Implementasi Pendekatan Pembelajaran Open Ended terhadap

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Hartono (2009), mengatakan bahwa kreativitas identik
dengan keberbakatan matematika. Ia memaparkan lebih lanjut
bahwa pemecahan masalah dalam matematika merupakan
kemampuan dalam merumuskan permasalahan matematika secara
bebas, bersifat penemuan dan baru. Aktivitas matematika seperti
pemecahan masalah dan pengajuan masalah berhubungan erat
dengan kreativitas yang meliputi kefasihan, keleluasaan dan hal-hal
yang baru, (Silver, 1997). Munandar (1999) kreativitas adalah
kemampuan untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban dari
suatu masalah, dimana penekananya adalah kuantitas,
ketepatgunaan dan keragaman jawaban berdasarkan data atau
informasi yang tersedia.
Krutestski (dalam Park, 2004) mendefinisikan kemampuan
berpikir kreatif matematis sebagai kemampuan menemuakan solusi
masalah matematika secara mudah dan fleksibel. Singh (dalam
Mann, 2005) mengatakan bahwa kreatifitas matematika
digambarkan dari proses sebuah perumusan hipotesis yang
mempengaruhi dalam situasi matematis, menguji hipotesis,
membuat modifikasi-modifikasi serta mengkomunikasikan hasil
akhirnya. Beberapa kemungkinan jawaban dari beberapa ahli dapat
disimpulkan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan untuk
menemukan banyak kemungkinan jawaban yang didapatkan dari
sebuah proses perumusan hipotesis yang bermanfaat untuk proses
memecahkan masalah. Mengetahui bagaimana seseorang memiliki
kepribadian kreatif, harus mengetahui bagaimana dan apa saja ciricirinya.
B. Ciri-Ciri Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Munandar (1999) mengemukakan bahwa ciri-ciri pribadii
yang kreatif antara lain: mempunyai imajinatif; mempunyai prakrasa;
mempunyai minat luas; mempunyai kemandirian dalam berpikir;
melit; senang berpetualang; penuh energi; percaya diri bersedia
mengambil resiko; berani dalam pendirian; dan keyakinan. Agar
kreatifitas dalam diri anak dapat terwujud dibutuhkan dorongan
dalam diri individu (motivasi intrinsik) maupun dorongan dari
lingkungan (motivasi ekstrinsik). Munandar (dalam Mulyana &
Sabandar, 2005) mengatakan bahwa ciri yang berhubungan dengan
kognitif dapat dilihat dari aspek kemampuan berpikir yaitu
5
keterampilan berpikir lancar, keterampilan berpikir luwes,
keterampilan berpikir orisinal, keterampilan elaborasi, dan
keterampilan menilai. Berdasarkan dari beberapa ciri berpikir kreatif
diatas diuraikan sebagai berikut:
1) Ciri-ciri keterampilan kelancaran (fluency)
a) Mencetuskan banyak gagasan dalam pemecahan masalah
b) Memberikan banyak jawaban dalam menjawab suatu
pertanyaan
c) Memberikan banyak cara atau saran dalam melakukan
berbagai hal
d) Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak dari pada
siswa yang lain
2) Ciri-ciri keterampilan berpikir luwes (fleksibel)
a) Menghasilkan gagasan penyelesaian masalah atau jawaban
suatu pertanyaan yang bervariasi.
b) Dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda
c) Menyajikan suatu konsep dengan cara yang berbeda
3) Ciri-ciri keterampilan orisinal (originality)
a) Memberikan gagasan yang baru dalam menyelesaikan
masalah serta jawaban lain dari pemikiran umum dalam
menjawab suatu pertanyaan
b) Membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari
bagian-bagian atau unsur-unsur
4) Ciri-ciri keterampilan memperinci (elaboration)
a) Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain
b) Menambahkan atau memperinci gagasan sehingga
meningkatkan kualitas gagasan tersebut
Pomalato (dalam Mulyana T & Sabandar, 2005)
mengemukakan bahwa selain ciri-ciri kreatif yang berhubungan
dengan kreatif afektif dapat dilihat dari rasa ingin tahu, bersifat
imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, sifat beranii
mengambil resiko, serta sifat menghargai. Setelah mengetahui
bagaimana ciri-ciri seseorang memiliki pribadi kreatif maka
diperlukan alat ukur untuk memastikannya.
C. Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Munandar (1999), potensi kreatif dapat diukur melalui
beberapa pendekatan yaitu: pengukuran langsung; pengukuran tidak
langsung, dengan mengukur unsur-unsur yang menandai ciri
tersebut; pengukuran ciri kepribadian yang berkaitan erat dengan ciri
tersebut; beberapa jenis ukuran non-test; serta menilai produk
kreatif nyata.
6
1)
2)
3)
Tes yang mengukur kreativitas secara langsung
Sejumlah tes kreativitas telah disusun dan digunakn,
diantaranya dari Torrance untukmengukur pemikiran kreatif
(Torrance Test of Creative Thingking (TTCT)) yang mempunyai
bentuk verbal dan bentuk figural. Tes (Circles Test) dari
Torrance. Tes ini pertama kali digunakan di indonesia oleh
Utami Munandar (1997) dalam penelitian disertasinya Creativity
and Education, guna membandingkan ukuran kreativitas verbal
dengan ukuran kraetivitas figu-ral. Tahun 1977 diperkenalkan
tes kreativitas pertama yang khusus dikontruksi untuk
Indonesia, yaitu Tes Kreativitas Verbal oleh Utami Munandar
berdasarkan konstruk Model Struktur Intelek dari Guilford.
Tes yang mengukur unsur-unsur kreativitas
Kreativitas merupakan suatu konstruk yang multidimensional, terdiri dari berbagai dimensi yaitu dimensi kognitif
(berpikir kreatif), dimensi afektif (sikap dan kepribadian), dan
dimensi psikomotor (keterampilan kreatif). Masing-masing
dimensi meliputi kategori, seperti misalnya dimensi kognitif dari
kreativitas-berpikir divergen- mencakup antara lain, kelancaran,
kelenturan dan orisinalitas dalam berpikir, kemampuan untuk
merinci (elaborasi) dan lain-lain.
Beberapa contoh tes yang mengukur orisinalitas ialah:
tes menulis cerita. Tes penggunaan batu bata yang meminta
subjek untuk memikirkan berbagai macam penggunaan yang
tidak lazim untuk batu bata, tes purdue yang biasanya
digunakan dikawasan industri juga meminta subjek untuk
memberi macam-macam gagasan untuk penggunaan bendabenda yang berkaitan dengan industri.
Tes yang mengukur ciri kepribadian yang kreatif
Hasil penelitian menemukan sedikitnya ada 50 ciri
kepribadian yang berkaitan dengan kraetivitas; ciri-ciri ini
disusun atas skala yang dapat mengukur sejauh mana seseorang
memiliki ciri-ciri tersebut. Beberapa tes mengukur ciri-ciri
khusus, diantaranya ialah:
a) Tes Mengajukan Pertanyaan, yang merupakan bagian dari
tes Torrance untuk berpikir kreatif dan dimaksudkan untuk
mengukur kelenturan berpikir.
b) Tes Risk Taking, digunakan untuk menunjukan dampak dari
pengambilan risiko terhadap kreativitas.
c) Tes Figure Perfence dari Barron-Welsh yang menunjukan
perfensi untuk ketidakteraturan, sebagai salah satu ciri
kepribadian kreatif.
7
d)
4)
5)
Tes Sex Role Identity untuk mengukur sejauh mana
seseorang mengidentifikasi diri dengan peran jenis
kelaminya. Alat yang sudah digunakan di Indonesia ialah
Ben Sex Role Inventory.
Pengukuran Potensi Kreatif secara Non-Test
Mengatasi keterbatasan dari tes kertas dan pensil untuk
mengukur kreativitas, dirancang beberapa pendekatan
alternatif:
a) Dafrar periksa (checklist) dan kuesioner
Alat ini disusun berdasarkan penelitian tentang
karakteristik khusus yang dimiliki pribadi kreatif.
b) Daftar Pengalaman
Teknik ini menilai apa yang telah dilakukan
seseorang di masa lalu, beberapa studi menemukan
korelasi yang tinggi antara “laporan diri” dan prestasi
kreatif di masa depan. Format yang paling
sederhanameminta seseorang menulis autobiografi singkat,
yang kemudian dinilai untuk kuantitas dan kualitas perilaku
kreatif.
Pengalaman langsung terhadap kinerja kreatif
Mengamati bagaimana orang bertindak dalam situasi
tertentu, tampaknya merupakan teknik yang paling absah,
tetapi makan waktu dan dapat pula bersifat subjektif. Melalui
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat macammacam alat ukur terhadap kreativitas. Alat ukur tersebut dipilih
berdasarkan tujuan penelitian dan keefektifan dalam proses
peneletian.
D. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Open Ended
Shimada (1997) menyatakan pendekatan pembelajaran yang
menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau
penyelesaian yang benar lebih dari satu, sehingga dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan atau
pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah
dengan berbagai teknik. Open ended selain dapat memberikan
kesempatan kepada siswa juga berperan aktif dan meningkatkan
cara berpikir siswa. Pembelajaran ini menyajikan suatu
permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar
lebih dari satu (Nohda, 2000).
Open ended memberikan keleluasaan pada siswa untuk
berpikir secara aktif dan kreatif dalam melakukan pemecahan
masalah dan sangat menghargai keragaman berpikir yang mungkin
timbul selama proses pemecahan masalahanya (Mina, 2006).
8
Poppy (2003) menyatakan bahwa salah satu alternatif pendekatan
pembelajaran yang lebih berorientasi pada aktivitas serta kreativitas
siswa yaitu pendekatan pembelajaran open ended.
Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran open ended adalah pembelajaran yang membebaskan
siswa memilih cara atau pemecahan terhadap suatu permasalahan
yang mengrucut pada satu jawaban, pembelajaran ini juga berperan
terhadap aktivitas dan kreatifitas siswa. Selain pengertian
pendekatan pembelajaran open ended, agar dapat mengetahui
ketapatan dalam mengimplementasikan pembelajaran ini maka
pengetahuan akan tipe masalah dalam pendekatan pembelajaran ini
diketahui guna mendapatkan hasil dari tujuan penelitian.
E. Tipe atau Jenis Masalah yang Digunakan dalam Pendekatan Pembelajaran
Open Ended
Jenis masalah yang digunakan dalam pembelajaran melalui
pendekatan open ended ini adalah masalah yang bukan rutin dan
bersifat terbuka. Sedangkan dasar keterbukaanya adalah (openness)
dapat diklasifikasikan kedalam tiga tipe (Mahmudi, 2008):
1) Process is open, maksudnya tiap soal yang diberikan punya
banyak cara penyelesaian.
2) End product are open, yaitu hasil terbuka memiliki banyak
jawaban benar.
3) Ways to develop are open, artinya ketika siswa telah
menyelesaikan masalahnya, mereka dapat mengembangkan
masalah baru dengan mengubah kondisi dari masalah asli.
Dengan demikian kondisi ini menyelesaikan masalah dan juga
memunculkan masalah (from problem to problem).
Shimada( 1997) mengklasifikasikan masalah atau soal yang
disajikan, dalam pembelajaran pendekatan open ended, kedalam tiga
jenis, yaitu:
1) Menemukan hubungan (finding relation)
Masalah yang diberikan kepada siswa, menuntut sendiri siswa
untuk mencari aturan-aturan atau hubungan-hubungan dalam
matematika, yang mengacu pada permasalahan yang diberikan.
2) Mengklasifikasi (classifying)
Siswa diminta untuk mengelompokan atau mengklasifikasikan
beberapa karakteristik suatu obyektertentu dengan tepat, hal ini
akan membimbing siswa untuk merumuskan atau menemukan
beberapa konsep matematika dengan sendirinya.
9
3)
Pengukuran (measuring)
Siswa diminta untuk pengukuran numerik dari suatu peristiwa
tertentu. Permasalahan seperti ini, melibatkan beberapa aspek
berpikir matematis siswa.
Mengetahui macam dari tipe atau jenis dari pendekatan
pembelajaran open ended maka pelaksanaan pendekatan
pembelajaran open ended dimulai sebagai langkah kelanjutan dari
proses penelitian. Melihat hal ini maka langkah-langkah dari
pendekatan pembelajaran open ended diperlukan guna kelancaran
ketepatan proses implementasi pembelajaran.
F. Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran Open Ended
Shimada (1997) langkah-langkah pendekatan pembelajaran
matematika dengan pendekatan pembelajaran open ended sebagai
berikut:
1) Pendekatan pembelajaran open ended dimulai dengan
memberikan problem terbuka kepada peserta didik, problem
tersebut diperkirakan mampu diselesaikan peserta didik dengan
banyak cara dan mungkin juga banyak jawaban sehingga
memacu potensi Intelektual dan Pengalaman peserta didik
dalam proses menemukan pengetahuan baru.
2) Peserta didik melakukan beragam aktivitas untuk menjawab
masalah yang diberikan
3) Berikan waktu yang cukup kepada peserta didik untuk
mengeksplorasi masalah.
4) Peserta didik membuat rangkuman dari proses penemuan yang
mereka lakukan.
5) Diskusi kelas mengenai strategi dan pemecahan dari masalah
serta penyimpulan dengan bimbingan guru.
Berbeda dengan Shimada menurut george Polya (dalam
ismail, 2008) langkah-langkah pendekatan pembelajaran open ended
mengacu terhadap 4 tahap pemecahan masalah.
1) Memahami masalah
Pada tahap ini kegiatan pemecahan masalah diarahkan
untuk membantu siswa menetapkan apa yang diketahui pasa
pemecahan masalahan dan apa yang dinyatakan. Beberapa
pertanyaan perlu dimuncal kepada siswa untuk membantunya
dalam memahami masalah ini.
2) Membuat rencana untuk menyelesaikan masalah
Pemecahan masalah tidak akan berhasil tanpa
perencanaan yang baik. Dalam perencanaan pemecahan
masalah yang sesuai untuk menyelesaikan masalah. Dalam
mengidentifikasi strategi-strategi pemecahan masalah ini, hal
10
3)
4)
yang paling penting untuk diperhatikan adalah apakah strategi
tersebut berkaitan permasalahan yang dipecahkan.
Melaksanakan rencana yang dibuat pada langkah kedua
Memahami masalah dan menentukan strategi yang dipakai,
langkah selanjutnya melaksanakan penyelesaian soal sesuai
rencana. Kemampuan siswa memahamai substansi materi dan
keterampilan siswa melakukan perhitungan-perhitungan
matematika akan sangat membantu siswa melaksanakan tahap
ini.
Memeriksa ulang jawaban yang diperoleh
Langkah memeriksa ulang jawaban yang diperoleh merupakan
langkah akhir dari pendekatan pemecahan maslah matematika
(Hudojo, 1998). Langkah ini penting dilakukan untuk mengecek
apakah hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan ketentuan dan
tindak terjadi kontradiksi dengan yang ditanya. Ada empat
langkah penting yang dapat dijadikan pedoman untuk dalam
melaksanakan langkah ini, yaitu:
a) Mencocokan hasil yang diperoleh dengan hal yang
ditanyakan.
b) Menginterpretasikan jawaban yang diperoleh
c) Mengidentifikasi adakah cara lain untuk mendapatkan
penyelesaian masalah
d) Mengidentifikasi adakah jawaban atau hasil lain yang
memeneuhi.
Langkah-langkah di atas merupakan panduan dalam
melaksanakan pembelajaran open ended. Penelitian ini
memusatkan implementasi pendekatan pembelajaran open
ended pada mata pelajaran matematika, sehingga diperlukan
adanya gambaran penerapan pendekatan pembelajaran open
ended dalam pembelajaran matematika.
G. Implementasi Pendekatan Pembelajaran Open Ended dalam
Pembelajaran Matematika
Shimada (1997) penerapan pembelajaran matematika
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran open ended
adalah sebagai berikut:
1) Pembukaan
2) Guru memberitahukan materi yang diajarakan
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4) Memberi open ended problem pada siswa
5) menjawab masalah yang diberikan
6) Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk
memahami masalah
11
7)
Siswa membuat rangkuman dari proses penemuan yang
mereka lakukan.
8) Diskusi kelas mengenai strategi dan pemecahan dari
masalah serta menyimpulkan dengan bimbingan guru.
9) Penutup
Unsur-unsur
dalam
implementasi
pendekatan
pembelajaran open ended adalah open ended problem dan
proses peserta didik menemukan pemecahan masalah atau
jawaban dari masalah terbuka tersebut:
1) Masalah terbuka
a) Masalah yang diberikan pada seorang peserta didik
harus dapat dimengerti oleh peserta didik tersebut,
namun pertanyaan tersebut harus merupakan
tantangan baginya untuk menjawabnya.
b) Masalah tersebut tidak dapat dijawab dengan
prosedur rutin yang telah diketahui peserta didik.
Karena itu faktor waktu untuk menyelesaikan masalah
janganlah dipandang sebagai hal yang esensial
(Hudojo, 1998).
2) Proses menemukan jawaban
Dalam proses menemukan jawaban dari suatu
masalah terbuka perlu diperhatikan penekanan
konstruktivisme. Penekanan ini siswa kan terbagun sendiri
melalui proses pemecahan masalah yang dikerjakan.
Menurut paham konstruktivisme peranan guru bukan
pemberi jawaban akhir atas pertanyaan, melainkan
mengarahkan mereka untuk membentuk pengetahuan
matematika sehingga diperoleh struktur matematika
(Ismail, 2008).
H. Penelitian Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Katminingsih (2010) di sekolah dasar
bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran open ended
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa SD pokok bahasan pecahan.
Penelitian ini mempunyai desain penelitian eksperimen dengan
mempunyai satu kelas kontrol yang terdiri dar dan satu kelas eksperimen,
sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas V SDN Kerep
yang berjumlah 70 siswa. Hasil penelitian menggunakan uji normalitas dan
uji homogenitas. Hasil analisis data diperoleh thitung>ttabel, yaitu 2,61>2,06 (t
berada pada daerah kritis) H0 ditolak, berarti penggunaan modell
pembelajaran Open Ended berpengaruh terhadap hasil belajar siswa SD
pada pokok bahasan pecahan.
12
Hardi (2008) melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui sejauhmana pengaruh penggunaan metode pembelajaran
open ended dengan metode konvensional terhadap prestasi belajar
matematika; mengetahui sejauh mana pengaruh motivasi terhadap
prestasi belajar; mengetahui pengaruh interaksi penggunaan metode
pembelajaran open ended dan motivasi siswa terhadap prestasi belajar.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas I SMK Kelompok
Teknologi Industri Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2004/2005 yang
berjumlah 14 sekolah. Sampel diambil dari populasi selanjutnya
dikelompokan menjadi kelompok tinggi, sedang, dan rendah kemudian dari
kelompok sedang diambil secara acak 3 sekolah yang kemudian menjadi
kelompok eksperimen, kontrol, dan Try Out. Berdasarkan hasil analisis data
terdapat pengaruh positif metode pembelajaran pendekatan open ended
terhadap prestasi belajar; ada pengaruh positif motivasi belajar siswa
terhadap prestasi belajar matematika topik sistem persamaan linear; tidak
ada pengaruh positif interaksi metode pembelajaran pendekatan Open
Ended dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika.
penelitian (Permanasari dkk, 2013) dalam jurnal yang berjudul
Efektivitas Pembelajaran Open Ended terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Siswa pada Materi Trigonometri ditinjau dari Kreativitas
Belajar Matematika Siswa didapatkan hasil bahwa pembelajaran
matematika dengan pendekatan pembelajaran open ended menghasilkan
kemampuan berpikir matematis yang lebih baik dari pada pendekatan
konvensional.
Tujuan dari penelitian Susilawati (2012) adalah untuk mengetahuii
ada tidaknya perbedaan kemampuan pemahaman matematis siswa yang
pembelajarannya menggunakan Pendekatan open-ended dengan yang
menggunakan Pendekatan biasa. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode eksperimen dengan pengambilan dua sapel secara acak,
kelas yang satu mendapat pembelajarannya dengan Pendekatan openended sebagai kelas eksperimen dan kelas yang satunya lagi mendapatkan
pembelajarannya dengan menggunakan Pendekatan biasa sebagai kelas
kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 4
Cibeber, sedangkan sampelnya diambil secara acak dimana kelas yang
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas 8A sebagai kelas
eksperimen dan kelas 8D sebagai kelas kontrol. Berdasarkan hasil
penelitian dan pengolahan data, disimpulkan tidak terdapat pebedaan hasil
belajar siswa antara kelas yang menggunakan Pendekatan open-ended
dengan yang menggunakan Pendekatan biasa. Hasil pengolahan uji gain
dapat dilihat bahwa pemahaman matematis siswa dengan pendekatan
open ended lebih baik yaitu mencapai 0,39 dibanding dengan
menggunakan pendekatan biasa yang hanya mencapai 0,34.
13
I.
Kerangka Berpikir
Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil wawancara bersama guru
mata pelajaran matematika Hj. Sri Mulyani, S.Pd mengatakan bahwa
masalah kreativitas siswa yang rendah dalam proses menyelesaikan soal
matematika, keadaan dimana siswa diberikan kesempatan untuk
menggunakan cara yang berbeda oleh guru, namun siswa tetap
menggunakan cara yang diberikan oleh guru ketika menyampaikan
pembelajaran serta dalam menyelesaikan permasalahan matematika.
Melihat realita yang ada maka diberlakukan pretest yang bertujuan
mengukur tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang dilihat
sebelum implementasi pendekatan pembelajaran open ended. Hasil yang
ditunjukan pretest menyebutkan mayoritas siswa memiliki kemampuan
berpikir kreatif matematis rendah maka dipilih pendekatan pembelajaran
open ended yang bertujuan menyajikan suatu permasalahan yang memiliki
metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu, oleh karena definisi
tersebut maka pendekatan pembelajaran open ended cocok dijadikan
solusi dari kurangnya kreativitas siswa.
Pendekatan pembelajaran open ended yang terlaksana kemudian
dilanjutkan dengan pemberian posttest yang berisi soal uji kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa dengan bobot yang sama dengan pretest,
dengan maksud meninjau hasil atau dampak implementasi pendekatan
pembelajaran open ended terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa. Evaluasi dari serangkaian kegiatan penelitian didapatkan hasil bahwa
implementasi pendekatan pembelajaran open ended berpengaruh baik
terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
Kemampuan Berpikir
Pemberian Pretest
Kreatif matematis
(tes awal sebelum
Siswa Rendah
diberi perlakuan)
Pemberian Posttest
Implementasi Pendekatan
(tes akhir sesudah
Pembelajaran Open
diberi perlakuan)
Ended
Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
14
15
Download