6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pajak Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pajak
Pengertian pajak yang dikemukakan oleh Mardiasmo (2011). “Pajak
adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung
dapat diajukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.“
Menurut Waluyo (2007), “Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturanperaturan, dengan tidak mendapatkan prestasi kembali, yang langsung dapat
ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiyai pengeluaran-pengeluaran
umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintah.”
Sedangkan pajak menurut UU Perpajakan No 16 Tahun 2009, “pajak
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang. Dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
2.2 Pengertian Subjek Pajak
Subjek pajak diartikan sebagai orang yang dituju oleh undang-undang
untuk dikenakan pajak (Waluyo, 2007).
Undang-undang PPh No.36 Tahun 2008 menyebutkan bahwa yang
menjadi Subjek Pajak adalah :
6
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
•
Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang
pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga)
hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang
dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk
bertempat tinggal di Indonesia;
•
Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan
yang berhak;
•
Badan, terdiri dari perseroan terbatas, perseroan komanditer,
perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan nama dan bentuk apapun, firma,
kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,
organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya,
lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif;
•
Bentuk Usaha Tetap (BUT)
Yang dimaksud dengan bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha
yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di
Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan
puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau badan
yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, untuk
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia
2.3 Pengertian Objek Pajak
Objek pajak dapat diartikan sebagai sasaran pengenaan pajak dan dasar
untuk menghitung pajak terutang (Waluyo, 2007).
7
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
Adapun yang termasuk dalam objek pajak diantara lain :
1.
Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa
yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan,
honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan
dalam bentuk lainnya kecuali ditentukan lain dalam UndangUndang ini;
2.
Hadiah dari indian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan;
3.
Laba usaha;
4.
Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta
termasuk :
•
Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,
persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti
saham atau penyertaan modal;
•
Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang
saham, sekutu atau anggota yang diperoleh perseroan,
persekutuan, dan badan lainnya;
•
Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau
reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apa pun;
•
Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah,
bantuan atau sumbangan kecuali yang diberikan kepada
8
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu
derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan, badan
sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi
yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang
ketentuannyadiatur lebih lanjut dengan Peraturan
Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan
dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan
di antara pihak-pihak yang bersangkutan; dan
•
Keunttungan karena penjualan atau pengalihan sebagian
atau seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam
pembiayaan,
atau
permodalan
dalam
perusahaan
pertambangan.
5.
Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan
sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak;
6.
Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang;
7.
Deviden, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk
deviden dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan
pembagian sisa hasil usaha koperasi;
8.
Royalti atau imbalan atas penggunaan hak;
9.
Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
9
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
11. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai jumlah
tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
12. Keuntungan selisih kurs mata uang asing
13. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
14. Premi asuransi
15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya
yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas;
16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang
belum dikebakan pajak;
17. Penghasilan dari usaha berbasis syariah
18. Imbalan bunga sebagaimana simaksud dalam Undang-Undang
yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara
perpajakan; dan
19. Surplus Bank Indonesia
Undang-undang PPh no.36 Tahun 2008 memuat tentang penghasilan non
objek, yaitu :
1. a. Bantuan sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan
amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan
oleh Pemerintah dan para penerima zakat yang berhak;
10
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
b. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau
badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil
termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan,
atau
penguasaan
antara
pihak-pihak
yang
bersangkutan;
2. Warisan;
3. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai
pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal;
4. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan atau
kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah;
5. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan,
asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa;
6. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan
terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha
Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan
modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan
di Indonesia dengan syarat :
a. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
11
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
b. Bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan
Usaha Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan
saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah
25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor
dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham
tersebut;
7. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh
pemberi kerja maupun pegawai;
8. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun
sebagaimana dimaksud pada angka 7, dalam bidang-bidang
tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan;
9. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi;
10. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal
ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang
didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia,
dengan syarat badan pasangan usaha tersebut :
a. Merupakan
menjalankan
perusahaan
kegiatan
kecil,
dalam
menengah,
atau
yang
sektor-sektor
usaha
yang
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan; dan
b. Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.
12
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
11. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya
diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan
12. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba
yang bergerak dalam bidang pendidikan atau bidang penelitian dan
pengembangan,
yang
telah
terdaftar
pada
instansi
yang
membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana
dan
prasarana
kegiatan
pendidikan
dan
penelitian
dan
pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 tahun sejak
diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih
lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
13. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya
diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peratutan Menteri
Keuangan.
2.4 Pengertian penghasilan menurut perpajakan
Undang-undang PPh no.36 Tahun 2008 menyebutkan bahwa Penghasilan
yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
13
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
2.5 Pengertian biaya menurut perpajakan
Biaya adalah beban-beban yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap. (Waluyo, 2007)
Menurut undang-undang perpajakan No. 36 Tahun 2008, biaya adalah
besarnya penghasilan kena pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha
tetap ditentukan besarnya penghasilan bruto dikurangi :
1. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan,
termasuk biaya pembelian bahan, biaya berkenaan dengan pekerjaan atau
jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan
yang diberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa, royalti, biaya perjalanan,
biaya pengolahan limbah, premi asuransi, biaya administrasi, dan pajak
kecuali Pajak Penghasilan;
2. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan
amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A;
3. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan;
4. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan
digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan;
5. Kerugian dari selisih kurs mata uang asing;
14
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
6. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di
Indonesia;
7. Biaya bea siswa, magang, dan pelatihan;
8. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, dengan syarat :
a. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;
b. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri
atau Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) atau
adanya
perjanjian
tertulis
mengenai
penghapusan
piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang
bersangkutan;
c. Telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; dan
d. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat
ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak,yang pelaksanaannya
diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.
9. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang
ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah
10. Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di
Indonesia yang ketentuannya diatur dalam Peraturan Pemerintah
11. Biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dalam
Peraturan Pemerintah
15
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
12. Sumbanganfasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dalam Peraturan
Pemerintah
13. Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur
dalam Peraturan Pemerintah
14. Kompensasi kerugian fiskal tahun sebelumnya (maksimal 5 tahun)
Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak
dalam negeri dan bentuk usaha tetap, biaya yang tidak boleh dikurangkan adalah :
•
Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti
dividen, termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan
asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi;
•
Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi
pemegang saham, sekutu, atau anggota;
•
Pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali cadangan
piutang tak tertagih untuk usaha bank dan sewa guna usaha dengan
hak opsi, cadangan untuk usaha asuransi, dan cadangan biaya
reklamasi untuk usaha pertambangan, yang ketentuan dan syaratsyaratnya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan;
•
Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa,
asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa, yang dibayar oleh Wajib
Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan
16
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang
bersangkutan;
•
Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali
penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta
penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di
daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan;
•
Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada
pemegang saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan
istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang
dilakukan;
•
Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b,
kecuali zakat atas penghasilan yang nyata-nyata dibayarkan oleh
Wajib Pajak orang pribadi pemeluk agama Islam dan atau Wajib
Pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama Islam
kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk
atau disahkan oleh Pemerintah;
•
Pajak Penghasilan;
•
Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi
Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya;
17
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
•
Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau
perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham;
•
Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi
pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan
perundang-undangan di bidang perpajakan.
•
Pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu)
tahun tidak dibolehkan untuk dibebankan sekaligus.
2.6 Penghasilan sebagai objek PPh yang bersifat final
2.6.1
PP No. 71 Tahun 2008
Pembayaran PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan.
2.6.2
PP No.16 Tahun 2009
PPh atas bunga dan diskonto obligasi yang diperdagangkan dan/atau
dilaporkan perdagangannya di bursa efek.
2.6.3
PP No. 131 Tahun 2000
PPh atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI.
2.6.4
PP No. 132 Tahun 2000
PPh atas hadiah undian.
2.6.5
PP No. 51 Tahun 2008
PPh atas penghasilan usaha jasa konstruksi
18
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
2.6.6
PP No. 14 Tahun 1997
PPh atas transaksi saha di bursa efek
2.6.7
PP No. 5 Tahun 2002
PPh atas persewaan tanah atau bangunan
2.7 Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal
2.7.1 Pengertian Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan
Fiskal
Laporan keuangan komersial adalah laporan keuangan yang disusun
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku, yang bertujuan untuk
menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan
bisnis dan ekonomi, khususnya informasi tentang arus kas, posisi keuangan,
kinerja usaha dan aktivitas investasi pendanaan dan operasi.
Menurut Lombantoruan (1997) “Laporan Keuangan Fiskal adalah laporan
keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi dan perinciannya.”
Laporan keuangan fiskal adalah laporan keuangan yang disusun sesuai peraturan
perpajakan dan digunakan untuk keperluan penghitungan pajak (Suandy, 2003)
Laporan keuangan fiskal adalah laporan keuangan yang disusun sesuai
peraturan perpajakan yang bertujuan menyediakan data dan informasi dalam
perhitungan besarnya pajak terutang (PPh, PPN, PPn BM). Dalam undang-undang
perpajakan tidak ada aturan secara khusus tentang laporan keuangan, hanya
memberikan batasan-batasan untuk hal-hal tertentu, baik dalam pengakuan
penghasilan maupun biaya. Akibatnya, pengakuan laba rugi akuntansi dan laba
19
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
rugi fiskal terdapat perbedaan, semua ini disebabkan adanya perbedaan peraturan
pengakuan penghasilan dan biaya pada masing-masing laporan keuangan.
2.8 Pajak Penghasilan Badan
Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan
perpajakan dan dikenakan atas penghasilan kena pajak perusahaan (Pohan, 2013).
Dalam menetapkan penghasilan kena pajak harus dihitung terlebih dahulu berapa
penghasilan yang menjadi obyek pajak, kemudian dikurangi dengan pengeluaranpengeluaran yang boleh dikurangkan dari penghasilan tersebut. Selisih atas
keduanya adalah laba kena pajak yang akan menjadi obyek pengenaan pajak
penghasilan. Namun terdapat perbedaan antara perhitungan pajak versi PSAK
dengan pehitungan versi fiskal, karena terdapat perbedaan dalam pengakuan
penghasilan maupun biaya yang diakui dan tujuan penggunaannya.
Setiap wajib pajak dituntut untuk mengetahui dan memahami sebab
terjadinya perbedaan antara perlakuan akuntansi dan pajak. Agar wajib pajak
dapat melakukan perencanaan pajak (tax planning) dengan baik, dalam koridor
yang tidak menyalahi peraturan perpajakan.
2.9 Pengertian Perencanaan Pajak (Tax Planning)
2.9.1
Tax Planning
Tax Planning adalah proses mengorganisasi usaha wajib pajak orang
pribadi maupun badan usaha sedemikian rupa dengan memanfaatkan berbagai
celah kemungkinan yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam koridor
ketentuan peraturan perpajakan (loopholes), agar perusahaan dapat membayar
pajak dalam jumlah minimum (Pohan, 2013).
20
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
Menurut (Mohammad Zain. 2007) perencanaan pajak (tax planning)
adalah proses mengorganisasi usaha wajib pajak atau sekelompok wajib pajak
sedemikian rupa sehingga utang pajaknya, baik pajak penghasilan maupun pajakpajak lainnya, berada dalam posisi paling minimal, sepanjang hal itu
dimungkinkan baik oleh ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
maupun secara komersial.
2.9.2
Manfaat Tax Planning
Manfaat dengan adanya perencanaan pajak (tax planning) yang cermat ada
beberapa, antara lain (Pohan, 2013) :
1. Penghematan kas keluar, pajak dianggap sebagai bagian unsur biaya yang
dapat diminimalkan
2. Mengatur aliran kas masuk dan keluar (cash flow), karena dengan
perencanaan pajak yang matang dapat diperkirakan kebutuhan kas untuk
pajak, dan menentukan saat pembayaran sehingga perusahaan dapat
menyusun anggaran kas secara lebih akurat.
2.9.3
Tujuan Tax Planning
Adapun menurut (Pohan, 2013) tujuan dari perencaaan pajak (tax planning)
adalah
1. Meminimalisasi beban pajak yang terutang.
Tindakan yang harus diambil dalam rangka perencanaan pajak tersebut
berupa usaha-usaha mengefisiensikan beban pajak yang masih dalam ruang
lingkup perpajakan dan tidak melanggar peraturan perpajakan.
2. Memaksimalkan laba setelah pajak.
21
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
3. Meminimalkan terjadinya kejutan pajak (tax surprise) jika terjadi
pemeriksaan pajak oleh fiskus.
4. Memenuhi kewajiban perpajakanya secara benar, efisien dan efektif sesuai
dengan ketentuan perpajakan.
Dalam melakukan penerapan tax planning yang baik, ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi yaitu tidak melanggar ketentuan perpajakan,
secara bisnis masuk akal (reasonable), didukung oleh bukti-bukti pendukung yang
memadai. Adapun waktu pelaksanaan dilaksanakan tax planning yaitu sejak
perusahaan berdiri sampai berakhirnya usia perusahaan.
2.9.4 Strategi Perencanaan Pajak
a.
Tax Avoidance
Tax avoidance adalah upaya penghindaran pajak yang dilakukan
secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan
ketentuan perpajakan, dimana metode dan tekhnik yang digunakan cenderung
memanfaatkan kelemahan-kelamahan (grey area) yang terdapat dalam
undang-undang dan peraturan perpajakan itu sendiri, untuk memperkecil
jumlah pajak yang terutang (Pohan, 2013). Misalnya perusahaan dalam
kondisi rugi secara fiskal, atau memiliki kompensasi kerugian fiskal dalam
jumlah yang relatif besar di tahun-tahun sebelumnya.
b. Tax Saving
Tax Saving adalah upaya wajib pajak mengelak utang pajaknya
dengan jalan menahan diri untuk tidak membeli produk-produk yang ada
22
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
pajak pertambahan nilainya, atau upaya untuk mengefisiensikan beban pajak
melalui pemilihan alternatif pengenaan pajak dengan tarif yang lebih rendah
(Pohan, 2013:23). Misalnya pemberian natura kepada karyawan pada
umumnya tidak diperkenankan untuk dibebankan sebagai biaya dalam
menghitung PPh badan. Kebijakan tersebut dapat diubah menjadi pemberian
tidak dalam bentuk natura, dan dimasukkan sebagai penghasilan karyawan
sehingga dapat dikurangkan sebagai biaya.
c. Penundaan Pembayaran Pajak
Penundaan pembayaran pajak dapat dilakukan tanpa melanggar
peraturan. Misalnya menunda pembayaran PPN dapat dilakukan dengan
menunda penerbitan faktur pajak sampai batas waktu yang diperkenankan,
khususnya atas penjualan kredit, karena penjual dapat menerbitkan faktur
pajak pada akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan pajak.
d. Mengoptimalkan Kredit Pajak yang Diperkenankan
Wajib pajak seringkali kuran mendapatkan informasi mengenai
pembayaran yang dapat dikreditkan. Misalnya pembelian solar dari Pertamina
dengan pembelinya bergerak di bidang pabrikan yang dibebankan sebagai
biaya dapat diubah menjadi PPh badan.
e. Menghindari Pemeriksaan Pajak dengan cara Menghidari Lebih Bayar
1. Mengajukan pengurangan pembayaran angsuran PPh pasal 25 ke KPP
yang bersangkutan, apabila berdasarkan estimasi dalam tahun yang
bersangkutan
akan
terjadi
kelebihan
pembayaran
pajak.
Dengan
melampirkan proyeksi perhitungan laba rugi tahun berjalan, proyeksi
23
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
neraca pada akhir tahun yang bersangkutan, proyeksi besarnya PPh badan
yang terutang, yang akan menjadi kelebihan pembayaran pajak, apabila
besarnya angsuran tidak dikurangi dan bukti-bukti pembayaran pajak yang
sudah dilakukan.
2. Mengajukan permohonan pembebasan PPh Pasal 22 impor apabila
perusahaan melakukan impor. Permohonan harus melampirkan proyeksi
impor setian bulan dalam tahun yang bersangkutan, proyeksi perhitungan
laba rugi tahun berjalan, proyeksi perhitungan PPh badan yang terutang
dan angsuran PPh Pasal 25, serta PPh Pasal 22 yang menunjukan lebih
bayar apabila dilakukan pembayaran PPh Pasal 22 dan proyeksi neraca
pada akhir tahun yang bersangkutan.
f. Menghidari Pelanggaran Terhadap Peraturan Perpajakan
Menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan dapat
dilakukan dengan cara menguasai peraturan perpajakan.
2.9.5
Taxability Deductibility
Taxability Deductibility adalah merupakan prinsip dasar yang lazim
diterapkan dalam perencanaan pajak, yang pada umumnya dilakukan dengan
mengubah atau mengkonversikan penghasilan yang merupakan objek pajak
menjadi penghasilan yang bukan objek pajak, atau sebaliknya mengubah biaya
yang tidak boleh dikurangkan menjadi biaya yang boleh dikurangkan, dengan
konsekuensi terjadinya perubahan pajak terutang akibat pengubahan atau konversi
tersebut. Apakah perubahan jumlah pajak terutang akan menjadi lebih besar, lebih
24
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
kecil atau sama dengan jumlah pajak terutang akibat koreksi fiskal, tentunya harus
dipertimbangkan mana yang lebih menguntungkan bagi perusahaan.
Jika kondisi keuangan baik dan perusahaan menghasilkan laba besar, maka
salah satu alternatif yang direkomendasikan adalah mengkaji mana yang lebih
menguntungkan antara memberi kesejahteraan kepada karyawan dalam bentuk
uang atau dalam bentuk natura (benefit in kind).
2.10
Pengertian Bank Perkreditan Rakyat
2.10.1 Pengertian Bank Umum
Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 :
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”
Bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara bagi
masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana.
Contohnya adalah masyarakat menyimpan atau menginvestasikan dananya di
bank, yang kemudian oleh bank, dana tersebut disalurkan kepada masyarakat yang
kekurangan dana. Masyarakat diwajibkan mengembalikan dana tersebut dengan
cara kredit beserta bunga yang telah disepakati sesuai dengan perjanjian.
Sedangkan pada bank yang berprinsip syariah
pengembalian dana tersebut
disertai bagi hasil sesuai akad dan hukum syariahnya.
2.9.2 Pengertian BPR
“ Bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka,
tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.” (Kasmir,2000).
25
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
Menurut Undang-undang No 10 tahun 1998 Bank Pengkreditan Rakyat
(BPR) adalah Bank yang melaksanakan kegiatan uasahanya secara konvensional
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jassa
dalam lalu lintas pembayaran.
Pendirian pada BPR dengan modal awal yang relatih lebih kecil
dibandingkan dengan modal awal Bank umum. Dalam BPR kegiatan yang
dilakukan atau transaksi yang ada lebih sempit dan lebih dibatasi oleh berbagai
persyaratan dibandingkan dengan bank umum. Tujuan dari BPR adalah
mengutamakan pelayanan kepada masyarakat ekonomi lemah, pedagang kecil,
pengusaha kecil, pengrajin/industri rumah tangga dan peternakan.
2.11
Kerangka Pemikiran
Dalam suatu perusahaan, laporan keuangan komersial digunakan untuk
mengetahui gambaran posisi keuangan, pendapatan dan biaya perusahaan pada
periode tertentu. Laporan keuangan komersial digunakan oleh manajemen untuk
pengambilan keputusan baik dalam menginvestasikan pendapatan maupun
langkah-langkah yang akan diambil perusahaan untuk meningkatkan peforma
kinerja perusahaan. Bagi pihak eksternal yaitu para investor, laporan keuangan
komersial sangat bermanfaat untuk pengambilan keputusan dalam setiap
menginvestasikan dananya, apakah dengan menginvestasikan dananya akan
mendapatkan keuntungan yang signifikan.
Laporan keuangan komersial ditujukan untuk umum maka setiap
perusahaan dalam pembuatannya harus sesuai dengan standar yang berlaku. Dan
26
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
standar yang berlaku di Indonesia dalam penyusunan laporan keuangan komersial
harus menggunakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Dalam dunia perbankan penyusunan laporan keuangan komersialnya pun
harus sesuai dengan SAK yang berlaku, tidak ada perbedaan antara laporan
keuangan pada perusahaan maupun pada perbankan khususnya BPR. Adapun
jenis-jenis laporan keuangan bank yang terdapat pada BPR adalah neraca, laporan
laba rugi, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan.
Berbeda dengan laporan keuangan komersial, laporan keuangan fiskal
digunakan atau ditujukan untuk petugas pajak sebagai dasar untuk menghitung
besarnya pajak terutang bagi wajib pajak pada suatu periode tertentu. Dalam
penyusunan laporan keuangan fiskal pun berbeda dengan laporan keuangan
komersial,
laporan
keuangan
fiskal
aturan-aturan
yang
dipakai
dalam
penyusunannya menggunakan aturan yang terdapat pada undang-undang
perpajakan sehingga laba yang diperoleh pun berbeda. Hal ini disebabkan adanya
pendapatan atau pun biaya tertentu boleh diakui secara akuntansi namun tidak
boleh diakui secara pepajakan dan sebaliknya.
Besarnya pajak tergantung pada besarnya penghasilan. Semakin besar
penghasilan yang diperoleh, maka semakin besar pula pajak yang terutang. Oleh
karena itu, pengeluaran yang berasal dari pajak harus ditekan seminimal mungkin
untuk memperoleh laba yang diharapkan wajib pajak. Dalam hal ini wajib pajak
membutuhkan perencanaan pajak atau tax planning yang tepat agar perusahaan
membayar pajak dengan efisien.
27
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
Perencanaan pajak (tax planning) merupakan suatu tahap awal dari
manajemen pajak, dimana fungsinya adalah untuk mengefisiensikan pajak yang
terutang dengan tetap mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di undangundang perpajakan. Dengan cara mengubah biaya yang tidak dapat dikurangkan
dalam penghasilan bruto menjadi biaya yang dapat dikurangkan, sehingga laba
yang didapat perusahaan menjadi lebih kecil dan hal ini menyebabkan pajak
terutang pun semakin kecil.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka pemikiran dalam
penelitian ini dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut :
PT. BPR Artha Mitra Gombong
Laporan Keuangan
Komersial
Laporan Keuangan
Fiskal
Penerapan
Tax Planning
PPh Terutang Badan
Sebelum Tax Planning
Laporan Keuangan
Fiskal Setelah Tax
Planning
PPh Terutang Badan
Setelah Tax Planning
Penghematan
PPh Terutang
Badan
28
Penerapan Tax Planning..., Agus Suharianto, Fak. ekonomi UMP, 2014
Download