ISSN: 977 2338163 Edisi 7/II Tahun 2014 INFO INVESTASI Aceh Menjadi Salah-Satu Daerah Tujuan Utama Investasi 2017 GUBERNUR : ACEH TUJUAN UTAMA INVESTASI DI INDONESIA KOPI ARABIKA GAYO MILIKI SERTIFIKAT GI KERJASAMA ACEH-MALAYSIA AGRO-INDUSTRI MENJAWAB PENGANGGURAN Opini EDITORIAL INVESTASI ADALAH TENTANG MANUSIA Saiful Mahdi & Zikrun Modi SEMANGAT BERTUMBUH, INVESTASI BERKEMBANG S etelah enam edisi hadir tahun 2013 lalu, kami melanjutkan penerbitan tabloid ini dengan semangat yang semakin tumbuh seiring berkembangnya investasi di Aceh. Semangat baru di tahun 2014 kami isi dengan informasi yang lebih kaya dalam format 16 halaman setelah sebelumnya hanya delapan halaman. Oplahnyapun kami tambah agar semakin banyak masyarakat Aceh yang tahu perkembangan dunia investasi di daerahnya. Salah-satu perkembangan penting di awal tahun ini adalah kedatangan Menteri Pertanian dan Industri Asas Tani Malaysia. Beliau mendorong perkembangan perusahaan negeri jiran itu, PT. Nafasindo, untuk mengembangkan usahanya setelah 20 tahun lebih sukses berbisnis di Aceh. Tak hanya itu, pada pertengahan Maret ini Malaysia mengirim Duta Besarnya, Zahrain Mohamed Hashim, bersama beberapa pengusaha negara itu untuk menggali potensi usaha di Aceh. Perkembangan ini tentu menunjukkan bahwa Aceh semakin hari semakin potensial menjadi tujuan investasi perusahaan dalam dan luar negeri. Terimakasih atas dukungannya. INFO INVESTASI TABLOID ACEH INVESTMENT Aceh Menjadi Salah-Satu Daerah Tujuan Utama Investasi 2017 Alamat Redaksi: Jl. A. Yani No.39 Banda Aceh, 23122 Aceh - Indonesia Telepon: (0651) - 23170 Fax: (0651) - 23171 U ndang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA) Nomor 11, Tahun 2006 Pasal 166 membolehkan Pemerintah Aceh untuk menyediakan fasilitas perpajakan berupa keringanan pajak, pembebasan bea masuk, pembebasan pajak-pajak dalam rangka impor barang modal dan juga bahan baku. Selanjutnya Peraturan Gubernur Aceh No. 71 Tahun 2012 tentang Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) Aceh menerjemahkan sebagian isi UUPA tersebut dalam wujud pengurangan retribusi izin sektoral, pemberian dana stimulan dan pemberian bantuan modal. Pergub ini juga menyatakan Aceh dapat memberi dana stimulan berupa subsidi bunga dengan nilai maksimal sebesar 2%. Pemberian dana stimulan ini dimaksudkan dalam rangka penguatan modal, keberlangsungan dan pengembangan usaha bagi investor. Ini adalah sebagian dari sejumlah kemudahan bagi investor di Aceh. Ini mestinya menjadi salah satu kekuatan yang dapat menarik minat investasi ke Aceh. Tapi investasi bukan hanya masalah keunggulan komparatif (comparative advantages), tapi makin lama makin mementingkan keunggulan kompetitif (competitive advantages). Meskipun Aceh unggul secara komparatif dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia dalam hal sumber daya alam, keunggulan ini makin tidak relevan untuk dikedepankan. Insentif fiskal seperti di atas pun dapat dikategorikan sebagai keuntungan komparatif, bukan keuntungan kompetitif Aceh dibandingkan wilayah lainnya. Competitiveness is about human Mengandalkan lokasi, jumlah angkatan kerja, upah minimum yang rendah, dan ketersediaan lahan dan sumber daya alam tidak dapat lagi dilakukan Aceh untuk menarik investasi. Perubahan konstelasi geo-politik telah mengubah posisi geografis Aceh yang pernah menjadi salah satu pusat kegiatan ekonomi di masa pra- hingga masa kolonial menjadi periphery (pinggiran) di masa awal kemerdekaan, bahkan makin memburuk menjadi sub-periphery di masa puncak pertumbuhan ekonomi era Orde Baru. Upah minimum di Aceh termasuk yang tertinggi di Indonesia sehingga menjadi salah satu hambatan (barrier) investasi baru. Lahan di Aceh terlihat masih luas, namun kepemilikan lahan masih sangat timpang. Petani dan pekebun dengan lahan terbatas mempunyai produktivitas yang jelas juga terbatas. Mengandalkan sumber daya alam ala ”peubloe keubeu, peu bloe lampoh” (menjual kerbau, menjual kebun) tidak dapat terus diandalkan. Karena itu, Aceh perlu terus memupuk competiveness-nya. Dan ini hanya mungkin dilakukan lewat manusia karena competitiveness is about human. Aceh memiliki sumber daya manusia (SDM) yang relatif lebih baik. Di Pulau Sumatra, misalnya, tingkat Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan usia 19-23 tahun (usia mahasiswa) di Aceh adalah 0,38 pada tahun 2012. Ini artinya dalam setiap 100 orang penduduk berusia 19-23 tahun di Aceh, 38 di antaranya terdaftar sebagai mahasiswa yang sedang belajar di perguruan tinggi. Angka ini adalah tertinggi kedua di Sumatra, di bawah APK Sumatra Barat yang 0,41. Dari segi ini, seharusnya Aceh mempunyai keunggulan kompetitif dibanding wilayah tentangganya di Sumatra. Tapi SDM bukan hanya masalah kuantitas dan jenjang pendidikan. SDM adalah juga masalah kualitas: skill dan kompetensi. Juga, bahkan lebih penting adalah sikap dan etos kerja. Akar budaya Aceh yang Islami sebenarnya dapat menjadi modal untuk pengembangan SDM yang mempunyai sikap dan etos kerja prima. Ketika Islam diamalkan dan dinterpretasi secara benar, Aceh justru pernah jaya dengan saudagarsaudagarnya yang terbuka, pekerja keras, jujur, dan mempunyai etos kerja prima. Mereka menjadi saudagar utama di Medan hingga Jakarta, Penang hingga Malaka dan Singapore. Kini Aceh dengan status khususnya dapat menawarkan banyak keunggulan komparatif dari segi fiskal. Tapi dibutuhkan aparat pemerintah dan masayarakat yang terbuka, ramah, disiplin, jujur, dan pekerja keras untuk dapat mengajak investor luar masuk ke Aceh. Kalau tidak, jangankan mengajak orang berusaha di Aceh, orang Aceh yang tidak punya etos kerja yang baik tak kan pernah berhasil juga di wilayah lainnya di luar Aceh. Karena invetasi adalah tentang manusia! Saiful Mahdi, Ph.D adalah dosen Statistika Ekonomi di Prodi Statistika FMIPA Unsyiah Zikrun Modi, MBA adalah analis investasi di ICAIOS, Banda Aceh Dewan Pengarah: Gubernur Aceh, Wakil Gubernur Aceh, Sekretaris Daerah, Asisten I, II, dan III Setda Aceh. Penanggung Jawab: Iskandar. Wakil Penanggung Jawab: M. Ali Alfata. Dewan Redaksi: Netti Muharni, Fuadi, Syarifah Zulfa, Jonni. Pemimpin Redaksi: Netti Muharni Redaktur Pelaksana: Arif Arham, Zulkifli Hamid, Junaidi, Razali Fotografer: Fahrurrazi Lay Out: Eka Saputra, Zulfahmi Ismail Reporter: Cut Eliza Mutia, Ayu Mutia Juniandri, Afifuddin, Hendro S Koto Public Relation: Asmaul Husna. Website: acehinvestment.com investasi.acehprov.go.id e-mail : [email protected] Redaksi menerima kiriman tulisan opini. Tulisan diketik dengan spasi ganda ukuran kertas A4 maksimal 500 kata, disertai identitas dan foto. Dikirim ke email redaksi: [email protected] Laporan Utama AGRO-INDUSTRI MENJAWAB PENGANGGURAN Oleh : H Saky & Afid S aat ditunjuk Gubernur dr Zaini Abdullah untuk menggawangi Badan Investasi dan Promosi (BIP) Aceh pada 5 November 2012, Ir Iskandar, M.Sc langsung tancap gas dan pasang target rencana investasi Aceh Rp6,3 triliun yang akan dicapai pihaknya pada akhir Desember 2013. Dalam sebuah kesempatan, satu bulan usai di lantik, Iskandar optimis bahwa dalam kurun waktu lima tahun kedepan, atau dalam masa periodeisasi kepemimpinan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf, investasi yang akan masuk ke Aceh senilai Rp42,8 triliun. Guna mencapai target tersebut, berbagai terobosan terus dilakukan oleh BIP Aceh, diantaranya adalah meningkatkan promosi investasi ke berbagai belahan dunia, seperti Malaysia, Sydney, Abu Dhabi, Qatar, dan juga Amerika Serikat. Promosi dalam negeri untuk menggaet investor lokal melalui penanaman modal dalam negeri (PMDN) juga di optimalkan, melalui berbagai event dan kegiatan Aceh Bisnis Forum (ABF) yang dilangsungkan di Banda Aceh, Medan dan Jakarta. Selain meningkatkan promosi investasi di tingkat nasional dan dunia, berbagai upaya lainnya juga dilakukan, diantaranya inovasi kemudahan pelayanan perizinian investasi, dan menawarkan insentif dan menyiapkan landasan regulasi bagi para investor. Bukanlah hal yang mudah untuk mencapai target realisasi investasi yang telah dicanangkan tersebut, namun kesemua itu bukanlah kendala bagi Iskandar. Upaya lain yang dilakukan pihak BIP Aceh adalah membangun pencitraan tentang kenyamanan berinvestasi di Aceh melalui berbagai media nasional, lokal dan internasional, dan jaminan keamanan investasi juga selalu disampaikan oleh Gubernur Aceh dalam berbagai kesempatan pertemuan bisnis dengan para investor. Berkat kerja keras dan upaya intensif yang terus dilakukan tersebut, berdasarkan hasil laporan kinerja penanaman modal (LKPM) yang dicatat oleh Badan Investasi dan Promosi Aceh, hingga akhir Desember 2013, capaian realisasi investasi Aceh adalah senilai Rp5,09 triliun. Peningkatan nilai investasi Aceh pada 2013, seiring dengan tumbuhanya kredit investasi di Aceh. Perbankan Aceh mencatat, sepanjang tahun lalu, nilai kredit investasi perbankan tumbuh sebesar 78,16 persen, atau Rp2,1 triliun dibandingkan dengan tahun 2012. *** Deputi Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Bidang Ekonomi dan Moner Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh, Muhammad Seto Pranoto mengatakan, masa depan perekonomian Aceh diprediksi akan tumbuh baik, dan pertumbuhan investasi masih akan cukup tinggi, dan akan menjadi pendorong utama perekonomian Aceh. Menurutnya, dalam beberapa tahun kedepan, investasi akan menjadi motor utama penggerak perekonomian Aceh. Dari sisi kredit investasi perbankan, sambung Seto, terjadi peningkatan signifikan sepanjang 2013. Dari data BKPM, terdapat peningkatan nilai proyek dan nominal EDISI 7/II Tahun 2014 | INFO INVESTASI 3 investasi tahun kemarin. “Kredit investasi perbankan meningkat 78,16 persen, atau dengan total Rp2,1 triliun,” sebutnya. Dijelaskannya, jika dibandingkan dengan pada tahun yang sama, yakni pada triwulan IV 2012, kredit investasi hanya tumbuh 7,82 persen. “Meningkatnya pertumbuhan kredit investasi di Aceh, memperlihatkan kepercayaan investasi di Aceh sudah tumbuh,” ujarnya. Meningkatnya kredit investasi di Aceh, lanjutnya, beberapa faktor pendukung di antaranya situasi Aceh yang makin kondusif, dan juga inovasi dalam hal pelayanan, dan regulasi.”Kredit investasi di Aceh lebih banyak di sektor perkebunan,” tukasnya. Ia memproyeksikan, kredit investasi akan terus tumbuh di masa mendatang, dan investasi akan menjadi faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi Aceh, dan hal ini seiring dengan tumbuhnya imbal investasi. “Faktor keamanan menjadi sangat penting untuk menjaga kondisi membaiknya investasi di Aceh,” tandasnya. “Tentunya dengan adanya koreksi pertumbuhan ekonomi RI akan berpengaruh besar terhadap investasi secara nasional, dan dampaknya juga akan berpengaruh terhadap masuknya investasi ke Aceh,” ujarnya. Selanjutnya yang kedua adalah, terangnya, yakni persoalan keputusan politik pemerintah terkait dengan rencana kenaikan harga BBM. “Keputusan kenaikan atau tidaknya harga BBM juga akan berpengaruh terhadap minat investasi,” sebutnya. Yang ketiga, tambah mantan kepala Bappeda Aceh ini adalah terkait masih terdapatnya beberapa persoalan konflik lahan di Aceh. “Konflik lahan merupakan faktor penting dan penentu dalam minat investor, dan di beberapa wilayah di Aceh persoalan ini masih muncul,” tukasnya. Dan yang terakhir, tukas Iskandar adalah persoalan infrastruktur di Aceh. “Daya dukung infrastruktur, baik darat, udara dan laut juga masih menjadi kendala penting dalam mendorong investasi di Aceh,” tukasnya. Karena itu, pungkasnya, empat persoalan penting ini menjadi tantang utama dalam hal pemerintah Aceh mencapai target investasi yang Kepala Badan Perencaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh Prof. Abubakar Karim mengungkapkan, dengan berbagai hasil kajian dan telaah yang telah dilakukan, pembangunan Aceh sekarang telah diarahkan pada agroindustry, untuk itu berbagai kebijakan yang mengarah pada strategi tersebut berupa penyiapan berbagai infrastruktur baik fisik, dan non fisik guna meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan perkebunan. Arah kebijakan investasi Aceh juga di dorong pada sektor agro industry dengan pelibatan masyarakat secara aktif. Dari 23 kabupaten dan kota di Aceh, terdapat enam wilayah yang telah ditetapkan sebagai daerah tujuan utama investasi agro industry, yakni Aceh Besar, Bireuen, Aceh Tamiang, Aceh Barat, Aceh Tenggara dan Aceh Barat Daya. Penetapan wilayah agro industry ini didasarkan pada potensi unggulan dari kabupaten tersebut. *** Satu dari sekian banyak investor yang menanamkan modalnya disektor agro adalah PT Boswa Megalopolis, TABEL REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN TAHUN 2013 TRIWULAN PMDN PMA Jumlah I II IV JUMLAH 1,732,663,909,999 928,757,077,910 188,480,400,936 705,775,243,891 3,555,676,632,736 281,258,707,134 862,265,426,343 128,342,025,889 263,578,039,617 1,535,444,198,983 969,353,283,508 5,091,120,831,719 2,013,922,617,133 1,791,022,504,253 *** Dari total capaian realisasi investasi Aceh 2013, tercatat sektor agro industri berkontribusi besar, dengan nilai investasi pada sektor tersebut mencapai Rp1,196 triliun. Total realisasi investasi di Aceh sejak Januari-Desember 2013 dari penanaman modal asing (PMA), dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp5,091 triliun. Pada tabel berikut diperlihatkan nilai realisasi investasi Aceh pada periode Januari-Desember 2013 4 III *** Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh, Iskandar menjelaskan, ada beberapa persoalan penting dalam pencapaian target realisasi investasi Aceh 2013, yakni secara nasional target pertumbuhan ekonomi RI 2013 mengalami koreksi, yakni dari 6,8 persen yang ditargetkan, kemudian diturunkan menjadi 6,2 persen. INFO INVESTASI | EDISI 7/II Tahun 2014 316,822,426,825 ditetapkan. “Semua faktor yang saya sebutkan tadi merupakan hal-hal yang mempengaruhi lajut dan percepatan investasi di Aceh,” pungkasnya. Beberapa solusi yang telah kita jalankan guna mengatasi berbagai masalah tersebut adalah dengan membentuk tim task force investasi Aceh. Tim yang terdiri dari lintas sektor ini yang bekerja untuk melakukan berbagai identifikasi, dan memberikan solusi terhadap upaya percepatan laju investasi dan kenyamanan bagi investor. Selain adanya tim task force investasi Aceh, pihaknya juga membentuk tim misi investasi yang bertugas melakukan promosi investasi Aceh ke dalam dan luar negeri. Fokus promosi investasi kita selama ini diarahkan ke Negara seperti Eropa, yakni Brussel, Asia yakni China dan Uni Emirat Arab, dan Benua Australia. *** perusahaan yang telah berinvestasi di Aceh tepatnya di kabupaten Aceh Jaya ini, adalah salah satu anak perusahaan dari Group Multi Agro Gemilang Tbk. Perusahaan yang memiliki kebun inti seluas 6.342,70 hektar tersebut, pada tahun 2014 ini telah melaksanakan perluasan penanaman modalnya dengan membuka lahan 1.250 hektar lagi di Aceh Jaya dengan program plasma. General Manager PT Boswa Megalipolis Darmudji menjelaskan, perluasan penanaman modal dengan program plasma tersebut, adalah konsep kemitraan dengan masyarakat yang melibatkan calon petani sebanyak 625 KK. Untuk tahun 2015, lanjut Darmudji, pihaknya akan terus mengembangkan investasinya dengan kembali akan membuka kebun plasma seluas 2.500 hektar dengan jumlah calon petani yang akan kita libatkan sebanyak 1.250 KK. “Pengembangan investasi kami di Aceh Jaya cukup baik, karena didukung oleh pemerintah provinsi dan juga pemkab setempat,” katanya. Ia menceritakan, sebagai perusahaan perkebunan yang telah berdiri di Aceh Jaya sejak 1983, diakuinya tidak ada hambatan dan kendala yang berarti dalam pengembangan perusahaan dan segala perizinan yang dibutuhkan, serta operasionalisasi di lapangan. “Kondisi ini menunjukkan bahwa Aceh memiliki prospek pengembangan investasi yang jelas,” tukasnya. Daya dukung investasi yang baik tersebut, menjadi alasan utama bagi perusahaan kami untuk membangun pabrik pengolahan kelapa sawit atau CPO dengan kapasitas 45 ton perjam. Pabrik yang mulai dibangun pada 2012 tersebut, telah mulai beroperasi pada akhir 2013 yang lalu. mensejahterakan warga sekitar. “Transfer teknologi, dan juga pengembangan sumber daya manusia di sini adalah bagian komitmen kami untuk maju dan berkembang bersama rakyat Aceh,” tandasnya. *** Aceh pemasok daging halal dunia Pada awal 2014, Gubernur Aceh Zaini Abdullah kedatangan tamu istimewa dari negeri kangguru, Australia. Tamu tersebut adalah Harry Lawson, dan Tom Lawson dari livestock improvement company, Australia. Dalam pertemuan dengan Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Harry Lawson memaparkan profil perusahaannya sebagai eksportir sapi dan daging kelas dunia. Dalam kesempatan tersebut, perjalanan, kami terkesan dengan potensi Aceh,” katanya. Ia menjelaskan, aneka tumbuhan lokal seperti jagung, inti sawit, biji kapas, dan ampas kopi adalah sumber protein yang sangat dibutuhkan bagi pengembangan peternakan sapi di negeri ini. Berbicara masalah potensi dan melihat peluang bisnis yang sangat menjanjikan, Harry dan Tom mengusulkan istilah “ACEH BEEF” sebagai brand daging sapi Aceh masa depan, daging sapi halal produksi daerah Serambi Mekah untuk konsumsi masyarakat dunia. Menurutnya, potensi Aceh sangat besar, iklim dan tanah sangat sesuai untuk peternakan, sumber daya alam yang melimpah untuk makanan ternak, letak geografis yang luar biasa strategis, infrastruktur sdh sangat mendukung, dan yang tidak kalah “Untuk kebutuhan bahan baku pabrik, selain dari kebun inti perusahaan kami juga membeli dari masyarakat di kabupaten ini, dan sebagian dari Aceh Jaya dan Nagan Raya,” terangnya. PT Boswa Megapolis, pungkas Darmudji akan terus mengembangkan dan menambah nilai investasinya di Aceh, hal ini dikarenakan tidak ada keraguan bagi perusahaan untuk terus berinvestasi di negeri serambi mekkah ini. “Dukungan pemerintah, regulasi yang baik, dan pelayanan investasi baik adalah alasan kami untuk terus ingin mengembangkan bisnis di wilayah ini,” tukasnya. Kami juga berkomitmen untuk terus membantu Pemerintah Aceh untuk turut ambil bagian dalam upaya kedua pengusaha Australia tersebut mengemukakan keinginan besarnya untuk berinvestasi di Aceh, dan menjadikan Aceh sebagai produsen daging sapi halal dunia. Lawson menceritakan, Ia telah menyusuri beberapa kabupaten di Aceh, diantaranya Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Jaya dan Aceh Besar, Pidie, dan Kabupaten Bener Meriah. Di Nagan Raya, kata Lawson mereka telah mengunjungi Padang Turi dan Blang Baroe Rambong,dilanjutkan dengan beberapa lokasi di Aceh Besar yaitu, bantaran sungai Krueng Aceh, Kuta Malaka dan Blang Ubo-Ubo, terus ke Laweung, Pidie, dan berakhir di Blang Paku, Uber-Uber dan Blang Rakal Bener Meriah. “Dari apa yang terlihat dalam penting, kepercayaan konsumen dunia akan produksi daging halal dari daerah yang menerapkan syariat islam ini. Namun demikian, untuk dapat mengembangkan sapi secara komersial, diperlukan sapi yang dapat mencapat berat 600 kilogram sampai dengan 800 kilogram dalam 18 bulan usia sapi. Hal ini dapat dicapai dengan pemilihan bibit sapi yang sesuai ditambah nutrisi yang tepat. Ada beberapa kriteria sapi untuk pengembangan peternakan secara komersial (ekspor). Kemampuan adaptasi, kesuburan, kemampuan penyerapan makanan, dan kualitas daging. Kita memahami bahwa masyarakat Aceh memiliki ikatan emosional yang sangat tinggi dengan sapi lokal (sapi Aceh), menyukai EDISI 7/II Tahun 2014 | INFO INVESTASI 5 cita rasanya, dan ada kesadaran dalam kelompok masyarakat untuk mempertahankan plasma nutfah. Tentu saja hal tersebut sesuatu yang mulia untuk dilakukan. Oleh karenanya, keinginan untuk mempertahankan plasma nutfah dapat dijalankan dengan mengembangkan sapi Aceh untuk konsumsi lokal. Namun berbicara masalah visi ingin menjadikan Aceh sebagai pemasok daging halal didunia, maka kita harus mempertimbangkan selera konsumen. Konsumen dunia (termasuk timur tengah) menginginkan daging dengan kualitas yang baik, yaitu lunak tekturnya dan enak cita rasanya, ditandai dengan adanya lemak baik didalam daging (marbling), bukan lemak dibawah kulit. Untuk itu, dibutuhkan sapi persilangan yang sesuai dengan kondisi daerah Aceh, yang dapat menghasilkan daging kualitas ekspor dan dapat tumbuh besar dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, kita membutuhkan teknologi pembiakan dan pemeliharaan sapi, dan kemampuan manajemen lahan. Beberapa hal yang perlu diperbaiki agar usaha peternakan sapi di Aceh menguntungkan dan dapat berkompetisi secara global adalah: 1) anak sapi yang lahir dan hidup lebih banyak, 2) nutrisi yang baik agar perbandingan antara makanan yang diberikan dan pertambahan berat badan lebih baik, yaitu 3:1 (sistem konvensional sekitar 10:1), 3) daging yang dihasilkan lebih banyak, 4) kualitas daging lebih baik. Kita juga membutuhkan investor untuk mengembangkan sistem GUBERNUR : peternakan plasma dan inti, untuk menjawab masalah permodalan dalam pengembangan peternakan. Namun pemain utama hendaknya masyarakat peternak kita. Untuk itu dibutuhkan campur tangan pemerintah, untuk mengalokasikan dana bagi peningkatan kapasitas peternak dan tenaga-tenaga teknis lapangan, jasa konsultansi, penyediaan bibit, feedlot dan lain sebagainya. Harry Lawson dan Tom Lawson, ahli peternakan dan pemilik bisnis peternakan sapi yang memiliki jaringan bisnis luas diseluruh dunia, sangat yakin akan peluang pengembangan peternakan di Aceh dan merekomendasikan Aceh untuk dikembangkan menjadi sentra pemasok daging halal didunia. Namun semua terpulang kepada kita. ACEH TUJUAN UTAMA INVESTASI DI INDONESIA G 6 ubernur Aceh Zaini Abdullah memandang penting bahwa, untuk mencapai visi dan misi pemerintahan Aceh, dan upaya mempercepat kesejahteraan rakyat, investasi adalah pilar penting. Karenanya, sejak dilantik pada pertengahan 2012, Gubernur Aceh menargetkan nilai investasi yang akan masuk ke negeri serambi mekkah ini dalam kurun waktu lima tshun kedepan adalah senilai Rp42,8 triliun Gubernur menyadari bahwa, pertumbuhan ekonomi Aceh akan dapat tumbuh dan berkembang dengan pesat jika investasi di Aceh juga tumbuh. Tumbuhnya investasi di Aceh, akan berdampak langsung pada produk domestik regional bruto (PDRB). “Jika investasi masuk, maka ekonomi tumbuh, dan akan terbuka lapangan kerja yang luas,” kata Gubernur. Gubernur Aceh menyadari bahwa tidak mudah untuk meyakinkan INFO INVESTASI | EDISI 7/II Tahun 2014 investor untuk menanamkan modal di Aceh, hal ini sebab masih ada ketakutan dan kekhawatiran tentang jaminan dan keamanan investasi di provinsi ujung pulau sumatera ini. Untuk itu, berbagai gebrakan dan upaya terus dijalankan, dan secara khusus Gubernur membentuk tim misi investasi Aceh ke Eropa, dan berbagai negara lainnya, seperti Arab Saudi, Qatar, Australia, dan China. Misi investasi yang dibentuk Gubernur, selain promosi potensi investasi, juga membangun diplomasi dagang, dan menegaskan ke dunia luar tentang jaminan keamanan berinvestasi di Aceh. Misi dagang dan kampanye jaminan keamanan investasi tanpa pembenahan pelayanan bagi para investor tentu tidak akan berimbang, karenanya, Gubernur Aceh telah mengeluarkan berbagai kebijakan strategis terkait dengan investasi. Beberapa kebijakan tersebut diantaranya adalah menetapkan kawasan investasi dan mempersiapkan infrastruktur yang cukup untuk mendukung pengembangan kawasan investasi. Selain itu, Gubernur juga telah menginstruksikan instansi terkait guna memberikan pelatihan dan skil lainnya kepada para pemuda guna menyiapkan tenaga yang handal. Gubernur Aceh Zaini Abdullah juga telah menandatangani peraturan gubernur tentang rencana umum penanaman modal (RUPM), sebagai guideline yang memberikan kemudahan bagi masuknya investasi ke Aceh. Hal lainnya, Gubernur juga telah menginstruksikan kepada bupati dan walikota untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kerangka investasi daerah. “Partisipasi penting, hal ini untuk mendukung pengembangan iklim investasi di daerah,” ujar gubernur. Kata Gubernur, berbagai langkah dan kebijakan yang ditempuh dalam hal investasi, adalah cita-cita menjadikan Aceh sebagai tujuan investasi utama di Indonesia dapat terwujud. Pembenahan pelayanan perizinan investasi tidak hanya diaplikasikan ditingkat provinsi, Gubernur juga telah mengarahkan pembentukan badan kordinasi penanaman modal hingga ke daerah tingkat II, dan juga pembentukan pelayanan perizinan terpadu. “Pemerintah kabupaten dan kota harus memberikan pelayan prima dan service exelent untuk para investor,” tukas gubernur. Gubernur Aceh juga telah meminta kepada bupati dan walikota untuk melakukan revisi terhada qanun atau peraturan yang dinilai justru menghambat tumbuh kembangnya investasi. “Dengan berbagai upaya dan kebijakan yang telah kita laksanakan, saya optimis terget menjadikan Aceh tujuan utama investasi akan terwujud,” pungkas Gubernur. Calender of Event MENGURAI PERJALANAN SELAMA TRIWULAN I 2014 peternakan sapi, mengajak Tim BIP Aceh untuk mengunjungi lahan di Takengon yang juga dipersilahkan Subuh… umpama pagi baru untuk pengembangan investasi ini. saja di sapa Matahari, Kami, Badan Pengembangan Sapi lokal perlu Investasi dan Promosi (BIP) Aceh kedatangan tamu istimewa dari Negeri ditingkatkan karena mengingat cita rasa daging sapi lokal lebih enak dan Kangguru, Australia. Kedatangan Lawson dan keluarga tentu saja bukan bahkan sangat mirip rasanya dengan sapi terenak di dunia yang berasal dari tanpa sebab dan bukan pertemuan Jepang. Tentu saja, investasi ini juga pertama dengan yang empunya rumah, Pemerintah Aceh telah terlebih menguntungkan potensi pendukung seperti jerami, kelapa sawit, dan dahulu menyambangi Negara yang tentunya, masyarakat di sekitar. lebih sering di sebut Aussie ini pada Hampir dua bulan pasca pertengahan November 2013 lalu, di kunjungan itu, Lawson memberikan acara Forum Marketing Investment peluang kerjasama Aceh dengan Indonesia (MII) di Melbourne. perusahaan ekspor impor daging sapi Ternyata gayung bersambut, halal terkemuka di Australia yaitu Lawson family tertarik dan berniat CME (Central Meat Exports), yang melewatkan tahun baru 2014 di direkomendasikan untuk pembibitan Sabang Aceh sekaligus melakukan kunjungan awal pada Pemerintah Aceh dan penggemukan Sapi Aceh tahap pertama. Perusahaan PT. Leumona untuk bekerjasama dalam investasi Kuta Malaka yang bergerak pada peternakan daging sapi. peternakan sapi di Aceh menerima Selama 10 hari di Aceh, mereka tawaran ini. Pertemuan pihak CME mendatangi beberapa daerah untuk melihat potensi dan lahan untuk sektor dengan Pemerintah Aceh atas perantara Lawson dijadwalkan pada pertenakan ini. Setelah kunjungan bulan April 2014 mendatang. lapangan ke Nagan Raya, Aceh Besar, Pidie dan Benar Meriah didampingi oleh BIP Aceh, Dinas Peternakan dan PT. NAFASINDO instansi terkait lainnya. Harry Lawson Malaysia, negara serumpun dan Tom Lawson sangat takjub dengan dengan Indonesia ini, ternyata lahan yang ada di Aceh dibandingkan dengan dengan lahan lain yang pernah langgeng untuk berinvestasi di mereka kunjungi. Mereka juga menilai Aceh. Bermodal pada pertemuan IMT-GT pada tahun 1996 silam, infrakstruktur seperti pelabuhan dan kini PT. Nafasindo dari Malaysia bandara yang ada di Aceh sudah baik siap melebarkan sayap di investasi hanya perlu peningkatan SDM. lainnya. Bermula dari jatuh cinta Bupati Aceh Tengah yang pada kelapa sawit di Aceh singkil, kini hadir pada rapat lanjutan tentang LAWSON mereka siap membangun kerjasama lainnya di bidang agro industri. PT. Nafasindo melakukan pertemuan awal dengan Pemerintah Aceh untuk membicarakan sekilas tentang minatnya mengembangkan investasi lain pada Januari 2014. Pertemuan selanjutnya di bulan Maret didampingi oleh Menteri Pertanian dan Asas Tani Malaysia sekaligus meresmikan kantor cabang PT. Nafasindo di Banda Aceh. Selain itu, PT. Nafasindo dan rombongan Menteri Pertanian dan Industri Asas Tani Malaysia ini berkesempatan melakukan site visit ke Peternakan ayam GRD Farm di Blang Bintang Aceh Besar, Kilang Padi di Blang Bintang, Peternakan Sapi PT. Leumona Kuta Malaka di Aceh Besar, Pelabuhan Internasional Perikanan Lampulo, dan Sekolah SUPM (Sekolah Umum Perikanan Menengah) Ladong Aceh Besar. Hal ini guna menjadi acuan dan pertimbangan untuk menentukan sektor apa yang mereka minati untuk investasi selanjutnya. Kepuasan yang mereka ungkapkan menambah semangat mereka untuk segera membahas dengan tim ahli dari Malaysia dan mengadakan pertemuan lanjutan dengan Pemerintah Aceh sebagai langkah lanjutan. Dua minggu pasca kunjungan Menteri, PT. Nafasindo kembali mengundang BIP Aceh dan Dinas terkait untuk membahas masalahmasalah teknis sebelum melakukan investasi di sektor agro industri. Mereka sudah melirik beberapa potensi unggulan dari sayur-sayuran, EDISI 7/II Tahun 2014 | INFO INVESTASI 7 seperti jagung (untuk pakan ternak), kentang, kubis, kelapa, kedelai, dan kopi. Tentunya mereka tetap melibatkan petani-petani di Aceh sebagai penanamnya. Walaupun tertarik dengan argo industri, namun tidak tertutup kemungkinan perluasan bisnis di bidang peternakan seperti perikanan dan ayam, karena selama ini mereka impor ikan dari Medan via Batam, boleh jadi ikan tersebut adalah hasil tangkapan dari Aceh. Pertemuan PT. Nafasindo dan Pemerintah Aceh menghasilkan draft tentang langkah selanjutnya yang melingkupi komoditas kentang, cabai, bawang dan padi untuk agroindustri dan pakan ternak, perikanan tangkap dan budidaya menjadi pilihan dari Negeri Jiran ini untuk investasi selanjutnya. RAKER DAN RAKOR Dipenghujung Februari 2014, Badan Investasi dan Promosi Aceh mengadakan Rapat Kerja Penguatan Kelembagaan Bidang Penanaman Modal Kabupaten/Kota Se-Aceh tahun 2014. Acara ini penting karena kelembagaan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di kabupaten/ kota belum seragam, sehingga menyulitkan investor dalam pengurusan perizinan dan non-perizinan di Aceh. Diharapkan nantinya dapat segera digabung, sehingga dapat mempercepat proses perizinan, meningkatkan dan 8 INFO INVESTASI | EDISI 7/II Tahun 2014 menyederhanakan prosedur investasi, dan mengurangi biaya. Rapat Koordinasi Perencanaan Penanaman Modal Se-Aceh berlangsung Selasa (11/3/2014) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendanaan investasi swasta. Acara yang didaulat Badan Investasi dan Promosi Aceh ini sekaligus memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas serta kemampuan Iptek dan inovasi. PELABUHAN PERIKANAN LAMPULO Kesuksesan yang mewarnai awal tahun dunia investasi di Aceh adalah kepercayaan PT. Medan Tropical Canning dan Frozen Industries yang menelurkan PT. Aceh Lampulo Jaya Bahari sebagai anak perusahaannya di Pelabuhan Perikanan lampulo. Peresmian perusahaan ini dilakukan pada (7/2/2014) ini sekaligus merupakan investasi pertama yang hadir di Pelabuhan Perikanan yang luasnya 52 Ha ini. Diharapkan nantinya akan ada perusahaan lain yang akan menyusul keberadaan perusahaan yang bergerak dibidang pabrik es dan pengalengan ikan ini sehingga pelabuhan Lampulo dapat berkembang pesat dan menyejahterakan masyarakat Aceh khususnya para nelayan. PELUANG INVESTASI SELANJUTNYA PT. Dayamas Surya Pratama bergerak di bidang penjualan listrik kepada Perusahaan Listrik Negara (Persero) dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik. Mereka direncanakan akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk wilayah Sabang, Simeulue dan Singkil. PT. Pintana Group dengan perencanaan investasi besar di bidang agro industri, pariwisata, pelabuhan dan infrakstruktur. Perusahaan ini ingin memberdayakan masyarakat, mengambil bahan baku dari perkebunan masyrakat untuk diolah pada prabrik mereka, kemudian dipasarkan secara lebih luas sehingga profit yang didapatkan menguntungkan kedua belah pihak. A-House Biorganic Farm Development, PTE.LTD bekerja sama dengan konsultan terkemuka yaitu Sinotech Engineering Consultant dan ahli Tekonologi pertanian Modern ingin berinvestasi memanjukan Kawasan Industri di Kuala Langsa, waduk di Pulau Breuh dan Budidaya perikanan Air Payau di Pulau Breuh, serta menawarkan teknologi Modern untuk bidang pertanian di Aceh. Apex Development (S) PTE LTD asal China berniat untuk investasi tiga bidang di antaranya Minyak dan gas, Kawasan industri dan Pertambangan. Sebanyak 60 pengusaha asal China di rencanakan akan mengunjungi Pemerintah Aceh dalam waktu dekat. Ayu MJ (13/3/2014) Rakyat Bicara G eliat perekonomian di Aceh kini semakin terasa, satu demi satu investor mulai masuk ke Aceh, sejak 2013 hinga Januari 2014 terjadi peningkatan investasi di Aceh dan ini sesuai dengan RPJMA 2012-2017 dengan target pencapaian sebesar 15 persen. Investasi-investasi yang masuk ke Aceh kini mulai di Rasakan masyarakat di Aceh. upaya ini tak lepas dari kerja keras pemerintah Aceh dalam melakukan jempput bola terhadap investor-investor luar untuk menanamkan INVESTASI KECIL-KECILAN SUDAH MENJAMUR DI ACEH TUTI FAJRIANI (Warga Beurawe) Sudah Banyak Kemajuan INVESTASI DI ACEH, KHUSUSNYA PERIKANAN ANWAR (Warga Nelayan Lampulo) BUTUH PENAMBAHAN INVESTASI YANG BANYAK MEMBUKA LAPANGAN KERJA Nur Habsah (Warga Setui Banda Aceh) modalnya di Aceh. Dan dengan meningkatnya investasi di Aceh maka akan berdampak langsung bagi perekonomian masyarakat seperti yang dirasakan Ibu tuti Warga Beurawe, pak Anwar warga Lampulo dan Habsah warga Stui kota Banda Aceh. berikut penuturan mereka kepada rubrik rakyat bicara investasi Aceh. Menurut saya saat ini investasi di Aceh sudah mulai tumbuh, khususnya investasi kecil-kecilan di kalangan masyarakat sudah menjamur di Aceh, kalau investasi yang besar-besaran mukin belum berapa kelihatan kemajuannya, namun arah untuk kesana sudah mulai terlihat, banyak sekarang investor asing yang masuk ke Aceh untuk menanamkan modalnya, seperti baru-baru ini yang saya lihat koran ada investor dari Malaysia dan korea juga beberapa negara lain. Selain itu saya juga melihat Anakanak muda di Aceh saat ini juga sudah mulai melirik dunia bisnis dengan berinvestasi di bidang kuliner, fasion, pendidikan, property, kos-kosan yah banyak lah. Seperti di Beurawe ini, dengan adanya Harmes Mall, Hotel di Pusat kota Banda Aceh, maka banyak peluang kerja yang tersedia, dan kebutuhan akan rumah dan kos-kosan untuk tempat tinggal semakin meningkat, dan inikan investasi juga. Yah kami sebagai masyarakat Aceh, berharap dengan bertambahnya investasi di Aceh, maka peluang kerja semakin banyak, pengangguran berkurang di Aceh. kalau bisa lebih di tingkatkan investasi di bidang peternakan dan pertanian, sehingga tidak bergantung kemedan lagi untuk sayur-sayuran dan telur, harap ibu dua anak tersebut. Pasca tsunami saya melihat sudah banyak kemajuan untuk investasi yang masuk ke Aceh. kami warga Lampulo yang dulunya tidak pernah tersentuh dengan hal-hal investasi agar kami bisa produk-produk yang kami miliki (yaitu ikan) sekarang kami sudah ada ilmu dan tau bagaimana mengolahnya agar memperoleh pendapatan yang lebih layak. Investasi di Bidang perikanan sudah bolehlah. Maksudnya kalau ada ikan yang tingggal tidak habis terjual atau lagi musim banyak ikan dan harganya murah kami bisa menyimpan ikan dengan persediaan es yang cukup, kemudian juga bbisa menjual ketempat pembuatan ikan keumamah (ikan Kering) yang pabriknya di Lampulo. Baru-baru ini juga pelabuhan kapal di Lampulo juga sudah siap sehingga kapal-kapal dari daerah lain bisa singgah di situ dan perekonomian masyarakat bisa hidup dengan banyaknya orang yang datang kelampulo, baik dari sisi penjualan makanan, tranportasi (becak) dan parkir, selain bisa dapat pemasukan untuk negara juga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar Lampulo. Dan saya sebagai masyarakat Lampulo berharap, perhatian pemerintah di sektor investasi khususnya bidang perikanan bisa di tingkatkan karena kita Aceh kaya akan hasil laut, tinggal bagaimana menjualnya saja. Sudah lumanyan baiklah investasi di Aceh, banyak infestor-infestor lokal yang masuk di Aceh. dulu kita gak punya mol, sekarang sudah ada, hotel berbintang juga banyak di Aceh, pusat perpelanjaan juga sudah banyak bermunculan dan tertata rapi, mmasyarakat aceh juga sudah banyak yang sadar berbisnis. Pasca damai Aceh dan tsunami banyak negara-negara asing yang masuk ke Aceh untuk berinvestasi di Aceh, meski sebelumnya juga sudah ada investasi Besar di Aceh, seperti tambang, sawit, gas alam namun saat ini sudah mulai menurun seperti yang di ulis di koran-koran, tapi hal itu bisa di perbaiki kalau sarana listrik di aceh baik dan pemerintah lebih serius dan giat lagi mencari investor, mungkin acceh bisa seperti medan untuk investasinya. Pertumbuhan perekonomian aceh menurut saya sudah lumanyan bagus, tinggal di perbaiki yang kurangkurangnya saja supaya investor luar mau masuk ke Aceh untuk menanam modalnya. Itu masih jadi PR bagi pemerintah Aceh saat ini. Itu harapan saya sebagai masyarakat biasa. EDISI 7/II Tahun 2014 | INFO INVESTASI 9 Testimoni R NELLY, BANGKIT DENGAN ROTI NUSA INDAH oti Nusa Indah, roti yang diproduksi di Gampong Nusa, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar ini merupakan milik Nelly Nurlila, perempuan kelahiran 39 tahun silam. Nelly sudah memulai membuat roti sejak 2001 silam dan kini sudah mempunyai 50 karyawan bidang produksi dan 24 karyawan bidang pemasaran. Saat awal membuka usaha produksi roti, Nelly hanya menghabiskan empat kilogram tepung perhari. Ia mendistribusi roti yang diproduksinya ke beberapa kios di Aceh Besar. Waktu itu, ia hanya mempunyai empat orang karyawan dan roti yang diproduksinya tidak banyak diterima oleh masyarakat. Usaha milik Nelly mulai berkembang pesat pascatsunami 2004 silam. Mulai saat itu, banyak masyarakat di Aceh Besar dan Banda Aceh mulai menerima roti Nusa Indah. Sehingga, ia harus memproduksi lebih banyak lagi roti dan kini ia mampu memproduksi hingga 100 sak tepung terigu perhari. Untuk membuat roti itu, ia dibantu oleh karyawannnya yang mulai bekerja sejak pagi hari. “Sekarang Alhamdulillah roti saya sudah banyak diminati oleh masyarakat. Masyarakat sekarang sudah pandai memilih roti yang sehat,” kata Nelly. Nelly berkisah, awalnya ia tidak mempunyai keahlian dan pengetahuan tentang cara membuat roti. Tapi karena keinginannya yang kuat, ia belajar secara otodidak dan menonton sejumlah acara di televisi. Roti yang berhasil ia buat kemudian dibagikan ke para tetangga untuk mencobanya. Karena mendapat respon positif dari tetangga, Nelly akhirnya memberanikan diri untuk membuka sebuah usaha membuat roti. Sebelum usahanya berkembang pesat, Nelly mempunyai segudang persoalan dalam memasarkan roti hasil produksinya. Masyarakat saat itu menganggap roti milik Nelly tidak sehat karena hanya tahan empat hari. Padahal, roti Nusa Indah yang diproduksinya tidak dicampur dengan bahan-bahan tidak sehat. Nelly tidak patah semangat karena roti hasil produksinya tidak 10 INFO INVESTASI | EDISI 7/II Tahun 2014 banyak diterima di masyarakat. Ia terus mencari ide dan memberi pengetahuan kepada warga tentang roti sehat dan layak di konsumsi. Menurutnya, roti yang bertahan dalam waktu singkat merupakan roti yang bagus untuk dikonsumsi karena tidak mengandung pengawet dan bahanbahan tidak sehat lainnya. Usaha Nelly untuk memperkenalkan rotinya tidak sia-sia. Butinya baru beberapa tahun usahanya berdiri, roti Nusa Indah miliknya sudah dikenal oleh masyarakat di Aceh Besar, Banda Aceh dan sejumlah daerah lain di Aceh. Sekarang, banyak masyarakat mulai tertarik membeli roti Nelly dan menjadikannya sebagai makanan selingan saat istirahat. Jumlah produksi roti milik Nelly pun semakin hari semakin meningkat. Omzetnyapun kini terbilang tinggi yaitu mencapai Rp 25 juta perhari. “Cukuplah untuk menggaji karyawan,” jelas Nelly. Untuk membuat roti itu, Nelly mempunyai 50 karyawan yang bertugas di bidang produksi dan 24 karyawan di bidang pemasaran. Meski pabrik berada di Aceh Besar, namun tidak semua karyawan Nelly berasal dari Aceh Besar. “Karyawan kita berasal dari beberapa daerah di Aceh seperti Pidie, dan Aceh Besar sudah mayoritas,” ungkap Nelly. Setelah usahanya berjalan dan berkembang, roti milik Nelly kini mempunyai beberapa rasa di antaranya yaitu rasa coklat yang banyak diminati pelanggan. Meskipun demikian, roti milik Nelly belum dipasarkan ke semua daerah di Aceh. Alasannya, ia masih kesulitan mencari orang-orang yang benar-benar paham dalam bidang pemasaran. “Kalau sudah ada yang mengerti tentang pemasaran, saya berencana akan membuka cabang di daerah lain,” jelas Nelly. Kini, roti Nusa Indah milik Nelly sudah dipasarkan ke sejumlah daerah di Aceh seperti Aceh Besar, Banda Aceh, Aceh Barat, Bireun dan sejumlah daerah lainnya. Untuk memasarkan roti itu, Nelly mempunyai sejumlah karyawan yang khusus mengantar roti setiap pagi dengan menggunakan mobil pick up maupun becak mesin. [] PT. BOSWA MEGALOPOLIS PT. Boswa Megalopolis adalah salah satu perusahaan Group Multi Agro Gemilang Tbk yang bergerak dibidang Perkebunan Kelapa Sawit dan Pabrik pengolahan kelapa sawit ( CPO ) yang satu-satunya di Kabupaten Aceh Jaya, Propinsi Aceh. Proses Investasi dimulai dari tahun 1983. General Manajernya, Darmudji, mengatakan bahws tidak ada hambatan maupun kendala yang berarti, terutama didalam pengurusan perijinan sampai aktivitas pelaksanaan operasional dilapangan. Darmudji menekankan bahwa iklim investasi Aceh sudah membaik karena sangat didukung oleh masyarakat maupun Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota. “PT. Boswa Megalopolis membangun kebun inti seluas 6.342,70 Ha, dan juga kemitraan dengan masyarakat di sekitar kebun pada tahun 2014 seluas 1.250,00 Ha dengan calon petani sebanyak 625 KK, dan program tahun 2015 seluas 2.500,00 Ha dengan calon petani sebanyak 1.250 KK yaitu program Plasma,” ungkap Darmudji lagi. Di samping membangun kebun, PT. Boswa Megalopolis juga sudah membangun Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) kapasitas 45 ton/jam pada tahun 2012 dan mulai beroperasi pada akhir tahun 2013. Sebagian bahan bakunya berasal dari buah masyarakat seputaran lokasi kebun, khususnya di Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Barat, dan Nagan Raya. “Dalam mengembangkan investasi di bumi Aceh kami tidak ragu karena mendapat dukungan dari pihak-pihak yang tepat sehingga kami bisa mendapatkan informasi yang akurat sebagaimana yang dibutuhkan, yang sangat penting dan vital bagi langkah kami,” jelas Darmudji serius. “Terlebih-lebih,” katanya lagi, “Pemerintah Aceh telah menjamin keamanan dan kenyamanan 24 jam bagi investor yang sangat penting untuk meningkatkan produksi dan penyerapan tenaga kerja lokal.” (cut) Investasi-Realisasi REALISASI INVESTASI AGRO-INDUSTRI RP 1,67 TRILIUN P etani, nelayan dan buruh adalah kelompok yang paling miskin (marginal), mereka telah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi hingga kini usaha untuk keluar dari kemiskinan masih membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak. Aceh yang kaya Sumber Daya Alam (SDA) jika tak mampu dikelola akan menjadi mala-petaka. Rahmat SDA jangan sampai menjadi laknat! ingat penyakit Belanda (dutch disease)?,hanya dengan kehadiran industri berbasis pertanian, perikanan dan perkebunan serta melalui peningkatan kemampuan (skill) tenaga kerja, penyakit tersebut dapat dikurangi. Aceh masih membutuhkan usaha yang keras dan komitmen yang luar biasa untuk dapat keluar dari jebakan tersebut. Dari tahun ke tahun, peran swasta semakin besar dalam menciptakan lapangan kerja. Mungkin tidak banyak pihak yang tahu, bahwa melalui investasi langsung di Aceh, baik dari perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Perusahaanperusahaan tersebut telah berperan cukup penting dalam membantu menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat Aceh. Pada tahun 2013 realisasi investasi di Aceh meningkat tajam dibandingkan tahun 2012. Salah satu fokus pemerintah Aceh adalah bidang agro-industri. Bidang ini merupakan sektor dominan tempat bergantungnya kehidupan sebagian besar masyarakat Aceh. Tak kurang dari 17.315 orang REALISASI AGRO-INDUSTRI DALAM ANGKA 2013 • Total realisasi agroindustry 2013 PMA dan PMDN Rp 1,67 triliun atau 32,73 persen dari total realisasi Rp 5,091 Triliun • Realisasi agroindustri 17 proyek PMA Rp 676.560.231.139, dan 32 proyek PMDN Rp 989,542,257,625 • Serapan tenaga kerja PMA dan PMDN 17.315 orang dengan PMDN 13.344 orang dan PMA 3.968 orang Tabel Realisasi Investasi PMA Bidang Agro-Industri 2013 No 1 Perusahaan PMA PT. RENCONG PULP DAN PAPER INDUSTRI 2 PT. SIMPANG KIRI PLANTATION INDONESIA 3 PT. NAFASINDO 4 PT. AGRO SAWIT SENTOSA 5 PT. KAMADHENU VENTURES INDONESIA 6 7 8 9 PT.DYNEA MUGI INDONESIA Bidang Usaha Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Aceh Utara Pertanian Aceh Tamiang Perkebunan Kelapa Sawit (CPO) dan Inti Sawit Terpadu Aceh Singkil Perkebunan kelapa sawit dan industri minyak kasar (minyak makan) dari nabati Aceh Barat Pembangunan pabrik gula putih Aceh Tengah Industri Perekat (Lem) Perdagangan Besar PT. SARIMAKMUR TUNGGAL MANDIRI Hasil Pertanian dan Hewan Hidup PT. AICA MUGI INDONESIA PT. DELICIOUS LOBSTER INDONESIA 10 PT. SOFYAN MARINA LEE Lokasi Industri Perekat Lem Industri Pembekuan Biota air dan Perdagangan Besar Perikanan Aceh Timur Bener Meriah Kota Langsa Kota Banda Aceh Kota Banda Aceh 11 PT. NAGATA PRIMA TUNA Penangkapan Ikan Laut (Pengolahan dan Pengawetan) 12 PT. SOCFIN INDONESIA (SOCFINDO) Perkebunan kelapa sawit dan karet Nagan Raya,Aceh Singkil, Aceh Tamiang 13 PT. ACEH RUBBER INDUSTRY Industri karet remah Aceh Tamiang Kota Banda Aceh EDISI 7/II Tahun 2014 | INFO INVESTASI 11 telah dipekerjakan oleh 17 proyek PMA dan 32 proyek PMDN yang tersebar pada berbagai kabupaten/kota di Aceh. Angka ini berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) yang disampaikan perusahaan kepada Badan Investasi dan Promosi Aceh (lihat box dan peta). Tak ayal, realisasi investasi bidang agroindustri pada tahun 2013 telah menyumbang lebih dari 32 persen terhadap total realisasi investasi Aceh 2013. Sebut saja di Aceh Singkil terdapat PT NAFASIndo, perusahaan asal Malaysia ini selain memiliki perkebunan juga memiliki industry pengolahan CPO. Kini, PT. NAFASindo berencana untuk memperluas bidang usahanya ke industry pabrik pakan ternak, dan lain-lain. Dengan berbagai resiko dan tantangan berinvestasi di Aceh, para investor telah memberikan kontribusi dalam mempercepat upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Terbukti, bahwa investasi bukan hanya menguntungkan bagi penanam modal, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan terutama warga sekitar proyek. Apalagi jika diikuti dengan dana CSR untuk membantu pembangunan infrastruktur jalan, masjid dan pendidikan di perdesaan. Kita sangat berharap bahwa investasi agro-industri dapat meningkatkan nilai tambah. Dan sudah saatnya tidak semuanya dibawa ke luar Aceh, tetapi dilakukan pengolahan hingga menghasilkan seperti minyak goreng. Sangat dinanti, Aceh mampu menghasilkan kebutuhan pokok bagi warganya melalui kehadiran agro-industri (zhp). Tabel Realisasi Investasi PMDN Bidang Agro-Industri 2013 No Perusahaan PMDN Bidang Usaha Perkebunan Kelapa Sawit terpadu dengan unit pengolahannya menjadi minyak sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) 1 PT. Karya Tanah Subur 2 PT. Surya Panen Subur 3 PT. Bahari Dwikencana Lestari Pengolahan Kelapa Sawit 4 Lokasi Aceh Barat Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri Pengolahan Kelapa Sawit Nagan Raya PT. Perkebunan Nusantara I Agro Bisnis dan Agro Sawit 5 PT. Perkasa Subur Sakti 6 PT. Perkebunan Timbang Langsa Industri Pengolahan Kelapa Sawit menjadi Minyak Sawit dan Inti Sawit Kota Langsa, Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Selatan, Nagan Raya, Aceh Utara 7 PT. Boswa Megapolis 8 PT. Asdal Prima Lestari 9 PT. Perkebunan Lembah Bhakti 10 PT. Blang Ketumba 12 PT. Gelora Sawita Makmur 13 PT. Mestikaprima Lestari Indah 11 14 PT. Ujong Neubok Dalam PT. Eco Plywood Indonesia 15 PT. Anugrah Fajar Rezeki 16 PT. Bumi Flora 17 PT. Alur Gantung 19 PT. Bumi Daya Abadi 18 20 CV. Bunot Jaya CV. Rambong Jaya 21 PT. Padang Palma Permai 22 Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan 23 Aceh Tamiang Aceh Timur Perkebunan Kelapa Sawit Kota Langsa Perkebunan Kelapa Sawit dan industri pengolahannya menjadi minyak sawit (CPO) Aceh Jaya Perkebunan Kelapa Sawit terpadu dengan unit pengolahannya menjadi minyak sawit (CPO) dan minyak Inti Sawit (PKO) Aceh Singkil Perkebunan Kelapa Sawit Aceh Selatan Perkebunan Bireuen Industri Pengolahan Kelapa Sawit menjadi Minyak Sawit dan Inti Sawit Nagan Raya Perkebunan kelapa sawit Nagan Raya Perkebunan Aceh Tamaing Kayu lapis Aceh Tamiang Industri Pengolahan Kelapa Sawit menjadi Minyak Sawit dan Inti Sawit Aceh Timur Perkebunan karet dan Kelapa sawit Aceh Timur Kayu lapis Aceh Tamiang Perkebunan kelapa sawit Aceh Tamiang Perkebunan kelapa sawit Kota Subulussalam Industri pengolahan kayu Perkebunan kelapa sawit terpadu dengan unit pengolahannya menjadi minyak sawit dan inti sawit Kota Lhokseumawe Aceh Tamiang Unit Perdagangan Kopi Aceh Tengah PT. Potensi Bumi Sakti Perkebunan dan pengolahan karet Aceh Barat 24 PT. Teunggulon Raya Perkebunan kelapa sawit Aceh Tamiang 25 PT. Beurata Subur Persada Pabrik pengolahan kelapa sawit Nagan Raya W U J U D K A N PRO INVESTASI MASYARAKAT 2014 12 INFO INVESTASI | EDISI 7/II Tahun 2014 RINGKASAN PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI ACEH PRINSIP PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN Pemerintah Aceh memberikan insentif dan kemudahan berdasarkan prinsip: a. Kepastian hukum; b. Kesetaraan; c. Transparansi; d. Akuntabilitas; dan e. Efektif dan efesien. KRITERIA PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN Gubernur memberikan insentif dan kemudahan Penanam Modal dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut : a. Kontribusi bagi peningkatan pendapatan masyarakat; b. Penyerapan banyak tenaga kerja lokal; c. Penggunaan sebagian besar sumber daya lokal; d. Pemberikan kontribusi bagi peningkatan pelayanan publik; e. Kontribusi dalam peningkatan produk Domestik Regional Bruto (PDRB); f. Berwawasan lingkungan dan berkelanjutan; g. Pembangunan insfrastruktur h. Alih teknologi; i. Industri pionir; j. Berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, atau daerah perbatasan; k. Kegiatan penelitian, pengembangan dan inovasi; l. Kemitraan dengan usaha mikro, kecil, menengah atau koperasi; dan/atau m. Produksi berorientasi ekspor. JENIS USAHA ATAU KEGIATAN YANG MEMPEROLEH INSENTIF DAN KEMUDAHAN Jenis usaha atau kegiatan yang diprioritaskan memperoleh insentif dan kemudahan sebagai berikut : a. Perdagangan dan industri; b. Pertambangan, energi dan mineral; c. Pertanian, peternakan, dan perkebunan; d. Perikanan dan kelautan; e. Pariwisata;dan/atau f. Infrastruktur. Pemberian kemudahan kepada penanam modal berbentuk : 1. Penyediaan data dan informasi peluang penanaman modal; a. Peta potensi ekonomi Aceh; b. Rencanan Tata Ruang wilayah Aceh dan Kabupaten/Kota; c. Rencana strategis dan skala prioritas Aceh dan Kabupaten/Kota, 2. Penyediaan sarana dan prasarana, berupa; a. Memfasilitasi penyambungan jaringan listrik dan air; b. Pemanfaatan jalan Provinsi; dan c. Memfasilitasi penyambungan jaringan komunikasi. 3. Penyediaan lahan atau lokasi, yaitu berupa penyediaan lahan secara gratis untuk jangka waktu tertentu dan disediakan pada kawasan pengembangan ekonomi. 4. Pemberian bantuan teknis; a. Surat rekomendasi kepada penanam modal; b. Memfasilitasi/koordinasi penanam modal dengan instansi terkait. 5. Percepatan pemberian perizinan. a. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) melalui Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Aceh. b. Penanaman Modal Asing (PMA) melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). c. Pelayanan perizinan dilakukan untuk mempersingkat waktu, prosedur secara tepat dan cepat, dengan didukung sistem informasi online. BENTUK INSENTIF DAN KEMUDAHAN (PERGUB 2/2014) PEMBERIAN INSENTIF KEPADA PENANAM MODAL BERBENTUK: Pengurangan retribusi izin sektoral; Pemberian insentif dalam bentuk pengurangan retribusi izin sektoral paling banyak sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah retribusi terhutang. Pemberian dana stimulan; dan/atau Pemberian insentif dalam bentuk pemberian dana stimulan diberikan dalam rangka penguatan modal, keberlangsungan, dan pengembangan usaha. Dana stimulan diberikan berupa subsidi bunga paling banyak sebesar 2% (dua persen) dari tingkat bunga yang dibayar untuk pembelian mesin atau peralatan. Pemberian bantuan modal. Pemberian insentif dalam bentuk pemberian bantuan modal berupa penyertaan modal dan aset sesuai dengan kemampuan Pemerintah Aceh EDISI 7/II Tahun 2014 | INFO INVESTASI 13 KOPI ARABIKA GAYO MILIKI SERTIFIKAT GI Oleh: Afifuddin K ementrian Hukum dan HAM RI telah mengeluarkan sertifikat Geographical Indication (GI) terhadap kopi Arabika Gayo. Pengakuan GI ini merupakan langkah penting agar produk andalan tanah tinggi Gayo ini dapat tembus pasar Eropa dengan branding Kopi Gayo dari Indonesia. Selain telah bersertifikasi GI, komoditi ini juga telah mendapat beberapa sertifikasi internasional lainnya yaitu sertifikasi organic dan Fair Trade. Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Hukum dan HAM provinsi Aceh, Fathlurachman dalam suatu acara Rakor pengembangan ekspor kopi Aceh yang dilangsungkan di aula kantor Badan Investasi dan Promosi (BIP) Aceh menerangkan, saat ini sertifikasi GI telah didaftarkan di pihak otoritas Eropa, agar kopi arabika gayo mendapatkan pengakuan dari pasar negara-negara tersebut agar memudahkan produk unggulan ini dapat dipasarkan. Ia menjelaskan bahwa, Menteri hukum dan HAM Amir Syamsuddin pada saat kunjungan ke Eropa, telah membicarakan pendaftaran GI kopi arabica gayo, dan saat ini pihak Uni Eropa tengah melakukan kajian agar kopi tersebut mendapatkan sertifikasi internasional dari Uni Eropa. Dengan adanya sertifikasi GI ini, maka tidak akan ada lagi pihakpihak dari negara tertentu yang dapat mengklaim dan menggunakan nama kopi gayo sebagai produk mereka. “Sertifikasi GI ini penting sebagai pengakuan internasional,” tukasnya. Ia menerangkan, Geographical Indication atau Indikasi Geografis (IG) merupakan rezim Hukum Hak Kekayaan Intelektual yang mendapatkan posisi khusus di UE. “Pendaftaran IG kopi asal Indonesia di UE seperti Gayo perlu dilakukan. Dan pada tanggal 2931 Januari 2014 telah dilakukan pertemuan antara Menhumham RI dengan Komisioner Pertanian UE untuk membahas hal-hal terkait dengan IG,” tukasnya. Kita mengetahui bahwa, kopi Aceh telah menjadi simbol kenikmatan bagi pecinta kopi diseluruh dunia. Sosok Tanah Aceh menghasilkan sekitar 40 persen biji kopi jenis Arabica tingkat premium dari total panen kopi di Indonesia. Dan Indonesia merupakan pengekspor biji kopi terbesar keempat di dunia. Produksi kopi di Indonesia saat ini mencapai 600 ribu ton per tahun. Lebih dari 80 persen produksi berasal dari perkebunan rakyat. Perkebunan ini merupakan kumpulan dari kebun-kebun kecil yang dimiliki oleh petani dengan luas antara satu sampai dua hektar. Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues dan Pidie merupakan pusat penghasil kopi Arabika dan Kopi Robusta. Kopi Robusta dan Arabika merupakan jenis yang paling banyak ditanam di Indonesia yang telah dikembangkan secara besar-besaran sejak 50 tahun yang lalu. Aroma kopi aceh memang telah menarik perhatian dunia. Kepala Badan Investasi dan Promosi (BIP) Aceh Iskandar menambahkan, beberapa even internasional untuk promosi kopi arabika gayo telah dilakukan pihaknya, diantaranya adalah promosi Kopi Gayo di Brussels Holiday Fair pada tanggal 6-10 Februari 2014 kemarin. Beberapa even internasional lainnya, yang akan dilakukan pihak BIP Aceh untuk promosi kopi arabica gayo adalah World Coffee Expo tanggal 10-12 Juni 2014 mendatang di RiminiItalia. Dan tahun ini juga even yang akan diikuti adalah promosi Kopi Gayo dalam Horeca Expo, tanggal 23-27 November 2014 di Belgia. FITRI RAIH BEASISWA S3 KE SELANDIA BARU 14 P ada dasarnya hidup itu adalah mimpi. Mimpilah sebanyak dan setinggi mungkin. Toh gratis. Jangan pernah berpikir bahwa mimpi ini atau itu terlalu besar. Mimpilah terus hingga alam bawah sadar kita lambat laun akan dengan sendirinya mencari cara agar mimpi itu menjadi nyata. Mimpilah terus dan seringlah ucapkan pada orang banyak tentang mimpi itu, karena itu akan menjadi doa yang kita rapalkan terus setiap saat. Hidup dalam mimpi itu indah, tapi lebih indah ketika kita terbangun dan INFO INVESTASI | EDISI 7/II Tahun 2014 menyadari bahwa mimpi itu sudah menjadi nyata. Keep pursuing your dream! Kata orang, ‘kan untuk mencapai puncak gunung saja butuh pendakian yang memakan waktu lama. Jalurnya juga tidak gampang, tetapi ketika kita tiba di puncak semuanya akan terasa terbayarkan capeknya, lamanya, susahnya dan mudah-mudahan begitu juga dengan perjuangan saya meraih mimpi ini. Walaupun banyak rintangan semoga akhirnya saya dapat tersenyum puas menikmati pemandangan dari puncak pencapaian mimpi saya. Well, if it’s easy it isn’t life, right? Subhanallah, hanya Allah lah yang Maha Tahu yang menjadikan saya akhirnya mendapatkan kesempatan untuk benar-benar melanjutkan studi saya. Syukur saya tidak pernah habis, Allah yang Maha Mengabulkan doa hamba-Nya yang benar-benar berusaha. Akhirnya saya sadar prinsip yang saya terapkan benar: a goal is a dream with a deadline. Buatlah deadline kapan mimpi tersebut harus terlaksana. Meskipun kenyataannya saya masih di Indonesia dan belum benar-benar menginjakkan kaki di Selandia Baru, setidaknya saya telah benar-benar mendapat kesempatan untuk ke sana. Akhirnya, bukan orang yang paling mampu yang bisa mencapai mimpinya, tapi orang yang mau lah yang bisa. Kemampuan saya mungkin rata-rata, tapi saya yakin kemauan saya di atas rata-rata :) Fitri J. Haryani (Tulisan ini saya dedikasikan buat keluarga, sahabat, teman dan rekan kerja saya di Badan Investasi dan Promosi Aceh. Terima kasih sudah banyak memberikan hal yang terbaik dalam salah satu fase hidup saya. Terima kasih....) KERJASAMA ACEH-MALAYSIA KUNJUNGAN KE ASA NIAGA BARTER TRADE CENTRE, PORT KLANG, MALAYSIA INVEST PENANG B ertempat di Traders Hotel Jalan Magazine, Georgetown, 10300 Penang, Pulau Pinang, Malaysia, tanggal 18 Maret 2014, Gubernur Aceh dr. H. Zaini Abdullah dan Ketua Menteri Kerajaan Negeri Pulau Pinang (setingkat gubernur) Mr. Lim Guan Eng, menjadi saksi penandatanganan kesepakatan kerjasama investasi antara provinsi dan negara bagian di kedua negara dalam satu kawasan yaitu Aceh dan Pulau Pinang dengan menyepakati berbagai hal guna saling mendukung terhadap berbagai agenda dan kerjasama bidang investasi yang mencakup berbagai sektor dengan tujuan atama saling memberi dukungan terhadap program-program pengembangan ekonomi dan investasi di kedua negara bagian dan provinsi tersebut. Kesepakatan Kerjasama tersebut dibuat dengan berbagai pertimbangan positif dan sangat jelas dengan menyepakati berbagai prinsip antara lain yaitu: • Kekuatan utama dari masing-masing daerah harus dimanfaatkan untuk memperkuat kerjasama. Sementara Penang sangat maju dalam perdagangan dan Aceh merupakan pusat produksi beberapa komoditas ekspor, Aceh bisa memasok produk semiproses dan bahan jadi ke Penang untuk Pemasaran lebih lanjut. • Pengembangan konektivitas Laut Andaman (Andaman Cluster) adalah menjadi hal yang utama. • Keseimbangan arus lalu-lintas manusia dalam dua daerah (Penang-Aceh) harus ditingkatkan. • Hambatan perdagangan harus diselesaikan dengan bekerjasama dengan Pemerintah Pusat. KUNJUNGAN KE KEMENENTERIAN PERTANIAN DAN INDUSTRI ASAS TANI MALAYSIA S etelah melakukan kunjungan ke Penang dan Port Klang, kunjungan Tim Pemerintah Aceh dilanjutkan ke Kemenenterian Pertanian dan Industri Asas Tani Malaysia, dalam kunjungan tersebut Tim Pemerintah Aceh disambut langsung oleh Menteri Pertanian dan Industri Asas Tani Malaysia, Dato’ Sri Ismail Sabri bin Yaakob, dan kunjungan ini merupakan kunjungan balasan setelah sebelumnya Menteri Pertanian dan Industri Asas Tani Malaysia melakukan kunjungannya ke Aceh dalam rangka meresmikan kantor PT Nafasindo, R angkaian kunjungan kerja Tim Pemerintah Aceh dalam rangka menjalin dan menguatkan kembali hubungan perdagangan antara Indonesia dan Malaysia ialah dengan mengunjungi ASA NIAGA BARTER TRADE CENTRE yang terletak di sekitar 1 km sebelah utara dari Pelabuhan Klang yang beroperasi penuh sejak 1 Nopember 1997, Kompleks pelabuhan ini sepenuhnya dikelola dan dioperasikan oleh Asa Niaga Sdn Bhd Asa Niaga Sdn Bhd yang menangani perdagangan jenis kargo konvensional. Dalam pertemuan yang disambut secara khusus oleh Dato’ Shaari selaku pimpinan ASA Niaga juga turut menghadirkan berbagai pihak dari kalangan pemerintahan setempat diantaranya Kastam Diraja Malaysia (Bea Cukai) membahas berbagai hal terkait dengan pembukaan kembali jalur lintas perdagangan antara Aceh dan Malaysia yaitu Krueng Geukueh Aceh Utara yang sedang berbenah dengan Port Klang. perusahaan asal Malaysia di Kampung Ateuk, Banda Aceh, Sabtu pada 1 Maret 2014, Selain itu juga kunjungan beliau ke Aceh untuk menjajaki investasi pada sektor pertanian, perikanan dan peternakan di Aceh. Dalam pemaparannya pihak Kementerian Pertanian dan Industri Asas Tani Malaysia langsung melakukan pemaparan tentang beberapa komoditi yang akan diinvestasikan di Aceh yaitu untuk tanaman kentang, perikanan, makanan ternak dan padi. EDISI 7/II Tahun 2014 | INFO INVESTASI 15 ACEH INVESTMENT PHOTO CONTEST 2014 01 APRIL - 30 MEI 2014 TOTAL HADIAH: 18 JUTA 16 Selengkapnya di: INFO INVESTASI | EDISI 7/II Tahun 2014 www.acehinvestment.com