Wapres: Butuh Langkah Nyata Jumat, 4 Juni 2010 | 04:27 WIB Jakarta, Kompas - Wakil Presiden Boediono menyatakan, untuk memperingati Pekan Lingkungan Indonesia 2010, sebaiknya dirinya tidak perlu berpidato apalagi berkhotbah tentang lingkungan dan keanekaragaman hayati. Yang dibutuhkan sekarang ini adalah langkah nyata, yang kata kuncinya: aksi dan langkah tindak. ”Kata kuncinya dari Hari Pekan Lingkungan 2010 adalah langkah nyata dan langkah konkret, yang mencakup banyak segi, yaitu hampir di seluruh aspek kehidupan kita sehari-hari terkait dengan gradasi lingkungan hidup. Bukan lagi pidato dan khotbah,” ujar Wapres Boediono, saat membuka Pekan Lingkungan Indonesia 2010, yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Kamis (3/6). Namun, Boediono mengingatkan, mana yang akan dilakukan langkah nyata harus dipilih dan dibicarakan bersama. ”Memang, karena kemampuan kita berbeda-beda, mengingat sumber daya kita juga tidak hampir tanpa batas, maka ini harus menjadi tugas bersama kita, yang tak mungkin kita lakukan sendirisendiri,” ujar Boediono. Menurut dia, sekarang ini banyak penggiat lingkungan hidup yang dimotori generasi muda. ”Akan tetapi, semuanya terpisah-pisah. Bagaimana menyinergikan itu semua. Menurut saya, semua stakeholder [pemangku kepentingan] harus mencari titik temu dan mencari tema yang selektif untuk dilaksanakan bersama-sama agar energi kita tidak hilang percuma,” katanya. Boediono mengatakan, energi yang tersebar di pemerintahan, masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam penanganan lingkungan hidup sebaiknya disatukan dan disinergikan sebaik mungkin agar lebih baik lagi dan komprehensif. ”Jangan sampai ada distrust [rasa tidak percaya] di antara kita untuk melakukan langkah bersama dengan program yang dipilih bersama. Semuanya tentu punya pandangan yang kuat dari masingmasing kelompok, termasuk pemerintah, sehingga seperti ada kesenjangan. Nah, distrust seperti itu harus dihilangkan dan menjadi multitrust. Sayang jika memiliki energi yang banyak, tetapi tidak dijadikan satu,” katanya. Boediono menyarankan, agar dilakukan gerakan besar bersama untuk mengatasi persoalan lingkungan dengan cara yang lebih menyentuh hati dan kepentingan masyarakat. Misalnya, membersihkan sampah, pengadaan air bersih, mencegah polusi, dan menjaga lingkungan bersih. Tentang keanekaragaman hayati, Boediono meminta agar dijelaskan secara gamblang. ”Untuk apa, sih, keanekaragaman hayati itu? Apakah akan mengganggu harga minyak goreng dan harga beras jika keanekaragaman hayati terganggu? Hal-hal seperti itulah yang harus dijelaskan lebih dalam,” kata Boediono. Boediono kepada Menteri Lingkungan Hidup menyarankan agar 90 ekosistem dan 40.000 keanekaragaman hayati serta 300.000 spesies hewan itu dipatenkan agar tidak timbul masalah pada masa datang. Dalam kesempatan itu, Wapres menyerahkan Media Award kepada Wakil Pemimpin Redaksi Kompas Trias Kuncahyono. Kompas dinilai sebagai media yang peduli lingkungan. (HAR)