BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI

advertisement
BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI
Dari 8 (delapan) solusi bisnis yang ada, yaitu optimasi website, peraturan pemerintah
yang harus dirubah, penambahan SDM, mengurangi tekanan persaingan di industri,
melakukan pameran-pameran dagang di luar negeri (trade show), membuat jaringan
franchise sendiri, dan membuat perusahaan menjadi terbuka (go public). Hasil dari
analisis solusi bisnis terpilih 2 (dua) solusi bisnis yaitu: optimasi website dan
pameran dagang di luar negeri.
Pada bab ini penjelasan meliputi alur waktu pelaksanaan solusi bisnis yang dipilih,
kebutuhan sumber daya manusia yang mendukung solusi bisnis yang dipilih dan
kesimpulan dari permasalahan yang terjadi di PT Rattanland Furniture.
4.1 Alur Waktu Pelaksanaan Solusi Bisnis
Alur waktu implementasi aktifitas adalah sbb (Gambar 4.2):
1. Optimasi website meliputi pekerjaan
-
Mendesain ulang website agar search engines friendly dibutuhkan
waktu 2 bulan.
-
Menterjemahkan website dari bahasa inggris ke bahasa spanyol
menggunakan penterjemah yang baik dan sudah berpengalaman
dalam menggunakan bahasa pemasaran dibutuhkan waktu 2 bulan.
-
Mempelajari dan memasang program e-commerce di website
membutuhkan waktu 1 bulan.
2. Pameran dagang (Trade Show) meliputi
-
Persiapan, informasi lengkap pameran-pameran furniture.
-
Membuat rencana pameran sebelum pameran dilakukan, seperti:
membuat katalog, company profile, membuat produk baru, dsb.
-
Persiapan yang baik membutuhkan waktu 1 tahun sebelum pameran
berlangsung, sehingga tidak ada hal-hal yang terlupakan dalam proses
mendapatkan pembeli baru.
61
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
Bulan 4
Bulan 4
Bulan 5
Bulan 6
Bulan 7
Bulan 8
Bulan 9
Bulan 10
Bulan 11 Bulan 12
SEO
Copy writer
Ecommerc
e
Preparing Trade Show
Gambar 4.1 Alur Waktu Pelaksanaan
4.2 Kebutuhan Sumber Daya
Kebutuhan sumber daya manusia untuk PT Rattanland Furniture berdasarkan solusi
bisnis yang dipilih:
1. SEO (Search Engines Optimizer)
Kebutuhan tenaga SEO diperlukan sekali untuk mempertahankan peringkat
di search engines. Walaupun keperluan seorang SEO sangat dibutuhkan PT
Rattanland Furniture dalam melaksanakan online marketing, tetapi
perusahaan lebih baik menggunakan tenaga outsource. Karena kemampuan
seorang SEO terbukti jika mampu menaikkan peringkat dan masuk di
halaman pertama dengan kata kunci yang diinginkan. Pada saat
pelaksanaan, perusahaan menggunakan target peringkat. Misalnya jika
target dalam satu tahun tidak masuk di halaman pertama search engines
utama, maka SEO tersebut diberhentikan tanpa harus membayar pesangon.
2. Desainer Produk
Untuk melakukan pameran furniture di luar negeri dibutuhkan produkproduk baru yang lain daripada yang lain. Sehingga PR Rattanland
Furniture membutuhkan seorang desainer produk (product designer) yang
berkualitas, yang mengerti tren pasar saat ini, dan harga jualnya masih
dalam perhitungan anggaran pembeli. Kebutuhan akan desainer produk
untuk perusahaan sekelas PT Rattanland Furniture bisa mengunakan tenaga
outsource untuk penghematan. Karena kemampuan desainer produk
62
terbukti jika produk-produk yang ada di pameran terjual laku kepada
pembeli. Jika produk yang ditampilkan di pameran tidak mencapai target
yang diinginkan perusahaan, berarti kemampuan desainer produk tsb
kurang baik.
4.3 Kesimpulan
1. Dari hasil pengamatan dan penelitian pustaka, terdapat beberapa permasalahan
dan solusi bisnis. Hal yang terjadi di perusahaan yaitu penurunan peningkatan
penjualan tahun 2006, hanya 27% dari tahun sebelumnya. Biasanya peningkatan
penjualan mencapai 50% dari tahun sebelumnya. Untuk mencapai peningkatan
penjualan seperti tahun sebelumnya yaitu dengan cara menambah pembeli baru
sehingga penjualan akan meningkat. Solusi bisnis yang dipilih untuk menambah
pembeli baru yaitu:
-
Optimasi Website
Optimasi website dilakukan untuk mendapatkan pembeli baru dari online
marketing yang dilakukan. Karena online marketing yang dilakukan perusahaan
telah terbukti mendapatkan hasil sebanyak 100 pembeli baru per bulan.
-
Mengikuti Pameran
Perusahaan mengikuti pameran furniture diharapkan untuk mendapatkan pembeli
baru yang tidak mengetahui website PT Rattanland Furniture di internet. Hal ini
dilakukan dalam rangka offline marketing. Juga bertujuan untuk menunjukkan
kepada pembeli lama bahwa perusahaan masih berlangsung (exist) dalam
mengekspor produk-produknya.
2. Dampak pemberlakuan Permenperdag No.12/2005, yang membolehkan ekspor
rotan asalan dan setengah jadi dengan kuota ekspor 77.000 ton, sangat membuat
jatuh sektor manufaktur furniture rotan. Terlihat dari data BPS, sejak
diberlakukan peraturan pemerintah tersebut, ekspor barang jadi furniture rotan
menurun. Data ekspor furniture rotan tahun 2004 sebesar US$ 205,668,889.00
sedangkan tahun 2005 hanya US$ 191,008,268.00 menurun 7.1%. Tahun 2006
63
hanya US$ 159,314,133.00 (data dari Januari-Oktober 2006). Penjelasan terdapat
di Gambar 2.2.
Dari tren grafik menunjukkan peraturan pemerintah tersebut berdampak langsung
dengan penurunan peningkatan penjualan tahun 2006 PT Rattanland Furniture.
3. Sumber daya manusia (SDM) PT Rattanland Furniture masih memiliki
kekurangan. Kebutuhan SDM tersebut adalah:
-
Personalia
Kebutuhan akan personalia, dimaksudkam untuk mengoptimalisasi kegiatan
yang berlangsung sehingga tidak ada waktu yang terbuang. Karena kegiatan
outsource dibutuhkan QC yang mampu mengendalikan pekerja tenaga
outsource menjadi lebih manfaat dan efisien.
-
Desainer Produk (terdapat di 4.2 kebutuhan SDM)
-
SEO (Search Engines Optimizer) (terdapat di 4.2 kebutuhan SDM)
4. Akibat
Permenperdag No.12/2005, maka terjadi perubahan struktur industri
furniture. Timbulnya tekanan baru terhadap persaingan industri yaitu ancaman
pendatang baru dan kekuatan tawar pembeli.
Solusi bisnis untuk mengurangi tekanan dari kekuatan tawar pembeli yaitu
dengan cara mendapatkan pembeli baru sebanyak-banyaknya di seluruh dunia.
Sehingga PT Rattanland Furniture dapat memilih pembeli yang baik dan tidak
terlalu menekan dalam hal harga jual. Implementasinya untuk mendapatkan
pembeli baru sebanyak-banyaknya yaitu melalui online marketing dan offline
marketing. Online marketing dilakukan dengan cara optimasi website agar
terletak di peringkat atas search engines utama. Sedangkan offline marketing,
mendapatkan pembeli baru dengan cara pameran-pameran dagang furniture.
Sedangkan solusi bisnis untuk mengurangi tekanan adanya ancaman pemain baru
akibat PP yang membolehkan ekspor bahan baku, pihak PT Rattanland Furniture
tidak bisa berbuat apa-apa, tetapi hanya bisa berharap kepada pemerintah untuk
segera mengadakan perubahan mendasar tentang PP tsb, karena telah
mengakibatkan penurunan yang cukup tajam terhadap devisa hasil dari penjualan
furniture rotan dalam bentuk barang jadi.
64
5. Strategi pemasaran PT Rattanland Furniture perlu melakukan penambahan
pemasaran yaitu dengan dilakukan offline marketing, tidak hanya dengan online
marketing saja. Offline marketing bisa mendapatkan pembeli-pembeli baru selain
dari internet. Sehingga pada akhirnya meningkatkan penjualan produk PT
Rattanland Furniture.
65
Download