perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh pendidik. Model pembelajaran juga dapat diartikan suatu bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran sering diidentikkan dengan strategi pembelajaran (Joyce, 2006). Model pembelajaran dibagi menjadi 4 yaitu : a. Model Sosial (Social Model) Model sosial adalah model pembelajaran yang mengacu pada model pembelajaran kelompok yang melibatkan kerjasama antar personal. Model pembelajaran tersebut dapat berbentuk kooperatif dan kolaboratif. Metode pembelajaran yang mendukung model tersebut antara lain metode group investigation, role play, peer teaching, dan diskusi (Joyce, 2006). b. Model Pengolahan Informasi (The Information Processing Model) Model pengolahan informasi menekankan pada cara memperkuat dorongan internal untuk memahami dunia dengan cara menggali, mengorganisasi data, merasakan masalah, mengupayakan cara untuk mengatasinya dan mengungkapkan hasil belajarnya secara lisan atau tertulis. Beberapa metode pembelajaran yang mendukung commit to user 5 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id model pembelajaran ini adalah problem based learning, inquiry dan discovery, dan pencapaian konsep (Joyce, 2006). c. Model Personal (Personal Model) Model ini merupakan model yang membangkitkan peserta didik agar dapat belajar secara mandiri, memiliki kesadaran terhadap tugas dan tanggungjawabnya. Model pembelajaran ini dapat diterapkan dengan metode non directive learning, awareness training dan secara kongkret model ini dapat diterapkan dengan metode pembelajaran berbantuan modul dan e-learning (Joyce, 2006). d. Model Sistem Perilaku (Behavioral Systems) Model sistem perilaku dikenal sebagai model modifikasi perilaku yang berhubungan dengan respon terhadap tugas yang diberikan. Kegiatan belajar berorientasi pada perubahan perilaku yang tadinya tidak bisa menjadi bisa atau tidak tahu menjadi tahu. Metode pembelajaran yang masuk pada model ini adalah mastery learning, competence based learning, direct instruction, dan model kontrol diri. Pendidik dapat menggunakan metode tutorial dengan membimbing peserta didik sampai mencapai tujuan pembelajaran (Joyce, 2006). 2. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah serangkaian kegiatan pendidik yang terarah yang menyebabkan peserta didik belajar atau pelaksanaan proses pengajaran dari awal hingga akhir (Aunurrahman, 2012). commit to user 6 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id a. Metode Pembelajaran Konvensional Metode konvensional atau ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh pendidik terhadap kelasnya, sedangkan peranan murid mendengarkan dengan teliti, serta mencatat sesuatu materi yang penting. Ceramah dapat diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat dari pendidik menyampaikan pelajaran dengan membaca buku atau mendiktekan pelajaran dengan penggunaan buku (Setyawan, 2011). Kelemahan metode ceramah adalah mudah menjadi verbaisme dan yang mempunyai gaya belajar visual menjadi rugi dan peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditif dapat menerimanya. Metode ini dapat menyebabkan kebosanan pada siswa jika terlalu sering digunakan oleh pendidik dan cenderung membuat peserta didik pasif (Djamarah, 2002). Kelebihan dari metode tersebut adalah pendidik mudah menguasai kelas, mudah mengoordinasikan tempat duduk, dapat diikuti oleh sejumlah besar peserta didik, mudah mempersiapkan, mudah melaksanakan, mudah menerangkan dengan baik, lebih ekonomis waktu, memberi kesempatan pendidik untuk menggunakan pengalaman, memberikan pengetahuan, menggunakan bahan pelajaran yang luas, membantu peserta didik mendengarkan secara akurat, kritis dan penuh perhatian, jika digunakan dengan tepat maka dapat commit to user 7 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menstimulasikan dan meningkatkan keinginan belajar peserta didik, serta menguatkan bacaan dan belajar peserta didik (Djamarah, 2002). Tahapan dalam melakukan metode ceramah pendahuluan sebelum yang pertama materi diberikan adalah dengan menjelaskan tujuan kepada peserta didik agar peserta didik mengetahui arah pembelajaran, kemudian mengemukakan pokokpokok materi yang akan dibahas, serta memancing pengalaman peserta didik sesuai dengan materi yang akan dipelajari (Syaiful, 2010). Tahap kedua adalah menyajikan materi dengan memperhatikan faktor pemeliharaan perhatian peserta didik selama kegiatan belajar, menyajikan pelajaran secara sistematis, menciptakan kegiatan pembelajaran yang variatif agar peserta didik aktif, memberi ulangan saat responsi, membangkitkan motivasi belajar peserta didik secara terus-menerus selama pelajaran berlangsung, serta menggunakan media pembelajaran yang variatif (Syaiful, 2010). Tahap terakhir adalah menutup pelajaran pada akhir pembelajaran dengan mengambil kesimpulan dari materi yang telah diberikan, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan anggapan terhadap materi pelajaran yang telah diberikan, serta melaksanakan penilaian secara komprehensif untuk mengukur perubahan tingkah laku (Syaiful, 2010). commit to user 8 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b. Metode Pembelajaran Role play Metode roleplay adalah metode yang sangat besar manfaatnya dalam proses pembelajaran dan pemahaman materi oleh peserta didik yang dilakukan pemeranan sesuai dengan skenario yang telah dibuat yang telah mempertimbangkan tujuan pembelajaran (Amin, 2003). Menurut Winataputra (2010), role play mempunyai arti memainkan suatu peran tertentu sehingga mampu berbuat, berbicara, dan bertindak seperti peran yang dimainkannya. Metode ini banyak melibatkan peserta didik dan membuat peserta didik senang belajar. Pembelajaran dengan role play merupakan suatu aktivitas yang dramatik. Metode role play bertujuan mengeksploitasi beberapa masalah yang ditemukan untuk melengkapi partisipasi dan pengamat dengan pengalaman belajar yang nantinya dapat meningkatkan pemahaman (Prasetyo, 2001). Metode bermain peran adalah pembelajaran yang mengondisikan peserta didik seolah-olah berada dalam suatu masalah atau situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Pembelajaran bermain peran juga memungkinkan para peserta didik mengidentifikasi situasi-situasi dunia nyata dan dengan ide-ide orang lain (Hamalik, 2003). Menurut Djamarah, role play merupakan cara belajar yang dilakukan dengan cara membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok memerankan karakter sesuai dengan naskah yang telah dibuat sehingga peserta commit to user 9 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id didik lebih mudah memahami dan mengingat materi yang telah diperankan tersebut. Metode roleplay menyebabkan partisipasi yang aktif pada peserta didik, praktis dalam pembelajaran, mengedepankan ketrampilan, dapat memodifikasi kebiasaan, dan peserta didik dapat merasakan skenario sesuai dengan kenyataan (Amin, 2003). Metode role play membutuhkan beberapa peserta didik untuk memainkan peran yang telah direncanakan dan juga pengamat yang melakukan pengamatan terhadap peran yang telah dimainkan (Amin, 2003). Role play menurut Djamarah (2002) mempunyai beberapa kelebihan yaitu melatih peserta didik memahami dan mengingat isi bahan yang akan diperankan secara keseluruhan sehingga daya ingatan peserta didik tajam dan tahan lama. Peserta didik juga akan berlatih untuk berinisiatif dan berkreatif saat mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina, peserta didik memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggungjawab dengan sesama, serta bahasa lisan peserta didik dapat dibina menjadi bahasa yang lebih baik agar mudah dipahami orang lain. Menurut Prasetyo (2011) metode ini dapat menjamin partisipasi seluruh peserta didik dan memberi kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuannya dalam bekerjasama hingga berhasil, dan memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi peserta didik. commit to user 10 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kelemahan metode role play menurut Djamarah (2002) adalah sebagian anak yang tidak ikut bermainperan menjadi kurang aktif, banyak memakan waktu, memerlukan tempat yang cukup luas, serta kelas lain dapat merasa terganggu oleh suara pemain dan tepuk tangan penonton atau pengamat. Tahapan role play menurut Joyce (2009) terdapat sembilan tahap seperti dalam tabel 2.1. Tabel 2.1 Struktur Pengajaran dalam Role play Tahapan Tahap Pertama: Memanaskan Suasana Kelompok Langkah Mengidentifikasi dan memaparkan masalah Menafsirkan masalah Menjelaskan role play Tahap Kedua: Memilih Partisipan Menganalisis Peran Memilih pemain yan gkan melakukan peran Tahap Ketiga: Mengatur setting Mengatur sesi-sesi tindakan Kembali menegaskan peran Lebih mendekat pada situasi yang bermasalah Tahap Keempat: Mempersiapkan pengamat Memutusan apa yang akan dicari Memberikan tugas pengamatan Tahap Kelima: Pemeranan Memulai role play Mengukuhkan role play Meyudahi role play Tahap Keenam: Berdiskusi dan Mengevaluasi Meriview pemeranan Mendiskusikan fokus utama Mengembangkan pemeranan selanjutnya Tahap Ketujuh: Memerankan Kembali Memainkan peran yang diubah Memberi masukan atau alternatif perilaku dan langkah selanjutnya Tahap Kedelapan: Diskusi dan Evaluasi Sebagaimana tahap keenam Tahap Kesembilan: Generalisasi Pengalaman Menghubungkan situasi yang bermasalah dengan kehidupan di dunia nyata serta masalah-masalah yang baru muncul Menjelaskan prinsip umum dalam perilaku. commit user Sumber : Models of Teaching (Joycetodan Weil, 2006) 11 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3. Hasil Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi Menurut Bloom (1982) hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif adalah ranah yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluiation). Kemudian ranah afektif adalah ranah yang berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan (receiving), jawaban atau reaksi (responding), penilaian (valuing), organisasi (organization), dan pembentukan karakter (caracterization). Sedangkan pada ranah psikomotorik adalah ranah yang berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan meliputi persepsi (perception), kesiapan (set), respon terbimbing (guided response), gerakan terbiasa (mechanism), gerakan kompleks (complex overt response),dan adaptasi (adaptation). Dimensi proses kognitif dikategorikan menjadi enam jenjang kemampuan, yaitu hafalan atau ingatan (C1) yang meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur, nama, tahun, dan kesimpulan. Pemahaman (C2) meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi yang diterima, menerjemahkan suatu pernyataan verbal ke dalam rumusan matematis atau sebaliknya, mengungkapkan suatu konsep atau prinsip dengan kata-kata sendiri. Yang ketiga adalah penerapan (C3), yang ditunjukkan dengan kemampuan menggunakan prinsip, commit to user 12 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau pada situasi konkret. Analisis (C4) merupakan kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur informasi serta hubungan antar komponen informasi tersebut menjadi jelas. Sintesis (C5) adalah kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Terakhir adalah evaluasi (C6) yang merupakan kemampuan untuk mempertimbangkan suatu pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan (Arikunto, 2010). Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu (Slameto, 2010). a. Faktor Internal Faktor internal terdiri dari faktor fisik dan psikologi. Faktor fisik meliputi kesehatan dan cacat tubuh, kemudian faktor psikologi terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kesiapan, dan kematangan (Djamarah, 2010). Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu seperti cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk, ataupun ada gangguan pada tubuh. Cacat tubuh merupakan sesuatu yang menyebabkan kurang sempurnanya tubuh sehingga proses belajar akan terganggu. Pada keadaan tersebut peserta commit to user 13 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id didik harus belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu (Slameto, 2010). Intelegensi adalah kecakapan yang berupa kecakapan untuk menyesuaikan diri dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep abstrak secara efektif, serta mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar (Djamarah, 2010). Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi semata-mata tertuju pada suatu obyek. Pencapaian hasil belajar yang baik dapat diperoleh dengan perhatian terhadap materi yang dipelajari yang tinggi, jika tidak akan timbul kebosanan, sehingga peserta didik tidak menyukai proses belajar yang dapat menybabkan hasil belajar menurun (Slameto, 2010). Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar karena materi yang tidak sesuai dengan minat peserta didik akan mnyebabkan peserta didik tidak belajar dengan baik disebabkan tidak adanya daya tarik bagi peserta didik (Slameto, 2010). Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Kemampuan tersebut akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar. Bahan pelajaran yang sesuai dengan bakat peserta didik akan commit to user 14 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menyebabkan hasil belajar peserta didik menjadi lebih baik karena peserta didik merasa senang dan rajin belajar (Slameto, 2010). Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Pencapaian tujuan dapat dilaksanakan dengan melakukan suatu perbuatan, dan yang menyebabkan perbuatan tersebut adalah motif sebagai daya pendorong. Proses belajar harus memperhatikan segala sesuatu yang dapat mendorong peserta didik untuk belajar dengan baik atau mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan yang menunjang belajar (Slameto, 2010). Kematangan merupakan fase dalam pertumbuhan seseorang ditandai dengan tubuh yang siap melakukan kecakapan baru. Peserta didik yang sudah siap kematangannya belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar (Slameto, 2010). Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan tersebut timbul dari dalam diri seseorang dan berhubungan dengan kematangan. Peserta didik yang sudah mempunyai kesiapan hasil belajarnya akan lebih baik (Djamarah, 2010). Kelelahan terdiri dari kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani dapat terlihat dari lemahnya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. (Slameto, 2010). commit to user 15 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b. Faktor eksternal Faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga sekolah, dan masyarakat. Pada bagian ini hanya dibahas faktor sekolah antara lain metode mengajar dan media pembelajaran (Slameto, 2010). Cara mengajar serta cara belajar yang tepat, efisien, dan efektif akan dapat membantu peserta didik dalam memahami bahan pelajaran. Sebelum melakukan proses belajar mengajar, seorang pendidik menentukan pendekatan dan metode yang akan digunakan agar tujuan pembelajaran yang telah disusun dapat tercapai. Pemilihan suatu pendekatan dan metode tentu harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi yang akan menjadi objek pembelajaran (Slameto, 2010). Metode mengajar yang kurang baik akan mempengaruhi belajar peserta didik yang tidak baik pula. Pendidik yang progresif berani mencoba metode yang baru sehingga dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar (Slameto, 2010). Penentuan metode pembelajaran dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu tingkat kematangan peserta didik, tujuan serta fungsinya, situasi dengan berbagai keadaannya, fasilitas dengan berbagai kualitas serta kuantitasnya (Slameto, 2010) kemudian dapat dipengaruhi juga oleh pribadi pendidik serta kemampuan profesinya yang berbeda-beda (Djamarah, 2002). commit to user 16 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Media pembelajaran erat kaitannya dengan cara belajar peserta didik, karena media pembelajaran yang dipakai oleh pendidik pada waktu mengajar akan dipakai pula oleh peserta didik untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Media mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan belajar mengajar antara lain mengatasi masalah keterbatasan ruang kelas, mengatasi letak geografis, serta mengatasi gerak benda yang terlalu cepat (Djamarah, 2002). 4. Penerapan Role play dalam Peningkatan Hasil Belajar Metode pembelajaran role play memiliki keberhasilan dalam peningkatan hasil belajar seperti yang diungkapkan Puguh (2010) dan Khaerani (2010), serta Wika (2012) bahwa metode role play dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Ana (2012) membuktikan bahwa role play meningkatkan hasil belajar serta motivasi belajar. Metode role play juga dapat meningkatkan nilai kreatif 19,6 %, komunikasi 18,9 %, disiplin 10,9 %, dan kerja keras 7,4 % (Baroroh, 2011). 5. Issu Etik dalam Praktik Kebidanan Kata etika, etis, moral tidak hanya terdengar dalam ruang kuliah, namun sudah membudaya pada masyarakat dengan adanya istilah tersebut dalam media masa, pidato para pejabat negara, bahkan pada iklan komersial. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa kata etika, etis, dan moral sudah mewarnai kehidupan masyarakat umum (Bertens, 2011). commit to user 17 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Bertambah derasnya arus globalisasi dan munculnya istilah tersebut secara luas di masyarakat dunia akan semakin mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat dunia, yang kemudian mempengaruhi munculnya penyimpangan etik sebagai akibat kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang menimbulkan konflik terhadap nilai. Arus kesejahteraan ini tidak dapat dibendung dan pasti akan mempengaruhi pelayanan kebidanan (Bertens, 2007). Profesi yang berada pada bidang yang praktek mandiri seperti bidan akan menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik. Seorang bidan harus mengerti makna dari etik, etika, moral, dan penerapannya, serta issu-issu yang terkait dalam praktik kebidanan. Bidan dituntut untuk berperilaku hati-hati dalam setiap tindakannya dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menampilkan perilaku yang etis dan profesional (Bertens, 2011). a. Pengertian dan Bentuk Issu Etik 1) Issue Issue adalah suatu berita yang tidak atau belum tentu benar kebenarannya, berita tersebut dapat menimbulkan pro dan kontra terhadap suatu hal. Issue merupakan topik yang menarik untuk di diskusikan, argumentasi yang timbul akan bervariasi dan muncul karena adanya kepercayaan (Campbell, 1972). commit to user 18 perbedaan nilai-nilai dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2) Etika Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethos. Etika dalam bentuk tunggal dapat diartikan sebagai akhlak, watak, perasaan, sikap atau cara berpikir, sedangkan dalam bentuk jamak ta etha bermakna adat istiadat. Pada bahasa Inggris etika berasal dari kata ethic (Bertens, 2007). Etika menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2001) ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral, juga dapat diartikan kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Menurut Bertens (2011) etika adalah nilai dan norma moral yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok. Etika menurut Bertens (2011) dapat terdiri dari beberapa bentuk antara lain: a) Etika deskriptif adalah etika yang memberikan gambaran dan ilustrasi tentang tingkah laku manusia ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal-hal mana yang boleh dilakukan sesuai dengan norma etis yang dianut oleh masyarakat. b) Etika normatif adalah etika yang membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan manusia, yang biasanya dikelompokkan menjadi: (1)Etika umum adalah etika yang membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi commit to user 19 manusia untuk perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bertindak etis dalam mengambil kebijakan berdasarkan teori dan prinsip moral. (2)Etika khusus terdiri dari Etika Sosial, Etika Individu dan Etika Terapan. Etika sosial menekankan tanggungjawab sosial dan hubungan antarsesama manusia dalam aktivitasnya, Etika individu lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban manusia sebagai pribadi, dan Etika terapan adalah etika yang diterapkan pada profesi c) Metaetika adalah etika yang bergerak pada perilaku etis yang lebih tinggi daripada perilaku etis, yaitu pada bahasa yang etis. Metaetika lebih menekankan pada istilah benar dan salah, kebaikan, serta keadilan (Bertens, 2007). Pada sebagian orang sering menyamakan antara etika dengan etiket. Dua kata tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Pada bahasa Inggris etika berasal dari kata ethic, sedangkan etika berasal dari kata etiquette yang memiliki arti sopan santun (Jones, 2000). Faktor yang melandasi etika adalah nilai, norma, sosial budaya, religius, dan kebijakan. Nilai mempunyai tiga ciri yaitu berkaitan dengan subjek, tampil dalam suatu nilai yang praktis, dan menyangkut pada sifat yang ditambah oleh subjek pada sifat yang dimiliki oleh objek. Norma adalah tolok ukur untuk commit to user 20 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menilai sesuatu yang terdiri dari norma kesopanan, norma hukum (Marimbi, 2008). Etika berguna untuk memberi arahan bagi perilaku manusia tentang baik atau buruk, benar atau salah, hak dan kewajiban moral (akhlak), yang boleh atau yang tidak boleh dilakukan oleh seseorang (Marimbi, 2008). b. Moral Moral hampir sama maknanya dengan etika. Kata moral berasal dari bahasa Latin yaitu mors. Moralitas berasal dari bahasa Yunani moralis yang mempunyai keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk dalam masyarakat dalam kurun waktu tertentu (Marimbi, 2008). Moral merupakan pengetahuan atau keyakian tentang baik dan buruk yang mempengaruhi sikap seseorang atau yang mengatur tingkah laku seseorang. Kesadaran tentang adanya baik buruk berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama, dan lain sebagainya. kesadaran moral (Marimbi, 2008). Persamaan moral dengan etika adalah sama dalam hal memberi norma bagi perilaku manusia. commit to user 21 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel 2.2. Tahap Perkembangan Moral TINGKAT PERTUMBUHAN TAHAP PRA MORAL 0-6 tahun TINGKAT PRA KONVENSIONAL Perhatian khusus untuk akibat perbuatan; hukuman; ganjaran; motifmotif lahiriyah dan partukular TINGKAT KONVENSIONAL Perhatian juga untuk maksud perbuatan; memenuhi perbuatan, mempertahankan ketertiban TINGKAT PASCAKONVENSIONA L / TINGKAT BERPRINSIP Hidup moral adalah tanggungjawab pribadi atas dasar prinsip-prinsip batin; maksud dan akibatakibat tidak diabaikan TAHAP PERTUMBUHAN Tahap 0 Perbedaan antara baik dan buruk belum didasarkan atas kewibawaan atau normanorma TAHAP 1 Anak berpegang pada kepatuhadan hukuman. Takut untuk kekuasaan dan berusaha meghindarkan hukuman TAHAP 2 Anak mendasarkan diri atas egoisme naif yang kadangkadang ditandai hubungan timbal-balik TAHAP 3 Orang berpegang pada keinginan dan persetujuan dari orang lain TAHAP 4 Orang berpegang pada ketertiban moral dengan aturannya sendiri TAHAP 5 Orang berpegang pada persetujuan demokratis, kontrak sosial, konsensus bebas TAHAP 6 Orang berpegang pada hati nurani pribadi, yang ditandai oleh keniscayaan dan universalitas PERASAAN Takut pada akibat negatif dari perbuatan Rasa bersalah kepada orang lain bila tidak mengikuti tuntunan lahiriyah Penyesalan atau penghukuman diri karena tidak mengikuti pengertian moralnya sendiri Sumber: Bertens (2011). Secara singkat hubungan nilai, norma, moral, dan etika dapat dijelaskan pada gambar berikut: Kebiasaan Nilai Norma Moral Etika Gambar 2.1. Hubungan antara Kebiasaan, Nilai, Norma,Moral, dan Etika. Kebiasaan dilakukan dan tidak akan pernah berhenti. Nilai melekat pada kebiasaan yang terdiri dari nilai baik dan buruk. Suatu commit to user 22 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kebiasaan akan di warnai nilai, nilai tersebut ditetapkan oleh para nenek moyang juga dipengaruhi oleh adat isitadat. Intervensi nilai pada kebiasaan berlangsung terus menerus dan merupakan suatu kenyataan (Marimbi, 2008). Norma merupakan tuntunan perilaku yang lahir dari kebiasaan yang sudah diberi nilai. Melakukan suatu nilai yang baik, berarti sudah mengikuti norma yang baik, dan sebaliknya jika mengikuti nilai yang buruk, maka akan menjadi buruk. Norma bisa disebut adat istiadat atau budaya (Marimbi, 2008). Moral adalah penerapan norma atau bentuk praktik dari norma. Seorang yang mampu memilih norma yang baik dalam kehidupanya disebut bermoral baik, dan sebaliknya jika menerapkan norma yang buruk, maka bermoral buruk (Marimbi, 2008). Etika merupakan fungsi kritis dari moral. Seseorang mengkritisi moralitas seseorang untuk di evaluasi baik buruknya. Etika akan mengeluarkan saran dari kritisan dengan saran yang universal dengan memperhatikan ekonomi, sosial budaya, religi sehingga akan menghasilkan saran sehingga dapat mewarnai perilaku dan bisa berwarna nilai, serta sebagai pedoman atau tuntunan. c. Kode Etik Kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi di dalam melaksanakan tugas profesi dan hidupnya di commit to user 23 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id masyarakat. Kode etik berisi petunjuk bagaimana menjalankan profesi, larangan dalam profesi, dan ketentuan yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam menjalankan profesi dan dalam pergaulan di masyarakat (Marimbi, 2008). d. Issue Etik dan Moral Issu etik adalah topik yang cukup penting untuk dibicarakan sehingga mayoritas individu akan mengeluarkan opini terhadap masalah tersebut sesuai dengan asas ataupun nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai benar salah yang dianut suatu golongan atau profesi (Marimbi, 2008). Issu moral adalah berita tentang benar salah suatu tindakan berdasarkan asas ataupun nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai benar salah yang dianut berdasarkan keyakinan yang ada dalam diri individu. Isu moral juga berhubungan dengan kejadian luar biasa dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang menyangkut konflik dan perang. Issu moral dalam pelayanan kebidanan dapat diartikan topik yang penting yang berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari yang ada kaitannya dengan pelayanan kebidanan (Marimbi, 2008). Issue etik dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting yang berkembang di masyarakat tentang nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan yang berhubungan dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut baik dan buruknya (Jones, 2000). commit to user 24 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Beberapa pembahasan masalah etik dalm kehidupan sehari hari adalah sebagai berikut: 1) Persetujuan dalam proses melahirkan. 2) Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan. 3) Kegagalan dalam proses persalinan. 4) Pelaksanan USG dalam kehamilan. 5) Konsep normal pelayanan kebidanan. 6) Pendidikan seks. 7) Agama dan kepercayaan. 8) Hubungan dengan pasien. 9) Hubungan dokter dengan bidan. 10) Kebenaran, Pengambilan keputusan, Pengambilan data. 11) Kematian dan Kerahasiaan. 12) Aborsi, AIDS, In Vitro fertilization (Marimbi, 2008). Contoh masalah etik yang berhubungan dengan teknologi adalah perawatan intensif pada bayi, skreening bayi, transplantasi organ, dan teknik reproduksi dan kebidanan (Marimbi, 2008). Contoh masalah etik yang berhubungan dengan profesi: 1) Pengambilan keputusan dan penggunaan etik. 2) Otonomi bidan dan kode etik profesional. 3) Etik dalam penelitian kebidanan. 4) Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif (Marimbi, 2008). commit to user 25 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Beberapa contoh isu moral dalam kehidupan sehari-hari adalah kasus abortus, euthanansia, serta keputusan untuk terminasi kehamilan (Marimbi, 2008). e. Dilema dan Konflik Moral Dilema berarti adanya dua kemungkinan yang tidak bisa keduanya benar. Dasar penilaian dilema moral tindakan kebidanan yang dilakukan bergantung pada analisis dan argumentasi yang ada. Pembahasan dilema moral berguna untuk mengembangkan dan mempertajam kesadaran moral (Bertens, 2011). Dilema moral menurut Campbell (1972) adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua alternatif pilihan, yang kelihatannya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah dan tidak satupun dari pilihan itu dianggap sebagai jalan keluar yang tepat, sehingga menimbulkan adanya kebimbangan saat pengambilan keputusan. Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin, atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada. Konflik moral adalah suatu proses ketika dua pihak atau lebih berusaha memaksakan tujuannya dengan cara mengusahakan untuk menggagalkan tujuan yang ingin dicapai pihak lain (Setiawan, 1994). Konflik moral menurut Jonsen (1985) pada dasarnya sama dengan dilema, namun pada kenyataannya konflik berada diantara prinsip moral dan tugas yang mana sering menyebabkan dilema. commit to user 26 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Terdapat dua tipe konflik yaitu konflik yang berhubungan dengan prinsip dan Konflik yang berhubungan dengan otonomi. Dua tipe konflik ini merupakan dua bagian yang tidak dapat dipisahkan. B. Kerangka Konsep Metode pembelajaran role play Kesehatan Intelegensi Suasana sesuai kenyataan Peningkatan pemahaman Analisis Masalah Aktivasi Penalaran Bermain peran Eksplorasi pengetahuan Mengingat skenario Peningkatan daya ingat Inisiatif, kreativitas, kerjasama, komunikatif, ekspresif Aspek kognitif meningkat Menghargai pendapat Aspek afektif meningkat Hasil Belajar Optimal Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian : Varibel yang diteliti : Variabel Perantara : Variabel Luar Diskusi commit to user 27 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id C. Hipotesis Penelitian Penggunaan metode pembelajaran role play dapat meningkatkan hasil belajar Issu Etik dalam Praktik Kebidanan mahasiswa Kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta. commit to user 28