bab ii kajian pustaka dan kerangka pemikiran

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1
Kajian Pustaka
2.1.1
Latihan Fisik
Latihan fisik merupakan aktivitas tubuh yang meningkatkan kebugaran
jasmani dan kesehatan secara umum. Tujuan dilakukannya latihan fisik sangat
bervariasi mulai dari menguatkan otot, meningkatkan kemampuan kardiorespirasi,
menurunkan berat badan, ataupun hanya sebagai kesenangan. Latihan yang
dilakukan secara rutin dan teratur dapat meningkatkan kemampuan sistem imun dan
membantu mencegah berbagai penyakit seperti penyakit jantung, diabetes melitus
tipe 2 dan obesitas.13,14 Secara umum, latihan fisik dikelompokan menjadi tiga
macam, bergantung pada efek terhadap tubuh manusia, yaitu:
1. Latihan Aerobik merupakan aktivitas fisik yang menggunakan kelompok
otot dalam jumlah yang besar dan menyebabkan tubuh menggunakan oksigen lebih
banyak.15 Tujuan latihan aerobik adalah untuk meningkatkan ketahanan
kardiovaskular.16 Contoh latihan aerobik adalah besepeda, berenang, berjalan,
lompat tali, bermain tenis, dan lain-lain.15
2. Latihan Anaerobik disebut juga kekuatan atau resistensi yang dapat
mengencangkan
dan
menguatkan
otot,
serta
melatih
kekuatan
tulang,
keseimbangan dan koordinasi. Contoh gerakan kekuatan yaitu pushup, bending,
dan bicep curls. Latihan anaerobik meliputi juga weight training, functional
6
repository.unisba.ac.id
7
training, eccentric training, Interval training, sprinting, dan high-intensity interval
training.15,17
3. Latihan Fleksibilitas berfungsi untuk meregangkan dan memperpanjang
otot. Gerakan seperti peregangan dapat membantu memperbaiki fleksibilitas sendi.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan range of motion (ROM) yang dapat
mengurangi kemungkinan cedera.15,18
Latihan fisik sangat penting untuk mempertahankan kebugaran jasmani dan
juga dapat berperan positif untuk mempertahankan berat badan yang sehat,
membangun dan mempertahankan kesehatan dan densitas tulang, kekuatan otot,
dan mobilitas sendi, sehingga mengurangi risiko operasi, serta menguatkan sistem
imun.19 Latihan aerobik maupun anaerobik akan meningkatkan efisiensi mekanik
jantung dengan meningkatkan volume kardiak (latihan aerobik), atau ketebalan
miokardium (latihan anaerobik). Hipertrofi ventrikel, penebalan dinding ventrikel,
secara umum sangat menguntungkan dan sehat jika terjadi sebagai respon dari
latihan.20
2.1.2
Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan
kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan kuat dan kemampuan
yang berisiko rendah menderita penyakit hipokinetik dini (yaitu, yang berhubungan
dengan ketidakaktifan fisik).21 Kebugaran jasmani adalah faktor yang penting bagi
seseorang. Dengan kesegaran jasmani yang baik seseorang dapat melakukan
aktivitas kerja yang baik, teratur, dan terarah. 3
repository.unisba.ac.id
8
Kebugaran jasmani diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kesegaran jasmani
yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness) dan kebugaran jasmani
yang berhubungan dengan keterampilan gerak (skill related fitness).22 Kebugaran
jasmani yang berhubungan dengan kesehatan secara khas didefinisikan mencakup
ketahanan kardiorespiratorik, komposisi tubuh, ketahanan dan kekuatan otot, serta
kelenturan.21 Untuk memperoleh kebugaran jasmani, dibutuhkan latihan kesehatan
jasmani dari berbagai komponen. Latihan kesehatan jasmani dilakukan berdasarkan
prinsip-prinsip latihan yang pelaksanaannya dilakukan secara berurutan, berulangulang, serta menerapkan program penambahan beban latihan. 4
Secara umum, komponen kebugaran jasmani terbagi dalam dua tingkat,
yaitu tingkat dasar dan lanjutan. Komponen kebugaran jasmani tingkat dasar terdiri
atas kelentukan (flexibility), daya tahan (endurance), kekuatan (strength), dan
kecepatan (speed). Komponen kebugaran jasmani tingkat lanjutan terdiri atas
kelincahan (agility), stamina, dan tenaga (power).23
Tingkat kebugaran jasmani sangat menentukan kesiapan tubuh seseorang
dalam menghadapi aktivitas fisiknya. Semakin tinggi tingkat kebugaran jasmani
seseorang, semakin tinggi pula kesiapan dan kemampuan orang tersebut dalam
beraktivitas, artinya seseorang akan menghasilkan kerja lebih produktif jika
memiliki kebugaran jasmani yang meningkat. Agar kebugaran jasmani terus
meningkat maka perlu meningkatkan latihan setiap komponen kebugaran jasmani. 24
Ukuran kriteria tradisional yang bisa diterima dari ketahanan kardiorespirasi
adalah pengambilan oksigen maksimal yang diukur secara langsung (VO 2 max).
VO2 max merupakan indikator utama untuk kebugaran aerobik, kesehatan dan
ketahanan kardiovaskular.21 VO2 max adalah volume oksigen maksimal yang dapat
repository.unisba.ac.id
9
dikonsumsi oleh tubuh ketika melakukan sebuah aktivitas sampai terjadi
kelelahan.25
Daya tahan kardiorespirasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk
melakukan latihan pada otot besar, dinamik, dengan intensitas sedang sampai tinggi
dalam waktu yang lama. Daya tahan kardiorespirasi dianggap berkaitan dengan
kesehatan karena tingkat kebugaran yang rendah telah dikaitkan dengan risiko
tinggi kematian dini dari semua sebab dan khususnya penyakit kardiovaskuler, dan
kebugaran yang lebih tinggi dikaitkan dengan lebih tingginya aktivitas fisik yang
teratur, yang sebaliknya berkaitan dengan banyak manfaat. 21 Kemampuan daya
tahan kardiorespirasi merupakan kemampuan sistem kardiorespirasi dan pembuluh
darah agar dapat berfungsi secara maksimal saat aktivitas dalam mengambil
oksigen (O2) secara maksimal (VO2 max) dan kemudian mendistribusikannya ke
seluruh tubuh secara optimal terutama jaringan aktif sehingga dapat digunakan
untuk proses metabolisme terutama pada otot-otot yang sedang bekerja.25
VO2 max merupakan tingkat tertinggi konsumsi oksigen selama latihan fisik
berat. VO2 max ditentukan oleh curah jantung maksimal (penghantaran oksigen dan
aliran darah ke otot yang bekerja) dan perbedaan oksigen (kemampuan otot yang
bekerja untuk mengeluarkan dan menggunakan oksigen).26 Penghitungan VO2 max
secara langsung, merupakan standar emas dan merupakan variabel yang paling
akurat untuk memperkirakan kapasitas aerobik seseorang yang telah melakukan
latihan fisik secara maksimal.27,28 VO2 max dapat diungkapkan dengan nilai absolut
dalam liter oksigen per menit (l/min) atau nilai relatif dalam mililiter oksigen per
kilogram berat badan per menit (ml/kg/min). VO2 max dikategorikan menjadi
buruk, dibawah rata-rata, rata-rata, diatas rata-rata, baik.29,30
repository.unisba.ac.id
10
2.1.3
Komposisi Tubuh
Wang et al. membagi komposisi tubuh menjadi lima tingkatan, yaitu atomik,
molekular, selular, sistem jaringan dan seluruh tubuh. Seluruh tubuh merupakan
tingkatan yang paling tinggi menurut lima tingkatan komposisi tubuh dan
mempengaruhi tampilan luar tubuh manusia seperti ukuran, bentuk dan berat.31
Komposisi tubuh atau massa tubuh dibedakan menjadi dua komponen klasik yaitu
massa lemak/fat mass (FM) dan kompatemen tubuh bebas lemak/fat-free body
(FFB) compartments. FM terdiri dari seluruh lemak yang berasal dari jaringan
adiposa ataupun jaringan lain, sedangkan yang termasuk dalam FFB adalah
komponen air, protein, dan mineral. Setiap individu memiliki proporsi FFB yang
sama, yang membedakan hanya jumlah dari massa lemaknya saja. 32
Evaluasi terhadap komposisi tubuh penting untuk menentukan kebugaran
tubuh secara menyeluruh. Komposisi tubuh yaitu persentasi relatif berat badan yang
terdiri dari lemak dan jaringan tubuh bebas lemak. Komposisi tubuh dapat dihitung
dengan menggunakan teknik lapangan ataupun laboratorium. 21 Tinggi badan,
panjang segmen, lingkar pinggang, ketebalan lipatan kulit, berat badan dan indeks
massa tubuh dapat dihitung dengan mudah dan aman untuk memperkirakan
komposisi tubuh.31
2.1.4
Pengaruh Latihan
2.1.4.1 Pengaruh Latihan Terhadap Sistem Kardiorespirasi
Latihan dapat dilakukan untuk mempertahankan kebugaran, pengaturan
berat badan, dan keuntungan tambahan, yaitu hidup lebih panjang. Kebugaran
tubuh dan pengaturan berat badan sangat berperan dalam menguragi risiko penyakit
repository.unisba.ac.id
11
kardiovaskular karena dua alasan, yaitu pengaturan tekanan darah yang cukup
rendah dan pengurangan kolesterol darah dan lipoprotein densitas rendah
bersamaan dengan peningkatan lipoprotein densitas tinggi. Dampak latihan
terhadap sistem kardiorespirasi adalah:
a. Aliran Darah Otot
Fungsi utama kardiovaskular dalam latihan adalah mengangkut oksigen
dan nutrisi lain yang dibutuhkan saat otot bekerja. Karena hal tersebut, aliran darah
otot meningkat secara signifikan saat latihan. Aliran darah dapat meningkat hingga
25 kali lipat selama latihan paling berat. Penyebab kenaikan aliran darah ini adalah
vasodilatasi intramuskular yang disebabkan langsung oleh kenaikan metabolisme
otot, dan juga kenaikan tekanan darah arteri.
b. Curah Kerja, Konsumsi Oksigen, dan Curah Jantung
Curah kerja, konsumsi oksigen, dan curah jantung selama latihan
berhubungan satu sama lain secara langsung. Hal ini disebabkan oleh curah kerja
otot meningkatkan konsumsi oksigen, dan selanjutnya konumsi oksigen akan
menyebabkan vasodilatasi intramuskular sehingga meningkatkan aliran balik vena
dan curah jantung.
c. Hipertrofi Jantung dan Curah Jantung
Ruang jantung pelari maraton membesar sekitar 40%, bersama dengan
pembesaran ruang tersebut, massa jantung pun meningkat 40% atau lebih. Oleh
karena itu, bukan hanya otot rangka saja yang mengalami hipertofi selama latihan
atletik, tetapi otot jantung juga. Curah jantung pelari maraton meningkat 40%
karena adanya hipertrofi otot jantung, sehingga dapat disimpulkan bahwa latihan
repository.unisba.ac.id
12
dapat menyebabkan hipertrofi otot jantung yang kemudian akan meningkatkan
curah jantung.
d. Isi Sekuncup dan Frekuensi Denyut Jantung
Selama latihan maksimum, baik frekueni denyut jantung maupun isi
sekuncup meningkat sampai kira-kira 95 persen dari maksimumnya, sehingga curah
jantung meningkat sekitar 90 persen dari keadaan maksimum yang dapat dicapai
seseorang. Untuk alasan ini, tingkat kinerja atletik yang dapat dicapai seorang pelari
maraton terutama bergantung pada kemampuan kinerja jantungnya karena jantung
merupakan hubungan yang paling membatasi pengangkutan oksigen yang adekuat
ke otot yang bekerja.
e. VO2 Max
VO2 max merupakan kecepatan pemakaian oksigen dalam metabolisme
aerob maksimum. Latihan atletik memiliki dampak yang progresif terhadap VO2
max. VO2 max meningkat secara signifikan dari awal latihan hingga sekitar minggu
ke delapan sedangkan peningkatan setelahnya tidak begitu berarti. VO2 max pada
pelari maraton 45 persen lebih besar daripada orang yang tidak berlatih.
f. Konsumsi Oksigen dan Ventilasi Paru
Konsumsi oksigen normal pria dewasa muda sewaktu istirahat adalah
sekitar 250 ml/menit. Konsumsi oksigen dan ventilasi paru total meningkat sekitar
20 kali antara keadaan istirahat dan latihan dengan intensitas maksimum pada
seorang atlet yang berlatih dengan baik.
repository.unisba.ac.id
13
2.1.4.2 Pengaruh Latihan Terhadap Komposisi Tubuh
Latihan fisik memiliki peranan terhadap distribusi lemak tubuh. Latihan
yang memadai dapat menurunkan persentase lemak tubuh. Hasil dari penelitian
jangka pendek yang berlangsung ≤16 minggu menunjukan bahwa meningkatnya
aktivitas fisik berhubungan positif dengan penurunan lemak tubuh total. Hal
tersebut menunjukan bahwa semakin banyak kalori yang digunakan saat latihan,
maka semakin banyak pula penurunan lemak tubuh.33
2.1.5
Senam Aerobik
Senam adalah suatu gerakan atau kombinasi beberapa gerakan yang disusun
secara sistematis untuk mencapai kondisi tubuh yang sehat, bugar, dan indah, serta
untuk mengingkatkan keterampilan dan kesiapan mental spiritual.4 Olahraga senam
berkembang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya bentuk
gerakan senam. Olahraga senam dibagi kedalam enam kelompok, yaitu :
a. Senam artistik (artistic gymnastics)
b. Senam ritmik sportif (rhytmic gymnastic)
c. Senam umum (general gymnastic)
d. Senam aerobik sport (sports aerobic)
e. Senam akrobatik (acrobatic gymnastic)
f. Senam trampoline (trampolinning)22
Pada 1990-an, Dr. Kenneth Cooper memperkenalkan kebugaran aerobik
pada masyarakat dunia sehingga banyak mengilhami lahirnya senam aerobik. Pada
mulanya, gerakan senam aerobik lebih menekankan gerakan high impact yang
eksklusif.24 Gerakan tersebut menekan dengan kuatnya pada telapa kaki, tumit,
repository.unisba.ac.id
14
pergelangan kaki, lutut, dan pinggul. Akibatnya, banyak peserta senam yang
mengalami cedera. Pada perkembangan selanjutnya, hal ini menggugah para ahli
senam aerobik untuk menciptakan variasi kreativitas senam aerobik yang lebih
aman dan efektif serta terhindar dari cedera.4
2.1.5.1 Macam-macam Senam Aerobik
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga
yang semakin canggih, maka senam aerobik pun mengalami perkembangan yang
pesat. Kombinasi bentuk-bentuk latihan merupakan upaya membuat senam aerobik
semakin menarik dan menyenangkan.23 Ada bermacam-macam bentuk senam
aerobik yang kita kenal dewasa ini, antara lain sebagai berikut:
1. High Impact Aerobic
High impact aerobic adalah senam aerobik yang dilakukan dengan cara
benturan keras. Misalya, jogging, berlari, meloncat, atau gerakan-gerakan yang
relatif lebih kuat dan keras serta dilakukan secara cepat.
2. Low Impact Aerobic
Low impact aerobic adalah senam aerobik yang dilakukan dengan cara
benturan ringan. Biasanya, salah satu kaki masih berada di lantai dan gerakannya
relatif tidak membutuhkan kekuatan dan kekerasan, serta gerakanya relatif lebih
lambat.
3. Tarian Aerobik
Tarian aerobik adalah senam aerobik yang dilakukan dengan kombinasi
bentuk-bentuk tarian yang indah.
repository.unisba.ac.id
15
Senam aerobik lainnya pada dasarnya adalah upaya menambah variasi,
intenstitas, serta volume latihan agar lebih meningkat. Biasanya, menggunakan
peralatan, antara lain kursi, bangku, tali (pita), tongkat, bola, dan lain sebagainya. 22
2.1.5.2 Gerakan-gerakan Senam Aerobik
Senam aerobik menuntut berbagai variasi gerakan yang sangat banyak. Oleh
karena itu, gabungan atau kombinasi gerakannya pun melibatkan seluruh anggota
tubuh secara utuh. Senam aerobik jika diklasifikasikan berdasarkan alatnya dibagi
dua, yaitu senam aerobik dengan alat dan senam aerobik tanpa alat. 4
Berdasarkan gerak anggota tubuh, senam aerobik dapat dibagi menjadi
gerak anggota tubuh bagian atas dan anggota tubuh bagian bawah. Gerakan anggota
tubuh bagian atas menyangkut gerakan kepala, tangan, bahu, perut, dan punggung.
Gerakan tubuh bagian bawah, yaitu pergelangan kaki, lutut, dan paha (tungkai). 23,24
1. Gerakan-Gerakan Tangan
Senam aerobik melibatkan gerakan anggota tubuh bagian atas khususnya
adalah gerakan tangan. Ada beberapa bentuk gerakan tangan, antara lain sebagai
berikut:
a. Mengangkat tangan ke depan, ke atas, ke samping, dan ke belakang
b. Gerakan tangan membuka dan menyilang
c. Mendorong dan memompa ke depan, ke atas, dan ke samping
d. Gerakan tangan meninju: ke depan, ke samping, ke atas, ke bawah, dan
menyilang
e. Gerakan mengayun asat tangan atau dua tangan
repository.unisba.ac.id
16
f. Tepukan, antara lain kedua tangan menepuk, tangan menepuk paha,
bahu, dan lain sebagainya.
2. Gerakan-Gerakan Kaki
Gerakan senam aerobik meliputi gereakan bagian bawah tubuh meliputi
gerakan kaki. Gerakan kaki dapat dilakukan dengan berjalan ke depan, ke belakang,
menyamping langkah (step) biasa, dan langkah menyilang. Contoh beberapa bentuk
gerakan kaki, antara lain sebagai berikut:
a. Berjalan di tempat
b. Berbaris
c. Melangkah satu atau dua langkah
d. Melompat satu kaki atau dua kaki ke smaping, ke depan, dan ke
belakang
e. Mengangkat lutut
f. Tendangan, ke belakang, ke depan, dan ke samping
g. Gerakan cha cha cha
h. Gerakan menggeser kaki, menyeret kaki, dan lain sebagainya.
3. Kombinasi Gerakan Tangan dan Kaki
Kreativitas dalam menyusun gerakan senam aerobik dapat dilakukan
dengan mengkombinasikan gerakan kaki dan tangan secara seksama sehingga dapat
tersusun menjadi satu kesatuan gerakan yang terkoordinasikan dengan baik, indah,
dan menyenangkan. Senam aerobik akan lebih menarik, menggairahkan, dan
menggugah semangat peserta untuk bergerak jika kombinasi gerakan tersebut
cocok dan sejalan dengan irama musik.4,22
repository.unisba.ac.id
17
2.1.6 Tes Uji Kebugaran Jasmani
a. Uji Ergometer Sepeda Submaksimal (Submaximal Cycle Ergometer Test).
Tes ini merupakan teknik yang populer untuk ketahanan kardiorespirasi. Tes
yang menggunakan ergometer sepeda Astrand-Rhyming merupakan uji yang hanya
terdiri dari satu tahap, selama 6 menit.21
b. Uji Treadmill Submaksimal
Uji treadmill submaksimal menggunakan titik akhir berdasarkan pada denyut
jantung yang ditentuka sebelumnya, biasanya 85% dari cadangan denyut jantung
maksimal yang diperkirakan. Protokol yang sering digunakan untuk uji treadmill
submaksimal adalah protokol Bruce dan Balke. Dianjurkan untuk menggunakan
elektrokardiografi, monitor denyut jantung atau stetoskop untuk menentukan
denyut jantung.21
c. Step Test
Step test secara umum terdiri dari berbagai macam tes yang bervariasi dalam
hal tinggi bangku, frekuensi langkah, proses pengukuran dan perhitungan hasil.
Macam-macam step test diantaranya adalah Hardcard Step Test, Chester Step Test,
Canadian Home Fitness Test, Balke Step Test, YMCA 3-minute Step Test, Queens
College Step Test, Home Step Test, dan Sharkey (Forestry).
Step test digunakan untuk menghitung kebugaran aerobik dengan metode
yang sederhana serta peralatan dan ruang yang minimal. Alat yang dibutuhkan
untuk melakukan tes ini yaitu bangku yang tingginya bervariasi mulai dari 15-50
cm, stopwatch dan juga metronome. Prosedur yang harus dilakukan yaitu
subjek/atlet naik dan turun dari bangku dengan kecepatan dan waktu yang
ditentukan. Detak jantung dicatat selama tes berlangsung atau setelahnya. Hasil
repository.unisba.ac.id
18
yang didapatkan dari waktu ataupun detak jantung setelah tes. Skor kemudian
dibandingkan dengan nilai normal yang menentukan derajat kebugaran.
Keuntungan step test ini antara lain murah, mudah dan praktis.
Harvard Step Test merupakan tes kebugaran jasmani yang dikembangkan
oleh Broucha (1943) di Harvard Fatigue Laboratories. Alat yang digunakan pada
tes ini adalah bangku setinggi 45 cm, stopwatch dan metronom. Subjek yang
melakukan tes ini harus naik dan turun bangku dengan kecepatan 30 langkah/menit
selama 5 menit. Denyut nadi dihitung selama 3 menit (P123) setelah tes dilakukan.
Derajat kebugaran ditentukan dengan rumus berikut: Hasil = 3000/P123. Hasil
tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai normal untuk kebugaran jasmani. 21
Tabel 2.1 Nilai Normal VO2˙ max
VO2
Max
Kurang
Sekali
Kurang
Cukup
Baik
Baik
Sekali
< 50
50 – 60,9
61 – 75,9
76 - 86
> 86
Gambar 2.1 Subjek Melakukan Harvard Step Test
Dikutip dari: http://www.brianmac.co.uk/queens.html 34
repository.unisba.ac.id
19
Step test merupakan cara yang paling sering digunakan diseluruh dunia untuk
memperkirakan VO2 max. Tes ini tidak memerlukan peralatan yang mahal dan
dapat dengan mudah digunakan untuk orang banyak. 27
d. Uji Lapangan
Dua uji lari yang paling banyak digunakan untuk menilai ketahanan
kardiorespirasi adalah uji Cooper 12 menit dan uji waktu 1,5 mil. Sasaran uji 12
menit adalah mencapai jarak terjauh dalam periode waktu yang ditentukan. Sasaran
dari uji 1,5 mil adalah lari pada jarak tersebut secepat mungkin dalam waktu
sesingkat mungkin.21
2.1.7
Teknik Pengukuran Komposisi Tubuh
a. Penimbangan Hidrostatik
Penimbangan hidrostatik (di bawah air) seringkali dipertimbangkan
sebagai standar teknik pengukuran komposisi tubuh. Teknik ini didasarkan pada
prinsip Archimides, yang menyatakan bahwa saat dimasukan kedalam air, suatu
benda akan didorong ke atas oleh gaya berlawanan yang setara dengan berat air
yang dipindahkan. Tulang dan jaringan otot lebih padat daripada air, sementara
jaringan lemak kurang padat.21
b. Pengukuran Lipatan Kulit
Komposisi tubuh yang ditentukan dari pengukuran lipatan kulit sangat
berkorelasi (r ≥ 0,80) dengan komposisi tubuh yang ditentukan oleh penimbangan
hidrostatik. Prinsip yang melatarbelakangi teknik ini adalah jumlah lemak subkutan
sebanding dengan (≤ 50% dari) jumlah total lemak tubuh.21
repository.unisba.ac.id
20
Lipatan kulit dapat diukur dengan menggunakan kaliper lipatan kulit pada
daerah triseps, subskapular, suprailiaka, abdomen dan paha. Kaliper diletakan tepat
di area yang telah ditandai sebelumnya. Pembacaan yang dianjurkan harus
dilakukan pada 5 detik pertama saat pengukuran. Hasil yang didapatkan dari
pengukuran lipatan kulit menggambarkan persentase atau perubahan mutlak pada
lemak tubuh. Pengukuran lipatan kulit dapat dilakukan di area-area dibawah ini:
a. Trisep: Lipatan vertikal di garis tengah posterior dari lengan atas, diantara
ujung bahu dan ujung sikut, sikut dalam keadaan ekstensi dan posisi
relaksasi
b. Subskapular: Lipatan oblique tepat dibawah ujung bawah skapula
c. Iliaka: Lipatan sedikit oblique tepat diatas illiac crest
d. Abdomen: Lipatan vertikal 2,5 cm dilateral umbilikus
e. Paha: Lipatan vertikal di titik tengah paha
f. Bisep: Lipatan vertikal pada garis tengah lengan atas 12
Gambar 2.2 Pengukuran Lipatan Kulit dengan Menggunakan Kaliper
Pengukuran lipatan kulit pada trisep
Dikutip dari: www.mhhe.com/fahey35
repository.unisba.ac.id
21
Hasil pengukuran lipatan kulit kemudian di klasifikasikan menjadi sangat
baik, baik, rata-rata, dibawah rata-rata, buruk. Dibawah ini rincian untuk tiap
klasifikasi yang dinyatakan dalam milimeter (mm):
Tabel 2.2 Klasifikasi Lipatan Kulit
Normal
Atlet
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Sangat
baik
60-80
70-90
40-60
50-70
Baik
81-90
91-100
61-80
71-85
Ratarata
91-110
101-120
81-100
86-110
Dibawah
rata-rata
111-150
121-150
101-130
111-130
Buruk
150+
150+
130+
130+
Dikutip dari: Internasional Standards for Anthropometric Assessment 36
c. Metode Antropometrik
Antropometrik meliputi pengukuran-pengukuran seperti berat, tinggi dan
lingkaran (ukuran lingkar) berbagai bagian atau daerah tubuh. Pengukuranpengukuran yang sederhana ini menyediakan alternatif yang praktis dan tidak
mahal untuk memperkirakan komposisi tubuh dan biasanya digunakan di klinik dan
lingkungan kebugaran. Namun demikian, hasil yang didapat tidak seakurat hasil
yang didapat dari penimbangan hidrostatik.21
Distribusi lemak dapat diketahui dengan menghitung lingkar pinggang dan
panggul atau dengan menghitung rasio pinggang dan panggul / waist to hip ratio
(WHR). Lingkar pinggang dihitung pada lingkar terkecil antara tulang rusuk dan
batas ilium saat subjek berdiri. Lingkar panggul dihitung pada lingkar terlebar
antara pinggang dan paha, sedangkan WHR dihitung dengan cara membagi lingkar
pinggang dengan lingkar panggul.37
repository.unisba.ac.id
22
Lingkar pinggang merupakan pengukuran yang dilakukan pada pinggang
dengan menggunakan pita ukur. Ada beberapa cara pengukuran lingkar pinggang,
tetapi yang paling benar adalah pada garis horizontal antara arkus kostalis dan supra
illiaca anterior superior (SIAS).38 Canadian Guidelines untuk klasifikasi berat
pada dewasa menyarankan perhitungan lingkar pinggang dilakukan pada individu
dengan indeks massa tubuh (IMT) antara 18,5 – 34,9 kg/m2, menggunakan protokol
dari World Health Organization (WHO). Bedasarkan WHO, Health Canada, dan
Obesity Canada, lingkar pinggang untuk usia ≥ 20 tahun dikategorikan menjadi tiga
kategori risiko, yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.3 Klasifikasi Lingkar Pinggang
Kategori
Risiko rendah
Berisiko
Risiko tinggi
Wanita (cm)
≤ 79,9
80,0 – 87,9
≥ 88,0
Pria (cm)
≤ 93,9
94 – 101,9
≥ 102
Dikutip dengan modifikasi dari: Article Comparison of waist circumference using the World Health
Organization and National Institutes of Health protocols 39
d. Indeks Masa Tubuh (IMT)
IMT digunakan untuk menilai berat badan terhadap tinggi badan dan
dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam
meter persegi (BB/TB 2). IMT merupakan indikator komposisi tubuh total yang
relatif baik dalam studi populasi dan berkaitan dengan kesehatan. Keterbatasan
utama IMT adalah sulit untuk menginterpretasikannya kepada klien dan untuk
memproyeksikan perubahan penurunan berat badan yang sebenarnya dengan
perubahan IMT.21 IMT orang dewasa dengan usia ≥ 18 tahun diklasifikasikan
menjadi enam kategori, yaitu :
repository.unisba.ac.id
23
Tabel 2.4 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh
Kategori
Underweight
Normal
Overweight
Obese class I
Obese class II
Obese class III
IMT (kg/m2)
≤ 18,5
18,5 – 24,9
25 – 29,9
30 – 34,9
35 – 39,9
≥ 40
Dikutip dengan modifikasi dari: Article Comparison of waist circumference using the World Health
Organization and National Institutes of Health protocols 39
2.2 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Kebugaran jasmani dan komposisi tubuh sangat penting dalam mempengaruhi
produktivitas
individu dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Latihan fisik
memiliki berbagai pengaruh baik terhadap kebugaran, berat badan dan juga
kesehatan yang dapat menyebabkan hidup lebih panjang. Pengaruh latihan fisik
terhadap ketahan kardiorespirasi diantaranya adalah meningkatkan aliran darah ke
otot yang disebabkan oleh vasodilatasi intramuskular karena adanya peningkatan
metabolisme otot dan tekanan darah arteri. Konsumsi oksigen pada saat latihan
meningkat sehingga menyebabkan vasodilatasi intramuskular yang kemudia dapat
meningkatkan aliran balik vena dan curah jantung. Latihan atletik memiliki dampak
yang progresif terhadap konsumsi oksigen dan ventilasi paru hingga 20 kali lipat.
hal tersebut di atas yang menyebabkan latihan dapat meningkatkan kebugaran
jasmani. Latihan fisik yang dilakukan secara teratur memiliki peran terhadap
distribusi lemak tubuh. Peningkatan aktivitas fisik berhubungan positif dengan
penurunan lemak tubuh, semakin banyak kalori yang digunakan pada saat latihan
maka semakin banyak pula kadar lemak tubuh yang berkurang.
repository.unisba.ac.id
24
Berdasarkan penjelasan tersebut, didapat bahwa hipotesis untuk penelitian
ini adalah terdapat perbedaan kebugaran jasmani pada kelompok senam dan
kelompok tidak senam, terdapat perbedaan lemak tubuh pada kelompok senam dan
tidak senam, serta terdapat hubungan antara kebugaran jasmani dengan lemak
tubuh.
Latihan Fisik
Sistem Kardiorespirasi




Peningkatan aliran
darah ke otot
Peningkatan curah
kerja jantung
Hipertrofi jantung
Peningkatan konsumsi
oksigen dan ventilasi
paru
Peningkatan kebugaran
jasmani
Komposisi Tubuh



Peningkatan
pengeluaran kalori
Penurunan persentase
lemak tubuh
Penurunan kadar
kolesterol
Penurunan berat badan &
lemak tubuh
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
repository.unisba.ac.id
Download