AGRO-INDUSTRI MENJAWAB PENGANGGURAN

advertisement
ISSN: 977 2338163
Edisi 7/II Tahun 2014
INFO INVESTASI
Aceh Menjadi Salah-Satu Daerah Tujuan Utama Investasi 2017
GUBERNUR :
ACEH TUJUAN
UTAMA INVESTASI
DI INDONESIA
KOPI ARABIKA
GAYO
MILIKI SERTIFIKAT GI
KERJASAMA
ACEH-MALAYSIA
AGRO-INDUSTRI
MENJAWAB
PENGANGGURAN
Opini
EDITORIAL
INVESTASI ADALAH
TENTANG MANUSIA
Saiful Mahdi & Zikrun Modi
SEMANGAT BERTUMBUH,
INVESTASI BERKEMBANG
S
etelah enam edisi hadir
tahun 2013 lalu, kami
melanjutkan penerbitan
tabloid ini dengan semangat
yang semakin tumbuh seiring
berkembangnya investasi di Aceh.
Semangat baru di tahun 2014 kami
isi dengan informasi yang lebih
kaya dalam format 16 halaman
setelah sebelumnya hanya delapan
halaman. Oplahnyapun kami
tambah agar semakin banyak
masyarakat Aceh yang tahu
perkembangan dunia investasi di
daerahnya.
Salah-satu perkembangan
penting di awal tahun ini adalah
kedatangan Menteri Pertanian
dan Industri Asas Tani Malaysia.
Beliau mendorong perkembangan
perusahaan negeri jiran itu, PT.
Nafasindo, untuk mengembangkan
usahanya setelah 20 tahun lebih
sukses berbisnis di Aceh.
Tak hanya itu, pada pertengahan
Maret ini Malaysia mengirim
Duta Besarnya, Zahrain Mohamed
Hashim, bersama beberapa
pengusaha negara itu untuk
menggali potensi usaha di Aceh.
Perkembangan ini tentu
menunjukkan bahwa Aceh semakin
hari semakin potensial menjadi
tujuan investasi perusahaan dalam
dan luar negeri.
Terimakasih atas dukungannya.
INFO INVESTASI
TABLOID ACEH INVESTMENT
Aceh Menjadi Salah-Satu Daerah Tujuan Utama Investasi 2017
Alamat Redaksi:
Jl. A. Yani No.39
Banda Aceh, 23122
Aceh - Indonesia
Telepon:
(0651) - 23170
Fax:
(0651) - 23171
U
ndang-Undang Pemerintah
Aceh (UUPA) Nomor 11, Tahun
2006 Pasal 166 membolehkan
Pemerintah Aceh untuk
menyediakan fasilitas perpajakan berupa
keringanan pajak, pembebasan bea
masuk, pembebasan pajak-pajak dalam
rangka impor barang modal dan juga
bahan baku.
Selanjutnya Peraturan Gubernur
Aceh No. 71 Tahun 2012 tentang Rencana
Umum Penanaman Modal (RUPM) Aceh
menerjemahkan sebagian isi UUPA
tersebut dalam wujud pengurangan
retribusi izin sektoral, pemberian
dana stimulan dan pemberian bantuan
modal. Pergub ini juga menyatakan
Aceh dapat memberi dana stimulan
berupa subsidi bunga dengan nilai
maksimal sebesar 2%. Pemberian dana
stimulan ini dimaksudkan dalam rangka
penguatan modal, keberlangsungan dan
pengembangan usaha bagi investor. Ini
adalah sebagian dari sejumlah kemudahan
bagi investor di Aceh. Ini mestinya
menjadi salah satu kekuatan yang dapat
menarik minat investasi ke Aceh.
Tapi investasi bukan hanya masalah
keunggulan komparatif (comparative
advantages), tapi makin lama makin
mementingkan keunggulan kompetitif
(competitive advantages). Meskipun Aceh
unggul secara komparatif dibandingkan
dengan wilayah lain di Indonesia dalam
hal sumber daya alam, keunggulan ini
makin tidak relevan untuk dikedepankan.
Insentif fiskal seperti di atas pun dapat
dikategorikan sebagai keuntungan
komparatif, bukan keuntungan kompetitif
Aceh dibandingkan wilayah lainnya.
Competitiveness is about human
Mengandalkan lokasi, jumlah
angkatan kerja, upah minimum yang
rendah, dan ketersediaan lahan dan
sumber daya alam tidak dapat lagi
dilakukan Aceh untuk menarik investasi.
Perubahan konstelasi geo-politik telah
mengubah posisi geografis Aceh yang
pernah menjadi salah satu pusat kegiatan
ekonomi di masa pra- hingga masa
kolonial menjadi periphery (pinggiran) di
masa awal kemerdekaan, bahkan makin
memburuk menjadi sub-periphery di masa
puncak pertumbuhan ekonomi era Orde
Baru.
Upah minimum di Aceh termasuk
yang tertinggi di Indonesia sehingga
menjadi salah satu hambatan (barrier)
investasi baru. Lahan di Aceh terlihat
masih luas, namun kepemilikan
lahan masih sangat timpang. Petani
dan pekebun dengan lahan terbatas
mempunyai produktivitas yang jelas
juga terbatas. Mengandalkan sumber
daya alam ala ”peubloe keubeu, peu bloe
lampoh” (menjual kerbau, menjual kebun)
tidak dapat terus diandalkan.
Karena itu, Aceh perlu terus
memupuk competiveness-nya. Dan ini
hanya mungkin dilakukan lewat manusia
karena competitiveness is about human.
Aceh memiliki sumber daya
manusia (SDM) yang relatif lebih baik. Di
Pulau Sumatra, misalnya, tingkat Angka
Partisipasi Kasar (APK) pendidikan usia
19-23 tahun (usia mahasiswa) di Aceh
adalah 0,38 pada tahun 2012. Ini artinya
dalam setiap 100 orang penduduk berusia
19-23 tahun di Aceh, 38 di antaranya
terdaftar sebagai mahasiswa yang sedang
belajar di perguruan tinggi. Angka ini
adalah tertinggi kedua di Sumatra, di
bawah APK Sumatra Barat yang 0,41.
Dari segi ini, seharusnya Aceh
mempunyai keunggulan kompetitif
dibanding wilayah tentangganya di
Sumatra. Tapi SDM bukan hanya masalah
kuantitas dan jenjang pendidikan. SDM
adalah juga masalah kualitas: skill dan
kompetensi. Juga, bahkan lebih penting
adalah sikap dan etos kerja.
Akar budaya Aceh yang Islami
sebenarnya dapat menjadi modal untuk
pengembangan SDM yang mempunyai
sikap dan etos kerja prima. Ketika Islam
diamalkan dan dinterpretasi secara benar,
Aceh justru pernah jaya dengan saudagarsaudagarnya yang terbuka, pekerja keras,
jujur, dan mempunyai etos kerja prima.
Mereka menjadi saudagar utama di Medan
hingga Jakarta, Penang hingga Malaka dan
Singapore.
Kini Aceh dengan status
khususnya dapat menawarkan banyak
keunggulan komparatif dari segi fiskal.
Tapi dibutuhkan aparat pemerintah
dan masayarakat yang terbuka, ramah,
disiplin, jujur, dan pekerja keras untuk
dapat mengajak investor luar masuk ke
Aceh.
Kalau tidak, jangankan mengajak
orang berusaha di Aceh, orang Aceh yang
tidak punya etos kerja yang baik tak kan
pernah berhasil juga di wilayah lainnya di
luar Aceh. Karena invetasi adalah tentang
manusia!
Saiful Mahdi, Ph.D adalah dosen Statistika
Ekonomi di Prodi Statistika FMIPA Unsyiah
Zikrun Modi, MBA adalah analis investasi
di ICAIOS, Banda Aceh
Dewan Pengarah: Gubernur Aceh, Wakil Gubernur Aceh, Sekretaris Daerah, Asisten I, II, dan
III Setda Aceh. Penanggung Jawab: Iskandar. Wakil Penanggung Jawab: M. Ali Alfata. Dewan
Redaksi: Netti Muharni, Fuadi, Syarifah Zulfa, Jonni. Pemimpin Redaksi: Netti Muharni Redaktur
Pelaksana: Arif Arham, Zulkifli Hamid, Junaidi, Razali Fotografer: Fahrurrazi Lay Out: Eka
Saputra, Zulfahmi Ismail Reporter: Cut Eliza Mutia, Ayu Mutia Juniandri, Afifuddin, Hendro S
Koto Public Relation: Asmaul Husna.
Website:
acehinvestment.com
investasi.acehprov.go.id
e-mail :
[email protected]
Redaksi menerima kiriman tulisan opini. Tulisan diketik dengan
spasi ganda ukuran kertas A4 maksimal 500 kata, disertai identitas
dan foto. Dikirim ke email redaksi: [email protected]
Laporan Utama
AGRO-INDUSTRI
MENJAWAB
PENGANGGURAN
Oleh : H Saky & Afid
S
aat ditunjuk Gubernur dr Zaini
Abdullah untuk menggawangi
Badan Investasi dan Promosi
(BIP) Aceh pada 5 November
2012, Ir Iskandar, M.Sc langsung
tancap gas dan pasang target rencana
investasi Aceh Rp6,3 triliun yang akan
dicapai pihaknya pada akhir Desember
2013.
Dalam sebuah kesempatan, satu
bulan usai di lantik, Iskandar optimis
bahwa dalam kurun waktu lima tahun
kedepan, atau dalam masa periodeisasi
kepemimpinan Zaini Abdullah dan
Muzakir Manaf, investasi yang akan
masuk ke Aceh senilai Rp42,8 triliun.
Guna mencapai target tersebut,
berbagai terobosan terus dilakukan
oleh BIP Aceh, diantaranya adalah
meningkatkan promosi investasi
ke berbagai belahan dunia, seperti
Malaysia, Sydney, Abu Dhabi, Qatar,
dan juga Amerika Serikat.
Promosi dalam negeri untuk
menggaet investor lokal melalui
penanaman modal dalam negeri
(PMDN) juga di optimalkan, melalui
berbagai event dan kegiatan
Aceh Bisnis Forum (ABF) yang
dilangsungkan di Banda Aceh, Medan
dan Jakarta.
Selain meningkatkan promosi
investasi di tingkat nasional dan dunia,
berbagai upaya lainnya juga dilakukan,
diantaranya inovasi kemudahan
pelayanan perizinian investasi, dan
menawarkan insentif dan menyiapkan
landasan regulasi bagi para investor.
Bukanlah hal yang mudah
untuk mencapai target realisasi
investasi yang telah dicanangkan
tersebut, namun kesemua itu
bukanlah kendala bagi Iskandar.
Upaya lain yang dilakukan pihak BIP
Aceh adalah membangun pencitraan
tentang kenyamanan berinvestasi
di Aceh melalui berbagai media
nasional, lokal dan internasional, dan
jaminan keamanan investasi juga
selalu disampaikan oleh Gubernur
Aceh dalam berbagai kesempatan
pertemuan bisnis dengan para
investor.
Berkat kerja keras dan upaya
intensif yang terus dilakukan tersebut,
berdasarkan hasil laporan kinerja
penanaman modal (LKPM) yang
dicatat oleh Badan Investasi dan
Promosi Aceh, hingga akhir Desember
2013, capaian realisasi investasi Aceh
adalah senilai Rp5,09 triliun.
Peningkatan nilai investasi
Aceh pada 2013, seiring dengan
tumbuhanya kredit investasi di
Aceh. Perbankan Aceh mencatat,
sepanjang tahun lalu, nilai kredit
investasi perbankan tumbuh sebesar
78,16 persen, atau Rp2,1 triliun
dibandingkan dengan tahun 2012.
***
Deputi Kantor Perwakilan
Wilayah (KPW) Bidang Ekonomi
dan Moner Bank Indonesia (BI)
Provinsi Aceh, Muhammad Seto
Pranoto mengatakan, masa depan
perekonomian Aceh diprediksi akan
tumbuh baik, dan pertumbuhan
investasi masih akan cukup tinggi,
dan akan menjadi pendorong utama
perekonomian Aceh.
Menurutnya, dalam beberapa
tahun kedepan, investasi akan menjadi
motor utama penggerak perekonomian
Aceh.
Dari sisi kredit investasi
perbankan, sambung Seto, terjadi
peningkatan signifikan sepanjang
2013. Dari data BKPM, terdapat
peningkatan nilai proyek dan nominal
EDISI 7/II Tahun 2014 | INFO INVESTASI
3
investasi tahun kemarin.
“Kredit investasi perbankan
meningkat 78,16 persen, atau dengan
total Rp2,1 triliun,” sebutnya.
Dijelaskannya, jika dibandingkan
dengan pada tahun yang sama,
yakni pada triwulan IV 2012, kredit
investasi hanya tumbuh 7,82 persen.
“Meningkatnya pertumbuhan kredit
investasi di Aceh, memperlihatkan
kepercayaan investasi di Aceh sudah
tumbuh,” ujarnya.
Meningkatnya kredit investasi
di Aceh, lanjutnya, beberapa faktor
pendukung di antaranya situasi
Aceh yang makin kondusif, dan juga
inovasi dalam hal pelayanan, dan
regulasi.”Kredit investasi di Aceh
lebih banyak di sektor perkebunan,”
tukasnya.
Ia memproyeksikan, kredit
investasi akan terus tumbuh di
masa mendatang, dan investasi
akan menjadi faktor penting dalam
pertumbuhan ekonomi Aceh, dan hal
ini seiring dengan tumbuhnya imbal
investasi.
“Faktor keamanan menjadi
sangat penting untuk menjaga kondisi
membaiknya investasi di Aceh,”
tandasnya.
“Tentunya dengan adanya
koreksi pertumbuhan ekonomi RI akan
berpengaruh besar terhadap investasi
secara nasional, dan dampaknya juga
akan berpengaruh terhadap masuknya
investasi ke Aceh,” ujarnya.
Selanjutnya yang kedua adalah,
terangnya, yakni persoalan keputusan
politik pemerintah terkait dengan
rencana kenaikan harga BBM.
“Keputusan kenaikan atau tidaknya
harga BBM juga akan berpengaruh
terhadap minat investasi,” sebutnya.
Yang ketiga, tambah mantan
kepala Bappeda Aceh ini adalah terkait
masih terdapatnya beberapa persoalan
konflik lahan di Aceh. “Konflik lahan
merupakan faktor penting dan
penentu dalam minat investor, dan di
beberapa wilayah di Aceh persoalan
ini masih muncul,” tukasnya.
Dan yang terakhir, tukas Iskandar
adalah persoalan infrastruktur di Aceh.
“Daya dukung infrastruktur, baik darat,
udara dan laut juga masih menjadi
kendala penting dalam mendorong
investasi di Aceh,” tukasnya.
Karena itu, pungkasnya, empat
persoalan penting ini menjadi tantang
utama dalam hal pemerintah Aceh
mencapai target investasi yang
Kepala Badan Perencaan
Pembangunan Daerah (Bappeda)
Aceh Prof. Abubakar Karim
mengungkapkan, dengan berbagai
hasil kajian dan telaah yang telah
dilakukan, pembangunan Aceh
sekarang telah diarahkan pada
agroindustry, untuk itu berbagai
kebijakan yang mengarah pada strategi
tersebut berupa penyiapan berbagai
infrastruktur baik fisik, dan non fisik
guna meningkatkan produktivitas hasil
pertanian dan perkebunan.
Arah kebijakan investasi Aceh
juga di dorong pada sektor agro
industry dengan pelibatan masyarakat
secara aktif.
Dari 23 kabupaten dan kota di
Aceh, terdapat enam wilayah yang
telah ditetapkan sebagai daerah tujuan
utama investasi agro industry, yakni
Aceh Besar, Bireuen, Aceh Tamiang,
Aceh Barat, Aceh Tenggara dan Aceh
Barat Daya. Penetapan wilayah agro
industry ini didasarkan pada potensi
unggulan dari kabupaten tersebut.
***
Satu dari sekian banyak investor
yang menanamkan modalnya disektor
agro adalah PT Boswa Megalopolis,
TABEL REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN TAHUN 2013
TRIWULAN
PMDN
PMA
Jumlah
I
II
IV
JUMLAH
1,732,663,909,999
928,757,077,910
188,480,400,936
705,775,243,891
3,555,676,632,736
281,258,707,134
862,265,426,343
128,342,025,889
263,578,039,617
1,535,444,198,983
969,353,283,508
5,091,120,831,719
2,013,922,617,133
1,791,022,504,253
***
Dari total capaian realisasi
investasi Aceh 2013, tercatat sektor
agro industri berkontribusi besar,
dengan nilai investasi pada sektor
tersebut mencapai Rp1,196 triliun.
Total realisasi investasi di Aceh
sejak Januari-Desember 2013 dari
penanaman modal asing (PMA), dan
penanaman modal dalam negeri
(PMDN) mencapai Rp5,091 triliun.
Pada tabel berikut diperlihatkan nilai
realisasi investasi Aceh pada periode
Januari-Desember 2013
4
III
***
Kepala Badan Investasi dan
Promosi Aceh, Iskandar menjelaskan,
ada beberapa persoalan penting dalam
pencapaian target realisasi investasi
Aceh 2013, yakni secara nasional
target pertumbuhan ekonomi RI 2013
mengalami koreksi, yakni dari 6,8
persen yang ditargetkan, kemudian
diturunkan menjadi 6,2 persen.
INFO INVESTASI | EDISI 7/II Tahun 2014
316,822,426,825
ditetapkan. “Semua faktor yang saya
sebutkan tadi merupakan hal-hal yang
mempengaruhi lajut dan percepatan
investasi di Aceh,” pungkasnya.
Beberapa solusi yang telah
kita jalankan guna mengatasi
berbagai masalah tersebut adalah
dengan membentuk tim task force
investasi Aceh. Tim yang terdiri dari
lintas sektor ini yang bekerja untuk
melakukan berbagai identifikasi,
dan memberikan solusi terhadap
upaya percepatan laju investasi dan
kenyamanan bagi investor.
Selain adanya tim task force
investasi Aceh, pihaknya juga
membentuk tim misi investasi yang
bertugas melakukan promosi investasi
Aceh ke dalam dan luar negeri. Fokus
promosi investasi kita selama ini
diarahkan ke Negara seperti Eropa,
yakni Brussel, Asia yakni China dan
Uni Emirat Arab, dan Benua Australia.
***
perusahaan yang telah berinvestasi di
Aceh tepatnya di kabupaten Aceh Jaya
ini, adalah salah satu anak perusahaan
dari Group Multi Agro Gemilang Tbk.
Perusahaan yang memiliki
kebun inti seluas 6.342,70 hektar
tersebut, pada tahun 2014 ini telah
melaksanakan perluasan penanaman
modalnya dengan membuka lahan
1.250 hektar lagi di Aceh Jaya dengan
program plasma.
General Manager PT Boswa
Megalipolis Darmudji menjelaskan,
perluasan penanaman modal dengan
program plasma tersebut, adalah
konsep kemitraan dengan masyarakat
yang melibatkan calon petani sebanyak
625 KK.
Untuk tahun 2015, lanjut
Darmudji, pihaknya akan terus
mengembangkan investasinya dengan
kembali akan membuka kebun plasma
seluas 2.500 hektar dengan jumlah
calon petani yang akan kita libatkan
sebanyak 1.250 KK.
“Pengembangan investasi kami
di Aceh Jaya cukup baik, karena
didukung oleh pemerintah provinsi
dan juga pemkab setempat,” katanya.
Ia menceritakan, sebagai
perusahaan perkebunan yang telah
berdiri di Aceh Jaya sejak 1983,
diakuinya tidak ada hambatan
dan kendala yang berarti dalam
pengembangan perusahaan dan segala
perizinan yang dibutuhkan, serta
operasionalisasi di lapangan.
“Kondisi ini menunjukkan bahwa
Aceh memiliki prospek pengembangan
investasi yang jelas,” tukasnya.
Daya dukung investasi yang baik
tersebut, menjadi alasan utama bagi
perusahaan kami untuk membangun
pabrik pengolahan kelapa sawit atau
CPO dengan kapasitas 45 ton perjam.
Pabrik yang mulai dibangun pada
2012 tersebut, telah mulai beroperasi
pada akhir 2013 yang lalu.
mensejahterakan warga sekitar.
“Transfer teknologi, dan juga
pengembangan sumber daya manusia
di sini adalah bagian komitmen kami
untuk maju dan berkembang bersama
rakyat Aceh,” tandasnya.
***
Aceh pemasok daging halal dunia
Pada awal 2014, Gubernur
Aceh Zaini Abdullah kedatangan
tamu istimewa dari negeri kangguru,
Australia.
Tamu tersebut adalah Harry
Lawson, dan Tom Lawson dari
livestock improvement company,
Australia.
Dalam pertemuan dengan
Gubernur Aceh Zaini Abdullah,
Harry Lawson memaparkan profil
perusahaannya sebagai eksportir sapi
dan daging kelas dunia.
Dalam kesempatan tersebut,
perjalanan, kami terkesan dengan
potensi Aceh,” katanya.
Ia menjelaskan, aneka tumbuhan
lokal seperti jagung, inti sawit, biji
kapas, dan ampas kopi adalah sumber
protein yang sangat dibutuhkan bagi
pengembangan peternakan sapi di
negeri ini.
Berbicara masalah potensi
dan melihat peluang bisnis yang
sangat menjanjikan, Harry dan Tom
mengusulkan istilah “ACEH BEEF”
sebagai brand daging sapi Aceh masa
depan, daging sapi halal produksi
daerah Serambi Mekah untuk
konsumsi masyarakat dunia.
Menurutnya, potensi Aceh
sangat besar, iklim dan tanah sangat
sesuai untuk peternakan, sumber daya
alam yang melimpah untuk makanan
ternak, letak geografis yang luar biasa
strategis, infrastruktur sdh sangat
mendukung, dan yang tidak kalah
“Untuk kebutuhan bahan
baku pabrik, selain dari kebun inti
perusahaan kami juga membeli dari
masyarakat di kabupaten ini, dan
sebagian dari Aceh Jaya dan Nagan
Raya,” terangnya.
PT Boswa Megapolis, pungkas
Darmudji akan terus mengembangkan
dan menambah nilai investasinya di
Aceh, hal ini dikarenakan tidak ada
keraguan bagi perusahaan untuk terus
berinvestasi di negeri serambi mekkah
ini.
“Dukungan pemerintah, regulasi
yang baik, dan pelayanan investasi
baik adalah alasan kami untuk terus
ingin mengembangkan bisnis di
wilayah ini,” tukasnya.
Kami juga berkomitmen untuk
terus membantu Pemerintah Aceh
untuk turut ambil bagian dalam upaya
kedua pengusaha Australia tersebut
mengemukakan keinginan besarnya
untuk berinvestasi di Aceh, dan
menjadikan Aceh sebagai produsen
daging sapi halal dunia.
Lawson menceritakan, Ia telah
menyusuri beberapa kabupaten di
Aceh, diantaranya Nagan Raya, Aceh
Barat, Aceh Jaya dan Aceh Besar, Pidie,
dan Kabupaten Bener Meriah.
Di Nagan Raya, kata Lawson
mereka telah mengunjungi
Padang Turi dan Blang Baroe
Rambong,dilanjutkan dengan
beberapa lokasi di Aceh Besar yaitu,
bantaran sungai Krueng Aceh, Kuta
Malaka dan Blang Ubo-Ubo, terus ke
Laweung, Pidie, dan berakhir di Blang
Paku, Uber-Uber dan Blang Rakal
Bener Meriah.
“Dari apa yang terlihat dalam
penting, kepercayaan konsumen dunia
akan produksi daging halal dari daerah
yang menerapkan syariat islam ini.
Namun demikian, untuk
dapat mengembangkan sapi secara
komersial, diperlukan sapi yang dapat
mencapat berat 600 kilogram sampai
dengan 800 kilogram dalam 18 bulan
usia sapi.
Hal ini dapat dicapai dengan
pemilihan bibit sapi yang sesuai
ditambah nutrisi yang tepat. Ada
beberapa kriteria sapi untuk
pengembangan peternakan secara
komersial (ekspor). Kemampuan
adaptasi, kesuburan, kemampuan
penyerapan makanan, dan kualitas
daging. Kita memahami bahwa
masyarakat Aceh memiliki ikatan
emosional yang sangat tinggi dengan
sapi lokal (sapi Aceh), menyukai
EDISI 7/II Tahun 2014 | INFO INVESTASI
5
cita rasanya, dan ada kesadaran
dalam kelompok masyarakat untuk
mempertahankan plasma nutfah.
Tentu saja hal tersebut sesuatu
yang mulia untuk dilakukan.
Oleh karenanya, keinginan untuk
mempertahankan plasma nutfah dapat
dijalankan dengan mengembangkan
sapi Aceh untuk konsumsi lokal.
Namun berbicara masalah
visi ingin menjadikan Aceh sebagai
pemasok daging halal didunia, maka
kita harus mempertimbangkan
selera konsumen. Konsumen
dunia (termasuk timur tengah)
menginginkan daging dengan kualitas
yang baik, yaitu lunak tekturnya dan
enak cita rasanya, ditandai dengan
adanya lemak baik didalam daging
(marbling), bukan lemak dibawah
kulit. Untuk itu, dibutuhkan sapi
persilangan yang sesuai dengan
kondisi daerah Aceh, yang dapat
menghasilkan daging kualitas ekspor
dan dapat tumbuh besar dalam
rentang waktu yang tidak terlalu lama.
Untuk menjawab kebutuhan
tersebut, kita membutuhkan teknologi
pembiakan dan pemeliharaan sapi,
dan kemampuan manajemen lahan.
Beberapa hal yang perlu diperbaiki
agar usaha peternakan sapi di
Aceh menguntungkan dan dapat
berkompetisi secara global adalah: 1)
anak sapi yang lahir dan hidup lebih
banyak, 2) nutrisi yang baik agar
perbandingan antara makanan yang
diberikan dan pertambahan berat
badan lebih baik, yaitu 3:1 (sistem
konvensional sekitar 10:1), 3) daging
yang dihasilkan lebih banyak, 4)
kualitas daging lebih baik.
Kita juga membutuhkan investor
untuk mengembangkan sistem
GUBERNUR :
peternakan plasma dan inti, untuk
menjawab masalah permodalan dalam
pengembangan peternakan. Namun
pemain utama hendaknya masyarakat
peternak kita.
Untuk itu dibutuhkan
campur tangan pemerintah,
untuk mengalokasikan dana bagi
peningkatan kapasitas peternak dan
tenaga-tenaga teknis lapangan, jasa
konsultansi, penyediaan bibit, feedlot
dan lain sebagainya.
Harry Lawson dan Tom Lawson,
ahli peternakan dan pemilik bisnis
peternakan sapi yang memiliki
jaringan bisnis luas diseluruh
dunia, sangat yakin akan peluang
pengembangan peternakan di Aceh
dan merekomendasikan Aceh untuk
dikembangkan menjadi sentra
pemasok daging halal didunia. Namun
semua terpulang kepada kita.
ACEH TUJUAN UTAMA INVESTASI DI INDONESIA
G
6
ubernur Aceh Zaini Abdullah
memandang penting bahwa,
untuk mencapai visi dan
misi pemerintahan Aceh, dan
upaya mempercepat kesejahteraan
rakyat, investasi adalah pilar penting.
Karenanya, sejak dilantik pada
pertengahan 2012, Gubernur Aceh
menargetkan nilai investasi yang akan
masuk ke negeri serambi mekkah
ini dalam kurun waktu lima tshun
kedepan adalah senilai Rp42,8 triliun
Gubernur menyadari bahwa,
pertumbuhan ekonomi Aceh akan
dapat tumbuh dan berkembang
dengan pesat jika investasi di Aceh
juga tumbuh.
Tumbuhnya investasi di Aceh,
akan berdampak langsung pada
produk domestik regional bruto
(PDRB).
“Jika investasi masuk, maka
ekonomi tumbuh, dan akan terbuka
lapangan kerja yang luas,” kata
Gubernur.
Gubernur Aceh menyadari
bahwa tidak mudah untuk meyakinkan
INFO INVESTASI | EDISI 7/II Tahun 2014
investor untuk menanamkan modal
di Aceh, hal ini sebab masih ada
ketakutan dan kekhawatiran tentang
jaminan dan keamanan investasi di
provinsi ujung pulau sumatera ini.
Untuk itu, berbagai gebrakan
dan upaya terus dijalankan, dan secara
khusus Gubernur membentuk tim misi
investasi Aceh ke Eropa, dan berbagai
negara lainnya, seperti Arab Saudi,
Qatar, Australia, dan China.
Misi investasi yang dibentuk
Gubernur, selain promosi potensi
investasi, juga membangun diplomasi
dagang, dan menegaskan ke dunia
luar tentang jaminan keamanan
berinvestasi di Aceh.
Misi dagang dan kampanye
jaminan keamanan investasi tanpa
pembenahan pelayanan bagi para
investor tentu tidak akan berimbang,
karenanya, Gubernur Aceh telah
mengeluarkan berbagai kebijakan
strategis terkait dengan investasi.
Beberapa kebijakan tersebut
diantaranya adalah menetapkan
kawasan investasi dan mempersiapkan
infrastruktur yang cukup untuk
mendukung pengembangan kawasan
investasi.
Selain itu, Gubernur juga telah
menginstruksikan instansi terkait
guna memberikan pelatihan dan skil
lainnya kepada para pemuda guna
menyiapkan tenaga yang handal.
Gubernur Aceh Zaini Abdullah
juga telah menandatangani peraturan
gubernur tentang rencana umum
penanaman modal (RUPM), sebagai
guideline yang memberikan
kemudahan bagi masuknya investasi
ke Aceh.
Hal lainnya, Gubernur juga telah
menginstruksikan kepada bupati
dan walikota untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam
kerangka investasi daerah.
“Partisipasi penting, hal ini
untuk mendukung pengembangan
iklim investasi di daerah,” ujar
gubernur.
Kata Gubernur, berbagai
langkah dan kebijakan yang ditempuh
dalam hal investasi, adalah cita-cita
menjadikan Aceh sebagai tujuan
investasi utama di Indonesia dapat
terwujud.
Pembenahan pelayanan
perizinan investasi tidak hanya
diaplikasikan ditingkat provinsi,
Gubernur juga telah mengarahkan
pembentukan badan kordinasi
penanaman modal hingga ke daerah
tingkat II, dan juga pembentukan
pelayanan perizinan terpadu.
“Pemerintah kabupaten dan kota
harus memberikan pelayan prima dan
service exelent untuk para investor,”
tukas gubernur.
Gubernur Aceh juga telah
meminta kepada bupati dan walikota
untuk melakukan revisi terhada qanun
atau peraturan yang dinilai justru
menghambat tumbuh kembangnya
investasi.
“Dengan berbagai upaya dan
kebijakan yang telah kita laksanakan,
saya optimis terget menjadikan Aceh
tujuan utama investasi akan terwujud,”
pungkas Gubernur.
Calender of Event
MENGURAI PERJALANAN
SELAMA TRIWULAN I 2014
peternakan sapi, mengajak Tim BIP
Aceh untuk mengunjungi lahan di
Takengon yang juga dipersilahkan
Subuh… umpama pagi baru
untuk pengembangan investasi ini.
saja di sapa Matahari, Kami, Badan
Pengembangan Sapi lokal perlu
Investasi dan Promosi (BIP) Aceh
kedatangan tamu istimewa dari Negeri ditingkatkan karena mengingat cita
rasa daging sapi lokal lebih enak dan
Kangguru, Australia. Kedatangan
Lawson dan keluarga tentu saja bukan bahkan sangat mirip rasanya dengan
sapi terenak di dunia yang berasal dari
tanpa sebab dan bukan pertemuan
Jepang. Tentu saja, investasi ini juga
pertama dengan yang empunya
rumah, Pemerintah Aceh telah terlebih menguntungkan potensi pendukung
seperti jerami, kelapa sawit, dan
dahulu menyambangi Negara yang
tentunya, masyarakat di sekitar.
lebih sering di sebut Aussie ini pada
Hampir dua bulan pasca
pertengahan November 2013 lalu, di
kunjungan itu, Lawson memberikan
acara Forum Marketing Investment
peluang kerjasama Aceh dengan
Indonesia (MII) di Melbourne.
perusahaan ekspor impor daging sapi
Ternyata gayung bersambut,
halal terkemuka di Australia yaitu
Lawson family tertarik dan berniat
CME (Central Meat Exports), yang
melewatkan tahun baru 2014 di
direkomendasikan untuk pembibitan
Sabang Aceh sekaligus melakukan
kunjungan awal pada Pemerintah Aceh dan penggemukan Sapi Aceh tahap
pertama. Perusahaan PT. Leumona
untuk bekerjasama dalam investasi
Kuta Malaka yang bergerak pada
peternakan daging sapi.
peternakan sapi di Aceh menerima
Selama 10 hari di Aceh, mereka
tawaran ini. Pertemuan pihak CME
mendatangi beberapa daerah untuk
melihat potensi dan lahan untuk sektor dengan Pemerintah Aceh atas
perantara Lawson dijadwalkan pada
pertenakan ini. Setelah kunjungan
bulan April 2014 mendatang.
lapangan ke Nagan Raya, Aceh Besar,
Pidie dan Benar Meriah didampingi
oleh BIP Aceh, Dinas Peternakan dan
PT. NAFASINDO
instansi terkait lainnya. Harry Lawson
Malaysia, negara serumpun
dan Tom Lawson sangat takjub dengan
dengan Indonesia ini, ternyata
lahan yang ada di Aceh dibandingkan
dengan dengan lahan lain yang pernah langgeng untuk berinvestasi di
mereka kunjungi. Mereka juga menilai Aceh. Bermodal pada pertemuan
IMT-GT pada tahun 1996 silam,
infrakstruktur seperti pelabuhan dan
kini PT. Nafasindo dari Malaysia
bandara yang ada di Aceh sudah baik
siap melebarkan sayap di investasi
hanya perlu peningkatan SDM.
lainnya. Bermula dari jatuh cinta
Bupati Aceh Tengah yang
pada kelapa sawit di Aceh singkil, kini
hadir pada rapat lanjutan tentang
LAWSON
mereka siap membangun kerjasama
lainnya di bidang agro industri. PT.
Nafasindo melakukan pertemuan
awal dengan Pemerintah Aceh untuk
membicarakan sekilas tentang
minatnya mengembangkan investasi
lain pada Januari 2014. Pertemuan
selanjutnya di bulan Maret didampingi
oleh Menteri Pertanian dan Asas Tani
Malaysia sekaligus meresmikan kantor
cabang PT. Nafasindo di Banda Aceh.
Selain itu, PT. Nafasindo dan
rombongan Menteri Pertanian dan
Industri Asas Tani Malaysia ini
berkesempatan melakukan site visit
ke Peternakan ayam GRD Farm di
Blang Bintang Aceh Besar, Kilang Padi
di Blang Bintang, Peternakan Sapi PT.
Leumona Kuta Malaka di Aceh Besar,
Pelabuhan Internasional Perikanan
Lampulo, dan Sekolah SUPM (Sekolah
Umum Perikanan Menengah) Ladong
Aceh Besar. Hal ini guna menjadi
acuan dan pertimbangan untuk
menentukan sektor apa yang mereka
minati untuk investasi selanjutnya.
Kepuasan yang mereka ungkapkan
menambah semangat mereka untuk
segera membahas dengan tim ahli dari
Malaysia dan mengadakan pertemuan
lanjutan dengan Pemerintah Aceh
sebagai langkah lanjutan.
Dua minggu pasca kunjungan
Menteri, PT. Nafasindo kembali
mengundang BIP Aceh dan Dinas
terkait untuk membahas masalahmasalah teknis sebelum melakukan
investasi di sektor agro industri.
Mereka sudah melirik beberapa
potensi unggulan dari sayur-sayuran,
EDISI 7/II Tahun 2014 | INFO INVESTASI
7
seperti jagung (untuk pakan ternak),
kentang, kubis, kelapa, kedelai,
dan kopi. Tentunya mereka tetap
melibatkan petani-petani di Aceh
sebagai penanamnya.
Walaupun tertarik dengan
argo industri, namun tidak tertutup
kemungkinan perluasan bisnis di
bidang peternakan seperti perikanan
dan ayam, karena selama ini mereka
impor ikan dari Medan via Batam,
boleh jadi ikan tersebut adalah hasil
tangkapan dari Aceh.
Pertemuan PT. Nafasindo dan
Pemerintah Aceh menghasilkan draft
tentang langkah selanjutnya yang
melingkupi komoditas kentang, cabai,
bawang dan padi untuk agroindustri
dan pakan ternak, perikanan tangkap
dan budidaya menjadi pilihan dari
Negeri Jiran ini untuk investasi
selanjutnya.
RAKER DAN RAKOR
Dipenghujung Februari 2014,
Badan Investasi dan Promosi Aceh
mengadakan Rapat Kerja Penguatan
Kelembagaan Bidang Penanaman
Modal Kabupaten/Kota Se-Aceh
tahun 2014. Acara ini penting karena
kelembagaan Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
Pintu (PTSP) di kabupaten/ kota
belum seragam, sehingga menyulitkan
investor dalam pengurusan perizinan
dan non-perizinan di Aceh. Diharapkan
nantinya dapat segera digabung,
sehingga dapat mempercepat
proses perizinan, meningkatkan dan
8
INFO INVESTASI | EDISI 7/II Tahun 2014
menyederhanakan prosedur investasi,
dan mengurangi biaya.
Rapat Koordinasi Perencanaan
Penanaman Modal Se-Aceh
berlangsung Selasa (11/3/2014)
yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui
pendanaan investasi swasta. Acara
yang didaulat Badan Investasi
dan Promosi Aceh ini sekaligus
memantapkan pembangunan secara
menyeluruh dengan menekankan
pembangunan keunggulan kompetitif
perekonomian yang berbasis SDA yang
tersedia, SDM yang berkualitas serta
kemampuan Iptek dan inovasi.
PELABUHAN PERIKANAN
LAMPULO
Kesuksesan yang mewarnai awal
tahun dunia investasi di Aceh adalah
kepercayaan PT. Medan Tropical
Canning dan Frozen Industries yang
menelurkan PT. Aceh Lampulo Jaya
Bahari sebagai anak perusahaannya
di Pelabuhan Perikanan lampulo.
Peresmian perusahaan ini dilakukan
pada (7/2/2014) ini sekaligus
merupakan investasi pertama yang
hadir di Pelabuhan Perikanan yang
luasnya 52 Ha ini.
Diharapkan nantinya akan ada
perusahaan lain yang akan menyusul
keberadaan perusahaan yang bergerak
dibidang pabrik es dan pengalengan
ikan ini sehingga pelabuhan Lampulo
dapat berkembang pesat dan
menyejahterakan masyarakat Aceh
khususnya para nelayan.
PELUANG INVESTASI
SELANJUTNYA
PT. Dayamas Surya Pratama
bergerak di bidang penjualan listrik
kepada Perusahaan Listrik Negara
(Persero) dari proyek Pembangkit
Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik.
Mereka direncanakan akan membangun
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
untuk wilayah Sabang, Simeulue dan
Singkil.
PT. Pintana Group dengan
perencanaan investasi besar di bidang
agro industri, pariwisata, pelabuhan
dan infrakstruktur. Perusahaan ini ingin
memberdayakan masyarakat, mengambil
bahan baku dari perkebunan masyrakat
untuk diolah pada prabrik mereka,
kemudian dipasarkan secara lebih
luas sehingga profit yang didapatkan
menguntungkan kedua belah pihak.
A-House Biorganic Farm
Development, PTE.LTD bekerja sama
dengan konsultan terkemuka yaitu
Sinotech Engineering Consultant dan
ahli Tekonologi pertanian Modern ingin
berinvestasi memanjukan Kawasan
Industri di Kuala Langsa, waduk di Pulau
Breuh dan Budidaya perikanan Air
Payau di Pulau Breuh, serta menawarkan
teknologi Modern untuk bidang pertanian
di Aceh.
Apex Development (S) PTE LTD asal
China berniat untuk investasi tiga bidang
di antaranya Minyak dan gas, Kawasan
industri dan Pertambangan. Sebanyak 60
pengusaha asal China di rencanakan akan
mengunjungi Pemerintah Aceh dalam
waktu dekat. Ayu MJ (13/3/2014)
Rakyat Bicara
G
eliat perekonomian di Aceh kini semakin terasa,
satu demi satu investor mulai masuk ke Aceh,
sejak 2013 hinga Januari 2014 terjadi peningkatan
investasi di Aceh dan ini sesuai dengan RPJMA
2012-2017 dengan target pencapaian sebesar 15 persen.
Investasi-investasi yang masuk ke Aceh kini mulai
di Rasakan masyarakat di Aceh. upaya ini tak lepas dari
kerja keras pemerintah Aceh dalam melakukan jempput
bola terhadap investor-investor luar untuk menanamkan
INVESTASI
KECIL-KECILAN
SUDAH
MENJAMUR
DI ACEH
TUTI FAJRIANI
(Warga
Beurawe)
Sudah Banyak
Kemajuan
INVESTASI
DI ACEH,
KHUSUSNYA
PERIKANAN
ANWAR
(Warga Nelayan
Lampulo)
BUTUH
PENAMBAHAN
INVESTASI
YANG BANYAK
MEMBUKA
LAPANGAN
KERJA
Nur Habsah
(Warga Setui
Banda Aceh)
modalnya di Aceh.
Dan dengan meningkatnya investasi di Aceh maka
akan berdampak langsung bagi perekonomian masyarakat
seperti yang dirasakan Ibu tuti Warga Beurawe, pak Anwar
warga Lampulo dan Habsah warga Stui kota Banda Aceh.
berikut penuturan mereka kepada rubrik rakyat bicara
investasi Aceh.
Menurut saya saat ini investasi di
Aceh sudah mulai tumbuh, khususnya
investasi kecil-kecilan di kalangan
masyarakat sudah menjamur di Aceh,
kalau investasi yang besar-besaran mukin
belum berapa kelihatan kemajuannya,
namun arah untuk kesana sudah mulai
terlihat, banyak sekarang investor asing
yang masuk ke Aceh untuk menanamkan
modalnya, seperti baru-baru ini yang saya
lihat koran ada investor dari Malaysia dan
korea juga beberapa negara lain.
Selain itu saya juga melihat Anakanak muda di Aceh saat ini juga sudah
mulai melirik dunia bisnis dengan
berinvestasi di bidang kuliner, fasion,
pendidikan, property, kos-kosan yah
banyak lah.
Seperti di Beurawe ini, dengan
adanya Harmes Mall, Hotel di Pusat kota
Banda Aceh, maka banyak peluang kerja
yang tersedia, dan kebutuhan akan rumah
dan kos-kosan untuk tempat tinggal
semakin meningkat, dan inikan investasi
juga.
Yah kami sebagai masyarakat Aceh,
berharap dengan bertambahnya investasi
di Aceh, maka peluang kerja semakin
banyak, pengangguran berkurang di Aceh.
kalau bisa lebih di tingkatkan investasi
di bidang peternakan dan pertanian,
sehingga tidak bergantung kemedan lagi
untuk sayur-sayuran dan telur, harap ibu
dua anak tersebut.
Pasca tsunami saya melihat sudah
banyak kemajuan untuk investasi yang
masuk ke Aceh. kami warga Lampulo
yang dulunya tidak pernah tersentuh
dengan hal-hal investasi agar kami bisa
produk-produk yang kami miliki (yaitu
ikan) sekarang kami sudah ada ilmu
dan tau bagaimana mengolahnya agar
memperoleh pendapatan yang lebih
layak. Investasi di Bidang perikanan
sudah bolehlah.
Maksudnya kalau ada ikan yang
tingggal tidak habis terjual atau lagi
musim banyak ikan dan harganya murah
kami bisa menyimpan ikan dengan
persediaan es yang cukup, kemudian juga
bbisa menjual ketempat pembuatan ikan
keumamah (ikan Kering) yang pabriknya
di Lampulo. Baru-baru ini juga pelabuhan
kapal di Lampulo juga sudah siap
sehingga kapal-kapal dari daerah lain
bisa singgah di situ dan perekonomian
masyarakat bisa hidup dengan banyaknya
orang yang datang kelampulo, baik dari
sisi penjualan makanan, tranportasi
(becak) dan parkir, selain bisa dapat
pemasukan untuk negara juga bisa
meningkatkan perekonomian masyarakat
di sekitar Lampulo.
Dan saya sebagai masyarakat
Lampulo berharap, perhatian pemerintah
di sektor investasi khususnya bidang
perikanan bisa di tingkatkan karena
kita Aceh kaya akan hasil laut, tinggal
bagaimana menjualnya saja.
Sudah lumanyan baiklah investasi di
Aceh, banyak infestor-infestor lokal yang
masuk di Aceh. dulu kita gak punya mol,
sekarang sudah ada, hotel berbintang
juga banyak di Aceh, pusat perpelanjaan
juga sudah banyak bermunculan dan
tertata rapi, mmasyarakat aceh juga
sudah banyak yang sadar berbisnis.
Pasca damai Aceh dan tsunami
banyak negara-negara asing yang
masuk ke Aceh untuk berinvestasi di
Aceh, meski sebelumnya juga sudah ada
investasi Besar di Aceh, seperti tambang,
sawit, gas alam namun saat ini sudah
mulai menurun seperti yang di ulis di
koran-koran, tapi hal itu bisa di perbaiki
kalau sarana listrik di aceh baik dan
pemerintah lebih serius dan giat lagi
mencari investor, mungkin acceh bisa
seperti medan untuk investasinya.
Pertumbuhan perekonomian
aceh menurut saya sudah lumanyan
bagus, tinggal di perbaiki yang kurangkurangnya saja supaya investor luar
mau masuk ke Aceh untuk menanam
modalnya. Itu masih jadi PR bagi
pemerintah Aceh saat ini. Itu harapan
saya sebagai masyarakat biasa.
EDISI 7/II Tahun 2014 | INFO INVESTASI
9
Testimoni
R
NELLY,
BANGKIT DENGAN
ROTI NUSA INDAH
oti Nusa Indah, roti yang
diproduksi di Gampong Nusa,
Kecamatan Lhoknga, Aceh
Besar ini merupakan milik
Nelly Nurlila, perempuan kelahiran
39 tahun silam. Nelly sudah memulai
membuat roti sejak 2001 silam dan
kini sudah mempunyai 50 karyawan
bidang produksi dan 24 karyawan
bidang pemasaran.
Saat awal membuka usaha
produksi roti, Nelly hanya
menghabiskan empat kilogram tepung
perhari. Ia mendistribusi roti yang
diproduksinya ke beberapa kios
di Aceh Besar. Waktu itu, ia hanya
mempunyai empat orang karyawan
dan roti yang diproduksinya tidak
banyak diterima oleh masyarakat.
Usaha milik Nelly mulai berkembang
pesat pascatsunami 2004 silam.
Mulai saat itu, banyak
masyarakat di Aceh Besar dan Banda
Aceh mulai menerima roti Nusa Indah.
Sehingga, ia harus memproduksi lebih
banyak lagi roti dan kini ia mampu
memproduksi hingga 100 sak tepung
terigu perhari. Untuk membuat roti itu,
ia dibantu oleh karyawannnya yang
mulai bekerja sejak pagi hari.
“Sekarang Alhamdulillah roti
saya sudah banyak diminati oleh
masyarakat. Masyarakat sekarang
sudah pandai memilih roti yang sehat,”
kata Nelly.
Nelly berkisah, awalnya ia tidak
mempunyai keahlian dan pengetahuan
tentang cara membuat roti. Tapi
karena keinginannya yang kuat, ia
belajar secara otodidak dan menonton
sejumlah acara di televisi.
Roti yang berhasil ia buat
kemudian dibagikan ke para tetangga
untuk mencobanya. Karena mendapat
respon positif dari tetangga, Nelly
akhirnya memberanikan diri untuk
membuka sebuah usaha membuat roti.
Sebelum usahanya berkembang
pesat, Nelly mempunyai segudang
persoalan dalam memasarkan roti
hasil produksinya. Masyarakat saat
itu menganggap roti milik Nelly tidak
sehat karena hanya tahan empat
hari. Padahal, roti Nusa Indah yang
diproduksinya tidak dicampur dengan
bahan-bahan tidak sehat.
Nelly tidak patah semangat
karena roti hasil produksinya tidak
10
INFO INVESTASI | EDISI 7/II Tahun 2014
banyak diterima di masyarakat. Ia
terus mencari ide dan memberi
pengetahuan kepada warga tentang
roti sehat dan layak di konsumsi.
Menurutnya, roti yang bertahan dalam
waktu singkat merupakan roti yang
bagus untuk dikonsumsi karena tidak
mengandung pengawet dan bahanbahan tidak sehat lainnya.
Usaha Nelly untuk
memperkenalkan rotinya tidak sia-sia.
Butinya baru beberapa tahun usahanya
berdiri, roti Nusa Indah miliknya
sudah dikenal oleh masyarakat di
Aceh Besar, Banda Aceh dan sejumlah
daerah lain di Aceh. Sekarang, banyak
masyarakat mulai tertarik membeli
roti Nelly dan menjadikannya sebagai
makanan selingan saat istirahat.
Jumlah produksi roti milik Nelly
pun semakin hari semakin meningkat.
Omzetnyapun kini terbilang tinggi
yaitu mencapai Rp 25 juta perhari.
“Cukuplah untuk menggaji karyawan,”
jelas Nelly.
Untuk membuat roti itu, Nelly
mempunyai 50 karyawan yang
bertugas di bidang produksi dan 24
karyawan di bidang pemasaran. Meski
pabrik berada di Aceh Besar, namun
tidak semua karyawan Nelly berasal
dari Aceh Besar. “Karyawan kita
berasal dari beberapa daerah di Aceh
seperti Pidie, dan Aceh Besar sudah
mayoritas,” ungkap Nelly.
Setelah usahanya berjalan
dan berkembang, roti milik Nelly
kini mempunyai beberapa rasa di
antaranya yaitu rasa coklat yang
banyak diminati pelanggan. Meskipun
demikian, roti milik Nelly belum
dipasarkan ke semua daerah di Aceh.
Alasannya, ia masih kesulitan mencari
orang-orang yang benar-benar paham
dalam bidang pemasaran. “Kalau
sudah ada yang mengerti tentang
pemasaran, saya berencana akan
membuka cabang di daerah lain,” jelas
Nelly.
Kini, roti Nusa Indah milik Nelly
sudah dipasarkan ke sejumlah daerah
di Aceh seperti Aceh Besar, Banda
Aceh, Aceh Barat, Bireun dan sejumlah
daerah lainnya. Untuk memasarkan
roti itu, Nelly mempunyai sejumlah
karyawan yang khusus mengantar
roti setiap pagi dengan menggunakan
mobil pick up maupun becak mesin. []
PT. BOSWA
MEGALOPOLIS
PT. Boswa Megalopolis adalah
salah satu perusahaan Group Multi
Agro Gemilang Tbk yang bergerak
dibidang Perkebunan Kelapa Sawit
dan Pabrik pengolahan kelapa
sawit ( CPO ) yang satu-satunya
di Kabupaten Aceh Jaya, Propinsi
Aceh. Proses Investasi dimulai dari
tahun 1983. General Manajernya,
Darmudji, mengatakan bahws
tidak ada hambatan maupun
kendala yang berarti, terutama
didalam pengurusan perijinan
sampai aktivitas pelaksanaan
operasional dilapangan. Darmudji
menekankan bahwa iklim investasi
Aceh sudah membaik karena sangat
didukung oleh masyarakat maupun
Pemerintah Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota.
“PT. Boswa Megalopolis
membangun kebun inti seluas
6.342,70 Ha, dan juga kemitraan
dengan masyarakat di sekitar
kebun pada tahun 2014 seluas
1.250,00 Ha dengan calon petani
sebanyak 625 KK, dan program
tahun 2015 seluas 2.500,00 Ha
dengan calon petani sebanyak
1.250 KK yaitu program Plasma,”
ungkap Darmudji lagi.
Di samping membangun
kebun, PT. Boswa Megalopolis
juga sudah membangun Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit (PKS)
kapasitas 45 ton/jam pada tahun
2012 dan mulai beroperasi pada
akhir tahun 2013. Sebagian
bahan bakunya berasal dari buah
masyarakat seputaran lokasi kebun,
khususnya di Kabupaten Aceh Jaya,
Aceh Barat, dan Nagan Raya.
“Dalam mengembangkan
investasi di bumi Aceh kami tidak
ragu karena mendapat dukungan
dari pihak-pihak yang tepat
sehingga kami bisa mendapatkan
informasi yang akurat sebagaimana
yang dibutuhkan, yang sangat
penting dan vital bagi langkah
kami,” jelas Darmudji serius.
“Terlebih-lebih,” katanya lagi,
“Pemerintah Aceh telah menjamin
keamanan dan kenyamanan 24 jam
bagi investor yang sangat penting
untuk meningkatkan produksi dan
penyerapan tenaga kerja lokal.”
(cut)
Investasi-Realisasi
REALISASI INVESTASI
AGRO-INDUSTRI RP 1,67 TRILIUN
P
etani, nelayan dan buruh
adalah kelompok yang paling
miskin (marginal), mereka
telah bekerja keras untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi
hingga kini usaha untuk keluar dari
kemiskinan masih membutuhkan
perhatian serius dari berbagai pihak.
Aceh yang kaya Sumber Daya Alam
(SDA) jika tak mampu dikelola akan
menjadi mala-petaka. Rahmat SDA
jangan sampai menjadi laknat!
ingat penyakit Belanda (dutch
disease)?,hanya dengan kehadiran
industri berbasis pertanian, perikanan
dan perkebunan serta melalui
peningkatan kemampuan (skill)
tenaga kerja, penyakit tersebut dapat
dikurangi. Aceh masih membutuhkan
usaha yang keras dan komitmen yang
luar biasa untuk dapat keluar dari
jebakan tersebut.
Dari tahun ke tahun, peran
swasta semakin besar dalam
menciptakan lapangan kerja. Mungkin
tidak banyak pihak yang tahu, bahwa
melalui investasi langsung di Aceh,
baik dari perusahaan Penanaman
Modal Asing (PMA) maupun
Perusahaan Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN). Perusahaanperusahaan tersebut telah berperan
cukup penting dalam membantu
menyediakan lapangan kerja bagi
masyarakat Aceh.
Pada tahun 2013 realisasi
investasi di Aceh meningkat tajam
dibandingkan tahun 2012. Salah satu
fokus pemerintah Aceh adalah bidang
agro-industri. Bidang ini merupakan
sektor dominan tempat bergantungnya
kehidupan sebagian besar masyarakat
Aceh. Tak kurang dari 17.315 orang
REALISASI AGRO-INDUSTRI DALAM ANGKA 2013
• Total realisasi agroindustry 2013 PMA dan PMDN Rp 1,67 triliun atau
32,73 persen dari total realisasi Rp 5,091 Triliun
• Realisasi agroindustri 17 proyek PMA Rp 676.560.231.139, dan 32
proyek PMDN Rp 989,542,257,625
• Serapan tenaga kerja PMA dan PMDN 17.315 orang dengan PMDN
13.344 orang dan PMA 3.968 orang
Tabel Realisasi Investasi PMA Bidang Agro-Industri 2013
No
1
Perusahaan PMA
PT. RENCONG PULP DAN PAPER
INDUSTRI
2
PT. SIMPANG KIRI PLANTATION
INDONESIA
3
PT. NAFASINDO
4
PT. AGRO SAWIT SENTOSA
5
PT. KAMADHENU VENTURES
INDONESIA
6
7
8
9
PT.DYNEA MUGI INDONESIA
Bidang Usaha
Pengusahaan Hutan
Tanaman Industri
Aceh Utara
Pertanian
Aceh Tamiang
Perkebunan Kelapa
Sawit (CPO) dan Inti
Sawit Terpadu
Aceh Singkil
Perkebunan kelapa
sawit dan industri
minyak kasar (minyak
makan) dari nabati
Aceh Barat
Pembangunan pabrik
gula putih
Aceh Tengah
Industri Perekat (Lem)
Perdagangan Besar
PT. SARIMAKMUR TUNGGAL MANDIRI Hasil Pertanian dan
Hewan Hidup
PT. AICA MUGI INDONESIA
PT. DELICIOUS LOBSTER INDONESIA
10 PT. SOFYAN MARINA LEE
Lokasi
Industri Perekat Lem
Industri Pembekuan
Biota air dan
Perdagangan Besar
Perikanan
Aceh Timur
Bener Meriah
Kota Langsa
Kota Banda Aceh
Kota Banda Aceh
11 PT. NAGATA PRIMA TUNA
Penangkapan Ikan
Laut (Pengolahan dan
Pengawetan)
12 PT. SOCFIN INDONESIA (SOCFINDO)
Perkebunan kelapa sawit
dan karet
Nagan Raya,Aceh
Singkil, Aceh
Tamiang
13 PT. ACEH RUBBER INDUSTRY
Industri karet remah
Aceh Tamiang
Kota Banda Aceh
EDISI 7/II Tahun 2014 | INFO INVESTASI
11
telah dipekerjakan oleh 17
proyek PMA dan 32 proyek
PMDN yang tersebar pada
berbagai kabupaten/kota di
Aceh. Angka ini berdasarkan
Laporan Kegiatan Penanaman
Modal (LKPM) yang
disampaikan perusahaan
kepada Badan Investasi dan
Promosi Aceh (lihat box dan
peta).
Tak ayal, realisasi
investasi bidang agroindustri
pada tahun 2013 telah
menyumbang lebih dari 32
persen terhadap total realisasi
investasi Aceh 2013.
Sebut saja di Aceh Singkil
terdapat PT NAFASIndo,
perusahaan asal Malaysia ini
selain memiliki perkebunan
juga memiliki industry
pengolahan CPO. Kini, PT.
NAFASindo berencana untuk
memperluas bidang usahanya
ke industry pabrik pakan
ternak, dan lain-lain.
Dengan berbagai resiko
dan tantangan berinvestasi
di Aceh, para investor telah
memberikan kontribusi
dalam mempercepat upaya
peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Terbukti,
bahwa investasi bukan
hanya menguntungkan bagi
penanam modal, tetapi
juga memberikan dampak
positif bagi masyarakat dan
terutama warga sekitar
proyek. Apalagi jika diikuti
dengan dana CSR untuk
membantu pembangunan
infrastruktur jalan, masjid
dan pendidikan di perdesaan.
Kita sangat berharap bahwa
investasi agro-industri
dapat meningkatkan
nilai tambah. Dan sudah
saatnya tidak semuanya
dibawa ke luar Aceh, tetapi
dilakukan pengolahan hingga
menghasilkan seperti minyak
goreng. Sangat dinanti,
Aceh mampu menghasilkan
kebutuhan pokok bagi
warganya melalui kehadiran
agro-industri (zhp).
Tabel Realisasi Investasi PMDN Bidang Agro-Industri 2013
No
Perusahaan PMDN
Bidang Usaha
Perkebunan Kelapa Sawit
terpadu dengan unit
pengolahannya menjadi
minyak sawit (CPO) dan
minyak inti sawit (PKO)
1
PT. Karya Tanah Subur
2
PT. Surya Panen Subur
3
PT. Bahari Dwikencana Lestari Pengolahan Kelapa Sawit
4
Lokasi
Aceh Barat
Perkebunan Kelapa Sawit
dan Industri Pengolahan
Kelapa Sawit
Nagan Raya
PT. Perkebunan Nusantara I
Agro Bisnis dan Agro Sawit
5
PT. Perkasa Subur Sakti
6
PT. Perkebunan Timbang
Langsa
Industri Pengolahan Kelapa
Sawit menjadi Minyak Sawit
dan Inti Sawit
Kota Langsa, Aceh
Tamiang, Aceh Timur, Aceh
Selatan, Nagan Raya, Aceh
Utara
7
PT. Boswa Megapolis
8
PT. Asdal Prima Lestari
9
PT. Perkebunan Lembah
Bhakti
10
PT. Blang Ketumba
12
PT. Gelora Sawita Makmur
13
PT. Mestikaprima Lestari
Indah
11
14
PT. Ujong Neubok Dalam
PT. Eco Plywood Indonesia
15
PT. Anugrah Fajar Rezeki
16
PT. Bumi Flora
17
PT. Alur Gantung
19
PT. Bumi Daya Abadi
18
20
CV. Bunot Jaya
CV. Rambong Jaya
21
PT. Padang Palma Permai
22
Koperasi Baitul Qiradh
Baburrayyan
23
Aceh Tamiang
Aceh Timur
Perkebunan Kelapa Sawit
Kota Langsa
Perkebunan Kelapa Sawit
dan industri pengolahannya
menjadi minyak sawit (CPO)
Aceh Jaya
Perkebunan Kelapa Sawit
terpadu dengan unit
pengolahannya menjadi
minyak sawit (CPO) dan
minyak Inti Sawit (PKO)
Aceh Singkil
Perkebunan Kelapa Sawit
Aceh Selatan
Perkebunan
Bireuen
Industri Pengolahan Kelapa
Sawit menjadi Minyak Sawit
dan Inti Sawit
Nagan Raya
Perkebunan kelapa sawit
Nagan Raya
Perkebunan
Aceh Tamaing
Kayu lapis
Aceh Tamiang
Industri Pengolahan Kelapa
Sawit menjadi Minyak Sawit
dan Inti Sawit
Aceh Timur
Perkebunan karet dan
Kelapa sawit
Aceh Timur
Kayu lapis
Aceh Tamiang
Perkebunan kelapa sawit
Aceh Tamiang
Perkebunan kelapa sawit
Kota Subulussalam
Industri pengolahan kayu
Perkebunan kelapa sawit
terpadu dengan unit
pengolahannya menjadi
minyak sawit dan inti sawit
Kota Lhokseumawe
Aceh Tamiang
Unit Perdagangan Kopi
Aceh Tengah
PT. Potensi Bumi Sakti
Perkebunan dan
pengolahan karet
Aceh Barat
24
PT. Teunggulon Raya
Perkebunan kelapa sawit
Aceh Tamiang
25
PT. Beurata Subur Persada
Pabrik pengolahan kelapa
sawit
Nagan Raya
W U J U D K A N PRO INVESTASI
MASYARAKAT 2014
12
INFO INVESTASI | EDISI 7/II Tahun 2014
RINGKASAN PERATURAN GUBERNUR ACEH
NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG
PEMBERIAN INSENTIF
DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI ACEH
PRINSIP PEMBERIAN INSENTIF DAN
PEMBERIAN KEMUDAHAN
Pemerintah Aceh memberikan insentif
dan kemudahan berdasarkan prinsip:
a. Kepastian hukum;
b. Kesetaraan;
c. Transparansi;
d. Akuntabilitas; dan
e. Efektif dan efesien.
KRITERIA PEMBERIAN INSENTIF DAN
PEMBERIAN KEMUDAHAN
Gubernur memberikan insentif dan
kemudahan Penanam Modal dengan
memperhatikan kriteria sebagai berikut :
a. Kontribusi bagi peningkatan
pendapatan masyarakat;
b. Penyerapan banyak tenaga kerja lokal;
c. Penggunaan sebagian besar sumber
daya lokal;
d. Pemberikan kontribusi bagi
peningkatan pelayanan publik;
e. Kontribusi dalam peningkatan produk
Domestik Regional Bruto (PDRB);
f. Berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan;
g. Pembangunan insfrastruktur
h. Alih teknologi;
i. Industri pionir;
j. Berada di daerah terpencil, daerah
tertinggal, atau daerah perbatasan;
k. Kegiatan penelitian, pengembangan
dan inovasi;
l. Kemitraan dengan usaha mikro, kecil,
menengah atau koperasi; dan/atau
m. Produksi berorientasi ekspor.
JENIS USAHA ATAU KEGIATAN YANG
MEMPEROLEH INSENTIF DAN
KEMUDAHAN
Jenis usaha atau kegiatan yang
diprioritaskan memperoleh insentif dan
kemudahan sebagai berikut :
a. Perdagangan dan industri;
b. Pertambangan, energi dan mineral;
c. Pertanian, peternakan, dan
perkebunan;
d. Perikanan dan kelautan;
e. Pariwisata;dan/atau
f. Infrastruktur.
Pemberian kemudahan kepada penanam
modal berbentuk :
1. Penyediaan data dan informasi peluang
penanaman modal;
a. Peta potensi ekonomi Aceh;
b. Rencanan Tata Ruang wilayah Aceh
dan Kabupaten/Kota;
c. Rencana strategis dan skala
prioritas Aceh dan Kabupaten/Kota,
2. Penyediaan sarana dan prasarana,
berupa;
a. Memfasilitasi penyambungan
jaringan listrik dan air;
b. Pemanfaatan jalan Provinsi; dan
c. Memfasilitasi penyambungan
jaringan komunikasi.
3. Penyediaan lahan atau lokasi, yaitu
berupa penyediaan lahan secara gratis
untuk jangka waktu tertentu dan
disediakan pada kawasan pengembangan
ekonomi.
4. Pemberian bantuan teknis;
a. Surat rekomendasi kepada penanam
modal;
b. Memfasilitasi/koordinasi penanam
modal dengan instansi terkait.
5. Percepatan pemberian perizinan.
a. Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) melalui Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu (BP2T) Aceh.
b. Penanaman Modal Asing (PMA)
melalui Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM).
c. Pelayanan perizinan dilakukan
untuk mempersingkat waktu,
prosedur secara tepat dan cepat,
dengan didukung sistem informasi
online.
BENTUK INSENTIF DAN KEMUDAHAN (PERGUB 2/2014)
PEMBERIAN INSENTIF KEPADA PENANAM MODAL BERBENTUK:
Pengurangan retribusi izin sektoral;
Pemberian insentif dalam bentuk pengurangan retribusi izin sektoral paling banyak sebesar 50%
(lima puluh persen) dari jumlah retribusi terhutang.
Pemberian dana stimulan; dan/atau
Pemberian insentif dalam bentuk pemberian dana stimulan diberikan dalam rangka penguatan
modal, keberlangsungan, dan pengembangan usaha. Dana stimulan diberikan berupa subsidi
bunga paling banyak sebesar 2% (dua persen) dari tingkat bunga yang dibayar untuk pembelian
mesin atau peralatan.
Pemberian bantuan modal.
Pemberian insentif dalam bentuk pemberian bantuan modal berupa penyertaan modal dan aset
sesuai dengan kemampuan Pemerintah Aceh
EDISI 7/II Tahun 2014 | INFO INVESTASI
13
KOPI
ARABIKA
GAYO
MILIKI
SERTIFIKAT
GI
Oleh: Afifuddin
K
ementrian Hukum dan HAM
RI telah mengeluarkan
sertifikat Geographical
Indication (GI) terhadap
kopi Arabika Gayo. Pengakuan GI ini
merupakan langkah penting agar
produk andalan tanah tinggi Gayo ini
dapat tembus pasar Eropa dengan
branding Kopi Gayo dari Indonesia.
Selain telah bersertifikasi GI,
komoditi ini juga telah mendapat
beberapa sertifikasi internasional
lainnya yaitu sertifikasi organic dan
Fair Trade.
Kepala Kantor Wilayah
(Kanwil) Kementrian Hukum dan HAM
provinsi Aceh, Fathlurachman dalam
suatu acara Rakor pengembangan
ekspor kopi Aceh yang dilangsungkan
di aula kantor Badan Investasi dan
Promosi (BIP) Aceh menerangkan, saat
ini sertifikasi GI telah didaftarkan di
pihak otoritas Eropa, agar kopi arabika
gayo mendapatkan pengakuan dari
pasar negara-negara tersebut agar
memudahkan produk unggulan ini
dapat dipasarkan.
Ia menjelaskan bahwa, Menteri
hukum dan HAM Amir Syamsuddin
pada saat kunjungan ke Eropa, telah
membicarakan pendaftaran GI kopi
arabica gayo, dan saat ini pihak Uni
Eropa tengah melakukan kajian agar
kopi tersebut mendapatkan sertifikasi
internasional dari Uni Eropa.
Dengan adanya sertifikasi GI
ini, maka tidak akan ada lagi pihakpihak dari negara tertentu yang dapat
mengklaim dan menggunakan nama
kopi gayo sebagai produk mereka.
“Sertifikasi GI ini penting
sebagai pengakuan internasional,”
tukasnya.
Ia menerangkan, Geographical
Indication atau Indikasi Geografis
(IG) merupakan rezim Hukum
Hak Kekayaan Intelektual yang
mendapatkan posisi khusus di UE.
“Pendaftaran IG kopi asal
Indonesia di UE seperti Gayo perlu
dilakukan. Dan pada tanggal 2931 Januari 2014 telah dilakukan
pertemuan antara Menhumham RI
dengan Komisioner Pertanian UE
untuk membahas hal-hal terkait
dengan IG,” tukasnya.
Kita mengetahui bahwa, kopi
Aceh telah menjadi simbol kenikmatan
bagi pecinta kopi diseluruh dunia.
Sosok
Tanah Aceh menghasilkan sekitar 40
persen biji kopi jenis Arabica tingkat
premium dari total panen kopi di
Indonesia. Dan Indonesia merupakan
pengekspor biji kopi terbesar keempat
di dunia. Produksi kopi di Indonesia
saat ini mencapai 600 ribu ton per
tahun. Lebih dari 80 persen produksi
berasal dari perkebunan rakyat.
Perkebunan ini merupakan kumpulan
dari kebun-kebun kecil yang dimiliki
oleh petani dengan luas antara satu
sampai dua hektar. Kabupaten Aceh Tengah,
Bener Meriah, Gayo Lues dan Pidie
merupakan pusat penghasil kopi
Arabika dan Kopi Robusta. Kopi
Robusta dan Arabika merupakan
jenis yang paling banyak ditanam di
Indonesia yang telah dikembangkan
secara besar-besaran sejak 50 tahun
yang lalu. Aroma kopi aceh memang
telah menarik perhatian dunia.
Kepala Badan Investasi
dan Promosi (BIP) Aceh Iskandar
menambahkan, beberapa even
internasional untuk promosi kopi
arabika gayo telah dilakukan pihaknya,
diantaranya adalah promosi Kopi Gayo
di Brussels Holiday Fair pada tanggal
6-10 Februari 2014 kemarin.
Beberapa even internasional
lainnya, yang akan dilakukan pihak
BIP Aceh untuk promosi kopi arabica
gayo adalah World Coffee Expo tanggal
10-12 Juni 2014 mendatang di RiminiItalia. Dan tahun ini juga even yang
akan diikuti adalah promosi Kopi Gayo
dalam Horeca Expo, tanggal 23-27
November 2014 di Belgia.
FITRI RAIH BEASISWA S3 KE SELANDIA BARU
14
P
ada dasarnya hidup itu
adalah mimpi. Mimpilah
sebanyak dan setinggi
mungkin. Toh gratis. Jangan
pernah berpikir bahwa mimpi ini
atau itu terlalu besar. Mimpilah
terus hingga alam bawah sadar
kita lambat laun akan dengan
sendirinya mencari cara agar mimpi
itu menjadi nyata. Mimpilah terus
dan seringlah ucapkan pada orang
banyak tentang mimpi itu, karena
itu akan menjadi doa yang kita
rapalkan terus setiap saat. Hidup
dalam mimpi itu indah, tapi lebih
indah ketika kita terbangun dan
INFO INVESTASI | EDISI 7/II Tahun 2014
menyadari bahwa mimpi itu sudah
menjadi nyata.
Keep pursuing your dream!
Kata orang, ‘kan untuk mencapai
puncak gunung saja butuh pendakian
yang memakan waktu lama. Jalurnya
juga tidak gampang, tetapi ketika
kita tiba di puncak semuanya akan
terasa terbayarkan capeknya, lamanya,
susahnya dan mudah-mudahan
begitu juga dengan perjuangan saya
meraih mimpi ini. Walaupun banyak
rintangan semoga akhirnya saya
dapat tersenyum puas menikmati
pemandangan dari puncak pencapaian
mimpi saya.
Well, if it’s easy it isn’t life, right?
Subhanallah, hanya Allah lah
yang Maha Tahu yang menjadikan saya
akhirnya mendapatkan kesempatan
untuk benar-benar melanjutkan
studi saya. Syukur saya tidak pernah
habis, Allah yang Maha Mengabulkan
doa hamba-Nya yang benar-benar
berusaha.
Akhirnya saya sadar prinsip
yang saya terapkan benar: a goal
is a dream with a deadline. Buatlah
deadline kapan mimpi tersebut
harus terlaksana. Meskipun
kenyataannya saya masih di
Indonesia dan belum benar-benar
menginjakkan kaki di Selandia Baru,
setidaknya saya telah benar-benar
mendapat kesempatan untuk ke
sana.
Akhirnya, bukan orang yang
paling mampu yang bisa mencapai
mimpinya, tapi orang yang mau
lah yang bisa. Kemampuan saya
mungkin rata-rata, tapi saya yakin
kemauan saya di atas rata-rata :)
Fitri J. Haryani
(Tulisan ini saya dedikasikan buat
keluarga, sahabat, teman dan rekan
kerja saya di Badan Investasi dan
Promosi Aceh. Terima kasih sudah
banyak memberikan hal yang
terbaik dalam salah satu fase hidup
saya. Terima kasih....)
KERJASAMA ACEH-MALAYSIA
KUNJUNGAN
KE ASA NIAGA
BARTER TRADE
CENTRE,
PORT KLANG,
MALAYSIA
INVEST PENANG
B
ertempat di Traders Hotel
Jalan Magazine, Georgetown,
10300 Penang, Pulau Pinang,
Malaysia, tanggal 18 Maret
2014, Gubernur Aceh dr. H. Zaini
Abdullah dan Ketua Menteri Kerajaan
Negeri Pulau Pinang (setingkat
gubernur) Mr. Lim Guan Eng, menjadi
saksi penandatanganan kesepakatan
kerjasama investasi antara provinsi
dan negara bagian di kedua negara
dalam satu kawasan yaitu Aceh dan
Pulau Pinang dengan menyepakati
berbagai hal guna saling mendukung
terhadap berbagai agenda dan
kerjasama bidang investasi yang
mencakup berbagai sektor dengan
tujuan atama saling memberi
dukungan terhadap program-program
pengembangan ekonomi dan investasi
di kedua negara bagian dan provinsi
tersebut.
Kesepakatan Kerjasama tersebut dibuat dengan berbagai
pertimbangan positif dan sangat jelas dengan menyepakati berbagai
prinsip antara lain yaitu:
• Kekuatan utama dari masing-masing daerah harus dimanfaatkan
untuk memperkuat kerjasama. Sementara Penang sangat
maju dalam perdagangan dan Aceh merupakan pusat produksi
beberapa komoditas ekspor, Aceh bisa memasok produk semiproses dan bahan jadi ke Penang untuk Pemasaran lebih lanjut.
• Pengembangan konektivitas Laut Andaman (Andaman Cluster)
adalah menjadi hal yang utama.
• Keseimbangan arus lalu-lintas manusia dalam dua daerah
(Penang-Aceh) harus ditingkatkan.
• Hambatan perdagangan harus diselesaikan dengan bekerjasama
dengan Pemerintah Pusat.
KUNJUNGAN
KE KEMENENTERIAN
PERTANIAN
DAN INDUSTRI
ASAS TANI
MALAYSIA
S
etelah melakukan kunjungan
ke Penang dan Port Klang,
kunjungan Tim Pemerintah
Aceh dilanjutkan ke
Kemenenterian Pertanian dan
Industri Asas Tani Malaysia, dalam
kunjungan tersebut Tim Pemerintah
Aceh disambut langsung oleh
Menteri Pertanian dan Industri
Asas Tani Malaysia, Dato’ Sri Ismail
Sabri bin Yaakob, dan kunjungan ini
merupakan kunjungan balasan setelah
sebelumnya Menteri Pertanian dan
Industri Asas Tani Malaysia melakukan
kunjungannya ke Aceh dalam rangka
meresmikan kantor PT Nafasindo,
R
angkaian kunjungan
kerja Tim Pemerintah
Aceh dalam rangka
menjalin dan
menguatkan kembali hubungan
perdagangan antara Indonesia
dan Malaysia ialah dengan
mengunjungi ASA NIAGA
BARTER TRADE CENTRE yang
terletak di sekitar 1 km sebelah
utara dari Pelabuhan Klang
yang beroperasi penuh sejak
1 Nopember 1997, Kompleks
pelabuhan ini sepenuhnya
dikelola dan dioperasikan oleh
Asa Niaga Sdn Bhd Asa Niaga
Sdn Bhd yang menangani
perdagangan jenis kargo
konvensional.
Dalam pertemuan yang
disambut secara khusus
oleh Dato’ Shaari selaku
pimpinan ASA Niaga juga turut
menghadirkan berbagai pihak
dari kalangan pemerintahan
setempat diantaranya Kastam
Diraja Malaysia (Bea Cukai)
membahas berbagai hal terkait
dengan pembukaan kembali
jalur lintas perdagangan antara
Aceh dan Malaysia yaitu Krueng
Geukueh Aceh Utara yang
sedang berbenah dengan Port
Klang.
perusahaan asal Malaysia di
Kampung Ateuk, Banda Aceh,
Sabtu pada 1 Maret 2014, Selain
itu juga kunjungan beliau ke Aceh
untuk menjajaki investasi pada
sektor pertanian, perikanan dan
peternakan di Aceh.
Dalam pemaparannya
pihak Kementerian Pertanian
dan Industri Asas Tani Malaysia
langsung melakukan pemaparan
tentang beberapa komoditi yang
akan diinvestasikan di Aceh
yaitu untuk tanaman kentang,
perikanan, makanan ternak dan
padi.
EDISI 7/II Tahun 2014 | INFO INVESTASI
15
ACEH INVESTMENT
PHOTO CONTEST 2014
01 APRIL - 30 MEI 2014
TOTAL HADIAH:
18 JUTA
16
Selengkapnya di:
INFO INVESTASI | EDISI 7/II Tahun 2014
www.acehinvestment.com
Download