pengaruh latihan aerobik terhadap kadar gula

advertisement
PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP KADAR GULA DARAH
PUASA PADA DEWASA OBES
EFFECT OF AEROBIC EXERCISE ON FASTING BLOOD GLUCOSE
LEVELS IN OBESE ADULT
Dini mengga, Ilhamjaya Patellongi, A.Mushawwir Taiyeb
1. RSUP Prof.DR.R.D. Kandou Manado
2. Bagian fisiologi Fakultas kedokteran universitas Hasanuddin Makassar
3. Fakultas MIPA,jurusan Biologi,universitas Negeri Makassar
Alamat korespondensi :
Perumahan Minanga Indah,blok A.no.28.Manado Sulut.
E – mail : [email protected]
HP : 081356494595
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui kadar gula darah puasa pada dewasa obes setelah melakukan latihan
aerobik selama 4 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu dan durasi 90 menit. Penelitian ini dilakukan di
Akper Metuari Waya Manado, Jln. Maruasey.Malalayang II. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah quasi eksperimen dengan pre test, post test dengan kontrol grup desain. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik purposive sampling,jumlah sampel 20 orang terdiri dari laki-laki 3 orang,perempuan 17 orang.
Sebelum melakukan penelitian dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar perut. Analisis data
menggunakan uji parametrik yaitu paired t test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar gula darah puasa
subjek penelitian sebelum latihan kelompok perlakuan dengan rerata dan standart deviasi yaitu 89,90 dan 4,3
dan setelah latihan aerobik menurun menjadi 83,70 dan 3,9 dengan nilai p = 0.28. Kadar gula darah puasa
subjek penelitian sebelum latihan pada kelompok kontrol dengan rerata dan standart deviasi yaitu 92,10 dan
16,14 menurun setelah latihan aerobik menjadi 89 dan 6,9 dan nilai p = 0,55. Kesimpulan bahwa latihan
aerobik berpengaruh terhadap kadar gula darah puasa pada dewasa muda obes
Kata kunci : latihan aerobik,obesitas,gula darah puasa
ABSTRACT
The study aims to invetigate the effect of aerobic exercise on the fasting blood glucose level of obese adult
after performing aerobic exercise for 4 week with freqency of 3 time a week. The study is a quasi experiment
involving pre-test and post-test with a control group design. The study was carried out in the nursing academy
of metuari waya in manado and the sample is a group of 20 obese students representing a population of 227
student. The sample was selected by means Sampling was done by purposive sampling techniques. The selected
sample was required to participate in 4 week aerobic exercise with frequensi of 3 time a week. The data were
analaised with parametric paired test and non parametric wilcoxon test.The study indicates that the average
fasting blood glucose rate of the studied subjects of the treatment group before the aerobic exercises was 89,90
ml/dl with a standart deviation of 4,3. After the aerobic exercise the glucose level was 83.70 and a standard
deviation of 3,9 with a value of p = 0,28. Meanwhile the average glucose level of the studied subject in the
control group before the aerobic exercises was 92,10 mg/dl with a standart of deviation of 16,14 and the
numbers decrease after the exercises tp 89 mg/dl with a standart of deviation 6,9 and a value of p = 0,87. The
study concludes that the aerobic exercise have any impact on the glucose level adults.
Keywords : aerobic exercise,obecity,fasting blood glucose
PENDAHULUAN
Obesitas menjadi masalah di seluruh dunia,obesitas juga merupakan masalah
kesehatan kronis terbesar pada orang dewasa. Obesitas merupakan faktor penyebab kematian
ke 5 di dunia. Seiring dengan meningkatnya obesitas maka penyakit sindrom metabolik,
penyakit jantung,diabetes melitus dan lain-lain semakin meningkat.( Who.2012)
Prevalensi obesitas didunia semakin meningkat dan diperkirakan pada tahun 2015
penduduk dunia yang berat badan lebih ± 2,3 miliar dan 700 juta penduduk dunia mengalami
obesitas. Prevalensi obesitas di Indonesia juga semakin meningkat,berdasarkan dari hasil riset
kesehatan dasar tahun 2007 penduduk usia ≥ 15 tahun 10,3% mengalami obesitas. Prevalensi
obesitas sentral penduduk usia ≥ 15 tahun 18,8%. Diabetes melitus merupakan penyebab
kematian ke 2 di daerah perkotaan. (Depkes.2012 )
Penyebab terjadinya obesitas adalah ketidakseimbangan antara intake dan out
put,genetik. Jaringan adiposa dan adipocit pada lemak menghasilkan berbagai hormon dan
sitokin yang terlibat dalam metabolisme antara lain metabolisme gula. Sitokin pro inflamasi
yaitu TNF – α dan IL – 6 menghambat signaling insulin dan merusak reseptor insulin
sehingga mengakibatkan terjadinya resistensi insulin. (Lumeng et.al,2007)
Pada keadaan tubuh kekurangan Insulin mengakibatkan ambilan glukosa ke dalam sel
seperti otot dan hepar akan berkurang sehingga gula darah akan
meningkat, selain
mensekresi sitokin sel lemak juga mensekresi asam lemak bebas atau free faty acid sehingga
terjadi proses lipolisis yang meningkat didalam sel yang mengakibatkan cadangan energi
dalam sel semakin berkurang sehingga mengakibatkan lipotoksik pada sel beta pankreas.
(Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,2011).
Olahraga dapat mengatur gula darah melalui tiga mekanisme yaitu perangsangan akut
transport gula otot, penguatan akut kerja insulin dan Up–regulation jalur jangka panjang
insulin signal. Perbaikan kepekaan insulin merupakan dampak dari afinitas reseptor insulin,
pengendalian gula mengarah pada penundaan penebalan membran basal pembuluh darah.
(Giri.W, 2013)
Penanganan obesitas yaitu diet dan aktifitas serta pengobatan. Aktifitas yang tinggi
dapat mengurangi penimbunan lemak dalam tubuh. Aktifitas seperti olahraga yang teratur
dapat memberikan dampak pada tubuh yaitu dapat meningkatkan fungsi kekuatan,
meningkatkan fungsi ketahanan dan kardiovaskuler. Latihan aerobik dengan intensitas ringan
sangat bermanfaat untuk menurunkan berat badan karena sumber energi utama dalam latihan
aerobik ini adalah lemak (Bagian ilmu Gizi medik Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran Bandung,2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan
aerobik terhadap kadar gula darah puasa pada dewasa obes
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian quasi experimen,
pre test dan post test dengan
kelompok control grup desain, penelitian ini untuk melihat pangaruh latihan aerobik
intensitas ringan dengan durasi 90 menit, frekwensi 3 kali seminggu dan dilakukan selama 4
minggu. Pada penelitian terdapat 2 kelompok yaitu kelompok yang mendapat perlakuan dan
Kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak mendapat perlakuan.
Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di akper metuari waya manado yang terletak di Jln.Maruasey
Malalayang II kota manado,Sulawesi Utara. Penelitian dilakukan di akper karena memiliki
asrama dan mahasiswanya berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi yang mampu.
Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa akper metuari waya manado
berjumlah 277 orang yang terdiri dari laki – laki 77 orang dan perempuan 192 orang. Sampel
dalam penelitian ini seluruh mahasiswa yang obesitas. Teknik pengambilan sampel dilakukan
dengan purposive sampling. Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan
pengukuran tinggi badan, pengukuran berat badan.
Pengumpulan Data
Pengambilan darah dilakukan sebelum dan setelah latihan aerobik. Pengambilan darah
dilakukan oleh petugas dari laboratorium, pengambilan darah dilakukan sebanyak 3 kali
sebelum latihan aerobik kemudian pengambilan darah dilakukan pada minggu ke 2 dan
pengambilan darah terakhir dilakukan pada minggu ke empat dan sebelum dilakukan
pengambilan darah subjek penelitian sudah dipuasakan selama 8 - 10 jam.
Analisis Data
Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan SPSS 19,untuk melihat
pengaruh latihan aerobik terhadap kadar gula darah puasa digunakan uji paired T test karena
distribusi data normal.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi sampel
Tabel 1.dapat dilihat bahwa umur subjek penelitian berkisar antara 17 – 26 tahun
dengan rata-rata ± standart deviasi : 20,20 ± 2,4 tahun. Tinggi badan subjek penelitian
berkisar antara 143 – 174 cm dengan rerata ± standar deviasi : 155,2±9,1. Berat badan subjek
penelitian berkisar antara 55 – 95 kg dengan rerata ± standart deviasi :71,35 ± 13,42.
Pengaruh latihan aerobik terhadap kadar gula darah puasa sebelum dan sesudah latihan
aerobik pada kelompok perlakuan
Tabel 2. Dapat dilihat bahwa kadar gula darah puasa subjek penelitian sebelum
latihan aerobik kelompok perlakuan berkisar antara 78 – 95 mg/dl, median 84mg/dl dengan
rerata ± standar deviasi : 84,90 ± 4,3. Kadar gula darah puasa subjek penelitian setelah latihan
aerobik kelompok perlakuan berkisar antara 83,7 – 91, median 83,5 mg/dl dengan rerata ±
Standart deviasi : 83,7 ± 3,9
Pengaruh latihan aerobik terhadap kadar gula darah puasa pada kelompok kontrol
sebelum dan setelah latihan
Dari tabel 3. Dapat dilihat bahwa Kadar gula darah puasa subjek penelitian sebelum
latihan aerobik pada kelompok kontrol berkisar antara 82 – 137 mg/dl,median 85,5 dengan
rerata ± standart deviasi : 92,10 ± 6,9. Kadar gula darah puasa subjek penelitian setelah
latihan aerobik pada kelompok berkisar antara 83 – 107 dengan median 88,5 dan rerata ±
standart deviasi : 89,9 ± 6,9.
Perubahan kadar gula darah puasa sebelum dan setelah latihan pada kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol.
Tabel 4. Dapat dilihat bahwa kadar gula darah puasa subjek penelitian sebelum
latihan kelompok perlakuan dengan rerata dan standart deviasi yaitu 89,90 dan 4,3 dan
setelah latihan aerobik menurun menjadi 83,70 dan 3,9 dengan nilai p 0.28. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa latihan aerobik tidak berpengaruh terhadap kadar gula darah puasa pada
dewasa mudah obese. Kadar gula darah puasa subjek penelitian sebelum latihan pada
kelompok kontrol dengan rerata dan standart deviasi yaitu 92,10 dan 16,14 menurun setelah
latihan aerobik menjadi 89 dan 6,9 dan nilai p 0,55. Dapat diambil kesimpulan bahwa tidak
ada perubahan pada kadar gula darah puasa pada kelompok kontrol.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian mendapatkan bahwa kadar gula darah puasa subjek penelitian
sebelum latihan pada kelompok perlakuan dengan rerata dan standart deviasi yaitu 89,90 dan
4,3 dan setelah latihan aerobik menurun menjadi 83,70 dan 3,9 dengan nilai p 0.28. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa latihan aerobik tidak berpengaruh terhadap kadar gula darah puasa
pada dewasa obes.
Pada saat latihan aerobik terjadi kontraksi otot dan kontraksi otot ini memicu
penyisipan GLUT – 4 ke membran plasma sel otot yang berkontraksi sehingga ketika otot
berkontraksi gula darah bisa masuk kedalam sel walaupun tanpa insulin,karena otot rangka
tidak bergantung pada insulin. Ketika latihan aerobik glukosa yang berada dalam darah akan
masuk kedalam sel sehingga
gula darah akan turun. Gula darah turun mendadak saat
berolahraga maka sistem homeostasis tubuh melakukan kompensasi umpan balik negatif
yaitu pankreas mensekresi glukagon dan menghambat sekresi insulin sehingga gula darah
yang turun secara mendadak bisa meningkat dengan disekresinya glukagon (Sherwood
L,2012 )
Insulin dan glukagon mempunyai fungsi yang berlawanan yaitu Insulin untuk
menurunkan gula darah dan glukagon untuk meningkatkan gula darah, hormon ini bekerja
sama secara seimbang untuk memulihkan gula darah pada keadaan normal. Proses
glikogenolisis terjadi dimana glukagon mengaktifkan adenil siklase yang ada di sel hepatosit
sehingga terbentuklah cAMP yang mengaktifkan protein pengatur protein kinase yang
mengaktifkan protein kinase kemudian protein kinase ini mengaktifkan fosforilase b kinase
kemudian diubah menjadi fosfolirase kinase a yang meningkatkan pemecahan glikogen
menjadi glukosa monofosfat dan selanjutnya mengalami defosforilasi kemudian glukosa
dilepaskan dari sel – sel hati (Guyton et all,2012)
Penelitian yang dilakukan oleh Marlis,2002 bahwa latihan fisik dengan intensitas
rendah tidak mempengaruhi kadar gula darah karena setelah dilakukan latihan fisik kadar
gula darah konstan, penelitian yang dilakukan oleh Cooper,1998 tidak ada penurunan kadar
glukosa darah setelah latihan aerobik intensitas rendah selama 40 menit.
Pada penelitian latihan aerobik tidak berpengaruh terhadap gula darah puasa karena
penelitian ini dilakukan hanya dalam waktu 1 bulan. Waktu 1 bulan bisa saja dampak
olahraga terhadap tubuh belum maksimal. Latihan aerobik dapat berdampak terhadap
meningkatnya rasio volume mitokondria,meningkatnya kepadatan permukaan luar dan
permukaan dalam mitokondria (Giriwijoyo,2012). Kadar gula darah dalam penelitian ini
tidak mengalami perubahan secara signifikan bisa saja disebabkan oleh karena diit yang tidak
dikendalikan pada subjek penelitian.
KESIMPULAN DAN SARAN
Latihan aerobik berpengaruh terhadap kadar gula darah puasa pada dewasa
obes.Untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan durasi latihan yang lebih lama dan
disertai dengan pengendalian diet.
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada direktur akper metuari waya manado yang
telah memberikan ijin bagi peneliti untuk melakukan penelitian di akper. Diucapkan terima
kasih juga untuk seluruh staf dosen dan pegawai tata usaha yang telah membantu peneliti
sehingga penelitian ini boleh berlangsung dengan baik. Diucapkan terima kasih untuk
pembimbing dr ilhamjaya Patellongi dan pak Mushawwir Taiyeb yang telah membimbing
peneliti mulai dari penyusunan proposal sampai dengan selesai penyusunan tesis ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian ilmu Gizi medik Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.(2009)
Obesitas permasalahan dan terapi praktis, Sagung Seto, Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,2011. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu,
FKUI, Jakarta.
Giri.W.( 2013). Fisiologi dan Olahraga,Graha Ilmu,Jakarta.
Giriwijoyo. (2013). Ilmu faal olahraga,Rosda,Bandung.
Guyton and Hall. (2012). Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta.
Lacasa,et al. (2007). Machropage - Secreted Factors Impair Human Adipogenesis
Involvement of Proinflamatory State in Preadipocytes.
Endocrinology 148: 868–877, 2007
Lumeng, et al. (2007). Obesity induces a phenotypic switch in adipose tissue machropage
polarization. The journal of clinical investigation. volume 117
number 1 january 2007.
Lauralee.S,(2011). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem EGC, Jakarta.
Who,(2012) Data dan statistic.
Depkes,(2012) Prevalensi diabetes indonesia.
Tabel 1.Deskripsi umur,tinggi badan,berat badan
Variabel
N
Min
Max
Mean
Std.deviasi
Umur
20
17
26
20,20
2,14
Tinggi badan
20
143
174
155,2
9,1
Berat badan
20
55
95
71,35
13,42
Tabel 2. Pengaruh latihan aerobik terhadap kadar gula darah puasa sebelum dan
setelah latihan pada kelompok perlakuan
Variabel
N
Min
Med
Max
Mean± SD
GDP Kelompok Perlakuan:
Sebelum Latihan
10
78
84
95
84,90 ± 4,3
Setelah Latihan
10
83,7
83,5
91
83,7 ± 3,9
Tabel 3. Pengaruh latihan aerobik terhadap kadar gula darah puasa sebelum dan
setelah latihan pada kelompok kontrol
Variabel
N
Min
Med
Max
Mean± SD
GDP Kelompok Kontrol :
Sebelum Latihan
10
82
85,5
137
92,10 ±16,4
Setelah Latihan
10
83
88,5
107
89,9 ± 6,9
Tabel 4. Perubahan kadar gula darah puasa sebelum dan setelah latihan aerobik
Gula darah Puasa
Kelompok
N
Pre Test
(mean ±SD)
Perlakuan
10
84,90 ± 4,3
Kontrol
10
92,10 ± 16,14
Post test
Per KGDP
(mean ± SD)
83,70 ± 3,9
89 ± 6,9
Paired tes
1,2 ± 0,4
3,1 ± 9,24
0,28
0,55
Tidak ada pengaruh yang bermakna dari latihan aerobik terhadap kadar gula darah
puasa
Download