Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku PT. Albasia Sejahtera

advertisement
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Konsep dan Definisi Konsep
1.
Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang
dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
(Mulyadi, 2010 : 3).
2.
Persediaan
Persediaan adalah barang-barang akan dipergunakan dalam proses produksi
barang jadi yang kemudian dijual (bahan baku atau pembantu). (Prof. Dr.
Mardiasmo, M.B.A Akt, 2009. : 99).
3.
Bahan Baku
Bahan Baku terdiri dari bahan-bahan yang digunakan untuk diolah dalam
proses produksi sehingga menghasilkan produk baru. (Thomas Sumarsan,
2011 : 58).
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Akuntansi
Persediaan Bahan Baku adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang
dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan terkait
transaksi bahan-bahan yang digunakan untuk diolah dalam proses produksi
sehingga menghasilkan produk baru.
5
6
2.2. Jaringan Prosedur Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku
Formulir dan dokumen yang digunakan dalam Sistem Akuntansi
Persediaan Bahan Baku (Mulyadi, 2010:580):
1
Prosedur Penghitungan Fisik
Dalam Prosedur ini tiap jenis persediaan di gudang dihitung oleh
penghitung dan pengecek secara independen yang hasilnya dicatat dalam
kartu penghitungan fisik.
2.
Prosedur Kompilasi
Dalam prosedur ini pemegang kartu penghitungan fisik melakukan
perbandingan data yang dicatat dalam bagian ke-3 dan bagian ke-2 kartu
penghitungan fisik serta melakukan pencatatan data yang tercantum dalam
bagian ke-2 kartu penghitungan fisik ke dalam daftar penghitungan fisik.
3.
Prosedur Penentuan Harga Pokok Persediaan
Dalam prosedur ini Bagian Kartu Persediaan mengisi harga pokok persatuan
tiap jenis persediaan yang tercantum dalam daftar penghitungan fisik
berdasarkan informasi dalam kartu persediaan yang bersangkutan serta
mengalikan harga pokok persatuan tersebut dengan kuantitas hasil
penghitungan fisik untuk mendapatkan total harga pokok persediaan barang
yang dihitung.
4.
Prosedur Adjusment
Dalam prosedur ini Bagian Kartu Persediaan melakukan adjusment terhadap
data persediaan yang tercantum dalam kartu persediaan berdasarkan data
hasil penghitungan fisik persediaan. Dalam prosedur ini pula Bagian
7
Gudang melakukan adjusment terhadap data kuantitas persediaan yang
tercatat dalam kartu gudang.
2.3. Fungsi–fungsi dalam Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku
Fungsi-fungsi yang terkait dengan Sistem Akuntansi Persedian Bahan Baku
sebagai berikut (Mulyadi, 2010:579-580):
1.
Fungsi Akuntansi
Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, fungsi ini bertanggung jawab
untuk mencantumkan harga pokok satuan persediaan yang dihitung ke
dalam daftar hasil penghitungan fisik, mengalikan kuantitas dan harga
pokok per satuan yang tercantum dalam daftar hasil penghitungan fisik,
mencantumkan harga pokok total dalam daftar hasil penghitungan fisik,
melakukan adjusment terhadap kartu persediaan berdasar data hasil
penghitungan fisik persediaan, membuat bukti memorial untuk mencatat
adjusment data persediaan dalam jurnal umum berdasarkan hasil
penghitungan fisik persediaan.
2.
Fungsi Gudang
Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, fungsi gudang bertanggung
jawab untuk melakukan adjusment data kuantitas persediaan yang dicatat
dalam kartu gudang berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.
8
2.4. Formulir dalam Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku
2.4.1. Dokumen-dokumen dalam Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku
Dokumen yang digunakan dalam Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku
sebagai berikut (Mulyadi, 2010:576):
1.
Kartu Penghitungan Fisik (Inventory Tag)
Dokumen ini digunakan untuk merekam hasil penghitungan fisik
persediaan.Dalam penghitungan fisik persediaan setiap jenis persediaan
dihitung dua kali secara independen oleh penghitung (counter) dan
pengecek (checker).
2
Daftar Hasil Penghitungan Fisik (Inventory Summary Sheet)
Dokumen ini digunakan untuk meringkas data yang telah direkam dalam
bagian ke-2 kartu penghitungan fisik. Data yang disalin dari bagian ke-2
kartu penghitungan fisik kedalam daftar ini adalah: Nomor kartu
penghitungan fisik, nomor kode persediaan, nama persediaan, kuantitas dan
satuan.
3
Bukti Memorial
Dokumen ini merupakan dokumen sumber yang digunakan untuk
membukukan adjusment rekening persediaan sebagai akibat dari hasil
penghitungan fisik kedalam jurnal umum.
2.4.2. Catatan–catatan dalam Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku
Catatan yang digunakan dalam Sistem Akuntansi Persediaan Bahan Baku
sebagai berikut (Mulyadi, 2010:558-579):
9
1.
Kartu Persediaan
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat adjusment terhadap data
persediaan (kuantitas)
yang tercantum dalam kartu gudang
yang
diselenggarakan oleh Bagian Gudang, berdasarkan hasil penghitungan fisik
persediaan.
2.
Kartu Gudang
Catatan ini digunakan untuk mencatat adjusment terhadap data persediaan
(kuantitas) yang tercantum dalam kartu gudang yang diselenggarakan oleh
bagian gudang, berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.
3.
Jurnal Umum
Dalam sistem penghitungan fisik persediaan, jurnal adjusment rekening
persediaan karena adanya perbedaan antara saldo yang dicatat dalam
rekening persediaan dengan saldo menurut penghitungan fisik.
2.5. Sistem Pengendalian Internal dalam Sistem Akuntansi Persediaan
Bahan Baku
Sistem Pengendalian Internal meliputi struktur organisasi, metode, ukuran –
ukuran yang di koordinasi untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen. Dengan demikian, pengertian pengendalian
internal tersebut berlaku baik dalam perusahaan yang memperoleh informasinya
secara manual, dengan sistem pembukuan maupun dengan komputer (Mulyadi,
2010:163).
10
Tujuan Sistem Pengendalian Internal menurut definisi tersebut adalah
(Mulyadi, 2010:163) :
1.
Menjaga kekayaan organisasi.
2.
Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
3.
Mendorong efisiensi.
4.
Mendorong dipatuhinya kebijkan manajemen.
Unsur pokok sistem pengendalian internal adalah (Mulyadi, 2010:164-72).
1.
Struktur organisasi memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas .
Struktur
organisasi
merupakan
kerangka
(framework)
pembagian
tanggungjawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.
2.
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap kekayaan , utang, pendapatan, dan biaya.
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas otorisasi dari pejabat
yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.
Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur
pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.
3.
Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
Pembagian tanggungjawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur
pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika
tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam
pelaksanaannya. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh untuk boleh
perusahaan untuk menciptakan praktik yang sehat adalah:
11
a.
Menggunakan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus
dipertanggung jawabkan oleh pihak yang berwenang.
b.
Pemeriksaan mendadak (Surprised Audit).
c.
Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh
satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari
orang atau unit organisasi lain.
d.
Perputaran jabatan (job rotation).
e.
Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
f.
Secara periodik diadakan pencocokkan fisik kekayaan dengan
pencatatannya.
g.
Pembentukkan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek
efektivitas unsur-unsur sistem pengenadalian internal yang lain.
4.
Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya.
Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur
pencatatan, serta berbagai cara diciptakan untuk mendorong praktik yang
sehat, semuanya sangat tergantung pada manusia yang melaksanakannya.
Unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian internal yang
paling penting.
Download