PENGARUH MACROECONOMIC FACTOR TERHADAP RETURN SAHAM BANK DI BURSA EFEK INDONESIA Intan Puspita Sari Wijayanti Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh macroecnomics factor dalam return generating model pada saham Bank di Bursa Efek indonesia. Macroeconomic factor yang dapat digunakan untuk memprediksi return antara lain harga saham (P), Suku bunga (Y), Inflasi (I), unemployment variabel (U), Default risk (D) dan Nilai tukar (X). Untuk menguji pengaruh macroecnomics factor, digunakan model Single-Index Market, Macro Models dan Multifactor Macro Model. Dari ketiga model yang digunakan untuk memprediksi perubahan return saham perbankan, model multifactor yang paling relevan dapat digunakan, karena model ini menggunakan variable makro (Harga (P), inflasi (I), nilai tukar (X), dan suku bunga (r) mampu menjelaskan perubahan return saham perbankan Kata Kunci: Macroeconomic factors, stock returns, return generating model PENDAHULUAN suku bunga, turut berpengaruh Pasar modal tidak lepas dari pada fluktuasi harga dan volume pengaruh lingkungan. Pengaruh perdagangan di pasar modal. Pasar perubahan lingkungan ekonomi modal yang efisien adalah pasar makro seperti perubahan tingkat modal yang harga-harga sahamnya 56 secara cepat menggambarkan peneliti berusaha sepenuhnya seluruh informasi baru menghubungkannya menjadi lebih dan relevan yang tersedia. Pasar familiar dengan Capital modal Pricing Model (CAPM). dikatakan perubahan dapat harga efisien saham bila tidak diprediksi atau random. Asset CAPM dan APT merupakan dua model yang berusaha Dengan kata lain, harga saham menjelaskan return atau tingkat mengikuti model random walk, keuntungan. CAPM lebih tua dan sehingga tidak mengherankan bila saat ini diaplikasikan lebih banyak. model random walk di sini hampir CAPM dipersepsikan mempengaruhi model akademis. identik dengan hipotesis pasar efisien. hubungan banyak Model APT masih relatif baru, Banyak penelitian mencoba menunjukkan juga pengujian dan pengembangannya reliabilitas masih dalam tahap awal. Oleh variabel karena itu APT belum dapat antara makroeknomi dan stock return. menggantikan Mereka mengidentifikasikan (Hanafi, 2005). beberapa kunci variabel makroekonomi yang Pasar dalam hal posisi modal ini, CAPM Indonesia, Bursa Efek mempengaruhi return saham pasar Indonesia dikategorikan sebagai berdasarkan pasar Arbitrage Pricing modal yang masih Theory (APT). APT pada dasarnya tersegmentasi. Pasar modal yang menyatakan dua tersegmentasi ditafsirkan bahwa kesempatan yang investasi yang pembentukan harga saham-saham mempunyai yang dipasar modal tersebut dipengaruhi identik sama tidaklah bisa dijual oleh kondisi ekonomi dan bisnis dengan harga yang berbeda. sejak negara setempat, belum banyak APT bahwa karakteristik diperkenalkan, banyak 57 dipengaruhi oleh kondisi bursa- Tujuan yang ingin dicapai bursa diluar negeri. Meskipun dalam demikian, makin menguji pengaruh macroecnomics banyaknya proporsi saham yang factor dalam return generating dimiliki model pada saham Bank di Bursa dengan oleh pemodal asing, proporsi perubahan IHSG makin banyak yang dijelaskan penelitian adalah Efek Indonesia. oleh perubahan indeks di beberapa bursa di Asia Pasifik (Husnan, 1994). LANDASAN TEORI Eficien Market Hypothesis (EMH) Berdasarkan artikel Chang (1991) yang ini macroeconomic dapat digunakan factor untuk memprediksi return antara lain harga saham (P), Suku bunga (Y), Inflasi (I), unemployment variabel (U), Default risk (D) dan Nilai tukar (X). Efisien (the Pasar yang Efficient Market Hypothesis - EMH) mengatakan bahwa saham (stocks) akan selalu berada pada posisi ekuilibrium, dan tidak akan ada seorang investor pun yang secara konsisten mampu mengungguli pasar. Ini Permasalahan dirumuskan Hipotesis yang adalah macroeconomics factor dapat disebabkan karena pasar terdiri apakah dari begitu banyak investor dan dapat para analis professional yang memperebutkan sejumlah saham. menambah kemampuan penjelasan, Hal dalam return generating model persaingan yang sangat ketat, dan pada saham Bank di Bursa Efek Indonesia? segala ini akan menyebabkan bentuk informasi yang sampai di pasar mengenai saham perusahaan tertentu, akan 58 mengakibatkan terjadinya jenis informasi diklasifikasikan perubahan yang cepat pada harga menjadi tiga, yaitu: saham a. Perubahan harga di waktu tersebut. Inilah yang disebut dengan pasar yang efisien. Menurut Husnan (2005), yang lalu (past price changes), dimana harga saham yang dinamakan dengan pasar mencerminkan modal yang efisien adalah pasar informasi yang harga sekuritas-sekuritasnya catatan harga di waktu yang telah lalu. Dalam keadaan seperti ini, mencerminkan semua semua yang ada informasi yang relevan. Semakin pemodal cepat informasi baru tercermin memperoleh pada harga sekuritas, maka akan keuntungan di atas normal semakin dengan menggunakan trading efisien pasar modal tidak pada bisa tingkat tersebut. Dengan demikian akan rules sangat sulit (atau hampir tidak informasi harga di waktu yang mungkin) bagi para pemodal untuk lalu. memperoleh tingkat keuntungan di sebagai bentuk efisiensi yang atas lemah (weak form efficiency). normal dengan secara konsisten melakukan transaksi perdagangan di bursa yang berdasarkan atas Keadaan ini disebut b. Informasi yang tersedia kepada efek. publik (public information). Efisiensi dalam artian ini sering Dalam hal ini, harga-harga juga saham disebut sebagai efisiensi informasional. Jadi dapat mencerminkan harga-harga di perubahan waktu yang lalu, tetapi semua harga yang terjadi pada saham di informasi yang dipublikasikan. pasar yang efisien mencerminkan Jadi para pemodal tidak bisa semua informasi yang relevan. memperoleh disimpulkan bahwa Menurut Fama (1970), tidak hanya tingkat keuntungan di atas normal 59 dengan memanfaatkan public didalamnya information. ekonomi. Namun demikian dari disebut Keadaan sebagai ini indikator politik bentuk sekian banyak efisiensi setengah kuat (semi cukup lazim digunakan untuk strong). memprediksi c. Informasi yang tersedia baik adalah indikator fluktuasi variabel yang saham yang secara kepada publik maupun tidak langsung dikendalikan melalui (public kebijakan moneter dengan and information). dinamakan yang dimana kuat private Jenis bentuk (strong harga tidak mencerminkan ini mekanisme transmisi melalui pasar efisiensi keuangan (Bank Indonesia, 2004). forms), Variabel-variabel tersebut meliputi hanya tingkat bunga, laju inflasi, dan semua kurs valuta asing. informasi yang dipublikasikan, Para ekonom seringkali tetapi juga informasi yang menghubungkan bisa diperoleh dari analisa moneter fundamental tentang (penurunan) tingkat bunga dengan perusahaan dan perekonomian. peningkatan (penurunan) aktivitas Hipotesis 1: Return pasar kebijakan melalui peningkatan ekonomi. Dalam literatur Financial berpengaruh secara positif dan Economic banyak dibahas signifikan mengenai pengaruh perubahan terhadap Return Saham Bank di Bursa Efek pada Indonesia. modal) pada return saham. Salah Secara teori, banyak terdapat indikator yang dapat mengukur makro, diskonto (biaya satu penyebab perubahan tingkat Faktor Makro Ekonomi variabel tingkat termasuk diskonto (biaya modal) adalah perubahan tingkat bunga. Beberapa penelitian terdahulu mendokumentasikan adanya 60 pengaruh perubahan tingkat bunga b. Term structure atau yield curve jangka pendek pada return saham adalah perbedaan antara yield [Asprem (1989), Cecchetti et al. obligasi jangka panjang dan (2000), Conover (1999a, b) dalam yield obligasi jangka pendek. Durham yield (2000)]. kebijakan Perubahan moneter akan pasar modal mempengaruhi curve tersebut mempengaruhi discount rate (risiko), melalui perubahan yang terjadi c. Premi risiko (perbedaan antara pada pengeluaran konsumsi dan tingkat bunga obligasi risiko investasi. Penurunan pada tingkat tinggi (Aaa) tingkat bunga bunga obligasi risiko rendah (Baa). akan pengeluaran mendorong konsumsi dan Premi risiko mempengaruhi investasi yang selanjutnya akan discount meningkatkan Industri yang mempengaruhi harga saham [Modigliani (1971) dalam Durham rate), produksi aliran kas masa datang. (2000)]. Factor-faktor yang bisa d. Nilai tukar (kurs) diambil dari teori ekonomi atau Dalam keuangan pengamatan empiris dapat dilihat sebuah perjanjian pada Chen, Roll dan Ross (1986) dikenal sebagai nilai tukar dalam Hanafi (2004), bahwa ada mata empat factor yang mempengaruhi pembayaran saat kini atau di risiko saham, yaitu: Inflasi, yield kemudian hari, antara dua mata curve, premi risiko dan produksi uang masing-masing negara industry. atau a. Inflasi mempengaruhi aliran kas masa datang dan juga discount rate, uang wilayah. dimasukkan adalah yang terhadap Nilai dalam makroekonomi ketidakstabilan tukar variable karena nilai tukar 61 Rupiah terhadap Dollar dari digunakan untuk waktu ke waktu menyebabkan risiko suku bunga. ketidakstabilan harga saham. Kondisi ini menimbulkan cenderung keragu-raguan bagi investor, sehingga kinerja bursa efek menjadi menurun. Hal ini dapat dilihat dari harga Hipotesis 2: mengelola Macroeconomic factor mempunyai kemampuan menjelaskan terhadap lebih return besar saham dibandingkan Return pasar di Bursa Efek Indonesia. sekuritas atau harga saham yang sedang terjadi, baik indeks harga saham sektoral METODE PENELITIAN maupun Indeks Harga Saham Data dan Sampel Gabungan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham e. Bunga Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut "suku bunga". Secara umum, jika suku bunga meningkat, harga obligasi berbunga tetap akan turun, demikian juga sebaliknya. Risiko suku bunga umumnya diukur tua yang Sample yang digunakan adalah harga penutupan saham Bank per bulan selama 30 bulan dari bulan Mei 2007 sampai dengan Oktober 2009 yang terdiri dari harga saham (P), Suku Bunga (Y), Inflasi (I), nilai tukar (X), dan return pasar (MKT). dengan jangka waktu obligasi, teknik paling individual yang diperoleh dari BEI. sekarang Alat Analisis Untuk penelitian mencapai seperti yang tujuan telah 62 dikemukakan menguji di depan, pengaruh Ri = ai + βi Rm yaitu faktor dan Dalam hal ini: variabel makro terhadap return ai adalah bagian dari tingkat saham, maka digunakan model keuntungan saham i yang tidak dasar sebagai acuan model empiris, dipengaruhi oleh perubahan yaitu: pasar. Variabel ini merupakan variabel acak Rm adalah 1. Model Indeks tingkat Tunggal/Single-Index Market indeks Model merupakan variabel acak Kalau kita melakukan pasar. keuntungan Variabel ini βi adalah beta, yaitu parameter pengamatan maka akan tampak yang mengukur perubahan bahwa pada saat ”pasar” membaik yang diharapkan pada Ri kalau (yang ditunjukkan oleh indeks terjadi perubahan pada Rm. pasar yang tersedia) harga sahamsaham individual juga meningkat. Demikian pula sebaliknya pada saat pasar memburuk maka harga saham-saham akan turun harganya. Hal ini menunujukkan bahwa tingkat keuntungan suatu saham berkorelasi dengan perubahan pasar. Kalau perubahan pasar bisa dinyatakan sebagai 2. Multifactor Macro Model Model ini menghitung return dari setiap variabel makro untuk mengetahui pengaruhnya terhadap return saham dapat disestimasi dengan rumus berikut: Rit = α + β1 Pit + β2 Yit + β3 Iit + β4 Xit + eit tingkat keuntungan indeks pasar, maka tingkat keuntungan suatu saham dapat dinyatakan sebagai (Husnan, 3. Unified Macro - Market Model 2005: 103): 63 Model ini menghitung return F statistic = 4,125795 dari setiap variabel makro di Perubahan RM (return pasar) tambah dengan return pasar, untuk akan mempengaruhi perubahan mengetahui pengaruhnya terhadap return saham bank di BEI, return saham dapat disestimasi yang dengan rumus berikut: berdasarkan Rit = α + β1 Pit + β2 Yit + β3 Iit + β4 dapat besarnya nilai probabilitas return pasar yaitu 0,043410. Xit + β5 MKTit + eit dijelaskan Dimana nilai probabilitas tersebut lebih kecil daripada nilai alfa (α = 5%). Nilai koefisien RM (return HASIL PENELITIAN pasar) sebesar -0,9709 berarti Pengujian berdasarkan hipotesis return ini generation model yang di estimasi dengan menggunakan software eviews 4.1, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut: bahwa perubahan return pasar berpengaruh secara negative terhadap return saham, yaitu jika return pasar mengalami kenaikan sebesar 1% maka akan menurunkan return saham sebesar 9,709%. a. Single-Index Market Model Rit = α + βiM RMt + eit Berdasarkan yaitu 0,018007 hal ini berarti analisis bahwa return pasar mampu diperoleh persamaan sebagai menjelaskan variabilitas return berikut: saham sebesar 1.8% sedangkan Rit = 40800,52 – 0,9709 RMt sisanya (0,0321)** (0.0434)** variable R2 = hasil Jika dilihat besarnya nilai R2 0,018007 dipengaruhi kemampuan lain. oleh Sehingga menjelaskan 64 return pasar terhadap retun berarti bahwa saham adalah sangat kecil. makroekonomi variable dapat digunakan untuk memprediksi b. Multifactor Macro Model perubahan return saham, dan Rit = α + β1 Pit + β2 Yit + β3 Iit + β4 Xit + eit kemampuan prediksi dari variable makro ekonomi ini Berdasarkan hasil analisis adalah sangat besar, bahkan diperoleh persamaan sebagai sempurna untuk kasus saham berikut: bank di Bursa Efek Indonesia pada periode waktu Mei 2007 Rit = -3,85E-08 + 1,50E-11 P – 8,15E-12 Y + 2,01E-15Isampai + 2.15E-09 X Oktober 2009. dengan (0.01) (0.3462) (0,1996) (0,9839) (0,2728) c. Unified Macro - Market R2 = 1,00000 Model F statistic = 6,11E+24 Rit = α + β1 Pit + β2 Yit + β3 Iit Perubahan variable + β4 Xit + β5 MKTit + eit makroekonomi (industrial produk, suku bunga, inflasi Berdasarkan dan diperoleh persamaan sebagai nilai tukar) berpengaruh tidak terhadap perubahan perubahan return hasil analisis berikut: perubahan return saham adalah Rit = 3967,39 –16,2659 P +8,4630 Y - 0,0106 I – 2648,533 X +0,225 RM (0,0000) (0,3051) (0,1739) (0,9170) (0,1953) (0,4176) 2 R = 0,0225 F statistic = 1,1333 return pasar. Ketika Perubahan return saham Nilai R2 dari model multifactor di makro adalah 1.0000, hal ini memasukkan saham bank di Bursa Efek Indonesia, hal ini berarti bahwa satu-satunya variable yang dapat mempengaruhi prediksi dengan variable 65 makroekonomi dan return pasar, diperoleh hasil bahwa variable-variabel tersebut independen tidak dapat mempengaruhi variable dependennya (return saham), dibuktikan besarnya dengan nilai besar probabilitas semua variable (P, Y, I, X dan RM) tidak ada yang signifikan pada derajat kepercayaan 95% atau α =5%. Nilai R2 dari model unified adalah 0.0225, hal ini berarti bahwa kemampuan variable makroekonomi dan pasar memprediksi dalam variabilitas return adalah sebesar return saham 2,25% dan sisanya dipengaruhi oleh variable lain tidak yang dijelaskan dalam model. Hal ini berarti bahwa terdapat variable PEMBAHASAN lain baik variable Dengan model return menggunakan Single-Index pasar berdasarkan dalam Market, hal IHSG, ini mampu menjelaskan variabilitas return saham untuk saham perbankan. Namun, kemampuan menjelaskan return pasar terhadap retun saham adalah sangat kecil. Perubahan variable makroekonomi (industrial produk, suku bunga, inflasi dan nilai tukar) tidak berpengaruh terhadap perubahan saham bank perubahan di Bursa return Efek Indonesia, hal ini berarti bahwa satu-satunya variable yang dapat mempengaruhi perubahan return saham adalah return pasar. Ketika saham di memasukkan Perubahan prediksi return dengan variable makroekonomi maupun non makroekonomi (P, Y, I, X dan RM) makro mempunyai dan return pasar, diperoleh hasil pengaruh terhadap perubahan bahwa variable-variabel independen return saham tersebut tidak dapat mempengaruhi yang 66 variable dependennya (return saham). mampu menjelaskan perubahan return saham perbankan. 3. Perubahan RM (return pasar) SIMPULAN Berdasarkan pada bab diambil pembahasan sebelumnya, kesimpulan dapat sebagai akan mempengaruhi perubahan return saham bank pada model Single-Index Market. berikut: 1. Return pasar mempunyai (IHSG) pengaruh yang SARAN 1. Satu-satunya variabel yang besar terhadap return saham mempengaruhi perbankan. Sehingga meskipun return saham adalah return ada variable lain, dalam hal ini pasar yang merupakan risiko variable makroekonomi, return pasar pasar dihadapi oleh perusahaan. tetap mempunyai pengaruh yang besar terhadap perubahan return saham yang adalah digunakan untuk memprediksi Model. ketiga perubahan model return selalu paling tepat digunakan untuk yang 2. Dari akan 2. Model Return generating yang memprediksi perbankan. perubahan return saham Multifactor Macro saham perbankan, model multifactor yang paling relevan dapat REFERENSI digunakan, karena model ini menggunakan variable makro Agus Harjito, Martono, 2001, (Harga (P), inflasi (I), nilai Manajemen Keuangan, tukar (X), dan suku bunga (r) Ekonosia, Yogyakarta 67 Heri Siswanto, 2003, Dampak Kepemilikan Saham Saham- Oleh Terhadap Busuness and Accounting, 18(3), April Asing Pengaruh Faktor Internasional Di Suad Husnan, 2005, Dasar-dasar Teori Portofolio Analisis Sekuritas, Edisi Pt. Bursa Efek Jakarta Keempat, Mamduh Hanafi, Manajemen dan 2004, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Keuangan, Edisi 2004/2005, BPFE, http://www.pahotan.com/Laws&R egulations/DB/UU No. 8 Yogyakarta. Tahun 1995 tentang Pasar S J Chang, 1991, A Study Of Empirical Generating Market Modal.pdf Return Models: Model, A A Multifactor Model, and A Unified Model, Journal of 68