Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 LAPORAN PENELITIAN Daya Hambat Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana, Mill.) Terhadap Pertumbuhan Enterococcus faecalis (The Inhibition Effect of Avocado Leaves Extract (Persea americana, Mill.)to the Growth of Enterococcus faecalis) Felina Lucia Charyadie, Soegijanto Adi*, Rima Parwati Sari** *Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah **Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya ABSTRACT Background: Root canal treatment is the most common method to perserve a tooth from infection of the root canal mixed bacteria. Enterococcus faecalis is one of the bacteria that often causes failure of the root canal treatment. Persea americana leaves extract has antibacterial activities because of containing active compounds such as alkaloid, flavonoid, saponin, and tanin that may cause inhibit the growth of certain bacteria. Based on previous study Persea americana leaves extract proven to be able inhibit the growth of Staphylococcus aureus and Streptococcus mutans which are the same type with Enterococcus faecalis. Purpose: The aim of this study was to examine the inhibition effect of Persea americana leaves extract in concentrations of 25%, 50%, and 100% to the growth of Enterococcus faecalis bacteria. Methods: This study was using diffusion method in BHI gelatin, and incubated anaerobically at 37°C for 48 hours. Result: The mean of the inhibition effect of Persea americana leaves extract in one of each concentrations, 25%, 50%, and 100% are 8.99 mm, 10.73 mm, and 11.8 2mm, while the positive control group (ChKM) is 10.53 mm. Data were analyzed with ANOVA (one way) test and the result showed that there are significant differences (p<0.05) between all groups. LSD test showed that there are significant differences in all groups except the ChKM group and the 50% group. Conclusion: Persea americana leaves extracts having inhibition effect to the growth of Enterococcus faecalis bacteria. Keywords: Root canal treatment, Enterococcus faecalis bacteria, Persea americana leaves extract. Correspondence: Soegijanto Adi, Department of Conservation, Faculty of Dentistry, Hang Tuah University, Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Phone 0816511661 1 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 ABSTRAK Latar Belakang:Perawatan saluran akar adalah salah satu perawatan yang biasanyadilakukan untuk mempertahankan gigi yang telah terinfeksi oleh bakteri mixed pada saluran akar. Enterococcus faecalis adalah salah satu bakteri yang sering menyebabkan terjadinya kegagalan perawatan saluran akar. Ekstrak daun alpukat telah diketahui memiliki aktivitas antibakteri karena mengandung senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri. Berdasarkan penelitian sebelumnya ekstrak daun alpukat terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans yang merupakan golongan bakteri yang sama dengan bakteri Enterococcus faecalis. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat ada tidaknya daya hambat ekstrak daun alpukat dalam konsentrasi 25%, 50%, dan 100% terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis. Metode: Penelitian dilakukan dengan metode difusi pada media BHI agar dan diinkubasi secara anaerob pada 37°C selama 48 jam. Hasil:Hasil perhitungan rerata diameter zona hambat ekstrak daun alpukat dalam konsentrasi 25%, 50%, dan 100% masing-masing sebesar 8.99 mm, 10.73 mm, dan 11.82 mm, sedangkan pada kelompok kontrol positif (ChKM) sebesar 10.53 mm. Data kemudian dianalisis dengan uji ANOVA (one way) dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada seluruh kelompok karena nilai (p<0.05). Hasil uji LSD menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada seluruh antar kelompok kecuali kelompok ChKM dengan kelompok perlakuan konsentrasi 50% karena nilai (p>0.05). Kesimpulan:Ekstrak daun alpukat terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis Kata Kunci: Perawatan saluran akar, Bakteri Enterococcus faecalis, Ekstrak daun alpukat Korespondensi: Soegijanto Adi, Bagian Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah, Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Telp 0816511661 penetrasi PENDAHULUAN Perawatan saluran akar dentin, bakteri maka melalui tindakan tubulus preparasi merupakan prosedur perawatan yang saluran akar yang disertai irigasi bermaksud mempertahankan gigi dan kurang kenyamanannya agar dapat diterima membebaskan saluran akar dari bakteri secara dengan baik, sehingga perlu dilakukan biologik oleh jaringan sekitarnya. Kemampuan bakteri untuk cukup untuk dapat pemberian obat-obatan saluran akar.2 tetap bertahan di dalam saluran akar, Diantara berbagai jenis bakteri memegang peranan penting terhadap yang terdapat pada saluran akar, timbulnya bakteri kegagalan perawatan saluran akar.1 cukup faecalis merupakan bakteri yang umumnya Mengingat anatomi ruang pulpa yang Enterococcus rumit serta jauhnya ditemukan pada perawatan saluran akar yang gagal. Hal ini dibuktikan 2 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 dari beberapa hasil penelitian yang beberapa antibiotik. Beberapa obat- dilakukan dengan metode kultur dan obatan saluran akar selain relatif mahal metode polymerase chain reaction juga (PCR), prevalensi keberadaan bakteri kelemahan/keburukan, Enterococcus faecalis pada perawatan golongan obat non spesifik yaitu saluran akar yang gagal semakin Chlorophenol meningkat dari tahun 1964 – 2004 (ChKM) yang bersifat toksik, dapat sebesar 24% hingga 77%.3 memiliki beberapa contohnya Kamfer menyebabkan iritasi Menthol dan nekrosis Enterococcus faecalis memiliki faktor- jaringan lunak, berbau menyengat, faktor rasanya virulen seperti aggregation substance (AS), surface adhesion, sex tidak enak, serta dapat 5 menimbulkan reaksi alergi. pheromones, lipoteichoic acid (LTA), Saat ini banyak dikembangkan extracellular superoxide production penggunaan (ESP), gelatinase, hyalurodinase, AS- alternatif, mengingat sifat resistensi 48, dan cytolysin. Faktor-faktor inilah bakteri yang Enterococcus beberapa kelemahan dari obat-obatan faecalis dapat bertahan hidup di dalam saluran akar terdahulu. Salah satu saluran akar sebagai organisme tunggal tanaman yang dapat dimanfaatkan dan adalah menyebabkan resisten antimikrobial terhadap obat-obat sehingga sulit dieliminasi dari saluran akar secara 4 sempurna. tanaman Enterococcus tanaman sebagai faecalis alpukat dan (Persea americana mill.). Ekstrak daun alpukat diketahui memiliki kandungan senyawa aktif seperti alkaloid, saponin, Pemberian obat-obatan saluran dan flavonoid yang mampu akar digunakan dengan tujuan untuk menghambat pertumbuhan beberapa mengeliminasi bakteri yang tidak dapat bakteri. Beberapa diantaranya adalah dihilangkan dengan proses chemo- bakteri Staphylococcus aureus dan mechanical Streptococcus seperti bakteri 2 Berdasarkan penelitian sebelumnya ekstrak daun sifat kimianya, obat-obatan saluran alpukat 50% dan 100% terbukti cukup akar dibagi menjadi golongan obat non efektif spesifik dan golongan obat spesifik pertumbuhan yaitu dapat berupa satu atau kombinasi mutans.Selain Enterococcus faecalis. mutans. dapat bakteri sebagai Berdasarkan menghambat Streptococcus antibakteri, 3 Vol 8 No. 1 Februari 2014 kelebihan lain ISSN : 1907-5987 senyawa flavonoid MATERI DAN METODE dalam daun alpukat juga dapat bersifat Jenis penelitian ini adalah sebagai antioksidan, analgesik, dan penelitian eksperimental laboratoris in antiinflamasi vitro dan rancangan penelitian the post sehingga dapat mengurangi kerusakan jaringan pulpa, test rasa Parameter penelitian ini adalah zona sakit, dan keradangan pada penyakit pulpa dan periapikal. 6 only control group design. jernih yang dihasilkan oleh bahan uji. Bakteri Staphylococcus aureus Kelompok sampel penelitian ini dan Streptococcus mutans merupakan menggunakan 3 kelompok perlakuan golongan bakteri yang sama dengan (ekstrak daun alpukat 25%, 50%, dan Enterococcus faecalis yaitu bakteri 100%) gram (kontrol positif menggunakan ChKM positif anaerob fakultatif. dan kelompok dan alpukat seharusnya dapat dijadikan aquades steril). Pembagian kelompok sebagai suatu alternatif bahan alami ini bertujuan untuk mengetahui adanya yang dapat dikembangkan sebagai obat perbedaan sterilisasi saluran akar. Selain bahan berbagai konsentrasi. Sampel dalam uji dengan konsentrasi 50% dan 100%, penelitian penelitian ini juga menguji konsentrasi Enterococcus yang 25%. disetarakan dengan larutan Mc Farland Diharapkan konsentrasi yang lebih 0,5. Besar sampel yang digunakan kecil juga memiliki daya antibakteri untuk tiap kelompok sebanyak 6 pada sampel, sehingga total sampel yang kecil yaitu pertumbuhan bakteri negatif kontrol Berdasarkan hal tersebut ekstrak daun lebih kontrol 2 daya menggunakan hambat ini dalam adalah biakan faecalis yang Enterococcus faecalis sehingga dapat digunakan mengurangi efek sitotoksisitasnya. Penelitian dilakukan di Laboratorium Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang daya hambat ekstrak daun alpukat (Persea americana, Mill.) adalah Mikrobiologi 30 Fakultas sampel. Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah. Alat yang digunakan adalah terhadap blender, timbangan digital, water bath, pertumbuhan Enterococcus faecalis rotary evaporator vakum, penyaring dalam berbagai konsentrasi. Buchner, tabung reaksi dan rak, autoclave, erlenmeyer dan pengaduk 4 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 kaca, kertas saring berbentuk lingkaran 100% didapat dari 2 gr ekstrak pekat diameter dan 2 ml aquades steril. Untuk 5 mm, beaker glass, inkubator, petridish, spuit, burner, konsentrasi osse, mikropipet, vortex, anaerobic pengenceran dengan mengambil 1 mg jar, lidi kapas steril, digital calipers ekstrak konsentrasi 100% dan 1 ml krisbow dengan ketelitian 0.01 mm, aquades steril. Selanjutnya konsentrasi dan syringe mikroporus membrane 25% didapat dari 1 mg ekstrak diameter yang konsentrasi 50% dan 1 ml aquades bakteri steril. Ekstrak daun alpukat yang akan Enterococcus faecalis, ekstrak daun diuji terlebih dahulu disterilkan dengan alpukat, ChKM, aquades steril, etanol syringe 96%, media Brain Heart Infusion diameter 0,2 µm untuk mencegah (BHI) kontaminasi. 0,2 µm. diperlukan Bahan adalah agar, media Brain Heart Infusion (BHI) cair, dan larutan standar Mc Farland 0,5. 50% mikroporus Penelitian dilakukan membrane dilakukan dengan metode difusi pada media BHI agar. Ekstrak daun alpukat dibuat dari Pada kelompok perlakuan, kertas serbuk daun alpukat yang ditambahkan saring berbentuk lingkaran berdiameter pelarut etanol 96% dan digoyang 5 mm dicelupkan dalam ekstrak daun dengan alpukat selama 10 detik. Kertas saring menggunakan water bath dengan kecepatan 120 rpm selama 1 untuk jam. Serbuk daun alpukat kemudian dicelupkan dalam ChKM dan untuk dimaserasi selama 24 jam pada suhu kelompok kontrol negatif dicelupkan kamar, lalu difiltrasi dengan penyaring dalam aquades steril. Kertas saring Buchner, dan dilakukan maserasi ulang diletakkan pada tiap zona media BHI terhadap residu selama 24 jam. Proses agar dengan menggunakan pinset steril ini dilakukan hingga 3 kali sehingga dan agak ditekan-tekan, kemudian didapatkan 3 filtrat. Ketiga filtrat petridish tersebut dan anaerobic jar dan diinkubasi selama 2 vakum x 24 jam dengan suhu 37˚C. Zona evaporator dengan suhu 50˚C sampai hambat yang dihasilkan berupa zona didapatkan ekstrak pekat. Pembuatan jernih (clear zone) disekitar kertas Ekstrak saring dan diukur menggunakan digital kemudian dipekatkan dengan daun dicampur rotary alpukat konsentrasi kelompok kontrol dimasukkan ke positif dalam 5 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 calipers (dalam satuan mm). Zona Tabel 1. Hasil Rerata Zona Hambat jernih diukur pada bidang horizontal, vertikal, dan diagonal lalu dibagi 3 sehingga didapatkan rerata (mean) diameter zona hambat. Besar diameter zona jernih yang dihasilkan menunjukkan adanya daya hambat Berdasarkan data hasil penelitian (Tabel 1) menunjukkan bahwa terdapat daya hambat ekstrak daun alpukat dengankonsentrasi 25%, 50%, dan ekstrak daun alpukat. Data dianalisis dengan uji statistik Shapiro Wilk untuk melihat apakah data yang didapat berdistribusi normal. Dilanjutkan dengan uji statistik Levene Test untuk mengetahui apakah data yang didapat homogen variansnya. Data kemudian dilakukan uji statistik Oneway Anova (ANOVA) untuk melihat perbedaan antar kelompok dan selanjutnya dilakukan uji Least Significant Difference (LSD) untukmengetahui 100% terhadap pertumbuhanEnterococcus faecalis. Daya hambat terkecil dihasilkan oleh ekstrak daun alpukat konsentrasi 25% sebesar 8.99 mm, dan daya hambat terbesar dihasilkan oleh ekstrak daun alpukat konsentrasi 100% sebesar 11.82 mm. Terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun alpukat maka daya hambat yang dihasilkan juga semakin besar (Gambar 1). perbedaan kemaknaan diantara setiap kelompok. HASIL Hasil perhitungan penelitian rerata berupa diameter dan standar deviasi zona hambat ekstrak daun alpukat terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis. Gambar 1. Grafik Hasil Rerata Zona Hambat 6 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 Tabel 2.Hasil Uji ANOVA menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna karena nilai p>0.05, hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan rerata daya hambat yang dihasilkan (*) adalah terdapat perbedaan bermakna kelompok ChKM (10.53 mm) dan Hasil uji ANOVA (tabel 2) ekstrak daun alpukat 50% (10.73 mm) menunjukkan terdapat perbedaan yang memiliki bermakna signifikan. pada masing-masing perbedaan yang tidak kelompok karena nilai p<0.05, maka disimpulkan alpukat pertumbuhan bahwa ekstrak dapat daun menghambat bakteri Enterococcus faecalis dan perlu dilanjutkan dengan PEMBAHASAN Daun alpukat menurut penelitian sebelumnya mengenai analisis fitokimia beberapa tumbuhan obat menunjukkan bahwa daun alpukat uji LSD. memiliki kandungan senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid, saponin, Tabel 3.Hasil Uji LSD dan tanin.9 Senyawa-senyawa ini dapat bekerja sebagai senyawa aktif antibakteri. Alkaloid akan berikatan dengan menunjukkan uji LSD adanya (tabel sel sehingga menimbulkan perubahankeseimbangan (*) adalah terdapat perbedaan bermakna Hasil DNA genetik pada rantai DNA.10 Flavonoid 3) perbedaan bersifat lipofilik, bekerja dengan membentuk ikatan kompleks dengan bermakna antara ekstrak daun alpukat protein ekstraseluler 25% terhadap ekstrak daun alpukat senyawa 50% dan 100%, ekstrak daun alpukat mengikat dan mengendapkan protein.11 50% terhadap ekstrak daun alpukat Saponin memiliki ujung hidrofobik 100%, dan ChKM terhadap ekstrak yang akan berikatan pada protein daun alpukat 25% dan 100%. ChKM membran sel melalui ikatan gugus dengan ekstrak daun alpukat 50% polar, sedangkan gugus non polar tanin serta bekerja adanya dengan saponin akan berikatan dengan lemak 7 Vol 8 No. 1 Februari 2014 sel.12 membran ISSN : 1907-5987 Akan tetapi, dimungkinkan karena viskositasnya pemeriksaan skrining fitokimia hanya yang kental sehingga aliran (flow) sebatas atau bahan uji lebih lambat. Selain itu, bisa tidaknya senyawa aktif dalam suatu juga dikarenakan ChKM memiliki bahan uji. Pemeriksaan tersebut tidak daya larut dalam air yang rendah, daya dapat dari alir yang tinggi, difusi yang lambat senyawa aktif yang terkandung di pada media agar, dan sifat penguapan, dalamnya. Untuk memeriksa kadar oleh karena itu pada penelitian in vitro dari senyawa-senyawa aktif tersebut tampak daya hambat yang dihasilkan perlu dilakukan pengujian dengan ChKM teknik tertentu dan peralatan yang penelitian lebih metode mengindikasikan (KLT). merupakan bahan yang sangat efektif membuktikan menunjukkan canggih, kromatografi ada kadar misalnya lapis tipis Beberapa metode lain yang dapat dilakukan diantaranya secara fisika, pemeriksaan pemeriksaan organoleptis, kromatografi dan pemeriksaan spektofotometri.9 daun alpukat 100% Sebaliknya pada metode dilusi, dengan bahwa ChKM sebagai antiseptik.8 Enterococcus faecalis adalah bakteri yang memilki kemampuan resisten hampir pada semua obat antiseptik. Daya hambat yang dihasilkan ekstrak terbatas. Bakteri ini memiliki kemampuan resistensi intrinsik dan resistensi yang didapat (acquired). menghasilkan daya hambat terbesar Resistensi bahkan bila dibandingkan dengan daya karakteristik hambat kelompok ChKM. Hal ini bisa hampir atau semua strain spesies yang jadi disebabkan karena pengaruh dari mana gen untuk resistensi intrinsik kadar kandungan senyawa aktif dan tersebut dari kepekatan bahan uji. Kepekatan sedangkan resistensi yang didapat bahan uji bisa mempengaruhi berat (acquired) molekulnya yang menjadi lebih besar didapat karena mutasi DNA atau sehingga viskositasnya lebih adanya kental.7Pada ekstrak alpukat melalui daun intrinsik adalah suatu pada terdapat pada dibawa adalah dalam resistensi pembentukan transfer kromoson, yang DNA baru plasmid dan 100% memiliki efek antibakteri yang transposon. Gen resisten pada bakteri lebih ini disimpan di plasmid sehingga dapat lama dibandingkanChKM, 8 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ditransfer ISSN : 1907-5987 saja.13 kapan Dengan 2. Cleaning and Shaping. In: Walton RE, resistensi inilah bakteri Enterococcus Torabinejad M. Endodontics principles and faecalis dapat resisten terhadap banyak obat termasuk diasumsikan ChKM, bahwa practice, 4th ed. India: Thomson Press.p. maka bakteri Johnson WT dan Noblet WC. 2009. 258-83. 3. Stuart CH, Schwartz SA, Beeson TJ, Owatz CB. 2006. Enterococcus faecalis: Its role in Enterococcus faecalis juga memiliki root canal treatment failure and current kemungkinan resisten terhadap ekstrak concepts in retreatment.JOE, 32(2): 93-8. daun alpukat karena mekanisme kerja 4. Suchitra U dan Kundabala M. 2006. yang sama berdasarkan kandungan Enterococcus fenol yang terkandung didalamnya. pathogen. medIND journals.p.11-3. Disimpulkan ekstrak daun alpukat 5. An Endodontic Fouad AF. 2009. Endodontic Microbiology. USA: Wiley-Blackwell.p. 249. dapat digunakan sebagai alternatif obat sterilisasi saluran akar namun belum faecalis: 6. Fauzia dan Larasati A. 2008. Uji Efek Ekstrak Air dari Daun Avokad (Persea bisa mengatasi resistensi Enterococcus gratissima) terhadap Streptococcus Mutans faecalis. dari Saliva dengan Kromatografi Lapisan Tipis (TLC) dan Konsentrasi Hambat Minimum (MIC). Majalah Kedokteran SIMPULAN Hasil Nusantara,41(3):173-8. penelitian disimpulkan bahwa ini ekstrak alpukat(Persea Mill.)konsentrasi 100% dapat 7. daun Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2008. americana, 25%, mempunyai 50%, daya Kumpulan Fakultas dan hambat Staf Pengajar Departemen Farmakologi Kuliah Kedokteran Farmakologi. Sriwijaya, Ed.2., Jakarta: EGC.h.163-4. 8. Athanassiadis B, Abbott PV, Walsh LJ. terhadap pertumbuhan Enterococcus 2007. The use of calcium hydroxide, faecalis. antibiotics and biocides as antimicrobial medicaments in endodontics. AustralianDental Journal Supplement,52: DAFTAR PUSTAKA S82-S64. 1. Cogulu D, Uzel A,Oncag O, Aksoy SC, fromhttp://espace.library.uq.edu.au/eserv.ph Eronat C. 2007. Detection of Enterococcus p?pid=UQ:13789&dsID=Antimicrobial_me faecalis in necrotic teeth root canals by dicaments_in_endodontics.pdf culture and polymerase chain reaction Jan 12, 2013. methods. European Journal of Denstistry,1: 216-21. 9. Sangi, dkk. Available 2008. Analisis Accessed Fitokimia Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa Utara. Chem. Prog,1(1):53-47. 9 Vol 8 No. 1 Februari 2014 10. ISSN : 1907-5987 Rinawati ND. 2011. Daya Antibakteri 12. IS dan Nurhayati L. 2006. Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete L.) Bioaktivitas Ulva reticulate Forsskal. Asal terhadap Gili Bakteri Vibrio alginolyticus. Universitas Institut Teknologi Sepuluh Nopember. h.8-7. 11. Noer Kondo Lombok Timur terhadap Bakteri. Jurnal Biotika, 5(1): 60-45. 13. Marsa RD. 2010. Efek Antibakteri Ekstrak Katja DG, Suryanto E, Wehantouw F. Lerak 2009. Enterococcus faecalis (Penelitian In Vitro). Potensi Daun Americana Mill.) Alpukat (Persea Sebagai Sumber Antioksidan Alami. Chem. Prog, 2(1): 64- Skripsi, dalam Pelarut Universitas Etanol Sumatera terhadap Utara, Medan.h. 21-4, 41-3. 58. 10 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 LAPORAN PENELITIAN Daya Hambat Ekstrak Daun Mangrove (Avicennia marina)Terhadap Pertumbuhan Bakteri Mixed periodontopatogen (The Inhibition Effect of Avicennia marina Mangrove Leaves Extract to The Growthof Mixed periodontopathogen bacteria) Adrianus Bagus Krisnata, Yoifah Rizka*, Dian Mulawarmanti** *Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya **Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya ABSTRACT Background: Periodontitis is a periodontal tissue disease in which one of main factors is caused by bacteria periodontopathogen. Some antibiotics had been used to eliminate the mixed periodontopathogen on periodontitis and antibiotic resistance has increased rapidly during the last decade. Avicennia marina is one of mangrove species which has potent as a source of antibacterial compound, such as flavonoid, alkaloid, terpenoid, tannin, and saponin.Purposes: The aim of this research was to study the inhibitory effect of mangrove leaves (Avicennia marina) on the growth of mixed periodontopathogen. Methods: Mangrove leaves was extracts with ethanol 96%. The antibacterial effect of Avicennia marina extract to the growth of mixed periodontopathogen that were tested by diffusion methods on Brain Heart Infusion (BHI) medium with 3 concentration 750 g/ml, 1500 g/ml and 3000 g/ml, each consisted of 6 samples. The Inhibition effect were examined by measuring the clear zone surrounding diffusion disc with a digital calipers , stated in millimeters. Results : Data were analized with ANOVA (one way) test and result showed the significant different (p < 0,05) between all groups and it was found that there is inhibition growth power of mixed periodontopathogen bacterial by leaves extract of Avicennia marina with concentration 750 g/ml (6,8067 ± 0,03386), 1500 g/ml (6,9067 ± 0,03266), 3000 g/ml (7,2167 ± 0,02582), DMSO 1% (6 ± 0,0000) and minosiklin 0,1% (48,835 ± 0,4764).Conclusions: Leaves extract of Avicennia marina could inhibit the growth of mixed periodontopathogen bacteria. Keywords: Avicennia marina, antibacterial, periodontal disease,mixed periodontopathogen, inhibitory effect. Correspondence: Yoifah Rizka, Department of Periodontology, Faculty of Dentistry, Hang Tuah University, Arief Rahman Hakim 150, Sukolilo, Surabaya, Phone 0315945964,5945894, Fax. 5946261, Email :[email protected] 11 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 ABSTRAK Latar Belakang: Periodontitis merupakan sebuah penyakit periodontal dimana faktor utamanya adalah bakteri periodontopatogen. Antibiotik telah digunakan untuk membunuh bakteri mixed periodontopathogen pada periodontitis dan resistensi antibiotik meningkat pesat dalam decade terakhir. Kandungan antibakteri dari alam mempunyai keunggulan sebagai obat alternatif.Avicennia marina adalah salah satu jenis mangrove yang mempunyai kandungan anti bakteri seperti flavonoid, alkaloid, terpenoid, tannin, dan saponin.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek daya hambat ekstrak daun mangrove (Avicennia marina) terhadap pertumbuhan bakteri mixed periodontopathogen dengan berbagai konsentrasi. Metode: Daun mangrove diekstrak dengan etanol 96%. Efek antibakteri dari ekstrak Avicennia marina terhadap bakteri mixed periodontopathogen diuji dengan menggunakan metode difusi pada media Brain Heart Infusion (BHI) dengan 3 konsentrasi 750 µg/ml, 1500 µg/ml and 3000 µg/ml dimana tiap kelompok terdiri dari 6 sampel. Efek daya hambat diteliti dengan mengukur daerah jernih pada disk menggunakan kaliper digital satuan millimeter.Hasil: Data dianalisa dengan uji one way ANOVA dan hasilnya menunjukkan perbedaan signifikan (p < 0,05) antara semua kelompok dan terdapat daya hambat pertumbuhan bakteri mixed periodontopatogen oleh ekstrak daun mangrove (Avicennia marina) dengan konsentrasi 750µg/ml(6,8067 ± 0,03386), 1500 µg/ml(6,9067 ± 0,03266), 3000 µg/ml(7,2167 ± 0,02582), DMSO 1% (6 ± 0,0000) dan minosiklin 0,1% (48,835 ± 0,4764). Simpulan: Ekstrak daun mangrove (Avicennia marina) dapat menghambat pertumbuhan bakteri mixed periodontopatogen. Kata kunci: Avicennia marina, antibakteri, penyakit periodontal, Mixed periodontopathogen, daya hambat. Korespondensi: Yoifah Rizka, Bagian Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi,Universitas Hang Tuah, Jl. Arief Rahman Hakim 150, Sukolilo, Surabaya, Telp 031-5945964,5945894, Fax. 5946261, Email :[email protected] mucronata, PENDAHULUAN Indonesia memiliki mangrove Sonneratia caseolari.3 Tumbuhan mangrove jenis Avicennia yang terluas di dunia dan keragaman marina paling banyak ditemukan hayati yang terbesar serta strukturnya karena memiliki batas toleran yang yang bervariasi.1 Mangrove Indonesia cukup tinggi terhadap perairan dengan Center tahun 2006 memperlihatkan kondisi yang ekstrim salinitas yang luas hutan mangrove di Indonesia tinggi, kondisi berlumpur, mampu mencapai 25% dari total 18 juta tumbuh dengan baik pada salinitas hektare mangrove di dunia.2 yang mendekati air tawar sampai di dengan 90%.4 Ekstrak daun mangrove Indonesia jenisnya bermacam-macam, Avicennia marina banyak ditemukan tetapi senyawa-senyawa Tumbuhan hanya Avicenniamarina, mangrove didominasi oleh Rhizophora aktif meliputi flavonoid, alkaloid, terpenoid, tannin, 12 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 dan saponin daripada kulit, batang, Penyakit periodontal pada getah, akar dan buah.5Ekstrak daun umumnya dibagi menjadi dua macam mangrove yaitu gingivitis jika mengenai jaringan mampu aktivitas menunjukkan antimikrobanya terhadap gingiva dan periodontitis jika bakteri gram negatif, gram positif dan mengenai jaringan periodontal lebih jamur meliputi Staphylococcusaureus, luas Staphylococcus sementum, epidermides, yaitu ligamen dan peridontal, tulang alveolar.11 Escherichia coli, Bacillus subtilis, Bakteri-bakteri patogen yang diduga Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella memiliki pneumonia, penyebab kerusakan Rhyzopus oryzae, Candida albicans periodontal adalah dan Saccharomyces cerevisiae. Hal itu actinomycetemcommitans menunjukkan bahwa senyawa aktif Porphyromonas gingivalis,Tannerella tersebut mempunyai antibakteri.6 forshytensis, Aspergilus Penggunan berlebihan dan niger, antibiotik tidak tepat peranan penting sebagai Actinobacillus Prevotella yang Fusobacterium pada Selenomonas jaringan (Aa), intermedia, neucleatum, dan Capnocytophaga beberapa kasus, dapat ,menyebabkan yang merupakan bakteri-bakteri jenis antimikrobial.7 anaerob gram negatif.12 Bakteri-bakteri masalah kekebalan Resistensi bakteri ini merupakan tersebut yang disebut dengan bakteri ancaman keberhasilan terapi terhadap Mixed penyakit infeksi baik dirumah sakit, berada dalam rongga mulut pasien pelayanan kesehatan lain, maupun di dengan kelainan periodontitis. masyarakat.8 periodontopathogen yang Terapi periodontal selain dengan Penyakit periodontal merupakan cara scaling dan root planning, juga penyakit pada jaringan pendukung gigi dilakukan yang terutama disebabkan oleh bakteri. dimana dapat diberikan secara sistemik Inflamasi tulang maupun secara lokal.13 adanya Pemberian merupakan dan kehilangan tanda-tanda pemberian antibiotik, antibiotika secara penyakit periodontal.9 Di Indonesia, lokal mempunyai keuntungan yaitu penyakit secara periodontal menduduki langsung mencapai daerah urutan kedua setelah karies dan masih target yang spesifik, sehingga dosis merupakan masalah di masyarakat.10 maupun konsentrasinyadapat dikurangi 13 Vol 8 No. 1 Februari 2014 serta efek ISSN : 1907-5987 sampingnya juga BAHAN DAN METODE berkurang.14 Penelitian ini adalah penelitian Ada beberapa antimikroba yang pengobatan penyakit golongan efektif true eksperimental laboratoris dengan untuk rancangan the post test only control periodontal. group design. Sampel penelitian ini Minosiklin sebagai salah satu dari menggunakan golongan dapat periodontopatogen yang diambil dari digunakan sebagai pilihan pada kasus biakan penderita dengan diagnosis periodontitis, di bidang kedokteran periodontitis yang diinokulasi pada gigi, pemakaian media Brain Heart Infusion (BHI) cair minosiklin terus meningkat, karena dengan teknik pengambilan sampel minosiklin menggunakan antimikroba yang kecenderungan mempunyai kelebihan dibandingkan antibiotika lainnya untuk terapi penyakit bakteri Mixed simple random sampling. periodontal. Daun Avicennia marina diambil Keuntungan minosiklin adalah efektif dari melawan bakteri wilayah I Wonorejo Surabaya. Daun negatif Avicennia marina yang sudah kering anaerob, konsentrasi yang tinggi pada dan halus seberat 1,1 kg diekstrak gingival crevikular fluid (GCF), dan menggunakan pelarut etanol 96% 3 efek antimikroba yang baik dengan liter pelepasan yang pelan pada poket menghasilkan ekstrak seberat 96 gram. pertumbuhan periodontophatogen 15 periodontal. di atas, penelitian gram Berdasarkan penjelasan maka perlu mengenai Balai Pengelolaan dengan cara Mangrove maserasi Subyek pada penelitian dibagi dilakukan dalam 5 kelompok yaitu kelompok hambat kontrol negatif dengan DMSO 1%, daya ekstrak daun mangrove (Avicennia kelompok marina) terhadap pertumbuhan bakteri menggunakan minosiklin 0,1%, dan 3 Mixed kelompok periodontopatogen yang kontrol diberi ekstrak positif daun merupakan etiologi utama penyakit mangrove Avicennia marina dengan periodontal, sehingga nantinya dapat konsentrasi 750 µg/ml, 1500 µg/ml bermanfaat sebagai obat alternatif dan 3000 µg/ml sehingga total sampel dalam bentuk yang digunakan pada penelitian ini obat kumur untuk mengobati penyakit periodontal. adalah 30 sampel. 14 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 Bakteri Mixed Tahap periodontopatogen setelah mencelupkan dengan sebelumnya telah dicelupkan ke dalam pada ekstrak daun Avicennia marina selama obyek glass untuk dibuat preparat yang 10 detik pada kelompok perlakuan. kemudian akan dilakukan pengecatan Untuk kelompok kontrol, kertas saring untuk melihat jenis bakteri yang dicelupkan pada DMSO 1% untuk mendominasi. Bakteri yang kontrol negatif dan minosiklin 0,1% mendominasi yaitu bakteri untuk kontrol positif selama 10 detik. pengecatan, Meletakkan kertas saring tersebut pada suspensi bakteri tersebutdisetarakan media agar Mixed periodontopatogen kekeruhannya dengan larutan standar dengan menggunakan pinset steril agak Mc Farland 0,5 atau setara dengan ditekan–tekan. Memasukkan petri dish konsentrasi 1,5x108 CFU/ml. ke dalam inkubator selama 2x24 jam diinkubasikan, mikropipet diambil yang gramnegatif. diletakkan Setelah berikutnya kertas yaitu saring yang menyiapkan dengan suhu 370C dalam suasana petridisk yang telah berisi bakteri anaerob. Pengukuran zona hambat Mixed periodontopatogen yaitu selisih diameter zona jernih media BHI agar. mencelupkan kertas Selanjutnya, dengan Setelah saring itu yang sebelumnya telah dicelupkan ke dalam ekstrak daun Avicennia marina selama dikurangi diameter kertas saring menggunakan digital kalipers dalam satuan millimeter (mm). Dari hasil penelitian perlu 10 detik pada kelompok perlakuan. dilakukan tes normalitas (Uji Shapiro Untuk kelompok kontrol, kertas saring Wilk karena besar sampel < 50). dicelupkan pada aquadest steril selama Setelah itu menggunakan uji one way 10 detik. Meletakkan kertas saring Anova (satu arah) yang dilanjutkan tersebut dengan uji LSD (Least Significant pada media agar periodontopatogen menggunakan pinset Mixed dengan steril Difference). agak ditekan – tekan. Memasukkan petri HASIL PENELITIAN dish ke dalam inkubator selama 2x24 Dari hasil penelitian tentang jam dengan suhu 370C dalam suasana daya hambat ekstrak daun mangrove anaerob. Avicennia marina terhadap 15 Vol 8 No. 1 Februari 2014 pertumbuhan ISSN : 1907-5987 bakteri periodontopatogen Mixed adalah berikut: sebagai Tabel 1. Diameter zona hambat terhadap bakteri Mixed periodontopatogen (dalam satuan mm) Berdasarkan tabel µg/ml menunjukkan menunjukkan bahwa tidak terdapat hambat terhadap daya hambat pada kelompok kontrol periodontopatogen dan semakin tinggi negatif DMSO 1%, sedangkan pada konsentrasi ekstrak Avicennia marina, kelompok semakin besar pula zona hambat yang perlakuan 1 diatas ekstrak daun Avicennia marina dengan konsentrasi adanya bakteri daya Mixed dihasilkan. 750 µg/ml, 1500 µg/ml dan 3000 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Daya Hambat (mm) K 750 K 1500 3000 Gambar 1. Gambar rata-rata diameter zona hambat Berdasarkan gambar 1 di atas jauh lebih besar dibandingkan dengan dapat dilihat bahwa daya hambat pada kelompok perlakuan ekstrak Avicennia kelompok marina. kontrol positif menggunakan minosiklin 0,1% yang 16 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 terhentinya PEMBAHASAN Hasil analisa penelitian protein.15 sintesis ini Antibiotik yang memiliki mekanisme menggunakan uji statistik ANOVA dan kerja menghambat sintesis protein LSD dengan signifikansi 5% (p<0,05) mempunyai daya antibakteri sangat terlihat perbedaan bermakna antara kuat.16 kelompok kontrol positif (minosiklin Hasil kontrol negatif DMSO 1 % 0,1 %) dengan rerata sebesar 48,835 (6,00 mm) dan kelompok perlakuan mm dan kelompok kontrol negatif Avicennia marina pada konsentrasi (DMSO 1%) dengan rerata sebesar 750 6,00 mm. Hal itu membuktikan bahwa Avicennia marina 1500 μg/ml (6,9067 DMSO daya mm), ekstrak Avicennia marina 3000 hambat dan tidak mempengaruhi hasil μg/ml (7,2167 mm), serta pada uji dari penelitian, sedangkan minosiklin statistik ANOVA dan LSD dengan merupakan signifikansi 5% (p<0,05) pada semua 1% tetrasiklin lipofilik tidak memiliki antibiotik dimana yang golongan sifatnya mampu adalah menembus μg/ml (6,8067 mm),ekstrak konsentrasi memiliki perbedaan yang bermakna.Hal itu membuktikan membran lemak di dinding sel dan bahawa adanya daya hambat ekstrak menghambat sintesis atau merusak daun asam pertumbuhan nukleat sel bakteri dan Avicennia marina terhadap bakteriMixed menghambat sintesis protein pada periodontopatogen ribosomnya, Paling sedikit terjadi 2 adanya senyawa aktif yang terkandung proses dalam masuknya antibiotik ke dalam ekstrak daun Avicennia marina dalam bakteri gram negatif, pertama antara secara difusi pasif melalui kanal terpenoid, tannin dan saponin.5 hidrofilik, kedua melalui lain dikarenakan flavonoid, alkaloid, sistem Flavonoid merupakan senyawa transpor aktif. Setelah masuk antibiotik polar yang umumnya mudah larut berikatan seraca reversibel dengan dalam pelarut polar seperti etanol, ribosom 30S dan mencegah ikatan methanol, tRNA–aminoasit pada kompleks aseton.Flavonoid merupakan golongan mRNA-ribosom. Hal tersebut terbesar dari senyawa fenol, senyawa mencegah perpanjangan rantai peptida fenol yang sedang tumbuh dan berakibat menghambat butanol mempunyai sifat pertumbuhan dan efektif virus, 17 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 bakteri dan jamur. Mekanisme kerja menyebabkan flavonoid bakteri.16 dalam menghambat kematian sel Penelitian pada sebelumnya pertumbuhan bakteri adalah flavonoid menunjukkan pada konsentrasi 400 – menyebabkan 500 terjadinya kerusakan μg/ml alkaloid mampu gram negatif permeabilitas dinding sel bakteri dan membunuhbakteri flavonoid mampu maupun gram positif.18 motilitas bakteri.17 mempunyai sifatnya menghambat Flavonoid bakteriostatik, Terpenoid mempunyai manfaat penting sebagai obat tradisional, tetapi pada konsentrasi yang semakin antibakteri, antijamur dan gangguan tinggi flavonoid mampu membunuh kesehatan. Senyawa terpenoid dapat bakteri gram negatif maupun gram menghambat pertumbuhan positif.18 mengganggu proses Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri. alkaloid yaitu mengganggu Mekanisme dengan komponen peptidoglikan pada cara penyusun sel bakteri, terbentuknya membran dan atau membran atau dinding terbentuk sempurna. atau 17 dengan dinding sel terbentuk sel, tidak tidak Karena mekanisme itulah terpenoid lebih bersifat sehingga lapisan dinding sel tidak bakteriostatik.20 Senyawa – senyawa terbentuk ini secara utuh dan yang mempunyai itu dapat aktivitas menyebabkan kematian sel tersebut. Di bakteristatik meningkat dalam senyawa alkaloid juga terdapat menjadi bakterisid, jika kadar senyawa gugus basa yang mengandung reaksi antibakteri itu ditingkatkan melebihi nitrogen yang akan bereaksi dengan kadar hambat minimal.21 senyawa asam amino yang menyusun Senyawa tannin menyebabkan dinding sel bakteri dan DNA bakteri. denaturasi protein dengan membentuk Reaksi ini mengakibatkan perubahan kompleks struktur dan susunan asam amino, kekuatan nonspesifik seperti ikatan dimana akan menimbulkan perubahan hidrogen keseimbangan genetik pada pada rantai sebagaimana DNA sehingga kerusakan yang akan mengalami kovalen, akan mendorong mikroba terjadinya lisis sel bakteri yang akan menempel dengan dan protein efek hidrofobik pembentukan menginaktifkan terhadap pada melalui ikatan adhesi molekul untuk sel inang, 18 Vol 8 No. 1 Februari 2014 menstimulasi sel-sel ISSN : 1907-5987 yang Antar perlakuan ekstrak daun berperan dalam sespon imun selular.22 Avicennia marina dengan konsentrasi Tannin rendah 750 μg/ml (6,8067 mm), 1500 μg/ml mempunyai sifat bakteriostatik, tetapi (6,9067 mm), dan 3000 μg/ml (7,2167 tannin dengan konsentrasi 12,5 - 50 mm) μg/ml mempunyai sifat bakterisid baik semakin besar konsentrasi ekstrak untuk bakteri gram negatif daun Avicennia marina semakin besar pada fagosit konsentrasi maupun gram positif.23 yang menunjukkan bahwa pula zona hambat pertumbuhan bakteri Saponin merupakan glukosida Mixed periodontopatogen yang yang larut dalam air dan etanol, tetapi dihasilkan. Hal itu disebabkan pada tidak larut dalam eter. Saponin bekerja konsentrasi sebagai semakin besar kandungan bahan aktif antibakteri dengan yang mengganggu stabilitas membran sel dan bakteri sehingga menyebabkan sel antibakterinya. bakterilisis, jadi mekanisme kerja semakin semakin besar juga besar, efek Hasil penelitian tampak adanya saponin termasuk dalam kelompok perbedaan antibakteri hambat pertumbuhan bakteri Mixed yang mengganggu diameter permeabilitas membran sel bakteri, periodontopatogen yang pada membran mengakibatkan sel perlakuan yang zona signifikan kelompok kontrol menyebabkan positif (minosiklin) dengan konsentrasi keluarnya berbagai komponen penting ekstrak Avicennia marina konsentrasi dalam sel bakteri yaitu protein, asam 750 μg/ml, 1500 μg/ml, dan 3000 nukleat dan nukleotida.17 Karena sifat μg/ml. Hal itu dikarenakan bakteri itulah saponin pada konsentrasi 1 – 12 Mixed periodontopatogen didominasi μg/ml menghambat oleh bakteri gram negatif. Kandungan pertumbuhan bakteri gram negatif protein porin pada membran terluar E.coli sehingga saponin mempunyai dinding sel tidak dan kerusakan selisih bisa sifat bakteriostatik. 24 bakteri gram negatif Saponin juga bersifat hidrofilik. Kemungkinan porin tidak mampu menghambat bakteri yang terkandung pada membran terluar gram negatif dan jamur tetapi saponin tersebut mampu molekul komponen ekstrak lebih sukar menghambat bakteri gram positif.25 pertumbuhan menyebabkan molekul- masuk ke dalam sel bakteri. struktur 19 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 dinding sel bakteri ini berlapis tiga ekstrak yang tersusun atas peptidoglikan dan mempunyai efek antibakteri terhadap lipid dengan kadar yang tinggi (11-22 bakteri Mixed periodontopatogen. Hal %). Selain itu, 20 % membran luar ini disebabkan dalam ekstrak daun bakteri mengandung lipid sehingga Avicennia marina terdapat berbagai senyawa metabolit sekunder ini sulit senyawa aktif flavonoid, alkaloid, masuk ke dalam membran luar dinding terpenoid, tannin dan sel, berfungsi mampu berperan dan memberikan mencegah masuknya bahan kimia dari hasil yang efektif sebagai antibakteri. luar.16 Besarnya diameter zona hambat pada dimana lipid ini Senyawa aktif Avicennia marina daun minosiklin Avicennia marina saponin yang dibandingkan dengan mempunyai cara kerja yang ekstrak Avicennia marina membuat mengganggu lapisan peptidoglikan peneliti berinisiatif untuk menjadikan yang merupakan komponen luar bahan alam ini sebagai preventif di bakteri sehingga lapisan dinding sel bidang kedokteran gigi yaitu untuk tidak terbentuk secara utuh. Hal itu menjaga oral hygiene dengan sediaan dikarenakan lapisan lipid bakteri gram sebagai obat kumur. negatif yang sangat tebal sehingga Penelitian ini masih bersifat senyawa Avicennia marina kesulitan kualitatif yaitu menunjukkan adanya untuk menembus lapisan tersebut. daya hambat ekstrak daun Avicennia Sedangkan minosiklin seperti pada marinaterhadap pertumbuhan bakteri penjelasan diatas yang mampu masuk Mixed melewati membran menyerang DNA perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. bakteri karena bersifat bakteri sehingga sintesis DNA bakteri Perbedaan tersebut, sehingga marinalebih bersifat sedangkan bakterisid. cara SIMPULAN Terdapat daya hambat ekstrak kerja daun mangrove (Avicennia marina) Avicennia terhadap pertumbuhan bakteri Mixed bakteriostatik, periodontopatogen pada konsentrasi minosiklin Sesuai sehingga lipofilik, dengan lebih brusaknya struktur DNA terganggu. periodontopatogen dengan bersifat 750 μg/ml, 1500 μg/ml, 3000 μg/ml hasil dengan semakin besar konsentrasi penelitian ini, dapat diketahui bahwa semakin besar pula daya 20 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 hambatnya.Konsentrasi yang memiliki 4. Susanto AH, Soedarti T, Purnobasuki H. 2012. Struktur Komunitas Mangrove Di daya hambat paling optimal terhadap Sekitar pertumbuhan bakteri periodontopatogen adalah 3000 penggunaan Mixed secara in μg/ml. Surabaya,Program vitro 0,1% Suramadu Study S-1 Sisi Biologi, Departemen Biologi fakultas Sains dan Teknologi, Namun, minosiklin Jembatan Universitas Airlangga, Surabaya. 5. WibowoC, dkk. 2009.Pemanfaatan pohon mempunyai daya hambat yang lebih mangrove api-api (Avicennia spp.) sebagai besar bahan bila dibandingkan dengan pangan dan obat. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/ ekstrak daun Avicennia marina. 123456789/45052/Pemanfaatan%20Pohon %20Mangrove.pdf?sequence=1. UCAPAN TERIMA KASIH tanggal 5 Mei 2012. Ucapan terima kasih kepada 6. Tuah Laboratorium Farmasi Surabaya Fitokimia Universitas Leaf Exstracs of Certain Mangrove Plants dan Collected from Godavari Estuarine of Fakultas Konaseema delta India. Journal Med Arom Airlangga Surabaya atas kesempatan dan fasilitas Kumar VA, Amnani K, Siddhardha B. 2011. In Vitro Antimicrobial Activity of Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Diakses Plants, 1(2): 136-132. 7. Hooton, TM and Levy, SB. 2001. Confronting The Antibiotics Resistence yang diberikan untuk pelaksanaan Crisis: Making Appropriate penelitian ini. Therapeutic Decisions in Community Medical Practice, Medscape Portals, Inc. 8. DAFTAR PUSTAKA Wahjono H dan Kristina TN. 2008. Auditing 1. Noor YR, Khazali, Suryadiputra. 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia.PHKA-WIIP. Bogor. 2. 9. Obat. http://herypurba.blog.unair.ac.id/files/2010/ 02/botani_mangrove-pemanfaatan-potensimangrove-sebagai-tanaman-obat.pdf. Diakses tanggal 5 Mei 2012. sebagai Penanganan Penyakit dan Educated-guess Infeksi. Media Putri AR. 2009. Inflamasi dan Kehilangan Fakultas Purnobasuki H. 2004. Potensi Mangrove Tanaman Antibiogram Kuman Tulang pada Penyakit Periodontal. Skripsi, Oseana, 19(2):23-15. sebagai Medan Medika Indonesiana, 43 (1):22-17. Bayu A. 2009. Hutan Mangrove Sebagai Salah Satu Sumber Produk Alam Laut. 3. Peta Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara, Medan. 10. Amalina R. Actinobacillus 2010. Perbedaan Jumlah Actinomycetemcomitans pada Periodontitis Agresif berdasarkan Jenis Kelamin. Majalah Sultan Agung, 114. Available from http://unissula.ac.id/newver/images/jurnal/J 21 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 uli/rizki%20-periodontitis%20agresif-.pdf. 11. 19. Diakses tanggal 30 Juni 2012. Activity Against Resistent Bacterial and Newman MG, Takei HH, Klokkevoid PR, Cytotoxicity of Four Alakaloid Toxin Carranza Isolated FA. 2006.Clinical th edition, St Louis: Periodontology, 10 13. Samaranayake. 2006. Essential Brasiliensis. Toxixon, 20. Meng Xue, Zhiying Wang, Hui Lv.2010. Addison Churchil Livingstone. p 283-275. Volatile Matter from Four Flower Plants Widyastuti Species. Indian J. Agric. Res,44 (3) : 167– dan Rizka Y. 2006. 157. 21. Jaya AM. 2010. Isolasi dan Uji Kedokteran Gigi.1(1): 13-9. EfektivitasAntibakteri Senyawa Saponin Nilawati Niha dan Wibisono Poernomo A. dari 2003. dan pudica).Skripsi. Jurusan Kimia Fakultas metronidazole 25% pada perawtan adult Sains dan teksnologi Universitas Islam periodontitis. Dental Jurnal Edisi Khusus Negeri, Malang Efektifitas tetrasiklin 1% 22. Akar Putri Malu(Mimosa Rahman FA. 2009. Daya Anti Mikroba Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Tanaman Elysabeth. 2009. Farmakologi dan Terapi. http://fatma.student.umm.ac.id/2010/11/15/ Edisi 109/ . Diakses tanggal 19 November 2012. 5. Jakarta. Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. p. 585 23. Hayashi Berkhasiat Shinji, Keiji Obat. Funatogawa, Rinawati ND. 2011. Daya Antibakteri Yoshikazu Hirai. 2008. Antibacterial Effect Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete l.) of Tannin in Children and Adult. Botanical Terhadap medicines in clinical practice, Vol 3(111): Bakteri Vibrio alginolyticus. Tugas Akhir, Surabaya : Jurusan Biologi, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi 146-141. 24. Sepuluh Darsana Arabski M, dkk. 2012. Effect of Saponin Againts Nopember. 17. Sponge Constituents and Bacteriostatic Activity of ilmiah Nasional. UNAIR. h.152-150. 16. Marine Microbiology for Dentistry, thirdedition; dengan Terapi Non Bedah. Denta Jurnal 15. the Vol4(7): 891-885. Pengurangan Kedalaman Poket Periodontal 14. from Arenosclera Saunders.p 245-241. 12. Torres Yohatra R, dkk. 2002. Antibacterial Clinical E.coli Stains and Eukaryotic Cell Line. Journal of Biometric I Gede Oka, Besung INK, Mahatmi Hapsari. 2012. Potensi Daun and biotechnology VI 2012. 25. Soetan K, dkk. 2006. Evaluation of the Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Antimicrobial Activity of Saponin Extract Steenis) dalam Menghambat Pertumbuhan of Sorghum Bicolor. African Journal of Bakteri Escherichia Coli secara In Vitro. Bioteknologi,Vol5(23):2407-2405. Indonesia Medicus Veterinus, 1(3) : 351337. 18. Fenska JE. 2008.The Antimicrobial Effects of Flavonoid Extracts on Selected Bacteria.Miami. Miami High School. 22 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 LAPORAN PENELITIAN Daya Hambat Ekstrak Nannochloropsis oculataTerhadap Pertumbuhan Bakteri Enterococcusfaecalis (Inhibition effect of Nannochloropsis oculata Extract to the Growth of Enterococcus faecalis Bacteria) Ayu Fadhilah, Kristanti Parisihni*, Henu Sumekar** *Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah **Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah ABSTRACT Background: Enterococcus faecalis is one caused bacteria of root canal infections. ChKM is mostly used as sterilization agent in endodontic treatment but has some disadvantages. Nannochloropsis oculata extract has been reported to have antibacterial effects for gramnegative bacteria, so could be potentially developed as a root canal sterilization agent. Purpose: The aim of this study was to determine the inhibitory effect of Nannochloropsis oculata extract to the growth of E. faecalis. Methods: This study was an experimental study with post test only control group design and were tested by diffusion methods with 4 groups concentration of 10%, 20%, 40%, 80%, and 2 controls groups using DMSO 1% as negative control, and ChKM as positive control, each group consisted of 5 samples. The inhibition effect were examined by measure the diameter of the clear zone around the disc. Data were analyzed by one way ANOVA test and followed by LSD test. Result: Results showed that there were clear zone around the disc, the greater concentration of the extract the greater diameter of the clear zone. Mean of inhibition zone at concentrations of 10% (6.2160 mm), 20% (6.5880 mm), 40% (8.0020 mm), 80% (9.5160 mm), DMSO 1% (6 mm) and ChKM (10.9940 mm). It had been proved that N oculata extract could inhibit the growth of E. faecalis (p<0,05). The largest diameter of the clear zone was in the concentration of 80%. Conclution: Nannochloropsis oculata extract could inhibit the growth of Enterococcus faecalis and the mosteffectiveinhibitory concentrationis 80% butitsmaller thanpositive control(ChKM). Key words:Endodontic treatment, antibacterial, Nannochloropsis oculata Enterococcus faecalis Correspondence: Kristanti Parisihni, Department of Microbiology, Faculty of Dentristry, Hang Tuah University, Arif Rahman Hakim 150, Surabaya 60111 Indonesia, Phone 0315912191, e-mail: [email protected] 23 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 ABSTRAK Latar belakang: Enterococcus faecalis merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi pada saluran akar. Perawatan saluran akar terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya yaitu sterilisasi saluran akar .ChKM merupakan obat yang sering digunakan pada tahapan ini, namun obat ini masih memiliki kekurangan.Ekstrak Nannochloropsis oculata diketahui memiliki efek antibakteri terhadap bakteri gram negatif, sehingga potensial untuk dikembangkan sebagai obat sterilisasi saluran akar. Tujuan: Untuk mengetahui kemampuan ekstrak Nannochloropsis oculata dalam menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis. Metode: Penelitian eksperimental dengan desain penelitian the post test only control group. Efek antibakteri ekstrak Nannochloropsis oculata terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis diuji menggunakan metode difusi dengan 4 konsentrasi dan 2 kontrol, yaitu 10%, 20%, 40%, 80%, dan kontrol negatif menggunakan DMSO 1% serta kontrol positif menggunakan ChKM, dimana tiap kelompok terdiri dari 5 sampel. Daya hambat diperiksa dengan mengukur diameter zona jernih disekitar kertas saring. Analisis data menggunakan uji one way ANOVA diikuti dengan uji LSD. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya zona jernih disekitar kertas saring dari ekstrak Nannochloropsis oculata, makin besar konsentrasi maka makin besar diameter zona hambatnya. Rata – rata zona hambat pada konsentrasi 10% (6,2160 mm), 20% (6,5880 mm), 40% (8,0020 mm), 80% (9,5160 mm), untuk kontrol negatif DMSO 1% (6 mm) dan kontrol positif ChKM (10,9940 mm). Ini menunjukkan bahwa ekstrak Nannochloropsis oculata dapat menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis (p<0,05). Diameter terbesar dari zona jernih di sekitar kertas saring terdapat pada konsentrasi 80%. Kesimpulan: Ekstrak Nannochloropsis oculata dapat menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis dengan konsentrasi hambat yang paling efektif adalah 20% namun daya hambatnya masih lebih kecil bila dibandingkan kontrol positif (ChKM). Kata kunci: Perawatan endodontik, antibakteri, Nannochloropsis oculata, Enterococcus faecalis Korespondensi: Kristanti Parisihni, Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah, Jl. Arif Rahman Hakim 150, Surabaya 60111 Indonesia, Telp 0315912191, e-mail: [email protected] pulpa. Apabila terjadi keradangan pada PENDAHULUAN Karies gigi merupakan suatu pulpa salah satu perawatan yang dapat infeksi endogenous yang menyebabkan dilakukan oleh dokter gigi adalah terjadinya demineralisasi enamel dan perawatan saluran akar. bisa berlanjut pada dentin oleh karena asam yang mikroorganisme memetabolisme Bakteri paling oleh diisolasi plak yang terinfeksi adalah obligat anaerob.2 Sundqvist saluran (2006) yang menemukan gigi yang tidak dilakukan perawatan sejumlah lambat laun akan mencapai pulpa dan Enterococcus faecalis (E. faecalis), mengakibatkan Streptococcus anginosus, Bacteroides keradangan pada bakteri akar banyak diproduksi karbohidrat.1Karies dari yang anaerob seperti 24 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 gracilis, dan Fusobacterium nucleatum akar pada perawatan saluran akar yang memegang gagal.3 Penelitian menunjukkan bahwa patogenesis pulpa dan periradikular dari 100 pengisian saluran akar yang serta gagal disertai periodontitis apikalis, karena keberadaan bakteri perananpenting keberhasilan dari dalam perawatan 5 saluran akar. terdapat bakteri fakultatif sebanyak 69 Perawatan kasus endodontik % dan 50 % diantaranya merupakan membutuhkan Enterococci. Walaupun Enterococcus sterilisasi yang mampu mengeliminasi biasanya ditemukan pada saluran akar endotoksin bakteri yang telah melekat yang tidak dirawat dalam jumlah pada sedikit, bakteri ini sering ditemukan tereliminasi pada perawatan saluran akar yang instrumentasi saluran akar.Penggunaan gagal dan dapat menyebabkan infeksi obat sterilisasi saluran akar selama saluran akar yang persisten.3 perawatan Enterococcus faecalissering penggunaan struktur gigi yang tidak saat proses sempurna endodonti obat harus dapat mensterilisasi dan mengurangi jumlah terdeteksi sebagai spesies pada infeksi mikroorganisme patogen rongga mulut, termasuk periodontitis saluran akar. Salah satu obat sterilisasi marginalis, infeksi pada saluran akar saluran akar yang sering digunakan dan periradikular abses. Enterococcus adalah golongan fenol, seperti ChKM faecalis terbukti dapat bertahan hidup dan di Cresofene. Obat dalam sterilisasi dalam saluran akar sebagai golongan fenol ini memiliki beberapa organisme tunggal dan resisten kelemahan yaitu bau yang menyengat, terhadap bahan-bahan antimikrobial rasa tidak enak, dapat terserap oleh yang umum digunakan sehingga sulit tumpatan dieliminasi dari saluran akar secara menyebar ke rongga mulut sehingga sempurna.4 pasien akan mengeluhkan rasa yang Perawatan saluran akar terdiri dari tiga preparasi, tahapan penting sterilisasi pengisian.Eliminasi yaitu dan mikroorganisme tidak enak dan dan bersifat dapat allergen sehingga dapat menyebabkan reaksi imun yang dapat membahayakan pulpa.6 dari akar yang terinfeksi telah menjadi fokusutama dalam perawatan saluran sementara Untuk mengeliminasiE. faecalis dari saluran akar dan melihat 25 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 kelemahan beberapa obat sterilisasi Griffithsia, tersebut, perlu dikembangkan obat Gracilaria dan Euchema telah dikenal sterilisasi saluran akar yang berasal luas dari bahan alami serta memiliki daya karagenan antibakteri yang baik. industri gel. Begitupun Sargasssum, Dua pertiga luas wilayah Indonesia terdiri dari lautan dan di Ulva, sebagai Enteromorpha, sumber yang potensial dibutuhkan oleh Chlorella, Nannochloropsis yang telah dimanfaatkan sebagai adsorden logam dalamnya terdapat bermacam-macam berat, makhluk hidup baik berupa tumbuhan Gelidium sebagai sumber senyawa maupun hewan. Salah satu makhluk bioaktif, hidup yang tumbuh dan berkembang di Sargassummuticum yang mengandung perairan laut adalah alga laut. Ditinjau senyawa alginate yang berguna dalam secara industri farmasi. Pemanfaatan berbagai biologi, alga merupakan Osmudaria, Laminariales kelompok tumbuhan yang berklorofil jenis terdiri dari satu atau banyak sel dan biometanol berbentuk koloni. Di dalam alga terkandung seperti bahan-bahan hormon, poliskarida dan alga lain dan pupuk organik. organik Hypnea dan dan adalah sebagai biodiesel ataupun 7 Hasil penelitian menunjukkan vitamin, mineral, bahwa senyawa bioaktif. Oculata ekstrak Nannochloropsis memiliki sifat sebagai Sejauh ini pemanfaatan alga sebagai antibakteri,8 salah satunya mampu komoditas perdagangan atau bahan menghambat pertumbuhan bakteri 9 baku industri masih relatif kecil jika Vibrio alginolitycus. Penelitian Kafaie dibandingkan dengan keanekaragaman dkk, jenis alga yang ada di Indonesia. Nannochloropsis Padahal memiliki komponen kimiawi yang menunjukkan bahwa oculata tidak efek toksisitas.10 Tujuan terdapat dalam alga sangat bermanfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui bagi bahan baku industri makanan, kemampuan ekstrak Nannochloropsis 7 kosmetik, farmasi dan lain-lain. Alga merupakan salah oculata satu sumber potensial senyawa bioaktif yang dapat digunakan sebagai antibakteri.8 Berbagai jenis alga seperti dalam pertumbuhan menghambat bakteri Enterococcus faecalis. Berdasarkan peneliti ingin data tersebut, mengembangkan 26 Vol 8 No. 1 Februari 2014 Nannochloropsis ISSN : 1907-5987 sebagai diperoleh jumlah sampel keseluruhan alternatif obat sterilisasi saluran akar adalah 30 sampel. Sampel penelitian yang memiliki kemampuan antibakteri diambil secara acak (random) dari dan tidak memiliki efek toksisitas populasi.11 menjadi oculata alasan dilakukannya Bahan yang digunakan meliputi penelitian dengan cara mengeksplor suspensi bakteri Enterococcus faecalis, sumber daya laut yang kedepannya ekstrak bisa bidang dengan konsentrasi 10%, 20%, 40% kedokteran gigi. Salah satu penelitian dan 80%, ChKM, etanol 96 %, DMSO yang harus dilakukan adalah pengujian 1%, larutan Mc Farland 0,5, media daya hambat ekstrak Nannochloropsis BHI (Brain Heart Infusion) cair, media oculata terhadap pertumbuhan bakteri BHI (Brain Heart Infusion) agar. dimanfaatkan di Enterococcus faecalis sebagai bakteri Nannochloropsis oculata Bakteri Enterococcus faecalis yang sulit dieliminasi dari saluran akar didapatkan dari dan resisten terhadap antimikrobial Mikrobiologi Fakultas yang umum digunakan. Gigi Universitas Airlangga Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui daya Nannochloropsis pertumbuhan hambat oculata bakteri Laboratorium Kedokteran Pembuatan ekstrak Nannochloropsis ekstrak oculata dilakukan di Laboratorium terhadap Fitokimia dan Farmakognosi Fakultas Enterococcus Farmasi Universitas Airlangga faecalis pada konsentrasi 10%, 20%, Surabaya, dan untukpenelitian uji daya 40% dan 80%, dibandingkan dengan hambat dilakukan di Laboratorium obat sterilisasi saluran akar ChKM. Mikrobiologi Universitas ini Hang Kedokteran Tuah Surabaya. Penelitian dilaksanakan pada bulan MATERI DAN METODE Penelitian Fakultas tergolong April 2012 – Februari 2013. penelitian true experimental dengan Sampel Nannochloropsis oculata rancangan penelitian the post test only diambil dari Balai Budidaya Air Payau control group design.11 Sitobondo. Proses ekstraksi dilakukan Besar sampel pada penelitian ini dengan metode maserasi, dengan cara adalah sebanyak 5 sampel untuk setiap 600 gram bubuk Nannochloropsis kelompok oculata direndam kedalam 500 ml perlakuan, sehingga 27 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 larutan etanol 96% selama 24 jam permukaan lempeng BHI agar steril kemudian disaring dengan corong dengan menggunakan kapas lidi steril. buchner yang diletakkan diatas labu 30 cakram kertas saring hisap yang telah dihubungkan dengan disiapkan. 5 cakram kertas saring pompa dan masing – masing dicelupkan kedalam penyaringan ekstrak ini dilakukan bahan antibakteri yaitu ekstrak N. sebanyak hasil oculata 10% 2 ml selama 10 detik. 5 penyaringan dievaporasi dengan alat cakram kertas saring masing – masing yaitu vacum rotavapour selama 7 – 8 dicelupkan kedalam bahan antibakteri jam. Kemudian didapatkan hasil akhir yaitu ekstrak N. oculata 20% 2 ml berupa Nannochloropsis selama 10 detik. 5 cakram kertas oculata sebanyak 29 gram.9Persiapan saring masing – masing dicelupkan ekstrak kedalam vacum. 3 Perendaman kali. ekstrak Filtrat Nannochloropsis oculata dengan berbagai konsentrasi di dalam – tabung antibakteri yaitu ekstrak N. oculata 40% 2 ml selama 10 steril dengan detik. 5 cakram kertas saring masing – pengenceran DMSO masing dicelupkan kedalam bahan tabung menggunakan bahan 12 1%. antibakteri yaitu ekstrak N. oculata Bakteri Enterococcus faecalis 80% 2 ml selama 10 detik. 5 cakram biakan murni berupa biakkan dalam kertas BHI cair yang sudah diinkubasi selama dicelupkan kedalam larutan ChKM 2 24 anaerob, ml selama 10 detik. Dan 5 cakram selanjutnya kekeruhannya disetarakan kertas saring lainnya masing – masing dengan standar Mc Farland 0,5. dicelupkan kedalam DMSO 1% 2 ml jam dalam Daya suasana hambat diuji saring masing–masing selama 10 detik. menggunakan metode difusi (metode Kertas saring tersebut kemudian Kirby – Bauer). Pertama, disiapkan 1 diletakkan pada media BHI agar tabung reaksi. Tabung reaksi diisi Enterococcus dengan menggunakan BHI cair yang telah faecalis pinset steril dengan agak diinokulasikan dengan 1 ml suspensi ditekan – tekan. Petri dish dimasukkan bakteri Enterococcus faecalis yang kedalam inkubator selama 2x24 jam setara dengan larutan Mc. Farland 0,5. dengan suhu 37° C dalam sungkup Biakan bakteri diusapkan pada seluruh anaerob. Setelah 48 jam, diameter 28 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 zona hambat yang terbentuk berupa Tabel 1. Hasil uji statistik deskriptif area jernih (clear zone) disekitar kertas saring diukur dengan menggunakan digital calipers (dalam satuan mm). Pengukuran tersebut dilakukan dari batas jernih terakhir yang berdekatan dengan koloni di sebelah kiri hingga batas kanan yang diukur pada jarak daerah terpanjang.Biasanya jernih diameter zona hambat yang timbul menunjukkan adanya daya antibakteri pada masingmasing konsentrasi ekstrak Nannochloropsis oculata. Teknik analisa data yang dipakai untuk membandingkan daya hambat Gambar 1. Grafik rerata diameter zona hambat (mm) pemberian ekstrak Nannochloropsis oculata dengan konsentrasi 10%, 20%, 40% dan 80% terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis adalah dengan uji one way analysis of varians (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji LSD.13 Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka setiap kelompok kontrol dan kelompok diuji normalitasnya dengan menggunakan uji Shapiro – Wilk (karena sampel yang digunakan < 50).13 Hasil uji Shapiro – Wilk menunjukkan bahwa data berdistribusi HASIL Tabel dibawah ini menunjukkan rerata perlakuan zona Nannochloropsis hambat ekstrak oculata sesudah perlakuan pada kelompok kontrol. normal dan hasil uji Levene didapatkan nilai signifikansi 0,07, sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian homogen (p> 0,05). Data penelitian yang berdistribusi normal dan variansnya homogen kemudian dianalisis dengan 29 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 menggunakan uji parametrik yaitu one PEMBAHASAN way ANOVA untuk mengetahui adanya perbedaan antara kontrol dengan kelompok positif perlakuan Penyakit pulpa dan jaringan sekitar akar gigi secara langsung maupun tidak langsung ada konsentrasi 10%, 20%, 40% dan 80% hubungannya dengan mikroorganisme. dari ekstrak Nannochloropsis oculata Bakteri yang paling banyak diisolasi pada masing – masing sampel . dari saluran akar yang terinfeksi Hasil diperoleh uji one way ANOVA dengan pulpa terbuka adalah obligat signikansi anaerob.2 nilai sebesar Sundqvist 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan sejumlah adanya perbedaan Enterococcus kontrol positif masing kelompok makna antara bakteri menemukan anaerob faecalis seperti (E.faecalis), – Streptococcus anginosus, Bacteroides yang gracilis, dan Fusobacterium nucleatum memiliki konsentrasi berbeda – beda. pada perawatan saluran akar yang Berdasarkan maka gagal.3 Saat ini, bakteri Enterococcus dilanjutkan dengan uji LSD. Dari hasil faecalis berada pada peringkat ketiga uji LSD diketahui bahwa ekstrak bakteri pathogen nasokomial, serta Nannochloropsis resisten pada beberapa antibiotik seperti aminoglikosida, penisilin, semua dengan masing perlakuan hal tersebut oculata perlakuan terhadap menunjukkan perbedaan yang bermakna (p< 0,05). tetrasiklin, Untuk menentukan perbedaan yang vankomisin. dominan ditentukan dengan rerata zona mekanisme hambat yang paling baik yaitu ekstrak level pH cytoplasmic tetap optimal Nannochloropsis pada menyebabkan bakteri tersebut juga konsentrasi 80%. Dimana daya hambat resisten terhadap antimikroba kalsium dengan konsentrasi tertinggi memiliki hidroksida. zona hambat yang paling baik jika mampu dibandingkan dengan konsentrasi 10%, sumber energi dan dapat bertahan 20% dan 40%, namun daya hambatnya hidup masih lebih rendah jika dibandingkan termasuk pH alkali yang ekstrim, juga dengan kontrol (+). pada berbagai suhu.14 oculata kloramphenikol, Selain yang itu, dan adanya mempertahankan Enterococcus faecalis mengkatabolisme berbagai dalam berbagai lingkungan 30 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 Perawatan saluran akar terdiri dari tiga tahapan yaitu hasil penelitian tersebut menunjukkan preparasi, sterilisasi dan pengisian.5Hal bahwa ekspresi sel CD4 terbentuk yang perawatan akibat adanya suatu pemaparan bahan endodontik adalah aktivitas reduksi antigen atau bahan Nannochloropsis atau yang oculata, yang mampu membangkitkan anatomi respons imun secara seluler.9Melalui ruang pulpa yang sangat rumit serta senyawa ini berbagai jenis senyawa jauhnya penetrasi bakteri ke dalam metabolit tubulus tindakan diantaranya Terpenoid, Alkaloid dan preparasi saluran akar disertai irigasi Flavonoid. Oxylipin ini salah satunya tidak dapat membebaskan saluran akar bersifat dari satunya terpenting eliminasi menginfeksi.15 dari bakteri Mengingat dentin, bakteri, penting system imun ikan kerapu. Berdasarkan maka sehingga diperlukan sekunder diproduksi antibakteri,8salah sebagai mampu menghambat medikamen saluran akar atau sterilisasi pertumbuhan saluran akar.6 alginolitycus pada konsentrasi 20%, Pada penelitian ini terlihat bahwa ekstrak Nannochloropsis mampu menghambat oculata pertumbuhan 25%, 30%, berkemampuan pada bakteri dan Vibrio 35% membunuh konsentrasi 40% dan bakteri koloni.9 bakteri Enterococcus faecalis pada Penelitian Kafaie dkk, menunjukkan semua kelompok perlakuan dengan bahwa Nannochloropsis oculata tidak konsentrasi 10%, 20%, 40% dan memiliki efek toksisitas terhadap sel 80%.Telah diketahui pada penelitian plasma dan jaringan pada tikus.10 sebelumnya, ekstrak Nannochloropsis Senyawa terpenoid diduga Oculata mengandung senyawa turunan memilikiaktivitasantiradang,antikarsin dari oksidasi lemak yang disebut ogenik,antihypercholesterolemia,antih oxylipin.Senyawa ini epatoprotective dan anti serangga oleh mempunyai efek fisiologis pada ikan adanya kandungan taraxerol, lupeol, α- kerapu yang dapat ditunjukkan pada amyrin, β-amyrin dan germanicol.16 oxylipin sel CD4.Hasil ekspresi sel CD4 yang telah dipapar Vibrio alginolyticus Senyawa mekanisme alkaloid kerja memiliki penghambatan secara in vivo menunjukkan adanya dengan cara mengganggu komponen reaksi silang antara antigen dengan penyusun peptidoglican pada sel 31 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 bakteri, sehingga lapisan dinding sel lipid dan berpotensi menginaktifkan tidak oksigen triplet.19 terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut. Didalam senyawa alkaloid juga Peneliti sebagai menggunakan ChKM positif.20,21ChKM kontrol terdapat gugus basa yang mengandung termasuk dalam derivat senyawa fenol, reaksi nitrogen yang akan bereaksi yang dengan senyawa fenol dalam menghambat sel senyawa asam amino dimana mekanisme menyusun dinding sel bakteri dan bakteri, DNA mendenaturasi protein sel mengakibatkan terjadinya perubahan menghambat fungsi selaput struktur dan susunan asam amino, (transpor zat dari sel satu ke sel yang sehingga menimbulkan lain) dan menghambat sintesis asam perubahan keseimbangan genetik pada nukleat sehingga pertumbuhan bakteri rantai DNA sehingga akan mengalami dapat kerusakan mekanisme bakteri. Reaksi akan yang akan ini mendorong yaitu kerja terhambat. kerja dengan cara bakteri, Salah ChKM sel satu dalam terjadinya lisis sel bakteri yang akan menghambat bakteri sama dengan menyebabkan mekanisme kematian sel pada bakteri.17 kerja flavonoid yang merupakan kandungan didalam ekstrak Flavonoid adalah struktur phenol Nannochloropsis oculata. yang memiliki satu kelompok carbonyl Diameter zona hambat diukur dengan ekstrasel dan larut protein, dan diuji statistik menggunakan one dengan way ikatan tersebut dapat ANOVATest menghambat sintesis protein dari sel kesalahan bakteri. untuk Hal memberikan Senyawa tersebut aktivitas golongan lah yang antibakteri.18 flavonoid sebesar dengan tingkat 5%. Kemudian membandingkan hubungan antara zona hambat pada konsentrasi dan satu dengan yang lain digunakan Post turunan flavonol lain yang diperoleh Hoch Test berupa uji Least significant dapat berperan sebagai antioksidan, Difference (LSD) atau uji beda nyata aktifitas dan terkecil.13 Dari analisa statistik tersebut sebagai antihistamin alami. Flavonoid terlihat adanya perbedaan bermakna dapat menghambat peroksidasi dari antara menghambat jamur kelompok kontrol positif (ChKM), kelompok kontrol negatif 32 Vol 8 No. 1 Februari 2014 (DMSO 1%), ISSN : 1907-5987 dengan kelompok 80%.Konsentrasi yang paling efektif perlakuan (ekstrak Nannochloropsis dalam occulata). bakteri Enterococcus faecalis adalah Dari hasil penelitian, terlihat bahwa makin besar konsentrasi ekstrak 80%, menghambat namun pertumbuhan masih lebih kecil hambatannya dibandingkan ChKM. Nannochloropsis oculata maka makin besar pula diameter zona hambatnya. Rata – rata zona hambat UCAPAN TERIMA KASIH pada Ucapan terima kasih ditujukan konsentrasi 10% (6,2160 mm), 20% kepada Fakultas Kedokteran (6,5880 mm), 40% (8,0020 mm) dan Universitas Hang Tuah dan Balai 80% (9,5160 mm). Berdasarkan data Budidaya Air Payau Situbondo atas tersebut, diketahui bahwa rata – rata kesempatan zona hambat pada konsentrasi 80% diberikan untuk pelaksanaan penelitian hampir mendekati rata – rata zona ini. dan fasilitas Gigi yang hambat pada kontrol positif ChKM yaitu sebesar 10,9940 mm, sehingga DAFTAR PUSTAKA ekstrakNannochloropsis oculata dapat 1. dikembangkan sebagai Samaranayake LP. 2006. Essential microbiology for dentistry. Edinburgh: material Churcil Livingstone. p. 270-267. kedokteran gigi dalam hal ini sebagai 2. Squiera JF, IN Rocas. 2008. Endodontic obat sterilisasi saluran akar yang microbiology in : endodontic principles and berasal dari alam (sumber daya laut) practice 4th ed. Michigan: Saunders. p 46-38 karena memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan 3. activity of a new endodontic sealer against bakteri Enterococcus faecalis. J Can Dent Assoc. Enterococcusfaecalis yang merupakan bakteri yang sulit dieliminasi dari 72(7): 637. 4. dalam saluran akar. M, Suchitra. Enterococcus faecalis: an 2002. endodontic Ford, T.R.P. 2004. Endodontics in clinical practice, 5th ed. Ediburg London New York SIMPULAN Oxford Philadelphia St Louis Sydney Ekstrak Nannochloropsis oculata menghambat Kundabala pathogen. J Endod. p. 11-3 . 5. mampu Bodrumlu E, Semiz M. 2006. Antibacterial pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis pada Toronto. p. 7-1. 6. Walton RE, Torabinejad M. 2008. Prinsip dan praktek ilmu endodonsi. Alih bahasa: konsentrasi 10%, 20%, 40% dan 33 Vol 8 No. 1 Februari 2014 7. ISSN : 1907-5987 Narlan S, Winiati S, Bambang N. ed ke-3. actions : Short Review. Indian Journal Jakarta: EGC. h 278-41. Physiol Pharmacol, 49(2): 125 – 31 . Putra SE. 2007. Alga laut sebagai biotarget industri. Available http://www.energi.lipi.go.id 8. from Enterococcus faecalis in necrotic teeth Accesed rooth canals by culture and polymerase April, 2012. chain reaction methods. European Journal Chasanah E. 2007. Bioaktif dari biota laut of Dentistry, 23(1): 145-52. untuk 9. . 15. Cogulu D, Atac Uzel. 2007. Detection of mendukung industri 16. Bayu Asep. 2009. Hutan mangrove sebagai bioteknologi.Availablefromhttp://elip.pdii.li salah satu sumber produk alam laut. Jakarta pi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/by : Id/267190 . Accesed April, 2012. Oseana, 34(2): 23-15. Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI. Yanuhar U, Asus M, Bambang I, Rahmi N. 17. Rinawati ND. 2011. Daya antibakteri 2011. Eksplorasi dan pengembangan bahan tumbuhan majapahit (Crescentia cujete I) aktif terhadap bakteri Vibrio alginolyticus. Tugas mikroalga oculata) laut sebagai (Nannochloropsis antibakteri Vibrio Akhir, Surabaya: Jurusan Biologi, Fakultas alginolyticus dan respons imun secara in Matematika vivo pada ikan kerapu. Humback grouper. Institut Teknologi Sepuluh November.h. 9. Berk. Penel Hayati Edisi Khusus: 6C (1-5). Ilmu Pengetahuan Alam, 18. Ravikumar S. et al., 2011. Antibacterial 10. Kafaie S, SP Loh dan N Mohtarrudin. 2011. activity of chosen mangrove plants against Acute and subacute toxilogical assessment bacterial of Nannochloropsis oculata in rats. Africal Applied Science Journal, 14(8):1202-1198. Journal of Agricultural Research, specified pathogens. World 19. Bandaranayake WM. 2002. Bioactivities, 7(7):1225-1220. bioactive 11. Sudibyo. 2009. Statistik penelitian aplikasi compounds constituens of and chemical mangrove plants. penelitian di bidang kesehatan. Universitas Netherlands: Kluwer Academic Publisher. Negeri Surabaya: Surabaya. University Wetlands Ecology and Managements.p. Press.h. 96. 452-421. 12. Patel JD, Anshu Kumar S, Vipin Kumar. 20. Bachtiar SY, Wahju Tjahjaningsih dan 2009. Evaluation of some medicinal plants Nanik Sianita. 2012. Pengaruh ekstrak alga used cokelat in preparations traditional for wound healing antibacterial property (Sargassum pertumbuhan sp.) bakteri terhadap Escherichia against some pathogenic bacteria. Journal coli.Journal of Marine and Coastal Science, of 1(1): 60-53. Clinical Immunology and Immunopathology Research, 1(1): 012-007. 21. Osswald 13. Dahlan S. 2011. Statistik untuk kedokteran 2005. The problem of endodontitis and managing it through conservative dentistry.p. 134 – 14. dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.h. 87. R. . 14. Prakash P, Gupta N. 2005. Therapeutic uses of Ocimum sanctum Linn (Tulsi) with a note on eugenol and its pharmacological 34 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 LAPORAN PENELITIAN KhasiatEkstrakSargassumsp. TerhadapKepadatanKolagen pada ProsesPenyembuhan Ulkus Traumatikus (Effectivity Extract of Sargassum Sp. TowardsDensity of Collagen in Traumatic UlcusHealing) Asa Karina, Syamsulina Revianti*, Isidora Karsini S.** *Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah **Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah ABSTRACT Background: Oral traumatic ulcus is the most common oral soft tissue lession in people and cause pain, difficulty in speaking, eating and swallowing. Sargassum sp. is a marine natural resources that can be used as an alternative therapy that contains saponins, flavonoids, vit. K, vit.C, Fe, Mg, Zn useful in wound healing. Objectives: To prove the effectivity of the extract Sargassum sp. towards density of collagen in oral traumatic ulcus healing. Materials and Methods: This research used the post test only control group design. Twenty five male Wistar rats divided into 5 groups which consist of 5 rats in each group. Traumatic ulcus were performed in all of the labial mucosa. K1 group was treated with aquadest as a control group, K2 group was treated with hyaluronic acid 0,2% as a control positive, K3 group was treated with extract of Sargassum sp. 25%, K4 group was treated with extract of Sargassum 50%, and K5 was treated with extract of Sargassum sp. 75%. The extract Sargassum sp. were applied topically once a day to experiment groups until seventh day. At the eighth day, rat were sacrificed at labial mucosa being biopsied and preparated for histopatological examination with Masson’s Trichrom staining to analized the collagen density. Results: This data were analized with Kruskal-Wallis and Mann-Whitney U test. There are significant differences in the density of collagen in K1 (x = 1.00) and K2 (x = 2.00), K1 and K4 (x = 1.80), K5 (x = 3.00) and K1, K2 and K5, K3 (x = 1.40) and K5, K4 and K5. Conclusions: ExtractSargassum sp. 25% is not effective towards collagen density in traumatic ulcus healing. Sargassum sp. 50% and 75% were effective towards collagen density in traumatic ulcus healing, especially Sargassum sp. 75% is the most effective. There are significant differences between Sargassum sp. 75% and hyaluronic acid 0,2% towards collagen density on traumatic ulcus healing. Sargassum sp. 75% can increase collagen density more than hyaluronic acid 0,2%. Key words: Sargassum sp., collagen, masson's trichrom, traumatic ulcus. Correspondence: Syamsulina Revianti, Department of Oral Biology,Faculty of Dentistry, Hang Tuah University, Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Phone 0315946261, 031-5945894, email: [email protected] 35 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 ABSTRAK Latar Belakang:Ulkus sering dijumpai pada masyarakat dan menyebabkan rasa nyeri, kesulitan berbicara, makan maupun menelan. Sargassum sp. adalahsumber daya alam laut yang dapat dimanfaatkan sebagai terapi alternatif yang mengandung saponin, flavonoid, vit.K, vit. C, Fe, Mg, Zn berguna dalam penyembuhan luka.Tujuan: Mengetahui efektivitas ekstrak Sargassum sp. kepadatan kolagen dalam penyembuhan ulkus traumatikus. Bahan dan Metode: Tikus Wistar berumur 6 bulan, jenis kelamin jantan dan berat badan 200-300 gram. Tikus Wistar dibagi menjadi 5 kelompok.Tikus Wistar diaklimatisasi selama 1 minggu. Pada hari ke-8 tikus Wistar diberi traumatikus ulkus mukosa labial menggunakanamalgam stopper yang telah dipanaskan. Pada hari ke-9, tikus Wistar diberi perlakuan (aquades, asam hialuronat, Sargassum sp. 25%,50%, dan75% selama 7 hari). Pada hari ke-16 tikus dikorbankan dan biopsi insisi di bibir bawah. Membuat preparat dengan pengecatan Masson’s Trichrom untuk melihat kolagen.Hasil: Terdapat perbedaan kepadatan kolagen secara signifikan di K1 (x=1,00) dan K2 (x=2,00), K1 dan K4 (x=1,80), K5 (x=3,00) dan K1, K2 dan K5, K3 (x=1,40) dan K5, dan K4 dan K5. Kesimpulan: Sargassum sp. 25% adalah tidak berkhasiat, Sargassum sp. 50% dan 75% berkhasiat terhadap kepadatan kolagen pada penyembuhan ulkus traumatik.Konsentrasi yang paling efektif adalah Sargassum sp 75%. Adaperbedaan nyata antaraSargassum sp. 75% dan asam hialuronat terhadap kepadatan kolagen pada traumatikus penyembuhan ulkus. Kata kunci: Sargassum sp., kolagen, masson’s trichrom, traumatic ulcer. Correspondence: Syamsulina Revianti, Bagian Biologi Oral, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Telp 0315946261, 031-5945894, email: [email protected] Pada prinsipnya perawatan ulkus PENDAHULUAN Ulkus merupakan suatu bentuk lesi dimana epitelium hilang, berbatas jelas dan membentuk cekungan.1 traumatikus seharusnya mengeliminasi nyeri dan pasien, ketidaknyamanan memperpendek pada waktu Ulkus yang paling sering dijumpai perawatan, pada ulkus penyembuhan, dan mereduksi ukuran traumatikus dan Stomatitis Aftosa lesi.4 Obat yang sering digunakan Rekuren (SAR).2 Ulkus traumatikus untuk terapi SARadalah obat analgesik merupakan lesi rongga mulut yang untuk mengurangi rasa sakit, agent umum dan dapat disebabkan oleh antiseptik untuk mengurangi infeksi trauma, iritasi basis akrilik, sikat gigi sekunder, yang terlalu kuat, iritasi karena gigi menghilangkan berbagai gejala yang yang patah, dan kesalahan penggunaan timbul alat kedokteran gigi.3 kemudian steroid topikal sebagai anti masyarakat adalah mempercepat antibodi akibat inflamasi.5 topikal infeksi Aplikasi waktu untuk sekunder, kortikosteroid 36 Vol 8 No. 1 Februari 2014 secara topikal ISSN : 1907-5987 dapat membantu mengurangi rasa nyeri. penggunaan kortikosteroid Namun glikosaminoglikan (GAG) utama yang dikeluarkan selama perbaikan dalam jaringan.Asam hialuronat diproduksi rencana perawatan ulkus traumatikus oleh fibroblas selama proliferasi pada masih kontroversial karena beberapa penyembuhan dokter menggunakan migrasi dan mitosis dari fibroblas dan kortikosteroid mengalami kegagalan sel epitel.Kolagen merupakan protein dalam pengobatannya, namun ada pula paling melimpah dalam tubuh yang yang menggunakan sangat terapi penyembuhan yang berhasil kortikosteroid traumatikus untuk 6 merangsang dibutuhkan luka. pada proses Hidroksiprolin satu merupakan penguat kestabilan dari pengobatan yang digunakan sekarang kolagen disebabkan ikatan hidrogen di pasaran adalah asam hialuronat intramolekul 0,2%.7 jembatan Proses kronis. Salah ulkus luka penyembuhan luka merupakan suatu proses kompleks dan dan remodeling jaringan membentuk air.Hidroksilasiprolinmemerlukan asamaskorbat(vitaminC).10 terkait satu sama lain, dari perbaikan jaringan yang Salah satu kekayaan hayati laut Indonesia adalah rumput sebagai respons atas terjadinya jejas.8 laut.11Sargassum sp. adalah alga laut Pada yang merupakan salah satu sumber proses membutuhkan regenerasi aktif jaringan makronutrien daya alam laut yang dapat (karbohidrat, lemak, dan protein) dan dimanfaatkan sebagai terapi alternatif. mikronutrien (mineral dan vitamin). Penelitian Asam Sargassumsp., Hialuronat komponen (AH) terbesar adalah ini menggunakan karena alga Sargassum matriks sp.mudah diperoleh ekstraseluler yang bersifat menarik air Indonesia, dan dan banyak ditemukan pada jaringan utamanya sebagai sumber alginat dan 9 di kandungan perairan kimia tumbuh atau rusak. Asam hialuronat mengandung protein, vitamin C, tanin, merupakan bagian penting dari matriks iodium, fenol, dan anti bakteri.12 Pada ekstraseluler dan merupakan bagian penelitian terdahulu digunakan ekstrak penting dari matriks ekstraseluer dan β-Glukan yang diambil dari Sargassum merupakan sp. dengan 2 konsentrasi yaitu, 50%, salah satu 37 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 dan 75%. Terdapat perbedaan antara test only control group design untuk kepadatan pada pengamat yang ditujukan pada 5 (lima) pengaplikasian gel β-glukan 50 % hari kelompok yang masing- masing dipilih ke-7 terlihat kepadatan kolagen yang secara random. memenuhi kriteria padat, dibandingkan Alat kolagen yang digunakan pada dengan kelompok asam hialuronat penelitian ini adalah kandang hewan yang bervariasi antara renggang hingga coba, padat. Tidak terdapat perbedaan yang anatomi, nyata antara pengaplikasian gel β- tempat gel Sargasum sp., spiritus glukan 75% dibandingkan dengan burner, cotton buds, asam hialuronat. Dosis efektif dalam scalpel, handscone, pengaplikasian topikal gel β-glukan (merah, hitam, dan biru), tabung pada ulkus traumatikus adalah dengan erlenmeyer konsentrasi 50%. Kolagen pertama kali ekstrak Sargassum sp., blender, freeze terdeteksi pada hari ke-3 setelah luka, dryer, micro pipet, tabung untuk meningkat terus sampai minggu ke-3, spesimen mukosa labial tikus Wistar. mencapai puncaknya pada hari ke-7 dan fase maturasi berlangsung mulai ke-7.13 hari penelitian stopper, pinset pinset chirurgis, tabung untuk handle dan spidol tempat warna whole Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah alga coklat ini (Sargassum sp.) yang diperoleh dari khasiat Sumenep, Madura, aquadest, HPMC terhadap (Hidroksi Propil Metil Sellulosa) (Pro kepadatan kolagen pada penyembuhan Analisis), asam hialuronat 0,2%, dietyl ulkus traumatikus. eter, pakan tikus, dan alkohol 70% bertujuan Pada amalgam mengetahui ekstrakSargassum sp. untuk sterilisasi alat, larutan formalin buffer (larutan formalin 10% dalam BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan phospat buffer saline pada pH 7,0), penelitian trueeksperimental karena bahan- bahan untuk membuat sediaan dalam histopatologis penelitian, peneliti dapat beserta bahan mengontrol kemungkinan munculnya pewarnaan Masson’s trichrom, dan semua mikroskop. variabel mempengaruhi luar proses yang dapat dan hasil penelitian.14Rancangan penelitian post Waktu penelitian mulai dari bulan April 2012 – Januari 2013. 38 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 Tempat penelitian pada penelitian ini (kelompok yang diberi perlakuan ulkus adalah Coba traumatikus, diberi pakan standart dan Laboratorium Ilmu Biokimia Fakultas aquadest secara per oral dan diberi Kedokteran Universitas Hang Tuah ekstrak Surabaya, konsentrasi 50%), dan K5 (kelompok di Unit Hewan Laboratorium Sintesis Sargassum yang Airlangga, dan Laboratorium Patologi traumatikus, diberi pakan standart dan Anatomi Gedung Diagnostic Center aquadest secara per oral dan diberi (GDC) Rumah Sakit Dr. Soetomo ekstrak Surabaya. konsentrasi 75%).Tikus diaklimatisasi selama perlakuan dengan Kimia Fakultas Farmasi Universitas Gel Sargassum sp. hasil ekstraksi diberi sp. Sargassum 7 sp. hari.Pada hari ulkus dengan ke-8, alga coklat dilihat dengan campuran dilakukan pembuatan traumatik ulkus bahan HPMC (pro analisis) sehingga pada didapatkan konsentrasi 25%, 50%, dan bawah tikus Wistardibawah anastesi 75%.15 umum Selanjutnya mempersiapkan daerahsentral mukosa (berdasarkan labial persetujuan tikus Wistar sesuai dengan kriteria Komisi Etik Fakultas Kedokteran Gigi sampel sebanyak 25 ekor tikus. Tikus Universitas Hang Tuah).Pada hari ke- dibagi menjadi 5 kelompok yang 9, dilakukan pengamatan apakah sudah masing- masing kelompok berisi 5 terbentuk ulkus atau tidak.Apabila tikus yaitu K1 (kelompok yang diberi ulkus telah terbentuk, tikus diberikan perlakuan ulkus traumatikus dan hanya perlakuan sehari sekali selama 7 diberi pakan standart dan aquadest hari.Pada hari ke-16 tikus dikorbankan secara per oral), K2 (kelompok yang dengan biopsi eksisi pada bibir bawah diberi perlakuan ulkus traumatikus, (diameter 1 cm).Selanjutnya dibuatkan diberi pakan standart dan aquadest preparat dan dilakukan pengecatan secara per oral dan diberi obat yang Masson’s Trichrom untuk melihat mengandung asam hialuronat 0,2%), kepadatan kolagen. K3 (kelompok yang diberi perlakuan ulkus traumatikus, diberi pakan HASIL PENELITIAN standart dan aquadest secara per oral Penelitian ini bertujuan untuk dan diberi ekstrak Sargassum sp. mengetahui khasiat ekstrakSargassum dengan sp. terhadap kepadatan kolagen pada konsentrasi 25%), K4 39 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 penyembuhan ulkus traumatikus. Data hasil pemeriksaan kepadatan kolagen merupakan data dengan skala ordinal sehingga dilakukan nonparametrik uji hipotesis Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan uji beda MannWhitney U. Batas derajat kemaknaanapabila p < 0,05 dengan interval kepercayaan 95%. Analisis data dilakukan dengan program komputer SPSS 19 Uji deskripstif merupakan jenis analisis deskriptif yang menampilkan tabulasi silang yang menunjukkan suatu distribusi bersama dan pengujian hubungan antara 2 variabel atau lebih. Analisis deskriptif ini digunakan untuk uji ketergantungan antara masingmasing kelompok dengan kepadatan kolagen Tabel 1. Tabel deskriptif kepadatan kolagen Gambar 1. Grafik kepadatan kolagen Tabel diatas menunjukkan distribusi kepadatan kolagen pada setiap subyek dalam masing- masing kelompok perlakuan.Pada kelompok K1 terdapat 5 subyek dengan kriteria kolagen renggang.Pada kelompok K2 terdapat 1 subyek dengan kriteria kolagen renggang, 3 subyek dengan kriteria kolagen sedang dan 1 subyek dengan kriteria kolagen padat.Pada kelompok K3 terdapat 3 subyek dengan kriteria kolagen renggang dan 2 subyek dengan kriteria kolagen sedang.Pada kelompok K4 terdapat 1 subyek dengan kriteria kolagen renggang, 4 subyek dengan kriteria kolagen sedang.Pada kelompok K5 terdapat 5 subyek dengan kriteria kolagen padat. 40 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 Tabel 2. Hasil analisis kepadatan kolagen kelompok, kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney U. Tabel 3. Hasil analisis Kruskal-Wallis disertai dengan nilai rerata dan simpangan baku Uji Mann-Whitney U digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara dua kelompok dengan derajat kemaknaan p<0,05. Tabel 4. Hasil uji beda dengan MannWhitney U Gambar 1. Kepadatan kolagen a. Kelompok 1, b. Kelompok 2, c. Kelompok 3, d. Kelompok 4, dan e. Kelompok 5. Selanjutnya dilanjutkan tes nonparametrik dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis dengan Berdasarkan data hasil penelitian derajat kemaknaan p=0,05. Berdasarkan hasil diatas didapatkan data kepadatan uji Kruskal-Wallis diperoleh p=0,002 kolagen dengan uji nonparametrik (p<0,05) yang menunjukkan adanya yaitu uji Kruskal-Wallis dengan nilai perbedaan yang signifikan pada semua signifikan p=0,002 (p<0,05). Hasil dari 41 Vol 8 No. 1 Februari 2014 uji ISSN : 1907-5987 Kruskal-Wallis menunjukkan hewan coba karena memiliki adanya perbedaan yang signifikan, metabolisme tubuh yang hampir sama kemudian dengan dilanjutkan dengan uji manusia. Dengan bedaMann-Whitney U untuk melihat menggunakan tikus, hasilnya dapat signifikansi digeneralisasikan pada manusia.16 data 2 kelompok. Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney U Kolagen pertama kali terdeteksi didapatkan bahwa terdapat perbedaan pada hari ke-3 setelah luka. Meningkat yang kepadatan terus sampai minggu ke-3. Kolagen kolagen pada K1 dibandingkan dengan mencapai puncaknya pada hari ke-7 K2 dan fase maturasi berlangsung mulai signifikan (p=0,017), dengan K4 antara K1 dibandingkan (p=0,014), K1 hari ke-7, maka pada penelitian ini dibandingkan dengan K5 (p=0,003), dilakukan K2 dibandingkan dengan K5 (p-0,017), kolagen pada hari ke-7.13 K3 dibandingkan kepadatan K5 Penelitian ini menggunakan alga dibandingkan coklat Sargassum sp. dalam keadaan dengan K5 (p=0,004). Kolagen pada segar yang diperoleh dari perairan K2 lebih padat secara signifikan Sumenep, dibanding K1.Kolagen pada K4 lebih sertifikat dari Fakultas Sains dan padat secara signifikan dibandingkan Teknologi, K1. Kolagen pada K5 lebih padat Alga coklat merupakan biota laut yang secara kaya akan kandungan senyawa organik (p=0,005), dan dengan perhitungan K4 signifikan dibandingkan K1,K2,K3,dan K4. dan Madura dan mendapat Universitas anorganik Airlangga. yang dapat dimanfaatkan dalam beberapa aspek, akan tetapi masih banyak yang belum PEMBAHASAN Sampel yang digunakan dalam bisa memanfaatkan Sargassum ini penelitian ini sebanyak 25 ekor tikus khususnya dibidang kedokteran gigi. Wistar Peran jantan dengan dasar Sargassum sp. ulkus terhadap pertimbangan sifat jenis kelamin jantan penyembuhan yang lebih mudah dikontrol dalam adalah mengurangi inflamasi, berperan proses penyembuhan karena tidak dalam terpengaruh oleh faktor hormonal pada meningkatkan migrasi neutrofil dan saat menstruasi. Tikus Wistar sebagai transformasi limfosit, meningkatkan pembekuan traumatikus darah, 42 Vol 8 No. 1 Februari 2014 proliferasi fibroblas, ISSN : 1907-5987 dan memacu pembentukan kolagen.16,17 75%. Hal ini bisa disebabkan karena kandungan Hasil pada penelitian ini adalah antioksidan pada Sargassum sp. yang berperan adalah terdapat perbedaan yang signifikan flavonoid antara kepadatan kolagen pada tikus meningkatkan proliferasi sel fibroblas yang diberi aquadest dibandingkan untuk pembentukan kolagen dan dapat dengan mengurangi tikus yang diberi asam yang berperan dalam inflamasi.Selain hialuronat 0,2%. Kolagen pada tikus antioksidan ada juga protein yang yang diberi asam hialuronat 0,2% lebih sangat penting dalam pemeliharaan padat secara signifikan dibanding tikus dan perbaikan jaringan tubuh. Apabila yang diberi aquadest. Hal ini bisa jumlah persediaan protein dalam tubuh disebabkan karena asam hialuronat rendah menginbisi fibroblas, turunnya fibroblas yang terekspos dengan AH sehingga secara penyembuhan luka. Sedangkan apabila proliferasi signifikan meningkatkan akan dapat proses menyebabkan sintesis kolagen memperlambat proses sintesis protein non kolagen serta jumlah sintesis memadai maka proses penyembuhan kolagen hialuronat absolut.Asam menstimulasi sintesis kolagen lebih banyak daripada sintesis persediaan protein cukup luka akan dapat berlangsung secara cepat atau optimal.16 protein non kolagen. Asam hialuronat Saponin juga berperan penting berperan penting dalam mempengaruhi dalam penyembuhan luka. Senyawa ini kecepatan migrasi sel pada proses mempunyai struktur yang hampir mirip penutupan dengan senyawa aktif dalam ginseng, angiogenesis, luka, inflamasi, reepitelisasi dan proliferasi sel.11 ganoderma, terkenal dan tumbuhan lainnya.Dari herbal beberapa Pada tikus yang diberi ekstrak penelitian diketahui bahwa senyawa ini Sargassum sp. dengan konsentrasi bisa berfungsi sebagai antikanker dan 25%, 50% dan 75%, konsentrasi yang anti inflamasi. Saponin merupakan paling senyawa efektif terhadap kepadatan yang penting dalam kolagen pada proses penyembuhan penyembuhan luka. Saponin dapat ulkus memacu pembentukan kolagen, yaitu traumatikus adalah ekstrak Sargassum sp. dengan konsentrasi 43 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 protein struktur yang berperan dalam banyak mengandung nutrisi yang dapat proses penyembuhan luka.17 mempercepat penyembuhan ulkus Beberapa vitamin dan mineral traumatikus dan nutrisi terbanyak ada dalam Sargassum sp. juga berperan pada ekstrak Sargassum sp. dengan dalam penyembuhan luka.Vitamin C konsentrasi 75%. berperan meningkatkan migrasi Terdapat perbedaan yang neutrofil dan transformasi limfosit, signifikan antara kepadatan kolagen penting untuk sintesis kolagen, dan pada tikus yang diberi asam hialuronat untuk menjaga daya tahan 0,2% dibandingkan dengan tikus yang berperan untuk diberi ekstrak Sargassum sp. dengan meningkatkan fase inflamasi awal, konsentrasi 75%. Kolagen pada tikus membantu epitel. yang diberi ekstrak Sargassum sp. 75% Vitamin K berperan dalam proses lebih padat secara signifikan dibanding pembekuan tikus yang diberi asam hialuronat tubuh.Vitamin A diferensiasi darah sel dan penutupan luka.17 0,2%. Hal ini bisa disebabkan karena MineralCa berperan mengendalikan dalam ekstrak Sargassum sp. dengan pembekuan konsentrasi 75% yang didalamnya darah.mineral Fe dan Mg berpengaruh banyak mengandung nutrisi yang dapat pada proses pertumbuhan sel dan meningkatkan kepadatan pemeliharaan dalam penyembuhan sebagai jaringan, kofaktor berfungsi untuk sintesis proses kolagen ulkus traumatikus. kolagen, mineral Zn juga berperan dalam penyembuhan luka, selain itu juga mampu meningkatkan imunitas. SIMPULAN Ekstrak Sargassum sp. dengan Kandungan abu pada rumput laut lebih konsentrasi tinggi dibandingkan dengan sayuran terhadap seperti penyembuhan bayam dan sayuran 25% tidak kepadatan berkhasiat kolagen pada ulkus lainnya.Bagian batang dan daun pada traumatikus.Ekstrak rumput laut mempunyai kandungan dengan konsentrasi 50% berkhasiat abu yang tinggi sehingga diperoleh terhadap kandungan penyembuhan pula.Pada mineral ekstrak yang tinggi Sargassum sp. Ekstrak Sargassum kepadatan ulkus Sargassum kolagen sp. pada traumatikus. sp. dengan 44 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 www.thejedp.com. Accessed at 22 Juni, konsentrasi 75% berkhasiat terhadap 2012. kepadatan kolagen pada penyembuhan 3. ulkus traumatikus. Konsentrasi ekstrak Cunningham SJ and Quinn FB. 2002. Ulcerative Lesions of The Oral Cavity. Sargassum sp. yang paling efektif Available dalam www.utmb.edu/otoref/grnds/Ulcer-oral- meningkatkan kedapatan 021016/Ulcer-oral-021016-slidesB.pdf kolagen pada proses penyembuhan ulkus traumatikus adalah konsentrasi from . Accessed at 10 Juni, 2012. 4. Katsambas AD and Lotti TL. 2003. 75%. Ada perbedaan yang signifikan European Handbook of Dermatological antara aplikasi topikal gel ekstrak Treatment., 2nd ed., Philadelphia: Elsevier Sargassum sp. dengan konsentrasi 5. Oral 75% dan asam hialuronat terhadap peningkatan kepadatan kolagen pada Field A and LongmanL. 2003. Tyldesley’s Medicine., Liverpool: Oxford University Press. 6. Neville BD, Damm DD, Bouquot JE. 2002. Oral & Maxillofacial Pathology., 2nd ed., penyembuhan ulkus traumatikus. Philadelphia : W.B. Sauders.p. 258-255 7. UCAPAN TERIMA KASIH Maxillo Infection. 4th Ed. Philadelphia: WB Pada kesempatan ini ucapan terima kasih Laboratorium disampaikan Biokimia Topazian RG, Goldberg MH.2002. Oral and kepada Saunders co. p. 25. 8. Fakultas Ibelgaufts H. 2002. Wound Cytokines & Cells Online Encyclopedia. Healing., Pathfinder Available Kedokteran Universitas Hang Tuah frommwww.coper.cfi.htm. Accessed at 10 dan Laboratorium Patologi Anatomi Juni, 2012. Gedung Diagnostic Center (GDC) 9. Schultz GS, Ladwig G, Wysocki A. 2005. Extracelluler Matrix: Review of Its Roles on Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya Acute and Chronic Wounds. Available from yang telah memberikan kesempatan www.worldwidewounds.com/2005/august/S melakukan penelitian ini. chultz/Extrace-Matric-Acute-ChronicWounds.html. Accessed at 20 Juni 2012. 10. MacKay DND and Miller ALND. 2003. DAFTAR PUSTAKA 1. 2. Nutritional Support for Wound Healing Greenberg MS. 2003. Ulserative, Vesicular, Alternative Medicine Review. Available and Bulous Lesions in Burket’s Oral from Medicine Diagnosis and Treatment., 10th www.pilonidal.org/books/betaglucan.pdf. Ed., New York: BC Decker Inc. p. 65-63. Accessed at 15 Juli, 2012. Terry TSI and McDowell J. 2002. 11. Zailani K dan Purnomo H. 2011. Studi Differential Diagnosis: Is it Herpes or Kandungan dan Identifikasi Fukosantin dari Aphtous., Vil 3 no. 1. Available from Tiga Jenis Rumput Laut Cokelat (Sargassum 45 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 cinereum, Sargassum echinocarpum dan 15. Putri KH.2011. Pemanfaatan rumput Laut Sargassum filipendula) dari Padike Talongo Coklat (Sargassum sp) sebagai Serbuk Sumenep Minuman Madura. Skripsi, Brawijaya University, Malang. Pelangsing. Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 12. Kadi A dan Genisa SA. 1993. Produksi, 16. Triyono. 2005. Perbedaan Tampilan Sebaran Jenis, Kandungan Bahan Kimia, Kolagen di Sekitar Luka Insisi pada Tikus Rumput Laut Nilai Ekonomi.Available from Wistar yang Diberi Infiltrasi Penghilang www.elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/s Nyeri Levobupivakain dan yang Tidak earchkatalog/downloadDatabyId/7059/7059. Diberi Levobuvipakan (Studi Histokimia). pdf. Accessed at 10 Juni, 2012. Available 13. Novriansyah, Robin. 2008. Perbedaan Kepadatan Kolagen di Sekitar Luka Insisi Tikus Wistar Konvensional yang dan Dibalut Penutup Kasa Oklusif from http://eprints.undip.ac.id/16709/1/Bambang_ Triyono.pdf. Accessed at 22 Juni, 2012. 17. Arissandi Dian. 2009. Pengaruh Basis Gel Poloxamer dan Karbopol terhadap Hidrokoloid Selama 2 dan 14 Hari. Tesis, Penyembuhan Luka Bakar Gel Ekstrak Universitas Diponegoro, Semarang. Etanol Umbi Wortel (Daucus carota L.) pada 14. Sudibyo. 2008. Metodologi Penelitian Kulit Punggung Kelinci. Skripsi, Fakultas Aplikasi Penelitian Bidang Kesehatan Buku Farmasi Universitas 2, Surabaya: Unesa University Press. p. 4-2. Surakarta.p.5. Muhammadiyah, 46 Vol 9 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 LAPORAN PENELITIAN Perbedaan Kekasaran Permukaan Enamel Gigi Sapiyang Diulasi Gel Ekstrak Cangkang Kerang Darahyang Ditambahkan Fluor (The Difference of Enamel Surface Roughness In Bovine TeethAfter Application of Anadara Granosa Shell Gel Extract andthe Addition of Fluor) Fajar Alexander, Sularsih*, Aprilia** *Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah **Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah ABSTRACT Background: Anadara granosa is one of the best fishery commodity in Indonesia. Anadara granosa shell waste extract contains calcium and addition fluor that is important to maintain tooth remineralization. Purpose : The aim of this study was to evaluate the surface roughness of enamel in bovine after application of anadara granosa shell gel extract and the addition of fluor for 3, 14, and 28 days. Material and Methods: Thirty six freshly extracted bovine teeth were collected. The sample were randomly assigned to three controls and three observations (n=6). T01, T02, and T03 as the control group which placebo was applied after microabrassion for 3, 14, and 28 days. O1, O2, and O3 as the observation group which anadara granosa shell gel extract and the addition of fluor was applied after microabrassion for 3, 14, and 28 days. The remaining specimens all was soaked twice a day for ten minutes. The sample were soaked in artificial saliva and evaluated after 30 days using surface roughness tester. The result were tabulated and analyzed using one way anova. Result: There was significant differences the surface roughness of enamel after aplication of anadara granosa shell gel extract and addition of flour between 3 and 28 days application.. The surface roughness of enamel in observation group was smaller than the control group. Conclusion: There was significant differences the surface roughness of enamel after application of anadara granosa shell gel extract and addition of fluor in observation group during 28 days. Keywords: Anadara granosa shell gel extract, fluor, surface roughness of enamel, bovineteeth. Correspondence:Sularsih, Department of Materials Science and Technology Dentistry,Faculty of Dentistry, Hang Tuah University, Arief Rakhman Hakim 150, Sukolilo, Surabaya, Phone031-5945964,5945894, Fax. 5946261, Email :[email protected] 47 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 ABSTRAK Latar Belakang: Kerang darah adalah salah satu komoditas perikanan terbaik di Indonesia. Limbah cangkang kerang darah yang mengandung kalsium dan ditambahkan fluor berfungsi untuk remineralisasi gigi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan besar kekasaran permukaan enamel gigi sapi yang diulasi gel ekstrak cangkang kerang darah yang ditambahkan fluor selama 3, 14, dan 28 hari. Metode: Sampel terdiri dari 36 gigi sapi yang baru diekstraksi. Sampel dipilih secara random dan dibagi menjadi 3 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan dengan jumlah sampel (n=6). Kelompok kontrol T01, T02, T03 yang diulasi etsa dan gel plasebo selama 3 , 14, dan 28 hari. Kelompok perlakuan O1, O2, O3 yang diulasi etsa dan gel ekstrak cangkang kerang darah yang ditambahkan fluor selama 3, 14, dan 28 hari.Pengaplikasian gel pada kelompok kontrol dan perlakuan dilakukan 2x setiap 12 jam sehari dan sampel disimpan dalam saliva buatan. Setelah hari ke 30, sampel diuji kekasaran permukaan enamel dengan menggunakan surface roughness tester. Data kekasaran permukaan enamel yang telah didapat dianalisis statistik dengan menggunakan one way anova. Hasil: Ada perbedaan kekasaran permukaan enamel yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan lama pengulasan selama 3 hari dan 28 hari. Kekasaran permukaan enamel kelompok perlakuan lebih kecil daripada kelompok kontrol. Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan dengan lama pengulasan gel ekstrak cangkang kerang darah yang ditambahkan fluor pada kelompok perlakuan selama 28 hari Kata Kunci: Gel ekstrak cangkang kerang darah, fluor, kekasaran permukaan enamel, gigi sapi. Korespondensi: Sularsih, Bagian Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah, Jl.Arief Rakhman Hakim No.150, Sukolilo, Surabaya, Telp031-5945964,5945894, Fax. 5946261, Email :[email protected] kerang yang bagus yang diambil untuk PENDAHULUAN Kerang (Anadara dibuat handycraft.Sisanya yang tidak granosa) merupakan salah satu jenis bagus dan berbau dibuang disekitar kerang yang berpotensi dan bernilai bibir ekonomis dikembangkan pembuangan sampah dan menjadi sebagai sumber protein dan mineral limbah alam. Pemanfaatan cangkang untuk memenuhi kebutuhan pangan kerang darah dalam dunia medis, yaitu masyarakat potensi kalsium dari cangkang kerang untuk Indonesia. masyarakat Kebanyakan Indonesia menggunakan sebagai Darah daging asupan kerang makanan hanya saja dan pantai atau di tempat darah sebagai bahan rehabilitas tulang dan gigi.1,2 Cangkang kerang darah membuang kulit kerangnya.Banyaknya mengandung kalsium yang tinggi. sisa Berdasarkan pemeriksaan dengan cangkang kerang tidak x- dimanfaatkan karena dianggap tidak ray fluorescence (XRF) dan x-ray dapat didaur ulang. Hanya cangkang diffraction (XRD), kandungan 48 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 cangkang kerang darah terdiri dari : lebih tahan terhadap asam sehingga CaO 97,93%, SiO0,17%, Fe2O3 0,04%, dapat MgO 0,85% dan lainnya kurang dari demineralisasi dan 1,00%3. Menurut Setiabudhi (2012) remineralisasi yang terdapat kadar menghambat kalsium dalam perbaikan karies.6,7 dan proses meningkatkan merangsang penghentian lesi cangkang kerang darah sebesar 98,61%4. Kalsium adalah mineral Karies gigi adalah suatu proses penting untuk pertumbuhan tulang dan terjadinya pelepasan kalsium pada gigi dengan proses remineralisasi gigi5. enamel, Selain itu dibutuhkan pula fluor dalam terjadinya mencegah proses terjadinya karies. permukaan gigi yang ditumpuki oleh Adapun fluor dapat dijumpai di dalam plak gigi. Enamel gigi disusun oleh bahan makanan dan minuman.6 kristal-kristal yang terdiri dari berbagai sehingga menyebabkan bercak putih pada Pencegahan karies dengan fluor mineral, komponen utamanya adalah dapat dilakukan pada masa pra erupsi kompleks calcium phosphate, yang dan pasca erupsi. Tindakan yang disebut dilakukan memberikan merupakan mineral yang berperan fluoridasi pada air minum sehingga dalam pembentukan jaringan keras gigi akan kuat dan tahan terhadap gigi. Dari 1200 gram kalsium yang serangan karies biasanya ini dilakukan terdapat di dalam tubuh, sekitar 90% pada masa pra erupsi, sedangkan pada terdapat dalam jaringan keras (tulang masa dan dengan pasca erupsi salah satu hydroxyapatite.Kalsium gigi). Peningkatan kebutuhan diantaranya dengan berkumur-kumur kalsium dapat terjadi pada masa memakai larutan pertumbuhan, kehamilan, menyusui, diperoleh efek fluor topikal sehingga dari fluor dan defisiensi kalsium.Kalsium terhadap enamel. Cara fluor bekerja mempunyai berbagai fungsi dalam dengan tubuh, bakteri menghambat plak metabolisme adalah dapat pembentukan tulang dan pembentukan memfermentasi karbohidrat melalui gigi.4 Kekasaran permukaan enamel perubahan hidroksil apatit pada enamel disebabkan menjadi hidroxyapatite, dan jika terlalu banyak fluor yang diantaranya apatit. Pemberian fluordapat menghasilkan enamel yang maka oleh dapat hilangnya mengakibatkan 49 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 terbentuknya kavitas. Adanya fluoride CPP-ACP ke bagian dalam email pada saat pembentukan enamel atau untuk menggantikan mineral yang larut aplikasi topikal pada permukaan sehingga dapat terjadi remineralisasi.12 enamel menyebabkan penurunan Fungsi dari kalsium dan fluoride kelarutan permukaan enamel. dengan Penambahan fluoride mempengaruhi adalah kekerasan, dan pertumbuhan remineralisasi yang telah stabilitas enamel. Apabila fluoride hilang akibat terjadinya demineralisasi, dalam dimana fluoride masuk ke dalam aktivitas jumlah menstabilkan kimia, sedikit enamel akan dengan pemberian secara untuk enamel rods mempercepat untuk menghambat menurunkan kelarutan terhadap asam, kerusakan menurunkan dan metabolisme kalsium dapat terjadi meningkatkan remineralisasi.8 Kadar tanpa harus terganggu oleh bakteri dan fluoride yang sering digunakan pada plak.13 demineralisasi pasta gigi maupun tooth mouse adalah pada topikal sehingga Maki Oshiro (2007) menyatakan 9,10 bahwa Berbagai metode serta teknik permukaan 0,2%. enamel, ada perbedaan enamel kekasaran pada aplikasi pencegahan karies sering dilakukan, Casein Phosphopeptide-Amorphous salah Calcium Phosphate satunya meningkatkan email. adalah kekuatan Mathias dengan permukaan (2009) plus fluoride (CPP-ACP) selama 3 hari, 14 hari, dan 28 hari secara topikal dengan memperkenalkan suatu bahan yang pengukuran SEM (Scanning Electron dapat digunakan untuk pencegahan Microscopy).14 karies, yaitu Casein PhosphopeptideAmorphous Calcium Phosphate plus fluoride (CPP-ACP).11 Bahan ini Dari uraian di atas gel ekstrak cangkang kerang darah yang ditambahkan fluor memiliki potensi berbentuk pasta berisi suatu protein sebagai bahan yang susu kasein yang mengandung mineral remineralisasi. Oleh karena itu peneliti kalsium fosfat dan fluoride. Email gigi ingin mengetahui perbedaan besar yang mengalami proses demineralisasi kekasaran permukaan enamel gigi sapi dapat diperbaiki dengan pemberian ion (bovine) yang diulasi gel ekstrak kalsium dan fosfat yang terdapat pada cangkang kerang menunjang darah yang 50 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 ditambahkan fluor selama 3 hari, 14 dengan placebo) sebanyak 2x sehari hari, dan 28 hari. dan dibagi dalam kelompok T01 3 hari, T02 14 hari, T03 28 hari. kelompok perlakuan sebanyak 6 gigi insisivus BAHAN DAN METODE Penelitian ini tergolong sapi yang diulas etsa dan gel ekstrak penelitian eksperimental laboratoris cangkang dengan rancangan ditambahkan fluoride sebanyak 2x penelitian post test only group design. sehari dan dibagi dalam kelompok T1 3 Sampel penelitian menggunakan gigi hari, T2 14 hari, T3 28 hari. menggunakan insisivus sapi dengan kriteria, berusia ± 3 tahun, mahkota erupsi dalam kerang darah yang Pengukuran dilakukan setelah 30 hari menggunakan alat surface keadaan utuh, mahkota tidak abrasi, roughness tester dengan cara spesimen mahkota tidak fraktur/ retak, mahkota diletakkan dengan posisi melintang tidak ada karies.15 pada meja alat pengukur (surface Bahan yang digunakan pada saat penelitian antara lain Etsa asam roughness) sampai jarum pengukur dapat bergerak bebas phospat 37%, Normal saline, Saliva permukaan buatan, Sediaan gel ekstrak cangkang Permukaan yang diukur rata ± 10 mm kerang, Gigi sapi dari Rumah Potong untuk Hewan kekasaran, yaitu pada bagian tengah – Kedurus Kota Surabaya, yang menyentuh dilewati akan jarum diukur. pengukur fluoride, NaCl (Natrium Chloride), tengah KCl CaCl2 dapat dipantau posisi jarum pengukur (Calcium Chloride), NaHCO3, CmcNa harus menyentuh permukaan spesimen (Carboxyl Methyl Cellulose-Natrium), dengan benar, yaitu menyentuh dengan nipasin, dan nipasol. tanpa tekanan.Tombol start ditekan (Potassium Teknik Chloride), sampel maka alat jarum pengukur) akan menggunakan simple random sampling bergerak dengan kecepatan 1 mm/det. dan dibagi menjadi 6 kelompok secara Setelah selesai pengukuran, pada layar acak, kontrol monitor akan ditampilkan data-data sebanyak 6 gigi insisivus sapi yang tentang keadaan permukaan spesimen, hanya diulas etsa, tanpa gel ekstrak yaitu Rz yang menunjukkan rata-rata cangkang kerang darah (tetapi diulas aritmatik lima perbedaan ujung puncak dimana pengambilan labial. Pada layar monitor kelompok 51 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 tertinggi dan ujung puncak terendah bentukan kekasaran terhadap panjang permukaan yang diukur dalam satuan mikron. Pengukuran tiap spesimen dilakukan sebanyak satu kali, serta spesimen pemotongan tidak perlu baik secara dilakukan 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 placebo gel ekstrak cangkang kerang darah (perlakua n) 3 14 28 hari hari hari vertikal, maupunhorizontal. Gambar 1. Grafik rerata hasil uji kekasaran HASIL Nilai rerata dan simpang baku hasil uji kekasaran permukaan enamel permukaan enamel gigi sapi antara kontrol dan kelompok perlakuan selama 3, 14, dan 28 hari gigi sapi antara kontrol dan kelompok perlakuan selama 3, 14, dan 28 hari dapat dilihat pada tabel 1 dan gambar 1. Tabel 1.Nilai rerata dan simpang baku hasil uji kekasaran permukaan enamel gigi sapi Berdasarkan gambar 1, rerata besar permukaan enamel gigi yang diulasi gel ekstrak cangkang kerang darah yang ditambahkan fluoride selama 3, 14, dan 28 hari antara kelompok kontrol dan perlakuan, pada antara kontrol dan kelompok perlakuan kelompok perlakuan menunjukkan selama 3, 14, dan 28 hari hasil rerata yang lebih kecil. Diantara lama pengulasan gel ekstrak cangkang kerang darah ditambahkan fluoride selama 3,14, dan 28 hari rerata besar kekasaran permukaan enamel gigi yang diulasi selama 28 hari menunjukkan rerata paling kecil. Rerata dan simpang baku hasil kekasaran permukaan enamel gigi sapi dianalisa dengan uji saphirowilk menunjukkan bahwa data berdistribusi normal (p>0,05) sehingga memenuhi 52 Vol 8 No. 1 Februari 2014 persyaratan ISSN : 1907-5987 menggunakan uji terhadap lama pengulasan antara parametrik. Uji Levene menunjukkan kelompok kontrol dan gel perlakuan nilai probabilitas > 0,05, maka asumsi selama 3, 14, dan 28 hari dapat dilihat homogen pada tabel 3 terpenuhi, sehingga memenuhi persyaratan menggunakan Tabel 3. Taraf signifikan besar kekasaran uji parametrik. Hasil uji independent sample test antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan selama 3, 14, dan 28 hari permukaan enamel gigi sapi terhadap lama pengulasan antara kelompok kontrol dan perlakuan selama 3, 14, dan 28 hari. dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Taraf signifikan besar kekasaran permukaan enamel gigi sapi antara kelompok plasebo dan gel ekstrak cangkang kerang darah selama 3, 14, dan 28 hari. Hasil uji one-way anova besar kekasaran permukaan enamel gigi sapi terhadap lama kelompok Hasil uji independent sample test pengulasan kontrol dan antara perlakuan selama 3, 14, dan 28 hari menunjukkan antara kelompok plasebo dan gel bahwa ekstrak cangkang kerang darah selama bermakna pada kelompok gel ekstrak 3, 14, dan 28 hari menunjukkan bahwa cangkang kerang darah 3 hari dan 28 tidak ada perbedaan yang bermakna hari (p<0,05). Tidak ada perbedaan (p>0,05). Dengan demikian tidak ada yang bermakna antara hari ke 3 sampai perbedaan dari hasil pengukuran besar hari ke 14 maupun hari ke 14 sampai kekasaran permukaan enamel yang hari ke 28 (p>0,05) pada kelompok dilihat perlakuan, perbandingannya antara terdapat serta perbedaan pada yang kelompok kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak ada perbedaan yang kontrol selama 3, 14, dan 28 hari. bermakna pada hari ke 3, 14, sampai Hasil uji one-way anova besar kekasaran permukaan enamel gigi sapi hari ke 28 (p>0,05). Dengan demikian kelompok perlakuan menunjukkan 53 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 adanya perbedaan yang bermakna pada adalah bahan organik dan air. Bahan besar kekasaran permukaan enamel anorganik pada enamel terdiri dari gigi kalsium 36,7%, fosfat 17,4%. Enamel sapi ekstrak setelah cangkang pengulasan kerang gel darah sebagian besar terdiri dari yangditambahkan fluor selama 28 hari hidroksiapatit dan sebagian kecil fluor dibandingkan kelompok kontrol yang apatit.16 Kalsium merupakan mineral diulasi dengan gel plasebo. yang berperan dalam pembentukan jaringan keras gigi. Dari 1200 gram kalsium yang terdapat di dalam tubuh, PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk sekitar 90% terdapat dalam jaringan mengembangkan keras (tulang dan gigi). Peningkatan pemanfaatan ekstrak cangkang kerang kebutuhan kalsium dapat terjadi pada darah yang ditambahkan dengan fluor masa dalam menyusui, menunjang proses pertumbuhan, kehamilan, dan defisiensi demineralisasi dan remineralisasi gigi. kalsium.Kalsium mempunyai berbagai Cangkang memiliki fungsi dalam tubuh, diantaranya adalah kadar kalsium yang sangat tinggi, pembentukan tulang dan pembentukan diketahui gigi.Fungsi kerang dari darah mulai dilakukan utama kalsium adalah penelitian dalam dunia medis yang mengisi kepadatan tulang.Jumlahnya membutuhkan cangkang kerang darah di tulang dan gigi terdiri dari 99% untuk perkembangan dalam pembuatan kalsium. biomaterial dalam tubuh, termasuk di dalam cairan implan, yang dimana berguna sumber untuk kalsium menjadi alasan utama dari penelitian tersebut.2 Setiabudhi (2012) Selebihnya tersebar luas intraseluler dan ekstraseluler.4 Selain sangat kalsium, penting peran dalam fluor proses menyatakan bahwa terdapat kadar remineralisasi dan demineralisasi gigi. kalsium dalam cangkang kerang darah Manfaat dari fluor itu sendiri berguna 4 sebesar 98,61%. Struktur jaringan gigi untuk menghambat enzim yang terlibat terdiri dari jaringan keras gigi (enamel, dalam dentin, sementum) dan jaringan lunak pengangkutan gigi (pulpa). Komponen enamel terdiri glukosa dalam streptococcus oral dan dari 96% bahan anorganik, sisanya juga membatasi penyediaan bahan pembentukan dan asam serta penyimpanan 54 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 asam Pada penelitian ini bahan fosfat (PO42-) dalam sintesis polisakarida.13 Adanya tidak digunakan karena tidak tersedia fluor pada saat pembentukan enamel dipasaran, dan hanya HPO42- yang atau aplikasi topikal pada permukaan dijual dipasaran. Berdasarkan teori enamel penurunan Mount (2005) enamel. HPO42- tidak cadangan untuk pembuatan menyebabkan kelarutan permukaan Penambahan fluor kekasaran, mempengaruhi aktivitas kimia, dan stabilitas enamel. Apabila fluor dalam jumlah sedikit akan keseimbangan menyatakan bahwa berperan dalam HA karena HA mengandung PO43- dibanding HPO42sehingga kristal HA akan larut.17 menstabilkan Pada penelitian ini waktu yang enamel dengan menurunkan kelarutan digunakan terhadap menurunkan ekstrak cangkang kerang darah adalah meningkatkan 3, 14, dan 28 hari, karena berdasarkan asam, demineralisasi dan remineralisasi.8 dalam pengulasan gel penelitian yang dilakukan Oshiro dkk Hasil penelitian yang dilakukan (2007) yang membandingkan porositas oleh Maki Oshiro (2007) menyatakan tubuli dentin dalam jangka waktu bahwa kekasaran tersebut dengan menggunakan SEM aplikasi (Scanning Electron Microscopy) sudah ada permukaan perbedaan enamel pada Casein Phosphopeptide-Amorphous cukup Calcium Phosphate fluoride pengaruh pengulasan.14 Pada penelitian (CCP-ACP) selama 3 hari, 14 hari, dan ini pengulasan gel ekstrak cangkang 28 hari secara topikal. Salah satu kerang darah dalam sehari dilakukan indikator plus efektif untuk mengetahui terjadinya proses dua kali, hal ini mengacu pada gigi adalah penelitian remineralisasi yang dilakukan oleh pembentukan kembali sebagian kristal Paramitha (2011) dan menurut aturan apatit larut pemakaian yang dibuat oleh pabrik dikarenakan demineralisasi, sehingga pada penggunaan CCP-ACP.15 Alasan mengurangi lain bahwa kandungan yang terdapat pada enamel yang enamel kekasaran dapat yang permukaan menyebabkan terbentuknya kavitas.17 Selain fluor, pada CCP-ACP dan sediaan gel ekstrak cangkang kerang darah yang fosfat (PO42-) ditambahkan fluor mempunyai berperan dalam proses remineralisasi. 55 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 kesamaan bahan yaitu pada kadar permukaan enamel. Lama pengulasan kalsium dan fluoride. gel ekstrak cangkang kerang darah Pada penelitian ini menggunakan yang ditambahkan fluor selama 14 hari gigi sapi permanen insisivus rahang belum bawah extracted). terhadap perbedaan waktu pengulasan permanen antara 3 hari dan 28. Hal tersebut insisivus rahang bawah pada penelitian kemungkinan karena faktor sediaan gel ini karena gigi insisivus sapi rahang ekstrak cangkang kerang darah yang bawah memiliki bentuk yang sama ditambahkan dengan bentuk gigi insisivus pada konsistensinya masih terlalu padat rahang bawah manusia, dan mudah dibandingkan dengan bahan topikal didapatkan lain seperti CCP-ACP, sehingga terjadi (bovine Penggunaan fresh gigi dari sapi rumah potong hewan.14,16 menunjukkan pengaruh fluor dimana kesulitan pada saat absorbsi. Selain itu Hasil uji one-way anova besar faktor bentuk anatomi gigi insisivus kekasaran permukaan enamel gigi sapi rahang bawah sapi yang berbeda-beda terhadap dan permukaan gigi yang kurang rata lama pengulasan antara kelompok perlakuan selama 3, 14, dan pada 28 hari menunjukkan kesulitan pada pengukuran. perbedaan secara bermakna pada lama pengulasan selama 28 hari. ini, menyebabkan Fungsi dari kalsium dan fluoride analisis dengan menunjukkan bahwa perkembangan adalah terjadi setelah pengulasan selama 28 pertumbuhan remineralisasi yang telah hari, tidak ada perbedaan antara lama hilang akibat terjadinya demineralisasi. pengulasan selama 3 hari dan 14 hari, Bahan fluoride dan 14 hari dengan 28 hari, tetapi ada enamel rods perbedaan pengulasan antara 3 hari kerusakan pada enamel dan akan dan 28 hari. Jadi dapat disimpulkan berikatan kuat dengan ion-ion bebas bahwa lama pengulasan gel ekstrak Ca2+ dan HPO42- membentuk kristal cangkang fluorapatit kerang Hasil penelitian darah yang pemberian secara untuk topikal mempercepat masuk untuk ke dalam menghambat [Ca10(PO4)6(OH).F] ditambahkan fluor selama 14 hari pada sehingga metabolisme kalsium dapat penelitian ini belum menunjukkan terjadi tanpa harus terganggu oleh pengaruh terhadap besar kekasaran bakteri dan plak.13 Faktor - faktor yang 56 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 mempengaruhi kekasaran permukaan dapat digunakan sebagai biomaterial enamel pada manusia secara umum kedokteran dipengaruhi oleh diet yang tidak terjadinya remineralisasi, serta dapat seimbang terutama karbohidrat yang menekan angka karies gigi di masa tinggi depan. kandungan tingginya aktivitas sukrosanya, bakteri gigi untuk menunjang karies terutama bakteri Streptococcus mutans, SIMPULAN dan struktur gigi itu sendiri yang Terdapat perbedaan yang kurang baik.15 Pada penelitian ini bermakna pada kekasaran permukaan faktor lainnya yang mempengaruhi enamel dengan lama pengulasan gel pengukuran permukaan ekstrak cangkang kerang darah yang enamel adalah lama waktu pengulasan ditambahkan fluor selama 3 hari dan gel ekstrak cangkang kerang darah 28 hari. kekasaran yang ditambahkan fluor. Dari hasil penelitian didapatkan rerata jumlah kekasaran permukaan DAFTAR PUSTAKA 1. PKSPL. 2004. Pengembangan enamel antara kelompok kontrol lebih Penelitian Budidaya dan Perikanan (Kerang Darah) di Kabupaten Boalemo besar dibandingkan perlakuan. dengan Hal ini pemberian cangkang kerang kelompok menunjukkan gel ekstrak darah kekasaran dan PKSPL. Laporan Penelitian. p.24-15. 2. Wheeler’s. 2003. Dental Anatomy, Physiology, and Occlusion. United States. yang ditambahkan fluor dapat menurunkan besar Provinsi Gorontalo. Kerjasama BAPPEDA p. 6. 3. Wiraningsih. 2010. Sintesis kalsium permukaan pirosofat dari kulit kerang darah (anadara enamel.Semakin lama pengulasan gel granosa) melalui metode presipitasi. Tesis, ekstrak cangkang kerang darah yang ditambahkan dengan menurunkan besar fluor Universitas Andalas. p.2-1. 4. Mustakimah,dkk. 2012. Decomposition dapat Study of Calcium Carbonate in Cockle kekasaran Shell. World engineering congres 2010, 2nd – 5th August, Kuching. Sarawak, Malaysia. permukaan enamel. Lama pengulasan Conference on advance Processes and gel selama 28 hari signifikan berbeda dibandingkan lama pengulasan 3 hari. Materials. Vol. 7, No. 1: 10 – 1. 5. Setiabudhi M. 2012. Kadar kalsium gigi Gel ekstrak cangkang kerang darah sapi setelah pengulasan dengan gel ekstrak yang ditambahkan fluor diharapkan kerang darah (anadara granosa). Skripsi, 57 Vol 8 No. 1 Februari 2014 6. Universitas Hang Tuah, Surabaya. p.9-5, using CPP-ACP: An in vitrostudy. J 11-10, 18-13, 27-26. Conserv Dent. Vol 12. p. 225. Ito D. 2010. Optimal level of calcium intake 7. ISSN : 1907-5987 for caries prevention. Tesis. casein phophopeptide-amorphous calcium Universitas Kedokteran Gigi. Toronto. p.3- phosphate pada white spot gigi desidui. 1. Tesis, Lubis S. 2001. Fluor dalam pencegahan Yogyakarta. p. 78-71. karies gigi. Skripsi. Universitas Sumatera 8. Universitas Gadjah Mada, 14. Herdiyati Y. 2010. Penggunaan Fluor Utara. Medan. p.10-3. Dalam Kedokteran Gigi. Tesis, Bandung, Angela A. 2005. Pencegahan primer pada Universitas Padjadjaran. p. 12. anak yang berisiko karies tinggi. Maj. Ked. 15. Oshiro M, Yamaguchi K, et al. 2007. Effect Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 3 Juli– of CCP-ACP paste on tooth mineralization: September an FE-SEM study. Journal of Oral Science. 2005: 134–130. Medan: Universitas Sumatera Utara. 9. 13. Afanty A. 2009. Pengaruh aplikasi pasta Vol 49, no. 2: 120-115. Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ. 2006. Art of 2011. Perbandingan kekasaran permukaan enamel terhadap ed. Mosby Inc. St. Louis, lama pengulasan Casein phosphopeptide- Missouri. p.24-18, 122, 182, 246-8, 497-8, amorphous calcium phosphate berfluoride. 517-8, 637. Skripsi, Universitas Hang Tuah, Surabaya. th science K. operative dentistry. 5 and 16. Paramitha 10. Arida D. 2009. Efek pemberian fluoride varnish di kedokteran gigi. Skripsi, USU. p. 6. 17. Nurliza C. 2002. Program Pencegahan Erosi Gigi Dengan Berkumur Larutan 11. Walsh LJ. 2010. MI paste, MI paste plus. Anthology p. 25-20. of applications. Baking Soda 1% Untuk Menurunkan Kadar Asam Sulfat di Dalam Rongga Mulut Pada http://www.gcamerica.com/products/hp/MI Karyawan Pabrik Alumunium Sulfat. Tesis. Paste/mipaste_cookbook.pdf. Accesed 24- Medan, Universitas Sumatera Utara. p.5 6-2010 18. Mount GJ, Hume WR. 2005. Preservation 12. Mathias J, S Kavitha, S Mahalaxmi. 2009. and restoration of tooth structure. 2nd ed. A comparison of surface roughness after Knowledge book and software. Australia. p. micro abrasion of enamel with and without 2, 25, 39, 87, 212. 58 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 LAPORAN PENELITIAN Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Mangrove (Avicennia marina) Terhadap Kesembuhan Ulkus Traumatikus (The effect of the extract of mangrove leaf (Avicennia marina) towards the healing of traumatic ulcer) Arvian Novanolo Mendrofa, Isidora Karsini S*, Dian Mulawarmanti** *Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah **Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah ABSTRACT Background: Avicennia marina which has role in wound healing process, but its effect in wound healing in oral mucosa has not been researched yet. Purposes: To prove the effect of extract avicennia marina against traumatic ulcer and effective concentration of the extract of avicennia marina in traumatic ulcer healing. Methods: The subjects of this research are 25 wistar rats that were randomized into 5 different groups; K0 control, K1 were given hyaluronic acid, P1 were given extract of avicennia marina 10%, P2 were given extract of avicennia marina 20%, and P3 were given extract of avicennia marina 40%. The subject is wounded using amalgam stopper that has been heated before. Subject was given topical application once dailyuntil seven days. The ulcer diameter was measured at the second day and day 8 using caliper digital. The data obtained were analyzed using Kruskal-Wallis test.Results: The result showed signification of p<0,05, showing that there’s difference in diameters between two groups. The average diameter differences of traumatic ulcer among rats are: K0 =0.5700 mm ± .09721, K1 = 0.8380 mm ± .04438, P1 = 0.7240 mm ± .08385, P2 = 0.8440 mm ± .02074, and P3 = 0.9500 mm ± .03674. Conclusions: Avicennia marina extract concentration of 10%, 20% and 40% have effect in the healing of traumatic ulcer, and avicennia marina 40% is the most effective concentration against traumatic ulcer healing. Keywords:Avicennia marina, traumatic ulcer diameter, wound healing Correspondence: Isidora Karsini S, Department of Oral Pathology, Faculty of Dentistry, Hang Tuah University, Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Phone 0315912191, e-mail : [email protected] 59 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 ABSTRAK Latar Belakang:Perawatan saluran akar adalah salah satu perawatan yang biasanyadilakukan untuk mempertahankan gigi yang telah terinfeksi oleh bakteri mixed pada saluran akar. Enterococcus faecalis adalah salah satu bakteri yang sering menyebabkan terjadinya kegagalan perawatan saluran akar. Ekstrak daun alpukat telah diketahui memiliki aktivitas antibakteri karena mengandung senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri. Berdasarkan penelitian sebelumnya ekstrak daun alpukat terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus mutans yang merupakan golongan bakteri yang sama dengan bakteri Enterococcus faecalis. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat ada tidaknya daya hambat ekstrak daun alpukat dalam konsentrasi 25%, 50%, dan 100% terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis. Metode: Penelitian dilakukan dengan metode difusi pada media BHI agar dan diinkubasi secara anaerob pada 37°C selama 48 jam. Hasil: Hasil perhitungan rerata diameter zona hambat ekstrak daun alpukat dalam konsentrasi 25%, 50%, dan 100% masing-masing sebesar 8.99 mm, 10.73 mm, dan 11.82 mm, sedangkan pada kelompok kontrol positif (ChKM) sebesar 10.53 mm. Data kemudian dianalisis dengan uji ANOVA (one way) dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada seluruh kelompok karena nilai (p<0.05). Hasil uji LSD menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada seluruh antar kelompok kecuali kelompok ChKM dengan kelompok perlakuan konsentrasi 50% karena nilai (p>0.05). Kesimpulan: Ekstrak daun alpukat terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis Kata Kunci: Perawatan saluran akar, bakteri Enterococcus faecalis, ekstrak daun alpukat Correspondence : Isidora Karsini S, Bagian Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah, Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya 60111 Indonesia, Telp 0315912191, e-mail : [email protected] tak sengaja, luka bakar dari makanan PENDAHULUAN Ulkus pada merupakan jaringan kerusakan yang umumnya terjadi pada palatum, cedera hilangnya sebagian akibat kuku jari yang mencungkil- hingga melebihi cungkil mukosa mulut.2Prevalensi TU membran basalis atau dapat mencapai pada mukosa rongga mulut cukup menyebabkan struktur lamina epitel propia. 1 mukosa dan minuman yang terlalu panas Sedangkan, ulkus tinggi yaitu sekitar 83,6%.3 traumatikus adalah suatu lesi pada Kebanyakan orang sering rongga mengabaikan terjadinya ulkus olehbahan mulut yangdisebabkan kimia,panas, listrik, traumatikus, padahal ulkus traumatikus kekuatan mekanik, kontak dengan gigi yang berkepanjangan atau resistensi yang patah, cengkraman gigi tiruan dan tidak kunjung sembuh atau luka sebagian atau mukosa tergigit secara yang kurang baikpenyembuhannya 60 Vol 8 No. 1 Februari 2014 dapat menjadi ISSN : 1907-5987 ulkus traumatikus kronis.4 antiradang dan Flavonoid Akhir-akhir ini ini mulai antioksidan antikarsinogenik. berperan dengan sebagai menghambat digunakan asam hialuronat 0,2 % peroksidasi dari lipid dan berpotensi sebagai salah satu obat terapi ulkus menginaktifasi oksigen triplet.8 traumatikus. merupakan Asam suatu ekstraselular disekresikan jaringan. bagian dan glikosaminoglikan hialuronat merangsang MATERI DAN METODE merupakan utama selama Asam matriks yang perbaikan Penelitian merupakan yang dilakukan penelitian true experimental laboratory. Rancangan hialuronat dapat penelitian ini adalah penyembuhan luka, control group design. Sampel yang migrasi, dan mitosis dari fibroblas dan digunakan sel epitel.5 Namun penggunaan asam sebanyak 25 ekor tikus wistar jantan hialuronat dapat menyebabkan alergi dengan dasar pertimbangan sifat jenis atau dan kelamin jantan yang lebih mudah 6 dikontrol dalam proses penyembuhan Asam hialuronat terdapat di semua karena tidak terpengaruhi oleh faktor organ tubuh manusia, tetapi lebih hormonal pada saat menstruasi. Tikus banyak di jaringan mesenkimal.7 wistar dipilih sebagai hewan coba reaksi hipersensitivitas harganya yang masih relatif mahal. Avicennia salah satu mengandung marina jenis merupakan mangrove beberapa yang dalam post test only penelitian ini karena memiliki metabolisme tubuh yang hampir sama dengan manusia.10 senyawa Pada penelitian ini tikus metabolit sekunder seperti; saponin, diadaptasi dalam kandang ukuran 40 flavonoid, dan triterpenoid. Saponin cm x 30 cm x 14 cm dan ditempatkan yang berperan sebagai antimikroba, dalam ruangan yang cukup udara dan antiradang, antibiotik, obat hemolitik, cahaya. Makanan diberikan tiap pagi, 8 hipoglikemi, dan sitotoksik, selain itu siang, dari beberapa penelitian diketahui minuman diberikan dalam botol 300 bahwa saponin dapat berfungsi sebagai ml yang dilengkapi pipa kecil dan diisi inflamasi.9 air matang. Hewan coba diadaptasikan sebagai selama 1 minggu untuk mendapatkan antikanker Triterpenoid dan anti berperan dan malam. Sedangkan 61 Vol 8 No. 1 Februari 2014 kesehatan umum ISSN : 1907-5987 yang baik dan penyesuaian dengan lingkungan.11 Pada hari pertama pada kelompok P2, aplikasi topikal gel daun mangrove Avicennia marina gel masing- 40% pada kelompok P3. Aplikasiobat masing tikus Wistar sebelum mendapat secara topikal dilakukan 1 kali sehari perlakuan dilakukan anastesi secara selama 7 hari. inhalasi dengan menggunakan ether Dari hasil penelitian diatas maka bertujuan agar hewan coba tidak data mengalami saat menggunakan statistik analitik dan perlakuan awal. Kemudian membuat kemudian dilakukan uji normalitas dan ulkus dengan menggunakan amalgam homogenitas. stopper ukuran penelitian ini adalah skala data ratio. penampang ± 3 mm yang telah Bila data terdistribusi secara normal dipanaskan diatas burner yang diberi dan memiliki varian yang homogen spiritus. maka dilanjutkan dengan uji hipotesis rasa yang Pada sakit pada mempunyai hari kedua dilakukan penelitian dengan dianalisis Skala dengan data menggunakan dalam statistik pengamatan apakah sudah terbentuk parametrik yaitu One Way ANOVA ulkus atau tidak. Jika sudah terbentuk yang kemudian dilanjutkan dengan ulkusyang ditandai dengan adanya lesi menggunakan berbentuk putih signifikan. Bila dalam uji normalitas dengan sentral kekuningan yang berisi distribusi data tersebut tidak normal eksudat tepi ataupun tidak homogen maka dapat Ulkus diukur dilakukan transformasi data. Apabila dengan menggunakan kaliper digital setelah dilakukan transformasi data yang dilakukan pada hari kedua dan tetap tidak ada perubahan maka dapat hari kedelapan. dilakukan bulat, berwarna fibrinosa kemerahan (eritem). dengan 1 LSD uji dengan hipotesis taraf dengan Aplikasi topikal aquades steril menggunakan statistik non parametrik pada kelompok K0, aplikasi topikal gel yaitu Kruskal-Wallis yang kemudian Asam hialuronat 0,2% pada kelompok dilanjutkan K1, aplikasi topikal gel daun mangrove Mann-Whitney dengan taraf signifikan. Avicennia marina gel dengan menggunakan 10% pada kelompok P1, aplikasi topikal gel daun mangrove Avicennia marina gel 20% 62 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 ANOVA yang kemudian dilanjutkan HASIL Rerata dan simpangan baku dengan menggunakan LSD. Data selisih diameter penyembuhan ulkus berdistribusi tidak normal atau data traumatikus pada kelompok perlakuan tersebut tidak homogen dilakukan serta kelompok kontrol positif (asam transformasi data. hialuronat Tabel 2. Hasil Uji Normalitas 0,2%) dan kelompok kontrol negatif (aquadest) dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil rerata dan simpang baku selisih diameter penyembuhan ulkus traumatikus Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal Dari dan (p > 0.05) pada semua kelompok, diameter namun berdasarkan tabel 3 diatas dapat penyembuhan ulkus traumatikus diatas dilihat bahwa varians data tidak sama dapat simpang data baku hasil selisih dilihat pengurangan traumatikus kelompok rerata bahwa terjadi karena memiliki nilai signifikansi (p < diameter ulkus 0.05). Dari hasil tersebut maka harus paling banyak pada dilakukan perlakuan ekstrak daun varians data sama. transformasi data agar mangrove Avicennia marina 40%. Sedangkan pengurangan diameter ulkus traumatikus paling sedikit terjadi pada kelompok kontrol Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Setelah Transformasi Data negatif (aquadest). Data di uji dengan menggunakan statistik parametrik yaitu One Way 63 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 Berdasarkan tabel 4 diatas dapat Berdasarkan tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa varians data tetap tidak dilihat bahwa terdapat perbedaan yang sama karena memiliki nilai signifikansi bermakna antara selisih diameter pada (p < 0.05). Dari hasil tersebut maka kelompok K0 dibandingkan dengan sebagai alternatif dapat menggunakan kelompok K1 (p=0.009), kelompok K0 uji non parametrik yaitu Kruskal- dibandingkan dengan kelompok P1 Wallis. (p=0.033), kelompok K0 dibandingkan dengan Tabel 5. Hasil Uji Kruskal-Wallis kelompok P2 (p=0.009), kelompok K0 dibandingkan dengan kelompok P3 (p=0.008), kelompok K1 dibandingkan dengan kelompok P3 (p=0.009), kelompok P1 dibandingkan Berdasarkan tabel 5 diatas dengan kelompok P2 (p=0.012), dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan kelompok P1 dibandingkan dengan selisih diameter antara dua kelompok kelompok P3 (p=0.008), kelompok P2 karena memiliki nilai signifikansi (p < dibandingkan dengan kelompok P3 0.05), untuk mengetahui kelompok (p=0.009). yang mempunyai bermakna maka perbedaan dapat yang dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. PEMBAHASAN Hasil penelitian yang di uji statistik rata-rata selisih diameter pada Tabel 6. Hasil Uji Mann-Whitney kelompok P2 lebih tinggi dibanding kelompok P1, K1 dan K0. Namun ratarata selisih diameter dari kelompok P2 tidak terlalu besar terhadap kelompok K1. Hal ini dimungkinkan karena P2 memiliki kadar kandungan saponin, flavonoid, asam amino, serta vitamin C yang tidak terlalu tinggi, sehingga Keterangan: * : Mempunyai perbedaan bermakna (p < dapat diasumsikan bahwa ekstrak P2 memiliki kemampuan yang hampir 0.05) 64 Vol 8 No. 1 Februari 2014 sama dengan ISSN : 1907-5987 K1 terhadap penyembuhan ulkus traumatikus. relatif kecil, tersebut hialuronat oleh fibroblas selama tahap kelompok K1 lebih tinggi dibanding proliferasi.5 kelompok P1 dan kelompok K0. Hal Proses ini dikarenakan asam hialuronat adalah traumatikus komponen kelompok matriks hal didukung oleh adanya produksi asam Rata-rata selisih diameter pada terbesar namun ekstra penyembuhan ulkus yang terjadi pada berlangsung lebih P3 seluler yang sifatnya menarik air dan optimal dibandingkan kelompok P1, banyak ditemukan pada jaringan yang kelompok P2, kelompok K1, dan tumbuh atau rusak. Asam hialuronat kelompok K0. Hal ini diduga karena merupakan bagian penting dari matriks kadar nutrisi yang terdapat dalam P3 ekstraseluler dan juga salah satu GAG mencukupi kebutuhan metabolik bagi utama penyembuhan yang dikeluarkan selama ulkus traumatikus, perbaikan jaringan.5 Asam hialuronat terutama pada fase proliferasi dimana diproduksi oleh fibroblas selama fase terjadi proliferasi pada penyembuhan luka membutuhkan banyak asupan energi. merangsang migrasi dan mitosis dari Selain itu, P3 memiliki kandungan fibroblas dan sel epitel,5,12 selain itu yang dapat dimungkinkan karena kadar penyembuhan ulkus traumatikus lebih kandungan pada P1 seperti: saponin, tinggi dibandingkan pada P1 dan P2. flavonoid, asam amino, serta vitamin C Kandungan yang relatif rendah sehingga terjadi seperti: penyembuhan ulkus traumatikus yang amino, serta vitamin C yang cukup lebih tinggi. Percepatan penyembuhan pada baik pada kelompok K1 dibandingkan P1. P3 Rata-rata selisih diameter pada kelompok P1 lebih tinggi dibanding proses epitelisasi berkhasiat juga produksi terhadap berkhasiat saponin, tersebut, flavonoid, didukung asam yang oleh asam adanya hialuronat oleh fibroblas selama tahap proliferasi.5 kelopok K0. Hal ini dimungkinkan Kelompok P1, P2, P3 dapat lebih karena adanya kandungan pada P1 cepat seperti: asam disebabkan banyak kandungan yang amino, serta vitamin C. Sekalipun terdapat dalam Avicennia marina yang kandungan yang terdapat dalam P1 berperan dalam proses penyembuhan saponin, flavonoid, dibandingkan dengan K0 65 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 dari ulkus traumatikus. Saponin dapat acid, dan camosin.14 Asam amino berperan sebagai anti mikroba, anti glycine adalah asam amino dengan radang, antibiotik, obat hemolitik, konsentrasi tertinggi pada Avicennia hipoglikemi, dan sitotoksik,8 selain itu marina. dari beberapa penelitian diketahui Glycine merupakan salah satu bahwa saponin dapat berfungsi sebagai komponen utama pembentuk kolagen antikanker dan anti inflamasi.9 Saponin pada tubuh manusia yang bekerja merupakan senyawa penting dalam secara sinergis bersama asam amino proses penyembuhan luka. Saponin esensial lainnya untuk membentuk dapat memacu pembentukan kolagen sebuah polipeptida yang merangsang yaitu protein struktur yang berperan perbaikan dalam proses penyembuhan luka. penyembuhan,15 selain itu Avicennia Senyawa golongan jaringan dan proses flavonoid marina juga mengandung vitamin C dapat berperan sebagai antioksidan yang cukup tinggi di bagian daun dengan menghambat peroksidasi dari 15,32 mg.16 lipid dan berpotensi menginaktifasi 8 Vitamin C berperan oksigen triplet, serta anti inflamasi meningkatkan migrasi neutrofil dan yang dapat mengurangi peradangan transformasi limfosit, penting dalam serta membantu mengurangi rasa sakit sintesis kolagen, dalam pembentukan bila terjadi pembengkakan pendarahan atau ikatan antara pada ulkus pembentukan 13 traumatikus. serat kolagen yaitu triple helix colagen,dimana kolagen merupakan Kandungan lain pada Avicennia protein yang membantu pembentukan marina yang berperan dalam proses jaringan ikat dikulit ligament dan penyembuhan traumatikus untuk menjaga daya tahan tubuh.5,17 adalah asam amino. Asam amino Vitamin C diketahui bisa mempercepat glisin, betaine, asparagine merupakan penyembuhan asam amino yang terdapat pada ekstrak fungsinya yang juga dapat menangkap Avicennia marina.8 Asam amino yang radikal bebas sehingga memutus ikatan berperan dalam proses penyembuhan Reactive Oxygen Species (ROS).18 ulkus luka yaitu, arginine, glycine, lysine, proline, glucosamine, D-glucoronic ulkus Berdasarkan hasil dikarenakan penelitian yang telah dilakukan, kelompok P3 66 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 Philadelphia, US: Lippincott Williams & memiliki penyembuhan paling cepat Wilkins. p. 297-295. dibandingkan dengan kelompok P1 dan P2. Sangat besar kemungkinan 4. Mitchell RN, Kumar V, Abbas AK, Fausto N. 2009. Robbins and Cotran. Buku Saku terjadi proses penyembuhan ulkus Dasar Patologis Penyakit. Edisi 7 (Pocjet traumatikus yang lebih cepat dengan Companion menggunakan konsentrasi to Robbins and Cotran th edition). Pathologic Basis of Disease, 7 ekstrak Alih Avicennia marina yang lebih tinggi. bahasa: Andry Hartanto. Editor:Inggrid Tania et al. Jakarta: EGC. h.75-29. SIMPULAN 5. Ekstrak memiliki Avicennia pengaruh kesembuhan ulkus Nutritional Support for Wound Healing. marina Alternative terhadap Number traumatikus. Medicine 4: 377-359. Review. Vol.8, Available from http://www.pilodinal.org/_assets/pdf/nutriti on.pdf. Accessed in June 25th, 2012. Konsentrasi ekstrak Avicennia marina 10% tidak memiliki pengaruh lebih MacKay DND and Miller ALND. 2003. 6. Kapoor, Pranav, Shabina Sachdeva, and Silonie baik sedangkan konsentrasi 20%, 40% Sachdeva. 2010. Topical Hyaluronic Acid in the Management of terbukti memiliki pengaruh lebih baik Oral Ulcers. Available from dibandingkan asam hialuronat 0,2% http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/P terhadap MC3132908. Accesed in August 8th 2012. traumatikus. Avicennia kesembuhan ulkus Konsentrasi ekstrak marina 40% 7. 2002. Oral Maxillofacial Infection. 4th adalah merupakan konsentrasi yang paling Topazian RG, Goldberg MH, Hupp JR. edition. USA: WB Saunders. p. 25. 8. efektif. Bayu A. 2009. Hutan Mangrove Sebagai Salah Satu Sumber Produk Alam Laut. Available http://isdj.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/34209 DAFTAR PUSTAKA 1. 1523.pdf. Accessed in June 13th, 2012. Regezi JA, Sciubba JJ, Jordan RCK. 2008. Oral Pathologic Correlations. 5th edition. St. 9. Jakarta: PT. Argo Media Pustaka. Langlais RP, Miller CS. 2000. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut Yang Lazim. Jakarta: Hipokrates. p. 94. 3. Sendih S dan Gunawan. 2006. Keajaiban Teripang Penyembuhan Mujarab dari Laut. Louis: WB Saunders. p. 24-21. 2. from 10. Rukmini Ambar. 2007. Regenerasi Minyak Goreng Menekan Bekas dengan Kerusakan Arang Organ Sekam Tubuh. Delong L,et al. 2008. General and Oral Available Pathology http://p3m.amikom.ac.id/p3m69%20%20R for The Dental Higienist. on EGENERASI%20MINYAK%20GORENG 67 Vol 8 No. 1 Februari 2014 11. 12. 13. ISSN : 1907-5987 %20BEKAS%20DENGAN%20ARANG% extract (HTE). Boeletin Latinoamericano y 20SEKAM%20MENEKAN%20KERUSA del Caribe de Plantas Medicinales y KAN%20ORGAN%20TUBUH.pdf. Aromaticas Accesed at Desember 07, 2012. Available Kusumawati D. 2004. Biologi Hewan Coba http://redalyc.uaemex.mx/redalyc/pdf/856/8 Bersahabat dengan Hewan Coba. Gajah 5615225012.pdf. Accesed on November 10, Mada University Press. p. 22-5. 2012. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, 16. No.5 : 429-414. from Wibowo C, Kusmana C, Suryani A, Hartati Y, Oktadiyani P. 2009. Pemanfaatan Pohon 25. Jakarta: EGC. h. 680-662. Mangrove Api-api (Avicennia spp) Sebagai Bahan Pangan dan Obat. Available from Abdullah Y. 2008. Efektivitas Ekstrak Daun Paci-paci Leucas lavandulaefolia http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/ untuk Pencegahan dan Pengobatan Infeksi 123456789/45052/Pemanfaatan%20Pohon Penyakit %20Mangrove.pdf?sequence=1. Accessed MAS Motile Aeromonad dan Hematologi Ikan Lele Dumbo Clarias sp. Available in June 1st, 2012. 17. Pongsipulung GR, Paulina VYY, Yos Banne. 2012. Formulasi dan Pengujian from http://repository.ipb.ac.id/handle/12345678 Salep Ekstrak Bonggol Pisang Ambon 9/57527. Accesed in Des 28th, 2012. (Musa Paradisiaca Var. Sapientum (L.)) Terhadap Luka Terbuka Pada Kulit Tikus Gam LH, et al. 2006. Proteomic analysis of snakehead fish (Channa Striata) muscle Putih tissue. Malaysian Journal Biochemistry and norvegicus). Molecular fromhttp://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/p Biology, No 14: Available 32-25. px?FileName=584.pdf. Accessed on November 29, 2012. Daud CKD,et al. 2010. Amino and fatty acid compositions in haruan traditional Jantan Alur Wistar (Rattus Available harmacon/article/viewFile/462/370. from Accessed in Des 26th, 2012. http://majlis.fsktm.um.edu.my/document.as 15. 9 Rodwell VW. 2003. Biokimia Herper. Edisi Septicaemia Ditinjau dari Patologi Makro 14. Vol. 18. Niki E, N. Noguchi, M. Iwatsuki, and Y.Kato. 1996. Dynamics of Antioxidation by Phenolic Antioxidant: AOCS Press. p. 81. 68 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 LAPORAN PENELITIAN Potensi Antibakteri Ekstrak Tumbuhan Mangrove Rhizophora mucronata Terhadap Pertumbuhan Bakteri Mixedperiodontopatogen (Antibacterial Potency Of Rhizophora mucronata’s Ekstrak AgainstMixedperiodontopathogen) Dwi Andriani*, Yoifah Rizka** *Biologi Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya **Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya ABSTRACT Background: Mangrove especially Rhizophora mucronata is plant from coast that can be the alternative medicine as antibacterial in periodontal disease due to its componen tannin. Purpose:Todetermine the antimicrobial extracts of leaves, stems and roots of mangrove (Rhizophora mucronata) on periodontopathogen Mixed bacterial growth. Methods: This research was experimental laboratoris. Treatment group consisted of six(6) groups with different concentrations 1.56 %, 3.125 %, 6.25 %, 12.5 %, 25 %, 50%of extracts from roots , stems and leaves of Rhizophora mucronata. Negative control group DMSO 1%, whereas the positive control group was given tetracycline disc. Antibacterial examination of the mixed periodontopathogen by diffusion method in Mueller Hinton (MH) agar. Extract was prepared by percolation methods 83 % ethanol. Measurement of inhibition zone was using digital calipers (mm). All the data were analysed with Kruskall-walis and Mann Withney-U. Results:there is significant different (p=0; p <0.05) between extract the root, bark, and leaves of Rhizophoramucronatawith positive control at all concentrations. The root’s extract (p=0,317 and 0,85), barks’s extract (p= 0,536 and 0,127)and leave’s extract (p= 0,536 and 0,127)has no significant difference with the negative control, except Rhizophoramucronata bark is significant different with negative control at concentration of 25% (0,019) and 50% (0,019).Conclusion: Bark’s extract showed inhibit zone againts bacteria mixed periodontopathogen at concentration of 25% and 50%. Root and leaf extracts showed has no inhibitionagainst bacteria. Key words:Mixed periodontopathogen, mangrove, Rhizophora mucronata, antibacterial Correspondence: Dwi Andriani, Department of Oral Biology, Faculty of Dentistry, Hang Tuah University, Arif Rahman Hakim 150, Surabaya 60111 Indonesia, Phone 031-5912191, e-mail :[email protected] 69 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 ABSTRAK Latar Belakang: Mangrove terutama Rhizophora mucronata adalah tanaman pantai yang dapat menjadi pengobatan alternatif sebagai antibakteri pada penyakit periodontal karena memiliki komponen tannin. Tujuan: Untuk menentukan daya antimikroba ekstrak daun, batang dan akar bakau (Rhizophora mucronata) pada pertumbuhan bakteri mixed periodontopathogen. Methods: Jenis Penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. Kelompok perlakuan terdiri dari enam (6) kelompok dengan konsentrasi yang berbeda 1,56%, 3,125%, 6,25%, 12,5%, 25%, 50% ekstrak dari akar, batang dan daun Rhizophora mucronata. Kelompok kontrol negatif DMSO 1%, sedangkan kelompok kontrol positif diberi tetrasiklin disc. Pemeriksaan antibakteri dari mixed periodontopathogen dengan metode difusi dalam Mueller Hinton (MH) agar. Ekstrak dibuat dengan metode perkolasi 83% etanol. Pengukuran zona hambatan menggunakan kaliper digital (mm). Semua data dianalisis dengan Kruskall-wali dan Mann Whitney-U. Hasil: ada perbedaan yang signifikan (p = 0, p <0,05) antara ekstrak akar, battang, dan daun Rhizophora mucronata dengan kontrol positif pada semua konsentrasi. Ekstrak akar (p = 0.317 dan 0,85), ekstrak batang (p = 0.536 dan 0.127) dan ekstrak daun (p = 0.536 dan 0.127) tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan kontrol negatif, kecuali ekstrak batang Rhizophora mucronata signifikan berbeda dengan kontrol negatif pada konsentrasi 25% (0,019) dan 50% (0,019). Kesimpulan: Ekstrak batang menunjukkan zona hambat terhadap bakteri mixed periodontopathogen pada konsentrasi 25% dan 50%. Akar dan daun ekstrak menunjukkan tidak memiliki hambatan terhadap bakteri. Kata kunci : Mixed periodontopatogen, mangrove, Rhizophora mucronata, antibakteri Korespondensi: Dwi Andriani, Bagian Biologi Oral, FakultasKedokteran Gigi Universitas Hang Tuah, Jl. Arif Rahman Hakim 150, Surabaya 60111 Indonesia, Telp 031-5912191, email :[email protected] peradangan dan juga perubahan resesif PENDAHULUAN Penyakit periodontal merupakan pada gingiva dan jaringan periodontal kelainan dalam rongga mulut yang disebabkan memiliki prevalensi cukup tinggi di spesifik dengan berbagai manifestasi masyarakat hampir diseluruh dunia. Di klinis, Inggris, 54% orang dewasa memiliki keradangan, poket kegoyangan gigi hingga terjadinya periodontal 4 mm lebih.1Levineet,almenemukan atau 25,9% dari subyek yang diteliti menderita oleh dimulai mikroorganisme dari perdarahan, kehilangan tulang, kehilangan gigi.4,5 Faktor etiologi utama pada periodontitis kronis dan agresif.2Di penyakit periodontal adalah bakteri Indonesia, penyakit yang berakumulasi pada dental plak periodontal pada semua kelompok (biofilm) dipermukaan gigi dan poket umur adalah periodontal prevalensi 96,58%.3 merupakan Penyakit gingiva (plaksubgingiva).6 Spesies sub suatu gingival tertentu kebanyakan terdiri 70 Vol 8 No. 1 Februari 2014 dari bakteri ISSN : 1907-5987 Gram-negatif yang ini antara lain taninmemiliki dihubungkan dengan etiologi penyakit mekanisme periodontal ekstraseluler mikroba, sehingga dapat destruktif seperti : menghambat enzim Actinobacillus mengakibatkan kematian pada bakteri actinomycetemcomitans,Porphyromon tersebut sedangkan kandungan lainnya as gingivalis (P. gingivalis), Provotella seperti Alkaloid, Flavanoid, Terpenoid Intermedia dan dan beberapa spesies 7 bakteroid lainnya. kemampuan Selain perawatan scaling and root Saponin planningterkadang juga anti memiliki bakteri dengan merusak membran bakteri.10,11,12 dibutuhkan Ekstrak daun Rhizophora antibiotik sebagai terapi tambahan mucronata memiliki efek antibakteri untuk menurunkan jumlah bakteri pada spektrum yang luas.13 Kulit periodontal.8Meskipun batang, daun, dan bunga Rhizophora memiliki efek inhibitor kuat, diketahui mucronata telah diteliti memiliki sifat penggunaan antibakteri penyebab antibiotik telah terhadap menimbulkan fenomena baru dengan positif munculnya resistensi, reaksi alergi dan negatif.12Dibidang reaksi toksik.9 kondisi Berkaitan tersebut, antimikroba alternatif dengan diperlukan yang dapat digunakan untuk menurunkan aktifitas sebagai batang Rhizophora alternatif semakin gram kedokteran gigi, bakau besar mucronata mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Mixed periodontopatogen.14 Berdasarkan obat gram maupun Ekstrak bakteri. Pemanfaatan sumber daya alam bakteri latar belakang diatas dan adanya potensi antibakteri dari tanaman mangrove, peneliti berkembang penggunaannya karena tertarik untuk membandingkan daya sifatnya yang alami dan relative aman, hambat ekstrak daun, kulit batang, dan tumbuhan akar mangrove Rhizophora mangrove dengan mucronata spesies mucronatasalah satunya. Tumbuhan Rhizophora ini diketahui sebagai tanaman obat bakteri yang dapat digunakan untuk mengobati sehingga dapat dijadikan bahan dasar angina, desentri, hematuria dan lain- pengobatan alternatif untuk penyakit lain. Kandungan kimia aktif tumbuhan periodontal. Mixed terhadap periodontopatogen, 71 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 0,02µm. METODE Penelitian ini termasuk jenis Metode antibakteri pemeriksaan terhadap Mixed penelitian laboratorium (Experimental periodontopatogen dengan cara difusi Research) penelitian pada media Mueller Hinton (MH). experimental, dengan menggunakan Sebelum melakukan inokulasi, bakteri rancangan penelitian post test only disetarakan dengan larutan Mc.Farland control group design.Kelompok dibagi 0,5. Kertas saring yang sebelumnya 3 yairu kelompok kontrol positif (K1), telah dicelupkan ke dalam ekstrak R. Kelompok kontrol negatif (K2) dan mucronata selama 10 detik kemudian kelompok perlakuan (K3). Kelompok diletakkan pada media agar kelompok perlakuan terdiri dari enam kelompok perlakuan. Untuk kelompok kontrol yang diberi konsentrasi ekstrak dari negatif, kertas saring dicelupkan pada akar, batang dan daun DMSO1% selama 10 detik, sedangkan atau Rhizophora mucronata berbeda tiap kelompoknya untuk yaitu, 1,56%; 3,125%; 6,25%; 12,5%; langsung 25%; 50%. Pada kelompok kontrol Media agardiinkubator selama 2x24 negatif dengan DMSO1%, sedangkan jam dengan suhu 370C dalam suasana kelompok anaerob. Pengukuran zona hambat kontrol positif diberi tetrasiklin disc. kontrol positif, diletakkan tetradisc pada media. ekstrak Rhizophora mucronata yang Metode ekstrak tumbuhan bakau berupa area jernih di sekitar kertas besar (Rhizophoramucronata) adalah saring dengan menggunakan digital ekstrak etanol 83% dari daun, batang calipers (dalam satuan mm). dan akar tumbuhan Rhizophora Semua data hasil mucronata masing-masing 10g dengan dilakukan menggunakan Perkolasi. deskriptif dan analisis statistik dengan mucronata menggunakan SPSS 17.0. Ektrak metode Rhizophora tabulasi, uji penelitian tatistik dilarutkan dengan larutan DMSO1% diencerkan sesuai dengan konsentrasi 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125% dan HASIL PENELITIAN Setelah dilakukan rangkaian 1,56%. Proses pencampuran dengan penelitian daya hambat ekstrak Akar, menggunakan vortex dan disaring Kulit Batang dan Daun Rhizophora dengan microporus membrane mucronata Φ dengan beberapa 72 Vol 8 No. 1 Februari 2014 konsentrasi terhadap ISSN : 1907-5987 pertumbuhan Tuah, didapatkan berupa data hasil rata-rata zona bakteri Mixed periodontopatogen di pengamatan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas hambat pertumbuhan adalah sebagai Kedokteran Gigi Universitas Hang berikut : Gambar 1. Grafik Rerata Daya Hambat Tumbuhan R.mucronata Berdasarkan hasil penelitian Mann Withney-U dengan signifikansi dengan menggunakan metode difusi p<0,05, diketahui daya hambat tertinggi pada pertumbuhan kontrol (+) yaitu diatas 20 mm. periodontopatogen Sedangkan ekstrak tumbuhan Rhizophora mucronata jauh tumbuhan mangrove, terbesar pada lebih rendah dibandingkan dengan ekstrak tetradisc daya batang hambat konsentrasi 50% (Gambar 1). Terdapat perbedaan signifikan pada kelompok kontrol positif dan tiap bahwa daya bakteri (Gambar oleh 2). hambat Mixed ekstrak Hal ini menunjukkan bahwa tetrasiklin lebih baik dibandingan dengan ekstrak tumbuhanini. kelompok. Hasil ini diperoleh dari uji 73 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 Gambar 2. Grafik signifikansi Mann Withney-U Tumbuhan Mangrove R.Mucrona Hasil uji Mann Withney-U juga penyakit periodontal menunjukkan tidak adanya perbedaan periodontitis yang pemberian signifikan masing-masing maka terapi antibakteri dengan merupakan kelompok perlakuan dengan ekstrak upaya Rhizophora terhadap penyebab utama. Salah satu antibakteri kelompok DMSO1% sebagai kontrol atau antibiotik yang sering digunakan negatif, kecuali pada kelompok kulit adalah batang dengan konsentrasi 25% dan Tetrasiklin 50% (Gambar 2). Hal ini menunjukkan antimikroba yang tinggi (26-28mm) bahwa bagian kulit batang adalah yang sesuai dengan The Classification of terbaik dalam menghambat bakteri Growth Mixed mucronata periodontopatogen. untuk terutama mengatasi tetrasiklin terbukti Inhibition 15 derivatnya. memiliki Response oleh Greenwood. zona karena tetrasiklin bekerja dengan cara antibakteri adalah 7 mm dan pada mengikatkan dirinya pada subunit 30S konsentrasi 50% diameter zona 8,6 dari ribosom bakteri, sehingga dapat mm, dibandingkan dengan kontrol menghambat sintesis protein dengan negatif menghalangi 25% (6mm) diameter memang terdapat perbedaan diameter zona hambatnya. ini efek Pada konsentrasi Hal dan faktor disebabkan pelekatan tRNA- aminoasil yang bermuatan. Adanya gangguan sintesis protein pada bakteri berakibat PEMBAHASAN Bakteri Mixedperiodontopatogen merupakan etiologi utama pada sangat fatal yaitu terhambatnya atau terhentinya sintesis protein dan dapat mengakibatkan 74 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 kematian sel bakteri.16 Namun setelah menggunakan etanol p.a (83%) sebagai diketahui bahwa tetrasiklin sebagai pelarutnya. antibiotik mengingat lebih sederhana dan tidak non alamiah memiliki beberapa kekurangan seperti yang telah dijelaskan penggunaan sebelumnya, antibiotik memerlukan ini digunakan energi untuk 12 pemanasan. tidak Pada konsentrasi 25% diameter sesuai dengan aturan pakai dapat zona antibakteri adalah 7 mm dan pada menyebabkan residu dalam jaringan konsentrasi organ yang dapat menyebabkan reaksi mm, dibandingkan dengan kontrol alergi, negatif resistensi, yang Metode dan mungkin keracunan sehingga cukup berbahaya. 9 50% diameter zona 8,6 (6mm) memang terdapat perbedaan diameter zona hambatnya. Selain itu tetrasiklin memiliki efek Hasil uji Mann Withney-U samping menunjukkan tidak adanya perbedaan pada pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya yang disgenesis berupa perubahan warna kelompok perlakuan dengan ekstrak intrinsik gigi permanen yang sifatnya Rhizophora 17 menetap. signifikan juga masing-masing mucronata terhadap Maka pemilihan ekstrak kelompok DMSO1% sebagai kontrol kulit batang Rhizophora mucronata negatif, kecuali pada kelompok kulit sebagai antibakteri alam alternatif batang dengan konsentrasi 25% dan dalam menangani penyakit periodontal 50%. Hal ini menunjukkan bahwa merupakan ekstrak kulit batang memiliki daya pilihan yang dapat diaplikasikan. hambat walaupun kecil dibandingkan Menggunakan tiga bagian dari dengan kontrol maupun dengan ekstrak bakau besar (Rhizophora mucronata) dari akar dan daun. Menurut The yaitu dan Classification of Growth Inhibition mencari bagian Response oleh Greenwood,15 zona termudah dalam hambat dibawah 10 mm dikatakan mendapatkan bahan, mengingat bakau tidak memiliki daya hambat sehingga merupakan tanaman yang dilindungi. konsentrasi 50% pada ekstrak kulit Pembuatan batang masih belum memenuhi syarat. akar, kulit daundiharapkan terbaik mucronata dan batang ekstrak dilakukan Rhizophora dengan menggunakan metode perkolasi dan Pada penelitian sebelumnya oleh yang dilakukan Firdianto14 daya 75 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 hambat yang paling efektif pada p<0,05 didapatkan bahwa daya hambat konsentrasi 80 mg/ml sebesar 13,55 pertumbuhan mg/ml. Dengan konsentrasi diatas 50% periodontopatogen ekstrak tumbuhan Rhizophora mucronata jauh ini dapat pertumbuhan menghambat bakteri Mixed periodontopatogen. bakteri Mixed oleh ekstrak lebih rendah dibandingkan dengan tetradisc. Terdapat beberapa alasan Komponen pada ekstrak yang menyebabkan hal ini dapat tumbuhan mangrove ini mungkin saja terjadi. tidak cukup kuat untuk menghambat periodontopatogen pertumbuhan bakteri bakteri Mixed Pertama, gram Bakteri Mixed didominasi oleh negatif, sedangkan 18 menyatakan periodontopatogen dan hanya mampu menurut Iskandaret.al mengambat pada bahwa kandungan protein porin pada konsentrasi yang rendah. Beberapa membran terluar dinding sel bakteri bakteri dengan metode ekstrak yang gram berbeda dapat dihambat oleh ekstrak Kemungkinan porin yang terkandung batang rhizophora jenis ini. Pimpliskar pada et.al menyebabkan bakteri dalam menyimpulkan tertentu penelitiannya membran bersifat terluar hidrofilik. tersebut molekul-molekul batang komponen ekstrak lebih sukar masuk Rhizophora mucronata menghambat ke dalam sel bakteri. Selain itu, 20 % S.aureus, E.coli, dan S.typhi dengan membran luar bakteri mengandung konsentrasi 0,5 mg/mL dengan metode lipid pengekstrak water dan acetone, dan 1 sekunder ini sulit masuk ke dalam mg/mL dari membran luar dinding sel, dimana lipid ekstrak metanol dan etanol.19,20 Hal ini ini berfungsi mencegah masuknya menunjukkan metode ekstrak juga bahan kimia dari luar. Kedua, ekstrak mempengaruhi daya hambat bahan yang digunakan adalah ekstrak kasar, terhadap bakteri. dimana pada ekstrak negatif pneumatophore Berdasarkan hasil sehingga ekstrak senyawa tersebut metabolit memiliki penelitian, kandungan senyawa polar dan non diperoleh perbedaan signifikan pada polar yang bersatu sehingga daya kerja kelompok kontrol positif dan tiap senyawa bioaktifnya kurang optimal.16 kelompok. Hasil ini diperoleh dari uji Mann Withney-U dengan signifikansi 76 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 terhadap Ciprofloxacin berdasarkan teknik SIMPULAN Ekstrak kulit Polymerase batang Chain Reaction. Jurnal Kedokteran YARSI, 17 (1) : 020-011. menunjukkan adanya zona inhibisi pada konsentrasi 8. 25% dan 50%, Tanjung A. 2001. Pemberian Minosiklin padda Perawatan Fakultas sedangkan ekstrak akar dan daun tidak Kedokteran Sumatera menunjukkan zona inhibisi terhadap Periodontal. Gigi Utara. Skripsi. Universitas Available at http://respiratory.usu.ac.id/bitstream/12345 bakteri Mixed periodontopatogen. 6789/8128/950600001.pdf. diakses 12 Juni 2013. DAFTAR PUSTAKA 1. 9. Daly, B., Watt, R. G., Batchelo, P. et.al. 3. Saunders. p. 245-241. edition, St Louis: Levine L, V Baev, R Lev, A Stabholz and Kandungan Ashkenazi. 2006. Aggressive Periodontitis Terkondensasi Pada Tegakan Rhizophora Among Young Israeli Army Personel. J mucronata Periodontol, 77:1392-6. Tumpangsari di Blanakan Purwakarta. Tampubolon, Nurmala Situmorang. 2010. Karies Gigi Terhadap dan Penyakit Kualitas Hidup. at: Zat Pada Ekstraktif Ekosistem 11. Hidayaningtyas Tanin Tambak P. 2008. PerbandinganEfekAntibakteri SeduhanDaunSirih (Piper Air betle Linn) TerhadapStreptococcus http://repository.usu.ac.id/handle/12345678 mutansPadaWaktuKontakdanKonsentrasi 9/20526 diakses 29 Januari, 2014. yang Hatta M. 2011. Penyakit Periodontal dan UniversitasDiponegoro Semarang. Hubungannya dengan Atherosklerosis. Berbeda. Skripsi 12. Ravikumar S, Gnanadesigan M, Suganthi P, Skripsi. Universitas Hasanudin Makasar. Ramalakshmi Kamma JJ, Slots J. 2003. Herpesviral- Potential of Chosen Mangrove Plants bacterial aggresive Against Isolated Urinary Tract Infectious periodontitis. J.Clin. Periodontal, vol 30: Bacterial Pathogens. International Journal 426-420. of Medicine and Medical Sciences Vol. Yoshino infection T. in 2007. Genotypic Phenotypic and Characterization OfPorphyromonasGingivalis In Relation To Virulence. Thesis, Sweden: Goteborg Rieuwpassa I.E Deteksi Mutasi Porphyromonas A. 2010.Antibacterial 2(3) pp. 99-94, Maret 2010.Available form: http:www.academicjournal.org/ijmms diaksespada: 9 Januari 2013. 13. Joel EL, Bhimba V. 2010. Isolation and characterization of secondary metabolites University. p. 20-6. 7. Clinical 10. Kariem, Ichwan Doel. 2002. Distribusi Available 6. 2006. th Dental Public Health. New York, Oxford Periodontal 5. FA. Periodontology, 10 Dampak 4. Carranza 2003. Trends in Oral Health. Essential University Press. 2. Newman MG, Takei HH, Klokkevoid PR, dan Hatta M.2009. Gen Gingivalis Gyrase A Resisten from the mangrove plant Rhizophora mucronata . Asian Pacific Journal of Tropical Medicine. p. 602-4. 77 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 14. Firdianto G. 2013. Daya Hambat Kulit Batang Spesies Mangrove Rhizophora mucronata Terhadap Pertumbuhan Bakteri Mixed Skripsi. Medan: Fakultas Kedokteran Gigi Unversitas Sumatera Utara. 18. Iskandar, Y., D. Rusmiati, dan R.R. Dewi. periodonthopatogen. 2005. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Surabaya Etanol Rumput Laut (Eucheuma cottonii) :FakultasKedokteran Gigi Universitas Hang Terhadap Bakteri Escherichia coli Dan Tuah. Bacillus cereus. Universitas Padjadjaran KaryaTulisAkhir. 15. Greenwood. 1995. Susceptibility Antimicrobial Antibiotics, (Sensitivity) And Test, Chemoterapy. Mc. Graw Hill Company, USA. 16. Rinawati DN. L.) Evaluation of Antimicrobial 2008. Mumbai Coast. Journal of Advanced Scientific Research, 3(3): 33-30. 20. Plimpiskar M, Shinde P, Savakare V, Skripsi, JadhavV, Jadhav BL.2012. Comparative November Performance of Antimicrobial Principles of InstitutTeknologiSepuluh Surabaya, Jawa Timur. 2007. 2012. TerhadapBakteriVibrio alginolycticus. 17. Aprilisa. 19. Plimpiskar MR, Jadhav RN, Jadhav BL. principles of Rhizophora species along DayaHambatTumbuhanMajapahit(Crescent iacujute Jatinangor, Sumedang. Pengaruh Mangroves Tetrasiklin Terhadap Perubahan Warna Gigi Anak. Mumbai Rhizopora Coast. Species Indo-Global Along Research Journal of Pharmaceutical Sciences, Vol. 2 Issue 4: 429-426. 78 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 LAPORAN KASUS Mini Screw sebagai Temporary Anchorage Devices pada Kasus Bimaxillary Dental Protrusion denganFree End Di Rahang Bawah (Mini Screw as Temporary Anchorage Devices in Bimaxillary Dental Protrusion and Free End Mandibular Posterior Teeth ) Arya Brahmanta Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya ABSTRACT Background: Orthodontic treatment on the bimaxillary dental protrusion is to reduce the proclination of the mandibular and maxillary anterior teeth. Lost of posterior teeth (free end) often occured in adult cases and required additional skeletal anchorage. Purpose: Mini screw implant orthodontic as temporary anchorage devices is indicated to help this movement without worried about loss anchorage. Case: In this case report, a woman , 38 years old presented class I malocclusion with bimaxillary dental protrusion and free end mandibular posterior teeth.Case Management: The patient was treated using standart edgewise orthodontic appliance with mini screw implant as temporary anchorage devices.Conclusion: The result of this treatment indicated that mini screw can be consider an effective therapy choice Keywords: Bimaxillary dental protrusion, free end mandibular teeth, mini screw implant Correspondence : Arya Brahmanta, Department of Orthodonti, Faculty of Dentistry, Hang Tuah University, Arif Rahman Hakim 150 Surabaya. Phone (031) 5912191, Email: [email protected] 79 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 ABSTRAK Pendahuluan: Perawatan Ortodonti pada kasus Protrusi bimaksiler adalah dengan cara mengoreksi proklinasi dari gigi geligi anterior rahang atas dan rahang bawah. Pada kasus kehilangan banyak pada gigi posterior (free end) seringkali dijumpai pada penderita dewasa, sehingga dibutuhkan penjangkaran yang kuat (skeletal anchorage). Tujuan: Mini screw implant orthodontic sebagai alat bantu penjangkaran yang bersifat sementara dapat digunakan untuk koreksi kelainan tersebut, tanpa kekhawatiran adanya kehilangan penjangkaran. Kasus: Pada laporan kasus ini , seorang wanita, usia 38 tahun dengan diagnosis Maloklusi kelas I Angle disertai Protrusi bimaksiler dan kehilangan gigi geligi posterior rahang bawah. Tatalaksana kasus: Penderita ini telah dirawat dengan menggunakan peranti cekat ortodonti (standart edgewise) dan mini screw implant sebagai alat penjangkaran tambahan sementara. Simpulan: Hasil dari perawatan ini menunjukkan bahwa miniscrew dapat dijadikan sebagai pilihan terapi yang efektif. Kata kunci: Protrusi bimaksiler, kehilangan gigi geligi posterior rahang bawah, mini screw implant. Korespondensi: Arya Brahmanta, Bagian Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah. Jl. Arif Rahman Hakim 150 Surabaya. Telp (031) 5912191, Email: [email protected] sementara PENDAHULUAN Pada perawatan ortodonti, penjangkaran merupakan faktor yang sangat penting diperhatikan untuk mencapai hasil perawatan yang (TADs) temporary anchorage devices. Salah satu jenis TADs adalah miniscrew. Miniscrew banyak digunakan dalam perawatan ortodonti karena maksimal. Menurut (Proffit, 2007) mempunyai penjangkaran seperti metode insersi yang sederhana, didefinisikan sebagai beberapa pertahanan terhadap pergerakan gigi nyaman yang tidak diinginkan atau sebagai kerjasama pasien, mudah aplikasinya reaksi dan merupakan alat penjangkar yang dari diinginkan gigi posterior pada yang mekanoterapi penutupan ruangan.1 Penjangkaran menjadi sedang tidak membutuhkan kuat.1,2,3 Secara umum, miniscrew terbagi memiliki diameter 1,2 – 2 mm dengan maksimum, panjang 6 – 15 mm. Miniscrew sendiri penjangakaran dan dan keuntungan minimal. Untuk digunakan untuk berbagai tujuan mendapatkan penjangkaran maksimum dalam perawatan ortodontik, termasuk salah satunya dapat diperoleh dengan diantaranya adalah penutupan ruang, implant perawatan open bite, up righting gigi sebagai alat penjangkar 80 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 posterior,intrusi gigi anterior maupun posterior dan retraksi gigi. 4 LAPORAN KASUS Penderita wanita, usia 38 tahun Bimaxillary dental protrusion datang ingin meratakan gigi atas dan mempunyai karakteristik dentoalveolar bawahnya dari gigi anterior atas dan bawah yang untukmemperbaiki protrusif sehingga menyebabkan profil Pasien belum pernah dirawat ortodonti wajah menjadi cembung.5 Perawatan sebelumnya. kasus yang maju penampilannya. bimaxillary dental protrusion ditujukan untuk mengurangi kecembungan wajah dan protrusi bibir melalui retraksi gigi anterior Diagnosa Pemeriksaan ekstra oral yang menunjukkan profil cembung, muka dilakukan secara en masse untuk ovoid, kepala brakisefalik dan bibir menghasilkan perubahan profil wajah.6 inkompeten Gigi posterior yang hilang (free simetris. dengan bentuk Pemeriksaan intra muka oral end) dapat menimbulkan kerugian kebersihan mulut sedang , fase geligi pada tetap. Mutilasi gigi regio 36,37,38 dan gigi tetangga maupun gigi lawannya seperti terjadi drifting dan 46,47,48. over erupsi pada gigi lawan. Pada 35.Pada pemeriksaan fungsional tidak kondisi intra oral kehilangan banyak didapatkan kelainan. Analisis model gigi diregio posterior didapatkan diskrepansi maka akan Mahkota porselen pada rahang atas menimbulkan kesulitan saat hendak kurang tempat 7 mm dan rahang melakukan retraksi gigi anterior karena bawah kurang tempat 4 mm. Kelainan diperlukannya penjangkar, untuk itu kelompok gigi terdapat protrusi pada dalam akan rahang atas dan pada rahang bawah. menampilkan kasus bimaxillary dental Tumpang gigit 2 mm dan jarak gigit 4 protrusion yang mm. Hubungan kaninus kanan dan kiri kehilangan gigi posteriornya (free end) atas terhadap kaninus kanan dan kiri di rahang bawah dikoreksi dengan bawah bantuan miniscrew implant sebagai Kemungkinan etiologi adanya faktor alat penjangkar sementara (TADs) herediter bimaxillary dental protrusion temporary anchorage devices. dan mutilasi gigi regio 36, 37, 38 dan laporan pada kasus ini pasien gigitan neutroklusi. 46, 47, 48. 81 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 Gambar 1. Foto extra oral dan intra oral pasien sebelum perawatan Analisis sefalometrik didapatkan profil cembung FH-NP 83º , NAP 7º dengan hubungan maksila dan mandibulaterhadap basis kranium : Gambar 2. Foto panoramic dan lateral SNA 78º; SNB 76º ; ANB cephalometri pasien. 2 º;dengan inklinasi RA RB protrusi IRencana grs NA 35º ; I-grs NB 55º ; Inter Insisal 88º protrusion lunakdengan (bimaxillary ). Analisis Rickett’s dental jaringan Lip Analysis:bibir atas dan bibir bawah maju. Analisis foto panoramik terlihat mutilasi pada regio 36,37,38 dan 46,47,48. Supra posisi pada regio 16,17 dan 26,27. Sisa akar pada regio 48.Mahkota gigi tiruan tetap pada regio 45. untuk koreksi protrusion perawatan adalah Bimaxillary dengan dental pencabutan premolar pertama kanan dan kiri di rahang atas dan dengan menggunakan mini screw implant ortodonti untuk retraksi secara en masse pada gigi anterior rahang bawah. Pada kasus ini tidak diperkenankan adanya kehilangan penjangkaran dan dengan adanya free end di rahang bawah maka diputuskan menggunakan mini screw implant ortodonti. Pada akhir perawatan akan dilakukan pembuatan gigi tiruan pada regio posterior rahang bawah. 82 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 TATA LAKSANA KASUS Perawatan Pertama pasien diinstruksikan untuk menjaga kebersihan mulutnya, pembersihan karang gigi, pencabutan sisa akar pada regio 48 dan pencabutan regio 14,24 sebelum dilakukan perawatan ortodonti aktif. Dilakukan tahap leveling dan aligning pada rahang atas dan rahang Gambar 3. Pemasangan miniscrew implant bawah hingga busur mencapai ukuran pada free end rahang bawah 0,016 NiTi. Hal ini kemudian diikuti dengan penempatan 2 buah mini screw implant ortodonti diameter 1,8 mm dan Kemajuan perawatan Kontrol dilakukan setiap 4 panjang 8 mm, di regio molar pertama minggu sekali untuk mengganti elastik rahang bawah chain disesuaikan sebagai kemudian satu dilakukan retraksi penjangkar minggu kemudian regio anterior dengan kekuatan yang dibutuhkan dan juga memeriksa keadaan klinis mini screw implant dengan elastik chain. Distalisasi pada ortodonti (mobilitas). Dalam 18 bulan regio dicapai hasil retraksi yang dinginkan. 35,34,33,43,44,45. Retraksi kaninus atas kanan dan kiri guna Relasi mempersiapkan tempat untuk koreksi anterior pada bimaxillary protrusion. dilanjutkan. Protrusi gigi anterior atas Releveling dengan busur ukuran 0,016 dan bawah berkurang. Perubahan pada x 0,016 NiTi. ekstra oral terlihat baik, kecembungan dental kaninus Kelas I. Retraksi rahang atas masih wajah pasien berkurang dan pasien merasa puas dengan perubahan pada profil wajahnya. Upaya perrbaikan masih terus didapatkan dilakukan hasil dan sampai stabilitas perawatan ortodonti yang maksimal. 83 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 palatum, retro molarpad, korteks bukal maksila dan mandibula. Penempatan mini implant perlu mempertimbangkan anatomi jaringan lunak, jarak interradikuler, morfologi sinus, lokasi saraf dan kedalaman tulang Gambar 4. Kemajuan perawatan, perubahan bukolingual. Selain hal tersebut yang proklinasi anterior rahang atas dan bawah perlu dipertimbangkan saat memasang mini implant adalah kualitas tulang PEMBAHASAN Mini yaitu rasio antara korteks dan trabekula implant miniscrew / ortodonti plates / merupakan tulang. Dimana korteks tulang lebih kuat, tahan terhadap deformitas Temporary anchorage device (TADs) daripada yang digunakan menambah makin tebal korteks tulang makin perawatan stabil. 10 penjangkaran ortodonti. Mini untuk pada implant tulang trabekular, maka ortodonti Posisi pemasangan miniscrew membutuhkan osseointregrasi untuk harus diperhatikan dengan baik untuk stabilitas. Salah satu keuntungan dari keberhasilannya. Menurut Park et al, sistem ini adalah dapat meletakkan posisi pemasangan miniscrew adalah penjangkar yang bersifat kuat, stabil, dengan sudut 300– 400 terhadap sumbu absolut di regio anterior maupun gigi pada maksila, sedangkan pada posterior sehingga kekuatan dapat mandibula sebaiknya bersudut 10 langsung dan terkontrol. 7,8 Miniscrew mempunyai diameter antara 1,3 – 2,0 mmdengan panjang antara 6 – 15 mm. 20 0 0 – terhadap sumbu gigi. Sudut yang tajam saat insersi dapat menyebabkan 9 iritasi jaringan lunak dan miniscrew Menurut Miyawaki kestabilan dapat meleset dari kontaknya dengan miniscrew sebagai penjangkar di regio tulang kortikal.9 Pada pengguanaan posterior dipengaruhi beberapa faktor miniscrew untuk retraksi anterior perlu seperti densitas tulang dan ketebalan diperhatikan ketinggianya agar gaya tulang kortikal. Tempat insersi Mini dapat melalui center of resisitance dari implant tergantung indikasi dan faktor gigi anterior biomekaniknya,sering terdapat pada dapat lebih maksimal.11 sehingga hasil retraksi 84 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 Perawatan ortodonti pada kasus Bimaxillary dental protrusion DAFTAR PUSTAKA 1. WR. 2007. Contemporary Orthodontic. 3 rd . St. Louis : Mosby, Inc. ditujukan untuk mengurangi proklinasi gigi insisif atas dan bawah serta Profft p. 685 – 677 2. Park S, Bae M, Kyung M, Sung H. 2004. mengurangi proklinasi bibir atas dan Micro – implant anchorages for treatment bawah. Pada rahang atas dilakukan of skeletal Class I bialveolar protruison. J pencabutan pada regio premolar Clin Orthod. p. 74 , 710 - 703 3. Kyung HM, Park S, Bae SM, Sung JH, pertama untuk tempat bagi koreksi Kim IB.2003. Development of orthodontic prokinasi gigi anterior rahang atas. micro – implants for intraoral anchorage. J Pada rahang bawah tidak dilakukan Clin Orthod, 37(6) : 321-8 pencabutan gigi dikarenakan telah 4. Young CP,Seung YL, Doo HK, Sung HJ. 2003. Intrusion of posterior teeth using mini terdapat banyak ruangan pada regio – screw implants. Am J Orthod Dentofacial 36, 37, 38 dan 46, 47, 48 karena Orthop, 123:694- 690. mutilasi untuk pemasangan itu miniscrew dilakukan 5. 2005. Bimaxillary dentoalveolar protrusion: implant Traits and Orthodontics correction. Angle ortodonti sebagai (TADs) temporary anchorage devices agar bisa digunakan Bills DA, Handelman CS, Be Gole EA. Orthod, 75: 339-333. 6. Leonardi R, Annunziata A, Licciardello V, Barbato E. 2010. Soft tissue Changes sebagai penjangkar saat dilakukan following the extraction of premolars in koreksi en masse gigi anterior rahang non growing patient with bimaxilarry bawah yang mengalami proklinasi. protrusion. Angle Orthod, 80 : 216- 211 7. Nanda R, Kapila S. 2010. Current Therapy in Orthodonthic , Mosby Elsevier. SIMPULAN 8. Pemakaian miniscrew implant Clinical Applications of the Miniscrew ortodonti lebih efisien dan efektif bila dibandingkan dengan alat ortodontik lainnya pada kasus bimaxillary dental Canaro A, Velo, Leone, Siciliani. 2007. Anchorage System. J Clin Orthod. 9. Park HS, Jeong SH, Kwon OW. 2006. Fsctor affecting the clinical succes of screw implants used as orthodontic anchorage. protrusion dengan free end dirahang Am J Orthod Dentofacial Orthop, 130: 25 – bawah. Miniscrew implant ortodonti 18. sebagai (TADs) temporary anchorage devices dapat penjangkar pada dipakai gerakan anterior secara en masse. sebagai retraksi 10. Miyawaki, et al. 2003. Factor associated with the stability of titanium screw placed in the posterior region for orthodontic anchorage. Am J Orthod Dentofacial Orthop, 124: 378- 373. 85 Vol 8 No. 1 Februari 2014 11. Moon CH, Lee DG, Lee HS, Im JS, Baek SH. 2008. Factor associated with the succes ISSN : 1907-5987 upper and lowwer posterior buccal region. Angle Orthod, 78: 106-01. rate of orthodontic miniscrew placed in the 86 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 LAPORAN KASUS Oral Candidosis pada Ibu Rumah Tangga (IRT) yang Didiagnosis HIV dan AIDS (Oral candidosis on a house wife with HIV & AIDS diagnosis ) Dwi Setianingtyas*, Nafiah*, Cane L*, Astrid P**,Ramadhan HP*** *Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah dan poli Oral DiagnosisGigi dan Mulut RSAL Dr Ramelan Surabaya. **Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya *** Radiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya. ABSTRACT Background: Oral candidosis is a mucocutaneus desease. It is be attacking for several circumstance, which decreased imun system condition, such as HIV & AIDS infection. Objective: This paper reported the management of oral candidosis on a house wife 53 years old with HIV infection. Case management: The therapy drugs had been given were, topical antimicotic, systemic antimicotic, multivitamin, mouth wash, borax glyserin and milk peptisol contain ismacronutrient and micronutrient. Beside drugs the above suggestion for good oral hygiene. Conclusion: The management of oral candidosis must to be joint good oral health and good nutrition.. Key words: Oral candidosis, management, house wife, HIV infection Correspondence: Dwi Setianingtyas, Department of Oral Pathology, Faculty of Dentistry, Hang Tuah University,Arief Rahman Hakim 150 Surabaya 60111,Phone (031) 5945864, Ext 204, Fax : 031-847, Email : [email protected] 87 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 ABSTRAK Latar belakang: Oral candidosis adalah penyakit mukokutan. Menyerang pada beberapa keadaan yang menurunkan sistem imun, seperti infeksi HIV & AIDS. Tujuan: Tulisan ini melaporkan tatalaksana kasus oral candidosis pada ibu rumah tangga, usia 53 tahun. Tata laksana kasus: Diberikan obat-obatan berupa anti jamur topikal, antijamur sistemik, multivitamin, obat kumur, borax glyserin dan susu peptisol yang berisi mikronutrient dan makronutrient. Disamping obat-obatan juga diedukasi untuk peningkatan oral hygiene. Kesimpulan: Tata laksana kasus dari oral candidosis harus ada erpaduan pada kesehatan mulut dan nutrisi yang bagus Kata kunci :Oral candidosis, tatalaksana, ibu rumah tangga, infeksi HIV Korespondensi: Dwi Setianingtyas, Bagian Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hang Tuah. Jl. Arief Rahman Hakim 150 Surabaya 60111, Telp. (031) 5945864, Ext 204,Fax : 031-847, Email : [email protected] mengandung, persalinan dan menyusui PENDAHULUAN Sebagaimana kita maklumi ) ; (2) secara transeksual bersama bahwa kasus HIV & AIDS (homoseksual); (3) secara horisontal, (Human Immunodeficiency Virus & yaitu kontak antar darah atau produk Acquired darah Immuno Deficiency yang terinfeksi.2.3 AIDS Syndrome) di Indonesia akan terus dikelompokkan dalam infeksi menular bertambah banyak, Oleh karena itu seks (IMS) karena paling banyak petugas para ditularkan melalui hubungan seks (95 dokter dituntut untuk lebih waspada %).4 Dari Keterangan diatas pada terhadap berbagai macam kelainan transmisi yang secara transeksual bisa yang berhubungan dengan infeksi HIV terjadi & AIDS. Beberapa kelainan di Rongga pekerjaannya tinggal berjauhan dan mulut dan kulit bahkan menjadi gejala dalam klinis pertama yang dapat mudah sehingga memungkinkan suami harus dikenal dan dilihat pada orang dengan berhubungan dengan PSK (Perempuan infeksi HIV & AIDS tersebut.1 Pekerja kesehatan utamanya Transmisi (penularan) HIV & waktu suami yang lama Sosial). dengan Pada karena istri, hubungan dengan PSK yang tanpa pengaman, AIDS masuk ke dalam tubuh manusia akan melalui 3 cara, yaitu : (1) Penyakit secara pada mengakibatkan Menular tertularnya Seksual, disini vertikal dari ibu yang terinfeksi HIV & adalah HIV & AIDS. Selanjutnya bila AIDS suami sudah pulang, pasti si suami masuk ke anak (selama 88 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 akan berhubungan suami istri juga diri berupa Universal Precaution (UP) tanpa baik pengaman. kemungkinan besar pekerjaannya sebagai Sehingga istri bagi kita sebagai operator, yang perawat gigi juga penderita lain yang Rumah selanjutnya akan kita rawat, sehingga Tangga (IRT) ikut terjangkit penyakit terhindar dari transmisi (penularan) infeksi HIV & AIDS.2.5 secara horizontal. Ibu Dari tulisan artikel di Jawa Pos (30 November 2011) yang mendapat LAPORAN KASUS sumber dari Dinas Kesehatan Jawa Pada tanggal 29 Desember 2011 Timur (Jatim), bahwa profesi IRT datang ke salah satu Rumah Sakit di rawan kena HIV & AIDS.Bahkan Surabaya,seorang perempuan 53 tahun jumlahnya dua kali lebih banyak dengan keluhan gigi kiri atas (64) daripada profesi PSK.Kasus HIV & goyang dan ingin membuat gigi tiruan AIDS di Jatim berdasar pekerjaan baru.Sebenarnya hingga pernah mempunyai gigi tiruan, tapi September 2011, profesi terbanyak adalah IRT (639 penderita). hilang Terbanyak dengankesibukan kedua setelah profesi wiraswasta.6 Tujuan penderita ketlisut sudah bersamaan ketika suaminya meninggal dunia secara mendadak. penulisan ini untuk Kurang lebih 9 bulan yang lalu melaporkan tata laksana kasus Oral (Maret2011). Penderita bercerita sejak Candidosis (OC) pada penderita yang suaminya meninggal, Berat Badannya diagnosisnya ditegakkan berdasarkan turun sekitar 10 kg karena tidak bisa anamnesis, manifestasi klinis yang makan dan karakteristik dan ditegakkan dengan teringat suami. Penderita sedang dalam pemeriksaan Dengan perawatan di Dokter spesialis Penyakit demikian penting bagi dokter gigi (Internist) dalam karena seluruh mulut untuk mengetahui secara klinis lesi terdapat khas rongga mulut pada penderita HIV sariawan yang sangat nyeri. Penderita & AIDS.Hal ini perlu agar dapat sudah menghabiskan sebanyak 5 botol mendeteksi lebih dini dan memberikan obat Nystatin Oral suspension (yang 1 tata laksana secara tepat dan adekuat. botol mendapat resep dokter, yang 4 Paling penting adalah untuk proteksi lagi beli sendiri), Dari anamnesis laboratorium. dilanda kesedihan bila bercak keputihan disertai 89 Vol 8 No. 1 Februari 2014 sementara penulis ISSN : 1907-5987 mulai curiga penderita menderita HIV & AIDS. laborotorium patologi klinik didapatkan CD4 =84 dan CD3 =186. Penulis kemudian menggali lebih Pada tanggal 19-12-2011.Lidah masih dalam lagi tentang riwayat kesehatan sariawan, warna putih, badan lemah, selanjutnya. meninggal kemarin muntah dan diare sehari 3 dikarenakan udun dan herpes pada usia kali.Tensi : 110 / 90. Di konsul ke poli yang relatif muda , yaitu 57 tahun. Gastro Intestinal dengan Diagnosis Suami penderita bekerja sebagai pelaut masih yang dan pulang setiap 6 bulan sekali. sekitar 3 bulan, mual : positif , muntah Penderita juga bercerita pada kulitnya : positif timbul bila Erystatin, prednisone dan ada beberapa mengkomsumsi obat-obatan tertentu. yang tidak terbaca pada rekam medis Oleh dokter spesialis penyakit dalam penderita. Suami bercak kehitaman setempat di konsul ke VCT (Voluntary OC. Didapatkan dan diare : positif. Terapi Hasil pemeriksaan laboratorium Counselling Testing), tapi penderita klinik mengaku , bila didapatkan Lekosit hasilnya negatif. stomatitis pada tanggal 6-12-2011 : 5800 (Normal Penderita juga mengaku sulit makan, 4000 – 10 000/mm), Hemoglobin : bila ingin makan, maka makanan 10,7 (Normal 11,5–16) dan Trombosit tersebut harus di blender dulu. : 315 000(Normal 150– 450 rb/ Riwayat pemeriksaan di mm3).Pada tanggal 12-6- 2011 yang poliklinik terkait didapat kan. Pada lalu juga ada riwayat Gula Darah tanggal Puasa 178 (Normal 76- 110). 5-12-2011. Internist menemukan lidah putih. Diagnosisnya Pada pemeriksaan Intra Oral OC. Mendapat terapi Sohobion dan pada regio palatum molle kanan dan Interhistin 10 tablet untuk dikomsumsi mukosa labial kiri atas menunjukkan masing-masing dan adanya bercak keputihan seperti kepala tablet susu, dapat dikerok, meninggalkan diminum sehari 3 kali, tanpa dijelaskan daerah kemerahan, multiple, batas dosisnya. jelas, bentuk ireguler dan nyeri. Selain ketokonazol sehari sebanyak sekali, 20 Pada tanggal 6-12-2011 hasil konsul dari poli VCT penderita di itu pada mukosa bucal fold regio kiri atas ada ulser, singel,bentuk diagnosis Suspect HIV & AIDS. Hasil 90 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 lonjong,diameter 15mm, batas jelas, mengurangi tepi ada indurasi dan nyeri. sekunder. Pada pemeriksaan Ekstra oral Hygiene terjadinya Juga infeksi diberikan Education Dental supaya terjadi pada kaki kanan dan kiri terdapat, peningkatan kebersihan rongga mulut. makula, Penderita diminta hiperpigmentasi, multipel, batas jelas, tidak sakit dan tidak gatal. kemudian kontrol 7 hari untuk melihat perkembangannya. TALAKSANA KASUS. Kunjungan I (29 Desember 2012) Dari anamnesis, pemeriksaan Kunjungan II (5 Januari 2012 – hari ke 8) klinis dan melihat data-data yang ada Rekam medis yang datang pada di rekam medik dari poli-poli lain. kontrol pertama pada kunjungan ke II Diagnosis akhir pada penderita adalah ini telah menyatakan bahwa penderita OC yang dicurigai karena infeksi HIV dinyatakan positif menderita HIV & & AIDS.Dengan hasil CD4 yang makin AIDS. Selanjutnya penderita mendapat terapi antimikotik topikal menurun berupa Penderita tidak bisa datang tepat Nystatin oral suspension, yaitu 73dan CD3 180. penggunaannya diteteskan pada daerah waktukontrol ke dokter gigi yang ada bercak putihnya kemudian dikarenakan setelah terapi harus dikulum sehari 3 kali.Dikarenakan menjalani jamur banyak dan sudah lama, maka terkait.Hasil ditambah antimikotik secara sistemik, merasa lebih nyaman, hanya masih yaitu Ketokonazol 200 mg sehari 3 kurang nafsu makan nya dan bila kali. Obat yang diminum ditambah makan masih di blender.Penderita vitamin B dan C. Karena penderita ingin benar-benar sembuh agar bisa kesulitan diberikan sehat kembali dan minta diberi obat nutrisi tambahan berupa susupeptisol yang paling bagus. Penderita sudah yang mengandung susu dan suplemen mengkomsumsi obat sesuai aturan dan kesehatan obat sudah habis. untuk serta makan Obat kumur Chlorhexidin gluconate yang isinya pemeriksaan anamnesis Pemeriksaan Intra di poli penderita Oralsemua antara lain mengandung antiseptik dan bercak keputihan sudah hilang. Hanya anti tinggal di palatum molleregio kanan. mikotik. Gunanya untuk 91 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 Ditemukanstomatitis di regio labial kanan atas. Sedang pemeriksaan extra oral pada kaki masih tetap tidak ada perubahan. Terapi yang diberikan meneruskan nystatin oral suspension, susu peptisol, vitamin B dan C. Untuk obat kumur dihentikan sementara karena dana yang tidak mencukupi. Gambar 2. Pada Palatum mollekanan bercak putih dapat dikerok meninggalkan daerah kemerahan dan nyeri Untuk lesi ulser diterapi menggunakan Borax Glyserin. Penderita di instruksikan untuk mengerok lidah dengan sikat gigi bayi yang bulu sikatnya halus tanpa menggunakan pasta gigi juga dianjurkan untuk kontrol 7 hari kemudian. GAMBAR KUNJUNGAN Gambar 3. Pada mukosa labial kiri bercak putih dapat dikerok meninggalkan daerah kemerahan dan nyeri PERTAMA (29 Desember 2011) Gambar 1. Pada Lidah tampak bercak putih yang dapat dikerok, meninggalkan daerah kemerahan dan nyeri Gambar 4. Pada mukosa bukal fold kiri atas: ulser, single, bentuk lonjong, Ø 15 mm, batas jelas, tepi indurasi dan nyeri 92 Vol 8 No. 1 Februari 2014 Gambar 5.Pada mukosa bukal kiri bawah bercak putih dapat dikerok meninggalkan daerah kemerahan dan nyeri. ISSN : 1907-5987 Gambar 8. Pada kaki kiri tampak makula, hiperpigmentasi, multipel, bentuk bulat, tidak gatal dan tidak nyeri GAMBAR KUNJUNGAN KEDUA ( 5 Januari 2012- Hari ke 8) Gambar 6. Pada mukosa labial fold kiri atas bercak putih dapat dikerok meninggalkan daerah kemerahan dan nyeri. Gambar 9.Pada mukosa labial kiri atas tidak ada kelainan dan sudah sembuh. Gambar 7. Pada kaki kanan tampak makula, hiperpigmentasi, multipel, bentuk bulat, tidak gatal dan tidak nyeri Gambar 10. Pada mukosa labial kanan atas: ulser, single, bentuk bulat, Ø 15 mm,batas jelas, dasar ulser putih kekuningan, tepi indurasi, dan nyeri 93 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 bila sudah matang virus tersebut baru keluar dan selanjutnya masuk ke dalam sel limfosit CD4 lainnya, berkembang biak dan selanjutnya merusak sel tersebut. Sel limfosit CD4 berperan sebagai pengatur utama respon imun.4 Gambar 11.Pada Lidah bercak putih tampak menipis dan sudah tidak sakit. Target utama dari HIV adalah membran CD4.7 CD kepanjangan dari Cluster Designation atau Cluster of PEMBAHASAN Difinisi AIDS adalah kumpulan gejala yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang didapat, disebabkan infeksi virus HIV. Virus ini menyerang dan merusak sel-sel Differentiation. glikoprotein Sasaran utama virus HIV adalah subset limfosit yang berasal dari thymus, yaitu sel helper / inducer. Pada permukaan sel ini terdapat molekul glikoprotein disebut CD4, diketahui berikatan dengan glikoprotein envelope virus HIV. HIV yang sudah masuk ke dalam sel limfosit CD4 tersebut akan mengadakan multiplikasi dengan cara menumpang integral dari menimbulkan energi sementara sel T terhadap antigen pada respon imun.8 Kadar CD4 (T4) sekitar 500 – 8 1000. CD 7 normal diatas 600 8 sel/mm3. Sutedjo mengatakan bahwa infeksi.1.2.4.5 yang bagian merupakan reseptor sel T (TcR), berperan untuk limfosit T CD 4+, sehingga kekebalan penderita rusak dan rentan terhadap CD3 dalam proses pertumbuhan sel inangnya. Didalam sel limfosit CD4, HIV mengadakan replikasi dan merusak sel tersebut, dan kadar CD4 pada HIV dibawah ini menandakan, bila CD4 500-1000 berarti terjadi sindrom retroviral akut, gejala intermiten, OC dan ulser. Bila CD4 dibawah gangguan 500, maka AIDS terjadi kronis. Limfadenopati, OC, lesi oral, muntah, diare dan TBC. Pada CD4 dibawah 200 akan terjadi gejala parah AIDS, peningkatan masalah kanker, kelainan paru dan susunan syaraf pusat. Yang terakhir bila CD4 dibawah 200, maka terjadi peningkatan probabilitas infeksi oportunistik dan mortalitas.3.8 94 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 Pada kasus ini, pada kunjungan candidosis(Acut pertama didapatkan CD4 hanya 84, candidosis kemudian menurun menjadi 73 pada candidosis, kunjungan selanjutnya. Maka menurut candidosis), 9 / pseudomembaran thrush, erythematous chronic hyperplastic Angular cheilitis, Putra , bila CD4 kurang dari 200 maka Recurrent Aphthous ulcer, xerostomía, sudah dipastikan menderita AIDS. cervical caries occuring in association Karena memang diagnosis berdasarkan withxerostomía, necrotizing stomatitis pada keberadaan anti HIV dalam darah (progresive), depapilated tongue, ulser tepi atu pengukuran dari jumlah CD4. persisten Sedangkan menurut ciri-ciri stadium Submandibular lymphadenopathy dan klinis infeksi HIV pada penderita ini squamous cell carcinoma, salivary diperkirakan memasuki stadium 2, gland karena petechiae pada stadium 2 terjadi penurunan Berat Badan kurang 10% (non healing enlargement ulcers), dan palatal secondary to thrombocytopenia. 5.7.10 Menurut Murtiastutik4 dari Berat Badan penderita, adanya bahwa manifestasi mukokutaneus dan infeksi OC merupakan penyakit paling sering saluran nafas atas rekuren. Dengan ditemukan. performan scale 2 : simptomatis dan berpendapat bahwa OC jarang pada aktifitas masih normal. 2.4.5 orang Macam manifestasi lesi Rongga Nasrodin2 Sebab muda yang sehat, namun merupakan MARKER untuk infeksi mulut pada penderita HIV & AIDS HIV, adalah Kaposi’s sarcoma, Non – tertekan dan perjalanan menjadi AIDS Hodkin HIV-related dapat terjadi. OC harus dimonitor periodontitis, Linear gingival erythema setiap saat, penyebaran ke sistem (LGE), ulceratif respirasi Necrotizing ulceratif menyebabkan Herpetic stomatitis Lymphoma, Necrotizing Ginggivitis, periodontitis, (Herpes labialis), atau sistem imun digestif dapat morbiditas yang signifikan. zoster Pada penderita dalam kasus ini (shingles), Oral hairy leukoplakia of juga didapatkan pada seluruh tungkai the tongue (oral viral leukoplakia), kaki kanan dan kiri ditemukan makula, condyloma acuminata (Warts),HPV hiperpigmentasi, batas jelas, multipel, associated tidak gatal dan tidak nyeri. Sesuai with Herpes menunjukkan warts, oral 95 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 Murtiastutik4 pendapat tentang mendapat perhatian. Ketika lndividu diantara individu yang terinfeksi HIV dinyatakan terinfeksi HIV, sebagian beberapa besar menunjukkan perubahan karakter tipe kelainan akan berkembang sekitar 80%. Penyakit psikososial kulit umum dalam stress, terjadi adalah depresi, merasa kurangnya dukungan erupsi obat. sosial, perubahan perilaku). Efek dari diagnosisnya adalah infeksi HIV pada individu tersebut suspek erupsi obat morbiliform atau mendorong reaksi penolakan hingga dermatitis1.4 Kelainan kulit muncul syok hampir secara umum terjadi pada bulan, hingga tahun dan kondisi ini perjalanan potensial dermatitis yang (hidup atau Kemungkinan penyakit HIV sebagai yang berlangsung semakin berbulan- mendorong akibat dari defisiensi imun yang timbul progresivitas infeksi HIV ke AIDS. atau berhubungan dengan pengobatan Jadi karakter psikososial erat terkait yang didapat penderita selama ini. dengan Tata laksana penderita AIDS secara umum dukungan istirahat, stressor, yang memadai psikologis dan psikososial. makronutrien dan infeksi HIV.Penderita umumnya dihadapkan 3 adalah nutrisi berbasis progresivitas yaitu Untuk stressor terapi biologis, yang telah mikronutrien untuk penderita HIV & dilakukan pada tanggal 5 Desember AIDS, konseling termasuk pendekatan 2011 lalu kurang memberikan respon, psikologis kemungkinan dan psikososial, karena terapi yang membiasakan gaya hidup sehat , diberikan kurang berfungsi oleh karena seperti rutin senam.2 Pada kasus ini hitung konseling sudah dilakukan di poli VCT responnya, Rumah Sakit tempat penderita dirawat. memuaskan. Juga kurang melibatkan Sebab menurut Putra,9 bahwa diagnosis terinfeksi HIV & AIDS merupakan suatu kejadian yang mirip sel CD4 yang sehingga menurun sering tidak peningkatan Oral Hygiene, pemberian obat kumur serta tambahan nutrisi. Penulis sudah melakukan tata dengan bencana besar, karena penyakit laksana infeksi prognosis penanganan OC pada penderita HIV & kurang baik, sehingga strategi untuk AIDS RSUD Dr Soetomo Surabaya11 mengurangi tekanan psikologis perlu dengan pemberian Nystatin topikal 4-5 ini mempunyai sesuai dengan Protap 96 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 kali sesudah makan. Untuk efektifitas yang menyebabkan menurunnya fungsi preparat ini tergantung lamanya kontak biologis tubuh. Nutrisi sangat penting antara suspensi dan mukosa yang dalam tata laksana penderita HIV & terkena.Harus ditahan didalam mulut AIDS, selain mendorong perubahan beberapa kea rah perbaikan juga berperan untuk menit ditelan.Setelah sebelum pemberian obat menekan progresivitas AIDS.2 dianjurkan tidak makan atau minum Banyak penderita mendapat selama 20 menit.Respon terapi terlihat keuntungan dengan meningkatkan oral dalam hygiene dan seringnya melakukan 5 hari pertama.Tambahan berupa ketokonasol sistemik dan obat kebersihan kumur. seperti Penambahan dikarenakan kalsium vitamin mengkomsumsi diet yogurt disini acidophilis, Echinacea dan antioksidan C bersama sangat bermanfaat.Pada penderita OC. berbagai vitamin, 2 vitamin dan mulut.Perubahan Pada kasus ini penderita diminta misalnya B6 dan E penting dalam menjaga kebersihan mulut. Karena bila mempertahankan tidak akan memperparah kasus OC. gigi, intregitas tulang, jaringan ikat, serta dinding pembuluh darah. Membantu SIMPULAN meningkatkan absorpsi zat besi nonhenil, meningkatkan terhadap infeksi resistensi primer maupun Bila ada penderita datang dengan kondisi dincurigaiadanya lesi HIV & AIDS di rongga sebaiknya oksidan yang larut dalam air terbukti penderita untuk dikonsul ke poli VCT menurunkan symptom dan derajat untuk mengetahui jumlah CD4 demi beratnya kepentingan penderita sendiri dan kita infeksi akibat sebagai selama berlangsungnya infeksi.2 memberikan tata laksana dengan tepat dengan susu peptisol, medis mengarahkan virus.Kebutuhan vitamin C meningkat Terapi disini juga dikombinasi tenaga bisa maka oportunistik dan berperan sebagai anti penyakit kita mulut, agar bisa dan adekuat. sebab dibutuhkan dukungan nutrisi. Pada DAFTAR PUSTAKA penderita yang terinfeksi HIV sering 1. mengalami gangguan asupan nutrisi Murtiastutik D. 2009. Atlas HIV & AIDS dengan kelainan kulit. Edisi pertama. 97 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 Airlangga University Press. Kampus C 2. Burket’s Oral medicine secrets. Hainley & Nasrodin. 2007. HIV & AIDS pendekatan Beltus. Inc Philadelphia.p.183-7. pertama. 4. Airlangga University 6. 8. Press. Sutedjo AY. 2006. Buku saku Mengenal penyakit melalui hasil pemeriksaan Kampus C Unair. Surabaya. h. 15; 37-27; laboratorium. Cetakan pertama. Penerbit 177-99. Amara books. Jogyakarta. h. 140-2. Little JW, Falace DA, Miller CS & Rhodus 9. Putra ST. 2005. Psikoneuroimunologi NL. 2008. Dental management of the Kedokteran. Gramik Fakultas Kedokteran medically compromised patient. Mosby Unair.RSU Dr Soetomo. Surabaya. h. 141- elsevier. p. 280 137;177. Murtiastutik D. 2008. Buku ajar Infeksi 10. Scully C & Cawson RA. 1999. Colour menular seksual. Cetakan ke 2. Airlangga guide. University Churchill livingstone. Edinburg. p. 159. press. Surabaya. h. 220- 211;253-8 5. Sonis ST, Fazio Rc & Fang LCT. 2003. Unair. Surabaya. h. 2. biologi molekuler klinis dan sosial. Edisi 3. 7. 11. Oral desease. Second edition. Barakbah J, Soewandojo E & Nasrodin. Setianingtyas D. Deteksi dini melalui oral 2009. Protap HIV & AIDS. RSU Dr infeksi Soetomo Surabaya / Fakultas Kedokteran HIV & AIDS & Universal Precaution. Temu ilmiah Rumkital Dr Unair. Cetakan Ramelan. Tanggal 16 April 2009. University pertama. Press. h. Airlangga 307-47. Jawa Pos Metropolis. 2011. Ibu rumah tangga rawan kena. Jumlahnya dua kali lebih banyak dari PSK. Surabaya.h. 25. 98 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 LAPORAN KASUS Penatalaksanaan Urtikaria Akut Di Rongga Mulut (Management Of Acute Urticaria In Oral Cavity) Herlambang Prehananto*, Dwi Setianingtyas** *PPDGS Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya *Poli Oral Medicine Departemen Gigi dan Mulut Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya ABSTRACT Introduction: Acute urticaria is a skin response with clear boundaries , occurs in the superficial epidermis . Acute urticaria suffered by patients who are less than 6 weeks after exposure alergren . Acute urticaria is a reaction caused by systemically circulating antigen , thus causing a good reaction in the mucosa and skin . In lesions that appear on the oral mucosa commonly referred to as allergic stomatitis .Objective: This case report discusses the management of acute urticaria in the oral cavity with the etiology of inhalant allergens .Case Male patients aged 43 years suffering from acute urticaria was referred to the Oral Diagnosis poly Naval Hospital dr . Ramelan Surabaya . On clinical examination of the oral cavity obtained on oral mucosal erosions and papules on the dorsal tongue , and teeth are suspected of focal infection . Case Management: Patients referred for release denture and tooth decay to be treated as well as the scaling due to focal infection is suspected . Conclusion: Giving betadine gargle to avoid secondary infections in the oral cavity . Key words: Allergic stomatitis, urticaria, acute. Correspondence: Herlambang Prehananto, PPDGS Oral Pathology,Faculty of Dentistry, Airlangga University, Prof DR Moestopo No.47 Surabaya 60132, Phone (031) 5030255 ext123, HP : 08562508507, email : [email protected] 99 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 ABSTRAK Pendahuluan: Urtikaria akut adalah respons kulit dengan batas yang jelas, terjadi pada epidermis superfisial. Urtikaria akut diderita oleh pasien yang kurang dari 6 minggu setelah paparan alergren.Urtikaria akut merupakan reaksi yang terjadi akibat antigen yang beredar secara sistemik, sehingga menyebabkan reaksi baik pada mukosa dan kulit.Pada lesi yang muncul di mukosa mulut biasa disebut dengan stomatitis alergika.Tujuan: Laporan kasus ini membahas tentang penatalaksanaan urtikaria akut pada rongga mulut dengan etiologi alergen dari inhalan. Kasus: Pasien laki-laki berusia 43 tahun menderita urtikaria akut dirujuk ke poli Oral Diagnosis Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya. Pada pemeriksaan klinis rongga mulut didapatkan erosi pada mukosa rongga mulut dan papula pada dorsal lidah, serta terdapat gigi yang dicurigai menjadi fokal infeksi. Tata Laksana Kasus: Pasien dirujuk untuk melepaskan gigi tiruan dan gigi berlubang untuk dilakukan perawatan serta scalling karena di curigai sebagai fokal infeksi. Kesimpulan: Pemberian betadine kumur untuk menghindari infeksi sekunder di rongga mulut. Kata kunci :Stomatitis alergika, urtikaria, akut. Korespondensi:Herlambang Prehananto, PPDGS Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga, Jl. Prof DR Moestopo No.47 Surabaya 60132, Telepon : (031) 5030255 ext123, HP : 08562508507, email : [email protected] pernah sekali mengalami serangan PENDAHULUAN Urtikaria merupakan respons urtikaria akut dalam kulit dengan batas yang jelas, terjadi hidupnya.Diagnosis pada epidermis superfisial, berupa dapat urtika, yaitu lesi eritematous dan riwayat menonjol (1- 2 mm sampai beberapa pemeriksaan cm) yang timbul dan hilang dalam menyebabkan pembesaran pembuluh beberapa jam disertai rasa gatal yang darah kapiler disertai peningkatan hebat. diklasifikasikan permeabilitas dinding pembuluh darah, menurut lamanya, yaitu urtikaria akut sebagian besar cairan plasma melewati urtikaria kronis.1 Urtikaria akut endotel dinding pembuluh darah keluar bila bentol kemerahan dengan ukuran ke jaringan. Hal ini mengakibatkan yang bervariasi serta gatal, timbul dan hipovolaemia yang berarti turunnya tidak lebih dari 6 minggu.2 Sedang tekanan darah secara berlebihan.1,4 dan Urtikaria urtikaria kronis berlangsung lebih dari atau sama dengan 6 minggu.2,3 populasi di Rumah pasien, berdasar akut catatan anamnesis, dan klinis.Urtikaria Urtikaria akut biasanya menimbulkan rasa gatal yang hebat Urtikaria akut terjadi pada 1520% ditegakkan urtikaria Sakit Dermatologi di Inggris dan setidaknya disertai bercak merah di seluruh tubuh, telapak tangan dan kaki. Timbul rasa panas dan terjadinya ulser pada 100 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 Rongga Mulut (RM), disertai keluhan pada RM. Pada anamnesis, ternyata pusing, lemah, perasaan tidak enak awalnya pasien melakukan kegiatan di badan.Bronkospasmus lapangan yang penuh debu limbah (pengerutan otot bronkus) yang mengakibatkan sekitar sesak nafas. Hiperperistaltik yang pasien merasa sesak nafas dan muncul menyebabkan disertai bentol-bentol pada seluruh tubuhnya muntah. Kejang otot tubuh karena dan rasa tidak enak pada mukosa RM rasa mual 1 adanya gangguan pusat syaraf. Urtikaria latihan. Kemudian sejak tanggal 22 Oktober 2013. Karena dapat rasa gatal yang berlebihan dan merasa menyebabkan munculnya lesi pada berat bila bernafas kemudian pasien permukaan mukosa RM. Reaksi ini berobat ke poli Kulit dan Kelamin dapat terjadi akibat antigen yang RSAL dr. Ramelan Surabaya. Dokter beredar memberinya obat eritromycin 500 mg secara akut tempat sistemik, yang menyebabkan reaksi baik pada mukosa diminum dan kulit. diminum Reaksi antigen-antibodi 3 kali sehari, loratadin sehari sekali, dapat menyebabkan penyakit klinis Methylprednisolon salep digunakan 3 pada mulut dan wajah. Jenis anafilatik kali sehari 2 oles, antihistamin 3 kali atau jenis segera ditandai dengan sehari, cimetidin 3 kali sehari, dan edema seperti misalnya urtikaria.3 dipenhydramin. Kemudian pasien dikonsulkan ke departemen gigi dan KASUS Pada tanggal 11 November 2013, pasien laki-laki berusia 43 tahun mulut, poli THT dan penyakit dalam untuk dilakukan penelusuran penyakit yang mungkin menyertai. datang ke bagian Oral Medicine Keadaan umum pasien cukup, Departemen Gigi dan Mulut Rumah Glasgow Coma Scale (GCS) 4 5 6, Sakit Angkatan Laut (RSAL) Dr tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 84 Ramelan Surabaya atas konsulan dari kali/menit. Pasien tidak mempunyai poli rawat inap kulit dan kelamin riwayat dengan keluhan utama gatal diseluruh Pemeriksaan kulit. Selain itu Dokter Spesialis Kulit pada seluruh kulit muka dan hampir dan Kelamin (Sp.KK) juga meminta seluruh tubuh dimulai lengan, kaki, untuk mencari adanya fokal infeksi punggung dan dada pasien terdapat alergi ekstraoral sebelumnya. didapatkan 101 Vol 8 No. 1 Februari 2014 papula dan ISSN : 1907-5987 makula, multipel, hematokrit 45,0 (37,0 – 54,0 %), SGPT jelas, 22 (0 – 45 U/L), SGOT 25 (0 – 35 diameter 2-3 mm, terasa gatal.Pada U/L), BUN 12,3 (8,0 – 23,0 mg/dL), pemeriksaan limfe kreatinin 1,4 (0,9 – 1,5 mg/dL), gula submandibularis, palpasi kanan dan darah acak (GDA) 116 mg/dl, laju kiri teraba, kenyal, dapat digerakkan, endap darah (LED) 35 mm/jam. berwarana merah, berbatas kelenjar bentuk bulat, ukuran sekitar 1x1x1 cm, dan sakit. TATA LAKSANA KASUS Pemeriksaan intraoral pada regio palatum, nampak erosi, Kunjungan I (11 November 2013) bilateral, Pada kunjungan awal , dari multipel, warna merah, berbatas jelas, anamnesis dan pemeriksaan klinis bentuk irreguler, luas sekitar 3 mm, kasus ini didiagnosis klinis sebagai dan terasa sakit. Pada lidah nampak stomatitis alergika, dengan diagnosis papula, multipel, bilateral, diameter 1 banding mm, berbatas jelas, berwarna putih. Selanjutnya pasien dikonsulkan ke Nampak gigi 21 dan 37 hilang, gigi 22 laboratorium karies gangren pulpa, dan gigi 36 dilakukan pemeriksaan rontgen foto terdapat tumpatan komposit. Secara panoramik untuk mengetahui adanya umum Oral hygene (OH) pasien jelek fokal infeksi. karena banyak kalkulus dan stain pada seluruh permukaan Radiologi yang untuk didapat dari pemeriksaan rontgen foto terdapat dikarenakan pasien adalah perokok dan karies pada gigi 22 yang memakai gigi seluruh permukaan mukosa RM terasa tiruan tetap, karies superfisialis gigi 46 parestesi. dan gangren pulpa (GP) gigi 36. pemeriksaan hal Hasil multiformis. ini Pada gigi, eritema penunjang Pasien dirujuk untuk melepaskan darah lengkap didapatkan Sel Darah gigi tiruan pada gigi 22, dilakukan Putih (SDP) 20,7 (4,0 – 10,0 10³/μL), penumpatan pada gigi 22 dan 46, dan granulosit 18,3 (2,0 – 7,0 10³/μL), ekstraksi gigi 36. Pasien diinstruksikan limfosit 7,5 (20,0 – 40,0 %), granulosit untuk kumur dengan betadine gargle 88,3 (50,0 – 70,0 %), sel darah merah sehari (SDM) 4,92 (3,50 – 5,50 10³/μL), multivitamin diberikan sehari sekali. hemoglobin 15,0 (11,0 – 16,0 g/dL), Pasien disarankan kontrol 4 kali tanpa dibilas dan seminggu 102 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 setelahnya tetapi pasien melakukan susah untuk dihubungi dan tidak ada pulang paksa dari rawat inap kemudian kunjungan berikutnya. Gambar 1. Kunjungan 1 (A) Tampak papula dan makula pada permukaan punggung, (B) kaki, (C) dada, (D) tangan, dan (E) wajah. (F) Terdapat bentukan papula diseluruh permukaan dorsal lidah dan (G) tampak erosi, kemerahan yang berbatas jelas. (H) Gigi karies 21 dan 22 yang dicurigai menjadi fokal infeksi. Dari data rekam medis pada dengan hasil SDP 19, 5 (4,0 – 10,0 tanggal 1 Desember 2013 pasien 10³/μL), granulosit 16,5 (2,0 – 7,0 kembali melakukan rawat inap (MRS) 10³/μL), limfosit 8,9 (20,0 – 40,0 %), lagi di RSAL dr. Ramelan Surabaya granulosit 84,3 (50,0 – 70,0 %). Sehari dengan dan kemudian dilakukan lagi pemeriksaan kemerahan di kulit seluruh tubuh yang penunjang dengan hasil SDP 20,9 (4,0 tak Pada – 10,0 10³/μL), granulosit 16,9 ( 2,0 – pemeriksaan fisik didapatkan keadaan 7,0 10³/μL), limfosit 11,8 (20,0 – 40,0 umum pasien cukup, GCS 4 5 6, %), granulosit 80,7 (50,0 – 70,0 %), tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 88 dan LED 35 mm/jam, SGPT 52 (0 – 45 x/menit, suhu badan 36°C. U/L), SGOT 18 (0 – 35 U/L), GDP 65 keluhan kunjung rasa gatal sembuh. Pada tanggal 1 Desember 2013 dilakukan pemeriksaan penunjang (70 – 105 mg/dL). Sembilan hari kemudian dilakukan pemeriksaan 103 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 penunjang lagi dengan hasil SDP 15,4 PEMBAHASAN (4,0 – 10,0 10³/μL), granulosit 12,3 Urtikaria dapat timbul tiap hari (2,0- 7,0 10³/μL), limfosit 13,9 (20,0 – atau intermiten, lamanya beberapa 40,0 %), granulosit 79,9 (50,0 – 70,0 menit sampai beberapa jam bahkan %). penunjang beberapa hari. Dapat terjadi pada tujuh belas hari setelah perawatan semua umur baik laki-laki maupun adalah SDP 21,7 (4,0 – 10,0 10³/μL), perempuan, dengan faktor etiologi granulosit 19,1 (2,0 – 7,0 10³/μL), yang jelas antara lain yaitu reaksi obat, limfosit 6,2 (20,0 – 40,0 %), granulosit reaksi 87,7 (50,0 – 70,0 %) dan Mean produk dari Corpuspular Volume (MCV) 100,9 infeksi dari bakteri maupun virus. (80,0 – 100,0 fL). Namun Hasil pemeriksaan Tindakan yang dilakukan dengan terhadap bahan makanan, pembuluh darah, dan kadang kala etiologinya idiopatik.3,4 pemberian delladryl intra muscular Pada kasus ini seorang pria usia (i.m) dan dexametasoneintra vena 43 tahun, tidak ada riwayat alergi (i.v). Dokter juga memberikan resep makanan maupun alergi yang lain, eritromycin 500mg diminum 3 kali riwayat atopik sehari, dexametasone diminum sehari keluhan urtikaria 3 kali 2 tablet, loratadine diminum minggu. Jika sehari sekali, CTM diminum sehari 3 kemerahan) dengan bentuk dan ukuran kali, yang bervariasi, gatal, timbul tersebar dan bedak salisil untuk mengurangi rasa gatal di kulit. Setelah dilakukan tidak jumpai, serta kurang urtikaria dari 6 (bentol diseluruh kulit tubuh, tidak ada riwayat perawatan atopi dalam keluarga, tidak ada riwayat selama 17 hari keadaan pasien belum alergi dan gejala berkepanjangan, dan membaik, kurang dari 6 minggu disebut uritkaria dengan warna merah ditubuh masih menetap tetapi gatal akut. pada tubuh sudah menghilang.Pasien Penyakit alergi umumnya terjadi disarankan untuk tetap melakukan jika sistem imun salah dalam perawatan untuk dilakukan observasi merespons paparan suatu bahan yang lebih lanjut, tetapi pasien melakukan dalam keadaan normal sebenarnya pulang paksa karena alasan ingin tidak berbahaya, misalnya tepungsari berobat jalan. (pollen), rumput atau debu rumah, 104 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 dengan mengadakan reaksi berlebihan imun tubuhnya akan mengenali antigen untuk yang tersebut sebagai benda asing dan diduga merupakan benda asing. Bahan segera berupaya mengatasinya. Sistem ini disebut sebagai alergen.3 imun menyingkirkan Pada pasien munculnya bahan ini urtikaria diduga dikarenakan serbuk saribunga (polen), segera membentuk sejumlah besar antibodi yang disebut immunoglobulin E (IgE).5 alergen inhalan. Alergen dari inhalan berupa tubuh Jika alergen bertemu IgE yang spesifik terhadapnya, maka akan sporajamur, debu, bulubinatang, dan melekat pada antibodi mirip anak aerosol, kunci umumnya lebih mudah dalam lubang kuncinya. menimbulkan urtikaria alergik (tipe I). Perlekatan ini akan merangsang sel Reaksi ini sering dijumpai pada pasien tempat IgE melekat untuk melepaskan atopi dan disertai gangguan napas.5 dan Dikarenakan memicu terjadinya proses inflamasi pasien berada pada tempat dengan paparan udara yang membentuk histamin, yang atau keradangan.5 penuh debu dari limbah maka pasien Penatalaksanaan urtikaria akut mengeluh sesak nafas dan timbul dengan menghindari NSAID, aspirin, bentol yang disertai rasa gatal. penghambat angiotensin converting Pada alergi terhadap debu atau enzyme (ACE), alkohol, kelelahan fisik tepungsari (pollen), setiap antibodi dan stres karena dapat menyebabkan tertentu yang bereaksi terhadap satu urtikaria non immunologik. NSAID jenis alergen tertentu saja.Misalnya dan antibodi bereaksi urtikaria karena menghambat sintesis terhadap tepungsari bunga regweed. prostaglandin dari asam arakhidonat, Molekul IgE mempunyai sifat khusus, obat karena IgE merupakan satu-satunya menyebabkan antibodi yang mampu merekat erat alkohol, kelelahan fisik dan stress pada badan sel mast, yaitu sel jaringan dapat merangsang pembuluh darah (tissues cells) dan basofil (sel darah).5 kapiler Jika mengalami tertentu yang seseorang pasien kontak atau alergi aspirin dapat penghambat ACE dapat angioedema, sedang menjadi peningkatan menimbulkan vasodilatasi permeabilitas dan yang paparan berakibat terjadinya transudasi cairan dengan suatu alergen, maka sistem dan pengumpulan cairan setempat 105 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 sehingga secara klinis tampak edema beberapa faktor, data mutakhir telah disertai kemerahan.2 menerangkan hubungan antara flora Pemberian terapi medikamentosa normal usus manusia dengan alergi.7 bersifat simtomatis.Obat lini pertama Penyebab adalah II bersumber dari bakteri yang ada di RM second-generation) dan tenggorokan seperti Streptococcus antihistamin (Nonsedating generasi loratadine, cetrizine. Waktu pemberian antihistamin lainnya dapat mutans dan Streptococcus aureus.8 mengikuti Penatalaksanaan pada stomatitis urtikaria.Penambahan alergika di RM pemberian obat kumur antihistamin AH2 (simetidin) pada antiseptik diharapkan bisa mengurangi beberapa paparan mikroorganisme yang bisa ritme sebaiknya alergi diurnal kasus memberikan perbaikan.Jika pruritus menonjol pada memperparah malam hari bahkan tidak jarang pasien Selanjutnya pasien dirujuk ke poli cemas ditambahkan periodonsia klasik yang pembersihan calculus atau scalling dan diberikan 1 kali sehari pada malam poli konservasi untuk menumpat gigi hari.Apabila semua tahapan terapi yang berlubang. maka antihistamin yang dapat generasi diberikan tersebut belum keadaan untuk Seharusnya RM. dilakukan pasien menjalani memberikan hasil dapat diberikan rujukan tersebut tetapi dari awal pasien kortikosteroid, dan pemberiannya tidak di rujuk ke departemen gigi dan mulut lebih dari 3 minggu. Penggunakan pasien eritromycin untuk koorperatif.Pasien merasa tidak ada menghindari adanya infeksi sekunder.2 hubungan antara alerginya dengan digunakan Langkah selanjutnya dokter menunjukan keadaan RMnya, sifat walaupun tidak sudah Sp.KK merujuk pasien ke departemen dijelaskan secara seksama tetapi pasien gigi dan mulut, poli THT dan poli masih merasa tidak percaya.Pasien penyakit dalam RSAL dr. Ramelan. juga sudah dua kali melakukan pulang Hal ini dikarenakan dicurigai adanya paksa ketika menjalani rawat inap. Hal fokal infeksi yang bisa menyebabkan ini yang membuat pasien susah untuk terjadinya menjalani kontrol ke departemen gigi urtikaria. Populasi mikrobiota di usus manusia bersifat dinamik dan dipengaruhi dan mulut. oleh 106 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 2. SIMPULAN Suryana, Ketut., Adiguna, Made Suastika. 2006 Seorang Wanita Dengan Uritkaria Uritkaria akut dapat disebabkan Kronik Idiopatik; J Peny Dalam Volume 7 oleh fokal infeksi dari RM. Bakteri pada gigi berlubang dan calculus dapat menyebabkan timbulnya akut.Pemeriksaan kerjasama dari Nomer 2; Denpasar. p.5 – 2. 3. Katz, Stephen I., Gilchrest, Barbara A., urtikaria penunjang pasien Paller, dan Amy S., Leffell, David J. 2003.Fitzpatrick’s Dermatology In General sangat Medicine 7th; Mc Graw-Hill Companies; United State. p. 342 – 330. membantu dalam terapi kesembuhan 4. urtikaria akut. Wolff, Klause., Goldsmith, Lowella A., Greenberg, M., Glick, M. 2003. Burkets Oral Medicine Diagnosis & Treatment 10th; BC Decker Inc; New jersey. p. 216-215. UCAPAN TERIMAKASIH 5. Ucapan terimakasih kepada poli jurnal 2008. Prevalensi Berkala IImu Kesehatan Kulit Kelamin Vol. 20 No. I:3 – 1. 6. Ramelan Surabaya atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan untuk Suryadi. Urtikaria di Kota Palembang Tahun 2007; Oral Medicine Departemen Gigi dan Mulut Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Tjekyan, Soedarto. 2012. Alergi dan Penyakit Sistem Imun; Sagung Seto; Jakarta. p. 17-13. 7. Wikaningrum, R., Rochani, Jekti. T., Djannatun, T., Widiyanti, D., Pane, Abdul. penulisan laporan kasus ini. R. 2008.Bacterial Populations in Neonatus Faeces : A Preliminary study; Jurnal DAFTAR PUSTAKA Kedokteran Yarsi vol. 16 No. 2; Mei – 1. Agustus; p : 89 – 86. Manggala, Yudha. 2008Kesesuaian Hasil Identifikasi Alergen Pada Pasien Dengan Riwayat Urtikaria Akut Menggunakan Metode Uji Tusuk (Prick Test) Dan Metode Wawancara (Anamnesis); 8. Chisholm, Cary; Guttate http://emedicine.medscape.com; Psoriasis; accesed March 15 2014; 09:30:00. Universitas Dipenogoro; Semarang. p. 15 – 10. 107 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 LAPORAN KASUS Systemic Observation-Surgical Periodontic Approach In The Managementof Amlodipine Induced GingivalEnlargement Rahmidian Safitri, Hardini Dyah Astuti, Poernomo Agoes Periodontology Department Airlangga University ABSTRACT Background: Drug induced gingival enlargement is frequently observed in patients taking three main group of drugs like calcium channel blockers (CCBs), immunosuppressant’s and anticonvulsants. Amlodipine belongs to the dihydropyridine-a third generation calcium channel blockers agents that may cause the side effect of drug-induced gingival enlargement and oral bacteria intervention due to calculus retention. This case report describes the management of gingival enlargement in a hypertensive patient taking amlodipine. Purpose: This case report was aimed to discuss the treatment and maintenance of systemic observationsurgical periodontic approach to restore gingival enlargement. Case: A 47-years old man was referred to the Department of Periodontology, Faculty of Dentistry, Airlangga University complaining of swellings and bleeding on his gingiva in all region. He felt very uncomfortable as the swelling interfered while chewing and sometimes there was bleeding spontaneously and halitosis. He had hypertension since 5 years and was on medications Captopril 12,5 mg daily during 4 years and Amlodipine 5mg daily during last 1 year. A provisional diagnosis and systemic observation-periodontal phases treatment were taken to restore gingival enlargement condition. Case Management: Systemic observation of medication use, periodontal phases treatment such as scaling root planning, periodontal surgery as flap surgery, home oral hygiene maintenance, control recall every month during first 3 months were taken. Conclusion:The successful of combination carefully systemic observationsurgery periodontal approach are promising to maintain Amlodipine induced gingival enlargement. Key Words: Amlodipine, gingival enlargement, systemic observation, surgical periodontic Correspondence: Rahmidian Safitri, Department of Periodontology, Faculty of Dentistry, Airlangga University, Prof DR Moestopo No.47 Surabaya 60132, Phone (031) 5030255 ext 123, email : [email protected] immunosuppressants. Although INTRODUCTION the Drugs associated with gingival pharmacologic effect of each of these enlargement can be broadly divided drugs is different and directed toward into three categories: anticonvulsants, various primary target tissues, all of calcium them seem to act similarly on a channel blockers, and 108 Vol 8 No. 1 Februari 2014 secondary target ISSN : 1907-5987 the during 4 years and Amlodipine 5 mg gingival connective tissue, causing daily during last 1 year. Some months common clinical and histopathological after using Amlodipin, he developed findings.1 gingival hyperplasia. Amlodipine tissue, i.e., belongs to The clinical appearance of thedihydropyridine-a third generation thetissue calcium channel blockers agents that hyperplastic tissue was red, smooth may cause the side effect of drug- and shiny in all region, with no pain induced gingival enlargement and oral on touch, and bled easily on probing bacteria intervention due to calculus (Fig.1). Gingival tissue around the retention. crown reached the occlusal tooth CCBs are commonly was surface, of Some measuring more than 5 mm, plaque studies have addressed the risk of and calculus (Fig. 2). A provisional gingival hyperplasia during the use of diagnosis and systemic observation- CCBs, it was often based on case periodontal phases treatment were reports (Seymour et al. 1994, Bhatia et taken to restore gingival enlargement al. 2007) or on a cross-sectional study condition. diseases. periodontal and prescribed and used for the treatment cardiovascular with exophytic pockets (Meisel et al. 2005).2 CASE A 47-years old man was referred to the Department of Periodontology, Faculty of Dentistry, Airlangga University complaining of swellings Fig 1. Gingival hyperplasia in all teeth region and bleeding on his gingiva in all region. He felt very uncomfortable as the swelling interfered while chewing and sometimes there was bleeding spontaneously and halitosis. He had hypertension since 5 years and was on medications Captopril 12,5 mg daily Fig. 2 Pocket measurement more than 5 mm 109 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 CASE MANAGEMENT The dental treatment included scaling and root planning and instructions on appropriate method for brushing teeth. Refferal to internist was made, due to the possibility of medication changing. The rontgen Fig panoramic result showing severe with bone graft bone loss in the 4. Conventional flap surgery added regio 16,17,18,27,28,31,32,41,42 (Fig.3). Fig 5. Mattress suturing was done Fig 3.Rontgen panoramic showing severe Follow up was done one to bone loss three monthly, once each month. The conventional planning were gingivectomy for moved reduce surgery from gingival Upon examination at 3 month review, the periodontal pockets were generally reduced. There is no pocket into flap surgery added with hyperplasia gingival recurrency during bone graft (Fig.4& Fig.5). While the examination. Regular oral hygiene gingival hyperplasia was relieved, but reinforcement and scaling was done there are severe bone loss in some for him. One year after completion of region. the Commercially available surgery, disappearance of chlorhexidine rinse (0.12%) was used hyperplasia gingiva and satisfactory to help control plaque accumulation periodontal condition were confirmed and to (Fig 6). reduce the development of gingival inflammation. 110 Vol 8 No. 1 Februari 2014 ISSN : 1907-5987 factor in the development and expression of the gingival changes.5 In this present case the local environmental factors such as poor plaque control and multiple retained roots at the initial presentation may act as risk factors that had contributed to worsen the existing Fig. 6 Clinical review after one year gingival enlargement and therefore periodontal treatment complicate the oral hygiene 6 procedures. DISCUSSION Physicians should be able to The pathogenesis of hyperplasia gingiva is uncertain and the treatment is still largely limited to the maintenance of an improved level of oral hygiene and surgical removal of the overgrown tissue. Several factors may influence the relationship between the drugs and gingival tissues, were including age, genetic predisposition, changes in oral cavity related to the health of the patients. Thus, there is a need collaboration between general doctors or internist in this case with dental practicioner in the care of drug induced gingival enlargement, to have holistic result both systemic and good clinical outcome. pharmacokinetic variables, and alteration in gingival connective identify tissue homeostasis, REFERENCES 1. Dongaribagtzoglou A, Cutter C. 2004. histopathology, ultra-structural factors, The inflammatory changes and drug action pathogenesis, and clinical management of Associated an association between the oral hygiene induced hyperplasia gingiva. This inflammation may be important risk factors, Gingival Enlargement. J Periodontol,75:1431-1424. 2. Kaur G, Verhamme KMC, Dieleman JP, Vanrolleghem A, van Soest EM, Stricker BHCh, suggests that plaque-induced gingival risk drug-associated gingiva enlargement. Drug- on growth factors.4 Most studies show status and the severity of drug- prevalence, Sturkenboom Association between MCJM. calcium 2010. channel blockers and gingival hyperplasia. J Clin 111 Vol 8 No. 1 Februari 2014 3. Periodontol,37:630-625. doi:10.1111/j.1600- Seymour RA. 1992. The incidence and 051X.2010.01574.x. severityof Upadhyay Y. Amlodipine-Induced Gingival overgrowth. J Clin Periodontol,19: 314-311. Overgrowth: A Case Report. IOSR Journal 4. 6. nifedipineinduced gingival Ikawa K, Ikawa M, Shimauchi H, Iwakura of Dental and Medical Sciences (JDMS. M and Sakamoto S. 2002. Treatment of Volume 3, Issue 4 (Jan.-Feb. 2013), PP 20- gingival overgrowt induced by manidipine 17. www.iosrjournals.org. administration: a case report. J Periodontol, Seymour, R. A., Ellis, J. S., Thomason, 72: 122-115. J. M., Monkman, S. Idle, J. R. 1994. 5. ISSN : 1907-5987 7. Taib Ha, Ali TBTb, Kamin Sb. 2007. Case Amlodipine induced gingival overgrowth. Report-Amlodipine-induced Journal of Clinical Periodontology,21 : overgrowth: a 283-281. Orofacial Sciences, case gingival report.Archivesof 2: 64-61. Barclay S, Thomason JM, Idle JR and 112