bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Karawitan Bali merupakan seni musik tradisi yang berkembang di Indonesia,
khususnya daerah Bali. Karawitan Bali memiliki kedudukan dan fungsi seni budaya
yang sangat diminati hingga mancanegara. Salah satu jenis instrumen musik
Karawitan tersebut adalah Gamelan Bali (Koen, 2008).
Perkembangan Gamelan Bali memberikan peluang terhadap ekspor
instrumen musik tersebut untuk semakin diminati pasaran. Menurut Biro Humas
Pemprov Bali (2012), Bali telah mengekspor alat musik tersebut hingga 998.562
unit atau senilai US$ 107.759 pada periode Januari hingga Juli 2012, dimana
kondisi tersebut terus meningkat hingga 10,04% pada tiap periodenya. Umumnya
peminat Gamelan Bali adalah wisatawan mancanegara yang membelinya sebagai
cinderamata, dimana data yang dihimpun oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan setempat menunjukkan bahwa devisa yang dihasilkan dapat jauh lebih
besar dibanding komoditas ekspor lainnya (Masuki, 2012).
Disamping itu, pemanfaatan Gamelan Bali saat ini telah mencakup berbagai
aspek seperti pendidikan, kebudayaan, kesehatan, sosial, dan agama (Koen, 2008).
Rektor Institut Seni Indonesia menambahkan, sekitar 17 jenis Gamelan Bali
berkembang di mancanegara, bahkan mampu sejajar dengan seni musik barat.
Pagelaran Gong Kebyar salah satunya, menjadi penyambutan berbagai acara resmi
di perguruan tinggi di Amerika Serikat. Dengan demikian, warisan budaya ini
dinilai memiliki potensi untuk mendukung peningkatan perekonomian bangsa.
Salah satu langkah mewujudkannya yakni pengembangan inovasi pada industriindustri pengrajin gamelan (Suartaya, 2012).
Pada indutri Gamelan Bali, pembuatan bilah diawali dengan pemilihan
material sebagai bahan baku sampai dengan proses finishing berupa penyelarasan
nada (Latief, 2010). Berbagai proses tersebut menjadi pertimbangan penting untuk
dilakukan pengembangan inovasi oleh industri pengrajin Gamelan Bali guna
1
2
menekan biaya produksi dan menjaga kualitas suara dari instrumen musik yang
dihasilkan.
Penilaian kualitas suara pada Gamelan Bali, merupakan kajian sifat akustik
suatu instrumen musik yang dinilai secara obyektif maupun subyektif. Penilaian
sifat akustik instrumen musik tidak hanya dilakukan secara kuantitatif, namun juga
kualitatif berdasarkan sense pendengarnya (Sugita, 2012). Pengujian sifat akustik
secara subyektif dapat dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisa persepsi
sekelompok ahli (pakar) yang memiliki sensitifitas yang tinggi dibanding dengan
orang awam terhadap nilai-nilai yang dihasilkan dari suatu objek (Miranda, 1999).
Seperti halnya sensitifitas yang dimiliki oleh kelompok pengrajin Gamelan Bali,
pakar seni karawitan, akademisi maupun peneliti di bidang seni Gamelan Bali
terhadap nilai-nilai akustik yang dihasilkan oleh instrumen musik tersebut.
Pada metode konvensional, proses penilaian kualitas suara Gamelan Bali
terdapat pada tahap finishing yakni penyelarasan nada (tuning). Tahap akhir ini
umumnya dilakukan oleh para pengrajin gamelan atau biasa disebut aligners.
Proses tuning dilakukan secara manual berdasarkan subyektif para aligners.
Namun, usia dari sebagian aligners tersebut sudah semakin menua, sehingga
terdapat keterbatasan baik dalam penggunaan waktu maupun kualitas suara yang
dihasilkan. Ditambah lagi, regenerasi penerus aligners tersebut tidak berlangsung
dengan baik (Latief, 2010; Sudarma, 2012). Proses pembuatan Gamelan Bali
khususnya pada proses pengukuran kualitas suara umumnya hanya memanfaatkan
indera pendengaran dan perasaan aligners. Pengetahuan, pemahaman dan penilaian
subjektif tersebut, diturunkan secara tradisional dari generasi pendahulunya, tanpa
disertai dokumentasi teknis yang memadai dan bersifat objektif (Merthayasa &
Pratomo, 2008).
Dengan demikian, pengembangan proses penilaian kualitas suara Gamelan
Bali berdasarkan parameter-parameter tertentu, akan dilakukan seperti halnya pada
proses penyelarasan nada oleh aligners. Namun dengan keterbatasan yang ada,
proses penilaian oleh para expert tersebut akan digantikan dengan suatu model
persamaan. Pada proses tersebut, persepsi para expert yang bersifat subyektif
dikumpulkan beserta dengan nilai-nilai objektifnya, hingga didapatkan suatu model
yang dapat merepresentasikan kualitas suara dari instrumen musik Gamelan Bali,
3
serta faktor apa yang sebaiknya ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas suara
tersebut.
Berdasarkan potensi perkembangan Gamelan Bali dan diperlukannya suatu
kajian mengenai pendekatan yang dapat menggantikan expert judgement dalam
menilai kualitas suara Gamelan Bali, maka hal tersebut memunculkan kebutuhan
untuk melakukan penelitian mengenai pengembangan model persamaan dalam
memfasilitasi kondisi perkembangan Gamelan Bali.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan
masalah yang akan menjadi fokus penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan
model persamaan yang dapat menggantikan expert judgement dalam menilai
kualitas suara Gamelan Bali.
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1. Mengembangkan suatu model persamaan yang dapat merepresentasikan
kualitas suara dari instrumen musik Gamelan Bali berdasarkan expert judgement
2. Mengetahui variabel-variabel yang paling berpengaruh pada kualitas suara
tersebut.
1.4
Asumsi dan Batasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan pembahasan, maka pada penelitian ini dilakukan
pembatasan sebagai berikut.
1. Penilaian kualitas suara dilakukan pada rekaman suara instrumen musik Gangsa
berbilah 5 yang terdapat di Laboratorium Akustik dan Getaran, Jurusan Teknik
Mesin dan Industri, UGM.
4
2. Penilaian kualitas suara secara subyektif oleh responden dilakukan dengan
menggunakan perangkat headphone, sehingga pengaruh akustik ruangan tidak
diperhitungkan dalam penelitian ini
3. Kemampuan pendengaran pada masing-masing responden diasumsikan sama
pada tingkat volume tertentu.
1.5
Manfaat Penelitian
Hasil yang nantinya diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:
1.
Bagi Penulis
Memberikan gambaran mengenai kajian kualitas suara suatu instrumen musik
tradisional ditinjau dari penilaian objektif berupa nilai psychoacoustics dan
subjektifnya berupa expert judgement.
2.
Bagi Industri Gamelan
Sebagai kontribusi terhadap pelestarian kesenian tradisional berupa
pengembangan produk unggulan dan meningkatkan daya saing pengrajin
Gamelan Bali.
Download