebas daripada mereka
yang menjadikan teman sebaya sebagai acuan utama.
Saudara kandung
Remaja, secara khusus remaja puteri dipengaruhi oleh sikap dan tingkah laku
saudara kandung dengan jenis kelamin yang sama.
Gender
Remaja puteri cenderung bersikap permisif dalam hal seksual daripada remaja
pria. Remaja puteri lebih menekankan pada kualitas hubungan yang sedang dijalin
sebelum terjadinya seks bebas.
Ketidakhadiran ayah
Remaja secara khusus yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga tanpa
ayah lebih mungkin untuk mencari hubungan seks bebas sebagai alat untuk
24
menemukan afeksi dan persetujuan sosial daripada remaja yang tumbuh dengan
adanya ayah.
Ketidakhadiran orang tua
Jika ada remaja yang berperilaku seks bebas, itu hanya bebasnya pergaulan,
dan mungkin penyebabnya dari faktor bimbingan dan pola asuh dari orangtua di
rumah yang tidak peduli atau tidak terbuka untuk membicarakan masalah seks pada
anaknya, padahal disaat ini dunia remaja semakin bebas. Pada keluarga yang berada
di kota besar, sudah merupakan suatu pola kehidupan yang wajar di mana ayah dan
ibu bekerja. Hal tersebut seringkali mengakibatkan kehidupan anak-anak mereka
kurang mendapatkan pengawasan orang tua dan memiliki kebebasan yang terlalu
besar.
Kecenderungan pergaulan yang makin bebas
Di pihak lain, tidak dapat dipungkiri adanya kecenderungan pergaulan yang
makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat, sebagai akibat berkembangnya
peran dan pendidikan wanita sehingga kedudukan wanita makin sejajar dengan pria.
Penyebaran Informasi Melalui Media Massa
Kecenderungan pelanggaran makin meningkat oleh karena adanya penyebaran
informasi dan rangsangan seksual melalui media massa yang dengan adanya
tekhnologi yang semakin berkembang (video kaset, foto kopi, vcd, hp, internet)
menjadi tidak terbendung lagi. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan
ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat atau didengarnya dari media massa.
25
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab perilaku seks
bebas adalah dari dalam keluarga, media massa, dan dari pengaruh peers (teman
sebaya). 20
G. Kerangka Teori
Penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat, dalam kaitannya denganayam
kampus, dapat dijelaskan melalui teori Foucault Disiplin dan Pratik Diskursi.
Konsep-konsep foucalt tentang disiplin dan praktek diskursif bisa digunakan untuk
menjelaskan strategi dan perjuangan para pemain industri budaya dalam
memenangkan persaingan bisnis. Foucault menyediakan penjelasan tentang strategistrategi pembentuk kepatuhan tanpa melalui perintah represif.Sudut pandang ‘kuasa
atau pengetahuanya Foucault saat membicarakan sejarah seksualitas dalam bukunya
“The History of Sexuality I,” bisa dipinjam untuk memahami strategi dan perjuangan
para pelaku bisnis industri budaya dalam mengarahkan pemahaman para calon
pembeli.
Foucault menetang konsep bahasa sebagai praktik otonom.Ia menaruh
perhatian pada deskripsi dan analisis permukaan wacana dan efeknya terhadap
kondisi historis dan material tertentu.Baginya, diskursus mengacu pada produksi
20
http://nopanova1.blogspot.com/p/pengertian-dan-penyebab-prilaku-seks_23.html
26
pengetahuan yang tertara melalui bahasa yang memberikan makna pada obyek materi
dan praktik sosial. Diskursus atau wacana membangun, mendefinisikan dan
memproduksi obyek pengetahuan dengan cara yang dapat dipahami, sambil pada saat
yang sama memandang cara penalaran lain sebagai sesuatu yang tidak dapat
dipahami. Salah satu ciri konsep kekuasaan Foucault adalah yang bersifat produktif.
Melalui produksi wacana, ia memproduksi pengetahuan untuk membangun dan
membuka jalan bagi segala bentuk tindakan, hubungan atau tatanan sosial. Di sini
berlangsung proses subordinasi, namun tidak terbentuk pemaksaan atau represi fisik.
Dominisi lebih pada perkara pembentukan konsensus melalui produksi pengetahuan.
Konsep ‘disiplin’nya Foucault juga dipinjam untuk menggambarkan sasaran
dalam produksi wacana promosi.Disiplin tidak identik dengan aparat atau institusi,
tetapi suatu tipe kekuasaan.Ia suatu modalitas untuk menjalankan kekuasaan, teridiri
dari sarana, teknik, produser, tingkat-tingkat penerapan, sasaran-sasaran.Konsep
disiplin muncul dalam tulisanya “Disciplne and Punish,” untuk menggambarkan
karakter dasar penghukuman dalam penjara yang mereduplikasikan terapi-terapi
klinis ke dalam bentuk disiplin.
Foucault melihat dalam penjara disiplin diterapkan dalam segala aspek
kehidupan individu, mulai dari kelakuan-kelakuan fisik sehari-hari sampai dengan
perkembangan pikiranya.Di sini disiplin identik dengan inspeksi atau pengawasan
sedemikian rupa yang membuat para terhukum merasa terus menerus diawasi,
27
walaupun kenyataannya pengawasan hanya berlangsung temporer.Disiplin dalam
pandangan Foucault adalah teknologi yang dioprasikan kekuasaan untuk mengontrol
anomali-anomali. Melalui disiplin, menurutnya masyarakat Eropa dipaksa memiliki
pandangan-pandangan yang sama dalam satu hal. Mekanisme kontrol ‘panoptik’
dengan sasaran mengoreksi dan membidik tubuh ini dikembangkan dari sistem
bangunan penjara rancangan Jeremy Bentham Abad XVII. Mekanisme ini kemudian
dikembangkan dengan beragam cara untuk mendisiplikan tubuh sosial.
Konsep Foucault tentang ‘kuasa atau pengetahuan’ dan ‘disiplin’ membantu
penelitian ini dalam melihat strategi-strategi “Ayam Kampus” melakukkan tindakan
aborsi. Dengan wacana, yang disentuh disiplin bukan lagi tubuh fisik seperti pada
penjara atau barak militer.Wacana menyentuh logika (pikiran) dan rasa melalui
perangkat-perangkat kebenaran yang dibangunya.Sasarannya pertama-tama bukan
agar konsumen membeli, tetapi agar tercipta ilmu yang dianggap natural tentang
kebenaran “Ayam Kampus” yang diwacanakan. 21
H. METODE PENELITIAN
H.1. Penelitian Kualitatif Sebagai Dasar Penelitian
Di dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatifdengan
menekankan
21
bahwa
sifat
penelitian
ini
penuh
dengan
nilai,
penelitian
Foucault, Michel. 1984. The history of Sexuality. Penguin Book, London
28
yangmenghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis, atau lisan dari orangorangdan perilaku yang diamati.Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah
studi kasus. Kasusmemiliki batas, lingkup kajian dan pola pikir tersendiri sehingga
dapatmengungkap realitas sosial atau fisik yang unik, spesifik dan menantang.
Dalammenjalankan penelitian dengan menggunakan studi kasus, peneliti
dapat belajartentang pengetahuan proposional dan eksperimental (pengalaman).
Pengetahuanproposional menunjuk pada deskripsi tentang kasus yang telah
diasimilasikandalam pikiran peneliti sehingga terwujud dalam bentuk paparan
tekstual yang unik, kaya, spesifik dan kadang-kadang bernada emosional 22.
Adanyaperilaku
aborsi
yang
perannya
dimainkan
oleh
paraayam
kampusmenimbulkan daya tarik tersendiri untuk dilakukannya penelitian ini.
Penulismemilih pendekatan studi kasus dikarenakan kasus yang diangkat sangat unik,
yakni kasus Bunga, Melati, Mawar dan Dahlia (tidak nama sebenarnya)
merupakanpara ayam kampus yang telah berkecimpung lama dalam dunia prostitusi,
dan mahasiswi aktif di beberapa peguruan tinggi. Menariknya, meskipun pernah
melakukan aborsi, mereka tetap menjalankan profesinya sebagai ayam kampus inilah
yang akan digali kasusnya berkaitandengan tingkat pemaknaan moral yang ada pada
diri mereka.
22
Agus Salim, Teori dan Paradigma Peneltian Sosial ( Pemikiran Norman K. Denzin & Egon Guba,
dan Penerapannya. Ctk. Pertama, Tiara Wacana, Yogyakarta, 2001, hlm. 100
29
H.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil tempat di 4 rumah kost dan 1 rumah pribadi. Lima
lokasi tersebut berada di KabupatenSleman. Alasan penulis memilih tempat
diKabupaten Sleman karena didasari atas pertimbangan lokasi yang paling banyak
Universitas Negeri dan Swasta di provinsi Daerah Istimewa Yogyakrta yang
dimukimibanyak para ayam kampus. Seperti yang kita ketahui Kabupaten Sleman
terkenal banyaknya jumlah Mall, tempat hiburan, tempat diskotik, klinik kecantikan,
dan keseluruhanya membawa dampak perubahan gaya hidup bagi mahasiswi “Ayam
Kampus”. Hal ini memaksa para ayam kampus untuk memenuhi tuntutan sosial yang
lebih ke arah metropolis dan lebih glamour.
H.3. Unit Analisis dan informan
Unit analisis adalah unit yang akan diteliti di lapangan. Unit analisis pada
penelitian ini adalah pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan aborsi di
kalangan ayam kampus, seperti, para ayam kampus sendiri, konsumen ayam kampus,
dan masyarakat sekitar ayam kampus. Mereka inilah yang akanmemberikan informasi
tentang perilaku aborsi paraayam kampus. Pola yang digunakan dalam penelitianini
adalah Purposive Sampling, yaitu mengambil data secara acak tetapi yangdianggap
mewakili.
H.4.Teknik Pengumpulan Data
H.4.1. Teknik Analisis Data
30
Analisa data dimaksudkan untuk mengorganisasikan data. Data-data dari hasil
observasi, wawancara dan hasil telah literatur, akan dianalisis lalu diinterpretasi
melalui serangkaian pengaturan, pengelompokan, penandaan, dan pengkategorisasian
data. Dalam proses analisa data penulis melakukan pengumpulan data, sehingga
menuju pada suatu kesimpulan.
H.4.2. Observasi
Observasi dilakukan dengan mencatat, mengamati, mendengarkan,merasakan,
mengumpulkan dan menangkap semua fenomena, data dan informasitentang kasus
yang di selidiki. Penelitian yang bertemakan prostitusi membuat penulis
sedikitkesulitan untuk melakukan observasi partisipan, karena penulis dihadapi
olehbanyak kendala seperti prasangka yang muncul dari para ayam kampus, sehingga
enggan melanjutkan wawancara.
Pendekatan yang dilakukan penulis untuk berusaha memperkecil jaraksosial
dengan unit analisis antaranya, penulis menyewa kamar kost selama sebulan di
tempat yang sama dengan para ayam kampussehingga penulis dapat mengamati lebih
mendalamaktivitas keseharian para ayam kampus. Kegiatan diatas dilakukan untuk
mendapatkan hasil penelitian yang baik dan berkualitas.
H.4.3. Wawancara mendalam
Wawancara yaitu mengajukan serangkaian pertanyaan secara lisan kepada
pihak yang terkait dengan masalah penelitian, Unit-unit yang menjadi objek
31
wawancara yaitu, ayam kampus, kosumen jasa ayam kampus, tempat penyedia
layanan aborsi. Wawancara dilakukan secara langsung. Wawancara langsung
dilakukan hanya kepada ayam kampus dan om-om.
H.5 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam teknik pemeriksaan keabsahan data, penulis menggunakan tiga cara
yaitu:
1. Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding23. Teknik ini digunakan dengan membandingkan dan mengecek
kepercayaan suatu informasi melalui waktu dan alat yang berbeda-beda. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara: membandingkan pengamatan penulis dengan hasil data
wawancara; membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang lain; membandingkan hasil wawancara dengan isi
dokumen yang berkaitan.
2. Ketekunan Pengamatan, bermaksud menemukan ciri dan unsur dalam
situasi yang sangat relevan dengan persoalan/isu yang sedang dicari dan
kemudian
memusatkan diri pada hal-hal secara rinci. Pengamatan yang dilakukan adalah dengan
teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap
faktor-faktor
yang
menonjol
untuk kemudian ditelaah secara rinci sehingga bisa dipahami.
23
. Moleong, Lexy. J. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1989
32
3. Pemeriksaan melalui diskusi sesama rekan perkuliahaan. Teknik ini
dilakukan dengancara mendiskusikan dengan rekan-rekan dalam bentuk diskusi
analitik sehingga kekurangan dari penelitian, dapat segera disingkap dan
diketahuiagar pengertian mendalam dapat segera ditelaah.
H.6 Tahap-Tahap Penelitian
1. Tahap Pra Lapangan
Terdapat beberapa tahap-tahap yang harus ditempuh , yaitu:
a. Menyusun rancangan penelitian
b. Memilih lapangan penelitian
c. Menjajaki lapangan
d. Memilih informan
f. Menyiapkan perlengkapan penelitian
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Langkah selanjutnya adalah tahap pekerjaan lapangan, yang dilakukan sebagai
berikut, mengumpulkan bahan, dokumen, data dan informasi dilapangan
dengan menggunakan metode yang dirasa sesuai dengan yangdiinginkan.
3. Tahap Analisa Data
Analisa data dilakukan secara berkala sejak awal dan selama proses penelitian
berlangsung, setiap data atau informasi yang diperoleh harus dianalisis, usaha
menafsirkan untuk mengetahui maknanya dihubungkan dengan masalah
33
penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa data sebagai
berikut: a. reduksi data; b. menarik kesimpulan dan verifikasi.
34
Download