BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL Penelitian denganjudulMakna Aborsi di Kalangan “Ayam Kampus” (Studi Khasus dibeberapa Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman)didasarkan atas beberapa pertimbangan yakni, secarateoritis dan praktis. Secara teoritis, judul memiliki keterkaitan dengan bidang ilmu yang sedang digeluti, mencakupaspek orisinalitas dan aktualitas.Sedangkan praktis,adanya aspek yang berkaitan dengan kelancaran dan kemudahan penelitian.Adapun alasan tersebut diuraikan kedalam penelitian, antara lain : Pertama, keterkaitan antara judul dan bidang ilmu yang dikuasai, yaitu ilmu sosiatri. Ilmu sosiatri mengkhususkan diri pada persoalan patologi sosial dan upaya kedepan yang dilakukan dalam membangunan masyarakat. Bentuk patologi sosial dalam penelitian ini adalah praktekaborsi di kalangan ayam kampus yang terjadi di kota Yogyakarta.Ayam kampus adalahpenyedia jasa seksyang juga merupakan anggota intelektual kampus yang bernamakan mahasiswi. Adanya aborsi di kalanagan ayam kampus tidak lepas dari pandangan mereka dalammemaknai nilai-nilai moral. Kedua, orisinalitas. Suatu penelitian dikatakan orisinil jika masalah belum terpecahkan oleh peneliti terdahulu, maka secara tegas ternyatakan perbedaannya. Penelitian mengenai ayam kampus, pernah dilakuakan oleh Siti Fatimah Z I, yang 1 berjudul Komunikasi Nonverbal Ayam Kampus di Universitas Sumatera Utara. Penelitian yang dilakukan lebih memabahas bentuk-bentuk komunikasi nonverbal para ayam kampussedangkan penelitian ini membahas pemaknaan aborsiyang ada dalam diri ayam kampus. Ketiga, aktualitas. Ayam kampus merupakan topik yang selalu aktual dibahas karena memiliki perkembangantersendiri hingga saat ini. Ditinjau dari perkembangan perilaku, paraayam kampus beranggapan bahwa kehamilan, persalinan dan aborsi bukanlah kondisi yang menakutkan, melainkan kondisi fisik yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh pendapatan yang jauh lebih besar. Keempat praktis,dengan pertimbangan kesempatan, biaya, waktu serta alatalat yang dibutuhkan untuk penyelesaian penelitian ini, dapat terjangkau oleh penulis. B. LATAR BELAKANG Bukan lagi menjadi rahasia umum, kampus sebagai tempat pencetak generasi intelektual dan bermoral kini menjadi tempat berkembangnya praktik seks bebas.Fenomena ini telah berkembang dalam kurun waktu yang cukup panjang, yaitu sekitar awal dekade 1990-an. Pertumbuhan kotayang selaras dengan dinamika pendatang baru menjadipendorong maraknyaperkembangan seks bebas di wilayah kampus. Bahkan sekarang ini bukan hanya seks bebas yang dilakukan para mahasiswa. Tetapi ada banyak dari mereka yang terjebak dalam praktek prostitusi. Prostitusi 2 adalah pertukaran antara pemberian layanan seksual dengan uang ataupun sumber lainnya 1. Sedangkan Gagnon dan Simon 2 memberikan definisi yang tidak berbeda untuk prostitusi yaitu, suatu pelayanan seksual yang diberikan kepada siapapun dengan tujuan untuk menerima bayaran. Dari berbagai opini yang muncul di masyarakat, diketahui bahwa seks bebas adalah suatu bentuk penyimpangan terhadap aturan dan norma yang berlaku di masyarakat (Kampus). Hal senada dengan yang diutarakan Zanden 3, bahwapenyimpangan sosial merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi. Meskipun berbagai upaya untuk mengeliminir penyimpangan telah dilakukan, justru fenomena lain muncul, yaituadanya oknum mahasiswa yang bekerja menjual diri yang dikenal dengan sebutan ayam kampus. Padahal, yang diketahui publik adalah mereka (ayam kampus) merupakan kalangan intelektual yang bernamakan mahasiswi. Survei Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan tahun 1999-2002 yang melibatkan 1600 mahasiswa di Yogya, dari 16 PTN dan PTS menyimpulkan, 97% telah melakukan hubungan seksual dengan pacarnya. Penelitian pada 180 mahasiswa PTN di Surabaya, terdapat 40% pria dan 7% wanita sudah berhubungan seks sebelum 1 Miracle, Tina. S; Andrew W Miracle; Roy F Baumeister. Human Sexuality : Meeting Your Basic Needs, Prentice Hall, New Jersey, 2003, hlm. 68 2 Disadur dalam Hawkes Gail; John Scott. Perspective in Human Sexuality, Oxford University Press, New York, 2005, hlm.23 3 Maryati dan Suryawati, Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas X, Erlangga, Jakarta, 2001 3 menikah. Survei pilar PKBI Jateng bulan september 2002 pada 1000 responden yang terdiri dari 500 mahasiswa dan 500 mahasiswi dari berbagai perguruan tinggi di Semarang, menemukan sebanyak 7,6% diantaranya saat berpacaran sudah pada tahap intercourse. Senada dengan hasil survei tersebut, penelitian LPM Manungal UNDIP pada 545 responden dari 10 fakultas pada bulan februari 2003, menemukan 15,58% atau sekitar 67 mahasiswa melakukan sexual intercoursesaat berpacaran (Andayani dan Setiawan, 2005). Kondisi demikian lantas ditangkap sebagai peluang bisnis oleh segelintir orang. Hal tersebut tergambar dari keberadaan mucikari yang ‘memasarkan’ ayam kampus tersebut. Pelanggan jasapemuas libido 4 ini tentunya tidak sembaranganumumya berasal dari kalangan pengusaha, pejabat dan politikus. Para pengusaha sampai pejabat selevel menteri disebut menggemari mahasiswi yang juga pekerja seks komersial – atau biasa dikenal sebagai ayam kampus 5.Biasanya, ayam kampus dipasarkan secara tersembunyi dan terkesan independen. Jadi, hanya kalangan-kalangan tertentu saja yang dapat bertransaksi dengannya. Alasan-alasan mengapa seorang remaja bisa terjerumus kedalam dunia prostitusi juga sangatlah kompleks, karena menyangkut masalah sosial, ekonomi, 4 Yang dimaksud dengan libido adalah nafsu birahi lahiriah Pelanggan Ayam Kampus : Pengusaha sampai Pejabat, http://www.tempo.co/read/news/2013/02/16/173461702/Pelanggan-Ayam-Kampus-Pengusaha-Sampai Pejabat, diakses 1 november 2013 5 4 pendidikan, angka putus sekolah, kesehatan (terutama menyangkut ketergantungan narkotika dan obat berbahaya) tidak saja dari pihak si remaja tadi melainkan juga keluarga dan seluruh masyarakat di sekelilingnya. Banyak dari mereka yang melakukan prostitusi karena frustasi setelah harapannya untuk mendapatkan kasih sayang di keluarganya tidak terpenuhi. Selain itu peran media masa juga tidak dapat diabaikan. Liputan, tayangan film yang menampikan adegan seks dan pornografi, VCD porno yang merebak tak terbendung serta perkembangan dunia mode dan fashion juga antara lain membuat para remaja makin menyadari potensi seksual dan sensualitasnya serta bagaimana menggunakan potensi itu untuk memperoleh uang agar dapat mengikuti pola hidup konsumerisme yang sudah menjangkiti masyarakat 6. Penyebab lahirnya mahasiswi-mahasiswi yang bekerja sambilan sebagai wanita penghibur bermacam-macam. Ada yang menyebut karena salah bergaul, namun tidak sedikit yang menganggap mereka terdesak kebutuhan hidup, terutama untuk biaya perkuliahan yang semakin hari semakin mahal.Menurut Rathus 7, ayam kampus termasuk ke dalam call girlsdimana pada kelompok ini memiliki pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang lainnya. Sehingga dengan 6 Prostitusi Remaja Semakin Merebak, http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=177538, diakses 1 November 2013. 7 Rathus, S. A; Nevid, J.S, Rathus, L.F. Human Sexuality in A World of Diversity.Allyn and Bacon, Massachusets, 1983, hlm. 95. 5 membawa label kampus,para ayammemperoleh bayaran yang lebih tinggi daripada pekerja seks lainnya. Pasar merekapun lebih modern dengan memanfaatkan dunia online dalam menjajakan kenikmatan seks mereka. Prostitusi dunia online yang sangat terbuka menjadi ladang bagi ayam-ayam kampus menjajakan diri. Ada yang lewat Chat ataupun membuat profil di Facebook atau Tweeter agar si calon pemakai jasa persetubuhan mereka dapat langsung melihat foto maupun jati diri si ayam kampus. Harga yang dipatok pun pasti lebih mahal dibanding dengan kupu-kupu malam didaerah pelacuran Walaupun menjadi ayam kampus mendapat banyak uang, akan tetapi pekerjaan ini memiliki resiko yang tinggi. Mereka harus melayani siapapun yang membayar mereka. Berbagai perilaku mulai dari yang lembut hingga yang kasar mereka hadapi. Banyak terjadi kekerasan seksual dan bentuk hubungan seksual yang tidak wajar yang dilakukan oleh para penyewa. Dan para ayam kampus ini tidak dapat berbuat apa-apa karena mereka telah menerima bayaran. Selain itu, resiko yang mereka terima adalah penyakit menular seksual (PMS) dan resiko kehamilan.Kehamilan yang terjadi di kalangan ayam kampus umumnya mendatangkan malapetaka bagi bayi yang dikandungnya, yangberujung dengan praktek aborsi. Cara-caraaborsi yang dilakukan diluar standar kesehatanjuga berdampak pada kematian sang ibu. 6 Aborsi adalah cara mencegah kelahiran, yaitu menggugurkan embrioyang tidak dikehendaki. sangatberbahaya. Bila dilakukan Sebaliknya aborsi secara amatir, aborsi dapat dapat menjadi aman bila menjadi dilakukan secaraprofessional 8. (WHO, 1998)Sedangkan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(1990) aborsi berarti “pengguguran kandungan, yang dibedakan atas aborsikriminalis yaitu aborsi yang dilakukan dengan sengaja karena suatu alasan danbertentangan dengan hukum; dan aborsi legal yaitu pengguguran kandungandengan sepengetahuan pihak yang berwenang. Pemerintah Indonesia tergolong sebagai negara yang mengambil posisi palingkonservatif dalam melarang secara tegas praktik pengguguran kandungan ini,seperti tercantum dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana pasal 346 yangmenyatakan bahwa perempuan yang sengaja menggugurkan kandungannya ataumenyuruh orang lain untuk melakukannya dapat dihukum sampai empat tahunpenjara. Meskipun Undang-undang (UU) no. 23/1992 tentang Kesehatan sudahlebih 10 tahun di undangkan, saat ini baru enam dari 29 peraturan pelaksana yangtelah dibentuk pemerintah dan aborsi tidak termasuk di antaranya 9. 8 Estimasi Departemen Kesehatan Reproduksi dan Riset (RHR) WHO (1998) menunjukkan bahwa telah terjadi hampir 30 juta aborsi legal pada tahun 1990.Meskipun demikian, jutaan aborsi ilegal juga terjadi dan sebagian dilakukan oleh tenaga yang tidak terampil dan memiliki risiko tinggi (unsafe abortion). 9 Kompas 2003, disadur dari tesis Andini Setya Karlina. Makna dan Persepsi Aborsi : Studi Aborsi dalam Perspektif Fenomenologi Persepsi Merleau Ponty 7 Yogyakarta yang bergelar kota pelajar, ternyata tak luput dari perilaku aborsi mahasiswa Kasubid Kesehatan Seksual BKKBN Wahyuni saat di wawancara Okezone menegaskan, di DI Yogyakarta 97,05% mahasiswa pernah melakukan aborsi karena hamil di luar nikah 10. Angka yang sangat memprihatinkan, mengapa praktik aborsi banyak ditemukan di Yogyakarta. Ditambah dengan lagi dengan temuanmengagetkan, dimana pandangan ayam kampus tentang aborsi (hasil wawancara beberapa ayam kampus yang pernah melakukan tindakan aborsi) justru berlawanan dengan paradigma masyarakat umumnya. Aborsi dianggap sebagai suatu sarana untuk mendapatkan bayaran yang lebih besar. Perubahan fisik pasca aborsi seperti, keluarnya ASI (air susu ibu), tubuh semakin semok, digunakan sebagaipenarik empati penyewa. Berdasarkan kenyataan di atas, fenomena aborsi di kalangan ayam kampus ini telah mengundang opini publik, terutama berupa justifikasi. Meskipun demikan, banyak dari opini-opini publik tersebut mengarah kepada suatu solusi. Itu merupakan kemirisan mereka dalam melihat fenomena tersebut, yang padahal merupakan kalangan intelektual dan generasi bangsa.Sehingga fenomena aborsi di kalangan ayam kampus sangat menarik untuk dikaji, terutama dari sudut pandang ayam kampusmemaknai aborsi, apakah mereka lebih mempunyai kepedulian untuk dirinya 10 1660 Mahasiswi di Yogyakarta Tak Perawan,http://news.okezone.com/read/2010/11/29/338/398249/large, diakses 1 november 2013 8 dan keluarga, apakah dengan penyimpangan-penyimpangan yang seperti mereka lakukan mampu mendatangkan keutungan. Oleh karena itu, penulis terdorong mengangkat judul Aborsi di Kalangan “Ayam Kampus” di Beberapa Perguruan Tinggi Swasta dan Negeri di Sleman sebagai judul skripsi. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijalaskan dalam latar belakang masalah, maka rumusan masalah adalah, Apa yang menjadi motif “ayam kampus”memilih tindakan aborsi di Kabupaten Sleman? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif tersembunyi di balik tindakan aborsiayam kampus. E. Manfaat Penelitian Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai dasar dan pendukung bagi penelitian selanjutnya atau memberikan gambaran tentang motif tersembunyipilihan aborsi di kalangan ayam kampus . F. Tinjauan Pustaka F.1. Memaknai Prostitusi Pelacuran berasal dari bahasa Latin pro-stituere atau pro-stauree yangberarti membiarkan diri danpergendakan. berbuat Perkins zina, dan melakukan Bennet persundalan, dalam Koendjoro percabulan (2004 : 9 30),mendefinisikan pelacuran sebagai transaksi bisnis yang disepakati oleh pihak yang terlibat sebagai sesuatu yang bersifat kontrak jangka pendek yangmemungkinkan satu orang atau lebih mendapatkan kepuasan seks denganmetode yang beraneka ragam. Senada dengan hal tersebut, Supratiknya(1995: 97) menyatakan bahwa prostitusi atau pelacuran adalah memberikanlayanan hubungan seksual demi imbalan uang. Selain definisi di atas, dengan rumusan kalimat yang berbeda, Kartini Kartono (2007: 216) menjabarkankan definisi dari pelacuran adalah sebagai berikut : a. Prostitusi adalah bentuk penyimpangan seksual, dengan pola-pola organisasi impuls/dorongan seks yang tidak wajar dan tidak terintegrasidalam bentuk pelampiasan nafsu-nafsu seks tanpa kendali dengan banyakorang (prosmiskuitas), disertai eksploitasi dan komersialisasi seks yangimpersonal tanpa afeksi sifatnya. b. Pelacuran merupakan peristiwa penjualan diri (persundalan) dengan jalanmemperjualbelikan badan, kehormatan dan kepribadian kepada banyakorang untuk memuaskan nafsu-nafsu seks dengan imbalan pembayaran. 10 c. Pelacuran ialah perbuatan perempuan atau laki-laki yang menyerahkan badannya untuk berbuat cabul secara seksual dengan mendapatkan upah.Pelaku pelacuran disebut dengan prostitue atau yang lebih kita kenaldengan palacur atau sundal. Pelacur dapat berasal dari kalangan wanita yanglebih dikenal dengan wanita tuna susila (WTS) dan dari kalangan laki-lakiyang lebih dikenal dengan sebutan gigolo. Koentjoro (2004:27)mendefinisikan wanita tuna susila (WTS) sabagai perempuan yang tidakmenuruti aturan susila yang berlaku di masyarakat dan dianggap tidakmemiliki adap dan sopan santu dalam berhubungan seks. F.2. Pengertian Aborsi Aborsi menurut definisi adalah tidak baru dalam masyarakat manusia. Aborsi adalah mengakhiri kehidupan dalam rahim ibu. Definisi medis yang diberikan di atas. Aborsi adalah salah satu mata pelajaran yang paling sulit, kontroversial, dan menyakitkan dalam masyarakat modern. Kontroversi utama berkisar pada pertanyaan-pertanyaan yang membuat keputusan tentang aborsi, individu atau negara; dalam keadaan apa mungkin dilakukan, dan yang mampu membuat keputusan. Pertanyaan medis seperti teknik aborsi kurang kontroversial tapi kadang-kadang bagian dari perdebatan yang lebih besar. Aborsi bukanlah hal baru dalam masyarakat manusia, sebuah studi oleh antropolog George Devereux, menunjukkan bahwa lebih dari 300 kontemporer 11 masyarakat nonindustrial manusia dipraktekkan aborsi. Perempuan telah melakukan aborsi pada diri mereka sendiri atau aborsi yang berpengalaman di tangan orang lain selama ribuan tahun dan aborsi terus terjadi hari ini dalam pengembangan wilayah di bawah kondisi medis primitif. Namun, teknologi modern dan perubahan sosial telah membuat aborsi sebuah bagian dari perawatan kesehatan modern. Pada saat yang sama, aborsi telah menjadi isu politik di beberapa masyarakat dan titik nyala untuk perbedaan pendapat tentang peran perempuan dan otonomi individu dalam keputusan-keputusan hidup. Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenaldengan istilah ”aborsi”, berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan seltelur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Aborsiprovocatus merupakan istilah lain yang secara resmi dipakai dalamkalangan kedokteran dan hukum. Iniadalah suatu proses pengakhiranhidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh 11. Menurut Fact Abortion, Info Kit on Women’s Health olehInstitute For Social, Studies anda Action, Maret 1991 12, dalam istilahkesehatan” aborsi didefenisikan sebagai penghentian kehamilan setelahtertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi rahim (uterus), sebelumjanin (fetus) mencapai 20 minggu. 11 12 .http://www.aborsi.org/definisi.htm http://www.lbh-apik.or.id/fact-32.htm, diakses 2 november 2013 12 Ada dua macam aborsi, yaitu aborsi spontan dimana aborsi terjadisecara alami, tanpa intervensi tindakan medis (aborsi spontanea), danaborsi yang direncanakan melalui tindakan medis dengan obat-obatan,tindakan bedah, atau tindakan lain yang menyebabkan pendarahan lewatvagina (aborsi provokatus) 13. Di Indonesia, belum ada batasan resmi mengenai aborsi. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Prof. Dr. JS.Badudu dan Prof. Sutan Mohammad Zain, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996) abortus didefinisikan sebagai terjadi keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu).Secara umum istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak.Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke empat masa kehamilan) 14. F.3.Pengertian Perilaku Dalam buku lain diuraikan bahwa perilaku adalah suatu kegiatanatau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebabitu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai daritumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. 13 http://keperawatanreligionagniauliya12.wordpress.com/2013/05/20/aborsi/ , diakses 2 november 2013 14 http://www.lbh-apik.or.id/fact-32.htm, diakses 2 november 2013 13 Sehingga yangdimaksud perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktifitasmanusia darimanusia itu sendiri yang mempunyai arti yang sangatluas antara lain: berjalan, berbicara, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,membaca dan sebagainya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwayang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitasmanusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapatdiamati pihak luar 15. Dari segi biologis, perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitasmanusia, baik yang diamati langsung maupun yang tidak dapat diamatioleh pihak luar 16. Menurut Skinner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwaperilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus(rangsangan dari luar) 17. F.4. Perilaku Aborsi Menurut Kartono dan Gulo 18,aborsi atau disebut juga pengguguran kandungan, keluron, abortusatau keguguran adalah pengguguran atau pengenyahan dengan paksajanin (embrio) dari rahim (uterus) selama tiga bulan. Secara umum aborsi diistilahkan sebagai pengguguran kandungan yaitu dikeluarkannyajanin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja atau tidak. Biasanyadilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan keempat masakehamilan). 15 Soekidjo Notoatmojo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm.131 Soekidjo Notoatmojo, Loc cit., hal.70 17 Soekidjo Notoatmojo, Loc cit., hal .71 18 Andayani, T. R, Setiawan, I. Perilaku Seksual Pranikah dan Sikap TerhadapAborsi. Jurnal Psikologi UNDIP, Volume 2. Nomor 2. 2005 16 14 Bagi para ayam kampus aborsi adalah suatu kebanggan tersendiri karena perubahan fisik yang lebih semok dan merasa lebih percaya diri karena merasa sexy dengan payudara ukuranya lebih besar. Dari segi perubahan fisik yang lebih semok para ayam kampus dapat memperoleh penghasilan yang jauh lebih besar dan agar di kasihani oleh para pelanggan untuk memberi tips untuk membeli pampers, kebutuhan bayi termasuk imunisasi. F.5 PENGERTIAN DAN PENYEBAB PERILAKU SEKS BEBAS Kata sex sering kita dengar dan hampir tidak pernah sepi hinggap ditelinga kita dalam kehidupan sehari-hari. Sex adalah kata yang teruntai dari 3 huruf tetapi mempunyai makna dan arti yang sangat banyak dan bervariasi. Sex merupakan topik yang paling kontroversial di dalam masyarakat kita. Kebanyakan masyarakat kita memandang sex sebagai sesuatu yang menyeramkan, jorok dan menjijikkan, kotor dan nista. Sex dianggap sebagai sesuatu yang tabu dan tidak pantas untuk dibicarakan secara terbuka tanpa alasan yang jelas. Disamping itu seringkali sex diidentikkan dengan sesuatu yang haram berlumur dosa. Untuk mengatasi masalah-masalah ini diperlukan adanya pemahaman dan penerangan tentang sex secara benar dan tepat yang dilandasi oleh nilai-nilai agama, budaya dan etika yang ada di masyarakat. Penyuluhan dan penerangan tentang sex harus dilandaskan pada ilmu pengetahuan dan nilai-nilai agama, sehingga seorang remaja akan mendapatkan informasi yang benar dan tepat dengan berlandaskan pada nilai-nilai agama dan keimanan yang kuat sehingga seorang remaja dapat terhindar dari hal-hal yang negatif dan tercela terkait 15 dengan masalah sex. Untuk itu pendidikan sex sangat diperlukan. Sekarang saya akan menjelasakan tentang sex bebas atau free sex. Free sex adalah jenis hubungan yang ilegal, dan sangat di larang keras oleh banyak pihak seperti pemerintah, orang tua, dan agama. karena hal ini menyangkut moral. free sex merupakan pola hidup yang dibangun atas dasar keyakinan bahwa manusia berhak menentukan sesuatu bagi dirinya sendiri. bila dua orang suka sama suka mengapa harus ada pihak-pihak lain yang mengatur hubungan mereka dalam suatu ikatan yang disebut pernikahan, jika pola pikir dan pandangan hidup seperti ini dipegang, pernikahan bukanlah obat tepat untuk menanggulanginya. Hal ini telah menjamur sekali di banyak kalangan, tidak heran mengapa semakin banyak orang yang terjangkit AIDS.Dampak dari sex bebas (free sex), khususnya pada remaja dapat dibagi menjadi : 1. Bahaya Fisik Bahaya fisik yang dapat terjadi adalah terkena penyakit kelamin (Penyakit Menular Sexual/ PMS) dan HIV/AIDS serta bahaya kehamilan dini yang tak dikehendaki. PMS adalah penyakit yang dapat ditularkan dari seseorang kepada orang lain melalui hubungan seksual. Tanda-tanda PMS pada laki-laki antara lain: berupa bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada penis/alat kelamin, luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada alat kelamin, 16 adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam, rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin, rasa sakit yang hebat pada saat kencing, kencing nanah atau darah yang berbau busuk, bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok. Pada perempuan sebagian besar tanpa gejala sehingga sering kali tidak disadari. Jika ada gejala, biasanya berupa antara lain: rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual, rasa nyeri pada perut bagian bawah, pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin, keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya, keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal, timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual, bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin. 2. Bahaya perilaku dan kejiwaan Sex bebas akan menyebabkan terjadinya penyakit kelainan seksual berupa keinginan untuk selalu melakukan hubungan sex. Sipenderita selalu menyibukkan waktunya 17 dengan berbagai khayalan-khayalan seksual, jima, ciuman, rangkulan, pelukan, dan bayangan-bayangan bentuk tubuh wanita luar dan dalam. Sipenderita menjadi pemalas, sulit berkonsentrasi, sering lupa, bengong, ngelamun, badan jadi kurus dan kejiwaan menjadi tidak stabil. Yang ada dipikirannya hanyalah sex dan sex serta keinginan untuk melampiaskan nafsu sexualnya. 3. Bahaya sosial Sex bebas juga akan menyebabkan seseorang tidak lagi berpikir untuk membentuk keluarga, mempunyai anak, apalagi memikul sebuah tanggung jawab. Mereka hanya menginginkan hidup di atas kebebasan semu. Lebih parah lagi seorang wanita yang melakukan sex bebas pada akhirnya akan terjerumus ke dalam lembah pelacuran dan prostitusi. 4. Bahaya perekonomian Sex bebas akan melemahkan perekonomian si pelaku karena menurunnya produktivitas si pelaku akibat kondisi fisik dan mental yang menurun, penghamburan harta untuk memenuhi keinginan sex bebasnya. 5. Bahaya keagamaan dan akhirat 18 Para pemuda yang terperosok kedalam lumpur kehanyutan sex bebas akan terperosok ke lubang kehancuran dan lupa akan agamanya sendiri. Berikut ini adalah beberapa hal yang patut di simak dan dipahami, supaya tidak terjerumus dalam pergaulan bebas, mengingat kita semua hanya manusia biasa yang tidak tahan dengan godaan : hindari bacaan, gambar, percakapan, dan menonton film-film yang berbau porno. hindari pergaulan bebas. alihkan pikiran yang tidak senonoh, lakukan kegiatan yang positif harus punya perinsip hidup yang benar dan berpikir positif. berpakaian yang sopan dan pada tempatnya. hindari kontak fisik ataupun berpandangan dengan orang yang bukan pasangan kita. hindari tempat yang memungkinkan untuk melakukan sex bebas. hindari godaan-godaan yang datang dalam bentuk apapun ( tentunya kita tau kelemahan diri sendiri dan masing-masing pribadi berbeda). Jadi kita harus mempunyai pemahaman dan penerangan tentang sex secara benar dan tepat yang dilandasi oleh nilai-nilai agama, budaya dan etika yang ada di masyarakat, sehingga kita sebagai remaja dapat terhindar dari hal-hal yang negatif dan tercela terkait dengan masalah sex tersebut. Kita sebagai penerus bangsa harus bisa memahami mana yang terbaik buat kita dan patut untuk kita contoh. 19 Free sex tidak hanya di lakukan oleh sepasang kekasih yang saling jatuh cinta, lalu tidak dapat menahan emosi dan nafsu, dan akhirnya mereka melakukan hubungan intim. free sex juga berbicara masalah hubungan-hubungan lain yang dilarang. 19 Pengertian seks bebas menurut Kartono (1977) merupakan perilaku yang didorong oleh hasrat seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas jika dibandingkan dengan sistem regulasi tradisional dan bertentangan dengan sistem norma yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan menurut Desmita (2005) pengertian seks bebas adalah segala cara mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual yang berasal dari kematangan organ seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai melakukan kontak seksual, tetapi perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan norma karena remaja belum memiliki pengalaman tentang seksual. Nevid dkk (1995) mengungkapkan bahwa perilaku seks pranikah adalah hubungan seks antara pria dan wanita meskipun tanpa adanya ikatan selama ada ketertarikan secara fisik. Maslow (dalam Hall & Lindzey, 1993) bahwa terdapat 19 .http://sugiartha26.wordpress.com/2010/11/13/pengertian-free-sex-dan-dampak-sosial/ 20 kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi manusia, salah satunya adalah kebutuhan fisiologis mencakup kebutuhan dasar manusia dalam bertahan hidup, yaitu kebutuhan yang bersifat instinktif ini biasanya akan sukar untuk dikendalikan atau ditahan oleh individu, terutama dorongan seks. Lebih lanjut Cynthia (dalam Wicaksono, 2005) seks juga diartikan sebagai hubungan seksual tanpa ikatan pada yang menyebabkan berganti-ganti pasangan. Sedangkan menurut Sarwono (2003) menyatakan, bahwa seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis, mulai dari tingkah laku yang dilakukannya seperti sentuhan, berciuman (kissing) berciuman belum sampai menempelkan alat kelamin yang biasanya dilakukan dengan memegang payudara atau melalui oral seks pada alat kelamin tetapi belum bersenggama (necking, dan bercumbuan sampai menempelkan alat kelamin yaitu dengan saling menggesek-gesekan alat kelamin dengan pasangan namun belum bersenggama (petting, dan yang sudah bersenggama (intercourse), yang dilakukan diluar hubungan pernikahan. Berdasarkan penjabaran definisi di atas maka dapat disimpulkan pengertian seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual terhadap lawan jenis maupun sesama jenis yang dilakukan di luar hubungan pernikahan mulai dari necking, petting sampai intercourse dan bertentangan dengan norma-norma tingkah laku seksual dalam masyarakat yang tidak bisa diterima secara umum. 21 Penyebab perilaku seks bebas sangat beragam. Pemicunya bisa karena pengaruh lingkungan, sosial budaya, penghayatan keagamaan, penerapan nilai-nilai, faktor psikologis hingga faktor ekonomi. Adapun beberapa penelitian mengungkapkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku seks bebas menurut Hyde (1990) yaitu: Usia Makin dewasa seseorang, makin besar kemungkinan remaja untuk melakukan hubungan seks bebas. Hal ini dikarenakan pada usia ini adalah potensial aktif bagi mereka untuk melakukan perilaku seks bebas.Usia yang muda saat berhubungan seksual pertama Semakin muda usia pada hubungan seksual yang pertama cenderung untuk lebih permisif daripada mereka yang lebih dewasa pada hubungan seksualnya yang pertama.Usia saat menstruasi pertama Makin muda saat usia menstruasi pertama, makin mungkin terjadinya hubungan seks pada remaja. Perubahan pada hormon yang terjadi seiring dengan menstruasi berkontribusi pada meningkatkatnya keterlibatan seksual pada sikap dan hubungan dengan lawan jenis. Pacar Remaja yang memiliki pacar lebih mungkin untuk melakukan seks bebas daripada remaja yang belum memiliki pacar.Kencan yang lebih awal 22 Remaja yang memiliki kencan lebih awal atau cepat dari remaja yang seumurannya memiliki kemungkinan untuk bersikap permisif dalam hubungan seks bebas. Untuk menjadi lebih aktif secara seksual dan untuk memiliki hubungan dengan lebih banyak pasangan daripada mereka yang mulai pacaran pada usia yang lebih lanjut.Pengalaman pacaran/kencan (hubungan afeksi) Individu yang menjalin hubungan afeksi/pacaran dari umur yang lebih dini, cenderung lebih permisif terhadap perilaku seks bebas begitu juga halnya dengan individu yang telah lebih banyak berpacaran dari individu yang berusia sebaya dengannya. Orang tua sendiri, baik karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih mentabukkan pembicaraan mengenai seks dengan anak tidak terbuka pada anak, malah cenderung membuat jarak pada anak mengenai masalah seks. Teman sebaya (peers group) Remaja cenderung untuk membuat standar seksual sesuai dengan standar teman sebaya secara umum, remaja cenderung untuk menjadi lebih aktif secara seksual apabila memiliki kelompok teman sebaya yang demikian, serta apabila mereka mempercayai bahwa teman sebayanya aktif secara seksual (disamping kenyataan bahwa teman sebayanya sebenarnya memang aktif atau tidak secara seksual) pengaruh kelompok teman sebaya pada aktivitas seksual remaja terjadi melalui dua cara yang berbeda, namun saling mendukung, pertama, ketika kelompok teman sebaya aktif secara seksual, mereka menciptakan suatu standar normatif bahwa 23 hubungan seks bebas adalah suatu yang dapat diterima, kedua, teman sebaya menyebabkan perilaku seksual satu sama lainnya secara langsung, baik melalui komunikasi diantara teman ataupun dengan pasangan seksualnya. Kebebasan sosial dan seksual yang tinggi berkorelasi dengan sikap permisif dalam seks yang tinggi.Daya tarik seksual mereka yang merasa paling menarik secara seksual dan sosial ternyata memiliki tingkat yang paling tinggi dalam sikap permisif dalam melakukan seks bebas. Standar orang tua vs standar teman Remaja yang orangtuanya konservatif dan menjadikan orangtua sebagai acuan yang utama lebih kurang kemungkinannya untuk melakukan seks bebas daripada mereka yang menjadikan teman sebaya sebagai acuan utama. Saudara kandung Remaja, secara khusus remaja puteri dipengaruhi oleh sikap dan tingkah laku saudara kandung dengan jenis kelamin yang sama. Gender Remaja puteri cenderung bersikap permisif dalam hal seksual daripada remaja pria. Remaja puteri lebih menekankan pada kualitas hubungan yang sedang dijalin sebelum terjadinya seks bebas. Ketidakhadiran ayah Remaja secara khusus yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga tanpa ayah lebih mungkin untuk mencari hubungan seks bebas sebagai alat untuk 24 menemukan afeksi dan persetujuan sosial daripada remaja yang tumbuh dengan adanya ayah. Ketidakhadiran orang tua Jika ada remaja yang berperilaku seks bebas, itu hanya bebasnya pergaulan, dan mungkin penyebabnya dari faktor bimbingan dan pola asuh dari orangtua di rumah yang tidak peduli atau tidak terbuka untuk membicarakan masalah seks pada anaknya, padahal disaat ini dunia remaja semakin bebas. Pada keluarga yang berada di kota besar, sudah merupakan suatu pola kehidupan yang wajar di mana ayah dan ibu bekerja. Hal tersebut seringkali mengakibatkan kehidupan anak-anak mereka kurang mendapatkan pengawasan orang tua dan memiliki kebebasan yang terlalu besar. Kecenderungan pergaulan yang makin bebas Di pihak lain, tidak dapat dipungkiri adanya kecenderungan pergaulan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat, sebagai akibat berkembangnya peran dan pendidikan wanita sehingga kedudukan wanita makin sejajar dengan pria. Penyebaran Informasi Melalui Media Massa Kecenderungan pelanggaran makin meningkat oleh karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa yang dengan adanya tekhnologi yang semakin berkembang (video kaset, foto kopi, vcd, hp, internet) menjadi tidak terbendung lagi. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat atau didengarnya dari media massa. 25 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab perilaku seks bebas adalah dari dalam keluarga, media massa, dan dari pengaruh peers (teman sebaya). 20 G. Kerangka Teori Penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat, dalam kaitannya denganayam kampus, dapat dijelaskan melalui teori Foucault Disiplin dan Pratik Diskursi. Konsep-konsep foucalt tentang disiplin dan praktek diskursif bisa digunakan untuk menjelaskan strategi dan perjuangan para pemain industri budaya dalam memenangkan persaingan bisnis. Foucault menyediakan penjelasan tentang strategistrategi pembentuk kepatuhan tanpa melalui perintah represif.Sudut pandang ‘kuasa atau pengetahuanya Foucault saat membicarakan sejarah seksualitas dalam bukunya “The History of Sexuality I,” bisa dipinjam untuk memahami strategi dan perjuangan para pelaku bisnis industri budaya dalam mengarahkan pemahaman para calon pembeli. Foucault menetang konsep bahasa sebagai praktik otonom.Ia menaruh perhatian pada deskripsi dan analisis permukaan wacana dan efeknya terhadap kondisi historis dan material tertentu.Baginya, diskursus mengacu pada produksi 20 http://nopanova1.blogspot.com/p/pengertian-dan-penyebab-prilaku-seks_23.html 26 pengetahuan yang tertara melalui bahasa yang memberikan makna pada obyek materi dan praktik sosial. Diskursus atau wacana membangun, mendefinisikan dan memproduksi obyek pengetahuan dengan cara yang dapat dipahami, sambil pada saat yang sama memandang cara penalaran lain sebagai sesuatu yang tidak dapat dipahami. Salah satu ciri konsep kekuasaan Foucault adalah yang bersifat produktif. Melalui produksi wacana, ia memproduksi pengetahuan untuk membangun dan membuka jalan bagi segala bentuk tindakan, hubungan atau tatanan sosial. Di sini berlangsung proses subordinasi, namun tidak terbentuk pemaksaan atau represi fisik. Dominisi lebih pada perkara pembentukan konsensus melalui produksi pengetahuan. Konsep ‘disiplin’nya Foucault juga dipinjam untuk menggambarkan sasaran dalam produksi wacana promosi.Disiplin tidak identik dengan aparat atau institusi, tetapi suatu tipe kekuasaan.Ia suatu modalitas untuk menjalankan kekuasaan, teridiri dari sarana, teknik, produser, tingkat-tingkat penerapan, sasaran-sasaran.Konsep disiplin muncul dalam tulisanya “Disciplne and Punish,” untuk menggambarkan karakter dasar penghukuman dalam penjara yang mereduplikasikan terapi-terapi klinis ke dalam bentuk disiplin. Foucault melihat dalam penjara disiplin diterapkan dalam segala aspek kehidupan individu, mulai dari kelakuan-kelakuan fisik sehari-hari sampai dengan perkembangan pikiranya.Di sini disiplin identik dengan inspeksi atau pengawasan sedemikian rupa yang membuat para terhukum merasa terus menerus diawasi, 27 walaupun kenyataannya pengawasan hanya berlangsung temporer.Disiplin dalam pandangan Foucault adalah teknologi yang dioprasikan kekuasaan untuk mengontrol anomali-anomali. Melalui disiplin, menurutnya masyarakat Eropa dipaksa memiliki pandangan-pandangan yang sama dalam satu hal. Mekanisme kontrol ‘panoptik’ dengan sasaran mengoreksi dan membidik tubuh ini dikembangkan dari sistem bangunan penjara rancangan Jeremy Bentham Abad XVII. Mekanisme ini kemudian dikembangkan dengan beragam cara untuk mendisiplikan tubuh sosial. Konsep Foucault tentang ‘kuasa atau pengetahuan’ dan ‘disiplin’ membantu penelitian ini dalam melihat strategi-strategi “Ayam Kampus” melakukkan tindakan aborsi. Dengan wacana, yang disentuh disiplin bukan lagi tubuh fisik seperti pada penjara atau barak militer.Wacana menyentuh logika (pikiran) dan rasa melalui perangkat-perangkat kebenaran yang dibangunya.Sasarannya pertama-tama bukan agar konsumen membeli, tetapi agar tercipta ilmu yang dianggap natural tentang kebenaran “Ayam Kampus” yang diwacanakan. 21 H. METODE PENELITIAN H.1. Penelitian Kualitatif Sebagai Dasar Penelitian Di dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatifdengan menekankan 21 bahwa sifat penelitian ini penuh dengan nilai, penelitian Foucault, Michel. 1984. The history of Sexuality. Penguin Book, London 28 yangmenghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis, atau lisan dari orangorangdan perilaku yang diamati.Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi kasus. Kasusmemiliki batas, lingkup kajian dan pola pikir tersendiri sehingga dapatmengungkap realitas sosial atau fisik yang unik, spesifik dan menantang. Dalammenjalankan penelitian dengan menggunakan studi kasus, peneliti dapat belajartentang pengetahuan proposional dan eksperimental (pengalaman). Pengetahuanproposional menunjuk pada deskripsi tentang kasus yang telah diasimilasikandalam pikiran peneliti sehingga terwujud dalam bentuk paparan tekstual yang unik, kaya, spesifik dan kadang-kadang bernada emosional 22. Adanyaperilaku aborsi yang perannya dimainkan oleh paraayam kampusmenimbulkan daya tarik tersendiri untuk dilakukannya penelitian ini. Penulismemilih pendekatan studi kasus dikarenakan kasus yang diangkat sangat unik, yakni kasus Bunga, Melati, Mawar dan Dahlia (tidak nama sebenarnya) merupakanpara ayam kampus yang telah berkecimpung lama dalam dunia prostitusi, dan mahasiswi aktif di beberapa peguruan tinggi. Menariknya, meskipun pernah melakukan aborsi, mereka tetap menjalankan profesinya sebagai ayam kampus inilah yang akan digali kasusnya berkaitandengan tingkat pemaknaan moral yang ada pada diri mereka. 22 Agus Salim, Teori dan Paradigma Peneltian Sosial ( Pemikiran Norman K. Denzin & Egon Guba, dan Penerapannya. Ctk. Pertama, Tiara Wacana, Yogyakarta, 2001, hlm. 100 29 H.2. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil tempat di 4 rumah kost dan 1 rumah pribadi. Lima lokasi tersebut berada di KabupatenSleman. Alasan penulis memilih tempat diKabupaten Sleman karena didasari atas pertimbangan lokasi yang paling banyak Universitas Negeri dan Swasta di provinsi Daerah Istimewa Yogyakrta yang dimukimibanyak para ayam kampus. Seperti yang kita ketahui Kabupaten Sleman terkenal banyaknya jumlah Mall, tempat hiburan, tempat diskotik, klinik kecantikan, dan keseluruhanya membawa dampak perubahan gaya hidup bagi mahasiswi “Ayam Kampus”. Hal ini memaksa para ayam kampus untuk memenuhi tuntutan sosial yang lebih ke arah metropolis dan lebih glamour. H.3. Unit Analisis dan informan Unit analisis adalah unit yang akan diteliti di lapangan. Unit analisis pada penelitian ini adalah pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan aborsi di kalangan ayam kampus, seperti, para ayam kampus sendiri, konsumen ayam kampus, dan masyarakat sekitar ayam kampus. Mereka inilah yang akanmemberikan informasi tentang perilaku aborsi paraayam kampus. Pola yang digunakan dalam penelitianini adalah Purposive Sampling, yaitu mengambil data secara acak tetapi yangdianggap mewakili. H.4.Teknik Pengumpulan Data H.4.1. Teknik Analisis Data 30 Analisa data dimaksudkan untuk mengorganisasikan data. Data-data dari hasil observasi, wawancara dan hasil telah literatur, akan dianalisis lalu diinterpretasi melalui serangkaian pengaturan, pengelompokan, penandaan, dan pengkategorisasian data. Dalam proses analisa data penulis melakukan pengumpulan data, sehingga menuju pada suatu kesimpulan. H.4.2. Observasi Observasi dilakukan dengan mencatat, mengamati, mendengarkan,merasakan, mengumpulkan dan menangkap semua fenomena, data dan informasitentang kasus yang di selidiki. Penelitian yang bertemakan prostitusi membuat penulis sedikitkesulitan untuk melakukan observasi partisipan, karena penulis dihadapi olehbanyak kendala seperti prasangka yang muncul dari para ayam kampus, sehingga enggan melanjutkan wawancara. Pendekatan yang dilakukan penulis untuk berusaha memperkecil jaraksosial dengan unit analisis antaranya, penulis menyewa kamar kost selama sebulan di tempat yang sama dengan para ayam kampussehingga penulis dapat mengamati lebih mendalamaktivitas keseharian para ayam kampus. Kegiatan diatas dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan berkualitas. H.4.3. Wawancara mendalam Wawancara yaitu mengajukan serangkaian pertanyaan secara lisan kepada pihak yang terkait dengan masalah penelitian, Unit-unit yang menjadi objek 31 wawancara yaitu, ayam kampus, kosumen jasa ayam kampus, tempat penyedia layanan aborsi. Wawancara dilakukan secara langsung. Wawancara langsung dilakukan hanya kepada ayam kampus dan om-om. H.5 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Dalam teknik pemeriksaan keabsahan data, penulis menggunakan tiga cara yaitu: 1. Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding23. Teknik ini digunakan dengan membandingkan dan mengecek kepercayaan suatu informasi melalui waktu dan alat yang berbeda-beda. Hal ini dapat dilakukan dengan cara: membandingkan pengamatan penulis dengan hasil data wawancara; membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain; membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan. 2. Ketekunan Pengamatan, bermaksud menemukan ciri dan unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan/isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal secara rinci. Pengamatan yang dilakukan adalah dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol untuk kemudian ditelaah secara rinci sehingga bisa dipahami. 23 . Moleong, Lexy. J. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1989 32 3. Pemeriksaan melalui diskusi sesama rekan perkuliahaan. Teknik ini dilakukan dengancara mendiskusikan dengan rekan-rekan dalam bentuk diskusi analitik sehingga kekurangan dari penelitian, dapat segera disingkap dan diketahuiagar pengertian mendalam dapat segera ditelaah. H.6 Tahap-Tahap Penelitian 1. Tahap Pra Lapangan Terdapat beberapa tahap-tahap yang harus ditempuh , yaitu: a. Menyusun rancangan penelitian b. Memilih lapangan penelitian c. Menjajaki lapangan d. Memilih informan f. Menyiapkan perlengkapan penelitian 2. Tahap Pekerjaan Lapangan Langkah selanjutnya adalah tahap pekerjaan lapangan, yang dilakukan sebagai berikut, mengumpulkan bahan, dokumen, data dan informasi dilapangan dengan menggunakan metode yang dirasa sesuai dengan yangdiinginkan. 3. Tahap Analisa Data Analisa data dilakukan secara berkala sejak awal dan selama proses penelitian berlangsung, setiap data atau informasi yang diperoleh harus dianalisis, usaha menafsirkan untuk mengetahui maknanya dihubungkan dengan masalah 33 penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa data sebagai berikut: a. reduksi data; b. menarik kesimpulan dan verifikasi. 34