BAB 3 LANDASAN TEORI

advertisement
BAB 3
LANDASAN TEORI
3.1. Definisi dan Jenis Exchange Traded Fund (ETF)
Beberapa definisi Exchange Traded Funds (ETF) yang diambil dari berbagai
sumber adalah sebagai berikut :
1.
Securities Exchange Commission (SEC) dalam situsnya (http://www.sec.gov)
mendefinisikan Exchange Traded Funds (ETFs) sebagai berikut :
“An Exchange Traded Funds, or ETFs is a type of investment company whose
investment objective is to achieve the same return as particular market index”.
2.
Suruhanjaya Sekuriti (Malaysian Securities Commission) dalam pedoman
mengenai ETFs (Guidelines on Exchange Traded Funds) yang diterbitkan pada
tanggal 21 Juni 2005 mendefinisikan ETFs sebagai berikut :
“ETFs means exchange-traded fund, which is a listed index-tracking fund
structured as a unit trust scheme whose primary objective is to achieve the same
whose investment objective is to achieve the same return as particular market
index by investing all (full replication) or substantially all (strategic sampling) of
its assets in the constituent securities of the index”.
33 34 3.
Bursa Efek HongKong (HongKong Exchanges and Clearing Ltd.) dalam situsnya
(http://www.hkex.com.hk) mendefinisikan ETFs sebagai berikut : “Exchange
Traded Funds (ETFs) are investment product that represent a portfolio of
securities desigened to track the performance of an index, offering investor an
innovative way to get cost-effective exposure to specific markets or sectors”.
4.
Dalam materi presentasi yang disampaikan oleh Mr. Kee Shee Wong
(AmInvestment Group, Malaysia) ETFs didefinisikan sebagai berikut :
“ETFs are essentially unit trust funds which are listed on an exchange, openended with the unique In-Kind Creation/Redemption mechanism maintained by a
system of Participating Dealers and Market Makers”.
5.
Menurut Manurung (2007, p. 25) ETF adalah sebuah produk investasi yaitu reksa
dana yang diperdagangkan di bursa.
6.
Sedangkan Richards (2007, p.v) menyatakan bahwa:
“Exchange Traded Funds (ETFs) are extraordinary new investments, each one a
cross between a mutual fund and a stock. They function like mutual funds but
trade like stocks.”
Berdasarkan beberapa definisi yang diuraikan di atas dapat disimpulkan
bahwa
Exchange
Trade
Funds
(ETFs)
adalah
reksa
dana
yang
unit
penyertaan/sahamnya tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek yang tujuan utama
investasinya (investment objective) adalah untuk memperoleh tingkat pendapatan
yang sama dengan indeks yang ditargetkan atau indeks yang menjadi acuan.
35 Sesuai penjelasan dalam website BEI, secara sederhana penjelasan ETF
adalah reksadana yang diperdagangkan melalui bursa efek. Sama seperti reksadana
lainnya, ETF tetap berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang dikelola oleh
Manajer Investasi dan menggunakan jasa Bank Kustodian, namun setiap unitnya
dicatatkan dan diperdagangkan di bursa.
Secara garis besar Exchange Trade Funds dapat dikategorikan menjadi dua
jenis yaitu ETF Indeks (Index ETFs) dan Closed-end ETFs. ETF Indeks adalah ETF
yang menginvestasikan dana kelolaanya dalam sekumpulan portofolio efek yang
terdapat pada suatu indeks tertentu dengan proporsi yang sama dengan bobot dalam
indeks yang ditargetkan dengan tujuan untuk mencerminkan gambaran kinerja indeks
di bursa atau dengan kata lain untuk menciptakan tingkat pendapatan (level of
returns) yang sama dengan indeks acuan.
Sedangkan Closed-end ETFs (CEF) atau dibeberapa negara disebut dengan
Actively Managed ETFs adalah fund yang diperdagangkan di bursa efek berbentuk
perusahaan investasi (investment company), bersifat tertutup dan dikelola secara aktif
oleh manajer investasi. Close-end ETFs menawarkan sahamnya kepada publik
melalui mekanisme penawaran umum perdana (IPO), kemudian dana yang terkumpul
akan diinvestasikan dalam berbagai jenis efek sesuai dengan kebijakan investasi.
Closed-end ETFs memiliki dewan direksi yang dipilih oleh pemegang saham, dewan
direksi kemudian menunjuk komite investasi dan manajer portofolio yang bertugas
36 melakukan pengelolaan reksa dana secara aktif. Close-end ETF tercatat di Bursa
Efek, sehingga sahamnya diperjualbelikan antar investor di Bursa Efek dan tidak
melalui Reksa Dana itu sendiri.
Dari dua jenis ETF ini yang akan dibahas dalam selanjutnya adalah ETF dari
jenis ETF Indeks (Index ETFs) mengingat jenis ETF inilah yang paling banyak
tercatat dan diperdagangkan di berbagai bursa efek dunia dan paling diminati oleh
investor karena sifat dan karakteristiknya yang unik dan menarik. Disamping itu
produk ETF yang akan dikembangkan di pasar modal Indonesia adalah ETF yang
berbasis indeks.
3.2. Keuntungan dan Kerugian ETF dibandingkan dengan
Reksa Dana
Menurut Bodie, Kane, Marcus (2008, p.110), ETF menawarkan beberapa
keuntungan dari reksa dana konvensional. Pertama, NAV reksa dana disebutkan dan
investor hanya dapat membeli atau menjual kepemilikannya hanya satu kali sehari.
Sebaliknya, ETF diperdagangkan terus menerus. Lebih dari itu, seperti saham, tapi
tidak seperti reksa dana, ETF dapat dijual short atau dibeli on margin.
ETF juga menawarkan keuntungan potensial pajak daripada reksa dana.
Ketika sejumlah besar investor reksa dana mencairkan kepemilikannya, maka harus
menjual sekuritas untuk mencapai redemption. Ini dapat memicu pajak capital gain,
37 yang akan dibebankan dan harus dibayar oleh shareholders sisanya. Sebaliknya,
ketika sejumlah kecil investor ingin mencairkan ETF-nya, mereka hanya cukup
menjual kepemilikannya ke trader lainnya, dengan tidak perlu menjual underlying
portfolio-nya. Sejumlah besar investor dapat menukar kepemilikan ETF mereka
dengan saham dalam underlying portfolio; bentuk pencairan ini juga menghindari
sebuah tax event.
Kemampuan sejumlah besar investor untuk mencairkan ETF dari portfolio
saham dari index, atau menukarkan portfolio saham untuk kepemilikan dalam
korespondensinya dengan ETF, memastikan bahwa harga ETF tidak dapat mencapai
secara signifikan dari nilai aktiva bersih dari portfolio itu. Ketidaksesuaian yang
berarti akan menimbulkan kesempatan perdagangan arbitrase untuk trader besar ini,
yang akan secepatnya menghilangkan disparity.
ETF juga lebih murah daripada reksa dana. Investor yang membeli ETF akan
melalui brokers daripada membeli langsung dari perusahaan fund. Terlebih,
perusahaan fund menghemat biaya pemasaran langsung ke investor kecil.
Pengurangan biaya menjadikan biaya manajemen yang kecil.
Ada pula kerugian dari ETF. Karena mereka diperdagangkan sebagai
sekuritas, ada kemungkinan harganya bisa menurun dari nilai aktiva bersihnya. Dapat
dicatat, ketidaksesuaian ini akan tidak besar tanpa memberikan kesempatan arbitrase
untuk
trader
besar,
namun
ketidaksesuaian
kecil
dapat
dengan
mudah
menenggelamkan biaya keuntungan ETF terhadap reksa dana. Kedua, sewaktu reksa
38 dana dapat dibeli tanpa biaya dari no-load funds, ETF harus dibeli dari broker dengan
biaya (fee).
3.3. Perbandingan ETF dengan Reksa Dana Open-Ended.
Terdapat beberapa karakteristik yang membedakan ETF dengan reksa dana
open-ended antara lain sebagai berikut:
1.
Unit penyertaan/saham ETF diterbitkan melalui proses yang disebut “Creation
Unit”. Proses tersebut dilakukan apabila terdapat suatu investor kelembagaan
(institutional investor) dalam hal ini bertindak sebagai sponsor, mendepositkan
sekumpulan efek (basket of securities) kedalam fund dan sebagai gantinya
investor tersebut akan menerima unit penyertaan/saham ETF dalam satuan
jumlah yang besar (blocks). Sebagian atau seluruh unit penyertaan/saham
tersebut dicatatkan di Bursa Efek untuk diperdagangkan antar investor retail.
2.
Harga unit penyertaan/saham ETF di Bursa akan mengalami pergerakan secara
terus menerus sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran (demand and
supply), dan dapat ditransaksikan setiap saat sepanjang jam perdagangan bursa.
3.
Investor retail yang ingin melakukan pembelian atau penjualan kembali unit
penyertaan/saham ETF tidak dapat melakukan pembelian dan penjualan
kembali saham ETF secara langsung melalui Manajer Investasi, namun melalui
mekanisme selayaknya perdagangan saham di Bursa Efek yaitu dengan
membuka rekening efek di perusahaan pialang saham (Perantara Pedagang
Efek) dan kemudian melakukan transaksi pembelian atau penjualan melalui
perusahaan pialang tersebut. Sama halnya ketika investor melakukan transaksi
39 saham, transaksi pembelian atau penjualan unit penyertaan/saham penyertaan
ETF ini akan dikenakan biaya komisi oleh perusahaan pialang tersebut.
4.
Khusus bagi investor institusi yang memiliki unit penyertaan/saham ETF dalam
jumlah besar (blocks) dapat melakukan pelunasan (redemption) secara langsung
dari reksa dana dalam jumlah yang telah ditentukan sebelumnya secara in-kind,
yaitu dengan menerima efek yang mendasarinya (underlying) sebagai hasil
pelunasan dan bukan menerima uang tunai.
5.
Ketika melakukan pembelian unit penyertaan/saham ETF di pasar sekunder
(bursa), tidak terdapat batasan minimum pembelian. Hal ini berbeda apabila
investor ingin membeli unit penyertaan reksa dana biasa dimana biasanya
terdapat batasan minimum pembelian.
6.
Karena ETF tercatat dan diperdagangkan di bursa efek, maka investor dapat
melakukan variasi transaksi terhadap saham ETF sama halnya dengan transaksi
saham biasa (misalnya short sale, margin trading) dan bahkan di beberapa bursa
efek di luar negeri terdapat efek derivatif (option, futures) dari saham ETF ini.
Secara ringkas, perbedaan antara ETF dengan reksa dana open-end biasa
dapat dilihat dalam uraian tabel berikut :
Fitur
Perdagangan
ETF
Reksa Dana Open-End
Diperdagangkan di bursa
Diperdagangkan melalui
sepanjang jam operasi
Manajer Investasi dan Agen
perdagangan bursa.
Distribusi (Bank).
40 Investasi
Tidak ada
Minimum
Harga
Bervariasi (tergantung KIK
reksadana).
Harga ETF indeks obligasi
Harga reksadana ditentukan
mengikuti trend indeks obligasi melalui NAB (Nilai Aset Bersih)
di mana premium / discount dari dari reksadana tersebut yang
bid / offer ETF tersebut
dihitung oleh Bank Kustodian.
disesuaikan dengan pesanan
pasar selama jam operasi bursa.
Pengumuman Secara real time diumumkan di Diumumkan satu kali setiap hari,
Harga
bursa terus-menerus sepanjang pada akhir hari, oleh Bank
jam operasi perdagangan bursa. Kustodian.
Market Making Pada umumnya ETF memiliki
Tidak ada
market maker (Liquidity
Provider)
Efek Derivatif ETF dimungkinkan untuk
memiliki derivatif berupa opsi
atau futures atas underlying
index atau ETF tersebut.
Tidak ada
41 3.4. Mekanisme Penerbitan dan Perdagangan ETF di Bursa
Efek dan Pihak-pihak yang Terlibat
Adapun mekanisme penerbitan dan perdagangan ETF di Bursa Efek sebagai
berikut:
1.
Penerbitan unit penyertaan/saham ETF (Creation Units).
Unit penyertaan/saham ETF diterbitkan melalui proses yang disebut “Creation
Unit”. Proses tersebut dilakukan pada saat investor kelembagaan (institutional
investor) dalam hal ini bertindak sebagai sponsor, mendeposit sekumpulan efek
(basket of securities) kedalam reksa dana dan sebagai gantinya investor tersebut
akan menerima unit penyertaan/saham ETF dalam satuan jumlah yang
ditentukan.
2.
Pencatatan dan perdagangan saham ETF di Bursa.
Sebagian atau seluruh unit penyertaan/saham dari hasil proses kreasi tersebut
kemudian dicatatkan di Bursa Efek untuk diperdagangkan antar investor retail.
Dalam proses perdagangannya di bursa, terdapat mekanisme ”market making”
yang dilakukan oleh investor institusi (sponsor) yang memiliki unit
penyertaan/saham ETF dalam jumlah besar yang bertindak sebagai ”market
maker”. Hal ini bertujuan untuk menjaga tingkat likuiditas perdagangan ETF di
bursa. Market maker memiliki tugas untuk memasukkan kuotasi beli dan jual
setiap hari, sehingga apabila terdapat kelebihan permintaan beli atau jual atas
saham ETF, maka market maker akan menyerap permintaan tersebut. Dengan
adanya
mekanisme
market
maker
ini,
maka
pergerakan
harga
unit
42 penyertaan/saham ETF di bursa tidak bergerak terlalu jauh dari Nilai Aktiva
Bersih (NAB) Reksa Dana. Disamping itu dengan adanya mekanisme
redemption secara in-kind oleh investor institusi, maka perbedaan kinerja antara
indeks acuan dengan harga unit penyertaan/saham ETF atau yang disebut
”tracking error” akan menjadi lebih kecil. Untuk lebih jelas mekanisme
penerbitan dan perdagangan ETF di bursa dapat digambarkan dalam gambar
berikut.
Gambar 3.1. Mekanisme Penerbitan dan Perdagangan ETF
Sumber: Mark Chamberlain, Jay Jordan; Strategists, Barclays Global Investors
Services: “Introduction to Exchange-Traded Funds”
3.
Metode Pencerminan Indeks (mirroring index)
ETF dikelola secara pasif dengan tujuan untuk mencerminkan gambaran kinerja
indeks (tracking index) di bursa atau dengan kata lain untuk menciptakan tingkat
pendapatan (level of returns) yang sama dengan indeks acuan. Terdapat dua
43 metode yang digunakan untuk menyamai (mendekati) kinerja dari ETF dengan
indeks acuannya dengan yaitu :
a. Metode replikasi penuh (full replication)
Apabila metode yang digunakan adalah metode replikasi penuh, maka ETF
tersebut akan menginvestasikan dana kelolaannya dalam saham konstituen
dengan bobot yang sama dengan bobot saham tersebut dalam indeks acuan,
sehingga kinerja reksa dana tersebut akan sama dengan kinerja indeks acuan.
b. Metode sampel perwakilan (representative sampling).
Jika metode yang digunakanan adalah metode sampel perwakilan, maka ETF
tersebut akan menginvestasikan dana kelolaannya dalam beberapa sampel
saham yang memiliki fitur yang sama yang dianggap mewakili indeks acuan
misalnya dalam hal kapitalisasi pasar, bobot dalam industri serta likuiditas.
ETF yang menggunakan metode sampel perwakilan cenderung memiliki
tingkat kesalahan (tracking error) yang lebih besar dibandingkan dengan yang
menggunakan metode replikasi penuh.
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses penerbitan dan perdagangan
ETF di Bursa Efek adalah sebagai berikut :
c. Sponsor
Pihak sponsor berperan dalam memprakarsai rencana penerbitan dan
perdagangan ETF dan mendukung kerja sama di tingkat manajerial dari
berbagai pihak. Sponsor dapat berasal dari Bursa Efek, Manajer Investasi,
44 Bank Investasi dan lembaga pemerintah yang bertanggung jawab dalam
pengembangan pasar modal
d. Penasihat (advisor)
Penasihat berperan dalam memberikan arahan-arahan yang bersifat teknis dan
operasional dalam proses penerbitan ETF. Pihak yang menjadi Advisor
hendaknya berasal dari sebuah institusi keuangan yang bergerak dalam bidang
bank investasi yang terintegrasi (integrated investment bank) yang memiliki
keahlian teknis yang menyeluruh dari berbagai area yang berbeda termasuk
jasa penasihat perbankan (bank advisory), pengelolaan dana (fund
management), perdagangan/market maker saham (trading/market making)
serta operasional/penyelesaian (operations/settlements). Disamping itu pihak
penasihat harus memiliki pengalaman yang aktual dalam penerapan ETF dari
negara-negara lain yang sudah menerapkan ETF.
e. Regulator
Regulator berperan dalam penyusunan peraturan yang berkenaan dengan
pedoman penerbitan ETF (Guidelines on ETF)
f. Bursa Efek (Stock Exchange)
Bursa Efek berperan dalam menyiapkan infrastruktur bagi proses pencatatan,
perdagangan ETF, dan memfasilitasi proses penerbitan (creation) dan
pelunasan (redemption) secara in-kind.
g. Manajer Investasi (Fund Manager)
45 Manajer Investasi berperan dalam pengelolaan dana yang terhimpun dari
penerbitan ETF (manage the fund) dan memfasilitasi proses penerbitan
(creation) dan pelunasan (redemption) secara in-kind.
h. Bank Kustodian (Trustee)
Bank Kustodian mempunyai tugas untuk melindungi kepentingan pemegang
unit penyertaan ETF, mengatur proses penerbitan (creation) dan pelunasan
(redemption) secara in-kind serta memiliki kewajiban pelaporan ETF.
i. Market Maker
Market Maker berperan dalam menyediakan likuiditas perdagangan ETF di
Bursa ETF dengan menyerap apabila terdapat permintaan dan penawaran atas
saham ETF di Bursa Efek serta membantu menjaga keseimbangan antara
harga ETF dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB).
j. Seeding Party
Seeding party berperan menyediakan modal awal atau portofolio efek awal
untuk membentuk ETF.
k. Pihak Lain
Pihak lain yang dimaksud adalah Konsultan Hukum yang bertugas menyusun
draft dokumen hukum (legal draft documents), Akuntan yang ditunjuk sebagai
Auditor ETF, Konsultan Pajak yang bertugas memberikan jasa konsultasi di
bidang perpajakan bagi ETF.
46 3.5. Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Menurut wikipedia.com, Capital Asset Pricing Model (CAPM):
“is used in finance to determine a theoretically appropriate required rate of return of
an asset, if that asset is to be added to an already well-diversified portfolio, given
that asset's non-diversifiable risk. The model takes into account the asset's sensitivity
to non-diversifiable risk (also known as systemic risk or market risk), often
represented by the quantity beta (β) in the financial industry, as well as the expected
return of the market and the expected return of a theoretical risk-free asset.”
Menurut Bodie, Kane, Marcus (2008, p. 293), CAPM:
“is a set of predictions concerning equilibrium expected returns on risky assets.”
Berk, DeMarzo (2007, p. 312) mengungkapkan bahwa CAPM:
“an equilibrium model of the relationship between risk and return that characterizes
a security’s expected return based on its beta with the market portfolio.”
Untuk perspektif sekuritas individual, kita menggunakan Security Market
Line (SML) dan hubungannya dengan expected return dan systematic risk (beta)
untuk menunjukkan bagaimana pasar harus memberi harga sekuritas individual dalam
hubungannya dengan kelas resiko sekuritanya. SML memungkinkan kita menghitung
reward-to-risk ratiountuk semua sekuritas dalam hubungannya dengan pasar
keseluruhan. SML yang dapat dilihat pada Gambar 3.2. di bawah ini menjelaskan
hubungan antara beta dan asset’s expected rate of return.
47 Gambar 3.2. Security Market Line (SML)
Sumber. www.wikipedia.com
Ketika expected rate of return dari sekuritas yang ada digambarkan dengan
koefisien beta, reward-to-risk ratio untuk sekuritas individual di pasar sama dengan
market reward-to-risk ratio, jadi:
Individual security’s / beta
Reward-to-risk ratio
=
Market’s securities (portfolio)
Reward-to-risk ratio
,
Market reward-to-risk ratio adalah market risk premium dan dengan
mengatur persamaan di atas dan memecahkan E(Ri), kita mendapatkan Capital Asset
Pricing Model (CAPM).
48 Dimana:
adalah expected return on the capital asset
adalah risk-free rate of interest
(beta coefficient) adalah sensitivitas dari asset returns to market returns,
atau juga
,
adalah expected return of the market
biasa diketahui sebagai market premium atau risk premium
(perbedaan antara expected market rate of return dan risk-free rate of return).
Catatan 1: expected market rate of return biasanya diukur dengan mencari ratarata aritmatika dari historical returns on a market portfolio (misalnya S&P 500).
Catatan 2: risk free rate of return digunakan untuk menentukan risk premium
biasanya berupa rata-rata aritmatika dari historical risk free rates of return dan
bukan current risk free rate of return.
Asumsi-asumsi dari CAPM bahwa semua investor:
a. Bertujuan untuk memaksimalkan utilitas.
b. Secara rasional risk-averse.
c. Adalah price takers sehingga mereka tidak bisa mempengaruhi harga.
49 d. Dapat meminjam tidak terbatas pada risk free rate of interest.
e. Sekuritas semuanya dapat dibagi-bagi menjadi bagian-bagian kecil.
f. Tidak ada transaksi atau biaya pajak yang diikutkan.
Download