child development - Siloam Hospitals

advertisement
Health Resource
Mei - Juni 2017
CHILD DEVELOPMENT
Anak adalah masa depan kita. Itu sebabnya, setiap anak harus tumbuh sehat dan bahagia.
Children are our future. Every single one of them deserves a healthy and happy life.
Hati-Hati!
PNEUMONIA ITU
MEMATIKAN!
Caution! Pneumonia Kills!
Service Excellence
Competition
PENGHARGAAN
ATAS
KONSISTENSI
DALAM
PELAYANAN
YANG
BERKUALITAS
INGIN PUNYA
ANAK SEHAT,
NORMAL,
DAN CERIA?
BACA INI...
The Key to Healthy and
Happy Children
Mana yang terbaik untuk
bayi kuning,
ASI ATAU SUSU
FORMULA?
Should Babies with Jaundice be
Fed Breastmilk, or Formula?
Recognizing Consistent
Quality Service
WASPADALAH
DIABETES
PADA ANAKANAK
Beware of Diabetes in
Children
BISAKAH
GULA DALAM
BUAH-BUAHAN
MENJADI BURUK
BAGI ANDA ?
Can the Sugar in Fruits
Be Bad for You?
DEEP BRAIN
STIMULATION
(DBS)
A surgical procedure to treat
symptoms of Parkinson’s
disease, such as tremor
(shaking), rigidity, and
slowed movement.
CLASS III PACKAGE
Rp 399,000,000*
Includes:
• Neurostimulator implant
• Doctor fees (surgeon,
anesthesiologist, and neurologist)
• 1 MRI of the head
• 1 day in ICU
• 5 days in a Class III Room
* This package is valid until 31 December 2017
* Terms and Conditions Apply
FOR FURTHER INFORMATION, PLEASE CONTACT
1-500-181
Available at Siloam Hospitals Kebon Jeruk | Jl. Raya Pejuangan Kav. 8, Kebon Jeruk Jakarta 11530 | (+62 21) 256 77 888
Online Appointment: www.siloamhospitals.com
24 Hour Siloam Ambulance Service: 1 – 500 – 911
BALI KUTA • BALI NUSA DUA • BALI SUNSET • BALIKPAPAN • BEKASI • BUTON • CIKARANG • DEPOK • JAKARTA KEBON JERUK • JAKARTA MAMPANG • JAKARTA SEMANGGI (MRCCC) • JAKARTA TB SIMATUPANG
JAMBI • KUPANG • LABUAN BAJO • MAKASSAR • MANADO • MATARAM • MEDAN • PALEMBANG • PURWAKARTA • SAMARINDA • SURABAYA • TANGERANG LIPPO VILLAGE • TANGERANG RSUS
SHHO-2017-BIGTICKET-DBS-SILVER.indd 1
5/15/17 1:40 PM
0 PM
eDitor`S note
Health Resource
pelindung
DR.dr. Andry M.M., M.H.Kes
Kamaljeet Singh Gill
pemimpin redaksi
Sutra Missbowny
Childlopment
Deve
Dear Readers,
Dear Readers,
Anak-anak adalah aset masa depan.
Itu sebabnya, walau tidak semua anak
terlahir sempurna, tapi semua anak
harus tumbuh sehat dan bahagia.
Children are our future. Although
some are born different, they all
deserve to grow up happy and
healthy.
Untuk bisa menjaga agar anak-anak
tumbuh sehat dan bahagia, kita butuh
banyak informasi sebagai bekal. Silver
mengangkat artikel-artikel edukatif
seputar kesehatan fisik dan psikologis
anak, sejak bayi hingga remaja.
As parents, it’s important that
we continue learning to give our
children the best care possible,
both physically and mentally.
Silver highlights topics around the
well-being of children ranging from
newborns to adolescents.
Diawali dengan mencari tahu serbaserbi penyakit yang paling banyak
dialami anak-anak: bayi kuning,
pneumonia, diabetes milletus, dan
flu disertai demam, berikut cara
penanganan dan pencegahannya.
Kemudian lanjut membahas pentingnya
memeriksakan kesehatan anak secara
berkala dan melakukan imunisasi
lengkap, mempelajari cara mengajak
si kecil peduli akan kesehatan gigi dan
mengajarkan tentang perbedaan, serta
tips membantu remaja memperbaiki
pola tidur. Berbekal semua informasi
tersebut, mudah-mudahan kita bisa
lebih cerdas dan tanggap dalam
menjaga buah hati tercinta.
In this edition, we take our readers
to know more about common
illnesses in children: jaundice,
pneumonia, diabetes, flu and
fever, as well as treatments and
preventions. We also discuss the
sleeping patterns of teenagers, the
importance of doing routine checkups and getting full vaccinations.
In terms of values, we capture
diversity in our articles in order
for our children to appreciate the
differences in people. We hope
that you find our information both
useful as well as entertaining. Let’s
strive to become better and smarter
parents for our children.
redaksi
Sintha Amelia
Ario Zainuddin
Ayub Waskita
Dyndha Hanjani Putri
Eka Yulistianto Prakoso
Nigar Pandrianto
Nur Hasanah
Robertus A. Setianugraha
Sri Ayu Ambarwati
Sri Sadono
Sukrisna
Sirkulasi
Siloam Head Office
Gedung Fakultas Kedokteran UPH Lippo
Karawaci - 31st floor
Jl. Boulevard Jend. Sudirman
no. 1688
Lippo Village, Tangerang, 15811
Direct : +62 21 2566 8000
email
[email protected]
www.siloamhospitals.com
informasi pemasangan iklan dapat
menghubungi :
[email protected]
021-25668000 ext. 24026
media consultant
GRid-Story Factory
Kompas Gramedia Building Unit 2, 4th Floor
Jl. Panjang 8A, Kebon Jeruk,
Jakarta 11530
Tel: (021) 533 0150, 533 0170,
Ext 32138
Fax: (021) 530 4776
Web: www.grid.co.id
Mei - Juni 2017 S I LV E R
3
ContentS
Mei-juni
2017
inside this edition...
19
WE commIt
Edy Hamsyah (Registration Staff,
Business Development Siloam
Hospitals Balikpapan)
Melayani Pasien Dengan
Sebaik-baiknya
Giving Patients the Best Services
27
tEStImonIaL
Betty Julinar Sitorus,
Pasien Siloam Hospitals TB.
Simatupang, Mempercayakan
Pengobatan Kanker Payudara
Hanya Pada Dokter
05
Entrusting Cancer Treatment
to Doctors
32-34 aSk thE doctoR
Masalah Kesehatan Mata,
Perawatan Kulit Bayi, dan
Penyebab Mimisan
h at I -h at I !
p n E umo nI a I t u
mE m at I kan!
Eye Health Problem, Proper Care
for Baby`s Skin & Nosebleed
Cause
Cautions! Pneumonia Kills!
35
nutRItIon
Mengontrol Kolesterol Pada Anak
Controlling Cholesterol Levels in
Children
on thE coVER
Hati-Hati! Pneumonia itu
mematikan!
Caution! Pneumonia Kills!
Mana yang Terbaik untuk Bayi
Kuning, ASI atau Susu Formula?
Should Babies with Jaundice be
Fed Breastmilk, or Formula?
Waspadalah diabetes pada
anak-anak
05 - 11
17
The Key to Healthy and Happy
Children
4
SILVER Mei - Juni 2017
Awas! Diabetes Mellitus
Kini Mengancam Anak-Anak!
CCI Siloam Hospitals TB Simatupang
Menebar Kegembiraan Lewat
Bingkisan Paskah
12 - 18
Delivering Bundles of Easter Joy
Service Excellence Competition
Penghargaan Atas Konsistensi
Dalam Pelayanan yang Berkualitas
20 - 26
Recognizing Consistent Quality
Service
Child Diabetes Alert!
41-43 hEaLthy tIpS
20
EdItoRIaLS
40
Can the Sugar in Friuts Be Bad for
You?
Ingin Punya Anak yang Sehat,
Normal, dan Ceria? Baca Ini...
Bayi Kuning? Ini Ulah Si Bilirubin!
Bilirubin, The Culprit Behind
Jaundice
Beware of Diabetes in Children
Bisakah Gula dalam Buah-buahan
menjadi Buruk bagi Anda?
36-39 What`S on
hIghLIghtS-InSIghtS
44
Laparoscopy: Solusi Bedah Terdepan
dan Lebih Efisien
Memperbaiki Pola Tidur
Remaja, Kesehatan Gigi Si Kecil,
Mengajarkan Anak Tentang
Perbedaan
28 -29
Helping Your Teenager to Get
Enough Sleep, The Key to Dental
Health Starts Young, Ways to Teach
Children How to Understand and
Accept Differences
Laparoscopy: Modern and Efficient
Surgical Solution
Jurus Ampuh Menangani Demam
dan Flu pada Anak
The Best Way of Treating Cold and Flu
in Kids
30-31
46
QuIZ
highlight
Hati-Hati!
PneUMonia itU
MeMatiKan!
Caution! Pneumonia Kills!
Oleh: Dr. dr. Dian Pratamastuti, Sp.A, Siloam Hospitals Surabaya
mungkIn SEbagIan daRI kIta Sudah SERIng
mEndEngaR nama pEnyakIt InI. tapI, mungkIn maSIh
banyak puLa yang bELum tahu apa SEbEnaRnya
pnEumonIa, bERIkut bahayanya. Supaya LEbIh tahu
dan LEbIh paham, yuk, kEnaLan dEngan pnEumonIa.
pneumonia may sound familiar. But do you know its effects and threats?
Let’s learn and know more about this disease.
Ini bukan penyakit yang baru ditemukan.
Tapi belakangan kasus pneumonia
makin sering kita dengar, terutama yang
menyerang anak-anak. Menurut Dr. dr.
Dian Pratamastuti, Sp.A dari Siloam
Hospitals Surabaya, yang dimaksud
dengan pneumonia adalah radang akut
yang menyerang jaringan paru-paru dan
sekitarnya. Pneumonia ini merupakan
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
yang paling berat, karena dapat
menyebabkan kematian.
“Pneumonia umumnya diawali dengan
infeksi saluran pernapasan bagian atas,
yaitu infeksi hidung dan tenggorokan.
Pada anak-anak, setelah dua hingga
tiga hari infeksi tersebut dapat menjalar
ke paru-paru karena sistem imunnya
belum terbentuk sempurna, sehingga
tubuhnya tidak mampu membasmi
infeksi awal yang sebenarnya
ringan. Jika sudah menjalar ke paruparu akhirnya, ya, jadi pneumonia.
Pneumonia membuat jalan udara ke
paru-paru terhambat. Anak pun jadi
sulit bernapas dan asupan oksigen
berkurang,” jelas dokter Dian.
Layaknya penyakit influenza,
pneumonia juga sangat mudah menular.
Penularannya bisa melalui percikan
ludah, batuk, atau bersin dari orang
yang sudah terkena pneumonia.
Sebenarnya, sih, jika melalui saluran
napas, agen (bibit penyakit) yang masuk
akan dilawan oleh berbagai sistem
pertahanan tubuh kita. Misalnya, dengan
batuk-batuk, atau perlawanan dari sel-sel
pada lapisan lendir tenggorokan.
Hanya saja, sekarang ini sudah terjadi
perubahan pola mikroorganisme
penyebab Infeksi Saluran Napas Bawah
Akut. Selain karena faktor kebersihan
lingkungan dan adanya gangguan
kekebalan atau penyakit kronik pada
penderita, perubahan ini juga disebabkan
penggunaan antibiotik yang tidak
tepat yang menimbulkan perubahan
karakteristik pada kuman.
Pneumonia is not a new disease, but
there has been a spike in pneumonia
diagnoses recently, especially in children.
According to dr. Dian Pratamastuti,
Sp.A from Siloam Hospitals Surabaya,
pneumonia is the acute inflammation of
the lungs and surrounding tissues. This
disease is also the most severe type of
acute respiratory tract infection, as it can
lead to death.
“Pneumonia typically begins as an
infection in the upper respiratory tract,
affecting the nose and throat. In children,
because their immune systems are still
developing, the infection can spread to
the lungs after two or three days, making
it difficult for the body to fight the initial
infection. When it spreads to the lungs,
that’s when the pneumonia starts. This
disease blocks the airway to the lungs,
causing the sufferer to have breathing
difficulty and lower oxygen intake,”
explains dr. Pratamastuti.
Similar to influenza, pneumonia is highly
contagious through saliva, or when an
affected person coughs or sneezes.
When it enters the body through the
respiratory tract, our body and immune
system will react to the pathogen, causing
a cough. A reaction may also occur in
the cells of the mucous membrane in
the throat. However, we are now looking
at a shift in the microorganism pattern
that causes acute lower respiratory
infection. The shift is largely due to four
main causes: sanitation quality, immune
disorders, chronic illnesses, and also
inappropriate use of antibiotics, which
may change the characteristics in germs.
Mei - Juni 2017 S I LV E R
5
highlight
lalu, apa saja gejala-gejala
pneumonia yang harus diwaspadai?
Jika mendapati anak mengalami demam
tinggi, nyeri dada saat bernafas atau
bernapas dengan cepat (frekuensi napas
> 60 kali per menit pada bayi di bawah
dua bulan, > 50 kali per menit pada bayi
2 bulan – 1 tahun, dan > 40 kali per menit
pada anak 1 – 5 tahun), batuk berdahak,
denyut nadi cepat, lemah, dan lemas, kita
perlu curiga. Apalagi kalau anak sudah mulai
gelisah, tidak mau makan atau minum, mual,
muntah, nyeri kepala, kejang atau sianosis
(kebiruan pada bibir), bahkan mengalami
penurunan kesadaran. Jangan tunggu lama
lagi, langsung bawa ke dokter.
Pneumonia has a number of symptoms to
look out for. In a child, these symptoms
include high fever along with chest pains
when breathing or an accelerated breathing
rate. The standard breathing frequency is
> 60 times per minute in infants under
two months old, > 50 times per minute in
infants of 2 months to 12 months old, and
> 40 times in a child age 1 to 5 years old).
Some other symptoms include a productive
cough, rapid pulse, and feeling weak and
listless. These conditions may worsen to
anxiousness, lack of appetite, nausea,
vomiting, headaches, seizures, cyanosis
(bluish discoloration of the lips), and even
loss of consciousness. Stay alert, and if these
symptoms arise, immediately take the child to
the doctor.
ingat, anak yang menderita
pneumonia beriSiko
mengalami gangguan
tumbuh kembang, hingga
kematian. menurut riSkerdaS
tahun 2007, Setelah diare,
pneumonia merupakan
penyakit penyebab kematian
kedua tertinggi pada bayi
dan balita.
Pneumonia may also inhibit a child’s growth
and development, and may even cause
fatality. According to the 2007 Basic Health
Survey, pneumonia is the second leading
cause of death in infants and children under
five after diarrhea.
6
SILVER Mei - Juni 2017
yang biSa dilakukan untuk melindungi anak dari
pneumonia
// Keeping our Children Safe from Pneumonia
Selalu menjaga kebersihan lingkungan.
Maintain good hygiene
Memastikan udara di sekitar bebas dari polusi
(asap rokok, asap kendaraan, asap pabrik).
Make sure they are not exposed to polluted air (cigarette smoke, vehicle
emissions, or factories)
Memberi makanan dengan gizi yang cukup dan seimbang.
Provide them with a healthy, balanced diet
Selalu memberi minum air bersih dan matang.
Always prepare clean and boiled drinking water
Memberi ASI ekslusif sampai bayi usia enam bulan, karena ASI ekslusif
dapat menurunkan kejadian pneumonia pada balita sebesar 20%.
Exclusive breastfeeding until six months of age. Exclusive breastmilk can
reduce the rate of pneumonia in infants by up to 20%.
Memberikan imunisasi lengkap kepada bayi untuk menurunkan
kemungkinan terjadi pneumonia sebesar 50%. Imunisasi yang lengkap
mencakup beberapa jenis imunisasi yang terkait dengan pneumonia
(seperti vaksin PCV, Campak, DPT, HIB).
Ensure your children receive full vaccinations which can reduce the risk of
pneumonia by 50%. Full vaccinations include several types of shots linked
to pneumonia, such as PCV, measles, DPT, and HIB.
inSight
ayah PeroKoK,
anaK BeriSiKo
terKena
PneUMonia
Smoking Dads, Risking Pneumonia in Kids
Mungkin banyak yang bertanya-tanya,
apa hubungannya rokok dengan
pneumonia?
Well, hubungannya memang tidak
langsung. Zat-zat beracun yang
terkandung dalam rokok akan mengganggu
sistem kekebalan tubuh, serta membuat
bronkus dan paru-paru menjadi lemah.
Bukan hanya bagi si perokok, namun juga
bagi orang lain di sekitarnya yang jadi
perokok pasif.
Anak-anak yang memiliki ayah perokok
lebih berisiko terkena pneumonia, meski
mungkin sang ayah tidak merokok di
dekatnya dan “memberi” asap rokok
langsung. Sebab, setelah merokok zatzat beracun dari rokok masih menempel
di baju ayah. Zat-zat itulah yang akan
terhirup oleh anak secara tidak sengaja,
saat anak digendong atau bermain dan
bermanja-manjaan dengan ayah.
Jika zat-zat beracun ini terhirup maka
akan merusak silia atau rambut halus pada
organ pernapasan anak, yang berfungsi
menyaring benda asing yang masuk ke
tubuh. Sehingga kalau ada benda asing
yang masuk melalui saluran pernapasan
menjadi sulit dihalau, termasuk bibit
penyakit penyebab pneumonia.
Anak-anak yang rentan terkena pneumonia
dari seorang ayah perokok biasanya
berusia dua bulan sampai kurang dari lima
tahun. Tapi, risiko terserang pneumonia
lebih besar ada pada anak-anak yang
berumur dibawah dua tahun. Kenapa?
Karena dibawah dua tahun sistem
kekebalan tubuhnya belum terbentuk
sempurna, begitu pula dengan lumen
saluran napasnya.
kEbIaSaan mERokok bukan
hanya mEngganggu
kESEhatan SI pERokok,
tapI juga mEngganggu
kESEhatan oRang-oRang
dI SEkItaR. kELuaRga,
tERutama buah hatI, bISa
jadI koRbannya.
Smoking damages not only the smokers’
health, but also other people around them.
The effects can be serious for our family,
especially our children.
ThE CORRELATiON BETWEEN
SMOKiNG AND PNEUMONiA MAy
NOT BE CLEAR. ThE CORRELATiON
iS iNDiRECT, BUT iMPORTANT.
Toxic substances in a cigarette affect the
immune system and weaken the bronchi
and lungs. Cigarette smoke is not only bad
for just the smokers, but also for others
who become second-hand smokers.
At home, parents who smoke increase
the risk of pneumonia in their children.
Although the parents may smoke in
another place away from their kids and
without directly exposing them to the
smoke, the toxic substances stain the
smokers’ clothes. They get transferred
when dads play with their kids, cuddling,
or holding them.
The inhalation of the toxins can damage
the cilia, the very fine hair-like projections
in the respiratory organs. They filter foreign
materials that enter the body. When their
quality is compromised, foreign materials,
which may include the pneumonia
pathogen, will not be effectively filtered.
Children aged between two months until
five years old are particularly vulnerable to
pneumonia with respect to their parents’
smoking habits. However, the risk of
actually getting the disease is greater
in children below two, as their immune
systems and lumen of the respiratory
tracts have not been fully developed.
Mei - Juni 2017 S I LV E R
7
highlight
Mari Kenali
PenyeBaB
PneUMonia
PaDa anaK
how Pneumonia Gets in Children
8
SILVER Mei - Juni 2017
pnEumonIa mEmang
mEnakutkan. tapI,
pnEumonIa bISa dIhIndaRI,
kok. kEnaLI haL-haL yang
dapat mEnyEbabkan
anak mEngaLamI
pnEumonIa agaR bISa
mEnghIndaRInya.
pneumonia is a serious disease, but
preventable. Know the cause and
learn ways to do to prevent it.
highlight
Namun, jika kita ingin tahu tentang
penyebab pasti pneumonia pada anakanak, sebenarnya agak sulit. Sebab harus
diperiksa dulu dahaknya. Sementara
untuk memperoleh dahak pada anak-anak
itu susah. Makanya penentuan etiologi
pneumonia pada anak-anak di Indonesia
masih didasarkan pada hasil penelitian diluar
negeri.
Menurut publikasi WHO, penelitian di
berbagai negara menunjukkan bahwa
Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus
Influenza Type B merupakan bakteri yang
selalu ditemukan pada penelitian tentang
etiologi di negara berkembang. Sedangkan
di negara maju, pneumonia pada anak-anak
umumnya disebabkan oleh virus.
Bicara tentang penyebab pneumonia,
secara umum penyebabnya bisa karena
bakteri dan virus. Bakteri yang paling
banyak menyebabkan pneumonia
adalah Pneumokokus (Streptococcus
pneumonia), HiB (Haemophilus
Influenza Type B), dan Stafilokokus
(Staphylococcus Aureus). Sementara
virus yang bisa menyebabkan pneumonia
misalnya Rhinovirus, Respiratory
Syncytial Virus (RSV) dan virus Influenza.
Selain itu, virus Campak (Morbili) juga
bisa menyebabkan komplikasi berupa
pneumonia.
Apapun penyebab pastinya, yang harus
dicatat adalah: pneumonia sangat erat
kaitannya dengan faktor kebersihan
lingkungan. Balita yang tinggal di rumah
dengan sarana sanitasi tidak sehat memiliki
risiko terkena pneumonia 5,7 kali lebih besar
dibandingkan balita yang tinggal di rumah
dengan sarana sanitasi sehat. Kurangnya
udara segar yang masuk ke dalam ruangan,
serta kelembaban yang tinggi, dapat
menyebabkan peningkatan risiko kejadian
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas).
Oleh karena itu perlu pemasangan ventilasi
rumah sebagai salah satu upaya untuk
mencegah terjadinya penyakit ISPA.
Bukan cuma itu, tidak tersedianya air bersih
(masih menggunakan sumur yang tidak
memenuhi syarat kesehatan), serta tidak
tersedianya tempat pembuangan sampah
atau cara pengelolaan sampah yang kurang
baik juga meningkatkan risiko terkena
pneumonia. Sehingga, urusan menyediakan
air bersih dan tempat pembuangan sampah
berikut cara pengelolaannya yang benar pun
mutlak dipenuhi.
There are two things that generally
cause pneumonia. Bacterium is
one, for example the pneumococcus
(Streptococcus pneumonia), HiB
(Haemophilus Influenza Type B),
and Staphylococcus (Staphylococcus
Aureus). The other cause stems from
viruses, e.g. Rhinovirus, Respiratory
Syncytial Virus (RSV), and Influenza. In
addition, the measles virus (Morbili) may
also lead to pneumonia as one of the
disease’s complications.
However, it’s not always easy to
determine the exact cause of pneumonia
in children. This requires a sputum
examination, which can be challenging
to recover from young kids. This is
also why childhood pneumonia etiology
in Indonesia is still supported by
international research and experiences.
According to the WHO, a research
in multiple countries shows that the
Streptococcus pneumoniae and
Haemophilus Influenza Type B are
consistently found across all etiology
studies in developing countries. In
contrast, childhood pneumonia in
developed countries are generally caused
by viruses.
Regardless of the cause, it’s crucial to
note that pneumonia is very much linked
to sanitary conditions. The risk of this
disease in children below five who live
in homes with poor sanitation facilities
are 5.7 times greater than children with
acces to proper sanitation facilities. Lack
of fresh air and intense humidity also
contribute to Upper Respiratory Tract
Infections, which makes air ventilation
especially important in any building.
Further, risk of pneumonia is heightened
in places where safe drinking water
and trash disposal areas are not
available. Making sure our water is
safe to consume and that our trash is
appropriately managed is necessary to
keep us healthy.
Mei - Juni 2017 S I LV E R
9
inSight
jiKa Si KeCil
terlanjUr
Kena
PneUMonia…
When Childhood Pneumonia Catches On…
Sedih dan cemas bila buah hati sakit itu pasti.
Apalagi kalau penyakitnya adalah pneumonia
yang cukup mematikan. Tapi, jangan kalut
dulu. Mari kita pelajari bersama bagaimana
pengobatan pneumonia agar tidak salah
mengambil keputusan.
Pengobatan pneumonia sangat tergantung apa
penyebabnya. Bila penyebabnya bakteri maka
pengobatannya harus dengan memberikan
obat antibiotik sesuai jenis bakterinya. Namun,
untuk membantu meringankan gejalagejala yang menyertainya, dokter biasanya
merekomendasikan terapi menggunakan alat
nebulizer, yaitu memberikan uap yang telah
dicampur dengan obat tertentu untuk dihirup
oleh si kecil.
Bila kondisi si kecil cukup parah, penanganan
medis dari rumah sakit untuk pneumonia
meliputi pemberian antibiotik dan cairan tubuh
lewat infus, serta oksigen untuk membantu
pernapasan. Ada kalanya juga dibutuhkan
Ventilator di Ruang Perawatan Intensif (ICU)
jika sistem pernapasannya melemah.
Beda dengan pneumonia yang disebabkan
oleh bakteri, pneumonia karena virus relatif
lebih ringan dan dapat sembuh dengan
sendirinya saat kekebalan tubuh si kecil
kembali normal. Sehingga pemberian obat
antibiotik tidak diperlukan. Untuk pneumonia
karena virus, dokter hanya akan memberikan
obat-obatan yang dapat menurunkan gejalagejalanya saja.
Penanganan terbaik untuk kondisi ini adalah
dengan membiarkan si kecil beristirahat
total sambil memberi asupan nutrisi dan
cairan. Serta, tentu saja menjaga kebersihan
lingkungan dan menghindarkan si kecil dari
paparan asap rokok atau zat-zat beracun dari
rokok yang menempel di baju atau benda
lainnya.
10
SILVER Mei - Juni 2017
tIdak ada yang mau buah hatI
kEna pnEumonIa, bukan? namun,
jIka tERLanjuR kEna pnEumonIa,
kIta haRuS tahu bagaImana
pEngobatannya, agaR buah hatI
tERcInta tERtanganI dEngan
baIk.
All parents want their children to grow happy
and healthy. But diseases lurk everywhere,
and pneumonia is one of them. Learn more
about pneumonia treatments to ensure that
you are well prepared.
inSight
Regardless of the disease, it’s always heartbreaking
to see our children ailing. When it’s as serious as
pneumonia, understandably we get more worried.
However, to be able to make the right decisions,
we need to keep our anxiety in check and be well
informed about this disease’s treatments.
Pneumonia treatments depend on the cause. If it is
bacteria induced, antibiotics for that specific type of
bacteria will be administered. To ease the symptoms,
doctors will usually recommend inhalation therapy
using nebulizer equipment that delivers certain
medications.
In severe cases where hospital treatment is required,
treatment may involve the delivery of antibiotics and
fluid by IV, and oxygen to help breathing. If the
child’s condition deteriorates and respiratory system
weakens, he/she may need ICU treatment where a
ventilator is available.
Unlike pneumonia caused by bacteria, viral
pneumonia is not as harsh. It may even go away
on its own as the young patient’s immune system
regains its ability to fight back. Antibiotics are
generally not required, and the doctor will only
prescribe drugs to address the symptoms. If this
happens, the best thing we can do is to let children
rest, while making sure they get enough healthy food
and liquids. Additionally, keep the environment clean
and make sure they are not exposed to cigarette
smoke or cigarette toxins on clothes or other items.
Doctor`s
Profile
Dr. dr. Dian Pratamastuti, SpA
Siloam Hospitals Surabaya
Lahir di Semarang, 20 Januari 1980,
Dr. dr. Dian Pratamastuti, SpA menamatkan pendidikan
Kedokteran Umum di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Indonesia (UKI) Jakarta tahun 2005. Dokter Dian melanjutkan
pendidikan PPDS Ilmu Kesehatan Anak, kemudian pendidikan
doktoralnya di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Surabaya. Hingga tahun 2017 ia masih bergabung di Siloam
Hospitals Surabaya.
Born in Semarang, 20 January 1980,
Dr. dr. Dian Pratamastuti, SpA attained her medical
degree from the Faculty of Medicine, Indonesia Christian
University (UKI) Jakarta in 2005. Dr. Pratamastuti pursued
her specialty in Pediatrics and later doctoral degree in the
Faculty of Medicine of Airlangga University, Semarang.
Until 2017 she still work at Siloam Hospital Surabaya.
Mei - Juni 2017 S I LV E R
11
highlight
Bayi Kuning?
ini Ulah Si
BilirUBin!
Bilirubin, the Culprit Behind Jaundice
Oleh: dr. Erick Francisco Kan, SpA ,
Siloam Hospitals Lippo Village Karawaci
SEtIap oRang tua tEntu IngIn anaknya
LahIR daLam kEadaan noRmaL. tapI,
SEbagIan bayI juStRu mEnjadI kunIng
SEtELah LahIR. kEnapa bISa bEgItu?
All parents want their babies to be born safe and
healthy. Soon after birth however, they may notice a
yellow coloration in their babies’ skin. What could be the
cause of this?
Memiliki anak, untuk beberapa orang,
adalah sebuah anugerah yang ditunggutunggu. Namun sebagai orang tua
yang baru mendapatkan anak pertama,
beberapa kondisi yang terjadi pada
bayi kerap membuat cemas dan panik.
Misalnya saja ketika bayinya lahir
berwarna kuning.
Apa sebenarnya yang menyebabkan
bayi kuning itu? dr. Erick Francisco
Kan, SpA dari Siloam Hospitals Lippo
Village Karawaci mengatakan, bayi
kuning (New Born Jaundice) atau yang
dalam istilah medisnya disebut hiper
bilirubin, merupakan sebuah kondisi bayi
yang mengalami penumpukan bilirubin
pada selaput mukosa seperti mata dan
bibirnya, selain juga pada kulitnya.
Dokter Erick mengatakan, “Sebanyak
70% bayi kuning sebenarnya normal,
sementara sisanya bisa terjadi karena
adanya kelainan atau kerusakan
organ. Atau, bisa pula karena adanya
trauma saat proses melahirkan, seperti
vacuuming atau prosedur lainnya.”
Karena mayoritas kejadian bayi kuning
adalah hal yang normal, jadi sebetulnya
tidak perlu dicemaskan berlebih. Seiring
12
SILVER Mei - Juni 2017
bertambahnya umur bayi, warna kuning
pada bayi akan memudar tanpa perlu
perawatan medis.
Hanya saja, setiap orang tua harus tetap
waspada. Kalau bayi semakin hari semakin
kuning dan kondisi ini berlangsung terus
menerus, maka bayi perlu segera diberikan
perawatan medis khusus. Kalau tidak,
maka ada risiko jangka panjang berupa
kerusakan organ permanen. Yang paling
sering terjadi adalah kerusakan organ
pendengaran dan perkembangan otak.
Itu sebabnya, bayi kuning harus terus
dipantau.
For most of us, having a child is an
extraordinary blessing. When a child is born,
the parents also start a new journey with its
own surprises and worries; such as when
the newborn suddenly shows a yellowish tint
in his or her skin or in the white part of the
eyes.
What causes this? According to pediatrician
dr. Erick Francisco Kan from Siloam
Hospitals Lippo Village Karawaci, newborn
jaundice, or hyperbilirubinemia, is a
condition in which an infant has too much
bilirubin in his/her blood. This leads
to the bilirubin appearing in the mucus
membranes in the skin and other parts of
the body, such as the eyes and lips.
“70 percent of jaundice cases are
perfectly normal. The rest are caused
by a disorder, organ damage, or even
trauma during delivery procedures such
as vacuuming,” says dr. Kan.
Since most jaundice cases are normal,
parents do not need to worry too
much. Within days, common jaundice
will disappear without needing special
medical care. But extra attention is still
needed; if the jaundice persists and
the tint intensifies, the baby will need
urgent care. Without it, the risk could be
life-long and serious, such as permanent
damage to the infant’s hearing and brain.
Close monitoring is therefore important to
avoid such risks.
highlight
Kenalan
Dengan Si
BilirUBin
What is bilirubin?
Bilirubin adalah zat yang berwarna
coklat-kuning yang berasal dari proses
pemecahan sel darah merah lama di
hati (liver). Harusnya bilirubin secara
otomatis akan keluar dari tubuh melalui
eskresi (feses). Makanya, kalau
diperhatikan feses yang normal akan
berwarna coklat-kuning.
Kelebihan Bilirubin akan membuat kulit
dan mata menjadi berwarna kuning,
atau di Indonesia lebih dikenal dengan
penyakit kuning (Jaundice). Pada
orang dewasa, hal ini bisa terjadi
karena kerusakan fungsi hati seperti
hepatitis, kelainan darah, atau adanya
penyumbatan pada saluran darah.
Namun pada bayi yang baru dilahirkan
kondisi kuning lebih banyak disebabkan
keadaan fisiologis atau perbedaan
golongan darah maupun rhesus darah
kedua orantuanya.
Bilirubin is the brownish yellow
substance produced when the liver
breaks down old red blood cells.
Bilirubin is automatically removed from
the body through the stool (feces),
which gives stool its normal color.
High bilirubin levels cause the skin and
eyes to appear yellowish. This condition
is also known as jaundice. In adults,
this condition can be a manifestation of
liver damage caused by hepatitis, blood
disorder, or clogs in blood vessels.
In newborns, however, most jaundice
cases are physiological, and are caused
by the incompatibility of blood types or
blood Rh factors between the parents.
Mei - Juni 2017 S I LV E R
13
inSight
gejala-gejala
Bayi KUning
yang Perlu Diwaspadai
Knowing the Signs of Jaundice
WaLau kondISI bayI kunIng pada bayI yang
baRu LahIR Itu LumRah tERjadI, namun kIta
tEtap haRuS WaSpada. kEnaLI gEjaLa-gEjaLa
bayI kunIng yang noRmaL SampaI yang
tIdak noRmaL, agaR tIdak SaLah mEngambIL
kEputuSan.
Although jaundice is common among newborns, it should
still be taken seriously. Know the signs to tell if your baby
is still safe, or when medical attention is needed to help
you make the right decisions.
Kondisi bayi kuning tidak bisa diprediksi
sebelum bayi dilahirkan, meski sang ibu
melakukan pemeriksaan rutin selama
proses kehamilan. Tapi, karena kondisi
kuning pada bayi lebih banyak disebabkan
perbedaan golongan darah maupun rhesus
darah kedua orantuanya, maka bagi
pasangan yang berbeda golongan darah
atau berbeda rhesus darah, barangkali
perlu menyiapkan diri jauh-jauh hari untuk
menerima kondisi kalau-kalau bayinya
nanti lahir kuning.
Contoh, kalau golongan darah ibu O
sementara golongan darah ayah A, lalu
ternyata bayinya ikut golongan darah
ayahnya, maka kemungkinan bayinya
mengalami bayi kuning sangat besar. Atau
misalnya rhesus darah ibunya negatif (-)
sementara rhesus darah ayahnya positif
(+), si bayi juga memiliki risiko tinggi
mengalami bayi kuning.
Nah, jika si bayi memang benar mengalami
bayi kuning, maka gejala-gejalanya akan
segera terlihat pada dua hari pertama dari
hari kelahiran. Kuningnya bayi yang masih
masuk dalam kategori normal, umumnya
hanya berlangsung selama 5 - 7 hari saja.
Namun untuk bayi prematur bisa sampai
dua minggu. Kalau bayi semakin hari
semakin kuning dan kondisi ini berlangsung
terus menerus hingga lebih dari dua
minggu, artinya ada sebuah masalah serius
yang melatarbelakanginya.
Pertanyaan selanjutnya: bagimana
cara mengenali apakah kuningnya bayi
masih normal atau sudah tidak normal?
Jawabannya adalah tergantung dari
kadarnya. Kalau gejala kuning hanya
terjadi pada mata, wajah, hingga leher
bayi, ini masih normal. Tapi jika kuningnya
sudah sampai ke dada dan perut, maka
harus ada diagnosa dan disarankan
diobservasi di rumah sakit. Apalagi kalau
kuningnya itu sampai ke kaki, harus segera
dilakukan penanganan khusus karena
berpotensi adanya kerusakan organ.
14
SILVER Mei - Juni 2017
In spite of routine pregnancy check up,
jaundice isn’t predictable. However,
as jaundice is usually caused by the
parents’ blood type incompatibility,
parents can still prepare for this
possibility before the birth.
For example, A-blood type babies
born from O-blood type mothers and
A-blood type fathers have a high
possibility of jaundice. Risk of jaundice
also increases when the parents’ Rh
factors are different – negative or
positive in either of the parent.
Signs of jaundice in the babies usually
show up within the first two days after
birth. Mild or normal jaundice typically
lasts between five to seven days,
or up to two weeks for premature
newborns. However, if the yellow skin
coloration persists and does not show
any improvement for more than two
weeks, there could be a more serious
underlying problem.
The level of bilirubin can help parents
tell the difference between normal and
abnormal jaundice. Yellowish color
that only appears in the eyes, face, to
the neck, is still considered normal.
Take extra caution if it spreads to the
chest, abdomen, and especially to the
foot. Medical diagnosis and hospital
observation may be required as it may
cause organ damage.
highlight
Bunda, Begini Cara Merawat
Bayi KUning...
Treating Jaundice in Babies
mERaWat bayI bukan hanya butuh
kESabaRan dan kEtEkunan, namun
juga butuh kEtELItIan. apaLagI,
mERaWat bayI kunIng. tIdak
boLEh LEngah SEdIkIt Saja daLam
mEmantaunya.
Carefulness and patience
are important when caring
for young infants. In the case
of jaundice, extra care and
attention is vital for recovery.
Merawat bayi yang tentu bukan perkara
gampang. Apalagi, merawat bayi
kuning. Namun, seperti telah diceritakan
di artikel-artikel sebelumnya, bayi
kuning sebenarnya sesuatu yang normal
dan akan sembuh dengan sendirinya
tanpa perlu perawatan medis, sejauh
bayi telah didiagnosa tidak mengalami
kerusakan organ atau penyakit tertentu.
Meski begitu, kita tidak boleh lengah
dalam memantau perkembangannya.
Bahkan, harus lebih teliti lagi karena
untuk mengurangi resiko bayi terkena
penyakit tertentu, yang bisa berujung
pada kerusakan permanen pada organorgan maupun otaknya.
Perawatan yang paling lazim dilakukan
pada bayi kuning adalah Phototherapy,
yaitu perawatan dengan menggunakan
sinar biru (Photo – oxidation). Terapi
penyinaran ini bertujuan menambah
kadar oksigen pada bilirubin agar
lebih cepat larut dengan air di dalam
tubuh, sehingga hati (liver) bayi
bisa memprosesnya lebih cepat dan
menghilangkannya dari dalam sel
darah.
Ada dua jenis Phototherapy.
Pertama adalah penyinaran langsung
(conventional phototherapy), dimana
bayi ditempatkan langsung di bawah
lampu biru dan matanya di tutup.
Kedua, dengan cara Fiber Optic
Phototherapy, dimana bayi ditempatkan
di atas selimut dengan kabel fiber optic
dan sinar dipancarkan melalui kabel ke
punggung bayi.
Newborns need special care and
attention, especially when they have
jaundice. As highlighted in previous
articles, jaundice is in fact quite
common and babies usually get better
without requiring medical treatment.
But jaundice should be taken seriously.
Babies with jaundice should be closely
monitored to minimize the risk of
catching other diseases, which could
lead to permanent organ and brain
damage.
Phototherapy is the most common
type of therapy for jaundice (photooxidation). The goal of this therapy is
to increase oxygen levels, allowing the
bilirubin to be quickly absorbed by the
baby’s fluids and helping the liver to get
rid of bilirubin from the blood.
There are two types of phototherapy;
first is conventional phototherapy,
where babies are placed directly under
a blue light with their eyes covered.
The second type is called Fiber Optic
Phototherapy, where babies are placed
on a blanket connected to fiber optic
cables and the light is transmitted
through the cables to the babies’ back.
Mei - Juni 2017 S I LV E R
15
highlight
Jika bayi kuning tidak terdiagnosa
memiliki penyakit tertentu atau
kerusakan organ, walaupun tidak
direkomendasikan, bayi bisa dirawat
di rumah. Dulu, orang tua kita
mengajarkan, bayi kuning sebaiknya
dijemur, terkena matahari pagi antara
pukul 06.00 – 09.00 WIB. Cara ini
bisa saja dicoba, karena meski secara
medis belum terbukti bisa mengurangi
kadar bilirubin dalam darahnya,
tapi sinar matahari pagi terbukti
mengandung vitamin D yang bagus
untuk perkembangan tulangnya.
Selain perawatan dengan Phototherapy,
yang juga harus dilakukan adalah
menyusui bayi secara teratur setidaknya
3 - 4 jam sekali. Semakin sering bayi
menyusu maka akan semakin sering
pula ususnya bergerak. Ini bagus
untuk mempercepat proses membuang
kelebihan bilirubin dari alirah darahnya.
Although not recommended, babies
with mild jaundice that is not caused
by certain diseases or organ damage
can be treated at home. Traditionally,
parents place their babies in the
morning sun between 06:00 and
09:00. Even though it hasn’t been
proven to reduce bilirubin, exposure to
the sun has been well known to aid in
the production of vitamin D needed for
bone development.
Other than phototherapy, it’s also
important to make sure babies feed
every 3 to 4 hours. Frequent feeding
triggers the movement of the digestion
system, which helps the body to get rid
of the bilirubin quicker.
Semakin Sering bayi menyuSu
maka akan Semakin Sering
pula uSuSnya bergerak. ini
baguS untuk mempercepat
proSeS membuang kelebihan
bilirubin dari alirah
darahnya.
Frequent feeding triggers the movement of
the digestion system, which helps the body to
get rid of the bilirubin quicker.
16
SILVER Mei - Juni 2017
inSight
Mana yang terbaik untuk Bayi Kuning,
aSi ataU SUSU
forMUla?
Should Babies with Jaundice be Fed Breastmilkor Formula?
ada yang bILang, Supaya cEpat
SEmbuh bayI kunIng haRuS dIbERI
aSI. tapI, ada juga yang bILang
aSI juStRu bERbahaya bagI bayI
kunIng. jadI yang bEnaR yang
mana?
You may have heard that babies with jaundice
need more breast milk. You may have also heard
the total opposite. So which one is correct?
Banyaknya informasi yang beredar
seputar bayi kuning, tentu memperluas
pengetahuan kita. Tapi, kadang
banyaknya informasi tersebut juga
membingungkan kita. Misalnya,
informasi tentang pemberian ASI pada
bayi kuning.
Ada yang bilang bahwa obat terbaik
untuk proses penyembuhan bayi kuning
adalah dengan memberi asupan ASI
yang cukup. Hanya saja pada beberapa
kasus, ada bayi yang sudah diberi ASI
tapi tetap kuning (bahkan bertambah
kuning) lebih dari dua minggu.
There is a lot of information
on jaundice that we can easily
find from a variety of sources.
It may enrich our knowledge,
but on the other hand we
may become overwhelmed by
too much information which
may sometimes be unclear. A
particular topic to highlight is
breast milk for jaundice babies.
You may have heard that
breastfeeding is the best
way to treat jaundice. But
in some cases jaundice
stays (even worsens)
after two weeks despite
breastfeeding.
Mei - Juni 2017 S I LV E R
17
inSight
KoK, BiSa ya?
“Bisa saja. Biasanya hal ini terjadi karena dua hal,
Breast Feeding Jaundice atau Breast Milk Jaundice.
Breast Feeding Jaundice adalah kondisi dimana ASI
yang keluar dari ibu sangat kurang atau bahkan tidak
ada, sementara Breast Milk Jaundice adalah kondisi
dimana air susu ibu mengandung zat yang justru bisa
menghambat enzim yang membantu perkembangan
dan kerja hati (liver). Breast Milk Jaundice ini yang
bikin bayi malah bertambah kuning,” jelas dr. Erick
Francisco Kan, SpA dari Siloam Hospitals Lippo
Village Karawaci.
LALU, BAGAiMANA SEBAiKNyA? BAyi KUNiNG
DiBERi ASi ATAU SUSU FORMULA SAJA?
“Sebenarnya pemberian ASI tetap dianjurkan, karena
ASI tetap yang terbaik. Kalau terjadi Breast Milk
Jaundice bukan berarti ibu harus menghentikan
pemberian ASI pada bayi. Sebaliknya, ibu justru
harus lebih sering memberi ASI supaya bayinya lebih
kuat. Namun bila kasusnya adalah Breast Feeding
Jaundice, bisa dibantu dengan ASI donor atau kalau
memang terpaksa memakai asupan susu formula
yang dianjurkan oleh dokter anak,” lanjut dokter Erick,
menutup obrolan.
WhAT COULD EXPLAiN ThiS?
“It’s very possible. There are two types
of jaundice that we need to understand:
breastfeeding jaundice and breast milk jaundice.
In breastfeeding jaundice, the mother produces
very little, or nearly no breast milk, resulting in
caloric deprivation. In breast milk jaundice, it’s the
mother’s milk that may contain certain substances
that inhibit the enzymes that help the growth and
work of the liver. Breast milk jaundice may lead to
increased levels of bilirubin,” says pediatrician dr.
Erick Francisco Kan, from Siloam Hospitals Lippo
Village Karawaci.
ShOULD BREASTFEEDiNG BE CONTiNUED
FOR JAUNDiCE BABiES, OR ShOULD i
SWiTCh TO FORMULA MiLK?
“Breastfeeding should be continued, as breast
milk is still the best source of nutrition for babies.
Breast milk jaundice doesn’t necessarily mean
that mothers stop breastfeeding. On the contrary,
mothers need to frequently breastfeed the babies
to make them stronger. But if breastfeeding
jaundice is the case, breast milk donors could be
the solution. If necessary, formula milk under a
doctor’s recommendation can also be supplied,”
said dr. Kan.
18
SILVER Mei - Juni 2017
Doctor`s
Profile
dr. Erick Francisco Kan, SpA
Siloam Hospitals Lippo Village
Tamat dari Kedokteran Umum di Fakultas
Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta, lalu
melanjutkan pendidikan Spesialis Anak di Fakultas
Kedokteran Universitas Samratulangi Manado, dr.
Erick Francisco Kan, SpA juga memperoleh gelar
Master of Medicine (Pediatrician) dari Melbourne
University Australia dan mengikuti Neonatology
Training di Royal Women Hospital Melbourne. Kini
ia bekerja di Siloam Hospitals Lippo Village.
Upon obtaining medical degree from Tarumanegara
University, Jakarta, dr. Eric Francisco Kan, SpA
continued to study Pediatrics in Samratulangi
University, Manado. He also holds Master of
Medicine (Pediatrics) from Melbourne University,
Australia, and has attended Neonatology Training
in Royal Women Hospital, Melbourne. Now, he is
working at Siloam Hospitals Lippo Village.
We CoMMit
edy Hamsyah (registration staff, Business
Development siloam Hospitals Balikpapan)
Melayani
PaSien
Dengan
SeBaiKBaiKnya
Giving Patients the Best Services
Edy Hamsyah, staf Registrasi, Business Development
Siloam Hospitals Balikpapan (SHBP)
Berbekal pengalaman di posisi registrasi
sejak pertama bekerja, edy Hamsyah,
staf registrasi, Business development
Siloam Hospitals Balikpapan (SHBp)
memiliki karier yang terus berkembang.
Mencintai pekerjaan yang ditekuni adalah
Memberi pelayanan sebaik-baiknya
kepada setiap pasien merupakan motivasi
bekerja bagi pria yang sudah bekerja
di SHBP sejak November 2008 ini.
Itu sebabnya manajemen SHBP terus
memberi kepercayaan kepadanya.
Di awal kariernya, Edy ditempatkan pada
posisi registrasi. Setelah kurang-lebih
tiga tahun, dia dipercaya untuk berada
di posisi CIC (Corporate Insurance
Communication). Selain itu Edy juga
sempat menjadi staf Rekam Medis.
Pribadi Edy yang baik, santun,
humoris, sabar, serta penuh semangat,
membuatnya cocok bekerja di bagian yang
berhubungan langsung dengan pasien.
Dalam tugasnya, Edy harus memberikan
pelayanan pendaftaran bagi pasien rawat
jalan maupun rawat inap, serta melakukan
verifikasi dan konfirmasi ke Corporate dan
Insurance, terkait penjaminan pasien.
Pengalaman yang unik, lucu, atau
membuat haru pun dialaminya selama
bekerja di Divisi Business Deveopment
SHBP. Misalnya ketika ada seorang pasien
salah paham dan marah karena nomor
antreannya tidak segera dipanggil.
Pasien tersebut mendaftarkan istrinya ke
Spesialis Obsgyn, dan anaknya ke Spesialis
Pediatrik. Saat diberi tahu nomor urut
antrean keduanya, pasien salah paham
dengan mengira nomor antrean 2 adalah
urutannya di Klinik Obsgyn. Padahal nomor
itu adalah waiting list untuk Klinik Pediatric.
Setelah dijelaskan dengan sabar dan ramah
oleh Edy, barulah pasien tersebut mengerti,
dan menunggu hingga gilirannya tiba.
“Ke depannya saya hanya ingin
mempertahankan karier yang telah
dicapai. Sebab karir saat ini sudah cukup
membahagiakan saya dan orang-orang
terdekat. Saya akan terus berusaha
memberikan pelayanan yang terbaik kepada
pasien dan perusahaan,” ujarnya.
Hal ini juga yang diharapkan oleh Niken
Nuraini Amelia sebagai Section Head OPD
& IPD Registration, Bussines Development
Division, yang merupakan atasannya
langsung. “Mudah-mudahan karir Edy
lebih baik lagi dan dia konsisten serta
berkomitmen dalam pekerjaan, supaya bisa
memberi pelayanan yang tulus dan sebaikbaiknya,” tutup Niken.
Starting from a registration desk where
he was first assigned, Edy Hamsyah
– Registration Staff Member, Business
Development Division of Siloam Hospitals
Balikpapan (SHBP) - now enjoys a
budding career.
Delivering the best possible service has
been Edy’s motivation ever since he
started working in SHBP in November
2008. It is also the quality that has
earned him the trust from SHBP’s
management.
Starting as a registration staff, Edy was
entrusted to join the Corporate Insurance
Communication (CIC) team after about
two to three years. He had also spent
some time in the Medical Records
department.
Edy’s kind, courteous, humorous, patient,
and exuberant nature makes him suitable
to take up the tasks that require direct
interaction with patients. Every day, Edy
helps inpatient and outpatient registration
processes, and verifies and confirms
patient data to Corporate Insurance.
Throughout his career under SHBP’s
Business Development Division, Edy has
had unique, funny, and even touching
moments. A misunderstanding with a
patient, who at that time became upset
while waiting for the doctor, was a
particularly memorable one.
The patient, who had registered his
wife and child to the OBGYN clinic
and pediatric clinic respectively, had
accidentally mixed up his ticket numbers
and thought his wife was supposed to
be the second patient, while in actuality
the queue ticket to be the second patient
was actually for the pediatric clinic. The
patient eventually calmed down and
returned to his queue after Edy politely
and patiently cleared up the mistake.
“I just want to keep going with what I’ve
achieved so far. It’s been a good career
not just for me, but also for my loved
ones. I’ll continue giving my best to
the patients as well as to the hospital,”
commented Edy.
Edy’s direct supervisor, section head of
OPD & IPD Registration, Niken Nuraini
Amelia has similar hopes for Edy. “I wish
him the best for his career, and that he
can be just as consistent and committed
as he is today so he can continue giving
the best, genuine services,” added Niken.
Mei - Juni 2017 S I LV E R
19
highlight
awas! DiaBetes Mellitus (DM)
Kini MenganCaM
anaK-anaK!
Child Diabetes Alert!
Oleh: dr. Andy Japutra, SpA , Siloam Hospitals Kebon Jeruk
dIabEtES mELLItuS (dm)
bELakangan mEnjadI
pEnyakIt yang paLIng
dItakutI, kaREna dm
tIdak hanya mEnyERang
oRang tua tEtapI juga
mEngancam anak-anak.
Not only is diabetes a continuing
threat among adults but more and
more children are being affected by
it in recent years.
20
SILVER Mei - Juni 2017
highlight
Dulu, diabetes mellitus (DM) adalah
penyakit yang banyak dikhawatirkan
oleh mereka yang mulai menginjak
30 tahun. Namun, beberapa tahun
belakangan, penyakit yang disebabkan
oleh gangguan metabolisme glukosa
yang ditandai dengan tingginya kadar
gula darah alias hiperglikemia juga
menjadi ancaman besar bagi anakanak.
Menurut dr. Andy Japutra, SpA selaku
dokter spesialis anak Siloam Hospitals
Kebon Jeruk, “Dari beberapa jenis DM,
DM tipe 1 dan tipe 2 adalah DM yang
paling banyak menyerang anak-anak.
DM tipe 1 yang juga disebut dengan
juvenile onset diabetes atau insulin
dependent diabetes mellitus, biasa
terjadi pada anak dan remaja.
Sedangkan, DM tipe 2 atau non insulin
dependent diabetes mellitus, umumnya
terjadi pada orang dewasa atau anakanak yang memiliki masalah dengan
obesitas (kelebihan berat badan).”
dm tipe 1 dan tipe
2 adalah dm yang
paling banyak
menyerang anakanak. dm tipe 1 yang
juga diSebut dengan
juvenile onSet
diabeteS atau inSulin
dependent diabeteS
mellituS, biaSa
terjadi pada anak dan
remaja.
Type 1 diabetes, or also known
as juvenile onset diabetes or
insulin dependent Diabetes
Mellitus, can be found in children
and adolescents, while type 2
diabetes, or non-insulin dependent
diabetes mellitus, generally affects
adults or obese children
DM tipe 1 pada anak disebabkan
adanya kerusakan pada sel beta di
pankreas. Hal tersebut berpengaruh
pada berkurangnya produksi hormon
insulin di tubuhnya. Padahal, insulin
berfungsi untuk meningkatkan
penyerapan glukosa oleh sel untuk
keperluan metabolisme. Inilah yang
akhirnya menyebabkan tingginya kadar
gula darah pada anak.
Karena kerusakan sel penghasil insulin
pada pankreas bersifat permanen,
penyakit DM tipe 1 pada anak ini
tidak bisa disembuhkan sama sekali.
Satu-satunya pengobatan yang dapat
dilakukan adalah dengan memberikan
insulin pada anak tepat waktu secara
terus-menerus.
Sementara itu, seperti telah dijelaskan
di atas, untuk kasus DM tipe 2 pada
anak penyebabnya lebih karena
masalah obesitas. DM tipe 2 ini
pun tidak bisa disembuhkan secara
total. Hal yang bisa dilakukan adalah
mengontrol agar anak menjalankan pola
hidup yang sehat. Langkah terakhir
adalah mengonsumsi obat pengontrol
gula darah bila diperlukan.
Once known as a disease that is mostly
prevalent in adults over 30 years old,
Diabetes Mellitus (DM) has recently
been an increasing threat to children.
Caused by a disorder in the way the
body processes glucose, diabetes is
characterized by high blood sugar, or
hyperglycemia.
“Out of the several types of DM, type
1 and type 2 diabetes are the most
prevalent types found in children. Type
1 diabetes, or also known as juvenile
onset diabetes or insulin dependent
Diabetes Mellitus, can be found in
children and adolescents, while type
2 diabetes, or non-insulin dependent
diabetes mellitus, generally affects
adults or obese children,” says dr. Andy
Japutra SpA, a pediatrician at Siloam
Hospitals Kebon Jeruk.
Type 1 diabetes in children is caused by
beta cell dysfunction in the pancreas,
which damages insulin production in the
body. Without enough insulin to absorb
the glucose needed by our cells for
metabolism, glucose starts to build up.
Since beta cell damage is permanent,
type 1 diabetes is non-curable. The
only treatment is to regularly administer
insulin to the affected child.
Type 2 diabetes, which is caused by
obesity, also cannot be fully cured.
To control glucose levels, an affected
person or child needs to live a healthy
lifestyle, and consume medications
when needed.
Diabetes, especially type 2 DM, is
a lifelong condition and needs early
prevention measures. It is important to
introduce children to living a healthy
lifestyle, having a balanced diet, and
exercising regularly.
DM yang bersifat permanen
memerlukan pencegahan sejak dini,
terutama untuk kasus DM tipe 2.
Pencegahan dimulai dengan mengatur
pola hidup sehat pada anak dengan
pola makan yang seimbang dan
olahraga teratur.
Mei - Juni 2017 S I LV E R
21
highlight
inSight
22
SILVER Mei - Juni 2017
inSight
DiaBetes Mellitus (DM) erat HuBungannya
Dengan faKtor
KetUrUnan
Diabetes Mellitus (DM) is linked to genetics
Jika ada anak yang terkena diabetes mellitus (DM), maka
umumnya orang akan langsung bertanya, “Ada keturunan ya?”
Hal ini dikarenakan banyaknya informasi yang menyebutkan
bahwa DM disebabkan oleh faktor keturunan.
Pada kasus DM tipe 1, data menunjukkan 10% dari anak yang
menderita DM memang berasal dari keluarga yang memiliki
riwayat DM. Selain faktor genetik, DM pada anak juga bisa dipicu
banyak penyebab lainnya, seperti terjadinya infeksi, timbunan
toksin dalam tubuh, atau masalah hormonal. Itulah penyebabnya
walaupun orang tua atau anggota keluarga lain tidak memiliki
riwayat DM, maka anak-anak tetap bisa terkena penyakit ini.
Jika memang terdapat riwayat DM dalam keluarga bukan berarti
anak akan terkena DM. Selama pola hidup sehat bisa dijaga,
kemungkinan risiko anak terkena DM bisa diperkecil.
Studies have shown that diabetes is linked with genetics. It is
common to assume that Diabetes Mellitus (DM) is a hereditary
condition, especially when it affects children.
In type 1 diabetes, data shows that 10% of the affected children
have family members with the same disease. However, other
than genetics, DM can also be triggered by other causes such as
infection, toxin build up, or hormonal disorders. In other words,
even in a family without DM, diabetes may still affect the child.
But it’s also true vice versa – a child coming from family with
a history of DM may never become affected. Living a healthy
lifestyle reduces the risk of DM.
Mei - Juni 2017 S I LV E R
23
highlight
waspaDai gejala
DiaBeteS
MellitUS
(DM) PaDa
anaK
What to Watch Out For - Diabetes Symptoms in Children
Tidak sedikit orang tua yang
senang bahkan bangga, jika
anaknya berbadan gemuk.
Memang anak gemuk kelihatan
lebih menggemaskan. Namun,
anak yang kelebihan berat
badan (obesitas) justru
berpotensi besar mengidap
berbagai penyakit. Salah
satunya diabetes mellitus
(DM).
“DM ini cukup berbahaya. Jika
kondisi kadar gula dalam darah
yang tinggi (hiperglikemia)
pada anak tidak segera
tertangani, maka bisa
memicu dehidrasi, lemas,
penurunan kesadaran,
sampai kejang pada
anak yang berujung pada
kematian secara mendadak,”
jelas dr. Andy Japutra, SpA
selaku dokter spesialis anak
Siloam Hospitals Kebon Jeruk.
Risiko lain dari DM adalah
terjadinya komplikasi.
Komplikasi yang diawali
dari DM umumnya memicu
timbulnya penyakit-penyakit
berbahaya, seperti jantung,
gagal ginjal, dan mati rasa
yang berujung pada kematian.
24
SILVER Mei - Juni 2017
Chubby cheeks and fleshy
arms are adorable, and parents
in general just love to see
them. However, excessive
weight could lead to obesity,
which is linked to many
diseases including diabetes
mellitus (DM).
“DM is a condition that
should be taken seriously.
Without immediate
treatment, high blood sugar
(hyperglycemia) can trigger
dehydration, lethargy, loss of
consciousness, seizures, and
even sudden death,” warns
dr. Andy Japutra, SpA, a
pediatrician at Siloam Hospitals
Kebon Jeruk.
DM also puts the sufferer at
risk of other complications,
such as heart disease, kidney
dysfunction, nerve damage,
and even death.
highlight
Sayangnya, diagnosa DM pada anak
biasanya baru diketahui saat anak
berumur 5-6 atau 11 tahun.
Padahal, proses terjadinya penyakit
ini sebenarnya cukup lama selama
bertahun-tahun. Itulah sebabnya sangat
penting bagi kita, para orang tua untuk
mengetahui gejala awal dari DM.
9
tanDa
DiaBeteS
9 Signs of Diabetes
“Apabila anak sering minum, buang
air kecil, dan makan, sebaiknya orang
tua waspada. Ketiga hal ini merupakan
cirri-ciri khusus pada anak penderita
DM,” lanjut dr. Andy.
Tahap yang lebih parah dari anak yang
menderita DM adalah penurunan berat
badan yang cepat dalam kurun waktu
2-6 minggu disertai dengan gangguan
penglihatan. Jika hal ini terjadi, segera
konsultasikan dengan dokter spesialis
anak, serta lakukan pemeriksaan gula
darah puasa, gula darah setelah makan,
dan HbA1c pada anak.
DM takes years to develop, but in
children, it is only diagnosed when the
children are 5 to 11 years old. This
underlines the importance for parents to
be aware of early symptoms.
“Parents should be alerted if their
children start to drink excessive water, go
to the toilet more often, or eat more than
usual, as these are the usual symptoms
of DM in young kids,” says dr. Andy.
In severe cases, children with diabetes
may experience rapid weight loss, within
just 2 to 6 weeks, followed by impaired
vision. If this is the case, immediately
visit a pediatrician to check both fasting
and non-fasting glucose levels.
Mei - Juni 2017 S I LV E R
25
inSight
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kelebihan berat
badan atau obesitas erat kaitannya dengan diabetes mellitus
(DM). Berdasarkan banyak kasus yang terjadi di berbagai
belahan dunia, ditemukan bahwa anak-anak yang mengalami
obesitas sangat rentan terkena DM, terutama DM tipe 2.
Oleh karena itu, sebaiknya para orang tua mewaspadai
masalah obesitas yang terjadi pada anak agar terhindar
dari DM tipe 2. Untuk mencegahnya. berkonsultasilah
kepada dokter spesialis anak saat melakukan pemeriksaan
kesehatan rutin anak. Jadi, jika melakukan pemeriksaan
kesehatan anak, perhatikan juga masalah kelebihan nutrisi di
samping masalah kekurangan nutrisi.
Sebagai langkah awal, kita perlu lebih berhati-hati terhadap
jenis makanan yang dapat memicu obesitas dan DM, seperti
makanan yang memiliki kadar gula dan lemak yang tinggi
untuk dibatasi pada anak-anak.
As discussed in previous articles, diabetes is largely linked to
obesity. It’s been found globally that overweight children are
vulnerable to DM, especially type 2.
Obesity is avoidable, so it’s important for parents to take
preventive measures. Take your children to a pediatrician for
regular check-ups and pay close attention to their nutrition
intake – as too much nutrition is can be just as dangerous as
malnutrition.
The first thing we can do is to limit foods that cause obesity
and DM, such as foods high in sugar and fat.
Doctor`s
Profile
WaSPaDalah
DiaBeteS
PaDa anaKanaK
Beware of Diabetes in Children
26
SILVER Mei - Juni 2017
dr. Andy Japutra, SpA
Siloam Hospitals Kebon Jeruk
dr. Andy Japutra, SpA menamatkan pendidikan
Kedokteran Umum di Fakultas Kedokteran Unika
Atma Jaya Jakarta tahun 2001. Dokter kelahiran
Jakarta, 8 September 1976 ini kemudian mengikuti
Residency Training Program of Pediatrics dan
Fellowship Training Program in Pediatrics Intensive
Care di University of Santo Tomas Hospital di
Filipina, hingga tahun 2009. Ia adalah ahli pediatri
di Siloam Hospitals Kebon Jeruk.
dr. Andy Japutra, SpA, born in Jakarta, 8 September
1976, studied in the Faculty of Medicine of
UnikaAtma Jaya Jakarta and graduated in 2001. He
attended Residency Training Program of Pediatrics
and Fellowship Training Program in Pediatrics
Intensive Care di University of Santo Tomas Hospital
di Filipina until. 2009. He is a pediatrician at Siloam
Hospitals Kebon Jeruk.
teStiMonial
Betty julinar sitorus, pasien siloam Hospitals tB. simatupang
MeMPerCayaKan PengoBatan
KanKer PayUDara hanya
PaDa DoKter
Entrusting Cancer Treatment to Doctors
tanpa gEjaLa atau SakIt, kankER Itu mEnyEbaR dEngan
maSIf. kagEt dan SEdIh tIdak tERkIRa LagI. untungLah
SEmangat untuk SEmbuh SELaLu mEnyaLa. dEngan dISIpLIn
tInggI dan hanya mEmpERcayakan pEngobatan pada
doktER, bEtty bERhaSIL mELaWan kankERnya.
The cancer spread without any symptoms or
pain. She was shocked and devastated, but
never lost her fighting spirit. With discipline
and by strictly following her doctors’ advice,
Betty battled the disease and won.
Betty Julinar Sitorus, born on 11 July
1954, recounted a particular moment in
her life that happened towards the end
of 2003. She was at a massage parlor
when she noticed a small lump in her
breast. There had been no pain or any
previous symptoms, but it alerted Betty
of a more serious condition.
“I went to see the doctor. The lump
wasn’t even round anymore, it was hard
as a rock and had spread. It was only
during mammography that I felt intense
pain, and my breast started bleeding.
The doctor diagnosed me with breast
cancer,” said Betty as she recalled her
experience.
Betty Julinar Sitorus kembali mengenang
awal kisahnya di penghujung tahun
2003. Wanita kelahiran 11 Juli 1954
ini sama sekali tidak merasakan gejala
atau sakit sebelumnya. Dia hanya
curiga karena saat diurut di sebuah
salon, teraba sebuah benjolan kecil di
payudaranya.
“Saya lalu periksa ke dokter. Waktu itu
bentuk benjolannya sudah tidak bulat,
tapi seperti karang dan sudah ke manamana. Ketika dimamografi baru terasa
sakit luar biasa, sampai keluar darah dari
payudara. Dokter lalu memvonis saya
mengidap kanker payudara,” ujar Betty
pilu.
Sempat merahasiakan kondisi
kesehatannya, akhirnya 1 Januari 2004
Betty mendapatkan keberanian untuk
menceritakan keadaannya pada semua
anggota keluarga. Setelah itu, Betty
berusaha sekuat tenaga membulatkan
niat melakukan operasi pengangkatan
kedua payudaranya, karena kanker telah
menyebar ke seluruh payudaranya, hingga
ke paru-paru dan ovarium.
Syukurlah yang perlu diangkat ternyata
hanya indung tumor yang ada di
payudara, sementara yang di paruparu dan ovarium bisa hilang dengan
kemoterapi. Selama lima tahun setelah
operasi Betty benar-benar fokus melawan
kankernya dengan bantuan dokter.
Ya, Betty memang hanya mempercayakan
pengobatan kankernya pada dokter. Dia
tidak mau mencoba pengobatan alternatif
karena takut justru semakin parah.
“Hasilnya sudah terbukti, dengan disiplin
tinggi mengikuti semua saran dokter,
saya berhasil sembuh,” tutupnya sambil
tersenyum.
For a while, Betty kept the diagnosis to
herself until she finally found the courage
to tell her family on 1 January 2004.
After some deep consideration, she
decided to undergo double mastectomy
as the cancer had already spread to her
other breast, her lungs, and ovaries.
Luckily, she only needed surgery to
remove the cancerous tumors in her
breasts, while the cancer in her lungs
and ovaries could be treated with
chemotherapy. After the surgery, Betty
spent the next five years focusing on
fighting her cancer with the help of her
doctors.
Better entrusted her treatment to
only her doctors and refrained from
alternative medicines for fear they would
only exacerbate the disease.
“I’ve proven it myself. By strictly following
doctors’ advice, I was able to recover,”
Betty said gladly.
Mei - Juni 2017 S I LV E R
27
eDitorialS
laparoscopy: solusi BeDaH
terDePan Dan
leBih efiSien
Laparoscopy: Modern and Efficient Surgical Solution
Oleh: dr. Seno Budi Santoso, Digestive Surgery Consultation Specialist
di Siloam Hospitals TB Simatupang.
metode pembedahan saat ini semakin
canggih. Salah satunya laparoscopy
yang kian banyak dipilih pasien.
Surgical techniques are growing more
advanced by the day, including the
laparoscopy method, which is becoming
increasingly popular among patients.
Dalam dua dekade terakhir laparoscopy
jadi pilihan yang semakin populer bagi
pasien di Indonesia yang membutuhkan
pembedahan abdominal. Pasien biasanya
menjalani laparoscopy saat dokter
menemukan problem seperti kista, adhesi,
fibroid, dan infeksi di area abdominal.
Laparoscopy banyak diminati karena
hanya butuh sayatan kecil saja, tidak
seperti laparotomy yang merupakan
pembedahan dengan sayatan besar.
Sehingga, selain membuat proses
pemulihan pasien bisa lebih cepat,
laparoscopy juga bisa menurunkan stres
pada pasien dan meminimalisir potensi
komplikasi serta infeksi. Plus, tentu saja
lebih murah dalam segi biaya.
KOK, BiSA?
Jika diteliti lebih lanjut, biaya operasi
dengan metode laparoscopy memang
lebih mahal karena dilakukan oleh
ahli bedah dengan keahlian khusus.
Tapi kalau melihat biaya keseluruhan,
laparoscopy justru lebih murah. Soalnya,
dengan minimnya sayatan pada tubuh,
mayoritas pasien tidak perlu menginap
di rumah sakit. Seandainya pun pasien
tetap harus menginap di rumah sakit,
tidak akan terlalu lama. Jika dengan
laparotomy pasien harus menginap
sekitar seminggu, dengan laparoscopy
pasien hanya perlu menginap dua atau
tiga hari saja. Otomatis total biaya jadi
lebih rendah, dong?
28
SILVER Mei - Juni 2017
“Kecuali pasien memiliki faktor yang
menghambat proses pemulihan seperti
diabetes atau malnutrisi. Total biaya tentu
tetap tinggi meski dilakukan tindakan
dengan metode ini,” ujar dr. Seno Budi
Santoso, Digestive Surgery Consultation
Specialist di Siloam Hospitals TB
Simatupang.
Alat yang digunakan dalam prosedur
laparoscopy disebut multiport laparoscope.
Berupa tiga instrumen yang masingmasing memiliki satu port untuk kamera
dan dua lagi sebagai perpanjangan tangan
dari dokter bedah. Ini berarti prosedur
laparoscopy membutuhkan tiga sayatan
kecil di perut.
Tapi, selain multiport laparoscope,
ada juga single-port laparoscope yang
mengumpulkan ketiga instrumen tadi
dalam satu port. Dengan alat ini hanya
butuh satu sayatan saja di tubuh pasien,
meski dimensinya sedikit lebih besar dari
multi-port laparoscope.
“Single-port laparoscope sekarang sudah
tersedia di Siloam Hospitals. Singleport laparoscope membuat pasien pulih
jauh lebih cepat lagi, serta lebih sedikit
mengalami rasa sakit,” jelas dokter Seno.
Saat pertama masuk ke Indonesia tahun
90-an, penggunaan laparoscopy hanya
sebatas untuk operasi usus buntu dan
empedu. Tapi sekarang laparoscopy juga
sudah umum digunakan untuk menangani
tumor yang berhubungan dengan usus,
liver, dan organ reproduksi. Bahkan,
digunakan pula untuk menangani hernia
inguinal, ketika usus atau kandung kemih
mendesak sekat pemisah atau turun
ke kanal inguinal di area pangkal paha.
Dengan laparoscopy, tonjolan yang terjadi
ditarik ke atas melalui area perut bagian
atas, untuk meminimalkan kemungkinan
kambuhnya penyakit tersebut.
Meski banyak keuntungan yang akan
diperoleh pasien dari laparoscopy,
namun ternyata tidak semua pasien bisa
ditangani dengan prosedur ini. Pasien
yang memiliki masalah dengan jantung
atau pernapasan tidak diperbolehkan
menggunakan laparoscopy, karena
laparoscopy mengharuskan perut
diisi gas untuk membuat peralatan
dapat bekerja dengan baik. Selain itu,
laparoscopy pun tidak bisa digunakan
untuk tumor yang sudah berukuran
terlalu besar.
Nah, kalau masih penasaran tentang
metode laparoscopy dan ingin
berkonsultasi langsung dengan dokter
Seno, silakan membuat perjanjian
dengan menghubungi call center Siloam
Hospitals di nomor 1-500-181. Atau,
daftar saja secara online melalui website
www.siloamhospitals.com.
eDitorialS
the patient would only have to stay for
two to three days. Laparotomies, on the
other hand, require patients to stay for
around one week. So, shouldn’t it go
without saying that laparoscopies are
always the cheaper option overall?
In the past two decades, more and
more Indonesian patients have opted
to undergo laparoscopic surgeries,
which is a minimally invasive surgery
that is commonly used for problems
such as cysts, adhesions, fibroids, and
infections in the abdominal area.
Unlike a laparotomy that requires a
large incision to be made in the body,
a laparoscopy has the advantage of
keeping the incisions very small. This
in turn reduces the patient’s recovery
time, lowers stress, minimizes the
risk of complications and secondary
infection, and not to mention, reduces
costs for the patient.
Although the surgery itself requires the
hands of a specially trained surgeon,
who can be very expensive, the overall
cost of the procedure can be reduced.
The small incisions mean that most
patients can return home on the same
day, or even if admission is required,
“In some cases, if the patient has factors
that inhibit the recovery process such as
diabetes or malnutrition, the total cost
may become higher despite using this
method,” said dr. Seno Budi Santoso,
Digestive Surgery Consultation Specialist
in Siloam Hospitals TB Simatupang.
The tool used in a laparoscopy procedure
is called a multiport laparoscope; an
instrument with three ports – one port
has a camera attached to it and the two
other ports are operated by the surgeon
as hand extensions. This means that
the laparoscopy procedure requires
three small incisions to be made in the
abdomen.
Another technique is the single-port
laparoscope. With all instruments joined
in a single port, the procedure only
requires one, slightly larger, incision than
the multiport.
“Siloam Hospitals now have the singleport laparoscope. It speeds up recovery
and is less painful for the patients,” dr.
Santoso said.
In the 1990’s, when the laparoscopy
procedure was first introduced in
Indonesia, it was mostly used for
appendectomy procedures and bile
removal. Today, laparoscopies are used
to remove tumors in the intestines, liver,
and reproductive organs. They are also
used to treat inguinal hernias, which is
when part of the intestines or bladder
pushes through an opening of the
muscle wall and protrudes in the groin.
To repair the bulge, the laparoscope
is inserted through an incision in the
abdomen. The repair also prevents the
recurrence of future hernias.
Although laparoscopy procedures offer
a number of benefits, this procedure
is not suitable for some patients, such
as patients with heart or respiratory
problems since the procedure fills
the abdomen with gas to allow the
instrument to work. Laparoscopies are
also not an effective technique to treat
enlarged tumors.
For more information on laparoscopies or
if you wish to consult with dr. Santoso,
contact the Siloam Hospitals call center
at 1-500-181 or simply schedule an
appointment online through our website
at www.siloamhospitals.com.
Mei - Juni 2017 S I LV E R
29
eDitorial
jUrUS aMPUh
Menangani DeMaM
Dan flU PaDa anaK
The Best Way of Treating Cold and Flu in Kids
fLu dan pILEk adaLah pEnyakIt yang paLIng banyak dIdERIta
anak-anak. SEoRang anak bISa mEndERIta pEnyakIt InI
antaRa 6 SampaI 8 kaLI daLam SEtahun. apa pEnyEbabnya,
dan bagaImana mEnangguLangInya?
Flu and cold – two of the most common sicknesses in children. A child may even catch
either of them up to six to eight times a year. What are the causes and treatments?
Oleh d r . d r . d i a n p r a t a m a s t u t i , S p a , S i l o a m h o s p i t a l s S u r a b a y a
Flu dan pilek sering sekali dialami oleh
anak-anak, terutama yang berumur
kurang dari tujuh tahun. Soalnya,
sebelum tujuh tahun sistem kekebalan
tubuh anak mayoritas memang belum
terbentuk sempurna, sehingga sangat
rentan tertular berbagai bibit penyakit.
Apalagi umumnya anak-anak tidak
menutup hidung dan mulut ketika bersin
atau batuk, juga sering menyentuh
benda-benda yang sudah terpapar virus.
Contoh, mainannya.
Flu dan pilek sering ini pula disebut
infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)
dan common cold. Tapi, keduanya
memiliki penyebab yang berbeda. Flu
disebabkan virus influenza, sementara
pilek disebabkan oleh ratusan virus dan
bakteri.
Bukan hanya penyebabnya, gejalanya
pun berbeda. Gejala pilek lebih
ringan daripada gejala flu. Pilek juga
jarang disertai demam, sedangkan flu
umumnya disertai demam. Demam ini
merupakan reaksi alami tubuh dalam
menghadapi infeksi yang disebabkan
beragam mikroorganisme, termasuk virus
influenza.
Tubuh dikatakan demam apabila
suhunya mengalami kenaikan di atas
normal. Yaitu >38°C bila diukur pada
30
SILVER Mei - Juni 2017
anus (rektal), >37,8°C diukur pada mulut
(oral), atau >37,2°C saat diukur melalui
ketiak (aksila). Demam dan flu biasanya
berlangsung sekitar satu minggu, walau
pada beberapa anak bisa juga bertahan
hingga dua minggu.
Saat anak demam, biasanya kita akan
menyuruhnya lebih banyak istirahat
dan mengompresnya dengan handuk
hangat di dahi juga sekitar hidung (bila
hidung tersumbat). Namun, sekarang
ada cara yang lebih simpel yaitu dengan
menggunakan plester kompres. Sama
seperti kompres dengan handuk hangat,
plester kompres juga terbukti efektif dalam
menurunkan demam anak.
Selain mengompres, sebaiknya anak juga
diberi banyak minum untuk meluruhkan
lendir dan menghirup aromaterapi herbal
yang mengandung Eucalyptus untuk
mengurangi produksi mucus berlebih
di saluran pernapasan. Pastikan juga
anak mendapat makanan dan minuman
untuk kesehatan yang alami dan tidak
mengandung bahan kimia berbahaya untuk
kesehatan saluran pencernaannya.
Terakhir, boleh juga memberi obat penurun
panas seperti parasetamol atau ibuprofen.
Cuma sebaiknya selalu berkonsultasi
dengan dokter sebelum memberikan obat
apapun kepada anak, meski di kemasannya
tertulis bahwa obat tersebut aman untuk
anak-anak.
The flu and cold are common illnesses especially
in young children as their body immunity has
not yet fully developed and are generally more
vulnerable to diseases. A disease also transmits
more easily among younger children, who tend
to forget to cover their nose or mouth when
sneezing or coughing. At times, a child gets sick
simply after touching objects, such as toys, that
have been exposed to pathogens.
These illnesses are usually referred to as upper
respiratory tract infection and the common cold.
Caused by different factors, the flu is brought by
the influenza virus, while the cold or common
cold is caused by various types of viruses and
bacteria.
The flu and the cold also exhibit different
symptoms. The common cold is milder and
rarely followed by a fever, whereas a fever
is one of the typical symptoms of the flu. It’s
a natural reaction when the body fights the
infection caused by foreign microorganisms like
the flu virus.
A fever is present when the body
temperature rises above normal, or >38°C
of rectal temperature, >37,8°C of oral
temperature,or>37,2°C of armpit (axillary)
temperature. The fever and the flu usually lasts
one week, although in some children it may last
up to two weeks.
Extra time in bed and warmth around the
forehead and nose (when congested) are the
usual treatments when a child has a fever, but
parents can now use a more practical solution
– the Purekids Fever Free plaster. Just like a
warm towel, a fever patch has also been proven
effective to cool down a fever.
Other than applying compress, make sure
children drink plenty of water and receives herbal
aromatherapy with Eucalyptus that are effective
to clean and inhibit excessive mucus in the
respiratory way. Also, ensure that they consume
natural foods and drinks that do not contain
dangerous chemicals to keep their digestive tract
healthy.
You can also give your child fever-relief drugs
like paracetamol or ibuprofen. But remember,
even when the label says a medication is safe
for kids, be sure to consult with your doctor first.
aDvertiSeMent
Mei - Juni 2017 S I LV E R
31
aSK the DoCtor
MasalaH KeseHatan
Mata
Eye health Problems
Q
mata Saya mInuS 5 dan ada kantung mata cukup
bESaR yang mEmbuat Saya jadI tIdak pERcaya dIRI.
SELama InI Saya mEnggunakan kontak LEnSa, tapI
bELakangan Saya kuRang nyaman. bagaImana
caRanya agaR mInuS Saya bERkuRang dan kantung
mata bILang?
I have -5.0 myopia and distinctive under-eye bags that are affecting my
confidence. I have been wearing contact lens, but lately I feel they are no
longer comfortable. What can I do to treat the myopia and the bags under
my eyes?
a
Q
Kalau mata minus 5 itu tidak bisa disembuhkan.
Tapi bisa dibantu agar Anda merasa lebih nyaman
dengan metode operasi seperti LASIK atau yang
terbaru RELEX. Cara lain, dengan penanaman lensa
(phatic IOL). Kalau tidak mau operasi, ya, memang
harus pakai soft contact lens atau hard contact lens,
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi mata.
The -5.0 myopia cannot be treated entirely, but
there are methods that can ease that, such as the
LASIK surgery or a new method called ReLEX.
You can also undergo a procedure to implant the
intraocular lens (phatic IOL). Otherwise, you do
need to wear soft or hard contact lens, depending
on your needs and your eye condition.
Sementara untuk masalah kantung mata, sebenarnya
tidak ada hubungannya dengan mata minus. Kantung
mata biasanya muncul karena alergi dan penuaan.
Jika ingin memudarkan kantung mata bisa dibantu
dengan massage secara teratur. Tapi kalau mau
benar-benar hilang dan kencang kembali, hanya
dapat dilakukan melalui operasi rekonstruksi.
The eye-bags are not related to the myopia. They
are usually related to allergy, or aging. Regular
massage may help to reduce them, but if you’d
like to eliminate them altogether and to regain the
firmness around the eye, you will need to consider
reconstructive surgery.
akhIR-akhIR InI kEpaLa
Saya yang bagIan
bELakang SERIng SakIt.
RaSa SakItnya SampaI kE
mata, hIngga mEmbuat
pEngLIhatan Saya tIdak
jELaS. kIRa-kIRa apa
pEnyEbabnya, ya, dok?
a
I have been experiencing frequent
headaches around the back of my head
lately. The pain spreads to the eyes and
causes my vision to become blurry. What
could be the cause of this?
Dijawab Oleh
32
Sakit kepala sebenarnya gejala klinis
dari banyak faktor. Salah satunya,
berasal dari mata. Tapi, penyebabkan
sakit kepala dari mata ini juga sangat
banyak. Yang paling umum terjadi
oleh karena aktivitas dan pekerjaan.
Bila sakit kepala muncul saat sering
melakukan aktivitas dan pekerjaan
dengan jarak pandang dekat tanpa
istirahat yang cukup, penyebabnya
mungkin kontraksi otot mata yang
berlebihan dan memberi efek minus
(Anda akan merasa penglihatan jauh
jadi buram).
Untuk mengetahui dengan pasti
apakah sakit kepala Anda berasal
dari mata atau bukan, sebaiknya
periksakan diri ke dokter mata.
Headaches can be a clinical symptom
of multiple factors. For example, they
may be felt around the eyes but there
are many different things that could
be the cause of it. Your activities
and work are the two most common
causes of headaches. If you start
to feel pain while doing something
that requires closely looking at
objects, along with not taking enough
breaks, the headache may be due to
excessive eye muscle contraction. It
could also give you the myopia effect
(blurry vision when seeing distant
objects).
However, consult an ophthalmologist
to be sure if your headache is caused
by eye problems.
dr. anastasia Vanny Launardo, Sp.m , Siloam hospitals Makassar
SILVER Mei - Juni 2017
aSK the DoCtor
perawatan tepat untuK
KUlit Bayi
Proper care for baby’s skin
a
Q
Kulit bayi secara alami mempunyai
pertahanan alami yang terdiri dari
lapisan/ stratum korneum dan lapisan
asam pada kulit. Cara terbaik untuk
melindungi kulit bayi adalah dengan
mempertahankan/ menjaga pertahanan
alami yang bayi punya. Membersihkan
kulit secara efektif dari bahan susu,
makanan, lendir hidung maupun
cairan ludah penting karena dapat
menimbulkan iritasi pada kulit jika
dibiarkan.
dok, gImana, ya, caRanya
mELIndungI kuLIt bayI agaR
aman daRI gangguan/
pEnyakIt kuLIt yang SERIng
mEnyERang bayI?
What can I do to protect a baby from skin
irritations that commonly affects babies?
Babies’ skin is naturally protected by an
outer layer called the stratum corneum
and the basal layer of the skin. The best
way to protect it is by maintaining its
natural layers. Keeping the skin clean
from milk and food spills, mucus, or saliva
is important to prevent skin irritations, but
the method and products that you use are
equally important. It’s also important to
keep the skin clean from stool or urine to
prevent bacteria from entering the mouth
and causing infection.
Teknik dan bahan yang digunakan
mempunyai peran penting untuk
menjaga dan mengembalikan
perlindungan kulit. Kesehatan bayi
juga tergantung bagaimana menjaga
kulit bersih dari bakteria yang terdapat
di dalam tinja maupun urin agar tidak
masuk ke dalam mulut sehingga
mengakibatkan infeksi.
Dijawab Oleh
dr. dave anderson Sp.a , Siloam hospitals aSRI
Mei - Juni 2017 S I LV E R
33
aSK the DoCtor
penyeBaB
Q
a
MiMiSan
Nosebleed Cause
dok, daRI kEcIL SampaI SEkaRang Saya
SERIng mImISan. kata mama, Itu gaRagaRa kEcapEkan bERaktIVItaS. tapI,
tIdak cuma mImISan, kadang kEpaLa
Saya juga puSIng SEkaLI. SEbEnaRnya
Itu kEnapa, ya? tERuS, bagaImana caRa
mEngataSInya?
I have been having nosebleeds since I was young. my
mother would say it was because I was doing too many
activities. But I would also experience severe headaches.
What could be the cause of this and what can I do to
handle it?
Biasanya yang lebih berisiko
mengalami mimisan adalah anakanak usia 2-10 tahun, lansia, ibu
hamil, serta orang yang sering minum
obat pengencer darah seperti aspirin
dan obat antikoagulan. Jika mimisan
yang terjadi pada Anda sangat sering,
sebaiknya segera periksa ke dokter
untuk mengetahui kondisi bagian dalam
hidung, terutama dinding hidung. Sebab,
di dalam dinding hidung itu banyak
pembuluh darah halus yang sangat
mudah rusak.
Penyebab mimisan bukan cuma karena
kecapekan, melainkan banyak hal yang
biasanya kita lakukan tanpa disadari
tidak sengaja melukai dinding hidung.
Contoh membuang ingus terlalu kencang
atau mengorek hidung. Selain itu bisa
juga karena udara yang kering atau
Dijawab Oleh
kelewat dingin, sinusitis kronis atau akut,
serta cidera pada hidung.
Jika sedang mimisan, duduklah dengan
tegak (jangan berbaring), condongkan
tubuh ke depan, lalu keluarkan atau buang
darah yang mengalir ke mulut. Gunakan jari
telunjuk dan ibu jari untuk memencet hidung
selama sekitar 5 menit dan bernapas melalui
mulut. Letakan kompres dingin pada pangkal
hidung untuk memperlambat perdarahan.
Kalau mimisan sudah berhenti, usahakan
tidak membuang ingus, membungkuk, dan
melakukan aktivitas berat selama 24 jam,
agar tidak terjadi iritasi pada hidung. Namun
bila dengan cara tersebut mimisan tidak
juga berhenti, segera ke rumah sakit untuk
ditangani dokter.
People who usually have a higher risk
of getting nosebleeds are children aged
2-10 years old, the elderly, pregnant
women, or people who are taking blood
thinning medication, such as aspirin and
anticoagulants. If your nosebleed occurs
too frequently, you may need to see
a doctor to know the condition of the
inside of your nose. This is especially
important for the lining of the nose,
since there are many capillaries that
can easily rupture.
Fatigue is not the only cause of
nosebleeds. We may not realize it, but
many things that we do that can actually
damage the nose’s lining, such as
blowing your nose too hard or picking
your nose too roughly. Other factors
include dry weather, cold temperatures,
chronic or acute sinusitis, or internal
nose injuries.
If a nosebleed occurs, sit up right (do
not lay down), slightly bend forward,
and then dispose of the blood that might
be flowing to your mouth. Using your
index and thumb fingers, apply pressure
for 5 minutes to your nose and breath
through your mouth. Apply something
cold and compress the bridge of your
nose to clog the bleeding.
Once it stops, try not to blow your nose,
bend, or undertaking heavy activities
for the next 24 hours in order to
prevent nose irritation. However, if the
nosebleed continues, go to the hospital
to get medical attention.
dr. Indra Sm manullang, Sppd-kkV , Siloam hospitals Lippo cikarang
Jika Anda ingin bertanya kepada dokter kami, kirim pertanyaan Anda ke:
[email protected] dengan subjek: Ask The Doctor (Judul pertanyaan Anda)
dan mencantumkan: Nama, alamat, TTL, Pertanyaan, dan detail pertanyaan.
34
SILVER Mei - Juni 2017
nUtrition
Mengontrol Kolesterol
PaDa anaK
Controlling Cholesterol Levels in Children
kadaR koLEStERoL yang tInggI adaLah maSaLah
kESEhatan yang bIaSa dIjumpaI pada oRang
dEWaSa. tapI SEbEnaRnya anak-anak pun bISa
mEngaLamInya.
Although high cholesterol is often associated among adults,
it can also affect children as well.
Kadar kolesterol yang tinggi diikuti
beberapa faktor lainnya (tekanan darah
tinggi, diabetes, kurang aktivitas fisik,
overweight atau obesitas) membuat
seseorang berisiko mengalami gangguan
jantung. Sebab, tingginya kadar
kolesterol dalam darah mengakibatkan
timbunan lemak dan membuat dinding
arteri mengeras. Kondisi yang dikenal
sebagai atherosclerosis ini bisa dimulai
sejak anak-anak. Oleh karena itu
The National Heart, Lung, and Blood
Institute (NHLBI) merekomendasikan
pemeriksaan kadar kolesterol pada anak
usia 9 hingga 11 tahun, yang kemudian
diulang kembali ketika anak berusia 17 21 tahun.
Bicara soal kolesterol, ada dua tipe
kolesterol yang harus diketahui:
“kolesterol baik” atau HDL dan “kolesterol
jahat” atau LDL. Nah, kolesterol yang
menyebabkan gangguan jantung adalah
kolesterol LDL. Makanya, kita harus
menjaga agar level LDL tetap rendah.
panduan kadar
koleSterol
menurut nhlbi
NHLBI CHoLeSTeroL GuIdeLINe
Kadar Klesterol LDL untuk Anak dan
Remaja usia 2-19 tahun
Normal : kurang dari 110 mg/dL
Ambang batas : 110-129 mg/dL
Tinggi : 130 mg/dL atau lebih tinggi
Total Kadar Kolesterol untuk Anak
dan Remaja usia 2-19 tahun
Normal : kurang dari 170 mg/dL
Ambang batas : 170-199 mg/dL
Tinggi : 200 mg/dL atau lebih tinggi
Sumber: www.1health.id
Bila anak berusia lebih dari 8 tahun
memiliki kadar LDL 190 mg/dL ke atas,
sudah harus diberi obat jenis statin untuk
menurunkan kadar kolesterolnya. Resep
ini biasanya diberikan dokter jika anak
memiliki riwayat hypercholesterolemia,
yaitu kondisi seseorang dilahirkan
dengan level kolesterol LDL tinggi.
Namun, cara yang paling ampuh untuk
menjaga kadar kolesterol anak adalah
dengan mengontrol pola makannya.
Biasakan anak makan buah, sayur, dan
biji-bijian, serta batasi konsumsi daging
merah (sapi, babi, kambing). Untuk
daging ayam, sebaiknya pilih bagian
dada tanpa kulit. Selanjutnya, batasi juga
konsumsi makanan tinggi kolesterol dan
mengandung lemak jenuh dengan cara
memilih susu nonfat atau low-fat, hindari
makanan dan minuman yang banyak
mengandung gula, lalu gunakan minyak
sayur untuk memasak.
Selain mengontrol pola makan, dorong
pula anak rajin berolahraga. Minimal,
ajak anak lebih banyak bermain di luar
rumah, agar banyak melakukan aktivitas
fisik setiap hari.
High cholesterol and other factors
such as high blood pressure, diabetes,
lack of physical activities, or obesity
puts a person at risk of a heart attack.
Cholesterol causes fat build up along
with the hardening of arterial walls, or
atherosclerosis – a condition that may
even begin from a young age. For this
reason, the National Heart, Lung, and
Blood Institute (NHLBI) recommends
cholesterol check-ups for children age
between ages 9 and 11 and repeated
later on between ages 17 and 21.
Broadly, there are two types of
cholesterol: the “good” cholesterol or HDL
and the “bad” cholesterol or LDL. The
latter may contribute to heart problems,
thus it’s imperative to keep LDL levels
low.
An eight-year old with an LDL level of
190 mg/dL and above will need statins
to lower the cholesterol. The drugs are
often prescribed when a child has a
history of hypercholesterolemia, or high
LDL, at birth.
However, there is one potent way to keep
cholesterol levels low in children, and
that is by ensuring that they have good
eating habits. Put more fruits, vegetables,
and seeds in their diet and limit red
meats such as, beef, pork, and lamb.
If they like chicken, chicken breast with
the skin removed is by far the healthiest
choice. You can also limit the amount
of cholesterol or saturated fat intake by
avoiding sugary meals and drinks, opting
for non-fat or low-fat milk, and cooking
with vegetable oil.
Other than proper dieting, children also
need to stay active. Take them outside
to play so that they can have their daily
dose of outdoor activity.
Mei - Juni 2017 S I LV E R
35
What`S on
custoMer centric initiative (cci)
siloam Hospitals tB simatupang
MeneBar
KegeMBiraan
leWat
BingKiSan
PaSKah
Delivering Bundles of Easter Joy
SEbuah bIngkISan
mungkIn tIdak SELaLu
mahaL haRganya. namun,
SEbuah bIngkISan
mEnjadI Sangat mahaL
aRtInya kaREna
mERupakan SEbuah
tanda kaSIh yang tuLuS,
yang mampu mEmbERIkan
SuntIkan SEmangat
untuk SEmbuh.
It’s not the price that matters. A gift
is special because of the intention
behind it, a show of genuine
compassion, cheering patients who
are on their way to regaining their
health and vitality.
36
SILVER Mei - Juni 2017
Keberhasilan penyembuhan terhadap
sebuah penyakit tidak hanya dipengaruhi
oleh perawatan medis. Faktor psikologis
pasien, yaitu bagaimana seorang
pasien berfikir dan bersikap dalam
menghadapi tekanan atas penyakitnya,
menjadi faktor yang tidak kalah penting
untuk membantu serta mempercepat
kesembuhan pasien. Bertepatan dengan
Perayaan Paskah yang jatuh pada hari
Minggu, 16 April 2017, Siloam Hospitals
TB Simatupang memberikan bingkisan
tanda kasih yang salah satunya berupa
creative book kepada 45 pasien rawat
inapnya.
“Creative book dipilih agar pasien
rawat inap memiliki kesibukan selama
menjalani perawatan. Dengan demikian,
pasien tidak merasa bosan, bisa sedikit
lebih gembira, dan memiliki tambahan
semangat untuk lebih cepat sembuh,”
jelas drg. Tina Esadiarti, MARS,
selaku Corporate & Insurance Account
Manager di Siloam Hospitals TB
Simatupang.
Selama satu tahun, Siloam Hospitals
telah menjalankan program pemberian
bingkisan tanda kasih kepada pasien
rawat inapnya pada perayaan hari-hari
besar, seperti saat Lebaran, Natal,
Tahun Baru, Imlek, dan perayaan
lainnya. Program ini dilakukan secara
serentak di seluruh Siloam Group yang
sampai saat ini sudah memiliki 26 cabang
rumah sakit.
Pemberian tanda kasih yang dilakukan
oleh manajemen Siloam Hospitals
tersebut mendapatkan apresiasi positif
dari pasiennya. Menurut Kristianus, salah
satu keluarga pasien yang berasal dari
Ende, Flores, program tanda kasih tersebut
menunjukkan kalau rumah sakit juga
sangat memperhatikan hal-hal kecil diluar
perawatan medis pasien.
“Dengan adanya tanda kasih ini membuat
pasien merasa sangat diperhatikan.
Membuat pasien lebih termotivasi untuk
cepat sembuh,” ujar Kristianus sambil
tersenyum gembira.
What`S on
creative book
dipilih agar
paSien rawat inap
memiliki keSibukan
Selama menjalani
perawatan. dengan
demikian, paSien
tidak meraSa
boSan, biSa Sedikit
lebih gembira, dan
memiliki tambahan
Semangat untuk
lebih cepat Sembuh
We chose creative books to keep our
patients company during their stay. We
hope the books can keep them busy,
entertained, and help maintain overall
positive attitudes towards recovery,” said
drg. Tina Esadiarti, MARS, Corporate &
Insurance Account Manager at Siloam
Hospitals TB Simatupang
There are different factors when it comes
to a patient’s recovery. Medical treatment is
important, but the patient’s mental state also
plays an important role, which can even help
to speed up recovery. With this in mind, on
Easter Day, Sunday, 16 April 2017 Siloam
Hospitals TB Simatupang distributed special
packages, which included creative books, for
45 of its admitted patients.
“We chose creative books to keep our
patients company during their stay. We hope
the books can keep them busy, entertained,
and help maintain overall positive attitudes
towards recovery,” said drg. Tina Esadiarti,
MARS, Corporate & Insurance Account
Manager at Siloam Hospitals TB Simatupang.
It’s been a tradition of Siloam Hospitals to
celebrate special days, such as Eid Al-Fitr,
Christmas, New Year, Chinese New Year,
and other events with their patients. Customer
Centric Initiative (CCI) program has runs
simultaneously across all 26 hospitals in
Siloam Hospitals Group.
For patients, this initiative has been
exceptional. Kristianus from Ende, Flores, a
family member of a patient, said the program
showed how the hospital paid attention to
small details other than medical services.
When asked about the program, Kristianus
said smilingly, “It makes us also feel special
and motivates patients to get well as soon as
possible.”
Mei - Juni 2017 S I LV E R
37
What`S on
service excellence coMpetition
Penghargaan ataS
KonSiStenSi DalaM
Pelayanan yang
BerKUalitaS
Recognizing Consistent Quality Service
“ Service is from
the heart”
38
SILVER Mei - Juni 2017
What`S on
Tak hanya anggota BOM, acara
juga dihadiri para CEO dan Kepala
Departemen unit-unit Siloam yang
terus mendukung dan mendorong
kinerja semua karyawan sepanjang
kuartal pertama. Pencapaian
konsistensi mutu layanan memang
tak lepas dari dukungan mereka.
Pemotongan sajian tradisional
tumpeng oleh Ibu Caroline Riady,
Wakil Presiden Direktur Siloam
Hospitals Group, menjadi simbol
keberhasilan itu.
Pelayanan datang dari hati dan
merupakan wujud ketulusan,
kesabaran, ketekunan, dan kepedulian.
Siloam Hospitals memahami hal ini.
Konsistensi para karyawan dalam
memberikan pelayanan terbaik kepada
semua pasien dan pengunjung pun tak
luput dari perhatian dan penghargaan
manajemen. Kompetisi Service
Excellence tahun ini digelar untuk terus
meningkatkan standar mutu layanan
di Siloam Hospitals Lippo Village,
MRCCC Siloam Hospitals Semanggi,
dan Siloam Hospitals ASRI.
Siloam Hospitals mengundang
karyawan-karyawan yang berhasil
meraih pencapaian Service Excellence
terbaik dari ketiga rumah sakit untuk
menghadiri jamuan makan siang
dengan Board of Management (BOM).
Acara ini diadakan di Kantor Pusat
Siloam Hospitals pada tanggal 21
April 2017, bertepatan dengan Hari
Kartini yang merayakan tokoh wanita
Indonesia.
Terdapat tiga aspek penilaian dalam
Kompetisi Service Excellence, yaitu
Sapa, Senyum, dan Salam. Semua
hal ini diharapkan diterapkan oleh
semua karyawan Siloam kepada
setiap pengunjung dan pasien
tanpa memandang suku, usia, dan
penampilan sebagai bagian dari
upaya peningkatan mutu layanan.
Service is from the heart, as
it takes sincerity, patience,
diligence, and care. Siloam
Hospitals understands this
and therefore wishes to show
their appreciation to their staff
members for the consistent
service quality they render to all
patients and visitors. A Service
Excellence Competition was
organized this year to improve
their level of service standard in
Siloam Hospitals Lippo Village,
MRCCC Siloam Hospitals
Semanggi, and Siloam Hospitals
ASRI.
Out of the three hospitals, Siloam
Hospitals invited the top rated
staff members based on their
Service Excellence achievements,
berikut ini unit dan Staff
yang berhaSil menunjukkan
konSiStenSinya dalam hal
Service excellent pada
kuarter pertama:
WINNerS oF THe FIrST quArTer’S ServICe
exCeLLeNCe CompeTITIoN:
MRCCC
Dini – OPD Front Office Lt. 2
Ayu – OPD Front Office Lt. 2
irma – Medical Rehab Front Office Lt. 20
ASRi
Siti Munawaroh – Pharmacist
Gladys – Cashier OPD Front Office
Ajeng Putri – OPD Front Office
for a luncheon with the Board of
Management (BOM). The lunch was
held on 21 April 2017, the same day
that celebrates Indonesian woman
figure, Kartini, at Siloam Hospitals
Head Office.
The event was also attended by
BOM members, CEOs, and the
Heads of Department from Siloam
units, who supported and provided
encouragement to all staff throughout
the first quarter, without which this
level of service consistency would not
have been possible. This achievement
was marked by the carving of the
traditional cone-shaped tumpeng
(a yellow rice dish) by Ms. Caroline
Riady, Deputy President Director of
Siloam Hospitals Group.
The Service Excellence Competition
assesses three main criteria which
are Greet, Smile, and Thank. All
of these are applied to each visitor
and patient regardless of ethnicity,
age, and appearance in order to
elevate service quality for all Siloam
employees.
Mei - Juni 2017 S I LV E R
39
Myth
Mitos atau
faKta?
bISakah guLa daLam buah-buahan
mEnjadI buRuk bagI anda ?
kelebihan kadar gula dalam darah adalah pangkal
dari berbagai gangguan kesehatan. makanya kita
harus mengatur asupan gula. bagaimana dengan
buah yang mayoritas rasanya manis? apakah perlu
dihindari juga?
Can the Sugar in Fruits Be Bad for You?
many health problems start with high blood sugar.
Controlling sugar intake is important, but what about
fruits? How can we know what to avoid?
Oleh: dr. Winda Haryati Pratama, Siloam Hospitals Palembang
faktanya?
Buah adalah makanan yang paling
cocok untuk menjaga asupan gula ke
dalam tubuh. Sebab, buah mengandung
banyak vitamin, mineral, dan serat.
Sehingga sangat baik dipilih sebagai
pengganti dessert manis yang banyak
mengandung gula.
Meski demikian, rasa manis pada buah
juga menandakan bahwa buah tetap
mengandung gula. Hanya saja, gula
dalam buah itu fruktosa, bukan sukrosa.
Fruktosa adalah gula alami, sedangkan
sukrosa (gula meja) adalah gula yang
diperoleh melalui proses pengolahan
tebu.
Selama ini banyak yang berpendapat
bahwa sukrosa yang berbahaya,
sementara fruktosa tidak, karena
fruktosa membantu mengolah tumpukan
glikogen dalam hati. Makanya makan
buah sebanyak apapun dianggap
aman-aman saja. Padahal, meski gula
dalam buah lebih baik dibandingkan
gula meja, namun makan buah tetap
harus ada itung-hitungannya, karena
baik fruktosa maupun sukrosa samasama sumber karbohidrat yang jika
dikonsumsi berlebihan bisa jadi pemicu
penumpukan gula dalam darah.
Setiap takaran sajian buah sebaiknya
memiliki kandungan 15 gram karbohidrat
saja. Satu porsi buah dengan
kandungan karbohidrat 15 gram itu
setara dengan 1¼ mangkuk strawberry,
1 buah peach ukuran medium, 1/2
mangkuk mangga potong, 1/3 mangkuk
sawo potong, atau 1 mangkuk melon manis
potong.
Kenapa bisa berbeda-beda? Karena
kandungan karbohidrat memang tidak
sama pada setiap buah. Beberapa jenis
buah kandungan karbohidratnya lebih tinggi
dari buah yang lain. Misalnya saja nanas,
semangka, pisang, dan buah-buahan kering.
Untuk buah-buahan yang mengandung
karbohidrat tinggi porsinya harus lebih
sedikit lagi. Contoh, takaran 15 gram
karbohidrat itu sama dengan dua buah plum
segar atau tiga buah plum kering ukuran
kecil.
“Jadi kesimpulannya, mengonsumsi
buah itu harus dan tidak perlu takut akan
menyebabkan penumpukan gula dalam
darah, selama mengonsumsinya tidak
berlebihan,” pesan dr. Winda Haryati
Pratama dari Siloam Hospitals Palembang.
WhAT DO ThE FACTS SAy?
It is very common to hear that fruits are the
best food to balance our sugar intake. Fruits
are rich with vitamins, minerals, fibers, and
are definitely the healthier choice of dessert
than the usual sweets.
However, fruits are not exactly sugar-free. As
indicated by their sweet taste, they contain
fructose, or natural sugar, as opposed to
sucrose, which is table sugar manufactured
from sugarcane.
Sucrose and fructose are often labeled and
compared to as the dangerous vs. healthy
sugar, as fructose helps the synthesis of
glycogen in the liver. This leads many of us
to believe that we can consume as many
fruits as we like. However, although fructose
may be a healthier choice than sucrose,
we still need to control our fruit intake.
Both sucrose and fructose are sources of
carbohydrates that may increase blood sugar
level if consumed excessively.
In general, the advisable carbohydrate intake
for each portion of fruit is 15 grams. As a
rule of thumb, 15 grams would approximately
equal 1¼ bowl of strawberries, 1 mediumsize peach, 1/2 bowl of sliced or diced
mangoes, 1/3 bowl of sliced sapodilla, or 1
bowl of sliced melon.
Each fruit translates into a different portion,
as their carbohydrate levels vary. Some fruits
have higher carbohydrate levels, such as
pineapples, watermelon, bananas, and dry
fruits. Clearly it’s best to have less fruits that
are high in carbs. For example, if you like
plums, 15 grams of carbs equal two fresh
plums or three small prunes.
“Fruits are very important to our diet, and
as long as we can control our consumption,
we don’t need to worry too much about our
blood sugar level,” says dr. Winda Haryati
Pratama from Siloam Hospitals Palembang.
Sumber tambahan: www.webmd.com, www.mayoclinic.org.
40
SILVER Mei - Juni 2017
healthy tiPS
tips MeMperBaiKi pola
tiDUr reMaja
helping your Teenager to Get Enough Sleep
Masa remaja adalah masa yang
sangat aktif. Sebab, saat remaja
seseorang sedang senang-senangnya
bereksperimen dan bereksplorasi.
Hingga, kadang harus “dibayar” dengan
terpangkasnya jam istirahat. Tidurnya
jadi kurang dari 8 sampai 10 jam sehari.
Padahal kurang tidur memberi dampak
negatif yang cukup besar bagi fisik
dan psikis. Sebuah studi menunjukkan
bahwa remaja yang jam tidurnya kurang
cenderung memiliki berat badan berlebih
alias obesitas. Selain itu, kurang tidur
juga memengaruhi daya tangkap dan
konsentrasi, sehingga remaja jadi sulit
belajar, baik di sekolah maupun di
rumah.
REmaja SERIng kaLI kuRang
tIduR. padahaL, kuRang tIduR
tIdak baIk bagI kESEhatan fISIk
dan pSIkISnya. SEgERa Rubah
poLa tIduR SEpERtI InI, agaR
gangguan tIdak LEbIh SERIuS.
Studi selanjutnya yang diterbitkan oleh
jurnal Sleep Medicene bilang kalau
remaja yang kurang tidur pun cenderung
lebih mudah mengalami mood swing.
Makanya mereka mudah depresi, atau
sebaliknya cenderung agresif. Lalu,
jadi lebih lambat pula bereaksi dalam
merespon sesuatu. Misalnya, saat
sedang berkendaraan. Sehingga, tidak
hanya membahayakan dirinya sendiri,
namun juga membahayakan orang lain.
Lack of sleep in teenagers is not an
uncommon thing. However, continued
sleep deprivation may lead to physical
and psychological effects, or even more
serious disorders.
Untuk menghindari hal-hal tersebut sebaiknya orangtua mulai
memerhatikan jam tidur remaja. Berikut beberapa tips yang bisa
dilakukan agar remaja bisa tidur dengan lebih baik:
1
Jadikan tidur sebagai
prioritas di malam hari.
Batasi aktivitas hingga
larut malam agar tidak
menganggu jam tidurnya.
Sleep should be a priority
at night. Try to set a limit
to their activities so that
they will still get a good
night’s rest.
2
Hindari makanan dan minuman
yang mengandung coklat atau
kafein di petang hari. Makanan
dan minuman ini biasanya akan
membuat orang jadi terjaga di
malam hari.
Avoid sweet food and drinks,
especially choccolate or caffeine
in the evening, as they may keep
a person awake.
Adolescence is a transitional period when
teenagers find new hobbies, do new
things, and are teeming with energy.
However, sometimes this new period of a
busy life also means less rest and sleep.
Although teenagers need between 9 and
9½ hours of sleep every night, teenagers
often function on less than 7½ hours of
sleep per night. Nevertheless, the lack of
sleep creates problems.
Sleep deprivation has been found to have
significant physical and psychological
effects. A study showed that teenagers
who have fewer hours of sleep tend to
have excessive weight, or obese. Lack
of sleep also affects their cognitive and
concentration abilities, resulting in learning
difficulties at both school and home.
A study published by the Journal of Sleep
Medicine also finds that mood swings are
prevalent in teenagers who are not getting
enough sleep. It is also easier for them to
fall into depression or contrarily, become
agressive. Their reactions and responses
may also become slower, which in
certain situations such as driving, can
be dangerous to themselves and other
people as well.
To avoid these adverse effects, parents need to be attentive
towards the sleeping patterns of their adolescents. Below are
some tips that can help your children get better sleep at night:
3
Jangan biarkan remaja menonton tivi,
main komputer, atau main gadget
menjelang waktu tidur. Jika sudah
asyik dengan benda-benda itu, hampir
bisa dipastikan rasa kantuk akan
berkurang hingga tidak terasa mata
jadi terus melek sampai larut malam.
Limit the time your teenagers have in
front of TV, phone, or computer screens
before bed time. They may get too
excited to sleep and may stay awake
instead.
4
Buatlah kamar lebih
nyaman untuk tidur.
Bersihkan dan tata kamar
sedemikian rupa, agar
mereka betah berada di
dalamnya.
Create a comfortable
bedroom environment.
Keep it clean and arrange
it in a way that would be
conducive to sleep.
Sumber: www.siloamhospitals.com/health-ebsco/
Mei - Juni 2017 S I LV E R
41
healthy tiPS
ajari si Kecil peDuli
KeSehatan
gigi
The Key to Dental health Starts young
IngIn gIgI SI kEcIL SELaLu
SEhat? yuk, ajaRkan SI kEcIL
untuk pEduLI pada gIgInya.
Teach our children to take care of their
dental health and watch them smile
with healthy teeth.
Sumber: www.siloamhospitals.com/health-ebsco/
hiNDARi MiNUMAN MENGANDUNG GULA.
Jangan biasakan si kecil tertidur dengan botol
yang masih terisi minuman seperti susu, jus
buah yang mengandung gula. Lebih baik isi
botolnya dengan air matang biasa.
Kesehatan gigi adalah
tanggung jawab masingmasing orang. Tapi untuk
anak kecil, karena belum
terlalu paham pentingnya
menjaga kesehatan gigi
berikut caranya, mautidak mau orangtua yang
harus berperan. Namun,
tetap harus mulai diajarkan
menjaga kesehatan gigi
sendiri, agar terbiasa hingga
besar nanti. Berikut beberapa
hal yang bisa dilakukan.
Taking care of dental health
is our responsibility. As
children, we learn the proper
ways to maintain dental
hygiene. Younger kids
may need the help of their
parents to brush or floss
their teeth, but as they grow
older, it is important that
they master the skills and
the habit themselves. Here
are some of the things we
can do to help instill healthy
dental habits in our children:
42
SILVER Mei - Juni 2017
AVOiD SUGARy DRiNKS
It’s time for bed, but your little ones may be
thirsty. Give them water instead of sweet drinks.
Be consistent so that this will one day be a part
of their habits.
MULAiLAh MEMPERKENALKAN FLOSS.
Tidak ada salahnya mulai memperkenalkan
floss untuk membersihkan sela-sela gigi
si kecil. Ini akan membuat si kecil terbiasa
membersihkan giginya dari sisa makanan.
START FLOSSiNG EARLy
Teaching your kids to floss and get rid of those
small food particles should start early. This will
help establish the habit of keeping their mouth
and teeth clean.
BERiKAN SNACK RENDAh GULA.
Siapkanlah selalu snack rendah gula buat si
kecil, seperti buah-buahan atau yoghurt tanpa
gula. Sebab, snack dengan kadar gula yang
tinggi bisa mengganggu kesehatan giginya.
PREPARE LOW-SUGAR SNACKS
High sugar content can cause tooth decay.
Always opt for snacks that are low in sugar for
your kids, such as fruits or sugar-free yoghurt.
BiASAKAN MENyiKAT GiGi.
Biasakan si kecil menyikat giginya dua kali
sehari. Ajak menyikat gigi bareng supaya
lebih menyenangkan. Pilih pasta gigi anak,
karena pasta gigi ini mengandung zat-zat yang
jumlahnya pas dengan kebutuhannya.
BRUSh AND BRUSh
Introduce your children to brushing their teeth
two times a day, and make it a fun moment that
you do together. Instead of normal toothpaste,
you could opt for children’s toothpaste that
contains ingredients that are more beneficial for
their budding teeth.
PERKENALKAN DOKTER GiGi SEJAK DiNi
Alasan utama seseorang enggan ke dokter gigi adalah takut. Makanya jangan mengatakan hal-hal
yang menakutkan tentang doter gigi. Lebih bijak memperkenalkan dokter gigi kepada si kecil sejak
dini tanpa menakut-nakuti, supaya di kemudian hari tidak akan susah mengajaknya menemui dokter
gigi jika ada yang harus diperiksa lebih detail. Pilih dokter gigi anak yang ramah dan mengerti anakanak untuk membantu menciptakan komunikasi yang akrab.
DENTiST ROUTiNE
It isn’t rare for people to avoid going to the dentist simply because they are afraid. Telling children that
tooth decay will result in a visit to the dentist will only scare the children. Instead of that, try making
routine dentist visits starting from when your children are young, and never use the dentist as a way of
disciplining your children. They may one day need to go through a thorough dental examination, and
their fear won’t help. You should carefully choose a friendly pediatric dentist, who is able to approach
and communicate effectively with your children.
6
healthy tiPS
cara MengajarKan anaK
MeMahaMi
Dan MeneriMa
PerBeDaan
6 Ways to Teach Children how to Understand and Accept
Differences
kESukSESan SESEoRang dI maSa dEpan
tIdak LEpaS daRI kEbERadaan oRang LaIn.
Itu SEbabnya ajaRkan anak untuk hIdup
bERdampIngan dEngan oRang LaIn SEcaRa
haRmonIS.
Sumber: www.siloamhospitals.com/health-EBSCO/
1
BERiKAN APRESiASi KEPADA ANAK.
Memberikan apresiasi kepada anak bisa dilakukan antara lain
dengan pujian. Pujian membuat anak merasa dihargai dan
bangga akan dirinya sendiri. Lambat laun anak pun jadi meniru
apa yang kita lakukan, yaitu terbiasa memberikan apresiasi
kepada orang lain.
APPRECiATE ThEM iN ORDER TO APPRECiATE OThERS //
Appreciate your children by giving them compliments. Not only do
compliments work wonders for their confidence and sense of selfworth, it is also a way they can learn to appreciate others.
2
BERiKAN PENJELASAN yANG TEPAT.
Pasti ada banyak pertanyaan mengenai perbedaan. Misalnya,
perbedaan warna kulit. Saat anak bertanya, kita harus
menjelaskan dengan tepat. Jangan lupa tutup dengan kalimat,
“Tidak ada yang salah dengan perbedaan, karena itu adalah
keunikan masing-masing orang.”
GiVE PROPER EXPLANATiONS // Children are naturally
inquisitive. They may ask questions, for example about skin color.
Whatever the question may be, it is important that we provide
them a truthful explanation. Remind them that differences are OK
and that every person is born different.
3
AJAK ANAK BERGABUNG DENGAN KOMUNiTAS.
Memasukkan anak dalam sebuah komunitas (misalnya klab
futsal, sanggar tari, dan lain-lain) akan membuatnya terbiasa
dengan perbedaan. Sebab, di sini anak berinteraksi dengan
anak-anak dari berbagai latar belakang.
JOiNT KiDS’ CLUBS // Joining a club for kids can be an effective
learning experience. Football, dance, or other clubs of their
interests will allow them to get used to interacting with different
people.
Success is never single-handedly achieved. It is therefore
very important that our children can work and interact well
with different people.
4 AJAK UNTUK BEREMPATi.
Sesekali tanyakan kepada anak bagaimana kira-kira perasanya jika
ada orang lain yang tidak menyukainya karena menganggapnya
berbeda dengan teman-temannya. Lalu, dorong mereka untuk tidak
melakukan hal serupa kepada orang lain.
TEACh A LESSON iN EMPAThy// Empathy is an important value
that should be discussed with your child. You can start by asking
your child to imagine how it would feel if people around us disliked us
for being different, and then remind them to always treat others with
respect.
5 AWASi APA yANG ANAK-ANAK BACA DAN LihAT DARi MEDiA.
Hal-hal yang merusak toleransi dan kebinekaan sekarang bertebaran
di media, terutama media sosial. Itu sebabnya kita harus selalu
mengetahui bahwa apa yang dibaca dan dilihat anak dari media tidak
akan merusak apa yang telah dibangun di rumah.
BEWARE OF MEDiA CONSUMPTiON// Information that undermines
tolerance and diversity spreads easily in the media, especially in
social media. We need to be aware of what our children see or read,
and minimize the negative influences on their values.
6 PASTiKAN LiNGKUNGAN PERCAyA PADA KEBiNEKAAN.
Mengajari anak itu penting, tapi memberi contoh lebih penting. Jadi,
pastikan bahwa kita pun bersikap dan berperilaku memahami serta
menerima perbedaan. Jika ada anggota keluarga atau orang-orang
terdekat yang memiliki prasangka karena alasan-alasan etnis, agama,
budaya, juga sosial-ekonomi, tidak ada salah kita menegurnya.
CREATE AN ENViRONMENT ThAT BELiEVES iN DiVERSiTy //
Actions speak louder than words. Instead of just telling our children
to understand and accept differences, we should show them
examples through our daily lives. For instance, we could stand up to
people around us with racial, religious, cultural, or socio-economic
prejudices.
Mei - Juni 2017 S I LV E R
43
international SeCtion
ingin
punya
anak yang
Sehat,
normal,
dan
ceria?
baca ini...
The Key to healthy and happy Children
pERtumbuhan dan pERkEmbangan anak
SELaLu mEngagumkan. agaR pERtumbuhan dan
pERkEmbangan anak optImaL, pEmERIkSaan
kESEhatan SEcaRa bERkaLa dan ImunISaSI
adaLah kuncInya.
A child’s growth and development needs to be well maintained to
achieve optimal growth. regular check-ups and immunizations are key
in the growth and development of children.
Oleh: dr. harun Wijaya, SpA. (Paediatrician, Allergist, Asthma,
immunologist), Siloam hospitals TB Simatupang.
Anak-anak memang spesial. Sebab,
secara fisik maupun psikis, kondisi
mereka berbeda jauh dengan orang
dewasa. itu sebabnya mereka harus
diperlakukan dengan spesial juga
dalam banyak hal, termasuk untuk
urusan kesehatan.
Karena pertumbuhan dan
perkembangan tubuh beserta
organ-organ dalamnya belum
sempurna, setiap anak harus
menjalani pemeriksaan kesehatan
secara berkala. Pemeriksaan
kesehatan ini tentu berbeda dengan
pemeriksaan kesehatan pada orang
dewasa. Pemeriksaan kesehatan
pada anak tujuannya lebih
untuk memantau pertumbuhan,
perkembangan, dan imunitas
tubuhnya.
Pertumbuhan pada anak yang perlu
dicermati mencakup tinggi dan
berat badan, serta lingkar kepala.
ini semua sangat berhubungan
dengan asupan nutrisi. Asupan
nutrisinya harus benar-benar
cukup, tidak kurang atau berlebih.
Kalau kurang atau berlebih maka
akan menimbulkan dampak untuk
jangka pendek maupun jangka
panjang. itu sebabnya, dalam
pemeriksaan kesehatan secara
berkala yang dilakukan pada
anak-anak, asupan nutrisi selalu
mendapat perhatian cukup besar.
Sementara itu, untuk
perkembangan pada anak
yang perlu diketahui sedini
mungkin adalah yang berkaitan
dengan perkembangan motorik,
sensori, komunikasi, dan sosial.
Pemeriksaan perkembangan ini
dilakukan supaya bisa mendeteksi
44
SILVER Mei - Juni 2017
With their unique physical and
psychological characteristics
that are vastly different than
adults, children require special
care and attention, especially
in health.
As the body and internal
organs are still growing,
regular health check-ups for
children are recommended.
Unlike check-ups for adults,
health checks for children
aim to monitor their growth,
development, and immunity.
Height, weight, and head
circumference are the three
main things that the physician
notes, as they indicate the
nutritional condition of the child.
Children need their nutrition in
specific amounts; amounts that
are too low or too high could
lead to short and long-term
effects. This delicate balance
requires nutritional levels to be
closely observed.
In terms of development, skills
such as motor skills, sensory
skills, communication skills,
and social skills are areas to
pay attention to in order to
pick up early indications of a
disorder, such as autism or
ADHD.
international SeCtion
apakah ada gangguan atau tidak. Misalnya,
apakah seorang anak memiliki gejala autis
atau ADhD.
Lalu, berapa kali idealnya pemeriksaan
kesehatan pada anak dilakukan?
“Untuk anak dibawah umur enam bulan,
pemeriksaan kesehatan idealnya dilakukan
sebulan sekali. Untuk anak dibawah umur
1,5 tahun pemeriksaan kesehatan bisa
dilakukan tiga bulan sekali. Setelah itu,
sampai umur tiga tahun pemeriksaan
kesehatan cukup dilakukan setiap enam
bulan sekali. Pemeriksaan kesehatan harus
dilakukan tanpa harus menunggu sampai
anak sakit dulu. Dan, sebaiknya dilakukan
secara komprehensif dengan pemeriksaan
lainnya, seperti pemeriksaan gigi, mata,
dan pendengaran,” jelas dr. harun Wijaya,
SpA. (Paediatrician, Allergist, Asthma,
immunologist) dari Siloam hospitals TB
Simatupang.
PENTiNGNyA iMUNiSASi UNTUK
ANAK
Selain pemeriksaan kesehatan secara
berkala, yang tidak kalah penting juga
adalah imunisasi. imunisasi memang tidak
sepenuhnya bisa menghindarkan anak
dari penyakit. Tapi imunisasi memberikan
manfaat yang sangat besar, karena dapat
mencegah timbulnya penyakit-penyakit
spesifik yang berbahaya.
“imunisasi bisa diibaratkan sebuah program,
sedangkan proses atau prosedurnya berupa
vaksinasi. imunisasi dilakukan dengan
cara memasukkan bibit penyakit yang
sudah dilemahkan ke dalam tubuh, untuk
merangsang produksi atibodi. Fungsinya
untuk meningkatkan kekebalan tubuh
terhadap penyakit tertentu,” ujar dokter
harun.
imunisasi dijalankan di hampir semua negara
dan diberikan sebelum anak berumur 12
tahun. hanya saja variasi vaksinasi yang
diberikan berbeda, tergantung penyakit
endemik yang ada di masing-masing
negara. Contoh, di USA vaksin BCG sudah
tidak diberikan lagi, tapi di indonesia masih
diberikan.
Meski imunisasi sudah dikenal dan dijalani
sejak lama, namun sampai sekarang masih
banyak orantua yang cemas kalau pemberian
vaksin justru akan membahayakan anak.
Sebenarnya orangua tidak perlu cemas,
sebab pemberian vaksin sudah teruji
secara klinis tidak berbahaya. Paling hanya
menimbulkan kejadian ikutan (adverse
events following immunization) saja, berupa
demam atau bengkak. Jika demam, anak
cukup diberi obat penurun panas. Lalu, kalau
bengkak, cukup dikompres saja.
How frequently should you take your
kids in for a check-up?
“Once a month for infants under six
months old, every three months until
1 and a half years old, and every six
months until the child is three years
old. Even when children are not sick,
a check-up should still be done. A
comprehensive examination is also
recommended to know their dental,
visual, and hearing conditions,”
says dr. Harun Wijaya, SpA
(Paediatrician, Allergist, Asthma,
Immunologist) from Siloam Hospitals
TB Simatupang.
iMMUNiZATiON FOR
ChiLDREN
Other than check-ups, immunization
is equally as important. Although it
doesn’t guarantee full immunity, it
greatly helps with preventing deadly
diseases.
“We can say that immunization
is a program and vaccination is
the procedure. An immunization
is the administration of weakened
pathogens into the body to stimulate
antibodies against certain diseases,”
says dr. Wijaya.
Immunization is a common practice
in nearly all countries and is
administered before the age of 12.
Different countries, however, may
have different vaccine variations
depending on the existence of the
endemic pathogen. In the US, for
example, BCG vaccines are no
longer administered, but is still
required in Indonesia.
Although immunization is a widely
known method, some parents are
still deeply concerned that the shots
could be dangerous to their kids’
health.
Vaccines, however, have been
clinically tested and proven to be
safe. Some adverse symptoms such
as fever or swelling sometimes
follow after the immunization, but
can be easily treated with medicine.
bagaimana
dengan
pantangan
khuSuS yang
kabarnya
haruS
dilakukan
Sebelum atau
SeSudah anak
diimuniSaSi?
“Secara umum, sih, tidak ada
pantangan khusus untuk anak
sebelum atau sesudah imunisasi,
kecuali pada kasus pemberian
vaksin influenza. Apabila anak
memiliki alergi telur, pemberian
vaksin harus lebih berhati-hati
karena virus untuk pembuatan
vaksin menggunakan media telur,”
tutup dokter harun.
BUT ARE ThERE ANy SPECiAL
RULES BEFORE AND AFTER A
VACCiNATiON?
“Generally, no, with the exception
of flu shots. Children who are
allergic to eggs need to take extra
precaution because the virus used
to make the vaccine is processed
using eggs,” reminds dr. Wijaya.
Mei - Juni 2017 S I LV E R
45
QUiZ
temukan kata-kata tersembunyi yang berkaitan dengan Child Development
pnEumonIa
koLEStERoL
InfLuEnZa
obESItaS
commoncoLd
okSIgEn SILIa
nutRISI
pILEk
dEmam
pnEumokokuS
bILIRubIn
StafILokokuS
InSuLIn
Foto halaman kuis yang telah terisi temuan Anda lalu kirim melalui email ke [email protected]
dengan mencantumkan subject: k u I S S I L V E R + E d I S I
Cantumkan nama lengkap, nomor identitas (KTP/SIM/Paspor), tanggal lahir, alamat lengkap dan
nomor telepon.
Setiap edisi akan dipilih beberapa orang pemenang yang berhak mendapatkan souvenir menarik
Jawaban diterima paling lambat 15 Juni 2017
46
SILVER Mei - Juni 2017
Siloam Hospitals Group
receives triple awards
awarded by The Public Relations Indonesia Awards (PRIA) 2017
Limited external advertisement space is available in our SILVER Magazine.
For more information, contact: [email protected]
Online Appointment: www.siloamhospitals.com
Appointment and General Information: 1 – 500 – 181 • 24 Hour Siloam Ambulance Service: 1 – 500 – 911
BALI KUTA • BALI NUSA DUA • BALI SUNSET • BALIKPAPAN • BEKASI • BUTON • CIKARANG • DEPOK • JAKARTA KEBON JERUK • JAKARTA MAMPANG • JAKARTA SEMANGGI (MRCCC) • JAKARTA TB SIMATUPANG
JAMBI • KUPANG • LABUAN BAJO • MAKASSAR • MANADO • MEDAN • PALEMBANG • PURWAKARTA • SAMARINDA • SURABAYA • TANGERANG LIPPO VILLAGE • TANGERANG RSUS
Mei - Juni 2017 S I LV E R
SHHO-2017-SILVERMAGS AWARDS-SILVER.indd 1
47
4/6/17 3:44 PM
Pendaftaran Online: www.siloamhospitals.com
Pusat Pendaftaran Rawat Jalan: 1 – 500 – 181
BALI KUTA • BALI NUSA DUA • BALI SUNSET • BALIKPAPAN • BEKASI • BUTON • CIKARANG • DEPOK • JAKARTA KEBON JERUK • JAKARTA MAMPANG • JAKARTA SEMANGGI (MRCCC) • JAKARTA TB SIMATUPANG
JAMBI • KUPANG • LABUAN BAJO • MAKASSAR • MANADO • MATARAM • MEDAN • PALEMBANG • PURWAKARTA • SAMARINDA • SURABAYA • TANGERANG LIPPO VILLAGE • TANGERANG RSUS
Download