Health Resource Mei - Juni 2017 CHILD DEVELOPMENT Anak adalah masa depan kita. Itu sebabnya, setiap anak harus tumbuh sehat dan bahagia. Children are our future. Every single one of them deserves a healthy and happy life. Hati-Hati! PNEUMONIA ITU MEMATIKAN! Caution! Pneumonia Kills! Service Excellence Competition PENGHARGAAN ATAS KONSISTENSI DALAM PELAYANAN YANG BERKUALITAS INGIN PUNYA ANAK SEHAT, NORMAL, DAN CERIA? BACA INI... The Key to Healthy and Happy Children Mana yang terbaik untuk bayi kuning, ASI ATAU SUSU FORMULA? Should Babies with Jaundice be Fed Breastmilk, or Formula? Recognizing Consistent Quality Service WASPADALAH DIABETES PADA ANAKANAK Beware of Diabetes in Children BISAKAH GULA DALAM BUAH-BUAHAN MENJADI BURUK BAGI ANDA ? Can the Sugar in Fruits Be Bad for You? DEEP BRAIN STIMULATION (DBS) A surgical procedure to treat symptoms of Parkinson’s disease, such as tremor (shaking), rigidity, and slowed movement. CLASS III PACKAGE Rp 399,000,000* Includes: • Neurostimulator implant • Doctor fees (surgeon, anesthesiologist, and neurologist) • 1 MRI of the head • 1 day in ICU • 5 days in a Class III Room * This package is valid until 31 December 2017 * Terms and Conditions Apply FOR FURTHER INFORMATION, PLEASE CONTACT 1-500-181 Available at Siloam Hospitals Kebon Jeruk | Jl. Raya Pejuangan Kav. 8, Kebon Jeruk Jakarta 11530 | (+62 21) 256 77 888 Online Appointment: www.siloamhospitals.com 24 Hour Siloam Ambulance Service: 1 – 500 – 911 BALI KUTA • BALI NUSA DUA • BALI SUNSET • BALIKPAPAN • BEKASI • BUTON • CIKARANG • DEPOK • JAKARTA KEBON JERUK • JAKARTA MAMPANG • JAKARTA SEMANGGI (MRCCC) • JAKARTA TB SIMATUPANG JAMBI • KUPANG • LABUAN BAJO • MAKASSAR • MANADO • MATARAM • MEDAN • PALEMBANG • PURWAKARTA • SAMARINDA • SURABAYA • TANGERANG LIPPO VILLAGE • TANGERANG RSUS SHHO-2017-BIGTICKET-DBS-SILVER.indd 1 5/15/17 1:40 PM 0 PM eDitor`S note Health Resource pelindung DR.dr. Andry M.M., M.H.Kes Kamaljeet Singh Gill pemimpin redaksi Sutra Missbowny Childlopment Deve Dear Readers, Dear Readers, Anak-anak adalah aset masa depan. Itu sebabnya, walau tidak semua anak terlahir sempurna, tapi semua anak harus tumbuh sehat dan bahagia. Children are our future. Although some are born different, they all deserve to grow up happy and healthy. Untuk bisa menjaga agar anak-anak tumbuh sehat dan bahagia, kita butuh banyak informasi sebagai bekal. Silver mengangkat artikel-artikel edukatif seputar kesehatan fisik dan psikologis anak, sejak bayi hingga remaja. As parents, it’s important that we continue learning to give our children the best care possible, both physically and mentally. Silver highlights topics around the well-being of children ranging from newborns to adolescents. Diawali dengan mencari tahu serbaserbi penyakit yang paling banyak dialami anak-anak: bayi kuning, pneumonia, diabetes milletus, dan flu disertai demam, berikut cara penanganan dan pencegahannya. Kemudian lanjut membahas pentingnya memeriksakan kesehatan anak secara berkala dan melakukan imunisasi lengkap, mempelajari cara mengajak si kecil peduli akan kesehatan gigi dan mengajarkan tentang perbedaan, serta tips membantu remaja memperbaiki pola tidur. Berbekal semua informasi tersebut, mudah-mudahan kita bisa lebih cerdas dan tanggap dalam menjaga buah hati tercinta. In this edition, we take our readers to know more about common illnesses in children: jaundice, pneumonia, diabetes, flu and fever, as well as treatments and preventions. We also discuss the sleeping patterns of teenagers, the importance of doing routine checkups and getting full vaccinations. In terms of values, we capture diversity in our articles in order for our children to appreciate the differences in people. We hope that you find our information both useful as well as entertaining. Let’s strive to become better and smarter parents for our children. redaksi Sintha Amelia Ario Zainuddin Ayub Waskita Dyndha Hanjani Putri Eka Yulistianto Prakoso Nigar Pandrianto Nur Hasanah Robertus A. Setianugraha Sri Ayu Ambarwati Sri Sadono Sukrisna Sirkulasi Siloam Head Office Gedung Fakultas Kedokteran UPH Lippo Karawaci - 31st floor Jl. Boulevard Jend. Sudirman no. 1688 Lippo Village, Tangerang, 15811 Direct : +62 21 2566 8000 email [email protected] www.siloamhospitals.com informasi pemasangan iklan dapat menghubungi : [email protected] 021-25668000 ext. 24026 media consultant GRid-Story Factory Kompas Gramedia Building Unit 2, 4th Floor Jl. Panjang 8A, Kebon Jeruk, Jakarta 11530 Tel: (021) 533 0150, 533 0170, Ext 32138 Fax: (021) 530 4776 Web: www.grid.co.id Mei - Juni 2017 S I LV E R 3 ContentS Mei-juni 2017 inside this edition... 19 WE commIt Edy Hamsyah (Registration Staff, Business Development Siloam Hospitals Balikpapan) Melayani Pasien Dengan Sebaik-baiknya Giving Patients the Best Services 27 tEStImonIaL Betty Julinar Sitorus, Pasien Siloam Hospitals TB. Simatupang, Mempercayakan Pengobatan Kanker Payudara Hanya Pada Dokter 05 Entrusting Cancer Treatment to Doctors 32-34 aSk thE doctoR Masalah Kesehatan Mata, Perawatan Kulit Bayi, dan Penyebab Mimisan h at I -h at I ! p n E umo nI a I t u mE m at I kan! Eye Health Problem, Proper Care for Baby`s Skin & Nosebleed Cause Cautions! Pneumonia Kills! 35 nutRItIon Mengontrol Kolesterol Pada Anak Controlling Cholesterol Levels in Children on thE coVER Hati-Hati! Pneumonia itu mematikan! Caution! Pneumonia Kills! Mana yang Terbaik untuk Bayi Kuning, ASI atau Susu Formula? Should Babies with Jaundice be Fed Breastmilk, or Formula? Waspadalah diabetes pada anak-anak 05 - 11 17 The Key to Healthy and Happy Children 4 SILVER Mei - Juni 2017 Awas! Diabetes Mellitus Kini Mengancam Anak-Anak! CCI Siloam Hospitals TB Simatupang Menebar Kegembiraan Lewat Bingkisan Paskah 12 - 18 Delivering Bundles of Easter Joy Service Excellence Competition Penghargaan Atas Konsistensi Dalam Pelayanan yang Berkualitas 20 - 26 Recognizing Consistent Quality Service Child Diabetes Alert! 41-43 hEaLthy tIpS 20 EdItoRIaLS 40 Can the Sugar in Friuts Be Bad for You? Ingin Punya Anak yang Sehat, Normal, dan Ceria? Baca Ini... Bayi Kuning? Ini Ulah Si Bilirubin! Bilirubin, The Culprit Behind Jaundice Beware of Diabetes in Children Bisakah Gula dalam Buah-buahan menjadi Buruk bagi Anda? 36-39 What`S on hIghLIghtS-InSIghtS 44 Laparoscopy: Solusi Bedah Terdepan dan Lebih Efisien Memperbaiki Pola Tidur Remaja, Kesehatan Gigi Si Kecil, Mengajarkan Anak Tentang Perbedaan 28 -29 Helping Your Teenager to Get Enough Sleep, The Key to Dental Health Starts Young, Ways to Teach Children How to Understand and Accept Differences Laparoscopy: Modern and Efficient Surgical Solution Jurus Ampuh Menangani Demam dan Flu pada Anak The Best Way of Treating Cold and Flu in Kids 30-31 46 QuIZ highlight Hati-Hati! PneUMonia itU MeMatiKan! Caution! Pneumonia Kills! Oleh: Dr. dr. Dian Pratamastuti, Sp.A, Siloam Hospitals Surabaya mungkIn SEbagIan daRI kIta Sudah SERIng mEndEngaR nama pEnyakIt InI. tapI, mungkIn maSIh banyak puLa yang bELum tahu apa SEbEnaRnya pnEumonIa, bERIkut bahayanya. Supaya LEbIh tahu dan LEbIh paham, yuk, kEnaLan dEngan pnEumonIa. pneumonia may sound familiar. But do you know its effects and threats? Let’s learn and know more about this disease. Ini bukan penyakit yang baru ditemukan. Tapi belakangan kasus pneumonia makin sering kita dengar, terutama yang menyerang anak-anak. Menurut Dr. dr. Dian Pratamastuti, Sp.A dari Siloam Hospitals Surabaya, yang dimaksud dengan pneumonia adalah radang akut yang menyerang jaringan paru-paru dan sekitarnya. Pneumonia ini merupakan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang paling berat, karena dapat menyebabkan kematian. “Pneumonia umumnya diawali dengan infeksi saluran pernapasan bagian atas, yaitu infeksi hidung dan tenggorokan. Pada anak-anak, setelah dua hingga tiga hari infeksi tersebut dapat menjalar ke paru-paru karena sistem imunnya belum terbentuk sempurna, sehingga tubuhnya tidak mampu membasmi infeksi awal yang sebenarnya ringan. Jika sudah menjalar ke paruparu akhirnya, ya, jadi pneumonia. Pneumonia membuat jalan udara ke paru-paru terhambat. Anak pun jadi sulit bernapas dan asupan oksigen berkurang,” jelas dokter Dian. Layaknya penyakit influenza, pneumonia juga sangat mudah menular. Penularannya bisa melalui percikan ludah, batuk, atau bersin dari orang yang sudah terkena pneumonia. Sebenarnya, sih, jika melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh berbagai sistem pertahanan tubuh kita. Misalnya, dengan batuk-batuk, atau perlawanan dari sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan. Hanya saja, sekarang ini sudah terjadi perubahan pola mikroorganisme penyebab Infeksi Saluran Napas Bawah Akut. Selain karena faktor kebersihan lingkungan dan adanya gangguan kekebalan atau penyakit kronik pada penderita, perubahan ini juga disebabkan penggunaan antibiotik yang tidak tepat yang menimbulkan perubahan karakteristik pada kuman. Pneumonia is not a new disease, but there has been a spike in pneumonia diagnoses recently, especially in children. According to dr. Dian Pratamastuti, Sp.A from Siloam Hospitals Surabaya, pneumonia is the acute inflammation of the lungs and surrounding tissues. This disease is also the most severe type of acute respiratory tract infection, as it can lead to death. “Pneumonia typically begins as an infection in the upper respiratory tract, affecting the nose and throat. In children, because their immune systems are still developing, the infection can spread to the lungs after two or three days, making it difficult for the body to fight the initial infection. When it spreads to the lungs, that’s when the pneumonia starts. This disease blocks the airway to the lungs, causing the sufferer to have breathing difficulty and lower oxygen intake,” explains dr. Pratamastuti. Similar to influenza, pneumonia is highly contagious through saliva, or when an affected person coughs or sneezes. When it enters the body through the respiratory tract, our body and immune system will react to the pathogen, causing a cough. A reaction may also occur in the cells of the mucous membrane in the throat. However, we are now looking at a shift in the microorganism pattern that causes acute lower respiratory infection. The shift is largely due to four main causes: sanitation quality, immune disorders, chronic illnesses, and also inappropriate use of antibiotics, which may change the characteristics in germs. Mei - Juni 2017 S I LV E R 5 highlight lalu, apa saja gejala-gejala pneumonia yang harus diwaspadai? Jika mendapati anak mengalami demam tinggi, nyeri dada saat bernafas atau bernapas dengan cepat (frekuensi napas > 60 kali per menit pada bayi di bawah dua bulan, > 50 kali per menit pada bayi 2 bulan – 1 tahun, dan > 40 kali per menit pada anak 1 – 5 tahun), batuk berdahak, denyut nadi cepat, lemah, dan lemas, kita perlu curiga. Apalagi kalau anak sudah mulai gelisah, tidak mau makan atau minum, mual, muntah, nyeri kepala, kejang atau sianosis (kebiruan pada bibir), bahkan mengalami penurunan kesadaran. Jangan tunggu lama lagi, langsung bawa ke dokter. Pneumonia has a number of symptoms to look out for. In a child, these symptoms include high fever along with chest pains when breathing or an accelerated breathing rate. The standard breathing frequency is > 60 times per minute in infants under two months old, > 50 times per minute in infants of 2 months to 12 months old, and > 40 times in a child age 1 to 5 years old). Some other symptoms include a productive cough, rapid pulse, and feeling weak and listless. These conditions may worsen to anxiousness, lack of appetite, nausea, vomiting, headaches, seizures, cyanosis (bluish discoloration of the lips), and even loss of consciousness. Stay alert, and if these symptoms arise, immediately take the child to the doctor. ingat, anak yang menderita pneumonia beriSiko mengalami gangguan tumbuh kembang, hingga kematian. menurut riSkerdaS tahun 2007, Setelah diare, pneumonia merupakan penyakit penyebab kematian kedua tertinggi pada bayi dan balita. Pneumonia may also inhibit a child’s growth and development, and may even cause fatality. According to the 2007 Basic Health Survey, pneumonia is the second leading cause of death in infants and children under five after diarrhea. 6 SILVER Mei - Juni 2017 yang biSa dilakukan untuk melindungi anak dari pneumonia // Keeping our Children Safe from Pneumonia Selalu menjaga kebersihan lingkungan. Maintain good hygiene Memastikan udara di sekitar bebas dari polusi (asap rokok, asap kendaraan, asap pabrik). Make sure they are not exposed to polluted air (cigarette smoke, vehicle emissions, or factories) Memberi makanan dengan gizi yang cukup dan seimbang. Provide them with a healthy, balanced diet Selalu memberi minum air bersih dan matang. Always prepare clean and boiled drinking water Memberi ASI ekslusif sampai bayi usia enam bulan, karena ASI ekslusif dapat menurunkan kejadian pneumonia pada balita sebesar 20%. Exclusive breastfeeding until six months of age. Exclusive breastmilk can reduce the rate of pneumonia in infants by up to 20%. Memberikan imunisasi lengkap kepada bayi untuk menurunkan kemungkinan terjadi pneumonia sebesar 50%. Imunisasi yang lengkap mencakup beberapa jenis imunisasi yang terkait dengan pneumonia (seperti vaksin PCV, Campak, DPT, HIB). Ensure your children receive full vaccinations which can reduce the risk of pneumonia by 50%. Full vaccinations include several types of shots linked to pneumonia, such as PCV, measles, DPT, and HIB. inSight ayah PeroKoK, anaK BeriSiKo terKena PneUMonia Smoking Dads, Risking Pneumonia in Kids Mungkin banyak yang bertanya-tanya, apa hubungannya rokok dengan pneumonia? Well, hubungannya memang tidak langsung. Zat-zat beracun yang terkandung dalam rokok akan mengganggu sistem kekebalan tubuh, serta membuat bronkus dan paru-paru menjadi lemah. Bukan hanya bagi si perokok, namun juga bagi orang lain di sekitarnya yang jadi perokok pasif. Anak-anak yang memiliki ayah perokok lebih berisiko terkena pneumonia, meski mungkin sang ayah tidak merokok di dekatnya dan “memberi” asap rokok langsung. Sebab, setelah merokok zatzat beracun dari rokok masih menempel di baju ayah. Zat-zat itulah yang akan terhirup oleh anak secara tidak sengaja, saat anak digendong atau bermain dan bermanja-manjaan dengan ayah. Jika zat-zat beracun ini terhirup maka akan merusak silia atau rambut halus pada organ pernapasan anak, yang berfungsi menyaring benda asing yang masuk ke tubuh. Sehingga kalau ada benda asing yang masuk melalui saluran pernapasan menjadi sulit dihalau, termasuk bibit penyakit penyebab pneumonia. Anak-anak yang rentan terkena pneumonia dari seorang ayah perokok biasanya berusia dua bulan sampai kurang dari lima tahun. Tapi, risiko terserang pneumonia lebih besar ada pada anak-anak yang berumur dibawah dua tahun. Kenapa? Karena dibawah dua tahun sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna, begitu pula dengan lumen saluran napasnya. kEbIaSaan mERokok bukan hanya mEngganggu kESEhatan SI pERokok, tapI juga mEngganggu kESEhatan oRang-oRang dI SEkItaR. kELuaRga, tERutama buah hatI, bISa jadI koRbannya. Smoking damages not only the smokers’ health, but also other people around them. The effects can be serious for our family, especially our children. ThE CORRELATiON BETWEEN SMOKiNG AND PNEUMONiA MAy NOT BE CLEAR. ThE CORRELATiON iS iNDiRECT, BUT iMPORTANT. Toxic substances in a cigarette affect the immune system and weaken the bronchi and lungs. Cigarette smoke is not only bad for just the smokers, but also for others who become second-hand smokers. At home, parents who smoke increase the risk of pneumonia in their children. Although the parents may smoke in another place away from their kids and without directly exposing them to the smoke, the toxic substances stain the smokers’ clothes. They get transferred when dads play with their kids, cuddling, or holding them. The inhalation of the toxins can damage the cilia, the very fine hair-like projections in the respiratory organs. They filter foreign materials that enter the body. When their quality is compromised, foreign materials, which may include the pneumonia pathogen, will not be effectively filtered. Children aged between two months until five years old are particularly vulnerable to pneumonia with respect to their parents’ smoking habits. However, the risk of actually getting the disease is greater in children below two, as their immune systems and lumen of the respiratory tracts have not been fully developed. Mei - Juni 2017 S I LV E R 7 highlight Mari Kenali PenyeBaB PneUMonia PaDa anaK how Pneumonia Gets in Children 8 SILVER Mei - Juni 2017 pnEumonIa mEmang mEnakutkan. tapI, pnEumonIa bISa dIhIndaRI, kok. kEnaLI haL-haL yang dapat mEnyEbabkan anak mEngaLamI pnEumonIa agaR bISa mEnghIndaRInya. pneumonia is a serious disease, but preventable. Know the cause and learn ways to do to prevent it. highlight Namun, jika kita ingin tahu tentang penyebab pasti pneumonia pada anakanak, sebenarnya agak sulit. Sebab harus diperiksa dulu dahaknya. Sementara untuk memperoleh dahak pada anak-anak itu susah. Makanya penentuan etiologi pneumonia pada anak-anak di Indonesia masih didasarkan pada hasil penelitian diluar negeri. Menurut publikasi WHO, penelitian di berbagai negara menunjukkan bahwa Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus Influenza Type B merupakan bakteri yang selalu ditemukan pada penelitian tentang etiologi di negara berkembang. Sedangkan di negara maju, pneumonia pada anak-anak umumnya disebabkan oleh virus. Bicara tentang penyebab pneumonia, secara umum penyebabnya bisa karena bakteri dan virus. Bakteri yang paling banyak menyebabkan pneumonia adalah Pneumokokus (Streptococcus pneumonia), HiB (Haemophilus Influenza Type B), dan Stafilokokus (Staphylococcus Aureus). Sementara virus yang bisa menyebabkan pneumonia misalnya Rhinovirus, Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan virus Influenza. Selain itu, virus Campak (Morbili) juga bisa menyebabkan komplikasi berupa pneumonia. Apapun penyebab pastinya, yang harus dicatat adalah: pneumonia sangat erat kaitannya dengan faktor kebersihan lingkungan. Balita yang tinggal di rumah dengan sarana sanitasi tidak sehat memiliki risiko terkena pneumonia 5,7 kali lebih besar dibandingkan balita yang tinggal di rumah dengan sarana sanitasi sehat. Kurangnya udara segar yang masuk ke dalam ruangan, serta kelembaban yang tinggi, dapat menyebabkan peningkatan risiko kejadian ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas). Oleh karena itu perlu pemasangan ventilasi rumah sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit ISPA. Bukan cuma itu, tidak tersedianya air bersih (masih menggunakan sumur yang tidak memenuhi syarat kesehatan), serta tidak tersedianya tempat pembuangan sampah atau cara pengelolaan sampah yang kurang baik juga meningkatkan risiko terkena pneumonia. Sehingga, urusan menyediakan air bersih dan tempat pembuangan sampah berikut cara pengelolaannya yang benar pun mutlak dipenuhi. There are two things that generally cause pneumonia. Bacterium is one, for example the pneumococcus (Streptococcus pneumonia), HiB (Haemophilus Influenza Type B), and Staphylococcus (Staphylococcus Aureus). The other cause stems from viruses, e.g. Rhinovirus, Respiratory Syncytial Virus (RSV), and Influenza. In addition, the measles virus (Morbili) may also lead to pneumonia as one of the disease’s complications. However, it’s not always easy to determine the exact cause of pneumonia in children. This requires a sputum examination, which can be challenging to recover from young kids. This is also why childhood pneumonia etiology in Indonesia is still supported by international research and experiences. According to the WHO, a research in multiple countries shows that the Streptococcus pneumoniae and Haemophilus Influenza Type B are consistently found across all etiology studies in developing countries. In contrast, childhood pneumonia in developed countries are generally caused by viruses. Regardless of the cause, it’s crucial to note that pneumonia is very much linked to sanitary conditions. The risk of this disease in children below five who live in homes with poor sanitation facilities are 5.7 times greater than children with acces to proper sanitation facilities. Lack of fresh air and intense humidity also contribute to Upper Respiratory Tract Infections, which makes air ventilation especially important in any building. Further, risk of pneumonia is heightened in places where safe drinking water and trash disposal areas are not available. Making sure our water is safe to consume and that our trash is appropriately managed is necessary to keep us healthy. Mei - Juni 2017 S I LV E R 9 inSight jiKa Si KeCil terlanjUr Kena PneUMonia… When Childhood Pneumonia Catches On… Sedih dan cemas bila buah hati sakit itu pasti. Apalagi kalau penyakitnya adalah pneumonia yang cukup mematikan. Tapi, jangan kalut dulu. Mari kita pelajari bersama bagaimana pengobatan pneumonia agar tidak salah mengambil keputusan. Pengobatan pneumonia sangat tergantung apa penyebabnya. Bila penyebabnya bakteri maka pengobatannya harus dengan memberikan obat antibiotik sesuai jenis bakterinya. Namun, untuk membantu meringankan gejalagejala yang menyertainya, dokter biasanya merekomendasikan terapi menggunakan alat nebulizer, yaitu memberikan uap yang telah dicampur dengan obat tertentu untuk dihirup oleh si kecil. Bila kondisi si kecil cukup parah, penanganan medis dari rumah sakit untuk pneumonia meliputi pemberian antibiotik dan cairan tubuh lewat infus, serta oksigen untuk membantu pernapasan. Ada kalanya juga dibutuhkan Ventilator di Ruang Perawatan Intensif (ICU) jika sistem pernapasannya melemah. Beda dengan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri, pneumonia karena virus relatif lebih ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya saat kekebalan tubuh si kecil kembali normal. Sehingga pemberian obat antibiotik tidak diperlukan. Untuk pneumonia karena virus, dokter hanya akan memberikan obat-obatan yang dapat menurunkan gejalagejalanya saja. Penanganan terbaik untuk kondisi ini adalah dengan membiarkan si kecil beristirahat total sambil memberi asupan nutrisi dan cairan. Serta, tentu saja menjaga kebersihan lingkungan dan menghindarkan si kecil dari paparan asap rokok atau zat-zat beracun dari rokok yang menempel di baju atau benda lainnya. 10 SILVER Mei - Juni 2017 tIdak ada yang mau buah hatI kEna pnEumonIa, bukan? namun, jIka tERLanjuR kEna pnEumonIa, kIta haRuS tahu bagaImana pEngobatannya, agaR buah hatI tERcInta tERtanganI dEngan baIk. All parents want their children to grow happy and healthy. But diseases lurk everywhere, and pneumonia is one of them. Learn more about pneumonia treatments to ensure that you are well prepared. inSight Regardless of the disease, it’s always heartbreaking to see our children ailing. When it’s as serious as pneumonia, understandably we get more worried. However, to be able to make the right decisions, we need to keep our anxiety in check and be well informed about this disease’s treatments. Pneumonia treatments depend on the cause. If it is bacteria induced, antibiotics for that specific type of bacteria will be administered. To ease the symptoms, doctors will usually recommend inhalation therapy using nebulizer equipment that delivers certain medications. In severe cases where hospital treatment is required, treatment may involve the delivery of antibiotics and fluid by IV, and oxygen to help breathing. If the child’s condition deteriorates and respiratory system weakens, he/she may need ICU treatment where a ventilator is available. Unlike pneumonia caused by bacteria, viral pneumonia is not as harsh. It may even go away on its own as the young patient’s immune system regains its ability to fight back. Antibiotics are generally not required, and the doctor will only prescribe drugs to address the symptoms. If this happens, the best thing we can do is to let children rest, while making sure they get enough healthy food and liquids. Additionally, keep the environment clean and make sure they are not exposed to cigarette smoke or cigarette toxins on clothes or other items. Doctor`s Profile Dr. dr. Dian Pratamastuti, SpA Siloam Hospitals Surabaya Lahir di Semarang, 20 Januari 1980, Dr. dr. Dian Pratamastuti, SpA menamatkan pendidikan Kedokteran Umum di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta tahun 2005. Dokter Dian melanjutkan pendidikan PPDS Ilmu Kesehatan Anak, kemudian pendidikan doktoralnya di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Hingga tahun 2017 ia masih bergabung di Siloam Hospitals Surabaya. Born in Semarang, 20 January 1980, Dr. dr. Dian Pratamastuti, SpA attained her medical degree from the Faculty of Medicine, Indonesia Christian University (UKI) Jakarta in 2005. Dr. Pratamastuti pursued her specialty in Pediatrics and later doctoral degree in the Faculty of Medicine of Airlangga University, Semarang. Until 2017 she still work at Siloam Hospital Surabaya. Mei - Juni 2017 S I LV E R 11 highlight Bayi Kuning? ini Ulah Si BilirUBin! Bilirubin, the Culprit Behind Jaundice Oleh: dr. Erick Francisco Kan, SpA , Siloam Hospitals Lippo Village Karawaci SEtIap oRang tua tEntu IngIn anaknya LahIR daLam kEadaan noRmaL. tapI, SEbagIan bayI juStRu mEnjadI kunIng SEtELah LahIR. kEnapa bISa bEgItu? All parents want their babies to be born safe and healthy. Soon after birth however, they may notice a yellow coloration in their babies’ skin. What could be the cause of this? Memiliki anak, untuk beberapa orang, adalah sebuah anugerah yang ditunggutunggu. Namun sebagai orang tua yang baru mendapatkan anak pertama, beberapa kondisi yang terjadi pada bayi kerap membuat cemas dan panik. Misalnya saja ketika bayinya lahir berwarna kuning. Apa sebenarnya yang menyebabkan bayi kuning itu? dr. Erick Francisco Kan, SpA dari Siloam Hospitals Lippo Village Karawaci mengatakan, bayi kuning (New Born Jaundice) atau yang dalam istilah medisnya disebut hiper bilirubin, merupakan sebuah kondisi bayi yang mengalami penumpukan bilirubin pada selaput mukosa seperti mata dan bibirnya, selain juga pada kulitnya. Dokter Erick mengatakan, “Sebanyak 70% bayi kuning sebenarnya normal, sementara sisanya bisa terjadi karena adanya kelainan atau kerusakan organ. Atau, bisa pula karena adanya trauma saat proses melahirkan, seperti vacuuming atau prosedur lainnya.” Karena mayoritas kejadian bayi kuning adalah hal yang normal, jadi sebetulnya tidak perlu dicemaskan berlebih. Seiring 12 SILVER Mei - Juni 2017 bertambahnya umur bayi, warna kuning pada bayi akan memudar tanpa perlu perawatan medis. Hanya saja, setiap orang tua harus tetap waspada. Kalau bayi semakin hari semakin kuning dan kondisi ini berlangsung terus menerus, maka bayi perlu segera diberikan perawatan medis khusus. Kalau tidak, maka ada risiko jangka panjang berupa kerusakan organ permanen. Yang paling sering terjadi adalah kerusakan organ pendengaran dan perkembangan otak. Itu sebabnya, bayi kuning harus terus dipantau. For most of us, having a child is an extraordinary blessing. When a child is born, the parents also start a new journey with its own surprises and worries; such as when the newborn suddenly shows a yellowish tint in his or her skin or in the white part of the eyes. What causes this? According to pediatrician dr. Erick Francisco Kan from Siloam Hospitals Lippo Village Karawaci, newborn jaundice, or hyperbilirubinemia, is a condition in which an infant has too much bilirubin in his/her blood. This leads to the bilirubin appearing in the mucus membranes in the skin and other parts of the body, such as the eyes and lips. “70 percent of jaundice cases are perfectly normal. The rest are caused by a disorder, organ damage, or even trauma during delivery procedures such as vacuuming,” says dr. Kan. Since most jaundice cases are normal, parents do not need to worry too much. Within days, common jaundice will disappear without needing special medical care. But extra attention is still needed; if the jaundice persists and the tint intensifies, the baby will need urgent care. Without it, the risk could be life-long and serious, such as permanent damage to the infant’s hearing and brain. Close monitoring is therefore important to avoid such risks. highlight Kenalan Dengan Si BilirUBin What is bilirubin? Bilirubin adalah zat yang berwarna coklat-kuning yang berasal dari proses pemecahan sel darah merah lama di hati (liver). Harusnya bilirubin secara otomatis akan keluar dari tubuh melalui eskresi (feses). Makanya, kalau diperhatikan feses yang normal akan berwarna coklat-kuning. Kelebihan Bilirubin akan membuat kulit dan mata menjadi berwarna kuning, atau di Indonesia lebih dikenal dengan penyakit kuning (Jaundice). Pada orang dewasa, hal ini bisa terjadi karena kerusakan fungsi hati seperti hepatitis, kelainan darah, atau adanya penyumbatan pada saluran darah. Namun pada bayi yang baru dilahirkan kondisi kuning lebih banyak disebabkan keadaan fisiologis atau perbedaan golongan darah maupun rhesus darah kedua orantuanya. Bilirubin is the brownish yellow substance produced when the liver breaks down old red blood cells. Bilirubin is automatically removed from the body through the stool (feces), which gives stool its normal color. High bilirubin levels cause the skin and eyes to appear yellowish. This condition is also known as jaundice. In adults, this condition can be a manifestation of liver damage caused by hepatitis, blood disorder, or clogs in blood vessels. In newborns, however, most jaundice cases are physiological, and are caused by the incompatibility of blood types or blood Rh factors between the parents. Mei - Juni 2017 S I LV E R 13 inSight gejala-gejala Bayi KUning yang Perlu Diwaspadai Knowing the Signs of Jaundice WaLau kondISI bayI kunIng pada bayI yang baRu LahIR Itu LumRah tERjadI, namun kIta tEtap haRuS WaSpada. kEnaLI gEjaLa-gEjaLa bayI kunIng yang noRmaL SampaI yang tIdak noRmaL, agaR tIdak SaLah mEngambIL kEputuSan. Although jaundice is common among newborns, it should still be taken seriously. Know the signs to tell if your baby is still safe, or when medical attention is needed to help you make the right decisions. Kondisi bayi kuning tidak bisa diprediksi sebelum bayi dilahirkan, meski sang ibu melakukan pemeriksaan rutin selama proses kehamilan. Tapi, karena kondisi kuning pada bayi lebih banyak disebabkan perbedaan golongan darah maupun rhesus darah kedua orantuanya, maka bagi pasangan yang berbeda golongan darah atau berbeda rhesus darah, barangkali perlu menyiapkan diri jauh-jauh hari untuk menerima kondisi kalau-kalau bayinya nanti lahir kuning. Contoh, kalau golongan darah ibu O sementara golongan darah ayah A, lalu ternyata bayinya ikut golongan darah ayahnya, maka kemungkinan bayinya mengalami bayi kuning sangat besar. Atau misalnya rhesus darah ibunya negatif (-) sementara rhesus darah ayahnya positif (+), si bayi juga memiliki risiko tinggi mengalami bayi kuning. Nah, jika si bayi memang benar mengalami bayi kuning, maka gejala-gejalanya akan segera terlihat pada dua hari pertama dari hari kelahiran. Kuningnya bayi yang masih masuk dalam kategori normal, umumnya hanya berlangsung selama 5 - 7 hari saja. Namun untuk bayi prematur bisa sampai dua minggu. Kalau bayi semakin hari semakin kuning dan kondisi ini berlangsung terus menerus hingga lebih dari dua minggu, artinya ada sebuah masalah serius yang melatarbelakanginya. Pertanyaan selanjutnya: bagimana cara mengenali apakah kuningnya bayi masih normal atau sudah tidak normal? Jawabannya adalah tergantung dari kadarnya. Kalau gejala kuning hanya terjadi pada mata, wajah, hingga leher bayi, ini masih normal. Tapi jika kuningnya sudah sampai ke dada dan perut, maka harus ada diagnosa dan disarankan diobservasi di rumah sakit. Apalagi kalau kuningnya itu sampai ke kaki, harus segera dilakukan penanganan khusus karena berpotensi adanya kerusakan organ. 14 SILVER Mei - Juni 2017 In spite of routine pregnancy check up, jaundice isn’t predictable. However, as jaundice is usually caused by the parents’ blood type incompatibility, parents can still prepare for this possibility before the birth. For example, A-blood type babies born from O-blood type mothers and A-blood type fathers have a high possibility of jaundice. Risk of jaundice also increases when the parents’ Rh factors are different – negative or positive in either of the parent. Signs of jaundice in the babies usually show up within the first two days after birth. Mild or normal jaundice typically lasts between five to seven days, or up to two weeks for premature newborns. However, if the yellow skin coloration persists and does not show any improvement for more than two weeks, there could be a more serious underlying problem. The level of bilirubin can help parents tell the difference between normal and abnormal jaundice. Yellowish color that only appears in the eyes, face, to the neck, is still considered normal. Take extra caution if it spreads to the chest, abdomen, and especially to the foot. Medical diagnosis and hospital observation may be required as it may cause organ damage. highlight Bunda, Begini Cara Merawat Bayi KUning... Treating Jaundice in Babies mERaWat bayI bukan hanya butuh kESabaRan dan kEtEkunan, namun juga butuh kEtELItIan. apaLagI, mERaWat bayI kunIng. tIdak boLEh LEngah SEdIkIt Saja daLam mEmantaunya. Carefulness and patience are important when caring for young infants. In the case of jaundice, extra care and attention is vital for recovery. Merawat bayi yang tentu bukan perkara gampang. Apalagi, merawat bayi kuning. Namun, seperti telah diceritakan di artikel-artikel sebelumnya, bayi kuning sebenarnya sesuatu yang normal dan akan sembuh dengan sendirinya tanpa perlu perawatan medis, sejauh bayi telah didiagnosa tidak mengalami kerusakan organ atau penyakit tertentu. Meski begitu, kita tidak boleh lengah dalam memantau perkembangannya. Bahkan, harus lebih teliti lagi karena untuk mengurangi resiko bayi terkena penyakit tertentu, yang bisa berujung pada kerusakan permanen pada organorgan maupun otaknya. Perawatan yang paling lazim dilakukan pada bayi kuning adalah Phototherapy, yaitu perawatan dengan menggunakan sinar biru (Photo – oxidation). Terapi penyinaran ini bertujuan menambah kadar oksigen pada bilirubin agar lebih cepat larut dengan air di dalam tubuh, sehingga hati (liver) bayi bisa memprosesnya lebih cepat dan menghilangkannya dari dalam sel darah. Ada dua jenis Phototherapy. Pertama adalah penyinaran langsung (conventional phototherapy), dimana bayi ditempatkan langsung di bawah lampu biru dan matanya di tutup. Kedua, dengan cara Fiber Optic Phototherapy, dimana bayi ditempatkan di atas selimut dengan kabel fiber optic dan sinar dipancarkan melalui kabel ke punggung bayi. Newborns need special care and attention, especially when they have jaundice. As highlighted in previous articles, jaundice is in fact quite common and babies usually get better without requiring medical treatment. But jaundice should be taken seriously. Babies with jaundice should be closely monitored to minimize the risk of catching other diseases, which could lead to permanent organ and brain damage. Phototherapy is the most common type of therapy for jaundice (photooxidation). The goal of this therapy is to increase oxygen levels, allowing the bilirubin to be quickly absorbed by the baby’s fluids and helping the liver to get rid of bilirubin from the blood. There are two types of phototherapy; first is conventional phototherapy, where babies are placed directly under a blue light with their eyes covered. The second type is called Fiber Optic Phototherapy, where babies are placed on a blanket connected to fiber optic cables and the light is transmitted through the cables to the babies’ back. Mei - Juni 2017 S I LV E R 15 highlight Jika bayi kuning tidak terdiagnosa memiliki penyakit tertentu atau kerusakan organ, walaupun tidak direkomendasikan, bayi bisa dirawat di rumah. Dulu, orang tua kita mengajarkan, bayi kuning sebaiknya dijemur, terkena matahari pagi antara pukul 06.00 – 09.00 WIB. Cara ini bisa saja dicoba, karena meski secara medis belum terbukti bisa mengurangi kadar bilirubin dalam darahnya, tapi sinar matahari pagi terbukti mengandung vitamin D yang bagus untuk perkembangan tulangnya. Selain perawatan dengan Phototherapy, yang juga harus dilakukan adalah menyusui bayi secara teratur setidaknya 3 - 4 jam sekali. Semakin sering bayi menyusu maka akan semakin sering pula ususnya bergerak. Ini bagus untuk mempercepat proses membuang kelebihan bilirubin dari alirah darahnya. Although not recommended, babies with mild jaundice that is not caused by certain diseases or organ damage can be treated at home. Traditionally, parents place their babies in the morning sun between 06:00 and 09:00. Even though it hasn’t been proven to reduce bilirubin, exposure to the sun has been well known to aid in the production of vitamin D needed for bone development. Other than phototherapy, it’s also important to make sure babies feed every 3 to 4 hours. Frequent feeding triggers the movement of the digestion system, which helps the body to get rid of the bilirubin quicker. Semakin Sering bayi menyuSu maka akan Semakin Sering pula uSuSnya bergerak. ini baguS untuk mempercepat proSeS membuang kelebihan bilirubin dari alirah darahnya. Frequent feeding triggers the movement of the digestion system, which helps the body to get rid of the bilirubin quicker. 16 SILVER Mei - Juni 2017 inSight Mana yang terbaik untuk Bayi Kuning, aSi ataU SUSU forMUla? Should Babies with Jaundice be Fed Breastmilkor Formula? ada yang bILang, Supaya cEpat SEmbuh bayI kunIng haRuS dIbERI aSI. tapI, ada juga yang bILang aSI juStRu bERbahaya bagI bayI kunIng. jadI yang bEnaR yang mana? You may have heard that babies with jaundice need more breast milk. You may have also heard the total opposite. So which one is correct? Banyaknya informasi yang beredar seputar bayi kuning, tentu memperluas pengetahuan kita. Tapi, kadang banyaknya informasi tersebut juga membingungkan kita. Misalnya, informasi tentang pemberian ASI pada bayi kuning. Ada yang bilang bahwa obat terbaik untuk proses penyembuhan bayi kuning adalah dengan memberi asupan ASI yang cukup. Hanya saja pada beberapa kasus, ada bayi yang sudah diberi ASI tapi tetap kuning (bahkan bertambah kuning) lebih dari dua minggu. There is a lot of information on jaundice that we can easily find from a variety of sources. It may enrich our knowledge, but on the other hand we may become overwhelmed by too much information which may sometimes be unclear. A particular topic to highlight is breast milk for jaundice babies. You may have heard that breastfeeding is the best way to treat jaundice. But in some cases jaundice stays (even worsens) after two weeks despite breastfeeding. Mei - Juni 2017 S I LV E R 17 inSight KoK, BiSa ya? “Bisa saja. Biasanya hal ini terjadi karena dua hal, Breast Feeding Jaundice atau Breast Milk Jaundice. Breast Feeding Jaundice adalah kondisi dimana ASI yang keluar dari ibu sangat kurang atau bahkan tidak ada, sementara Breast Milk Jaundice adalah kondisi dimana air susu ibu mengandung zat yang justru bisa menghambat enzim yang membantu perkembangan dan kerja hati (liver). Breast Milk Jaundice ini yang bikin bayi malah bertambah kuning,” jelas dr. Erick Francisco Kan, SpA dari Siloam Hospitals Lippo Village Karawaci. LALU, BAGAiMANA SEBAiKNyA? BAyi KUNiNG DiBERi ASi ATAU SUSU FORMULA SAJA? “Sebenarnya pemberian ASI tetap dianjurkan, karena ASI tetap yang terbaik. Kalau terjadi Breast Milk Jaundice bukan berarti ibu harus menghentikan pemberian ASI pada bayi. Sebaliknya, ibu justru harus lebih sering memberi ASI supaya bayinya lebih kuat. Namun bila kasusnya adalah Breast Feeding Jaundice, bisa dibantu dengan ASI donor atau kalau memang terpaksa memakai asupan susu formula yang dianjurkan oleh dokter anak,” lanjut dokter Erick, menutup obrolan. WhAT COULD EXPLAiN ThiS? “It’s very possible. There are two types of jaundice that we need to understand: breastfeeding jaundice and breast milk jaundice. In breastfeeding jaundice, the mother produces very little, or nearly no breast milk, resulting in caloric deprivation. In breast milk jaundice, it’s the mother’s milk that may contain certain substances that inhibit the enzymes that help the growth and work of the liver. Breast milk jaundice may lead to increased levels of bilirubin,” says pediatrician dr. Erick Francisco Kan, from Siloam Hospitals Lippo Village Karawaci. ShOULD BREASTFEEDiNG BE CONTiNUED FOR JAUNDiCE BABiES, OR ShOULD i SWiTCh TO FORMULA MiLK? “Breastfeeding should be continued, as breast milk is still the best source of nutrition for babies. Breast milk jaundice doesn’t necessarily mean that mothers stop breastfeeding. On the contrary, mothers need to frequently breastfeed the babies to make them stronger. But if breastfeeding jaundice is the case, breast milk donors could be the solution. If necessary, formula milk under a doctor’s recommendation can also be supplied,” said dr. Kan. 18 SILVER Mei - Juni 2017 Doctor`s Profile dr. Erick Francisco Kan, SpA Siloam Hospitals Lippo Village Tamat dari Kedokteran Umum di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta, lalu melanjutkan pendidikan Spesialis Anak di Fakultas Kedokteran Universitas Samratulangi Manado, dr. Erick Francisco Kan, SpA juga memperoleh gelar Master of Medicine (Pediatrician) dari Melbourne University Australia dan mengikuti Neonatology Training di Royal Women Hospital Melbourne. Kini ia bekerja di Siloam Hospitals Lippo Village. Upon obtaining medical degree from Tarumanegara University, Jakarta, dr. Eric Francisco Kan, SpA continued to study Pediatrics in Samratulangi University, Manado. He also holds Master of Medicine (Pediatrics) from Melbourne University, Australia, and has attended Neonatology Training in Royal Women Hospital, Melbourne. Now, he is working at Siloam Hospitals Lippo Village. We CoMMit edy Hamsyah (registration staff, Business Development siloam Hospitals Balikpapan) Melayani PaSien Dengan SeBaiKBaiKnya Giving Patients the Best Services Edy Hamsyah, staf Registrasi, Business Development Siloam Hospitals Balikpapan (SHBP) Berbekal pengalaman di posisi registrasi sejak pertama bekerja, edy Hamsyah, staf registrasi, Business development Siloam Hospitals Balikpapan (SHBp) memiliki karier yang terus berkembang. Mencintai pekerjaan yang ditekuni adalah Memberi pelayanan sebaik-baiknya kepada setiap pasien merupakan motivasi bekerja bagi pria yang sudah bekerja di SHBP sejak November 2008 ini. Itu sebabnya manajemen SHBP terus memberi kepercayaan kepadanya. Di awal kariernya, Edy ditempatkan pada posisi registrasi. Setelah kurang-lebih tiga tahun, dia dipercaya untuk berada di posisi CIC (Corporate Insurance Communication). Selain itu Edy juga sempat menjadi staf Rekam Medis. Pribadi Edy yang baik, santun, humoris, sabar, serta penuh semangat, membuatnya cocok bekerja di bagian yang berhubungan langsung dengan pasien. Dalam tugasnya, Edy harus memberikan pelayanan pendaftaran bagi pasien rawat jalan maupun rawat inap, serta melakukan verifikasi dan konfirmasi ke Corporate dan Insurance, terkait penjaminan pasien. Pengalaman yang unik, lucu, atau membuat haru pun dialaminya selama bekerja di Divisi Business Deveopment SHBP. Misalnya ketika ada seorang pasien salah paham dan marah karena nomor antreannya tidak segera dipanggil. Pasien tersebut mendaftarkan istrinya ke Spesialis Obsgyn, dan anaknya ke Spesialis Pediatrik. Saat diberi tahu nomor urut antrean keduanya, pasien salah paham dengan mengira nomor antrean 2 adalah urutannya di Klinik Obsgyn. Padahal nomor itu adalah waiting list untuk Klinik Pediatric. Setelah dijelaskan dengan sabar dan ramah oleh Edy, barulah pasien tersebut mengerti, dan menunggu hingga gilirannya tiba. “Ke depannya saya hanya ingin mempertahankan karier yang telah dicapai. Sebab karir saat ini sudah cukup membahagiakan saya dan orang-orang terdekat. Saya akan terus berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien dan perusahaan,” ujarnya. Hal ini juga yang diharapkan oleh Niken Nuraini Amelia sebagai Section Head OPD & IPD Registration, Bussines Development Division, yang merupakan atasannya langsung. “Mudah-mudahan karir Edy lebih baik lagi dan dia konsisten serta berkomitmen dalam pekerjaan, supaya bisa memberi pelayanan yang tulus dan sebaikbaiknya,” tutup Niken. Starting from a registration desk where he was first assigned, Edy Hamsyah – Registration Staff Member, Business Development Division of Siloam Hospitals Balikpapan (SHBP) - now enjoys a budding career. Delivering the best possible service has been Edy’s motivation ever since he started working in SHBP in November 2008. It is also the quality that has earned him the trust from SHBP’s management. Starting as a registration staff, Edy was entrusted to join the Corporate Insurance Communication (CIC) team after about two to three years. He had also spent some time in the Medical Records department. Edy’s kind, courteous, humorous, patient, and exuberant nature makes him suitable to take up the tasks that require direct interaction with patients. Every day, Edy helps inpatient and outpatient registration processes, and verifies and confirms patient data to Corporate Insurance. Throughout his career under SHBP’s Business Development Division, Edy has had unique, funny, and even touching moments. A misunderstanding with a patient, who at that time became upset while waiting for the doctor, was a particularly memorable one. The patient, who had registered his wife and child to the OBGYN clinic and pediatric clinic respectively, had accidentally mixed up his ticket numbers and thought his wife was supposed to be the second patient, while in actuality the queue ticket to be the second patient was actually for the pediatric clinic. The patient eventually calmed down and returned to his queue after Edy politely and patiently cleared up the mistake. “I just want to keep going with what I’ve achieved so far. It’s been a good career not just for me, but also for my loved ones. I’ll continue giving my best to the patients as well as to the hospital,” commented Edy. Edy’s direct supervisor, section head of OPD & IPD Registration, Niken Nuraini Amelia has similar hopes for Edy. “I wish him the best for his career, and that he can be just as consistent and committed as he is today so he can continue giving the best, genuine services,” added Niken. Mei - Juni 2017 S I LV E R 19 highlight awas! DiaBetes Mellitus (DM) Kini MenganCaM anaK-anaK! Child Diabetes Alert! Oleh: dr. Andy Japutra, SpA , Siloam Hospitals Kebon Jeruk dIabEtES mELLItuS (dm) bELakangan mEnjadI pEnyakIt yang paLIng dItakutI, kaREna dm tIdak hanya mEnyERang oRang tua tEtapI juga mEngancam anak-anak. Not only is diabetes a continuing threat among adults but more and more children are being affected by it in recent years. 20 SILVER Mei - Juni 2017 highlight Dulu, diabetes mellitus (DM) adalah penyakit yang banyak dikhawatirkan oleh mereka yang mulai menginjak 30 tahun. Namun, beberapa tahun belakangan, penyakit yang disebabkan oleh gangguan metabolisme glukosa yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah alias hiperglikemia juga menjadi ancaman besar bagi anakanak. Menurut dr. Andy Japutra, SpA selaku dokter spesialis anak Siloam Hospitals Kebon Jeruk, “Dari beberapa jenis DM, DM tipe 1 dan tipe 2 adalah DM yang paling banyak menyerang anak-anak. DM tipe 1 yang juga disebut dengan juvenile onset diabetes atau insulin dependent diabetes mellitus, biasa terjadi pada anak dan remaja. Sedangkan, DM tipe 2 atau non insulin dependent diabetes mellitus, umumnya terjadi pada orang dewasa atau anakanak yang memiliki masalah dengan obesitas (kelebihan berat badan).” dm tipe 1 dan tipe 2 adalah dm yang paling banyak menyerang anakanak. dm tipe 1 yang juga diSebut dengan juvenile onSet diabeteS atau inSulin dependent diabeteS mellituS, biaSa terjadi pada anak dan remaja. Type 1 diabetes, or also known as juvenile onset diabetes or insulin dependent Diabetes Mellitus, can be found in children and adolescents, while type 2 diabetes, or non-insulin dependent diabetes mellitus, generally affects adults or obese children DM tipe 1 pada anak disebabkan adanya kerusakan pada sel beta di pankreas. Hal tersebut berpengaruh pada berkurangnya produksi hormon insulin di tubuhnya. Padahal, insulin berfungsi untuk meningkatkan penyerapan glukosa oleh sel untuk keperluan metabolisme. Inilah yang akhirnya menyebabkan tingginya kadar gula darah pada anak. Karena kerusakan sel penghasil insulin pada pankreas bersifat permanen, penyakit DM tipe 1 pada anak ini tidak bisa disembuhkan sama sekali. Satu-satunya pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan insulin pada anak tepat waktu secara terus-menerus. Sementara itu, seperti telah dijelaskan di atas, untuk kasus DM tipe 2 pada anak penyebabnya lebih karena masalah obesitas. DM tipe 2 ini pun tidak bisa disembuhkan secara total. Hal yang bisa dilakukan adalah mengontrol agar anak menjalankan pola hidup yang sehat. Langkah terakhir adalah mengonsumsi obat pengontrol gula darah bila diperlukan. Once known as a disease that is mostly prevalent in adults over 30 years old, Diabetes Mellitus (DM) has recently been an increasing threat to children. Caused by a disorder in the way the body processes glucose, diabetes is characterized by high blood sugar, or hyperglycemia. “Out of the several types of DM, type 1 and type 2 diabetes are the most prevalent types found in children. Type 1 diabetes, or also known as juvenile onset diabetes or insulin dependent Diabetes Mellitus, can be found in children and adolescents, while type 2 diabetes, or non-insulin dependent diabetes mellitus, generally affects adults or obese children,” says dr. Andy Japutra SpA, a pediatrician at Siloam Hospitals Kebon Jeruk. Type 1 diabetes in children is caused by beta cell dysfunction in the pancreas, which damages insulin production in the body. Without enough insulin to absorb the glucose needed by our cells for metabolism, glucose starts to build up. Since beta cell damage is permanent, type 1 diabetes is non-curable. The only treatment is to regularly administer insulin to the affected child. Type 2 diabetes, which is caused by obesity, also cannot be fully cured. To control glucose levels, an affected person or child needs to live a healthy lifestyle, and consume medications when needed. Diabetes, especially type 2 DM, is a lifelong condition and needs early prevention measures. It is important to introduce children to living a healthy lifestyle, having a balanced diet, and exercising regularly. DM yang bersifat permanen memerlukan pencegahan sejak dini, terutama untuk kasus DM tipe 2. Pencegahan dimulai dengan mengatur pola hidup sehat pada anak dengan pola makan yang seimbang dan olahraga teratur. Mei - Juni 2017 S I LV E R 21 highlight inSight 22 SILVER Mei - Juni 2017 inSight DiaBetes Mellitus (DM) erat HuBungannya Dengan faKtor KetUrUnan Diabetes Mellitus (DM) is linked to genetics Jika ada anak yang terkena diabetes mellitus (DM), maka umumnya orang akan langsung bertanya, “Ada keturunan ya?” Hal ini dikarenakan banyaknya informasi yang menyebutkan bahwa DM disebabkan oleh faktor keturunan. Pada kasus DM tipe 1, data menunjukkan 10% dari anak yang menderita DM memang berasal dari keluarga yang memiliki riwayat DM. Selain faktor genetik, DM pada anak juga bisa dipicu banyak penyebab lainnya, seperti terjadinya infeksi, timbunan toksin dalam tubuh, atau masalah hormonal. Itulah penyebabnya walaupun orang tua atau anggota keluarga lain tidak memiliki riwayat DM, maka anak-anak tetap bisa terkena penyakit ini. Jika memang terdapat riwayat DM dalam keluarga bukan berarti anak akan terkena DM. Selama pola hidup sehat bisa dijaga, kemungkinan risiko anak terkena DM bisa diperkecil. Studies have shown that diabetes is linked with genetics. It is common to assume that Diabetes Mellitus (DM) is a hereditary condition, especially when it affects children. In type 1 diabetes, data shows that 10% of the affected children have family members with the same disease. However, other than genetics, DM can also be triggered by other causes such as infection, toxin build up, or hormonal disorders. In other words, even in a family without DM, diabetes may still affect the child. But it’s also true vice versa – a child coming from family with a history of DM may never become affected. Living a healthy lifestyle reduces the risk of DM. Mei - Juni 2017 S I LV E R 23 highlight waspaDai gejala DiaBeteS MellitUS (DM) PaDa anaK What to Watch Out For - Diabetes Symptoms in Children Tidak sedikit orang tua yang senang bahkan bangga, jika anaknya berbadan gemuk. Memang anak gemuk kelihatan lebih menggemaskan. Namun, anak yang kelebihan berat badan (obesitas) justru berpotensi besar mengidap berbagai penyakit. Salah satunya diabetes mellitus (DM). “DM ini cukup berbahaya. Jika kondisi kadar gula dalam darah yang tinggi (hiperglikemia) pada anak tidak segera tertangani, maka bisa memicu dehidrasi, lemas, penurunan kesadaran, sampai kejang pada anak yang berujung pada kematian secara mendadak,” jelas dr. Andy Japutra, SpA selaku dokter spesialis anak Siloam Hospitals Kebon Jeruk. Risiko lain dari DM adalah terjadinya komplikasi. Komplikasi yang diawali dari DM umumnya memicu timbulnya penyakit-penyakit berbahaya, seperti jantung, gagal ginjal, dan mati rasa yang berujung pada kematian. 24 SILVER Mei - Juni 2017 Chubby cheeks and fleshy arms are adorable, and parents in general just love to see them. However, excessive weight could lead to obesity, which is linked to many diseases including diabetes mellitus (DM). “DM is a condition that should be taken seriously. Without immediate treatment, high blood sugar (hyperglycemia) can trigger dehydration, lethargy, loss of consciousness, seizures, and even sudden death,” warns dr. Andy Japutra, SpA, a pediatrician at Siloam Hospitals Kebon Jeruk. DM also puts the sufferer at risk of other complications, such as heart disease, kidney dysfunction, nerve damage, and even death. highlight Sayangnya, diagnosa DM pada anak biasanya baru diketahui saat anak berumur 5-6 atau 11 tahun. Padahal, proses terjadinya penyakit ini sebenarnya cukup lama selama bertahun-tahun. Itulah sebabnya sangat penting bagi kita, para orang tua untuk mengetahui gejala awal dari DM. 9 tanDa DiaBeteS 9 Signs of Diabetes “Apabila anak sering minum, buang air kecil, dan makan, sebaiknya orang tua waspada. Ketiga hal ini merupakan cirri-ciri khusus pada anak penderita DM,” lanjut dr. Andy. Tahap yang lebih parah dari anak yang menderita DM adalah penurunan berat badan yang cepat dalam kurun waktu 2-6 minggu disertai dengan gangguan penglihatan. Jika hal ini terjadi, segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak, serta lakukan pemeriksaan gula darah puasa, gula darah setelah makan, dan HbA1c pada anak. DM takes years to develop, but in children, it is only diagnosed when the children are 5 to 11 years old. This underlines the importance for parents to be aware of early symptoms. “Parents should be alerted if their children start to drink excessive water, go to the toilet more often, or eat more than usual, as these are the usual symptoms of DM in young kids,” says dr. Andy. In severe cases, children with diabetes may experience rapid weight loss, within just 2 to 6 weeks, followed by impaired vision. If this is the case, immediately visit a pediatrician to check both fasting and non-fasting glucose levels. Mei - Juni 2017 S I LV E R 25 inSight Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kelebihan berat badan atau obesitas erat kaitannya dengan diabetes mellitus (DM). Berdasarkan banyak kasus yang terjadi di berbagai belahan dunia, ditemukan bahwa anak-anak yang mengalami obesitas sangat rentan terkena DM, terutama DM tipe 2. Oleh karena itu, sebaiknya para orang tua mewaspadai masalah obesitas yang terjadi pada anak agar terhindar dari DM tipe 2. Untuk mencegahnya. berkonsultasilah kepada dokter spesialis anak saat melakukan pemeriksaan kesehatan rutin anak. Jadi, jika melakukan pemeriksaan kesehatan anak, perhatikan juga masalah kelebihan nutrisi di samping masalah kekurangan nutrisi. Sebagai langkah awal, kita perlu lebih berhati-hati terhadap jenis makanan yang dapat memicu obesitas dan DM, seperti makanan yang memiliki kadar gula dan lemak yang tinggi untuk dibatasi pada anak-anak. As discussed in previous articles, diabetes is largely linked to obesity. It’s been found globally that overweight children are vulnerable to DM, especially type 2. Obesity is avoidable, so it’s important for parents to take preventive measures. Take your children to a pediatrician for regular check-ups and pay close attention to their nutrition intake – as too much nutrition is can be just as dangerous as malnutrition. The first thing we can do is to limit foods that cause obesity and DM, such as foods high in sugar and fat. Doctor`s Profile WaSPaDalah DiaBeteS PaDa anaKanaK Beware of Diabetes in Children 26 SILVER Mei - Juni 2017 dr. Andy Japutra, SpA Siloam Hospitals Kebon Jeruk dr. Andy Japutra, SpA menamatkan pendidikan Kedokteran Umum di Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya Jakarta tahun 2001. Dokter kelahiran Jakarta, 8 September 1976 ini kemudian mengikuti Residency Training Program of Pediatrics dan Fellowship Training Program in Pediatrics Intensive Care di University of Santo Tomas Hospital di Filipina, hingga tahun 2009. Ia adalah ahli pediatri di Siloam Hospitals Kebon Jeruk. dr. Andy Japutra, SpA, born in Jakarta, 8 September 1976, studied in the Faculty of Medicine of UnikaAtma Jaya Jakarta and graduated in 2001. He attended Residency Training Program of Pediatrics and Fellowship Training Program in Pediatrics Intensive Care di University of Santo Tomas Hospital di Filipina until. 2009. He is a pediatrician at Siloam Hospitals Kebon Jeruk. teStiMonial Betty julinar sitorus, pasien siloam Hospitals tB. simatupang MeMPerCayaKan PengoBatan KanKer PayUDara hanya PaDa DoKter Entrusting Cancer Treatment to Doctors tanpa gEjaLa atau SakIt, kankER Itu mEnyEbaR dEngan maSIf. kagEt dan SEdIh tIdak tERkIRa LagI. untungLah SEmangat untuk SEmbuh SELaLu mEnyaLa. dEngan dISIpLIn tInggI dan hanya mEmpERcayakan pEngobatan pada doktER, bEtty bERhaSIL mELaWan kankERnya. The cancer spread without any symptoms or pain. She was shocked and devastated, but never lost her fighting spirit. With discipline and by strictly following her doctors’ advice, Betty battled the disease and won. Betty Julinar Sitorus, born on 11 July 1954, recounted a particular moment in her life that happened towards the end of 2003. She was at a massage parlor when she noticed a small lump in her breast. There had been no pain or any previous symptoms, but it alerted Betty of a more serious condition. “I went to see the doctor. The lump wasn’t even round anymore, it was hard as a rock and had spread. It was only during mammography that I felt intense pain, and my breast started bleeding. The doctor diagnosed me with breast cancer,” said Betty as she recalled her experience. Betty Julinar Sitorus kembali mengenang awal kisahnya di penghujung tahun 2003. Wanita kelahiran 11 Juli 1954 ini sama sekali tidak merasakan gejala atau sakit sebelumnya. Dia hanya curiga karena saat diurut di sebuah salon, teraba sebuah benjolan kecil di payudaranya. “Saya lalu periksa ke dokter. Waktu itu bentuk benjolannya sudah tidak bulat, tapi seperti karang dan sudah ke manamana. Ketika dimamografi baru terasa sakit luar biasa, sampai keluar darah dari payudara. Dokter lalu memvonis saya mengidap kanker payudara,” ujar Betty pilu. Sempat merahasiakan kondisi kesehatannya, akhirnya 1 Januari 2004 Betty mendapatkan keberanian untuk menceritakan keadaannya pada semua anggota keluarga. Setelah itu, Betty berusaha sekuat tenaga membulatkan niat melakukan operasi pengangkatan kedua payudaranya, karena kanker telah menyebar ke seluruh payudaranya, hingga ke paru-paru dan ovarium. Syukurlah yang perlu diangkat ternyata hanya indung tumor yang ada di payudara, sementara yang di paruparu dan ovarium bisa hilang dengan kemoterapi. Selama lima tahun setelah operasi Betty benar-benar fokus melawan kankernya dengan bantuan dokter. Ya, Betty memang hanya mempercayakan pengobatan kankernya pada dokter. Dia tidak mau mencoba pengobatan alternatif karena takut justru semakin parah. “Hasilnya sudah terbukti, dengan disiplin tinggi mengikuti semua saran dokter, saya berhasil sembuh,” tutupnya sambil tersenyum. For a while, Betty kept the diagnosis to herself until she finally found the courage to tell her family on 1 January 2004. After some deep consideration, she decided to undergo double mastectomy as the cancer had already spread to her other breast, her lungs, and ovaries. Luckily, she only needed surgery to remove the cancerous tumors in her breasts, while the cancer in her lungs and ovaries could be treated with chemotherapy. After the surgery, Betty spent the next five years focusing on fighting her cancer with the help of her doctors. Better entrusted her treatment to only her doctors and refrained from alternative medicines for fear they would only exacerbate the disease. “I’ve proven it myself. By strictly following doctors’ advice, I was able to recover,” Betty said gladly. Mei - Juni 2017 S I LV E R 27 eDitorialS laparoscopy: solusi BeDaH terDePan Dan leBih efiSien Laparoscopy: Modern and Efficient Surgical Solution Oleh: dr. Seno Budi Santoso, Digestive Surgery Consultation Specialist di Siloam Hospitals TB Simatupang. metode pembedahan saat ini semakin canggih. Salah satunya laparoscopy yang kian banyak dipilih pasien. Surgical techniques are growing more advanced by the day, including the laparoscopy method, which is becoming increasingly popular among patients. Dalam dua dekade terakhir laparoscopy jadi pilihan yang semakin populer bagi pasien di Indonesia yang membutuhkan pembedahan abdominal. Pasien biasanya menjalani laparoscopy saat dokter menemukan problem seperti kista, adhesi, fibroid, dan infeksi di area abdominal. Laparoscopy banyak diminati karena hanya butuh sayatan kecil saja, tidak seperti laparotomy yang merupakan pembedahan dengan sayatan besar. Sehingga, selain membuat proses pemulihan pasien bisa lebih cepat, laparoscopy juga bisa menurunkan stres pada pasien dan meminimalisir potensi komplikasi serta infeksi. Plus, tentu saja lebih murah dalam segi biaya. KOK, BiSA? Jika diteliti lebih lanjut, biaya operasi dengan metode laparoscopy memang lebih mahal karena dilakukan oleh ahli bedah dengan keahlian khusus. Tapi kalau melihat biaya keseluruhan, laparoscopy justru lebih murah. Soalnya, dengan minimnya sayatan pada tubuh, mayoritas pasien tidak perlu menginap di rumah sakit. Seandainya pun pasien tetap harus menginap di rumah sakit, tidak akan terlalu lama. Jika dengan laparotomy pasien harus menginap sekitar seminggu, dengan laparoscopy pasien hanya perlu menginap dua atau tiga hari saja. Otomatis total biaya jadi lebih rendah, dong? 28 SILVER Mei - Juni 2017 “Kecuali pasien memiliki faktor yang menghambat proses pemulihan seperti diabetes atau malnutrisi. Total biaya tentu tetap tinggi meski dilakukan tindakan dengan metode ini,” ujar dr. Seno Budi Santoso, Digestive Surgery Consultation Specialist di Siloam Hospitals TB Simatupang. Alat yang digunakan dalam prosedur laparoscopy disebut multiport laparoscope. Berupa tiga instrumen yang masingmasing memiliki satu port untuk kamera dan dua lagi sebagai perpanjangan tangan dari dokter bedah. Ini berarti prosedur laparoscopy membutuhkan tiga sayatan kecil di perut. Tapi, selain multiport laparoscope, ada juga single-port laparoscope yang mengumpulkan ketiga instrumen tadi dalam satu port. Dengan alat ini hanya butuh satu sayatan saja di tubuh pasien, meski dimensinya sedikit lebih besar dari multi-port laparoscope. “Single-port laparoscope sekarang sudah tersedia di Siloam Hospitals. Singleport laparoscope membuat pasien pulih jauh lebih cepat lagi, serta lebih sedikit mengalami rasa sakit,” jelas dokter Seno. Saat pertama masuk ke Indonesia tahun 90-an, penggunaan laparoscopy hanya sebatas untuk operasi usus buntu dan empedu. Tapi sekarang laparoscopy juga sudah umum digunakan untuk menangani tumor yang berhubungan dengan usus, liver, dan organ reproduksi. Bahkan, digunakan pula untuk menangani hernia inguinal, ketika usus atau kandung kemih mendesak sekat pemisah atau turun ke kanal inguinal di area pangkal paha. Dengan laparoscopy, tonjolan yang terjadi ditarik ke atas melalui area perut bagian atas, untuk meminimalkan kemungkinan kambuhnya penyakit tersebut. Meski banyak keuntungan yang akan diperoleh pasien dari laparoscopy, namun ternyata tidak semua pasien bisa ditangani dengan prosedur ini. Pasien yang memiliki masalah dengan jantung atau pernapasan tidak diperbolehkan menggunakan laparoscopy, karena laparoscopy mengharuskan perut diisi gas untuk membuat peralatan dapat bekerja dengan baik. Selain itu, laparoscopy pun tidak bisa digunakan untuk tumor yang sudah berukuran terlalu besar. Nah, kalau masih penasaran tentang metode laparoscopy dan ingin berkonsultasi langsung dengan dokter Seno, silakan membuat perjanjian dengan menghubungi call center Siloam Hospitals di nomor 1-500-181. Atau, daftar saja secara online melalui website www.siloamhospitals.com. eDitorialS the patient would only have to stay for two to three days. Laparotomies, on the other hand, require patients to stay for around one week. So, shouldn’t it go without saying that laparoscopies are always the cheaper option overall? In the past two decades, more and more Indonesian patients have opted to undergo laparoscopic surgeries, which is a minimally invasive surgery that is commonly used for problems such as cysts, adhesions, fibroids, and infections in the abdominal area. Unlike a laparotomy that requires a large incision to be made in the body, a laparoscopy has the advantage of keeping the incisions very small. This in turn reduces the patient’s recovery time, lowers stress, minimizes the risk of complications and secondary infection, and not to mention, reduces costs for the patient. Although the surgery itself requires the hands of a specially trained surgeon, who can be very expensive, the overall cost of the procedure can be reduced. The small incisions mean that most patients can return home on the same day, or even if admission is required, “In some cases, if the patient has factors that inhibit the recovery process such as diabetes or malnutrition, the total cost may become higher despite using this method,” said dr. Seno Budi Santoso, Digestive Surgery Consultation Specialist in Siloam Hospitals TB Simatupang. The tool used in a laparoscopy procedure is called a multiport laparoscope; an instrument with three ports – one port has a camera attached to it and the two other ports are operated by the surgeon as hand extensions. This means that the laparoscopy procedure requires three small incisions to be made in the abdomen. Another technique is the single-port laparoscope. With all instruments joined in a single port, the procedure only requires one, slightly larger, incision than the multiport. “Siloam Hospitals now have the singleport laparoscope. It speeds up recovery and is less painful for the patients,” dr. Santoso said. In the 1990’s, when the laparoscopy procedure was first introduced in Indonesia, it was mostly used for appendectomy procedures and bile removal. Today, laparoscopies are used to remove tumors in the intestines, liver, and reproductive organs. They are also used to treat inguinal hernias, which is when part of the intestines or bladder pushes through an opening of the muscle wall and protrudes in the groin. To repair the bulge, the laparoscope is inserted through an incision in the abdomen. The repair also prevents the recurrence of future hernias. Although laparoscopy procedures offer a number of benefits, this procedure is not suitable for some patients, such as patients with heart or respiratory problems since the procedure fills the abdomen with gas to allow the instrument to work. Laparoscopies are also not an effective technique to treat enlarged tumors. For more information on laparoscopies or if you wish to consult with dr. Santoso, contact the Siloam Hospitals call center at 1-500-181 or simply schedule an appointment online through our website at www.siloamhospitals.com. Mei - Juni 2017 S I LV E R 29 eDitorial jUrUS aMPUh Menangani DeMaM Dan flU PaDa anaK The Best Way of Treating Cold and Flu in Kids fLu dan pILEk adaLah pEnyakIt yang paLIng banyak dIdERIta anak-anak. SEoRang anak bISa mEndERIta pEnyakIt InI antaRa 6 SampaI 8 kaLI daLam SEtahun. apa pEnyEbabnya, dan bagaImana mEnangguLangInya? Flu and cold – two of the most common sicknesses in children. A child may even catch either of them up to six to eight times a year. What are the causes and treatments? Oleh d r . d r . d i a n p r a t a m a s t u t i , S p a , S i l o a m h o s p i t a l s S u r a b a y a Flu dan pilek sering sekali dialami oleh anak-anak, terutama yang berumur kurang dari tujuh tahun. Soalnya, sebelum tujuh tahun sistem kekebalan tubuh anak mayoritas memang belum terbentuk sempurna, sehingga sangat rentan tertular berbagai bibit penyakit. Apalagi umumnya anak-anak tidak menutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk, juga sering menyentuh benda-benda yang sudah terpapar virus. Contoh, mainannya. Flu dan pilek sering ini pula disebut infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan common cold. Tapi, keduanya memiliki penyebab yang berbeda. Flu disebabkan virus influenza, sementara pilek disebabkan oleh ratusan virus dan bakteri. Bukan hanya penyebabnya, gejalanya pun berbeda. Gejala pilek lebih ringan daripada gejala flu. Pilek juga jarang disertai demam, sedangkan flu umumnya disertai demam. Demam ini merupakan reaksi alami tubuh dalam menghadapi infeksi yang disebabkan beragam mikroorganisme, termasuk virus influenza. Tubuh dikatakan demam apabila suhunya mengalami kenaikan di atas normal. Yaitu >38°C bila diukur pada 30 SILVER Mei - Juni 2017 anus (rektal), >37,8°C diukur pada mulut (oral), atau >37,2°C saat diukur melalui ketiak (aksila). Demam dan flu biasanya berlangsung sekitar satu minggu, walau pada beberapa anak bisa juga bertahan hingga dua minggu. Saat anak demam, biasanya kita akan menyuruhnya lebih banyak istirahat dan mengompresnya dengan handuk hangat di dahi juga sekitar hidung (bila hidung tersumbat). Namun, sekarang ada cara yang lebih simpel yaitu dengan menggunakan plester kompres. Sama seperti kompres dengan handuk hangat, plester kompres juga terbukti efektif dalam menurunkan demam anak. Selain mengompres, sebaiknya anak juga diberi banyak minum untuk meluruhkan lendir dan menghirup aromaterapi herbal yang mengandung Eucalyptus untuk mengurangi produksi mucus berlebih di saluran pernapasan. Pastikan juga anak mendapat makanan dan minuman untuk kesehatan yang alami dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya untuk kesehatan saluran pencernaannya. Terakhir, boleh juga memberi obat penurun panas seperti parasetamol atau ibuprofen. Cuma sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikan obat apapun kepada anak, meski di kemasannya tertulis bahwa obat tersebut aman untuk anak-anak. The flu and cold are common illnesses especially in young children as their body immunity has not yet fully developed and are generally more vulnerable to diseases. A disease also transmits more easily among younger children, who tend to forget to cover their nose or mouth when sneezing or coughing. At times, a child gets sick simply after touching objects, such as toys, that have been exposed to pathogens. These illnesses are usually referred to as upper respiratory tract infection and the common cold. Caused by different factors, the flu is brought by the influenza virus, while the cold or common cold is caused by various types of viruses and bacteria. The flu and the cold also exhibit different symptoms. The common cold is milder and rarely followed by a fever, whereas a fever is one of the typical symptoms of the flu. It’s a natural reaction when the body fights the infection caused by foreign microorganisms like the flu virus. A fever is present when the body temperature rises above normal, or >38°C of rectal temperature, >37,8°C of oral temperature,or>37,2°C of armpit (axillary) temperature. The fever and the flu usually lasts one week, although in some children it may last up to two weeks. Extra time in bed and warmth around the forehead and nose (when congested) are the usual treatments when a child has a fever, but parents can now use a more practical solution – the Purekids Fever Free plaster. Just like a warm towel, a fever patch has also been proven effective to cool down a fever. Other than applying compress, make sure children drink plenty of water and receives herbal aromatherapy with Eucalyptus that are effective to clean and inhibit excessive mucus in the respiratory way. Also, ensure that they consume natural foods and drinks that do not contain dangerous chemicals to keep their digestive tract healthy. You can also give your child fever-relief drugs like paracetamol or ibuprofen. But remember, even when the label says a medication is safe for kids, be sure to consult with your doctor first. aDvertiSeMent Mei - Juni 2017 S I LV E R 31 aSK the DoCtor MasalaH KeseHatan Mata Eye health Problems Q mata Saya mInuS 5 dan ada kantung mata cukup bESaR yang mEmbuat Saya jadI tIdak pERcaya dIRI. SELama InI Saya mEnggunakan kontak LEnSa, tapI bELakangan Saya kuRang nyaman. bagaImana caRanya agaR mInuS Saya bERkuRang dan kantung mata bILang? I have -5.0 myopia and distinctive under-eye bags that are affecting my confidence. I have been wearing contact lens, but lately I feel they are no longer comfortable. What can I do to treat the myopia and the bags under my eyes? a Q Kalau mata minus 5 itu tidak bisa disembuhkan. Tapi bisa dibantu agar Anda merasa lebih nyaman dengan metode operasi seperti LASIK atau yang terbaru RELEX. Cara lain, dengan penanaman lensa (phatic IOL). Kalau tidak mau operasi, ya, memang harus pakai soft contact lens atau hard contact lens, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi mata. The -5.0 myopia cannot be treated entirely, but there are methods that can ease that, such as the LASIK surgery or a new method called ReLEX. You can also undergo a procedure to implant the intraocular lens (phatic IOL). Otherwise, you do need to wear soft or hard contact lens, depending on your needs and your eye condition. Sementara untuk masalah kantung mata, sebenarnya tidak ada hubungannya dengan mata minus. Kantung mata biasanya muncul karena alergi dan penuaan. Jika ingin memudarkan kantung mata bisa dibantu dengan massage secara teratur. Tapi kalau mau benar-benar hilang dan kencang kembali, hanya dapat dilakukan melalui operasi rekonstruksi. The eye-bags are not related to the myopia. They are usually related to allergy, or aging. Regular massage may help to reduce them, but if you’d like to eliminate them altogether and to regain the firmness around the eye, you will need to consider reconstructive surgery. akhIR-akhIR InI kEpaLa Saya yang bagIan bELakang SERIng SakIt. RaSa SakItnya SampaI kE mata, hIngga mEmbuat pEngLIhatan Saya tIdak jELaS. kIRa-kIRa apa pEnyEbabnya, ya, dok? a I have been experiencing frequent headaches around the back of my head lately. The pain spreads to the eyes and causes my vision to become blurry. What could be the cause of this? Dijawab Oleh 32 Sakit kepala sebenarnya gejala klinis dari banyak faktor. Salah satunya, berasal dari mata. Tapi, penyebabkan sakit kepala dari mata ini juga sangat banyak. Yang paling umum terjadi oleh karena aktivitas dan pekerjaan. Bila sakit kepala muncul saat sering melakukan aktivitas dan pekerjaan dengan jarak pandang dekat tanpa istirahat yang cukup, penyebabnya mungkin kontraksi otot mata yang berlebihan dan memberi efek minus (Anda akan merasa penglihatan jauh jadi buram). Untuk mengetahui dengan pasti apakah sakit kepala Anda berasal dari mata atau bukan, sebaiknya periksakan diri ke dokter mata. Headaches can be a clinical symptom of multiple factors. For example, they may be felt around the eyes but there are many different things that could be the cause of it. Your activities and work are the two most common causes of headaches. If you start to feel pain while doing something that requires closely looking at objects, along with not taking enough breaks, the headache may be due to excessive eye muscle contraction. It could also give you the myopia effect (blurry vision when seeing distant objects). However, consult an ophthalmologist to be sure if your headache is caused by eye problems. dr. anastasia Vanny Launardo, Sp.m , Siloam hospitals Makassar SILVER Mei - Juni 2017 aSK the DoCtor perawatan tepat untuK KUlit Bayi Proper care for baby’s skin a Q Kulit bayi secara alami mempunyai pertahanan alami yang terdiri dari lapisan/ stratum korneum dan lapisan asam pada kulit. Cara terbaik untuk melindungi kulit bayi adalah dengan mempertahankan/ menjaga pertahanan alami yang bayi punya. Membersihkan kulit secara efektif dari bahan susu, makanan, lendir hidung maupun cairan ludah penting karena dapat menimbulkan iritasi pada kulit jika dibiarkan. dok, gImana, ya, caRanya mELIndungI kuLIt bayI agaR aman daRI gangguan/ pEnyakIt kuLIt yang SERIng mEnyERang bayI? What can I do to protect a baby from skin irritations that commonly affects babies? Babies’ skin is naturally protected by an outer layer called the stratum corneum and the basal layer of the skin. The best way to protect it is by maintaining its natural layers. Keeping the skin clean from milk and food spills, mucus, or saliva is important to prevent skin irritations, but the method and products that you use are equally important. It’s also important to keep the skin clean from stool or urine to prevent bacteria from entering the mouth and causing infection. Teknik dan bahan yang digunakan mempunyai peran penting untuk menjaga dan mengembalikan perlindungan kulit. Kesehatan bayi juga tergantung bagaimana menjaga kulit bersih dari bakteria yang terdapat di dalam tinja maupun urin agar tidak masuk ke dalam mulut sehingga mengakibatkan infeksi. Dijawab Oleh dr. dave anderson Sp.a , Siloam hospitals aSRI Mei - Juni 2017 S I LV E R 33 aSK the DoCtor penyeBaB Q a MiMiSan Nosebleed Cause dok, daRI kEcIL SampaI SEkaRang Saya SERIng mImISan. kata mama, Itu gaRagaRa kEcapEkan bERaktIVItaS. tapI, tIdak cuma mImISan, kadang kEpaLa Saya juga puSIng SEkaLI. SEbEnaRnya Itu kEnapa, ya? tERuS, bagaImana caRa mEngataSInya? I have been having nosebleeds since I was young. my mother would say it was because I was doing too many activities. But I would also experience severe headaches. What could be the cause of this and what can I do to handle it? Biasanya yang lebih berisiko mengalami mimisan adalah anakanak usia 2-10 tahun, lansia, ibu hamil, serta orang yang sering minum obat pengencer darah seperti aspirin dan obat antikoagulan. Jika mimisan yang terjadi pada Anda sangat sering, sebaiknya segera periksa ke dokter untuk mengetahui kondisi bagian dalam hidung, terutama dinding hidung. Sebab, di dalam dinding hidung itu banyak pembuluh darah halus yang sangat mudah rusak. Penyebab mimisan bukan cuma karena kecapekan, melainkan banyak hal yang biasanya kita lakukan tanpa disadari tidak sengaja melukai dinding hidung. Contoh membuang ingus terlalu kencang atau mengorek hidung. Selain itu bisa juga karena udara yang kering atau Dijawab Oleh kelewat dingin, sinusitis kronis atau akut, serta cidera pada hidung. Jika sedang mimisan, duduklah dengan tegak (jangan berbaring), condongkan tubuh ke depan, lalu keluarkan atau buang darah yang mengalir ke mulut. Gunakan jari telunjuk dan ibu jari untuk memencet hidung selama sekitar 5 menit dan bernapas melalui mulut. Letakan kompres dingin pada pangkal hidung untuk memperlambat perdarahan. Kalau mimisan sudah berhenti, usahakan tidak membuang ingus, membungkuk, dan melakukan aktivitas berat selama 24 jam, agar tidak terjadi iritasi pada hidung. Namun bila dengan cara tersebut mimisan tidak juga berhenti, segera ke rumah sakit untuk ditangani dokter. People who usually have a higher risk of getting nosebleeds are children aged 2-10 years old, the elderly, pregnant women, or people who are taking blood thinning medication, such as aspirin and anticoagulants. If your nosebleed occurs too frequently, you may need to see a doctor to know the condition of the inside of your nose. This is especially important for the lining of the nose, since there are many capillaries that can easily rupture. Fatigue is not the only cause of nosebleeds. We may not realize it, but many things that we do that can actually damage the nose’s lining, such as blowing your nose too hard or picking your nose too roughly. Other factors include dry weather, cold temperatures, chronic or acute sinusitis, or internal nose injuries. If a nosebleed occurs, sit up right (do not lay down), slightly bend forward, and then dispose of the blood that might be flowing to your mouth. Using your index and thumb fingers, apply pressure for 5 minutes to your nose and breath through your mouth. Apply something cold and compress the bridge of your nose to clog the bleeding. Once it stops, try not to blow your nose, bend, or undertaking heavy activities for the next 24 hours in order to prevent nose irritation. However, if the nosebleed continues, go to the hospital to get medical attention. dr. Indra Sm manullang, Sppd-kkV , Siloam hospitals Lippo cikarang Jika Anda ingin bertanya kepada dokter kami, kirim pertanyaan Anda ke: [email protected] dengan subjek: Ask The Doctor (Judul pertanyaan Anda) dan mencantumkan: Nama, alamat, TTL, Pertanyaan, dan detail pertanyaan. 34 SILVER Mei - Juni 2017 nUtrition Mengontrol Kolesterol PaDa anaK Controlling Cholesterol Levels in Children kadaR koLEStERoL yang tInggI adaLah maSaLah kESEhatan yang bIaSa dIjumpaI pada oRang dEWaSa. tapI SEbEnaRnya anak-anak pun bISa mEngaLamInya. Although high cholesterol is often associated among adults, it can also affect children as well. Kadar kolesterol yang tinggi diikuti beberapa faktor lainnya (tekanan darah tinggi, diabetes, kurang aktivitas fisik, overweight atau obesitas) membuat seseorang berisiko mengalami gangguan jantung. Sebab, tingginya kadar kolesterol dalam darah mengakibatkan timbunan lemak dan membuat dinding arteri mengeras. Kondisi yang dikenal sebagai atherosclerosis ini bisa dimulai sejak anak-anak. Oleh karena itu The National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI) merekomendasikan pemeriksaan kadar kolesterol pada anak usia 9 hingga 11 tahun, yang kemudian diulang kembali ketika anak berusia 17 21 tahun. Bicara soal kolesterol, ada dua tipe kolesterol yang harus diketahui: “kolesterol baik” atau HDL dan “kolesterol jahat” atau LDL. Nah, kolesterol yang menyebabkan gangguan jantung adalah kolesterol LDL. Makanya, kita harus menjaga agar level LDL tetap rendah. panduan kadar koleSterol menurut nhlbi NHLBI CHoLeSTeroL GuIdeLINe Kadar Klesterol LDL untuk Anak dan Remaja usia 2-19 tahun Normal : kurang dari 110 mg/dL Ambang batas : 110-129 mg/dL Tinggi : 130 mg/dL atau lebih tinggi Total Kadar Kolesterol untuk Anak dan Remaja usia 2-19 tahun Normal : kurang dari 170 mg/dL Ambang batas : 170-199 mg/dL Tinggi : 200 mg/dL atau lebih tinggi Sumber: www.1health.id Bila anak berusia lebih dari 8 tahun memiliki kadar LDL 190 mg/dL ke atas, sudah harus diberi obat jenis statin untuk menurunkan kadar kolesterolnya. Resep ini biasanya diberikan dokter jika anak memiliki riwayat hypercholesterolemia, yaitu kondisi seseorang dilahirkan dengan level kolesterol LDL tinggi. Namun, cara yang paling ampuh untuk menjaga kadar kolesterol anak adalah dengan mengontrol pola makannya. Biasakan anak makan buah, sayur, dan biji-bijian, serta batasi konsumsi daging merah (sapi, babi, kambing). Untuk daging ayam, sebaiknya pilih bagian dada tanpa kulit. Selanjutnya, batasi juga konsumsi makanan tinggi kolesterol dan mengandung lemak jenuh dengan cara memilih susu nonfat atau low-fat, hindari makanan dan minuman yang banyak mengandung gula, lalu gunakan minyak sayur untuk memasak. Selain mengontrol pola makan, dorong pula anak rajin berolahraga. Minimal, ajak anak lebih banyak bermain di luar rumah, agar banyak melakukan aktivitas fisik setiap hari. High cholesterol and other factors such as high blood pressure, diabetes, lack of physical activities, or obesity puts a person at risk of a heart attack. Cholesterol causes fat build up along with the hardening of arterial walls, or atherosclerosis – a condition that may even begin from a young age. For this reason, the National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI) recommends cholesterol check-ups for children age between ages 9 and 11 and repeated later on between ages 17 and 21. Broadly, there are two types of cholesterol: the “good” cholesterol or HDL and the “bad” cholesterol or LDL. The latter may contribute to heart problems, thus it’s imperative to keep LDL levels low. An eight-year old with an LDL level of 190 mg/dL and above will need statins to lower the cholesterol. The drugs are often prescribed when a child has a history of hypercholesterolemia, or high LDL, at birth. However, there is one potent way to keep cholesterol levels low in children, and that is by ensuring that they have good eating habits. Put more fruits, vegetables, and seeds in their diet and limit red meats such as, beef, pork, and lamb. If they like chicken, chicken breast with the skin removed is by far the healthiest choice. You can also limit the amount of cholesterol or saturated fat intake by avoiding sugary meals and drinks, opting for non-fat or low-fat milk, and cooking with vegetable oil. Other than proper dieting, children also need to stay active. Take them outside to play so that they can have their daily dose of outdoor activity. Mei - Juni 2017 S I LV E R 35 What`S on custoMer centric initiative (cci) siloam Hospitals tB simatupang MeneBar KegeMBiraan leWat BingKiSan PaSKah Delivering Bundles of Easter Joy SEbuah bIngkISan mungkIn tIdak SELaLu mahaL haRganya. namun, SEbuah bIngkISan mEnjadI Sangat mahaL aRtInya kaREna mERupakan SEbuah tanda kaSIh yang tuLuS, yang mampu mEmbERIkan SuntIkan SEmangat untuk SEmbuh. It’s not the price that matters. A gift is special because of the intention behind it, a show of genuine compassion, cheering patients who are on their way to regaining their health and vitality. 36 SILVER Mei - Juni 2017 Keberhasilan penyembuhan terhadap sebuah penyakit tidak hanya dipengaruhi oleh perawatan medis. Faktor psikologis pasien, yaitu bagaimana seorang pasien berfikir dan bersikap dalam menghadapi tekanan atas penyakitnya, menjadi faktor yang tidak kalah penting untuk membantu serta mempercepat kesembuhan pasien. Bertepatan dengan Perayaan Paskah yang jatuh pada hari Minggu, 16 April 2017, Siloam Hospitals TB Simatupang memberikan bingkisan tanda kasih yang salah satunya berupa creative book kepada 45 pasien rawat inapnya. “Creative book dipilih agar pasien rawat inap memiliki kesibukan selama menjalani perawatan. Dengan demikian, pasien tidak merasa bosan, bisa sedikit lebih gembira, dan memiliki tambahan semangat untuk lebih cepat sembuh,” jelas drg. Tina Esadiarti, MARS, selaku Corporate & Insurance Account Manager di Siloam Hospitals TB Simatupang. Selama satu tahun, Siloam Hospitals telah menjalankan program pemberian bingkisan tanda kasih kepada pasien rawat inapnya pada perayaan hari-hari besar, seperti saat Lebaran, Natal, Tahun Baru, Imlek, dan perayaan lainnya. Program ini dilakukan secara serentak di seluruh Siloam Group yang sampai saat ini sudah memiliki 26 cabang rumah sakit. Pemberian tanda kasih yang dilakukan oleh manajemen Siloam Hospitals tersebut mendapatkan apresiasi positif dari pasiennya. Menurut Kristianus, salah satu keluarga pasien yang berasal dari Ende, Flores, program tanda kasih tersebut menunjukkan kalau rumah sakit juga sangat memperhatikan hal-hal kecil diluar perawatan medis pasien. “Dengan adanya tanda kasih ini membuat pasien merasa sangat diperhatikan. Membuat pasien lebih termotivasi untuk cepat sembuh,” ujar Kristianus sambil tersenyum gembira. What`S on creative book dipilih agar paSien rawat inap memiliki keSibukan Selama menjalani perawatan. dengan demikian, paSien tidak meraSa boSan, biSa Sedikit lebih gembira, dan memiliki tambahan Semangat untuk lebih cepat Sembuh We chose creative books to keep our patients company during their stay. We hope the books can keep them busy, entertained, and help maintain overall positive attitudes towards recovery,” said drg. Tina Esadiarti, MARS, Corporate & Insurance Account Manager at Siloam Hospitals TB Simatupang There are different factors when it comes to a patient’s recovery. Medical treatment is important, but the patient’s mental state also plays an important role, which can even help to speed up recovery. With this in mind, on Easter Day, Sunday, 16 April 2017 Siloam Hospitals TB Simatupang distributed special packages, which included creative books, for 45 of its admitted patients. “We chose creative books to keep our patients company during their stay. We hope the books can keep them busy, entertained, and help maintain overall positive attitudes towards recovery,” said drg. Tina Esadiarti, MARS, Corporate & Insurance Account Manager at Siloam Hospitals TB Simatupang. It’s been a tradition of Siloam Hospitals to celebrate special days, such as Eid Al-Fitr, Christmas, New Year, Chinese New Year, and other events with their patients. Customer Centric Initiative (CCI) program has runs simultaneously across all 26 hospitals in Siloam Hospitals Group. For patients, this initiative has been exceptional. Kristianus from Ende, Flores, a family member of a patient, said the program showed how the hospital paid attention to small details other than medical services. When asked about the program, Kristianus said smilingly, “It makes us also feel special and motivates patients to get well as soon as possible.” Mei - Juni 2017 S I LV E R 37 What`S on service excellence coMpetition Penghargaan ataS KonSiStenSi DalaM Pelayanan yang BerKUalitaS Recognizing Consistent Quality Service “ Service is from the heart” 38 SILVER Mei - Juni 2017 What`S on Tak hanya anggota BOM, acara juga dihadiri para CEO dan Kepala Departemen unit-unit Siloam yang terus mendukung dan mendorong kinerja semua karyawan sepanjang kuartal pertama. Pencapaian konsistensi mutu layanan memang tak lepas dari dukungan mereka. Pemotongan sajian tradisional tumpeng oleh Ibu Caroline Riady, Wakil Presiden Direktur Siloam Hospitals Group, menjadi simbol keberhasilan itu. Pelayanan datang dari hati dan merupakan wujud ketulusan, kesabaran, ketekunan, dan kepedulian. Siloam Hospitals memahami hal ini. Konsistensi para karyawan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada semua pasien dan pengunjung pun tak luput dari perhatian dan penghargaan manajemen. Kompetisi Service Excellence tahun ini digelar untuk terus meningkatkan standar mutu layanan di Siloam Hospitals Lippo Village, MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dan Siloam Hospitals ASRI. Siloam Hospitals mengundang karyawan-karyawan yang berhasil meraih pencapaian Service Excellence terbaik dari ketiga rumah sakit untuk menghadiri jamuan makan siang dengan Board of Management (BOM). Acara ini diadakan di Kantor Pusat Siloam Hospitals pada tanggal 21 April 2017, bertepatan dengan Hari Kartini yang merayakan tokoh wanita Indonesia. Terdapat tiga aspek penilaian dalam Kompetisi Service Excellence, yaitu Sapa, Senyum, dan Salam. Semua hal ini diharapkan diterapkan oleh semua karyawan Siloam kepada setiap pengunjung dan pasien tanpa memandang suku, usia, dan penampilan sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu layanan. Service is from the heart, as it takes sincerity, patience, diligence, and care. Siloam Hospitals understands this and therefore wishes to show their appreciation to their staff members for the consistent service quality they render to all patients and visitors. A Service Excellence Competition was organized this year to improve their level of service standard in Siloam Hospitals Lippo Village, MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, and Siloam Hospitals ASRI. Out of the three hospitals, Siloam Hospitals invited the top rated staff members based on their Service Excellence achievements, berikut ini unit dan Staff yang berhaSil menunjukkan konSiStenSinya dalam hal Service excellent pada kuarter pertama: WINNerS oF THe FIrST quArTer’S ServICe exCeLLeNCe CompeTITIoN: MRCCC Dini – OPD Front Office Lt. 2 Ayu – OPD Front Office Lt. 2 irma – Medical Rehab Front Office Lt. 20 ASRi Siti Munawaroh – Pharmacist Gladys – Cashier OPD Front Office Ajeng Putri – OPD Front Office for a luncheon with the Board of Management (BOM). The lunch was held on 21 April 2017, the same day that celebrates Indonesian woman figure, Kartini, at Siloam Hospitals Head Office. The event was also attended by BOM members, CEOs, and the Heads of Department from Siloam units, who supported and provided encouragement to all staff throughout the first quarter, without which this level of service consistency would not have been possible. This achievement was marked by the carving of the traditional cone-shaped tumpeng (a yellow rice dish) by Ms. Caroline Riady, Deputy President Director of Siloam Hospitals Group. The Service Excellence Competition assesses three main criteria which are Greet, Smile, and Thank. All of these are applied to each visitor and patient regardless of ethnicity, age, and appearance in order to elevate service quality for all Siloam employees. Mei - Juni 2017 S I LV E R 39 Myth Mitos atau faKta? bISakah guLa daLam buah-buahan mEnjadI buRuk bagI anda ? kelebihan kadar gula dalam darah adalah pangkal dari berbagai gangguan kesehatan. makanya kita harus mengatur asupan gula. bagaimana dengan buah yang mayoritas rasanya manis? apakah perlu dihindari juga? Can the Sugar in Fruits Be Bad for You? many health problems start with high blood sugar. Controlling sugar intake is important, but what about fruits? How can we know what to avoid? Oleh: dr. Winda Haryati Pratama, Siloam Hospitals Palembang faktanya? Buah adalah makanan yang paling cocok untuk menjaga asupan gula ke dalam tubuh. Sebab, buah mengandung banyak vitamin, mineral, dan serat. Sehingga sangat baik dipilih sebagai pengganti dessert manis yang banyak mengandung gula. Meski demikian, rasa manis pada buah juga menandakan bahwa buah tetap mengandung gula. Hanya saja, gula dalam buah itu fruktosa, bukan sukrosa. Fruktosa adalah gula alami, sedangkan sukrosa (gula meja) adalah gula yang diperoleh melalui proses pengolahan tebu. Selama ini banyak yang berpendapat bahwa sukrosa yang berbahaya, sementara fruktosa tidak, karena fruktosa membantu mengolah tumpukan glikogen dalam hati. Makanya makan buah sebanyak apapun dianggap aman-aman saja. Padahal, meski gula dalam buah lebih baik dibandingkan gula meja, namun makan buah tetap harus ada itung-hitungannya, karena baik fruktosa maupun sukrosa samasama sumber karbohidrat yang jika dikonsumsi berlebihan bisa jadi pemicu penumpukan gula dalam darah. Setiap takaran sajian buah sebaiknya memiliki kandungan 15 gram karbohidrat saja. Satu porsi buah dengan kandungan karbohidrat 15 gram itu setara dengan 1¼ mangkuk strawberry, 1 buah peach ukuran medium, 1/2 mangkuk mangga potong, 1/3 mangkuk sawo potong, atau 1 mangkuk melon manis potong. Kenapa bisa berbeda-beda? Karena kandungan karbohidrat memang tidak sama pada setiap buah. Beberapa jenis buah kandungan karbohidratnya lebih tinggi dari buah yang lain. Misalnya saja nanas, semangka, pisang, dan buah-buahan kering. Untuk buah-buahan yang mengandung karbohidrat tinggi porsinya harus lebih sedikit lagi. Contoh, takaran 15 gram karbohidrat itu sama dengan dua buah plum segar atau tiga buah plum kering ukuran kecil. “Jadi kesimpulannya, mengonsumsi buah itu harus dan tidak perlu takut akan menyebabkan penumpukan gula dalam darah, selama mengonsumsinya tidak berlebihan,” pesan dr. Winda Haryati Pratama dari Siloam Hospitals Palembang. WhAT DO ThE FACTS SAy? It is very common to hear that fruits are the best food to balance our sugar intake. Fruits are rich with vitamins, minerals, fibers, and are definitely the healthier choice of dessert than the usual sweets. However, fruits are not exactly sugar-free. As indicated by their sweet taste, they contain fructose, or natural sugar, as opposed to sucrose, which is table sugar manufactured from sugarcane. Sucrose and fructose are often labeled and compared to as the dangerous vs. healthy sugar, as fructose helps the synthesis of glycogen in the liver. This leads many of us to believe that we can consume as many fruits as we like. However, although fructose may be a healthier choice than sucrose, we still need to control our fruit intake. Both sucrose and fructose are sources of carbohydrates that may increase blood sugar level if consumed excessively. In general, the advisable carbohydrate intake for each portion of fruit is 15 grams. As a rule of thumb, 15 grams would approximately equal 1¼ bowl of strawberries, 1 mediumsize peach, 1/2 bowl of sliced or diced mangoes, 1/3 bowl of sliced sapodilla, or 1 bowl of sliced melon. Each fruit translates into a different portion, as their carbohydrate levels vary. Some fruits have higher carbohydrate levels, such as pineapples, watermelon, bananas, and dry fruits. Clearly it’s best to have less fruits that are high in carbs. For example, if you like plums, 15 grams of carbs equal two fresh plums or three small prunes. “Fruits are very important to our diet, and as long as we can control our consumption, we don’t need to worry too much about our blood sugar level,” says dr. Winda Haryati Pratama from Siloam Hospitals Palembang. Sumber tambahan: www.webmd.com, www.mayoclinic.org. 40 SILVER Mei - Juni 2017 healthy tiPS tips MeMperBaiKi pola tiDUr reMaja helping your Teenager to Get Enough Sleep Masa remaja adalah masa yang sangat aktif. Sebab, saat remaja seseorang sedang senang-senangnya bereksperimen dan bereksplorasi. Hingga, kadang harus “dibayar” dengan terpangkasnya jam istirahat. Tidurnya jadi kurang dari 8 sampai 10 jam sehari. Padahal kurang tidur memberi dampak negatif yang cukup besar bagi fisik dan psikis. Sebuah studi menunjukkan bahwa remaja yang jam tidurnya kurang cenderung memiliki berat badan berlebih alias obesitas. Selain itu, kurang tidur juga memengaruhi daya tangkap dan konsentrasi, sehingga remaja jadi sulit belajar, baik di sekolah maupun di rumah. REmaja SERIng kaLI kuRang tIduR. padahaL, kuRang tIduR tIdak baIk bagI kESEhatan fISIk dan pSIkISnya. SEgERa Rubah poLa tIduR SEpERtI InI, agaR gangguan tIdak LEbIh SERIuS. Studi selanjutnya yang diterbitkan oleh jurnal Sleep Medicene bilang kalau remaja yang kurang tidur pun cenderung lebih mudah mengalami mood swing. Makanya mereka mudah depresi, atau sebaliknya cenderung agresif. Lalu, jadi lebih lambat pula bereaksi dalam merespon sesuatu. Misalnya, saat sedang berkendaraan. Sehingga, tidak hanya membahayakan dirinya sendiri, namun juga membahayakan orang lain. Lack of sleep in teenagers is not an uncommon thing. However, continued sleep deprivation may lead to physical and psychological effects, or even more serious disorders. Untuk menghindari hal-hal tersebut sebaiknya orangtua mulai memerhatikan jam tidur remaja. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan agar remaja bisa tidur dengan lebih baik: 1 Jadikan tidur sebagai prioritas di malam hari. Batasi aktivitas hingga larut malam agar tidak menganggu jam tidurnya. Sleep should be a priority at night. Try to set a limit to their activities so that they will still get a good night’s rest. 2 Hindari makanan dan minuman yang mengandung coklat atau kafein di petang hari. Makanan dan minuman ini biasanya akan membuat orang jadi terjaga di malam hari. Avoid sweet food and drinks, especially choccolate or caffeine in the evening, as they may keep a person awake. Adolescence is a transitional period when teenagers find new hobbies, do new things, and are teeming with energy. However, sometimes this new period of a busy life also means less rest and sleep. Although teenagers need between 9 and 9½ hours of sleep every night, teenagers often function on less than 7½ hours of sleep per night. Nevertheless, the lack of sleep creates problems. Sleep deprivation has been found to have significant physical and psychological effects. A study showed that teenagers who have fewer hours of sleep tend to have excessive weight, or obese. Lack of sleep also affects their cognitive and concentration abilities, resulting in learning difficulties at both school and home. A study published by the Journal of Sleep Medicine also finds that mood swings are prevalent in teenagers who are not getting enough sleep. It is also easier for them to fall into depression or contrarily, become agressive. Their reactions and responses may also become slower, which in certain situations such as driving, can be dangerous to themselves and other people as well. To avoid these adverse effects, parents need to be attentive towards the sleeping patterns of their adolescents. Below are some tips that can help your children get better sleep at night: 3 Jangan biarkan remaja menonton tivi, main komputer, atau main gadget menjelang waktu tidur. Jika sudah asyik dengan benda-benda itu, hampir bisa dipastikan rasa kantuk akan berkurang hingga tidak terasa mata jadi terus melek sampai larut malam. Limit the time your teenagers have in front of TV, phone, or computer screens before bed time. They may get too excited to sleep and may stay awake instead. 4 Buatlah kamar lebih nyaman untuk tidur. Bersihkan dan tata kamar sedemikian rupa, agar mereka betah berada di dalamnya. Create a comfortable bedroom environment. Keep it clean and arrange it in a way that would be conducive to sleep. Sumber: www.siloamhospitals.com/health-ebsco/ Mei - Juni 2017 S I LV E R 41 healthy tiPS ajari si Kecil peDuli KeSehatan gigi The Key to Dental health Starts young IngIn gIgI SI kEcIL SELaLu SEhat? yuk, ajaRkan SI kEcIL untuk pEduLI pada gIgInya. Teach our children to take care of their dental health and watch them smile with healthy teeth. Sumber: www.siloamhospitals.com/health-ebsco/ hiNDARi MiNUMAN MENGANDUNG GULA. Jangan biasakan si kecil tertidur dengan botol yang masih terisi minuman seperti susu, jus buah yang mengandung gula. Lebih baik isi botolnya dengan air matang biasa. Kesehatan gigi adalah tanggung jawab masingmasing orang. Tapi untuk anak kecil, karena belum terlalu paham pentingnya menjaga kesehatan gigi berikut caranya, mautidak mau orangtua yang harus berperan. Namun, tetap harus mulai diajarkan menjaga kesehatan gigi sendiri, agar terbiasa hingga besar nanti. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan. Taking care of dental health is our responsibility. As children, we learn the proper ways to maintain dental hygiene. Younger kids may need the help of their parents to brush or floss their teeth, but as they grow older, it is important that they master the skills and the habit themselves. Here are some of the things we can do to help instill healthy dental habits in our children: 42 SILVER Mei - Juni 2017 AVOiD SUGARy DRiNKS It’s time for bed, but your little ones may be thirsty. Give them water instead of sweet drinks. Be consistent so that this will one day be a part of their habits. MULAiLAh MEMPERKENALKAN FLOSS. Tidak ada salahnya mulai memperkenalkan floss untuk membersihkan sela-sela gigi si kecil. Ini akan membuat si kecil terbiasa membersihkan giginya dari sisa makanan. START FLOSSiNG EARLy Teaching your kids to floss and get rid of those small food particles should start early. This will help establish the habit of keeping their mouth and teeth clean. BERiKAN SNACK RENDAh GULA. Siapkanlah selalu snack rendah gula buat si kecil, seperti buah-buahan atau yoghurt tanpa gula. Sebab, snack dengan kadar gula yang tinggi bisa mengganggu kesehatan giginya. PREPARE LOW-SUGAR SNACKS High sugar content can cause tooth decay. Always opt for snacks that are low in sugar for your kids, such as fruits or sugar-free yoghurt. BiASAKAN MENyiKAT GiGi. Biasakan si kecil menyikat giginya dua kali sehari. Ajak menyikat gigi bareng supaya lebih menyenangkan. Pilih pasta gigi anak, karena pasta gigi ini mengandung zat-zat yang jumlahnya pas dengan kebutuhannya. BRUSh AND BRUSh Introduce your children to brushing their teeth two times a day, and make it a fun moment that you do together. Instead of normal toothpaste, you could opt for children’s toothpaste that contains ingredients that are more beneficial for their budding teeth. PERKENALKAN DOKTER GiGi SEJAK DiNi Alasan utama seseorang enggan ke dokter gigi adalah takut. Makanya jangan mengatakan hal-hal yang menakutkan tentang doter gigi. Lebih bijak memperkenalkan dokter gigi kepada si kecil sejak dini tanpa menakut-nakuti, supaya di kemudian hari tidak akan susah mengajaknya menemui dokter gigi jika ada yang harus diperiksa lebih detail. Pilih dokter gigi anak yang ramah dan mengerti anakanak untuk membantu menciptakan komunikasi yang akrab. DENTiST ROUTiNE It isn’t rare for people to avoid going to the dentist simply because they are afraid. Telling children that tooth decay will result in a visit to the dentist will only scare the children. Instead of that, try making routine dentist visits starting from when your children are young, and never use the dentist as a way of disciplining your children. They may one day need to go through a thorough dental examination, and their fear won’t help. You should carefully choose a friendly pediatric dentist, who is able to approach and communicate effectively with your children. 6 healthy tiPS cara MengajarKan anaK MeMahaMi Dan MeneriMa PerBeDaan 6 Ways to Teach Children how to Understand and Accept Differences kESukSESan SESEoRang dI maSa dEpan tIdak LEpaS daRI kEbERadaan oRang LaIn. Itu SEbabnya ajaRkan anak untuk hIdup bERdampIngan dEngan oRang LaIn SEcaRa haRmonIS. Sumber: www.siloamhospitals.com/health-EBSCO/ 1 BERiKAN APRESiASi KEPADA ANAK. Memberikan apresiasi kepada anak bisa dilakukan antara lain dengan pujian. Pujian membuat anak merasa dihargai dan bangga akan dirinya sendiri. Lambat laun anak pun jadi meniru apa yang kita lakukan, yaitu terbiasa memberikan apresiasi kepada orang lain. APPRECiATE ThEM iN ORDER TO APPRECiATE OThERS // Appreciate your children by giving them compliments. Not only do compliments work wonders for their confidence and sense of selfworth, it is also a way they can learn to appreciate others. 2 BERiKAN PENJELASAN yANG TEPAT. Pasti ada banyak pertanyaan mengenai perbedaan. Misalnya, perbedaan warna kulit. Saat anak bertanya, kita harus menjelaskan dengan tepat. Jangan lupa tutup dengan kalimat, “Tidak ada yang salah dengan perbedaan, karena itu adalah keunikan masing-masing orang.” GiVE PROPER EXPLANATiONS // Children are naturally inquisitive. They may ask questions, for example about skin color. Whatever the question may be, it is important that we provide them a truthful explanation. Remind them that differences are OK and that every person is born different. 3 AJAK ANAK BERGABUNG DENGAN KOMUNiTAS. Memasukkan anak dalam sebuah komunitas (misalnya klab futsal, sanggar tari, dan lain-lain) akan membuatnya terbiasa dengan perbedaan. Sebab, di sini anak berinteraksi dengan anak-anak dari berbagai latar belakang. JOiNT KiDS’ CLUBS // Joining a club for kids can be an effective learning experience. Football, dance, or other clubs of their interests will allow them to get used to interacting with different people. Success is never single-handedly achieved. It is therefore very important that our children can work and interact well with different people. 4 AJAK UNTUK BEREMPATi. Sesekali tanyakan kepada anak bagaimana kira-kira perasanya jika ada orang lain yang tidak menyukainya karena menganggapnya berbeda dengan teman-temannya. Lalu, dorong mereka untuk tidak melakukan hal serupa kepada orang lain. TEACh A LESSON iN EMPAThy// Empathy is an important value that should be discussed with your child. You can start by asking your child to imagine how it would feel if people around us disliked us for being different, and then remind them to always treat others with respect. 5 AWASi APA yANG ANAK-ANAK BACA DAN LihAT DARi MEDiA. Hal-hal yang merusak toleransi dan kebinekaan sekarang bertebaran di media, terutama media sosial. Itu sebabnya kita harus selalu mengetahui bahwa apa yang dibaca dan dilihat anak dari media tidak akan merusak apa yang telah dibangun di rumah. BEWARE OF MEDiA CONSUMPTiON// Information that undermines tolerance and diversity spreads easily in the media, especially in social media. We need to be aware of what our children see or read, and minimize the negative influences on their values. 6 PASTiKAN LiNGKUNGAN PERCAyA PADA KEBiNEKAAN. Mengajari anak itu penting, tapi memberi contoh lebih penting. Jadi, pastikan bahwa kita pun bersikap dan berperilaku memahami serta menerima perbedaan. Jika ada anggota keluarga atau orang-orang terdekat yang memiliki prasangka karena alasan-alasan etnis, agama, budaya, juga sosial-ekonomi, tidak ada salah kita menegurnya. CREATE AN ENViRONMENT ThAT BELiEVES iN DiVERSiTy // Actions speak louder than words. Instead of just telling our children to understand and accept differences, we should show them examples through our daily lives. For instance, we could stand up to people around us with racial, religious, cultural, or socio-economic prejudices. Mei - Juni 2017 S I LV E R 43 international SeCtion ingin punya anak yang Sehat, normal, dan ceria? baca ini... The Key to healthy and happy Children pERtumbuhan dan pERkEmbangan anak SELaLu mEngagumkan. agaR pERtumbuhan dan pERkEmbangan anak optImaL, pEmERIkSaan kESEhatan SEcaRa bERkaLa dan ImunISaSI adaLah kuncInya. A child’s growth and development needs to be well maintained to achieve optimal growth. regular check-ups and immunizations are key in the growth and development of children. Oleh: dr. harun Wijaya, SpA. (Paediatrician, Allergist, Asthma, immunologist), Siloam hospitals TB Simatupang. Anak-anak memang spesial. Sebab, secara fisik maupun psikis, kondisi mereka berbeda jauh dengan orang dewasa. itu sebabnya mereka harus diperlakukan dengan spesial juga dalam banyak hal, termasuk untuk urusan kesehatan. Karena pertumbuhan dan perkembangan tubuh beserta organ-organ dalamnya belum sempurna, setiap anak harus menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala. Pemeriksaan kesehatan ini tentu berbeda dengan pemeriksaan kesehatan pada orang dewasa. Pemeriksaan kesehatan pada anak tujuannya lebih untuk memantau pertumbuhan, perkembangan, dan imunitas tubuhnya. Pertumbuhan pada anak yang perlu dicermati mencakup tinggi dan berat badan, serta lingkar kepala. ini semua sangat berhubungan dengan asupan nutrisi. Asupan nutrisinya harus benar-benar cukup, tidak kurang atau berlebih. Kalau kurang atau berlebih maka akan menimbulkan dampak untuk jangka pendek maupun jangka panjang. itu sebabnya, dalam pemeriksaan kesehatan secara berkala yang dilakukan pada anak-anak, asupan nutrisi selalu mendapat perhatian cukup besar. Sementara itu, untuk perkembangan pada anak yang perlu diketahui sedini mungkin adalah yang berkaitan dengan perkembangan motorik, sensori, komunikasi, dan sosial. Pemeriksaan perkembangan ini dilakukan supaya bisa mendeteksi 44 SILVER Mei - Juni 2017 With their unique physical and psychological characteristics that are vastly different than adults, children require special care and attention, especially in health. As the body and internal organs are still growing, regular health check-ups for children are recommended. Unlike check-ups for adults, health checks for children aim to monitor their growth, development, and immunity. Height, weight, and head circumference are the three main things that the physician notes, as they indicate the nutritional condition of the child. Children need their nutrition in specific amounts; amounts that are too low or too high could lead to short and long-term effects. This delicate balance requires nutritional levels to be closely observed. In terms of development, skills such as motor skills, sensory skills, communication skills, and social skills are areas to pay attention to in order to pick up early indications of a disorder, such as autism or ADHD. international SeCtion apakah ada gangguan atau tidak. Misalnya, apakah seorang anak memiliki gejala autis atau ADhD. Lalu, berapa kali idealnya pemeriksaan kesehatan pada anak dilakukan? “Untuk anak dibawah umur enam bulan, pemeriksaan kesehatan idealnya dilakukan sebulan sekali. Untuk anak dibawah umur 1,5 tahun pemeriksaan kesehatan bisa dilakukan tiga bulan sekali. Setelah itu, sampai umur tiga tahun pemeriksaan kesehatan cukup dilakukan setiap enam bulan sekali. Pemeriksaan kesehatan harus dilakukan tanpa harus menunggu sampai anak sakit dulu. Dan, sebaiknya dilakukan secara komprehensif dengan pemeriksaan lainnya, seperti pemeriksaan gigi, mata, dan pendengaran,” jelas dr. harun Wijaya, SpA. (Paediatrician, Allergist, Asthma, immunologist) dari Siloam hospitals TB Simatupang. PENTiNGNyA iMUNiSASi UNTUK ANAK Selain pemeriksaan kesehatan secara berkala, yang tidak kalah penting juga adalah imunisasi. imunisasi memang tidak sepenuhnya bisa menghindarkan anak dari penyakit. Tapi imunisasi memberikan manfaat yang sangat besar, karena dapat mencegah timbulnya penyakit-penyakit spesifik yang berbahaya. “imunisasi bisa diibaratkan sebuah program, sedangkan proses atau prosedurnya berupa vaksinasi. imunisasi dilakukan dengan cara memasukkan bibit penyakit yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh, untuk merangsang produksi atibodi. Fungsinya untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu,” ujar dokter harun. imunisasi dijalankan di hampir semua negara dan diberikan sebelum anak berumur 12 tahun. hanya saja variasi vaksinasi yang diberikan berbeda, tergantung penyakit endemik yang ada di masing-masing negara. Contoh, di USA vaksin BCG sudah tidak diberikan lagi, tapi di indonesia masih diberikan. Meski imunisasi sudah dikenal dan dijalani sejak lama, namun sampai sekarang masih banyak orantua yang cemas kalau pemberian vaksin justru akan membahayakan anak. Sebenarnya orangua tidak perlu cemas, sebab pemberian vaksin sudah teruji secara klinis tidak berbahaya. Paling hanya menimbulkan kejadian ikutan (adverse events following immunization) saja, berupa demam atau bengkak. Jika demam, anak cukup diberi obat penurun panas. Lalu, kalau bengkak, cukup dikompres saja. How frequently should you take your kids in for a check-up? “Once a month for infants under six months old, every three months until 1 and a half years old, and every six months until the child is three years old. Even when children are not sick, a check-up should still be done. A comprehensive examination is also recommended to know their dental, visual, and hearing conditions,” says dr. Harun Wijaya, SpA (Paediatrician, Allergist, Asthma, Immunologist) from Siloam Hospitals TB Simatupang. iMMUNiZATiON FOR ChiLDREN Other than check-ups, immunization is equally as important. Although it doesn’t guarantee full immunity, it greatly helps with preventing deadly diseases. “We can say that immunization is a program and vaccination is the procedure. An immunization is the administration of weakened pathogens into the body to stimulate antibodies against certain diseases,” says dr. Wijaya. Immunization is a common practice in nearly all countries and is administered before the age of 12. Different countries, however, may have different vaccine variations depending on the existence of the endemic pathogen. In the US, for example, BCG vaccines are no longer administered, but is still required in Indonesia. Although immunization is a widely known method, some parents are still deeply concerned that the shots could be dangerous to their kids’ health. Vaccines, however, have been clinically tested and proven to be safe. Some adverse symptoms such as fever or swelling sometimes follow after the immunization, but can be easily treated with medicine. bagaimana dengan pantangan khuSuS yang kabarnya haruS dilakukan Sebelum atau SeSudah anak diimuniSaSi? “Secara umum, sih, tidak ada pantangan khusus untuk anak sebelum atau sesudah imunisasi, kecuali pada kasus pemberian vaksin influenza. Apabila anak memiliki alergi telur, pemberian vaksin harus lebih berhati-hati karena virus untuk pembuatan vaksin menggunakan media telur,” tutup dokter harun. BUT ARE ThERE ANy SPECiAL RULES BEFORE AND AFTER A VACCiNATiON? “Generally, no, with the exception of flu shots. Children who are allergic to eggs need to take extra precaution because the virus used to make the vaccine is processed using eggs,” reminds dr. Wijaya. Mei - Juni 2017 S I LV E R 45 QUiZ temukan kata-kata tersembunyi yang berkaitan dengan Child Development pnEumonIa koLEStERoL InfLuEnZa obESItaS commoncoLd okSIgEn SILIa nutRISI pILEk dEmam pnEumokokuS bILIRubIn StafILokokuS InSuLIn Foto halaman kuis yang telah terisi temuan Anda lalu kirim melalui email ke [email protected] dengan mencantumkan subject: k u I S S I L V E R + E d I S I Cantumkan nama lengkap, nomor identitas (KTP/SIM/Paspor), tanggal lahir, alamat lengkap dan nomor telepon. Setiap edisi akan dipilih beberapa orang pemenang yang berhak mendapatkan souvenir menarik Jawaban diterima paling lambat 15 Juni 2017 46 SILVER Mei - Juni 2017 Siloam Hospitals Group receives triple awards awarded by The Public Relations Indonesia Awards (PRIA) 2017 Limited external advertisement space is available in our SILVER Magazine. For more information, contact: [email protected] Online Appointment: www.siloamhospitals.com Appointment and General Information: 1 – 500 – 181 • 24 Hour Siloam Ambulance Service: 1 – 500 – 911 BALI KUTA • BALI NUSA DUA • BALI SUNSET • BALIKPAPAN • BEKASI • BUTON • CIKARANG • DEPOK • JAKARTA KEBON JERUK • JAKARTA MAMPANG • JAKARTA SEMANGGI (MRCCC) • JAKARTA TB SIMATUPANG JAMBI • KUPANG • LABUAN BAJO • MAKASSAR • MANADO • MEDAN • PALEMBANG • PURWAKARTA • SAMARINDA • SURABAYA • TANGERANG LIPPO VILLAGE • TANGERANG RSUS Mei - Juni 2017 S I LV E R SHHO-2017-SILVERMAGS AWARDS-SILVER.indd 1 47 4/6/17 3:44 PM Pendaftaran Online: www.siloamhospitals.com Pusat Pendaftaran Rawat Jalan: 1 – 500 – 181 BALI KUTA • BALI NUSA DUA • BALI SUNSET • BALIKPAPAN • BEKASI • BUTON • CIKARANG • DEPOK • JAKARTA KEBON JERUK • JAKARTA MAMPANG • JAKARTA SEMANGGI (MRCCC) • JAKARTA TB SIMATUPANG JAMBI • KUPANG • LABUAN BAJO • MAKASSAR • MANADO • MATARAM • MEDAN • PALEMBANG • PURWAKARTA • SAMARINDA • SURABAYA • TANGERANG LIPPO VILLAGE • TANGERANG RSUS